potensi pelanggaran dan tindak pidana pada tahapan pilkada
TRANSCRIPT
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALI KOTA TAHUN 2015
Aspek Yuridis Pilkada 2015 (1)
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota Menjadi Undang Undang.
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015
UNDANG UNDANG
Aspek Yuridis Pilkada 2015 (2)
1. Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan;
2. Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemiliihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan;
3. Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;
4. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2015 tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;
PERATURAN KPU (1)
Aspek Yuridis Pilkada 2015 (3)
5. Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2015 tentang Norma, Standr, Prosedur, Kebutuhan Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan;
6. Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Kampanye Pemilihan;7. Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan;8. Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan;9. Peraturan KKPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan
Suara Pemilihan;10. Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan;11. Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan.
PERATURAN KPU (2)
ASPEK YURIDIS PILKADA 2015 (4)PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Tanggal 8 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 terkait ketentuan Pasal 7 huruf r dan Pasal 7 huruf s UU Nomor 8 Tahun 2015;
Tanggal 9 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 terkait Pasal 7 huruf g dan Pasal 45 ayat (2) huruf k UU Nomor 8 Tahun 2015;
Tanggal 9 Juli 2015 keluar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015 terkait Pasal 7 huruf t dan huruf u UU Nomor 8 Tahun 2015;
1. Larangan keluarga Petahana untuk mencalonkan diri dihapus;2. Mantan narapidana diperbolehkan mencalonkan diri;3. Pengunduran diri bagi PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD, DPR, DPD dan DPRD
Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 direvisi untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
Substansi Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 (1)
1. Ketentuan tentang konflik kepentingan dengan Petahana dihapus;2. Mantan narapidana diperbolehkan mencalonkan diri dengan syarat :
a. Bagi calon yang pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan Pengadilan yang berkekuatan hukumtetap secara kumulatif wajib :1) Secara terbuka dan jujur mengemukakan kpd publik sbg mantan
terpidana; dan2) Bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang.
Dikecualikan bagi calon yg dipidana penjara karena kealpaan ringan (culpa levis) dan karena alasan politik
b. Bagi calon yg pernah dijatuhi pidana penjara brdsrkan ptsn pengadilan yg berkekuatan hukum tetap dan tidak bersedia secara terbuka dan jujur mengumumkan kpd publik sbg mantan terpidana, syarat yg hrs dipenuhi adalah telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.
Substansi Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 (2)
3. PNS/TNI/Polri, BUMN/BUMD yaitu:a. Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD memberitahukan pencalonannya kepada
Pimpinan Dewan dan mengundurkan diri sebagai anggota Dewan yang tidak dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
b. Bagi anggota TNI/Polri dan PNS mengundurkan diri yang tidak dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
c. Bagi Pejabat atau Pegawai BUMN atau BUMD mengundurkan diri yang tidak dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai Paslon;
d. Menyampaikan Keputusan Pejabat yang berwenang tentang Pemberhentian sebagai anggota DPR, DPD, DPRD, PNS/TNI/Polri, BUMN/BUMD paling lambat 60 hari sejak ditetapkan sebagai paslon;
4. KPU memperpanjang waktu pendaftaran selama 3 (tiga) hari jika tidak ada atau hanya ada 1 (satu) paslon yg mendaftar;
5. Perpanjangan waktu pendaftaran selama 3 (tiga) hari jika tidak ada atau hanya ada 1 (satu) paslon yang memenuhi syarat berdasarkan hasil penelitian perbaikan perysaratan.
