ppt pkn

20
Fenomena Konflik Antar Daerah, Antar Suku, Antar Kelompok/Golongan, Antara Pemeluk Agama. Nama Kelompok : 1. Ayu Triana (130523606381) 2. Dewi Maisaroh (120521428958) 3. Noor Aditya Yoga

Upload: redi-pasca-prihatditya

Post on 21-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Page 1: ppt pkn

Fenomena Konflik Antar Daerah, Antar Suku, Antar Kelompok/Golongan, Antara

Pemeluk Agama.

Nama Kelompok :

1. Ayu Triana (130523606381)

2. Dewi Maisaroh (120521428958)

3. Noor Aditya Yoga

Page 2: ppt pkn

Konflik didefinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan, dimana salah satu pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut.

Ada dua cara menyelesaikan konflik yaitu

1. Penyelesaian konflik secara persuasif

2. penyelesaian konflik secara koersif

Page 3: ppt pkn

Cara persuasi menggunakan cara perundingan dan musyawarah untuk mencari titik temu antara pihak-pihak yang berkonflik, baik antara pihak-pihak yang berkonflik saja, maupun melalui pihak ketiga yang bertindak sebagai mediator atau juru damai.

Mereka yang terlibat konflik melakukan tukar pikiran dan argumentasi untuk menunjukkan posisi mereka masing-masing dengan tujuan untuk meyakinkan pihak lain bahwa pendapat merekalah yang benar.

Dengan menjelaskan pendapat masing-masing diharapkan pihak lain dalanm konflik itu menyadari bahwa ada pendapat lain yang lebih baik yang perlu dianut dengan membuang sebagian atau semua pendapat mereka sendiri.perubahan pendapat yang terjadi dilakukan secara atas dasar kesadaran sendiri, bukan karena paksaan pihak lain.

1. Penyelesaian Konflik Secara Persuasif

Page 4: ppt pkn

Penyelesaiankonflik secara koersif menggunakan kekerasan fisik atau ancaman kekerasan fisik untuk menghilangkan perbadaan pendapat antara pihak-pihak yang terlibat konflik. Yakni dengan mengancam, menyakiti, melukai atau membunuh pihak lain.

Ancaman penggunaan kekerasan fisik bertujuan memaksa pihak lawan untuk menyetujui pendapat pihak yang kuat. Dengan demikian penyelesaian konflik terjadi dengan terciptanya titik temu atau mufakat karena pihak yang lemah terpaksa menerima pendapat pihak yang lebih kuat.

Cara koersif digunakan sebagai cara penyelesaian konflik utama oleh penguasa politik otoriter. Konflik dianggap memberikan ancaman terhadap kekuasaan mereka sehingga dengan kepentingan raktyat, kepentingan nasional, kestabilan politik, dll, para penguasa otoriter memberikan tekanan-tekanan yang menyebabkan tidak munculnya konflik dalam masyarakat.

2. Penyelesaian Konflik Secara Koersif

Page 5: ppt pkn

KONFLIK ANTAR KELOMPOKPengertian konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota–anggota atau kelompok–kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang terbatas atau kegiatan–kegiatan kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan tujuan, status, nilai atau persepsi.

CONTOH KONFLIK ANTAR KELOMPOK  :

a. Tauran antar pelajar SMA & STM di kota besar

b. Konflik antar Indonesia & Malaysia tentang batas wilayah

c. Polisi melawan masa

d.   Kampanye

e. Perang saudara

f. Persaingan yang tidak sehat antara perusahaan dalam mempromosikan barang, dan lain-lain.

Contoh konflik yang terjadi di Masyarakat

Page 6: ppt pkn

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK ANTAR KELOMPOK :

a. Kepentingansama.

Bila dua kelompok mempunyai kepentingan sama terhadap sesuatu, maka timbul persaingan untuk mendapatkannya. Ketika persaingan terjadi, maka ada upaya upaya dari setiap kelompok untuk mendapatkan yang diinginkan, sehingga terkadang kelompok menggunakan tindakan-tindakan yang  merugikan kelompok lain. Akibatnya timbul konflik antar kelompok (Bornstein, 2003)

b. Prasangka dan diskriminiasi (Sear, dkk, 1994)

Menururt Sears, dkk, (1983) Streotype, prasangka dan diskriminiasi merupakan tiga komponen dalam antagonism kelompok. Pertama, streotype—yang merupakan komponen kognitif. Streotype adalah keyakinan tentang sifat-sifa pribadi yang dimiliki orang dalam kelompok. Misalkan orang batak selalu distreotype sebagai seorang yang keras, dan kasar. Padahal belum tentusemua orang Batak seperti itu.

