potensi daya tarik wisata sebagai pengembangan …

8
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 2, April 2019 1 POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA MALANG Raka Sunya Bhawana, Nindya Sari, Dadang Meru Utomo Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email: [email protected] ABSTRAK Pariwisata perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pariwisata pada umumnya.Pariwisata perkotaan memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik wisata, sehingga daya tarik wisata perkotaan lebih beragam. Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyebutkan bahwa Kota Malang memiliki 82 daya tarik wisata yang termasuk dalam klasifikasi DTW (Daya Tarik Wisata) perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi DTW yang potensial dikembangkan untuk wisata perkotaan Kota Malang. Potensi daya tarik wisata Kota Malang akan ditinjau melalui 3 kriteria, yaitu daya tarik, aksesibilitas dan fasilitas.Bobot untuk kriteria pada penelitian ini akan diidentifikasi menggunakan analytical hierearchy process (AHP) oleh 10 pakar pariwisata Kota Malang. Bobot hasil AHP akan digunakan dalam skoring terhadap 82 DTW yang ada di Kota Malang. Hasil dari penelitian ini adalah bobot kriteria daya tarik 36,4%, aksesibilitas 35,9% dan fasiltas 27,7%. DTW yang memiliki nilai skor paling tinggi adalah Monumen Tugu Kemerdekaan serta Mesjid Jami Malang dengan nilai sebesar 292,88 dan yang paling rendah adalah Kampung Sinau dengan skor 119,84. Kata Kunci: wisata-perkotaan, pengembangan-wisata, AHP, Pakar-wisata ABSTRACT Unlike the definition of tourism in general, which defined the tourism site is only intended for those who travels urban tourism has more distinctive characteristics.Tourists or visitors are using city facilities which also used by city residents as tourist activities. Based on data from Malang City Culture and Tourism Office, Malang City has 82 tourist attractions which classified as DTW (Daya Tarik Wisata). The potential of Malang City tourist attraction is determined by using weighting criteria analysis from the experts.The criteria that will be reviewed are tourist attraction criteria, accessibility criteria, and facilities criteria. The weighting criteria analysis is conducted by interviewing 10 Malang City tourism experts.The weighted criteria will be used as weight for the criteria in scoring analysis of the 82 tourist attractions (DTW) in Malang City. The result of the analysis can then be used to classify the tourist attractions.The weighted criteria result from weighting criteria analysis were as follows: 36,4% of the tourist Attraction criteria, 35,9% of the accessibility criteria, and 27,7% of facilities criteria. The tourist attractions which has the highest scores are Monumen Tugu Kemerdekaan and Masjid Jami Malang with 292,88 score and the tourist attractions which has the lowest scores are Kampung Sinau with 119,84 score. Keywords: urban-tourism, tourism-development, AHP, tourism-expert. PENDAHULUAN Wisata Perkotaan merupakan sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain. Wisata Perkotaan saat ini sudah menjadi fenomena kepariwisataan dunia, kota dipandang sebagai suatu proses kompleks yang terkait dengan budaya, gaya hidup, dan sekumpulan permintaan yang berbeda terhadap liburan dan perjalanan (Page, 1995). Kota saat ini sudah merupakan destinasi dengan multimotivasi, yang berbeda dari destinasi-destinasi wisata pada umumnya. Orang-orang (wisatawan) datang ke suatu kota akan datang untuk berbagai tujuan seperti kepentingan bisnis, kegiatan hiburan dan rekreasi, mengunjungi keluarga dan kerabat, atau urusan pribadi lainnya. Kota Malang memiliki 82 DTW perkotaan. Jenis wisata perkotaan yang ada di Kota Malang diantaranya adalah ; wisata bangunan bersejarah, wisata taman, wisata belanja, dan wisata kampung tematik (Herlinda,2012). Wisata Kota Malang dapat dinikmati oleh wisatawan dengan berbagai macam cara, dengan cara menggunakan becak, menyewa sepeda motor, berjalan kaki, dan dengan menaiki bus wisata macyto. Berdasarkan survei pendahuluan, 90% wisatawan tidak mengetahui keseluruhan DTW di

