ppt endokrin_baru
TRANSCRIPT
Kelompok 2
Anggota :
1.Susiyanti (16102980A)
2.Tanjung Irwanto (16102983A)
3.Tika Novita Sari (16102984A)
4.Titis Dwijayanti (16102986A)
5.Tri Hartuti (16102987A)
Deskripsi :
Tuan CD , umur 68 tahun ,dengan tinggi badan 160 cm ,datang ke klinik
diabetes untuk melakukan pemeriksaan sehubungan dengan penyakitnya.Dia
selalu memonitor kadar gula darahnya dua kali sehari sebelum makan pagi
dan sesudah makan malam .Beberapa terakhir ini kadar gula darah puasanya
berkisar antara 175 -285 mg/dl.Tn CD rutin melakukan olah raga ringan
pada pagi hari selama 30 menit dan dietnya benar benar diperhatikan .Pada
saat ini Tn.CD merasakan ada gangguan pada penglihatannya.
Kasus 2
Riwayat penyakit :
Ia memiliki DM tipe 2 dan hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan hiperlipidemia sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat terapi :
Gluchopage 1 gram P O 2 kali sehari
Glukobay 2 kali 1 tab
Zestril 20 mg P O 1 kali sehari Tanda vital ;
TD :182/82 mmHg
RR :16x per menit
Suhu :370C Data laboratorium :
Na :139 mEq/LmEq/L
K :5,3 mEq/L
CL :102 mEq/L
CO 2 :20 mEq/L
Kolesterol total :238mg/dl
HDL :42 mg/dl
LDL :168 mg/dl
Trigeserida :170 mg/dl
BUN :23mg/dl
SCr :1,2 mg/dl
Gula darah acak :309 mg/dl
HbA1C :8,2 %
Subyektif
Tanda vital ; TD :182/82 mmHg RR :16x per menit Suhu :370C Data laboratorium : Na :139 mEq/LmEq/L K :5,3 mEq/L CL :102 mEq/L CO 2 :20 mEq/L Kolesterol total :238mg/dl HDL :42 mg/dl LDL :168 mg/dl Trigeserida :170 mg/dl BUN :23mg/dl SCr :1,2 mg/dl Gula darah acak :309 mg/dl HbA1C :8,2 %
Obyektif
Gluchopage 1 gram P O 2 kali sehari
Glukobay 2 P O kali 1 tab
Zestril 20 mg P O 1 kali sehari
Ascesment
Glucophage 500 mg
S.b.d.d. I
Zetril 20 mg
S.1.d.d.I.o.m
Simvastatin 10 mg
S.1.d.d.I.o.n
Insulatard HM
S.1.d.d.1.s.c o.n
Plan
Pendahuluan Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi urin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasikronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
Kriteria diagnosis diabetes melitus adalah kadar glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau pada 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL atau HbA1c ≥ 8%. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan > 140 mg/dL tetapi lebih kecil dari 200 mg/dL dinyatakan glukosa toleransi lemah.
Epidemiologi
Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia mengidap
diabetes mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali
lipat.
Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5
sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta
jiwa berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes.
Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5
juta jiwa. Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita.
Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4
juta orang. Jumlah itu terus meningkat, dan pada 2030 diperkirakan mencapai
21,3 juta orang.
1. Diabetes Melitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus/IDDM (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)
2. Diabetes Melitus Tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Melitus (bervariasi mulai dari predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)
Menurut American Diabetes Association 2005 (ADA 2005) klasifikasi diabetes melitus, yaitu :
3. Diabetes Melitus Tipe Lain• Defek genetik fungsi sel beta• Defek genetik kerja insulin • Penyakit Eksokrin Pankreas • EndokrinopatiKarena obat atau zat kimia • Infeksi• Sebab imunologi yang jarang• Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
4. Diabete Melitus GestasionalPada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada semester kedua dan ketiga.
Pankreas merupakan organ yang panjang,
ramping dan merupakan kelenjar kompleks
tubulo alveolar menyerupai setangkai anggur .
