portofolio depresi (repaired)

22
1 PORTOFOLIO Kasus-5 Topik: Depresi dengan gejala Psikotik Tanggal (Kasus) : 27 Mei 2015 Presenter : dr. Dwi Akbarini Tanggal Presentasi : 10 Juni 2015 Pendamping : dr. Asep Zainudin , Sp.PK Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Tn. E, 18 Tahun, depresi dengan gejala psikotik Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Depresi Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data Pasien : Nama : Tn. E Umur : 18 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Sekayu Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, Indonesia No. Reg : 10-67-66 Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Pasien Laki-laki, 18 tahun,

Upload: dwi-akbarini-awi

Post on 16-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LOHA

TRANSCRIPT

6

PORTOFOLIOKasus-5Topik: Depresi dengan gejala Psikotik

Tanggal (Kasus) : 27 Mei 2015Presenter : dr. Dwi Akbarini

Tanggal Presentasi : 10 Juni 2015Pendamping : dr. Asep Zainudin , Sp.PK

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Tn. E, 18 Tahun, depresi dengan gejala psikotik

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Depresi

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien : Nama : Tn. E Umur : 18 Tahun Pekerjaan : WiraswastaAlamat : Sekayu Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, IndonesiaNo. Reg : 10-67-66

Nama RS: RSUD SekayuTelp :Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Pasien Laki-laki, 18 tahun, belum menikah, dibawa keRS oleh keluarganya karena pasien mengalami BAB disertai darah dan pasien sering diam menyendiri dan tidak mau makan sejak 3 bulan yang lalu.

2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya.

4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien

5. Riwayat Pekerjaan : pegawai di peternakan ayam

6. Lain-lain :

Daftar Pustaka:

0. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2001.

0. Ismail, R.I. dan K.Siste. Gangguan Depresi Dalam: Elvira, S.D. (Editor). Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Badan Penerbit FKUI. Jakarta, Indonesia,2002. hal 209-222

0. Kaplan, H. I dkk. Synopsis of Psychiatry (jilid 1). Terjemahan oleh: Kusuma, Widjaja. Binarupa Aksara Publisher. Tangerang, Indonesia, 2010.

Hasil Pembelajaran

1.Definisi Gangguan Depresi

2.Etiologi dan Patofisiologi GangguanDepresi

3.Manifestasi Klinis Gangguan Depresi

4.Terapi Gangguan Depresi

1. SubjektifAlloanamnesis (Orang Tua Pasien)Sekitar tiga bulan yang lalu, ada masalah di tempat os bekerja. Menurut ibu pasien Pasien bekerja di peternakan ayam . Sewaktu hari, setelah os mengantarkan ayam bersama anak majikannya, kemudian diantar pulang oleh si anak majikan. Besoknya, pasien ditanya majikannya kalau mobil majikan hilang. Majikan mengira mobil hilang saat si anak majikan bersama pasien. Pasien merasa tidak tahu apa-apa di bawa ke kantor polisi. Pasien menceritakan kepada polisi dan majikan kalau dia tidak tahu apa-apa karena sudah di antar pulang. Anak si majikanlah yang terakhir membawa mobil. Ternyata anak majikan dirampok pas mau pulang kerumah dan anak majikan ini takut pulang, karena menghilangkan mobil saat dia sedang mampir di cafe. Jadi pasien menjadi saksi, dan oleh teman-temannya pasien ditakut-takuti kalau kenapa mau jadi saksi dan bagaimana kalau nanti jadi tersangka. Sejak saat itu menurut ibu pasien, anaknya mulai sering melamun, tidak mau makan dan susah tidur. Pasien menjadi malas mandi, pasien baru mandi apabila disuruh keluarganya. Pasien tidak ada niat untuk menyakiti dirinya sendiri maupun orang lain. Pasien juga tidak bisa dan malas melakukan aktivitas sehari-hari.Sejak Dua bulan yang lalu menurut ibunya, pasien sering mengoceh kalau dia tidak bersalah. Os sering berteriak-teriak bila ada yang marah. Dan os mengaku pada ibunya bila ada orang berbaju hitam yang mau menangkapnya. Sejak kejadian itu os dibawa ibunya untuk menjalani ruqyah sebanyak dua kali. Menurut ibu os keluhan sejak itu agak berkurang.pOs dibawa ke rumah sakit oleh keluarga karena os BAB disertai darah sejak 1 minggu yang lalu. BAB disertai darah warna merah segar, konsistensi BAB keras, frekuensi BAB 1-2 kali perhari. OS tidak mau makan sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat Kejang (-)Riwayat Trauma Capitis (-)Riwayat NAPZA (-), Alkohol (-) Riwayat Demam lama (-)Riwayat Alergi obat (-)

