poligami menurut hukum islam dan hukum positif

18
Poligami Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif Di susun oleh: Rizki Gumilar 201129002 Arie Sugara 201129023 Pandu Yuda P 201129041

Upload: rizki-gumilar

Post on 20-Nov-2014

7.251 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Poligami Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

Di susun oleh:

Rizki Gumilar 201129002Arie Sugara 201129023Pandu Yuda P 201129041

Page 2: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangDari wikipedia dijelaskan bahwa Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Poligami merupakan perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita atau perkawinan yang banyak atau pemahaman tentang seorang laki-laki yang membagi kasih sayangnya atau cintanya dengan beberapa wanita dengan menyunting atau menikahi wanita lebih dari satu dan hal ini dapat mengundang persepsi setiap orang baik negatif atau positif tentang baik buruknya moral seseorang yang melakukan poligami.Poligami sendiri berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan penggalan kata poli dan polus yang artinya banyak, dan kata gamein atau gamos, yang artinya kawin atau perkawinan. Maka, ketika kedua kata ini digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang banyak.

Page 3: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Dalam Islam, poligami mempunyai arti perkawinan yang lebih dari satu, dengan batasan, umumnya dibolehkan hanya sampai empat wanita. Walaupun ada juga yang memahami ayat tentang poligami dengan batasan lebih dari empat atau bahkan lebih dari sembilan istri. Poligami dengan batasan empat nampaknya lebih didukung oleh bukti sejarah. Karena Nabi melarang menikahi wanita lebih dari empat orang.

Tujuan hidup keluarga adalah untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Namun dengan adanya Polligami yang dilakukan sang suami, kebahagiaan dalam keluarga dapat menjadi hilang. Hal ini tentunya merugikan bagi kaum istri dan anak-anaknya karena mereka beranggapan tidak akan mendapatkan perlakuan yang adil dari sang suami

Page 4: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Identifikasi masalah

Dalam penulisan makalah ini, permasalahan-permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :1. Bagaimanakah pelaksanaan poligami dan sejauh apa kaitannya

dengan hokum islam dan hukum positif ?2. Bagaimanakah akibat hukum terhadap Poligami dalam hokum

positif Indonesia ?

Page 5: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Rumusan Masalah

Rumusan yang dibuat adalah yang dikutip dari internet ataupun buku rujukan mengenai Poligami adalah sebagai suatu lembaga hukum yang menyebabkan seorang beralih ke hubungan kekeluargaan lain, sehingga timbul hubungan-hubungan hukum yang sah dengan isteri kedua ataupun seterusnya sesuai jumlah istrinya, Ditambahkan bahwa Poligami itu dilakukan sedemikian rupa, sehingga Suami itu baik secara lahir maupun batin harus bias berlaku adil terhadap isteri-isterinya sebagaimana yang di tentukan oleh ahlulkitab.

Page 6: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapsel Hukum Islam. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menelaah lebih jauh, menambah pemahaman serta memperluas pengetahuan mengenai Poligami menurut Hukum Islam dan Hukum Positif.

Page 7: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Manfaat Penulisan Makalah

1. Secara TeoretisMakalah ini diharapkan dapat memperluas serta menambah

khazanah pengetahuan dalam bidang Hukum Keluarga khususnya mengenai Poligami menurut hokum Islam dan hukum positif2. Secara Praktis

Diharapkan uraian dalam makalah ini dapat memberikan dasar dan pengarahan dalam pemahaman mengenai Poligami dikaitkan dengan hokum positif dan hokum islam

Page 8: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian PoligamiDari wikipedia dijelaskan bahwa Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Poligami merupakan perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita atau perkawinan yang banyak atau pemahaman tentang seorang laki-laki yang membagi kasih sayangnya atau cintanya dengan beberapa wanita dengan menyunting atau menikahi wanita lebih dari satu dan hal ini dapat mengundang persepsi setiap orang baik negatif atau positif tentang baik buruknya moral seseorang yang melakukan poligami.Poligami sendiri berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan penggalan kata poli dan polus yang artinya banyak, dan kata gamein atau gamos, yang artinya kawin atau perkawinan. Maka, ketika kedua kata ini digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang banyak.

Page 9: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

B. Poligami Menurut Pandangan Hukum Islam

Poligami adalah isyarat islam yang merupakan sunah Rasulullah

SAW tentunya dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk

adil diantara para isteri. Sebagai mana pada ayat yang artiya :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya),maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senang, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil,maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yangkamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat daripada tidak berbuat aniaya.” (QS.An-Nisa ayat ke-3)

Page 10: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Factor –faktor Yang Mempengeruhi Poligami

1. Fator Biologis a) Istri yang Sakitb) Hasrat Seksual yang Tinggic) Rutinitas Alami Setiap Wanita d) Masa Subur Kaum Pria Lebih Lama

2. Faktor Internal Rumah Tangga e) Kemandulanf) Istri yang Lemahg) Kepribadian yang Buruk

3. Faktor  Sosialh) Banyaknya Jumlah Wanitai) Kesiapan Menikah dan Harapan Hidup pada Wanitaj) Berkurangnya Jumlah Kaum Pria k) Lingkungan dan Tradisi l) Kemapanan Ekonomi

Page 11: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Dampak Negatif Poligami

1. Terhadap Kehidupan Rumah Tanggaa) Dampak poligami terhadap kehidupan rumah tangga antara

lainb) Ketidakharmonisan hubungan anggota keluarga.c) Sering timbul permasalahan atau percek-cokan.d) Tidak adanya rasa saling pecaya.e) Tidak adanya kepedulian yang besar dari suami terhadap

anak dan isteri.f) Kemungkinan dapat menyebabkan perceraian.

Page 12: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Poligami Mneurut Pandangan Hukum Positif

Poligami sendiri mempunyai arti suatu sistem perkawinan antara satu orang pria dengan lebih dari seorang istri. (Dikutip dari Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974). Pada dasarnya dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1/1974 menganut adanya asas monogami dalam perkawinan. Hal ini disebut dengan tegas dalam pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa ¿Pada asasnya seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Akan tetapi asas monogami dalam UU Perkawinan tidak bersifat mutlak, artinya hanya bersifat pengarahan pada pembentukan perkawinan monogami dengan jalan mempersulit dan mempersempit penggunaan lembaga poligami dan bukan menghapus sama sekali sistem poligami. Ini dapat diambil sebuah argumen yaitu jika perkawinan poligami ini dipermudah maka setiap laki-laki yang sudah beristri maupun yang belum tentu akan beramai-ramai untuk melakukan poligami dan ini tentunya akan sangat merugikan pihak perempuan juga anak-anak yang dilahirkannya nanti dikemudian hari.

Page 13: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Syarat-syarat diperbolehkanya Poligami1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan

3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan

Page 14: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Syarat-syarat pendukung diperbolehkanya Poligami

Adanya persetujuan dari istriAda kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri dan anak-anaknyaAda jaminan bahwa suami berlaku adil terhadap para istri dan anak-anaknya.

Page 15: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Dalam PP Nomor 10 tahun 1983 pejabat dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan akan memberikan ijin apabila ternyata :

1. Tidak bertentangan dengan ajaran atau peraturan agama yang dianut oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

2. Memenuhi syarat alternatif dan semua syarat komulatif

3. Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

4. Tidak bertentangan dengan akal sehat.

5. Tidak ada kemungkinan mengganggu tugas kedinasan yang dinyatakan dalam surat keterangan atasan langsung Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, serendah-rendahnya pejabat eselon IV atau setingkat dengan itu.

Page 16: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan :

Dari data-data yang saya peroleh, baik dari buku, internet serta dari teman-teman yang saya mintai pendapat, Saya dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya poligami diperbolehkan oleh agama apabila tujuannya baik dan sang suami dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya dan jumlah istrinya tidak melebihi 4 orang. Namun masyarakat masih beranggapan negatif kepada orang-orang yang berpoligami. Hal ini terjadi karena masalah poligami masih tabu di masyarakat.

Page 17: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

B. Saran :Sebaiknya masyarakat tidak selalu beranggapan negatif terhadap seseorang yang melakukan poligami karena ia pasti memiliki alasan-alasan serta faktor-faktor yang jelas untuk melakukan poligami. Selain itu, sebaiknya para suami jangan melakukan poligami apabila tidak dapat berlaku adil bagi istri-istrinya karena hukuman bagi suami yang tidak bisa berlaku adil sangatlah pedih.Nabi bersabda, “Barang siapa beristri dua dan tidak berlaku adil pada keduanya maka ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tubuhnya.” (HR Tirmidzi dan Al Hakim)Pemakalah juga memberikan saran, khususnya kepada para suami yang ada di Negara Indonesia sebaiknya :a) Janganlah melakukan poligami, jika isteri masih dapat memenuhi kebutuhan baik

secara lahir dan bathin. b) Disamping itu pula jika ingin melakukan poligami, maka bersikaplah adil terhadap

isteri dan anak – anak, dan juga harus mendapatkan persetujuan dari isteri baik secara lisan maupun tulisan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Page 18: Poligami menurut hukum islam dan hukum positif

Wasalamualaikum Wr. Wb.