ppt kasus.pptx

43
STUDI KASUS TONSILOFARINGITIS AKUT PADA ANAK DENGAN POLA ASUH YANG SALAH DI PUSKESMAS GALUR 13 APRIL – 24 APRIL 2015 DISUSUN OLEH : Irma Annisaa Citra Dewi 1102009144 PEMBIMBING : dr. Sugma Agung P, MARS.DipIDK dr. Dini Widianti, MKK

Upload: amiwahyuni

Post on 15-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hfghjkk

TRANSCRIPT

Page 1: PPT Kasus.pptx

STUDI KASUS TONSILOFARINGITIS AKUT PADA ANAK DENGAN POLA ASUH YANG SALAH DI PUSKESMAS GALUR

13 APRIL – 24 APRIL 2015

DISUSUN OLEH :Irma Annisaa Citra Dewi

1102009144

PEMBIMBING :dr. Sugma Agung P, MARS.DipIDK

dr. Dini Widianti, MKK

Page 2: PPT Kasus.pptx

Berkas Pasien

• Nama : An. S• Jenis Kelamin : Laki-laki• Usia : 7 Tahun• Anak ke : 1 • Agama : Islam• Suku Bangsa : Sunda• Pendidikan : SD• Alamat : Jl. Rawa Tengah RT. 002 RW.

007, Galur• Puskesmas : Galur• Jenis Pembayaran : BPJS• Tanggal Pengobatan : 16 April 2015

Identitas Pasien

Page 3: PPT Kasus.pptx

Anamnesis

• Nyeri menelan

Keluhan Utama :

• Rasa sakit pada tenggorokan

Keluhan Tambahan :

Page 4: PPT Kasus.pptx

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Puskesmas Galur dengan keluhan nyeri menelan yang dirasakan timbul sejak 4 hari yang lalu dan nyeri menelan dirasakan memberat sejak 2 hari terakhir disertai demam dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri menelan dirasakan terutama setelah pasien mengkonsumsi gorengan dan minuman dingin (es). Pasien juga mengeluhkan tenggorokan terasa sakit dan terasa kering. Karena rasa sakit saat menelan, ibu pasien mengaku nafsu makan pasien juga menurun. Setiap pagi ibu dan bapak pasien sudah pergi bekerja. Terkadang ibu pasien tidak bisa membuat sarapan untuk pasien sehingga pasien sering jajan sembarangan di lingkungan sekolah.

Page 5: PPT Kasus.pptx

Lanjutan . . .

Pasien tidak mengeluhkan adanya batuk dan pilek, ataupun adanya dahak di dalam tenggorokan. Pasien tidak mengeluhkan suaranya serak maupun gangguan di kedua telinganya. Pasien belum pernah berobat atau meminum obat sebelumnya.

Page 6: PPT Kasus.pptx

• Ibu pasien mengatakan 6 bulan yang lalu anaknya pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya namun sudah sembuh setelah minum obat warung (Ibu pasien lupa nama obatnya). Riwayat alergi obat dan makanan disangkal oleh ibu pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :

• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Pasien adalah seorang pelajar dan merupakan anak pertama dari pasangan Tn. Syaiful dan Ny. Siti dengan pekerjaan bapak sebagai buruh kasar dan ibu sebagai tukang cuci baju dengan penghasilan yaitu sekitar Rp. 2.500.000,-/bulan. Jumlah tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Page 7: PPT Kasus.pptx

Riwayat Kebiasaan :

Pasien memiliki riwayat makan sehari 2 – 3 kali. Sebelum pergi ke sekolah pasien jarang sarapan. Pasien memiliki kebiasaan jajan di dekat sekolahnya seperti gorengan, cilok, es potong, cakwe, dll. Setiap hari pasien makan nasi dengan lauk pauk yang disiapkan ibunya di rumah. Setelah pulang sekolah siang hari pasien makan dirumah.

