polimer jadi
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 polimer jadi
1/17
-
8/6/2019 polimer jadi
2/17
2
2. Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan
kimia.
Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal lewat misnomer nitroselulosa)
3. Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari monomer -monomer
polimer.
2. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
y Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu sama lainnya
membentuk rantai polimer yang panjang.
y Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang
pada rantai utama.
y Polimer Berikatan Silang (Cross linking), yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai
polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.
Jika sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang tiga dimensi yang
sering disebut polimer jaringan.
3. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
Dibagi 2 yaitu:
y Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksiadisi atau reaksi rantai adalah
reaksi penambahan (satu sama lain). Molekul-molekul monomer berikatan rangkap atau siklis
biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal bebas atau ion.
Contohnya dapat dilihat pada reaksi berikut:
Etilena CH2 = CH2 [CH2CH2]
Tertrafluoro- CF2 = CF2 [CF2CF2]
y Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme
reaksi polimer kondensasi identik dengan reaksi kondensasi senyawa bobot molekul rendah yaitu:
reaksi dua gugus aktif dari 2 molekul monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan
molekul kecil. Contohnya H2O. Bila hasilpolimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi
akan terus berlangsung sampai salah satu pereaksi habis.
Contoh terkenal dari polimerisasi kondensasi ini adalah pembentukan protein dari asam amino.
4. Berdasarkan Jenis Monomer
Dibagi atas dua kelompok:
y Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis dengan unit
berulang yang sama.
y Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis monomer yang berbeda.
-
8/6/2019 polimer jadi
3/17
3
Kopolimer ini dibagi lagi atas empat kelompok yaitu:
*Kopolimer acak.
Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang yang berbeda tersusun secara acak dalam
rantai polimer.
- A - B - B - A - B - A - A - A - B - A -
* Kopolimer silang teratur.
Dalam kopolimer silang teratur kesatuan berulang yang berbeda berselang - seling secara teratur
dalam rantaipolimer.
- A - B - A - B - A - B - A - B - A B A -
*Kopolimer blok.
Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan berulangberselang - seling dengan kelompok
kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer.
- A - A - A - B - B - B - A - A - A B
*Kopolimer cabang/GraftCopolimer.
Yaitu kopolimer dengan rantai utama terdiri dari satuan berulang yang sejenis dan rantai cabang
monomer yang sejenis.
B B
B B
- A A A A A A A A A AB
B
5. Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu:
Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak. Hal ini disebabkan karena polimer -
polimer tersebut tidak berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.
Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer - polimer
termoset tidak bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat
molekul yang besar.
-
8/6/2019 polimer jadi
4/17
4
3. Sifat Fisis Polymer
1. Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika didinginkan,polimer seperti ini disebut termoplas.
Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya melamin
2. Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. Umumnya polimeralam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan
untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya
setelah terlalu lama kena bensin atau minyak.
3. Ketahanan terhadap MikroorganismePolimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat
(rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat.
4. Mampu cetak dengan baik.
Pada temperature relative rendah dapat dicetak dengan penyuntikan,penekanan,ekstrusi dan
seterunya,yang menyebabkan ongkos pembuatan lebih rendah dari pada untuk logam dan kramik.
5. Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat.
Berat jenis polimer rendah dibandingkan dengan logam dan kramik,yaitu 1.0-1.7 yangmemungkinkan membuat barang ringan dan kuat.
-
8/6/2019 polimer jadi
5/17
-
8/6/2019 polimer jadi
6/17
6
13. Mudah termuati listrik secara elektro static.
Kecuali bebrapa bahan yang khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik,kurang higroskopik dan
dapat dimuatai listrik.
14. Beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.
4. Konsep Dasar Kimia PolimerSecara kimia, polimer didefinisikan sebagai senyawa berbobot molekul besar yang terbentuk dari
penggabungan berulang secara kovalen (polimerisasi) molekul sederhana (monomer). Satuan struktur
berulang di dalam rantai polimer (-M-) biasanya setara atau hampir setara dengan struktur monomer (M).
Jumlah satuan struktur berulang dalam rantai polimer (n) dikenal dengan derajat polimerisasi (DP).
Berdasarkan jumlah satuan berulangnya, hasil polimerisasi monomer dapat disebut dimmer, trimer,
tetramer, , dst, bila masing-masing n = 2,3,4, , dst. DP ialah jumlah total unit unit
struktur, termasuk gugus ujung. Sehingga, Bobot molekul = DP x berat molekul.
