potensi, pertumbuhan, dan regenerasi ramin … · nusakambangan, sepanjang pantai jawa barat di...

15
25 POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN (Gonystylus spp.) DI HUTAN ALAM DI INDONESIA 1) Oleh: Machfudh dan Rinaldi 2) ABSTRAK Ramin (Gonystylus spp) merupakan salah satu jenis pohon penting di Indonesia yang tumbuh di hutan rawa, khususnya rawa gambut. Sebelum mengalami eksploitasi yang besar-besaran, penyebaran jenis ramin di Indonesia hampir terdapat di hutan-hutan rawa/gambut di seluruh kepulauan Indonesia. Saat ini penyebaran ramin dalam skala besar hanya ditermui di daerah Sumatera (Riau, Jambi, Selat Karimata, Sumatera Selatan) dan Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan). Di daerah-daerah tersebut pun tegakan ramin yang relatif masih rapat dengan diameter pohon yang relatif besar kebanyakan hanya ditemui di kawasan-kawasan konservasi. Potensi ramin di Indonesia saat ini diperkirakan sebanyak 6.925.041 m 3 yang tersebar di daerah sumatra sekitar 1.602.334 m 3 (3.732 m 3 /ha) dengan riap diameter 0.42 cm/ tahun, dan di daerah Kalimantan sekitar 4.091.730 m 3 (3.842 m 3 /ha) dengan riap diameter 0.53 cm/tahun. Keadaan diameter pohon di Kalimantan rata-rata lebih besar dibandingkan dengan diameter pohon di Sumatra. Riap tertinggi untuk jenis ramin terdapat pada kisaran diameter 40 – 50 cm untuk lokasi Sumatra dan 30 – 40 cm untuk lokasi Kalimantan. PENDAHULUAN Pengelolaan hutan dengan hasil yang lestari akan tercapai apabila besarnya hasil hutan yang dipungut sama dengan atau lebih kecil dari pertumbuhannya dan berlangsung secara terus menerus. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah hasil maksimum yang dapat diperoleh dari hutan pada suatu waktu tertentu adalah jumlah kumulatif pertumbuhan sampai waktu itu, sedangkan jumlah maksimum hasil yang dapat dikeluarkan secara terus menerus setiap periode sama dengan pertumbuhan/riap dalam periode waktu itu (Davis dan Johnson, 1987) Untuk menunjang pengelolaan hutan alam produksi secara lestari mutlak diperlukan data riap yang akurat. Data ini diperlukan sebagai dasar penetapan pertumbuhan pohon dan untuk menentukan jumlah pohon yang akan dipungut/dipanen. 1 Disampaikan pada Workshop Nasional “Policy Option On The Conservation And Utilization Of Ramin”, Bogor, 22 Pebruari 2006 2 Peneliti, Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor

Upload: phamduong

Post on 07-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

25

POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASIRAMIN (Gonystylus spp.) DI HUTAN ALAM

DI INDONESIA1)

Oleh: Machfudh dan Rinaldi2)

ABSTRAK

Ramin (Gonystylus spp) merupakan salah satu jenis pohon penting di Indonesia yangtumbuh di hutan rawa, khususnya rawa gambut. Sebelum mengalami eksploitasi yangbesar-besaran, penyebaran jenis ramin di Indonesia hampir terdapat di hutan-hutanrawa/gambut di seluruh kepulauan Indonesia. Saat ini penyebaran ramin dalam skalabesar hanya ditermui di daerah Sumatera (Riau, Jambi, Selat Karimata, SumateraSelatan) dan Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan).Di daerah-daerah tersebut pun tegakan ramin yang relatif masih rapat dengan diameterpohon yang relatif besar kebanyakan hanya ditemui di kawasan-kawasan konservasi.Potensi ramin di Indonesia saat ini diperkirakan sebanyak 6.925.041 m3 yang tersebardi daerah sumatra sekitar 1.602.334 m3 (3.732 m3/ha) dengan riap diameter 0.42 cm/tahun, dan di daerah Kalimantan sekitar 4.091.730 m3 (3.842 m3/ha) dengan riapdiameter 0.53 cm/tahun. Keadaan diameter pohon di Kalimantan rata-rata lebih besardibandingkan dengan diameter pohon di Sumatra. Riap tertinggi untuk jenis raminterdapat pada kisaran diameter 40 – 50 cm untuk lokasi Sumatra dan 30 – 40 cm untuklokasi Kalimantan.

