pola asuh orangtua.docx

17
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehigga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengaruhi dan diarahkan orang tua mencapai kedewasaan. Orang tua dalam hal ini ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk dari dalam fungsi sosialnya. Di samping itu keluarga juga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tinggi. Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Pengertian keluarga itu sendiri adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya sebuah perkawinan. Menurut pasal 1 Undang- Undang Perkawinan 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Keluarga juga memiliki fungsi dan peran yaitu fungsi biologik, afeksi, sosialisasi, pendidikan, rekreasi, keagamaan, perlindungan. Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabya sebagai seorang pendidik primer atau kodrat. Kata “keluarga” secara etimologi menurut K. H. Dewantara adalah sebagai berikut: “Bagi bangsa kita perkataan “keluarga” tadi kita kenal sebagai rangkaian perkataan-perkataan “kawula” dan “warga” sebagai kita mengetahui, maka “kawula” itu tidak lain artinya dari pada “abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Sebagai “abdi“ di dalam “keluarga” wajiblah seseorang di situ menyerahkan segala

Upload: chaderin-ririn-saputra

Post on 24-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pola asuh orangtua.docx

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehigga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengaruhi dan diarahkan orang tua mencapai kedewasaan.Orang tua dalam hal ini ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk dari dalam fungsi sosialnya. Di samping itu keluarga juga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tinggi. Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.Pengertian keluarga itu sendiri adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya sebuah perkawinan. Menurut pasal 1 Undang-Undang Perkawinan 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa:“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Keluarga juga memiliki fungsi dan peran yaitu fungsi biologik, afeksi, sosialisasi, pendidikan, rekreasi, keagamaan, perlindungan. Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabya sebagai seorang pendidik primer atau kodrat.Kata “keluarga” secara etimologi menurut K. H. Dewantara adalah sebagai berikut:“Bagi bangsa kita perkataan “keluarga” tadi kita kenal sebagai rangkaian perkataan-perkataan “kawula” dan “warga” sebagai kita mengetahui, maka “kawula” itu tidak lain artinya dari pada “abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Sebagai “abdi“ di dalam “keluarga” wajiblah seseorang di situ menyerahkan segala kepentingan-kepentingannya kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai “warga atau anggota” ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam keluarganya tadi.

Pada umumnya segala kegiatan pasti berpegang kepada norma atau nilai yang diyakini sebagai sesuatu hal yang baik, demikian halnya dalam dunia pendidikan. Sudah menjadi kesepakatan bersama bagi bangsa Indonesia bahwa Pancasila dijadikan sebagai falsafah bangsa. Untuk itu Pancasila juga dijadikan sebagai pedoman pendidikan nasional yang akan melestarikan nilai-nilai bangsa, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 ayat 2 yang berbunyi:“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.

Cara mengasuh dan mendidik anak di rumah sangat berpengaruh pada prestasi siswa di sekolah. Orang tua juga sangat berperan dalam pembentukkan psikologis anak. Bagaimana cara mereka mengarahkan agar perkembangan kejiwaan anak mampu tertata dengan baik. Secara tidak langsung, bimbingan

Page 2: pola asuh orangtua.docx

kepada mereka akan menjadi mudah.Dari pengertian di atas jelaslah bahwa keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama. Maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah salah satu faktor yang paling dominan dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Di sini terdapat bentuk atau pola asuh orang tua mendidik anaknya, yaitu dengan bentuk pola asuh orang tua demokratis yang mana anak dididik dengan halus, diberikan kebebasan dalam belajar sehingga anak mampu menyalurkan aspirasi dan keinginannya dalam dunia pendidikan. Selanjutnya yaitu dengan pola asuh orang tua otoriter yang mana anak harus sesuai dan menurut kehendak dari orang tua dalam hal belajar dan masalah pendidikan, untuk yang selanjutnya yaitu pola asuh orang tua laissez faire yaitu di antara dua pengertian tersebut dalam arti orang tua tidak terlalu mengekang. Pola ini juga sering disebut sebagai praktek demokrasi yang salah. Orang tua hanya bersikap pasif dan masing-masing memiliki dampak, baik positif maupun negatif dan harus kita akui orang tua memang sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dan ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi belajar anak.Hal inilah yang menarik hati penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTSN) NGANTRU TULUNGAGUNG”

http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/08/pengaruh-pola-asuh-orang-tua-terhadap.html

