postlab koloid
DESCRIPTION
pstlab koloidTRANSCRIPT
POSTLAB KIMIA FISIKA
“ISOTERM ADSORPSI”
OLEH
PUTRI ANDHIKA( 12030234206 ) KIMIA B / 2012
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
Soal postlab kimia fisika IV Isoterm Adsorpsi
1. Tuliskan tujuan praktikum yang telah kalian lakukan serta tentukan adsorben,
adsorbat, dan variabel yang terlibat dalam percobaan isoterm adsorpsi?
2. Tuliskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil percobaan, jelaskan!
3. Jelaskan perbedaan antara adsorpsi isoterm menurut Freundlich dan
Langmuir?
4. Tuliskan kendala yang dihadapi saat melakukan percobaan dan jelaskan cara
mengatasinya
5. Data apa saja yang diperlukan dalam isoterm adsorpsi? Tuliskan pula langkah
kerja dan diagram alir percobaan isoterm adsorpsi secara lengkap!
6. Bagaimana relevansi antara tujuan percobaan dengan data hasil percobaan?
Jelaskan disertai grafik hasil percobaan yang telah kalian lakukan?
Jawab:
1. Tujuan praktikum: Menentukan isotherm adsorpsi menurut Freundlich pada
proses adsorpsi asam oleh karbon aktif.
a. Adsorben: Karbon aktif seberat 1 gram
b. Adsorbat: Larutan HCl
c. Variabel:
a) Kontrol : Massa karbon aktif, waktu kontak antara adsorben
dan adsorbat, serta volume HCl mula-mula.
b) Manipulasi : Konsentrasi larutan HCl.
c) Respon : Volume NaOH
2. Faktor-faktor yang memengaruhi percobaan:
Jenis adsorben dan jenis adsorbat
o Yaitu sifat dari adsorbat maupun adsorben yang memengaruhi kuat
interaksi adsorbat dengan adsorben. Kepolaran digunakan untuk
meramalkan komponen mana yang akan diadsorpsi. Apabila
adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar
akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang
kurang polar.
Massa adsorben yang ditambahkan
o Hal ini berpengaruh sebab semakin besar massa adsorben akan
semakin banyak pula adsorbat yang ada. Namun ini juga
dipengaruhi oleh titik jenuh dari adsorben itu sendiri. Apabila
sudah sampai pada titik jenuhnya, maka adsorbat tidak dapat lagi
diadsorpsi oleh adsorben.
Luas permukaan
o Semakin besar luas permukaan adsorben, maka akan kecepatan
adsorpsinya akan semakin cepat. Sehingga dalam praktiknya,
seringkali digunakan adsorben dalam bentuk poweder karena lebih
efisien.
Temperatur
o Temperatur memengaruhi laju adsorpsi yang akan meningkat
apabila terperaturnya juga meningkat dan akan menurun apabila
temperaturnya juga menurun. Namun dalam hal ini, perbedaan
yang kecil tidak akan berpengaruh besar dalam proses adsorpsi.
Pengadukan
o Proses adsorpsi dipengaruhi olek difusi film (tahap di mana akan
terjadi jika dilakukan pada kecepatan pengadukan yang rendah)
dan difusi pori (tahap di mana akan terjadi jika dilakukan pada
kecepatan pengadukan yang cepat dan konstan sehingga adsorbat
masuk ke dalam pori adsorben dan proses adsorpsi berjalan cukup
efisien).
Lama pengadukan
o Ini berkaitan pula dengan lama waktu interaksi antara adsorben dan
adsorbat di mana jika waktu yang dibutukan semakin lama, maka
kesempatan untuka dsorben dapat menyerap banyak sekali
pengotor dalam adsorbat, maka sebakin bagus pula yang dihasilkan
dalam proses adsorpsi.
3. Perbedaan
a. Isoterm Adsorpsi Langmuir
Isoterm ini berdasar asumsi bahwa :
a. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanyadapat mengadsorbsi
satu molekul untuk setiap molekul adsorbennya. Tidak ada interaksi antara
molekul-molekul yang terserap.
b. Semua proses adsorbsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
c. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorbsi maksimum.
Namun, biasanya asumsi-asumsi sulit diterapkan karena hal-hal berikut :
selalu ada ketidaksempurnaan pada permukaan, molekul teradsorbsi tidak inert
dan mekanisme adsorbsi pada molekul pertama asangat berbeda dengan
mekanisme pada molekul terakhir yang teradsorpsi.
Langmuir mengemukakan bahwa mekanisme adsorpsi yang terjadi adalah
sebagai berikut : A(g) + S ↔ AS, dimana A adalah molekul gas dan s adalah
permukaan adsorpsi.
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis
dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang
diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak
teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai
berikut :
Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1.
Irving langmuir pada 1916 berasal isoterm adsorbsi sederhana pada
pertimbangan teoritis berdasarkan teori kinetika gas. Ini disebut sebagai adsorpsi
isoterm Langmuir.
b. Isoterm Adsorpsi Freundlich
Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm adsorpsi
dapat digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan oleh
Freundlich. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang
berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling banyak
digunakan saat ini. Persamaannya adalah :
x/m = k C 1/n
di mana:
x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)
m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
k,n = konstanta adsorben
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 2.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan
diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada
koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini,
akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Salah satu kelemahan dari
isoterm Freundlich adalah bahwa ia gagal pada tekanan tiggi gas.
4. Kendala yang dihadapi adalah ketika pengocokan dilakukan setelah
penambahan HCl pada karbon aktif di dalam erlenmeyer. Pengocokan yang
dilakukan adalah dengan waktu yang sama, secara periodik dalam waktu 30
menit, namun kecepatan yang dilakukan berbeda-beda sebab dalam lima
erlenmeyer tidak dikocok secara berbarengan dan sama. Untuk mengatasinya,
pengocokan dilakukan oleh praktikan yang sama sehingga kecepatan yang
terjadi dapat diperkirakan. Kendala yang berikutnya adalah warna dari
adsorbat yang tidak berwarna sehingga ketika dilakukan proses adsorbsi,
tidak dapat dipastikan aakah proses tersebut dapat berjalan dengan baik atau
tidak sehingga dilakukan pengukuran dengan perhitungan.
5. Data-data yang diperlukan:
- Berat adsorben (arang aktif)
- Volume NaOH saat titrasi
- mmol HCl awal, sisa, dan yang bereaksi
- Banyak zat yang teradsorpsi
- Konsentrasi awal dan akhir larutan yang ada di dalam erlenmeyer.
Langkah kerja dan diagram alir percobaan isoterm adsorpsi
6. Dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu isoterm adsorpsi dengan tujuan
untuk menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi
asam oleh karbon aktif, didapatkan data yang kemudian diplotkan dalam
grafik sebagai berikut:
ResiduFiltrat
- Diambil untuk
konsentrasi 0,5 N 10 mL; 0,25 N 10 mL; 0,125 N 25 mL; 0,0625 N 50 mL; 0,0313 N 50 mL; 0,0156 N 50 mL.
3 tetes indicator PP
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
V NaoH
1 gram karbon aktif- Dimasukkan dalam 6 erlenmeyer yang berbeda (masing-masing 1 gram)
100 mL Larutan asam dengan konsentrasi 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N.
-2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8
-3-2.5
-2-1.5
-1-0.5
0
f(x) = 0.680501480170825 x − 0.955904893957725R² = 0.799948959628721
Grafik Konsentrasi vs x/m
log CLinear (log C)
log C
log
x/m
:
Grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa isoterm adsorpsi yang dilakukan
mengikuti isoterm Freundlich, yaitu dengan adanya persamaan isoterm
adsorpsi Freundlich dituliskan dengan Log (x/m) = log k + 1/n log c
membentuk kurva isoterm adsorpsi dengan aluran log x/m terhadap log C
akan merupakan garis lurus dan grafiknya linier.