politik international sistem negara

19

Click here to load reader

Upload: maiisurina-muthiaranii

Post on 08-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sistem Negara

TRANSCRIPT

Page 1: Politik International Sistem negara

POLITIK INTERNASIONAL

Maisurina Muthiarani

201410360311093

Hubungan Internasional C

Pendahuluan

Dalam pembahasan kali ini akan dibahas tentang negara dan bagaimana sistem-sistem pada sebuah negara itu lahir. Negara adalah suatu wilayah yang didiami oleh suatu penduduk secara tetap dan mempunyai sistem pemerintahan. Keberadaan suatu negara harus diakui oleh negara lain. Selain itu kita dapat mengelompokkan pengertian negara menjadi empat yaitu pengertian negara ditinjau dari organisasi kekuasaan, organisasi politik, organisasi kesusilaan, dan intergrasi antara pemerintah dan rakyatnya. Istilah negara yang dipergunakan dalam ilmu kenegaraan saat ini merupakan terjemahan dari State (bahasa Inggris), De staat (bahasa Belanda), La stato (bahasa Italia), Der staat (bahasa Jerman). Dalam perkembangannya, istilah Negara banyak diartikan oleh para ahli berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Seperti halnya suatu negara yang melalui proses untuk menjadi suatu negara yang berdiri tegak, sistem negara pun mempunyai sejarahnya. Ia lahir dari perjalanan sejarah, berawal dari perang hingga perdamaian. Dari perang yang terjadi dan dengan berujung pada suatu perdamaian yang perjalanannya menjadi sebuah sejarah. Dari situ tanpa sadar untuk melewati perang dan perdamaian tersebut banyak yang terbentuk. Seperti contohnya sistem negara. Negara-negara yang telah melalui banyak sejarah perih maupun kebahagiaan belajar dan menemukan hal-hal baru yang membantu dari segi pemerintahan, politik maupun ekonomi. Dengan terlahirnya sebuah negara, maka lahirlah sistem negara atau sistem pemerintahan yang mengatur jalannya pemerintahan di negara tersebut untuk kesejahteraan rakyat di dalamnya.

Page 2: Politik International Sistem negara

PEMBAHASAN

A. Negara Menurut Para Ahli

Pengertian Negara berbeda dengan pengertian bangsa.Pengertian negara memang ada beberapa akan tetapi harus memiliki 4 elemen yaitu penduduk,wilayah, pemerintah dan kedaulatan. Sebuah negara disebut negara bila telah memenuhi 4 elemen atau syarat tersebut dan bila tidak memenuhi 4 syarat negara maka bukanlah suatu negara. Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang yang berada di dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris, state; bahasa Belanda dan Jerman,staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil dari bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah atau penguasa.

Berikut beberapa pernyataan para ahli tentang pengertian negara :

1) Menurut Bapak Harold J.Laski bahwa negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dibandingkan individu atau kelompok (grup) yang merupakan bagian dari masyarakat (baca pengertian masyarakat).

2) Menurut Roger H. Soltau memberikan pengertian negara yang lebih singkat bahwa pengertian negara adalah alat atau agency atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat.

3) Menurut Bapak George F. Hegel memasukkan unsur kemerdekaan dalam pengertian negara yang dia ungkapkan bahwa pengertian negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individu dan kemerdekaan universal. Pengertian negara yang dikemukakan Hegel ini cukup berbeda dari yang lain karena dihubungkan dengan organisasi kesusilaan serta menghubungkan bahwa negara merupakan produk dari kemerdekaan individu dan kelompok.

4) Menurut Bapak Max Weber memberikan pengertian negara yang cukup keras dan terkesan menghina adanya negara. Weber beranggapan bahwa pengertian negara

Page 3: Politik International Sistem negara

adalah suatu masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu negara. Hal ini mengaburkan pengertian Bapak  Soltau, dan terlebih lagi Hegel. Bila dicerna pengertian negara dari Weber ini berhubungan dengan anggapan Bapak Laski, walaupun pengertian negara yang diungkapkan Bapak Max Weber terkesan kasar.

