poltekkes kemenkes padang asuhan keperawatan...

168
POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG Karya Tulis Ilmiah SHINTA HERLINA NIM: 143110188 JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017

Upload: others

Post on 02-Sep-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

Karya Tulis Ilmiah

SHINTA HERLINA

NIM: 143110188

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 2: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan ke Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

SHINTA HERLINA

NIM: 143110188

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 3: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan

pemenuhan nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Ruangan

IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program

Studi D-III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang. ”. Peneliti

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari Bapak Ns. Suhaimi, S.

Kep, M. Kep selaku pembimbing I dan Ibu Wiwi Sartika, DCN, M.

Biomed, selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang.

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Padang.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi D-III Keperawatan Padang

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang yang telah

memberikan bekal ilmu untuk bekal peneliti.

5. Bapak Direktur beserta Staf Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang

yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang peneliti

perlukan.

6. Teristimewa Kepada Kedua Orang Tua dan Saudara tercinta yang telah

memberikan dorongan, semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada

terhingga yang tidak dapat ternilai dengan apapun. Tiada kata yang dapat

Ananda utarakan selain ucapan terima kasih dan semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan, keselamatan, rahmat dan karunia-Nya.

Page 4: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

7. Sahabat-sahabat, abang dan adik yang telah banyak membantu peneliti

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Teman-temanku yang senasip dan seperjuangan Mahasiswa/i Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang Program Studi D-III

Keperawatan Padang Tahun 2017.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca, akhir kata peneliti berharap karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah

membacanya, serta peneliti mendoakan semoga segala bantuan yang telah

diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiinn…

Padang, Juni 2017

Peneliti

Page 5: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 6: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 7: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii KATA PENGANTAR...................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v LEMBAR ORISINALITAS............................................................................. vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Gangguan Pemenuhan Nutrisi ............................................ 7

1. Pengertian Nutrisi ..................................................................... 7 2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi ....................... 7 3. Sistem Tubuh yang Berperan dalam pemenuhan nutrisi .......... 10 4. Komponen Nutrisi .................................................................... 11 5. Status Nutrisi ............................................................................ 26 6. Masalah Kebutuhan Nutrisi ...................................................... 27

B. Konsep Diabetes Mellitus dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi... 29 1. Pengertian Diabetes Mellitus.................................................... 29 2. Etiologi Diabetes Mellitus ........................................................ 30 3. Patofisiologi Diabetes Mellitus ................................................ 31 4. Tanda dan Gejala ...................................................................... 33 5. Komplikasi Diabetes Mellitus .................................................. 33 6. Klasifikasi Diabetes Mellitus…………………………………. 34 7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus……………………………. 35

C. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis ............................................ 38 1. Pengkajian Keperawatan .......................................................... 38 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul ....................... 44 3. Rencana Keperawatan .............................................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................. 54 B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 54 C. Subjek Penelitian ............................................................................. 54 D. Alatatau Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 55 E. Jenis-Jenis Data ............................................................................... 56 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 57 G. Hasil Analisis ................................................................................... 57

Page 8: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi Tempat ................................................................................. 59 B. Deskripsi Kasus .................................................................................... 59 C. Pembahasan Kasus ............................................................................... 81

a. Pengkajian Keperawatan ................................................................ 81 b. Diagnosa Keperawatan................................................................... 83 c. Intervensi Keperawatan .................................................................. 85 d. Implementasi Keperawatan ............................................................ 86 e. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 88

BAB V PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................... 89 B. Saran ..................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA

Page 9: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC 2015-201 ................. 45

Tabel 4.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan pasrtisipan 1 dan partisipan 2 ..... 60

Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan pasrtisipan 1 dan partisipan 2 ..................... 67

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan pasrtisipan 1 dan partisipan 2 .................... 70

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan pasrtisipan 1 dan partisipan 2 .............. 75

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan pasrtisipan 1 dan partisipan 2 ...................... 78

Page 10: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Informed Consent

Lampiran 4 Hasil Pengkajian Asuhan Keperawatan Partisipan 1 dan 2

Lampiran 6 Surat Tanda Selesai melakukan Penelitian

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Prodi Keperawatan Padang

Jurusan D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang

Lampiran 7 Daftar Hadir Penelitian

Lampiran 8 Pernyataan Persetujuan KTI

Page 11: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Shinta Herlina

Tempat / Tanggal Lahir : Sidomulyo / 17 Juli 1996

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Tembilahan, Kabupaten Indragiri

Hilir, Provinsi Riau

Nama Orang Tua

Ayah : Anwar

Ibu : Fatimah

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 034 Sei. Rukam Tahun Lulus 2008

3. SMP Negeri 02 Pengalihan Enok Tahun Lulus 2011

4. MAN 01 Inhil Tahun Lulus 2014

5. Poltekkes Kemenkes Padang Tahun Lulus 2017

Page 12: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis

yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Abraham

Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,

yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri dan

aktualisasi diri (Hidayat, 2009).

Kebutuhan fisiologis (physiologic Needs) memiliki prioritas tertinggi dalam

hierarki Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan

yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya

dibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang

kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan berusaha

memenuhi kebutuhan akan makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan

cinta. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan cairan, kebutuhan eliminasi,

kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, keseimbangan suhu

tubuh, kebutuhan seksual dan kebutuhan Nutrisi (Ernawati, 2012).

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang

tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta

implikasinya terhadap kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak

terpenuhi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam

aktivitas tubuh (Hidayat, 2009).

Penyakit yang beresiko tinggi akan gangguan pemenuhan nutrisi adalah

penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan

nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat

Page 13: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan

(Hidayat, 2009).

Hasil penelitian Manda (2014) mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan

sikap tentang pengaturan diit diabetes mellitus, didapatkan data, dari 86

responden 48,8% pasien tidak mengetahui tentang pengaturan diit diabetes

mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M.Djamil Padang. Dari 86

responden 41,9% pasien memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan tingkat

pengetahuan yang rendah sebanyak 2,3% tentang pengaturan diit diabetes

mellitus. Sedangkan hasil penelitian Husnah, Zufry dan Maisura (2014) di

Poliklinik Endokrin RSUD Dr. Zainoel Abidin dari sebanyak 91 pasien

memiliki pengetahuan baik sebanyak 67 pasien (73,6%), patuh menjalani

terapi obat 46 pasien (50,5%), patuh menjalani terapi nutrisi medis 55 pasien

(60,4%), dan patuh menjalani aktivitas fisik 59 pasien (64,8%).

Faktor penyebab penyakit diabetes melitus yaitu pola makan, obesitas

(kegemukan), faktor genetik, bahan-bahan kimia dan obat-obatan, penyakit

pada pangkreas, pola hidup, dll. Pola makan, makan secara berlebihan dan

melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu

timbulnya diabetes mellitus, konsumsi makan yang berlebihan dan tidak

diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat

menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Obesitas, orang gemuk

dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar

untuk terkena penyakit diabetes melitus. Faktor genetis, diabetes melitus

dapat diwariskan dari orang tua kepada anak walaupun resikonya sangat kecil

(Hasdianah, 2012).

Gejala klinis dari penderita diabetes melitus adalah apabila menderita dua

dari tiga gejala, gejala yang pertama yaitu keluhan TRIAS: banyak minum,

banyak kencing, dan penurunan berat badan. Gejala yang kedua yaitu kadar

glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl. Gejala yang ketiga

yaitu kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.

Page 14: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus adalah poliuria,

polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah, kesemutan, gatal, visus

menurun, bisul/ luka, keputihan (Rendy & Margareth, 2012).

Gangguan pemenuhan nutrisi pada penyakit diabetes mellitus apabila tidak

segera terpenuhi akan menimbulkan dampak yang buruk bagi penderitanya,

yaitu berupa komplikasi jangka pendek dan jangka panjang. Penyakit diabetes

mellitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan menyebabkan

komplikasi jangka pendek berupa hipoglikemia/ hiperglikemia, penyakit

makrovaskuler (mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner),

penyakit mikrovaskuler (mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,

nefropati), neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), dan

komplikasi jangka panjang berupa neuropati diabetik, retinopati diabetik,

nefropati diabetik, proteinuria, dan kelainan koroner (Rendi & Margareth,

2012).

Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes

mellitus adalah dengan melakukan asuhan keperawatan yaitu melakukan

pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat

perencanaan keperawatan, melakukan implementasi keperawatan dan

evaluasi keperawatan( Potter & Perry, 2012). Selain itu perawat berperan

memonitor asupan nutrisi pasien diabetes mellitus dan memberikan motivasi

kepada pasien dan keluarga agar pasien selalu melaksanakan diit yang

diberikan selain itu perawat juga memberikan edukasi kesehatan kepada

pasien dan keluarga tentang pentingnya kebiasaan makan dan jumlah

karbohidrat dan kalori yang konsisten, keterkaitan makanan dan insulin,

manajemen makanan serta menyesuaikan atau rencana makan pada pasien

diabetes mellitus (Smeltzer, 2015).

World Health Organization (2016) memperkirakan, bahwa secara global 422

juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun yang hidup dengan diabetes pada

tahun 2014. Jumlah terbesar penderita diabetes diperkirakan untuk Asia

Page 15: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Selatan, Asia Timur dan Barat. Di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes

telah meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan 2014, naik dari 108

juta pada tahun 1980. Selama dekade terakhir, prevalensi diabetes telah

meningkat lebih cepat di berpenghasilan rendah dan menengah negara dari di

negara-negara berpenghasilan tinggi.

Menurut data dari Federasi Diabetes Internasional ( 2013) jumlah penderita

diabetes di Indonesia telah mencapai 8.554.155 orang di tahun 2013. Jumlah

penderita diabetes ini membuat Indonesia menjadi Negara dengan populasi

penderita diabetes terbanyak ke-7 di dunia pada tahun 2013, setelah Cina,

India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko.

Menurut Riskesdas (2013), prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan

wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen. DM terdiagnosis

dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes terdiagnosis dokter

tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara

(2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis

dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi

Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%).

Prevalensi DM Provinsi Sumatera Barat (2013), pada umur ≥15 tahun

berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,3 persen,

sedangkan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala 1,8 persen (Riskesdas,

2013).

Berdasarkan profil RSUP Dr. M. Djamil Padang (2014), dari sepuluh

penyakit terbanyak rawat jalan salah satunya adalah diabetes melitus yaitu

sebanyak 2523 orang. Tingginya insiden diabetes melitus tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu kurang mengetahui

tentang pengaturan diit diabetes mellitus.

Dari data yang diperoleh di ruangan IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M.

Djamil Padang didapatkan sebanyak 179 orang yang menderita DM tipe II

Page 16: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

yang dirawat pada tahun 2015, dan terus meningkat menjadi 222 orang pada

tahun 2016.

Berdasarkan survey awal yang di lakukan pada tanggal 6 April 2017

didapatkan ada 4 orang pasien dengan kasus diabetes mellitus tipe II di

ruangan IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Hasil

wawancara terhadap pasien, 2 dari 4 orang pasien yang menderita diabetes

mellitus mengalami masalah dengan nutrisinya. 2 dari 4 orang pasien tersebut

tidak menghabiskan diet nya, perawat ruangan juga tidak ada menanyakan

diit nya habis atau tidak, dan didalam buku catatan perkembangan pasien

belum didokumentasikan dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan asuhan

keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus tipe

II di IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“ Bagaimana asuhan

keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus tipe

II di IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017? ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum.

Mendeskripsikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada

pasien Diabetes Mellitus tipe II di IRNA Non-Bedah Wanita RSUP. Dr.

M. Djamil Padang tahun 2017.

2. Tujuan Khusus.

a. Dideskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan gangguan

pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA Non-

Bedah Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

Page 17: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

b. Dideskripsikan rumusan diagnosa asuhan keperawatan gangguan

pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes melitus tipe II di IRNA Non-

Bedah Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

c. Dideskripsikan rencana asuhan keperawatan gangguan pemenuhan

nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA Non-Bedah

Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

d. Dideskripsikan tindakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan

nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA Non-Bedah

Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

e. Dideskripsikan evaluasi hasil asuhan keperawatan gangguan

pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA Non-

Bedah Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

f. Dideskripsikan pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan

pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA Non-

Bedah Wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Pengembangan Keilmuan

a. Bagi Peneliti

Diharapkan menambah wawasan dan pengalaman nyata bagi peneliti

dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi

pada pasien dengan diabetes mellitus.

b. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Padang

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh

mahasiswa prodi D III Keperawatan Padang untuk peneliti selanjutnya.

2. Institusi Pelayanan

a. Bagi RSUP. Dr. M. Djamil Padang

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan masukan bagi

Direktur RSUP. Dr. M. Djamil Padang beserta petugas pelayanan

keperawatan dalam meningkatkan kualitas penerapan asuhan

keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes

mellitus.

Page 18: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan Pemenuhan Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh

manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan

hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting

dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan

sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang

terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Pemenuhan nutrisi merupakan hasil kerja sistem pencernaan yang tak

terlepas dari sistem lainya sebagai suatu proses yang saling berkaitan,

sistem yang yang dimaksud diantaranya Kardiovaskuler, pernafasan,

persyarafan, endokrin dll (Atoilah & Kusnadi, 2013).

2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Menurut Atoilah dan Kusnadi (2013), faktor yang mempengaruhi

kebutuhan nutrisi pada manusia adalah umur, jenis kelamin, jenis

pekerjaan, iklim, tinggi dan berat badan.

a. Umur

Kebutuhan nutrisi anak-anak lebih tinggi bila dibandingkan dengan

ukuran tubuhnya dari pada orang dewasa. Hal ini dapat dimengerti

karena pada usia tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Kebutuhan nutrisi pada seseorang akan semakin naik

sesuai umur sampai saat kematangan, lalu akan menurun lagi.

Umur 1-3 tahun : 1.200 kal

Umur 4-6 tahun : 1.600 kal

Umur 7-9 tahun : 1.900 kal

Umur 10-12 tahun : 2.300 kal

Page 19: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Dewasa : 2.800 kal

b. Jenis Kelamin

Pada laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak dari pada

perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki mempunyai lebih banyak

otot-otot dan aktivitas sehingga BMR nyapun lebih tinggi.

Laki-laki remaja 13-15 tahun : 2.800 kal

16-19 tahun : 3.000 kal

Wanita remaja 13-16 tahun : 2.400 kal

16-19 tahun : 2.500 kal

c. Jenis Pekerjaan

Kebutuhan nutrisi dipengaruhi juga oleh tingkat aktivitas, terutama

penggunaan otot untuk memproduksi energi. Wanita hamil dan

menyusui membutuhkan tambahan nutrisi untuk pertumbuhan janin

dan produksi ASI. Kebutuhan kalori Juru tulis (L) 1.700 kal, perawat

(L) 2.000 kal, pembantu rumah tangga 2.400 kal, wanita hamil 2.300

kal, menyusui 2.600 kal, petani 3.000 kal.

d. Iklim

Pada lingkungan (negara) yang beriklim panas kebutuhan kalorinya

lebih rendah dibandingkan dengan negara dengan iklim dingin, ini

disebabkan pada ligkungan dingin lebih banyak kebutuhan prosuksi

panas untuk keseimbangan tubuh. Sedangkan pada iklim panas

dibantu dengan suhu lingkungan.

e. Tinggi dan Berat Badan

Seseorang dengan BB dan TB yang besar lebih dari yang lainnya

akan membutuhkan energi yang lebih pula untuk menjalankan

aktivitasnya.

f. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag

nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping

obat.

Page 20: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Sedangkan menurut Hidayat (2009), faktor yang mempengaruhi kebutuhan

nutrisi pada manusia adalah pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan,

dan ekonomi.

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan

oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi

dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa

daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah,

tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena

masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat

merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya, di beberapa

daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis

remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang

sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan

dianggap dapat menyebabkan cacingan, padahal ikan merupakan

sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan dapat terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat

mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota- kota

besar di negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan

tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji( junkfood),

bakso, dll. Makanan- makan ini tentu saja berdampak buruk bagi

Page 21: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena

tidak memiliki asupan gizi yang baik.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian

yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya

dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

3. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Sistem yang berperan dalam pemenuhan kubutuhan nutrisi adalah sistem

pencernaan yang terdiri dari sistem pencernaan dan organ asesoris

(Lusianah, Indaryani, & Suratun, 2012).

a) Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri

atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara

gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam

mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan

yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu

oleh enzim amilase yang ak an memecah amilum yang terkandung

dalam makanan menjadi maltose. Di dalam mulut juga terdapat

kelenjer saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan

dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan

bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengencerkan

bolus.

b) Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di

belakang hidung, mulut, dan laring.Faring berbentuk kerucut dengan

bagian terlebar di bagian ats hingga vertebra servikal keenam. Faring

langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang

memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di

belakang terkea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui

Page 22: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

toraks menembus diafragma yang behubungan langsung dengan

abdomen serta menyambung dengan lambung. Esofagus merupakan

bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju

lambung.

c) Lambung

Fungsi lambung yaitu sebagai reservoir untuk menampung makanan

sampai dicerna sedikit demi sedikit dan memecah makanan menjadi

partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung.

Fungsi lambung juga untuk mensekresi pepsin dan HCL yang akan

memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi

maltose, lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol

membentuk sekresi gastrin. Makanan berada pada lambung selama 2-

6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung yang

mengandung 0,4% HCL untuk mengasamkan semua makanan serta

bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan.

d) Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang

lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup, kemudian akan bertambah

panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah

meninggal.Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan

mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus

akan diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu absorpsi besi, kalsium

dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan

empedu dan asam folat.

e) Usus Besar

Usus besar atau juga disebut kolon merupakan sambungan dari dari

usus halus yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar

memiliki panjang 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum,

desenden, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira

10 cm dari usus besar.Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi

air (kurang lebih 90%) elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Flora

Page 23: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk mrnyintesis vitamin

K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.

f) Anus

Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan

lingkungan luar tubuh.Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi

untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah

sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air

besar).

g) Hati

Fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah menghasilkan cairan

empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, mempreduksi

sel darah merah, dan menyimpan glikogen.

h) Kantong Empedu

Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,

memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai

dengan pH optimum enzin-enzim pada usus halus, mengemulai

garam-garam empedu, mengamulisi lemak, mengekskresi berperan

zat yang tak digunakan oleh tubuh dan member warna pada feses.

i) Pankreas

Pankreas merupakan kelenjer yang struturnya sama seperti kelenjer

ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. pankreas memiliki

dua fungsi yaitu fungsi endokrin eksokrin yang dilaksanakan oleh sel

sekretori yang membentuk getah pancreas berisi enzim serta elektrolit

dan fungsi endokrin yang terbesar di antara alveoli pankreas.

4. Komponen Nutrisi

Makanan yang kita makan pada dasarnya harus mengandung protein,

karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Asmadi, 2008).

A. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat

akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan

Page 24: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tubuh dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan

otot dalam bentuk glokogen.

1) Jenis karbohidrat

Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat digolongkan

menjadi tiga jenis yaitu monosakrida, disakrida dan

polisakrida.

a) Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling

sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil.Dalam

bentuk ini karbohidrat dapat diserap oleh pembuluh darah

dan usus.Jenis monosakrida adalah glokosa, dektrosa yang

terdapat pada buah – buahan dan sayur, fruktosa yang

banyak terdapat pada buah – buahan, sayur dan madu, serta

galaktosa yang merupakan pemecahan dari disakarida.

b) Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.

Sukrosa dan maltosa banyak terdapat pada makanan nabati,

sedangkan laktosa merupakan jenis gula dalam air susu

baik pada susu ibu maupun susu hewan.

c) Polisakarida

Merupakangabungan dari beberapa molekul

monosakarida.Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen,

dan selulosa.

2) Fungsi karbohidrat

a) Sumber energi yang murah.

b) Sumber energi utama pada otak dan saraf.

c) Cadangan untuk tenaga tubuh.

d) Pengaturan metabolisme lemak.

e) Efisiensi penggunaan protein.

f) Memberikan rasa kenyang

Page 25: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3) Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat berasal dari makan pokok, umumnya

berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang,

sagu, singkong dan lain – lain. Sedangkan karbohidrat pada

hewani berbentuk glikogen.

