potensi pengembangan wisata halal dalam …

91
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI OLEH SULFIADI NIM 105741101416 PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 04-May-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

i

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

OLEH SULFIADI

NIM 105741101416

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 2: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

ii

HALAMAN JUDUL

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI

KABUPATEN BULUKUMBA

OLEH

SULFIADI

NIM 105741101416

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada

Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 3: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Bulukumba ini kupersembahkan untuk kedua Orang

tua tercinta bapak Sudirman dan ibu Ramlah atas segala pengorbanan, doa,

dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang yang tak terhingga serta

Saudara-saudara saya dan Keluarga besar saya yang senantiasa memberi

dukungan moralnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

MOTTO HIDUP

“tidak maslah jika kamu berjalan dengan lambat, asalkan kamu tidak pernah

berhenti berusaha”

Apapun usaha yang kamu kerjakan untuk meraih kesuksesan, harus dilakukan

dengan sungguh-sungguh. Hal terpenting adalah jangan pernah berhenti untuk

terus berusaha.

Page 4: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

iv

Page 5: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

v

Page 6: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

vi

Page 7: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

atas rahmat dan hidayahnya sehingga kendala teknis dan non teknis dalam

penyelesaian skripsi ini dapat dilewati. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah

satu syarat untuk meraih gelar Sarjana sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan Judul “potensi

pengembanngan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Bulukumba”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari

segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan

masukan sehingga dapat berguna bagi penulis maupun bagi pembaca.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis serta

kendala-kendala yang ada maka penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi

ini

tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak.Untuk

itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terima

kasih

kepada pihak yang sudah memberikan bantuan, dukungan, semangat untuk

bimbingan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa terima

kasih ini ingin penulis sampaikan terutama kepada:

Page 8: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

viii

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.,Ag. selaku Bapak Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

ix

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE.,M.,ACC., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dan sekaligus Pembimbing II

yang telah sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan, serta saran-saran yang

sangat berharga selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Hj Naidah, SE,,M..SI., selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

6. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Islam angkatan 2016 yang selalu membantu dalam penulisan

skripsi ini

8. Terima kasih untuk Sahabat saya Faisal Riwayat dan kakanda Gina

Angraeni. Terima kasih atas bantuan moral dan motivasinya selama ini.

9. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, dorongan, harapan serta do‟anya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari kata sempurna oleh karena itu, kepada semua pihak khususnya para

pembaca, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi

kesempurnaan skripsi ini.

Page 10: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

x

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama

Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, November 2020

Penulis

Page 11: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xi

ABSTRAK

SULFIADI, 2020 Potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Hj Naidah,SE,,M..SI., dan Pembimbing II Agusdiwana Suarni.,SE.,M.,ACC.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif yang berupa data-data tertulis atau lisan orang-orang (informan) serta perilaku yang diamati. Sedangkan teknik penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bagaimana potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba karena saat ini belum ada obyek wisata halal yang di kembangkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kawasan wisata titik nol terbilang masih baru dan Dinas Pariwisata kabupaten bulukumba akan terus berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk pengembangan kawasan wisata titik nol Kabupaten Bulukumba. Meskipun Dinas pariwisata belum ada langkah menuju kesana tetapi dinas pariwisata setempat mendukung pengembangan wisata halal di kawasan wisata titik nol Kabupaten Bulukumba. Untuk respon pengunjung terkait potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyrakat di Kabupaten Bulukumba, sekitar 99% pengunjung wisata titik nol Kabupaten Bulukumba mengatakan setuju karena melihat mayoritas masyrakat beragama muslim, apalagi di Kabupaten Bulukumba belum ada wisata halal.

Kata kunci : Pengembangan, kesejahteraan masyrakat, wisata halal

Page 12: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xii

ABSTRACT

SULFIADI, 2020 The potential for developing halal tourism in improving the welfare of the community in Bulukumba district, Thesis, Faculty of Economics and Business, Islamic Economics Study Program, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Hj Naidah, SE ,, M..SI., And Advisor II Agusdiwana Suarni., SE., M., ACC.

This study aims to determine the potential for developing halal tourism in improving the welfare of the people in Bulukumba Regency. The type of research used in this research is field research which produces descriptive data in the form of written or oral data of people (informants) and observed behavior. While the data research techniques used in this study were interviews, observation, and documentation. The results obtained from this study are how the potential for developing halal tourism in improving the welfare of the people in Bulukumba Regency because currently there are no Halal tourism objects developed by the Bulukumba Regency Tourism Office. Based on the results of observations and interviews, the zero point tourist area is still new and the Bulukumba Regency Tourism Office will continue to communicate with the village government for the development of the zero point tourist area in Bulukumba Regency. Even though the tourism office has not made any steps to get there, the local tourism office supports the development of halal tourism in the zero point tourist area of Bulukumba Regency. For the response of visitors regarding the potential for developing halal tourism in improving the welfare of the people in Bulukumba Regency, around 99% of Bulukumba Regency zero point tourism visitors agreed because they saw that the majority of the community were Muslim, especially in Bulukumba Regency there was no halal tourism.

Keywords: Development, community welfare, halal tourism

Page 13: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUl ............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

c. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

d. Manfaat Penelitan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

A. Tinjauan Teori .................................................................................... 5

1. Pengertian Pariwisata .................................................................... 5

2. Pengertian Pariwisata Halal ........................................................... 7

3. Konsep Wisata Halal ...................................................................... 9

4. Perbedaan Wiata Halal dengan Wisata yang ada ........................ 11

B. Tinjauan Empiris ................................................................................. 12

C. Kerangka Konsep ............................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 20

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 20

C. Fokus Penelitian ................................................................................. 20

D. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................. 20

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 21

F. Metode Analisis Data .......................................................................... 22

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 24

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitia.Hasil Penelitian .......................... 24

Page 14: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xiv

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 33

C. Pembahasan ...................................................................................... 41

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 46

A. Kesimpulan ......................................................................................... 46

B. Saran .................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 49

LAMPIRAN ........................................................................................................... 51

Page 15: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xv

DAFTAR TABEL

1.1 Dampak positif dan negatif pariwisata ............................................................ 7

1.2 Perbedaan wisata konvensional dan halal/syariah ........................................ 11

2.1 Luas wilayah berdasarkan kecamatan Kabupate Bulukumba ....................... 25

2.2 Penduduk menurut kecamatan Kabupaten Bulukumba ................................. 26

2.3 Jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten Bulukumba ................................... 30

2.4 Identitas informant……………….. .................................................................. 33

2.5 Daftar jawaban responden dinas pariwisata Kabupaten Bulukumba ............ 34

2.6 Daftar jawaban responden masyarakat .......................................................... 37

2.7 Daftar jawaban responden pengunjung wisata .............................................. 39

Page 16: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 18

Page 17: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peneliitian terdahulu .......................................................................... 50

Lampiran 2 Pedoman wawancara ........................................................................ 55

Lampiran 3 Transkrip ............................................................................................ 56

Lampiran 4 Reduksi .............................................................................................. 60

Lampiran 5 Lokasi penelitian ................................................................................ 62

Lampiran 6 Dokumentasi wawancara ................................................................ 65

Page 18: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu komponen dalam pembangunan

perekonomian pada suatu negara. Di Indonesia, perkembangan pariwisata dari

tahun ke tahun terus meningkat, banyaknya pengunjung yang terus bertambah

menjadikan tempat wisata yang ada di Indonesia terus melakukan pembenahan

atau perbaikan, baik dari tempat wisata itu sendiri, seperti hotel, mushola,

makanan, fashion dan pasilitas-pasilitas yang ada di sekitar pariwisata tersebut.

Kontribusi sektor pariwisata di Indonesia itu sangat menguntungkan, baik

dari sisi penerimaan Negara (berupa devisa) maupun bagi masyarakat langsung

pada tahun 2014, devisa yang di sumbangkan dari sektor pariwisata sebesar

USD11.166,13 juta yang menjadikan sektor ini menduduki urutan ke 4 setelah

gas dan minyak bumi, batu bara, dan minyak kelapa sawit. Kementrian

pariwisata (KEMENPAR) yang dikutip Rimsky (2017).

Umumnya sektor pariwisata yang dikembangkan pemerintah bersifat

konvensional, sementara yang bersifat syariah belum banyak dikembangkan.

Wisata syariah yang sesuai dengan islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai

keislaman yang berdasarkan Al-Qur‟an dan bersifat as-sunnah konsep pariwisata

halal tidak jauh berbeda dengan pariwisata pada umumnya hanya yang

membedakan adalah produk yang ditawarkan dari pariwisata halal harus sesuai

dengan nilai-nilai keislaman serta hal-hal yang telah di tetapkan oleh Majelis

Ulama Indonesia melihat pariwisata syariah itu penting dan perlu dilakukan bagi

setiap mukmin untuk mengambil pelajaran. Sebagai mana yang terdapat dalam

firman Allah SWT Al-qur-an surah. Ali.Imran: 137 yang artinya:

Page 19: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

2

بين قبة ٱلمكذ قد خلت من قبلكم سنن فسيروا في ٱلرض فٱنظروا كيف كان ع

137. Sesunguhnya telah berlalu sebelum kamu Sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan manusia

selaku khalifah dimuka bumi untuk berjalan (berwisata), dan mengambil

pelajaran darinya agar dapat mensyukuri nikmat Allah SWT. Berdasarkan ayat

tersebut dapat menjadi pedoman bagi manusia untuk menjalankan pariwisata

berdasarkan syariah. Pengembangan wisata syariah di Indonesia saat ini tengah

menjadi trend mengingat Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar di

dunia Salah satunya pariwisata syariah yang telah mendapat penghargaan Abu

Dhabi terdapat di Nusa Tenggara Barat, Pulau Lombok. (Subarkah, 2018)

Berdasarkan uraian, maka peneliti akan mengkaji tentang Potensi

Pengembangan Wisata halal di Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bulukumba

merupakan daerah yang terletak di selatan jazirah Povinsi Sulawesi Selatan.

Bulukumba memiliki pesona wilayah 4 (empat) jenis seperti dataran tinggi,

dataran rendah, daerah pantai dan laut lepas, selaiin itu kekayaan alam dan

keunikan budayanya juga memiliki daya pikat tersendiri. Belum lagi keahlian

masyarakatnya dalam membuat perahu pinisi yang tellah mendunia.

Secara administratif Kabupaten Bulukumba terbagi dalam 10 kecamatan,

terdiri dari 27 kelurahan dan 109 desa dengan jumlah penduduk 400.990 jiwa,

luas wilayah mencapai 11.554,67 km dengan garis pantai 128 km. Mayoritas

pendudukmya beragama islam, dengan struktur masyarakat yang memegam

prinsip „‟Mali SIparappe tallang sipahua‟ yang gambarkan sikap batin masyarakat

Bulukumba untuk mengemban amanat persatuan dalam mewujudkan

Page 20: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

3

keselamatan bersama demi terciptanya tujuan pembangunan lahir dan batin,

material dan spiturial, dunia dan akhirat.

Kabupaten Bulukumba merupakan sebuah Kabupaten yang kayah akan

potensi wisatanya. Dengan wilayah giografis dan eksotis antara pengunungan

dan pantai, menjadikan Bulukumba menjadi tujuan utama wisatawan yang

bierkunjung ke Slawesi Selatan tentunya ini akan meningkatkan pendapatan

daerah dari sektor pariwisata. Meskipun begitu, Kabupaten Bulukumba belum

masuk dalam daftar jajaran pariwisata halal yang ada di Indonesia, Khususnya di

Provinsi Sulawesi Selatan. jika kita melihat dari segi potensi, pengembangan

pariwisata halal di Kabupaten Bulukumba cukup menjanjikan, mengingat

Bulukumba merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki destinasi wisata

yang sangat banyak dan beragam, baik dari wisata alam maupun budayanya.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pariwisata terus

berupaya memaksimalkan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Bulukumba,

salah satunya adalah wisata titik nol Bulukumba. Destinasi wisata yang berjarak

40 Km dari kota Bulukumba dan 2 Km dari pantai bira itu merupakan destinasi

baru di Kabupaten Bulukumba. keunikan yang bisa ditemukan ketika berkunjung

ke wisata titik nol adalah spot menarik seperti tangga kayu yang berbentuk

seperti angka nol, tugu pinisi dan tugu bira. Sepintas, wisata titik nol Bulukumba

mirip dengan wisata Apparalang dengan panorama susunan batu cadasnya.

Wisata titik nol terletak di daerah Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten

Bulukumba yang jaraknya cukup jauh sekitar 200 km dari pusat ibu kota

Makassar dan 50 km dari kota Bulukumba. Wisata titik nol bisa dikatakan terletak

di ujung daratan Sulawesi Selatan, wisata titik nol berada di kawasan desa bira

Page 21: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

4

yang dimana wisata titik nol dihuni oleh bebrapa kepala keluarga yang dimana

masyarakatnya berpropesi sebagai Nelayan dan pembuat perahu pinisi.