5) Menurut George Jellinek memberikan kalimat yang lebih halus terhadap pengertian negara bahwa negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. 

6) Menurut Bapak J.H.A. Logemann menambahkan bahwa pengertian negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakat dengan kekuasaan itu. Dapat terlihat bahwa pengertian negara dari Logemann tidak jauh berbeda dari Jellinek. 

7) Menurut Bapak Aristoteles mengemukakan bahwa pengertian negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa (combination of several family includes several villages), hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri (independent) sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan (pleasure) dan kehormatan (honor) bersama. Pengertian negara yang dikemukaan aristoteles ini harap dimaklumi terkesan "oldie" karena memang pada zaman Bapak Aristoteles negara terbentuk dalam keadaan seperti ini.

8) Menurut Soepomo, bahwa pengertian negara adalah suatu susunan masyarakat yang integral (societal structure integral), segala golongan (all classes), segala bagian (all part), segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain (all members are closely related to each other) dan merupakan persatuan masyarakat yang organistik. Memang pengertian negara dari Bapak Soepomo agak sulit dicerna akan tetapi yang perlu anda pahami adalah saling terikat dan berhubungan setiap individu dalam suatu wilayah itulah negara.

9) Menurut Prof.Miriam Budiarjo. Menurut Miriam bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah (legitimate power).

10) Pengertian menurut Ibu Miriam Budiarjomemang terkesan bentrok dengan pengertian negara karena terdapat kata "negara" dalam definisi negara yang Ibu Miriam berikan. Intinya dalam pengertian negara ini, tercantum Pejabat, Rakyat, Konstitusi, Kekuasaan serta wilayah.

11) Kemudian tambahan pengertian negara oleh Bapak Bodin. Menurut Bodin pengertian negara adalah suatu persekutuan dari keluarga-keluarga (An alliance of families) dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal pikiran dari suatu kekuasaan yang berdaulat (sovereign power).

Page 4: Politik International Sistem negara

12) Sedangkan pengertian negara yang mungkin senada dengan Max Weber dikemukakan oleh Bapak Karl Marx bahwa pengertian negara adalah alat kelas yang berkuasa untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang lain. Hal ini wajar bila pengertian negara dari Bapak Karl Marx terkesan menghina dan kasar, dikarenakan pada saat itu, wajah negara memang seperti ini dan siapa yang tahu bahwa wajah negara saat ini pun mungkin seperti perkataan Bapak Weber dan Karl Marx. 

13) Menurut Nasroen. Negara adalah suatu bentuk pergaulan manusia dan oleh sebab itu harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami. 

14) Menurut Mr. J.C.T. Simorangkir dan Mr. Woerjono Sastropratono. Negara adalah persekutuan hukum yang letaknya dalam daerah tertentu dan memiliki kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kepentingan umum dan kemakmuran bersama. 

15) Menurut Mirriam Budhardjo. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

16) Menurut Valkenier: Negara ialah rakyat yang sebagai kekuasaan yang merdeka, hidup dalam persatuan hukum yang berlaku lama di suatu daerah yang tertentu.

17) Menurut Fr. Oppenheimer: negara adalah sekumpulan masyarakat yang memiliki deferensial politik, yaitu terdapat hubungan antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah.

18) Dan menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia ; negara/ne·ga·ra/ n 1 organisasi dl suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; 2 kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya: kepentingan -- lebih penting dp kepentingan perseorangan;

Dari definisi-defini negara yang telah di ungkapkan oleh para ahli dapat di simpulkan bahwa Negara merupakan organisasi yang terdiri dari manusia atau individu individu yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada masyarakat yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan terakhir dari setiap negara adalah menciptakan kebahagian, kedamaian dan kesejahteraan rakyatnya dalam negara tersebut.

