power factor vs temperature …121.100.16.220/webtjbtb/wp-content/uploads/perpustakaan... · web...
TRANSCRIPT
POWER FACTOR VS TEMPERATURE CHARACTERISTICS
OF
POWER-TRANSFORMER INSULATIONOleh :
1. EMMY MUFLIHATUN ASANA
2. KUSUMA WIJAYANTHY
PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH & DIY
ABSTRAK
Kegagalan yang terjadi pada peralatan tegangan tinggi dapat disebabkan karena
pemburukan isolasi (deterioration) ataupun karena kegagalan (breakdown) pada
bagian-bagiannya. Pengujian faktor daya adalah salah satu cara untuk mengetahui
pemburukan/proses kelemahan yang terjadi agar kegagalan operasi dapat
dihindarkan.
Mayoritas dari trafo yang diuji ditemukan perbedaan sampai 10oC (dari standar
20oC). Pada sebagian besar kasus dari trafo yang diuji, suhu akan lebih besar dari
20oC sehingga perlu diketahui tingkat akurasi koreksi suhu. Pengalaman
memperlihatkan bahwa hasil dari pengujian faktor daya tergantung pada suhu
sehingga dibutuhkan kajian lebih lanjut tentang karakteristik faktor daya vs suhu
dari suatu isolasi trafo.
Faktor koreksi suhu untuk faktor daya dari trafo yang terisolasi secara
keseluruhan telah disusun. Dalam tulisan ini akan dibahas hubungan antara faktor
daya isolasi dan suhu dari berbagai jenis trafo dengan hasil pengujian yang telah
diakumulasikan dalam Doble Test Assistant Office System Database di Doble
Company.
1 - 27
I. PENDAHULUAN
Faktor daya adalah suatu pengukuran listrik yang berkaitan dengan kehilangan
dielektrik dalam isolasi. Pengujian faktor daya isolasi sangat efektif untuk
memperkirakan tingkat kebasahan, kekeringan ataupun pemburukan pada isolasi
trafo. Pemburukan pada isolasi ini dapat disebabkan karena panas, kelembaban,
kerusakan mekanis, korosi kimiawi, korona ataupun tegangan lebih.
Pengujian faktor daya tergantung pada suhu. Untuk mendapatkan perbandingan
faktor daya dari sistem isolasi kertas dan minyak mineral yang dihasilkan dari
perbedaan suhu, perlu disusun faktor koreksi suhu dengan cakupan range dari
temperature pada tiap sistem isolasi yang umumnya diuji. Dimana suhu 20°C
digunakan sebagai suhu dasar untuk mengkoreksi faktor daya.
II. TEORI DASAR
Faktor Daya
Isolasi pada dasarnya adalah dua plat yang dipisahkan oleh satu atau lebih bahan
dielektrik. Plat yang satu berpotensial tinggi sedang plat lainnya berpotensial
rendah.
Gambar 2.1
Arus yang dihasilkan oleh kontaminasi kutub dalam bahan dielektrik digambarkan
sebagai Watts. Watts dapat diartikan sebagai berikut:
- adalah arus yang dihasilkan oleh kontaminasi kutub dalam bahan dielektrik
yang dipengaruhi oleh electrical stress
- adalah energi yang dikeluarkan akibat kontaminasi dalam bentuk PANAS
2 - 27
Panas/Watts
- adalah fungsi dari volume. Semakin besar isolasi semakin luas suatu daerah
yang menghasilkan watts (dari kontaminasi, pemburukan dan rugi-rugi)
Persamaan dasar:
Power = Voltage x Current x Cosine (Φ)
P = VI Cos (Φ)
Gambar 2.2
Faktor daya adalah Cos Φ dimana Φ adalah sudut antara tegangan dan arus yang
melalui suatu bahan. Faktor daya dapat juga didefinisikan sebagai perbandingan
antara daya aktif terhadap daya semu.
=
Gambar 2.3
δ = 900 – Φ, sehingga faktor daya dapat juga dinyatakan sebagai sin δ.
