politeknikkesehatankemenkespadang ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/yosi_oktavia...leukemia...
TRANSCRIPT
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.K DAN AN.G DENGANLEUKEMIA DI RUANGAN KRONIS IRNA KEBIDANAN
DAN ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :YOSI OKTAVIA NINGSIH
NIM : 143110237
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANGPOTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGANLEUKEMIA DIRUANGAN KRONIS IRNA KEBIDANAN DAN ANAK
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai Persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli MadyaKeperawatan diPendidikan Diploma III Politeknik
KesehatanKemenkesPadang
Oleh :YOSI OKTAVIA NINGSIH
NIM : 143110237
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANGPOTEKKES KEMENKES PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukurpeneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tentang
“Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia di Ruangan Kronis
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”.
PenulisanKarya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untukmemperoleh gelarAhli Madya Keperawatan pada Program Studi D-III
Keperawatan Padang, Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari Ibu Ns. Zolla Amely Ilda, S.Kep, M.Kep
selaku dosen pembimbing I dan Ibu Hj. Tisnawati, S.St, M.Kesselaku dosen
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa bantuan
dari Ibu sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahini
dan peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. H. Sunardi, SKM. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI Padang.
β. Bapak Direktur RSUP Dr. M. DJamil Padang beserta staf yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian
γ. Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang .
4. Ns. Idrawati Bahar, S.Kep,M.Kep selaku Ka. Prodi D-III Keperawatan
Padang Poltekkes Kemenkes Padang yang telah membantu dalam usaha
memperoleh data yang peneliti perlukan.
5. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu
dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang.
6. Kedua orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan semangat dan
dukungan serta doa yang di berikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar.
7. Rekan-rekan seperjuangan BP β014 keperawatan yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti menyelesaikan
proposal ini.
Akhir kata, peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
peneliti sendiri dan bagi pihak yang membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Semoga dapat membawa manfaat bagi pegembangan ilmu keperawatan
nantinya. Amin.
Padang, β017
Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yosi Oktavia NingsihNIM : 14γ110βγ7Tempat/ Tanggal Lahir : Pakandangan/ 0β Oktober 1996Suku : MinangStatus Perkawinan : Belum KawinAgama : IslamOrang Tua : Ayah : Zakaria
Ibu : ZuraidaKondisi Kesehatan : BaikTinggi Badan : 15γ cmBerat Badan : 48 kgGolongan Darah : OAlamat : Simpang 4 Sungai Asam, Kecamatan βx11
Enam Lingkung, Kabupaten PadangPariaman.
Riwayat PendidikanNo Pendidikan Tahun Ajaran
1 SD N 1β βx11 Enam Lingkung β00β-β008
β SMPN 01 βx11 Enam Lingkung β008-β011
γ SMAN 01 βx11 Enam Lingkung β011-β014
4 Poltekkes Kemenkes Padang β014-β017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANGPROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
Karya Tulis Ilmiah, 15 Juni β017Yosi Oktavia Ningsih
“Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia di Ruang Kronis IRNAKebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”
ii + 70 halaman, 1 bagan, 7 tabel, 1β lampiran
ABSTRAK
Leukemia pada anak dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalantubuh sehingga anak mudah terkena infeksi. Kasus leukemia dibawah umur 15tahun terjadi di indonesia γ0-40% kasus. Kasus rawatan anak dengan ALL diRSUP Dr. M. Djamil Padang empat bulan terakhir (Oktober β016 sampai Januariβ017) pasien yang dirawat dengan ALL sebanyak ββ0 kunjungan. Tujuanpenelitian adalah mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak leukemia.
Penelitian dimulai pada bulan April sampai Juni β017 di ruang kronisIRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Populasi penelitian,semua anak dengan leukemia. Sampel sebanyak β orang dengan teknik purposivesampling. Instrumen pengumpulan data digunakan format pengkajian anak danalat pemeriksaan fisik. Cara pengumpulan data dengan wawancara, observasi danstudi dokumentasi. Analisis dilakukan dengan menganalisis semua data padatahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori keperawatan .
Hasil penelitian pada pengkajian didapatkan pada An.K batuk dan flu danpada An.G orang tua mengeluh anak pucat dan tidak ada nafsu makan. Setelahselesai kemoterapi An.K mengeluh mual dan muntah serta sariawan pada bibirdan mulut sehingga nafsu makan An.K berkurang, sedangkan An.G mengeluhmuntah, kurang nafsu makan dan terdapat luka pada bekas infus. Didapatkandiagnosa keperawatan utama yang muncul pada kedua partisipan yaitu risikoinfeksi, intervensi keperawatan untuk masalah utama adalah kontrol infeksi,monitor nutrisi, dan pengecekan kulit. Implementasi dilakukan sesuai denganperencanaan yang telah disusun. Evaluasi pada kedua partisipan masalah belumteratasi.
Disarankan kepada perawat ruangan melalui Direktur RSUP Dr. M.Djamil Padang agar melakukan pengkajian lebih dalam sehingga dapat menggalimasalah baru. Pada penatalaksanaan kemoterapi diharapkan penyediaan ruangankhusus kemoterapi pada anak.
Kata Kunci :leukemia limfoblastik akut (ALL), kemoterapiDaftar Pustaka : βγ (β006- β016)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iLEMBAR PENGESAHAN PENGUJI..................................................................iiKATA PENGANTAR..........................................................................................iiiHALAMAN ORISINILITAS .................................................................... ..........vLEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................viABSTRAK ..........................................................................................................viiDAFTAR ISI.......................................................................................................viiiDAFTAR BAGAN................................................................................................xDAFTAR TABEL................................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1A...Latar Belakang.....................................................................................1B...Rumusan Masalah............................................................................... 5C...Tujuan Penelitian.................................................................................5D...Manfaat Penelitian...............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 7A...Konsep Kasus Leukemia..................................................................... 7
1....Pengertian...................................................................................... 7β....Penyebab........................................................................................7γ....Klasifikasi......................................................................................74....Manifestasi Klinis..........................................................................95....Patofisiologi...................................................................................116....WOC..............................................................................................147....Respon Tubuh................................................................................168....Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 179....Penatalaksanaan.............................................................................18
B...Konsep Asuhan Keperawatan Pada Leukemia....................................βγ1....Pengkajian..................................................................................... βγβ....Kemungkinan Diagnosa Keperawatan.......................................... β5γ....Rencana Keperawatan................................................................... β6
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................37A...Desain Penelitian................................................................................. γ7B...Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................γ7C...Populasi dan Sampel............................................................................γ7D...Alat dan Instrumen Penelitian..............................................................γ8E... Jenis dan Cara Pengumpulan Data.......................................................γ8F... Rencana Analisis..................................................................................41
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS..................................... 42A...DeskripsiKasus...........................................................................................4β
1....HasilPengkajian...................................................................................4ββ....DiagnosaKeperawatan..........................................................................45
γ....IntervensiKeperawatan.........................................................................474....ImplementasiKeperawatan...................................................................495....EvaluasiKeperawatan...........................................................................51
B...PembahasanKasus...................................................................................... 5β1....PengkajianKeperawatan.......................................................................5γβ....DiagnosaKeperawatan.........................................................................56γ....IntervensiKeperawatan.........................................................................604....ImplementasiKeperawatan.................................................................. 6β5....EvaluasiKeperawatan...........................................................................65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 68A...Kesimpulan................................................................................................ 68B...Saran...........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Bagan β.1. WOC .....................................................................................14
DAFTAR TABEL
Tabel β.1. Patologi dan manifestasi klinis yang terkait pada leukemia.............. 1γ
Tabel β.β. Intervensi keperawatan leukemia.......................................................β6
Tabel 4.1. Pengkajian deskripsi kasus ................................................................4β
Tabel 4.β. Masalah keperawatan deskripsi kasus................................................45
Tabel 4.γ. Intervensi keperawatan deskripsi kasus............................................. 47
Tabel 4.4. Implementasi keperawatan deskripsi kasus....................................... 49
Tabel 4.5. Evaluasi keperawatan deskripsi kasus............................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing 1
Lampiran Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing β
Lampiran Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 1
Lampiran Lembar Konsultasi KTI Pembimbing β
Lampiran Format PengkajianPenelitian Partisipan 1
Lampiran Format PengkajianPenelitian Partisipan β
Lampiran PersetujuanMenjadiResponden (Infonmed Consent) Partisipan 1
Lampiran PersetujuanMenjadiResponden (Infonmed Consent) Partisipan β
Lampiran SuratIzinPenelitiandariInstitusi Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran SuratIzinPenelitian dari Kepala Instalansi Kebidanan dan Anak
Lampiran SuratKeteranganSelesaiPenelitian
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan penyakit ganas progresif pada jaringan pembentuk
darah. Leukemia terjadi karena adanya kerusakan pada pabrik pembuatan
sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering terjadi pada anak yang
berusia diatas 1 tahun, dan puncaknya antara usia β sampai 6 tahun.
(Apriany, β016).
Sulastriana, dkk (β01β) mengatakan bahwa di Indonesia γ0-40% kasus
leukemia terjadi pada anak dengan umur di bawah 15 tahun. Sedangkan
hasil penelitian Eunike Pinontoan, dkk (β01γ) ditinjau dari usia, jumlah
penderita yang berusia 6 bulan sampai 6 tahun sama jumlahnya dengan
penderita yang berusia 7 tahun sampai 1γ tahun sebanyak ββ orang (50%).
Jumlah penderita perempuan sebanyak 17 orang (γ9%) dan penderita laki-
laki berjumlah β7 orang (61%).
Data penyakit keganasan di Amerika Serikat melaporkan bahwa terdapat
γ.β50 anak yang memiliki diagnosis leukemia setiap tahun. Penyakit
leukemia di Amerika Serikat pada tahun β01γ yaitu 48.610 kasus dan
kematian akibat leukemia sebesar βγ.7β0 kasus. Di Jepang, Singapura, dan
Filipina kejadian leukimia per tahun pada anak di bawah 14 tahun adalah
γ5-49 / 1000.000 anak
Wolley, dkk (β016), menyatakan bahwa di Indonesia insiden leukemia β,5-
4,0 per 100.000 anak dengan β000-γβ00 kasus LLA tiap tahunnya. Di
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado sepanjang tahun β008-β01β jumlah
anak yang menderita LLA sekitar 60 anak yang rawat inap. Di RSK
Dharmais tahun β004-β008 kasus LLA sebanyak γ4 kasus dan LMA 10
kasus. Pada tahun β007-β009 di Departemen Kesehatan Anak
FKUI/RSCM telah dirawat pasien baru LLA sebanyak 198 kasus
(Sulastriana, dkk, β01β).
Poltekkes Kemenkes Padang
Leukemia termasuk 10 penyakit terbanyak yang dirawat diruang rawat
inap RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun β014, anak yang dirawat berjumlah
γ85 orang. Pada empat bulan terakhir (Oktober, November, Desember,
Januari) tahun β017 pasien yang dirawat dengan ALL sebanyak ββ0
kunjungan.
Leukemia dibagi menjadi dua tipe yaitu leukemia akut dan leukemia
kronis. Leukemia akut sel – sel darah mengalami kondisi yang abnormal
sehingga tidak dapat mngerjakan pekerjaan normal. Jumlah sel- sel
abnormal meningkat secara cepat, singga leukemia akut memburuk secara
cepat. Sedangkan pada leukemia kronis sel – sel darah yang abnormal
masih dapat mengerjakan pekerjaan mereka (Maharani, β009).
Leukemia akut memilki dua jenis yaitu lympoblastic leukemia akut (ALL)
dan leukemia myeloblastic akut (AML). Leukemia kronis juga memilki
dua jenis yaitu leukemia limfosotik kronis (LLK) dan leukemia mielositik
kronis (LMK). Tidak seperti leukemia pada orang dewasa, pada anak
biasanya adalah jenis akut dan limfoblastik. Jenis ALL meliputi kira –
kira 80% leukimia akut pada anak dan sisanya adalah leukemia mieloid
akut (AML) (Apriany, β016).
Anak yang menderita leukemia akan menunjukkan gejala demam, terdapat
petekie atau memar tanpa sebab. Leukemia dapat menyebabkan
perdarahan, infeksi sekunder maupun gagal organ. Gagal organ dapat
terjadi karena sel – sel leukemia dapat menginvasi testis, ginjal, prostat,
ovarium, saluran gastro intestinal, dan paru – paru. Lokasi invasi yang
paling berbahaya adalah Sistem Saraf Pusat (SSP) karena mengakibatkan
tekanan intrakranial sehingga dapat menyebabkan kematian (Wong, β009).
Perlu dilakukan asuhan keperawatan secara tepat dan benar sehingga tidak
terjadi infeksi dan perdarahan pada anak.
Perdarahan juga merupakan penyebab kematian yang utama pada pasien
leukemia. Sebagian besar perdarahan dapat dicegah atau dikendalikan
Poltekkes Kemenkes Padang
dengan pemberian konsentrat trombosit atau plasma kaya trombosit,
karena infeksi meningkatkan kecenderungan perdarahan (Apriany, β016).
Perdarahan dapat terjadi akibat dari trauma atau cedera, untuk menghindari
perdarahan, anak dianjurkan menghindari aktivitas yang dapat
menimbulkan trauma atau cedera perdarahan seperti bersepeda, dan
bermain ayunan. Perawatan mulut anak seperti gosok gigi harus
diperhatikan karena sering terjadi perdarahan pada gusi. Komplikasi lain
timbul yaitu mual, muntah, anoreksia atau penurunan nafsu makan (Wong,
β009).
Leukemia memerlukan terapi untuk meningkatkan angka keberhasilan
hidup. Salah satu terapi leukemia pada anak adalah dengan melakukan
kemoterapi. Tujuan dari kemoterapi adalah mengobati atau memperlambat
pertumbuhan kanker atau mengurangi gejalanya (Apriany, β016). Terdapat
tiga fase pelaksanaan kemoterapi yaitu fase induksi, fase profilaksis, dan
fase konsolidasi (Suriadi, dkk, β010).
Kemoterapi yang agresif pada kanker di masa kanak – kanak telah
menghasilkan perbaikan yang dramatis pada angka keberhasilan hidup
anak, namum terdapat peningkatan kekhawatiran mengenai efek lanjutnya
(Wong, β009). Komplikasi yang sering ditemukan dalam terapi kanker
dimasa kanak – kanak adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder karena
neutropenia. Kondisi ini akan meningkatkan risiko infeksi yang berat
akibat penurunan fungsi utama neutrofil sebagai pertahanan terhadap
mikroorganisme asing (Apriany, β016).
Pertahanan pertama melawan infeksi adalah pencegahan. Apabila anak
dirawat di Rumah Sakit, perawat harus menggunakan segala cara untuk
mengendalikan penularan infeksi. Cara ini secara khas meliputi pemakaian
ruang rawat pribadi, membatasi semua pengunjung dan mengajarkan
teknik mencuci tangan. Pencegahan infeksi tetap menjadi prioritas sesudah
Poltekkes Kemenkes Padang
anak pulang dari Rumah Sakit dengan cara semua anggota keluarga
dianjurkan mencuci tangannya sampai bersih untuk mencegah penyebaran
kuman patogen kedalam rumah (Wong, β009).
Komplikasi yang lebih berbahaya adalah dalam penelitian Nugroho (β010)
mengatakan kemoterapi induksi remisi pada anak dengan LLA
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kalium dan fosfat serum, serta
penurunan kadar kalsium serum sehingga dapat berdampak terhadap
timbulnya hiperkalamia, hiperfosfatemia, dan hipokalsemia. Gangguan
keseimbangan elektrolit tersebut berpotensi menimbulkan efek
kardiotoksik (chemotheraphy-related cardiotoxic) dan nefropati yang
dapat berlanjut menjadi gagal ginjal akut.
Asuhan keperawatan anak yang menderita leukemia secara langsung
terkait dengan pendidikan kesehatan, dukungan fisik dan emosi untuk
mengatasi kecemasan dan ketakutan. Perawat bekerjasama dengan
keluarga memiliki peranan suportif yang signifikan dalam membantu
keluarga dan anak memahami berbagai macam terapi, mencegah atau
mengatasi efek samping yang telah diperkirakan, mengamati timbulnya
efek terapi dimasa mendatang dan membantu anak serta keluarga agar
dapat hidup normal dan mampu mengatasi aspek –aspek emosional akibat
penyakit. Memberikan penyuluhan merupakan peranan perawat yang
utama, terutama dalam pemeriksaan klinis dan perawatan dirumah.
Diagnosis leukimia cenderung menimbulkan rasa cemas pada keluarga dan
pasien. Perawat memberikan dukungan dan menentramkan perasaan cemas,
selain memberi penjelasan yang akurat mengenai pemeriksaan diagnostik,
prosedur dan rencana terapi (Apriany, β016). Tahapan asuhan keperawatan
pada anak yang menderita leukemia tidak berbeda dengan asuhan
keperawatan dengan kasus lain, tahapan asuhan keperawatan dimulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Poltekkes Kemenkes Padang
Berdasarkan survei awal yang dilakukan tanggal 10 Januari β017
ditemukan 8 orang anak dengan kasus ALL di ruang Kronik IRNA
kebidanan dan anak RSUP Dr.M.Djamil Padang. Hasil wawancara penulis
dan perawat diruangan kronis, asuhan keperawatan pada anak dengan
leukemia dimulai dari pengkajian. Pengkajian yang dilakukan perawat
sudah lengkap meliputi identitas anak dan orang tua, alamat, riwayat
kesehatan, data pemeriksaan fisik serta diagnostik, pada dokumentasi
pemeriksaan fisik hanya dibuat tidak ada keluhan (TAK). Diagnosa yang
ditegakkan perawat ruangan sudah sesuai dengan teori asuhan keperawatan
tetapi diagnosa yang ditegakkan hanya satu diagnosa utama untuk
beberapa hari, biasanya diagnosa yang muncul adalah risiko infeksi, resiko
perdarahan, dan ketidakseimbangan nutrisi. Intervensi yang diterapkan
oleh perawat ruangan sudah sesuai dengan teori, tetapi intervensi yang
dibuat hanaya γ buah. Implementasi keperawatan pada anak dengan
leukemia banyak dilakukan dengan berkolaborasi dengan dokter dalam hal
terapinya seperti pemberianinfus, BMP dan obat kemoterapi. Evaluasi
keperawatan yang dibuat perawat ruangan menggunakan SOAP.
Dokumetasi dilakukan perawat sudah sistematis dan lengkap dibuku status
dan laporan pasien.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitimelakukan penelitian tentang
Leukemia pada anak diruangan Ruang Rawat Anak IRNA Kebidanan dan
Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun β017.
B. Rumusan masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada anak dengan kasus
Leukimia di Ruang Rawat Anak IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang Tahun β017 ?
Poltekkes Kemenkes Padang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan
kasus Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak di RSUP
Dr.M. Djamil Padang pada Tahun β017.
β. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada anak dengan kasus
Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang pada Tahun β017.
b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan pada anak dengan
kasus Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Tahun β017.
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada anakdengan
kasus Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Tahun β017.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anakdengan
kasus Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Tahun β017.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan
kasus Leukimia di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Tahun β017.
D. Manfaat
1. Institusi pelayanan
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
dalam menerapkan asuhan keperawatan pada anak Leukemia .
β. Pengembangan keilmuan
a. Peneliti
Laporan kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta kemmpuan peneliti dalam menerapkan
Poltekkes Kemenkes Padang
asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia yang telah
dipelajari.
b. Institusi pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah informasi bahan
rujukan atau perbandingan, khusunya mengenai penerapan asuhan
keperawatan pada anak dengan leukemia.
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAN
A. KONSEP KASUS
1. Pengertian
Leukemia proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembekuan darah ( Suriadi & Yuliani, β010). Leukemia adalah kanker
jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leukosit), dihasilkan
leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan
leukosit – leukosit tersebut melakukan invasi ke berbagai organ tubuh
(Betz & Sowden, β009).
Leukemia merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan, jumlah
leukosit dalam bentuk seringkali rendah, sel – sel imatur ini tidak
sengaja menyerang dan menghacurkan sel darah normal atau jaringan
vaskuler (Apriany, β016).
2. Penyebab
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (T cell leukemia lymphoma virus/HTLV).
b. Tingkat radiasi yang sangat tinggi
c. Obat – obatan imunosupresif, obat – obat karsinogenik seperti
diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome (Suriadi &
Yuliani, β010).
3. Klasifikasi
Dalam istilah yang paling luas leukemia pada anak dapat
diklasifikasikan sebagai akut, kronik, kongenital. Leukemia akut
Poltekkes Kemenkes Padang
menunjukkan proliferasi maligna sel immatur (blastik). Jika proliferasi
itu sebagian melibatkan jenis sel yang lebih matur (berdiferensiasi),
leukemia itu diklasifikasikan kronik. Leukemia kongenital atau
neonatal adalah leukemia yang terdiagnosis dalam 4 minggu pertama
kehidupan bayi. Leukemia pada anak biasanya jenis limfoblastik akut
(ALL) (Apriany, β016).
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Merupakan kanker yang paling sering menyerang anak – anak di
bawah umur 15 tahun. Manifestasi berupa poliferasi limfoblas
abnormal dalam sum – sum tulang dan tempat – tempat
ekstramedular.
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia
(ANLL)
Merupakan neoplasma uniklonal yang berasal dari trasformasi
suatu atau beberapa sel hematopoitek. Sifat sebenarnya dari lesi
molekular yang bertanggung jawab atas sifat – sifat neoplasmik
dari sel yang berubah bentuknya tidak jelas, tapi defek krisis
adanya instrinsik dan dapat diturunkan oleh keturunan sel tersebut.
c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
Chronic Mielogenosa Leukemia (CML) adalah penyakit klonal sel
induk pluripoten dan digolongkan sebagai salah satu penyakit
mieloproliferatif.
CML merupakan neoplasma pada sel tunas hematopoietik yang
berpotensi menimbulkan proliferasi progenitor granulositik.
Definisi lain menyebutkan CML merupakan suatu penyakit yang
dicirikan oleh elevasi yang cukup besar dari jumlah leukosit darah,
tanpa akumulasi dari segala bentuk dan belum menghasilkan
granulosit matang.
d. Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Usia rerata paisen saat didiagnosis berusia 65 tahun, hanya 10-15%
kurang dari 50 tahun. Risiko terjadinya LLK meningkat seiring
Poltekkes Kemenkes Padang
usia. Perbandingan risiko relatif pada pria tua adalah β, 8:1
perempuan tua.
e. Leukemia Kongenital
Leukemia kongenital sangat jarang terjadi, terdapat kurang 100
kasus yang tercatat dengan baik, dengan sebagian besar adalah
AML. Leukemia ini biasanya ditandai oleh hiperleukositosis,
hepatosplenomegeli, infiltrat kulit nodular, dan gawat napas
sekunder akibat leukositasis pulmonal. Leukemia kongenital telah
dihubungkan dengan sindromdown, sindrom turner, trisomi 9,
monosomi 7 mosaik, penyakit jantung kongenital (Apriany, β016).