Pengembangan wisata halal tidak terlepas dari pentingnya penguatan dari

lembaga muslim atau lembaga dakwah untuk penguatan jaringan wisata halal

dan para komunitas pemuda muslim dikawasan sekitar pariwisata tersebut.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penelitian ini akan mengkaji lebih dalam

mengenai “Potensi Pengembangan Wisata Halal Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Bulukumba “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: bagaimana

Potensi Pengembangan Wisata Halal dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten Bulukumba

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakan pada latar belakang,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai Potensi

Pengembangan Wisata Halal dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di

Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu Ekonomi islam,

khususnya di bidang pariwisata halal.

b. Dapat dijadikan acuan awal dan bahan pertimbangan bagi peneliti untuk

dijadikan bahan refrensi dalam meneliti tentang pariwisata halal.

Page 22: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

5

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian

mengenai wisata halal.

b. Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca, khususnya bagi

masyarakat yang sama sekali belum mengetahui tentang wisata halal.

Page 23: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merajuk pada kata tourism yang berasal dari Bahasa latin tonare

dan Yunani tomos yang berarti memutar, pergerakan mengitari titik pusat.

Sedangkan kata toursin sendiri, yang merupakan Bahasa inggris modern,

memiliki arti suatu proses prilaku yang melakukan perjalanan dari satu titik ke titik

lainnya dan kembali ke titik semula (Rimsky, 2017). Berdasarkan undang-

undang No 10 tahun 2009 mengenai pariwisata, industri pariwisata adalah

kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dengan rangka menghasilkan

barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam

menyelenggarakan pariwisata. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 9

Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah kegiatan perjalanan atau

bagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela dan sementara untuk

menikmati suatu objek wisata.

Istimewanya negara kepulauan Indonesia yang merupakan negara maritin

memiliki kurang lebih dari 17. 504 pulau yang mana 16.056 pulau bernama telah

terdaftar ke PBB. (WWW.BPS. GO.ID). dari berbagai pulau yang terbentang

Indonesia mempunyai destinasi tempat wisata yang diminati per tahun 2017

Taman nasional Tenggara Semeru Lombok, Raja Empat, Taman Nasional Pulau

Komodo, Bali, jogja, Taman Nasional danau Kalimutu, yang menjadi destinasi

tempat wisata yang paling diminati wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatan

asing. Per tahun 2017 di Indonesia yang paling dominan berasal dari

china14,47% yakni sebanyak 1.869.543 singapura, 9,82% yaitu sebanyak

Page 24: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

7

1.372,930, Malaysia 9,78% yakni sebanyak 2.068,173 dan Australia 8,73% yakni

sebanyak 1.068,515. Selain itu dalam zona regional kebangsaan jumlah

kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pertahun sebesar 13.340.827.

wisatawan milenial akan terus bertumbuh dan akan menjadi pasar utama,

diproyeksi pada tahun 2030 mendatang, pasar pariwisata akan didominasi

milenial berusia 15-34 tahun mencapai 57%. Di china kaum milenial akan

diprediksi akan mencapai 333 juta populasi, di philipina diprediksi akan mencapai

42 juta, di Vietnam diprediksi akan mencapai 26 juta, di Thailand diprediksi akan

mencapai 19 juta, sedangkan di Indonesia diprediksi akan mencapai 82 juta.

Populasi kontribusi sektor pariwisata bagi negara pada tahun 2015 terhadap

PDB sebesar 4,25%. Selain itu devisa sektor pariwisata di Indonesia pada tahun

2015 sebesar 12,23 Miliar USD. (cresceritating.com).

Defenisi pariwisata, seiring dengan perkembangan zaman, mengalami

perubahan untuk mengungkap sifat penting dari pergerakan wistawan (baik

domestik maupun internasional). Dari beberapa penjelasan menurut (Rimzky

(2017) terdapat beberapa dampak negatif dan positif pariwisata dapat dilihat

pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Page 25: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

8

Tabel 1.1

Dampak positif dan nrgatif pariwisata

Sumber Rimsky (2017)

Secara umum dapat disimpulkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat

tertentu dengan tujuan rekreasi, piknik atau mempelajari keunikan dari tempat

wisata tersebut.

2. Pengertian Pariwisata Halal

Pariwisata dari perspektif masyarakat umumnya berupa wisata ziarah

makan ulama, masjid, peninggalan bersejarah, ziarah Mekkah dan banyak lagi.

Padahal, wisata halal bukan hanya wisata ziarah, melainkan gaya baru

pariwisata dunia yang bisa berupa wisata alam, wisata budaya, dan wisata

buatan, semuanya berlandaskan nilai-nilai keislaman. Pariwisata adalah suatu

kegiatan yang bertujuan agar manusia memperhatikan lingkungan sekitarnya,

dan kebiasaan cara pandang adat istiadat yang diperhatikan oleh orang-orang

No Dampak negative Dampak positif

1 Kemungkinan terjadinya penyimpanan social seperti judi, narkoba, pronstitusi dan alcohol.

Pariwisata sebagai sumber devisa suatu negara. Di Indonesia pada 2015, pariwisata menempati urutan ke-4 dalam pendapatan devisa negara.

2 Meningkatnya aktivitas teroris ini disebabkan kecemburuan sosial di kalangan turis asing yang terkesan glamor.

Terjadinya pertukaran budaya antara wistawan dan penduduk local.

3 Meningkatkan polusi dan kebisingan di antara sentra-sentra wisata.

Pembangunan pariwisata dapat mengentaskan penduduk sekitar.

4 Penggunaan dan pengalihan sumber daya alam yang berlebihan, misalnya dari lahan pertanian ke hotel dan kawasan wisata.

Pariwisata sebagai sumber terbukanya kesempatan kerja baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Page 26: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

9

disekitar kita hanya untuk meningkatkan kepercayaan kepada Allah SWT..Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT QS. AL-Ankabut: 19:

شأة الخرة إن الل ينشئ الن كل قل سيروا في الرض فانظروا كيف بدأ الخلق ثم الل عل

شيء قدير

‘‟Artinya: katakanlah: „‟berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah

bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permukaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi, Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.‟‟

Dimana sifat bertujuan untuk mengkontemplasikan keindahan ciptaan

Allah SWT, menikmati keindahan alam yang agung sebagai dorongan jiwa

manusia untuk meningkatkan keesaan Allah SWT dan memotivasi pemenuhan

kewajiban hidup.

Hal ini juga terdapat pada QS. Ar-run: 30:9.

ة ينظروا كيف كان عاقبة الذين من قبلهم اولم يسيروا ف الرض ف ا اشد منهم قو كانو

ت ن ا عمروها وجاءتهم رسلهم بالبي اثاروا الرض وعمروها اكثر مم و فما كان الل

ـكن ك ا انفسهم يظلمون ليظلمهم ول انو

'‟Artinya: dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat yang di derita oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang ini adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata maka Allah sekali lagi tidak berlaku zalim kepada mereka akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.'‟

3. Konsep Wisata Halal

Konsep wisata halal adalah membatasi penyelenggaraan perjalanan

rekreasi yang bertujuan mencari kebahagiaan dan kegembiraan tanpa melanggar

prinsip syariat Islam (Jurnal Ulama MUI-DIY). Jika Anda bepergian menurut

Syariah, yaitu jika Anda bepergian dengan pakaian Islami, atau jika Anda dapat

mengatakan bahwa Anda menutupi aurat, konsumsi makanan dan minuman

Halal dan bepergian dengan Muhrim. Dalam konteks ini terlihat jelas bahwa sejak

Page 27: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

10

awal Wisata Halal memuliakan ciptaan Allah dan bertujuan untuk melaksanakan

amalan yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan sesama manusia di

lingkungan sekitarnya. Shakiry,2006, H.Sucipto, 2014 dalam jurnal MUI-

DIY,2014).

Sedangkan menurut Jaelani (2017: 6) konsep wisata halal mengartikan

istilah wisata halal sebagai halal friendly, yang secara umum merupakan tujuan

yang sangat baik bagi umat Islam, wisata syariah dan umat Islam. Namun dari

segi industri, wisata halal melengkapi wisata tradisional yang sudah ada tanpa

menghilangkannya. Jika wisata halal menjadi cara baru untuk mengembangkan

pariwisata Indonesia, masyarakat mendukung nilai-nilai budaya Islam tanpa takut

kehilangan identitas lokalnya.

Konsep serta peluang dalam wisata halal:

a. Tidak ada kendala konseptual dalam pembangunan dan pengembangan

obyek wisata religi atau wisata berbasis halal, khususnya di Indonesia,

seiring dengan perkembangan nusantara yang terus meningkat (Jurnal

MUI-DIY, 2014).

b. Kesadaran akan tren makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi.

Lembaga keuangan syariah semakin meningkat (Jurnal MUI-DIY, 2014).

c. Jumlah perusahaan dan produk dengan sertifikat Halal meningkat 200%

antara tahun 2009 dan 2010, Jurnal MUI-DIY, 2014).

d. Manajemen hotel atau penginapan yang ada akan menggunakan

pedoman atau konsep Hotel Syariah sesuai dengan peraturan Hotel

Syariah yang ada (Jurnal MUI-DIY, Buku Saku MUI-DIY, 2016).

Page 28: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

11

e. e. Kebudayaan ini terkait dengan wisata Islam atau wisata syariah yang

dapat ditemukan pada situs budaya Islam yang ada (Jaelani, 2017: 7)

dalam (Ala-hamarneh, 2011).

f. Pariwisata dalam syariah sangat identik dengan Islam dalam hal ini dan

harus berpegang pada nilai-nilai keislaman termasuk non muslim

walaupun dengan keyakinan yang berbeda, Jaelani (2017: 7) dalam

Syakiry (2008)

g. Wisata religi dan wisata (dalam hal ini berupa ziarah atau ke tempat suci

Islam di seluruh dunia) merupakan salah satu wisata syariah atau religi

Hasan (2007) (Jaelani, 2017: 7).

h. Pariwisata Islami menuntut wisatawan untuk berpegang pada nilai-nilai

moral yang berlaku pada Islam dan memiliki standar etika yang baik

sesuai dengan peraturan yang berlaku Hasan (2004) (Jaelani, 2017: 7).

4. Perbedaan Wisata Halal dengan Wisata yang ada

Pada dasarnya pariwisata halal sama seperti paeiwisata pada umumnya,

hanya saja konsep ini secara eksplisit akan memberi beberapa batasan dengan

tujuan memberi kenyamanan. Wisata halal dan wisata konvensional meskipun

berbeda secara konsep, namun tidak berarti saling meniadakan dan

menghilangkan satu sama lain. Wisata konvensional pada prinsipnya dapat

mendukung terselenggaranya wisata halal (islam), sepanjang tidak bertantangan

dengan kaidah hukum islam. Menurut Hamzah dan Yudiana (2015) dalam

Jaelani, A. (2017) berikut perbedaan wisata-wisata yang ada :

Page 29: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

12

Tabel 1.2

Perbedaan wisata konvensional, wisata religi, dan wisata halal/syariah

No Aspek Wisata Konvensional

Wisata religi Wisata Halal/Syariah

1 Objek Alam, budaya, Beritage, kuliner

Tempat ibadah, Peninggalan sejarah

Semuanya

2 Tujuan Menghibur Meningkatkan spiritualitas

Meningkatkan spiritualitas dengan cara menghibur

3 Target

mnyeentuh dimensi kepuasan dan kegembiraan keinginan. Hanya untuk hiburan.

Aspek spiritualitas yang bisa menenagkan jiwa. Guna mencari ketenangan batin.

Memenuhi keinginan dan kesenangan serta menumbuhkan kesadaran beragama.

4 Guide

Pahami dan dapatkan informasi sehingga Anda dapat menarik wisatawan ke mereka.

Kuasai sejarah tokoh dan tempat yang menjadi target turis.

Tidak hanya membuat wisatawan tertarik pada berbagai hal, tetapi juga membangkitkan semangat religius wisatawan. Fungsi dan peran syariah dapat dijelaskan dalam bentuk kebahagiaan dan kepuasan batin dalam kehidupan manusia.

5 Fasilitas ibadah

Sekedar pelengkap

Sekedar pelengkap

Ritual ibadah merupakan bagian dari paket hiburan karena merupakan bagian tak terpisahkan dari objek wisata.

6 Kuliner Umum. Umum. Spesifik halal.

7 Relasi masyarakat dan lingkungan objek wisata

Komplomentar dan hanya untuk keuntungan materi.

Komplomentar dan hanya untuk keuntungan materi.

