draft - visitbangkabelitung.com_bab_ii,_bab_iii1.pdf · potensi daya tarik wisata sejarah dan...

104
DRAFT

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

292 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

DRAFT

Page 2: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya i

KATA PENGANTAR

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalm hal ini Dinas Kebudayan dan Pariwisata

saat ini tengah gencar mendorong pembangunan kepariwisataan di berbagai wilayah di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, tidak terkecuali di Kawasan Muntok dan sekitarnya. Sebagai

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP), Kawasan Muntok dan sekitarnya memiliki peran

dan fungsi yang sangat strategis dalam konteks pembangunan kepariwisataan, tidak hanya di

tingkat regional, tetapi juga di tingkat nasional. Oleh karena itu, pembangunan kepariwisataan di

KSPP Muntok dan sekitarnya harus dilakukan dengan perencanaan terpadu dan

berkesinambungan baik di lingkup KSPP Muntok dan sekitarnya maupun dalam lingkup regional

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) merupakan kawasan geografis yang berada dalam

satu wilayah administratif provinsi yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi

untuk pengembangan pariwisata, yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih

aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya

dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Penyusunan rencana pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) diamanatkan

dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov). Dalam Ripparprov,

wilayah administratif provinsi sebagai Destinasi Pariwisata (skala provinsi) memiliki beberapa

Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) yang diantaranya merupakan Kawasan

Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP). Pengembangan KSPP menjadi prioritas pengembangan

pariwisata di tingkat provinsi karena kawasan tersebut memiliki fungsi utama pariwisata dan

memiliki nilai strategis dalam menyelesaikan isu strategis terkait kepariwisataan di tingkat

provinsi.

KSPP Muntok dan sekitarnya yang berada di Kabupaten Bangka Barat memiliki kedudukan

penting dalam sejarah nasional bahkan internasional, sehingga menjadi prioritas pengembangan

pariwisata provinsi. Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di

kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten, sehingga perlu direncanakan dengan

lebih detail dan terintegrasi antarsektor. Mengingat pentingnya peranan kawasan Muntok dan

sekitarnya ini, perlu disusun suatu rencana yang dapat menjadi acuan dan pedoman untuk

pembangunan kepariwisataan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan dan pembangunan kepariwisataan di KSPP

Muntok dan sekitarnya maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung bekerjasama dengan Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par)

Page 3: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya ii

Institut Teknologi Bandung melakukan kegiatan penyusunan Rencana Induk Rencana Detail

(RIRD) KSPP Muntok dan sekitarnya dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Rencana Detail

(RIRD) KSPP Muntok dan sekitarnya pada tahun 2018.

Laporan Akhir ini disusun dengan memperhatikan struktur penulisan dan pertimbangan akademik

sehingga didapatkan dokumen laporan yang sistematis yang terdiri dari tujuh bab dengan uraian

sebagai berikut: (1) Pendahuluan, (2) Perencanaan Kawasan Strategis Pariwisata dan Produk

Pariwisata Unggulan, (3) Kajian Kebijakan dan Rencana Terkait Pengembangan KSPP Muntok dan

Sekitarnya, (4) Analisis Kondisi Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya, (5) Arah

Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya, (6) Rencana Induk Pengembangan

KSPP Muntok dan Sekitarnya, dan (7) Rencana Detail Pembangunan KSPP Muntok dan

sekitarnya.

Penyusunan Laporan Akhir ini tidak terlepas dari kekurangan sehingga saran dan kritik sangat

kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Ucapan terima kasih tidak lupa

kami ucapkan kepada berbagai pihak atas kerjasama, bantuan, dan kontribusinya pada

penyusunan Laporan ini.

Semoga proses perencanaan pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya dapat

memberikan kontribusi pada upaya peningkatan kepariwisataan Kawasan Muntok dan sekitarnya

dimasa yang akan datang.

Bandung, Desember 2018

Tim Penyusun

Page 4: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1-1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1-2

1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................. 1-4

1.1.1 Tujuan .......................................................................................................................... 1-4

1.2.1 Sasaran ........................................................................................................................ 1-5

1.3 Ruang Lingkup .......................................................................................................................... 1-6

1.3.1 Lingkup Wilayah .......................................................................................................... 1-6

1.3.2 Lingkup Substansi ....................................................................................................... 1-6

1.3.3 Lingkup Kegiatan ........................................................................................................ 1-7

1.4 Keluaran ................................................................................................................................... 1-8

1.5 Pendekatan Studi ................................................................................................................... 1-10

1.6 Sistematika Pelaporan ........................................................................................................... 1-13

BAB 2 PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA

DAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN ................................................................. 2-1

2.1 Pentingnya Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata ...................... 2-2

2.1.1 Pengertian Kawasan Strategis Pariwisata ................................................................ 2-5

2.1.2 Komponen-komponen Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata ................. 2-6

2.1.3 Prinsip-prinsip Penting dalam Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata ..... 2-7

2.1.4 Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata ........................... 2-10

2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi .................................................... 2-14

2.2.1 Amanat Penyusunan Rencana dan Rancangan Kawasan Strategis

Pariwisata Provinsi ................................................................................................... 2-14

2.2.2 Lingkup Materi Rencana dan Rancangan Pengembangan Kawasan

Strategsi Pariwisata Provinsi ................................................................................... 2-14

2.3 Wisata Sejarah dan Warisan Budaya (Historical and Cultural Heritage Tourism) ............ 2-15

2.4.1 Pengertian, Komponen, dan Elemen ...................................................................... 2-15

2.4.2 Perlindungan Kawasan Heritage/ Bernilai Sejarah ............................................... 2-18

Page 5: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya iv

2.4 Pariwisata Kuliner ................................................................................................................. 2-20

2.5 Pengembangan Jalur Wisata Tematik ................................................................................. 2-22

BAB 3 KAJIAN KEBIJAKAN DAN RENCANA TERKAIT PENGEMBANGAN KSPP

MUNTOK DAN SEKITARNYA ................................................................................... 3-1

3.1 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan Pembangunan Nasional .......................... 3-2

3.1.1 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional ........................................................................................................ 3-2

3.1.2 Kebijakan Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional ....................................... 3-6

3.2 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan Pembangunan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................................... 3-8

3.2.1 Pembangunan KSPP Muntok dalam RPJPD Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung ...................................................................................... 3-9

3.2.2 Pembangunan KSPP Muntok dalam RPJMD Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................... 3-11

3.2.3 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RTRW Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................... 3-13

3.2.4 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Ripparprov

Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................... 3-18

3.3 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Bangka Barat ......................................................................................................................... 3-22

3.3.1 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RTRW Kabupaten

Bangka Barat ............................................................................................................ 3-22

3.3.2 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Ripparkab

Bangka Barat ............................................................................................................ 3-29

3.3.3 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RDTR

Perkotaan Muntok ................................................................................................... 3-32

3.3.4 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Rencana Aksi

Kota Pusaka (RAKP) Muntok ................................................................................... 3-38

3.3.5 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan ........................................................................................................ 3-45

BAB 4 ANALISIS KONDISI KEPARIWISATAAN KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA .. 4-1

4.1 Potensi Sumber Daya Alam, Sejarah, dan Budaya KSPP Muntok dan Sekitarnya ............. 4-2

4.1.1 Kondisi Fisik Kawasan ............................................................................................... 4-2

4.1.2 Karakteristik Sosial Kependudukan ......................................................................... 4-6

4.1.3 Karakteristik Ekonomi Wilayah ................................................................................. 4-7

4.1.4 Sejarah sebagai Potensi Pariwisata Kawasan ......................................................... 4-8

Page 6: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya v

4.2 Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya sebagai

Destinasi Pariwisata .............................................................................................................. 4-21

4.2.1 Daya Tarik Wisata dan Sumber Daya Wisata ......................................................... 4-21

4.2.2 Aksesibilitas .............................................................................................................. 4-62

4.2.3 Fasilitas Pariwisata .................................................................................................. 4-72

4.2.4 Fasilitas Umum ......................................................................................................... 4-80

4.2.5 Prasarana Umum ..................................................................................................... 4-87

4.2.6 Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................................... 4-89

4.3 Industri Pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya ........................................................... 4-91

4.4 Pasar Pariwisata dan Upaya Pemasaran KSPP Muntok dan sekitarnya ........................... 4-93

4.4.1 Jumlah dan perkembangan pasar wisatawan ....................................................... 4-93

4.4.2 Karakteristik Wisatawan .......................................................................................... 4-95

4.4.3 Upaya Promosi ........................................................................................................ 4-109

4.5 Kelembagaan Kepariwisataan di KSPP Muntok dan sekitarnya ..................................... 4-110

4.5.1 Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kecamatan ....................................... 4-110

4.5.2 Organisasi Pariwisata di Lingkungan Masyarakat/Komunitas ........................... 4-111

4.5.3 Sumber Daya Manusia di bidang Pariwisata ........................................................ 4-115

4.6 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok

dan Sekitarnya .................................................................................................................... 4-120

4.6.1 Potensi .................................................................................................................... 4-120

4.6.2 Permasalahan ........................................................................................................ 4-122

4.7 Isu Strategis Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya ................ 4-123

BAB 5 ARAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KSPP MUNTOK

DAN SEKITARNYA .................................................................................................. 5-1

5.1 Pendekatan Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya ................................................ 5-2

5.2 Konsep Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya ......................................................... 5-9

5.3 Visi, Tujuan, dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok

dan Sekitarnya ...................................................................................................................... 5-11

BAB 6 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA ...... 6-1

6.1 Sasaran dan Target Pembangunan Kawasan ....................................................................... 6-2

6.2 Langkah dan Program Strategis Pembangunan Kawasan ................................................... 6-7

6.3 Rencana Fisik ........................................................................................................................ 6-24

6.3.1 Rencana Struktur Ruang Kawasan ......................................................................... 6-24

6.3.2 Rencana Pusat Pelayanan Pariwisata .................................................................... 6-28

Page 7: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya vi

6.3.3 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan .................................................................... 6-32

6.3.4 Rencana Pembangunan Fasilitas Pariwisata, Fasilitas Umum,

dan Prasarana Umum Pendukung Pariwisata ....................................................... 6-42

6.4 Rencana Non Fisik ................................................................................................................ 6-44

6.4.1 Rencana Pengembangan Produk Pariwisata ......................................................... 6-44

6.4.2 Rencana Sistem Kelembagaan Pengelolaan Kawasan ........................................ 6-47

6.4.3 Rencana Pelibatan Masyarakat .............................................................................. 6-50

6.4.4 Rencana Pengelolaan Dampak Pariwisata ............................................................ 6-51

BAB 7 RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA ..... 7-1

7.1 Lokasi Prioritas Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya .......................................... 7-2

7.2 Rencana Fisik .......................................................................................................................... 7-9

7.3 Rencana Non Fisik ................................................................................................................ 7-22

7.3.1 Rencana Pengembangan Program dan Tematik Jalur Wisata .............................. 7-22

7.3.2 Rencana Informasi Pariwisata ................................................................................ 7-56

7.3.3 Rencana Lembaga Pengelolaan Kawasan ............................................................. 7-57

7.3.4 Rencana Pengembangan Kapasitas Masyarakat .................................................. 7-57

7.3.5 Rencana Pengelolaan Pengunjung ......................................................................... 7-59

7.4 Program Pengembangan Lokasi Prioritas ........................................................................... 7-62

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lingkup Wilayah Studi .............................................................................................. 1-6

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Studi ..................................................................................... 1-12

Gambar 2.1 Hubungan Perencanaan dan Perancangan ............................................................ 2-4

Gambar 2.2 Tahapan Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata ......... 2-11

Gambar 3.1 Kawasan Andalan Bangka dan sekitarnya ............................................................. 3-6

Gambar 3.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya ......................................... 3-8

Gambar 3.3 Peta Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................. 3-14

Gambar 3.4 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....................... 3-16

Gambar 3.5 Peta Kawasan Strategis Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung ........................... 3-18

Gambar 3.6 Peta Perwilayahan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................. 3-20

Gambar 3.7 Peta KSPP Muntok dan Sekitarnya ....................................................................... 3-21

Gambar 3.8 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Barat ................................... 3-24

Gambar 3.9 Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Barat ...................................................... 3-29

Gambar 3.10 Peta Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat .................................... 3-32

Gambar 3.11 Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Muntok ..................................... 3-34

Gambar 3.12 Peta Rencana Struktur Ruang Perkotaan Muntok ............................................... 3-36

Gambar 3.13 Klaster Kota Pusaka Muntok ................................................................................. 3-40

Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Bangka Barat, 2017 ........................ 4-3

Gambar 4.2 Grafik Pasang Surut untuk Wwilayah Muntok Bulan Desember 2017 .................. 4-4

Gambar 4.3 Grafik Pasang Surut untuk Wilayah Muntok Bulan Januari 2018 ......................... 4-4

Gambar 4.4 Grafik Pasang Surut untuk Wilayah Muntok Bulan Maret 2018 ............................ 4-5

Gambar 4.5 Grafik Pasang Surut untuk Wilayah Muntok Bulan Juni 2018 ............................... 4-5

Gambar 4.6 Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPP Muntok dan Sekitarnya .............................. 4-27

Gambar 4.7 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kecamatan Muntok .............................................. 4-28

Gambar 4.8 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kota Tua Muntok ................................................... 4-29

Gambar 4.9 Pantai Batu Rakit ..................................................................................................... 4-30

Gambar 4.10 Pantai Muntok Asin ................................................................................................. 4-31

Gambar 4.11 Pantai Batu Berani .................................................................................................. 4-31

Gambar 4.12 Pantai Tembelok ...................................................................................................... 4-32

Gambar 4.13 Pantai Asmara ......................................................................................................... 4-32

Page 9: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya viii

Gambar 4.14 Batu Balai ................................................................................................................. 4-33

Gambar 4.15 Pantai Tanjung Ular ................................................................................................. 4-33

Gambar 4.16 Pantai Tanjung Kalian ............................................................................................. 4-34

Gambar 4.17 Aek Biru .................................................................................................................... 4-35

Gambar 4.18 Pasanggrahan Muntok ............................................................................................ 4-36

Gambar 4.19 Pasanggrahan Menumbing di Muntok ................................................................... 4-37

Gambar 4.20 Klenteng Kong Fuk Miaw ........................................................................................ 4-37

Gambar 4.21 Masjid Jami .............................................................................................................. 4-38

Gambar 4.22 Menara Suar Tanjung Kalian .................................................................................. 4-38

Gambar 4.23 Jembatan Inggris ..................................................................................................... 4-39

Gambar 4.24 Rumah Mayor Cina .................................................................................................. 4-39

Gambar 4.25 Rumah Tahanan Muntok ........................................................................................ 4-40

Gambar 4.26 Rumah Eks Karyawan Timah .................................................................................. 4-30

Gambar 4.27 Eks Gedung Concordia ............................................................................................ 4-41

Gambar 4.28 Gereja Katolik Muntok ............................................................................................ 4-42

Gambar 4.29 Tugu Proklamasi Muntok ........................................................................................ 4-42

Gambar 4.30 Museum Timah ........................................................................................................ 4-43

Gambar 4.31 Teras Kite ................................................................................................................. 4-43

Gambar 4.32 Gudang Inggris ......................................................................................................... 4-44

Gambar 4.33 Eks Kantor Syahbandar Belanda ........................................................................... 4-44

Gambar 4.34 Rumah Tumenggung ............................................................................................... 4-45

Gambar 4.35 Benteng Kota Seribu ............................................................................................... 4-45

Gambar 4.36 Eks Hotel Centrum ................................................................................................... 4-46

Gambar 4.37 Makam Pangeran Hario Pakuningprang ................................................................ 4-46

Gambar 4.38 Eks Gudang Mayor Cina .......................................................................................... 4-47

Gambar 4.39 SDN 1 Muntok ......................................................................................................... 4-47

Gambar 4.40 Langgam Arsitektur Indische Style dan Contohnya ............................................... 4-53

Gambar 4.41 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Indische Style:

(a) Rumah Dinas Bupati Bangka Barat (Eks Kantor Residen); (b) Rumah

Tumenggung; (c) Café Teras Kite; (d) Kantor Administrasi Pelabuhan

(Eks Kantor Syahbandar Belanda/ Habur Master) .............................................. 4-54

Gambar 4.42 Langgam Arsitektur Kolonia Belanda dan Contohnya .......................................... 4-54

Gambar 4.43 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Kolonial Belanda:

(a) Pesanggrahan Muntok; (b) Rumah Sudirman 12 (Eks Rumah Kavilasi 2/

Kepala BTW); (c) Museum Timah .......................................................................... 4-55

Gambar 4.44 Langgam Arsitektur Rumah Panggung Limas (Melayu Awal) .............................. 4-55

Page 10: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya ix

Gambar 4.45 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Rumah Panggung Limas

(Melayu Awal): Rumah-rumah Melayu di Kampung Ulu ....................................... 4-56

Gambar 4.46 Langgam Arsitektur Rumah Melayu Bubung Panjang .......................................... 4-56

Gambar 4.47 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Rumah Melayu Bubung Panjang:

Rumah-rumah Melayu di Kampung Tanjung ......................................................... 4-57

Gambar 4.48 Langgam Arsitektur Rumah Tinggal Tionghoa ....................................................... 4-57

Gambar 4.49 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Rumah Tinggal Tionghoa:

Rumah-rumah Tionghoa di area Pasar Muntok (Klaster CIna) ............................ 4-58

Gambar 4.50 Langgam Arsitektur Rumah Tinggal Tionghoa setelah Abad 19 .......................... 4-58

Gambar 4.51 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Rumah Tinggal Tionghoa

setelah Abad 19: Rumah Mayor Cina ................................................................... 4-59

Gambar 4.52 Langgam Arsitektur Ruko Tionghoa ....................................................................... 4-59

Gambar 4.53 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Ruko Tionghoa: Ruko-ruko

di Pasar Muntok (Klaster Cina) .............................................................................. 4-60

Gambar 4.54 Langgam Arsitektur Kelenteng ............................................................................... 4-60

Gambar 4.55 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Kelenteng:

Kelenteng Kung Fuk Miaw ...................................................................................... 4-61

Gambar 4.56 Langgam Arsitektur Gabungan Melayu, Tionghoa, dan Eropa ............................. 4-61

Gambar 4.57 Daya Tarik Wisata dengan Langgam Arsitektur Gabungan Melayu, Tionghoa,

dan Eropa: Masjid Jami’ Muntok ........................................................................... 4-62

Gambar 4.58 Jarak Tempuh dari Bandara Depati Amir ............................................................... 4-65

Gambar 4.59 Jarak Tempuh dari Tanjung Kalian ke Tanjung Api-api dan Boom Baru ............. 4-66

Gambar 4.60 Layout Fasilitas Sisi Darat Pelabuhan Tanjung Kalian ........................................ 4-67

Gambar 4.61 Jalan Nasional di Pulau Bangka ............................................................................ 4-70

Gambar 4.62 Fasilitas Agen Perjalanan Wisata ........................................................................... 4-78

Gambar 4.63 Persebaran Fasilitas Pariwisata di Kota Tua Muntok ........................................... 4-79

Gambar 4.64 Sebaran Fasilitas Keuangan di KSPP Muntok dan sekitarnya ............................. 4-81

Gambar 4.65 Sebaran Fasilitas Kesehatan di KSPP Muntok dan sekitarnya ............................ 4-83

Gambar 4.66 Sebaran Fasilitas umum di Kota Tua Muntok ....................................................... 4-86

Gambar 4.67 Pelatihan Tenun Cual .............................................................................................. 4-91

Gambar 4.68 Pertumbuhan Jumlah Hotel di Kabupaten Bangka Barat ..................................... 4-91

Gambar 4.69 Pertumbuhan Jumlah Kamar dan Tempat Tidur Hotel di Kecamatan Muntok ... 4-92

Gambar 4.70 Profil Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal .......................................................... 4-95

Gambar 4.71 Daya Tarik Wisata yang Dikunjungi di Bangka Barat ............................................ 4-98

Gambar 4.72 Daya Tarik Wisata yang disukai di Bangka Bara ................................................... 4-99

Gambar 4.73 Hal yang disukai di Bangka Barat ........................................................................ 4-100

Page 11: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya x

Gambar 4.74 Struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bangka Barat ..................................................................................... 4-116

Gambar 4.75 Pemandu Wisata di Wisma Ranggam .................................................................. 4-117

Gambar 4.76 Pelaku Pembuat Kue di KSPP Muntok dsk ......................................................... 4-119

Gambar 5.1 Tahapan Perumusan Konsep Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya .. 5-11

Gambar 5.2 Proses Perumusan Visi KSPP Muntok dan sekitarnya ......................................... 5-12

Gambar 6.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan KSPP Muntok dan Sekitarnya ............ 6-26

Gambar 6.2 Peta Rencana Pusat Pelayanan Pariwisata Utama .............................................. 6-30

Gambar 6.3 Lokasi Pusat Pelayanan Pariwisata Utama di Kota Muntok ................................ 6-31

Gambar 6.4 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan KSPP Muntok dan Sekitarnya ................ 6-33

Gambar 6.5 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan Kota Tua Muntok .................................... 6-34

Gambar 6.6 Rencana Pengembangan Jalur Dan Fasilitas Sepeda Di Kota Tua Muntok ....... 6-37

Gambar 6.7 Rencana Pengembangan Jalur Pejalan Kaki Di Kota Tua Muntok ..................... 6-38

Gambar 6.8 Peta Jaringan Pelayanan Angkutan Umum di Kecamatan Muntok .................... 6-40

Gambar 6.9 Peta Jaringan Pelayanan Angkutan Umum di Kota Tua Muntok ......................... 6-41

Gambar 6.10 Peta Rencana Simpul Angkutan Umum di Kota Tua Muntok .............................. 6-42

Gambar 7.1 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya ................... 7-4

Gambar 7.2 Contoh Papan Penunjuk Rute Heritage trail dan Foto Oobjek di Nara, Jepang . 7-25

Gambar 7.3 Contoh papan interpretasi di Kyoto, Jepang ......................................................... 7-26

Gambar 7.4 Contoh Bangunan Kolonial Belanda di Muntok ................................................... 7-28

Gambar 7.5 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Eropa di Muntok .................... 7-29

Gambar 7.6 Jalur Wisata Sejarah Peninggalan Taman-Taman Kolonial ................................. 7-31

Gambar 7.7 Surau Tanjung ......................................................................................................... 7-32

Gambar 7.8 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Melayu .................................... 7-34

Gambar 7.9 Rumah Mayor China ............................................................................................... 7-35

Gambar 7.10 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Tionghoa ................................ 7-36

Gambar 7.11 Jalur Wisata Napak Tilas Jejak Kesultanan Palembang ...................................... 7-38

Gambar 7.12 Relik Kapal Perang di Tanjung Kalian ................................................................... 7-39

Gambar 7.13 Jalur Wisata Sejarah Perang Dunia II .................................................................... 7-40

Gambar 7.14 Pesanggrahan Muntok ........................................................................................... 7-41

Gambar 7.15 Jalur Wisata Jejak Pengasingan Soekarno-Hatta ................................................. 7-42

Gambar 7.16 Bangunan Museum Timah Indonesia Muntok ..................................................... 7-43

Gambar 7.17 Jalur Wisata Sejarah Penambangan Timah .......................................................... 7-44

Gambar 7.18 Satu sudut pelabuhan nelayan di Muntok ............................................................ 7-45

Page 12: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya xi

Gambar 7.19 Jalur Wisata Pelabuhan Ikan dan Pasar Ikan Tradisional .................................... 7-46

Gambar 7.20 Produk di pasar tradisonal Muntok

yang dapat menarik minat wisatawan asing ........................................................ 7-47

Gambar 7.21 Jalur Wisata Pasar Tradisional .............................................................................. 7-48

Gambar 7.22 Aneka makanan ringan khas Muntok ................................................................... 7-49

Gambar 7.23 Koridor Dua Pecinan yang Dapat Dikembangkan Sebagai Pasar Malam yang

Menjual Penganan Khas Muntok .......................................................................... 7-50

Gambar 7.24 Jalur Wisata Penganan Khas Muntok ................................................................... 7-51

Gambar 7.25 Jalur Wisata Muntok White Pepper ....................................................................... 7-53

Gambar 7.26 Jalur Wisata Tematik di KSPP Muntok dan Sekitarnya ........................................ 7-55

Gambar 7.27 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Muntok Gateway ...................................... 7-67

Gambar 7.28 Ilustrasi Suasana Area Muntok Gateway .............................................................. 7-68

Gambar 7.29 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Taman Segitiga ........................................ 7-69