Dua bentuk penyakit leukemia yang umumnya ditemukan pada anak –
anak adalah leukemia limfoid akut (ALL) dan leukemia nonlimfoid
akut (ANLL/AML) (Wong, β009).
4. Manifestasi Klinis
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Gambaran klinis ALL cukup bervariasi, dan gejalanya dapat
tampak tersembunyi atau akut. Manifestasi klinisnyaantara lain
pucat, mudah memar, letargi, anoreksia, malaise, nyeri tulang,
nyeri perut dan perdarahan. Pada pemeriksaan fisik akan
ditemukan hal – hal sebagai berikut : demam, keletihan, anoreksia,
pucat, petekie dan ekimosis pada kulit atau membran mukosa,
perdarahan retina, pembesaran dan fibrosis organ – organ sistem
retikuloendotelial seperti hati, limpa, dan limfonodus, berat badan
turun, nyeri abdomen yang tidak jelas, nyeri sendi dan nyeri tekan
pada tulang (Betz & Sowden β009).
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia
(ANLL)
Leukemia mieloblastik akut merupakan suatu kelompok penyakit
yang heterogen yang memberikan prognosis buruk. Gejala dan
Poltekkes Kemenkes Padang
tanda AML yang muncul meliputi pucat, demam, nyeri tulang, dan
perdarahan kulit serta mukosa.
Meskipun ALL dan AML tidak dapat dibedakan berdasarkan
temuan klinis sekarang, beberapa subtipe dari AML memiliki
manifestasi yang berbeda. Leukemia promielositik akut sering kali
berhubungan dengan koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dan
perdarahan yang serius, sedangkan leukemia monoblastik atau
mielomonoblastik akut dapat memperlihatkan hipertrofi gusi dan
nodul kulit. Koagulasi intravaskuler diseminata terjadi lebih sering
dan lebih serius pada AML (Apriany, β016).
c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
CML terutama terjadi pada orang dewasa yang berusia antara β5
dan 60 tahun, insiden puncaknya terletak pada usia antara γ0 dan
50 tahun. Walaupun demikian, penyakit ini dapat terjadi pada anak,
neonatus, dan orang yang sangat tua. Gejala klinik CML
tergantung pada fase yang kita jumpai pada penyakit tersebut,
yaitu :
1) Fase kronik, terdiri atas :
a) Gejala – gejala yang berhubungan dengan
hipermetabolisme, misalnya penutrunan berat badan, badan
kelelahan, anoreksia, atau keringat malam.
b) Splenomegali hampir selalu ada dan sering kali bersifat
masif. Pada beberapa pasien, pembesaran limpa disertai
dengan rasa tidak nyaman, nyeri, atau gangguan
pencernaan.
c) Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
d) Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di
tempat – tempat lain akibat fungsi trombosit yang abnormal.
e) Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh
hiperurikemia akibat pemecahan purin yang berlebihan
dapat menimbulkan masalah.
Poltekkes Kemenkes Padang
f) Gejala yang jarang dijumpai meliputi gangguan penglihatan
dan priapismus (Apriany, β016).
β) Fase transformasi akut, terdiri atas :
a) Perubahan terjadi pelan – pelan dengan prodomal selama 6
bulan, disebut sebagai fase akselerasi. Timbul keluhan baru
yaitu demam, lelah, nyeri tulang (sternum) yang semakin
progresif. Respon terhadap kemoterapi menurun,
leukositosis meningkat dan trombosit menurun dan
akhirnya menjadi gambaran leukemia akut.
b) Pada sekitar sepertiga penderita, perubahan terjadi secara
mendadak, tanpa didahului masa prodomal, keadaan ini
disebut kritis bastik(blast crisis). Tanpa pengobatan adekuat
penderita sering meninggal dalam 1 sampai β bulan
(Apriany, β016).
d. Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Pada awal diagnosis, kebanyakan pasien LLK tidak menimbulkan
gejala. Pada pasien dengan gejala, paling sering ditemukan
limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan.
Gejala lain meliputi hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan
infeksi jarang terjadi pada awalnya, tetapi semakin mencolok
sejalan dengan perjalanan penyakitnya, dan juga limfadenopati
massifdapat menimbulkan obstruksi lumen termasuk ikterus
obstruktif, disfagia uropati obstuktif, edema ekstremitas bawah.
Infeksi bakteri dan jamur sering ditemukan pada stadium lanjut
karena defisiensi imun dan neutropenia (akibat infiltrasi sum – sum
tulang, kemoterapi, atau hipersplenisme) (Apriany, β016).
5. Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi tanpa batas sel – sel darah putih yang
imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah. Sel – sel imatur
Poltekkes Kemenkes Padang
ini tidak sengaja menyerang dan menghansurkan sel darah normal atau
jaringan vaskular (Betz & Sowden , β009).
Walaupun bukan suatu tumor, sel – sel leukemia memperlihatkan sifat
neoplastik yang sama seperti sel – sel kanker yang solid. Oleh karena
itu, keadaan patologi dan menifestasi klinisnya disebabkan oleh
infiltrasi dan penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel – sel
leukemia nonfungsional. Organ – organ yang terdiri banyak pembuluh
darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ yang terkena paling
berat (Wong, β009).
Sel – sel leukemia berinfiltrasi kedalam sum – sum tulang,
menggantikan unsur – unsur sel yang normal, sehingga mengakibatkan
timbulnya anemia dan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah
yang tidak mencukupi bagi tubuh (Betz & Sowden , β009). Invasi sel –
sel leukemia kedalam sum – sum tulang secara perlahan akan
melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan fraktur. Karena
sel – sel leukemia menginvasi periosteum, peningkatan tekanan
menyebabkan nyeri yang hebat (Wong, β009).
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang
bersirkulasi. Infeksi juga lebih sering terjadi karena berkurangnya
jumlah leukosit normal. Invasi sel – sel leukemik kedalam organ –
organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali, dan
limfadenopati (Betz & Sowden , β009).
Leukemia nonlimfoid akut mencakup beberapa jenis leukemia berikut
leukemia mieloblastik akut, leukemia monoblastik akut, dan leukemia
mielositik akut. Timbul disfungsi sum – sum tulang, yang
menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah, neutrofil, dan
trombosit. Sel – sel leukemik menginfiltrasi limfonodus, limpa, hati.
Tulang, dan sistem saraf pusat (SSP), juga organ – organ reproduksi
Poltekkes Kemenkes Padang
seperti testis. Lokasi invasi yang paling penting adalah SSP yang
terjadi sekunder karena infiltrasi leukemik dapat menyebabkan tekanan
intrakranial (Betz & Sowden , β009).
Tabel β.1Patologi dan manifestasi klinis yang terkait pada leukemia
Organ atau Jaringan Akibat Manifestasi
Disfungsi sum –sum tulang
1. Penurunan jumlaheritrositmengakibatkananemia
β. Penurunan jumlahneutropeniamengakibatkaninfeksi
γ. Penurunan jumlahtrombositmengakibatkankencenderunganperdarahan
4. Invasi sum – sumtulangmengakibatkankelemahan tulang,invasi periosteum
Pucat, letih
Demam
Perdarahan (petekie)
Kecenderunganmengalami fraktur,nyeri
Hati Infiltrasi, pembesarandan akhirnya fibrosis
Hepatomegali
Limpa Splenomegali
Kelenjar limfe Limfadenopati
Sistem saraf pusat,meninges
1. Peningkatan tekananintrakranial,pelebaran ventrikulus
β. Iritasi meninges
Sakit kepala hebatMuntahIritabilitas, letargiPapiledemaAkhirnya komaNyeriKaku kuduk danpunggung kaku
Poltekkes Kemenkes Padang
Hipermetabolisme Sel – sel normalmengalami kekuranganzat gizi karena dirampasoleh sel – sel yangmenginvasinya
Pelisutan (atrofi)ototPenurunan beratbadanAnoreksiaKeletihan
Sumber: Wong, dkk. (β009)
Poltekkes Kemenkes Padang
6. WOC Leukemia
proliferasi sel kanker
Infiltrasi susum tulang penyebaran ekstramedular sel onkogen
Sel normal digantikan melalui sirkulasi darah melalui sistem limfatik sistem pertumbuhanberlebihanOleh sel kanker saraf pusat
proliferasi limfositDepresi produksi nodus limpe peningkatan kebutuhannutrisiSumsum tulang pembesaran hati dan limpa tekanan meningkat
limfadenopati intrakranialHepatosplenomegali
hipermetabolismePenurunan eritrosit sakit kepala, muntah
Penekanan ruang abdomen Kaku kudukketidakseimbangan
peningkatan nutrisikurang dariPenurunan trombosit pucat,mudah lelah anemia suplai oksigen kejaringan tekanan intra kebutuhan
Inadekuat abdomentrombositopenia ketidakseimbangan
Faktor pencetus:- genetik -radiasi- kelainan kromosom - infeksi virus- paparan bahan kimia- obat-obatan
Poltekkes Kemenkes Padang
penurunan fungsi perfusi jaringan perifer nyeri kronis risikoketidak-leukosit demam resiko infeksi efektifanperfusi
kecenderungan perdarahan petekie, memar jaringan keotakinfiltrasi periosteal Kelemahan tulang gusi berdarah
risikoperdarahan
Tulang lunak dan lemah stimulasi saraf C (nociceptor) nyeri kronisFraktur fisiologis hambatan mobilitas fisik
Leukemia akut leukemia kronis
Proliferasi maligna sel imatur (blastik) proliferasi maligna sel yang lebih matur (berdiferensiasi)
Perjalanan penyakit cepat perjalanan penyakit lambat (selama β-5 tahun)
Terapi leukemia transplantasi sumsum tulang
Terapi leukemia
Kemoterapi terapi radiasi
Obat kemoterapi tidak menimbulkan efek
hanya menghancurkan sel samping
Poltekkes Kemenkes Padang
sel kanker, melainkan jugasel normal saluran pencernaan
menyebabkan luka padaSel – sel darah pada akar rambut mulut, dan bibir, mual, muntah diare
Penurunan nafsu makan Kulit menjadi merah
Hb terjadi kerontokan Kering, dan peka
Leukosit rambut ketidakseimbanganTrombosit nutrisi kurang dari Kekurangan volume cairan
Kebutuhan tubuh kerusakan integritas kulitAnemia gangguan citra tubuhResiko infeksi Bagan β.1 kerusakanmembranResiko perdarahan Web of Caucion Leukemia mukosa oral
sumber NANDA NIC NOC jilid β (β01γ); Apriany (β016); Maharani (β009); Handayani & Haribowo (β008)
Poltekkes Kemenkes Padang
7. Respon tubuh terhadap fisiologis
Sistem persarafan
Sel – sel leukemia menginvasi sistem saraf pusat yang menyebabkan
peningkatan intrakranial. Akibatnya terjadi desakan pada otak dan
selaput sehingga aliran darah ke serebral menurun , perfusi tidak
adekuat, PCOβ meningkat dan POβ menurun, karena POβ menurun
otak mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dapat
mengakibatkan penurunan kesadaran pada anak.
Sistem endokrin
Adanya infiltrasi pada ektra medular akan berakibat terjadinya
pembesaran hati dan limpa, kemudian terjadi penekanan pada ruang
abdomen sehingga tekanan intra abdomen meningkat, menimbulkan
nyeri pada pada abdomen. Nyeri abdomen dapat menghilangkan nafsu
makan pada anak.
Sistem ekstremitas
Infiltrasi pada ektra medular juga mengakibatkan nyeri pada sendi dan
tulang akibat dari susum tulang didesak oleh sel darah putih, sehingga
terjadi kelemahan tulang akibatnya tulang lunak dan lemah dapat
terjadi fraktur fisiologis.
Sistem integumen
Proliferasi sel kanker menginvasi sumsum tulang, sel normal
digantikan oleh sel kanker sehingga terjadi depresi produksi sumsum
tulang mengakibatkan penurunan trombosit. Terjadi penurunan
trombosit terjadinya trombositopenia yang dapat terjadi perdarahan
pada tubuh, salah satu perdrahan secara tidak langsung adalah terdapat
petekie pada kulit dan ruam kemerahan tanpa sebab.
Sistem penecernaan
Pencegahan sel leukemia menginvasi keorgan lain dilakukan terapi,
salah satunya kemoterapi. Obat – obat emoterapi tidak hanya
menghancurkan sel – sel kanker tetapi juga pada sel normal, sehingga
Poltekkes Kemenkes Padang
menimbulkan berbagai efek samping salah satunya meyebabakan luka
pada mulut, bibir, mual dan muntah, penurunan nafsu makan.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi
berdasarkan pada kelainan sumsum tulang berupa adanya
pansitopenia, limfositosis yang kadang – kadang menyebabkan
gambaran tepi monoton dan terdapat sel blas. Terdapat sel blas
dalam darah tepi merupakan gejala patognomik untuk leukemia.
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton, yaitu hanya terdiri dari sel limfopoietik patologis
sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).
Anak dengan sel darah putih lebih dari 50.000/mmγ adalah tanda
prognosis kurang baik. Kadar hematokrit dan hemoglobin rendah
mengindikasikan anemia. Trombosit rendah mengindikasikan
potensial perdarahan.
b. Aspirasi sumsum tulang (BMP), hiperseluler terutama banyak
terdapat sel muda
c. Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit
normal, RES, granulosit.
d. Cairan serebrospinalis atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS)
Bila terdapat jumlah patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Untuk mencegahnya diberikan metotreksat (MTX)
secara intratekal secara rutin pada setiap pasien yang menunjukkan
gejala tekanan intrakranial meninggi.
Poltekkes Kemenkes Padang
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Transfusi darah, biasanya diberikan jika kadar hemoglobin (Hb)
kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan
perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit dan bila
terdapat tanda – tanda DIC dapat diberikan heparin (Ngastiyah,
β01β).
β) Terapi leukemia meliputi pemakaian agens kemoterapeutik,
tujuannya untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan
sel kanker, kemoterapi dapat membunuh sel kanker yang telah
lepas dari sel kanker induk atau bermetastase melalui darah dan
limfe ke bagian tubuh lain. Prose kemoterapi terbagi dalam
empat fase, yaitu :
a) Terapi induksi
Yang menghasilkan remisi total atau remisi dengan kurang
dari 5% sel – sel leukemia dalam sum – sum tulang.
Hampir segera setelah diagnosis ditegakkan, trrapi induksi
dimulai dan berlangsung selama 4 hingga 6 minggu.
Obat – obatan utama yang dipakai untuk induksi pada
ALL adalah kortikosteroid (terutama prednison), vinkristin,
dan L-asparaginase, dengan atau tanpa doksorubisin.
Terapi obat pada AML meliputi doksorubisin atau
daunorubisin (daunomisin) dan sitosin arabinosida.
b) Terapi profilaksis SSP
Yang mencegah agar sel – sel leukemia tidak menginvasi
SSP. Penanganan SSP terdiri atas terapi profilaksis
melalui kemoterapi intratekal dengan metotreksat,
sitarabin, dan hidrokortison. Karena adanya kekhawatiran
terhadap terhadap efek samping iradiasi kranial, terapi ini
hanya dialakukan pada pasien – pasien yang beresiko
tinggi dan yang memiliki penyakit SSP.
Poltekkes Kemenkes Padang
c) Terapi intensifikasi (konsolidasi)
Yang menghilangkan sel – sel leukemia yang masih tersisa,
diikuti dengan terapi intensifikasi lambat (delayed
intensification), yang mencegah timbulnya klon leukemik
yang resisten. Penyuntikan intratekal yang menyertai
kemoterapi sistemik meliputi pemberian Lasparaginase,
metotreksat dosis tinggi atau sedang, sitarabin, vinkristin
dan merkaptopurin.
d) Terapi rumatan
Yang berfungsi untuk mempertahankan fase remisi. Terapi
rumatan dimulai sesudah terapi induksi dan konsolidasi
selesai dan berhasil dengan baik untuk memelihara remisi
selanjutnya mengurangi jumlah sel leukemia. Regimen
terapi obat kombinasi yang meliputi pemberian
merkaptopurin setiap hari, metotreksat seminggu sekali,
dan terapi intratekal secara periodik diberikan selama β
tahun kemudian. Demikian juga selama terapi rumatan,
harus dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap untuk
mengevaluasi respons sum – sum tulang terhadap obat –
obatan yang dilakukan.
e) Reinduksi sesudah relaps
Adanya sel – sel leukemia dalam sumsum tulang, SSP atau
testis menunjukkan terjadinya relaps atau kekambuhan
penyakit. Terapi pada anak – anak yang mengalami relaps
mengalami relaps meliputi terapi reinduksi dengan
prednison dan vinkristin, disertai pemberian kombinasi
obat lain yang belum digunakan. Terapi preventif SSP dan
terapi rumatannya dilaksanakan sesuai dengan yang telah
diuraikan sebelumnya dan dilaksanakan setelah remisi.
Efek samping kemoterapi disebabkan dari efek non-spesifik
dari obat – obat sitotoksik sehingga menghambat proliferasi
Poltekkes Kemenkes Padang
tidak hanya sel – sel kanker melainkan juga sel normal. Efek
samping obat kemoterapi atau obat sitotoksik dapat berupa :
a) Sel – sel darah
Sel – sel ini melawan infeksi, membantu darah membeku,
dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika sel – sel
terpengaruh, penderita leukemia lebih mudah mengalami
infeksi, memar, perdarahan, dan rasa lemah serta lelah.
b) Sel – sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menimbulkan kerontokan rambut.
c) Sel – sel yang melapisi pencernaan
Kemoterapi dapat menyebabkan luka mulut dan bibir, mual
dan muntah, diare, serta penurunan nafsu makan (Maharani,
β009).
γ) Terapi radiasi
Terapi radiasi (radiotherapy) dilakukan dengan menggunakan
sinar – sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel – sel
leukemia.pada terapiini, radiasi diarahkan pada limpa, otak,
atau bagian – bagian dari tubuh yang menjadi tempat
berkumpulnya sel – sel leukemia. Radiasi ini biasanya
diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang. Ketika pasien
menerima terapi radiasi umumnya kulit menjadi kemerahan,
kering, dan peka pada area yang dirawat (Maharani, β009).
4) Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang sudah dilakukan untuk
penanganan anak – anak yang menderita ALL dan AML
dengan hasil yang baik. Mengingat prognosis ank-anak yang
menderita AML lebih buruk, transplantasi sumsum tulang
alogenik bisa dipertimbangkan selama remisi pertama.
Transplantasi sumsum tulang alogenik meliputi tindakan
memperoleh sumsum tulang dari donor anggota keluarga yang
histokompatibel dan cocok (Wong, β008).
Poltekkes Kemenkes Padang
Meskipun terapi yang agresif pada kanker dimasa kanak – kanak
telah menghasilkan perbaikan yang dramatis pada angka
keberhasilan hidup, namun terdapat peningkatan kekhawatiran
mengenai efek lanjutnya. Efek lanjut yang paling menghancurkan
adalah terjadinya kelainan keganasan sekunder. Anak – anak yang
mendapatkan iradiasi kranial pada usia 5 tahun atau kurang
merupakan kelompok yang paling rentan terkena tumor otak
(Wong, β008).
b. Penatalaksanaan keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan
pasien lain yang menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis
pasien pada umumnya kurang baik, maka pendekatan psikologis
harus diutamakan. Diagnosis leukemia cenderung menimbulkan
rasa cemas pada keluarga dan pasien. Perawat merupakan sarana
untuk memberikan dukungan dan menentramkan perasaan cemas,
selain memberi penjelasan yang akurat mengenai pemeriksaan
diagnostik, prosedur dan rencana terapi.
1) Mempersiapkan anak dan keluarganya dalam menghadapi
prosedur diagnostik dan terapeutik. Anak memerlukan
penjelasan mengenai prosedur dan hasil yang diharapkan dari
prosedur tersebut.
Mencegah komplikasi mielosupresi, proses leukemia sebagian
besar agens kemoterapi menyebabkan supresi sumsum tulang
(mielosupresi). Jumlah sel darah merah yang menurun
menimbulkan permasalahan sekunder berupa infeksi,
kecenderungan perdarahan dan anemia.
Komplikasi yang sering ditemukan dalam terapi kanker dimasa
anak – anak adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder
karena neutropenia. Pencegahan infeksi dapat dilakukan
dengan cara mengendalikan penularan infeksi. Cara ini
meliputi pemakaian ruang rawat pribadi, membatasi
Poltekkes Kemenkes Padang
pengunjung dan petugas kesehatan yang menderita infeksi aktif
dan mencuci tangan dengan larutan antiseptik. Keadaan anak
perlu dievaluasi untuk menemukan lokasi yang berpotensi
menjadi tempat infeksi dan dipantau setiap kenaikan suhu
tubuh anak.
Komplisai lain yang sering ditemukan adalah perdarahan.
Perdarahan dapat dicegah dengan pemberian transfusi
trombosit. Kemudian perawatan mulut yang seksama
merupakan tindakan esensial karena karena sering terjadi
perdarahan gusi. Anak – anak dianjurkan untuk menghindari
aktivitas yang menibulkan trauma seperti bersepeda, memanjat
pohon, dan bermain sepatu roda.
β) Melaksanakan tindakan kewaspadaan dalam memberi dan
menangani agens kemoterapi. Banyak agens kemoterapi
bersifat vesikan (menimbulkan sklerosis) yang dapat
menimbulkan kerusakan sel yang berat. Untuk mengatasi
ektravasasi dengan cara obat – obatan kemoterapi harus
diberikan melalui slang infus. Pemberian dihentikan apabila
terlihat tanda – tanda infiltrasi seperti nyeri, rasa tersengat,
pembengkakan atau kemerahan pada tempat pemasangan
kanula infus.
γ) Memberikan perawatan fisik dan dukungan emosional secara
berkesinambungan (Apriany, β016).
Poltekkes Kemenkes Padang
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS LEUKEMIA
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua,
pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Biasanya leukemia
banyak diderita oleh anak yang berusia β sampai 5 tahun,
diamana penderita laki – laki lebih banyak dibandingkan
penderita perempuan.
b) Keluhan utama
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan anak demam, nafas
sesak, anak tampak bernafas cepat, terdapat petekie pada
tubuh anak, anak tampak letih. Anak meneguluh nyeri pada
ekstremitas, berkeringat pada malam hari, penurunan selera
makan, sakit kepala dan perasaan tidak enak badan.
β) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat
kesehatan keluarga yaitu keluarga juga mengalami
leukemia.
γ) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinar-
X saat hamil muda, riwayat keluarga dengan Sindrom
down karena kelainan kromosom salah satu penyebab
terjadinya leukemia.
4) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan
pertumbuhan karena keletihan, nyeri pada ekstremitas,
anak mudah terserang infeksi.
Poltekkes Kemenkes Padang
5) Riwayat psikososial dan perkembangan
Kelainan juga dapat membuat anak mengalami gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan
karena aktivitas bermain anak dibatasi.
c) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran composmentis sampai koma
Tekanan darah hipotensi
Nadi takikardi
Suhu tubuh tinggi
Pernapasan takipnea sesak napas
β) Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang
ditemukan pembesaran Kelenjer getah bening.
