pola dan mekanisme pembinaan pramuka penggalang...

18
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENGGALANG SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA (Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derjat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: ISNIANTO A220090041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vuquynh

Post on 09-Mar-2019

291 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENGGALANG

SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

(Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII

di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derjat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

ISNIANTO

A220090041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENGGALANG

SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

( Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII

di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 )

Isnianto, A 220 090 041, Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewaranegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xviii + 117 halaman

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan pola pembinaan

Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran

2012/2013. 2) Untuk mendeskripsikan mekanisme pembinaan Pramuka

Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 3)

Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui pola

pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun

Pelajaran 2012/2013. 4)Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter

siswa melalui mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur

Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu hasil temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik. Data penelitian ini dikumpulkan melalui

informan atau narasumber serta tempat dan peristiwa ketika berlangsungnya

kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan tersebut. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumen. Penelitian ini

menggunakan dua macam triangulasi yaitu triangulasi sumber data dan

triangulasi teknik pengumpulan data. Metode penelitian ini menggunakan teknik

analisis interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa,(1) Pola pembinaan Pramuka

Penggalang sebelum pelaksanaan kegiatan kepramukaan itu Kakak-kakak

Pembina merencanakan program kerja tahunan dan mingguan dalam gugus

depan. (2) Mekanisme pembinaan pramuka penggalang dalam kegiatan

kepramukaan kelas VII dibiasakan sebelum melaksanakan latihan rutin itu

dengan upacara pembukaan dalam bentuk barisan angkare/leter U, materi

pelatihan kepramukaan, dan yang terakhir upacara penutupan yang dilakukan

oleh regu putra dan regu putrisecara terpisah. (3) Upaya pengembangan karakter

siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang ini dalam hal-hal kegiatanya

adalah shalat 5 waktu dengan berjama’ah, kegiatan agenda atau program

tahunan yaitu dengan Perkemahan Sabtu Ahad (Persada), Out bond ketika

Jambore nasional (Jamnas), Penjelajahan (Wide game) seperti Hiking. (4) Upaya

pengembangan karakter melalui mekanisme pembinaan pramuka penggalang

dengan tidak terlepas dari Janji Pandu dan 10 karakter dari kepribadian pandu

SIT.

Kata kunci: Pola dan Mekanisme Pembinaan, Pramuka Penggalang, Pengembangan

Karakter Siswa.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Setiap satuan pendidikan pastilah memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang

dimana salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda saat ini

adalah Gerakan Pramuka. Berdasarkan Keputusan Presiden No.238 Tahun 1961

ditetapkan sebagai satu-satunya badan yang diberi tugas dan wewenang untuk

menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda di

Indonesia. Kegiatan pendidikan kepramukaaan yang dilaksanakan melalui Gugus

depan (Gudep) Gerakan Pramuka merupakan upaya pembinaan melalui proses

kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini

sangat perlu dikembangkan agar dapat melakukan pembinaan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan

Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti

luhur, berorganisasi, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan

kreasi seni, kerja sama. Hal ini penting karena secara sederhana tujuan pembinaan

kepramukaan di sekolah itu adalah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di

alam terbuka dan sangat bermanfaat bagi individu masing-masing, khususnya

dalam pembentukan watak, karakter, budi pekerti, dan kepribadian siswa

(Gunawan, 2012:265).

Implementasi dalam membina dan mengembangkan generasi muda (siswa)

melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan agar dapat mengembangkan

karakter siswa tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Pastinya

menghadapi beberapa masalah yang ditinjau dari beberapa aspek sosial

diantaranya: 1) menurunnya jiwa patriotisme, idealisme, dan nasionalisme di

kalangan masyarakat termasuk generasi muda, 2) belum seimbangnya jumlah

generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal

maupun nonformal, 3) meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan

narkotika. Penanggulangan masalah-masalah tersebut memerlukan usaha-usaha

secara terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan

melibatkan para kader generasi muda secara menyeluruh sebagai subyek

pengembangan (Mertoprawiro, 1992:72-73). Penjelasan ini erat kaitannya dengan

visi, misi, dan tujuan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

yang pada hakekatnya adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan

pembinaan generasi muda melalui program pendidikan kepramukaan dan

menghasilkan pembina generasi muda yang handal melalui pendidikan pramuka

dalam rangka membentuk nation and character building.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang “Pola dan Mekanisme

Pembinaan Pramuka Penggalang Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Siswa

(Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT

Nurhidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Penelitian tersebut berkaitan

dengan misi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan tata

negara yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui

program Pendidikan Kepramukaan.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di

SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mendeskripsikan mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII

di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui pola

pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta

Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui

mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur

Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

LANDASAN TEORI

a. Pengertian pramuka. Mertoprawiro (1992:18) menyatakan bahwa:

Pramuka merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu Pra yang merupakan

singkatan dari Praja yang berarti rakyat atau warga negara, Mu adalah

singkatan dari Muda, yang berarti rakyat atau dewasa dan Ka, yang

merupakan singkatan dari Karana yang artinya adalah perbuatan,

penghasilan, pertunjukan, aksi, tindakan, upacara, perusahaan, alat,

pengertian, badan, pesawat.

Berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (2) dijelaskan bahwa Pramuka adalah “warga

negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan

Satya Pramuka dan Darma Pramuka”.

b. Pengertian kepramukaan. Menurut Gunawan (2012:265), kepramukaan

adalah:

Proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan

keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,

terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirya adalah

untuk pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (3) dijelaskan bahwa Kepramukaan adalah

“segala aspek yang berkaitan dengan pramuka”.

c. Pengertian pendidikan kepramukaan. Berdasarkan pada Undang-Undang

RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (4)

dijelaskan bahwa pendidikan kepramukaan adalah “proses pembentukan

kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan

dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan”. Berdasar pada Keputusan KWARNAS

Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga

Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 ayat (1) ditegaskan bahwa pendidikan

kepramukaan adalah

Proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar

lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan

yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah dengan

menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang

sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak kepribadian dan akhlak mulia.

d. Pengertian gerakan pramuka. Mertoprawiro (1992:18) menyatakan

bahwa Gerakan Pramuka adalah “gerakan pendidikan yang mana seluruh wadah,

isi dan segenap usahanya serta hasilnya wajib diukur dengan norma-norma

pendidikan dan hanya digunakan untuk pendidikan”. Berdasarkan pada Undang-

Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat

(1) dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah “organisasi yang dibentuk oleh

pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan”.

e. Filosofi pramuka penggalang. Menurut KWARNAS Gerakan Pramuka

(2011:3), Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang

berusia antara 11-15 tahun. Pada usia anak tersebut masuk dalam kelompok

remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak serta sedang menuju ke masa

dewasa. Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan

perubahan biologis masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya tahap

kedewasaan. Secara umum pramuka penggalang mempunyai kondisi jiwa sebagai

berikut:

1) Berfikir kritis,

2) Mudah terjadinya identifikasi yang sangat emosional,

3) Minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenis kelamin secara

menonjol,

4) Pengaruh kelompok sebaya sangat kuat,

5) Memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan

dalam bergaul.

6) Memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah,

7) Menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku

mengganggu orang lain,

8) Permainan kelompok, tim, sangat menarik baginya.

f. Tujuan dan sasaran pendidikan karakter. Menurut Nurul Zuriah sebagai-

mana dikutip Noor (2012:40-41), tujuan daripada pendidikan karakter sebagai

berikut:

1) Anak memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal,

nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang

dan tatanan antar bangsa.

2) Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara kosisten

dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah rumitnya kehidupan

bermasyarakat saat ini.

3) Anak mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara

rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan

pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti.

4) Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi

pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung

jawab atas tindakannya.

Menurut Noor (2012:40-41), sasaran daripada pendidikan karakter adalah

“kepribadian siswa, khususnya unsur karakter atau watak yang di dalamnya

mengandung hati nurani (conscience) sebagai kesadaran (consciousnees) untuk

berbuat kebajikan (virtue)”. Sehubungan dengan hal tersebut, sasaran pendidikan

karakter itu dapat di klasifikasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

1) Adab susila (usia 5-6 tahun),

2) Tanggungjawab diri (usia 7-8 tahun),

3) Caring-peduli (usia 9-10 tahun),

4) Kemandirian (usia 11-12 tahun),

5) Bermasyarakat (usia 13 tahun ke atas) (Hidayatullah, 2010:32).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

karakter yaitu untuk mengembangkan mutu pendidikan yang semestinya

mengarah pada pembentukan watak dan karakter peserta didik dalam pola

pemahaman perilaku, budi pekerti, serta tindakannya sehingga dapat berguna di

kehidupan bermasyarakat.

g. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter

bangsa. Berdasar pada nilai agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

nasional dapat di identifikasikan sebanyak 18 nilai untuk pendidikan budaya dan

karakter bangsa sebagai berikut serta penjelasannya:

1) Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan.

3) Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

4) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6) Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

10) Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

diri dan kelompoknya.

11) Cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompoknya.

12) Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat/Komunikatif adalah sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14) Cinta damai adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,

serta menghormati keberhasilan orang lain.

15) Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17) Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),

negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Sahrudin, 2010, dalam Bahan

Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai

Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa).

Peneliti memfokuskan nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan

sebagai indikator dalam penelitian ini meliputi nilai-nilai karakter religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air , menghargai prestasi, bersahabat atau

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

Metodologi Penelitian

1. Tempat penelitian ini di SMP IT Nur Hidayah Surakarta, Jalan Kahuripan

Utara Sumber, Banjarsari, Surakarta.

2. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yaitu

sejak bulan Januari sampai bulan April 2012.

Jenis dan Strategi Penelitian

1. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena peneliti berusaha mengungkapkan

gambaran hasil penelitian terhadap suatu peristiwa maupun keadaan yang

terjadi di tempat atau lokasi penelitian.

2. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, karena

peneliti membutuhkan sumber data berupa catatan atau dokumen untuk menentukan

kriteria pengukuran terhadap suatu gejala yang akan diamati dan diukur terhadap

variabel-varibel yang ditentukan.

Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Pembina Pramuka, Waka

Kesiswaan, dan Siswa kelas VII.

2. Objek penelitian ini adalah Pola Pembinaan Pramuka Penggalang, Mekanisme

Pembinaan Pramuka Penggalang, dan Pengembangan Karakter Siswa di SMP

IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Pembina Pramuka,

Waka Kesiswaan, dan Siswa kelas VII.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara

dengan pedoman observasi dan kisi-kisi wawancara.

Keabsahan Data

Teknik yang digunakan untuk mengetahuini keabsahan data dalam penelitian ini

adalah dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber pengumpulan data.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis interaktif. Adapun

langkah-langkah teknik tersebut menurut Milles dan Huberman (1992:20)

sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2010:338-345), yaitu pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan-kesimpulan.

Hasil Penelitian

Pola pembinaan Pramuka Penggalang dalam kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan dalam hal pembiasaan ibadah sehari-hari seperti membaca Al

Qur’an, sholat berjama’ah, dzikir dan lain-lain merupakan mendidik para siswa

dengan berpijak pada visi di SMP IT Nur Hidayah yaitu: "Menjadi Sekolah yang

Efektif dan Bermutu dalam Mewujudkan Generasi Cerdas, Kreatif, Mandiri, dan

Berakhlak Mulia". Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

2003 Bab II Pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional yang berupaya untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang dalam kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan kelas VII di SMP IT Nur Hidayah dibiasakan sebelum

melaksanakan latihan rutin itu dengan upacara pembukaan, materi pelatihan

pramuka, dan yang terakhir upacara penutupan dilakukan oleh siswa-siswi antara

regu putra dan regu putri yang terpisah. Karena memang

metode kepramukaan adalah sistem beregu dan sistem dalam satuan terpisah. Hal

ini sesuai dengan esensi dari pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

Pasal 19 ayat (1) tentang metode kepramukaan yaitu sisitem beregu dan satuan

terpisah artinya pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan,

satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh

pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali

perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.

Upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka

Penggalang ini dimana siswa dalam hal-hal yang kegiatanya adalah mutabah

yaumiah (shalat 5 waktu), dalam kegiatan tiap agenda atau program tahunan yaitu

dengan Perkemahan Sabtu Ahad (Persada), Out bond ketika Jambore Nasional

(Jamnas), Penjelajahan (Wide game) seperti jalan malam, tarling ramadhan.

Kegiatan lain yang dapat mengembangkan karakter itu dalam kegiatan latihan

rutin dan perkemahan seperti halnya mendirikan tenda, latihan PBB, macam-

macam sandi, semaphore, dan tongkat. Hal tersebut penting dalam kegiatan

kepramukaan dalam tingkatan penggalang, karena pendidikan kepramukaan

diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area

perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik sebagaimana yang

dijelaskan Kwarnas Gerakan Pramuka (2011:4-5), Kegiatan untuk Pramuka

Penggalang antara lain bersifat:

1) Patriotisme atau kepahlawanan,

2) Petualangan atau penjelajahan alam,

3) Kompetisi regu/kelompok,

4) Aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dll,

5) Kompetisi perorangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi

misalnya cerdas tangkas,

6) Kepedulian sosial misalnya bakti masyarakat bersih lingkungan,

7) Pemantapan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Upaya daripada pengembangan karakter dalam mekanisme pembinaan

pramuka penggalang dengan tidak terlepas dari 10 karakter dari kepribadian

pandu SIT dan di dalam kegiatannya harapannya melatih kemandirian,

kemampuan (skill), kreatifitas siswa. Harapannya adalah dapat dari sikap aspek

kognitif ini dapat dipraktekan dalam berbagai kehidupan. Hal ini sesui dengan

pendapat Mochtar Buchori sebagaimana yang dikutip oleh Gunawan (2012:40),

menyatakan bahwa:

Pengembangan karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai

secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan

nilai secara nyata. Untuk mencapai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang

amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan

yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut

Conatio, dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini

disebut langkah konatif.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pola dan mekanisme pembinaan pramuka penggalang dalam upayanya

mengembangkan karakter siswa senantiasa tercermin dalam berbagai macam-

macam kegiatan kepramukaan. Seorang sosok pembina penggalang yang baik dan

disukai peserta didiknya adalah pembina yang dapat memahami benar-benar

memahami sifat atau karakter anak didiknya, cerdas dan berwawasan luas, serta

lebih sebagai motivator yang berjiwa muda. Upaya pengembangan karakter pada

diri peserta didik yang meliputi perkembangan spiritual, emosional, sosial,

intelektual dan fisik dilakukan untuk membentuk siswa supaya menjadi manusia

yang berkarakter, kepribadian, dan akhlak mulia.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Terhadap Kepala Sekolah

a. Kepala sekolahnya hendaknya melakukan pemantauan dan pengawasan

terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan kepramukaan agar hal-hal seperti

kendala dalam sarana dan prasarana dapat dikembangkan.

b. Kepala sekolahnya hendaknya melakukan evaluasi terhadaap pelaksanaan

berbagai kegiatan kepramukaan agar dalam pembinaannya terhadap siswa

lebih teratur dan efektif.

c. Kepala sekolah lebih memfasilitasi siswa seperti ruangan untuk organisasi

gugus depan agar siswa dilatih dalam bermusyawarah jika ingin melakukan

kegiatan khususnya dalam ruang lingkup kepramukaan.

2. Terhadap Pembina Pramuka

a. Pembina pramuka penggalang lebih mengintensifkan siswa dalam berbagai

macam-macam materi kepramukaan yang perlu dipadukan dan diberikan

tersebut agar melengkapi ilmu pengetahuan yang baru.

b. Pembina pramuka memanfaatkan buku-buku tentang kepramukaan sebagai

pedoman atau acuan untuk memberi materi pembelajaran untuk

menumbuhkan dan atau mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada.

3. Terhadap siswa

a. Siswa harus tetap aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan yang diwajibkan tersebut, karena dapat membentuk siswa

yang berkarakter dan berahklak mulia.

b. Siswa lebih bisa menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan kepramukaan tersebut

ke dalam berbagai kehidupannya agar memiliki ciri khas atau karakter

individu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi IV Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi VI, Cetakan ke-13. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya) Edisi Kedua Cetakan ke-5. Jakarta:

Prenada Media Group.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban

Bangsa. Surakarta: UNS Press dan Yuma Pustaka.

Noor, Rohinah M. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di

Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Sahrudin. 2010. “Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Ber-

dasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter

Bangsa” (Online). diakses tanggal 16 januari 2013 pukul 18:26 WIB.

Tim Redaksi Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI.

2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim SKU Penggalang dan Panduan. 2011. Panduan Penyelesaian Syarat

Kecakapan Umum Pramuka Golongan Penggalang. Jakarta: Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan

Konseling. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan

Pramuka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Widodo, Agus. 2007. Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan

Pembina Pramuka. Yogyakarta :