PENDAHULUAN

Pengelolaan hutan dengan hasil yang lestari akan tercapai apabila besarnyahasil hutan yang dipungut sama dengan atau lebih kecil daripertumbuhannya dan berlangsung secara terus menerus. Secara umumdapat dikatakan bahwa jumlah hasil maksimum yang dapat diperoleh darihutan pada suatu waktu tertentu adalah jumlah kumulatif pertumbuhansampai waktu itu, sedangkan jumlah maksimum hasil yang dapatdikeluarkan secara terus menerus setiap periode sama denganpertumbuhan/riap dalam periode waktu itu (Davis dan Johnson, 1987) Untukmenunjang pengelolaan hutan alam produksi secara lestari mutlakdiperlukan data riap yang akurat. Data ini diperlukan sebagai dasarpenetapan pertumbuhan pohon dan untuk menentukan jumlah pohon yangakan dipungut/dipanen.

1 Disampaikan pada Workshop Nasional “Policy Option On The Conservation And Utilization Of Ramin”,Bogor, 22 Pebruari 2006

2 Peneliti, Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor

Page 2: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

26

Riap yang dimiliki suatu jenis pohon berbeda dengan riap yang dimiliki jenispohon lainnya. Ini berarti bahwa dengan semakin banyak tersedianya datamengenai riap untuk setiap jenis, maka penentuan kebijakan pengelolaanseperti panjang daur atau rotasi tebang, jatah tebangan tahunan, limitdiameter tebang, dan sebagainya, akan lebih akurat dan memiliki dasarilmiah dan akan mengarah kepada terwujudnya pengelolaan hutan yangberkelanjutan. Namun demikian, gejala yang tampak ke permukaan adalahmenurunnya produksi kayu dari hutan alam produksi, serta semakinbesarnya kesenjangan (gap) dengan jumlah kebutuhan akan kayu sebagaibahan baku bangunan dan industri perkayuan. Meluasnya penebanganpohon tanpa ijin (illegal logging) dan peredaran kayu tanpa dokumen yangsyah diindikasikan sebagai salah satu ekses dari menurunnya produksikayu tahunan.

Ramin (Gonystylus spp) merupakan salah satu jenis pohon komersial khashutan rawa khususnya rawa gambut. Dengan nilai komersilnya yang tinggi,pohon ini disukai oleh banyak orang dan akibatnya banyak ditebang, baiksecara legal maupun illegal. Penebangan secara legal maupun ilegal initelah meluas, tidak hanya di hutan produksi saja tapi sampai merambah kekawasan konservasi. Penebangan ramin legal secara besar-besaran telahdilakukan sejak tahun 1970-an saat diberlakukan ijin pengelolaan hutan rawagambut. Meskipun sejak tahun 1980 ekspor kayu gelondongan (termasukramin) dilarang, tetapi karena harga pasar yang melonjak, penebanganramin tetap tinggi. Penebangan yang tidak terkendali tentu sajamenimbulkan kekhawatiran akan terjadinya ancaman kepunahan jenisramin ini. Sebagai suatu bentuk usaha untuk mencegah semakinmeluasnya penebangan ramin (terutama illegal logging), pemerintah telahmengeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan No 127/Kpts-V/2001mengenai moratorium atau pembatasan penebangan dan perdaganganramin yang kemudian diubah menjadi Surat Keputusan Menteri KehutananNo 1613/Kpts-II/2001. Selain itu usaha lain dilakukan pemerintah Indonesiadengan mengusulkan penempatan ramin dalam Appendix III CITES (Con-vention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna andFlora) bahkan saat ini ramin telah ditingkatkan statusnya dari Appendix IIImenjadi Appendix II. Ini berarti perdagangan ramin dikontrol secara ketatdan dilakukan dengan system quota tebang. Dengan cara ini diharapkanpopulasi alami ramin tidak akan mengalami kepunahan.