γ) Mata
Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis,
perdarahan retina.
4) Hidung
Biasanya pada hidung terjadi epistaksis.
5) Mulut
Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi
perdarahan pada gusi
6) Thorax
Nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura.
7) Abdomen
Biasanya pasien mengalami hepatomegali, spenomegali,
limfadenopati, nyeri abdomen
8) Kulit
Biasanya pada klien leukemia terdapat petekie pada tubuh
akibat perdarahan.
Poltekkes Kemenkes Padang
9) Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas terasa nyeri terutama pada
persendian apabila digerakkan
d) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah,
trombosit rendah.
β) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit
abnormal dan sistem hemopoitik normal terdesak.
Aspirasi sumsum tulang (BMP) didapatkan hiperseluler
terutama banyak terdapat sel muda.
γ) Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
4) Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal,
RES, granulosit (Wijaya & putri, β01γ).
2. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang akan muncul
a. Risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
b. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi inheren
c. Nyeri kronis berhubungan dengan pasca trauma karena gangguan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubugan dengan kurang asupan makanan
e. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi
h. Hipertermi berhubungan dengan sepsis
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
Poltekkes Kemenkes Padang
j. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif.
(NANDA, β015).
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai
tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarakan diagnosa yang ada
maka dapat disusun rencana tindakan sebagai berikut :
Tabel β.βIntervensi Keperawatan Leukemia
No Nanda NOC NIC1 Risiko infeksi
berhubungandenganimunosupresi
NOC:a. Status imunitasKriteria hasil:1. Fungsi
gastrointestinal2. Fungsi respirasi3. Suhu tubuh4. Integritas kulit5. Jumlah sel darah
putih absolut6. Jumlah sel darah
putih diferensial
b. Respon pengobatanKriteria hasil:1. Perubahan gejala
yang diharapkanβ. Pemeliharaan
kadar darah yangdiharapkan
γ. Respon perilakuyang diharapkan
4. Reaksi alergi5. Interaksi
pengobatan
c. Status nutrisiKriteria Hasil:1. Asupan giziβ. Asupan makananγ. Asupan cairan4. Energi
NIC:a. Kontrol infeksi1. Bersihkan lingkungan
dengan baik setelahdigunakan setiap pasien
β. Batasi pengunjungγ. Tempatkan isolasi
sesuai tindakanpencegahan yang sesuai
4. Ajarkan cara cucitangan bagi tenagakesehatan
5. Anjurjan pasien danpengunjung untukmencuci tangan
6. Jaga lingkungan aseptikyang optimal
7. Tingkatkan intakenutrisi
8. Berikan terapiantibiotik yang sesuai
9.Ajarkan pasien dananggota keluargamengenai bagaimanmenghindari infeksi
b. Manajemen nutrisi1. Identifikasi adanya
alergi atau intoleransimakanan yang dimilkipasien
β. Instruksikan pasien
Poltekkes Kemenkes Padang
5. Rasio beratbadan/tinggi badan
6. Hidrasi
mengenai kebutuhannutrisi
γ. Ciptakan lingkunganyang optimal pada saatmengkonsumsi makanan
c. Monitot tanda-tandavital
1. Monitot tekanan darah,nadi, suhu, dan statuspernapasan
β. Pemantauan suhu tubuhsecara terus – menerusdengan tepat
γ. Monitor dan laporkantanda dan gejalahipertermia
β. Risiko perdarahanberhubungandengan koagulasiinheren
NOCa. Koagulasi darahKriteria hasil:1. Pembentukan
bekuanβ. hemoglobinγ. hitung
platelet/plateletcount
4. perdarahan5. memar6. petekie7. BAB berdarah8. Gusi berdarah
Pencegahan perdarahan1. Monitor dengan ketat
tejadinya perdarahanβ. Monitor tanda dan gejal
perdarahan menetapγ. Monitor komponen
koagulasi darah4. Monitor tanda – tanda
vital5. Berikan produk –
produk penggantiandarah
6. Lindungi pasien daritrauma yang dapatmenyebabkanperdarahan
7. Gunakan sikat gigi yangberbulu lembut untukperawatan rongga mulut
8. Berikan obat-obatan9. Instruksikan pasien
untuk meningkatkanmakanan yang kayavitamin K
Manajemen kemoterapi1. Monitor pemeriksaan
dan skrinning sebelumpemberian kemoterapi
β. Monitor efek samping
Poltekkes Kemenkes Padang
dan efek toksik daripengobatan
γ. Berikan informasikepada pasien dankeluarga tentang efekobat – obatankemoterapi pada selkanker
4. Instruksikan pasien dankeluarga cara –carauntuk mencegahinfeksi
5. Instruksikan pasien agarsegera melaporkangejala demam,menggigil, perdarahanhidung, memar tangsanagt besar, BABberdarah
6. Instruksikan pasien dankeluarga untukmenghindari konsumsikonsumsi produk yangmengandung aspirin
7. Lakukan pencegahanterjadinya neutropeniadan perdarahan
8. Monitor status nutrisidan berat badan
γ Nyeri kronisberhubungandengan pascatrauma karenagangguan
NOC:Pengetahuan :manajemen nyeriKriteria hasil:1. Tanda dan gejala
nyeriβ. Strategi untuk
mengontrol nyeriγ. Strategi untuk
mengelola nyerikronis
4. Rejimen obat yangdiresepkan
5. Penggunaan yangbenar dari obatyang diresepkan
6. Pembatasanaktivitas
NICPemberian analgesik1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitasdan keparahan nyeri
β. Cek perintah pengobatanmeliputi obat, dosis, danfrekuensi obat analgesikyang diresepkan
γ. Cek adanya alergi obat4. Monitor tanda – tanda
vital5. Berikan analgesik sesuai
waktu6. Tentukan analgesik
sebelumnya, rutepemberian, dan dosisuntuk mnecapai hasil
Poltekkes Kemenkes Padang
7. Tindakan –tindakanpencegahan
8. Teknik relaksasiyang efektif
pengurangan nyerioptimal
7. Evaluasi keefektifananalgesik
Manajemen nyeri1. Lakukan pengkajian
nyeri komprehensifβ. Gunakan komunikasi
terapeutikγ. Gali pegetahuan dan
kepercayaan pasienmengenai nyeri
4. Tentukan akibat daripengalaman nyeriterhadap kualitas hiduppasien
5. Berikan informasimengenai nyeri
6. Kendalikan faktorlingkunganyang dapatmempengaruhi nyeri
7. Ajarkan penggunaanteknik nofarmakologi
8. Dukung istirahat/tiduryang adekuat
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhantubuh berhubugandengan kurangasupan makanan
NOC:a. Nutritional statusKriteria hasil:1. Asupan nutrisiβ. Asupan makananγ. Asupan cairan4. Energy5. Berat/ tinggi badan6. Hematokrit7. Bentuk otot8. Hidrasi
b. Nutritional status:food and fluidintake
Kriteria hasil:1. Asupan makanan
oralβ. Asupan cairan
slang (NGT/ OGT)γ. Asupan cairan oral
NIC:Nutrition Management1. Kaji adanya alergi
makanβ. Tanyakan makanan
yang disukai pasienγ. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukanjumlah kalori dannutrisi yangdibutuhkan pasien
4. Anjurkan pasien untukmeningkatkan intakeFe
5. Anjurkan pasien untukmeningkatkan proteindan vitamin C
6. Berikan substansi gula7. Yakinkan diet yang
diberikan mengandungtinggi serat untuk
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Asupan cairanintravena (IV)Asupan nutrisiparenteral
c. Nutritional status:nutrient intake
Kriteria hasil:1. Asupan kaloriβ. Asupan proteinγ. Asupan lemak4. Asupan
karbohidrat5. Asupan serat6. Asupan vitamin7. Asupan mineral8. Asupan besi9. Asupan kalsium10. Asupan sodium
d. Weight: body messKriteria hasil:1. Berat badanβ. Ketebalan lipatan
kulit trisepγ. Ketebalan lipatan
kulit subskapularis4. Persentase lamak
tubuh5. Lingkar kepala
(cm)6. Tinggi badan (cm)7. Berat badan (kg)
mencegah konstipasi8. Berikan makan yang
terpilih (sudahdikonsultasikan denganahli gizi
9. Monitor jumlah nutrisidan kandungan kalori
10. Berikan informasimengenai kebutuhannutrisi anak
Nutrition Monitoring1. BB pasien dalam batas
normalβ. Monitor adanya
penurunan berat badanγ. Monitor interaksi anak
selama makan4. Monitor lingkungan
selama makan5. Monitor perubahan
kulit dan monitoringpigmentasi
6. Monitor turgor kulit7. Monitor mual muntah8. Monitor kadar
albumin, total protein,Hb dan kadar Ht
9. Monitor pertumbuhandan perkembangan
10. Monitor pucat,kemerahan dankekeringan padakonjungtiva
5 Ketidakefektifanperfusi jaringanperiferberhubungandengan kurangpengetahuantentang prosespenyakit
NOC:a. Circulation StatusKriteria hasil :
1. Systolic bloodpressure dalamrentang normal
β. Diastolic bloodpressure dalamrentang normal
γ. Pulse pressuredalam rentangnormal
4. CVP dalam retang
NICa. manajemen hipovolemi1. Timbang berat badanβ. Monitor adanya
tanda – tanda dehidrasiγ. Monitor adanya pusing
saat berdiri4. Monitor adanya
sumber – sumberkehilangan cairan
5. Monitor asupan danpengeluaran
6. Monitor hasillaboratorium
Poltekkes Kemenkes Padang
normal5. MAP dalam
rentang normal6. Saturasi Oβ dalam
rentang normal7. Tidak asites
b. Tissue Perfusion :Peripheral
Kriteria hasil :1. CRT (jari tangan
dan kaki) dalambatas normal
β. Suhu kulitekstremitas dalamrentang normal
γ. Kekuatan denyutnadi (karotis kanandan kiri;brachialkanan dan kiri;femur kanan dankiri, radialis kanandan kiri) dalamrentang normal
4. Blood pressure danMAP dalamrentang normal
7. Jaga kepatenan aksesIV
b. Monitor neurologi1. Monitor tingkat
kesadaranβ. Monitor tanda – tanda
vitalγ. Monitor status
pernapasan4. Catat keluhan sakit
kepala5. Pantau ukuran pupil,
bentuk, kesimetrisan6. Monitor reflek korna7. Monitor paresthesia :
mati rasa dankesemutan
c. Terapi oksigen1. Pertahankan kepatenan
jalan napasβ. Siapkan peralatan
oksigenγ. Berikan oksigen4. Monitor aliran oksigen5. Monitor kerusakan
kulit terhadap adanyagesekan perangkatoksigen
d. Vital Sign Monitoring1. Monitor TD, Nadi,
Suhu, dan RRβ. Catat adanya fluktuasi
tekanan darahγ. Monitor kualitas nadi4. Monitor suara paru5. Monitor pola
pernapasan yangbanormal
6. Monitor suhu, warna,dan kelembapan kulit
6 Hambatanmobilitas fisikberhubungan
NOC
1. Klien meningkat
NICExercise Therapy:ambulation
Poltekkes Kemenkes Padang
dengan kerusakanintegritas strukturtulang
dalam aktivitas fisikβ. Mengerti tujuan dari
peningkatanmobilitas
γ. Memverbalisasikanperasaan dalammeningkatkankekuatan dankemampuanberpindah
1. Monitoring vital signsebelum dan sesudahlatihan dan lihat responpasien saat latihan
β. Konsultasikan denganterapi fisik tentangrencana ambulasi sesuaidengan kebutuhan
γ. Kaji kemapuan pasiendalam mobilisasi
4. Latih pasien dalampemenuhan kbeutuhanADLs secara mandirisesuai kemampuanpasien
5. Dampingi dan bantupasien saat mobilisasi
6. Berikan alat bantu jikaklien memerlukan
7. Ajarkan pasienbagaimana merubahposisi dan berikanbantuan jika diperlukan
7. Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
NOCTissue integrity : Skinand MucousMembranes
Kriteria hasil :
1) Integritas kulityang baik bisadipertahankan( sensasi, elasticsitas, temperature,hidrasi,pigmentasi )
β) Tidak ada luka /lesi pada kulit
γ) Perfusi jaringanbaik
4) Menunjukkanpemahaman dalamproses perbaikankulit dan mencegahterjadinya cederaberulang
5) Mampu melindungi
NICPressure Management
1. Anjurkan pasien untukmenggunakanpakaianyang longgar
β. Hindari kerutan padatempat tidur
γ. Jaga kebersihan kulitagar tetap bersih dankering
4. Mobilisasi pasien (ubahposisi pasien setiap duajam sekali)
5. Monitor kulit akandanya kemerahan
6. Oleskan lotion atauminyak baby/baby oilpada daerah yangtertekan
7. Monitor aktivitas danmobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisipasien
Memandikan pasien dengan
Poltekkes Kemenkes Padang
kulit danmempertahankankelembaban kulitdan perawatanalami
sabun dan air hangat
8. Hipertermiberhubungandengan dehidrasi
NOCThermoregulation1. Berkeringat saat
panasβ. Menggigil saat
dinginγ. Denyut jantung
apical4. Denyut nadi apical5. Pernafasan6. Melaporkan suhu
tubuh7. Peningkatan suhu
tubuh
Vital signKriteria hasil:
1. Suhu tubuhβ. Seperti mendengkurγ. Denyut jantung4. Irama jantung5. Tekanan darah
sistolik6. Tekanan darah
diastolic7. Tekanan nadi8. Kedalaman inspirasi
NICFever treatment1. Monitor suhu sesering
mungkinβ. Monitor IWLγ. Monitor warna kulit
dan suhu kulit4. Monitor TD, nadi dan
RR5. monitor penurunan
kesadaran6. monitor Intake dan
output7. monitor WBC, HB dan
Ht8. berikan antipiretik9. selimuti pasien10. berikan cairan
intravena11. tingkatkan sirkulasi
udara
temperature regulation1. monitor suhu minimal
tiap β jamβ. rencanakan monitoring
suhu secara kontinyuγ. monitor TD, Nadi, dan
RR4. monitor warna kulit
dan suhu kulit5. monitor tanda- tanda
hipertermi6. tingkatkan intake dan
output7. diskusikan dengan
keluarga pentingnyapengaturan suhu tubuhdan kemungkinan efeknegative darikedinginan
8. ajarkan cara kompres
Poltekkes Kemenkes Padang
vital sign monitoring1. monitor TD, Nadi,
suhu dan RRβ. catat adanya fluktuasi
tekanan darahγ. monitor kualitas nadi4. monitor frekuensi dan
irama pernafasan5. monitor suara paru.6. Monitor pola nafas
abnormal9. Gangguan citra
tubuhberhubungandengan programpengobatan
NOCAdaptasi terhadapDisabilitas Fisik
Kriteria Hasil :
1. Menyampaikansecara lisankemampuan untukmenyesuaikanterhadap disabilitas
β. Menyampaikansecara lisanpenyesuaianterhadap disabilitas
γ. Beradaptasiterhadapketerbatasan secarafungsional
4. Mengidentifikasicara-cara untukberadaptasi denganperubahan hidup
NIC
Peningkatan harga diri1. Monitor pernyataan
pasien mengenai hargadiri
β. Tentukan kepercayaandiri pasien dalam halpenilaian diri
γ. Bantu pasienmengidentifikasirespon positif dariorang lain
4. Eksplorasi alasan-alasan untukmengkritik diri ataurasa bersalah
5. Fasilitasi lingkungandan aktivitas-aktivitasyang akanmeningkatkan hargadiri
6. Sampaikan atauungkapkankepercayaan diri pasiendalam mengatasisituasi
10. Kekuranganvolume cairanberhubungandengankehilangan cairanaktif.
NOCa. Fluid Balance
(keseimbangancairan)
Kriteria hasil:1. Tekanan darahβ. Denyut nadi radialγ. Tekanan nadi
NICa. fluid management
(manajemen cairan)1. pantau kadar serum
elektrolit yangabnormal
β. pemberian cairanγ. ambil specimen
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Tekanan venacentral (CVP)
5. Tekanan perifer6. Keseimbangan
masukan danpengeluaran dalamβ4 jam
7. Berat badan (bb)stabil
8. Turgor kulit9. Hematokrit10. Membran mukosa
lembab11. Elektrolit serum
b. HydrationKriteria hasil:1. Turgor kulitβ. Kelembaban
membrane mukosaγ. Asupan cairan4. Pengeluaran urine5. Natrium serum6. Perfusi jaringan7. Fungsi kognitif
c. Nutritional status:food and FluidIntake
Kriteria Hasil:1. Asupan makanan
oralβ. Asupan cairan
slang (NGT/ OGT)γ. Asupan cairan oral4. Asupan cairan
intravena (IV)5. Asupan nutrisi
parenteral
laboratorium untukmemantau perubahantingkat cairan danelektrolit (hematokrit,BUN, protein, sodium,tingkat kalium)
4. timbang BB setiap haridan pantauperubahannya
5. promosikan intake oralmisalnya memberikancairan lewat mulutpasien
6. monitor vital sign7. menjaga catatan yang
akurat dari intake danoutput
8. monitor respon pasienterhadap terapielektrolit yangditentukan
9. memonitor tanda dangejalaketidakseimbanganelektrolit
10. monitor tanda dangejala retensi cairan
b. fluid monitoring(monitoring cairan)
1. menentukan catatandari jumlah dan jenisintake cairan dankebiasaan eliminasi
β. monitor berat badanγ. monitor intake dan
output4. monitor nilai serum
dan elektrolit urin5. monitor serum albumin
dan total protein6. monitor TD, nadi,
pernafasan7. monitor tekanan darah
ortostatik danperubahan iramajantung
8. monitor parameter
Poltekkes Kemenkes Padang
hemodinamik invasif9. menjaga cataatan
akurat intake danoutput
10. monitor kelembabanmukosa, turgor kulitdan haus
11. monitor warna,qualitas dan berat jenisurine
1β. mengelola terapifarmakologi untukoutput cairan
c. fluidresuscitation(resusitasicairan)
1. memberi danmempertahankan IV
β. kolaborasi dengandokter dalammemberikan cairanbaik kristaloid ( RL)dan koloid
γ. mengelola cairan IV4. mengambil specimen
darah untuk crossmetch
5. monitor responhemodinamik
6. monitor status oksigen7. monitor pengeluaran
berbagai cairan tubuh8. monitor Bun, kratinin,
total protein, dan tinkatalbumin
9. monitor oedemapulmonary dankehausan
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kualitatif, dan jenis penelitian ini deskriptif
yaitumendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi pada masa kini, dengan rancangan penelitian studi kasus yaitu
rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara
intensif misalnya satu pasien, keluarga, kelompok, komunitas, atau
institusi (Nursalam, β015). Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah
melihat asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia di ruang kronik
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP.Dr.M.Djamil Padang tahun β017.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April– Juni β017. Pengambilan kasus
atau melakukan asuhan keperawatan pada tanggal β4 Mei – 0γ Juni β017.
Studi kasus penerapan asuhan keperawatan dilakukan di Ruang Kronis
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak dengan kasus
leukemia yang dirawat di Ruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun β017.
2. Sampel
Sampel adalah merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi (Hidayat,
β01β). Sampel penelitian ini adalah anak yang mengalami leukemia
dengan kemoterapi tanpa ada penyakit penyerta lainnya, jumlah
sampel β orang. Sampel diteliti dengan teknik purposive sampling
disebut juga judgement samplingadalah suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antarapopulasi sesuai dengan
Poltekkes Kemenkes Padang
yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam
penelitian),sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, β015).
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi
1) Pasien dan orangtua bersedia menjadi responden
β) Pasien dengan diagnosis leukemia
D. Alat/ Instrumen Pengumpulan Data
Alat dan instrument yang dibutuhkan dalam penelitian adalah format
pengkajian anak, alat pemeriksaan fisik yang terdiri dari thermometer,
timbangan, penlight, stetosko.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari
responden dan keluarga berdasarkan format pengkajian asuhan
keperawatan anak. Data primer dari penelitian berikut didapatkan
dari hasil wawancara observasi langsung dan pemeriksaan fisik
langsung pada responden. Data primer yang diperoleh masing-
masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Hasil wawancara sesuai dengan format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi:
identitas pasien dan orang tua, riwayat kesehatan, riwayat
imuisasi dan perkembangan, kebiasaan sehari- hari
β) Hasil observasi langsung berupa: pasien tampak malas
makan, pasien tampak kelelahan, pasien tampak mengalami
penurunan kesadaran, pasien tampak pucat dan lain- lain
γ) Pemeriksaan fisik berupa: keadaan umum, pemeriksaan
tanda- tanda vital, pemeriksaan fisik head to toe
Poltekkes Kemenkes Padang
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan status pasien. Informasi
yang diperoleh berupa data tambahan atau penunjang dalam
merumuskan diagnosa keperawatan. Data yang diperoleh
biasanya berupa: data penunjang dari laboratorium, terapi
pengobatan yang diberikan dokter.
2. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian berikut ini dilakukan dengan cara
observasi, pengukuran, wawancara mendalamatau anamnesa
(pengkajian dengan wawancara langsung dengan pasien atau
keluarga), pemeriksaan fisik, dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serempak (Sugiyono, β014).
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat
kondisi dari pasien, seperti keadaan umum pasien dan keadaan
pasien, selain itu juga mengobservasi hasil tindakan yang telah
dilakukan pada pasien, misalnya reaksi pasien setelah dan
sesudah dilakukantindakan keperawatan pemberian infus,
pemberian tranfusi darah, dan pemberian obat kemoterapi.
β. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi pasien
dengan metoda mengukur dengan menggunakan alat ukur
pemeriksaan, seperti melakukan pemeriksaantanda-tanda vital
(nadi, suhu, pernapasan, dan tekanan darah),menghitung intake
dan output pasien.
γ. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,
β014).
Poltekkes Kemenkes Padang
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk
mengumpulkan data identitas, keluhan pasien, riwayat
kesehatan, dan aktivitas sehari-hari pasien.
4. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini mengunakan
data yang didapatkan dari studi dokumentasi adalah hasil
laboratorium (darah lengkap), pemeriksaan BMP, biopsi limpa,
dan pemeriksaan LCS.
Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah:
a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian
yaitu Poltekkes Kemenkes Padang.
b. Meminta surat rekomendari ke RSUP DR. M. Djamil Padang
c. Meminta izin ke Kepala RSUP Dr. M. Djamil Padang
d. Meminta izin ke Kepala Instalansi Kebidanan dan Anak
e. Meminta izin ke KSF Anak dan Kepala Keperawatan Ruang
kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil
Padang
f. Melakukan pemilihan sampel sebanyak β orang pasien anak
leukemia. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling disebut adalah suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti.
g. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan
tentang tujuan penelitian
h. Responden dan keluarga memberikan persetujuan utntuk
dijadikan responden dalam penelitian
i. Responden dan keluarga di berikan kesempatan untuk
bertanya
Poltekkes Kemenkes Padang
j. Responden/ orang tua menandatanggani informed consent.