Gambar 7.30 Ilustrasi Suasana Area Taman Segitiga ................................................................ 7-70

Gambar 7.31 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Pelabuhan Lama ..................................... 7-71

Gambar 7.32 Ilustrasi Suasana Area Pelabuhan Lama .............................................................. 7-72

Gambar 7.33 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Oriental CBD ............................................ 7-73

Gambar 7.34 Ilustrasi Suasana Area Oriental CBD ..................................................................... 7-74

Gambar 7.35 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Kampung Ulu ........................................... 7-75

Gambar 7.36 Ilustrasi Suasana Area Kampung Ulu .................................................................... 7-76

Gambar 7.37 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Waterfront City ......................................... 7-77

Gambar 7.38 Ilustrasi Suasana Area Waterfront City ................................................................. 7-78

Page 13: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses Perencanaan ..................................................................................................... 2-2

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Destinasi Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata ............ 2-5

Tabel 2.3 Komponen dan Lingkup Pengembangan Kawasan Pariwisata .................................. 2-6

Tabel 2.4 Prinsip-prinsip Penting yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan

Kawasan Strategis Pariwisata ...................................................................................... 2-9

Tabel 2.5 Lingkup Materi Rencana dan Rancangan Pengembangan Kawasan Strategis

Pariwisata Provinsi ...................................................................................................... 2-15

Tabel 3.1 Tahap Pembangunan Lima Tahunan dan Fokus Pembangunan

dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025 ................. 3-10

Tabel 3. 2 Rencana Zonasi Perkotaan Muntok ........................................................................... 3-33

Tabel 3.3 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Aksi

Kota Pusaka Muntok ................................................................................................... 3-39

Tabel 3. 4 Tabel Tingkat Signifikasi per Bangunan Pusaka di Kota Muntok ............................ 3-41

Tabel 3. 5 Tabel Tingkat Signifikasi per Kawasan di Kota Muntok ........................................... 3-42

Tabel 3.6 Matriks Aksi Pelestarian dalam 5 Tahun Kedepan ................................................... 3-43

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Tinggi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bangka Barat .............. 4-2

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bangka Barat 2017 .... 4-6

Tabel 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bangka Barat

Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2014-2017 .................................................. 4-8

Tabel 4.4 Kategorisasi Jenis Daya Tarik Wisata ......................................................................... 4-21

Tabel 4.5 Daya Tarik Wisata KSPP Muntok dan Sekitarnya Berdasarkan Kategorisasi

Jenis Daya Tarik Wisata ............................................................................................... 4-22

Tabel 4.6 Sumber Daya Wisata di KSPP Muntok dan sekitarnya .............................................. 4-48

Tabel 4.7 Keterkaitan Daya Tarik Wisata di KSPP Muntok dan sekitarnya dengan Periode

Sejarah .......................................................................................................................... 4-49

Tabel 4.8 Daftar Maskapai Penerbangan menuju Ke Bandara Depati Amir ............................ 4-63

Tabel 4.9 Jumlah Sarana Angkutan Darat menurut Jenis Angkutan

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-64

Tabel 4.10 Daftar Dermaga di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat .......................... 4-65

Tabel 4.11 Angkutan Penyebrangan di Kabupaten Bangka Barat ............................................. 4-66

Tabel 4.12 Rata-rata Jumlah Penumpang di Pelabuhan Tanjung Kalian ................................... 4-68

Tabel 4.13 Panjang Jalan menurut Jenis Jalan dan Jenis Permukaan

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-69

Tabel 4.14 Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Bangka Barat .................................................... 4-69

Tabel 4.15 Jumlah Armada Perusahaan Otobus di Kecamatan Muntok .................................... 4-70

Page 14: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya xiii

Tabel 4.16 Jumlah Penumpang yang Datang dan Berangkat di Terminal Muntok

Tahun 2013-2016 ........................................................................................................ 4-71

Tabel 4.17 Jumlah Armada yang Datang dan Berangkat pada Terminal Muntok

Tahun 2013-2016 ........................................................................................................ 4-71

Tabel 4.18 Jumlah Jasa Akomodasi di Kecamatan Muntok 2016 .............................................. 4-72

Tabel 4.19 Daftar Lokasi Hotel/ Penginapan di Kecamatan Muntok.......................................... 4-72

Tabel 4.20 Daftar Lokasi Homestay di Kecamatan Muntok ........................................................ 4-73

Tabel 4.21 Jumlah Restoran, Rumah Makan dan Katering menurut Kelurahan

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-75

Tabel 4.22 Daftar Fasilitas Makan dan Minum di Kecamatan Muntok ...................................... 4-75

Tabel 4.23 Jumlah Pasar dan Supermarket/Minimarket Menurut Kelurahan/Desa

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-77

Tabel 4.24 Jumlah Usaha Perdagangan Makanan di Kecamatan Muntok 2016 ...................... 4-78

Tabel 4.25 Jumlah Lembaga Keuangan Menurut Kelurahan/Desa

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-80

Tabel 4.26 Fasilitas Keuangan dan Perbankan di Kecamatan Muntok ...................................... 4-80

Tabel 4.27 Jumlah Fasilitas Sarana dan Kesehatan di Kecamatan Muntok 2016 .................... 4-82

Tabel 4.28 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Muntok ............................................................... 4-82

Tabel 4.29 Daftar Fasilitas Sanitasi dan Kebersihan di Kecamatan Muntok ............................. 4-84

Tabel 4.30 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Muntok ............................................................. 4-84

Tabel 4.31 Jumlah Pelanggan Listrik PLN di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2009-2013 ..... 4-87

Tabel 4.32 Penggunaan Air Bersih di Kabupaten Bangka Barat 2013-2014 ............................ 4-88

Tabel 4.33 Jumlah Tower Telepon Selular Menurut Kelurahan/Desa

di Kecamatan Muntok 2016 ....................................................................................... 4-89

Tabel 4.34 Kegiatan Pelatihan di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2017-2018 ....................... 4-90

Tabel 4.35 Direktori UMKM Kuliner Lokal di Kecamatan Muntok ............................................... 4-92

Tabel 4.36 Perkembangan Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara yang Menginap

di Hotel Tahun 2011-2015 .......................................................................................... 4-94

Tabel 4.37 Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Tahun 2010-2016 ......................................................................................... 4-94

Tabel 4.38 Profil Sosio-Demografis Wisatawan Kabupaten Bangka Barat (dalam Persen ) .... 4-96

Tabel 4.39 Karakteristik Perjalanan Wisatawan Kabupaten Bangka Barat (dalam Persen) .... 4-97

Tabel 4.40 Profil Sosio Demografis Responden Kuesioner Online ............................................ 4-100

Tabel 4.41 Persepsi Responden Kuesioner Online Terhadap Kota Muntok ............................. 4-101

Tabel 4.42 Data Even Pariwisata di Kecamtan Muntok Tahun 2018 ....................................... 4-109

Tabel 4.43 Perangkat Daerah di Kabupaten Bangka Barat ....................................................... 4-110

Tabel 4.44 Sumber Daya Manusiia di Fasilitas Akomodasi ....................................................... 4-117

Page 15: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya xiv

Tabel 4.45 Sumber Daya Manusia di Fasilitas Makan dan Minum ........................................... 4-118

Tabel 6.1 Muatan Rencana Induk Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya ................... 6-2

Tabel 6.2 Perhitungan Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan

Pendekatan Moving Average ........................................................................................ 6-3

Tabel 6.3 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Pendekatan Moving Average

Tahun 2018-2025 ......................................................................................................... 6-3

Tabel 6.4 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Pendekatan Benchmark

Tahun 2018-2025 ......................................................................................................... 6-4

Tabel 6.5 Target Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya (Skenario

Pesimis) .......................................................................................................................... 6-6

Tabel 6.6 Target Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya (Skenario

Optimis) .......................................................................................................................... 6-6

Tabel 6.7 Program Strategis Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya . 6-7

Tabel 6.8 Tema Kawasan Pariwisata di KSPP Muntok dan Sekitarnya ................................... 6-25

Tabel 6.9 Rencana Pembangunan Fasilitas Pariwisata, Fasilitas Umum,

dan Prasarana Umum Pendukung di KSPP Muntok dan Sekitarnya ....................... 6-43

Tabel 6.10 Potensi Dampak Sosial Budaya Pengembangan Pariwisata dan Pengendaliannya

di KSPP Muntok dan Sekitarnya ................................................................................. 6-52

Tabel 6.11 Potensi Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan Pariwisata

dan Pengendaliannya di KSPP Muntok dan Sekitarnya .......................................... 6-52

Tabel 6.12 Potensi Dampak Lingkungan Pengembangan Pariwisata dan Pengendaliannya

di KSPP Muntok dan Sekitarnya ................................................................................. 6-53

Tabel 7.1 Kajian Arahan Kebijakan di Lokasi Prioritas ............................................................... 7-5

Tabel 7.2 Standar Pembangunan Pusat Informasi Wisata ....................................................... 7-10

Tabel 7.3 Standar Pembangunan Ruang Ganti dan/atau Toilet .............................................. 7-14

Tabel 7.4 Standar Pembangunan Panggung Kesenian/Pertunjukan ...................................... 7-16

Tabel 7.5 Standar Pembangunan Kios Cinderamata ................................................................ 7-16

Tabel 7.6 Standar Pembangunan Plaza Pusat Jajanan/Kuliner ............................................... 7-17

Tabel 7.7 Standar Pembangunan Tempat Ibadah ..................................................................... 7-18

Tabel 7.8 Standar Pembangunan Jalur Pejalan Kaki/Pedestrian ............................................ 7-19

Tabel 7.9 Standar Pembangunan Tempat Parkir ...................................................................... 7-20

Tabel 7.10 Standar Pembangunan Rambu-rambu Petunjuk Arah, Daya Tarik Wisata,

dan Layanan Pariwisata .............................................................................................. 7-21

Tabel 7.11 Perencanaan Informasi Pariwisata ........................................................................... 7-56

Tabel 7.12 Rencana Lembaga Pengelolaan Kawasan ................................................................ 7-57

Tabel 7.13 Rencana Pengelolaan Pengunjung ............................................................................ 7-59

Tabel 7.14 Indikasi Program Pengembangan Kepariwisataan di Lokasi Prioritas .................... 7-65

Page 16: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 17: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-2

Bab ini merupakan bagian dari Laporan Akhir kegiatan penyusunan Rencana Induk Rencana Detail

(RIRD) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya, yang meliputi latar

belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, keluaran, pendekatan studi dan sistematika

pelaporan.

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor pariwisata merupakan salah satu fokus pemerintah dan menjadi alasan

utama pembangunan kepariwisataan di daerah. Perkembangan pariwisata yang pesat serta

dampak positif maupun negatif dari pembangunan kepariwisataan, baik bagi lingkungan fisik,

sosial budaya maupun sosial ekonomi masyarakat membutuhkan perencanaan dan pengendalian

pembangunan kepariwisataan yang terpadu dan sinergis dengan sektor pembangunan lainnya di

wilayah.

Amanat pembangunan kepariwisataan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yaitu dalam Pasal 8 yang menjelaskan bahwa pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri

atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan

kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota.

Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional (Ripparnas) merupakan dokumen

perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2011. Ripparnas menjadi pedoman bagi pembangunan kepariwisataan nasional

dan menjadi pedoman bagi penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi

(Ripparprov). Lebih lanjut, Ripparprov menjadi pedoman pembangunan kepariwisataan di tingkat

provinsi dan menjadi salah satu acuan utama bagi penyusunan rencana induk pembangunan

kepariwisataan kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan.

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pasal 1 telah disebutkan

Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau

memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu

atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya

alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Kawasan strategis

pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan

bangsa, keutuhan NKRI, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat (Pasal 12, ayat 2).

Lebih lanjut, kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial, dan agama

masyarakat setempat.

Page 18: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-3

Kawasan Strategis Pariwisata terdiri dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kawasan

Strategis Pariwisata Provinsi, dan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten/Kota (Pasal 13, Ayat

1). Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Nasional ditetapkan oleh Pemerintah, KSP Provinsi

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi, KSP Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten / Kota (Pasal 13 Ayat 3).

Lebih lanjut, dalam Ripparnas 2010-2025 telah ditetapkan 50 Destinasi Pariwisata Nasional

(DPN), 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), serta 222 Kawasan Pengembangan

Pariwisata Nasional (KPPN). DPN merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi

dan/atau lintas provinsi yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata

nasional, yang diantaranya merupakan KSPN (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011;

Pasal 10 ayat 1).

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk dalam salah satu dari 50 (lima puluh) Destinasi

Pariwisata Nasional (DPN), yaitu DPN Palembang-Babel dan sekitarnya. Di dalam DPN Palembang-

Babel dan sekitarnya terdapat 3 (tiga) KPPN, yaitu KPPN Pangkalpinang-Sungai Liat dan

sekitarnya, KPPN Belinyu dan sekitarnya, KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya, serta 2 KSPN, yaitu

KSPN Palembang Kota dan sekitarnya serta KSPN Tanjung Kelayang-Belitung dan sekitarnya.

Potensi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang bernilai tinggi telah menjadi

salah satu andalan bagi perekonomian wilayah Bangka Belitung. Pariwisata memegang peranan

penting dalam pembangunan daerah karena menciptakan lapangan kerja, berkontribusi dalam

perekonomian wilayah, mendorong daya saing wilayah, dan diharapkan dapat turut menjaga

kelestarian lingkungan wilayah Kepulauan Bangka Belitung.

Untuk mengarahkan perkembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah

disusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) yang telah diatur

dalam Perda Nomor 7 Tahun 2016 tentang Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung. Dalam

Ripparprov ini telah dirumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan strategi pembangunan

kepariwisataan wilayah yang didasarkan pada potensi, permasalahan dan isu-isu strategis yang

dihadapi dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Lebih lanjut, dalam Ripparprov ini telah ditetapkan perwilayahan pariwisata provinsi menjadi 2

(dua) Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP), yang didalamnya terdapat 4 (empat) Kawasan Strategis

Pariwisata Provinsi (KSPP), dan 2 (dua) Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP). DPP

Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari DPP Wilayah Utara, dan DPP Wilayah Selatan. Sedangkan

KSPP terdiri dari KSPP Muntok dan sekitarnya, KSPP Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, KSPP

Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah dan sekitarnya, serta KSPP Pulau Belitong dan

sekitarnya. Adapun 2 (dua) KPPP di provinsi ini adalah KPPP Gugusan Pulau di Selat Gaspar dan

sekitarnya, serta KPPP Toboali dan sekitarnya.

Page 19: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-4

KSPP Muntok dan sekitarnya yang berada di Kabupaten Bangka Barat memiliki kedudukan

penting dalam sejarah nasional bahkan internasional, sehingga menjadi prioritas pengembangan

pariwisata provinsi. Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di

kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten, sehingga perlu direncanakan dengan

lebih detail dan terintegrasi antarsektor antarwilayah.

Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Bangka Barat yang

telah diatur dalam Perda Nomor 4 tahun 2018, Kawasan Muntok dan sekitarnya juga termasuk

dalam Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK). Ripparkab Bangka Barat telah membagi

wilayah kabupaten menjadi 2 KSPK dan 4 KPPK. Kota Tua Muntok dan sekitarnya merupakan

salah satu KSPK yang diprioritaskan pembangunannya.

Mengingat pentingnya peranan kawasan Muntok dan sekitarnya ini, perlu disusun rencana yang

akan menjadi acuan dan pedoman untuk pembangunan kepariwisataan daerah dalam bentuk

Rencana Induk Rencana Detail (RIRD) KSPP Muntok dan sekitarnya. RIRD KSPP merupakan

rencana khusus yang menjabarkan KSPP yang termuat di dalam Ripparprov untuk mewujudkan

fungsi kestrategisan kawasan dalam skala provinsi. Rencana Induk akan mencakup strategi

pengembangan dan pengelolaan kawasan berdasarkan isu strategis yang dihadapi kawasan,

sementara Rencana Detail akan meliputi indikasi program prioritas di lokasi prioritas yang terpilih,

untuk mendukung pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya.

Dengan disusunnya RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya diharapkan kawasan ini dapat

berkontribusi dalam menyelesaikan isu strategis pembangunan kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung maupun kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat, dengan

memberikan nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi sebagai wilayah pertambangan timah

di Indonesia, memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya, serta

meningkatkan kualitas ekosistem alam dan pemulihan kerusakan lingkungan.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Studi ini bertujuan untuk menghasilkan dokumen rencana induk dan rencana detail

pengembangan pariwisata yang terintegrasi, yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan

pembangunan dan pengendalian kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya, dalam rangka

menjalankan fungsi strategis kawasan dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dan kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat.

Page 20: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-5

1.2.2 Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dicapai dari studi ini adalah :

1. Terkajinya berbagai kebijakan dan rencana terkait pengembangan kepariwisataan di KSPP

Muntok dan sekitarnya, khususnya kebijakan yang terkait dengan tema utama pengembangan

KSPP Muntok dan sekitarnya, yaitu pariwisata warisan budaya dan wisata kuliner;

2. Teranalisisnya potensi dan permasalahan kondisi wilayah, masyarakat, dan perkembangan

kepariwisataan di KSPP Muntok dan sekitarnya;

3. Teridentifikasinya isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan KSPP Muntok dan

sekitarnya;

4. Terumuskannya konsep, visi, tujuan, dan sasaran pengembangan kepariwisataan KSPP

Muntok dan sekitarnya.

5. Terumuskannya kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata KSPP Muntok dan

sekitarnya berdasarkan isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan kawasan untuk aspek

pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan

kelembagaan kepariwisataan, yang mencakup :

a. Rencana struktur kawasan, yang meliputi rencana pusat pelayanan pariwisata kawasan

dan jaringan penghubung antarpusat pelayanan dan kawasan;

b. Rencana sistem jaringan pergerakan, untuk mendukung pengelolaan pengunjung dan

keterpaduan produk pariwisata;

c. Rencana pembangunan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana umum

pendukung pariwisata.

6. Terumuskannya rencana detail area prioritas yang meliputi :

a. Rencana Fisik : standar pembangunan dan kualitas pariwisata, serta standar kualitas

fasilitas umum dan prasarana umum pendukung pariwisata;

b. Rencana Non-fisik, meliputi pengembangan program dan jalur wisata tematik,

perencanaan informasi pariwisata, pengembangan kapasitas masyarakat, serta

pengelolaan pengunjung; serta

7. Terumuskannya program prioritas pengembangan kepariwisataan di lokasi prioritas.

Page 21: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-6

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah studi ini adalah Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan

sekitarnya sesuai dengan lampiran Perda Nomor 7 Tahun 2016 tentang Ripparprov Kepulauan

Bangka Belitung, dengan fokus pada Kecamatan Muntok dan sekitarnya, khususnya Kawasan

Kota Tua Muntok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Lingkup Wilayah studi

1.3.2 Lingkup Substansi

Lingkup substansi penyusunan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya, meliputi:

1. Teori dan pustaka terkait perencanaan dan pengembangan kawasan strategis pariwisata,

pariwisata warisan budaya dan wisata kuliner, serta pariwisata tematik.

2. Kebijakan dan rencana terkait pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP)

Muntok dan sekitarnya;

3. Isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya;

Page 22: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-7

4. Konsep pengembangan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya;

5. Kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata KSPP Muntok dan sekitarnya;

6. Indikasi program di lokasi prioritas.

7. Draft rancangan Peraturan Gubernur tentang RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya.

1.3.3 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan studi penyusunan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya secara garis besar akan

meliputi:

1. Persiapan Studi: kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

a. Persiapan personil yang akan dilibatkan dalam pekerjaan penyusunan RIRD KSPP Muntok

dan sekitarnya,

b. Pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, meliputi tujuan dan sasaran, lingkup

kegiatan, keluaran, hingga waktu pelaksanaan, dan lainnya,

c. Pengayaan substansi pekerjaan, meliputi pemahaman berbagai teori terkait,

pengembangan ide/gagasan, pengenalan awal kondisi kepariwisataan KSPP Muntok dan

sekitarnya, serta pemahaman terhadap kebijakan kepariwisataan baik nasional, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, maupun Kabupaten Bangka Barat,

d. Identifikasi kebutuhan penyusunan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya, meliputi

penyusunan metodologi dan rencana kerja rinci, perumusan rancangan survei, daftar

kebutuhan data dan informasi, serta alat survei (kuesioner, pedoman wawancara),

e. Penyamaan persepsi antara pelaksana pekerjaan dengan tim teknis atau pihak yang

terlibat dalam penyusunan kegiatan.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah kajian pustaka (desk study), diskusi, penilaian

kebutuhan (need assessment), dan analisis isi.

2. Identifikasi dan Analisis; kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah:

a. Pengumpulan data dan informasi tentang kebijakan pariwisata dan yang terkait, berupa

peraturan perundangan di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten, serta data yang

berasal dari dokumen perencanaan atau dokumen kebijakan terkait lainnya;

b. Pengumpulan data dan informasi tentang kondisi kepariwisataan KSPP Muntok dan

sekitarnya yang terdiri dari kondisi destinasi pariwisata, kondisi industri pariwisata, kondisi

pemasaran pariwisata, serta keberadaan kelembagaan kepariwisataan;

c. Pengolahan data berupa entri data, kompilasi, dan tabulasi data;

Page 23: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-8

d. Analisis mengenai kondisi kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya yang terdiri dari

analisis aspek destinasi, industri, pemasaran, dan kelembagaan.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah desk study, diskusi, wawancara, penyebaran

kuesioner, pengamatan lapangan, survei instansi, analisis deskripsi, tabulasi frekuensi, dan

tabulasi silang.

3. Perumusan Konsep, Sasaran, dan Target Pengembangan Kawasan; kegiatan yang dilakukan

pada tahapan ini adalah :

a. Analisis dan sintesis kondisi kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya;

b. Perumusan isu strategis pembangunan KSPP Muntok dan sekitarnya;

c. Perumusan konsep, sasaran, dan target pengembangan kepariwisataan KSPP Muntok

dan sekitarnya.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah desk study, diskusi, analisis deskripsi, dan

analisis komparasi.

4. Perumusan Rencana; merupakan proses perumusan dan penyepakatan muatan materi RIRD

KSPP Muntok dan sekitarnya, berupa perumusan rencana induk dan rencana detail, hingga

perumusan indikasi program prioritas. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

a. Perumusan rencana induk KSPP Muntok dan sekitarnya, baik fisik maupun non fisik;

b. Perumusan rencana detail KSPP Muntok dan sekitarnya di lokasi prioritas, meliputi

rencana fisik dan non fisik.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah desk study, diskusi, analisis deskripsi, dan

analisis komparasi.

1.4 Keluaran

Keluaran studi ini adalah dokumen RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya serta draft Rancangan

Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya.

1. Rencana Induk KSPP Muntok dan sekitarnya, terdiri dari rencana fisik dan rencana non-fisik:

a. Rencana Fisik

1) Rencana struktur ruang kawasan pariwisata:

a) Pusat pelayanan pariwisata kawasan

b) Rencana jaringan penghubung pusat pelayanan dan pusat kegiatan pariwisata

2) Rencana pusat pelayanan pariwisata kawasan.

Page 24: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-9

3) Rencana sistem jaringan pergerakan untuk mendukung pengelolaan pengunjung dan

keterpaduan produk pariwisata.

4) Rencana pembangunan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana umum

pendukung pariwisata.

b. Rencana Non-Fisik

1) Pengembangan produk pariwisata

a) Pengembangan daya tarik wisata baru

b) Pengembangan keterpaduan daya tarik wisata

c) Peningkatan kualitas daya tarik wisata

2) Pengembangan industri pariwisata

3) Pemasaran pariwisata

a) Pengembangan pasar wisatawan

b) Strategi promosi pariwisata

4) Kelembagaan pengelolaan kawasan

5) Pelibatan masyarakat

a) Aspek-aspek yang memerlukan keterlibatan

b) Peran dan tingkat pelibatan masyarakat

c) Proses pelibatan masyarakat

6) Pengelolaan dampak pariwisata

a) Mitigasi dampak pariwisata

b) Adaptasi dampak pariwisata

2. Rencana Detail Lokasi Prioritas di KSPP Muntok dan sekitarnya yang meliputi:

a. Rencana Fisik

1) Standar pembangunan dan kualitas fasilitas pariwisata

2) Standar kualitas fasilitas umum dan prasarana umum pendukung pariwisata

b. Rencana Non Fisik

1) Pengembangan program dan jalur wisata sesuai tema

2) Perencanaan informasi pariwisata (pusat informasi, papan informasi, papan petunjuk

arah)

Page 25: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-10

3) Lembaga pengelolaan kawasan

4) Pengembangan kapasitas masyarakat

5) Pengelolaan pengunjung

a. Alur pengunjung

b. Strategi pengelolaan pengunjung

1.5 Pendekatan Studi

Studi penyusunan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya ini dilatarbelakangi oleh amanat Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyatakan tentang pentingnya

pembangunan kepariwisataan nasional maupun daerah, terkait pengembangan perwilayahan

pariwisata khususnya tentang Kawasan Strategis Pariwisata.

