pengembangan pola tanam tanaman pangan di …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/lhoong laporan...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
PENGEMBANGAN POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI PROVINSI ACEH
M.AMIN, SP
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
i
LEMBARAN PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan di Provinsi
Aceh
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh 3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam. No. 27 Lampineung Banda Aceh
4. Sumber Dana : Dipa Balai Pengkajian Teknologi Pertaanian Aceh
5. Status Kegiatan (L/B) : Baru
6. Penanggung Jawab : a. Nama : M. Amin,SP Dr. Erizal
b. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I, III/B c. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Pertama
7. Lokasis : Provinsi Aceh
8. Agroekosistem : Lahan Sawah Tadah Hujan 9. Tahun Mulai : 2017
10. Tahun Selesai : 2018
11. Output Tahunan : (1)Terselenggaranya kegiatan Pengembangan Pola Tanam
brdasarkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu, dan (2) Terlaksananya sosialisasi,verifikasi dan validasipada
kegiatan Pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan Sistem Informasi Kalender TanamTerpadu di
Provinsi Aceh. 12. Output Akhir : (1)Mendapatkannya acuan/petunjuk pelaksanaan kegiatan
optimalisasi kinerja pengembangan pola tanam tanaman
pangan yang di laksanakan BPTP dalam rangka mendukung peningkatan produksi tanaman pangan; (2) Mendapatkan
penyebaran informasi inovasi teknologi terkait pengembangan pola tanam; (3)Memperoleh data dan
informasi pola tanam eksisting minimal (4) tahun terakhir
pada beberapa tipe agroekosistim; (5)Memperoleh rekomendasi paket teknologi pola tanam spesifik lokasi
berdasarkan rekomendasi SI Katam Terpadu yang layak diterapkan secara teknis, social dan ekonomi;
(6)Mendapatkan data dan imformasi penerapan teknologi terkait pola tanam berdasarkan rekomendasi SI Katam
Terpadu pada beberapa tipe agroekosistem.
13. Biaya : Rp. 95,000,000,- (Seratus juta rupiah)
Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan, Dr. Rachman Jaya, S.Pi. M.Si
M. Amin, S.P
NIP. 19740305 200003 1 001 NIP. 19660515200701 1001 Mengetahui : Kepala Balai Besar
Menyetujui Kepala Balai
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA NIP. 19680415 199203 1 001
Ir. Basri A. Bakar, M.Si. NIP. 19600811 198503 1 001
ii
RINGKASAN
1. Judul : Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan di Provinsi Aceh
2. Tujuan : a. Menyediakan acuan/ petunjuk pelaksanaan kegiatan optimalisasi kinerja pengembangan pola tanam tanaman pangan dalam rangka mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.
b. Untuk mendapatkan paket teknologi pola tanam spesifik lokasi berdasarkan rekomendasi SI Katam Terpadu yang layak diterapkan secara teknis,social dan ekonomi.
3. Keluaran : a. Terselenggaranya pengembangan pola tanam tanaman Pangan berdasarkan Sistem informasi kalender tanam terpadu
b. Terlaksana diseminasi, sosialisasi, verifikasi dan validasi pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan SI Katam Terpadu.
4. Hasil yang diharapkan
: Memperluas penyebaran inovasi teknologi pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan sisitem Imformasi Kalender tanam Terpadu kepada pengguna dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan sebagai strategi mengantisipasi perubahan iklim.
1.
5. Perkiraan manfaat dan dampak
: a. Tersebarluasnya pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan informasi kalender tanam (KATAM) terpadu kepada pengguna di seluruh kabupaten/kota
b. Meningkatnya pengetahuan pengguna dalam mengatur pola tanam tanaman pangan dan mengakses langsung informasi kalender tanam terpadu sesuai kebutuhan
c. Meningkatnya tingkat adopsi teknologi pola tanam dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan
d. Meminimalkan penanaman diluar jadwal/kalender tanam pada setiap musim tanam
e. Sebagai pedoman awal tanam, alternatif pola tanam, luas areal tanam potensial, dan rekomendasi teknologi adaptif pada level
iii
kecamatan/Kabupaten
4. Prosedur : Pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan kalender tanam terpadu, dengan melaksanakan sosialisasi,gelar teknologi uji efektivitas dalam rangka, (1) Diseminasi inovasi teknologi pertanian dilakukan untuk menyebarluaskan dan mendorong penerapan inovasi teknologi pertanian terkait pengembangan pola tanam, (2) Identifikasi kondisi eksisting pola tanam dilakukan untuk mengetahui potensi pengembangan pola tanam tanaman pangan, (3) Ujicoba teknologi pengembangan pola tanam dilakukan untuk menguji rekomendasi rakitan teknologi dengan merujuk pada rekomendasi SI Katam Terpadu, antara lain : (a) Penentuan waktu tanam; (b) varietas; dan (c) Rekomendasi pemupukan, (4) Verifikasi rekomendasi teknologi tanaman pangan ditujukan untuk memantau akurasi imformasi dan rekomendasi Si Katam Terpadu. (5) Pelaporan.