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn).I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang MasalahOrang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga kecil. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting.Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tuanya. Swhingga orang tua merupakan dasar pertama dalam pembentukan pribadi anak.Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Upaya- upaya tersebut dapat terwujud apabila di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat.Menurut Stewart dan Koch (1983: 178) mengatakan bahwa pola asuh pada orang tua ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. Menurut W.J.S Purwadarrninto ( 1987: 767 ) rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Bila berbicara tentang prestasi belajar maka tidak jauh hubungannya dengan lingkungan sekolah. Sekolah adalah sebuah konsep yang mempunyai makna

Page 3: pola asuh orangtua.docx

ganda (Adiwikarto, 1988: 81). Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan segala perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan proses pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Kedua, sekolah berarti suatu kegiatan atau proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkugan kedua yang juga berpengaruh dalam menentukan prestasi belajar pada siswaSekolah dirancang untuk melaksanakan pembimbingan dalam sebagian perkembangan hidup manusia. Sekolah melanjutkan proses sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu dalam keluarga dan lingkungan sekitar rumah tangga, dan menyiapkan anak untuk memasuki tahapan hidup selanjutnya.Di sekolah guru mengajarkan berbagai pengetahuan yang belum di dapatkan oleh anak. Pengetahuan tersebut digolong- golongkan kedalam bentuk mata pelajaran misalnya PKn, Matematika, Ips, Ipa, Bahasa Indonesia,dan masih banyak lainnya. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Sehingga anak dapat mengetahui hal- hal yang diperbolehkan dan tidak dalam melakukan sesuatu.Dengan demikian pola asuh yang diciptakan di lingkungan keluarga dengan pendidikan dilingkungan sekolah terutama dalam mata pelajaran PKn saling mempengaruhi pada diri anak dalam mencapai prestasi belajar pada anak demi masa depannya kelak, yang mana pada pelajaran ini ada kaitannya dengan segala bentuk tingkah laku anak. Dari sinilah penulis mengangkat penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua guna mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn. Khususnya orang tua yang menyekolahkan anak- anaknya di SD Pilang 1 Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.1.2 Identifikasi MasalahAdapun identifikasi masalah yang dapat di ambil dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:1) Apakah yang dimaksud dengan Pola Asuh ?2) Ada berapa macamkah Pola Asuh yang diterapkan oleh orangtua?3) Apa yang dimaksud dengan pola asuh demokratis, otoriter, dan juga permisif itu.4) Apa saja faktor yang mempengaruhi prestasi belajar?5) Apakah Pola Asuh yang di berikan orangtua mempengaruhi prestasi belajar pada anak?6) Pola asuh yang mana yang sesuai dan layak diberikan kepada anak- anak?1.3 Pembatasan MasalahAdapun batasan masalah yang penulis sajikan dalam penelitian ini mengenai Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)1.4 Rumusan MasalahBerdasarkan dari latar belakang yang ada maka dapat diperoleh rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu ”Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak.1.5 Tujuan PenelitianDalam penelitian terdapat tujuan- tujuan tertentu yang diharapkan oleh peneliti. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini tidak lain adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar anak di sekolah terutama di Sd Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora”.

