potensi, prospek dan pengusahaan …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/bul vol 3 no. 2 thn...(cog)...

53
MAKALAH ILMIAH POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN TIMAH PUTIH DI INDONESIA Oleh Sabtanto Joko Suprapto Kelompok Program Penelitian Konservasi – Pusat Sumber Daya Geologi SARI Timah putih di alam dijumpai dalam bentuk cebakan primer dan sekunder. Cebakan sekunder merupakan sumber daya utama, yaitu berupa cebakan letakan terdapat pada tanah residu dari cebakan primer, dan berupa cebakan aluvial darat maupun lepas pantai. Pengusahaan timah putih telah berlangsung ratusan tahun, dengan meninggalkan wilayah bekas tambang yang umumnya sampai saat ini masih diusahakan kembali oleh masyarakat maupun pelaku usaha pertambangan sekala kecil maupun besar. Penambangan di lepas pantai dengan kapasitas jangkauan kedalaman terbatas sekitar 50 meter, masih meninggalkan sumber daya yang terdapat pada kedalaman yang lebih besar. Kebutuhan dunia yang meningkat disertai kecenderungan harga yang terus meningkat sangat tajam menyebabkan cut off grade (COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi untuk diusahakan. Pengusahaan sumber daya timah putih dapat dilakukan dengan peralatan sangat sederhana, atau menggunakan teknologi tinggi, sehingga dapat digunakan untuk lahan pengembangan usaha pertambangan rakyat sekala kecil maupun usaha pertambangan sekala besar. Indonesia sebagai negara eksportir timah putih terbesar di dunia, berpeluang untuk menjadi pengendali harga timah di pasar dunia. Pemanfaatan timah putih untuk konsumsi domestik yang lebih besar akan memberikan nilai tambah berganda dan efek berganda terhadap pertumbuhan industri di dalam negeri dan penyediaan lapangan kerja. ABSTRACT Tin in nature can be found in the form of primary and secondary deposits. Secondary deposits constitute main resources, namely as placer deposits occurred in residual soil of primary deposits and either in the form of land alluvial deposits or marine deposits. Tin exploitation has been going on for hundreds of years and leave the remain of tin mines which up to this time generally still being re-exploited either by local people or mining entrepreneur of small and big scales. Offshore mining with limited capacity of the depth reach of about 50 meters still leave resources occurred at a greater depth. Increasing of the world demand and also a very straight sharp trend of the price causing cut off grade getting more decreasing which give rise to the low grade resources to be economically exploited. Exploitation of tin resources can be conducted using very simple equipment or high technology so that it can be utilized for development of people mining or big scale mining. Indonesia as the greatest tin exporter country in the world has an opportunity to become a tin price controller in the world market. Utilization of tin for a bigger domestic consumption will give a double added value and multiple effects to domestic industrial growth and supply of work. PENDAHULUAN Timah putih (Sn) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Logam timah putih bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida, tidak mudah teroksidasi, sehingga tahan karat (http://id.wikipedia.org). Sebaran timah putih di Indonesia berada pada bagian Jalur Timah Asia Tenggara, jalur timah terkaya di dunia yang membentang mulai dari bagian selatan China, Thailand, Birma, Malaysia sampai Indonesia. Indonesia sebagai produsen timah putih terbesar dunia, mengalami pasang surut dalam pengusahaan pertambangan timah putih. PT. Timah yang merupakan produsen timah terbesar, pada awal tahun 1990an melakukan restrukturisasi dengan melakukan penciutan jumlah karyawan serta melepas sebagian wilayah izin usaha pertambangannya. Akan tetapi dengan meningkatnya harga timah di pasaran dunia pada beberapa tahun terakhir, serta masih banyaknya sumberdaya timah yang masih tersisa di alam, maka bekas wilayah usaha pertambangan timah yang telah ditutup sebagian kembali diusahakan oleh pelaku usaha pertambangan timah putih maupun masyarakat.

Upload: hadat

Post on 09-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAANTIMAH PUTIH DI INDONESIA

OlehSabtanto Joko Suprapto

Kelompok Program Penelitian Konservasi – Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Timah putih di alam dijumpai dalam bentuk cebakan primer dan sekunder. Cebakan sekundermerupakan sumber daya utama, yaitu berupa cebakan letakan terdapat pada tanah residu dari cebakanprimer, dan berupa cebakan aluvial darat maupun lepas pantai. Pengusahaan timah putih telah berlangsungratusan tahun, dengan meninggalkan wilayah bekas tambang yang umumnya sampai saat ini masihdiusahakan kembali oleh masyarakat maupun pelaku usaha pertambangan sekala kecil maupun besar.

Penambangan di lepas pantai dengan kapasitas jangkauan kedalaman terbatas sekitar 50 meter,masih meninggalkan sumber daya yang terdapat pada kedalaman yang lebih besar. Kebutuhan dunia yangmeningkat disertai kecenderungan harga yang terus meningkat sangat tajam menyebabkan cut off grade(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi untukdiusahakan. Pengusahaan sumber daya timah putih dapat dilakukan dengan peralatan sangat sederhana,atau menggunakan teknologi tinggi, sehingga dapat digunakan untuk lahan pengembangan usahapertambangan rakyat sekala kecil maupun usaha pertambangan sekala besar.

Indonesia sebagai negara eksportir timah putih terbesar di dunia, berpeluang untuk menjadipengendali harga timah di pasar dunia. Pemanfaatan timah putih untuk konsumsi domestik yang lebih besarakan memberikan nilai tambah berganda dan efek berganda terhadap pertumbuhan industri di dalam negeridan penyediaan lapangan kerja.

ABSTRACT

Tin in nature can be found in the form of primary and secondary deposits. Secondary deposits constitutemain resources, namely as placer deposits occurred in residual soil of primary deposits and either in theform of land alluvial deposits or marine deposits. Tin exploitation has been going on for hundreds of yearsand leave the remain of tin mines which up to this time generally still being re-exploited either by localpeople or mining entrepreneur of small and big scales.

Offshore mining with limited capacity of the depth reach of about 50 meters still leave resourcesoccurred at a greater depth. Increasing of the world demand and also a very straight sharp trend of the pricecausing cut off grade getting more decreasing which give rise to the low grade resources to be economicallyexploited. Exploitation of tin resources can be conducted using very simple equipment or high technology sothat it can be utilized for development of people mining or big scale mining.

Indonesia as the greatest tin exporter country in the world has an opportunity to become a tin pricecontroller in the world market. Utilization of tin for a bigger domestic consumption will give a double addedvalue and multiple effects to domestic industrial growth and supply of work.

PENDAHULUAN

Timah putih (Sn) adalah logam berwarnaputih keperakan, dengan kekerasan yang rendah,berat jenis 7,3, serta mempunyai sifat konduktivitaspanas dan listrik yang tinggi. Logam timah putihbersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timahdiperoleh terutama dari mineral kasiterit yangterbentuk sebagai oksida, tidak mudah teroksidasi,sehingga tahan karat (http://id.wikipedia.org).

Sebaran timah putih di Indonesia beradapada bagian Jalur Timah Asia Tenggara, jalur timahterkaya di dunia yang membentang mulai daribagian selatan China, Thailand, Birma, Malaysiasampai Indonesia.

Indonesia sebagai produsen timah putihterbesar dunia, mengalami pasang surut dalampengusahaan pertambangan timah putih. PT.Timah yang merupakan produsen timah terbesar,pada awal tahun 1990an melakukan restrukturisasidengan melakukan penciutan jumlah karyawanserta melepas sebagian wilayah izin usahapertambangannya. Akan tetapi denganmeningkatnya harga timah di pasaran dunia padabeberapa tahun terakhir, serta masih banyaknyasumberdaya timah yang masih tersisa di alam,maka bekas wilayah usaha pertambangan timahyang telah ditutup sebagian kembali diusahakanoleh pelaku usaha pertambangan timah putihmaupun masyarakat.

Page 2: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Pengusahaan timah putih telahberlangsung sekitar 200 tahun, yaitu sejakpendudukan oleh Belanda. Setelah kemerdekaan,pengusahaan dilanjutkan oleh PT. Timah dan PT.Koba Tin, yang menjalankan operasinya terutamadi Pulau Karimun, Kundur, Singkep, Belitung, danBangka, penambangan dilakukan baik di daratmaupun lepas pantai.

Prospek pengusahaan timah masih cukupmenjanjikan, banyak perusahaan lokal yang mulaimelakukan usaha pertambangan timah putih.Bahkan penambangan oleh masyarakat setempatdengan peralatan sederhana marak dilakukan diwilayah pulau-pulau penghasil timah tersebut diatas.

SEJARAH PERTAMBANGAN

Dalam sejarah peradaban manusia, timahputih merupakan salah satu logam yang dikenaldan digunakan paling awal. Timah digunakan sejak3.500 tahun sebelum masehi untuk logam paduan.Sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahunsebelum masehi. Sekitar 35 negara menghasilkantimah putih untuk memenuhi kebutuhan dunia(http://minerals.usgs.gov).

Kegiatan pertambangan timah putih diIndonesia telah dilakukan sejak ratusan tahun yanglalu. Penggunaan timah putih untuk bahan uangkoin oleh Kesultanan Palembang telah berlangsunglama, yaitu dengan diketemukannya koin uanglogam timah putih dengan tertera tahun 1091 H.Uang koin ditemukan terbuat dari timah putih,tertulis Masruf fi Balad Palembang 1091 dan koinSultan Fi Balad Palembang 1113. Koin ini dibuatpada masa pemerintahan Sultan AbdurrahmanKhalifatul Mukminin Saidul Iman. Dijumpaibeberapa seri koin, ada yang tertulis tahun 13, 113,dan 1113 dengan bentuk yang sama tapi berbedacara penulisan tahun.

Sebagian besar uang koin KesultananPalembang terbuat dari timah putih. Hal ini karenabahan baku inilah yang banyak ditemukan diwilayah Kesultanan Palembang, yaitu Bangka danBelitung. Koin terbuat dari timah lebih cepat rusak,mudah aus, dan patah (Muhibat, 2007).

Pulau Bangka tidak begitu besar, dekatdengan Sumatera. Nama Bangka dikenal padaabad ke-7, ketika ditemukan prasasti Kotakapur dimuara sungai Mendu, Bangka Barat. Prasasti iniadalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Padaprasasti tertulis kata Vanca, yang berarti timah.Kata inilah yang kemudian diyakini sebagai asalkata Bangka.

Berdasarkan temuan tersebut, para ahlipertambangan meyakini di Pulau Bangka terdapatdeposit timah dalam jumlah besar. Timah pertamakali ditemukan di Pulau Bangka pada sekitar tahun1709 melalui penggalian di Sungai Olin di

Kecamatan Toboali oleh orang-orang Johor,Malaysia. Sejak saat itu, maka Pulau Bangka mulaiterkenal sebagai daerah penghasil timah putih(Muhibat, 2007).

Catatan lain menyebutkan pertambangantimah dimulai Kesultanan Palembang sejak tahun1850 dan berlangsung di bawah PemerintahKolonial Belanda. Di masa kolonial Belanda,pertambangan timah Bangka dikelola oleh badanusaha milik pemerintah bernama Banka TinWinning Bedrijf (BTW); sementara di P. Belitungdan P. Singkep dilakukan oleh perusahaan swastaBelanda, masing-masing GemeenschappelijkeMijnbow Maatschappij Biliton (GMB) dan NV.Singkep Tin Explitatie Maatschappij (NV. SITEM).

Setelah kemerdekaan Negara RI yaituantara tahun 1953 - 1958, ketiga perusahaan diatas dinasionalisasikan menjadi tiga PerusahaanNegara terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk BadanPimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambangTimah Negara (BPU PN Tambang Timah) untukmengkoordinasikan ketiga perusahaan dimaksuddan pada tahun 1968 keempat perusahaantersebut digabungkan menjadi satu perusahaanbernama Perusahaan Negara (PN) TambangTimah (http://timah.com).

Pada tahun 1950an timah putih merupakanhasil pertambangan yang memberikan kontribusikedua sesudah minyak bumi. Sebagian besarproduksi timah putih Indonesia saat itu berasal dariBangka, lainnya berasal dari Belitung danSingkep. Keadaan di pasar dunia padapertengahan tahun 1950an menunjukkan akankebutuhan timah yang meningkat, sehinggamemberikan sedikit dorongan ke arah perluasanpertambangan timah (Bappenas, 1955).

Pada tahun 1976, berdasarkan Undang-Undang No.9 Tahun 1969 dan PeraturanPemerintah No.19 Tahun 1969; statusPN.Tambang Timah dan Proyek Peleburan TimahMentok diubah menjadi bentuk PerusahaanPerseroan (Persero) dengan kepemilikan seluruhsaham oleh Negara Republik Indonesia, danberubah nama menjadi PT Tambang Timah(Persero). Pada tahun 1995 status PT Timahmenjadi PT Timah Tbk, dengan strukturkepemilikan 35% saham perusahaan dimiliki olehmasyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamdimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Saat ini PT.Timah Tbk dikenal sebagaiperusahaan penghasil logam timah terbesar didunia dan sedang dalam proses pengembanganusaha di luar penambangan timah dengan tetapberpijak pada kompetensi yang dimiliki. Seiringbergulirnya era otonomi daerah dan semakinmeningkatnya harga timah di pasaran dunia,maka kegiatan usaha pertambangan semakinmarak. Hal ini berdampak terhadap wilayah usahapertambangan timah PT Timah yang ketikarestrukturisasi dilepas, maka oleh pelaku usaha

Page 3: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

pertambangan setempat kembali diusahakan.Bahkan sebagian telah ditambang kembali olehmasyarakat dengan cara semprot maupundengan menggunakan alat sangat sederhanaberupa saringan, dulang dan sekop.

MULAJADI

Timah merupakan logam dasar terkecilyang diproduksi, yaitu kurang dari 300.000 ton pertahun, apabila dibandingkan dengan produksialuminium sebesar 20 juta ton per tahun(www.timah.com). Timah putih merupakan unsurlangka, kelimpahan rata-rata pada kerak bumisekitar 2 ppm, dibandingkan dengan seng yangmempunyai kadar rata-rata 94 ppm, tembaga 63ppm dan timah hitam 12 ppm. Sebagian besar(80%) timah putih dunia dihasilkan dari cebakanletakan (aluvial), sekitar setengah produksi duniaberasal dari Asia Tenggara. Mineral ekonomispenghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2),meskipun sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfidaseperti stanit, silindrit, frankeit, kanfieldit dan tealit(Carlin, 2008).

Mulajadi timah di daerah jalur timah yangmembentang dari Pulau Kundur sampai PulauBelitung dan sekitarnya diawali dengan adanyaintrusi granit yang berumur ± 222 juta tahun padaTrias Atas. Magma bersifat asam mengandung gasSnF4, melalui proses pneumatolitik hidrotermalmenerobos dan mengisi celah retakan, dimanaterbentuk reaksi: SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2(Pamungkas, 2006).

Cebakan bijih timah merupakan asosiasimineralisasi Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn.Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000km. Terdapat tiga tipe kelompok asosiasimineralisasi timah putih, yaitu stanniferouspegmatites, kuarsa-kasiterit (Gambar 1) dansulfida-kasiterit (Taylor, 1979). Urat kuarsa-kasiterit,stockworks dan greisen terbentuk pada batuanbeku granitik plutonik, secara gradual terbentukstanniferous pegmatites yang ke arah dangkalterbentuk urat kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor,1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijihberbentuk lembaran mengisi rekahan atau celah(Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan greisenmerupakan tipe mineralisasi utama yangmembentuk sumber daya timah putih pada jalurtimah yang menempati Kepulauan Riau hinggaBangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikandengan “Central Belt” di Malaysia dan Thailand(Mitchel, 1979).

Mineral utama yang terkandung di dalambijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa,zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan mineralikutan (http://www.tekmira.esdm.go.id). Timah putihdalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe,yaitu cebakan bijih timah primer dan sekunder.

Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiteritterdapat pada urat maupun dalam bentuk tersebar.

Gambar 1. Singkapan cebakan timah putih primer tipe uratkuarsa-kasiterit, di Pulau Singkep

Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi airyang terjadi pada cebakan timah primer pada ataudekat permukaan menyebabkan terurainyapenyusun bijih timah primer. Proses tersebutmenyebabkan juga terlepas dan terdispersinyatimah putih, baik dalam bentuk mineral kasiteritmaupun berupa unsur Sn.

Proses pelapukan, erosi, transportasi dansedimentasi yang terjadi terhadap cebakan bijihtimah putih pimer menghasilkan cebakan timahsekunder, yang dapat berada pada tanah residumaupun letakan sebagai endapan koluvial, kipasaluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai.Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkansumber daya cebakan timah letakan ekonomisadalah yang mempunyai dimensi sebaranpermukaan erosi luas sebagai sumber dispersi.

KEGUNAAN

Penggunaan timah untuk paduan logamtelah berlangsung sejak 3.500 tahun sebelummasehi, sebagai logam murni digunakan sejak 600tahun sebelum masehi. Kebutuhan timah putihdunia setiap tahun sekitar 360.000 ton. Logamtimah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dandapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasidalam udara sehingga tahan karat. Kegunaantimah putih di antaranya untuk melapisi logamlainnya yang berfungsi mencegah karat, bahansolder, bahan kerajinan untuk cendera mata, bahanpaduan logam, casing telepon genggam. Selain itutimah digunakan juga pada industri farmasi, gelas,agrokimia, pelindung kayu, dan penahankebakaran.

Timah merupakan logam ramah lingkungan,penggunaan untuk kaleng makanan tidakberbahaya terhadap kesehatan manusia.

Page 4: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Kebanyakan penggunaan timah putih untukpelapis/pelindung, dan paduan logam denganlogam lainnya seperti timah hitam danseng. Konsumsi dunia timah putih untuk pelatmenyerap sekitar 34% untuk solder 31%.

Timah yang dihasilkan dari pertambangan PT.Timah berupa: Banka Tin (kadar Sn 99.9%) Mentok Tin (kadar Sn 99,85%) Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas:

Banka LL100ppm, Banka LL50 ppm, BankaLL40ppm, Banka LL80ppm, BankaLL200ppm

Banka Four Nine (kadar Sn 99,99%)

Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas: Banka Small Ingot Banka Tin Shot Banka Pyramid Banka Anoda (http://timah.com)

POTENSI

Potensi timah putih di Indonesia tersebarsepanjang kepulauan Riau sampai BangkaBelitung, serta terdapat di daratan Riau (Gambar 2)yaitu di Kabupaten Kampar dan Rokan Ulu.Sumber daya timah putih yang telah diusahakanmerupakan cebakan sekunder, baik terdapatsebagai tanah residu dari cebakan primer, maupunletakan sebagai aluvial darat dan lepas pantai.

