potensi kerawanan pada tahapan pilkada 2014

12
POTENSI KERAWANAN PADA TAHAPAN PILKADA SERENTAK 2015

Upload: election-commision

Post on 11-Apr-2017

628 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

POTENSI KERAWANAN PADA TAHAPAN PILKADA SERENTAK 2015

Elemen Strategis Pilkada

Sistem Proses

Kerangka Hukum

Aktor

Elemen Strategis Pilkada

Sistem Pilkada Serentak 2015

No Elemen Sistem Pilkada Keterangan

1. Formula Pencalonan

1) Parpol atau gabungan parpol dengan ketentuan memiliki paling sedikit 20 persen kursi atau 25 persen suara;

2) Perseorangan dengan syarat mendapat dukungan 6,5 sampai 10 % dari jumlah penduduk;

3) Pengajuan pencalonan dilakukan dengan sistem paket.

2. Metode Pemberian Suara

Pemberian suara dilakukan dengan cara pemberian tanda pada surat suara

3. Metode Penetapan Calon Terpilih

Calon terpilih ditetapkan dengan sistem suara terbanyak atau mayoritas-pluralitas

Proses Pilkada Serentak 2015

Tahapan Program

Tahap Persiapan

1. Perencanaan Program dan Anggaran2. Penyusunan peraturan3. Sosialisasi, penyuluhan dan bimtek4. Pembentukan PPK, PPS dan KPPS5. Pendaftaran pemantau6. Pengolahan DP47. Pemutakhiran data dan daftar pemilih

Tahap Penyelenggaraan

1. Pencalonan2. Sengketa tata usaha negara pemilihan3. Kampanye4. Laporan dan audit dana kampanye5. Pengadaan dan distribusi perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara6. Pemungutan dan penghitungan suara7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara8. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih9. Sengketa perselisihan hasil pemilihan10. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih pasca putusan MK11. Pengusulan pengesahan pengangkatan paslon terpilih12. Evaluasi dan pelaporan

Kerangka Hukum Pilkada

Pelanggaran Administrasi

Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran Pidana

Pelanggaran Etika Penyelenggara

Pelanggaran Tata Cara, Prosedur dan Mekanisme Pemilihan

Pelanggaran atau Kejahatan (Psl 177 S.D 198 UU 1/2015 dan

UU 8/2015)

50 hr

7 hr

Sengketa Pemilihan

1. Antar peserta pemilihan;2. Antara eserta pemilihan dan

penyelenggara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

12 hr

Sengketa TUN

Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota tentang Penetapan Paslon

64 hr

Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP)

Kep. Kpu Prov dan KPU Kab/Kota tentang

Penetapan Hasil Pemilihan

45 hr

Aktor Pilkada

• Peserta pilkada berasal dari dua unsur, yaitu parpol dan perseorangan

• Pelanggaran kode etik penyelenggara dan pengawas diperiksa dan diputus oleh DKPP

•Pengawasan pemilihan dilakukan oleh Panwas untuk pilkada kabupaten/kota dan Bawaslu untuk pilkada provinsi.

• Penyelenggaraan Pilkada menjadi tanggung jawab bersama KPU, KPU Prov dan Kab/Kota;

• KPU RI menjadi penanggung jawab akhir

KPU Panwaslu/Bawaslu

Parpol/Perseorangan

DKPP

Potensi Kerawanan Pilkada (1)

Tahapan Potensi Kerawanan Antisipasi

Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih

1. DPT mengandung data pemilih ganda;

2. DPT mengandung data penduduk usia di bawah 17 tahun dan belum menikah;

3. DPT mengandung data TNI dan Polri;

4. Pemilih tidak terdaftar dalam DPT;

5. Jumlah dan kebutuhan pemilih penyandang disabilitas tidak terdata dengan baik

1. Pengembangan sistem informasi daftar pemilih (sidalih) pilkada dengan menyediakan menu analisa DP4;

2. Sinkronisasi DP4 dengan DPT terakhir;

3. Menyediakan skema DPTb1 dan DPTb2 untuk antisipasi pemilih yang tidak masuk dalam DPT;

4. Pendataan pemilih dilakukan dengan basis utama identitas kependudukan;

5. Lembar pencocokan dan penelitian (coklit) menyediakan kolom jenis disabilitas sebagai acuan bagi PPDP ketika coklit di lapangan

Potensi Kerawanan Pilkada (2)

Tahapan Potensi Kerawanan Antisipasi

Pencalonan

1. Manipulasi surat rekomendasi dan surat pencalonan oleh kandidat;

2. Petugas kurang cermat dalam menghitung dan memverifikasi jumlah dukungan untuk calon perseorangan;

3. Politik uang untuk mendapatkan rekomendasi dan surat pencalonan;

4. Petugas menghilangkan dokumen calon sehingga pasangan calon menjadi tidak memenuhi syarat (TMS).

1. Tercapainya kesepakatan antar parpol di DPR bahwa parpol yang tengah berkonflik tetap dapat mengajukan paslon sepanjang surat pengajuan dan rekomendasi ditujukan kepada satu nama paslon;

2. Penyerahan SK Kepengurusan parpol tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota, mekanismenya satu pintu, semuanya diserahkan kepada KPU RI untuk diupload di website KPU RI sebagai acuan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota untuk mengecek keabsahan kepengurusan;

3. Memberi ruang yang seluas-luasnya kepada Panwaslu/Bawaslu untuk mengawasi proses pendaftaran dan verifikasi dokumen syarat pencalonan dan syarat calon.