Peneliti meminta waktu responden untuk melakukan asuhan
keperawatan dan pamit.
Proses keperawatan yang dilakukan peneliti adalah:
a. Peneliti melakukan pengkajian kepada responden/ keluarga
menggunakan metode wawancara observasi dan pemeriksaan fisik
b. Peneliti merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada
responden
c. Peneliti membuat perencanaan asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada responden
d. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada responden
e. Peneliti mengevalusai tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada responden
f. Peneliti mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang
telah diberikan pada responden mulai dari melakukan pengkajian
sampai pada evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
F. Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep
dan teori keperawatan pada anak dengan leukemia. Data yang ditemukan
saat pengkajian dikelompokan dan dianalisis berdasarkan data subjektif
dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa keperawatan,
kemudian menyusun rencana keperawatan serta melakukan implementasi
dan evaluasi keperawatan pada anak dengan leukemia. Analisis
selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien kelolaan dengan teori dan penelitian terdahulu.
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IVDESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada dua orang partisipan yaitu An.K (partisipan 1)
dan An.G (partisipan β). An.K perempuan berusia 5 tahun masuk ke
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal βγ Mai β017 dengan diagnosa
medis Akut Limfoblastik Leukemia (ALL). An.G perempuan berusia 8
tahun datang dibawa ibunya ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal
γ0 Mei β017 dengan diagnosa medis Akut Limfoblastik Leukemia (ALL).
Tabel 4.1Pengkajian Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan β
Orang tua mengeluhkan anak demamdan pucat sejak β hari sebelum masukrumah sakit. An. K dirawat di ruangKronis IRNA Kebidanan & Anak
Pada riwayat kesehatan sekarangdidapatkan pasien dengan rawatan harike-β sedang menjalankan kemoterapiminggu ke-1β fase konsolidasi. Ibumengatakan pasien sudah tidakmengalami demam lagi. Saat dirabaakral teraba hangat. Ibu mengatakansaat ini anak sedang batuk berdahak danflu.
An.K sudah didiagnosa menderita ALLpada bulan Januari β017 dan sudahmenjalani kemoterapi. Ibu mengatkanimunisasi An.K lengkap
ibu pasien mengatakan bahwaanaknya pucat dan tidak ada nafsumakan sebelum masuk rumah sakit.
Pada riwayat kesehatan sekarangdidapatkan
pasien dengan rawatan hari ke-1tampak pucat, orang tua pasiencemas melihat kondisi anaknya.Karna pasien akan menjalankankemoterapi minggu ke-10 fasekonsolidasi. Saat ini ibumengatakan pasien tidak adakeluhan lain.
An.G sudah pernah dirawatsebelumnya dengan diagnosa yang
Poltekkes Kemenkes Padang
sama yaitu ALL. An.G sudahdidiagnosa sejak Januari β017. Ibumengatakan imunisasi An.G tidaklengkap
Poltekkes Kemenkes Padang
Pada pengkajian keluarga didapatkanada keluarga yang mempunyai riwayatkanker yaitu kakak dari orang tua Ny.E.Tidak ada yang memiliki riwayatpenyakit keturunan seperti DM,Hipertensi dan Jantung.
Pada pengkajian keluargadidapatkan bahwa ibu dan keluargalainnya tidak ada yang mengalamipenyakit yang sam dengan An. G.Dan juga tidak ada penyakitketurunan seperti hipertensi, DMdan jantung.
Untuk kegiatan aktivitas sehari – harididapatkan data An.K susah makanmakan dan sebelum masuk rumah sakitnafsu makan An.K menurun, Saat sehatAn. K diberikan makanan biasa yaitunasi, sayur dan lauk, pola makan yangtidak teratur. selama di rumah sakit An.K di beri makan biasa TKTP 1500 kkal.Porsi tidak habis kadang hanyamenghabiskan sayuran saja.
Pola tidur siang teratur dengan lamatidur ± γ jam, pola tidur malam teraturdengan jumlah jam tidur 9 jam. Selamadirumah sakit ibu pasien mengatakantidur An.K Sama seperti biasanya, tidakada masalah.
Kebiasaan BAK lebih dari γ kali sehari,dengan jumlah lebih kurang 400 cc,warna normal, tidak ada masalah BAK,sedangkan kebiasaan BAB 1 kali sehari,jumlah tidak dapat ditentukan, warnakuning dengan konsistensi padat.
Kebiasaan mandi β kali sehari, selamadi rumah sakit ibu mengatakan An. Kmandi 1 kali sehari, hanya di lap.
Hasil pemeriksaan fisik yaitu keadaanumum sedang, kesadaran komposmentis, berat badan sebelum sakit β0kg, berat badan sekarang 19 kg, tinggibadan 109 cm, hasil pengukuran : suhuγ6,γº C, nadi 90 kali permenit,pernafasan β0 kali permenit.
Untuk kegiatan aktivitas sehari –hari didapatkan data An. Gmemiliki kebiasaan makan γ kalisehari, makanan biasa dengan nasi+ lauk dan sayur, tetapi porsi tidakhabis, ibu mengatakan An.G lebihsuka makan – makanan siap sajiseperti mie dan makanan ringan.Selama di rumah sakit An. G diberimakan biasa TKTP 1600 kkal. ibupasien mengatakan An.G tidaknafsu makan.
Pola tidur siang teratur denganlama tidur lebih kurang β jam, polatidur malam teratur dengan jumlahjam tidur 10 jam, selama di rumahsakit ibu pasien mengatakan tidurAn. G sama seperti biasanya, tidakada masalah.
Kebiasaan BAKlebih dari γ kali,warna normal, tidak ada masalahBAK, sedangkan kebiasaan BABlebih kurang 1-β kali sehari warnakuning, konsistensi padat. Tidakada keluhan.
Kebiasaan mandi β kali sehari,selama di rumah sakit ibumengatakan An. G mandi hanya dilap.
Hasil pemeriksaan fisik yaitu,keadaan umum pasien sedang, berat
Poltekkes Kemenkes Padang
badan ββ Kg, tinggi badan 110 cm,hasil pengukuran: suhu γ6,8 ºC,nadi 100 kali permenit, pernafasanββ kali permenit.
Pada pemeriksaan kepala ditemukanbentuk kepala normal. Mata simetriskiri dan kanan, konjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik. Padahidung tidak ditemukan masalah, tidakada perdarahan melalui hidung. Mukosabibir tampak lembab , bersih dan tidakada perdarahan gusi. Telinga simetriskiri dan kanan, serta tidak ditemukanadanya pembengkakan kelenjar getahbening.
Pada pemeriksaaan toraks, padainspeksi ditemukan toraks simetris kirikanan, tidak ada retraksi dinding dada.Pada perkusi terdengar sonor. Pada saatpalpasi ditemukan troraks fremitus kiridan kanan. Pada auskultasi terdengarvesikuler.
Pada pemeriksaan jantung, padainspeksi ditemukan iktus cordis tidakterlihat, pada saat palpasi ditemukanictus cordis teraba di RIC 4midklafikula, pada saat auskultasiterdengar irama jantung teratur/regular.
Pada pemeriksaan abdomen, padainspeksi tidak tampak tonjolan dan,tidak ada asites, pada saat palapasihepar tidak teraba dan tidak adapembesaran hepar dan limpa, pada saatperkusi terdengar tympani, padaauskultasi terdengar bising usus normal.
Pada pemeriksaan kulit ditemukanturgor kulit kembali cepat, tidak ada
Pada pemeriksaan kepaladitemukan bentuk kepala normal,mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva sub anemis pada matakiri dan kanan, sklera tidak ikterikpada mata kiri dan kanan, reflekpupil sama pada mata kiri dankanan. Pada inspeksi bibir tampakpucat, lidah tampak bersih, tidakada perdarahan gusi, pada telingatampak bersih, tidak terabapembesaran kelenjar getah bening.
Pada pemeriksaaan toraks, padainspeksi ditemukan toraks simetriskiri kanan, tidak ada retraksidinding dada. Pada perkusiterdengar sonor. Pada saat palpasiditemukan troraks fremitus kiri dankanan. Pada auskultasi terdengarvesikuler.
Pada pemeriksaan jantung, padainspeksi ditemukan iktus cordistidak terlihat, pada saat palpasiditemukan ictus cordis teraba diRIC 4 midklafikula, pada saatauskultasi terdengar irama jantungteratur/regular
Pada pemeriksaan abdomen, padainspeksi tidak tampak tonjolan dan,
Poltekkes Kemenkes Padang
edema, akral teraba hangat, capillaryrefil kembali dalam dua detik, terpasanginfus pada lengan sebelah kiri , padakaki kiri terpasang alat kemoterapi,reflek babynski kiri dan kanan normal.Genitalia bersih dan tidak adamengalami kelainan.
Pemeriksaan penunjang pada tanggal βγMai β017 didapatkan data: Hb 1β,6gr/dl (1β-15 gr/dl), leukosit γ.870/mmγ
(normal 5.000 – 17.000/mmγ), trombositβ51.000/mmγ (150.000-400.000/mmγ)
Pada An.K program pengobatan adalahterapi MTX IT 1β mg + dexametason1mg, MTX HD 650 mg IV, Leucovenn8 x 10 mg IV, Mesna 1γ0 mg dalamD5% 50 cc, Mesna 5β0 mg dalam 19β0cc D5 ¼ NS, CPA 650 mg dalam 500cc Nacl 0,9%, Ambroxol, Enystatin 4 xβ,5cc, Betadine obat kumur, IVFD D5¼NS, ondansntron
tidak ada asites, pada saat palapasihepar tidak teraba, pada saatperkusi terdengar tympani, padaauskultasi terdengar bising ususnormal.
Pada pemeriksaan kulit ditemukanturgor kulit kembali cepat, tidakada edema, akral teraba hangat,capillary refil kembali dalam duadetik, akral teraba hangat.Pemeriksaan genitalia ditemukanbentuk normal dan lengkap. Padapemeriksaan ekstremitas kiri atasditemukan bekas luka infus yangmengakibatkan gatal – gatal dankulit sekitarnya kemarahan. Padaekstremitas bawah tidak adamasalah.
Pemeriksaan penunjang padatanggal β9 Mai β017 didapatkandata: Hb 10,4 gr/dl (1β-15 gr/dl),leukosit γ.6γ0/mmγ (normal 5.000 –17.000/mmγ), trombositββ5.000/mmγ (150.000-400.000/mmγ)
Pada An. G program pengobatanadalah terapi MTX IT 1β gr, MTXHD 17 gr IV, Leucovin 8x1β gr IV,ondansentron
Poltekkes Kemenkes Padang
2. Diagnosa keperawatanBerdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terhadap An.K dan An.G
didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
Tabel 4.βDiagnosa Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan β
Berdasarkan analisa data yang penelitilakukan maka masalah keperawatanyang muncul pada An.K yaitu yangpertama risiko infeksi berhubungandengan imunosupresi, diagnosa yangkedua ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan kurang asupan makanan,kerusakan membran mukosa oralberhubungan dengan programpengobatan.
Partisipan 1
Berdasarkan analisa data yangpeneliti lakukan maka masalahkeperawatan yang muncul padaAn.G yaitu pertama risiko infeksiberhubungan dengan imunosupresi,diagnosa yang keduaketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan kurang asupan makanan,diagnosa ketiga kerusakanintegritas kulit berhubungan denganimunodefisiensi.
Partisipan β
Poltekkes Kemenkes Padang
Pada diagnosa pertama adalah risikoinfeksi berhubungan denganimunosupresi dengan data subjektif ibumengatakan anak tidak ada demam,anak batuk dan flu. Ibu mengatakanAn.K tidak nafsu makan. sedangkandata objektif yang ditemukan leukosit:γ.870/mmγ (5.000 – 17.000/mmγ), suhuγ6,γºC, RR: β0 kali permenit, HR:90kali per menit.
Pada diagnosa kedua yaituketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh berhubungan dengankurang asupan makanan dengan datasubjektif ibu mengatakan nafsu makananaknya berkurang, setelah selesaikemoterapi ibu mengatakan anakmuntah dan sariawan pada bibir danmulut anak. Sedangkan data objektifanak tidak menghabiskan porsimakannya. Berat badan anak sebelumsakit β0 kg, berat badan anak sekarang19 kg.
Pada diagnosa ketiga yaitu kerusakanmembran mukosa oral berhubungandengan program pengobatan dengandata subjektif ibu mengatakan setelahselesai kemoterapi pada hari ke-4 anaksariawan pada bibir dan mulut, anakkesulitan makan dan nyeri pada mulut.Sedangkan data objektif anak tampaksulit bicara dan makan, anak hanyaminum air putih dan teh saja.
Pada diagnosa pertama adalahrisiko infeksi berhubungan denganimunosupresi dengan data subjektifibu pasien mengatakan An.G akanmelakukan kemoterapi, sedangkandata objektif yang ditemukanrendahnya leukosit An. G yaituγ.6γ0/mmγ, terdapat bintik hitamdan kemerahan pada ekstemitas kiriatas.
Diagnosa kedua yaituketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan kurang asupan makanandengan data subjektif ibumengatakan setelah selesaikemoterapi anak muntah dan nafsumakan anaknya berkurang, dan diityang dihabiskan hanya γ sendokmakan. sedangkan data objektifditemukan anak tampak muntahsetelah diberi makan oleh orangtua, porsi makan tidak habis.
Diagnosa ketiga yaitu kerusakanintegritas kulit berhubungan denganimunodefisiensi dengan datasubjektif ibu mengatakan padatangan kiri anak terdapat bekas lukainfus yang menyebabkan gatal –gatal pada anak. Sedangkan dataobjektif ditemukan tampakmenggaruk tangan kiri, tampakluka bekas infus dan kulitsekitarnya kemerahan.
Poltekkes Kemenkes Padang
3. Intervensi keperawatanSetelah didapatkan beberapa diagnosa keperawatan seperti yang ada pada
tabel diatas, maka peneliti dapat merumuskan tindakan yang akan
dilakukan terhadap diagnosa An.K dan An.G sebagai berikut :
Tabel 4.γIntervensi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan β
Untuk masing-masing diagnosakeperawatan diatas, maka dibuatintervensi keperawatan. Pada diagnosakeperawatan 1) risiko infeksi, kriteriahasil berdasarkan NOC: diharapkanmengidentifikasi faktor risiko infeksipada klien, mengidentifikasi tanda dangejala infeksi pada klien, Asupan giziklien adekuat, Ratio berat badan/tinggibadan ideal, status hidrasi adekuat.
Intervensi yang direncanakanberdasarkan NIC adalah: 1) kontrolinfeksi, aktivitas keperawatannyaseperti batasi jumlah pengunjung,anjurkan pasien mengenai teknik cucitangan yang benar, anjurkanpengunjung untuk mencuci tangan saatmemasuki dan meninggalkan ruanganpasien, monitor selama pemberianobat kemoterapi, menganjurkan pasienmemakai masker apabila keluarruanganβ) monitor nutrisi, aktivitaskeperawatannya seperti timbang beratbadan pasien, monitor kecenderungannaik dan turunnya berat badan anak,identifikasi perubahan berat badanterakhir, γ) pengecekan kulit, aktivitaskeperawatannya seperti amati warna,kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur,edema dan ulserasi pada ekstremitas,monitor warna dan suhu kulit, monitorwarna kulit untuk memeriksa adanyaruam atau lecet, monitor kulit untuk
Untuk masing-masing diagnosakeperawatan diatas, maka dibuatintervensi keperawatan. Padadiagnosa keperawatan 1) risikoinfeksi, kriteria hasil berdasarkanNOC: diharapkan mengidentifikasifaktor risiko infeksi pada klien,mengidentifikasi tanda dan gejalainfeksi pada klien, Asupan giziklien adekuat, Ratio beratbadan/tinggi badan ideal, statushidrasi adekuat.
Intervensi yang direncanakanberdasarkan NIC adalah: 1) kontrolinfeksi, aktivitas keperawatannyaseperti batasi jumlah pengunjung,anjurkan pasien mengenai teknikcuci tangan yang benar, anjurkanpengunjung untuk mencuci tangansaat memasuki dan meninggalkanruangan pasien, monitor selamapemberian obat kemoterapi,menganjurkan pasien memakaimasker apabila keluar ruanganβ)monitor nutrisi, aktivitaskeperawatannya seperti timbangberat badan pasien, lakukanpengukuran antropometri padakomposisi tubuh, monitorkecenderungan naik dan turunnyaberat badan anak, identifikasiperubahan berat badan terakhir, γ)pengecekan kulit, aktivitas
Poltekkes Kemenkes Padang
adanya kekeringan atau kelembaban,monitor infeksi
Pada diagnosa keperawatan β)ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh, kriteria hasilberdasarkan NOC adalah tidak adatanda-tanda malnutrisi, status nutrisi,tidak terjadi penurunan berat badanyang berarti.
Intervensi yang direncanakanberdasarkan NIC diantaranya 1)manajemen nutrisi, aktivitaskeperawatannya identifikasi adanyaalergi makanan, kolaborasi denganahli gizi untuk menentukan jumlahkalori dan nutrisi yang dibutuhkanseperti menentukan diit pasien,anjurkan keluarga untuk membawamakanan favorit pasien sementaraberada dirumah sakit, yang sesuai,monitor kecenderungan penurunanberat badan. β) manajemenkemoterapi, aktivitas keperawatannyaadalah telusuri pengalaman pasiensehubungan dengan mual dan muntahterkait kemoterapi, berikan obat-obatan untuk mengontrol efeksamping kemoterapi, berikan pasiendiet yang lunak dan mudah dicerna,anjurkan pasien untuk makan sedikittapi sering.
Pada diagnosa keperawatan γ)kerusakan membran mukosa oralberhubungan dengan programpengobatan, kriteria hasil berdasarkanNOC adalah tingkat nyeri, fungsisensori pengecapan dan pembau, dansatatus menelan: oral.
Rencana intervensi berdasarkan NICdiantaranya: (1) manajemen cairan,tindakan keperawatannya adalahtingkatkan asupan oral seperti sering
keperawatannya seperti amatiwarna, kehangatan, bengkak,pulsasi, tekstur, edema dan ulserasipada ekstremitas, monitor warnadan suhu kulit, monitor warna kulituntuk memeriksa adanya ruamataulecet, monitor kulit untukadanya kekeringan ataukelembaban, monitor infeksi.
Pada diagnosa keperawatan β)ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh, kriteria hasilberdasarkan NOC adalah tidak adatanda-tanda malnutrisi, statusnutrisi,tidak terjadi penurunan beratbadan yang berarti.
Intervensi yang direncanakanberdasarkan NIC diantaranya 1)manajemen nutrisi, aktivitaskeperawatannya identifikasiadanya alergi makanan, kolaborasidengan ahli gizi untuk menentukanjumlah kalori dan nutrisi yangdibutuhkan seperti menentukan diitpasien, anjurkan keluarga untukmembawa makanan favorit pasiensementara berada dirumah sakit,yang sesuai, monitorkecenderungan penurunan beratbadan. β) manajemen kemoterapi,aktivitas keperawatannya adalahtelusuri pengalaman pasiensehubungan dengan mual danmuntah terkait kemoterapi, berikanobat-obatan untuk mengontrol efeksamping kemoterapi, berikanpasien diet yang lunak dan mudahdicerna, anjurkan pasien untukmakan sedikit tapi sering.
Pada diagnosa keperawatan γ)kerusakan integritas kulit, kriteria
Poltekkes Kemenkes Padang
meberikan anak minum,distribusikanasupan cairan selama β4 jam, dukungpasien dan keluarga untuk membantupemberian makanan dengan baik,monitor satus hidrasi misalnyamembran mukosa lembab, denyut nadiadekuat, (β) pemeliharaan kesehatanmulut tindakan keperawatannyalakukan perawatn mulut secara rutin,dorong dan bantu pasien untukberkumur-kumur, instruksikan pasiendan bantu pasien membersihkan mulutsetelah makan, kolaborasi dalampemberian terapi (γ) manajemenkemoterapi tindakan keperawatannyamonitor tanda-tanda infeksi dironggamulut, anjurkan pasien untukmelakukan perawatan rongga mulutdengan menggunakan pembersih yangtepat, anjurkan pasien untukmenggunakan nistatin obat kumuruntuk mengontrol infeksi jamur.
hasil berdasarkan NOC adalahintegritas kulit yang baik bisadipertahankan, tidak ada luka/lesi,perfusi jaringan baik. Rencanaintervensi berdasarkan NICdiantaranya 1) pengecekan kulit,aktivita keperawatnnya periksakulit adanya kemerahan, amatiwarna, tekstur, monitor kulitadanya ruam dan lecet, monitorkulit adanya kekeringan yangberlebihan dan kelembaban,
4. Implementasi keperawatanSetelah dirumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap An.K
dan An.G implementasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4Implementasi keperawatan
Partisipan 1 Partisipan β
Tindakan keperawatan yangdilakukan peneliti selamapengelolaan kasus 5 hari untukdiagnosa keperawatan 1) risikoinfeksi berhubungan denganimunosupresi yaitu a) mengajarkanpasien dan keluarga cara mencucitangan dengan benar, b) melakukanpengecekan kulit hasilnya tidak adakulit yang memar, c) memberikan
Tindakan keperawatan yangdilakukan peneliti selamapengelolaan kasus 5 hari untukdiagnosa keperawatan 1) risikoinfeksi berhubungan denganimunosupresi yaitu a) mengajarkanpasien dan keluarga cara mencucitangan dengan benar, b) melakukanpengecekan kulit hasilnya tidak adakulit yang memar, c) memberikan
Poltekkes Kemenkes Padang
diit sesuai kebutuhan pasien yaitudiit makanan biasa TKTP 1500 kkal,e) melakukan pengukuran suhudidapatkan suhu anak γ6,5oC, f)memantau adanya peningkatan ataupenurunan berat badan didapatkanadanya penurunan berat badan antarasebelum sakit berat badan anak β0 kgdan sekarang berat badan anak 19 kg,g) memantau adanya tanda gejalainfeksi, didapatkan anak batuk danflu, h) anak diberikan ambroxol danenystatin, i) monitor selamapemberian obat kemoterapi, j)menajurkan pasien memakai maskerapabila keluar ruangan.
Selanjutnya, implementasikeperawatan yang dilakukan penelitiselama pengelolaan kasus 5 hariuntuk diagnosa keperawatanketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh yaitu : (1)mengkaji adanya alergi makanan,anak tidak ada pantangan atau alergimakanan (β) berkolaborasi denganahli gizi untuk menentukan jumlahkalori dan nutrisi yang dibutuhkan,(γ)menganjurkan orang tuamemberikan makanan hangat, (4)memantau adanya peningkatan ataupenurunan berat badan didapatkanadanya penurunan berat badan antarasebelum sakit berat badan anak β0 kgdan sekarang berat badan anak 19 kg.