3 - 27
IC
0%PF
IR 100%PFVΦ
δ
IT
III.1 PENGUJIAN FAKTOR DAYA
Prinsip dasar pengujian:
- Pengujian dilakukan pada bagian terkecil
dari suatu bahan
- Kontaminasi yang terjadi akan
mempengaruhi sistem isolasi
- Pengujian dilakukan dengan memisahkan
bahan ke bagian yang lebih kecil lagi
untuk mendeteksi gangguan isolasi
- Kontaminasi menjadi suatu bagian yang
‘lebih besar’ untuk dilihat/diamati
Gambar 3.1
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui faktor daya dielektrik sama dengan alat
uji tangen delta. Untuk pembacaan hasilnya, pada beberapa alat uji dapat langsung
diperoleh nilai PF (faktor daya), namun pada alat lain harus dilakukan konversi
nilai untuk memperoleh nilai PF.
III.2 Batasan Pengujian Faktor Daya
Interpretasi berdasarkan Doble (ANSI C 57.12.90):
4 - 27
Standar faktor daya untuk trafo baru:
IV. Faktor Daya Vs Suhu
IV.1 Karakteristik Faktor Daya vs Suhu
Berdasarkan Doble literature, dari beberapa pengalaman mengungkap bahwa
pengukuran faktor daya bergantung pada suhu. Terdapat 5 (lima) kurva
karakteristik yang dihasilkan dengan faktor daya 1% pada suhu 200:
5 - 27
Gambar 4.1
Karakteristik Faktor Daya vs Suhu
Kurva A: oleh L.W Smith (Doble, 1936). Menyatakan bahwa selama rugi-rugi
dielektrik pada minyak menjadi bagian terbesar dari keseluruhan rugi-
rugi dielektrik dari trafo maka dapat dikatakan keseluruhan
karakteristik faktor daya vs suhu dari trafo tersebut diperkirakan
sesuai dengan minyak itu sendiri.
Kurva B: oleh E.V. DeBelieux (GE, 1953), berdasarkan standar kurva AIEE.
Kurva berdasarkan data dari trafo daya besar, 25 mVA – 170 mVA.
Kurva kemudian diperkenalkan oleh AIEE pada tahun 1958 sebagai
6 - 27
bagian dari “Pra-kode uji untuk pengujian faktor daya dari trafo tenaga
dan distribusi”.
Kurva C: hasil studi yang dilakukan oleh Doble Client Committee on
Transformers pada tahun 1963.
Kurva D: data kurva ini dihasilkan dari studi oleh Manitoba Ilydro System dan
dimasukkan ke Doble oleh Mr. William McDermid pada Januari 1976.
Kurva E: berdasar kurva O.E-EHV yang diperkenalkan oleh R.F. Casey dari
Perusahaan Ohio Edison tahun 1976.
IV.2 Pengaruh Kelembaban Terhadap Hubungan Temperature dan Power
Faktor.
Studi yang dilakukan untuk menentukan faktor koreksi memilih isolasi antara
belitan (CHL) sebagai variable yang diinginkan karena isolasi ini tidak dipengaruhi
oleh kontaminasi dari permukaan luar dari bushing. Faktor daya CH dan CL yang
diperoleh dapat memberikan pengaruh dari rugi-rugi dalam permukaan bushing,
jadi faktor koreksi mungkin lebih sulit untuk didapatkan dibanding dari pada CHL.
Jenis-jenis faktor koreksi suhu yang sekarang digunakan untuk jenis transformator
oil-filled adalah :
- Free Breathing and Older Conservator (FB)
- Sealed, Gas-Blanketed dan Modern Conservator ≤ 161 kV
- Sealed, Gas-Blanketed dan Modern Conservator > 161 kV
Jenis-jenis dari faktor koreksi suhu disingkatkan sebagai FB, <= 161 kV dan >
161 kV untuk memudahkan pembahasan.
