pot ensio metri
DESCRIPTION
Kimia Analisis InstrumenTRANSCRIPT
POTENSIOMETRIA. Pendahuluan
Sebagian besar metode analitik didasari pada sifat-sifat elektrokimia larutan . Teknik
analisis elektrokimia merupakan salah satu analisis instrumental, disamping teknik analisis
spektroskopi. Sistem pengukuran dalam analisis elektrokimia didasarkan pada signal-signal
listrik yang timbul sebagai hasil interaksi antara materi dengan listrik baik berupa potensial
maupun hantaran listrik.Beragam teknik analisis elektrokimia telah banyak dipakai dalam
laboratorium sebagai alat-alat instrumen dasar. Berbagai metode elektroanalitik adalah
potensiometri,volltametri,Coulometri,Konduktometri,dan lain-lain.
B. Pembahasan
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan menentukan titik akhir titrasi.
Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah :
1. elektrode pembanding (refference electrode)
2. elektroda indikator ( indicator electrode )
3. alat pengukur potensial.
Komponen-komponen tersebut disusun membentuk suatu sel potensiometri seperti gambar
berikut ,
Dari gambar dapat dilihat bahwa sel potensiometri disusun dari dua setengah sel yang
dihubungkan dengan jembatan garam yang berfungsi penyeimbangkan muatan larutan pada
masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara dua setengah
sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang tercelup dalam larutan
elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial elektrodanya. Pemisahan elektrode ini
diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi redoks spontan dari laruan-larutan elektrolit yang
digunakan dalam sel potensiometri.
Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur
konsentrasi suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan konsentrasi dapat
dijelaskan melalaui persamaan Nerst
E = Eo – RT ln Q
nF
Dimana :
Eo : standar potensial reduksi
R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Q : reaksi quosien.
Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka diperoleh
persamaan berikut
E = Eo – 0,05916 log Q
n
Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel elektrokimia
potensiometri adalah
Ecell = Ec – Ea
Elemen-elemen yang diperlukan dalam potensiometri antara lain adalah elektroda
pembanding ( acuan ),elektroda Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Ø Elektroda pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode dengan
harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap
komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode yang memenuhi persyaratan diatas
disebut elektrode pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis elektrode pembanding akan
diuraikan berikut ini.
1. Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standart.Elektroda ini terbuat dari
platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat terjadi secara
maksimal, sehingga reaksi
H2 <====> 2 H+ + 2 e
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda
pembanding primer adalah nol volt.
Elektroda standart hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena
elektroda standart yang digunakan untuk menentukan standart potensial sel pada standart
setengah sel elektrokimia.
2. Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan dan banyak terdapat di
pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua macam elektroda standart
sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak/perak klorida.
a. Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10cm dan garis tengah 0,5-
1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta Hg/HgCl2 yang
terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan
dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
b. Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda perak
yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan
elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun, elektroda
perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk
kompleks perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang
menghubungkan larutan dan elektroda.
Ø Elektroda indikator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan elektroda
membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first kind),
elektroda jenis kedua(second kind),elektroda jenis ketiga(third kind)
1. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika elektroda dan larutan
bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu elektroda logam jenis pertama, elektroda
logam jenis kedua, dan elektroda logam jenis ketiga.
a. Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan dengan kation yang
berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.
Cu2+ + 2e <==> Cu(s)
b. Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi
suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang
stabil.contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,
AgCl(s) <==> Ag(s) + Cl
c. Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya bergantung pada
konsentrasi ion logam lain.
Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat
dalam larutan.
2. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat
menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion (ion
selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur
perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang
dianalisis.Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca,elektroda
membran cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.
a. Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca terbuat dari Corning
015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke
dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm sampai
beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan
bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan
hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran
dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu menggeser
keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasiion H+ meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan elektroda
pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat bermanfaat untuk pengukuran pH.
Kelebihan elektroda kaca :
· Larutan uji tidak terkontaminasi
· Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
· Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil.
· Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina
pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu Pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan
pH = 13) berakibat :
§ spesifisitas untuk H+ hilang
§ Ketergatungan tegangan pH berkurang
§ Potensial menjadi tergantung pada aNa+
b. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal garam anorganik.
Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan
garam perak atau logam sulfida.
c. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu dinding yang
berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul yang
tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion
antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan
molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+
d. Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan.
Titrasi Potensiometri
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan
menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai
kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir
titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan
titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan
tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator .Titik akhir dalam titrasi
potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial
yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi
pembentukan kompleks ,reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi
pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion
terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam
dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti
dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.
KESIMPULAN
Potensiometri adalah satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif
berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan.
Potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi
Suatu ion,pH larutan , dan titik akhir titrasi. Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode
untuk mengukur konsentrasi suatu larutan,yang dijelaskan melalaui persamaan Nerst .
Elemen yang digunakan dalam potensiometri adalah Elektroda pembanding,elektroda
Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Elektroda pembanding dibagi menjadi dua ,yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda
pembanding skunder ( elektroda kalomel dan elektroda perak ).
Elektroda Indikator dibagi menjadi dua yaitu elektroda Logam dan elektroda membran.elektroda
Logam terdiri dari tiga macam,antara lain elektroda jenis pertama ,kedua dan ketiga .sedangkan
elektroda membran dibagi menjadi elektroda membran kaca,elektroda membran padat,elektroda
membran cair dan elektroda membran gas.
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator
yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi .
http://lesnacamay.blogspot.com/2011/05/potensiometri.html
Kelebihan dan Kelemahan Potensiometri
Kelebihan metode potensiometri
1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran
3. Digunakan bila :
· Tidak ada indikator yang sesuai
· Daerah titik equivalen sangat pendek
Kekurangan metode potensiometri
1. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang akan diukur.
2. Diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3. Konsentrasi sampel harus diketahui
http://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/
PENGUKURAN POTENSIOMETER DAN
JEMBATAN WHEATSTONE
A. Pengertian Potensiometer dan Jembatan Wheatstone
1. Pengertian Potensiometer
Potensiometer atau variabel resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya
dengan cara memutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak geser/penyapu (wiper)
yang terdapat di dalam resistor tersebut. Potensiometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur potensial yang berdasarkan sifat-sifat kelistrikan, yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah analit (kuantitatif) dengan menggunakan sinyal potensial.
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk
pembagi tegangan dan dapat diatur nilai resistasinya. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah
satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau
Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti
pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat
digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Gambar potensiometer
Sumber : (http://www.google.co.id/search?q= Potensiometer)
2. Pengertian Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur elektrik
resistensical dengan metode perbandingan. Pada dasarnya adalah sebuah rangkaian listrik, jembatan
Wheatstone digunakan untuk mengukur resistansi dari resistor yang tidak diketahui dengan melewatkan
arus yang melalui rangkaian tersebut. Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik
untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarnya).
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833
dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan
Wheatstone digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui
kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali
umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. (Suryatmo, 1974).
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti
dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan
tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
B. Fungsi Potensiometer dan Jembatan Wheatstone
1. Fungsi dan penggunaan potensiometer
Penggunaan potensiometer banyak digunakan sebagai kontrol pengguna, dan dapat mengontrol
berbagai fungsi yang sangat luas peralatannya. Potensiometer linier (juga dikenal sebagai "fader") dan
potensiometer putar (biasanya disebut tombol-tombol) secara teratur digunakan untuk mengatur
kenyaringan, redaman frekuensi dan karakteristik lain dari sinyal audio dalam audio control.
Potensiometer juga digunakan sebagai kontrol volume di amplifier audio, dimana potensio juga
disebut "lancip pot audio", karena respon amplitudo dari telinga manusia juga logaritma. Memastikan
bahwa, pada kontrol volume ditandai 0 hingga 10, misalnya, pengaturan dari 5 suara setengah keras
sebagai pengaturan 10. Ada juga sebuah pot anti-log atau lancip audio sebaliknya yang hanya kebalikan
dari potensiometer logaritmik. Hal ini hampir selalu digunakan dalam konfigurasi dengan potensiometer
logaritmik, misalnya, dalam kontrol keseimbangan audio.
Adapun fungsi potensiometer sebagai kontrol nada atau equalizer dalam penggunaan kombinasi
dan jaringan filter, sebelumnya untuk televisi dipergunakan untuk mengontrol kecerahan gambar,
kontras, dan respon warna. Sebuah potensiometer sering digunakan untuk mengatur "menahan
rangkaian vertikal", yang mempengaruhi sinkronisasi antara menyapu sirkuit internal penerima
(multivibrator dan sinyal gambar yang diterima)
Potensiometer banyak digunakan sebagai bagian dari transduser perpindahan karena
kesederhanaan konstruksi dan dapat memberikan sinyal keluaran yang besar. untuk komputasi dalam
komputer analog. Potensiometer presisi tinggi digunakan untuk skala hasil antara faktor konstan yang
diinginkan, atau untuk mengatur kondisi awal untuk perhitungan. Sebuah potensiometer bermotor
dapat digunakan sebagai generator fungsi, menggunakan kartu perlawanan non-linear untuk memasok
aproksimasi untuk fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros mungkin mewakili sudut, dan
pembagian tegangan dapat dibuat sebanding dengan cosinus sudut.