Dalam undang-undang tersebut telah dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan

dilaksanakan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana

induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan

provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota.

Menindaklanjuti Undang-undang tersebut, pemerintah pusat telah menyusun Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas) untuk tahun perencanaan 2010-2025

sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional yang kemudian

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011. Perwilayahan nasional

dibagi menjadi 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata

Nasional (KSPN).

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pun menindaklanjuti dengan menyusun Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Kepulauan Bangka Belitung tahun

2016-2025 yang telah ditetapkan dalam Perda Nomor 7 Tahun 2016. Dalam Ripparprov ini,

perwilayahan destinasi pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibagi menjadi 2 Destinasi

Pariwisata Provinsi (DPP), yang terdiri dari 4 Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) dan 2

Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP).

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) adalah kawasan yang memiliki fungsi utama

pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata daerah provinsi yang

mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial

dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, dan daya dukung lingkungan hidup. Sementara

itu KPPP adalah kawasan pariwisata dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki

karakter produk dan tema pengembangan pariwisata alam, budaya dan buatan. KSPP Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari KSPP Muntok dan sekitarnya, KSPP Belinyu-Sungailiat dan

Page 26: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-11

sekitarnya, KSPP Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah dan sekitarnya, serta KSPP Pulau

Belitong dan sekitarnya.

Salah satu kawasan strategis pariwisata provinsi yang memiliki kedudukan penting dalam sejarah

nasional dan bahkan internasional adalah KSPP Muntok dan sekitarnya yang terletak di

Kabupaten Bangka Barat. Dalam Ripparprov, sasaran pengembangan KSPP Muntok dan

sekitarnya adalah integrasi potensi pariwisata sejarah dan warisan budaya dengan budaya

masyarakat. Tema primer kawasan ini adalah pariwisata warisan budaya, dan tema sekunder

adalah wisata kuliner. Hal ini sesuai dengan potensi daya tarik wisata unggulan kawasan Muntok

yaitu daya tarik wisata warisan budaya dan kuliner lokal.

Dalam lingkup Kabupaten Bangka Barat, arahan pembangunan kepariwisataan kabupaten telah

tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Bangka

Barat yang telah disahkan dalam Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang Ripparkab Bangka Barat.

Rencana perwilayahan pariwisata Kabupaten Bangka Barat telah membagi wilayah kabupaten ke

dalam 2 Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK), dan 4 Kawasan Pengembangan

Pariwisata Kabupaten (KPPK). Salah satu KSPK Bangka Barat adalah kawasan Kota Tua Muntok

dan sekitarnya, yang memiliki tema utama pariwisata warisan budaya, serta tema sekunder wisata

kuliner. Perkembangan kepariwisataan di kawasan Muntok dan sekitarnya serta isu-isu strategis

yang dihadapi kawasan mendorong perlunya menyusun rencana yang lebih detail di KSPP ini, baik

fisik maupun non fisik, khususnya yang terkait dengan pengelolaan pariwisata warisan budaya

dan kuliner.

Mengingat pentingnya fungsi dan peran KSPP Muntok dan sekitarnya dalam lingkup provinsi dan

bahkan nasional maupun internasional, perlu disusun rencana yang lebih detil, yang dapat

menjadi acuan dan pedoman perencanaan pembangunan kepariwisataan di kawasan Muntok dan

sekitarnya dalam bentuk Rencana Induk Rencana Detail (RIRD) KSPP Muntok dan sekitarnya.

Rencana induk dan rencana rencana detail ini harus terintegrasi dengan kebijakan dan rencana

lainnya di kawasan, khususnya yang terkait dengan pariwisata warisan budaya yang sudah

disusun di kawasan Muntok, termasuk rencana yang terkait dengan keruangan seperti RTRW

Kabupaten Bangka Barat, RDTR Perkotaan Muntok, RTBL Klaster Eropa, Melayu, dan Cina,

maupun Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Muntok. Sebagai pedoman detail, RIRD KSPP Muntok

dan sekitarnya akan mengarahkan perkembangan kepariwisataan kawasan sesuai dengan

konsep, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan. Rencana Induk dalam lingkup kawasan

akan mencakup rencana fisik dan non fisik dalam bentuk strategi pengembangan kepariwisataan

kawasan terkait perwilayahan ruang kawasan serta produk pariwisata dan pendukungnya.

Sedangkan rencana detail di area prioritas akan dijabarkan dalam indikasi program prioritas baik

fisik dan non fisik.

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran studi ini dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.

Page 27: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-12

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Studi

Page 28: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-13

1.6 Sistematika Pelaporan

SIstematika Laporan Akhir studi RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya akan terdiri dari 7 (tujuh) bab

sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran studi, lingkup wilayah,

substansi dan kegiatan, keluaran studi RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya, serta kerangka

pendekatan studi.

Bab 2 Perencanaan Kawasan Strategis Pariwisata dan Produk Pariwisata Unggulan merupakan

tinjauan berbagai teori yang mendasari studi RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya, yang mencakup

pentingnya perencanaan dan perancangan Kawasan Strategis Pariwisata, pengembangan

kawasan strategis pariwisata provinsi, serta tinjauan tentang pengembangan produk pariwisata

warisan budaya dan wisata kuliner sebagai tema utama dan pendukung pengembangan KSPP

Muntok dan sekitarnya.

Bab 3 Kajian Kebijakan dan Rencana terkait Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya, baik

dalam skala nasional, provinsi, maupun wilayah Kabupaten Bangka Barat, terkait aspek tata ruang

wilayah, maupun kepariwisataan, serta perkembangan kota pusaka Muntok.

Bab 4 Analisis Kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya menjelaskan tentang potensi dan

permasalahan sumber daya alam, sejarah dan budaya kawasan; tinjauan KSPP Muntok dan

sekitarnya sebagai destinasi pariwisata, kondisi industri pariwisata, pasar pariwisata, serta

kelembagaan kepariwisataan di KSPP Muntok dan sekitarnya, serta isu-isu strategis yang dihadapi

dalam pengembangan kepariwisataan kawasan.

Bab 5 Arah Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya, yang menjelaskan

pendekatan dan konsep pengembangan kawasan, visi, misi serta tujuan pengembangan yang

akan dicapai.

Bab 6 Rencana Induk Pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya, berisikan sasaran dan target

pengembangan, serta strategi pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya. Selain itu dalam bab

ini juga akan diuraikan muatan Rencana Fisik yang terdiri dari rencana struktur ruang kawasan,

rencana pusat pelayanan pariwisata, sistem jaringan pergerakan serta rencana pembangunan

fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana umum untuk mendukung pengembangan

pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya. Adapun Rencana Non Fisik akan memuat rencana

pengembangan produk pariwisata, rencana sistem kelembagaan pengelolaan kawasan, rencana

pelibatan masyarakat, serta rencana pengelolaan dampak pariwisata.

Page 29: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 1-14

Bab 7 Rencana Detail Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya, berisi dasar pertimbangan

pemilihan lokasi prioritas yang akan didetailkan, yang juga terbagi atas Rencana Fisik berisikan

standar pembangunan kualitas fasilitas pariwisata, serta standar kualitas fasilitas umum dan

prasarana umum pendukung pariwisata. Sedangkan Rencana Non Fisik mencakup rencana

pengembangan program dan rematik jalur wisata, rencana informasi pariwisata, rencana lembaga

pengelolaan kawasan, rencana pengembangan kapasitas masyarakat, serta rencana pengelolaan

pengunjung. Pada bagian akhir bab ini juga akan disampaikan indikasi program prioritas di KSPP

Muntok dan sekitarnya.

Page 30: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-1

BAB 2 PERENCANAAN

KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA

DAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN

Page 31: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-2

Pada awal bagian ini akan dijelaskan tentang pentingnya perencanaan dan perancangan kawasan

strategis pariwisata serta hal-hal yang terkait dengan pengembangan kawasan strategis

pariwisata provinsi. Bahasan berikutnya menjelaskan tentang kajian teoritis terkait pariwisata

warisan budaya dan pariwisata kuliner yang menjadi tema primer dan sekunder produk pariwisata

di kawasan studi serta pembahasan terkait pengembangan jalur wisata tematik.

2.1 Pentingnya Perencanaan dan Perancangan Kawasan

Strategis Pariwisata

Perencanaan merupakan suatu langkah awal dalam mempersiapkan suatu kegiatan.

Perencanaan yang baik tentang suatu kegiatan tertentu merupakan perencanaan yang

mempertimbangkan kondisi waktu di masa mendatang, yaitu waktu dimana pelaksanaan kegiatan

tersebut akan dilakukan. Para perencana tidak dapat mengendalikan suatu kondisi di masa

depan, tetapi dengan mengidentifikasi kondisi saat ini, suatu tujuan (kondisi) tertentu dimasa

depan dapat diperkirakan.

Pengertian perencanaan sangat beranekaragam sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan

tertentu. Namun, secara umum perencanaan merupakan proses yang meliputi 5 (lima) tahapan,

yaitu (1) seleksi tujuan; (2) himpunan asumsi untuk mencapai tujuan; (3) rasionalitas; (4)

pemilihan alternatif dan alokasi sumber daya; dan (5) proses penentuan masa depan (Wrihatnolo

dan Dwidjowijoto, 2006:39-40).

Tabel 2.1 Proses Perencanaan

Proses Perencanaan Penjelasan

Seleksi tujuan Proses dasar untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara

mencapai tujuan tersebut.

Himpunan asumsi

untuk mencapai tujuan

Pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan

asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan

dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk

mencapai tujuan.

Rasionalitas Pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang

mendekati (estimasi) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-

tindakan kemudian.

Pemilihan alternatif

dan alokasi sumber

daya

Pemilihan alternatif dan pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.

Proses penentuan

masa depan

Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang

akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditentukan.

Sumber: Diadaptasi dari Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2006:39-40

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting karena dapat memberikan suatu “Protective

Benefits”, yaitu manfaat yang diperoleh dari pengurangan kemungkinan kesalahan keputusan dan

“Positive Benefits”, yaitu manfaat dalam bentuk peningkatan kualitas tujuan yang akan dicapai.

Page 32: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-3

Suatu perencanaan dapat memberikan banyak manfaat diantaranya adalah (1) dapat

menyesuaikan dengan perubahan lingkungan; (2) mengkristalisasi masalah-masalah utama; (3)

memperjelas gambaran operasional; (4) menempatkan tanggungjawab secara lebih tepat; (5)

memberikan petunjuk operasional; (6) mengoordinasi aktivitas antarbagian; (7) merinci tujuan

secara praktis; (8) menghilangkan ketidakpastian aktivitas; dan (9) meningkatkan efisiensi waktu,

tenaga dan biaya (Bastian, 2007:30-31).

Suatu perencanaan perlu dijelaskan lebih detail dalam suatu perancangan. Perancangan

merupakan proses skema pembangunan atau pengembangan yang dituangkan dalam suatu

model atau gambar (New Encyclopedia Britannica, Vol. 4, 15th Edition dalam Venkatraman,

2010:8). Terminologi perencanaan selalu dikaitkan dengan perancangan. Kedua kata tersebut

secara harfiah merupakan terjemahan dari planning dan design. Lingkup arti yang dipakai kedua

istilah tersebut di Indonesia telah mengalami perkembangan.

Pada awalnya perancangan diartikan sebagai hasil perumusan keinginan atau cita-cita pada masa

mendatang, yang lingkupnya lebih luas, dalam konteks makro. Sedangkan perencanaan

merupakan produk perumusan keinginan atau cita-cita pada masa mendatang yang lebih terbatas

dalam konteks mikro. Namun dalam perkembangannya, lingkup arti dari perencanaan dan

perancangan menjadi terbalik dimana perencanaan yang merupakan terjemahan dari planning

memiliki lingkup yang lebih luas dalam konteks makro. Sedangkan perancangan yang merupakan

terjemahan dari design menjadi bagian dari produk perencanaan yang lebih terbatas dalam

konteks mikro.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rencana adalah pedoman atau arahan untuk mencapai

tujuan di masa depan yang merupakan hasil dari proses perencanaan yang meliputi penyeleksian

tujuan, perumusan berbagai kegiatan secara rasional dengan mempertimbangkan alternatif

sumber daya dan pengalokasiannya dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan rancangan adalah hasil dari proses perancangan yang merupakan tindak lanjut dari

hasil perencanaan berupa penjabaran dan perincian dalam suatu model atau gambar.

Page 33: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-4

Gambar 2.1 Hubungan Perencanaan dan Perancangan

Sumber: Diadaptasi dari Venkatraman, 2010:8; Wrihatnolo dan Dwijowinoto, 2006:39-40

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa

pembangunan kepariwisataan didasarkan pada rencana induk pembangunan kepariwisataan

yang dalam tingkat nasional disebut Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

(Ripparnas), dalam tingkat provinsi disebut Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi

(Ripparprov), dan dalam tingkat kabupaten/kota disebut Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten/Kota (Ripparkab/Ripparkot). Arah pembangunan kepariwisataan

nasional dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas) telah

mengamanatkan pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), pemasaran pariwisata,

industri pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan nasional.

Wilayah pembangunan DPN meliputi kawasan-kawasan pengembangan pariwisata nasional, yang

diantaranya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Amanat pembangunan

tersebut memberikan implikasi pada pentingnya suatu perencanaan dan perancangan agar

pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata dapat berjalan

dengan baik dan terarah (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas, Pasal

10).

Page 34: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-5

2.1.1 Pengertian Kawasan Strategis Pariwisata

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pasal 1, disebutkan

bahwa daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan

geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya

tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait

dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Dalam skala nasional, perwilayahan pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)

merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi dan/atau lintas provinsi yang di

dalamnya terdapat Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), dan Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN).

Kawasan Strategis Pariwisata merupakan kawasan pengembangan pariwisata yang memiliki

fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai

pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,

pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan

keamanan. Perbedaan antara Destinasi Pariwisata dengan Kawasan Strategis Pariwisata dapat

dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Destinasi Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata

Destinasi Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata

Merupakan kawasan geografis yang

berada di dalam satu atau lebih

wilayah administratif (tingkat

Nasional, Provinsi, Kota atau

Kabupaten) yang di dalamnya

terdapat Kawasan – kawasan

Pengembangan Pariwisata yang

memiliki kriteria:

1. Memiliki daya tarik wisata yang

berkualitas dan dikenal secara

luas, serta membentuk jejaring

produk wisata dalam bentuk pola

pemaketan produk dan pola

kunjungan wisatawan;

2. Memiliki kesesuaian tema daya

tarik wisata yang mendukung

penguatan daya saing;

3. Memiliki dukungan jejaring

aksesibilitas dan infrastruktur

yang mendukung pergerakan

wisatawan dan kegiatan

Kepariwisataan; dan

4. Memiliki keterpaduan dengan

rencana sektor terkait.

Merupakan kawasan pengembangan pariwisata di wilayah destinasi

pariwisata (skala Nasional, Provinsi, Kota atau Kabupaten) yang

memiliki kriteria:

1. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan

pariwisata;

2. Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya

Tarik Wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal

secara luas;

3. Memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya

internasional;

4. Memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi;

5. Memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan

keutuhan wilayah;

6. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup;

7. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan

pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah

dan kepurbakalaan;

8. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;

9. Memiliki kekhususan dari wilayah;

10. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan

pasar wisatawan potensial nasional; dan

11. Memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan.

Sumber: Diadaptasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025

Page 35: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-6

2.1.2 Komponen-komponen Pengembangan Kawasan Strategis

Pariwisata

Pada bahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa perwilayahan pembangunan Destinasi

Pariwisata Nasional (DPN) merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi

dan/atau lintas provinsi yang di dalamnya terdapat Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional

(KPPN), yang diantaranya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Maka suatu

kawasan pariwisata dapat meliputi destinasi pariwisata, baik dalam skala nasional, provinsi,

maupun kota/kabupaten dan Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) di wilayah destinasi

pariwisata termasuk diantaranya adalah Kawasan Strategis Pariwisata (KSP).

Amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan

nasional meliputi: pembangunan destinasi pariwisata; pemasaran pariwisata; industri pariwisata;

dan pembangunan kelembagaan kepariwisataan. Sedangkan pembangunan destinasi pariwisata

meliputi: pembangunan daya tarik wisata; aksesibilitas pariwisata; prasarana umum, fasilitas

umum dan fasilitas pariwisata; pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan; dan

pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Dengan mengacu kepada amanat tersebut, maka komponen-komponen pengembangan kawasan

pariwisata meliputi: pengembangan destinasi pariwisata (yang terdiri dari pengembangan daya

tarik wisata, aksesibilitas pariwisata, prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;

pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan; dan pengembangan investasi di bidang

pariwisata); pengembangan pemasaran pariwisata; pengembangan industri pariwisata; dan

pengembangan kelembagaan pariwisata. Berikut adalah komponen-komponen pengembangan

destinasi pariwisata dan lingkup pengembangannya:

Tabel 2.3 Komponen dan Lingkup Pengembangan Kawasan Pariwisata

Komponen Pengembangan Kawasan Pariwisata Lingkup Pengembangan

1. Destinasi Pariwisata a. Daya tarik wisata

b. Aksesibilitas pariwisata

c. Prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas

pariwisata

d. Pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata

e. Pengembangan investasi di bidang pariwisata

2. Pemasaran Pariwisata a. Pengembangan pasar wisatawan

b. Pengembangan citra pariwisata

c. Pengembangan kemitraan pemasaran

pariwisata

d. Pengembangan promosi pariwisata

3. Industri Pariwisata a. Penguatan struktur industri pariwisata

b. Peningkatan daya saing produk pariwisata

c. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata

d. Penciptaan kredibilitas bisnis

e. Pengembangan tanggung jawab terhadap

lingkungan

Page 36: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-7

Komponen Pengembangan Kawasan Pariwisata Lingkup Pengembangan

4. Kelembagaan Kepariwisataan a. Penguatan organisasi kepariwisataan

b. Pembangunan SDM pariwisata

c. Penyelenggaraan penelitian dan

pengembangan

Sumber: Diadaptasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025

2.1.3 Prinsip-prinsip Penting dalam Pengembangan Kawasan Strategis

Pariwisata

Prinsip-prinsip penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan Kawasan Strategis

Pariwisata mencakup prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan pada tingkat internasional dan

tingkat nasional.

1. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan di tingkat internasional

Pada skala internasional, prinsip-prinsip yang menjadi ideologi dalam pembangunan

kepariwisataan adalah:

a. Pembangunan kepariwisataan global saat ini yang semula dihadapkan pada tantangan

pencapaian tujuan pembangunan global Millennium Development Goals (MDGs) yang

harus dicapai tahun 2015, mulai diarahkan pada tujuan-tujuan pembangunan yang

berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs

merupakan prinsip pembangunan yang menggabungkan antara green growth, yang

mengaitkan elemen ekonomi dengan lingkungan; dengan inclusive growth, yang

mengaitkan elemen sosial dengan lingkungan. SDGs merupakan suatu upaya untuk

menghubungkan sejumlah titik isu global, yaitu ketidakadilan, pertumbuhan penduduk,

perubahan iklim, tekanan terhadap lingkungan, air, energi, dan ketahanan pangan.

Mengacu pada SDGs tersebut, organisasi pariwisata dunia (United Nations World Tourism

Organization/UNWTO) mengembangkan program pembangunan kepariwisataan

berkelanjutan dengan prinsip pembangunan yang menjaga keseimbangan pada aspek

lingkungan, ekonomi dan sosial budaya dalam pembangunan kepariwisataan.

Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan diharapkan dapat:

1) Mengoptimalkan dengan baik penggunaan sumber daya alam yang merupakan

elemen penting dalam pembangunan kepariwisataan, menjaga ekosistem lingkungan

dan membantu melestarikan keanekaragaman hayati dan warisan alam;

2) Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat lokal, membantu melestarikan

warisan budaya dan nilai-nilai tradisional serta memberikan kontribusi dalam

membangun toleransi dan pemahaman lintas budaya;

Page 37: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-8

3) Menggiatkan kegiatan perekonomian dalam jangka panjang, memberikan manfaat

ekonomi kepada seluruh stakeholder terkait secara merata, termasuk adanya peluang

pemberdayaan tenaga kerja dan pendapatan tambahan serta pelayanan sosial

kepada masyarakat lokal dan memberikan kontribusi pada pengentasan kemiskinan.

b. Kode Etik Kepariwisataan Dunia (Global Code of Ethics for Tourism) yang menjadi

kesepakatan seluruh negara, perusahaan, institusi, dan lembaga kepariwisataan. Kode

Etik Kepariwisataan Dunia memiliki sepuluh pasal, terdiri dari sembilan pasal berisi

prinsip-prinsip umum yang menjadi etika kepariwisataan dunia, dan satu pasal berisi

prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Kode Etik Kepariwisataan Dunia. Sembilan prinsip

umum dalam Kode Etik Kepariwisataan Dunia adalah:

1) Kontribusi kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan saling

menghormati antarpenduduk dan masyarakat;

2) Kepariwisataan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan kualitas hidup baik secara

perseorang maupun secara kolektif;

3) Kepariwisataan sebagai faktor pembangunan berkelanjutan;

4) Kepariwisataan sebagai pemakai warisan budaya kemanusiaan serta sebagai

penyumbang pengembangan warisan budaya itu sendiri;

5) Kepariwisataan adalah kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat dan negara

penerima wisatawan;

6) Kewajiban para pemangku kepentingan pembangunan kepariwisataan;

7) Hak dasar berwisata;

8) Kebebasan bergerak wisatawan;

9) Hak para pekerja dan pengusaha dalam industri pariwisata.

Sementara itu, satu pasal yang terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Kode Etik

Kepariwisataan Dunia adalah: pemerintah dan para pelaku usaha pariwisata harus

bekerjasama dalam melaksanakan prinsip-prinsip Kode Etik Kepariwisataan Dunia serta

memantau efektifitas pelaksanaannya.

Para pemangku kepentingan pembangunan kepariwisataan harus mengakui peranan

berbagai organisasi internasional, diantaranya pada urutan pertama adalah Organisasi

Kepariwisataan Dunia, dan berbagai lembaga swadaya masyarakat yang memiliki

kompetensi serta bergerak di bidang pembangunan kepariwisataan, perlindungan Hak

Azasi Manusia, lingkungan hidup maupun kesehatan, dengan tetap mengikuti prinsip-

prinsip umum hukum internasional.

Page 38: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-9

Para pemangku kepentingan yang sama harus menyampaikan keinginannya, dalam hal

terjadi perselisihan dalam penerapan atau penafsiran terhadap Kode Etik Kepariwisataan

Dunia untuk melakukan mediasi kepada lembaga ketiga yang tidak memihak yang disebut

sebagai Komisi Dunia untuk Etika Kepariwisataan.

2. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkembang pada skala nasional

Prinsip penyelenggaraan kepariwisataan termuat dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009

tentang Kepariwisataan. Pasal 5 Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa prinsip

penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia adalah:

a. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep

hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,

hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan

lingkungan;

b. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;

c. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;

d. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;

e. Memberdayakan masyarakat setempat;

f. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang

merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan

antarpemangku kepentingan;

g. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang

pariwisata;

h. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tabel 2.4 Prinsip-prinsip Penting yang Harus Diperhatikan

dalam Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata

Prinsip-prinsip Pembangunan

Kepariwisataan di Tingkat Internasional

Prinsip-prinsip Pembangunan

Kepariwisataan di Tingkat Nasional

1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (UN’s

Sustainable Development Goals/ SDGs);

2. Pembangunan Kepariwisataan yang

Berkelanjutan (UNWTO’s Sustainable

Development of Tourism (SDT)/ Sustainable

Tourism Development (STD));

3. Kode Etik Kepariwisataan Dunia (Global Code

of Ethics for Tourism/ GCET).