Aspek Teknis Pilkada 2015 (1)
1. Perencanaan Program dan Anggaran
2. Penyusunan peraturan3. Sosialisasi, penyuluhan dan
bimtek4. Pembentukan PPK, PPS dan
KPPS5. Pendaftaran pemantau6. Pengolahan DP47. Pemutakhiran data dan daftar
pemilih
TAHAP PERSIAPAN
Aspek Teknis Pilkada 2015 (2)
1. Pencalonan2. Sengketa tata usaha negara pemilihan3. Kampanye4. Laporan dan audit dana kampanye5. Pengadaan dan distribusi perlengkapan
pemungutan dan penghitungan suara6. Pemungutan dan penghitungan suara7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara8. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih9. Sengketa perselisihan hasil pemilihan10. Penetapan dan pengumuman paslon terpilih
pasca putusan MK11. Pengusulan pengesahan pengangkatan paslon
terpilih12. Evaluasi dan pelaporan
TAHAP PELAKSANAAN
MEKANISME PENCALONAN (1)
Pasangan calon wajib memenuhi persyaratan pencalonan dan syarat calon saat mendaftar. Terdapat pengecualian dokumen yang harus diserahkan pada saat pendaftaran untuk dua
jenis dokumen yakni (1) surat pernyataan yang menyatakan visi, misi dan program pasangan calon sesuai dengan RPJP daerah dan; (2) foto copi rekening khusus dana kampanye yang dibuka oleh parpol atau gabungan parpol atas nama calon dan spesimen tanda tangan yang dilakukan bersama oleh partai politik atau gabungan partai politik dan calon.
Untuk dua jenis dokumen yang tersebut jika belum dapat diserahkan pada saat pendaftaran cukup membuat surat pernyataan bahwa dokumen tersebut sedang diproses.
Khusus paslon dari parpol wajib menyerahkan saat pendaftaran secara kumulatif; (1) surat pencalonan dari parpol atau gabungan parpol; (2) keputusan pimpinan partai politik tingkat pusat tentang persetujuan pasangan calon dan; (3) keputusan pimpinan partai politik tingkat pusat tentang kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota
Ketentuan Pencalonan Berdasarkan SE Nomor 402/KPU/VII/2015
MEKANISME PENCALONAN (2)
Setelah masa pendaftaran calon berakhir jika pasangan calon yang mendaftar kurang dari dua pasangan calon maka KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota kembali membukan pendaftaran selama tiga hari dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi selama 3 hari;
Perpanjangan masa pendaftaran otomatis akan mengubah tahapan, program dan jadwal pemilihan, tetapi tidak boleh mengubah hari pemungutan suara;
Perpanjangan masa pendaftaran dan perubahan tahapan, program dan jadwal wajib disosialisasikan kepada Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, partai politik dan masyarakat.
Jika di suatu daerah terdapat satu pasangan calon yang mendaftar dan memborong dukungan parpol sehingga parpol atau gabungan parpol lain yang belum ikut mendaftar jumlah kursinya kurang 20 persen dan jumlah suaranya kurang 25 persen maka paslon yang telah diterima pendaftarannya dapat mendaftar kembali dengan mengubah komposisi gabungan partai politik yang berbed’;
Jika terdapat pasangan calon perseorangan yang telah menyerahkan syarat dukungan dan telah mengikuti verifikasi administrasi serta faktual, namun tidak mendaftar pada masa pendaftaran dapat mendaftar pada masa perpanjangan pendaftaran.
Ketentuan Perpanjangan Pencalonan Berdasarkan SE Nomor 403, 404 dan 411/KPU/VII/2015
MEKANISME PENGGANTIAN CALON Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 dan Peraturan KPU Nomor
12 Tahun 2015 hanya memberi ruang untuk penggantian calon jika pasangan calon berhalangan tetap baik karena meninggal dunia maupun tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen karena faktor kesehatan;
Surat Edaran KPU Nomor 433/KPU/VIII/2015 memberikan penjelasan bahwa penggantian kepala daerah dan wakil kepala daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan atau berhalangan tetap dapat dilakukan dengan cara mengubah posisi kepala daerah menjadi wakil kepala daerah dan sebaliknya;
Partai politik atau gabungan parpol yang mengajukan penggantian calon tidak dapat menarik dukungan atau menambah dukungan dari partai politik lain.
MEKANISME PENUNDAAN TAHAPAN PILKADA
Mekanisme penundaan tahapan pilkada dijelaskan dalam Surat Edaran Nomor 443/KPU/VIII/2015.