Gambar 2. Jalur sebaran timah putih (http://timah.com)

Endapan aluvial darat mempunyai polasebaran memanjang mengikuti lembah sungai yangmasih aktif maupun sungai purba, menerus kearah lepas pantai membentuk pola yangmenunjukkan arah dispersi dari cebakan primertertranspot melalui media air, membentuk endapanaluvial darat menerus ke arah lepas pantai. Polasebaran memanjang mengikuti lembah aluvialdaratan menerus ke arah lepas pantai, dengankomponen penyusun umumnya mengandung kerikil

sampai berangkal kuarsa memberikan gambaranakan kemungkinan terbentuk pada saat susut laut(Rohmana dkk, 2008).

Harga timah putih yang sangat rendahpada akhir tahun 1980an sampai pertengahan1990an mengakibatkan sebagian wilayah usahapertambangan ditutup, dengan menyisakan sumberdaya yang masih signifikan untuk saat ini kembalidiusahakan. Potensi sumber daya timah putihmasih sangat prospektif untuk diusahakan, baiktimah pada endapan in-situ yang belum pernahdimanfaatkan, maupun yang terkandung padatailing tambang lama.

Penambangan timah putih lepas pantai,selama ini menggunakan kapal keruk yangmempunyai kapasitas dapat menjangkaukedalaman 15-50 meter (http://timah .com). Sumberdaya timah putih dengan sebaran berada padakedalaman dari permukaan air lebih dari 50 meteratau kurang dari 15 meter tidak tertambang.Penggunaan kapal hisap yang mempunyaikapasitas dapat menjangkau kedalaman lebih dari50 meter memberikan peluang untukmengusahakan endapan timah putih lepas pantaitersebut. Selain itu endapan pada lepas pantaiyang dangkal kurang dari 15 meter dapatdiusahakan oleh masyarakat atau untukpertambangan sekala kecil. Mengingat hal tersebut,maka aktifitas eksplorasi untuk mendapatkansumber daya timah putih khususnya endapan lepaspantai kembali marak dilakukan akhir-akhir ini(Gambar 3).

Gambar 3. Kapal eksplorasi untuk pengeboran cebakan timahaluvial di lepas pantai Dabo

Kadar timah terendah ekonomis (cut offgrade) pada tahun 2007 untuk endapan timahaluvial pada kisaran kadar 0.01% Sn, ataucebakan bijih timah primer dengan kadar sekitar0.1% Sn (http://sn-tin.info/production.html). Akantetapi dengan kecenderungan harga yang terusmeningkat disertai konsumsi dunia yang meningkatjuga, mengakibatkan cut off grade (COG)cenderung menurun, oleh karena itu sumber dayatimah dengan kadar rendah yang pada masa lalutidak ekonomis diusahakan, dapat menjadicadangan yang mempunyai nilai ekonomi.Peningkatan jumlah status sumber daya menjadicadangan tersebut dapat memberikan peluang

Page 5: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

pengembangan cebakan timah yang padabeberapa wilayah telah dilakukan pengakhirantambang.

Pada neraca Pusat Sumber Daya Geologi,tahun 2007, tercatat sumber daya timah putihberupa bijih sebesar 4.037.304 ton, atau dalambentuk logam 622.626 ton, cadangan bijihmempunyai nilai ekonomi 543.796 ton, atau berupalogam 442.763 ton. Potensi tersebut terdapat padadaerah-daerah penghasil timah utama meliputiBangka, Belitung, Kundur dan Kampar. Sedangkanperkembangan akhir-akhir ini dengan kegiataneksplorasi yang semakin intensif, temuan sumberdaya timah akan meningkat.

Pulau Singkep pada masa lalu termasukprodusen timah yang besar, pada awal tahun1990an dilakukan pengakhiran tambang, denganmasih menyisakan sumber daya timah. Kegiataneskplorasi dan penambangan kembali marak padabeberapa tahun terakhir. Wilayah bekas tambangPT. Timah hampir seluruhnya kembali diusahakanoleh beberapa perusahaan lokal dan masyarakat.

Pulau Bintan yang belum menghasilkanTimah, mempunyai sumber daya timah meskipundalam sekala yang tidak besar. Demikin jugawilayah lain pada sepanjang jalur timah yangmeliputi Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung,serta sekitar Kabupaten Kampar dan Rokan UluProvinsi Riau, potensial untuk kemungkinanditemukannya sumber daya atau cadangan baru.Terutama sumber daya sekala kecil di daratan, dansumber daya lepas pantai yang belum terjangkauoleh kapal keruk.

Mineral yang terkandung di dalam bijihtimah berupa kasiterit sebagai mineral utama, pirit,kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,stibnit, kalkopirit, kuprit, senotim, dan monasitmerupakan mineral ikutan. Mineral-mineral ikutanpada bijih timah akan terpisahkan pada prosespengolahan, sehingga berpotensi menjadi produksampingan.

PENAMBANGAN

Penambangan timah putih dilakukandengan beberapa cara, yaitu semprot, penggaliandengan menggunakan excavator, ataumenggunakan kapal keruk untuk penambanganendapan aluvial darat yang luas dan dalam sertaendapan timah lepas pantai. Penggunaan kapalkeruk terutama dilakukan oleh PT Timah, yangbanyak melakukan penambangan cebakan timahaluvial lepas pantai. Kapal keruk dapat beroperasiuntuk penambangan cebakan timah aluvial lepaspantai yang berada pada kedalaman sekitar 15meter sampai dengan 50. Penambanganmenggunakan cara semprot dilakukan terutamapada endapan timah aluvial darat dengan sebarantidak luas dan relatif dangkal.

Penambangan dengan menggunakanshovel/excavator dilakukan untuk menggalicebakan timah putih tipe residu, yang merupakantanah lapukan bijih primer, umumnya berada padalereng daerah perbukitan (Gambar 4).

Gambar 4. Bekas penggalian tanah residu mengandung timahputih, tidak direklamasi, Pulau Singkep

Penambangan oleh masyarakat umumnyadilakukan dengan cara semprot. Banyak jugapenambangan dalam sekala kecil terdiri dari satuatau dua orang, menggunakan peralatan sangatsederhana berupa sekop, saringan dan dulang,seperti penambangan oleh masyarakat di lepaspantai timur Pulau Singkep menggunakan sekopdengan panjang sekitar 2,5 meter, dan dilakukanpada saat air laut surut (Gambar 5 dan 15).Penambangan banyak dilakukan pada wilayahbekas tambang dan sekitarnya. Bahkan tailing yangsemula dianggap sudah tidak ekonomis, kembalidiolah untuk dimanfaatkan kandungan timahputihnya. Penambangan oleh masyarakat di lepaspantai selain menggunakan peralatan manualsederhana, menggunakan juga pompa hisap danperahu (Gambar 6).

Gambar 5. Pendulangan pasir timah, dan penambanganmenggunakan sekop (titik-titik kehitaman di kejauhan), lepas

pantai timur Pulau Singkep

Page 6: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Gambar 6. Penambangan timah pada areal telah direklamasidan di lepas pantai (Herman dkk, 2005)

PENGOLAHAN

Untuk menghasilkan pasir timah kadartinggi melalui beberapa tahapan prosespengolahan. Pasir timah di alam masih tercampurdengan butiran mineral-mineral lain. Timah dalambentuk mineral kasiterit dipisahkan dari pengotorberupa mineral ringan dengan pemisahan fisiksecara gravitasi. Pemisahan dilakukan denganmenggunakan sluice box, spiral, dan meja goyang(Gambar 7 dan 16). Pemisahan mineral bersifatmagnetik dan bukan magnetik menggunakanseparator magnetik. Pemisahan mineral bersifatkonduktor dan bukan konduktor menggunakanseparator tegangan tinggi.

Proses untuk meningkatkan kadar bijihtimah atau konsentrat yang berkadar rendah,dilakukan di Pusat Pencucian Bijih Timah (WashingPlant). Melalui proses tersebut bijih timah dapatditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 - 30% Snmenjadi 72% Sn untuk memenuhi persyaratanpeleburan. Proses peningkatan kadar bijih timahyang berasal dari penambangan di lepas pantaimaupun di darat diperlukan untuk mendapatkanproduk akhir berupa logam timah berkualitasdengan kadar Sn yang tinggi dengan kandunganpengotor (impurities) yang rendah (Gambar 8).

Hasil pemisahan konsentrat, selaindiperoleh kasiterit untuk dilebur, diperoleh jugamineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutamazirkon, monasit, ilmenit dan xenotim merupakanproduk sampingan dari hasil pemisahan secara fisikyang mempunyai prospek ekonomi untukdimanfaatkan. Pemisahan kasiterit dari pengotor,meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutantersebut, meskipun belum semua mineral ikutan,ekonomis untuk dimanfaatkan. Pada kegiatanusaha pertambangan PT Timah dan PT Koba Tin,penanganan mineral ikutan yang belumdimanfaatkan dengan menyimpan pada stock pile.

Gambar 7. Meja goyang untuk pemisahan mineral berat, Koba,Bangka Tengah

Gambar 8. Bagan alir proses pencucian dan pemurnian pasirtimah (modifikasi dari Herman dkk, 2005)

PELEBURAN

Konsentrat hasil dari proses pemisahanmempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dileburpada smelter timah putih. Bijih timah setelahdipekatkan lalu dipanggang sehingga arsen danbelerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksidayang mudah menguap. Kemudian bijih timah yangsudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon.Timah cair yang terkumpul di dasar tanur kemudiandialirkan ke dalam cetakan untuk memperolehtimah batangan (Gambar 9 dan 10).

PT Timah mengoperasikan 8 tanur dan 2single stage furnace (SSF), 7 tanur berada didaerah Mentok, Bangka dan 1 tanur berada didaerah Kundur. Proses peleburan merupakanproses melebur bijih timah menjadi logam Timah.Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas

Page 7: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

yang lebih tinggi, maka harus dilakukan prosespemurnian terlebih dahulu dengan menggunakansuatu alat pemurnian yang disebut crystallizer(Gambar 9).

Produk yang dihasilkan berupa logamtimah dalam bentuk balok atau batangan dengansekala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg perbatang (Gambar 10). Produk yang dihasilkan jugadapat dibentuk sesuai permintaan konsumen danmempunyai merek dagang yang terdaftar di LondonMetal Exchange (LME), (http://timah.com).

Gambar 9. Bagan alir proses peleburan timah putih (modifikasidari Herman dkk, 2005)

Gambar 10. Pencetakan batangan timah putih, Koba, BangkaTengah

PEMASARAN

Pemasaran timah putih mencakup kegiatanpenjualan dan pendistribusian logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% untukmemenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan danhanya sebesar 5% untuk memenuhi pasardomestik. Negara tujuan ekspor logam timah putihantara lain adalah Jepang, Korea, Taiwan, Cina

dan Singapura, Inggris, Belanda, Perancis,Spanyol, Italia, Amerika Serikat dan Kanada.

Perdagangan timah putih di LME dilakukansejak tahun 1877. Di Indonesia pada tahun 1950an,timah putih merupakan basil pertambangan keduasesudah minyak bumi. Sebagian besar produksitimah putih Indonesia saat itu berasal dari Bangka,selebihnya berasal dari Belitung dan Singkep.Keadaan di pasar dunia pada pertengahan tahun1950an menunjukkan akan kebutuhan timah yangmeningkat, sehingga memberikan dorongan kearah perluasan pertambangan timah(http://www.bappenas.go.id).

Tipe pembeli logam timah dapatdikelompokkan atas pengguna langsung (end user)seperti industri untuk digunakan sebagai solder,atau industri pelat timah, serta pembeli pedagangbesar (trader). Produk timah putih dari Indonesiamempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasarinternasional dan terdaftar dalam pasar bursalogam di London (London Metal Exchange).Kualitas setiap produk yang dihasilkan olehperusahaan dijamin dengan sertifikat produk(weight and analysis certificate) yang berstandarinternasional dan berpedoman kepada standarproduk yang ditetapkan oleh LME, sehingga dapatdiperdagangkan sebagai komoditas di pasar bursalogam (http://timah.com).

Indonesia merupakan negara eksportirtimah terbesar di dunia. China sebagai produsenterbesar kedua setelah Indonesia, akan tetapiuntuk memenuhi konsumsi dalam negerinyamasih kurang. Meskipun pada tahun 1980ansampai awal tahun 2000an, harga timahcenderung rendah, akan tetapi denganpeningkatan kebutuhan dunia akan timah putih(Gambar 11 dan 12), mulai pertengan tahun2003 sampai saat ini harga timah putihmeningkat sangat tajam (Gambar 13).

Gambar 11. Grafik produksi dan konsumsi timah putih dunia(Adnan, 2006)

Page 8: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Gambar 12. Grafik peningkatan konsumsi timah putih (Bishopdan Kettle, 2006).

Gambar 13. Grafik perkembangan harga timah putih di bursaLondon (London Metal Exchange, 2008)

Kebutuhan dunia akan timah putih yangcenderung meningkat, disertai juga peningkatanharga, sementara sumber daya atau cadangandunia semakin berkurang akan memberikanpeluang yang besar dalam pemasaran produktimah. Bahkan kecenderungan harga yangmembaik, serta posisi Indonesia sebagaieksportir terbesar dunia, mempunyai kapasitasuntuk mengendalikan harga di pasar dunia.

PROSPEK PENGUSAHAAN

Pada tahun lima puluhan, timah putihpernah menjadi komoditas hasil tambang keduasetelah minyak, yang memberikan kontribusikepada pendapatan negara. Meskipun sejarahpertambangan timah telah berlangsung lebih daridua ratus tahun, potensi sumber daya timah masihprospektif untuk diusahakan. Usaha pertambangantimah yang mulai dari kegiatan eksplorasi sampaipemasaran (Gambar 14), masih berlangsungintensif, meskipun kegiatan usaha tersebut telahberlangsung cukup lama di Indonesia.Pertambangan timah masih memerlukan kegiataneksplorasi untuk penemuan cadangan baru,khususnya endapan lepas pantai. Sumber dayadan cadangan yang telah terungkap belummewakili keseluruhan endapan lepas pantai

terutama yang berada pada kedalaman > 50 meter,serta potensi kadar rendah yang sehubungandengan kenaikan harga yang tinggi menjadiberpotensi ekonomi.

Gambar 14. Bagan alir kegiatan usaha pertambangan timahputih PT. Timah (http://timah.com)

Kapasitas penambangan lepas pantai yangselama ini hanya menjangkau sampai kedalamanmaksimal 50 meter, memerlukan kapal keruk ataukapal hisap yang dapat menjangkau kedalamanlebih besar. Penambangan dan pengolahan olehmasyarakat yang hanya mengambil kasiterit, tidakoptimal, mengingat komoditas dari mineral ikutanterbuang bersama tailing. Pengolahan denganproses pemisahan menggunakan peralatan yanglengkap akan memberikan nilai tambah berupamineral ikutan yang terproses dan terpisahkanmenjadi komoditas produk sampingan (Gambar 7).

Kebutuhan dunia akan timah putih yangterus meningkat, yang dilatarbelakangi olehpengurangan penggunaan timah hitam di negaramaju, dan peningkatan konsumsi untuk berbagaikebutuhan telah memberikan dampak kenaikanharga yang sigifikan dan cenderung masih terusmeningkat.

Produksi timah Indonesia yang tinggi, tidakseluruhnya dalam bentuk logam timah (Tabel1).Belum seluruh timah yang dihasilkan dilakukanpeleburan menggunakan smelter yang ada didalam negeri (Tabel 2). Kapasitas peleburan yangbelum mampu menampung seluruh produksi pasirtimah, maka masih memerlukan lagi peningkatankapasitas smelter atau pembangunan smelter timahyang baru.

Indonesia sebagai eksportir timah terbesardunia mempunyai peluang untuk menjaga ataumengendalikan harga timah putih di pasar dunia.Hal ini perlu dikelola secara optimal untuk menjagadan melindungi kegiatan usaha pertambangan agardapat menghasilkan konstribusi padapembangunan yang lebih optimal.

Page 9: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Tabel 1. Produksi timah putih dunia tahun 2005 (Adnan, 2006)

Negara Produksi(ton/tahun)

Indonesia 120.000

China 119.500

Peru 42.100

Bolivia 18.500

Brazil 12.600

Rusia 5.100

Vietnam 3.500

Malaysia 3.000

Lain-lain 6.000

Tabel 2. Produksi smelter dunia tahun 2005 (Adnan 2006)

Smelter Asal Produksi(ton)

MSC Group&PT Koba

Malaysia&Indonesia

58.300

Yunnan Tin China 42.700

PT Timah Indonesia 40.100

Minsur Peru 38.200

Thaisa rco Thailand 31.500

Yunnan Chengfeng China 12.600

CM Colquiri Bolivia 11.800

Ijuzhou China Tin China 11.400

Gejui Zi-Li China 10.400

Tidak semua sumber daya timah dapatdiusahakan dengan menggunakan peralatandengan kapasitas besar. Sumber daya ataucadangan sekala kecil dapat untuk pengembanganusaha pertambangan timah sekala kecil, khususnyapertambangan rakyat.

Sumber daya timah yang masih besarmemerlukan kegiatan eksplorasi rinci untukpeningkatan status menjadi cadangan. Konsumsidunia yang meningkat berdampak kurangterpenuhinya kebutuhan akan timah putih.Kebutuhan akan peningkatan kapasitas smelter didalam negeri merupakan keharusan untukmenghindari penjualan bahan mentah berupa pasirtimah dengan nilai tambah ekonomi sangat rendah.Dengan latar belakang tersebut usahapertambangan timah dari hulu sampai hilirprospektif dilakukan, dimana Indonesia sebagainegara eksportir terbesar dunia dapat berperanmengendalikan harga.

PEMBAHASAN

Sumber daya timah putih yang tersebardari sekitar Pulau Kundur sampai Belitung baik

berupa endapan in-situ maupun sudah terganggukeberadaannya mempunyai peluang untukdiusahakan. Keterdapatan timah pada wilayahbekas tambang cukup prospektif mengingatbeberapa wilayah bekas tambang mempunyai latarbelakang ketika pengakhiran tambang tidakdisebabkan oleh habisnya sumber daya timah,akan tetapi akibat anjloknya harga timah yangmenyebabkan pengakhiran aktifitas pada beberapawilayah tambang.

Sumber daya timah di lingkungan daratyang masih tersisa umumnya mempunyai dimensiyang relatif kecil, sehingga layak untuk lahan usahapertambangan rakyat, atau pertambangan sekalakecil. Sumber daya lepas pantai terutama padakedalaman kurang dari 15 meter atau lebih besar50 meter umumnya belum dimanfaatkan, sehinggapeningkatan kapasitas kapal keruk atau kapal hisapuntuk dapat menjangkau kedalaman lebih besar,akan dapat menjangkau sumber daya pada lautdalam tersebut. Sumber daya pada daerah dangkaldapat digunakan untuk pertambangan sekala yanglebih kecil.