1. Pembangunan Kepariwisataan yang

Berkelanjutan;

2. Integrasi/keterpaduan lintas sektor,

lintas wilayah, antara pusat dan

daerah, serta antarpemangku

kepentingan;

3. Memperkukuh keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber: Diadaptasi dari UN’s SDGs; UNWTO’s SDT; UNWTO’s GCET; UU Nomor 10 Tahun 2009; dan PP

Nomor 50 Tahun 2011

Page 39: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-10

Prinsip pembangunan kepariwisataan juga termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun

2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 yang

menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan dengan berprinsip pada

pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

Berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut, prinsip-prinsip yang menjadi

ideologi pembangunan kepariwisataan nasional pada dasarnya terdiri dari tiga, yaitu:

a. Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan;

b. Integrasi/keterpaduan lintas sektor, lintas wilayah, antara pusat dan daerah, serta

antarpemangku kepentingan;

c. Memperkukuh keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

2.1.4 Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata

Dalam memformulasikan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan, dan untuk

memberikan arah bagi penyusunan indikasi program dan pembangunan kepariwisataan serta

dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian maka perlu dilakukan suatu Perencanaan dan

Perencangan Kawasan Strategis Pariwisata. Proses perencanaan dan perancangan Kawasan

Strategis Pariwisata meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,

perumusan konsep Kawasan Strategis Pariwisata.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan perencanaan dan perancangan Kawasan Strategis Pariwisata meliputi:

a. Kajian awal data sekunder mencakup kajian kebijakan Kawasan Strategis Pariwisata,

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan kajian kebijakan lainnya yang terkait dengan

wilayah perencanaan;

b. Persiapan teknis pelaksanaan yang terdiri dari:

1) Penyimpulan data awal;

2) Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;

3) Penyiapan rencana kerja rinci;

4) Penyiapan perangkat survey (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara,

kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi

peralatan dan personil yang dibutuhkan.

c. Informasi kepada publik perihal akan dilakukannya perencanaan dan perancangan

Kawasan Strategis Pariwisata;

d. Pemantapan kerjasama melalui koordinasi dan nota kesepahaman.

Page 40: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-11

Gambar 2.2 Tahapan Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata

Sumber: Diadaptasi dari Pedoman Perencanaan dan Perancangan KSPN

Hasil dari pelaksanaan tahap persiapan adalah:

a. Gambaran umum wilayah perencanaan terpilih dan penetapan lokasi.

b. Hasil studi pendahuluan dan studi kelayakan sebagai kajian awal terhadap kebijakan terkait

wilayah perencanaan, isu strategis, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan,

serta gagasan awal pengembangan wilayah perencanaan.

c. Metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan.

d. Rencana kerja pelaksanaan.

e. Perangkat survey data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat proses

pengumpulan data dan informasi.

Page 41: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-12

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan untuk keperluan pengenalan karakteristik dan potensi

wilayah melalui pengumpulan data primer dan data sekunder.

a. Pengumpulan data primer dapat meliputi:

1) Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket,

temu wicara, wawancara, dan sebagainya;

2) Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui survey

lapangan ke wilayah Kawasan Strategis Pariwisata;

b. Pengumpulan data sekunder sekurang-kurangnya meliputi:

1) Peta-peta yang dapat berupa;

a) Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi sebagai peta dasar dengan

skala berdasarkan delineasi wilayah Kawasan Strategis Pariwisata;

b) Citra satelit untuk memperbaharui peta dasar dan membuat peta tutupan lahan,

harus berumur tidak lebih dari satu tahun pada saat penyusunan rencana;

c) Peta batas wilayah administrasi;

d) Peta-peta masukan untuk analisis konektivitas;

e) Peta-peta masukan untuk identifikasi daya tarik wisata.

2) Data dan informasi yang terdiri dari:

a) Data dan informasi tentang sumber daya wisata;

b) Data dan informasi tentang sumber daya sosial, ekonomi dan budaya;

c) Data dan informasi tentang infrastruktur dan fasilitas wisata;

d) Data dan informasi tentang wisatawan;

e) Data dan informasi tentang kelembagaan daerah;

f) Data dan informasi tentang kebijakan pariwisata terkait (Ripparda Provinsi,

Riparda Kabupaten/Kota yang terkait);

g) Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral lainnya terutama

yang merupakan kebijakan pemerintah pusat;

h) Peraturan perundang undangan terkait.

Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data,

tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada perlu

diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk statistik dan peta serta informasi yang

dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir. Dengan data

berdasarkan kurun waktu tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran perubahan yang

terjadi pada wilayah KSPN.

Page 42: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-13

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan dan analisis data meliputi kegiatan pengolahan dan analisis data primer dan

sekunder yang telah diperoleh dari tahap pengumpulan data. Hasil pengolahan dan analisis data

tersebut dimaksudkan untuk mengenali karakteristik wilayah Kawasan Strategis Pariwisata yang

dapat meliputi:

a. Karakteristik fisik wilayah, sekurangnya meliputi letak geografis, morfologi wilayah, potensi

rawan bencana alam, dan sebagainya.

b. Karakteristik sumber daya wisata, sekurangnya meliputi alam, artifisial, wisata budaya,

produk serta jasa wisata, dan sebagainya.

c. Karakteristik sumber daya sosial, ekonomi dan budaya, sekurangnya meliputi komposisi,

struktur serta dinamika sosial kemasyarakatan, dinamika budaya, aktivitas ekonomi,

dinamika sosial-politik, dan sebagainya.

d. Karakteristik sumber daya infrastruktur dan fasilitas wisata, infrastruktur sekurangnya

meliputi jalan, transportasi publik, bandar udara, pelabuhan, jaringan listrik, air,

telekomunikasi, dan sebagainya. Fasilitas wisata sekurangnya meliputi akomodasi,

restoran/rumah makan, tour operator, pusat informasi, dan sebagainya.

e. Karakteristik wisatawan sekurangnya meliputi jumlah wisatawan per bulan, rata-rata lama

kunjungan wisatawan, rata-rata pengeluaran wisatawan, negara asal wisatawan, pintu

masuk, pola perjalanan wisatawan, persepsi, motivasi, preferensi wisatawan, dan

sebagainya.

Hasil pengolahan dan analisis data tersebut akan menjadi dasar dalam perumusan tujuan,

kebijakan dan strategi perencanaan dan perancangan Kawasan Strategis Pariwisata.

4. Tahap Perumusan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata

Perumusan konsep pengembangan kawasan strategis pariwisata meliputi:

a. Perumusan visi, misi, tujuan dan strategi pengembangan kawasan;

b. Perumusan konsep dan strategi pengelolaan kawasan;

c. Perumusan indikasi program dan kegiatan pengembangan kawasan.

5. Tahap Penyusunan Rancangan Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata

Penyusunan rancangan pengembangan kawasan strategis pariwisata dapat meliputi:

a. Rancangan struktur perwilayahan kepariwisataan yang disusun berdasarkan karakteristik

wilayah meliputi pusat pelayanan pariwisata primer dan sekunder serta kawasan

pariwisata utama dan pendukung;

b. Rancangan pengembangan kegiatan wisata pada tiap-tiap perwilayahan pariwisata;

c. Rancangan pengembangan fasilitas pariwisata pada tiap-tiap perwilayahan pariwisata;

Page 43: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-14

d. Rancangan pengembangan kawasan terpilih berupa blok plan, site plan (3D);

e. Rancangan perspektif arsitektur pada beberapa titik di kawasan terpilih.

2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa kawasan

strategis pariwisata terdiri atas kawasan strategis pariwisata nasional, kawasan strategis

pariwisata provinsi, dan kawasan strategis pariwisata kabupaten/kota. Kawasan Strategis

Pariwisata Provinsi (KSPP) merupakan kawasan geografis yang berada di dalam satu wilayah

administratif provinsi yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata, yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,

seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya

dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan (Peraturan Pemerintah Nomor 50

tahun 2011 tentang Ripparnas).

2.2.1 Amanat Penyusunan Rencana dan Rancangan Kawasan Strategis

Pariwisata Provinsi

Penyusunan rencana pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) diamanatkan

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi (Ripparprov). Dalam Ripparprov, wilayah

administratif provinsi sebagai Destinasi Pariwisata (skala provinsi) memiliki beberapa Kawasan

Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) yang diantaranya adalah Kawasan Strategis Pariwisata

Provinsi (KSPP). Pengembangan KSPP menjadi prioritas pengembangan pariwisata di tingkat

provinsi karena kawasan tersebut memiliki fungsi utama pariwisata dan memiliki nilai strategis

dalam menyelesaikan isu strategis terkait kepariwisataan di tingkat provinsi.

2.2.2 Lingkup Materi Rencana dan Rancangan Pengembangan

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi

Lingkup materi rencana pengembangan kawasan strategis pariwisasta provinsi meliputi

perumusan strategi pengembangan 4 (empat) aspek pengembangan kepariwisataan, yaitu

pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan

kepariwisataan.

Page 44: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-15

Tabel 2.5 Lingkup Materi Rencana dan Rancangan Pengembangan

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi

Rencana dan Rancangan Pengembangan

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi

Lingkup Materi

Pengembangan

Rencana

Pengembangan

KSPP

Perumusan visi, misi, tujuan dan strategi

pengembangan kawasan;

1. Destinasi Pariwisata

a. Daya Tarik Wisata

b. Aksesibilitas

Pariwisata

c. Prasarana, Fasilitas

umum dan Fasilitas

Pariwisata

d. Pemberdayaan

masyarakat

e. Investasi Pariwisata

2. Pemasaran Pariwisata

3. Industri Pariwisata

4. Kelembagaan

Kepariwisataan

Perumusan konsep dan strategi pengelolaan

kawasan;

Perumusan indikasi program dan kegiatan

pengembangan kawasan

Rancangan

Pengembangan

KSPP

Rancangan struktur perwilayahan kepariwisataan

yang disusun berdasarkan karakteristik wilayah

meliputi pusat pelayanan pariwisata primer dan

sekunder serta kawasan pariwisata utama dan

pendukung;

Rancangan pengembangan kegiatan wisata pada

tiap-tiap perwilayahan pariwisata;

Rancangan pengembangan fasilitas pariwisata pada

tiap-tiap perwilayahan pariwisata;

Rancangan pengembangan kawasan terpilih berupa

blok plan;

Rancangan perspektif arsitektur pada beberapa titik

di kawasan terpilih

Sumber: Diadaptasi dari Pedoman Perencanaan dan Perancangan KSPN dan Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2011

2.3 Wisata Sejarah dan Warisan Budaya (Historical and

Cultural Heritage Tourism)

2.4.1 Pengertian, Komponen, dan Elemen

Perkembangan pariwisata di Indonesia, berdasarkan Hasil Passenger Exit Survey yang dikeluarkan

oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 2014, menunjukkan bahwa pariwisata budaya memiliki

proporsi paling tinggi dalam kontribusi wisatawan terbesar di Indonesia yaitu sekitar 60%, diikuti

oleh pariwisata alam sebesar 35%, dan pariwisata buatan manusia yaitu sebesar 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa pariwisata budaya memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan

pariwisata di Indonesia, terkait keberagaman budaya dan etnis yang dimiliki.

Wisata sejarah dan warisan budaya merupakan bagian dari portofolio produk pariwisata budaya.

Wisata ini seringkali memiliki berbagai macam istilah yang mengacu pada pengertian serupa,

salah satunya adalah pariwisata pusaka. Pusaka dapat dimaknai sebagai segala sesuatu baik

yang bersifat materil maupun non materil yang diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya yang ingin dijaga keberadaan dan keberlangsungannya. World Tourism Organization

mendefinisikan pariwisata pusaka sebagai kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, peninggalan

budaya manusia, filosofi, dan pranata dari wilayah lain. Secara lebih luas, pariwisata pusaka juga

dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan wisata untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal,

Page 45: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-16

benda-benda cagar budaya, dan alam beserta isinya di tempat asalnya yang bertujuan untuk

memberikan pengetahuan dan pemahaman akan keanekaragaman budaya dan alam bagi

pengunjungnya (Pariwisata Pusaka, 2009). Pariwisata pusaka merupakan salah satu bagian dari

industri pariwisata yang paling maju perkembangannya. Hal ini terlihat dari jumlah penyelenggara

(negara, lembaga, dan operator/penyelenggara), dan terutama dari segi jumlah wisatawan

(Jamieson, 1998; Boniface & Flowler, 1993 dalam Pariwisata Pusaka, 2009). Kondisi ini juga

mendukung hasil studi yang telah dijelaskan pada awal paragraph bagian ini.

Warisan budaya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu warisan budaya yang dapat diraba

(tangible cultural heritage) seperti benda dalam museum, dokumen dalam arsip, bangunan-

bangunan bersejarah, dan sebagainya; serta warisan budaya yang tidak dapat diraba (intangible

cultural heritage) seperti nilai, adat-istiadat, upacara, gaya hidup, festival, seni dan acara-acara

kebudayaan.

Salah satu perwujudan dari wisata sejarah dan warisan budaya adalah cagar budaya. Di Indonesia,

perihal cagar budaya telah diatur dalam Undang-Uundang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya. Cagar budaya diartikan sebagai warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar

Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan

Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai

penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui

proses penetapan. Cagar budaya dapat berbentuk benda, bangunan, struktur, situs, maupun

kawasan. Berikut adalah beberapa pengertian terkait hal-hal tersebut.

1. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak

maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-

sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan

manusia.

2. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda

buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan

beratap.

3. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda

buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam,

sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.

4. Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung

Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya.

5. Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya

atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Page 46: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-17

Dalam pengembangan pariwisata sejarah dan warisan budaya, beberapa produk wisata yang

dapat dibentuk dan ditawarkan kepada wisatawan adalah sebagai berikut (Cultural and Heritage

Tourism, a Handbook for Community Champions, 2012).

Cultural and Heritage Sites (Situs Warisan Budaya)

• Pameran dan galeri seni

• Pusat interpretasi

• Museum

• Theater

• Peternakan dan pertanian

• Situs-situs bersejarah

• Pusat kebudayaan lokal

• Benteng dan rumah bersejarah

• Patung dan kesenian publik outdoor

Routes (Rute)

• Rute perjalanan bersejarah (historic driving routes)

• Rute perjalanan dengan pemandangan indah (scenic driving routes)

• Walking trail bersejarah/ dengan pemandangan indah (scenic/ historic walking trails)

Cultural/Heritage Themed Services

• Akomodasi

• Pedagang retail

• Barang-barang antik

• Kuliner

• Homestay

• Layanan lain bagi pengunjung

Events (Acara)

• Pertunjukan warga lokal

• Pasar tradisional

• Pertunjukan sejarah

• Festival pertanian

• Festival musik/teater/ film

• Program interpretasi

• Pertunjukan jalanan

Page 47: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-18

2.4.2 Perlindungan Kawasan Heritage/ Bernilai Sejarah

Perlindungan terhadap kawasan heritage telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2010 tentang Cagar Budaya. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu benda, bangunan,

ataupun struktur dapat dikatakan sebagai cagar budaya jika sudah memenuhi kriteria sebagai

berikut.

1. Berusia 50 tahun atau lebih;

2. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun;

3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau

kebudayaan; dan,

4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Di dalam peraturan yang sama, juga sudah dijelaskan hal-hal penting lainnya terkait dengan

pelestarian kawasan yang bernilai sejarah. Pelestarian adalah upaya dinamis untuk

mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi,

mengembangkan, dan memanfaatkannya. Selain pelestarian, hal-hal lain yang diatur adalah

terkait dengan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan.

Upaya perlidungan terhadap kawasan heritage atau kawasan yang bernilai sejarah dianggap

penting karena kawasan heritage merupakan warisan berharga yang dapat menjadi sumber

informasi dari kejadian masa lampau yang tidak akan terulang kembali. Nilai suatu bangunan

heritage amatlah penting pada masa kebudayaan kontemporer saat ini. Akan tetapi pada masa

kini, masyarakat di berbagai tempat mulai mengalami keresahan dengan kondisi memudarnya

praktek budaya lokal dan rusaknya kondisi alam. Hal ini sebagai akibat dari persinggungan dengan

kebudayaan luar dan anggapan bahwa budaya sudah tidak menarik maupun kuno (Pariwisata

Pusaka, 2009). Hal ini menjadi alasan mengapa perlindungan terhadap kebudayaan lokal salah

satunya melalui pengembangan pariwisata sejarah dan budaya menjadi suatu hal yang penting.

Upaya perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dapat dilihat dari sisi preventif maupun

kuratif. Upaya perlindungan preventif adalah suatu tindakan perlindungan yang biasanya

dilakukan oleh pihak berwajib sebelum terjadi suatu kerusakan pada kawasan heritage tertentu.

Perlindungan preventif biasanya dilakukan melalui bimbingan, pengarahan, dan ajakan mengenai

pentingnya menjaga kawasan heritage, penyuluhan bagaimana cara melestarikan warisan yang

ada kepada pihak-pihak terkait kawasan heritage tersebut, seperti kepada pihak stakeholder

(masyarakat, pemerintah, LSM, badan usaha, dan lain-lain) ataupun pihak wisatawan. Sedangkan

upaya perlindungan yang kuratif merupakan suatu tindakan perlindungan yang diambil setelah

terjadinya suatu bencana atau terjadinya hal yang merusak suatu kawasan heritage. Tindakan

perlindungan ini biasanya bersifat rehabilitasi, memperbaiki, ataupun menghilangkan penyebab

Page 48: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-19

timbulnya suatu kerusakan. Upaya kuratif biasanya dilakukan untuk lokasi-lokasi cagar budaya

yang rusak akibat bencana alam maupun perbuatan manusia.

Sebagai fasilitator, pemerintah perlu bergerak melakukan upaya perlindungan kawasan heritage

melalui pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta dibidang pendanaan atau

permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat atau stakeholder yang

diberdayakan guna mengoptimalisasi upaya perlindungan kawasan heritage. Selain dari pihak

pemerintah, tentu perlu adanya kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap bangunan

heritage untuk generasi masa mendatang. Bangunan cagar budaya sebagai lambang kebudayaan

bagi sebuah bangsa yang memilikinya. Bangunan heritage juga merupakan sesuatu yang bernilai

tinggi dan sangat penting bagi pendidikan sejarah dan identitas suatu kawasan, serta bagi

komunitas ataupun bangsa yang peduli pada pembentukan karakter generasi masa depan.

Mengutip dari Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok (2015), beberapa upaya yang perlu dilakukan

untuk menjaga kelestarian cagar budaya Kabupaten Bangka Barat agar dapat terjaga dengan baik

dilakukan dengan beberapa hal yaitu:

1. Langkah pertama penyelamatan pusaka Pemda Kabupaten Bangka Barat adalah dengan

menetapkan kawasan situs, struktur, bangunan atau obyek sebagai pusaka (heritage) yang

dilindungi berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 dan Undang-undang Nomor

32 Tahun 2009;

2. Kabupaten Bangka Barat menetapkan kawasan situs, struktur bangunan atau obyek sebagai

pusaka (heritage) dengan keputusan Bupati atau Peraturan Bupati yang kemudian

dikukuhkan dengan Perda;

3. Jenis perlindungan yang dilakukan Pemda Kabupaten Bangka Barat terhadap pusaka antara

lain:

• Penetapan Kawasan Cagar Alam/Budaya yang dilindungi

• Penetapan Situs Cagar Alam/Budaya yang dilindungi

• Penetapan Struktur/Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi

• Penetapan Benda Cagar Budaya yang dilindungi

4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui edukasi, seminar, penyebaran brosur

dan lainnya tentang pentingnya cagar budaya terhadap pembangunan daerah maupun

terhadap masyarakat.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga melakukan sosialisasi ke tingkat sekolah, mulai dari TK sampai SMU untuk

Page 49: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-20

mengenal, memahami makna dan fungsi pusaka, menyayangi dan mencintai, target untuk

berbuat memelihara, melestarikan dan mencegah kerusakan;

6. Bagi masyarakat yang bangunannya masuk dalam Cagar Budaya diminta untuk tidak

mengubah ataupun merusak bangunan yang ada dan diupayakan untuk memelihara,

melestarikan dan mencegah kerusakan.

2.4 Pariwisata Kuliner

Indonesia memiliki berbagai jenis potensi wisata mulai dari potensi alam hingga potensi budaya.

Selain potensi alam dan budaya, sumber daya makanan yang ada di Indonesia juga dapat

dijadikan sebagai salah satu potensi wisata yang dapat dikembangkan. Keberagaman makanan

yang terdapat di berbagai tempat dan wilayah yang ada di Indonesia menjadikan makanan

Indonesia memiliki cita rasa yang beragam, serta memiliki ciri khas ataupun karakteristik yang

berbeda dari setiap produk makanan. Hal tersebutlah yang mendasari terbentuknya wisata kuliner

di Indonesia.

Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan wisata yang dilakukan dengan cara mengkonsumsi

makanan. Daya tarik utama yang ditonjolkan dalam wisata kuliner adalah produk makanan itu

sendiri. Menurut Hall and Sharples, dalam Natasha, 2013 wisata kuliner merupakan kunjungan

ke suatu tempat yang menjadikan makanan sebagai motivasi utama untuk melakukan perjalanan

wisata dan mengunjungi lokasi-lokasi yang menyediakan makanan seperti festival makanan

maupun restoran untuk mencoba rasa dari makanan tersebut sehingga wisatawan dapat

memperoleh pengalaman dari makanan khas yang mereka coba di daerah yang mereka kunjungi.

Selain itu terdapat juga istilah wisata gastronomi, dimana wisatawan dapat melakukan aktivitas

lain selain mencicipi makanan khas daerah tersebut. Gastronomi sendiri menurut Jean-Anthelme

Brillat-Savarin memiliki arti sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat

dalam makanan yang dikonsumsi manusia. Mulai dari sejarah, budaya, kearifan lokal hingga cara

pengolahan makanan tersebut. Dalam wisata gastronomi selain mencoba makanan khas daerah,

wisatawan juga dapat mengetahui latar belakang dan proses pembentukan dari makanan yang

mereka coba (Imelda, 2015).

Meskipun berbeda, banyak yang menyebutkan kedua jenis wisata di atas menjadi wisata kuliner.

Beberapa ahli mendeskripsikan wisata kuliner menjadi wisata gastronomi, karena kedua hal

tersebut saling berkaitan. Perkembangan wisata kuliner dimulai dari tahun 2011 dimana Erik Wolf

membuat sebuah asosiasi dan mengesahkannya menjadi International Culinary Tourism

Association (ICTA). Asosiasi ini memberikan konsultasi dalam menangani permintaan akan wisata

kuliner seperti pengembangan dan pemasaran di bidang kuliner. Selain itu asosiasi ini

mengadakan pelatihan dan pendidikan di bidang wisata kuliner.

Page 50: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-21

Menyikapi berbagai pergeseran, perubahan, dan perkembangan industri pariwisata, di tahun

2011 Kementerian Pariwisata telah memasukkan kuliner atau wisata kuliner ke dalam klaster

ekonomi (pariwisata) kreatif ke-15 sebagai bagian dari industri ekonomi kreatif. Hal tersebut

didukung dengan sumbangan subsektor kuliner yang menjadi pendapatan terbesar bagi industri

kreatif di Indonesia atau sekitar 32,2% dari total kontribusi industri kreatif terhadap PDB pada

2011 atau sekitar Rp 169,62 triliun. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyebutkan dalam

wawancaranya pada April 2018 bahwa wisata kuliner dan kuliner tradisional masuk ke dalam

kelompok besar wisata budaya dengan daya tarik sebesar 60%. Atas dasar tersebut Kementerian

Pariwisata membentuk Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja untuk

mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan ke Indonesia (republika.co.id).

Dengan adanya globalisasi, wisata kuliner mengalami perubahan dan pergeseran dari segi nilai.

Masakan Indonesia mencerminkan warisan budaya, sehingga upaya pelestarian perlu dilakukan.

Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kearifan lokal yang terkandung di dalam makanan,

sehingga selain untuk meningkatkan pariwisata, kuliner juga dapat menjadi alat untuk

mengenalkan budaya Indonesia kepada wisatawan.

Dari segi penyajian makanan, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam wisata

kuliner. Aspek-aspek tersebut menurut Menrad dan Kotler dalam Komaladewi, 2017 yaitu:

1. Appearance, meliputi kemenarikan bentuk, warna, dan ukuran produk makanan.

2. Freshness, meliputi kesegaran warna, aroma, dan penampilan.

3. Health, meliputi kandungan atau komponen makanan, kesehatan bahan baku dan kandungan

gizi yang terkandung dalam produk makan tersebut.

4. Packaging, meliputi kemenarikan desain makanan dan bentuk kemasan

5. Brand, meliputi kemenarikan merek, kemudahan pengucapan merek makanan dan arti dari

merek tersebut.

