pola penanganan guru pai dan bk terhadap...

146
i POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP PENYIMPANGAN MORALITAS SISWA STUDI KASUS DI SMK SARASWATI DAN SMK DIPONEGORO SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013-2014 oleh AHMAD MAS’UDI NIM. M1.11.025 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 22-Aug-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

i

POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK

TERHADAP PENYIMPANGAN MORALITAS SISWA

STUDI KASUS DI SMK SARASWATI

DAN SMK DIPONEGORO SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

oleh

AHMAD MAS’UDI

NIM. M1.11.025

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

ii

Page 3: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

iii

Page 4: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

iv

ABSTRAK

Perkembangan moralitas siswa menjadi topik pembahasan utama dalam dunia

pendidikan, sangat disayangkan betapa semakin menipisnya penanaman konsep

kejujuran dan pembentukan karakter pada anak didik. Guru merupakan ujung dari

keberhasilan pendidikan. Bimbingan Konseling dan mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam merupakan salah satu bagian dalam upaya pembentukan moral para

siswa. Dalam hal ini, guru berperan dalam mengembangkan serta membantu siwa

dalam membentuk karakter yang baik sehingga tidak terjadi penyimpangan moralitas

siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan

moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa,

pelaksanaan guru BK dan PAI dalam membina siswa, dan bentuk perubahan sikap

serta moral siswa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah

Kejuruan Diponegoro Salatiga. Subjek penelitian ini adalah fenomena perilaku

menyimpang yang dilakukan oleh siswa-siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Bentuk-bentuk penyimpangan siswa-

siswi SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga ialah membolos, merokok,

berkata kotor, berani sama guru ketika dinasehati, perkelahian antar teman, mabuk-

mabukan, tawuran yang disebabkan karena faktor balas dendam, dan tindak asusila

seperti ciuman, gandengan tangan, dan pelukan. Penanganan guru BK dan guru PAI

adalah dengan membina melalui pelajaran dikelas secara klasikal, namun jika ada

siswa yang kurang bisa menerima dilakukan pembinaan secara mandiri setelah

pulang sekolah. Pola yang dilakukan guru BK dan guru PAI menggunakan dua pola

yaitu dengan pola preventif dan represif.

Page 5: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

v

ABSTRACT

Student morality development becomes the main topic of discussion in

educational field. Unfortunately, the embedding of honesty concept and character

development to the student has decreased. Teacher becomes the determiners for the

success of education. Counseling and Islamic education subject become one of the

effort to develop students' morality. In this case, teacher has a role in order to help

students develope their character well, so there will be no moral deviation of the

students. The aim of this research is to know the students moral deviation forms, the

proponent and inhibitor factor of teacher in fostering students, the implementation of

counseling teacher and Islamic education in order to foster the students and to see the

form of students' attitude and morality changing.

Research method used in this research is a case study method. Research

location took place in SMK Diponegoro and SMK Saraswati in Salatiga. Subject of

the research is the phenomenom of attitude deviation carried out by the students in

SMK Saraswati and SMK Diponegoro Salatiga.

The result of this research show that the forms of deviations done by students

in SMK Saraswati and SMK Diponegoro are skip the class, smoking, swearing,

againt the teachers' adulces, fighting, drunk, engage in gang fighting caused by

revenge and immoral acts such as kissing, holding hands, hungging with their girl

friend or boyfriend. Counceling teacher and Islamic religious education teachers

handle those problems by doing advising through the lesson in class classically, but

if there are students who are unable to receive it, the advising will be done

individually after school. Counseling teacher and PAI teacher used two system,

preventive and repressive system.

Page 6: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan hidayah-

Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan oleh penulis. Tesis ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Pasca

Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penyusunan Tesis ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu

berupa bimbingan, saran maupun informasi yang sangat bermanfaat. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Institut Agama Islam

Negeri Salatiga yang telah memberi kesempatan kepad penulis dalam

menempuh studi di Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Bapak Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Program Pasca

Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf-stafnya yang telah

memberikan kesempatan dan menyediakan fasilitas kepada penulis dalam

menempuh studi di Program Magister Pendidikan Islam.

3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing I yang telah memberi

arahan, bimbingan, motivasi, dan petunjuk dalam penyusunan tesis.

Page 7: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

vii

4. Bapak Munajat, Ph.D. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, kritis,

dan teliti mengarahkan penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pasca

Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal

ilmu yang bermanfaat khususnya dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Drs. Daryanto selaku kepala SMK Saraswati Salatiga beserta para guru

dan staf, yang telah memberikan kesempatan dan kelonggaran waktunya untuk

memberikan informasi dan data pendukung lainnya dalam penyusunan tesis ini

sehingga berjalan dengan lancar.

7. Bapak Drs. Joko Anis Suwantoro, M.Pd.I selaku kepala SMK Diponegoro

Salatiga beserta para guru dan staf, yang telah berkenan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Alm. Bapak H. Nur Ihsan, Alm. Bapak Drs. Rifa‟i, Ibu Hj. Romimah, dan Ibu

Sri Widayati selaku orang tua yang senantiasa memberi dukungan dan doanya

sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

9. Istri, Kakak, dan anaku Taqiyya yang saya sayangi, yang telah memberi

motivasi dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

10. Teman-teman mahasiswa angkatan pertama 2011-2012 Program Pasca

Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Page 8: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

viii

Penulis berharap semoga semua sumbangsih pemikiran dan motivasinya

mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Dan semua amal ibadahnya

diterima disisiNya dan kelak kita semua dikumpulkan kembali olehNya di surga.

Penulis juga menyadari bahwa hasil karya ilmiah berupa tesis ini masih belum

sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari para

pembaca kami harapkan. Semoga tesis ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu,

khususnya pada bidang Pendidikan Agama Islam.

Salatiga, 23 Februari 2015

Penulis

Ahmad Mas‟udi

NIM. M1.11.025

Page 9: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

ix

MOTTO

Artinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada kepada keduanya perkataan „ah’ dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan

rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan

ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua

telah menyayangi aku di waktu kecil'.” (QS. Al-Isra : 23-24)

Page 10: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

x

PERSEMBAHAN

Untuk :

Orangtuaku yang selalu aku cintai dan hormati almarhum Bapak H. Nur

Ikhsan, Ibu Hj. Romimah, almarhum Bapak Drs. Rifai, dan Ibu Sri Widayati.

Semoga mereka senantiasa dirahmati Allah SWT, diampuni semua dosa-dosanya,

dimudahkan semua urusannya dan diberi keberkahan dalam hidupnya.

Istriku Santi Widyastuti, S.ST. yang selalu mendorong dan mendampingi

dengan tulus semua aktifitasku agar selalu mendapatkan hasil terbaik. Mutiara

hatiku, Injakhi Taqiyya Tasyakkuro Sa‟ida yang selalu kurindukan dan kusayangi.

Saudaraku Nurul Fadilah, Subhan, Muhammad Kharisul Qowim, Ifka Nur

Azizah, Lukmanul Hakim, Burhan Shahalla, Fadiel Furqon Naziel, yang telah

mensupportku sehingga semua langkah dan semangat terus ada untuk menyelesaikan

tugasku ini.

Semua teman-teman di Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga

yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan agar semua dapat selesai secara

bersama-sama.

Page 11: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….. iii

ABSTRAK ………………………………………………………….……… iv

PRAKATA ………………………………………………………………… vi

MOTTO …………………………………………………………………… ix

PERSEMBAHAN …………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah …………………………………. 4

C. Signifikansi Penelitian …………………………………………… 6

D. Kajian Pustaka ………………………………………………...… 8

E. Sistematika Penulisan Tesis ……………………………………...… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam ……………………………...……...…. 13

Page 12: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xii

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam …..……..... 16

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam …………………...……..…...... 1 9

D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru BK ……........ 23

E. Penyimpangan Moralitas Siswa ……………………….……..… 28

F. Pendekatan Penanganan Perilaku Menyimpang ……….……..… 34

G. Metode Penanganan Perilaku Menyimpang …………………..… 36

H. Pola Penanganan Perilaku Menyimpang ………………………... 39

I. Peranan PAI untuk menanggulangi penyimpangan moralitas siswa ... 44

J. Peranan BK untuk menanggulangi penyimpangan moralitas siswa … 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………………………. 49

B. Subjek penelitian ………………………………………….…….. 50

C. Lokasi Penelitian ……………………………………………….. 50

D. Sumber Data ……………………………………………………. 51

E. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………….…… 51

F. Tehnik Analisis Data ……………………………………………. 54

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………...……. 57

B. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa …………………..…...…… 65

C. Faktor Pendorong dan Penghambat ……………………………… 76

D. Pelaksanaan pembinaan PAI oleh guru dan BK ……….……….. 85

E. Pola penanganan guru PAI dan BK ……………………………… 95

Page 13: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xiii

F. Bentuk perubahan sikap dan moral siswa …………………….… 104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………………..... 109

B. Saran ………………………………………………………………. 111

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 112

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 116

BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………….…… 129

Page 14: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Data siswa SMK Diponegoro Salatiga ……………………..…... 58

3.2. Data siswa SMK Saraswati Salatiga ………………………........ 59

4.1. Data perilaku menyimpang di SMK Saraswati Salatiga ………… 67

4.2. Data perilaku menyimpang di SMK Diponegoro Salatiga ………. 70

Page 15: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Prasarana Sekolah ……………………………………………….. 61

4.2. Pelaksanaan pembinaan oleh guru PAI ………………………….. 90

4.3. Penanganan Guru BK ………………………………………….… 94

4.4. Penanganan Guru PAI …………………………………………….. 97

4.5. Pola Penanganan Guru BK ………………………………………... 97

Page 16: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Penilaian Siswa ………………………………………….. 116

2. Berita Acara Ujian Proposal ……………………………………… 117

3. Permohonan Izin Penelitian ……………………………………….. 118

4. Permohonan Izin Penelitian ………………………………………. 119

5. Surat Keterangan telah melakukan penelitian …………………….. 120

6. Lembar bimbingan Tesis ………………………………………….. 122

7. Lembar persetujuan pembimbing ……………………………….… 127

8. Berita Acara Ujian Tesis ………………………………………….. 128

Page 17: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan moralitas siswa menjadi topik pembahasan utama dalam

dunia pendidikan, sangat disayangkan betapa semakin menipisnya penanaman

konsep kejujuran dan pembentukan karakter pada anak didik.

Merebaknya isu-isu yang terjadi dikalangan siswa seperti

penggunaan narkotika, narkoba, tawuran antar siswa, pornografi, perkosaan,

perjudian, pelacuran, penipuan, pengguguran kandungan, pembunuhan, dan

lain-lain. Hal itu telah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum

dapat diatasi secara tuntas dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku

tersebut ialah terus berkembangnya kenakalan dikalangan siswa. 1

Kehidupan remaja saat ini dihadapkan pada berbagai masalah yang

komplek dan perlu mendapatkan perhatian serius, diantaranya semakin

menurunnya tatakrama kehidupan sosial dan etika moral dalam praktik

kehidupan baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya.2 Perilaku

tersebut berdampak terhadap timbulnya berbagai perbuatan negatif dan amoral

lainnya pada kalangan remaja seperti pencurian, perjudian, tindak asusila,

tawuran, pemakaian narkoba, dan seterusnya.

1C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, 1.

2TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan

Remaja, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, 1.

Page 18: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

2

Ditinjau dari aspek sosiologis, anak remaja dituntut secara moral memiliki

rasa solidaritas sosial yang tebal sehingga mereka merasa ikut memiliki

kehidupan sosial dan ikut bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban,

ketentraman, dan kedamaian dalam kelangsungan hidup kelompok sosialnya.3

Kondisi psikologis seperti itu menjadikan remaja kehilangan kontrol dalam

melakukan aktifitas kesehariaannya, sehingga berkelanjutan timbul perilaku

yang menjadi dominasi lingkungan pergaulannya, seperti lahirnya geng montor,

pemerkosaan, perjudian, dan sebagainya.

Pengaruh arus era globalisasi yang cukup potensial juga membawa sinyal

kebebasan tanpa batas dan klaim hak asasi manusia yang mengakibatkan

terjadinya penyalahgunaan dan tindakan tidak terpuji. Pendidikan bagi kalangan

remaja pada esensinya memiliki tujuan untuk mencerdaskan manusia dengan

memperkaya ilmu serta mengembangkan intelektualnya demi menciptakan

keseimbangan kehidupannya.

Proses belajar mengajar yang bermakna, menyenangkan, yang komunikatif

dapat menghasilkan penanaman keilmuan serta moralitas yang baik kepada

siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak akan lepas dari tudingan

masyarakat jika ada kenakalan remaja atau perilaku negatif lainnya. Peristiwa

yang kerap terjadi seakan-akan merupakan kegagalan lembaga pendidikan untuk

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Terlebih lagi guru

agama dan guru bimbingan konseling selalu menjadi sasaran empuk yang

3Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, 6.

Page 19: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

3

dituduh gagal membentuk moral siswa. Alhasil, apabila dilihat pengawasan serta

bimbingan atas perilaku siswa tidak hanya dibebankan pada guru disekolah

semata namun juga terhadap orangtua dan masyarakat.

Pengaruh sosial dan kultural memainkan peran yang besar dalam

pembentukan atau pengondisian tingkah laku kriminal remaja, perilaku tersebut

menunjukkan tanda-tanda tidak ada konformitas terhadap norma-norma sosial.4

Aat Syafaat dkk. menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha

dalam upaya membimbing serta mengasuh anak agar kelak dapat memahami,

menghayati, mengamalkan, serta menjadikannya pedoman dalam hidupnya.5

Gejala kemerosotan nilai-nilai akhlak dan moral mulai dan telah

meresahkan masyarakat secara luas. Krisis moral yang seringkali dihadapi

menyangkut permasalahan penindasan, adu domba, tawuran, mabuk-mabukan,

dan kasus-kasus pornografi serta tindak asusila dikehidupan masyarakat kita.

Maka dari itu diperlukan adanya bimbingan moral yang mencakup sikap dan

perilaku dalam proses pendidikan.

Terbentuknya perilaku menyimpang dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah faktor agama. Faktor ini dapat mempengaruhi pembentukan

penyimpangan yaitu ketika kehidupan individu tidak didasari oleh agama yang

kuat sehingga kehidupannya menjadi tanpa arah dan tujuan. Perilaku

menyimpang siswa pada dasarnya lahir dari ekspresi sikap kenakalan yang

4TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam…, 75.

5TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam…, 16.

Page 20: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

4

muncul dari kalangannya. Secara fenomenologis gejala kenakalan timbul dalam

masa pubertas, dimana jiwa dalam keadaan labil sehingga mudah terseret oleh

lingkungan.

Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang “Pola Penanganan

Guru Pendidikan Agama Islam Dan Guru Bimbingan Konseling Terhadap

Penyimpangan Moralitas Siswa” studi kasus di Sekolah Menengah Kejuruan

Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga tahun

akademik 2013-2014.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

a. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Apa saja bentuk penyimpangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga?

2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak kepada siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan

Diponegoro Salatiga?

3. Bagaimana pola penanganan Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru

Bimbingan Konseling dalam masalah penyimpangan moralitas siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah

Kejuruan Diponegoro Salatiga?

Page 21: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

5

4. Bagaimanakah perubahan sikap moral siswa setelah mendapatkan

penanganan dari guru PAI dan BK ?

b. Batasan Masalah

Pendidikan agama memiliki dimensi yang dominan dalam upaya

pengarahan, bimbingan, dan pencegahan terhadap sikap dan perilaku siswa

dalam kesehariannya terutama di lingkungan sekolah. Tujuan dilakukan

bimbingan terhadap siswa yang mengalami masalah moralitas ialah untuk

membentuk siswa yang berperilaku baik, sopan, santun dalam bicara dan

bergaul, serta jujur atas semua tingkah laku kesehariannya.

Untuk memperoleh pemahaman tentang persoalan yang berkaitan

dengan kasus penyimpangan moralitas siswa, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai pola-pola penanganan yang dilakukan guru Pendidikan

Agama Islam dan guru Bimbingan Konseling dalam penyimpangan

moralitas siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah

Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

Adapun lokasi penelitiannya akan dilakukan di Sekolah Menengah

Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

Lokasi tersebut dipilih karena keberadaan sekolahan tersebut memiliki latar

belakang yang bervarian dan cukup layak untuk melakukan kajian dan

penelitian dalam beberapa aspek pembelajarannya. Penelitian ini diharapkan

memberikan hasil yang dapat memberikan ilustrasi konkrit mengenai

permasalahan penyimpangan moralitas siswa pada era modern ini.

Page 22: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

6

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan moralitas di Sekolah

Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan

Diponegoro Salatiga.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang telah dialami guru PAI dan BK

dalam mengatasi masalah moralitas siswa.

c. Untuk mengetahui beberapa pola yang telah diterapkan guru PAI dan BK

dalam menangani kasus moralitas siswa.

d. Untuk mencari pola-pola yang tepat bagi Guru PAI dan BK dalam

menghadapi arus era modernisme.

e. Untuk merumuskan konsep dasar dalam menangani kasus penyimpangan

moralitas siswa.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah

a. Memudahkan Guru PAI dan BK dalam mencari alternatif penyelesaian

dalam penanganan penyimpangan moralitas siswa.

b. Memudahkan penyelesaian mengenai proses penanganan terhadap

kejiwaan siswa yang menggalami masalah seperti pemakaian narkoba,

pergaulan bebas, tawuran, dan sebagaianya.

Page 23: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

7

c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya

Pendidikan Agama Islam serta bimbingan konseling bagi siswa,

terutama bagi mereka yang mengalami masalah dengan perilakunya

seperti penyalahgunaan narkoba, tindak asusila, berkelahi di sekolah,

membolos dan tawuran.

d. Memberikan khazanah keilmuan dalam penerapan penanganan kasus-

kasus siswa secara dini yaitu dengan cara bimbingan konseling,

wawancara persoalan siswa yang dihadapi, kemudian mendeteksi kasus

secara lebih tepat sesuai tahapan yang akan dicapai.

3. Kontribusi Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan

untuk :

a. Untuk memperkaya dan melengkapi kajian teoritik maupun praktis dalam

bidang ilmu pembelajaran pendidikan Agama Islam, sebagai upaya

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan cara pendekatan

pembelajaran deduktif dan induktif.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pendidik khususnya PAI dan

BK dalam menentukan dan memilih pendekatan pembelajaran serta

penindakan perilaku siswa.

c. Untuk meningkatkan kualitas program pengajaran melalui pendekatan

pembelajaran dan pemilihan pola pembinaan terhadap perilaku

Page 24: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

8

menyimpang siswa yang selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan

hasil belajar siswa.

d. Sebagai landasan empirik atau kerangka acuan. Dari hal ini dapat

diketahui beberapa bentuk pola penanganan dan langkah-langkah

penyelesaian terhadap perilaku menyimpang siswa.

e. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan

dalam upaya meningkatkan kualitas moral siswa melalui proses belajar

dan kegiatan keagamaan agar dapat menjadikan siswa berakhlak mulia.

f. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemecah masalah dalam peningkatan

hasil belajar PAI, serta dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan.

D. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa

penelitian yang ada relevansinya dengan judul tesis “Pola Penanganan Guru PAI

dan Guru BK Terhadap Penyimpangan Moralitas Siswa” ini. Beberapa

penelitian itu antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Warsiyah tentang “Pengaruh Tingkat

Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap Menyontek pada

Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo”. Dalam

penelitian ini menyimpulkan bahwa Tingkat Keimanan secara empiris memiliki

Page 25: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

9

pengaruh langsung negatif sedangkan Prokrastinasi Akademik secara empiris

memiliki pengaruh langsung positif yang signifikan pada Sikap terhadap

menyontek. Akan tetapi, tingkat keimanan dan prokrastinasi akademik tidak

memiliki pengaruh langsung pada sikap terhadap menyontek. Meskipun

demikian, tingkat keimanan dan prokrastinasi akademik secara tidak langsung

(melalui Sikap terhadap menyontek) memiliki pengaruh yang signifikan pada

perilaku menyontek.6

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ainiyah pembentukan karakter melalui

pendidikan agama Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penanaman

karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang

berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu

memimpin bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta

menjadi generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya

dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa sangatlah

penting. Pembentukan karakter anak akan lebih baik jika muncul dari kesadaran

keberagamaan bukan hanya karena sekedar berdasarkan prilaku yang

membudaya dalam masyarakat.7

6Warsiyah, “Pengaruh Tingkat Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap

Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo”,TESIS, IAIN

Walisongo Semarang (2013): 45-60. 7Nur Ainiyah. “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Al-Ulum.

Volume 13 nomor 1, Juni, Semarang (2013): 25-38.

Page 26: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

10

Penelitian yang dilakukan Inge Pudji Astuti tentang peran guru dalam

mengembangkan karakter siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa usia TK

merupakan masa yang tepat untuk menumbuh kembangkan pendidikan

karakter anak. Lima cara yang dapat dilakukan sekolah dalam

menumbuhkembangkan karakter best pada anak TK, ialah: teladan, fun, peka,

cerita, dan doa. Bagaikan lima jari: (1) jempol mengingatkan kita untuk

selalu berperan sebagai teladan bagi anak, (2) jari telunjuk mengingatkan kita

pada acara “Jari-jari” yang ceria (fun), (3) jari tengah yang tertinggi

mengingatkan kita untuk selalu peka melihat situasi sikap positif peserta didik,

(4) jari manis mengingatkan kita untuk memberikan hal-hal yang manis melalui

cerita atau dongeng pada anak, dan (5) jari kelingking mengingatkan kita:

meski kecil, tapi kuat kuasanya, kuasa doa. Kelima cara ini sebaiknya

dilakukan secara berkesinambungan dan terintegrasi dalam kegiatan di

sekolah sehari-hari. Kerja sama orang tua, guru, kepala sekolah, dan yayasan

harus terus dikembangkan untuk menumbuh kembangkan karakter best pada

anak.8

Dari beberapa penelitian di atas, belum ada penelitian yang mengambil

topik yang berkaitan dengan Pola Penanganan Guru PAI dan BK terhadap

Penyimpangan Moralitas Siswa. Maka peneliti bermahsud untuk melakukan

8Inge Pudjiastuti. “Peran Guru Dalam Menumbuhkembangkan Karakter Best” Jurnal Pendidikan

Penabur. Nomor 12. Jakarta (2013): 13-22.

Page 27: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

11

penelitian lebih lanjut terhadap beberapa permasalahan yang terkait dengan judul

peneliti tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman yang jelas dalam

membaca, peneliti susun sistematika penulisan tesis ini secara garis besar

sebagai berikut.

Di dalam penulisan tesis diawali dengan halaman judul, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, prakata, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Dalam pembahasan tesis, penulis membagi dalam bagian-bagian, tiap

bagian tediri bab-bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang saling

berhubungan dalam kerangka satu kesatuan yang logis dan sistematis.

Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:

a. BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika

penulisan.

b. BAB II Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang hakikat pendidikan agama islam,

peranan guru PAI dan BK dalam penanganan penyimpangan moralitas,

Page 28: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

12

faktor penyebab penyimpangan moralitas, jenis penyimpangan, dampak

penyimpangan, pola pendekatan, dan metode serta tehnik

penanganannya.

c. BAB III Metode Penelitian

Menguraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, sumber data penelitian, tehnik pengumpulan data, dan tehnik

analisis data.

d. BAB IV Hasil Penelitian Dan Analisis

Berisi tentang pelaporan hasil penelitian dan analisis data. Hasil

penenlitian menyajikan hasil dari wawancara dengan responden,

deskripsi lokasi penelitian, hasil observasi dan hasil pengumpulan data

dari dokumentasi. Analisis data menguraikan hasil penelitian tersebut

dengan kaitannya konsep-konsep yang ada di dalam kajian pustaka yang

di gunakan sehingga memperoleh informasi yang bisa menjawab

permasalahan dalam penelitian ini.

e. BAB V Penutup

Membahas simpulan dan saran. Kemudian diikuti dengan daftar

pustaka, lampiran-lampiran, dan biografi peneliti.

Page 29: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata

didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti

proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.9

Menurut kamus bahasa Arab, pendidikan diterjemahkan ke dalam kata tarbiyah

dengan kata kerjanya rabba yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara.10

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.11

Dalam sistem pendidikan tersebut diartikan sebagai proses

pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan serta pemahaman yang

lebih tinggi dan optimal. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

kemudian dapat memiliki implikasi terhadap siswa agar dapat memiliki pola

9Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

2007, 263. 10

Atabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus Bahasa Arab Kontemporer, Yogyakarta: Multi

Karya Grafika, 2003, 454. 11

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-undang

SisDiknas, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003, 34.

Page 30: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

14

pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya melalui

kegiatan pembelajarannya.

Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah bimbingan

dan asuhan terhadap anak didik agar dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejateraan hidup di dunia

maupun di akhirat.12

Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah

bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam yang

memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat

berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai

Islam.13

Menurut Hasan Langgulung Pendidikan Islam ialah menyiapkan

generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat

pada masa yang akan datang, peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup

masyarakat sendiri, memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara

keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan

hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-

nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan(integration) suatu masyarakat, maka

12

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, 25. 13

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filasafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma‟arif, 1962, 23.

Page 31: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

15

kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang

akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.14

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Qashash ayat 77:

Artinya : Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain

sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash : 77).15

Ayat tersebut memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk utuh

yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok manusia.

Potensi tersebut perlu dikembangkan sesuai dengan bakat yang dimilikinya agar

ia memiliki kepribadian yang baik, santun dan berakhlak mulia.

Pendidikan dapat pula diartikan bimbingan secara sadar oleh pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

akhlak yang utama.16

Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai salah satu

14

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma‟arif,

1980, 38. 15

Mushaf Al-Quran, Depok: Neija, 2012, 394. 16

Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: Universitas Islam

Negeri Malang, 2004, 1.

Page 32: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

16

aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar

memiliki akhlak yang utama.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama

Islam (PAI) merupakan bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada

peserta didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim

yang sejati. Pendidikan agama Islam merupakan bagian terpenting yang

berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai yang antara lain akhlak. Karena

pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga

merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri, maka Pendidikan Agama

Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak

mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan

Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman.Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, ditentukan oleh

kemampuan guru karena faktor pendidik sangat menentukan keberhasilan anak

didik dalam upaya menciptakan peserta didik yang diharapkan yang memiliki

integritas serta akhlak mulia.

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam

pelaksanaan pendidikan, sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak

misi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana

Page 33: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

17

peserta didik akan diarahkan atau dibawa. Pendidikan adalah masalah yang

sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan itu tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan

bernegara, sehingga pendidikan dijadikan suatu tola ukur terhadap maju

mundurnya suatu bangsa.

1. Dasar Yuridis

Landasan yuridis dapat diartikan sebagai bentuk peraturan baku yang

telah disahkan oleh pemerintah sebagai tempat berpijak atau titik tolak

dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan

pendidikan. Landasan tersebut bersumber dari peraturan perundang-

undangan yang belaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik

pendidikan dan studi pendidikan.

Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 Sisdiknas pasal 30 nomor

3 pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan

formal, nonformal, dan informal.17

Dan terdapat pada pasal 12 No 1/a

setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh

pendidik yang seagama.18

Dengan demikian secara yuridis pendidikan adalah dasar atau fondasi

perundang-undangan yang menjadi pijakan dan pegangan dalam

pelaksanaan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan merupakan usaha agar

manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui

17

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional…, 36. 18

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional…, 36.

Page 34: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

18

proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan serta tercapainya cita-cita

hidupnya yang lebih baik.

2. Dasar Naqli

Dalil Naqli adalah dalil yang bersumber dari Al- Qur'an dan Al-

Hadits. Al-Qur‟an adalah sumber kebenaran dalam Islam, kebenaran yang

sudah tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan sunnah Rasulullah SAW yang

dijadikan landasan pendidikan agama Islam adalah berupa perkataan,

perbuatan atau pengakuan Rasullullah SAW dalam bentuk isyarat.

Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh imam

Turmudzi:

Artinya: Menuntut ilmu adalah wajib bagi tiap-tiap orang-orang Islam

laki-laki dan perempuan. (H.R. Ibn Abdulbari)19

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan sebagai upaya

perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan

rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap

potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan

dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi.

19

Ibnu Abdul Bar, al-Istidzkar, Beirut: Darulkitab Alamiyah, 463, 2079.

Page 35: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

19

Dari uraian diatas terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-

ajarannya bersumber pada al-Qur‟an dan hadist sejak awal telah

menancapkan revolusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah

ini sangat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia

agar mampu menuju kemajuan berfikir dan berakhlak mulia.

Dengan demikian dasar pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang

menjadi landasan sebagai tempat berpijak untuk melaksanakan pendidikan

agama Islam, karena dalam ajaran Islam lebih sempurna untuk dipersiapkan

menjadi pedoman hidup sepanjang zaman. Sumber untuk mengatur masalah

pendidikan tersebut adalah al Qur‟an dan assunnah. Tanpa adanya dasar dari

pendidikan agama Islam, maka tujuan pendidikan agama Islam itu tidak

akan tercapai.

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pada umumnya tujuan pendidikan yaitu mengusahakan supaya tiap

orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekerti dan

sebagainya. Sehingga ia dapat mencapai kesempurnaan dan bahagia hidupnya

lahir dan batin.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu

merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT

dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 :

Page 36: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

20

Artinya: Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka

beribadah kepada-Ku. (Q.S. adz-Dzariyat: 56).20

Tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut untuk membina manusia

beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama

Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan

dalam seluruh kehidupannya yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang

intensif dan efektif dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.21

Pendidikan sebagai salah satu proses pembentukan kepribadian menjadi

poin penting di dalam kehidupan manusia. Ia dinilai menjadi salah satu cara dan

media untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Tujuan

pendidikan itu khususnya pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan

potensi manusia yang cenderung positif sehingga diharapkan akan terbentuk

kepribadian yang baik pula.22

Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

20

Mushaf Al-Qur‟an…, 523. 21

Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, 172. 22

Dirjen Pendidikan Islam, UU RI Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen serta UU RI. No. 20

Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Jakarta, 2006, 49.

Page 37: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

21

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.23

Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama Islam adalah

mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa supaya menjadi orang

muslim sejati, beriman teguh, beramal soleh dan berakhlak mulia, sehingga ia

menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri,

mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya bahkan

sesama umat manusia.24

Tujuan pendidikan agama islam adalah agar manusia memiliki

keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk

menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha

yang dilakukan. Selain itu Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses

bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan

dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak didik menuju

perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki

nilai-nilai Islam.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan

Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam dan

23

Dirjen Pendidikan Islam, UU RI Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen…, 56. 24

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hida Karya Agung, 1983, 40.

Page 38: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

22

meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari dalam

mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa, beramal shaleh, berakhlak

mulia, serta mampu berdiri sendiri sebagai salah satu dari ciri kepribadian

muslim sejati. Dengan pengabdian itu manusia akan mendapat keseimbangan

hidup antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

lagi membanggakan diri. (QS.Luqman :18)25

Pendidikan sebagai salah satu proses pembentukan kepribadian menjadi

poin penting di dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan segenap

potensi yang dimiliki anak didik dapat dikembangkan melalui bimbingan dan

pengarahan supaya menjadi muslim yang beriman serta berakhlak mulia sebagai

refleksi dari keimanan yang telah diajarkan sebagai sasaran akhir dari

Pendidikan Agama tersebut.

25

Mushaf Al-Quran…, 412.

Page 39: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

23

D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru BK

1. Peranan guru PAI

Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik

agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan

membantu mengantarkan anak didiknya kearah kedewasaan jasmani dan

rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak di

capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati,

beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi

masyarakat, agama dan negara.26

Menurut Ngalim Purwanto, guru adalah orang yang telah

memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada yang tertentu kepada

seseorang atau kelompok orang. Guru pendidikan agama Islam merupakan

figur seorang pemimpin yang mana disetiap perkataan atau perbuatannya

akan menjadi panutan bagi anak didik, maka disamping sebagai profesi

seorang guru agama hendaklah menjaga kewibawaannya

agar jangan sampai seorang guru agama melakukan hal-hal yang

bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan

masyarakat.27

26

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, 45. 27

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007, 169-170.

Page 40: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

24

Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa seorang guru adalah pendidik

profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan

memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.28

Guru agama harus menghadapi keanekaragaman pribadi dan

pengalaman agama yang dibawa anak didik dari rumahnya masing-

masing. Setiap orang yang mempunyai tugas sebagai guru harus

mempunyai akhlak, khususnya guru agama, disamping mempunyai akhlak

yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama seharusnya mempunyai

karakter yang berwibawa, dicintai dan disegani oleh anak didiknya,

penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena setiap perilaku

yang dilakukan oleh guru agama tersebut menjadi sorotan dan menjadi

teladan bagi setiap anak didiknya.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik untuk membina

akhlak anak didiknya, seorang guru haruslah dapat membina dirinya

sendiri terutama seorang guru agama haruslah sabar dan tabah ketika

menghadapi berbagai macam ujian dan rintangan yang menghalangi, guru

haruslah dapat memberikan solusi yang terbaik ketika anak didiknya

sedang menghadapi masalah, terutama masalah yang berhubungan

langsung dengan proses belajar mengajar.

Kewajiban utama yang dilakukan oleh seorang guru adalah

berusaha menyayangi dan mencintai muridnya dan itu harus bersifat

28

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Akasara, 2011, 39.

Page 41: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

25

pribadi. Guru harus mengenal anak didiknya terlebih dahulu, lalu mencoba

mendapati hal-hal positif yang ada pada mereka dan secara terus terang

menyatakan suatu penghargaan, selain itu juga ia harus mengetahui

kondisi keluarga masing-masing anak didik, kesulitan yang mereka hadapi

dan kebutuhan yang mereka perlukan.

Pengetahuan dan pengalaman seorang guru seharusnya luas,

karena hal ini merupakan faktor penunjang dalam mencapai keberhasilan

dalam mendidik dan membina anak didik tersebut, sikap terbuka, penuh

perhatian dan pengertian merupakan bekal yang tidak boleh ditinggalkan

bagi seorang guru.

Dengan demikian peran guru sangat besar terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh

pserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantaun guru.

Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara

individual, karena antara peserta didik dengan yang lain memiliki

perbedaan yang sangat mendasar agar mampu memberikan kemudahan

belajar bagi seluruh peserta didik.

2. Peranan guru BK

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu

(peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan

Page 42: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

26

diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan,

mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih

baik.29

Menurut Prayitno dan Erman Amti, bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang

atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa

agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya

sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana

yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.30

Bimo Walgito mendefinisikan bimbingan adalah bantuan atau pertolongan

yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu

dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.31

Bimbingan ialah suatu proses bantuan yang diberikan terhadap

para siswa atau siswi dengan memperhatikan kenyataan-kenyataan dan

kemungkinan-kemungkinan tentang adanya kesulitan-kesulitan yang

dihadapinya dalam rangka perkembangan yang sangat optimal, sehingga

mereka pun bisa memahami diri sendiri, bertindak, bersikap, dan

29

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, 1. 30

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,

2004, 99. 31

Bimo Walgito, Pengantar psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 1997, 4-5.

Page 43: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

27

mengarahkan dari yang sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah,

masyarakat dan keluarga.32

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui

wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang

mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi oleh klien.33

Adapun definisi konseling menurut Abdul Bari ialah proses

pemberian informasi obyektif dan lengkap yang dilakukan secara

sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal dengan tehnik

bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk

membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang

dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah

tersebut.34

Dengan demikian dapat dipahami bahwa konseling merupakan

upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh

konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya

dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Adapun

bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam

proses pendidikan sebagai suatu sistem. Guru mempunyai peranan dan

32

Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan Konseling, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992,

40. 33

Prayitno dan Emran Anti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,

1999, 106. 34

Abdul Bari Saifudin, dkk., Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatus, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2002, 28.

Page 44: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

28

kedudukan kunci di dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama

pendidikan formal.

Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan

bantuan kepada peserta didik. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan

yang bersifat psikologis meliputi tercapainya penyesuaian diri,

perkembangan optimal dan kemandirian. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan

yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan

kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami

dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan

dirinya.

E. Penyimpangan Moralitas Siswa

1. Pengertian Penyimpangan Moralitas Siswa

Masa remaja adalah masa perkembangan moral, seksual, sosial, dan

fisik. Perilaku menyimpang sering terjadi pada usia remaja, dimana remaja

belum memiliki tanggung jawab baik atas diri sendiri maupun orang lain,

dimana remaja masih merasa bebas tanpa beban. Remaja membutuhkan

proses sosial untuk belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi

berbagai prilaku sosial lain. Secara psikologis pelajar usia remaja merupakan

masa transisi dari remaja menuju kedewasaan diamana didalamnya terjadi

gejolak-gejolak batin dan luapan ekspresi kretivitas yang sangat tinggi.

Page 45: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

29

Perilaku menyimpang siswa salah satunya disebabkan oleh minimnya

pendidikan moral dan agama. Hampir seluruh warga Indonesia khususnya

daerah Jawa percaya bahwa pendidikan moral terbaik adalah di Pondok

Pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama sangat

mempengaruhi moral seseorang. Karena dalam agama diajarkan untuk tidak

merugikan atau jahat terhadap diri sendiri dan orang lain dalam bentuk

apapun. Agama dapat menjadi salah satu faktor pengendali tingkah laku

remaja. Karena pendidikan agama memang mewarnai kehidupan

masyarakat.35

Perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang dieskspresikan oleh

seorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadari atau

tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah

diterima oleh sebagian anggota masyarakat.

2. Faktor Penyebab Penyimpangan Moralitas Siswa

Beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang, antara

lain sebagai berikut:

a. Sikap mental yang tidak sehat

Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap

mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukkan dengan tidak merasa

bersalah atau menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang.

b. Ketidakharmonisan dalam keluarga

35

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997, 93.

Page 46: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

30

Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi

penyebab terjadinya perilaku menyimpang.

c. Pelampiasan rasa kecewa

Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat

mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari

pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya.

d. Dorongan kebutuhan ekonomi

Perilaku menyimpang yang terjadi karena dorongan kebutuhan

ekonomi.

e. Pengaruh lingkungan dan media massa.

Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat

disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman

sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh

terhadap penyimpangan perilaku.

f. Kegagalan dalam proses sosialisasi

Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat dapat

disebabkan karena seseorang memilih nilai sub kebudayaan yang

menyimpang yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya

bertentangan dengan norma budaya yang dominan.36

36

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja..., 210.

Page 47: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

31

3. Jenis Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang pada remaja terbagi atas empat jenis,

diantaranya37

:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain seperti

perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi seperti perusakan,

pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain

seperti pelacuran, penyalahgunaan obat dan lain-lain.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak

sebagai pelajar dengan cara membolos.

4. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang

Berdasarkan permasalahan remaja yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat dispesifikasikan bentuk- bentuk perilaku menyimpang atau

kenakalan remaja yang dibagi menjadi empat kelompok besar, 38

yaitu:

a. Delikuensi Individual

Delikuensi Individual adalah perilaku menyimpang yang berupa

tingkah laku kriminal yang merupakan gejala personal dengan ciri khas

“jahat“ yang disebabkan oleh prodisposisi dan kecenderungan

penyimpangan tingkah laku psikopat, neourotis, dan antisosial.

37

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, 83. 38

Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang, 2002, 141-143.

Page 48: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

32

Penyimpangan perilaku ini dapat diperhebat dengan stimuli sosial yang

buruk, teman bergaul yang tidak tepat dan kodisi kultural yang kurang

menguntungkan. Perilaku menyimpang pada tipe ini seringkali bersifat

simptomatik karena muncul dengan disertai banyaknya konflik-konflik

intra psikis yang bersifat kronis dan disintegrasi pribadi.

b. Delinkuensi Situasional

Bentuk penyimpangan perilaku tipe ini pada umumnya

dilakukan oleh anak-anak dalam klasifikasi normal yang dapat

dipegaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik situasi yang berupa

stimuli sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman sebaya yang

semuanya memberikan pengaruh yang “menekan dan memaksa“ pada

pembentukan perilaku menyimpang. Penyimpangan perilaku dalam

bentuk ini seringkali muncul sebagai akibat transformasi kondisi

psikologis dan reaksi terhadap pengaruh eksternal yang bersifat

memaksa. Dalam kehidupa remaja situasi sosial eksternal yang

menekan, terutama dari kelompok sebaya dapat dengan mudah

mengalahkan unsure internal yang berupa pikiran sehat, peraaan dan

hati nurani sehingga memunculkan tingkah laku delinkuen situasional.

c. Delinkuensi Sistematik

Perbuatan menyimpang dan kriminal pada anak-anak remaja

dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang yang disestematisir,

dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya yang berperilaku

Page 49: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

33

seragam dalam penyimpangan. Kumpulan tingkah laku yang

menyimpang yang disestematisir dalam pengaturan status, norma dan

peranan tertentu kan memunculkan sikap moral yang salah dan justru

muncul rasa kebanggaan terhadap perbedaan-perbedaan dengan norma

umum yang berlaku.

Semua perilaku menyimpang yang seragam dilakukan oleh

anggota kelompok ini kemudian dirasionalisir dan dilakukan

pembenaran sendiri oleh seluruh anggota kelompok, sehingga perilaku

menyimpang yang dilakukan menjadi terorganisir dan sistematis

sifatnya. Dorongan berperilaku menyimpang pada kelompok remaja

terutama muncul pada saat kelompok remaja ini dalam kondisi tidak

sadar atau setengah sadar, karena berbagai sebab dan berada dalam

situasi yang tidak terawasi oleh kontrol diri dan kontrol sosial. Lama

kelamaan perilaku menyimpang ini diulang dan diulang kembali, dan

kemudian dirasakan enak dan menyenangkan yang kemudian

diprofesionalisasikan yang pada akhirnya kemudian digunakan untuk

menegakkan gengsi diri secara tidak wajar.

d. Delinkuensi Komulatif

Pada hakekatnya bentuk delikuensi ini merupakan produk dari

konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural yang

kontroversial dalam iklim yang penuh konflik.

Page 50: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

34

Dengan mencermati bentuk perilaku menyimpang yang dilihat dari

dimensi penyebabnya, maka wujud dari perilaku menyimpang dapat berupa

perilaku sebagai berikut :

a. Membolos sekolah.

b. Perkelahian antar individu, antar sekolah ataupun antar suku, yang

kesemuanya menunjukan akibat negatif.

c. Perilaku menyontek.

d. Mabuk-mabukan.

e. Melakukan perbuatan tindak asusila yang mengganggu ligkungan.

f. Kecanduan dan ketagihan obat terlarang yang erat kaitannya dengan

tindak kejahatan.

g. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan dengan taruhan yang

mengakibatkan ekses kriminalitas.

F. Pendekatan Penanganan Perilaku Menyimpang

Penyimpangan moral diakibatkan oleh budaya barat yang tidak disaring

dengan baik sehingga semuanya diserap oleh generasi muda. Dalam masa

pubertas, keinginan mereka untuk mencoba sangat besar dan sering mereka tidak

memikirkan resiko dari perbuatannya tersebut. Selain budaya barat, kondisi

keluarga juga menjadi penyebab dari penyimpangan moral pada kalangan

remaja. Mungkin orang tua lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah

untuk bekerja sehingga para remaja tersebut kurang kasih sayang, pengawasan

Page 51: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

35

dan perhatian. Selain itu, mereka juga butuh pengertian dan dukungan dari

keluarga yang seharusnya mereka dapatkan sebagai seorang anak.

Untuk mengatasi penyimpangan moral pada remaja, peran orang tua

sangat penting. Dengan orang tua yang selalu mendampingi, mereka akan yakin

bahwa mereka tidak sendiri sehingga apapun kondisinya para remaja tersebut

akan berani terbuka pada orang tua. Selain itu, bimbinglah mereka dan arahkan

mereka dengan baik yaitu melalui arahan dan mendorong kepada para remaja

untuk menyalurkan bakat, minat, dan hobinya dalam hal-hal positif agar dapat

bermanfaat.39

Upaya mengantisipasi tersebut melalui:

1. Penanaman nilai dan norma yang kuat

Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses

sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut:

a. Pembentukan konsep diri

b. Pengembangan keterampilan

c. Pengendalian diri

d. Pelatihan komunikasi

e. Pembiasaan aturan.

2. Pelaksanaan peraturan yang konsisten

Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah

usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai

39

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja..., 83.

Page 52: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

36

sarana penindak perilaku penyimpangan. Namun apabila peraturan-

peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan

tindak penyimpangan.

Pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu

jalan yang paling strategis yaitu dengan usaha-usaha pembinaan,

pengarahan, dengan memahami dan mengurangi permasalahan yang

berhubungan dengan perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik.

G. Metode Penanganan Perilaku Menyimpang

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah perilaku penyimpangan

sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dari berbagai

lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Diantaranya ialah:

1. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis

Upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial di rumah

memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti

maupun keluarga luas. Dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga

harus mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling

memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun

keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang tua

memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap

anak-anaknya. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak

Page 53: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

37

yang dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika

orang tua harus mampu memberi teladan bagi anak-anaknya.

2. Meningkatkan Nilai Keimanan

Keluarga merupakan unit masyarakat yang paling mendasar. Oleh

karena itu, peningkatan nilai keimanan yang diajarkan keluarga sangatlah

penting. Pengajaran keimanan yang berasal dari keluarga bisa

memperkokoh dan menjadi benteng pada saat mereka berinteraksi dengan

lingkungannya.

3. Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif ialah menjalin keakraban antara orang tua dan

anak. Dengan adanya keterbukaan antara anak dan orang tua diharapkan

segala persoalan akan mudah dipecahkan. Dengan demikian, anak terhindar

dari perbuatan yang menyimpang di tengah masyarakatnya.

4. Memenuhi Hak-Hak Anak

Salah satu tanggung jawab terberat orang tua adalah mendidik anak-

anak menjadi manusia takwa. Untuk mencapai harapan tersebut, orang tua

memiliki tugas, yakni memenuhi hak-hak anak, seperti mendidik, menjaga

kesehatan, kebersihan, dan menanamkan moral serta akhlak kepada anak.

Upaya mengatasi penyimpangan sosial dapat dilakukan pula dengan

mengoptimalkan fungsi lembaga pendidikan, baik sekolah maupun

perguruan tinggi. Untuk sekolah dilakukan dengan cara memasukan materi

pelajar yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti ke dalam kurikulum,

Page 54: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

38

serta menggalakan program-program ekstrakulikuler yang berlandaskan

nilai-nilai moral.40

Lingkungan masyarakat juga dapat membantu mencegah

penyimpangan sosial, salahsatunya yaitu dengan menciptakan kontrol sosial

di lingkungan masyarakat berupa tata tertib yang di buat bersama, seperti

dengan mengadakan program siskamling; penyuluhan narkoba kepada

remaja, layanan konsultasi kesehatan, dan sebagainya.

Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyimpangan sosial

di lingkungan keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti

berikut ini.

a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa

kekeluargaan.

b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan

beribadah.

c. Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.

d. Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat

anak, sekaligus mampu memberikan bimbingan atau solusi jika anak

mendapat kesulitan.

e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan teguran

atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan

40

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik…, 190.

Page 55: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

39

pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau memperoleh

prestasi.

f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan

pendidikannya.

Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan

orang tua agar tercipta suatu komunikasi yang baik dengan anak, sehingga

anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau teladan, serta merasa

memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.

H. Pola Penanganan Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang

gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja

maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja

berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang

begitu cepat. Secara psikologis, penyimpangan remaja merupakan wujud dari

konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak

maupun remaja para pelakunya.41

Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam

masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,

maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang

membuatnya merasa rendah diri.

41

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik…, 69.

Page 56: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

40

Menurut Panut Panuju dan Ida Umami, pola penanganan perilaku

menyimpang melalui 3 tahap, yaitu : 1) tindakan preventif yakni

segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan-

kenakalan, 2) tindakan represif yakni tindakan untuk menindas dan

menahan kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi

timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat, 3) tindakan kuratif

dan rehabilitasi yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal terutama

individu yang telah melakukan perbuatan tersebut.42

1. Tindakan Preventif

Tindakan preventif yakni segala tindakan yang mencegah timbulnya

kenakalan-kenakalan. Tindakan preventif untuk mencegah kenakalan remaja

dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum.

b) Berusaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.

c) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para

remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab

timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan.

d) Usaha pembinaan remaja, yang meliputi : menguatkan sikap mental

remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya,

memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengeluaran

dan ketrampilan, namun juga pendidikan mental dan pribadi melalui

pengajaran agama, budi pekerti dan etika, dan usaha memperbaiki

keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga, maupun

masyarakat dimana terjadi banyak kenakalan remaja.

e) Usaha Pencegahan Timbulnya Kenakalan Remaja Secara Khusus.

42

Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja, Yogyakarta : Tiara Wacana, 1999,

171.

Page 57: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

41

Penanaman pendidikan mental dilakukan oleh guru PAI maupun

guru pembimbing serta para pendidik lainnya. Usaha para pendidik harus

diarahkan dalam rangka mengamati, memberikan perhatian khusus, dan

mengawasi setiap penyimpangan tingkahlaku remaja.

Pemberian bimbingan terhadap para remaja dapat berupa pengenalan

diri sendiri yaitu dengan menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang

lain, penyesuaian diri yaitu mengenal dan menerima tuntutan dan

penyesuaian diri dengan tuntutan tersebut, dan orientasi diri yaitu dengan

mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan

sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan

etik.

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat

dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran seperti

halnya:

a) Di lingkungan keluarga, remaja harus menaati peraturan dan tata cara

yang berlaku. Dan adanya hukuman yang dibuat orang tua terhadap

pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Dalam hal ini perlu

diperhatikan bahwa pelaksanaan tata tertib dan tata cara keluarga harus

dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus

dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota

mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

b) Di lingkungan sekolah, kepala sekolah dan guru yang berwenang dalam

melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah.

Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang

Page 58: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

42

berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian.

Akan tetapi hukuman yang berat seperti “skorsing” maupun

pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru

dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai

pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif

diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun

tertulis kepada pelajar maupun orang tua, melakukan pengawasan

khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan

melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergantung dari

macam pelanggran tata tertib sekolah yang telah digariskan.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan kuratif dan rehabilitasi dilakukan setelah tindakan

pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku

pelanggar tersebut dengan memberikan pendidikan kembali. Pendidikan

diulangi melalui pembinaan secara khusus, dan ditangani oleh lembaga

khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang tersebut.

Guru PAI juga memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan

pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Sebagai pembimbing,

guru PAI bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai

dengan ajaran islam, pendidik juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT.

Adapun upaya-upaya penanganan yang dilakukan guru PAI antara lain

dengan:

Page 59: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

43

a) Penyuluhan kesadaran hukum bagi siswa

Urgensi dalam penyuluhan hukum kepada siswa mengandung

tujuan untuk mendidik siswa agar mereka mampu mematuhi dan

bertindak sesuai aturan-aturan hukum yang telah diatur sebagai

mestinya dengan sebaik-baiknya dalam upaya menyadarkan terhadap

dirinya baik di sekolah maupun di luar sekolah.

b) Rasa tanggung jawab sosial

Rasa tanggung jawab merupakan salah satu konsekuensi dari

masing-masing individu sebagai anggota yang hidup dalam masyarakat

yaitu akan adanya keutuhan dan kelancaran hidup sosial.

c) Kesadaran beragama

Kesadaran beragama juga banyak menunjang tercapainya

kehidupan yang damai tentram dan aman di tengah-tengah kehidupan

masyarakat.43

Dengan demikian dapat dipahami bahwa penanganan perilaku

penyimpangan pada remaja perlu ditekankan karena dapat menentukan

pembentukan mental dan jiwa anak didik dalam rangka ditujukan ke

arah tercapainya kepribadian yang baik, dan dewasa. Hal tersebut

diharapkan akan menumbuhkan karakter anak didik yang

berkepribadian kuat, teguh, dan memiliki akhlakul karimah.

43

Sudarsono, Kenakalan Remaja..., 93.

Page 60: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

44

I. Peranan PAI untuk menanggulangi penyimpangan moralitas siswa

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia sebagai sub sistem

pendidikan Nasional, mempunyai peran yang sama dengan pendidikan pada

umumnya, dalam proses pembangunan Nasional. Pendidikan Agama Islam

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu

dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau

dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban

bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri yang

berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan

tujuan pendidikannya.

Pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian.

Pergeseran zaman yang cepat mengakibatkan pengembangan dan perubahan

pada beragam aspek. Keseluruhan unsur pendidikan mengalami perubahan, arus

perubahan itu ikut merubah moral dan karakter tiap individu. Pendidikan

informal dan non formal pun memiliki peran yang sama untuk membentuk

kepribadian terutama anak atau peserta didik.

Peran Pendidikan Agama Islam untuk pembentukan karakter sangat

berperan dalam pembentukan karakter anak guna membentuk anak menjadi

Page 61: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

45

manusia dewasa yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berkpribadian muslim

dan pengaruh pendidikan agama islam pendidikan disertakan sebagai usaha

sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya

meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga meningkatkan dan

mengembangkan aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan,

moral atau mental, perilaku dan sebagainya. Pendidikan Agama Islam berperan

sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah

keinginan yang berdaran emosi. jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikan

sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya

sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi

segala keinginannya yang timbul.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik untuk membina

kepribadian anak didiknya, seorang guru haruslah dapat membina dirinya sendiri

terutama seorang guru agama haruslah sabar dan tabah ketika menghadapi

berbagai macam ujian dan rintangan yang menghalangi, guru haruslah dapat

memberikan solusi yang terbaik ketika anak didiknya sedang menghadapi

masalah, terutama masalah yang berhubungan langsung dengan proses belajar

mengajar.44

Dalam dunia pendidikan, terbentuknya moral yang baik adalah

merupakan tujuan utama karena pendidikan merupakan proses yang mempunyai

44

Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1975,

127.

Page 62: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

46

tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku

tertentu pada anak didik atau seorang yang dididik. Memperhatikan masalah-

masalah Pendidikan akhlak seperti juga memperhatikan pendidikan jasmani,

akal dan ilmi. Seorang anak kecil membutuhkan fisik yang kuat, akal yang kuat

dan akhlak yang tinggi, sehingga ia dapat mengurus dirinya, berfikir sendiri,

mencari hakikat, berkata benar, membela kebenaran, jujur dalam amal

perbuatannya, mau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan

bersama, berpegang pada keutamaan dan menghindari sifat-sifat yang tercela.

Dengan demikian materi pendidikan yang diberikan kepada anak didik

agar sesuai dengan perkembangan zaman yang dapat menjawab tantangan jiwa

anak didik tersebut. Materi pendidikan agama penting untuk anak didik dalam

upaya pembinaan kepribadiannya, pembinaan ini dilakukan dengan pemberian

materi tentang barbagai macam kehidupan anak didik misalnya mengenai tata

krama, sopan santun, cara bergaul, cara berpakaian, dan cara bermain yang tidak

bertentangan dengan ajaran Islam, disamping itu juga pelaksanaan ibadah yang

sesuai dengan syariat ajaran Islam, terutama tentang aqidah atau ketauhidan

kepada Allah SWT.

Kepribadian adalah kebiasaan, sikap-sikap dan sifat yang khas yang

dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan

orang lain. Seseorang disebut berkepribadian apabila seseorang tersebut siap

memberi jawaban positif dan tanggapan positif atas suatu keadaan. Apabila

seseorang berkepribadian teguh, maka akan mempunyai sikap yang

Page 63: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

47

melatarbelakangi tindakannya yaitu dengan penanaman nilai dan norma yang

kuat pada setiap individu.

J. Peranan guru BK dalam menanggulangi penyimpangan moralitas siswa

Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik,

berbagai pelayanan di selenggarakan dengan tujuan agar dapat berguna dan

bermanfaat dalam proses perkembangan anak didik di sekolah. Dalam hal ini

guru BK berperan dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar bisa

berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahanya yang

sedang dihadapi. Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, membantu

siswa agar memperoleh solusi dalam mencari akar masalah yang mereka hadapi

dan pembentukan karakter kepribadiannya.

Sardiman mengemukakan sembilan peran guru yang terkait dengan

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:

a. Sebagai Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan

akademik maupun umum.

b. Sebagai Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

jadwal pelajaran dan lain-lain.

c. Sebagai Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan

dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,

Page 64: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

48

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga

akan terjadi dinamika di dalam proses belajar dan pembelajaran.

d. Sebagai Direktur, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Sebagai Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Sebagai Transmitor, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan.

g. Sebagai Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

proses belajar-mengajar.

h. Sebagai Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Sebagai Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak

didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga

dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.45

Adapun peran bimbingan konseling dapat diketahuai dengan melihat

fungsi-fungsi pelayanan bimbingan konseling seperti yang ada di bawah ini:

a. Fungsi pemahaman.

b. Fungsi pencegahan.

c. Fungsi pengentasan.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

45

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994,

142.

Page 65: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

G. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.46

Penelitian dengan pendekatan ini memiliki karakteristik alami sebagai

sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil,

analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif

dan makna merupakan hal yang esensial.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu,

kelompok, lembaga, atau masyarakat.

46

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, 84.

Page 66: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

50

H. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah fenomena perilaku menyimpang

yang dilakukan oleh siswa-siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan

Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga. Perilaku menyimpang adalah

perilaku yang melanggar aturan sekolah, perilaku yang menurut agam tidak baik

dan tidak boleh dilakukan selayaknya bagi seorang siswa.

I. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan

Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga. Hal ini didasarkan atas

beberapa pertimbangan:

a. SMK adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jam

pembelajaran agama yang minim, dalam 1 minggu hanya menerima

pengajaran dalam waktu 2 jam. Mengingat akan pentingnya pondasi yang

baik bagi perilaku siswa, maka hal itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut.

b. Keberhasilan pendidikan agama islam tidak hanya dilihat dari keaktifan

siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas dan keaktifan mengikuti ekstra

keagamaan, tetapi perlu dilihat pula dari aspek kontrol diri pada siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama di SMK perlu ditingkatkan untuk

memecahkan masalah penyimpangan tingkah laku yang dilakukan siswa,

maka guru atau konselor maupun orang tua mempunyai tugas untuk

Page 67: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

51

mengusahakan cara tertentu untuk mencegah dan menanggulanginya serta

membina kearah yang lebih baik.

c. Adanya doa bersama dan membaca asmaul husna tiap pagi sebelum

pembelajaran dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mendisiplinkan siswa

untuk lebih siap dalam belajarnya. Langkah ini memberikan kontribusi

terhadap mental siswa selain dibekali dengan fisik yang prima juga

ditambah dorongan doa dan melafadzkan beberapa asma Allah sebagai

sarana ketauhidan agar yang Maha Kuasa memberikan kemudahan dalam

menerima ilmu.

J. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah guru-guru PAI dan BK

yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro dan Saraswati Salatiga.

K. Prosedur Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian kulitatif fenomena dapat

dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subjek

melalui wawancara mendalam dan observasi pada pokok masalah dimana

kejadian-kejadian tersebut berlangsung. Adapun untuk melengkapi data

diperlukan dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian berkaitan

dengan beberapa bahan yang diperlukan.

Page 68: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

52

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan informan untuk mencari

informasi tertentu. Tujuan dari wawancara ini diantaranya untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, dan kepedulian.

Metode ini merupakan suatu proses tanya jawab lesan yang dilakukan

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka

yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.47

Dalam wawancara peneliti mengajukan beberapa pertanyaan

secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan:

1. Apa bentuk-bentuk penyimpangan moral yang pernah terjadi pada

siswa-siswi di SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga?

2. Bagaimana program yang dilakukan guru BP SMK Saraswati dan

SMK Diponegoro Salatiga untuk menangani kasus-kasus

penyimpangan moral itu?

3. Apakah Guru PAI SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga

memberikan arahan khusus bagi para siswa yang melakukan

tindakan penyimpangan tersebut?

4. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan guru BP dan guru PAI

dalam membina akhlak siswa di SMK Saraswati dan SMK

Diponegoro Salatiga?

47

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., 88.

Page 69: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

53

Adapun informan yang diambil antara lain :

1. Guru PAI SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga

2. Guru BK SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga

b. Tehnik Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan

sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.48

Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum,

peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin.

Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang

terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang

diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola

perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu

sudah diketemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema

yang akan diteliti. Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti

dalam interaksi dengan objek penelitiannya, terdapat dua jenis

observasi.49

Observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan kepada

perilaku siswa-siswi di SMK Diponegoro dan SMK Saraswati untuk

melengkapi data-data atau informasi yang diperoleh daari wawancara.

c. Tehnik Dokumentasi

Tehnik Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.50

Tehnik dokumentasi

48

Sukandarrumidi Haryanto, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2004, 69. 49

Hariwijaya, M., Metodologi Dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Yogyakarta:

Elematera Publishing, 2007, 74. 50

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, 27.

Page 70: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

54

terdiri atas data yang bersumber dari rekaman dan dokumen. Rekaman

ini diwujudkan dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan

oleh peneliti dengan tujuan untuk membuktikan adanya suatu peristiwa.

Sedangkan dokumen adalah hal-hal yang bersifat non rekaman

diantaranya: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto, dan

sebagainya.

L. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tehnik analisis kualitatif. Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong51

,

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tehnik analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

tehnik analisis kualitatif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman52

mencakup tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu :

51

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., 248. 52

Matthew Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1992, 16-20.

Page 71: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

55

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahap reduksi data atau proses

transformasi yang berlanjut terus sesudah penelitian lapangan sampai

laporan akhir lengkap tersusun.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif

pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif. Dalam penyajian

meliputi berbagai jenis matrik, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang

penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan

apakah menarik kesimpulan yang benar atauk terus melangkah

melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian

sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

c. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Peneliti berusaha mencari pola, model, tema, hubungan,

persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Dari

Page 72: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

56

data tersebut peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Verifikasi dapat

dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data dan penyajian

data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam

penelitian.

Page 73: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

57

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran umum SMK Saraswati Salatiga

a. Sejarah singkat

SMK Saraswati Salatiga adalah Sekolah Menengah Kejuruan tertua

di kota Salatiga, berdiri tahun 1970 dengan alamat di Jl. Sukowati

Salatiga kemudian pada tahun 1990 pindah di Jl. Hasanudin No. 738

Salatiga sampai sekarang. Ada tiga orang pendiri yang 2 orang sudah

almarhum dan 1 orang masih aktif bekerja yaitu H. Harun Mustofa.

Tamatannya telah mengisi berbagai profesi di industry dan wirausaha,

termasuk di birokrasi baik sipil maupun militer ditingkat lokal, nasional

bahkan manca Negara. SMK Saraswati adalah satu-satunya amal usaha

milik Yayasan Pembina Rehabilitasi Dan Pembangunan Masyarakat

(YAPREMAS) Salatiga yaitu Yayasan yang bersifat umum atau

nasionalis berlandaskan Pancasila dan UUD-45. Dengan

penyelenggaraan pendidikan agama sesuai dengan yang dianut oleh

masing-masing peserta didik, meliputi Agama Islam, Kristen, Katolik,

Budha, dan Hindu.

Page 74: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

58

b. Visi Dan Misi

“Visi SMK Saraswati Salatiga ialah menjadi lembaga pendidikan

kejuruan terkemuka”.

Misi SMK Saraswati Salatiga adalah

1) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan secara

professional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan

kompetitif.

2) Menyelenggarakan pelayanan kepada tamatan untuk disalurkan ke

dunia kerja atau industri melalui bursa kerja khusus.

c. Data siswa SMK Diponegoro dan SMK Saraswati Salatiga

1) SMK Diponegoro Salatiga

Data siswa SMK Diponegoro Tahun pelajaran 2013/2014

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1.

Program Keahlian

Akutansi dan

Penjualan

JUMLAH

L P Jml

Jumlah 66 484 550

2) SMK Saraswati Salatiga

Data siswa SMK Saraswati Tahun pelajaran 2013/2014

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 75: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

59

Tabel 3.2.

Tingkatan Kelas Laki-laki Perempuan

Kelas X 446 32

Kelas XI 401 27

Kelas XII 400 34

Jumlah 1247 93

d. Ekstra Kurikuler

1) Program Ekstra Kurikuler

- Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan, Pasukan Paskibra,

dan Palang Merah Indonesia.

- Keterampilan meliputi: Rekayasa Enginering, Teknologi Tepat

Guna, Komputer, Multimedia, dan Stir Mobil.

- Olahraga meliputi : Bola Volly, Footsal, Bola Basket, dan

Beladiri.

- Kesenian : Band, dan Drum Band.

2) Program Sosial

Menyelenggarakan Program Career Center yaitu mendidik

anak-anak putus sekolah untuk dibekali pengetahuan dan

keterampilan dibidang Tehnik Otomotif dan Tehnik Pengelasan

mendapat sertifikat dan gratis. Bagi yang berprestasi dibekali

peralatan tehnik untuk bekal wirausaha.

Page 76: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

60

e. Sarana

Sarana di SMK Saraswati Salatiga didukung SDM yang handal,

professional sesuai bidang keahliannya, dengan sarana pendidikan dan

pelatihan yang memadahi, terdiri dari :

1) Ruang kelas atau ruang belajar

2) Laboratorium meliputi :

- Lab. Bahasa

- Lab. Multimedia atau Internet

- Lab. Komputer

- Lab. Fisika

- Perpustakaan

3) Ruang Praktik atau Bengkel

- Bengkel Permesinan (Convensional)

- Bengkel Permesinan (CNC)

- Bengkel Chasis (Otomotif)

- Bengkel Engine (Otomotif)

- Bengkel Kelistrikan (Otomotif)

- Bengkel Mesin Listrik dan Otomasi

- Bengkel Instalasi Listrik

- Bengkel Rewinding (listrik)

- Bengkel kerja Plat dan Las (las gas, las busur, las mig)

- Bengkel Kerja Bangku dan Keterampilan Dasar

Page 77: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

61

- Bisnis Center dan Teaching Factory

f. Prasarana Sekolah

Gambar 4.1.

Nama

Ruang/area

Kerja

Kondisi Saat Ini Kebutuhan

Jmlh

Ruang

Luas

(m2)

Total

Luas

(m2)

Ju

m

la

h

B

ai

k

Jml Rusak

Seda

ng

Ber

at

Jml

Ruan

g

Luas(

m2)

Total

Luas(

m2)

Ruang

Kepala

Sekolah

& Wakil

1 30 30 1 0 0 1 50 50

Ruang

Guru 1 96 96 1 0 0 1 150 150

Ruang

Pelayanan

Administr

asi

3 16 48 3 0 0 3 40 120

Ruang

Perpustak

aan

1 64 64 1 0 0 1 80 80

Ruang

Unit

Produksi

1 20 20 0 0 0 1 0 0

Ruang

Pramuka,

Koperasi

dan UKS

1 9 9 1 0 0 1 20 20

Page 78: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

62

Ruang

Ibadah 1 64 64 1 0 0 1 64 64

Ruang

Toilet 22 6 132

2

2 0 0 35 6 210

Ruang

Gudang 2 20 40 0 0 0 1 0 0

Ruang

Kelas 25 64 1600

2

3 2 0 30 64 1920

Ruang

Praktek/

Bengkel/

Workshop

1 64 64 0 0 0 1 0 0

Ruang

Lab.

Bahasa

1 64 64 1 0 0 1 0 0

Ruang

Praktek

Komputer

2 64 128 2 0 0 1 0 0

Ruang

Lab

Multimed

ia

1 64 64 1 0 0 2 64 128

Ruang

Praktek

Teknik

Instalasi

Tenaga

Listrik

2 64 128 2 0 0 2 64 128

Ruang

Praktek

Teknik

Otomasi

Industri

1 64 64 0 0 0 1 0 0

Page 79: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

63

Ruang

Praktek

Teknik

Pemesina

n

1 64 64 1 0 0 1 0 0

Ruang

Praktek

Teknik

Pemelihar

aan

Mekanik

Industri

2 64 128 1 0 0 2 0 0

Ruang

Praktek

Teknik

Kendaraa

n Ringan

1 64 64 1 0 0 2 64 128

Ruang

Praktek

Teknik

Sepeda

Motor

2 120 240 0 0 0 1 0 0

Ruang

Praktek

Multi

Media

1 64 64 0 0 0 1 0 0

2. Gambaran Umum SMK Diponegoro Salatiga

a. Sejarah Singkat

SMK Diponegoro merupakan salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan swasta di Salatiga dengan status diakui. SMK Diponegoro

Salatiga didirikan tahun 1997 diatas tanah seluas 5.000m2 di bawah

Page 80: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

64

naungan Yayasan Imaratul Masajid Wal Madaris (YAIMAM) yang

berlokasi di jalan Kartini No. 2 Salatiga, berdampingan dengan MTs NU

sebelum menjadi Sekolah Menengah Kejuruan, dahulu adalah Madrasah

Aliyah NU. Selanjutnya pengurus YAIMAM mengganti nama Madrasah

Aliyah NU menjadi SMEA Diponegoro dengan surat keputusan No :

010/ YAIMAM/ II/ 1997. Nama SMEA berubah menjadi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Diponegoro.

SMK Diponegoro memiliki siswa sejumlah 506 orang, ruang kelas

sebanyak 18 kelas dan di kepalai oleh Bapak Drs. Joko Anis Suwantoro.

Dalam penyelenggaraan, pembinaan dan pengembangan pendidikan,

SMK Diponegoro Salatiga berdasarkan ajaran Islam sehingga segala

tingkahlaku dan gerakan sekolah ini berdasarkan ajaran Islam. Walaupun

demikian siswa yang menimba ilmu di sekolah ini berasal dari berbagai

agama. Adapun program keahlian yang dimiliki oleh SMK Dipenegoro

Salatiga adalah Program Keahlian Akuntansi dan Program Keahlian

Penjualan

b. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Diponegoro Salatiga

Visi menggambarkan kondisi yang akan diwujudkan dan ingin

dicapai suatu organisasi dimasa depan kea rah mana organisasi akan

dibawa. Visi bersama ini akan menjadi filosofi yang akan menjadi

keyakinan utama, menjadi arah, perekat dan motivator dalam

pengembangan organisasi. Setiap organisasi umumnya memiliki visi.

Page 81: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

65

Visi SMK Diponegoro Salatiga adalah “menyiapkan tenaga terampil,

kompetitif, mandiri, siap kerja, dan berakhlak mulia.”

Untuk mewujudkan dan mencapai visi tersebut diperlukan misi

yang merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mewujudkan dan

mencapai visi. Misi sebagai dasar dan bertindak dan dijadikan inspirasi

untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kepentingan

bersama. Adapun misi SMK Diponegoro Salatiga sebagai berikut :

1) Mengembangkan sikap keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

2) Membangun sikap profesiaonal, jujur dan bertanggung jawab.

3) Melaksanakan program diklat sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja,

meliputi aspek normatif, adaptif dan produktif.

4) Membangun jiwa kewirausahaan.

5) Mengoptimalkan peran serta masyarakat, potensi lingkungan dan

Unit Produksi.

B. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa

1. SMK Sarawati Salatiga

Wawancara dilakukan dengan tiga guru pendidikan agama islam yang

ada di SMK Saraswati Salatiga. Dari aspek bentuk-bentuk penyimpangan

Page 82: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

66

moral dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam yaitu sebagai berikut:

“Bentuk-bentuk penyimpangan yang ada di sekolah ini setahu

saya belum pernah seperti yang jenengan tanyakan mas, narkoba,

tindak asusila, tawuran belum pernah mas. Untuk penyimpangan

moral ya hanya membolos, berkata kotor dan berani sama guru ketika

dinasehati.”53

“Bentuk penyimpangan yang ada di SMK Saraswati yang saya

tahu selama saya mengajar di sekolah ini ya hanya membolos jika

akhir-akhir ini, untuk tawuran sudah tidak ada mas, jika dulu ada ya

karena faktor balas dendam.”54

“Bentuk penyimpangan moral yang pernah terjadi satu semester

terakhir ini di SMK Saraswati antara lain membolos, tawuran kemarin

dengan SMA Muhammadiyah Boyolali, merokok, tindak asusila.”55

“Bentuk penyimpangan moral yang pernah terjadi di SMK

Saraswati ini antara lain mabuk-mabukan meskipun di luar jam

sekolah, tindak asusila itu ketahuan ketika yang cewek sudah hamil,

perkelahian antar teman, tawuran antar sekolah, membolos.”56

Bardasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk penyimpangan moral oleh siswa SMK Saraswati Salatiga

yang pernah terjadi adalah sebagai berikut :

a. Siswa membolos

Siswa dari rumah berangkat tetapi tidak sampai sekolah atau kadang

siswa pulang mendahului dari jam pelajaran yang ada.

b. Siswa berkata kotor

53

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agam Islam SMK Saraswati Salatiga 54

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMK Saraswati Salatiga 55

Hasil wawancara dengan guru BK SMK Saraswati Salatiga 56

Hasil wawancara dengan guru BK SMK Saraswati Salatiga

Page 83: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

67

c. Siswa berani sama guru

d. Mabuk-mabukan

e. Tindak asusila

f. Tawuran antar sekolah

g. Perkelahian antar teman sendiri

“Dampak yang ditimbulkan karena membolos siswa menjadi

ketinggalan materi, akibatnya siswa tidak memahami materi

karena ketika berangkat lagi sudah materi yang berbeda, hal itu

berdampak pada saat ulangan, siswa tidak bisa mengerjakan soal

yang diberikan sehingga nilai siswa menjadi jelek tidak lulus

KKM.”57

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

Dampak dari penyimpangan sosial tersebut guru-guru menjelaskan adalah

siswa menajdi ketinggalan materi pelajaran. Selain itu siswa menjadi tidak

paham materi yang disampaikan guru karena ketika diajar siswa tidak ada

di kelas.

Adapun jumlah siswa yang melakukan perilaku menyimpang di

SMK Saraswati Salatiga dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1.

Bentuk – Bentuk Penyimpangan Jumlah

Siswa membolos 96

Siswa berkata kotor Ada, Tidak tercatat

57

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMK Saraswati Salatiga

Page 84: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

68

Siswa berani sama guru Ada, Tidak tercatat

Mabuk-mabukan Ada, Tidak tercatat

Tindak asusila -

Tawuran antar sekolah 3

Perkelahian antar teman sendiri -

2. SMK Diponegoro Salatiga

Wawancara dilakuakn dengan seorang guru PAI dan guru BK yang

ada di SMK Diponegoro Salatiga. Wawancara ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi tentang bentuk-bentuk penyimpangan moralitas oleh

siswa. Wawancara tersebut dapat dilihat di bawah ini :

“Bentuk-bentuk penyimpangan sosial yang ada di SMK

Diponegoro adalah membolos, siswa dari rumah berangkat tetapi tidak

sampai sekolahan, terus kadang pulang mendahului waktu sebelum

pulang. Berkelahi dengan teman sekelas, kadang sekolahan jika antar

sekolah belum pernah yang saya tahu.”58

“Bentuk-bentuk penyimpangan moralitas ya yang banyak

membolos, ada dulu tindak asusila, tawuran juga tapi itu dulu ,

sekarang sudah tidak ada lagi mas.”59

“Bentuk penyimpangan moral yang pernah terjadi antara lain

membolos, tindak asusila, informasi dari yang bersangkutan karena

tidak masuk, rata-rata mereka masalahnya mabuk-mabukan.”60

58

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMK Diponegoro Salatiga 59

Hasil wawancara dengan guru BK SMK Diponegoro Salatiga 60

Hasil wawancara dengan guru BK SMK Diponegoro Salatiga

Page 85: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

69

“Penyimpangan moral yang terjadi biasanya pada cewek adalah

berpakaian tidak kurang sopan atau kurang pantas. Berpakaian ketat,

terbuka auratnya yang dapat menimbulkan perilaku kurang baik.”61

Berdasarkan hasil wawancara di atas ditemukan data atau informasi

mengenai bentuk-bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada siswa di

SMK Diponegoro adalah sebagai berikut:

a. Membolos

b. Berkelahi antar teman

c. Mabuk-mabukan

d. Tawuran juga pernah

e. Tindak asusila

f. Berpakain kurang sopan (ketat, terbuka)

Berdasarkan bentuk-bentuk penyimpangan di atas, dampak yang

terjadi pada siswa adalah ketinggalan materi ketika membolos, dampak yang

paling berat adalah dikeluarkan dari sekolah ketika siswa ketahuan tawuran

dan dia ternyata yang salah. Sekolah tidak segan-segan untuk mengeluarkan

siswa yang melanggar masalah tersebut.

Masa remaja adalah masa-masa dimana anak masih mencari jati

dirinya, siswa belum diposisi stabil. Masih mudah terpengaruh oleh orang

lain, apalagi dengan pengaruh teman. Ketika berkumpul dengan teman yang

menyimpang maka bisa mungkin dia akan ikut menyimpang.

61

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMK Diponegoro Salatiga

Page 86: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

70

Adapun jumlah siswa yang melakukan perilaku menyimpang di

SMK Diponegoro Salatiga dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.2.

Bentuk-Bentuk Penyimpangan Jumlah

Membolos 117

Berkelahi antar teman 3

Mabuk-mabukan 4

Tawuran 1

Tindak asusila 1

Berpakain kurang sopan (ketat,

terbuka)

Ada, tidak tercatat

Bentuk-bentuk penyimpangan siswa yang terjadi di SMK Saraswati

dan SMK Diponegoro Salatiga adalah membolos. siswa ketika bosan atau

jenuh dengan mata pelajaran, guru, teman sekelas atau dengan masalah dari

rumah berupa marahan orang tua maka hal itu akan membuat siswa menjadi

beban pikiran, akibatnya siswa merasa tidak nyaman untuk belajar disekolah,

kepuasan yang dianggap terbaik adalah dengan tidak masuk sekolah untuk

hari itu.

Bentuk penyimpangan yang terjadi seperti uraian di atas bisa

dikatakan bahwa penyimpangan moraliats siswa di atas karena adanya

kekecewaan siswa yang dirasakan. Peristiwa menyimpang yang dilakukan

Page 87: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

71

oleh siswa-siswa SMK Saraswati kususnya dalam hal membolos, bisa terjadi

ketika dilihat dari hasil wawancara tersebut adalah karena menganut budaya

yang salah. Dalam ilmu sosiologi salah satu faktor penyebab terjadinya

penyimpangan sosial adalah menganut budaya yang salah. Siswa yang belum

punya pendirian yang kuat dalam kehidupan sehari-hari, maka dia akan

mudah mengikuti orang yang ada di sekitarnya tanpa berpikir panjang apakah

orang tersebut baik atau tidak benar atau salah sehingga tetap akan diikuti.

Bentuk penyimpangan moralitas yang terjadi di SMK Saraswati dan

SMK Diponegoro Salatiga adalah bentuk penyimpangan situasional.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi karena kondisi situasi yang ada

di sekitar siswa. Ketika teman membolos maka ikut membolos, ketika lagi

bosan untuk mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, maka

membolos, jika lagi ada masalah dari keluarga dan tidak nyaman untuk

belajar maka membolos, bahkan ketika siswa sendiri belum mengerjakan PR

yang diberikan oleh guru, maka dengan memboloslah yang akan

menyelamatkan dari hukuman guru.

Selain itu bentuk penyimpangan moralitas tersebut juga bisa terjadi

karena proses sosialisasi nilai dan norma yang tidak sempurna, artinya proses

sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah masih ada warga sekolah yang

melanggar, misalnya masalah tata tertib kedisiplinan masuk sekolah. Guru

ketika masuk kelas untuk mengajar masih ada yang terlambat, maka bukan

hal yang tidak mungkin besok-besok akan ada siswa yang datang atau masuk

Page 88: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

72

kelas terlabat. Berawal dari terlambat meskipun sederhana, justru hal itu akan

membuat pemikiran siswa menjadi tidak baik lagi. Siswa berpikir masuk

kelas terlambat itu tidak masalah karena juga masih ada bapak ibu guru yang

masuk terlambat. Dari pemikiran tersebut suatu hari siswa terlambat untuk

masuk sekolah dan ternyata sekolah tidak memberikan tindakan maka akan

membuat pemikiran siswa bahwa masuk sekolah terlambat tidak menjadi

masalah, akibatnya hal tersebut menjadi kebiasaan.

Siswa yang pada awalnya hanya masuk sekolah terlambat tidak

disengaja dan tidak menjadi masalah, maka di hari besoknya hal yang tidak

mungkin terjadi lagi siswa tersebut datang sekolah terlambat lagi. Proses

tersebut terjadi berulang-ulang akibatnya menjadi sebuah kebudayaan atau

kebiasaan siswa tersebut untuk terlambat datang ke sekolah.

Sama halnya dengan membolos, pada awalnya siswa hanya membolos

karena ajakan teman atau karena terpaksa membolos akibat bangun

kesiangan. Jika penyimpangan tersebut tidak dikondisikan dalam arti diberi

pengarahan dan teguran dari sekolah maka siswa akan berpikir bahwa

membolos itu adalah kegiatan yang wajar dan tidak dianggap sebuah

penyimpangan moralitas.

Dampak yang fatal akibat mengikuti budaya yang salah adalah

kebiasaan membolos tersebut akan menurun kepada adik-adik kelas yang ada

di sekolah tersebut. Kelas satu dan kelas dua akan meniru kakak kelasnya

yaitu kelas tiga. Bentuk-bentuk penyimpangan seperti itu akan terjadi secara

Page 89: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

73

turun temurun jika tidak ada pengarahan dan pembinaan yang benar dari

pihak sekolah.

Bentuk penyimpangan tersebut bisa dikatakan bentuk sistematis

ketika mereka sutau hari akan membolos secara bersama-sama dan pergi dari

sekolah ke tempat yang di tuju membolos juga bersama-sama. Siswa yang

melakukan penyimpangan moralitas tersebut semua merasa benar, tidak

merasa salah. Kegiatan membolos saling dibenarkan oleh masing-masing

siswa tersebut.

Bentuk penyimpangan tersebut bisa menjadi pemicu bentuk

penyimpangan komulatif yaitu bentuk penyimpangan moralitas adanya

konflik budaya. Berawal dari sekelompok siswa dari sekolah yang membolos,

ketika di jalan ketemu dengan siswa dari sekolah lain yang kebetulan juga

membolos, ditambah meraka ada perselisihan sebelumnya bukan tidak

mungki kedua kelompok siswa dari sekolah-sekolah yang berbeda tersebut

akan terjadi tawuran pelajar. Inilah salah satu ciri bentuk penyimpangan

komulatif karena adanya perbedaan kultural dimana dalam analogi ini adalah

perbedaan kultural sekolah yang ada.

Dampak dari peyimpangan moralitas oleh siswa di SMK Saraswati

dan SMK Diponegoro yang paling ringan adalah ketinggalan materi seperti

yang sudah dijelaskan pada hasil penelitian di atas. Namun dibalik

ketinggalan materi akan menimbulkan banyak dampak bagi siswa yang saling

berhubungan atau terkait saling mempengaruhi. Ketika ketinggalan materi

Page 90: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

74

pelajaran, suatu saat mata pelajaran tersebut kususnya dalam hal ini adalah

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengadakan ulangan harian ataupun

semesteran maka siswa yang ketinggalan materi pelajaran pasti tidak bisa

mengerjakan soal tes karena materi saja tidak punya. Hasil ulangan atau tes

siswa tersebut akibatnya menjadi rendah bahkan bisa sampai mendapat nilai

0. Jika hal itu terjadi maka bisa dipastikan siswa tersebut akan menanggung

malu kepada teman-temannya, kepada orang tuanya, kepada gurunya. Siswa

tersebut akan merasa tertekan dengan dampak tersebut. Bukan hanya dampak

secara tidak langsung saja dampak langsung juga akan dirasakan siwa

tersebut seperti ketika dikelas karena sering tidak masuk kelas karena

membolos, akibatnya siswa tersebut dikucilkan teman-teman sekelasnya.

Bahkan guru yang jengkel bisa juga ada sampai membencinya meskipun itu

sebenarnya salah.

Dampak selanjutnya ketika siswa melakukan penyimpangan kususnya

dalam hal ini adalah membolos, juga akan membawa dampak sosial. Siswa

merusak tata aturan sekolah yang dibuat oleh pihak sekolah, dengan adanya

siswa membolos maka ketika masyarakat mengetahui hal itu maka

masyarakat akan berpikiran bahwa aturan tata tertib yang ada di sekolahan

tersebut sudah rusak bahkan seperti dianggap tidak punya peraturan, buktinya

siswa-siswanya yang sekolah masih membolos. Masyarakat menilai sekolah

tersebut tidak bisa mengatur siswanya untuk disiplin dan menjadikan siswa

seperti tujuan pendidikan nasional negara Indonesia ini.

Page 91: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

75

Siswa yang membolos terkadang juga akan menimbulkan

permasalahan-permasalahan baru di tempat umum kususnya tempat mereka

membolos. Biasanya juga melanggar ketertiban umum yang ada di sekitar

kehidupan siswa.

Dampak tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berdampak pada

kedua orang tua yang menyekolahkannya atau membiayai sekolah anak.

Orang tua menjadi terkait atau berhubungan dengan sekolah gara-gara

anaknya membolos, bahkan ada yang paling parah ketika sudah membolos di

tempat umum dan sampai tawuran merusak fasilitas layanan publik maka

bukan tidak mungkin bisa dibawa ke polisi. Akibatnya akan membuat malu

dan merusak citra orang tuanya, meskipun awalnya cuma gara-gara

membolos.

Dampak bagi siswa yang selanjutnya adalah masa depannya yang

akan menjadi korban juga. Yang seharusnya masa depan cerah gara-gara

membolos menjadi tidak jelas. Seharusnya sekolah cukup 3 tahun kemudian

lulus, tapi gara-gara membolos siswa menjadi tidak naik kelas sehingga

belajarnya menjadi terhambat.

Dampak dari segi agama penyimpangan tersebut merupakan

penyimpangan yang akan membawa dampak buruk juga. Siswa melanggar

aturan agama, siswa seharusnya berpikir bahwa hal tersebut adalah perbuatan

dosa, merusak pola pikir manusia artinya gara-gara menyimpang moralitas

dan ternyata dia sudah melanggar maka siswa juga kesulitan dalam mengikuti

Page 92: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

76

pelajaran. Akibatnya penyimpangan tersebut membuat celaka bagi diri

sendiri.

Siswa yang melakukan penyimpangan moralitas akan membawa

dampak ke akal sehat siswa, siswa menjadi pikiran karena perilakunya yang

salah. Dari semua itu maka akan mengganggu kejiwaan dan ketentraman

kehidupan siswa sehingga juga akan mengganggu ibadahnya.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat

Wawancara dilakukan dengan guru PAI dan BK SMK Diponegoro dan

SMK Saraswati Salatiga didapatkan informasi sebagai berikut:

“Siswa yang melakukan penyimpangan moral dipengaruhi

beberapa faktor yaitu ikut teman ketika membolos, faktor teknologi

yaitu perkembangan internet yang bebas, karena letak kantin sekolah

yang diluar sekolah sehingga mudah untuk membolos, kesempatan

juga karena pakaian cewek yang terbuka sehingga akan memicu

penyimpangan tindak asusila”62

“Siswa membolos karena jenuh dengan pelajaran disekolah,

akibat ada masalah dirumah dari orang tuanya yang bertengkar atau

lagi cerai”63

“Penyebab siswa ikut membolos dan tawuran biasanya adalah

karena teman pergaulan yang salah, mereka bertemen dengan teman

62

Hasil wawancara dengan guru BK Saraswati Salatiga 63

Hasil wawancara dengan guru PAI Saraswati Salatiga

Page 93: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

77

yang sudah bekerja, atau dengan teman yang suka mabuk-mabukan

sehingga mereka terpengaruh”64

Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan siswa berperilaku menyimpang adalah sebagai berikut:

1. Siswa bosan dengan pelajaran

2. Siswa baru ada masalah dari rumah

3. Siswa ada masalah dengan teman

4. Membolos diajak teman

5. Siswa dipanas-panasi untuk tawuran.

Berdasarkan faktor-faktor di atas yang menjadikan siswa melakukan

penyimpangan sosial menurut para guru PAI dan Guru BK yang menjadi

narasumber dalam wawancara ini. Guru menjelaskan bahwa faktor yang

terbanyak adalah ketika siswa memiliki masalah, hal itu membuat siswa sering

membolos. Masalah dari siswa sendiri, masalah dari orang tua yang tidak

harmonis atau dimarahi orang tua sehingga dibawa kesekolah. Akibatnya siswa

tidak nyaman belajar dan membolos.

Selain itu, siswa membolos juga karena diajak teman, sebagai contoh di

lingkungan SMK ada teman-teman SMP dulu yang tidak sekolah dan sudah

bekerja, maka kadang-kadang meraka diajak untuk bermain dan tidak masuk

sekolah. Teman satu sekolahan pernah terjadi ketika berangkat bersama-sama

dari rumah dan teman yang satunya ingin membolos karena malas berangkat

64

Hasil wawancara dengan guru BK Saraswati Salatiga

Page 94: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

78

sekolah, temannya diajak untuk membolos padahal tadi dari rumah sendiri

tidak ada niat untuk membolos karena ajakan teman dia jadi membolos.

Secara umum faktor terjadinya penyimpangan moral ada dua yaitu

secara internal dan secara eksternal. Dari faktor internal siswa melakukan

penyimpangan moral karena faktor dari dalam diri sendiri siswa tersebut.

Faktor tersebut biasanya akan lebih kuat dari pada faktor dari luar. Ketika siswa

merasa jenuh, merasa bosan, merasa tidak nyaman pada suatu lingkungan maka

siswa tersebut akan pergi manjauh untuk meninggalkan lingkungan tersebut,

seperti halnya ketika siswa tersebut merasa bosan denga pelajaran bukan hal

yang tidak mungkin jika siswa tersebut akan membolos.

Motivasi dan minat seseorang untuk melakukan segala sesuatu tindakan

merupakan faktor paling penting, tanpa minat dan motivasi seseorang tidak

akan melakukan suatu tindakan. Jika seseorang sudah mempunyai motivasi

yang tinggi maka apapun akan dilakukan tindakan tersebut. Begitu pula dengan

motivasi siswa yang tinggi akan tidak melakukan perilaku menyimpang maka

siswa akan selalu berperilaku baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku

di lingkungan tersebut yaitu sekolah. Sebaliknya ketika siswa tidak memiliki

motivasi berbuat baik maka setiap hari perilakunya hanyalah menyimpang.

Faktor yang kedua adalah faktor eksternal yaitu faktor yang yang berasal

dari luar siswa. Faktor tersebut karena lingkungan siswa yang kurang baik.

Seperti pada hasil wawancara di atas bahwa siswa membolos karena ikut-ikutan

teman atau diajak teman, hal itu karena siswa tersebut salah teman, dari dalam

Page 95: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

79

siswa tidak ada niat atau rencana untuk membolos, tetapi karena ajakan teman

maka jadi membolos.

Selain faktor diajak teman, perilaku menyimpang yang pernah terjadi

adalah karena siswa memiliki masalah dari keluarga, dari rumah keluarga

mereka sedang bertengkar atau bercerai sehingga hal itu membawa ke psikis

anak terganggu akibatnya siswa tersebut malas untuk berangkat sekolah dan

menyendiri untuk menenangkan pikiran. Hal lain yang mungkin terjadi lagi

akibat psikis anak yang terguncang bisa terjadi minum-minuman keras bahkan

bisa mencapai penggunaan obat terlarang.

Tindak asusila bisa terjadi karena beberapa faktor seperti yang sudah

diutarakan pada hasil wawancara di atas perilaku tindak asusila terjadi karena

akibat siswa habis melihat video porno di internet, pakaian siswa perempuan

yang terbuka mengundang siswa cowok sehingga perilaku tindak asusila akan

terjadi. Dari hasil wawancara tersebut bahwa rata-rata faktor yang dominan

adalah faktor dari luar siswa. Faktor-faktor tersebut akan semakin

mempengaruhi siswa ketika dibiarkan, bahkan akan membawa korban baru.

1. Faktor-Faktor Pendukung

a. Pengaruh Teman

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan

satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai

mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman

dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota

Page 96: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

80

itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun

anak orang terpandang lainnya. Di zaman sekarang, pengaruh kawan

bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan

juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya

mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal,

kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat

dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya.

Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup

yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak

mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka

anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja

kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat

terlarang, dan lain sebagainya.

Cara Mengatasi :

1) Mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai

2) Orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan

sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian

tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun

mengada-ada. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam

rumah akan dapat mengurangi waktu anak „kluyuran‟ tidak karuan

dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban

serta tanggung jawab dalam rumah tangga.

Page 97: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

81

3) Dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari.

Mereka diddik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada

mereka tentang batasan teman yang baik.

b. Tekanan Orang Tua Dalam Memilih Pendidikan

Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu

tugas orangtua kepada anak, agar anak dapat memperoleh pendidikan

yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Terkadang hal ini yang

menjadikan orang tua berkeras hati untuk memasukan anaknya kesekolah

yang manurut orang tua adalah yang terbaik tapi belum tentu untuk anak

itu sendiri. Tak jarang dengan adanya selisih paham tentang pendidikan

anak menjadi lebih egois karena dia mempunyai tempat pendidikan

menurutnya terbaik. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir

dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang

berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit

pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan

akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi

bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal

waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat

terlarang.

Cara Mengatasinya :

1) Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang

merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih

Page 98: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

82

perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan

pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah

agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan

bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua.

2) Biarkan Kepercayaan anak untuk memilih pendidikannya dan

orang tua mengawasi anak dan jangan terlalu membatasi

selama itu masih dalam batas kewajaran.

2. Faktor-Faktor Penghambat

a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan

fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar

dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena

itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan

pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan

lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja

seperti keluarga yang broken home, rumah tangga yang berantakan

disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi

konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan

sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.

Dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua

merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang

remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari.

Page 99: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

83

Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor

penyebab terjadinya kenakalan remaja.

b. Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja menjadi tidak

terpenuhi. Keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa tersalur dengan

memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.

c. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat

diperlukan untuk hidup normal. Mereka tidak dibiasakan dengan

disiplin dan kontrol-diri yang baik.

d. Minimnya pemahaman tentang keagamaan.

Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama

juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam

pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting

karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah

karena perubahan waktu dan tempat.

Dalam pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui

rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya

karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar

dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan

moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada

permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan,

nasehat-nasehat yang dipandang baik. Maka pembinaan moral harus

dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja

Page 100: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

84

dapat memperlihatkan contoh teladan yang baik melaksanakan shalat

dan sebagainya yang merupakan hal-hal yang mengarah kepada

perbuatan positif karena apa yang diperoleh dalam rumah tangganya

akan dibawa kelingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan

moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk

menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk

mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan

dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu

sendiri.

Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan

semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan

pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya

setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin

mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.

Dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan

ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang

teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan

didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan

moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah

laku dan perbuatan - perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi

contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak

timbulnya kenakalan remaja. Kekurangan spiritual termasuk ketidak

Page 101: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

85

pahaman secara utuh tentang ajaran Islam sehingga mereka melakukan

apa saja yang menjadi keinginan serta kemauan mereka.

Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat

serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya

untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Di dalam

kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan

mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan

budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering

mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para

remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor

negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak

mengikutinya.

D. Pelaksanaan pembinaan oleh guru PAI dan BK

1. Guru Pendidikan Agama Islam

a. Guru PAI SMK Saraswati

Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dalam aspek

pembinaan atau penanganan guru terhadap siswa berperilaku

menyimpang moralitas didapatkan data atau informasi sebagai berikut

dibawah ini :

Page 102: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

86

“Penanganan yang saya lakukan selaku guru agama yang

melalui ketika pembelajaran dengan memberikan arahan bahwa

membolos itu tidak boleh, membolos itu akan ketinggalan materi

dengan teman-teman, terus kadang saya takut-takuti dengan nilai

bahwa jika membolos akan saya kurangi nilainya atau saya

memberi nilai jelek selain itu dengan pendekatan individu saya

Tanya ada mssalah apa kok membolos gitu.”65

“Penanganan saya dengan mengajak siswa membaca al-quran,

saya tanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia, cerita sejarah nabi-

nabi dengan sifat-sifat yang baik, selain itu dengan cerita-cerita

fakta yang ada di lapangan atau sekitar kehidupan masyarakat.

Menceritakan bahwa orang sukses bukan hanya karena pandai saja

dalam ilmu pengetahuan tetapi karena akhlak yang baik dan

benar.”66

“Penanganan yang saya lakukan biasanya saya lewat pelajaran

dengan memberikan nasehat-nasehat, arahanan dan motivasi untuk

belajar lebih giat lagi, jangan membolos, jangan melakukan tindak

asusila masa depan kalian masih panjang, sehingga saaya biarkan

mereka berenung untuk masa depan mereka masing-masing.”67

“Penanganan yang saya lakukan biasanya dengan pendekatan

personal dan sharing-sharing santai sehingga siswa bisa diambil

hatinya sehingga diharapkan bisa berubah.”68

“Penanganan yang saya lakukan jika ketahuan langsung pada

hari itu juga ya langsung saya tegur dan saya beri sanksi. Siswa

sebelum pembelajaran saya biasakan dengan membaca al-quran,

kerja sama dengan siswa yang baik sehingga nanti mampu menjadi

tangan panjang saya untuk menasehati dan mendapatkan informasi

tenatng siswa yang menyimpang tersebut.”69

“Penanganan perilaku menyimpang yang dilakukan siswa

adalah dengan pembelajaran klasikal, saya beri angket secara 65

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMK Saraswati Salatiga 66

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMK Saraswati Salatiga 67

Hasil wawancara dengan guru BK Saraswati Salatiga 68

Hasil wawancara guru PAI SMK Diponegoro Salatiga 69

Hasil wawancara guru BK SMK Diponegoro Salatiga

Page 103: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

87

rahasia kemudian siswa yang bersangkutan saya panggil ke ruang

BK untuk saya bombing secara mandiri, selain itu saya juga dengan

bekerja sama dengan orang tua, wali kelas dan kesiswaan.”70

“Penanganan yang saya lakukan pertama saya memanggil anak

tersebut ke BK, kemudian saya beri arahan dan bimbingan serta

peringatan secara lisan, jika hak tersebut masih dilanggar lagi maka

saya memanggil orang tuanya dan jika sampai 3x masih juga

mengulang lagi penyimpangan moral maka dengan terpaksa

sekolah mengembalikan siswa ke orang tuanya.”71

“Penanganan yang saya lakukan selaku guru PAI ya melalui

pembelajaran di kelas dengan memberi arahan bahwa Allah itu

membenci perbuatan-perbuatan tercela, selain itu saya dengan

melakukan pembelajaran individu, ketika teman-teman mereka

libur dia harus berangkat sendiri selama seminggu tidak menerima

alasan apapun untuk tidak berangkat karena untuk menambah jam

pelajaran.”72

Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai penanganan guru-

guru Pendidikan Agama Islam didapatkan data atau informasi tentang

pelaksanaan penanganan siswa yang menyimpang di SMK Saraswati

Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran materi keagamaan kepada anak didik.

2) Penyuluhan rohani dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan

dengan kearifan.

3) Memberikan penjelasan berkaitan dengan pahala dan dosa dari

perbuatan yang dilakukan siswa.

70

Hasil wawancara guru BK SMK Saraswati Salatiga 71

Hasil wawancara guru BK Diponogoro Salatiga 72

Hasil wawancara guru PAI Diponegoro Salatiga

Page 104: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

88

4) Mengevaluasi bersama-sama dengan melibatkan langsung siswa

lainnya agar menjadi kontrol dan koreksi bersama.

5) Secara berkala siswa diberi tugas PAI dengan harapan ketika diberi

tugas siswa akan tanggung jawab mengerjakan dan tidak akan

membolos.

6) Memberikan motivasi dan arahan bahwa orang sukses itu tidak

cukup dengan pandai ilmu pengetahuan saja tetapi yang paling

penting sekarang adalah akhlak seseorang, jika akhlak seseorang

baik maka orang tersebut ketika akan mencari pekrjaan dalam hal

menuju kesuksesan maka akan dipermudah Allah SWT.

Berikut beberapa metode pembelajaran yang digunakan guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Saraswati dalam membina siswa-

siswanya agar tidak melakukan tindakan menyimpang atau mengurangi

tingkat menyimpang moral:

1) Metode Ceramah

“Metode ceramah bertujuan untuk memberi nasehat, arahan,

serta memotivasi kepada siswa.”73

2) Metode Diskusi

“Metode diskusi ini digunakan untuk melatih sikap siswa

untuk saling menghargai pendapat antar teman sehingga setelah

pembelajaran siswa dapat menghargai pendapat orang lain yang

mana dapat mengurangi tindakan tawuran antar pelajar.”74

73

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga 74

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga

Page 105: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

89

3) Metode Tanya Jawab

“Pembelajaran dengan metode tanya jawab ini digunakan tola

ukur mengenai perkembangan siswa, hal ini akan memicu siswa

untuk lebih terbuka pada guru ketika ada permasalahan, sehingga

dapat mencegah terjadinya penyimpangan moral siswa tersebut

ketika sudah memuncak masalahnya.”75

4) Metode Pemberian Tugas

“Pembelajaran dengan metode pemberian tugas dapat

memberikan siswa pekerjaan dirumah, sehingga waktu untuk

bermain menjadi berkurang.”76

5) Metode Keteladanan

“Metode ini ialah dengan memberi contoh kepada siswa

dengan mahsud siswa meniru perilaku tokoh-tokoh yang baik dan

tidak melakukan tindakan yang kurang baik juga disampaikan

namun tujuannya memberikan arahan agar tidak ditiru perilaku

tersebut.”77

Pelaksanaan pembinaan oleh guru PAI dilakukan dengan cara

memasukan unsur ibadah dengan tujuan terbiasa hidup agamis dengan

pendekatan individu meningkatkan tingkat ibadah agar siswa nyaman

perasaannya dan kuat ketika menghadapi masalah yang berat. Hal ini

didasarkan dalam gambar 4.2.

75

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga 76

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga 77

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga

Page 106: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

90

Gambar 4.2.

b. Guru PAI SMK Diponegoro

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penanganan guru

Pendidikan Agama Islam yang dilakukan kepada siswa yang

menyimpang didapatkan data atau informasi tentang pelaksanaan

penanganan siswa yang menyimpang di SMK Diponegoro Salatiga

adalah sebagai berikut:

1) Pemberian pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama terutama

berkaitan dengan akhlaqul karimah.

2) Bimbingan agama melalui pendekatan personal.

3) Membangun komunikasi dengan keluarga untuk menciptakan

lingkungan yang kondusif.

4) Guru Pendidikan Agama Islam mengajak segenap guru, kepala

sekolah dan para staf untuk bersama-sama mengawasi dan

mengevaluasi setiap perkembangan perilaku keseharian siswa.

Page 107: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

91

Berikut beberapa metode pembelajaran yang digunakan guru PAI

untuk mengajar siswa-siswa SMK Diponegoro, pembelajaran ini

berfungsi sekaligus sebagai salah satu cara pembinaan siswa agar tidak

melakukan penyimpangan moralitas.

1) Metode Ceramah

“Metode ceramah digunakan untuk dapat mengetahui ketika

ada siswa di kelasnya yang menyimpang dari aturan sehingga guru

bisa menegur dan menasehati bahkan bisa memberi peringatan.”78

2) Metode Diskusi

3) Metode studi kasus

“Pembelajaran dengan metode studi kasus diharapakan siswa

mampu mempelajari kasus-kasus yang ada di sekitar masyarakat

dan kususnya dikaitkan dengan kasus pelajar yang menyimpang

dari pembelajaran tersebut diharapkan siswa mampu mengontrol

diri ketika siswa berada pada kasus tersebut.”79

Guru Agama Islam adalah seseorang yang mengajar dan

mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi

tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya kearah kedewasaan

jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang

hendak di capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim

yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, serta

berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

78

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Diponegoro Salatiga 79

Hasil wawancara dengan guru PAI di SMK Diponegoro Salatiga

Page 108: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

92

Secara moral guru sangat bertanggung jawab dalam

pengembangan sikap dan moral siswa, hal itu menjadi kewajiban seorang

guru untuk membina dan mendidik siswa-siswanya sehingga menjadi

siswa yang memiliki akhlak mulia. Jika siswa dididik dengan benar

maka siswa tersebut tidak akan melakukan perilaku menyimpang, artinya

secara tidak langsung guru sudah melakukan penanganan siswa yang

melakukan tindakan penyimpangan moral jika guru benar-benar

menjalankan tugasnya dan tidak hanya sekedar mengajar atau

mentransfer ilmu atau pengetahuan saja semata.

2. Penanganan guru BK

a. Penanganan guru BK SMK Saraswati

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK didapatkan data

atau informasi tentang pelaksanaan penanganan siswa yang menyimpang

di SMK Saraswati:

“Pembelajaran klasikal dalam kelas, memberikan pelayanan

bimbingan dan konseling kepada siswa, melakukan koordinasi

dengan orang tua siswa untuk mengawasi segala bentuk dan

tingkahlakunya, komunikasi langsung dengan orang tua dalam

melihat perkembangan siswa dirumah, bekerjasama dengan guru

agama dan kesiswaan apabila mendapati siswa yang sulit

diarahkan.”80

80

Hasil wawancara dengan guru BK di SMK Saraswati Salatiga

Page 109: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

93

b. Penanganan guru BK SMK Diponegoro

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK didapatkan data

atau informasi tentang pelaksanaan penanganan siswa yang menyimpang

di SMK Diponegora Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Memberikan materi konseling antara lain:

“Mengajarkan sikap dan kebiasaan belajar yang positif

seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar,

mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif

mengikuti semua kegiatan belajar.”81

“Mengajarkan kesadaran tentang potensi diri dalam aspek

belajar dan memahami berbagai hambatan yang mungkin

muncul dalam proses belajar yang dialaminya.”82

“Mengajarkan keterampilan untuk menetapkan tujuan dan

perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar,

mengerjakan tugas-tugas, dan berusaha memperoleh informasi

tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan

yang lebih luas.”83

2) Konsultasi langsung

Penanganan guru BK di SMK Diponegoro dilakukan

melalui konsultasi langsung dengan siswa yang bermasalah. Hal ini

didasarkan pada gambar 4.3.

81

Hasil wawancara dengan guru BK di SMK Diponegoro Salatiga 82

Hasil wawancara dengan guru BK di SMK Diponegoro Salatiga 83

Hasil wawancara dengan guru BK di SMK Diponegoro Salatiga

Page 110: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

94

Gambar 4.3.

3) Berkoordinasi dengan wali kelas

4) Berkoordinasi dengan orang tua

Mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi dengan

jumlah siswa yang dididik lebih banyak dan tidak imbang dengan jumlah

yang yang mendidik, begitu pula dengan pelaksanaan pembinaan siswa

yang menyimpang, di sekolah SMK Saraswati hampir kebanyakan adalah

siswa laki-laki sehingga tingkat perilaku menyimpang pasti akan lebih

besar dan tingkat menyebarnya perilaku menyimpang akan semakin

mudah. Jika jumlah guru yang menangani kurang maka hasil tidak akan

bisa maksimal, ditambah lagi guru juga tidak hanya mengurus siswa

sekolah saja tetapi juga memiliki keluarga juga yang membutuhkan

perhatian.

Dengan demikian peran guru sangat besar terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

Page 111: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

95

optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki

oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan

guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara

individual, karena antara peserta didik dengan yang lain memiliki

perbedaan yang sangat mendasar agar mampu memberikan kemudahan

belajar bagi seluruh peserta didik

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam

menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya.

Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya

setiap siswa lebih berkembang ke arah yang lebih baik. Bimbingan

menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan

sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di

Sekolah diantaranya terletak pada aspek yang menyangkut upaya

memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya

atau mencapai tugas-tugas perkembangannya yang menyangkut aspek

fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral.

E. Pola penanganan guru PAI dan BK

1. Pola Penanganan Guru PAI di SMK Saraswati dan SMK Diponegoro

Salatiga

Page 112: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

96

Wawancara dengan para guru PAI yang mengajar di SMK

Diponegoro dan SMK Saraswati adalah sebagai berikut:

“Pola penanganan yang saya lakukan lebih ke preventif yaitu

dengan memasukan unsur ibadah dengan tujuan terbiasa hidup

agamis.”84

“Pola yang saya lakukan selaku guru PAI adalah dengan

preventif yaitu mencegah terjadinya penyimpangan moral yaitu

dengan mengancam nilai agar tidak melakukan membolos siswa

tersebut, selain itu dengan pendekatan individu meningkatkan

tingkat ibadah agar siswa nyaman perasaannya dan kuat ketika

menghadapi masalah yang berat tidak frustasi.”85

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru PAI yang mengajar

di SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga, ditemukan bahwa pola

penanganan yang dilakukan oleh guru-guru pendidikan agama islam lebih ke

pola preventif, guru dalam meminimalisir peristiwa penyimangan sosial

yaitu yang terbanyak adalah siswa membolos, guru dengan mengancam pada

pemberian nilai siswa, sehingga dengan cara tersebut siswa yang akan

membolos menjadi berpikir ulang ketika akan membolos, karena siswa takut

dengan nilai yang jelek, maka siswa tidak jadi membolos. Selian dengan

ancaman nilai, guru pendidikan agama islam juga setiap sebelum mengajar,

siswa diajak ke mushola untuk membaca Al-qur‟an, sholat dhuha, membaca

asmaul husna, dan pengarahan-pengarahan akhlak dengan tujuan siswa dapat

menambah keimanan diri sehingga siswa menjadi lebih baik lagi.

84

Hasil wawancara dengan guru PAI SMK Saraswati Salatiga 85

Hasil wawancara dengan guru PAI SMK Saraswati Salatiga

Page 113: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

97

Penanganan guru PAI dilakukan melalui pendekatan personal dan

pembelajaran secara klasikal. Hal ini didasarkan pada gambar 4.4.

Gambar 4.4.

2. Pola Penanganan Guru BK di SMK Diponegoro Salatiga

Pola penanganan yang dilakukan guru BK yaitu melalui penyuluhan,

penerangan, pengawasan, dan pengendalian. Hal ini sesuai pada gambar 4.5.

Gambar 4.5.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMK Diponegoro

didapatkan data atau informasi sebagai berikut;

Page 114: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

98

“Pola penanganan yang saya lakukan selaku guru pendidikan

agama islam di SMK Diponegoro dengan preventif yaitu melakukan

pembekalan secara pendekatan personal antar individu dan sharing-

sharing dengan siswa agar siswa mereka merasa nyaman ketika dekat

dengan guru.”86

Pola yang digunakan dalam penanganan penyimpangan yang

dilakukan siswanya adalah dengan dua pola. Pertama, dengan preventif,

yaitu guru BK memberi pengarahan secara langsung kepada siswa dengan

memberi pelajaran di kelas. BK di kedua SMK tersebut dimasukan jam

pelajaran, sehingga guru BK bisa langsung memberi pengarahan dan

motivasi kepada siswa untuk tidak melakukan penyimpangan kususnya

adalah membolos sekolah, guru juga memberi pengarahan secara personal

ketika ada siswa yang memiliki masalah dengan cara mengajak siswa secara

individu keruangan BK untuk diberi arahan dan nasehat secara lebih

mendalam lagi dengan tujuan dapat membantu siswa menyelesaikan masalah

siswa.

Kedua, guru BK menangani siswa yang menyimpang dengan

memberi sanksi, meskipun sebenarnya pola tersebut tidak diperbolehkan

dalam BK namun ketika siswa yang sudah keterlaluan penyimpangannya

dalam arti berulang-ulang dinasehati belum berubah, maka guru memberi

sanksi mulai dari teguran sampai memanggil orang tua jika siswa tersebut

tidak mengalami perubahan sikap dan moralnya.

86

Hasil wawancara dengan guru BK SMK Diponegoro

Page 115: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

99

Pendidikan Agama Islam di sekolah merupakan sistem pembelajaran

yang selalu berkaitan dengan nilai-nilai moral keagamaan serta memuat

berbagai karakter positif sesuai dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri,

sehingga diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan

nasional. Secara komprehensif tujuannya adalah untuk membentuk

kepribadian islami yang esensinya mengandung berbagai muatan moral yang

perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah,

keluarga, maupun masyarakat. Akan tetapi apabila diberikan dengan cara

yang kurang sistematis, maka akan timbul pada diri siswa tidak senang

dengan guru agamanya dan tidak senang dalam mempelajarinya.

Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari

landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas

tersebut sangat penting karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap

pengembangan manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan metode

yang tepat untuk setiap jenis bahan memerlukan jenis belajar sendiri. Pada

umumnya dikenal jenis bahan dan jenis belajar yang sesuai dengannya.

a. Bahan yang memerlukan pengamatan. Pengetahuan yang dimiliki oleh

anak pada umumnya diperoleh melalui pengamatan atau alat indera.

Contoh pengetahuan tentang shalat dan pelaksanaannya. Dengan

mendengar uraian guru murid dapat mengetahui belai indera pendengar,

dan begitu juga dengan membaca maka indera penglihatan yang

berfungsi dari contoh di atas maka metode yang cocok adalah metode

Page 116: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

100

ceramah metode resitasi atau metode proyek (dalam hal ini proyek

tentang shalat).

b. Bahan yang memerlukan keterampilan atau gerakan tertentu. Untuk

mengusai bahan sejenis ini seseorang terutama harus belajar secara

motoris (motor type of learning) contoh bahan pelajaran tentang jenazah

(mengkafani jenazah) untuk mengusai keterampilan itu guru harus

memberi kesempatan kepada murid melakukan serangkaian kegiatan

yang berhubungan dengan gerakan-gerakan atau keterampilan

mengukur, menggunting, membungkus serta keterampilan membaca

doa atau bacaan yang berhubungan dengan jenazah. Dari contoh di atas

maka metode yang relevan adalah metode demonstrasi dan drill.

c. Bahan yang mengandung materi hafalan. Bahan pelajaran agama yang

seperti ini termasuk cukup banyak dan segera harus diketahui dan

dihafalkan karena akan digunakan dalam beribadah dan beramal untuk

mempelajari bahan hafalan ini diperlukan jenis belajar menghafal

(memory type of learning). Belajar dengan menghafal sering

menimbulkan penyakit verbalisme yaitu anak tahu cara penyebutan

kata-kata, definisi dan sebagainya, tetapi tidak dipahami. Untuk

menghindari anak dari penyakit tersebut perlu diperhatikan prinsip-

prinsip berikut : Bahan yang akan diajarkan hendaknya diusahakan agar

dipahami benar-benar oleh anak. Dan Bahan hafalan hendaknya

Page 117: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

101

merupakan suatu kebulatan jadi untuk materi hafalan. Metode yang

relevan adalah metode resitasi dan tanya jawab.

d. Bahan yang mengandung unsur emosi. Bahan yang mengandung emosi

seperti kejujuran, keberanian, kesabaran, kegembiraan, kasih sayang

dan sebagainya. Bahan seperti ini memerlukan jenis belajar tersendiri

yang disebut emosional type of learning, dibandingkan dengan jenis

belajar yang lain, jenis belajar emosi ini belum mendapat perhatian

sebagaimana mestinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena jenis

belajar ini kurang dipahami dan pelaksanaannya tidak mudah.

e. Penggunaan metode driil dalam pembelajaran tingkat SMA.

Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Dengan

demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau keterampilan siap yang

setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan. Bentuk-

bentuk metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk tehnik,

yaitu sebagai berikut:

1) Tehnik Inquiry (kerja kelompok). Tehnik ini dilakukan dengan

cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan

memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang

diberikan.

Page 118: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

102

2) Tehnik Discovery (penemuan). Dilakukan dengan melibatkan

anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat, diskusi.

3) Tehnik Micro Teaching. Digunakan untuk mempersiapkan diri

anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan

mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau

pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.

4) Tehnik Modul Belajar. Digunakan dengan cara mengajar anak

didik melalui paket belajar berdasarkan performan

(kompetensi).

5) Tehnik Belajar Mandiri. Dilakukan dengan cara menyuruh anak

didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar

kelas.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi

persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu

sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang

ke arah yang lebih baik. Bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam

keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga

ahli dalam bidang tersebut.

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di

Sekolah diantaranya terletak pada aspek yang menyangkut upaya

memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau

Page 119: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

103

mencapai tugas-tugas perkembangannya yang menyangkut aspek fisik,

emosi, intelektual, sosial, dan moral.

Konsultasi langsung dilakukan sebagai wujud perhatian guru kepada

siswa yang mengalami berbagai masalah, hal ini bertujuan untuk

meningkatkan intensitas komunikasi antar siswa dan guru sebagai kontrol

dalam pengawasan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan

secara individu. Dengan metode ini, guru dapat mengajar secara intensif,

karena dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dan

kemampuan individu siswa. Prinsip yang digunakan dalam bimbingan

individual direalisasikan dengan menyediakan bahan ajaran untuk kegiatan

utama, juga disusun bahan ajar untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan.

Konsep belajar tuntas yang dilakukan dalam bimbingan individual sangat

menekankan pentingnya peranan umpan balik dari siswa. Kemajuan belajar

siswa segera dinilai, kemudian hasil penilaian tesebut menjadi umpan balik

bagi kegiatan perbaikan dan pengayaan. Perbaikan diberikan kepada siswa

yang belum menguasai bahan ajar secara tuntas, sedangkan pengayaan

diberikan kepada peserta didik yang perkembangan belajarnya cepat.

Pola yang dilakukan guru BK adalah dengan Pola preventif

(pencegahan), melalui penyuluhan, penerangan, pengawasan, pengendalian,

seni, dan keagamaan. Pola represif (penindakan), yaitu melalui proses

pendidikan dan proses peradilan hukum yang berlaku terutama bagi para

pelaku kenakalan remaja yang melanggar KUHP dan perundang-undangan

Page 120: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

104

lainnya. Pola pembinaan khusus dan rehabilitasi terutama ditujukan kepada

korban penyalahgunaan narkotika, obat, dan alkohol. Bagi pelaku yang sudah

dianggap sangat menghawatirkan disidang dengan dihadirkan kedua

orangtuanya kemudian dikasih tawaran dua hal yaitu pengunduran diri atau

pindah sekolah. Seperti halnya, kasus tawuran yang berujung sampai ke

kepolisisan, kasus hamil pra nikah, dan tindakan perkelahian yang berujung

pidana.

F. Bentuk perubahan sikap dan moral siswa

Pada masa remaja, siswa mengalami gejolak batin dan perubahan

perilaku yang tidak menentu. Perubahan ini merupakan suatu kebutuhan

tersendiri oleh karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan suatu

pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri. Pedoman ini

untuk menumbuhkan identitas diri,kepribadian yang matang dan menghindarkan

diri dari konflik-konflik yang selalu terjadi di masa ini. Nilai-nilai keagamaan

perlu mendapat perhatian, karena agama juga mengatur tingkah laku baik buruk.

Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu lingkungan yang lebih bersifat mengajak,

mengundang, atau memberi kesempatan akan lebih efektif daripada lingkungan

yang ditandai dengan adanya larangan- larangan yang bersifat serba membatasi.

Wawancara dengan para guru PAI dan guru BK adalah sebagai berikut:

Page 121: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

105

“Setelah diberi binaan baik dari wali kelas, guru PAI siswa yang

awalnya sering membolos menjadi tidak membolos lagi, awalnya tidak

sholat sekarang Alhamdulillah sudah mau sholat sunah dan wajib

berjamaah di mushola sekolahan ini, ya mudah-mudahan itu berlaku

juga ketika siswa di rumah”87

“Untuk hasil dari binaan ya dipengaruhi juga corpoarate orang tua

mas, ada yang sekarang sudah berubah menjadi lebih baik tidak

menyimpang lagi karena orang tuanya juga ikut andil dalam

penanganan ini, ada juga yang sampai sekarang belum berubah masih

tahap pemantauan karena orang tuanya sudah tidak mau tahu lagi

urusannya mas, mau sekolah mau tidak silakan hal ini karena orang

tuanya yang mau cerai dan belum ada kepastian mas sehingg anaknya

menjadi pelampiasan tersebut”88

Berdasarkan hasil penelitian di atas, siswa yang melakukan

penyimpangan moralitas kususnya dalam hal membolos setelah diberi

pengarahan, penanganan baik dari guru PAI dan guru BK, tingkat membolos

siswa menjadi berkurang atau menuru, artinya penanganan guru-guru di kedua

sekolah tersebut cukup berhasil dalam membentuk sikap dan moral baru bagi

siswa yang melakukan penyimpangan moralitas.

Keberhasilan guru-guru dalam menangani siswa-siswanya yang

melakukan penyimpangan moralitas itu karena adanya akomunikasi yang efektif

baik dengan siswa sendiri, dengan guru lainnya, dengan wali kelas, dengan

kesiswaan ataupun dengan orang tua siswa. Dengan adanya penanganan tersebut

jumlah siswa yang melakukan penyimpangan moralitas berkurang dari bulan ke

bulan.

87

Hasil wawancara dengan guru PAI SMK Diponegoro Salatiga 88

Hasil wawancara dengan guru BK Saraswati Salatiga

Page 122: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

106

Perilaku menyimpang siswa salah satunya disebabkan oleh minimnya

pendidikan moral dan agama. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama

sangat mempengaruhi moral seseorang. Karena dalam agama diajarkan untuk

tidak berbuat tindakan tercela atau jahat terhadap diri sendiri dan orang lain

dalam bentuk apapun. Agama dapat menjadi salah satu faktor pengendali

tingkah laku remaja. Karena pendidikan agama memang mewarnai kehidupan

masyarakat.

Beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang ialah

perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang

tidak sehat, tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi penyebab

terjadinya perilaku menyimpang, seseorang yang mengalami kekecewaan

apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha

mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya, perilaku menyimpang yang

terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi, dan disebabkan karena terpengaruh

oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya. Begitu juga peran media

massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.

Upaya mengantisipasi tersebut melalui penanaman nilai dan norma

yang kuat melalui proses sosialisasi dan pelaksanaan peraturan yang konsisten.

Hal ini bertujuan untuk pembentukan konsep diri, pengembangan keterampilan,

pengendalian diri, pelatihan komunikasi, dan pembiasaan aturan. Segala bentuk

peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya

tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana penindak perilaku

Page 123: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

107

penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak

konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak penyimpangan.

Dalam pembinaan perlu didahului dengan pemberian informasi tentang

nilai-nilai dan moral. Tidak hanya memberikan evaluasi, tetapi juga merangsang

anak tersebut supaya lebih aktif dalam beberapa pembicaraan dan pengambilan

keputusan. Di lingkungan keluarga, teman sepergaulan, serta organisasi atau

kelompok. Sedangkan disekolah misalnya anak diberi kesempatan untuk diskusi

kelompok, sehingga anak berperan secara aktif dan tanggung jawab dalam

pengambilan keputusan. Anak tidak hanya harus mendengarkan tetapi juga harus

dirangsang agar lebih aktif.

Misalnya mengikutsertakan ia dalam pengambilan keputusan di

keluarga dan pemberian tanggung jawab dalam kelompok sebayanya. Karena

nilai-nilai kehidupan yang dipelajari barulah betul-betul berkembang apabila

telah dikaitkan dalam konteks kehidupan bersama.

Secara moral guru sangat bertanggung jawab dalam pengembangan

sikap dan moral siswa, hal itu menjadi kewajiban seorang guru untuk membina

dan mendidik siswa-siswanya sehingga menjadi siswa yang memiliki akhlak

mulia. Jika siswa dididik dengan benar maka siswa tersebut tidak akan

melakukan perilaku menyimpang, artinya secara tidak langsung guru sudah

melakukan penanganan siswa yang melakukan tindakan penyimpangan moral

jika guru benar-benar menjalankan tugasnya dan tidak hanya sekedar mengajar

atau mentransfer ilmu atau pengetahuan saja semata.

Page 124: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

108

Bentuk-bentuk penyimpangan siswa-siswi SMK Saraswati Salatiga

seperti membolos, merokok, berkata kotor, berani sama guru ketika dinasehati,

perkelahian antar teman, mabuk-mabukan, tawuran yang disebabkan karena

faktor balas dendam, dan tindak asusila, setelah mendapatkan pengarahan dan

bimbingan dari guru PAI maupun BK, perilakunya menyimpangnya secara

berangsur-angsur dapat berkurang sehingga dapat dikendalikan sesuai harapan

para guru dan orang tuanya.

Adapun bentuk-bentuk penyimpangan siswa-siswi SMK Diponegoro

Salatiga meliputi membolos, siswa dari rumah berangkat tetapi tidak sampai

sekolahan kemudian pulang sebelum waktunya, berkelahi dengan teman

sekelas, mabuk-mabukan, tawuran, dan tindak asusila seperti ciuman, gandengan

tangan serta pelukan, dapat dikondisikan seiring dengan pengawasan dan

bimbingan yang selalu dimonitoring dari para guru khususnya dari guru BK.

Bentuk perubahan sikap dan moral yang terbentuk dari setelah dapat

penanganan dari guru PAI tidak hanya berubah tidak membolos lagi, namun

juga siswa yang biasanya tidak sholat, setelah dapat penanganan dari guru siswa

sedikit-sedikti sudah mau menjalankan sholat wajibnya. Perubahan sikap dan

moral siswa yang awalnya melakukan perilaku menyimpang setelah mendapat

penanganan dari guru PAI dan guru BK baik secara klasikal atau mandiri rata-

rata mengalami perubahan yang yang cukup baik. Menurut guru BK SMK

Diponegoro, perubahan siswa yang telah ditangani mencapai 75% menjadi lebih

baik dibandingkan sebelumnya.

Page 125: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

109

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa-siswi SMK Saraswati Salatiga ialah

membolos, merokok, berkata kotor, berani sama guru ketika dinasehati,

perkelahian antar teman, mabuk-mabukan, tawuran yang disebabkan karena

faktor balas dendam, dan tindak asusila.

2. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa-siswi SMK Diponegoro Salatiga adalah

membolos, siswa dari rumah berangkat tetapi tidak sampai sekolahan

kemudian pulang sebelum waktunya, berkelahi dengan teman sekelas,

mabuk-mabukan, tawuran, dan tindak asusila seperti ciuman, gandengan

tangan serta pelukan.

3. Penanganan guru PAI dan BK dengan cara pendekatan personal dan

pembelajaran secara klasikal ketika melakukan pembelajaran di kelas.

4. Pola penanganan yang dilakukan guru PAI SMK Diponegoro Salatiga adalah

dengan pola preventif. Pola preventif yang dilakukan ialah dengan

melakukan pembekalan secara pendekatan personal antar individu dan

sharing.

5. Pola penanganan yang dilakukan guru BK di SMK Diponegoro Salatiga

adalah dengan pola preventif dan represif. Pola preventif (pencegahan)

Page 126: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

110

melalui penyuluhan, penerangan, pengawasan, pengendalian, seni, dan

keagamaan. Pola represif (penindakan) yaitu melalui proses pendidikan dan

proses peradilan hukum yang berlaku terutama bagi para pelaku kenakalan

remaja yang melanggar KUHP dan perundang-undangan lainnya.

6. Pola penanganan yang dilakukan guru PAI di SMK Saraswati Salatiga ialah

dengan pola preventif yaitu dengan memasukan unsur ibadah dengan tujuan

terbiasa hidup agamis dengan pendekatan individu meningkatkan tingkat

ibadah agar siswa nyaman perasaannya dan kuat ketika menghadapi masalah

yang berat tidak frustasi, serta dengan cara mencegah terjadinya

penyimpangan moral yaitu dengan mengancam nilai agar tidak membolos.

7. Pola penanganan yang dilakukan guru BK di SMK Saraswati Salatiga dengan

dua pola. Pertama, dengan pola preventif, yaitu guru BK memberi

pengarahan secara langsung kepada siswa dengan memberi pelajaran di

kelas, sehingga guru BK bisa langsung memberi pengarahan dan motivasi

kepada siswa untuk tidak melakukan penyimpangan kususnya membolos.

Guru juga memberi pengarahan secara personal ketika ada siswa yang

memiliki masalah dengan cara mengajak siswa secara individu keruangan

BK untuk diberi arahan dan nasehat secara lebih mendalam lagi dengan

tujuan dapat membantu siswa menyelesaikan masalah siswa. Kedua, guru BK

menangani siswa yang menyimpang dengan memberi sanksi, meskipun

sebenarnya pola tersebut tidak diperbolehkan dalam BK namun ketika siswa

yang sudah keterlaluan penyimpangannya dalam arti berulang-ulang

Page 127: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

111

dinasehati belum berubah, maka guru memberi sanksi mulai dari teguran

sampai memanggil orang tua jika siswa tersebut tidak mengalami perubahan

sikap dan moralnya.

B. SARAN

1. Sebaiknya dalam penanganan siswa yang menyimpang tidak hanya pada guru

PAI dan BK saja tetapi semua guru memiliki kewajiban yang sama.

2. Guru BK sebaiknya ketika ada siswa yang tidak masuk sekolah beberapa hari

tanpa keterangan, guru BK perlu datang kerumah siswa.

3. Perlu adanya penerapan penilaian bobot masalah kepada siswa agar dapat

diketahui secara lebih rinci dan terarah terhadap saksi yang harus diberikan.

Page 128: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

112

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bar, Ibnu. Al-Istidzkar. Beirut: Darulkitab Alamiyah, 463.

Ahmadi, Abu, & Widodo, Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang -

undang SisDiknas. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Budiningsih, C. Asri. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,

1995.

Daradjat, Zakiyah. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan

Bintang, 1975.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009.

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Dirjen Pendidikan Islam. UU RI Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen serta UU RI,

No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta, 2006.

Endang, Poerwanti, & Nur, Widodo. Perkembangan Peserta Didik. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang, 2002.

Gunawan, Yusuf. Pengantar Bimbingan Konseling. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1992.

Page 129: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

113

Hariwijaya, M.. Metodologi Dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

Yogjakarta: Elematera Publishing, 2007.

Haryanto, Sukandarrumidi. Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2004.

Inge, Pudjiastuti, “Peran Guru Dalam Menumbuhkembangkan Karakter Best”,

Jurnal Pendidikan Penabur 12 (2013):13-22.

Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al-

Ma‟arif, 1980.

Marimba, Ahmad, D.. Pengantar Filasafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‟arif,

1962.

Miles, Matthew, & A. Michael, Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 1992.

Moleong, Lexy, J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011.

Muhdhor, Atabik, Ali, Ahmad, Zuhdi. Kamus Bahasa Arab Kontemporer.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003.

Mushaf, Al-Quran. Depok: Neija, 2012.

Nur, Ainiyah., “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Jurnal

Al-Ulum Semarang (2013): 25-38.

Panuju, Panut, & Ida, Umami. Psikologi Remaja. Yogyakarta : Tiara Wacana, 1999.

Prayitno, & Erman, Anti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka

Cipta, 1999.

Page 130: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

114

Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Saifudin, Abdul, Bari, dkk.. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatus. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2002.

Sarwono, Sarlito, Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1997.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1994.

Sudarsono. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Syafaat, Aat, dkk.. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan

Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2007.

Walgito, Bimo. Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 1997.

Warsiyah., “Pengaruh Tingkat Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap

terhadap Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo”, TESIS IAIN Walisongo Semarang (2013): 45-

60.

Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: Hida Karya Agung,

1983.

Page 131: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

115

Zuhairini. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: Universitas

Islam Negeri Malang, 2004.

Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Page 132: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

116

Page 133: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

117

Page 134: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

118

Page 135: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

119

Page 136: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

120

Page 137: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

121

Page 138: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

122

Page 139: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

123

Page 140: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

124

Page 141: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

125

Page 142: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

126

Page 143: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

127

Page 144: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

128

Page 145: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

129

Page 146: POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/258/1/Ahmad... · moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan

130

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Ahmad Mas‟udi

Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 28 Oktober 1987

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun Semowo RT.04 RW.01 Desa Semowo,

Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang,

Jawa Tengah, Indonesia

Pendidikan : 1. RA Al-Ittihad Semowo, lulus tahun 1993

2. MI Al-Ittihad Semowo, lulus tahun 1999

3. MTs Al-Manar Bener, lulus tahun 2002

4. MAK Al-Manar Bener, lulus tahun 2005

5. S1 Tarbiyah STAIN Salatiga, lulus tahun 2009

6. S2 IAIN Salatiga, lulus tahun 2015

Pengalaman

Organisasi :

1. LPM Dinamika STAIN Salatiga tahun 2005-2007

2. Resimen Mahasiswa STAIN Salatiga tahun 2005

3. PMII Salatiga tahun 2005-2007

4. Ketua Karangtaruna Desa Semowo 2010 – 2012

Keluarga : Istri : Santi Widyastuti, S.ST.

Anak : Injakhi Taqiyya Tasyakkuro Sa‟ida