Contoh CH2 = CH2 - CH3CH3-. Jika DP = 100, maka BM = 100 x 28 = 2800.
Polimer dengan derajat polimerisasi besar (bobot molekul > 104) disebut polimer tinggi, sedang polimer
dengan bobot molekul rendah (< 104) disebut oligomer. Sebagian besar polimer tinggi yang termasuk
dalam jenis plastik, karet dan serat mempunyai bobot molekul antara 104 106.
5. Ruang Lingkup Kimia Polimer1. Resin, yaitu bahan baku yang diperoleh dari industri petrokimia. Beberapa hal yang perlu diketahui
mengenai resin antara lain:
Analisis
Sifat
Kelarutan
Berat Molekul
Polimerisasi.
2. Aditif,
yaitu bahan tambahan dalam teknologi polimer. Yang termasuk aditif antara lain: - Pewarna; -
Pelumas; - Fragnances; - Stabilizer; - Antioksidan; - Plastisier; - Emulsifer; - Anti UV
-
8/6/2019 polimer jadi
7/17
-
8/6/2019 polimer jadi
8/17
8
1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan seperti: termometer, botol infus,
selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.
7. Struktur Rantai PolimerPengulangan bahan polimer dipengaruhi oleh sifat polimer.
Sifat-sifat polimer tersebut antara lain:
1. Pertumbuhan rantai polimer bersifat acak.
Penyusunan molekul polimer mempunyai sifat struktur yang berbeda pengaruhnya, dikarenakan
massa atom relatif polimer merupakan nilai rata-rata dari monomer-monomer penyusunnya, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan rantai menjadi acak.
2. Dalam satu bahan polimer dimungkinkan terdapat 2 daerah yaitu:
- Daerah teratur
- Daerah tidak teratur
Kalau rantai teratur disebut: kristal. Kalau rantai tidak teratur disebut: amorf. Salah satu cara untuk
mengetahui kristal dan amorf yaitu (secara visual): kristal: keras dan amorf: tak keras
3. Rantai polimer yang keras dapat saling mendekati dengan jarak yang lebih pendek dibandingkan
dengan rantai polimer yang bercabang.
4. Polimer dengan kesatuan yang teratur dengan gaya antaraksi yang tinggi akan memiliki kekristalan dan
gaya tegang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekristalan:
Larutan polimer
Jika larutan polimer encer maka jarak antara satu molekul dengan molekul yang
lain dalam rantai polimer saling berjauhan. Akibatnya ruang rantai tidak bersifat kristal.
Jika polimer pekat, maka jarak antara molekulnya saling berdekatan sehingga
mengakibatkan keteraturan ruang yang lebih bersifat kristal.
Gaya antar rantai
Efek induksi
Antara dua atom yang saling berikatan satu sama lain akan tertarik ke atom yag
memiliki keelektronegativan yang lebih tinggi.
-
8/6/2019 polimer jadi
9/17
9
Gaya London
Gaya yang terjadi akibat tidak tersebar meratanya elektron di seputar intinya
karena lebih banyak elektron pada satu sisi daripada sisi lainnya sehingga terjadi tarikan
antar rantai.
Ikatan Hidrogen
Ikatan yang terjadi antara atom O dan atom H.
Ikatan intra molekul dan antar molekul adalah ikatan hydrogen yang terjadi antara
gugus - gugus pada rantai yang sama.
Derajat kekristalan
Derajat kekristalan dapat ditentukan dengan cara hamburan sinar-X.
Keteraturan struktur molekul
Taksisitas.
Ada dua golongan susunan geometris rantai yang perlu diperhatikan dalam mempelajari sifat dan struktur
molekul polimer:
1. Geometri yang timbul dari rotasi gugus terhadap ikatan tunggal atau disebut juga perubahan
konformasi.
Konformasi ini tidak menimbulkan perubahan struktur kimia rantai polimer karena perubahan
konformasi adalah reversibel (bolak - balik). Konformasi hanya menyebabkan perubahan sifat fisik
dari bahan polimer seperti perbedaan derajat kristalinitas dan sebagainya. Bila bahan polimer
dipanaskan melampaui suhu transisi kaca, gugus - gugus dalam rantai polimer akan membentuk
konformasi tertentu (bertindihan atau bergiliran). Bila kemudian didinginkan, rantai polimer dengan
konformasi tersebut dapat tersusun lebih rapi untuk membentuk struktur kristalin. Bahan polimer
berstruktur kristal bersifat lebih keras, liat dan tahan terhadap bahan kimia dibandingkan dengan
struktur bukan Kristal (amorf).
R H H
R R
H H R
H H H H
Konformasi bertindihan Konformasi bergiliran
-
8/6/2019 polimer jadi
10/17
10
2. Geometri kedua dari rantai polimer adalah susunanan yang dapat berubah hanya dengan jalan
pemutusan ikatan kimia, ini disebut dengan konfigurasi.
Perubahan konfigurasi rantai polimer akan menyebabkan perubahan struktur kimia, dan karena
itu menyebabkan perubahan sifat kimia dan sifat fisika dari bahan polimer yang bersangkutan.
Misalnya perubahan konfigurasi cis dan transpada poliisoprena, menimbulkan dua macam struktur
polimer karet alam (isomercis) dan getah perca (isomertrans).
Di samping hal di atas, perbedaan struktur rantai polimer mungkin dapat terjadi selama polimerisasi
(terutama dari hasil polimerisasi adisi). Bila kedua atom atau gugus pada ujung ikatan rangkap suatu
monomer tidak setara (kepala dan ekor), maka kemungkinan adisi molekul monomer ke monomer lainnya
dapat berlangsung secara kepala ke kepala, kepala ke ekor atau ekor ke ekor.
8. Bobot MolekulPolimer biasa disebut juga polidispersi. Polidispersi adalah banyaknya hamburan yang artinya satu
molekul yang dibentuk dari molekul yang sama tetapi berat molekul tidak sama. Nilai bobot molekul
bergantung pada besarnya ukuran yang digunakan dalam metode pengukurannya. Metode pengukuran
yang digunakan untuk menentukan bobot molekul, yakni metode gugus ujung dan metode sifat koligatif.
Kedua metode ini sangat banyak digunakan. Metode ini dipakai untuk menentukan bobot molekul rata -
rata jumlah. Bobot molekul rata - rata jumlah adalah bilangan atau ukuran jumlah molekul dari setiap
berat dalam sampel uji. Sehingga, berat total dari suatu sampel uji polimer, W = jumlah berat dari setiap
bagian molekul polimer, dirumuskan:
M =
dimana: N = jumlah mol
M = berat molekul
Dengan demikian, bobot molekul rata - rata jumlah Mn , dapat dihitung dengan menggunakan defenisi
Mn = berat sampel per mol, sehingga dirumuskan:
Hamburan cahaya dan ultrasentifugasi merupakan metode lain dalam menentukan bobot molekul polimer.
Bobot molekul rata - rata bobot merupakan suatu parameter penentuan bobot molekul polimer dengan
-
8/6/2019 polimer jadi
11/17
11
menggunakan metode cahaya dan ultrasentrifugasi. Bobot molekul rata - rata bobot (Mw), adalah hasil
penjumlahan fraksi bobot masing masing spesies polimer dikalikan berat molekulnya. Mw, dirumuskan
sebagai berikut:
Berdasarkan bobot molekulnya, polimer dapat digolongkan menjadi polimer tinggi dan polimer rendah.
Polimer tinggi mempunyai bobot molekul lebih besar dari 104, sedangkan polimer rendah mempunyai
bobot molekul kurang dari 104. Polimer rendah disebut juga oligomer. Contoh dari polimer tinggi antara
lain karet alam, damar, poliester alam, grafit, fosfat, karbohidrat, selulosa, protein, polietilen, polistirena,
polivinil klorida. Penentuan bobot molekul polimer dapat dilakukan dengan fraksinasi polimer yakni
untuk memisahkan sampel polimer tertentu ke dalam beberapa golongan bermassa molekul sama.
Umumnya cara yang digunakan dalam fraksinasi didasarkan pada kenyataan bahwa kelarutan polimer
berkurang dengan naiknya massa molekul.
Cara - cara melakukan fraksinasi:
1. Pengendapan bertingkat
Langkah-langkahnya:
Sampel dilarutkan dalam pelarut yang cocok sehingga membentuk larutan yang berkonsentrasi 0,1
persen.
Kedalam larutan ini ditambahkan bukan pelarut setetes demi setetes sambil diaduk cepat. Bahan
bermassa molekul paling tinggi menjadi tak larut dan segan terpisah.
Tambahkan lagi bukan - pelarut sebagai pengendap untuk mengendapkan polimer bermassa molekul
tertinggi berikutnya.
Tata kerja ini dilakukan berulang - ulang sampai terpisah menjadi beberapa fraksi yang kian berkurang
massa molekulnya.
2. Elusi bertingkat
Langkah-langkahnya:
Polimer diekstraksi dari zat padat kedalam larutan.
Kolom diisi dengan bahan polimer dan diisi sampel, lalu dielusi dengan campuran pelarut dan bukan
pelarut secara bertahap. Jadi polimer yang bermassa molekul rendah keluar dari kolom pertama kali,
diikuti oleh fraksi yang mengandung bahan bermassa molekul lebih besar.
-
8/6/2019 polimer jadi
12/17
12
3. Kromatografi Permiasi Gel (KPG)
Cara kerja:
Kolom diisi dengan beberapa bentuk bahan kemasan polimer.
Larutan sampel polimer yang sedang diteliti dilewatkan ke dalam kolom dan dielusi dengan lebih
banyak pelarut. Dengan demikian molekul paling besar (bermassa molekul tertinggi) akan terelusi lebih
dahulu karena tidak dapat memsuki lubang kemasan. Setelah dilakukan pemisahan, untuk menentukan
massa molekulnya dapat dilakukan dengan Analisis Gugus Ujung, metode Viskositas, Osmometri dan
Hamburan Sinar.
9. Pengukuran Bobot Molekul PolimerPengukuran bobot molekul polimer dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang digunakan,
tergantung kepada besaran bobot molekul polimer yang akan diukur. Secara garis besar dibagi sebagai
berikut:
a. Pengukuran bobot molekul rata-rata jumlah, digunakan metodemetode:
i. Osmometri membran
ii. Osmometri tekanan uap
iii.Analisis gugus ujung
b. Pengukuran bobot molekul rata-rata berat, digunakan metodemetode:
i. Ultrasentrifugasi
ii.Hamburan cahaya
iii.Viskositas
9.1. Osmometri
Osmometri adalah salah satu metode penentuan bobot molekul rata rata jumlah dengan prinsip
osmosis. Caranya, pelarut akan dipisahkan dari larutan polimer dengan menggunakan suatu penghalang,
sehingga hanya pelarut saja yang dapat lewat sedangkan zat terlarut tertahan didalam penghalang yang
dilengkapi dengan membran semipermiabel.
Persamaan vant Hoff, menyatakan hubungan antara tekanan osmotic dengan berat molekul, dirumuskan
sebagai berikut:
-
8/6/2019 polimer jadi
13/17
13
dimana: = tekanan osmotik
= gh................................................................................(1.5)
dengan: R: tetapan gas ideal = 0,082 L atm mol-1K-1 = 8,314 Jmol-1K-1
T : suhu (K)
C : konsentrasi (mol/liter)
: massa jenis (g/ml)
g : percepatan gravitasi = 0,981 m/s2
h : perbedaan tinggi antara pelarut dan larutan (cm)
A2 : koefisien virial kedua (ukuran interaksi antara pelarut dan polimer)
Kelemahan metode osmometri ialah ada beberapa spesi polimer yang tidak ikut terukur, yakni spesi yang
memiliki berat molekul yang rendah, dikarenakan polimer dengan berat molekul rendah tersebut akan
terdifusi melewati membran. Akibatnya, jumlah bobot molekul rata - rata jumlah yang terukur bukan
menyatakan harga keseluruhan dari bobot molekul polimer sampel.
9.2. Analisis Gugus Ujung
Prinsip analisis gugus ujung ialah memanfaatkan gugus - gugus ujung dari polimer, yang umumnya
berupa gugus - gugus fungsi, dimana sifat ini dapat diukur dengan metode kimia maupun fisika. Ada
beberapa kelemahan metode ini, yakni baik digunakan untuk polimer linier dan cabang yang jumlah
cabangnya diketahui jumlahnya; harus diketahui dengan pasti mekanisme polimerisasi yang terjadi; tidak
efektif digunakan untuk yang memiliki dua gugus ujung atau lebih untuk satu polimer, karena yang
terukur hanya satu gugus ujung saja dan untuk beberapa gugus ujung yang berbeda dalam satu rantai
polimer, hanya terhitung satu gugus ujung saja, sedangkan gugus ujung yang lain tidak terhitung serta
hanya efektif untuk mengukur polimer - polimer yang memiliki berat molekul 5000 - 10000. Metode yang
digunakan untuk menentukan bobot molekul polimer dengan analisis gugus ujung, yakni titrasi dan
spektrometri. Bobot molekul polimer dihitung dengan menggunakan rumus:
Berat molekul = 1/mol polimer per gram...............................(1.6)
-
8/6/2019 polimer jadi
14/17
14
9.3. Ultrasentrifugasi
Metode penentuan bobot molekul dengan menggunakan ultrasentrifugasi, dilakukan dengan metode:
a. Kesetimbangan sedimentasi
Kesetimbangan sedimentasi dilakukan dengan pemutaran terhadap larutan polimer dengan kecepatan
rendah dalam waktu tertentu sampai tercapai kesetimbangan antara sedimentasi dan difusi. Bobot molekul
rata - rata bobot dirumuskan sebagai berikut:
dimana: C1 dan C3 = konsentrasi
dan = jarak dari pusat rotasi ke titik pengamatan didalam sel
= volume spesifik polimer
= massa jenis larutan
= kecepatan sudut rotasi
b. Kecepatan sedimentasi
Metode ini dilakukan dengan menggunakan kecepatan tinggi (70000
rpm) untuk menghasilkan sedimentasi. Besarnya sedimentasi diukur
dengan menggunakan laju sedimentasi. Laju sedimentasi (s) adalah
tetapan sedimentasi yang dihubungkan dengan massa partikel. Besarnya
laju sedimentasi (s) dirumuskan:
s =
dimana: f = koefisien friksi
m = massa
dr/dt = kecepatan sedimentasi
Sedangkan besarnya koefisien difusi dirumuskan:
..................................................................................(1.9)
-
8/6/2019 polimer jadi
15/17
15
Sehingga besarnya bobot molekul rata - rata bobot Mwdapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
...............................................................(1.10)
1.8.4. Hamburan Cahaya
Prinsip metode hamburan cahaya, bahwa suatu pelarut atau larutan ketika
melewati seberkas cahaya akan melepaskan energi akibat adsorbsi,
konversi kepanas dan hamburan. Untuk mengukur besarnya hamburan
cahaya, dilakukan dengan turbidimetri. Besarnya turbiditas dalam suatu
bahan polimer dihitung dengan menggunakan persamaan:
= Hc ..........................................................................(1.11)
dengan
.........................................................(1.12)
dimana: no = indeks refraksi pelarut
= panjang gelombang dari sinar yang terjadi
No = bilangan Avogadro
dn/dc = kenaikan refraksi spesifik
Sehingga, untuk menetapkan bobot molekul digunakan persamaan:
.......................................................(1.13)
dimana:P() = fungsi sudut pada saat diukur.
Plot Zimm memberikan gambaran bagaimana nilai Mwdapat diperoleh.
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan
rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer
dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai
berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi
sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai vulkanisasi. 40 tahun
-
8/6/2019 polimer jadi
16/17
16
kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil
dikomersialisasikan.Diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon di tahun 1930-merupakan
awal dimulainya enelitian menegnai polymer secara lebih dalam sampai sekarang.
sebagai contoh, etilena adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi
berikut). Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida
dengan pelepasan air
Reaksi :
Monomer polimer
Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat membentuk
polimer jaringan tiga dimensi. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa contoh polimer, monomer, dan unit
ulangannya.
n 2 C C C C
RR
n
- 2
asam amino polipeptida
monomer Unit Ul ngan terikat s ecarakovaken dengan unit ulangan lainnya
CH2CH2H2CCH2
n
n
etilenaPoli er lietilena
li e i a i
-
8/6/2019 polimer jadi
17/17
17
Tabel 1.2 Polimer, monomer, dan unit ulangannya
POLIMERMonomer unit ulangan
Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2
poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl
Poliisobutilena
CH2 C
CH
CH
CH2 C
CH
CH