Penundaan dilakukan jika setelah masa perpanjangan pendaftaran ditutup, pasangan calon yang mendaftar kurang dari dua pasangan calon.
Pengecualian penundaan dilakukan terhadap aktivitas evaluasi, pelaporan dan penyelesaian sengketa.
Melakukan koordinasi dan menyampaikan keputusan penundaan kepada DPRD dan kepala daerah.
MONITORING & SUPERVISI PENCALONAN
KPU menerbitkan surat edaran Nomor 410/KPU/VII/2015 tentang Monitoring dan Supervisi Permasalahan Pendaftaran Calon;
Monitoring dan supervisi dilakukan secara berjenjang; KPU RI meminta KPU Provinsi melakukan identifikasi dan
kajian terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan; Jika dalam pendaftaran, petugas bekerja tidak sesuai prosedur,
KPU Provinsi melakukan klarifikasi, pencermatan dan memerintahkan KPU Kabupaten/Kota melakukan perbaikan prosedur;
Untuk memantau dan menghimpun informasi pelaksanaan tahapan pilkada di seluruh Indonesia, KPU RI mengembangkan sistem informasi tahapan pilkada (SITaP).
POTENSI TINDAK PIDANA PADA TAHAP PENCALONAN
Pasangan calon yang menggunakan dokumen palsu untuk persyaratan calon dan persyaratan pencalonan;
Anggota PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi memalsukan daftar dukungan terhadap calon perseorangan;
Masyarakat menggunakan identitas diri palsu untuk mendukung pasangan calon perseorangan;
Pasangan calon mengundurkan diri setelah penetapan pasangan calon; Pimpinan partai politik menarik pasangan calonnya setelah ditetapkan
oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; Penyelenggara pemilu menghilangkan dokumen persyaratan calon dan
persyaratan pencalonan; Penyelenggara pemilu mengetahui pasangan calon menggunakan
dokumen palsu tetapi membiarkannya.
MEKANISME KAMPANYE
Pertemuan Terbatas
Pertemuan Tatap Muka
Kegiatan Jenis Lain
DIBIAYAI PASLON DIBIAYAI KPU
Bahan Kampanye Alat Peraga
Kampanye Iklan di Media
Massa Debat Kandidat
POTENSI PELANGGARAN KAMPANYE (1)
Kampanye di luar jadwal; Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi pemilih; Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye; Menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah dan pemerintah daerah; Menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak yang dilarang; Memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye; Tidak melaporkan sumbangan dana kampanye yang diterima kepada KPU; Mempersoalkan dasar negara Pancasilla dan UUD 1945; Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Pasangan Calon dan parpol; Berkampanye dengan cara menghasut, memfitnah, mengadu domba Partai Politik, perseorangan, dan/atau kelompok
masyarakat; Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan,
kelompok masyarakat dan/atau Partai Politik; Mengganggu kantibnas.
TINDAK PIDANA KAMPANYE
POTENSI PELANGGARAN KAMPANYE (2)
Menggunakan tempat ibadah untuk berkampanye; Menggunakan tempat pendidikan untuk berkampanye; Melakukan pawai dengan berjalan kaki atau konvoi kendaraan; Menyebarkan bahan kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU; Memasang alat peraga kampanye di luar yang difasilitasi oleh KPU; Pemasangan iklan kampanye di media massa cetak dan elektronik di
luar yang difasilitasi oleh KPU;
PELANGGARAN ADMINISTRASI KAMPANYE
MEKANISME PENYELESAIAN PELANGGARAN KAMPANYE PILKADA
Penyelesaian pelanggaran dilakukan dengan cara menerima laporan, meneliti laporan, melakukan klarifikasi dan melakukan kajian dan mengambil keputusan;
Dalam melakukan klarifikasi, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan jajarannya dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : (1) menggali, mencari, dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk kelengkapan dan kejelasan pemahaman laporan Pelanggaran Administrasi Pemilu; (2) memanggil para pihak; (3) meminta bukti-bukti pendukung; (4) melakukan koordinasi dan/atau melibatkan Bawaslu atau Panwaslu sesuai dengan tingkatannya.