Sebagai produsen dan negara eksportirtimah putih terbesar di dunia, memberikan peluangIndonesia untuk dapat ikut mengendalikan hargatimah dunia. Sehingga peluang pengusahaan timahuntuk mendapatkan hasil yang optimal dalamjangka panjang sangat prospektif di Indonesia.Kecenderungan harga yang meningkatmemberikan nilai ekonomi sumber daya timahmeningkat, sehingga menyebabkan cut off grade(COG) cenderung turun. Akibat dari kondisitersebut cadangan ekonomis meningkat seiringdengan turunnya COG. Kadar rendah yangsebelumnya tidak layak diusahakan menjadibernilai ekonomis, bahkan tailing daripenambangan yang telah berlangsung lebih dari200 tahun sebagian diusahakan kembali olehmasyarakat.

Nilai tambah berganda dari pemanfaatantimah putih akan lebih besar apabila produksi timahtidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhankonsumsi ekspor. Pemanfaatan domestik yanglebih besar akan lebih memberikan efek bergandadari pemanfaatan timah putih, sehingga dapatmemberikan peluang berkembangnya industridalam negeri serta menghasilkan kesempatanbekerja dan berusaha lebih luas.

KESIMPULAN

Pengusahaan timah putih di Indonesiasangat prospektif. Usaha pertambangan timahmasih memerlukan kegiatan dari hulu sampai hilir.Kegiatan eksplorasi terutama untuk endapan lepaspantai masih diperlukan. Demikian juga smelteryang ada di dalam negeri belum mampumenampung seluruh produksi konsentrat timah.

Page 10: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

Pengusahaan timah putih di Indonesiayang telah berlangsung lebih dari 200 tahun, masihmenyisakan sumber daya cukup besar. Akibatfaktor keterbatasan kapasitas penambangan kapalkeruk di lepas pantai yang selama ini dioperasikanhanya menjangkau sampai kedalaman 50 meter,sehingga sumber daya pada kedalaman lebih besarbelum dimanfaatkan. Demikian juga sumber dayalepas pantai pada kedalaman air yang terlaludangkal yang tidak dapat dilewati kapal keruksehingga masih ada yang tersisa.

Semakin meningkatkan kebutuhan akantimah putih pada pasar dunia, menyebabkan jugapeningkatan harga sangat tajam. Sebagaiakibatnya menurunkan nilai cut off grade daricadangan timah. Sumber daya kadar rendah yangsemula tidak mempunyai nilai ekonomi menjadiekonomis untuk diusahakan.

Sumber daya dengan dimensi sekala kecilyang tersisa di darat dapat digunakan untukpengembangan pertambangan rakyat yang dapatdiusahakan dengan sistem tambang semprot.Demikian juga sumber daya pada lepas pantaipada daerah dangkal yang tidak terjangkau kapalkeruk atau kapal hisap, dapat diusahakan olehmasyarakat atau tambang sekala kecilmenggunakan peralatan lebih sederhana.

Turunnya harga timah pada tahun 1980ansampai tahun 1990an memberikan efek padapeningkatan nilai cut off grade, sehingga kadar

rendah nilai tertentu yang semula ekonomismenjadi tidak ekonomis untuk diusahakan,sehingga masih tertinggal. Pengakhiran kegiatanpertambangan pada sejumlah wilayah pada awaltahun 1990an telah menyisakan sumber daya yangbelum dimanfaatkan.

Harga timah yang semakin membaik, danpeluang Indonesia untuk menjadi pengendali hargatimah pada pasar dunia, serta meningkatnya statuskadar rendah menjadi ekonomis memberikanpeluang prospektif bagi pengusahaanpertambangan timah. Masih rendahnya konsumsitimah pada pasar domestik di bandingkan ekspor,merupakan indikator bahwa pemanfaatan timahmasih sebatas penjualan bahan setengah jadi yangmempunyai nilai tambah belum optimal. Indonesiasebagai produsen timah putih terbesar di duniasangat berpeluang mengembangkan industridengan mengandalkan bahan timah putih, agardidapatkan nilai tambah berganda berupapengembangan sektor usaha ikutan yang lain danpenciptaan lapangan kerja.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih disampaikan kepada rekan-rekan di Kelompok Program Penelitian Konservasiatas bantuan dan kerjasamanya

ACUAN

………….., 2008., 2007. Neraca Sumber Daya Mineral Tahun 2007. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Adnan, H., 2006. Strong Demand to Keep Tin Prices High, http://biz.thestar.com.my

Bishop, D., dan Kettle, P., 2006. Global Tin Consumption Tops 1,000 Tonnes Per Day. ITRI

Carlin, F., 2008. Mineral Information, USGS, http://minerals.usgs.gov/minerals/

Herman, Z., Suhandi, Fujiyono, H., dan Putra, C., 2005. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi di KabupatenBangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung

Mithchel, A.M.G, 1979. Rift Subduction and Collision Tin Belts, Geol. Soc. Malaysia. Bull.vol.11

Muhibat, 2007. Koin Kuno; Mengungkap Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam, Sriwijaya Pos,Palembang.

Pamungkas, P., 2006. Kajian Pertambangan Timah Kita, http://klastik.wordpress.com/

Rohmana, dan Suprapto, S.J., 2008. Penyelidikan Bahan Galian pada Wilayah Bekas Tambang, PulauSingkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Strong, D.F., 1990, A Model for Granophile Mineral deposits, Ore Deposit Models, Geoscience Canada,Ontario

Taylor, R.G., 1979. Geology of Tin Deposits. Elsevier Scientific Publishing Company, Canada

http://id.wikipedia.org/wiki/Timah

http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/tin/index.html

http://sn-tin.info/production.html.

http://timah.com/

Page 11: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

MAKALAH ILMIAH

http://www.bappenas.go.id/index.php

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Timah/

Gambar 15. Penambangan timah oleh masyarakat di lepas pantai timur Pulau Singkep dilakukan pada saat laut surut

(a) (b)

Gambar 16. Pemisah mineral berat dan ringan sistem spiral (a) menggunakan media air, (b) aliran konsentrat, mineral berat berwarnagelap, dan mineral ringan berwarna cerah.

Page 12: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

1

POTENSI BAHAN BAKU SEMEN DI INDONESIA TIMUR

OlehHerry Rodiana Eddy

Kelompok Program Penelitian MineralPusat Sumber Daya Geologi

SARI

Kekurangan pasokan semen di dalam negeri memang beralasan karena pertumbuhankonsumsi semen yang cukup tinggi selama lima tahun terakhir, apalagi dengan maraknyasektor properti dan sektor konstruksi akhir-akhir ini. Apabila lima tahun yang akan datangkebutuhan semen meningkat rata-rata 6-8% maka pada tahun 2010 kebutuhan semennasional akan mencapai 47,9 juta ton, berarti melampaui kapasitas produksi semen nasionalyang tercatat sebesar 47,49 juta ton. Investasi untuk membangun pabrik semen barumembutuhkan dana US$ 138 per ton, sedangkan pembangunan fisik pabrik semen akanmembutuhkan waktu sekitar 36 bulan, dan 12–24 bulan untuk persiapan (studi kelayakan,AMDAL dan pendanaan). Apabila dikehendaki beroperasi penuh pada tahun 2010 makakegiatan persiapan pembangunan pabrik semen seharusnya sudah dimulai dari tahun 2005 –2006. Beberapa lokasi di Indonesia Timur yang mempunyai potensi bahan baku semensebagai bahan pertimbangan tempat-tempat didirikannya pabrik semen yaitu KabupatenBulungan dan Kabupaten Pasir (Provinsi Kalimantan Timur), Kabupaten Gorontalo (ProvinsiGorontalo), serta Kabupaten Fak-fak dan Kabupaten Manokwari (Provinsi Papua Barat).Bahan baku semen di beberapa lokasi di kawasan Indonesia Timur pada umumnya terdiriatas bahan baku utama batugamping dan lempung yang memenuhi persyaratan. Perludilakukan penelitian lebih rinci untuk menentukan sumber daya terukur agar memudahkandalam melakukan studi kelayakan.

ABSTRACT

Shortage of domestic cement supply is due to highly increasing demand during the last fiveyears in particularly property and construction sectors. With increasing need of average 6-8%cement in the next five years, though the national cement production is predicted to reach47,9 million tons in 2010; it means exceeding the former production capacity which wasrecorded at 47,49 million tons. On the other hand, investation for developing a newestablished cement factory is about US$ 138/ton, which takes time of 12-24 months forfeasibility study and around 36 months to build it. With proposal of full operating factory in2010, so the feasibility study should be started in 2005 or 2006. Some regencies of EastIndonesia region such as Bulungan and Pasir (East Kalimantan Province), Gorontalo(Gorontalo Province), Fak-fak and Manokwari (West Papua Province) which have potentialraw materials for cement may be suitable for locations of cement factories. Generally, thoseraw materials at the areas consist of appropriate mutual limestone and claystone for cement.Hence detail research should be done immediately for determining their measured resourcesin order to facilitate feasibility study.

Page 13: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

2

1. PendahuluanHingga akhir tahun 2008, diperkirakankonsumsi semen mencapai 45 juta ton.Pada akhir 2007, penjualan semen hampirmencapai 42,2 juta ton. Apabiladibandingkan dengan negara lain,konsumsi semen per kapita pendudukIndonesia masih rendah. Konsumsi semenhanya sekitar 160 kilogram per kapita pertahun, sedangkan negara lain di kawasanAsia Tenggara di atas 200 kilogram perkapita per tahun (Tempo, 2007).

Di kawasan ASEAN, Indonesia penggunasemen terbesar kedua setelah Vietnam.Dari total produksi 121 juta ton semen diASEAN, 20% diantaranya, dikonsumsi diIndonesia. Sedangkan Vietnam yangtertinggi mencapai 27%. Data AsosiasiSemen ASEAN menyebutkan Singapuraadalah pengguna semen terkecil yakni 2%(Suarasurabaya, 2003).

Minat investasi industri semen diIndonesia sangat tinggi menyusul terusnaiknya pertumbuhan permintaan semendi dalam negeri akibat meningkatnyakegiatan konstruksi khususnya sektorperumahan di Pulau Jawa. Programpembangunan jalan tol sepanjang 1.600kilometer pada periode 2005-2009merupakan program lain yangmembutuhkan persediaan semen (Bisnis,2005).

Bahan Baku SemenSemen terdiri dari dua jenis, yaitu semenportland dan semen pusolan. Semenportland (Natural cement) adalahcampuran antara batugamping, lempungdan silika, setelah digerus dan dicampurdengan air menghasilkan semen bersifatkeras. Sedangkan Semen pusolan(Pozzolan Cement), yaitu campurangamping halus dan batuan gunungapi(tufa silikaan, abu gunungapi) atau bahanlain yang kemudian dicampur dengan airmenjadi bahan yang keras.

Semen portland adalah perekat hidrolisyang dihasilkan dari penggilingan klinkerdengan bahan utamanya yaitu KalsiumSilikat (CaSiO2), dan satu atau dua bahanKalsium Sulfat (CaSO4) sebagai bahantambahan. Sesuai dengan fungsinya,bahan mentah dalam industri semen dibagi atas tiga kelompok yaitu :

Bahan mentah utama (Raw Materials)Bahan mentah ini merupakan bahan yangtidak bisa diganti kedudukannya denganbahan lain, karena semen sebagian besartersusun dari bahan ini, yaituBatugamping dan Batulempung. Keduabahan ini memegang peranan yangsangat penting karena pada bahan inimineral calcareous (CaCO3 > 75%) danmineral argillaceaus (CaCO3 < 75%)terdapatnya atau berupa CaO. Padaadonan semen Batugamping mempunyaikomposisi 70% - 75% dan Batulempung15% - 20%.

Bahan korektif (Corrective Materials)Bahan korektif untuk pembuatan semenyaitu pasirbesi (Fe2O3) dan pasirkuarsa(SiO2). Komposisi untuk adonan semendari kedua bahan ini termasuk unsur minorkarena berjumlah paling kecil. Pasirkuarsa mempunyai komposisi 0,5% - 1,0%sedangkan pasirbesi 0,0% - 0,5% darikeseluruhan adonan semen. Bahan inidipakai apabila terjadi kekurangan salahsatu komponen pada pencampuranbahan-bahan mentah utama, misalnyakekurangan unsur CaO, SiO2 atau Al2O3dalam adonan. Sedangkan pasirbesikadang-kadang dapat diganti atau bahkantidak dipergunakan sama sekali, apabilaunsur yang terkandung di dalamnya sudahtersedia.

Bahan tambahan (Additive Materials)Bahan tambahan yaitu gipsum, yangditambahkan pada saat pembuatan semensedang berlangsung, dicampurkan padaklinker atau ditambahkan pada raw-mix.Komposisi gipsum dalam semen yaitusekitar 4%-6% dari keseluruhan bahansemen dan bahan ini dapat mengandungsulfat (SO4).

Bahan-bahan mentah untuk sementersebut mempunyai komposisi berbedauntuk pembuatan semen portland, begitupula kandungan unsur tiap bahan bakunyaberbeda pula satu sama lain, dan padaumumnya komposisi bahan pembentuksemen adalah sebagai berikut :1. Batugamping = 70% - 75%2. Batulempung = 15% - 20%3. Gipsum = 4% - 6%4. Pasirkuarsa = 0,5% - 1%5. Pasir Besi = 0,0% - 0,5%

Kecuali pasirbesi, bahan baku semen diatas dikatagorikan sebagai mineral industri

Page 14: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

3

(bahan galian golongan C menurut UU No.11/1967).

Komposisi Bahan Baku SemenBatugampingBatugamping dengan kadar CaCO3antara 80%-85% sangat baik sebagaibahan baku semen karena lebih mudahdigiling untuk menjadi homogen.Batugamping sebagai bahan baku utamasemen harus memenuhi syarat kimiawitertentu :1. CaO = 49% - 55%2. Al2O3 + Fe2O3 = 5% - 12%3. SiO2 = 1% - 15%4. MgO = < 5%

Faktor kejenuhan batu gamping yang baikyaitu lebih dari 1,02 dan tidak bolehkurang dari 0,66. Faktor kejenuhan (Fk)dihitung dengan memakai persamaansebagai berikut :

Faktor kejenuhan (Fk) =

(% CaO) + 0,7 (% SiO2)2,8(%SiO2)+1,2(%Al2O3)+0,65(%Fe2O3)

BatulempungBatulempung yang akan dipakai sebagaibahan baku semen sebaiknya mempunyaikadar SiO2 lebih besar dari 70% dan Al2O3lebih kecil dari 10%. Kedua unsurpembentuk batu lempung ini berfungsisebai bahan pengoreksi. Jika kadar Fe2O3dalam batulempung lebih kecil dari 10%maka perlu memakai bahan pengoreksiyaitu berupa pasir besi.

GipsumGipsum (CaSO4 2H2O) dipergunakansebagai bahan tambahan (additvematerial) pada pembuatan semenportland dengan jumlah antara 4%-6%.Fungsi gipsum disini sebagai redater,yaitu bahan yang dapat mengendalikanwaktu pengerasan semen dan juga untukmenentukan kualitas semen.

Komposisi kimia gipsum untuk bahan bakusemen portland disyaratkan sebagaiberikut :1. CaO = 30% - 35%(sekitar 2/3 dari berat minimum SO3)2. SO3 = 40% - 45%3. H2O = 15% - 25%4. Garam Mg dan Na = 0,1 %5. Hilang pijar = 9%6. Ukuran partikel = 95% (-14 mesh)

Pasir kuarsaDalam industri semen pasir kuarsa dipakaisebagai bahan koreksi bersama pasirbesi, pyrite, bauxite, laterit atau kaolin.Komposisi kimia yang disyaratkan adalahsebagai berikut :1. Kadar SiO2 = 95 % - 99 %2. Kadar Al2O3 = 3 % - 4 %3. Kadar Fe2O3 = 0 % - 1 %

PasirbesiPasirbesi termasuk pada bahan korektifbersama pasirkuarsa. Untuk bahan bakusemen portland komposisi pasir besi harusmemenuhi kriteria sebagai berikut :1. SiO2 = 30% - 45%2. Fe2O3 = 20% - 35%3. TiO2 = 1% - 3%4. CaO = 7% - 10%5. H2O = 0% - 1%

2. Potensi Bahan Baku Semen diIndonesia TimurBeberapa lokasi di Indonesia Timur yangmempunyai potensi bahan baku semensebagai bahan pertimbangan didirikannyapabrik semen antara lain KabupatenBulungan dan Kabupaten Pasir (ProvinsiKalimantan Timur), Kabupaten Gorontalo(Provinsi Gorontalo), serta KabupatenFak-fak dan Kabupaten Manokwari(Provinsi Papua Barat). Uraian mengenaibahan baku, keterdapatan sertakualitasnya adalah sebagai berikut :

Kabupaten Pasir, Kalimantan TimurBatugamping tersebar luas dalam SatuanBatugamping Klastik (Gkla) dan SatuanBatugamping Terumbu (Gter) yangmerupakan salah satu anggota dariFormasi Berai (Tomb). Terdapat 16 lokasibatugamping untuk bahan baku industrisemen portland dengan luas sebaran 845Hektar dengan sumber daya tertunjuk 91juta ton; dan terdapat 17 lokasibatugamping untuk Kapur Pertaniandengan luas sebaran 661 Hektar dengansumber daya tertunjuk 74 juta ton(Priyono, 2007).

Batugamping di Kabupaten Pasirmempunyai kadar rata-rata 50,00–54,99%CaO; 0,38–1,18% MgO dan 0,33–4,68%Al2O3+Fe2O3, memenuhi syarat-syaratuntuk bahan baku semen.

Lempung di Kabupaten Pasir tersebardalam Satuan Batulempung Hitam (Lphi)dan Satuan Napal (Napl) yang merupakananggota dari Formasi Tanjung (Tet) serta

Page 15: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

4

dalam Satuan Batulempung Karbonan(Lpkb) anggota dari Formasi Warukin(Tmw).

Lempung mempunyai kandungan 57,03–76,61% SiO2, 8,42–21,27% Al2O3 dan 2,76– 10,82% Fe2O3; sedangkan komposisimineral terdiri dari haloisit, kalsit, hematit,kuarsa alpha, dan monmorilonit. Secaraumum lempung tersebut memenuhi syaratsebagai bahan baku semen, mempunyailuas sebaran 730 Hektar dengan sumberdaya tertunjuk 15,9 juta ton.

