plagiat merupakan tindakan tidak terpuji tesis...
TRANSCRIPT
TESIS
DESAIN PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR-
KUADRAT (SPLK) DAN SISTEM PERSAMAAN KUADRAT-KUADRAT (SPKK)
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FLIPPED CLASSROOM DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PESERTA DIDIK
Disusun oleh :
FX. CATUR SUPATMONO
NIM: 171442015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM MAGISTERJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TESIS
DESAIN PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR-
KUADRAT (SPLK) DAN SISTEM PERSAMAAN KUADRAT-KUADRAT (SPKK)
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FLIPPED CLASSROOM DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PESERTA DIDIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Magister Pendidikanpada Program Magister Pendidikan Matematika
FX. CATUR SUPATMONO
171442015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM MAGISTERJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dan atau karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yogyakarta, 15 Desember 2018
FX. Catur SupatmonoNIM: 171442015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : FX. Catur Supatmono
Nomor Mahasiswa : 171442015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DESAIN PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR-KUADRAT (SPLK) DAN SISTEM PERSAMAAN KUADRAT-KUADRAT (SPKK)DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FLIPPED CLASSROOM DANDAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGIPESERTA DIDIK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikansecara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentinganakademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Januari 2019
Yang menyatakan
FX. Catur Supatmono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Motto
“karena masa depan sungguh ada, danharapanmu tidak akan hilang”
Kitab Amsal 23: 18
Karya ini kupersembahkan untuk istri dan anak-anakku yang tercinta:
Nanie, Serena, Juanna, dan Gian..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Sang Maha Agung yang telah
melimpahkan kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Selama menyusun tesis ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan sumbangan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Program Magister, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku dosen pembimbing atas ilmu yang telah
diberikan serta bimbingan yang sangat berharga selama penulisan tesis ini.
4. Panitia Penguji yang terdiri dari Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.,
Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., dan Bapak Hartono, Ph.D. yang telah
memberikan banyak masukan penting untuk perbaikan tesis ini.
5. Seluruh dosen Magister Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.
6. Romo A. Gustawan, S.J. Ketua Yayasan De Britto yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk studi lanjut.
7. Bapak Ag. Prih Adiartanto, M.Ed., Kepala SMA Kolese De Britto Yogyakarta
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Istriku Nanie dan anak-anak Serena, Juanna, dan Gian atas dukungan dan
pengorbanan yang besar selama penulis melaksanakan studi dan menulis hasil
penelitian ini.
9. Ibu Emilia Jovina Lintang, S.Pd. yang telah membantu penulis melaksanakan
penelitian di kelas yang diampunya.
10. Peserta didik kelas X MIPA 2 dan MIPA 4 sebagai peserta didik kelas uji coba
dan kelas penelitian.
11. Teman-teman mahasiswa magister Pendidikan Matematika yang selalu memberi
motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya
penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan sekarang
dan di masa yang akan datang.
Penulis
FX. Catur Supatmono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………..……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………….. ………………… iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..……………...……………… iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………….. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .………………………… vi
KATA PENGANTAR………………………………………………...…… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... ix
ABSTRAK…………………………………………………………………. xiii
ABSTRACT………………………………………………………...……… xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xx
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang dan Permasalahan ………...………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………...………………….. 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………..……………… 5
D. Pembatasan Masalah ……………………………….......………….. 5
E. Penjelasan Istilah ………………………………………...………… 5
F. Manfaat Penelitian …………………………………………..…….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .……………………………………..……… 8
A. Landasan Teori ………………….…………………………………. 8
1. Pengertian Design Research …………….………………...…... 8
2. Pengertian Flipped Classroom .………………...……………… 10
3. Empat Pilar Flipped Classroom .…………………..………….. 10
4. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi……......…… 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Berpikir Tingkat Tinggi dalam Taksonomi Bloom yang
Direvisi .………………………………………………..………. 16
6. Langkah-langkah Menyusun Soal untuk Melatih
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ………………………... . 20
7. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Berpikir Kretatif
Matematis……………………………………………………….. 21
B. Sistem Persamaan Linear-Kuadrat (SPLK) dan Sistem
Persamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK) ..…………………………….. 25
1. Sistem Persamaan Linear Kuadrat (SPLK)…………………….. 26
2. Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK)………….………... 27
C. Penelitian yang Relevan……………………………….…………… 29
D. Kerangka Berpikir ……………………………………………. …… 30
E. Kebaruan Penelitian ……………………………………………….. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..……………………...……...…. 32
A. Jenis Penelitian ….…………………………………………...……. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………...……… 32
C. Subyek Penelitian ………………………………………….……… 33
D. Obyek Penelitian ………………………………………………...… 33
E. Bentuk Data …………………………………………………..…… 33
F. Desain Penelitian ………..………………………………..……….. 33
G. Metode dan Instrumen Penelitian ……………………………......... 34
1. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 34
2. Instrumen Pengumpulan Data ………………………………… 36
H. Teknik Analisis Data .……………………………………………. 45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………… 48
A. Rancangan Lintasan Belajar ………………..………………...…… 48
1. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 1……………...……… 48
2. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 2……………...……… 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 3……………...……… 69
4. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 4………………...…… 74
B. Deskripsi Proses Pembelajaran Pada Kelas Uji Coba……………… 75
1. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba
Pertemuan 1………………………………...………………….. 76
2. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba
Pertemuan 2…………………………………………...……….. 85
3. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba
Pertemuan 3……………………………………………...…….. 96
4. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba
Pertemuan 4……………………………………………...…….. 106
5. Revisi Rancangan Lintasan Belajar Setelah Proses
Uji Coba…………………………………………………...…… 107
C. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian…......……… 113
1. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian
Pertemuan 1………………………………………..………..…. 113
2. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian
Pertemuan 2……………………………………………...…….. 125
3. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian
Pertemuan 3………………………………………………...….. 137
4. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian
Pertemuan 4…………………………………………….……... 146
D. Deskripsi Hasil Tes Kelas Uji Coba ………………………..…….. 147
E. Deskripsi Hasil Tes Kelas Penelitian……………………..……….. 157
F. Analisis Hasil Tes Kelas Uji Coba ………………………..………. 164
G. Analisis Hasil Tes dan Hasil Wawancara Kelas Penelitian ……..… 176
H. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pembelajaran Menggunakan
Pendekatan Flipped Classroom…………………………………..…….. 204
I Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 207
J. Refleksi …………………………………………………………… 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………...…… 211
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 211
B. Saran …………………………………………………………......... 213
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 215
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Supatmono, FX. Catur. (2018). Desain Pembelajaran Materi Sistem PersamaanLinear-Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK)Dengan Menggunakan Pendekatan Flipped Classroom dan Dampaknya TerhadapKeterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan desain pembelajaran materiSPLK dan SPKK dua variabel dengan menggunakan pendekatan flipped classroomuntuk peserta didik kelas X MIPA, dan (2) mengetahui dampak pendekatan flippedclassroom terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas X MIPA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian desain berdasarkan Gravemeijer andCobb. Subjek penelitian adalah 29 peserta didik kelas X MIPA SMA Kolese DeBritto. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi pelaksanaan HLT, test danwawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Miles andHuberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Peneliti menghasilkan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatanflipped classroom pada topic Sistem Persamaan Linear Kuadrat (SPLK) dan SistemPersamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK) dua variabel yang telah diujicobakan pada satukelas sebanyak empat jam pertemuan. Pendidik membuat kelas virtual berupa fan pagefacebook dan mengisi kelas virtual tersebut dengan video, dokumen bahan belajar, dantugas. Sebelum proses pembelajaran di kelas, peserta didik melihat video dan dokumenbahan belajar lalu mengerjakan dan mengunggah tugas. Pada saat proses pembelajarandi kelas, pendidik mengkonfirmasi hasil belajar di rumah lalu memberikan masalahberupa soal yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk didiskusikanpeserta didik dalam kelompok. Pada pertemuan pertama peserta didik mempelajari,mengerjakan dan mengunggah tugas 1 tentang SPLK dan mendiskusikan masalah 1 dikelas. Pertemuan kedua peserta didik mempelajari, mengerjakan, dan mengunggahtugas 2 tentang SPKK dan mendiskusikan masalah 2 saat di kelas. Pertemuan ketigapeserta didik mengerjakan, mengunggah tugas 3 tentang cara alternatif menyelesaikanSPKK dan saat dikelas peserta didik mendiskusikan tugas 3. Pada pertemuan keempatdiadakan tes selama 25 menit dilanjutkan refleksi pembelajaran selama 15 menit.Pencapaian 29 peserta didik setelah mengerjakan tes pada kelas uji coba terhadapindikator proses berpikir kreatif sebagai berikut: 16 jawaban memenuhi satu indikator,sembilan jawaban memenuhi dua indikator, tiga jawaban memenuhi tiga indikator, dansatu jawaban memenuhi empat indikator. Hasil tes kelas penelitian yang diikuti oleh 29peserta didik menunjukkan bahwa: 14 jawaban peserta didik memenuhi satu indikator,14 jawaban memenuhi dua indikator, dan satu jawaban memenuhi tiga indikator. Setelahdilakukan wawancara terhadap tiga peserta didik kelas penelitian yang jawabannyamemenuhi satu, dua, dan tiga indikator, peserta didik yang jawabannya memenuhi satudan tiga indikator setelah wawancara berubah menjadi dua dan empat indikator. Pesertadidik yang memenuhi dua indikator, setelah wawancara tetap memenuhi dua indikator.
Kata kunci : Desain pembelajaran, flipped classroom, kelas virtual, indikator prosesberpikir kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Supatmono, FX. Catur. (2018). Learning Design Material of Linear-QuadraticEquation System (LQES) and Quadratic-Quadratic Equation System (QQES)Using the Flipped Classroom Approach and Its Impact on Students' High-OrderThinking Skills.
This study aims to: (1) describe the learning design of LQES and QQESmaterials in two variables using the flipped classroom approach for students of class XMIPA, (2) know the impact of the classroom flipped approach on high-level thinkingskills of students of class X MIPA.
This type of research is a design research based on Gravemeijer and Cobb. Theresearch subjects were 29 students of class X MIPA De Britto College High School.Data was collected using HLT observations, tests and interviews. Analysis of the dataused in this study is based on Miles and Huberman, namely data reduction, datapresentation and drawing conclusions and verification.
The researcher produced a learning design using a classroom flipped approachon the topic of linear square equation (LQES) and quadratic quadratic system (QQES)two variables that had been tested in one class as many as four hours of meetings.Educators create a virtual class in the form of a Facebook fan page and fill the virtualclass with videos, learning material documents, and assignments. Before the learningprocess in class, students see videos and learning material documents and work on andupload assignments. During the learning process in the classroom, educators confirmthe results of learning at home and then provide problems in the form of questions thatrequire high-level thinking skills for discussion by students in groups. At the firstmeeting students learn, work on and upload assignment 1 about LQES and discussproblem 1 in class. The second meeting of students learn, work, and upload task 2 aboutQQES and discuss problem 2 when in class. The third meeting of the students worked,uploaded assignment 3 about alternative ways of completing the QQES and when theclass of students discussed the assignment 3. At the fourth meeting a test was held for25 minutes followed by reflection of learning for 15 minutes. The students’ achievementon the trial class for the creative thinking process indicators were as follows: 16 studentsfulfilled one indicator, nine students fulfilled two indicators, three students fulfilledthree indicators, and one students fulfilled four indicators. The results of the researchclass tests which were followed by 29 students showed that: 14 students fulfilled oneindicator, 14 students fulfilled two indicators, and one student fulfilled three indicators.After interviewing three research class students whose answers fulfilled one, two, andthree indicators, students whose answers met one and three indicators after the interviewchanged into two and four indicators. Students who fulfill two indicators, after theinterview still meet the two indicators.
Keywords: Learning design, flipped classroom, virtual classroom, indicators of thecreative thinking process.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
hlm
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 3.17.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Diagram alur proses penyusunan desain pembelajaran
Diagram alur proses pembelajaran
Keterampilan berpikir tingkat tinggi
Penyelesaian soal menggunakan Geogebra
Kerangka berpikir
Diagram Rencana Kegiatan
Tampilan Awal Page
Profil Picture Page
Cover Photos Page
Ucapan Selamat Datang Untuk Peserta Didik
Video 1: Pengertian Harga Mutlak
Video 2: Pengertian Nilai Mutlak
Video 3: Nilai Mutlak
Latihan Tentang Pengertian Harga Mutlak
Lanjutan Latihan Tentang Pengertian Harga Mutlak
Video 4: Sifat Nilai Mutlak
Video 5: Menggambar Grafik Fngsi Mutlak
Latihan Menggambar Grafik Fungsi Mutlak
Lanjutan Latihan Menggambar Grafik Fungsi Mutlak
Video 6: Persamaan Nilai Mutlak
Video 7: Persamaan Nilai Mutlak
Video 8: Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Materi 1 SPLK
Materi 2 SPLK
Materi 3 SPLK
Video 1 SPLK
Video 2 SPLK
Tugas 1 SPLK
9
13
15
28
30
32
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
49
49
50
50
51
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
Gambar 4.10.
Gambar 4.11.
Gambar 4.12.
Gambar 4.13.
Gambar 4.14.
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Gambar 4.17.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
Gambar 4.20.
Gambar 4.21.
Gambar 4.22.
Gambar 4.23.
Gambar 4.24.
Gambar 4.25.
Gambar 4.26.
Gambar 4.27.
Gambar 4.28.
Gambar 4.29.
Gambar 4.30.
Gambar 4.31.
Gambar 4.32.
Gambar 4.33.
Video 1 SPKK
Video 2 SPKK
Video 3 SPKK
Tugas 2 SPKK
Video Alternatif penyelesaian SPLK/SPKK
Tugas 3 SPKK
Topik Pembelajaran yang Direncanakan
Tayangan untuk Kegiatan Review SPLDV
Tayangan Masalah 1
Pendidik Memberi Topangan Pada salah satu Kelompok
Pendidik Memberi Topangan Pada salah satu Kelompok
Pendidik Mengecek Jawaban yang Ditunjukkan Satu
Kelompok
Peserta Didik Menggunakan Geogebra untuk Mencari Solusi
Masalah 1
Peserta Didik Mengumpulkan Tugas 3
Peserta Didik 1 Menuliskan Jawaban di Papan Tulis
Peserta Didik 2 Menuliskan Jawaban di Papan Tulis
Pendidik Bertanya Jawab dengan Peserta Didik 2
Pendidik Memandu Diskusi Menemukan Makna AB = 0
Peserta Didik Menggunakan Geogebra
Pendidik Memandu Peserta Didik Mencari Titik Potong/Solusi
Sistem Masalah 3
Mencari penyelesaian masalah 1 menggunakan Geogebra
Topik Pembelajaran yang Direncanakan
Tayangan untuk Kegiatan Review SPLDV
Pendidik Menanyakan Cara Penulisan HP dari SPLDV
Pendidik Memandu Proses Menemukan Cara Penulisan HP
SPLDV
Pendidik Mengecek Peserta Didik yang telah Melihat Video
Masalah 1
58
58
59
59
70
70
76
77
79
80
81
83
84
97
98
100
102
103
104
105
110
114
115
116
117
117
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.34.
Gambar 4.35.
Gambar 4.36.
Gambar 4.37.
Gambar 4.38.
Gambar 4.39.
Gambar 4.40.
Gambar 4.41.
Gambar 4.42.
Gambar 4.43.
Gambar 4.44.
Gambar 4.45.
Gambar 4.46.
Gambar 4.47.
Gambar 4.48.
Gambar 4.49.
Gambar 4.50.
Gambar 4.51.
Gambar 4.52.
Gambar 4.53.
Gambar 4.54.
Gambar 4.55.
Gambar 4.56.
Gambar 4.57.
Pendidik Memberi Topangan
Pendidik Memandu Penggunaan Geogebra
Pendidik Menunjukkan Grafik Persamaan Ketiga
Pendidik Memberikan Topangan
Pendidik Memantau Perkembangan Belajar
Peserta Didik Menuliskan Jawaban
Pendidik Memandu Diskusi Kelas
Pendidik Memandu Diskusi Kelas Mencari Cara Alternatif
Pendidik Memandu Penggunaan Geogebra
Pendidik Memilih Jawaban Peserta Didik
Jawaban Peserta Didik 1
Jawaban Peserta Didik 2
Peserta Didik Menemukan Cara Alternatif
Pendidik Memandu Diskusi Kelas untuk Menemukan Akibat
Persamaan AB = 0
Pendidik Memandu Pengunaan Geogebra
Diagram Komposisi Jumlah Jawaban Peserta Didik Kelas UJI
COBA terhadap jumlah indicator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi.
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi
dan Kelancaran
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi
dan Kelenturan.
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi,
kelancaran, dan Kelenturan.
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil,
kelancaran, Kelenturan, dan Elaborasi,
Diagram Komposisi Jumlah Jawaban Peserta Didik Kelas
PENELITIAN terhadap jumlah indicator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi.
120
124
125
128
129
133
135
136
136
138
139
140
141
143
145
148
149
149
150
152
153
155
157
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.58.
Gambar 4.59.
Gambar 4.60.
Gambar 4.61.
Gambar 4.62.
Gambar 4.63.
Gambar 4.64.
Gambar 4.65.
Gambar 4.66.
Gambar 4.67.
Gambar 4.68.
Gambar 4.69.
Gambar 4.70.
Gambar 4.71.
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi
dan Kelenturan
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Kelenturan
dan Orisinil
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi
dan Kelancaran
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil,
kelancaran, dan Elaborasi
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Satu Indikator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Dua Indikator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Tiga Indikator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Empat Indikator
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Satu Indikator
Jawaban Peserta Didik SP_1 Setelah Proses Wawancara
Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Dua Indikator
Jawaban Peserta Didik SP_2 Setelah Proses Wawancara
Jawaban Peserta Didik SP_3 yang Memenuhi Tiga Indikator
Jawaban Peserta Didik SP_3 Setelah Proses Wawancara
159
160
161
163
165
168
170
173
176
183
185
192
194
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABELhlm
Tabel 2.1. Definisi Enam Kategori Dimensi Proses Kognitif 17
Tabel 2.2. Kata Kerja Operasional Enam Kategori Dimensi Proses Kognitif 17
Tabel 2.3. Definisi Empat Kategori Dimensi Pengetahuan 18
Tabel 2.4. Karakterisasi Proses Berpikir Tingkat Tinggi 20
Tabel 2.5. Ciri-ciri dan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 25
Tabel 3.1. Instrumen Tes Materi SPKK 45
Tabel 4.1. Revisi HLT 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
A. SURAT PENELITIAN
B. REVISI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT)
C. LEMBAR JAWAB DAN LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK KELAS
UJI COBA YANG DIANALISIS
D. LEMBAR JAWAB DAN LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK KELAS
PENELITIAN YANG DIANALISIS DAN DIWAWANCARAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Permasalahan
Pada bulan April tahun 2000, National Council of Teachers of Mathematics
(NTCM) mengeluarkan Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah yang
merupakan revisi dari dokumen aslinya yang dikeluarkan pada tahun 1989. Dengan
dokumen ini, NTCM mengarahkan perubahan dalam bidang pendidikan
matematika tidak hanya di Amerika Serikat, tapi juga di seluruh dunia.
Dua prinsip dari enam Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah
untuk mencapai pendidikan matematika yang berkualitas tinggi adalah
pembelajaran dan teknologi. Tentang prinsip pembelajaran, NCTM menyatakan
bahwa “Para peserta didik harus belajar matematika dengan pemahaman, secara
aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
(NCTM, 2000: 20 dalam John A. van de Walle, 2011: 3). Prinsip ini didasarkan
pada ide dasar bahwa belajar matematika dengan pemahaman adalah penting.
