polar i metri

Download Polar i Metri

If you can't read please download the document

Upload: fitri-mairizki

Post on 07-Aug-2015

63 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

POLARIMETRII. Tujuan a. Mempelajari dan memahami prinsip kerja polarimeter b. Menentukan konsentrasi larutan tugas dengan metoda polarimeter II. Teori Polarimetri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran daya putaran optis dari suatu larutan. Daya putaran optis adalah kemampuan suatu zat untuk memutar bidang getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir merupakan suatu sinar yang mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah rambatannya. Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan sinar atau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan larutan dan menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini larutan digunakan sebagai suatu plat pemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar yang keluar dari larutan adalah sinar yang terpolarisasi bidang. Sudut putaran adalah sudut yang dibentuk apabila senyawa optis aktif dengan konsentrasi 1 g/ml berada dalam tabung yang panjangnya 1 dm dilewati oleh cahaya terpolarisir. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar senyawa yang terpolarisasi baik ke kiri (levo) maupun ke kanan (dekstro). Senyawa yang terbentuk dari campuran oleh sejumlah sama bentuk levo dan dekstro disebut resemat. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom c kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa. Daya putaran optis suatu zat adalah kemampuan suatu zat untuk memutar bidang getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir adalah sinar yang mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut adalah tegak lurus terhadap arah rambatannya. Proses polarisasi cahaya dapat digambarkan sebagai berikut.Cahaya yang tidak terpolarisasi jatuh pada sebuah plat pemolarisasi atau disebut dengan polarisator. Pada polarisator terdapat arah polarisasi tertentu, yang diperlihatkan oleh pola garis sejajar. Plat tersebut hanya akan mentransmisikan komponen gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah ini, dan akan menyerap komponen gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah polarisasi pada plat tersebut. Cahaya yang keluar adalah cahaya yang terpolarisasi bidang. Yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya. Cahaya dalam keadaan terpolarisasi mempunyai ciriciri sebagai berikut : Gelombang ke semua arah dan tegak lurus arah rambatnya. Terdiri dari banyak gelombang dan banyak arah getar. Polarimetri mempunyai 2 teknik dasar, yaitu : 1. Polarimetri sinar tunggal 2. Polarimetri sinar rangkap Dalam alat polarimeter ini cahaya monokromatik dihasilkan dengan menggunakan sodium lamp (lampu natrium) dimana gas natrium pijar akan menghasilkan lampu warna kuning. Cahaya yang tidak terpolarisasi jatuh pada sebuah plat pemolarisasi atau disebut dengan polarisator. Pada polarisator terdapat arah polarisasi tertentu, yang diperlihatkan oleh pola garis sejajar. Plat tersebut hanya akan mentransmisikan komponen gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah ini, dan akan menyerap komponen gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah polarisasi pada plat tersebut. Cahaya yang keluar adalah cahaya yang terpolarisasi bidang. Hal ini diukur dengan menggunakan polarimeter, yang terdiri dari sumbercahaya, lensa polarising, tabung sampel dan analisis lensa.Prinsip dasar polarimetri ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu : 1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam. 2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum jam. Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi warna dan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan sinar monokromatis, maka digunakan suatu filter atau sumber sinar tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu kristal yang mempunyai sifat seperti layar yang dapat menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang hanya mempunyai satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi. Rotasi spesifik disimbolkan dengan [] sehingga dapat dirumuskan : [] Dimana : a = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan konsentrasi c gram zat terlarut per mL larutan. d c = merupakan panjang lajur larutan ( dm ) = merupakan konsentrasi ( gram/mL ). Karena panjang gelombang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu garis D lampu natrium dan suhu standar 20oC, maka []T ditulis menjadi []. = / dcSyarat dilakukan penentuan secara polarimetri ini antara lain : Sampel berupa larutan. Larutan tidak berwarna (bening) senyawa yang ditentukan dapat memutar bidang getar cahaya terpolarisasi (bersifat optis aktif). Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai berikut : 1. Jenis zat. Masing masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang getar sinar terpolarisir. 2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung. Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar. 3. Suhu. Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang. 4. Konsentrasi zat Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar. 5. Jenis sinar ( panjang gelombang) Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda. 6. Pelarut Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda. Contoh : Calciferol dalam kloroform = Calciferol dalam aseton = + 82,6o Syarat senyawa yang bisa dianalisa dengan polarimetri adalah : 1. Memiliki struktur bidang kristal tertentu ( dijumpai pada zat padat) 2. Memiliki struktur molekul tertentu atau biasanya dijumpai pada zat cair. Struktur molekul adalah struktur yang asimetris, seperti pada glukosa. Alat polarimeter mempunyai komponen-komponen sebagai berikut : 1. Sumber Cahaya monokromatis Yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber cahaya + 52,0o sedangkanyang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm. Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm. 2. Lensa Kolimator Berfungsi mensejajarkan sinar dari lampu natrium atau dari sumber cahaya sebelum masuk ke polarisator. Yang digunakan sebagai polarisator dan analisator adalah Prisma nikol. 3. Polisator Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Sedangkan analisator berfungsi untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Polarisator, terdiri atas 2 bagian : a. Prisma nikol : memilih sinar terpolarisasi. b. Prisma nikol : menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan gelap dan gelap terang. 4. Lajur larutan Berfungsi merubah arah sinar yang terpolarisir. 5. Wadah sampel ( tabung polarimeter ) Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak bileh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya. 6. Analisator Berfungsi membantu mata mendeteksi arah putaran (kiri / kanan). 7. Skala lingkar Merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur. 8. Lensa objektif 9. Lensa okuler Berfungsi menyesuaikan titik dekat mata. 10. Detektor. Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor adalah mata,sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detektor fotoelektrik. Sinar monokromatis dari lampu natrium akan melewati lensa kolimator sehingga berkas sinarnya dibuat paralel. Kemudian dipolarisasikan oleh prisma kalsit atau prisma nikol polarisator. Sinar yang terpolarisasi akan diteruskan ke prisma setengah nikol untuk mendapatkan bayangan setengah dan akan melewati sampel yang terdapat dalam tabung kaca yang tertutup pada kedua ujungnya yang panjangnya diketahui. Sampel tersebut akan memutar bidang getar sinar terpolarisasi ke kanan atau ke kiri dan dianalisa oleh analisator. Besarnya sudut putaran oleh sampel dapat dilihat pada skala lingkar yang diiamati dengan mata. Skema peralatan polarimeter dapat dilihat pada gambar dibawah