melly perbaikan.docx

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan yang meliputi indicator angka harapan hidup, angka kematian, dan status gizi masyarakat. Upaya mewujudkan derajat kesehatan tersebut diutamakan pada upaya promotif dan preventif meliputi KIA, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dengan mengacu pada pencapaian target Standar Pelayanan Minimal serta target MDGs. Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak sebagai salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang sehingga diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan

Upload: silvia-rane-rajendra

Post on 29-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: melly perbaikan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan

kesehatan dan capaian program kesehatan yang meliputi indicator angka harapan hidup, angka

kematian, dan status gizi masyarakat. Upaya mewujudkan derajat kesehatan tersebut diutamakan

pada upaya promotif dan preventif meliputi KIA, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi

kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dengan mengacu pada pencapaian target

Standar Pelayanan Minimal serta target MDGs.

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular khususnya

untuk menurunkan angka kematian pada anak sebagai salah satu tujuan dari Millennium

Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk mencegah

terjadinya penyakit tertentu pada seseorang sehingga diharapkan anak menjadi kebal terhadap

penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi

kecacatan akibat penyakit tertentu (Permenkes RI)

Program imunisasi nasional dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI)

dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program ini merupakan program pemerintah dalam

bidang imunisasi untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization

(UCI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dilakukan untuk pencegahan penularan terhadap

beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri,

pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. Penyelenggaraan kegiatan imunisasi di

Page 2: melly perbaikan.docx

Indonesia berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun

2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi .

Pembangunan kesehatan diutamakan melalui program promotif dan preventif seperti program

imunisasi yang terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian

akibat PD3I. Secara global, diperkirakan 2-3 juta kematian per tahunnya berhasil dicegah dengan

imunisasi, tetapi masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi lengkap

sebesar 9,5 juta yang berada di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Indonesia. Situasi

ini yang mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dunia melalui

pelaksanaan imunisasi (Kemenkes RI).

Keberhasilan program imunisasi salah satunya bisa dinilai dengan indikator Desa/Kelurahan

UCI. Pencapaian UCI di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 80,23% dan capaian ini belum

memenuhi target UCI tahun 2013 yaitu 95%. Sedangkan UCI Sumatera Barat pada tahun 2010

yaitu 87,03%, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 86,6% dan kembali turun pada

tahun 2013 menjadi 71,15%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013,

dari 22 puskesmas yang ada di Kota Padang Puskesmas Lubuk Kilangan mempunyai cakupan

imunisasi dasar lengkap terendah nomor tiga setelah Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas

Pauh (Dinkes Padang, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan

pembahasan lebih lanjut mengenai masalah kesehatan imunisasi dan bagaimana pencapaiannya

di Puskesmas Lubuk Kilangan.

Page 3: melly perbaikan.docx

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.

2. Mengetahui pencapaian program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.

3. Mengetahui permasalahan program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.3 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang pelaksanaan, pencapaian dan permasalahan program imunisasi di

Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur,

laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan dan diskusi.

Page 4: melly perbaikan.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit

hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari

penyakit lain, diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,

sehingga bila terpajan pada antigen serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,

sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami

sakit ringan (Depkes, 2014).

Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif. Kekebalan pasif

dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Kekebalan aktif

dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.

2.2 Landasan Hukum Imunisasi

1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1626/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman

Pemantauan dan Penanggulangan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Imunisasi

Page 5: melly perbaikan.docx

2.3 Tujuan imunisasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi:

a. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I).

b. Tujuan Khusus

- Mencapai target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.

- Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per

1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

- Global eradikasi Polio pada tahun 2018.

- Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian Rubella 2020.

- Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis

(safety infection practice and waste disposal management).

2.4 Program Imunisasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 imunisasi wajib terdiri atas:

1) Imunisasi Rutin

2) Imunisasi Tambahan

3) Imunisasi Khusus

Page 6: melly perbaikan.docx

2.4.1 Imunisasi Rutin

1) Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar diberikan pada bayi di bawah 1 tahun. Jenis imunisasi dasar yang diberikan

adalah:

a) Bacillus Calmette Guerin (BCG)

b) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-

Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)

c) Hepatitis B pada bayi baru lahir

d) Polio

e) Campak.

2) Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau

untuk memperanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada:

a) Anak usia dibawah tiga tahun (batita). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan

Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis

Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.

b) Anak usia sekolah dasar. Imunisasi diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah

(BIAS) terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).

c) Wanita usia subur. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).

Imunisasi TT diberikan kepada Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan calon

pengatin. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum pada bayi baru

lahir, mencegah tetanus pada ibu pada saat hamil, melahirkan dan nifas . Jadwal pemberian

imunisasi TT:

Page 7: melly perbaikan.docx

- TT1: Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester 1

- TT2: 4 minggu setelah TT1, perlindungan 3 tahun

- TT3: 6 bulan setelah TT2, perlindungan 5 tahun

- TT4: 1 tahun setelah TT3, perlindungan 10 tahun

- TT5: 1 tahun setelah TT4, perlindungan 25 tahun

2.4.2 Imunisasi Tambahan

Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah:

A. Backlog fighting

Merupakan upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur di bawah 3

(tiga) tahun. Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tidak mencapai UCI.

B. Crash program

Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah

terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program adalah:

1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.

2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.

3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.

Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya campak, atau

campak terpadu dengan polio.

Page 8: melly perbaikan.docx

C. PIN (Pekan Imunisasi Nasional)

Merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara serentak di suatu negara dalam waktu

yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatu penyakit (misalnya

polio). Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status imunisasi

sebelumnya.

D. Sub PIN

Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada wilayah wilayah terbatas

(beberapa provinsi atau kabupaten/kota).

E. Catch up Campaign campak

Merupakan suatu upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak pada anak usia

sekolah dasar. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara serentak pada

anak sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas enam SD atau yang sederajat, serta anak usia 6 -

12 tahun yang tidak sekolah, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian

imunisasi campak pada waktu catch up campaign campak di samping untuk memutus rantai

penularan, juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua).

F. Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)

Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan situasi

epidemiologis penyakit masing-masing.

2.4.3 Imunisasi Khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan untuk melindungi masyarakat

terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,

Page 9: melly perbaikan.docx

persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Jenis imunisasi antara lain

imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies

(VAR). Sasaran vaksinasi Anti Rabies (VAR) ditujukan pada 100% kasus gigitan yang

berindikasi Rabies , terutama pada lokasi tertular dan desa-desa sekitar dalam radius 10 km.

2.5 Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi dasar lengkap adalah kelengkapan mengimunisasikan bayi sebanyak 1

kali HB-0, 4 kali Polio, 1 kali BCG, 3 kali DPT-HB, dan 1 kali campak. Jenis- jenis vaksin yang

diberikan terhadap bayi dan balita berdasar IDAI ada lima buah vaksin, yaitu:

a. BCG

Vaksin BCG diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TB).

Vaksin yang diberikan mengandung kuman TB yang telah dilemahkan, sehingga tidak boleh

diberikan pada pasien imunokompromais.

Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2- 3 bulan. Namun, Kementrian Kesehatan

menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur 0-12 bulan untuk mencapai cakupan yang

lebih luas. Dosis diberikan 0,05 ml untuk bayi (<1 tahun) dan 0,1 ml untuk anak >1 tahun.

Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio M. Deltoid

sesuai anjuran WHO. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.

b. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir karena bertujuan sebagai pencegahan

yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu

kepada anaknya. Imunisasi HepB-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah

lahir. Imunisasi HepB-2 diberikan setelah 1 bulan dari HepB-1. Untuk mendapat respon imun

yang optimal, interval imunisasi HepB-2 dengan HepB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

Page 10: melly perbaikan.docx

c. Polio

Terdapat 2 kemasan vaksin polio yaitu OPV dan IPV. OPV (Oral Polio Vaccine) berisi virus

hidup yang telah dilemahkan dengan sediaan berupa tetes oral. IPV (Inactivated Polio Vaccine)

berisi virus yang telah di in-aktifkan dengan sediaan berupa injeksi.

Polio-0 diberikan saat bayi lahir atau pada kunjungan pertama. OPV diberikan saat bayi

dipulangkan dari rumah sakit/ rumah bersalin untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada

bayi lain karena berisi virus polio hidup yang dapat diekskresikan melalui tinja. Selanjutnya

dapat diberikan OPV atau IPV. Imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada umur 2,4,6 bulan

dengan interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.