2. Fungsi Jembatan Wheatstone
Kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara
arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Rangkaian jembatan wheatstone di gunakan untuk menghitung resistansi yang belum
diketahui nilainya dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Untuk itu, dua kaki yang digunakan dalam
rangkaian diseimbangkan dan satu kaki termasuk resistansi yang belum diketahui nilainya.
Jembatan wheatstone juga dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik. Hambatan
sendiri merupakan hasil bagi antara tegangan dengan arus. Rangkaian jembatan wheatstone tidak
memerlukan alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter, cukup menggunakan satu galvanometer
untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian.
C. Jenis- jenis Potensiometer
Jenis-jenis potensio meter, antara lain :
1. Potensiometer Putar
Potensio putar mempunyai kontak setengah lingkaran yang terbuat dari bahan yang dapat
menghambat, seperti grafit atau kawat. Setiap akhir kontak terhubung ke terminal, dan tegangan yang
diterapkan di seluruh terminal. Batang yang dihubungkan ke kontak yang bergerak di seluruh
permukaan grafit kontrak, dan kontak ini adalah yang ketiga yang terhubung ke terminal. Dengan
tegangan pada terminal keluaran ini bergantung pada posisi dari batang, asalkan tegangan yang
melintasi dua terminal masukan tetap stabil.
Gambar Potensio Putar
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer)
2. Potensiometer Trimmer
Potensiometer trimmer juga disebut trimpots, adalah versi putaran kecil yang digunakan pada papan
sirkuit ke fine tune tegangan tinggi di sirkuit. Trimpots biasanya sudah ditetapkan pada pabrik dan jarang
disesuaikan kembali. Trimpots bisa disesuaikan (diatur) dengan menggunakan obeng karena tidak
memiliki batang atau geser.
Gambar Potensiometer Trimmer
Sumber : (http://www.sahabat-informasi.com)
3. Potensiometer Geser
Juga disebut faders, ada yang langsung dapat melawan bagian dari materi di antara dua terminal di satu
sisi, dan kontak yang bergerak di sepanjang sisi lain terhubung ke terminal ketiga.
Gambar Potensio Geser
Sumber : (http://www.sahabat-informasi.com)
4. Potensiometer Digital
adalah program perangkat lunak yang menggunakan komputer untuk membuat penyesuaian kecil
tegangan tanpa perlu untuk komponen mekanis.Mereka biasanya digunakan dalam produksi musik lain
yang akan diperlukan banyak potensiometer biasa.
Gambar Potensio Digital
Sumber : (http://www.sbqy.cn/readdbfile.asp?id=424)
Jenis potensiometer yang tersedia di pasaran
Potensiometer yang tersedia di pasar terdiri dari beberapa jenis, yaitu potensiometer karbon,
potensiometer wire wound dan potensiometer metal film.
1. Potensiometer karbon
Potensiometer yang terbuat dari bahan karbon harganya cukup murah akan tetapi kepresisian
potensiometer ini sangat rendah biasanya harga resistansi akan sangat mudah berubah akibat
pergeseran kontak.
2. Potensiometer gulungan kawat (wire wound)
Potensiometer yang menggunakan kawat halus yang dililit pada batang metal. Ketelitian potensiometer
tergantung dari ukuran kawat. Kawat yang digunakan biasanya adalah kawat nikelin.
3. Potensiometer metal film adalah potensiometer yang menggunakan bahan metal yang dilapiskan
kebahan isolator
Sumber : (http://landasanteori.blogspot.com)
D. Komponen- Komponen Utama Potensiometer dan Jembatan Wheatstone
1. Komponen Potensiometer
Sebuah potensiometer biasanya dibuat dari sebuah unsur resistif semi-lingkar dengan
sambungan geser (penyapu). Unsur resistif, dengan terminal pada salah satu ataupun kedua ujungnya,
berbentuk datar atau menyudut, dan biasanya dibuat dari grafit, walaupun begitu bahan lain mungkin
juga digunakan sebagai gantinya. Penyapu disambungkan ke terminal lain. Pada potensiometer panel,
terminal penyapu biasanya terletak di tengah-tengah kedua terminal unsur resistif. Untuk
potensiometer putaran tunggal, penyapu biasanya bergerak kurang dari satu putaran penuh sepanjang
kontak. Potensiometer "putaran ganda" juga ada, elemen resistifnya mungkin berupa pilinan dan
penyapu mungkin bergerak 10, 20, atau lebih banyak putaran untuk menyelesaikan siklus. Bahan yang
digunakan untuk membuat unsur resistif adalah kawat resistansi, plastik partikel karbon dan campuran
keramik-logam yang disebut cermet.
Pada potensiometer geser linier, sebuah kendali geser digunakan sebagai ganti kendali putar.