4) Pencernaan karbohidrat

Pencernaan karbohidrat dilakukan secara mekanik dan kimia.

Pencernaan secara mekanik melibatkan pergerakan otot untuk

mengunyah, merobek, mendorong dan menelan makan

sehingga menjadi bagian yang lebih kecil atau

halus.Pencernaan makanan secara mekanik terjadi di mulut,

lambung dan usus halus. Pencernaan makanan secara kimia

melalui bantuan enzim amilase saliva yang diaktifkan oleh

HCL, enzim enterokinasi yang dihasilkan oleh usus dengan

mengaktifkan maltosa, laktosa dan sukrosa untuk mengubah

menjadi gula sederhana. Enzim lain yang berperan dalam

pencernaan karbohidrat adalah pankreatik alfa amilase yang

dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi memecah pati menjadi

maltosa yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.

5) Absorpsi karbohidrat

Karbohidrat belum dapat di absorpsi oleh usus sebelum dipecah

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau dicerna.

Pencernaan karbohidrat menghasilkan disakarida dan

trisakarida dan selanjutnya akan di ubah menjadi

monosakarida. Dalam bentuk monosakarida, karbohidrat dapat

di absorpsi melalui proses difusi pada usus dan masuk ke

kapiler vilus selanjutnya dibawa menuju hati melalui vena

porta hepatika. Dihati, galaktosa dan fruktosa diubah menjadi

glukosa dan sebagian glukosa akan di ubah menjadi glikogen

dengan pengaruh insulin

Page 26: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

6) Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energi utama

tubuh. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1

gram karbohidrat akan dihasilkan 4 kilo kalori (kkal). Glukosa

dapat berasal dari zat tepung dan gula, asam amino, serta

glisero. Didalam tubuh, glukosa tersimpan pada plasma darah

dalam bentuk glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan

disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen. Setelah

kebutuhan energi terpenuhi, kelebihan glukosa akan di ubah

menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Glukosa

darah dipertahankan secara optimal untuk kebutuhan energi

seperti otak dan fungsi organ lainnya. Untuk dapat

dimanfaatkan oleh sel dan jaringan, karbohidrat harus diubah

terlebih dahulu menjadi glukosa.

Proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2

mekanisme utama, yaitu melalui proses aerob dan anaerob.

Proses metabolisme aerob berlangsung dengan menggunakan

enzim di dalam mitokandria dan dengan bantuan oksigen,

sedangkan proses metabolisme anaerob berlangsung dalam

sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh dengan cara difusi

yang di bantu oleh hormon insulin. Insulin merupakan hormon

yang berfungsi dalam mempertahankan glukosa darah. Jika

insulin tidak ada atau kadarnya berkurang, maka glukosa darah

akan meningkat. Kelainan yang ektrim glukosa darah dapat

menimbulkan penurunan kesadaran, koma dan meninggal.

Metabolisme karbohidrat terjadi melalui empat proser sebagai

berikut :

a) Glikogenesis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen

menjadi glukosa, karbon dioksida dan air. Ketika glukosa

darah turun, maka glikogen akan dipecah dengan bantuan

Page 27: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

enzim glikogen fasfoglirase menjadi glukosa 1-fosfat,

selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat, yang kemudian

dengan bantuan oksigen diubah menjadi energi.

b) Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau

pembentukan glikogen dari glukosa. Ketika glukosa masuk

ke dalam sel kemudian di fosforilasi menjadi glukosa 6-

fosfat, kemudian diubah menjadi glukosa 1-fosfat,

selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan di

ubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen

terjadi dihati dan sel otot skeletal.

c) Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari

protein dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol.

Ketika cadangan energi dan karbohidrat menurun, maka

untuk mempertahankan glukosa darah terjadi pemecahan

lemak dan protein.

d) Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi

asam piruvat dan molekul ATP. Pada proses glikolisis 1

molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada

rantainya (C6h12O6) akan terpecah menjadi dua molekul

piruvat yang memiliki 3 atom karbon (C3H3O3). Proses

glikolisis terjadi di sitosol sel yang dipercepat oleh enzim

spesifik.

B. Protein

Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam

penyusunan senyawa - senyawa penting seperti enzim, hormon dan

antibodi.

1) Jenis protein

Protein adalah senyawa yang komplek, tersusun atas asam

amino atau peptida.Pada manusia terkandung 22 jenis asam

amino yang berbeda.Bentuk sederhana dari protein adalah asam

amino.Berdasarkan sumbernaya, asam amino dikelompokan

menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino non-

Page 28: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

esensial.Asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari luar

tubuh seperti makanan karena tidak dapat disintesis dalam

tubuh, misalnya lisin, triptopan, fenilalanin, dan leusin.

Sedangkan asam amino non-esensial merupakan asam amino

yang dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya

glutamin, alanin, hidroksisilin dan piruvat.

Jenis Asam amino :

Asam amino esensial

Asam amino non-esensial

Histidin

Isoleusin

Leusin

Lisin

Metionin

Fenilalanin

Treonin

Triptofan

Valin

Alanin

Argirin

Asam aspartat

Sitrulin

Sistein

Sistenin

Asam glumamat

Glisin

Hidroksilisin

Hodroksiprolin

Prolin

Serin

Tirosin

Berdasarkan susunan kimianya, protein digolongkan menjadi tiga

golongan, yaitu:

a) Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak berikatan dengan

senyawa lain seperti albumin dan globulin.

b) Protein bersenyawa, protein ini dapat membentuk ikatan denganzat

lain seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan

hemoglobin membentuk kromoprotein.

Page 29: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

c) Turunan atau derivat dari protein, termasuk dalam turunan protein

misalnya albuminosa, pepton dan gelatin.

2) Fungsi protein

a) Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan

cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotok koloid

serta keseimbangan asam basa.

b) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.

d) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak.

e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat

menyimpan dan meneruskan sifat – sifat keturunan.

3) Sumber protein

a) Protein hewani, yang berasal dari hewan seperti susu,

daging, telur, hati, udang, kerang, ayam dan sebainya.

b) Protein nabati, yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,

kedelai, kacang hijau, tepung terigu dan sebagainya.

4) Pencernaan protein

Jika ada makanan yang mengandung protein yang masuk

kelambung, maka akan menstimulasi produksi pepsinogen oleh

sel utama (chief cell) lambung. Pepsinogen dengan bantuan

HCL diaktifkan dengan cepat menjadi pepsin pada pH dibawah

5,0 dan akan efektif pada pH 2,0. Produksi pepsinogen

dipengaruhi oleh adanya hormon asetilkolin, gastrin, dan

sekretin selama ada makanan dan kerjanya dihambat oleh

keadaan alkali seperti pada keadaan keasaman pada

usus.Pepsin mengubah protein menjadi polipeptida yaitu

albuminosa dan pepton. Di usus, albuminosa dan pepton akan

diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin dan

pankreas.

Page 30: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

5) Absorpsi protein

Setiap hari sekitar 200 gram asam amino di absorpsi melalui

ileum dan masuk ke kapiler-kapiler darah vilus melalui proses

difusi, selanjutnya dibawa ke vena porta hepatika. Karena

protein dapat larut dalam air sehingga umumnya penyerapan

dapt terjadi secara sempurna, maka hampir tidak tersisa protein

makanan dalam feses.

6) Metabolisme protein

Protein merupakan sumber enargi selain karbohidrat dan

lemak. Setiap 1 gram protein akan menghasilkan 4 kkal.

Setelah asam amino diserap di usus dan masuk ke aliran darah

menuju kehati, selanjutnya akan disebar keseluruh jaringan

tubuh dan dimanfaatkan untuk mengganti sel – sel yang rusak.

Asam amino yang tidak dapat dipergunakan akan

ditransportasikan kembali kehati untuk kemudian dilakukan

katabolisme dengan dilepaskan ikatan nitrogenya sehingga

terpecah menjadi senyawa asam organik dan amoniak (NH3).

Asam organik seperti asam keton akan dimanfaatkan kembali

untuk pembentukan asam amino lain, sedangkan amoniak akan

di ubah menjadi urea dan di buang melalui ginjal. Apabila

asam amino dari makanan berlebihan atau melebihi kebutuhan

tubuh, maka kelebihan atau sisanya tidak dapat di timbun,

tetapi akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan kalori

tubuh.

7) Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein adalah

sebagai berikut :

a) Berat badan seseorang. Semakin besar beratbadannya

kebutuhan akan protein akan lebih besar, hal ini sangat

terkait dengan semakin banyak jumlah sel dan jaringan

yang harus dipertahankan dan memperbaiki jaringan yang

rusak.

Page 31: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

b) Aktivitas. Aktivitas membutuhkan tambahan energi yang

diantaranya berasal dari protein

c) Keadaan pertumbuhan. Bayi: 3 gr/kgBB, anak – anak 1,75

– 2,5 gr/kgBB, dan pada remaja sampai usia lanjut

kebutuhan protein 1,25 – 1,75 gr/kgBB.

d) Pada wanita hamil di tambah 10gr/hari.

e) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.

f) Keadaan atau kondisi kesehatan, misal sakit atau terjadi

infeksi.

C. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan

jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein.

1) Jenis lemak

Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:

a) Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri dari asam lemak dan

gliserol. Asam lemak bebas dapat dengan mudah

menembus membran sel melalui proses difusi.

b) Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti fosfolipid

merupakn senyawa ikatan lemak dengan garam fosfot,

glikolipid (senyawa ikatan lemak dengan glikogen), serta

lipoprotein (senyawa antara lipid dan protein).

2) Fungsi lemak

a) Sebagai sumber energi, memberi kalori dimana dalam 1

gram lemak pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan

kalori sebanyak 9 kkal.

b) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.

c) Untuk aktivasi enzim seperti fosfolipid.

d) Penyusun hormon seperti biosintesis hormon steroid.

Page 32: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3) Sumber lemak

Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak nabati

mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti pada

kacang-kacangan kelapa dan lainnya. Sedangkan lemak hewani

banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang

seperti pada daging sapi, kambing dan lain sebagainya.

4) Pencernaan lemak

Pencernaan lemak dimulai dari mulut dengan bantuan enzim

lipase saliva yang dihasilkan di sublingual, kemudian

dilambung dan duodenum dengan bantuan enzim lipase yang

dihasilkan oleh pankreas. Enzim lipase diaktifkan oleh adanya

garam empedu yang masuk ke duodenum.Lemak dicerna

menjadi asam lemak, monogliserida, dan kolesterol dengan

bantuan garam-garam empedu dan lipase lalu diserap kedarah

menuju hati.

5) Absorpsi lemak

Sekitar 80 gram per hari diabsorpsi dalam usus kususnya di

duodenum melalui mekanisme difusi pasif.Asam lemak dengan

rantai pendek (terdiri atas 10 – 12 atom karbon) masuk ke

jaringan kapiler dan selanjutnya dibawa ke vena porta hepatika

sebagai asam lemak bebas. Sedangkan asam lemak dengan

rantai panjang (lebih dari 12 atom karbon) disintesis kembali

menjadi trigliserida, kemudian bergabung bersama lipoprotein,

kelosterol dan fosfolipid membentuk silimikron selanjutnya

akan diabsorpsi oleh lakteal dari vili. Dari lakteal kemudian

masuk kesirkulasi simpatik dan kemudian masuk kesirkulasi

darah.

6) Metabolisme lemak

Metabolisme lemak terjadi di hati, ketika lemak diabsorpsi di

usus halus atau dilepas dari jaringan adiposa, gliserol yang

merupakan bagian dari lemak dipecah menjadi piruvat, asam

lemak dan komponen lemak lainnya.

Page 33: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan

karbohidrat dan protein menurun, maka lemak diubah menjadi

glukosa. Pada kondisi tertentu oksidasi lemak menjadi tidak

sempurna dan menghasilkan keton dan dilepaskan dalam darah.

Jika terjadi penumpukan keton didalam darah lebih cepat dari

yang dibutuhkan sel untuk sumber energi maka akan terjadi

ketosi. Karena keton berupa asam, maka dapat menyebabkan

asidosis metabolik dimana pH darah menjadi turun.Pada

kondisi ini, pernafasan pasien menjadi cepat untuk membuang

lebih banyak ion hidrogen. Kondisi ketosis merupakan keadaan

kegawatan, dimana orang akan mengalami keracunan dan

menurunnya kesadaran sehingga dapat mengalami kematian.

Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak maka dalam

tubuh lemak akan disimpan dan akan dipergunakan sebagai:

a) Cadangan energi atau tenaga

b) Bantalan bagi alat –alat tubuh seperti ginjal dan bola mata.

c) Mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai

penghambat panas (konduktor yang buruk).

d) Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia yang

berbahaya.

e) Pembentuk postur tubuh seperti orang yang terlihat gemuk

atau kurus karena adanya lemak.

D. Vitamin

Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubu

dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam

tubuh.Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena

fungsinya sebagai katalisator.

1) Jenis vitamin

Vitamin dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a) Vitamin yang larut dalam air seperti B kompleks, B1

(Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niasin), B5 (Asam

Page 34: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Pantotenat), B6 (Piridoksin), B12 (Kobalamin), asam folat,

dan vitamin C. Jenis vitamin ini dapat larut dalam air

sehingga kelebihannya dapat dibuang melalui urine.

b) Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak

seperti vitamin A, D, E, dan K.

2) Sumber dan fungsi vitamin

a) Vitamin B1, banyak terdapat pada biji-bijian tumbuhan

seperti padi, kacang tanah, kacang hijau, gandum, roti,

sereal, jaringan, tubuh hewan, ginjal, hati, dan ikan.

Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit beri-beri,

neuropati perifer, gangguan konduksi sistem saraf, dan

ensefalopati wernicke.

b) Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hati, ginjal, susu,

keju, kacang almond, dan yoghurt. Fungsinya adalah

memperbaiki kulit, mata serta mencegah terjadinya

hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang mendapatkan

fototerapi.

c) Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis makanan

dari hewani dan nabati seperti sereal, beras, dan kacang-

kacangan. Fungsi vitamin ini adalah menetralisasi zat racun,

berperan dalam sintesis lemak, memperbaiki kulit dan saraf,

serta sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase

yang terdapat dalam sitosol dan mitokondria.

d) Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai jenis

makanan, baik di tumbuhan dan hewani, sehingga jarang

terjadi kekurangan vitam B5. Ungsinya sebagai katalisator

reaksi kimia dalam pembentukan koenzim A yang berperan

dalam pembentukan energi (ATP).

e) Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan,

daging, telur, pisang, sayuran, fungsinya berperan dalam

proses metabolisme asam amino, proses glikogenesis,

Page 35: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

pembentukan antibodi, serta regenerasi sel darah merah.

Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan dermatitis,

bibir pecah-pecah, sariawan, anemia, dan kejang.

f) Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging, ikan

,kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya membantu

pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan sel

saraf, dan membantu metabolisme protein.

g) Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah

saperti jeruk, mangga, tomat, stroberi, asparagus, kol, susu,

mentega, ikan, dan hati. Fungsinya membantu pembentukan

tulang,otot, dan kulit, membantu penyembuhan luka,

meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat

besi, serta melindungi tubuh dari radikal bebas.

h) Asam Folat, sumbernya terdapat pada hati, daging, sayuran

hijau, kacang-kacangan, fungsinya dalam membantu

metabolisme, khususnya asam amino, pematangan sel darah

merah, serta mencegah terjadinya penyakit jantung bawaan,

kekurangan dapat mengakibatkan anemia megaloblastik.

i) Vitamin D, sumber vitamin ini adlah ikan, telur, daging,

susu, keju, tahu, dan tempe. Fungsinya adalah meningkatkan

penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan gig,

pengaturan produksi hormon, serta pengaturan kadar

kalsium darah.

j) Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati,

susu, wortel, labu, dan bayam. Fungsinya membangun sel-

sel kulit, melindungi sel-sel retina dari kerusakan.

Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan gangguan

penglihatan pada senja hari (rabun senja).

k) Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak sayur,

alpukat, kacang-kacangan, sayuran, daging, telur, susu, ikan.

Page 36: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Manfaat vitamin ini adalah sebagai antioksidan dengan cara

memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas.

l) Vitamin K, vitamin ini banyak terdapat pada jaringan

tanaman, sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan,

produksi oleh bakteri usus. Fugsinya adalah membantu

dalam proses pembekuan darah dan jika terjadi kekurangan

dapat mengakibatkan penyakit perdarahan.

3) Absorbsi vitamin

Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C

mudah diabsorbsi dalam epitelium mukosa usus melalui proses

difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya dapat diabsorbsi pada

ileum terminal. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak

seperti A, D ,E, dan K akan diabsorbsi dengan bantuan garam-

garam empedu dan lipase. Vitamin A, D, E, K, dan B12 yang

diabsorbsi dari darah disimpan dalam hati dan kemudian

dipergunakan kembali jika dibutuhkan tubuh.

E. Mineral

Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena

peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan

vitamin tidak menghasilkan energi, tetapi merupakan elemen kimia

yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.

F. Air

Merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam

kehidupan sel-sel tubuh.Setiap hati, sekitar 2 liter air masuk ke

tubuh kita melalui minum, sdangkan cairan digestif yang

diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter,

sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam tubuh.Namun

demikian, dari 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml

yang dikeluarkan melalui feses, selebihnya direabsorbsi. Absorbsi

Page 37: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

air terjadi pada usus halus dan usus besar (kolon) dan terjadi

melalui proses difusi. Jejunum 5-6 liter/hari, ileum 2 liter/hari, dan

kolon 1,5 liter/hari.

5. Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa

tubuh (body mass index-BMI) dan berat tubuh ideal (ideal body

weight-IBW). (Tarwoto dan Wartonah, 2011)

a) Body mass index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan

tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh

dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over

weight) dan obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan:

BB ( )TB (M)

atauBB (pon) 704,5

TB (inchi)

b) Ideal body weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam ungsi tubuh

yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam

sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari

jumlah tersebut.

Rumus IBW diperhitungkan:

(TB - 100) + 10%

Page 38: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

6. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi,

jantung koroner, kanker, dan anoreksia nervosa (Hidayat, 2009).

a) Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang

dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat

badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan

metabolisme.

Tanda klinis:

1) Berat badan 10-20% dibawah normal

2) Tinggi badan dibawah ideal

3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran

standar

4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

5) Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

1) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna

kalori akibat penyakit infeksi atau kanker

2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan

3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit cronik atau

intoleransi laktosa

4) Nafsu makan menurun

b) Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat

asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.

Tanda klinis:

1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal

2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)

Page 39: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada

wanita

4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan

5) Aktivitas menurun atau monoton

Kemungkinan penyebab:

1) Perubahan pola makan

2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c) Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang

mencapai lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya

adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan

kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

d) Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan

sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan tubuh.Gejala umumnya adalah berat badan rendah

dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari

kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,

pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

e) Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab

dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya

hidup yang berlebihan.

f) Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering

disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan

merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya

perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

Page 40: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

g) Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan

oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

h) Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara

mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,

pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan

kelebihan energi.

i) Diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

(Hidayat, 2009)

B. Konsep Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan

(Hidayat, 2009).

Diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolisme dengan

hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu

defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari

insulin atau keduanya (Rendy & Margareth, 2012).

Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah

penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi

normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik

absolut maupun relative (Hasdianah, 2012).

Page 41: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

2. Etiologi diabetes mellitus

Penyebab diabetes berdasarkan tipenya: (Rendy & Margareth,

2012).

a. DM tipe I (Diabetes Mellitus tergantung insulin/DMTI)

1. Faktor genetik/herediter

Penderita DM tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan

genetik kearah terjadinya diabetes I. Kecenderungan

genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe

antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.HLA

merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas

antigen transplantasi dan proses imun lainnya.

2. Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel b

pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan

bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel b pancreas.

3. Faktor imunologi

Pada DM tipe I terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody

terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah

sebagai jaringan asing.

b. DM tipe II (Diabetes Mellitus tak tergantung insulin/DMTTI)

1. Usia: (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia

diatas 65 tahun)

2. Obesitas: obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari

sel target diseluruh tubuh: insulin yang tersedia menjadi

kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik

3. Riwayat keluarga

4. Kelompok etnik

Page 42: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

c. Karakteristik diabetes mellitus tipe 2 menurut Damayanti

(2015) biasanya berusia > 40 tahun.

