perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157429... · poni...
TRANSCRIPT
S£KOLA11 PASCASARJANA INSTITUT PERTA.t'llAN BOCOR
BOGOR 2010
PONI HENDR.\
POTE~SI PENGEJ\IBA.~GAN SAPI POTONG DI K..\Bl"PATEN SIJUNJ NG rnOPlNSJ SUJVL.\TER.\ BARAT
Poni Hendra NIM A 156080174
Boger, April 20 I 0
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Potcnsi Pcngembangan Sapi Potong di Kabupatcn Sijunjung Propinsi Sumatera Baral adalah karya saya dengan arahan dari komisi pcmbimbing dan belum diaiukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan rnaupun tidak diterbitkan dari pcnulis lain tclah dischutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tcsis ini.
PERNYATAAN MENCENAI TESISDAN SUlVIBER .INFORMASl
Keywords: Beef Catde. Land Suitability, Carrying Capacity.
Agricultural land in Sijunjung District thm has not been optimally utilized could he used fur the development of beef caule farm. The development should conform land suitability as a reference to determine beef cattle development to achieve the government's target of meat self-sufficiency in 20 I 0. This study aims to foresee the porcnunl of land in Sijunjung District Ior development of beef cattle using a combined 2006 Landsat images. L~C:P maps and other supporting data through, financial analysis, and the desired rearing cattle the local community. The results indicate that the potential lands for the development were about 120,063 ha or 38.35% of the existing Jund area, which consists uf mixed garden (100,359 ha), 3,247 ha of abandoned land. 11.02": ha of paddy fields and 5,1128 aa of bush. The actual land carrying capacity is 55.51 S Animal Unrt, and 1hc potential carrying capacity is 134,722 Animal L'ni1 . ·1 he results of the NPV analysis r'vr all fanning schemes were positive. with O/C Ratio.'> ! , 311d the JRR> outweighed the applicable interest rate. Assessment using Alli' showed tha1 the caging system was preferable (0.650) than shepherd-based fanning (0.350) with a value of inconsistency about 0.05.
PONI HENDRA. Potential of Beef Cattle Development i11 Sij1111j1111g District of West S11111arra Province. Under direction of ATANG SUTANDI, DWI PlJTRO TEJO BASKORO and DAMBANG HENDRO TRISASONGKO.
ABSTR~CT
Upaya mewujudkan Rcncana Aksi Pemantapan Kctahanan Pangan 2005- 2010 terhadap aksclcrasi peningkcran produksi pangan khususnya daging sapi unruk pencapaian swasembada tahun 20 I 0 adalah dengan pemunfaatan lahan lahan pcrtanian. Pcmanfaatan lahen-lahan pertanian di luar Pulau Jawa 111l1 upakan salah sulu rindakan yang penting. Salah satu langkah stratcgis unruk mencapai sasaran di mas adalah mcngidentifikasi potcnsi lahan yang scsum u11111{ pcngcrnbangan komoditas sapi potong.
Potcnsi untuk pengembangan usaha peternakan sapi potong di Kcbupaien Sijunjung cukup mcnjmjikan, hal ini didukung oleh bebcrapa kclehihan anrnn lain lahan usahatani yang luas, banyak lahan kosong yang bclum tcrmanfeatkan, adanya pasar ternuk regional dan lebih dari 70 % masyarakat mcmpunyni usnhn pokok di bidang pertanian yang mcnyumbang PURU scbesar 26,73 % (Bappe!a Kebupatcn Sijunjung. 2007). Usaha pcrkebunan kelapa sawit dun karet scrta rncmanfaatkan limbah pertanian tanaman pangan dapat drintegrasikan dcngan usaha ternak sapi potong yanu scbagai pcnycdia pakan temak. Potcnsi luas lahan yang terscdia onnrk pakan hijaucn temak (sekuar 69.464 Ha) dapar mcncukupi uniuk I 39.292 ckor/S'T (Satuan Temnk). Populasi temak sapi di Kabuparen Sijunjung baru ruencapai H>.205 ekor dan kerbau IR.460 ekor, dcngan jumlah Rumah Tangga Pctemr.k (RTP) ~api 1xitong berjumlah 3.957 KK dan RTP kerbau berjurnluh 2.797 K.K, (DISNAKKAN 2008). schmgga diharapkan rnusih bisn mcnampung tambahan sekitar I 04.()27 ekor lag;
Pcncli.ian ini bcr:ujunu; (I) uicngidcntifikasi areal lahan yang sesuai untuk untuk pengembangan ternak sapi potong. (2) rnenghitung daya dukung dan indeks daya dukung lahan yang sesuai bagi usaha petcrnakan sapi potong (3) mcngannlisis skala usaha dan kelayakan finansial asaha teinak sapi potong. (-1) mcncntukan arahan dun prioriras arahan kawasan penyebaran dan pcngembangan sapi po tong bcrdasarkan potensi sumhcr daya lahan dan sosial ckonomi,
Hasil klasifikasi clan intcrpretasi citru Lar.dsm-n.t7 tahun 2006, diperoleh dclapan jerus pcnutuparupcnggunaan lchun yairu hutan. kcbun carnpuran, sawah, pcmukiman, sernak, lnhan tcrbuka scrta pertambangau, Dari delapan jenis peng&runaun lahan tersebut, lahan-lahan ya11g mcrupakan prioritas untuk pengcmbangan sapi potong adalah lahan-lahan yang berpotens1 menghasilkan sumbcr hijauan rnak:inan ternak don bauyak digunakan untuk lahan pertanian adalab kebun campuran (104.855 hu). sawah (11.108 ha), sema~ (S.980 ha) dan laban tcrbuka (3.391 ha). s~caugkan penggun;:an laban berupa pcrnukiman, pertarnbangan tlan sungai tidak di priorilaskan karena mempunyai sumber hijauan 111aknnat1 tcrnak yang sedik.it dan mayoritas hutan adalah hutan lirnlung yang sulit dikonvcrsi menjntli lahan penanian, maka pengguoaan lahan-lahan tersebut tidak dinilai.
Hasil penilaiao kesesuaian lingkungan ckologis menuojukkau Lida.< mfa perhedaan kesesuaian lahan antarn sapi yang dikandangkan dengan sapi yang digc.:mbalakan. Hal ini d5sebabkan karena ketcrbatasan data 1emperatur di lokasi
PON I H E'.'IDRA. Potensi Pe:1gc111b~11g;m Sapi Potong di Kabupaten Sijunjung Propinsi Summera Barat. Dibimbing o'eh ATAl\G SUTAJ\DI. DWI PUTRO TEJO BASKORO dan DAM BANG HENDRO TRISASONGKO.
RINCKASAN
penelitian sehingga temperatur dianggap sarna (sesuui). Hasil Perhirungan, seluruh lahar; yang dinilai adalah scsuai (S) untuk lingkungan ekologrs sapi potong yairu seluas 120.063 ha atau 38,35 %, dengan rincian pada kebun campuran seluas I 00.359 ha, pada lahan terbuka 3.247 ha, pada sawah 11.027 ha dun pada scmak belukar seluas 5.428 ha. Sedangkan lahan yang ridak dinilai adalah seluas I 87.746 ha atuu 59,97 %.
Berdasarkan pengamatnn lapangan clan data sckundcr jenis umamnn hijauan rnakanan ternak yang dominan dan bcrpotcnsi untuk dikembangkan di Kahupaten Sijunjung, yaitu : rumput unggul seperti rumput gajah tPennisetum purpereum), rumput alam, leguminosa clan padi sawah (jcrami padi suwah), schingga tanamun ini dijadlkan pcwakrl untuk penilaian kcsesuaian ranaman hijauan rnakanan tcrnak. Ilasil analisis mcnunjukkan kesesuuian lahun akrual tanaman padi sawah adalah S3, S2 clan Sl. ~mnun kesesuaian cksisting unluk padi pada lahan sawnh hanya 950 ha pada kelas SI, 2109 ha kelas S2 dan 6. 709 ha p:1da kclas S3. Kcscsuaian lahan aktual rumput lnpnngan pada kulas S2 dengun luas 23.380 ha (7.47 %). di111 S3 seluas 28,J~ ha (28,38 %). 1 lasil pcrhitungan pada kcadaan potensial, kolas Stscluas 18.103 ha (5,78 %). kclas S2 seluas 55.~95 ha (17.85 %), kelas S3 tcrdapnt 38.224 h:.i ( l 2.21 %). Kcscsuaian lahnn nktual tunainun rum put gajah terdupat pada kolas S3 dengan luas 113.315 ha (36, 19 %). Kesesuaian lahan potcnsial, pada kolas S2 76.218 ha (24,J4 %) dan kolas S3 37.098 hu utnu I 1.85 %. Hasil analisis kcsesuainn aktual tanamau lcg11111i11c1sa hanya terrlnpat pada kc'as SJ dcngan luas 09.276 ha (31 ,71 %). Perhitungan pada kcscsuulan lahan potensial kolas 52 dcngan luas 63.759 ha (20.37 %) dan lahan kelas s:i dcngnn luas 49.802 ha ( 15,91 %.
Analisis NPV yang dilakukan p:11h1 <i.~1c111 pcrncliharaun dcngan digcmba.akun. pe11gg~111ub11 skula kccil dun pcnggcmukun sknla scdang dcngan tingkut suku bunga pinjamun 6 % sccaro bcrurutun udnlch Rp. 29.288.600, R1). 32.458. 700 dan Rp. 70.226.500 nilai tcrscbut merupakan pcndapatan hersih rulai snar kini yang diierimu pctcmak selama delapan tuh1111, nilai B:C ratio adalah scbcsar I ,6i, I, 12 dun I, 12, aninya pcrbandingnn pcncrimaan yung diterirnn pctemak selama dclapan tahun lebih besar dan biaya yang dikeluarkan unruk mempcrolchnya. Niloi IRR scbcsar 27.94 %. 54,96 % dan 53,44 % aninya investasi yang ditanamkan pada usahatcrnak sapi potong pada sistem pemelihnraan digt.:111babkan adalah layak dni: 111e11gun1ungka11 knrcna lingkat pcngcmbalian intem~dnya lcbih bcsnr dibantlingkan tingkat dnri tingkat suku bunga yang bcrlnku.
Hasil analisis pada tingkal suku bunga pinjnmnn 17 % 111rn1iliki nilai NJ>V sebesar Rp. 10.209.JOO unh1k pcmclih(1ra:m dikandangkan. Rp. 18.048.100 untuk penggemubn skula kccil. dan unluk peng_~emukan skala scdang Rp. 3S.'JI I .900, deni;an nilai I)/(' rotio scbcsar 1,28, 1,10 dan 1,10, sctlru1gk:in nilai .!RR didapatkan sebesar 28,04 %, 53,66 % dan 51.82. Ha~il ini memmjukkan bahwa invcslasi yang ditanamkan pada usahatcniak sapi potong pada sis1em pemelih~caao digembalnkan, pengge.mukan ;kala kccil dan menengah adalah layak t.lan men!,1\lntungkan karcna NPV nya bernilai positif, B/C Rationya lebih dari satu dan tingkat pcngcmbalian inlemalnya lebih besar dibandingkan tingkat dari tingkac suku bunga yang berlaku.
Arahan pcngembangan sapi potong dapat diarnhkan melalui: 1). Pola Divcrsifikasi pada kebun carnpuran seluas 93.884 t1a, dengau Lota! prnduksi BKC
Kata kunci : sapi potong, kesesuaian lahun, kapasitas tampung
6] .454 ton/rahun schingga dapat menarnpung ternak sejumlah SJ.907 ST. dan sawan seluas 10.844 ha dengan :otal produksi BKC 12.686 ton!tahun yang dapat mcnampung rernak sejumlah I l .129 ST. 2). Pola Ekstensifikasi pada lahan semak seluas 4.516 ha dcngan produksi BKC 46.980 ton/tahun yang dapat rnenampung ternak scjumlah 41.210 ST dan pada lahan terbuka dengan luas 2.978 ha dcngan produksi RKC 32.463 ton/tahun sehingga dapat menampung ternnk sejumlah 28476 ST.
Sccara keseluruhan hasil analisis ini mcnghasilkan pemeliharaan sistern kandang mendapatkan prioritas yang lebih penting yaitu sebcsar 0,650 dan sistem pcmeliharaan digembalakan mendapatkan bobot 0,350 <lengan nilai inkonsistensi scbesar 0,05. Hal ini menunjukkan arahan kcbijakan pengernbangan sapi potong untuk Kabupaten Sijunjung lehih diarahkan pada sisrcm dikandangkan, walaupun dihiurng secnra analisis finansia: sistcm gcmbala lebih menguntungkan daripada sistem kandang, Hasil analisis AHP dari seluruh stakeholders menunjukkan bahwa kelayakan finansial hanya rnendapatkan bobot 0,242 {24 % ciari penilaian), karena mereka lchih rnengutamakan aspek kurakteristik sosial budaya dcngan bobot 0,40 I ( 40 % dari penilaian }, dengan sub kriteria pengernbangan pcmanfaatan teknologi tepat guna 0,717 clan kelembagaan masyarakat adar 0,283.
I. Dilarang mengutip scbagian atau scluruh karya tesis tanpa mencanrumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepcntingan pendidikan, 11c11eliti1111, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan sritik, urau tinjauan suatu masalah,
b. Pengutipan tcrscbui udak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pert an inn Bo gor,
L Dilarang mengumumkan dan mernperbanyak sebagiun arau seluruh karyu tulis dalam bentuk apapun tanpa izin lnstitut Penanian Begor.
© rlak Cipta milik TPB, 'I'ahun 2010 Hale Cipta dilindungl Undang-Undang
SEKOLAH PASCASARJ • .\.NA lNSTITUT PERTANlr\N BOGOR
BOG OR 2010
Tcsis scbagai salah saru syarat untuk mernperoleh gelar
Magister Sains pada Program Studi Tlmu Perencanaan Wilayah
PONIHENDR.\
POTENSI PENGEIVIBANGA~ SAPI POTONG
DJ KABUPATF.N SIJUNJliNG PROPINSl SUJVIATERAEAHAT
2 9 APR 2010 Tanggal Lulus : Tanggal Ujian : 26 Maret 2010
rof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro. M.S
Ketua Program Tlmu Perencan
~ .,-?
~~;~L:1----~---~-?"--. ,,-~ . C;?"/r-· Ir. Bambang H.endro Trisasongko. MSi. MSc
Anggota
Dr. Ir. Atang SutandL MSi Ketua
Komisi Pembimbing
Disetujui
Nama NIM
Potensi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Sijunjung Propinsi Surnatera Barat Poni Hendra Al56080174
Judul Tesis
. ' ,-
. ,
. .
" . . •
,
·,
Poni Hendra
Boger. April 20 I 0
Terima kasih pcnulis ucapkan kcpada Bapak Dr. lr. Atang Sutandi, MS, Bapak Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Rarkoro, MSc dan Bupuk Ir. Bambang Hcndro
Trisasongko, MSi, MSc sclaku pcmbimblng serta Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi,
M.Agr selaku Ketua Program Studi llmu Pcrcncanaan Wiluyuh yang telah
rnemberikan pcngarahan, bimbiugan dan masukan kcpada pcnulis, Bappcnas atas
bantuun pcmbinyaan seluma masa pcrkulinhan. Tidak lupa dihaturkan tcrima
kasih yang scbesar-besarnya kcpada Bapak Ir. Yulizar, Ml' selaku Kepala Dinas Pctcrnakan dan Perikunun urns izin yang dibcrikun, serta rekan-rckan di Dinas
Pctcrnakan dan Perikanan Kabupatcn Sijunjung aias bantuan datnuya. Stal' di lingkungnn progrum studi pcrcncnnann wilayuh sc110 rekan-rckan PWL dan
Dcpnrtcmcn ITSL ungkaran 2008 atas dukungan moril yung tidak tcmilai selama
ini. Bupak, ihu scrta scluruh keluurga 11\:1s scgala bantuun dun doanya. Semoga
Allah SWT membalasnya dengan yang lcbih baik.
Akhirnya, scmoga karya ilmiah ini dnpat mcmbcrikun manfaot bagi pcnulis clan scmua civitas nkadcmik dan pemerintah, scbinggn marnpu memperkaya
khasanah keilmuan bidung percncanuan wilayah di 1111s11 mcndatang.
P11ji syukur pcnulis panjatkan kepada Allah SWT aras segala karunia-Nya
schingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terna yang clipilih dalam
penclitian dilaksanakan sejak bulan Juli 2009 sampai dcngan Desernber 2009 ini
adalah Potcnsi Pengembnngan Sapi JJ01011g di Kabupaten S[iwifung Propinsi
Sumatera Baral.
PRA.KATA
Penulis dilahirkan di Kumanis Kabupaten Sijunjung pada tanggal 19
September I 98 I dari pasangan Bapak By. Syahruddin Dt. Rangknyo Bungsu dun
lbu Nursima, A.Ma Pd. Pcnulis merupakan anak kccmpat dari Jirna bersaudara.
Tahun J<J<J'J penulis menyclesaikan Pendidikan pada SMA Negeri
Sijunjung dan tahun yang sama lulus selcksi Ujian Masuk Perguruan Tinggl
Ncgcri (UMPTN) Universitas Andalas. Pcnulis memilih Jurusan Produksi Ternak
pada Fakulias Pctcmakan lJNAND di Padang dan lulus tahun 2004. Kesemputan
untuk mclanjutknn pendidikan pada Sckolah Pascasarjana lnsutut Pcrtanian Begor diperulch padu tahun 2008 dan diterima pada Program Studi llmu Perencanaan Wilnyah melalui bcasiswa pcndidikan dari Pusat Pcmbinaan, Pcndidikan don
Pclmihnn Pcrencanaan (Pushiudiklatren) Badan Pcrcncanann l'embongu11011
Nasional (DAPPENJ\S).
Pcnulis ditcrima sebagai Pegawai Ncgeri Sipil Dacrah pada Dinas Pctcrnakan chm Perikanan Kabupatcn Sijunjung Propinsi Sumatcra Baral pada
rahun 2005 dan ditempatkan scbagai staf Uidang P1,;11gt:111bungi1JJ dun Pcrlindungun I'eteruakan sampai sekarang,
RIWAYAT HIOUP
-:
•
, .
..
..
4. Kt:ADAA1' Ui\lUl\l OAERJ.\11 PENl!LITIJ\1~................................... 28 4. I. Fisik Wilayah 23
4. J. J. Topograli 1la11 Morfologi 28 4. J .2. Druinase.... 29 4. I .3. Daerah A limn Sungai (DAS} 29
4.2. Potensi Surnbcrdaya Alam................................................................ 30 4.2. l. Penggunaan I .ahan 30 4 . .2.2. Litilogi, Geologi dan Jenis Tanah........................................... 31 4.2.J. K.limatologi 32 4.2.4. Penduduk... 33 4.2.5. Kondisi Urnurn Petcrnakan 35 4.2.5. Ketersedian Pesar J6
3. ~lt:TODE PE 'ELJflAN...................................................................... 14 :l. l. :.ok:isi Penelirian. 14 .1.2. Data.................... 14 3.3. Metodc Analis:s dan Pengolahan Data............................................. I(>
3.3. I. ldcntiflkasi Penggunaan L:tlian............................................... I (i 3.3.2. Anallsis Kesesuaran Lahan 17 J.3.3. ldentifikasi Tingkat Ketersediau llijauan Makanan Tcrnak.; 18 JJ.4. Analisis Finansial.................................................................... 21 J.3.5. Arahan Pengembangan Sapi Potong................. 21 3.3.6. Analitic Hierarchy Process..................................................... 24
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... () 7 I. Kawasan Penycbaran den Pcngembangan Tem:ik............................ () 2.2. Ternak Sapi Potong........................................................................... 7 2.3. Hijauan Mnkauan l'crnak Sapi Potong............................................. 8 2.4. )a};1 n11kung Laban S 2.5. Konscp Pcnginderaan Jauh dan Sistem lnformasi Geografis 10 2.6. Hasil-hasil Peneliuun Tcrdnhulu....................................................... 11
DAFTAR TA]H:L.. iii
DAFT AR GAl\'l.BAR.................................................................................... v
DAFT AR Lt\fllPIRAN................................................................................ vi
1. PENOAHt:LUAN 1
I. I. La tar Belakang . I 1.2. Kcrangka Pemikiran I Pcrumusan Masalah 3 I .3. Tujuan Pcnclitian dan Manfaat Penelitian 3 I .4. Batasan Pcnclitian............................................................................. 4
Bala man
OAJ'TAR ISi
II
77 81
76 76 76
48 54 57 61 6.l 64 65 66 66 66 67 69 69 72
45
38 38 41 42 44
l>AFTAR PUST A KA .. LA:VIPI RAN .
6. KF:fili\1 l'ULA~ DAN SAl{A1\ . 6.1. Kesimpulan . 6.?, Saran .
5. HASfi. DAN PRIVIBAHASAN . 5.1. Pcnutupan dun Penggunaan Lahan . 5.2 Kcsesuaian Lingkungan Ekologis Sapi Potong .. 5.3. Kesesuaian Laban Tanaman Hijauan Makanan Ternak .
5.3.J. Kesesuaian Lahan Tanaman Rumput Gajah . 5.3.2. Kesesuaian Lahan Rumput Lapangan . 5.3.3. Kcscsuaian I al11111 Padang Pengembalaan . 5.3.4. Kesuaian Laban Tanaman l.eguminosa . 5.3.5. Kesuaiuu Lahan Tanaman Padi Sawah (01yza sativa} .
5.4. Ketersedian Hijauan Makanan Tcmak .. 5.5. Analisis Finansial Usaha Sapi Potong .
S.S. I. Kctcrscdian Modal . - - 2 J' I • Al' K :>.:>. . royexsi 1ran as . 5.5.J, Arns Pcnerimaan Sapi Potong . 5.S.4. Anis Biaya l:saha Tcrnak Sapi Potong . 5.5.5. Arus Pendapatan . 5.5.6. Pcnilaian Kriteria Kelayakan Finansial ..
5.6. Arahan Pengembangnn Supi Poroug .. 5.6.1. Arahan Lahan Pcngcmbangan SApi Potong . 5.6.2. Arnhan Sistciu Pcmeliharaan Tcrnak .
iii
63 65
62
61
54
57
..is 51
42 38
36 34
34
27 28 30
9 Matriks tujuan, analisis, peubah, data dan keluaran penelitian .
I 0 Kemiringan Jereng Kabupatcn Sijunjung . l I Luas lahan Kabupaten Sijunjung memrut peuggunaannya rnhun.2008 ..
12. Curah hujan di Kabupatcn Sijunjung .. 13 Luas wilayah kecamatan. jumlah nagari, jumlah penduduk dan kcpadatan
penduduk di Kabupaten Sijunjuug. . 14 Penduduk bcrumur l5 tahun ;;e alas yang bekerja mcnurut lapangen usaha
dan jcnis kelamin tahun 2008 .
15 Populasi ternak ruminansia menurut kecamatan di Kabupaten Sijunjung .
16 Jenis penggunaan iahan di Kabupaten Sijunjung tahun 2006 berdasarkan inrerprerasi citra Landsat .
17 Kcsesuaiun lingkungan ekologis sapi potong .
18 Kesescaian lahan tanaman rumput gajah . 19 Kesesuaian lahanrumput lapangan . 20 Kesesuaian lahun padang pcngcmba1aan .
21 Kcscsuaian lahan ranaman leguminosa .
22 Kcscsuaian lahan tanaman padi sawah (Oriza sarfra) ..
23 Produksi hijauan makan temak per penggunaan lahan yang <linilai ..
2<1 Status daya dukung hijauan makanan ternak pada kesesuaian laban aktual pada tahun 2008 .
25 Starns daya dukung h.jauan makanan temak pada kcscsuaian lahan potensial pada tahun 2008 .
26 Asumsi-asumsi dalam usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung .
l Jonis data sekunder yang dipakai -...................................... 14 2 Jcnis pcta yang digunakan.............................................. .. .. . .. . .• . . 16 3 Kritcria pemlaian lingkungan ekologis tcmak sapi dikandangkan........... 17 4 Kriteria penilaian lingkungan ekologis ternak sapi gcmbala............................ 18 5 Kriteria status daya dukung hijauan makanan ternak berdasarkan indeks
daya dukung -.............. 19 6 Karakterisasi pakan can hijauan makanan ternak -.............. .. . 20 7 Karaktcrisasi potensi pakan hijauan dari setiap penggunaan lahan.................. 20 8 Nilai satuan lemak (ST) rurninansia utama di Kaoupater, Sijunjung tahun
2008.................................................................................................................. 21
Halaman
DAFfARTABEL
IV
27 ltasil analisrs finansial pad~1 nngkat suku bunga 6 %....................................... 67 1~ Hasil anulisis finansial padu ungkat suku bunga 12%.......................... 68 29 Arahan lehan pengembangan sapi potong berdasarkan ir.dcks dnya
dukung............................................................................................................. 72 30 Marrik nilai AHP musing-masmg s!akl'!ioldr1·s.............................. 74
v
8 Pcm kesesuninn lingkungan ekologis sapi kandnng dan gembala di Kabupaten Sijunjung....................... .. 43
C) Peta kesesuuian lahan aktual rumput ~ajah....... 46 I 0 Pcm kesesuaian lahan potensial rumput g:ijah................................................ 47 11 Peru kesesuainn lahan aktual rumput bpangan............................................... 49 12 Peto kcscsunian lahan potcnsial rumput lapangan....................... 50 13 Peta kesesuaian lahan aktual padang pengembalaan _............. 52 14 Peta kesesuaian lahan potcnsial padang pengembalaan.................................. 53 15 Peta kcscsuaian luhan ekrual leguminosa........................................................ 55 16 Peta kesesuaian lahan potensial lt:gununosa................................................... 56 17 Peta kesesuaian lahan aktual tanaman padi ,a,v:ih.......................................... 59 18 Peta kcscsuaian lahan potensial tanarr.an padi sawah..................................... 60 19 Peta arahan lahan pengembangan sapi poto:ig................................................ 71 lO J lasil pcnilaian hirarki dari A~IP ~·-················ 73
Diagram alir kerangka pemikiran.................................................................... 5 2 Peta lokasi penelitun Kabupaten Sijur.jllng..................................................... l 5 3 Diagram alir penelitian................................................ .. 26 4 Sebagian bcntangan lat.an di Kabuparen Sijunjur.g yang mcnycbaokan
kererharnsnn pemanfaatan pcternakan secara optimal.................................... 29 5 Suasana pasar tcrnak Pulangki di Kecamaran IV Nagari................................ J7 6 Peta penggunaan Johan Kabupatcn StJunjJr.g tahun 2006.............................. J()
7 Luusan lahan yang bcrpotcr.si untuk pengcmbangan tcrnak per kccamatan di Kabupatcn ~1junjung................................................................................. 40
llalaman
DA FT AR G.\j\.fBAR
vi
Peta l ereng Kabupaten Sijunjung............................................ 8 I 2 Peta curah hujan Kabupaten Sijunjung........................................................... 82 3 Peta bulan kering Kabuparen Sijunjung.......................................................... 83 4 Foto pemeliharaan ternak sapi di Kabupaten Sijunjung................................. 8~ 5 Krireria kcsesuaian lahan untuk Rumput Gajah (Pe11nise1u111 purpureum). ... 85 6 Kriteria kescsuaian lahan untuk kelompok le<Jt.'111inosa.................................. 86 7 Kritcria kcsesuaian lahan untuk Rumput Lap;u:gan....................................... 87
8 Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman Padi Sawah (Oryza saliva) ...... ~.~- 88 9 Kriteria kesesuaian lahan untuk Padang Pengembalaan................................. 89 10 Analisis usaha ternak gembala pada bunga 6 %............................................. 90
I J Analisis usaha temak gembala pada bunga 12 %........................................... !)l 12 Analisis usaha remak dikandangkan skala kecil pada bunga 6 %............... ... 92
13 Analisis usaha rcmak dikandangkan skala kecil pada bunga I 2 %................ ()3 14 Analisis usaha temakdikaodangkan skala sedang pada bunga 6 %............... 94
15 Analisis usaha lemakclikandaogkan skala sedang pada bunga 12 %............. 95
Ilalaman
DAFT AR LA1MPlRA~
Upaya mewujudkan Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005- 20 la terhadap akselerasi pcningkatan produksi pengan khususnya daging sapi
unruk pcncapaian swasembaca tahun 2010 adalah dengan pcmanfaaran lahan
lahan pertanian. Pemantaatan lahan-lahan pertanian di luar Pulau Jawa merupakan
salah sa:u nndakan yang penting, Salah saiu langkah srraregis umuk mencapai
sasaran di atas adalah rr engidcntlfikasi potensi Iahan yang sesuai untuk pengcmbangan somodrtas sapi potong,
Gambaran neraca kebutuhan rlaging sapi di Indonesia pada tahun 2008
defisit sekitar 30 % dari kebnruhan nasioual (sekitar l 12,9 ribu ten aiau setara dengan 912 ribu ekor sap: hidup), merupakzn salah sa;u indikator yang
mcnunjukkun bahwa prospck industri tcrnak sapi di Indonesia cukup menjanjikan.