Upload: others

Post on 07-Jun-2022

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 2, April 2019 1

POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA

MALANG

Raka Sunya Bhawana, Nindya Sari, Dadang Meru Utomo

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pariwisata perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pariwisata pada umumnya.Pariwisata perkotaan memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik wisata, sehingga daya tarik wisata perkotaan lebih beragam. Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyebutkan bahwa Kota Malang memiliki 82 daya tarik wisata yang termasuk dalam klasifikasi DTW (Daya Tarik Wisata) perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi DTW yang potensial dikembangkan untuk wisata perkotaan Kota Malang. Potensi daya tarik wisata Kota Malang akan ditinjau melalui 3 kriteria, yaitu daya tarik, aksesibilitas dan fasilitas.Bobot untuk kriteria pada penelitian ini akan diidentifikasi menggunakan analytical hierearchy process (AHP) oleh 10 pakar pariwisata Kota Malang. Bobot hasil AHP akan digunakan dalam skoring terhadap 82 DTW yang ada di Kota Malang. Hasil dari penelitian ini adalah bobot kriteria daya tarik 36,4%, aksesibilitas 35,9% dan fasiltas 27,7%. DTW yang memiliki nilai skor paling tinggi adalah Monumen Tugu Kemerdekaan serta Mesjid Jami Malang dengan nilai sebesar 292,88 dan yang paling rendah adalah Kampung Sinau dengan skor 119,84.

Kata Kunci: wisata-perkotaan, pengembangan-wisata, AHP, Pakar-wisata

ABSTRACT

Unlike the definition of tourism in general, which defined the tourism site is only intended for those who travels urban tourism has more distinctive characteristics.Tourists or visitors are using city facilities which also used by city residents as tourist activities. Based on data from Malang City Culture and Tourism Office, Malang City has 82 tourist attractions which classified as DTW (Daya Tarik Wisata). The potential of Malang City tourist attraction is determined by using weighting criteria analysis from the experts.The criteria that will be reviewed are tourist attraction criteria, accessibility criteria, and facilities criteria. The weighting criteria analysis is conducted by interviewing 10 Malang City tourism experts.The weighted criteria will be used as weight for the criteria in scoring analysis of the 82 tourist attractions (DTW) in Malang City. The result of the analysis can then be used to classify the tourist attractions.The weighted criteria result from weighting criteria analysis were as follows: 36,4% of the tourist Attraction criteria, 35,9% of the accessibility criteria, and 27,7% of facilities criteria. The tourist attractions which has the highest scores are Monumen Tugu Kemerdekaan and Masjid Jami Malang with 292,88 score and the tourist attractions which has the lowest scores are Kampung Sinau with 119,84 score.

Keywords: urban-tourism, tourism-development, AHP, tourism-expert.

PENDAHULUAN

Wisata Perkotaan merupakan sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain. Wisata Perkotaan saat ini sudah menjadi fenomena kepariwisataan dunia, kota dipandang sebagai suatu proses kompleks yang terkait dengan budaya, gaya hidup, dan sekumpulan permintaan yang berbeda terhadap liburan dan perjalanan (Page, 1995).

Kota saat ini sudah merupakan destinasi dengan multimotivasi, yang berbeda dari destinasi-destinasi wisata pada umumnya. Orang-orang (wisatawan) datang ke suatu kota

akan datang untuk berbagai tujuan seperti kepentingan bisnis, kegiatan hiburan dan rekreasi, mengunjungi keluarga dan kerabat, atau urusan pribadi lainnya.

Kota Malang memiliki 82 DTW perkotaan. Jenis wisata perkotaan yang ada di Kota Malang diantaranya adalah ; wisata bangunan bersejarah, wisata taman, wisata belanja, dan wisata kampung tematik (Herlinda,2012). Wisata Kota Malang dapat dinikmati oleh wisatawan dengan berbagai macam cara, dengan cara menggunakan becak, menyewa sepeda motor, berjalan kaki, dan dengan menaiki bus wisata macyto.

Berdasarkan survei pendahuluan, 90% wisatawan tidak mengetahui keseluruhan DTW di

Page 2: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA MALANG

2 Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018

Kota Malang, 10% mengetahui seluruh DTW dan 0% responden yang sama sekali tidak mengetahui DTW yang ada di Kota Malang. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian terkait DTW mana saja yang menjadi potensi wisata Kota Malang.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup kajian DTW Potensial Kota Malang mencakup seluruh DTW yang ada di Kota Malang menurut data DISBUDPAR Kota Malang. Terdapat 82 DTW yang tersebar di 5 Kecamatan di Kota Malang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur yang memiliki luas 110.06 Ha. Ketinggian terendah Kota Malang berada pada ketinggian 440 meter diatas permukaan laut, dan ketinggian tertinggi Kota Malang terletak pada ketinggian 667 meter diatas permukaan laut.

Gambar 1. Peta PersebaranDTW Kota Malang

Populasi dan Sampel Penelitian

Terdapat duajenis populasi dan sampel dalam penelitian terkait potensi DTW Kota Malang, yang pertama adalah wisatawan Kota Malang dan yang kedua adalah ahli atau pakar.