Menu yang sering dikonsumsi oleh pasien adalah nasi, telur, tahu, tempe, sayur-sayuran, kadang-kadang ayam dan buah, dan jarang sekali daging. Pasien jarang mencuci tangan sebelum makan. Pasien juga jarang menggosok gigi sebelum tidur maupun setelah makan.

Page 8: PPT Kasus.pptx

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :

Tabel 1. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Morbiditas Kehamilan Ibu pasien ketika hamil tidak

mengalami sakit berat

Kehamilan Perawatan antenatal Ibu pasien rajin kontrol ke bidan

Tempat kelahiran Tempat praktek bidan

Penolong persalinan Bidan

Cara persalinan Spontan

Kelahiran Masa gestasi Cukup bulan

Keadaan bayi - Berat lahir : ± 2900 gram

- Panjang : 49 cm

- Lingkar kepala: -

- Langsung menangis

- Kelainan (-)

Page 9: PPT Kasus.pptx

Riwayat Imunisasi :

Tabel 2. Riwayat Imunisasi

Imunisasi Jumlah

Hepatitis B 0,I,II,III (usia 0,1,2,3 bulan)

BCG Usia 1 bulan

DPT I,II,III, (usia 2,4,6 bulan)

Polio I,II,III,IV (usia 0,2,4,6 bulan)

Campak I (usia 9 bulan)

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.

Imunisasi tambahan belum dilakukan.

Page 10: PPT Kasus.pptx

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Tabel 3. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan An. S

Usia Motorik kasar Motorik halus Komunikasi/Bicara Sosial

4

bulan

Tengkurap/telentang

sendiri

Memegang mainan Tertawa/berteriak Memandangi

tangan sendiri

6

bulan

Merangkak, duduk

tanpa berpegangan

Meraih, menggapai

dan mengambil

mainan

Menoleh kearah

datangnya suara,

berkata tanpa arti

Memasukan

makanan ke

mulut

12

bulan

Berdiri, berjalan

dengan bantuan

Memegang dan

melempar bola

Memanggil

“mama,papa”

Bermain

dengan orang

disekitarnya

14

bulan

Berjalan sendiri

tanpa bantuan

Menyusun balok Dapat mengatakan

“makan”, “minum”

Bermain

dengan orang

disekitarnya

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan anak seusianya.

Page 11: PPT Kasus.pptx

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Frekuensi Nadi : 76 x/menit

Frekuensi Napas : 18 x/menit

Suhu : 37,5°C (Axilla) 

4. Data Antopometri :

Tinggi badan : 123 cm

Berat badan : 24 kg

IMT: 15,8 kg/m2

Status Gizi: Mengunakan Z-score indeks yang dipakai:

IMT/U, yaitu 0 SD

Kesan : Gizi Baik

Pemeriksaan Fisik :

Page 12: PPT Kasus.pptx

Gambar 1. Diagram BMI for Age untuk anak laki-laki usia 5-19 tahun.

Kesan : Gizi baik

Page 13: PPT Kasus.pptx

Tabel 4. Kategori Status Gizi Bedasarkan Z score

Page 14: PPT Kasus.pptx

5. Status Generalis :

Kepala

• Bentuk : Normocephal

• Rambut :Hitam, tidak mudah dicabut

• Mata :Konjungtiva tidak anemis (-), sklera

tidak Ikterik (-) Occuli Dextra Occuli Sinistra

Palpebra

superior

Edema (-), Hematom (-),

Entropion (-) Trikiasis (-)

Edema (-) Hematom (-),

Entropion (-) Trikiasis (-)

Konjungtiva

tarsal

Anemis (-), papil (-) Anemis (-), papil (-)

Kornea Jernih (+), Infiltrat

(-) Sikatrik (-)

Jernih (+), Infiltrat

(-) Sikatrik (-)

Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)

Pupil Bulat, Isokor, Miosis,

RCL (+), RCTL (+)

Bulat, Isokor, Miosis,

RCL (+), RCTL (+)

Page 15: PPT Kasus.pptx

- Telinga

Auricula Dextra Auricula Sinistra

Inspeksi Bentuk baik, tanda-

tanda radang (-),

liang telinga lapang,

serumen (+)