Pemyataan tersebut cukup beralasan mengingat nngka konsumsi per kapita yang digunakan masih relatif rcndah {di bawah 2 kg''kapila..1ahu11). Jika dalam 10 tahun
mendatang rata-rata konsumsi daging sapi dapat diringkatkan rnencapai J
kg/kapita/tahun, maka keburuhan temak sapi polong akan akan lebih tinggi.
Potens: usaha petcmakan sapi potong di Indonesia sangat besar bila dilihar
dari keterscdian pakan. Saat ini masih tersedia kawasan pcrkebunan yang relatif kosong, dengan luas lebih dari 15 juta hektar. Lahan sawah dan tcgalan yang
bclum opt:mal dirnanfaa.kan untuk pengcmbangan rcrnak tercatat !ebih dari I 0 jura hcktar (luas panen per tahun), serta lahau lain yang belum dimaufaatkan
sec;1111 optin:al lcbih dan puluhar juta hektar yang tersebar di pulau Sumarera,
Kalimantan, Sulawesi <lan Papua Scuap hcktar kawasan perkebuuan aiau pertanian, scdikitnya mampu menyediakan bahan pakan untuk 1-2 ekor sapi,
scpanjang tahun. Perernakan sapi rakyat diperkirakan menyumbang kurang lebih
70 % produk daging sapi nasional yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Produk tersebut dihasilkan dari sekitar 10.7 juta ekor sapi potong, 2,2 juta ekor kerbau (yang juga dikenal masyarakat umum juga sebagai daging sapi) dan 0,3
juta sapi perah (OlTJENNAK 2008).
J. I. Latar Belnknng
I. PE~DAHULUAN
Sistcm intcgrasi tanaman temak rclah mcnjadi salah satu alternatif dalarn
pcnyediaan pakan bagi tcmak dengan menciptakan suatu simbiosis mutualisme
dan sistem ini dianggap sesuai dengan kondisi pertanian Indonesia (Davendra et
al, 2001 }. Kabuparen Sijunjung di Propinsi Sumatera Baral mcmiliki potensi lahan
pcrtauian dan perkebunan yang luas, dirasa cocok untuk mcngernbangkan usaha
sapi potong. Usaha tersebut sangat diperlukan dalam rangka rnengaruisipasi
dampak krisis global yang terjadi pada saat ini, dimana masyarakar pedesaan yang selama ini bergcrak di sektor perkebunan sudah mcrasakan krisis tcrscbut. Sektor
industri dan komoditas pcrkcbunan untuk ckspor seperri karet dan kelapa sawi:
yang sclama ini menjadi basis perekonomian masyarakai di Kabuparen Sijunjung
rncngalami kcmunduran akibat jatuhnya harga komoduas rersebut karcna permintaan dari ncgara-negara importir mulai berkurang, scdangkan usaha sapi
potong/harga daging ccndcrung stabil dan malah mengalami pcningkatan Olch
karcna itu dimasa otonomi daerah ini, pemerintah dacrah di tun nit untuk akti f clan
bergerak cepar dalam menjaga stabilitas perekonomian masyarakat daerahnya.
Peranan tcrnak sapi potong dalam pembangunan pctcrnakan aclalah cukup bcsar, yang dapat berfungsi sebagai ; (a) sumber pangan hewani asal ternak berupa daging dan susu; (b) sumber pendaparan petani peternak; (c) penghasil
devisa yang sangat dipcrlukan untuk mcmbiayai pernbangunan nasional; (<l)
menciptakan angkaran kerja; (c] sasaran konservasi lingkungan terutama lahan melalui daur ulang pupuk kancang; dim (i) pemenuhan sosial budaya masyarakat
dalam upacara adat/kebudayaan. Usaha peiernukan sapi potong dapat dijadikan
sebagai usaha yang cocok untuk mcmbantu dalam menjega stabilitas
pcrckonomian masyarakat pedesaan karena dapat mcmberikan nilai tambah bagi
pctcrnak, Usaha petemakan sapi potong jika dikcmbangkan secara baik akan
meningkatkan perckonomian masyarakat, apalagi didukung oleh ketersedian lahan
yang cukup dan kesesuaian lahan yang mcnuojang. Unruk mengcmbaogknn usaha
temak supi potong tersebut, kajiau kesesuaian lahan baik sccara fisik maupun
sosial ekonomi sangat diperlukan,
2
1.3. Tujuan d:111 l\l;infaat Pcnelitian
Berdasarkan kepeniingan yang dijelaskun sebelumnya, maka penelitinn ini bcrrujuan untuk :
J. :v1t:11gitk:11tiiika~i areal lahau yang scsuu: ur.tuk uutuk pengembangan
ternak sapi potong.
2. Mcnghitung daya dukung clan indcks daya dukung lahun yang scsuai bagi
usaha pcternakan sapi potong di Kabupaten Sijun;ung
J. Menganalisis skala usaha dan kclayakan finansial usaha temak sapi
potong.
4. Mencntukno a.ahan kawasan penyebaran dan pengembangan sapi potong
berdasarkan potcnsi sumbcrdaya lahan don sosial ekonomi.
Di l1ha1 dari po1cnsi wilaychuyn, Kubuputen Sijunjung dengau bcntuk
wilayah yang berbukit dan bergelombang, tauah yang kurang subur sehingga kurang cocok untuk usaha perranian intensif Lahau-lahan marginal tcrscbut dapar
dijadiknn untuk usaha sckror pcrkebunan dan peternakan tcrutama ternak sapi
sehingga dapm mcnjadi salah saru scktor unggulan bagi daerah.
kumput alam, maupun tamanan hawah lainnya ym1g bcrada di pcrkcbunan
kelapa sawit dun karet serta pcmantaatan limbah pertanian tanaman pangan dapat
digunakan sebagai sumber hijauan dalam pcngcmbangan sapi potong, Potensi luas
lahan y:111g tcrscdin untuk pakan hijauan tc1 nak (sckitar 69.464 Ha) dapat mcncukupi uniuk I :1Q.292 ekor/S'T (s;11ua11 tcrnak). Populasi tcrnak sapi di
Kabupetcn Sijunjung baru 111c111:upai 16.205 ckor dart kerbau 18.460 ekor,
diharnpknn masih hisa menampung tarnbahan sckitar I 04.627 ekor lagi, Rum ah
Tu11ggu Pe.crnak (RTP) ~upi potong berjurnlah J.957 KK (kcpala kcluarga) dan
RTf> kcrbnn hcrjumlah 2. 797 KK (Dinas Peternakan dan Perikanan 2008).
Dilihal duri uruiuu di alas lerdapat rantangan dan pcluang uncuk
pcngcmbnngnn icrnak sapi potong di Kabuparcn Sijunjung yang pcrlu dikaji anulisis kcsesuaian Iahan baik sccara biofisik. ekonomi dan sosial budaya serta
ar.rhnn pcngemhangannyn. lnventarisasi potcnsi sumbcrdnya lahan dapat dijadikan
scbagai salah sutu dasar utamu dalam menyusun perencanaan wilayah.
1.2. I<c.-:lll~ka Pcmikiran ,' Perumusan ~lasalah
J
1.4. Bstasan Penelitian
Dalam penelitian ini tcrdapat beberapa barasan yang menyebabkan hasil dari
penelitian ini kurang optimal, antara lain karena :
I. Peta satuao taaah yang digunakan terbatas pada informas! dari peta soruan
lehan dan tanah skala tingkat tinjau yang li1kelun1k~11 Pusbtanak (1990).
2. Tampilan cirra terbaru terdapat banyak awan sehingga dalam penclitian ini
dipakai citra Landsat tahun 2006.
3. Evaluasi lahan yang dilaksanakan lebih bt:rSifat kualitatif sehingga hanya
mcmadai untuk arahan pengernbangan pada tingkat awal, Perhitungan
produksi bahan kering hijauan makaaan temak untuk setiap kelas
kcscsuaien lahan didasarkan pada asumsi hHsil penelitiau di tcmpat lain
( data sekunder),
4. Perhitungan analisis finansial dilakukan hanya terhadap input dun output
tctap,
Hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat antara lain : l. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah Kabupaten Sijunju:ig
kliususnya Din11~ Petemakan dan Perikanan sebagai bahan pertimbangan
untuk pengembangan usaha sapi potong. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat pclaku useha serta investor
yang bergerak di scktor usaba temak sapi potong/usahatani/pcrkebunan
dalarn bcrinvestasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
den kesejehtcraan pctani petemak.
3. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentang lahan-lahen potensial sebagai daser penataan kawasan
pengembengen petemakan sapi potong di Kabupaten Sijunjung,
Gambar I Diagram alir kerangka pcmikiran,
ya
pan 2010
Pengelolaan dan Pemanfaatar; Porensi Daerah Dalam Meningkatkan Perekonomian Deerah
Reneana Ak~i Pernarua Ketahaaan Pangan 2005-
Peningka1an Usaha Sapi Potong
.L Porensi Lahan unnik
Pcningkatan Usaha Sapi Porong
fa-a· uasi Lahan
•
l Kesesuain Laban Untuk Kesesuaian I .inef...i.1ngi1n Hijauan Makauau Ternak
Ekologis untuk Sapi Potocg (HMT)
l Kcrcrscdian HMT :
- Daya Dukung • lndeks Daya Duknng
Aoalisis Spa<ial (SIG)
Kclayakan Einansial lahan-lahat: roten,-. untuk
Pengernbangan S:1pi POlong i Karalneristik Sosial Buda
Masvarakat
Mahan l'eogem:xmgan llsaha Sapi Potnng
5
2.1. Kawasan Penyebaran dan Pcngembangan Ternak
Penataan ruang untuk suatu penggunaan tertentu tidak hanya diperlukan bagi
pemanfaatan oleh manusia saja, tetapi usaha-usaha yang berkaitan dengan
manusia yang rnenggunakan potensi ruang juga pcrlu ditata, agar tcrjadi
keseimbangan dan keharmonisan. Apalagi kegiatan-kegiatan terscbur juga
melibatkan makluk hidup yang jelas sangat tergantung dcngan keberadaan ruang
scbagai lingkungan hidupnya, seperti halnya dengan kcgiatan peternakan y~ng pcrlu penyebaran dan pengembangannya.
Menurur Tarigan (2005), kawasan budidaya adalah kawasan rlirnana
manusia dapat mclakukan kcgiatan clan dapat mernnnfaatkan lahan, baik scbagai
tempat tiuggal atau bcraktifitas untuk mempcroleh pcndapatan/kemakrnuran. Kawasan pctcrnakan merupakan salah satu bentuk dari penggunaan kawasan
budidaya dulam struktur ruang suatu wilayah, yang dapat berupa kawasan hudidaya yang diatur atau kawasan budidaya yang diarahkan. Kawasan budidaya
yang diarur adalah tcmpat manusia beraktifitas dcngan batasan-batasan tertentu. Barasan itu dapat herupa jeers kegiatan, volume, ukuran, tempat, atau metodc
pcngclolaannya. Berbeda dengan kawusan ym1g diatur, cara pcmanfaatan lahan yang diarahkan tidak dinyatakan dengan tcgas, bahkan pengarahannya sering
dilakukan sccara scktoral.
vlenurut Setyono ( 1995), konsep rata ruang dalam suatu usaha perernakan
adalah konsep pcngelornpokan nktivitas usaha tcmak dalam ruang, sehingga
setiap wi.ayah memiliki pusai-pusat usaha ternak yang didukung oleh daerah
daerah sckitarnya. Pengclompokan aktivitas usaha peternakan ini diharapkun
dapar menimbulkan keunruugau-kcuruungun sebagai ocrikut :
I. Mernaksnnalkau kcunrungan usaha karcna kcgiatan pra produksi dan
proses produksi berada dalam satu lokasi kawasao.
2. Memaksimurnkan pelayanan, dirnana fasilitas pelayanan yang dibangun
akan lcbih berdayaguna dan berhasil guna terutama dalam menekan biaya
transportasi.
3. Menjamin keterkaitan antara aktivitas pra produksi, proses produksi dan
pasca produksi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Ternak Sapi Potong
I crnak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
penghasil bahan makanan sumber protein hewani yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan penting art.nya dalarn kehidupan masyarakat. Seeker atau sekclornpok
ternak sapi dapat menghasilkan bcrbagai macam kebutuhan terutarna scbagai
bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan laincya seperti pupuk
kandang. Jrul't rulang dan lainnya (Sugcng 1998).
Riady (2004) menambahkan bahwa pada tahun 2C03. populasi sapi potong
di Indonesia sckilar 11.395.688 ekor, dengan tingkat perrumbuhan populasi
sckirar 1,08 %, idealnya pertumbuhan minimal populasi sapi potong 15,27 %
unruk mcinenuhi kcburuhan domestik, Dari populasi sapi terseout 45-)0 % adalah sapi asli Indonesia yang berpotensi untuk dikcmbangkan. sapi Bali tcrmasuk jenis
sapi tcrbanyuk, diikuti sapi Madura, dan sisanya terdiri sapi Ongolc, Peranakan
Ongole (PO). Brahman Cross. dan pers.Iangan sapi lokal dengan sapi imper
(Simental, Limosusin, Hereford, dan lain-lain).
Pemeliharaan sapi potong di Indonesia dilakukan secara ekstensif, semi
intensif dan inrensif. Pada umumnya sapi-sapi yang dipclihara secara intensif
Pengelompokan aktivuas petcmakan da.am suatu wilayah yang didukung
oleh wilayah sekitamya dan partisipasi masyarakat dinamakan Kawasan
Peteruakan. Sccara umum Kawasan Petcmakan memilikr ciri-ciri umum sebagai berikur : lokasinya sesuai dcngan agro ekosistem dan alokasi tata ruang wilayah,
dibungun dan dikembaugkan olch masyarakat calam atau sekitar kawasan
tersebut, berbasis komoditas ternak unggulan dan atau komoditas ternak srrategis.
adanya pengcmbangan kclompok tani menjadi kelompok pengusaha, scbagian
bcsar pendapatan masyarakat berasal dari usaha agribisnis petemakan, memiliki
prospek pasar yang jelas, didukung olch ketersediaan teknologi yang mcmadai,
mcmiliki peluang pengcmbangan atau divcrsifikas] produk yang tinggi, didukung
oleh kclembagaan yang bcrakses kc hulu dan kc hilu (Direkrorat Pengembangau
Kawasan Khusus dan Tertinggal 2004).
.:!. Memudahkan pemasaran hasil-hasil secara lebih terorganisir, sehingga
posisi tawar menawar (bargailli11g powers Jcbih kuat.
7
2.4. Daya Dukung Laban
Laban adalah suatu Iingkungan fisik yang mcliputi tanah, iklim, relief,
hidrologi dau vcgciasi, dimana faktor-faktor tcrscout mempengaruhi potensi
penggunaannya (FAO 1976). Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001)
2.3. Hijauan Makan an Teruak Sapi Potong
Hijauan Makanan tcrnak (Hvl'l') mcrupakan sernua bahan yang herasal
dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Kclornpok hijauan makanan tcrnak
melipuri rumput (gm111i11ae), lcguminosa, clan hijauan dari rumbuh-rumbuhan l<1i11 scpcrti daun nangka, daun waru dan lain-lain. Hijauan sebagai bahan makanan
ternak dapat diberikau dalam dua ruacam bentuk, yaitu hijauan segar dan hijauan
kcriug. Hijauan segar berasal dari tanarnan yang masih segar seperti rumput segar,
lcguminosa scgar dan silasc, scdangkan hijauan kcring berasal dari hijauan yang
scngaja dikeringkan (hay) ataupun jerami kering. Scbagai bahan makanan tcrnak,
hijauan memegang peranan pcnting karena hijauan mcngandung hampir semua ZDt
yang diperlukan hewan. Khususnya Indonesia, bahan hijauan memegang pcranan
isiimewa karena diberikan dalam jumlah besur. Tcmak ruminansia seperti sapi,
kcrbau, kambing dan domba yang dibcri hijauan sebagai bahan tunggal, masih
dapat mempertahankan hidupnya dan 'mampu tumbuh baik clan berkernbang biak (AAK 1983).
hampir sepanjang hari berada dalam kandang dan diberikan pakan scbanyak dan
sebaik mungkm schingga cepat gemuk. sedangkan secara ekstensif sapi-snpi
tersebu: dilepaskan di padang pcngcrnbalaan dan digembalakan sepanjang ha: i
rnulai dari pagi hari sampai sore hari.
Mengingat kondisi Indonesia yang mcrupakan ncgara agraris maka sektor
pertanian tidak tcrlepas dari berbagai sektor yang Iainnya yaitu sub sektor
petemakan. Faktor pertanian chm penyebarnn penduduk di Indonesia ini
menentukan penyebaran usaha tcrnak sapi. Masyarakat petemak bermata
pencaharian be11i111i tidak bisa lepas dari usaha ternak sapi, baik untuk tenaga,
pupuk dan sebagainya schingga kalau penanian maju berarti mcnunjang produkst
paknn ternak bcrupa hijauan, basil ikuran pertanian berupa biji-bijian atau pakan
penguat (Sugeng 19.98).
8
rncnccfinisikan lahan sebagai suatu wilayah di pcrmukaan bumi. mencakup semua
komponen biosfer yang dapat bersifat siklik yang berbeda 01 alas dan di bawah wilayah tersebut termasuk atrnosfir scrta scgala akibat yang ditimbulkan oleh
rnanusia di masa lalu dan sekarang yang semuanya berpengaruh terhadap
penggunaan lahau olch manusia pade saat sckarmg 1'.an di masa )·ang akan datang.
Kemampuan lahan iland capabduy) dan kesesuaian lahan (lnn1 srtimbility),
mcrupakan dua istilah yang berbeda, Kcscsuaian lahan mcrupakan kccocokan
(adap1ability) suatu lahan untuk penggunaan tertemu Kcscsuaian lahan tersehut dapat dinilai untuk kondisi saat ini atau sereluh diedakan perbaikan
(i111prol'lm1e111). Kesesuaian lahun ditinjau dari srfat-srfa; fisik lingkungannya, icrdiri dari iklim, tanah, topografi, hidrologi .lan atau drainasc scsuai untuk status
usaha raui a1<1u kornodnas rencntu )<mg produkrif (l)jacnudin et al. 2U03).
Kcmampuan luhan diartikan sebagai kapasitas suutu lahan umuk berproduksi. Judi
scmakin banyak jenis ianaman y:mg dapai dikernbangkan atau diusahakan di suetu wilnynh maka kcmampuan lahan tersehut semakin tingg]. scdangkan kcsesuainn
lahan adulah kccocokan dari sebidang lahan unruk ripe penggunaan ierrentu (11111d
utilization 1.1pe) sehingga da'nrn pi:ne,eun.ia.n lahan. aspek manajemen juga hnrus d ipcrtimbangkan,
Wilayah Kabupaten Sijunjung yang beragam merupakan salah satu potcnsi
yang barns dimunfaatkan dalam usaha pcngcmbangan pertanian yang berwawasan u~ribisnis dan pengernbangan pembangur.an wilayah dengan berbasis padn scktor pertauian yang herkelanjutnn (BAPPEDA 2006) menjadiknn unsur cfisiensi
scmbcrdaya peJ1a11i~111 merupakan komponen utama yang harus diperhatikan.
Pcndckatan komocliras icommodity approach) adalah salah satu Iangkah ya11g
dapat dilakukan dalam cfisicnsi sumbeidaya. Pendekatan komodius
rnenggunakan konsep pewilayahan komoditas uneeul~n sehingga akan didapatkan produk pertar.ian yang mcmiliki potensial produktivitas dan mutu tinggi.
Pengcrnbangan kornoditas unggulan barns didasarkan mas kesesuaian komoditas
terhadap lingkungan yang ada, sehingga dalam pengcmbangan komoditas
unggulan (komparutif) faktor kesesuaian lahan hams ruenjadi pcrtirnbangan
pen ting.
9
2.5. Konsep Penginderaan Jauh dun Sistem lnforrnasi Ceografis (~1G)
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni umuc memperoleh informasi
ientang suatu obyck, daerah atau fenomena mclalui analisis data yang dipcmlch
dcngan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena
yang dikaji (Lillcsand and Kiefer 1990). Alat yaug digunakan adalah alat
pengindcra atau sensor yang berupa pesawat tcrbang. sarelit, pesawar ulang-alik
atau wahana lain. Kegiatan pengindcraan jauh tcrbagi menjadi dua kegiatan
mama, yaitu pengumpulan data dan analisis data. Dengan denukian pembicaraan
pengindcraan jauh tidak dapat lepas dari perangkat pcngurr.pulan data dan
iuctodologi analisis data agar mengoasiikan intorrnasi yang bermrnfaar.
Pcngurnpulan data dari jamk jauh dapat dilaki.kan dengsn berbagai bentuk,
tcrmasuk variasi agihan day-a, agihan gelombang buny: atau agihan energi
elektromagnetik. Citra Landsat adalah saJah saru cor.roh bentuk data hasil
perekaman penginderaan jauh dalam bcmus agihan energi elektromagnetik. Citra
Landsat telah banyak digunakan untuk mengetahui kondisi sumberdaya alam di
muka bumi, khususnya untuk melihat tutupan lahan dan jenis penggunaan Jahan.
Kunci keberhasilan terapan suaru sistem pcngindcraan jauh terletak pada
rnunusia (kelornpok manusia) yang menggunakan data pcnginderaan jauh. Data
yang dihasilkan dengan sistem penginderaan jauh hanya akan menjacli infcrmasi
Menurut Soemarwoto ( 1983). day-a dukung menunjukkan bcsarnya
kernampuan lingkungan umuk mendukung kchidupan hewan, yang dinyatakan dalam jumlah ekor per saruan jumlah lahan. Jumlah bcwan yang dapal di dukung
kehidupannya itu tergantung pada biomas (bahan organik tumbuhan) yang terscdia untuk hewan. Daya dukung direnrckar; olch banyaknya bahan organik
tumbuhan yang terbenruk dalam proses fotosintesis per satuan luas dan waktu, yang disebut produktivitas primer.
Salah satu faktor yang diperlukan untuk n.cnganalisis kapasitas tampung
ternak ruminansia di suatu wilayah acalah dengan menghitung polensi hijauan
pakan. Hijauan pakan untuk tcrnak ruminansia ierdiri dari rertmputan. dedaunan
dan limbah pertanian. Estirnasi potensi hijauan pakan pada masing-masing wilayah dipcngaruhi olch keragan:an agroklimat. jenis dan topografi tanah dan
tradisi budida ya pertaruan (Ma· sum 1999).
JO
yang bcrmanfaar bila scseorang memahami asal-usulnya, mengeni bagaimana
mcngiutcrprcrasinya dan mcmahami bagaimarn cara menggunakannya secara
tepat (Lillesand and Kiefer 1990). Karakteristik utama dari metode penginderaan jauh yang cligunakan untuk pcmetaan penggnnaan lahan adalah tingkai
otomatisasi dan objc'.<1iviias yang tinggi, senu dimungkinkan unruk dilakukan
pcrbaikan-pcrbaikan. lnformasi dari citra Landsat dan data vektor dipadukan dan
dianalisis dengan Sistem lnformasi Geograf (SIU) (Tapiador clan Casanova 2003).
I'ernanfaatnn SIU bertujuan untuk mcmccahkan bcrbagai pcrsoulan yang dibutul.kun dalam pengelolann data yang berbasis geografi. SIG mampu
mengintcgrasrkan rangkaian data yang bcrvanasi mulai dari data atribut scperti
dara .a:i;mgun, data spasiol maupun data pengindcraan jauh. scbaga] salah satu
sumber data yang sanga: bcnnanfaat dalam SIG. Hubungan antara SICi dcngan pcngindcraan jauh (indcraja) dapat dikntakan sangat crat. vlcsk.pan dcmikian,
buik mderaja maupun SIU keduanya dapat bekerja sccara tcrpisah, dimana mnsiug-masing menghasilkan infonnasi yang peniing dan relcvan uruuk
kepentingan sumberdaya alam. Apabila kcdua Lck:inlngi ini dipadukan, informasi
yang dipcrolch akan lcbih baik daripada diopcrasikan sccara terpisah.
Menu rut Ma 'sum ( 1999). melalui pemanfaatan interpretasi data sat cl it dengun menggunakan pcrangknt kcrns dan lunak scna oidukung dcngan pcta
topogruti. peta ternaus serta data stausuk pcnaman, dapat dianalisis poiensi hijauan pakan ternak di suatu wilayah lebih ccpat dan cukup akurat, Bcrdasnrkan
data keterscdian hijauan pakan tcrnak di suatu wilayah. dibagi dengan kebutuhan per ckor ternak akan didapatkan kapasitas tampung.
2.6. Husil-hasil Pcnelitiun Tcrduhulu.
Daya d.ikung suatu wilayah dengau penekanan pada kemampuan
menyokong dan menampung, didefinisikan sebagai kcmampuan untuk
meughasilkan keluaran yang diinginkan dan sumberdaya dasar untuk ineucapai
kualitas hidup yang lebih tinggi dan lcbih wajar (Khana et al 1999)
Populasi temak yang melebihi kapasitas dayu dukung sumberdaya lahan
serta berlangsung secara terus menerus ranpa pencegahan, akan berakibat
dcgradasi lahan dan berkurangnya ketersediaan hijauan rnakanan ternak Hasil
11
pcnelitian Wirdahayati dan Bamualim (2007) menunjuksn bahwa penampilan sapi
lokal di Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Rann yang dipelihara bebas
di tempat pengembalaan umum relatif kecil-kecil sebagai akibat rendahnya
pertumbuhan ternak, sehubungan dengan rendahnya kapasitas dan dukungan
pakan yang disediakan dari padarg pcngembalaan umum. Efisiensi pengguuaan
lahan, penanaman tanaman kacang-kacangan [sejenis legum), pengembangan
agroforestri dan penghijauan adalah beberape tindakan yang. dapat meningkatkan
daya dukung lahan, terutama techadap lahan-lahan milik perorangan yang tclah
dibajak kemudian ditelaararkan, dau pcnggunaan ya:ig tidak efekrif lainnya
(Thapa dan Paudel 2000).
Melalui pendekatan perpaduan kondisi agrcklimat dan penggunaan lahan
serta produktivitas tanaman pangan dan hijauan yang ada, maka kesesuaien lahan dan arah pcngernbangan lahan bagi ternak ruminansia dapat ditentukan. lnformasi
daya dukung pakan hijausn yang disajikan dengan nilai Indcks Daya Dukung
(IDD) adalah mcmperlihatkan status masing-rnasing daerah terhadap kcmampuan
penambahan populasi untuk rummansia saar ini. Arahan kesesuaian ekolngis lahan dapat dirckorncndasikan pada dua pola. Penama adalah pola diversifikasi
spasial, yaitu pengembangan pada lahan-lahan yang ielah mempunyai percnrukan,
antarn lain untuk tanaman pangan dan perkebunan dalam bcntuk pola
keterpaduan. Kedua, pola ekstensifikasi spasial, adalah pengembangan pada lahan kchutanan dan alang-alang. Dari hasil penelitian. rekomendasi arahan pengembangan lahan unruk tcmak ruminansia do Propinsi Nusa Tenggara Timm adalah ; a) Pola diversifikasi unruk kelompok ternak sapi potong banyak terdapat
di lahan tcgalan, sawah dan pcrkcbunan. b) Pola ekstensifikasi banyak terdapat di
lahan hutan dan alang-alang, Dilihat dari po.ensi daya dukung hijauan pakan d:
wilayah NTI pada umumnya masih melimpah dan masih marnpu menombah
ternak ruminansia sebanyak 2.}95.384 ST dari pop.ilasi sear ini scbanyak -171.971
ST (Sumanto dan Juarini 2004) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlinda (2007) di Kabupatcn Lima
Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat didapatkan laaan-lahan yang scsuai untuk pengembangan rernak sapi potoog adalab kebun campuran dengan luas 47.045 ha, tcgalan/ladang 22.322 ha, pcrkebunan 16.425 ha, sawah 7.415 ha dengan
12
sisiem diversifikasi, scdangkan semak/rerumputan 16.740 ha dan hutan produksi
I. 786 ha dengan sistcm ekstensifikasi dengan total luas 111.728 ha dcngan total
kctcrsediaan pakan 124.057 ton dengan daya dukung 130.749 ST . l!ntuk daya
dukung hijauan makanan ternak didapatkan status aman dengan luas 94. 981 ha
(34.65 %), status rawan adalah I0.95i ha (4.00%) status kritis 1.296 i:a (0.47%) dan status sangat kritis adalah 4.494 ha (1,64°/.,).