Belajar matematika tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung tetapi juga
memerlukan kecakapan untuk berpikir dan beralasan secara matematis untuk
menyelesaikan soal-soal baru dan mempelajari ide-ide baru yang akan dihadapi
peserta didik di masa yang akan datang.
Tentang prinsip teknologi NTCM menyebutkan bahwa teknologi penting
dalam belajar dan mengajar matematika; teknologi mempengaruhi mtematika yang
diajarkan dan meningkatkan proses belajar peserta didik. (NCTM, 2000: 24 dalam
John A. van de Walle, 2011: 3). Teknologi memungkinkan peserta didik untuk
memfokuskan diri pada ide-ide matematika, pemahaman, dan menyelesaikan soal
yang tidak mungkin dikerjakan tanpa bantuan piranti teknologi seperti kalkulator
atau komputer. Teknologi juga memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan
mendalam serta dapat memperbaiki penyajian ide-ide matematika.
Dua prinsip dasar di atas ternyata sejalan dengan dua isu besar yang saat ini
sedang berkembang di Indonesia. Hasil PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa dari
enam level kemampuan yang dirumuskan dalam studi PISA, hampir semua peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level tiga saja,
sementara negara lain yang terlibat dalam studi ini banyak yang mencapai level,
empat, lima, dan enam. Hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 dibidang matematika
dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya
mampu mencapai level menengah, sementara Taiwan misalnya, 50% peserta
didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil TIMSS untuk bidang IPA tidak jauh berbeda dengan hasil pencapaian
pada bidang matematika. Hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa
lebih dari 95% peserta didik dari Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara Taiwan, hampir 40% peserta didiknya mampu mencapai
level tinggi dan advance.
Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan dengan kemampuan
yang sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi PISA dan TIMSS
adalah: (1) bahan belajar yang diajarkan dalam sistem pendidikan di Indonesia
berbeda dengan tuntutan jaman. (2) bahan belajar yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional.
Prestasi belajar matematika yang belum optimal ditambah dengan
persaingan global dan perkembangan teknologi yang begitu pesat pada abad ke-21
membuat pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
merumuskan keterampilan atau kecakapan hidup yang harus dikuasai oleh para
peserta didik dalam menghadapi perkembangan teknologi dan pasar global pada
abad ke-21.
Kecakapan hidup tersebut menuntut peserta didik mempunyai kemampuan
berkomunikasi (communication) yang baik, bekerja sama (collaboration) dengan
berbagai pihak, berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical thinking and
problem solving), serta kreatif dan inovatif (creativity and innovation). Empat
kemampuan tersebut biasa disingkat 4C dan diharapkan kemampuan 4C tersebut
mulai dipupuk sejak dini sejak peserta didik mengenal bangku sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Supaya peserta didik mempunyai kemampuan 4C seperti tersebut di atas,
proses belajar pada abad ke-21 diarahkan pada proses belajar yang membuat peserta
didik tahu (to know), melakukan (to do), menyadari keberadaannya (to be), dan
mampu hidup bersama dengan pihak lain di luar diri peserta didik (to live together).
Proses belajar semacam ini membutuhkan perubahan paradigma, tidak hanya dari
pendidik tetapi juga dari peserta didik. Jika selama ini proses belajar konvensional
menempatkan pendidik sebagai pusat belajar dan peserta didik sebagai obyek
belajar, maka paradigm tersebut mesti dibalik peserta didik menjadi subyek belajar
dan pendidik menjadi pendamping atau fasilitator belajar bagi para peserta didik.
(Sumber: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013).
Pada lingkup yang lebih kecil lagi, di tingkat sekolah menengah khususnya
di SMA Kolese De Britto, hasil angket tertulis tujuh peserta didik yang terdiri dari
dua peserta didik kelas X MIPA, satu peserta didik kelas XII Bahasa, empat peserta
didik kelas XII IPS tahun ajaran 2017-2018 di SMA Kolese De Britto, yang
berprestasi amat tinggi pada pelajaran matematika menunjukkan bahwa terhadap
pertanyaan “Apakah Anda mempunyai persiapan belajar matematika jika esok hari
terdapat pelajaran matematika?” dua dari tujuh peserta didik menjawab “Ya” dan
lima dari tujuh peserta didik menjawab “tidak selalu”.
Dua peserta didik yang menjawab “Ya” menjelaskan lebih lanjut, bahwa
jika esok hari ada pelajaran matematika mereka membaca buku teks tentang materi
sebelumnya dan mengerjakan satu soal, jika ada materi baru, mereka mencoba
mempelajarinya sebisanya agar ada gambaran akan materi tersebut Sedangkan lima
peserta didik yang menuliskan “Tidak selalu” menjelaskan lebih lanjut bahwa
mereka tidak mempersiapkan diri dengan belajar hanya menyiapkan buku catatan.
Mereka akan mempersiapkan jika ternyata pelajaran matematika esok harinya
adalah kuis atau ulangan.
Terhadap pertanyaan “Apakah Anda mempunyai smartphone yang berakses
internet?” Ketujuh peserta didik menjawab punya dan ketika ditanya “Apakah
terdapat aplikasi matematis di smartphone yang Anda punya?” dua dari tujuh
peserta didik menjawab “Tidak ada” dan lima dari tujuh peserta didik menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
“Ada seperti cymath, geogebra, dan photomath”. Dua peserta didik tidak
mengunduh aplikasi matematis karena keduanya lebih senang mengerjakan soal
matematika tanpa bantuan aplikasi dan lima peserta didik mengunduh aplikasi
matematis untuk mengerjakan tugas yang memang disarankan pendidik
menggunakan aplikasi matematis.
Keenam peserta didik menggunakan smartphone lebih untuk
berkomunikasi lewat media sosial, sedang satu peserta didik menggunakan
smartphone selain untuk berkomunikasi juga untuk membantu menyelesaikan
kesulitan belajar di rumah dengan menggunakan Google.
Dalam sebuah diskusi kelompok guru mata pelajaran matematika SMA
Kolese De Britto yang menyoroti turunnya prestasi belajar matematika peserta
didik di SMA Kolese De Britto, salah satu pokok permasalahan yang membuat
prestasi belajar matematika peserta didik dari SMA Kolese De Britto relatif
tertinggal dari peserta didik SMA lain adalah rendahnya kemampuan berpikir
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang membutuhkan keterampilan
berpikir matematis tingkat tinggi. Lebih lanjut, hasil diskusi menyatakan bahwa
keterampilan berpikir matematis peserta didik masih rendah dikarenakan pendidik
jarang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Berdasar pengamatan penulis semua pendidik di SMA Kolese De Britto
mempunyai piranti teknologi komputer atau laptop atau tablet, namun tidak semua
pendidik menggunakan piranti teknologi tersebut sebagai sarana untuk
membelajarkan pokok bahasan tertentu. Sarana proyektor yang terdapat di setiap
kelas di SMA Kolese De Britto menurut pengamatan penulis belum dimanfaatkan
secarag optimal. Proses belajar secara umum masih menggunakan pola tradisional
dan pendidik masih menjadi pusat belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang dan permasalahan yang diuraikan di atas, penulis
merumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah desain pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear
Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Variabel dengan menggunakan pendekatan flipped classroom untuk peserta
didik kelas X MIPA SMA Kolese De Britto?
2. Bagaimanakah dampak pendekatan flipped classroom terhadap
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas X MIPA SMA
Kolese De Britto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Menyusun desain pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear Kuadrat
(SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua Variabel
dengan menggunakan pendekatan flipped classroom untuk peserta didik
kelas X MIPA SMA Kolese De Britto.
2. Mengetahui dampak pendekatan flipped classroom terhadap keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas X MIPA SMA Kolese De Britto.
D. Pembatasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada proses penyusunan desain
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped classroom berdasar pada
tiga tahap penelitian desain (design research) menurut Gravemeijer & Cobb (dalam
Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006), yakni: Preparing for the
Experiment, experiment design, dan retrospective analysis, sedangkan dampak
pendekatan flipped classroom dalam proses pembelajaran terhadap keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik dibatasi pada dampak pendekatan flipped
classroom terhadap proses berpikir kreatif peserta didik.
E. Penjelasan Istilah
1. Penelitian Desain atau Design Research
Penelitian desain atau design research adalah suatu metode penelitian yang
bertujuan mengembangkan local instruction theory (LIT) dengan kerja sama antara
peneliti dan tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
(Graveimejer & Van Erder dalam Prahmana, 2017: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah rancangan pembelajaran produk dari penelitian
desain.
3. Hypothetical Learning Trajectory (HLT)
Hypothetical Learning Trajectory merupakan suatu hipotesis atau prediksi
bagaimana pemikiran dan pemahaman siswa berkembang dalam suatu aktivitas
pembelajaran (Prahmana, 2017: 11).
4. Local Instruction Theory (LIT) atau Teori Instruksi Lokal
Local Instruction Theory merupakan produk akhir dari HLT yang telah
dirancang, diimplementasikan, dan dianalisis hasil pembelajarannya (Prahmana,
2017: 21).
5. Pendekatan Flipped Classroom
Pendekatan flipped classroom adalah pendekatan belajar di mana pendidik
mengalihkan pembelajaran langsung dari ruang belajar kelompok besar dan
memindahkannya ke ruang belajar individu, dengan bantuan salah satu dari
beberapa teknologi dengan menggunakan kelas virtual.
6. Berpikir
Berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif
yang melibatkan proses untuk menemukan, menganalisis, mencipta, merefleksi,
dan berargumen.
7.Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir yang tidak
hanya sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite), tetapi proses berpikir yang berkaitan erat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dengan proses berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan.
8. Berpikir Kreatif.
Berpikir kreatif adalah kemampuan menyatukan ide baru dan menentukan
efektivitasnya serta kemampuan menarik kesimpulan menghasilkan hasil akhir yang
baru yang sifatnya orisinil, reflektif, dan merupakan sesuatu yang kompleks.
9. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.
Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan masalah-masalah matematis yang menyangkut aspek-aspek:
keluwesan, keaslian, kelancaran, dan elaborasi.
F. Manfaat Penelitian
Bagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah matematika yang membutuhkan proses berpikir
tingkat tinggi. Di samping untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan kemampuan memecahkan masalah tingkat tinggi, penelitian ini juga
bermanfaat untuk melatih kesiapan dan kemandirian belajar peserta didik.
Bagi pendidik, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui dampak
penggunaan teknologi bagi pengembangan proses pembelajaran matematika di
kelas. Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru tentang
pendekatan pembelajaran lain yang melibatkan unsur teknologi. Penelitian ini juga
bermanfaat untuk memacu kemampuan pendidik dalam penguasaan teknologi
pembelajaran.
Bagi pendidik yang lain, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
dampak penggunaan teknologi bagi pengembangan proses pembelajaran
matematika di kelas dan menambah pengetahuan serta wawasan baru tentang
pendekatan pembelajaran lain yang melibatkan unsur teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Design Research
Graveimejer & Van Erder (Prahmana, 2017: 13) menyatakan bahwa design
research merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan mengembangkan local
instruction theory (LIT) dengan kerja sama antara peneliti dan tenaga pendidik
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Prahmana (2017: 15) terdapat
dua aspek penting berkaitan dengan design research, yaitu hypothetical learning
trajectory (HLT) dan local instruction theory (LIT). HLT merupakan suatu
hipotesis atau prediksi bagaimana pemikiran dan pemahaman siswa berkembang
dalam suatu aktivitas pembelajaran (Prahmana, 2017: 11). Secara garis besar, LIT
merupakan produk akhir dari HLT yang telah dirancang, diimplementasikan, dan
dianalisis hasil pembelajarannya (Prahmana, 2017: 21).
Menurut Gravemeijer & Cobb (dalam Akker, Gravemeijer, McKeney, dan
Nieveen, 2006), design research terdiri dari tiga tahap, yakni: Preparing for the
Experiment, experiment design, dan retrospective analysis.
a. Preparing for the Experiment
Mengutip pendapat Widjaja dalam Prahmana (2017), tujuan utama dari
tahapan ini adalah mengembangkan urutan aktivitas pembelajaran dan mendesain
intrumen untuk mengevaluasi proses pembelajaran tersebut. Dalam tahap ini, dibuat
hypothetical learning trajectory (HLT) atau lintasan belajar yang berfungsi sebagai
pedoman materi pengajaran yang akan dikembangkan (Prahmana, 2017: 21). Untuk
mampu mengembangkan hypothetical learning trajectory (HLT), peneliti harus
mempertimbangkan literatur-literatur penelitian yang ada dan dapat berguna.
Selanjutnya, peneliti harus mengadakan pengujian sebelum menguji coba desain
yang dibuatnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa yang akan mengalami proses pembelajaran berdasarkan desain yang
dibuat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Design Experiment
Pada tahap kedua ini, peneliti mengujicobakan kegiatan pembelajaran yang
telah didesain pada tahap pertama (Prahmana, 2017: 15). Menurut Gravemeijer dan
Cobb (dalam Akker, Gravemeijer, McKeney, dan Nieveen, 2006), tujuan dari uji
coba desain adalah menguji dan meningkatkan dugaan teori pembelajaran lokal (a
conjecture local instruction theory) yang sudah dikembangkan pada fase pertama,
serta mengembangkan pemahaman bagaimana desain tersebut bekerja.
c. Retrospective Analysis
Menurut Prahmana (2017: 15) setelah kegiatan percobaan desain dalam
pembelajaran, data yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran di kelas dianalisis
secara retrospektif. Untuk analisis retrospektif, Graveimeijer & Cobb (Prahmana,
2017: 23) menyatakan bahwa analisis ini berperan untuk pengembangan teori
instruksi lokal (local instruction theory) dan mengajukan isu atau inovasi
selanjutnya. Diagram alur proses penyusunan desain pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan flipped classroom digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Diagram alur proses penyusunan desain pembelajaran
Menghasilkan LIT dan deskripsi dampak penelitian terhadapketerampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
Analisis Hasil
Reduksi data Penyajian data Penarikan kesimpulan
Pelaksanaan
Uji coba HLT di kelas XMIPA 4 (non subjek) Proses revisi HLT Implementasi HLT di kelas X
MIPA 2 (subjek)
Perencanaan
Menentukanmateri Menyusun HLT Membuat kelas
virtualUji coba kelas
virtual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Pengertian Flipped Classroom
Pendekatan flipped classroom adalah pendekatan belajar di mana pendidik
mengalihkan pembelajaran langsung dari ruang belajar kelompok besar dan
memindahkannya ke ruang belajar individu dengan bantuan salah satu dari
beberapa teknologi.
Pendidik menyediakan video pembelajaran yang dapat diakses peserta didik
kapanpun dan dimanapun sebanyak yang mereka mau. Dengan memanfaatkan
persiapan yang sudah dilakukan peserta didik di luar kelas, para pendidik dapat
mencurahkan lebih banyak kesempatan untuk mengintegrasikan dan menerapkan
pengetahuan mereka melalui berbagai strategi pembelajaran aktif yang berpusat
pada peserta didik, seperti meneliti atau mengerjakan proyek dengan teman sekelas
saat pertemuan di kelas.
Pendidik juga dapat menggunakan waktu di kelas untuk memeriksa
pemahaman masing-masing peserta didik dan membantu mereka mengembangkan
hal-hal lain yang berkaitan dengan bahan belajar yang sedang dipelajari. Saat di
kelas, pendidik dapat memberikan dukungan individual saat peserta didik
mengerjakan kegiatan yang dirancang untuk membantu mereka menguasai materi.
3. Empat Pilar Flipped Classroom
Seorang pendidik berpengalaman dari Flipped Learning Network bernama
Kari M. Arfstrom, Ph.D., bekerja sama dengan Pearson's School Achievement
Services, mengidentifikasi empat pilar yang memungkinkan proses flipped
classroom dapat terjadi. Keempat pilar tersebut adalah: lingkungan belajar yang
fleksibel, budaya belajar, konten yang disengaja, dan pendidik professional
(Arfstrom, 2013: 5)
Belajar membutuhkan lingkungan yang fleksibel. Dengan pendekatan
flipped classroom, pendidik menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel di mana
peserta didik dapat memilih kapan dan di mana mereka belajar.
Dalam model pembelajaran tradisional yang berpusat pada pendidik,
pendidik adalah sumber informasi utama, pendidik adalah satu-satunya ahli yang
memberikan informasi kepada peserta didik. Proses pembelajaran umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menggunakan metode ceramah instruksi langsung. Pada pendekatan flipped
classroom, ada pergeseran yang disengaja dari proses pembelajaran yang berpusat
pada pendidik ke proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perubahan
pusat belajar dimaksudkan untuk menciptakan budaya mengeksplorasi topik secara
lebih mendalam dan menciptakan kesempatan belajar yang lebih kaya. Peserta didik
beralih dari menjadi produk pengajaran ke pusat pembelajaran, di mana mereka
secara aktif terlibat dalam pembentukan pengetahuan melalui kesempatan untuk
berpartisipasi dan mengevaluasi pembelajaran mereka dengan cara yang secara
pribadi bermakna.
Pada pendekatan flipped classroom, pendidik merancang proses
pembelajaran yang bertujuan peserta didik mengekplorasi terlebih dahulu bahan
belajar di luar ruang kelas. Bahan belajar yang disiapkan pendidik dapat berupa
video atau materi lain yang disiapkan di kelas virtual sehingga peserta didik dapat
mengakses bahan belajar kapan saja dan di mana saja. Pada pertemuan di kelas,
pendidik merancang proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang aktif, pengajaran sebaya, atau pembelajaran
berbasis masalah, tergantung pada tingkat kelas dan bahan belajar yang sudah
disiapkan sebelumnya.
Pada pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom, video
pembelajaran yang digunakan adalah sarana supaya peserta didik dapat belajar
dengan baik di luar kelas. Video pembelajaran tidak dimaksudkan untuk
menggantikan peran pendidik seluruhnya. Pada pendekatan flipped classroom
dibutuhkan pendidik yang professional yang tahu cara mengelola proses
pembelajaran, menentukan cara dan sarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pemebelajaran yang telah ditetapkan. Selama
proses pembelajaran di kelas, pendidik terus mengamati peserta didik, memberi
umpan balik yang relevan, dan terus menilai pekerjaan mereka. Pendidik
profesional sangat reflektif, saling berhubungan dan bekerja sama dengan pendidik
yang lain untuk dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran, mau menerima
kritik dan saran yang membangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tradisional,ketika
proses belajar di kelas telah selesai, peserta didik terkadang pulang ke rumah
dengan membawa banyak permasalahan baik berupa pekerjaan rumah, tugas
kelompok dan lain-lain dan saat peserta didik mengerjakan tugas tambahan tersebut
di rumah, mereka tidak pernah mendapat bantuan dari pendidik. Pada saat peserta
didik mengalami kesulitan belajar di rumah, peserta didik memiliki sejumlah
pilihan. Mereka bisa menghabiskan berjam-jam bergumul dengan tugas yang tidak
mereka siapkan, menyerah, menelepon teman, meminta pendidik keesokan harinya,
atau dalam kasus terburuk, curang. Pada pendekatan flipped classroom, pekerjaan
yang dilakukan di rumah adalah melihat video, menyelesaikan persoalan-persoalan
dasar yang secara teoritis mampu dilakukan peserta didik tanpa bantuan pendidik
dan saat berada di kelas, pendidik membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan yang memiliki kerumitan lebih tinggi.