3. Patofisiologi

Menurut Rendy dan Margareth (2012). Ibarat suatu mesin, tubuh

memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel

yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energy agar sel

tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh

tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari.

Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak, dan

protein.

Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula

sederhana atau monosakarida, dan unit-unit kimia yang kompleks,

seperti disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan

akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorbsi, terutama

dalam duodenun dan jejunum proksimal. Sesudah diabsorpsi, kadar

glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan

akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula.

Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar

bergantung pada hati yang mengektraksi glukosa, menyintesis

glukogen, dan melakukan glikogenesis. Dalam jumlah yang lebih

sedikit, jaringan perifer otot dan adiposa juga mempergunakan

ektraks glukosa sebagai sember energi sehingga jaringan-jaringan

ini ikut berperan dalam mempertahankan kadar glukosa darah.

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan

mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan H2O, 10%

menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak.

Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu rusaknya sel

B pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia tertentu dan

Page 43: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

sebagainya), Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada

kelenjar pankreas, desensitas atau kerusakan reseptor insulin (down

regulation) di jaringan perifer (Price & Wilson, 2012).

Pada diabetes mellitus semua proses tersebut terganggu karena

defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan

metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian

besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi

hiperglikemia. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena

ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila

terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan

mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan

sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan

bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan

glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut

poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra seluler, hal ini

akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus

terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut

polidipsi. ( Rendy & Margareth, 2012)

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya

transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan

dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis.

Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh,

maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan klien banyak

makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang

dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang

menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini

akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha

mengeluarkan melalui urine dan pernafasan, akibatnya bau urine

dan nafas penderita berbau aseton atau buah-buahan. Keadaan

asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang

disebut koma diabetik (Rendy & Margareth, 2011).

Page 44: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

4. Tandadangejala Diabetes Mellitus

Rendy & Margareth (2012) seseorang dapat dikatakan menderita diabetes

mellitus apabila menderita dua dari tiga gejalan yaitu:

1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, banyak kencing dan penurunan berat

badan.

2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

3. Kadar glukosa darahdua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

Keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah:

Poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah,

kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/ luka, keputihan.

5. Komplikasi Diabetes mellitus

Beberapa komplikasi dari diabetes mellitus adalah:

1. Akut

a. Hipoglikemia dan hiperglikemia

b. Penyakit makrovaskuler: mengenai pembuluh darah besar,

penyakit jantung koroner, (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh

darah kapiler).

c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,

retinopati, nefropati.

d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf

otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler.

2. Komplikasimenahun diabetes mellitus

a. Neuropatidiabetik

b. Retinopatidiabetik

c. Nefropatidiabetik

d. Proteinuria

e. Kelainankoroner

f. Ukus gangrene

Terdapatlima grade ulkusdiabetikumantara lain:

1. Grade 0 : Tidakadaluka

2. Grade I : Kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit

Page 45: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3. Grade II : Kerusakan kulit mencapai otot dan tulang

4. Grade III : Terjadi abses

5. Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal

6. Grade V : Gangren ada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

6. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (ADA), bahwa terdapat beberapa

klasifikasi berdasarkan pengetahuan mutakhir mengenai patogenesis

sindrom diabetes dan gangguan toleransi glukosa. Klasifikasi ini telah

disahkan World Health Organization (WHO) dan telah dipakai diseluruh

dunia. Empat klasifikasi klinis gangguan toleransi glukosa: diabetes

melitus tipe 1 dan 2, diabetes gestasional, dan diabetes mellitus tipe lain.

Dua kategori lain dari toleransi glukosa abnormal adalah gangguan

toleransi glukosa dan gangguan glukosa puasa (Price & Wilson, 2012)

a. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 dulu dikenal sebagai tipe juvenile-onset dan tipe

dependen insulin; namun, kedua tipe ini dapat muncul pada sembarang

usia. Insidens diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru setiap

tahunnya dan dapat dibagi dalam dua subtipe: autoimun, akibat

disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta; dan idiopatik, tanpa

bukti adanya autoimun dan tidak diketahui sumbernya. Subtipe ini

lebih sering timbul pada etnik keturunan Afrika-Amerika dan Asia.

b. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 dulu dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset

maturitas dan tipe nondependen insulin. Insidens diabetes tipe 2

sebesar 650.000 kasus baru setiap tahunnya. Obesitas sering dikaitkan

dengan penyakit ini.

c. Diabetes gestasional (GDM)

Diabetes gestasional dikenali pertama kali selama kehamilan dan

mempengaruhi 4% dari semua kehamilan. Faktor risiko terjadinya

GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga,

dan riwayat diabetes gestasional terdahulu. Karena terjadi peningkatan

Page 46: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik terhadap

toleransi glukosa, maka kehamilan adalah suatu keadaan diabetogenik.

d. Diabetes tipe khusus lain

Tipe khusus lain adalah (1) kelainan genetik dalam sel beta seperti

yang dikenali pada MODY. Diabetes subtipe ini memiliki prevalensi

familial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia 14 tahun. Pasien

seringkali obesitas dan resistensi terhadapa insulin. Kelainan genetik

telah dikenali dengan baik dalam empat bentuk mutasi dan fenotif yang

berbeda (MODY 1,MODY 2, MODY 3, MODY 4); (2) kelainan

genetik pada kerja insulin , menyebabkan sindrom resistensi insulin

berat dan akantosis negrikans; (3) penyakit pada eksokrin pankreas

menyebabkan pankreatitis kronik; (4) penyakit endokrin seperti

sindrom Cushing dan akromegali; (5) obat-obat yang bersifat toksik

terhadap sel-sel beta; dan infeksi

7. Penatalaksanaan Diabetes mellitus

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin

dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi

vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah

mencapai kadar glukosa dalam darah normal (euglikemia) tanpa terjadi

hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien(Rendi dan

Margareth, 2012).

MenurutDamayanti (2015) tujuan diet pada diabetes melitus adalah

mempertahankan atau mencapai berat badan dalambatas-batas normal atau

± 10% dariberatbadanidaman, mempertahankan kadar glukosa darah dan

lipid mendekati normal, mencegah komplikasi akut dankronik serta

meningkatkan kualitas hidup.Penderita diabetes melitus didalam

melaksanakan diet harus memperhatikan (3 J), yaitu: jumlah kalori yang

dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang

harus diperhatikan.Komposisi makanan yang dianjurkan adalah makanan

dengan komposisi seimbang yaitu yang mengandung karbohidrat (45-

65%), kolestrol(≤3000 m atau 6-7 gr perhari), serat (± 25 g/hr).Jenis

Page 47: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

buah-buahan yang dianjurkan adalah buah golongan B (salak, tomat, dll)

dan tidak dianjurkan golongan A (nangka, durian, dll), sedangkan sayuran

yang dianjurkan golongan A (wortel, nangka muda, dll) dan tidak

dianjurkan golongan B (taoge, terong, dll)

1) Diit pada pasien DM

Syarat diet DM hendaknya dapat:

a. Memperbaiki kesehatan umum penderita

b. Mengarahkan pada berat badan normal

c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda

d. Mempertahankan kadar KGD normal

e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita

g. Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet DM, adalah:

a. Jumlah sesuai kebutuhan

b. Jadwal diet ketat

c. Jenis: boleh dimakan/tidak

Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan

kandungan kalorinya.

a) Dii DM I : 1100 kalori

b) Diit DM II : 1300 kalori

c) Diit DM III : 1500 kalori

d) Diit DM IV : 1700 kalori

e) Diit DM V : 1900 kalori

f) Diit DM VI : 2100 kalori

g) Diit DM VII : 2300 kalori

h) Diit DM VIII : 2500 kalori

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal

Page 48: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau

diabetes komplikasi

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman

3 J :

a. J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau

ditambahkan

b. J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya

c. J III : jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori diit diabetes melitus harus disesuaikan oleh status

gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage

of relative body weight (BBL=berat badan normal) dengan rumus:

BBR = BB (Kg) x100%

TB (Cm)-100

Ket:

a) Kurus (underweight) : BBR < 90%

b) Normal (ideal) : BBR 90-110%

c) Gemuk (overweight) : BBR > 110%

d) Obesitas, apabila : BBR > 120%

1) Obesitasringan : BBR 120-130%

2) Obesitassedang : BBR 130-140%

3) Obesitasberat : BBR 140-200%

4) Morbid : BBR >200%

Sebagaipedomanjumlahkalori yang diperlukansehari-hariuntukpenderita

DM yang bekerjabiasaadalah:

a) Kurus : BB x 40-60 kalorisehari

b) Normal : BB x 30 kalorisehari

Page 49: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

c) Gemuk : BB x20 kalorisehari

d) Obesitas : BBx10-15 kalorisehari

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiridarinama, tempat dan

tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan,

pekerjaan, tanggal masuk, alamat, tanggal pengkajian, dan diagnose

medis.

b. Identitas penaggung jawab

Berisikan data umum dari penanggung jawab pasien yang bisa di

hubungi selama menjalani masa rawatan di rumah sakit.

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien diabetes mellitus adalah

poliuria, polifagia, polidipsia, polifagia, penurunan berat

badan, dan ulkus yang lama sembuh. Pasien yang

mengalami ketoasidosis terdapat mual, muntah, dan nyeri

abdomen. pada pasien yang mengalami sindrom HHNK

terdiri atas gejala hipotensi, dehidrasi berat (membran

mukosa kering, turgor kulit jelek), takikardi, dan tanda-

tanda neurologis yang bervariasi (perubahan sensori,

kejang-kejang, hemiparise). Gejala yang timbul pada pasien

yang mengalami hipoglikemia adalah badan gemetar,

berkeringat, takikardia dan kecemasan (Price & Wilson,

2012)

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada pasien diabetes tipe I, mengalami poliuria, polidipsia,

polifagia, penurunan berat badan, dan ketoasidosis.

semuanya terjadi akibat gangguan metabolik. Pasien dengan

Page 50: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

diabetes tipe II juga dapat memperlihatkan gejala poliuria

dan polidipsia, tetapi umumnya asimtomatik.

c) Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat penyakit diabetes melitus, kegemukan,

penyakit pangkreas, penyakit hormonal, konsumsi obat-

obatan (aloxan, streptozokin: sitotoksin terhadap sel-sel

beta, derivat thiazide) yang dapat menurunkan sekresi

insulin, malnutrisi (kekurangan protein kronik). Pengkajian

riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat

penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk

mengkaji lebih lanjut dan untuk memberikan tindakan

selanjutnya.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita diabetes

melitus atau adanya riwayat obesitas dari generasi

terdahulu.

d. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

1) Pola Nutrisi

Riwayat keperawatan Diet:

a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.

b. Apakah ada diet yang dilakukan secara kusus?

c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa

lama periode waktunya?

d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet

seperti luka bakar atau demam.

e. Adakah toleransi makan atau minum tertentu.

Faktor yang mempengaruhi diet:

a. Status kesehatan.

b. Kulture dan kesehatan.

c. Status sosial ekonomi.

d. Faktor psikologis.

Page 51: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara diet.

2) Pola eliminasi

a) Buang Air Kecil

Intake dan output pasien selama 24 jam. Dibandingkan

antara kondisi pasien yang sehat dengan kondisi pasien yang

sedang mengalami perawatan dirumah

sakit.Pasienmengeluhseringberkemihdalamsehari

b) Buang Air Besar

Konsistensi buang air besar, jumlah, kepadatan, warna dan

bau di bandingkan saat kondisi pasien yang sehat dengan

kondisi pasien yang sedang mengalami perawatan dirumah

sakit.

3) Pola tidur dan istirahat

Waktu istirahat perhari pasien di bandingkan saat keadaan sehat

dengan keadaan saat pasien dirawat dirumah sakit.

4) Pola aktifitas dan latihan

Aktifitas fisik yang dilakukan pasien atau olahraga yang di

lakuka oleh pasien.

5) Pola pekerjaan

Berat ringannya pekerjaan pasien yang dilakukan sehari-hari.

e. Pemeriksaan fisik

1) Status kesehatanumum

Meliputikeadaanpenderita, kesadaran, suarabicara,

tinggibadan,beratbadandantanda – tanda vital.

2) Ukuran antropometri :

a) TB dan BB untukmenetukan status nutrisi

b) Lingkar kepala

c) Lingkar dada

d) Lingkar lengan atas (MAC):

Nilai normal Wanitausiasubur: 23,5 cm

Page 52: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)

Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm

Pria : 12,5-16,5 cm

3) Pemeriksaan kepala

Mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Mengetahui kelainan

yang terdapat di kepala.Pada rambut ditemukan rambut kusam,

kering, pudar, kemerahan pecah atau patah- patah.

4) Pemeriksaan wajah

Pada pemeriksaan di wajah ditemukan wajah pucat, bibir kering,

pecah-pecah, bengkak, adanya lesi, stomatititis, membran

mukosa pucat.

5). Pemeriksaan mata

Pada pemeriksaan mata ditemukan konjungtiva pucat, kering,

esofalmus, tanda-tanda infeksi.

5) Pemeriksaan mulut dan bibir

Pada pemeriksaan mulut dan bibir ditemukan bibir pecah-pecah,

bibir kering, ada lesi dan bengkak di bagian bibir dan mulut,

stomatitis dan membran mukosa mulut pucat. Pada gusi terjadi

perdarahan dan peradangan. Terjadi edema dan hiperemis pada

lidah. Pada gigi terdapat karies, nyeri dan kotor.

6) Sistem integument

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas

luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan

gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan

kuku.

7) Sistempernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada penderita

DM mudah terjadi infeksi.

8) Sistem kardiovaskuler

Page 53: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,

takikardi/ bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia,

kardiomegalis.

9) Sistem gastrointestinal

Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,

dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar

abdomen, obesitas.

10) Sistem urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit

saat berkemih.

11) Sistem musculoskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi

badan, cepatlelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di

ekstrimitas.

12) Sistemneurologis

Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,

mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

f. Data psikologis

Adanya perubahan sikap dan psikologis pasien selama sakit yang

dapat mempengaruhi pola makanan pasien selama di rumah sakit.

g. Data sosial

Status ekonomi atau sosial keluarga pasien dalam memilih dan

membeli makanan serta kemampuan keluarga pasien dalam

pemenuhan kesehatan.

h. Data spritual

Kepercayaan yang diyakini dan dianut oleh pasien dan keluarga.

i. Data penunjang

Pemeriksaan laboratorium :

1) Albumin (N: 4 – 5,5mg/100ml)

2) Transferi (N: 170 -25 mg/100ml)

Page 54: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3) Hemoglobin (N: 12mg%)

4) BUN (N: 10 – 20 mg/100ml)

5) Pemeriksaan gula darah puasa

Nilai normal : Wholeblood :60 – 100 mg / dl

Dewasa :70 – 100 mg/ dl

Bayi baru lahir :30 – 80 mg / dl

Anak :60 – 100 mg / dl

(Robbins dkk, 2007)

6) Pemeriksaan guladarah 2 jam setelah makan

Nilai normal : Dewasa : <140 ml / dl / 2 jam

Wholeblood : < 120 mg / dl / 2 jam

(Robbins dkk, 2007)

7) Pemeriksaan gula darah sewaktu

Nilai normal : 200 mg / dl

8) Pemeriksaan HB AIC (Hemoglobin Glikosilasi)

Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah, untuk

memperoleh informasi kadar gula darah yang sesungguhnya,

karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam kurun

waktu 2 – 3 bulan. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat

ikatan gula pada hemoglobin A (AIC) sepanjang umur sel darah

merah (120 hari).

9) Pemeriksaan fruktosamin

Pemeriksaan fruktosamin menggunakan metoda enzymatic

seperti pada pemeriksaan glukosa.

D. Diagnosa Keperawatan yang mungkinmuncul

Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan diagnosa keperawatan yang

muncul adalah:

Page 55: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis atau ketidakmampuan

mengabsorpsi makanan

b. ResikoketidakstabilankadarguladarahberhubungandenganKurangnya

pengetahuan tentang manajemen diabetes

c. Konstipasiberhubungandengankelemahanotot abdomen

d. Keletihanberhungandenganpeningkatankelemahanfisik

Page 56: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

C. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1 (Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC)

NO

Diagosa Keperawatan NOC

NIC

1.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic Batasan Karakteristik:

a) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal

b) Bising usus hiperaktif

c) Kelemahan otot untuk mengunyah

d) Kelemahan otot untuk menelan

e) Kehilangan rambut berlebihan

f) Membran mukosa pucat

g) Ketidakmampuan memakan makanan

h) Nyeri abdomen Faktor yang Berhubungan:

a) Faktor biologis b) Ketidakmampuan

mencerna makanan c) Kurang asupan

makanan

NOC: Nutritional status : food and fluid intake Kriteria Hasil:

a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

d) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Weight control Indikator : a) Adanya

peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

d) Tidak ada

NIC: Nutrition Management a) Kaji adanya

alergi makanan b) Kolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe

d) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

e) Berikan substansi gula

f) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

g) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

h) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

i) Kaji kemampuan

Page 57: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tanda-tanda malnutrisi

e) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

f) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring a) BB pasien

dalam batas normal

b) Monitor adanya penurunan berat badan

c) Monitor lingkungan selama makan

d) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

e) Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

f) Monitor mual muntah

g) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht

h) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas oral

2 Resiko NOC: NIC:

Page 58: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

. ketidakstabilan kadar glukosa darah Definisi: Resiko perbedaan kadar gula/glukosa darah dari rentang normal. Faktor yang Berhubungan:

a) Kurangnya pengetahuan tentang manajemen diabetes

b) Tingkat perkembangan

c) Asupan makanan

d) Ketidakadekuatan monitor glukosa darah

e) Kekurangan penerimaan diagnosis

f) Kekurangan ketaatan manajemen diabetes

g) Kekurangan manajemen diabetes

h) Manajemen pengobatan

i) Status kesehatan mental

j) Tingkat aktivitas fisik

k) Status kesehatan fisik

l) Kehamilan m) Kecepatan

periode pertumbuhan

n) Stress o) Pertambahan

Blood glucose level a) Blood glucose b) Glycosylated

hemoglobin c) Fructosamine d) Urine glucose e) Urine ketonas

Severity Hyperglycemia

a) Increase in urine output

b) Increased thirst c) Excessive

hunger d) Malaise e) Fatigue f) Dry mouth

Hyperglikemia Management:

a) Pantau tanda dan gejala poliuria, polidipsia, dan polifagia

b) Memantau keton urine

c) Memantau tekanan darah dan denyut nadi

d) Mengelola insulin

e) Mendorong asupan cairan oral

f) Memberi cairan IV sesuai kebutuhan

g) Mengelola kalium

h) Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

i) Mengantisipasi dimana kebutuhan insulin akan meningkat

j) Batasi latihan jika kadar gula darah > 250 Mg/dl, terutama jika adanya keton urine

k) Membantu pasien untuk menafsirkan kadar gula darah

Page 59: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

berat badan p) Kehilangan

berat badan

l) Memberikan bantuan dalam

m) menyesuaikan rejimen untuk mencegah dan mengobati hiperglikemi

n) Menfasilitasi terhadap diet dan latihan

3.