Bentuk baik, tanda-

tanda radang (-),

liang telinga lapang,

serumen (+)

Palpasi Nyeri tekan tragus

(-), benjolan (-)

Nyeri tekan tragus

(-), benjolan (-)

- Hidung

Dextra Sinistra

Inspeksi Bentuk normal,

sekret (+)

Bentuk normal,

sekret (+)

Palpasi Nyeri tekan (-),

krepitasi (-)

Nyeri tekan (-),

krepitasi (-)

- Mulut : Bibir tidak sianosis, Uvula tidak deviasi,

dinding faring hiperemis, tonsil T2-T1

-Leher :Deviasi trakhea (-), tidak ada pembesaran KGB.

Page 16: PPT Kasus.pptx

Thoraks :

- Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : Bunyi jantung I & II normal regular, gallop (-), murmur (-).

- Paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri, pernapasan simetris

dalam keadaan statis dan dinamis.

Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan dan kiri.

Perkusi : Sonor dikedua hemitoraks.

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-).

Page 17: PPT Kasus.pptx

Abdomen

Inspeksi : Cembung

Palpasi : Tegang, nyeri tekan (-) hepatospleenomegali (-)

Perkusi : timpani di ke 4 kuadran abdomen.

Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Ekstremitas

- Superior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

CRT < 2”

Inferior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

CRT < 2”

Page 18: PPT Kasus.pptx

Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

Identitas Kepala keluarga : Tn. S, usia 35 tahun

Identitas Pasangan : Ny. S, usia 26 tahun

Struktur Komposisi Keluarga : The nuclear family (keluarga inti)Tabel 5. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

klinik

Ket

1 Tn. S KK L 35

tahun

SLTA Buruh

Kasar

Tidak -

2 Ny. S Istri P 26

tahun

SLTA Tukang

Cuci Baju

Tidak -

3 An. S Anak L 7

tahun

SD Pelajar Ya Tonsilo

Faringitis

Akut

Page 19: PPT Kasus.pptx

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggalTabel 6. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : Milik sendiri

Daerah perumahan : Padat penduduk

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah : 6 x 7 m2 An. S tinggal di sebuah rumah

yang berukuran 6 x 7 m2 yang

terdiri dari halaman depan,

ruang tamu, 2 kamar tidur, dan

1 kamar mandi. Lantai rumah

beralaskan keramik. Pada

bagian depan rumah terdapat 1

buah ventilasi yang selalu

dibuka setiap paginya. Rumah

tempat tinggal menghadap ke

arah timur sehingga pada pagi

hari cahaya matahari dapat

menyinari rumah secara

langsung. Terdapat sumber air

bersih yang bersumber dari air

PAM. Limbah rumah tangga

dibuang di tempat pembuangan

sampah yang ada di rumah.

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang

Luas halaman rumah : tidak ada

Lantai rumah dari : Keramik

Dinding rumah dari : Tembok

Jamban keluarga : Ada

Tempat bermain : Ada

Penerangan listrik : 600 watt

Ketersediaan air bersih : Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Page 20: PPT Kasus.pptx

b. Kepemilikan barang – barang berhargaKeluarga ini memiliki :• Satu buah sepeda motor • Satu buah kulkas• Satu buah televisi• Satu buah kompor gas• Satu buah kipas angin• Satu buah penanak nasi• Satu buah telepon genggam

Page 21: PPT Kasus.pptx

Denah rumah :

Gambar 2. Denah Rumah Keluarga An. S

Page 22: PPT Kasus.pptx

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Jenis tempat berobat : Puskesmas

b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Page 23: PPT Kasus.pptx

4. Sarana Pelayanan KesehatanTabel 7. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai

pusat

pelayanan

kesehatan

Naik kendaraan pribadi

(motor)

Pasien biasa berobat ke

Puskesmas Galur karena

jarak yang tidak jauh dari

tempat tinggal. Disamping

itu juga karena didapatkan

pelayanan kesehatan

secara gratis. Pasien juga

merasa puas dengan

pelayanan kesehatan yang

ada di Puskesmas.