Proses belajar seperti ini akan meningkatkan kualitas hubungan antara
pendidik dengan peserta didik dan kualitas hubungan antara peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Pada pendekatan flipped classroom, seorang pendidik
mempunyai banyak waktu untuk berdiskusi dengan peserta didik baik saat peserta
didik bekerja di rumah dengan model diskusi online ataupun berdiskusi secara
langsung dengan peserta didik saat proses pembelajaran di kelas. Diskusi dan
pengenalan yang mendalam dari pendidik ke peserta didik satu demi satu membuat
kebutuhan belajar dari peserta didik yang berbeda-beda dapat dilayani oleh
pendidik satu demi satu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Peserta
didik dengan kemampuan rendah akan mendapat banyak bantuan dari pendidik
sedangkan peserta didik dengan kemampuan di atas rata-rata akan mendapat
tantangan atau pengayaan yang lebih pula.
Pada penelitian ini, diagram alur proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan flipped classroom sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 2.2. Diagram alur proses pembelajaran
4. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Terdapat banyak pengertian tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang disampaikan oleh para ahli
pendidikan. Menurut Alexander dkk (2011) dalam Susan M. Brookhart (2014),
HOTS didefinisikan sebagai:
Higher-order thinking is the mental engagement with ideas, objects, andsituations in an analogical, elaborative, inductive, deductive, andatherwise transformational manner that is indicative of an orientationtoward knowing as a complex, effortful, generative, evidence-seeking, andreflective enterprise.
Terdapat dua hal penting pada pengertian di atas, pertama, berpikir tingkat
tinggi terjadi jika peserta didik menggunakan pengetahuan yang sudah
Pendidikmengunggah:
Teori dan teknikmenyelesaikan SPLK
Video 1: caramenyelesaikan SPLK
Tugas 1: Peserta didikmengunggah foto
jawaban di Page FB
Pembelajaran ke-1:
2 JP
Pengumpulan Tugas 1
Diskusi kelompok: SoalHOTS tentang SPLK
Presentasi
Kesimpulan akhir
Pendidik Mengunggah:
Teori dan teknikmenyelesaikan SPKK
Video 2: soal tentangSPKK
Tugas 2: Peserta didikmengunggah foto
jawaban di Page FB
Pembelajaran ke-2:2 JP
Pengumpulan tugas 2
Diskusi Kelompok:Soal HOTS tentang
SPKK
Kesimpulan Akhir
Pendidikmengunggah:Video 3: Soal
SPLK/SPKK yangmembutuhkan
kreativitas peserta didikuntuk menyelesaikan
Tugas 3: Peserta didikmengunggah foto
jawaban di Page FB
Pembelajaran ke-3:1 JP
Pengumpulan tugas 3
Pembahasan tugas 3dengan berbagai
alternatif cara
Kesimpulan akhir
Pendidikmengunggah:Soal Latihan:Peserta didik
menjawab soallatihan sebagai
persiapan tes kecil
Pembelajaran ke-4:1 JP
Tes kecil 25 menit
Refleksi 15 menit
Penutup 5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diketahuinya untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman yang baru
tentang suatu hal. Kedua, pengetahuan dan pemahaman yang baru tersebut bersifat
kompleks, butuh diupayakan, generatif, membutuhkan pencarian bukti atau fakta-
fakta, dan bersifat reflektif.
Mengutip pendapat Stein dan Lane dalam Thomson (2008), berpikir
tingkat tinggi adalah proses menggunakan pemikiran yang kompleks, non
algorithmic untuk menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi,
menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda
dengan contoh.
Menurut pendapat Zaini dalam Suhaesti Julianingsih (2017), berpikir
tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang mengkombinasikan antara
berpikir kritis dan berpikir kreatif. Sedangkan menurut Uno dalam Suhaesti
Julianingsih (2017), soal bertipe HOTS memiliki empat indikator, yaitu:
1. Problem solving atau proses dalam menemukan masalah serta cara
memecahkan masalah berdasarkan informasi yang nyata, sehingga dapat
ditarik kesimpulan.
2. Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu keterampilan seseorang dalam
memecahkan masalah melalui pengumpulan informasi untuk kemudian
memilih keputusan terbaik dalam memecahkan masalah.
3. Keterampilan berpikir kritis adalah usaha untuk mencari informasi yang akurat
yang digunakan sebagaimana mestinya pada suatu masalah.
4. Keterampilan berpikir kreatif, artinya menghasilkan banyak ide sehingga
menghasilkan inovasi baru untuk memecahkan masalah.
Secara ringkas, keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat digambarkan pada
skema berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2.3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi
Latipah (2017) menyatakan bahwa berpikir kritis menuntut penilaian
terhadap dua hal, yaitu: akurasi dan kelayakan informasi, serta alur penalaran.
Berpikir kritis adalah proses berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah, termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berpikir
kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentikasi
materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan
yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidakkonsistenan
dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan
berpikir kritis. Singkatnya, berpikir kritis bersifat analitis dan reflektif.
Berpikir kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari proses berpikir
kreatif adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan pada proses berpikir
kreatif adalah menyatukan ide baru dan menentukan efektivitasnya. Berpikir kreatif
meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menghasilkan hasil
akhir yang baru. Latipah (2017) menegaskan bahwa berpikir kreatif melibatkan
pengaplikasian pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya
pada situasi yang baru.
Latipah (2017) menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai suatu proses
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk menjawab
pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit. Proses menemukan dan
memecahkan masalah adalah aktivitas dasar yang biasa dihadapi oleh manusia.
Keterampilan Berpikirtingkat tinggi
Berpikirkritis
Berpikirkreatif
Pemecahanmasalah
Pembuatankeputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sejalan dengan Latipah, Hardini dan Puspitasari (2012) dalam Hadi (2014)
memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi
dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang
baru. Pemecahan masalah tidak sekadar sebagai bentuk kemampuan menerapkan
aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu,
melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan aturan pada tingkat
yang lebih tinggi.
Berkaitan dengan keputusan, Boem dan Webb dalam Suryanti (2012)
berpendapat bahwa sebuah keputusan merupakan sebuah pilihan yang kita ambil,
dengan langkah-langkah meliputi menuliskan pertanyaan, menentukan pilihan-
pilihan, mengumpulkan informasi, membuat daftar pro dan kontra, dan mengambil
keputusan. Maloney (2007) dengan menggunakan masalah otentik di lapangan dan
diskusi kelompok kecil untuk pengambilan keputusan menemukan bahwa untuk
mendapatkan sebuah keputusan perlu adanya eksplorasi dan klarifikasi terkait bukti-
bukti yang tersedia, dan penggunaan bukti atau informasi tersebut merupakan
sebuah keterampilan yang penting.
Dari uraian para ahli tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi di atas,
dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan
kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat, menyatakan kembali, atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan dan meliputi keterampilan memecahkan
masalah, keterampilan membuat keputusan, keterampilan berpikir kritis, dan
keterampilan berpikir kreatif.
5. Berpikir Tingkat Tinggi dalam Taksonomi Bloom yang Direvisi
Dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi terdapat dua dimensi, yaitu
dimensi pengetahuan (knowledge dimension) dan dimensi proses kognitif (cognitive
process dimension).
Pada dimensi proses kognitif, terdapat enam kategori yaitu kemampuan
mengingat (remembering), memahami (understandings), menerapkan (applying),
menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Definisi masing-masing kategori pada dimensi proses kognitif disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Definisi Enam Kategori Dimensi Proses Kognitif(Anderson dan Krathwohl, 2001)
PROSES KOGNITIF DEFINISIRemembering (mengingat) Mengambil pengetahuan yang relevan dari
ingatan jangka panjangUnderstanding(memahami)
Membangun arti dari proses pembelajaran,termasuk komunikasi lisan, tertulis, dangambar
Applying (menerapkan) Melakukan atau menggunakan prosedur didalam situasi yang tidak biasa.
Analyzing (menganalisis) Memecah materi ke dalam bagian –bagiannya dan menentukan bagian-bagianitu terhubungkan antarbagian dan ke strukturatau tujuan keseluruhan.
Evaluating (mengevaluasi) Membuat pertimbangan berdasarkan kriteriaatau standar.
Creating (mencipta) Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secarakoheren atau fungsional: menyusun kembaliunsur-unsur ke dalam pola atau strukturbaru.
Kata kerja operasional yang berkaitan dengan dimensi proses kognitif
peserta didik tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2. Kata Kerja Operasional Enam Kategori Dimensi Proses Kognitif(Anderson dan Krathwohl, 2001 dalam Suhaesti Julianingsih, 2017)
KATEGORI KATA KUNCIRemembering (mengingat): Dapatkahpeserta didik mengucapkan ataumengingat informasi?
Menyebutkan definisi, menirukanucapan, menyatakan susunan,mengucapkan, mengulang,menyatakan
Understanding (memahami):Dapatkah peserta didik menjelaskankonsep, prinsip, hukum atau prosedur?
Mengelompokkan, menggambarkan,menjelaskan identifikasi,menempatkan, melaporkan,menjelaskan, menerjemahkan,pharafrase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Applying (menerapkan): Dapatkahpeserta didik menerapkanpemahamannya pada situasi yang baru?
Memilih, mendemonstrasikan,memerankan, menggunakan,mengilustrasikan,menginterpretasikan, menyusunjadwal, membuat sketsa,memecahkan masalah, menulis
Analyzing (menganalisis): Dapatkahpeserta didik memilah bagian-bagianberdasarkan perbedaan dankesamaannya?
Mengkaji, membandingkan,mengkontraskan, membedakan,melakukan, deskriminasi,memisahkan, menguji, melakukaneksperimen, mempertanyakan.
Evaluating (mengevaluasi): Dapatkahpeserta didik menyatakan baik atauburuk terhadap sebuah fenomena atauobjek tertentu?
Memberi argumentasi,mempertahankan, menyatakan,memilih, memberi dukungan,memberi penilaian, melakukanevaluasi.
Creating (mencipta): Dapatkah pesertadidik menciptakan sebuah benda ataumenciptakan hal/pandangan baru darihal-hal yang diketahui sebelumnya?
Merakit, mengubah, membangun,mencipta, merancang, mendirikan,merumuskan.
Dimensi kedua pada taksonomi Bloom yang direvisi adalah dimensi
pengetahuan yang terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan factual (factual
knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan
prosedural (prosedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive
knowledge). Definisi masing-masing kategori pada dimensi pengetahuan disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3. Definisi Empat Kategori Dimensi Pengetahuan(Anderson dan Krathwohl, 2001 dalam Suhaesti Julianingsih, 2017)
DIMENSIPENGETAHUAN
DEFINISI
Factual Knowledge(pengetahuan factual)
Pengetahuan yang berupa potongan informasi yangtidak terkumpul menjadi satu unsur dasar yangterdapat dalam suatu disiplin ilmu tertentu.Terdapat dua macam pengetahuan factual:
Pengetahuan tentang terminologi Pengetahuan tentang bagian detail dan
unsur-unsur.Conceptual Knowledge(pengetahuan konseptual)
Pengetahuan yang menggambarkan keterkaitanantara unsur dasar pada struktur yang lebih besardan semuanya mempunyai fungsi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pengetahuan konseptual mencakup skema, modelpemikiran, dan teori baik yang implisit maupunyang eksplisit. Terdapat tiga macam pengetahuankonseptual:
Pengetahuan tentang klasifikasi dankategori
Pengetahuan tentang prinsip dangeneralisasi
Pengetahuan tentang teori, model, danstruktur
Prosedural Knowledge(pengetahuan prosedural)
Pengetahuan yang menggambarkan caramelakukan sesuatu dapat berupa kegiatan atauprosedur. Pengetahuan prosedural umumnya berisilangkah atau tahapan yang harus diikuti dalammengerjakan suatu hal. Terdapat tiga macampengetahuan prosedural:
Pengetahuan tentang keterampilankhusus yang berhubungan dengansuatu bidang tertentu dan pengetahuantentang algoritma
Pengetahuan tentang teknik danmetode
Pengetahuan tentang kriteriapenggunaan suatu prosedur
MetacognitiveKnowledge(pengetahuanmetakognitif)
Metakognisi adalah pengetahuan yang meregulasikognisi. Metakognisi adalah pengetahuan individumengenai keberadaan dasarnya sebagai individuyang memiliki kemampuan mengenali,pengetahuan mengenai dasar dari tugas-tugaskognitif yang berbeda dan pengetahuan mengenaistrategi yang digunakan untuk menghadapi tugasyang berbeda. Terdapat tiga macam pengetahuanmetakognisi:
Pengetahuan strategic Pengetahuan tentang operasi kognitif Pengetahuan tentang diri sendiri.
Seperti sudah disebutkan pada bagian di atas, berpikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan
(recite). Berpikir adalah proses untuk menemukan, menganalisis, mencipta,
merefleksi, dan berargumen. Ini berarti dalam Taksonomi Bloom yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
direvisi (Krathworl dan Anderson, 2001), berpikir tingkat tinggi adalah proses
kognitif pada level analisis, evaluasi, dan kreasi. Berikut ini karakterisasi proses
berpikir tingkat tinggi ditinjau dari dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif Taksonomi Bloom yang direvisi.
Tabel 2.4. Karakterisasi Proses Berpikir Tingkat Tinggi(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)
PengetahuanFaktual
PengetahuanKonseptual
PengetahuanProsedural
PengetahuanMetakognisi
RememberingMengingat
UnderstandingsMemahamiApplying
MenerapkanAnalyzing
Menganalisis
PROSES BERPIKIR TINGKATTINGGI
EvaluatingMengevaluasi
CreatingMencipta
Berdasar pada Tabel 2.4. di atas, dapat disimpulkan bahwa proses berpikir
tingkat tinggi adalah irisan dari dimensi pengetahuan konseptual, prosedural, dan
metakognisi dengan dimensi proses kognitif mulai dari menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta.
6. Langkah-langkah Penyusunan Soal untuk Melatih Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal untuk
melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. (Kemdikbud, 2016).
Pertama, menganalisis kompetensi dasar (KD) yang dapat dibuat soal-soal
untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi. Terlebih dahulu pendidik
memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal untuk melatih keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Tidak semua KD dapat dibuat model-model soal untuk melatih
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendidik secara mandiri atau melalui forum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal
melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Kedua, menyusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi penulisan soal-soal untuk melatih
keterampilan berpikir tingkat tinggi bertujuan untuk membantu para guru dalam
menulis butir soal. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru
dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal untuk melatih keterampilan
berpikir tingkat tinggi, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan
diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
Ketiga, memilih stimulus yang menarik dan kontekstual. Stimulus yang
digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca
stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta
didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk
membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari
lingkungan sekolah atau daerah setempat.
Keempat, menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir
pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal untuk melatih
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kaidah penulisan butir soal untuk melatih
keterampilan berpikir tingkat tinggi, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir
soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada
aspek konstruksi dan bahasa relatif sama.
Kelima, membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban. Setiap
butir soal untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ditulis hendaknya
dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran
dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal
pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
7. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Pembahasan tentang berpikir kreatif tidak dapat dilepaskan dari
pembahasan tentang kreativitas. Istilah kreativitas mengacu pada kemampuan
individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut
(Saleh, 2009: 2). Sedangkan menurut Ali dan Asrori (2011), kreativitas adalah
ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari
karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang
dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi
permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir
divergen.
Mengutip pendapat Torrance dalam Ali dan Asrori (2011), kreativitas
adalah proses kemampuan individu untuk memahami kesenjangan atau hambatan
dalam hidupnya, merumuskan hipotesis baru, dan mengomunikasikan hasil-
hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Guilford dalam Ali dan Asrori (2011) berpendapat bahwa
kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif.
Tentang berpikir kreatif, Munandar (1999), menyatakan bahwa berpikir
kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam
kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan
pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Sedangkan menurut Sabandar (2008),
berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal
dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu
terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang harus diselesaikan. Selanjutnya
ada unsur originalitas gagasan yang muncul dalam pikiran seseorang terkait dengan
apa yang teridentifikasi.
Berdasar pada pengertian kreativitas dan berpikir kreatif di atas, dapat
disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir untuk menyatukan ide
baru dan menentukan efektivitasnya. Berpikir kreatif meliputi juga kemampuan
menarik kesimpulan yang biasanya menghasilkan hasil akhir yang baru. Berpikir
kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari proses berpikir kreatif adalah sesuatu
yang kompleks.
Kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif. Supaya peserta
didik dapat berpikir kreatif dan pada akhirnya dapat menghasilkan kreativitas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendidik perlu menciptakan suatu akvitas atau kegiatan pembelajaran yang mampu
mendorong dan memacu proses berpikir kreatif peserta didik.
Latipah (2017) menyatakan bahwa untuk mengatakan apakah sesuatu atau
seseorang mengandung unsur kreatif, maka dapat ditinjau dari dua komponen
berikut, yaitu: perilaku baru dan orisinil, serta hasil yang produktif. Mengutip
pendapat Sawyer dalam Latipah (2017), perilaku baru dan orisinil merupakan
perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang lain dan hasil yang
produktif merupakan suatu produk yang sesuai dan dalam arti tertentu memiliki
nilai bagi sebuah budaya. Silver dalam La Moma (2015) berpendapat bahwa
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kreativitas meliputi: kefasihan,
keluwesan, dan keaslian.
Lebih rinci dari yang disampaikan Latipah dan Silver di atas, Munandar
(1999), mengemukakan bahwa ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif yang
berhubungan dengan kognisi dapat dilihat dari keterampilan berpikir lancar,
keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan
elaborasi, dan keterampilan menilai.
Masing-masing ciri kemampuan berpikir kreatif di atas oleh Munandar
(1999) diperinci lagi menjadi ciri-ciri keterampilan berpikir lancar: (1)
mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah, (2) memberikan banyak
jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan, (3) memberikan banyak cara atau
saran untuk melakukan berbagai hal, dan (4) bekerja lebih cepat dan melakukan
lebih banyak daripada anak-anak lain.
Ciri-ciri keterampilan berpikir luwes (fleksibel) adalah: (1) menghasilkan
variasi-variasi gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan, (2)
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. (3)
menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda.
Ciri-ciri keterampilan orisinal (keaslian) adalah: (1) memberikan gagasan
yang relatif baru dalam menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari
yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan, (2) membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Ciri-ciri keterampilan memperinci (elaborasi): (1) mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain, (2) menambahkan, menata atau memperinci
suatu gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut.
Ciri-ciri keterampilan menilai (mengevaluasi) adalah: (1) dapat
menemukan kebenaran suatu pertanyaan atau kebenaran suatu rencana
penyelesaian masalah (justification), (2) dapat mencetuskan gagasan
penyelesaian suatu masalah dan dapat melaksanakannya dengan benar, dan
(3) mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai
suatu keputusan.
Kemampuan berpikir kreatif bersifat umum, artinya kemampuan tersebut
dapat diterapkan pada situasi dan bidang apapun. Apabila kemampuan berpikir
kreatif peserta didik dikaitkan dengan pemecahan masalah dalam konteks
matematika, maka munculah istilah baru kemampuan berpikir kreatif matematis
yang oleh Tall dalam La Moma (2015) diartikan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah dan/atau perkembangan berpikir pada struktur-struktur
dengan memperhatikan aturan penalaran deduktif dan hubungan dari konsep-
konsep dihasilkan untuk mengintegrasikan pokok penting dalam matematika.
Krutetskii dalam La Moma (2015) berpendapat bahwa kemampuan berpikir
kreatif matematis adalah kemampuan dalam merumuskan masalah matematika
secara bebas, bersifat penemuan dan baru. Aspek kebebasan dan penemuan yang
baru yang disampaikan oleh Kruteskii tersebut sejalan dengan ciri-ciri berpikir
kreatif luwes, orisinil, dan lancar seperti yang disampaikan Munandar (1999) dan
kefasihan, keluwesan, serta keaslian seperti yang disampaikan Silver dalam La
Moma (2015)
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan masalah-masalah matematis yang menyangkut aspek-aspek:
kelenturan, orisinalitas, kelancaran, dan elaborasi.