I 3
Tobe] J Jenis data sekunder
No Jellis data nhun Bentuk Sumber Data Data Kcbijakan Pcmbangunan DJ»s Peremekan Kabupaten I. Renstra Sekror Peternukan 20C.S Tabular 2006-2010 Sijunjuog
'.Stau.st.tk I'eternakan 2008 Tabular 031.as Petemakan dan Perikanan 1. Kab. Sijuniung
Data karakteristik dan J. kesesuaian lingk-ur.gan ekologis sapi potocg dan 1998 Tabubr Puslitbangianak Boger
HMT 4 Sijunjung Dalam Angka Tabulai Bappeda Kabupaien Sijunjung
Data PDRJ3 2008
5. Data Curah l lujan 2004 2008 Tabular Dinas Pertanien
dari :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini acalah data primer clan data
sckundcr. Data primer adalah data hasil peninjauan lapangan berupa data basil
wawancara tentang input dan 9111pw usaha temek, data hasil wawancara dcngan
stakeholders tentang bagain.ana pcrscpsi yang mcnggambarkan keinginan
masyarakat dalam pengembangan peternakan. Scdangkan data sekunder terdiri
3.2. Data
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sijunjung Propinsi Sumatera Bara!
yang tcrdiri dari 8 Kecamatan. Secara geogiafis Kabupatcn Sijunjung berada pada
posisi antara 0"13"43" · 1•· 41 · 46'" l S dan 10lu30'52'' - 100" 37' 40'' BT,
(tcrsaji pada Gambar 2) dengan batas-batas scbagai bcrikui :
Scbelah Uram : Kabupaten Tanah Omar dan Kotamadya Sawahlumo.
Sebelah Timur : Propinsi Riau
Sebelah Sclatan : Kabupaten Dhamasraya Scbelah Baral : Kahupaten Solok
Pcnclitian ini dilaksanakau pada bulan Mei sampai dengan Descmbcr 2009,
meliputi tahap : persiapan. pcngumpulan data. pengecekan lapangan dan analisis.
3.1. Lokasi dam Waktu l'enelilian
3. .YI F:TO DE PE~£Lill.'-\N
Gambar 2 Pein lokasi penelitian Kabupaten Sijunjung.
Pmgam Stud! ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstltut Penanlan Bogar 2010
G . .
PETA LOKASI PENELITIAN KABUPATEN SIJUNJUNG
"V-·-
·. \
5 KOTA BUKITTINGGI
Keterangan KAB/ KOTA - 1 SIJUNJUNG
g • ..
• ~
"9-:'-Jli ');JO'V'E co .... IW'»OE IU•Wt )C;l~t!
~ ~
~
N ' ~-)( A ~ • " ;. .
(""- "\_3 0 1020 40 60 80 ~
' ~~ PROPINSI StJM/ITERA BAP.AT Kilometef'S ~ - 1 0
\ l\:s
i E u 0
15
(pernbuatan mosaik) dan koreksi geometri dari citra Landsat dengan path/row
12.6!060, 127/060 dan l27i061 rnenggunakan pendekatan tetangga terdckut
(nearest neighbour) serta penajaman citra guna memudahkan proses klasifikasi.
Proses klasifikasi diharapkan memiliki tingkat akurasi >85%, bila kurang dari
angka tersebut harus dilakukan pecgulangan dalam pengarnbilan comoh.
Selanjurnya dilakukan klasifikasi dengan meto<le klasifikasi tcrbimbing
(supervised ciassification). Pcndckatan yang digunakan adalah Maximum
Likelihood Classification (MLC) sehingga dihasilkau peta penurupan/penggunaan
lahan tahun 2006 yang digunakan sebagai bahan dalam analisis ketersediaan lahan
khususnya untuk pengembangan sapi potong.
tiga data citra
3.3.1. Ideurifikasi penggunaan lahan
Analisis diawali dengan mclakukan pcnggabungan
3.3. Analisis data
Alat yang digunakan dalarn penelitian ini amara lain sepcrangkat kompu.er
dcngan piranti lunak utama Arc GIS Versi 9.2. l:.rda.~ Imagine 9.0; dan program
pendukung lain yaitu : Expert Choice 2000 .. slicrosofi Excel dan Microsoft Word
serta GPS (G/ob(I/ Positioning System). Piranti luoak Microsoft Excel dan Microsoft 1Vord dipakai untuk penulisan dan pcngolahan data sekunder yang
berupa angka dan gambar, Arc G!S 9.2 digunakan untuk analisis spasial menggunakan analisis SIG dengan mclakukan iumpang tindih bcrbagai pcra,
sedangkan piranti lunak Erdos Imagine 9.0 digunakan unruk melakukan interprctasi citra Landsat.
Tahcl 2 Jcnis peta vans di dizunakan , "' "
No Jcnis peta Skab Tahua Bentuk Sember --
I. Peta RRI Kahupaten
I : 50.000 20a& 01gi1al Bappeda Sijunjung Sijunjung Digiial Biotrop Training clan
2. Cil:a Landsat 10:)6 lnformation Center (Bl IC}. Bog or
.3. Peta Kontu.r lnterval Digital Bapedda Sijunjuag 25 meter
Peta LREP I lembar 4. Solok(08 I 5) :: 250!'.>00 :9:x> Digital Puslitbangtanak Begor
I 6
T - (Suhu Udara (°F) ~ 9!5 (0C)+32 RH= Kclcmbaban Udara
* Sumber air bersifat alteruatif THl =T-0,55( 1-RlmOO)(T-58)
~ 50 ,, 50
70-W < 70, > 80
" 8 >S <: 4000 >4000
Ada Tidzk Ada
~.S-9,0 <6,5, >9,0
540 >41)
:;- 1.250 >l.250
Temperature Humidity ludeks Tl II (n)
Keterscdlnau Air Hulan kcring (<100 mm) Curah Hujan/Tahuu (11u11) Kcbcradaan Sumbcr ,i\ir.+
Kualitas Air (q)
pH Air Terrain Is)
l.crcng (%) Elevosi (%)
Batuan (%)
Kc$C:O:uaiun l...ingkun.1)4H Sapi L>ikandtingk .. '11'1
Scsuni (S) Tidnk Scsuci (N)
kompllasi/pcmaduan peta LREI' J (0815) Sumatern lembar Solok. pew lcrcng
{diiurunknn dari pctu kontur] don pcta adrninistrasi menggunakan program llrc
GIS. Tujuan dari tahapan ini adalah unruk mcmbuat sntunn lnban homogcn. Kemcdinn pcmaduan dnta/infcrmnsi pcnunjang geofisik lahan, yang akau
dipcrolch informasi kuatiras lahan. Sclanjutnyn rlilakuknn analisis kcscsuaian
ckologis sopi potong dun lnhan HMT, yairu dcngan mcncocokan (matchi11Jt}
antara kualnas lahun dcngan kriteria kebutuhan exologis sapi potong dan kcscsuainn 1!~1J11 HMT snpi potor.g, schingga d.hasilkan peta kcscsuaian lahan
untuk lingkungan ckologis sapi potoug dan kesesuaian r IMT <ii Kahupn'en
Sijunjung,
Tabcl 3 Kriteria penilaian lingkungan ekologis ternak sapi dikandangkan
dan tindih tumpang mclakukan diawali Anal isis
H ijauan Makanan Ternak (H MT) menggunakan kriteria F 1\0 dalam Framework
of land Evaluatton (FAO 1976). Kelas kcsesuaian lahan dibagi mcnjadi empat
kelas, yaitu : SI (sanga; sesuai), S2 (cukup scsuai), S3 (sesuai marginal) dun N (tidek sesuai), scdangknn untuk kesesuaian lingkungun ekologis sapi potong
dibagi dalam dua kelas yairu S (sesuai) dan N (tidak scsuai).
Analisis kcscsuaian lingkungan ekologis sapi potong dan kesesuaian lahan 3.3.2. Analisls Kcscsuaian Lahan
17
lndeks Daya Dukung (IDD) adalah angka yang rnenunjukan status nilai daya
dukung pad a suaru wilayah, indeks daya dukung hijauan makanan tcrnak dihitung
Daya dukung (ST) Produksi bahan kcring_cen.ia (Kg} Kebutuhan bahan kcring ccrna sapi dewnsa
(KgiST) =
ldentifikasi tingkat ketersediaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dapat
ditcntukan dengan rncnghitung Daya Dukung (DD) dan Indeks Daya Dukung dari
lahan yang ada. Pcrhitungan dilakukan u11111k keadaan kesesuaian lahan aktual dan
potensial. Daya dukung hijauan rnukanan ternak adalah kernampuan suatu wilayah
untuk menghasilkan pakan terutarna oerupa hijauan yang dapat menampung bagi
kebutuhan scjumlah populasi sapi potong dalam bcutuk segm maupun kering,
runpu melalui pengolahan dan diasumsikan pcnggunaan hanya untuk sapi potong.
Daya dukung hijauan dihitung oerdasarkan produksi bahan kcring cerna (BCK)
tcrhadap keburuhau satu satuan ternak (I ST) dalarn saru saruan tahun, dimana total keoutuhan pakan = populasi ternak (ST) x 1, 14 ton Berat kering cerna
(BCK)/tahur1. Umumnya ST dcwasn (250 kg), dcngan mcnggunakan persamaan
sehagai berikut (Sumanto dau.Juarini 2006) :
3.3.3. Identifikasi Tingkat Kctcrsediaan Hijauan Makanau Ternak
* f\•{n(~jfik;:,si dari kriteria tidak sesuai
18-37 <ll<.>37 60-90 <60,>90
<8 >8 750-4000 <.750_,,,IOO()
Ada Ti<la'.< Ada
6,5-Q,O <6,5, >9,0
<4·'.) >40 < 1.250 > 1.250 s 5(} ~ 50
Sesuai (~) Tidak S=suai (NJ Rcjlm Temperatur (t)
Suhu raiu-rata (°C) Kclcmbaban (%)
Kctersediaun Air Hulan kcnng (<100 mm] Curah Hujan/'l'ahun (mm) Keberadaan Sumber Air"
Kualitas Air (q) pH AJr
Terrain (s)
Lereng (%) Ele•1a>i (%)
Batuan (%)
Kesesuaian Lingkuugan Sapi Gcmba lo Karakteristik
Tabcl 4 K:iteria penilaian lingkungan ekologis tcrnak sapi gcmbala
18
Sumber : Sumanto dan Juariui (2006)
I'roduksi hijauan merupakan produksi rclarif untuk masing-masing kelas
kesesuaian, dimana untuk xelas : SJ ~ 80 - l ()0 %, S2 = 60- 80 % dan SJ - 40 -
60 % dari prodoksi rata-rata rnasing-masing hijauan atau daya dukung lahan. sedangkan kelas N tidak diperhitungkan (l Iardjowigeno dan Widiarmaka 2001). Pcrhitungan ini menggunakan asumsi nilai produksi rata-rata dari setiap
kescsuaian lahan. Karakterisasi pakan limbah tanaman pangan dan potensi palcan hijauan pada setiap penggunaan lahan scpcrti ditunjukkan Tabcl 6.
Ketereediaan sumberdaya pakan secara fung.~ioual mencukupi kelxuuhan Iingkungan secara efisrcn, Arn:·111 4. >2
Pengembahan bahan crganik ke alarn pas paean; Raw an 3. > 1,5 -2
- Ternak relah mernpunyai pihhan untuk memanfaarkan sumber daya tempi belum ;erpcauh1 aspek konservasi;
Kntis 2. > I - 1,5
Ternak tidak mempunyai pilihan dalaru memanfaaiknn sumber daya yang tersedia Tcrjadi pengurssan dalnm agro-ekosisremnya. Fidak ndu hijauan alami maupun limbah yang kem;ali mclakukan siklus haranya,
Sangat kritis I.
Keterangan Kritcria Iudcks Daya Dukunz Nu
Tabet 5 Kriteria status daya dukung hijauan makanan ternak berdasarkan indeks daya dukung
Berdasarkan iudeks daya dukung hijauan makanan rernak maka diperoleh kritcria statusdaya dukung l.ijauan. yang dapat di lihat pada Tabel 5.
To:aJ prQduksi bahan ker:nl:...!=_G,,m~a~{K~~I -~ lndcks daya dukung hijaurm = L poputasi rurmnansia {ST) x kebnruhan BKC sapi dcwasa
(KgtST)
dari total produksi hijauan makaunn ternak yang tersedia tcrhadap kebutuhau
hijauan bagi setiap populasi teruak ruminansia dt suatu wilayah. lndeks daya
dukung dihituug bcrdasarkan BKC dengan pcrsamaau sebagai berikut ( Sumanto dan Juarini 2006i:
19
*) Sumbcr : Sumanto dan Juarini (2006); **) Tingkat kcccrnaan diperhirungkan 50% BCK
Pcrhitungan jumlah populasi ternak ruminansia dalam satuan ternak (ST)
didasarkan puda data nilai ST tcmak ruminansia utama Kahupaten Sijunjung seperti ditunjukkan pada Tabel 8.
}. Tegaian/kebuu
4. flutan Rakya:
5. semak
Lain-lain
2,000 (c) x (dl x o,s•• 2.000 (c) x (d) x o.:•• 2,8i5 (c) x [d) x 0,5** 03(10 (c) x (dl x 0.5**
1.000 (c) x [d] x 0,5** 0,750 (c) x (d) x o.s••
Karet
2X setahun)
2. Perkebunan
(c) x (d) x 0,5*' 0.500
(agroklimat kcring)
bcra ( rnasa l•Utam
{c) x (d) x 0,5** I, 25-0 - galengan
1. lahan Sawah
Produksi (BKC!Ha/thL
(e)
Produkriviras pakan hijauan (foniHa!tt)
(d)
Luas Qia) (c) (b) (a)
Pengguraan Lahan No
Fabel 7 Karaktcnsas: potensi pekan hijauan pada setiap penggunaan lahan
Sumber : Sumanto dan Juarini (2006) dan 3) data diolah dari AAK (1983) Untuk mengetahui daya tampung suatu kawasan perkebunan kelapa sawit
dan karet dalarn sctahun maka perhirungannya adalah : total prcduksi (dalam kg
BK) : konsumsi l ST (kg) : hari (dalam l tahun). Asumsi I ST setara dcngan 250 kg; konsums: sctara dengan 2.5 'lo Bobet Hidup (BH), I tahun sctara dengan J65 hari.
Tabcl 6 Karakter.sasi pakan dari hijauan makanan temak J\o Jonis Hjauan Luas Produksi flK C Daya Total Produksi
(T Oll'hz.ith) Cerna BKCTon (n) (b) (c) (d) (e) (f)
l. Rumour Le pangau 2 0,5 (c) x (d) x (e) 2. Rumput Gajah 40* 0,5 (c) x (d) x (e) 3. Lcguminosa 12, I c• 0,5 (c) x {d) x (e) 4. Jcrami Padi 9 0,140 (c) x (d) x (e)
20
Kriteria yang digunakan adalah apabila: a) nilai NPV > 0, maka pengembangan usaha sapi potong layak untuk
dikembangkan.
b) nilai NPV < 0, maka pengembangan usaha sapi potong tidak layak untuk
dikembangkan.
c) nilai NPV = 0, maka pengernbangan usaha sapi potong baru mencapai
Bt - \llnnfont yang dipcrolch sehubungan dengan usuha atau proyek pada times series (tahun, hulan, <Ian sebagainyu) ke-t (Rp);
Ct - Bia ya yc111g dikcluarkun sehubungan dcngan proyek pada times scnes ke -t tidak dilihut apakah biaya tcrscbut dianggap bersifat modal Ipcmbclian peralaran, tanah, kontruksi dun sebagainya) (Rp);
~ Mcrupakun tingkat suku bunga yang relevan: = Periode (I, 2, 3, .... , n).
Unruk 111cnc11tuk1111 kelayakan finansial duri usaha sapi potong terschut dilnki.kan analisis kuanrilnrif dcnt(r111 mcnghitung :-JPV, Net BCR, d:111 IRR (Soekartawi 1995).
a. Net Present V(d111· (NPV) Net l'resent Value (Nl>V) utau uilui uunbuh adalsh nilai sekarang dari arus pcndapatan yang ditirnhulkun oleh pcnnnamnn investasi. Mctode ini menghitung
sclisih antara mnnfaat/penerimann dcngan binya/pcngcluuran. Perhirungan diukur dcngan nilai uang sckarang (m present 1•t1l11E') dc11g~111 rumus :
J.J.-1. Analisis Finnuslal
No Jeuis Ternak Jumlah (ekor) Paktor konvcrsi" Jumlah (ST)*'
Sapi Potong 16.205 0,7 11.344 2 Kcrbau 18.460 0,8 14,768 J Kambinj; 11.177 0,055 615 4 Domba 1.851 0.()55 l02
l'otnl 47.693 26.828
Sumbcr: Dinas l'~ternakan <tan Perikanan Kabuparcn Sij 11 nj llng (2008). darn diolah; "Suruanto dan Juwarni (2006}. ** [data diolah)
Fabel 8 Nila] Saruan Ternak (ST) ruminansia utama di Kabupaten Sijunjung lahun 2008
21
dimana: i' = oilai pcrcobaan pertama untuk discount rate; i" = nilai percobaan kedua untuk discount rate; NPV' = nilai percobaan pertama untuk NPV; NPV" = nilai percohuan kedua untuk NPV.
NPV" IRR = i"+(i"-i') t . • Nl'V - Nr•v
c. /11/em(I/ Rate ofReturn (JR/I)
Internal rate of Return (I RR) adalah suaru tingkat hunga yane menunjukkan nilai sekorang netto (NPV) samu dengan jurnlah scluruh invcstasi proyek atau riengan
kata lain, puda tingkat suku bunga bcrapa NI' V suma dengau nol (NPV - 0). Tingkat suku bunga tcrscbut ndalah tingkat bunga maksimum yang dnpar dibayar
olch suaru kcgiatan usnha untuk laktcr produksi yang digunakan. Perhitungan IRR
dapnr dirumuskan scbagai berikut :
Kriteria ya113<1ie111111b11 adalnh apnbila :
a) nilni B/C> I, maka pcngcrubaugan sapi potor.g layak unruk dikcmbangknn. h) nilai R/C<I, maka pcngcmbangan sapi potong ridak layak uruuk
dikembangkun.
c) ni lni R/(' = I, maka pcngcmbnngan supi potong baru mcncapai break c1•c11
point (i111p11s).
B/C = r•: " LCilU+i)'
I•/
" l_Btl(/ + i) t
atau
• Net OCR - } (llt-Cl)/(I + i) ,_, ,.,
h. Benefit Cost Ra110 (B/C Ratio)
Net Benefi: Cost Ratio (Net 1:3/C) adalah nilai perbandingan antara nilui manfaat
bersih dengan hiaya hcrsih yang dipcrhitungkrn uilainya saat ini. Net BiC dengan
mcnggunnkan rumus:
break even point (impas).
22
Arahan lahun pcngcmbangan rernak sapi potoug rncnurut kesesuaian lahan
ckologis didasarkan pada peta kescsuaian lingkungan ekologis sapi potong, peta
kesesuaian lahan dan peta penggunaan lahun saut ini, schingga arahan Iahan
pengembangan sapi potong meliputi (Sumanto dan Juarini 2006):
(TD).
.i . .l.5. Arahan Pengemhaugan Supt l'otong
Kapasitas pcningkatan snpi potong mcnunjukkan jumluh populosi sapi
potong mnksimal yang ma~ih mampu di tampung olch satuan wilayah dalam sunrn wilnyah. 'liloi kapusitns pcningkntan sapi potnng cihitung scbagai selisih antara
101al days dukung hijauan makanan .crnak dengan jumlah popula~i rernnk
ruminansiu utn11111 yang ado di wilayah tersebut [sapi, kerbau, kumbing dun
domba), yang di hitung dengan satuan ternak (ST) (Lcmbaea penelirian !PB
200 I). Pada pcrhitungan pcnelitian ini di asumsikan penambahau kupusi ias hunya
untuk tcrnak sapi potong dcwasa,
Prioritas nrahnn lnhnn pcngcmbnngan sapi potong udalnh lahan-laha« yang
scsuai untuk Li11gkun!!al1 ckologis sapi potong (S) dan indeks dayn dukung hijauan
makunan ternak bcradn pudu status a111a11. Prioritas dnya dukung aruhan lahan
pcngcmbangan snpi pt1!(111g ditcnrukan benlasarkun potcnsi daya dukung hijauan
makauan lernak. Urutan prioritus didusurkun pada urutan bcsurnya porcnsi daya
dukung hijaunn makanun ternuk dari masing-rnasing sistem arahan divcrsilikasr
(perkebunan, suwah dnn kcbun carupurau) dan ckstcnsifikasi (semak bclukar dan
bekas tamhang). Poteusi dnyu dukung lnjauan rnakunan tcrnak tcrdiri dari duya
dukung dan luas lahun. I.ahan hukan prioriras rncrupakan lahan-lahnn yang tidak
sesuai (N) untuk lingkungan ckologis sapi potong clan nilai indcks daya dukung
bcrada pada status rawan, kritis dan sangat kritis serta lahan yang tidak dinilar
Krireria yang d.gunaxnn adalah apahila:
a) Nilai [RR> I; rnaka pcngcmbangan usaha supi potong layak untuk
dikembangkan.
b) Nilai !RR<. l ; maka pengembangan usaha sapi potong tidak layuk untuk
di kcmbangkan.
c) Nilai !RR= 0; maka pcngembangan usuha sapi potong mcncapai titik break
en?1) poin: .
23
3.3.6. Analitic Hierarchy Process (AH I')
Untuk mengetahu: isu sentral sebagai prioritas kcbijakan pembangunan.
maka dilakukan ana.isis dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process (AHP). Untuk mendapatkan skor yang dipcrlukan, maka dilakukan
penyebaran kucsioncr yang telah disusun sebelumnya dan wawaucara dengan
berbagai unsur yakni Pemda, Pcdagang ternak, DPRD dan Petcrnak. Tuj11m1
utama yang ingin diperoleh dari metode AHP ini adalah ingin menjaring perscpsi
awal tentang prioritas usaha petemakan yang perlu dilakukan dalam kebijakan
Kombinasi antara kescsuaian lingkungan ekologis. ~1311ls dayu dukung
hijauan makunan rcrnak, sistem arahan lahan dun potcnsi daya dukung menghesilkan matnks prioritas arahan pengcmbangan sapi potong. Anulisis spasial untuk mcngetahui sebaran tingkat kctcrsedraan hijauan makanan ternuk
dan arahan lahan pengcrnbangan dengan mengguraknn pendekatan SIG. Proses proses yang dilakukan yoitu opernsi tumpang tindih pcta satuan lahan deugan peia
wilayah kecamatan, gabungan basis data dcng .. n data atribut szruau lahan, q11a1y
(pemanggilan data) untuk pembuatan peta tcmatik, pcrhirungan luas lahan dan d:ty~1 dukung.
I. Divcrsifikasi. yaitu wilayah yang secara ekologis sesuai untuk ternak dan
tclah dig.makan arau diperuntukkan bagi kegiatan scktor dan sub sckror serra
komoditas lain, sepcrti lahan perkebunan, lahan hu:an procluksi dan lahan tanaman pangan
Simbol yang digunakan untuk wilayah diversiviknsi, misalnya mclipi.ti :
Dp=-Divcrsifikasi perkcbunan (kelapa sawir, karet dan pcrkebunan rakyat) Os - Divcrsilikasi sawah
Dk - Di vcrsi fikasi kebun campuran
2. Ekstensillkas], yaitu wilayah yang secara ekologis scsuai unruk rernak dan
belum dipcrunu .. kan bagi kegiatan komodiias tcncn:u. Wilayah ini urnumnya
mcrupakan wilavah yang 1id1k procuktif bcrupa kuwasan 3J1111g-alang, sernak bclukar, lahan-lahan tcrlantar, dan hutan konversi.
Simhol y,111g digunakan untuk wilayah ckstcnsifikasi. mrsalnya mcliputi : Es Ekstensi fikasi semak bclukar
Eb - t:ksccnsi likasi lahan terbuka
24
pembangunan di Kabupatcn Sijunjung. Mctodc pengambilan dcngan
menggunakan purposive sampling. dengan kritcna resporden adalah pihak-pihak
yang terlibat langsung atau minimal pemah terlibat dalam perumusan kebijakan
pembangunan di Kabupatcn Sijunjung. Kriteria respondcn tcrschut rlimaksudkan agar jawaban yang dipcrolch dapat mencerm:nkau kondisi yang lebih rcalistis
dalam pcrumusan kebijakan pernbangunan. /\nalisis Alli' dilakukan dcngan
peraugkat lunnk Expan Choice 1000.
l.angkah-langkah yani: dilakukan da.am melode Ali!' adalah (Saary J 993 J :
I. Mengidcntifikasvmenctapknn mcsalah-mesalah yang muncul:
2. Mcnetnpkan tujuan. kritcria <Ian hasil yang ingin dicapar:
1. Mengidenti fikasi kriteria-kritcria yang mcmpunyai pcngaruh tcrhadap
nrusalah yang ditctapkan; 4. Menetapkan struktur hirarki;
Mcnuru Saaty ( 1993) hirarki a<lalah suaiu sisiem yang tersusun dari beberapa levtlllinckatan, dimana masmg-masing tingkat mcngandung bcberapa unsur atau faktor, Ha' )a110 dilakukan dalam suatu pcncrapan
hirark1 adalah mcngukur pengaruh berbugai kritcria yang rcrdaput pada hirarki. Padu unu.mnye masalah dasar yani;. m1111cu: dalum pcnyusuian hirarkhi adalah menentukan level tcrt111ggi dari bcrbagu: interaksi yang
tcrdapa; pada berbagai level:
5. Mencntukan hubungan anrara masalah dcngan IUJuan, basil yang diharapka»,
pelaku I objek yang bcrkaitan dengan masalah, nilm masing-rnasing faktor;
6. Mcmbmdi ngkau ultcrnutif-altemati r icomparauve judxeme111);
7. Menentukan 'nktor-faktor yang menjadi prioritas (Synthesis of p1·iority):
8. Mcncntukan ururan altematif-altematif dengan mempcrhatikan logical consistency.
Data yang dianalisis dipcroleh dari hasil kucsioncr tcrhadap para rcsponden
re1pililt yang tcrdiri dari unsur-unsur Pemerintah Daerah, DPRD, ncdagang ternak
dan pcternak. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat penelirian. Skor yang
diberikan oleh sctiap n .. ·sponden bersifat subycktif, artinya sesuai dengan perscpsi
masing-masing rcsponcen terhadap kebijakan pcmbangunan di Kabupaten
Sijunjung. Nilai skor dari basil kuesior.er rcrscbut dianalisis dcngan bantuan
25
Garnbar 3 Diagram Alir Penelitian.
D•yi Oukung (DO) . Day• dukung hijau•n - tndelc$ ~ay-J d~~,.ng
Daill Karukteristik ..- Sosiel Budaya
Aoohsis Spo<i.11 '
- Kelayakau F'i11ansi;if
llrnhao Jan Prioritu Areban Pengemba11gan Temak Sap:
l'oton;
I Ketersedlan Hijauan
Makaruin Iemek
1 - Dma Pcpulasi tump.sng Pola Penggunaan Tomok~pi Tindih l.ahan Fksisting 1•01ong
Cc~ L Lllp11ngon
I • Analisis,'
lnterprerasi
Ciera Landsat
!•eta Administraxi
Data K"atitai>Xarnkte:isuk Saruan taoon
Keses.mtao Kesesuaian Lahan l.ingkungan Taeaman Hijsuan
£.:kologi• Ternak Makanan Ternak ~
l Sesuai Sc.ii.ii I (Sl (~I. S2, S3)
-
program aplikasi Expert Choice 2000 dcagan mempcrhatikan rahapan-tahapan di atas.
26
Tabel C) Matriks tujuan, analisis. pcubah, data dan kcluaran penelitian
1'o Tujuan Analisis! Peubah Data Keluaran metode
Idcotifikasi Pcngolahan ciua Ketersediaan C:tra Landsat Jenis penggunaan penggunaan surnbcr pakan 2006 lahan potensial Jahan JTijauan Peta RBI untuk
Maka nan pengernbangan Ternak sapi potong Bares-boras hut an
2 Penilaian A.Ja<./Jlng antara Curnh hujan Peta iklim Lahan yangsesuai kesesuaian karakrerist.k Jcrus ranah PH air unrak ekologis I• 1\gk'lltl£;lU lahan dcngan Ele\.·asi Turunan citra S(l.pi potong dan ekologis say.i pcrsyararan Lcreng SRTM Iahan yang sesuai porong dan Jiugkungan Kesuburan J'eta LREP unruk tanaman Hijauan ekologis sapi ta nail Turunan Citra TTMT Makanan poicng dar. <lr11a SRTM Ternak kescsrnian nara kesesuaian
HMT ling.ckologis sapi potong Data kesesuaiaa lohanHMT
3 Menghitung lhya rlnl,111g - Produksi Peta kescsuaian Kemampuan lahan Daya dukung (DD) hjj;n1au lahan datam lahan dan lndeks IJ<iya - Populasi Data populasi mcnarnpung indeks daya Dukung (IUD) retn:ik ternak icrnak (ST) dul11ng lahan
4 Mencntukan Nl'V Ketersedian - Data kuesioner 13ahon kclayakan !KR modal - Dara wawancara perumbangan investasi B!C Ratio Anis untuk
penerimaau pcngcrubengan .J\r\15 biaya u-aha ternak Arus pendapatan
5 J\·,erl'enruk;;n /-\1hl~isis AJIP Kesesuaiau - Data kucsioncr Dahan arahan dan lahan dan - Data wawancara rckomeudasi prioritas arahan li1igku1\gan - Peta administrasi pengembangan kawasan Kelayakan usaha sepi potong penyebaran da1 Finansial pengembanaan Karaktcristik sapi potong sosial budaya
27
Kabupatcu Sijunjung dicominasi oleh pegunungan dengan kemiringan
lorcng > 16%, yaitu seluas 191.980 ha atau 61 ,32% wilayah Kabupaten Sijunjung
dan tcrscbar di seluruh wilayah kabupatcn. Jajaran perbukitan seluas 54.050,5 ha
arau 16, 79 % dari total luas wilayah. Sedangkan wilayah yang memiliki fisiograf datar sampai bcrombak dengan kemiringan 0-8% hanya mencmpati area seluas
68.524 ha atau 21,89 % dari luas wilayah. Kemiringan 8-16% berada di sebagian
Sumher : *) Bakesurtanal 2003. '"*)turnnan dari pera kontur Kabupatcn Sijunjung (data diolah)
Tabcl I 0 Kerniringan lcrcng Kabupatcn Sijunjung Nn Kelas lcrcng (%) Bentuk wila~-ah• Luas (ha) .. Pcrsentuse (%)
I 0-3 Datar 35.741 I 1,42 2 3 . s l.andal 32.783 10,47 3 8 -16 Miring 52.5i6 16,79 4 16- 30 Agak tcrjal II 3.6S7 36,31 5 30-40 Tcrjal 39.764 12,70 6 >40 Curam 38.529 12.31
Jumlah 313.080 100,00
4. l. I. Topografi dan :\lnrfnlngi
Wilaynh Kabupatcn Sijunjung mcmiliki ting.<at kcmiringan lereng bcrvariasi araara 2-60 %. Kondisi topografi Kabuparen Sijunjung bervariasi antara bukir,
borgclombang Jan dataran. Kcmiringan tanah atau kclcrcngan tanah
mcnggambarkan bcntuk kedurlukm tanah tl-rhldap b.dang datar yang dinyatakan dulnm pcrscn (%). Pcmbagian topograf (benruk wilayah) di Kabupatcn Sijunjung bcrdasarkan kenuringan tanah )"<ing diturunkan dari pets kontur dibagi kc dalam 6
(enum) kelns scbaguimann tersaji poda Tabel I 0.
Kabupaten Sijunjung adalah salah satu dari kabuparen 19 kabupaten/kota di
Propmsi Sumatcra Barar <lengan luas wilayah 1.1 :rn,RO Km2 atau 7,41 % dari luas
wilayah Propinsi Sumatcra Barnt (DPS Kabupaten Sijunjung 2008). Sccaru
gcologis Kabupaten Sijunjung terdiri dari dataran hingga berbukit di antara
dcrctan Bukit Barisan dengan bahan induk batuan kapu: (kar~t) yang rnernanjang dan nrah barat but sarnpai dcngan arch 1enru:.1rn wilayah Kabupatcn Sijunjung.
4.1. Fisik Wilayah
4. KEADAr\N lThlUl\1 DAERAFI PENELITIAN
4.J .3. Daerab Alinn Sungai (DAS).
Keadaan air suatu daerah aliran sungai dipeogaruhi oleh berbagai unsur
hidrologi antara lain dcngao kcberadaan sungai, danau, rawa, curah hujan dan
lain-lain. Kabupatcn Sijuojung adalah salah satu Kabupaten yang mcmiliki
banyak sungai (29 sungai besar dan kecil) diantaranya adalah Batang Sinamar,
Gambar 4 Sebagian bentangan lahan di Kabupaten Sijunjung yang menyebahkan keterbatasan pemanfaatan pctcmakarl seeara optimal.
4.1.2. Drain.ase
Kondisi drainase di wilayab Kabupaten Sijunjung adalah baik dan
cenderung cepat, sehingga di beberapa lokasi dengan kemiringan > 25% mcmiliki potensi terjadinya erosi maupun tanah longsor.
besar wilayah Kecamatan Koto VII, Kupitan, Kamang Baro dan sedikit di wilayah !V Nagari yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Lubuk Tarok. berupa dataran berbukit di atas endapan campuran, Kemiringan >40°/o berada bampir di
seluruh wilayah. Tetapi Kecamatan Sumpur Kudus dan sisi selataa Tanjung
Gadang, IV Nagari dan Lubuk Tarok merupakan wilayah yang didominasi oleh pegunungan dengan kemiringan lereng > 40% dan ketinggian lebih dari 300 m.
Kawasan ini merupakan deretan Bukit Barisan yang ditetapkan pemerintah
sebagai kawasan lindung. Morfologi daerah terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu terjal pada bagian barat dan timur, dataran dibagian tengah dan perbukitan landai
yang terletak diantaranya.
29
Sumber : BP N Kabupaten S1JUnJung
t\o Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase I Karnpung/ Pemukiman 4 901,8 1,57 2 Industri 19,0 0,01 3 Pertambangan 607,0 0,19 4 Saw ah
Irigasi Tcknis 9 300,0 2,97 Non lrigasi 2 228,0 0.71
5 T anah Kering 31 322,() 10,00 6 Kcbua Carnpuran/Sejenis 12 102,0 3,87 7 Perkebunan 72 681,0 2~,21 8 Hutan ! :59 764,8 51,03 () Padang/Semak/Alang-Alang 19 146,0 6,12
10 Perairan Darat 18,8 0.01 II Tanah Terbuka/Tandus/Rusak/Kosong 885,5 0.23 12 Lainnva 104,3 0.03
Jumlah 313 080,0 100,00 ..
Tabet 11 Luas lahan Kabupaten Sijunjung menurur penggunaannya rahnn 2008
4.2.1. Pcnggunaan Lilian.
Kabupmen Sijunjung mempunyai luas 3.13.0& Km2 yang terbagi dalam 8 Kecamatan dengan 54 Nagari yang merupakan penggabungan dari desa-desa
seielah diberlakukannya otonomi daerah, Komposisi penggunann lahan saat ini
berdasarkan data BPN Kabupaten Sijunjung rahun 2008 adalah hutan dengan persentase terbesar yairu 51,03 %, perkebunan 23,21 %, kebun campuran 3,86 %.
padang/semak belukar 6,11 %. kampung/pemukiman 1,57 %, sawah 3,68 % clan
sisanya uruuk kepcrluan pertambangan, irdustri sena tanah tcrbuka, luasan clan persenrase lahan pertanian di wilayah Kabupaten Sijunjung sebagaimana tersaji pada Tahd 11.
4.2. Potensi Sumber Daya Alam
Batang Palangki, Batang Kuantan. Batang Ombilin dcngan panjang sekitar 674
Km. Sungai tcrsebut umumnya berhulu dari Danau Singkarak Kab. Solok, Arah aliran sungai dari Tenggara yang bcnnuara di Batang Kuantan (Rcngai Propinsi
Riau) yang seterusnya mengalir kc paniai Timur Palau Sumatcra.
30
4.2.2. Litologi, Giologi dao Jenis T anah
Litologi umum Kabupatcn SijLnjung tcrd.ri dari baman rnal.han (miarit, Iilit, dan batu garnping) dan batuan sedimcn tersicr. Batuan-batuau rnalihan berumur
premokarbon dar; terutama tersebar di hagian timur. Batu-batuan tersebur diterobos olch batuun grenit yang hcrumur tria~, rcrutama ditcmukan di Tanjung
Gadang. Batucn sedrmcn tersier terdiri dari hatn pasir, lempung, baru pasir dan
serpihan rncnutupi udak selaras dengan batuan malihan dan &ranit di sekitar dacrah Muaro, Strukrur geologi tcrdiri dari sesar naik kearah carat laut - tcnggaru
yang mcrupakan kotak antara batuan malinan dan batuan scdimen tersicr. Scbaran tanah yang berada di Kabupatcn Sijunjung umumnya ndnlah
lnceptisol, UltiS<JI den Oxisol. lnccptisol merupakan ranah muda dan mulm
berkcmbang. lnceptisol merupnkan tanah belum bcrkcmbang lanjut, schingga kebunyaknn clan tunah ini cukup subur, Kisaran kadar C-organik dun KTK
tnccptisols sangat lebar, dcmikian pula kejcnuhan basanya, oleh karena itu tidak berarri bnhwa semua lnccptisols menriliki produktiviias yang rendah, produktiviras alarm lnccptisols sebcnarnya ~:ing:it bervariasi tcrgamung dari proses pembcntukan tunah lnceptisols itu sendiri.
Subordo lnccprisol tl1 Kabupaien S1j11nj11ug adalah tanah Dystropcpt, yang merupakan Inceptisol dengan nilai kejenuhan basa (KB) kurang cari 60 %. Subordo lnccptisol lam yang ditemukan adalah Tropaquept dan Eutropept. Tropaquept yaitu lnccptisol yang sering jcnuh air (kecuali dilakukan pcrbaikan drainase). Sedangkan Eutropt:pt merupakan lnceptisol dengan KB (pada kcdalamun antara 25 75 cm) lebih dari 60 % atau pada lapisan ini terdapat
karbonat bebus (Hardjowigcno 2003)
Ultisol rnerupakan tanah yang memiliki lapisan akumulasi liar. Kcjenuhan basa pada tanah ini tcrmasuk rerulah (< 35 %). Tanah ini berkembang duri bahan
induk tua, biasanya banyak ditcmukan di daerah dengan bahan induk liat. Subordo
Ultisol yang dapat dijumpai di Kabupatcn Sijunjung adalah Tropudult. dirnuna
tanah ini berkembang pada daerah-dacrah humid. dimana musim keringnya singkat. Kandungan bahan organik pada tanah-tanah ini tergolong rcndah, muka
air tanah selalu di bawah solum tanah (Hardjowigeno 2003). Tropudult tergolong tanah-tanah yang mempunyai horison argilik, kcjenuhan basa total kurang dari
31
4.2.:1. Kllm:1tologi
Iklim di scbugian bosar wilnyah Kabupatcn Sijunjung bcrdasarknn klusifikusi iklim Old cm an adalah wilayah dcngan typo iklnn U I arunya terdapat
bulan busah 3.4 bulan dan bulnn kering kur;111g dnri 2 buluu. Curah huj1111 rutu-rata
iahunan 2.589,22 111rn seluma tahun 2004 sampai dcngan 2008 dan ratu-ratu hari hujan adalah 130,68 hari, dcngnn suhu antara 2 I s.d 31 C. Uulan basah adalah curah hujan bulunan lcbih besar dad 200 mm dan bulan kering adalah curnh hujan bulanan kurang dari lOO mm.
Dari pantauan nlnt pengukur p~dn scjumluh daerah, curah hujan bulanan padu tahun 2008 rata-rata sebesar 264,6'/ mm. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan April, scbesar 436,00 mm. Berdasurkan hasil dari stasiun pemantauan, Sungui l.ansek merupakan daerah dengan rnra-rata curah hujan tertinggi mencapai 307,67 mm nua-rata selama tahun 7,008, sebagaimana tcrsaji padu Tabel 12.
35% pada kedaluman ± I 80 cm dun tidak mcmpunyai kelciubahan aquik dan
mcmiliki regim tcmpcratur isomcsic atnu lehih panas [Suhardjo I 989). Subordo yang lain adalah Pnlcudult, yaitu tanah dengan kanduugan liat yang tidak menurun
2 20 % dari liar maksirnum pada kcdalamau sampai 1,5 rn (Hardjowigeno 2003).
Jenis taunh yang mcmiliki sebar.m tcrluas berada hampir di seluruh wilayah kabupatcn, yaitu lnceptisol dengan subordo Dystropepr, dcngnn luas 179.636,8 ha
atau 57,9% dari luas wilayah Kabupaton Sijunjung. Ultisol rncmiliki Iuas scbaran kcdua, yaitu 127.613,30 ha atau 4 l ,2% dari total wilaynh, rlan sisanya dengan jcnis tanah Oxisol, Subordo Tropaqucpt dan Palcudult adalah scbaran terluas
kcdua, tersebar di Kccamatan Sijunjung, Tanjung Gadang, Kn;o VII, Sumpur Kudus dun Lubuk Tarok. Tanah tannh ini mcmiliki ickstur tnnah yang halus
sarnpai sedang dcngun jenis batuan phyllitc. grauit, serpihan. alluvium dan pn~!r berbntu.
32
Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2008 tercatat sebanyak
204.601 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan, dcngan pertumbuhan scbcsar 1,01
persen dibandingkan dcngan jumlah peududuk pada lahun 2007. Komposisi
pcnduduk menurut jenis kelamin pada tahun 200~ terbanyak adalah penduduk perempuan dongan rincian I 00.978 jiwa laki-laki dan sisanya scbanyak 103.623
jiwa adalah penduduk perempuan dcngan [umlah kepala kcluarga 72.440 KK.
Sebagian besar rnereka bertempat tinggal pada kawasan dataran di tepi-tepi jalan
utama, Mata pencaharian pcnduduk sangar beragam, sebagian bcsar adaluh petani
(71, I')%) sisanya adalah pcdagang, pcngrajin, pegawai pemerintah clan swasta.
Scsuai dcngan konsep bahwa penduduk usia kerjn adalah pcnduduk yang
berusia 15 tahun ke atas. Pcnduduk usia kerja pada tahun 2008 rercatat sebanyak
131.764 jiwa, yang terdiri dari 65.590 laki-laki dan 66.174 perernpuan. Dari
jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2008, yang tcrmasuk angkatan kerja
sebanyax 83.791 jiwa, sememara jumlah penduduk yang hekerja sebanyak 75.271
jiwa atan sekitar 89,83 person dari total penduduk usia kerja, Semcntara itu
4.2.4. l'eududuk
Tahel 12 Curah Hujan di Kahupaten Sijunjung T empat Pemanlaunn
Hulan Suugai Pa(h1ng Taujung Rllti Lansek
Lalan Sibusuk Ampalu Kumanis
Raia 2 3 •I 5 6
Januari 376 158 4~5 236 444 ;33 Fcbruari 193 121 199 153 317 197 ~~aret 369 356 3"4 378 410 )15 1\pdl 459 302 918 27l 231 436 i\·fei 459 65 140 46 64 155 J uni 3l4 168 ~5-1 94 15~ i IS Juli 1~4 138 248 187 189 Agcstus .\04 242 395 197 174 262 September 411 346 193 2Jl 124 277 Oktohcr }61 282 1•3 225 177 238 Nopcmh<;r 162 124 109 209 85 138 Dcsembcr 100 182 198 163 161 Jumlah 2008 J.692 2.484 4.514 2.466 2.654 3.176
2007 2.674 2.732 2.292 2.S33 2.319 2.570 20<J6 2.093 2.340 2.093 2.122 2.,\51 2.338 2005 1.798 1.946 1.798 1.625 1.832 1863 2004 1.75U 2.391 1.750 1.763 2.047 2.168
Sumber : BPS Kabupaten Sijunjung 2009
33
No Lapangan Usaha Laki-luki Perempuan Jumlah I Pcrtanian 34 495 18 044 52 539
a. Tanaman Pangan 25 007 15 097 40 104 b. Pcrkcbunan 5079 I 172 6 252 c. Perikanan ll8 28 157 d. Petemakan 411 133 544 e. Pertanian Lainnya 3 869 1 613 s 482
2 1ndustri Pcngolahan 2 274 295 2 569 3 l'erdagangan, Hutcl dan 3 882 2 359 6 241 4 Restoran 5 521 I 848 7 369 5 Jasa-jasa t 772 45 I 817 6 Transportasi & Komunikasi 2 338 I 652 3 989
Lainnya Jurnlah 50 281 24242 74 523
Sumber : DPS Kabupaten Sijunjung
Sebaran pcnduduk yang bekerja merurut lapangan usaha, pnda tahun 2008 riasih dldorninasi olch sektor pertanian yang dapa] menyerap tcnaga kerju laki laki sebnnynk 33.958 jiwa don perempuan 14.449 jiwa, sebagaimana tersaji pada Tabel 14.
Tabel 14 Pcnduduk Berurnur t 5 tahu., ke mas yang bekerja menurut lapnngan usuhu dun jenis kelamm tahun 2008
Tabcl 13 Luas wilayah kccamatan, jumlah nagari, jumlah penduduk dan kcpadatan pcnduduk per kecamatan ci Kabuoarcn Sij unjung
Kecamatan Luas Jumlah Laki-laki l'erernruan Jumlah Kepadaran wilayah Nagari Km2
ha) Kamang Dani 83.780 11 1') ~l3 20 148 39.9il 47,71 Tanjung Gadang 45.979 7 11 6'>2 11 956 13.648 51,~3 Sijunjung 74.300 9 20151 20 755 4100'/ 54,82 Lubuk tarck l!C.71\0 6 6 b8<) 7 i61 l~.050 74,90 JV Nagari ?.630 5 6 350 6641 12.991 134,90 Kcpitan 8.161 ' 6 26J 6 .180 12.713 155,39 > Keto VII 14.390 5 15 914 16 469 32.384 225,04 Sumpur Kurh», 57.540 s 13631 14 177 27.808 48J3 Jumlah 313.040 54 100 813 103 788 204 601 1,89
Sumber : OPS Knbupaten Sijunjun;;
penduduk yang scdang mencari pckenaan sebanyac 8.520 jiwa atau sekitar 6,37
persen dari seluruh penduduk berumur : 5 tahun keatas. Selanjutnya Jar. seluruh penduduk usic kcrja terdapat sebanyak 49.835 jiwa yang tcrgolong bukan
angkatan kerja, sebanyak 11. 711 jiwn ndalah penduduk yang semata-mata sekolah
dan sisanya scbanyak 38.122_iwa mclakukan kegiatan lainnya.
34
Pcrkcrnbangan sub sektor petemakan khususnya tcrnak besar di Kabupaten
Sijuojung tidak terlcpas dari usaha sektor pertanian yang ada Usaha peternakan umumnya merupakan osaha sampingan yang terintegrusi dengan usaha pertanian
lainnya, dan mengalami perkembangan dari .ahun ke tahun. Sektor pertanian mernpakan penyumbang PDRB tertinggi yaitu 27 %, dan sub scktor peternakan
menyumbang sebanyak 3 % dari total PDRl3 kcscluruhan,
Usaha ternak sapi Porong di Kabupaten Sijunjung sudah dikcnal oleh
masyarakat sejak dabulunya, ini tcrlihat dari usaha ternak sapi sudah dilakukan
selama puluhan tahun. Usaha terscbut diatas masih bcrsifat tradisional dcngan skala kccil yaitu ternak sapi dipelihara dengan sisrem digernbalakan/dilepas pada s.ang hari di daerah lahan pcrtanian dan pada malam hari dimasuknn kc dalarn kandang. Ternak dibiarkan rnerumpur d1 sckitar lokusi pertanian atau padang
pcngembalaan yang ada, kadang-kadang dibcri hijauan berupa rumput unggul :1rng ditanam di sekitar lokasi. Pcnnasalahan yang sering timbul adalah
kekura.igan pakun pada saa: musim kemarau sehingga pada saat-saar rertcntu
ternak mcngalami kurus, produksi daging tidak maksimal serta gangguan
rcproduksi karena kekurangan pasokan makanan hijauan yang rerbatas. Sistcm
pcrkawinan sapi potong sebagian besar kawiu alam dengan pejaotan lokal sehingga menyebabkan rurunan yang dihasilkan bnkan mcrupakan ternak unggul
(in breeding) namun sebagian sudah ada yang mclakukan dengan kawin suntik (Inseminasi buatan).
Pemeli.iaraan dcngan sislcm semi intcnsif sudah dilakukan oleh sebagian peternak, sapi-sapi terscbut dikandangkan sepanjang hari dan diberikan hijauan
dari rumput lapangan yang tcrscdia, limbah hasil pertanian serta diberi makanan penguat konsentrat bcrupa dedak, ampas tahu. bungkil kelapa, dan sagu. Tujuan
pcmclibaraan sapi sistern kandang lcbih berorientasi kepada penggemukan untuk
mcnghasilkan produksi daging, biasanya dipilih dari sapi jantan yang sudah
dewasa berumur 2 - 2,5 tahun dengan pemeliharaan sclama 4 bulan lalu dipasarkan uotuk dipotong, terutarna menjelang Hari Raya ldul Adha.
Jcnis sapi yang dipelihara kebanyakan atlalah sapi pesisir (sapi lokal), dan
sapi bali, namun sebagian kecil ada yang memeliharajenis sapi PO, Simenlll tlan
4.2.5. Kondisi C:mum Petcruakan
35
Kabupaten Sijunj ung mcmpunyai sebuah pasai teiuak regional yang
reprcscntatif untuk wilayah Sumatera dcngan transaksi perdagangan temak sapi
yang cukup besar yaitu 17 .000 ekor/tahun, Sebagai gambaran bahwa rransaksi
tcrsebut lebih besar dari populasi temak sapi yang ada di Kabupaten Sijunjung
saat iai yakni 16.205 ckor (DISNAKKAN 2009). Hal ini tidak tcrlepas dari lokasi pasar dan kondisi geografis Sijunjung yang dibclah olch jalan Lintas Tengah
S urnatera yang memudahkan pedagang lintas propinsi mengakses pasar tesebut,
4.2.6. Ketcrsedian Pasar
Kecamaian Sopi Kcroau Kcmbing Domba
Ku piton 1.039 1.070 2S4 11 rv Na.gari i26 1.152 167 30 Sumpur Kudus ~.356 1.1.% 1.551 234 Ko10 VH ~.871 2.982 2.719 120 Sijunjung 3.293 4."/U3 l.0$6 192 Lubuk Tarok l . .!/X l l4J '17f< 357 Tan. ung Gadang 1.590 1.678 1.254 256 Kamang Baru 2.S~J 3.346 1.867 651 Jumlah zoos 16.205 18.450 11.117 1.851 zoo; l).6t 5 17.647 18.159 2.159
2006 36.49~ 37.521 26808 3.9!0 2005 Jed Ti 33.398 26.766 2.973 2004 16.26~ 33623 27.1~1 2.531
S umber : Stanstik Petemakan 2008
Tabel 15 Populasi tcrnak rurninansia menurur kecamatan di Kabupaten Sijunjung
Brahman cross. Perkcmbangan rcmak rumiuansia di Kabupaten Sijunjung
meuyebar di setiap kecamatan, dengan berbagat jeuis ternak scperti sapi. kerbnu,
kambing dan domba, scpcrti terlihat pada Tabel IS. Tcmak kerbau merupakan
populasi tcmak ruminansia terbesar di Kabupaten Sijunjung, disusul cengan ternak sapi potong. karnbing dan comba namun usahaternak sapi potong
merupakan yang paling banyak diusahakan dengan jumlab Kepala Keluarga (KK) usahaternak sapi potong sebanyak 3.957 K.K. usahatemak kerbau 2. 797 K.K,
usahaternak kambing 2.652 KK dan usahatcrnak domba dengan 202 KK (Statistik Peternakan 2008) Usaha ternak kerbau, kambing dan dornba hampir scluruhnya
dilaksnnakan dengan sistem tradisional sehingga memcriukan padang
pengembalaan yang sangai luas, namun padang' pengembalaan yang ada scmakin bcrkurang karcna bcralih fungsi menjadi pemuki.nan dan perkebunan,
36
Garnbar 5 Suasana Pasar Ternak Regional Palangki di Kecamatan IV Nagari,
schingga dapar dijadikan sebagai salah satu faktor pendukung dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Sijunjung.
37
Tabet 16 memperlihatkan bahwa hutan mcrupakan penggunaan lahan
terbesar meucapai 57.52 % atau 18\.l.078 ha y;,ng umumnya berupa hutan lindung
dan hutan Hutan Suaka Alam Wisata. Kebun campuran umumnya rlitanami
dengan tanaman perkcbunan sepcrti karet maupun kclapa sawn namun di
dalamnya terdapar juga ranaman scmusim lainnya seperti durian, manggis,
rnmbutan dan Jain-lain, merupakan penggunaan lahan terbesar kedua yairu 33,.i9 % atau 104.855 ha. Sawah menempati pcnggunaan areal terbesar ketiga yaitu 3.55
% atau 11. l 07 ha yang berada di sepanjang daerah ahran sungai serta di beberapa
wilayah dataran di antara J>eb'UDungan. Persentase pcmukiman dari luasan
penggunaan lahan hanya scbesar 1,62 % atau 5.807 ha yang rncnempati sepanjang
jalan dcngan jumlah penduduk 204.601 jiwa. Semak belukar dan lahan
2 3 4 5 6
No Luasan pacla peia Luasan serelah di Persentase Penggunaan Jahan konversi (hn] (ha) %
Lahsn Terbuka }.298.06 3.391.86 1.08 Kebua Campuran 101.956.(H 104.855.40 33,49 Permukiman -1. '146.06 5.086.71 l.62 Sermk ~.Sl-1,21 5.979,55 l,91 Sawah lf:.800.?9 11.107.9~ J.55 Perumbengnn 671,01 690.15 0,22 Hurnn 175.09~.92 I $0.0/8.li 57,52 Suncai l.83i.81 1.890 u O,tO Jurnlah 30'l . .i I t\,M 313.0SO,OO 100,C-O
8
T abcl 16 Jonis pcnggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung tahun 2006 berdasarkan interpretasi citra Landsat
llasil klasifikasi dan interprctasi citra Landsat-? disajikan pads Gambar 6
dan Tabcl 16, cakupan awan pada citra dinilangkan dengan rnemasukkan citra
Landsat tahun sebelumnya pada lokasi yang sarna, sehingga dipero.eh delapan
jenis penggunaan lahan yairu hutan, kebcn campuraa, sawah, pcmukirnan, semak,
lahan terbuka serta pertambangan. Karena basil luas lahan pada citra tidak sama dengan luas data B?S rnaka perlu dikonversi dengan luas data BPS.
5.1. Penggunaan Luhan
5. HASIL DAI\ PEY\1BAHASAN
39
Gamber 6 Pcm penggunaan lahan Kabupaten Sijunjung Tahun 2006.
surrtbt'r : llclSi in~ llltd ~di
Progam Studi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnsblut Pertenian 8ogor 2010
Hut>n - SIM1!J'li Kebun campuran
PENGGLAHAN
A v -lA-- -- Jolin LOhl - Ptmum...n - .Ml•n N•ional .. P9rtanbanf*:1t
Jala" Provhsl Slwab
Keterangan
.......