Pasir kuarsa di Kabupaten Pasir tersebardalam Satuan Batupasir Kuarsa (Pskw)anggota dari Formasi Warukin (Tmw),serta Satuan Batupasir Gampingan (Psgp)anggota dari Formasi Pamaluan (Tomp),mempunyai kandungan 80,78 – 97,16%SiO2, memenuhi syarat sebagai bahanbaku semen, mempunyai luas sebaran410 Hektar dengan sumber daya tertunjuk8 juta ton.

Lokasi bahan baku semen di KabupatenPasir berada di antara 5-12 Km sebelahbarat wilayah PT. Kideco Jaya Agung(perusahaan batubara).

Kabupaten Bulungan, KalimantanTimurBatugamping terdapat di beberapa lokasidi wilayah Kecamatan Tanjungpalas,dengan sumber daya hipotetik112.500.000 ton.

Lempung di Kabupaten Bulunganditemukan Kecamatan Tanjung Selor.Endapan lempung ini merupakan satuanlempung Formasi Sajau yang tersingkapsetebal 2 – 5 meter, sumber daya hipotetiksekitar 15.500.000 ton.

Pasir kuarsa terdapat di KecamatanNunukan, Kabupaten Nunukan, dengansumber daya hipotetik sebesar 10.000.000ton (Halim, 2004).

Kabupaten Gorontalo, GorontaloBatugamping diperkirakan berupa sumberdaya hipotetik sebesar 3 milyar tondengan kadar 51,10 - 54,36% CaO, < 2%MgO (Kusdarto, 2003).

Lempung hasil erosi sungai yangbermuara ke Danau Limboto diperkirakandengan sumber daya geologi berjumlah1,2 juta ton dengan ketebalan 20 m,sebagian telah menjadi lahan sawah serta

kebun penduduk dan sebagian lagiditumbuhi oleh eceng gondok. Kadar45,84 - 56,55% SiO2; 15,48 – 18,23%Al2O3.

Pasir kuarsa alternatif dari KabupatenPomala, Sulawesi Tenggara, dengansumber daya hipotetik 100 juta ton, kadar92,0 % SiO2.

Kabupaten Manokwari, Papua BaratBahan Baku UtamaBatugamping terdapat di Desa Maruni,Distrik Manokwari mempunyai kandunganrata-rata 54,81% CaO, rata-rata 0,65%MgO dan hasil analisis derajat putihmenunjukkan nilai 97,55.

Batugamping terdapat di Desa TanahMerah mempunyai kandungan rata-rata54,41% CaO, 0,83% MgO dan hasilanalisis derajat putih menunjukan nilai89,80.

Batugamping terdapat di Desa Andaimempunyai kandungan rata-rata 54,52%CaO, dan 0,66% MgO, sedangkan hasilanalisis derajat putih menunjukan nilai91,65 dan 95,41.

Luas seluruh sebaran batugampingdiperkirakan 2.500 Ha, dengan sumberdaya hipotetik 1 milyar ton (Abdullah,2002).

Lempung terdapat di daerah Saowi, DistrikManokwari yang berupa sisipan dariBatugamping Formasi Manokwarimempunyai kandungan 14,60% Al2O3;44.20% SiO2; 10,69% CaO dan 7,58%Fe2O3. Sumber daya hipotetik 50 juta ton.

Bahan Baku PenunjangPasir kuarsa terdapat di Distrik Kebar,kadar 69,00 – 87,00% SiO2; 7,12 –14,86% Al2O3; 0,84 – 10,48% Fe2O3. Luassebaran 3.500 Ha, sumber daya hipotetik25 juta ton.

Pasir Besi terdapat di Kecamatan Sarmi,Kabupaten Sarmi kualitas dan sumberdaya belum diketahui.

EnergiBatubara terdapat di Kecamatan Salawati,Kabupaten Sorong, dengan nilai kaloriberkisar antara 5.100 – 6.100 kal/gr,dengan sumber daya hipotetik sebesar76.400.000 ton; Kecamatan Aimas,Kabupaten Sorong, dengan nilai kalori

Page 16: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

5

berkisar antara 5.100 – 6.100 kal/gr,dengan sumber daya hipotetik sebesar13.000.000 ton; Kecamatan Bintuni,Kabupaten Teluk Bintuni, dengan nilaikalori berkisar antara 4.290 – 5.295 kal/gr,dengan sumber daya tereka sebesar6.240.000 ton; Kecamatan Merdey,Kabupaten Teluk Bintuni, dengan nilaikalori berkisar antara 5.100 – 6.100 kal/gr,dan sumber daya tereka sebesar29.040.000 ton (Pusat Sumber DayaGeologi, 2007).

Kabupaten Fak-fak, Papua BaratBahan Baku UtamaBatugamping terdapat di DistrikKramomongga, Kokas, Fak-fak, FakfakBarat, Fak-fak Tengah, Fak-fak Timur, danTeluk Patipi, dengan kandungan 50,11 –54,82% CaO, 0,05 – 0,14% MgO, 0,0 –0,21% Fe2O3, dengan sumber dayahipotetik 92.000.000 ton (Radja, 2007).

Endapan batugamping di Kabupaten Fak-fak tersebar sangat luas terdapat dibeberapa wilayah distrik dan mencakupsebaran beberapa formasi batuan, yaituFormasi Batugamping Ogar, BatugampingOnin, dan Batugamping Rumbati.

Endapan lempung di wilayah KabupatenFak-fak tersebar cukup luas terutama dibagian timur, mengikuti sebaran satuanendapan aluvium dan Formasi Aluviumdan Pantai (Qh).

Lempung terdapat di Distrik Kokas,Bomberai, dan Kramomongga, kandungan19,75 – 21,22% Al2O3, dengan sumberdaya hipotetik 3.486.000 ton.

Bahan Baku PenunjangPasirkuarsa di Kabupaten Fak-fakmerupakan pasirkuarsa lepas yangumumnya berasosiasi dengan aluvial.Pasirkuarsa jenis ini terjadi karenarombakan batuan asal seperti granit,granodiorit dan dasit atau batupasir kuarsayang berumur lebih tua.

Pasir kuarsa terdapat di Distrik Bomberai,kandungan 94,82 – 98,53% SiO2, dengansumber daya hipotetik 1.100.000 ton.

3. Diskusi/PembahasanKapasitas dan Produksi Semen/KlinkerMempertimbangkan pertumbuhankonsumsi yang terus meningkat setiaptahunnya, diperkirakan dalam waktu tidaklama lagi Indonesia akan mengalami

kekurangan pasokan semen untukmemenuhi kebutuhan pembangunan didalam negeri. Sampai saat ini 9perusahaan semen nasional dengan totalkapasitas 47,5 juta ton barumerencanakan untuk melakukanpembangunan pabrik baru, padahalinvestasi baru harus dilakukan pada tahun2008-2009 guna mengatasi krisis semenpada tahun 2011 mendatang.

Kapasitas produksi semen selama 15tahun terakhir meningkat lebih dari 2,5lipat, 15,8 juta ton pada tahun 1990menjadi 47,5 juta ton pada tahun 2004telah meningkatkan peringkat Indonesiake-10 negara produsen semen terbesar didunia (semula peringkat ke-14). Produksisemen telah meningkat rata-rata 7% pertahun selama 15 tahun (1990-2004)meskipun Indonesia pernah dilanda krisismulti dimensi pada tahun 1997-1998 yangmenyebabkan tingkat produksi turunhampir 20% pada tahun 1998. Dua tahunberikutnya (tahun 2000), produksi sudahkembali pada tingkat sebelum krisis. Limatahun terakhir (tahun 2000-2004),pertumbuhan produksi rata-rata pertahunsudah mencapai 8%.

Selama 15 tahun terakhir, tingkatpemanfaatan kapasitas produksi semennasional paling rendah 51% (pada saatkiris-1998) dan paling tinggi terjadi padatahun 1995 sebesar 89%, sedangkan rata-rata tingkat pemanfaatan kapasitasproduksi semen selama 15 tahun (1990-2004) adalah 74%. Sehingga proyeksiproduksi untuk 10 tahun mendatang,efektifitas kapasitas produksi ditetapkanpada tingkat 90%.

Proyeksi Kebutuhan SemenBerdasarkan pertumbuhan rata-ratapertahun selama 15 tahun terakhir (1993-2007) yang mencapai 7,8% dan 5 tahunterakhir (2002-2007) yang mencapai11,2%, dan dengan asumsi tingkatpertumbuhan Gross Domestic Productdalam lima tahun rata-rata 4% - 5% pertahun maka konsumsi semen dalamperiode 10 tahun mendatang (2005-2015)akan berkisar 8% per tahun, maka padatahun 2007 konsumsi semen di dalamnegeri mencapai 42,2 juta ton.

Kekhawatiran akan kekurangan pasokansemen di dalam negeri memang beralasankarena pertumbuhan konsumsi semenyang cukup tinggi selama lima tahun

Page 17: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

6

terakhir, apalagi dengan maraknya sektorproperti dan sektor konstruksi akhir-akhirini. Dengan pertumbuhan ekonomi di atas6% yang direncanakan oleh pemerintah,akan mendorong perkembangan sektorkonstruksi dan selanjutnya akanmenyebabkan meningkatkan kebutuhansemen dan bahan-bahan lainnya.Kebutuhan semen yang semuladiperkirakan hanya sekitar 3% tahun 2004meningkat menjadi 9,7% dibandingkantahun sebelumnya.

Selama limabelas tahun terakhirkebutuhan semen meningkat rata-rata10,1% pertahun. Dengan demikian apabilalima tahun yang akan datang kebutuhansemen meningkat rata-rata 6-8% makapada tahun 2010 kebutuhan semennasional akan mencapai 47,9 juta ton.Berarti melampaui kapasitas produksisemen nasional yang tercatat sebesar47,49 juta ton (Tabel 1).

Departemen Perindustrian prediksikanakan terjadi krisis semen pada tahun 2011jika pertumbuhan konsumsi mencapai 8%hingga 10% per tahun, mengingat utilisasipabrik semen nasional umumnya telahmencapai 90%. Sementara itu,pembangunan fisik pabrik semen akanmembutuhkan waktu sekitar 36 bulan, dan12–24 bulan untuk persiapan (studikelayakan, AMDAL dan pendanaan)sehingga apabila dikehendaki beroperasipenuh pada tahun 2010 maka palinglambat kegiatan persiapan pembangunanpabrik semen seharusnya sudah dimulaidari tahun 2005 – 2006 (Sunyoto, 2006).

Investasi pada Pabrik SemenInvestasi untuk membangun pabrik semenbaru membutuhkan dana US$ 138 per ton.Apabila untuk membangun satu pabriksemen sebelumnya dapat dilakukandengan kapasitas terpasang minimal500.000 hingga 600.000 ton, makasekarang tidak bisa lagi dilakukan. Batasminimal untuk membangun satu pabriksemen saat ini adalah sebesar 1,5 jutaton, sehingga dengan tingkat penjualandibawah 1,5 juta ton per tahun tidak akanmencapai nilai ekonomis.

Berdasarkan laporan dari delapanperusahaan baik swasta maupun BUMNkepada komisi V DPR-RI pada tahun2005, di antaranya PT. Semen Gresik, PT.Semen Baturaja, PT. Semen Kupang, PT.

Indocement Tunggal Perkasa, PT. SemenCibinong dan PT. Semen AndalasIndonesia; hanya PT. Semen AndalasIndonesia yang akan merenovasipabriknya yang hancur akibat Tsunamipada akhir tahun 2003. Sedangkan PT.Semen Gresik yang akan melakukanoptimalisasi kapasitas produksinya padaunit-unit pabriknya di Tuban.

Berdasarkan data Badan KoordinasiPenanaman Modal per Pebruari 2005, ada17 proyek pembangunan pabrik baru yangtelah diberikan ijin investasi. Empat ijininvestasi yang kemungkinan direalisasikanpembangunannya adalah PT. Megah BukitBarisan Semen di Sumatera Utara dengankapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun;PT. Lebak Harapan Makmur Mining diBanten dengan kapasitas produksi 1,5 jutaton per tahun; PT. Balocci Makmur diSulawesi Selatan dengan kapasitasproduksi 1,3 juta ton per tahun; dan PT.Semen Batam di Kepulauan Riau dengankapasitas produksi 1,0 juta ton per tahun.13 ijin yang diberikan pada umumnya barusampai tahap studi awal untukmenentukan apakah proyek ini akan layakuntuk diteruskan. Kelayakan proyek untukpabrik semen ditentukan oleh tersedianyabahan baku yang mencukupi paling tidakuntuk produksi selama 50 tahun, termasukekspansi yang dibutuhkan untukmempertahankan pangsa pasar yangtelah diperoleh. Daftar nama 17perusahaan yang melakukan investasipada pabrik semen, seperti terlihat padaTabel 2.

Beberapa kabupaten yang telah diuraikandi atas selain mempunyai potensi bahanbaku semen di wilayah Indonesia Timur,diharapkan konsumen di wilayah tersebutdapat menikmati harga semen yang relatiflebih murah dikarenakan besarnya biayatranspor bahan jadi merupakan faktoryang menjadikan tingginya harga dieceran. Namun di wilayah tersebut perludilakukan penelitian mengenai zonasikawasan karst, karena berdasarkanKeputusan Menteri ESDM Nomor1456/K/20/MEM/2000 tentang PedomanPengelolaan Kawasan Karst,penambangan batugamping sebagaibahan baku semen dapat dilakukan padakawasan karst kelas 2 dan kelas 3.

Setiap kabupaten lebih intensif lagi dalammemperkenalkan potensi sumber alamyang dimilikinya untuk dikelola dan

Page 18: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

7

dimanfaatkan sesuai dengan aturan yangberlaku guna menunjang tercapainyakesejahteraan rakyat.

4. Kesimpulan dan SaranKualitas bahan baku semen di beberapalokasi di kawasan Indonesia Timur padaumumnya mempunyai kualitas bahanbaku utama (batugamping dan lempung)memenuhi persyaratan. Hasil penelitianpendahuluan tersebut merupakan bahanpertimbangan untuk dilakukan penelitianlebih rinci sehingga dapat menghitungkeekonomian bahan baku semen apabiladiupayakan untuk didirikan pabrik semenguna memenuhi konsumen atau pasardiwilayah Indonesia Timur.

Perlu dilakukan penelitian lebih rincisehingga dapat meningkatkan tahapaneksplorasi menjadi sumber daya terukuruntuk memudahkan dalam melakukanstudi kelayakan.

5. Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasihkepada seluruh Staf Sub KelompokProgram Penelitian Nonlogam yangmendukung dalam proses penulisan hasilpenyelidikan ini, terutama kepada Ir.Sudirman Abdullah, MSc., Ir. A. SanusiHalim, Ir. Kusdarto, Ir. Sugeng Priyonodan Ir. Martua Radja P. yang telahmemberikan data hasil kegiatanpenyelidikan serta kepada Ir. Danny Z.Herman, M.Sc. yang telah memberikanmasukan, arahan dan koreksinyasehingga tulisan ini dapat diselesaikan.

ACUAN

Abdullah, S., dkk., 2002, Inventarisasidan Evaluasi Bahan GalianMineral Non Logam di DaerahKabupaten Sorong danManokwari, Provinsi Papua,Direktorat Inventarisasi SumberDaya Mineral.

Halim, S., dkk., 2004, Inventarisasi danEvaluasi Mineral Non Logam diKabupaten Bulungan danKabupaten Nunukan,Kalimantan Timur, DirektoratInventarisasi Sumber DayaMineral.

Kusdarto, dkk., 2003, Penyelidikan/Survey Potensi Mineral diProvinsi Gorontalo, DirektoratInventarisasi Sumber DayaMineral.

Priyono, S., dkk., 2007, EksplorasiUmum Bahan Baku Semen diKabupaten Pasir, KalimantanTimur, Pusat Sumber DayaGeologi.

Pusat Sumber Daya Geologi, 2007,Neraca Batubara di Indonesia.

Radja, M., dkk., 2007, InventarisasiMineral Non Logam diKabupaten Fak-fak, ProvinsiPapua Barat, Pusat SumberDaya Geologi.

Sunyoto, 2006, Akankah Krisis SemenBerulang di Indonesia ?, WartaSemen dan Beton Indonesia Vol.4 No. 1 2006, hal 45 – 49.

Tempo interaktif, 2007, PertumbuhanProduksi Semen 2008 turun,kamis 13 Desember 2007.

www.bisnis.com, 2005, Siapkah industrisemen, hadapi boomingpermintaan ?

www.suarasurabaya.net, 2003, SetelahVietnam, Indonesia PenggunaSemen Terbesar Kedua diKawasan ASEAN.