Ada banyak istilah yang disampaikan oleh para ahli berkaitan dengan
aspek-aspek berpikir kreatif matematis. Pada tulisan ini, akan digunakan istilah
kelenturan yang setara dengan keluwesan, luwes, fleksibilitas, atau fleksibel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
orisinalitas yang setara dengan kebaruan atau keaslian, kelancaran yang setara
dengan kefasihan atau fluency, dan elaborasi yang setara dengan pemerincian.
Indikator untuk masing-masing aspek kelenturan, orisinalitas, kelancaran,
dan elaborasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5. Ciri-ciri dan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis((Williams (dalam Al-Khalili, 2005)) dalam Tatag, 2018 )
CIRI BERPIKIRKREATIF
INDIKATOR
Orisinalitas Kemampuan untuk berpikir dengan cara baru atau denganungkapan yang unik, dan kemampuan untuk menghasilkanpemikiran-pemikiran yang tidak lazim daripada pemikiranyang jelas diketahui.
Kelancaran Kemampuan untuk menghasilkan pemikiran ataupertanyaan dalam jumlah yang banyak
Kelenturan Kemampuan untuk menghasilkan banyak macampemikiran, dan mudah berpindah dari jenis pemikirantertentu ke jenis pemikiran yang lainnya.
Elaborasi Kemampuan untuk menambah atau memerinci hal-halyang detail dari suatu obyek, gagasan, atau situasi.
B. Sistem Persamaan Linear Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan
Kuadrat-Kuadrat (SPKK) Dua Variabel
1. Sistem Persamaan Linear-Kuadrat (SPLK) Dua Variabel
SPLK dua variabel adalah gabungan dua persamaan dua variabel dengan
derajat/pangkat tertinggi salah satu persamaan adalah dua dan persamaan yang lain
satu. Penyelesaian sistem persamaan ini umumnya menggunakan grafik, substitusi,
atau metode eliminasi.
Untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear-
kuadrat dengan menggunakan metode substitusi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut.
Langkah 1: Pilih persamaan linear untuk disubstitusikan. Nyatakan
dalam atau dalam .
Langkah 2: Substitusikan atau yang diperoleh pada langkah 1 ke
persamaan kuadrat. Selesaikan hingga diperoleh
penyelesaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Langkah 3: Tulis himpunan penyelesaian sistem persamaan linear-
kuadrat tersebut.
Banyak penyelesaian sistem persamaan linear-kuadrat ditentukan berdasarkan nilai
diskriminan (D) persamaan kuadrat yang terbentuk setelah proses substitusi
dilakukan. Jika diketahui persamaan kuadrat + + = 0, dengan ≠ 0,maka = – 4 . Jika 0, maka sistem persamaan memiliki dua
penyelesaian. Jika = 0, maka sistem persamaan memiliki satu penyelesaian.
Jika 0, maka sistem persamaan tidak memiliki penyelesaian.
Misalkan terdapat masalah untuk menentukan himpunan penyelesaian dari
5x6xy
1yx2 . Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan cara
substitusi sebagai berikut:
= 1 = 1substitusikan = 1 ke dalam = 6 + 5 sehingga diperoleh
1 = 6 + 5 7 + 6 = 0( 6)( 1) = 0= 6 atau = 1
Untuk = 6, nilai = 6 1 = 5 dan untuk = 1, nilai = 1 1 = 0. Jadi,
himpunan penyelesaian = {(6,5), (1,0)}Misalkan diketahui masalah untuk menentukan nilai p dari sistem
persamaan
3pxxy
4yx2 agar sistem persamaan memiliki tepat satu
penyelesaian. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan cara
substitusi sebagai berikut:
= 4 = 4Substitusikan = 4 ke = + 3 sehingga diperoleh
4 = + 3+ 3 + 4 = 0+ ( 1) + 1 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
= ( 1) 4.1.1= 2 + 1 4= 2 3Supaya sistem persamaan memiliki penyelesaian tunggal, maka = 0 sehingga
2 3 = 0( 3) ( + 1) = 0= 3 atau = −1Jadi, supaya sistem persamaan tersebut memilki penyelesaian tunggal, maka =3 atau = 1.2. Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK) Dua Variabel
SPKK dua variabel adalah gabungan dua persamaan dua variabel dengan
derajat/pangkat tertinggi masing-masing persamaan adalah dua. Penyelesaian
sistem persamaan ini umumnya menggunakan grafik, substitusi, atau metode
eliminasi.
Untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan kuadrat-
kuadrat dengan menggunakan metode substitusi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut.
Langkah 1: Pilih salah satu persamaan untuk disubstitusikan. Nyatakan
dalam atau dalam .
Langkah 2: Substitusikan atau yang diperoleh pada langkah 1 ke
persamaan kedua. Selesaikan hingga diperoleh penyelesaian.
Langkah 3: Tulis himpunan penyelesaian sistem persamaan kuadrat-
kuadrat tersebut.
Misalkan terdapat masalah untuk menentukan himpunan penyelesaian dari
sistem persamaan= − 5 − 2= − − 3 + 2. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan cara substitusi dengan proses sebagai berikut: Substitusikan pada
persamaan pertama dengan pada persamaan kedua sehingga diperoleh:− 5 − 2 = − − 3 + 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2 − 2 − 4 = 0− − 2 = 0( + 1)( − 2) = 0+ 1 = 0 atau − 2 = 0= −1 atau = 2Substitusikan = −1 dan = 2 ke salah satu persamaan, misal disubstitusikan ke
persamaan = − 5 − 2 sehingga diperoleh: untuk = −1, nilai =(−1) − 5(−1) − 2 = 4 dan untuk = 2, nilai = (2) − 5(2) − 2 = −8. Jadi,
himpunan penyelesaian adalah {(−1,4), (2, −8)}Bagaimanakah jika soal yang sama tersebut diselesaikan dengan
menggunakan aplikasi Geogebra? Berikut ini adalah contoh penyeleseaian soal= − 5 − 2= − − 3 + 2 dengan menggunakan Geogebra.
Gambar 2.4. Penyelesaian soal menggunakan Geogebra
Dari tampilan grafik terlihat titik persekutuan dua persamaan di koordinat
A(-1,4) dan B(2,-8) sehingga himpunan penyelesaian sistem persamaan= − 5 − 2= − − 3 + 2 adalah {(−1,4), (2, −8)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkait dengan penerapan flipped classroom dilakukan oleh
Cary Moore, College of Education, California State University, Sacramento dan
Chia-Jung Chung (Corresponding author), College of Education, California State
University. Sacramento dengan judul penelitian “Students’ Attitudes, Perceptions,
and Engagement within a Flipped classroom model as Related to Learning
Mathematics”. Penelitian dilakukan pada Agustus 2014 s.d. Desember 2014 dan
berjenis penelitian campuran kantititatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik sekolah menengah kelas Aljabar 2 yang mengalami proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped classroom dan setelahnya
diamati dampak pendekatan pembelajaran tersebut terhadap sikap, persepsi, dan
perkembangan terhadap pendekatan flipped classroom dan hal-hal lain yang
berkontribusi dalam proses belajar matematika. Peneliti menyimpulkan bahwa
secara umum peserta didik mempunyai sikap dan persepsi yang positif terhadap
pendekatan flipped classroom dan peserta didik termotivasi untuk menggunakan
bahan belajar berbasis web dan video untuk meningkatkan hasil belajarnya.
(Journal of Studies in Education, ISSN 2162-6952, 2015, Vol 5 No. 3).
Penelitian lain yang berkait dengan penerapan flipped classroom dilakukan
oleh Kaushal Kumar Bhagat, Cheng-Nan Chang and Chun-Yen Chang Graduate
Institute of Science Education, National Taiwan Normal University, Taiwan dengan
judul penelitian “The Impact of the Flipped Classroom on Mathematics Concept
Learning in High School”. Penelitian dilakukan pada Agustus 2014 s.d. Desember
2014 dan berjenis penelitian kuantititatif. Subjek penelitian ini adalah 82 peserta
didik sekolah menengah berumur 14 dan 15 tahun. Dari 82 peserta didik tersebut,
42 peserta didik adalah kelompok experimental dan 42 peserta didik lain adalah
kelompok control. Kelompok eksperimental adalah kelompok yang mempelajari
topik trigonometri dengan menggunakan pendekatan flipped classroom dan
kelompok kontrol adalah kelompok yang memepelajari topik yang sama tetapi
dengan menggunakan penekatan belajar konvensional. Kedua kelompok menjalani
pre-test dan post-test dengan menggunakan instrument Mathematics Achievement
Test (MAT) dan Course Interest Survey (CIS). Setelah menganalisis data dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menggunakan metode independent sample t-tes, analysis of covariance (ANCOVA)
dan multivariate analysis of variance (MANOVA) peneliti menyimpulkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan tentang motivasi dan hasil belajar dari dua kelompok
yang diteliti dan peserta didik kelas eksperimental yang belajar dengan
menggunakan pendekatan flipped classroom mempunyai motivasi dan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan peserta didik kelas control yang belajar dengan
menggunakan pendekatan konvensional. (Journal of Educational Technology &
Society, Vol. 19, No. 3 (July 2016) pp. 134-142).
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2.5. Kerangka berpikir
Deskripsi kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yangmembutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai dampak dari proses
pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom
Di kelas, pendidik mengkonfirmasi hasil belajar peserta didik di rumah.Pendalaman bahan belajar dengan persoalan-persoalan yang membutuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
Pendidik mengunggah video atau bahan belajar di kelas virtual.
Peserta didik di rumah mempelajari bahan belajar yang sudah ditentukan.
Disusun desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flippedclassroom untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dan untuk mengetahui
dampaknya terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Pendidik membuat kelas virtual, peserta didik menjadi anggota kelas virtual
Abad ke-21 adalah abad pengunaan teknologi dan salah satu keterampilan dasar yangdibutuhkan adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Prestasi belajar matematika rendah karena peserta didik tidak dilatih menyelesaikanpermasalahan yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran belum optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Kebaruan Penelitian
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan flipped classroom umumnya
adalah penelitian kuantitatif untuk membandingkan peningkatan kualitas hasil
belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan flipped classroom terhadap
pendekatan belajar yang lain. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada jenis
penelitian yang dipilih, yaitu penelitian desain yang bertujuan merancang dan
menyusun desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped
classroom.
Kebaruan lain penelitian ini terletak pada tujuan penelitian ini untuk
menyusun dan merancang desain pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear
Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua Variabel
dengan menggunakan pendekatan flipped classroom beserta dampak pendekatan
flipped classroom terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada
aspek keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyusun dan merancang desain
pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear Kuadrat (SPLK) dan Sistem
Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua Variabel dengan menggunakan
pendekatan flipped classroom dan (2) mengetahui dampak pendekatan flipped
classroom terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Oleh karena
tujuan penelitian seperti tersebut di atas, jenis penelitian yang dipilih adalah
penelitian desain menurut Gravemeijer & Cobb (dalam Akker, Gravemeijer,
McKeney, dan Nieveen, 2006).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kolese De Britto yang beralamat di
Jalan Laksda Adisucipto 161, Sleman, DIY, kelas X MIPA 2 sebagai kelas
penelitian dan kelas X MIPA 4 sebagai kelas ujicoba. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juli 2018 s.d. Desember 2018 dengan rincian kegiatan sebagai berikut.
Gambar 3.1. Diagram Rencana Kegiatan
Desember 2018Penulisan laporan
September - Oktober 2018Analisis data
September 2018Pelaksanaan, Penarikan data
Juli - Agustus 2018uji coba kelas virtual, uji coba HLT, revisi HLT
Juli 2018Merancang kelas virtual Merancang HLT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X MIPA 2 sebagai subjek
penelitian utama dan peserta didik kelas X MIPA 4 sebagai subjek untuk uji coba
HLT. Subjek penelitian yang diwawancarai adalah peserta didik yang memiliki
jawaban tes mewakili jumlah indikator proses berpikir kreatif, mau secara sukarela
untuk menjadi responden, dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang relatif
baik.
D. Obyek Penelitian
Objek dalam penelitian ini dibedakan atas dua bagian. Obyek
penelitian bagian pertama adalah proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan flipped classroom dan objek penelitian bagian kedua adalah
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik setelah peserta didik mengalami
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped classroom.
E. Bentuk Data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari
hasil observasi, dokumentasi, tes, serta wawancara dengan subjek penelitian yang
dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan aturan dan kaidah analisis data pada
penelitian kualitatif.
F. Desain Penelitian
Desain penelitian ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap analisis data.
1. Tahap perencanaan: mengurus administrasi perizinan, menentukan materi
penelitian, menyusun HLT, merancang kelas virtual, sosialisasi kelas virtual, uji
coba HLT, revisi HLT.
2. Tahap pelaksanaan penelitian: melaksanakan HLT yang sudah direvisi,
menjaring data yang berkaitan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Tahap analisis data: data yang dianalisis adalah data yang berkaitan dengan
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang diperoleh dari hasil
observasi, hasil pekerjaan peserta didik, dan hasil wawancara peneliti dengan
subjek penelitian. Proses analisis data mengacu pada kaidah dan aturan analisis
data yang berlaku pada penelitian kualitatif.
G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian
apapun termasuk penelitian desain dan digunakan untuk memperoleh informasi
atau data sebagaimana tujuan penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh
dan mendeskripsikan informasi tentang aktivitas peserta didik selama menjalani
proses pembelajaran.
Pada penelitian ini, proses observasi dilakukan pada para peserta didik yang
menjadi subjek penelitian dan dilakukan oleh peneliti dibantu dua observer. Fokus
observasi meliputi keterlaksanaan rancangan pembelajaran yang telah disusun
termasuk di dalamnya keseluruhan aktivitas pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran sesuai HLT yang telah dirancang dan keseluruhan aktivitas peserta
didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran Sistem Persamaan Linear Kuadrat
(SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua Variabel dengan
menggunakan pendekatan flipped classroom termasuk pengamatan pada saat
subjek penelitian menyelesaikan soal-soal yang diberikan peneliti.
Observasi atau pengamatan ini penting dilakukan untuk mendapatkan
informasi atau data awal tentang keseluruhan aktivitas subjek penelitian. Pada
observasi atau pengamatan ini akan terlihat kelancaran atau kesulitan subjek
penelitian dalam memecahkan masalah yang diberikan dan data ini bersama
dengan hasil tes akan menjadi data yang penting untuk wawancara pendalaman
dengan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan dua macam, yaitu foto, video dan rekaman
audio. Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data hasil
obervasi langsung yang dilakukan peneliti dan observer. Data hasil observasi akan
lebih kredibel atau dapat lebih dipercaya apabila didukung foto-foto, video, atau
rekaman audio dari subjek dan objek yang diteliti.
Pada penelitian ini, proses dokumentasi dilakukan pada para peserta didik
yang menjadi subjek penelitian dan dilakukan oleh dua observer. Dokumentasi
pada penelitian ini meliputi dua hal, yaitu: dokumentasi foto dan dokumentasi
rekaman video. Fokus observasi meliputi keseluruhan aktivitas peserta didik
selama mengikuti kegiatan pembelajaran Sistem Persamaan Linear Kuadrat
(SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat Kuadrat (SPKK) Dua Variabel dengan
menggunakan pendekatan flipped classroom termasuk dokumentasi pada saat
subjek penelitian menyelesaikan soal-soal yang diberikan peneliti.
c. Tes
Tes diberikan untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik. Tes dilakukan setelah para siswa menjalani proses belajar. Bentuk tes adalah
tes uraian dengan tujuan supaya peneliti dapat mengetahui proses berpikir peserta
didik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terdapat pada tes terutama
soal-soal uraian yang membutuhkan proses berpikir kreatif subjek penelitian.
Materi tes berupa soal-soal untuk melatih keterampilan berpikir tingkat
tinggi peserta didik terutama pada aspek berpikir kreatif. Hasil pekerjaan peserta
didik kemudian dianalisis dengan berdasar pada ciri dan indikator kemampuan
berpikir kreatif yang berhubungan dengan kognisi seperti orisinalitas, kelancaran,
kelenturan, dan elaborasi seperti yang telah dirumuskan pada Tabel 2.5.
d. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan wawancara adalah proses mendapatkan
data atau informasi dengan cara bertanya langsung atau tanya jawab kepada
responden atau narasumber. Tujuan wawancara adalah mengecek kebenaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
informasi yang telah diperoleh selain itu juga untuk mendapatkan informasi
baru mengenai topik penelitian.
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan setelah peserta didik menjalani
proses belajar dan hasil tes peserta didik selesai dicermati oleh peneliti. Proses
wawancara dilakukan peneliti untuk mendalami proses mental atau proses berpikir
yang dilakukan subjek penelitian dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh peneliti. Selain itu, proses wawancara juga dilakukan untuk mendalami dan
mengkonfirmasi jawaban pesrta didik yang dirasa belum jelas oleh peneliti dan
untuk itu diperlukan konfirmasi ulang kepada subjek penelitian..
2. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian desain dan data yang dikoleksi oleh peneliti
adalah data kualitatif. Karena data yang diolah pada penelitian ini adalah data
kualitatif, maka sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam penelitian kualitatif,
instrumen pengumpulan data yang paling utama adalah peneliti itu sendiri. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument, yaitu berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2015 : 306).
Instrumen lain pada penelitian ini berfungsi sebagai instrumen pendukung.
Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas
virtual, lembar observasi, soal tes, lembar pertanyaan wawancara, alat perekam,
dan kamera.
Berikut ini adalah contoh tampilan kelas virtual materi Bab 1. Nilai Mutlak
kelas X MIPA dengan menggunakan fan page “Kelas Matematika Asyik SMA
Kolese De Britto” pada media sosial facebook (FB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3.2. Tampilan Awal Page
Gambar 3.3. Profil Picture Page
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 3.4. Cover Photos Page
Gambar 3.5. Ucapan Selamat Datang Untuk Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.6. Video 1: Pengertian Harga Mutlak
Gambar 3.7. Video 2: Pengertian Nilai Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.8. Video 3: Nilai Mutlak
Gambar 3.9. Latihan Tentang Pengertian Harga Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 3.10. Lanjutan Latihan Tentang Pengertian Harga Mutlak
Gambar 3.11. Video 4: Sifat Nilai Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 3.12. Video 5: Menggambar Grafik Fungsi Mutlak
Gambar 3.13. Latihan Menggambar Grafik Fungsi Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.14. Lanjutan Latihan Menggambar Grafik Fungsi Mutlak
Gambar 3.15. Video 6: Persamaan Nilai Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.16. Video 7: Persamaan Nilai Mutlak
Gambar 3.17. Video 8: Pertidaksamaan Nilai Mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berikut ini instrumen tes materi SPKK untuk meneliti dampak penggunaan
pendekatan flipped classroom terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
Tabel 3.1. Instrumen Tes Materi SPKK
Kompetensi Dasar Indikator Soal Level Kognitif Soal
KD 3: 4Menjelaskan danmenentukanpenyelesaian sistempertidaksamaan duavariabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat)
Diberikan sistempersamaan kuadrat-kuadrat dua variabel+ + = 7dan+ + = −1Dengan menggunakan,eliminasi atausubstitusi atau grafik,peserta didik dapatmenentukan himpunanpenyelesaian sistempersamaan tersebut
Mengevaluasi Tentukanhimpunanpenyelesaian darisistempersamaan:+ + = 7+ + = −1
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian kemudian di analisis dan dikaji untuk
menjawab rumusan masalah yang ada dengan berdasarkan pada teknik analisis
data kualitatif menurut Miles & Huberman. Langkah-langkah analisis data sebagai
berikut.
