panduan pemulasaran jenazah

23
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Pemulasaran Jenazah di Rumah Sakit Nirmala Suri ini dapat diselesaikan. Panduan pemulasaran jenazah ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan pelayanan pemulasaran jenazah oleh petugas pemulasaan jenazah di Rumah Sakit Nirmala Suri. Terima kasih yang sebesar – besarnya , kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit Nirmala Suri yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Nirmala Suri yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di RS Nirmala Suri yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai proses monitoring dan evaluasi panduan ini. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sukoharjo,

Upload: danishyana-dhiwaneo

Post on 01-Feb-2016

640 views

Category:

Documents


129 download

DESCRIPTION

PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Pemulasaran Jenazah di Rumah Sakit Nirmala

Suri ini dapat diselesaikan.

Panduan pemulasaran jenazah ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan

pelayanan pemulasaran jenazah oleh petugas pemulasaan jenazah di Rumah Sakit Nirmala

Suri.

Terima kasih yang sebesar – besarnya , kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit

Nirmala Suri yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan

panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Nirmala Suri

yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf

di RS Nirmala Suri yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan,

pelaksanaan sampai proses monitoring dan evaluasi panduan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukoharjo,

Penyusun

Page 2: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia hidup tidak pernah terlepas dari takdir Allah SWT. Diantara takdir

tersebut adalah sakit dan sehat. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit.

Kewajiban orang sakit sebagai orang beriman adalah berusaha dan berdoa serta

bertawakal kepada Allah SWT. Ketika sudah berusaha berobat, minum obat, berdoa

serta bertawakal kepada Allah SWT, namun tidak juga kunjung sembuh dan bahkan

meninggal dunia, maka hal ini adalah merupakan proses kehidupan manusia yang

semua itu berlaku takdir Allah SWT.

Di Rumah Sakit Nirmala Suri terdapat unit kerohanian yang selain bertugas

menjembatani terlaksananya bimbingan rohani bagi pasien, namun juga

menjembatani pemulasaran jenazah bagi civitas Rumah Sakit Nirmala Suri dan

lingkungannya.

Perawatan jenazah dimulai sejak dari ruang perawatan, pengangkutan ke

ruang jenazah dan pengelolaan di ruang jenazah hingga penyiapan

pemakamannya.Untuk kasus-kasus tertentu yang dikhawatirkan potensi penularan

masih berlanjut ke masyarakat maka, keluarga pasien atau pengelola jenazah di luar

sarana kesehatan perlu diberikan penyuluhan secukupnya tentang bagaimana

penanganan jenazah yang aman tanpa mengabaikan budaya dan kebiasaan

masyarakat.

Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga

jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak

menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis – B, AIDS, kolera dan

sebagainya.

Perlu diingat bahwa pada saat pasien meninggal maka setelah beberapa hari

virus HIV pun akan mati, karena virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang di

dalam tubuh manusia hidup.

Page 3: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bagian tubuh jenazah tetap merupakan

sumber infeksi yang potensial, oleh karena itu kewaspadaan universal harus tetap

dilakukan pada proses pemulasaran jenazah dengan prinsip sesuai kaidah

kewaspadaan universal.

Prinsip kewaspadaan universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh,

darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.

Dengan menerapkan cara pemulasaran yang memperhatikan kewaspadaan

universal diharapkan dapat memberikan keamanan bagi petugas dan keluarga dari

infeksi nosokomial / HAIs.

B. PENGERTIAN

Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat pada

saat setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan dan mengkafani

baik pasien infeksius maupun non infeksius sesuai dengan syariat islam dan standar

Rumah Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit Nirmala Suri. Instalasi pemulasaran

jenazah adalah merupakan salah satu bagian dari rumah sakit, oleh karena itu

infeksi nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah.

C. TUJUAN

a. Tujuan Khusus

Tersedianya panduan pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Nirmala Suri yang

dapat dipakai sebagai acuan oleh petugas untuk memberikan mutu pelayanan

yang baik bagi jenazah dan keluarganya.

b. Tujuan Umum

Untuk memberikan pelayanan pemulasaran jenazah yang lebih baik dalam

rangka mencegah terjadinya penularan penyakitpada pasien yang meninggal

dunia di Rumah Sakit Nirmala Suri.

