pneumonia interstitial akut

3
Pneumonia Interstitial akut 1. Definisi Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. 2. Patogenesis 3. Penyebab Pneumonitis hipersensitivitas biasanya merupakan penyakit akibat pekerjaan, dimana terjadi pemaparan terhadap debu organik ataupun jamur, yang menyebabkan penyakit paru akut maupun kronik. Pemaparan juga bisa terjadi di rumah, yaitu dari jamur yang tumbuh dalam alat pelembab udara, sistem pemanas maupun AC. Penyakit akut bisa terjadi dalam waktu 4-6 jam setelah pemaparan, yaitu pada saat penderita keluar dari daerah tempat ditemukannya alergen. Penyakit kronik disertai perubahan pada foto rontgen dada bisa terjadi pada pemaparan jangka panjang. Penyakit kronik bisa menyebabkan terjadinya fibrosis paru (pembentukan jaringan parut pada paru). 4. Gejala - batuk, - demam, - menggigil, - sesak nafas, dan - merasa tidak enak badan. 5. Diagnosa

Upload: diky-hardiyansyah

Post on 28-Jun-2015

373 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia Interstitial akut

Pneumonia Interstitial akut

1. Definisi

Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi

mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.

2. Patogenesis

3. Penyebab

Pneumonitis hipersensitivitas biasanya merupakan penyakit akibat pekerjaan, dimana terjadi

pemaparan terhadap debu organik ataupun jamur, yang menyebabkan penyakit paru akut

maupun kronik. Pemaparan juga bisa terjadi di rumah, yaitu dari jamur yang tumbuh dalam alat

pelembab udara, sistem pemanas maupun AC.

Penyakit akut bisa terjadi dalam waktu 4-6 jam setelah pemaparan, yaitu pada saat penderita

keluar dari daerah tempat ditemukannya alergen. Penyakit kronik disertai perubahan pada foto

rontgen dada bisa terjadi pada pemaparan jangka panjang. Penyakit kronik bisa menyebabkan

terjadinya fibrosis paru (pembentukan jaringan parut pada paru).

4. Gejala

- batuk,

- demam,

- menggigil,

- sesak nafas, dan

- merasa tidak enak badan.

5. Diagnosa

6. Terapi

Page 2: Pneumonia Interstitial akut

Spirometry

Spirometri tergantung dari usaha pasien; jika pasien tidak dapatmemberikan usaha yang maksimal,

uji spirometri ini dinilai kurangberhasil. Untuk menerapkan uji ini, kebanyakan pasien perlu

diberikandemonstrasi akan teknik yang tepat dan tuntunan selama uji denganmaksud pasien dengan

maksimal melakukan usahanya pada tes ini.Pasien menghembuskan nafas terlebih dahulu kemudia

menghirup udarasemaksimal mungkin dan menghembuskan sekuat dan secepat mungkin,berlanjut

penghembusan udara selama mungkin untuk meyakinkan bahwavolume max telah terukur. Uji ini dapat

diulang sampai mendapat hasilyang konsisten. Spirometri sangatlah aman dan tidak

beresikomenimbulkan komplikasi. Kesalahan yang biasa terjadi pada tes ini adalah saat

menghembuskan secepat-cepatnya dan kesalahan saat menghembuskan napas selama mungkin.

Spirometri dapat membantu mendiferensiasi penyakit obstruksi parudan penyakit restriksi paru(table

3). PPOK (bronchitis kronik atauemfisema) dan asma adalah yang paling biasa menyebabkan

polaobstruktif spirometri. Pola restriktif dapat disebabkan oleh factorekstrapulmoner, seperti

kegemukan, abnormalitas skeletal, seperti kifosisdan skoliosis; efusi pleura, dan oleh penyakit

neuromuscular, sepertimultiple sklerosis dan distrofi otot. Beberapa penyakit sistemik, sepertirematoid

arthritis, sistemik lupus erimatosus dan sarkoidosis, dapatmenyebabkan penyakit interstisial paru,

yang mana dapat menimbulkanpola restriktif pada uji spirometri. Penyebab lain dari penyakit

interstisialparu misalnya adalah pneumokoniasis, keganasan, fibrosis yangdikarenakan efek dari

medikasi (misal: kemoterapi, amiodarone danidiopatik fibrosis).