1. Kondensasi data (Data Condensation)
Kondensasi data adalah adalah proses pemilihan, pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan/atau pentransformasian data mentah yang
diperoleh pada saat penelitian, transkip, wawancara, atau dari data empiris lainnya
(Miles, 2014). Dalam penelitian ini, data hasil wawancara dengan narasumber atau
subjek penelitian, studi literatur, dokumentasi, observasi diterjemahkan dalam
bentuk tulisan (transkrip), kemudian peneliti melakukan pemilahan data dan
mengelompokkan sesuai dengan unit data yang dicari. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Unit data yang menjadi kriteria pada sat pemilahan data dan
pengelompokan data adalah ciri-ciri dan indikator keterampilan berpikir kreatif
seperti yang dirumuskan pada Tabel 2.5, yaitu:
a) ciri berpikir kreatif orisinalitas dengan indikator menemukan strategi lain yang
tidak biasa dalam menyelesaikan masalah atau memiliki cara berpikir yang lain
dari yang lain.
b) ciri berpikir kreatif kelancaran dengan indikator merencanakan dan
menggunakan berbagai strategi penyelesaian pada saat menghadapi masalah
yang rumit serta mengalami kebuntuan atau mengganti strategi penyelesaian
ketika strategi yang dipilihnya mengalami kebuntuan untuk menyelesaikan
masalah,
c) ciri berpikir kreatif kelenturan dengan indikator memikirkan bermacam-macam
cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah atau memberikan cara
penyelesaian permasalahan dengan cara yang beragam,
d) ciri berpikir kreatif elaborasi dengan indikator melakukan langkah-langkah
terperinci untuk mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah.
2. Penyajian data (Data Display)
Penyajian data adalah kegiatan mengorganisasi, menyederhanakan
kumpulan informasi supaya memungkinkan untuk dilakukan perbaikan
kesimpulan. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flow chart, dan sejenisnya. Miles &
Huberman (dalam Sugiyono, 2015:341) menyarankan, dalam melakukan
penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,
network (jejaring kerja), dan chart. Dengan penyajian data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
Pada penelitian ini, penyajian data akan lebih banyak berbentuk uraian
singkat hasil transkrip, bagan, dan tabel yang disesuaikan dengan ciri-ciri dan
indikator berpikir kreatif seperti pada tahap reduksi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Drawing and Verifying Conclusions)
Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles & Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tahap ini sudah dimulai sejak
pengumpulan data yakni melihat data yang penting dan yang tidak terlalu penting,
melihat pola, paparan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-
proposisi dari data yang diperoleh, sehingga rumusan masalah yang disusun dapat
terpecahkan.
Pada penelitian ini, penarikan kesimpulan berkaitan dengan kemampuan
berpikir kreatif sesuai ciri-ciri dan indikator berpikir kreatif seperti yang
dirumuskan pada Tabel 2.5. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini untuk
menjawab rumusan masalah kedua yaitu untuk mengetahui dampak pendekatan
flipped classroom terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
yang difokuskan pada kemampuan berpikir kreatif matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Rancangan Lintasan Belajar
Rancangan lintasan belajar pada penelitian ini berjudul “Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) Topik Sistem Persamaan Linear-Kuadrat (SPLK) dan
Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK) Dua Variabel Kelas X MIPA.
Rancangan lintasan belajar disusun dengan tujuan supaya peserta didik
dapat menjelaskan dan menentukan penyelesaian sistem persamaan linear-kuadrat
(SPLK) dan sistem persamaan kuadrat-kuadrat (SPKK) dua variabel. Prasyarat atau
asumsi rancangan lintasan belajar ini adalah: (1). Peserta didik memahami dan
mampu menentukan penyelesaian sistem persamaan linear (SPL), dan (2). Peserta
didik telah melihat dan memahami isi video dan materi lain dan mengerjakan tugas
yang telah diunggah di fan page FB dengan alamat
https://www.facebook.com/catur1974/?modal=admin_todo_tour atau search Kelas
Matematika Asyik SMA Kolese De Britto atau search dengan mengetik
@catur/1974..
1. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 1
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peserta didik diasumsikan telah
melihat video dan materi pembelajaran tentang SPLK yang telah diunggah di fan
page FB dan mengerjakan tugas 1 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.1. Materi 1 SPLK
Gambar 4.2. Materi 2 SPLK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.3. Materi 3 SPLK
Gambar 4.4. Video 1 SPLK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 4.5. Video 2 SPLK
Gambar 4.6. Tugas 1 SPLK
Alokasi waktu pertemuan 1 adalah 2 jam pelajaran. Pada bagian pembukaan
pendidik mengawali pembelajaran dengan kegiatan mengecek kesiapan peserta
didik, kesiapan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan agenda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
belajar yang akan dijalani pada pertemuan 1, dan meminta peserta didik untuk
mengumpulkan jawaban tugas 1.
Setelah pembukaan proses berikutnya adalah apersepsi dengan meminta
peserta didik menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua
variabel 2 + = 5−3 + 2 = −4Pendidik memandu diskusi kelas untuk menemukan jawaban atas persoalan yang
diberikan tersebut.
Setelah diskusi kelas untuk memahami kembali penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel selesai, pendidik mendata peserta didik yang telah
melihat video atau teori pembelajaran yang telah diunggah di fan page FB tentang
pengertian SPLK dan langkah-langkah menyelesaikan SPLK. Jumlah peserta didik
yang telah melihat video pembelajaran dan materi lain berpengaruh pada proses
pembentukan kelompok diskusi. Jika semua peserta didik telah melihat video
pembelajaran, kelompok dibuat dengan anggota 2-3 peserta didik dengan
komposisi bebas. Tetapi, jika tidak semua peserta didik melihat video
pembelajaran, kelompok dibuat dengan menempatkan peserta didik yang telah
melihat video pembelajaran dengan peserta didik lain yang belum melihat video
pembelajaran.
Setelah kelompok terbentuk, selama 45 menit peserta didik dalam kelompok
diminta untuk mendiskusikan cara untuk menyelesaikan masalah 1 berupa
persoalan menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan tak linear( + 1) + ( + 4) = 16( − 3) + ( + 6) = 4Pendidik memberi kesempatan peserta didik dalam kelompok untuk
berdiskusi dan pendidik berkeliling untuk melihat perkembangan kelompok dalam
menyelesaikan masalah 1 di atas. Selama berkeliling, pendidik mengamati
kemungkinan jawaban yang dibuat peserta didik dalam kelompok dan memberikan
topangan sejauh diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kemungkinan 1: Jika saat berkeliling, pendidik menjumpai situasi peserta
didik yang tidak tahu langkah pertama untuk memulai mencari penyelesaian,
pendidik memberi topangan dengan bertanya, “Anda telah melihat video yang
berisi tentang cara menyelesaikan SPLK. Jika dikaitkan dengan soal ini, adakah
cara untuk mengubah soal menjadi SPLK? Apa yang bisa dilakukan jika kita
menjumpai bentuk kuadrat dari dua suku?”. Pendidik lalu memberi kesempatan
peserta didik untuk kemali berdiskusi untuk menemukan jawaban.
Kemungkinan 2: Jika pendidik menemukan peserta didik yang menjawab
masalah 1 dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Lalu peserta didik menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 1 + + 16 = 16+ + 1 = 0……(3)Lalu peserta didik menjabarkan lagi kuadrat dari masing-masing suku pada
persamaan (2), sehingga diperoleh:+ 9 + + 36 = 4+ + 41 = 0……(4)Setelah itu peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha yang telah dilakukan peserta didik
lalu memberi topangan dengan bertanya, “Bagaimana menjabarkan bentuk( + ) ? Mengapa bentuk kuadrat pada soal perlu dijabarkan?Bagaimana
dengan penjabaran yang Anda lakukan?”. Pendidik memberi kesempatan peserta
didik untuk memikirkan proses yang sudah dibuatnya dan memikirkan langkah
selanjutnya.
Kemungkinan 3: Jika pendidik menjumpai peserta didik yang
menyelesaikan masalah 1 dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lalu peserta didik menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)Lalu peserta didik menjabarkan lagi kuadrat dari masing-masing suku pada
persamaan (2), sehingga diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Lalu proses berhenti, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Jika menjumpai proses seperti itu, pendidik memberi apresiasi atas usaha
peserta didik lalu memberi topangan kepada peserta didik dengan bertanya,
“Apakah ada suku-suku yang sama pada persamaan (3) dan persamaan (4)? Jika
ada yang sama, apa yang bisa dilakukan.” Pendidik meminta peserta didik untuk
memikirkan dan meneruskan langkah berikutnya.
Kemungkinan 4: Pendidik menjumpai peserta didik yang mencoba
menyelesaikan masalah 1 dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Lalu peserta didik menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)Lalu peserta didik menjabarkan lagi kuadrat dari masing-masing suku pada
persamaan (2), sehingga diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Peserta didik kemudian mengubah persamaan (3) menjadi:+ = −2 − 8 − 1……(5)Lalu mensubtitusi (5) ke (4), sehingga diperoleh:−2 − 8 − 1 − 6 + 12 + 41 = 0−8 + 4 + 40 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
−2 + + 10 = 0…… . (6)Sampai pada tahap tersebut, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik lalu memberi topangan
kepada peserta didik dengan memperlihatkan hubungan geometris antara
persamaan (6) dengan persamaan (1) dan (2) menggunakan bantuan Desmos atau
Geogebra. Pendidik lalu bertanya, “Apa yang bisa disimpulkan dari gambar
tersebut?. Pendidik meminta peserta didik untuk memikirkan dan meneruskan
langkah berikutnya.
Kemungkinan 5: Pendidik menjumpai peserta didik mencoba
menyelesaikan masalah 1 dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Peserta didik lalu menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)Peserta didik lalu menjabarkan lagi kuadrat dari masing-masing suku pada
persamaan (2), sehingga diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Peserta didik kemudian mengubah persamaan (3) menjadi:+ = −2 − 8 − 1……(5)Lalu mensubtitusi (5) ke (4), sehingga diperoleh:−2 − 8 − 1 − 6 + 12 + 41 = 0−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0= 2 − 10…….(6)
Peserta didik mensubstitusi (6) ke (3), diperoleh:+ (2 − 10) + 2 + 8(2 − 10) + 1 = 0+ 4 − 40 + 100 + 2 + 16 − 80 + 1 = 05 − 22 + 21 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(5 − 7)( − 3) = 0= atau = 3Untuk = diperoleh: = 2 75 − 10 = 145 − 10 = −865Untuk = 3 diperoleh: = 2(3) − 10 = −4Jadi himpunan penyelesaian adalah = ,− ; (3, −4) .
Pendidik memberi apresiasi atas usaha yang telah ditunjukkan peserta didik
lalu meminta penjelasan lebih lanjut kepada peserta didik dengan bertanya,
“Mengapa persamaan (6) dapat disubstitusi ke persamaan (1)?”.Jika peserta didik
kesulitan menjelaskan, pendidik meminta peserta didik mengamati hubungan
persamaan (6) dengan persamaaan (1) dengan menggunakan Desmos atau
Geogebra lalu meminta peserta didik membat kesimpulan dari gambar yang dilihat.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik memikirkan jawaban atas pertanyaan
pendidik dan meminta peserta didik memikirkan cara lain untuk menyelesaikan
masalah 1.
Setelah berkeliling melihat perkembangan belajar peserta didik dalam
kelompok dan jika waktu yang dialokasikan untuk diskusi tersisa lima menit lagi,
pendidik menginformasikan bahwa waktu untuk mengerjakan masalah 1 tinggal
lima menit dan meminta satu peserta didik wakil kelompok untuk segera membuat
laporan hasil latihan.
Setelah waktu yang dialokasikan untuk diskusi kelompok habis, pendidik
menginformasikan bahwa waktu untuk menyelesaikan masalah 1 sudah habis dan
meminta wakil kelompok untuk bersiap mempresentasikan hasil latihannya.
Pendidik meminta wakil kelompok yang menyelesaikan masalah 1 dengan cara
berbeda untuk maju mempresentasikan hasil belajarnya. Pendidik bersama peserta
didik yang lain mengamati proses dan hasil jawaban peserta didik yang menuliskan
hasil belajarnya di papan tulis lalu mendengarkan presentasi dari peserta didik
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Setelah peserta didik selesai mempresentasikan jawaban masalah 1 di depan
peserta didik yang lain, pendidik mengapresiasi proses belajar yang sudah
ditunjukkan peserta didik. Pendidik lalu memberi kesempatan peserta didik yang
lain untuk bertanya kepada peserta didik yang sedang mempresentasikan
jawabannya di depan kelas. Jika terdapat dua atau lebih cara yang dipresentasikan,
pada bagian akhir, pendidik menegaskan hasil belajar dengan meminta peserta didik
untuk mencermati kembali cara yang dipilih oleh wakil-wakil kelompok dalam
menyelesaikan soal yang diberikan sambil menanyakan dari banyak cara tersebut,
manakah proses yang lebih kreatif.
Pendidik mengulang secara cepat hasil diskusi kelas yang ditulis di papan
tulis lalu bersiap memimpin proses membuat kesimpulan akhir dari proses belajar
yang telah dijalani. Pendidik menegaskan hasil belajar dengan bertanya, “Coba
diingat-ingat kembali, apa yang ada dalam pikiranmu saat menjumpai persoalan
seperti itu? Bagaimana proses dari awal sampai kalian menemukan cara
menyelesaikan masalah 1 ini? Apakah penemuan cara tersebut sekali jadi atau
setelah mencoba-coba cara yang lain? Adakah cara lain yang terpikirkan? Pada
akhirnya kalian memilih cara seperti itu, apakah alasannya? Apakah kalian
mengecek kembali langkah demi langkah menyelesaikan soal tersebut?Apakah
yakin benar? Mengapa? Apakah video dan materi lain yang diunggah di page FB
cukup membantu peserta didik menyelesaikan persoalan yang diberikan pada hari
ini?”.
Usai memandu proses membuat kesimpulan akhir, pendidik mengucapkan
terima kasih kepada peserta didik yang mempresentasikan jawaban dan semua
peserta didik yang lain lalu meminta peserta didik untuk mengatur tempat duduk
dan kembali ke tempat duduk seperti semula. Pendidik juga mengucapkan terima
kasih atas proses belajar bersama yang telah dilalui lalu menginformasikan agenda
pertemuan selanjutnya. Pendidik mengingatkan peserta didik untuk belajar terlebih
dahulu di rumah dengan membuka, memahami, dan mengerjakan tugas 2 yang
sudah diunggah di fan page FB. Pendidik lalu keluar dari kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 2
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peserta didik diasumsikan telah
melihat video dan materi pembelajaran tentang SPKK yang telah diunggah di fan
page FB dan mengerjakan tugas 2 sebagai berikut:
Gambar 4.7. Video 1 SPKK
Gambar 4.8. Video 2 SPKK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.9. Video 3 SPKK
Gambar 4.10. Tugas 2 SPKK
Alokasi waktu pertemuan 2 adalah dua jam pelajaran. Pada bagian
pembukaan pendidik mengawali pembelajaran dengan kegiatan mengecek kesiapan
peserta didik, kesiapan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
agenda belajar yang akan dijalani pada pertemuan 1, dan meminta peserta didik untuk
mengumpulkan jawaban tugas 2.
Setelah pembukaan proses berikutnya adalah apersepsi. Pada bagian
apersepsi ini pendidik menanyakan apakah ada hal yang mau ditanyakan berkaitan
dengan materi yang dipelajari pada proses belajar sebelumnya. Jika ada pertanyaan,
pendidik menjadikan pertanyaan tersebut untuk didiskusikan atau dijawab oleh
peserta didik yang lain. Jika tidak ada pertanyaan, pendidik menanyakan atau
meminta salah satu peserta didik untuk menjelaskan secara ringkas hal-hal penting
yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu proses pembelajaran dilanjutkan
ke proses berikutnya.
Setelah apersepsi pendidik mendata peserta didik yang telah melihat video
atau teori pembelajaran yang telah diunggah di fan page FB tentang pengertian
SPKK dan langkah-langkah menyelesaikan SPKK. Sama seperti pada pertemuan 1,
jumlah peserta didik yang telah melihat video pembelajaran dan materi lain
berpengaruh pada proses pembentukan kelompok diskusi. Jika semua peserta didik
telah melihat video pembelajaran, kelompok dibuat dengan anggota 2-3 peserta
didik dengan komposisi bebas. Tetapi, jika tidak semua peserta didik melihat video
pembelajaran, kelompok dibuat dengan menempatkan peserta didik yang telah
melihat video pembelajaran dengan peserta didik lain yang belum melihat video
pembelajaran.
Setelah kelompok terbentuk, selama 45 menit peserta didik dalam kelompok
diminta untuk mendiskusikan cara untuk menyelesaikan masalah 2 berupa
persoalan menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan tak linear
− = 32+ + = 9Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk berdiskusi dan pendidik
berkeliling untuk melihat perkembangan peserta didik dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah 2 di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kemungkinan 1: Jika saat berkeliling, pendidik menjumpai situasi peserta
didik yang tidak tahu langkah pertama untuk memulai mencari penyelesaian,
Pendidik memberikan semangat dan memotivasi peserta didik sambil meminta
peserta didik untuk memberi kode (1) untuk persamaan yang atas dan kode (2)
untuk persamaan bawah. Pendidik meminta peserta didik untuk melihat dan
mencermati persamaan (1). Pendidik memberi topangan dengan bertanya, “Bisakah
kita menyederhanakan bentuk persamaan pertama? Apa yang bisa kita lakukan
untuk menghilangkan bentuk akar pada persamaan 1?”. Setelah itu pendidik
meminta peserta didik untuk mencoba kembali.
Kemungkinan 2: Jika pendidik menemukan peserta didik yang menjawab
masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Peserta didik membagi persamaan (2) dengan sehingga diperoleh:1 + + = 9
= 9 − − 1……(3)Peserta didik kemudian mensubstitusi (3) ke (1) sehingga diperoleh:
9 − − 1 − 9 − − 1 = 32Peserta didik tidak dapat meneruskan langkah berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik lalu pendidik memberi
topangan dengan bertanya, ”Subtitusi (3) ke (1) apakah membuat persamaan
pertama menjadi lebih sederhana? Apakah variabelnya menjadi satu macam? Atau
masih dua?”. Pendidik meminta kelompok untuk mendiskusikan kembali jawaban
yang telah diperoleh.
Kemungkinan 3: Jika pendidik menjumpai peserta didik yang
menyelesaikan masalah 2 dengan proses:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) sehingga diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Peserta didik lalu mengkuadratkan kedua ruas pada persamaan (3) sehingga
diperoleh: − 1 = 94Lalu proses berhenti, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Jika menjumpai proses seperti itu, pendidik memberi apresiasi atas usaha
peserta didik. Pendidik memberi topangan dengan bertanya, “Mengapa perlu
dimisalkan = ? Apa tujuannya? Bentuk − = diperoleh dari
mana?Apakah bentuk √4 − √9 jika dikuadratkan sama dengan 4 − 9?”. Pendidik
meminta kelompok untuk mendiskusikan kembali jawaban yang telah diperoleh
dan memikirkan langkah selanjutnya.
Kemungkinan 4: Pendidik menemukan peserta didik yang menyelesaikan
masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) sehingga diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Peserta didik lalu mengkuadratkan kedua ruas pada persamaan (3) shingga
diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
− 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Sampai pada tahap tersebut, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik. Pendidik memberi
topangan dengan bertanya, “Mengapa perlu dimisalkan = ? Apa tujuannya?