Tarif

pelayanan

kesehatan

Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS)

Kualitas

pelayanan

kesehatan

Menurut keluarga kualitas

pelayanan kesehatan yang

didapat cukup memuaskan

Page 24: PPT Kasus.pptx

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan Makan

Pasien makan dirumah sehari 2 – 3 kali. Kadang kala sebelum

berangkat sekolah pasien tidak makan terlebih dahulu. Setelah

pulang sekolah siang hari pasien makan dirumah. Menu yang

sering dikonsumsi oleh pasien dan keluarga adalah nasi, telur,

ayam, tahu, tempe, sayur-sayuran, kadang-kadang buah, susu,

dan jarang sekali daging. Pasien dan keluarga pasien jarang

mencuci tangan sebelum makan. Saat sekolah pasien seringkali

jajan di pinggiran sekolah.

b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang

Menu makanan yang sering dikonsumsi oleh pasien dan

keluarga adalah nasi, telur, tahu, tempe, ayam dan jarang sekali

daging. Untuk setiap sajiannya biasanya Ibu pasien menyajikan

nasi, satu lauk (tersering telur), tahu/tempe, dan sayur apabila

memungkinkan. Pasien dan keluarga jarang sekali minum susu.

Page 25: PPT Kasus.pptx

Kebutuhan Kalori Sehari Pasien (An. S) :Tinggi badan : 123 cmBerat badan : 24 kg

Rumus menurut Harris Bennedict := 655 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB ) – (4,7 X U)= 655 + (9,6 X 24) + (1,8 X 123) – (4,7 X 7)= 1.073,9 dibulatkan 1.074

• Kalori yang di butuhkan per hari : 1.074 kalori• Protein = (15% x Total Energi Harian) : 4 = (15% x 1.074

kal) : 4 gram = 40,3 gram.• Lemak = (20% x Total Energi Harian) : 9 = (20% x 1.074

kal ) : 9 gram = 23,9 gram.• Karbohidrat = (65% x Total Energi Harian) : 4 gram = (65

% x 1.074 kal) : 4 gram = 174,5 gram

•  

Page 26: PPT Kasus.pptx

Food Recall Pola Makan An. S Selama Tiga Hari Terakhir

Tabel 8. Food Recall

Tanggal Pagi Siang Malam

13 April 2015 Mie Telur rebus

Teh Manis

Total kalori : 620 kalori

Total karbohidrat : 22,5

gram

Total protein : 4,6 gram

Total lemak : 0,5 gram

Nasi putih

Telur ceplok

Total kalori : 264 kalori

Total karbohidrat : 27,93

gram

Total protein : 8,84 gram

Total lemak : 7,04 gram

Mie goreng telur

rebus

Total kalori=545 kalori

Total karbohidrat=22,5

gram

Total protein=4,6 gram

Total lemak=0,5 gram

14 April 2015 Es potong

Telur gulung

Total kalori : 289 kalori

Total Karbohidrat :

32,88 gram

Total protein : 10,92

gram

Total lemak : 21,02

gram

Nasi Putih

Ayam paha

goreng

Total kalori : 385 kalori

Total karbohidrat : 34,99

gram

Total protein : 18,63

gram

Total lemak : 12,86

gram

Nasi putih

Cah Kangkung

Total kalori : 386 kalori

Total karbohidrat : 36,08

gram

Total protein : 8,1 gram Total lemak : 19 gram

15 April 2015 Mie telur rebus

Total kalori=545 kalori

Total karbohidrat=22,5

gram

Total protein=4,6 gram

Total lemak=0,5 gram

Nasi putih

Tahu goreng (2

buah)

Total kalori=245kal

Total karbohidrat=33,7

gram

Total protein= 5,06 gram

Total lemak=5,52 gram

Nasi putih

Telur ceplok

Total kalori : 264 kalori

Total karbohidrat : 27,93

gram

Total protein : 8,84 gram

Total lemak : 7,04 gram

Page 27: PPT Kasus.pptx

Kesan : • Total Kalori yang di konsumsi oleh An. S pada tanggal

13 April 2015 adalah sebesar 1.429 Kalori. Dapat disimpukan bahwa kalori yang dikonsumsi oleh An. S tanggal 13 April 2015 lebih dari kebutuhan sehari, namun makanan tidak cukup sayur dan buah.