Page 19: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

8

Tabel 1. Kapasitas Industri Semen Indonesia, 2000-2005

Juta ton

No. Produsen Kepemilikan 2000 2001 2002 2003 2004 20051. PT. Semen Padang BUMN/CEMEX 5,44 5,44 5,44 5,44 5,44 5,442. PT. Semen Gresik BUMN/CEMEX 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,203. PT. Semen Tonasa BUMN/CEMEX 3,48 3,48 3,48 3,48 3,48 3,484. PT. Semen Cibinong HOLCIM 9,70 9,70 9,70 9,70 9,70 9,705. PT. Indocement

Tunggal PerkasaHEIDELBERG 15,65 15,65 15,65 15,65 15,65 15,65

6. PT. Semen Baturaja BUMN 0,60 1,25 1,25 1,25 1,25 1,257. PT. Semen Andalas

IndonesiaLAFARGE 1,40 1,40 1,40 1,40 1,40 tsunami

8. PT. Semen Kupang BUMN 0,27 0,57 0,57 0,57 0,57 0,579. PT. Semen Bosowa

MarosSwasta

Nasional1,80 1,80 1,80 1,80 1,80 1,80

TOTAL KAPASITAS NASIONAL 46,82 47,49 47,49 47,49 47,49 46,09Sumber : Warta semen dan Beton Indonesia Vol 4 No 1, 2006

Tabel 2. Daftar perusahaan yang melakukan Investasi pabrik semen

No. Perusahaan Kapasitas(ton)

Lokasi Perijinan

1. PT. Semail Bangun Hardjo 100.000 Irjabar 005/94/I/PMDM/20022. PT. Semen Batam 1.000.000 Kep. Riau B/004/KA/IX/PMDM/20013. PT. Semen Fatoele’oe Permai 1.000.000 NTT 687/I/PMDN/19974. PT. Balocci Makmur 1.300.000 Sulsel 105/I/PMDN/19975. PT. Megah Bukit Barisan

Semen1.500.000 Sumut 140/I/PMDN/1997

6. PT. GedangnindahPratamadaya

600.000 Jatim 165/I/PMDN/1997

7. PT. Semen Gombong 1.900.000 Jateng 169/I/PMDN/19978. PT. Semen Muara Batee

Tenggara1.500.000 NAD 221/I/PMA/1997

9. PT. Progo Mataram Utama 600.000 DI Yogya 293/I/PMDN/199710. PT. Lebak Harapan Makmur

Mining1.500.000 Banten 322/I/PMDN/1997

11. PT. Kalla Semen Utama 600.000 NTB 323/I/PMDN/199712. PT. Gunalahan Nusatama 2.300.000 Kalsel 392/I/PMDN/199713. PT. Osmosemen Indonesia 1.500.000 NTT 596/I/PMDN/199714. PT. Budi Makmur Abadi 1.200.000 Lampung 611/I/PMDN/199715. PT. Total Orbit Prestasi 100.000 Kaltim 614/I/PMDN/199716. PT. Semen Jabar 600.000 Jabar 660/I/PMDN/199717. PT. Eraska Semen Indonesia 1.000.000 Jateng 662/I/PMDN/1997

TOTAL 18.300.000 Semen PortlandSumber : Warta semen dan Beton Indonesia Vol 4 No 1, 2006

Page 20: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

9

Keterangan :

Gambar 1. Peta Lokasi Pabrik Semen dan Lokasi Potensi Bahan Baku Semen di Indonesia Timur

Lokasi Potensi Bahan Baku Semen

Page 21: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

10

Peta Potensi Bahan Baku Semen di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur

Morfologi Karst di Kecamatan Tamiang dan Kecamatan Batusopang,Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur

Page 22: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

11

Peta Potensi Batugamping dan Lempung sebagai Bahan Baku Semendi Kabupaten Bulungan, Kalimatan Timur

Peta Potensi Batugamping, Lempung, dan Gipsum sebagai Bahan Baku Semendi Kabupaten Gorontalo, Gorontalo

Page 23: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

12

Peta Potensi Bahan Baku Semen di Papua Barat

Peta Potensi Bahan Baku Semen di Kabupaten Fak-fak, Papua Barat

Page 24: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

ANALISA KANDUNGAN GAS METHANE DALAM BATUBARA PADA TITIK BORB-01 DAN B-02 DAERAH LOA LEPU KAB.KUTAI KARTANEGARA,

KALIMANTAN TIMUR

Sigit Arso Wibisono*)Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

SariBatubara merupakan salah satu sumber energi yang tidak terbarukan berasal

dari fosil tumbuhan yang telah mati berjuta-juta tahun lalu. Dalam batubara terdapatberbagai macam gas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi diantaranyaadalah gas methane (CH4). Hingga saat ini pemanfaatan potensi gas methane dalambatubara di Indonesia masih sedikit. Analisa gas dalam batubara bertujuan untukmengetahui secara kualitatif dan kuantitatif kandungan gas secara keseluruhan yangterdapat dalam lapisan batubara. Selain itu juga untuk mengetahui potensi gasmethane yang terdapat dalam lapisan batubara.

Sebanyak 9 contoh batubara diambil dari hasil pemboran pada titik bor B-01dan B-02. Hasil terbesar untuk kandungan gas total (CO2 , N2 dan CH4 ) padakedalaman 96 – 99 m sebesar 0.7152 cm3/gr dan kedalaman 114 – 117 m sebesar0.3314 cm3/gr sedangkan gas methane (CH4) sebesar 0.4618 cm3/gr dan 0.0328cm3/gr. Kandungan gas methane (CH4) terbesar di dua titik bor tersebut berada padakedalaman rata-rata 100 m. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedalaman tersebutmempunyai potensi gas methane (CH4) yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagaibahan bakar.

Kata Kunci : Batubara, kualitas, kuantitas, dan gas methane.

AbstractCoal is one of non renewable energy resources comes from fossil plant

which has died millions years ago. There is a lot of gas in the coal that can be usedas a energy resources one of its gas are methane or CH4. Methane in coal ofIndonesia that used slightly. Objective of gas analysis to find out gas content asqualitative and quantitative and also to find out potency of gas in coal.

Nine samples of coal took from drilling result B-01 and B-02 locations. Thebiggest result for total gas content (CO2 , N2 and CH4 ) at depth 96 - 99 m depth is0.7152 cm3/gr and at 114-117 m depth is 0.3314 cm3/gr while methane content are0.4618 cm3/gr and 0.0328 cm3/gr. The biggest methane content at both of hole at100 m depth. This matter revealed that at 100 m depth has a good potential ofmethane gas to be used as a energy resources.

Keyword : Coal, quality, quantity and methane gas

PENDAHULUAN

Batubara merupakan sumber energi yang berasal dari fosil tumbuhan yangtelah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Fosil tumbuhan tersebut mengalami berbagaimacam proses diantaranya proses geologi dan kimia yang kemudian menghasilkanbatubara. Banyak pembuktian yang mendukung bahwa tumbuh-tumbuhan sebagaiunsur awal terjadinya batubara (American Chemical Society, 1987). Selama ini,batubara yang ada di Indonesia diklasifikasikan menurut nilai kalorinya menjadi tigayaitu kalori rendah, kalori sedang, kalori tinggi dan kalori sangat tinggi (Keppres No.

Page 25: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

25%

57%

4%1% 13%CoalNatural GasOilGeothermalHydro

25%

19%

6%

15%

35%

13, 2000 diperbaharui dengan PP No. 45, 2003). Semakin tinggi nilai kalorinya makasemakin mahal harganya dan sangat baik digunakan sebagai bahan bakar.

Selain memiliki nilai kalori, batubara juga memiliki kandungan gasdiantaranya (CO2, N2 dan CH4) dimana gas methane atau CH4 yang terdiri darikomponen karbon (C) dan hidrogen (H) merupakan salah satu gas yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas methane yang dihasilkan oleh batubaramemiliki kadar pengotor (impurities) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan gasbumi sedangkan dari sisi ekonomis dapat diketahui bahwa biaya produksi gasmethane relatif lebih murah dibandingkan dengan gas bumi (USGS,2000). DiIndonesia pemanfaatan gas methane yang terdapat dalam batubara belum maksimalhal ini dikarenakan teknologi yang ada belum memadai dan juga kurang ekonomisuntuk dikembangkan.

Gambar 1. Penampang Sumur CBM(Sumber : USGS, 2000)

Pada tahun 2000, batubara sebagai konsumsi sumber energi primer dalam negerimencapai tingkatan 13 % (Gambar 2a) dari total keseluruhan sumber energi yangada dan kontribusi untuk pembangkit listrik dalam negeri mencapai 35 % (Gambar1b) dari total konsumsi energi primer untuk sector pembangkit ( Statisitik batubaradan mineral Indonesia, 2001).

Gambar 2. Konsumsi Energi Primer Dan Pembangkit Listrik Dalam Negeri(Sumber : Statistik batubara dan mineral Indonesia, 2001)

Domestic Primary Energy ConsumptionTotal: 666.35 thousand BOE

(a)

Domestic Primary Energy Consumption for Power SectorTotal: 162.41 thousand BOE

(b)

Page 26: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

Gambar 2b menunjukkan pula bahwa batubara sebagai sumber energiprimer memberikan kontribusi terbesar untuk pembangkit listrik di Indonesia. Hinggasaat ini pemanfaatan batubara sebagai sumber energi sekunder yaitu denganmenjadikan gas atau cairan dari batubara di Indonesia masih dalam bentuk tahappercobaan atau skala laboratorium(Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional,1987) .Hal ini dikarenakan masih belum ada teknologi yang memadai dan ekonomisuntuk dikembangkan apabila diproduksi dalam jumlah yang besar. Selain itu data-data produksi gas methane pada penambangan batubara di Indonesia masih belumada.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui secarakualitatif dan kuantitatif kandungan total gas termasuk kandungan gas methanedalam batubara (CH4).

MATERI DAN METODOLOGI

Lokasi penelitian terletak di daerah Loa Lepu dan sekitarnya, KecamatanTenggarong, Kab, Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Secara GeografisWilayah pemboran yang akan diteliti untuk diambil sample gasnya dibatasi olehkoordinat 116050’00’’ – 117005’00” Bujur Timur dan 0020’00” – 0035’00” LintangSelatan. Sedangkan koleksi gas yang ada pada batubara dilakukan di dua titik boryaitu B-01 dan B-02 yang terletak sekitar ± 18 km disebelah barat Sungai Mahakam,di Desa Loa Ipuh Darat, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Secara geologi daerah penelitian termasuk kedalam Cekungan Kutai,berdasarkan peta geologi Lembar Samarinda (Supriatna, dkk, 1995) menyebutkanbahwa formasi pembawa batubara pada daerah penelitian terdapat di FormasiPulubalang dan Formasi Balikpapan yang Berumur Tersier. Berikut tabel kolomstratigrafi daerah penelitian.

Tabel 1. Tabel Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian.(Sumber : Ibrahim, 2006)

Batubara di titik bor B-01 terdiri dari 5 lapisan yang mempunyai ketebalanberkisar antara 1 sampai 3 meter sedangkan batubara di titik bor B-02 terdiri dari 4lapisan yang mempunyai ketebalan berkisar antara 1 sampai 3 meter. Berdasarkanhasil penelitian sebelumnya batubara di daerah tersebut mempunyai kisaran kaloriantara 6340-6897 kal/gr dan kandungan abu antara 3,94 – 9,17 % serta kadarbelerang antara 0,19-0,90 %(Ibrahim, 2006).

Page 27: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

Gambar 2. Log Bor B – 01 dan B - 02(Sumber : Ibrahim, 2006)

Metodologi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini terdiri atas : a.pengumpulan data sekunder dan b. pengambilan contoh pada lokasi titik bor. Padapengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur dari laporan mengenairencana kegiatan perusahaan PKP2B diantaranya PT. Multi Harapan Utama dan PT.Tanito Harum serta melakukan atau mencari informasi terhadap perusahaan PKP2Byang sedang melakukan eksplorasi pemboran. Sedangkan pengambilan contoh gasbatubara dilakukan melalui koleksi batubara dengan canister yang ditargetkan padawaktu pelaksanaan pemboran di lokasi perusahaan tersebut. Jumlah contoh yangdiambil dalam tabung canister tergantung dari kondisi saat di lapangan, namunumumnya berkisar antara 5 – 30 contoh.

Pengambilan contoh batubara untuk titik bor B-01 dilakukan pada kedalaman96-99, 123-126, 147-150, 171-174, 174-177 dan 264-267 m sedangkan untuk titikbor B-02 dilakukan pada kedalaman 114-117, 135-138 dan 256-260 m. Kandungangas di lapangan dilakukan dengan mengambil contoh pada batubara yang mewakilisebanyak 9 titik koleksi pada titik bor tersebut dengan berbagai macam kedalaman,kemudian contoh batubara tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam tabungcanister, selanjutnya dilakukan pengukuran langsung di lapangan denganmenggunakan gelas. Dengan hasil pembacaan pada gelas ukur, akan didapatkanjumlah kandungan gas secara periodik dengan interval selama 15 menit sampaikandungan gas tersebut habis (USGS,2000).

Setelah dilakukan pengukuran kandungan gas dilapangan kemudiandilanjutkan dengan analisa gas di laboratorium dengan menggunakan gaschromatography yang ada pada “PPTMGB LEMIGAS” untuk mengetahui komposisikandungan gas. Ada tiga aspek yang dilakukan pada pengukuran kandungan gas,yaitu jumlah gas yang hilang (Q2), pengukuran gas dilapangan (Q2) dan sisa gas(Q3). Total gas keseluruhan didapatkan dari penjumlahan ketiga aspek tersebut(USGS,2000).

Page 28: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

0.7152

0.2168

0.4047

0.3252

0.2431

0.0958

00.10.20.30.40.50.60.70.8

KandunganGas (Cm3/gr)

96 - 99 123 -126 147 - 150 171 -174 174 - 177 264 - 267

Kedalaman (m)

Titik Bor B-01 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

Kandungan Gas Total

0.3314

0.1327

0.218

0

0.05

0.10.15

0.2

0.250.3

0.35

KandunganGas (Cm3/gr)

114 - 117 256 - 260 135 – 138

Kedalaman (m)

Titik Bor B-02 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

Kandungan Gas Total

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa lapangan di titik bor B-01 didapatkan hasil bahwakandungan total gas terbesar dimiliki pada kedalaman 96 - 99 m sebesar 0.7152cm3/gr dengan komposisi CO2 sebesar 0.2535 cm3/gr, N2 tidak ada dan CH4 sebesar0.4618 cm3/gr. Sedangkan di titik bor B-02 kandungan gas terbesar dimiliki padakedalaman 114 – 117 m sebesar 0.3314 cm3/gr dengan komposisi CO2 sebesar0.0199 cm3/gr, N2 sebesar 0.2754 cm3/gr dan CH4 0.0328 cm3/gr. Secarakeseluruhan hasil analisa kandungan gas secara kualitatif dan kuantitatif dapat dilihatpada Gambar 4a dan 4b

(a)

(b)

Gambar 3. Grafik Kedalaman Vs Kandungan Total Gas B-01 dan B-02Dalam Satuan Cm3/gram

Page 29: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

0.4618

0

0.2535

0.061

0

0.1558

0.0037

0.3963

0.00470.0126

0.3008

0.01170.0527

0.1849

0.00490.024

0.06610.0058

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

0.40.45

0.5

KandunganGas (Cm3/gr)

96 - 99 123 -126 147 - 150 171 -174 174 - 177 264 - 267

Kedalaman (m)

Titik Bor B-01 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

CH4N2CO2

0.0328

0.2754

0.01990

0.1324

0.00030.0001

0.2173

0.0006

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

KandunganGas (Cm3/gr)

114 - 117 256 - 260 135 – 138

Kedalaman (m)

Titik Bor B-02 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

CH4N2CO2

(a)

(b)

Gambar 4. Grafik Kedalaman Vs Kandungan Gas Pada Titik Bor B-01 dan B-02Dalam Satuan Cm3/Gram

Page 30: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

16.3067

8.9515

0

2.1543

5.5013

0 0.13010.1672

13.9951

0.44560.4146

10.624

1.86140.1726

6.5311

0.84620.2047

2.3326

02468

1012141618

KandunganGas (Ft3/ton)

96 - 99 123 -126 147 - 150 171 -174 174 - 177 264 - 267

Kedalaman (m)

Titik Bor B-01 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

CH4CO2N2

1.15990.7023

9.7266

0.00090.0098

4.6771

0.00460.0208

7.6729

0123456789

10

KandunganGas (Ft3/ton)

114 - 117 256 - 260 135 – 138

Kedalaman (m)

Titik Bor B-02 ( Kedalaman Vs Kandungan Gas)

CH4CO2N2

(a)

(b)

Gambar 5. Grafik Kedalaman Vs Kandungan Gas Pada Titik Bor B-01 dan B-02Dalam Satuan Ft3/Ton

Berdasarkan Gambar 3a dan 3b menunjukkan bahwa pada kedalaman kisaran 100 –300 meter didapatkan kandungan gas yang secara gradasi menurun. Hal inidisebabkan karena ketebalan seam yang berada di bawah relatif tipis, sehinggaakumulasi gas terbanyak berada pada seam yang lebih tebal, yaitu seam yangberada di kedalaman sekitar 60 – 100 meter. Pada posisi kedalaman ini formasibatubara yang ada cukup baik dan berkembang, baik dari ketebalan maupunprospeksi kualitasnya. Pada kedalaman ini lapisan batubara yang ada merupakansalah satu lapisan yang dijadikan acuan perusahaan tambang untuk dieksplorasi,oleh karena ketebalannya yang lebih tebal dibanding lapisan yang berada dibawahnya.

Page 31: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa batubara mempunyai kandungan gasCO2 ,N2 dan CH4. Jumlah dari masing komposisi tersebut bervariasi tergantung dariletak batubara. Semakin dalam letak batubara di bawah permukaan maka gas yangterkandung juga makin sedikit, selain itu penyebaran batubara dikedalaman kurangdari 100 m masih cukup baik dibandingkan dengan kedalaman lebih dari 100 m.

Hasil menunjukkan bahwa secara kualitatif dan kuantitatif potensi kandungangas terbaik ada pada kedalaman 96 -99 m. Potensi kandungan gas methane (CH4) didua lokasi titik bor termasuk dalam kategori gas methane yang memiliki kandunganunsur C1-C4 cukup banyak.

Kesimpulan ini didasarkan pada hasil penelitian yang sifatnya masih tahapawal atau study pendahuluan. Penulis juga merasa bahwa hasil penelitian ini masihbersifat jauh dari kesempurnaan perlu adanya penelitian yang berkelanjutan gunamenyempurnakan hasil penelitian ini dikemudian hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kami sampaikan kepada Ir. Deddy Amarullah, Ir. Asep Suryana,Eko Budi Cahyono, ST yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepadapenulis serta kepada dewan redaksi yang telah memberikan kesempatan untukdimuatnya tulisan ini.

KeteranganTitik Bor B-01 Titik Bor B-02

B-01-ID1 B-01-ID2 B-01-ID3 B-01-ID4 B-01-ID5 B-01-ID6 B-02-ID1 B-02-ID2 B-02-ID3

Kedalaman

( m )96-99 123-126 147 - 150 171 -174 174 - 177 264 - 267 114 - 117 256 - 260 135 – 138

Kandungan Gas

persmpl

( cm3/gr )

0.7152 0.2168 0.4047 0.3252 0.2431 0.0958 0.3314 0.1327 0.2180

CO2 ( cm3/gr ) 0.2535 0.1558 0.0047 0.0117 0.0049 0.0058 0.0199 0.0003 0.0006

N2 ( cm3/gr ) - - 0.3963 0.3008 0.1849 0.0661 0.2754 0.1324 0.2173

CH4 ( cm3/gr ) 0.4618 0.0610 0.0037 0.0126 0.0527 0.0240 0.0328 0.0000 0.0001

CO2 ( ft3/ton ) 8.9515 5.5013 0.1672 0.4146 0.1726 0.2047 0.7023 0.0098 0.0208

N2 ( ft3/ton ) - - 13.9951 10.6240 6.5311 2.3326 9.7266 4.6771 7.6729

CH4 ( ft3/ton ) 16.3067 2.1543 0.1301 0.4456 1.8614 0.8462 1.1599 0.0009 0.0046

Page 32: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.Email : [email protected]

ACUAN

American Chemical Society, 1987. “ Coal : The Energy Source Of The Past and Future”.

Anonim, 2001, “ Statistik Mineral dan Batubara Indonesia”.

Ibrahim, D, 2006.” Pemboran Dalam Batubara Dan Pengukuran Packer Test Daerah LoaLepu, Kabupaten Kutai Kartnegara, Propinsi Kalimantan Timur”. Laporan PenyelidikanLanjutan, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional 1987, “ Batubara Suatu PenelusuranPustaka Singkat Aspek Teknologinya”. Laporan Khusus No. 2, Jakarta, LIPI

PT. Multi Harapan Utama, 1986, “ Third and Final Relinguisment Report on EastKalimantan “, Contract Work Area.