Riwayat hidup dan gambaran premorbid:Bayi : lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada masalah selama kehamilan dan menyusuiAnak Anak : Pendiam, tidak terlalau banayak temanRemaja dan Dewasa: Pendiam, tertutup, tidak terlalu banyak teman.

Ket: Os anak pertama dari 3 bersaudara, os memilika dua adik laki-laki. Ayah dan ibu os masih hidup Riwayat Keluarga :

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pendidikan : SD : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rataSMP : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata

Riwayat Pekerjaan : WiraswastaRiwayat Perkawinan : Belum menikahRiwayat agama :Os beragama Islam tetapi os tidak taat dalam menjalankan ibadahnya.Hubungan dengan keluarga :Os memiliki hubungan yang baik dengan ayah kandung, ibu kandung dan saudaranya. Keluarga Os juga mendukung Os untuk sembuh. Pada saat ini Os tinggal di rumah milik orang tuanya.

Status Ekonomi: Os hidup bersama ayah dan ibunya. Ayah os bekerja sebagai buruh serabutan. Os pernah bekerja di peternakan ayam.

1. Objektif

Pemeriksaan fisik: TD 120/80, HR 80x/menit, RR 18x/menit, Suhu: 36,5C Status generalisata: dalam batas normal Gejala rangsang meningeal: negatif Nervus cranial: Tidak ada kelainan Fungsi motorik, sensorik dan koordinasi: normal Refleks fisiologis: normal Refleks patologis: negatif

STATUS MENTALA.DESKRIPSI UMUM1.PenampilanSeorang laki-laki, berperawakan kurus, berambut lurus hitam dan pendek Penderita mengenakan baju kaos putih dengan infuse di tangan kiri. Kulit sawo matang. Saat diajak berkenalan (pemeriksa menyalami pasien) tampak pasien tidak mau menerima perkenalan dari pemeriksa serta tidak mau menyalami pemeriksa. Pasien tidak mau berbicara sama sekali saat ditanya siapa namanya oleh pemeriksa. Pasien hanya menatap kosong kedepan dan tidak ada reaksi dan tidak mau berbicara sapatah kata pun1. KesadaranCompos mentis1. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorHipoaktif1. PembicaraanPasien tidak mau berbicara sepatah kata pun. Mutisme (+)1. Sikap terhadap PemeriksaNon- kooperatif1. Kontak PsikisKontak ada berupa kontak mata, tidak wajar, tidak dapat dipertahankan1. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN SERTA EMPATI1. Afek (mood) : Hipotym2. Emosi: Sedih3. Ekspresi afektif : Depresif4. Keserasian: Inappopriate5. Empati : Tidak dapat dirabarasakanFUNGSI KOGNITIF1. Kesadaran : Komposmentis1. Orientasi -Waktu:Sulit dievaluasi-Tempat:Sulit dievaluasi-Orang:Sulit dievaluasi-Situasi:Sulit dievaluasi3.Konsentrasi:Sulit dievaluasi4.Daya Ingat :Jangka pendek:Sulit dievaluasiJangka panjang:Sulit dievaluasiSegera:Sulit dievaluasi5.Intelektual, Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Sulit dievaluasi 6.Pikiran abstrak: Sulit dievaluasi

1. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi : Halusinasi visual1. Depersonalisasi/derealisasi : Sulit dievaluasi1. PROSES PIKIR 1. Arus pikir - Produktivitas: Sulit dievaluasi - Kontuinitas: Sulit dievaluasi - Hendaya berbahasa: Sulit dievaluasi1. Isi pikir a. Preokupasi: Sulit dievaluasi b. Waham : Sulit dievaluasi 1. Bentuk pikir a. Autistik: Tidak ada 1. PENGENDALIAN IMPULSTerganggu1. DAYA NILAI 1. Daya nilai sosial: Sulit dievaluasi 2. Uji daya nilai : Sulit dievaluasi 3.Penilaian realitas : Sulit dievaluasi1. TILIKANSulit dievaluasi, karena pasien tidak mau berbicara1. TARAF DAPAT DIPERCAYASulit dievaluasiIV.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTSTATUS INTERNUS a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang b. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 87 x/menit RR : 21 x/menit T : 37,30C c. Bentuk badan: kurus d. Kulit: Sawo matang e. Kepala1. Rambut hitam, tipis, bergelombang, tidak alopesia.1. Bentuk normal.1. Wajah simetris, tidak ada edema.1. Mata : palpebra tidak edema dan hiperemi, alis dan bulu mata tidak rontok, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, produksi air mata dalam batas normal.1. Pupil : diameter 3 mm/3 mm, isokor, refleks cahaya +/+ normal.1. Kornea : refleks kornea +/+ normal.1. Telinga : bentuk dalam batas normal, sekret tidak ada, serumen minimal.1. Hidung : bentuk normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, kotoran hidung minimal.1. Mulut : bentuk normal, mukosa bibir kering, gusi tidak berdarah dan tidak bengkak.1. Lidah : tidak kotor, tepi hiperemi, tremor halus.1. Pharing : tidak hiperemi.1. Tonsil : warna merah muda, tidak ada pembesaran.1. Leher : vena jugularis : pulsasi tidak terlihat, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran KGB, tidak kaku kuduk, tidak ada massa dan tortikolis.agak kaku.1. Thoraks :Inspeksi : bentuk simetris, tidak retraksi, tidak dispnoe, ritme pernafasan normal, frekuensi 21x/menitPalpasi: fremitus vokal simetrisPerkusi: sonorAuskultasi: vesikuler, tidak ada rhonki, tidak ada wheezing1. Jantung :Inspeksi: tidak tampak voussure cardiac, pulsasi ataupun iktusPalpasi: thrill tidak ada, apex teraba di ICS V LMK kiriPerkusi: Batas kanan: ICS IV LPS kiri Batas kiri: ICS V LMK kiri Batas atas: ICS II LPS kananAuskultasi: S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada1. Abdomen :Inspeksi : bentuk datar, simetrisPalpasi: Nyeri tekan epigastrium (+)Perkusi: timpani, tidak ada tanda-tanda ascitesAuskultasi: bising usus normal1. Ekstremitas :- Atas : tidak ada edema dan sianosis , tremor halus (+).- Bawah : tidak ada edema dan sianosis , tremor halus(+)STATUS NEUROLOGIS Nervus I-XII: tidak ada kelainan Gejala rangsang meningeal: tidak ada Gejala TIK meningkat: tidak ada Refleks fisiologis: normal Refleks patologis : tidak ada

Pemeriksaan Lanjutan:RUTINHemoglobin: 13,8 g/dLHematokrit: 39 %Leukosit: 9400/LTrombosit: 171.000/LLED : 8 mm/jam Diff Count :0/1/1/73/20/1KIMIA DARAHUreum: 12 mg/dLCreatinin: 0,54 mg/dLGDS: 82 mg/dLNa: 146 meq/LK: 3,4 meq/L