• Total Kalori yang di konsumsi oleh An. S pada tanggal 14 April 2015 adalah sebesar 1.060 Kalori. Dapat disimpukan bahwa kalori yang dikonsumsi oleh An. S tanggal 14 April 2015 kurang dari kebutuhan sehari.

• Total Kalori yang di konsumsi oleh An. S pada tanggal 15 April 2015 adalah sebesar 1.054 Kalori. Dapat disimpukan bahwa kalori yang dikonsumsi oleh An. S tanggal 15 April 2015 kurang dari kebutuhan sehari.

Page 28: PPT Kasus.pptx

6. Pola Dukungan Keluarga Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :

Hubungan antara pasien dengan orang tua pasien dekat dan harmonis, orang tua pasien tahu dan peduli tentang kesehatan pasien sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan.

Biaya pelayanan kesehatan pasien bersumber dari Badan Pelayanan Janiman sosial (BPJS) sehingga pasien dapat terus rutin berobat sampai keluhan tidak muncul kembali.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :Pola makan pasien tidak memenuhi kebetuhan pola

makan sehat dan gizi seimbang karena kedua orangtua pasien sibuk bekerja, sehingga ibu pasien sering memberi makan yang instant. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya pengetahuan orang tua pasien tentang pentingya memberikan pola makan sehat dan gizi seimbang.

Page 29: PPT Kasus.pptx

B.Genogram 1.Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah the nuclear family (keluarga inti) yang terdiri dari Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny.S sebagai istri dan anaknya An. S

  2.Tahapan siklus keluarga :

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan Friedman (1998), keluarga Tn. S berada pada tahapan siklus tahap IV-keluarga dengan anak sekolah.

Page 30: PPT Kasus.pptx

Tn. K/74 th Ny. R/69 th Tn. J/68 th Ny. T/64 th

Tn. S/37 th Tn. S/35 th Ny. S/26 th Ny.L/25 th Tn. R/22th

An. S/7 th

Gambar 3. Family Map Keluarga An. S

Page 31: PPT Kasus.pptx

1. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Pasien sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Hal

ini diperkuat dengan status pasien di dalam keluarga

sebagai anak tunggal di keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi pasien dengan anak-anak di sekitar rumah

pasien cukup baik. Hal ini terlihat saat pasien

melakukan aktivitas diluar rumah. Pasien tampak dapat

melakukan interaksi yang baik dengan anak-anak

seusianya.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi pada keluaga Tn. S sudah terpenuhi.

Hal ini terlihat dengan hadirnya An. S dalam kehidupan

keluarga Tn.S dengan Ny.S.

Page 32: PPT Kasus.pptx

d. Fungsi EkonomiEkonomi keluarga Tn. S cukup baik, dengan penghasilanRp. 2.500.00,- per bulan. Jumlah ini dirasakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

e. Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga pasien kurang menjaga kesehatannya dengan pola makan yang tidak sehat dan tidak memenuhi gizi seimbang. Makanan yang dikonsumsi oleh An. S sangat kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Jika keluarga pasien sakit mereka berobat ke klinik dokter umum maupun ke Puskesmas setempat.

 Dinamika Keluarga

Dalam aktivitas sehari-hari, keluarga An. S merupakan keluarga yang memiliki komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Tn. S dan Ny. S memiliki sifat saling terbuka satu sama lain. Dalam kesehariannya, An. S lebih dekat dengan Ny. S karena An. S lebih banyak melakukan kontak dengan Ny. S. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. S dalam melakukan pekerjannya.

 

Page 33: PPT Kasus.pptx

C.Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

• Kedua orangtua pasien sibuk bekerja sehingga terkadang tidak bisa membuat sarapan terlebih dahulu untuk An. S.