Integrated, interaksi berdasar pada prinsip sayariah.

8 Agenda Setiap waktu Waktu-waktu Memperhatikan

Page 30: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

13

perjalanan tertentu waktu

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pariwisata syariah dilakukan oleh

peneliti Mila Falma Masful (2017), mengenai wisata syariah. Suatu konsep

kepercayaan dan nilai budaya lokal pedalaman pilubang, payakumbuh, Sumatera

Barat, tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pariwisata syariah yang

berhubungan dengan kepercayaan dan nilai budaya-budaya masyarakat yang

ada di payakumbuh, Sumatera Barat. Metode pengumpulan data wawancara dan

pendekatan induktif berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan. Dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pariwisata di payukumbuh, Sumatera

Barat, sudah termasuk syariah karena budaya lokal sangat menjunjung tinggi

nilai-nilai keislaman dan menerapkan pada daerah tersebut.

Penelitian teguh hidayat (2017) tentang strategi banding wisata syariah

Pulau Madura. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriktif yaitu metode

yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah actual.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pulau Madura yang dikenal „‟Madura

sebagai serambi Madina‟‟ memiliki beberapa tempat wisata yang termasuk

tempat wisata syariah dan sering dikunjungi oleh para wisatawan adalah masjid,

surau pondok, dan tempat-tempat sejarah islam wisata pulau Madura sudah

dikenal sebagai wisata syariah hanya perlu lebih banyak edukasi.

Penelitian hafizah (2017) tentang komodifikasi pariwisata halal di NTB

dalam promosi destinasi wisata islam di Indonesia. Metode penelitian yang

digunakan adalah wawancara dan diskusi oleh para pemerintah daerah

setempat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wisata halal NTB menjadi

corong pariwisata Indonesia. Dalam konteks ini pemerintah dan pemilik modal

Page 31: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

14

yang akan menguasai objek wisata tersebut. Penguasa akan memenjarakan

masyarakat dengan janji-janji dan wacana yang seolah nyata, akibatnya yang

menguasai pariwisata tersebut hanyalah pemlik modal bukan masyarakat

setempat.

Penelitian krisnhna, dkk (2017) tentang potensi pengembangan wisata

halal dalam perspektif dukungan ketersediaan restoran halal lokal (non warlaba)

di kota Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif untuk mengetahui potensi restoran Gorontalo, sebagai

restoran halal demi meningkatkan wisata halal di Gorontalo. Dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa Gorontalo memiliki potensi wisata halal dengan

ketersediaan restoran halal di Gorontalo yang meningkat setiap tahunnya dari

tahun 2014-2016 berjumlah 44 restoran halal dari 118 restoran yang ada di kota

Gorontalo dan dibuktikan dengan sertifikat halal dari LPPOM MUI.

Penelitian Abdul Kadir Jaelani (2017) tentang pengembangan pariwisata

halal pada era otonomi luas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode yang

digunakan adalah penelitian kombinasi antara penelitian hukum normative dan

penelitian hukum empiris. Metode ini digunakan untuk mengetahui

pengembangan pariwisata halal pada era otonomi berdasarkan perspektif

hukum. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pariwisata halal di NTB

berdasarkan pada 3 hal yaitu yuridis, filosofis dan sosiologis. Landasan

filosofisnya adalah pembangunan di bidang ekonomi dalam rangka mendukung

terwujudnya percepatan kesejahteraan masyarakat. Landasan sosiologis adalah

pengembangan pariwisata halal adalah aspek demokrafis dan giografis NTB.

Landasan yuridis adalah pengembangan pariwisata halal adalah distribusi dan

delegasi dari pasal 18 ayat 6 UUD 1945, pasal UU No 10 tahun 2009 tentang

Page 32: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

15

kepariwisataan pasal 12 ayat 3 huruf b dan pasal 236 UU No 2 tahun 2014

tentang pemerintah daerah dan pasal 5 pemenparkreat No 2 tahun 2014 Tentang

penyelenggaraan usaha hotel syariah.

Penelitian Fitratun Ramadhany (2018) tentang implikasi pariwisata syariah

tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dan penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya pariwisata halal yang diwacanakan pada

tahun 2015 dan direalisasikan pada tahun 2016 sangat berimplikasi pada

pendapatan masyarakat setempat dan pengeluaran masyarakat di atas rata-rata.

Dan dari hasil penelitian mewawancrai beberapa penduduk setempat

mengatakan dengan adanya pariwisata halal masyarakat sekarang sudah

mampu memenuhi kebutuhan primer, skunder maupun tersier.

Penelitian Santoso dan Adi Hidayat (2018) tentang potensi pengembangan

wisata berdasarkan syariah (halal toursin) di kota Bima. Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif pendekatan yang dilakukan penelitian ini adalah

pendekatan partisipatif dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Bima

berpotensi sebagai wisata syariah dengan melakukan wawancara ke 100

responden terkait pengembangan wisata syariah. Dan yang menjawab baik atau

setuju sebanyak 98 orang dan hanya 2 orang yang menjawab tidak.

Penelitian Ryan Pradesyah dan Khairunnisa (2018) tentang analisis

penerapan fatwa MUI wisata halal (studi kasus hotel syariah medan). Metode

penelitian yang digunakan adalah peneltian kualitatif, dimana penelitian ini

mendeskripsikan hasil wawancara dan hasil opserpasi ke objek. Hal ini peneliti

menyimpulkan bahwa hotel syariah yang ada di Medan sudah memenuhi standar

yang dikeluarkan oleh MUI terkait hotel syariah. Dan diharapkan kedepannya

Page 33: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

16

hotel syariah yang ada di Medan tetap konsisten dalam menjalankan sistem

syariah di hotel tersebut.

Penelitian Muzzakir (2018) tentang respon masyarakat Bayumlek terhadap

wisata syariah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif sedangkan pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah normative dan sosiologis dimana

penelitian ini hanya memfokuskan pada satu kasus yang sesuai dengan judul

yang diteliti. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bayumlek

terhadap pariwisata syariah sangat baik. Dengan potensi pariwisata yang dimiliki,

masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan keahlian dalam

memproduksi gerabah dan diharapkan pemerintah setempat perlu ada pelatihan

untuk meningkatkan kualitas produk.

Penelitian Hanik Fitriani (2018) tentang proyeksi potensi pengembangan

pariwisata perhotelan dengan konsep syariah. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara dan diskusi dengan para pemerintah daerah

setempat. Dari peneliian ini dapat disimpulkan bahwa hotel syariah merupakan

suatu jasa akomodasi yang beroprasi dan menganut prinsip pedoman ajaran

islam. Dalam ini dijelaskan bahwa walaupun MUI telah mengeluarkan

standarisasi label syariah bisnis perhotelan namun format dan pengajuan syariah

ini belum jelas adanya. Dampaknya banyak pebisnis hotel syariah lebih mengacu

pada aturan islam, sehingga kualitas pengelolan belum terlalu maksimal.

C. Kerangka Konsep

Pariwisata adalah salah satu destinasi yang sekarang lagi trend di

kalangan masyarakat. Pariwisata merupakan salah pendapatan negara terbesar

setelah pajak yaitu 12,23 Miliar USD pada tahun 2015 semakin banyak

Page 34: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

17

wisatawan yang berkunjung bukan hanya menambah pendapatan tetapi akan

membawa pengaruh negative seperti tata cara pakaian, prilaku dan budaya yang

berasal dari luar. Melihat perkembangan pariwisata yang semakin meningkat

maka Majelis ulama Indonesia memutuskan dan menetapkan fatwa tentang

pariiwisata yang diatur dalam No: 108/DSN-MUI/X/2016. Tentang pedoman

penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah.

Mengingat

1. Firman Allah SWT

a. QS Al-Mulk:15

ا وي رزأقۦ وإلأ ٱمنشر ا وك اكب ا ف و ش رض ذللا فٱمأ ي جعل مله ٱلأ ٱلذ

15. dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari

rezeky-nya. Dan hanya kepada-nya-lah kamu kembali setelah di

bangkitkan.

Dari ayat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT telah

menciptakan bumi untuk mudah di jelajahi oleh manusia untuk di ambil manfaat

darinya.

b. QS Nuh:19-20

ا ا سبلا فجاجا أ ا و نك ا متسأ رض بساطا جعل مله ٱلأ وٱللذ

19. dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.

Berdasarkan ayat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT telah

menghamparkan bumi agar bisa di huni dan di manfaatkan.

c. QS Al-run:9

Page 35: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

18

شدذ أا أ ك هأ يي وي قبأن قبة ٱلذ رض فيظروا كيأف كن ع

رض ٱلأ و لهأ يسيروا ف ٱلأ

ذةا هأ ق أ ينت فىا و ه بٱلأ هأ رسن ا وجاءتأ ا عىرو ث مىذ كأا أ رض وعىرو

ثاروا ٱلأوأ

نىن هأ يظأ فسا أ هأ وللي ك نى لظأ كن ٱللذ

9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka

bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh

orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat

dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta

memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka

makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka

dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali

tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang

berlaku zalim kepada diri sendiri.

Dari ayat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa mereka (manusia) kurang

melakukan perjalanan di bumi sehingga mereka tidak dapat mengambil pelajaran

dari peristiwa yang telah terjadi dahulu.

2. Hadist Nabi SAW

a. Hadist Nabi riwayat Ahmad

‘’Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW, bersabda bepergianlah

kalian niscaya kalian menjadi sehat dan bepergianlah niscaya kalian

akan tercukupi.

b. Hadist Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim.

‘’janganlah kalian masuk ke tempat satu kaum yang mendapat azab

kecuali kalian dalam keadaan menangis (di tempat tersebut). Jika tidak

menangis, maka janganlah kalian masuk ke mereka, agar kalian tidak

tertimpah musibah yang menimpah mereka (Kaum Tsamud).

Berdasrakan hadist di atas peneliti dapat bahwa Rasulullah menganjurkan

ummatnya untuk melakukan perjalanan di muka bumi agar mereka dapat

mengarmbil setiap pelajaran dari perjalanannya.

Page 36: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

19

Berdasarkan uraian terori yang telah dijelaskan, maka peneliti membuat

kerangka konsep mmengenai pariwisata halal pada daerah Kabupaten

Bulukumba seperti pada tampak gambar di bawah ini.

QS Al-Mulk:15

ا وي رزأقۦ وإلأ ٱمنشر ا وك اكب ا ف و ش رض ذللا فٱمأ ي جعل مله ٱلأ ٱلذ

QS Nuh:19-20

ا ا سبلا فجاجا أ ا و نك ا متسأ رض بساطا جعل مله ٱلأ وٱللذ

QS Al-run:9

شدذ و أا أ ك هأ يي وي قبأن قبة ٱلذ رض فيظروا كيأف كن ع

رض ٱلأ هأ و لهأ يسيروا ف ٱلأ أ

ثاروا ٱلأ

ذةا وأ ق ينت فىا كن ٱللذ ه بٱلأ هأ رسن ا وجاءتأ ا عىرو ث مىذ كأ

ا أ رض وعىرو

Page 37: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

20

Pengembangan Wisata Halal Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten

Bulukumba

Hasil Penelitian

Gambar 2.1 KERANGKA KONSEP

Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba

Potensi Pengembangan

Wisata Halal di

Kabupaten Bulukumba

Wisata Halal

Page 38: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif yang dimana memecahkan masalahnya dengan menggunkan

data empiris. Penelitian saat mengumpulkan data kualitatif yang di ungkap oleh

subjek melalui ucapan kata-kata atau tulisan maka tentu data tersebut

dipengaruhi oleh jalan pemikiran subjek sesuai pengertian yang diketahuinya

karena itu ungkapan tersebut lebih tepat disebut informasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba selama kurang lebih

satu bulan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Agustus setelah melakukan

ujian seminar proposal. Pemilihan lokasi penelitian karena lokasinya mudah di

jangkau oleh peneliti dan peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang

pengembangan pariwisata pada lokasi tersebut.

C. Fokus Penelitian

Penelitian difokuskan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada

rumusan masalah.

D. Jenis Data dan Sumber Data.

Menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil obserpasi dan

wawancara dari beberapa narasumber yaitu Dinas Pariwisata Kabupaten

Bulukumba, pengunjung wisata, dan masyarakat di lokasi wisata. Serta data

skunder yang didapatkan dari literature berupa buku, jurnal, dan penelitian

terdahulu.

Page 39: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

22

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang lain.