Page 4: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

D. SASARAN

Sasaran pemulasaran jenazah adalah:

1. Unit Kerohanian

2. Tim Pemulasaran Jenazah

Page 5: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

BAB II

TATA LAKSANA PEMULASARAN JENAZAH

A. PELAYANAN

1. Prinsip Pelayanan Jenazah

Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana

manusia.Martabat kemanusiaan ini secara khusus adalah perawatan kebersihan

sebagaimana kepercayaan / adatnya, perlakuan sopan dan tidak merusak badan

wadagnya tanpa indikasi atau kepentingan kemanusiaan, termasuk

penghormatan atas kerahasiaan.Oleh karenanya kamar jenazah harus bersih

dan bebas dari akses umum, dan aman juga bagi petugas yang bekerja, termasuk

terhadap resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.

2. Jenis Pelayanan Terkait Kamar Jenazah

Pelayanan jasa ( service ) yang terkait dengan kamar jenazah dapat

dikelompokkan ke dalam 6 kategori yakni :

a. Pelayanan jenazah purna – pasien atau “ mayat dalam “

Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan

kesehatan yang dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan

meninggal, sebelum jenazahnya diserahkan ke pihak keluarga atau pihak

berkepentingan lainnya.

b. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban mati atau mayat luar

Rumah sakit pemerintah sering merupakan sarana bagi dibawanya jenazah

atau mayat tidak dikenal atau memerlukan pemeriksaan identitas dari luar

kota setempat yang memerlukan pemeriksaan forensic. Ada 2 jenis

pemeriksaan forensic, yakni visum luar ( pemeriksaan luar ) maupun visum

dalam ( pemeriksaan otopsi ), keduanyan dengan atau tanpa diikuti

pemeriksaan penunjang seperti patologi anatomic, radiologic,

toksikologi/farmakologi, analisa mikrobiologi, dll.

Page 6: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

Di RS Nirmala Suri proses pemeriksaan otopsi bekerjasama dengan pihak

Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, sehingga apabila ada permintaan

untuk dilakukan otopsi jenazah yang meninggal di Rumah Sakit Nirmala Suri

di kirim ke RS. Dr. Moewardi Surakarta.

c. Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang,

rumah duka / penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum

berlaku di Rumah Sakit Nirmala Suri, sedangkan untuk penitipan jenazah

dilayani selama 24 jam. Bila melebihi 24 jam akan dirujuk/dikirim di RS Dr.

Moewardi Surakarta.

d. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal. Rumah sakit

Nirmala Suri belum memberlakukan pelayanan tersebut karena Rumah

Sakit Nirmala Suri merupakan Rumah Sakit Tipe D dimana fasilitas untuk

pemulasaran jenazah untuk bencana atau korban mati masal masih sangat

terbatas.

e. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian

Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian belum

diberlakukan di RS Nirmala Suri, karena di RS Nirmala Suri belum

merupakan Rumah Sakit Pendidikan.

B. INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PEMULASARAN JENAZAH

Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan sakit. Infeksi nosokomial yang sering disebut juga infeksi yang di

dapat di rumah sakit”. Infeksi ini biasanya dieroleh ketika sesorang dirawat di

rumah sakit tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal setelah 48

jam . Instalasi pemulasaran jenazah merupakan salah satu bagian dari rumah, oleh

karena itu infeksi nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan

jenazah banyak bakteri yang berbeda-beda, virus, jamur dan parasit dapat

menyebabkan infeksi nosokomial. Sebagian besar infeksi nosokomial dapat dicegah

dengan strategi-strategi yang sudah ada:

Menaati praktek-praktek pencegahan infeksi yang direkomendasikan,

khususnya cuci tangan dan pemakaian sarung tangan;

Page 7: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

Memperhatikan proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor yang

diikuti dengan strerilisasi dan desinfeksi;

Meningkatkan keamanan pada area-area yang beresiko tinggi terjadi infeksi.