Artikel ini ditulis dengan maksud untuk melaporkan bagaimana keadaanpotensi, pertumbuhan dan regenerasi ramin di Indonesia pada dekadeterakhir ini. Dengan informasi ini diharapkan para pengambil kebijakanmasalah ramin baik kebijakan makro maupun kebijakan mikro di lapanganyaitu para manager lapangan dapat memiliki gambaran secara menyeluruhtentang situasi dan kondisi ramin di Indonesia, khususnya tentang potensi,

Page 3: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

27

pertumbuhan dan regenerasinya. Ketiga informasi ini merupakan masukanyang sangat berguna dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitandengan pengelolaan ramin secara lestari.

PENYEBARAN TEGAKAN RAMIN

Pohon Ramin termasuk jenis yang memiliki kecenderungan hidupmengelompok dengan sebaran terbatas. Tinggi pohon ini bisa mencapai40 - 50 m dengan diameter mencapai 120 cm. Ramin tumbuh pada tanahpodsolik, tanah gambut, tanah aluvial dan tanah lempung berpasir kwarsayang terbentuk dari bahan induk endapan, dengan tingkat keasaman (pH)bervariasi dari 3,6 sampai dengan 4,4.

Penyebaran jenis Ramin di Indonesia yang pernah teridentifikasi terdapat dipulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya danterutama di Pulau Sulawesi. Di Pulau Jawa, Ramin tumbuh diNusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede danBanten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir timur PulauSumatera dan sepanjang Sungai Musi pada Pulau Sumatera. Di PulauKalimantan sebarannya terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengahdan sedikit di Kalimantan Selatan.

Informasi terkini (2002 – sekarang) tentang keberadaan tegakan Raminyang dikumpulkan dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa tegakanRamin saat ini hanya dapat dijumpai di kawasan hutan rawa PulauSumatera, kepulauan di selat Karimata, dan Pulau Kalimantan. Kawasankonservasi merupakan habitat yang masih memiliki tegakan ramin relatifrapat dan memiliki diameter pohon relatif besar, sedangkan kawasan hutannon-konservasi mempunyai kerapatan tegakan ramin yang kurang. Di PulauSumatera, khususnya propinsi Riau dan Jambi, kawasan yang teridentifikasimemiliki tegakan pohon Ramin antara lain: Hutan Lindung Giam-Siak Kecil,Suaka Margasatwa Danau Bawah dan Danau Pulau Besar, SuakaMargasatwa Tasik Belat, Suaka Margasatwa Tasik Sekap, SuakaMargasatwa Bukit Batu dan Taman Nasional Berbak di Propinsi Jambi(Forest Watch Indonesia, 2002). Selain di kawasan konservasi, di beberapahutan produksi yang dikelola oleh perusahaan kehutanan diindikasikanmasih ada tegakan Ramin dalam jumlah yang tergolong kecil. HakPenguasaan Hutan (HPH) PT. Diamond Raya Timber, PT. Rokan Permai,PT. Triomas FD (ketiganya anak perusahaan GrupUniseraya), PT. InhutaniIV di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) PT.Uniseraya merupakan kelompok beberapa perusahan kehutanan yangmemiliki tegakan jenis Ramin (Partodihardjo, 2005; Forest Watch Indonesia,2002). Untuk Pulau Kalimantan, Ramin dapat ditemukan di Taman NasionalTanjung Puting, DAS Sebangau dan DAS Mentaya (Kalimantan Tengah)