Konstipasi Definisi : Penurunan pada frekwensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran feses yang kering, keras, dan banyak. Batasan karakteristik:

a) Perubahan pola BAB

b) Terdapat darah segar pada tinja

c) Adanya tinja yang lembut seperti pasta di rektum

d) Distensi abdomen e) Tinja yang gelap,

hitam, atau seperti f) Peningkatan

tekanan abdomen g) Perkusi

abdomen dullness h) Nyeri saat defekasi i) Penurunan volume

tinja j) Tegang saat

defekasi k) Frekuensi BAB

menurun

NOC: Bowel Elimination &

- Hydration (hidrasi) Kriteria Hasil: a) Mempertahank

an bentuk feses lunak setiap 1-3 hari

b) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi

c) Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi

d) Feses lunak dan berbentuk

NIC: Constipation/Impaction Management

a) Monitor tanda dan gejala konstipasi

b) Monitor bising usus

c) Monitor feses frekuensi, konsistensi dan volume

d) Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus

e) Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis

f) Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien

Page 60: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

l) Tinja yang kering, keras, dan berbentuk

m) Teraba massa pada rectum

n) Perasaan rektal penuh atau bertekanan

o) Nyeri abdomen p) Tidak mampu

mengeluarkan tinja q) Anoreksia r) Nyeri kepala s) Perubahan dalam

bunyi peruT t) Indigesti/

gangguan pencernaan

u) Adanya atipikal pada orang dewasa (contoh perubahan dalam status mental, inkontinensia urin, jatuh yang tidak dapat dijelaskan, peningkatan suhu tubuh)

v) Flatus yang hebat w) Kelelahan secara

umum x) Suara usus

hipoaktif atau hiperaktif

y) Terasa massa abdomen Terasa lembut pada abdomen dengan atau tanpa teraba tahanan otot

z) Mual dengan atau tanpa muntah

aa) Tinja seperti air Lumpur Faktor yang berhubungan:

g) Indentifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi

h) Dukung intake cairan

i) Kolaborasikan pemberian laktasif

j) Pantau tanda-tanda gejala konstipasi

k) Pantau tanda-tanda gejala impaksi

l) Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume dan warna

m) Memantau bising usus

n) Mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan

o) Anjurkan pasien/ keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi

Page 61: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Fungsional:

a) Perubahan lingkungan saat ini

b) Penolakan c) kebiasaan/menunda

keinginan untuk defekasi

d) Aktivitas fisik yang tidak mencukupi

e) Kebiasaan BAB yang tidak teratur

f) Toileting tidak adekuat (contoh: waktu, posisi defekasi, privasi)

g) Kelemahan otot abdomen

Psikologis:

a) Depresi b) Stres emosional c) Kebingungan

mental

Farmakologis:

a) Antikonvulsan (anti kejang)

b) Overdosis laksatif (pencahar)

c) Antasid yang mengandung aluminium (lihat brosur obat)

d) Opioid e) Diuretik f) Phenotiazines g) Sympatomimetics h) Antidepresan i) Antilipemik j) Kalsium karbonat k) Nonsteroid

antiinflamasi (NSAID)

l) Antikolinergik m) Iron salts

tinja p) Anjurkan

pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat

q) Anjurkan pasien/ keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar

r) Anjurkan pasien / keluarga pada hubungan asupan diet, olahraga, cairan sembelit/impaksi

s) Timbang pasien secara teratur

t) Ajarkan pasien/ keluarga tentang proses pencernaan yang normal

Page 62: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

n) Sedative o) Bismuth salts p) Calcium channel

blockers Mekanik: a) Abses/ulser rectum b) Fissura anal rectal c) Megakolon d) Prolaps rectal e) Kelemahan

neurologis f) Obstruksi post

pembedahan g) Hemoroid h) Kehamilan i) Tumor j) Ketidakseimbanga

n elektrolit k) Pembesaran rectal l) Struktur anal rectal m) Rectocele n) Obesitas

Fisiologis:

a) Kebiasaan makan yang buruk

b) Penurunan motilitas traktus gastrointestinal (peristaltik usus)

c) Kebersihan gigi/mulut tidak adekuat

d) Kekurangan intake serat

e) Kekurangan intake cairan

f) Perubahan pola makan dan makanan dari biasanya

g) Dehidrasi

4.

Keletihan Definisi: rasa letih yang luar biasa dan

NOC: Endurance Concentrasion

NIC: Energy management

Page 63: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

penurunan kapasitas kerja fisik serta mental pada tingkat yang biasanya secara trus menerus Batasan karakteristik:

a) Penurunan konsentrasi

b) Penurunan libido

c) Penurunan perfoma

d) Kurang minat terhdap sekitar

e) Mengantuk f) Meningkatnya

keluhan fisik g) Peningkatkan

Kebutuhan istrahat

h) Instropeksi i) Kurang energy j) Letargi k) Lesu l) Persepsi

membutuhkan energy tambahan unuk menyelesaikan tugas rutin

m) Mengatakan kurang energy yang luar biasa

n) Mengatakan kurang energy yang tidak kunjung reda

o) Mengatakan perasaan lelah

p) Merasa bersalah karena tidak menjalankan tanggung jawab

q) Mengatakan

Energy conservation Nutritional status: energy Kriteria hasil: a) memverbalisas

ikan peningkatan energy dan merasa lebih baik

b) Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan

c) Kecemasan menurun

d) Glukosa darah adekuat

e) Kulaitas hidup meningkat

f) Istirahat cukup g) Mempertahank

an kemampuan untuk berkonsentrasi

a) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas

b) Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

c) Kaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan

d) Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat

e) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

f) Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas

g) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien

h) Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan, berhubungan dengan

Page 64: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya

r) Mengatakan tidak mampu memulihkan energy setelah tidur sekalipun

Faktor yang berhubungan:

Psikologis:

a) Ansietas, depresi

b) Mengatakan gaya hidup membosankan, stress

Fisiologis:

a) Anemia, status penyakit

b) Peningkatan kelemahan fisik

c) Malnutrisi, kondisi fisik buruk

d) Kehamilan, deprivasi tidur

Lingkungan:

a) Kelembapan, suhu, cahaya, kebisingan

Situasional: b) Peristiwa hidup

negative c) pekerjaan

perubahan hidup yang disebabkan keletihan

i) Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

j) Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi

Behavior Management Activity Terapy Energy Management Nutrition Management

Page 65: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan pendekatan studi

kasus. Hasil yang didapatkan peneliti adalah melihat asuhan keperawatan

gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus tipe II di ruang

IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di ruangan IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr.

M. Djamil Padang tahun 2017. Waktu penelitian di mulai bulan Januari

sampai dengan bulan Juni 2017. Waktu studi kasus dilakukan selama 5 hari.

Untuk partisipan I dimulai tanggal 20-24 Mei 2017 dan untuk partisipan II

dimulai tanggal 21-25 Mei 2017.

C. Subjek penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua pasien diabetes mellitus tipe II di IRNA

Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang, saat penelitian

berjumlah 23 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah 2 orang pasien Diabetes Mellitus tipe II yang

mengalami gangguan pemenuhan nutrisi di Ruang IRNA Non-Bedah

Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017. Sampel diambil

sebanyak 2 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kriteria

yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dianggap mewakili karakteristik

populasinya. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi

yaitu pasien bersedia menjadi responden, pasien dirawat minimal 5 hari,

pasien mengalami penurunan nafsu makan dan tidak menghabiskan diit

nya, pasien mengalami penurunan albumin serum, pasien mengalami

Page 66: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

kelemahan dan nyeri tekan pada otot, lingkar lengan atas dibawah normal

(nr usia subur 15-45 tahun = 23,5cm), pasien memiliki nilai IMT yang

tidak normal (Nr >18,5-25,0), pasien gangguan pemenuhan nutrisi

kooperatif dan bisa berkomunikasi verbal dengan cukup baik.

3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling, dari 23 populai didapatkan 10 pasien yang memenuhi

kriteria inklusi, dari 10 pasien tersebut diambil 2 pasien untuk dijadikan

sampel penelitian, dengan menggunakan teknik simple random sampling,

yaitu pengambilan sampel secara acak oleh peneliti, karena setiap kasus

atau elemen memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai

sampel penelitian.

D. Alat atau instrumen pengumpulan data

Alat atau instrumen pengumpulan data berupa format tahapan proses

keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dalam hal ini

terlampir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format

pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencananaan

keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dan alat

pemeriksaan fisik yang terdiri dari tensimeter, stetoskop, thermometer, pen

light, LILA, dan timbangan .

Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik,

observasi langsung, dan studi dokumentasi.

1. Format pengkajian keperawatan terdiri dari: identitas pasien,

identifikasi penanggung jawab, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar,

pemeriksaan fisik, data psikologis, data ekonomi sosial, data spiritual,

lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan laboratorium, dan program

pengobatan.

2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,

data, masalah, dan etiologi

Page 67: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3. Format diagnosa keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam

medik, diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf ditemukannya

masalah, serta tanggal dan paraf dipecahkannya masalah.

4. Format rencana asuhan keperwatan terdiri dari: nama pasien, nomor

rekam medik, diagnosa keperawatan, intervensi NIC dan NOC.

5. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor

rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, implementasi

keperawatan, dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.

6. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam

medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan,

dan paraf yang mengevaluasi tindakan keperawatan.

E. Jenis-Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien

dan keluarga berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan

dasar. Data primer dari penelitian didapatkan dari hasil wawancara

observasi dan pemeriksaan fisik langsung pada partisipan.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan status pasien. Informasi yang

diperoleh berupa data tambahan atau penunjang dalam

merumuskan diagnosa keperawatan. Data yang diperoleh berupa

data penunjang dari laboratorium, terapi pengobatan yang

diberikan dokter.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1) Wawancara atau Anamnesa

Peneliti melakukan wawancara kepada kedua partisipan melalui

pertanyaan yang diajukan secara langsung. Wawancara dilakukan

secara tatap muka. Wawancara yang dilakukan meliputi perkenalan

diri, menjelaskan tujuan, inform consent, pengkajian yaitu

Page 68: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

menanyakan keluhan yang dirasakan pasien sehingga dibawa kerumah

sakit, keluhan yang dirasakan pada saat sekarang ini, riwayat kesehatan

dahulu yang dilakukan pasien, riwayat kesehatan keluarga pasien, dan

ADL pasien.

2) Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada kedua

partisipan untuk mencari perubahan atau perkembangan yang dialami

kedua partisipan.

3) Pengukuran

Peneliti melakukan cek tekanan darah, pemeriksaan fisik head too toe,

menggunakan penlight, mengukur LILA, timbangan.

4) Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi dari rumah

sakit untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Seperti data

laboratorium, pemeriksaan diagnostik, dan terapi pengobatan.

G. Hasil analisis

Hasil analisis pada penelitian ini adalah menganalisis semua temuan pada

tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori

keperawatan pada gangguan pemenuhan nutrisi. Data yang telah didapat

dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian asuhan

keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan

asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan asuhan keperawatan,

mengevaluasi hasil tindakan asuhan keperawatan dan dinarasikan. Analisis

selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

pada pasien kelolaan dengan teori asuhan keperawatan gangguan

pemenuhan nutrisi pada kasus diabetes mellitus tipe II. dan penelitian

terdahulu.

Page 69: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi Tempat

Penelitian ini dilakukan di Irna Non Bedah Wanita RSUP DR. M. Djamil

Padang pada tanggal 20-25 Mei 2017.

B. Deskripsi Kasus

Pembahasan proses keperawatan pada kedua partisipan dilakukan dengan

membandingkan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada

kedua partisipan. Prinsip dari pembahasan ini dibuat dengan

memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap

pengkajian, menegakkan diagnosa, perencanaan tindakan keperawatan,

implementasi keperawatan serta evaluasi keperawatan terhadap masalah

yang muncul. Penelitian telah dilakukan selama 5 hari, asuhan

keperawatan pada kedua partisipan dilakukan pada waktu yang berbeda.

Asuhan keperawatan pada partisipan I dilakukan pada tanggal 20- 24 Mei

2017 dengan identitas pasien yaitu Ny A berumur 25 tahun, masuk ke

IRNA Non-Bedah Wanita melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada

tanggal 08 Mei 2017 pukul 19.14 WIB, dengan diagnosa medis diabetes

mellitus tipe II. Asuhan Keperawatan pada partisipan II dilakukan pada

tanggal 21- 25 Mei 2017 dengan identitas pasien yaitu Ny R berumur 43

tahun, masuk ke IRNA Non-Bedah Wanita melalui IGD RSUP Dr. M.

Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 00.08 WIB dengan

diagnosa medis diabetes mellitus tipe II. Hasil dari tahapan keperawatan

pada kedua partisipan dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Page 70: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017

Asuhan Keperawatan Partisipan 1 Partisipan II

Pengkajian keperawatan

Identitas pasien

Ny A umur 25 tahun dengan nomor MR 978061, masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 08 Mei 2017 pukul 19.14 WIB dengan Diagnosa medis DM tipe II.

Ny R umur 43 tahun dengan nomor MR 979150, masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 00.08 WIB dengan Diagnosa medis DM tipe II.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluhan Utama

Ny A datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 08 Mei 2017 sekitar pukul 19.14 WIB dengan keluhan demam tinggi, sesak nafas, mual, nafsu makan menurun, dan penurunan kesadaran sejak ± 12 jam sebelum dibawa kerumah sakit, batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu yang lalu dan mengalami penurunan berat badan sejak ± 4 bulan terakhir.

Ny R datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 sekitar pukul 00.08 WIB dengan keluhan sesak nafas meningkat sejak 1 jam yang lalu, demam, mual, dan pusing.

Keluhan saat dikaji

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny A mengeluh terasa kebas dan lemah pada ektremitas bawah saat dibawa berjalan, penglihatan kabur, kerongkongan sakit, mual dan tidak nafsu makan.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny R mengeluh mual, masih pusing, dan tidak nafsu makan.

Riwayat Kesehatan Ny A memiliki riwayat Ny R memiliki riwayat

Page 71: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Dahulu

DM tipe II sejak 6 bulan yang lalu, hampir setiap kali cek gula darah hasilnya > 500 mg/dl, berobat ke Dokter umum diterapi dengan motformin 3× 500 j, kontrol tidak teratur, kesemutan sejak ± 2 bulan, penglihatan kabur sejak ± 3 bulan.

DM tipe II sejak 7 tahun yang lalu kontrol tidak teratur, pasien juga memiliki riwayat TB 3 tahun yang lalu, pasien pernah minum obat OAT selama 3 bulan.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah kandung dari Ny A mempunyai riwayat penyakit DM tipe II yang sama dengan Ny A.

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan Ny R.

Activity Daily Live (ADL)

Makan/ minum

Selama sehat Ny A makan 3 kali setiap hari dengan nasi, lauk pauk, dan sayuran. Minum selama sehat sekitar 1500 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny R menurun, diet ML DD V 1900 kkal yang diberikan tidak pernah habis, minum sekitar 1600 ml setiap harinya.

Selama sehat Ny R makan 3 kali setiap hari dengan nasi, lauk- pauk, dan jarang memakan buah-buahan dan sayuran. Minum selama sehat sekitar 1600 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny R menurun, diet ML DD IV 1700 kkal yang diberikan tidak pernah habis, minum sekitar 1500 ml setiap harinya.

Istirahat/ tidur

Selama sehat Ny A tidur siang ± 2 jam sehari, tidur malam ± 6-7 jam setiap harinya. Ny A mengatakan tidurnya nyenyak. Selama sakit Ny A tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 4-5 jam sehari. Ny A mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual.

Selama sehat Ny R tidur siang ± 1 jam sehari, tidur malam ± 6-7 jam setiap harinya. Ny R mengatakan tidurnya nyenyak. Selama sakit Ny R tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 5 jam sehari. Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual dan pusing.

Eliminasi Selama sehat Ny A BAB 1 kali sehari dengan kosistensi lembek, Ny A

Selama sehat Ny R BAB 1 kali sehari dengan kosistensi lembek, Ny R

Page 72: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny A bisa BAB dan BAK ke wc sendiri. Selama sakit Ny A BAB 2 hari sekali dengan kosistensi lembek terkadang keras. Ny A mengatakan BAK sekitar 2800 cc setiap harinya.

mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny R bisa BAB dan BAK ke Wc sendiri. Selama sakit Ny R mengatakan BAB 2 hari sekali dengan kosistensi keras. Ny R terpasang kateter, keluarga mengatakan Ny R BAK sekitar 3000 cc setiap harinya yang di tampung dengan urine bag.

Aktivitas Selama sehat Ny A sering beraktifitas di sekolah dasar untuk melakukan pekerjaannya sebagai guru SD. Ny A mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit aktivitas hanya bisa diatas tempat tidur dan kursi roda, Ny A tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena badan dan kedua kaki pasien terasa lemah.

Selama sehat Ny R sering beraktifitas di rumah saja untuk melakukan pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga. Ny R mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit Ny R hanya bisa di atas tempat tidur, tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.

Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran CMC, tinggi badan 165 cm, berat badan 46 kg, GCS 15 (E4,M6,V5), tekanan darah 130/80 mmHg, HR 90 x/i, RR 22 x/i, suhu 36,7oC. Kepala dan wajah tidak ada benjolan, rambut rontok dan kusam, wajah tampak pucat. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan kabur, reflek pupil baik. Hidung simetris, tidak

Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran CMC, tinggi badan 153 cm, berat badan 62 kg, GCS 15 (E4,M6,V5), tekanan darah 100/70 mmHg, HR 96 x/i, RR 24 x/i, suhu 36,5oC, Kepala dan wajah tidak ada benjolan, rambut rontok, kering, wajah tampak pucat. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil baik, Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping

Page 73: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

ada pernapasan cuping hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit, penciuman baik bisa membedakan bau. Bibir simetris, mukosa bibir kering dan pucat, mulut kurang bersih, reflek menelan kurang baik, (mual). Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran masih baik. Leher tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening. Pemeriksaan paru-paru, inspeksi : simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi : terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler. Pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC 5, perkusi : batas jantung normal, auskultasi : suara jantung normal. Pemeriksaan abdomen inspeksi: simetris palpasi: ada nyeri tekan, perkusi : thympani, auskultasi : bising usus normal. Pemeriksaan genitalia : tidak ada terpasang kateter, klien memakai pempers. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : kulit teraba kering dan kasar, CRT kembali cepat < 2 detik, teraba hangat, tepasang infus IVFD NaCl 0,9

hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit, penciuman baik bisa membedakan bau. Bibir simetris kiri dan kanan, mukosa bibir kering dan pucat, mulut kurang bersih, ada plak di gigi, reflek mengunyah baik, reflek menelan kurang baik,(mual). Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran masih baik. Leher tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening. Pemeriksaan paru -paru, inspeksi: simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi : terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler. Pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC 5, perkusi : batas jantung normal, auskultasi : suara jantung normal. Pemeriksaan abdomen inspeksi : simetris, palpasi: distensi abdomen, nyeri tekan, perkusi: thympani, auskultasi: bising usus normal. Pemeriksaan genitalia : terpasang kateter. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : kulit teraba kering dan kasar, CRT kembali cepat <2 detik, teraba hangat, terpasang

Page 74: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

20x/menit, kekuatan otot: Kanan Kiri

555 555 444 444

infus IVFD NaCl 0,9 20x/menit, kekuatan otot: Kanan Kiri

444 444 444 444

Data penunjang Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 10 mei 2017 didapatkan badan keton (+) positif satu. Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 17 mei 2017 didapatkan warna kuning, kekeruhan(+), BJ 1.015 (nr 1.003-1.030), Ph 5.5 (nr 4,6-8,0), lekosit 18-20/LPB (nr ≤ 5), eritrosit 1-2/LPB (nr≤ 1), silinder (-)/LPK, kristal (-) /LPK, epitel gepeng +/LPK, yeast (+), protein(+), glukosa(-), bilirubin(-), urobilinogen(+). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 14 mei 2017 didapatkan ureum darah 194 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,4 mg/dl (nr 0,6-1,1). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 15 mei 2017 didapatkan GDP 472 mg/dl (nr 70-126), GD 2 jam PP 476 mg/dl (nr <200), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), globulin 2,7 g/dl (nr 1,3-2,7), total kolestrol 201 mg/dl (nr <200), ureum darah 198 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 6,3 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), kalsium 8,9 mg/dl (nr

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 19 mei 2017 didapatkan GDS 241 mg/dl (nr < 200), ureum darah 97 mg/dl (nr 10,0-50,0 mg/dl), kreatinin darah 0,8 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), total protein 7,1 g/dl (nr 6,6-8,7 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), globulin 4,2 g/dl (nr 1,3-2,7 g/dl), Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 22 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 20.090 /mm3 (nr 5000-10.000/mm3), trombosit 439.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit 33% (nr 37-43%), LED 82 mm (nr 0-15), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 0% (nr 1,0-3,0%), N batang 8% (nr 2,0-6,0), N segmen 82% (nr 50-70%), limfosit 7% (nr 20-40%), monosit 3% (nr 2,0-8,0%).