Dosis OPV diberikan 2 tetes peroral. Dosis IPV diberikan 0,5 ml intramuskular. Imunisasi polio

ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi Polio-4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).

d. DPT

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-8 minggu. Interval

terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan saat umur 2 bulan, DPT-2 umur 4 bulan, DPT-

3 umur 6 bulan. Ulangan Booster DPT-4 diberikan 1 tahun setelah DPT-3 yaitu pada umur 18-24

bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Dosis vaksin DPT sebanyak 0,5 ml

diberikan secara intramuskular. Vaksin ini dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin Hep

B dalam bentuk kemasan kombinasi DPT/HepB.

e. Campak

Vaksin campak dianjurkan diberikan dalam 1 dosis 0,5 ml secara subkutan dalam, pada umur 9

bulan. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program BIAS. Imunisasi

Page 11: melly perbaikan.docx

campak kelas I SD tidak diperlukan bila telah mendapat imunisais MMR pada usia 15-18 bulan

dan ulangan umur 6 tahun

2.6 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi dasar, yaitu Tuberkulosis, difteri,

pertusis, tetanus, poliomielitis, hepatitis B dan campak.

a. Tuberkulosis

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya adalah

melalui droplet. Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh seperti paru, kelenjer, kulit, tulang,

sendi, dan selaput otak.

Imunisasi BCG sangat bermanfaat untuk pencegahan, namun bukan berarti dengan pemberian

imunisasi BCG membuat seseorang tidak terkena penyakit ini. Walaupun demikian, dampak

imunisasi BCG apabila terkena penyakit ini akan lebih ringan gejalanya sehingga menurunkan

angka kesakitan dan kematian.

b. Difteri

Difteri disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae yang menular melalui droplet. Gejala

penyakit ini mulai dari yang ringan sampai yang bisa mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan

gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian. Imunisasi dasar DPT dapat dilakukan untuk

mencegah penyakit ini.

c. Pertusis

Pertusis disebabkan oleh Bordetella pertusis dengan penularan melalui droplet. Penyakit ini

dapat menyebabkan pneumonia berat yang dapat menimbulkan kematian. Gejala awal dapat

berupa batuk kemudian batuk makin berat dan sering disertai muntah. Imunisasi DPT merupakan

salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.

Page 12: melly perbaikan.docx

d. Tetanus

Tetanus disebabkan oleh Mycobacterium tetani masuk ke dalam luka terbuka, berkembang biak

secara anaerob dan membentuk toksin. Tetanus yang khas terjadi pada anak adalah tetanus

neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menimbulkan kematian karena terjadi kejang, sianosis

dan henti nafas. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT pada anak.

e. Polio

Polio disebabkan virus polio tipe 1,2 dan 3 yang menyerang mielin atau serabut otot. Penularan

penyakit ini melalui droplet atau fecal dan reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.

Gejala awal tidak khas, dapat timbul gejala ringan dan infeksi saluran nafas atas, kemudian

timbul gejala paralisis yang bersifat flaksid. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan

pemberian imunisasi polio.

f. Campak

Campak disebabkan virus morbili yang penularannya melalui droplet. Gejala awal berupa

kemerahan yang mulai timbul di belakang telinga, dahi dan menjalar ke wajah dan seluruh tubuh.

Selain itu, timbul gejala seperti flu, mata berair, dan konjungtivitis. Hal ini dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi campak.

g. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini menyerang kelompok yang memilki

faktor resiko secara vertikal dan horizontal. Kelompok resiko secara vertikal adalah bayi dengan

ibu yang terkena Hepatitis B, sedangkan kelompok faktor resiko horizontal adalah tenaga medis,

pecandu narkotika, dan pasien hemodialisis. Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia,

Page 13: melly perbaikan.docx

mual, dan kadang ikterik. Imunisasi Hepatitis B dapat diberikan dengan tujuan untuk memutus

rantai penularan dari ibu ke anaknya.

2.6 Program Imunisasi Nasional

Program pemerintah dalam bidang imunisasi dikenal sebagai Pengembangan

Program Imunisasi (PPI) atau Expanded Program on Immunization. Program ini bertujuan untuk

mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI). Imunisasi yang

termasuk dalam PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program ini mempunyai

tujuan akhir sesuai dengan komitmen internasional yaitu Eradikasi Polio (ERAPO), eliminasi

tetanus maternal dan neonatal, Reduksi Campak (RECAM), peningkatan mutu pelayanan

imunisasi, menetapkan standar pemberian suntikan yang aman dan keamanan pengelolaan

limbah tajam.