Telah diketahui bahwa tingkat kelembaban dalam isloasi akan mempengaruhi
faktor daya. Hal ini digambarkan pada gambar 4.2 dimana telah dipublikasikan
lebih dahulu dalam tulisan oleh Doble Engineering pata tahun 1967(15) dan
1976(17). Pada gambar tersebut memperlihatkan hubungan antara persentase
7 - 27
faktor daya dengan suhu dari beberapa contoh dari isloasi dengan berbagai tingkat
kelembaban. Sebagai catatan bahwa faktor daya dari isolasi kering menghasilkan
kurva yang dapat digambarkan relatif datar dan huruf U. Faktor daya berubah
kecil dalam jarak perbedaan temperatur yang besar. Jika tingkat kelembaban dari
isolasi menaikkan faktor daya secara umum untuk semua suhu dan ada tendensi
dari faktor daya untuk menaikkan secara sangat berbeda dalam temperatur yang
lebih tinggi. Sebagai contoh, kertas dengan kelembaban 0,1% memiliki kurva
faktor daya yang relatif datar, tetapi untuk kertas denga kelembaban 1,18%
memiliki faktor daya yang sangat tinggi pada suhu yang lebih tinggi.
Gambar 4.2
Untuk menggambarkan bahwa eksperimen ini dapat diaplikasikan pada sistem
isolasi kertas dalam transformator-transformator sebuah tinjauan telah dilakukan.
8 - 27
Database mempunyai hasil pengujian faktor daya untuk jenis transformator ≤161
kV dalam jangkauan dari faktor daya 0 - 5%. Untuk hasil-hasil pengujian tersebut
ketiga kurva diperlihatkan pada grafik dalam gambar 4.3.
Gambar 4.3
Setiap kurva adalah sebuah polinomial tingkat ke-2 yang merupakan hasil terbaik
dari pengukuran faktor daya sebagaimana diindikasikan dalam jarak dari legenda
grafik. Ketiga hasil pengukuran batas faktor daya adalah 0-5%, 0-1% dan 0-05%.
Hal tersebut dapat disimpulkan dari grafik jika trafo dengan faktor daya yang
tinggi memiliki kemampuan untuk meningkatkan kurva faktor daya lebih
signifikan pada suhu tinggi. Pada tinjauan kasus dari sealed, nitrogen-blanketed
dan modern conservators kami telah mencoba untuk mendapatkan faktor-faktor
koreksi yang merupakan representatif dari trafo-trafo sistem isolasi kering. Untuk
mencapai tujuan tersebut kami telah membatasi batas dari faktor daya dari 0-
1.0%. Faktor koreksi yang didapatkan dengan batas ini tidak termasuk pada trafo
basah.
Pada konservator free breathing dan older konservator memiliki kemungkinan
menjadi lebih basah dari sistem konservator sealed, nitrogen-blanketed dan newer.
Semua data dari faktor daya untuk free breathing dan older konservator telah
digunakan dalam grafik dan tabulasi dari beberapa jenis trafo.
9 - 27
IV.3 Aplikasi dari Faktor Koreksi yang sudah ada.
10 - 27
Tabel 4.1
Tabel 4.1 menunjukkan hasil Faktor koreksi faktor daya yang telah dihasilkan dari
study oleh Doble sebelumnya.
11 - 27
Hasil diskusi akan difokuskan dalam aplikasi dari ketiga jenis faktor koreksi
tersebut diatas. . Grafik berikut memperlihatkan hasil studi dari koreksi faktor
daya. Grafik 4.4 pada bagian dari tulisan ini memiliki simbol dari berapa jenis
informasi yang digambarkan.
- Simbol berlian, mengindikasikan pengukuran faktor daya dari setiap data
dalam database yang merupakan hubungan dari suhu minyak permukaan
- Garis tegas mengindikasikan polinomial tingkat 2 yang sangat dekat mewakili
data pengukuran faktor daya yang diperlihatkan dari simbol berlian
- Hasil tinjauan faktor koreksi diindikasikan dengan simbol segiempat. Faktor
koreksi adalah nilai yang dibutuhkan untuk memperbaiki kurva polinomial
faktor daya pada 200C. Faktor koreksi (CF) ditunjukkan dalam rumus sbb:
CF pada T0C = PF pada 200C / PF pada T0C
- Simbol segitiga dan lingkaran mewakili faktor koreksi yang telah ada yang
digunakan untuk mengindikasikan kelas atau kelas-kelas dari trafo.