Supriatna, S., 1995, dkk, Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan, skala 1 :

250.000, Pusat Survei Geologi, Bandung.

USGS, 2000, ” Methode Gas Analysis ”, Colorado, USA

Page 33: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

1

SISTIM DAN KEDALAMAN LAPISAN PENUDUNG SERTA RESERVOAR:RE-INTERPRETASI DATA TAHANAN JENIS DAERAH PANAS BUMI NON

VULKANIK - WAESALIT, P.BURU- PROPINSI MALUKU

olehALANDA IDRAL

Kelompok Program Penelitian Bawah PermukaanPUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

SARI

Hasil Penelitian geofisika tahanan jenis (pemetaan dan pendugaan tahananjenis) yang telah dilakukan didaerah panas bumi Waesalit menyimpulkanlapisan yang diperkirakan sebagai lapisan penudung berada pada kedalaman150 – 300 m dengan ketebalan 300-400m dan dengan nilai tahanan jenis < 100ohm; sedangkan lapisan yang diduga sebagai reservoar berada padakedalaman > 600 m dengan nilai tahanan jenis > 100 ohm-m. Sistim panasbumi didaerah ini dperkirakan berkaitan dengan tubuh intrusi vulkanik yangtidak muncul kepermukaan.Hasil reinterpretasi tahanan jenis yang dilakukan oleh penulis menyimpulkanzona tahanan jenis rendah ( 20 ohm-m) yang merupakan batuan penudungberada pada kedalaman > 700 m dan dengan ketebalan 125 – 200 m;sedangkan puncak zona reservoir dengan tahanan jenis > 125 ohm-m beradapada kedalaman > 1000 m. Sistim panas bumi didaerah ini diduga merupakansuatu proses vulkano – tektonik pada batuan malihan.

PENDAHULUAN.

Daerah panas bumi Waesalitterletak di Kabupaten Buru, ProvinsiMaluku, +/- 60 km baratdayaNamlea (gambar 1), dengankoordinat UTM. 9605000 mU –962000 mU dan 255000 mT –270000mT. Kebanyakanmanifestasi panas bumi berlokasi didaerah vulkanik, sedangkanmanifestasi panas bumi di daerahWaesalit yang berupa mata airpanas (m.a.p.), batuan ubahan, danfumarol terdapat pada batuan nonvulkanik (malihan). PMG pada tahun2007 telah melakukan penyelidikanterpadu geologi, geokimia dangeofisika (tahanan jenis, gayaberat

dan geomagnetik) didaerah tsb.Berdasarkan hasil penafsirantahanan jenis oleh Zarkasi dkkdisimpulkan kedalaman lapisanpenudung dan reservoar masing-masing terdapat pada kedalaman <300 m dan > 600m. Menurut hematpenulis kedalaman kedua lapisantsb relatif dangkal untuk manifestasipanas bumi yang berada padalingkungan non vulkanik. Sebagaicontoh di Thailand, Jepang danAustria kedalaman untuk lapisanpenudung dan resrvoar jauh diatasyang diperkirakan oleh Zarkasi dkk,maka makalah ini mencobamengkaji ulang kedalaman lapisanpenudung dan reservoar serta

Page 34: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

2

sistim panas bumi berdasarkan datatahanan jenis yang ada.

RINGKASAN GEOLOGI DANMANIFESTASI PANASBUMI.

Daerah Waesalit dan sekitarnyadisusun oleh batuanmetamorfik/malihan (sekis dan filit)yang berumur Permian Awal; batulempung berumur Kuarter, endapanundak sungai (Kuarter) danalluvium. (gambar 2).Struktur geologi yang berkembangdidaerah ini berupa sesar normalgeser atau oblique (Waekedang,Waesalit), sesar mendatar(Waetina) dan sesar normal Debu.Sesar-sesar tsb umumnya berarahbaratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara (Nurhadi, dkk 2007).Kenampakan gejala panas bumi didaerah panas bumi Waesalit berupamata air panas, fumarol dan tanahpanas dengan hembusan uap,sinter silika serta batuan ubahan.Zona ubahan (phylic dan argilic)disusun oleh mineral lempungseperti kaolinit, illit, alunit.Munculnya illite menunjukantemperatur pembentukannya beradapada suhu yang cukup tinggi, antara240°C - 300°C menunjukan tipehidrotermal pada zona phyllic.Sedangkan munculnya minerallalunit menunjukan tipe hidrotermallpada zona advance argilic, minerallalunit biasanya berasosiasi dengantipe air panas asam dengan sulfidatinggi.Manifestasi tsb muncul di beberapalokasi yang tersebar di sepanjangpinggir Sungai Waekedang ataubiasa disebut Sungai Pemali. Selainitu di sekitar mata air panasWaesalit (di sekitar Sungai Pemali)terdapat endapan belerang yangberwarna ke-kuning-kuningan.

Analisa geokimia mata air panas(m.a.p.) di daerah ini (Sulaiman, B.dkk. 2007) menunjukkan mata airpanas Waesalit yang bertemperaturtinggi antara T: 98.80 – 101.30 C,termasuk tipe bikarbonat, dengansistim up flow, sedangkan Treservoar berkisar antara 227o -247o C, dan termasuk tipe entalpitinggi. .

RINGKASAN HASILPENYELIDIKAN TAHANAN JENIS

Peta Tahanan Jenis SemuZarkasi, dkk (2007) menyimpulkandaerah bertahanan jenis rendahdengan nilai < 100 ohm-m terdapatdisekitar mata air panas Waesalitdan di bagian selatan tenggaraZona tahan jenis rendah disekitarmata air panas berkaitan denganbatuan ubahan hidrotermal,sedangkan di selatan tenggaraberhubungan dengan zona grabensesar Waesalit yang disusun olehbatuan sedimen. Daerahbertahanan jenis rendah inimembentuk pola melidah yangmembuka kearah tenggara dantimurlaut, (gambar 3).Daerah bertahanan jenis sedang(>75-200 ohm-m) tampak dibagiantengah daerah penyelidikan diapitoleh daerah bertahahan jenisrendah (diselatan) dan tinggi (diutara). Zona tahanan jenis sedangdisekitar mata air panas Waesalitditafsirkan merupakan batuanmalihan yang terpengaruh aktifitaspanas bumi dalam tingkat rendah.Zona tahanan jenis tinggi ( > 200ohm-m) yang tampak diutarabatatlaut berkaitan dengan batuanmalihan yang masih segar danbelum terubahkan.Secara umum peta tahanan jenisAB/2:250 m s/d AB/2:1000 mmemperlihatkan pola yang relatif

Page 35: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

3

sama yang ditandai dengan makinmeluasnya daerah bertahanan jenissedang dan rendah denganbertambahnya kedalaman danmenyatunya daerah bertahananjenis rendah yang disebabkan olehubahan dengan daerah yangditempati oleh batuan sedimen diselatan tenggara (zona depresi).

Penampang Tahanan Jenis Semu

Analisa penampang tahanan jenissemu A-C-D-E-F-G yang dilakukanoleh Zarkasi dkk, (2007)memperlihatkan nilai tahanan jenissemu rendah berada ditenggara danmakin ke baratlaut nilai tahanan jenissemu cenderung membesar.Sedangkan pada penampang tahananjenis semu B nilai tahanan jenis semutinggi terdapat dipermukaan danmakin mengecil denganbertambahnya kedalaman (gambar 4).Zarkasi juga menyebutkan nilaitahahan jenis tinggi disekitar lintasanC-4500 berhubungan dengan batuanintrusi.

Penampang Tahanan JenisSebenarnyaPada penampang tahanan jenissebenarnya nilai tahanan jenis dibagi menjadi 3 kelompok (gambar 5)yaitu:a) kelompok resistiviti rendah < 75 -

100 Ωm,b) kelompok resistiviti sedang 75 -

200 Ωmc) kelompok resistiviti tinggi > 100 - >

200 Ωm.Lapisan yang diduga sebagai lapisanpenudung berada pada lapisankeempat dengan kedalaman puncak

lapisan antara 150 s.d. 300 m dantebal 300 s./d. 400 m. Lapisan inidisusun oleh kelompok resistivitirendah <100 Ωm.Lapisan yang diduga sebagaireservoir daerah panas bumiWapsalit, berdasarkan penampangtahahan jenis sebenarnya,mempunyai nilai tahanan jenis >100Ωm dan kedalaman puncak resevoarbelum diketahui karena tidakterdeteksi., atau diperkirakan lebihdari 600 m, sedangkan lapisanreservoarnya diperkirakan batuanmalihan (Zarkasi, dkk 2007).

RE-ANALISA DATA TAHANANJENIS

Re-analisa data tahanan jenisdilakukan berdasarkanpengelompokkan nilai dan polaanomali tahanan jenis, kemudiandihubungkan dengan batuan danstruktur geologi serta sistim panasbumi yang ada didaerah tsb. Re-analisa tsb meliputi data pemetaantahanan jenis AB/2:250 m sampaidengan AB/2: 1000 m (gambar 3menjadi gambar 6), datapenampang tahanan jenis semulintasan A-G (gambar 4 menjadigambar 7) dan data pendugaantahanan jenis lintasan melintang A-B-C-D-E (gambar 5 menjadi gambar8).

Hasil Re-interpretsi Data TahananJenis

Peta Tahanan Jenis SemuDari peta tahanan jenis semu (/os)diharapkan terdapat daerah bernilaitahanan jenis rendah atau daerahkonduktif, (karena nilai tahananjenis rendah merupakan indikatorpaling baik untuk keberadaandaerah prospek panasbumi dibawah

Page 36: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

4

permukaan), karena umumnyaberasosiasi dengan upflow fluidapanasbumi. (Anderson et al, 2000)Keempat peta sama tahanan jenissemu AB/2 1000m, 750 m, 500 mdan 250 m juga memperlihatkanpola tiga zona tahanan jenis semuyaitu zona tahanan jenis semutinggi/resistif ( > 110 ohm-m) diutara baratlaut, zona tahanan jenissemu sedang/semi konduktif (60-110 ohm-m) dibagian tengah, danzona tahanan jenis semurendah/konduktif ( < 60 ohm-m) diselatan tenggara dan sedikitdisekitar m.a.p. Waesalit. Bataskontak masing-masing zona relatifkonstan dengan arah timurlaut -baratdaya. Batas kontak tsbmengindikasikan adanya struktur(sesar?) dengan arah yang samadisekitar daerah tsb diatas.Zona (/os) sedang ( 60 --110ohm-m) pada AB/2 750 dan 1000membentuk pola melidah mengarahke baratlaut (ke mata air panasWaesalit) pada daerah bertopografitinggi dan membuka ke tenggarake daerah bertopografi rendah, halini mengindikasikan tipe polaanomali tahanan jenis semu sedangdi zona upflow suatu sistempanasbumi, seperti diuraikan olehSulaiman, B (20007) dari hasilgeokimia .Zona tahanan jenis semu sedangtampak lebih meluas denganbertambahnya kedalaman seiringdengan membesarnya bentanganAB/2, (gambar-6).Sedangkan kondisi geologi untukmasing-masing zona tsb relatifsama seperti yang telah diuraikanoleh Zarkasi dkk. Sedangkan zonaubahan yang terjadi disekitarmanifestasi Waesalit disebabkannaiknya fluida panas melalui bidang-bidang lemah seperti foliasi pada

batuan malihan, sesar maupunrekahan

Penampang Tahanan JenisSemu.

Gambar 7 memperlihatkan 6 dari 7penampang tahanan jenis semu(/os) dan mempunyaikarakteristik yang relatif hampirsama (kecuali lintasan B), yakni nilaitahanan jenis relatif rendah (< 80ohm-m) tampak di bagian tenggaralintasan, sedangkan dibagian baratlaut nilai tahanan jenisnya relatiftinggi- sedang, yakni berkisar antara80 – 400 ohm-m.Kedua blok tersebut diperkirakandibatasi oleh sesar oblik Waesalityang berfungsi sebagai batas antarabatuan sediment dan batuanmalihan.Sedangkan penampang lintasan Byang melalui mata air panasWaesalt memperlihatkan nilaitahanan jenis tinggi ( > 80 ohm-m)tampak dipermukaan, selanjutnyadengan bertambahnya kedalamannilai tahanan jenisnya cenderungmenurun ( 40-80 ohm-m).Selain itu penampang tahanan jenissemu juga memperlihatkan adanyastruktur sesar yang terdapat dibaratlaut dan tenggara lintasandengan arah timurlaut-barat dayadan hampir utara-selatan.

Penampang Tahanan JenisSebenarnya.

Gambar 8 memperlihatkanpenampang (/o) sebenarnya(A.3100 – E.5500). penampang tsb,menunjukkan secara vertikal danlateral adanya :

- lapisan-lapisan yang bernilaitahanan jenis tinggi ataudaerah resistif,

Page 37: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

5

- lapisan-lapisan yang bernilaitahanan agak tinggi ataudaerah semi resistif

- lapisan bernilai tahanan jenissedang /semi konduktif

- lapisan bernilai tahanan jenisrendah atau daerahkonduktif

Lapisan dengan nilai ( /o ) ( 100->500 ohm-m ) disusun oleh batuanpermukaan/ malihan (sekis dan filit)yang segar dan lapuk.. Lapisan initerdapat mulai dari permukaansampai pada kedalaman 200 m ataulebih dari muka tanah setempat.Lapisan yang bernilai tahanan jenisagak tinggi atau semi resistif (100-200 ohm-m) terdapat padakedalaman 100 - > 500 m dari mukatanah setempat, lapisan inidiperkirakan merupakan batuanmalihan. Lapisan dengan tahananjenis sedang atau semi konduktifdengan nilai tahanan jenis 50 – 90ohm diperkirakan merupakanbatuan terubahkan sedikit sertabatuan lapuk dan disusun olehbatuan malihan. Lapisan yangbernilai tahanan jenis rendah antara20 – 30 ohm m merupakan lapisanterubahkan yang bersifat konduktif,Lapisan yang diperkirakan sebagailapisan penudung (clay cap)dengan nilai tahanan jenis 20 ohmterdapat pada kedalaman > 700 m.Dibawah lapisan ini (padakedalaman > 1000 m) terdapat lagilapisan semi resistif dengan nilai125 ohm-m, dan diperkirakanmerupakan batuan terobosan yangbertindak sebagai lapisan reservoar,dikarenakan adanya aktivitas fluidapanasbumi pada reservoar tersebutbahkan dalam bentuk gas-gassehingga daerah ini relatif resistif.Keberadaan batuan terobosan tsbjuga didukung oleh data anomaligayaberat sisa yang

memperlihatkan adanya batuandengan densitas tinggi di sekitardaerah tersebut ( Edi Sumardi dkk2007).Disamping itu penampangtahanan jenis ini jugamemperlihatkan adanya 2 struktursesar yang berarah timurlaut-baratdaya,

PEMBAHASAN.

Terjadinya sistim panasbumi padasuatu daerah disebabkan olehbeberapa proses seperti prosesvolkanisme, tektonik dan volkano-tektonik, sedangkan. pembentukanpanas bumi di Indonesia umumnyaberhubungan dengan daerahvulkanik (orogenesa muda yangberumur kuarter atau resen) dannon vulkanik (tektonik atauvulkanotektonik).P.Buru (daerah Wesalit)merupakan pulau terbarat dariBusur Banda Luar bagian utarayang tidak bergunung api. Busur iniberupa rangkaian pulau yangterbentang mengelilingi Laut Banda,mulai dari P. Buru melalui P. Seram,Kep. Tanimbar, P. Timor sampai P.Sumba.Dengan kondisi P.Buru yang bukanmerupakan jalur gunung api makasistim panas bumi Waesalitdiperkirakan berkaitan denganaktifitas tektonik dan vulkanik(intrusi) bawah permukaan?.Kondisi tsb diatas dudukung oleh re-interpretasi data tahanan jenis,yakni dengan adanya nilai tahananjenis semu relatif tinggi yangberbentuk lensa di timur m.a.p.Waesalit atau disekiitar titik amat C-3500 dan C-4500, (gambar 7) sertaadanya endapan belerang disekitarmata air panas Waesalit. Adanyakedua indikasi tsb diperkirakanberkaitan dengan batuan terobosan

Page 38: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

6

dan atau aktifitas vulkanik bawahpermukaan yang tidak tersingkap.Dengan adanya aktifitas tektonikdan aktifitas gunung api bawahpermukaan? tsb menyebabkanterjadinya sesar-sesar dan kekar-kekar didaerah Waesalit. Struktursesar akibat proses tsb, terutamasesar yang mengapit mata air panas(m.a.p.) Waesalit (sesar Waikedangdan komplek sesar Waemetar yangberarah hampir barat-timur dantimurlaut-baratdaya) inilah yangdiperkirakan mengontrolkenampakan m.a.p. tsbkepermukaan. Adanya sesar yangsaling berpotongan, kekar-kekardan foliasi batuan metamorfik yangberarah tidak beraturan yangmembuka saat stress berkurangsehingga memudahkannaik/keluarnya fluida panaskepermukaan sehingga terjadi tanahpanas dan ubahan terhadapbatuan malihan yang dilaluinya.Selain proses tsb, kondisi tsb diatasjuga membentuk daerahpermeabilitas yang potensial untukdapat terbentuknya sistempanasbumi di daerah Waesalit.

Daerah prospek panasbumiWaesalit dibatasi oleh kontur daerahsemi konduktif dengan dengan nilaitahanan jenis semu sedang, 60-110ohm-m, (menurut Zarkasi,dkknilai /os <100 ohm-m) danberasosiasi dengan manifestasipermukaan berupa mata air panas,tanah panas, fumarol dan silikasinter serta daerah ubahan berupapilik dan argilik. Sedangkan daerahdengan tahanan jenis semu rendahdi selatan tenggara diperkirakanberkaitan dengan struktur grabenyang ditempati oleh batuan sedimenyang ada disekitar daerah tsb.Daerah prospek (daerah semikonduktif) tampak makin membesar

seiring bertambahnya kedalamanatau membesarnya bentanganAB/2. Zona tahanan jenis semusedang yang terdeteksi beradadiantara sesar Waekedang dansesar Waesalit dan berada dekatpermukaan sampai kedalamansekitar 500 meter dari permukaan(AB/2:1000m). Berdasarkan hal tsbdiatas serta dikombinasikan denganluasnya daerah ubahan, maka luasdaerah prospek panas bumiWaesalit diperkirakan 5 km2.(menurut Zarkasi dkk: 4 km2)Berbeda dengan daerah vulkanikdimana daerah prospek yangbiasanya mempunyai nilai tahananjenis semu < 10 ohm-m, makapada daerah Waesalit ( daerah nonvulkanik) daerah prospekmempunyai nilai tahanan jenis semurelatif tinggi (60-110 ohm-m, hal inimungkin ada kaitannya dengandominannya mineral kwarsit (yangrelatif keras/resistan)) pada batuanmetamorfik di daerah tsb (filit, skisdan kuarsit).

