bab v. pph pasal 4 ayat 2.pptx

35
PPh PASAL 4 AYAT 2 BAB V

Upload: andi-rizkita-pratiwi

Post on 28-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

PPh PASAL 4 AYAT 2

BAB VPendahuluanPph Pasal 4 Ayat (2) adalah pajak yang diatur khusus dengan Peraturan Pemerintah. Dalam UU No. 35 Tahun 2008 disebutkan penghasilan yang dapat dikenai pajak yang bersifat final, diantaranya:Penghasilan berupa bunga deposito dengan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.Penghasilan berupa hadiah undianPenghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan ventura.Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah/bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah/bangunanPenghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Dilihat dari jenis transaksi yang diatur, PPh Pasal ayat (2) sifatnya hampir sama dengan PPh Pasal 23. Keduanya dikenakan atas sewa, jasa, dan passive income. Perbedaannya adalah sifat final pada PPh Pasal 4 ayat (2) dan tidak final pada PPh Pasal 23.

Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia adalah sebagai berikut:Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, terhadap Wajib Pajak Luar Negeri.A. BUNGA DEPOSITO/TABUNGAN

Pemotongan pajak ini tidak dilakukan terhadap: Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000,- dan bukan merupakan jumlah uang yang dipecah-pecah.Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia /cabang bank luar negeri di Indonesia.Bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia yang diterima/diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun.Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kavling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

B. HADIAH UNDIAN Penghasilan atas hadiah undian dikenakan PPh sebesar 25% dari penghasilan bruto dan bersifat final (PP No. 132 Tahun 2000).

Hadiah selain undian (perlombaan, penghargaan, dll) dikenakan PPh pasal 23 jika diterima oleh Badan dan dikenakan PPh Pasal 21 jika diterima oleh Orang Pribadi.Contoh:PT. Bank Tbk

???Rp 200.000.000Berapakah kewajiban PPh pasal 4 ayat (2) atas hadiah undian yang harus dipotong PT. Bank Tbk?Jawab:Pph Pasal 4 ayat (2) yang harus dipotong = 25% x Rp 200.000.000= Rp 50.000.000Hadiah yang bukan merupakan Objek Pajak dikelompokan dalam dua jenis:Diberikan kepada semua pembeli/konsumen akhir tanpa diundi dan tanpa persyaratan tertentuHadiah diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang/jasa.

C. SEWA TANAH DAN/ATAU BANGUNANPPh atas sewa tanah dan/atau bangunan diatur didalam PP 29 Th. 1996 jo. PP 5 Th. 2002 dengan ketentuan sebagai berikut:Atas penghasilan sewa tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh WP Orang Pribadi atau WP Badan dikenakan tarif PPh sebesar 10% dari Nilai Bruto Persewaan dan bersifat finalPPh tersebut wajib dipotong oleh penyewa yang bertindak atau ditunjuk sebagai Pemotong PajakDalam hal penyewa bukan sebagai Pemotong Pajak maka PPh terutang wajib dibayar sendiri oleh orang pribadi/badan yang menerima penghasilan.Nilai Bruto Penyewaan Tanah dan/atau bangunan termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan/fasilitas lain dan service charge, baik perjanjiannya dipisah/disatukan dengan perjanjian sewa menyewa

BAB VOrang pribadi yang bertindak sebagai penyewa bukan pemotong pajak atas sewa tanah dan/bangunan, kecuali Orang Pribadi yang ditunjuk berdasarkan KEP-50/PJ./1996 yaitu:Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah camat, pengacara dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas.Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan; yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam negeri.BAB VContoh KasusNotaris Suherman, S.H mendapat surat penunjukan sebagai pemotong pajak. Dalam Th. 2013 sewa gedung untuk kantor senilai Rp 50.000.000.

Berapakah PPh yang harus dipotong? Bagaimana cara penyetoran dan pelaporannya?

