portofolio skabies

8
PORTOFOLIO 1 Nama Peserta : dr. Putu Anindia Sekarningrum, S.Ked Nama Wahana : Puskesmas Banjar 1 Singaraja Topik : Medik Tanggal Kasus : 22 Mei 2012 Nama Pasien : Putu Yudi Sastrawan No. RM : - Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Made Hermina Laksmi Tempat Presentasi : Ruang pertemuan Puskesmas Banjar 1 Singaraja Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnosti k Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Pasien dengan keluhan gatal pada seluruh tubuhnya Tujuan : Mengetahui cara menegakkan diagnosis dan tatalaksana penanganan skabies

Upload: andika-metrisiawan

Post on 14-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

portofolio skabies, skabies, penyakit, kulit, penyakit kulit, menular,

TRANSCRIPT

Page 1: Portofolio Skabies

PORTOFOLIO 1

Nama Peserta : dr. Putu Anindia Sekarningrum, S.Ked

Nama Wahana : Puskesmas Banjar 1 Singaraja

Topik : Medik

Tanggal Kasus : 22 Mei 2012

Nama Pasien : Putu Yudi Sastrawan No. RM : -

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Made Hermina Laksmi

Tempat Presentasi : Ruang pertemuan Puskesmas Banjar 1 Singaraja

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Pasien dengan keluhan gatal pada seluruh tubuhnya

Tujuan : Mengetahui cara menegakkan diagnosis dan tatalaksana penanganan skabies

Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan

Diskusi

E-mail Pos

Data Pasien Nama : Putu Yudi Sastrawan

Alamat: Sidetapa

No. Registrasi :

-

KELUHAN UTAMA : Gatal seluruh tubuh Telp - Terdaftar Sejak 22 Mei 2012

Page 2: Portofolio Skabies

Data Utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

Gatal pada seluruh tubuh terutama pada malam hari, yang disertai dengan timbulnya bercak-bercak kemerahan.

2. Riwayat Pengobatan:

Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan tradisional ataupun medis.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

Pasien dikatakan tidak pernah mengeluhkan tanda dan gejala serupa. Riwayat memiliki penyakit alergi disangkal oleh kedua orangtua pasien.

4. Riwayat Keluarga:

Ibu dan ayah pasien pernah mengalami keluhan serupa.

5. Riwayat Sosial (Pekerjaan, Lingkungan, Riwayat Imunisasi):

Pasien adalah pelajar kelas 1 SD. Sehari-hari pasien tidur dengan kedua orang tuanya.

6. Lain-lain:

Daftar Pustaka:

1. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed.7. McGraw Hill. USA : 2008.

2. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah.

Denpasar : 2000.

3. Djuanda Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2005.

Hasil Pembelajaran:

1. Mengetahui gambaran klinis skabies

2. Mengetahui cara menegakkan diagnosis skabies

3. Mengetahui penatalaksanaan skabies

Page 3: Portofolio Skabies

4. Edukasi untuk pencegahan penularan

Page 4: Portofolio Skabies

1. Subjektif:

Pasien datang diantar oleh ibunya, mengeluh gatal pada seluruh tubuhya terutama pada kedua pahanya, lipatan paha, kemaluan dan sekitar pusar. Keluhan ini sudah

dirasakan sejak empat minggu yang lalu. Keluhan gatal dikatakan berawal dari sela-sela jari kedua tangan kemudian meluas sampai ke perut, lipatan paha, dan

kemaluan. Gatal dikatakan terasa sepanjang hari, namun semakin memberat pada malam hari hingga pasien sulit untuk memulai tidur dan kerap terbangun saat tidur.

Keluhan gatal disertai dengan timbulnya bercak-bercak kemerahan. Riwayat demam disangkal. Riwayat penggunaan obat sebelum dan setelah keluhan muncul juga

disangkal.

2. Objektif:

Vital Sign:

TD: - N: 80 x/menit T: 37.2 ˚C RR : 17x/menit BB: 25 kg

KU: Sakit sedang Kesadaran: Kompos mentis GCS : 4-5-6

Status Generalisata:

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), reflek pupil (+/+)

THT : Telinga : sekret (-/-)

Hidung : sekret (-/-)

Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-/-)

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Thorax : Simetris , retraksi (–)

Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (–)

Pulmo: ves +/+ , wh -/-, rh -/-

Abdomen : Inspeksi: papul-papul diatas kulit eritema

Page 5: Portofolio Skabies

Auskultasi: Peristaltik normal

Palpasi: Hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-), nyeri spontan (-)

Perkusi: Timpani (+)

Ext : Hangat (+) pada keempat extremitas, edema (-) pada keempat extremitas

Status Dermatologis

Lokasi : Area inguinal, kedua paha, skrotum, dan umbilikus.

Efloresensi : Papul diatas kulit eritema, berbentuk bulat, jumlah multipel, ukuran milier, berbatas tegas, dengan susunan diskret. Terdapat erosi serta ekskoriasi

disertai krusta tipis berwarna kekuningan dan kehitaman di sekitar papul.

3. “Assessment” (Penalaran Klinis):

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. Homonis. Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya

oleh tungau skabies, tetapi juga pada penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang

memerlukan waktu kira-kira 4-6 minggu setelah infestasi. Kelainan kulit yang terjadi menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-

lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Pada kasus ini pasien mengeluh gatal pada seluruh tubuhnya terutama pada kedua

pahanya, lipatan paha, kemaluan dan sekitar pusar. Keluhan ini sudah dirasakan sejak empat minggu yang lalu dan semakin memberat pada saat malam hari hingga

mengganggu tidur pasien. Dari pemeriksaan fisik diperoleh status dermatologis, lokasi lesi yakni pada daerah inguinal, kedua paha, skrotum, dan umbilikus.

Ditemukan efloresensi berupa papul diatas kulit eritema, berbentuk bulat, jumlah multipel, ukuran milier, berbatas tegas, dengan susunan diskret. Terdapat erosi

serta ekskoriasi disertai krusta tipis berwarna kekuningan dan kehitaman di sekitar papul. Adapun dasar penegakkan diagnosis pada pasien ini adalah dari anamnesis

didapatkan 2 dari 4 tanda kardinal utama skabies, yaitu pruritus nokturna (gatal pada malam hari) dan adanya keluhan serupa pada anggota keluarga yang lainnya.

Diagnosis skabies dapat ditegakkan jika menemukan 2 dari 4 tanda kardinal. Sedangkan dari pemeriksaan fisik, didapatkan lokasi lesi yang sesuai dengan predileksi

skabies disertai dengan manifestasi efloresensi yang sesuai. Hal ini semakin menegakkan diagnosis skabies dan dapat menyingkirkan diagnosis banding lainnya.

Page 6: Portofolio Skabies

Secara teori skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya pada orang yang tinggal serumah dengan

penderita dan sehari-harinya berinteraksi satu sama lain. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan lain-lain dengan masa inkubasi

yang bervariasi. Pada pasien dan keluarganya saling terjadi kontak erat satu sama lainnya. Yang mana pasien tidur bersama kedua orang tuanya yang mengalami

keluhan serupa.

4. “Plan”:

Diagnosis:

Penemuan tungau pada pasien merupakan suatu hal yang paling diagnostik, maka dari itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk menemukan

tungau jika kondisi pasien masih meragukan. Pada pasien ini tidak lagi dilakukan pemeriksaan tungau karena dari anamnesis dan pemeriksaan fisik saja sudah dapat

menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.

Pengobatan:

Pengobatan skabies terdiri dari topikal dan sistemik. Pada pasien ini diberikan peditox lotion 15%, obat ini mengandung hexachlorocyclohexane 0,5% EC (gama

benzena heksaklorida) yang digunakan dengan cara digosokkan pada kulit dan dibiarkan semalaman. Mekanisme kerja obat ini adalah merusak sistem saraf

serangga dan bersifat racun kontak. Obat ini efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak

dibawah enam tahun dan wanita hamil, karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala dapat diberikan

seminggu kemudian. Pada pasien ini juga diberikan ointment kloramfenikol 2%, peran obat ini adalah untuk mengatasi infeksi sekunder yang sudah terjadi pada

pasien ini. Hal ini ditandai dengan adanya erosi dan ekskoriasi akibat garukan disertai krusta yang sudah mengering. Selain itu diberikan juga Chlorpeniramine

Maleat 3x2 mg untuk mengurangi keluhan gatal pasien.

Pendidikan/KIE:

Pada pasien dan keluarganya dijelaskan mengenai upaya pembasmian tungau pada tempat tidur, pakaian, dan barang-barang lain yang dicurigai sebagai tempat

bersarang tungau, yaitu: rutin menjemur kasur dibawah sinar matahari, pakaian, selimut, dan handuk dicuci sampai bersih kemudian direndam dalam air panas.

Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu anggota keluarga terkena skabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga tersebut juga harus

Page 7: Portofolio Skabies

menerima pengobatan agar diperoleh kesembuhan dan keluhan tidak muncul lagi. Yang cukup penting juga adalah KIE mengenai cara penggunaan obat skabies,

karena terapi skabies sering gagal akibat cara penggunaan obat yang salah. Obat ini digosokkan pada seluruh tubuh dan didiamkan semalaman, kemudian keesokan

paginya pasien mandi sampai bersih. Selanjutnya pada bagian lesi dapat dioleskan salep kloramfenikol 2% dan apabila keluhan tidak menghilang maka sebaiknya

kontrol kembali ke puskesmas.