Page 4: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

28

(Forest Watch Indonesia, 2002), sementara di Propinsi Kalimantan Barat,tegakan jenis Ramin dapat dijumpai di Kabupaten Sambas, Cagar AlamMandor, Cagar Alam Muara Kaman, Taman Buru Gunung Nyiut, TamanNasional Danau Sentarum, Taman Nasional Gunung Palung sertasekitarnya(Forest Watch Indonesia, 2002), Kawasan Konservasi GunungAmbawang Pontianak (Hadisuparto, 2005). Adapun kawasan bekastebangan yang masih menyimpan sisa tegakan ramin masih menyimpanpermudaan ramin secara sporadis di Kalimantan Barat dapat ditemui dikelompok hutan S. Bakau Besar (semai dan pancang), Kuala Dua dekatSukalanting (sampai tingkat tiang), Mendawak, Sungai Jelai, Suhaid(Semitau), Sungai Kalis dekat Putussibau di Kapuas Hulu (sampai tingkatpohon), Sungai Bakau Besar (Mempawah), Sungai Jelai di Ketapang,Kawasan hutan gambut Kuala Dua dekat Pontianak (Hadisuparto, 2005).Adapun tegakan ramin di Kalimantan Selatan tegakan ramin dapat ditemuidi Suaka Margasatwa Pleihari Martapura (Forest Watch Indonesia, 2002).Ada kemungkinan bahwa di beberapa daerah lahan basah PulauKalimantan masih memiliki tegakan Ramin.

Data luasan hutan yang menjadi habitat Ramin sangat bervariasi. Hal inidapat terjadi karena pendekatan perhitungan luas dari masing-masinglaporan tidak sama. Sebagai gambaran umum, Tabel 1 menyajikangambaran ringkasan keadaan luas hutan rawa yang saat ini masihmempunyai tegakan ramin di pulau Sumatera dan Kalimantan sampaidengan tahun 2002. Adapun sebarannya dapat dilihat di Gambar 1 danLampiran 1. Gambar 2 menunjukkan kenampakan hutan rawa dilihat darisatelit.

Tabel 1. Perkiraan keadaan luas lahan hutan rawa di Sumatra danKalimantan yang menjadi habitat tegakan ramin.

Sumber : Bismark et al. (2005);Bastoni (2005)*) (Suaka Margasatwa Sembilang)

Lokasi Luas keseluruhan Luas yang dikonservasi (ha) (ha)

Riau 1.416.000 241.600Jambi 362.000 162.000Sumsel 46.000 25.750*)Total Sumatra 1.824.000 429.350Kalbar 1.641.000 320.400Kalteng 2.932.000 1.065.000Total Kalimantan 4.573.000 1.385.400Total Indonesia 6.397.000 1.814.750

Page 5: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

29

Gambar 1. Penyebaran hutan rawa sebagai habitat tegakan ramin diSumatra dan Kalimantan (warna biru ke abu-abuan)(Sumber:Friend of the Earth Finland. 2006)

Gambar 2. Contoh Hutan rawa di daerah Bengkalis Riau diambil dari citralandsat pada tahun 2002. Hijau kegelapan adalah hutan rawadengan tegakan masih tergolong rapat, biru adalah perairan,merah adalah hutan rawa yang baru dibuka, sedangkan kuningadalah hutan rawa yang telah berubah fungsi untuk peruntukanlain.

Page 6: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

30

REGENERASI DAN PERTUMBUHAN RAMIN

Di Indonesia ketentuan untuk memelihara kelestarian produksi kayu Ramintelah dituangkan secara terperinci dalam ketentuan Tebang Pilih TanamIndonesia (TPTI) dan Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan, No.151/KPTS/IV-BPHH/ 1993 ditetapkan sebagai Kriteria dan IndikatorPengelolaan Hutan Produksi Alam Indonesia secara Lestari. Untukmenjamin produksi yang berkelanjutan bagi rotasi berikutnya, sistem inipaling tidak membutuhkan 25 tegakan pohon tinggal yang memiliki diameterlebih dari 35 cm. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan diamater rata-rataadalah 1 (satu) cm per tahun dan daur tumbuh 35 tahun maka sistem iniakan menyediakan sekitar 25 tegakan pohon yang memiliki diameter 70 cm.