PPh yang harus dipotong sebesar:10% X Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

Penyetoran dan pelaporannya?Notaris Suherman, S.H harus menyetorkan SSP dengan nama dan NPWP Notaris Suherman paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Jawab:

Notaris Suherman, S.H membuat Bukti Pemotongan PPh Final sewa tanah dan atau bangunan sebanyak 3 lembar (Untuk penerima pembayaran, KPP, dan Arsip)Pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan menyerahkan: SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) SSP lembar ke-3 Daftar bukti potong Bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong tidak dapat dikreditkan karena pemotongannya bersifat finalJawab:

C. PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Perlakuan PPHTB (Pajak Pengalihan Atas Tanah dan Bangunan) adalah sebagai berikut: Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi/badan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan wajib dibayar Pajak Penghasilan Besarnya Pajak Penghasilan sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan

Rumah Sederhana sebagaimana dimaksud diatas terdiri atas Rumah Sederhana Sehat dan Rumah Inti Tumbuh yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Rumah Susun Sederhana sebagaimana dimaksud diatas adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan sebagai tempat hunian yang dilengkapi dengan KM/WC dan dapur baik bersatu dengan unit hunian maupun terpisah dengan penggunaan komunal termasuk Rumah Susun Sederhana Milik, yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan Pajak Penghasilan adalah:

Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp 60.000.000 dan bukan jumlah yang dipecah-pecah

Orang Pribadi/Badan yang menerima/memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah sebagaimana disebut diatasOrang Pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu serajat dan kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

Badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; atau

Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan.D. REVALUASI AKTIVA TETAPPenerapan PPh atas revaluasi aktiva tetap dilaksanakan berdasarkan UU PPh Pasal 19 dan PMK 79/PMK.03/2008.

Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan terhadap:Seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik/hak guna bangunan;Seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah yang berada di luar Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan penghasilan yang merupakan Objek PajakBAB VE. Penjualan Saham di Bursa EfekPPh atas hasil penjualan saham dibursa efek dibagi menjadi 2 yaitu:

Saham Sendiri- Diterapkan tarif 0,1% dari nilai saham pada saat transaksi penjualan ditambah 0,5% dari nilai saham pada saat Initial Public Offering (Penawaran Umum Perdana) dalam hal saham diperdagangkan di bursa setelah 1 Januari 1997.- Diterapkan tarif 0,1% dari nilai saham pada saat transaksi penjualan ditambah 0,5% dari nilai saham per 30 Desember 1996 dalam hal saham diperdagangkan di bursa sebelum 31 Desember 1996

E. Penjualan Saham di Bursa EfekBukan Saham SendiriDiterapkan tarif sebesar 0,1% dari nilai saham pada saat transaksi penjualan di Bursa Efek.

F. BUNGA KOPERASIPajak penghasilan atas bunga koperasi diatur dalam PP No. 15 Tahun 2009. Bunga simpanan anggota koperasi wajib dipotong PPh final pada saat pembayaran dengan tarif:

0% untuk penghasilan bunga simpanan sampai dengan 240.000 per bulan10% dari jumlah bruto bunga simpanan lebih dari 240.000 perbulanBAB VG. BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI

Obligasi: Surat utang dan surat utang negara yang berjangka waktu lebih dari 12 BulanBunga Obligasi: Imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang Obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto.PPh atas bunga dan diskonto obligasi yang dijual di Bursa Efek diatur dalam PP No. 16 Tahun 2009Ketentuan ObligasiBAB VAtas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak berupa Bunga Obligasi dikenai pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat finalTarif PPh atas Bunga Obligasi dengan kupon adalah:15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan- 20% atas sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasiKetentuan ObligasiBAB VTarif PPh atas diskonto dari Bunga Obligasi dengan kupon:15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan20% atas sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap, dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan.

Ketentuan ObligasiBAB VTarif PPh atas diskonto dari Bunga Obligasi tanpa bunga besar:15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan20% atas sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap, dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan Obligasi.

