po bab 3

Upload: eko-putra-siburian

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 PO BAB 3.

    1/4

    A. Latar Belakang

    Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi

    perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan

    perilaku. Adakah kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh

    pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karenakomponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu

    mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka.

    eseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif

    yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek!aspek lapangan kerja mereka, ada tiga

    sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional.

    eseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan!perasaan

    positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki

    perasaan!perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. "eterlibatan pekerjaan

    , mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan

    mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk

    penghargaan diri. "aryawan yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang

    tinggi sangat memihak dan benar!benar peduli dengan bidang pekerjaan yang

    mereka lakukan. #ingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang

    tinggi benar!benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja

    pekerjaan. "eterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan

    tertentu seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti

    memihak organisasiyang merekrut individu tersebut.

    Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas

    dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaanyang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja A

    selama $% tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja

    merasa puas dengan pekerjaan mereka. &eskipun jarak persentasinya lebar, tetapi

    lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak

    puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja ' dari segi kepuasan kerja (kerja

    itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan kerja), menikmati

    kerja itu sendirihampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan

    tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan. Dengan perkataan lain,

    sebagian besar individu lebih menyukai kerja yang menantang dan membangkitkan

    semangat daripada kerja yang dapat diramalkan dan rutin.

    Drs. *artoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi

    suatu perusahaan kurang lebih + bulan. *artoyo bekerja pada perusahaan ssetelah

    dia pension dari tentara. emangat kerja departemennya rendah sejak dia

  • 8/18/2019 PO BAB 3.

    2/4

    bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak

    puas dan agresif.

    Pada jam istirahat makan siang, *artoyo bertanya pada Drs. Abdul *alim, Ak.,

    manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja

    yang rendah dalam departemen produksi. Abdul *alim menjawab bahwa dia telahmendengar secara informal melalui komunikasi grapevine- , bahwa para karyawan

    *artoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat

    sendiri olehnya. Dia (*artoyo) menyatakan, Dalam tentara, saya membuat semua

    keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk

    berbuat seperti itu-.

    A/A "0P0&1&P12A2

    3.3 A/A "0P0&1&P12A2 4#4"5A#1

    &enurut analisa contoh kasus diatas merupakan contoh dari gaya kepemimpinan

    otokratis. aya kepemimpinan otokratis adalah bentuk ekstrim dari kepemimpinan

    transaksional dimana pemimpin memiliki kekuasaan yang absolute atas karyawan

    atau timnya. "aryawan dan anggota tim memiliki sedikit peluang untuk

    memberikan saran, bahkan ketika saran itu demi kebaikan organisasi. "ebanyakan

    orang tidak suka diperlakukan seperti ini. "arena itu, kepemimpinan otokratis

    biasanya mengarah pada tingkat absentisme dan pergantian karyawan yang tinggi.

    6ntuk beberapa pekerjaan rutin dan tidak terlatih, gaya ini bisa bertahan efektif di

    mana manfaat dari kendali jauh melebih kelemahannya.

      3.7 "062#62A2 DA2 "0L0&A*A2 A/A "0P0&1&P12A2 4#4"5A#1

      "euntungan 8

    Pekerjaan cepat terselesaikan

     #idak ada penumpukan pekerjaan

  • 8/18/2019 PO BAB 3.

    3/4

      "elemahan 8

     #idak terjalin sosialisasi yang baik antara atasan dan bawahan

    Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan

     jabatannya.

    9ormalitas yang berlebihan

    &enuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan

     #idak mau menerima kritik dari bawahan

    3.$ &4#1:A1 BA;A*A2

    &otivasi bawahan hartoyo di departemen produksi adalah bekerja untuk

    menghasilkan produksi dengan maksimal berbeda dengan motivasi bawaha2

    *artoyo sewaktu di tentara yaitu untuk memiliki mental yang kuat dan kedisiplinan

    yang tinggi. Dengan motivasi yang berbeda maka gaya kepemimpinannya pun

    berbeda, di kemiliteran cocok dengan gaya kepemimpinan otokratis karena dapat

    melatih mental dan kedisiplinan para tentara tetapi jika gaya kepemimpinan

    otokratis diterapkan pada bawahan *artoyo di departemen produksi sangat tidak

    cocok karena para bawahan perlu distimulasi agar bekerja secara kooperatif untukmencapai tujuan bersama dengan pemimpin yang berpangkal pada kepentingan

    dan kebutuhan bawahannya dan mempertimbangkan kesanggupan serta

    kemampuan bawahannya.

    "420"6021 DA2 A5A2

    7.3 "420"6021

     

  • 8/18/2019 PO BAB 3.

    4/4

    ebaiknya *aryoto mengubah gaya kepemimpinannya yang otokratis menjadi gaya

    kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan di departemen produksi, dan menurut

    saya gaya kepemimpinan yang tepat yaitu gaya kepemimpinan demokratis.

    Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinan bukan sebagai

    diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah!tengah anggota kelompoknya,

    pemimpin selalu berusaha menstimulasi para bawahannya agar bekerja secarakooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha!usahanya, ia

    selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan bawahannya, dan

    mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan bawahannya.

    Dalam kepemimpinan demokratis keputusan merupakan hasil musyawarah,

    pimpinan memberikan masukan sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan

    yang ditawarkan kepada bawahan, pemimpin dalam kelompok bertindak aktif dan

    penilaian yang dilakukan oleh pemimpin adalah bersifat objektif.