pph pasal 4 (2)

Upload: pradnyanaputra

Post on 13-Oct-2015

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Pasal 4 ayat 2 UU RI NO.36 TAHUN 2008 tentang Objek PPh final.

    Peraturan Pemerintah (PP) No.131 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.

    PP no.132 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian.

    PP no. 5 tahun 2002 tentang Pembayaran PPh atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan.

    PP no. 71 tahun 2008 tentang Pembayaran PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

    PP 51 tahun 2008 jo. PP no. 40 tahun 2009 tentang PPh atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.

  • PPh Final yang telah dibayar sendiri atau dipotong pihak lain sehubungan dengan penghasilan tersebut tidak dapat dikreditkanBiaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang pengenaan PPh-nya bersifat Final tidak dapat dikurangkan.Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final Tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain (yang Non Final) dalam penghitungan PPh pada SPT tahunan.

  • penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

    penghasilan berupa hadiah undian;

    penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

    penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan

    Penghasilan dari penyerahan jasa konstruksi.

    Penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan.

    Penghasilan dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.

    Deviden yang diberikan kepada orang pribadi.

  • atas penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final.sebesar :20% dari jumlah bruto terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap.20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau tax treaty yang berlaku terhadap Wajib Pajak Luar Negeri.

  • Dikecualikan dari Pemotongan PPh:

    Bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia, sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah)Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;Bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.Bunga simpanan yang dananya berasal dari APBN dan APBD

  • Bukan subjek Pajak :UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 ayat 3 huruf b

    Badan pemerintah yang memenuhi kriteria:pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; danpembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan

  • Mekanisme Pemotongan PPh:

    Setiap awal bulan BRI Unit/Kantor Kas/KCP melimpahkan saldo titipan pajak simpanan ke Kanca Induk.

    Untuk Unit Kerja Brinets, saldo yang dilimpahkan adalah saldo rupiah atau valas (GL Account: 200.030.30.0002 titipan pajak aplikasi)

    Kanca Induk melimpahkan seluruh titipan pajak (gabungan KC/KCP/Kantor Kas/Unit) ke KPPN paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya melalui Bank Persepsi dengan SSP. SSP diisi dengan indentitas nama dan NPWP Kanca Induk (Kode MAP:411128 dan KJS:404)

    Menerbitkan bukti pemotongan PPh apabila dimintakan oleh nasabah

    Melaporkan SSP lembar ke-3 ke KPP paling lambat tgl.20 bulan berikutnya dengan menggunakan form SPT Masa PPh pasal 4 (2)

  • Saldo Tidak Normal

  • *Laporan PengawasanGI405DI425 / DI428GL Movement CC 110/ 220Apa sajakah yg harus diperhatikan?Saldo DI425/DI428 = GL 200-030-30-0002 c/c 110/220. Jika terjadi selisih lakukan pelimpahan sebesar saldo GLBersaldo Kredit dan bersaldo dengan nominal wajarLakukan pelimpahan per CC masing-masing, Jangan Ditotal!!Saldo yang dilimpahkan adalah saldo pada kolom Pajak (Original) pada Di425/428*

  • Lakukan Pelimpahan per posisi Akhir BulanLakukan Pelimpahan per masing-masing Cost CenterPelimpahan:D. GL#2-0008-0011-0 Rp 13,988,344.-K. PAUK ke Kanca Rp 13,988,344.-Pelimpahan:D. GL#2-0008-0022-0 Rp 3,711,617.-K. PAUK ke Kanca Rp 3,711,617.-*

  • hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diperoleh melalui cara undian. Tidak termasuk hadiah sehubungan dengan pekerjaan, jasa, kegiatan, prestasi, perlombaan/adu ketangkasan.25% x jumlah penghasilan bruto nilai undian dan bersifat final.

    Dikecualikan Dari Pemotongan Pajak Penghasilan dari penyerahan Hadiah Undian adalah hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa sepanjang diberikan kepada semua pembeli atau konsumen akhir tanpa diundi dan hadiah tersebut diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang dan jasa.