Page 5: Politik International Sistem negara

B. Sejarah Lahirnya Sistem Negara

Sistem Negara seperti yang ada pada saat ini adalah produk dari evolusi sejarah . Evolusi ini belum terlalu mulus , bertahap , atau penuh perdamaian . Ini telah ditandai oleh perang global yang periodik setelah periode yang relatif damai dan stabilitas terjadi . Pergolakan dahsyat terbaru adalah periode Perang Dunia I dan II antara tahun 1914 dan 1945. Sejak 1945 , dunia telah relatif damai dan stabil . Delapan negara besar memasuki Perang Dunia II dan hanya dua yang tersisa dalam peperangan yang kuat tersebut, lebih sedikit daripada ketika dimulai . Lima Sekutu - Amerika Serikat , Uni Soviet , Inggris, Perancis , dan China-- dan tiga Powers Axis - Nasional Sosialis Jerman , Fasis Italia , dan Imperial Jepang - yang kekuatan dunia yang dominan pada tahun 1939. Hanya Amerika Serikat dan Uni Soviet meninggalkan Perang Dunia II yang menguat

Tak lama setelah Perang Dunia II , aliansi perang antara Amerika Serikat dan Uni Soviet rusak . Periode Perang Dingin pun telah dimulai. Keseimbangan delapantenaga sistem atau lebih Powers Major telah digantikan oleh bipolaritas antara Amerika Serikat dan Uni Soviet .Bipolaritas dan Perang Dingin berkecamuk pada tahun 1946-1991. Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, sistem negara telah didominasi oleh Amerika Serikat . Dominasi ini telah digambarkan sebagai hegemoni Amerika.

Sebuah sistem negara hegemonik tidak berarti,sebagaimana telah disebutkan, bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di dunia atau yang mempunyai kekuatan penuh. Hegemoni berbeda dari Dunia Negara federal atau Empire Dunia. Kita mungkin ingin memvisualisasikan dunia saat ini sebagai sebuah piramida. Amerika Serikat adalah negara yang paling kuat dan duduk di puncak piramida . Tetapi di bawah Amerika Serikat ada beberapa negara lainnya yaitu kelompok negara utama termasuk Inggris , Jerman , Perancis, Italia dikelompokkan ke dalam Uni Eropa, Rusia, Cina, Jepang, dan India .Di bawah lapis kedua ini negara besar, ada sebuah susunan dari negara yang lumayan, negara kecil ,dan negara-mikro. Secara keseluruhan sistem negara kini terdiri dari lebih dari 192 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.Masing-masing negara tersebut dikendalikan, lebih atau kurang,pemerintah pusat.Para pemimpin pemerintah pusat ini adalah manusia yang sebenarnya yang membuat sebagian besar keputusan yang mengontrol masa depan planet ini.

Sistem Negara adalah salah satu cara untuk melihat planet kita dari perspektif global. Amerika adalah blok bangunan yang paling penting dimana dunia kita dibangun. Tapi dunia sosial dihuni oleh manusia lebih rumit daripada yang tersirat dalam istilah "sistem negara". Cara lain untuk melihat di sistem global adalah dalam hal aktor-aktor internasional. Dalam model ini , pemerintah pusat dari negara-negara berdaulat terus menjadi aktor paling penting dalam sistem. Tapi aktor-aktor lain, selain pemerintah, yang mengaku menjadi model ini .Sistem global didominasi besar oleh organisasi yang kuat. Sebagian besar organisasi-organisasi ini memenuhi kriteria untuk menjadi yang disebut birokrasi . Ini besar, organisasi resmi tidak hanya mencakup pemerintah tetapi juga perusahaan bisnis besar,bank,dan

Page 6: Politik International Sistem negara

beberapa organisasi keagamaan.Sebelumnya telah didefinisikan beberapa aktor-aktor internasional .

Asal-usul dari sistem negara modern umumnya tanggal dari tahun 1648 setelah berakhirnya perang Eropa terakhir dari konflik agama, perang tiga puluh tahun .Selama Abad Pertengahan , tidak ada negara dalam pengertian modern. Abad pertengahan yang idealnya adalah dari kerajaan dunia dan satu gereja dunia tunggal . Kekaisaran Romawi Suci dan Gereja Katolik Romawi Suci melambangkan ideal ini. Realitas Abad Pertengahan adalah bahwa kekuasaan dilaksanakan di tingkat lokal dengan feodal . Feodalisme dan manorialism ditandai Abad Pertengahan .Hanya ketika raja feodal yang secara bertahap mampu mengubah diri menjadi raja mutlak bahwa negara modern lahir . Sebuah sistem monarki absolut seperti berkembang setelah perang tiga puluh tahun.