Regenerasi dapat dilakukan dengan cara permudaan alam maupunpermudaan buatan. Regenerasi dengan cara permudaan alam dapatdilakukan dengan pengadaan biji dari pohon induk penghasil biji (sumberbenih), sedangkan regenerasi dengan permudaan buatan dapat dilakukandengan enrichment planting dimana pengadaan benih dapat melalui stump,anakan dari biji ataupun stek. Istomo (2005) mengatakan bahwapertumbuhan anakan ramin dari biji lebih baik daripada stump.

Dalam studi dinamika tegakan ramin yang dilakukan oleh Tim TerpaduRamin pada tahun 2003, 2004 dan 2005, dilaporkan bahwa jumlah individuramin berukuran besar di hutan alam yang belum ditebang cenderung lebihbanyak dibandingkan dengan yang berukuran kecil. Pola ukuran sebaranyang demikian ini mencerminkan suatu sifat populasi pohon hutan yang sulitmelakukan regenerasi. Temuan ini serupa dengan hasil inventarisasianakan ramin di beberapa tempat dimana jumlah individu per hektar dihutan sebelum ditebang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah individu perhektar di hutan setelah mengalami penebangan. Tabel 2 menunjukkanbagaimana gambaran regenerasi ramin di hutan alam yang belum dibukadengan di bekas tebangan di Sumatra dan di Kalimantan.

Sumber: *) Tim Terpadu (2005)**) Universitas Tanjungpura (1996)

Riau *) Semai 583 666Pancang 67 106

Kalimantan barat**) Semai 1630 3839Pancang 261 329

Tabel 2. Sebaran regenerasis ramin di hutan alam yang sudah dibuka danyang belum dibuka.

Lokasi TingkatRegenerasi

Sebelumpenebangan

(N/ha)

Setelah penebangan(N/ha)

Page 7: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

31

Ramin termasuk jenis yang lambat tumbuh (slow growing species). Analisadata PUP oleh Kelti Biometrika Hutan, Puslitbang Hutan dan KonservasiAlam didapatkan hasil bahwa secara umum rata-rata riap diameter untukjenis ramin ini yaitu 0,42 cm/tahun di Sumatera dan 0,53 cm/tahun diKalimantan dengan model riap jenis Ramin untuk masing-masing lokasiyang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Model riap jenis ramin berdasarkan data PUP

Lokasi Nama Model Model Persamaan Sumatera Reciprocal Quadratic “D = 1/(4,56888-0,07050D+0,00073D2) Kalimantan Rational Function “D = (0,17043+0,00840D)/(1-0,02269D+0,00050 D2)Keterangan: “D=riap diameter, D=diameter awal

Dari model riap yang dihasilkan tersebut (Tabel 3), perkembangan ataubesarnya riap pada diameter tertentu dapat diestimasi seperti diperlihatkanpada Gambar 3 di bawah ini.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Diameter awal (cm)

Riap

Dia

met

er (c

m/ta

hun)

Sumatera Kalimantan

Gambar 3. Grafik riap diameter jenis ramin berdasarkan modelpersamaan

Dari Gambar 3 tersebut, dapat dilihat bahwa riap tertinggi untuk jenis raminterdapat pada kisaran diameter 40 – 50 cm untuk lokasi Sumatera, dan30 - 40 cm untuk lokasi Kalimantan. Kegiatan pengamatan riap ramin jugadilaporkan oleh Istomo (2005) bahwa rata-rata riap diameter di hutan rawagambut Bagan Siapi-api, Riau (HPH PT Diamond Raya Timber) adalah 0.44cm/tahun. Keadaan serupa juga dijumpai dalam laporan Soerianegara et al(1996) bahwa nilai rata-rata riap diameter di Sumatra Selatan adalah 0.4 cm/tahun untuk kelas diameter 10-15 cm.

Page 8: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

32

POTENSI TEGAKAN

Berdasarkan data Departemen Kehutanan tahun 1980, luas hutan rawaprimer di Kalimantan Tengah mencapai 453.000 hektar. Dalam jangka waktudua dasawarsa, luas degradasi hutan rawa primer di Kalimantan Tengahtelah mencapai 224.472 ha. Terfragmentasinya sebaran Ramin sedikitbanyak akan mempengaruhi kelangsungan hidup spesies ini. Di sampingvariable tersebut sebaran Ramin juga dipengaruhi oleh faktor dominansitumbuhan lain di habitatnya, hidup mengelompok serta penebangankomersial. Eksploitasi Ramin dari hutan rawa gambut sejak tahun 1976sampai dengan tahun 2000 lebih kurang 8,72 juta m3.(1) Kegiataneksploitasi ini mencapai puncaknya pada tahun 1976 mencapai 1,27 juta m3

tanpa diikuti dengan tindakan pembudidayaan dan pembinaan untukmelestarikan jenis Ramin. (Forest Watch Indonesia, 2002)

Dengan menggunakan asumsi bahwa pola penyebaran satu spesies adalah“sama pada habitat dan ekosistem yang sama” dan dengan berdasarkandata PUP yang telah dianalisis oleh Pusat Litbang Hutan dan KonservasiAlam yang mencakup prosentase jumlah pohon ramin terhadap pohonjenis lainnya, rataan volume per ha, serta riap diameter (Tabel 4), makaperkiraan potensi ramin di Indonesia saat ini dapat dihitung.

Tabel 4. Rekapitulasi data potensi Ramin berdasarkan data PUP(Ø > 10 cm)

Sumatera 1,10 3,732 0,42Kalimantan 0,76 3,842 0,53

ProsentaseN/ha

Volume(m3/ha)

Lokasi Riap Diameter(cm/thn)

Dengan adanya data dan informasi mengenai luas hutan rawa yang saat inimasih terdapat tegakan raminnya di masing-masing Pulau yaitu sebesar1.385.400 ha di Kalimantan dan 429.350 ha di Sumatera (Tabel 1) makaberdasarkan data volume ramin/ha (Tabel 4) dapat diduga besarnya potensiramin dalam hal ini volume tegakan ramin di Indonesia adalah 6.925.041sebesar m3, dimana 4.091.730 m3 terdapat di Kalimantan dan 1.602.334m3 terdapat di Sumatera. Keadaan ini menunjukkan bahwa potensi raminsangat drastis penurunannya. Sebagai bandingan, berdasarkan dataDirektorat Bina Program Kehutanan (1983), potensi ramin di Sumatra padatahun 1983 adalah sebesar 24.327.900 m3 (belum termasuk ramin yangada di kawasan konservasi).

Page 9: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

33

KESIMPULAN

1. Diperkirakan saat ini jenis kayu ramin hanya dijumpai di kawasan hutanrawa di pulau Sumatra, kepulauan di selat Karimatan dan pulauKalimantan.

2. Kawasan konservasi merupakan habitat ramin yang masih memilikitegakan relatif rapat dan memiliki diameter pohon relatif besar.

3. Berdasarkan data PUP yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia,potensi ramin di daerah Sumatra saat ini sekitar 3.73 m3/ha (1.1 pohon/ha) dengan riap diameter 0.42 cm/tahun. Total potensi tegakan ramin diSumatra diperkirakan sebesar 1.602.334 m3. Potensi ramin diKalimantan yang ada saat ini sekitar 3.84 m3/ha (0.76 pohon/ha) denganriap diameter 0.53 cm/tahun. Total potensi ramin di seluruh Kalimantandiperkirakan sebesar 4.091.730 m3. Keadaan diameter pohon diKalimantan rata-rata lebih besar dibandingkan dengan keadaandiameter di Sumatra.