Bentuk − 2 + = diperoleh dari mana? Apa yang harus dilakukan supaya
tidak ada penyebut dan 4 pada persamaan + − = 0?”. Pendidik meminta
kelompok untuk mendiskusikan kembali jawaban yang telah diperoleh dan
memikirkan langkah selanjutnya.
Kemungkinan 5: Pendidik menjumpai peserta didik mencoba
menyelesaikan masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) sehingga diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Peserta didik lalu mengkuadratkan kedua ruas pada persamaan (3) sehingga
diperoleh: − 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Peserta didik lalu mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4.Karena diperoleh dua nilai peserta didik bingung dan tidak dapat meneruskan
langkah berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik. Pendidik memberi
topangan dengan bertanya, “Anda menggunakan a untuk memisalkan apa? Jika
diperoleh = atau = 4, itu artinya apa?”. Pendidik meminta kelompok untuk
mendiskusikan kembali jawaban yang telah diperoleh dan memikirkan langkah
selanjutnya.
Kemungkinan 6: Pendidik menemukan peserta didik menyelesaikan
masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) sehingga diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Peserta didik lalu mengkuadratkan kedua ruas pada persamaan (3) sehingga
diperoleh: − 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Peserta didik lalu mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4Peserta didik menghitung untuk = = 14= 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh: + (4 ) + 4 = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94……(5)atau = 1…… . (6)Substitusi (5) ke (2) diperoleh: −94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9Substitusi (6) ke (2) diperoleh: 1 + + = 92 = 8= 4
.
Peserta didik menghitung untuk = 4 = 4= 4 ……(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Substitusi (7) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94…… (8)atau = 1…… . (9)Substitusi (8) ke (2) diperoleh: −94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9Substitusi (9) ke (2) diperoleh: 1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah − ,−9 , (4, 1), −9,− , (1, 4) .
Pendidik memberikan apresiasi atas usaha dan hasil yang telah dilakukan
peserta didik. Pendidik mengajak peserta didik melihat kembali jawaban yang telah
diperoleh dengan bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan penyelesaian sistem
persamaan? Bagaimana cara mengecek kebenaran penyelesaian yang telah
diperoleh?”. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk memikirkan
pertanyaan dari pendidik.
Kemungkinan 7: Pendidik menemukan peserta didik menyelesaikan
masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Misalkan = pada persamaan (1) diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Peserta didik mengkuadratkan kedua ruas pada persamaan (3) sehingga diperoleh:− 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Peserta didik mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0.menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4= tidak memenuhi.
.Untuk = 4 = 4= 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94…… (5)atau = 1…… . (6)Substitusi (5) ke (2) diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9…… (7)
Substitusi (6) ke (2) diperoleh: 1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah − ,−9 , (4, 1) .
Pendidik memberikan apresiasi atas usaha dan hasil yang telah dilakukan
peserta didik. Pendidik mengajak peserta didik melihat kembali jawaban yang telah
diperoleh dengan bertanya, “Mengapa diputuskan = tidak memenuhi? Apa
alasannya?”.. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk memikirkan
pertanyaan dari pendidik.
Setelah berkeliling melihat perkembangan belajar peserta didik dalam
kelompok dan jika waktu yang dialokasikan untuk diskusi tersisa lima menit lagi,
pendidik menginformasikan bahwa waktu untuk mengerjakan masalah 2 tinggal
lima menit dan meminta satu peserta didik wakil kelompok untuk segera membuat
laporan hasil latihan.
Setelah waktu yang dialokasikan untuk diskusi kelompok habis, pendidik
menginformasikan bahwa waktu untuk mengerjakan latihan sudah habis dan
meminta wakil kelompok untuk bersiap mempresentasikan hasil latihannya.
Pendidik meminta wakil kelompok yang menyelesaikan masalah 2 dengan cara
berbeda untuk maju mempresentasikan hasil belajarnya. Pendidik bersama peserta
didik yang lain mengamati proses dan hasil jawaban peserta didik yang menuliskan
hasil belajarnya di papan tulis lalu mendengarkan presentasi dari peserta didik
tersebut.
Setelah peserta didik selesai mempresentasikan jawaban masalah 2 di depan
peserta didik yang lain, pendidik mengapresiasi proses belajar yang sudah
ditunjukkan peserta didik. Pendidik lalu memberi kesempatan peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lain untuk bertanya kepada peserta didik yang sedang mempresentasikan
jawabannya di depan kelas.
Jika terdapat dua atau lebih cara yang dipresentasikan, pada bagian akhir
pendidik menegaskan hasil belajar dengan meminta peserta didik untuk mencermati
kembali cara yang dipilih oleh wakil-wakil kelompok dalam menyelesaikan soal
yang diberikan sambil menanyakan dari banyak cara tersebut, manakah proses yang
lebih kreatif.
Pendidik mengulang secara cepat hasil diskusi kelas yang ditulis di papan
tulis lalu bersiap memimpin proses membuat kesimpulan akhir dari proses belajar
yang telah dijalani. Pendidik menegaskan hasil belajar dengan bertanya, “Coba
diingat-ingat kembali, apa yang ada dalam pikiranmu saat menjumpai persoalan
seperti itu? Bagaimana proses dari awal sampai kalian menemukan cara
menyelesaikan masalah 2 ini? Apakah penemuan cara tersebut sekali jadi atau
setelah mencoba-coba cara yang lain? Adakah cara lain yang terpikirkan? Pada
akhirnya kalian memilih cara seperti itu, apakah alasannya? Apakah kalian
mengecek kembali langkah demi langkah menyelesaikan soal tersebut?Apakah
yakin benar? Mengapa? Mengapa diputuskan = tidak memenuhi?”.
Usai memandu proses membuat kesimpulan akhir, pendidik mengucapkan
terima kasih kepada peserta didik yang mempresentasikan jawaban dan semua
peserta didik yang lain lalu meminta peserta didik untuk mengatur tempat duduk
dan kembali duduk seperti semula. Pendidik juga mengucapkan terima kasih atas
proses belajar bersama yang telah dilalui lalu menginformasikan agenda pertemuan
selanjutnya. Pendidik mengingatkan peserta didik untuk belajar terlebih dahulu di
rumah dengan membuka, memahami, dan mempelajari video serta mengerjakan
tugas 3 yang sudah diunggah di fan page FB. Pendidik keluar dari kelas.
3. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 3
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peserta didik diasumsikan telah
melihat video dan materi pembelajaran tentang penyelesaian SPKK yang telah
diunggah di fan page FB dan mengerjakan tugas 3 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.11. Video Alternatif penyelesaian SPLK/SPKK
Gambar 4.12. Tugas 3 SPKK
Alokasi waktu pertemuan 3 adalah 1 jam pelajaran. Pada bagian pembukaan
pendidik mengawali pembelajaran dengan kegiatan mengecek kesiapan peserta
didik, kesiapan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan agenda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
belajar yang akan dijalani pada pertemuan 3, dan meminta peserta didik untuk
mengumpulkan jawaban tugas 3.
Pendidik memberikan apresiasi lalu melanjutkan pembelajaran. Jika
terdapat beragam cara penyelesaian, pendidik meminta peserta didik yang
mengerjakan tugas 3 dengan cara yang berbeda untuk maju menuliskan dan
menjelaskan jawaban di depan. Jika hanya terdapat satu ragam cara menyelesaikan
tugas 3, pendidik meminta satu peserta didik untuk maju menuliskan dan
menjelaskan jawaban di depan. Jika tidak ada jawaban yang benar, pendidik
meminta satu peserta didik maju untuk menuliskan jawaban dan memandu diskusi
kelas untuk menemukan jawaban yang benar berdasar jawaban salah yang telah
dituliskan peserta didik tersebut.
Berikut ini kemungkinan proses diskusi kelas yang dipandu oleh pendidik.
Pendidik menuliskan kembali soal tugas 3 di papan tulis lalu memberi kode (1)
untuk persamaan pertama/atas dan kode (2) untuk persamaan kedua/bawah.(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0…… (1)− − + 1 = 0……(2)Pendidik bertanya, “Coba perhatikan persamaan (1). Apa yang dapat
disimpulkan dari persamaan (1)? Jika = 0, apa yang dapat disimpulkan
dengan dan ?”. Pendidik memandu peserta didik sampai menemukan konsep
jika = 0, = 0 = 0.Pendidik melanjutkan proses menyelesaikan jawaban dengan meminta
peserta didik untuk menentukan: + − 4 = 0= 4 − ……(3)Pendidik lalu menanyakan proses berikutnya setelah ditemukan persamaan (3).
Pendidik memandu diskusi sampai peserta didik menemukan proses berikutnya,
yaitu: mensubstitusi (3) ke (2) sehingga diperoleh:(4 − ) − − (4 − ) + 1 = 04 − − − 4 + + 1 = 0− + 4 − 3 = 0− 4 + 3 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
( − 3)( − 1) = 0Diperoleh : = 3 atau = 1Untuk = 3 diperoleh y = 1
Untuk = 1 diperoleh y = 3
Pendidik memandu proses diskusi untuk menyelesaikan jawaban dengan meminta
peserta didik untuk menentukan:2 − 3 + 5 = 0= 2 + 53 …… (4)Pendidik lalu menanyakan berikutnya setelah ditemukan persamaan (4). Pendidik
memandu diskusi sampai peserta didik menemukan proses berikutnya, yaitu:
peserta didik mensubstitusi (4) ke (2) sehingga diperoleh:2 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 5 − 3 − (2 + 5) + 3 = 02 + 5 − 3 − 2 − 5 + 3 = 02 − 2 = 0− 1 = 0( − 1)( + 1) = 0Diperoleh : = 1 atau = −1Untuk = 1 diperoleh y =
Untuk = −1 diperoleh y = 1
Jadi, himpunan penyelesaian sistem(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0adalah = (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pendidik memberi kesempatan peserta didik mencari cara lain
menyelesaikan sistem persamaan tak linear dengan memberi topangan dengan
bertanya, “Coba perhatikan persamaan kedua. Apa yang bisa dilakukan dengan
persamaan kedua?”.
Pendidik memandu proses diskusi kelas sehingga peserta didik mampu
menemukan proses pemfaktoran: − − + 1 = 0( − 1) − + 1 = 0( − 1) − ( − 1) = 0( − 1)( − 1) = 0Diperoleh: = 1 atau = 1Untuk = 1, (2 − 3 + 5)(1 + − 4) = 0(−3 + 7)( − 3) = 0Diperoleh: = atau = 3Untuk = 1, (2 − 3 + 5)( + 1 − 4) = 0(2 + 2)( − 3) = 0Diperoleh: = −1 atau = 3Jadi, himpunan penyelesaian sistem(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0adalah = (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Setelah proses diskusi kelas selesai, pendidik memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya dan setelah proses tanya jawab, pendidik menegaskan
pentingnya berpikir kreatif untuk menyelesaikan permasalahan matematis dengan
mencoba dan mencari altenatif jawaban sebanyak mungkin dari informasi yang
tersedia pada soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pendidik mengucapkan terima kasih atas proses belajar bersama yang telah
dilalui pada hari ini lalu menginformasikan agenda pertemuan selanjutnya, yaitu tes
kecil 20 menit dan refleksi 15 menit. Pendidik mengingatkan peserta didik untuk
belajar terlebih dahulu di rumah dengan membuka, memahami, dan mencoba soal
latihan yang telah diunggah di page FB. Pendidik keluar dari kelas.
4. Rancangan Lintasan Belajar Pertemuan 4
Alokasi waktu pertemuan 4 adalah 1 jam pelajaran. Bagian pembukaan
pendidik mengawali pembelajaran dengan kegiatan mengecek kesiapan peserta
didik, kesiapan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan agenda
belajar yang akan dijalani pada pertemuan 4, yaitu tes kecil 20 menit dan refleksi 15
menit.
Setelah pembukaan, pendidik memberi waktu 5 menit kepada peserta didik
untuk mengatur tempat duduk, meja dan menyiapkan alat tulis. Setelah semuanya
siap, pendidik membagikan kertas dan lembar jawab tes kecil dan meminta peserta
didik untuk segera mengerjakan soal:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan:+ + = 7+ + = −1Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk mengerjakan tes kecil
dengan nyaman dan setelah berlangsung 15 menit, pendidik menginformasikan
bahwa waktu untuk mengerjakan tes kecil tinggal 5 menit.
Setelah genap waktu 20 menit, pendidik menginformasikan bahwa waktu
untuk mengerjakan soal tes sudah habis dan meminta peserta didik untuk
mengumpulkan jawaban beranting dari belakang ke depan.
Setelah semua jawaban peserta didik terkumpul, pendidik membagikan
lembar refleksi dan meminta peserta didik untuk mengisi lembar refleksi secara
jujur dan terbuka dalam waktu 15 menit. Lembar refleksi berisi petunjuk dan
pertanyaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Petunjuk:Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur dan terbukaTidak ada jawaban salah.
1. Bagian mana yang menurut Anda menyenangkan saat mempelajari bahansistem persamaan linear-kuadrat (SPLK) dan sistem persamaan kuadrat-kuadrat (SPKK) dengan model belajar yang baru saja dilakukan?
2. Bagian mana yang menurut Anda tidak menyenangkan saat mempelajaribahan sistem persamaan linear-kuadrat (SPLK) dan sistem persamaankuadrat-kuadrat (SPKK) dengan model belajar yang baru saja dilakukan?
3. Apakah Anda mempunyai keterampilan menentukan penyelesaian sistempersamaan linear-kuadrat (SPLK) dan sistem persamaan kuadrat-kuadrat(SPKK)?
4. Perasaan apa yang dominan muncul saat dan setelah Anda mengalamiproses belajar dengan menggunakan model seperti yang baru sajadilakukan?
5. Mengapa perasaan dominan tersebut muncul? Berikan penjelasansecukupnya.
6. Kehendak baik apa yang akan Anda lakukan setelah mempelajari bahanbelajar yang baru saja kita pelajari?
Setelah genap 15 menit, pendidik meminta peserta didik untuk
mengumpulkan lembar refleksi secara beranting dari belakang ke depan dan
menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih atas proses belajar
bersama yang telah dilalui pada lalu menginformasikan agenda pertemuan
selanjutnya. Pendidik juga mengingatkan peserta didik untuk terus belajar dan rutin
membuka, memahami, dan mencoba soal latihan yang diunggah di fan page FB.
Pendidik lalu keluar kelas.
B. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba
Proses pembelajaran pada kelas uji coba dilaksanakan di kelas X MIPA 4
yang terdiri dari 29 peserta didik. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
30 Oktober 2018, selama dua jam pelajaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Senin, 5 November 2018, selama dua jam pelajaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan
pada hari Selasa, 6 November 2018 selama satu jam pelajaran. Pertemuan keempat
dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2018 selama satu jam pelajaran.
1. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Uji Coba Pertemuan 1
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 1 ini disusun
berdasar data rekaman audio dan rekaman video yang didokumentasikan oleh guru
kelas.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik mengawali pembelajaran dengan
kegiatan memberikan salam pembukaan, perkenalan singkat pendidik, topik
pembelajaran yang akan dipelajari dan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, yaitu dengan menggunakan pendekatan flipped classroom dengan proses
(1) sebelum pembelajaran peserta didik mempelajari materi belajar dan mengerjakan
tugas yang sudah diunggah di fan page FB kemudian (2) kegiatan di kelas berupa
pendalaman materi dan latihan soal mengecek kesiapan peserta didik, dan (3)
penilaian hasil belajar.
Gambar 4.13. Topik Pembelajaran yang Direncanakan
Setelah perkenalan dan penjelasan tentang pendekatan belajar yang akan
digunakan, pendidik menanyakan peserta didik yang tidak masuk dan jumlah peserta
didik yang telah melihat video dan materi pembelajaran. Diperoleh informasi bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
semua peserta didik yang berjumlah 29 masuk semua dan ada 11 peserta didik yang
telah melihat video dan materi pembelajaran di fan page FB.
Setelah mengecek kesiapan kelas, pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran pertemuan pertama, yaitu peserta didik dapat menyelesaikan sistem
persamaan linear kuadrat (SPLK)dua variabel.
APERSEPSI: Pada tahap apersepsi, pendidik menanyangkan slide yang
berisi soal tentang sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Pendidik lalu
memberikan penjelasan singkat bahwa materi prasyarat untuk membahas SPLK
adalah SPLDV. Untuk dapat mengulang kembali bahan belajar SPLDV, pendidik
meminta peserta didik menyelesaikan soal yang ditayangkan di slide dengan cara
bebas.
Gambar 4.14. Tayangan untuk Kegiatan Review SPLDV
Pendidik kemudian berkeliling mendampingi peserta didik menyelesaikan
soal SPLDV dan setelah berkeliling, pendidik meminta satu peserta didik untuk maju
dan menjelaskan proses penyelesaian SPLDV seperti yang ditampilkan di slide. Satu
peserta didik maju secara sukarela dan peserta didik ini menyelesaikan dengan
menggunakan cara substitusi. Peserta didik menuliskan dan menjelaskan
jawabannya. Pendidik kemudian mengulang kembali jawaban peserta didik secara
cepat dan menegaskan bahwa pada proses substitusi, kita mesti memilih salah satu
persamaan untuk mensubstitusi dan setelah proses substitusi dilakukan, salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
persamaan yang sebelumnya terdiri dari dua variabel berubah menjadi satu variabel
dan dengan demikian persamaan dapat diselesaikan dengan mudah.
BAGIAN INTI: Setelah diskusi kelas untuk memahami kembali
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel selesai, pendidik menayangkan
slide berikutnya yang berisi masalah 1. Pendidik kemudian menanyakan jenis
persamaan penyusun pada SPLK dan satu peserta didik menjawab bahwa pada
SPLK terdapat satu persamaan berbentuk linear dan satu persamaan berbentuk
kuadrat.
Pendidik kemudian mendata peserta didik yang telah melihat video atau
teori pembelajaran yang telah diunggah di fan page FB tentang pengertian SPLK
dan langkah-langkah menyelesaikan SPLK. Jika pada sebelumnya terdapat 11
peserta didik yang mengaku telah melihat video, pada pendataan yang kedua ini
jumlah peserta didik yang melihat video berkurang menjadi sembilan. Pengurangan
ini terjadi karena pendidik mengatakan akan membentuk kelompok dan satu peserta
didik yang telah melihat video akan menjadi leader kelompok. Ada dua peserta
didik yang sebenarnya telah melihat video tapi tidak memahami materi dengan baik
sehingga takut menjadi leader kelompok. Pendidik akhirnya membentuk sembilan
kelompok dengan syarat satu peserta didik yang telah melihat video harus
bergabung dengan teman lain yang belum melihat video.
Setelah pembentukan kelompok, pendidik meminta peserta didik dalam
kelompok mendiskusikan selama 30 menit soal yang ditayangkan dalam slide dan
pendidik berkeliling melihat perkembangan dan memberikan topangan bagi peserta
didik yang mengalami kesulitan. Selama berkeliling, pendidik menemukan
beberapa kelompok jawaban peserta didik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4.15. Tayangan Masalah 1
Kelompok 1: Kelompok belum menemukan ide untuk menyelesaikan
masalah 1. Pendidik memberi topangan dengan meminta peserta didik mengamati
persamaan penyusun yang pertama yang berbentuk kuadrat. Pendidik menanyakan
apa yang bisa kita lakukan jika menemui bentuk kuadrat seperti pada soal masalah
1. Pendidik meminta kelompok untuk mendiskusikan lebih lanjut.
Kelompok 2: Kelompok mengakarkan bentuk kuadrat sehingga diperoleh:( + 1) + ( + 4) = 4dan ( − 3) + ( + 6) = 2.Kedua persamaan disederhanakan sehingga diperoleh:+ = −1Dan + = −1.