  • Unit Kerja BRI yang bertindak sebagai penyelenggara hadiah undian wajib untuk memotong dan menyetorkan pajak yg terhutang dengan menggunakan SSP ke rekening giro KPPN paling lambat tgl.10 bulan berikutnya melalui Bank Persepsi. SSP mencantumkan indentitas nama dan NPWP Unit Kerja BRI ybs. (Kode MAP : 411128 dan KJS : 405)

    Menerbitkan bukti pemotongan PPh pasal 4 (2) rangkap 3:- Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak (penerima hadiah)- Lembar ke-2 untuk : dilaporkan ke KPP- Lembar ke-3 untuk : arsip pemotong pajak (BRI)

    Melaporkan SPT masa PPh pasal 4 (2) dengan dilampirkan SSP lembar ke-3 dan bukti pemotongan lembar ke-2 ke KPP paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

  • Contoh Perhitungan:

    Pada tanggal 18 Oktober 2012 BRI Kanca Depok menyerahkan hadiah undian kepada nasabahnya berupa satu unit sepeda motor seharga Rp. 20.000.000. Bagaimana administrasi pajaknya jika pajak ditanggung pemenang?Beban Pajak ditanggung oleh pemenang, maka besarnya PPh yang dipotong :

    25% x Rp 20.000.000 = Rp 5.000.000,- BRI Kanca Depok harus membuat bukti potong dan menyetorkan pajaknya ke rekening giro KPPN paling lambat tanggal 10 November 2012 dan melaporkan bukti potong lembar 3 sebagai lampiran SPT PPh 4 (2) Masa Oktober 2012 ke KPP terdaftar paling lambat tanggal 20 November 2012. Jawab :

  • Objek PPh 4 (2) atas sewa tanah dan bangunan adalah penghasilan yang diterima orang pribadi atau badan dari jasa persewaan berupa tanah, rumah, rusun, apartemen, kondominium, gedung kantor, pertokoan/mall, gedung pertemuan, dll.

    Tarif 10% x Jumlah Bruto nilai persewaan tanah/bangunan tidak termasuk PPN dan bersifat final

    Termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, dan fasilitas lain dan service charge yang perjanjiannya dibuat terpisah atau disatukan.

  • MEKANISME PEMOTONGAN

    BRI sebagai pihak yang Menyewakan (Pemilik Tanah/Bangunan):Saat menerima penghasilan, BRI dipotong PPh 4 (2) oleh pihak penyewa kemudian meminta asli bukti pemotongan PPh lembar ke-1.Saat menagih, memungut PPN (10%) dengan menerbitkan faktur pajak (2 rangkap).Melimpahkan PPN yg dipungut ke Bagian LKP Divisi AMK melalui rekening IA 0229-01-000200-99-7.

    BRI sebagai pihak PenyewaSaat membayar sewa, BRI wajib memotong PPh pasal 4 (2), dan membuat bukti potong atas pemotongan PPh 4 (2) tersebut, bukti potong rangkap 3. Lembar 1: untuk pihak yang dipotongLembar 2: untuk dilaporkan ke KPP oleh pemotong (BRI)Lembar 3: arsip pemotong (BRI) Menyetorkan pemotongan pajak tersebut ke rekening giro KPPN paling lambat tgl.10 bulan berikutnya dengan SSP (KAP : 411128, KJS : 403)Melaporkan SPT Masa PPh 4 (2) ke KPP wajib pajak terdaftar paling lambat tgl.20 bulan berikutnya, dengan melampirkan SSP lembar ke-3 dan bukti potong PPh pasal 4 (2) lembar ke-2.Memungut PPN apabila bertransaksi dengan PKP dan nilai transaksi di atas Rp.10 juta (include PPN)

  • Contoh Perhitungan:

    Kanca BRI Depok menyewa rumah milik tuan Gilbert sebesar Rp.60.000.000, selama 2 tahun untuk keperluan rumah dinas Pinca. Tuan Gilbert adalah orang pribadi dan bukan PKP.Jika Harga tidak termasuk PPh (pajak ditanggung BRI)PPh pasal 4 (2) = 10% x DPP (100/90 x Rp.60.000.000) = Rp.6.666.667,-Jumlah sewa = {60.000.000+ PPh psl.4 (2)} = Rp.66.666.667,-PPN diabaikan, karena tuan Albert bukan Pemungut PPNJumlah yg dibayarkan = {sewa PPh psl.4 (2)} = Rp.60.000.000,-Jawab :Harga sudah termasuk PPh (Tn. Albert bersedia dipotong pajak)PPh pasal 4 (2) = 10% x DPP (60.000.000) = Rp. 6.000.000,-Jumlah sewa = Rp.60.000.000,-PPN diabaikan, karena tuan Albert bukan Pemungut PPNJumlah yg dibayarkan = {sewa PPh psl.4 (2)} = Rp.54.000.000,-