Unsur resistifnya adalah sebuah jalur persegi, bukan jalur semi-lingkar seperti pada potensiometer
putar. Potensiometer jenis ini sering digunakan pada peranti penyetel grafik, seperti ekualizer grafik.
Karena terdapat bukaan yang cukup besar untuk penyapu dan kenob, potensiometer ini memiliki
reliabilitas yang lebih rendah jika digunakan pada lingkungan yang buruk.
Pembuat potensiometer jalur konduktif menggunakan pasta resistor polimer konduktif yang
mengandung resin dan polimer, pelarut, pelumas dan karbon. Jalur dibuat dengan melakukan cetak
permukaan pada substrat fenolik dan memanggangnya pada oven. Proses pemanggangan
menghilangkan seluruh pelarut dan memungkinkan pasta untuk menjadi polimer padat. Proses ini
menghasilkan jalur tahan lama dengan resistansi yang stabil sepanjang operasi.
Bagian- bagian potensiometer
1. Elemen resistif
2. Badan
3. Penyapu (wiper)
4. Sumbu
5. Sambungan tetap
6. Sambungan penyapu
7. Cincin
8. Baut
9. Sambungan tetap
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara
langsung. Potensiometer digunakan untuk mengatur taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara
pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah
peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi
secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Nilai hambatan dari potensiometer ada beragam ada 50K, 100K, dll, sebagai contohnya dapat
kita lihat pada volume radio atau amplifier yang menggunakan tombol yang diputar. Dalam tombol
tersebut sebenarnya adalah berisi potensio yang nilai hambatannya dapat digeser, jadi dengan
berubahnya nilai tahanan dari resistor maka volume akan semakin tinggi atau semakin rendah.
2. Bagian Bagian Jembatan Wheatstone
Secara teknis, jembatan Wheatstone adalah sirkuit elektrik dasar. Pengaturan ini juga terdiri dari
sumber listrik seperti baterai dan galvanometer yang bertindak sebagai koneksi antara kedua sirkuit
paralel. Kedua sirkuit paralel juga terdiri dari dua resistor masing-masing, dari mana resistensi dari tiga
yang ditahui nilainya dan yang lainnya adalah perangkat yang resistanya yang akan diketahui (yang
dicari).
Peralatan yang diperlukan, dalam satu set Rangakaian Jembatan Wheatstone, terdiri dari :
1. DC Power Supply
2. Galvanometer
3. Dua (2) Hambatan Pembanding
4. Hambatan yang akan diukur
Gambar skema Rangkaian Jembatan Wheatstone
Sumber : (http://www.google.co.id/search?q=rangkaian+jembatan+wheat+stone)
Seperti ditunjukkan dalam gambar skema di atas, ada empat resistensi terhubung sebagai rangkaian
jembatan. Tiga resistor R1, R2 dan R3 akan tahu nilai-nilai. Nilai dari perlawanan RX akan tidak diketahui
dan harus dihitung. Nilai resistensi R2 dapat disesuaikan. Sebuah galvanometer harus diatur antara poin
B dan D.
Kondisi yang harus dipenuhi pada titik keseimbangan diberikan di bawah ini.
Jika R2/R1 = RX/R3, maka VBD = 0 dan arus melalui VG = 0. Untuk mencapai kondisi ini, resistor
disesuaikan bervariasi. Arah arus dapat diketahui dari nilai resistor R2.
Begitu kondisi keseimbangan diperoleh nilai resistensi RX juga diperoleh.
Dengan demikian, RX = [R2/R1] x R3
Metode ini sangat akurat sebagai nilai-nilai lain dari resistor presisi tinggi. Ini salah satu manfaat
rangkaian jembatan wheatstone.
Galvanometer
Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Prinsip kerjanya
tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan magnet. Bentuk mula-mula dari
galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang diletakkan dibawah
kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan
apabila tidak ada arus di dalam kawat. Kepekaan galvanometer bertambah, bila kawat dililitkan menjadi
kumparan dalam bidang vertikal dengan jarum kompas ditengahnya.
Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor
yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan
dalam instrument pendeteksi arus. Instrument pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer. (Lister,
1993).
Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah.
Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah
medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila
melalui kumparan ini ada arus. (Flink, 1985).
Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu
instrument yang dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas
kadang-kadang dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak dipakai di
laboratorium dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).
Gambar Galvano Meter
Sumber : (http://www.google.co.id/search?q=galvanometer)
E. Prinsip Kerja Potensiometer dan Jembatan Wheatstone
1. Prinsip Kerja Potensiometer
Dalam Gambar 2-1, Vs adalah tegangan standar dan Vx adalah tegangan yang akan diukur.