Pelaksanaan dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang di

wawancara, tetapi bisa juga tidak secara langsung dengan memberikan daftar

pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Jenis wawncara yang

digunakan disini adalah wawancara yang tidak terstruktur atau yang

dinamakan interview guide (panduan wawancara). Adapun penggunaan

metode wawancara ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang

sangat lama untuk mengumpulkan informasi dari orang-orang yang berbeda

dengan pertanyaan yang diajukan

2. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap objek yang di teliti. Observasi dilakukan

dengan melakukan pengamatan secara intensif terhadap objek yang diteliti di

kawasan wisata Kabupate Bulukumba.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah metode

pencarian dan pengumplulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

buku-buku, majalah, dokumen dan lain-lain.

4. Instrument Penelitian

Page 40: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

23

Adapun instrument yang digunakan adalah melakukan pengamatan dan

pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki dengan menggunakan note

book, kamera, handphone dan pedoman wawancara.

F. Metode Analisi Data

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh

adalah berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan berupa rangkaian angka

serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori data bisa saja dikumpulkan

dalam aneka macam cara (observasi wawancara, instansi dokumen dan pita

rekaman). Dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum digunakan dalam

penelitian kualitatif mencakup hasil transkip wawancara, reduksi data, analisis,

interprestasi data, dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat

ditarik kesimpulan berikut ini:

1. Analisis Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, perhatian pada penyederhanaan. Laporan

yang didapat di lapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap

dan terperinci. Oleh karena itu, data yang direduksi memberikan gambaran

yang jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti melihat keseluruhan

gambar atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan

menjelaskan hasil wawancara dalam bentuk penjelasan dan mendukungnya

dengan dokumen dan foto untuk menarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Page 41: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

24

Penarikan kesimpulan yaitu dengan melakukan verifikasi secara terus menerus

sepanjang prooses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, penarikan

kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil

penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.

Page 42: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba

Pengukuhan nama Kabupaten Bulukumba diawali dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II

di Sulawesi, dilanjutkan dengan Peraturan daerah Kabupaten Bulukumba Nomor

5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya, setelah seminar satu hari

dengan Profesor Narasumber pada 28 Maret 1994. Hari jadi Dr. H. Ahmad

Mattulada (sejarawan dan ahli budaya) Kabupaten Bulukumba ditetapkan pada

tanggal 4 Februari 1960 dengan Pengaturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.

Kabupaten Bulukumba pada awalnya hanya terdiri dari tujuh kecamatan

(Ujungbulu, Gangking, Bulukumpa, Bontobahari, Bontotiro, Kajang, Herlang),

namun kemudian beberapa kecamatan dipecah dan kini sudah menjadi "Butta

panrita lopi". Terdiri dari 10 kecamatan. ..

Kemudian dari 10 kecamatan tersebut, 7 merupakan kawasan pesisir yang

menjadi pusat pengembangan pariwisata dan perikanan: Gantarang, Ujungbulu,

Ujungloe, Bontobahari, Bontotiro, Kajang dan Herlang. Tiga distrik lainnya, yaitu

Distrik Kindang, Rilau ale dan Bulukumpa, diklasifikasikan sebagai sentra

pengembangan pertanian dan perkebunan.

2. Letak Geografis Kabupaten Bulukumba

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu daerah tingkat dua di

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota Kabupaten berada di kota Bulukumba

Luas wilayahnya 1.154,67 km2 dan berpenduduk 394.757 jiwa (berdasarkan

sensus 2012). Kabupaten Bulukumba memiliki 10 kecamatan, 24 kecamatan dan

Page 43: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

26

123 desa. Secara regional, Kabupaten Bulukumba berada dalam empat dimensi.

Yakni, dataran tinggi di kaki Gunung Bawakaren, Lompobatang, dataran rendah,

pantai, dan laut lepas.

Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat 5o20”

sampai 5o40” Lintang Selatan dan 119o50” sampai 120o28” Bujur Timur, Batas-

batas wilayahnya adalah:

a. Sebelah Utara: Kabupaten Sinjai

b. Sebelah Selatan: Laut Flores

c. Sebelah Timur: Teluk Bone

d. Sebelah Barat: Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bulukumba terletak di ujung selatan ibu kota Sulawesi Selatan

dan terkenal dengan industri finishing perahu yang memberikan nilai tambah

ekonomi yang besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Kabupaten

Bulukumba meliputi wilayah seluas 1.154,67 km2 dan berjarak kurang lebih 153

km dari kota Makassar.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Bulukumba

Tahun 2017

No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)

1 Gantarang 173,51 15,03

2 Ujung Bulu 14,44 1,25

3 Ujung Loe 144,31 12,50

4 Bonto Bahari 108,60 9,41

5 Herlang 68,79 5,96

6 Bontotiro 78,34 6,78

7 Kajang 129,06 11,18

8 Bulukumpa 171,33 14,84

9 Rilau Ale 117,53 10,18

10 Kindang 148,76 12,87 Total 1.154,67 100,00

Sumber: BPS, Kabupaten Bulukumba Dalam angka 2020

Page 44: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

27

Berdasarkan tabel di atas, kecamatan Gantarang merupakan kecamatan

terluas di Bulukumba atau 173,51 km2, dan Kecamatan ujungbulu merupakan

salah satu kecamatan terkecil di Bulukumba atau 14,44 km2.

3. Kondisi Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan prioritas pemerintah saat ini terkait

dengan hubungan linier antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan atau

peningkatan kesejahteraan rakyat. Apabila pertumbuhan penduduk menjadi

modal dari faktor produksi dan peningkatan tersebut selanjutnya meningkatkan

produksi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa penduduk berstatus aset.

Sebaliknya, jika pertumbuhan penduduk semakin menurunkan daya beli individu,

maka penduduk dikatakan menjadi beban. Ini menjadi perhatian baik di tingkat

daerah maupun pusat.

Tabel 2.2

Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2020

No Kecamatan Penduduk Laju pertumbuhan

penduduk per tahun 2018-2019

Persentase penduduk

Kepadatan penduduk

per Km

1 Gantarang 75.980 0,57 18,06 438

2 Ujung Bulu 56.521 1,63 13,44 3914

3 Ujung Loe 42.154 0,56 10,02 292

4 Bonto Bahari 25.757 0,64 6,12 237

5 Herlang 21.390 -0,86 5,09 273

6 Bontotiro 24.663 0,10 5,86 359

7 Kajang 49.194 0,33 11,70 381

8 Bulukumpa 52.731 0,25 12,54 308

9 Rilau Ale 40.594 0,63 9,65 345

10 Kindang 31.619 0,50 7,52 231

Bulukumba 420.603 0,54 100,00 364

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba

Page 45: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

28

4. Profil Dinas Pariwisata Bulukumba

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Kabupaten Bulukumba merupakan implementasi dari pemerintah daerah

untuk bekerja menerjemahkan keputusan politik yang berbeda ke dalam

kebijakan publik yang berbeda dan memastikan pelaksanaan operasional dari

kebijakan tersebut. Pelayanan publik dan pemberdayaan. publik. Oleh karena itu,

SKPD merupakan salah satu penentu keberhasilan dari keseluruhan agenda

pemerintahan daerah dalam rangka upaya mewujudkan pemerintahan yang baik.

SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Penggerak Massal adalah

satuan kerja yang berwenang melaksanakan pembinaan dan pengembangan

Bidang Kebudayaan dan Pariwisata secara efektif, efisien, akuntabel, dan

profesional. Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 32 / IX / 2008 Tahun 2008

tentang Uraian Tugas Pokok, Uraian Tugas Jabatan Struktural, dan Kegiatan di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba. Dalam melaksanakan

tugas pokok di atas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi

sebagai berikut.

a. Perumusan kebijaksanaan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5. Visi dan Misi Dinas Priwisata Kabupaten Bulukumba

Visi adalah gambaran ideal masa depan yang ingin kita wujudkan di era

tertentu.

Page 46: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

29

Jangka waktu untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di bidang

pariwisata untuk mengantisipasi era perkembangan lingkungan strategis dan

globalisasi. Dengan memperhatikan visi bupati dan wakil bupati yang terpilih

antara tahun 2016-2021 dan tantangan pembangunan pariwisata ke depan,

maka akan dirumuskan visi sebagai berikut: Menggapai masyarakat sejahtera

melalui pengembangan Kepariwisataan (Tourism and Culture developmet

for prosperty) Dengan Berlandaskan Pada Nilai Religi dan Nilai Budaya.

Visi ini mengandung arti :

a. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan kabupaten

Bulukumba yang perlu mendapatkan prioritas, yang selanjutnya

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah maupun

pendapatan masyarakat

b. Sebagai upaya pengembangan pariwisata dengan obyek sasaran pada

pemamfaatan sumber daya alam, pelestarian nilai-nilai budaya sebagai

daya tarik wisata.

c. Sebagai perwujudan daerah tujuan wisata andalan Sulaswesi Selatan,

maka sektor pariwisata dan kebudayaan menjadi salah satu bidang

andalan yang menopang peningkatan perekonomian untuk menggapai

masyarakat yang sejahtera

d. Nilai religi dan nilai budaya menjadi landasan kokoh dalam

pengembangan kepariwisataan yang akuntabel dan transparan.

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan, sejalan upaya pencapaian visi yang telah ditetapkan

dengan

memperhatikan kondisi objektif.

Page 47: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

30

Maka Misi pembangunan pariwisata kabupaen Bulukumba adalah:

1. Melestarikan keragaman dan kekayaan budaya serta kesenian daerah

(artculture conservation) sebagai suatu identitas lokal leluhur

2. Mengembangkan destinasi pariwisata potensial (tourism destination

development) yang berkelanjutan dan terencana

3. Menerapkan suatu system pemasaran yang inovatif dan bertanggung

jawab (innovative and responsible marketing)

4. Mengembangkan industri pariwisata dan budaya untuk meningkatkan

ekonomi daerah

5. Mengembangkan kepastian sumberdaya kepariwisataan

6. Menciptakan tata kelembagaan yang akuntabel, transparan, dan

responsive

6. Potensi Pariwisata Kabupaten Bulukumba

Pembangunan pariwisata bertujuan untuk meningkatkan peran pariwisata

dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang

usaha, dengan tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat dan penghasil

devisa. Upaya pemerintah melalui pengembangan dan pemanfaatan berbagai

kemungkinan pariwisata domestik.

Sulawesi Selatan yang juga menjadi salah satu destinasi wisata di

wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Bulukumba memiliki banyak sekali

objek wisata yang sangat potensial dan tentunya berdampak besar bagi kinerja

Perekonomian Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bulukumba adalah tujuannya

Wisata yang banyak diminati dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Page 48: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

31

Sektor pariwisata memiliki potensi kontribusi atau devisa Besarnya

kontribusi bagi perekonomian ditentukan oleh banyaknya wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Bulukumba.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bulukumba selama lima tahun

terakhir meningkat sangat pesat. Hal tersebut terlihat dari data kunjungan

wisatawan di Kabupaten Bulukumba 2013 S / D 2017. Lihat tabel di bawah.

Tabel 2.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 – 2017

No Tahun Jumlah Wisatawan

Pertumbuhan

1 3013 136.488 23.113

2 2014 161.636 25.148

3 2015 184.510 22.874

4 2016 178.580 -5.930

5 2017 206.970 28.390

Jumlah 868.184 70.482

Rata-Rata 173.700 14.095 Sumber: Dinas pariwisata Kabupaten Bulukumba

7. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Daerah

Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas

1. Pendapatan asli daerah, yaitu:

a. Hasil pajak daerah;

b. Hasil retribusi daerah;

c. Hasil perusahaan miliki daerah; dan

d. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah,

e. Dana perimbangan;

f. Pinjaman daerah;

g. lain-lain pendapatan daerah yang asli.

Page 49: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

32

Kemampuan daerah untuk menjalankan otonomi ditentukan atau bergantung

pada Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut

mandiri dengan mengelola potensinya, sehingga diperlukan upaya untuk

mengamankan sumber pendanaan yang memadai. Sektor pariwisata perlu

membuka terobosan baru dalam penggalangan dana untuk menutupi belanja

pemerintah daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah yang dikhususkan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) dan merupakan sumber pendapatan asli daerah murni yang diharapkan

terus meningkat setiap saat. Manfaat yang dapat diberikan oleh sektor pariwisata

dijelaskan sebagai berikut: (A) Pertumbuhan pendapatan dan pendapatan

pemerintah daerah dan masyarakat. Peningkatan tersebut terlihat pada

peningkatan pendapatan dari kegiatan usaha masyarakat, seperti akomodasi,

restoran, restoran, pemandu wisata, biro perjalanan dan persembahan

cinderamata. Bagi daerah sendiri, kegiatan usaha ini berpotensi menghasilkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna meningkatkan perekonomian masyarakat.