Selanjutnya, implementasikeperawatan yang dilakukan penelitiselama pengelolaan kasus 5 hariuntuk diagnosa keperawatankerusakan membran mukosa oralyaitu : (1) memanajemen cairan,tindakan keperawatannya adalah
diit sesuai kebutuhan pasien yaitudiit makanan biasa TKTP 1600 kkal,e) melakukan pengukuran suhudidapatkan suhu anak γ6,γoC, f)memantau adanya peningkatan ataupenurunan berat badan didapatkanberat badan anak tidak mengalamipenurunan g) memantau adanyatanda gejala infeksi, tidak ada gejalainfeksi, h) monitor selama pemberianobat kemoterapi, i) menajurkanpasien memakai masker apabilakeluar ruangan.
Selanjutnya, implementasikeperawatan yang dilakukan penelitiselama pengelolaan kasus 5 hariuntuk diagnosa keperawatanketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh yaitu : (1)mengkaji adanya alergi makanan,anak tidak ada pantangan atau alergimakanan (β) berkolaborasi denganahli gizi untuk menentukan jumlahkalori dan nutrisi yang dibutuhkan,(γ)menganjurkan orang tuamemberikan makanan hangat, (4)memantau adanya peningkatan ataupenurunan berat badan didapatkantidak ada penurunan berat badan
Selanjutnya, implementasikeperawatan yang dilakukan penelitiselama pengelolaan kasus 5 hariuntuk diagnosa keperawatankerusakan integritas kulit yaitu:1)pengecekan kulit, aktivitaskeperawatnnya periksa kulit adanyakemerahan didapatkan adanya warnakemrahan pada tangan kiri anak,amati warna, monitor kulit adanyaruam dan lecet didapatkan dataterdapat luka bekas pemasangan
Poltekkes Kemenkes Padang
meningkatkan asupan oral sepertisering memberikan anak minum,didapatkan anak malas dan susahuntuk disuruh minum , mendukungpasien dan keluarga untuk membantupemberian makanan dengan baik,tampak orang tua anak menemanianak selama makan, memonitorsatus hidrasi didapatkan membranmukosa bibir anak kering, denyutnadi adekuat, (β) memeliharakesehatan mulut tindakankeperawatannya melakukanperawatan mulut secara rutin, anaksering gosok gigi sesudah mandipagi, menganjurkan pasien untukberkumur-kumur setelah makan, (γ)manajemen kemoterapi tindakankeperawatannya menganjurkanpasien untuk melakukan perawatanrongga mulut dengan menggunakanpembersih yang tepat,menganjurkanpasien untuk menggunakan nistatinobat kumur untuk mengontrol infeksijamur, didapatkan anakmenggunakan nistatin dan betadineobat kumur.
infus pada tnagan kiri anak, monitorkulit adanya kekeringan yangberlebihan dan kelembabandidapatkan data kulit anak tamapakkering
5. Evaluasi keperawatanBerdasarkan tindakan yang telah dilakukan terhadap An.K dan An.G,didapatkan perkembangan pasien yaitu :
Tabel 4.5Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan β
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatan risiko infeksiberhubungan dengan imunosupresi,dari hasil tersebut S: Ibu pasienmengatakan batuk dan flu mulaiberkurang, O: anak tampak batukdan flu, anak tidak ada demam, A:masalah belum terjadi, P: intervensidilanjutkan dan didelegasikan kepada
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatan risiko infeksiberhubungan dengan imunosupresi,dari hasil tersebut S: Ibu pasienmengatakan anak tidak ada demamsetelah selesai kemoterapi, padatangan kiri terdapat luka bekaspemasangan infus dan kemerahanpada kulit sekitarnya. O: anak
Poltekkes Kemenkes Padang
perawat ruangan.
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatanketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan kurang asupan makan, darihasil tersebut S: Ibu pasienmengatakan anak tidak nafsu makan,ibu mengatakan setelah menjalanikemoterapi anak muntah sudahdiberi ondansentron dan sariawan,ibu mengatakan anak sulit makankarna sariawan dan hanya minum tehdan air putih, O: anak tampakmuntah setelah disuapi orang tuamakan, tampak sariawan dibibir danmulut anak, A: masalah belumteratasi, P: intervensi keperawatandilanjutkan dan didelegasikan kepadaperawat ruangan
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatan kerusakanmembran mukosa oral berhubungandengan program pengobatan, darihasil tersebut didapatkan data, S: ibupasien mengatakan anak masihsariawan pada bibir dan mulut, anaksusah makan dan bicara, O: tampaksariawan pada bibir dan mulut anak,anak tampak susah bicara danminum, anak sudah diberi obatnistatin dan betadine obat kumur, A:masalah belum teratasi, P: intervensidilanjutkan dan didelegasikan kepadaperawat ruangan.
tampak pucat, kulit tampakkemerahan pada tangan kiri, A:masalah belum terjadi, P: intervensidilanjutkan dan didelegasikan kepadaperawat ruangan
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatanketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan kurang asupan makan, darihasil tersebut S: Ibu pasienmengatakan anak mulai nafsumakan, ibu mengatakan setelahmenjalani kemoterapi anak muntah,O: anak tampak makan tetapi porsitidak habis A: masalah belumteratasi, P: intervensi keperawatandilanjutkan dan didelegasikan kepadaperawat ruangan
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 5 hari padamasalah keperawatan kerusakanintegritas kulit berhubungan denganimunodefisiensi, dari hasil tersebutS: Ibu pasien mengatakan tangan kirianak masih gatal, ibu mengatakanluka bekas pemakian infus padatangan masih ada O: tampak lukabekas pemakaian infus dankemerahan pada tangan kiri anak,tampak anak sesekali menggaruktangan kirinya, anak belum diberiobat dan baru akan dikonsulkan kespesialis kulit, A: masalah belumteratasi, P: intervensi keperawatantetap dilanjutkan dan didelegasikankepada perawat ruangan
Poltekkes Kemenkes Padang
B. Pembahasan Kasus
Pada pembahasan kasus ini akan membahas koherasi antara teori dengan
laporan kasus asuhan keperawatan pada An.K dan An.G dengan penyakit
leukemia yang telah dilakukan sejak β4 Mei sampai γ Juni β017 di ruang
Kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr.M.Djamil Padang. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat
rencana intervensi keperawatan, melakukan implementasi, dan melakukan
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian keperawatan
Hasil pengkajian pada An.K ditemukan data keluhan utama An.K demam,
batuk, dan flu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan utama pada An.G ibu
mengatakan anaknya pucat, dan tidak ada nafsu makan sebelum masuk
rumah sakit. Pada hasil labor An.G ditemukan jumlah hemoglobin dan
eritrosit rendah.
Yenni (β014) mengatakan manifestasi klinis leukemia dapat berupa
kelelahan dan kelemahan, kulit pucat, infeksi, dan demam yang tidak
sembuh dengan antibiotik, mudah berdarah atau memar, nyeri sendi atau
tulang, hilangnya nafsu makan dan turunnya berat badan, pembesaran
kelenjar limfe, batuk atau kesulitan pernafasan, pembesaran hati atau
limpa, pembengkakan muka dan tangan, sakit kepala, dan muntah.Wong
(β009) mengatakan anak yang menderita leukemia akan menunjukkan
gejala demam, terdapat petekie atau memar tanpa sebab. Leukemia dapat
menyebabkan perdarahan, infeksi sekunder maupun gagal organ.
Menurut ansumsi peneliti keluhan yang dialami An.K dan An.G sama
dengan teori. Anak – anak dengan leukemia umumnya mengalami anemia
dengan ciri-ciri muka pucat, tak bertenaga atau lemas. Ditandai dengan
rendahnya eritrosit dan hemoglobin, karena pertumbuhan leukosit yang
tidak wajar dan menyebabkan pertumbuhan sel darah putih yang tidak
Poltekkes Kemenkes Padang
terkendali sehingga menekan produksi eritrosit. Pertumbuhan leukosit
yang tidak terkendali mengakibatkan banyaknya jumlah leukosit yang
abnormal atau belum matang dan kuman yang masuk jadi tidak bisa
melawan sel darah putih. Sel darah putih yang seharusnya yang bertugas
melindungi tidak berfungsi. Akibatnya anak jadi rentan terkena infeksi dan
sering demam.
Hasil pengkajian riwayat kesehatan keluarga ditemukan An.Kmempunyai
keluarga yang menderita kanker, sedangkan pada An.G tidak ada anggota
keluarga yang menderita kanker ataupun mempunyai penyakit yang sama
dengan An.G. Pada riwayat imunisasi, An.K mendapatkan yang lengkap
sedangkan pada An.G imunisasinya tidak lengkap. Pada kebiasaan sehari-
hari An.G sering makan – makanan cepat saji seperti mie dan makanan
ringan, An.G jarang makan nasi dirumah.
Surriadi dan Yulianni (β010), penyebab leukemia yang pasti belum
diketahui tetapi terdapat beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan
leukemia yaitu faktor genetik, tingkat radiasi yang tinggi, oat-obatan
imunosupresif, faktor herediter dan kalinan kromosom.
Yenni (β014) mengatakan etiologi spesifik LLA belum diketahui, tetapi
berhubungan dengan proses multifaktorial yang berkaitan dengan genetik,
imunologi, lingkungan, toksik, paparan virus, ionization radiation.
Sebagian kanker disebabkan oleh paparan zat kimia tertentu dalam
pekerjaan sehari-hari, paparan zat asing dari lingkungan tidak mungkin
dihindari secara sempurna karena berbagai alasan, termasuk keberadaan
beberapa karsinogen dalam makanan. Walaupun keberadaan karsinogenik
dalam makanan merupakan suatu faktor, asupan dari komponen tertentu
dalam makanan dapat mengubah metabolisme dan pengeluaran dari
karsinogen, serta mempengaruhi perkembangan sel-sel normal dan kanker
dalam tubuh. Dan juga perubahan pola makan dan gaya hidup seseorang
maupun latar belakang faktor genetik bisa mempengaruhi timbulnya
kanker (Silalahi, β006).
Poltekkes Kemenkes Padang
Analisa peneliti, faktor penyebab yang dikemukakan teori diatas dimliki
oleh An.K, sedangkan pada An.G belum diketahui pasti penyebabnya.
Pada kasus leukemia karena genetik ini biasa terjadi karena adanya virus
tertentu menyebabkan terjadinya perubahan gen (T cell leukemia
lymphoma virus/HTLV). Sedangkankasus leukemia yang terjadi An.G
kemungkinan terjadi karena pengaruh makanan yang suka makanan
berpengawet ditambah imunisasi An.G tidak lengkap.Sebagian makanan
ringan kemasan, seperti keripik kentang, mengandung bahan yang
kemungkinan dapat memicu kanker, yaitu akrilamida. Bahan ini dapat
terbentuk saat makanan yang kaya karbohidrat (mengandung tepung dan
gula) dipanggang atau digoreng. Selain itu kemasan vinil klorida juga
merupakan bahan yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Dalammakanan dan minuman kemasan terdapat beberapa bahan yang memicu kanker di
antaranya adalah: pemanis buatan, bahan pengawet,sodium nitrat.
Diharapkan orang tua bisa mengawasi anak agar tidak jajan sembarangan.
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah
penyakit dan juga untuk melindungi tubuh anak dari penyakit berbahaya
dengan cara memberi vaksin kedalam tubuh sehingga merangsang sistem
kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang akan datang,
apabila anak tidak diimunisasi anak akan mudah terserang penyakit
berbahaya karena lemahnya sistem kekebalan tubuh anak. Dianjurkan
kepada orang tua untuk memberi anak imunisasi sesuai dengan jadwal.
Hasil pengkajian lain ditemukan An.K dan An.G sudah menjalani
kemoterapi fase konsolidasi. Setelah menjalani kemoterapi An.K dan
An.G mengeluh mual dan muntah, pada An.K keluhan ditambah sariawan
pada bibir dan mulut sehingga anak susah makan dan nafsu makan
berkurang. Pada pemeriksaan kepala tampak rambut An.K dan An.G tipis
dan rontok.
Penatalaksaan yang dilakukan adalah transfusi darah dan terapi leukemia
meliputi kemoterapi untuk membunuh dan memperlambat pertumbuhan
sel kanker. Proses kemoterapi terbagi dalam empat fase, yaitu : terapi
Poltekkes Kemenkes Padang
induksi, terapi profilaksis SSP, terapi intensifikasi (konsolidasi), terapi
rumatan, dan reinduksi sesudah relaps (Maharani, β009).
Menurut Maharani (β009), efek samping kemoterapi dapat menimbulkan
infeksi, memar, perdarahan, rasa lemah, kerontokan rambut, luka pada
bibir dan mulut, mual dan muntah, diare, serta penurunan nafsu makan.
Pada kasus ini, penatalaksanaan yang dikemukan teori diatas sedang
dilakukan oleh An.K dan An.G. kedua partisipan melakukan kemoterapi,
Tujuan dilakukan kemoterapi adalah untuk membunuh atau
memperlambat pertumbuhan sel kanker, kemoterapi dapat membunuh sel
kanker yang telah lepas dari sel kanker induk atau bermetastase melalui
darah dan limfe ke bagian tubuh lain. Fase konsolidasi kemoterapi
biasanya berlangsung sekitar 1 sampai β bulan. Fase ini mengurangi
jumlah sel – sel leukemia yang masih ada dalam tubuh.
Asumsi peneliti pada kasus An.K ditemui gejala mual dan muntah,
penurunan nafsu makan karena An.K dan An.G selesai menjalani
kemoterapi. Efek samping kemoterapi disebabkan dari efek non-spesifik
dari obat-obat sitotoksik sehingga menghambat proliferasi tidak hanya sel-
sel kanker melainkan juga sel normal.
β. Diagnosa keperawatan
Hasil penelitian pada An.K ditemukan γ diagnosa keperawatan yaitu risiko
infeksi berhubungan dengan imunosupresi, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan,
kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan program
pengobatan. Sedangkan pada An.G ditemukan γ diagnosa keperawatan
yaitu risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
makan, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi.
Menurut Surriadi dan Yulianni (β010) diagnosa yang mungkin muncul
pada penyakit Leukemia yaitu risiko infeksi b.d imunosupresi, risiko
Poltekkes Kemenkes Padang
perdarahan b.d koagulasi inheren, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan, kerusakan integritas kulit
b.d imunodefisiensi, hipertermi b.d dehidrasi, gangguan citra tubuh b.d
program pengobatan.
Menurut analisa peneliti, tegaknya diagnosa utama pada An.K dan An.G
yaitu risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi sama dengan teori.
Imunosupresi adalah faktor resiko terjadinya risiko infeksi. Ditandai oleh
rendahnya nilai leukosit karena efek dari kemoterapi dimana terjadi
supresi pada sumsum tulang belakang, beberapa jenis obat yang digunakan
pada kemoterapi bisa merusak sum-sum tulang, sehingga produksi sel
darah putih menurun. Dan juga terjadi pertumbuhan abnormal leukosit
sehingga fungsinya sebagai melawan infeksi yang masuk ke tubuh jadi
tidak berfungsi, maka anak akan mudah terserang infeksi, anak
sebelumnya sudah dikemoterapi. sehingga diagnosa ini perlu ditegakkan.
Apriany (β016), komplikasi yang sering ditemukan dalam terapi kanker
dimasa kanak-kanak adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder karena
neutropenia. Kondisi ini akan meningkatkan risiko infeksi yang berat
akibat penurunan fungsi utama neutrofil sebagai pertahanan terhadap
mikroorganisme asing.
Dari hasil pengkajian ditemukan ibu An.K dan An.G mengatakan anaknya
sudah dilakukan kemoterapi, hasil pengkajian ibu mengatakan setelah
kemoterapi anak muntah, ini menyebabkan nafsu makan anak berkurang,
sedangkan pada An.G hanya mual dan muntah sehingga nafsu makan
An.G berkurang tidak disertai sariawan pada bibir dan mulut.
Wong (β009) selain perdarahan, komplikasi lain yang timbul akibat
kemoterapai adalah mual, muntah , anoreksia, atau peurunan nafsu makan.
Menurut analisa peneliti, diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan dapat
Poltekkes Kemenkes Padang
ditegakkan pada An.K dan An.G. Kurangnya asupan makanan anak karena
efek samping kemoterapi dimana obat kemoterapi bekerja tidak hanya
membunuh sel-sel kanker yang sedang membelah diri, tetapi semua sel
yang membelah diri termasuk sel-sel sehat. Obat-obatan yang tadinya
bertujuan untuk meracuni sel-sel kanker menyebabkan rasa sakit pada
anak. Racun (dari obat-obat kemoterapi) menyerang sel darah dan
menyebabkan keracunan darah. Sistem pencernaan menjadi shock tidak
terkontrol dan menyebabkan anak mual, tidak nafsu makan dan badan
anak berangsur melemah.
Dari hasil pengkajian pada hari ke-4 timbul masalah keperawatan baru
pada An.K yang selesai menjalani kemoterapi yaitu kerusakan membran
mukosa oral berhubugan dengan program pengobatan. Berdasarkan data
subjektif ibu mengatakan anak sariawan pada bibir dan mulut setelah
selesai kemoterapi pada hari ke-4, anak tampak susah bicara dan makan,
anak hanya minum air putih.
Menurut analisa peneliti diagnosa kerusakan membran mukosa oral
berhubungan dengan program pengobatan dapat ditegakkan pada An.K.
Dimana efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut
tidak memilki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang
pesat dengan sel sehat yang secara normal juga berkembang pesat. Jenis
sel yang ada dimulut dan tenggorokan atau kerongkongan adalah jenis sel
yang tumbuh, berkembang, dan berganti dengan cepat, dan obat-obat
kemoterapi mudah merusak sel-sel jenis ini, maka daerah mulut dan
tenggorokan menjadi mudah luka atau kering, menyebabkan terjadinya
iritasi pada tenggorokan dan jaringan mulut yang pada akhirnya menjadi
penyebab sariawan.
Santoso (β010) mengatakan kemoterapi fase konsolidasi lebih
berpengaruh terhadap derajat keparahan mukositis dibandingkan dengan
fase induksi dan tidak ada perbedaan jumlah mikroorganisme pada fase
Poltekkes Kemenkes Padang
induksi dan konsolidasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa derajat
mukositis pada fase konsolidasi lebih berat daripada fase induksi. Hasil
analisis pemeriksaan mikroorganisme Streptococcus-α, Streptococcus ,
dan Candida albicans didapatkan tidak ada perbedaan jumlah yang
bermakna pada fase induksi dibandingkan dengan fase konsolidasi.
Strepococcus dan Staphylococcus aureus tidak ditemukan pada lesi
mukositis fase induksi dan konsolidasi.
Obat yang digunakan dalam kemoterapi cepat mengenali sel – sel target,
namun obat tersebut juga mempengaruhi sel – sel normal, seperti sel – sel
rambut, kulit, dan sel – sel sumsum tulang. Penelitian terakhir, obat
kemoterapi juga dapat mempengaruhi sel – sel yang bertanggung jawab
dalam pembuatan sel sel – sel darah. Sehingga efek samping dalam
pengobatan kemoterapi antara lain rambut rontok, kulit kering, perubahan
jumlah sel darah, dan mual – mual. Semuanya berkaitan dengan teknik
kemoterapi dalam mempengaruhi sel – sel normal (Nugroho & Rahayu,
β017).
Menurut analisa peneliti diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan imunodefisiensi seharusnya dapat ditegakkan pada An.G, dari hasil
pengkajian ditemukan ibu An.G mengatakan terdapat luka bekas
pemasangan infus pada tangan kiri dan kulit sekitarnya kemerahan. Luka
tersebut menyebabkan gatal terlihat dari An.G sesekali menggaruk – garuk
tangan kirinya. Beberapa jenis obat kemoterapi dapat bersifat menghambat
proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru pada kulit. Jika
kondisinya terus berlanjut dapat mengakibatkan kulit kehilangan tingkat
kelembaban dan kulit akan menjadi kering.
Menurut analisa peneliti pada kasus, diagnosa hipertermi tidak ditegakkan
karena ibu An.K dan An.G mengatakan anaknya tidak demam dan tampak
pada pemeriksaan fisik suhu An.K dan An.G dalam batas normal,
sehingga diagnosa ini tidak dapat ditegakkan. Biasanya pada anak yang
Poltekkes Kemenkes Padang
menderita leukemia terjadi demam karena sel darah putihnya abnormal, sel
darah putih yang seharusnya bertugas melindungi tidak berfungsi,
akibatnya anak jadi rentan terkena infeksi dan mudah demam.
Perdarahan dapat terjadi akibat dari trauma atau cedera, untuk menghindari
perdarahan, anak dianjurkan menghindari aktivitas yang dapat
menimbulkan trauma atau cedera perdarahan seperti bersepeda, dan
bermain ayunan. Perawatan mulut anak seperti gosok gigi harus
diperhatikan karena sering terjadi perdarahan pada gusi (Wong, β009).
Menurut analisa peneliti pada kasus, diagnosa risiko perdarahan tidak
dapat ditegakkan karena ibu An.K dan An.G mengatakan anaknya tidak
ada mengalami perdarahan dihidung, dan memar dikulit, pada pada hasil
labor trombosit An.K dan An.G dalam batas normal sehingga diagnosa ini
tidak dapat ditegakan. Pada anak dengan leukemia biasanya mudah
berdarah dan memar merupakan tanda tingkat pembekuan darahnya
rendah. Terjadinya supresi sumsum tulang akibat kemoterapi dapat
membuat jumlah trombosit berkurang. Trombosit adalah fragmen sel atau
sel yang membantu darah untuk membeku yang diproduksi oleh sumsum
tulang. Rendahnya tingkat trombosit dalam tubuh mengakibatkan
keterlambatan dalam pembekuan darah.
Menurut analisa peneliti pada kasus, diagnosa gangguan citra tubuh tidak
ditegakkan karena ibu An.K dan An.G mengatakan rambut anaknya rontok
dan mulai menipis tetapi An.K dan An.G tidak malu, An.K dan An.G
tampak bermain bersama orang tuanya tanpa memperhatikan
penampilannya, sehingga diagnosa ini tidak dapat ditegakkan. Biasanya
pada anak yang menjalani kemoterapi akan menyebabkan rambut rontok
karena sel-sel folikel rambut adalah satu sel yang menbelah dengan cepat
dalam tubuh, dimana obat kemoterapi tidak dapat membedakan sel yang
normal dengan sel yang berbahaya sehingga obat kemoterapi juga
menghancurkan sel-sel folikel rambut yang menyebabkan rambut rontok.
Poltekkes Kemenkes Padang
γ. Intervensi keperawatan
Hasil penelitian tentang perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan
kepada diagnosa keperawatan yang muncul pada An.K dan An.G yang
dilakukan selama 5 hari sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun.