Selain itu aspek lain dalam wisata kuliner juga dapat mempengaruhi psikologi wisatawan. Hal

tersebutlah yang membuat wisatawan mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika sedang

berwisata kuliner. Keempat aspek lain yang mendukung wisata kuliner yaitu:

1. Aspek tempat, aspek ini meliputi lokasi dari tempat penyediaan makanan tersebut,

kemudahan capaian (aksesibilitas), desain dan suasana yang dapat mempengaruhi psikologi

wisatawan yang didukung oleh fasilitas yang disediakan oleh penyedia wisata kuliner.

2. Aspek harga, aspek ini merupakan aspek yang dapat menarik wisatawan untuk datang

berkunjung. Jika harga tersebut murah, maka wisatawan dapat mudah tertarik untuk

mengunjungi tempat tersebut, ataupun harga yang mahal dengan kelengkapan fasilitas dan

rasa makanan yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan pengeluaran dari

wisatawan tersebut.

Page 51: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-22

3. Aspek pelayanan, aspek ini dapat memberikan pengalaman yang baik terhadap wisatawan.

Jika pelayanan yang diberikan kepada wisatawan berkualitas, maka wisatawan akan merasa

nyaman dan memiliki pengalaman yang baik terhadap tempat tersebut sehingga membuat

wisatawan ingin datang kembali ke tempat tersebut.

4. Aktivitas yang ditawarkan, wisata kuliner saat ini selain menawarkan produk makanan yang

berkualitas, juga menawarkan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan.

Contohnya wisatawan dapat melihat proses pembuatan makanan tersebut, memasaknya

sendiri, maupun mengetahui sejarah dari makanan tersebut.

Aspek-aspek di atas merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perkembangan wisata

kuliner. Jika suatu destinasi yang dijadikan sebagai tujuan wisata kuliner oleh wisatawan memilki

kesembilan aspek tersebut, maka wisatawan dapat memperoleh pengalaman berwisata kuliner

yang baik dan berharga.

2.5 Pengembangan Jalur Wisata Tematik

Konsep tematik dalam pariwisata menekankan pada pengembangan tema tertentu yang

mengaitkan berbagai komponen produk pariwisata dalam menyusun suatu jalur wisata.

US Department of Commerce (2012:136) menyatakan bahwa:

“thematic tours should be inclusive of natural, cultural, and historical assets to maximize the

opportunities for attracting a cross-section of audiences to multiple sites and events that

transcend geographic boundaries……….Linking similar assets together as a linear ‘strings of pearl’

allows consumers to travel by motivation and interests–––such as military history, ethnic

settlements, music, commerce and industry, architecture, or landscapes–––to expand

opportunities for these visitors to stay longer and spend more”.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pariwisata tematik harus mencakup aset alam, budaya

dan sejarah dalam memaksimalkan peluang untuk menarik kunjungan wisatawan ke beberapa

situs dan event dalam lingkup geografis tertentu. Dengan menyatukan aset yang sejenis menjadi

satu tema tertentu ke dalam jalur wisata, maka dapat memberikan kesempatan kepada

wisatawan untuk melakukan perjalanan dengan motivasi dan minat khusus seperti sejarah militer,

pemukiman etnis tertentu, musik, industri dan perdagangan, arsitektur atau lansekap sehingga

dapat memaksimalkan peluang untuk meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan.

Terdapat 3 (tiga) pilar dalam pengembangan pariwisata tematik, yaitu (1) create, menciptakan

tema; (2) enhance, meningkatkan kualitas/kuantitas produk; dan (3) link, mengaitkan antara

komponen produk pariwisata untuk membentuk tema. Selain ketiga pilar tersebut, interpretasi

merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata tematik. Tabata (2002:153-155) dalam

Page 52: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 2-23

tulisannya yang berjudul “Thematic Itineraries: An Approach to Tourism Product Development”

menyatakan bahwa:

“Interpretation contributes to itinerary development in several important ways: (1) focuses

attention on the “whole” destination area, however defined, rather than the individual sites and

attractions; (2) develops themes that appeal to potential visitors; (3) provides a “wayfinding”

function for visitors; (4) increases the holding power an area by provoking the interest of visitors

and providing memorable visitor experiences; and (5) supports other local industries and

businesses such as unique souvenirs and foods.”

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dalam mengembangkan rute/jalur perjalanan wisata

(itinerary), interpretasi memberikan kontribusi penting dalam berbagai hal, yaitu (1) fokus pada

keseluruhan area destinasi pariwisata, tidak hanya fokus pada satu daya tarik wisata; (2)

mengembangkan tema yang dapat menarik pengunjung potensial; (3) menyediakan informasi

kepada pengunjung mengenai destinasi pariwisata; (4) meningkatkan kekuatan (nilai tambah)

area destinasi dengan menarik minat pengunjung dan memberikan pengalaman yang berkesan

kepada pengunjung; dan (5) mendukung perkembangan industri dan bisnis lokal seperti souvenir

dan makanan khas lokal. Dengan mengacu pada penjelasan tersebut, maka beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam mengembangkan jalur wisata tematik diantaranya adalah:

1. Mengembangkan tema spesifik yang dapat menarik minat pengunjung;

2. Penerapan tema spesifik pada seluruh komponen produk pariwisata, tidak hanya pada salah

satu komponen saja;

3. Menciptakan pengalaman yang berkesan bagi pengunjung melalui interpretasi tema spesifik

yang disampaikan oleh interpreter (pemandu wisata) yang kompeten;

4. Mendorong pertumbuhan industri dan usaha lokal;

5. Menggabungkan ketiga pilar pengembangan produk pariwisata tematik, yaitu Create,

menciptakan tema; Enhance, meningkatkan kualitas/kuantitas produk; dan Link, mengaitkan

antara komponen produk untuk membentuk tema.

Dengan memperhatikan keberagaman potensi daya tarik wisata di Kawasan Strategis Pariwisata

Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya serta arahan kebijakan pengembangan pariwisata terkait,

maka tema pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya adalah wisata warisan budaya sebagai

tema utama dan wisata kuliner sebagai tema pendukung. Tema utama dan tema pendukung ini

selanjutnya akan dipadukan dan dikemas dalam jalur-jalur wisata tematik yang akan dibahas

dalam bab selanjutnya.

Page 53: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

BAB 3 KAJIAN KEBIJAKAN DAN

RENCANA TERKAIT PENGEMBANGAN

KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA

Page 54: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-2

Pada bab ini akan diulas beberapa kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan

pembangunan kepariwisataan di Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan

sekitarnya. Pembahasan ini ditujukan untuk mensinergiskan Rencana Induk Rencana Detail KSPP

Muntok dan sekitarnya dengan kebijakan terkait dari berbagai tingkatan. Kebijakan-kebijakan

yang menjadi referensi dalam kajian ini antara lain, RTRW Nasional dan Ripparnas, RTRW Provinsi

dan Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung, serta kebijakan lokal Kabupaten Bangka Barat yang

terkait.

3.1 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan

Pembangunan Nasional

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pembangunan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, khususnya Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya

merupakan bagian dari pembangunan nasional dan pembangunan kepariwisataan nasional.

Kebijakan pembangunan nasional yang mengarahkan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung secara umum dan KSPP Muntok dan sekitarnya tertuang dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) tahun 2008-2027

yang direvisi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang perubahan terhadap

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Sedangkan pembangunan kepariwisataan nasional tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor

50 Tahun 2010 tentang Ripparnas Tahun 2010-2025.

3.1.1 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 26 Tahun 2008 dan direvisi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017,

merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara untuk periode

perencanaan 2008-2028. Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah di tingkat nasional

mengatur tentang struktur ruang dan pola ruang nasional. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

meliputi: sistem perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi

nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan

ruang, berupa ruang udara, ruang darat, ruang laut serta ruang yang ada di dalam bumi, disusun

dalam kesatuan wilayah. Dalam perubahan RTRWN tahun 2017 terdapat penyesuaian strategi

pembangunan perwilayahan di Indonesia. Di antara perubahan strategi yang ada,

Page 55: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-3

terdapat perubahan strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan

ekonomi wilayah yang terkait dengan pembangunan pariwisata. Strategi yang dimaksud berbunyi,

“mengembangkan pelayanan kawasan perkotaan yang mendukung sektor unggulan sebagai kota

industri, wisata dan maritim secara berkelanjutan”.

Wilayah menurut RTRWN diartikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif atau

aspek fungsional. Selanjutnya dalam penataan ruang, wilayah dapat dibagi menjadi dua yaitu

kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan

dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi wilayah tersebut. Salah

satu pembagian kawasan budidaya adalah kawasan andalan yang pengembangannya diarahkan

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya.

Dalam sistem perkotaan yang telah ditetapkan dalam struktur ruang wilayah nasional, pembagian

struktur ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meliputi :

1. Pangkalpinang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) pada Tahapan Pengembangan II, yaitu

Pengembangan/peningkatan fungsi Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota

Pusat Pertumbuhan Nasional (II/C/1).

2. Muntok sebagai PKW pada Tahapan Pengembangan II untuk Mendorong Pengembangan

Kota-Kota Sentra Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah (II/B).

3. Tanjungpandan pada Tahapan Pengembangan I untuk Mendorong Pengembangan Kota-Kota

Sentra Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah (I/B).

4. Manggar pada Tahapan Pengembangan II untuk Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra

Produksi yang Berbasis Otonomi Daerah (II/B).

Pangkalpinang memiliki fungsi sebagai PKN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

mempunyai skala pelayanan nasional, sedangkan Muntok merupakan salah satu Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pusat kegiatan wilayah (PKW) adalah

kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa

kabupaten/kota. Selain Muntok, kota lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan

sebagai PKW adalah Tanjungpandan dan Manggar.

Dalam penataan ruang, kawasan pariwisata merupakan bagian dari kawasan budidaya. Kriteria

yang digunakan untuk menetapkan kawasan peruntukan pariwisata adalah:

1. Memiliki daya tarik wisata; dan/atau

2. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

RTRWN mengatur bahwa peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan

memperhatikan:

Page 56: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-4

1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung

lingkungan;

2. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;

3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata; dan

4. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c.

Selain dikembangkan di kawasan budidaya, RTRWN juga telah mengatur kawasan-kawasan

lindung yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Kawasan-kawasan tersebut antara

lain:

1. Kawasan warisan dunia

2. Kawasan taman nasional dan taman nasional laut

3. Kawasan taman hutan raya

4. Kawasan taman wisata dan taman wisata laut

5. Kawasan cagar biosfer

6. Kawasan terumbu karang

7. Kawasan keunikan batuan dan fosil

8. Kawasan keunikan bentang alam

9. Kawasan keunikan proses geologi

Selain itu melalui penyusunan rencana pola ruang dalam RTRW Nasional, Cagar Alam Gunung

Menumbing yang merupakan bagian wilayah KSPP Muntok dan sekitarnya dapat menjadi dan

dikembangkan sebagai salah satu daya tarik wisata.

Lebih lanjut, dalam RTRWN ini juga telah ditetapkan tentang kawasan andalan yang terdiri atas

kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut. Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan

andalan berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang. Kawasan andalan

berkembang ditetapkan dengan kriteria :

1. Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan;

2. Memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,25 %;

3. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3 % dari jumlah penduduk provinsi;

4. Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan / atau bandar udara, prasarana

listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang kegiatan ekonomi kawasan;

dan

5. Memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan / atau sudah ada minat investasi.

Sedangkan kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria :

1. Memiliki paling sedikit 1(satu) kawasan perkotaan;

2. Memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,05 %;

Page 57: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-5

3. Memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling sedikit 4 % pertahun;

4. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 0,5 % dari jumlah penduduk provinsi;

5. Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut, dan prasarana lainnya yang belum

memadai; dan

6. Memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.

Adapun kawasan andalan laut ditetapkan dengan kriteria:

1. Memiliki sumber daya kelautan;

2. Memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan

3. Memiliki akses menuju pasar nasional atau internasional

Kawasan Andalan sesuai RTRWN yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2017 yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Kawasan Andalan Bangka

Belitung, yang mencakup :

1. Kawasan Andalan Bangka, dengan sektor unggulan pertanian (IV/A/2), perkebunan (IV/B/2),

industri (II/D/2), pariwisata (II/E/2), dan perikanan (II/F/2).

2. Kawasan Andalan Belitung, dengan sektor unggulan pertanian (IV/A/2), perkebunan (IV/B/2),

industri (II/D/2), dan pariwisata (II/E/2).

3. Kawasan Andalan Laut Bangka dan sekitarnya, dengan sektor unggulan perikanan (III/F/2)

dan pariwisata (II/E/2).

KSPP Muntok dan sekitarnya merupakan bagian dari Kawasan Andalan Bangka dan Kawasan

Andalan Laut Bangka dan sekitarnya. Pengembangan Kawasan Andalan Bangka diarahkan pada

pengembangan sektor potensial kawasan yaitu sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor

industri, sektor pariwisata dan sektor perikanan. Sedangkan Kawasan Andalan Laut Bangka dan

sekitarnya dikembangkan dengan sektor unggulan yaitu sektor perikanan dan sektor pariwisata.

Kawasan Andalan Bangka dan Kawasan Andalan Laut Bangka dan sekitarnya dapat dilihat pada

gambar 3.1 berikut.

Page 58: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-6

Gambar 3.1 Kawasan Andalan Bangka dan Sekitarnya

Sumber: RTRW Nasional 2008 – 2028

3.1.2 Kebijakan Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas) merupakan dokumen

perencanaan pembangunan yang menjadi pedoman bagi pembangunan kepariwisataan tingkat

nasional dalam jangka panjang, yaitu 15 tahun. Pembangunan kepariwisataan harus diarahkan

untuk mendukung terwujudnya visi pembangunan kepariwisataan nasional, yaitu “Terwujudnya

Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu

mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Ripparnas juga telah menetapkan misi pembangunan

kepariwisataan nasional, yaitu:

Page 59: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-7

1. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan,

meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;

2. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;

3. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan

4. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat, sumber daya manusia,

regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong

terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

Selain visi dan misi, Ripparnas juga menetapkan tujuan, sasaran, arah pembangunan, kebijakan,

dan strategi pembangunan kepariwisataan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan yang

diatur dalam Ripparnas mencakup pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata,

pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.

Salah satu rencana yang diatur dalam Ripparnas adalah rencana perwilayahan pariwisata dengan

menetapkan 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Dalam rencana perwilayahan destinasi

pariwisata nasional yang diatur dalam Ripparnas, KSPP Muntok dan sekitarnya menjadi bagian

dari DPN Palembang – Bangka Belitung dan sekitarnya. DPN ini terdiri dari 3 Kawasan

Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan 2 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

KPPN adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu sebagai suatu kawasan

dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema produk pariwisata

tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen pencitraan kawasan tersebut. KSPN

adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih

aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya

dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

KPPN di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah KPPN Belinyu dsk, Pangkalpinang-

Sungailiat dsk, dan Punai-Belitung dsk. Sementara itu, wilayah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang ditetapkan sebagai KSPN adalah KSPN Tanjung Kelayang-Belitung dan sekitarnya.

Berdasarkan pembagian tersebut, KSPP Muntok dan sekitarnya merupakan bagian dari KPPN

Belinyu dan sekitarnya. Untuk lebih jelasnya, Peta DPN Palembang – Bangka Belitung dan

sekitarnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

Page 60: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-8

Gambar 3.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan Sekitarnya

Sumber: RIPPARNAS 2010-2025

3.2 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan

Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pembangunan kepariwisataan

Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya harus mengacu pada

kebijakan dan arahan pembangunan provinsi, khususnya yang terkait dengan pembangunan

kepariwisataan. Kebijakan dan arahan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

mengatur tentang pembangunan kepariwisataan di provinsi adalah Peraturan Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Tahun 2005-2025; Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor

2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun

2014-2034; dan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2016

tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 61: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-9

3.2.1 Pembangunan KSPP Muntok dalam RPJPD Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 merupakan dokumen rencana

pembangunan seluruh sektor dalam pembangunan provinsi untuk jangka waktu perencanaan 20

tahun. RPJPD Provinsi juga merupakan kerangka dasar pengelolaan pembangunan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dalam jangka panjang, yang merupakan pengejawantahan kehendak

masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

dengan tetap memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk mencapai

visi “Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Wilayah Agribahari yang Maju dan

Berwawasan Lingkungan, Didukung oleh Sumber Daya Manusia Handal dan Pemerintah yang

Amanah Menuju Masyarakat Sejahtera” di tahun 2025. Visi tersebut dijabarkan ke dalam lima

misi pembangunan provinsi, yaitu:

1. Mengembangkan potensi ekonomi lokal yang sejalan dengan upaya mewujudkan wilayah

agribahari dan meningkatkan daya saing daerah. Peningkatan daya saing daerah akan

dilakukan melalui pemanfaatan potensi ekonomi daerah secara optimal dan sejalan dengan

upaya pelestarian lingkungan, khususnya perkebunan, perikanan dan kelautan; industri

pengolahan dan pariwisata sesuai dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh masing-

masing kabupaten/kota yang orientasi pemasarannya terutama ke luar daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung; pembangunan sarana dan prasarana ekonomi; serta reformasi

di bidang peraturan dan perijinan;

2. Peningkatan kualitas dan daya saing SDM melalui penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan

Iptek yang berbasis potensi lokal serta pemantapan Imtaq;

3. Penguatan ketatapemerintahan yang baik (good local governance) melalui peningkatan

kualitas pelayanan publik, pemantapan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh, penguatan

peran masyarakat sipil, penguatan kualitas desentralisasi dan otonomi daerah,

pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan

masyarakat, peningkatan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil;

4. Pemerataan pembangunan dan berkeadilan melalui peningkatan pembangunan daerah;

mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh; keberpihakan kepada masyarakat,

kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan secara drastis;

menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta

Page 62: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-10

sarana dan prasarana ekonomi; dan menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek

termasuk gender;

5. Penciptaan lingkungan hidup yang asri, nyaman dan lestari bagi generasi sekarang dan

generasi yang akan datang.

Sesuai misi pertama, sebagai sektor yang mendukung upaya pelestarian lingkungan, pariwisata

diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu meningkatkan daya saing daerah. Indikator

keberhasilan pembangunan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah:

a. perkembangan daerah tujuan wisata (DTW) pantai di Kepulauan Bangka Belitung dalam masa

20 tahun;

b. peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi daerah tujuan

wisata, pajak hotel dan restoran, serta sumber-sumber penerimaan lain yang terkait;

c. perkembangan sektor-sektor ikutan, seperti jumlah hotel, restoran, hiburan, travel agent,

sampai dengan perkembangan usaha kecil dan menengah (penghasil kerajinan,

cenderamata, makanan).

RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan kepariwisataan sebagai sektor unggulan

ke-2 dari enam sektor unggulan pembangunan provinsi, yang secara berturut-turut adalah:

kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan dan

jasa. Pada tahapan pembangunan lima tahunan, kepariwisataan menjadi fokus pembangunan

pada tahap ke-2 (2012-2017) dan tahap ke-4 (2022-2025).

Tabel 3.1 Tahap Pembangunan Lima Tahunan dan Fokus Pembangunan

dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025

TAHAP I

2005-2012

TAHAP II

2012-2017

TAHAP III

2017-2022

TAHAP IV

2022-2025

FOKUS

PEMBANGUNAN

Penyiapan sarana

dan prasarana

serta

penanganan

lingkungan hidup

Pembangunan

ekonomi dan

lingkungan hidup

Ekonomi dan

pengembangan

kualitas sumber

daya manusia

Ekonomi, sumber daya

manusia, dan

penguatan birokrasi

FOKUS

SEKTOR/

BIDANG

Infrastruktur fisik

dan nonfisik

Lingkungan

Hidup

1. Perkebunan

2. Perikanan

3. PARIWISATA

1. Industri

pengolahan

2. Sumber daya

manusia

1. Industri pengolahan

2. PARIWISATA

3. Sumber daya

manusia

Page 63: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-11

TAHAP I

2005-2012

TAHAP II

2012-2017

TAHAP III

2017-2022

TAHAP IV

2022-2025

STRATEGI Persiapan dan

pembentukan

modal dasar

pembangunan

Percepatan

pembangunan dan

pertumbuhan

sentra-sentra

ekonomi, wilayah-

wilayah strategis

dan cepat tumbuh

(zona

pertumbuhan)

dengan tetap

menerapkan

prinsip

pembangunan

berwawasan

lingkungan.

Memberi nilai

tambah pada

hasil produk

unggulan provinsi

ini

Pengembangan

SDM yang

berkualitas,

profesional,

berwawasan

IPTEK dan

berbekal IMTAK

Memperluas akses

komoditas hasil industri

pengolahan hasil produk

unggulan ke pasar

regional, nasional

bahkan kalau mungkin

pasar internasional.

Promosi pariwisata yang

kontinyu dan

komprehensif terhadap

daya tarik wisata yang

ada di Kepulauan

Bangka Belitung.

Mengembangkan

potensi sumber daya

manusia dengan

bertumpu pada

kekuatan/keunggulan

daerah.

Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

3.2.2 Pembangunan KSPP Muntok dalam RPJMD Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Bangka Belitung terkait dengan

pengembangan kepariwisataan di wilayah Muntok, Kabupaten Bangka Barat sebagai KSPP

Muntok dan sekitarnya, sebagai berikut:

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dan mengembangkan wilayah strategis dan

cepat tumbuh.

a. Strategi untuk mencapai misi ini adalah mempercepat pembangunan infrastruktur di

daerah perdesaan, daerah terpencil, daerah tertinggal dan daerah perbatasan, dengan

arah kebijakan sebagai berikut:

1) Percepatan pembangunan infrastruktur di daerah pesisir, terpencil dan pulau-pulau

kecil untuk meningkatkan aksesibilitas serta mendukung pengembangan pariwisata

daerah yang berdaya saing sebagai pondasi pengembangan ekonomi wilayah;

2) Pengembangan infrastruktur wilayah untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan

ekonomi, layanan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat;

3) Pemerataan akses teknologi dan informasi sampai ke daerah pesisir, terpencil dan

pulau-pulau kecil untuk memberikan sarana informasi kepada masyarakat serta

mendukung perkembangan pariwisata;

4) Pemenuhan energi di pulau-pulau kecil untuk mendukung pengembangan ekonomi

kerakyatan dan pengembangan pariwisata;

Page 64: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-12

5) Pemenuhan secara bertahap transportasi antarpulau untuk meningkatkan

transportasi barang dan orang serta mendukung perkembangan pariwisata;

b. Strategi: Dukungan terhadap MP3EI (Masterplan Mempercepat Memperluas

Pembangunan Ekonomi Indonesia) Wilayah Sumatera dan sekitarnya. Adapun arah

kebijakan pada strategi ini antara lain:

1) Pengembangan pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, dan

modernisasi moda trasportasi untuk membuka akses antar pulau, antar provinsi dan

negara termasuk mendukung peningkatan aksesibilitas ke destinasi pariwisata

daerah;

2) Rintisan pengembangan Trans Bangka Belitung (Sumatera – Bangka Belitung –

Kalimantan) untuk meningkatkan daya saing wilayah.

c. Strategi : Mendorong percepatan pertumbuhan wilayah-wilayah potensial, dengan arah

kebijakan sebagai berikut:

1) Percepatan pembangunan infrastruktur wilayah kepulauan dan kawasan pariwisata

dengan keunggulan lokal;

2) Perwujudan Pulau Belitung sebagai daerah pariwisata internasional;

3) Pengembangan desa-desa pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata;

d. Strategi : Harmonisasi dan integrasi program-program yang terkait dengan pemberdayaan

masyarakat, dengan arah kebijakan:

1) Pemberdayaan, pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda yang

mendukung tumbuhnya partisipasi masyarakat melalui pengembangan ekonomi

kreatif dan pembangunan pariwisata daerah

2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui penguatan kapasitas lembaga ekonomi rakyat

untuk menciptakan sentra-sentra pembangunan produk unggulan wilayah

perdesaan/kecamatan/kabupaten/kota sesuai dengan kultur dan potensi wilayah bagi

mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan antar sektor, ditempuh melalui

strategi sebagai berikut:

a. Mengembangkan desa mandiri yang dirancang sebagai pusat pertumbuhan baru,

dilakukan agar berkembangnya sentra-sentra produk unggulan daerah.

b. Pengembangan komoditas unggulan daerah sebagai ikon produk pertanian dan pariwisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dan mengembangkan wilayah strategis dan

cepat tumbuh untuk meningkatkan daya saing daerah dan memperkuat pondasi ekonomi

daerah dalam rangka menghadapi era globalisasi dan keterbukaan persaingan global,

strateginya:

Page 65: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-13

a. Mendorong percepatan pertumbuhan wilayah-wilayah potensial, dilakukan agar

berkembangnya daerah Kawasan Ekonomi Khusus, wilayah strategis, dan kawasan cepat

tumbuh. Strategi ini akan dilaksanakan melalui arah kebijakan:

• Percepatan pembangunan infrastruktur wilayah kepulauan dan kawasan pariwisata

dengan keunggulan lokal;

• Pengembangan desa-desa pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata.