(B) Membuka lapangan kerja Banyaknya peluang kerja karena industri pariwisata

merupakan rangkaian kegiatan yang sangat panjang. (C) Dengan meningkatnya

devisa, lebih banyak kunjungan wisatawan dan lebih banyak devisa dapat

diperoleh. (D) Mendorong tumbuhnya budaya asli dan mendukung pergerakan

pembangunan daerah.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis potensi Pengembangan Wisata Halal dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Bulukumba

Page 50: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

33

Dalam dunia pariwisata, pelaku pariwisata perlu menyusun strategi untuk

mengembangkan objek-objek pariwisata atau destinasi wisata guna

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.

Kesempatan bagi mereka untuk berbisnis. Tidak hanya itu, dampak

pembangunan pariwisata dapat mendorong peningkatan pajak daerah dan

pendapatan pembalasan, peningkatan pendapatan nasional (GDB),

peningkatan investasi dari industri pariwisata dan sektor ekonomi lainnya,

yang terakhir memperkuat neraca pembayaran. (Oka A. Yoeti 2008).

Mendukung pembangunan sektor ekonomi Pengembangan pariwisata

halal sebagai salah satu sektor pembangunan untuk mendukung percepatan

kesejahteraan masyarakat, terwujudnya pemerataan kesempatan berusaha,

mendapatkan keuntungan, serta menghadapi tantangan perubahan daerah

dan nasional. Tujuannya agar menjadi bisa. Memperhatikan sistem nilai

budaya umum dalam masyarakat yang menganut nilai-nilai luhur Pancasila,

kita menjalani kehidupan global dengan tetap menjaga pariwisata. (Nur,

Afrianti: 2017).

Pariwisata halal memiliki dukungan yang kuat terhadap nilai-nilai budaya

dan Islam. Barang dan jasa wisata, dan destinasi wisata untuk wisata halal

sama dengan pariwisata pada umumnya, sepanjang tidak bertentangan

dengan nilai dan etika Islam. Pariwisata Halal oleh Kementerian Pariwisata,

Ekonomi Kreatif dan MUI mencakup lima elemen: sektor memasak, busana

Islami, perhotelan dan akomodasi, kosmetik dan spa, dan ziarah ke umrah.

Selama ini wisata halal dianggap ziarah atau berwisata ke masjid. Padahal,

wisata halal tidak begitu dimaknai, melainkan pariwisata yang bersumber dari

alam, budaya, atau buatan manusia yang dilingkupi oleh nilai-nilai keislaman.

Page 51: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

34

Wisata halal memberikan ketenangan lebih bagi wisatawan muslim dan non

islam terutama karena lebih aman dan nyaman bagi yang membawa

keluarganya. Adapun pengembangan wisata halal yang peneliti akan lakukan

kajian lebih mengarah pada potensi pengembangan wisata halal dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba yang

dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kabupaten Bulukumba.

1. Deskriptif Karakteristik Responden Penelitian

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang terdiri dari

kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, pengunjung dan masyarakat

sekitar lokasi wisata titik nol Kabupaten Bulukumba.

Tabel 2.4

Identitas Responden

No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan

terakhir

Status

1 Muh Ali Saleng

SH.,M,.SI

52

Thn

Kepala

Dinas

Pariwisata

S3 Pengelola

2 Fahmi 36

Thn

Wirausaha S1 Masyarakat

3 Hayah 55

Thn

IRT SD Masyarakat

4 Naicah 53

Thn

IRT SMA Masyarakat

5 Rudianto 21

Thn

Wiraswasta SMA Pengunjung

6 Nur Hilda 23

Thn

Mahasiswa SMA Pengunjung

7 Eka Riskawati 24

Thn

Wiraswasta SMA Pengunjung

8 Ilham 21

Thn

Mahasiswa SMA Pengunjung

Sumber : Data Primer tahun 2020

Page 52: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

35

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Realisasi dari konsep penngembangan wisata titik nol Kabupaten

Bulukumba sebagai wisata halal pada dasarnya harus melalui metode

interaktif dengan melihat seluruh variabel yang diindikasikan mempunyai

sumbangsi pengaruh terhadap pengembangan wisata titik nol sebagai

wisata halal. Kegiatan penelitian ini didasarkan pada proses intelektual

(keilmuan) guna memperoleh hasil yang relevan, untuk lebih jelasnya

penulis menyajikan interpretasi dari responden terkait dengan potensi

pengembangan Wisata titik nol Kabupaten Bulukumba sebagai wisata halal

sebagai berikut:

Tabel 2.5

Daftar Jawaban Responden Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba

Nama Jabatan Pertanyaan Jawaban

Muh Ali Saleng SH.,M,.

SI

Kepala Dinas

Pariwwisata Kbupaten

Bulukumba

1. Bagaimana

potensi wisata titik nol Kabupaten Bulukumba dan apa kelebihannya dibandingkan wisata yang

lain.?

Jadi wisata titik nol merupakan pengembangan dari wisata pantai tanjung bira wisata titik nol adalah wisata baru yang dibangun pada tahun 2017 kemudian beroperasi pada tahun 2018. ketika kita berbicara mengenai kelebihan, wisata titik nol merupakan wisata yang letaknya berada di ujung daratan pulau Sulawesi kelebihan lain dari wisata titik nol keindahan matahari terbit dan matahari terbenang dapat kita nikmati hanya dengan satu titik menghadap ketimur untuk menikmati sunresnya dan cukup berbalik badan kita sudah bisa menikmati sunsetnya, kemudian disana juga terdapat pertemuan arus antara laut plores dan teluk bone sehingga terjadi pusaran air yang membuat biota laut disana sangat beragam sehingga wisata titik nol juga

Page 53: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

36

dijadikan sebagai surga bagi para pemancing.

2.Apakah setiap tahun wisatawan yang berkunjung ke wisata titik nol Kabupaten Bulukumba ada peningkatan atau terjadi penurunan.?

Tentunya seperti itu karena wisata titik nol berada di kawasan pantai tanjung bira sehingga hampir 80 % wisatawan yang berkunjung ke tanjung bira sasarannya adalah titik nol. Pada tahun 2018 semenjak wisata titik nol mulai beroperasi wistawan ynng berkunjung di kawasan wisata tanjung bira mengalami peningkatan hanya saja tahun ini terjadi penurunan dikarenakan kawasan wisata tanjung bira sempat ditutup karena adanya covid 19.

3.Apakah dinas pariwisata bekerja sama dengan pemerintah desa dan masyarakat dalam membangun kawasan wisata titik nol.?

Saya kira seperti itu titik nol dibuka bersama dengan masyarakat dan pelibatan desa tentu kita harapkan karena itu kita dorong pemerintah desa untuk pengendalian PKL didalam lokasi wisata dengan system asongan, apalagi seperti saat sekarang ini wisata titik nol sedang dalam masa pembangunan, jadi kami terus berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk pengembangan wisata titik nol bulukumba.

4.apakah sektor pariwisata titik nol sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) atau tidak.?

Saya kira seperti itu dimanapun yang namanya pariwisata tentu kita berharap besar untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah apalagi bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi selatan yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak dan beragam tentunya ini akan berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan daerah. Kemudian keberadaan wisata juga dapat membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan jadi masyarakat bisa

Page 54: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

37

bekerja sebagai petugas keamanan pariwisata, petugas bersih-bersih dan berjualan.

5.Apakah keberadaan wisata titik nol dapat meningkatkan citra daerah disini.?

Itu sudah pasti karena ketika wisatawan berkunjung ke wisata titik nol mereka akan melihat keindahan yang ada di wisata titik nol seperti tebing yang terhubung langsung dengan pantai apalagi ketika jembatan kaca sudah jadi tentunya ini akan sangat meningkatkan citrah daerah disini.

6.Apakah langkah selanjutnya untuk membangun fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan wisata titik nol.?

Saya kira pemerintah saat ini lagi gencar-gencarnya dalam membangun kawasan wisata titik nol seperti teras tanjsung bira, jalan dan jembatan kaca yang nantinya akan menampung sampai seribu orang lebih.

7. Melihat problem yang banyak terjadi disekitar lokasi pariwisata seperti judi, pesat narkoba dan hal-hal negative lainnya maka saya sebagai peneliti berinisiatif untuk meneliti tentang potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba. Dalam hal ini apa pendapat dan langkah dinas pariwisata melihat problem tersebut apakah sudah ada peraturan-

Konsep wisata halal kita sudah adopsi kita sudah sampaikan kesemua pelaku usaha untuk tidak menjual minuman-minuman keras apalagi wisata titik nol ini masih baru tentunya kita menghidari hal-hal yang seperti itu lain halnya dengan wisata pantai tanjung bira disana memang ada beberapa tempat yang memang sudah memilki izin seperti café, bar, hanya saja memang sudah ada aturan-aturan yang berlaku artinya tidak diperjual bebaskan

Page 55: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

38

peraturan yang mengikat untuk wisatawan yang datang ke lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bulukumba.?

Sumber: Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.5 yang berisi hasil wawancara dengan kepala Dinas

Pariwisata Kabupaten Bulukumba dapat disimpulkan meskipun Dinas Pariwisata

belum ada langkah menuju kesana tetapi dinas pariwisata setempat secara tidak

langsung mendukung pengembangan wisata halal di kawasan wisata titik nol

Kabupaten Bulukumba.

Tabel 2.6

Daftar Jawaban Responden Masyarakat

No Nama Pekerjaan Jawaban

1. Fahmi Wirausaha 1. berbicara mengenai kesejahteraan

masyarakat dengan apa yang saya lihat

dan rasakan kita belum bisa

menyimpulkan kalau keberadaan wisata

titik nol dapat mensejahterakan

masyarakat karena wisata titik nol ini

masih dalam masa pembangunan

2. mengenai pendapatan sebelum dan

sesudah adanya wisata titik nol tentunya

ada perubahan pendapatan karena

dengan adanya wisata titik nol masyaraka

ibisa menambah pemasukan dengan

berjualan disekitaran lokasi wisata

apalagi hampir semua masyarakat

dilibatkan dalam pembangunan wisata ini

sebagai buruh pekerja.

3. untuk kehidupan aman dan tentram bagi

masyarakat sekitar cukup merasa aman

lahir batin karena semakin menigkatnya

pengembangan titik nol dapat

Page 56: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

39

memberikan nilai kepuasan tersendiri

bagi masyarakat bahkan kepada

pengunjung yang datang, dengan

pengembangan wisata titik nol yang

semakin bagus maka makin banyak

orang yang akan berkunjung dan

tentunya itu akan memberikan

kenyamanan bagi masyarakat.

2. Hayah IRT 1. tentunya seperti itu wisata titik nol dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sekitar karena dapat menjadi sumber

pendapatan baru bagi masyarakat disini.

2. iya ada perubahan, karena dengan

adanya wisata titik nol masyarakat disini

dapat berjualan.

3. Mungkin seperti itu karena demgan

terpenuhinya kebutuhan masyarakat

tentunya akan membuat masyarakat

tentram aman lahir dan batin.

3. Naicah IRT

1. itu sudah pasti, karena semenjak

masyarakat mengetahui kalau akan

dibangun wisata baru di kawasan bira

masyarakat sudah merespon dengan

baik, terbukti sekarang dengan

keberadaan wisata titik nol masyarakat

sekarang bisa berjualan dengan

membuat kios-kios di sekitaran lokasi

wisata bahkan sudah ada masyarakat

yang mulai membuat tempat penginapan

bagi wistawan yang datang berkunjung.

2. tentunya ada perubahan karena

masyarakat yang dulunya tidak punya

pekerjaan lain seperti ibu-ibu yang

dulunya hanya sebagai IRT sekarang

sudah bisa menambah penghasilan

dengan berjualan.

3. iya, karena masyarakat merasa aman

tentram, lahir batin ketika tempat wisata

berjalan sesuai kemauan dan itulah yang

kami rasakan sekarang.

Sumber: Data Primer Tahun 2020

Page 57: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

40

Berdasarkan tabel 2.6 hasil wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi

wisata titik nol maka dapat disimpulkan bahwa responden yang peneliti

wawancara 1 (satu) orang menjawab bahwa keberadaan wisata titik nol belum

bisa dikatakan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar karena wisata titik nol

masih dalam masa pembangunan. Sedangkan 2 (dua) orang lainnya menjawab

keberadaan wisata titik nol dapat mensejahterakan masyarakat sekitar.