Sampel penelitian untuk wisatawan Kota Malang diambil menggunakan metode slovin(Amirin,2011) dimana dalam penelitian ini jumlah populasi (N) adalah wisatawan Kota

Malang sebanyak 333.050 (hasil proporsi jumlah wisatawan satu tahun yang dibagi ke dua belas bulan, batas toleransi kesalahan (e) adalah 10%. Sehingga akan menghasilkan rumus :

n =333.050/(1+333.050〖(0,1)〗^2 )

Hasil perhitungan sampel yaitu 99,95 penduduk, sehingga jika dibulatkan jumlah sampel wisatawan yang diteliti adalah sejumlah 100 wisatawan yang akan disebar ke titik-titik potensial wisatawan Kota Malang.

Sampel ketiga adalah ahli atau pakar pariwisata Kota Malang. Pakar yang dijadikan ahli dalam penelitian ini adalah ahli dalam pariwisata Kota Malang dan berjumlah lebih dari satu (Saaty,1970). Adapun pakar pariwisata Kota Malang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Responden AHP No Nama Ahli Expert

1 Agung Harjaya Buana, SE, M.SE

Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata Bidang Pariwisata

2 Endang Dwi S., SP, MM

Kepala Seksi Pengembangan Sumberdaya Pariwisata Bidang Pariwisata

3 Ahmad Faidhal Kahman

Ketua Prodi Vokasi Pariwisata Universistas Brawijaya

4 Yusri Abdillah, S.Sos, M.Si, Ph.D

Ketua Program Studi Pariwisata S1

5 Zakaria, S.AP Kepala Subbidang Inovasi dan Daya Saing Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan

6 Ir. Herman Maryono

Ketua Badan Pengurus Cabang PHRI Malang

7 Gaguk S. Prawito

Ketua ASITA Malang Raya

8 Shinta Tedjaningsih, SE

Direktur Travel Agent Universal Holiday

9 Uuk Arif Pujiotomo, ST

Kepala Seksi Pemanfaatan Ruang

10 Muhammad Ansori

Ketua HPI Malang

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot dari kriteria yang akan digunakan sebagai bobot skoring dan mengetahui DTW yang potensial dikembangkan di Kota Malang. maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Variabel dan Sub Variabel Penelitian No Tujuan Variabel Sub Variabel

1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpotensi sebagai daya tarik DTW di Kota Malang

Aksesibilitas Kondisi jalan

Hirarki Jalan

Jarak Halte

Angkutan Kota

Fasilitas Komunikasi

Page 3: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

Raka Sunya Bhawana, Nindya Sari, Dadang Meru Utomo

Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018 3

No Tujuan Variabel Sub Variabel

berdasarkan Stakeholder

Kemanan

Kebersihan

Informasi

Daya Tarik Daya Tarik

2 Mengetahui DTW potensial Kota Malang

Aksesibilitas Kondisi Jalan

Hirarki Jalan

Jarak Halte

Angkutan Kota

Fasilitas Komunikasi

Keamanan

Kebersihan

Informasi

Daya Tarik Daya Tarik

Sumber : (Abdulhaji,2016)

Metode Analisis

Penelitian ini terdiri dari Analisis penentuan bobot kriteria oleh pakar danAnalisis penentuan DTW potensial, dan Metode Sturgges.

Analisis penentuan bobot kriteria oleh pakar.

Analisis penentuan bobot kriteria oleh pakar menggunakan alat analisis AHP. Analytical Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang mengandung banyak kriteria (Multi-Criteria Decision Making) yang dipelopori oleh Saaty pada tahun 1970. Dalam penelitian ini AHP digunakan karena terdapat lebih dari satu kriteria atau variabel yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan alternatif pengembangan potensi

DTW di Kota Malang. AHP bekerja dengan cara memberi prioritas kepada alternatif yang penting mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. AHP memecah berbagai peringkat struktur hierarki berdasarkan tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan pilihan atau alternatif (decompotition).

