powerpoint presentationdisbudpar.jatimprov.go.id/uploads/berkas/ppt direktur haldn bekraf...bekraf -...
TRANSCRIPT
Arah Kebijakan dan Strategi
ARAH KEBIJAKAN •Arah kebijakan pembangunan ekonomi kreatif adalah memfasilitasi Pelaku Ekonomi Kreatif di sepanjang rantai nilai yang dimulai dari tahap kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, hingga konservasi.
STRATEGI •Strategi pengembangan subsektor ekonomi kreatif dilaksanakan sesuai kebutuhan yaitu dengan: 1. Memperluas pasar produk kreatif Indonesia baik di pasar ekspor maupun
pasar domestik; 2. Memfasilitasi proses kreasi seperti pembangunan ruang kreasi, jaringan
orang kreatif; 3. Memfasilitasi usaha kreatif sepanjang rantai produksi dengan
menyediakan akses ke sumber permodalan atau pasokan SDM produksi,dan akses ke pasar;
4. Memfasilitasi penumbuhan usaha kreatif terutama bagi usaha pemula.
TOP DOWN
Untuk mencapai hasil optimal, maka pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
bekraf akan difokuskan kepada dua kelompok subsektor, yaitu:
produk unggulan dan produk prioritas
Produk unggulan berkaitan dengan perannya dalam pertumbuhan Ekraf
Produk Prioritas berkaitan dengan potensi sebagai penghela sektor lainnya
UNGGULAN
KRIYA
KULINER
FESYEN
PRIORITAS
FILM, ANIMASI
DAN VIDEO
APLIKASI DAN GAME
MUSIK
1
PROPOSAL FASILITASI DARI PEMDA /
KOMUNITAS
DINILAI OLEH
KOMITE KURASI
DIDUKUNG ????
DILAKSANAKAN
ya
tidak
BOTTOM-UP
Bekraf juga memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif sesuai
dengan kebutuhan yang dituangkan dalam proposal
fasilitasi baik dari Pemda maupun Komunitas.
Untuk menjaga efektivitas,
efisiensi dan kualitas kegiatan, maka usulan akan diseleksi
secara objektif oleh Tim Kurasi
2
www.bekraf.go.id
Bekraf sudah menjalin kerja sama dan melaksanakan program dan kegiatan di banyak kab/kota namun MoU dengan Pemprov masih relatif sedikit
21 DARI 34 PROVINSI BELUM MOU (61,74%)
MOU
BELUM MOU
Kegiatan Bekraf 2016-2018 (per Deputi)
35
95
25
17
35 38
76
142
87
29
109
10
0
20
40
60
80
100
120
140
160
D1 D2 D3 D4 D5 D6
Ju
mla
h K
eg
iata
n
Deputi
MoU Non MoU
Jumlah MOU K/L hingga 2018 : 11
No No
1 BPKP 7 KEMDIKBUD
2 LKPP 8 BPOM
3 BPS 9 BI
4 BPPT 10 BP BATAM
5 KEMENPORA 11 ANRI
6 LIPI
Jumlah MOU Universitas hingga 2018 : 12
No No
1 UI 7 ISI YOGYAKARTA
2 IKJ 8 UNDIP
3 ITB 9 UNPAD
4 ITS 10 NOV 10 UNIVERSITAS PATTIMURA
5 UGM 11 UMM
6 ISI 12 UNNES
Jumlah MOU Komunitas hingga 2018 : 61
No No
1 BEKRAF - PT. BANK BRI SYARIAH
7 BEKRAF - PERSATUAN RADIO SIARAN
SWASTA NASIONAL INDONESIA
(PRSSNI)
2 BEKRAF - BANK MANDIRI 8 BEKRAF - BANDUNG MUSIC COUNCIL
(BMC)
3 BEKRAF - BPJS KETENAGAKERJAAN 9 BEKRAF - HIMPUNAN DESAIN MEBEL
INDONESIA (HDMI)
4 BEKRAF - IKATAN ARSITEK INDONESIA
(IAI) 10 BEKRAF - ASOSIASI PENYELENGGARA
JASA INTERNET INDONESIA (APJII)
5 BEKRAF - PERKUMPULAN KOMUNITAS
KREATIF KOTA BANDUNG / BCCF 11 BEKRAF - PAPPRI
6 BEKRAF - CIMAHI CREATIVE
ASSOCIATION (CCA) 12 BEKRAF - IKAPI
DEPUTI VI DI TAHUN 2016
KERJASAMA DENGAN NEGARA LUAR YANG DIIKAT DENGAN MOU
2. Korea Selatan
3. Torino Film Lab
4. Oz ASIA
5. Centre Nationa du Cinema de
L’image Animee
6. Swedia
7. Malaysia (CENDANA)
1. Inggris
8. UNDP
9. Australia
10. Denmark
11. The State Administsration of Press Publication
Radio, Film, and Television Tiongkok
12. Salon Films Hong Kong Ltd
2007-2009 2009-2014 2015- 2019
Pemetaan Industri Kreatif
Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Jangka Panjang s.d Tahun 2025
Rencana pengembangan 14 sub sektor
K E B I J A K A N
P E R K E M B A N G A N K E B I J A K A N & K E L E M B A G A A N
EKONOMI KREATIF NASIONAL
KEMENTERIAN
PARIWISATA
Sinergi lintas sektor pengembangan ekonomi kreatif (Inpres No. 6/2009)
Revisi rancangan kebijakan ekraf jangka panjang dan jangka menengah.
Tujuan pengembangan ekraf: (1) Pengarusutamaan kreativitas
dalam pembangunan; (2) Pengembangan 15 sub sektor
K E B I J A K A N Pengembangan 16 sub
sektor (Perpres No. 72/2015 jo. Perpres No. 6/2015)
P E R P R E S N O . 1 4 2 T A H U N 2 0 1 8 T E N T A N G R E N C A N A I N D U K P E N G E M B A N G A N E K O N O M I K R E A T I F N A S I O N A L T A H U N 2 0 1 8 - 2 0 2 5 ( P E R P R E S R I N D E K R A F )
K E B I J A K A N
KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
BADAN EKONOMI
KREATIF
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 142 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
EKONOMI KREATIF NASIONAL
2018 - 2025
RINDEKRAF TAHAP II
RINDEKRAF TAHAP I
RPJMN 2005 – 2009
RPJMN 2010 – 2014
RPJMN 2015 – 2019
2018- 2020
RPJMN 2020 – 2024
2025
2020- 2025
RPJP
2005 – 2025
A G E N D A P R I O R I T A S [NAWA
CITA BUTIR KE-6]
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia dapat maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya
S U B A G E N D A P R I O R I T A S Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Nasional
R I N D E K R A F
d a l a m
R P J M N
A. Definisi Ekonomi
Kreatif
B. Prinsip pengembangan
Ekonomi Kreatif
nasional
C. Visi dan misi;
D. Tujuan dan ruang
lingkup;
E. Subyek Rindekraf
F. Pelaksanaan,
Koordinasi, dan Monev
Rindekraf
G. Arah kebijakan,
sasaran, strategi, dan
pemangku
kepentingan.
MATERI
MUATAN
DEFINISI
1. Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari suatu ide atau gagasan kekayaan intelektual yang mengandung keorisinalan, lahir dari kreativitas intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, serta warisan
budaya.
2. Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional yang selanjutnya disebut Rindekraf adalah dokumen perencanaan dalam rangka pengembangan Ekonomi Kreatif nasional tahun
2018-2025.
3. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PRINSIP PENGEMBANGAN
EKONOMI KREATIF NASIONAL
1. Pemberdayaan sumber daya
manusia kreatif untuk mewujudkan
kreativitasnya menjadi produk
dan/atau jasa yang dilindungi oleh
hak kekayaan intelektual
2. Peningkatan literasi mengenai pola
pikir desain bertujuan untuk
mentransformasikan kreativitas
menjadi inovasi
3. Penciptaan karya kreatif
menggunakan warisan budaya
sebagai sumber inspirasi untuk
menciptakan keunikan dan
memperkuat jati diri, persatuan
dan kesatuan, serta eksistensi
bangsa Indonesia di forum
internasional
4. Pengembangan dan pemanfaatan
media sebagai saluran distribusi
dan presentasi karya dan konten
kreatif lokal yang berkualitas untuk
meningkatkan apresiasi dan
pengakuan masyarakat Indonesia
dan dunia.