Tabel 2.7

Daftar Jawaban Responden Pengunjung

No Nama Pekerjaan Jawaban

1. Rudianto Wiraswasta 1. ini baru pertama kali 2. mengenai pengelolaan yang saya lihat

masih kurang mungkin bisa lebih ditingkatkan lagi mengenai pengelolaannya

3. belum pernah dengar tentang wisata halal

4. saya sangat setuju jika nantinya wisata titik nol menjadi pariwisata halal apalagi kita adalah negara mayoritas muslim

5. mungkin akses jalannya diperbaiki agar para wistawan bisa lebih mudah untuk sampai di lokasi

2. Nur Hilda Mahasiswa 1. sudah dua kali berkunjung di wisata titik nol

2. sudah lumayan bagus hanya saja masih ada beberapa yang perlu disiapkan seperti toilet umum untuk pengunjung

3. pernah dengar hanya saja belum tau wisata halal itu seperti apa

4. tentunya kami sangat mendukung apalagi setau saya di bulukumba belum ada tempat wisata yang berbasis wisata halal

5. Di tambah lagi fasilitasnya dan fasilitas yang sudah ada di percantik lagi agar bisa menarik minat wisatawan berkunjung.

3 Eka Riskawati

Wiraswasta 1. baru 1 kali karena lokasinya lumayan jauh

2. saya rasa masih kurang karena masih banyak fasilitas-fasilitas yang belum ada

Page 58: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

41

seperti toilet dan mushola 3. belum pernah 4. itu lebih bagus dan kami sangat

mendukung apalagi kita mayoritas muslim

5. fasilitas tempat ibadah disediakan dan toilet

4 Ilham Mahasiswa 1. baru kali ini berkunjung 2. saya lihat lumayan bagus apalagi saya

lihat wisata titik nol ini sementara dalam masa pembangunan

3. belum pernah dengar baru kali ini saya tau kalau ada wisata halal

4. Itu lebih bagus karena mengandung unsur agama dan negara kita juga mayoritas beragama islam jadi ini kalau diubah jadi pariwisata halal otomatis lebih menariklah karena berbeda dengan wisata yang lain

5. terus dilakukan pembenahan agar wisatawan yang berkunjung merasa puas ketika berkunjung kesini

Sumber: Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.7 hasil wawancara dengan pengunjung wisata titik nol

maka dapat disimpulkan bahwa responden yang peneliti wawancara semuanya

sangat mendukung dalam hal pengembangan wisata halal di kawasan wisata titik

nol walaupun sebelumnnya mereka belum tau apa itu wisata halal. Namun

sebelum mereka menjawab untuk mendukung pengembangan pariwisata halal,

penliti terlebih dahulu memberikan penjelasan apa itu pariwisata halal dan apa

perbedaanya dengan pariwisata konvesioanal.

C. Pembahasan

1. Aanalisis Potensi Pengembangan Wisata Halal dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Bulukumba

Pariwisata adalah salah satu komponen dalam pembangunan ekonomi

negara. Kontribusi sektor pariwisata di Indonesia semakin hari semakin

menguntungkan bagi penerimaan devisa negara. Pariwisata di Indonesia juga

Page 59: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

42

menduduki urutan keempat (4) dalam menyumbangkan devisa untuk negara

dari segala sektor.

Pariwisata halal adalah pariwisata yang sesuai tuntutan islam, mengikuti

gaya wisata para kaum muslimin agar wisatawan muslim yang datang di

tempat wisata tersebut selalu termotivasi untuk selalu mengingat Allah dengan

cara bersyukur atas segala ciptaan Allah di alam semesta. Pada umumnya

pariwisata halal hampir sama dengan pariwisata konvesional, namun yang

membedakan hanyalah pariwisata halal harus menerapkan nilai-nilai

keislaman didalamnnya dan tidak bertentangan dengan segala ajaran islam.

Pariwisata halal adalah sub kategori pariwisata yang diperuntukkan bagi

keluarga Muslim di bawah aturan Islam. Hotel-hotel di destinasi ini tidak

menyajikan alkohol dan memiliki kolam renang dan fasilitas spa terpisah untuk

pria dan wanita. Malaysia, Turki, dan banyak negara lain berusaha keras

untuk melayani wisatawan di seluruh dunia dengan menyediakan fasilitas

yang sesuai dengan keyakinan agama para pelancong Muslim. Saat ini tidak

ada standar yang diakui secara internasional untuk pariwisata halal.

Pengembangan pariwisata dapat digunakan sebagai salah satu sumber

pemasukan daerah juga dapat digunakan sebagai sarana melestarikan

budaya dan kearifan lokal. Dengan melihat beragamnya potensi pariwisata

yang terdapat di Kabupaten Bulukumba khususnya di wisata titik nol.

Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder pengembangan

pariwisata sudah seharusnya dapat mengoptimalkan potensi tersebut demi

kesejahteraan masyarakat sekitar.

Page 60: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

43

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan di

Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, masyarakat dan para pengunjung

wisata titik nol ada beberapa poin penting yang menjadi pokok pembahasan.

Dapat kita lihat dari potensi yang dimiliki oleh wisata titik nol kabupaten

Bulukumba. wisata titik nol adalah wisata baru yang merupakan

pengembangan dari wisata pantai tanjung bira, potensi yang dimiliki oleh

wisata titik nol disana kita dapat menikmati matahari terbit dan cukup berbalik

badan kita sudah bisa menikmati matahari terbenang kemudian wisata titik nol

juga dijadikan sebagai surga bagi para pemancing.

Masyarakat awam belum memahami secara penuh apa itu wisata halal.

Dalam prespektif masyarakat umum, mereka memahami bahwa pariwisata

halal adalah berziarah ke makam-makam para ulama, masjid peninggalan

sejarah dan tanah suci. Dengan adanya sosialisasi dari pemerintah

diharapakan masyarakat setempat dapat memahami dan mendukung

pengembangan pariwisata halal di daerah tersebut.

Untuk merealisasikan potensi pengembangan wisata halal di kawasan

wisata ttitk nol Kabupaten Bulukumba tentunya ada beberapa langkah yang

perlu disiapkan untuk mendukung pengembangan wisata halal.

1. Fasilitas beribadah umat muslim yang lengkap di kawasan wisata titik nol

Kabupaten Bulukumba

Fasilitas beribadah umat muslim yang lengkap di kawasan wisata titik nol

ini menjadi salah satu pendorong dalam pengembangan wisata halal. Sarana

beribadah pada saat ini merupakan salah satu hal yang penting ketika kita

berkunjung ke lokasi pariwisata. Sehingga dengan tersedianya fasilitas

beribadah yang lengkap seperti adanya mushola, toilet, tempat berwudhu

Page 61: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

44

serta fasilitas penunjang lainnya seperti mukena atau kain sarung yang

tersedia memberikan kenyamanan ketika berwisata dengan tetap

menjalankan kewajiban sholat wajib 5 waktu dalam satu hari dan semua ini

terfasilitasi dengan baik.

2. Pengelolaan wisata yang baik, keramahan masyarakat sekitar dan pelayanan

terhadap wisatawan yang sesuai syariah Islam.

Pengelolaan wisata yang baik, keramahan masyarakat sekitar dan

pelayanan terhadap wisatawan yang berada di kawasan wisata titik nol

Kabupaten Bulukumba dapat memberikan kenyaman bagi para wisatawan

yang berkunjung ke kawasan objek wisata tersebut. Keramahan yang

diberikan oleh masyarakat kepada para pengunjung yang datang tentu juga

sangat berpengaruh kepada pengembangan objek wisata itu sendiri. Karena

dengan begitu para pengunjung akan merasa aman, nyaman dan senang

ketika mereka berkunjung ke kawasan wisata titik nol Bulukumba.

3. Ketersediaan fasilitas penunjang seperti kuliner yang halal, toko souvenir,

fasilitas keamanan, tempat parkir, tempat duduk, toilet dan penginapan yang

bersih dan memadai.

Ketersediaan fasilitas penunjang juga dapat kita temui ketika kita

berkunjung ke kawasan Istano Basa Pagaruyung ini. Fasilitas yang tersedia

seperti kuliner yang terjamin halal di sekitar kawasan tersebut. Adanya toko

souvenir yang menjual berbagai macam kerajinan khas buatan tangan

masyarakatnya. Fasilitas keamanan yang cukup baik karena melibatkan

masyarakat sekitar, polsek terdekat dan pengelola untuk menjaga kawasan

tersebut. Masyarakat yang terlibat langsung dalam menjaga keamanan di

sekitar objek wisata sehingga dapat memberikan rasa aman bagi setiap

Page 62: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

45

pengunjung yang datang. Keamanan ini diperlukan untuk menjaga kendaraan

dan barang-barang pengunjung yang ditinggal berwisata dari tindakan

pencurian yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab.

4. Mudahnya akses informasi dan akses transportasi umum/pribadi bagi

wisatawan untuk menuju kawasan wisata

Kemudahan dalam akses informasi dan transportasi merupakan salah

satu pendorong yang mampu menarik para wisatawan. Kemudahan akses

informasi ini dapat dilihat dari adanya alamat lengkap lokasi yang bisa diakses

melalui aplikasi google maps atau dapat juga dilihat dari petunjuk arah menuju

kawasan objek wisata yang bisa dikatakan cukup jelas untuk membantu

pengunjung mencapai tujuan lokasi objek wisata.

5. Motivator

Untuk potensi pengembangan wisata halal di kawasan wisata titik nol

Kabupaten Bulukumba perlu peran pemerintah daerah sebagai motivator agar

masyarakat dapat sadar akan pentingnya pariwisata, selain itu untuk

stakeholder lain seperti swasta peran motivator diperlukan agar giat usaha di

bidang pariwisata terus berjalan dan meningkatnya jalinan kerja sama yang

baik antara seluruh stakeholder. Pariwisata bisa dikatakan sebagai suatu

industri, maka didalamnya akan sangat butuh dukungan dari investor atau

pengusaha swasta serta masyarakat. Investor sebagai pemilik modal bisa

menanamkan modalnya di objek-objek wisata, pengusaha swasta bisa

mengembangkan usahanya dan memberdayakan masyarakat lokal sebagai

tenaga kerja untuk pengembangan usahanya.

Page 63: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dengan judul “Potensi pengembangan wisata halal

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupeten Bulukumba” yang

dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui wawancara dengan Dinas

Pariwisata Kabupaten Bulukumba, dan wawancara serta penelitian langsung di

lokasi wisata titik nol, skripsi dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Upaya pengembangan pariwisata titik nol Kabupaten Bulukumba yang

dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba dapat dikatakan

belum terlaksana dengan maksimal baik dari segi sarana dan prasarana,

karena mengingat wisata pantai titik nol merupakan wisata baru sehimgga

belum tersedia fasilitas-fasilitas seperti tolet, tempat ibadah, tetapi saat ini

pemerintah lagi gencar-gencarnya membangun kawasan wisata titik nol

Bulukumba.

2. Pariwisata titik nol adalah wisata baru yang berada di kawasan pantai

tanjung bira dan hampir 80% wisatawan yang berkunjung di pantai

tanjung bira sasarannya adalah titik nol. Untuk masalah Pendapatan Asli

Daerah setempat mengalami peningkatan karena didukung oleh sektor

pariwisata yang ada di Kabupaten Bulukumba salah satunya adalah

wisata titk nol.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk Dinas Pariwisata dan

Pemerintah Desa setempat adalah:

Page 64: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

47

1. potensi pengembangan wisata halal di Kabupaten Bulukumba sebagai

pariwisata halal oleh karenanya kedepan perlu ditingkatkan fasilitas

diarea pariwisata dan fasilitas yang sudah ada perlu adanya

pengawasan dan perawatan fasilitas agar pengunjung yang datang

berkunjung merasa nyaman dengan fasilitas yang tersedia.

2. Implementasi dari potensi pengembangan wisata halal di kabupaten

Bulukumba menjadi wisata halal akan berjalan produktif bila adanya

sinergitas antara stakeholder, dinas pariwisata dan masyarakat sekitar

lokasi pariwisata. Oleh karena itu perlunya sosialisasi, dan pemahaman

untuk masyarakat. Karena sebagian besar masyarakat belum

mengetahui mengenai wisata halal. Dan diharapakan msyarakat

setempat lebih berperan aktif dalam mempromosikan dan menjaga

pariwisata yang di daeranya.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber

maupun referensi yang terkait dengan pengembangan wisata halal di

Indonesia dan menyertakan variabel lain.

Page 65: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

48

DAFTAR PUSTAKA

Al-quran Al-Karim

Rimsky.J. 2017. Aktivitas dan Kompleksitas Kepariwisataan. Jarkarta: Gramedia Pustaka Utama.

Subarkah, A, R (2018). Diplomasi Pariwisata Halal Nusa Tenggara Barat.

Intermestic: Journal ofinternational Studies, Volume 2, No. 2, Mei 2018(2), 188-203.

Shakiry, A.S. (2006). The Academy of Islamic Tourism Project. Islamic Tourism,

25 (September– October). Diakses Oktober 2018 pada http://islamictourism.com/.

