ppt bencana

68
TINDAKAN KHUSUS PADA BENCANA DAN PENGELOLAAN BENCANA PADA KELOMPOK RENTAN Ahmad Syukri Dea Nanda Mariyadi Imam Kurniawan Rizal Mei Riayu Tiara Rahmah Dini Hanjari

Upload: tiara-rahmah-dini-hanjari

Post on 02-Oct-2015

320 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

PPT bencanaRHA, Triage, dll

TRANSCRIPT

Beda Triase Emergensi dan Triase Bencana serta Jenis Jenis Triase pada Bencana, Definisi, Komponen, Pelaku, dan Tujuan Rapid Health Assesment (RHA)

Tindakan khusus pada bencana dan pengelolaan bencana pada kelompok rentan

Ahmad SyukriDea Nanda MariyadiImam Kurniawan RizalMei RiayuTiara Rahmah Dini Hanjari

Triage

Triage Emergensi dan Triase Bencana

Tujuan triase(Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011),Triase lapangan dilakukan pada tiga tingkatTriase di tempat;Triase dilakukan di tempat korban ditemukan atau tempat penampungan korban sementara di lapangan.Dapat dilakukan oleh tenaga awam terlatih yang lebih dahulu berada di lokasi, seperti polisi dan pemadam kebakaran. Para awam terlatih ini diharapkan minimal mampu mengidentifikasi kelompok korban gawat darurat (merah dan kuning) dan non gawat darurat (hijau). Setiap korban diberi tanda sesuai tingkat kegawatdaruratannya yang dapat berupa pita berwarna (merah untuk gawat darurat, hijau untuk non gawat darurat dan hitam untuk korban meninggal). (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011) Triase medik;Dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih serta berpengalaman di pos medis lapangan dan pos medis depan dengan tujuan untuk menentukan tingkat perawatan yang dibutuhkan oleh korban.Prioritas perawatan sesuai dengan tingkat kedaruratannya ditandai dengan kartu triase warna merah (untuk korban yang membutuhkan stabilisasi segera), kuning (untuk korban yang memerlukan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat ditunda sementara), hijau (untuk korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda) dan hitam (korban yang meninggal dunia). (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011)

Triase evakuasiDitujukan pada korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit dengan sarana yang lebih lengkap atau pos medis belakang. Rumah sakit tersebut sudah harus disiapkan untuk menerima korban massal dan apabila daya tampungnya tidak mencukupi karena jumlah korban yang sangat banyak, perlu disiapkan rumah sakit rujukan alternatif. Tenaga medis di pos medis lapangan, pos medis depan dan pos medis belakang harus terus berkomunikasi sesuai jenjang rujukan untuk berkonsultasi mengenai kondisi korban yang akan dievakuasi, rumah sakit tujuan dan jenis kendaraan yang akan digunakan saat evakuasi. (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011)

Rapid Health Assesment

Tim Peniaian Cepat (RHA team)Tim yang bisa diberangkatkan dalam waktu 024 jam atau bersamaan dengan TRC dan bertugas melakukan penilaian dampak bencana dan mengidentifikasi kebutuhan bidang kesehatan, minimal terdiri dari:dokter umumEpidemiologsanitarian (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011)DefinisiSalah satu upaya awal tanggap darurat yang dilakukan untuk mengetahui besar masalah, potensi masalah kesehatan yang mungkin terjadi saat bencana serta kebutuhan sumber daya yang harus segera dipenuhi agar penanganan bencana dapat efektif dan efisien. (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011),

Tim RHA melakukan serangkaian aktivitas untuk memastikan kejadian bencana, waktu dan lokasi kejadian, mengetahui jumlah korban, potensi risiko krisis kesehatan, dan kebutuhan sumber daya yang harus segera dipenuhi. Hasil akhir dari kegiatan RHA adalah sebuah rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk menentukan langkahlangkah dalam penanganan suatu bencana. (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011)

Aspek yang dinilai antara lain (Pusat Penanggulangan Krisis Bencana, 2011) :Menurut (WHO, 1999) Tujuan Rapid Health Assesment adalah :Informasi pada awal kejadian bencana;Informasi ini harus disampaikan segera setelah kejadian awal diketahui serta dikonfirmasi kebenarannya dengan menggunakan formulir penyampaian informasi Form B1 atau B4. Sumber informasi dapat berasal dari masyarakat, sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sektor.

Informasi penilaian kebutuhan cepat.Informasi ini dikumpulkan segera setelah informasi awal kejadian bencana diterima oleh Tim Penilaian Kebutuhan Cepat dengan menggunakan formulir isian form B2 (terlampir). Sumber informasinya dapat berasal dari masyarakat, sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sektor.

Dampak Psikologis Pada Korban Bencana, PTSD, Tanda dan Gejalanya, dan Kondisi yang Perlu Dilakukan Rujukan

23Reaksi psikologis yang timbul pada masyarakat yangtertimpa bencana, antara lain :Reaksi segera (dalam 24 jam) : tegang, cemas, panik, kaget, linglung, syok, tidak percaya, gelisah, bingung, menangis, menarik diri, rasa bersalah pada korban yang selamat. Reaksi ini tampak hampir pada setiap orang di daerah bencana dan ini dipertimbangkan sebagai reaksi alamiah pada situasi abnormal, tidak membutuhkan intervensi psikologis khusus.