Analisis Penentuan DTW Potensial

A. Skoring Metode analisis deskriptif ini digunakan

untuk mengetahui daya tarik wisata mana yang berpotensi dikembangkan di Kota Malang. Dalam skoring ini digunakan 3 komponen untuk menilai DTW yang ada di Kota Malang, yaitu daya tarik, fasilitas, dan aksesibilitas. B. Rangking dan kelas

Untuk menentukan DTW potensial Kota Malang. DTW diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil dan dibagi ke beberapa kelas dengan menggunakan metode Sturges (Amirin, 2011). Penentuan kelas ini diambil dari besaran skor yang dihasilkan pada analisis sebelumnya terkait penilaian potensi DTW Kota Malang. Berikut merupakan perhitungan penentuan kelas pada penelitian ini menggunakan metode Sturges :

J = 292,88 – 135,04 = 157,84 K = 1 + 3,3 Log82 = 7,32 ~ 7 C = J/K = 157,84/7 = 21,58

Tabel 3. Metode Skoring No Variabel Sub Variabel Skor Kriteria Keterangan

1 Aksesibilitas Halte Dekat 3 <100 m

Cukup Dekat 2 100m -4000m

Jauh 1 >4000m

Kondisi jalan baik 3 Terpenuhinya dua faktor Faktor-faktor kondisi jalan : - Kepadatan lalulintas - Perkerasan Jalan

Cukup baik 2 Terpenuhinya satu faktor

Buruk 1 Tidak terpenuhinya faktor

Hirarki Jalan Arteri 3 Kelas jalan diruas jalan tempat DTW adalah Arteri

Kolektor 2 Kelas jalan diruas jalan tempat DTW adalah kolektor

Lingkungan 1 Kelas Jalan diruas jalan tempat DTW adalah lingkungan

Angkutan Umum

Ketersediaan Angkutan Umum

3 Dilewati oleh lebih dari 2 trayek angkutan umum

2 Dilewati oleh 1-2 trayek angkutan umum

1 Tidak dilewati oleh trayek angkutan umum

Fasilitas Komunikasi Baik 3 Terpenuhinya dua faktor Faktor faktor informasi dan komunikasi pariwisata : - Terdapat sinyal telefon - Terdapat sinyal internet

Cukup 2 Terpenuhinya satu faktor

buruk 1 Tidak terpenuhinya faktor

Keamanan Baik 3 Terpenuhinya dua faktor Faktor faktor kebamanan pariwisata : - Terdapat petugas keamanan - Terdapat rambu-rambu

perhatian

Cukup 2 Terpenuhinya satu faktor

Buruk 1 Tidak Terpenuhinya faktor

Kebersihan Kebersihan sangat menunjang aktivitas wisata

3 Terpenuhinya 2 faktor Faktor faktor kebersihan pariwisata : - Terdapat tempat sampah

Page 4: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA MALANG

4 Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018

No Variabel Sub Variabel Skor Kriteria Keterangan

Kebersihan cukup menunjang aktivitas wisata

2 Terpenuhinya 1 faktor - Terdapatrambu peringatan tentang kebersihan

Kebersihan kurang menunjang aktivitas wisata

1 Tidak terpenuhinya faktor

Informasi Baik 3 Terdapat turis informasi dan dalam keadaan layak dan jelas

Cukup baik 2 Turis informasi tidak layak dan tidak jelas

Buruk 1 Tidak ada turis informasi

Daya Tarik Daya Tarik Sangat Menarik 3 Dipilih oleh lebih dari 33 responden

Cukup Menarik 2 Dipilih oleh lebih dari 33 responden

Tidak Menarik 1 Dipilih oleh lebih dari 33 responden

Sumber : (Kreck,1974)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Wisata

Kota Malang memiliki 10 jenis klasifikasi wisata merujuk pada data dinas kebudayaan dan pariwisata. Ke-10 jenis wisata tersebut yaitu wisata tugu/monumen, wisata museum, wisata taman rekreasi, wisata candi, wisata belanja, wisata spiritual, wisata olahraga, wisata bangunan bersejarah, wisata boulevard, wisata pendidikan dan wisata kampung tematik.

A. Monumen/Tugu/Patung Menurut data Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang, serta data penelitian terkait pariwisata (Herlinda, 2012), Kota Malang memiliki 10 monumen/tugu/patung yang menjadi DTW tujuan wisata di Kota Malang. B. Museum

Kota Malang memiliki 6 museum yang aktif beraktivitas. Setelah dilakukan observasi langsung, Museum Malang Tempo Deoloe sudah tidak lagi beroperasi dan berpindah lokasi ke Tumpang, Kabupaten Malang karena alasan lokasi dan lainnya. C. Candi

Kota Malang hanya memiliki satu DTW jenis candi yaitu candi badut. Candi Badut merupakan candi peninggalan sejarah yang berusia kurang lebih 1400 tahun. Candi ini merupakan candi yang dibangun untuk memuliakan Resi Afastya yang sangat diagungkan oleh Raja Gajayana. D. Taman

Kota Malang memiliki 16 taman rekreasi yang dapat dipergunakan sebagai taman rekreasi atau ruang publik. Ke-16 taman rekreasi tersebut tersebar di seluruh penjuru Kota Malang. E. Belanja

Tempat belanja di Kota Malang sangat beragam, data yang diambil dalam penelitian ini

merujuk pada penlitian (Herlinda,2012). Terdapat 16 wisata belanja yang ada di Kota Malang. F. Spiritual

Kota Malang memiliki 7 DTW berupa wisata religi/spiritual. Ketujuh DTW tersebut mencakup jenis wisata religi dari berbagai agama, seperti vihara, mesjid dan gereja.