Jaelani, A. (2017). Halal tourism industry in Indonesia: Potential and Prospects

(No. 76235). Retrieved from https://mpra.ub.uni-muenchen.de/76235/ (2017). Industri wisata halal di Indonesia: Potensi dan prospek.Mpra,(76237),1–20 https://doi.org/10.13140/RG.2.2.29350.52802

Hasan, AR. 2007. Islamic Tourism Revisited, a Note from The Editor. Islamic

Tourism. 32(2): 1. Yudiana, M. M. H. & Y. (2015). Analisis Komparatif Potensi Industri Halal dalam

Wisata Syariah dengan Konvensional. Retrieved from http://catatanek18.blogspot.com/2015/02/analisis-komparatif-potensi-industri.html

Awalia, H. 2017. Komodifikasi Pariwisata Halal NTB dalan Promosi Wisata Islami

di Indonesia, (Online) Vol. 1 No 1 (http://ejournal.unitomo.ac.id) di

akses pada tanggal 11 Februari 2019 Pukul 14.45 WITA Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, 2020 Jumlah Kunjungan wisatawan

Tahun 2020. Bulukumba Kadir Jaelani, A. (2018). Pengembangan Destinasi Pariwisata Halal Pada Era

Otonomi Luas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Pariwisata, 5, 56–67. https://doi.org/10.31311/par.v5i1.3277

Crescentrating.2019. Crescentrating:word’s leading authority on halal travel,

(online) di akses di (http://www.crescentrating.com) pada tanggal 09 Februari 2019 pukul 21.45 WITA

Fitratun R, . 2018. Implikasi pariwisata syariah terhadap peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, (Online) Vol. 3 No 1 ( http://ejournal.iainponogoro.ac.id) di akses pada tanggal 12 Februari 2019 Pukul 20.30 WITA

Page 66: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

49

Fitriani, H. 2018. Proyeksi Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dengan Konsep Syaraih, (Online) Vol. 1 No 3 (http://ejournal.stainponogoroac.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2019 Pukul 12.30 WITA

Pradesyah, R, dan khairunnisa. 2018. Analisis Penerapan Fatwa DSN MUI

wisata Halal (Studi Kasus Hotel Syariah Medan), (Online) Vol. 1 No 2 ( http://ejournal.umsu.ac.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2019 Pukul 12.30 WITA

Santoso, H., dan Adi, H. 2018. Potensi pengembangan wisata berbasis syariah

(halal torism), di kota Bima, (Online) Vol. 2 No 1

(http://ejournal.unmuhjember.ac.id) di akses pada tanggal 12 Februari 2019 Pukul 21.00 WITA

Masful, M. F. 2017. pariwisata syariah: suatu konsep kepercyaan dan nilai

budaya lokal di daerah pedalaman pilubang, payakumbuh, sumatera barat, (Online) Vol. 9 No 1 ( http://ejournal.usm.ac.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2019 Pukul 12.30 WITA

Muzakir. 2018. Respon masyarakat Banyumulek Terhadap Pariwista Syariah

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, (Online) Vol. 3 No 1 ( http://ejournal.kopertais4.ac.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2019 Pukul 10.00 WITA

Andriani,D.,dkk,2015,pengembangan wisata syariah,kemmenpar,Jakarta

Afrianti,N,. 2017. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata dalam

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung,

(online). Diakese tanggal 27 November 2019.

Oka A. Yoeti, Ekonomi pariwisata introduksi, nformasi dan implementasi,

(Jakarta Kompas 2008)

Page 67: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

50

LAMPIRAN

Page 68: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

51

Lampiran 1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Metode Hasil

1. Mila Falma

Masful

Pariwisata Syariah: Suatu Konsep Kepercayaan dan Nilai Budaya Lokal di Daerah Pedalaman Pilubang, Payakumbuh, Sumatera Barat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif, yaitu suatu pendekatan dengan mengambil suatu kesimpulan secara umum dari fakta-fakta nyata yang ada di lapangan. Induktif merupakan cara berpikir, di mana ditarik kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.

hasil penelitaian ini adalah dengan perkembangan nilai-nilai islam menjadikan kawasan wisata pilubang resort yang

sebelumnya bukan wisata halal berubah menjadi wisata halal dengan menerapkan prinsip-prinsip sesuai ajaran dalam islam.

2. Teguh Hidayat

Strategi branding wisata syariah pulau Madura.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah actual.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pulau Madura yang dikenal dengan “Madura sebagai serambi Madina” memilki beberapa tempat wisata yang termasuk wisata syariah dan sering dikunjungi oleh para wisatawan adalah masjid, surau pondok, dan tempat-tempat sejarah islami. Wisata Pulau Madura sudah dikenal sebagai wisata syariah hanya perlu lebih banyak edukasi.

3. Hafizah Komodifikasi Hasil dari penelitian

Page 69: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

52

Awalia Pariwisata Halal NTB dalam Promosi Destinasi Wisata Islam di Indonesia.

ini adalah wisata halal NTB mnejadi corong pariwisata Indonesia. Dalam konteks ini pemrintah dan pemilik modal yang akan menguasai objek wisata tersebut. Penguasa akan memenjarakan masyarakat dengan janji-janji dan wacana yang seolah nyata, akibatnya yang menguasi pariwisata tersebut hanyalah pemilik modal bukan masyarakat setempat.

4. Krisnhna, dkk

Potensi Pengembangan Wista Halal dalam Perspektif Dukungan Ketersediaan Restoran Halal Lokal (Non Warlaba) di Kota Gorontalo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Hasil dari penelitian ini adalah Gorotalo memilki potensi wisata halal dengan ketersediaan restoran halal di Gorontalo yang terus meningkat setiap tahunnya dari tahun 2014-2016 berjumlah 44 restoran halal dari 118 restoran yang ada di kota Gorontalo dan dibuktikan dengan sertifikat halal dari LPPOM MUI.

5. Abdul Kadir Jaelani

Pengembangan Pariwisata Halal pada Era Otonomi Luas di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kombinasi antara penelitian hukum normative dan penelitian hukum empiris.

Hasil penelitian ini adalah pariwisata halal di NTB berlandaskan pada 3 hal yaitu yuridis, filosofis dan sosiologis. landasan filosofisnya adalah pembangunan di bidang ekonomi dalam rangka

Page 70: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

53

mendukung terwujudnya percepatan kesejahteraan masyarakat. Landasan sosiologis adalah pengembangan pariwisata halal adalah aspek demografis dan geografis NTB. Landasan Yuridis adalah pengembangan pariwisata halal adalah distribusi dan delegasi dari pasal 18 ayat 6 UUD 1945, pasal 9 UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pasal 12 ayat 3 huruf b dan pasal 236 UU No 2 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan pasal 5 permenparkreat No. 2 Tahun 2014 Tentang penyelanggaraan usaha hotel syariah.

6. Fitratun Ramadhany

Implikasi Pariwisata Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya pariwisata halal yang di wacanakan pada tahun 2015 dan di realisasikan pada tahun 2016 sangat berimplikasi pada pendapatan masyarakat setempat dan pengeluaran masyarakat dia atas rata-rata. Dan dari hasil peneliti

Page 71: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

54

mewawancarai beberapa penduduk setempat mengatakan dengan adanya pariwista halal masyarakat sakarang sudah mampu memnuhi kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.

7. Hadi Santoso dan Adi Hidayat

Potensi Pengembangan Wisata Berbasisi Syariah (Halal Tourism) di Kota Bima

Penelitaian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan partisipatif.

Hasil penelitian ini adalah kota Bima berpotensi sebagai wisata syariah dengan melakukan wawancara ke 100 responden terkait pengembangan wisata syariah. Dan yang menjawab baik atau setuju sebanyak 98 orang dan hanya 2 orang yang menjawab tidak.

8. Ryan Pradesyah dan Khairunnisa

Analisis Penerapan Fatwa MUI Wisata Halal (Studi Kasus Hotel Syariah Medan)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penlitian kualitatif, dimana peneliti akan mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi ke obejek.

Hasil penelitian ini adalah hotel syariah yang ada di Medan sudah memenuhi standar yang dikeluarkan oleh MUI terkait hotel syariah. Dan diharapakan kedepan hotel syariah yang ada di Medan tetap konsisten dalam menjalankan sistem syariah di hotel tersebut.

9. Muzzakir Masyarakat Bayumlek Respon Terhadap Pariwisata Syariah dalam Meningkatkan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sedangkan pendekatan yang digunakan dalam

Hasil dari penelitian ini adalah respon masyarakat Bayumlek terhadap pariwisata syariah sangat baik. Dengan potensi pariwisata

Page 72: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

55

Kesejahteraan Masyarakat

penelitian ini adalah normative dan sosiologis dimana peneliti hanya mempokuskan pada satu kasus yang sesuai dengan judul yang diteliti

yang dimiliki, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan keahlian dalam memproduksi gerabah dan diharapakan pemerintah setempat perlu ada pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk.

10. Hanik Fitriani

Proyeksi Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dengan Konsep Syariah

Hasil dari penelitian ini adalah hotel sayariah merupakan suatu jasa akomodasi yang beroperasi dan menganut prinsip pedoman ajaran islam. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa walaupun MUI telah mengeluarkan standarisasi label syaraiah bisnis perhotelan namun format dan pengajuan syariah ini belum jelas adanya. Dampaknya banyak pebsinis hotel syariah lebih mengacu pada aturan islam, sehingga kualitas pengelolaanya belum terlalu maksimal.

Page 73: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

56

Lampiran 2

Pedoman Wawancara

No.

Daftar Pertanyaan

Penngelola

Coding

1.1 Bagaimana potensi wisata titik nol Kabupaten Bulukumba dan apa kelebihannya dibandingkan wisata yang lain.?

MAS

1.2 Apakah setiap tahun wistawan yang berkunjung ke wisata titik nol Kabupaten Bulukumba ada peningkatan atau terjadi penurunan.?

MAS

1.3 Apakah dinas pariwisata bekerja sama dengan pemerintah desa dan masyarakat dalam membangun kawasan wisata titik nol Kabupaten Bulukumba.?

MAS

1.4 Apakah sektor wisata titik nol sangat berperan dalam menigkatkan pendapatan asli daerah (PAD) atau tidak.?

MAS

1.5 Apakah keberadaan wisata titik nol dapat meningkatkan citra daerah disini.?

MAS

1.6 Apakah langkah selanjutnya untuk membangun fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan wisata titik nol.?

MAS

1.7 Melihat problem yang banyak terjadi disekitar lokasi pariwisata seperti judi, pesat narkoba dan hal-hal negative lainnya maka saya sebagai peneliti berinisiatif untuk meneliti tentang potensi pengembangan wisata halal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten bulukumba. Dalam hal ini apa pendapat dan langkah dinas pariwisata melihat problem tersebut apakah sudah ada peraturan-peraturan mengikat untuk wisatawan yang datang ke lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bulukumba.?

MAS

No.

Daftar Pertanyaan

Masyarakat

Coding

2.1 Melihat wisata titik nol adalah wisata baru, apakah keberadaan wisata titik nol dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.?

F, H, N

2.2 Aapakah ada perubahan pendapatan sebelum dan sesudah objek wisata titik nol di kembangkan.?

F, H, N

Page 74: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

57

2.3 Aapakah dengan adanya pengembangan wisata titik nol anda merasa hidupnya aman tentram,baik lahir maupun batin. ?

F, H, N

No.

Daftar Pertanyaan

Pengunjung

Coding

3.1 Seberapa sering berkunjung ke wisata titik nol.?

R, NR, ER, I

3.2 Bagaimana pendapat anda tentang wisata titik nol dalam hal pengelolaan

R, NR,

ER, I

3.3 Apakah pernah mendengar terkait pariwisata halal di Indonesia dan bagaimana pendapat anda terkait pariwisata halal.?

R, NR,

ER, I

3.4 Jika kedepannya wisata titik nol menjadi salah satu wisata halal di indonnesia apakah masih mau berkujung sini.?

R, NR,

ER, I

3.5 Apa saram-sarannya untuk dinas pariwisata dalam hal menunjang fasilitas dan pengelolaan wisata titik nol Kabupaten Bulukumba.?

R, NR,

ER, I

Lampiran 3

TRANSKRIP

NO CODING TRANSKRIP

1.1 MAS Jadi wisata titik nol merupakan pengembangan dari wisata

pantai tanjung bira wisata titik nol adalah wisata baru yang

dibangun pada tahun 2017 kemudian beroperasi pada

tahun 2018. ketika kita berbicara mengenai kelebihan,

wisata titik nol merupakan wisata yang letaknya berada di

ujung daratan pulau Sulawesi kelebihan lain dari wisata titik

nol keindahan matahari terbit dan matahari terbenang dapat

kita nikmati hanya dengan satu titik menghadap ketimur

untuk menikmati sunresnya dan cukup berbalik badan kita

sudah bisa menikmati sunsetnya, kemudian disana juga

terdapat pertemuan arus antara laut plores dan teluk bone

sehingga terjadi pusaran air yang membuat biota laut

disana sangat beragam sehingga wisata titik nol juga

dijadikan sebagai surga bagi para pemancing.