Fenomena lain yang menandai lahirnya dunia modern adalah Perjanjian Westphalia pada tahun 1648. Perjanjian ini mengakhiri perang 30 tahun antara kaum Katolik dan Protestan yang terjadi di Eropa. Perjanjian tersebut melahirkan sebuah kedaulatan negara yang berlanjut dengan membentuk sistem internasional pada saat ini. Kunci dari sistem ini adalah kemampuan suatu negara atau koalisi untuk menyeimbangkan kekuatan negara lain sehingga tidak “melahap” negara yang lebih kecil dan membuat kerajaan besar (Goldstein, 2005). Negara-negara Eropa mendominasi pola global dari hubungan internasional (Carruthers, 2001). Melalui perjanjian ini pula kedaulatan dan integritas teritorial suatu negara adalah sama dan merdeka dari sistem internasional.

Perkembangan dari sistem hubungan antar negara sebenarnya telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno pada 500-100 SM atau yang disebut juga Hellas. Penting untuk ditekankan bahwa Yunani Kuno bukanlah sebuah negara. Hellas menerapkan konsep city-states untuk berinteraksi dengan city-states lainnya. Hal-hal yang dibahas dalam city-states adalah hal yang bersifat lokal seperti agama, adat, budaya, dan tradisi. Masyarakat pada saat itu lebih menekankan pada agama-budaya (budaya Hellas) daripada politik secara legal. Perkembangan selanjutya adalah pada masa Italia Renaisans. City-states di Italia selama kurang lebih satu abad menerapkan tertib sosial berdasarkan dialog diplomatik. Renaisans Italia juga memberikan wawasan penting terhadap penyeimbangan kekuatan tertib internasional diantara mereka. Sebuah teori kenegaraan dikemukakan oleh Machieavelli adalah sebuah kebijakan politik dengan kebaikan politik yang disamakan dengan keahlian di dalam mengembangkan kekuatan negara. Ide-ide kebaikan politik yang dikemukakan membentuk sebuah teori realisme klasik. Masyarakat internasional Italia didasaran pada stato, identitas kedaerahan, dan rivalitas dari Renaisans Italia.

Perkembangan selanjutnya adalah masyarakat internasional Eropa. Pada saat itu terjadi perang tiga puluh tahun yang akhirnya menyebabkan munculnya Perjanjian Westphalia. Penyelesaian ini membuat sebuah perjanjian internasional baru berdasarkan kedaulatan sebuah negara. Pasca Perjanjian Westphalia, terdapat karakteristik di masyarakat Eropa diantaranya: setiap anggota negara memiliki pengakuan di mata negara lain, kemerdekaan politik dan persamaan hukum suatu anggota negara diakui oleh hukum

Page 7: Politik International Sistem negara

internasional dan hubungan antara kedaulatan negara diatur oleh kesatuan profesional alias diplomat dan diselenggarakan oleh sistem multilateral yang terorganisir melalui dialog diplomatik (Jackson, 2001).  Samuel Pufendorf memandang Perjanjian Westphalia sebagai titik yang menentukan dalam sejarah internasional. Beliau juga menganggap bahwa sekali kedaulatan negara berdasarkan sistem Westphalia didirikan, akan lebih alami untuk menanyakan bagaimana suatu negara dapat memastikan kedaulatan aktor akan menjadi kontributor yang berguna untuk Eropa (Knutsen, 1997). Hal-hal itulah yang menandai berkembangnya hubungan antar negara yang terjadi hingga saat ini.