Tahanan R dari a ke badalah tahanan yang dilengkapi dengan sikat yang mempunyai posisi kontrak, yang
dapat diatur seperti yang diperlihatkan dalam gambar, dan arus (I) diliran dari baterai (E) melalui suatu
rheostat (Rh) yang dapat diatur. Pertama-tama hubungkanlah tegangan standar (V), seperti dalam
gambar 2-1 (a) dan tetapkan posisi dari sikat-sikat (s) sesuai dengan V s . Karena tahanan antara a ke s
adalah Rs, maka tegangan IRs akan dibandingkan antara a – s disebabkan oleh arus I. Bila tegangan ini
adalah sama dengan Vs, maka galvanometer (G) tidak akan menunjukkan pergeseran, meskipun
penghubung (K) ditutup. Langkah ini untuk menyatakan kesamaan dari tegangan V s dan IRs, dengan cara
melihat pada galvanometer (G) hingga tidak memberikan refleksi, disebut membalansasikan
(menyeimbangkan) Vs dengan IRs.
Gambar 2-1 Prinsip Kerja Potensiometer
Sumber : (Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik, Sapiie, Hal 86)
Untuk membalansasikan (menyeimbangkan) Vs dengan IRs, Rh diatur untuk mengatur arus
potensiometer (I). Misalkan bahwa arus pada keadaan seimabng adalah Is maka :
Vs = Rs . Is ( Persamaan 2-1 )
Kemudian hubungkanlah tegangan yang akan diukur (Vx), sepert dalam gambar 2-1 (b). Misalkan
galvanometer (G) tidak memberikan defleksi, meskipun penghubung (K) ditutup bila posisi dari sikat-
sikat diatur sampai dengan pada psisi x. Dengan demikian, maka arus yang mengalir pada a - b akan
seperti Is dan tegangan IsRx aka terdapat a - x.
Karena dalam keseimbangan dengan Vx, maka :
Vx = Rx . Is ( Persamaan 2-2 )
Dari persamaan (2-1) dan (2-2) yang didapatkan melalui dua langkah untuk mendapatkan
keseimbangan seperti yang dijelaskan diatas, akan diperoleh :
Jadi, tegangan yang tidak diketahui Vs dapat diketahui dari hasil perkalian tegangan yang diketahui (Vs)
dengan rasio hambatan (Rx/Rs). Patut diketahui bahwa Rx dan Rs hanya tersangkut di dalam kebutuhan,
sebagai suat rasio, sehingga harga mutlak tidak perlu diketahui.
Dengan demikian, jika posisi (s) dibuat dengan harga-harga skala dari tegangan standar (V s), dan
posisi sikat lainnya dibuat sehingga sesuai dengan harga Vs (Rx/Rs), maka harga dari Vx dapat segera
dibaca dari posisi skala dimana Vx didapatkan dari keadaan keseimbangan. Langkah menyeimbangkan
yang pertama dengan pertolongan (Rh) adalah untuk membuat arus potensiometer mencapai harga yang
tetap, yaitu Is = Vs/ Rs. Setelh langkah ini tegangan yang melalui a - x sesuai dengan posisi dari sikat-sikat
akan sama dengan Vs (Rx/Rs). Dengan pengertian ini maka langkah penyeimbangan yang pertama disebut
menstandarisasikan arus potensiometer
Dapat disimpulkan bahwa suatu potensiometer memungkinkan arus yang tetap mengalir
melalui hambatan yang mempunyai berbagai ratio yang diketahui secara teliti, dan mengukur tegangan
yang belum diketahui nilainya, dengan mempersamakannya pada suatu perkalian dari tegangan yang
diketahui. Cara pengukuran tegangan dimungkinkan karena rasio tadi, tahanan-tahanan dapat diukur
dengan ketelitian yang sangat baik, dan rasio tersebut akan stabil tanpa dipengaruhi oleh umur
potensiometer. Dalam pengukuran yang mempergunakan prinsip potensio meter ini, maka arus
potensiometer harus dibuat tetap diantara kedua langkah menuju pada keseimbangan-keseimbangan
yang dimaksudkan di atas.
2. Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone
Prinsip jembatan Wheatstone mirip dengan kerja dari potensiometer. Pengukuran jembatan
Wheatstone sangat akurat dan nilai resistansi yang tidak diketahui kebanyakan ditemukan dalam rangka
untuk mengukur nilai-nilai fisika lain seperti suhu, tekanan kekuatan, dan sebagainya.
Prinsip dari metode jembatan wheatstone adalah :
1. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan
tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu
2. Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang
mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
3. Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan
seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.
Cara kerja dari jembatan Wheatstone adalah sirkuit listrik empat tahanan dan sumber tegangan
yang dhubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana
galvanometer di tempat seperti yang diperlihatkan pada jembatan Wheatstone (Pratama, 2009).