Gambar 2. Masjid Jami Kota Malang

G. Olahraga Kota Malang memiliki 4 DTW berupa

wisata olahraga. Wisata Olahraga Kota Malang tersebut tersebar di 4 kelurahan, yaitu Velodrome, Gor Ken Arok, Stadion Gajayana, dan Lapangan Brawijaya. H. Bangunan Warisan Arsitektur

Kota Malang memiliki 13 DTW berupa bangunan warisan arsitektur.Bangunan-bangunan warisan arsitektur merupakan bangunan yang tersebar di Kecamatan Klojen. Bangunan tersebut mewarisi gaya arsitektur Neo-Gothic. I. Boulevard.

Kota Malang memiliki boulevard yang menjadi DTW Kota Malang yaitu, Boulevard Jalan Ijen Malang. Jalan Ijen merupakan salah satu karya dari arsitek Belanda ternama, yaitu Ir Herman Thomas Karsten. Karsten dalam membangun Jalan Ijen memperhatikan beberapa

Page 5: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

Raka Sunya Bhawana, Nindya Sari, Dadang Meru Utomo

Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018 5

aspek, seperti keindahan serta konektivitas dengan bagian yang lain di kota. Karsten memang merancang Jalan Ijen sebagai daerah perumahan mewah bagi banyak pejabat yang ada di Jawa Timur dan Kota Malang pada masa itu.

Gambar 3. Ijen Boulevard

J. Pendidikan Menurut data dinas kebudayaan dan

pariwisata Kota Malang, serta data penelitian terkait pariwisata Herlinda (2012), Kota Malang memiliki 3 DTW berupa wisata pendidikan. Wisata Pendidikan Kota Malang berupa ; Kawasan Perguruan tinggi, Perpustakaan Kota Malang dan Kompleks Toko Buku Bekas Wilis. K. Kampung Tematik

Menurut data dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Malang, Kota Malang memiliki 5 DTW berupa kampung tematik.

Analisis Penentuan Bobot Kriteria Oleh Pakar

Pakar yang dijadikan ahli dalam penelitian ini adalah ahli dalam pariwisata Kota Malang. Ke 10 pakar pariwisata tersebut menilai perbandingan atara kriteria dan antara sub kriteria.

A. Kepala Divisi Pemasaran Pariwisata. Hasil AHP pakar pertama, kriteria yang

mempengaruhi potensi DTW Kota Malangsebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria aksesibilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,784. Kriteriadaya tarik menurut expert 1 memiliki priority vector sebesar 0,134 dan kriteria fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,081. B. Kepala Divisi Pengembangan Pariwisata.

Berdasarkan hasil AHP pakar kedua, kriteria yang mempengaruhi potensi DTW Kota Malangsebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria fasilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,627. kriteriadaya tarikmenurut expert 1 memiliki priority vector sebesar 0,280 dan kriteria

aksesibilitas memiliki priority vector sebesar 0,093. C. Ketua Program Studi Vokasi Pariwisata

Universitas Brawijaya. Berdasarkan hasil AHP pakar ketiga ,

kriteria yang mempengaruhi potensi DTW Kota Malangsebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteriaatraksi dengan nilai priority vector sebesar 0,796. Kriteria aksesibilitas menurut expert 3 memiliki priority vector sebesar 0,125 dan kriteria fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,079. D. Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Berdasarkan hasil AHP pakar keempat

kriteria yang mempengaruhi potensi DTW Kota Malangsebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria fasilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,691. Kriteria aksesibilitas menurut expert 4 memiliki priority vector sebesar 0,218 dan kriteriadaya tarik memiliki priority vector sebesar 0,091. E. Kepala Sub-bidang Inovasi dan Daya Saing

Berdasarkan hasil AHP pakar kelima kriteria yang mempengaruhi potensi DTW Kota Malangsebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria aksesibilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,49. Kriteria fasilitas menurut expert 5 memiliki priority vector sebesar 0,279 dan kriteriadaya tarik memiliki priority vector sebesar 0,072. F. Ketua PHRI Malang raya

Menurut ketua ASITA, kriteria yang paling mempengaruhi potensi DTW Kota Malang sebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria fasilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,758. Kriteria aksesibilitas menurut expert 6 memiliki priority vector sebesar 0,091 dan variabel daya tarik memiliki priority vector sebesar 0,151. G. Ketua ASITA Malang

Menurut ketua ASITA Malang, yang mempengaruhi potensi DTW Kota Malang sebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria atraksi dengan nilai priority vectorsebesar 0,745. Kriteria aksesibilitas menurut expert 7 memiliki priority vector sebesar 0,156 dan kriteria fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,099.