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yaitu :
• Sel-sel eksokrin yang berkelompok-kelompok
disebut asini fungsinya menghasilkan
unsur getah pankreas.
• Sel-sel endokrin atau pulau langerhans menghasil
kan sekret endokrin, insulin, dan
glukagon yang penting untuk metabolisme
karbohidrat
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga
jenis sel utama, yaitu : Sel α , Sel β ,Sel δ
Anatomi
Kerja sel beta di pulau langerhans yang normal
Dari ketiga sel diatas, yang berhubungan
dengan kasus DM tipe 2 adalah sel β
karena pada kasus ini terjadi penyusutan
sel-sel β yang progresif serta
penumpukan amiloid disekitar sel-sel β.
Sel β yang tersisa umumnya masih aktif
tetapi sekresi insulinnya semakin
berkurang. Selain itu kepekaan
reseptornya juga menurun. Hal ini
menyebabkan meningkatnya
gula darah yang disebabkan bersamanya
resistensi insulin yang meningkat.
Diabetes Melitus tipe 2 (NIDDM) terjadi pada 90% dari semua
kasus diabetes dan biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan
defisiensi insulin relatif. Resistensi insulin ditandai dengan
peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan
produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa
pada otot seklet. Disfungsi pada sel beta mengakibatkan gangguan
pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2 lebih disebabkan
karena gaya hidup penderita diabetes(kelebihan kalori, kurangnya
olahraga, dan obesitas) dibandingkan dengan pengaru genetik.
Patofisiologi
Diagnosis Diagnosis penyakit DM tipe 2 dapat dilihat dari dua metode yaitu
ciri/pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan fisik tergantung pada keluhan utama dan biasanya dalam bentuk
seperti: kondisi umum, tanda vital, meliputi : BP (Blood Pressure), HR (Heart
Rate), RR (Respirasi Rate), T (Temperatur), Wt (Weight), Ht (Height) dan
lain-lain. Sedangkan pemerikasaan laboratorium disesuaikan dengan tipe
problem medic.
Diketahui data pemeriksaan fisik dari tuan CD dibandingkan dengan standar
normalnya, seperti dibawah ini :
Parameter Batas Normal Hasil pemeriksaan Tn.CD
TD ( Tekanan darah ) 140 / 90 mmHg 182 / 82 mmHg
RR ( Respiration Rate ) 12 – 20 x per menit 16 x per menit
Suhu 37oC 37oC
Tekanan nadi (perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik) sering
meningkat pada orang lanjut usia dengan hipertensi. Pada keadaan ini dapat
terjadi tekanan sistolik sangat tinggi di atas normal, tetapi tekanan diastolik
mungkin normal atau rendah. Kondisi ini disebut hipertensi sistolik terisolasi.
Tekanan nadi yang tinggi pada orang lanjut usia dengan hipertensi atau
hipertensi sistolik terisolasi disebabkan karena peningkatan kekakuan arteri,
yang biasanya menyertai penuaan dan dapat diperberat oleh tekanan darah
tinggi.
Menurut data tanda vital untuk Lansia ( > 65 tahun ) jumlah respirasi
meningkat bertahap. Orang dewasa normalnya bernapas 12-20 x / mnt.
Peningkatan usia dapat diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan
karena peningkatan kekakuan dinding dada. Dan suhu badan Tn.CD masih
dalam batas normal.