Peserta didik bingung karena jika dieliminasi variabel dan semua hilang.
Pendidik memberi topangan dengan menanyakan alasan saat melakukan langkah
pertama. Setelah peserta didik menjelaskan bahwa prosesnya kedua ruas diakarkan,
pendidik memberi contoh apakah 3 + 4 = 25 akan menghasil 3 + 4 =5. Pendidik memberi kesempatan peserta didik memikirkan langkah selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.16. Pendidik Memberi Topangan Pada salah satu Kelompok
Kelompok 3: Kelompok menyelesaikan masalah 1 dengan menjabarkan
bentuk kuadrat dengan proses yang benar. Persamaan satu dijabarkan menjadi:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0Sedangkan persamaan kedua dijabarkan menjadi:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0
Pendidik menanyakan proses apa yang dilakukan. Karena peserta didik
dapat menjelaskan dengan benar dan belum mempunyai kesulitan sampai tahap
tersebut, pendidik memberi apresiasi dan meminta kelompok untuk terus
melanjutkan diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.17. Pendidik Memberi Topangan Pada salah satu Kelompok
Kelompok 4: Kelompok menyelesaikan masalah 1 dengan menjabarkan
bentuk kuadrat pada semua persamaan sehingga diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0Sampai pada tahap tersebut, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik dan meminta peserta
didik mengingat kembali proses yang dilakukan untuk menyelesaikan SPLDV.
Pendidik menanyakan metode yang dipakai untuk menyelesaikan SPLDV. Peserta
didik menjawab metode eliminasi, substitusi, dan kombinasi antara eliminasi dan
substitusi. Pendidik memberikan apresiasi atas jawaban peserta didik dan
menambahkan satu metode yaitu dengan menggunakan metode grafik.
Pendidik meminta peserta didik untuk memikirkan satu metode yang sudah
dikenal tersebut untuk menyelesaikan soal yang sedang dihadapi. Pendidik
memberi kesempatan kelompok untuk mendiskusikan lebih lanjut dan melanjutkan
berkeliling ke kelompok yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kelompok 5: Kelompok menyelesaikan masalah 1 dengan menjabarkan
bentuk kuadrat pada semua persamaan sehingga diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0Peserta didik kemudian mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh:−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0Sampai pada tahap tersebut, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik dan meminta peserta
didik memikirkan hubungan persamaan terakhir yang diperoleh dengan kedua
persamaan penyusun sistem. Pendidik memberi kesempataan kelompok
memikirkan langkah selanjutnya.
Kelompok 6: Kelompok belum menemukan ide untuk menyelesaikan
masalah 1. Pendidik memberi topangan dengan meminta peserta didik mengamati
persamaan penyusun yang pertama yang berbentuk kuadrat. Pendidik menanyakan
apa yang bisa kita lakukan jika menemui bentuk kuadrat seperti pada soal masalah
1. Pendidik meminta kelompok untuk mendiskusikan lebih lanjut.
Setelah berkeliling melihat perkembangan belajar peserta didik dalam
kelompok pendidik berkeliling kembali untuk memantau perkembangan hasil
diskusi setelah kelompok mendapat topangan dari pendidik. Hasilnya satu
kelompok, sudah berhasil menemukan jawaban masalah 1. Pendidik menanyakan
proses apa yang dilakukan sehingga kelompok dapat menemukan jawaban. Peserta
didik menjelaskan bahwa persamaan linear hasil eliminasi penjabaran kuadrat
persamaan pertama dan kedua disubstitusikan ke persamaan satu atau persamaan
dua. Setelah mendengar penjelasan dari peserta didik, pendidik menanyakan
bagaimana proses untuk mengecek apakah jawaban yang diperoleh tersebut benar
atau tidak. Peserta didik menjawab dengan memasukkan jawaban ke persamaan
satu dan persamaan kedua. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk
mengecek jawaban dan berkeliling ke kelompok yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.18. Pendidik Mengecek Jawaban yang Ditunjukkan Satu Kelompok
Setelah waktu yang dialokasikan untuk diskusi kelompok habis, pendidik
menginformasikan bahwa waktu untuk menyelesaikan masalah 1 sudah habis dan
meminta kelompok yang sudah menemukan jawaban untuk maju
mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang sudah menemukan jawaban
dengan tiga anggota peserta didik maju menuliskan jawabannya dan menjelaskan
bergantian pada peserta didik yang lain.
Setelah peserta didik selesai mempresentasikan jawaban masalah 1 di depan
peserta didik yang lain, pendidik mengapresiasi proses belajar yang sudah
ditunjukkan peserta didik lalu memberi kesempatan peserta didik yang lain untuk
bertanya kepada peserta didik yang sedang mempresentasikan jawabannya di depan
kelas.
Karena tidak ada pertanyaan dari peserta didik, pendidik lalu menegaskan
kembali jawaban yang tertulis di papan tulis dengan menegaskan kembali hal-hal
penting yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah 1. Dua hal yang
ditegaskan ulang oleh pendidik adalah menyelesaikan bentuk kuadrat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menjabarkannya dan tidak menggunakan proses penarikan akar. Pendidik
menuliskan penegaskan hal tersebut dengan menuliskan di papan tulis:+ =tidak mengakibatkan: + = .
Penegasan yang kedua, setelah menjabarkan bentuk kuadrat kedua
persamaan lalu mensubstitusi atau mengeliminasi kedua persamaan diperoleh
persamaan ketiga berupa persamaan linear. Soal yang sebelumnya berbentuk SPKK
akhirnya menjadi SPLK seperti tema yang sedang didiskusikan. Setelah diperoleh
persamaan linear, pendidik menegaskan bahwa persamaan ketiga dapat disubstitusi
ke persamaan satu atau persamaan dua karena persamaan tiga diperoleh dari
persamaan satu dan persamaan dua.
Untuk memperjelas hal tersebut, pendidik meminta peserta didik
mengeluarkan laptop atau smartphone dan meminta peserta didik membuka
Geogebra. Pendidik memandu langkah demi langkah sehingga dari tampilan pada
Geogebra terlihat penyelesaian sistem persamaan pada masalah 1 dan persamaan
linear yang ketiga melalui dua titik penyelesaian sistem persamaan tersebut.
Gambar 4.19. Peserta Didik Menggunakan Geogebra untuk Mencari SolusiMasalah 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAGIAN PENUTUP: Usai memandu proses membuat kesimpulan akhir,
pendidik mengucapkan terima kasih kepada peserta didik yang sudah
mempresentasikan jawaban dan semua peserta didik yang lain lalu meminta peserta
didik untuk mengatur tempat duduk dan kembali ke tempat duduk seperti semula.
Pendidik juga mengucapkan terima kasih atas proses belajar bersama yang telah
dilalui lalu menginformasikan agenda pertemuan selanjutnya. Pendidik
mengingatkan peserta didik untuk belajar terlebih dahulu di rumah dengan
membuka, memahami, dan mengerjakan tugas 2 yang sudah diunggah di fan page
FB dan mengumpulkan kertas jawaban tugas 2 pada pertemuan berikutnya. Setelah
itu pendidik keluar dari kelas.
2. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Uji Coba Pertemuan 2
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 2 ini disusun
berdasar data rekaman audio yang didokumentasikan oleh pendidik. Rekaman video
pada proses pembelajaran ini tidak ada dikarenakan guru kelas yang bersedia
mendokumentasikan video mendadak sakit dan tidak bisa hadir ke sekolah.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik mengawali pembelajaran dengan
kegiatan memberikan salam pembukaan, meminta peserta didik untuk
mempersiapkan buku matematika dan menginformasikan bahwa guru kelas tidak
bisa hadir karena sakit.
Setelah mengecek kesiapan kelas, pendidik menyampaikan agenda
pembelajaran berupa review sekilas tentang SPLK, pendidik menyampaikan masalah
2, dan peserta didik dalam kelompok akan mendiskusikan masalah 2, setelah diskusi
dilanjutkan presentasi lalu kesimpulan akhir. Setelah menyampaikan agenda belajar,
pendidik meminta peserta didik untuk mengumpulkan kertas jawaban tugas 2 yang
telah diunggah. Peserta didik lalu maju mengumpulkan kertas jawaban tugas 2.
Pendidik mengecek peserta didik yang belum melihat video pembelajaran
dan terdapat 15 peserta didik yang belum melihat video dan pendidik
mempertanyakan alasan mengapa peserta didik tidak melihat video terlebih dahulu.
Pendidik memotivasi peserta didik dan berharap pertemuan berikutnya akan lebih
banyak lagi peserta didik yang telah melihat video pembelajaran sebelum proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
belajar di kelas. Karena separuh peserta didik belum melihat video, pendidik
membentuk kelompok berdua-dua dengan catatan yang telah melihat video
bergabung dengan peserta didik yang belum melihat.
Pendidik lalu menunjukkan slide perkembangan skor peserta didik sampai
pengumpulan kertas jawaban tugas 1, unggahan tugas 1 dan tugas 2. Pendidik
mengingatkan proses penilaian dengan mengulang kembali skor yang akan diperoleh
peserta didik jika peserta didik mengungah jawaban tugas 1, 2, dan 3 dan
mengumpulkan kertas jawaban tugas 1, 2, dan 3.
APERSEPSI: Pada tahap apersepsi, pendidik menanyangkan kembali slide
yang berisi masalah 1 dan memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang
masalah 1 yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Setelah diberi
kesempatan ternyata tidak ada pertanyaan yang diajukan peserta didik sehingga
pendidik melajutkan ke bagian inti dengan menayangkan slide berikutnya yang berisi
masalah 2.
BAGIAN INTI: Pendidik menayangkan slide masalah 2 dan meminta
kembali peserta didik untuk membentuk kelompok berdua-dua dengan syarat satu
peserta didik yang sudah melihat video bergabung dengan peserta didik yang belum
melihat video. Pendidik membagikan kertas folio untuk menuliskan jawaban
kelompok dan meminta peserta didik mendiskusikan masalah 2 selama 30 menit ke
depan. Pendidik kemudian berkeliling untuk melihat perkembangan peserta didik
dan memberikan topangan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Selama
berkeliling, pendidik menemukan beberapa kelompok jawaban peserta didik:
Kelompok 1: Kelompok sedang memikirkan ide untuk menyelesaikan
masalah 2. Pendidik memberi kesempatan kelompok untuk memikirkan lebih lanjut
penyelesaian masalah 2.
Kelompok 2: Kelompok menyelesaikan masalah 2 dengan menyamakan
penyebut dua suku pada persamaan pertama:− = 322 − 2 = 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pendidik memberi kesempatan kelompok untuk memikirkan lebih lanjut dan
meminta kelompok untuk mendiskusikan penyelesaian selanjutnya.
Pendidik berkeliling lagi dan karena pendidik menemukan beberapa
kelompok yang belum menemukan ide, pendidik lalu memberi topangan secara
klasikal dengan mengingatkan kembali, kalau kita menemukan masalah yang
melibatkan bentuk akar, apa yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan bentuk
akar tersebut? Pendidik memberi kesempatan peserta didik untk memikirkan lebih
lanjut.
Kelompok 3: Pendidik menemukan peserta didik yang menyelesaikan
masalah 2 dengan proses menyamakan penyebutnya namun ada proses yang belum
sempurna. Pendidik memberi topangan dengan memberi contoh bagaimana
menyamakan penyebut: 23 − 32 = ⋯Pendidik bertanya, penyebutnya disamakan menjadi berapa? Peserta didik
menjawab disamakan menjadi enam. Pendidik memberi apresiasi dan meminta
peserta didik menyelesaikan proses menyamakan penyebutnya tersebut. Pendidik
lalu bertanya pembilang dua pada suku pertama dikalikan dengan berapa? Peserta
didik menjawab dikalikan dengan tiga dan pendidik mengkonfirmasi ulang dengan
bertanya dikalikan tiga atau dua? Peserta didik meralat jawaban dengan mengalikan
dengan dua. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk mengevaluasi
langah yang sudah dibuatnya.
Kelompok 4: Kelompok menyelesaikan masalah 2 dengan cara
mengkuadratkan kedua ruas sehingga diperoleh:− = 94+ = 94Pendidik menanyakan kembali alasan sehingga diperoleh jawaban seperti tersebut
di atas. Peserta didik menjawab kedua ruas dikuadratkan. Pendidik lalu memberi
topangan dengan menanyakan, apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
√25 − √4 = 3jika kedua ruas dikuadratkan mengakibatkan:25 − 4 = 9Peserta didik menjawab tidak. Pendidik memberi kesempatan peserta didik dalam
kelompok untuk mengevaluasi langkah penyelesaiannya. Peserta didik masih
mempertahankan pendapatnya, lalu pendidik bertanya, proses yang dilakukan
untuk menghilangkan akar apa? Peserta didik menjawab, dikuadratkan. Pendidik
lalu bertanya, yang dikuadratkan yang mana? Peserta didik menjawab, semua.
Kalau semua bagaimana menjabarkan bentuk kuadratnya? Peserta didik lalu
teringat dengan rumus saat SMP( − ) = − 2 +Pendidik memberi kesempatan peserta didik mendiskusikan lebih lanjut
penyelesaian masalah 2.
Kelompok 5: Kelompok menyelesaikan masalah 2 dengan proses kedua
ruas dikuadratkan sehingga diperoleh:
− 2 + = 94− 2 + = 94+ = 174+ = 174= 417 ( + )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Persamaan terakhir lalu disubstitusi ke persamaan kedua. Pendidik memberi
apresiasi lalu memberi kesempatan kelompok untuk meneruskan prosesnya.
Kelompok 6: Kelompok menjawab dengan cara menyamakan penyebut
pada persamaan pertama setelah sebelumnya mengalikan suku pertama dengan akar
per akar dan mengalikan suku kedua dengan akar per akar sehingga
diperoleh:
− = 32− = 322( − ) = 34( − ) = 94 − 4 + 4 = 94 − 13 + 4 = 0Persamaan kedua dikalikan 13 sehingga diperoleh:13 + 13 + 13 = 117Substitusi 13 sehingga diperoleh:13 + 4 + 4 + 13 = 117Peserta didik mencoba menyelesaikan persamaan terakhir yang diperolehnya.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan proses yang telah
dilakukannya.
Kelompok 7: Kelompok menjawab dengan cara mengkuadratkan kedua
ruasnya sehingga diperoleh:
− 2 + = 94− 2 + = 94+ = 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) diperoleh:
+ 1 = 174Peserta didik mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0.menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4= tidak memenuhi.
.Untuk = 4 = 4= 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94…… (5)atau = 1…… . (6)Substitusi (5) ke (2) diperoleh: −94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9…… (7)
Substitusi (6) ke (2) diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah − ,−9 , (4, 1) .
Kelompok 8: kelompok menjawab dengan cara menyamakan penyebut
pada persamaan pertama. Proses lengkap sebagai berikut:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Dari persamaan (1) diperoleh: − = 322 − 2 = 3(2 − 2 ) = (3 )4 − 8 + 4 = 94 − 17 + 4 = 0(4 − )( − 4 ) = 0= 4 atau = (tidak memenuhi)
Diperoleh = 4Substitusi ke (2) 4 + 4 + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − atau = 1
Untuk = − diperoleh= 4.−94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
= −9Untuk = 1 diperoleh= 4.1= 4= −9,−94 , (4,1)
Setelah waktu diskusi habis, pendidik meminta kelompok yang telah menemukan
jawaban untuk maju menuliskan jawaban dan menjelaskan kepada peserta didik
yang lain. Terdapat dua kelompok yang maju dan mengerjakan dengan cara
berbeda.
Jawaban 1:
− 2 + = 94− 2 + = 94+ = 174
Peserta didik memisalkan = pada persamaan (1) diperoleh:
+ 1 = 174Peserta didik mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0.menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
= tidak memenuhi.
.Untuk = 4 = 4= 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94…… (5)atau = 1…… . (6)Substitusi (5) ke (2) diperoleh: −94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9…… (7)
Substitusi (6) ke (2) diperoleh: 1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah − ,−9 , (4, 1) .
Jawaban 2:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Dari persamaan (1) diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
− = 322 − 2 = 3(2 − 2 ) = (3 )4 − 8 + 4 = 94 − 17 + 4 = 0(4 − )( − 4 ) = 0= 4 atau = (tidak memenuhi)
Diperoleh = 4Substitusi ke (2) 4 + 4 + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − atau = 1
Untuk = − diperoleh= 4.−94= −9Untuk = 1 diperoleh= 4.1= 4= −9,−94 , (4,1)
Setelah kedua kelompok maju menuliskan jawaban, pendidik meminta
peserta didik untuk menjelaskan jawabannya kepada peserta didik yang lain.
Setelah peserta didik menjelaskan jawaban kepada peserta didik yang lain, pendidik
mengulas beberapa hal penting yang berkait dengan kedua jawaban yang telah
disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pertama, satu jawaban memanfaatkan kuadrat kedua ruas untuk
menghilangkan bentuk akar pada persamaan pertama. Pendidik menyinggung
kembali kesalahan yang banyak dilakukan peserta didik saat mengkuadratkan
kedua ruas. Untuk mengkuadratkan pengurangan dua suku, pendidik meminta
peserta didik untuk mengingat kembali bentuk penjabaran dari ( − ) . Pendidik
juga mengingatkan untuk berhati-hati membuat kesimpulan dari persamaan bentuk
akar yang prosesnya dikuadratkan sebab:(5 − 3) = 4Sama dengan (3 − 5) = 4Walaupun 5 − 3 = 2 dan 3 − 5 = −2.Pendidik menunjukkan lewat jawaban yang ditulis peserta didik, bahwa =tidak memenuhi sebab jika disubstitusi ke persamaan √ − = tidak akan
menghasilkan kesamaan.
Kedua, penting sekali untuk menemukan satu proses kreatif seperti pada
jawaban pertama, dimisalkan dengan . Jikalau pilihan langkah ini tidak
ditemukan, mungkin peserta didik akan kesulitan menyelesaikan masalah 2.
Pendidik meminta peserta didik untuk mencermati kembali sistem persamaan yang
diberikan pada masalah 2. Pada masalah 2, kelihatannya tidak tampak bentuk
kuadrat-kuadratnya. Namun, setelah diproses dengan cara pemisalan, diperoleh
bentuk baru sistem persamaan kuadrat-kuadrat seperti topik yang sedang
dibicarakan.
Ketiga, pendidik meminta peserta didik mencermati jawaban kedua dan
menanyakan mengapa = tidak memenuhi. Pendidik lalu menjelaskan, seperti
pada jawaban pertama, jika = disubstitusi ke persamaan − = , tidak
akan diperoleh kesamaan.
Secara umum, pendidik menyebutkan proses berpikir kreatif pada kedua
jawaban. Pada jawaban pertama proses berpikir kreatif terjadi saat memisalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dengan , sedangkan proses berpikir kreatif pada jawaban kedua terjadi saat
menemukan bentuk4 − 17 + 4 = 0dan kemudian difaktorkan menjadi(4 − )( − 4 ) = 0
Untuk lebih memperjelas, pendidik meminta peserta didik untuk mengecek
jawaban sistem persamaan dengan menggunakan Geogebra dan sudah ada satu
peserta didik yang sudah mengecek jawaban dengan menggunakan Geogebra dan
ternyata jawaban dengan menggunakan Geogebra sama dengan hasil perhitungan
yang disajikan dua kelompok.