3.2.3 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RTRW

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034,

kepariwisataan memiliki posisi yang strategis sebagai salah satu sektor yang menjadi tujuan

penataan ruang wilayah provinsi. Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung adalah ”Mewujudkan Tata Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Terpadu,

Berimbang, dan Berkeadilan berbasis Agrobahari untuk Menunjang Pariwisata serta Pengendalian

Wilayah Pertambangan untuk Menjamin Pembangunan yang Berkelanjutan”.

Kebijakan penataan ruang untuk pariwisata diarahkan pada pengembangan kepariwisataan yang

berbasis budaya lokal, heritage, dan bahari, serta ramah lingkungan. Kebijakan tersebut

dilakukan melalui strategi berikut:

1. Memfasilitasi dan membangun kerjasama antar kabupaten/kota dalam pengembangan

pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

2. Mendorong dan membantu kabupaten/kota membangun dan merevitalisasi kawasan dan

atau daya tarik wisata potensial di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

3. Membantu dan membangun prasarana dan sarana penunjang pariwisata sesuai kewenangan

pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Mengacu kepada penetapan RTRW Nasional, posisi perkotaan Muntok dalam struktur

perwilayahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai PKW. Dengan perannya

sebagai PKW, perkotaan Muntok berfungsi sebagai pusat pelayanan tingkat provinsi dan/atau

Kabupaten Bangka Barat.

Page 66: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-14

Gambar 3.3 Peta Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber: RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2014 - 2034

Pada penyusunan rencana pola ruang, RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah

menetapkan kawasan budidaya. Salah satu peruntukan kawasan budidaya tersebut adalah

sebagai kawasan yang diperuntukkan bagi pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata di wilayah

provinsi dikategorisasikan menjadi kawasan peruntukan bagi tiga kegiatan wisata, yaitu wisata

alam, wisata budaya, dan wisata buatan/taman rekreasi serta wisata lainnya, ditetapkan dengan

kriteria:

a. Memiliki objek dengan daya tarik wisata;

b. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan; dan

c. Memiliki kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan perekonomian

dan sosial budaya.

Diantara kawasan-kawasan peruntukan pariwisata yang telah ditetapkan oleh RTRWP Kepulauan

Bangka Belitung tersebut, yang merupakan bagian dari KSPP Muntok, adalah:

1. Wisata alam, meliputi :

a. Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil;

Page 67: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-15

b. Kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan pantai dan lautnya yang dimanfaatkan

untuk pariwisata alam yang ada di kabupaten/kota, serta kawasan pariwisata pulau-pulau

kecil yang ada di Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka

Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur;

c. Kawasan pariwisata alam berupa kawasan wisata hutan;

d. Kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air panas alam yang dimanfaatkan

untuk pariwisata di Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka

Tengah, dan Kabupaten Bangka Selatan;

e. Taman wisata laut;

f. Kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di kabupaten/kota.

2. Wisata budaya, meliputi :

a. Kawasan Kota Tua Muntok di Kabupaten Bangka Barat;

b. Kawasan yang di dalamnya terdapat cagar budaya dan atau yang memiliki ciri-ciri cagar

budaya di kabupaten/kota;

c. Kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik wisata budaya tangible maupun

intangible yang ada di kabupaten/kota;

d. Kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah

Provinsi di kabupaten/kota.

3. Kawasan wisata buatan, yaitu kawasan wisata yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata

khusus yang merupakan kreasi artifisial dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya, yang

meliputi kawasan agro wisata, fasilitas rekreasi dan taman bertema dan resort serta fasilitas

olahraga yang ada di kabupaten/kota.

Arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatur bahwa

pengembangan kawasan peruntukan pariwisata dilakukan melalui:

a. identifikasi kawasan potensial dan kawasan wisata yang sudah bertumbuh;

b. penyusunan masterplan (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) Provinsi

Kepulauan Bangka Berlitung;

c. revitalisasi, restorasi dan perbaikan bangunan dan kawasan wisata yang ada;

d. pengembangan kawasan potensial menjadi kawasan strategis pariwisata provinsi;

e. peningkatan aksesibilitas pada kawasan-kawasan pariwisata yang potensial dalam satu

kesatuan sistem perjalanan wisata.

Page 68: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-16

Gambar 3.4 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber: RTRW Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung 2014 - 2034

Selain di kawasan budidaya, RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah menetapkan

beberapa kawasan lindung, yang dalam pengembangannya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

wisata, yaitu:

a. kawasan suaka alam;

b. kawasan hutan lindung;

c. kawasan sempadan pantai;

d. kawasan sekitar danau atau kolong;

e. kawasan pantai berhutan bakau;

f. situs dan kawasan cagar budaya.

Diantara kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang menjadi bagian dari KSPP Muntok dan sekitarnya, adalah kawasan cagar alam

Gunung Menumbing serta situs dan kawasan cagar budaya peninggalan sejarah.

Selain rencana pola ruang, RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2014 - 2034, juga

menetapkan kawasan strategis. Kawasan strategis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

Page 69: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-17

lingkup provinsi, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis

provinsi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut :

1) Bidang Ekonomi

a) Kawasan industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT) di Kawasan Tanjung Ular, Kabupaten

Bangka Barat

b) Pelabuhan dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Berikat di Kecamatan Lubuk Besar,

Kabupaten Bangka Tengah

c) Kawasan terpadu Mandiri Batu Betumpang Kabupaten Bangka Selatan

d) Kawasan Minapolitan Lepar Pongok di Kabupaten Bangka Selatan

e) Kawasan Etalase Perikanan Selat Nasik di Kabupaten Belitung

f) Kawasan Ekonomi Khusus Suge di Kabupaten Belitung

g) Kawasan Industri Perikanan Tanjung Binga, Kabupaten Belitung

h) Kawasan Terpadu Mandiri Gantung di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur

i) Kawasan Industri Terpadu Air Kelik (KIAK) di Kabupaten Belitung Timur

j) Kawasan Pelabuhan ASDP Manggar di Kabupaten Belitung Timur.

2) Bidang Sosial Budaya;

a) Kawasan Universitas Bangka Belitung (UBB) dan STAIN di Kabupaten Bangka

b) Kota Tua Muntok di Bangka Barat

c) Museum Nasional Maritim di Kabupaten Belitung

3) Bidang Lingkungan

a) Pengelolaan Cagar Alam Gunung Lalang (Belitung)

b) Gunung Menumbing (Bangka Barat)

c) Hutan Konservasi Gunung Maras (Bangka)

d) Gunung Mangkol (Bangka Tengah)

e) Gunung Permisan (Bangka Selatan)

f) Jering Menduyung (Bangka Barat)

g) Kawasan Kepulauan Buku Limau (Belitung Timur)

h) Taman Kehati (Belitung)

i) Kota Kapur (Bangka)

j) Karantina Hewan (Pulau Nadu), Kabupaten Belitung

Dengan demikian, KSPP Muntok dan sekitarnya merupakan bagian kawasan strategis dari

berbagai kepentingan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu:

a. Kawasan industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT) di Kawasan Tanjung Ular Kabupaten Bangka

Barat sebagai kawasan strategis provinsi bidang ekonomi;

b. Kota Tua Muntok sebagai kawasan strategis provinsi bidang sosial budaya;

Page 70: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-18

c. Gunung Menumbing dan Jering Menduyung sebagai kawasan strategis provinsi bidang

lingkungan.

Gambar 3.5 Peta Kawasan Strategis Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung

Sumber: RTRW Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung 2014 - 2034

3.2.4 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Ripparprov

Kepulauan Bangka Belitung

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016-

2025 diarahkan untuk mencapai visi, yaitu “Kepulauan Bangka Belitung sebagai Destinasi

Pariwisata Bahari dan Budaya Berdaya Saing Global yang Terpadu dan Bertanggung Jawab untuk

Pembangunan Masyarakat dan Lingkungan Berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut,

Ripparprov juga telah menetapkan misi pembangunan kepariwisataan provinsi, yaitu:

a. Membangun destinasi pariwisata yang memadukan potensi sumber daya bahari dan budaya

khas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan lingkungan yang

berkelanjutan;

b. Membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan berstandar

internasional;

Page 71: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-19

c. Membangun pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab untuk membentuk citra

sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing global; dan

d. Membangun kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan

dan percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global.

Pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara lain memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Mengembangkan daya tarik wisata bahari dan budaya khas berbasis masyarakat sebagai

unggulan dan pendorong perkembangan daya tarik wisata lain;

b. Meningkatkan keterpaduan pembangunan aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata untuk meningkatkan konektivitas dan kualitas pelayanan berstandar

internasional dalam mendorong investasi pariwisata;

c. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing internasional yang bertanggung jawab

terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya sebagai unggulan kepariwisataan provinsi;

d. Membangun struktur industri pariwisata yang kuat dan beridentitas melalui pembangunan

kemitraan berkinerja tinggi di tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta menghargai

nilai-nilai kearifan lokal;

e. Meningkatkan keterpaduan pemasaran pariwisata dengan perdagangan dan investasi,

seluruh kabupaten/kota di provinsi, dan dengan pemasaran pariwisata nasional dalam

membangun citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing global;

f. Mewujudkan sistem pemasaran yang efektif dan bertanggung jawab untuk mendorong

kunjungan wisatawan yang berkualitas;

g. Mewujudkan organisasi kepariwisataan dan sumber daya manusia yang handal dan

berkompetensi internasional untuk mendorong percepatan perwujudan sebagai destinasi

pariwisata berdaya saing global; dan

h. Mewujudkan tata kelola pariwisata yang terstruktur dan terpimpin untuk mewujudkan

keterpaduan pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi.

Dalam melakukan pembangunan destinasi pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dijabarkan kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan pada masing-masing kabupaten/kota.

Strategi untuk kebijakan pembangunan perwilayahan pariwisata provinsi khususnya di Kabupaten

Bangka Barat dan KSPP Muntok dan sekitarnya, meliputi:

a. Menetapkan Muntok sebagai pusat pelayanan sekunder pariwisata daerah;

b. Membangun Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung

dan DPP Wilayah Selatan Kepulauan Bangka Belitung;

Page 72: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-20

c. Mendorong pertumbuhan pariwisata yang seimbang dan terpadu antara wilayah utara dan

selatan Daerah Provinsi;

d. Membangun Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya untuk

memberikan nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi sebagai wilayah pertambangan

timah dan penghasil lada di Indonesia, memberikan perlindungan terhadap sumber daya

alam dan budaya, peningkatan kualitas ekosistem alam, serta pemulihan kerusakan

lingkungan;

e. Memadukan pembangunan perwilayahan DPP, KPPP, dan KSPP Kepulauan Bangka Belitung

dengan DPN Palembang-Bangka Belitung, KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, KPPN

Belinyu dan sekitarnya, KPPN Pangkalpinang-Sungailiat dan sekitarnya, serta KPPN Punai-

Belitung dan sekitarnya;

f. Mengembangkan sistem mitigasi dan adaptasi terhadap bencana, kerusakan lingkungan

akibat kegiatan pertambangan dan sektor lain di KSPP dan KPPP, serta dampak lingkungan

akibat pariwisata di seluruh wilayah DPP.

Dalam perwilayahannya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas Destinasi Pariwisata

Provinsi (DPP), Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP), dan Kawasan Pengembangan

Pariwisata Provinsi (KPPP).

Gambar 3.6 Peta Perwilayahan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2016-2025

Page 73: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-21

DPP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi Destinasi Pariwisata Provinsi Wilayah Utara

Kepulauan Bangka Belitung dengan pusat DPP Kota Pangkalpinang; dan Destinasi Pariwisata

Provinsi Wilayah Selatan Kepulauan Bangka Belitung dengan pusat DPP Kota Tanjungpandan.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki 4 KSPP dan 2 KPPP, yang salah satu dari KSPP

tersebut adalah KSPP Muntok dan sekitarnya.

Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya, diarahkan sebagai berikut:

1. Tema primer adalah pariwisata warisan budaya;

2. Tema sekunder adalah wisata kuliner;

3. Sasaran pengembangan adalah integrasi potensi pariwisata sejarah dan warisan budaya

dengan budaya masyarakat;

4. Daya tarik wisata primer meliputi Kota Tua Muntok, Mesjid Jami Mentok, Klenteng China Kong

Pu Miau, dan Rumah Mayor Cina, Pantai Tanjung Kalian, Merana Suar Tanjung Kalian,

Pesanggrahan Menumbing, Pesanggrahan Muntok, Perang Ketupat di Desa Tempilang

Kecamatan Tempilang, Pantai Bembang di Desa Sungaibulu Kecamatan Jebus, Makam

Hatama Rasyid di Desa Bakit Kecamatan Parittiga; dan

5. Daya tarik wisata sekunder meliputi Pasar Kuliner Khas Bangka.

Gambar 3.7 Peta KSPP Muntok dan Sekitarnya

Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2016-2025

Page 74: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-22

3.3 KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Kebijakan

Pembangunan Kabupaten Bangka Barat

Secara geografis, deliniasi Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan sekitarnya

beririsan dengan wilayah Kabupaten Bangka Barat. Oleh sebab itu pembangunan kepariwisataan

KSPP Muntok dan sekitarnya harus sejalan dengan kebijakan kepariwisataan Kabupaten Bangka

Barat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 – 2034, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2018

tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat tahun 2018 –

2025, Rencana Detil Tata Ruang Kawasan Perkotaan Muntok 2017 – 2037, dan Rencana Aksi

Kota Pusaka 2015 – 2020.

3.3.1 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RTRW

Kabupaten Bangka Barat

Rencana struktur ruang wilayah tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki

satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah daerah. Sistem

perkotaan wilayah Kabupaten Bangka Barat meliputi susunan hierarki perkotaan, yang terdiri

atas:

1. Kota Muntok sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

2. Kota Kelapa dan Kota Parittiga sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL);

3. Pelangas, Airputih, Jebus, Tempilang, Bakit, dan Ibul sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);

dan

4. Airnyatoh, Kundi, Rukam, Kapit, Cupat, Kacung, Pusuk, Kayuarang, Penyampak, dan Sangku

sebagai Pusat Pelayanan Lokal (PPL).

Sistem jaringan transportasi yang dikembangkan di Kabupaten Bangka Barat, terdiri atas :

a. Sistem jaringan transportasi darat;

b. Sistem jaringan transportasi laut; dan

c. Sistem jaringan transportasi udara.

Jaringan jalan yang dikembangkan di Kabupaten Bangka Barat sebagai bagian dari sistem

jaringan transportasi darat, terdiri atas :

1. Jaringan jalan kolektor primer 1, meliputi ruas jalan yang menghubungkan simpul-simpul :

a. Tanjung Kalian – Ibul;

b. Ibul – Kelapa; dan

Page 75: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-23

c. Kelapa - Batas Kabupaten Bangka Barat dengan Kabupaten Bangka.

2. Jaringan jalan kolektor primer 2, meliputi ruas jalan yang menghubungkan simpul-simpul :

a. Ibul – Jebus;

b. Jebus – Parittiga;

c. Parittiga – Tanjung Ru;

d. Kelapa – Kayuarang;

e. Simpang Tempilang – Sangku; dan

f. Sangku – Dam Tiga – Saing.

3. Jaringan jalan lokal di Kabupaten Bangka Barat;

4. Jaringan jalan khusus wisata;

5. Jaringan jalan khusus Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu, yaitu Ruas jalan Muntok –

Airputih – Tanjung Ular – Airlimau;

6. Jaringan jalan Lingkar Kota Muntok (Tanjung Kalian – Kadur);

7. Jembatan Tanjung Ru – Tanjung Gudang Belinyu;

8. Jaringan jalan baru trans PKW Muntok – Petaling;

9. Jaringan jalan lingkar utara Bangka Barat.

Adapun rencana jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan raya, terdiri atas :

a. Rencana pembangunan dan atau pengembangan terminal penumpang Tipe B di Kecamatan

Muntok, Kelapa, Tempilang dan Parittiga; dan

b. Rencana pembangunan atau pengembangan terminal Tipe C di setiap ibukota kecamatan.

Sedangkan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas :

a. Muntok – Pangkalpinang;

b. Muntok – Sungailiat;

c. Muntok – Belinyu;

d. Muntok – Parittiga;

e. Muntok – Kelapa;

f. Muntok – Simpangteritip;

g. Muntok – Tempilang; dan

h. lintas angkutan barang yang menghubungkan Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu

(KIPT) Tanjung Ular dengan Desa Airlimau Kecamatan Muntok.

Untuk rencana lintas penyeberangan yang dikembangkan di Kabupaten Bangka Barat, dilayani

oleh Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kalian sebagai lintas penyeberangan sabuk tengah yang

menghubungkan pelabuhan Tanjung Api – Api Sumsel. Sedangkan alur penyeberangannya, terdiri

atas :

Page 76: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-24

a. Tanjung Kalian – Palembang dan Tanjung Api-api Sumsel; dan

b. Tanjung Ru – Belinyu.

Rencana tatanan kepelabuhanan yang merupakan sistem jaringan transportasi laut yang di

kembangkan di Kabupaten Bangka Barat, terdiri atas :

a. pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Muntok dan Pelabuhan Tanjung Kalian yang terletak

di Kecamatan Muntok; dan

b. pengembangan terminal khusus, yaitu di Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT)

yang terletak di Tanjung Ular.

Adapun alur pelayaran yang dikembangkan, terdiri atas:

a. Tanjung Kalian (Muntok) – Palembang;

b. Muntok – wilayah lain (umum); dan

c. Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT) – wilayah lain (khusus).

Gambar 3.8 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Barat

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 – 2034

Page 77: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-25

Rencana penataan ruang Kabupaten Bangka Barat bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten

Bangka Barat sebagai daerah yang berbasis pertambangan, industri, pariwisata, pertanian,

kelautan dan perikanan dengan azas keseimbangan lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan

penataan ruang wilayah ditetapkan kebijakan rencana tata ruang wilayah yang salah satunya

adalah kebijakan mengenai peningkatan produktivitas kawasan pertanian, kelautan dan

perikanan, pariwisata, pertambangan, dan industri.

Strategi untuk meningkatkan produktivitas kawasan pertanian, kelautan, pariwisata,

pertambangan, dan industri, terdiri atas :

1. memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung

menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya;

2. mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan yang produktif, efisien, dan mampu

bersaing dengan wilayah tetangga;

3. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan pada sektor pertanian, kelautan dan

perikanan, pariwisata, pertambangan, dan industri untuk mendorong pengembangan

perekonomian wilayah;

4. meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi

dan diversifikasi tanaman;

5. mengembangkan pusat dan/atau kawasan strategis dengan kegiatan dan fungsi ekonomi

yang memanfaatkan posisi atau letak strategis wilayah/kawasan dalam lingkup ekonomi

wilayah yang lebih luas, khususnya pada sektor pertanian, kelautan dan perikanan,

pertambangan, pariwisata, dan industri; dan

6. meningkatkan dan mengembangkan prasarana penunjang kegiatan ekonomi pada kawasan

strategis tersebut.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bangka Barat terdiri atas kawasan lindung dan kawasan

budidaya. Kawasan lindung di Kabupaten Bangka Barat, diantaranya terdapat kawasan cagar

budaya dan ilmu pengetahuan yang pemanfaatannya dapat digunakan untuk kegiatan pariwisata

dan sekaligus menjadi daya tarik wisata. Kawasan cagar budaya di Kabupaten Bangka Barat

sebagian besar berlokasi di KSPP Muntok dan sekitarnya. Kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan yang berada di Kabupaten Bangka Barat, meliputi:

1. Bangunan ”ex-pusat pemerintahan keresidenan” dahulu dan sekitarnya, yang sekarang

merupakan Rumah Dinas Bupati Bangka Barat;

2. Bangunan ”Banka Tinwinning Bedriff” (BTW);

3. Rumah Mayor Chung A Thiam dan sekitarnya;

4. Rumah Kapten Cina;

5. Mesjid Jami’ Muntok dan sekitarnya;

Page 78: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-26

6. Kelenteng Kung Fuk Miaw dan sekitarnya;

7. Petak Lima Belas dan sekitarnya;

8. Pesanggrahan Muntok/Wisma Ranggam dan sekitarnya;

9. Kompleks ”Benteng Kuta Seribu”, yang meliputi benteng dan kuburan keramat (kompleks

Makam Bangsawan Melayu);

10. Kompleks ”ex Makam Belanda (Kerkhoff)”;

11. Menara Suar Tanjung Kalian dan sekitarnya di dalam kawasan pelabuhan Tanjung Kalian di

Kecamatan Muntok;

12. Surau Kampung Tanjung di Kelurahan Tanjung;

13. Monumen ”Perang Dunia II (Monumen Vivian Bullwinkel)”, di Tanjung Kalian;

14. Pesanggrahan Menumbing (Giri Sasana Menumbing) dan sekitarnya di dalam kawasan

Konservasi Menumbing, di Kecamatan Muntok;

15. Benteng Kota di Desa Benteng Kota, Kecamatan Tempilang, yang terletak di dalam kawasan

perkotaan Tempilang; dan

16. Makam H. Khatamarrasyid, di Desa Bakit Kecamatan Parittiga.

17. Masjid Baitul Ma’ruf Pelangas di Kecamatan Simpangteritip

18. Kampung Ulu (Kampung Pemohon) Kecamatan Muntok;

19. Kampung Tanjung (Kampung Jiran Siantan) Kecamatan Muntok;

20. Kampung Teluk Rubiah (Kampung Patenun) Kecamatan Muntok;

21. Batu Balai dan sekitarnya di Kecamatan Muntok; pelabuhan Muntok dan sekitarnya

Kecamatan Muntok;

22. Rumah Kapitan Kecamatan Muntok; Kantor Pos Kecamatan Muntok;

23. Tangsi dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

24. Kuburan Tanggaseribu dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

25. Jembatan Inggris Kecamatan Muntok;

26. SD Negeri 1 Kecamatan Muntok;

27. Gedung Kuning Kecamatan Muntok;

28. Gereja GPIB Kecamatan Muntok;

29. Gereja Santa Maria Kecamatan Muntok;

30. Lembaga Pemasyarakatan Kecamatan Muntok;

31. Bina Jaya Kecamatan Muntok;

32. Rumah Macan Kecamatan Muntok;

33. Gedung Syahbandar Lama Kecamatan Muntok;

34. Lapangan Terbang Muntok Kecamatan Muntok;

35. Kuburan Tua Portugis di Laut Jungku Kecamatan Muntok;

36. Smelter Puput dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

Page 79: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-27

37. Air terjun/Kolam Renang Puput Kecamatan Muntok;

38. Penampung Air Airburung Kecamatan Muntok;

39. Sumur Tua Sukal Kecamatan Muntok;

40. Kuburan Kebun Nanas dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

41. Gua Jepang Sekitar Jalan Menara Kecamatan Muntok;

42. Menjelang Lama dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

43. Tanjung Punai dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

44. Rumah Sakit Jiwa dan sekitarnya di Kecamatan Muntok;

45. Bioskop Samudra di Kecamatan Muntok; dan

46. Bioskop Merdeka di Kecamatan Muntok.

Selain itu, di Kabupaten Bangka Barat terdapat kawasan rawan banjir/genangan, yang mencakup:

a. Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok meliputi Kampung Tanjung, Kampung Ulu, dan

Kampung Teluk Rubiah ± 29 hektar;

b. Kelurahan Sungai Daeng Kampung Culong seluas ± 1 hektar;

c. Kecamatan Parittiga; dan

d. Desa Belo Laut.

Pada kawasan rawan banjir/genangan tersebut dikembangkan jalur evakuasi bencana, yang

diarahkan ke ibukota kecamatan melalui jalan kolektor.

Dalam rencana pola ruang Kabupaten Bangka Barat, RTRW Kabupaten Bangka Barat tahun 2034,

salah satunya menetapkan kawasan peruntukan pariwisata yang tersebar di seluruh kecamatan

yang ada di Kabupaten Bangka Barat, terdiri atas kawasan peruntukan pariwisata alam dan

kawasan peruntukan pariwisata budaya. Kawasan-kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten

Bangka Barat yang telah ditetapkan tersebut, adalah:

1. Kawasan Wisata Alam

a. Satuan Kawasan Wisata (SKW) I meliputi Pantai Tanjung Kalian, Tanjung Ular, Pantai

Angel, Pantai Muntok Asin, Pantai Batu Rakit, Pantai Mentibak, Pantai Air Mas Rambat,

Pantai Airnyatoh, Pantai Menggris, Pantai Sadardaya (Tungau) dan Pantai Karang Aji,

Gunung Menumbing dan Batu Balai yang terdapat di Kecamatan Muntok dan Simpang

Teritip;

b. Satuan Kawasan Wisata (SKW) II meliputi Pantai Tanjung Ru, Pulau Nenas, Pantai

Blembang, Pantai Bembang, Bukit Mempari, Bukit Penyabung dan Pantai Siangau yang

terdapat di Kecamatan Jebus dan Parittiga; dan

Page 80: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-28

c. Satuan Kawasan Wisata (SKW) III meliputi Pantai Pasir Kuning, Pantai Kedacak, Air panas

Dendang, perkebunan sawit, sarang burung walet yang terdapat di Kecamatan Tempilang

dan Kelapa.

2. Kawasan Wisata Budaya

a. Satuan Kawasan Wisata (SKW) I meliputi Giri Sasana Menumbing, Pesanggrahan Muntok,

Rumah Mayor Chung A Thiam, Gedung Kuning, Gedung BTW, Mesjid Jami Muntok,

Klenteng Kung Fuk Miaw Muntok, Peleburan timah Muntok, Makam Keluarga Abdi Dalem

Hamengkubuwono IX, Rumah Adat Jering Pelangas dan Rumah Adat Ketapik Kacung yang

terdapat di Kecamatan Muntok dan Simpangteritip;

b. Satuan Kawasan Wisata (SKW) II meliputi Klenteng Cina, Benteng Sungai Buluh, Sumur

Dewa, Makam Haji Khotamarrasyid bin H. Usman yang terdapat di Kecamatan Jebus dan

Parittiga; dan

c. Satuan Kawasan Wisata (SKW) III yaitu Benteng Kuta Tempilang yang terdapat di

Kecamatan Tempilang.

RTRW Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 – 2034 juga menetapkan kawasan strategis dalam

pembangunan Kabupaten Bangka Barat, yang wilayahnya berada dalam KSPP Muntok dan

sekitarnya. Adapun penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Barat, dilihat dari berbagai

sudut kepentingan, mencakup :

1. Kawasan strategis Kabupaten Bangka Barat dari sudut kepentingan ekonomi, terdiri atas:

a. Kawasan kegiatan ekonomi berbasis budidaya perkebunan yang terletak di Kecamatan

Kelapa, Kecamatan Simpangteritip, Kecamatan Tempilang, Kecamatan Jebus dan

Kecamatan Parittiga;

b. Kawasan Perkotaan Muntok, yang meliputi Muntok Lama dan Muntok Baru dengan fungsi

sebagai pusat pelayanan utama wilayah (ekonomi, sosial, pemerintahan), perdagangan

dan jasa, wisata budaya, dan transportasi;

c. Kawasan Tanjung Kalian dan sekitarnya, dengan fungsi Pelabuhan Penyeberangan,

Terminal, Kawasan Wisata, dan Kawasan Industri.

2. Kawasan strategis Kabupaten Bangka Barat dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup adalah kawasan kritis di sekitar kolong (tersebar) Kecamatan Muntok,

Kecamatan Jebus, Kecamatan Parittiga, dan Kecamatan Tempilang.

Rencana pengembangan kawasan strategis sosial budaya dimaksudkan untuk pengembangan

dan penataan cagar budaya yang terletak di kawasan perkotaan ”Muntok Lama” untuk

pemanfaatan wisata budaya dan ilmu pengetahuan.

Page 81: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-29

Gambar 3.9 Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Barat

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 – 2034

3.3.2 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Ripparkab

Bangka Barat

Wilayah KSPP Muntok dan sekitarnya merupakan bagian dari Kabupaten Bangka Barat, maka

penyusunan rencana pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya sudah

selayaknya mengacu kepada rencana pembangunan kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat

yang tertuang dalam Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang Ripparkab Bangka Barat.

Ripparkab Bangka Barat menganalisis isu–isu strategis yang menjadi landasan penyusunan

rencana pengembangan kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat. Isu–isu strategis tersebut

adalah:

• Revitalisasi nilai-nilai sejarah Kota Muntok pada khususnya dan Kabupaten Bangka Barat

pada umumnya;

• Konservasi, preservasi, dan rekonstruksi terhadap berbagai bangunan dan area bersejarah

di Kota Muntok pada khususnya dan Kabupaten Bangka Barat pada umumnya;

Page 82: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-30

• Pengemasan produk wisata yang mengusung keaslian peninggalan dan nilai-nilai sejarah

serta keunikan budaya;

• Pembangunan dan peningkatan aksesibilitas menuju daya tarik wisata serta distribusi

fasilitas penunjang pariwisata Kabupaten Bangka Barat;

• Pembentukan dan pembinaan asosiasi/lembaga profesi pariwisata sebagai pendukung

pariwisata Kabupaten Bangka Barat;

• Sinergitas seluruh stakeholder pariwisata Kabupaten Bangka Barat melalui pelibatan elemen

masyarakat lokal untuk mendukung pariwisata Kabupaten Bangka Barat;

• Optimalisasi potensi segmen pasar wisatawan minat khusus sesuai dengan potensi dan citra

destinasi pariwisata Kabupaten Bangka Barat.

Berdasarkan isu–isu pembangunan tersebut tersusun visi pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Bangka Barat yaitu, “Mewujudkan Kabupaten Bangka Barat sebagai destinasi

pariwisata sejarah, budaya, dan alam yang berbasis masyarakat, berdaya saing global, dan

berkelanjutan tahun 2025”. Visi ini dapat dicapai dengan misi–misi pembangunan kepariwisatan

sebagai berikut:

1. Membangun destinasi pariwisata pusaka (sejarah dan budaya) yang berdaya saing global

serta berwawasan lingkungan melalui perlindungan dan penataan terhadap peninggalan dan

nilai-nilai sejarah Kota Tua Muntok, sumber daya alam pesisir, laut, serta budaya tradisional

yang mendukung kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat secara berkelanjutan;

2. Membangun dan mengembangkan industri pariwisata Kabupaten Bangka Barat yang

berpihak pada nilai-nilai sejarah dan masyarakat lokal, berdaya saing, dan beretika, sekaligus

mengembangkan jejaring industri secara global;

3. Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata yang bertanggung jawab dan terpadu

dengan sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Bangka Barat, dan dengan destinasi pariwisata

lainnya;

4. Membangun dan meningkatkan sistem kelembagaan kepariwisataan serta memberdayakan

SDM yang mampu memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Bangka Barat secara bertanggung jawab.

Dalam perumusan strategi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat, Perkotaan

Muntok ditetapkan sebagai pusat pelayan pariwisata primer dan Parittiga sebagai pusat

pelayanan pariwisata sekunder. Selain itu Ripparkab Bangka Barat menentukan 4 Kawasan

Pengembangan Pariwisata Kabupaten yang terdiri dari:

Page 83: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-31

1. Kawasan Pariwisata Budaya Bahari Simpang Teritip dan sekitarnya; dengan tema

pengembangan pariwisata utama “budaya bahari” dan tema pengembangan sekunder

“pariwisata kreatif”.

2. Kawasan Pariwisata Minat Khusus Alam dan Pesisir Jebus dan sekitarnya; dengan tema

pengembangan pariwisata utama “pariwisata minat khusus pesisir” dan tema

pengembangan sekunder “pariwisata petualangan”.

3. Kawasan “Rest Area” Kelapa dan sekitarnya; dengan tema pengembangan pariwisata utama

“Rest Area”, dan tema pengembangan sekunder “agrowisata”.

4. Kawasan Pariwisata Budaya dan Tradisi Tempilang dan sekitarnya; dengan tema

pengembangan pariwisata utama “Budaya Tradisi”, dan tema pengembangan sekunder

“Rekreasi Pantai”.

Ripparkab Bangka Barat juga menentukan 2 Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten yaitu:

1. Kawasan Pariwisata Sejarah dan Budaya Kota Tua Muntok dan sekitarnya; dengan tema

pengembangan pariwisata utama “wisata sejarah dan budaya” dan tema pengembangan

sekunder “wisata kuliner”.

2. Kawasan Ekowisata Bahari Teluk Klabat dan sekitarnya; dengan tema pengembangan

pariwisata utama “Ekowisata Bahari”, dan tema pengembangan sekunder “rekreasi pantai”.

Rencana struktur periwilayahan pariwisata Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 84: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-32

Gambar 3. 10 Peta Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat

Sumber: Ripparkab, 2016 – 2025

3.3.3 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RDTR

Perkotaan Muntok

Kawasan Perkotaan Muntok merupakan kawasan yang memiliki peran sangat penting dalam

pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka Barat.

Selain menjadi pusat pelayanan kegiatan wisata, kawasan Perkotaan Muntok juga memiliki nilai

sejarah dan bangunan–bangunan yang memiliki nilai sejarah tersendiri. Oleh sebab itu

pembangunan KSPP Muntok dan sekitarnya tidak dapat dilepaskan dari rencana pembangunan

Perkotaan Muntok yang tertuang dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan

Muntok.

RDTR Kawasan Perkotaan Muntok disusun berdasarkan isu pembangunan Perkotaan Muntok.

Dari potensi permasalahan geografis dan transportasi, kondisi fisik wilayah, penggunaan lahan

dan intensitas pemanfaatan ruang, fasilitas dan utilitas, serta kegiatan perekonomian disusunlah

tujuan pembangunan Perkotaan Muntok sebagai berikut, “mewujudkan kawasan Kecamatan

Page 85: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-33

Muntok dengan fungsi sebagai kegiatan pelayanan regional, kegiatan pelayanan pemerintahan

dan umum, perdagangan dan jasa, industri dan pariwisata”.

RDTR Perkotaan Muntok menyusun rencana pola ruang yang membagi kawasan Perkotaan

Muntok menjadi beberapa zona dan sub zona. Pengklasifikasian pola ruang/zona dan sub zona

kawasan Perkotaan Muntok yang akan direncanakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 2 Rencana Zonasi Perkotaan Muntok

Kawasan Zona Kode Sub Zona Kode

Kawasan Lindung Zona Perlindungan

Setempat PS Zona Sempadan Sungai PS -1

Zona Ruang Terbuka Hijau RTH

Zona Suaka Alam dan

Cagar Budaya SC

Zona Cagar Budaya dan Ilmu

Pengetahuan SC-1

Zona Rawan Bencana

RB

Kawasan Budidaya

Zona Perumahan

Rumah kepadatan, sedang R-3

Rumah kepadatan, rendah R-4

Rumah kepadatan sangat

rendah R-5

Zona Perdagangan dan

Jasa K

Tunggal K-1

Kopel K-2

Zona Perkantoran KT Pemerintah KT - 1

Swasta KT - 2

Zona Industri I Industri kecil I - 3

Aneka Industri I - 4

Zona Sarana Pelayanan

Umum SPU

Pendidikan SPU - 1

Kesehatan SPU - 3

Olah Raga SPU - 4

Peribadatan SPU - 6

Terminal SPU - 2

Ruang Terbuka Non Hijau RTNH

Zona Peruntukan Lainnya PL Pertanian PL - 1

Pariwisata PL - 3

Zona Peruntukan Khusus KH TPA KH - 2

Zona Campuran C

Perumahan dan Perdagangan C - 1

Perumahan dan Perkantoran C - 2

Perkantoran dan Perdagangan C - 3

Perkantoran dan Fasilitas

Umum C - 4

Sumber: RDTR Kawasan Perkotaan Muntok Tahun 2017

Page 86: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-34

Kawasan rawan bencana alam yang terdapat di Kawasan Muntok adalah rawan bencana banjir

yang diakibatkan dari air pasang atau air limpahan pada saat bersamaan sehingga air tidak dapat

langsung ke laut, pola penanganan dengan cara membuat kolam retensi dapat membantu luapan

air pasang yang tidak masuk ke areal permukiman penduduk di Kampung Rubiah. Sedangkan

untuk pengembangan kawasan evakuasi bencana diarahkan pada kaki Bukit Menumbing yang

dianggap sangat potensial dan kawasan ini sangat terbuka, sebagai tempat berlindung dan

penampungan penduduk sementara, meliputi:

a. ruang evakuasi bencana skala kota meliputi ke arah Bukit Menumbing,

b. ruang evakuasi bencana skala lingkungan tersebar diseluruh wilayah kota yang dianggap

paling tinggi elevasi.

c. Lokasi rawan banjir yang ada di Kampung Rubiah dan pantai laut.

d. Membuat kolam retensi dan pintu air sebagai pengendali bilamana pada saat musim pasang

di Kawasan Perkotaan Muntok .

Pembagian rencana zonasi kawasan Perkotaan Muntok dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 11 Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Muntok

Sumber: RDTR Kawasan Perkotaan Muntok, 2017

Pembangunan sub zona pariwisata atau kawasan pariwisata di Perkotaan Muntok direncanakan

sebagai berikut:

Page 87: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-35

1. Pengembangan kawasan pinggiran pantai sebagai konsep beranda muka (water front city)

Muntok.

2. Peningkatan sarana prasarana Kolam Retensi di pinggir pantai agar dapat dijadikan kawasan

taman kota dan area taman bermain Kota Muntok.

3. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana prasarana Benda Cagar Budaya di Kota

Muntok meliputi:

• Bangunan bekas peninggalan bangsa Eropa

• Bangunan tempat peribadatan yang dianggap bersejarah

• Bangunan perumahan dan bangunan peribadatan mempunyai nilai arsitektur dan nilai

budaya pada saat masa lampau

• Bangunan bekas pemerintahan penjajah

4. Pengembangan taman-taman dalam setiap BWP dengan konsep area terbuka dan taman

bermain.

5. Pengembangan kawasan pariwisata Tanjung Kalian, pengembangan wisata Batu Rakit serta

kawasan Bukit Menumbing.

6. Pengembangan olah raga dan RTH lapangan golf di Kota Muntok.

Selain sub zona pariwisata, sub zona mangrove dan sub zona jalur hijau sesuai dengan ketentuan

RDTR Perkotaan Muntok dapat dikembangkan menjadi kawasan pariwisata.

Pengembangan fasilitas pariwisata yang dapat dikembangkan pada Kawasan Muntok adalah :

1. Pengembangan kawasan wisata Tanjung Kalian dan Batu Rakit;

2. Pengembangan wisata budaya dan cagar budaya tersebar di Kota Tua atau Kota Pusaka;

3. Pengembangan wisata tepi pantai dan kawasan sekitar kolam retensi di Kelurahan Tanjung;

4. Pengembangan wisata manggrove di dekat tepian pantai;

5. Pengembangan Water Front City dari Kolam Retensi hingga Pelabuhan Pendaratan Ikan.

Berdasarkan RDTR Perkotaan Muntok, pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang

memiliki peran strategis dalam pembangunan Perkotaan Muntok kedepannya. Hal ini dapat dilihat

dalam penyusunan tujuan pembangunan dan arahan–arahan keruangan yang banyak terkait

dengan pengembangan pariwisata.

Selain penyusunan rencana pola ruang kota, RDTR juga menetapkan rencana struktur ruang kota.

Penyusunan struktur ruang kota ditujukan untuk mempermudah pencapaian dan memperoleh

pelayanan secara tersebar, sehingga tidak harus terpusat di pusat Perkotaan Muntok.

Pembangunan Perkotaan Muntok dibagi menjadi 16 Bagian Wilayah Pengembangan (BWP).

Pembagian BWP peruntukan lahan di Kawasan Perkotaan Muntok dilakukan untuk lebih

mempermudah pengaturan kawasan berdasarkan fungsi dan arahan pengembangan pada setiap

Page 88: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-36

BWP. Pembagian BWP dilakukan dengan mempertimbangkan batas fisik jalan dan kolong /

sungai, dominasi guna lahan eksisting dan pemberian ijin lokasi serta fungsi yang telah

dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Dari ke 16 BWP tersebut, terdapat 5 BWP

yang menjadi pusat pelayanan perkotaan yaitu:

1. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Kota I sebagai Pusat Kegiatan Nasional kawasan ini fungsi

utama sebagai pusat Industri Nasional Timah;

2. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) 8 sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, fungsi utama adalah

Pusat Pemerintahan Kabupaten;

3. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) 7 sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL), fungsi utama

adalah kawasan Perdagangan dan jasa;

4. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) 15 sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) fungsi utama

adalah pusat Perdagangan Kota Baru

5. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) 3 sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) fungsi utama

adalah pusat pariwisata Kawasan Tanjung Kalian.

Rencana struktur perwilayahan Perkotaan Muntok dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3. 12 Peta Rencana Strutur Ruang Perkotaan Muntok

Sumber: RDTR Kawasan Perkotaan Muntok, 2017

Adapun lokasi/tempat bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya di

Kawasan Perkotaan Muntok, disesuaikan dengan pembagian BWP yang direncanakan di kawasan

Page 89: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-37

perencanaan. Rencana penetapan BWP yang diprioritaskan di Kawasan Kecamatan Muntok,

antara lain :

1. BWP 7 Kawasan Kota Pusaka

2. BWP 6 Kawasan Kota Baru

3. BWP 17 Kawasan Kota Baru

4. BWP 15 Kawasan Kota Baru

5. BWP 10 Kawasan Kota Baru

Prioritas penanganan adalah :

I. Kota Tua, meliputi BWP 7 (Tema Penanganan Kawasan Pusaka)

1. Pelestarian dan Perlindungan Sepanjang Pantai

• Program Pembuatan Turap penahan erosi

• Pembuatan pintu pintu polder pengendali air ke saluran drainase ke perkotaan

• Pembuatan taman taman dan jalur hijau sebagai konsep Water front City (Beranda

muka Pantai)

• Meningkatkan Ruang Terbuka Hijau dan area taman Kolam Retensi

2. Pengembangan Kembali dan Revitalisasi Sarana Prasarana Pemukiman dengan cara :

• Revitalisasi peningkatan sarana dan prasarana di lingkungan dengan memperhatikan

garis sempadan pantai

• Perbaikan dan peningkatan kualitas sarana prasarana, seperti jalan lingkungan

menjadi jalan beton, pelebaran jalan lingkungan, peningkatan kualitas drainase,

pembuatan MCK umum, pembuatan jaringan pipa air bersih sesuai dengan

klasifikasinya

• Meningkatkan Kualitas Lingkungan di Kampung Rubiah dan Kelurahan Tanjung.

3. Penanganan kawasan pelabuhan pendaratan ikan :

• Pengerukan dan pedalaman pendaratan kapal kapal nelayan

• Perbaikan sarana prasarana dermaga pendaratan ikan

• Perbaikan areal pasar ikan

• Pembuatan sarana prasarana pendukung pengelolaan ikan nelayan

4. Pembangunan Baru Fasilitas penunjang Pemukiman dengan cara :

• Pembuatan Taman dan RTH sebagai sarana bermain lingkungan

• Pembangunan sarana pendidikan dan sarana peribadatan

• Pembangunan fasilitas kesehatan lingkungan.

5. Peningkatan Sarana Prasarana Perkotaan:

• Perbaikan terminal dan peningkatan kualitas terminal.

Page 90: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-38

• Perbaikan sarana prasarana pasar

• Pembuatan pintu polder saluran drainase sebagai pengendali air

II. Kota Baru, mencakup BWP 6, BWP 10, BWP 15, dan BWP 17 (Tema Pembangunan Kota Baru)

1. Pembangunan dan Peningkatan Sarana prasarana Kota Baru

• Pembangunan dan Peningkatan Jaringan Jalan Kota Baru

• Pembangunan dan Peningkatan Drainase Kawasan Kota Baru

• Pembangunan jaringan air bersih

• Pembangunan Jaringan Listrik dan penerangan jalan

2. Pembangungan Sarana Prasarana Pemukiman dengan cara :

• Perbaikan dan peningkatan kualitas sarana prasarana jalan lingkungan menjadi jalan

beton, Pelebaran Jalan lingkungan, Peningkatan kualitas Drainase, Pembuatan MCK

Umum.

3. Pembangunan Baru Fasilitas penunjang Pemukiman dengan cara :

• Pembuatan Taman dan RTH sebagai sarana bermain lingkungan

• Pembangunan Fasilitas Sosial dan Umum masing masing di Pusat BWP

4. Pembangunan Permukiman dan Penunjang Permukiman :

• Perbaikan Jalan Menuju Kawasan setiap BWP

• Meningkatkan Kualitas Jalan Lingkar Utara

• Membuat Jalan Lingkungan ke setiap BWP

• Pembuatan Kapling-kapling permukiman

• Pembuatan cluster-cluster permukiman

• Pembuatan Kawasan Siap Bangun

5. Pembangunan Kawasan Perdagangan dan Jasa Sepanjang Koridor Jalan Utama di BWP 6,

10, 15 dan 17

6. Pembangunan Pusat Perdagangan dan Jasa di BWP 15

7. Pembangunan Terminal di BWP 6

3.3.4 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam Rencana Aksi

Kota Pusaka (RAKP) Muntok

Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok disusun tahun 2015 dengan tujuan untuk melestarikan cagar

budaya dan mendidik masyarakat tentang peninggalan sejarah Kota Tua Muntok melalui

inventarisir peninggalan dan sejarah tersebut dalam sebuah buku. Visi penyusunan RAKP ini

adalah untuk “Menjadikan Muntok sebagai Kota Pusaka Dunia Tahun 2020”. Visi ini kemudian

Page 91: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-39

diturunkan sampai tingkat kebijakan. Penurunan visi RAKP Muntok sampai tingkat kebijakan

dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 3.3 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok

Visi Misi Tujuan Strategi

Pengembangan

Arah Kebijakan

“Menjadikan

Muntok sebagai

Kota Pusaka

Dunia Tahun

2020”

Merencanakan

dan

menginventarisasi

Kota Pusaka

Kabupaten

Bangka Barat;

Terencana dan

terinventarisasinya

aset-aset cagar

budaya Kabupaten

Bangka Barat.

Meningkatkan

penggalian

informasi terkait

sejarah Kota

Muntok.

Meningkatkan

Kapasitas SDM

terkait cagar

budaya dan

purbakala.

Mempromosikan

dan

mempublikasi

Kota Pusaka

Bangka Barat ke

tingkat nasional

dan internasional;

Terkenalnya Kota

Pusaka Kabupaten

Bangka Barat baik

tingkat Nasional

maupun

Internasional

Memperkenalkan

kota pusaka

Bangka Barat

melalui event-

event tertentu

Meningkatkan

promosi dan

publikasi kota

pusaka Bangka

Barat.

Melakukan

edukasi,

pemberdayaan

masyarakat, dan

pengembangan

ekonomi kreatif

yang berbasis

kerakyatan;

Meningkatnya

perekonomian

masyarakat.

Mengembangkan

kreatifitas

masyarakat untuk

meningkatan

perekonomian

Meningkatkan

pelatihan terhadap

masyarakat

melalui UMKM.

Melaksanakan

pembangunan,

pengembangan,

revitalisasi dan

penataan

kawasan Kota

Pusaka secara

bertahap dan

berkelanjutan.

Terbangun dan

terevitalisasinya

kawasan kota

pusaka.

Meningkatkan

pembangunan,

pengembangan,

revitalisasi dan

penataan di

kawasan kota

pusaka.

Memprioritaskan

kegiatan

pembangunan,

pengembangan,

revitalisasi dan

penataan

dikawasan kota

pusaka.

Sumber: Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok, 2015

Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok membagi kawasan Kota Pusaka Muntok menjadi beberapa

klaster yaitu klaster Melayu, klaster Cina dan klaster Eropa. Pembagian tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 92: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-40

Gambar 3. 13 Klaster Kota Pusaka Muntok

Sumber: RAKP Muntok 2015 – 2020

RAKP Muntok menyusun beberapa rencana aksi antara lain: rencana aksi olah disain, ruang

terbuka dan lingkungan alam, rencana aksi terkait kelembagaan, rencana aksi inventarisasi

edukasi dan promosi kota pusaka, rencana aksi pengembangan ekonomi pusaka, rencana aksi

kesiapan menghadapi bencana, serta rencana aksi pemangku kepentingan. Selain rencana aksi,

RAKP Muntok juga menentukan tingkat kepentingan atau signifikansi bangunan – bangunan

Page 93: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-41

pusaka dan wilayah–wilayah pusaka terhadap identitas Kota Pusaka Muntok. Penetapan tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 4 Tabel Tingkat Signifikasi per Bangunan Pusaka di Kota Muntok

No Nama Bangunan Pusaka Tingkat Signifikansi

1 Eks. Kantor Pusat PN. Timah

I

2 Wisma Ranggam

3 Pesanggarahan Menumbing

4 Klenteng Khuang Fuk Miau

5 Rumah Mayor China

6 Alun-alun (Voelbaterin)

7 Rumah Dinas Bupati Bangka Barat

8 Jembatan Brug

9 Benteng Kota Seribu

II

10 Masjid Jamik

11 Hotel Sentrum

12 Rumah Cina 8

13 Pelabuhan Muntok (Vlucht Haven)

14 Rumah Tumenggung (Woning Tumenggung)

15 Surau Tanjung

16 Rumah Kapiten Cina Lim Po Chong

17 Gudang Mayor

18 Kantor Administrasi Pelabuhan Kab. Bangka Barat

19 Menara Suar Tanjung Kalian

20 Sekolah Dasar Negeri 1

III

21 Rumah Cina 3

22 Gereja Katolik

23 Rumah Cina 7

24 Rumah Cina 9 (Rumah Macan)

25 Gudang Inggris

26 Rumah Pastoral

27 Makam Pangeran Hario Pakuningprang

28 Rumah Melayu 3

29 Rumah Melayu 4

30 Rumah Kolonial 1

31 Rumah Kolonial 2

32 Makam Bangsawan Melayu

33 Rumah Kavilasi 1

34 Hereha Bethesda (GPIB)

35 Yayasan Pendidikan Santa Maria

36 Makam Mayor Cina Tan Jien Men

37 Makam Mayor Cina Thjung A Thiam

38 Rumah Cina 1

39 Rumah Cina 2

40 Rumah Cina 4

41 Rumah Cina 5

42 Rumah Cina 6

43 Rumah Melayu 1

44 Rumah Melayu 2

45 Rumah Kolonial 3

46 Rumah Kavilasi 2

47 Makam Cina 3

48 Makam Istri Orang Belanda

49 Gedung Kuning

Sumber: Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok, 2015

Page 94: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan Sekitarnya 3-42

Tabel 3. 5 Tabel Tingkat Signifikasi per Kawasan di Kota Muntok

No Kawasan Pusaka Tingkat Signifikasi

1 Kawasan Cina I

2 Kawasan Eropa

3 Kawasan Melayu II

4 Kawasan Pelabuhan Lama III

5 Kawasan Inti Luar

Sumber: Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok, 2015

Keluaran akhir dari RAKP Muntok adalah matriks aksi dalam bentuk indikasi program dan

kegiatan yang akan dilakukan untuk pelestarian bangunan–bangunan pusaka pada kurun waktu

2016 – 2020. Matriks aksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 95: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-43

Tabel 3.6 Matriks Aksi Pelestarian dalam 5 Tahun Kedepan

No Program Kegiatan Tahun SKPD

2016 2017 2018 2019 2020

1 Program perencanaan

pengembangan wilayah strategis

cepat tumbuh

Fasilitas pengelolaan Kota Pusaka

Kabupaten

√ √ √ √ √ Bappeda

2 Program peningkatan promosi dan

kerjasama investasi

Pemeran luar daerah untuk promosi

Kota Pusaka

√ √ √ √ √ KPMPP

3 Program peningkatan efisiensi

perdagangan dalam negeri

Rehab gedung M3 DED REHAB Disperindagkop UKM

4 Program perencanaan tata ruang Penyusunan RTBL Kota Pusaka √ √ √ PU

5 Program pengelolaan areal

pemakaman

-Pembangunan pagar pemakaman

Kerkhof

√ PU

6 Program pengelolaan keragaman

budaya

Penyelenggaraan event napak tilas √ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

7 Program pengelolaan kekayaan

budaya

Rekontruksi, rehabilitasi dan

pemeliharaan benda cagar budaya /

situs sejarah

√ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Penyedia jasa penjaga situs √ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Pembangunan Jembatan Brug √ √ Dishubparbudkominfo

8 Program pengembangan kemitraan

pariwisata

Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengembangan

kemitraan pariwisata

√ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

9 Program pengembangan destinasi

pariwisata

Pengembangan kawasan

Menumbing

√ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Pemeliharaan objek wisata √ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Penyediaan Jasa Petugas Kawasan

Wisata

√ √ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Pemasangan lampu jalan tiap

klaster Kota Pusaka

√ √ √ √ Dishubparbudkominfo

Lomba desain lampu jalan Kota

Pusaka

√ Dishubparbudkominfo

10 Program perlindungan dan

konservasi sumber daya alam

Peningkatan peran serta

masyarakat dalam perlindungan dan

√ √ √ √ √ Bapedalda

Page 96: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-44

No Program Kegiatan Tahun SKPD

2016 2017 2018 2019 2020

konservasi SDA (pembinaan

kampung iklim)/ Teluk Rubiah

11 Program pengendalian

pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup

Terlaksananya peningkatan

pembangunan IPAL UKM di pasar

Muntok

√ Bapedalda

Sumber: Rencana Aksi Kota Pusaka Muntok, 2015

Page 97: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-45

3.3.5 Pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Untuk mendukung pembangunan Kota Tua Muntok pemerintah Kabupaten Bangka Barat

menyusun rencana pengembangan klaster yang merujuk kepada RAKP Muntok 2015.

Adapun rencana pembangunan yang menjadi rujukan pembangunan Kota Tua Muntok

tertuang dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster Eropa yang

disusun tahun 2016 dan telah dilegalkan dalam Peraturan Bupati Nomor 75 Tahun 2016,

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Melayu yang disusun pada tahun

2017 dan disahkan dalam Peraturan Bupati Nomor 82 Tahun 2017 (RTBL Klaster Cina

masih dalam tahap penyusunan pada saat Laporan ini dibuat). Bab ini akan membahas

pembangunan KSPP Muntok dan Sekitarnya dalam RTBL Klaster Eropa dan RTBL Klaster

Melayu.

1. RTBL Klaster Eropa

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster Eropa,

pembangunan Klaster Eropa memiliki visi pembangunan sebagai berikut, “Klaster Eropa

Sebagai Kawasan yang Memiliki Daya Tarik Dunia yang Mendukung Muntok Sebagai Kota

Pusaka Dunia pada Tahun 2020”. Untuk mencapai visi tersebut, disusun misi

pembangunan klaster Eropa yaitu:

• Terciptanya tata kualitas lingkungan yang mendukung kawasan pusaka

• Terciptanya identitas kawasan sebagai kawasan pusaka dunia

• Terciptanya sirkulasi yang mendukung kawasan pusaka

• Terciptanya Ruang Terbuka Hijau yang mendukung Kawasan Pusaka

• Terciptanya penataan sarana dan prasarana pendukung yang mendukung kawasan

pusaka

Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan, konsep perancangan

struktur bangunan dan lingkungan, serta konsep perancangan di klaster Eropa merupakan

konsep penting dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dalam RTBL

Klaster Eropa, konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan di Klaster

Eropa Kawasan Muntok Lama Kota Muntok yaitu:

• Peruntukan lahan di Klaster Eropa Kawasan Muntok Lama Kota Muntok dibagi

menjadi tiga (3) blok dengan mempertahankan fungsi/peruntukan yang sudah ada;

• Konsep Restorasi akan dilakukan pada Eks Rumah Residen, Eks bekas Taman

Page 98: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-46

Wilhelmina dan Eks Taman Juliana, Gedung Eks Syahbandar dan Gudang Kuning,

untuk memperkuat karakter kawasan sebagai Klaster Eropa;

• Konsep Konservasi pada Museum Timah, Pesanggrahan Muntok, Gereja Bethesda,

Kompleks Sekolah Santa Maria, Bangunan Pastoral, Hischlander School / SDN 91

Muntok, Gedung Concordia, Rumah Tahanan Muntok, Eks Benteng, Kawilasi 1,

Kawilasi 2, dan Lapangan Gelora;

• Preservasi aset pusaka, untuk memperkuat karakter dan sejarah kawasan;

• Rekontruksi, dilakukan untuk jembatan Ujung Bruug, sebagai main entrance dari arah

laut.;

• Hybrid Architecture pada koridor kawasan yang menghubungkan kawasan Eropa

dengan kawasan Melayu dan kawasan Cina;

• Waterfront Concept pada kawasan yang berada di tepi laut dengan memanfaatkan

potensi laut sebagai the best use and the highest value;

• Penataan koridor yang menghubungkan semua aset pusaka dan seluruh kawasan

dalam satu jaringan pedestrian yang terintegrasi;

• Penataan kawasan pantai dengan konsep waterfront yang terhubung dengan kawasan

Teluk Rubiah dalam bentuk promenade;

• Menampilkan keselarasan tampilan bentuk, selubung, ketinggian, dan jarak antar

bangunan, agar tercipta kesan kawasan yang menyatu dan harmonis;

• Peningkatan kualitas bangunan melalui perencanaan langgam arsitektur pada fasade

bangunan, penataan bentuk selubung dan posisi massa bangunan, pengaturan pola

perpetakan, menambahkan elemen pada bangunan sebagai bagian untuk

mewujudkan citra kawasan sebagai kawasan klaster Eropa;

• Mengatur kesan tata ruang dan bangunan yang meliputi pengaturan terhadap KDB,

KLB, Garis Sempadan Bangunan, Ketinggian Bangunan, Ketinggian Elevasi Bangunan,

serta orientasi bangunan;

• Mengakomodasi kebutuhan penyandang cacat, wanita, anak-anak, dan orang tua;

• Mempertahankan kawasan konservasi bakau, sehingga pengembangan kegiatan

budidaya diarahkan di sekitar kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai

kawasan terbangun dan jika terpaksa demi kepentingan umum atau kepentingan yang

lebih luas dimungkinkan dilakukan pembangunan di dalam kawasan konservasi

sesuai dengan aturan yang berlaku atau kesepakatan antar pengambil keputusan;

• Menyediakan fasilitas untuk kepentingan masyarakat (umum);

• Penanganan limbah dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan

lingkungan yang benar dan sesuai dengan karakteristik daya dukung lingkungannya

Page 99: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-47

agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Berikutnya dalam RTBL Klaster Eropa Kota Tua Muntok, konsep perancangan struktur

bangunan dan lingkungan di Klaster Eropa Kawasan Muntok Lama Kota Muntok, meliputi:

• Menjadikan Rumah Eks Residen serta Museum Timah sebagai Pusat Orientasi

kawasan yang membentuk sumbu simetris antara Gunung Menumbing – Rumah Eks

Residen – Ujung Bruug;

• Penguatan identitas kawasan Klaster Eropa Kawasan Muntok Lama Kota Muntok

sebagai kawasan pusaka pusat kota dengan membentuk jalur pejalan kaki yang

menerus yang mencerminkan nuansa festival pada koridor utama;

• Konsep strategis kawasan pusaka pusat kota yang berorientasi pada aktivitas

perkantoran, pendidikan, permukiman, perdagangan jasa, dan olahraga;

• Menjadikan koridor utama kota sebagai etalase kota pusaka (heritage); dan

• Merencanakan pola perkembangan penggunaan lahan campuran dengan

keanekaragaman peruntukan, lingkungan yang berkarakter, keberlanjutan, dan

adanya keterkaitan antar peruntukan lahan di kawasan perencanaan.

Selain itu konsep perancangan di Klaster Eropa Kawasan Muntok Lama Kota Muntok

disusun sebagai berikut :

• Penataan dan pengoptimalan keberadaan permukiman sebagai Leaving Heritage

penunjang wisata pusaka;

• Pengembangan jalur wisata pusaka melalui jalan utama kawasan, dengan konsep

Eropa pada koridor Jalan Pangkalpinang – Pelabuhan Lama dan konsep kebangsaan

pada koridor yang menghubungkan Tugu Soekarno – Hatta menuju Pesanggrahan

Muntok yang dikuatkan pada penataan trotoar;

• Pengembangan perkantoran, fasilitas publik dan perdagangan jasa dengan

memperhatikan langgam kawasan pusaka;

• Pelestarian bangunan pusaka, Pesanggarahan Muntok, Rumah Dinas Bupati dan

Museum Timah / Eks Kantor Banka Tin Winning Bedrijf, Bangunan Syahbandar,

Gudang Kuning, Bangunan Penjara, Gereja GPIB Kecamatan Muntok, Gereja Santa

Maria Kec. Muntok, Kantor Pos Kecamatan Muntok, Bangunan Pastoral, Bangunan

Eks TK Belanda, Rumah Kawilasi dan Kantor Polsek di Area Tangsi; dan

• Jalur utama diperkuat dengan konsep pedestrian ways dan promenade yang

terhubung dengan Kawasan Teluk Rubiah.

Selain ketiga konsep di atas, dalam RTBL Klaster Eropa Kota Tua Muntok juga ditetapkan

strategi pelestarian Klaster Eropa Kawasan Kota Lama Muntok. Strategi ini ditetapkan

Page 100: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-48

karena RTBL Klaster Eropa Kawasan Kota Tua Muntok ditujukan untuk konservasi Kota

Pusaka Muntok. Dalam RTBL ini, strategi pelestarian Klaster Eropa Kawasan Kota Lama

Muntok adalah:

• Upaya pelestarian kebudayaan dilakukan dengan menumbuhkembangkan kearifan

lokal, dan pengembangan ekonomi kreatif dan jiwa kewirausahaan yang dapat

memberikan multiplier effect pada kesejahteraan masyarakat;

• Penetapan kawasan pusaka sebagai kawasan strategis;

• Pemberian bentuk insentif dan disentif dalam pengendalian pemanfaatan ruang

kawasan pusaka;

• Meningkatkan sarana dan prasarana dalam pengembangan kawasan pusaka budaya;

• Mempertahankan, melindungi, memelihara dan mengembalikan fungsi kawasan

pusaka budaya yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya;

• Perlu adanya peran masyarakat atau komunitas tertentu dalam pelestarian kota

pusaka untuk menjaga dan melestarikan aset pusaka dilakukan melalui memberikan

apresiasi, pelibatan diri, dan kontrol terhadap pelaksanaan instrumen kebijakan;

• Menjadikan kawasan Klaster Eropa yang memiliki banyak peninggalan sejarah budaya

(heritage) menjadi daya tarik atau potensi atraksi wisata yang menjadi kegiatan wisata

untuk melestarikan kawasan heritage atau warisan sejarah budaya kota;

• Peninggalan-peninggalan sejarah budaya di kawasan pusaka pusat kota dapat

menjadi orientasi dalam perkembangan kota;

• Bangunan yang masih menyisakan unsur-unsur lokal tetap dipertahankan, dengan

fungsi baru (Adaptive Reuse);

• Untuk bangunan yang mempertahankan bangunan asli, nilai KDB dan KLB bisa

ditransfer pada bagian belakang; dan

• Bangunan yang masih menunjukkan kondisi asli dapat dipertahankan dengan fungsi

yang berbeda.

Selanjutnya RTBL juga menyusun rencana blok (block plan) sebagai salah satu rencana

utama yang harus ditetapkan dalam RTBL. Dalam RTBL Klaster Eropa Kawasan Kota Tua

disusun rencana blok sebagai berikut:

• Blok A diarahkan untuk pengembangan fungsi ruang publik baru, museum pelayaran,

museum kesyahbandaran dan konvensi, terminal/parkir, perdagangan, jasa, dan

pariwisata;

• Blok B diarahkan untuk fungsi ruang terbuka hijau rekreatif, jasa pendukung

pariwisata, museum, penjara, perkantoran, dan Olah Raga;

• Blok C diarahkan untuk fungsi wisata sejarah, pendidikan, peribadatan, perdagangan,

Page 101: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-49

dan jasa.

2. RTBL Klaster Melayu

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Klaster

Melayu, pembangunan Klaster Melayu di Kota Tua Muntok memiliki visi pembangunan

sebagai berikut, “Menjadikan Klaster Melayu sebagai Kawasan yang Berjati Diri Melayu

dan Bermartabat Guna Mendukung Muntok sebagai Kota Pusaka Dunia Tahun 2022”.

Untuk mencapai visi tersebut, disusun misi pembangunan klaster Melayu yaitu:

• Terciptanya identitas kawasan berjati diri Melayu;

• Mempertahankan bangunan dan kawasan bersejarah dalam Kawasan Melayu dengan

menentukan tindakan pelestarian yang tepat;

• Terciptanya penataan sarana dan prasarana yang sesuai dengan identitas Melayu baik

sejarah serta budayanya;

• Terciptanya kawasan Melayu sebagai pusat usaha tradisional; dan

• Terciptanya kawasan yang mampu mendukung perkembangan Kawasan Klaster

Eropa dan Klaster Cina dengan tetap bercirikan karakter Melayu.

Seperti yang tertulis dalam RTBL Klaster Eropa Kota Tua Muntok, konsep perancangan

struktur tata bangunan dan lingkungan, serta konsep perancangan di Klaster Melayu

merupakan konsep penting dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Dalam RTBL Klaster Melayu Kota Tua Muntok konsep perancangan struktur tata bangunan

dan lingkungan di Klaster Melayu Kawasan Muntok Lama Kota Muntok yaitu:

• Peruntukan lahan di Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama dibagi menjadi 3 (tiga)

blok dengan mempertahankan fungsi/peruntukan yang sudah ada;

• Penataan kawasan pelabuhan dengan konsep waterfront sebagai pintu masuk dari

arah laut;

• Penataan infrastruktur kawasan kumuh;

• Revitalisasi dilakukan untuk rumah Melayu yang masih ada dan/atau yang bisa

diusulkan kembali;

• Preservasi dan konservasi peninggalan sejarah untuk memperkuat karakter dan

sejarah kawasan;

• Penataan koridor kawasan yang menghubungkan Kawasan Melayu dengan Kawasan

Eropa dan Kawasan Cina;

• Peningkatan kualitas bangunan melalui perencanaan langgam arsitektur pada fasade

bangunan, penataan bentuk selubung dan posisi massa bangunan, menambahkan

Page 102: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-50

elemen pada bangunan sebagai bagian untuk mewujudkan citra kawasan sebagai

Kawasan Klaster Melayu;

• Penyediaan ruang terbuka hijau, pembangunan dan penataan pedestrian, penyediaan

jalur sepeda serta lahan parkir;

• Konsep river front pada kawasan yang berada di tepi sungai dengan membangun

ruang terbuka hijau, fasilitas parkir, jalan di sempadan sungai, dan penanganan banjir;

• Pembangunan promenade di kawasan pendukung Klaster Melayu dan/atau di luar

kawasan yang terhubung dengan Klaster Melayu Muntok Lama;

• Memperkuat dan merevitalisasi usaha tradisional.

Konsep perancangan di Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama sebagai berikut :

• Pengembangan Kampung Melayu, meliputi: Eks Kampung Kauman, Kampung

Tanjung, Ulu, Telukrubiah, dan Kranggan;

• Pengembangan fasilitas umum dan sosial termasuk pusat usaha tradisional dengan

memperhatikan langgam Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama;

• Pelestarian cagar budaya dan bangunan bersejarah lainnya di Kawasan Klaster

Melayu Muntok Lama;

• Penyediaan dan penataan jalur utama dengan pedestrian dan jalur sepeda yang

menghubungkan antarkawasan;

• Penyediaan ruang terbuka hijau, ruang parkir, dan promenade;

• Penataan sarana dan prasarana kawasan permukiman sebagai penunjang wisata

Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama; dan

• Penataan kawasan pelabuhan Muntok Lama;

Selain konsep–konsep perancangan di atas, karena RTBL Klaster Melayu seperti layaknya

Klauster Eropa Kota Tua Muntok ditujukan untuk tujuan konservasi Kota Tua Muntok.

Maka di dalam RTBL Klaster Melayu disusun strategi pelestarian Kawasan Klaster Melayu

Kota Tua Muntok:

• Mengupayakan pelestarian kebudayaan dengan menumbuhkembangkan kearifan

lokal, mengembangkan ekonomi kreatif, dan jiwa kewirausahaan yang dapat

memberikan multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat;

• Mempercepat pembangunan dan pengembangan Kawasan Muntok Lama sebagai

Kawasan Strategis Provinsi;

• Memberikan kompensasi dan insentif dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Kawasan Klaster Melayu;

• Meningkatkan sarana dan prasarana dalam pengembangan Kawasan Klaster Melayu;

• Mempertahankan, melindungi, memelihara dan mengembalikan fungsi cagar budaya

Page 103: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-51

yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya;

• Meningkatkan dan melibatkan peran serta masyarakat dan/atau komunitas tertentu

dalam pelestarian Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama untuk menjaga dan

melestarikan peninggalan sejarah dilakukan melalui pemberian apresiasi, pelibatan

diri, dan pengontrolan terhadap pelaksanaan instrumen kebijakan;

• Menjadikan Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama sebagai daya tarik atau potensi

atraksi dan objek wisata untuk melestarikan kawasan warisan sejarah Melayu;

• Menjadikan bangunan bersejarah di Kawasan Klaster Melayu Muntok Lama sebagai

pusat orientasi dalam perkembangan kawasan;

• Mempertahankan bangunan yang masih memiliki unsur-unsur tradisional Melayu; dan

• Mempertahankan bangunan tradisional Melayu dengan pengaturan nilai KDB, KLB,

dan GSB.

Bagian penting dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah

rencana blok (block plan). Rencana blok, dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Klaster Melayu Kota Tua adalah:

• Blok A diarahkan untuk pengembangan fungsi mixed-use, kawasan wisata,

permukiman intensitas sedang, RTH, serta perdagangan dan jasa;

• Blok B diarahkan untuk fungsi permukiman kepadatan sedang dan tinggi,

perdagangan dan jasa, RTH, mixed-use, dan wisata religi;

• Blok C diarahkan untuk fungsi preservasi dan konservasi, permukiman kepadatan

tinggi, mixed-use, dan ruang terbuka hijau di pelabuhan.

• Blok kawasan pendukung diarahkan untuk fungsi permukiman, penanganan dan

pengendalian banjir, perdagangan dan jasa, dan mixed- use.

3.4 Kesimpulan

Dari berbagai kajian kebijakan pembangunan terkait pembangunan kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya KSPP Muntok dan sekitarnya, terdapat

hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan kepariwisataan di KSPP

Muntok. Kebijakan penting tersebut adalah:

• Muntok sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi dalam upaya perlindungan

terhadap sumber daya alam dan budaya, serta nilai tambah yang positif bagi identitas

provinsi sebagai wilayah pertambangan timah di Indonesia. Upaya ini dikuatkan oleh

beberapa kebijakan terkait mulai dari tingkat nasional hingga kebijakan lokal di Kota

Muntok.

• Muntok ditetapkan sebagai PKW dan bagian dari Kawasan Andalan Laut Bangka

Page 104: DRAFT - visitbangkabelitung.com_BAB_II,_BAB_III1.pdf · Potensi daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya serta wisata kuliner di kawasan ini menjadi unggulan provinsi maupun kabupaten,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 3-52

Belitung dan Kawasan Andalan Bangka,

• Bagian dari KSPP Muntok dalam hal ini, Kota Tua Muntok ditetapkan sebagai

Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan sosial budaya; Gn Menumbing dan

Jering Mendayung dari sudut kepentingan lingkungan hidup,

• Kawasan Perkotaan Muntok ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten

Bangka Barat,

• Kecamatan Muntok dalam RDTR perkotaan Muntok direncanakan sebagai kegiatan

pelayanan regional, kegiatan pelayanan pemerintahan dan umum, perdagangan dan

jasa, industri dan pariwisata.

• Pembangunan Kota Tua Muntok direncanakan sebagai kota pusaka dunia. Rencana

ini dapat dilihat dari visi pembangunan yang tersusun dalam RAKP, dan RTBL:

▪ Muntok sebagai Kota Pusaka Dunia tahun 2020

▪ Klaster Eropa sebagai kawasan yang memiliki daya tarik dunia yang mendukung

Muntok sebagai kota pusaka dunia pada tahun 2020

▪ Klaster Melayu sebagai kawasan yang berjati diri Melayu dan bermartabat guna

mendukung Muntok sebagai kota pusaka dunia tahun 2022

• Kota Tua Muntok sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Sejarah dan Budaya Kota Tua

Muntok dsk.

Berbagai fungsi strategis yang ditetapkan dalam kebijakan tersebut menjadi

pertimbangan penting dalam penyusunan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya ini.