Umumnya Jembatan Wheatstone digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja: suatu kebocoran
dari kabel tanah atau kortsluiting dan sebagainya. (Source: Media Bali)
F. Mengukur Potensiometer
Gambar: Mengukur Variabel Resistor / Potensiometer
Sumber : (http://elektronikaindustri.com)
Variabel resistor yang memiliki tuas pemutar disebut potensiometer (potentiometer) dan
yang memiliki sekrup pengatur disebut preset atau trimpot. Mengukur nilai satuan Ohm dari variabel
resistor dengan Multimeter adalah seperti yang ditunjukkan seperti gambar di atas. Saklar jangkauan
ukur pada posisi Ohm, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kOhm, sesuai dengan potensio
yang akan diukur.
Menentukan Kaki-kaki Potensiometer
Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. Untuk memudahkan
dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya.
Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut:
Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa kaki-kaki
potensiometer berada di bagian atas dan as berada µlebih jauh¶ dari mata anda.
Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengahadalah kaki b (2) dan kaki paling
kanan adalah kaki c (3).
Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki bdan c tinggal menyesuaikan
Cara pengukuran dengan potensiometer mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Pengukuran dengan potensiometer dapat dibuat tanpa menarik arus dari sumber tegangan Vs atau Vx.
Pada umumnya bila arus diambil dari sumber tegangan, maka teagangan terminal dari sumber tersebut
akan turun. Bila arus yang diambil dari sumber tegangan adalah I dan penurunan tegangan pada
terminal-terminalnya adalah ΔV, maka sumber tegangan tersebut adalah Vo dimana merupakan
tegangan terminal terbuka Ri adalah tahanan dalamnya. Tegangan terminal terbuka ini harus diukur
tanpa mengambil arus dari sumber tegangan. Tahanan dalam dari sumber tegangan tidak dapat diukur
secara terpisah dari sumber tegangan tersebut, dan demikian pula penurunan tegangannnya bila arus
ditarik dari sumber tegangan tersebut tidak pula dapat diketahui. Jadi, dengan mempergunakan suatu
potensiometer maka tegangan terminal terbuka dapat diukur.
2. Penghantar-penghantar yang dipergunakan untuk menghubungkan sumber tegangan mempunyai
tahanan. Antara sikat dari potensiometer terdapat pula tahanan-tahanan kontak. Akan tetapi dalam
pengukuran dengan potensiometer, arus tidak mengalir dalam penghantar - penghantar kepada sumber
tegangan maupun sikat-sikat, sehingga dengan tidak dipengaruhi oleh harga tahanan pengantar maupun
tahanan kontak, dandengan demikian maka tegangan yang sebenarnya dapat diukur. Sebaliknya,
dengan alat pengukur volt, akan terdapat arus kecil sebesar 1mA sampai dengan 1μA yang mengalir
melalui alat pengukur volt dalam penggunaannya untuk pengukuran tegangan, dan akan memungkinkan
terjadinya kesalahan-kesalahan yang cukup berarti, tegantung dari pada cara pengukuran yang dipakai.
G. Menghitung Potensiometer dan Rangkaian Jembatan
1. Potensiometer
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Pengatur volume pada receiver atau pada radio adalah contoh penggunaan resistor variabel
sebagai potensiometer. Ketika terminal yang dapat bergeser berada pada posisi paling atas, tegangan
yang tampak diantara terminal b dan c dapat dihitung secara sederhana dengan menggunakan aturan
pembagi tegangan
Vbc = (120 V) × (50 kΩ)/(50 kΩ+ 50kΩ) = 60 V
Namun, ketika terminal yang bisa bergeser ini berada pada posisi paling bawah, tegangan antara
terminal b dan c adalah Vbc = 0 V, karena kedua terminal menjadi short circuit dan tegangannya menjadi
nol.
Rangkaian pada gambar 7-28 menunjukkan sebuah potensiometer yang mempunyai tegangan output
yang bisa diatur antara 0 – 60 V. Output ini adalah nilai output tak berbeban, karena tidak ada resistansi
beban yang dihubungkan ke terminal b dan c. Bila sebuah resistansi beban dihubungkan ke terminal ini,
tegangan outputnya, disebut output berbeban, yang tak akan lagi sama. Contoh berikut ini akan
mengilustrasikan rangkaian berbeban.
Contoh
Untuk rangkaian pada gambar 7-29, hitunglah range tegangan dari Vbc sebagai sebuah potensiometer
yang nilainya bervariasi antara nilai minimum dan maksimumnya.