Penampang tahanan jenissebenarnya, (gambar-7)memperlihatkan lapisan penudungterdapat pada kedalaman > 700 m.(menurut Zarkasi,dkk-150-300 m).Interpretasi tersebut berdasarkanpada lapisan konduktif dengan nilaitahanan jenis 20 ohm­m dibawahtitik duga D-4150, (sedangkanpenafsiran Zarkasi dkk /o lapisanpenudung < 100 ohm-m). Batuanyang berfungsi sebagai batuanpenudung diperkirakan batuanterobosan yang terubahkan kuat,sedangkan tipe alterasi pada batuanpenudung diperkirakan samadengan tipe ubahan yang terjadidipermukaan, yakni bertipe pilik danargilik.

Page 39: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

7

Berdasarkan penampang tahananjenis (A-E), puncak lapisanreservoar berada pada kedalaman> 1000 m di bawah titik amat D-4150, dengan nilai ( /o ) 125 ohm-m, sedangkan menurut Zarkasi,dkkpuncak reservoar tidak diketahuiatau diperkirakan > 600m.Penampang tersebut jugamemperlihatkan zona reservoarberada pada daerah semi konduktifpada peta tahanan jenis semupermukaan, hal ini mengindikasikanadanya lapisan penudung danreservoar di bawah permukaan.Untuk daerah manifestasi panasbumi pada jalur non vulkanikkedalaman reservoar biasanyasangat dalam mencapai berkisarantara > 1000 m – 3000 m,misalnya seperti di Thailand danJepang manifestasi panasbuminyaberhubungan dengan batuanpluton/non vulkanik (Manop, 2000dan Shiro,2000) .Batuan yang berfungsi sebagaireservoar diperkirakan berupabatuan terobosan yang mempunyaipermeabilitas sekunder dan primeryang baik (batuan malihan menurutZarkasi,dkk). Permeabilitassekunder terbentuk akibat aktifitastektonik yang membentuk kekar-kekar, rekahan dan pensesaran,sehingga memungkinkan fluidauntuk bersarang pada formasibatuan tsb, sedangkanpermeabilitas primer terbentuk sejakawal terbentuknya batuan. Tipealterasi pada batuan reservoarbelum dapat ditentukan karenabelum ada data pemboran, akantetapi bila dikorelasikan dengan tipeubahaan yang ada dipermukaanmaka diperkirakan tipenya tidakjauh berbeda yakni bertipe argilikdan pilik. Ketebalan batuanreservoar juga tidak dapat diketahuisecara pasti karena hasil

pemodelan tahanan jenis hanyamendeteksi pucak reservoarnyasaja.

Manifestasi panas bumi Waesalitterbentuk pada lingkungan batuanmalihan yang berumur sangat tua(Permian). Batuan malihan tsb tidakmungkin berfungsi sebagaisumber panas, sehingga pasti adabatuan lain yang bertindak sebagaisumber panas. Berdasarkan datageofisika (gayaberat, geomagnit dangeolistrik) ada indikasi batuan lain(terobosan?) yang mempunyaidensitas, kerentanan magnit danresistivitas tinggi disekitarmanifestasi air panas Waesalit.Adanya batuan terobosan yangberupa cairan magma tsb jugadidukung data geologi (adanyaendapan sulfur) dan geokimia(terciumnya bau belerang yangmenyengat), mengindikasikanadanya tubuh vulkanik yang tidaktersingkap didaerah tsb diatas.Berdasarkan hal tsb diatasdiperkirakan sumberpanas darisistim panas bumi Waesalit adalahbatuan terobosan berupa magmaatau tubuh vulkanik yang belummuncul kepermukaan

SIMPULAN DAN SARAN.

Simpulan.

Berdasarkan re-interpretasi datatahanan jenis daerah prospekpanas bumi berada disekitar mataair panas Waesalit dengan luas 5km2 dengan potensi 39 Mwe.Daerah prospek tsb dikontrol olehsistem sesar berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya.Kedalaman lapisan penudungdiperkirakan > 700 m, sedangkankedalaman puncak reservoar >1000 m

Page 40: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

8

Mata air panas Waesalit bertipeupflow dan pembentukan sistempanasbumi diperkirakan akibatproses vulkanotektonik pada batuanmalihan.Bebeda dengan sisitim panas bumididaerah vulkanik dimana daerahprospek umunya dibatasi olehkontur tahanan jenis rendah ( < 10ohm-m), maka pada daerah nonvulkanik (P.Buru) daerah prospekdibatasi oleh kontur tahanan jenis(60 - 110 ohm-m)

Saran

Daerah prospek panas bumiWaesalit menarik dan layak untukditindak lanjuti mengingat :

potensi sumber dayaenerginya yang cukup besar,

lingkungan keterdapatannyaberada pada batuan nonvulkanik, (malihan); berbedadengan lingkungan panasbumi yang umum dan telahdikembangkan di Indonesia(lingkungan vulkanik)

Ambiguiti dalam menentukankedalaman lapisanpenudung dan reservoarserta statusnya masihberupa eksplorasi awal ,

maka disarankan untuk dilakukanpenyelidikan lanjutan denganmenggunakan metodaMagnetotelurik guna mengetahuikedalaman lapisan penudung danresevoar yang lebih akurat, danbila hasilnya cukup baik dilanjutkandengan pemboran landaian suhuguna mengetahui gradient panasdaerah prospek panas bumiWaesalit.

UCAPAN TERIMA KASIH.

Ucapan terima kasih disampaikankepada pada rekan-rekan atasmasukan dan sarannya, terutamakepada Dr. Dwipa, S., dan RaharjoH., untuk editing, saran danmasukannya, serta kepada PMGatas diterbitkannya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, F., Crosby, D. and Ussher,G., 2000, Bulls-Eye – Simple ResistivityImaging to Reliably Locate theGeothermal Reservoir, ProceedingWorld Geothermal Congress 2000, May28 - June 10, 2000, Kyushu-Tohuku, p.901-914.

Badan Standardisasi Nasional, 1998,Klasifikasi Potensi Energi Panasbumi diIndonesia, Standar Nasional Indonesia,SNI 13-5012-1998, ICS 73.0202, Dit.Jend. Geologi dan SumberdayaMineral, Departemen Pertambangandan Energi, Indonesia, 14 halaman.

Badan Standardisasi Nasional, 1999,Metode Estimasi Potensi EnergiPanasbumi, StandarNasionalIndonesia, SNI 13-6171-1999, ICS73.020, Dit.Jend. Geologi danSumberdaya Mineral, DepartemenPertambangan dan Energi, Indonesia,11 halaman

Bemmelen, R.W. van, 1949, TheGeology of Indonesia, Vol IA,Netherlands, The Haque.

Dobrin, M.B., and Savit, C.H., 1988,Introduction to GeophysicalProspecting, 4th Edition, InternationalStudent Edition, McGraw-HillInternational Book Company, NewYork.

Edi Sumardi; Yuano Rezki; A.Idral2007. Penyelidikan Gayaberat danGeomagnetik di Daerah Wapsalit, Kab.Buru, Prop. Maluku; Proceeding

Page 41: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

9

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangandan Non Lapangan Tahun 2007;PMG.

Manop Raksaskulwong, 2000: CurrentIssues of the Hot Spring DistributionMap in Thailand Proceedings WorldGeothermal Congress 2000Kyushu - Tohoku, Japan, May 28 -June 10, 2000

Nurhadi., dkk, 2007, Peta GeologiDaerah Prospek Panasbumi Waesalit,Kab.Buru-Maluku PMG Bandung, tidakdipublikasikan.

Shiro Tamanyu,2000: QuaternaryGranitic Pluton Inferred fromSubsurface Temp.Distribution at theSengan (Hachimantai) GeothermalArea Japan: Proceedings WorldGeothermal Congress 2000Kyushu - Tohoku, Japan, May 28 -June 10, 2000

Sulaeman, B, , 2007, Data GeokimiaDaerah Prospek Panasbumi Waesalit,Kab.Buru-Maluku, PMG- Bandung,tidak dipublikasikan

Supramono (1974) “Inventarisasikenampakan gejala panas bumi didaerah Maluku Utara (P. Makian, P.Tidore, P. Halmahera), daerahGorontalo dan Kepulauan SangiheTalaut (Sulawesi Utara)

S.Tjokrosapoetro, T. Budhitrisna, E.Rusmana (1993. “Geologi RegionalLembar Buru, Maluku, skala 1:250.000, P3G

Page 42: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

10

Gambar 1 Peta Lokasi Daerah Waesalit

Gambar 2. Peta Geologi daerah Waesalit dan sekitarnya –P.Buru(Nurhadi, dkk, 2007)

Daerah Lokasi

,

Page 43: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

11

Gambar 3. Peta tahanan jenis semu AB/2: 250; 500;750; 1000 m (Zarkasi,dkk2007)

2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000-1000

-750

-500

-250

0

250

500D 2000 D 2500

D 3100 D 3500D 4150 D 4450 D 4950

4000 4500 5000 5500 6000 6500

-500

-250

0

250E 4000 E 4500 E 5050 E 5500 E 6000 E 6500

2500 3000 3500 4000 4500 5000

-500

-250

0F 2500

F 3000F 3500 F 4000 F 4500 F 5000

2500 3000 3500 4000 4500 5000

-500

0G 2500 G 3000 G 3500 G 4000

G 4500 G 5000

2000 2500 3000 3500 4000 4500-1000

-500

0

500A-2000

A-2500 A-3100A-3500 A-4000 A-4500

2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000

-1000

-500

0

500

B-2750 B-3150 B-3500 B-4000B-4500 B-5050 B-5500 B-6000

2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500

C 2500 C 3000 C 3500C 4100 C4500 C 5000 C 5500

-1000

-750

-500

-250

0

250

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

300

Gambar 4: Penampang tahanan jenis semu (Zarkasi, dkk 2007)

Page 44: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

12

Gambar 5: Penampang tahanan jenis sebenarnya (Zarkasi, dkk 2007)

A-2000A-2500

A-3100A-3500

A-4000

A-4500

B-2750B-3150

B-3500

B-4000

B-4500

B-5050

B-5500

B-6000

C-2500

C-3000

C-3500

C-4100C-4500

C-5000

C-5500

D-2000D-2500

D-3100D-3500

D-4150D-4450

D-4950

E-4000

E-4500

E-5050E-5500

E-6000

E-6500

F-2500

F-3000

F-3500

F-4000

F-4500

F-5000

G-2500

G-3000

G-3500

G-4000

G-4500

G-5000

Wametar

Wapsalit

AB/2= 250m AB/2= 500m

A-2000A-2500

A-3100A-3500

A-4000

A-4500

B-2750B-3150

B-3500

B-4000

B-4500

B-5050

B-5500

B-6000

C-2500

C-3000

C-3500

C-4100C-4500

C-5000

C-5500

D-2000D-2500

D-3100D-3500

D-4150D-4450

D-4950

E-4000

E-4500

E-5050E-5500

E-6000

E-6500

F-2500

F-3000

F-3500

F-4000

F-4500

F-5000

G-2500

G-3000

G-3500

G-4000

G-4500

G-5000

Wametar

Wapsalit

AB/2= 750m

A-2000A-2500

A-3100A-3500

A-4000

A-4500

B-2750B-3150

B-3500

B-4000

B-4500

B-5050

B-5500

B-6000

C-2500

C-3000

C-3500

C-4100C-4500

C-5000

C-5500

D-2000D-2500

D-3100D-3500

D-4150D-4450

D-4950

E-4000

E-4500

E-5050E-5500

E-6000

E-6500

F-2500

F-3000

F-3500

F-4000

F-4500

F-5000

G-2500

G-3000

G-3500

G-4000

G-4500

G-5000

Wametar

Wapsalit

AB/2= 1000mA-2000

A-2500

A-3100A-3500

A-4000

A-4500

B-2750B-3150

B-3500

B-4000

B-4500

B-5050

B-5500

B-6000

C-2500

C-3000

C-3500

C-4100C-4500

C-5000

C-5500

D-2000D-2500

D-3100D-3500

D-4150D-4450

D-4950

E-4000

E-4500

E-5050E-5500

E-6000

E-6500

F-2500

F-3000

F-3500

F-4000

F-4500

F-5000

G-2500

G-3000

G-3500

G-4000

G-4500

G-5000

Wametar

Wapsalit

AB/2= 1000m

keterangan:

< 60 ohm-m (konduktif)/bt.ubahan dan sedimen 60 - 110 ohm-m (semi konduktif)/bt. terubahkan sedikit dan lapuk > 110 ohm-m (resistif)/btn. segar

Gambar 6: Peta re-interpretasi tahanan jenis semu (modifikasi dari Zarkasi dkk, 2007)

Page 45: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

13

2000 2500 3000 3500 4000 4500-1000

-500

0

500A-2000

A-2500 A-3100A-3500 A-4000 A-4500

2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000

-1000

-500

0

500

B-2750 B-3150 B-3500 B-4000B-4500 B-5050 B-5500 B-6000

2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500

C 2500 C 3000 C 3500C 4100 C4500 C 5000 C 5500

-1000

-750

-500

-250

0

250

baratlaut tenggara

MAP Waesalit

2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000-1000

-750

-500

-250

0

250

500D 2000 D 2500

D 3100 D 3500D 4150 D 4450 D 4950

4000 4500 5000 5500 6000 6500

-500

-250

0

250E 4000 E 4500 E 5050 E 5500 E 6000 E 6500

2500 3000 3500 4000 4500 5000

-500

-250

0F 2500

F 3000F 3500 F 4000 F 4500 F 5000

2500 3000 3500 4000 4500 5000

-500

0G 2500 G 3000 G 3500 G 4000

G 4500 G 5000

MAP Waemetar

< 60 ohm-m (ubahan dan sedimen)

60-180 ohm-m (ubahan dan pelapukan)

> 180 ohm-m (batuan segar)

baratlaut tenggara

sesar

Gambar 7: Penampang re-interpretasi tahanan jenis semu (modifikasi dari Zarkasi

dkk. 2007)

E 5500D 4150

13

-287

-187

-87

113

213 B-4500 C 4100

A 3100

-387

-587

-487

37503500325030002750250017501000 1250 1500 2000 22500 250 500 750

60

60

200

100

30

150

50

125

20

35

50050

150

100

100

200

90

70

150

50

60

300

80

25080

180

125

100->500 ohm-m

100-200 ohm-m

180 ohm-m

80 ohm-m

125ohm-m50-90 ohm-m

30 ohm-m

20 ohm-m

100-200 ohm-m

35-50 ohm-m

125hm-m

80 ohm-m

?

?

?

?

?

baratdaya

timurlaut

keterangan100 - > 500 ohm-m/tanah penutup

100-200 ohm-m/btn. malihan30-90 ohm-m/btn lapuk dan sedikit terubahkan30 ohm-m/btn terubahkan20 ohm-m/bt.terubahkan kuat/clay cap?

125 ohm-m/reservoar ? dan btn terobosan

- 687

- 787

- 887

-987

sesar

Gambar 8: Penampang re-interpretasi tahanan jenis sebenarnya

Page 46: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

14

Page 47: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

1

KONDISI LINGKUNGANPASCA PENGEBORAN SUMUR EKSPLORASI AT-1 DAN AT-2

DI LAPANGAN PANAS BUMI ATADAI, LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh : SoetoyoKelompok Program Penelitian Panas Bumi

Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Kegiatan pengujian uap/monitoring sumur eksplorasi panas bumi AT-1 dan AT-2 di Lapangan Panas Bumi AtadeiNusa Tenggara Timur bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik sumur-sumur eksplorasi tersebut,sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pengembangan selanjutnya.Hasil pengujian uap/monitoringmenunjukan tekanan kepala sumur AT-1 adalah 7.0 kg/cm2 sedangkan semur AT-2 adalah 0 kg/cm2. Temperatur kepalasumur relatif sama dengan temperatur udara luar. Sumur eksplorasi AT-2 tidak menunjukan adanya aktifitas baiktekanan kepala sumur (TKS) maupun temperatur pada kepala sumur. Komposisi gas dari sumur eksplorasi AT-1 padasetiap kegiatan monitoring dilakukan didominasi oleh gas CO2 dan N2. Namun demikian dari dalam sumur tidakdidapatkan fluida. Tidak terdapat penambahan/munculnya manifestasi baru pasca pemboran, baik pada pelataransumur maupun pada daerah sekitar sumur eksplorasi.

ABSTRACT

The purpose of flow test/monitoring eksploration geothermal well AT-1 and AT-2, Atadei geothermal field, East NusaTenggara is to get characteristic information of those wells as a base to future field development. From steam flowtest/well monitoring result, show that well head pressure of AT-1 is 7.0 KSc, but well head pressure of AT-2 is 0 KSc.Both of the well head temperatures as same as free air temperature. Exploration well of AT-2 did not show anyactivities,especially temperature or pressure of well head. In every flow test activities shown that the Gasescomposition, dominated by CO2 and N2. But in fact, from inside well there is no geothermal fluid. After explorationwell activities, until now there is no new manivestation come out in the flat area or surrounded exploration wells.

PENDAHULUANKegiatan pengujian uap/monitoring sumur eksplorasipanas bumi AT-1 dan AT-2 di Lapangan Panas BumiAtadei Nusa Tenggara Timur telah mendapatkaninformasi tentang karakteristik sumur-sumureksplorasi tersebut, sehingga dapat dipergunakansebagai dasar dalam pengembangan selanjutnya.Datayang disajikan dalam makalah ini, hasil kegiatanmonitoring sumur/pengujian uap tahun 2006.

Untuk terlaksananya ”good mining practic” merlumendapatkan keselamatan kerja dan lingkungan dilapangan panas bumi, khususnya lapangan panas bumiAtedai, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Lapangan Panas Bumi merupakan daerah yang saradterhadap gas, khususnya gas beracun, yangditimbulkan oleh pengeboran sumur panas bumi..

Penyelidikan terdahulu, di lapangan panas bumiAtadei, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata,Propinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukanpemboran 2 Sumur Eksplorasi, AT-1 dan AT-2

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam rangkamengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alamuntuk memenuhi kebutuhan energi dimasa yang akandatang, dengan mengacu dan mengutamakan pada

keselamatan kerja dan lingkungan di lapangan panasbumi.