Gambar 4.4
IV.3.1 Faktor koreksi dari transformator jenis free breathing dan older
konservator
12 - 27
Gambar 4.4 mengindikasikan hasil tinjauan dari kelas faktor koreksi FB dari trafo.
Sebagai catatan bahwa untuk suhu dibawah 200C faktor daya yang telah ada
memperlihatkan bahwa faktor daya isolasi lebih tinggi dari faktor koreksi yang
disarankan dalam tinjauan ini. Untuk suhu yang lebih tinggi dari 200C faktor
koreksi yang telah ada berada di bawah perbaikan faktor daya. Penggunaan dari
FB yang telah ada dapat menyebabkan investigasi yang tidak penting dari isolasi
pada suhu di bawah 200C tetapi pengukuran yang diambil pada suhu lebih tinggi
dari 200C dapat membuat trafo-trafo pada kondisi batasnya tidak dapat
diperlihatkan.
Sebagaimana diindikasikan pada gambar 4.5 sebagian besar dari pengujian dalam
database dihasilkan diantara 100C-400C pada range suhu koreksi batas atas
tertinggi disusun oleh faktor koreksi yang telah ada sekitar 18% dan batas bawah
paling maksimal sekitar 42%.
Gambar 4.5
IV.3.2 Faktor koreksi dari trafo tegangan ≤ 161 kV dengan jenis konservator
sealed, gas-blanketed dan modern
13 - 27
Gambar 4.6 adalah sebuah grafik yang merepresentatifkan dari sebuah tinjauan
pada faktor koreksi untuk trafo kelas ≤ 161 kV. Sebagai catatan bahwa untuk suhu
dibawah 200C faktor koreksi yang menyediakan perbaikan faktor daya isolasi
yang lebih tinggi dari faktor koreksi yang diajukan dari tinjauan ini.
Gambar 4.6
Pada 20C faktor koreksi yang digunakan adalah 1,5 vs 0,96 yang ditentukan pada
tinjauan ini. Faktor koreksi yang telah ada menyediakan koreksi batas atas sebesar
67% yang dihasilkan lebih tinggi dari perbaikan faktor daya. Sebagai contoh
marilah kita mempertimbangkan sebuah sistem isolasi trafo dengan sebuah
pengukuran faktor daya pada 0,5% di 20C. Isolasi ini akan dipertimbangkan untuk
memiliki sebuah perbaikan faktor daya sebesar 0,75% menggunakan faktor
koreksi pada ≤ 161 kV yang telah ada. Hasil perbaikan tinjauan ini akan
memberikan isolasi pada faktor daya menjadi 0,48%. Faktor koreksi tertinggi
yang digunakan saat ini dapat mengakibatkan investigasi yang tidak penting.
Untuk suhu diatas 200C faktor koreksi yang telah ada berada dibawah perbaikan
faktor daya yang dapat menyebabkan kondisi batas trafo tidak dapat diperlihatkan.
14 - 27
Suhu faktor koreksi untuk trafo >161 kV telah dimasukan dalam grafik dalam
gambar 4.6. Hal ini sangat menarik untuk dicatat jika kurva koreksi yang
disarankan untuk kelas trafo ≤ 161 kV sangat mirip dengan faktor koreksi dengan
trafo > 161 kV yang telah digunakan. Faktor koreksi untuk trafo > 161 kV
menunjukkan koreksi batas atas adalah 8% pada suhu 00C dan batas paling bawah
adalah 18% pada suhu 600C.
Gambar 4.7
Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa hasil pengujian frekuensi menunjukkan
bagian dari pengujian suhu. Perhitungan dapat ditentukan dengan memperkirakan
83% dari pengujian dalam database menunjukkan diantara 100C dan 400C. Untuk
range suhu batas koreksi paling atas disusun olef faktor koreksi yang telah ada
sekitar 31% pada 100C dan koreksi batas terendah sekitar 34% pada 400C. Untuk
suhu pada range yang sama faktor koreksi dari trafo >161 kV menghasilkan batas
atas koreksi 4% pada 100C dan batas bawah koreksi 10% pada 400C.