Page 7: ppt pkn

c. Sumberdaya

Konflik sumber daya, khususnya alam menjadi suatu yang sangat banyak kita temui di negeriini.Sumber daya alam menajdi suatu daya tarik yang luar biasa bagi kelompok-kelompok yang ingin mengambil keuntungan dari sumber daya tersebut. Misalkan pada kasus air. Biasanya kasus air ini banyak terjadi di dareha pertanian. Air menajdi suatu yang sangat penting bagi petani, sehingga mereka berebut untuk menguasai air untuk irigasi sawah.

d. Identitas social atau katagori berbeda.

Setiap kelompok mempunyai identitas social berbeda. Indentitas suatu kelompok berkaiatan dengan atribut yang dimiliki. Seperti ciri-ciri, nilai yang dianut, tujuan, dan norma. Identifikasi social sangat berguna untuk proses katagori dan perbandingan social (Hogg & Grieve, 1999).

Page 8: ppt pkn

e. Ketidak adilan (injustice)

Ketidak adilan sering kali menimbulkan konflik. Kita bias melihat banyak konflik-konflik yang terjadi diakibatkan ketidak adilan. Menurut teori keadilan (equity theory), konflik terjadi karena adanya ketidak adilan dalam distribusi yang membuat orang atau kelompok menjadi distress danfrustasi.Akibatnyakelompok menggunakan cara menurut pandangan mereka benar, tetapi bagi kelompok lain hal tersebut dapat menimbulkan konflik. Namun perlu dipahami bahwa sebenarnya keadilan keadilan bersifat relative atau subjektif bagi setiap orang atau kelompok.

f. Perilaku agresif

Perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok terhadap kelompok lain dapat menimbulkan konflik antar kelompok. Ketika suatu kelompok menyerang kelompok lain, maka kelompok yang diserang akan membalas. Hal ini akan bias berlanjut kepada konflik yang berkepanjangan. Misalkan, ketika pertandingan sepakbola, suporter persija menyerang suporter persib Bandung, akibat terjadi tawuran. Kejadian ini berdampak timbulnya konflik.

Page 9: ppt pkn

KONFLIK AGAMAKonflik agama adalah suatu pertikaian antar agama baik antar sesama agama itu sendiri, maupun antar agama satu dengan agama lainnya.

Contoh Konflik Agama

a. Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena adanya konflik yang disebabkan oleh kesalah pahaman

b. Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman akibat kecurigaan masyarakat setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara anarkis.

c. Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan Muhammadiyah

d. Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena perbedaan cara pandang masing – masing umat.

Page 10: ppt pkn

Penyebab Konflik Agama

Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan dan semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif dari agama dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia.

Pada bagian ini akan diuraikan sebab terjadinya konflik antar masyarakat beragama khususnya yang terjadi di Indonesia dalam perspektif sosiologi agama. Hendropuspito mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama. Dengan menggunakan kerangka teori Hendropuspito, penulis ingin menyoroti konflik antar kelompok masyarakat Islam - Kristen di Indonesia, dibagi dalam empat hal, yaitu:

Page 11: ppt pkn

A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental

Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu. Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu.

Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi (revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan.

Page 12: ppt pkn

B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama

Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.

Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.

Page 13: ppt pkn

C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan

Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.

Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam - Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah.

Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia

Page 14: ppt pkn

D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama

Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.

Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.

Page 15: ppt pkn

Terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Karena tidak adanya keampuhan Pancasila dan UUD 45 yang selama ini menjadi pedoman bangsa dan negara kita mulai digoyang dengan adanya amandemen UUD 45 dan upaya merubah ideologi negara kita ke ideologi agama tertentu.