  • Contoh Perhitungan:

    Kanca BRI Depok menyewa sebuah ruangan di Mall ITC Depok milik PT Sumarecon Tbk. sebesar Rp.125.000.000,- selama 5 tahun untuk operasional Kantor Kas ITC Depok.Apabila harga tidak termasuk PPNPPN = 10% x DPP (Rp.125.000.000) = Rp.12.500.000,-Jumlah sewa = (125.000.000 + 12.500.000) = Rp.137.500.000,-PPh pasal 4 (2) = 10% x DPP (Rp.125.000.000) = Rp.12.500.000,-Jumlah yg dibayarkan = {DPP PPh psl.4 (2)} = Rp.112.500.000,-PPh pasal 4 (2) disetorkan atas nama uker yang bertransaksiPPN disetorkan atas nama vendor oleh BRI (mekanisme PPN Wapu)Apabila harga sudah termasuk PPNPPN = 10/110 x sewa (Rp.125.000.000) = Rp. 11.363.636,-Jumlah sewa = (125.000.000 - 11.363.636) = Rp.113.636.364,-PPh pasal 4 (2)= 10% x DPP (sewa PPN) = Rp. 11.363.636,-Jumlah yg dibayarkan = {sewa PPh psl.4 (2)} = Rp.102.272.728,-PPh pasal 4 (2) disetorkan atas nama uker yang bertransaksiPPN disetorkan atas nama vendor oleh BRI (mekanisme PPN Wapu)Jawab :

  • Contoh Perhitungan:

    Kanca Pasar Minggu menyewa sebagian ruangan Kantor milik Kementerian Pertanian RI (melalui bendaharawan pemerintah) sebesar Rp.125.000.000,- selama 5 tahun untuk operasional ATM.

    Catatan :Badan/Lembaga pemerintah pusat/daerah Tk.I dan II bukan subyek pajak sehingga transaksi penyerahan jasa sewa yang dilakukan tidak dipungut PPN atau dipotong PPh.

    Tidak ada pemotongan PPh dan pemungutan PPN oleh Kanca Veteran Jumlah yang dibayarkan tetap sebesar Rp.125.000.000,- dan disetorkan pada pos penerimaan negara bukan pajak (PNBK)

  • Pengalihan hak atas tanah/bangunan adalah :Penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain pemerintah

    Tarif Pajak

    5 % x jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah/bangunan

    Nilai Pengalihan hak adalah nilai tertinggi diantara nilai berdasarkan akta pengalihan hak dengan NJOP nya, kecuali:

    Pengalihan ke Pemerintah nilainya berdasarkan keputusan pejabat ybsJika pengalihan hak berdasarkan peraturan lelang, nilainya berdasarkan risalah lelangnya

  • Pengecualian Pengenaan PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan:

    Orang pribadi yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp.60.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.

    Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah.

    orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;

    badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; atau

    pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan

  • Mekanisme Pembayaran PPh

    Unit Kerja BRI yang melakukan penjualan tanah/bangunan wajib menghitung dan membayar sendiri pajak yang terhutang ke Bank Persepsi.Pembayaran pajak menggunakan SSP, diisi dengan mencantumkan indentitas nama dan NPWP Unit Kerja BRI ybs. (KAP:411128 dan KJS:402).SSP dibayarkan atau disetorkan ke rekening giro KPPN paling lambat sebelum Akta Perjanjian ditandatangani kedua belah pihak.SSP lembar ke-3 dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan menggunakan form. SPT Masa PPh pasal 4 (2) Final

  • Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.