IV.3.3 Faktor Koreksi pada Trafo > 161 kV dengan Jenis Konservator
Sealed, Gas-Blanketed dan Modern.
15 - 27
Gambar 4.7
Gambar 4.7 adalah grafik representatif dari tinjauan faktor koreksi untuk kelas
trafo >161 kV. Sebagai catatan untuk sebagian besar suhu dari faktor koreksi yang
telah ada memberikan perbaikan faktor daya isolasi dimana hanya sedikit lebih
rendah dibanding faktor daya yang diperoleh denga menggunakan faktor koreksi
yang diusulkan oleh tinjauan ini.
Gambar 4.7
Gambar 4.8 memperlihatkan hasil pengujian frekuensi yang diperlihatkan dalam
bagian lain dari pengujian suhu untuk kelas trafo >161 kV. Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa perkiraan sekitar 82% dari pengujian-pengujian tersebut
terjadi pada 10oC dan 40oC. Untuk range suhu batas atas koreksi adalah 3% pada
14oC dan batas bawah koreksi adalah 13% pada 40oC.
16 - 27
IV.4 Observasi dan Rekomendasi Doble
IV.4.1 Observasi
Teknik pengujian direkomendasikan dengan melakukan pengujian terpisah
pada belitan, bushing dan isolasi bahan cair, dengan pemutusan secukupnya
secara fisik antara isolasi trafo dari bus eksternal, lines atau kabel.
Beberapa pengukuran yang sederhana dilakukan secara terpisah, pengukuran
langsung pada rugi-rugi dielektrik, kapasitansi dan faktor daya dari isolasi
antara pasangan belitan, antara setiap belitan dengan pentanahan, untuk setiap
bushing dan untuk contoh minyak. Pemisahan sistem listrik pada sebagian
besar area dari isolasi ini, mengizinkan analisa langsung dari kondisi pada
isolasi transformator dengan “efek permukaan“ yang sangat kecil dari belitan
pada bushing, bushing pada belitan, minyak pada belitan dan minyak pada
bushing.
Adapun data-data yang dihasilkan seharusnya terdiri dari arus, rugi daya dan
faktor daya untuk setiap isolasi belitan ke ground (CH, CL) dan untuk setiap
isolasi antarbelitan (CHL, dll). Jika terdapat kesulitan dimana belitan tegangan
rendah tidak dapat diuji secara terpisah, pengujian pada tegangan tinggi (CH)
dan isolasi antarbelitan (CHL) sudah mencukupi.
Data sebaiknya termasuk informasi lengkap dari nameplate, hasil rekaman
minyak permukaan dan suhu ambient. Suhu direkam secara periodik selama
pengujian dengan durasi yang tidak terlalu lama.
The Doble Test Assistant Office System menyediakan sebuah efektifitas
untuk mengumpulkan hasil data pengujian dalam jumlah yang besar dan
diuraikan dalam informasi yang penting yang dibutuhkan untuk menampilkan
tinjauan ini.
Penggunaan data dalam jumlah besar, memberikan kredibitas dalam tingkat
tinggi dari faktor koreksi dapat diperoleh. Penggunaan trafo dalam jumlah
sedikit dapat menyediakan faktor koreksi yang tidak mewakili trafo dalam
jumlah yang banyak.
17 - 27
Kelas FB dari faktor koreksi bukanlah representatif dari sebagian besar trafo-
trafo dalam kelas tersebut. Ada suatu kecenderungan untuk sebuah tinjauan
untuk memperbaiki faktor-faktor mendekati nilai 1 dibandingkan dengan
faktor daya yang telah ada. Hal ini bisa menjadi sebuah indikasi jika bagian
isolasi kertas dari sistem isolasi akan menjadi lebih dominan dibandingkan
dengan minyak yang mendeterminasikan faktor koreksi dari sistem isolasi.