"'"" .Ct •tft
N
• ~
-e , fU1.J I 0 3.5 7 14 21 26
Kilometer ~ •
"ft ii • rv"
.... - ,.. "? l .....: ... \
\
' ~ t t->oln •
r. ~ •
PETA PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2006
Dari potensi sumber daya laban yang ada, penggunaan lahan kebun campuran di Kecamatan Kamang Baro, Kecamatan Tanjung Gadang dan Kecamatan Sumpur Ku<lus merupakan potensi penggunaan lahan terbesar sebagai sumber hijau.an makanan temak dengan luasan masing-masing 32.528 ha (JO %),
16,524 ha (16 %) dan 13.678 (13 %) ha dari total kebun campuran sedangkan
pada kecamatan Jain hampir merata. Laban tersebur merupakan areal sumber
'
- - -
- - ~n n - - ~ -
~
ann 2SXXl
:l!XOO 100'.lJ
10C00
00'.l)
0
~cf # .~$ . ~,;- ~~ . ~ ~., ~~ ~ / ¥ ¥ '9. q"'!/~~~
terbuka kebanyakan adalah lahan-lahan dari penebangan hutan yang belum terolah
dengan luasan masing-masing 5.979 ha dan 3.392 ha. disarnping itu terdapat juga
sungai (DAS) sebesar 1.890 ha, besamya luas areal sungai ini karena Kabupaten
Sijunjung merupakan daerah pertemuan beberapa aliran sungai DAS Batang Kuantan yang nantinya bermuara di Rengat Propinsi Riau,
Dari berbagai penggunaan lahan tersebut, lahan-lahan yang herpotensi dan
menjadi priocitas untuk pengembangan sapi potong adalah lahan-lahan yang menghasilkan somber hijauan rnakanan temak dan banyak digunakan untuk lahan
pertanian yaitu kebun campuran, sawah, semak dan lahan terbuka. Oleh karena itu evaluasi lahan hanya dilakukan pada penggunaan lahan yang potensial saja.
Sedangkan penggunaan lainnya yaitu hutan, pcnnukiman dan pertambangan tidak
diprioritaskan sehagai sumher hijau.an makanan temak karena produksi hijauannya sangat terbatas, Selanjutnya evaluasi lahan hanya dilakukan pada
daerah yang dinilai, seperti disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Luasan lahan yang berpotensi untuk pengembangan temak per
kecamatan di Kabupaten Sijunjung tahun 2006
40
5.2. Kesesuaian lingkungan Ekologis Sapi Potung Dikandangkan dan Digcmbalakan
Ilasil pcnilaian kcscsuaian lingkungan ckologis menunjukkan tidak ada
perbcdaan kcsesuaian lahan anrara sapi yang dikandangkan dengan sapi yang
digemoalakan. Hal ini disebsbkan oleh kctcrbatasan data temperatur di Iokasi
peuelitian schingga temperatur dianggap sama (sesuai), dcngan pertimbangan
suhu udara di Kabupateo Sijuojung adalah 21 - 31° C dan ketinggian lokasi yanc
dinilai banya berkisar antara 100 1000 meter dpl dan sesuai dengan kritcria
persyaratan penilaian, Pcnilaian tersebut didasarkan pada persyararan iklim, (suhu
udara), ketersediaan air, (bulan kering, curah hujan, dan kctcrsediaan sumber air)
pakan hijauan temak ruminansia bcrupa rumput lapangan dan leguminosa baik
yang berfungsi scbagai areal pengembalaan maupun sebagai rumput potong,
Pcnggunaan lahan sawah lebia banyak terdapat di Kecamatan Koto VII, Tanjung
Gadang, Lubuk Tarok dan Sumpur Kudus dcngan luas masmg-masing 2.962 ha,
2-414 ha. 1.848 ha dar 1.683 ha. Sawah merupakan sumber pakan hijauan ternak
yang potensial untuk dijadikan padang pengembalaan pada masa bera dan rumput potong di sckitar pematang sawah ketika musim tanam serta limbah bcrupa jerami
yang dapat disimpan untuk dijadikan cadangan makanan rcmak sepanjang rahun.
Penggunaan lahan semak belukar lebih banyak terdapat di Kecamatan Karnang
Baru yaitu seiuas 3.044 ha, Kecamatan Sumpur Kudus 1.117 ha dan Kecarr.atan
Sijunjung seluas 898 ha. Sebagian semak belukar tersebut mcrupakan areal yang
memang diperunrukkan scbagai padang pengembalaan bagi ternak ruminansia dan
sebagian lagi merupakan basil konversi dari hutan yang belum termanfaatkan untuk dijed.kan pcrkcbunan (kelapa sawir dan karct). Scmak dapat dimanfaarkan
sebagai sumber pakan temak, namun akan lebih potcnsial lagi jika ditanami
dcngan tanarnnn rumput gajah dan 'cgnminosa )'ang rnempunyai produksi hijauan lebih tinggi. Penggunaan lahan terbuka lebih banyak terdapst di Kccamatan
Kamang Bar J, Kecamntan Tanjung Gadang dan Kecamatan Sumpur Kudus
dcngan luas masing-masing scbesar 1.150 na, 535 ha dan 41!2 ha, areal ini harnpir sama dcngan sernak belukar yaitu bcrupa kawasan yang dikhususkan untuk
padang pcngcmbalaan dan kawasan yang bctim diolah menjadi perkebunan.
41
Penilaian kcscsuaian lahan untuk hijauan makanan rcrnak pada penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :
I. Rumput alam (rumput lapangan) adalah jenis tanaman sumber hijauan yang
dominan tumbuh di kebun campuran, pemarang sawah dan sernak dan
padang pengembalaan yang merupakan lokasi khusus atau penutupan lahan
5.3. Kcsesuaian Lahan Tanaman Hijaunn Makanan Ternak
Berdasarkan hasil pcninjauan lapangan dan data sekunder tcrdapat beberapa jenis tanaman hijauan makanan ternak yang dominan dan berpotensi unruk
dikcmbaugkan di Kahupaten Sijunjung, yairu : rumput unggul (rumpu: gaiah),
rumpur alam, lcguminosa dan padi sawah (jerami padi sawah), jenis tanaman
tersebut mcrupakan pcwakil untuk penilaian kesesuaian tanaman hijauan rnakanan
tcrnak.
ekologis sapi potong yaitu seluas 120.063 ha atau 38,35 %, yuitu pada kebun
carnpuran seluas 100.359 ha, lahan terbuka 3.247 ha. sawah 11.027 ha den semak belukar scluas 5.428 ha. Laban yang tidak scsuai untuk pengembangan sapi
potong seluas 5.271 ha atau J,68 % yang disebabkan faktor pcnghambat kemiringan lereng di atas 40 %.
No Sistern Gembala Kel as Kcscsuaian ha %
s 120.063 38,35 2 N 5.271 J 68 ' 3 Tidak Dinilai 187.746 SlJ,97
Jumlah 313 oso Tabel 17 menunj ukkan bal:wa lahan yang scsuai (S) untuk Ii ngkungan
No Sistem Kandana Kelas Kcscsuaian l:a %
I s 120.06J 38,35 2 N 5.271 1,68 0 Tidak Dinilai 187.746. 59,97 .)
Jumlah 3 ]3.080
Taocl 17 Kesesuaian lingkungan ckologis sapi potong
dan terrain (lereng, elevasi dan s.ngkapan batuan) (Suratman el al. 1998). Peta
kcscsuaian dan Iuasan lahau ditunjukkan pada Gambar 8 dan Tabel 17.
42
Ill 11£
Garnbar 8 Peta kesesuaian Iingkungan ekologis sapi kandang dan gcmbala di K abupaten Sij unj ung.
Progam Studi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstitut Pertanian Bogor 2010
Legenda: Kl::S SAP1 -N s
TD
101 E
l l,
t..,.
• l,
'
..• J , ~ .. ~.. '~;
,~ ..... '')1'' . ' "'°'\ l l,,t1 '
.. ,, ... ., \o,
~ . \~~\ . ~:· ••• ~ •
1111116'1f ~· ... ,. N
A n...ru I I I 0 as 7 14 21 28
KilOm,ihir&
• ~ t • "
43
PETA KESESUAIAN LINGKUNGAN EKOLOGIS SAPI POTONG SISTEM KANDANG DAN GEMBALA
DI KABUPATEN SIJUNJUNG
Faktor penghambat dari kesesuaian tanaman rumput gajah sebabkan oleh
lcreng yang tcrjal dan curam, scdangkan faktor pembatas dari kolas kesesuaian
4 Tidak Dinil:U 3
SJ
Lcreng. kedalaman efeknf singkapan batuan Lcreng, kedalan1an efck:i( sing~p;m batuan Lereng
S2
I. lll.5 (ha) %
76.218 24,34
37.098 l l,85 12.792 4,09
186.97:< 59.72
Fakror pembates Keseseaian Laban Pctensial
No
3 "l idnk Dirulai
S3 Lereng. kalaiam efektif, s.batuan, curah huja.-,, drsinase dan PH Lereng N 2
L11as (ha) %
113.315 36,19 I 2. 79? 4,09
1~6.S72 59,72
Fakrer pembatas Kclas Kesesoaian No
5.3.1. Kcsesuaian Lahan untuk Rumpnt Gajah
Hasil penilaian kesesuaian lahan unruk tanaman rumput gajah disajikan pada
Tabel l S, Garnbar 9 dan Garn bar IO. llasil aualisis mcnunjukan pada kesesuaian lahan akrual hanya terdapat kelas S3 (scsuui marginal) dcngan luas 36, 19 %, clan
lahan yang tidak sesuai 01) dengan luas 4.09 %.
Tabel 18 Kesesuaian lahan tanarnan Rumput Gajah
berupa semak dan lanan terbuka yang digunakan sehagai areal pengembalaan ternak.
2. Rumput unggul, dengan pcndekatan penilaian kcsesuaian Iahan cnruk rurnput gajah iPenniseuon pnrpereum]
3. Tanaman pangan yang dominan diusahakan d· sawah dan limbahnya berupa
jerami dapai dijadikan sebagai sumber pakan hijauan makanan tcrnak, scdangkan un:uk tanaman palawija kurang dominan diusahakan d1
Kabupaten Sijunjung sehingga jarang digcnakan sebagai sumber hijauan makanan ternak.
4. l.eguminosa sebagai pcnilaian untuk leguminosa pada umumnya dan 1111h1k
tanaman sumbcr hijauan pada kcbun campuran. perkchunan dan lahan semak.
44
5.3.2. Kesesualan Laban Rumput Lapangan
Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk rumpur lapangan disajikan pada Tabel 19, Gambar 11 dan Gambar 12. llasil analisis mcnunjukkan bahwa pada
kcscsuaian lahan akiual hanya terdapat sampai kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai) dengan Juan I .ias 23.380 ha (i /II %), dan kescsuaian lahan SJ (scsuai marginal]
dengan luas 28,38 ha (28.38 %). sedangkan Iahan yang tidak sesuai (N) dengan
luas 13.884 ha (4,43 %).
Faktor penghambar dari kesesuaian laban (N) disebabkan oleh lereng yang
terjal sarupai cur am, sedar.gkan faktor pcm ha tas kclas kesesuaian lahan (S3) dan (S2) lebih bauyak disebabkan oleh kemiringan lcreng, singkapan batuan, drainase
yang buruk, tanah masam dan KTK rendah. Usaha-usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mcningkatkan kelas kesesuaian lahan adalah dcngan pengapuran
dan pcoambnhan bahau organik. scrta pembuatan saluran drainase dan irigasi.
lahan adalah lereng, kedalaman efekrif, singkapan batuan, drainase yang buruk,
tanah masam, serta curah hujan yang tinggi. Upaya-upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian ·a:ian tersebur adalah dengan penambahan kapur, pembuatan saluran drainase dan saluran irigasi.
Kelas kesesuaian lahan potensial 1mru'.< tanaman rurnput gajah yang paling tinggi hanya sarnpai kelas S2 (cukup sesuai) dcngan luas 76.2J 8 ha (24,34 %)
yang terdiri dari kebun camptran 62.455 ha, sawah 9.500 ha. semak 2.315 ha dan lahan terbuka 1.946 ha. Lahan yang sesuai marginal (S3) dcngan luas 37.098 ha
atau 11,85 %. yang LcrJiri dari kcbun campuran 32.371 ha, sawah l.411 ha, semak 2.265 ha dan lahan terbuka 1.050 ha. Lahan yang tidak sesuai (1') hanya 12. 792
ha ( 4.09 ha) yang terdiri dari kebun eampuran (I 0.873 l a), sawah (l 77 ha), scmak
(1.364 ha) dan lahan tcrbuka (3 78 ha).
45
··~
~ •
46
Gambar 9 Peta kesesuaian lahao aktual Rumput Gajab.
TD
S3 Progarn Studi
ll.MU PERENCANAAN WILAYAH ln5lilu1 P ertanian Bogor
2010
a . .
Keterangan
Kesesuaian Laban
.. T .......
. •. ~~~~~~~ '
'
0 3 6 12 18 24 .. Kilometer
~ " • Q 0
I
1 \ '\ ' '
N . - ,.
PETA KESESUAIAN LAHAN AKTUAL TANAMAN RUMPUT GAJAH
47
Gambar IO Peta kesesuaian lahan potensial Rumput Gajah.
Pr<)9afll SlUdi llMU PERENCANAAN Vl1LAYAH
lnstilut Pertan•an Boqor 2010
e . .
•
'· ' ~\ ~ \
~<~
Keterangan
Kesesuaian Laban -)'\ S2 S3
TD
-, '
Kilometer 24 18 12 0 3 6
N ' .. •• "''"'
I PETA KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL TANAMAN RUMPUT GAJAH I
::i.3.3. Kcscsuaian Laban Padang Pengcmbutuan
l'enilaiau kescsuaiun Iahan diperoleh luas sctiap kelas lahan padang
penggcmbalaan seperti pada Tabel 20, Gambar 13 dan Gambar 14. Hasil analisis
mcnunjukkun bahwa pada kcscsuaian lahan aktual hanya ierdapat pada kelas S2
(cukup sesuai) dengan Juas 13.245 ha t4.23 %), tahan yang sesuai marginal (S3)
adalah 98.978 ha (31,61 %) dan lahan yang tidak sesuai (N) dengan luas 13.885
ha (4,43 %}.
(cukup sesuai) dcngau luas 55.395 Im ( 17,85 %) yong tcrdiri dari kcbun campuran
46.998 ha, sawuh 6.406 ha. semak I A 10 ha clan lahan terbuka 1.080 ha. Kelas
kesesuaian SJ (sesutu marginal) terdapat 38.224 ho (12,21 %) ynng tcrdiri dari
kebun campurau 33. 70 I ha, scmak 1.429 ha. sawah 1.233 ha dan lahan lerhukn
1.065 ha. Sedangkan kcsesuuian lahan SI (sangnr scsuai) hanya tcrdapat I &.103 ha (5, 7R %) yang tcrdiri duri kebun campuran I J.185 ha, sawah 3.205 ha, lahan terhuka 833 h<l dan scmak 88 I ha. Laban yang tidak sesuai unluk perturnbuhun
rumput lapangan adalah 13.884 ha (4,43 %) berupa kebun campuran 11.81 () ha.
semak 1.429 ha, luhan terbuka 396 ha don sawah 244 ha.
Kcscsuaun Lrhan Potensial No
Kd3, K('SCSUatau F ak1or pcmbates I uns (113) % SI 18 103 s.n
2 sz r ~r'(·11g1 ~1ng_kapnn batuan 55 395 i1.8S .i S3 Lereng, sin~kop~n ~al\ltl:i J8 224 1i,21 4 N I .crcng 13.8~4 4,43 s I iJ\ik Dinilni 186.9~4 59,72
Hasil pcrhitungan kolas kcsesuaian potensial tcrbcsar terdapat pad a S2
Tahel I() Kcscsuaian lahan aktual dan potcnsial Rumput Lapangan
Kcsesualan lahan Akmal No
Kcles Kcsesuaiau Faktor pembatas Luas (ha} % Lereng, singkapiln baiuan
S2 drniuase, PH dun KTK 23.JRO 7.47 Lcreng, s.batuan, curah hujan
2 S3 drainase rinn Pll 88.842 28,38 3 ~ t ercng 13.884 4,4) ·I I rdak llmilai J 86 974 59,72
48
I 28
49
Gambar 11 Peta kcscsuaian lahan aktual Rumput Lapangan.
Kesesuaian lahan -N S2
S3 TD
a - . .
Keterangan
Progam St1>::li ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstitut Pertenian Bogor 2010
i \
21 14 Ki'1Jrneter
0 3.5 1
• ;
N
" , • •
PETA KESESUAIAN LAHAN AKTUAL RUMPUT LAPANGAN
Faktor penghernbat dari kesesuaian lahan (N) adalah kenuringan lereng,
sedangkan taktor pembatas kelas kesescnian lahan adnlah kerniringan lereng,
singkapan baruan, drainase yang buruk, ranah rnasarn, KTK rendan, bulan kcring,
Usaha perbaikan yang dapat dilakukan unruk rneningkatkan kclas kcscsuaian
lahan adalah dengan pembuatau saluran drainasc, penambahan kapur dan bahan organik. sorta pembuatan saluran irigasi.
Hasil perhitungan menuojukkan bawa kesesuaian lahan potensial yang
tcrbesar terdapat pada kelas kesesuaian SJ (sesuai marginal) dengan luas 64.7.88 ha (20,69 %), yang tcrdiri dari kebun carnpuran 56.953 ha, sawah J.090 ha, sernak
3.086 ha dan lahau terbuka 1.659 ha. llrntan kedua ditcmpati oleh kelas S2 (cuknp
sesuai) dengan luas 38.606 ha (12,33 %) yang tcrdiri dari kcbun campuran 30.340
ba, sawah 6.567 ha, semak 975 ha dan lahan terbuka 724 ha. Lahan yang sangat sesuai (SI) hanya terdapat R.ll29 ha {2,82 %) yang terdiri dari kebun campuran
6.591 ha, sawah 1.188 ha, Jahan tcrbuku 596 ha dan scmak 455 ha. Lehan yang
tidak scsuai (N) adalah 13.855 ha (4,43 %j berupa kebun campuran 11.l:SJ() ha,
semak 1.429 ha, lahan terbuka 396 ha dan sawah 244 ha.
Kcsesuaian Lahan Potensial NtJ
Kolas Kesesua.an Fakror pe.nbaras Luas (ha) % SI 8.829 l,KJ.
2 52 Lcreng.dan s.batuan }8606 .12,33 3 SJ Lereng, rcksnn clan s.batuan 64./S~ 2U,69 4 N Lcreng 13.88) 4.43 5 Ti<lak Dinila1 l 86.9i2 59.72
59,72 Ti<ldk Dimlai 4 4,43 J
31,61 98.978
13.885 186.9?2
S3
N
2
4.23 13.245 Lercng, drainase, PH. KTK, s.baiuan, dan BK l.ercng. s.baruan, tckstur, drainase, PH, KTK. dan BK Lereng
S2 % l.uas (ha) Kelas Kcsesuaian
Kesesuaian lahan Akmal No~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Faktor pembatas
Tabet 20 Luas kcsesuaian Iahan Padang Pengernbalaan
51
,.._l'll!l.>11
; •
I 28
52
Gambar 13 Peta kesesuaian lahan aktual Padang Pengembalaan.
-N S2
S3
TD
Kesesuaian Lahan e . .
Keterangan
Progam SU.di ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnst~ut Pertanian Boger 2010
.....
Kilometer 14 21
nsu 0 3,5 7
I .. •
I • ..
PETA KESESUAIAN LAHAN AKTUAL PADANG PENGEMBALAAN
28
53
Gambar 14 Peta kesesuaian lahan potensial Padang Pengembalaan.
Progam Studi ILMU PERENCANAAN VVILAYAH
lnstaut Pertanian Boger 2010
Kesesualan Lahan -N $1
82 S3 TO
a - . .
Keterangan
• • r
...
. .. ~-----~'
'\..l~ \" .. ~ .
•
21 14 Kilometer
0 3.5 7
,.,., . • •
' ..
i •
lt!!~
PETA KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL PADANG PENGEMBALAAN
Faktcr penghamha: dari kcscsuaian lahan (N) dari tnnamun lcguminosu ini adalah kemiringan lereng, scdangkan iaktor pembatas kelns kescsuaian lahan adalah lcrcng yang terjal, kcdalamnn cfckrit, siugkapan batuan, curah hujau yan1;1 tinggi, drainasc yang buruk, tanah masam dan KTK rcndah serta curah hujan tinggi. l Isnha perbaikun yang dapat dilakukan ur.tuk mcningkutknn kolas kcscsuaiun lahan untuk tunaman leguiuiuuxu adalah pcmbuatan saluran drainasc/ irigasi dan pcnambahun kapur,
Hasil pcrhitungun pads kcscsuaian lahan potcnsial meuunjukkan bahwa
kelas terbcsar tcrdapat pada kclas S2 [cukup sesuui) deugan luas 63.759 ha (20,1i
%) yang (erdiri dari kcbun campuran 51.460 ha, sawah 9.212 ha, scmak 1.724 dan
lahan terbuka 1.363 ha. Laban yang sesuai marginal (S3) mempunyai luas 49.802
ha (15,91 %) yang terdiri dari kcbun campuran 43.542 ha, semak 2.9[6 ha, sawah
1.697 ha clan lahan terbuka 1.647 ha. Scdangkan lahnn yang tidak sesuai (N)
adalah 12.544 ha (4,0 I %).
Kesesuaian Lohnn Po1e:isiul No KeJ:\S Kcscsuaiun l-nkror p(!111bo1u~ Lu•• (Jon) :i,;,
I S2 Lercug, kcdalauum cfckliJ', s.bn1111111 63.7j9 20,J7 ?. SJ Lcrcng, kedalamnn efok1if, s.buruan 49.802 I j,91 3 N I.crone 12.544 ·1,01 4 Tidnk Dintla i I R6.Qi4 59,7:!
No Kcscsuaiau luhan Aktun.l
Kc:li\~ Keeeseuiuu Faktvr pembaras l.uax (hn) "lo $3 Len .. ·ng, kcdalamnn cfek1 i I', s.buruau.
09.1?(, J 1.71 drainnse, f'll Jun Curah Huian N l.ereug dun Curoh hujnn 26 830 8,57
Tidak Oinilui 18(> <)74 59,?2
2 3
Tabel 21 Kclas kesesuaian akrual dan porcnsial tannman Leguminosn
5.3.4. Kexesunian Laban Tanamnn Lcguminosa
Hasil penilaian diperoleh luas setiap kelas kescsuaian lahan pada tanaman leguminosa seperti pada Tabcl 21. Gambar 15 dan 16. Hasil analisis mcnunjukkan
bahwa pada kcscsuaian lahau aktual hanya terdapat kesesuaian lahan sesuai marginal (S3) dcngan luns 31,71% (99.276 ha) dau lahan yang tidak sesuai (N) dcngan Iuas 8.57 % (26.830 It~).
54
28
55
Gambar 15 Peta kesesuaian lahan aktual tanaman J .eguminosa,
Progam Sludi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
tnst~ut Pertanian Bogor 2010
a - " .
~\ ,, \ ? ll.'<.-O('E
Keterangan
Kesesuaian Lahan
.. N
S3
TO
21 14 Kilometer
0 3,5 7
.. ~ •
N ,., .. s-
' '' •
~ <•
PETA KESESUAIAN LAHAN AKTUAL TANAMAN LEGUMINOSA
i •
56
Gambar 16 Peta kesesu.aiao lahan potensiel taoaman Leguminosa,
TD
Progam Sludi IMU PERENCANAANWllAYAH
lnstiU Pl!rtanian Bogor 2010
Kesesuaian Lahan -N sz r2tW sa '\! • '
Keterangan
........
14 21 28 0 3,5 7
(A ......
~r ""' .. ~ ' ' •
PETA KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL TANAMAN LEGUMINOSA
lahan akrual S l (sangat sesuai) umuk lanaman padi hanya seluas 2.156 ha atau
0,69 % dari luas wilayah penelitian yang berada pada kcoun campuran 1.20? ha
dan sawah 950 ha. kelas kcsesuaian S:> (rukup sesuai) dengan luas 15.148 ha atau 4,84 % tcrdapat pada kebun campuran (11.388 ha). sawah 2.J 03 ha. semak 857 ha
clan lahan terbuka 8<lU ha, kelas kesesuaian SJ (scsuai marginal) rcrdapat
sebanyak 61.4!SI ha atau 19,6'1 % yang terdapat pada kcbun campuran 51.972 ha,
sawah G. 709 ha, semak (I .621 ha) dan lahan terbuka (1.178 ha), sedangkan lahan
yang tidak sesuai unruk tanaman padi 15.11 % (47.321 ha) yang bcrada pada
kebun campuran (41.133 ha), semak (3.465 ha), sawah (1.327 ha) dan lahan
tcrhuka ( 1.395 ha).
Kesesuasan Lalian Po1ens1al No Kelas Kesesuainn Fak1nr ptrrh.11~ I 11•~ (ha) I!-~
SI JJ.:30 4.55 z S2 Lcrcng. bula~ ~cnog Q 145 2.92 3 s· L•rcng, k"lalaman ckluf d1n
55.4 IZ 17, 7o) . ~ ~mgkap~in baruan 4 N Lcrcng 47.321 15.IJ 5 'l'idak Oinilo1 186.57~ 59.72
llnsil perhitungan pad a keadaan aktual menunjukkan bahwa kescsuaian
s
I
2
No Kc=uaian ldlum 1\t111:il
Kelas Kesesuaian Fak101 pembaus Luss 1ha) '!'ci SI LYI 0.69 S2 l.:rc:n~, b11la11 l~ring, PH. KTK t 5.148 J,84
S.3 I ~r('ng. kedzlaman cfcltit~ ~il\£k3p:in lil.482 19,M baruan, dr•1r.asc. PH Jan X rK
N Lercnt 47.321 15,11 Tidak llimlai 18~.Q72 59.72
Bordasarkan has.I penilaian diperoleh lucsan tiap kesesuaian lahan untuk
tanaman padi sawah sepcni pada Gambar 17 dan Gambar 18. llasil analisis
mcnunjukun bahwa sebagian bcsar kesescaian lahan aktual umuk tanaman padi
udalah scsuai marginal (S3) dcngan persentasc ( 19.6.J %), scperti tersaji parla Tabel 22.
Tabet 22 Kesesuaian lahan tanaman Padi Sawah
5.3.5. Kesesuaian I .ahan Tanarnan Padi Sawah (Ory<a satfra)
57
Berdusarkan kesesuaian lahan di atas, maka pengembangan sapi potone
bcrpeluang untuk dikembangkan dcngan sistcm integrasi sapi potong dcngan
tanaman padi, Kcndala yang <lihadapi adalah kontinuitas ketersedian jcrarni padi dan kual itas yang masih rendah, schingga cli pcrlukan sebuah tempat pcnyimpanan
dan tcknologi pengolahan jerami padi.
Faktor penghambai lahan yang (idak sesuai (N) sangat dipengaruhi faktor
kemiringan lcreng, sedangkan foktor pembaras kelas kcscsuaian lahan juga
disebabkan oleh kcmiringan lcreng, dramase cepat, hahaya crosi, rctcnsi hara, kctersedian air Jan potensi mekanisasi. Banyaknya lahan-lahan yang tidak sesuai
uruuk pcngembangan tanaman padi discbabkan oleh kemiringan lereng mulai dari agak terjal, terjal sampai curarn dengan topografi lahan yang berbukit, sehingga
sulit untuk dilakukan perbaikan lahan dengan pcngolahan tingkat sedang yang biasa dilakukan olch petani. Adapun usaha-usaha yang dapar dilakukan unruk
meuingkatkan kcsesuaian lahan terscbut cdalah. pengapuran dnn pcnambahan bahan organik. pembuatan rrigasi/pengairan, porbaikan sistcm drainase.