VISI
Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional
dan MISI
Mengembangkan
ekosistem Ekonomi
Kreatif yang
dilaksanakan melalui :
Pemberdayaan
kreativitas sumber
daya manusia dan
pengembangan
Usaha Ekonomi
Kreatif yang berdaya
saing
R I N D E K R A F
Penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai untuk
mendukung berkembangnya Kreativitas; dan
MISI A. Pemberdayaan kreativitas
sumber daya manusia
Peningkatan kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatif;
Pembentukan dan pengembangan ruang-ruang kreatif untuk
menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola,
dan mengkonservasi Kreativitas serta memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan potensi
sumber daya lokal;
Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan
kekayaan intelektual;
Pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem
kreativitas
MISI B. Pengembangan Usaha
Ekonomi Kreatif yang berdaya
saing 1. Peningkatan pembiayaan bagi usaha Ekonomi Kreatif; 2. Peningkatan perlindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan sumber daya alam, dan warisan budaya sebagai bahan baku bagi usaha Ekonomi Kreatif;
3. Peningkatan perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual;
4. Penyediaan infrastruktur yang memadai bagi pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif;
5. Pengembangan standardisasi dan praktik usaha yang baik untuk usaha Ekonomi Kreatif dan karya kreatif;
6. Peningkatan pemasaran dan promosi karya kreatif di dalam negeri dan di luar negeri; dan
7. Penguatan regulasi bagi pengembangan usaha Ekonomi Kreatif.
ABCGM :
• Satuan Pendidikan
• Pelaku Usaha ,
• Komunitas Kreatif, • Pemerintah Pusat,
Provinsi
& Kab/Kota
• Media Komunikasi
SUBYEK
RINDEKRAF
ARAH KEBIJAKAN, SASARAN, STRATEGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN RINDEKRAF
1 •Pemberdayaan Pelaku Ekonomi Kreatif
2
•Pengembangan Kota Kreatif untuk Menggali, Memanfaatkan, Menumbuhkembangkan, Mengelola, dan Mengkonservasi Kreativitas serta Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, seni, dan budaya untuk Mengembangkan Potensi Lokal
3 •Peningkatan Apresiasi Masyarakat Terhadap Kreativitas dan HKI
4 •Penyediaan Infrastruktur Teknologi yang Memadai dan Kompetitif
untuk Mendukung Berkembangnya Kreativitas
5
•Pengembangan Kelembagaan yang Mendukung Ekosistem Kreativitas
6 •Peningkatan Pembiayaan bagi Usaha Ekonomi Kreatif
7
•Peningkatan Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan SDA dan Warisan Budaya Sebagai Bahan Baku Bagi Usaha Ekonomi Kreatif
8
•Peningkatan Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual
9
•Penyediaan Infrastruktur dan Teknologi yang Memadai dan Kompetitif bagi Pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif
10 •Pengembangan Standardisasi dan Praktik Usaha yang Baik (Best
Practice) untuk Usaha Ekonomi Kreatif dan Karya Kreatif
11 •Peningkatan Pemasaran dan Promosi Karya Kreatif di Dalam dan
di Luar Negeri
12 •Penguatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Pengembangan
Usaha Ekonomi Kreatif
Keyword Lampiran Rindekraf
• PENDIDIKAN KREATIF 1
• KOTA KREATIF 2
•TURN LOCAL 3
•DUKUNGAN TIK DAN IPTEK 4
• INSTITUSI EKRAF 5
•FINANCING SYSTEM 6
Keyword Lampiran Rindekraf
•WARISAN KREATIF 7
• KEKAYAAN INTELEKTUAL 8
• DUKUNGAN TEKNOLOGI 9
•STANDARDISASI BEST PRACTICE 10
•PROMOSI KARYA KREATIF
11
•DUKUNGAN REGULASI 12
SUMBER : PASAL 7 AYAT 2
Rindekraf
Dalam Pasal ini, Daerah diamanatkan untuk menyusun Rencana Aksi Daerah/Roadmap sebagai pedoman untuk melaksanakan Rindekraf. Masing – masing daerah menyesuaikan kebijakan dalam roadmap tersebut sesuai dengan potensi dan karakteristik ekonomi kreatif di daerah
PENYUSUNAN
RENCANA AKSI /
ROADMAP