H. Travel Agent

Menurut pakar ke delapan kriteria yang paling mempengaruhi potensi DTW Kota Malang sebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria Daya tarik dengan nilai priority vector

Page 6: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA MALANG

6 Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018

sebesar 0,649. kriteria aksesibilitas menurut expert 5 memiliki priority vector sebesar 0,279 dan kriteria fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,072. I. Kepala Divisi Pemanfaatan Ruang PUPR

Menurut pakar ke sembilankriteriayang mempengaruhi potensi DTW Kota Malang sebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria aksesibilitas dengan nilai priority vector sebesar 0,659. kriteria fasilitas menurut expert 9 memiliki priority vector sebesar 0,279 dan variabel fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,072. J. Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia-

Malang Menurut pakar ke sepuluhkriteria yang

mempengaruhi potensi DTW Kota Malang sebagai pengembangan wisata perkotaan adalah kriteria aksesibilitas dengan priority vector sebesar 0,634. kriteria fasilitas menurut expert 10 memiliki priority vector sebesar 0,174 dan variabel fasilitas memiliki priority vector sebesar 0,192. K. Rekapitulasi pakar atau ahli

Perbandingan antara kriteria menghasilkan nilai pv yang berbeda-beda dari setiap pakar, berikut merupakan tabel hasil perbandingan antar variabel/kriteria menurut 10 pakar.

Tabel 4. Perbandingan Berpasangan Variabel/ Kriteria

Aksesi-bilitas

Fasili- tas

Daya tarik

Priority Vector

Ranking

Aksesi- bilitas

1,00 1,42

0,90 0,359 2

Fasilitas 1,11 1,00 1,00 0,277 3

Daya tarik

1,19 0,84 1,00 0,364 1

Jumlah 1,00

Berdasarkan hasil AHP seluruh pakar yang

mempengaruhi potensi DTW Kota Malang adalah variabel daya tarik dengan nilai priority vector sebesar 0,364. Variabel fasilitas menurut hasil analisis gabungan seluruh pakar memiliki priority vector sebesar 0,277 dan variabel aksesibilitas memiliki priority vector sebesar 0,359. Kriteria daya tarik merupakan kriteria denganrangking pertama, kedua adalah aksesibilitas dan yang terakhir adalah kriteria fasilitas.

Perbandingan berpasangan antara sub kriteria dari masing-masing kriteriadapat dilihat pada tabel 5. Sub kriteria yang memiliki priority vector(PV) terbesar untuk kirteria aksesibilitas adalah angkutan umum dengan nilai PV 0,427. Hirarki jalan memiliki nilai PV terkecil untuk kriteria aksesibilitas dengan nilai PV 0,084. PV terbesar untuk kriteria fasilitas adalah sub kriteria kebersihan dengan nilai PV 0,471. Komunikasi merupakan sub kriteria dengan nilai PV terkecil yaitu 0,085.Dengan index concistency ratio sebesar 0,01 menandakan data hasil wawancara dari ke 10 expert adalah valid.

Tabel 5. Perbandingan Berpasangan Variabel Potensi DTW Kota Malang

Priority vector

Presentase Bobot

Rangking

Aksesibilitas Jarak Dari Halte

Kondisi Jalan

Hirarki Jalan

Ketersediaan Angkutan Umum

35,9% 2

Jarak dari halte terdekat

1,00 3,33 4,00 0,92 0,371 13,3% 3

Kondisi Jalan 0,25 1,00 1,76 0,23 0,119 4,3% 6

Hirarki Jalan 0,20 1,00 1,00 0,22 0,084 3,0% 7

Ketersediaan Angkutan Umum

1,09 4,30 4,47 1,00 0,427 15,3% 2

Fasilitas Informasi Komunikasi Keamanan Kebersihan 27,7% 3

Informasi 1,00 4,55 3,67 0,76 0,356 9,9% 5

Komunikasi 0,22 1,00 1,05 0,18 0,085 2,4% 9

Keamanan 0,27 2,00 1,00 0,18 0,088 2,4% 8

Kebersihan 1,31 5,58 5,41 1,00 0,471 13,0% 4

Daya tarik Keunikan 36,4% 1

Keunikan 1 0,364 36,4% 1

Concistency Ratio 0,01

Analisis Penentuan DTW Potensial

A. Skoring Skoring dilakukan untuk menilai ke 82 DTW

yang ada di Kota Malang. Penilaian menggunakan kriteria dari daya tarik, fasilitas dan aksesibilitas.