iniJenis jenispolarimeter : 1. Spektropolarimeter Merupakan satu jenis polarimeter yang dapat digunakan untuk mengukur aktifitas optik dan besarnya penyerapan. Pada alat ini mula mula sinar berada dari lampu akan melalui suatur monokromator dan melewati suatu polarisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Polarisator ini berhubungan langsung dengan modulator yang berguna untuk menghatur tingkat sinar yang terpolarisasi secara elektris yang dapat diamati pada servo amplifier. Kemudian sinar melewati sampel dan analisator sebelum mencapai tabung pengadaan sinar, dan dapat dilakukan dengan pengamatan pada indikator. 2. Optical rotatory dispersion ( ORD ) Alat ini merupakan modifikasi dari spektropolarimeter, prinsipnya sama dengan spektropolarimeter, tetapi terdapat perbedaan yaitu pada ORD ini sinar diatur berdasarkan tingkat polarisasinya, yaitu pada frekuensi 12 Hz olehmotor driven yang menyebabkan polarisator bergerak gerak dan membentuk sudut 1 atau 2 derajat atau lebih. Selain itu servoamplifiernya hanya dapat merespon pada frekuensi 12 Hz sehingga servomotor akan mengatur analisator secara kontinu dan servomotor juga memposisikan penderkorder untuk menghasilkan suatu grafik. 3. Circular Dichroism Apparatus ( CDA ) CDA ini merupakan modifikasi dari spektrofotometer konfensional yang digunakan untuk menentukan dua serapan atau absorban. Nilai polarisasi sekular ini dapat ditentukan dalam 2 langkah, yaitu yang pertama sinar harus mengalami polarisasi bidang dan kedua yaitu sinar terpolarisasi tersebut diubah menjadi komponen terpolarisasi sirkular kanan dan sirkular kiri. Untuk mengubah komponen menjadi terpolarisasi sekular kanan dan kiri, dapat digunakan tiga tipe alat, yaitu the Fresnel rhomb, modulator pockets elektrooptik dan modulator tekanan photo-elastic. 4. Saccarimeter Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan kadar gula. Polarimeter dapat digunakan untuk : Menganalisa zat yang optis aktif Mengukur kadar gula Penentuan antibiotik dan enzim Menginvestigasi reaksi kinetic oleh tekanan rotasi optikal berdasarkan fungsi dari waktu Filter polarisasi yang digunakan dalam fotografi Permasalahan yang ditemui dalam penggunaan polarimeter adalah : Zat yang digunakan harus transparan Apabila zat tersebut berwarna maka harus dilakukan koagulasi atau dilakukan. Kemajuan dari polarimetri adalah : Polarimetri SAR Polarimetri X-ray dan -ray Polarimetri Radar Polarimetri Mikrosel-Polarimetri PositronDan aplikasi lain digunakan sebagai prinsip dasar dari polarimetri GLUKOSA Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (-D-glukopiranosa) Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). FRUKTOSA Fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa.Struktur fruktosa Fruktosa adalah sejenis monosakarida yang wujud dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa karena ia memutarkan cahaya terkutub ke sebelah kiri. Efek-efek yang disebabkan oleh polirisasi antara lain :1. Efek Zeeman adalah pemisahan sebuah garis spektrum menjadi beberapa komponen disebabkan oleh adanya medan magnet. Efek ini analog dengan efek Stark, pemisahan sebuah garis spektral menjadi beberapa komponen karena adanya medan listrik 2. Scattering (hamburan) 3. Merupakan perubahan arah atau energi partikel atau foton karena bertumbukan atau berinteraksi dengan partikel lain, dengan suatu atom atau dengan suatu sistem. Macam-macan scattering (hamburan) : 1. Scattering coherent : hamburan koheren : Hamburan dengan hubungan tertentu antara fase gelombang terhambur dan gelombang datang. 2. Scattering incoherent : hamburan inkoheren : Hamburan tanpa hubungan tertentu antara fase gelombang terhambur dan gelombang datang. 3. Scattering, inelastic : hamburan inelastis : Proses hamburan dengan perubahan energi kinetik total 4. Radiasi siklotron 5. Adalah Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet (juga disebut radiasi sinkrotron). 6. Peralatan yang digunakan untuk mempercepat gerak partikel bermuatan, secara elektromagnetik, dalam lintasan berbentuk spiral, partikel berenergi tinggi yang dihasilkan dapat digunakan untuk iradiasi sasaran untuk memperoleh zat radioaktif. (Lihat accelerator.) 7. Refleksi (pencerminan)III. Prosedur kerja 3.1 Alat dan bahan 1. Peralatan polarimeter 2. Labu ukur3. Buret 4. Larutan fruktosa 25 % 5. Larutan sukrosa 25 % 6. Aquades 3.2 Cara Kerja 1. Buat larutan standar fruktosa 0, 2, 4, 6, 8, dan 10% dari larutan standar fruktosa 25% dalam labu ukur 50 mL. 2. Isikanlah tabung polarimeter dengan aquades. Usahakan jangan ada gelembung udara terperangkap di dalam tabung. 3. Lakukan pengukuran dengan alat polarimeter dimana sasaran yang harus dicapai adalah pengamatan tepat berbaur-baur pada kedua sisi lingkaran pengamatan indikatornya. 4. Amati nilai posisi skala analisatornya dan nyatakan dengan satu desimal. Pengamatan minimal harus dilakukan untuk dua kali dari arah datang pencapaian sasaran yang berbeda, lalu dapatkan nilai rata-ratanya. 5. Ganti dengan larutan standar, dengan larutan sampel dan tugas. Lakukan pengukuran dengan cara yang sama. 6. Buat kurva kalibrasi standar nilai putaran optis dari larutan ini vs konsentrasi. 7. Tentukan harga Cx dari larutan tugas.3.3 Skema Kerja Larutan standar fruktosa 25% - Buat larutan atandar fruktosa 0, 2, 4, 6, 8 dan 10% dalam labu ukur 50 mlAquades - Isikan ke dalam tabung polarimeter Alat polarimeter - Lakukan pengukuran dimana harus dicapai pengamatan tepat baur-baur pada kedua belah sisi lingkaran pengamatan indikatornya - Amati nilai posisi skala anlisatornya, nyatakan dalam satu desimal - Lakukan pengamatan minimal dua kali dari arah datang pencapaian sasaran yang berbeda Dapatkan nilai rata-ratanya Lakukan pengukuran yang sama untuk larutan sampel dan tugas Kurva kalibrasi standar - Buat kurva kalibrasi standar nilai putaran optis dari larutan vs konsentrasi - Tentukan Cx dari larutan tugas3.3Skema AlatSkema peralatan polarimeter Keterangan : Sumber Cahaya monokromatis Lensa Kolimator Polisator (prisma nikol) Lajur larutan Wadah sampel ( tabung polarimeter ) Analisator Skala lingkar Lensa objektif Lensa okuler DetektorIV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Konsentrasi 2% 4% 6% 8% 10 % Sampel 4.2 Perhitungan a. Pengenceran Sukrosa 25% menjadi sukrosa 2 % V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 25 % = 50 ml x 2 % V1 = 4 ml Sukrosa 25% menjadi 4 % V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 25 % = 50 ml x 4 % V1 = 8 ml Sukrosa 25% menjadi 6 % V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 25 % = 50 ml x 6 % V1 = 12 ml Sukrosa 25% menjadi 8 % V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 25 % = 50 ml x 8 % V1 = 16 ml Dekstro (D) 1,5 2,5 4,0 5,5 6,9 3,0 Sudut Putar Levo (L) Rata-rata 45,5 23,50 46,5 24,50 50,8 27,40 58,7 32,10 60,0 33,45 48,0 25,50-Sukrosa 25% menjadi 10 %V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 25 % = 50 ml x 10 % V1 = 20 ml b. Tabel Regresi x = Konsentrasi (%) y = Sudut putar rata-rata x 2 4 6 8 10 x = 30 x=6 nxy xy2y 23,50 24,50 27,40 32,10 33,45 y = 140,95 y =17,84xy 47 98 164,4 256,8 334,5 xy = 900,7 xy = 4228,5x2 4 16 36 64 100 x2 = 220 (x)2 = 9002 B = nx ( x )=( 5 x900,7 ) 4228,5 ( 5 x 220) 900= A + Bx = y - Bx = 28,19 (1,375 x 6) = 19,94= 1,375 y Ay= A + Bx = 19,94 + 1,375 xJadi, persamaan regresinya : y = 19,94 + 1,375 xc. Penentuan Larutan Sampel y = 25,5y = 19,94 + 1,375 x 25,5 = 19,94 + 1,375 x 1,375 x = 5,56 x = 4,04 Konsentrasi sampel teori = 5% Konsentrasi sampel percobaan = 4,04% 5% 4,04% 5% % kesalahan = x 100% = 19,2%Grafik Sudut Putar vs Konsentrasi40 35 30 Sudut Putar 25 20 15 10 5 0 0 2 4 6 Konsentra si (%) 8 10 12 y = 1.375x + 19.944.2 Pembahasan Polarimetri adalah suatu metoda analisa yang didasarkan atas pengukuran daya putaran optis dari suatu zat optis aktif terhadap sinar yang yang terpolarisir. Zat optis aktif yang digunakan adalah larutan sukrosa 25%, dimana larutan ini dapat memutar bidang getar sinar yang terpolarisasi. Sinar terpolarisasi ini mempunyai satu arah bidang getar yang arahnya rambatnya. Sumber sinar yang digunakan adalah sinar kuning dengan panjang gelombang 589,3 nm. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisasi oleh larutan sukrosa ada dua yaitu pemutaran ke kanan (dekstro) dan pemutaran ke kiri (levo). Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai sudut putar berbanding lurus dengan konsentrasi sukrosa, dimana jika konsentrasi semakin besar maka nilai sudut putar juga semakin besar, sebaliknya, jika konsentasi sukrosa semakin kecil maka nilai sudut putar juga semakin kecil. Hal ini dapat dilihat dari data percobaan, dimana pada konsentrasi sukrosa 2%, nilai sudut putar rata-rata adalah 23,50 sedangkan pada konsentrasi sukrosa 10%, nilai sudut putar rata-rata adalah 33,45. Dari hasil percobaan juga dapat dilihat bahwa sukrosa mempunyai nilai sudut putar kiri (levo) yang lebih besar dibandingkan nilai dari sudut putar kanan tegak lurus dengan arah(dekstro). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa struktur sukrosa adalah Lsukrosa. Dalam percobaan ini, nilai putaran optis dari larutan sampel rata-rata adalah 25,50 dan persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 19,94 + 1,375 x. Dari hasil perhitungan, diperoleh konsentrasi larutan sampel sebesar 4,04%, sedangkan konsentrasi larutan sampel yang sebenarnya adalah 5%. Dengan demikian, persentase kesalahan yang didapatkan adalah 19,2%. Kesalahan yang terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang teliti dalam melakukan pengenceran, masih terdapat gelembung udara di dalam kuvet, kurang teliti dalam melihat pola baur-baur yang terdapat pada alat polarimeter dan kurang teliti dalam pembacaan skala karena detektor yang digunakan adalah mata. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Metoda polarimetri dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi zat optis aktif. 2. Sukrosa adalah zat optis aktif sehingga mampu memutar bidang getar sinar terpolarisasi. 3. Nilai sudut putar dari sukrosa berbanding lurus dengan konsentrasi, dimana semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar nilai sudut putarnya. Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi yang digunakan maka semakin kecil nilai sudut putarnya. 4. Sukrosa mempunyai nilai sudut putar kiri (levo) yang lebih besar dari nilai sudut putar kanan (dekstro), sehingga strukturnya adalah L-sukrosa. 5. Dari hasil percobaan diperoleh : 5.2 Saran Konsentrasi sampel teori Konsentrasi sampel percobaan Persentase kesalahan = = = 5% 4,04% 19,2%Demi kelancaran kerja dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka disarankan kepada praktikan selanjutnya agar : 1. Memahami cara kerja dengan baik. 2. Teliti dalam melakukan pengenceran. 3. Usahakan agar tidak ada gelembung udara di dalam kuvet. 4. Teliti dalam melihat pola baur-baur yang terdapat pada alat polarimetri 5. Teliti dalam mengamati skala yang tertera pada indikator .DAFTAR PUSTAKA Darmawangsa Grayuna Halliday, Resnick. 1991. FISIKA DASAR, JILID II. ERLANGGA . Jakarta : Erlangga. Hendayana, Sumar, Dr, dkk. 1997. KIMIA ANALITIK INSTRUMEN. Semarang : IKIP. O.G. Brink. 1984. DASAR DASAR ILMU INSTRUMEN. Jakarta :Bina Cipta. Z.A. 1986. PENUNTUN PRAKTIKUM ANALISAINSTRUMEN ( DASAR DASARPENGGUNAAN ). Jakarta :LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI POLARIMETRINAMA NO. BP JURUSAN FAKULTAS HARI / TANGGAL KELOMPOK REKAN KERJA: FITRI MAIRIZKI : 07932014 : KIMIA : MIPA : RABU / 13 MEI 2009 : II : 1. DELI KURNIA SARI 2. GITA INDRIANI (07932001) (07932003)3. YOLANDA FAURIKI (07932035) ASISTEN : MEGA GEMALALABORATORIUM ANALISIS INSTRUMEN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2009