Dari kesesuaian lahan potensial ranamnn padi, masih didominasi oleh kesesuaian lahan S:1 (scsuai marginal) yairu seluas 55.412 ha alau 17,70 % yang
terdiri dari kebun campuran t..6.277 ha, sawah 6.521 ha, semak l.506 Im dan lahan
terbuka I.I 06 ha. Kelas kesesuaian lahan SI (Sangat Sesuai) acalah 14.230 ha
atau 4,55 % <lari luas wilayuh penctitian. berupa kebun campuran 10.555 ha,
sawah 2.511 ha, semak 464 ha dan lahau rcrbuka 699 ha. Kelas kescsuaian lahan
potensial 82 yaitu scluas 9.145 ha arau 2.92 %, terdiri dari kebun carnpuran 7. 734 ha, sawah 730 ha, semak 509 ha dan lahan terbuka 173 ha. l.ahan yang tidak sesuai untuk pengcmbangan ranarnan padi adalah 15, 11 % (47.321 ha) berupa
kebun campuran 41.134 ha, sawah 1.327. scmak 3.465 ha dan lahan terbuka 1.395 ha.
58
= • •
Uambar 17 Peta kesesuaian lahan aktual tanaman Padi Sawah.
~'\ •
• \ r. .... ....... 1u..,.-111
Keterangan e Kesesuala n Lahan -N S1
•
S2 P·ogam Studi LMU PERENCANAAN WllAYAH
53 nstiM Penanian Be>;icr TD 2010
•• ~ •
~«< ....... ,.I"\ ' ' .. N
~ ruu I 0 3.5 7 14 21 28
Kilomeler e G • • •
59
PETA KESESUAIAN LAHAN AKTUAL TANAMAN PAOI SAWAH
f • 0
60
Gambar 18 Peta kesesuaian potensial tanaman Padi Sawah,
PrQ?am Srudi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstitut PQrtani:;wl Sogor 2010
Ke5e$uaian Lahan -N $1
$2 $3
IU
Keterangan
·' , • 0
PETA KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL TANAMAN PADI SAWAH
~ tc'"C ....... ,,_,~ '· ' N ·.'.
~ ruu I 0 3.5 7 14 21 28
Kiometer e ~ c
Total ketersedian hijauan pada kcadaan aktual adalah 63.290 BKC ton/tahun
yang didominasi oleh produksi rumput lapnngan pada kebun campuran, hat ini karena kcbun campuran rnerupakun sumber potcnsi penggunaan lahan teibesar
Produks1 llijmmn pada l,ohan Po~te"'n""~"'ia'""I _ Pcnµgunann - Ron1pu1 lapang Padi R Gajnh Lcgu111inu~u Total Lahan - - - - -
_____ LJ_IKC Ton) (DKC Tt1n) (DKC Ton) (Ill((: Ton/ (BKC Too) Kebun cnmpurnu 61.454 61.454 t.ahan tcrbuka 274 30.036 2.153 32.463 Sawnh 5.032 7.655 12.()8(, Semak 385 43.40 I 3.195 46.980 Jumh1h 67.144 7.655 73.43i 5.348 153.584
Kctcrungau : Dihitung dcngan 1uengal1kan luas kelas kesesuaian lahan masing-masing dengan standar produksi setiap kornoditns Padu kcadaan aktual : pada lokasi hanya lcrdapat hiojauo berupa n11nput lapang dan jernrni padi saja, DKC: Dahan Kering Cerna.
?l.!ng.gun~on l'roduksi I lijnun11 ~adn Lehan Aku"'I Rulllpul l:ipans Jcrami Pndi R (injnh L"gumi11osa 'l'otol l.nhn11
(nKc Ton) !DKC Ton) (BKC Ton) _Qlli C Ton) (DKCT01:) Kebun cnmpuran ~O.J:JU 50 JJO L;1hn11 terbuka 626 626 Sawah 3.$9J 7Jt3 11.106 Semak J.22S 1.228 Jumhh 56.078 7.213 63.290
5.4. Keterscdian Hijauan Mnkanan Ternnk
Keterscdian hijauan makanan tcrnak per penggunaau lahan dapat diketahui berdasarkan tingkat produktifiras dari setiap kelas kesesuaian lahan tanaman yang
dicsahakan. Kctersedinn hijauan makanan tcrnak di Kabupaten Sijunjung saat ini bclurn optimal. I Inf ini karcna peternak hanya rnengaudalkan pakan hijaun ternak
yang bcrasnl dari rumput lapangnn dan jerami scgar, pemnkaian hijauan dari rurnpur unggul (11l111put gajah) dan leguminosa masih sangat langka.
Patin kcsesuaian Johan potensial, pcternak bisa melakukan perbalkan perbaikan faktor pcmbatas kescsuaian tanaman lcrxehut clan penannmnn rumput
gajah, Jeguminosa puda lahnn-lahan y11ng bclum tcrmanfamknn scpcrti lahan
scmak dan lahan icrbuka schingga dapar mcningkatkan produkrifitas dari hijauan tcrsebut, Pcrhitungan kctersedian hijauun makanan tcrnak ditcntukan dcugun
meughitung luns musing-masing kclas kesesuaian lahnn dikalikan dcngan sumdar
produkti ltas rnasiug-masing komoditi pada setiap pcnggunaun lahan $Chinggn dapat dikctahui bcrupa produktifiins masing-rnasing penggunaan lnhan, scpcrti pnda Tabcl 23.
Tube! 23 Produksi hijauun makan tcrnak per penggunaan lahan ynng dimtm
61
Starns daya dukung hijauan makanan tcmak untuk kesesuaian lahan aktual pada.Kecamatan Kupitan, Kolo VII, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang dan Kamang
Barn berstatus a111iu1 dengan indeks masing-masing 2,80, 4,90, 3,44, 2,68 dan
Tabel 24. Status daya dukung hijauan makanan ternak bcrdasarkan kesesuai an lahan aktual tahuu 2008
Toial !01.tl f>aya l'opdasi Star.is
Kapasitan No Kecamatan P10J. keb. Tampuog :oo Daya flKC BKC l.ahan Ru111ir.nnsia
Dukung Peningkatan 1·:m Ton (ST) (ST) {ST}
l. Kupcan 5.105 1.823 ~478 1.60') 2,80 Aman 2.378 ' Kolo VII 8.4S7 l.'~'4 7 -1-14 1.511 -1.90 Aman 5.924 c.
3. Sumpur 8.039 4.(\77 7095 3.576 1.9& Rawan 3.519 Ku.Jus 4. l V Nagari 5.2-17 5.ISQ -1602 -1.552 LOI Kritis 5:)
5. Sijwiju1Jg -1.223 7.121 ~ 704 6.246 ·)~59 Sangai -2.542 K:iti.~ 6. Lb. rarok 5526 2.162 -18~8 1.98-1 2,.14 Aman 2.864 ~ T<Uliung 7.75l '~94 6.199 2.538 2.68 Aman ·1.260 e , Garlang
8. Kamang 18.864 5.485 16.:>4"/ 4.811 3,44 Aman 11.736 Baro Total 63.290 30.584 ).5.51H 26.828 2,48 2.~.690
Ket : BKC: Bahan Kcring Cerna; mn; lodd<s Daya Dukung. ST; Satuan Ternak
makanan ternak pada masing-masing kccamatan apakah tergolo.ig aman, rawan,
kritis atau sangat kntis, sepeni terlihat pada Tabet 24 dan Tabel 25.
dcngan luas lahan yang sesuai 93.884 ha, disusul oleh sawah yang mempunyai
produksi rumput lapangan dau jerami dengan total produksi I!. i 06 BKC
ton/tahun dengan luas lahan yang sesuai 10.844 ha. Scdangakan pada kesesuaian
potcnsial total produksi hijauan bisa mencapai 153.584 BKC toa/tahun dengan
asurnsi iahan semak dan lahen terouka ditanami dengan rumput unggul seperti
rumput gajah dan leguminosa yang mempunyai produksi hijauan tinggi ( 40 ton
I3KCiha/tahun dan 12,16 ton BKC/ha!tahun). Pemnaman rumput ungguJ pada
Iahan terhuka dan kebun carnpu.an dapat meningkatkan daya dukung hijauan,
sehingga hisa rnencapai produksi sebasar 32.463 ton BKC!rnhun dan 46.980 ton BKC/tahun.
Pcrhitungan daya dukung lahan aktual untuk masing-masing kecamatan
menggunakan basis data awal antara lain kdJ~ kesesuaian lahan jenis tanaman
rum put lapangan dan kesesuaian lahan padi sawah untuk penggunaan Iahan sawah dibagi dengan jumlab kcbutuhan hijauan makanan ternak per kecamaran. lndeks
daya dukung hijauan makanan ternak dapat mcnggambarkan status daya dukung
62
5.5. Analisis Finansial Usaha Snpi Potong
Dari J.900 populasi keluarga peternak yang ada di Kabupaten Sijunjung
diarnbil sampcl sekitar J/n*populasi sehingga didapatkan pcngujian sampel
sebanyak 90 peternak. Pengambilan sampcl <lilakukan secara acak, dengau 30
1:11.k:b daya d1.kung lahan pada kcsesuaian lahan potensial mcnuniukkan bnhwn rnayoritas status daya dukung per kecamaran dalam status aman, namun
Kecamatan Sijunjuug Jan IV Nagari masih berstatus rnwan dengan indcks 1.73 dim 1,93. Dari status daya dukung .ahan terscbui diatas maka aruhan
pengcmbangan sapi putung diarahkan pada kecarnatan yang masih mempuayai
daya dukung lahan aman schingga masih mampu rncnarnpung pcningkatan
populnsi ternak, baik sccara digernbalakan maupun dikandangkan, lJntuk
Kecamatan Siju;1jung dan Kccamatan JV Nagari dengan st~,1s daya dukung lahan rawan sistcm pcngernbangannya dapat diarahkan melalui sistem dikandangkan
karena puneliharaan dikandangkan akan mcningkatkan status daya dukung lahan
dengan pcrunamun rumput unggul dan pcmanfatan limbah pertaruan lcbih maksimal.
dengan kapasitus penambahan 3.519 ST, 50 ST dan minus 2.542 ST. Tabel 25 Stanis daya dukcng hijauan makanan iernak bcrdasarkan kescsuaian
lahan potensial d1 Kabupaten Sijunjung tahun 2C-OS
Iota! Total Daya Popdasi Status Kapasitau No Kecamarnn Prod. kcb. Tampunc IDD Dayo BKC DKC Llhon Ru1nu~an~11
Dukung Peningkatan
Ten fon !S') (Sn (S'l) I. Kupiran 9.122 1.823 8.002 U\00 ).00 Aman 6.402 2. Koen Vil 12.296 1.734 10.7~6 l 521 7.()() Aman 9.265 3. Sumpu: 20.:86 <.077 17.7~5 3.576 4,9~
Kudu' Aman 14 219 4. IV N11gnd 10.039 5.189 8.8C6 1.552 I.!>~ R~\VBO 4 254 5. Sijunjuni; 11.298 i.121 10.788 6.246 1,7~ Rewan 4 542 6. Lb. Tard. 9.187 2.262 ~ow 1.QU 4.0~ ~\m1n 6 075 7. Tanjung 14.821 :.894 13.001 2.538 5.12
GuJ:1ng Aman 10 46' 8. Kornonr "' ,14 5485 S1A86 4.811 11,95
llnnr Aman )2.675 To1~J I 53.584 30.584 n41n 26.828 5.23 107.891
Ket: BKC; Rnh:r11 Kerin£ Cerna: IOD; lndeks D·~u Oukung. ST: Saruan Tcrnak
3,44, schingga masih dapat menampung penarnbahan ternak scbesar 2.878 ST.
5.924 ST, 2.864 ST, 4.260 ST can 11.736 ST. Kecamatan Sumpur Kudus. IV
Nagari dan Sijunjung yang mempunyai status rawan, kritis dan sangat kritis
63
5.5.1. Kctcrsedian Modlll
Modal yang diburuhkan untuk memulai suatu usaha meliputi dana untuk
pengadaan aktiva dan dana untuk medal kerja. Biaya investasi yang dibutuhkan
unruk usaha sapi potong ini meliputi biaya pembuatan kandang (gudang unruk
skala usaha menengah), pengadaan peralatan kandang, biaya instalasi air dan
listrik, biaya budidaya ranaman rumput gajah scrta biaya pembclian ternak sapi.
Lahan untuk usaha cernak adalah milik sendiri yang merupakan sebuah
investasi, dan tidak memiliki daya saing terhadap pc:nggunaan lahan lainnya
sehingga biaya scwa tidak diperhitungkan, biaya transportasi juga tidak <lihitung
karena rata-rata petemak mclakukan transaksi jual beli di kandang sendiri dcogan
orang petcrnak pernclihara sapi srstcm per.ggemukan dikandangkan dan 60 orang
peternak pemelihara sapi sistem rurunan dengan digembalakan. Jenis rernak sapi
yang dipelihara bervariasi antara lain sapi bali. sapi pesisir (sapi lokal). simental,
PO dan brahman cross. Keterbatasan data resmi tentang populasi masing-masing
jenis ternak sapi yang dipelihara di Kabupaten Sijunjung. mcnyebabkan penila.an
analisis usaha d.dasarkan atas mayoriras populasi yang diteurukan dari hasil
peninjauan lapangan dan pengambilan kuisioner yaitu sapi lokal (persilangan sapi pesisir dengan sapi PO atau bali).
Usaha pctcmakan sapr potong ci Kaln.paten Sijunjung merapacan suatu usaha sampingan dan belum mcn:pakan mata pencaharian utama, sehingga n.asih
tergolong dalam usaha kcciJ. Usaha yang dilaksanakan mayoritas dengan sistem turuoan (anak yang dijual), yaitu dengan mcngusahakan sisicm pembihitan dan
pemeliharaan digembalakan pada siang ban dan kadangkala diheri makanan tambahan berupa konsentra: dan hijauan segar pada waktu malam hari. Sisteru
pemeliharaan masih terintegrasi denzan usaha tanaman pangan padi sawah, semak dan kebun campuran sepcrti kelapa, karet, kelapa sawit dengan pola pcmeliharaan
digcmbalakan.. Namun sebagian masyarakat ada yang memelihara dengan tujuan penggemukan baik secara intensif maupun semi intcnsif dengan skala usaha yang
relatif masih kecil. Olch karena iru analisis finansial usaha temak sapi potong pada penelitian ini dilaknkan terhzdap dua ;eni~ pemeliharaan yaitu usaha
peternakan sapi potong sistcm gembala dengan pemeliharaan iurunan dan usaha
ternak sapi po.ong sistcm dikandangkan dengan tujnan penggemukan.
64
Proyeksi aliran kas membahns tcntang arus pcncrirnaan dan ams biaya usaha
ternak. Arns penerimaan didapatkan dari pcnerimaan operasi sedangkan arus
biaya dikeluarkan dari awal usuha dan biaya operas] selama usaha berlangsuug.
Asurusi yang digunakan dengan biaya input dan output tetap selama rnasa pcrhitungan.
Uraian satunn Niloi Kc1era:1gan Harga beli induk R1i/rkor 6.000.000 I lorgn bcli >n1'i dora Rp/ckor 4.500.00u llarga bcli pedet R;>/ekor 3.500.0C-O J l:1rgo bcli p~j<u11:111 RplCk(>r 7.000.000 llar.~a hcli >npi h.1knlnn Rpm II 5.000.000 Ha1gujual s:1pi (pcnggemuknn) llp/UI l 6.000.000 Harga jual induk ufkir Rpi<koi· 3.5f•O.OUO Biaya pakan clcdnkib11~cmrm - binya konscnirar digcnibaloknn R1>/cki1h lR2500 • cliknrulangknn ska In sedan.~ Rp.lek/pcriodo I ~0.00~ • d:kondangkon skalu kccrl R Jli c k/pcrud e 144.0()()
Volume rnta·r:'l(U • dikandnni;:,an ,knl11 scd1111~ Ekor 6·15 Ratn-ratn 8
dikandnngkan 'kola kccil l:k1lf 1-~ J\a1a·r~1u 4 • digembalukan Sisum ummnn Pkor 1.s Ra13 rolu ~ Pcnodc pClli)n:l){IUill alirun ka~ Tuhun ~
sistem pen id 1hnraa11 MMn pcriodc 1•~uggemukan kuli/111 'l • .I Bobo! bacan nwal ram-min Ke 250 Pcrtsmbahau bobot b!1dun Kg/~1r 0,4-0,5 Tingka1 suku buuga Y.1 /th 6 Jun 17
l:una pcngge1nu~fl11 l3uln11 4 U 1ayo konllan~ skn la mcncngah U1tic 7 000.000 Biaya kandung skala kecil t.hdl t.500.000 Biaya pembuatan kcbun 1 LMT digcmbalaknn Unit 1.000.000 Biaya pemhuutun kebun J IMT kandaug s'.<alu kecil l Jnit 1.000.000 Hiaya pcmlmatan kcbun H~·fT kan<liJJlg skala n1cncngt1h lJi:il 2.000.000
S.5.2 . Proyeksi Alir:m K3s
me11d11tangka11 pedngang pengumpul (tnukc). Asumsi-asumsi yang digunakan
dalam analisis usaha tcrnak sapi potong d: Kabupaten Sijunjung berdasarkan
kesimpulan rata-rata basil pengamatun lapangan dan wawancara dengan petemak dan pedagang sctcmpat, yang tersaji pada Tabcl 26.
Tabcl 26 Asumsi-asumsi dalam usahn rcrnnk sapi potong di Kabupaten Sijunjung
65
5.5.6. Penilaian Kritcria Kelayakan Fio:111sial
Penilaian kelayakan Iinansial usuhaternak sapl potong di Kabupatcn
Sijunjung menggunakan kriteria NPV, B/C ratio dan lRR. Analisis usaha
dilakukan selama 8 tahun dengan asumsi masa produktif sapi betina kurang dari
10 tahun atau 7 kali melahirkan. Perhitungan kclayakan invcstasi dipcroleh
5.5.S. Arus Pcudapatun
Pendaparan merupaknn selisih dari pcucrimnan total usahatcruuk dikurung: denga» biuya Imai usahaternak sapi potong. Faktor-Iakior yang mcmpengaruhi pendapatan ada I eb luasa n usa ha ternuk. ti ngkat produksi dan t ingkat kecfisicn pcngguuaan faktor produksi. Pendapatan rnta-ruta yang d:dapalkan pctcrnak pada pemelihnrnan dcngan digcmbalakn» adalah Rp. 5.950.625 kandnng/tahun, pada
pemcliharaun dikandangkan dengan skala kecil adalah Rp. S.5JS.OOO kandang/tahun dan pcndapatan rata-rata pada pcmeliharaan dikandangkan skala
111encJ1gaJ1 adalah Rp. 12.070.000 kandang/tahun.
5.5.4. Arns 13iaya Usaha Ternak Sapi Polong
Arus hiaya rerdiri dari urns biaya uwal dan bi1ya opcrasional. Biuyu nwal
ya11g dipcrhitungkan untuk meniJcmbangkan usaha rcrnak sapi potoug pada saut
usaha siap untuk bcroporasl. Biayu opcrasional dibugi mcnjadi dua bagian yairu
biuya tctap dun biayu variabcl. Binya tctap adalah hiaya ynng bcsamya tiduk
tcrkait langsung dengun jumlah produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya variabcl adalah biaya yang dtpcngaruhi lani:s1111g dengnn jumlnh produksi,
Iliaya variabcl mcliputi biaya pakau, biaya obut-obman, binya feed
supplement, biaya peralntan dan pcrnbclian xnpi bakulan. Biaya tctap terdiri dari
biaya upah tenaga kerju, pcmclihuraan, I istri], dan penyusutun kandang, Rincian
biayu opcrasionnt usaha ternak sun111~tong dapal dilihm p11d:1 Lampiran, I 0 -15
5.5.3. Arus Pencrimaan Sapi Poteng
Arns penerimaan adalah arus kas yang rnasuk dari suatu usaha. Usaha ternak
sapi polong di Kabupaten Sijunjung terdiri dari penerimaan dari penjualan sapi
yang sudah digcmukan, sapi anakan sena induk afkir serta penjualan dari kotoran
sapi. Jumlah pcnerimaan dipengaruhi olch dua faklor yailu jurnlah produksi dan hurga jual.
66
y·z ·--·••
Analisis yang dilakukan pada sistem pemcliharaan dcngan dikandangkan
dalam skala usaha kecil memiliki nilai NPV sebesar Rp. 32.458. 700 nilai
tersebut merupakan pendapatan hersi h nilai saat kini yang diterima pcternek
selama delapan tahun, Nilai B/C ratio. I, I 2, artinya pcrbandingan penerimaan
yang diterima petcrnak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya. Petenak akan mendapatkan penerimaan
sebesar Rp. I, 12 dari sctiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 54,96 %
artinya investasi yang ditanamkan pada usahatemak sapi potong pada sistem
Kriteria penilaian Sistem Pcmehharaan NPV(Rp) B/C Ratio IRR(%)
Digembalakan 20.929.000 1,4l! 23,SJ Kandang skala kecil 32.458.700 1,12 54,96
Kandang skala mcncngah 70.226.500 1,12 .52,44
ruelalui data hasil pcngurangan biaya dan manfaat yang timbul karena adanya
proyek pada masing-masing usaha. Manfaat bersih tambahan yang diperoleh
didiskontokan pada tingkat suku bunga pinjaman pada Bank Pembengunan
Daerah Propinsi Sumatera Barat (Bank Nagari) tahun 2009 yaitu 6 % untuk
pinjamim Kredit Usaha Keeil dan 17 % untuk pinjaman usaha normal, Tingkat
kclayakan finansial pada masing-masing tingkat suku bunga dim sistem
pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran IO- 15.
Analisis yang dilakukan dengan tingkat suku bunga pinjmnan 6 % ditersaji
pada Tabel 27. H<1Sil analisis pada pemeliharaan ternak ymg digembalakan
merniliki nilai NPV sebesar Rp, 29.288.600 nilai tersebut mcrupakan pendapatan
bersih nilai saat mt yang diterima petemak selama delapan tahun, nilai B/C ratio
adalah sebesar I ,4il artinya perbandingan penerunaaa Y!lll!l diterima peternak
selama dclapan tahun lebih besar dari biaya yang dikcluarlcan untuk
memperelehnya. Pctcnak akan mendapatkan peoerimaan sebcsar Rp. 1,48 dari
setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 23,53 % artinya investasl yang
ditanamkan pada usahatemak sapi potong pada sistem pemeliharuan digembalakan adalah layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian
intcmalnya lebih bcsar dibandingken suku bunga yang berlaku.
Tabel 27. Hasil analisis fmansial usaha temak pada tingkat suku bunga 6 %
67 T
Kritcria penilaian Sistem Pemcliharaan .\IPV (Rp) B/C Ratio IRR(%)
Digcmbalakan 5.531.200 I, 15 23,65 Kandang skala kccil 18.048.100 1,10 53,66 Kandang skala mcncngah 38.911.900 1,10 51,82
perneliharaan yang dikandangkan dengan skala kecil adalah Iayak dan
menguntungkan karena tingkat pcngcmbalian internalnya lebih besar dibundingkan tingkat dari tingkat suku bunga yang berkku.
Analisis yang dilakukan pada sistcm pemeliharaan dengan dikandangkan pada skala menengah dengan tingkat scku bnnga pinjaman 6 % merniliki nilai
NPV scbesar Rp. 70.226.500 nilai tcrscbut merupakan pendapatan bersih nilai saat kir.i yang ditcrima percrnak selama delapan tahun, nilai B!C ratio 1.2. artinya
perbandrngan pcnerirnaan yang diterima petemak selama delapan tahun lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolchnyr. Pcrernak akan
mcndapatkan penenmaan sebesar Rr.1.2 dari seriap pengeluaran Rp. 1.00. Nilai
£RR sebesar 52.44 % artinya investasi 1•111g ditanarnkan pada usahaternak sapi
poiong pada sistern pcmeliharaan dikandangkan dengan skala usaha mencngah
adalah layak dan menguntungkan karcna tingkar pengcmbalian iuremalnya lebih
besar dibandingkan suku bungs yang. berlaku.
Analisis finansial yang dilakukan dengan tingkat suku bunga pinjaman 17 %
tcrsaji pada Tabel 28. Pemeliharaan temak yang digcmbalakan memiliki nilai
l\l'V sebesar Rp. 5.531.200 nilai tersehut merupakan pendapatan bersih nilai seat
ini yang ditcrima pctcrnak selama delapau tal.un. dengan nilai B!C ratio adalah
1.15 artinya perbandingan pencrimaan yang Lliterima peternak selama dclapan
tahun lebih besar dari biaya yang dikcluarkan unruk memperolehnya. Peternak
akan mcndapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,15 dari setiap pengcluaran Rp. 1,00.
Nilai IRR xebesar 23,65 % artinya invcstasi yang ditanamkan pada usahaternak
sapi potong pada sistcm pen.eliharaan digcmbalakan adalah layak dan
mcnguntungkan karena l\PV bemilai posirif, Rf(" ratio lebih dari satu dan tingkat
pengernbalian internalnya lcbih besar dibandingkan suku bunga yang bcrlaku,
Tabet 28 Hasil aualisis finansial usaha ternak pada nngkat suku bungs 17 °;.
63
5.6. Arahan Pengembangan Sapi Potong
5.6.1. Arahan Lahan Pengcmbaugan Sapi Potong
Bcrdasarkan porensi produksi daya dukung lahan dari masing-ruasing
pcnggunaan lahan yang ada, maka arahan pengembangan sapi potong dapat
diarahkan melalui :
I. Pola Diversiflkasi,
kebuu campumn seluas 93.884 ha, dengan total produksi BKC 61.454 ton/tahuu sehingga dapat rnenampung temak sejumlah 53.907 ST.
Ana.rus yang dilakukan pada sistcm perncliharaan deugan dikandangkan
dalam skala usaha kccil dcngan tingkat suku buuga pinjaman 17 % mcmiliki nilai
NPV sebcsar Rp. 18.048.100 mlai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat ini yang ditcrima pcternak selama delapzn tah.m, ilai B/C ratio I. I 0, artinya
perbard.ngan pcnerirnaan yang ditcrima peternak sclama dclapan tahun lcbih bcsar dari biayn yang dikeluarkan unruk mcmperolehnya. Petcrnak akan
mcndapatkan pcnerimaan scbeser Rp. I.I 0 dari setiap pcngeluaran Rp. 1,00. Nilai rRR scbesar 53.66 % artinya invesrasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistcm pcmehharaan yang dikandangkan dcngan skaln kccil adalah
layak ,t:in mcnguntungkan karena Nl'V nya hcrnilai positit, B!C Rarionya lebih
dari satu clan ungkat pcngcmbahun uucmalnya lcbih hesnr dibandingkan suku bunga yang bcrlaku ..
Analisis yang dilakukan pada sistem pernchharuan dikandangkan dcngan
skola menengah pada tingkat suku hunga pinjamun 17 % mcrniliki nilai NPV scbcsar Rp. 38.911.900, nilai tcrsebut merupakan pendapatan bersrh mla1 saai kini yang ditcrima petemak sclamu delapan tahun, mlai B/C ratio I. I 0, urtinya perbandingan pcnerimaan y-Jng ducrima peremak sclama dclapan iahun lebih besar dan hiaya ynng d.keluurkan untuk mcmperolehnya, Petenak aknn
mendapntkan penerimaan sebcsar Rp. I. I 0 dari setiap pcngeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR scbesar ) 1.82 % artinya invcstasi ;1me dimnamkan pada usahaternak sapi potong pudu sistcm pcmcliharaan dikandangkan dengan skala usaha menengah adalah layak tla~ menguntungkan karena Lingkat pengcmbalian internalnya lebih bcsar dibandingkan suku bunga yang berlaku, KPV nya bcrnilai positi f dan !JiC
mliunya bcsur duri satu,
69
sawah seluas l 0.844 ha dengan total procuksi BKC 12.686 ton/tahun yang dapat rnenamptng tcrnak sejumlah 11.129 ST.
2. Pola Ekstensifikasi,
lahan semak scluas 4.516 ha dengan produksi BKC 46.980 ton/tahun yang
dapat menampung ternak sejumlah 41.2 Ii) ST
lahan terbuka dengan Juas 2.978 ha dengan produksi Bi<.C 3'.!.463
ton/tahun sehingga dapat menampung tcmak sejumlah 28.476 ST.
Pengcmbangan rernak sapi potong berdasarkan status daya dukung lahan diarahkan dengan membagi pada dua prioritas, yaitu Prioritas I dcngan daya dukung lahan pada status aman di kccamatan Kecamatan Karnang Baru,
Kccamaran Koto Vil, Kceamatan Tanjung Gadang. Kccarnatan Kupitau, Kecamatan Sumpur Kcdus dan Kccamatan Lubuk Tarok. Prioritas Ii <lengan daya dukung lahan rawan diarahkan pada Kccamaian JV Nagari dan Kccamatan
Sijunjung. Lahan prioritas I, pengembangannya deogan diversifikasi pada kebun
campuran sehingga dapat mcnampung kapasitas rcmak sebanyak 46.359 ST. pada
diversifikasi sawah dapat menampung 8.817 ST. Pola Eksiensifiksi pada Laban terbuka pada lahan prioritas I dapat menampung 24013 ST, dan pada ekstcnsi [ikasi scmak dapat menampung sebanyak 3 5. 934 ST.