Pada tahun 2011, dalam program imunisasi nasional terdapat 7 antigen yaitu Hepatitis B, Polio

oral (OPV), BCG, difteri, tetanus, pertusis dan campak. Program imunisasi nasional ini terdiri

dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi pada anak

Sekolah Dasar yang masuk ke dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Ada 5 jenis imunisasi yang diberi secara gratis di Posyandu, terdiri dari imunisasi Hepatitis B,

BCG, Polio, Campak dan DPT. Semua imunisasi ini harus diberikan secara lengkap sebelum

anak berusia 1 tahun. Pelaksanaan BIAS dilakukan sebanyak dua kali yaitu BIAS campak yang

hanya diberikan untuk murid kelas I SD/ sederajat, dT untuk kelas I, II dan III.

Page 14: melly perbaikan.docx

2.7 Jadwal Pemberian Imunisasi

Gambar 2.1 Jadwal imunisasi rekomendasi Kemenkes RI

Gambar 2.2 Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2014

Page 15: melly perbaikan.docx

BAB III

ANALISI SITUASI

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di kecamatan Lubuk Kilangan dengan wilayah kerja

meliputi 7 kelurahan dengan luas wilayah 85,99 km2. Batas wilayah kerja puskesmas Lubuk

Kilangan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)

3.2 Kondisi Demografis

Page 16: melly perbaikan.docx

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2014, jumlah

Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 51.806 jiwa dengan jumlah KK 12.290 RT

Sebanyak 171 dan RW 44 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk

489/km². Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015

No Kelurahan JML KK JML JIWA RT RW

1 Bandar Buat 3753 14403 43 11

2 Padang Besi 1448 7274 20 4

3 Indarung 2885 11096 44 12

4 Koto Lalang 1645 6972 31 8

5 Batu Gadang 1591 6901 21 5

6 Baringin 322 2470 5 2

7 Tarantang 646 2690 7 2

Jumlah 12290 51806 171 44

3.3 Sarana dan Prasarana

1) Sarana Pendidikan

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Pendidikan Puskesmas lubuk Kilangan tahun 2015

No Kelurahan TK SD SMP SMA

1 Bandar Buat 9 6 3 0

2 Padang Besi 2 4 0 0

3 Indarung 1 6 1 2

4 Koto Lalang 3 3 0 0

5 Batu Gadang 1 2 0 1

6 Baringin 1 1 0 0

7 Tarantang 0 1 0 0

Jumlah 14 23 4 3

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2015)

Page 17: melly perbaikan.docx

2) Sarana Kesehatan

Tabel 3.3 Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014

No Jenis Sarana dan PrasaranaJumlah

Kondisi

BaikRusak Rusak Rusak

I Sarana Kesehatan Ringan Sedang Berat

  1 Puskesmas Induk 1 1

  2 Puskesmas Pembantu 4 4

  3 Rumah Dinas Dokter 1 1

  4 Rumah Dinas Perawat - -

  5 Poskeskel 7 7

  6 Puskesmas Keliling roda 4 1 1

  7 Ambulance 1 1

  9 Sepeda Motor 5 5

II   Sarana Penunjang

  1 Komputer 10 10

2 Laptop 4 4

  3 Mesin Tik 2 1 1

  4 Telepon 1 - 1

  5 Listrik 1 1

  6 Sarana Air Bersih 1 1

III Sarana dan Prasarana lain Dalam

Puskesmas

1 Laboratorium 1 1

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2015)

3) Prasarana Kesehatan

Page 18: melly perbaikan.docx

- Posyandu Balita : 43 Pos

- Posyandu Lansia : 14 Pos

- Kader Kesehatan : 166 Orang

- Praktek Swasta Dokter Umum : 5 orang

- Prakter Swasta Dokter Gigi : 2 Orang

- Praktek Bidan Swasta : 21 orang

- Klinik Bersalin : 5 Buah

- Rumah Obat : 5 Buah

- Rumah Sakit Swasta : 1 Unit

- Pos UKK : 3 Pos

- Pengobatan Tradisional : 38 Buah

- Toga : 27 Buah

3.4 Ketenagaan Puskesmas

Tabel 3.4 Kondisi Ketenagakerjaan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015