24LanjutanReaksi terjadi dalam hitungan hari sampai dua minggu setelah bencana : ketakutan, waspada, siaga berlebihan, mudah tersinggung, marah, tidak bisa tidur, khawatir, sangat sedih, flashbacks berulang (ingatan terhadap peristiwa yang selalu datang berulang dalam pikiran), menangis, rasa bersalah, reaksi positif termasuk pikiran terhadap masa depan, menerima bencana sebagai suatu takdir. Semua itu adalah reaksi alamiah dan hanya membutuhkan intervensi psikososial.Terjadi kira-kira 3 minggu setelah bencana : reaksi yang sebelumnya ada dapat menetap dengan gejala seperti gelisah, perasaan panik, kesedihan yang mendalam dan berlanjut, pikiran pesimistik yang tidak realistik, tidak melakukan aktivitas keluar, isolasi, perilaku menarik diri, kecemasan dengan manifestasi gejala fisik seperti palpitasi (jantung berdebar-debar), pusing, mual, lelah, sakit kepalaRespons dari orang-orang yang terkena bencana dibagi atas tiga kategori utama, yaitu :1. Respons psikologis normal tidak membutuhkan intervensi khusus.2. Respons psikologis disebabkan distres atau disfungsi sesaat, membutuhkan bantuan pertama psikososial (Psychological first aid).3. Distres atau disfungsi berat yang membutuhkan bantuan profesi kesehatan jiwa (rujukan).

26Gejala psikologis hanya dapat dinyatakan bila memenuhi kriteria di bawah ini :1. Gejala hebat dan menunjukkan gangguan yang bermakna pada fungsi sosial dan pekerjaan.2. Gejala menetap selama beberapa minggu (4-6 minggu), kecuali psikosis di mana cukup satu minggu bila ada gejala sudah dapat ditegakkan diagnosis).

27Gangguan depresi yang dialami oleh masyarakat yang tertimpa bencana :Suasana hati (mood) yang depresif.Perasaan sedih, menderita.Mudah tersinggung atau gelisah.Kehilangan minat dan rasa senang, berkurangnya tenaga, mudah lelah, menurunnya aktivitas.Menurunnya konsentrasi dan perhatian terhadap tugas.Berkurangnya rasa percaya diri dan rendahnya harga diri, rasa bersalah dan rasa tidak berguna.Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan, merusak diri atau usaha bunuh diri.Gangguan tidur, berkurangnya libido dan nafsu makan.28Gangguan cemas yang muncul :Ansietas biasanya tampak dengan gejala somatik, kognitif dan emosional.Gangguan ansietas termasuk gangguan cemas menyeluruh gangguan panik, fobia sosial dan spesifik, gangguan stres pasca trauma (post traumatic stress disorder/ PTSD).Gejala dapat terjadi secara episodik atau berlanjut, mereka dapat muncul secara tiba-tiba tanpa sebab atau sebagai respons atau situasi tertentu.29Gangguan stres pasca trauma yang sering dialami korban bencana (PTSD) :Menurut APA (2000; Brunet, Akerib, dan Birmes, 2007; Frey, 2009), PTSD adalah gangguan kecemasan yang meliputi ingatan, respon emosional, proses intelektual dan sistem saraf terhadap peristiwa yang menimbulkan trauma mendalam yang ditampilkan dalam bentuk respon satu atau lebih gejala.Pengalaman berulang terhadap peristiwa (misalnya, dalam bentuk mimpi yang menakutkan), menghindar dari hal yang dapat mengingatkan peristiwa secara umum kurang responsif, berkurangnya minat, meningkatnya gangguan tidur dan buruknya konsentrasi. Diagnosis hanya ditegakkan bila gejala tersebut terdapat lebih dari satu bulan.

30Gangguan penyesuaian :Adalah perasaan nyeri atau reaksi maladaptif untuk suatu stres yang spesifik dan terjadi dalam waktu 3 bulan dari waktu kejadian stres dan/ atau suatu kejadian stres berakhir.Gejala biasanya hilang dalam waktu 6 bulan.Tanda dan gejala gangguan penyesuaian antara lain depresi, menangis, putus asa, kecemasan yang bermanifestasi dengan palpitasi dan hiperventilasi, gangguan menantang seperti merusak, mengendarai dengan ugal-ugalan, berkelahi (hak orang dilanggar atau acuh tak accuh), gangguan pada pekerjaan (gangguan pada bidang akademik yang dimanifestasikan pada kesulitan dalam fungsi pekerjaan atau sekolah), menarik diri, manifestasi dengan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial, ini tidak khusus pada semua orang.31Gangguan somatoform :Pasien mempunyai berbagai keluhan fisik tapi tidak ditemukan adanya etiologi yang spesifik.Gejala biasanya membantu individu untuk melarikan diri dari situasi yang menekan atau untuk mencari perhatian.Gangguan somatoform termasuk gangguan konversi (paralisis dan kejang yang tidak dapat dijelaskan), hypokondriasis, gangguan somatisasi ditandai dengan berbagai keluhan somatik.