C. PATOGENESIS INFEKSI NOSOKOMIAL

Interaksi antara penjamu (pasien, dokter, dll), agen (mikroorganisme patogen) dan

lingkungan (lingkungan rumah sakit, prosedur pengobatan, dll) menentukan

seseorang dapat terinfeksi atau tidak.

Penjamu

Agen Lingkungan

Sebagaimana tampak pada gambar ini, suatu penyakit memerlukan keadaan

tertentu untuk dapat menyebar ke orang lain:

Harus ada agen;

Harus ada penjamu: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, udara, air;

Harua ada lingkungan yang cocok di luar penjamu untuk dapat hidup;

Harus ada orang untuk dapat terjangkit.

D. TRANSMISI INFEKSI

Organisme dalam jenazah tidak menulari orang sehat dengan kulit yang intak, tetapi

tetap ada kemungkinan penularan yang akan terjadi melalui:

Cedera oleh jarum dengan alat yang terkontaminasi atau fregmen tulang yang

tajam;

Patogenesis usus dari lubang anal dan oral;

Melalui luka lecet dari kulit;

Aerosol yang terkontaminasi dari lubang tubuh atau luka misalnya basil

tuberkel ketika kondensasi mungkin bisa tertekan keluar melalui mulut;

Cipratan ke mata.

Page 8: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

E. PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI PEMULASARAN JENAZAH

Setiap paparan menimbulkan resiko sendiri tergantung pada virulensi patogen,

ukuran, rute paparan, dan kerentaan terkena pada individu. Karena paparan tunggal

dapat menyebabkan infeksi, cara terbaik untuk mengurangi adalah untuk mencegah

terjadinya paparan. Cara utama untuk melindungi petugas yang menangani jenazah

yang kemungkinan mempunyai penyakit menularperlu diterapkan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya menjadi

tertular;

2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran, dll) bisa

mengandung kuman sehingga menjadi sumber penularan;

3. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena

darah atau cairan tubuh lain;

4. Penerapan universal precaution:

a. Cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum memakai dan sesudah

melepas sarung tangan;

b. Menggunakan penutup kepala;

c. Menggunakan googles;

d. Menggunakan masker;

e. Sarung tangan;

f. Skort/apron/celemek;

g. Sepatu laras panjang (boot).

h. Tidak menggunakan alat pelindung diri atau pakaian yang terkontaminasi di

luar area kerja;

5. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara

dekontaminasi (direndam) dengan klorin 0,5% selama 10 menit;

6. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :

Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau sterilisasi;

7. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastic

warna kuning;

Page 9: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

8. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai cara

pengelolaan sampah medis.

F. DAFTAR APD PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

APD NON INFEKSIUS APD INFEKSIUS

1. Goggles atau kacamata Pelindung

2. Masker bedah

3. Sarung tangan sampai siku

4. Skort/apron/celemek

5. Sepatu Boot

1. Penutup Kepala

2. Penutup Wajah

3. Goggles atau kacamata

Pelindung

4. Masker N-95

5. Masker bedah

6. Sarung tangan sampai siku

7. Sarung tangan pendek

8. Skort/apron/celemek

9. Sepatu Boot

G. TATA LAKSANA

Tatalaksana Pemulasaran Jenazah yang Harus diperhatikan adalah sebagai

berikut:

a) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Non Infeksius

1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

a. Alat APD:

i. Sarung tangan panjang

ii. Kacamata pelindung

iii. Masker bedah

iv. Celemek/skort

v. Sepatu Boot

b. Bahan

(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)

2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;

Page 10: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

3. Memakai APD dengan urutan:

a. Memakai skort/apron/celemek

b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki

c. Kenakan masker

d. Kenakan pelindung mata/googles

e. Kenakan sarung tangan

4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam

wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal;

5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK

PEMULASARAAN TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH OLEH

TIM KEROHANIAN)

6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda,

Siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan

bilas dengan air mengalir;

7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses

memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius

8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:

a. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius

b. Lepaskan kaca mata, taruh di bak APD kotor untuk kemudian

dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi.

Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas kamar jenazah untuk

kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.

c. Lepaskan masker, buang di tempat sampah infeksius.

d. Lepaskan celemek/apron/skort

Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor untuk

kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit laundry, dan

sterilisasi di CSSD.

e. Lepaskan sepatu boot, untuk kemudian dilakukan dekontaminasi dan

disinfeksi oleh petugas kamar jenazah. (tidak perlu CSSD).

Page 11: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

f. Segera lakukan cuci tangan dengan sabun setelah melepaskan sepatu

boot, tangan jangan menyentuh permukaan apapun sebelum mencuci

tangan.

b) Langkah – Langkah Pemulasaran Jenazah Infeksius

1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan.

a. Alat APD:

i. Penutup kepala

ii. Sarung tangan panjang

iii. Sarung tangan pendek

iv. Kacamata pelindung

v. Pelindung wajah

vi. Masker N95

vii. Celemek/skort/apron

viii. Sepatu Boot

b. Bahan

(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)

2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;

3. Memakai APD dengan urutan:

a. Memakai skort/apron/celemek

b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki

c. Kenakan masker N95

d. Kenakan masker bedah di bagian luar dari N95

e. Kenakan pelindung mata/googles

f. Kenakan pelindung wajah

g. Kenakan penutup kepala

h. Kenakan sarung tangan pendek di dalam dilanjutkan sarung

tangan panjang di bagian luar

Page 12: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut

dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan

universal;

5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK

PEMULASARAAN TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH

OLEH TIM KEROHANIAN)

6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti

mati/keranda, Siram meja tempat memandikan jenazah dengan

larutan klorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir;

7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama

proses memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius.

8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:

a. Lepaskan sarung tangan panjang/sarung tangan bagian luar,

taruh di tempat sampah infeksius.

Lepaskan sarung tangan luar tangan kiri tanpa menyentuh

bagian dalam dari sarung tangan bagian luar.

Lepaskan sarung tangan luar tangan kanan tanpa menyentuh

bagian luar dari sarung tangan bagian luar.

b. Disinfeksi sarung tangan bagian dalam dengan larutan hand

rub.

c. Lepaskan celemek.

Ingat bahwa bagian depan celemek sudah terkontaminasi,

jangan dipegang. Lepaskan celemek dengan memegang tali

yang mengikat di belakang badan saja.

Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor

(linen infeksius) untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,

disinfeksi, di unit laundry, dan sterilisasi di CSSD.

Untuk celemek sekali pakai, buang di kotak sampah infeksius.

d. Lepaskan penutup wajah.

Page 13: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

Ingat bahwa bagian depan penutup wajah sudah

terkontaminasi, jangan dipegang. Hanya pegang karet pengikat

penutup wajahnya saja dalam melepaskan.

Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan

dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal

dilakukan oleh petugas kamar jenazah dengan cara merendam

dengan larutan klorin 0,5%, untuk kemudian proses

selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.

e. Lepaskan masker bedah, taruh di tempat sampah infeksius.

Ingat, bagian depan masker telah terkontaminasi, usahakan

jangan menyentuh.

f. Lepaskan kaca mata.

Ingat bahwa bagian depan kaca mata sudah terkontaminasi,

jangan dipegang. Lepaskan dengan memegang tangkai

kacamatanya saja.

Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan

dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal

dilakukan oleh petugas kamar jenazah dengan cara merendam

dengan larutan klorin 0,5%, untuk kemudian proses

selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.

g. Disinfeksi sepatu boot dengan merendam di bak klorin 0,5%

dan disikat.

h. Lepaskan sepatu boot, ganti dengan alas kaki yang bersih.

i. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas

penutup kepala. Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama

proses melepas.

j. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya.

Tangan tidak boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di

tempat sampah infeksius.

k. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.

Page 14: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

l. Cuci tangan dengan sabun sesuai prinsip hand hygiene,

ditambah sampai siku.

m. Bila perlu, ulangi proses menggunakan cairan hand rub.

9. Laporkan kepada petugas perawat bahwa proses pemulasaraan

jenazah telah selesai.

H. PENANGANAN ALAT – ALAT SETELAH PENANGANAN JENAZAH

a. Ruang Memandikan Jenazah

Setelah pemulasaran jenazah selesai dilakukan maka ruang jenazah harus

dibersihkan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit antara lain yang

harus dilakukan adalah :

Bersihkan tempat untuk memandikan dengan cairan disinfektan

Serap darah atau cairan tubuh lainnya yang tumpah di lantai dengan tissue /

Koran, kemudian buang tissue / Koran ke dalam sampah medis.

Semprot area tumpahan darah / cairan tubuh jenazah dengan klorin 0,5%

diamkan selama 10 menit baru dibilas dengan air bersih supaya klorin

terangkat

Bersihkan semua permukaan yang ada di ruang pemulasaran jenazah dengan

dekontaminasi menggunakan klorin 0,5%.

Ingat, sebelum melaksanakan pembersihan ruangan, petugas mengenakan

APD, yaitu sarung tangan bersih, dan masker bedah.

Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

b. Mortuari/Kamar Jenazah

Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan ke

kamar jenazah juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :

Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau cairan

tubuh lainnya yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit dan bilas

dengan air bersih supaya klorin terangkat

Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada tumpahan

darah atau cairan tubuh jenazah yang banyak

Page 15: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian bawah

mortuari sehingga air dapat keluar semua

Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

c. Mobil ambulance

Yang harus dilakukan pada mobil ambulance yang selesai untuk mengangkut

jenazah infeksius adalah :

Masukkan mobil ambulance ke dalam area dekontaminasi mobil ambulance

Masukkan semua linen bekas dipakai jenazah ke dalam plastik warna kuning

Bersihkan bagian dalam mobil ambulance dengan larutan chlorine 0,5%

Bilas dengan dilap dengan air bersih, supaya klorin terangkat

Guyur seluruh badan mobil dengan cairan disinfektan dari luar

d. Penanganan APD Petugas setelah pemulasaran jenazah

Yang harus dilakukan petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah

dalam hal ini terkait dengan APD adalah sebagai berikut:

Lepas semua APD petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah

dengan hati – hati untuk menghindari kontaminasi

Masukkan semua APD (penutup kepala, kacamata pelindung, celemek, sepatu

boot) yang pakai ulang ke dalam wadah yang telah ditentukan, untuk APD

(sarung tangan, masker bedah, masker N-95 buang ke tempat sampah

infeksius);

Dekontaminasi APD non linen dengan klorin 0,5% selama 10-30 menit dan

dilanjutkan sterilisasi yang dilakukan oleh bagian CSSD.

Masukkan APD linen ke dalam plastik kuning untuk dikirim ke bagian

laundry dan dilakukan pencucian sesuai prosedur pencucian linen infeksius.

Dekontaminasi peralatan yang tidak bisa direndam misalnya permukaan

meja, dapat dilakukan dengan menggunakan lap yang dibasahi desinfektan

klorin 0,5%.

Page 16: PANDUAN PEMULASARAN JENAZAH

BAB III

PENUTUP

Pelayanan pemulasaraan jenazah yang baik, bermutu dan sesuai dengan syariat

Islam merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang kesehatan rumah sakit,

dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Pelayanan pemulasaraan jenazah yang bermutu akan membantu bagi keluarga

pasien yang memerlukan bantuan dalam memandikan jenazah keluarganya yang

meninggal secara baik, cepat, biaya yang standard an sesuai dengan syariat islam.

Demikian pula pelanyanan pemulasaraan jenazah sesuai syariat islam merupakan

bagian yang sangat penting badi rumah sakit dalam proses menjadi rumah sakit yang

islami.

Buku panduan pemulasaraan jenazah ini memberikan gambaran tentang

pengertian, landasan hukum, penatalaksanaan jenazah pasien yang opname di Rumah

Sakit maupun diluar rumah sakit.Demikian juga buku panduan ini memberikan

penjelasan tentang sarana dan prasarana pemulasaraan jenazah rumah sakit, petugas

pemulasaraan jenazah, tarif pemulasaraan jenazah, penanganan alat pemulasaraan

jenasah secara baik dan benar sesuai standar di Rumah Sakit.

Panduan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah Rumah Sakit Nirmala Suri ini disusun

dengan tujuan memberikan acuan yang jelas dalam mengelola dan melaksanakan

manajemen pemulasaraan jenasah dalam melaksanakan tugas sesuai prosedur.