Page 75: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

8,1-10,4 mg/dl), natrium 125 Mmol (nr 136-145 Mmol), kalium 5,3 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 95 Mmol (nr 97-111 Mmol). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 18 mei 2017 didapatkan ureum darah 176 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,9 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), kalsium 8,6 mg/dl (nr 8,1-10,4 mg/dl), natrium 130 Mmol (nr 136-145 Mmol), kalium 4,2 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 102 Mmol (nr 97-111 Mmol), SGOT 14 u/l (nr < 32), SGPT 12 u/l (nr <31). Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 15 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 22.850 /mm3 (nr 5000-10.000/mm3), trombosit 234.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit 30% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 0% (nr 1,0-3,0%), N batang 6% (nr 2,0-6,0), N segmen 69% (nr 50-70%), limfosit 19% (nr 20-40%), monosit 6% (nr 2,0-8,0%). Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 17 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,8 g/dl (nr 12-16g/dl) hematokrit 31% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 3% (nr 1,0-3,0%), N

Page 76: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

batang 3% (nr 2,0-6,0), N segmen 78% (nr 50-70%), limfosit 14% (nr 20-40%), monosit 2% (nr 2,0-8,0%). Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 18 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,2 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 21.030 /mm3 (nr 5000-10.000/mm3), trombosit 282.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit 29% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 3% (nr 1,0-3,0%), N batang1% (nr 2,0-6,0), N segmen 84% (nr 50-70%), limfosit 12% (nr 20-40%), monosit 0% (nr 2,0-8,0%).

Program pengobatan Ny A mendapatkan IVFD NaCl 0,9 % 500 ml/ 8 jam yang di berikan dengancara Intra Vena (IV), diet DD V 1900 kkal, meropenem dengan dosis 3 x 1 gr yang diberikan dengan IV, nevorapid 3 x 12 unit diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara Sc, inf levofloxacin 1x750 j, O2 binasal 3 liter/menit, Pct 3x500 j, inj levemir 1x 15 unit, nebu flumucyl 3x1.

Ny R mendapatkan IVFD Nacl 0,9% 6 tts/i, ceftriaxon 2x 1 gr, nevorapid 3x6 unit diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara sc, diet DD IV 1700 kkal, RL 20x/i, koreksi Kcl 25 mEq dalam 200 cc, Nacl 0,9 %, drip lasix 5 amp dalam 50 cc Nacl 0,9%, inj ranitidine 2x1 amp, KSR 2x1 tab(po), dulcolax cara supost.

Setelah dilakukan pengkajian asuhan keperawatan maka peneliti menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan yang ditemukan pada kedua partispan saat pengkajian selama partisipan dirawat oleh peneliti mulai tanggal 20 - 25 Mei 2017. Diagnosa keperawatan yang muncul dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 77: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017

Asuhan Keperawatan Partisipan I Partisipan II

Diagnosa keperawatan

1. Ketidakseimbangan NutrisI Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Data subjektif yang ditemukan yakni Ny A mengatakan tidak nafsu makan, Ny A mengatakan diet nya hanya habis 2-3 sendok makan, mengeluh mual. Data objektif dinilai dari Ny A mengalami penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg, LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0), diet tampak tidak habis, membran mukosa bibir tampak pucat, rambut tampak rontok dan kusam, Ny A tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%).

1. Ketidakseimbangan NutrisI Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Data subjektif yang temukan yakni Ny R mengatakan tidak nafsu makan, Ny R mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan, dan mengeluh mual dan nyeri pada abdomen. Data objektif dinilai dari diet Ny R tampak tidak habis, Ny R tampak mual dan memegangi perutnya, LILA dibawah normal yaitu 23 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0), rambut terlihat rontok dan kering, membran mukosa bibir tampak pucat, tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%).

2. Keletihan

Data subjektif yang ditemukan yakni Ny A mengatakan merasa lelah, Ny A mengatakan

2. Konstipasi Data subjektif yang ditemukan yakni Ny R mengatakan BAB nya

Page 78: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tidurnya tidak nyeyak, Ny A mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 4-5 jam sehari, mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga. Data objektif yang didapat yaitu Ny A tampak kelelahan, tampak lesu, tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas Ny A dibantu oleh keluarga, diet tampak tidak habis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), gula darah 476 mg/dl (nr <200).

tidak lancar, BAB nya keras dan berwarna hitam, Ny R juga mengeluh perutnya terasa tegang dan nyeri saat defekasi. Data objektif yang didapat yaitu Ny R tampak mengeluh sambil memegang perutnya, perut tampak tegang, tampak mual, diet Ny R tampak tidak habis, Ny R mendapatkan obat pencahar secara supost.

3. Keletihan Data subjektif yang ditemukan yakni pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak, tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 5 jam sehari, dan sering terbangun, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas

Page 79: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga.

Data objektif yang didapat yaitu pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), gula darah 241 mg/dl (nr <200).

Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, maka peneliti membuat

perencanaan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan kedua

partisipan pada saat pengkajian selama pasien dirawat oleh peneliti mulai

tanggal 20 - 25 Mei 2017. Intervensi keperawatan yang dibuat dapat dilihat

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017

Asuhan

Keperawatan

Partisipan I Partisipan II

Intervensi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh NOC: Nutritional status : food and fluid intake

a) Adanya peningkatan berat

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh NOC: Nutritional status : food and fluid intake a) Adanya

peningkatan berat

Page 80: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan,

b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

c) tidak ada tanda-tanda malnutrisi

d) tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC: Nutrition Management

a) kaji adanya alergi makanan,

b) kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,

c) anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

d) berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

e) monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,

f) identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,

Nutrition Monitoring a) monitor adanya

penurunan berat badan,

b) monitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak

c) monitor lingkungan selama makan

badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

c) tidak ada tanda-tanda malnutrisi

d) tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC: Nutrition Management a) kaji adanya alergi

makanan, b) kolaborasi dengan

ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

d) yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi,

e) berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

f) monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

g) identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya

Nutrition Monitoring a) monitor diet yang

didapatkan pasien habis atau tidak

b) monitor lingkungan

Page 81: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

d) monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi,

e) monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah,

f) monitor mual muntah, monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.

selama makan, c) monitor kulit kering

dan perubahan pigmentasi,

d) monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah,

e) monitor mual muntah, monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.

2. Keletihan NOC:

a) pasien mampu memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik

b) menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan

c) kecemasan menurun

d) glukosa darah adekuat

e) kulaitas hidup meningkat

f) istirahat cukup g) mempertahankan

kemampuan untuk berkonsentrasi.

NIC: a) Observasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktvitas

b) kaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan

c) monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

d) monitor pasien

2. Konstipasi NOC:

a) pasien mampu mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari

b) bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi

c) mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi

d) feses lunak dan berbentuk.

NIC: a) monitor tanda

dan gejala konstipasi

b) monitor feses frekuensi, konsistensi dan volume

c) indentifikasi faktor penyebab konstipasi

d) dukung intake cairan

e) kolaborasikan pemberian laktasif

f) pantau tanda-

Page 82: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

e) monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien

f) bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

g) konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi

tanda gejala konstipasi

g) anjurkan pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat

3. Keletihan NOC:

a) pasien mampu memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik

b) menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan, kecemasan menurun

c) glukosa darah adekuat, kualitas hidup meningkat

d) istirahat cukup, e) mempertahankan

kemampuan untuk berkonsentrasi.

NIC: a) observasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktvitas

b) kaji adanya faktor yang

Page 83: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

menyebabkn kelelahan

c) monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat,

d) monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

e) monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien

f) bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

g) konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

Setelah merencanakan tindakan asuhan keperawatan, maka peneliti

melaksanakan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan kedua

partisipan pada saat pengkajian selama pasien dirawat oleh peneliti mulai

tanggal 20 - 25 Mei 2017. Intervensi keperawatan yang dibuat dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Page 84: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017

Asuhan

Keperaw

atan

Partisipan 1 Partisipan 2

Implementasi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Tindakan yang dilakukan yaitu:

a) Mengkaji adanya alergi makanan

b) berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien

d) memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak

e) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya

f) mencatat adanya penurunan berat badan

g) memonitor lingkungan selama makan

h) memonitor kekeringan, rambut kusam,

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Tindakan yang dilakukan yaitu:

a) Mengkaji adanya alergi makanan,

b) berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

d) memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien

e) memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,

f) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,

g) memonitor lingkungan

Page 85: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

dan mudah patah i) memonitor mual

muntah j) memonitor kadar

albumin, total protein, Hb, Ht.

selama makan, h) memonitor

kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

i) memonitor mual muntah

j) memonitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.

2. Keletihan Tindakan yang dilakukan yaitu:

a) mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,

b) memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat,

c) memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien,

d) membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.

2. Konstipasi Tindakan yang dilakukan yaitu: a) memonitor tanda dan

gejala konstipasi, b) memonitor feses

frekuensi, konsistensi dan volume,

c) mengindentifikasi faktor penyebab konstipasi

d) mendukung intake cairan

e) berkolaborasi dalam pemberian laktasif

f) memantau tanda-tanda gejala konstipasi

g) mendorong meningkatkan asupan cairan

h) menganjurkan pasien untuk menghabiskan diet tinggi serat

3. Keletihan Tindakan yang dilakukan yaitu: a) mengobservasi

adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas,

b) mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,

c) memonitor nutrisi dan sumber energi

Page 86: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

yang adekuat, d) memonitor pola tidur

dan lamanya tidur/ istirahat pasien,

e) membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan,

f) berkosultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

Setelah melaksanakan tindakan asuhan keperawatan, maka peneliti

melakukan evaluasi tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

dengan kedua partisipan mulai tanggal 20 - 25 Mei 2017. Evaluasi

keperawatan yang dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017

Asuhan

Keperaw

atan

Partisipan I Partisipan II

Evaluasi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah pemenuhan nutrisi belum terpenuhi ditandai dengan Pasien

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah pemenuhan nutrisi belum terpenuhi ditandai dengan Pasien

Page 87: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan diet nya hanya habis 1/2 porsi makan, pasien mengalami penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg, LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0), diet pasien tampak tidak habis, membran mukosa bibir tampak pucat, pasien tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%). Masalah keperawatan pemenuhan nutrisi belum terpenuhi, pasien pulang paksa pada hari ke 5, maka dilakukan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikuti pedoman 3 J : 1) J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambahkan 2) J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya 3) J III : jenis makanan yang manis harus dihindari.

mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan, pasien mengeluh mual, diet pasien tampak tidak habis, pasien tampak mual, rambut pasien terlihat rontok dan kusam, membran mukosa bibir tampak pucat, pasien tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, LILA dibawah normal yaitu 23 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0), Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%). Masalah keperawatan pemenuhan nutrisi belum teratasi, pasien pulang paksa pada hari ke 5, maka dilakukan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari- hari mengikuti pedoman 3 J : 1) J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambahkan 2) J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya 3) J III : jenis makanan yang manis harus dihindari.

Page 88: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

2. Keletihan

Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah keletihan belum teratasi ditandai dengan pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga, pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 476 mg/dl (nr <200). Masalah keperawatan belum teratasi pasien pulang paksa pada hari ke 5.

2. Konstipasi Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah konstipasi teratasi pada hari ke 2 ditandai dengan pasien mengatakan BAB nya sudah lancar, BAB nya tidak keras lagi, pasien juga mengatakan perutnya tidak tegang dan sakit lagi, pasien tampak tenang, perut pasien tampak tidak tegang, pasien pasien mendapatkan obat pencahar secara supost. Berdasarkan kriteria hasil yaitu bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, sudah tercapai, maka intervensi dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi.

3. Keletihan Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah keletihan belum teratasi ditandai dengan pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat

Page 89: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

ataupun keluarga, pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 241 mg/dl (nr <200). Masalah keperawatan belum teratasi pasien pulang paksa pada hari ke 5.

Page 90: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

iii

Poltekkes Kemenkes Padang

C. Pembahasan Kasus

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan akan diuraikan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian terkait masalah gangguan pemenuhan nutrisi

ditemukan data bahwa partisipan 1 dan partisipan 2 mempunyai perbedaan

umur, partisipan 1 berusia 25 tahun sedangkan partisipan 2 berumur 43

tahun. Menurut Damayanti, (2015) karakteristik diabetes mellitus tipe 2

biasanya berusia> 40 tahun, karena resistensi insulin di usia> 40 tahun

cenderung meningkat. Menurut Rendy & Margareth, (2012) penyebab

diabetes mellitus tipe II salah satunya adalah riwayat keluarga( karena

keturunan). Partisipan 1 dan partisipan 2 memiliki perbedaan umur yang

sama-sama beresiko untuk memicu terjadinya diabetes mellitus tipe II.

Penyebab yang melatar belakangi penyakit pada partisipan1 dan

partisipan 2 menunjukan adanya kesesuaian antara fakta yang ditemukan

dilapangan dengan teori yang ada.

Hasilpengkajian pada partispan 1 terjadi demam tinggi, sesak nafas, nafsu

makan menurun, mual, batuk berdahak yang tidaksembuh-sembuh,

mengalami penurunan berat badan sejak± 4 bulanterakhirdan penurunan

kesadaransedangkan data yang di dapatkanpadapartisipan 2

terjadisesaknafas, demam, mual, penurunannafsumakandanpusing. Teori

menurut Price dan Wilson (2012), mual, muntah dan penurunan kesadaran

terjadi karena proses pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan

produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak.

Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa

tubuh apabila jumlahnya berlebihan.Gangguan metebolisme karbohidrat

akibat kekurangan insulin atau pengguanaan karbohidrat secara

berlebihan, karena dalam tubuh orang DM tidak terdapat cukup insulin

untuk mengubah gula menjadi tenaga, orang tersebut akan menjadi

Page 91: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

semakin kurus setiap harinya dan terjadi penurunan berat badan yang

berlebihan (Hidayat, 2009). Sesuai dengan teori,partisipan Ijuga

mengatakan mengalami penurunan berat badan dari 53 kg menjadi 46 kg

sejak ±4 bulanterakhir karena adanya metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin. Gejala yang dirasakan oleh partisipan I dan partisipan

IItidak ada kesenjangan antara teori dengan kedua partispan.

Hasil pengkajian didapatkan partisipan I dan partisipan II ditemukan

keluhan yang lebih kurang sama yaitu seperti mengeluh mual, pusing,

tidak nafsu makan, lemah, penglihatan kabur. Menurut Rendy &

Margareth (2012) seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus

apabila menderita dua dari tiga gejala, yaitu gejala yang sering dirasakan

salah satunya, berat badan menurun, lemah, visus menurun. Menurut Price

dan Wilson (2012), mual, muntah terjadi karena proses pemecahan lemak

yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan

produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang

mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya

berlebihan, gejala yang dirasakan oleh partisipan I dan partisipan IItidak

ada kesenjangan antara teori dengan kedua partisipan.

Hasil pengkajian didapatkan pada kedua partisipan, didapatkan partisipan

1 memilikiri wayat DM sejak 6 bulan yang lalu, control tidak teratur,

kurang aktivitas fisik seperti jarang olahraga, partisipan 1 mendapatkan

penyakit DM karena ada riwayat keturunan dari keluarga yaitu ayah

kandung dari partisipan itu sendiri, sedangkan pada partisipan II memiliki

riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu, tidak ada anggota keluarga yang

mempunyai penyakit yang sama dengan pasien, control tidak teratur, dan

mempunyai pola hidup yang kurang sehat, karena partisipan jarang

mengkonsumsi buah dan sayur,

dankurangaktivitasfisiksepertijarangolahragadanmempunyaiberatbadan 62

kg dengantinggi 153 cm ( termasukdalamkategorikelebihan bb

tingkatringanyaitu 26,49( nr> 18,5-25,0).MenurutRendy& Margareth,

Page 92: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

(2012) penyebab diabetes mellitus tipe II salah satunya adalah riwayat

keluarga (karenaketurunan) danobesitas/ kelebihan berat badan.

MenurutDamayanti (2015) aktivitas yang kurang akan menyebabkan

resistensi insulinpada DM tipe II, selain factor genetik, juga dipicu oleh

makan berlebihan atau kurang serat. Riwayat kesehatan partisipan I dan

partisipan II tidak ada kesenjangan antara teori dengan kedua partisipan.

Hasil pengkajian didapatkan data hasil pemeriksaan fisik kedua partisipan

yaitu LILA partisipan 1=21 cm, partisipan 2=23 cm (nr 23,5 cm), IMT

partisipan 1= 16,89, partisipan 2=26,49 (nr 18,5-25,0),Hbpartisispan

1=10,2 g/dl, total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8-

5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%).Hbpartisipan 2=10,6 g/dl (nr 12-16

g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%).

Berdasarkan analisa peneliti, pada pemeriksaan fisik didapatkan data yang

menunjukan tanda dan gejala pasien diabetes mellitus dengan gangguan

pemenuhannutrisi. Seperti ukuran LILA dibawah normal, nilai IMT yang

tidak normal, penurunan Hb, Ht dan albumin serum. Tanda dan gejala

tersebut sesuai dengan teori yang ada(Hidayat, 2009), tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kedua partisipan.

2. Diagnosa Keperawatan

Sesuai dengan hasil pengkajian, peneliti menemukan 2 diagnosa

keperawatan yang muncul pada partisipan 1, dan 3 diagnosapadapartisipan

II. Diagnosa keperawatan yang munculpadapartsipan 1 adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi makanan,

keletihanberhubungandenganpeningkatankelemahanfisik.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul pada partisipan 2 adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi makanan,

konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen, keletihan

Page 93: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

berhubungan dengan peningkatan kelemahan fisik. Peneliti menegakkan

diagnosa keperawatan hampir sama antara kedua partisipan.

Tetapi pada partisipan II peneliti menegakkan diagnosa konstipasi

berhubungan dengan kelemahan otot abdomen. Diagnosa ini tidak peneliti

tegakkan pada partisipan 1, karena tidak ditemukannya data yang

mendukung untuk tegaknya diagnosa tersebut.

Diagnosa keperawatan utama pada partisipan 1 dan 2 adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi makanan,

dimana data subjektif dan objektif yang didapatkan dari kedua partisipan

hampir sama. Data yang didapatkan yaitu pasien mengatakan tidak nafsu

makan, pasien tidak menghabiskan dietnya, pasien mengalami penurunan

berat badan, LILA dibawah normal, nilai IMT tidak normal, pasien

tampak lesudanlemah, membran mukosa bibir pucat, rambutpasienrontok,

pasien mual, mengalami penurunan Hb, Ht, total protein, dan albumin

serum. Hal ini sesuai dengan batasan karakteristik pada

diagnosaketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ada

pada NANDA. Batasan karakteristiknya yaituBerat badan 20% atau lebih

dibawah rentang berat badan ideal, kelemahan otot untuk mengunyah,

kelemahan otot untuk menelan, kehilangan rambut berlebihan, membran

mukosa pucat, ketidakmampuan memakan makanan, nyeri abdomen.

Diagnosa keperawatan kedua yang ditegakkan pada partisipan 2 adalah

konstipasiberhubungandengankelemahanotot abdomen. Diagnosa ini

ditegakkann karena data yang didapatkan, pasien mengatakan BAB nya

tidak lancar, BAB nya keras dan berwarna hitam, pasien juga mengeluh

perutnya terasa tegang dan sakit,pasien tampak mengeluh sambil

memegang perutnya, perut pasien tampak tegang, pasien tampak mual,

pasien tampak tidak menghabiskan dietnya, pasien mendapatkan obat

pencahar secara supost.

Page 94: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Diagnosa terakhir yang ditemukan pada kedua partisipan yaitu

keletihanberhubungandenganpeningkatankelemahanfisik. Data yang

didapatkan yaitupasien mengatakan merasa lelahwalaupun sudah

istrahat tidur, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti

biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga, pasien

tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, diet

pasientidakhabis,terjadipenurunanHb, danpeningkatanGuladarah. Hal

ini sesuai dengan batasan karakteristik NANDA dengan diagnosa

keletihan berhubungan dengan peningkatan kelemahan fisik,dimana

batasan karakteristiknya yaitu penurunankonsentrasi, kurang minat

terhadap sekitar, mengantuk, lesu, mengatakan perasaan lelah,

mengatakan tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat

yang biasanya, mengatakan tidak mampu memulihkan energi setelah

tidur sekalipun.