2.
6. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun
7. Biaya tahun 2015 : Rp. 95,000,000,- (Seratus juta rupiah)
iv
SUMMARY
1. Title : Development of crop cropping pattern in Aceh Province
2. Implementation Unit : Institute for Agricultural Technology Aceh
3. Location : Province OfAceh
4. Agroecosystem : Wetland
5. Status : New
6. Objectives : a. Carry out the development activites of cropping pattern of food crops based on the integrated plant calendar information system
b. The implementation of the development of cropping pattern and falidation, ferivication planting calender integrated information systems
7. Output
: a. The implementation of the development of cropping system of food crops based on the integrated plant calender information systems
b. Conducted socialization development of crops cropping pattern, and verification and validtion of integrated plant calender information system
8. Outcome
: The expected results in accordance with the general pattern of the cycle and the dynamics of crop planting in paddy fields, the schedule or the process of preparing and updating the Integrated Information System Katam ongoing basis, especially in helping to prepare information before planting calendar evaluation, feedback and data preparation new support. Socialized planting calendar is delivered to the agricultural policy makers and the public regarding the Integrated Cropping calendar in order to know / understand and utilize the information.
v
9. Expected benefit : Widespread development of crpping pattern based on integrate cropping calendar information to users in all districts/ cities, increased user knowledge in managing crop cropping pattern and direct acces to integrated plant calendar information as needed.
10. Expected impact : The increasing adaption rate of cropping pattern technology in order to increase the production of food crop, minimize planting outside the planting schedule/ planting calendar in each growing season. as a prehminary guideline, alternative cropping pattern, potencial planting area, and adaptive technologi recommendation at the level to the distriet.
11. Procedure : Development of cropping pattern of food crops based on integrate cultivation calendar carry out socialization, degree technology test effectiveness in order; (1) dissemination of agricultural technology innovation is done to disseminate and encourage the implemation of agricultural technology innovation relate to the development of cropping pattern ; (2) Dentification of existing cropping pattern is done pattern of food crop; (3) Technological test of planting pattern development is done to test the recommendation of the technology assembly by referning to the recommendation of integrated katam information system among others ; (a) Timing of planting (b) varietas and (c) fertilizer recommendation. Verivication of crop technology recommendation aimed at monitoring the accuracy of information and recommendation of integrated cropping calendar imformation system (5) Reporting.
12. Duration : 1 Year
13. Budget : IDR 95,000,000.-
vi
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur berkat Rahmat Allah SWT,Pengembangan Pola Tanam
Tanaman Pangan berdasarkan Kalender tanam (KATAM) Terpadu di Provinsi Aceh dapat
diselesaikan pada waktunya. Jika dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan tengah
kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf dan menerima
saran serta masukan yang bersifat membangun dan memperbaiki kegiatan
Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan yang dilaksanakan agar lebih baik lagi
dimasa akan datang.
Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Kepala BPTP Aceh yang
telah memberikan kepercayaan, ungkapan terima kasih juga kami aturkan kepada semua
pihak yang telah turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Akhir kalam kepada Allah jualah kita mohon hidayahnya, semoga laporan tengah
kegiatan ini bermamfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Banda Aceh, 29 Desember 2017 Pelaksanaan Kegiatan, M. Amin, SP NIP. 19660515200701 1001
vii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................... i LEMBAR PENGESAHAN.......................................................... ..... i RINGKASAN………………………………………………………………. .. ii SUMMARY…………………………………………………………………… iv KATA PENGANTAR ..................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................ vi GKASAN ..................................................................................... iv I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Dasar Pertimbangan……………………………………………………………. ... 2 1.3. Tujuan ..................................................................................... 3 1.3. Keluaran yang diharapkan ........................................................ 3 1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak............................................. ..... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4 III. PROSEDUR KEGIATAN ........................................................ 7 3.1. Pendekatan .............................................................................. 7 3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................ 7 3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan.............................. ..... 7 3.4. Waktu dan Tempat……………………………………………………… ........... 8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 9
4.1.Sosialisasi………………......................................... .................... 9 4.2.ValidasiTeknologi Pola Tanam Tanaman Pangan ...................... 9
4.3.Perkembangan Tanaman…………………….. ............................... 12 4.4.Produktivitas………………………………………………………………………. 14 V.KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….. 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 17 LAMPIRAN ................................................................................ 18
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2010, Balitbangtan telah mengembangkan Sistim Imformasi (SI)
yang menyediakan rekomendasi inovasi teknologi tanaman pangan hingga level
Kecamatan yaitu Sistim Imformasi Katam Terpadu, Dalam kaitan dengan
pengembangan pola tanam tanaman pangan, rekomendasi inovasi SI Katam Terpadu
dapat di jadikan acuan bagi pelaku usahatani tanaman pangan.Dalam acuan tersebut
meliputi estimasi awal waktu tanam ke depan berdasarkan prediksi iklim, rekomendasi
varietas,benih, rekomendasi pemupukan berimbang dan organism pengganggu
tanaman (OPT).Penerapan rekomendasi dalam SI Katam Terpadu diharapkan dapat
berkontribusi pada pencapaian target produksi utama komoditas tanaman pangan
(padi, jagung,kedelai). Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2017, sasaran
produksi padi 78.132 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), produksi jagung sebanyak
30.544 ton dan kedelai 1,2 juta ton (Ditjen Tanaman Pangan).