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Solusi:
Tegangan minimum antara terminal b dan c akan terjadi saat kontak geser berada pada posisi paling
bawah dari resistor variabel. Pada posisi ini, tegangan Vbc = 0 V, karena terminal b dan c terhubung
singkat (short circuit).
Tegangan maksimum Vbc terjadi ketika kontak geser berada pada posisi paling atas dari resistor variabel.
Pada posisi ini, rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 7-30.
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Pada gambar 7-30, kita lihat resistansi R2 paralel dengan beban resistor RL. Tegangan antara terminal b
dan c dapat dengan mudah dihitung dari aturan pembagi tegangan:
Vbc = E × (R2||RL) / [ (R2||RL) + R1]
= (120 V) (25 kΩ) / (25 kΩ + 50 kΩ)
= 40 V
Dapat simpulkan bahwa tegangan output dari potensiometer dapat diatur dari 0 V hingga 40 V untuk
beban resistansi RL = 50 kΩ.
Rangkaian jembatan Wheatstone
Rangkaian jembatan adalah adalah suatu meteran keseimbangan yang digunakan untuk
membandingkan dua tegangan, seperti suatu neraca timbangan yang digunakan uuntuk
membandingkan dua berat benda. Tidak seperti rangkaian “potensiometer” yang digunakan untuk
menyederhanakan pengukuran tegangan, rangkaian jembatan dapat digunakan untuk mengukur semua
nilai dalam besaran listrik.
Jembatan sederhana adalah jembatan Wheatstone, biasanya tampak seperti pada gambar berikut:
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Ketika tegangan antara titik 1 dan terminal negatif baterai adalah sama dengan tegangan antara titik 2
dengan terminal negatif baterai, maka detector akan menunjukkan angka nol dan jembatan dikatakan
“seimbang”. Pada saat jembatan seimbang, analisa rangkaiannya adalah:
Karena jembatan seimbang, maka tegangan pada titik 1 sama dengan tegangan titik 2. Maka karena
tegangannya sama, tidak akan ada arus yang mengaliri detektor, atau bisa dibilang titik 1 dan titik 2
adalah open circuit.
Resistor Ra dan Rb dirangkai seri maka rangkaian penggantinya : Rs1 = Ra + Rb
Resistor R1 dan R2 dirangkai seri maka rangkaian penggantinya : Rs2 = R1 + R2
Karena tegangan E paralel dengan Rs1 dan Rs2, maka
VRs1 = VRs2 = E
Arus yang mengalir pada masing-masing cabang dapat dihitung
I1 = E / (Ra + Rb)
I2 = E / (R1 + R2)
Pada saat seimbang V1 = V2
I1 × Rb = I2 × R2
Dengan mensubsitusikan I1 dan I2 diperoleh:
(E) (Rb) / (Ra + Rb) = (E) (R2) / (R1 + R2) (dibagi dengan E, sehingga E ditiadakan)
Rb / (Ra + Rb) = R2 / (R1 + R2) (dikalikan silang)
R1Rb + R2Rb = R2Ra + R2Rb
R1Rb = R2Ra
1 / R2 = Ra / Rb (jembatan seimbang)
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Kesetimbangan jembatan ditentukan dari rasio Ra/Rb dan R1/R2 dan tidak dipengaruhi oleh
sumber tegangan E (misal baterai). Untuk mengukur resistansi menggunakan jembatan wheatstone,
resistansi yang akan diukur ditempatkan pada Ra atau Rb, sementara ketiga resistor yang lainnya
diketahui nilai resistansinya. Salah satu dari ketiga resistor dapat diatur nilainya (nilainya dapt berubah-
ubah) hingga kesetimbangan rangkaian didapatkan, dan saat kesetimbangan diperoleh, resistor yang
tidak diketahui nilainya ini dapat dihitung menggunakan rumus:
R1 / R2 = Ra / Rb
Jadi, dalam membuat rangkaian jembatan, kita butuh resistor yang dapat diatur nilainya yaitu
resistor variabel, yang digunakan sebagai standar referensi. Sebagai contoh, jika kita menyambungkan
sebuah resistor yang resistansinya tidak diketahui (Rx) pada rangkaian jembatan, maka kita
membutuhkan nilai resistansi dari ketiga resistor yang lainnya untuk mendapatkan nilai resistansi Rx.
Pada rangkaian jembatan, nilai rasio R1/R2 diketahui dan nilainya tetap (merupakan resistor fixed). Tetapi
resistor Ra, merupakan resistor yang nilainya dapat diubah-ubah,umumnya disebut rheostat. Misalkan
detektor yang digunakan adalah ammeter, maka nilai Ra harus diubah-ubah hingga ammeter
menunjukkan nilai 0 A yang menandakan bahwa jembatan sudah seimbang.
Berikut ini contoh dari jembatan wheatstone:
Resistansi dari resistor yang digunakan haruslah presisi dan detektornya juga harus memiliki sensiitivitas
yang cukup baik, maka hasil pengukuran resistansi dengan menggunakan metode ini bisa memiliki
akurasi hingga kurang lebih 0.05%. Karena memberikan hasil pengukuran yang akurat, bisanya peralatan
ini digunakan di laboraturium untuk kepentingan kalibrasi.
Ada banyak variasi yang bisa dibuat dari jembatn wheatstone ini. Kebanyakan jembatan dc digunakan
untuk mengukur resistansi, sementara jembatan ac biasanya digunakan untuk mengukur induktansi
(pada induktor), kapasitansi (pada kapasitor), dan frekuensi.
Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone
Sumber : (http://ntrux.wordpress.com)
Keterangan Gambar :
S : Saklar penghubung
G : Galvanometer
E : Sumber tegangan arus
Rs : Hambatan geser
Rx : Hambatan yang akan di tentukan nilainya.
Ra : Hambatan yang sudah di ketahui nilainya.
Rb : Hambatan yang sudah di ketahui nilainya
Saat saklar S di tutup,maka arus akan melewati rangkaian. Jika jarum Galvanometer
menyimpang artinya ada arus yang melewatinya, yaitu antara titik C dan D ada beda potensial. Dengan
mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat dicapai galvanometer (G) tak teraliri
arus, artinya tak ada beda potensial antara titik C dan D.
Dengan demikian akan berlaku persamaan :
H. Aplikasi jembatan Wheatstone
Gambar Aplikasi Jembatan Wheatstone
Sumber : (http://www.file-edu.com)
Jembatan Wheatstone banyak digunakan untuk percobaan mengukur resistansi yang nilainya
kecil, oleh karena itu digunakan dalam aplikasi seperti pengukur regangan dan termometer
perlawanan. Sebagian besar merupakan bagian dari rangkaian pengukuran listrik. Jembatan Wheatstone
adalah bagian integral dari alarm suhu rendah. Misal, resistansi termistor yang diukur dengan
menempatkan thermistor di tempat perlawanan yang belum diketahui. Hambatan dari perubahan
termistor karena pengaruh suhu akan menyebabkan perubahan. Suhu dan ketahanan dari termistor
adalah berbanding terbalik satu sama lain. Artinya, jika suhu meningkat, ketahanan termistor
menurun. Perbedaan suhu antara kedua kaki tercermin melintasi jembatan yang terpasang
alarm. Sehingga perbedaan suhu akan mengaktifkan alarm.
I. Keunggulan dan Kelemahan Potensiometer
1. Keunggulan Potensiometer
Salah satu keuntungan penggunaan dari pembagi potensial potensiometer, dengan
membandingkan dengan resistor variabel secara seri dengan sumber adalah bahwa, sementara resistor
variabel memiliki ketahanan maksimum dimana beberapa saat tegangan selalu mengalir, pembagi dapat
bervariasi tegangan output dari maksimum (VS) ke ground (nol volt) sebagai wiper bergerak dari satu
ujung potensiometer yang lain. Selain itu, tahanan beban sering tidak dikenal karena hanya
menempatkan resistor variabel secara seri dengan beban bisa memiliki efek yang dapat diabaikan atau
efek yang berlebihan (tergantung pada beban)
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan secara langsung kekuatan yang
signifikan (lebih dari .... Watt), karena pada potensiometer sebanding dengan kekuatan dalam beban
yang dikendalikan. Sebaliknya potensiometer digunakan untuk mengatur tingkat sinyal analog (misalnya
kontrol volume pada peralatan audio), dan sebagai masukan kontrol untuk sirkuit elektronik. Sebagai
contoh sebuah lampu dimmer yang menggunakan potensiometer untuk mengontrol switching dari
TRIAC, sehingga secara tidak langsung mengontrol kecerahan lampu.
2. Kelemahan penggunaan potensiometer
Kelemahan penggunaan potensiometer diantaranya :
Cepat aus akibat gesekan
Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saaat terjadi lepas kontak
Mudah korosi
Peka terhadap pengotor Potensiometer linier
Potensiometer yang perubahan tahanannya sangat halus dengan jumlah putaran sampai sepuluh kali
putaran (multi turn). Untuk keperluan sensor posisi potensiometer linier memanfaatkan perubahan
resistansi, diperlukan proteksi apabila jangkauan ukurnya melebihi rating, linearitas yang tinggi hasilnya
mudah dibaca tetapi hati-hati dengan friksi dan backlash yang ditimbulkan, resolusinya terbatas yaitu
(0,2 – 0,5) %
http://study-elektronika.blogspot.com/2014/05/hand-out-pengukuran-potensiometer-dan.html