1. Daya Tarik Daya tarik memiliki presentase bobot sebesar 36,4% dan PV sebesar 0,364. Terdapat 5 DTW yang memiliki skor 1,092, 35 DTW dengan skor 0,728 dan 41 DTW dengan skor 0,364. DTW yang memiliki nilai

Page 7: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

Raka Sunya Bhawana, Nindya Sari, Dadang Meru Utomo

Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018 7

paling tinggi dengan nilai 1,092 adalah adalah Tugu Kemerdekaan, Jalan Ijen, Alun-alun Kota dan Mesjid Jami, dan Toko Oen.

Tabel 6. Hasil Skoring Daya Tarik Ranking Nama DTW Skor Bobot Nilai

1 (Tugu Alun-Alun Bunder) 3 0,364 1,092

2 Alun-alun 3 0,364 1,092

3 Masjid Agung Malang 3 0,364 1,092

4 Bangunan dan Rumah Makan Oen

3 0,364 1,092

5 Jalan Raya Ijen 3 0,364 1,092

6 Kampung Tridi 3 0,364 0,728

7 Kampung Warna Warni 2 0,364 0,728

8 Monumen Juang 1945 2 0,364 0,728

2. Aksesibilitas DTW yang memiliki nilai paling tinggi untuk kriteria aksesibilitas dengan nilai 1,078 adalah adalah Tugu Kemerdekaan, Monumen Juang, Monumen Hamid Rusdi, Patung Pahlawan Trip, Gerja Katolik Santa Maria, SMA Tugu, Balai Kota dan kawasan Perguruan tinggi.

Tabel 7. Hasil Skoring Aksesibilitas Ranking Nama DTW Total

1 Monumen Tugu Kemerdekaan (Tugu Alun-Alun Bunder)

1,078077

2 Monumen Juang 1945 1,078077

3 Patung Hamid Rusdi 1,078077

4 Patung Pahlawan Trip 1,078077

5 Gereja Katolik Santa Maria 1,078077

6 Bangunan Kompleks SMA Tugu 1,078077

7 Bangunan Balai Kota Malang 1,078077

8 Kawasan Perguruan Tinggi 1,078077

9 Alun-alun 1,047921

10 Masjid Agung Malang 1,047921

3. Fasilitas DTW yang memiliki nilai paling tinggi untuk kriteria fasilitas dengan nilai 0,831 adalah Alun-alun, Taman Rekreasi Senaputra, Taman Kunang-kunang dan Taman Rekreasi Dieng.

Tabel 8. Hasil Skoring Fasilitas Ranking Nama DTW Total

1 Alun-alun 0,83100

2 Taman Rekreasi Senaputra (Brawijaya Edu Park)

0,83100

3 Taman Kunang-kunang 0,83100

4 Taman Rekreasi Dieng 0,83100

5 Gereja Katolik Paroki 0,80746

6 Masjid Agung Malang 0,80746

7 Taman Trunojoyo 0,80746

8 Mall Olympic Garden 0,80746

9 Malang City Point 0,80746

10 Taman Rekreasi Kota (Tarekot) 0,80746

4. Rekapitulasi Nilai DTW Hasil analisis penilaian DTW Kota Malang, DTW yang memiliki nilai paling tinggi adalah Monumen Tugu Kemerdekaan dan Mesjid Agung Malang dengan nilai skor 292,878, dan yang paling rendah adalah DTW Kampung Sinau dengan nilai 123,98. Rata-rata skor DTW Kota Malang dalam penelitian ini adalah 203,26. Terdapat 37 DTW yang memiliki skor diatas nilai rata-rata dan terdapat 45 DTW yang memiliki skor dibawah rata-rata. Skor rata-rata ini didapatkan dari hasil rata-rata skor seluruh DTW di Kota Malang.

B. Rangking dan Kelas Nilai akhir dari masing-masing kriteria lalu

digabung untuk mengetahui DTW mana yang menjadi DTW potensial dikembangkan di Kota Malang.