Sedangkan untuk data laboratorium, dilakukan pemeriksaan terhadap
beberapa parameter dan dibandingkan dengan standar normalnya yaitu
sebagai berikut :
Untuk orang dewasa normal
Parameter Batas normal
Glikemia ( kadar gula dalam darah ) 70 – 110 mg/dl
Glikemia setelah makan 140 – 160 mg/dl
Kadar glukosa puasa 126 mg/dl
HbA1c 8 %
Kadar Elektrolit :
Na
K
Cl
CO2
135 – 145 mEq/LmEq/L
3,5 – 5,0 mEq/L
95 – 100 mEq/L
Kolesterol total < 200 mg/dl
HDL > 45 mg/dl
LDL < 100 mg/dl
Trigliserida < 150 mg/dl
BUN
SCr
Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium Tuan CD :
Parameter Hasil pemeriksaan Tn.CD
Gula darah acak 309 mg/dl
Kadar glukosa puasa 175 – 285 mg/dl
HbA1c 8,2 %
Kadar Elektrolit :
Na
K
Cl
CO2
139 mEq/LmEq/L
5,3 mEq/L
102 mEq/L
20 mEq/L
Kolesterol total 238 mg/dl
HDL 42 mg/dl
LDL 168 mg/dl
Trigliserida 170 mg/dl
BUN 23 mg/dl
SCr 1,2 mg/dl
Berdasarkan data laboratorium diatas diketahui bahwa :
Tuan CD positif menderita DM tipe 2 dengan kadar glukosa dan HbA1c
yang melebihi batas normal dan mengalami komplikasi hiperlipidemia
(dengan kriteria: kolesterol total cukup tinggi; HDL rendah; LDL tinggi;
trigliserida cukup tinggi) sehingga menyebabkan sumbatan arteri
(aterosklerosis) dan memicu terjadinya hipertensi (ditunjukkan dari TD
yang sangat tinggi).
Dan dari keluhan pasien mengenai adanya gangguan penglihatan dapat
dianalisis bahwa itu merupakan gejala retinopati yang terjadi akibat
komplikasi lambat dari hipertensi yang diderita tuan CD.
Dengan demikian, diagnosa penyakit untuk tuan CD adalah diabetes mellitus
tipe 2 dengan gejala retinopati sebagai akibat dari komplikasi riwayat
penyakit sebelumnya yaitu hipertensi dan hiperlipidemia.
Faktor yang dapat menyebabkan seseorangterkena Diabetes adalah:
1. Faktor keturunan2. Kegemukan/Obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun3. Tekanan darah tinggi4. Angka triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi5. Level kolesterol yang tinggi6. Gaya hidup moderen yang cenderung mengkonsumsi makanan instan7. Merokok dan stress8. Terlalu banyak konsumsi karbohidrat9. Kerusakan pada sel pangreas
Faktor resiko :
Orang-orang yang paling beresiko terkenaDiabetes Melitus type 2 adalah :
1. Kelebihan berat badan.2. Berumur diatas 45 tahun.3. Glukosa darah puasa atau sesudah makan melebihi batas
normal.4. Tekanan darah > 130 / 85 mm Hg.5. Kolesterol tinggi ( kolesterol LDL > 130 mg/dl atau kolesterol total > 200 mg/dl).6. Pernah mengalami DM gestasional (glukosa darah tinggi
selama hamil).7. Melahirkan bayi dengan berat badan > 4 kg.
Manifestasi klinisGejala Klinik DM tipe 2 :
- Hampir tidak dirasakan gejalanya.
- Penanganan biasanya baru dimulai ketika komplikasi sudah terjadi.
- Mudah terkena infeksi.
- Sukar sembuh dari luka.
- Daya penglihatan memburuk. Pasien yang telah mengidap DM tipe 2
bertahun – tahun lambat laun dapat mengalami komplikasi lambat
yang serius, yaitu Retinopati, dimana sering kali retina dihinggapi ciri-
ciri perdarahan, udema, mengelupas, dan dapat mengakibatkan
kebutaan.
- Umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga
komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
- Pasien dengan DM tipe 2 sering mengalami asimptomatik. Munculnya
komplikasi dapat mengindikasikan bahwa pasien telah menderita DM
selama bertahun tahun, umumnya muncul neuropathi.
- Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya alergi, poliuria, nokturia,
dan polidipsia sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan
jarang terjadi.