1.2 MAS Tentunya seperti itu karena wisata titik nol berada di

kawasan pantai tanjung bira sehingga hampir 80 %

Page 75: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

58

wisatawan yang berkunjung ke tanjung bira sasarannya

adalah titik nol. Pada tahun 2018 semenjak wisata titik nol

mulai beroperasi wistawan ynng berkunjung di kawasan

wisata tanjung bira mengalami peningkatan hanya saja

tahun ini terjadi penurunan dikarenakan kawasan wisata

tanjung bira sempat ditutup karena adanya covid 19.

1.3 MAS Saya kira seperti itu titik nol dibuka bersama dengan

masyarakat dan pelibatan desa tentu kita harapkan karena

itu kita dorong pemerintah desa untuk pengendalian PKL

didalam lokasi wisata dengan system asongan, apalagi

seperti saat sekarang ini wisata titik nol sedang dalam masa

pembangunan, jadi kami terus berkomunikasi dengan

pemerintah desa untuk pengembangan wisata titik nol

Bulukumba.

1.4 MAS Saya kira seperti itu dimanapun yang namanya pariwisata

tentu kita berharap besar untuk meningkatkan

perekonomian suatu daerah apalagi Bulukumba merupakan

salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi selatan yang

memiliki potensi wisata yang sangat banyak dan beragam

tentunya ini akan berpengaruh dalam meningkatkan

pendapatan daerah. Kemudian keberadaan wisata juga

dapat membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang

tidak memiliki pekerjaan jadi masyarakat bisa bekerja

sebagai petugas keamanan pariwisata, petugas bersih-

bersih dan berjualan.

1.5 MAS Itu sudah pasti karena ketika wisatawan berkunjung ke

wisata titik nol mereka akan melihat keindahan yang ada di

wisata titik nol seperti tebing yang terhubung langsung

dengan pantai apalagi ketika jembatan kaca sudah jadi

tentunya ini akan sangat meningkatkan citrah daerah disini.

1.6 MAS Saya kira pemerintah saat ini lagi gencar-gencarnya dalam

membangun kawasan wisata titik nol seperti teras tanjsung

bira, jalan dan jembatan kaca yang nantinya akan

menampung sampai seribu orang lebih.

1.7 MAS Konsep wisata halal kita sudah adopsi kita sudah

sampaikan kesemua pelaku usaha untuk tidak menjual

minuman-minuman keras apalagi wisata titik nol ini masih

baru tentunya kita menghidari hal-hal yang seperti itu lain

halnya dengan wisata pantai tanjung bira disana memang

ada beberapa tempat yang memang sudah memilki izin

seperti café, bar, hanya saja memang sudah ada aturan-

aturan yang berlaku artinya tidak diperjual bebaskan

Page 76: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

59

2.1 F berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat dengan apa

yang saya lihat dan rasakan kita belum bisa menyimpulkan

kalau keberadaan wisata titik nol dapat mensejahterakan

masyarakat karena wisata titik nol ini masih dalam masa

pembangunan

F mengenai pendapatan sebelum dan sesudah adanya wisata

titik nol tentunya ada perubahan pendapatan karena

dengan adanya wisata titik nol masyaraka ibisa menambah

pemasukan dengan berjualan disekitaran lokasi wisata

apalagi hampir semua masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan wisata ini sebagai buruh pekerja.

F untuk kehidupan aman dan tentram bagi masyarakat sekitar

cukup merasa aman lahir batin karena semakin

menigkatnya pengembangan titik nol dapat memberikan

nilai kepuasan tersendiri bagi masyarakat bahkan kepada

pengunjung yang datang, dengan pengembangan wisata

titik nol yang semakin bagus maka makin banyak orang

yang akan berkunjung dan tentunya itu akan memberikan

kenyamanan bagi masyarakat.

2.2 H tentunya seperti itu wisata titik nol dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar karena dapat menjadi

sumber pendapatan baru bagi masyarakat disini.

H iya ada perubahan, karena dengan adanya wisata titik nol

masyarakat disini dapat berjualan.

H

Mungkin seperti itu karena demgan terpenuhinya kebutuhan

masyarakat tentunya akan membuat masyarakat tentram

aman lahir dan batin

2.3 N itu sudah pasti, karena semenjak masyarakat mengetahui

kalau akan dibangun wisata baru di kawasan bira

masyarakat sudah merespon dengan baik, terbukti

sekarang dengan keberadaan wisata titik nol masyarakat

sekarang bisa berjualan dengan membuat kios-kios di

sekitaran lokasi wisata bahkan sudah ada masyarakat yang

mulai membuat tempat penginapan bagi wistawan yang

datang berkunjung.

N tentunya ada perubahan karena masyarakat yang dulunya

tidak punya pekerjaan lain seperti ibu-ibu yang dulunya

hanya sebagai IRT sekarang sudah bisa menambah

penghasilan dengan berjualan.

N iya, karena masyarakat merasa aman tentram, lahir batin

ketika tempat wisata berjalan sesuai kemauan dan itulah

yang kami rasakan sekarang.

Page 77: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

60

3.1 R ini baru pertama kali

R mengenai pengelolaan yang saya lihat masih kurang

mungkin bisa lebih ditingkatkan lagi mengenai

pengelolaannya

R belum pernah dengar tentang wisata halal

R saya sangat setuju jika nantinya wisata titik nol menjadi

pariwisata halal apalagi kita adalah negara mayoritas

muslim

R mungkin akses jalannya diperbaiki agar para wistawan bisa

lebih mudah untuk sampai di lokasi

3.2 NR sudah dua kali berkunjung di wisata titik nol

NR sudah lumayan bagus hanya saja masih ada beberapa

yang perlu disiapkan seperti toilet umum untuk pengunjung

NR pernah dengar hanya saja belum tau wisata halal itu seperti

apa

NR tentunya kami sangat mendukung apalagi setau saya di

bulukumba belum ada tempat wisata yang berbasis wisata

halal

NR Di tambah lagi fasilitasnya dan fasilitas yang sudah ada di

percantik lagi agar bisa menarik minat wisatawan

berkunjung.

3.3 ER baru 1 kali karena lokasinya lumayan jauh

ER saya rasa masih kurang karena masih banyak fasilitas-

fasilitas yang belum ada seperti toilet dan mushola

ER belum pernah

ER itu lebih bagus dan kami sangat mendukung apalagi kita

mayoritas muslim

ER fasilitas tempat ibadah disediakan dan toilet

3.4 I baru kali ini berkunjung

I saya lihat lumayan bagus apalagi saya lihat wisata titik nol

ini sementara dalam masa pembangunan

I belum pernah dengar baru kali ini saya tau kalau ada wisata

halal

I Itu lebih bagus karena mengandung unsur agama dan

negara kita juga mayoritas beragama islam jadi ini kalau

diubah jadi pariwisata halal otomatis lebih menariklah

karena berbeda dengan wisata yang lain

terus dilakukan pembenahan agar wisatawan yang

Page 78: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

61

berkunjung merasa puas ketika berkunjung kesini

I terus dilakukan pembenahan agar wisatawan yang

berkunjung merasa puas ketika berkunjung kesini

Lmpiran 4

REDUKSI

NO CODING REDUKSI

1.1 MAS wisata titik nol adalah wisata baru yang dibangun pada tahun 2017 dan beroprasi pada tahun 2018 wisata titik nol merupakan pengembangan dari wisata pantai tanjung bira kelebihan dari wisata titik nol kita dapat menikmati matahari terbit dan matahari terbenang hanya pada satu titik, kemudian wisata titik nol juga di jadi sebagai surga bagi para pemancing.

1.2 MAS hampir 80% wisatawan yang berkunjung ke tanjung bira sasarannya adalah wisata titik nol pada tahun 2018 saja semenjak wisata titik nol mulai di oprasikan wisatawan yang berkunjung ke wisata tanjung bira mengalami peningkatan hanya saja tahun ini terjadi penurunan karena adanya covid 19

1.3 MAS Wisata titik nol dibuka bersama masyarakat dan pelibatan pemerintah desa tentu kita harapkan apalagi saat ini wisata titik nol dalam masa pembangunan.

1.4 MAS Keberadaan wisata titik nol tentunya sangat diharpakan dalam meningkatkan perekonomian pada suatu daerah kemudian keberadaan wisata juga dapat membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

1.5 MAS Keberadaan wisata titik nol sudah pasti dapat meningkatkan citrah daerah apalagi wisata titik nol didukung dengan keindahan alam seperti tebing yang terhubung langsung dengan pantai dan jembatan kaca.

1.6 MAS Saat ini pemerintah lagi gencar-gencarnya membangun kawasan wisata titik nol seperti pembangunan teras tanjung bira, jalan,dan jembatan kaca

1.7 MAS Konsep wisata halal kita sudah adopsi dan kita sudah sampaikan kesemua pelaku usaha hanya saja memang ada beberapa tempat yang sudah memiliki izin untuk tetap menjual minuman-minuman keras hanya saja sudah ada aturan yang berlaku untuk tidak diSperjual bebaskan.

2.1 F, H, N satu orang informan menjawab kalau keberadaan wisata titik nol belum bisa dikatakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena wisata titik nol masih dalam masa pembangunan sedangkan dua lainnya mengatakan kalaukeberadaan wisata titik nol dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2 F, H, N Semua informan menjawab semenjak adanya wisata titik nol

Page 79: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

62

pendapatan masyarakat terjadi peningkatan.

2.3 F, H, N Semua informan menjawab dengan adanya pengembangan wisata titik nol dapat dikatakan masyarakat merasa hidupnya tentram lahir batin.

3.1 R, NH, EK, I

Informan menjawab ada yang sudah sering berkunjung dan ada juga yang menjawab baru pertama kali

3.2 R, NH, EK, I

Dari ke empat informan dua orang menjawab pengelolaan masih kurang dan dua lainnya menjawab sudah lumayan bagus hanya saja memang ada beberapa fasilitas-fasilitas yang perlu disiapakan

3.3 R, NH, EK, I

Hampir semua informan menjawab belum pernah mendengar tentang pariwisata halal

3.4 R, NH, EK, I

dari semua jawaban informan semua menjawab setuju jika kedepannya wisata titik nol menjadi pariwisata halal

3.5 R, NH, EK, I

Isemua nforman memberi saran untuk disediakan fasilitas-fasilitas di tempat wisata seperti toilet,musholah dan jalan dan fasilitas yang sudah ada di percantik lagi

Page 80: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

63

Lampiran 5

Gambar Lokasi Penelitian

Gambaran lokasi wisata titik nol Bulukumba

Page 81: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

64

Makam yang berada di lokasi wisata titik nol yang di keramatkan masyarakat

sekitar.

Masjid yang berada di sekitar lokasi wisata titi nol Bulukumba.

Page 82: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

65

Gambar pembangunan jalan wisata titik nol Bulukumba

Gambar lokasi tempat parkir wisata titik nol Bulukumba.

Page 83: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

66

Lampiran 6

Dokumentasi Wawancara

Page 84: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

67

Saat proses wawancara dengan Dinas Pariwisata Kabupaten pada tanggal 23

Oktober 2020

Page 85: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

68

Saat proses wawancara dengan pengunjung wisata titik nol Bulukumba pada

tanggal 26 oktober 2020

Page 86: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

69

Saat proses wawancara dengan pengunjung wisata titik nol Bulukumba pada

tanggal 26 oktober 2020

Page 87: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

70

Saat proses wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi wisata titik nol

Bulukumba pada tanggal 30 oktober 2020

Page 88: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

71

Saat proses wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi wisata titik nol

Bulukumba pada tanggal 30 oktober 2020

Page 89: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

72

Page 90: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

73

Page 91: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DALAM …

74

BIOGRAFI PENULIS

Sulfiadi, lahir di Bulukumba 11 oktober 1996 dan ayah

Sudirman dan ibu Ramlah. Penulis merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang bertempat

tinggal di jalan manuruki 2 lorong 1 kec. Tamalate kota

makassar. Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti

yaitu mulai masuk di Sekolah Dasar pada tahun 2003,

kemudian tepatnya di MTS Sampeang lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis

melanjutkan sekolah di MTS Sampeang. Lulus pada tahun 2012, selanjutnya

melanjutkan sekolah di SMKN 5 Bulukumba lulus pada tahun 2015 dan mulai

tahun 2016 penulis mengikuti program Studi Ekonomi Islam S1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan

sekarang. Sampai dengan penulis skripsi ini masih terdaftar sebagai mahasiswa

aktif Program Studi Ekonomi Islam S1 Universitas di Muhammadiyah Makassar.