Selain itu, tak lepas dari Eropa dengan sejarah perjanjian Westphsli yang melahirkan perkembangan negara. Ada beberapa negara pula yang mempunyai sejarah dalam menciptakan sistem pemerintahannya, seperti :

Sejarah Singkat Lahirnya Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris

Mula - mula raja Inggris dibantu oleh Great Council atau disebut juga Privy Council yang terdiri atas unsur alim ulama, para bangsawan dan pejabat tinggi lainnya. Council bersidang 3 atau 4 kali setahun bila dipanggil oleh raja untuk memberikan nasihatnya dalam menentukan politik pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan, peradilan, pembuatan hukum, pengumpulan uang dan sebagainya. Untuk penyelenggaraan tugas sehari-hari Great Council membentuk badan kecil yang disebut King’s Court.

Dalam perkembangan selanjutnya Great Council berubah menjadi Parliament yang terdiri atas dua kamar yaitu House of Lord dan House of Common, sedangkan King’s Court berubah menjadi Badan Peradilan dan Dewan Menteri (Cabinet). Menurut Sir Conrtenary Ilbert & S.C, Carr dalam bukunya Parliament it History, constitution and Practice menyatakan bahwa lembaga parlemen untuk pertama kalinya muncul tahun 1295 pada masa pemerintahan Raja Edward I, pengganti dari Raja Hendrik III. Secara kronologis pertumbuhan parlemen Inggris, dari dulu hingga sekarang dapat dibagi atas empat periode seperti apa yang dinyatakan oleh S.C. Ilbert & Carr sebagai berikut :“The history of the English parliament may be roughly divided into four great periods, the period of the mediaval parliaments, of the parliament of 1295 became the model and type; the period of the Tudors and Stuarts, having for its central portion the time of conflict between king and parliament, between prerogative and privilage: the period between the revolution of 1688 and the Reform Act 0f 1832 and the modern period which began in 1832.” Ilbert & Carr menerangkan bahwa dalam periode pertama kekuasaan parlemen masih bersifat sebagai badan penasihat belaka di mana nasihat itu tidak mengikuti raja. Adapun tentang lembaga Cabinet, eksistensinya paling menonjol pada masa pemerintahan Raja George III dan George IV. Pada November 1779 untuk pertama kalinya usul Cabinet kepada raja diperhatikan oleh raja yang isinya, agar 8000 orang Irlandia yang menganggur (tidak punya pekerjaan) segera diberi pekerjaan. Sesudah kejadian itu Cabinet betul-betul lebih banyak mengambil inisiatif di bidang pemerintahan sehingga lembaga itu menjadi semacam Komisi Eksekutif dari parlemen. Apalagi setelah Raja George V dari Hannover yang tidak paham bahasa Inggris, seringkali raja itu tidak menghadiri sidang-sidang kabinet sehingga raja tidak begitu aktif di bidang policy pemerintahan lagi. Kedudukan kabinet semakin kuat sejak dikeluarkannya Reform Act 1832

Page 8: Politik International Sistem negara

di mana mulai saat itu menurut penuturan R.K. Mosley, Cabinet mempunyai hubungan yang erat dengan parlemen karena pemikiran kabinet sebenarnya adalah pemikiran partai mayoritas dalam parlemen. Pertumbuhan sistem parlementer berikutnya dapat dilihat melalui beberapa konvensi ketatanegaraan di mana konvensi yang demikian merupakan bagian yang tak tertulis dari konstitusi Inggris.

Sejarah Singkat Lahirnya Sistem Pemerintahan Presidensiil di Amerika

Sejarah singkat lahirnya Sistem Pemerintahan Presidensiil Amerika Serikat adalah identik dengan sejarah singkat pembentukan konstitusi Amerika Serikat itu sendiri. Hal ini disebabkan sistem pemerintahan Amerika Serikat itu dalam Article 1 dan Article 11 yang masing-masing mengatur tentang kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif. Konstitusi Amerika Serikat pembentukannya memakan waktu kurang lebih empat bulan dari bulan Mei sampai September 1787. Tujuan dari pembentukan konstitusi Amerika Serikat itu adalah untuk memberikan landasan konstitusional terhadap keinginan 13 negara merdeka bebas koloni Inggris untuk membentuk suatu negara federal. Bentuk federal dianggap tetap dapat mempertahankan rasa senasib dan sepenanggungan dari 13 negara merdeka yang terdiri atas negara besar dan kecil dan dianggap dapat mengkombinasikan kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda antara negara besar dan kecil sehingga mereka tetap merasa dalam satu kesatuan.

