pokok pikiran kapprtbm utk ruu pprt

3
JARI PPTKILN Pokok-Pokok Pikiran RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga KA PPRTBM (Komite Aksi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Buruh Migran): KSPI, KSBSI, KSPSI, JALA PRT, JARI PPTKILN 1 No Hal Yang Harus Diatur Pokok-Pokok Pikiran 1 Pengakuan PRT sebagai Pekerja 1. Bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan sesuai dengan harkat, martabat, dan asasinya sebagai manusia sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Bahwa PRT selama ini melakukan pekerjaan dengan memenuhi unsur upah, perintah dan pekerjaan, dengan demikian PRT adalah pekerja yang berhak atas hak-hak normatif dan perlindungan sebagaimana yang diterima pekerja pada umumnya. 3. Bahwa diskiriminasi dan stigmatisasi terhadap PRT dan pekerjaannya karena bias jenis kelamin, kelas, ras sebagai pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan, tidak bernilai ekonomis dan rendah harus dihentikan. 4. Bahwa rentan terjadi eksploitasi dan kekerasan di tempat kerja yang merupakan wilayah domestik dikarenakan belum ada payung hukum berupa peraturan perundang-undangan yang melindungi PRT. 5. Bahwa perlindungan terhadap Pekerja Rumah Tangga ditujukan untuk menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan, hak-hak Pekerja Rumah Tangga dan kesejahteraan Pekerja Rumah Tangga beserta keluarganya. 6. Menuntut dan mendesak DPR RI dan pemerintah untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) pada tahun 2012 dengan mengacu pada prinsip-prinsip fundamental yaitu DUHAM, CEDAW, Konvensi Sipol dan Ekosob, berbagai konvensi anti diskriminasi jenis kelamin, rasial, anti penyiksaan, penghapusan perdagangan, anti perbudakan, perlindungan anak, perlindungan hak buruh migrant dan anggota keluarganya, berbagai Konvensi ILO, sebagai berikut: Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat, Konvensi ILO No.98 tentang Hak untuk Berunding dan Bernegosiasi, Konvensi ILO No. 100 tentang Pengupahan Yang Sama Untuk Laki-Laki dan Perempuan Untuk Pekerjaan Yang Sama, Konvensi ILO No. 111 tentang Non Diskriminasi, Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum Kerja, Konvensi ILO No. 182 tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak,Konvensi ILO No. 29 tentang Kerja Paksa, Konvensi ILO No.105 tentang Kerja Paksa dan Konvensi ILO No.189 tentang Kerja Layak PRT 2 Kategori Kerja Mengingat luasnya lingkup pekerjaan PRT perlu adanya pembatasan waktu kerja dan beban kerja dan kategorisasi pekerjaan PRT. 3 Syarat-syarat dan kondisi kerja a. Perjanjian Kerja 1. Hubungan kerja antara PRT dan majikan dibuat dalam perjanjian kerja tertulis. Perjanjian kerja tertulis untuk mencegah pelanggaran hak-hak yang faktanya selama ini terjadi pada PRT yang bekerja di wilayah privat. 2. Perjanjian kerja antara PRT dengan Pemberi Kerja yang dibuat sekurang-kurangnya memuat: a. identitas para pihak; b. alamat tempat bekerja;

Upload: ruuprt

Post on 07-Aug-2015

17 views

Category:

Law


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pokok pikiran kapprtbm utk ruu  pprt

JARI

PPTKILN

Pokok-Pokok Pikiran RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga KA PPRTBM (Komite Aksi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Buruh Migran):

KSPI, KSBSI, KSPSI, JALA PRT, JARI PPTKILN

1

No Hal Yang Harus Diatur

Pokok-Pokok Pikiran

1 Pengakuan PRT sebagai Pekerja

1. Bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan sesuai dengan harkat, martabat, dan asasinya sebagai manusia sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Bahwa PRT selama ini melakukan pekerjaan dengan memenuhi unsur upah, perintah dan pekerjaan, dengan demikian PRT adalah pekerja yang berhak atas hak-hak normatif dan perlindungan sebagaimana yang diterima pekerja pada umumnya.

3. Bahwa diskiriminasi dan stigmatisasi terhadap PRT dan pekerjaannya karena bias jenis kelamin, kelas, ras sebagai pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan, tidak bernilai ekonomis dan rendah harus dihentikan.

4. Bahwa rentan terjadi eksploitasi dan kekerasan di tempat kerja yang merupakan wilayah domestik dikarenakan belum ada payung hukum berupa peraturan perundang-undangan yang melindungi PRT.

5. Bahwa perlindungan terhadap Pekerja Rumah Tangga ditujukan untuk menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan, hak-hak Pekerja Rumah Tangga dan kesejahteraan Pekerja Rumah Tangga beserta keluarganya.

6. Menuntut dan mendesak DPR RI dan pemerintah untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) pada tahun 2012 dengan mengacu pada prinsip-prinsip fundamental yaitu DUHAM, CEDAW, Konvensi Sipol dan Ekosob, berbagai konvensi anti diskriminasi jenis kelamin, rasial, anti penyiksaan, penghapusan perdagangan, anti perbudakan, perlindungan anak, perlindungan hak buruh migrant dan anggota keluarganya, berbagai Konvensi ILO, sebagai berikut: Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat, Konvensi ILO No.98 tentang Hak untuk Berunding dan Bernegosiasi, Konvensi ILO No. 100 tentang Pengupahan Yang Sama Untuk Laki-Laki dan Perempuan Untuk Pekerjaan Yang Sama, Konvensi ILO No. 111 tentang Non Diskriminasi, Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum Kerja, Konvensi ILO No. 182 tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak,Konvensi ILO No. 29 tentang Kerja Paksa, Konvensi ILO No.105 tentang Kerja Paksa dan Konvensi ILO No.189 tentang Kerja Layak PRT

2 Kategori Kerja Mengingat luasnya lingkup pekerjaan PRT perlu adanya pembatasan waktu kerja dan beban kerja dan kategorisasi pekerjaan PRT.

3 Syarat-syarat dan kondisi kerja a. Perjanjian Kerja 1. Hubungan kerja antara PRT dan majikan dibuat dalam perjanjian kerja

tertulis. Perjanjian kerja tertulis untuk mencegah pelanggaran hak-hak yang faktanya selama ini terjadi pada PRT yang bekerja di wilayah privat.

2. Perjanjian kerja antara PRT dengan Pemberi Kerja yang dibuat sekurang-kurangnya memuat: a. identitas para pihak; b. alamat tempat bekerja;

Page 2: Pokok pikiran kapprtbm utk ruu  pprt

JARI

PPTKILN

Pokok-Pokok Pikiran RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga KA PPRTBM (Komite Aksi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Buruh Migran):

KSPI, KSBSI, KSPSI, JALA PRT, JARI PPTKILN

2

c. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian; d. hak dan kewajiban kedua belah pihak; e. syarat-syarat dan kondisi kerja yang meliputi (sesuai dengan

standar normative): 1. lama jam kerja dalam sehari; 2. lama hari kerja dalam seminggu; 3. waktu istirahat harian selama jam kerja; 4. libur mingguan sekurang-kurangnya 24 jam per minggu; 5. cuti tahunan berbayar; 6. Tunjangan Hari Raya PRT; 7. jaminan sosial; 8. fasilitas kerja termasuk kesehatan dan keselamatan kerja3; 9. penyediaan makanan yang sehat, layak dan tepat waktu; 10. penyediaan akomodasi yang layak bagi kesehatan, aksesible

dalam watsan, komunikasi, sosialisasi dan keselamatan, keamanan

f. upah, besaran upah, metode penghitungan dan tata cara pembayarannya; kenaikan upah dan upah lembur;

g. hak untuk berorganisasi, berserikat; h. jenis dan uraian pekerjaan kerumahtanggaan yang dilaksanakan; i. penyelesaian perselisihan; j. bantuan hukum; k. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; l. periode masa percobaan atau uji coba, jika ada; m. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja termasuk saksi-

saksi dari pihak-pihak b. Upah 1. Upah yang diterima oleh PRT adalah upah minimum khusus PRT

kabupaten/kota yang berlaku di tempat PRT bekerja. 2. Besaran upah ditetapkan oleh Pemerintah atas Usulan Dewan

Pengupahan Nasional dan Daerah 3. Penghitungan upah juga didasarkan dengan kategori PRT penuh waktu

atau paruh waktu 4. Praktek terbaik yang sudah berlaku antara PRT dan Pemberi Kerja tetap

dipertahankan.

c. THR 1. Bahwa PRT berhak atas Tunjangan Hari Raya sesuai dengan agama dan kepercayaannya seperti pekerja lain pada umumnya yang paling lambat diberikan 14 (empat belas) hari sebelum Hari Raya sesuai yang ditetapkan dalam kalender nasional.

2. THR diberikan dengan besarannya sebesar sekurang-kurangnya 1x upah/bulan.

d. Waktu kerja 1. PRT berhak mendapatkan perlindungan batasan jam kerja. a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)

minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. 2. Waktu kerja dilakukan secara akumulatif sesuai dengan kesepakatan

antara PRT dan Pemberi Kerja.

Page 3: Pokok pikiran kapprtbm utk ruu  pprt

JARI

PPTKILN

Pokok-Pokok Pikiran RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga KA PPRTBM (Komite Aksi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Buruh Migran):

KSPI, KSBSI, KSPSI, JALA PRT, JARI PPTKILN

3

e. Istirahat harian, Libur Mingguan

1. PRT berhak mendapatkan istirahat antara jam kerja, paling sedikit 1 (satu) jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus

2. PRT berhak atas libur mingguan 1 (satu) hari 3. Waktu melaksanakan ibadah tidak termasuk jam istirahat

f. Cuti Bahwa PRT berhak atas cuti g. Jaminan Sosial Bahwa PRT harus mendapatkan jaminan sosial tanpa batas dan diskriminasi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. h. Pendidikan dan

Pelatihan 1. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja PRT maka

pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara gratis dan berkualitas melalui Balai Latihan Kerja yang bisa diakses oleh PRT.

2. Pendidikan dan Pekatihan harus mencakup sebagai berikut: a. pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan yang

berbasiskan perlindungan b. pendidikan untuk ketrampilan kerja

i. Usia Kerja 1. Batas usia minimum PRT adalah 18 (delapan belas) tahun.

2. Untuk memberlakukan batas usia minimum PRT memerlukan masa transisi.

3. Pemberlakuan masa transisi untuk penghapusan bertahap PRTA bisa dilakukan dengan diiringi dengan perbaikan Program Pendidikan untuk anak-anak seperti Program Wajib Belajar yang sekarang 9 tahun hanya mencapai usia SLTP/SMP atau 15 tahun, dalam waktu kurun 1-5 tahun mendatang, Pemerintah harus meningkatkan Program Wajib Belajar menjadi 12 tahun hingga usia tamat SLTA/SMU atau 18 tahun.

4 Penyelesaian Perselisihan

Penyelesaian perselisihan PRT dengan Pemberi Kerja mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku dengan Revisi UU PHI atau dilakukan melalui : 1. Musyawarah 2. Mediasi 3. Pengadilan hubungan kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku yang mewadahi hubungan kerja PRT dengan Pemberi Kerja

5 Serikat Pekerja/ Serikat Buruh

PRT berhak bergabung dalam serikat pekerja/serikat buruh baik menjadi anggota maupun pengurus.

6 Pengawasan Untuk menjamin perlindungan terhadap PRT dilakukan pengawasan oleh Dinas atau Satuan Kerja Perangkat Daerah di bidang Ketenagakerjaan.

7 Informasi Kerja Balai Latihan Kerja bisa memfasilitasi informasi kerja dengan informasi bursa kerja secara berkala

8 Penyedia Jasa Informasi

Tuntutan ke-1: Penyedian Jasa/Agen dihapus Alternatif: Penyedia jasa informasi hanya mengelola informasi mengenai permintaan PRT dan tidak boleh melakukan perekrutan, penddidikan pelatihan dan penempatan.