Ketentuan ObligasiBAB VTarif PPh atas bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebesar:0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 20105% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 201315% untuk tahun 2014 dan seterusnyaKetentuan ObligasiBAB VPemotongan Pajak Penghasilan Bunga Obligasi dilakukan oleh:Penerbit Obligasi atau custodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas bunga dan atau diskonto yang diterima pemegang Obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo Bunga Obligasi dan diskonto yang diterima pemegang Obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo Obligasi, danPerusahaan efek, dealer, atau bank selaku pedagang perantara dan atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjual Obligasi pada saat transaksi.Ketentuan ObligasiBAB VBunga Obligasi yang tidak kenai pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu apabila penerima penghasilan berupa Bunga Obligasi adalah:Wajib Pajak Dana Pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h UU PPh (penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh Dana Pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan).Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.H. PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURAAtas penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final.Perusahaan pasangan usaha yang dimaksud diatur dengan PP 4 tahun 1995, yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:Merupakan perusahaan kecil, menegah, atau yang melakukan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri KeuanganSahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di IndonesiaBesarnya Pajak Penghasilan adalah 0.1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal.H. PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURAKetentuan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 250/KMK.04/1995Perusahaan yang penghasilannya setahun tidak melebihi Rp 5.000.000.000Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan selama perusahaan pasangan usaha tersebut menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi 10 tahun dan penghasilan berupa bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura dari penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan.H. PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURAApabila perusahaan pasangan usaha menjual sahamnya di bursa efek, perusahaan modal ventura harus menjual sahamnya pada perusahaan pasangan usaha selambat-lambatnya 36 bulan sejak perusahaan pasangan usaha tersebut diijinkan oleh BAPEPAM menjual sahamnya di bursa efek.Apabila ketentuan di atas tidak terpenuhi maka atas penghasilan berupa bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal ventura merupakan Objek Pajak, kecuali dalam rangka penyertaan saham dan memperoleh dividen sesuai Pasal 4 ayat 3 huruf Undang-undang Pajak Penghasilan.Perusahaan modal ventura wajib membukukan secara terpisah penghasilan yang merupakan Objek PPh dan Penghasilan yang bukan merupakan Objek PPh.PERTANYAAN 2. Berapakah Tarif yang dikenakan untuk sewa bangunan ? 3. Apakah PPH Final dilaporkan di SPT tahunan orang pribadi?4. Jika iya, di letakkan sebagai apa ? Dan bagaimanakah cara pelaporannya ?5. Ketika mengikuti kuis yang ada di televisi, dan mendapatkan hadiah, apakah itu kena PPH final ?1. Mengapa PPh Pasal 4 ayat 2 disebut sebagai PPh Final?6. Apakah setiap pemotongan Pajak harus ada bukti potong ? (dalam kasus PPH final) 7. Jika badan/perusahaan tdk menerbitkan bukti potong, apakah yang seharusnya dilakukan oleh orang yang dipotong ?8. Adakah sanksi yang diberikan bagi perusahaan yang tdk menerbitkan bukti potong?9.Apakah fungsi /tujuan penilaian kembali aktiva tetap? 10. Apakah ada perbedaan tarif pph final, orang pribadi yang mempunyai NPWP dengan yang tdk mempunyai NPWP ? PERTANYAAN 11. Syarat melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah memenuhi semua kewajiban pajaknya, apa sajakah kewajiban pajak sebuah perusahaan?

12. Apakah sewa gondola (partisi untuk produk) dikenakan PPh final? (berikan alasan)13. Apakah PPh jasa kontruksi semua bersifat final atau tidak, dalam kondisi bagaimana Pphnya bersifat final ?PERTANYAAN Bab V: PPh Pasal 4 ayat (2)

Kelompok 11: Andi Rizkita PratiwiMei KurniawatiNabila Candra GariniNovia Andeani Putri

BAB V