ppt mat 3 b _15 pragmatisme dan kurikulum 2013

12
PRAGMATISME DAN KURIKULUM 2013 Hasanah sulistiyah ningsih 3B-15 2225131992

Upload: hasanahsn

Post on 21-Jul-2015

130 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

PRAGMATISME

DAN

KURIKULUM 2013

Hasanah sulistiyah ningsih

3B-15

2225131992

Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam

hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang

dilihatnya. Terkadang manusia ragu apakah Ia ditipu atau

tidak oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari

keterbatasannya.

Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah

tahu dan apa yang belum tahu. Demikian juga berfilsafat

berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus

terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang telah

dijangkau dan diketahui.

ALIRAN PRAGMATISME

Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat

yang menekankan pengamatan dengan eksperimen (tindak percobaan),

serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan.

Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan

segala sesuatu secara berguna. Patokan pragmatisme adalah “manfaat

bagi hidup praktis”. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran

ajaran adalah faedah atau manfaat. Dengan kata lain, suatu teori itu

benar kalau berfungsi (if it works).

John Dewey menambahkan bahwa filsafat harus berpijak pada

pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta mengolah pengalaman

itu secara aktif kritis.

KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 adalah suatu upaya penyederhanaan dan tematik-

integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam

menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi

perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu dalam

melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan) apa yang mereka dari materi pelajaran. Adapun obyek yang

menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013

menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

Melalui pendekatan itu diharapkan siswa Indonesia memiliki kompetensi

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,

inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa

depan yang lebih baik.

KESESUAIAN ALIRAN PRAGMATISME

DALAM KURIKULUM 2013

TUJUAN PENDIDIKAN

Pendidikan harus mengajarkan seseorang bagaimana berpikir dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sekolah

harus bertujuan mengembangkan pengalaman-pengalaman tersebut yang akan

memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik. Tujuan-tujuan

tersebut meliputi:

Keterampilan-keterampilan kejuruan (pekerjaan).

Minat-minat dan hobi-hobi untuk kehidupan yang menyenangkan.

Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial

(mampu memecahkan masalah-masalah sosial secara efektif).

Menurut Pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan

pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan

pribadi dan sosialnya (Edward J. Power, 1982).

KURIKULUM PENDIDIKAN

Dalam pandangan Pragmatisme, kurikulum sekolah seharusnya tidak

terpisahkan dari keadaan-keadaan masyarakat. Karena itu kurikulum harus :

Berbasis pada masyarakat.

Bermakna kreatif untuk pengembangan keterampilan-keterampilan baru.

Kurikulum berpusat pada siswa (pupil/child centrered) dan berpusat pada

aktifitas (activity centered).

Selain itu perlu dicatat bahwa kurikulum pendidikan Pragmatisme

diorganisasikan secara interdisipliner, dengan kata lain kurikulum harus bersifat

terpadu, tidak merupakan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah.

Sejalan dengan uraian di atas, Edward J. Power (1982) bahwa kurikulum

pendidikan Pragmatisme “berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang

sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa”.

METODE PENDIDIKAN

Sebagaimana dikemukakan Callahan dan Clark (1983),

penganut Pragmatisme mengutamakan penggunaan metode

pemecahan masalah (Problem Solving Method) serta metode

penyelidikan dan penemuan (Inquiry and Discovery Method).

Dalam proses belajar mengajar, metode ini membutuhkan

guru yang memiliki sifat sebagai berikut: permissive (pemberi

kesempatan), friendly (bersahabat), a guide (seorang

pembimbing), open-minded (berpandangan terbuka),

enthusiastic (bersifat antusias), creative (kreatif), socialy aware

(sadar bermasyarakat), alert (siap siaga), patien (sabar),

cooperative and sincere (bekerjasama dan ikhlas atau

bersungguh-sungguh).

PERANAN GURU DAN SISWA

Dalam pembelajaran peranan guru bukan “menuangkan” pengetahuannya

kepada siswa, sebab ini merupakan upaya tak berbuah. Sewajarnya, setiap apa yang

siswa pelajari sesuai dengan kebutuhan dan minat. Dengan demikian seorang siswa

yang menghadapi suatu permasalahan akan mungkin untuk merekonstruksi

lingkunganya untuk memecahkan kebutuhan yang dirasakannya. Untuk membantu

siswa, guru harus berperan:

Membantu para siswa dalam mengumpulkan informasi berkenaan dengan

masalah.

guru melayani para siswa sebagai pembimbing dengan memperkenalkan

keterampilan, pemahaman-pemahaman, pengetahuan, dan penghayatan-

penghayatan melalui penggunaan buku-buku, nara sumber, film-film, televisi, atau

segala sesuatu yang tepat digunakan.

Bersama-sama kelas mengevaluasi apa yang telah dipelajari dan informasi baru

apa yang setiap siswa temukan oleh dirinya .

Edward J. Power (1982) menyimpulkan

pandangan Pragmatisme bahwa

“siswa merupakan organisme yang rumit yang

mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh”

“sedangkan guru berperanan untuk memimpin dan

membimbing pengalaman belajar tanpa ikut

campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan

siswa”

KESIMPULAN

Manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.

Pengetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman (metode sains), teori uji

kebenaran pengetahuan dikenal sebagai pragmatisme, sebab pengetahuan

dikatakan benar apabila dapat diaplikasikan.

Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkan permasalahan

hidup individual maupun sosial. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang

menekankan pada 5M. Dari pengamatan dan penemuan yang dilakukan

masing-masing individu, diyakini siswa dapat mengingat ilmu pengetahuan

lebih lama dan mampu mengaplikasikannnya dalam kehidupan sosialnya.

Melalui pendekatan itu diharapkan siswa Indonesia memiliki kompetensi

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,

inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa

depan yang lebih baik.

Terima Kasih