32Gejala psikotik akut :Halusinasi (sensasi atau bayangan yang salah, misalnya mendengar suara-suara bila tidak ada satupun orang di sekelilingnya).wWaham (ide atau keyakinan salah yang benar-benar dipertahankan pasien).Gangguan proses pikir (pembicaraan aneh dan assosiasi).Perilaku abnormal seperti menarik diri dari lingkungan sosial, kecurigaan, mengancam.

33Psychological First Aid

34PFA adalah gambaran respons yang suporif dan manusiawi kepada orang yang menderita dan butuh bantuan.Prinsip PFA, yaitu :MendengarkanMenyatakan keprihatinanMenilai kebutuhaNTidak memaksa berbicaraMenyediakan atau mengerahkan pendamping dari keluarga atau orang yang dekatMelindungi dari cedera lebih lanjut

Kategori Kelompok RentanPengertian kelompok rentan Kelompok rentan adalah sekelompok orang yang membutuhkan penanganan khusus dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia baik dengan fisik normal maupun cacat(Kemenkes RI, 2012)Pengertian kelompok rentan Menurut Canadian Minister of Public Works and Goverment Services (2003) kelompok rentan mengacu pada umat manusia yang masih sangat muda, sudah sangat tua, perempuan, orang-orang cacat, dan penduduk asli suatu wilayah. Suatu kelompok menjadi rentan ketika tidak mampu mengatasi perubahan sosial yang terjadi baik berupa kesehatan personal maupun perubahan eksterm di lingkungannya.Yustiningrum, 2012Kategori kelompok rentan Lanjut usiaAnak-anakIbu hamil dan menyusuiIndividu dengan penyakit kronisIndividu dengan cacat mental

Lanjut usia Karena penurunan kekuatan fisik Kegagalan untuk mencari sumber pengobatan karena masalah kesehatan yang sudah dialami seperti nyeri lutut atau nyeri punggung

Kategori kerentanan ibu hamil dan menyusuiYustiningrum, 2012Kategori kerentanan anak-anakAnak-anak menjadi rentan karena munculnya penyakit, kekurangan gizi dan cedera fisik pasca bencana. Anak-anak masih menjadi tanggung jawab orangtuanya.Anak-anak berada dalam masa pertumbuhan, tumbuh kembang secara berkala.

Yustiningrum, 2012Kategori kerentanan lanjut usia/lansiaLansia sering menjadi rentan karena sering luput dari perhatian lingkungan sosialnya.Lansia sering terlambat mendaftarkan diri pada program penanganan bencana alam.Lansia sering mengalami masalah kekurangan gizi pada pasca bencana dan lupa memakan obatnya.Lansia tidak seperti kaum muda yang menggunakan program penanganan bencana alam untuk bertahan hidup dan lambat memulihkan kondisi ekonominya.

Yustiningrum, 2012Kategori kerentanan kelompok penyakit kronisKategori penyakit kronis ini seperti diabetes, rematik dan penyakit kronis saluran pernapasan.Kelompok ini harus mendapat penanganan khusus karena jika tidak akan berakibat pada kematian.

Kategori kelompok cacat mental Ketidakmampuan kategori kelompok cacat mental dalam menghadapi bencana karena mereka sulit mengikuti peraturan dari komunitas Beberapa orang mungkin sangat sulit untuk berhubungan karena keterbatasan dalam komunikasi

Masalah kesehatan pada kelompok rentan pada saat bencana

Penyakit diarePenyakit diare merupakan penyakit menular yang sangat potensial terjadi di daerah pengungsian mauoun wilayah yang terkena bencan, yang biasanya sangat dikaitkan erat dengan kerusakan, keterbatasan penyediaan air bersih dan sanitasi dan diperburuk oleh perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Pencegahan penyakit diare dapat dilakukan sendiri oleh para pengungsi, antara lain:Gunakan air bersih yang memenuhi syaratMenggunakan alat-alat untuk memasak dan peralatan makan yang bersihBerilah susu ibu (asi) saja sampai bayi berusia 6 bulan Cucilah tangan dengan sabun dengan air yang mengalir sebelum menjamah/ memasak sesudah buang air besar dan sebelum memberi makan anakSemua anggota keluarga buang air besar di jamban Buang tinja bayi dan anak kecil di jambanPencegahan diare dapat dilakukan dengan penyediaan air bersih yang cukup dan sanitasi lingkungan yang memadai.Penyakit ISPAPenyakit Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak balita. Kematian tersebut diakibatkan oleh penyakit pneumonia berat yang tidak sempat terdeteksi secara dini dan mendapat

pertolongan tepat dari petugas kesehatan. Setiap kejadian penderita pneumonia pada anak balita di lokasi bencana dan pengungsian harus dapat ditanggulangi dengan tata laksana kasus pneumonia yang benar.

Penatalaksanan penderita ISPA Klasifikasi penyakit ISPA pada anak usia 2 bulan sampai