3. Intervensi Keperawatan

Kegiatan perencanaan ini meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan

tujuan, kriteria hasil serta tindakan.(Hidayat,2009).Rencana keperawatan

disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada

kasus.Rencana keperawatan tersebut terdiri dari Nursing Interventions

Classification (NIC) dan Nursing Outcomes Classification (NOC).

Rencana tindakan keperawatanpadakeduapartisipan untuk diagnosa

pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan faktor biologis atau ketidakmampuan

mengabsorpsi makanan, tidak semua intervensi yang didalam teori

direncanakan untuk dilakukan tindakanseperti berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi untuk kedua partisipan tidak ada dilakukan oleh perawat

ruangan.

Page 95: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa kedua

pada partisipan IIyaitu konstipasi berhubungan dengan kelemahanotot

abdomen, tidak semua intervensi yang didalam teori direncanakan untuk

dilakukan tindakan seperti tindakan asuhan keperawatan timbang pasien

secara teratur tidak adadilakukan oleh perawat ruangan.

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa terakhir

pada kedua partisipan yaitu keletihan berhubungan dengan

peningkatan kelemahan fisik, tidak semua intervensi yang didalam teori

direncanakan untuk dilakukan tindakan seperti perawat tidak ada monitor

pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

4. ImplementasiKeperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada partisipan 1 dimulai pada

tanggal 20- 24 Mei 2017, sedangkan pada partisipan 2 implementasi

keperawatan dilakukan pada tanggal 21- 25 Mei 2017.

Implementasi keperawatan untuk diagnosapertama yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi

makanan,peneliti melakukan rencana tindakan keperawatan yang telah

disusun sebelumnyaberdasarkankeadaankeduapartisipan. Implementasi

yang dilakukan adalah menanyakan pada pasien adanya alergi makanan,

menentukan status gizi menggunakan IMT, mengukur LILA,berkolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien, memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang

didapatkan pasien, memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau

tidak, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien

sebelumnya, mencatatadanya penurunan berat badan, memonitor

lingkungan selama makan, memonitor kekeringan, rambut kusam, dan

mudah patah,memonitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht,

Page 96: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

untukimplementasimeyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi

serat untuk mencegah konstipasihanyadilakukanuntukpartisipan II saja,

inisesuaidenganindikasipartisipankarenahanyapartisipan II yang

mengalamikonstipasi.

MenurutDamayanti (2015) tujuan diet pada diabetes melitus adalah

mempertahankan atau mencapai berat badan dalambatas-batas normal atau

± 10% dariberatbadanidaman, mempertahankan kadar glukosa darah dan

lipid mendekati normal, mencegah komplikasi akut dankronik serta

meningkatkan kualitas hidup.Penderita diabetes melitus didalam

melaksanakan diet harus memperhatikan (3 J), yaitu: jumlah kalori yang

dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang

harus diperhatikan.

Implementasi keperawatan diagnosa yang keduauntukpartisipan 2

yaitukonstipasiberhubungandengankelemahanotot abdomen. Implementasi

yang dilakukan adalahmenganjurkan pasienuntuk diet tinggi serat,

berkolaborasipadapemberianobatpencahar, dalam melakukan intervensi

pada pasien DM tipe II dengan diagnosa konstipasi harus diperhatikan diet

pasienhabisatautidak, apakah diet yang

didapatkanpasiensudahsesuaidengan status gizipasien,

apakahpasienmendapatkanobat yang tepatterhadapmasalahsusahbuang air

besar.

Implementasi keperawatan diagnosa yang terakhiruntukkeduapasrtisipan

yaitukeletihanberhubungandenganpeningkatankelemahanfisik.

Implementasi yang dilakukan adalahmelihat adanya pembatasan pasien

dalam melakukan aktivitas (klien susah beraktifitas karena badannya

terasa lemah, dan cepat lelah, Hb klien juga rendah), melihat adanya faktor

yang menyebabkan kelelahan (partisipan 1, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl),

GDS 476 mg/dl (nr <200), danpartisipan 2,Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl),

GDS 241 mg/dl (nr <200), melihat apakah ada kelelahan fisik dan emosi

Page 97: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

secara berlebihan pada pasien (ada, pasien cepat lelah dan kurang

berinteraksi), menanyakan kepada pasien pola tidur dan lamanya istirahat

pasien (partisipan 1 kurang tidur :Tidursiangkuranglebih 1 jam sehari,

tidurmalamkuranglebih 4-5 jam sehari. danpartisipan 2 kurang tidur

:Tidursiangkuranglebih 1 jam sehari, tidurmalamkuranglebih 5 jam

sehari), membantu aktivitas sehari – hari sesuai dengan kebutuhan (klien

dibantu oleh keluarga dalam melakukan kegiatan seperti makan dan

mandi), menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat dan

pembatasan aktifitas, konsultasi dengan ahli gizi untuk diet pasien (diet

yang didapat partisipan 1 DD V 1900 kkaldanpartisiapan 2 DD IV 1700

kkal).MenurutDamayanti (2015) penentuan jumlah kalori dietpada

diabetes melitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, melakukan

intervensi pada pasien DM tipe II dengan diagnosa keletihan harus

diperhatikanaktivitaspasien, seperti pola tidur dan istirahatnya,

pemeriksaan Hb, GDS, danjumlah diet yang didapatkan harussesuai

dengan status gizinya.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan

untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan bekerja dengan

meninjau respon pasien. Evaluasi ini dilakukan dengan mengacukepada

NOC, berdasarkankriteriahasil yang telahditentukan.

Berdasarkan hasil pengkajian peneliti didapatkan untuk diagnosa

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh pada

kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua partisipan belum

tercapai dan intervensi dihentikan karena kedua partisipan pulang paksa

pada penelitian hari kelima. Peneliti memberikan rencana tindak lanjut

dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikutipedoman 3 J:J I :

jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau

ditambahkan, J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, J III: jenis

makanan yang manis harus dihindari. Ini menurut teori Damayanti (2015).

Page 98: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan peneliti untuk diagnosa

Konstipasi untuk partisipan II didapatkan kriteria hasil sudah tercapai

pada hari ke II, yaitu bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, maka

rencana keperawatan dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi.

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan peneliti untuk diagnosa

keletihan untuk kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua

partisipan belum tercapai, dan intervensi dihentikan karena kedua

partisipan pulang paksa pada penelitian hari kelima.

Page 99: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan asuhan keperawatan pada kedua partisipan diabetes mellitus tipe II dengan gangguan pemenuhan nutrisi di Irna Non-BedahWanita RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengkajian pada kedua partisipan adalah pusing, mual, badan

teraba panas, kebas dan lemah pada kaki saat dibawa berjalan,lesu,

konjungtiva anemis, kerongkongan sakit dan penurunannafsu makan,

gula darah sewaktu 470 mg/dl pada partisipan 1 dan 241 mg/dl pada

partisipan 2. Tanda dan gejala yang di alami kedua partisipan sesuai

dengan teori diabetes mellitus dengan gangguan nutrisi.

2. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 3 masalah keperawatan yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi makanan,

konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen, keletihan

berhungan dengan peningkatan kelemahan fisik.

3. Hasil yang diperoleh dalam intervensi keperawatan yang dilakukan

oleh peneliti maupun dalam intervensi yang dilakukan rumah sakit

sudah cukup baik dalam hal penatalaksanaan pasien diabetes mellitus

dengan masalah pemenuhan nutrisi seperti menentukan status gizi

pasien, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet pasien,

cek gula darah pasien, melihat konjungtiva pasien dan melihat hasil

laboratorium, tetapi perawat ruangan tidak ada mengukur berat badan,

tidak ada memberikan penkes pada pasien dan keluarga tentang

manfaat diet DM, tidak ada memantau diet yang dimakan habis atau

tidak.

4. Dalam proses implementasi yang dilakukan peneliti mulai tanggal 20-

25 Mei 2017, peneliti menemukan adanya kesenjangan antara praktik

terutama yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat

yang ada diruangan seperti tidak ada memantau diet pasien yang

Page 100: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

dimakan habis atau tidak, tidak memberikan penkes pada pasien dan

keluarga tentang manfaat diet DM.

5. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari, untuk partisipan 1

dilakukan dari tanggal 20 -24 Mei 2017 dan pada partisipan 2 dimulai

pada tanggal 21-25 Mei 2017 mengacu kepada NOC yaitu berdasarkan

kepada kriteria hasil. Evaluasi tersebut dilakukan pada setiap masing-

masing masalah keperawatan yang muncul. Diagnosa

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh untuk

kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua partisipan belum

tercapai dan intervensi dihentikan karena kedua partisipan pulang

paksa pada penelitian hari kelima. Peneliti memberikan rencana tindak

lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikuti

pedoman 3 J : J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan

dikurangi atau ditambahkan, J II : jadwal diet harus sesuai dengan

intervalnya, J III: jenis makanan yang manis harus dihindari.

Damayanti (2015), untuk diagnosa Konstipasi untuk partisipan II

didapatkan kriteria hasil sudah tercapai pada hari ke II, yaitu bebas dari

ketidaknyamanan dan konstipasi, maka rencana tindak lanjut

dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi dan untuk diagnosa

keletihan untuk kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua

partisipan belum tercapai, dan intervensi dihentikan karena kedua

partisipan pulang paksa pada penelitian hari ke lima.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang

Melalui Direktur rumah sakitdiharapkanperawatyang adadiruangan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga tentang manfaat diet DM, memantau diet yang dimakan habis atau tidak, dan melakukan timbang berat badan, karena penyembuhan atau perkembangan penyakit diabetes mellitus lebih tergantung pada kebutuhan pemenuhan nutrisinya.

Page 101: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

2. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan diharapkandapat menjadiacuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada pasien yang mengalam igangguan pemenuhan nutrisi khususnya pasien diabetes mellitus.

Page 102: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

DAFTAR PUSTAKA Atoilah, Elang Mohamad & Kusnadi, Engkus. 2013. Askep pada Klien

dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: In Media

Asmadi, 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:

Salemba Medika

Damayanti, Santi 2015. Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Ernawati, 2012. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan Dalam

pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: CV. Trans Info

Media

Federasi Diabetes International (2013). Diakses dari http://sehat.link/data-

prevalensi-penderita-diabetes-di-indonesia.info. Diakses pada tanggal

8 januari 2017

Hasdianah, 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan

Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:

Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Husnah, Zufry dan Maisura, (2014). Hubungan Pengetahuan dengan

Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus dalam Menjalani Terapi Di Rsud

Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal kedokteran syiah kuala,

Volume: 14, 62-66.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/HasilRiskesdas2

013.pdf pada tanggal 8 januari 2017

Lusianah, Indaryani, & Suratun. 2012. Prosedur Keperawatan. Jakarta: CV.

Trans Info Media

Manda, Yani Komala. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang

Pengaturan Diit Diabetes Mellitus pada Pasien Diabetes Mellitus di

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr, M.Djamil Padang [KTI].

Padang: Poltekkes Kemenkes Padang; 2014.

NANDA International. 2015. NANDA International Inc. Diagnosa

Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat, et

al, Penerjemah). Jakarta: EGC

Page 103: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. 2012. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson & Wilson, Lorraine Mecarty. 2012. Patofisiologi

Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC

Profil RSUP Dr. M. Djamil Padang. (2014). 10 Penyakit Terbanyak Rawat

Jalan Tahun 2014. Diakses dari http://www.rsdjamil.co.id/pages/10-

penyakit-terbanyak-rawat-jalan-tahun-2014 tanggal 8 januari 2017

Rendy, M.Clevo & Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah Dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Smeltzer, Susan C. 2015. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &

Suddarth’s.

Jakarta: ECG

Supardi, Sudibyo & Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset

Keperawatan. Jakarta: CV Trans Info Media.

Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan Edisi Empat. Jakarta: Salemba Medika

WHO. (2016). Diakses dari http://www.who.int/en/ pada tanggal 14 Maret

2017

Page 104: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Lampiran 4

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. PENGUMPULAN DATA

1. Identitas pasien

a. Nama : Ny A

b. No MR : 978061

c. Tempat / tanggal lahir : Ujung Gading/ 09 April 1992

d. Jenis kelamin : Perempuan

e. Status kawin : Belum kawin

f. Agama : Islam

g. Pendidikan : Sarjana

h. Pekerjaan : Guru SD

i. Tanggal masuk : Senin/ 08 Mei 2017 pukul 19.14

WIB

j. Alamat : Koto Sawah, Ujung Gading

Pasaman Barat

k. Tanggal pengkajian : Sabtu/ 20 Mei 2017

l. Diagnosa medis : DM tipe II

2. Identifikasi penanggung jawab

a. Nama : Ny E

b. Pekerjaan : IRT

c. Alamat : Koto sawah, Ujung Gading Pasaman Barat

d. Hubungan : Ibu kandung

3. Riwayat kesehatan-

a. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama: Ny A datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang

pada tanggal 08 Mei 2017 sekitar pukul 19.14 WIB dengan keluhan

demam tinggi, sesak nafas, mual, nafsu makan menurun, dan

penurunan kesadaran sejak ± 12 jam sebelum dibawa kerumah sakit,

Page 105: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu yang lalu

dan mengalami penurunan berat badan sejak ± 4 bulan terakhir.

Keluhan saat dikaji: Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20

Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny A mengeluh terasa kebas dan

lemah pada ektremitas bawah saat dibawa berjalan, penglihatan

kabur, kerongkongan sakit, mual dan tidak nafsu makan.

b. Riwayat kesehatan dahulu: Ny A memiliki riwayat DM tipe II

sejak 6 bulan yang lalu, hampir setiap kali cek gula darah hasilnya >

500 mg/dl, berobat ke Dokter umum diterapi dengan motformin 3×

500 j, kontrol tidak teratur, kesemutan sejak ± 2 bulan, penglihatan

kabur sejak ± 3 bulan.

c. Riwayat kesehatan keluarga: Ayah kandung dari Ny A

mempunyai riwayat penyakit DM tipe II yang sama dengan Ny A,

dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan

yang lain seperti hipertensi, PJK, strok dan lain-lain, keluarga juga

mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit

menular seperti HIV, AIDS, Hepatitis dan lain-lain.

4. Kebutuhan dasar

a. Makan / minum: Selama sehat Ny A makan 3 kali setiap hari

dengan nasi, lauk pauk, dan sayuran. Minum selama sehat sekitar

1500 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny R menurun,

diet ML DD V 1900 kkal yang diberikan tidak pernah habis,

minum sekitar 1600 ml setiap harinya.

b. Tidur : Selama sehat Ny A tidur siang ± 2 jam sehari, tidur

malam ± 6-7 jam setiap harinya. Ny A mengatakan tidurnya

nyenyak. Selama sakit Ny A tidur siang kurang lebih 2 jam sehari,

tidur malam kurang lebih 4-5 jam sehari. Ny A mengatakan

tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual.

c. Mandi : Selama sehat Ny A mandi 2 kali sehari, pagi dan sore.

Selama sakit Ny A mandi 1 kali sehari, hanya pagi saja. Ny A

mengatakan mandi di bantu oleh keluarga di tempat tidur, pasien

Page 106: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

hanya di lap dengan handuk basah yang di lakukan oleh keluarga

di atas tempat tidur.

d. Eliminasi : Selama sehat Ny A BAB 1 kali sehari dengan

kosistensi lembek, Ny A mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny A

bisa BAB dan BAK ke wc sendiri. Selama sakit Ny A BAB 2 hari

sekali dengan kosistensi lembek terkadang keras. Ny A

mengatakan BAK sekitar 2800 cc setiap harinya

e. Aktifitas pasien: Selama sehat Ny A sering beraktifitas di sekolah

dasar untuk melakukan pekerjaannya sebagai guru SD. Ny A

mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit aktivitas

hanya bisa diatas tempat tidur dan kursi roda, Ny A tidak bisa

melakukan aktifitas seperti biasanya karena badan dan kedua kaki

pasien terasa lemah

5. Pemeriksaan fisik

a. Tinggi badan : 165 cm

b. Berat badan : 46 kg

c. Tingkat kesadaran : CMC/ GCS 15 (E4,M6,V5),

d. TTV : 130/80 mmHg, HR 90 x/i, RR 22 x/i, suhu

36,7oC,

e. Kepala dan wajah : kepala tidak ada benjolan, wajah tampak

pucat

f. Rambut : rambut sedikit rontok dan kusam

g. Telinga : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada

serumen, pendengaran masih baik,

h. Mata : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva

anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan kabur, reflek pupil baik,

i. Hidung : hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada

pernapasan cuping hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit,

penciuman baik bisa membedakan bau,

Page 107: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

j. Mulut : bibir simetris kiri dan kanan, mukosa bibir

sedikit kering dan pucat, mulut kurang bersih, reflek menguyah

baik, reflek menelan baik

k. Leher : leher tidak ada pembengkakan kelenjer

getah bening, reflek menelan baik.

l. Toraks : Pada pemeriksaan paru – paru, inspeksi :

simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi :

terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler, pemeriksaan

jantung, inspeksi : iktus tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC

5, perkusi : batas jantung normal, asukultasi : suara jantung

normal,

m. Abdomen : pemeriksaan abdomen inspeksi : simetris

kiri dan kanan, palpasi : tidak ada nyeri tekan, perkusi : thympani,

auskultasi : bising usus normal

n. Genitalia : Pada pemeriksaan genitalia : tidak ada

pemasangan kateter, klien memakai pempers,

o. Ekstermitas : pemeriksaan ekstremitas atas : kekuatan

otot anggota gerak sebelah kanan 5 sebelah kiri 5, CRT kembali

cepat < 2 detik, teraba hangat, tepasang infuse IVFD NaCl 0,9

20x/menit, ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki sebelah kanan 4

sebelah kiri 4, CRT kembali cepat <2 detik, teraba hangat, tidak

ada edema.

6. Data psikologis

a. Status emosional : Ny A kurang baik, kadang marah-marah,

merasa cemas dengan penyakitnya dan minta cepat pulang.

b. Kecemasan : cu up bai , yaitu den an cara berdo’a a ar

cepat sembuh.

c. Pola koping : tegas, cepat tetapi terarah dan jelas

d. Gaya komunikasi : baik, yaitu Ny A menerima dan menyadari

penyakit yang di alami nya adalah cobaan dari Allah

Page 108: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

e. Konsep diri : baik, yaitu Ny A menerima dan menyadari

penyakit yang di alami nya adalah cobaan dari Allah

7. Data ekonomi sosial: Ny A bekerja sebagai guru honorer di SD dengan

pengahasilan yang pas-pasan, Ny A masih bergantung pada orang tua

yang bekerja sebagai tani. Ny A di rawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

dengan jaminan BPJS kelas 3.

8. Data spiritual: Dalam keadaan sakit Ny A tidak melakukan ibadah,

hanya berdoa sambil dudu di atas tempat tidurnya. Ny A selalu berdo’a

agar cepat sembuh dari penyakitnya.

9. Lingkungan tempat tinggal

a. Tempat pembuangan kotoran : Tempat pembuangan

kotoran di rumah pasien adalah di wc dengan septiteng.

b. Tempat pembuangan sampah : Pembuangan sampah

dengan cara dikumpulkan dan dibakar.

c. Pekarangan : Pekarangan rumah selalu di

jaga kebersihannya.

d. Sumber air minum : Sumber air bersih minum

dari air gallon dan air sumur yang di rebus.

e. Pembuangan air limbah : Pembuangan air limbah ke

selokan belakang rumah pasien.

10. Pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 10 mei 2017 didapatkan badan

keton (+) positif satu.

Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 17 mei 2017 didapatkan warna

kuning, kekeruhan(+), BJ 1.015 (nr 1.003-1.030), Ph 5.5 (nr 4,6-8,0),

lekosit 18-20/LPB (nr ≤ 5), eritrosit 1-2/LPB (nr≤ 1), silinder (-)/LPK,

kristal (-) /LPK, epitel gepeng +/LPK, yeast (+), protein(+), glukosa(-),

bilirubin(-), urobilinogen(+).

Page 109: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 14 mei 2017 didapatkan

ureum darah 194 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,4 mg/dl (nr 0,6-

1,1).