No Jenis Ketenagaan Jumlah Status Kepegawaian

1 Dokter 3 2 PNS, 1 pddk

2 Dokter Gigi 3 PNS

3 Sarjana Kesmas 4 PNS

4 Sarjana Keperawatan 1 PNS

5 Rekam Medik 1 PNS

6 D4 Kebidanan 5 PNS

7 D3 Keperawatan 4 PNS

8 D3 Kebidanan 11 10 PNS, 1 PPT

9 D3 Gizi 1 PNS

10 D3 Teknisi Gigi 2 PNS

11 Bidan ( DI ) 6 4 PNS, 2 PPT

12 Perawat ( SPK ) 6 PNS

13 AAK & Analis Kimia 2 PNS

14 Ass. Apoteker 2 PNS

Page 19: melly perbaikan.docx

15 SMA 6 5 PNS, 1 Honor

16 Perawat Gigi 1 PNS

17 D4 Kesling & D3 Kesling 2 PNS

JUMLAH 60

3.5 Program Imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan

A. Imunisasi Dasar

Tabel 3.5 Data pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesamas Lubuk Kilangan Triwulan II (Januari -September 2015)

NO KelurahanSASARAN BAYI

HB0 <7 HR

BCGPOLIO

1DPT HB1

POLIO 2

DPTHB 2

POLIO 3

DPTHB3

POLIO 4

CAMPAK

1Bandar Buat

288 32,6 46,2 45,1 57,1 51,1 51,4 45,4 44,3 46,1 42,1

2Padang

Besi146 52,7 47,9 53,4 66,9 65,5 63,4 64,1 59,2 58,5 42,3

3 Indarung 222 65,3 43,7 44,1 60,6 52,3 45,8 46,8 50,5 41,7 49,5

4Koto

Lalang140 34,3 41,4 40,7 55,1 53,7 55,1 52,2 44,1 45,6 41,2

5Batu

Gadang138 47,8 48,6 46,4 67,2 58,2 64,2 58,2 52,2 50,0 50,7

6 Baringin 49 42,9 55,1 51,0 63,8 63,8 57,4 63,8 53,2 59,6 51,17 Tarantang 55 54,5 43,6 41,8 58,5 58,5 54,7 49,1 43,4 52,8 47,28 Puskesmas 1038 46,3 45,9 45,8 60,7 55,7 54,6 52,0 49,1 48,3 45,4

Dari tabel 3.5 menunjukkan pencapaian program imunisasi dasar hingga bulan Juli 2015

sebagian besar sudah mencapai target. Cakupan imunisasi dasar lengkap yang belum mencapai

target terdapat di Padang Besi, Bandar Buat, dan Koto Lalang dalam segi imunisasi HB 0, BCG,

Polio 1, Campak, sementara keluarahan lainnya sudah mencapai target.

B. Imunisasi Tambahan

Selain program imunisasi dasar Puskesmas Lubuk Kilangan juga melaksanakan program BIAS

(Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Program BIAS dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun

Page 20: melly perbaikan.docx

yaitu BIAS campak yang diberikan untuk murid SD setiap bulan September dan BIAS kedua

diberikan imunisasi DT untuk kelas 1 SD dan Td untuk kelas 2 dan 3 yang dilakukan bulan

Oktober.

Oleh karena Kota Padang dinyatakan mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri sejak bulan

Ferbruari 2015, program BIAS tidak dilakukan dan diganti dengan program tambahan khusus

untuk Kejadian Luar Bias yaitu ORI (Outbreak Response Immunization). Program ORI dilakukan

setiap hari dengan melakukan kunjungan ke posyandu, TK, SD, dan SMP. Berdasarkan tabel 3.3

pelaksanaan program imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization) yang dilakukan hingga bulan

Maret 2015 sudah hampir mencapai target.