Kegiatan pengembangan pola tanam dilakukan dengan pendekatan penerapan
rekomendasi SI Katam Terpadu melalui optimalisasi penggunaan lahan.Pengembangan
pola tanam ditujukan untuk meningkatkan produktifitas lahan melalui peningkatan
jumlah tanam dalam setahun atau dengan melakukan diversifikasi produ usaha
tani.Dampak akhir yang yang diharapkan dari pengembangan pola tanam adalah
peningkatnya produktifitas usahatani dan pendapatan petani.melaluiKalender Tanam
yang sudah dihasilkan oleh Kementerian Pertanian merupakan teknologi yang memuat
berbagai informasi tanam pada skala kecamatan. Secara administratif, setiap
kecamatan memiliki beberapa desa dengan luas, posisi desa dari jaringan irigasi
maupun drainase, letak desa dari pasar pertanian yang menyediakan saprodi, dan
letak desa dari pusat kegiatan ekonomi dan penyediaan tenaga kerja. Semua faktor
tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh petani untuk menetapkan waktu
tanam padi, sehingga waktu tanam akan bervariasi dalam satu kecamatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan
dapat bersinergis dengan kegiatan pendampingan Kawasan Pendampingan Tanaman
Pangan, Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) tanaman pangan, atau kegiatan lain
2
yang terkait pengembangan komoditas tanaman pangan, sehingga hasilnya dapat
memberikan kontribusi dalam mendukung peningkatan produktifitas dan pendapatan
petani tanaman pangan.
1.2. Dasar Pertimbangan
Upaya peningkatan produksi komoditas pangan memerlukan strategi
pengembangan pola tanam tanaman pangan yang spesifik lokasi dan didasarkan
prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan tanam, terutama di wilayah
yang masih tinggi curah hujannya. Pola tanam merupakan salah satu komponen
budidaya tanaman untuk dalam meningkatkan produksi dan produktivitas usaha tani
tanaman pangan. Disisi lain, keberhasilan usaha tani tanaman pangan dipengaruhi
kondisi iklim, ketersediaan sumber daya lahan, air, penerapan varietas yang sesuai
serangan opt, jenis-dosis-waktu pemupukan yang tepat. Untuk mendukung
keberhasilan optimalisasi usaha tani tanaman pangan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian telah menyediakan imformasi berupa rekomendasi inovasi
untuk usahatani tanaman pangan hingga level Kecamatan. Rekomendasi tersebut
mendukung keberhasilan pengembangan kawasan tanaman pangan.
Kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas dan diversifikasi hasil usahatani berbasis
tanaman pangan. Pelaksanaan dan perakitan teknologi yang dilakukan dengan
memperhatikan kesesuaian kondisi iklim setempat, ketersediaan sarana dan prasarana,
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pendekatan perakitan teknologi dengan
menggunakan Sistim Informasi Kalender Tanam Terpadu. Penerapan kegiatan
pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan SI Kalender Tanam Terpadu
di Provinsi Aceh baru tahun 2017 dilaksanakan sehingga Dinas/Instansi terkait dan
pengguna lainnya masih kurang memahami pentingnya penerapan pola tanam
berdasarkan SI Katam Terpadu untuk meningkatkan produksi tanaman terutama padi.
Minimnya informasi yang mereka dapatkan menyebabkan pihak terkait di
Kabupaten/kota kurang memahami pentingnya keakuratan dan ketepatan waktu
tanam tanaman pangan khususnya padi.
3
1.3. Tujuan
a. Untuk memperluas penyebaran inovasi teknologi terkait pengembangan
pola tanam dan memperoleh rekomendasi teknologi pengembangan pola
tanam yang spesifik lokasi.
b. Untuk memperoleh gambaran pola tanam eksisting minimal 3 tahun
terakhir pada beberapa tipe agroekosistem.
c. Untuk memperoleh gambaran penerapan teknologi terkait pola tanam
berdasarkan rekomendasi SI Katam Terpadu.
1.4. Keluaran
a. Mendapatkan petunjuk pelaksanaan kegiatan optimalisasi kinerja
pengembangan pola tanam tanaman pangan yang dilaksanakan BPTP
dalam rangka mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.
b. Memperoleh rekomendasi paket teknologi pola tanam spesifik lokasi
berdasarkan rekomendasi SI Katam Terpadu yang layak diterapkan secara
teknis, social dan ekonomi.
c. Mendapatkan data dan imformasi penerapan teknologi terkait pola tanam
berdasarkan rekomendasi SI Katam Terpadu pada beberapa tipe
agroekosistem.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
a. Meningkatnya pengetahuan dan sikap pengguna terkait teknologi
komoditas tanaman pangan diukur sebelum dan sesudah kegiatan.
b. Peningkatan produktifitas lahan diukur dengan membandingkan indeks
pertanaman (IP) dan luas tanam setelah dengan sebelum kegiatan.
c. Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman diukur dengan
menghitung selisih produksi dan produktifitas tanaman setelah dengan
sebelum kegiatan.
d. Meningkatnya pendapatan diukur dengan menghitung selisih pendapatan
petani setelah dengan sebelum kegiatan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pemerintah selalu berupaya peningkatan produksi komoditas pangan terutama
padi sehingga Penyediaan beras dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau tetap
menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Selain merupakan makanan
pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia, padi juga telah menyediakan lapangan
pekerjaan bagi sekitar 20 juta rumah tangga petani di pedesaan, sehingga dari sisi
ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (BB. Padi,
2009)
Pengembangan pola tanam tanaman pangan merupakan salah satu cara
antisipatif untuk menpertahankan stabilitas pangan nasional, indikator penting kinerja
pemerintah adalah terpenuhinya kebutuhan pangan secara cukup dan berkualitas
berdasarkan prinsip-prinsip kemandirian pangan. Target surplus 10 juta ton beras
sampai 2014, akhirnya dijadikan agenda penting Kementerian Pertanian yang harus
didukung oleh seluruh Provinsi di Indonesia termasuk Aceh. Pencapaian surplus ini
dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu menurunkan konsumsi beras dan
meningkatkan produksi beras. Penurunan konsumsi beras dapat dicapai melalui
diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal dan budaya lokal. Penurunan ini
menjadi bermakna karena diharapkan mampu berkontribusi dalam menurunkan angka
kerawanan pangan dunia yang mencapai 1,02 miliar orang atau 15,8 persen dari
jumlah total penduduk dunia (Renstra Kementan, 2009).
Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan
swasembada beras. Diantara tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi
lahan sawah subur ke tanaman lainnya yang lebih bernilai jual tinggi, pembangunan
kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan industri, meningkatnya kompetisi
antar-usahatani, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat
perubahan iklim (climate change) karena pemanasan golbal (global warming),
(Suyamto dan Zaini, 2010 ).
Terjadinya perubahan iklim merupakan proses alami secara dinamis dan terus-
menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan pola curah hujan dan musim, serta
5
peningkatan frekuensi kejadian anomali (penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian,
dampak perubahan iklim sudah semakin terasa, terutama pada sub-sektor tanaman
pangan, seperti ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama penyakit tanaman,
penurunan rendemen dan kualitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan
upaya. Antisipasi dampak perubahan iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi
pangan nasional, termasuk pencapaian target swasembada pangan berkelanjutan.
Salah satu paya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan pola tanam
tanaman pangan yang adaptif atau kegiatan di wilayah setempat, teknologi, dan
pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim, antara lain melalui
penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang adaptif, tahan
terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air secara efisien.
Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna inovasi lainnya dapat
melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim
Saat ini dinamika perubahan iklim memberikan dampak terhadap kehidupan di
Bumi. Pada pertanian, perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim tanam. Petani
dihadapkan pada perubahan iklim yang ekstrim, baik kering (El nino) maupun basah
(La nina). Pada beberapa kasus perubahan iklim mendorong berkembangnya hama
dan penyakit yang menyebabkan gagal panen. perubahan pola curah hujan menjadi
perhatian dalam mengatur kalender dan pola tanam untuk menjaga kesinambungan
produksi pertanian.
Pengaturan pola tanam tanaman pangan dan kalender tanam terpadu dibuat
dengan tujuan untuk dijadikan acuan bagi petani dalam bercocok tanam tanaman
semusim.Kalender tanam dibuat dengan menggabungkan peta prakiraan iklim,
ketersediaan air dan penggolongan tanam.Kalender tanam kemudian dicocokkan
dengan pola tanam yang dilakukan petani di lapangan sehingga memiliki ketepatan
yang tinggi (Subagyono, 2007).Peta kalender tanam adalah peta yang
menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman pangan terutama padi,
berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air.
Pemerintah terus berupaya untuk melakukan peningkatan produksi tanaman
pangan nasional khususnya komoditas padi. Namun upaya tersebut dihadapkan pada
6
beberapa permasalahan, yaitu terjadinya perubahan iklim, alih fungsi lahan serta
penurunan kualitas dan kesuburan lahan. Sebagai antisipasi dan pemecahan masalah
tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan pola tanam tanaman pangan
adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan, teknologi, dan pengembangan pertanian
yang toleran terhadap perubahan iklim, antara lain melalui penyesuaian waktu dan
pola tanam, penggunaan varietas yang adaptif, tahan terhadap organisme penganggu
tanaman (OPT), dan pengelolaan air secara efisien. Agar para pemangku kebijakan,
penyuluh, petani, dan pengguna inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap
perubahan iklim, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian
Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai
Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah
menyusun Peta dan Tabel Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk sentra padi di
Indonesia. Kalender Tanam tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian,
penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai
dengan kondisi iklim di setiap kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan
dengan rekomendasi penggunaan varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana
produksi
Hingga tingkat kecamatan.
Pengembangan pola tanam dilakukan dengan pendekatan penerapan
rekomendasi SI Katam Terpadu melalui optimalisasi penggunaan lahan.
Pengembangan pola tanam ditujukan untuk meningkatkan produktivitas lahan melalui
peningkatan jumlah tanam dalam setahun atau dengan melakukan diversifikasi usaha
tani. Dampak akhir yang diharapkan dari pengembangan pola tanam adalah
meningkatnya produktivitas usaha tani dan pendapatan petani. Kegiatan
pengembangan pola tanam tanaman pangan diharapkan untuk mendukung kegiatan
pengembangan tanaman pangan, khususnya pada kawasan pertanian tanaman
pangan di tiap Kabupaten dalam wilayah Provinsi Aceh.
7
III. PROSEDUR KEGIATAN
3.1. Pendekatan
Pelaksanaan kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan dilakukan
dengan pendekatan lapang,sosialisasi,verifikasi maupun validasi yang berupa gelar
teknologi dalam rangka diseminasi teknologi pola tanam tanaman pangan yang
berdasarkan pada SI Katam Terpadudi Propinsi Aceh.
3.2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan ini meliputi :
a. Diseminasi inovasi teknologi pertanian dilakukan untuk menyebarluaskan
dan mendorong penerapan inovasi teknologi pertanian terkait
pengembangan pola tanam tanaman.
b. Identifikasi kondisi eksisting pola tanam dilakukan untuk mengetahui
potensi pengembangan pola tanam pangan.
c. Ujicoba teknologi pengembangan pola tanam dilakukan untuk menguji
rekomendasi rakitan teknologi dengan merujuk pada rekomendasi SI Katam
Terpadu, antara lain: (1) penentuan waktu tanam; (2) varietas; dan (3)
rekomendasi pemupukan.
d. Verifikasi rekomendasi teknologi tanaman pangan ditujukan untuk
memantau akurasi informasi dan rekomendasi SI Katam Terpadu.
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1. bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini berupa alat tulis kantor, bahan
untuk budidaya tanaman berupa saprodi serta bahan dan alat
pendukung lainnya.
3.3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan
8
a. Diseminasi inovasi teknologi pertanian terkait pengembangan
pola tanam dapat dilakukan melalui penyusunan dan penyebaran
materi penyebaran materi diseminasi dengan menggunakan
media tercetak maupun elektronik.
b. Identifikasi kondisi eksisting pola tanam diprioritaskan pada
kabupaten lokasi pengembangan kawasan pertanian komoditas
tanaman pangan.
c. Ujicoba teknologi pengembangan pola tanam, ujicoba teknologi
diupayakan disinergikan dengan kegiatan pendampingan
kawasan pertanian tanaman pangan.
d. Verifikasi rekomendasi teknologi tanaman pangan parameter
berbasis luasan tingkat Kecamatan untuk kesesuaian: (1) luas
baku lahan, (2) waktu tanam, (3) varietas dan rekomendasi
pemupukan serta membandingkan yang digunakan petani.
3.4. Waktu dan Tempat
Kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2017 sampai dengan akhir bulan Februari 2018, ujicoba gelar teknologi
tanaman padi yang berpola tanam yaitu Padi - Pad – Bera. Kegiatan sosialisasi dan
verifikasi akan dilaksanakan pada daerah sentra produksi padi. Sedangkan validasi
yang merupakan uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi katam terpadu
serta temu lapang dilaksanakan di Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar.
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sosialisasi Kegiatan diseminasi dan sosialisasi Pengembangan pola tanam tanaman
pangan berdasarkan Kalender Tanam (KATAM) terpadu, mengingat dananya sangat
terbatas maka pelaksanaan kegiatan diseminasi dengan memamfaatkan momen-
momen khusus yang diselenggarakan oleh daerah dalam provinsi Aceh, kepada
Dinas/Instansi terkait serta stakeholder lainnya di Kabupaten/ Kota.
Beberapa kegiatan sosialisasi sementara yang dilaksanakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan berdasarkan
kalender tanam terpadu kepada pengguna adalah :
a. Pertemuan koordinasi Dengan Dinas/Instansi terkait dan identifikasi lokasi untuk
kegiatan Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan serta berdasarkan kalender
tanam terpadu di desa Lamjuhang KecamatanLhoong Kabupaten Aceh Besar
b. Melakukan Pergelaran teknologi Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan
berdasarkan katam terpadu di Desa Lamjuhang Kecamatan Lhoong Kabupaten
Aceh Besar yaitu padi sampai sekarang mencapai umur 73 hari saat buat laporan
tengah kegiatan dan telah mencapai fase pengisian bulir.
c. Temu Teknis Peningkatan kapasitas penyuluhan di BPP Lhoong Kabupaten Aceh
Besar.
4.2. Validasi Pola Tanam Berdasarkan SI Katam Terpadu
4.2.1. Gambaran Umum Lokasi Gelar teknologi kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan yang
merupakan sebagai upaya mendesiminasikan pola tanam tanaman pangan yang
merujuk pada Kalender Tanam Terpadu yang dilaksanakan di Desa Lamjuhang
Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar. Kecamatan Lhoong adalah salah satu
kecamatan sentra produksi padi untuk Kabupaten Aceh Besar dengan total luas lahan
baku sawah Aceh Besar 30.421 Ha, lahan sawah irigasi teknis 12.503 ha dan setengah
10
teknis 4.290Ha, luas lahan tadah hujan 8.220 Ha, luas wilayah 2.974,12 KM2 Ha
dengan ketinggian antara 0 – 1.500 meter diatas permukaan laut (mdpl), sebagian
besar (42,65 %) berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut.
Jenis tanah di Kecamatan Lhoong adalah; podsolid merah kuning, Allufial,
Regosol, Andosol, Latosol dan sedikit Organosol. Struktur tanah pada umumnya
lempung berpasir dan erasi sedang dengan kemasaman (pH) tanah berkisar 4,5 – 7,3.
Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan
makhluk dan keberhasilan suatu kegiatan pertanian dengan suhu rata-rata 23 ºC – 32
ºC, dan kisaran kelembaban rata-rata 80 %. Faktor iklim yang sangat mempengaruhi
dalam proses pertumbuhan tanaman pertanian adalah curah hujan, radiasi matahari,
temperatur, kelembaban, dan angin. Dalam 5 tahun terakhir, perubahan cuaca dan
musim yang ekstrim harus juga diperhitungkan karena ada tren perubahan dan
mempengaruhi banyak hal khususnya yang menyangkut aktivitas pertanian. penghujan
dan musim kemarau, sehingga ada dua keadaan yaitu akhir musim hujan atau awal
musim kemarau, dan akhir musim kemarau atau awal musim hujan.
Penduduk di Kecamatan Lhoong berjumlah 14.025 jiwa, yang terdiri dari; laki-
laki 6.785 jiwa dan perempuan 7.240 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 2.851 KK,
bermata pencarian dibidang pertanian. Dilihat dari sumber daya alam (SDA) dan
keadaan iklim, Kecamatan Lhoong sangat cocok untuk dikembangkan berbagai
macam komoditi pertanian baik pangan, hortikultura, maupun perkebunan.
Validasi teknologi katam terpadu dilaksanakan di Desa Lamjuhang yang
memiliki luas sawah irigasi setengah teknis 26 ha, terdiri dari satu kelompok tani
(Poktan).
4.2.2. Teknologi Eksisting
Pola Tanam Tanaman padi di Wilayah Kabupaten Aceh Besar adalah Padi-Padi-
Palawija bentuk pola tanam seperti ini sudah dilakukan oleh masyarakat sejak turun
menurun. Umumnya petani di Desa Lamjuhang sudah melakukan beberapa komponen
dasar dan pilihan dari teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah,
seperti; pengolahan tanah sempurna, penggunaan bibit muda dan penggunaan
11
varietas unggul baru. Varietas umum yang digunakan petani adalah Ciherang dan
Mekongga dengan sistem tanam tegel, penanaman system legowo belum
memasyarakat sama sekali terutama legowo 2: 1. Petani setempat masih beranggapan
bahwa penanaman legowo 2:1 hanya menyia-nyiakan tanah dan menghambat
pekerjaan tanam.
4.2.3. Gelar Teknologi
Pelaksanaan gelar teknologi Pengembangan Pola tanam Tanaman Pangan
dilakukan berdasarkan kalender tanam (Katam) terpadu dan sekaligus
mensosialisasikan Kalender Tanam Terpadu yang dilaksanakan di Desa Lamjuhang
Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar. Beberapa teknologi yang diterapkan
adalah :
a. Jadwal Tanam
Penanaman jatuh pada musim tanam Musim Kering (MK) 2017 yang berlaku
pada pertengahan April 2017 sampai dengan April 2018.Berdasarkan rekomendasi
Kalender Tanam untuk Kecamatan Lhoong, maka jadwal tanam tepat jatuh pada
dasarian April I–II. Berdasarkan hal tersebut, tetapi validasi jadwal tanam pada lahan
demplot tidak dapat dilakukan karena terjadi musim kemarau panjang, air aliran
sungai yang merupakan sumber air pada lokasi tersebut menjadi kering sehingga
jadwal tanam bergeser ke tanggal 22 bulan Mei 2017.
Penggunaan varietas varietas padi dalam kegiatan ini untuk menvalidasi katam
terpadu di Kecamatan Lhoong adalah Inpari 16 dan Inpari 30. Disekitar lahan padi
pergelaran teknologi seluas lebih kurang 1 Ha, petani menanam varietas mekongga
dan ciherang dan mekongga yang merupakan varietas eksisting daerah tersbut.
Pemilihan inpari 16 dan Inpari 30 berdasarkan kebijakan untuk memperkenalkan
varietas padi yang lebih unggul kepada pengguna, menyikapi kebijakan pembatasan
pemakaian varietas Ciherang dan mekongga yang selama ini digunakan petani
Kecamatan Lhoong pada khususnya.
12
b. Sistim Tanam
Penanaman dilakukan dengan sistim tanam 2 : 1, jumlah bibit 1-2batang per
lubang tanam, dengan umur bibit 17 hari setelah semai. Dilakukan sistim Jarwo 2 : 1
karena ini merupakan teknologi sistim tanam padi yang terbaru dan sangat
menguntungkan dari segi peningkatan produksi padi.
4.3. Perkembangan Tanaman
a. Persemaian
Pelaksanaan kegiatan pengembangan pola tanam tanaman pangan yang
dilakukan berdasarkan katam terpadu, varietas yang dignakan inpari 16 dan inpari
30untuk memvalidasi informasi kalender tanam terpadu. Varietas eksisting yang
umumnya terseda dan diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Aceh Besar adalah
Varietas Ciherang dan mekongga. Sedangkan Inpari 16merupakan varietas padi unggul
yang belum pernah mereka ketahui. Minimnya informasi dan ketersediaan varietas
padi lainnya menyebabkan tingkat ketergantungan petani terhadap Varietas Ciherang
begitu tinggi. Oleh sebab itu, diharapkan dengan memperkenalkan Varietas Inpari
dapat menjadi solusi atau alternatif pemilihan varietas padi unggul dimasa mendatang.
Keadaan persemaian pada lokasi validasi tidak mengalami suatu kendala, dan
air di bedeng persemaian tersedia dengan cukup sehingga benih yang disemai dapat
tumbuh dengan sempurna.
b. Penanaman
Sistim tanam yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu sistim tanam jajar legowo
(Jurong) 2:1 dengan umur bibi 17 hari dipersemaian. Penanaman dengan
jarak tanam 20x10x40 cm. Jumlah tanaman 1-2 batang per lubang tanam,
yang dilakukan oleh kelompok tanam padi.
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada kegiatan pengembangan pola tanam tanaman padi
ini berdasarkan rekomendasi teknologi katam terpadu kecamatan bersangkutan, yaitu;
menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar diberikan saat pengolahan tanah
13
sebanyak 2 ton dengan luas lahan 1 ha. Pupuk yang digunakan adalah rekomendasi
majemuk NPK phonska 200 kg per ha dan Urea 150 kg/ha. Disamping pemakaian
rekomendasi pemupukan seperti yang disebutkan diatas, juga akan dilakukan
perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan kondisi tanaman di lapangan. Pemupukan
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu; pada saat umur padi 10, 25 dan 35 hari setelah
tanam.
d. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan,
Pengamatan mulai dilakukan pada hari ke 15, 25,40,58 dan 73 hari setelah
tanam. Tanaman padi umur 15 hari setelah tanam rata-rata tinggi batang
mencapai 39 cm dengan jumlah anakan 13 batang per rumpun. Pengamatan
hari ke 25 setelah tanaman, tinggi tanaman 65 cm dengan anakan 24 batang,
pada hari ke 40 setelah tanam anakan per rumpun berjumlah 27 batang
dengan tinggi tanaman rata-rata 77,2 cm. Pengamatan pada hari ke 58 setelah
tanam tinggi tanaman mencapai 89,3 dengan jumlah anakan rata-rata tetap 29
batang per rumpun, pada saat pengamatan 73 hst jumlah anakan rata-rata 31
batang per rumpun dengan tinggi tanaman 91,5 cm dengan keadaan tanaman
baik atau pertumbuhan tanaman yang normal.
e. Pertumbuhan Tanaman
Pada saat setelah penanaman padi adanya serangan hama siput murbe tetapi
serangan hama ini dapat diatasi segera. Keadaan pertumbuhan tanaman padi
mulai dari tanam sampai saat ini dalam kondisi normal, walau terjadi kemarau
panjang sekitar 39 hari tetapi varietas padi inpari 16 dan inpari 30 dapat
bertahan. Pada saat umur tanaman 25 hst timbulnya serangan hawar daun
bakter dan dapat sembuh kembali karena dikendalikan dengan senyawa
bakterisida. Pada fase pengisian bulir terjadinya serangan walang sangit dan
hama burung tetapi hanya tingkat serangan ringan sehingga tidak perlu
dikendalikan seara kimia, menghadapi serangan hama burung di atasi dengan
14
cara mengusir dan membuat orang-orangan pada lahan sawah. Waktu tanah
sangat kering tanaman padi juga terjadi serangan hama dan penyakit,
diantaranya; belalang, ulat daun, kepinding tanah, penggerek batang dan blast.
Tingkat serangan ringan antara satu dengan lainnya berbeda antara 7 – 28 %.
Diantara semua serangan hama dan penyakit tersebut, hawar daun bakteri
Serangan Hawar Daun Bakteri terjadi secara tiba-tiba pada demplot validasi
pada saat tanaman padi berumur 25 hari setelah tanam. Setelah dilakukan
pengendalian serangan ini opt menjadi menurun dan tanaman kemudian normal
kembali.
4.4 Produktivitas
Dalam pelaksanaan pengembangan pola tanam tanaman pangan berdasarkan
kalender tanam terpadu dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap
produktivitas tanaman Desa Lamjuhang Kec. Lhoong Kabupaten Aceh Besar,
produktivitasnya mencapai 8 ton/ ha, sedangkan produktivitas eksisting petani
sebelumnya mencapai 5,5/ha.Pada pengembangan pola tanam tanaman padi
berdasarkan kalender tanam terpadu dapat memberikan imformasi kepada petani,
diantaranya pengenalan Varietas unggul ( Inpari 30, Inpari 32 ) penggunaan pupuk
sesuai rekomendasi, sistim tanam jajar legowo 2 : 1 dan menggnakan bibit tanaman
muda dengan jumlah bibit 1 – 2 / lubang tanam.
15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi pengembangan pola tanam tanaman
pangan berdasarkan Sistim Imformasi (SI) Kalender Tanam Terpadu sangat
penting diterapkan kepada pengguna terutama pada daerah-daerah sentra
produksi tanaman pangan terutama padi dan khususnya dalam Provinsi Aceh.
b. Penerapan teknologi pengembangan pola tanam tanaman pangan merujuk
pada Sistim Informasi (SI) Kalender Tanam Terpadu yang merupakan acuan
dalam pengelolaan budidaya komoditas tanaman pangan untuk meningkatkan
produktivitasnya.
c. Produktivitas padi yang telah diuji coba pada demplot gelar teknologi
pengembangan pola tanam tanaman pangan di Desa Lamjuhang Kecamatan
Lhoong Kabupaten Aceh Besar untuk varietas Inpari 30 mencapai 8 ton/ha,
pada varietas Inpari 16 mencapai 7,5 ton/ha sedangkan perlakuan petani
mencapai 5,9 ton/ha. Gelar teknologi ini dilakukan pada penanaman tahap
pertama.
d. Bentuk pola tanam pada gelar teknologi kegiatan pengembangan pola tanam
tanaman pangan di lokasi Desa Lamjuhang Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh
Besar yaitu Padi-Padi-Bera, ini merupakan bentuk pola tanam spesifik lokasi
setempat.
5.2. Saran
a. Dalam pelaksanaan diseminasi, teknologi pengembangan pola tanam tanaman
pangan berdasarkan sistim informasi kalender tanam terpadu perlu di
sosialisasikan secara intensif kepada pengguna mulai dari tingkat provinsi,
kabupaten sampai ke tingkat kecamatan.
16
b. Perlunya perhatian dari Dinas/instansi terkait terhadap pengembangan pola
tanam tanaman pangan berdasarkan SI Katam Terpadu sangat diperlukan
sinergisitas dengan kegiatan lain yang relevan, sehingga produktifitas yang kita
harapkan dengan mudah tercapai.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan pertanian hingga memperoleh hasil yang
maksimal hendaknya bersama-sama atau bersinergi ke lapangan dalam
memberikan diseminasi/penyuluhan dan terjadwal antara lembaga BPTP
dengan Dinas Pertanian sehingga keluaran yang diperoleh lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2016. Aceh Dalam Angka. Kerja sama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi ACEH
------------------,2013. Juknis Gusus Tugas Kalender tanam (KATAM) terpadu dan Perubahan Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.
------------------, 2013. Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.
Balitbangtan.2014. Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi KATAM Terpadu.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta.
Balitbangtan. 2017. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan.
BP3K. Lhoong, 2016. Programa Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Lhoong. Aceh Besar
BB. Padi. 2009. Peningkatan produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP Padi 400. Pedum IP
padi 400. Balai Besar penelitian Tanaman Padi. Badan penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
BBSDLP. 2011. Penyusunan Kalender Tanam Lahan Sawah Irigasi Seluruh Wilayah
Indonesia. BP3K Lhoong. 2016. Programa Penyuluhan Pertanian BP3K Kecamatan Lhoong
Kabupaten Aceh Besar. Ditjen Tanaman Pangan. 2017. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi 2017. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta Kementan. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 –
2014. Subagyono, K. 2007. Kalender Tanam Lahan Sawah. Sinar Tani. Edisi 7. 13 Februari
2007. Suyamto dan Zulkifli Zaini. 2010. Kapasitas Produksi Bahan Pangan pada Lahan sawah
Irigasi dan Tadah Hujan. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.