Pengembangan temak pada lahan prioritas 11, dcngan pola civersifikasi kebun carnpuran dapat menampung 7.548 ST. divcrsifikasi lahan sawah dapat
menampung 2.31 J ST, sedangkan pada pola ekstensifikasi lahan terbuka dapat menarnpung sebanyak 4.458 ST dan ekstensifikasi pada sernak dapat rnenampung
sebanyak 5.227 ST, seperti disajikau pada Gambar 19 dan Tabel 19.
70
,,., '"'l
• ~ .
71
Gambar 19 Peta arahan lahan pengembangan sapi potong.
12 : ekstensifikasi lahan terbuka 14 : ekslensiftkasi semak 22: el<stensifikasi lahan terbuka 24 : ekstensiftkasi semak
Ketcrangan : 4 : Bok.an Prioritas l'rioritas I : I 1 : dhersifikasi kebun campuran
13: di•ersitikasi sawah Prioril<'IS ll: 21 : diversifikasi kebun campuran
23: di•crsifikasi sawah
Pr~amSIUdi llMU PERENCANMN VVILAYAH
lnstJlul Portaman Bogor 2010
e . .
~\ • \ ~ ..
Keterangan CJ Batas Kecamatan 14
ArahAn I .ahsn ~· 4 21
II ~
••2 " ~~
IJ
,., ... c•n::-;:
~
N
A ! " ·- n.Jl..J I
L ~ 0 3,5 7 14 21 za
• Kllomele< • ' ~: \ >
• : ..._ { '
PETA ARAHAN LAHAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG
Arahun pengcmbangan sapi potong di Kabupaten StJUl1Ji:ng yang dian~li~is dengau menggunakan metode Al IP (A1111/ytical Hiemrchy Processi dan pernngkai
lunak Expen Chotce 2000. Secara umum, dengan menggunakan AHP prioriias yang dihasilkan akan bersifat kons.sten dengan teori, logis, transparan, dan partisipatif D1:11gJ11 tuntutan yang scmakin tinggj bcrkaitan dcngan transparansi
dan partisipasi, AHP akan sane;it cocok digunakan untuk penyusunan prioritas
kebijakan publik yang menun1u111w1~J"m11ui dan panisipasi,
Dalnrn mctodc im drgunakan 3 kriteria dengan 6 sub krireria umuk mcngekstrak rojunn (go"/} berupa arahan pcngcmbangan sapi potong berdasarkan
preferensi stakeholders. Kritcria tersebut yaitu: I) Aspek kcsesuuian lahan
dengnn sub kriteria daya dukung lahan dan kesesuaian lahan; 2) Aspek kelayakan
finansial dcngan sub kriteria pennodalan clan pemasaran; dan 3) Karaktcristik
sosial hudaya dengan sub kriteria penguasaan teknologi <fan kelembagaan. Hirarki
disusun bcrdasarkan kriteria, sub kriteria dan altcmatif yang dijadikan
pertimbangan dalurn pemilihan arahan pengembaagan sapi potong scbagai tujuan,
72
Hasil perbandingan berpasangan terhadap ketiga kriteria yang digunakan menghasilkan bobot prioritas lertinggi pada karakteristik sosial budaya sebesar
0,40 I terhadap tujuan, selanjutnya bertunn-turut 0.358 untuk kriteria kesesuaian lahan dan 0,242 untuk kriteria kelayakan finansial. Hasil tersebut menunjuk.kan bahwa menurut penilaian kumulatif dari para responden (expert judgement), dalam pengcrnbangan sapi potong di Kabupaten Sijunjung temyata aspek karakteristik sosial budaya dengan sub kriteria pemanfatan tclmologi mendapatkan bobot 0,717 lebih pcnting daripada kelembagaan dengan bobot 0,283 merupakan aspek utama (prioritas pertama) yang harus diperhatikan. Selanjutnya berturut-turut aspek kesesuaian lahan (prioritas ke-Z) dengan sub
kriteria daya dukung laban mendapatkan bobot 0.530 lebih penting dibandingkan kesesuaian lahan 0,470 clan aspek kelayakan finansial (prioritas ke-3) dengan sub kriteria pemasaran mendapatkan bobot 0,556 lebih penring daripada permodalan dengan bobot 0,444. Nilai inkonsistensi yang kecil (0,05) menunjukkan bahwa
Gambar 20 Hasil penilaian hirarki dari AHP.
Arahan Pengembangan sapi potong
············-····-··--············-··-··-······-····- .......... - ............................ ......................... ·····-·-···- ····-···-·-··--·-----·--·-···-···--- ···-···-·-· ········-·- • •
Kes lahan dan Kelay. Finansial K.arnktcr sosbud lingk (0.358) (0,242) (0,401)
··-··- ··-·-··-·· --i ·-· ··-·-··-·- ·······- ·······-··-·- ····----·- ...... ·-·- .. -·-·-·- .. -·-·-------+- ·······-·-·-····-·-·-- • • .. ,, 'I'
00 lahan Kes laban Pennodalan Pernasaran Pcmant teknlg Kclembagaan (0.530) (0,470) (0.444) (0,556) (0,717) (0,28))
' ' • ........... ,,, .... , ... _,,_,, __ ,_,,_,,,_..,,,_, ----- .. ---------··· .. ···--···~-~·-·-·----.,...·--·----·- -·-·-·- ......................................... -
Dikandangkan Digembalakan (0.650) (0,350)
sebagairnana terssji pada Gambar 20. Data perbandingan diarnbil dari empat unsur
stakeholders yang dirasa sangat berperan dalarn kegiatan tersebut, yaitu petemak,
pedagang ternak, anggota DPRD dan unsur pemerintahan yakni, Bappeda, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian dan Dinas Koperindag dan Penanarnan Modal
73
Hasil analisis t\HI' dari pcndapat masing-masing stakeholders tersaji pacia
'label 30. Pedagang clan pcternuk lebih rncngutamakan kepentiugan daya dnkung
lahan diantara ketiga krireria tersebut di atas. Petcrnak melihat kesesuaian lahan sangat diperlukan dalam pengembangan usaha sapi potong dibandingkan daya
rncrcka lcbih mcngummaknn aspck karakreristik sosial bud3ya dcngon bobot 0,401 (40 % •lari pcniluiun), dcngun sub kritcna pcnrenfaaran teknotogi tepat guna
0.717 dan kclcmbaguan masyarakar ml:it 0,283.
Tohcl 30 Matrik nilai /\I fp nia~ing·mnsi11g.,111kehoiders
l'cmerin l~U Krirerln l'Ntrnak P('dagn11g l>J'RD Torn I
rahan L~h11n dnn
0,372 0,452 0,247 (),JOH 0,358 ll11gk1111~a11 a. - Oayn duk111111 lahan 0,269 0.521 0500 il,800 0.530 h. - Kesesuaian lahan 0.731 0,47Q o.soo 0,200 0,4?0
2 Kclayakau n,ns Ci,325 0,365 0,096 0,242 Ftnansiul
~I. • Pertucdalnn 0,673 O,lX·I 0,599 0.250 0,4.J4 b. • Pemasaran 0,327 0,?16 0,40 I 0,750 0.556
3 SnsiJll Uull:i~·a 0,393 0,223 0,388 0,596 0,401 (I, • Pcmrmf r cknologi 0,730 ()5,13 0,682 O,R.S7 0.717 b. ~ Kclemhagnan 0,270 0/157 0,318 0, 1·13 0.283
Tujuan
Dtkaudangkau O,SS8 11,693 0,495 0,351 0,650 Digcmbalaknn 0,442 0,307 e.ses 0,149 0,350
pengisian skula perbandingan berpnsangan antar kriteria yang dilakukau oleh responden telah mernenuhi syarat dan konsisten,
Sceara kescluruhan basil analisis ini inenghasilkan pemeliharaan sistem kandang mendapatkan prioritas yang lcbih pcnting yaitu sebesar 0,650 dan sisrem
pemeliharaan dlgcmbalakan mendapatkan hohot 0,.150 dcngan nilni inkonsistensi
sebesar 0,05. 1-1;1] ini rnenunjukkan arahan kebijakan pengembangan sapi potong
unruk Kabupaten Sijunjung lcbih diarahkan pada sistem dikandangkan, walaupun dihuung sccara unalisis finansial sistem gcmb;da lcbih menguntungkan daripada
sistcm kandang, Hasil analisis Alli' .lari scluruh stakeholderi menunjukan buhwa
kalayakan finnnsial hanya mcndapaikan bobot 0,242 (24 % dari pcnilaian), karcna
74
dukung lahan, sementara pedagnng melihat daya dukung lahan hampir sama
pentingnya dcngan kesesuaian lahan. Dalarn arahan pengcmbangan sapi potong
peternak lchih menginginkan sistem dikandangkan dcngan bobor 0,558, begitu juga dengan pcdagang 0,693 dau unggota DPRD 0,851 hal ini karena dengan
pemelihnraan srstem kandang wakru yang tersita tidak begitu banyak unruk
memelihara sapi dan perputaran uang lebih cepat. Unsur pemcrintahan
menyikapinya agak bcrimbang antara pengembangan dikandangknn dun
digcmbalakan 0,495 dun 0,505 karcna budidaya ternak dcngan pemeliharaan digcmhalakan menghasilkan kcturunan yang dipcrlukan dalam pengembangan usaha tcrnak sccara berkelanjutan.
75
l. Berdusarkan pcrtimbungan aspck sosial bud a ya mnsym ukat dengan pemanfaaran reknologi tC1>t11 gunn dan kclembagaan dalarn masyarakat adat, us11h11 sapi potong scbaiknya diarahkan kcpada sistcrn pcmoliharaan
d ikandangkan.
2. Pcngembungan usaha sapi potong scbaikuyu lebih diarahkun pada lahan
prioritas I dcngan pola diversifikasi pnda kebun ~arnpuran karena mcmpunyai
daya dukung hijauan yang tinggi.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan dcngan menggunakan data
dan infonuasi yang lebih derail dan skla pcta yang lebih bcsar (semi detail dan
detail) untuk meningkatkan rcabilitasnya
6.'2. Sar:111
6.1. Kesimpulan
Bcrdasarkan hasil penelitian ini. dapat diarnbil kesirnpulan sebagai bcrikur :
1. Areal yang potcnsial unruk untuk pengcmbangan sapi potong adalah 17.0.063 ha (38.35%) berupa kehun campuran 100.359 ha, sawnh 11.027 ha, semak
5.42& hu <Ian lahan tcrbuka 3.247 ha, dcngan produksi BCK masing-masing
adalah 61.454 ton, 12.686 1011, 46.980 :011 dun 32.463 ton.
2. Sccara aktual total da)'11 dukung lahan dapat mcnampung pcnarnbahan sekitar
:)8.894 ST, xedangkan pada kcndaan kescsuaian luhan potcnsial depat menampung 107.894 ST, 11;.1mu11 pada kcsesuaian lahan aktual di Kecamaran
IV Nagari <11111 Kccamatan Sijcn.1ung tidnk bisa mcnampung pcnnmbahan karcnu status daya dukung lahan ki iris sumpai sun gm kritis.
3. I las ii pcrhuungan N PY, 'fot BCR <Ian lll.R den gun tingkat xuku bunga 6 % dan I?% csahn pcrnclihnraan sapi potong di Kubupaten Sijunjung layak urnuk diusahukan pada semua sistcm pcmelihnraan yang dinilai.
4. Dari has ii ;\Hr didnpntkan urahan pengcmhangnn sapi poiong kcpada sistem pemelihnraan dikundangkun dengan n.lai 0,650 dibanrlingkan dengan
digembnlakan 0,350.
6. KESLVLPULAN DAN SARAN
[DfSNAKKAN] Dinas Peternakan dan Pcrikanan Kabupaten Sijunjung 2009. Statistik Petemakan talmn 2008. Muaro Sijunjung.
[DISNAKKAN] Dinas Peternakan dnn Perikanan Kabupatcn Sijunjung 2008. Statistik Pcternakan tahun 2007. Muaro Sijunjung.
[Direktorat Pcnycbaran 1.1<111 Pengembangun Peteruakan]. 1985. Peta I'otensi l'enycbarau dan Pengernbangan Pcternaknn R11mi11(1nsic1. Sapi dan Kcrbau l'otong. Boger: Ditjen Peteiuakan dan Fakultas Pctcrnakan tnstirur Penunian Bogor
[Direktorat Pcngembungun Kawasnn Khusus dan Tcrtinggal]. 2004. Tata Cara Pcrcncanaan Pcmbanguuan Kawnsan untuk Pcrccparan Pcrubungunan Daerah .. lakartn · Budan Perencanann Pcmbangunan Nasional.
Davcndra C. Sevilla. l'C7.0 D. 200 I. Food recd System in Asia-Review. Asian Aust J Anim Sci. 14:733-745.
Darmnwijaya, I, I 990. Klasifilwsi lr11111/1 Dasar Tcorl lJagi Pcuelul Tanch dau l'elaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarra Gadjah Mada University Press.
[BI'S 1 l3i1d(111 I" usa I Statistik K abupn ten Si j unjung, 2009. Sijunj ung da I um Angka tah.in 2008. BPS bckcrjasarna dcngan BAl"f'.'EDA Kabupatcn Sijunjung. Munro Sijunjung.
(BPS] Baden Pi1~a1 Sl:itistik Kabupatcn Sijnnjung. 2008. Sijunjung dnlam Angku tuhun 2G07. OPS bekerjasama dengan BAPPEDA Kabupatcn Sijct1)ung. Munro Sijunjung.
I BAPPEDA] Badan Perencanann Pcrnbnngunan Dacrah, 2009. Piuduk Domcstik Regional Urutn (PORB) Kabi.puten Sijunjung tuhun 2008. BPS bekcrjasuma dcngan BA PPEDA Kabuputcn Sijunjung. Munro Sijunjung.
[BAl'PEDA] Badun Pcrcncanaan Pembangunan Daerah. 2008. Produk Domesiik Regional Brute (PORB) Kabupatcn Sijunjung lahun 2007. BPS bekerjasamn dcngan FlAPPEDA Kabupatcu Sijunjung. Muaro Sijunjung.
[BAJ'l'E[)AI. 2006. Rcncana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sawahtumo/Sijunjung (2006-2010). B.'\ PP EDA Kabupaten Sawahlunio/ Sij.injung. Munro Sijunjung.
[AAKj JY~:!. Hijautm Makanan Temnk : Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta. Peuerbit Kanisius
DAFTAn PUSTAKA
Saaty TL. 1993. Pengambilan Kep11111sa11 bap,i para Pemimptn. Proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks. Setiono L, Penerjemah : Peniwati K. Editor. Jakarta. Pustaka Binaan Prcssindo. Tcrjcmahan dari : Decision Making for Leaders : The Analytic Hierarchy Process for Decisions in complex world.
Riady M. 2004. 1 antangan dan Pcluang Pcniugkatan Produksi Sapi l'otong i'vlenuju 2020. Di dalum Setiu l3 e: c1I. Editor. Presiding l.okakarya Nasional sap! Potong. Yogyakrrta. 8 -9 Oktoher 2004. 11oeor : Pusat Penelitian dan Pcngcrnbuugan Peternakan. 1-J Im. 3 - 6.
Ma'sum M. 1999. Kc111u11gki11un Penggunaan Data Sntclit untuk Mengcstimasi Produksi Pakan Ruminunsia. Warrazoa. B11lcti11 Ilmu Pcternakan Indonesta 8 (l ) : 15-!!J. Bogor : Pusat Peneliiian dan Pengembangan Pcteruakan. Badan Pcnelitian dan Pengembungun Pertanian, Deptan,
l.illcsand MT. Kieler RW. I 9<>0. l'enginderaan Juuh dun tntcrpretusi Citra. Dulhahri, S11hMS<)llO P, Hartono, Surhayadi, Pcnerjemah. Yogyakarta : Gujah Mada Pr. Tcric111ah;111 dari : Remote Sc11s111g and lmag« I 11 I,. rpreta I ion.
Khanna I', tsabu l'R, George MS. 1999. Carraying-capaciry as a basis for sustainable development. A case study of Nuumal Capital Region in India. Progress i11 l'la1111i11g 52: I 01-163.
I lcrlinda S. 2007. Aruhan Pcnataan Kawnsan Penyebaran dan Pcngcmbangan Pctemnknn Sari Potong di Kabupatcn Lima Puluh KCJta. [Tcsis], Boger: Program Pascasarjana. lnstiun Pertanian Begor,
Hardjowigcno S, Widintmako. 2007. Evaluasi Kesesuaion l,11/11111 dan Perencanaan Tata (i1111<1 Tanah. Gujah Muda University Press. Y ogya kana.
Hardjowigcno S. 2003. llmu Tcnah. Jakarta: Pencrbit Akademika Prcssiudo.
[FAO) Food and Agriculture Orgamzation. 1976. A Framework For land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. J2. Rome: Soil Resources Development and Conservation Servis Land and Water Development Division Food Agriculture Organization of The United Nations.
Djaenuddin D, Hendrisman :VI, Subagyo, Hidayat /\. 2003. l'ctunjuk Teknis Ev11/11t1si Lehan 1m111k Komoditas Pertanian, Begor : Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak, Badan Penclitian dnn Pengcmbangan Pertanian.
[DITJENNAK] 2008. Statistik Pcrcrnakan Indonesia iahun 2007. Jakarta. Dircktorat Jenderal Pcrcrnakan.
78
Wirdahuyat! RR, Baruualim A. 2007. Produktivitas Ternak Sapi Lokal Pesisir dan Daya Dukung Lahan Pcngembalaan di Kubupatcn Pcsisir Selatan Sumalcra Barar, Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternaknn don Voteriner. Akselcrasi Agribisnis Peternakan Nasional melalui
Tbapa GB, Puudel GS. 2000. Eva:u,uion of livestock carrying capacity of land resources In the Hills of Nepal basedon total digestive nutrient analysis. Agriculture, Ecosystems and Environment 78:223-235.
Tapiador FJ, Casanova JL. 2003. Lunduse mappin~ mclhodlo~y using remote sensing for the regional planning directives in Segovia, Spain. Landscape and Urban Plauning ts): 103-115.
Tarigan Lt 2005. Porencanaan Pe111bn11p,111um Wifnyuli. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Suratman, Ritung S, Djacnuddit: D. 19')8. Pot1,;11~i Lahan untuk Pcnxcmbangan 'l'crnak Ruminnnsia Bcsar di Bcberapa Provinsi di Indonesia. Di dalum Karuma AS. l:!ditor. Prosiduig Pertf!11111u11 Pembahasan dan Komunlkasi Hasi! Pcnclitian Tanah 1k111 Agroklimat. /Jid1111g Pedologi. Cisarua. 4-6 Marci I 997, Begor : Pusat Penelitian Tan ah Jan Agroklimut. 111111 169- 182.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta, l'encrbit Univcrsuas lndonesia Press.
Sumanro, Juarini E. 2006. f'edo111r111 ldcntifikasi l'otenst WI/ayah. Begor : Balai Penclitian Tcrnak Ciawi-Bogor
Sumanto, Juarini R. 2004. Potensi Kcsesuan Lah:111 unruk f'.::ngcrnbangan Tcrnak /111111i11n11sit1 di Propinsi Nusa Tcnggara Timur. Presiding, Seminar Nasional Teknoiog: Peternakan dan Veteriner, Iptek Sebagai Mo101· Pe11ggemk Pcmbagunan Ststem t/1111 Usaha A)(ribi.mis Peternakan. Bogor 4-.5 Agusn1s 2004. Bogor : Puslithangnnk, Balitbnngtan. 111111 123-129.
Sugeng Y H. l 998. Sapi Potong. Ccrakan VI. Iakartu, Pcnebar Swadaya,
Suhardjo l 1. 1989. Kcadaon Tanah di Kcbun-Kcbun Penclitian Pola Usaha Tani Daoarah Transmigrasi dalam Risulah husil Penelitian Tanah, Balai Pcnclirian Tanah, Pusat l'cnelirinn dun Pengembangan ·1 anah dau Agroklimat. Begor.
Setyono DJ. 1995. Anaiisis Strukrur dan Pcrencanaan Tata Ruang Usaha Ternak Sapi Poioug di Kabupaten Lombok Barnt l)ropinsi Nusa Tenggara Barar. [Tests]. Bogor: Program Pascasarjana, lnstin.t Pcrtanian Bogor.
Soemarwoto !. l 983. Pengclolaan Sumberdaya Alam. Bagian fl. Bogor : Sckolah Pascasarjana. Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, lnsrinu Pcrtunian Boger,
79
Pcngembangan dan Penerapan ll'I'EK. Boger 21-22 Agusrus 2007 Begor : Puslirbangnak, him 122-1\1.
LAMPTRAN
Progam Studi ILMU PERENCANAAN WIU\YAH
lnstitut Pertanian Boger 2010
e . .
Legenda: KELAS LERENG (%)
0 "3
16- 30
-3-8 -30-40
8 1S
->40
~ 0 3 6 12 18 24
KilOflleter
N
A IO'IC'O"t
PETA KELAS LERENG KABUPATEN SIJUNJUNG
Lampiran l Peta Kelas Lereng Kabupaten Sijunjung
....
.,,..
e . .
Legenda: CURAH HUJAN (mm/Th)
.. 2000-2500
.. 2500-3000
.. 3000-3500
Progam Studi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstitut Pertanian Begor 2010
.._..
PETA CU RAH HUJAN KABUPATEN SIJUNJUNG
Lampiran 2 Peta Curah 11ujan Kabupaten Sijunjung
'.
~~" ...... N
A nm I I I 0 3.5 7 14 21 28 • Kilometer
'''"
Progam Studi ILMU PERENCANAAN WILAYAH
lnstitut Pertanian Bogor 2010
Legenda: BULAN KERING
2-3
-3-4
~---------
'""
N
A ruu I I I ,..,.,.. 0 3,5 7 14 21 28 """
Kilometer
l PETA BULAN KERING KABUPATEN SIJUNJUNG I
Lampiran 3 Peta Bulan Kering Kabupaten Sijunjung
b. Ternak yang tidak dikandangkan sering masuk ke pemuk:iman penduduk
diversifikasi sapi potong pada kebun campuran. a. Sistem pemeliharaan 4'i'I
Lampiran 4 Foto Pemeliharaan Ternak Sapi di Kabupaten Sijunjung
Lampiran 5 Krircria kesesuaian lahan untuk rurtput gajah iPennlsetnm p11rp11re11111)
Kualitas/ Kclas Kcsesuaian Lohan karakteristik lahan SI S2 s' N
Temperatur : ( l) ~ rata-rata tahunnn c•ci 20. 28 18 -20 16 -18 <16
28 -30 30. 38 ,>)8
Ketersediaan Air : ( w) ~ Curah hujn1ti'lnhun ( mm ) I 700-2000 1400-POO I I 00- I 40oJ ., 1 :oo
2000-3000 3000-500() >5000 Mcdru Pcrasnrun : ( r) .. Drninase bark S~Ullf)ili ognk cepat terhambat sangat tcr
hambat, t1~:~k (1j.rlutnlbi1I cc pat cepm
'l'ckstur h, uh, s, ak Ji, ah, s, ak k,sh ~ -Kcdalarnnn cfok1if ( CJ\i } >.10 >50 30-.50 <JO Rctcnsi I lara ( f) • KTK ( cmol/kg] >16 <16 • kejeuuluu basu (%) :•50 35-50 <:35 • pll ll20 5.8. ?,O 5,5. 5,8 >5.5
7,0·7,S >7,, • (' • Orgo111 k (%) :..0,4 :;0,4 Bahoyn erosl (ch) • 1 ereng (%) <'8 8 16 16 30 >30 • b:1haya erosl sr r, ~d ~ sb Bahayo nn1\i ir (b) • Gcnaugan HJ Fl 1'2 >F3 Ponyiapan lohon (pl) • Ba1uan pcnnuknan (%) <.S 5. 15 15. 40 >40 • Singkapau Antunn (%) <S s. 15 15. 25 ;..25
Kele1 unguu Tekstur : •h- sungat hclus (ripe lint 2 : I), h - halus, nh • ugak halus
$ • sedang, ak • aguk kasar Duhuy~ crosi : sr - sanga: ringan. r ... ringan, sd • $Cdun1;h b • ocret, sb '"' sangat berat
Lampiran 6 Kriteria kesesuaian lahan untuk kelompok legurninosa
Kualitas. Kelas Kesesuaian Laban karaktcristik lahan SI S2 S3 N
Temperamr · ( I )
- rara-raca rahunan ('C} 20 - 28 18 -20 16 -18 <16 28 -30 30 - 38 >38
Keicrscdiaan Ai': ( w ) - Curah hujan/tahun (mm) 1500-2000 900-lSGO 600-900 <600
2000-2500 2500-3000 >.)000 - Kclembaban (%) <65 65. 75 75 - 85 <-85 Kcicrxediun 02 ( 00)
Drainasc bark surnpai ag:ik cepat terhamb:u sanyat tcr harnbat,
ognk terhambat cepat cepat -TckMur Il, oh, s, ek h,nh.~1ak k k -Kcdalaman cfckiif ( cm ) <15 15 - 35 35 - 55 >55 Reteus! Hara ( f)
( - KTK cmol/kg) ";1ol6 Sl 6 - kejenuha» basa (%) >50 JS-50 <35 pl l 1120 5,X 7,0 5.S-5,8 -s.s
'/,U-7,5 >~'.S c Orgonil, (%) ·'o.~ ..-.·o,4
Uahaya c1<>" ( eb) • Lcrcng (%) -~s g _ 16 I~ 10 >30 • bah~ya erosi sr r, sd b Sb l)nhnyo Oonjir ( b) • Genangan 110 Fl t·i >1·3 Pcnyiapau Jahau (pl) • Beman permukunn (%) <5 5- 15 JS· 40 >40 - Singk3pan Oatuan ( % ) <5 5 - 15 15. 25 >25
Kcrcrengan Tekstur · sh - .<.inenr hnlus (tipo lint 2: I}, h • halus, uh• ugak J1~lus
:.; - sedung, ak - agt1k ku~u1 Hahaya crosi : ~r ... saugnl ringan. r - ringnn, sd - scdnng, b - bcrat, :;.be ... ungat bcrut
Lampiran 7 Krircria kesesuaian lunan untuk rumput lapangan
Kualiras/ Kelas Kesesuaian Lahan karakteristik lahan SJ S2 S' N J
Temperatur : (1) • r:tta-ra1i.1 t:thur.an (°C) !0-30 >30·35 > 35--15 >40
18-<26 12-<l 8 <12 Ketersediaan Air : ( ·.v) - Curah hujnn/tahun (mm) 1500 4000 >4000- 5(00 >5000-6000 >6000
I 000-< I 500 400-<tOOC «400 LGP (h1ri) >330 300-330 180-300 <ISO "kdia Pcrnkaran : (r)
:.gli • Dralnase 1c:l'1mtxlt agakoepat sangai ttrhainbat $onga1
~<bng.baik terhambat cepat cepat ·Td,,tur SL.L.SCL LS. snc S. SiC,C K~rikil
Sil. Si. SC C!,SiCL
-Kcdnlaman cfc~llt (cm) >30 20-<30 15-<20 <IS R.ctcnsi H an1 { f) • K l'K l cm:il1ki:) -~ane rendah ~ngu rerdah Id • pH Tanoh ~.o. 6.s >6.5-7,0 :>7,0. s.s >8.S
45.-1,9 <4,5 • C • Orguuik ( •;.) 0•1haya erosi (eh) • Lereng ( %) <:3 3·8 >8 ·IS >JO • cuhayaerosi sr r h sh • Genangan l·O Fl Pl >F3 r~11yinr•n lo han (pl ) • Bntuan permukaan ('Yo) <3 3.g >8. 15 >30 - $ingkopo11 Datuan ( ~) <2 2. :o >10. 25 >25
Kctcrungon Tekstur : sh SOIJJ!31 bolus (tipe lint 2 : I), h • halus. ah• a~ak halus, s • sedang, ak • agtk kasar B~hoi.ya erosi : ~;r - Hlug.a;i riegan, r - ringan, sJ - sedaog, b berat, Sb - $llngn< beret
Larnpirun 8 Kriteria kesesuaian luhan untuk la11a111a11 padi sawah \01yza satim)
Kualuas/ Kclas Kcscsuaian Lahan knrakteristik lahan SI S2 S' l\ . ,
T cmperatur : ( I) - rnrn-rata rahunan c·n ::4 .21) >29-32 >~2. 35 >35
22 ·"24 IS-"22 <:18 Kerersediaan Air: ( \V) · Bulan kering (<IOOmm) <3 3. <9 9. 9,5 .><J,5 . Cumh hujnn/tnhun (mm) >1\00 • 21)0-1 SO() XIKI. <1200 <800 Media Perukarau : ( r ) . Drainase terhamba; lethi'!.rnbat scdang, ccpat
sangac baik ccpm
-Teksrur halus, agak halu> ka•nr. kasar SC<lang, 6gak
sedang, s1ng::.t halus o.vak k3"1r
-Kedalamau efektif (cm) >50 40-50 :s -4') <25 Go111bu1 : • Ketebnlan (cm) <100 100. 150 '>ISO • Kematangau Snpnk hcinik Hemik-
snrrik, r.boi~
Rctcn.,i Harn (() ·KTK ( ~HK!l 'kg) 17 ·24 s. <16 <5 -pH S.5. 7,0 >7.0-8.~ >8.0. 8.5 :>8,5
4,5 • S.5 4.0·<4,S • C • Ori:n11ik ( o/.) Tcksisuas <~) • Alknlinit:i.~'F~P (%) Hera TcricJia ( II) • N Total (%) >0)' 0.10 - o,:o <0,10 • P205 (mg!IQQ:r) ~41 ~I· 40 <21 • K?O (mellflOtr) 2.21 10· 20 <10 Buhaya cro:-;l ( eb } - L1.~r1re11g (%) <1 3 ·X 0>8 · IS >15 UillHl)'a Bnnjjr (b) - (iennnea1: ro.1 F2 F3 F4 Penyiupan luhau (pl) - f,:1111/111 penmknnn {%) <3 3 -15 >15 - -IC >40 · .S1 ngkapnn Batuan (%) <2 2. 10 :>10-25 >25
Kcteracgan Tekstur : sh= sangat halus (tipe liat 2: I), h = balus, ab - agak balus s - sedang, ak = agak kasar Dahaya erosi ; sr - sangat ringan, r = ringan. sci = .scda.ng. b = beret, sb = s.ngt>l beret
Keterangsn Tekstur : sh = sangat halus (tine liar 2: I), h - hafus, ah= agak hales, s = sedang, ak ·= agak kasar Bahaya erosi : sr - ~angat ringan, r ringun. sd - scdung, b = bcrat, sb = snngat be rat
Lumpiran 9 Kritcria kcscsuaian luhan unruk padang pengcmbalaan
Kualitas/ Kelas Kcscsuaian Laban karakteristic lahai: SJ S2 SJ N
T emperatur : l t} - rata-rata iahunan (•q 20 - 30 '·30-3) >3:5-4:5 >40
18-<20 ]2 .. <18' ~12 Kctersedtaan Air : ( w l - Bulan ker'.ng (<75mm} <1 2-3 ;..) 6 >6 - Curah buj~1v·tahun ( rnm ) 1500-4000 >40UU-5Ulll! >5000-6000 >6000
I 000-"l 500 ·100-.-.: I 000 <400 LGJ' (hari) >330 Joo-no 180-300 <180 Media Perakaran : ( r)
agak terhambai ag(lk ccpat sangat - Drainase tcrhambat sangar
'cdan~. baik terhauibat cepat ccpn -Tckstur St. t, SCL, LS, STrC S, SiC, C Kcrikil
sn, Si, SC Ci,SiCL
-Kedalaman etcktif (cm) >JO 20-<30 15-<20 ~~l 5 Rerensi Hara (f) -KTK ( emol/kg) ~scdang reodah sangai rendah id - pH Tanah 5.0 - 6.5 >6,5-7.0 >'i,O -8,5 >8,)
4,5 - 4,9 <4,5 - C - Organik (%) Bahaya erosi (eh) - Lereng \%I <3 3-d >S - 15 >30 - babaya erosi ~I' r b 'b - Genangan FO Fl F2 >F3 Penyiapan lahan (pl) • Bntuan permukaan (%) <3 3-8 >~ - 15 >3U - Sin_gk.1pan Batuan (%) <2 2 - 10 >JO - 25 "-25
Larnpiran I 0 Analisis usaha tcmak sapi potong tli:11gan sistern gembala pada suku bunga 6 % (x I 000)
Tillnm Uni an
II 2 ; 4 5 6 7 8
I. t.SVf.STASL I. Iahnn G 2. K..and:ine 150C l. PcrafaKm soc '· l.Jt>1:il.is-i I i~lrik/;:ir XoC 5. Pcmbuatm kecun H~1T IOX IOOO •\. Pcmbclkn i11dlk f tcnt:.lk) l\IQOC
·rnt;'ll '"''"s-r:isl 12XoC
11. 8ia~ a Optrasic>ual I. Bi.r;~'l:l \'~tbbd
:i Pakan fd:dak) 541.5 912.5 9i2J 912.5 912.5 912.5 912.5 912,S b. Ob:n. ... 1ti:itan 200 :?lJ.) 200 200 100 2(10 1110 :um c F'c1'1'1 Supf1'mi'ft1: lflfl 100 100 100 100 I (Ill 100 100 I!, Biay:i. Pcralatan 100 100 l(>) 100 IW 100 100 100 1 nt:i.l Hi:irz. V:lti:tlid ~7.5 131~.S llJ2,i ~12,.' 1lt2,S 1311,5 u 12.S 1312,5
2. diayaTc1:1p
a. t!pah 'r<.':l;lg<l KCl'j3 lfZ) 1!-15 1&2l 1825 1825 1g~5 1~25 161; b. Li::.tri~;:i:r- 1211 1:10 17') PO llO I ::0 12(} 110
c. Prr.yusulau Kantf:mg llr/.5 1~7.5 181.5 ins IKi.5 ISl.5 187.5 1~7j TQC;il Oiayu T-;.1~1p :ll2,5 21.;z.s 1132.) :?I ~2,.5 2132.5 2Ll2.S 2132.5 2LJZ,5
Tetal Blaj a O~c·r-~itnaoil 3-~I 3.US ~5 _, :;.145 }445 3445 3-145
Ill. Penee-imaan I. Pcrdoala:i S3pi d.::r.t " ')')W 9JOJ <;(n> ~ 90C(J 9000 21\.o()() 2. Po;;1~~1al<1, K<.'(lJTJll 25(1 250 2541 250 25(1 2;-0 2~0 150 f<,1:11 Pcnerimaan 250 9250 9"...50 ~250 92i{J '>2:-0 9150 2125<>
'fotal Pcud3J)!lt:ut -2$.30 5305 5!05 48l)) sses ;$(•5 5805 17S0j
( x 11~10)
Tahun ('.(l-:J
Kc\omt.e tk"ttl& OF a"!.- PV PV PY i11;dt:hi t•Z"".:'fSiOit.al blal ('-)SI Revenue B.:ut>(j1
) 122(1() 0 m:;o 0 -222)0 1 )00'.I 2:'2(:0 ~ 2)2;)() 3@J ~ 9250 61ill J.!1-:3-l 19('.f> !!.'12!> ;8-21 .3445 34>5 9250 5&l5 :),),!JO:) ;OCb ):2Jl :\1$6
j 3445 J44j 9250 5SV5 ~.Hil6 ;b'S2 //65 ·Ult~ , :Hl5 "'145 9250 48<)5 9.'921 ;s21 i.\2'! iX•.it. 5 .1+15 ..1-145 9250 ss~ 3.7413 2514 '6912 4.138 6 3445 3445 9250 ssos )~!050 2429 6521 •cm ) 3445 3445 92SO ssos '.E651 2291 6)52 3861 l 3445 3445 21250 1~)5 ).~274 216) 13333 11171
35(;)5 4'-04!) 64?70 2•)92')
B/·: r.iti::i 1,41 ~PV 20.'>2!1.C ll<R 2J,S3%
Lampi rm: 11 Analisis usaha temak sapi pot:ir.g dengan sisten; gcmbala pada sucu bunga J 7 % ( :t I 1:.:11))
lat.m Llmian
0 ' ; • 5 6 8
I. INVfSTASI
L l.ahan J 2. Konde.ng IS© J.1•cral:ica11 sro ·I. 111~~1l.1~i Lb11 L\.1<lit lOO S. Pcmbuanm k~bun H1\1T IOO'J l:nl b, flembC"li11n n~luk (tem:1k) 19003 'rn1al ln''"!itiul 71700
II. 610~1 Opl."raiio11i! I Ri~1y;1 \.'uricb~I
u.. r:ik:-m lkon:se:nlr.r) ;.-7~ 912.1 91?,I 912.~ 912.5 9125 9.2.5 911.S h, (}hat·nhri1tt1' "t\) ~()) l()) l()) <()) lOJ 200 ~00 e, Fi:or.'l Supl..:n14.·n1 u» If>} JI)) JI}) 10) 10~ lUO 10() \I. H1.1~.1 Pt:.1h1,111 2fJ} :o> ?()) !()) 20) 20:1 201) ~(ll,)
To~11 U"Y' Vari.ih.:I IU.7.5 l•llJ Hl2J Nl2.I 1412.1 1412.1 1412.5 1412..I
' Ri:-1yj Tttari .. c, Ul)'ih T r.•naga ~.;rja 11'1' ua• 1~2S ISlS 1&2! 182) 182) IS2)
b. U1"1rik:'air l~l l?l 12') 120 12') 12l 120 120 c. '°'cnyu,\ltl1n K:rwt1rv; 1'7J IS7J ll7J •~u 1$i,S 187.S 131.5 181.l I t)131 H1~yo 'lcU,:') JJ;2.• ? I tl.S lJ;?.S 2m.s 11;2.s 2132.S ?IJ2,.S ll11,5
Tuh•l Oi1•~11 01H•r1u:J(l1111I )1$ > J$JS lSIS •S•S J$4S 3S4S JS<S J$<1S
It I. Pf't\l"rlo1j!111t
I. Pc1~unl:1n Tcrn.1~ (sapl d.ana1 •J 'le») 9»1 ~») '1,1().) 'llJl).) \llXlll JllA)ij
' l't>njnal:ii. Kt>l(lmo 'Sil lH ISO 25'> IS\> lSO 250 250 'I 01011 }'cncnm:w" zj.J 9Z5) IJ25'J 91.51> 925<) 925-) 9250 nzso Tulul P('1ulapul111t HJ.> S70S Si'OS 4lUS 5701 5705 5105 mos -
x I UOO
-rahun (°C'KI
R4."auc O<n<frt CF17% ~v ~v PV ____ 1_11 .. 't$llSI ~Oa:;.tl klWI C'(t'.:1 Rc:-,~11,1.: Benefit
n 2~tl·~ o 2Z-Z<~ ~ ·2WJO I.~ 22Wll 1; 422200 31$1) 3180 9Z5) 6);'1) P.85-F 2718 ?~(16 SIS~
2 JSH J;+; 'l25l SiUS (1.7)0.'- 2~90 6i5? 41(.X
1 i~~ l\.l~ 'll>J 'ljt{I\ Cl blJ 1 771'\ ~i7\ 3c;f,].
4 35-IS 1545 'JZS) s:os (l.StJ; IS92 •IS}t; 30·14 s Js.lS 35-15 ip_y) SlOS ().4561 1617 4219 2~0l
b j)4) j)4) 92>) )/()) (\.JS'J~ 1.Jlt2 J(:<Jti 1114 , JSl5 JSJS 92~) SJOS {•.3332 1181 3C.S2 1901 ' 8 )545 3545 212SJ 11105 <•2S•I 1010 6C°'2 5042
JS~S )6S02 42334 srn
OtCr-,.lio 1,15
NP\' S.531.l
IRR 2.1.1>5",.
BiC r.lllO
NPV
IRR
24623 .5429:
5l22
4040 4559 4jQJ
4fi.93
44055 415(,J
- :3500 1.0000
J 4
5 6 1 8
2)500 0 0 0 2J399.5 2.1399..S 49500 26100.5 0.9414 2!0-:'S 4J.3'J9.5 -03?9.5 ~?$00 6100.S 0.8900 .3.1!&?5
43399.S 43399.S •19500 6100.5 0,8396 364!9 433IJIJ5 443~.S "'HOO SIOO.S 0.19?1 3516~
•3399.S 43Yl9,S 49;00 6100.S 0,7413 324! I !6%9 4331J'-J,5 43399.S 49500 6100.S 0.10>0 J.OS~S .1~896
4.1)99.S H399,5 49500 6100.5 0,6651 28&63 32910 '057 <33'.l'>.s 4339?~- _ _:•"?"'soo:::... __ 6:ec1,,,oo,,.,,,s _ __,o".s"2"'1•::..._ _ _,2"'1"2;.,9'----'J"'10,,:"1 .,,s,.2"-M
3C8296.S 3-16500 .U}>4 -J!;OJ.5 274916 3mlES 324S9
Tahun (x 1!>2!!1_
P'.' P\{ P\' Co~ Rc"a~~L B~ni:.lit
235(1() 0 ·ZJ5C-0
49500
48VJU
l'i.;Jii
48)00
1511(> 49500
5100,S &ll'lC,S 61DC.5
4..l!()il() 48())0 4801)0
I seo 1 ·5')() 15110
41/51.tO .JIJ51)0 49.500
6100...S 610<:.S
431))0
15'.lO
I. Pe1ljual::.n '1'cr:t!llc
l. Peuiualan Kcicran Totat Pi:l~t'rin:aa.,
21}<;?.S -'3399~ 43-399..$ 44399~-; 434'JO 43400 43399_5. .13399.5
Ill. Penf'1·inl:1:t1)
1"otal Biaya Op~r:tsiou.:.I
::. P'c1tyu:s-ulao Kao~r.mg
lotal B1ay;1 Tt<:ir.
'kif' '-l!tl 1 960 %ft %0 <>GO 960 96Cl
eoe bJO &'JI 6Jo} 6:l0 6)0 61.lQ 600
lfl,..' ·~;.s IS1.5 u;;,s 1~;.,) 1g';5 187.5 IS~.s 11~13 t"!4";.i 7475 1:-4~.s 1:.4~.s 11~',·.s 1747 •. ~ 11J:.s
JOO 200
•OOOO 416il
2(1.)
I OoJ
1152
20{)
I l!i2
21)1 ..1-COOtJ 41652
1152 1152 J 151 100 200 200
100 IOO lllO 200 21 I() 200
.WO.JO .:00:...0 .!1;.:>:J1)
~2652 ~)652 41652
1000
soo It>)
21))
JOO())
416)2
1132
2. 8111.y:i T~;n
11 • ...;p;ih ·r.:o;,;ga Kaja b. L:Slr1k::31r
100
'"'' !.'llJ
'21)t(•O
216;2
1152 200 100
230
411Cm
41651
11$1
Jl. Ri2~a Optr:a~i11n:1I
L 8)3).2. Vanabel
;1, i"ak')n l&.:da)q b. Ob:i1~ubatan ;, :·ccd. Supkmu~l d, Bi;;)":i r\r<l'..at<i::i
c. Pcmbckan 5:api ktkabn Fetal 1hay:a \·;;nab.."i
6. Penbehan U1':)11 (tcr'l);k) ZOOOO
T etal ln\•tst:tsi 1.lSOO
5. Pcmbuaun k<.:bun Hfl,1T 500
1000
500
0
1300
I. l."l'ltrn
2. Kandan~ J, t'r.;rafat.;:11
4. ln.'«al3si Li$1r"b:/air
I. l:"HSTASI
7 6 s 3 8 2 0
Tahun !Jr.z.i:Jn
Lampiran I~ Penggemekun s.:tpi potcng sistcm dik:ir1<bngkan pacla ~ala usahc kccil du1gan ti11gk~11 suku bunga 0 ·~·~ (:< 11..lfli>)
l .• rrnpiran 13 Penggemukan snpi 1>.otbn~ sistcm dikandangkan ~ada skola usaha kecil (!t:·11.1;(:!111i11gk:11 suku btn,l;U 171:1,~ {x 100'))
Tahu11 I :r.ii:m
0 2 J 4 6 7 g
I. INV!';STA;.1
I L1t:in 0 1. K.011.d;ing 1500 J. Pcrafru;i,n 500 4. Jn~tllMi1 Lt:<tnk:alr )()<)
!. Pcmbut1111n kcbun MM1' ICOll l•i()I)
6. rcrnh.cti:ln l\it,it (ten1a:<J ~OOOil To1a1 l11\·C.-s111s1 21500
ll.Oi:1,\:i.Opt<noiv1111I
Oiay:l V:in'nbd
11. f'uk:.111 (d<d:ik) IHtl l.J.10 1'140 14·10 1440 IHll 1·140 1440 b. Ol,r11•obat:111 :!01J J{I() ~:XJ lOO 201) 200 200 ~(;-0
r: ft>ri·I ~t11'k"'""' I lllJ l~lO 1 'Xl 100 100 I Oii 100 I 00 d, Oiur11 P<::'l"1l.11~n 11111 2(10 2:)\1 2\10 200 20!) 200 l(IQ
e. l'c1nbc)i;,111fapi l».kul;.m .?<:(Jrn) •\X1;JI) 4Ui)~I .1crx>o 411()0\) 40000 •IOOOtl 40000 'l'n1:il nl11)'11 Vru i:1h"I llQ•i> Jl1>40 '19.10 42'>-10 ·119·10 ·11?·11) 419.1() ill ~40
z n;fl)'a l\1:1p
a, Up:.h T-.·ou¥1t K-.·1ju 1)(:(.> •no <>~11 lJ(1(l %0 ')60 9(o0 960 h I l~1dk lhr "'~' (<11) l>'XI ~(10 600 oOO 1,00 ,,(lfl
c. Pcnyu,,u1:1n K::11\l;111~ 1~7.l IX1,j 1s·:.s I ~~.S I ~l.S 187,l 187.l I &7.l 'Tvt..1l l3i11y.1 'rcu1µ 1741.l 17-11.S 1w:.i 174"1,l li41,l 1741,j I i41,S 1741,l
'1'11u1I n1a~ :I 01~• r:ulv11lll 236~7.S .1,,M'.<1, ~ 43.SR 446'7.$ 4;eb7.S 4)687.S 4Jt81.S 4;687,S
I II, Pcntti111:1:u1
J. Pcnju;il;i11 Tcmnk 4IOUl1 4SVJIJ 461))<) 48•JOV 4~000 4SOU<I 48000 48000 l, J>c111UJJ3n Ko1<1t>J1l ISUO I S()l) 1 s1.io I SOO ISOU I 5(XI I SO(I lllKI Totat l'cpc.111n:io11 <l~SUU 49500 49S•JO 49500 4YSOU 49llKI 49500 49500
Toutl P~:11da2:11:in 2mu m21s S81i .• 5 -1812.l 5!125 5812.l 58125 $812.5
·' ICIO'J C1)i!.I PV PV rv Tahu11 R-. ...... euuc 61i11ct"1t OF 12%1 CoM Re\'t.'t1ue fj~u~fil investasi 1i1n•rJ~tmal hll~ll
0 Z.1500 0 l.)5110 0 ·2JSOO 1.00CO nsoo 0 -lJSOO I 2.lli&S 11(,)(S ·l'i5(JfJ 25812,5 (l,S5..t~ 20ld6 ·l2)0l'. 22062
1 4~~68lS 4J~SIS 49j00 >812,) O,'}JU) )1914 )6160 424(1
' Jlll~!{ <I lf.XS 41:1.~(l!I "SS1]5 n.6?..tt- 1.7}7~ '0QO,; 167.(l
4 43683 4l68S 49l00 l812,S O.ll37 2ll14 26416 3102 5 "'r:i~!{ •l16SR 4<;,Ci()!l 'iHl2,'i Cl,.1Sl\1 19976 n.51i 26S1
6 4368& 4J68$ 49SOO }812,1 0,)898 170JJ 192~7 2266 7 43688 4j688 4SSOO m2.; 0.3332 14556 1619~ 19J; 3 43688 4~688 495-00 5812 s 02ll48 124'1 I t4097 1655
309)1) 346500 4)000 ~37187,$ 190206 2Qg15; 1804& (J.fC ratio 1,10 NPV IS.Ol8.I IAA 53,66~·~
1 ;1111pir;111 14 P~ngei111Jk<111 sepi p<.•lt)ug_::;i~h:111 Jik~111tl;.1~kiln ;J<11.la skals usaka 1111:11cug,ah dcngan tin,gkal suku bu1)g3 6 'Yu l IOOQl
l.:raiah _Iahun i) 2 .l " 5 7
I. l\'\'~.S.TASI
I. I nhan 0
' K:lnd:1n.e.•ftld11n.'!. 1000 J, Pcrala-an roon 4. lnst<'l$1 _1s1riJ:./t1'.r Ft111 5. re-,mbua:1an kcliun H\·1T 2J~O 200:'}
6. r{"J11bdi~1 IJibit h.:1n:il:l 4()JIJO Total Ju\'(·s1asi 51 Jll()
JI. 6iltl)"ll Opcra,io11j1J
Biaya Va11:1b!!I
''· F"n!i:tU) t<lo:d;,$.} ~~() 2:S$0 2!SO 1~go .sso 28!0 2-&80 2S8<: b. Obo?l-<·ba!JJl sco 5110 51)(1 500 50:1 sou 5()0 50!! c. FeeJ Sl•plern~ut JC() .lC-0 soo JOO 300 JOO soo JOO d, Biaya Pcrnlatan Si)') S(l.1 500 500 500 500 5UO )(XI
e. Pernbcliaa ~·pi lx1k;,1la11 1(1(:0:)\) iA)(~K) soooc soouo 8.0000 80000 scooo KfKJ()(I
Total Bi~}a Variabel 4'180 14 IRO 8418C 861RO 8•180 84130 ~4180 S·ll8~1
2. Oi:1y.1 T<:rnr a. L'p:1h f.(;':l!'\83 J(crja .1000 30JO 3000 lUOO lOt.:O 'l(>7i0 JCOO 3000 b. Li:;11i-k/air 12('.I) t2\)U l"!U(• 1201) 11CO 12•)0 1200 1200
e. Vcr.yusulln Karwbng ·~75 i75 a:: 8'iS 81$ 8i5 875 g:~s
Tt't!aJ Iliuyo Fetap ill15 5fl75 5075 507) so;; 5015 S075 Si);;
'fo1:il Biay:l 01>c:rilsional 4?2S5 89255 89255 9)255 $~255 S925.5 892,.1 ~9155
Peneriruaan I~ Pc1J.iualan T creak ?•2CO '.19200 99200 992()1) 992('.Q 99200 99200 99201)
z. l'eujuala:l Ko1oran J~l'.-:J J300 }500 35-QIJ }500 J~JO 3:00 3;00 Total Peaerimaan J0!1(o() W21(Xl 1•)2100 10270<) I027Nl 102il0 102/00 1021()0
fufal 1·~•11dap;Hiln 53445 1~445 ll14l I l4·1l 1)445 13445 t344S IJ•·>S
' 1000)
Talun Co:;1
Revenue b1.:11dil PV PY P\' 0<'nf iuvestcsi <ipcmsiooal lVl31 OF Of>"/• Cost Rt'.\'t'lllJC
o $HX.0 0 s 1000 0 -51000 1.000 -\10110 l) -SIOOO
·19255 4'>255 102;00 534-45 tJ.Y43 464fl',' 96SS7 S04ZO
2 S92SS 89~5S 102;00 l~-1,l5 C.Slf<J 7~431 914CJ 11966
' 89255 snss 102100 13445 C.840 7;1940 86229 11289 4 S92S5 89255 1<12;00 1j445 C,792 1C'6?8 RlJ48 10650
5 ~~2.55 !9255 102-;oo 1344.5 C,747 6>697 76743 I (j()4;
6 ~9255 &9255 )02';00 tS445 (;,705 (,21;:121 723$9 9418 7 f,9255 S925S 102:00 1344S i:.665 59J(i() 6S:301 8942
8 ~9255 89155 102700 J34·15 Ci.627 56000 64•)5 3436
0 567519 ? \1146 JU227
B/C ratio 1,12 NPI/ 70.226.5 IRR 52,441%
Lampiro» 15 Pi..11ctt1nukW'.I sip: poton~ :oisleu:. dhudangkan pada i.<ala Jsaha 1nenugah dcngan tingkat suku bunga I., o/11 (x I OIJL
Uralan T•hun 0 2 j • s 6 ., ~
I. ISVEST AS.I I. Lahan 0 !. Ka11l}.1ng:guda:tg ?000
J. Pcral.-1tan ()()()
4. l11~t.:ll-0:.i listJiktai1 .000 j, Pcrabuaran ki:bu11 ll~tT 2000 2{<)~
b Pernbclb:t Hil"·il omii<) 40000 Tu•:-1 JJ"•·d~:\i SIOOl
ll. fiiaya Opei-aiil>l\~J
I. Olay.a Variabcl
~. f.i;ik.1n ~d,~Wk1 288JJ = 2S!') 1$$(1 ~!J ~sxo 2SSO 13gu b. Oh;,t-ob::tuo SOii ;oo s;;o 5-0!• ;()) 500 500 soc c f<.'\.'d ~urle1nt'nt j\>J 500 s:» ~· SO) 500 500 500
d. Biaya Pcrohlan ;o-J 500 see So:\! 50~ 500 500 5(10
e: Pi:1nbdi:1n s:1pi b:tkatan 4(00) !()Cl)() 80000 aooon wooa 80000 soeoo S(JoJ<JCI
To1til Btty:. 'V::iri:abd <1...1]3·) !AJ30 8-•JSO 36;!;1• &.1:\&tt RU~O &4380 84380
2. BiZ1)''1 l"ci.3P Ji, Upah T <.'rt:l!'ll Kcrja .IOOO JOOO JOOO ;Cit}) JOOO JO(J() J.~00 )JVJ
b. Usuik.:'a.r 1200 IMI 1200 11iXl 1200 1200 1200 12C~l c, f'(;1';}11SUlan K:ind:rng 875 r.s 87S r;; S75 8'5 ~75 Si5 Trei.11 Bi.a>·a Te:tap 51}1$ ;c~s 5075 5075 5075 ;QlS 5Ci5 5~75
Total 6i:t~a Op;:rasif.ln:il 4~S 19455 EIJ.t55 9145; 89455 89'5> 89455 89-155
Pcnerimaan I~ Pcejualan Temak Q<;200 q<J200 'l'l20ll ;<!~) 99:>00 91),(Xl 99100 91)200
2. Pcnjuabn Kcurran 3500 j~I 3:i00 3500 35(0 }51)() 3;-00 3500 Tnt;;I Pcncrimacn rm;m 102100 102;()() ll2100 I02Xi) 10?700 I 02i00 1021(.11)
T1>tal Pend~p:uan ;n.;5 -3~5 ll145 t l'.!45 132.t) )32~5 !)l.45 13245
t• 1r'-luJ
'fahul\ '°"' RC'\<PU? Total pv t-v PV lll'.'~1;t;I £E!~~i<onal !Olal maiil:ol DI 1~% ~· Rcvcouc Rc:iclil
0 510..'0 0 51{-0o 0 -SIOOO .&JO 51000 0 -51000
I 4'>tSS 49455 102:<00 )3!4j MS5 42269 87778 ,i.55.1,9
1 39<5$ ~155 •~JOO 13U5 d,73l 6.:34.11 7502• 9676 ~9'55 89r&5S l!J2JOI) 13!-t) U.014 53853 6412~ 8210
• !t~.5S J9..4SS IO?Jm ll1-tl 0,514 4773& 54806 10.S& s &~55 '9455 102700 1324) 0.4S6 4(1801 46843 6041 6 ~·.»» l9'SS 102100 1324) o~~ 34873 40036 5163 °/ 89-JS) 19'!5S 102100 J}!-i) OJlJ 2~1S06 34219 44B
s ~4SS l9'SS 102100 13245 0285 25475 29247 3772
&ms; 118500 -81715 ;93164 432076 38912
B..>C t::1tio 1.10 Nl'V Jl.911.9 LRR $!,$?%