• An.S seringkali jajan-jajanan sembarangan terutama jajanan es dan gorengan.

• Pasien tinggal dilingkungan yang padat penduduk, jarak antara rumah sangatlah berdekatan. Kebersihan lingkungan rumah kurang terjaga, terdapat selokan yang mengalir dengan baik namun banyak juga terdapat sampah berserakan.

• Pasien kurang menjaga personal & oral hygiene seperti mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi sebelum tidur.

• Pasien susah untuk diajak berobat dan apabila sudah diberi obat pasien seringkali tidak patuh dalam meminum obat.

Page 34: PPT Kasus.pptx

D. Diagnosis Holistik

Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai penyakitnya)

Pasien datang berobat ke Puskesmas Galur karena pasien ingin sembuh dari penyakitnya. Orang tua pasien khawatir penyakit yang diderita oleh pasien akan menjadi lebih parah. Orang tua pasien berharap dengan berobat ke puskesmas pasien dapat sembuh. Orang tua pasien khawatir jika tidak dibawa segera takut penyakit yang dirasakan pasien akan semakin bertambah parah.

Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis Tonsilofaringitis akut dengan diagnosis banding Laringitis akut. Gejala klinis pada Laringitis akut mirip dengan Tonsilofaringitis akut. Pada Laringitis akut juga terdapat demam dan gangguan sulit makan. Sama halnya dengan Tonsilofaringitis akut. Namun yang membedakan dengan Tonsilofaringitis akut adalah terdapatnya gangguan suara pada penyakit laringitis akut.

 

Page 35: PPT Kasus.pptx

Aspek risiko internal : (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

• Pola Makan• Terkadang sebelum berangkat sekolah pasien tidak sarapan

terlebih dahulu.• Kebiasaan• An.S seringkali jajan-jajanan sembarangan terutama jajanan es

dan gorengan.• Perilaku Berobat• Pasien susah untuk diajak berobat dan apabila sudah diberi obat

pasien seringkali tidak patuh dalam meminum obat

 Aspek psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi masalah) Pada faktor keluarga yang berpengaruh terhadap kesehatan pasien adalah orang tua pasien sibuk bekerja dan memiliki pengetahuan kurang tentang pola makan yang sehat dan gizi seimbang serta kurang memberi pengertiaan dari dampak makan-makanan yang kurang sehat terhadap kesehatan anak.

Page 36: PPT Kasus.pptx

Aspek fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari)

Skor ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group) atau Zubroid di setarakan dengan Skor Karnofsky :

Tabel 9. Skor ECOG

Skor ECOG

0 Aktif secara penuh, bisa melakukan aktivitas sebagaimana sebelum terkena

penyakit tanpa hambatan. (Karnofsky 90-100)

1 Terbatas dalam melakukan aktivitas berat tetapi masih bisa rawat jalan dan

bisa melakukan pekerjaan yang ringan seperti pekerjaan rumah tangga atau

pekerjaan kantor yang ringan. (Karnofsky 70-80)

2 Bisa rawat jalan dan mampu untuk merawat diri sendiri tetapi tidak mampu

melakukan pekerjaan dan < 50 % waktu harus berbaring. (Karnofsky 50-60)

3 Hanya mampu merawat diri sendiri secara terbatas > 50 % waktu harus

berbaring atau duduk. (Karnosky 30-40)

4 Harus berbaring terus menerus. (Karnofsky 10-20)

5 Meninggal. (Karnofsky 0)

Menurut Skor ECOG, An. S mendapat Skor 1 yaitu terbatas dalam melakukan

aktivitas berat tetapi masih bisa rawat jalan dan bisa melakukan pekerjaan yang ringan

seperti pekerjaan rumah. (Karnofsky 70-80).

Page 37: PPT Kasus.pptx

E.Rencana Pelaksanaan : (sesuai dengan kelima aspek diatas)

Tabel 10. Rencana PelaksanaanAspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

diharapkan

Aspek Personal

Menjelaskan tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Dijelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut, beratnya penyakit yang diderita oleh pasien, serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.