Pada diagnosa risiko infeksi intervensi yang akan dilakukan tujuannya
untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi, mengidentifikasi tanda dan
gejala infeksi, asupan gizi pasien adekuat, berat badan ideal, dan status
hidrasi adekuat. Intervensinya adalah 1) kontrol infeksi, aktivitas
keperawatannya seperti batasi jumlah pengunjung, anjurkan pasien
mengenai teknik cuci tangan yang benar, anjurkan pengunjung untuk
mencuci tangan saat memasuki dan meninggalkan ruangan pasien. β)untuk
monitor nutrisi, aktivitas keperawatannya seperti timbang berat badan
pasien, lakukan pengukuran antropometri pada komposisi tubuh, monitor
kecenderungan naik dan turunnya berat badan anak, identifikasi perubahan
berat badan terakhir, γ)untuk pengecekan kulit, aktivitas keperawatannya
seperti amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema dan
ulserasi pada ekstremitas, monitor warna dan suhu kulit, monitor warna
kulit untuk memeriksa adanya ruam atau lecet, monitor kulit untuk adanya
kekeringan atau kelembaban, monitor infeksi.
Rencana tindakan untuk diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, tujuannya
tidak ada tanda-tanda malnutrisi, dan tidak terjadi penurunan berat badan.
Rencana keperawatannya adalah 1) manajemen nutrisi, aktivitas
keperawatannya identifikasi adanya alergi makanan, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
seperti menentukan diit pasien, anjurkan keluarga untuk membawa
makanan favorit pasien sementara berada dirumah sakit, yang sesuai,
monitor kecenderungan penurunan berat badan. β) manajemen kemoterapi,
aktivitas keperawatannya adalah telusuri pengalaman pasien sehubungan
dengan mual dan muntah terkait kemoterapi, berikan obat-obatan untuk
Poltekkes Kemenkes Padang
mengontrol efek samping kemoterapi, berikan pasien diet yang lunak dan
mudah dicerna, anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rencana tindakan untuk diagnosa kerusakan membran mukosa oral
berhubungan dengan program pengobatan, tujuannya tingkat nyeri
berkurang, fungsi sensori pengecapan dan pembau, dan satatus menelan.
Rencana keperawatannya adalah 1) manajemen cairan, tindakan
keperawatannya adalah tingkatkan asupan oral seperti sering meberikan
anak minum, distribusikan asupan cairan selama β4 jam, dukung pasien
dan keluarga untuk membantu pemberian makanan dengan baik, monitor
satus hidrasi misalnya membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat. β)
pemeliharaan kesehatan mulut tindakan keperawatannya lakukan perawatn
mulut secara rutin, dorong dan bantu pasien untuk berkumur-kumur,
instruksikan pasien dan bantu pasien membersihkan mulut setelah makan,
kolaborasi dalam pemberian terapi. γ) manajemen kemoterapi tindakan
keperawatannya monitor tanda-tanda infeksi dirongga mulut, anjurkan
pasien untuk melakukan perawatan rongga mulut dengan menggunakan
pembersih yang tepat, anjurkan pasien untuk menggunakan nistatin obat
kumur untuk mengontrol infeksi jamur.
Rencana tindakan untuk diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan imunodefisiensi, tujuannya integritas kulit baik, tidak ada luka atau
lesi, perfusi jaringan baik. Rencana keperawatannya adalah pengecekan
kulit, aktivitas keperawatnnya periksa kulit adanya kemerahan, amati
warna, tekstur, monitor kulit adanya ruam dan lecet, monitor kulit adanya
kekeringan yang berlebihan dan kelembaban.
Menurut Wong (β009) pertahanan pertama melawan infeksi adalah
pencegahan. Apabila anak dirawat di rumah sakit, perawat harus
menggunakan segala cara untuk mengendalikan penularan infeksi. Cara ini
secara khas meliputi pemakaian ruang rawat pribadi, membatasi semua
pengunjung, dan mengajarkan teknik mencuci tangan. Pencegahan infeksi
Poltekkes Kemenkes Padang
tetap menjadi prioritas sesudah anak pulang dari rumah sakit dengan cara
semua anggota keluarga dianjurkan mencuci tangannya sampai bersih
untuk mencegah penyebaran kuman patogen kedalam rumah.
Berdasarkan analisa peneliti tindakan keperawatan yang sudah dibuat
sesuai dengan kondisi pasien. Intervensi untuk risiko infeksi sangat perlu
dilakukan terutama pada kontrol infeksi perlu dianjurkan pasien memakai
masker apabila keluar ruangan terutama apabila anak mengalami
neutropenik berat (leukosit kurang dari 1000/mmγ), bagi keluarga yang
sakit dianjurkan juga memakai masker. Tujuannya untuk mengendalikan
risiko infeksi agar anak tidak mudah terinfeksi. Karena anak yang
menderita leukemia daya tahan tubuh lemah sehingga sangat rentan
terkena infeksi.
4. Implementasi Keperawatan
Hasil penelitian implementasi untuk mengatasi masalah risiko infeksiyaitu
membatasi jumlah pengunjung, menganjurkan pasien dan keluarga
mengenai teknik cuci tangan yang benar, menganjurkan pengunjung untuk
mencuci tangan saat memasuki dan meninggalkan ruangan pasien,
mengamati warna, kehangatan, tekstur, pada ekstremitas, memonitor
warna dan suhu kulit, memonitor warna kulit untuk memeriksa adanya
ruam atau lecet, memonitor kulit untuk adanya kekeringan atau
kelembaban.
Menurut Wong (β009) pertahanan pertama melawan infeksi adalah
pencegahan. Apabila anak dirawat di rumah sakit, perawat harus
menggunakan segala cara untuk mengendalikan penularan infeksi. Cara ini
secara khas meliputi pemakaian ruang rawat pribadi, membatasi semua
pengunjung, dan mengajarkan teknik mencuci tangan.
Berdasarkan analisa peneliti, pelaksanaanintervensipada diagnosa
risikoinfeksisudah sesuai dengan teori yang ada. Pasien dengan leukemia
Poltekkes Kemenkes Padang
perlu dilakukan kontrol infeksi terutama pada cuci tangan, orang tua sering
lupa mengingatkan anaknya mencuci tangan saat makan. apabila ini terjadi
anak akan mudah terkena infeksi. Anak memakai masker apabila keluar
ruangan, anak diberi tambahan buah oleh orang tua untuk meningkatkan
intake nutrisi anak.
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan kurang asupan makanan adalah mengidentifikasi
adanya alergi makanan, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan seperti menentukan diit pasien,
anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien sementara
berada dirumah sakit, yang sesuai, mengkaji pengalaman pasien
sehubungan dengan mual dan muntah terkait kemoterapi, memberikan
obat-obatan untuk mengontrol efek samping kemoterapi seperti, anak
diberi ondansentron, memberikan pasien diet yang lunak dan mudah
dicerna, menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Menurut analisa peneliti tindakan keperawatan yang telah dilakukan untuk
mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh sudah sesuai dengan teori. Pemberian obat Ondansentron (Zofran)
telah memperbaiki kualitas hidup banyak pasien kanker dengan
mengendalikan rasa mual yang sering kali menyertai kemoterapi. Zofran
terkenal karena kemampuannya untuk mengatur reaksi serotonin, suatu zat
kimia otak.
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa kerusakan menbran mukosa
oral berhubungan dengan program pengobatan adalah 1) manajemen
cairan, tindakan keperawatannya adalah meningkatkan asupan oral seperti
sering meberikan anak minum, mendukung pasien dan keluarga untuk
membantu pemberian makanan dengan baik, memonitor satus hidrasi
misalnya membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat. β) memelihara
kesehatan mulut tindakan keperawatannya melakukan perawatn mulut
Poltekkes Kemenkes Padang
secara rutin, menganjurkan pasien membersihkan mulut setelah makan,
kolaborasi dalam pemberian terapi. γ) manajemen kemoterapi tindakan
keperawatannya memonitor tanda-tanda infeksi dirongga mulut,
menganjurkan pasien untuk melakukan perawatan rongga mulut dengan
menggunakan pembersih yang tepat, pasien menggunakan nistatin obat
kumur.
Menurut analisa peneliti tindakan untuk mengatasi masalah kerusakan
membran mukosa oral sudah sesuai dengan teori, dimana anak diberi
nistatin untuk mengontrol infeksi jamur pada bibir dan mulut.
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan imunodefisiensi, rencana keperawatannya adalah
mengecek kulit, aktivitas keperawatnnya memeriksa kulit adanya
kemerahan, mengamati warna, tekstur, memonitor kulit adanya ruam dan
lecet, memonitor kulit adanya kekeringan yang berlebihan dan
kelembaban.
Menurut analisa peneliti tindakan untuk mengatasi masalah kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi sudah sama dengan
teori.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 5 hari evaluasi pada An.K dan An.G dengan masalah
risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi sudah ada kemajuan
ditandai dengan S: ibu mengatakan anaknya sudah tidak ada demam,
setelah kemoterapi An.K mengalami sariawan pada bibir dan mulut O:
tampak sariawan pada bibir dan mulut An.K, A: masalah belum terjadi
dengan kriteria hasil mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi, faktor
resiko infeksi, asupan gizi adekuat, P: intervensi yang dilanjutkan yaitu a)
tingkatkan istirahat, b) batasi pengunjung, c) anjurkan cuci tangan.
Sedangkan pada An.G ditemukan data S: ibu mengatakan anak tidak
Poltekkes Kemenkes Padang
demam O: anak memakai masker apabila keluar ruangan, anak tidak mau
mencuci tangan sebelum makan A: masalah belum terjadi dengan kriteria
hasil mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi, faktor resiko infeksi,
asupan gizi adekuat, P: intervensi yang dilanjutkan yaitu a) pantau TTV, b)
tingkatkan istirahat, c) anjurkan cuci tangan.
Menurut asumsi peneliti, risiko infeksi sangat besar terjadi pada An.K dan
An.G karena ditandai dengan setelah dilakukan intevensi sariawan An.K
belum hilang, An.K susah makan dan hanya minum air putih. Sedangkan
pada An.G tampak luka bekas pemasangan infus, setelah hari ke-4 baru
akan dikonsultasikan ke dokter kulit. Menurut analisa peneliti, masalah ini
muncul karena efek samping dari kemoterapi karena obat – obat yang
diapakai pada kemoterapi menghambat proliferasi tidak hanya sel-sel
kanker melainkan sel normal. Pada sel-sel darah, apabila terpengaruh
penderita leukemia akan lebih mudah mengalami infeksi, memar,
perdarahan, dan rasa lemah serta lelah.
Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
An.K belum dapat teratasi, didapatkan hasil S: ibu mengatakan anak susah
diajak makan, pada hari ke-4 setelah selesai kemoterapi anak mengalami
sariawan membuat anak tidak mau makan, O: anak tampak susah makan,
anak hanya minum air putih saja, berat badan menurun dai β0kg menadi
19 kg, A: masalah belum teratasi dengan kriteria hasil tidak ada tanda-
tanda malnutri, tidak terjadi penurunan berat badan, P: intervensi
dilanjutkan. Sedangkan pada An.G sudah ada kemajuan didapatkan hasil S:
ibu mengatakan anak mulai ada nafsu makan, tetapi dalam porsi sedikit, O:
anak tampak makan sedikit, porsi makan tidak habis, A: masalah teratasi
sebagian, P: intervensi dilanjutkan. Wong (β009) selain perdarahan,
komplikasi lain yang timbul akibat kemoterapai adalah mual, muntah ,
anoreksia, atau penurunan nafsu makan.
Poltekkes Kemenkes Padang
Masalah kerusakan membran mukosa oral pada An.K belum dapat teratasi
didapatkan hasil S: ibu mengatakan anak masih sariawan dan membuat
anak susah makan, O: tampak sariawan pada bibir dan mulut anak, anak
sudah diberi nistatyn dan obat kumur, anak tamapak susah bicara, A:
masalah belum teratasi, P: intervensi dilanjutkan.
Menururt asumsi peneliti masalah ini muncul karena obat-obat kemoterapi
mudah merusak sel-sel jenis ini, maka daerah mulut dan tenggorokan
menjadi mudah luka atau kering, menyebabkan terjadinya iritasi pada
tenggorokan dan jaringan mulut yang pada akhirnya menjadi penyebab
sariawan.
Masalah kerusakan integritas kulit pada An.G belum dapat teratasi,
didapatkan hasil S: ibu mengatakan tangan kiri anak masih terasa gatal dan
terdapat luka bekas pemasangan infus, O: masih tampak luka pada tangan
kiri anak, kulit sekitarnya kemerahan, pada hari ke-4 An.G dikonsulkan
kedokter spesialis kulit oleh perawat rungan, A: maslah belum terasi, P:
intervensi dilanjutkan.
Menurut analisa peneliti, masalah ini muncul karena efek samping dari
kemoterapi karena obat – obat yang diapakai pada kemoterapi
menghambat proliferasi tidak hanya sel-sel kanker melainkan sel normal.
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat bersifat menghambat proses
pembelahan dan pembentukan sel-sel baru pada kulit. Karena kondisinya
terus berlanjut mengakibatkan kulit kehilangan tingkat kelembaban dan
kulit menjadi kering.
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia
diruang kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang,
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada An.K dan An.G didapatkan hasil yang sama
dengan teori yaitu peneliti menemukan keluhan An.K dan An.Gsetelah
selesai kemoterapi mual dan muntah, yang menyebabkan anak malas
makan dan nafsu makan berkurang. Pada An.K efek samping kemoterapi
disertai sariawan pada bibir dan mulut sedangkan pada An.G tidak terjadi.
Pada hasil pemeriksaan penunjang yaitu pada hasil laboratorium pasien
leukemia mengalami penurunan leukosit yang menyebabkan daya than
tubuh pasien menurun. Hasil pemeriksaan laboratorium An.K di dapatkan
leukosit γ.870/mmγ (5.000 – 17.000/mmγ). Pada An.G didapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium leukosit γ.6γ0/mmγ (5.000 – 17.000/mmγ).
β. Diagnosa Keperawatan
Dalam teori, diagnosa keperawatan yang muncul adalah 10 diagnosa
keperawatan. Pada An. K dan An.G ditemukan β diagnosa yang sama
yaitu a) risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi, b)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan. Diagnosa lain yang muncul pada An.G
adalah kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi.
γ. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada An.K dan An.G yang direncanakan
tergantung kepada masalah keperawatan yang ditemukan. Pada masalah
risiko infeksi berhubungan imunosupresi, intervensi yang direncanakan
sama dengan teori yang telah dikemukakan, pada masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kerusakan
integritas kulit sama dengan yang telah direncanakan.
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan pada risiko infeksi, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, dan kerusakan integritas kulit disesuaikan
dengan rencana tindakan yang telah peneliti susun. Implementasi
keperawatan dilakukan pada tanggal β4 Mei - 0γ Juni β017 terhadap
An.K dan An.G.
5. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari dalam bentuk SOAP.
Evaluasi yang dilakukan dari tanggal β4 Mei - 0γ Juni β017 dengan
metode SOAP untuk mengetahui keefektifan dari tindakan keperawatan
yang dilakukan. Pada An.K dan An.G masalah risiko infeksi, masalah
belum terjadi dan intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan.Hasil
evaluasi pada masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan oleh perawat
ruangan. Pada An.G masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi dan
intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Rumah Sakit
Saran peneliti kepada pihak rumah sakit lebih menyediakan fasilitas
dalam melakukan tindakan keperawatan dalam ruangan khususnya
fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh pasien leukemia yang menjalani
kemoterapi.
β. Perawat ruang kronis IRNA Kebidanan dan Anak
Saran peneliti bagi perawat ruangan diharapakan melakukan pengkajian
lebih dalam agar dapat menggali masalah baru, dan pada masalah
keperawatan yang diangkat tidak hanya masalah utama saja, perawat
diharapkan lebih memperhatikan rencana yang sudah dilakukan dan
mempertahankan agar intervensi berjalan secara optimal dan
berkesinambungan.
Poltekkes Kemenkes Padang
γ. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian komprehensif dan
mengambil diagnosa keperawatan pada pasien leukemia secara tepat
menurut pengkajian yang didapatkan, melaksanakan tindakan
keperawatan dengan lebih dahulu memahami masalah dengan baik,
dan mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan kepeda teori.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan leukemia.
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR PUSTAKA
Apriany, Dyna. β016. Asuhan Keperawatan Anak dengan Keganasan. Bandung :PT Refika Aditama.
Betz & Sowden. β009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Bulechek, G, M. Butcher, H, K. Dochterman, J, M. Wagner, C, M. (β01γ).Nursing Intervention Classificasion (NIC) (6th ed). Mosby: Lowa City
Hari. Soetaryo. Kusuma. (β009). The Risk Factor of Urinary tract infection inpatient with leukimia. Berkala Ilmu Kedokteran, Volume 41, nomor 4.Diakses dalamhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=1γ19β7&val=5016&title=The%β0risk%β0factor%β0of%β0urinarytract%β0infection%β0in%β0patient%β0with%β0leukemia diakses tanggal 9 Januari.
Herdman. H.T & Kamitsuru. S. (β015). NANDA Internasional, Inc: NursingDiagnoses, Definitions & Classification 2015- 2017 (10th ed). Jakarta : EGC
Hidayat, A.Aziz. β01β. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah edisi 2.Jakarta : Salemba medika
Hidayat. Gatot. Djer. (β01β). Validasi Sistem Skoring Rondinelli UntukMendeteksi Komplikasi Infeksi Berat Pada Pasien Leukemia LimfoblastikAkut L1 Dengan Demam Neutropenia Selama Kemoterapi Fase Induksi.Diakses dalam : http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-5-10.pdf tanggal 11Januari β017
Maharani, Sabrina. β009. Mengenal 13 jenis kanker dan pengobatannya.Jogjakarta : Katahati
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M, L. Swanson, E. (β01γ). Nursing OutcomesClassification (NOC) (5th ed). Mosby: Lowa City
Ngastiyah. β01β. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC
Nugroho, Susanto. (β010). Gangguan Keseimbangan Elektrolit SesudahKemoterapi Induksi Remisi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut.Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UniversitasBrawijaya Malang. Diakses dalamhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=404864&val=4γ87&title=Gangguan%β0Keseimbangan%β0Elektrolit%β0%β0Sesudah%β0Kemoterapi%β0Induksi%β0Remisi%β0pada%β0Anak%β0dengan%β0%β0Leukemia%β0Limfoblastik%β0Akut, diakses tanggal 11 Januari β017
Nugroho, E, D & Rahayu, D, A. Pengantar Bioteknologi (Teori dan aplikasi).Yogyakarta : CV Budi utama.
Poltekkes Kemenkes Padang
Nurarif, A, H & Kusuma, H. (β01γ). Aplikasi Asuhan Keperawatan BerdasarkanDiagnosa Medis: NANDA NIC- NOC 2015- 2017 (Jilid β) . Yogyakarta:Media Action
Nursalam. (β015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis(edisi 4). Jakarta: Salemba Medika. Diakses dalam:http://ners.unair.ac.id/materikuliah/γ-βMetodologi_Nursalam_EDISI%β04-β1%β0NOV.pdf, diakses tanggal 18 Januari β017
Profil RSUP Dr. M. Djamil Padang diakses dalamfile:///D:/bahan%β0leukimia/10%β0Penyakit%β0Terbanyak%β0Rawat%β0Inap%β0Tahun%β0β014.html, diakses tanggal 10 Januari β017
Pinontoan, Eunike, dkk. (β01γ). Pengaruh Kemoterapi Terhadap ProfilHematologi Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut, jurnal IlmuKesehatan Anak FK UNSRAT Manado. Diakses dalam :file:///C:/Users/Userβ7-040715/Downloads/γβ77-61γ6-1-SM.pdf diaksestanggal 6 Januari β017.
Santoso, Monika. (β010). Pengaruh kemoterapi fase induksi dan konsolidasiterhadap mukositis dan mikroorganisme rongga mulut pada pasien anakleukemia limfoblastik akut, Kajian di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.Diakses dalamhttp://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=487β0 diakses tanggal 17 Juniβ017.
Silalahi, Jansen. β006. Akanan Fungsional. Yogyakarta : Kanisius
Sulastriana. Muda. Jemadi. (β01β). Karakteristik Anak Yang Menderita LeukemiaAkut Rawat Inap Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun β011-β01β.Diakses dalamhttp://download.portalgaruda.org/article.php?Article=154γ1β&val=4108&title=KARAKTERISTIK%β0ANAK%β0YANG%β0MENDERITA%β0LEUKEMIA%β0AKUT%β0RAWAT%β0INAP%β0DI%β0RSUP%β0H.%β0ADAM%β0MALIK%β0MEDAN%β0TAHUN%β0β011-β01β diaksestanggal 10 Januari β017
Suriadi & Yuliani. β010. Buku Pegangan Praktek Klinik. Asuhan KeperawatanPada Anak Edisi 2. Jakarta : CV.Sagung Seto.
Sugiyono. β014. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung :Alfabeta.
Yenni. (β014). Rehabilitasi medik pada anak dengan leukemia limfoblastik akut.Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 1-7. Diaksestanggal 6 Juni β017.
Wolley. Gunawan. Warouw. (β016). Perubahan status gizi pada anak denganleukemia limfoblastik akut selama pengobatan. Jurnal e-Clinic (eCl),Volume 4, nomor 1 diakses dalam
Poltekkes Kemenkes Padang
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4γβ0γ1&val=1001&title=Perubahan%β0status%β0gizi%β0pada%β0anak%β0dengan%β0leukemia%β0limfoblastik%β0akut%β0selama%β0pengobatan, diakses tanggal 9Januari β017.
Wong, D, L. Eaton, M, H. Wilson, D. Winkelstein, M, L. Schwartz. β009. Bukuajar keperawatan pediatrik. Jakarta. EGC
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan data
a. Identifikasi klien
Nama : An. K
Umur : 5 tahun
Tanggal lahir : 15 Desember β011
Jenis kelamin : perempuan
Status kawin : belum kawin
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Anak Ke- : Ke-1
Alamat : Jln. Kalung Tapi Kelurahan Koto Tangah
Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten
Agam
Tanggal masuk RS : βγ Mei β017 pukul 11.15 WIB
Tanggal pengkajian : β4 Mei β017 pukul 1γ.00 WIB
Diagnos medis : ALL
No.MR : 96944γ
Ruang rawat : Ruang Rawat Kronis IRNA Kebidanan
dan Anak RSUP Dr. M.Djamil Padang
b. Identifikasi penanggung jawab
Tabel. 4.1Identitas Penanggung Jawab
Identitas Ibu Ayah
Nama Ny.E Tn.A
Umur γ0 tahun γ0 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Poltekkes Kemenkes Padang
Pekerjaan IRT Wiraswasta
Alamat Jln. Kalung Tapi Kelurahan Koto Tangah
Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama
An. K dibawa ke RSUP Dr. M.Djamil Padang melalui
Poliklinik pada tanggal βγ Mei β017 pukul 11.15 WIB dengan
keluhan anak demam dan pucat sejak β hari sebelum masuk
rumah sakit
b) Keluhan saat di kaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal β4 Mei β017
pukul 1γ.00 WIB, Ibu E mengatakan anak batuk berdahak dan
flu, nafsu makan berkurang. Ibu mengatakan anak sudah tidak
mengalami demam lagi. Anak sekarang menjalankan
kemoterapi minggu ke-1β fase konsolidasi.
β. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu E mengatakan anaknya sudah didiagnosis menderita ALL pada
bulan Januari β017 dan sudah menjalani kemoterapi.
γ. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan anak, ibu E mengatakan kakak dari orang tua ibu E
mengalami kanker.
Poltekkes Kemenkes Padang
Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = perempuan pasien
= tinggal serumah = menikah = saudara
4. Riwayat imunisasi
a) BCG : ada
b) DPT : lengkap
c) Polio : lengkap
d) Hepatitis B : ada
e) Campak : ada
Kesimpulan : imunisasi anak lengkap
5. Riwayat perkembangan anak
Usia anak saat :
a) Berguling : γ bulan
b) Duduk : 7 bulan
c) Merangkak : 8 bulan
d) Berdiri : 11 bulan
e) Berjalan : 1β bulan
f) Tersenyum pertama kali : 4 bulan
g) Bicara pertama kali : 8 bulan, kata “maa”, “paa”
h) Berpakaian tanpa bantuan: γ6 bulan
Poltekkes Kemenkes Padang
Kesimpulannya : An. R tidak mengalami keterlambatan
perkembangan
d. Lingkungan
Rumah : permanen, lantai keramik
Sampah : dibuang di TPA dan diangkut setiap pagi oleh petugas
Jamban : di dalam rumah
Pekarangan : luas dan masih bertanah
Sumber air minum : PDAM
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: selalu
Kesimpulan: hygiene baik dan sanitasi lingkungan baik
β. Pengkajian khusus
a. Pemeriksaan fisik
Tabel. 4.βPemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan fisik Hasil
1) Kesadaran Kompos mentis
GCS = E4 M6 V5
β) Tanda-tanda vital Nadi =90 x/i
Suhu = γ6,γ0C
RR = β0 x/i
γ) Posture BB sebelum sakit = β0 kg
BB sekarang = 19 kg
TB = 109 cm
5) Kepala Bentuk normal, bersih
Benjolan tidak ada
Rambut jarang dan rontok
6) Mata Simetris,
Sklera tidak ikterik
Reflek cahaya ada
Poltekkes Kemenkes Padang
Konjungtiva tidak anemis
7) Hidung Simetris
Hidung bersih
Pernafasan cuping hidung (-)
8) Mulut Mukosa bibir kering dan pucat
Rongga mulut bersih, ada karies gigi
9) Telinga Simetris
Bersih, pendengaran baik
Posisi puncak pina sejajar dengan kontus
mata
10) Leher Tidak ada pembesaran pada kelenjer getah
bening
11) Thorak I = simetris ki= ka, tidak adanya
pergerakan dinding dada kedalam saat
bernafas
Pa = fremitis ki=ka
Pe = sonor
A = bronkovesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
1β) Jantung I = iktus cordis tidak terlihat
Pa = iktus kordis teraba 1 jari medial
IMCS RIC V
Pe = tidak dilakukan
A = irama jantung reguler
1γ) Abdomen I = distensi (-), simetris
A = bissing usus (+)
Pa = nyeri (-)
Pe = thympani
14) Kulit Turgor kembali cepat
Oedema tidak ada
Poltekkes Kemenkes Padang
15) Ekstremitas atas Capillary reffil < β detik
Akral hangat
16) Ekstremitas bawah Capillary reffil < β detik
Akral hangat
Tidak ada oedema
17) Genitalia Bentuk normal
Genitalia bersih
γ. Kebiasaan sehari-hari
Tabel. 4.β
Pola Kebiasaan
No Pola Kebiasaan
a Nutrisi
dan cairan
Sehat:
Makanan biasa dengan nasi lauk dan sayuran. Porsi tidak
habis.
Minum air putih ± 500 cc
Sakit:
Diet: makanan biasa TKTP 1500 kkal
Porsi tidah habis, kadang hanya menghabiskan sayur
b Istirahat
dan tidur
Siang
Sehat:
Pola tidur teratur
Tidur β-γ jam
Malam
Sehat:
Pola tidur teratur
Tidur 8-9 jam
c Eliminasi BAK
Sehat:
5- kali sehari, bau khas,
warna kuning bening, lebih
kurang 400 cc/ kali
Sakit:
BAK lebih dari γ kali, 100
BAB
Sehat:
1-β kali sehari, warna
kuning, bau khas,
konsistensi padat
Sakit:
1 kali sehari,
Poltekkes Kemenkes Padang
cc, warna kuning pekat bau
khas, Menggunakan
pampers.
Konsistensi padat,
Warna kuning
d Personal
hygiene
Sehat:
An. K mandi di kamar mandi, β x sehari pagi dan sore.
Keramas setiap pagi, gosok gigi setelah mandi pagi
Sakit:
An. K hanya dilap diata tempat tidur oleh ibu β kali sehari
mengunakan washlap, gosok gigi pagi hari.
e Aktivitas
bermain
Sehat:
Anak bermain di lantai rumah, kadang bermain sendiri dan
kadang dengan orang tuadan adiknya.
Sakit:
An.K bermain diatas tempat tidur bersama orang tuanya
f Rekreasi Sehat: ada
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel. 4.γPemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 1β,6 g/dl 10,β – 15,7 g/dl
Leukosit γ.870/mmγ 5.000 – 17.000/mmγ
Eritrosit 4,1β juta 4,0 – 5,β juta
Trombosit β51.000/mmγ 150.000 –50.000/mmγ
Hematroklit 40% γ7 - 4γ%
Retikulosit 0,86% 0,5 – β%
Hitung jenis :
Basofil 0% 0 - β%
Poltekkes Kemenkes Padang
Eosinofil
N.Batang
N.Segmen
Limfosit
Monosit
4%
γ%
β9%
6β%
1%
1 – 4%
0 – 5%
β9 – 65%
β9 – 65%
β – 11%
Sel patologis Blast 1%
5. Terapi medis
a. MTX IT 1β mg = dexametason 1mg
b. MTX HD 650 mg IV
c. Leucovenn 8 x 10 mg IV
d. Mesna 1γ0 mg dalam D5% 50 cc
e. Mesna 5β0 mg dalam 19β0 cc D5 ¼ NS
f. CPA 650 mg dalam 500 cc Nacl 0,9%
g. Ambroxol
h. Enystatin 4 x β,5cc
i. Betadine obat kumur
j. IVFD D5¼ NS
Poltekkes Kemenkes Padang
2. Analisa Data
NO. DATA PENYEBAB MASALAH1. DS:
1. Ibu mengatakan anaknya demam sebelum masuk rumah sakitβ. Ibu mengatakan anaknya batuk dan fluDO:1. Anak tampak batuk diserta fluβ. Nadi: 90 x/ menitγ. Suhu: γ6,γ0C, pernafasan β0 x/menit4. Leukosit γ.870/mmγ
imunosupresi Resiko infeksi
β. DS:1. Ibu mengatakan nafsu makan anaknya berkurangβ. Ibu mengatakan berat badan anaknya berkurangDO:1. Anak tampak malas makanβ. Diet yang diberikan tidak tampak tidak dimakanγ. BB: 19 kg, BB sehat β0 kg4. Membrane mukosa bibir An. K tampak kering
Kurangnya asupanmakan
Ketidak seimbangannutrisi kurang darikebutuhan
γ DS:1. Ibu mengatakan setelah selesai kemoterapi anak mengalami sariawan
pada bibir dan mulutβ. Ibu mengatakan anak susah makan dan minumγ. Ibu menagtakan anak hanya minum air putihDO:1. Tampak sariawan pada bibir dan mulut anakβ. Anak tampak susah bicara, makan dan minum
Program pengobatan Kerusakan membranmukosa oral
Poltekkes Kemenkes Padang
B. Diagnosa keperawatan
No Diagnosa keperawatan Ditemukan masalah Dipecahkan masalahTanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi β4 Mei β017 β9 Mei β017β. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kurangnya asupan makanβ4 Mei β017 β9 Mei β017
γ. Kerusakan membran mukosa oral β7 Mei β017 β9 Mei β017
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosakeperawatan
NOC NIC
1. Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
NOC:d. Status imunitasKriteria hasil:7. Fungsi gastrointestinal8. Fungsi respirasi9. Suhu tubuh10. Integritas kulit11. Jumlah sel darah putih absolut12. Jumlah sel darah putih diferensial
e. Respon pengobatanKriteria hasil:6. Perubahan gejala yang diharapkan7. Pemeliharaan kadar darah yang
diharapkan
NIC:d. Kontrol infeksi10. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan
setiap pasien11. Batasi pengunjung1β. Tempatkan isolasi sesuai tindakan pencegahan yang
sesuai1γ. Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatan14. Anjurkan pasien dan pengunjung untuk mencuci tangan15. Jaga lingkungan aseptik yang optimal16. Tingkatkan intake nutrisi17. Berikan terapi antibiotik yang sesuai18. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenaibagaimana menghindari infeksi
Poltekkes Kemenkes Padang
8. Respon perilaku yang diharapkan9. Reaksi alergi10. Interaksi pengobatan
f. Status nutrisiKriteria Hasil:7. Asupan gizi8. Asupan makanan9. Asupan cairan10. Energi11. Rasio berat badan/tinggi badan1β. Hidrasi
e. Manajemen nutrisi4. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang
dimilki pasien5. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi6. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi
makanan
f. Monitot tanda-tanda vital4. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan5. Pemantauan suhu tubuh secara terus – menerus dengan tepat6. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermia
β. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhanberhubungandenganketidakmampuanuntulmengabsorbsimakanan
NOCe. Nutritional statusKriteria hasil:9. Asupan nutrisi10. Asupan makanan11. Asupan cairan1β. Energy1γ. Berat/ tinggi badan14. Bentuk otot15. Hidrasi
f. Nutritional status: food and fluidintake
Kriteria hasil:5. Asupan makanan oral6. Asupan cairan slang (NGT/ OGT)7. Asupan cairan oral
Nutrition Management10. Kaji adanya alergi makan11. Tanyakan makanan yang disukai pasien1β. Kola1γ. borasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien14. Berikan makan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi15. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori16. Berikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi anak
Nutrition Monitoring9. BB pasien dalam batas normal10. Monitor adanya penurunan berat badan11. Monitor interaksi anak selama makan1β. Monitor lingkungan selama makan1γ. Monitor perubahan kulit dan monitoring pigmentasi
Poltekkes Kemenkes Padang
8. Asupan nutrisi parenteral
g. Nutritional status: nutrient intakeKriteria hasil:11. Asupan kalori1β. Asupan protein1γ. Asupan lemak14. Asupan karbohidrat15. Asupan serat16. Asupan vitamin17. Asupan mineral18. Asupan besi19. Asupan kalsiumβ0. Asupan sodium
h. Weight: body messKH:8. Berat badan9. Ketebalan lipatan kulit subskapularis10. Persentase lamak tubuh11. Lingkar kepala (cm)1β. Tinggi badan/ cm1γ. Berat badan percm
14. Monitor turgor kulit15. Monitor mual muntah16. Monitor pertumbuhan dan perkembangan17. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan pada konjungtiva
γ. Kerusakanmembran mukosaoral berhubungandengan programpengobatan
1. tingkat nyeriβ. fungsi sensori pengecapan dan
pembauγ. dan satatus menelan: oral.
manajemen cairan1. tingkatkan asupan oral seperti sering meberikan anak minumβ. distribusikan asupan cairan selama β4 jamγ. dukung pasien dan keluarga untuk membantu pemberian
makanan dengan baik4. monitor satus hidrasi misalnya membran mukosa lembab,
denyut nadi adekuat
Poltekkes Kemenkes Padang
pemeliharaan kesehatan mulut1. lakukan perawatn mulut secara rutinβ. dorong dan bantu pasien untuk berkumur-kumurγ. instruksikan pasien dan bantu pasien membersihkan mulut
setelah makan4. kolaborasi dalam pemberian terapi
manajemen kemoterapi1. monitor tanda-tanda infeksi dirongga mulutβ. anjurkan pasien untuk melakukan perawatan rongga mulut
dengan menggunakan pembersih yang tepatγ. anjurkan pasien untuk menggunakan nistatin obat kumur
untuk mengontrol infeksi jamur.
D. Implementasi keperawatan
Tabel. 4.7Implementasi keperawatan
No Hari/tanggal
Diagnosakeperawatan
Implementasi Evaluasi Paraf
1. Rabu/ β4Mei β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan denganbaik
β. Membatasi pengunjungγ. Mengajarkan pasien dan keluarga cuci
tangan4. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah5. Memberikan terapi sesuai dengan
S: - Ibu E mengatakan An. Ktidak demam lagi
- Ibu mengatakan An. Kbatuk dan flu
O:- Pasien tampak batuk dan flu- Pasien diberi obat ambroxol- Suhu γ6,βoC, nadi 8γx/i,
Poltekkes Kemenkes Padang
order dokter6. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan7. Memantau suhu secara terus menerus8. Menganjurkan pasien memakai
masker apabila keluar ruangan
pernapasan ββx/i- Pasien tampak menjalani
kemoterapi
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan 1 sampai
8
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengankurangnya aspanmakan
1. Mengkaji anak mempunyai alergiterhadap makanan
β. Berkolaborasi dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan anak
γ. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
4. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
5. Memantau interaksi anak selamamakan
6. Mencatat jumlah makanan yangdihabiskan oleh anak setiap kalimakan
7. mempersiapkan lingkungan yangaman pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
8. Memantau anak mual muntah selamamakan
S:- Ibu E mengatakan An. Kmasih kurang nafsu makan
O:- BB: 19 kg- Kulit tampak pucat- Diet makanan biasa TKTP1500 kkal
- Porsi diet tidak habisA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
9. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
β. Kamis / β5Mei β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - Ibu E mengatakan An. Kmasih batuk dan flu
- Ibu mengatakan An.Ktidak demam lagi
O:- Pasien tampak batuk dan flu- Pasien diberi obat ambroxol- Suhu γ6,5oC, nadi 91x/i,
pernapasan β0x/i- Pasien sudah selesai
menjalani kemoterapi
A: Masalah belum teratasiP: ntervensi dilanjutkan 1 sampai
7Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Mengkaji anak mempunyai alergiterhadap makanan
β. Berkolaborasi dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan anak
γ. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
S:- Ibu E mengatakan An. Rmasih kurang nafsu makan
- Ibu E mengatakan An. Rmenghabiskan ¼ makananyang diberikan
- Ibu E mengatakan anaknya
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
5. Memantau interaksi anak selama makan6. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan7. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
8. Memantau anak mual muntah selamamakan
9. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
muntah setelah menjalanikemoterapi
O:- BB: 19 kg- Kulit pucat- An. K menghabiskan dari ¼makanan yang di berikan
A: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
γ. Jumat/ β6Mei β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - Ibu E mengatakan An. Kmasih batuk dan flu
- Ibu mengatakan An.Kpusing
O:- Pasien tampak batuk dan flu- Pasien diberi obat ambroxol- Suhu γ6,5oC, nadi 90x/i,
pernapasan βγx/i- Pasien banyak istirahat
Poltekkes Kemenkes Padang
A: Masalah belum teratasiP: ntervensi dilanjutkan 1 sampai7
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
β. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
γ. Memantau interaksi anak selama makan4. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan5. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
6. Memantau anak mual muntah selamamakan
7. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu E mengatakan An. Kmasih muntah
- Ibu E mengatakan An. K tidakmenghabiskan makanan yangdiberikan
O:- BB: 19 kg- An. K tampak muntah setelahdiberi makan oleh Ibu. E
- An. K tidak menghabiskanmakanan yang di berikan
- An. K hanya minum teh airputih
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
4. Sabtu/β7 Meiβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter
S: - ibu mengatakan batuk danflu pada anaknya mulaiberkurang
- Ibu mengatakan anaksariawan
Poltekkes Kemenkes Padang
5. Memonitor tanda – tanda vital sepertisuhu, nadi dan pernapasan
6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
O:- Suhu : γ6,10C- Nadi : 91x/ menit- P: β0x/ menit- Tampak sariawan di bibir
dan mulut pasien
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
β. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
γ. Memantau interaksi anak selama makan4. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan5. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
6. Memantau anak mual muntah selamamakan
7. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu mengatakan An. K tidakmau makan karna sariawan
- Ibu mengatakan An. K hanyaminum teh
- Ibu mengatakan muntahberkurang
O:- Tampak An. K tidak maumakan dan hanya minum tehdan air putih
- Porsi makan tidak dihabiskanA: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Kerusakanmembranmukosa oral
1. meningkatkan asupan oral sepertisering meberikan anak minum
β. mendukung pasien dan keluarga untukmembantu pemberian makanan dengan
S:- Ibu E mengatakan anaksariawan setelah kemoterapi
- Ibu E mengatakan nyeri
Poltekkes Kemenkes Padang
baikγ. memonitor satus hidrasi misalnya
membran mukosa lembab, denyut nadiadekuat
4. menganjurkan pasien untuk berkumur-kumur setelah makan
5. menganjurkan pasien untuk melakukanperawatan rongga mulut denganmenggunakan pembersih yang tepat
6. menganjurkan pasien untukmenggunakan nistatin obat kumuruntuk mengontrol infeksi jamur.
dirasakan anak apabila anakbanyak bicara
- Ibu E mengatakan anak susahmakan dan minum
O:- Anak tampak susah bicara- Tampak sariawan pada bibirdan mulut
- Anak susah makan dan minum- Anak sudah diberi nistatin4xβ,5 cc
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
5. Minggu/β8 Meiβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - ibu mengatakan batuk danflu pada anaknya mulaiberkurang
- Ibu mengatakan anak masihsariawan
- Ibu mnegatakan sariawanberdarah apabila anakbanyak bicara
O:- Suhu : γ6,70C- Nadi : 9x/ menit- P: β1x/ menit- Anak memakai masker
apabila keluar ruangan
A: Masalah belum teratasi
Poltekkes Kemenkes Padang
P: Intervensi dilanjutkanKetidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
β. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
γ. Memantau interaksi anak selama makan4. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan5. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
6. Memantau anak mual muntah selamamakan
7. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu mengatakan An. K tidakmau makan karna sariawan
- Ibu mengatakan An. K hanyaminum teh
- Ibu mengatakan anak sudahtidak ada mutah
O:- Tampak An. K tidak maumakan dan hanya minum tehdan air putih
- Porsi makan tidak dihabiskanA: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Kerusakanmembranmukosa oral
1. meningkatkan asupan oral sepertisering meberikan anak minum
β. mendukung pasien dan keluarga untukmembantu pemberian makanan denganbaik
γ. memonitor satus hidrasi misalnyamembran mukosa lembab, denyut nadiadekuat
4. menganjurkan pasien untuk berkumur-kumur setelah makan
5. menganjurkan pasien untuk melakukanperawatan rongga mulut dengan
S:- Ibu E mengatakan anak masihsariawan
- Ibu E mengatakan anak masihsusah makan dan minum
O:- Masih tampak sariawan padabibir dan mulut
- Anak tampak susah bicara- Mukosa bibir anak tampakkering
- Anak diberi nistatin 4xβ,5 cc
Poltekkes Kemenkes Padang
menggunakan pembersih yang tepat6. menganjurkan pasien untuk
menggunakan nistatin obat kumuruntuk mengontrol infeksi jamur.
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
5. Minggu/β8 Meiβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S:- ibu mengatakan batuk dan
flu pada anaknya mulaiberkurang
- Ibu mengatakan anak masihsariawan
- Ibu mnegatakan sariawanberdarah apabila anakbanyak bicara
O:- Suhu : γ6,70C- Nadi : 9x/ menit- P: β1x/ menit- Tampak sariawan di bibir
dan mulut pasien
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
8. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
9. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
10. Memantau interaksi anak selama makan11. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan
S:- Ibu mengatakan An. K tidakmau makan karna sariawan
- Ibu mengatakan An. K hanyaminum teh
- Ibu mengatakan anak sudahtidak ada mutah
O:
Poltekkes Kemenkes Padang
1β. mempersiapkan lingkungan yang amanpada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
1γ. Memantau anak mual muntah selamamakan
14. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
- Tampak An. K tidak maumakan dan hanya minum tehdan air putih
- Porsi makan tidak dihabiskanA: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Kerusakanmembranmukosa oral
1. meningkatkan asupan oral sepertisering meberikan anak minum
β. mendukung pasien dan keluarga untukmembantu pemberian makanan denganbaik
γ. memonitor satus hidrasi misalnyamembran mukosa lembab, denyut nadiadekuat
4. menganjurkan pasien untuk berkumur-kumur setelah makan
5. menganjurkan pasien untuk melakukanperawatan rongga mulut denganmenggunakan pembersih yang tepat
6. menganjurkan pasien untukmenggunakan nistatin obat kumuruntuk mengontrol infeksi jamur.
S:- Ibu E mengatakan anak masihsariawan
- Ibu E mengatakan anak sudahbisa makan tetapi hanyasedikit
- Ibu E mengatakan sariawanmulai mengering
O:- Masih tampak sariawan padabibir dan mulut anak
- Anak sudah mulai makandengan porsi sedikit
- Anak diberi nistatin 4xβ,5 ccA: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
5. Senin/β9 Meiβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
S:- ibu mengatakan batuk dan
flu pada anaknya mulaiberkurang
- Ibu mengatakan sariawan
Poltekkes Kemenkes Padang
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
mulai mengering
O:- Suhu : γ6,5oC- Nadi : 95x/ menit- P: ββx/ menit- Tampak sariawan di bibir
dan mulut pasien- Sariawan mulai tampak
mengering
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
β. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
γ. Memantau interaksi anak selama makan4. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan5. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
6. Memantau anak mual muntah selamamakan
7. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu mengatakan An. K sudahmau makan
- Ibu mengatakan An. K makansedikit
- Ibu mengatakan anak sudahtidak ada mutah
O:- Tampak An. K makan sedikit- Porsi makan tidak dihabiskan
A: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
Kerusakanmembranmukosa oral
1. meningkatkan asupan oral sepertisering meberikan anak minum
β. mendukung pasien dan keluarga untukmembantu pemberian makanan denganbaik
γ. memonitor satus hidrasi misalnyamembran mukosa lembab, denyut nadiadekuat
4. menganjurkan pasien untuk berkumur-kumur setelah makan
5. menganjurkan pasien untuk melakukanperawatan rongga mulut denganmenggunakan pembersih yang tepat
6. menganjurkan pasien untukmenggunakan nistatin obat kumuruntuk mengontrol infeksi jamur.