1. AssessmentDepresiDefinisiBuckley and Buckley (2006) menyebutkan bahwa depresi adalah menurunnya mood dan hilangnya minat terhadap aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan. Ismail dan Siste (2010) mengatakan pasien dalam keadaan depresi memperlihatkan kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit berkosentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati atau bunuh diri.Berdasarkan DSM-IV seseorang mengalami gangguan depresi jika dia merasakan 5 gejala secara bersamaan dari 9 gejala yang ada, antara lain : 1. Kehilangan mood, biasanya terjadi di pagi hari2. Merasakan letih atau kehilangan energi setiap harinya 3. Merasakan ketidakberhagaan diri atau perasaan bersalah hampir setiap hari4. Hilang kemampuan berkosentrasi dan bimbang5. Susah untuk tidur atau bahkan selalu tidur setiap harinya 6. Kehilangan minat atau merasakan kesenangan dalam setiap aktivitas setiap harinya7. Timbul pemikiran-pemikiran tentang kematian atau bahkan pemikiran-pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri.8. Gelisah, tidak dapat diam tenang, gerakkannya terlihat tidak memiliki tenaga9. Berat badan turun atau bertambah (5% dari berat badan sebelumnya dalam waktu 1 bulan).Dari sembilan gejala yang ada Waller dan Rumball (2004) membagi ke dalam 4 gejala berdasarkan ranah tingkah lakunya :1. Affective Symptoms2. Cognitive Symptoms3. Behavioral Symptoms4. Physical SymptomsTingkatan DepresiBerdasarkan The International Classification of Disease (ICD)-10 Classification of Mental Behavioural Disorder, World Health Organization (1993), mengklasifikasi tingkatan depresi sebagai berikut :1. Mild / Minor DepressionBerdasarkan WHO seseorang yang mengalami mild depression akan merasakan 2 dari 3 gejala pertama diikuti dengan 2 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan Merasa lelah Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem Merasa bersalah dan tidak berharga Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri Susah untuk berkosentrasi Gerakkannya melambat Mengalami gangguan tidur Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat badan Libido menurun Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskanMild depression seringkali terjadi pada kondisi konstan (3-4 bulan) dan secara episodik. Jika seseorang yang mengalami mild depression ditanggulangi dengan perawatan yang baik akan mencegah untuk menjadi lebih buruk.2. Moderate DepressionBerdasarkan WHO seseorang yang mengalami moderate depression akan merasakan 2 dari 3 gejala diikuti dengan 4 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan Merasa lelah Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem Merasa bersalah dan tidak berharga Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri Susah untuk berkosentrasi Gerakkannya melambat Mengalami gangguan tidur Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat badan Libido menurun Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskanBiasanya seseorang yang mengalami moderate depression akan jelas terlihat mengalami penurunan kepercayaan diri dan self esteem, tidak produktif dalam bekerja, menjadi sangat sensitif perasaannya. 3. Major/ Severe DepressionBerdasarkan WHO seseorang yang mengalami severe depression akan merasakan 3 gejala pertama diikuti 5 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan Merasa lelah Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem Merasa bersalah dan tidak berharga Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri Susah untuk berkosentrasi Gerakkannya melambat Mengalami gangguan tidur Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat badan Libido menurun Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskanSeseorang yang mengalami major/ severe depression akan mengalami perasaan bersalah, stress yang parah sehingga tidak dapat bekerja, bersosialisasi maupun berinteraksi dengan keluarga ataupun kerabat dekatnya.EtiologiIsmail dan Siste (2010) membagi faktor penyebab depresi menjadi faktor organobiologi, faktor genetik, faktor psikososial, faktor kepribadian dan faktor psikodinamik.1. Faktor organobiologi2. Faktor genetik3. Faktor psikososial4. Faktor kepribadian.5. Faktor psikodinamik pada depresi6. Teori KognitifMacam-macam DepresiHarun (2009) membagi depresi menjadi :1. 1. Depresi pasca kausa2. Depresi pasca stroke3. Depresi Neurotik4. Depresi Siklitimik5. Depresi Pasca NAPZAGejala Klinis DepresiHarun (2009) mengatakan bahwa gangguan kejiwaan pada alam perasaan atau mood disorder yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain-lain. Berikut gejala-gejala dari depresi :1. Perasaan murung (afek disforik), sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat2. Merasa tidak berdaya, perasaan bersalah, berdosa, penyesalan3. Berat badan menurun, nafsu makan menurun4. Kosentrasi dan daya ingat menurun5. Gangguan tidur (insomnia)6. Agitasi (gaduh, gelisah dan lemah tak berdaya)7. Hilang rasa senang, semangat dan minat. 8. Kreativitas menurun, produktivitas menurun9. Gangguan seksual berupa libido menurun10. Pikiran akan kematian, bunuh diriKriteria DiagnosisBerdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, diagnosis depresi ditegakkan dengan adanya gejala utama berupa afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa mudah lelah yang nyata sesudah bekerja) dan menurunnya aktivitas. Gejala lainnya berupa kosentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaam diri berkurang, gagasan tentang rasa berasalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang. Diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, tetapi periode pendek dapat dibenarkan bila gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. PPDGJ III mengklasifikasikan depresi menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Pedoman diagnsotik untuk depresi ringan yaitu : sekurang-kurangnya harus ada 1 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas, ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya, lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. Pedoman diagnostik untuk depresi sedang yaitu : sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode ringan, ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya, lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu dan penderita mengalami kesulitan yang nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga. Pedoman diagnsotik untuk depresi berat yaitu : harus ada semua 3 gejala utama depresi, ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya berintensitas berat, bila ada gejala penting (misal agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci, episode depresif harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi gejala sangat berat dan beronset cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu dan umumnya tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga.2.1.7. Skala Penilaian Objektif Untuk DepresiSkala penilai objektif yang dapat digunakan dalam praktek dokter atau untuk dokumentasi keadaan klinik pasien depresi.The Zung Self-Rating Depression Scale terdiri dari 20 item skala pelaporan. Skala normal adalah < 34 : skor depresi adalah > dari 50. Skala tersebut meliputi indek global intensitas gejala depresi pasien, termasuk kecenderungan ekspresi dari depresi (Ismail dan Siste, 2010)Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) adalah suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 17 pertanyaan dengan tiap pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban, masing-masing pilihan dengan skor 0,1,2 dan 3 dengan sensitivitas sebesar 78,4% dan spesifisitas 81,3%. HDRS saat ini merupakan salah satu test yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi depresi pada berbagai lembaga penelitian. Keakuratan diagnosis HDRS dapat mencapai 87,1% pada skor > 17, oleh karena itu lebih baik dalam proses penegakkan diagnosis (Nardeeka, 2007). HDRS merupakan test yang dilakukan secara wawancara oleh observer sedangkan test-test serupa menggunakan metode penilaian diri sendiri oleh pasien (Self Rating). Skor akhir HDRS berkisar dari 0-54 dengan klasifikasi skor 0-6 tidak ada depresi, skor 7-17 depresi derajat ringan, skor 18-24 depresi sedang dan skor > 24 depresi derajat berat (Amir, 2005)

1. Plan Diagnosis MultiaksialAKSIS I: F. 32. 3 Episode Depresif Berat tanpa Gejala PsikotikAKSIS II: Gambaran kepribadian skizoidAKSIS III: K00-K93 Masalah sistem perncernaan ( Hemotoschezia ec Hemoroid gr. II)AKSIS IV: Masalah pekerjaan : pasien menjadi saksi hilangnya mobil majikan.AKSIS V: GAF Scale saat ini: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

Terapi Farmakologi Psikofarmaka :1. IVFD D5 : RL 20 tpm (makro)2. Inj Ranitidin 2x1 amp (i.v)3. Inj Asam tranexamat 3x 1 amp (i.v)4. Lansoprazole 1x1 tab (p.o) 5. Antihemoroid supp 1x1 6. Antidepresan : Kalxentin 2 x 10 mg 7. Antipsikotik : Risperidone 2 x 2 mgPsikoterapi :Pada Keluarga: Memotivasi keluarga untuk membawa pasien kontrol ke dokter dan minum obat secara teratur dan menciptakan suasana yang dapat membantu penyembuhan. Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa ketakutan, pasien dapat mencari perlindungan dari anggota keluarganya atau jika masih mengganggu juga segera kontrol ke dokter.

Pada pasien Jika ada suara-suara jangan dipedulikan. Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya dengan kegiatan positif yang bermanfaat. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Terhadapat Lingkungan Tidak menjauhi pasien dan membiarkan pasien berinteraksi dengan lingkungan sehingga membantu bersosialisasi

Prognosis:Dubia ad Bonam

AlloanamnesisD : Assalamualaikum bu, saya Dwi, dokter yang bertugas di bagian kesehatan jiwa di sini. Nama ibu siapa?Ibu Pasien : Er dok.D : Baik, ibu Er. Saya mau memeriksa anak ibu mengenai keadaannya yang berdasarkan menurut dokter yang merawat dari bagian Penyakit Dalam, perlu diperiksa juga kenapa anak ibu tidak mau makan. Boleh saya periksa ya bu?Ibu P : Boleh dok.D : Anak ibu kenapa dirawat di rumah sakit ?Ibu P: Anak saya Ini masuk rumah sakit karena kalau BAB keluar darah. Tapi memang sejak tiga bulan ini, anak saya memang sering melamun dok. D : Oh seperti itu. Sering melamun, kalau makan dan tidurnya gimana bu? Ibu P : Awalnya dok kerjaannya melamun terus, dak endak makan, dak endak tido, melamun bae. D : Sudah lama seperti ini bu?Ibu P : Sudah lame dok.D : Kalau boleh tau, ada sebab apa bu? Ibu P : Ada masalah di tempat dia kerja dok. Jadi sekitar tiga bulan yang lalu, anak saya pernah bekerja ditempat ternak ayam. Jadi sewaktu mengantarkan ayam bersama anak yang punya ternak, kemudian anak saya diantar pulang oleh si anak yang punya ternak tersebut. Nah, sepulang dari situ ternyata mobilnya hilang. Besoknya, anak saya ditanya majikannya. Karena baru tahu pas subuh. Majikan mengira mobil hilang saat si anak majikan bersama anak saya. Anak saya tidak tahu apa-apa di Bawa ke kantor polisi. Disana anak saya bercerita kalau dia tidak tahu apa-apa karena sudah di antar pulang. Anak si majikanlah yang terakhir membawa mobil.D : Terus bu, teruskan ceritanya..?!Ibu Pasien : Nah jadi dok, ternyata anak majikan dirampok pas mau pulang kerumah, waktu itu katanya hampir tengah malam. Karena mereka mengantarkan ke daerah Z sana dong, sedangkan rumah bapak ini di daerah X, rumah saya di daerah Y, jadi jarak rumah saya sekitar setengah jam. Ternyata anak majikan ini takut pulang dok, karena menghilangkan mobil saat dia sedang mampir di cafe sana dok. Jadi anak saya jadi saksi, dan oleh teman-temannya anak saya ini ditakut-takuti kalau kenapa mau jadi saksi. Bagaimana kalau nanti jadi tersangka. Sejak saat itulah dok, anak saya mulai melamun, tidak mau makan dok. Susah sekali mengajaknya makan.D: Jadi, selama ini aktifitasnya apa bu? Ibu Pasien : Tidak ada dok, kebanyakan di kamar saja, anak saya sudah berhenti dari pekerjaannya.DM :Mungkin dia pernah merasa mendengarkan bisikan-bisikan di telinga atau melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat?P : Pernah dok. Si E sering ngomong ada orang yang mau mengurung dia, memakai baju hitam. Terus dia sering teriak-teriak kalau ada yang marah sama dia. Jadi dok, saya sudah dua kali bawa anak saya untuk ruqyah. Alhamdulillah kalau teriak-teriak sendiri dak pernah lagi. Sekarang tinggal sering melamun dan tidak ada seperti gairah untuk beraktivitas seperti biasa. Kerjaannya dirumah melamun itu saja. D : Oh, bagaimana dengan tidur dan makannya bu ??Ibu P: Kalau tidur kadang bisa tidur tetapi pernah juga tidak tidur sama sekali dok, dia masih di depan tv.

Dokter mencoba menganamnesis pasien.D : Assalamualaikum E, apa kabarnya ?P : ....................................*Pasien tidak menjawab, tatapannya kosong ke depan*

D : Ibu, apakah seperti ini bila diajak bicara, hanya diam saja?Ibu P: Iya dok, interaksi sama saya hanya saat bila dia ingin buang air besar atau buang air kecil.D : Maaf ya bu, apa pernah anak ibu ingin mencoba bunuh diri?Ibu P: Oh kalau itu, Alhamdulillah belum pernah dok, dan jangan sampai dok.D : oh, begitu. Iya bu sukurlah. Tetapi sekarang dia tidak pernah lagi ya bu mendengar bisikan-bisikan lagi ? atau melihat sesuatu yang hanya dia yang lihat?Ibu P : Tidak dok. Tetapi keluhan yang membuat saya sedih itu. Beberapa minggu ini, dia mudah sekali menangis dok. Badannya kayak lemas gitu dok, layu. Makan saja susah.D: Maaf bu, sepengetahuan ibu anak ibu pernah menggunakan obat terlarang tidak bu?Ibu P: Kalau sepanjang pengetahuan saya tidak pernah dok. D : Terimakasih bu sudah mau berbincang-bincangIbu P : Sama-sama dok