Tabel 3.6 Laporan Pelaksaan ORI Puskesmas Lubuk Kilangan bulan September 2015No Kelurahan Sasaran Hasil

2bln- <3th

3th- <7th

7th- 15th

Jumlah 2bln- <3th

3th- <7th

7th- 15th

Jumlah %

1 Bandar Buat

471 894 3289 4654 496 950 3180 4626 99,4

2 Padang Besi

264 452 650 1366 204 390 775 1369 100

3 Indarung 389 1016 1932 3346 365 950 1885 3200 95,64 Koto

Lalang313 371 558 1242 290 356 525 1171 94,3

5 Batu Gadang

192 363 738 1293 188 390 770 1348 104

6 Baringin 75 138 318 531 82 146 285 513 96,67 Tarantang 161 91 253 505 136 161 260 557 110

TOTAL 1874 3325 7738 12937 1761 3343 7680 12784 98,8

C. Imunisasi khusus

Program nasional imunisasi khusus merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melindungi

masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah

haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Di Puskesmas Lubuk

Kilangan tidak melakukan imunisasi untuk calon jemaah haji namun dilakukan di Dinas

Page 21: melly perbaikan.docx

Kesehatan Kota. Puskesmas Lubuk Kilangan hanya memberikan surat yang akan dibawa untuk

melakukan imunisasi ke Dinas Kesehatan Kota.

Page 22: melly perbaikan.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Program Imunisasi Puksesmas Lubuk Kilangan

Program imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan mengacu pada program Nasional terdiri dari

imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi yang dilakukan

dalam penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu ORI (Outbreak Response Immunization).

Keberhasilan program imunisasi dasar dapat dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap. Target

cakupan imunisasi pada tahun 2015 adalah 95%. Dari 7 kelurahan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 4 kelurahan yang pencapaian imunisasi dasarnya sudah

mencapai target dari bulan Januari – September 2015.

Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program imunisasi terdapat beberapa

kendala dalam pelaksanaan program imunisasi yang menyebabkan rendahnya capaian imunisasi

dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:

1. Masyarakat banyak yang melakukan imunisasi di dokter spesialis.

2. Tidak lancarnya pelaporan kegiatan imunisasi dari mitra pelayanan (BPS, Klinik, RS).

3. Masih adanya presepsi masyarakat yang negative tentang vaksin yang digunakan untuk

imunisasi sehingga mereka menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Namun kejadian

tersebut hanya sedikit.

4.2 Program Imunisasi Tambahan

Pelaksaan program ORI (Outbreak Response Immunization) dilakukan setiap hari Senin-Jumat yang

dilakukan di Posyandu, TK, SD, dan SMP di Kecamatan Lubuk Kilangan. Dalam pelaksaan program ini

kerjasama lintas program dimana pemegang program lain seperti P2M, KIA, Promkes, dan Surveilans.

Berdasarkan hasi laporan ORI putaran kedua tahun 2015, program imunisasi ORI sudah mencapai target

Page 23: melly perbaikan.docx

karena di beberapa keluarahan sudah mencapai target sasaran untuk dilakukan imunisasi. Dalam

pelaksanaan imunisasi ORI juga memiliki kendala yang sama dengan imunisasi dasar dimana sebagian

masyarakat melakukan imunisasi di Dokter Spesialis sehingga tidak masuk dalam pencatatan dan

pelaporan.

Page 24: melly perbaikan.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa angka pencapaian program imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan hingga bulan September 2015 hampir mencapai target tetapi dalam

pelaksanaan masih terdapat beberapa kendala baik dari masyarakat sendiri, petugas puskesmas,

mitra pelayanan program imunisasi maupun kader posyandu. Dari segi masyarakat masih

terdapat presepsi negatif mengenai imunisasi terutama KIPI. Dari segi petugas puskesmas dan

mitra pelayanan program, didapatkan tidak lancanya pelaporan kegiatan imunisasi. Dan dari

pihak kader posyandu yang masih kurang aktif mengajak masyarakat untuk datang melakukan

imunisasi.

5.2 Saran

1. Pemegang program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan agar melakukan penyuluhan

yang ditujukan untuk masyarakat luas agar masyarakat lebih tidak memiliki presepsi negatif

mengenai imunisasi.

2. melakukan pendekatan atau kerjasama yang baik dengan mitra pelayanan agar pencatatan dan

pelaporan dapat dilakukan dengan baik dan bisa mencapai target pencapaian imunisasi.

Page 25: melly perbaikan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2013. Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang. 2014.

Ariebowo. Analisis Faktor-Faktor Organisasi yang Berhubungan dengan Cakupan Imunisasi di Kabupaten Batang. 2005.

Laporan Triwulan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015.

Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Departmen Kesehatan RI. Panduan Teknis Imunisasi tingkat Puskesmas. Jakarta. 2005.

Menkes RI. Kepmenkes RI No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. 2005.

Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. Kemenkes RI. 2013.