Tulisan ini hasil pengujian sumur/monitoring sumur AT-1 dan AT-2 periode ke 3 tahun 2006, menginformasikantentang pengaruh gas yang muncul baik melalui sumureksplorasi maupun di lingkungan lapangan panas bumiAtadai serta karakteristik sumur-sumur eksplorasitersebut.

Tujuannya adalah untuk terhindar dari kecelakaan kerjamaupun perusakan lingkungan yang ditimbulkan akibatpengeboran sumur dalam pengembanganselanjutnya.Lapangan Panas Bumi Atadai terdapat di P.Lembata (Gambar 1).

Sumur eksplorasi AT-1, secara administratif termasukwilayah Kampung Kneping, Desa Nubaheraka,sedangkan AT-2 terletak di Kampung Lewopuho, DesaAtakore. Kedua lokasi sumur eksplorasi ini termasukkedalam wilayah Kecamatan Atadei, KabupatenLembata, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Secarageografis lokasi sumur eksplorasi AT-1 terletak padaposisi 12331'55" BT, 0829'42" LS pada elevasi 606 mdpl. dan AT-2 pada 12332'17" BT , 0830'11" LS padaelevasi 552 m dpl.(Gambar 2)

Page 48: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

2

PENYELIDIK TERDAHULUPenyelidikan terdahulu yang berhubungan dengankepanasbumian yang pernah dilakukan di daerahAtadei adalah: Inventarisasi Kenampakan GejalaPanas Bumi Santoso dkk. (1987)

Penyelidikan Terpadu Panas Bumi oleh Aswin , dkk.(2000); Survei Landaian Suhu ATD-1, oleh Suparmandkk. (2002); Survei Landaian Suhu ATD-2, olehNanlohi dkk. (2002), Pemboran Sumur Eksplorasi AT-1 Munandar dkk. (2004);dan AT-2 oleh Suparmandkk. (2004). Berdasarkan penelitian terdahulu tersebutdiperoleh informasi kepanasbumian di daerah Atadei,diantaranya dikemukakan bahwa:Di Lapangan PanasBumi Atadei dijumpai hot ground / steaming grounddi desa Watuwawer (Karun), dengan temperatur 96-98oC, tipe air sulfat asam. Mata air panas lainnyabertemperatur rendah (32-45 oC), pH netral dan tipebikarbonat untuk mata air panas Wai Krata, WaiKowan, Wai Tupat, dan Wai Teba. Satu mata airmenunjukkan tipe sulfat, pH netral dari mata air panasWaikating (Lewogeroma).

Telah dilakukan pemboran dua sumur landaiansuhu(ATD-1 dan ATD-2) masing-masing dengankedalaman 250 meter. Sumur ATD–1 menggambarkandisekitar kaldera Watuwawer cukup prospek untukdikembangkan. Sumur ATD-2 berdekatan dengansesar Mauraja yang merupakan batas terluar daerahpanas bumi yang dapat dikembangkan.

Dua sumur eksplorasi lebih dalam yaitu AT-1 dan AT-2 dengan kedalaman masing-masing 830,5 m dan750,5 m telah dilakukan di daerah Kneping danWatuwawer.: Hasil pengujian uap/monitoring periodekedua tahun 2006 sumur eksplorasi AT-1 dan AT-2menunjukan tekanan kepala sumur AT-1 adalah 7.0kg/cm2 sedangkan sumur AT-2 adalah 0 kg/cm2.Temperatur kepala sumur relatif sama dengantemperatur udara luar. Sedangkan sumur eksplorasiAT-2 tidak menunjukan adanya aktifitas baik tekanankepala sumur (TKS) maupun temperatur pada kepalasumur.

Berdasarkan kandungan gas terutama pada sumureksplorasi AT-1 pada monitoring periode kedua inididominasi oleh gas CO2, dimana gas tersebutmerupakan gas yang lazim terdapat pada daerahvulkanik. Namun demikian dari sumur tidakdidapatkan fluida.

Tidak terdapat penambahan/munculnya manifestasibaru pasca pemboran, baik pada pelataran sumurmaupun pada daerah sekitar sumur eksplorasi.HASIL PENYELIDIKANHasil pengujian uap sumur/monitoring periode ketigatahun 2006, sumur AT-1 dan AT-2 Atadei adalahsebagai berikut.

Sifat Fisik dan Kimia SumurMonitoring sifat fisik dan sifat kimia dilakukan untukmengetahui kondisi fluida sumur yang dapat dilihat daritemperatur, tekanan serta komposisi kimia fluida sumur.Data sifat fluida tersebut dapat dipergunakan lebih lanjutuntuk analisis dalam pengembangan lapangan panas bumitersebut.

Sifat FisikKegiatan monitoring yang dilakukan dalam rangkamengetahui sifat fisik sumur meliputi: pengamatan TKS(Tekanan Kepala Sumur), pengukuran temperatur fluidadi kepala sumur dan pengamatan kondisi sumur. Darihasil pengamatan didapatkan bahwa tekanan kepalasumur (TKS) sumur AT – 1 adalah 7 barg, sedangkanpada sumur AT – 2 adalah 0 barg. Pengukuran temperaturtidak dilakukan karena gas yang keluar dari sumurmenimbulkan bau yang sangat kuat, sehinggadikhawatirkan merupakan gas beracun. Hasilpengamatan, dapat diketahui bahwa temperatur padakedua kepala sumur relatif sama dengan temperatur udarasekitar. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan kepalasumur pada sumur AT – 1 yang terbaca pada 7.0 kg/cm2

tidak disebabkan oleh tekanan uap panas dari dasarsumur, melainkan oleh gas lain yang naik ke permukaandari dasar lubang sumur dan kemudian terakumulasi(gambar 3).

Pada saat master valve kepala sumur dibuka, terlihatsemburan gas keluar (gambar 4). Semburan gas tersebuthanya berlangsung kurang dari satu menit dan TKS yangsemula menunjukkan angka 7 barg turun hingga menjadi0 barg (gambar 5)

Gambar 3. TKS sumur Eksplorasi AT-1Lapangan Panas Bumi Atadei, Kabupaten Lembata,

NTT

Page 49: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

3

Sifat KimiaKegiatan-kegiatan lapangan dalam monitoring sifatkimia sumur AT-1 dan AT-2 tahun 2006 meliputi:Pengukuran temperatur manifestasi sertakonsentrasi gas CO2, H2S, CO dan NH3 di sekitarmanifestasi Karun.

Gambar 6. Instalasi pengambilan sampel gas sumurEksplorasi AT-1

Lapangan Panas Bumi Atadei, Lembata, NTT

Gambar 5. TKS sumur Eksplorasi AT-1Lapangan Panas Bumi Atadei, Kabupaten Lembata, NTT

setelah Master Valve dibuka Gambar 7. Instalasi sumur Eksplorasi AT-2Lapangan Panas Bumi Atadei, Kabupaten Lembata,

NTT

Gambar 4. Instalasi Sumur Eksplorasi AT-1Lapangan Panas Bumi Atadei, Lembata, NTT

Page 50: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

4

Pengambilan contoh gas dalam uap (NCGS) darisumur uji AT-1 dan AT-2 dengan mempergunakantabung vakum yang telah diisi 50 ml larutan NaOH(25 %) serta divakumkan (gambar 6)

Dari pengukuran pada daerah manifestasi Karundidapatkan temperatur manifestasi berkisar antara98,6 oC sampai 99,3 oC,. Sedangkan dari hasilpengukuran konsentrasi gas pada daerah manifestasitersebut didapatkan konsentrasi gas CO2 dalam udara0.20 %, gas H2S 6 ppm, gas CO 12 ppm, dan gas NH3tidak terdeteksi.

Hasil analisis laboratorium terhadap sampel gas yangdiambil dari sumur AT-1 menunjukkan bahwakonsentrasi gas CO2 sangat tinggi hingga 72,16 %mol. Hasil lengkap dari analisis gas terlihat pada tabelberikut.

Tabel 1. Hasil analisis kimia gas sumur AT-1 pada monitoringperiode ke-3

Senyawa Konsentrasi (%mol)

H2 1,80

O2 + Ar 4,24

N2 20,43

CH4 0,014

CO2 72,16

SO2 0,00

H2S 0,00

HCl 1,34

NH3 0,02

Manifestasi Panas BumiManifestasi panas bumi di daerah Atadei terdiri darifumarola, kubangan lumpur panas, tanah panas, mataair panas, serta batuan ubahan dan endapan belerang.Terbentuknya manifestasi yang bervariasi ini terjadisejak sebelum dilakukan pemboran panas bumi,seperti lokasi manifestasi panas bumi berupa tanahpanas “Karun” yang terletak berdekatan dengansumur AT-2. Lebih kurang 250 meter mengarah kebagian barat, terdiri dari fumarola, kubangan Lumpurpanas, tanah panas, batuan ubahan dan endapanbelerang.

Manifestasi Sebelum PemboranManifestasi panas bumi di Atadei yang sudah munculsebelum dilakukan pemboran dan sampai sekarangmasih dapat diamati yaitu manifestasi panas bumi

Karun yang terletak di bagian barat daya desaAtakore (gambar 8). Jenis manifestasi panas bumidi daerah ini terdiri dari fumarola, kubangan lumpurpanas, tanah panas dan batuan ubahan.

Temperatur manifestasi Karun terukur antara 98,6oC sampai 99,3 oC, pada temperatur udara di sekitarlokasi 24,3 C (gambar 9). Di lokasi yang lainterdapat manifestasi berupa mata air panas WaiKrata yang airnya tidak berwarna dan tidak terlalupanas, sehingga digunakan sebagai tempatpemandian sederhana oleh penduduk setempat.Temperatur air panas tidak lebih dari 36 C padatemperatur udara lokasi setempat 23 C

Manifestasi Pasca PemboranSetelah dilakukan pemboran sumur eksplorasi AT-1dan AT-2 tidak terjadi perubahan di sekitar sumurbor, dan tidak terdapat pemunculan manifestasiyang baru.

Pada manifestasi Karun yang terdapat di sekitarsumur AT-2, terlihat adanya sublimasi belerang.Bualan manifestasi diikuti suara gelembung(bubble) yang tercampur dengan lumpur panas yangrelatif kuat.

Gambar 8. Manifestasi Tanah Panas “Karun” desa Atakore

Gambar 9. Pengukuran temperatur manifestasi tanah panas”Karun”

Page 51: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

5

Gambar 10. Pengukuran kandungan gas H2S dengan gas DetektorKitagawa pada Manifestasi

LingkunganKondisi lingkungan di sekitar lokasi sumur panasbumi AT-1 dan AT-2 sesudah pengeboran tidakmengalami perubahan yang berarti. Di sekitar lokasisumur tidak dijumpai adanya manifestasi baru baikberupa mata air panas, tanah panas, lumpur panas dansublimasi belerang. Pengamatan dan pengukurantemperatur terhadap kelompok manifestasi yang adasebelum pemboran sumur AT-1 dan AT-2 dilakukansampai sekarang dan pada monitoring periode ketigaini tidak dijumpai banyak perubahan.

PEMBAHASANHasil kegiatan monitoring sumur eksplorasi AT-1 danAT-2 yang dilakukan tahun 2006 berupa data Fisiksumur, komposisi kimia uap sumur, dan kondisimanifestasi panas bumi di sekitar lokasi sumur.

Pada pengujian uap/monitoring sumur eksplorasi AT-1 dan AT-2, hasil pengukuran TKS (Tekanan KepalaSumur) dan pengamatan kondisi sumur menunjukkanbahwa TKS pada sumur AT – 1 adalah 7.0 Kg/Cm2,sedangkan pada sumur AT – 2 adalah 0 barg.Pengukuran temperatur pada flow line kepala sumurtidak dapat dilakukan karena adanya bau busuk yangdemikian kuat dari gas yang keluar dari sumur,namun demikian dari hasil pengamatan dapatdiketahui bahwa temperatur pada kedua kepala sumurrelatif sama dengan temperatur udara sekitar.

Tekanan kepala sumur pada sumur AT – 1 sebesar7,0 Kg/Cm2 ini bukan disebabkan oleh tekanan uappanas dari dasar sumur, melainkan oleh gas lain yangnaik kepermukaan dari dasar lubang sumur kemudianterakumulasi. Hal ini terlihat ketika master valvedibuka, dalam waktu kurang dari satu menit tekanandi kepala sumur telah menjadi 0 Kg/Cm2.

Akumulasi gas yang mencapai tekanan 7.0 KSCadalah sebagai akibat aktivitas vulkanisme yangterjadi dimasa lampau dan menyebabkan terjadinyakantong-kantong (cavity) yang berisi berbagaicampuran gas antara lain CO2 dan H2S kemudian,melalui struktur join atau rekahan dibawahpermukaan menerobos keluar melalui dasar lubangbor dan terakumlasi pada kepala sumur. Kondisisumur AT – 2 tidak menunjukkan adanyaperbedaan yang diakibatkan oleh suatu aktivitastertentu.

Hasil analisis gas di lapangan menunjukkan bahwakomposisi gas dari sumur AT-1 didominasi oleh gasCO2 yaitu sebesar 72,16 % mol. Kondisi demikianterjadi apabila sumur ditutup sehingga terjadikonsentrasi gas tersebut di dalam kepala sumur, dankepala sumur telah menunjukkan tekanan sebasar7.0 KSC.

Gas lain yang juga dominan adalah N2 yangkonsentrasinya mencapai 20,43 % mol. Gas-gastersebut kemungkinan berasal dari bagian bawahdasar lubang bor yang naik ke permukaan melaluirekahan atau join, kemudianterperangkap/terakmulasi pada lubang bor. Hal inimenunjukan bahwa fluida yang keluar dari sumureksplorasi AT-1 bukanlah uap air seperti yangdiharapkan, namun merupakan gas-gas yangterperangkap di lubang bor.

Konsentrasi gas pada daerah manifestasi sekitarsumur AT-1 dan AT-2 menunjukkan konsentrasigas CO2 dalam udara 0.1%, gas H2S tidakterdeteksi, gas CO 6 ppm, dan gas NH3 tidakterdeteksi, konsentrasi ini masih di bawah ambangbatas.

Hasil analisis gas di lapangan menunjukkan bahwakomposisi gas dari sumur AT-1 didominasi oleh gasCO2. Gas tersebut kemungkinan berasal dari bagianbawah dasar lubang bor yang naik ke permukaanmelalui rekahan atau join, kemudianterperangkap/terakmulasi pada lubang bor. Hal inimenunjukan bahwa uap sumur eksplorasi AT-1adalah uap kering.

Kondisi lingkungan sekitar lokasi sumur panasbumi AT-1 dan AT-2 pasca pemboran tidakmengalami banyak perubahan. Di sekitar lokasisumur tidak dijumpai adanya manifestasi baru baikberupa mata air panas, tanah panas, lumpur panasdan sublimasi belerang. Pengamatan danpengukuran temperatur terhadap kelompokmanifestasi yang ada sebelum pemboran sumur AT-1 dan AT-2 dilakukkan sampai pada monitoring

Page 52: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

6

periode akhir 2006 tidak mengalami perubahan apa-apa.

KESIMPULANHasil pengujian uap/monitoring periode ketiga tahun2006 sumur eksplorasi AT-1 yang dilaksanakan akhir2006, menunjukan minimum tekanan kepala sumurAT-1 adalah 7.0 kg/cm2 sedangkan semur AT-2adalah 0 kg/cm2. Temperatur kepala sumur AT-1 danAT-2 relatif sama dengan temperatur udara luar.

Berdasarkan kandungan gas terutama pada sumureksplorasi AT-1 pada monitoring periode akhir 2006didominasi oleh gas CO2, dimana gas tersebutmerupakan gas yang lazim terdapat pada daerahvulkanik. Namun demikian dari sumur tidakdidapatkan fluida yang berupa uap air.

Tidak terdapat penambahan/munculnya manifestasibaru pasca pemboran, baik pada pelataran sumurmaupun pada daerah sekitar sumur eksplorasi.

Tidak terdapat pengaruh baik gas maupun pengaruhlain terhadap lingkungan akibat pengeboran sumureksplorasi AT-1 dan AT-2 di lapangan panas bumiAtadai, Lembata , Nusa Tenggara Timur.

DAFTAR PUSTAKAAswin, D., (2000), Penyelidikan Terpadu Daerah

Panas Bumi Atadei, Kabupaten Lembata-Nusa Tenggara Timur.

Giggenbach, W.F., dan Goguel(1988), Methods forthe collection and Analysis of Geothermaland volcanic water and gas sampels, ReportNo. CD 2387 Chemistry DivisionDepartment of Scientific and IndustrialResearch, Petone, N.Z. Report No. CD2387.

Munandar, A., dkk., (2004), Laporan PengeboranSumur Eksplorasi-Semi Eksploitasi AT-1 &AT-2, Lapangan Panas Bumi Atadei,Kabupaten Lembata-Nusa Tenggara Timur.

Nanlohy, F., (2002), Laporan Survei Landaian suhuSumur ATD-2, Lapangan Panas BumiAtadei, Kabupaten Lembata, Nusa TenggaraTimur.

Santoso, M.S., dkk., (1987), InventarisasiKenampakan Gejala Panas Bumi di SekitarFlores Timur, P. Lomblen, P. Adonara, P.Solor, NTT, Direktorat Vulkanologi,Bandung.

Sitorus, K., (2002), Proposal Pengeboran SumurLandaian Suhu ATD-1 dan ATD-2,Daerah Panas Bumi Atadei, KabupatenLembata-Nusa Tenggara Timur.

Sundhoro.H., (1997), Pemetaan Geologi PanasBumi Daerah Watukuba-Atalojo, Atadei-P.Lomblen, Kabupaten Flores Timur, NusaTenggara Timur.

Suparman, (1997), Laporan Penyelidikan GeokimiaPanas Bumi Daerah Atadei, P. Lomblen,Nusa Tenggara Timur.

Suparman, dkk, (2002), Laporan Survei LandaianSuhu Sumur ATD-1, Lapangan PanasBumi Atadei, Kabupaten Lembata- NusaTenggara Timur.

Sulaeman.B, dkk, (Juni, 2005), Laporan PengujianUap/Monitoring Periode Ke 1 SumurEksplorasi AT-1 dan AT-2 (tidakdipublikasikan).

Suparman, dkk., (2004), Laporan PengeboranSumur Eksplorasi-Semi Eksploitasi AT2,Lapangan Panas Bumi Atadei, KabupatenLembata-Nusa Tenggara Timur.

Syuhada, A, dkk, (2005) Laporan PengujianUap/Monitoring Sumur Eksplorasi AT-1dan AT-2 (tidak dipublikasi

Page 53: POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN …psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 2 thn...(COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi

7

Gambar 2. Lokasi titik Bor AT-1 dan AT-2