1). Terapi non-farmakologis
Pengobatan non farmakologis berupa pengurangan asupan garam, penurunan berat
badan bagi pasien gemuk dan olahraga (Bakri, 2003)
2). Terapi farmakologis
Terapi insulin
Antidiabetika Oral
Terapi Kombinasi
Pada kondisi tertentu diperlukan kombinasi antara OHO atau OHO dengan
insulin.
Contoh : kombinasi sulfonilurea dan biguanid
TERAPI
Jenis Sediaan Insulin Mula kerja
(jam) Puncak (jam)
Masa kerja (jam)
Masa kerja singkat (Shortacting/ Insulin), disebut juga insulin Regular
0,5 1-4 6-8
Masa kerja sedang 1-2 6-12 18-24
Masa kerja sedang mula kerja cepat
0-5 4-15 18-24
Masa kerja panjang 4-5 14-20 24-36
Terapi OHO Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat
hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida
dan turunan fenilalanin).
Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas
sel terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan
biguanida dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk
memanfaatkan insulin secara lebih efektif.
Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-
glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum
digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-
meal hyperglycemia). Disebut juga “starch-blocker”.
Daftar Obat-obat Hipoglikemik Oral ( OHO )
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA
Sulfonilurea
Gliburida/Glibenklamida Glipizida Glikazida Glimepirida Glikuidon Klorpropamid Tolbutamid
Merangsang sekresi insulin di Kelenjar pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β pankreasnya masih berfungsi dengan baik
Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresi insulin di Kelenjar pankreas
Turunan Fenilalanin
Nateglinide Meningkatkan kecepatan sintesis Insulin oleh pankreas
Biguanid Metformin HCL
Bekerja langsung pada hati (hepar), Menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan, tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.
Tiazolidindion Rosiglitazone Troglitazone Pioglitazone
Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin
Inhibitor α- glukosidase
Acarbosa Miglitol
Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan yang mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah
MonitoringYang perlu dimonitoring pada kasus penyakit Diabetes Mellitus ( DM ) tipe 2
adalah sebagai berikut :
1. Monitoring kadar gula darah, yang dilakukan dua kali sehari yaitu
sebelum makan pagi dan makan malam.
2. Monitoring terapi obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam terapi obat hipoglikemik oral :
Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian
dinaikkan secara bertahap.
Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek
samping obat-obat tersebut.
Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya
interaksi obat.
Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral,
usahakanlah menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi,
baru pertimbangkan untuk beralih pada insulin.
Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh
sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka
panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia.
Monitoring Efek Samping Obat
Glucophage dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari
apabila Glucophage diberikan bersama makanan, atau adakalanya dengan jalan
mengurangi dosis secara temporer.
Hanya pada 3 persen dari jumlah pasien, pemakaian Glucophage harus
dihentikan,dengan demikian pemberian Glucophage tidak perlu langsung dihentikan
begitu tampak gejala-gejala intoleransi.Biasanya efek samping demikian telah lenyap
pada saat diabetes terkontrol dan tidak kembali lagi. Beberapa kasus asidosis laktat
yang dilaporkan terjadi karena pemakaian Metformin pada kasus yang merupakan
kontraindikasi. Anoreksia,mual,muntah dan diare,berkurangnya absorbsi vitamin B12.
3. Monitoring efek samping obat
Tn.CD menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 dan
diberikan obat glucophage 2 kali sehari 1 tablet
( 500mg ) sebelum makan pagi dan makan malam.
Tn.CD juga menderita hipertensi sistolik terisolasi
sehingga diberi zetril 20 mg 1 kali sehari pagi hari.
Dan untuk mengatasi hiperlipidemia diberi
simvastatin 10 mg 1 kali sehari malam hari
Kesimpulan
R/ Glucophage 500 mg
S.b.d.d. I
R/ Zetril 20 mg
S.1.d.d.I.o.m
R/ Simvastatin 10 mg
S.1.d.d.I.o.n
R/ Insulatard HM
S.1.d.d.1.s.c o.n
Pro : Tn. CD (68th)
Contoh resep