Salah seorang konseptor dari bentuk federal yang tergolong brilian pada masa itu adalah James Madison. Dalam mewujudkan gagasan-gagasannya ia mendapat tantangan dari kaum lokalis yang menginginkan kemandirian bagi masing-masing negara bekas jajahan Inggris itu. Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh kaum lokalis mengapa mereka tidak menyetujui bentuk federal antara lain :

1. Dengan bentuk federal berarti ada penurunan status terhadap terhadap Negara yang telah merdeka, karena nantinya Negara tersebut hanya kana berupa Negara bagian belaka.

2. Suatu pemerintah pusat federal yang jauh letaknya baik fisik maupun osikologis tentu akan kurang kemampuannya untuk memahami dan menangani persoalan-persoalan di berbagai wilayah yang sangat luas. Berbeda dengan pemerintahan setempat yang dekat, selain akan lebih efisien dan lebih cepat menangani persoalan-persoalan yang timbul, juga akan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya. Suatu republik yang luas wilayahnya cepat atau lambat akan berakhir eksistensinya. Ia akan menjadi monarki yang despotic sehingga menyebarkan anarki.

3. Alasan cultural, perbedaan system sosial dan ekonomi juga merupakan faktor-faktor yang menghambat dan tidak menguntungkan bagi pembentukan negara federal.

Argumentasi-argumentasi kaum lokalis itu sudah diketahui oleh James Madison sebelum ia bersama anggota delegasi lainnya menghadiri sidang pembukaan penyusunan konstitusi di State Hall di Kota Philadelphia 25 Mei 1787. Madison sendiri menginginkan tegaknya suatu pemerintah nasional yang kuat tapi atas dasar kedaulatan rakyat yang luas. Tiga minggu sebelum pembukaan itu ia telah ada di Philadelphia dengan berbekal buku-buku dan catatan-catatan, antara lain catatan mengenai konfederasi-konfederasi dari zaman kuno sampai zaman modern, seperti konfederasi-konfederasi pada zaman Yunani kuno (Lycia, Amphictoni, Achac), Pemerintah Kerajaan Romawi Suci, konfederasi-konfederasi Swiss dan Pemerintahan Belanda selama berserikatnya propinsi-propinsi. Untuk melancarkan jalan

Page 9: Politik International Sistem negara

dalam mengemukakan gagasan-gagasannya, J. Madison pun tak segan-segan menghubungi tokoh pergerakan yang amat besar wibawanya lebih-lebih pada masa pasca perang kemerdekaan yaiu George Washington pada tanggal 16 April 1787. Apabila G. Washington mau mendukung gagasan-gagasannnya itu, berarti J. Madison akan lebih mudah meraih kemenangan. Pokok-pokok pikiran Madison tentang negara federal disampaikan lewat kertas kerja dari delegasi Virginia yang kemudian dikenal dengan sebutan Virginia Plan adalah sebagai berikut :

1. Bahwa konfederasi negara-negara republik yang masing-masing berdaulat diganti dengan Republik Nasional dengan eksekutif tunggal, legislatif bikameral dan yudikatif yang mandiri. Negara-negara republik yang dalam pengaturan Articles of Confederation merupakan negara-negara berdaulat, selanjutnya di subordinasikan kepada Republik Nasional.