Orang tua pasien

Saat pasien berobat ke Puskesmas

• Mengurangi

kecemasan

orangtua

pasien

terhadap

penyakit yang

diderita oleh

pasien.

• Keluarga

pasien

mengetahui

faktor-faktor

penyebab dari

terjadinya

penyakit

tersebut.

Page 38: PPT Kasus.pptx

Aspek Klinis

Memberikan obat berupa :Antibiotik :Amoxicillin sirup 125mg/5ml selama 5 hari (3 x 1 cth)Antipiretik : Paracetamol sirup 125mg/5 ml (3x1 cth)Meminta orang tua pasien untuk memperhatikan jajanan yang dikonsumsi pasien saat disekolah dan lebih memberikan pola makan yang sehat dan memenuhi gizi seimbang.

Pasien dan orang tua

Saat berobat ke puskesmas

• Mengurangi keluhan pasien

• Menyembuhkan

penyakit pasien.

Page 39: PPT Kasus.pptx

AspekInternal

• Mengedukasi ibu pasien mengenai pentingnya sarapan dan pola makan yang sehat dan memenuhi gizi seimbang.

• Mengedukasi pasien tentang jajanan yang selama ini dikonsumsi tidak baik untuk kesehatan pasien.

• Memberitahu ibu pasien serta pasien pentingnya konsumsi buah dan sayur untuk

kesehatan

Pasien dan orangtua

Saat berobat ke puskesmas dan saat kunjungan kerumah pasien

Kondisi tubuh pasien dapat lebih membaik.

Page 40: PPT Kasus.pptx

AspekKeluarga

• Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang terapi yang diberikan kepada pasien.

• Menginformasikan kepada orang tua tentang pentingnya melakukan kebiasan cuci tangan.

• Menjelaskan kepada orang tua tentang jajanan yang selama ini dibeli oleh pasien tidak sehat dan berdampak mengganggu kesehatan.

Orang tua pasien

Saat kunjungan

• Orang tua dapat membantu dokter dalam melakukan terapi guna untuk mengembalikan kondisi pasien seperti semula, yaitu dengan cara meminum obat yang teratur.

• Orang tua dapat membuat bekal makanan untuk pasien

Page 41: PPT Kasus.pptx

AspekFungsional

Menyarankan agar pasien beristirahat (mengurangi aktivitas fisik) selama sakit.

Pasien dan orangtua

Saat berobat ke puskesmas dan saat kunjungan ke rumah

Agar pasien tidak terlalu banyak bermain dan dapat menjaga tubuh dari infeksi tambahan

Page 42: PPT Kasus.pptx

• Ad vitam : Ad bonam• Ad sanationam : Ad

bonam• Ad functionam : Ad

bonam

Prognosis

Page 43: PPT Kasus.pptx

CONTOH MENU SEHARI 1.074 KALORI

Waktu Bahan

Penukar

Penukar Gram URT Contoh Menu

Pagi Nasi

Ayam

Daun

Bawang

seledri

1 Karbohidrat

1 Hewani

Sekehendak

100

40

¾ gelas

1 ptg sdg

Bubur nasi

Ayam suwir

Irisan daun

bawang

Selingan Pisang 1 buah 150 1 ptg Pisang

Siang Nasi

Ikan

Tahu

Sayuran

1 Karbohidrat

1 Hewani

1 Nabati

1 Sayuran

100

50

110

100

¾ gelas

1 ptg sdg

1 bj bsr

1 mangkuk

Nasi

Ikan bumbu

kuning

Tahu bacem

Sayur asem

Selingan Susu 1 Hewani 125 ¾ gelas Susu

Malam Nasi

Ayam

tanpa kulit

Tempe

Kacang

panjang

1 Karbohidrat

1 Hewani

1 Nabati

½ Sayuran

100

40

50

100

¾ gelas

1 ptg sdg

2 ptg sdg

1 mangkuk

Nasi

Pepes ayam

Oseng

tempe

Tumis

kacang

panjang