plk

Upload: arifin-debara

Post on 16-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan kompetitif menuntut penyesuaian yang harus dilakukan oleh perusahaan. Penyesuaian yang harus dilakukan pada perusahaan ini antara lain perusahaan diharapkan untuk membuat lingkungan kerja menjadi lebih menyenangkan, agar dalam perusahaan tercipta kerja sama atau koordinasi antar karyawan yang baik, sehingga akan terjalin sikap saling memberi dorongan antar karyawan satu dengan karyawan lain yang saling menguntungkan. Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang didapat tenaga kerja dengan input yang digunakan. Tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh semangat dan faktor kenyamanan kerja yang mana hal itu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja. Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik bagi tenaga kerja dalam beraktivitas, karena pekerja akan melakukan aktivitasnya yang kurang optimal dan akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak bersemangat dan membosankan, sebaliknya apabila kenyamanan kerja tercipta saat pekerja melakukan aktivitasnya maka pekerja akan melakukan aktivitasnya dengan optimal, dikarenakan kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat baik dan mendukung. Supaya mereka dapat bekerja dengan nyaman dan betah di lingkungan kerja maka diperlukan suhu, intensitas cahaya, suarasuara yang tidak mengganggu, serta efek getaran yang tidak begitu tinggi. Oleh karena itu diperlukan suatu cabang ilmu pegetahuan yang terkait dengan kesesuaian antara manusia dengan pekerjannya atau yang sering disebut Ergonomi.

1

Dengan kondisi lingkungan maka seorang pekerja

kerja yang nyaman dan kondusif,

akan merasa betah dan nyaman bekerja

didalamnya dan ini berhubungan dengan efektifitas kerja yang akan dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, jika keadaan tempat kerja yang ada tidak nyaman, maka dalam bekerja pun akan merasa tidak betah berada didalam ruangan tersebut. Dengan keadaan yang baik, diharapkan hasil yang akan didapat akan baik juga. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam praktikum perancangan lingkungan kerja yaitu : 1. Apakah faktor Pencahayaan mempengaruhi operator dalam melakukan pekerjaan di dalam suatu lingkungan kerja? 2. Apakah faktor Getaran mempengaruhi operator dalam melakukan pekerjaan di dalam suatu lingkungan kerja?3.

Apakah

faktor

Kebisingan

mempengaruhi

operator

dalam

melakukan pekerjaan ? 1.3Tujuan Praktikum Tujuan praktikum perancangan kerja ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap intensitas kerja seorang pekerja. 2. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kerja seorang pekerja. 3. Untuk mengetahui pengaruh getaran dan temperatur terhadap kerja seorang pekerja. 4. Untuk mempratikkan bagaimana membuat suatu desain rancangan lingkungan kerja yang sesuai dan cocok bagi manusia. 1.3Manfaat Praktikum Manfaat dari praktikum perancangan lingkungan kerja ini adalah:

2

1. Praktikan

bisa mengetahui

seberapa pengaruhnya tingkat

kebisingan terhadap intensitas kerja seorang pekerja.2. Praktikan mengetahui pengaruh tingkat pencahayaan yang dapat

mempengaruhi hasil kerja seseorang. 3. Praktikan bisa mengetahui pengaruh getaran terhadap suatu pekerjaan. 4. Praktikan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja seseorang. 5. Praktikan dapat menganalisa dan membuat desain lingkungan kerja yang sesuai dengan hasil analisa praktikum. 1.3Batasan Masalah dan Asumsi 1.3.1Batasan Masalah1. Data diambil dari banyak kesalahan (error) dari kegiatan

pengetikan. 2. Kecepatan getaran berturut-turut adalah 3, 6, 9. 3. Pengaturan cahaya antara 20, 30, 40 lux.4. Untuk ukuran kebisingan atau suara berkisar antara 80,

100 dB,dan 120 dB.5. Pengolahan

data

dilakukan

dengan

menggunakan

software SPSS dan menggunaka cara manual. 6. Untuk cara manual yaitu pengujian keseragaman data dan kecukupan data. 7. Waktu yang digunakan untuk observasi adalah 3 menit. 1.3.1Asumsi Masalah 1. Praktikan belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang masalah praktikum sebelumnya. 2. Kemampuan dan keahlian para operator belum diketahui secara jelas. 3. Peralatan sudah memenuhi standar. 4. Menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dengan nilai k = 23

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kondisilingkungankerja Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak luput dari kekurangan, dalam artikata segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-fakortersebut bisa datang dari dirinya sendiri (intern) atau mungkin dari pengaruh luar(ekstern). Salah satu faktor yang bersal dari luar adalah kondisi lingkungan kerja . Yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti temperature,kelembaban, udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, baubauan, warna dan lain-lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut. 2.2 Ergonomi Ergonomi merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kecocokan atau kesesuaian antara manusia dengan pekerjaannya. Ilmu ergonomi menempatkan manusia titik sentral dan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya. Ergonomi memastikan bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan lingkungan harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan sebaliknya. Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja. Artinya, pekerja akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja (lebih produktif dan berkualitas) ketika4

aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih terperhatikan. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Jadi ergonomi secara singkat juga dapat diartikan aturan atau didefinisikan sebagai ilmu yang hukum dalam bekerja. Secara umum ergonomi mempelajari tentang kesesuaian pekerjaan, alat kerja dan atau tempat atau lingkungan kerja dengan pekerjanya. Semboyan yang digunakan adalah Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan pekerjaannya (Fittingthe Task to the Person and Fitting The Person To The Task). Kohar Sulistiadi dan Sri Lisa Susanti (2003) menyatakan bahwa fokus ilmu ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti dengan kacamata ergonomi, sistem kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan dan bahan harus disesuaikan manusia dengan sifat, kemampuan yang dan harus keterbatasan tetapi bukan manusia

menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan dan bahan. Ilmu ergonomi mempelajari beberapa hal yang meliputi: 1) Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan, sirkulasi udara,desain peralatan dan lainnya. 2) Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan : pendidikan , posturbadan, pengalaman kerja, umur dan lainnya. 3) Bahan-bahan/peralatan dan lainnya. 4) Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya. kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia

5

Sasaran dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman dan tenteram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan produk, kesehatan dankeselamatan kerja serta meningkatkan produktivitas. Dengan mempelajari tentang ergonomi maka kita dapat dan mengurangi kinerja serta resiko penyakit, meminimalkan keuntungan. biaya Peran kesehatan, nyaman saat bekerja dan meningkatkan produktivitas memperoleh banyak ergonomi sangat besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Suatu sistem kerja yang tidak Kondisi berikut menunjukkan beberapabtanda-tanda ergonomi: 1) Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan. 2) Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan. 3) Pekerja sering melakukan kesalahan (human error). 4) Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang. 5) Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja. 6) Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang. 7) Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok. 8) Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup. 9) Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan. 10)Komitmen kerja yang rendah. 11)Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

6

Agar tenaga kerja berada dalam kondisi nyaman dalam pekerjaan adalah yang perlu dikendalikan adalah lingkungan fisik yang mempengaruhi aktifitas manusia, yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti temperatur, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, kelembaban udara, warna danlain-lain yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut. 2.1 Kecepatan reaksi 2.3.1Interaksi sistem manusia mesin Hal pokok dalam hubungan timbal balik dari manusia ke mesin dan dari mesin ke manusia, interaksi adalah yang terpenting. Interaksi secara ergonomis dari sistem manusiamesin adalah sebagai berikut: 1. Persepsi adalah semua informasi pada display. 2. Kontrol adalah operasi secara manual. Ada tiga jenis hubungan interaksi dalam sistem manusiamesin: 1. Manual Yaitu hubungan interaksi manusia dengan mesin dimana 90% kegiatan sistem dilakukan oleh mesin 10% sisanya dilakukan manusia. 2. Semi Otomatis Yaitu hubungan interaksi manusia dengan mesin dimana peran dari mesin maupun manusia berimbang masingmasing 50%. 3. Otomatis Hubungan interaksi manusia dengan mesin dimana 10% kegiatan dilakukan oleh mesin dan 90% sisanya dilakukan manusia.7

Sistem adalah sebuah siklus tertutup dimana manusia memegang posisi kunci karena keputusan terletak padanya. Jalur informasi dan hubungan secara langsung pada prinsipnya mengikuti (yang diperintahkan). Sebagai contoh, display perekam memberi informasi tentang rencanarencana produksi, operator menerima informasi inisecara visual, serta harus mengerti dan memahami dengan benar (interpretasi). Pada kekuatan interpretasinya, dan mengingat pengetahuan sebelumnya, dia membuat sebuah keputusan. Langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan keputusan ini kepada mesin dengan menggunakan kontrol. Sebuah display kontrol menyampaikan mesin kemudian hasil dari tindakan yang dilakukan oleh operator (perintah). Membawa perintah tersebut kepada proses produksi sebagai program. Siklus telah lengkap ketika bagain-bagian yang signifikan dari proses, misalnya temperatur atau jumlah, diperagakan kepada operator sebagai hasil dari perintah yang disampaikan kepada display. Display berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Yang bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan perantaraan alat peraga. Sedangkan manusia di sini berfungsi sebagi operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu respon yang diinginkan. 2.4 Kebisingan (Noise) 2.4.1 Pengertian Bunyi dan Ukuran Bunyi adalah fenomena fisis berbentuk gelombang longitudinal yang merambat melalui media udara sehingga8

dapat sampai ke telinga garis lurus kecuali mendapat peredam ataupun dialihkan arahnya karena adanya penghalang. Di dalam udara, gelombang bunyi itu bergerak dengan kecepatan 760 mil per jam. Kecepatan rambatan melalui air akan empat kali lebih cepat daripada kalau melalui udara. Di dalam hampa, gelombang bunyi tidak dapat bergerak karena tidak ada media kenyalnya. Ada dua hal yang menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu: 1. Frekuensi Frekuensi menentukan keras lemahnya suara. Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah dari gelombang-gelombang yangsampai telinga dalam satu detik dan dinyatakan dalam cycle per detik (Cataudt) atau Hertz atau jumlah gelombang per detik. Maka suatu sumber bunyi yang menghasilkan 2.000 gelombang per detik dikatakan mempunyai frekuensi 2.000 Hz. Bunyi yang dapat didengar manusia disebut Audiosonik dengan frekuensi 20 20.000 Hz. Kurang dari 20 cataudt suara itu akan lemah sekali dan akan kita rasakan hanya sebagai getaran saja (infra suara), mungkin bisa didengar oleh telinga binatang. Frekuensi di atas 20.000 Hz (melebihi sound barrier) termasuk sebagai ultra-suara dan dipergunakan untuk bidang pengobatan. 2. Amplitudo atau Intensitas bunyi Amplitudo menentukan kuat lemahnya atau intensitas bunyi. Intensitas bunyi adalah daya melalui suatu unit luasan dalam ruang dan sebanding dengan kuadrat tekanan suara. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:9

I = PAatau I =P4R2 Keterangan: I:intensitas P:tekanan A:luasan Makin besar amplitudo dari gelombang suara itu, semakin kuat pula tekanan suaranya. Satuan ukuran bagi tekanan suara adalah Bel (B), tetapi ukuran tersebut sebenarnya terlalu besar untuk dipergunakan pada kejadian yang biasa, karena itu satuan desibel (dB) lebih dilazim dipergunakan (1dB=0,1B). 1dB=0,002dyne/cm merupakan besarnya tekanan suara ditingkat ambang pendengaran pada frekuensi 1.000 Hzyaitu tekanan minimal yang masih dapat kita dengarkan sebagai bisikan lembut (ambang pendengaran = hearing treshold). Kemajuan teknologi ternyata banyak menimbulkan masalahmasalah seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu bentuk dari polusi di sini ialah kebisingan (noise) bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Dikatakan tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Kebisingan memiliki efek yang berbeda terhadap kinerja seorang karyawan. Definisi ini dapat meliputi variasi yang luas dari situasi bunyi yang dapat merusak pendengaran. Suara radio tetangga bisa anda anggap sebagai bising atau mengganggu, karena musik yang mereka senangi itu mungkin tidak cocok dengan kesukaan anda. Bising juga berasal dari dunia sekitar yang bisa benarbenar merusak indra pendengaran.

10

Tabel 1.1 pengaruh dari kebisingan Tipe Aki bat bad ani ah Akibat psikologis Kehilangan pendengaran Uraian Perubahan sementara perubahan ambang akibat ambang batas batas

kebisingan,

permanen akibat kebisingan. Stres meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering. Kejengkelan, kebingungan Gangguan tidur, hilang konsentrasi, membaca dsb. Merintangi kemampuan mendengarkan radio, tv, percakapan, telepon.

Aki bat psi kol ogi s

Gangguan emasiona Gangguan gaya hidup Gangguan pendengaran

Pengaruh tingkat kebisingan pada produktivitas: 1. Pada kebisingan dengan frekuensi rendah (suara diesel generator) produktivitas kerja seseorang tidak berpengaruh oleh tingkat kebisingan (dB) yang berbeda-beda, bila pekerjaan sederhana dan tidak memerlukan konsentrasi tinggi. Pada pekerjaan yang rumit dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi produktivitas terpengaruh oleh tingkat kebisingan. Pada tingkat kebisingan 80 dB produktivitas kerja tertinggi karena pada kondisi ini kebisingan menjadi simultan bagi pekerja dan menjadi pembangkitkesadaran.

11

2. Pada kebisingan dengan frekuensi tinggi (misal suara gergaji listrik, gerinda) produktivitas kerja terpengaruh oleh tingkat kebisingan (dB ) yang berbeda-beda baik untuk pekerjaan sederhana maupun rumit. Adapun siklus udara ventilasi sebagaimana kita ketahui bahwa udara sekitar kita akan mengandung sekitar 21% oksigen, 0.03% karbondioksida, dan 0.9% gaslainnya. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan untuk makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kotornya udara di sekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan kita dan hal ini tidak boleh dibiarkan berlangsung lama, karena mengganggu kesehatan tubuh dan mempercepat proses kelelahan.Ventilasi yang cukup akan mampu membantu memberi akan kebutuhan oksigen yang cukup. 2.5 Pencahayaan (lighthing) Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek-obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara mata membuka lebar-lebar. Pencahayaan merupakan faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang pekerja ditentukan pada ketepatan dan kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Ciri-ciri penerangan yang baik adalah: 1. Sinar atau cahaya yang cukup. Sinar atau cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menetukan kemampuan melihat secara tepat. Selain cahaya12

yang cukup variabel untuk dapat melihat secara tepat adalah ukuran obyek yang dilihat, jarak mata ke obyek, kecepatan obyek dan waktu lamanya penerangan. Untuk dapat melihat barang-barang (obyek) yang kecil diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama. Peranan waktu yang dibutuhkan dalam melihat, akan bertambah penting bila obyek yang dilihat dalam keadaan bergerak. 2. Sinar atau cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan Sinar atau cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh mata. Ada dua kategori cahaya yang menyilaukan (glare):1. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan

tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efek yang ditimbulkan diantaranya sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan.2. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu

karena

mata

langsung

menerima

silau

cahaya

yang

dipancarkan. Contohnya menatap matahari. Efek yang ditimbulkan adalah merusak mata mungkin juga dapat mengakibatkan kebutaan.Dilihat dari objeknya glare digolongkan kedalam dua macam direct dan indirectglare zone.Untuk menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan. 3. Kontras yang tepat Untuk dapat melihat objek dengan jelas maka perlu kekontrasan. Kontras yang kurang berakibat kesulitan untuk melihat benda tersebut, kontras yang berlebihan pun akan mengakibatkan kesalahan dan kesulitan untuk melihat objek.13

4. Kualitas Pencahayaan (brightness) yang tepat Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang tinggi pada pekerja. 5. Bayangan (shadow) dan distribusi cahaya yang baik buatan yang kecil Bayang-bayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan untuk inspeksi menunjukkan cacat pada permukaan suatu barang. Dengan distribusi cahaya yang baik maka akan dapat mengurangi kelelahan pada mata kita karena harus selalu fokus kepada objek yang dilihat. 6. Pemilihan warna yang tepat. Pengaruh adanya warna akan dapat dirasakan dalam kemudahan melihat. Warna dapat meminimalisir kelelahan pada mata. Warna juga membawa efek psikologis suatu ruangan, contoh ruangan dengan warna cerah akan menimbulkan kesan yang lebih luas dibandingkan dengan warna-warna gelap. Tingkat pencahayaan biasanya diukur dalam istilah Illuminance atau penerangan, yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang di pancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Kuat Cahaya (Illuminance) = 2mindousfluxLu (lux) Tabel 1.2 Reflektivitas dari cat tertentu dan bahan-bahan kayu Warna cat atau kayu Persentase cahaya yang14

White (putih) Light Cream

(kream

terpantul 85 % 75 % 75 % 55 % 10 % 7% 16 % 12 %

terang) Light Gray (abu abu terang) Light Blue (biru terang) Dark Blue (biru gelap) Maple Walnut Mahogany 2.6 Temperatur

Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Semuanya ini dari keadaan normal tubuh. Suhu pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit berfluktuasi di sekitar 370 Celcius yang terdapat pada otak, jantung dan bagian dalam perut yang disebut dengan suhu tubuh (core temperature). Suatu core temperature yang konstan adalah merupakan prasyarat untuk fungsi normal dari fungsi vital yang paling penting. Lawan dari core temperature adalah shell temperature, yaitu yang terdapat pada otot, tangan, kaki dan seluruh bagian kulit yang menunjukkan variasi tertentu. Menurut untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:1. 490 Celcius, temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi

jauh di atas kemampuan fisik dan mental.

15

2. 300 Celcius, aktivitas mental dan daya tangkap mulai

menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.3. 240 Celcius, kondisi kerja optimum. 4. 100 Celcius, kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh hasil bahwa produktifitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 240 Celcius sampai 270 Celcius. Dengan demikian untuk dapat mengendalikan suhu badan agar tetap konstan dan untuk mengurangipengaruh-pengaruh negatif yang muncul, misalnya kelelahan fisik, adalah dengan cara-cara berikut ini: 1. Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu inti) ke kulit. Sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik diri ke bagian dalam badan. Di samping itu, kulit akan menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat. 2. Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit kepanasan, badan bagian dalam akan makin banyak mengalir ke bagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui kulit.3. Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot

(menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya, apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain menjadi lebih besar.

16

Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering istirahat curian. 2. Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan cairan tubuh < 1,5% gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai kering. 3. Heat Rash. Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikianpekerja perlu beristirahat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak penghilang keringat. 4. Heat Cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. 5. Head Syncope atau Fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah di bawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.6.

Heat Exhaustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.

2.6.1 Pertukaran Panas Dengan Lingkungan

17

Tubuh manusia merubah energi kimia menjadi energi mekanis dan panas. Tubuh tersebut menggunakan panas ini untuk menjaga temperatur inti atau utama tubuh agar tetap konstan dan mengurangi keluarnya panas yang berlebihan pada sekeliling di luar tubuh. Oleh karenanya ada suatu pertukaran yang tetap dari panas antara tubuh dan sekelilingnya. Hal itu adalah dimaksudkan untuk mengatur pengendalian panas secara fisiologi dan fisika. Grandjean(1986) membagi proses fisika tersebut menjadi empat bagian: 1. Konduksi Pertukaran panas oleh konduksi tergantung pada konduktifitas obyek dan material yang bersentuhan dengan

kulit. Konduktifitas sangat penting di dalam pemilihan material untuk kepentingan suatu perancangan, misalnya lantai, mebel, dan bagian-bagian yang akan dipegang yang berada dalam stasiun kerja. Sebagai contoh, misal orang yang duduk di musim dingin (daerah subtropis). Yang pertama duduk di atas batu dan yang kedua duduk di atas batang pohon. Tentu akan dirasakan perbedaannya. Pertama, batu akan terasa sangat dingin karena mengkonduksi panas ke arah luar tubuh, sedangkan yang kedua, batang pohon akan terasa tidak begitu dingin karena mengkonduksi panas lebih sedikit.

2. Konveksi Pertukaran panas melalui konveksi tergantung sepenuhnya pada perbedaan temperatur antara kulit dan udara sekeliling, dan juga pada aliran gerakan udara. Pada kondisi yang normal,18

proses

ini

terhitung

sampai

25-30%

dari

total

proses

perpindahan panas dalam tubuh manusia. Misal kita merasa tubuh kita kedinginan, telah dipanaskan dengan kemudian kita akan masuk ke ruangan yang sebelumnya heater. Pada saat kita masuk ruangan maka akan terjadi pertukaran panas dari udara di dalam ruangan ke tubuh kita sehingga kita merasa hangat. Di sinin terjadi pertukaran panas akibat adanya perbedaan antara temperatur pada kulit kita dengan udara di dalam ruang. 3. Evaporasi Evaporasi yaitu hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat di bagian kulit menguap. Menguapnya keringat akan mengkonsumsi energi panas laten. Jumlah panas laten untuk proses evaporasi tersebut menurut Grandjean (1986) adalah sebanyak 0,58 kcals per gram air yang menguap. Seberapa banyak panas yang hilang melalui penguapan akan tergantung pada luasnya kulit yang akan dilalui keringat yang berada antara udara dan kulit. Faktor lain yang juga penting adalah aliran udara sekeliling, satu pihak akan meningkatkan gradien tekanan uap, tetapi dilain pihak akan mendinginkan kulit dengan proses konveksi, yang nantinya menurunkan jumlah penguapan keringat. Misal pada musim panas kulit kita cenderung lebih banyak mengeluarkan keringat daripada pada saat kondisi musim dingin.

4.Radiasi Proses pertukaran panas melalui radiasi terjadi antara tubuh manusia sekelilingnya dalam dua arah sepanjang waktu.19

Radiasi

panas

banyak

dipengaruhi

oleh

temperatur,

kelembaban dan aliran udara. Hal ini tergantung sekali perbedaan temperatur di antara kulit dan medium yang berdekatan dengan kulit. Contoh radiasi manusia dengan sekelilingnya (dinding, benda mati atau manusia) dalam dua arah sepanjang waktu. 2.7 Kelembaban (Humidity) Yang dimaksud kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya. Suatu kedaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besarbesaran (karena sistem penguapan). Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. 2.8 Getaran (Vibration) Getaran dapat didefinisikan dalam beberapa arti, seperti : osilasi mekanik, gerakan partikel di sekitar equilibrium (salah satu bagian otak) yang memberikan efek pada kesehatan, kenyamanan, dan performans dari sesorang. Getaran dipengaruhi oleh intensitas getaran itu sendiri. Frekuensi diukur dengan hertz (Hz) dan frekuensi dan intensitas getaran dapat diukur dengan berbagai cara misalnya : tinggi amplitudo, akselerasi, kecepatan dan tinggi penempatan getaran. Getaran berdasarkan komponen orthogonal: X : dari depan kebelakang Y : sampng kesamping20

Z : atas ke bawah. Dua area dimana efek dari getaran mekanis pada tubuh manusia memberikan perhatian yang lebih besar adalah getaran mekanis lengan tangan dan getaran mekanis seluruh tubuh. Getaran berdasarkan keteraturannya : 1. Sinusoidal : dipengaruhi oleh getaran yang teratur2. Random

:

dipengaruhi

oleh

ketidakaturan

Getaran

berdasarkan lokasi yang dikenai terdiri dari :3. Getaran seluruh badan : terdapat tiga macam yaitu getaran

vertikal, getaran horizontal dan getaran lateral.4. Getaran pada lokasi tertentu (lokal) : biasanya pada bagian

pundak dan jari tangan yang diakibatkan oleh hand tools.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1Pengumpulan data

21

Pengumpulan data dilakukan pada hari senin, 2 Mei 2011 di laboratorium Ergonomi dengan cara setiap anggota kelompok bergantian mengetik satu paragraf dengan dipengaruhi beberapa faktor yang diubah-ubah tingkatnya. Faktor yang digunakan ialah kebisingan, getaran dan pencahayaan. Hasil dari kesalahan dalam pengetikkan digunakan sebagai input data. Hasil dari tingkat kesalahan praktikan dalam percobaan sebagai berikut : Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Perancangan Lingkungan Kerja (PLK) Ke ce pat an Spee d3 Spee d6 Spee d9 10 LUX 80 dB 5 3 3 100 dB 0 0 3 120 dB 4 2 2 20 LUX 80 dB 1 0 3 100 dB 1 1 1 120 dB 1 4 5 30 LUX 80 dB 100 dB 4 3 2 120 dB 1 0 4

2 0 1

3.2 Pengolahan Data Untuk pengolahan data di atas digunakan beberapa langkah pengerjaan dibawah ini: 3.2.1 Uji Normalitas Tabel 3.2 uji normalitasTests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic error .195 df 27 Sig. .010 Shapiro-Wilk Statistic .914 df 27 Sig. .028

a. Lilliefors Significance Correction

22

Tabel 3.2 menunjukkan nilai uji normalitas, dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel kecepatan untuk metode kolmogrovSmirnov adalah 0.010. Sedangkan nilai signifikansi variable kecepatan untuk metode Shapiro-Wilk adalah 0.028. 3.2.2 Uji Homogenitas a. Getaran Tabel 3.3 Case Processing Summary Cases getar an error 3 6 9 Valid N 9 9 9 Percent 100.0% 100.0% 100.0% N 0 0 0 Missing Percent .0% .0% .0% N 9 9 9 Total Percent 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 3.4 Descriptives getaran error 3 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound Statistic 2.1111 .7553 3.4669 2.0679 1.0000 3.111 1.76383 .00 5.00 Std. Error .58794

23

Tabel 3.3 Case Processing Summary Cases getar an error 3 6 Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 6 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 9 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Valid N 9 9 Percent 100.0% 100.0% N 0 0 Missing Percent .0% .0% N 9 9 5.00 3.00 .665 -1.221 1.4444 .2223 2.6665 1.3827 1.0000 2.528 1.58990 .00 4.00 4.00 3.00 .490 -1.557 2.6667 1.6498 3.6835 2.6296 .717 1.400 .44096 .717 1.400 .52997 Total Percent 100.0% 100.0%

24

Tabel 3.3 Case Processing Summary Cases getar an error 3 6 Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Valid N 9 9 Percent 100.0% 100.0% N 0 0 Missing Percent .0% .0% N 9 9 3.0000 1.750 1.32288 1.00 5.00 4.00 2.00 .370 -.315 .717 1.400 Total Percent 100.0% 100.0%

Tabel 3.5 uji homogenitasTest of Homogeneity of Variance Levene Statistic error Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean .943 .250 .250 .835 df1 2 2 2 2 df2 24 24 17.356 24 Sig. .403 .781 .782 .446

Berdasarkan ketiga table di atas yaitu pengaruh kecepatan getaran dapat disimpulkan :

25

Tabel 3.3 case processing summary diperoleh nilai 100% yang menunjukkan semua data error yang semuanya valid dan semua data dapat diproses. Dari tabel 3.4 descriptive diperoleh nilai untuk kecepatan getaran 3 didapatkan Mean 2.1111 dengan standar error sebesar 0.58794, standar deviasi sebesar 1.76383, variance3.111, minimum adalah 0.00, maximum adalah 5.00, range sebesar 5.00, skewnes adalah 0.665 dengan standar error sebesar 0.717, kurtosis adalah -1.221dengan standar error sebesar 1.400. Dari tabel 3.4 descriptive diperoleh nilai untuk kecepatan getaran 6 hasil Mean 1.4444 dengan standar error sebesar 0.52997 ,standar deviasi sebesar 1.58990, variance 2.528, minimum adalah 0.00, maximum adalah 4.00, rangese besar 4.00, skewnes adalah 0.490 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -1.557 dengan standar error sebesar 1.400. Dari tabel 3.4 descriptive diperoleh nilai untuk kecepatan getaran 9 hasil Mean 2.6667 dengan standar error sebesar 0.44096, standar deviasi sebesar 1.32288, variance1.750, minimum adalah 1.00, maximum adalah 5.00, range sebesar 4.00, skewnes adalah 0.370dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -0.315 dengan standar error sebesar 1.400. Dari tabel 3.5 Test of Homogeneity of Variance, menunjukkan nilai signifikansi mean sebesar 0.403. b. Pencahayaan

26

Tabel 3.6 Case Processing Summary penca hayaa n error 10.00 20.00 30.00 Cases Valid N 9 9 9 Percent 100.0% 100.0% 100.0% N 0 0 0 Missing Percent .0% .0% .0% N 9 9 9 Total Percent 100.0% 100.0% 100.0%

27

Tabel 3.7 Descriptives pencahayaan error 10.00 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 20.00 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 30.00 Mean 95% Confidence Lower Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Statistic 2.4444 1.1633 3.7256 2.4383 3.0000 2.778 1.66667 .00 5.00 5.00 2.50 -.292 -.396 1.8889 .5887 3.1891 1.8210 1.0000 2.861 1.69148 .00 5.00 5.00 2.50 1.018 -.287 1.8889 .707828

Std. Error .55556

.717 1.400 .56383

.717 1.400 .51220

Tabel 3.8 Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic error Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean .097 .025 .025 .068 df1 2 2 2 2 df2 24 24 19.893 24 Sig. .908 .976 .976 .934

Table

di

atas

adalah

pengaruh

pencahayaan

yang

dapat

disimpulkan sebagai berikut: Tabel 3.6 case processing summary menunjukkan nilai 100% yang berarti bahwa semua data error semuanya valid artinya semua data dapat diproses. Tabel 3.7 descriptive diperoleh nilai pencahayaan 10 lux menunjukkan nilai Mean 2.4444 dengan standar error sebesar 0.55556 , standar deviasi sebesar 1.66667, variance 2.778, minimum adalah 0.00, maximum adalah 5.00, range sebesar 5.00, skewnes adalah -0.292 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -0.396 dengan standar error sebesar 1.400. Tabel 3.7 descriptive untuk pencahayaan 20 lux diperoleh hasil Mean1.8889 dengan standar error sebesar 0.56383 , standar deviasi sebesar 1.69148, variance 2.861, minimum adalah 0.00, maximum adalah 5.00, range sebesar 5.00, skewnes adalah 1.018 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -0.287 dengan standar error sebesar 1.400. Tabel 3.7 descriptive untuk pencahayaan 30 lux diperoleh hasil Mean1.8889 dengan standar error sebesar 0.51220, standar

29

deviasi sebesar 1.53659, variance2.361, minimum adalah 0.00, maximum adalah 4.00, range sebesar 4.00, skewnes adalah 0.235 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -1.306 dengan standar error sebesar 1.400. Tabel 3.8 Test of Homogeneity of Variance, menunjukkan nilai signifikansi mean sebesar 0.908. c. Kebisingan Tabel 3.9 Case Processing Summary Cases Valid N 9 9 9 Percent 100.0% 100.0% 100.0% N 0 0 0 Missing Percent .0% .0% .0% N 9 9 9 Total Percent 100.0% 100.0% 100.0%

30

Tabel 3.10 Descriptives kebisingan error 80.00 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 100.00 Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 120.00 Mean 95% Confidence Lower Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Statistic 2.0000 .7253 3.2747 1.9444 2.0000 2.750 1.65831 .00 5.00 5.00 2.50 .423 -.392 1.6667 .5796 2.7537 1.6296 1.0000 2.000 1.41421 .00 4.00 4.00 2.50 .417 -1.089 2.5556 1.218031

Std. Error .55277

.717 1.400 .47140

.717 1.400 .58002

Tabel 3.11 Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic error Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean .424 .269 .269 .437 df1 2 2 2 2 df2 24 24 23.399 24 Sig. .660 .766 .766 .651

Table di atas yaitu pengaruh kebisingan dapat sebagai berikut :

disimpulkan

Tabel 3.9 case processing summary menunjukkan nilai 100% yang berarti bahwa semua data error semuanya validdan semua data dapat diproses. Tabel 3.10 descriptive dari tingkat kebisingan 80 dB diperoleh hasil Mean 2.0000 dengan standar error sebesar 0.55277 , standar deviasi sebesar 1.65831, variance2.750, minimum adalah 0.00, maximum adalah 5.00, range sebesar 5.00, skewnes adalah 0.423 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -0.392 dengan standar error sebesar 1.400. Tabel 3.10 descriptive dari tingkat kebisingan 100 dB diperoleh hasil Mean 1.6667 dengan standar error sebesar 0.47140 , standar deviasi sebesar 1.41421, variance 2.000, minimum adalah 0.00, maximum adalah 4.00, range sebesar 4.00, skewnes adalah 0.417 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -1.089 dengan standar error sebesar 1.400. Tabel 3.10 descriptive dari tingkat kebisingan 120 dB didapatkan hasil Mean 2.5556 dengan standar error sebesar 0.58002, standar deviasi sebesar 1.74005, variance 3.028, minimum adalah 0.00,

32

maximum adalah 5.00, range sebesar 5.00, skewnes adalah -0.028 dengan standar error sebesar 0.717 kurtosis adalah -1.553 dengan standar error sebesar 1.400. Table 3.11 Test of Homogeneity of Variance, menunjukkan nilai signifikansi mean sebesar 0.660. 3.2.3 Uji ANOVA a. Getaran Tabel 3.12 ANOVA error Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 6.741 59.111 65.852 df 2 24 26 Mean Square 3.370 2.463 F 1.368 Sig. .274

Tabel 3.12 ANOVA getaran diatas, diperoleh nilai untuk faktor kecepatan dengan F sebesar 1.368 dan siginifikasi sebesar 0.274. Tabel 3.13Multiple Comparisons Dependent Variable:error (I) (J) getar getar an an Tukey HSD 3 6 9 6 9 3 9 3 6 Mean Difference (I-J) .66667 -.55556 -.66667 -1.22222 .55556 1.22222 95% Confidence Interval Std. Error .73981 .73981 .73981 .73981 .73981 .73981 Sig. .645 .736 .645 .244 .736 .244 Lower Bound -1.1809 -2.4031 -2.5142 -3.0698 -1.2920 -.6253 Upper Bound 2.5142 1.2920 1.1809 .6253 2.4031 3.0698

33

Dari table 3.13 multi comparisons di atas diperoleh : Nilai Standar error sebesar 0.73981. Untuk Tukey HSD 3 dan 6nilai signifikasi sebesar 0.645. Untuk Tukey HSD 3 dan 9nilai signifikasi sebesar 0.736. Untuk Tukey HSD 6 dan 3nilai signifikasi sebesar 0.645. Untuk Tukey HSD 6 dan 9nilai signifikasi sebesar 0.244. Untuk Tukey HSD 9 dan 3nilaisignifikasi sebesar 0.736. Untuk Tukey HSD 9 dan 6nilai signifikasi sebesar 0.244. Tabel 3.14Tingkaterror getar an Tukey HSDa 6 3 9 Sig. Duncana 6 3 9 Sig. 9 9 9 Subset for alpha = 0.05 N 9 9 9 1 1.4444 2.1111 2.6667 .244 1.4444 2.1111 2.6667 .131

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. Tabel 3.14 tingkat error diatas, menunjukkan nilai signifikasi dari metode Tukey HSD adalah 0.244 hingga 0, dan dari metode Duncan diperoleh nilai signifikasi adalah 0.131 hingga 0.

34

b. Pencahayaan Tabel 3.15ANOVA error Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 1.852 64.000 65.852 df 2 24 26 Mean Square .926 2.667 F .347 Sig. .710

Table 3.15 ANOVA pencahayaan diatas, diperoleh nilai untuk faktor kecepatan dengan F sebesar 0.347 dan siginifikasi sebesar 0.710.

Tabel3.16Multiple Comparisons Dependent Variable:error (I) penca hayaa n (J) penca Mean hayaa Difference (In J) Std. Error .55556 .55556 -.55556 .00000 -.55556 .00000 .76980 .76980 .76980 .76980 .76980 .76980 30.00 20.00 10.00 30.00 30.00 10.00 20.00 95% Confidence Interval

Sig. .753 .753 .753 1.000 .753 1.000

Lower Bound Upper Bound -1.3669 -1.3669 -2.4780 -1.9224 -2.4780 -1.9224 2.4780 2.4780 1.3669 1.9224 1.3669 1.9224

Tukey HSD 10.00 20.00

Tabel 3.16 multi comparisons di atas diperoleh hasil sebagai berikut: Standar error sebesar 0.76980 Untuk Tukey HSD 10 dan 20 nilai signifikasi sebesar 0.753.

35

Untuk Tukey HSD 10 dan 30nilai signifikasi sebesar 0.753. Untuk Tukey HSD 20 dan 10 nilai signifikasi sebesar 0.753. Untuk Tukey HSD 20 dan 30 nilai signifikasi sebesar1.000. Untuk Tukey HSD 30 dan 10nilai signifikasi sebesar 0.753. Untuk Tukey HSD 30 dan 20 nilai signifikasi sebesar 1.000.

Tabel 3.17 tingkaterror penca hayaa n Tukey HSDa 20.00 30.00 10.00 Sig. Duncana 20.00 30.00 10.00 Sig. 9 9 9 Subset for alpha = 0.05 N 9 9 9 1 1.8889 1.8889 2.4444 .753 1.8889 1.8889 2.4444 .503

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. Table 3.17 tingkat error menunjukkan nilai signifikasi dari metode Tukey HSD adalah 0.753 hingga 0, dan dari metode Duncan didapatkan nilai signifikasi 0.503 hingga 0. c. Kebisingan

36

Tabel 3.18 ANOVA error Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 3.630 62.222 65.852 df 2 24 26 nilai untuk faktor Mean Square 1.815 2.593 F .700 Sig. .506

Tabel 2.8 ANOVA kebisingan diatas,menunjukkan

kecepatan F sebesar 0.70 dengan siginifikasi sebesar 0.506. Tabel 3.19 Multiple Comparisons Dependent Variable:error (I) (J) Mean kebisin kebisin Difference (Igan gan J) Tukey HSD 80.00 100.00 120.00 100.00 80.00 120.00 120.00 80.00 100.00 .33333 -.55556 -.33333 -.88889 .55556 .88889 95% Confidence Interval Std. Error .75903 .75903 .75903 .75903 .75903 .75903 Sig. .900 .747 .900 .481 .747 .481 Lower Bound -1.5622 -2.4511 -2.2289 -2.7844 -1.3400 -1.0066 Upper Bound 2.2289 1.3400 1.5622 1.0066 2.4511 2.7844

Tabel 3.19 multi comparisons di atas diperoleh hasil sebagai berikut : Standar error sebesar 0.75903. Untuk Tukey HSD 80 dan 100 nilai signifikasi sebesar0.900. Untuk Tukey HSD 80 dan 120nilai signifikasi sebesar0.747. Untuk Tukey HSD 100 dan 80 nilai signifikasi sebesar 0.900. Untuk Tukey HSD 100 dan 120 nilai signifikasi sebesar 0.481. Untuk Tukey HSD 120 dan 80nilai signifikasi sebesar 0.747.37

Uuntuk Tukey HSD 120 dan 100 nilaisignifikasi sebesar 0.481.

Tabel 3.20 Tingkat error kebisin gan Tukey HSDa 100.00 80.00 120.00 Sig. Duncana 100.00 80.00 120.00 Sig. 9 9 9 Subset for alpha = 0.05 N 9 9 9 1 1.6667 2.0000 2.5556 .481 1.6667 2.0000 2.5556 .280

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. Berdasarkan table 3.20 tingkat error diatas,diperoleh nilai signifikasi dari metode Tukey HSD sebesar 0.481 hingga 0, dan dari metode Duncan didapatkan nilai signifikasi 0.503 hingga 0. 3.2.4 Uji kecukupan data Untuk menghitung kecukupan data, rumus yang digunakan adalah:

Tabel 3.21 data

38

NO

X

X2

39

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

5 0 4 1 1 1 2 4 1 3 0 2 0 1 4 0 3 0 3 3 2 3 1 5 1 2

25 0 16 1 1 1 4 16 1 9 0 4 0 1 16 0 9 0 9 9 4 9 1 25 1 440

27 total(X)2

4 56 3136

16 182

N'=20.0527182-(56)2562 =907.14

3.2.5 Uji keseragaman data Uji keseragaman data dengan menggunakan rumusan : 1. Menentukan standar deviasi Nilai rata- rata data =Xn = 56 27 = 2.07 standar deviasi=(Xi-)2n-1 =1.59

2. Batas kontrol atas BKA = + k () = 2.07 + 2 (1.59) = 5.25 3. Batas kontrol bawah BKB = k () = 2.07 2(1.59) = - 1.11 Grafik 3.1 grafik batas kontrol tingkat error

41

Berdasarkan grafik 3.1 batas kontol tingkat error, tidak terdapat data yang keluar dari batas control.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data a. Uji Normalitas H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan : jika nilai sig > 0.05 maka H diterima0

42

jika nilai sig < 0.05 maka H ditolak0

Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukkan nilai uji normalitas, dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel kecepatan untuk metode kolmogrov-Smirnov adalah 0.010. Sehingga H0

ditolakkarena 0.010 < 0.05. Sedangkan nilai signifikansi variable kecepatan untuk metode Shapiro-Wilk adalah

0.028.Sehingga H ditolakkarena 0.028< 0.05. Oleh karena itu0

dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas H0 = bervarian homogen H1 = tidak bervarian homogen Dasar pengambilan keputusan : jika nilai sig > 0.05 maka data bervariansi homogen jika nilai sig < 0.05 maka H1 data tidak bervariansi homogeny

1. Getaran Dari table 3.5 uji homogenitas getaran pada bab 3, di dapatkan untuk nilai signifikansi sebesar 0.403 maka data bervariansi homogen karena 0.403> 0.05. 2. Pencahayaan43

Dari table 3.8 uji homogenitas pencahayaan di bab 3, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.908 maka data bervariansi homogen karena 0.908 > 0.05. 3. Kebisingan Dari table 3.11 uji homogenitas pada kebisingan terhadap tingkat error di bab 3, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.660 maka data bervariansi homogen karena 0.660> 0.05. c. Uji ANOVA H0 = tidak ada beda secara signifikansi H1 = berbeda secara signifikansi Dasar pengambilan keputusan : Jika sig. > 0.05 maka akan diterima. Jika sig. < 0.05 maka H0 akan ditolak. Berdasarkan table uji anova pada bab 3, nilai signifikansi pada semua faktor data > 0.05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua faktor diatas yaitu faktor kebisingan, pencahayaan dan getaran tidak ada beda secara signifikansi. a. Uji Kecukupan Data Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pengolahan data diperoleh besarnya jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan ( N ) adalah 907.14. Sehingga data sample kurang karena hanya 27. Tetapi dalam praktikum, diasumsikan bahwa data sampel yang digunakan sudah mencukupi. b. Uji Keseragaman Data

44

Berdasarkan pengujian keseragaman data, tidak terdapat data yang keluar baik dari batas kontol atas maupun batas kontrol bawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data diatas seragam dan tidak terdapat nilai data yang terlalu ekstrim. 4.2 Pembahasan Berdasarkan pengumpulan data dan juga pengolahan data menggunakan program SPSS ternyata dihasilkan nilai normalitas yang nilainya lebih kecil dari 0.05, ini menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Hal ini terjadi karena percobaan dilakukan oleh empat praktikan yang memiliki kemampuan berbeda beda dalam mengetik dan memiliki ketelitian yang berbeda sehingga jimlah error yang diperoleh pun akan berbeda sesuai dengan kemampuan praktikan yang lebih dari satu tersebut. Berdasarkan uji homogenitas menggunakan software SPSS diatas menunjukkan bahwa data homogen dan ada keterkaitannya denagn kondisi cahaya, kebisingan dan getaran. Faktor yang sangat mempengaruhi adalah faktor getaran, karena sangat engganggu konsentrasi praktikan dalam mengetik. Dan faktor Pencahayaan tidak terlalu berpengaruh dalam percobaan ini, karena percobaan menggunakan computer yang cahayanya sudah cukup untuk menerangi dalam mengetik. Berdasarkan uji kecukupan data di bab tiga menunjukkan bahwa sampel data yang digunakan sangat kurang dan belum memenuhi uji kecukupan data. Namun dalam praktikum pengambilan data diasumsikan sudah memenuhi kecukupan data sehingga tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data lagi . Dari uji keseragaman data, terlihat pada tabel bahwa tidak ada data yang diluar garis batas control atas maupun batas control bawah. Ini menunjukkan bahwa data sudah seragam dan tidak ada lagi data yang bernilai ekstrim.

45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :46

1. Faktor pencahayaan berpengaruh terhadap keefektifan kerja.

Dan sangat mempengaruhi terhadap hasil kerja, terutama pada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Jika cahaya cukup maka akan menjadikan pekerja nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dan apabila cahaya terlalu banyak dan silau juga akan mengganggu dalam bekerja.2. Getaran ternyata juga sangat mempengaruhi seorang karyawan

dalam bekrja, oleh karena itu getaran dalam lingkungan kerja juga hendaknya dihilangkan karena sangat menggangu konsentrasi bekerja. 3. Kebisingan juga mempengaruhi produktifitas pekerja. Karena kebisingan juga dapat mengganggu konsentrasi pekerja. Sehingga sebisa mungin mendesain tempat kerja yang terbebas dari kebisingan.

5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan antara lain : 1. Hendaknya jarak antara komputer dan tempat berdiri dapat disetarakan pada tubuh praktikan, karena pada konsisi yang sekarang praktikan mudah lelah pada saat praktikum.2. Speed yang digunakan terlalu tinggi. Maka dari itu banyak

praktikan setelah praktik merasa pegal pegal, untuk praktikum selanjutnya mungkin dapat dikurangi speednya, dan disediakan kursi pijat yang ada. 3. Untuk faktor suara seharusnya bisa disetting sesuai dengan dB yang telah ditentukan. Dan sebaiknya praktikan dalam posisi duduk dalam melakukan percobaan. Karena pada kenyataanya pun tidak mungkin bekerja mengetik dengan posisi berdiri.

47

48