1. Rangking Hasil perhitungan dari ketiga kriteria yang digunakan dalam penelitian ini dijumlahkan dan menghasilkan nilai akhir. Hasil tersebut merupakan hasil skor yang telah dilakukan setelah menggunakan bobot yang didapatkan dari pakar wisata Kota Malang.DTW yang memiliki nilai paling tinggi adalah Monumen Tugu Kemerdekaandan Mesjid Jami dengan nilai skor 292,878 dan yang paling rendah adalah DTW sentra sanit air dengan nilai 135,0385. Rata-rata skor DTW Kota Malang dalam penelitian ini adalah 203,26. Terdapat 37 DTW yang memiliki skor diatas nilai rata-rata dan terdapat 45 DTW yang memiliki skor dibawah rata-rata. Skor rata-rata ini didapatkan dari hasil rata-rata skor seluruh DTW di Kota Malang.

2. Kelas Penentuan kelas DTW potensial Kota Malang menggunakan metode Sturges. Penentuan kelas ini diambil dari besaran skor yang dihasilkan pada analisis sebelumnya terkait penilaian potensi DTW Kota Malang. Berikut merupakan perhitungan penentuan kelas padapenelitian ini menggunkan metode Sturges: J = 292,88 – 119,98 = 157,84 K = 1 + 3,3 Log82 = 7,32 ~ 7 C = J/K = 157,84/7 = 21,58 J = Jangkauan

Page 8: POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN …

POTENSI DAYA TARIK WISATA SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA PERKOTAAN KOTA MALANG

8 Planning for Urban Region and Environment Volume 7, Nomor 2, April 2018

K = Banyaknya kelas C = Panjang Interval DTW potensial merupakan DTW yang diambil dari 16-20 daya tarik wisata yang memiliki nilai tertinggi dari hasil analisis penilaian potensi daya tarik tujuan wisata Kota Malang. Jumlah DTW pada kelas 7 dan 6 telah memenuhi angka16-20 DTW potensial yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Tabel 9. Kelas DTW PotensialKota Malang Ranking DTW Nilai Kelas

1 Monumen Tugu Kemerdekaan (Tugu Alun-Alun Bunder)

292,88 1

2 Alun-alun 292,82 1

3 Masjid Agung Malang 290,47 1

4 Kampung Tridi 268,10 1

5 Kampung Warna Warni 268,10 1

6 Toko Oen 262,62 1

7 Gereja Perawan Santa Maria 261,35 1

8 Gereja Hati Kudus Yesus 255,90 2

9 Gereja Protestan 255,90 2

10 Ijen Boulevard 246,79 2

11 Musium Brawijaya 245,60 2

12 Klenteng Tian An Kiong 243,76 2

13 Monumen Juang 1945 243,43 2

14 Patung Hamid Rusli 243,43 2

15 Mall Olympic Garden 240,75 2

16 Cyber Mallt 240,75 2

17 Bangunan Balai Kota Malang 239,19 2

KESIMPULAN

1. hasil AHP seluruh pakar yang paling mempengaruhi potensi DTW Kota Malang adalah variabel daya tarik dengan nilai priority vector sebesar 0,364. Variabel fasilitas menurut hasil analisis gabungan seluruh pakar memiliki priority vector di urutan ketiga dengan nilai sebesar 0,277 dan variabel aksesibilitas di peringkat kedua dengan priority vector sebesar 0,359.

2. DTW yang akan dikembangkan sebagai DTW potensial Kota Malang berturut-turut dari skor yang tertinggi adalah ;Monumen Tugu Kemerdekaan, Alun-alun, Mesjid Jami Malang, Kampung Tridi, Kampung , warna-warni ,Toko Oen, Gereja Katolik Paroki, Jalan Raya Ijen, museum brawijaya, Gereja Katolik Katedral, Gereja Protestan, Mall Olympic Garden, Cyber Mall, Monumen Juang 1945, Patung Hamid Rusdi, dan Glintung Go Green.

Gambar 5. Peta Persebaran DTW Potensial Kota

Malang

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhaji, S., 2016. Pengaruh Daya Tarik, Aksesibilitas, Dan Fasilitas Terhadap Citra Pariwisata Danau Toba. Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2.

Amirin, T., 2011, Populasi Dan Sampel Penelitian 4: Ukuran Sampel Rumus Slovin, Erlangga, Jakarta.

Herlinda, 2012. Kajian Potensi Pariwisata Perkotaan Kota Malang Berdasarkan Stakeholder. Malang: Jurnal Tata Kota dan Daerah.

Kreck, L. A., 1974. International Tourism. Washington: Washington State University

Page, Stephen, 1995. Urban Tourism. London : Routledge

Saaty, T., 1970. Deccission Making WIth Analytical Hierarchy Process. Pittsburgh: University of Pittsburgh.