portofolio periodik paralisis hipokalemia(1)

10
Portofolio PERIODIK PARALISIS HIPOKALEMIA Oleh: dr. Wulan Nurdefaliana Pendamping: dr. Emanuel Wantania, MKes Wahana: BRSU LUWUK 2014

Upload: icha-nadira

Post on 15-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Portofolio

PERIODIK PARALISIS HIPOKALEMIAOleh:

dr. Wulan NurdefalianaPendamping:

dr. Emanuel Wantania, MKesWahana:

BRSU LUWUK

2014

KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

BADAN PPSDM KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2014

PORTOFOLIO

KasusTopik : Periodik Paralisis Hipokalemia

Tanggal (Kasus) : 08 Juli 2014Presenter : dr. Wulan Nurdefaliana

Tanggal Presentasi : 20 Agustus 2014Pendamping : dr. Emanuel Wantania, Mkes

Tempat Presentasi : BRSU LUWUK

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Laki laki, 45 tahun dengan periodik paralisis hipokalemia

Tujuan : Diagnosis dan Tatalaksana Periodik Paralisis Hipokalemia

Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

Data Pasien Nama : Tn I WUmur : 45 tahun Pekerjaan : WiraswastaAlamat : Toili BaratAgama : Islam Bangsa : IndonesiaNo. Reg : -

Nama Puskesmas: Telp :Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Periodik Paralisis Hipokalemia/ Pasien datang dengan keluhan satu hari sebelum masuk rumah sakit saat bangun di pagi hari pasien mengeluh keempat anggota geraknya menjadi lemah dan terasa berat bila digerakkan, pada awalnya pasien mengeluh badannya terasa pegal-pegal, dan lama kelamaan kemudian mulai terasa lemas terutama bagian bahu yang menjalar ke lengan dan jari-jari tangan, hal tersebut terjadi bersamaan pada tungkai pasien. Kelemahan dirasakan semakin berat hingga kesulitan untuk bangun dari tidurnya hingga perlu digotong oleh orang lain. Keluhan tidak disertai pandangan gelap, rasa baal atau kesemutan, bicara pelo, mulut mencong, dan makan menjadi tersedak. Keluhan tidak disertai maupun diawali, diare, muntah-muntah, demam, sakit kepala, berdebar, batuk pilek dalam 1 bulan terakhir, aktivitas berat, maupun makan tinggi karbohidrat sebelumnya. Riwayat minum obat-obatan rutin disangkal.

2. Riwayat Pengobatan : Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatanRiwayat alergi (-)

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : Penyakit serupa sebelumnya pernah dirasakan pada pada 1 tahun yang lalu dikatakan pasien dirawat kemudian pasien diberi cairan lewat infus dan keesokkannya pasien sudah dapat menggerakkan anggota geraknya lagi. Riwayat penyakit darah tinggi, penyakit kencing manis, asma, alergi, maupun maag disangkal.

4. Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

5. Riwayat Pekerjaan : pasien seorang wiraswasta

6. Lain-lain : Pola makan sehari-hari menurut istrinya, pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi garam seperti mie bakso yang dijual dipinggir jalan berikut mie instan frekuensinya sekitar 3-4 kali per minggu. Makanan sehari-hari yang dimasak di rumah pasien juga tinggi akan garam.

Daftar Pustaka

1. Browmn RH, Mendell JR., Braundwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longob

DL, Jameson JR. 2011. Muscular dystrophies and other muscle diseases. Harrisons 9.-Principles of internal medicine. 15 th Eds. USA: McGraw-Hill. pp.2538.

2. Sternberg D, Masionobe T, Jurkat-Rott K. 2011. Hypokalaemic periodic paralysis type 2

caused by mutasions at codon 672 in the muscle sodium channel gene SCN4A.

Barain. 124:10911099

3. Touru O and Keita K. 2004. Hypokalaemic periodic paralysis associated with hypophosphatemia in patient with hyperinsulinemia. American journal of Medical Sciences. 69: 318 (1) (abstract).

4. Venance SL, Cannon SC, Fialho D, Fontaine B, Hanna MG, Ptacek LJ. 2006. The

primary periodic paralyses: Diagnosis, pathogenesis and treatment. Brain. 129:8 17

Hasil Pembelajaran

1. Epidemiologi dan Etiologi Periodik Paralisis Hipokalemia

2. Patofisiologi Periodik Paralisis Hipokalemia

3. Penegakan diagnosis Periodik Paralisis Hipokalemia

4. Penatalaksanaan Periodik Paralisis Hipokalemia

1. Subjektif :

Pasien datang dengan keluhan satu hari sebelum masuk rumah sakit saat bangun di pagi hari pasien mengeluh keempat anggota geraknya menjadi lemah dan terasa berat bila digerakkan, pada awalnya pasien mengeluh badannya terasa pegal-pegal, dan lama kelamaan kemudian mulai terasa lemas terutama bagian bahu yang menjalar ke lengan dan jari-jari tangan, hal tersebut terjadi bersamaan pada tungkai pasien. Kelemahan dirasakan semakin berat hingga kesulitan untuk bangun dari tidurnya hingga perlu digotong oleh orang lain. Keluhan tidak disertai pandangan gelap, rasa baal atau kesemutan, bicara pelo, mulut mencong, dan makan menjadi tersedak. Keluhan tidak disertai maupun diawali, diare, muntah-muntah, demam, sakit kepala, berdebar, batuk pilek dalam 1 bulan terakhir, aktivitas berat, maupun makan tinggi karbohidrat sebelumnya. Riwayat minum obat-obatan rutin disangkal.

2. Objektif :

Dari hasil pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis Periodik Paralisis HipokalemiaKeadaan umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4V5M6 = GCS : 15 = Compos mentis

Tanda tanda vital:

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Pernafasan: 20 x/menit

Nadi

: 76 x/menit

Suhu

: 36,5C

STATUS GENERALISKepala

: Normocephal, tidak terdapat bekas luka, distribusi rambut merataMata

: Mata simetris, pupil isokor, Si -/-, Ca -/-Hidung

: Bentuk hidung normal, tidak ada deviasi septum, secret -/-Mulut

: Bentuk bibir dan mukosa normal, tidak ada hipersaliva, uvula dan tonsil tidak terlihat karena pasien kesulitan menggerakan lidahnyaTelinga

: Bentuk simetris, aurikula normal, serumen -/-, hiperemis -/-Leher

: Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tak teraba membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkatThoraks

Jantung

Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD

Kiri atas: SIC II LPSS

Kanan bawah: SIC IV LPSD

Kiri bawah: SIC V LMCS

Auskultasi: S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-) Paru

Inspeksi: Dada simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-)

Palpasi

: Ketinggalan gerak (-/-)

Perkusi

: Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi: SD vesikular, Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen: Supel, datar, nyeri tekan (-), timpani, hepar dan spleen tidak teraba, BU + normalEkstremitas: Akral hangat, tidak terdapat edema di keempat ekstremitas, CRT < 2 detikSTATUS NEUROLOGIS

Kekuatan otot Ekstremitas atas : 4444/ 4444Ekstremitas bawah: 3333 / 3333

Tonus

Ekstremitas atas

: normotonus/normotonus

Ekstremitas bawah: normotonus/normotonus

Klonus :

Patella

: tidak ada kelainan

Achilles

: tidak ada kelainanTrofi

Ekstremitas atas

: eutrofi / eutrofi

Ekstremitas bawah: eutrofi / eutrofiRefleks Fisiologis

Biceps

: +1/+1

Triceps

: +1/+1

Patella

: +1/+1

Achilles: +1/+1Refleks Patologis

Hoffman Tromnner : -/-

Babinski

: -/-

Chaddock

: -/-

Schaefer

: -/-

Gordon

: -/-

Oppenheim

: -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG : Sinus rythm,

Depressed ST Segment, Diphasic T wave, Prominent u wavePada kasus ini diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (ekg) sangat mendukung diagnosis Periodik Paralisis Hipokalemia. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan penemuan:

Tetraparese Refleks fisiologis menurun

EKG : Sinus rythm, Depressed ST Segment, Diphasic T wave, Prominent u wave

3. Assessment :

Seorang laki-laki berumur 45 tahun datang ke IGD BRSU Luwuk dengan keluhan satu hari sebelum masuk rumah sakit saat bangun di pagi hari pasien mengeluh keempat anggota geraknya menjadi lemah dan terasa berat bila digerakkan, pada awalnya pasien mengeluh badannya terasa pegal-pegal, dan lama kelamaan kemudian mulai terasa lemas terutama bagian bahu yang menjalar ke lengan dan jari-jari tangan, hal tersebut terjadi bersamaan pada tungkai pasien. Kelemahan dirasakan semakin berat hingga kesulitan untuk bangun dari tidurnya hingga perlu digotong oleh orang lain. Keluhan tidak disertai pandangan gelap, rasa baal atau kesemutan, bicara pelo, mulut mencong, dan makan menjadi tersedak. Keluhan tidak disertai maupun diawali, diare, muntah-muntah, demam, sakit kepala, berdebar, batuk pilek dalam 1 bulan terakhir, aktivitas berat, maupun makan tinggi karbohidrat sebelumnya. Riwayat minum obat-obatan rutin disangkal.Penyakit serupa sebelumnya pernah dirasakan pada pada 1 tahun yang lalu dikatakan pasien dirawat kemudian pasien diberi cairan lewat infus dan keesokkannya pasien sudah dapat menggerakkan anggota geraknya lagi. Riwayat penyakit darah tinggi, penyakit kencing manis, asma, alergi, maupun maag disangkal.Pola makan sehari-hari menurut istrinya, pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi garam seperti mie bakso yang dijual dipinggir jalan berikut mie instan frekuensinya sekitar 3-4 kali per minggu. Makanan sehari-hari yang dimasak di rumah pasien juga tinggi akan garam.Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, tanda vital tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 76 x/menit regular isi cukup, respirasi : 20 kali/menit, suhu : 36,50C. Status generalis, kepala : normocephalus, mata : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Leher : kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tak teraba membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat. Thoraks : bentuk dan gerak simetris , paru-paru : suara nafas vesikular kiri = kanan, tidak ditemukan rhonki maupun wheezing. Bunyi jantung murni reguler, murmur dan gallop tidak ada. Abdomen : datar lemas, bising usus positif normal. Ekstremitas : akral hangat perfusi cukup. Status neurologi : Skala Koma Glasgow : E4M6V5= 15; pupil : bulat isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung dan tak langsung +/+ ; tanda rangsang meningeal : kaku kuduk tidak ada, saraf kranial tidak ditemukan kelumpuhan; Motorik : kekuatan ekstremitas atas 4444|4444, ekstremitas bawah 3333|3333, eutrofi, normotonus, refleks fisiologis BTR +1/+1, KPR dan APR +1/+1, tidak ditemukan refleks patologis.Dari hasil pemeriksaan fisik, penderita diduga mengalami kelainan periodik paralisis hipokalemia. Setiap kali serangan kadar kaliumnya cukup rendah, sayangnya pasien tidak pernah memeriksakan diri di luar serangan. Diagnosa kelainan hipokalemik periodik paralisis ditegakkan berdasarkan kadar kalium darah yang rendah (kurang dari 3,5 mmol/L) pada waktu serangan, riwayat mengalami episode flaccid paralysis dengan pemeriksaan lain dalam batas normal. Paralisis yang terjadi pada penyakit ini umumnya berlokasi di bahu dan panggul meliputi juga tangan dan kaki, bersifat intermiten, serangan biasanya berakhir sebelum 24 jam. Pada pasien ini murni flaccid paralysis dengan hipokalemia dan akan sembuh atau remisi sendiri 56 jam kemudian, dengan pemberian kalium. Tidak terdapat kelainan pada otot pernafasan.Suatu keadaan hipokalemia dapat mengganggu kerja dari organ lain, terutama sekali jantung yang banyak sekali mengandung otot dan berpengaruh terhadap perubahan kadar kalium serum. Perubahan kerja jantung ini dapat kita deteksi dari pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Pada pasien ini terjadi erubahan pada EKG berupa depressed ST segment, diphasic T wave, prominent u wave.Pengobatan yang dianjurkan adalah pemberian kalium per oral, jika keadaan berat mungkin dibutuhkan pemberian kalium intravena. Penderita mendapat pengobatan pencegahan dengan menghindari faktor-faktor pencetus dan pemberian preparat kalium peroral. Penatalaksanaan yang telah diberikan adalah pemberian infus RL+ Farbion 1 ampul/drips dan pemberian KSR 1 tablet 3 kali sehari. Pada kasus ini penatalaksanaan hanya bersifat simtomatis, karena keluhan paralisis hipokalemi akan hilang dengan sendirinya dalam 5-6 jam meskipun tanpa pengobatan. Prognosa pada penyakit ini dapat menjadi lebih baik dengan penanganan yang tepat dan menghindari faktor pencetus pada penyakit ini.

4. Plan :

Diagnosis : Periodik Paralisis HipokalemiaPenatalaksanaan : Istirahat total Diet: Diet pada penderita periodik paralisis hipokalemia diperlukan yaitu diet rendah karbohidrat dan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung MSG. Konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung tinggi kalsium seperti pisang, jeruk, kacang kedelai, ikan salmon, dan sebagainya. Infus RL 20 tpm

Farbion drips 1A/kolf

KSR 1 tablet 3 kali sehariEdukasi keluarga :

1. Memberitahu keluarga bahwa penyakit ini membutuhkan istirahat total2. Menjaga pola makan pasien dengan diet rendah karbohidrat, serta menghindari konsumsi makanan mengandung MSG sudah dapat mencegah atau mengurangi terjadinya serangan periaodik paralisis hipokalemia. 3. Edukasi mengenai cara mencegah terjadinya periodik paralisis hipokalemia berulang dengan mengkonsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung tinggi kalsium.