4. Penggunaan sistem informasi pencalonan (Silon) untuk membantu pemerosesan data paslon, termasuk memeriksa kegandaan dukungan paslon perseorangan.

Potensi Kerawanan Pilkada (3)

Tahapan Rawan Pelanggaran Administrasi Antisipasi

Kampanye

1. Menggunakan tempat ibadah;2. Menggunakan tempat

pendidikan;3. Melakukan pawai dengan

berjalan kaki atau konvoi kendaraan;

4. Menyebarkan bahan kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU;

5. Memasang alat peraga kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU;

6. Pemasangan iklan kampanye di media massa cetak dan elektronik di luar yang difasilitasi KPU.

1. Menyosialisasikan ketentuan kampanye pemilihan kepada paslon dan parpol pendukung;

2. Menyosialisasikan ketentuan kampanye kepada masyarakat, media, NGO dan OMS agar dapat berperan serta dalam mencegah potensi pelanggaran dalam berkampanye;

3. Berkoordinasi dengan Panwas dan Pemda untuk menertibkan bahan dan alat peraga kampanye yang melanggar aturan;

Potensi Kerawanan Pilkada (4)

Tahapan Rawan Pelanggaran Pidana Antisipasi

Kampanye

1. Kampanye di luar jadwal;2. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk

memengaruhi pemilih;3. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye;4. Menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah dan pemerintah

daerah;5. Menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak yang

dilarang;6. Memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana

kampanye;7. Tidak melaporkan sumbangan dana kampanye yang diterima kepada

KPU;8. Mempersoalkan dasar negara Pancasilla dan UUD 1945;9. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Pasangan Calon dan

parpol;10.Berkampanye dengan cara menghasut, memfitnah, mengadu domba

Partai Politik, perseorangan, dan/atau kelompok masyarakat;11.Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan

penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat dan/atau Partai Politik;

12.Mengganggu kantibnas.

1. Menyosialisasikan ketentuan kampanye pemilihan kepada paslon dan parpol pendukung;

2. Menyosialisasikan ketentuan kampanye kepada masyarakat, media, NGO dan OMS agar dapat berperan serta dalam mencegah potensi pelanggaran dalam berkampanye;

Potensi Kerawanan Pilkada (5)

Tahapan Rawan Pelanggaran Antisipasi

Pemungutan Penghitungan dan Rekapitulasi Suara

1. KPPS memberi kesempatan memilih kepada warga yang tidak memiliki hak pilih;

2. KPPS merusak surat suara yang telah digunakan pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah;

3. KPPS mencoblos surat suara yang tidak digunakan untuk paslon tertentu;

4. KPPS tidak menyerahkan salinan formulir C dan C1 kepada pengawas pemilu dan saksi paslon;

5. KPPS tidak menjaga keamanan dan keutuhan kotak suara dan menyerahkan kotak suara yang tersegel berisi yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara, dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK pada hari yang sama;

6. PPS tidak mengumumkan hasil penghitungan suara di seluruh TPS di wilayah kerjanya;

7. PPK mengubah rekapitulasi suara hasil penghitungan suara sehingga berbeda dengan hasil penghitungan perolehan suara di TPS;

1. Mengedukasi pemilih untuk dapat berperan mengawasi penghitungan dan rekapitulasi suara;

2. Melakukan monitoring pemungutan dan penghitungan suara ke TPS-TPS serta rekap di PPK, KPU Kabupaten/Kota dan Provinsi;

3. Mendorong pasangan calon untuk menempatkan saksi di semua TPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

4. Pembatasan masa jabatan anggota badan ad hoc (PPK, PPS dan KPPS) maksimal 2 kali untuk regenerasi dan menghindari potensi penyimpangan karena terlalu lama menduduki jabatan sebagai penyelenggara;

5. Saksi, pengawas dan pemantau dapat mendokumentasikan hasil penghitungan dan rekap suara dalam bentuk foto dan video;

6. Melakukan scaning salinan C dan C1, dan rekapitulasi hasil C1 untuk ditampilkan pada portal khusus pilkada;

PENUTUP

TERIMA KASIH