Page 4: pola asuh orangtua.docx

1.6 Manfaat Penelitiana. Manfaat TeoitisPenelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak di sekolah” sehingga dapat dijadikan wahana untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak.b. Manfaat Praktis- Bagi orang tuaDengan penerapan pola asuh yang sesuai, orang tua paham dan sadar akan pentingnya pola asuh bagi seorang anak dalam membantu tercapainya prestasi belajar pada anak.- Bagi anakPenerapan pola asuh orang tua yang sesuai terhadap anak dapat memberikan manfaat bagi anak. Misalnya anak akan jauh lebih mandiri saat belajar, Anak dapat belajar dengan nyaman di rumah, selain itu tidak ada pembatas antara orang tua dan anak dalam keluarga (terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak), anak dapat bebas bertanya dan mengungkapkan perasaan kepada orang tuanya, anak juga dapat berlatih bertanggung jawab atas perilaku yang akan dan sudah dilakukan, serta yang paling utama anak lebih bertanggung jawab dalam kemajuan prestasinya di sekolah.- Bagi guruPola asuh orang tua juga dapat memberi manfaat guru ketika anak ada dalam pengawasan di sekolah. Manfaat tersebut tidak lain proses pembelajaran dapat berjalan dengan tepat waktu, mempermudah guru dalam mengawasi perkembangan prestasi belajar anak disekolah dan guru juga dapat lebih mengenal tabiat anak didiknya.II. Kajian Pustaka2.1 Kajian Teori1. Hakikat Pola Asuh Orang Tuaa. Pengertian Pola AsuhKeluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda, karena setiap masing- masing orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu yang beda pula.Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anak. Selama proses pengasuhan orang itualah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.Menurut Darling (2003;1) mendefinisikan pengasuhan orang tua adalah aktivitas komplek termasuk banyak perilaku spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama- sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak. Berk (2000) dalam socialization with in the family (Anonim, 2003;1) pola asuh orang tua adalah daya upaya ortu dalam memainkan aturan secara luas di dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk- bentuk

Page 5: pola asuh orangtua.docx

perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.b. Macam- macam Pola Asuh Orang TuaAnak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya.Menurut Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: Pola asuh otoriter, Pola asuh demokartis, dan Pola asuh permisif. Ketiga pola asuh orang tua tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:1) Pola asuh otoriter.Yaitu pola asuh yang menetapkan standar mutlak yang harus dituruti. Kadangkala disertai dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, tidak akan diajak bicara atau bahkan dicubit.Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak, orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.Dalam penelitian Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Sementara itu, menurut Sutari Imam Barnadib (1986: 24) dikatakan bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya. Sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah (1964: 16) orang tua adalah : orang tua amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintah orangtua. dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat.Orang tua seperti itu akan membuat anak tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan seringkali menarik diri dari lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak dapat merencakan sesuatu.2) Pola asuh Demokratis.yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu untuk mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini kasih sayangnya cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua mendasarkan tindakannya pada rasio. Mereka bersikap realistis terhadap kemampuan anak dan tidak berharap berlebihan.Baumrind & Black (dalam Hanna Wijaya, 1986: 80) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan orang tua yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab.Hasilnya anak-anak menjadi mandiri, mudah bergaul, mampu menghadapi stres, berminat terhadap hal-hal baru dan bisa bekerjasama dengan orang lain.3) Pola Asuh permitif

Page 6: pola asuh orangtua.docx

Tipe ini kerap memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak.Menurut Stewart dan Koch (1983: 225) menyatakan bahwa Orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali, Anak dituntut atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa, dan Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Orang tua tipe ini memberikan kasih sayang berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial.2. Prestasi belajara)Pengertian prestasiMenurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Sedang menurut W.J.S Winkel Purwadarmtinto berbicara bahwa “ prestasi adalah hasil yang dicapai “. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Yang mana prestasi tersebut merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan hahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.b) Pengertian belajarBelajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. (dalam http://andysapta.blogspot.com)Mutubin syah (1996) yang mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sedang menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Jadi belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.c) Pengertian prestasi belajar.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raportWinkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Prestasi belajar yang dicapai oleh anak disekolah merupakan suatu kebanggaan bagi anak dan juga orang tua. Oleh karena itu, orang tua dirasa perlu memberikan bimbingan belajar di rumah, khususnya anak usia SD. Bimbingan dan peranan orang tua sangatlah diperlukan. Tetapi hal tersebut sering sulit

Page 7: pola asuh orangtua.docx

dilakukan karena terbentur kesulitan waktu karena banyak orang tua yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga para orang tua kesulitan waktu dalam membimbing anak- anak mereka.Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.d) Faktor - faktor yang mempengaruhi PrestasiUntuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Adapun faktor- factor yang mempengaruhi prestasi adalah sebagai berikut:a. Faktor internFaktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu berhubungan dengan kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan juga motivasi. Ke empat hal tersebutlah yang menjadikan pendorong dalam prestasi belajar seorang individu.b. Faktor EksternFaktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekolah dajuga lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.3. Mata Pelajaran PKnTugas pendidikan adalah sebagai alat bantu dalam memekarkan potensi yang dimiliki anak. Penyeragaman dan gaya indoktrinasi dalam pendidikan merupakan teknik usang dalam mendidik yang harus ditinggalkan. Pendidikan hendaknya dipandang sebagai proses pengembangan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik secara integral yang meliputi ranah kognitif, apektif dan psikomotorik.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain hal tersebut pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara Indonesia.Sehingga dapat dikatakan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) khususnya di sekolah dasar merupakan pelajaran yang sangat penting dan mendalam bagi anak-anak. Dalam hal ini

Page 8: pola asuh orangtua.docx

menyangkut tingkah laku dan moral anak dalam kehidupan bermasyarakat. Dari sinilah penyaji tertarik mengangkat mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang dijadikan objek penelitian. Yang mana pada mata pelajaran ini ada hubungannya dengan pengaruh orangtua terhadap anak dengan prestasi belajarnya.4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar.Tugas orang tua ialah membantu anak dalam menyiapkan masa depannya. Waktu pendidikan di sekolah yang relatif singkat tidak membantu banyak dalam menyelesaikan masalah dalam membentuk pribadi anak.Begitu juga dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak. Orang tua tidak dapat memaksakan semua kehendaknya dalam diri anak demi kepentingan pribadi. Pola pengasuhan orang tua yang baik akan berpengaruh baik pada prestasi belajar anak,dan sebaliknya apabila Pola pengasuhan orang tua yang di ciptakan pada anak tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula pada prestasi belajar anak, sehingga orang tua harus dapat memilih pola pengasuhan yang tepat bagi anak agar tidak menyesal, yang mana akan berdampak buruk pada masa depan anak kelak.2.2 Penelitian yang relevanAbdul ghofur mengatakan bahwa pola asuh orangtua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan. Oleh karena itu orang tua harus benar- benar mawas diri dan sungguh- sungguh dalam menanamkan nilai- nilai kehidupan serta norma- norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar.Dari penelitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn dengan harapan agar orang tua, guru dan juga anak dapat menyelaraskan antara pendidikan di sekolah dan keluarga di bawah pengasuhan orang tua yang tepat.2.3 Kerangka BerfikirKondisi awal : - Orang tua belum menerapkan pola pengasuhan anak yang layak diterapkan bagi anak- anaknya.- Anak belum dapat meningkatkan prestasi belajar PKn.Tindakan : - Orang tua memilih bentuk pola asuh mendidik anak- anaknya dengan memilih salah satu dari tiga pola asuh yang sudah ada.Pola pengasuhan orangtua(otoriter, demokratis, permisif)Orangtua AnakKondisi akhir :- Dengan pemilihan pola asuh yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar PKn anak.

Prestasi belajar

Page 9: pola asuh orangtua.docx

2.4 Hipotesis Penelitian- Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak- Hipotesis: Dengan adanya pengaruh dari pola asuh orang tua anak dapat meningkatkan prestasi belajar.III. Metode penelitian3.1 Jenis penelitian dan lokasi Penelitiana. Jenis PenelitianJenis penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui variabel satu dengan variabel lainnya yaitu pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar PKn anak di sokolah.b. Lokasi PenelitianLokasi yang hendak digunakan peneliti untuk mengadakan. Penelitian dilakukan di SD Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora.3.2 Variabel PenelitianNilai Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif.. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Pengukuran variabel penting bagi setiap penelitian sosial, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungan konsep yang abstrak dengan realitas.Berdasarkan pada kajian teori yang ada maka dapat diketahui variabel- variabel dalam penelitian ini. Variabel tersebut ada dua macam yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:- Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah Pengaruh pola asuh orang tua.- Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn.3.3 Populasi dan Sampel penelitian- PopulasiPopulasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan akan digeneralisasikan. Maksud generalisasi adalah menyangkut kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Hadi, 2000).Populasi dalam penelitian ini diambil keseluruhan siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.- SampelSampel adalah sebagian individu dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Penelitian ini tidak semua populasi dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi yang representatif yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan karakteristik dari populasi (Hadi, 2000).Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa dari populasi.3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan DataDefinisi operasional.Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan (http://rakim-

Page 10: pola asuh orangtua.docx

ypk.blogspot.com).a)Pola Asuh orangtuaPada penelitian ini yang maksud dengan pola asuh orangtua adalah bentuk pengasuhan orangtua terhadap anak- anaknya dalam menciptakan peraturan- peraturan demi keberhasilan anak di masa depan. b) Prestasi belajarPada penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar pada mata pelajaran PKn pada jangka waktu tertentu. Misalnya dalam jangka waktu satu semester.Prestasi belajar pada mata pelajaran PKn dapat diukur dengan menggunakan tes akhir semester mata pelajaran PKn. Yang mana dengan tes ini dapat di ketahui nilai atau hasil yang diperoleh setelah belajar pelajaran pkn dalam waktu satu semester.

Table 1.Kisi- kisi pada aspek dalam pengaruh pola asuh orang tua.

NoAspekSup AspekIndikatorNomorJumlah soal1.Pola asuh orang tua.a. pola asuh otiriter1. Kontrol terhadap anak bersifat kaku2. Komunikasi bersifat memerintah.3. Penekanan pada pemberian hukuman.4. Disiplin pada orang tua bersifat kaku.

Melakukan 22 1, 4, 7,9, 11

5

b. pola asuh demokratis.

Page 11: pola asuh orangtua.docx

c. pola asuh permisif.1. Kontrol terhadap anak relatif longgar2. Komunikasi dua arah.3. Hukuman diberikansesuai dengan tingkatkesalahan anak.4. Disiplin terbentuk atas komitmen bersama.

1. Kontrol terhadap anaklemah atau sangatlonggar2. Komunikasi sangatbergantung pada anak.3. Hukuman ataukonsekuensi perilakutergantung pada anak.4. Disiplin terhadap anaksangat longgar, orangtua bersifat bebas.2, 5, 8, 10, 14

3, 6, 9, 12, 135

5

Page 12: pola asuh orangtua.docx

3.5 Teknik Analisis DataDalam penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu pengaruh pola asuh dan prestasi belajar. Dalam analisis data, Pengolahan data dalam penelitian ini dapat menggunakan korelasi Spearman Rho menggunakan SPSS 11 For Windows Release yang diikuti dengan uji coba angket guna mengetahui validitas dan reliabilitas angket yang digunakan, Sehingga hasil yang didapat dapat penelitian dapat benar- benar dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.Uji Validitas InstrumenValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998:160). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.Uji Reliabilitas InstrumenSelain data harus valid, alat ukur yang dignakan juga harus dapat memenuhi standar reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika alat tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik yang dipakai untuk menentukan reliabilitas adalah dengan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 1998:186).

http://prakusuma.blogspot.com/