Berdasarkan hasil penelitian, klarifikasi, kajian, konsultasi dan supervisi, KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan jajarannya sampai ke bawah memutuskan untuk menyatakan dugaan pelanggaran tersebut tidak terbukti atau terbukti dan rekomendasi saksi yang dijatuhkan.
PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI KAMPANYE
MEKANISME TUNGSURA (1)
Terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan (Model A.3–KWK) Terdaftar dalam DPTb-1 di TPS yang bersangkutan (Model A.Tb1-KWK) Terdaftar dalam DPPh (Model A.4-KWK) Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 yang menggunakan haknya pada hari dan
tanggal Pemungutan Suara dan didaftar dalam DPTb-2 (Model A.Tb2-KWK) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb-1 adalah Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang
didaftarkan paling lambat 7 hari setelah pengumuman DPT Pemilih yang terdaftar dalam DPPh adalah Pemilih yang karena keadaan tertentu tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di TPS lain di provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sedang menyelenggarakan Pemilihan dalam satu wilayah
Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 menggunakan hak pilihnya dengan ketentuan: (1) menunjukkan KTP, KK, Paspor, atau Identitas Lain kepada KPPS pada saat Pemungutan Suara; (2) didaftar pada DPTb-2 ke dalam formulir Model A.Tb2-KWK
PEMILIH YANG BERHAK MENGGUNAKAN HAK PILIH
MEKANISME TUNGSURA (2)
Pemilih memberikan suara di TPS mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00; Pada pukul 13.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa yang
diperbolehkan memberikan suara hanya Pemilih yang telah hadir di TPS yang sedang menunggu giliran untuk memberikan suara;
Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 dapat menggunakan hak pilihnya satu jam sebelum selesainya Pemungutan Suara di TPS;
Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau penyandang cacat lainnya yang mempunyai halangan fisik laindapat dibantu oleh pendamping yaitu anggota KPPS atau orang lain atas permintaan Pemilih yang bersangkutan;
Pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih wajib merahasiakan pilihan Pemilih yang bersangkutan.
TATA CARA PEMUNGUTAN SUARA DI TPS
MEKANISME REKAPITULASI Rekapitulasi penghitungan suara dilakukan dari tingkat PPK, KPU Kabupaten/Kota
dan KPU Provinsi; Masing-masing pasangan calon dapat mengajukan saksi rekap maksimal 4 orang di
PPK dan 2 orang di KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; Rekapitulasi dapat dihadiri oleh pemantau dalam negeri, pemantau luar negeri,
masyarakat dan instansi terkait; Rekap di PPK dapat dilakukan secara bersamaan paling banyak empat kelompok
dengan mempertimbangkan jumlah TPS dan waktu yang tersedia; Dalam hal pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/wali kota dilakukan secara
bersamaan, rekapitulasi terlebih dulu dilaksanakan untuk pemilihan gubernur; PPK mengirim formulir rekap ke KPU Kabupaten/Kota untuk diunggah pada laman
KPU Kabupaten/Kota; Saksi, panwas dan pemantau diberi kesempatan untuk mendokumentasikan hasil
rekap dalam bentuk foto dan video.
POTENSI TINDAK PIDANA PADA TAHAP TUNGSURA DAN REKAP
Ketua dan anggota KPPS tidak membuat dan/atau menandatangani berita acara perolehan suara;
Ketua dan anggota KPPS menggagalkan pelaksanaan pemungutan suara; KPPS tidak memberikan salinan satu eksemplar berita cara pemungutan dan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara pada saksi calon; KPPS tidak menjaga keamanan dan keutuhan kotak suara dan menyerahkan kotak
suara yang tersegel berisi yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara, dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK pada hari yang sama;
PPS tidak mengumumkan hasl penghitungan suara di seluruh TPS di wilayah kerjanya;
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak menetapkan hasil pemilihan; Mengumumkan hasil penghitungan cepat pada hari/tanggal pemungutan suara; Merusak, mengganggu dan mendistorsi sistem informasi penghitungan saura;
Terima Kasih