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 15 mei 2017 didapatkan

GDP 472 mg/dl (nr 70-126), GD 2 jam PP 476 mg/dl (nr <200), total

protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), globulin 2,7

g/dl (nr 1,3-2,7), total kolestrol 201 mg/dl (nr <200), ureum darah 198

mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 6,3 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl),

kalsium 8,9 mg/dl (nr 8,1-10,4 mg/dl), natrium 125 Mmol (nr 136-145

Mmol), kalium 5,3 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 95 Mmol (nr

97-111 Mmol).

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 18 mei 2017 didapatkan

ureum darah 176 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,9 mg/dl (nr 0,6-

1,1 mg/dl), kalsium 8,6 mg/dl (nr 8,1-10,4 mg/dl), natrium 130 Mmol (nr

136-145 Mmol), kalium 4,2 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 102

Mmol (nr 97-111 Mmol), SGOT 14 u/l (nr < 32), SGPT 12 u/l (nr <31).

Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 15 mei 2017 didapatkan

Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 22.850 /mm3 (nr 5000-

10.000/mm3), trombosit 234.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit

30% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 0% (nr 1,0-3,0%), N

batang 6% (nr 2,0-6,0), N segmen 69% (nr 50-70%), limfosit 19% (nr

20-40%), monosit 6% (nr 2,0-8,0%).

Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 17 mei 2017 didapatkan

Hemoglobin 10,8 g/dl (nr 12-16g/dl) hematokrit 31% (nr 37-43%),

basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 3% (nr 1,0-3,0%), N batang 3% (nr 2,0-

6,0), N segmen 78% (nr 50-70%), limfosit 14% (nr 20-40%), monosit 2%

(nr 2,0-8,0%).

Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 18 mei 2017 didapatkan

Hemoglobin 10,2 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 21.030 /mm3 (nr 5000-

10.000/mm3), trombosit 282.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit

29% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 3% (nr 1,0-3,0%), N

Page 110: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

batang1% (nr 2,0-6,0), N segmen 84% (nr 50-70%), limfosit 12% (nr 20-

40%), monosit 0% (nr 2,0-8,0%).

11. Program pengobatan

Ny A mendapatkan IVFD NaCl 0,9 % 500 ml/ 8 jam yang di berikan

dengancara Intra Vena (IV), diet DD V 1900 kkal, meropenem dengan

dosis 3 x 1 gr yang diberikan dengan IV, nevorapid 3 x 12 unit

diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara Sc, inf levofloxacin

1x750 j, O2 binasal 3 liter/menit, Pct 3x500 j, inj levemir 1x 15 unit,

nebu flumucyl 3x1.

ANALISA DATA KEPERAWATAN

Analisa Data Masalah

Keperawatan

Penyebab

Data subjektif :

1. Ny A mengatakan tidak nafsu makan,

2. Ny A mengatakan diet nya hanya habis 2-3 sendok makan.

Data objektif:

1. Ny A mengalami penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg,

2. LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm), nilai

3. IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0),

4. Diet tampak tidak habis,

Ketidakseimbangan

NutrisI Kurang

Dari Kebutuhan

Tubuh.

ketidakmampuan

mengabsorpsi

makanan

Page 111: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

5. Membran mukosa bibir tampak pucat,

6. Ny A tampak lesu dan lemah,

7. konjungtiva anemis,

8. Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%).

Data subjektif:

1. Ny A mengatakan merasa lelah, walaupun sudah istrahat tidur,

2. Ny A mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

Data objektif:

1. Ny A tampak kelelahan,

2. tampak lesu, tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

3. tampak mengantuk,

4. aktifitas Ny A dibantu oleh keluarga,

5. diet tampak tidak habis,

6. Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 476 mg/dl

Keletihan peningkatan

kelemahan fisik

Page 112: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

(nr <200).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

N

o

Diagnosa

keperawatan

Ditemukan

masalah

Dipecahkan

masalah

Tang

gal

Pa

raf

Tan

ggal

Pa

raf

1

Ketidakseimbangan

NutrisI Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh

berhubungan dengan

ketidakmampuan

mengabsorpsi

makanan

20

Mei

2017

2

Keletihan

berhubungan dengan

peningkatan

kelemahan fisik

20

Mei

2017

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N

o

Diagnosa

keperawatan

Intervensi

NOC NIC

1.

Ketidakseimban

gan NutrisI

Kurang Dari

Kebutuhan

Tubuh

Defenisi : asupan

nutrisi tidak

Nutritional status :

food and fluid intake

Kriteria Hasil:

e) Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

f) Berat badan ideal

Nutrition

Management

j) Kaji adanya

alergi makanan

k) Kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk

Page 113: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

cukup untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolic

Batasan

Karakteristik:

i) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal

j) Bising usus hiperaktif

k) Kelemahan otot untuk mengunyah

l) Kelemahan otot untuk menelan

m) Kehilangan rambut berlebihan

n) Membran mukosa pucat

o) Ketidakmampuan memakan makanan

p) Nyeri abdomen

Faktor yang

Berhubungan:

d) Faktor biologis e) Ketidakmampuan

mencerna makanan

f) Kurang asupan makanan

sesuai dengan tinggi

badan

g) Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

h) Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

Weight control

Indikator :

g) Adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

h) Berat badan ideal

sesuai dengan

tinggi badan

i) Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

j) Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

k) Menunjukkan

peningkatan

fungsi pengecapan

dari menelan

l) Tidak terjadi

penurunan berat

menentukan

jumlah kalori

dan nutrisi

yang

dibutuhkan

pasien

l) Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

intake fe

m) Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

n) Berikan

substansi gula

o) Yakinkan diet

yang dimakan

mengandung

tinggi serat

untuk

mencegah

konstipasi

p) Berikan

informasi

tentang

kebutuhan

nutrisi

q) Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan

Page 114: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

badan yang berarti

kalori

r) Kaji

kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition

Monitoring

i) BB pasien

dalam batas

normal

j) Monitor

adanya

penurunan

berat badan

k) Monitor

lingkungan

selama

makan

l) Monitor

kulit kering

dan

perubahan

pigmentasi

m) Monitor

kekeringan,

rambut

kusam, dan

mudah

Page 115: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

patah

n) Monitor

mual

muntah

o) Monitor

kadar

albumin,

total

protein, Hb,

Ht

p) Catat

adanya

edema,

hiperemik,

hipertonik,

papilla

lidah dan

cavitas oral

2

Keletihan

Definisi: rasa

letih yang luar

biasa dan

penurunan

kapasitas kerja

fisik serta mental

pada tingkat yang

biasanya secara

trus menerus

Batasan

karakteristik:

Endurance

Concentrasion

Energy conservation

Nutritional status:

energy

Kriteria hasil:

h) memverbalisasika

n peningkatan

energy dan merasa

lebih baik

i) Menjelaskan

penggunaan

Energy

management

k) Observasi

adanya

pembatasa

n klien

dalam

melakukan

aktvitas

l) Dorong

anak untuk

mengungka

pkan

Page 116: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

s) Penurunan konsentrasi

t) Penurunan libido

u) Penurunan perfoma

v) Kurang minat terhdap sekitar

w) Mengantuk x) Meningkatnya

keluhan fisik y) Peningkatkan

Kebutuhan istrahat

z) Instropeksi aa) Kurang

energy bb) Letargi cc) Lesu dd) Persepsi

membutuhkan energy tambahan unuk menyelesaikan tugas rutin

ee) Mengatakan kurang energy yang luar biasa

ff) Mengatakan kurang energy yang tidak kunjung reda

gg) Mengatakan perasaan lelah

hh) Merasa bersalah karena tidak menjalankan tanggung jawab

ii) Mengatakan tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada

energy untuk

mengatasi

kelelahan

j) Kecemasan

menurun

k) Glukosa darah

adekuat

l) Kulaitas hidup

meningkat

m) Istirahat cukup

n) Mempertahankan

kemampuan untuk

berkonsentrasi

perasaan

terhadap

keterbatasa

n

m) Kaji

adanya

faktor yang

menyebabk

n kelelahan

n) Monitor

nutrisi dan

sumber

energy

yang

adekuat

o) Monitor

pasien

akan

adanya

kelelahan

fisik dan

emosi

secara

berlebihan

p) Monitor

respon

kardiovask

uler

terhadap

aktivitas

q) Monitor

pola tidur

Page 117: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tingkat yang biasanya

jj) Mengatakan tidak mampu memulihkan energy setelah tidur sekalipun

Faktor yang

berhubungan:

Psikologis:

c) Ansietas, depresi

d) Mengatakan gaya hidup membosankan, stress

Fisiologis:

e) Anemia, status penyakit

f) Peningkatan kelemahan fisik

g) Malnutrisi, kondisi fisik buruk

h) Kehamilan, deprivasi tidur

Lingkungan:

d) Kelembapan, suhu, cahaya, kebisingan

Situasional:

e) Peristiwa hidup negative

f) Pekerjaan

dan

lamanya

tidur/

istirahat

pasien

r) Dukung

pasien dan

keluarga

untuk

mengungka

pkan

perasaan,

berhubung

an dengan

perubahan

hidup yang

disebabkan

keletihan

s) Bantu

aktivitas

sehari-hari

sesuai

dengan

kebutuhan

t) Konsultasi

dengan ahli

gizi untuk

meningkat

kan asupan

makanan

yang

berenergi

Page 118: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tinggi

Behavior

Management

Activity

Terapy

Energy

Management

Nutrition

Management

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tan

ggal

/har

i

Diagnosa

keperawatan

Tindakan keperawatan P

a

r

af

20

Mei

2017

Diagnosa 1 1. Mengkaji adanya alergi makanan.

2. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

3. Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi,

4. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

5. Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien.

6. Memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak.

7. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya.

8. Memonitor adanya penurunan berat badan.

9. Memonitor lingkungan

Page 119: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

selama makan. 10. Memonitor kekeringan,

rambut kusam, dan mudah patah.

11. Memonitor mual muntah, memonitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.

Diagnosa 2

1. Mengobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas.

2. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan.

3. Mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan.

4. Memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat.

5. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan.

6. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas.

7. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

8. Membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.

9. Berkosultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

21

Mei

2017

Diagnosa 1 1. Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien, memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak.

2. Memonitor lingkungan selama makan.

3. Memonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah.

4. Memonitor mual muntah, memonitor kadar albumin,

Page 120: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

total protein, Hb, Ht.

Diagnosa 2

1. Mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,

2. Memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat.

3. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan.

4. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien, membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.

22

Mei

2017

Diagnosa 1 1. Memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak.

2. Memonitor lingkungan selama makan,

3. Monitor mual muntah, 4. Memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht.

Diagnosa 2 1. Memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat,

2. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan.

3. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

4. Membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

23

Mei

2017

Diagnosa 1 1. Memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak.

2. Memonitor lingkungan selama makan,

3. Memonitor mual muntah, memonitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.

Page 121: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Diagnosa 2

1. Memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat.

2. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan.

3. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

4. Membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.

24

Mei

2017

Diagnosa 1 1. Memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak.

2. Memonitor lingkungan selama makan.

3. Memonitor mual muntah. 4. Memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht.

Diagnosa 2

1. Memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat.

2. Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan.

3. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

EVALUASI KEPERAWATAN

Tan

ggal

/har

i

Diagnosa

keperawatan

Evaluasi Keperawatan P

a

r

af

20

Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. pasien mengatakan tidak nafsu makan.

2. pasien mengatakan diet nya hanya habis 2-3 sendok

Page 122: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

makan. 3. pasien mengalami

penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg.

O:

1. LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm).

2. Nilai IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0).

3. Diet pasien tampak tidak habis.

4. Membran mukosa bibir tampak pucat.

5. Pasien tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis,

6. Hasil pemeriksaan laboraratorium didapatkan Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%).

A: Masalah belum teratasi

P: intervensi dilnjutkan.

Diagnosa 2

S:

1. Pasien mengatakan merasa lelah, walaupun sudah istrahat tidur.

2. Pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga.

O:

1. Pasien tampak kelelahan. 2. Pasien tampak lesu. 3. Pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar.

4. Pasien tampak mengantuk, 5. Aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga. 6. Diet pasien tidak habis. 7. Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl),

Page 123: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Gula darah 476 mg/dl (nr <200).

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

21

Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

2. Pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan.

O:

1. Diet pasien tampak tidak habis.

2. Membran mukosa bibir tampak pucat.

3. Pasien tampak lesu dan lemah.

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2

S:

1. Pasien mengatakan merasa lelah, walaupun sudah istrahat tidur,

2. Pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. Pasien tampak kelelahan. 2. Pasien tampak lesu. 3. Pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. Pasien tampak mengantuk, 5. Aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga. 6. Diet pasien tidak habis. A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

22

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

Page 124: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Mei

2017

2. Pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

O:

1. Diet pasien tampak tidak habis.

2. Membran mukosa bibir tampak pucat,

3. Pasien tampak lesu dan lemah,

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. Pasien mengatakan merasa lelah, walaupun sudah istrahat tidur.

2. Pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. Pasien tampak kelelahan. 2. Pasien tampak lesu. 3. Pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar.

4. Pasien tampak mengantuk. 5. Aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga. 6. Diet pasien tidak habis, A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

23

Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

2. Pasien mengatakan diet nya hanya habis ½ porsi,

O:

1. Diet pasien tampak tidak habis.

2. Membran mukosa bibir

Page 125: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tampak pucat. 3. Pasien tampak lesu dan

lemah, A: Masalah teratasi sebagian.

P: intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2

S:

1. Pasien mengatakan merasa lelah, walaupun sudah istrahat tidur.

2. Pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. Pasien tampak kelelahan. 2. Pasien tampak lesu. 3. Pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. Pasien tampak mengantuk, 5. Aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga. 6. Diet pasien tidak habis. A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

24

Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan diet nya hanya habis ½ porsi.

O:

1. Diet pasien tampak tidak habis.

2. Membran mukosa bibir tampak pucat.

3. Pasien tampak lesu dan lemah,

A: masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2

S:

1. Pasien mengatakan merasa lelah, walaupun sudah

Page 126: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

istrahat tidur. 2. Pasien mengatakan tidak

mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga.

O:

1. Pasien tampak kelelahan. 2. Pasien tampak lesu. 3. Pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar.

4. Pasien tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga.

5. Diet pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Page 127: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Lampiran 4

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

B. PENGUMPULAN DATA

12. Identitas pasien

m. Nama : Ny R

n. No MR : 979150

o. Tempat / tanggal lahir : Kerinci/ 12 Februari 1974

p. Jenis kelamin : Perempuan

q. Status kawin : kawin

r. Agama : Islam

s. Pendidikan : SMP

t. Pekerjaan : IRT

u. Tanggal masuk : 20 Mei 2017 / Pukul 00.08 WIB

v. Alamat : Kerinci Jambi

w. Tanggal pengkajian : Minggu 21 Mei 2017

x. Diagnosa medis : DM tipe II

13. Identifikasi penanggung jawab

e. Nama : Tn T

f. Pekerjaan : Pekerja bangunan

g. Alamat : Kerinci Jambi

h. Hubungan : Suami

14. Riwayat kesehatan-

d. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama : Ny R datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang

pada tanggal 20 Mei 2017 sekitar pukul 00.08 WIB dengan keluhan

sesak nafas meningkat sejak 1 jam yang lalu, demam, mual, dan

pusing.

Keluhan saat dikaji : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21

Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny R mengeluh mual, masih

pusing, dan tidak nafsu makan

Page 128: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

e. Riwayat kesehatan dahulu : Ny R memiliki riwayat DM tipe II

sejak 7 tahun yang lalu kontrol tidak teratur, pasien juga memiliki

riwayat TB 3 tahun yang lalu, pasien pernah minum obat OAT

selama 3 bulan.

f. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang

menderita penyakit yang sama dengan Ny R, dan tidak ada anggota

keluarga yang mengalami penyakit keturunan seperti hipertensi,

PJK, strok dan lain-lain, keluarga juga mengatakan tidak ada anggota

keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti HIV, AIDS,

Hepatitis dan lain-lain.

15. Kebutuhan dasar

f. Makan/minum : Selama sehat Ny R makan 3 kali setiap hari

dengan nasi, lauk pauk, dan jarang memakan buah-buahan dan

sayuran. Minum selama sehat sekitar 1600 ml setiap harinya.

Selama sakit nafsu makan Ny R menurun, diet ML DD IV 1700

kkal yang diberikan tidak pernah habis, minum sekitar 1500 ml

setiap harinya.

g. Tidur : Selama sehat Ny R tidur siang ± 1 jam sehari, tidur malam

± 6-7 jam setiap harinya. Ny R mengatakan tidurnya nyenyak.

Selama sakit Ny R tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur

malam kurang lebih 5 jam sehari. Pasien mengatakan tidurnya

tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual dan pusing.

h. Mandi : Selama sehat Ny R mandi 2 kali sehari, pagi dan sore.

Selama sakit Ny R mandi 1 kali sehari, hanya pagi saja. Pasien

mengatakan mandi di bantu oleh keluarga di tempat tidur, pasien

hanya di lap dengan handuk basah yang di lakukan oleh keluarga

di atas tempat tidur.

i. Eliminasi : Selama sehat Ny R BAB 1 kali sehari dengan

kosistensi lembek, Ny R mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny R

bisa BAB dan BAK ke Wc sendiri. Selama sakit Ny R mengatakan

BAB 2 hari sekali dengan kosistensi keras. Ny R terpasang kateter,

Page 129: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

keluarga mengatakan Ny R BAK sekitar 3000 cc setiap harinya

yang di tampung dengan urine bag.

j. Aktifitas pasien : Selama sehat Ny R sering beraktifitas di rumah

saja untuk melakukan pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga. Ny

R mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit Ny R

hanya bisa di atas tempat tidur, tidak bisa melakukan aktifitas

seperti biasanya.

16. Pemeriksaan fisik

p. Tinggi badan : 153 cm

q. Berat badan : 62 kg

r. Tingkat kesadaran : CMC/ GCS 15 (E4,M6,V5),

s. TTV : Tekanan darah 100/70 mmHg, HR 96 x/i,

RR 24 x/i, suhu 36,5oC,

t. Kepala dan wajah : Kepala tidak ada benjolan, wajah tampak

pucat

u. Rambut : Rambut hitam berminyak

v. Telinga : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada

serumen, pendengaran masih baik.

w. Mata : Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva

anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil baik.

x. Hidung : Hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada

pernapasan cuping hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit,

penciuman baik bisa membedakan bau,

y. Mulut : bibir simetris kiri dan kanan, mukosa bibir

kering dan pucat, mulut kurang bersih, ada plak di gigi, reflek

mengunyah baik, reflek menelan baik.

z. Leher : leher tidak ada pembengkakan kelenjer

getah bening, reflek menelan baik.

aa. Toraks : Pada pemeriksaan paru – paru, inspeksi :

simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi :

terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler, pemeriksaan

Page 130: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

jantung, inspeksi : iktus tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC

5, perkusi : batas jantung normal, asukultasi : suara jantung

normal.

bb. Abdomen : pemeriksaan abdomen inspeksi : simetris

kiri dan kanan, palpasi : distensi abdomen, nyeri tekan, perkusi :

thympani, auskultasi : bising usus normal

cc. Genitalia : terpasang kateter

dd. Ekstermitas : ekstremitas atas : kekuatan otot anggota

gerak sebelah kanan 4 sebelah kiri 4, CRT kembali cepat <2 detik,

teraba hangat, terpasang infus IVFD NaCl 0,9 20x/menit,

ekstremitas bawah: kekuatan otot kaki sebelah kanan 4 sebelah kiri

4 CRT kembali cepat <2 detik, teraba hangat, tidak ada edema.

17. Data psikologis

f. Status emosional : Ny R baik, Ny R merasa cemas dengan

penyakitnya dan ingin cepat sembuh.

g. Kecemasan : merasa cemas dengan penyakitnya dan

ingin cepat sembuh.

h. Pola koping : cu up bai , yaitu den an cara berdo’a a ar

cepat sembuh.

i. Gaya komunikasi : terarah dan jelas.

j. Konsep diri : baik, yaitu pasien menerima dan menyadari

penyakit yang di alami nya adalah cobaan dari Allah.

18. Data ekonomi sosial : Ny R bekerja sebagai ibu rumah tangga setiap

harinya. Dengan pengahasilan bergantung pada suami yang bekerja

sebagai pekerja bangunan. Ny R di rawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

dengan jaminan BPJS kelas 2.

19. Data spiritual : Dalam keadaan sakit Ny R tidak beribadah, pasien

hanya berdoa sambil tidur di atas tempat tidurnya. Ny R selalu berdo’a

agar cepat sembuh dari penyakitnya.

Page 131: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

20. Lingkungan tempat tinggal :

f. Tempat pembuangan kotoran : Tempat pembuangan

kotoran di rumah pasien adalah di wc dengan septiteng.

g. Tempat pembuangan sampah : Pembuangan sampah

dengan cara dikumpulkan dan dibakar.

h. Pekarangan : Pekarangan rumah selalu di

jaga kebersihannya.

i. Sumber air minum : Sumber air bersih minum

dari air gallon dan air sumur yang di rebus.

j. Pembuangan air limbah : Pembuangan air limbah ke

selokan belakang rumah pasien

21. Pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan penunjang:

Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 19 mei 2017 didapatkan

GDS 241 mg/dl (nr < 200), ureum darah 97 mg/dl (nr 10,0-50,0 mg/dl),

kreatinin darah 0,8 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), total protein 7,1 g/dl (nr 6,6-

8,7 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), globulin 4,2 g/dl (nr 1,3-2,7

g/dl).

Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 22 mei 2017 didapatkan

Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 20.090 /mm3 (nr 5000-

10.000/mm3), trombosit 439.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit

33% (nr 37-43%), LED 82 mm (nr 0-15), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil

0% (nr 1,0-3,0%), N batang 8% (nr 2,0-6,0), N segmen 82% (nr 50-

70%), limfosit 7% (nr 20-40%), monosit 3% (nr 2,0-8,0%).

22. Program pengobatan

Ny R mendapatkan IVFD Nacl 0,9% 6 tts/i, ceftriaxon 2x 1 gr, nevorapid

3x6 unit diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara sc, diet DD IV

1700 kkal, RL 20x/i, koreksi Kcl 25 mEq dalam 200 cc, Nacl 0,9 %, drip

lasix 5 amp dalam 50 cc Nacl 0,9%, inj ranitidine 2x1 amp, KSR 2x1

tab(po), dulcolax cara supost.

Page 132: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

ANALISA DATA KEPERAWATAN

Analisa Data Masalah

Keperawatan

Penyebab

Data subjektif :

1. Ny A mengatakan tidak nafsu makan,

2. Ny A mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

3. Ny A mengeluh mual.

Data Objektif :

1. Diet Ny A tampak tidak habis,

2. Ny A tampak mual,

3. LILA dibawah normal yaitu 23 cm (nr 23,5 cm),

4. nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0),

5. rambut terlihat rontok dan kusam,

6. membran mukosa bibir tampak pucat, t

7. ampak lesu dan lemah,

8. konjungtiva anemis,

9. Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%).

Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang

Dari Kebutuhan

Tubuh.

ketidakmampuan

mengabsorpsi

makanan

Page 133: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Data subjektif :

1. Ny R mengatakan BAB nya tidak lancar,

2. BAB nya keras dan berwarna

3. hitam, Ny R juga mengeluh perutnya terasa tegang dan sakit,

Data Objektif :

1. Ny R tampak mengeluh sambil memegang perutnya,

2. perut tampak tegang, tampak mual, d

3. iet Ny R tampak tdak habis,

4. Ny R mendapatkan obat pencahar secara supost.

Konstipasi Kelemahan otot

abdomen

Data subjektif :

1. pasien mengatakan merasa lelah,

2. pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

3. pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

Data Objektif :

1. pasien tampak kelelahan,

2. pasien tampak lesu,

Keletihan Peningkatan

kelemahan fisik

Page 134: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3. pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. Pasien tampak mengantuk,

5. aktifitas pasien dibantu oleh keluarga,

6. diet pasien tidak habis,

7. Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 241 mg/dl (nr <200).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

N

o

Diagnosa

keperawatan

Ditemukan

masalah

Dipecahkan

masalah

Tang

gal

Pa

raf

Tan

ggal

Pa

raf

1

Ketidakseimbangan

NutrisI Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh

berhubungan dengan

ketidakmampuan

mengabsorpsi

makanan

21

Mei

2017

2 Konstipasi

berhubungan dengan

kelemahan otot

abdomen

21

Mei

2017

Keletihan 21

Page 135: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3 berhubungan dengan

peningkatan

kelemahan fisik

Mei

2017

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa

keperawatan

Intervensi

NOC

NIC

Ketidakseimbanga

n NutrisI Kurang

Dari Kebutuhan

Tubuh

Defenisi : asupan

nutrisi tidak cukup

untuk memenuhi

kebutuhan metabolic

Batasan

Karakteristik:

q) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal

r) Bising usus hiperaktif s) Kelemahan otot untuk

mengunyah t) Kelemahan otot untuk

menelan u) Kehilangan rambut

berlebihan v) Membran mukosa

pucat

Nutritional

status : food and

fluid intake

Kriteria Hasil:

i) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

j) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

k) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

l) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang

berarti

Weight control

Nutrition

Management

s) Kaji adanya alergi makanan

t) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

u) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe

v) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

w) Berikan substansi gula

x) Yakinkan diet yang dimakan mengandung

Page 136: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

w) Ketidakmampuan memakan makanan

x) Nyeri abdomen

Faktor yang

Berhubungan:

g) Faktor biologis h) Ketidakmampuan

mencerna makanan i) Kurang asupan

makanan

Indikator :

m) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

n) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

o) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

p) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

q) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

r) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

tinggi serat untuk mencegah konstipasi

y) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

z) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

aa) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition

Monitoring

q) BB pasien dalam batas normal

r) Monitor adanya penurunan berat badan

s) Monitor lingkungan selama makan

t) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

u) Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

v) Monitor mual muntah

w) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht

x) Catat adanya

Page 137: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas oral

Konstipasi

Definisi : Penurunan

pada frekwensi

normal defekasi

yang disertai oleh

kesulitan atau

pengeluaran feses

yang kering, keras,

dan banyak.

Batasan

karakteristik:

bb) Perubahan pola BAB

cc) Terdapat darah segar pada tinja

dd) Adanya tinja yang lembut seperti pasta di rektum

ee) Distensi abdomen ff) Tinja yang gelap,

hitam, atau seperti gg) Peningkatan tekanan

abdomen hh) Perkusi

abdomen dullness ii) Nyeri saat defekasi jj) Penurunan volume

tinja kk) Tegang saat defekasi ll) Frekuensi BAB

menurun mm) Tinja yang

kering, keras, dan berbentuk

NOC:

Bowel

Elimination &

-

Hydration (hidra

si)

Kriteria Hasil:

e) Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari

f) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi

g) Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi

Feses lunak dan

berbentuk

NIC:

Constipation/Impac

tion Management

u) Monitor tanda dan gejala konstipasi

v) Monitor bising usus

w) Monitor feses frekuensi, konsistensi dan volume

x) Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus

y) Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis

z) Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien

aa) Indentifikasi faktor penyebab dan kontribusi

Page 138: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

nn) Teraba massa pada rectum

oo) Perasaan rektal penuh atau bertekanan

pp) Nyeri abdomen qq) Tidak mampu

mengeluarkan tinja rr) Anoreksia ss) Nyeri kepala tt) Perubahan dalam

bunyi peruT uu) Indigesti/ gangguan

pencernaan vv) Adanya atipikal

pada orang dewasa (contoh perubahan dalam status mental, inkontinensia urin, jatuh yang tidak dapat dijelaskan, peningkatan suhu tubuh)

ww) Flatus yang hebat xx) Kelelahan secara

umum yy) Suara usus hipoaktif

atau hiperaktif zz) Terasa massa abdom

en Terasa lembut pada abdomen dengan atau tanpa teraba tahanan otot

aaa) Mual dengan atau tanpa muntah

bbb) Tinja seperti air Lumpur

Faktor yang

berhubungan:

Fungsional:

h) Perubahan lingkungan saat ini

i) Penolakan

konstipasi bb) Dukung

intake cairan cc) Kolaborasika

n pemberian laktasif

dd) Pantau tanda-tanda gejala konstipasi

ee) Pantau tanda-tanda gejala impaksi

ff) Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume dan warna

gg) Memantau bising usus

hh) Mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan

ii) Anjurkan pasien/ keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja

jj) Anjurkan pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat

Page 139: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

j) kebiasaan/menunda keinginan untuk defekasi

k) Aktivitas fisik yang tidak mencukupi

l) Kebiasaan BAB yang tidak teratur

m) Toileting tidak adekuat (contoh: waktu, posisi defekasi, privasi)

n) Kelemahan otot abdomen

Psikologis:

d) Depresi e) Stres emosional f) Kebingungan

mental

Farmakologis:

q) Antikonvulsan (anti kejang)

r) Overdosis laksatif (pencahar)

s) Antasid yang mengandung aluminium (lihat brosur obat)

t) Opioid u) Diuretik v) Phenotiazines w) Sympatomimetics x) Antidepresan y) Antilipemik z) Kalsium karbonat aa) Nonsteroid

antiinflamasi (NSAID)

bb) Antikolinergik cc) Iron salts dd) Sedative ee) Bismuth salts ff) Calcium channel

blockers

kk) Anjurkan pasien/ keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar

ll) Anjurkan pasien / keluarga pada hubungan asupan diet, olahraga, cairan sembelit/impaksi

mm) Timbang pasien secara teratur

nn) Ajarkan pasien/ keluarga tentang proses pencernaan yang normal

Page 140: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Mekanik:

o) Abses/ulser rectum p) Fissura anal rectal q) Megakolon r) Prolaps rectal s) Kelemahan

neurologis t) Obstruksi post

pembedahan u) Hemoroid v) Kehamilan w) Tumor x) Ketidakseimbangan

elektrolit y) Pembesaran rectal z) Struktur anal rectal aa) Rectocele bb) Obesitas

Fisiologis:

h) Kebiasaan makan yang buruk

i) Penurunan motilitas traktus gastrointestinal (peristaltik usus)

j) Kebersihan gigi/mulut tidak adekuat

k) Kekurangan intake serat

l) Kekurangan intake cairan

m) Perubahan pola makan dan makanan dari biasanya

n) Dehidrasi

Page 141: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Keletihan

Definisi: rasa letih

yang luar biasa dan

penurunan kapasitas

kerja fisik serta

mental pada tingkat

yang biasanya secara

trus menerus

Batasan

karakteristik:

kk) Penurunan konsentrasi

ll) Penurunan libido mm) Penurunan

perfoma nn) Kurang minat

terhdap sekitar oo) Mengantuk pp) Meningkatnya

keluhan fisik qq) Peningkatkan

Kebutuhan istrahat

rr) Instropeksi ss) Kurang energy tt) Letargi uu) Lesu vv) Persepsi

membutuhkan energy tambahan unuk menyelesaikan tugas rutin

ww) Mengatakan kurang energy yang luar biasa

xx) Mengatakan kurang energy yang tidak kunjung reda

yy) Mengatakan

Endurance

Concentrasion

Energy

conservation

Nutritional

status: energy

Kriteria hasil:

o) memverbalisasikan peningkatan energy dan merasa lebih baik

p) Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan

q) Kecemasan menurun

r) Glukosa darah adekuat

s) Kulaitas hidup meningkat

t) Istirahat cukup u) Mempertahan

kan kemampuan untuk berkonsentrasi

Energy

management

u) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas

v) Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

w) Kaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan

x) Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat

y) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

z) Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas

aa) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien

bb) Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan

Page 142: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

perasaan lelah zz) Merasa bersalah

karena tidak menjalankan tanggung jawab

aaa) Mengatakan tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya

bbb) Mengatakan tidak mampu memulihkan energy setelah tidur sekalipun

Faktor yang

berhubungan:

Psikologis:

e) Ansietas, depresi f) Mengatakan gaya

hidup membosankan, stress

Fisiologis:

i) Anemia, status penyakit

j) Peningkatan kelemahan fisik

k) Malnutrisi, kondisi fisik buruk

l) Kehamilan, deprivasi tidur

Lingkungan:

g) Kelembapan, suhu, cahaya, kebisingan

perasaan, berhubungan dengan perubahan hidup yang disebabkan keletihan

cc) Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

dd) Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi

Behavior

Management

Activity Terapy

Energy

Management

Nutrition

Management

Page 143: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

Situasional:

h) Peristiwa hidup negative

i) Pekerjaan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tan

ggal

/har

i

Diagnosa

keperawatan

Tindakan keperawatan P

a

r

af

21

Mei

2017

Diagnosa 1 1. kaji adanya alergi makanan, 2. berkolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,

3. menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe,

4. menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c,

5. meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi,

6. memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi,

7. memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,

8. mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan,

9. mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,

10. memonitor adanya

Page 144: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

penurunan berat badan, 11. memonitor lingkungan

selama makan, 12. memonitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi, 13. memonitor kekeringan,

rambut kusam, dan mudah patah,

14. memonitor mual muntah, 15. memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht, 16. mencatat adanya edema,

hiperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas oral.

Diagnosa 2 1. memonitor tanda dan gejala konstipasi,

2. memonitor bising usus, 3. memonitor feses frekuensi,

konsistensi dan volume, 4. berkonsultasi dengan dokter

tentang penurunan dan peningkatan bising usus,

5. memonitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis,

6. menjelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien,

7. mengindentifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi,

8. mendukung intake cairan, 9. berkolaborasi dalam

pemberian laktasif, 10. memantau tanda-tanda

gejala konstipasi, 11. 12. memantau tanda-tanda

gejala impaksi, 13. memantau gerakan usus,

termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume dan warna,

14. memantau bising usus, 15. mendorong meningkatkan

asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan,

16. menganjurkan pasien/

Page 145: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja,

17. menganjurkan pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat,

18. menganjurkan pasien/ keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar,

19. menganjurkan pasien / keluarga pada hubungan asupan diet, olahraga, cairan sembelit/impaksi,

20. mengajarkan pasien/ keluarga tentang proses pencernaan yang normal.

Diagnosa 3 1. mengobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas,

2. mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan,

3. mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,

4. memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat,

5. memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan,

6. memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas,

7. memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien,

8. membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan,

9. berkosultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

22

Mei

Diagnosa 1 1. meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah

Page 146: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

2017

konstipasi, 2. memberikan informasi

tentang kebutuhan nutrisi, 3. memonitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori yang didapatkan pasien,

4. memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,

5. mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,

6. memonitor lingkungan selama makan,

7. Monitor mual muntah, 8. memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht Diagnosa 2 1. mengevaluasi keadaan

pasien, 2. menganjurkan pasien/

keluarga untuk diet tinggi serat,

Diagnosa 3 1. mengobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas,

2. memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat,

3. memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan,

4. memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien,

5. membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan,

6. berkosultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

23

Mei

2017

Diagnosa 1 1. memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien,

2. memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,

Page 147: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3. mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,

4. memonitor lingkungan selama makan,

5. Monitor mual muntah, 6. memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht. Diagnosa 2 1. memonitor nutrisi dan

sumber energy yang adekuat,

2. memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan,

3. memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien,

4. membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan

24

Mei

2017

Diagnosa 1 1. memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,

2. memonitor lingkungan selama makan,

3. Memonitor mual muntah, 4. memonitor kadar albumin,

total protein, Hb, Ht

Diagnosa 2 1. memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat,

2. memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan,

3. memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien.

25

Mei

2017

Diagnosa 1 1. memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,

2. memonitor lingkungan selama makan

Diagnosa 2 1. memonitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat,

2. memonitor pola tidur dan

Page 148: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

lamanya tidur/ istirahat pasien.

EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal

/ hari

Diagnosa

keperawatan

Evaluasi keperawatan Paraf

21 Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. pasien mengatakan tidak nafsu makan,

2. pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

3. pasien mengeluh mual, O:

1. diet pasien tampak tidak habis,

2. pasien tampak mual, 3. LILA dibawah normal

yaitu 23 cm (nr 23,5 cm),

4. nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0),

5. rambut pasien terlihat rontok dan kusam,

6. membran mukosa bibir tampak pucat,

7. pasien tampak lesu dan lemah,

8. konjungtiva anemis, 9. Hb 10,6 g/dl (nr 12-16

g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%).

A: masalah belum teratasi.

P: intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. Pasien mengatakan BAB tidak lancar, BAB keras,

2. pasien juga

Page 149: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

mengatakan perutnya tegang dan sakit,

O:

1. pasien tampak memegang perutnya,

2. perut pasien tampak tegang,

3. pasien pasien mendapatkan obat pencahar secara supost.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Diagnosa 3 S:

1. pasien mengatakan merasa lelah,

2. pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

3. pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu,

2. pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas

3. pasien dibantu oleh keluarga,

4. diet pasien tidak habis, 5. Hb 10,6 g/dl (nr 12-16

g/dl), Gula darah 241 mg/dl (nr <200).

A: Maka masalah belum

teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

22 Mei Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan

Page 150: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

2017 tidak nafsu makan, 2. pasien mengatakan diet

nya hanya habis 3 sendok makan,

3. pasien mengeluh mual, O:

1. diet pasien tampak tidak habis,

2. pasien tampak mual, 3. rambut pasien terlihat

rontok dan kusam, 4. membran mukosa bibir

tampak pucat, 5. pasien tampak lesu dan

lemah, 6. konjungtiva anemis, A: Masalah belum

teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. Pasien mengatakan BAB nya sudah lancar, BAB nya tidak keras lagi,

2. pasien juga mengatakan perutnya tidak tegang dan sakit lagi,

O:

1. pasien tampak tenang, perut pasien tampak tidak tegang,

2. pasien mendapatkan obat pencahar secara supost.

A: masalah sudah teratasi.

P: Intervensi dihentikan.

Diagnosa 3 S:

1. pasien mengatakan merasa lelah,

2. pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

3. pasien mengatakan

Page 151: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. pasien tampak kelelahan,

2. pasien tampak lesu, 3. pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. tampak mengantuk, 5. aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga, 6. diet pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi.

P: intervensi dilanjutkan.

23 Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan,

2. pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

3. pasien mengeluh mual, O:

1. diet pasien tampak tidak habis,

2. pasien tampak mual, 3. rambut pasien terlihat

rontok dan kusam, 4. membran mukosa bibir

tampak pucat, 5. pasien tampak lesu dan

lemah, 6. konjungtiva anemis, A: masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. pasien mengatakan merasa lelah,

2. pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

Page 152: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

3. pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. pasien tampak kelelahan,

2. pasien tampak lesu, 3. pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. tampak mengantuk, 5. aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga, 6. diet pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

24 Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan,

2. pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

3. pasien mengeluh mual, O:

1. diet pasien tampak tidak habis,

2. pasien tampak mual, 3. rambut pasien terlihat

rontok dan kusam, 4. membran mukosa bibir

tampak pucat, 5. pasien tampak lesu dan

lemah, 6. konjungtiva anemis, A: masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. pasien mengatakan merasa lelah,

2. pasien mengeluh

Page 153: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

3. pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. pasien tampak kelelahan,

2. pasien tampak lesu, 3. pasien tampak kurang

berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

4. tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga,

5. diet pasien tidak habis. A: masalah belum teratasi.

P: intervensi dilanjutkan.

25 Mei

2017

Diagnosa 1 S:

1. pasien mengatakan tidak nafsu makan,

2. pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan,

3. pasien mengeluh mual, O:

1. diet pasien tampak tidak habis,

2. pasien tampak mual, rambut

3. pasien terlihat rontok dan kusam,

4. membran mukosa bibir tampak pucat,

5. pasien tampak lesu dan lemah,

6. konjungtiva anemis, A: masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2 S:

1. pasien mengatakan

Page 154: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah

merasa lelah, 2. pasien mengeluh

tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun,

3. pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga,

O:

1. pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu,

2. pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar,

3. tampak mengantuk, 4. aktifitas pasien dibantu

oleh keluarga, 5. diet pasien tampak

tidak habis. A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

Page 155: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 156: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 157: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 158: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 159: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 160: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 161: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 162: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 163: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 164: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 165: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 166: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 167: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
Page 168: POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah