ppt aspek dokter dalam penggalian jenazah
TRANSCRIPT
OLEH: KELOMPOK UHT DM 39 H
Pembimbing : dr. Hariadi A. Sp. F (K)
Peranan Dokter dalam Penggalian Jenazah
Pengertian ekshumasi
Penggalian kubur atau exhumation berasal dari bahasa Latin yaitu Exo yang berarti keluar dan Humus yang berarti tanah, sehingga, exhumation didefinisikan sebagai pengeluaran kembali jenazah yang sudah dimakamkan dari kuburannya.
Mengapa Ekshumasi dilakukan ?
Ekshumasi sekarang ini di luar negeri sering diminta ketika timbul masalah pada asuransi kesehatan.
Ekshumasi atau penggalian mayat kadang perlu dilakukan ketika dicurigai kematian seseorang dianggap tidak wajar.
Pertanyaan yang sering diajukan lebih ke arah penyakit yang diderita ( 93 % ). Dan 12 % diantaranya merupakan pertanyaan mengenai dampak kecelakaan pada korban, baik kecelakaan itu sendiri atau gabungan dengan penyakit yang dideritanya juga. Pada 99,2 % kasus tujuan utama asuransi kesehatan adalah apakah seseorang berhak mendapatkan klaim atau ganti rugi.
Apa Kelemahan Ekshumasi?
Pemeriksaan terhadap jenazah yang telah lama dikubur tidak akan memberikan hasil lebih baik bila dibandingkan dengan pemeriksaan pada jenazah yang masih baru.
Mengapa Pemahaman Tentang Ekshumasi
Bagi Dokter Itu Penting ?
Bila penyidik dalam rangkaian penyidikannya memerlukan bantuan dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenazah yang telah dikubur maka seorang dokter wajib melaksanakan pemeriksaan tersebut.
Alasan Exhumation (Penggalian Kubur)
Tertangkapnya terdakwa Pengakuan terdakwa sudah membunuh dan
mengubur seseorangAdanya kecurigaan tindak pidana
Pemeriksaan ulang atas permintaan hakim, karena pada awalnya sudah diperiksa tetapi hanya pemeriksaan luar. Tetapi kemudian ada kecurigaan penyebab kematian karena tindak pidana maka dilakukan autopsi.
Awalnya dianggap mati wajar, kemudian ditemukan bukti bahwa penyebab mati tidak wajar.
TujuanKepentingan Peradilan (Forensik)Dasar : laporan / pengaduan masyarakat atas
kematian yang mencurigakan (tdk wajar)
Kepentingan Non Forensik (Penguasa / Pemerintah / Keluarga)Keperluan kota, pembangunan gedung, dll atas pemerintah setempat.Permintaan keluarga untuk memindahkan kuburan
ManfaatMenentukan apakah korban mendapat kekerasan fisik (pukulan / tusukan / tembakan / lain)
Menduga cara kematian
Membuktikan pengakuan terdakwa sesuai atau tidak
Persiapan Penggalian Kuburan
a. Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal yang
menyatakan tidak berkeberatan bahwa makam atau
kuburan tersebut dibongkar.
b. Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas
pemerintah setempat atau saksi - saksi lain yang
menyatakan bahwa kuburan tersebut memang kuburan
dari orang – orang yang meninggal yang dimaksudkan.
c. Surat penyitaan dari kuburan yang akan
digali
d. Surat permintaan Visum et Repertum
kepada Dokter pemerintah, Dokter Polri atau
Dokter setempat.
e. Berita acara pembongkaran kuburan
f. Peralatan dan sarana lain yang diperlukan.
Perlengkapan Dalam Penggalian Jenazah
1. KendaraanDisediakan oleh petugas Kepolisian atau Penyidik.
2.Perlengkapan penggalian, disediakan oleh penyidik, meliputi: cangkul, ganco, linggis, secrop, dll.
3.Perlengkapan untuk melakukan otopsi yang disedikan oleh dokter. Meliputi:
pisau dapur, benang,scalpel, timbangan berat,gunting, gelas pengukur,pinset, alat pengukur,gergaji, ember,jarum (jarum karung goni),stoples berisi alkohol 95%(mati oleh keracunan),stoples berisi formalin 10%
Selain perlengkapan tersebut, kita harus membawa satu atau dua orang pembantu dokter yang sudah terlatih dalam penanganan penggalian jenazah.
Hal-hal yang harus diperhatikan setelah sampai di tempat penggalian jenazah:
1. Tempat melakukan penggalian jenazah harus dalam
keadaan tenang. Sudah kewajiban petugas Kepolisian
atau Petugas keamanan setempat untuk menyuruh
orang-orang yang tak berkepentingan menyingkir jauh
dari tempat penggalian.
2. Menentukan lokasi jenazah yang akan kita gali. Bila kuburan umum tersebut ada juru kuncinya, dia
dapat pula untuk menentukan lokalisasinya. Tetapi bila jenazah dikubur ditempat tersembunyi,
maka yang menentukan lokalisasinya ialah terdakwa yang telah membunuhnya dan mengubur jenazah tersebut.
Prosedur Penggalian Jenazah
Permintaan secara tertulis oleh penyidik dan permintaan visum et repertum (penggalian dan otopsi)
Penyidik harus memberikan keterangan tentang modus operandi kejahatan dan identitas korban. Sehingga dokter dapat mempersiapkan diri. Misal korban pencekikan maka pemeriksaan
leher akan lebih berhati-hati. Korban keracunan, maka dipersiapkan
alkohol 95% untuk pengawet.
Identitas korban :Jenis kelamin, laki-laki atau perempuanTinggi badan.Umur korban.Pakaian, perhiasan yang menempel pada tubuh
korban.Sidik jari. (dari Satlantas saat mengambil SIM).Tanda-tanda yang ada pada tubuh korban :
Warna dan bentuk rambut serta panjangnya. Bentuk dan susunan gigi. Memakai gigi palsu / tidak. Ada tato di kulit atau tidak. (bentuk dan lokasinya) Adanya cacat pada tubuh korban
misalnya : Adanya luka perut, pada kulit, penyakit-penyakit lainnya.
Cara melakukan penggalian jenazah
Tanah digali dengan pacul, linggis atau ganco.Penggalian awalnya dapat dilakukan oleh
penduduk sekitarSetelah sampai peti atau tanah yang berwarna
keputihan, atau tercium bau busuk maka diambil alih pembantu dokter.
Jenazah dalam peti diambil dengan petinya atau peti dibuka jenazah diambil tanpa peti.
Bila tinggal kerangka, diambil semua tulangnya.
Kuburan jangan terburu ditutup lagi.Bila ada dugaan mati oleh racun maka diambil
tanah di atas, bawah dan samping dan +/- 5 m dari mayat.
Aspek Legal EkshumasioSebab kematian tidak dapat ditentukan
hanya dari pemeriksaan luar saja. Sehingga perlu dilakukan autopsi atau bedah mayat untuk mengetahui penyebab kematian seseorang dimana sebelumnya pihak penyidik wajib memberitahukan kepada pihak keluarga korban bahwa prosedur itu harus dilakukan untuk kepentingan peradilan.
Mengenai hal ini diatur dalam : KUHAP pasal 135
“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat ( 1 ) undang – undang ini.“
Pertanyaan
1. Batas lama penguburan yang dapat dilakukan exhumasi ?