2. Bahwa selama suatu negara Republik (bekas koloni) mempertahankan kedaulatannya maka ia berada di luar bangsa.

Dapat diduga sebelumnya gagasan untuk menghilangkan kedaulatan negara-negara Republik akan memancing kontroversi. Dan memang benar, pada pertengahan Juni 1787 konvensi nyaris tejebak krisis. Delegasi New Jersey, Connecticut, New York dan Delaware mempertahankan kedaulatan negara-negara Republik namun mereka bersedia menambah kewenangan Kongres Kontinental. Krisis konvensi akhirnya dapat diatasi dengan tercapainya persetujuan untuk tidak menghilangkan sama sekali peranan negara-negara republik walaupun statusnya turun menjadi negara bagian, dengan jalan membentuk lembaga perwakilan negara-negara bagian yang disebut senat. Dalam lembaga perwakilan yang kedua itu (senat) anggotanya terdiri atas wakil-wakil negara bagian, masing-maisng dua orang yang dipilih oleh lembaga legislatifnya. Dengan ketentuan itu pula posisi negara-negara bagian tidak dikalahkan begitu saja oleh negara-negara bagian besar. Lembaga legislatif pertama (House of Representative) para anggotanya dipilih oleh legislatif negara bagian. Ide ini ditolak oleh Madison dengan alasan jika demikian halnya berarti rakyat dua kali telah dijauhkan dari House of Representative. Akhirnya kaum federalis antara lain: James Madison, Alexander Hamilton dan John Jay mencapai kemenangan dalam rangka penyusunan konstitusi Amerika Serikat. Naskah konstitusi tersebut yang terdiri atas 7 pasal untuk dapat berlaku di seluruh wilayah Amerika Serikat memerlukan sekurang-kurangnya 9 ratifikasi dari 13 negara begian sesuai dengan ketentuan Articles of Confederation. Negara bagian kesembilan yang memberikan ratifikasinya adalah New Hampshire, pada tanggal 21 Juni 1788. namun menurut Prof. Prajudi Atmosudirdjo dkk, konstitusi itu sendiri baru berfungsi tahun 1789. Sampai kini tercatat telah diberlakukan 26 amandemen dimana 10 amandemen pertama disebut Bill of Rights yang berisi tentang hak-hak asasi manusia. Dari ke-7 pasal konstitusi 1789 itu yang berkaitan dengan sistem pemerintahan adalah pasal 1 dan pasal 2 yang masing-masing mengatur kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif.

Sistem Pemerintahan Campuran

Istilah sistem “pemerintahan campuran”, kata “campuran” diartikan campuran antara ciri sistem pemerintahan presidensiil dengan parlementer. Dalam sistem ini diusahakan hal-hal yang terbaik dari kedua sistem pemerintahan tersebut. Dalam sistem pemerintahan

Page 10: Politik International Sistem negara

ini, selain memiliki Presiden sebagai Kepala Negara, juga memiliki Perdana Menteri sebagai kepala Pemerintahan untuk memimpin kabinet yang bertanggungjawab kepada parlemen. Bila presiden tidak diberi posisi dominan dalam sistem pemerintahan ini, presiden tidak lebih dari sekedar lambang dalam pemerintahan. Akan tetapi presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen, bahkan presiden dapat membubarkan parlemen. Keuntungan dengan penggunaan istilah sistem pemerintahan campuran yaitu dapat menimbulkan kesan bahwa jenis sistem pemerintahan terakhir ini masih mempunyai hubungan yang erat dengan sistem pertama (parlementer) dan sistem kedua (presidensiil) yang kesemuanya itu berada dalam kerangka sistem politik demokrasi liberal atau demokrasi modern. Berhubung sistem pemerintahan ampuran ini sangat khas maka perlu ditentukan ciri-ciri utamanya, yaitu :

1. Menteri-menteri dipilih oleh parlemen.2. Lamanya masa jabatan eksekutif ditentukan dengan pasti dalam konstitusi.3. Menteri-menteri tidak bertanggung jawab baik kepada parlemen maupun kepada

presiden.

Ciri yang pertama adalah merupakan ciri pokok dari sistem parlementer, sedangkan ciri yang kedua adalah merupakan ciri pokok dari sistem pemerintahan presidensiil. Ciri yang ketiga adalah ciri yang tidak terdapat baik dalam sistem pemerintahan parlementer maupun dalam sistem pemerintahan presidensiil. Justru ciri ketiga ini adalah merupakan konsekuensi dari dianutnya ciri pertama dan kedua secara bersama-sama. Contoh yang lazim disebut-sebut mewakili sistem campuran ini adalah Negara Swiss.