    2% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha kecil;

    4% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha;

    3% untuk Pelaksanaan Konstruksi selain Penyedia Jasa sebagaimana dalam huruf a dan huruf b;

    4% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha; dan

    6% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

  • PelaksanaanJasaKonstruksiMemilikiSertifikat JasaKonstruksi?KualifikasiUsaha Kecil?PPh 4 (2): 3%PPh 4 (2): 2%Jasa cfm. PMK244/PMK.03/2008?PPh 23: 2%YYYTTT*) Keterangan: - Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kabel. - Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kabel, alat transportasi/kendaraan, bangunan.*)PP 51/08PP 51/08PMK 244/08PMK 244/08Jika tidak ber-NPWP, diterapkan tarif lebih tinggi 100%Ps.23 (1a) UU PPhPPh 4 (2): 4%PP 51/08 PP 51/08, PP 40/09 PMK 244/08

  • Mekanisme Pembayaran PPh

    Unit Kerja BRI yang melakukan pembelian jasa konstruksi wajib menghitung dan membayar sendiri pajak yang terhutang ke Bank Persepsi.

    Pembayaran pajak menggunakan SSP, diisi dengan mencantumkan indentitas nama dan NPWP Unit Kerja BRI ybs. (KAP :411128 dan KJS:409).

    SSP dibayarkan atau disetorkan ke rekening giro KPPN paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

    Melaporkan SPT masa PPh pasal 4 (2) dengan dilampirkan SSP lembar ke-3 dan bukti pemotongan lembar ke-2 ke KPP paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

  • Contoh Perhitungan:

    BRI Kanca Depok melakukan renovasi kantor cabangnya dengan menggunakan jasa sebuah perusahaan kontraktor yaitu PT Jaya Konstruktor (kualifikasi usaha kecil). Nilai dari proyek tersebut adalah sebesar Rp. 100.000.000. Pembayaran dilakukan setelah proyek selesai yaitu tanggal 31 Oktober 2011. Hitung dan bagaimana cara administrasi pajaknya?BRI Kanca Depok ketika membayarkan jasa konstruksinya kepada vendor harus memotong PPh sebesar 2% (kualifikasi usaha kecil) dari besar nilai proyek.

    PPh : 2% x Rp 100.000.000 = Rp 2.000.000 yang dibayarkan ke vendor = Rp 98.000.000

    BRI Kanca Depok harus membuat bukti potongnya dan menyetorkan pajaknya ke KPPN paling lambat tanggal 10 November 2011 dan melaporkan bukti potong lembar ke-3 sebagai lampiran SPT PPh 4 (2) Masa Oktober 2011 ke KPP terdaftar paling lambat tanggal 20 November 2011. Jawab :

  • 10% x Jumlah DividenTARIFPEMOTONG PAJAKPihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayarPP 19 Tahun 2009 berlaku sejak 1 Januari 2009

  • Di Masing masing BagianDalam melaksanakan transaksi pembayaran kepada Vendor, maka masing-masing bagian di Kanwil berkewajiban untuk :Menghitung dengan benar besaran PPh pasal 4(2) atas pembayaran kepada vendorJika dalam tagihan jasa berjumlah di atas Rp.10 juta (include PPN), BRI wajib memungut PPN (Surat Divisi AMK No. B.314-AMK/PJK/07/2012)

    Membuat nota perintah fiat bayar dilampirkan invoice beserta faktur pajak ke Bagian OJL untuk memotong dan membuku PPh pasal 4(2) serta PPN ke rekening IA titipan PPh pasal 4(2)/PPN di kanwil

    Di Kantor Wilayah

  • 2.Di Bagian OJL (Khusus PPh pasal 4 (2))

    Menerima fiat bayar dari Bagian, membuku dan memotong besarnya PPh pasal 4(2) sesuai perintah bagian.