Kelas FB yang telah ada dari faktor koreksi memiliki kesamaan dengan faktor
koreksi dari bahan minyak mineral yang ditemukan pada tahun 1939.
Tinjauan yang berhubungan menyatakan bahwa faktor koreksi dari ≤ 161 kV
yang telah ada tidak mewakili dari sebagaian besar kelas trafo yang sama.
Faktor koreksi > 161 kV berhubungan dekat dengan tinjauan faktor koreksi
yang dihasilkan untuk kelas trafo ≤ 161 kV.
Faktor koreksi > 161 kV berhubungan dekat deyang digunakan dengan kurva
yang saat ini digunakan untuk kelas dari trafo-trafo.
IV.4.2 Rekomendasi.
Pengambilalihan faktor koreksi yang digunakan sekarang adalah untuk trafo > 161
kV, pada semua jenis konservator sealed, gas-blanketed dan modern yang
berdasarkan pada tegangan belitan.
18 - 27
V. Contoh kasus dari Doble literature:
1. Faktor Daya mendeteksi kelembaban di dalam trafo
Trafo Westinghouse 138/21 kV, 265 MVA
2. Pengujian bushing secara terpisah
19 - 27
3. Ungrounded Core
Trafo 2 belitan, ABB 138/0,48 kV, 5 MVA, oil-filled
4. Kelembaban
Trafo 2 belitan, FPE, 13,8/4,3 kV, 7 MVA, oil-filled
Faktor daya CL tinggi dan terdapat ketidakcocokan faktor daya antara CHL dan
CLH.
5. Defective Pumps
Trafo Shell, Westinghouse, 3-phase, 345/19 kV, 343 MVA
Telah dilakukan pengujian pada sebuat unit yang serupa namun tidak
menunjukkan peningkatan nilai faktor daya yang sama seperti di atas
20 - 27
6. Carbonized Path
Trafo 2 belitan, Allis Chalmers, 115/13,2 kV, 12/16/20 MVA, oil-filled
Histori trafo:
- 12 Mei 1969 acceptance test
- Bushing X1 (Lapp tipe POC-A) gagal. Trafo diuji pada 11 April dan
dikembalikan untuk beroperasi pada 16 April 1977
- Pada 14 Nov 1979 bushing X3 gagal. Trafo telah diuji dan dikembalikan
untuk operasi pada 15 Nov 1979. Faktor daya CL meningkat
- Trafo di uji pada 30 Agustus 1984 selama pemeriksaan tap changer
- 20 Nov 1984 trafo dikeluarkan dari operasi untuk di uji. Faktor daya CHL
meningkat hingga 3,6% pada 10 kV
Hasil pemeriksaan trafo:
- Setelah dikeluarkan dari tangki, pemasangan gulungan HV terlihat baik
namun ada ketidaksejajaran jarak gulungan dalam belitan tap.
- Setelah gulungan HV dikeluarkan, ditemukan banyak karbon yang
menempel pada jarak vertikal dan gulungan LV pada semua phasa
- Trafo kembali beroperasi pada tahun 1985
21 - 27
VI. KESIMPULAN
1. Pengujian faktor daya isolasi sangat efektif untuk memperkirakan tingkat
kebasahan, kekeringan ataupun pemburukan pada isolasi trafo.
2. Nilai faktor daya perlu dikoreksi terhadap suhu untuk memperoleh analisa
yang akurat
3. Perlu adanya kajian lebih lanjut tentang analisa hasil faktor daya terhadap
suhu
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim penyusun buku O&M Trafo, Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga, 2003
2. Basic Power Factor Theory and Apparatus Testing, Doble Engineering
Company, 2003
3. Rickley, A.L, Clark, R.E, Power Factor versus Temperature Characteristics
of Modern power-Transformer Insulation, Doble Engineering Company
4. Gilbert, Norbert E, Power Factor versus Temperature Relationships for Oil-
Filled Power Transformers, Doble Engineering Company
22 - 27
23 - 27
24 - 27
25 - 27
26 - 27
27 - 27