4. Riap tertinggi untuk jenis ramin terdapat pada kisaran diameter 40-50cm untuk lokasi Sumatra dan 30-40 cm untuk lokasi Kalimantan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastoni. 2005. Kajian Ekologi dan Silvikultur Ramin di Sumatra Selatan danJambi. Dalam “Konservasi Dan Pembangunan Hutan Ramin diIndonesia”. Prosiding Semiloka Nasional. Bogor. 28 September 2005.Hal. 124-139.

Davis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Management (3rd edition). McGraw Hill Book Company, New York.

Direktorat Bina Program Kehutanan. 1983. Potensi dan Penyebaran KayuKomersil di Indonesia. Ramin. Buku 3. Departemen Kehutanan,Direktorat Jenderal Kehutanan. Jakarta.

Forest Watch Indonesia. 2002. RAMIN. Perdagangan Domestik danInternasional. (http://www.fwi.or.id/index.php?lang=ina&link=Ramin).Diakses tanggal 15 Januari 2006.

Friend of the Earth. 2006. http://www.maanystavat.fi/april/expansion/indo.html Diakses tanggal 14 Februari 2006.

Hadisuparto, H. 2005. Berbagai Upaya Pelestarian Species, Populasi danHutan Ramin di Kalimantan. Dalam “Konservasi Dan PembangunanHutan Ramin di Indonesia”. Prosiding Semiloka Nasikonal. Bogor. 28September 2005. Hal. 50-59.

Page 10: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

34

Istomo. 2005. Evaluasi Penanaman Ramin (Gonystylus spp) di Indonesia:Kendala dan Program Kegiatan dalam Pembangunan Hutan TanamanRamin. Dalam “Prosiding Semiloka Nasional: Konservasi danPembangunan Hutan Ramin di Indonesia melalui RegulasiPerdagangan dan Pemacuan Alih Teknologi Konservasi, Penanaman,dan Teknik Silvikultur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan danKonservasi Alam Bekerjasama dengan ITTO PPD 87/03 Rev.2(f):79-108.

Partomihardjo, T. 2005. Potret Potensi Ramin (Gonystyllus bancanus) diPulau Sumatra dan Ancaman Kepunahannya. Dalam “KonservasiDan Pembangunan Hutan Ramin di Indonesia”. Prosiding SemilokaNasional. Bogor. 28 September 2005. Hal. 35-49.

Soerianegara, I, Istomo, U. Rosalina, dan I. Hilwan. 1996. Evaluasi danPenentuan Sistem Pengelolaan Hutan Ramin yang BerazaskanKelestarian. Rangkuman Penelitian hibah Bersaing II. FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tim Terpadu Ramin. 2005. Laporan Hasil Kajian Lapang Potensi Ramin(Gonystullus bancanus Mig. Kurz) di Areal IUPHHK PT Diamond RayaTimber Propinsi Riau (RKT 2006). Bogor.

Universitas Tanjungpura. 1996. Pelestarian Plasma Ramin (Gonystyllusbancanus) in-situ di Kalimantan Barat. Kajian Perwakilan EkosistemKelompok Hutan Sungai Bakau Besar Darat. Dalam KajianPermasalahan Lokal dan Nasional Hutan dan Kehutanan di Indonesia:Tinjauan, Prospek dan Strategi Menuju Pengelolaan hutan danPembangunan Kehutanan berkelanjutan. Hal. 19-27. Badan Penelitiandan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Page 11: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

35

Lampiran 1. Peta sebaran tegakan ramin di beberapa kawasan konservasi.( FWI: 2002)

Page 12: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

36

Page 13: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

37

Page 14: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

PROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDINGPROSIDING Workshop Nasional 2006

38

Page 15: POTENSI, PERTUMBUHAN, DAN REGENERASI RAMIN … · Nusakambangan, sepanjang pantai Jawa Barat di kaki gunung Gede dan Banten. Ramin juga dijumpai di Riau, Bangka Belitung , pesisir

39