pola komunikasi politisi dalam perilaku...

102
POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF ( Studi Kasus Pola Komunikasi Angelina Sondakh ) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: DIDIK SETIAWAN NIM: 208051000024 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: phungdien

Post on 01-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU

KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

( Studi Kasus Pola Komunikasi Angelina Sondakh )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat meraih gelar

Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

DIDIK SETIAWAN

NIM: 208051000024

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Alamat

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Didik Setiawan

20805 100024

Komunikasi Penyiaran Islam

Dakwah Dan Komunikasi

Jl. Fatmawati Raya, Ds. Praguman Rt.03 Rw.05, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang - Jawa Tengah.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Politisi Dalam Perilaku

Korupsi Di Lembaga Legislatif ( Studi Kasus Pola Komunikasi Angelina

Sondakh ) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Rubiyanah, MA

NIP :197308221998032001

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya siap

menerima segala konsekuensinya apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Jakarta, 30 September 2014

Yang Menyatakan

Didik Setiawan

Page 3: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

PENGES,dIIAN PANITIA UJIAI$

Skripsi yang berjudul poLA KOMLTNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU

KORITPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF (studi Kasus pola Komunikasi

Angelina sondakh) telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Irmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Iakarta pada tangal 30

September 2014. Skripsi initelah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

J akarta, 30 Septemb er 2A I 4.

Sidang Munaqasyah

KetuaMerangka ta

NIP" 61129200912 I 001

Penguji

i. MANIP 97611292A0912 1 001

isMerangkapAnggota

Pembimbing

1983061020a9122A01

197108161

ffinRubivai1973082NIP. 1998032001

Page 4: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKUKORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

( Studi Kasus Pola Komunikasi Angelina Sondakh )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dalrwah dan IImu Komunikasi Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat meraih gelar

Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

OIeh

DIDIK SETIAWAN

NrM 208051000024

Di bawah bimbingano

2 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

F'AKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 5: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

ii

ABSTRAK

Pola Komunikasi Politisi Dalam Perilaku Korupsi Di Lembaga Legislatif (

Studi Kasus Pola Komunikasi Angelina Sondakh )

korupsi di Indonesia sekarang ini di lakukan dengan berbagai cara serta

memiliki motif tersendiri dari cara bertransaksi dan berkomunikasi. Korupsi

disebut sebagai extraordinary crime (kejahatan luar biasa), Sehingga menuntut

penanganan yang luar biasa.

Salah satu kasus korupsi yang menggunakan berbagai strategi dan pola

komunikasi di luar kebiasaan umum adalah kasus korupsi Angelina Sondakh.

Pemakaian istilah-istilah tertentu yang memiliki tujuan agar orang lain tidak

mengetahui dan tidak memahami maksud di balik istilah-istilah tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada kasus korupsi yang digunakan

oleh Angelina Sondakh dalam melakukan tindak pidana korupsi di komisi X.

Sehingga timbul pertanyaan Bagaimana pola Komunikasi yang di lakukan

Angelina Sondakh dalam perilaku korupsi di lembaga Legislatif ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif analisis dan studi kasus, bermaksud meneliti serta menemukan

informasi yang seluas-luasnya dari observasi, wawancara maupun pengumpulan

data secara komprehensif dengan tujuan memperoleh pemahaman secara

mendalam.

Menguji teori Richard Fagen Pola komunikasi politik adalah suatu

aktivitas komunikasi yang membawa konsekuensi-konsekuensi politik baik yang

aktual maupun yang potensial di dalam suatu sistem politik yang ada. Menurut

Teori konvergensi simbolik Dalam teori ini, Ernest G. Bormann (1990:106)

mengartikan istilah konvergensi sebagai suatu cara dimana dunia simbolik

pribadi dari dua atau lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati

kemudian saling berhimpitan. Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait dengan

kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan menanamkan makna

kepada berbagai lambang, tanda, kejadian yang tengah dialami.

Peneliti menemukan bahwa jaringan komunikasi yang di gunakan oleh

Angelina sondakh adalah jaringan komunikasi roda yaitu seorang pemimpin yang

menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan seluruh anggota kelompok,

tetapi setiap anggota kelompok hanya dapat berhubungan dengan pemimpinnya.

Pemakaian bahasa simbolik yang dilakukan oleh Angelina sondakh dalam

melakukan tindak pidana korupsi dilakukan dengan memberikan makna simbolik

terhadap kata atau bahasa. Sebagai contoh temuan peneliti dalam percakapan

adalah “Tp apel washington ya bu” “1 kilo dulu ya bu. Krn stock ku habis.

Diusahakan sebelum selesai istirahat sdh ada”. Dalam hal ini terbukti Angelina

sondakh menjadi pemimpin atau otak yang mengatur bagaimana pola

komunikasinya terhadap Mindo Rosalina manulang yang mengarahkan bahwa

maksud dari apel Washington adalah uang dollar Amerika. Sehingga peneliti

menilai komunikasi yang di gunakan Angelina soundakh cukup terstruktur,

sistematis dan terorganisir.

Page 6: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah

SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dimulai dengan

bacaan basmallah penulis memulai mengerjakan skripsi ini, dan diakhiri dengan

bacaan hamdalah penulis mengakhiri penulisan skripsi ini.

Proses penulisan skripsi ini ternyata tidak semudah yang penulis bayangkan

sebelumnya. Dalam perjalanannya, begitu banyak hal yang penulis belum tahu

sebelumnya, penulis ketahui saat melakukan penulisan skripsi ini. Memang ilmu

Allah Maha Luas, manusia hanya mengetahui sedikit dari kemahaluasan ilmu

tersebut.

Rintangan dan ujian serta berkah yang ada saat penulis melakukan penulisan

skripsi ini, alhamdulillah dapat penulis lalui. Begitu banyak pelajaran dan hikmah

yang berharga yang penulis dapatkan.

Terdapat begitu banyak pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini. Dalam lembar ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Subhan, M.Ag., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Rachmat Baihaky, MA Kajur Komunikasi Penyiaran Islam serta Ibu Fita

Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Page 7: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

v

3. Rubiyanah, MA., selaku pembimbing yang tidak pernah lelah dalam memberikan

bimbingan kepada penulis. Segala kesabaran dalam menunjukkan kesalahan

penulisan maupun pengetikan mungkin tidak ternilai harganya. Penulis hanya bisa

berdoa, semoga apa yang Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah

SWT, dan merupakan nilai ibadah di sisi-Nya.

4. Ibu Hj. Musfirah Nurlaili, MA. yang selalu memberikan semangat dan

mengingatkan serta membantu segala informasi administrasi.

5. Orang tua penulis, Bapak Pariman yang menjadi motivasi serta semangat. Juga

Ibu Samsiah yang selalu mendo’akan serta kakak Sri wati dan adik-adikku

Gunarti dan Titik Safila yang selalu jadi penyemangat

6. Siti Aisyah S.Kom.i yang selalu mengingatkan selalu makan, sholat, kesehatan

dan istirahat, sampai mana pengerjaanya dll. Serta selalu memberi semangat.

7. Bapak Marzuki Ali serta stafnya Bang Sony yang menyempatkan diri untuk kita

bisa selalu berdiskusi.

8. Pak Gun Gun Heriyanto yang, Ibu Selina Gita yang masih menyempatkan waktu

untuk wawancara, serta Bapak Susno Duadji, Nanan Sukarna, Sri Rachma

Candrawati, Hilaludin safari serta seluruh Tim Setara Institute for democrazy and

peace yang menjadikan ispirasi.

9. Seluruh sahabat-sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Komisariat Fakultas Dakwah Dan Komunikasi (KOMFAKDA) serta para

MABINKOM.

Page 8: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

vi

10. Seluruh sahabat-sahabati KPI Non Reguler yang selalu menyemangati dan

mengingatkan batas ahir kuliah angkatan 2008.

11. Tim Lanscape Production, Mukti Setia, Rumah Koalisi, Perempuan Indonesia

Hebat yang selalu menjadi sumber jaringan dan komunikasi.

Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi

kemajuan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari

sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan literatur yang berguna

bagi semua pihak serta menambah khazanah keilmuan, khususnya bidang dakwah

dan komunikasi.

Jakarta, 2 September 2014

Penulis

Page 9: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan perumusan masalah .......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 6

E. Sistematika penulisan .................................................................. 9

BAB II KERANGKA TEORI

A. Komunikasi ................................................................................. 10

1. Pengertian Komunikasi ......................................................... 10

2. Unsur-unsur Komunikasi ...................................................... 12

3. Pola Komunikasi ................................................................... 16

4. KomunikasiPolitik ................................................................. 29

5. Teori Konvergensi Simbolik ................................................. 32

B. Korupsi ........................................................................................ 36

1. Pengertian Korupsi ................................................................ 36

2. Faktor-faktor Penyebab Korupsi ........................................... 38

3. Korupsi dalam Islam ............................................................. 41

Page 10: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

vii

BAB III GAMBARAN SINGKAT LEMBAGA LEGISLATIF DAN

PELAKU KORUPSI

A. Profil Lembaga Legislatif Komisi X (Sepuluh) .......................... 49

B. Profil Pelaku Korupsi Angelina Sondakh ................................... 51

BAB IV KOMUNIKASI POLITISI DALAM MELAKUKAN

TINDAKAN KORUPSI

A. Pemakaian Istilah-Istilah tertentu dalam Kasus Korupsi

Angelina Sondakh ...................................................................... 55

1. Pemakaian Istilah tertentu dalam Kasus Korupsi Proyek

Universitas ............................................................................. 55

2. Motif Pemakaian Istilah ........................................................ 68

B. Analisis...................................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 83

B. Saran-saran ................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 85

Page 11: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku korupsi di Indonesia sekarang ini banyak di lakukan dengan

berbagai macam cara serta memiliki motif tersendiri dalam menjalankanya.

Korupsi disebut sebagai extraordinary crime (kejahatan luar biasa), sehingga

menuntut penanganan yang luar biasa. Mengingat para pelaku korupsi

menggunakan berbagai cara, strategi, komunikasi, di luar kebiasaan

masyarakat pada umumnya. Pemakaian istilah-istilah atau sandi-sandi

tertentu untuk menyebut istilah tertentu, merupakan salah satu indikasi yang

menunjukkan bahwa dalam perilaku korupsi, terdapat beberapa perilaku yang

tidak biasa. Penggunaan komunikasi yang tidak biasa ini tentu ditujukan agar

orang lain yang tidak terlibat dengan tindakan korupsi tersebut tidak

mengetahui dan tidak memahami maksud di balik istilah-istilah tersebut.

Pembicaraan tentang korupsi seakan tidak ada putus-putusnya.

Fenomena ini memang sangat menarik untuk dikaji, apalagi dalam situasi

seperti sekarang ini, Dimana ada indikasi yang mencerminkan

ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Tuntutan akan pemerintahan

yang bersih semakin keras, menyusul krisis ekonomi akhir-akhir ini. Hal ini

sungguh masuk akal, sebab kekacauan ekonomi saat ini merupakan ekses dari

buruknya kinerja pemerintahan di Indonesia dan praktek korupsi inilah yang

menjadi akar masalah.1

1 Adrian Sutendi. Hukum Keuangan Negara, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, h.189

Page 12: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

2

Basrief Arief menyatakan bahwa meningkatnya aktivitas tindak

pidana korupsi yang tidak terkendali, tidak saja akan berdampak terhadap

kehidupan nasional, tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara

pada umumnya. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi tidak lagi dapat

digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan

luar biasa. Metode konvensional yang selama ini digunakan terbukti tidak

bisa menyelesaikan persoalan korupsi yang ada di masyarakat, maka

penanganannya pun juga harus menggunakan cara-cara luar biasa.2

Korupsi Berasal dari kata corruption dalam bahasa latin yang berarti

kerusakan atau kebobrokan.3 Robert Klitgarrd, mendefinisikan korupsi

sebagai perbuatan seseorang yang dilakukan secara tidak halal dengan

meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan rakyat serta cita-cita,

menurut sumpah akan dilayaninya, dengan ,menggunakan instrumen-

instrumen kebijakan atau prosedur-prosedur sederhana, baik di sektor swasta

maupun pemerintahan.4

Korupsi telah merayap dan menyelinap dalam berbagai bentuk, atau

modus operandi sehingga menggerogoti keuangan negara, perekonomian

negara dan merugikan kepentingan masyarakat.5 Berbagai kasus yang

menimpa para penyelenggara negara (eksekutif) terkait korupsi, menjadi

pertanda bahwa kasus korupsi sudah mulai menyebar dalam organ-organ

2 Basrief Arief, Korupsi dan Upaya Penegakan Hukum (Kapita Selekta), Jakarta: PT.

Adika Remaja Indonesia: 2006, hal. 87 3 Elwi Danil, Korupsi: Konsep, tindak Pidana dan Pembahasannya, PT. Raja

GrafindoPersada, Jakarta, 2011, hal.3 4 Robert Klidgard, Membasmi Korupsi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001, hal. xix

5 Andi Hamzah, Korupsi Di Indonesia Masalah dan Pemecahannya. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1991, hal. 2.

Page 13: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

3

pemerintahan. Tidak terkecuali juga dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti

lembaga yudikatif dan legislatif.

Masyarakat pengguna bahasa korupsi tidak seperti masyarakat bahasa

umumnya. Mereka tidak berada dalam satu wilayah geografis dan demografis

tertentu atau berkumpul dalam komunitas. Pengguna bahasa korupsi bersifat

individual, seolah-olah sulit dicari tapi ada di mana-mana. Karakteristik

"bahasa korupsi" mencangkup keterlibatan aparat pemerintah, terkadang

"menjual" nama pejabat, pintar bersandiwara, menggunakan aneka istilah,

penuh kehati-hatian, kesantunan dalam berbahasa, menguasai aneka aturan,

memanfaatkan insan media, berkaitan dengan momen tertentu.6

Menurut Gun Gun Heryanto, salah satu penyebab terpolanya tindakan

korup di antara para politikus, karena memang mereka berpolitik dalam

logika ekonomi. Mereka menginvestasikan uang yang luar biasa banyak,

misalnya dalam Pencalegan, lantas mereka menjadikan jabatan yang mereka

punya sebagai kerja pengembalian modal plus keuntungannya.7 Dengan kata

lain, apa yang dilakukan oleh para politisi dalam tindak pidana korupsi tidak

berbeda dengan pengusaha atau pedagang yang selalu berhitung untung rugi

dalam setiap aktivitas ekonominya.

Dalam kasus korupsi yang menjerat Angelina Sondakh, pemakaian

istilah „apel Washington‟ dua pikulan untuk merujuk pada uang dolar

Amerika, serta penggunaan „apel malang‟ untuk merujuk uang rupiah

6 "Bahasa Korupsi" Gunakan Komunikasi Konteks Tinggi”, pikiran-rakyat.com, 23 Juli

2013, artikel diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/245032, diunduh pada tanggal 26

Juli 2013 7 Korupsi, Buah Berpolitik dengan Logika Ekonomi”, okezone.com, 23 April 2013, diakses

dari http://news.okezone.com/read/2013/04/23/339/796034/redirect, diunduh pada tanggal 28 Juli

2013

Page 14: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

4

Indonesia, kini diketahui oleh masyarakat. Sebelum kasus ini terbongkar,

tentu tidak banyak yang tahu maksud dari penggunaan istilah tersebut.

Pemakaian istilah-istilah yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu sudah

berlangsung sejak lama dan terjadi di berbagai strata, golongan, dan profesi

masyarakat. Seperti misalnya di kalangan pekerja salon, mahasiswa, dokter,

arsitek, bahkan di kalangan para pencopet atau perampok. Mereka masing-

masing memiliki istilah-istilah tersendiri dalam rangka untuk menjaga

eksklusivitas dan kerahasiaan informasi yang mereka miliki.

Semasa orde baru korupsi dilakukan oleh orang-orang di sekitar

pemegang kekuasaan. Kecenderungan sekarang melebar ke lembaga-lembaga

legislatif dari tingkat daerah/kota propinsi hingga pusat, hampir semua

jabatan memerlukan pengesahan dari legislatif sudah punya tarif.8

Dalam skripsi ini penulis bermaksud untuk meneliti fenomena

pemakaian istilah-istilah tertentu dalam komunikasi para pelaku tindak pidana

korupsi, dalam rangka untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi yang

lebih mendalam. Dengan harapan, hal tersebut dapat dijadikan pelajaran dan

pemahaman bagi penulis sendiri, serta masyarakat pada umumnya, terkait

dengan pola komunikasi yang dipakai oleh para pelaku korupsi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis melakukan

penelitian dengan judul “Pola Komunikasi Politisai Dalam Perilaku

Korupsi Di Lembaga Legislative ( Studi Kasus Pola Komunikasi

Angelina Sondakh)”.

8 Leden Marpaung, Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan, Jakarta:

Djambatan, 2001, h. 27

Page 15: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah pada penelitian ini,

Difokuskan hanya pada Pola Komunikasi Perilaku Korupsi Angelina

Sondakh Di Lembaga Legislatif, dengan mengambil beberapa contoh unsur

komunikasi simbolis di Komisi X Periode 2009-2014.

Mengingat begitu luasnya cakupan dan bidang-bidang yang ditangani

oleh masing-masing komisi di DPR, dalam penelitian ini penulis membatasi

lembaga legislatif pada Komisi X yang meliputi pendidikan, pemuda,

olahraga, pariwisata, keseniaan dan kebudayaan terkait korupsi pembangunan

sarana olahraga berupa Wisma Atlet di Palembang.

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, penelitian ini akan

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana Pola Komunikasi yang di lakukan Angelina sondakh dalam

perilaku korupsi di lembaga Legislatif ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kasus korupsi yang memiliki pola komunikasi

simbolis.

b. Untuk mendapatkan gambaran, bagaimana komunikasi dilakukan di

antara para pelaku korupsi di lembaga legislatif.

c. Untuk mengetahui motif penggunaan komunikasi tertentu dari

Angelina sondakh dalam korupsi di lembaga legislatif.

Page 16: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

6

2. Manfaat penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat,

yaitu :

a. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat secara umum, serta bagi

penulis secara khusus tentang pola komunikasi perilaku korupsi

Angelina soundakh di lembaga legislatif.

b. Untuk menambah wawasan tentang pola komunikasi, sehingga dapat

berguna di kemudian hari.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu

pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat dan di tujukkan untuk

mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat dan situasi

tertentu.

Yang fungsinya untuk memberikan gambaran umum tentang data yang

diperoleh dan menitik beratkan pada observasi serta suasana alamiah

(natural setting), peneliti bertindak sebagai pengamat.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

pendekatan kualitatif dengan studi kasus, di mana penelitian kualitatif

menekankan bahwa setiap temuan (sementara) dilandaskan pada data,

Page 17: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

7

sehingga temuan itu semakin tersahihkan sebelum dinobatkan

sebagai teori.9 Sementara Studi Kasus merupakan metode pengumpulan

data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis

individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Sebuah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Dalam subyek penelitian dengan

cara meminta hasil putusan sidang Angelina Sondakh ke pengadilan

Jakarta pusat.

b. Wawancara

Wawancara secara langsung dengan para informan yaitu Penulis

melakukan wawancara dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

komisi X Selina Gita serta ketua DPR Marzuki Ali untuk mendapatkan

gambaran dan pendapat mereka tentang perilaku korupsi yang ada di

lembaga parlemen. Serta dengan Gun Gun Heriyanto sebagai informan

ahli komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

mendapatkan data tambahan.

c. Dokumentasi

Dalam proses pengumpulan data penulis mengumpulkan data

melalui catatan-catatan yang berkaitan dengan subjek penelitian.

Dokumentasi ini penulis mengambil dari buku-buku, majalah-majalah,

dan foto-foto yang penulis ambil saat observasi serta dokumen-

dokumen atau arsip yang berisi data-data yang berkaitan dengan

9 A. Chaidar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2002), Cet. Ke-1, hal. 102

Page 18: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

8

subyek penelitian yang penulis dapat dari pengadilan negeri Jakarta

pusat. Semua ini penulis lakukan demi memperkuat dan mendukung

proses analisis data penelitian.

4. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian di pada tanggal 04 Februari sampai 05 Juni 2014

bertempat di Rumah DPR RI Widya candra III/10 Jakarta saat melakukan

wawancara kepada Marzuki Alie. Sedangkan pada saaat mewawancarai

selina Gita di lakukan di Jl. Pondok Hijau II No. 2 RT 005 RW 013

Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada tanggal 23 April 2014. Serta Gun

Gun Heriyanto 05 Mei 2014 di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah.

5. Tehnik analisa data

Seluruh data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dan di

inpterprestasikan. Adapun metode yang di gunakan dalam menganalisa

data, peneliti menggunakan analisis deskriptif yakni berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Dimana peneliti mengungkapkan data dan fakta yang apa adanya secara

ilmiah tanpa sedikitpun mempengaruhi subjek ataupun objek penelitian.

6. Tehnik pengolahan data

Dalam pengolahan data, peneliti menggabungkan tiga proses

pengumpulan data dengan mengolah data hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi sehingga

dapat di deskriptifkan.

Page 19: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

9

7. Teknik Penulisan

Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan pedoman

penulisan karya ilmiyah yang berlaku di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk membuat penelitian ini lebih sistematis, penulis

akan menyajikannya dengan sistematika sebagai berikut;

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini berisi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori. Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori-

teori komunikasi yang berkaitan dengan tema penelitian. Adapun teori yang

dibahas adalah teori mengenai komunikasi dan teori mengenai korupsi.

BAB III Gambaran Singkat Lembaga Legislatif Komisi X dan pelaku

korupsi. Dalam bab ini penulis akan menguraikan Profil Lembaga Legislatif

Komisi X dan Profil pelaku korupsi.

BAB IV Hasil Penelitian. Dalam bab ini akan dianalisis Deskriptif

Pola Komunikasi Organisasi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh; Pola

Komunikasi yang terjalin antara Angelina Sondakh dengan anggota yang di

bawahnya menggunakan teori-teori yang sudah diajukan.

BAB V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran. Pada bab

ini penulis menyimpulkan seluruh data yang di peroleh dari penelitian dan

menyampaikan saran.

Page 20: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris 'communication'

berasal dari bahasa Latin 'communicatio', dan bersumber dari kata

'communis' yang berarti 'sama'. Sama di sini maksudnya adalah 'sama

makna'.1

Komunikasi dalam bahasa Latin berasal dari kata Communicare,

artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan,

gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain

dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feed back).2

Sedangkan menurut kata sifatnya communes, communis, berarti

ihwal membagi kepentingan, keinginan, pengetahuan, dan gagasan. Jadi

communicare berarti pula dua orang atau lebih atau sistem yang bertindak

bersama, bertemu, berada bersama-sama baik secara langsung atau tatap

muka maupun melalui media atau saluran tertentu untuk berkomunikasi

antar pribadi membagi pengetahuan, pengalaman, pikiran, dan perasaan.3

Menurut istilah, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas

sifatnya mendasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus

mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Komunikasi

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,

2001), Cet. Ke-14, h. 9 2 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001), h.35.

3 A. Muis, Komunikasi Islam, h.37.

Page 21: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

11

tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga

harus persuasif agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau

keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi dalam karyanya,

“Communication Research In The United States.” Menyatakan bahwa

komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh

komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni

paduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and

meanings) yang pernah diperoleh komunikan.4

Di antara para ahli sosiologi, ahli psikologi dan ahli politik di

Amerika Serikat, yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi

adalah Carl I. Hovland menyatakan bahwa komunikasi adalah “Suatu

proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus

(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau

membentuk perilaku orang lain (khalayak).”5

Lasswell mengatakan bahwa "Cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In

Which channel To Whom With What Effect."6

Lalu berdasarkan paradigma Lasswell yang dikutip oleh Onong

Uchjana, komunikasi adalah "Proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu".7

4 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, h. 13.

5 Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 14.

6 Sasa Djuarsa Senjaya,Ilmu Komunikasi, h. 14

7 Senjaya, Ilmu Komunikasi, h. 15

Page 22: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

12

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam bahasan komunikasi, terdapat unsur-unsur komunikasi

sebagai berikut:

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat

ditransformasikan secara efektif, maka komunikasi dapat terjadi kalau

didukung oleh beberapa unsur yaitu adanya sumber, pesan, media,

penerima, dan efek(feedback).8

a. Sumber (Source)

Sumber atau sering juga disebut pengirim (sender), penyandi

(encoder), komunikator, pembicara (speaker) atau originator. Sumber

adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi, sumber sebagai dasar yang digunakan dalam

menyampaikan pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan

tersebut, sumber bisa berupa orang, lembaga, perusahaan, buku dan

dokumen.

8 Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Rajawali Press, 2004, h. 21

Pesan Media

Efek

Umpan balik/feed back

Komunikator (sumber)

Komunikan (penerima)

Page 23: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

13

b. Pesan (message)

Pesan adalah sesuatu yang dikomunikasikan atau disampaikan

oleh pengirim (sumber) kepada penerima baik secara langsung ataupun

tidak langsung. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau

non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari

pengirim. Pesan terdiri dari beberapa bentuk yaitu:

1) Informatif; pesan ini bersifat memberikan keterangan-keterangan

yang kemudian dapat diambil kesimpulan dan keputusan oleh

komunikan.

2) Persuasif; yaitu pesan yang bersifat bujukan yakni membangkitkan

pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan

akan memberikan perubahan sikap (tanpa paksaan).

3) Instruktif/Koersif; yaitu pesan yang bersifat memaksa dengan

menggunakan sangsi-sangsi apabila tidak dilakukan9.

c. Media (channel)

Media atau saluran adalah alat untuk memindahkan atau

menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Saluran boleh jadi

merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima,

apakah saluran verbal atau non verbal. Pada dasarnya saluran

komunikasi manusia adalah dua saluran yakni cahaya dan suara,

meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indera kita untuk

menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara

Page 24: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

14

penyajian pesan, apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak

(surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi, telegram,

telepon). Pengirim pesan akan memilih saluran itu, tergantung pada

situasi, tujuan yang dikehendaki atau ingin dicapai dan jumlah

penerima pesan yang dihadapi komunikasi. Selain itu, media

komunikasi ada yang melalui telepon, surat kabar, spanduk, billboard,

telegram, dan lain lain.

d. Penerima (receiver)

Penerima atau sering juga disebut sasaran atau tujuan

(destination), komunikate, penyandi balik (decoder) atau khalayak

(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni pihak

yang menjadi sasaran atau penerima pesan yang dikirim oleh sumber.

Penerima bisa juga terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima adalah

elemen penting dalam proses komunikasi, karena ia sebagai sasaran

komunikasi. Sebagai prinsip komunikasi seorang komunikator harus

terlebih dahulu mengenal komunikan (penerima pesan). Karena

mengetahui dan memahami karakteristik komunikan berarti suatu

peluang untuk mencapai keberhasilan berkomunikasi telah terbuka.10

e. Umpan balik (feedback)

Umpan balik atau yang sering disebut efek adalah hasil akhir

suatu komunikasi yakni apakah penerima pesan tersebut menjadi

bertambah pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur,

Page 25: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

15

perubahan sikap, perubahan keyakinan, dan perubahan prilaku. Efek,

menurut Deddy Mulyana adalah apa yang terjadi pada penerima

setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan

pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap

(dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan

perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi

bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik

tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan

sebagainya.11

Efek ini dapat dilihat dari tiga pendapat; Pertama, personal

opinion, yakni sikap dan pendapat pribadi terhadap sesuatu masalah

tertentu. Kedua, public opinion (pendapat umum) maksudnya adalah

penelitian sosial mengenai suatu hal yang penting dan berarti atas

dasar pertukaran pikiran yang dilakukan individu secara sadar dan

rasional. Ketiga, mayority opinion, yaitu sebagai suatu pendapat dari

publik.

Jadi, dalam berkomunikasi unsur-unsur tersebut sangat berperan

penting. Apabila ada salah satu unsur yang tidak terpenuhi, maka

komunikasi tidak akan terjadi. Sebab dari unsur-unsur tersebut saling

terkait antara satu dengan yang lainnya. Yang jelas komunikasi harus

mengetahui atau menguasai keadaan, waktu, tempat dan lingkungannya.

11

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengatar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), Cet. Ke-8, h. 71

Page 26: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

16

Saat semua unsur komunikasi tersebut di atas dapat dipenuhi, maka

komunikasi yang tercipta akan terlakasana dan dapat diterima baik oleh

yang memberi informasi maupun yang menerima informasi.

"Komunikasi ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung

melalui media".12

Komunikasi dapat digolongkan dalam empat bentuk,

yaitu: personal, kelompok, massa dan komunikasi massa.13

3. Pola Komunikasi

Dalam hal ini penulis menfokuskan pada pola komunikasi

organisasi. Pola Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal

dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).14

Komunikasi Organisasi di bagi

menjadi dua pola model komunikasi yaitu :

a. Komunikasi Organisasi formal

Komunikasi Organisasi formal adalah komunikasi yang disetujui

oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas,

dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat

resmi. 15

12

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), h.5. 13

Effendy, Ilmu Komunikasi, h. 7. 14

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996 15

Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, (Bandung: Manjar Maju, 1989), h. 15

Page 27: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

17

b. Komunikasi Organisasi informal

Komunikasi Organisasi Informal adalah komunikasi yang

disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih

kepada anggotanya secara individual.

Komunikasi Organisasi di bagi menjadi dua pola model komunikasi

yaitu :

4. Gaya komunikasi Organisasi

Didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang

terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu

Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku

komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan

tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya

komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim

(sender) dan harapan dari penerima (receiver). Enam gaya komunikasi

menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss.16

a. The Controlling style

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan

adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa

dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-

orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan

nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak-

pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih

memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya

16

Mulyana, Teori Komunikasi, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008),h. 125

Page 28: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

18

mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa

ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak

mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik,

kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk

kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut

tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru

berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk

memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.17

b. The Equalitarian style

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan

kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai

dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan

maupun tertulis yang bersifat dua arah. Dalam gaya komunikasi ini,

tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap

anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun

pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam

suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi

mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. The equalitarian

style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi,

sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama,

khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap

suatu permasalahan yang kompleks. 18

17

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1996), h.121 18

http://terismon85blog.blogspot.com/2011/04/pentingnya-komunikasi-dalam-organisasi.html

Onong Uchyana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, 2001

Page 29: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

19

c. The Structuring style

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-

pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan

perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan

serta struktur organisasi. Pengirim pesan lebih memberi perhatian

kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan

berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan

dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.19

d. The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan

agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa

lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-

oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai

oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para

wiraniaga (salesmen atau saleswomen).

Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah

mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja

dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup

efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang

bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau

bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi

masalah yang kritis tersebut.20

19

Applbaum, Ronald L, Charles E. Merril, 1974, Strategies for Persuasive

Communication, , (Columbus, Ohio: Publishing Company, 1974), h. 33 20

Ibid, hal. 35

Page 30: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

20

e. The Relinguishing style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk

menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada

keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan

(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol

orang lain.

Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika

pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-

orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta

bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan

yang dibebankannya.21

f. The Withdrawal style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah

melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari

orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan

orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan

antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.22

5. Hambatan-Hambatan Terhadap Komunikasi yang Efektif Di Dalam

Organisasi.

a. Hambatan Teknis

Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi

teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru

21

Ibid, hal. 36 22

Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989). H. 21

Page 31: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

21

dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga

saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media

komunikasi.

Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel

Management, 1976, jenis hambatan teknis dari komunikasi. Tidak

adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas, Kurangnya

informasi atau penjelasan, Kurangnya ketrampilan membaca,

Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.

b. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses

penyampaian pengertian atau idea secara secara efektif. Definisi

semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat

bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti

dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali

proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol

(kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat

mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari

apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis

komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-

kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan

melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang

dipakainya.23

23

Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989). H. 22

Page 32: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

22

c. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,

persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau

ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang

6. Model Komunikasi dalam Organisasi

Terdiri tiga bagian penting yaitu :

1) Pengirim

2) Pesan

3) Penerima

Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah

satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh

seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima

atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model

komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu

organisasi yaitu :

1) Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang

diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-

simbol.

2) Disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima,

penerima menangkap symbol-simbol diterjemahkan kembali atau

diartikan kembali menjadi suatu gagasan.

3) Mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.

Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan

Page 33: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

23

yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang

akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan

ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal

yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata

percakapan atau tulisan, angka, dan lain sebagainya. 24

7. Struktur jaringan komunikasi

Salah satu faktor yang memengaruhi faktor situasional adalah

jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dibagi menjadi lima aitu

bentuk roda, rantai, Y, lingkaran dan bintang seperti pada gambar di

bawah ini :

.

1) Struktur lingkaran

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang

sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa

berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.25

24

Dalam Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1993),h.28 25

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta Bumi Aksara, 2007

Page 34: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

24

2) Struktur roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya

di pusa. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim

dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika

seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka

pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.

3) Struktur Y

Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding struktur

roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya.

Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Tetapi satu

anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dan

mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga

anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang

lainnya.26

4) Struktur rantai

Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para

anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu

orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang

berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada

mereka yang berada di posisis lain.

5) Struktur semua saluran

Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan

struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan

26

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993),h. 32

Page 35: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

25

semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi

anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap

anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini

memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.27

8. Arus Komunikasi Organisasi

Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam bentuk

arah arus informasinya sangat penting. Komunikasi ke atas dan ke

bawah (sering disebut vertikal) dan komunikasi lateral barangkali

merupakan yang paling penting. Di samping itu, kita akan melihat

pada informasi samar dan juga pada sebab dan akibat adanya

kepadatan informasi.

a. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari

tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi-

misalnya, para pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke

dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup

(1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, (2) masalah yang

berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab,

(3) berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan;

dan (4) perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai

organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah

lain yang serupa. Komunikasi ke atas sangat penting untuk

mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Komunikasi

27

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993),h. 32

Page 36: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

26

itu memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan

mengenai semangat kerja para karyawannya dan berbagai

ketidakpuasan yang mungkin. Komunikasi itu juga membuat

bawahan memiliki rasa memiliki dan merasa sebagai bagian dari

organisasi. Di samping itu juga memungkinkan manajemen

memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai gagasan baru

dari para pegawainya.28

Masalah tentang komunikasi ke atas di samping penting bagi

organisasi, komunikasi atas itu sulit dikendalikan. Salah satu

masalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas seringkali

merupakan pesan yang perlu di dengar oleh hirarki yang lebih

tinggi lagi. Para pekerja seringkali enggan mengirim pesan yang

negatif karena merasa khawatir mereka dianggap sebagai biang

keladi.

b. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari

tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.

Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manajer kepada

karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para dosennya adalah

komunikasi ke bawah. Perintah seringkali merupakan contoh jelas

untuk komunikasi ke bawah:”Ketik surat ini rangkap dua,” “Kirim

barang ini sebelum tengah hari.” Tulis kopi iklan ini,” dan

sebagainya.

28

Dalam Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1993), h. 34

Page 37: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

27

Masalah tentang komunikasi ke bawah Manajemen dan

karyawan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda.

Banyak manajer yang tidak mengetahui bagaimana agar pesan

mereka dapatdipahami oleh karyawannya. Misalnya saja,

kebanyakan manajer memilki pendidikan yang lebih tinggi dan

banyak bahasa teknis mengenai bisnis daipada para karyawannya.29

c. Komunikasi lateral

Komunikasi lateral adalah pesasn antara sesama-manajer ke

manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak

di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar

bagian. Komunikasi lateral merupakan komunikasi yang terjadi

antara dua dosen sejarah di perguruan tinggi yang sama. Juga bisa

merupakan komunikasi antara dua dosen psikologi di dua

universitas yang berbeda.30

Masalah pada komunikasi lateral Salah satu masalah yang

jelas pada komunikasi lateral adalah bahasa yang khusus yang

dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi. Bahasa

semacam itu seringkali sulit dipahami oleh penerima pesan. Untuk

bisa berkomunikasi dengan psikolog misalnya, maka perlu

berbicara dengan bahasa psikologi- untuk mengetahui arti dari

beberapa istilah seperti skedul, pemantapan, egoisme, katarsis,

STM, dan asosiasi bebas.

29

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993),h. 35 30

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993), h.36

Page 38: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

28

d. Kabar burung

Menurut ahli organisasi, John Baird (1977), meskipun kabar

burung merupakan bagian dari komunikasi informal dalam setiap

organisasi besar, jenis komunikasi itu jangan digunakan terlalu

sering seperti folklore yang sudah biasa kita ketahui. Biasanya

kabar burung tidak terjadi pada iklim yang stabil. Perubahan dan

ketidakjelasan mendorong timbulnya kabar burung. Bagaimanapun

juga tidaklah mengherankan apabila jenis komunikasi ini

menghasilkan ketepatan informasi yang tinggi.31

e. Kepadatan informasi

Sekarang ini, dengan kecanggihan teknologi, kepadatan

informasi merupakan salah satu masalah kita yang terbesar.

Informasi dikembangkan dengan kecepatan tinggi sehingga sulit

untuk diikuti semuanya dan dianggap relevan untuk satu jenis

pekerjaan tertentu. Dengan kadar yang berbeda-beda setiap orang

harus mampu menyeleksi informasi tertentu dan menganggap

informasi lain tidak penting. Kepadatan informasi tampaknya sudah

menjalar di semua organisasi. Dan sudah barang tentu, inilah

penyebab mengapa begitu banyak organisasi yang mengunakan

komputer untuk mengatasinya. Dengan menaruh apa saja ke dalam

komputer memang relati mudah dan efisien untuk mengatasi

kecepatan informasi. Tetapi cara itu tidak merupakan jawaban

untuk semuanya. Beberapa kerja manusia masih diperlukan untuk

31

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993),h. 38

Page 39: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

29

mengerjakan informasi-sekurang-kurangnya biasanya demikian.

Dan dalam kondisi informasi yang terlalu padat, maka kesalahan

sudah biasa terjadi, hanya karena seseorang tidak bisa menyediakan

waktu yang dibutuhkan untuk segalanya. Semakin kita sibuk,

semakin banyak kesalahan yang kita buat. Di samping itu masih

banyak lagi penundaan antara pengiriman pesan dengan

pelaksanaan tindakan yang diperlukan, dan penundaan itu

merupakan hal yang tidak efisien dan menelan biaya bagi

organisasi.32

9. Komunikasi Politik

Bertolak dari konsp komunikasi dan konsep politik yang telah

diuraikan pada bagian awal, maka upaya untuk mendekati pengertian apa

yang dimaksud komunikasi politik.

Menurut Richard Fagen komunikasi politik adalah suatu aktivitas

komunikasi yang membawa konsekuensi-konsekuensi politik baik yang

aktual maupun yang potensial di dalam suatu sistem politik yang ada.33

Fugen mengatakan bahwa konsekuensi politik merupakan syarat

komunikasi itu dapat dikatakan sebagai komunikasi politik. 34

Sedangkan Arangruen menyebutkan bahwa komunikasi politik tidak

lain adalah suatu penyampaian pesan-pesan politik (terutama pesan-pesan

32

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993), h. 42 33

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993), h. 44 34

Michael Rush & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, terj. (Jakarta: Rajawali

Press, 2003), h. 254

Page 40: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

30

yang dilambangkan dengan menggunakan bahasa dalam arti yang luas)

dari suatu sumber kepada sejumlah sasaran dengan tujuan yang pasti.35

Pendapat Arangruen mengenai pesan-pesan politik yang disampaikan

dalam komunikasi adalah pesan-pesan politik yang berbentuk lambang

atau simbol, seperti lagu, bendera, perilaku. Arangruen juga menambahkan

komunikasi akan memiliki arti politik bila pesan yang disampaikan

memiliki makna politik seperti negara, kekuasaan, jabatan politik.

Menurut A. Muis, komunikasi politik adalah:

Segala macam komunikasi yang digunakan oleh lembaga kekuasaan,

lembaga legislatif, lembaga hukum, lembaga politik, lembaga

masyarakat, lembaga ekonomi, atau kelompok pelaku ekonomi besar

(pressure group) dan lembaga komunikasi massa untuk mengontrol,

menguasai, atau mengatur masyarakat dan negara. Dalam pengertian

lain, komunikasi politik kurang lebih sama implikasinya dengan

artikulasi politik sebab ada pengertian tindakan atau cara melakukan

politik secara bersama-sama.36

Dan Nimmo menjelaskan bahwa komunikasi politik adalah

(kegiatan) komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan

frekuensi-frekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur

perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik.37

Terkait bahasa, Burke memandang setiap kata selalu bersifat

emosional dan tidak pernah netral. Maksudnya, setiap sikap, putusan, dan

perasaan kita selalu terdapat dalam bahasa yang kita gunakan. Untuk

memahami ini, kita perlu menilik konsep Burke tentang rasa bersalah

35

Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1993), h. 43 36

A. Muis, Titian Jalan Demokrasi: Peranan Kebebasan Pers untuk Budaya Komunikasi

Politik, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2000), h. xiv 37

Nimmo, Komunikasi Politik, h. 8

Page 41: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

31

(guilt), yaitu perasaan dan tekanan yang terdapat pada diri seseorang

akibat penggunaan simbol, misalnya kegelisahan, benci diri sendiri (self-

hatred), dan kebencian.

Menurut Burke, guilt diakibatkan oleh tiga hal, yaitu (1) negatif, rasa

bersalah dalam hal ini dipandang sebagai akibat dari mengikuti peraturan

yang bertentangan dengan aturan lain; (2) prinsip perfeksi, dalam hal ini

rasa bersalah dihasilkan dari ketidaksesuaian antara yang ideal dengan

kenyataan; dan (3) prinsip hierarkis, dalam hal ini rasa bersalah merupakan

hasil dari persaingan dan perbedaan yang pada akhirnya membentuk

sebuah hirarki. Seluruh tindakan dan komunikasi, menurut Burke, didasari

oleh guilt, yaitu untuk mengusir rasa bersalah..38

Lebih jauh, dalam menjelaskan komunikasi, Burke menggunakan

beberapa istilah yang bersinonim, yaitu konsubstansialitas (consubstantiality),

identifikasi (identification), persuasi (persuasion), komunikasi

(communication), dan retorika (rethoric). Konsubstansialitas menyatakan

makna substansi yang dibagi bersama antarindividu dalam masyarakat,

sedangkan identifikasi, lawan dari pembedaan (division), menyatakan

peningkatan pemahaman yang bermaksud persuasi dan atau komunikasi

yang efektif.

Burke selanjutnya membedakan tiga macam identifikasi, yaitu (1)

identifikasi material, merupakan hasil dari abstraksi yang meliputi,

misalnya, benda, kebutuhan, dan kepemilikan yang terwujud dalam hal,

38

Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human Communication (edisi ketujuh).

Belmont: Thomson Learning, terj. (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 254

Page 42: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

32

seperti memiliki mobil yang sama; (2) identifikasi idealistik, merupakan

hasil dari abstraksi yang meliputi, misalnya, nilai, sikap, perasaan, dan ide

yang terwujud dalam hal, seperti menjadi anggota organisasi yang sama;

dan (3) identifikasi formal, merupakan hasil dari abstraksi yang berasal

dari pemaknaan peristiwa yang menempatkan kelompok-kelompok

tertentu dalam pihak tertentu. Lebih singkat, menurut Burke komunikasi

lebih sukses jika identifikasi lebih besar dari divisi. Komunikasi yang

sukses dapat dilakukan dengan strategi, dalam hal ini berarti retorika, yang

memiliki jumlah hampir tak terbatas.39

10. Konvergensi Simbolik

Dalam Teori Konvergensi Simbolik Ernest G. Bormann

menyatakan bahwa teori konvergensi simbolik adalah teori umum

(general theory) yang mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang

memunculkan kesadaran kelompok yang beimplikasi pada hadirnya

makna, motif dan perasaan bersama (Hirokawa dan Poole, 1986; 219).

Penjelasan Ernest G. Bormann di atas tampaknya masih agak sukar

dicerna, tapi maksudnya sederhana saja yakni teori ini berusaha

menerangkan bagaimana orang-orang secara kolektif membangun

kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses pertukaran pesan.

Kesadaran simbolik yang terbangun dalam proses tersebut kemudian

menyediakan semacam makna, emosi, dan motif untuk bertindak bagi

orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat didalamnya. Sekumpulan

individu ini dapat berasal dari kelompok orang yang telah saling

39

Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human Communication (edisi ketujuh).

Belmont: Thomson Learning, terj. (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 144-162

Page 43: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

33

mengenal dan berinteraksi dalam waktu yang relatif lama atau orang-orang

yang tidak saling mengenal dan memiliki cara berbeda dalam menafsirkan

lambang yang digunakan tapi mereka kemudian saling berkomunikasi

sehingga terjadi konvergensi yang pada gilirannya menciptakan realitas

simbolik bersama. Dengan demikian proses konvergensi dapat muncul

bukan hanya dalam kelompok kecil yang relatif saling mengenal, tapi juga

dapat terjadi dalam rapat akbar, atau saat seseorang mendengarkan

ceramah atau ketika kita menikmati film dan iklan politik ditelevisi.

Dalam teori ini, Ernest G. Bormann (1990:106) mengartikan

istilah konvergensi (convergence) sebagai suatu cara dimana dunia

simbolik pribadi dari dua atau lebih individu menjadi saling bertemu,

saling mendekati satu sama lain atau kemudian saling berhimpitan (the

way in which the private symbolic worlds of two or more people begin

come together or overlap). Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait

dengan kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan

menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda, kejadian yang

tengah dialami, atau bahkan tindakan yang dilakukan manusia (Bormann,

1986: 221). Dalam kaitan ini Ernest G. Bormann juga menyatakan bahwa

manusia adalah symbol-users dalam arti bahwa manusia menggunakan

symbol dalam komunikasi secara umum dan dalam storytelling (bercerita).

Lewat simbol-simbol inilah manusia saling mempertemukan pikiran

mereka.40

40

Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human Communication (edisi

ketujuh). Belmont: Thomson Learning, terj. (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h.163-166

Page 44: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

34

Ketika kelompok berbagi simbol bersama , komunikasi menjadi

lebih mudah dan efisien. Disini Para ahli Teori Konvergensi Simbolik

mengasumsikan hadirnya semacam “a meeting of mind‟ atau perjumpaan

pikiran (Infante.et.al., 1993:130). Ketika pikiran saling bertemu maka

orang mulai bergerak kearah penggunaan sistem simbol yang sama dan ini

akan meningkatkan saling pengertian diantara orang-orang yang terlibat.

Saling pengertian inilah yang kemudian menjadi dasar terciptanya

kesadaran bersama serta kesamaan pikiran dan perasaan tentang hal-hal

yang diperbincangkan.

Dalam artikelnya berjudul “Symbolic Convergence Theory: A

Communication Formulation” (1985) Ernest G. Bormann menyebutkan

tiga aspek atau struktur penting yang membentuk bangunan teori ini yakni;

(1) Penemuan dan penataan bentuk dan pola komunikasi yang berulang

yang mengindikasikan hadirnya kesadaran bersama dalam kelompok

secara evolutif. (2) deskripsi tentang kecenderungan dinamis dalam sistem

komunikasi yang menerangkan mengapa kesadaran kelompok muncul,

berlanjut, menurun dan akhirnya menghilang, dan (3) faktor-faktor yang

menerangkan mengapa orang-orang terlibat dalam tindakan berbagi

fantasi.

Disamping ketiga struktur pokok teori di atas, Ernest G. Bormann

juga menyebutkan dua asumsi pokok yang mendasari teori Konvergensi

simbolik. Pertama, realitas diciptakan melalui komunikasi. Dalam hal ini

komunikasi menciptakan realitas melalui pengaitan antara kata-kata yang

Page 45: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

35

digunakan dengan pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh.

Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa Makna individual terhadap

simbol dapat mengalami konvergensi (penyatuan) sehingga menjadi

realitas bersama. Realitas dalam teori ini dipandang sebagai susunan

narasi atau cerita-cerita yang menerangkan bagaimana sesuatu harus

dipercayai oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Cerita tersebut

semula dibincangkan dalam kelompok dan kemudian disebarkan

kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Menyertai kedua asumsi pokok

diatas Bormann (1986) juga menyebutkan enam asumsi epistemologis

teori ini yakni (1) Makna, emosi dan motif bertindak ada pada isi pesan

yang ternyatakan dengan jelas, (2) Realitas diciptakan secara simbolik, (3)

Rantai fantasi menciptakan konvergensi simbolik dalam bentuk

dramatistik, (4), analisis tema fantasi adalah metode pokok dalam

menangkap relitas simbolik, (5) tema fantasi dapat terjadi dalam berbagai

wacana yang dikembangkan dan terakhir (6) terdapat tiga Visi analog

Master yakni ; Righteous, social dan pragmatic.41

Teori Konvegensi simbolik dibangun dengan melandaskan pada

gagasan bahwa anggota-anggota kelompok harus bertukar fantasi untuk

dapat membentuk kelompok yang kohesif. Dalam teori ini fantasi

diartikan sebagai interpretasi yang kreatif dan imajinatif terhadap berbagai

peristiwa yang memenuhi kebutuhan psikologis dan retoris (The creative

and imaginative of narratives explaining how things are believed to be)

41

Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human Communication (edisi

ketujuh). Belmont: Thomson Learning, terj. (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 167

Page 46: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

36

(Bormann, 1990). Jadi istilah fantasi tersebut bukan merujuk pada cerita

fiksi, hal-hal yang tidak nyata seprti dalam film kartun, atau kisah kisah

tentang peri, atau juga hasrat-hasrat yang bersifat erotik. Fantasi lebih

diartikan sebagai cerita, satire, perumpamaan, kenangan masa lalu,

pengalaman, atau lelucon yang memiliki muatan emosi. Fantasi mencakup

persitiwa-peristiwa masa lalu anggota kelompok, atau kejadian yang

mungkin terjadi pada masa yang akan datang. 42

B. Korupsi

1. Pengertian Korupsi

Kata korupsi sebagaimana yang dipahami oleh banyak pihak, berasal

dari bahasa Inggris corrupt, corruption, yang berarti jahat, buruk, rusak,

curang, suap.43

Istilah korupsi secara sederhana dapat dipahami sebagai

tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan untuk

keuntungan pribadi, serta berakibat merugikan kepentingan umum dan

negara. Bentuk nyata dari korupsi bisa berupa penggelapan, penyuapan,

penyogokan, manipulasi data administrasi keuangan dan perbuatan sejenis

lainnya.44

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, korupsi berasal dari kata

“korup” yang berarti busuk, palsu, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan,

dan ketidakjujuran. Korup juga berarti dapat disogok, menyelewengkan

42

Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human Communication (edisi ketujuh).

Belmont: Thomson Learning, terj. (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 168 43

John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003),

h. 149. 44

Komisi Pemberantasan Korupsi, Memahami untuk Membasmi: Buku Panduan untuk

Memahami Tindak Pidana Korupsi, (Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006), h. 15-17.

Page 47: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

37

uang atau barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan

menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi, penyelewengan atau

penggelapan uang negara atau perusahaan tempat seseorang bekerja untuk

kepentingan pribadi atau orang lain.45

Sedangkan menurut UU No. 20

Tahun 2001 disebutkan bahwa korupsi merupakan “Tindakan melanggar

hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi

yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”.

Menurut Sudarto, istilah korupsi berasal dari kata corruptio yang

berarti kerusakan, di samping itu perkataan korupsi dipakai pula untuk

menunjuk keadaan atau perbuatan busuk.46

Menurut Fockema Andreae,

sebagaimana yang dikutip oleh Andi Hamzah, kata korupsi berasal dari

bahasa Latin corruptio atau corruptus. Selanjutkan disebutkan bahwa

corruptio itu berasal dari kata corrumpere, suatu kata Latin yang lebih

tua.47

Dari bahasa Latin itulah turun ke bahasa Eropa seperti Inggris yaitu

corruption, corrupt, Prancis yaitu corruption, dan Belanda yaitu corruptie.

Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan,

ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, peyimpangan dari kesucian,

kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah seperti dapat dibaca

dalam The Lexicon Webster Dictionary:48

“White collar crime: an illegal act or services of illegal acts

committed by nonphysical means and by concealment of guile, to

45

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1995), h. 527 46

Sidarto, Hukum dan Hukum Pidana, (Bandung: Alumni Bandung, 1979), h. 122. 47

Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan

Internasional, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 4-5 48

Hamzah, Pemberantasan Korupsi...., h. 5

Page 48: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

38

obtain or property, to avoid the payment or loss of money or

property, to obtain business or personal advantage”.

(Kejahatan kerah putih: suatu perbuatan atau serentetan perbuatan

yang bersifat ilegal yang dilakukan secara fisik, tetapi dengan

terselubung untuk mendapatkan uang atau kekayaan serta

menghindari pembayaran/ pengeluaran uang atau kekayaan untuk

mendapatkan bisnis/ keuntungan pribadi).

Dalam hal ini ada beberapa tindakan yang dikategorikan sebagai

korupsi yaitu: suap, illegal profit, secret transaction, hadiah, hibah

(penggelapan), penggelapan, kolusi, nepotisme, dan penyalahgunaan

jabatan dan wewenang, serta fasilitas negara.49

2. Faktor-faktor Penyebab Korupsi

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan

tindak pidana korupsi. Menurut Soejono, salah satu faktor tersebut adalah

adanya perkembangan dan perbuatan pembangunan khususnya di bidang

ekonomi dan keuangan yang telah berjalan dengan cepat, serta banyak

menimbulkan berbagai perubahan dan peningkatan kesejahteraan. Di

samping itu, kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya mendorong

ekspor, peningkatan investasi melalui fasilitas-fasilitas penanaman modal

maupun kebijaksanaan dalam pemberian kelonggaran, kemudahan dalam

bidang perbankan, sering menjadi sasaran dan faktor penyebab terjadinya

korupsi.50

49

Sumiarti, “Pendidikan Anti Korupsi”, dalam Insania Jurnal Pemikiran Alternatif

Pendidikan, vol. 12, No. 2, 2007, h. 3 50

Soejono, Kejahatan dan Penegakan Hukum di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 17

Page 49: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

39

Sedangkan menurut Alatas, korupsi bisa terjadi karena faktor-faktor

sebagai berikut:51

a. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci

yang mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang

menjinakkan korupsi.

b. Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.

c. Kolonialisme

d. Kurangnya pendidikan

e. Kemiskinan

f. Tiadanya hukuman yang keras

g. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi

h. Struktur pemerintahan

i. Peruahan radikal.

j. Keadaan masyarakat.

Dengan memperhatikan berbagai faktor penyebab munculnya

korupsi tersebut di atas, terlihat bahwa korupsi lahir dari banyak faktor.

Dengan kata lain, korupsi adalah sebuah permasalahan yang kompleks

sehingga usaha untuk menanggulanginya pun menjadi kompleks juga.52

Untuk konteks Indonesia, ada beberapa hal yang menyebabkan

korupsi begitu subur dan berkembang di masyarakat. Penyebab tersebut

adalah:53

51

Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan dengan Data Kontemporer, (Jakarta: LP3ES, 1986), h. 46-47.

52 Terdapat penjelasan yang menarik mengenai strategi pemberantasan korupsi yang ditulis

oleh Jeremy Pope, yang berjudul Strategi Pemberantasan Korupsi: Elemen Sistem Integritas Nasional, trek. Masri Maris, (Jakarta: Transparancy International Indonesia, 2008).

53 Sumiarti, “Pendidikan Anti Korpusi”, dalam Insania, Jurnal Pemikiran Alternatif

Pendidikan, Vol. 12, No. 2, 2007, h. 4

Page 50: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

40

a. Pemerintah telah berubah menjadi lembaga transaksi kekuasaan.

Pemerintah yang seharusnya menjadi lembaga yang memiliki

wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur negara demi

kepentingan publik, telah menjelma menjadi lembaga yang melakukan

transaksi kekuasaan. Karena pemerintah memegang hak regulasi dan

otorisasi, pengumpul pajak, penentu belanja negara, hak menjual

barang dan jasa di bawah harga pasar, wewenang dalam penetapan

insentif pajak perdagangan, pemberian hak pengelolaan hutan,

pemberian monopoli terhadap barang dan jasa tertentu, penjualan aset

di sektor publik, penjualan BUMN, dan sebagainya.

b. Adanya hyper consumerism. Akibat adanya hyper globalization yang

merupakan anak kandung dari hyper consumerism, menyebabkan

masyarakat memiliki tradisi baru dengan perilaku konsumerisme.

Masyarakat berlomba-lomba mengumpulkan barang dan harta demi

memuaskan hawa nafsunya. Hal ini diperburuk dengan gencarnya

tayangan iklan melalui berbagai media massa dan elektronik yang

meracuni masyarakat sehingga masyarakat terpengaruh untuk membeli

hal-hal yang tidak mereka butuhkan.

c. Kekuasaan dan gaji yang tidak memadai. Minimnya gaji sering

dijadikan alasan untuk melakukan korupsi.

d. Korupsi dipersepsikan sebagai tuntutan perubahan sehingga korupsi

tidak lagi dipermasalahkan sebagai tindakan tercela.

e. Perilaku pembiaran. Akar korupsi adalah pembiaran oleh masyarakat

terhadap koruptor sehingga seakan-akan korupsi adalah perbuatan

Page 51: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

41

yang wajar dan biasa. Lebih parahnya lagi, beberapa koruptor tetap

menduduki posisi dan jabatan publik, bahkan tidak tersentuh.

f. Atasan mendapat bagian. Atasan tidak mempunyai kepentingan

menindak bawahan karena dia mendapatkan keuntungan dari tindakan

korup bawahannya.

3. Korupsi dalam Islam

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi aspek keadilan dan

menentang perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat. Menurut

Makhrus Munajat, perbuatan dianggap sebagai tindak kejahatan karena

merugikan tatanan kemasyarakatan, kepercayaan-kepercayaan, harta

benda, nama baik, kehormatan, jiwa dan lain sebagainya, yang

kesemuanya menurut hukum syara‟ harus dipelihara dan dihormati serta

dilindungi.54

Meskipun dalam hukum Islam55

tidak terdapat istilah korupsi secara

definitif, namun Islam secara tegas mengharamkan tindakan mencuri, suap

dan berbagai kejahatan lainnya yang termasuk dalam kategori korupsi.56

Yusuf Qardhawi misalnya, menyatakan bahwa Islam mengharamkan

seorang muslim menyuap penguasa dan pembantu-pembantunya. Selain

itu juga kepada pihak ketiga diperingatkan untuk tidak menjadi perantara

di antara pihak penerima dan pemberi, karena perbuatan suap termasuk

54

Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Logung Pusaka,

2004), h. 5. 55

Hukum Islam dipahami sebagai sekumpulan aturan keagamaan, totalitas perintah Allah

yang mengatur perilaku kehidupan umat Islam dalam keseluruhan aspeknya. Josept Schacht,

Pengantar Hukum Islam, trek. Joko Supomo, (Yogyakarta: Islamika, 2003), h. 1. 56

Irdamisraini, “Korupsi Perspektif Pidana Islam”, Jurnal Hukum Islam, Vol. VIII, No. 2,

Desember 2008, h. 123-124.

Page 52: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

42

memakan harta orang lain dengan cara yang batil.57

Hal ini dikuatkan

dengan firman Allah SWT:

Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)

dosa, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah/2: 188)

Dalam fikih Islam tidak ditemukan istilah khusus mengenai korupsi.

Akan tetapi dalam terminologi fikih Islam, korupsi dapat dikategorikan

sebagai kejahatan terhadap amanah. Korupsi identik dengan risywah

(suap) dan menyalahgunakan wewenang. Jika dilakukan secara sembunyi-

sembunyi disebut pencurian dan jika dilakukan secara terang-terangan

disebut sebagai perampokan. Korupsi termasuk kejahatan terhadap harta

benda manusia dan secara esensial mirip dengan ghulul, yaitu

pengkhianatan terhadap amanah dalam pengelolaan harta rampasan perang

(ganimah). Ghulul jelas-jelas diharamkan dalam al-Qur‟an dengan

ancaman bahwa pelakunya akan membawa serta barang yang dikorupsinya

sebagai pertanggungjawaban di akhirat.58

Prinsip dasar Islam dalam mengatur kehidupan publik

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (siyasah ad-dunya) adalah untuk

mewujudkan kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat secara umum (al-

maslahah al-„ammah) yang berkeadilan berdasarkan hukum etika sosial.

57

Yusuf Qardhawi, Al-Halal Kwa al-Haram fi al-Islam, (t.tp: Dar Ihya al-Kitab al-

„Arabiyah, t.th), h. 240 58

Irdamisraini, “Korupsi…, hlm. 121-124.

Page 53: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

43

Islam secara eksplisit mengajarkan manusia untuk menegakkan keadilan,

kebebasan, toleransi, persamaan hak dan kewajiban serta bermusyawarah

dalam kehidupan bersama. Dengan demikian, disyari‟atkannya hukum-

hukum agama adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia, baik

kemaslahatan dunia maupun kemaslahatan akhirat.59

Kemaslahatan itu utamanya untuk menjamin hak-hak dasar manusia

yang meliput; menjaga agama (hifz ad-din), kemaslahatan jiwa raga (hifz

an-nafs), kemaslahatan harta atau hak milik pribadi (hifz al-mal),

kemaslahatan keturunan (hifz an-nasl), dan kemaslahatan akal atau

kebebasan berpikir (hifz al-‟aql)60

yang kemudian juga dapat dipakai

dalam kerangka tujuan pembentukan negara.

Menurut M. Cholil Nafis, dalam tindakan korupsi sedikitnya

terdapat tiga kejahatan, yaitu: Pertama, kejahatan yang berdampak pada

hilangnya uang negara sehingga tindakan korupsi yang akut akan

menyebabkan hilangnya hajat hidup orang banyak, memperlebar

kesenjangan sosial-ekonomi, dan menghilangkan keadilan.

Kedua, korupsi dapat menghilangkan hak hidup warga negara dan

regulasi keuangan negara. Negara yang korup akan menyebabkan lahirnya

kemiskinan dan kebodohan.

Ketiga, kejahatan korupsi menggerogoti kehormatan dan

keselamatan generasi penerus. Berdasarkan hal tersebut, maka korupsi

telah bertentangan dengan tujuan syariah (maqasid asy-syari‟ah), yaitu

59

Abdul al-Wahab Khalaf, Ilmu Usul al-Fiqh, cet. ke-2, (Kairo: Dar al-Qalam, 1978), h.

197 60

Abu Ishaq Ibrahim Ibn Musa asy-Syatibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Ahkam, (t.p: Dar al

Rasy>ad al-H{adisah, t.t.), II: 4

Page 54: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

44

melindungi jiwa (hifz an-nafs), melindungi harta (hifz al-mal) dan

melindungi keturunan (hifz an-nasl). Korupsi juga melanggar

perlindungan terhadap akal (hifz al-„aql) dan penodaan terhadap agama

(hifz al-din).61

Tindak pidana korupsi dalam hukum Islam dimasukkan dalam

klasifikasi jarimah. Secara sederhana jarimah merupakan larangan-

larangan syara‟ yang diancam Allah dengan hukuman h}ad atau ta‟zir.

Dalam hal ini, suatu perbuatan dianggap delik jarimah bila memenuhi

unsur-unsur umum jarimah, yaitu:62

a. Unsur formil, yakni adanya undang-undang atau nas. Artinya setiap

perbuatan tidak dianggap melawan hukum dan pelakunya tidak dapat

dipidana kecuali adanya nas atau undang-undang yang mengaturnya.

Dalam hukum positif masalah ini dikenal dengan istilah legalitas, yaitu

suatu perbuatan tidak dapat dianggap melawan hukum dan pelakunya

tidak dapat dikenai sanksi sebelum adanya peraturan yang

mengundangkannya. Dalam syari‟ah Islam hal ini lebih dikenal dengan

istilah ar-rukn asy-syar‟i. kaidah yang mendukung unsur ini adalah

“tidak ada perbuatan yang dianggap melanggar hukum dan tidak ada

hukuman yang dijatuhkan kecuali adanya ketentuan nas”.

b. Unsur materiil yakni sifat melawan hukum. Artinya adanya tingkah

laku seseorang yang membentuk jarimah, baik dengan sikap berbuat

maupun sikap tidak berbuat. Unsur ini dalam hukum pidana Islam

disebut ar-rukn al-madi.

61

Sumiarti, “Pendidikan Anti…, h. 3 62

Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 10-11.

Page 55: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

45

c. Unsur moril yakni pelakunya mukalaf. Artinya pelaku jarimah adalah

orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana terhadap

jarimah yang dilakukannya. Dalam syari‟ah Islam, unsur moril disebut

dengan ar-rukn al-adabi

Adapun jarimah dalam Islam dilihat dari kadar hukumannya

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:63

a. Jarimah hudud yaitu perbuatan melanggar hukum yang jenis dan

ancaman hukumannya ditentukan oleh nas, yaitu hukuman had (hak

Allah). Hukuman had yang dimaksud tidak mempunyai batasan

terendah dan tertinggi dan tidak bisa dihapuskan oleh perorangan

ataupun masyarakat yang mewakili.

b. Jarimah qisas diyat yakni perbuatan yang diancam dengan hukuman

qisas dan diyat. Hukuman qisas maupun diyat merupakan hukuman

yang telah ditentukan batasnya, tidak ada batasan terendah dan

tertinggi, tetapi menjadi hak perorangan (korban atau walinya), yang

dengan demikian berbeda dengan hukuman had yang menjadi milik

Allah semata.

c. Jarimah ta‟zir yaitu memberi pelajaran, artinya suatu jarimah yang

diancam dengan hukuman ta‟zir yaitu hukuman selain had dan qisas

ta‟zir. Dalam hal ini, pelaksanaan hukuman ta‟zir, baik yang jenis

larangannya ditentukan oleh nas atau tidak, baik perbuatan itu

menyangkut hak Allah atau hak perorangan, hukumannya diserahkan

sepenuhnya kepada penguasa.

Korupsi dalam hal ini merupakan jarimah yang dikategorisasikan

63

Munajat, Hukum Pidana..., h. 12-14.

Page 56: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

46

sebagai jarimah ta‟zir. Dengan demikian konstruksi hukuman yang

dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana korupsi sepenuhnya diberikan

kepada penguasa. Hal ini secara otomatis memberi kuasa kepada pihak

penguasa untuk merumuskan kadar hukuman kepada para pelaku tindak

pidana korupsi. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa korupsi merupakan

kejahatan yang bertentangan dengan tujuan syariah (maqasid asy-

syari‟ah), yaitu melindungi jiwa (hifz al-nafs), melindungi harta (hifz al-

mal) dan melindungi keturunan (hifz al-nasl). Korupsi juga melanggar

perlindungan terhadap akal (hifz al-„aql) dan penodaan terhadap agama

(hifz al-din). Dengan demikian korupsi bisa dikategorikan sebagai

kejahatan besar karena mempunyai imbas kepada besar pada kelangsungan

maqasid syari‟ah. Hukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi

tentunya juga harus seimbang dengan imbas besar yang ditimbulkannya,

oleh karena itu wacana hukuman mati bagi pelaku tindak pidana korupsi

layak dipertimbangkan dalam prospek usaha pemberantasan korupsi.

Tindak pidana korupsi memiliki dampak yang luar biasa, baik

terhadap negara maupun warga negara. Karena dampaknya yang luar biasa

tersebut, dalam pembukaan (preambul) United Nations Convention

Againts Corruption, yang kemudian diratifikasi dengan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2006 disebutkan:

“Concerned about the seriousness of problems and threats posed by

corruption to the stability and security of societies, undermining the

institutions and values of democracy, ethical values and justice and

jeopardizing sustainable development and the rule of law”.

(prihatin atas keseriusan masalah dan ancaman yang ditimbulkan

oleh korupsi terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat, yang

melemahkan lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai

etika dan keadilan serta mengancam pembangunan berkelanjutan

Page 57: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

47

dan supremasi hukum)

Menurut Muladi, dampak luas korupsi terhadap Indonesia berupa:64

a. Merendahkan martabat bangsa di forum internasional.

b. Menurunkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing;

c. Bersifat meluas (widespread) di segala sektor pemerintahan

(eksekutif, legislatif, dan yudikatif), baik di sektor pusat maupun

daerah;

d. Bersifat transnasional dan bukan lagi masa per negara;

e. Cenderung merugikan keuangan negara dalam jumlah yang

signifikan;

f. Merusak moral bangsa;

g. Mengkhianati agenda reformasi;

h. Mengganggu stabilitas dan keamanan negara;

i. Mencederai keadilan dan pembangunan yang berkelanjutan;

j. Menodai supremasi hukum;

k. Semakin berbahaya karena bersinergi negatif dengan kejahatan

ekonomi lain, seperti pencucian uang;

l. Bersifat terorganisir yang cenderung transnasional;

m. Melanggar HAM.

Senada dengan Muladi, Evi Hartati melihat bahwa korupsi adalah

tindakan yang berbahaya. Menurutnya, tindak pidana korupsi memberikan

dampak yang negatif, karena dampak yang ditimbulkan dapat merusak

64

Muladi, “Konsep Total Enforcement dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam

Kerangka Politik Hukum”, (Makalah disampaikan pada forum koordinasi dan konsultasi dalam

rangka intensifikasi pemberantasan tindak pidana korupsi, Jakarta, 8 November 2006), h. 1-3

Page 58: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

48

berbagai bidang kehidupan. Korupsi dapat membahayakan stabilitas dan

keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi dan

politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas.

Pemberantasan itu lambat laun menjadi budaya. Oleh karena itu, korupsi

merupakan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan

makmur.65

Dari beberapa dampak yang ditimbulkan oleh korupsi tersebut di

atas, dapat disimpulkan bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan,

baik terhadap negara maupun warga negara. Selama tindak pidana korupsi

masih terus ada, terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka

cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur akan sulit

tercapai. Hal ini karena sebagian besar keuangan negara yang seharusnya

diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat dan rakyat banyak, ternyata

hanya dinikmati oleh segelintir orang dan segelintir golongan.

65

Evi Hartati, Tindak Pidana Korupsi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 1

Page 59: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

49

BAB III

GAMBARAN SINGKAT LEMBAGA LEGISLATIF KOMISI X DAN

PELAKU KORUPSI ANGELINA SOUNDAKH

A. Profil Lembaga Legislatif

Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disebutkan:

(1) DPR mempunyai fungsi:

a. legislasi;

b. anggaran; dan

c. pengawasan.

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dijalankan dalam

kerangka representasi rakyat.

Kemudian dilanjutkan dengan Pasal 71 berkaitan dengan tugas dan

wewenang. Adapun tugas dan wewenang DPR adalah sebagai berikut:

DPR mempunyai tugas dan wewenang:

a. membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk

mendapat persetujuan bersama;

b. memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan

terhadap peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang

diajukan oleh Presiden untuk menjadi undang-undang;

c. menerima rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan

daerah;

d. membahas rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud

dalam huruf c bersama Presiden dan DPD sebelum diambil

persetujuan bersama antara DPR dan Presiden;

e. membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh

Presiden atau DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta

Page 60: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

50

penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan

daerah, dengan mengikutsertakan DPD sebelum diambil

persetujuan bersama antara DPR dan Presiden;

f. memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-

undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

g. membahas bersama Presiden dengan memperhatikan

pertimbangan DPD dan memberikan persetujuan atas rancangan

undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden;

h. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan

APBN;

i. membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang

disampaikan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang

mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

j. memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan

perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain,

serta membuat perjanjian internasional lainnya yang

menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan

rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau

mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang;

k. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian

amnesti dan abolisi;

l. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal

mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar

negara lain;

m. memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan

DPD;

n. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas

o. pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

disampaikan oleh BPK;

p. memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan

pemberhentian anggota Komisi Yudisial;

q. memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan

Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh

Presiden;

r. memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya

kepada Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden;

s. memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara

yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas

dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban

keuangan negara;

Page 61: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

51

t. menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti

aspirasi masyarakat; dan

u. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam

undang-undang.

Ruang lingkup Komisi X meliputi: pendidikan, pemuda, olahraga,

pariwisata, kesenian, dan kebudayaan. Yang menjadi pasangan kerja Komisi

X adalah sebagai berikut:

a. Departemen Pendidikan Nasional

b. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

c. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

d. Perpustakaan Nasional

B. Profil Pelaku Korupsi Angelina Sondakh

Angelina Patricia Pingkan Sondakh lahir di Australia, pada tanggal 28

Desember 1977. Dia dikenal sebagai Puteri Indonesia 2001 asal Sulawesi

Utara. Pada Pemilu 2004, dia berhasil terpilih sebagai Anggota DPR Republik

Indonesia dari Partai Demokrat.1

Sejak remaja, Angelina sudah menerima berbagai penghargaan.

Sejumlah penghargaan yang dia terima, mulai dari Juara I lomba pidato

Bahasa Inggris se-Sulut tahun 1997, Juara I lomba Debat Ilmiah se-Sulut

1998, Noni Sulut (1996), Sertifikat of Merit Achievement in Chemistry dan

menjadi Duta Wisata Miss Novotel tahun 1999. Gadis yang sangat fasih

berbahasa Inggris dan Jerman, ini lulus dari sekolah berasrama Presbiterian

Ladies School Sydney, Australia. Kemudian melanjutkan di Fakultas

Ekonomi, Universitas Atma Jaya, Jakarta.

1“Profil Angelina Sondakh”, artikel diakses dari http://profil.merdeka.com/indonesia/a/

angelina-sondakh/, diunduh pada tanggal 7 Januari 2014.

Page 62: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

52

Setelah itu, ia pulang ke Manado dan bekerja di sebuah perusahaan

kontraktor. Ia anak bungsu dari 5 bersaudara, puteri pasangan Prof. Dr. Ir.

Lucky Sondakh,MEc (dosen Universitas Sam Ratulangi, Menado) dan Ir Saul

Kartini Dotulong. Ia gadis yang ramah, tenang, cerdas dan tampak dewasa.

Tutur katanya halus. Puteri yang hobi membaca ini juga mampu memainkan

keyboard dan organ.

Melalui Partai Demokrat, Angie mengawali karir politiknya dan pada

pemilu 2004, dirinya berhasil masuk menjadi anggota legislatif lewat partai

yang memboyong Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI.

Bersamaan dengan dirinya, bintang sinetron Adjie Massaid juga berhasil

menjadi anggota DPR-RI lewat Partai Demokrat yang sama. Adji, akhirnya

menjalani jalinan asmara dengan Angie hingga jenjang pernikahan dan

melahirkan seorang putra.

Di samping politik, Angie juga pernah menulis sebuah buku. Penulis

buku Kecantikan, Bukan Modal Utama Saya di Komisi X DPR-RI semakin

membuktikan bahwa perempuan keturunan Menado ini tidak hanya bermodal

tampang. Selain itu Angie juga dinobatkan sebagai Duta Orang Utang, Duta

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan juga Duta Batik.

Hubungan yang dijalin Angie bersama Adjie akhirnya diresmikan dalam

ikatan pernikahan. Angie yang telah masuk Islam ini, pada akhir 2008 telah

menikah dengan Adjie secara Islami dan pada 29 April 2009 mereka resmi

menjadi suami istri di hadapan negara.

Penangkapan Wafid Muharam (Sekretaris Kementerian Pemuda dan

Olahraga), Mindo Rosalina Manulang (Direktur Marketing PT Anak Negeri),

Page 63: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

53

dan M El Idris (Manajer Marketing PT Duta Graha Indah) oleh KPK turut

menyeret namanya bersama Muhammad Nazaruddin yang menjabat

Bendahara Umum Partai Demokrat. Atas kasus tersebut, Partai Demokrat

membentuk dua tim untuk menelisik keterlibatan dua kader partainya. Pada

September 2011, dia dipanggil KPK dan menjalani pemeriksaan selama

sedikitnya 8 jam.

Dalam kurun waktu 2003-2010, kekayaan janda mendiang Adjie

Massaid ini naik secara drastis. Jika jumlah hartanya dalam LHKPN pada 23

Desember 2003 berjumlah Rp. 618.263.000 (Rp 600 juta) dan US$ 7.500,

kemudian, jumlah kekayaannya mencapai Rp 6,15 miliar. Artinya, terjadi

kenaikan sekitar 10 kali lipat. Berdasarkan LHKPN per 28 Juli 2010 yang

dilansir KPK, dia memiliki kekayaan Rp 6.155.441 dan US$ 9.628. Itu terdiri

dari harta bergerak, tak bergerak, batu mulia, surat berharga serta giro dan

setara kas. Harta bergerak meliputi tanah seluas 1000 meter persegi di

Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang dibeli setelah tahun 2003. Ia juga

memiliki tanah dan bangunan 316 meter persegi dan 1760 meter persegi di

Jakarta Timur. Ia juga menjual tanah dan bangunan seluas 144 meter persegi

dan 85 meter persegi di Kabupaten Tangerang, Banten.

Besaran harta kekayaan tak bergerak pada 23 Desember 2003 hanya Rp

151.663.000. Harta tak bergeraknya melonjak tajam nilainya hingga Juli 2010.

Terhitung 21 Juli 2010, harta tak bergerak Angie mencapai Rp

2.825.824.000,-. Sedang harta bergerak meliputi mobil BMW X5, Honda CR-

V, Kijang Innova, motor BMW, dan alat transportasi lain bermerek

Bombardier. Semua harta bergerak yang disebutkan itu baru dimiliki Angie

Page 64: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

54

selepas tahun 2003. Sementara harta bergerak yang dimiliki hingga 2003

adalah mobil Hyundai Trajet dan Toyoto Vios. Keduanya sudah dijual selepas

2003. Harta bergerak yang milik Angie juga melonjak tajam. Jika hingga 23

Desember 2003 hanya Rp 377.900.000,-, maka per 21 Juli 2010 menjadi Rp

1.184.000.000,-. Sedangkan batu mulia, barang seni, dan antik yang dimiliki

hingga 21 Juli 2010 nilainya mencapai Rp 165.000.000,-. Harta berupa surat

berharga mencapai Rp 1.210.000.000.

Untuk giro dan setara kas mencapai Rp 770.617.388 dan US$ 9.479

hingga 21 Juli 2010. Besaran ini meningkat tajam dari jumlah giro dan setara

kas hingga 23 Desember 2003 yang hanya Rp 50 juta dan US$ 7.500. Menurut

pengakuannya, semuanya diperoleh dari warisan mendiang suami yang juga

politisi separtai.

Sebagian besar orang tentu bertanya-tanya, dengan penghasilan yang

terbilang besar, mengapa anggota DPR RI masih melakukan tindak pidana

korupsi. Apakah gaji yang diterima masih tidak mencukupi kebutuhan hidup

mereka sehari-hari, atau memang ada kebutuhan lain yang tidak bisa dicukupi

dengan hanya mengandalkan gaji mereka sebagai wakil rakyat? Pertanyaan ini

tentu membutuhkan penelitian dan penelusuran yang lebih mendalam terkait

motif yang melatarbelakangi para anggota dewan melakukan tindak pidana

korupsi.

Page 65: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

55

BAB IV

KOMUNIKASI POLITISI DALAM MELAKUKAN TINDAKAN KORUPSI

A. Pemakaian Istilah-Istilah tertentu dalam percakapan Angelina Sondakh

dengan Mindo Rosalina Manulang terkait Kasus Korupsi dana DIPA

Kemendiknas

Memahami konteks komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari

adalah salah satu cara untuk mengetahui komunikasi lebih jauh. Dengan

memahami konteks komunikasi, berarati kita telah paham membedakan

macam-macam bentuk komunikasi, mulai dari komunikasi diri sendiri

(intrapersonal) sampai dengan komunikasi yang secara luas. Dalam hal ini

Berdasarkan bukti-bukti dalam putusan pengadilan Nomor

54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, semenjak angelina sondakh di angkat

sebagai anggota banggar DPR RI, angelina sondakh diajak untuk di kenalkan

dengan Mindo rosalina manulang serta beberapa orang lainya dari permai

group. Dan menurut keterangan Nazaruddin pertemuan itu di perintahkan

oleh kanda Anas Urbaningrum, setelah bertemu beberapa kali Angelina

Sondakh melakukan pembicaraan dengan Mindo Rosalina Manulang. 1

Pada

bulan Maret 2010, Angelina Sondakh mengadakan pertemuan dengan Mindo

Rosalina Manulang di Plaza FX Senayan dan menyanggupi penggiringan

anggaran yang diinginkan Permai Group dengan meminta imbalan uang (fee)

sebesar 7% dari nilai proyek dan fee tersebut sudah harus diberikan kepada

1 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 1.

Page 66: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

56

Angelina Sondakh sebesar 50% pda saat pembahasan dilakukan dan sisanya

50% setelah DIPA turun atau disetujui. Esoknya, Mindo Rosalina Manulang

melaporkan kepada Muhammad Nazaruddin selaku pemilik Permai Group

dan Nazaruddin memerintahkan Mindo untuk menawar 5% dan uangnya

diberikan setelah DIPA turun atau disetujui.2

Beberapa hari kemudian Mindo menemui Angelina Sondakh di kantor

DPR RI untuk menawar imbalan (fee) sebesar 5% dan diberikan setelah

DIPA turun atau disetujui. Angelina Sondakh menjawab:

“gini aja deh bu Rosa, karena ibu diperkenalkan oleh pak Nazar

teman dmeokrat dan teman DPR, ya udah disamain aja deh 5%, tetapi

kalau ditanya orang berapa persen, bilang 7%”

Namun Angelina Sondakh tetap meminta imbalan uang (fee) tersebut

sudah harus diberikan terlebih dahulu sebesar 50% pada saat pembahasan

anggaran, dengan mengatakan:

“tidak bisa bu, karena yang penting itu justru pada saat proses

pembahasan agar mereka mempertahankan penuh anggaran yang

akan kita giring ini, karena perlu ibu ketahui bahwa pengusaha yang

lain di depan 100%, kitam minta 50% ke ibu supaya kita amankan di

tingkat pimpinan”

Esoknya Mindo Rosalina Manulang menghubungi Muhammad

Nazaruddin melaporkan hasil pertemuannya dengan Angelina Sondakh dan

setelah Muhammad Nazaruddin menyetujui permintaan Angelina Sondakh

tersebut maka Mindo Rosalina Manulang kembali menghubngi Angelina

Sondakh melalui telepon:

2 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 58.

Page 67: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

57

“Ok bu, yang tadi malam setuju”

Angelina Sondakh menjawab:

“Sip”

Pada tanggal 19 April 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai Group

sebesar Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) untuk

pembayaran suppport (dukungan) kepada Angelina Sondakh dalam rangka

pengurusan proyek universitas pada tahun 2010, yang sebelumnya diawali

komunikasi pesan BBM Angelina Sondakh kepada Mino Rosalina Manulang

pada tanggal 10 April 2010:

“So far yg punya lalu aman, yg baru sdg fight, makanya perlu

pelumas”.3

Esoknya, pada tanggal 20 April 2010 Mindo Rosalina Manulang

menghubungi Angelina Sondakh melalui BBM menayakan perkembangan

rapat pembahasan anggaran di DPR RI sekaligus konfirmasi penyerahan uang

tersebut dan Angelina Sondakh mengirim pesan melalui Blackberry

Messenger (BBM):

“Aman, terima kasih ya itu”.

Pada tanggal 5 Mei 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai Group

sebanyak dua kali, yakni pagi harinya sebesar Rp 2.500.000.000 (dua milyar

rupiah) dan sorenya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).

Pengeluaran uang dari kas Permai Group tersebut untuk pembayaran support

3 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 73.

Page 68: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

58

(dukungan) kepada Angelina Sondakh dalam rangka pengurusan proyek

Kemenpora tahun 2010 yang berawal dari pesan yang disampaikan Wafid

Muharam melalui Paul Nelwan kepada Mindo Rosa Manulang yang intinya

bahwa pihak DPR RI, yaitu Angelina Sondakh yang menjabat Ketua

Koordinator Pokja Anggaran Komisi X (Sepuluh) dan Wayan Koster yang

menjawab selaku Wakil Koordinator Pokja Anggaran Komisi X (Sepuluh)

meminta uang sebesar Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) untuk

pengurusan anggaran Wisma Atlet Kemenpora.

Sebelum dilakukan penyerahan uang, Mindo Rosalina Manulang

sempat menghubungi Angelina Sondakh melalui BBM:

“Sedang sy cari yg bisa memenuhi apple amerika”.4

Padal 19 Juni 2010 dikeluarkan uang dari Kas Permai Group sebanyak

dua kali, yakni masing-masing sebesar US$ 100.000 (seratus ribu dolar

Amerika Serikat) sehingga totalnya US$ 200.000 (dua ratus ribu dollar

Amerika Serikat) untuk pembiayaan komitmen kepada Angelina Sondakh

terkait pengurusan proyek universitas tahun 2010, yang sebelumnya diawali

pertemuan antara Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina Manulang

membicarakan bahwa proyek yang diminta oleh Permai Group adalah total

sebesar Rp 600.000.000.000 (enam ratus milyar rupiah), namun Angelina

Sondakh mengatakan bahwa bisa mengusahakan maksimal sebesar Rp

400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah) karena harus dibagi-bagi dengan

yang lainnya dan untuk itu Angelina Sondakh meminta Mindo Rosalina

4 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 74.

Page 69: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

59

Manulang harus segera menyiapkan uang sebagai imbalan (fee) pengurusan

anggaran karena Angelina Sondakh beralasan apabila tidak ada uang imbalan

(fee) maka proyeknya dianggap tidak bertuan dan tidak semangat dalam

pembahasannya.

Sebelum dilakukan penyerahan uang, Mindo Rosalina Manulang

sempat menghubngi Angelina Sondakh melalui BBM::

“Nanti ibu ditel sama org kita ya?”

“Tp apel washington ya bu”

“1 kilo dulu ya bu. Krn stock ku habis. Diusahakan sebelum selesai

istirahat sdh ada”.5

Pesan itu dibalas oleh Angelina Sondakh dengan mengatakan:

“Ok...brp kilo?”

“Oke deh, tapi jangan lupa kekurangannya apel malang aja ya?”

“nanti dengan Jerry ya”

Selanjutnya Mindo Rosalina Manulang meminta agar Jefri, yakni

kurir penerima uang sebagaimana permintaan Angelina Sondakh, untuk

datang ke restoran Paparon’s Pizza Warung Buncit, Jakarta Selatan yang

letaknya di seberang kantor Permai Group sebagaimana pesan BBM Angelina

Sondakh:

“Bisa ke paparons warung buncit jefrynya? Orang saya akan ke

sana”

5 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 75.

Page 70: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

60

Kemudian uang diantarkan oleh kurir Permai Group bernama Arif ke

restoran Paparon’s Pizza untuk diserahkan ke Jefri.

Pada tanggal 2 September 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai

Group sebesar US$ 150.000 (seratus lima puluh ribu dollar Amerika Serikat)

untuk pembayaran komitmen kepada Angelina Sondakh terkait pengurusan

proyek universitas tahun 2010, yang sebelumnya diawali komunikasi antara

Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina Manulang membicarakan

pengurusan anggaran proyek Kemendiknas yang sedang dibahas untuk tahun

anggaran 2011 yang melibatkan Wayan Koster selaku Anggota Badan

Anggaran dari fraksi PDIP, sehingga Mindo Rosalina Manulang meminta

supaya Angelina Sondakh menyarankan kepada Mindo Rosalina Manulang

agar bagian Wayan Koster segera diberikan saja sebagaimana pesan BBM

Angelina Sondakh kepada Mindo Rosalina Manulang pada tanggal 1

September 2010 Angelina Sondakh mengirim pesan BBM ke Mindo Rosalina

Manulang:

“Bener...kasih aja dulu ke bali krn banyak yg mau dia selesaikan, dan

kan urusannya sama big boss”.

Pada tanggal 14 Oktober 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai

Group sebanyak dua kali, yaitu sebesar Rp US$ 300.000 (tiga ratus ribu dolar

Amerika Serikat) dan US$ 200.000 (dua ratus ribu dolar Amerika Serikat).

Pengeluaran uang ini diperuntukkan untuk support (dukungan) kepada

Angelina Sondakh dan Wayan Koster terkait proyek universitas tahun 2010

yang sebelumnya diawali eprtemuan antara Angelina Sondakh dan Mindo

Rosalina Manulang di Apartemen Bellezza sekitar awal bulan Oktober 2010,

yang intinya Angelina Sondakh mengingatkan Mindo Rosalina Manulang

Page 71: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

61

akan komitmen pemberian imbalan uang (fee) dalam pengurusan anggaran

Kemendiknas tahun anggaran 2010 serta permintaan bagian fee untuk Wayan

Koster.

Sebelum dilakukan penyerahan, Mindo Rosalina Manulang sempat

menghubungi Angelina Sondakh melalui pesan BBM pada tanggal 13

Oktober 2010 Mindo Rosalina Manulang mengirim pesan:

“Yg sy kasih punya bali dulu ya bu:). Punya ibu belakangan tp pasti.

Saya sdg ngumpulin apel washingtonnya”.6

“Nmr hp orang ib tld dikasih ya”

Dibalas oleh Angelina Sondakh:

Alex 087875372358. Tolong hub pak alex, hari ini ya”

Namun karena uang yang tersedia saat itu adalah bentuk rupiah, maka

uang tersebut harus ditukarkan ke Money Changer dalam bentuk dolar

Amerika Serikat sehingga uang tidak jadi diserahkan hari itu, sehingga pada

tanggal 14 Oktober 2010 Angelina Sondakh kembali menghubungi Mindo

Rosalina Manulang melalui pesan BBM:

“Bu, orgnya ibu belum hub alex hari ini?”.7

Dijawab oleh Mindo Rosalina Manulang:

“Sedang dimoney changer bu :)”

Lalu Angelina Sondakh menegaskan kembali:

Ok2, yg di lantai 6 kemarin belum pas hitungannya”

Dijawab oleh Mindo Rosalina Manulang:

“Ini sdg digenapi saya juga baru cek dan kurang. Segera terdeliver”

6 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 76.

7 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 76.

Page 72: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

62

Dijawab oleh Angelina Sondakh:

“Sip.”

Pada tanggal 17 Oktober 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai Grp

sebesar US$ 400.000 (empat ratus ribu dolar Amerika Serikat) untuk support

(dukungan) kepada Angelina Sondakh dan Wayan Koster terkait proyek

universitas tahun 2010 di Kemendiknas. Selanjutnya uang tersebut dibungkus

kertas kado dan diantarkan oleh Dewi Utari (staf bagian keuangan Permai

Grup) ditemani 2 (dua) orang security Permai Grup ke ruangan kerja Wayan

Koster di Ruang 613 Lantai 6 Gedung Nusantara I kantor DPR RI

sebagaimana permintaan Angelina Sondakh. Setelah sampai di ruangan

tersebut lalu Dewi Utari memberikan uang tersebut kepada seorang staf

Wayan Koster yang berada di ruangan seraya mengatakan:

“Mas ini ada titipan dari Bu Rosa”

Yang kemudian diterima oleh staf dari Wayan Koster tersebut

Pada tanggal 26 Oktober dikeluarkan uang dari kas Permai Grup sebesar US$

500.000 (lima ratus ribu dolar Amerika Serikat) untuk support (dukungan)

kepada Angelina Sondakh dan Wayan Koster terkait proyek universitas tahun

2010 di Kemendiknas, yang sebelumnya diawali komunikasi BBM antara

Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina Manulang pada tanggal 26

Oktober 2010, di mana Angelina Sondakh mengatakan:

“Ini byk perubahan krn tdk tepat waktu”

Kemudian dibalas oleh Mindo Rosalina Manulang:

“Please dong bu. Jgn dirubah :( Besok lunas sisanya”

Page 73: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

63

Pada tanggal 3 November 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai

Grup sebesar US$ 500.000 (lima ratus ribu dolar Amerika Serikat) untuk

support (dukungan) kepada Angelina Sondakh dan Wayan Koster terkait

proyek universitas tahun 2011 di Kemendiknas, yang sebelumnya diawali

pertemuan antara Mindo Rosalina Manulang, Angelina Sondakh dan Wayan

Koster di ruangan kerja Wayan Koster di Ruang 613 Lantai 6 Gedung

Nusantara I kantor DPR RI pada tanggal 27 Oktober 2010. Kemudian pada

tanggal 4 November 2010, Angelina Sondakh menghubungi Mindo Rosalina

Manulang melalui pesan BBM yang mengatakan:

“Yg kemarin sudah, tinggal selisihnya”

Kemudian dibalas Mindo Rosalina Manulang:

“Ya, kita konfersi ke rupiah ya bu :)”

pada tanggal 22 November 2010 dikeluarkan uang dari kas Permai

Grup sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) untuk Angelina Sondakh

terkait proyek universitas tahun 2010 di Kemendiknas, yang sebelumnya

diawali komunikasi antara Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina

Manulang yang intinya meminta Mindo Rosalina Manulang memberikan

sumbangan terhadap korban letusan gunung Merapi, Jawa Tengah, karena

Angelina Sondakh berasal dari daerah pemilihan tersebut, sebagaimana pesan

BBM tanggal 12 November 2010, dengan mengatakan:

“Nanti listnya hari senin saya kasih, krn saya ke magelang siang ini,

bantu dong bu rosa untuk korban merapi”

Page 74: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

64

“Iya, bantu susu kek, atau cash aja nanti saya belanjakan di sana.

Ibu bantu 10 juta aja, saya talangin dulu”

Kemudian pesan tersebut dibalas oleh Mindo Rosalina Manulang:

“Ok siap”

Angelina Sondakh kemudian memberikan nomor rekening stafnya

yakni M. Lindina Wulandari di Bank Mandiri melalui pesan BBM tanggal 15

November 2010 kepada Mindo Rosalina Manulang:

“Bu, ini no rek utk sumbangan merapi 136 00 610859 8, an. M.

Lindina wulandari”

“Mandiri”

Selanjutnya uang tersebut dikirim oleh kurir Permai Grup yang

bernama Harsono melalui transfer bank ke rekening an. M. Lindina

Wulandari tersebut.

Selain percakapan antara Angelina Sondakh dan Mindo Rosalina

Manulang, terdapat penyebutan yang menarik untuk dicermati lebih jauh.

Penyebutan ini berasal Yulianis, yang sering menyebut Angelina Sondkah

dengan sebutan “artis”, yang berasal dari Partai Demokrat.

Berikutnya adalah percakapan dari perspektif Mindo Rosalina

Manulang, saksi terhadap terdakwa Angelina Sondakh. Angelina Sondakh

diperkenalkan oleh Muhammad Nazaruddin sebagai teman sesama anggota

DPR dan sesama Partai Demokrat. Dalam perkenalan tersebut Muhammad

Nazaruddin menyampaikan kepada Angelina Sondakh:

“Bu Rosa ini yang akan berkomunikasi dengan ibu”

Page 75: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

65

Yang dimaksud dengan komunikasi di sini adalah “tentang proyek”.

Mindo Rosalina Manulang suatu waktu bertanya kepada Angelina

Sondakh apakah ada anggaran yang akan dibahas untuk di Kemendiknas

Tahun Anggaran 2010 dan mendapat jawaban:

“akan ada pembahasan akan tetapi harus sudah ada pengajuan ke

Biro Perencanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kalau

belum ada pengajuan dari Biro Perencanaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, maka tidak bisa dilakukan pembahasan di DPR

RI”

Setelah mendapat data universitas yang mengajukan usulan, Mindo

Rosalina Manulang kemudian menghubungi Angelina Sondakh dan

memberikan informasi bahwa sudah ada beberapa usulan dari universitas-

universitas.8 Menanggapi hal tersebut Angelina Sondakh berkata kepada

saksi:

“Ya, sudah kita lihat saja pada saat rapat apakah usulan yang

dimaksud masuk tidak di dalam daftar pembahasan”

Mindo Rosalina Manulang pernah mendapat petunjuk dari

Muhammad Nazaruddin terkait fee proyek yang pada intinya mengatakan:

8 Berdasarkan keterangan yang terdapat dalam putusan pengadilan, universitas yang

disetujui dengan total anggaran Rp 610.000.000.000 (enam ratus sepuluh milyar) adalah: 1.

Universitas Sumatera Utara: Rp 30 milyar; 2. Universitas Negeri Malang: Rp 40 milyar; 3.

Universitas Brawijaya: Rp 30 milyar; 4. Universitas Udayana: Rp 30 milyar; 5. Universitas Negeri

Jambi: Rp 30 milyar; 6. Universitas Negeri Jakarta: Rp 45 milyar; 7. ITS Surabaya Robotika: Rp

40 milyar, Forensik Rp 15 milyar; 8. Universitas Sudirman: Rp 30 milyar; 9. Universitas

Sriwijaya: Rp 75 milyar; 10. Universitas Tadulako: Rp 30 milyar; 11. Universitas Cendana: Rp 20

milyar; 12. Universitas Pattimura: Rp 35 milyar; 13. Universitas Papua: Rp 30 milyar; 14.

Universitas 11 Maret: Rp 40 milyar; 15. Universitas Tirtayasa: Rp 50 milyar; 16. IPB Bogor: Rp

40 milyar.

Page 76: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

66

“Ros, sampaikan pada ibu itu (Angelina Sondakh) fee-nya seperti

biasa, maksudnya samakan saja dengan Pak Nazar”.9

Mindo Rosalina Manulang menerangkan mengukur persentase fee itu

berdasarkan list/dokumen yang sudah diberikan pada Angelina Sondakh,

sebagai bahan acuan nilai anggaran yang “digiring”. Selanjutnya Angelina

Sondakh menyanggupi “penggiringan” dana anggaran dengan imbalan 5%

sebagaimana telah disepakati, dengan alasan:

“ya, tidak apa-apa 5% pak Nazar ini”

Pada tanggal 16 Aperil 2010 ada komunikasi antara Mindo Rosalina

Manulang dan Angelina Sondakh via BBM (pukul 20:18:42) yang berbunyi:

“Kapan bisa bu?”

“Besok Ya bu pasti td ga sempat nukar

“Ok”

Lalu pada tanggal 2 Mei 2012 Mindo Rosalina Manulang dan

Angelina Sondakh bertemu, membicarakan tentang fee/dana support

terdakwa meminta langsung pada saat pertemuan. Sebelum pertemuan, terjadi

komunikasi sebagai berikut:

“Stress banget aku, berantemnya dasyat soalnya”

“Oke sy meluncur skrg”

“Bu dmn? Sy di grand lucky”

“Ok, saksi bayar dan kita ketemu di foudcourtnya”

Terkait kunjungan Angelina Sondakh ke pondok bambu pada saat

Mindo Rosalina Manulang menjadi terdakwa dalam perkara lain, ada

perbincangan dengan Angelina Sondakh:

9 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. .77.

Page 77: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

67

“aduh saksi lagi stres banget ni mbak seolah-olah ini semua saksi,

tolonglah mbak bantu saksi, mudah-mudahan setelah mbak bebas kita

cari kerjaan yang bener saja, tapi tolong ya mbak bantu saksi”

Lalu Mindo Rosalina Manulang menjawab:

“gimana mbak cara saksi membantu HP saksi semua disita dan bukti

percakapan semua ada disitu”.10

Lalu Angelina Sondakh mengatakan:

“ini saksi juga bau dari rumah mas Anas, saksi nggak mau

dikorbankan sendiri”

Mindo Rosalina Manulang mengatakan:

“tapi mbak diamankan kan?”

Angelina Sondakh menjawab:

“iya kalau tidak nanti saksi bisa marah besar, senayan bisa saksi

bikin tsunami lebih dahsyat dari Nasar”

Mindo Rosalina Manulang mengatakan:

“saksi si siap menanggung ini, taip kalau disuruh bantu mbak saksi

tidak tahu cara bantunya, karena kan bukan Cuma saksi yang

dipanggil tetapi orang kantor juga banyak”

Angelina Sondakh mengatakan:

“ya paling tidak mbak rosa bantu saksi kita sama-sama sebagai

seorang ibu”’

10

Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 78.

Page 78: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

68

B. Motif Pemakaian Istilah

Pemakaian istilah-istilah dalam pembicaraan terkait dengan kasus korupsi

yang di lakukan Angelina sondakh memiliki beberapa motif di antaranya

sebagaimana keterangan beberapa saksi :

a. Keterangan saksi yulianis

Menurut keterangan saksi mengatakan bahwa “Permai Group”

bukan merupakan perusahaan ijin lega akan tetapi hanya penyebutan

untuk mempermudah saja terhadap perusahaan-perusahaan yang di

kendalikan nazaruddin, selain itu bahwa keterkaitan antara Permai

Group dengan terdakwa yang saksi ketahui berdasarkan catatan

keuangan terdapat pengajuan usulan terkait “support” untuk terdakwa

dan pengertian “support” di dalam bahasa Permai Group adalah

berkaitan dengan “penggiringan suatu proyek” yaitu terkait dengan

tender-tender yang sudah di tentukan oleh panitia proyek atau PPK

kemudian bisa di kerjakan oleh Permai Group dengan melakukan

koordinasi. Dalam managemen Permai Group mengenal juga “Brangkas

X” di mana Brangkas X merupakan sumber uang yang diberikan kepada

terdakwa berasal dari uang operasional Permai Group.11

b. Keterangan saksi mindo Rosalina manulang

Dalam BAP menerangkan Bahwa istilah semangka merupakan

uang support untuk menggiring proyek dan “apel malang” digunakan

untuk menyebut rupiah, “apel washingthon” penyebutan untuk dollar

11

Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 77.

Page 79: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

69

US, penggunaan istilah tersebut untuk menyamarkan makna sebenarnya

dan telah disepakati oleh saksi dan terdakwa dalam melakukan

komunikasi. Bahwa maksud “giring-menggiring” di DPR adalah

bertujuan agarang - anggaran yang tadinya baru berupa usulan dapat

diusahakan “goal” dan cair dalam DIPA, dalam hal komunikasi mindo

Rosalina manulang menggunakan Hand Phone “Horor” yang di maksud

Hp Horor adalah Hp khusus di gunakan untuk orang-orang tertentu saja

(hanya bisa di hubungi oleh Sdr Yulianis, Sdr Neneng, Sdr Nazar, Sdr

Clara Maureen) dalam kasus ini mindo Rosalina manulang juga

menyebut terdakwa Angelina sondakh dengan sebutan “Artis”. Dalam

perkenalan Rosa dengan terdakwa mendapatkan arahan dari Nazaruddin

bahwa Bu rosa ini yang akan “berkomunikasi” dengan terdakwa dan

yang di maksud dengan “komunikasi” di sini adalah “tentang Proyek”

dalam komunikasi wafid muharam dengan saksi mindo Rosalina

manulang bahwa penganggaran wisma atlit sudah “Clean and Clear”

dalam hal ini maksud dari clean and clear adalah “DPR sudah

menyetujui usulan APBN-P TA 2010 dan tidak ada masalah. Selain itu

di gunakan juga nama-nama palsu yang sekiranya untuk melancarkan

transaksinya seperti “ketua besar” yang menurut keterangan saksi

menunjuk kepada saudara Anas Urbaningrum sementara “Boss Besar”

merujuk kepada Nazaruddin serta “Bali” menunjuk kepada I wayan

koster serta nama kurir dengan nama Alex dan Jefry tidak ada yang

Page 80: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

70

mengenalnya, dalam percakapan istilah “kuning” itu mengarah kepada

parta “Golkar”.12

c. Keterangan Harris Iskandar

Bahwa saksi bertukar dengan nomor PIN dengan Angelina sondakh ada

dua yaitu PIN 20E342D9 dan 290106FF. saksi kadang-kadang

berkomunikasi dengan Angelina sondakh dengan menggunakan

Blackberry yang isinya kadang masalah pekerjaan dan kadang urusan

bercanda saja. Saksi menerangkan juga bahwa kadang dalam RDP ada

banyak proposal yang “keluar dari kantong” maksudnya adalah

“Muncul tiba-tiba” dari anggota DPR RI Komisi X. menurut keterangan

saksi bahwa seharusnya pembangunan yang dimiliki oleh Negara ini

adalah “Bottom-up” maksudnya adalah “dari bawah ke atas” setelah

ada musrembang dulu, jadi tidak asal “nyelonong” ke DPR dan tidak di

ajukan oleh dikti dan menyalahi prosedur. Menurut keterangan saksi

selanjutnya dia membenarkan pernah di ajak sekitar tanggal 17 Maret

2010 di undang makan siang oleh Angelina sondakh meminta saksi

“untuk memperhatikan usulan dari beberapa Perguruan Tinggi”

istilahnya menurut saksi “titipan untuk diperhatikan” .

Keterangan saksi dalam berkomunikasi dengan Mindo Rosalina

manulang membenarkan pernah mendapatkan perintah dengan bahasa

12

Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 97.

Page 81: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

71

“Intip-intip Poltek” dengan maksud adalah “APBNP kegiatan Rumah

sakit Pendidikan.13

d. Keterangan Gerhana sianipar

Saksi merupakan pekerja dari PT> Ersatek Teknologi Utama sebuah

perusahaan konsorsium dari Gedung Tower Permai, saksi menerangkan

mengenal kurir-kurir mindo Rosalina manulang, seperti Lutfi

Ardiansyah. Menurut keteranganya Lutfi Ardiansya pernah

mendatanginya dan mengatakan “Bu, paketnya mau di kasih ke ibu, di

masukkan ke mobil atau kemana” dan Lutfi mengatakan lagi dengan

mendekatkan mobilnya dan berkata “ini ada support mau di masukkan

ke mobil atau gimana” dan gerhana sianipar menjawab karena Faham

maksud dari “Paket” atau “Support” adalah uang untuk mnggolkan

proyek dan saksi merasa itu salah kirim, kemudian saksi kirim pesan

“uang untuk siapa dan kenapa di kirim kesaya” dan kemudian di jawab

oleh mindo Rosalina manulang “kok di antar ke kamu sih, ya sudah lutfi

saya telfon” dan kemudian di suruhlah lutfi pergi karena saksi tidak tau

uang itu untuk siapa.14

Saksi juga membenarkan bahwa maksud BAP No 31 bahwa

mengenai konten BBM tanggal 19 Nopember dari PIN BB 256FF48D

kepada PIN BB 220B3F22 “Uang yang merapi ya, Punya Artis, Bu ini

nomer rekening sumbangan merapi 1360… atas nama M. Lindina

13

Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 135. 14

Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST, h. 133.

Page 82: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

72

Wulandari Bank Mandiri Pakai uang kasmu dulu” dan yang di maksud

“Artis” adalah Angelina sondakh.

Dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR RI

Angelina Sondakh serta Permai Group, motif pemakaian istilah-istilah

tertentu tersebut dilakukan dalam rangka agar pembicaraan yang ia

lakukan tidak dimengerti oleh orang lain. Dengan penggunaan istilah-

istilah tertentu, diharapkan, jika suatu saat ada pemeriksaan dari pihak

berwajib, tidak akan dicurigai. Begitu juga ketika ada orang lain yang

tidak tahu-menahu dengan urusan yang sedang dikerjakan, orang tersebut

tidak akan mengerti sepenuhnya, Bahkan dalam komunikasi yang di

lakukan Anas Urbaningrum dengan Nazaruddin menggunakan Handphon

anti sadap menurut keterangan Nazaruddin dalam BAP.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ketua

DPR RI, Marzuki Alie, beliau mengatakan bahwa motif seorang anggota

DPR RI menggunakan istilah-istilah tertentu dalam berkomunikasi adalah

kemungkinan dalam rangka agar tidak ada orang yang mengerti apa yang

sedang mereka bicarakan. Dengan demikian, pembicaraan mereka, baik

yang dilakukan secara langsung maupun melalui telepon seluler dan pesan

instan, tidak akan dipahami oleh orang lain. Hal ini bisa dianalogikan

dengan sandi-sandi yang sering digunakan oleh pihak militer dalam

berkomunikasi. Sandi-sandi tersebut biasanya digunakan untuk menyebut

suatu operasi, sehingga ketika orang mendengar kata atau istilah tersebut,

Page 83: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

73

orang tidak akan mengerti.15

Hanya pihak militer saja yang mengerti.

Seperti yang disampaikan kepada penulis:

“Saya kira kalau ada anggota dewan yang menggunakan bahasa-

bahasa tertentu dalam berkomunikasi, terutama untuk tujuan yang tidak

baik, hal tersebut dilakukan dalam rangka agar apa yang mereka bicarakan

tidak diketahui oleh orang lain. Semacam bahasa rahasia atau sandi lah. Ini

kan kita kenal misalnya yang sering digunakan oleh militer dalam

melakukan suatu operasi atau saat berkomunikasi melalui HT (handy

talky). Entah itu kijang, rusa, atau semacamnya. Karena dengan

penggunaan bahasa-bahasa tertentu tersebut, maka orang yang tidak

paham tentu tidak akan mengerti. Tapi kalau sudah paham, ya bisa

berkomunikasi dan menangkap pesan yang ingin disampaikan. Begitu juga

dengan anggota dewan, mereka main rahasia-rahasiaan, biar tidak ada

yang ngerti dengan urusan yang sedang mereka lakukan.”16

Demikian juga pendapat yang disampaikan oleh Selina Gita, SH.

Anggota Komisi X DPR-RI saat di wawancara Menurutnya, motif orang

menggunakan bahasa tertentu adalah agar apa yang hendak disampaikan

dapat terjaga, tidak diketahui oleh orang banyak. Apalagi sekarang zaman

yang sudah sangat canggih, di mana percakapan baik melalui telepon atau

pesan singkat, dengan mudah dapat dilacak. Tentu saja kalau ada niat baik,

15

Wawancara pribadi dengan ketua DPR bapak Marzuki Alie Jalan Widya Chandra III,

Jakarta pada tanggal 20 maret 2014. 16

Wawancara pribadi dengan ketua DPR bapak Marzuki Alie Jalan Widya Chandra III,

Jakarta pada tanggal 20 maret 2014.

Page 84: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

74

seseorang tidak akan menggunakan bahasa biasa yang dimengerti oleh

orang banyak. Seperti yang disampaikan kepada penulis:

“ya pada intinya, mereka melakukan komunikasi dengan

penggunaan simbol-simbol atau istilah tertentu agar tidak diketahui saja.

Sekarang ini kan zaman sudah canggih ya, kalau Cuma rekaman telepon

atau jejak yang ada di BBM maupun SMS sangat mudah ditelusuri.

Makanya saya kira itu tergantung individunya, kalau memang dia tidak

ada niat untuk berbuat jahat, kenapa harus pakai istilah-istilah tertentu.

Bicara seperti apa adanya saja.”17

Mengenai motif penggunaan istilah tertentu ini, Gungun Heriyanto

menganggap bahwa hal tersebut bisa dilihat dari motif orang melakukan

tindak pidana korupsi. Empat motif tersebut adalah untuk kepentingan

pragmatis, penyesuaian diri, eksternalisasi diri, dan pertahanan diri. seperti

yang disampaikan kepada penulis:

Saya melihat motifnya itu paling tidak ada empat: satu, motif untuk

kepentingan pragmatis orang atau kelompok. Artinya, misalnya untuk

kebutuhan pemilu. Karena dibutuhkan dana besar, High Coast deomcracy,

secara pragmatis dia kemudian melakukan atau turut berpartisipasi dalam

tindakan korup. Contohnya seperti kasus Century, mungkin di situ nanti.

Atau kasus Hambalang. Kedua, penyesuaian diri. Ada beberapa anggota

DPR yang sebelumnya tidak niat, tapi karena lingkungan di situ sangat

kuat perilaku korupsinya, kemudian dia menyesuaian diri dengan

17

Wawancara dengan Selina Gita dilakukan di Jl. Pondok Hijau II No. 2 RT 005 RW 013

Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada tanggal 23 April 2014

Page 85: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

75

mainstream. Karena tidak mau dianggap sebagai deviant. Misalnya semua

menerima amplop tapi dia tidak menerima, kemudian dianggap

menyimpang. Ketiga, motif eksternalisasi diri. Misalnya dia berada di fase

yang berbeda dari sebelumnya. Mungkin sebelumnya dia masyarakat

biasa, masuk ke sistem, pola hidup dia berubah. Ini bukan untuk

membiayai partai, tapi untuk semacam eksis. Eksis kan butuh dana, dan

dana itu kerap kali lahir dari dana-dana rakyat yang dia korup. Ada juga

mekanisme pertahanan diri. Dia korup karena sebetulnya semacam dengan

tindakan korupsi itu mempertahankan diri. Misalnya sistem di situ

memang sudah korup, kemudian dia kalau tidak ikut justru dia menjadi

bagian yang dikorbankan. Dia menjadi bagian dari mekanisme pertahnaan

diri. Termasuk untuk menutup korupsi lain, dia melakukan tindakan

krosup lain. Untuk menutup aparat hukum, dia punya modal dari korupsi

lain. Saya melihat seperti itu. Kasus Angelina Sondakh adalah

eksternalisasi diri dan penyesuaian diri. Jadi empat motif ya.18

C. Analisis

Dari hasil penyajian data pada sub bab sebelumnya, selanjutnya penulis

akan melakukan analisa terhadap data-data tersebut. Analisa dilakukan

dengan menggunakan teori-teori dan Struktur Jaringan Komunikasi yang

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisa ini dilakukan dalam rangka

untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengnai komunikasi yang

18

Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5

Juni 2014.

Page 86: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

76

dilakukan oleh anggota dewan dalam melakukan tindak pidana korupsi.

Dalam hal ini, kasus yang dijadikan sebagai bahan penelitian adalah kasus

korupsi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh serta peran Angelina Sondakh

dalam mengatur kinerja antara Mindo Rosalina Manulang, Alex sebagai

Kurir, Serta I Wayan Koster selaku penerima Uang.

Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa unsur-

unsur komunikasi terdiri dari sumber, pesan, media, penerima, dan efek

(feedback).

Berdasarka Gambar di atas dan data yang diperoleh, maka sumber dari

komunikasi dalam penelitian ini adalah Angelina Sondakh. Untuk kasus

korupsi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh, Angelina Sondakh berperan

sebagai sumber komunikasi dan Mindo Rosalina Manulang sebagai pihak

penerima pesan, Mindo Rosalina bisa berkomunikasi kepada Angelina

Mindo Rosalina

Manulang (Permai Group)

I Wayan Koster

( Banggar DPR RI)

Angelina Sondakh

Alex (Kurir)

Haris Iskandar (Kemendi

kbud)

Page 87: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

77

Sondakh mengenai dana-dana yang harus di siapkan oleh Permai Group. Tapi

tidak bisa berkomunikasi dengan I Wayan Koster untuk membicarakan

mengenai kapan dan di mana uang bisa di antar, Angelina berkomunikasi

dengan kurir untuk mengantarkan Uang tapi kurir tidak berkomunikasi

dengan I Wayan Koster, Hanya mengantar di ruangan ataupun Alex Hanya

menerima Uang sesuai Perintah, Haris Iskandar hanya berkomunikasi dengan

Angelina Sondakh mengenai Informasi-Informasi yang ada di Kemendikbud.

Maka penulis menyimpulkan Bahwa Stuktur Jaringan yang di gunakan oleh

Angelina Sondakh masuk dalam Struktur Roda.

Temuan lain dalam kasus Angelina Sondakh antara lain pemakaian

istilah apel Washington, apel Malang satu kilo, Artis, support, si kuning,

ketua besar, boss besar, menggiring, fight dan lain sebagainya Dalam kasus

Angelina Sondakh, pembicaraan lebih sering menggunakan bahasa tulisan

dengan menggunakan perantara Blackberry Messenger (BBM PIN

20E342D9) sedangkan PIN BB mindo rosalina manulang (256FF48D)

Keduanya jarang melakukan komunikasi langsung.

Komunikasi yang mereka lakukan sangat sesuai dengan rujukan dengan

menguji Teori Bormann menyatakan bahwa Teori Konvergensi Simbolik

adalah teori umum (general theory) yang mengupas tentang fenomena

pertukaran pesan yang memunculkan kesadaran kelompok yang beimplikasi

pada hadirnya makna, motif dan perasaan bersama (Hirokawa dan Poole,

1986; 219). Yakni teori ini berusaha menerangkan bagaimana orang-orang

secara kolektif membangun kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses

pertukaran pesan. Kesadaran simbolik yang terbangun dalam proses tersebut

Page 88: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

78

kemudian menyediakan semacam makna, emosi, dan motif untuk bertindak

bagi orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat didalamnya. Sekumpulan

individu ini dapat berasal dari kelompok orang yang telah saling mengenal

dan berinteraksi dalam waktu yang relatif lama atau orang-orang yang tidak

saling mengenal dan memiliki cara berbeda dalam menafsirkan lambang yang

digunakan tapi mereka kemudian saling berkomunikasi sehingga terjadi

konvergensi yang pada gilirannya menciptakan realitas simbolik bersama .

Dengan demikian proses konvergensi dapat muncul bukan hanya dalam

kelompok kecil yang relatif saling mengenal, tapi juga dapat terjadi dalam

rapat akbar, atau saat seseorang mendengarkan ceramah atau ketika kita

menikmati film dan iklan politik ditelevisi.

Dalam teori ini, Bormann (1990:106) mengartikan istilah konvergensi

(convergence) sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari dua atau

lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati satu sama lain atau

kemudian saling berhimpitan ( the way in which the private symbolic worlds

of two or more people begin come together or overlap). Sedangkan istilah

simbolik sendiri terkait dengan kecenderungan manusia untuk memberikan

penafsiran dan menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda,

kejadian yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yang dilakukan manusia

(Bormann, 1986: 221). Dalam kaitan ini Bormann juga menyatakan bahwa

manusia adalah symbol-users dalam arti bahwa manusia menggunakan

symbol dalam komunikasi secara umum dan dalam storytelling (bercerita).

Lewat simbol-simbol inilah manusia saling mempertemukan pikiran mereka.

Page 89: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

79

Ketika kelompok berbagi simbol bersama , komunikasi menjadi lebih

mudah dan efisien. Disini Para ahli Teori konvergensi simbolis

mengasumsikan hadirnya semacam “a meeting of mind’ atau perjumpaan

pikiran (Infante.et.al., 1993:130). Ketika pikiran saling bertemu maka orang

mulai bergerak kearah penggunaan sistem simbol yang sama dan ini akan

meningkatkan saling pengertian diantara orang-orang yang terlibat. Saling

pengertian inilah yang kemudian menjadi dasar terciptanya kesadaran

bersama serta kesamaan pikiran dan perasaan tentang hal-hal yang

diperbincangkan. Maka pemakaian istilah apel Washington Yang di maknai

seharusnya Buah-Buahan akan tetapi di ubah menjadi Makna Uang Dollar

Amerika , apel Malang Yang di ubah menjadi Mata Uang Rupiah, Artis,

support, si kuning, ketua besar, boss besar, menggiring, fight dan lain

sebagainya Dalam kasus Angelina Sondakh tepat di kaitkan dengan teori

Konvergensi Simbolik oleh Bormann.

Untuk efek (feedback) yang ditimbulkan dari komunikasi dalam kasus

koruspi Angelina Sondakh dengan sengaja menggunakan istilah tertentu agar

percakapan mereka tidak dipahami oleh orang lain dan tidak begitu fulgar.

Hanya orang-orang yang memiliki hubungan atau kedekatan saja yang bisa

memahami makna yang terkandung dalam ungkapan percakapan mereka.

Dengan demikian, mereka berharap bahwa apa yang sedang mereka

perbincangkan tidak akan diketahui oleh khalayak ramai, yaitu korupsi politik

dimana korupsi yang dilakukan oleh sejumlah orang yang memiliki akses

terhadap kekuasaan. Hal ini menjadikan orang yang tidak memiliki kekuasaan

akan sulit untuk melakukan tindak korupsi politik. Dalam korupsi politik

Page 90: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

80

terdapat dua jenis: yaitu korupsi yang dilakukan secara langsung dan korupsi

melalui kebijakan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Gungun Heriyanto

kepada penulis:

“Kalau saya melihat begini, korupsi politik artinya korupsi yang dilakukan

oleh sejumlah orang yang punya akses kekuasaan. itu memang jauh lebih

berbahaya daripada korupsi yang hanya mengambil uang yang secara

langsung. jadi ada dua kategori: pertama, dia menjadi pelaku korupsi

langsung pada sejumlah uang. yang kedua korupsi melalui kebijakan. ini

juga korupsi, namanya korupsi politik. dia membuat kebijakan yang

menguntungkan pihak lain.19

Korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan memang lebih

berbahaya, karena mereka tidak hanya melakukan korupsi uang, melainkan

sudah melakukan korupsi dalam tataran kebijakan atau regulasi. Modus

anggota dewan melakukan korupsi adalah dengan mengharapkan fee

(imbalan) dari sejumlah proyek yang memang sudah dipesan oleh seseorang

atau kelompok. Hal inilah yang menjadikan wajah DPR RI dari periode

sebelumnya tidak banyak berubah atau sama saja. Seperti yang diutarakan

oleh Gungun Heriyanto:

“Seperti mafia yang bermain di wilayah aturan. Itu yang dominan

dilakukan oleh para anggota DPR. Jadi dia tidak langsung menerima

uang. Tapi dia memfasilitasi pihak lain misalnya lewat regulasi atau

tekanan pada pihak lain supaya kemudian dia mendapatkan fee dari

sejumlah proyek yang menguntungkan dia atau kelompoknya. Kalau

saya disuruh menilai, wajah anggota DPR periode ini belum berubah

dari periode sebelumnya. Artinya, perilaku-perilaku korup yang

dilakukan secara berjamaah itu masih menjadi wajah yang kental.

Misalnya dalam kasus Hambalang. Kemudian di kasus Al-Qur’an, di

banyak kasus kesehatan, termasuk juga di beberapa proyek yang

sebetulnya melibatkan politisi lintas partai. Kalau saya bilang, ini

yang disebut dengan korupsi yang sudah sampai di tahapan

19

Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5

Juni 2014.

Page 91: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

81

kleptokrasi. Kleptokrasi itu kan konsepnya Andreski, bahwa satu

birokrasi yang dikuasai oleh kaum pencuri.” 20

Lebih lanjut Gungun Heriyanto menyatakan bahwa penggunaan

simbol-simbol tertentu, itu merupakan inisial simbolik yang mirip dengan

penggunaan kode-kode atau sandi-sandi tertentu untuk menghindari semacam

perhatian publik. Seperti yang disampaikan kepada penulis:

“Penggunaan simbol, apel malang, apel Washington, pustun. Kalimat

atau kata dalam tindakan korupsi itu menjadi sandi, menjadi semacam

inisial simbolik bagi makna yang mereka ketahui secara bersama.

Menunjukkan suatu pemberian, ini disebut inisial simbolik,

menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menjadi inisial bagi dia,

bagi yang diajak, kelompok mereka, yang diajak melakukan tindakan

korupsi bersama. Ini hal yang biasa sih. Seperti misalnya dia

menggunakan kode-kode, tentu awalnya sebetulnya menghindari

semacam perhatian publik. Karena dia tahu, suatu saat dia pasti akan

disadap. Mungkin harapan dia, inisial-inisial itu bisa mengaburkan

paling tidak transaksi di antara mereka. Tapi pasti rekam jejak itu akan

bisa diketahui kalau kemudian dia menggunakan inisial-inisial itu

dalam satu proses yang kita bisa identifikasi, koheren. Misalnya ketika

dia menerima uang, dengan istilah apapun orang pasti akan

mengidentikkan dengan transaksi.”21

Lebih lanjut, modus yang digunakan oleh para anggota dewan dalam

melakukan tindak pidana korupsi bisa dilihat dari modelnya. Yang umum

digunakan adalah model transaksional, siapa mendapat apa, kapan,

bagaimana, dan di mana. Seperti yang diutarakan kepada penulis:

“Pertama modelnya dulu. Model pelaku korupsi itu banyaknya

menggunakan model transaksional, bukan model linear, bukan model

sirkuler. Artinya mereka menggunakan komunikasi di antara sesama

mereka untuk mendapatkan apa. Jadi prosesnya who get Wat, when,

Howe, itu menjadi relevan bagi mereka. Kemudian caranya

bagaimana. Sering kali yang tadi itu disebut, menggunakan inisial

simbolik. Simbol-simbol tertentu itu menjadi kepentingan

tersembunyi masing-masing di antara mereka. Kemudian ketiga, dari

20

Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5

Juni 2014. 21

Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5

Juni 2014.

Page 92: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

82

sudut prosesnya, banyaknya kalau tidak persuasif itu Perbasi.

Persuasif itu membujuk, pervasif itu merembet, perlahan-lahan. Dua-

duanya digunakan, taruhlah pemda, universitas, badan negara atau

badan pemerintah yang didanai dari APBN. Kan penetratif mereka,

tapi secara halus. Entah itu melalui afiliasi mereka dengan organisasi

dia: partai atau misalnya memanfaatkan orang. Memanfaatkan orang

yang bisa membujuk. Jadi persuasif dan pervasif. Tujuan mereka

untuk mengeruk uang APBN di instansi atau badan itu bisa tercapai.

“22

22

Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5

Juni 2014.

Page 93: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memahami konteks komunikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah

salah satu dari cara untuk mengetahui komunikasi lebih jauh. Dengan

memahami konteks komunikasi, berarti kita telah paham membedakan

macam-macam bentuk komunikasi. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi

simbolik yang di gunakan oleh Angelina sondakh dalam melakukan tindakan

korupsinya di lakukan dengan cara menggunakan bahasa-bahasa atau istilah-

istilah tertentu dilakukan dalam rangka agar pemakaian istilah tersebut hanya

mampu di pahami oleh kelompoknya, dengan bahasa lain pemakaian bahasa

simbolik yang di lakukan sengaja untuk di gunakan di kelompoknya untuk

melakukan tindak pidana korupsi.

Dalam kasus korupsi yang di gunakan politisi Angelina sondakh yang

di gunakan kepada beberapa partnernya adalah Struktur Jaringan Komunikasi

dengan Pola Roda yaitu seorang pemimpin yang menjadi fokus perhatian. Ia

dapat berhubungan dengan seluruh anggota kelompok, tetapi setiap anggota

kelompok hanya dapat berhubungan dengan pemimpinnya. Jadi, pemimpin

sebagai komunikator dan anggota kelompok sebagai komunikan yang dapat

melakukan feedback pada pemimpinnya namun tidak dapat berinteraksi

dengan sesama anggota kelompoknya karena yang menjadi fokus hanya

pemimpin tersebut atau komunikatornya yaitu Angelina sondakh.

Page 94: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

84

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan di antaranya adalah:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pola komunikasi dalam

melakukan tindak pidana korupsi. Tindak lanjut penelitian bisa dilakukan

dengan cara memperdalam dan memperluas tema penelitian.

2. Bagi para politisi muda, hendaknya memegang teguh amanat yang telah

diberikan oleh rakyat. Karena anggota dewan, bak tingkat kabupaten/kota,

provinsi atau pusat adalah mereka yang memiliki otoritas dan harus

memegang teguh etika, regulasi dibandingkan dengan pragmatisme

sesaat.

3. Akibat lambatnya serta sulitnya mendapatkan keterangan dari narasumber

langsung di lingkungan kerja pelaku serta proses penegakan hukum di

Indonesia soal kasus korupsi terkadang mengakibatkan lamanya proses

persidangan sehingga saranya adalah sebaiknya di perbanyak petugas

penegak hukum dan keberanian para narasumber dalam mendukung

pemberantasan korupsi.

Page 95: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

85

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Syed Hussein, Usman, Al-Ghozei, Sosiologi Korupsi: Sebuah

Penjelajahan dengan Data Kontemporer, Jakarta: LP3ES, 1981.

Alwasilah, A. Chaidar, Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2002), Cet. Ke-1

Arief, Basrief, Korupsi dan Upaya Penegakan Hukum (Kapita Selekta), Jakarta:

PT. Adika Remaja Indonesia: 2006.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Blake, Barry J., Secret Language: Codes, Tricks, Spies, Thieves, and Symbols,

New York: Oxford University Press, 2010

Budiardjo, Mirriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia,1982, Cet.

Ke-7

Canggara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Rajawali Press,

2004.

Danil, Elwi, Korupsi: Konsep, tindak Pidana dan Pembahasannya, PT. Raja

GrafindoPersada, Jakarta, 2011.

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Bandung:

Rosdakarya, 2001, Cet. Ke-14

-----------------, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Hamzah, Andi, Perbandingan Pemberantasan Korupsi di Berbagai Negara.

Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Held, David, Democracy and the Global Order, From the Modern State to

Cosmopolitan Governance, Polity Press, 1995.

Kamil, Sukron, Islam & Politik di Indonesia Terkini: Islam dan Negara, Dakwah

dan Politik, HMI, Anti-Korupsi, Demokrasi, NII, MMI, dan Perda Syariah,

Ciputat PSIA, 2013.

Klitgaard, Robert, Membasmi Korupsi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Littlejohn, Stephen W., Theories of Human Communication, Belmont: Thomson

Learning, 2002.

Page 96: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

86

Lubis, Mochtar, Bunga Rampai Korupsi, Jakarta: LP3ES, 1976.

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1999, Cet. Ke-10

Muis, A., Komunikasi Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001.

-----------, Titian Jalan Demokrasi: Peranan Kebebasan Pers untuk Budaya

Komunikasi Politik, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2000

Mulyana, Dedy, Nuansa-nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya

Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999.

Nimmo, Dan, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Cet.

Ke-3

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

1999.

Rumanti, Maria Assumpte, Dasar-dasar Public Relation: Teori dan Praktis,

Jakarta: Grasindo, 2002, cet. Ke-1

Rush, Michael & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, terj. Jakarta:

Rajawali Press, 2003

Sendjaja, Sasa Djuarsa, dkk, Pengantar Komunikasi, .Jakarta: Universitas

Terbuka, 1999

Susanto, Phil Astrid S., Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina

Cipta, 1974), cet. Ke-1, Jilid 1

Suwadi, Harsono, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1993

Suyatno, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005.

Vredenberg, J., Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, Terj. Jakarta:

Gramedia, 1984.

Wittgenstein, Ludwig, Philosophical Investigation, Terj. (Jakarta, Rajawali press,

2009)

Page 97: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

87

Wawancara:

Wawancara dengan Marzuki Ali, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia (DPR) periode 2009-2014. Wawancara dilakukan di Rumah

Dinas Ketua DPR RI Widya Candra III/10 Jakarta, pada tanggal 19 Maret

2014.

Wawancara dengan Selina Gita, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia (DPR) periode 2009-2014. Wawancara dilakukan Jl. Pondok

Hijau II No. 2 RT 005 RW 013 Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada tanggal

23 April 2014

Wawancara dengan Gungun Heriyanto, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta:

wawancara dilakukan di Kampus, pada tanggal 5 Juni 2014

Website:

"Bahasa Korupsi" Gunakan Komunikasi Konteks Tinggi”, pikiran-rakyat.com, 23

Juli 2013, artikel diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/245032,

diunduh pada tanggal 26 Juli 2013

“Kode Korupsi Al-Qur’an: Santri, Pengajian, Murtad”, 22 Februari 2013, artikel

tersedia di http://www.tempo.co/read/news/2013/02/22/063462896/Kode-

Korupsi-Al-Quran-Santri-Pengajian-Murtad

“Korupsi, Buah Berpolitik dengan Logika Ekonomi”, okezone.com, 23 April 2013,

diakses dari http://news.okezone.com/read/2013/04/23/339/796034/redirect,

diunduh pada tanggal 28 Juli 2013

Page 98: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar (1)

Dokumentasi Peneliti dengan Selina Gita, SE yang dilakukan Di Jl. Pondok Hijau II No. 2

RT 005 RW 013 Pondok Indah, Jakarta Selatan, Pada Tanggal 23 April 2014

Gambar (2)

Wawancara Dilakukan Pada Hari Kamis, 20 Maret 2014

Jalan Widya Chandra III, Jakarta

Page 99: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Dengan ini menerangkan Bahwa :

Nama : Didik Setiawan

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Jurusan : Komunikasi penyiaran Islam

Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

NIM ' : 208051000024

Telah Melalcukan Penelitian dengan Judul "Study Kasus Pola Komunikasi politisiAngelina Sondakh Dolam Perilaku Korupsi di Lembaga Legislarif,

Dengan melakukan wawancarakepada Anggota Dewan Legislatif :

Nama : Selina Gita SE

NomorAnggota t ltggKomisi : {Fraksi , Taret,t ?olrcor^

'/ v /<-

( Selina Gita, SE)

Page 100: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580

Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 Indonesia Website: rw.fdkuiniakarta.ac.id, E-mail : [email protected]

NomorLampiranHal

: Un.or/F5/PP.o0.e/ 6f/ not+

: Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,

hno^J,l.,n ''f in'o,-: - - w - - - - - - - - - *- -, l;-_-_eri_l'-Ltttht-r--^goh-er-

diTempat

As salamu' alaikum Wr. Wb.

Iakarta,l Februari 2014

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menerangkan bahwa :

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusanAlamatTelp.

Tembusan :

1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Didik Setiawan20805 1 000024Semarang, 4 Juni 1986XII (Dua Balas)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDCiputat.085697873162

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam

rangka penulisan skripsi berjudul Pola Komunikasi Politisi Dalam Prilaku Korupsi

di Lembaga Legislatif.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapat

menerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

dimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami rnengucapkan terima kasih.

l( s s al amu' al ai kum I(r. L'/b .

Dekan,

rief Subhan, MAt96601 l0 199303 l'004

Page 101: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia

TelePon/Fax : (021) 743lrl8 -r-::: &"

Website: ww.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : dakwah?rdt uus":e u ':

NomorLampiranHal

Tembusan

Un.o1/F5/PP.oo.e/A I nov

Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,Bapak Marzuki Alie, S.E, Ph.D( Ketua DPR RI )di

Tempat

As s alamu' alaikum W. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menerangkan bahwa:

Jakarta, { frU*-i zOt+

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusanAlamatTelp.

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalarrt

rangka penulisan skripsi berjudul Pola Komunikasi Politisi Dalam Prilaku Kortrpsi

di Lembaga Legislatif.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr' dapat

menerima./-.ngirinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

dimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih'

Ws salamu' alaikum Wr. Wb.

Didik Setiawan20805 1 000024Semarang,4 Juni 1986

XII (Dua Balas)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD

Ciputat.08s697873r62

L Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dekan,

fef Subhan, I\{A 19660110199301 1'o[']

Page 102: POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26689/1/DIDIK... · POLA KOMUNIKASI POLITISI DALAM PERILAKU KORUPSI DI LEMBAGA LEGISLATIF

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Tax : (021) 7 432728 / 7 4703580

Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website: ww.fdkuinjakarta,ac.id, E-mail

NomorLampiranHal

un.01/F5/PP.00.9/ 6l{ nOU

Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,Ibu Selina Gita, SE( Anggota Komisi X DPR RI )di

Tempat

Ass alamu' alaikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :

Jakarta, y' f.U**i2014

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusanAlamatTelp.

Tembusan :

1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Didik Setiawan20805 1 000024Semarang, 4 Juni 1986XII (Dua Balas)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Ciputat.085697873162

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UINSyarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalamrangka penulisan skripsi berjudul Pola Komunikasi Politisi Dalam Prilaku Korupsidi Lembaga Legislatif.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapatmenerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.

14/ s s al amu' al ai kum Wr.'tVb.

Dekan,

Subhan, MAtl196601 10 199303 I 004