    Melimpahkan IA titipan PPh pasal 4(2) di kanwil ke Giro KPPN dengan menggunakan form SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. SSP mencantumkan identitas nama dan NPWP Unit Kerja BRI dan menuliskan KAP : 4111128 dan KJS : 402 (Untuk Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan)403 (Untuk Persewaan Tanah dan/atau Bangunan)405 (Untuk hadiah undian)409 (Untuk jasa konstruksi)Di Kantor Wilayah

  • Menerbitkan bukti potong PPh pasal 4(2) rangkap 3; Lembar 1 untuk pihak yang dipotong PPhLembar 2 untuk pelaporan ke KPPLembar 3 untuk arsip UkerCatatan :Contoh standar penulisan nomor bukti pemotongan PPh pasal 4(2) adalah :Nomor urut (4 digit)/kode branch/PPH4(2)/Bulan/Tahun, contoh : 0001/S206/PPH4(2)/01/2013

    Melaporkan SPT Masa PPh pasal 4(2) dengan dilampirkan gabungan SSP Lembar ketiga dan bukti pemotongan PPh pasal 4(2) ke KPP setempat paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.Di Kantor Wilayah

  • Aspek Perpajakan

    Diperlukan kejelasan sejak awal mengenai penentuan subyek pajak (apakah orang pribadi atau Badan) hal ini terkait dengan kewajiban perpajakan dari masing-masing pihak yaitu :

    PPh psl.4(2) final menjadi beban rekanan BRI, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian.BRI wajib menghitung, memotong, menyetor dan melapor PPh psl.4(2) final. PPN akan terhutang apabila transaksi penyerahan jasa dilakukan oleh rekanan BRI yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau Pemungut PPN oleh KPP tempat domisili rekanan.PPN menjadi beban BRI dan wajib dibayarkan jika ada faktur pajak (PPN).

  • Jika dalam perjanjian telah termasuk PPN, maka harus disebutkan dengan jelas bahwa dalam nilai perjanjian telah termasuk PPN dan dibuktikan dengan menyerahkan faktur PPN. Apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka jumlah nilai yang tercantum dalam perjanjian tersebut dianggap sebagai dasar pengenaan pajak.

    Contoh:Sesuai kesepakatan harga pembelian jasa adalah Rp.1.000.000,- sudah termasuk PPN. Akan tetapi dalam kontrak atau perjanjian harga tersebut tidak diinformasikan, maka sesuai ketentuan perpajakan harga pembelian jasa adalah Rp.1.100.000,- yaitu [Rp.1.000.000,- + PPN (10% x Rp.1.000.000,-)

  • Ketentuan Beban PPh

    PPh adalah beban yang seharusnya ditanggung oleh rekanan atau pihak yang menerima penghasilan.

    Peraturan perpajakan menyatakan bahwa setiap orang pribadi/badan yang memperoleh penghasilan (adanya tambahan kemampuan ekonomis) yang digunakan untuk disimpan/dikonsumsi dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diperoleh dari pihak ketiga wajib dipotong pajak oleh pihak yang membayarkan.

  • PPh menjadi beban pihak yang memberikan penghasilan.

    Walaupun PPh adalah beban pihak yang menerima penghasilan, sesuai ketentuan dapat dialihkan menjadi beban kepada pihak yang memberikan penghasilan selama tercantum dengan jelas pada perjanjian atau kesepakatan keduabelah pihak. Pengalihan PPh psl.4(2) final dapat diberikan dalam bentuk :

    1. Tunjangan PPh.BRI mengeluarkan biaya pajak melalui rekening tertentu (contoh PPh psl.21 GL: 521-010-00-0307 By Tunjangan PPh Pegawai) yang besarnya sama dengan PPh terhutang dan disisi lain, biaya tersebut menambah penghasilan vendor BRI.

  • 2. Dikapitalisasi didalam harga perolehan/jual.BRI mengeluarkan biaya yang besarnya sama dengan PPh terhutang dan biaya tersebut ditambahkan kedalam komponen harga perolehan/jual jasa.

    3. Ditanggung sepenuhnya oleh BRIBRI mengeluarkan biaya yang besarnya sama dengan PPh terhutang melalui rekening biaya tertentu, contoh : PPh psl.21 pada GL: 521-030-00-1802 By PPh PegawaiPPh psl.4 (2) hadiah undian Britama GL: 503-030-00-0001 By Pajak undian BritamaPPh psl.4 (2) hadiah undian Simpedes GL: 503-030-00-0002 By Pajak undian SimpedesDisisi lain, biaya-biaya tersebut tidak menambah penghasilan atau harga perolehan jasa.

  • c.Jika uker BRI tetap menanggung beban PPh pasal 23 sebesar 2 atau 4%, sebaiknya mengikuti penjelasan di atas.

  • TERIMA KASIH

    Pajak, Titipan, dll