S:- Ibu E mengatakan anak masihsariawan
- Ibu E mengatakan anak sudahbisa makan tetapi hanyasedikit
- Ibu E mengatakan sariawanmulai mengering
O:- Masih tampak sariawan padabibir dan mulut anak
- Anak sudah mulai makandengan porsi sedikit
- Anak diberi nistatin 4xβ,5 ccA: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
.FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
E. Pengkajian Keperawatan
γ. Pengumpulan data
b. Identifikasi klien
Nama : An. G
Umur : 8 tahun
Tanggal lahir : 16 Agustus β008
Jenis kelamin : perempuan
Status kawin : belum kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Anak Ke- : Ke-β
Alamat : Pasa lama, pasar lama muaro air haji,
linggo sari baganti, kabupaten pesisir
selatan
Tanggal masuk RS : γ0 Mei β017
Tanggal pengkajian : γ0 Mei β017
Diagnos medis : ALL
No.MR : 97709β
Ruang rawat : Ruang Rawat Kronis IRNA Kebidanan
dan Anak RSUP Dr. M.Djamil Padang
b. Identifikasi penanggung jawab
Tabel. 4.1Identitas Penanggung Jawab
Identitas Ibu Ayah
Nama Ny.F Tn.S
Umur 4β tahun 41 tahun
Agama Islam Islam
Poltekkes Kemenkes Padang
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan IRT Petani
Alamat Pasa lama, pasar lama muaro air haji, linggo sari
baganti, kabupaten pesisir selatan
c. Riwayat kesehatan
6. Riwayat kesehatan sekarang
c) Keluhan utama
An. G dibawa ke RSUP Dr. M.Djamil Padang melalui
Poliklinik pada tanggal γ0 Mei β017 dengan keluhan anak
tampak pucat dan nafsu makan berkurang sebelum masuk
rumah sakit
d) Keluhan saat di kaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal γ0 Mei β017, Ibu
F mengatakan anak tampak pucat dan nafsu makan berkurang.
Ibu mengatakan anak tidak ada demam. Anak sekarang
menjalankan kemoterapi minggu ke-10 fase konsolidasi.
7. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu F mengatakan anaknya sudah didiagnosis menderita ALL pada
bulan Januari β017 dan sudah menjalani kemoterapi.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan anak, penyakit infeksi lainnya.
Poltekkes Kemenkes Padang
Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = perempuan pasien
= tinggal serumah = menikah = saudara
9. Riwayat imunisasi
Kesimpulan : imunisasi anak tidak lengkap
10. Riwayat perkembangan anak
Usia anak saat :
i) Berguling : γ bulan
j) Duduk : 7 bulan
k) Merangkak : 8 bulan
l) Berdiri : 11 bulan
m) Berjalan : 1β bulan
n) Tersenyum pertama kali : 4 bulan
o) Bicara pertama kali : 8 bulan, kata “maa”, “paa”
p) Berpakaian tanpa bantuan: γ6 bulan
Kesimpulannya : An. G tidak mengalami keterlambatan
perkembangan
Poltekkes Kemenkes Padang
e. Lingkungan
Rumah : permanen, lantai keramik
Sampah : dibuang di TPA dan diangkut setiap pagi oleh petugas
Jamban : di dalam rumah
Pekarangan : luas dan masih bertanah
Sumber air minum : air galon
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: kadang-kadang
Kesimpulan: hygiene kurang dan sanitasi lingkungan baik
γ. Pengkajian khusus
b. Pemeriksaan fisik
Tabel. 4.βPemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan fisik Hasil
1) Kesadaran Kompos mentis
GCS = E4 M6 V5
β) Tanda-tanda vital Nadi =94 x/i
Suhu = γ6,γ0C
RR = β1 x/i
γ) Posture BB sekarang = ββ kg
TB = 110 cm
5) Kepala Bentuk normal, bersih
Benjolan tidak ada
Rambut jarang dan rontok
6) Mata Simetris, konjungtiva subanemis
Sklera tidak ikterik
Reflek cahaya ada
Konjungtiva tidak anemis
7) Hidung Simetris
Poltekkes Kemenkes Padang
Hidung bersih
Pernafasan cuping hidung (-)
8) Mulut Mukosa bibir kering dan pucat
Rongga mulut bersih
9) Telinga Simetris
Bersih, pendengaran baik
Posisi puncak pina sejajar dengan kontus
mata
10) Leher Tidak ada pembesaran pada kelenjer getah
bening
11) Thorak I = simetris ki= ka, tidak adanya
pergerakan dinding dada kedalam saat
bernafas
Pa = fremitis ki=ka
Pe = sonor
A = bronkovesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
1β) Jantung I = iktus cordis tidak terlihat
Pa = iktus kordis teraba 1 jari medial
IMCS RIC V
Pe = tidak dilakukan
A = irama jantung reguler
1γ) Abdomen I = distensi (-), simetris
A = bissing usus (+)
Pa = nyeri (-)
Pe = thympani
14) Kulit Turgor kembali cepat
Oedema tidak ada
15) Ekstremitas atas Capillary reffil <β detik
Poltekkes Kemenkes Padang
Akral hangat
Pada ekstremitas kiri tampak luka bekas
pemasangan infus yang menyebabkan
gatal- gatal dan kulit sekitarnya kemerahan
16) Ekstremitas bawah Capillary reffil < β detik
Akral hangat
Tidak ada oedema
17) Genitalia Bentuk normal
Genitalia bersih
6. Kebiasaan sehari-hari
Tabel. 4.β
Pola Kebiasaan
No Pola Kebiasaan
a Nutrisi
dan cairan
Sehat:
Makanan biasa dengan nasi lauk dan sayuran. Porsi tidak
habis.
Minum air putih ± 500 cc
Sakit:
Diet: makanan biasa TKTP 1600 kkal
Porsi tidah habis
b Istirahat
dan tidur
Siang
Sehat:
Pola tidur teratur
Tidur β-γ jam
Sakit:
Pola tidur teratur, tidak ada
gangguan
Malam
Sehat:
Pola tidur teratur
Tidur 8-9 jam
Sakit:
Pola tidur teratur, tidak ada
gangguan
Poltekkes Kemenkes Padang
c Eliminasi BAK
Sehat:
5- kali sehari, warna kuning
bening, lebih kurang 400 cc/
kali
Sakit:
BAK lebih dari γ kali, 100
cc, warna
kuning,Menggunakan
pampers.
BAB
Sehat:
1-β kali sehari, warna
kuning, konsistensi padat
Sakit:
1 kali sehari,
Konsistensi padat,
Warna kuning
d Personal
hygiene
Sehat:
An. Gmandi di kamar mandi, β x sehari pagi dan sore.
Keramas setiap pagi, gosok gigi setelah mandi pagi dan
sore
Sakit:
An. Ghanya dilap diatas tempat tidur oleh ibu β kali sehari
mengunakan washlap, gosok gigi pagi hari.
e Aktivitas
bermain
Sehat:
Anak bermain di lantai rumah, kadang bermain sendiri dan
kadang dengan orang tuadan teman-temannya.
Sakit:
An.K bermain diatas tempat tidur bersama orang tuanya
f Rekreasi Sehat: ada
7. Pemeriksaan penunjang
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal β9 Mei β017
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Poltekkes Kemenkes Padang
Hemoglobin 10,4 g/dl 10,β – 15,7 g/dl
Leukosit γ.6γ0/mmγ 5.000 – 17.000/mmγ
Eritrosit γ,7 juta 4,0 – 5,β juta
Trombosit ββ5.000/mmγ 150.000 –50.000/mmγ
Hematroklit γ4% γ7 - 4γ%
Retikulosit γ,1% 0,5 – β%
Hitung jenis :
Basofil
Eosinofil
N.Batang
N.Segmen
Limfosit
Monosit
0%
1%
1%
γ9%
59%
0%
0 - β%
1 – 4%
0 – 5%
β9 – 65%
β9 – 65%
β – 11%
Sel patologis Tidak ditemukan
8. Terapi medis
a. MTX IT 1β gr
b. MTX HD 17 gr IV
c. Leucovenn 8 x 1β gr IV
d. Ondansentron
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Analisa Data
Tabel. 4.4Analisa Data
NO. DATA PENYEBAB MASALAH1. DS:
1. Ibu mengatakan anaknya pucat sebelum masuk rumah sakitβ. Ibu mengatakan anaknya akan menjalani kemoterapiDO:1. Anak tampak pucatβ. Nadi: 94 x/ menitγ. Suhu: γ6,γ0C, pernafasan β1 x/menit4. Leukosit γ.6γ0/mmγ
imunosupresi Resiko infeksi
β. DS:γ. Ibu mengatakan nafsu makan anaknya berkurang4. Ibu mengatakan anaktidak menghabiskan porsi makananDO:5. Anak tampak malas makan6. Diet yang diberikan tidak tampak tidak dimakan7. BB ββ kg8. Membrane mukosa bibir An. K tampak kering dan pucat
Kurangnya asupanmakan
Ketidak seimbangannutrisi kurang darikebutuhan
γ. DS:1. Ibu mengatakan pada tangan kiri anak terdapat bintik bintik dan
kemrahanβ. An.G mengatakan tangan kiri terasagatalγ. Ibu mengatakan tangan kiri anak terdapat luka bekas pemasangan
infus sebelumnya
imunodefisiensi Kerusakan integritaskulit
Poltekkes Kemenkes Padang
DO:1. Anak tampak menggaruk tangan kiriβ. Pada ekstremitas kiri tampak luka bekas pemasangan infus yang
menyebabkan gatal- gatal dan kulit sekitarnya kemerahan
F. Diagnosa keperawatan
Tabel. 4.5Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
No Diagnosa keperawatan Ditemukan masalah Dipecahkan masalahTanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi γ0 Mei β017 0γ Juni β017β. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kurangnya asupan makanγ0 Mei β017 0γ Juni β017
γ. Kerusakan integritas kulit berhubungan denganimunodefisiensi
γ0 Mei β017 0γ Juni β017
Poltekkes Kemenkes Padang
G. Intervensi keperawatan
Tabel. 4.6Intervensi Keperawatan
No Diagnosakeperawatan
NOC NIC
β. Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
NOC:g. Status imunitasKriteria hasil:13. Fungsi gastrointestinal14. Fungsi respirasi15. Suhu tubuh16. Integritas kulit17. Jumlah sel darah putih absolut18. Jumlah sel darah putih diferensial
h. Respon pengobatanKriteria hasil:11. Perubahan gejala yang diharapkan1β. Pemeliharaan kadar darah yang
diharapkan1γ. Respon perilaku yang diharapkan14. Reaksi alergi15. Interaksi pengobatan
i. Status nutrisiKriteria Hasil:
NIC:g. Kontrol infeksi19. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan
setiap pasienβ0. Batasi pengunjungβ1. Tempatkan isolasi sesuai tindakan pencegahan yang
sesuaiββ. Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatanβγ. Anjurkan pasien dan pengunjung untuk mencuci tanganβ4. Jaga lingkungan aseptik yang optimalβ5. Tingkatkan intake nutrisiβ6. Berikan terapi antibiotik yang sesuaiβ7. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenaibagaimana menghindari infeksi
h. Manajemen nutrisi7. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang
dimilki pasien8. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi9. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi
makanan
Poltekkes Kemenkes Padang
1γ. Asupan gizi14. Asupan makanan15. Asupan cairan16. Energi17. Rasio berat badan/tinggi badan18. Hidrasi
i. Monitot tanda-tanda vital7. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan8. Pemantauan suhu tubuh secara terus – menerus dengan tepat9. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermia
β. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhanberhubungandenganketidakmampuanuntulmengabsorbsimakanan
NOCi. Nutritional statusKriteria hasil:16. Asupan nutrisi17. Asupan makanan18. Asupan cairan19. Energyβ0. Berat/ tinggi badanβ1. Bentuk ototββ. Hidrasi
j. Nutritional status: food and fluidintake
Kriteria hasil:9. Asupan makanan oral10. Asupan cairan slang (NGT/ OGT)11. Asupan cairan oral1β. Asupan nutrisi parenteral
k. Nutritional status: nutrient intakeKriteria hasil:
Nutrition Management17. Kaji adanya alergi makan18. Tanyakan makanan yang disukai pasien19. Kolaβ0. borasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasienβ1. Berikan makan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
ahli giziββ. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kaloriβγ. Berikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi anak
Nutrition Monitoring18. BB pasien dalam batas normal19. Monitor adanya penurunan berat badanβ0. Monitor interaksi anak selama makanβ1. Monitor lingkungan selama makanββ. Monitor perubahan kulit dan monitoring pigmentasiβγ. Monitor turgor kulitβ4. Monitor mual muntahβ5. Monitor pertumbuhan dan perkembanganβ6. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan pada konjungtiva
Poltekkes Kemenkes Padang
β1. Asupan kaloriββ. Asupan proteinβγ. Asupan lemakβ4. Asupan karbohidratβ5. Asupan seratβ6. Asupan vitaminβ7. Asupan mineralβ8. Asupan besiβ9. Asupan kalsiumγ0. Asupan sodium
l. Weight: body messKriteria Hasil:14. Berat badan15. Ketebalan lipatan kulit subskapularis16. Persentase lamak tubuh17. Lingkar kepala (cm)18. Tinggi badan/ cm19. Berat badan percm
γ. Nyeri akut NOCTissue integrity : Skin and MucousMembranes
Kriteria hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisadipertahankan ( sensasi, elastic sitas,temperature, hidrasi, pigmentasi )
NICPressure Management
9. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaianyang longgar10. Hindari kerutan pada tempat tidur11. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering1β. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap dua jam sekali)1γ. Monitor kulit akan danya kemerahan14. Oleskan lotion atau minyak baby/baby oil pada daerah yang
Poltekkes Kemenkes Padang
β. Tidak ada luka / lesi pada kulitγ. Perfusi jaringan baik4. Menunjukkan pemahaman dalam
proses perbaikan kulit dan mencegahterjadinya cedera berulang
5. Mampu melindungi kulit danmempertahankan kelembaban kulitdan perawatan alami
tertekan15. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien16. Monitor status nutrisi pasien17. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
H. Implementasi keperawatan
Tabel. 4.7Implementasi keperawatan
No Hari/tanggal
Diagnosakeperawatan
Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa/ γ0Mei β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
9. Membersihkan lingkungan denganbaik
10. Membatasi pengunjung11. Mengajarkan pasien dan keluarga cuci
tangan1β. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah1γ. Memberikan terapi sesuai dengan
order dokter14. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan15. Memantau suhu secara terus menerus
S: - Ibu F mengatakan An.Gtampak pucat
- Ibu mengatakan An. Gakanmenjalani kemoterapiminggu ke-10
O:- Anak tampak pucat- Anak akan menjalani
kemoterapi- Suhu γ6,6oC, nadi 100x/i,
pernapasan ββx/i
Poltekkes Kemenkes Padang
16. Menganjurkan pasien memakaimasker apabila keluar ruangan
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan 1 sampai
8
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengankurangnyaasupan makan
10. Mengkaji anak mempunyai alergiterhadap makanan
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan anak
1β. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
1γ. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
14. Memantau interaksi anak selamamakan
15. Mencatat jumlah makanan yangdihabiskan oleh anak setiap kalimakan
16. mempersiapkan lingkungan yangaman pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
17. Memantau anak mual muntah selamamakan
18. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu F mengatakan An. Gkurang nafsu makan dan tidakmenghabiskan makanannya
O:- BB: ββ kg- Kulit tampak pucat- Diet makanan biasa TKTP1600 kkal
- Porsi diet tidak habisA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
1. menjaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
β. memonitor kulit akan danya kemerahanγ. mengoleskan lotion atau minyak
baby/baby oil pada daerah yangtertekan
4. memonitor aktivitas dan mobilisasipasien
5. memonitor status nutrisi pasien6. menganjurkan keluarga memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
S:- Ibu F mengatakan tangan kiriAn. G gatal-gatal
- Ibu F mengatakan terdapatluka bekas pemasangan infus
O:- Pada ekstremitas kiri tampakluka bekas pemasangan infusyang menyebabkan gatal- gataldan kulit sekitarnya kemerahan
- An.G tidak ada alergi makananA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
β. Rabu / γ1Mei β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
8. Membersihkan lingkungan dengan baik9. Membatasi pengunjung10. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah11. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter1β. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan1γ. Memantau suhu secara terus menerus14. Menganjurkan pasien memakai masker
S: - Ibu F mengatakan An. Ksedang menjalanikemoterapi
- Ibu mengatakan An.Gmasih tampak pucat
O:- Anak tampak pucat- Suhu γ6,4oC, nadi 98x/i,
pernapasan βγx/i- Pasien sedang menjalani
Poltekkes Kemenkes Padang
apabila keluar ruangan kemoterapi
A: Masalah belum teratasiP: ntervensi dilanjutkan 1 sampai
7Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
10. Mengkaji anak mempunyai alergiterhadap makanan
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan anak
1β. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
1γ. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
14. Memantau interaksi anak selama makan15. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan16. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
17. Memantau anak mual muntah selamamakan
18. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu F mengatakan An. Gmasih kurang nafsu makan
- Ibu F mengatakan An. Gtidakmenghabiskan makanan yangdiberikan
- Ibu F mengatakan anaknyamuntah setelah menjalanikemoterapi
O:- BB: ββ kg- Kulit pucat- An. K tidak menghabiskanmakanan yang di berikan
A: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
1. menjaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
β. memonitor kulit akan danya kemerahanγ. mengoleskan lotion atau minyak
baby/baby oil pada daerah yangtertekan
4. memonitor aktivitas dan mobilisasipasien
5. memonitor status nutrisi pasien6. menganjurkan keluarga memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
S:- Ibu F mengatakan tangan kiriAn. G gatal-gatal
- Ibu F mengatakan terdapatluka bekas pemasangan infus
O:- Pada ekstremitas kiri tampakluka bekas pemasangan infusyang menyebabkan gatal- gataldan kulit sekitarnya kemerahan
- An.G tidak ada alergi makananA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
γ. Kamis / 01Juni β017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
8. Membersihkan lingkungan dengan baik9. Membatasi pengunjung10. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah11. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter1β. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan1γ. Memantau suhu secara terus menerus14. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - Ibu F mengatakan An.Gtidak ada demam setelahselesai kemoterapi
- Ibu mengatakan An.Gmasih tampak pucat
O:- Anak tampak pucat- Suhu γ6,6oC, nadi 99x/i,
pernapasan β1x/i- Pasien banyak istirahat
Poltekkes Kemenkes Padang
A: Masalah belum teratasiP: ntervensi dilanjutkan 1 sampai7
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
8. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
9. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
10. Memantau interaksi anak selama makan11. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan1β. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
1γ. Memantau anak mual muntah selamamakan
14. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
S:- Ibu E mengatakan An. Kmasihmual
- Ibu E mengatakan An. K tidakmenghabiskan makanan yangdiberikan
O:- BB: ββ kg- An. K tidak menghabiskanmakanan yang di berikan
- An. K hanya makan cemilanyang diberikan oleh rumahsakit
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
1. menjaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
β. memonitor kulit akan danya kemerahanγ. mengoleskan lotion atau minyak
baby/baby oil pada daerah yangtertekan
S:- Ibu F mengatakan tangan kiriAn. G gatal-gatal
- Ibu F mengatakan terdapatluka bekas pemasangan infus
O:
Poltekkes Kemenkes Padang
4. memonitor aktivitas dan mobilisasipasien
5. memonitor status nutrisi pasien6. menganjurkan keluarga memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
- Pada ekstremitas kiri tampakluka bekas pemasangan infusyang menyebabkan gatal- gataldan kulit sekitarnya kemerahan
- An.G tidak ada alergi makananA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
4. Jumat/0β Juniβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
8. Membersihkan lingkungan dengan baik9. Membatasi pengunjung10. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah11. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter1β. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan1γ. Memantau suhu secara terus menerus14. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - ibu mengatakan anaknyatidak ada demam
- Ibu mengatakan anakmasihtampak pucat
O:- Suhu : γ6,50C- Nadi : 91x/ menit- P: β0x/ menit- Anak tampak pucat
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhan
8. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
9. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anak
S:- Ibu mengatakan nafsumakanAn. Gmasih berkurang
- Ibu mengatakan muntah
Poltekkes Kemenkes Padang
berhubungandengan kurangasupan makan
terhadap nutrisi.10. Memantau interaksi anak selama makan11. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan1β. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
1γ. Memantau anak mual muntah selamamakan
14. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
berkurang
O:- Tampak An.Gmakan tetapihanya sedikit
- Porsi makan tidak dihabiskanA: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
1. menjaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
β. memonitor kulit akan danya kemerahanγ. mengoleskan lotion atau minyak
baby/baby oil pada daerah yangtertekan
4. memonitor aktivitas dan mobilisasipasien
5. memonitor status nutrisi pasien6. menganjurkan keluarga memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
S:- Ibu F mengatakan tangan kiriAn. G gatal-gatal
- Ibu F mengatakan terdapatluka bekas pemasangan infus
O:- Pada ekstremitas kiri tampakluka bekas pemasangan infusyang menyebabkan gatal- gataldan kulit sekitarnya kemerahan
- An.G tidak ada alergi makananA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
5. Sabtu/0γ Juniβ017
Risiko infeksiberhubungandenganimunosupresi
1. Membersihkan lingkungan dengan baikβ. Membatasi pengunjungγ. Meningkatkan intake nutrisi dengan
cara perbanyak makan buah4. Memberikan terapi sesuai dengan order
dokter5. Memonitor tanda – tanda vital seperti
suhu, nadi dan pernapasan6. Memantau suhu secara terus menerus7. Menganjurkan pasien memakai masker
apabila keluar ruangan
S: - ibu mengatakan anaknyatidak ada demam
- Ibu mengatakan anakmasihtampak pucat
O:- Suhu : γ6,γ0C- Nadi : 95x/ menit- P: β1x/ menit- Anak tampak pucat
A: Masalah belum teratasiP: Intervensi dilanjutkan dandidelegasikan kepada perawatruangan
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhanberhubungandengan kurangasupan makan
1. Menilai jumlah nutrisi dan kandungankalori yang dibutuhkan anak
β. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebutuhan anakterhadap nutrisi.
γ. Memantau interaksi anak selama makan4. Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan oleh anak setiap kali makan5. mempersiapkan lingkungan yang aman
pada saat anak makan sepertimenghilangkan bau- bau yang dapatmenghilangkan nafsu makan anak
S:- Ibu mengatakan nafsumakanAn. Gmasih berkurang
- Ibu mengatakan muntahberkurang
O:- Tampak An.G makan tetapihanya sedikit
- Porsi makan tidak dihabiskanA: masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan dan
Poltekkes Kemenkes Padang
6. Memantau anak mual muntah selamamakan
7. Menganjurkan ibu untuk terusmemberikan air putih
didelegasikan kepda perawatruangan
Kerusakanintegritas kulitberhubungandenganimunodefisiensi
1. menjaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
β. memonitor kulit akan danya kemerahanγ. mengoleskan lotion atau minyak
baby/baby oil pada daerah yangtertekan
4. memonitor aktivitas dan mobilisasipasien
5. memonitor status nutrisi pasien6. menganjurkan keluarga memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
S:- Ibu F mengatakan tangan kiriAn. G gatal-gatal
- Ibu F mengatakan terdapatluka bekas pemasangan infus
O:- Pada ekstremitas kiri tampakluka bekas pemasangan infusyang menyebabkan gatal- gataldan kulit sekitarnya kemerahan
- An.G tidak ada alergi makananA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang