pola tanam

15
2.4 Pola Tanam Jenis pola tanam Menurut Wirosoedarmo (1985), penentuan jenis pola tata tanam disesuaikan denan de!it air "an tersedia pada setiap musim tanam. Jenis pola tanam suatu daera# iriasi dapat diolonkan menjadi$ a) Padi % Padi !) Padi % Padi % Pala&ija ') Padi % Pala&ija % Pala&ija Pola tanam adala# am!aran ren'ana tanam !er!aai jenis tanaman "an akan di!udida"akan dalam suatu la#an !eririasi dalam satu ta#un. aktor "an mempenaru#i pola tanam$ 1. etersediaan air dalam satu ta#un 2. Prasarana "an tersedia dalam la#an terse!ut *. Jenis tana# setempat 4. ondisi umum daera# terse!ut, missal enanan 5. e!iasaan dan kemampuan petani setempat. Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usa#a peninkatan produksi panan. Pola tata tanam adala# ma'am tanaman "an diusa#akan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. +edan pola tanam adala# susunan tanaman "an diusa#akan dalam satu satuan luas pada satu ta#un. Pola tata

Upload: rahmad-wahyudi

Post on 06-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kjhgkjhgh

TRANSCRIPT

2.4 Pola Tanam

Jenis pola tanam Menurut Wirosoedarmo (1985), penentuan jenis pola tata tanam disesuaikan dengan debit air yang tersedia pada setiap musim tanam. Jenis pola tanam suatu daerah irigasi dapat digolongkan menjadi:

a) Padi Padi

b) Padi Padi Palawija

c) Padi Palawija Palawija

Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi pola tanam:

1. Ketersediaan air dalam satu tahun

2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut

3. Jenis tanah setempat

4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan

5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat.

Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda. (Wirosoedarmo,1985)

Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam:

Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas.Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Macam tanaman yang diusahakan dan pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan dalam kurun waktu tertentu adalah sangat penting dalam menetukan metode irigasi dan untuk mendapatkan kriteria pemerataan lahan. Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).

Ada dua hal pokok yang mendasari diperlukannya tata tanam, yaitu:

a. Persediaan air irigasi (dari sungai) di musim kemarau yang terbatas.

b. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga setiap jarak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Tata tanam adalah upaya pengaturan air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis tanaman dan luas baku sawah pada suatu lahan pertanian. Rencana tanam yang dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam pembagian dan pemberian air. Rencana tata tanam yang disusun meliputi (Anonim, 1986):

Rencana luas tanam,Awal pemberian air (pembibitan, garapan dan tanam),Akhir pemberian air.DAFTAR PUSTAKA

B.C., Vernon.1984.Physiological Basis of Crop Growth and Development Seed Germination and Crop Production.

Beets, Willem.1982.Multiple Cropping and Tropical Farming System

Dwijowinoto, 2005. Bayer Crop Science International Rice Conference:Bali

Lovatt, Jerry.1997.Potato Information Kit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah:

IklimKeadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.TopografiMerupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut, berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.Debit Air Yang Tersedia.Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.

Jenis TanahYaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman.

Sosial EkonomiDalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah, sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.

Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan persediaan air irigasi seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan tujuan dari penerapan pola tata tanam adalah sebagai berikut:

Menghindari ketidakseragaman tanaman.Menetapkan jadwal waktu tanam agar memudahkan dalam usaha pengelolaan air irigasi.Peningkatan efisiensi irigasi.Persiapan tenaga kerja untuk penyiapan tanah agar tepat waktu.Meningkatkan hasil produksi pertanian.Berdasarkan pada tujuan pola tata tanam diatas ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk merencanakan pola tata tanam, yaitu:

Awal tanamWilayah Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Oleh karena itu dalam pola tata tanam awal tanam merupakan hal yang penting untuk direncanakan. Pada awal tanam, biasanya musim hujan belum turun sehingga persediaan air relatif kecil. Untuk menghindari kekurangan air, maka urutan tata tanam pada waktu penyiapan lahan diatur sebaik-baiknya.

Jenis tanamanSetiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air yang berdeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, jenis tanaman yang diusahakan harus diatur agar kebutuhan air dapat terpenuhi. Menurut (Soekarto, 1979), jenis tanaman yang diusahakan adalah:

Tanaman padiPadi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.

Tanaman tebuSelain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal pengairan adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada musim kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.

Tanaman palawijaYang termasuk dalam tanaman palawija antara lain: jagung, kedelai, tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air. Kebutuhan air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha

Luas arealSemakin luas areal persawahan yang diairi, maka kebutuhan air irigasi semakin banyak. Pengaturan luas tanaman akan membatasi besarnya kebutuhan air tanaman. Pengaturan ini hanya terjadi pada daerah yang airnya terbatas. Luas tanam juga mempengaruhi besarnya intensitas tanam. Intensitas tanam adalah perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas lahan.

Debit yang tersediaApabila debit yang tersedai cukup besar, maka hampir semua jenis tanaman dapat dipenuhi kebutuhannya sehingga pada umumnya pemberian air dapat dilakukan terus-menerus.

2.5 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji dan bibit di area penanaman

Daya tumbuhPengujian daya tumbuh benih seperti halnya pengujian kadar air dan pengujian kemurnian benih, merupakan pengujian rutin pada pengujian benih di laboratorium. Daya tumbuh benih adalah munculnya unsur unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut. Presentasi daya tumbuh benih adalah presentasi dan benih yang membentuk bibit/ tanaman normal pada lingkungan yang sesuai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pengujian daya tumbuh adalah untuk mendapatkan keterangan/ gambaran dari benih yang diuji yang mendekati kenyataan lapangan.

Dari benih yang baik akan muncul kecambah normal, sebaliknya benih yang rusak, rendah kualitasnya menghasilkan kecambah atau bibit yang tidak normal atau abnormal. Kerusakan benih dapat terlihat nyata ( retak kulit, mengelupas atau biji pecah ). Tapi kadang terlihat kerusakan pada bagian dalam benih. Kerusakan benih dapat diketahui setelah benih berkecambah abnormal.

Daya tumbuh minimal bersertikat adalah 80% pada padi dan kedelai serta 90% untuk jagung. Pada benih bina adalah 60 %.

Kecambah bibit abnormal adalah bibit yang tidak mempunyai syarat sebagai bibit normal. Abnormalitas dapat terjadi pada plamula terbelah, kerdil, akar tumbuh lemah atau tidaktumbuh sama sekali, koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya. Dapat juga plamula dan akar tumbuh melingkar lingkar ( spiral ). Pada legume abnormalitas berupa tidak ada epikotil, hypocotil pendek, menjadi tebal atau belah, dan akar terlambat perkembangannya. Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau rusak.

Biji keras adalah biji yang tetap keras pada akhir jangka waktu pengujian yang ditetapkan disebabkan kekerasan atau kekedapan kullitnya hingga tidak menyerap air. Biji pedoman adalah biji hidup yang tidak tumbuah pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhannya tapi tidak termasuk biji keras

Perkecambahan benih. Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan metode uji = UDK (Uji Di atas kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media lainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih :

GenetikTingkat kemasakan pada Waktu panenKondisi lingkungan selama perkembangan benih Temperatur dan kesediaan air

Kesuburan tanah

Ukuran dan Densitas benihKerusakan mekanik => mempengaruhi daya kecambah dan daya simpan benihUmur dan tingkat kemunduranSerangan mikroorganisme selama penyimpanansuhu rendah selama imbibisi,Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.

KelembapanLaju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.CahayaKualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.SuhuVariasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul (Lakitan, 2002). Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Alat PenanamanPenanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan biji didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Penempatan biji ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yang diantaranya dengan menggunakan alat-alat pertanian.

Alat penanam dengan sumber tenaga manusia Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu: Alat penanam tradisional Alat penanaman semi mekanis. Berdasarkan jenis alat penanamannya dibedakan menjadi 2, yaitu: Transplanter (alat tanam bibit) vSeeder (alat tanam benih). Sedangkan untuk contoh lain misalnya, Mesin Tanam Sebar (Broadcast Seeder), mesin Tanam Acak Dalam Lajur (Drill Seeder), dan mesin Tanam Persisi Dalam Alur.

Transplanter Broadcast seeder

Driil seeder Seeder

Kedalaman tanahPembuatan Lubang Tanam- Siapkan lubang tanam (misal untuk coklat :30 cm x 30 cm x 40 cm).

- Siapkan pupuk alami (daun-daun, ranting kecil, kotoran hewan).

- Isikan pada lubang tanam.

- Setelah diisi, biarkan dulu lubang selama 1 bulan.

Kekerasan tanahTekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh padatanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.Kelembaban dan suhu sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Kelembaban tanah yang rendah akan berpengaruh terhadap menurunya jasad yang berada di dalam tanah itu sendiri. Apabila hal ituterjadi maka akan mempengaruhi proses-proses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad yang dapat merombak unsur hara dalam tanah yang merupakanasupan yang penting bagi proses pertumbuhan pada tanaman.Waktu tanamWaktu penanaman juga harus diperhatikan dalm system bercocok tanam, karena disamping untuk menyesuaikan dengan keadaan cuaca pada daerah tersebut juga untuk mengoptimalisasi hasil panen tanaman. Berikut ini contoh diagram untuk waktu tanam :

Pranata mangsaPranata mangsa (bahasa Jawa prantmngs, berarti ketentuan musim) adalah semacam penanggalan yang dikaitkan dengan kegiatan usaha pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan. Pranata mangsa berbasis peredaranmatahari dan siklusnya (setahun) berumur 365 hari (atau 366 hari) serta memuat berbagai aspek fenologi dan gejala alam lainnya yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan usaha tani maupun persiapan diri menghadapi bencana (kekeringan, wabah penyakit, serangan pengganggu tanaman, atau banjir) yang mungkin timbul pada waktu-waktu tertentu.

Dalam pembagian yang lebih rinci, setahun dibagi menjadi 12 musim (mangsa) yang rentang waktunya lebih singkat namun dengan jangka waktu bervariasi. Tabel berikut ini menunjukkan pembagian formal menurut versi Kasunanan. Perlu diingat bahwa tuntunan ini berlaku di saat penanaman padi sawah hanya dimungkinkan sekali dalam setahun, diikuti oleh palawija atau padi gogo, dan kemudian lahan bera (tidak ditanam).

No.MangsaMangsa utamaRentang waktuCandraPenciriTuntunan(bagi petani)[5]1Kasa(Kartika)Ketiga Terang22 Juni 1 Ags(41 hari)Sesotya murc ing embanan (Intan jatuh dari wadahnya > daun-daun berjatuhan)Daun-daun berguguran, kayu mengering; belalang masuk ke dalam tanahSaatnya membakarjerami; mulai menanampalawija2Karo(Pusa)Ketiga Paceklik2 Ags 24 Ags(23 hari)Bantl rengk (bumi merekah)Tanah mengering dan retak-retak, pohon randu dan mangga mulai berbunga3Katelu(Manggasri)Ketiga Semplah25 Ags 18 Sept(24 hari)Sut manut ing bp(anak menurut bapaknya)Tanaman merambat menaiki lanjaran,rebung bambu bermunculanPalawija mulai dipanen4Kapat(Sitra)Labuh Semplah19 Sept 13 Okt(25 hari)Wasp kumembeng jroning kalbu (Air mata menggenang dalam kalbu > mata air mulai menggenang)Mata air mulai terisi; kapuk randu mulai berbuah, burung-burung kecil mulai bersarang dan bertelurPanen palawija; saat menggarap lahan untuk padi gaga

5Kalima(Manggakala)Labuh Semplah14 Okt 9 Nov(27 hari)Pancuran mas sumawur ing jagad (Pancuran emas menyirami dunia)Mulai ada hujan besar, pohon asam jawa mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai bermunculan, laronkeluar dari liang, lempuyang dan temu kunci mulai bertunasSelokan sawah diperbaiki dan membuat tempat mengalir air di pinggir sawah, mulai menyebar padi gaga6Kanem(Naya)Labuh Udan10 Nov 22 Des(43 hari)Rs muly kasuciyanBuah-buahan (durian, rambutan,manggis, dan lain-lainnya) mulai bermunculan, belibis mulai kelihatan di tempat-tempat berairPara petani menyebar benih padi di pembenihan7Kapitu(Palguna)Rendheng Udan23 Des 3 Feb(43 hari)Wis kntir ing marut(Racun hanyut bersama angin > banyak penyakit)Banyak hujan, banyak sungai yang banjirSaat memindahkan bibit padi ke sawah

2.6 Sistem bertanam

a. Monokultur

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertaniandengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial.Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi beragam.Kelemahanu tamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).

Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda). Pola tanam monokultur antara lain:

Pada lahan yang luasDikelola dengan managemen yg baikModal yang besar dan untuk investasiInput saprodi tinggi (alsintan, pestisida dll)Orientasi pemasaranb. Intercropping (Tumpang Sari)

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari persaingan antara tanaman yang di tumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang akan di tumpangsari. Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang di tumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.

Antisipasi adanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT= hama penyakit) tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanaman tumpang sari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan.

Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain:

1). akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),

2). populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki,

3). dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas,

4). tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, dan

5). kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dengan menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah