po bab 3
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 PO BAB 3.
1/4
A. Latar Belakang
Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi
perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan
perilaku. Adakah kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh
pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karenakomponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu
mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka.
eseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif
yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek!aspek lapangan kerja mereka, ada tiga
sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional.
eseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan!perasaan
positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki
perasaan!perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. "eterlibatan pekerjaan
, mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan
mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk
penghargaan diri. "aryawan yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang
tinggi sangat memihak dan benar!benar peduli dengan bidang pekerjaan yang
mereka lakukan. #ingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang
tinggi benar!benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja
pekerjaan. "eterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan
tertentu seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti
memihak organisasiyang merekrut individu tersebut.
Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas
dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaanyang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja A
selama $% tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja
merasa puas dengan pekerjaan mereka. &eskipun jarak persentasinya lebar, tetapi
lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak
puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja ' dari segi kepuasan kerja (kerja
itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan kerja), menikmati
kerja itu sendirihampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan. Dengan perkataan lain,
sebagian besar individu lebih menyukai kerja yang menantang dan membangkitkan
semangat daripada kerja yang dapat diramalkan dan rutin.
Drs. *artoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi
suatu perusahaan kurang lebih + bulan. *artoyo bekerja pada perusahaan ssetelah
dia pension dari tentara. emangat kerja departemennya rendah sejak dia
-
8/18/2019 PO BAB 3.
2/4
bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak
puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, *artoyo bertanya pada Drs. Abdul *alim, Ak.,
manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja
yang rendah dalam departemen produksi. Abdul *alim menjawab bahwa dia telahmendengar secara informal melalui komunikasi grapevine- , bahwa para karyawan
*artoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat
sendiri olehnya. Dia (*artoyo) menyatakan, Dalam tentara, saya membuat semua
keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk
berbuat seperti itu-.
A/A "0P0&1&P12A2
3.3 A/A "0P0&1&P12A2 4#4"5A#1
&enurut analisa contoh kasus diatas merupakan contoh dari gaya kepemimpinan
otokratis. aya kepemimpinan otokratis adalah bentuk ekstrim dari kepemimpinan
transaksional dimana pemimpin memiliki kekuasaan yang absolute atas karyawan
atau timnya. "aryawan dan anggota tim memiliki sedikit peluang untuk
memberikan saran, bahkan ketika saran itu demi kebaikan organisasi. "ebanyakan
orang tidak suka diperlakukan seperti ini. "arena itu, kepemimpinan otokratis
biasanya mengarah pada tingkat absentisme dan pergantian karyawan yang tinggi.
6ntuk beberapa pekerjaan rutin dan tidak terlatih, gaya ini bisa bertahan efektif di
mana manfaat dari kendali jauh melebih kelemahannya.
3.7 "062#62A2 DA2 "0L0&A*A2 A/A "0P0&1&P12A2 4#4"5A#1
"euntungan 8
Pekerjaan cepat terselesaikan
#idak ada penumpukan pekerjaan
-
8/18/2019 PO BAB 3.
3/4
"elemahan 8
#idak terjalin sosialisasi yang baik antara atasan dan bawahan
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
jabatannya.
9ormalitas yang berlebihan
&enuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
#idak mau menerima kritik dari bawahan
3.$ &4#1:A1 BA;A*A2
&otivasi bawahan hartoyo di departemen produksi adalah bekerja untuk
menghasilkan produksi dengan maksimal berbeda dengan motivasi bawaha2
*artoyo sewaktu di tentara yaitu untuk memiliki mental yang kuat dan kedisiplinan
yang tinggi. Dengan motivasi yang berbeda maka gaya kepemimpinannya pun
berbeda, di kemiliteran cocok dengan gaya kepemimpinan otokratis karena dapat
melatih mental dan kedisiplinan para tentara tetapi jika gaya kepemimpinan
otokratis diterapkan pada bawahan *artoyo di departemen produksi sangat tidak
cocok karena para bawahan perlu distimulasi agar bekerja secara kooperatif untukmencapai tujuan bersama dengan pemimpin yang berpangkal pada kepentingan
dan kebutuhan bawahannya dan mempertimbangkan kesanggupan serta
kemampuan bawahannya.
"420"6021 DA2 A5A2
7.3 "420"6021
-
8/18/2019 PO BAB 3.
4/4
ebaiknya *aryoto mengubah gaya kepemimpinannya yang otokratis menjadi gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan di departemen produksi, dan menurut
saya gaya kepemimpinan yang tepat yaitu gaya kepemimpinan demokratis.
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinan bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah!tengah anggota kelompoknya,
pemimpin selalu berusaha menstimulasi para bawahannya agar bekerja secarakooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha!usahanya, ia
selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan bawahannya, dan
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan bawahannya.
Dalam kepemimpinan demokratis keputusan merupakan hasil musyawarah,
pimpinan memberikan masukan sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan
yang ditawarkan kepada bawahan, pemimpin dalam kelompok bertindak aktif dan
penilaian yang dilakukan oleh pemimpin adalah bersifat objektif.