Faktor-Faktor Suatu Negara Mengadopsi Suatu Bentuk Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya. Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan. Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat dan Inggris-lah yang masing-masing dianggap pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial antara lain ; Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan Argentina. Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain ; Inggris, India, Jepang, Malaysia dan Australia. Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara. Misalnya, Indonesia yang menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama dengan pemerintahan Amerika Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya, negara Swiss dan Perancis sekarang ini. Negara ini memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tapi juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.

Page 11: Politik International Sistem negara

Begitulah perkembangan sistem negara atau pemerintahan terbentuk, banyak pembelajaran di tiap negara sebelum memilih sistem pemerintahannya. Bodin mendefinisikan kedaulatan sebagai sesuatu yang secara mutlak dan terus menerus secara tetap di dalam sebuah negara. Bodin mengklasifikan tiga tipe negara. Pertama adalah tipe monarki yang artinya suatu negara dipimpin oleh satu orang dan yang lainnya harus patuh. Kedua adalah demokrasi yang artinya kedaulatan berada secara kolektif di rakyat. Ketiga adalah aristokrasi yang artinya suatu negara dipimpin oleh golongan minoritas dan yang lainnya harus patuh (Knutsen, 1997). Dalam hal ini kebangkitan suatu kedaulatan populer berada pada tipe demokrasi. Tipe ini banyak digunakan oleh suatu negara. Masyarakat dapat secara langsung menyampaikan aspirasi mereka untuk menentukan nasib sebuah negara. Hal ini tentu tidak dapat terlepas dari partisipasi masyarakat. Dengan adanya keikutsertaan masyarakat di dalam pemerintahan, negara akan menjadi lebih mudah dalam membuat kebijakan karena mengerti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Adanya partisipasi masyarakat tentu akan memudahkan suatu negara untuk mencapai tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai.

Page 12: Politik International Sistem negara

KESIMPULAN

Kesimpulannya, zaman renaisans muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap kekaisaran romawi yang menjadikan gereja sebagai sumber pemerintahan dan tidak ada pemisahan antara kekuasaan negara dengan gereja. Fenomena yang menandai lahirnya dunia modern adalah adanya tiga penemuan penting di Eropa Barat, diantaranya: senjata api, kompas, dan percetakan. Tiga penemuan ini dapat mengubah kehidupan pada saat itu. Fenomena lahirnya dunia modern selanjutnya ditandai oleh munculnya Perjanjian Westphalia untuk mengakhiri perang atas nama agama Protestan dan Katolik yang terjadi di Eropa. Perjanjian inilah yang menyebabkan lahirnya kedaulatan suatu negara dan sistem internasional hingga saat ini. Perkembangan sistem hubungan antar negara telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kemudian dilanjutkan pada zaman Renaisans Italia. Selanjutnya pada masa masyarakat internasional Eropa. Sistem pemerintahan negara-negara di dunia yang berlaku pada umumnya, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Ciri utama parlementer adalah kekuasaan legislatif lebih kuat daripada kekuasaan eksekutif dan kedudukan kepala negara ( raja, ratu dan presiden ) hanya sebagai simbol yang tidak bisa diganggu gugat. Pada sistem presidensial, ciri yang paling menonjol antara lain dikepalai oleh seorang presiden dan presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Oleh sebab itu, antara presiden dan DPR tidak bisa saling menjatuhkan.

Faktor yang mempengaruhi suatu negara mengadopsi suatu sistem pemerintahan terutama sistem pemerintahan parlementer ada 2 hal yaitu:

1. Faktor Sejarah, dan2. Faktor Ideologi

Dari faktor-faktor tersebutlah lahir sistem pemerintahan dan negara negara memilih sistemnya menuruk kecocokan dengan negaranya.Selain itu adapula sistem demokrasi.Suatu kedaulatan populer dapat bangkit melalui pemerintahan demokrasi dengan kedaulatan berada di tangan rakyat. Di dalam demokrasi, partisipasi masyarakat memegang peranan penting bagi pemerintah untuk membuat kebijakan demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional yang diinginkan suatu negara.

.