2. Kurangnya rasa menghormati baik antar pemeluk agama satu dengan yang lainnya ataupun sesama pemeluk agama.

3. Adanya kesalahpahaman yang timbul karena adanya kurang komunikasi antar pemeluk agama.

Penanggulangan Konflik Agama

a. Dalam menangani konflik antaragama, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah saling mentautkan hati di antara umat beragama, mempererat persahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, serta menumbuhkan kembali kesadaran bahwa setiap agama membawa misi kedamaian.

b. Tidak memperkenankan pengelompokan domisili dari kelompok yang sama didaerah atau wilayah yang sama secara eksklusif. Jadi tempat tinggal/domisili atau perkampungan sebaiknya mixed, atau campuran dan tidak mengelompok berdasarkan suku (etnis), agama, atau status sosial ekonomi tertentu.

c. Masyarakat pendatang dan masyarakat atau penduduk asli juga harus berbauratau membaur atau dibaurkan

Page 16: ppt pkn

Wawasan Lokan danWawasan Nasional

Nama Kelompok :

1. Ayu Triana (130523606381)

2. Dewi Maisaroh (120521428958)

3. Noor Aditya Yoga

Page 17: ppt pkn

Wawasan lokal merupakan cara pandang setiap daerah untuk mengetahui dan mamperbaiki berbagai kekurangan yang di milikinya. Dalam tataran lokal (daerah) bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan ‘wawasan lokal’ yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang memeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berbeda-beda, berbicara dalam bahasa daerah yang berbeda-beda, memiliki adat-kebiasaan (budaya daerah) yang berbeda-beda pula.

Wawasan lokal pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa yang di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan kondisi geografis dan social budayanya. Wawasan nasional, juga diartikan sebagai cara pandang nasional yang merupakan salah satu gagasan falsafah hidup bangsa yang berisikan dorongan – dorongan (motives) dan rangsangan (drives) di dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan nasionalnya.

Page 18: ppt pkn

Sedangkan Wawasan nasional merupakan cara pandang suatu bangsa yang di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan kondisi geografis dan sosial budayanya. Bangsa Indonesia telah memiliki wawasan nasional yaitu ‘wawasan nusantara’ yang tidak saja berlatar filosofis dan normatif, akan tetapi juga sekaligus sebagai analisis kajian empirik terhadap segala sesuatu yang menjadi realitas bangsa Indonesia.

Wawasan nusantara (sebagai wawasan nasional) hendaknya diposisikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, yaitu sebagai cara pandang bangsa, aspek kewilayahan, dan wawasan pembangunan nasional.

Implementasinya tidak saja sebagai pola piker yang didasarkan pada tata budaya dan tata krama nasional, akan tetapi juga dalam tata hokum nasional yang mencakup ke seluruh aspek kehidupan bangsa (ipoleksosbudhankam).

Page 19: ppt pkn

Berkaitan dengan dua wawasan tersebut, hubungan wawasan nasional (wawasan nusantara) dengan wawasan lokal hendaknya tidak kita maknai sebagai sesuatu yang kontradiktif. Sebab, antara keduanya selalu memiliki hubungan yang erat dan tak terpisahkan. Munculnya keanekaragaman wawasan lokal jangan sampai sebagai sebab timbulnya perpecahan (disintegrasi) bangsa.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, keberadaan wawasan nasional pada dasarnya digunakan sebagai ‘jembatan’ penghubung dan pemersatu bagi wawasan lokal yang terdapat di setiap daerah atau geografis nusantara.

Wawasan lokal pada dasarnya boleh berbeda dengan wawasan nasional, namun harus ada jembatan yang menghubungkan kedua wawasan tersebut. Selanjutnya, wawasan lokal tidak boleh bertentangan dengan wawasan nasional, dalam arti tidak boleh keluar dari konteks wawasan nasional.

Page 20: ppt pkn

Keberbedaan wawasan lokal dengan wawasan nasional, harus diartikan sebagai variasi dan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang diangkat dari keanekaragaman budaya yang ada. Dengan demikian, munculnya wawasan nasional merupakan resultante (hasil) interaksi dari wawasan lokal yang beranekaragam.

Konsekuensinya, perumusan kebijaksanaan nasional harus selalu memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat lokal. Ragam kehidupan yang terjadi dalam sifat kemajemukan bangsa Indonesia, hendaknya patut ditangkap dan dimaknai secara kritis bahwa mereka saling memiliki ‘keunggulan’ di antara yang lain.

Keunggulan inilah yang harus dijadikan sebagai wacana Negara (pemerintah) atau juga suku – suku bangsa di lingkungan wilayah Negara itu agar Negara atau suku bangsa tersebut itu sama – sama merasa memiliki nilai lebih dalam suasana kehidupan kebersamaan dan kekeluargaan.