Pendidik memberi kesempatan bertanya dan satu peserta didik bertanya
tentang jawaban Geogebra. Peserta didik bertanya mengapa pada grafik persamaan
pertama pada titik (0,0) grafik terputus? Pendidik menjelaskan bahwa pada titik
(0,0) grafik diskontinu mengingat pada persamaan pertama ≠ 0 dan ≠ 0.BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengucapkan terima kasih pada dua
kelompok yang telah menyajikan jawaban dengan cara berbeda. Pendidik kemudian
mengumumkan agenda pertemuan berikutnya, meminta peserta didik untuk melihat
video pembelajaran berikutnya, mengerjakan tugas 3, mengunggah jawaban tugas
3, dan pertemuan berikutnya mengumpulkan tugas 3. Pendidik mengucapkan
terima kasih, dan menutup pertemuan dengan Examen.
3. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Uji Coba Pertemuan 3
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 3 ini disusun
berdasar data rekaman audio yang didokumentasikan oleh pendidik dan rekaman
video yang didokumentasikan oleh guru kelas..
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik memasuki kelas lalu memberikan
salam pembukaan. Setelah itu, pendidik meminta peserta didik untuk menyiapkan
buku matematika dan alat tulis. Pendidik kemudian mengecek peserta didik yang
tidak hadir dan pada pertemuan tersebut satu peserta didik tidak hadir karena sakit.
Peserta didik yang sama tidak hadir juga pada pertemuan sebelumnya. Seteleh
mengecek kehadiran, pendidik meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dan tugas lain yang belum terkumpul. Sambil menunggu peserta didik
mengumpulkan tugas 3, pendidik melihat-lihat tugas 3 yang terkumpul untuk mencari
jawaban benar dan dengan cara yang berbeda. Setelah semua jawaban terkumpul,
pendidik menemukan dua jawaban benar dengan cara pengerjaan yang berbeda.
Gambar 4.20. Peserta Didik Mengumpulkan Tugas 3
BAGIAN INTI: Pendidik meminta dua peserta didik terpilih untuk maju
menuliskan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada peserta yang lain. Dua peserta
maju kemudian bersama-sama menuliskan jawaban di sisi papan tulis yang berbeda.
Jawaban Peserta Didik 1:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0…… (1)− − + 1 = 0……(2)Peserta didik memfaktorkan persamaan kedua:− − + 1 = 0( − 1) − + 1 = 0( − 1) − ( − 1) = 0( − 1)( − 1) = 0Diperoleh: = 1 atau = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Untuk = 1, (2 − 3 + 5)(1 + − 4) = 0(−3 + 7)( − 3) = 0Diperoleh: = atau = 3Untuk = 1, (2 − 3 + 5)( + 1 − 4) = 0(2 + 2)( − 3) = 0Diperoleh: = −1 atau = 3Jadi, himpunan penyelesaian sistem(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0adalah = (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Gambar 4.21. Peserta Didik 1 Menuliskan Jawaban di Papan Tulis
Jawaban Peserta Didik 2:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0…… (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
− − + 1 = 0……(2)Dari persamaan pertama diperoleh2 − 3 + 5 = 0atau + − 4 = 0Peserta didik kemudian fokus pada persamaan + − 4 = 0, dan mengubahnya
menjadi = 4 − ……(3)Peserta didik mensubstitusi persamaan (3) ke persamaan (2), diperoleh:(4 − ) − − (4 − ) + 1 = 04 − − − 4 + + 1 = 0− + 4 − 3 = 0− 4 + 3 = 0( − 3)( − 1) = 0Diperoleh : = 3 atau = 1Untuk = 3 diperoleh y = 1
Untuk = 1 diperoleh y = 3
Peserta didik kemudian fokus ke persamaan2 − 3 + 5 = 0= 2 + 53 …… (4)Peserta didik mensubstitusi persamaan (4) ke (2), diperoleh:2 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 5 − 3 − (2 + 5) + 3 = 02 + 5 − 3 − 2 − 5 + 3 = 02 − 2 = 0− 1 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
( − 1)( + 1) = 0Diperoleh : = 1 atau = −1Untuk = 1 diperoleh y =
Untuk = −1 diperoleh y = 1
Jadi, himpunan penyelesaian sistem(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0adalah = (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Gambar 4.22. Peserta Didik 2 Menuliskan Jawaban di Papan Tulis
Setelah kedua peserta didik maju menuliskan jawaban dan menjelaskan
jawaban ke peserta didik yang lain, pendidik dan peserta didik yang lain memberi
apresiasi. Pendidik kemudian memberi kesempatan peserta didik yang lain untuk
mengajukan pertanyaan kepada dua peserta didik yang ada di depan kelas. Karena
tidak ada pertanyaan dari peserta didik yang lain, pendidik kemudian bertanya
jawab dengan peserta didik yang pertama untuk menegaskan hal-hal penting yang
berkaitan dengan jawaban yang ditulis. Pendidik menanyakan persamaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
manakah yang dipilih untuk diolah dan mengapa memilih persamaan tersebut untuk
diolah. Peserta didik menjawab bahwa fokus pertama adalah mengolah persamaan
kedua karena persamaan kedua dapat difaktorkan menjadi( − 1)( − 1) = 0Pendidik kemudian melanjutkan pertanyaan, mengapa peserta didik bisa
tahu bahwa persamaan kedua dapat difaktorkan, apakah dari coba-coba atau ada
caranya. Peserta didik menjawab bahwa dia tahu persamaan kedua dapat
difaktorkan setelah diberi tahu oleh guru lesnya.
Pendidik kemudian menegaskan bahwa benar persamaan kedua dapat
difaktorkan dan butuh kejelian dan kecermatan untuk melihat apakah suatu
persamaan dapat difaktorkan atau tidak. Pendidik kemudian menjelaskan proses
pemfaktoran sekaligus menunjukkan tanda-tanda umum apakah suatu persamaan
dapat difaktorkan atau tidak.
Setelah selesai bertanya jawab dengan peserta didik yang pertama, pendidik
beralih ke peserta didik yang kedua. Pendidik menanyakan hal yang sama,
persamaan mana yang pertama kali fokus diolah dan mengapa memilih persamaan
tersebut. Peserta didik menyebutkan bahwa pertama kali peserta didik fokus pada
persamaan pertama. Pendidik kemudian menanyakan dasar alasan mengapa peserta
didik menyimpulkan bahwa dari persamaan pertama dapat disimpulkan menjadi2 − 3 + 5 = 0atau + − 4 = 0Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan pendidik, lalu pendidik memandu
diskusi kelas untuk menemukan bahwa jika = 0, maka = 0 atau = 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Gambar 4.23. Pendidik Bertanya Jawab dengan Peserta Didik 2
Pendidik bertanya kepada seluruh peserta didik sambil menuliskan di papan
tulis, jika kita mempunyai = 0, bagaimanakah kemungkinan dan . Peserta
didik menjawab, A = 0 dan B = 0. Pendidik menanyakan lagi, adakah kemungkinan
yang lain. Peserta didik menjawab A = 0 dan B ≠ 0. Pendidik menanyakan lagi,
apakah ada kemungkinan yang lain. Peserta didik menjawab, A ≠ 0 dan B = 0.
Kemudian pendidik merangkum jawaban peserta didik dengan mengatakan bahwa
matematika memiliki cara untuk menyatakan ketiga kemungkinan tersebut, yaitu
jika = 0, maka = 0 atau = 0. Kata hubung yang dipiih adalah “atau”
untuk menjelaskan bahwa jika = 0, maka = 0 atau = 0, boleh
keduanya nol atau salah satu nol. Untuk lebih memperjelas, pendidik kemudian
memberi contoh dengan menyebutkan kalimat “ Tolong ambilkan saya buku atau
bolpoint”. Peserta didik boleh membawa buku saja, bolpoint saja, atau malah
membawa keduanya, yang tidak boleh adalah peserta didik tidak membawa buku
dan tidak membawa bolpoint.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Gambar 4.24. Pendidik Memandu Diskusi untuk Menemukan Makna AB = 0
Pendidik kemudian menjelaskan karena persamaan pertama berbentuk perkalian
yang sama dengan nol, maka boleh disimpulkan bahwa2 − 3 + 5 = 0atau + − 4 = 0
Setelah bertanya jawab dengan kedua peserta didik, pendidik
mempersilakan peserta didik kembali ke tempat duduk disertai ucapan terima kasih.
Pendidik kemudian menjelaskan hal lain, suatu konsep yang sering salah kaprah
tentang penggunaan istilah “pindah ruas”. Pendidik menyatakan bahwa dalam
matematika tidak dikenal istilah pindah ruas, namun yang benar adalah kedua ruas
ditambah atau dikurang dengan sesuatu, kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan
sesuatu sehingga persamaan di salah satu ruas menjadi lebih sederhana setelah
ditambah atau dikurang, dikali atau dibagi dengan sesuatu tersebut.
Pendidik menegaskan kembali bahwa proses kedua jawaban berbeda namun
menghasilkan jawaban yang sama. Pendidik menegaskan bahwa salah satu cara
merupakan cara altenatif untuk menyelesaikan soal tugas 3. Pada jawaban pertama,
proses kreatif terlihat pada pemilihan persamaan kedua yang bisa difaktorkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sedangkan pada jawaban kedua proses kreatif terjadi saat memilih persamaan
pertama dan disimpulkan bahwa 2 − 3 + 5 = 0 atau + − 4 = 0.Untuk lebih memperjelas jawaban soal tugas 3, pendidik meminta peserta
didik mengeluarkan laptop atau smartphone dan membuka Geogebra. Pendidik
memandu mencari jawab menggunakan Geogebra dengan membuka Geogebra
juga dan ditayangkan di proyektor.
Gambar 4.25. Peserta Didik Menggunakan Geogebra
Setelah tayangan Geogebra siap, pendidik meminta peserta didik untuk
menginput persamaan pertama dan meminta peserta didik untuk melihat grafik dari
persamaan pertama. Pada persamaan pertama diperoleh dua persamaan garis lurus.
Pendidik menunjukkan bahwa salah satu garis adalah grafik dari persamaan 2 −3 + 5 = 0, dan grafik yang lain adalah grafik dari persamaan + − 4 = 0.Pendidik meminta peserta didik untuk menginput persamaan kedua dan
ternyata diperoleh juga dua persamaan garis lurus. Pendidik menegaskan bahwa
adanya dua garis pada grafik tersebut menunjukkan bahwa persamaan kedua dapat
difaktorkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.26. Pendidik Memandu Peserta Didik Mencari Titik Potong/SolusiSistem Masalah 3
Setelah berhasil menemukan grafik kedua persamaan, pendidik memandu
cara untuk menemukan penyelesaian sistem persamaan dengan menunjukkan
koordinat titik potong dari grafik yang ada. Dari titik potong tersebut disimpulkan
penyelesaian sistem persamaan seperti terdapat pada tugas 3.
Setelah memandu penggunaan Geogebra, pendidik memberi kesempatan
peserta didik untuk bertanya baik pertanyaan tentang Geogebra atau pertanyaan
tentang keseluruhan.
BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengumumkan agenda pertemuan
berikutnya yaitu tes 25 menit. Pendidik meminta peserta didik untuk
mempersiapkan diri untuk tes 25 menit. Pendidik memotivasi untuk terus belajar
mencari solusi sistem persamaan. Jika kesulitan mencari solusi sistem persamaan,
pendidik meminta peserta didik untuk mencoba mencari petunjuk dengan
mengambarkan di Geogebra.
Pendidik kemudian meminta peserta didik yang belum mengunggah
jawaban atau belum mengumpulkan kertas jawaban yang diunggah untuk segera
mengumpulkan. Pendidik kemudian mengucapkan terima kasih atas proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pembelajaran yang telah dilalui, kemudian pendidik keluar kelas sambil
mengucapkan salam penutup.
4. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Uji Coba Pertemuan 4
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 4 ini disusun
berdasar data rekaman audio yang didokumentasikan oleh guru kelas. Rekaman
video pada proses pembelajaran ini tidak ada dikarenakan pendidik/peneliti
berhalangan hadir karena ada kegiatan Field Trip 2018 ke Semarang.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik masuk kelas kemudian mengucapkan
salam pembukaan. Pendidik kemudian menyampaikan agenda pembelajaran berupa
tes kecil 25 menit dilanjutkan refleksi. Pendidik kemudian meminta peserta didik
untuk mempersiapkan diri dan mengatur tempat duduk
BAGIAN INTI: Setelah peserta didik siap mengikuti tes, menginformasikan
bahwa pengerjaan soal di bawah lembar soal yang telah disediakan dan waktu
pengerjaan tes selama 25 menit. Pendidik kemudian membagikan soal sambil
mempersilakan peserta didik memulai pengerjaan soal.
Setelah 25 menit, pendidik mengumumkan waktu pengerjaan soal sudah
habis dan meminta peserta didik mengumpulkan jawaban tes dari belakang ke depan.
Karena peserta didik tidak segera mengumpulkan lembar jawab tes, pendidik
mengulangi instruksi sekali lagi, meminta peserta didik segera mengumpulkan
lembar jawab tes dari belakang ke depan.
Setelah semua lembar jawab tes terkumpul, pendidik membagikan lembar
refleksi dan meminta peserta didik mengisi lembar refleksi dengan jujur dan terbuka.
Pendidik mempersilakan peserta didik mengisi lembar refleksi.
Menjelang bel berkahirnya jam pelajaran, pendidik meminta peserta didik
mengumpulkan lembar refleksi dari belakang ke depan.
BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengucapkan terima kasih atas proses
yang telah dijalani pada hari ini. Setelah itu pendidik mengucapkan salam penutup
lalu keluar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
5. Revisi Rancangan Lintasan Belajar Setelah Proses Uji Coba
Revisi rancangan lintasan belajar setelah proses uji coba terjadi pada
rancangan pertemuan 1 dan pertemuan 2. Rancangan lintasan belajar pertemuan 3
dan pertemuan 4 tidak direvisi karena seluruh proses belajar yang direncanakan
terjadi pada pelaksanaan uji coba. Secara ringkas, revisi HLT terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.1. Revisi HLT
Pertemuan HLT Revisi HLT
1 Tidak muncul kemungkinanjawaban dengan cara kedua ruasdiakarkan sehingga diperoleh( + 1) + ( + 4) = 4( − 3) + ( + 6) = 2
Ditambahkan kemungkinan jawabandan topangan yang diberikan pendidikjika peserta didik menjawab denganproses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Kedua ruas diakarkan sehinggadiperoleh( + 1) + ( + 4) = 4( − 3) + ( + 6) = 2Kedua persamaan disederhanakansehingga diperoleh+ = −1……(3)+ = −1……(4)Peserta didik tidak dapat meneruskanjawaban.
1 Penggunaan Geogebra sebagaitopangan untuk kelompok
Penggunaan Geogebra sebagaipenegasan untuk seluruh peserta didikpada kesimpulan akhir.
2 Tidak ada kemungkinanjawaban dengan proses keduaruas dikuadratkan sehinggadiperoleh − = 94
Ditambahkan kemungkinan jawabandan topangan yang diberikanpendidik jika peserta didik menjawabdengan proses:− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Kuadratkan persamaan (1) sehinggadiperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
− = 94− = 94…… (3)Peserta didik tidak dapat meneruskanjawabannya.
2 Tidak ada kemungkinanjawaban benar dengan proseskedua suku disamakanpenyebutnya sehingga diperoleh− = 32
Ditambahkan kemungkinan jawabanyang benar dan topangan atau apresiasiyang diberikan pendidik jika pesertadidik menjawab benar dengan proses:− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Dari persamaan (1) diperoleh:
√ = dan seterusnya.
Detail revisi rancangan lintasan belajar pertemuan 1 adalah sebagai berikut:
Revisi 1. Muncul kemungkinan jawaban yang lain dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Kedua ruas diakarkan sehingga diperoleh( + 1) + ( + 4) = 4( − 3) + ( + 6) = 2Kedua persamaan disederhanakan sehingga diperoleh+ = −1……(3)+ = −1……(4)Peserta didik tidak dapat meneruskan jawabannya.
Saat menjumpai jawaban seperti tersebut di atas, pendidik memberikan
topangan dengan bertanya, “Persamaan (3) dan (4) diperoleh dari mana?Apakah3 + 4 = 5 mengakibatkan 3 + 4 = 5? ". Pendidik memberi kesempatan peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
didik untuk memikirkan langkah yang sudah dilakukannya dan mengambil
kesimpulan atas jawaban yang sudah dilakukannya.
Revisi 2. Penggunaan aplikasi untuk menegaskan kesimpulan akhir.
Pendidik menjumpai peserta didik yang mencoba menyelesaikan masalah 1 dengan
proses: ( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Lalu peserta didik menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)Lalu peserta didik menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(2), sehingga diperoleh: − 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Peserta didik kemudian mengubah persamaan (3) menjadi:+ = −2 − 8 − 1……(5)Lalu mensubtitusi (5) ke (4), sehingga diperoleh:−2 − 8 − 1 − 6 + 12 + 41 = 0−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0…… . (6)Sampai pada tahap tersebut, peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pada rancangan lintasan belajar, jika menjumpai situasi seperti tersebut di atas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pendidik akan memberi apresiasi atas usaha peserta didik lalu memberi topangan
kepada peserta didik dengan memperlihatkan hubungan geometris antara
persamaan (6) dengan persamaan (1) dan (2) menggunakan bantuan Desmos atau
Geogebra. Pendidik lalu bertanya, “Apa yang bisa disimpulkan dari gambar
tersebut?. Pendidik meminta peserta didik untuk memikirkan dan meneruskan
langkah berikutnya.
Namun, dalam praktik pembelajaran uji coba, karena ada lebih dari satu
peserta didik yang memiliki persoalan yang sama dan pendidik tidak mempunyai
kesempatan yang cukup banyak untuk menjelaskan hubungan persamaan (6)
dengan persamaan (1) dan (2) menggunakan bantuan Desmos atau Geogebra,
akhirnya pendidik memutuskan untuk menjelaskan hubungan persamaan (6)
dengan persamaan (1) dan (2) menggunakan Geogebra setelah pendidik memandu
proses penarikan kesimpulan akhir. Proses ini dilakukan selain untuk memperjelas
hubungan antara persamaan (6) dengan persamaan (1) dan (2), juga untuk melatih
peserta didik menggunakan aplikasi-aplikasi matematis untuk membantu mencari
penyelesaian sistem persamaan. Pendidik meminta peserta didik membuka laptop
atau smartphone mereka dan dipandu oleh pendidik, peserta didik mempraktikkan
penggunaan aplikasi Geogebra untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan
sampai diperoleh gambar berikut:
Gambar 4.27. Mencari penyelesaian masalah 1 menggunakan Geogebra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Terlihat garis −2 + = −10 (berwarna merah) melalui dua titik
perpotongan persamaan (1) dan persamaan (2). Dengan demikian terlihat jelas
bahwa mencari solusi sistem persamaan yang melibatkan persamaan (1) dan (2)
sama dengan mencari solusi sistem persamaan (6) dengan salah satu dari persamaan
(1) atau persamaan (2).
Detail revisi rancangan lintasan belajar pertemuan 2 adalah sebagai berikut:
Revisi 1. Peserta didik menjawab masalah 2 dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Kuadratkan persamaan (1) sehingga diperoleh− = 94− = 94…… (3)Peserta didik tidak dapat meneruskan jawabannya.
Pendidik memberikan topangan dengan bertanya, ”Persamaan (3)
diperoleh dari mana? Apakah √49 − √4 = √25 mengakibatkan 49 − 4 = 25?”.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk memikirkan langkah yang telah
dibuatnya dan melanjutkan proses berikutnya.
Revisi 2. Pendidik menjumpai alternatif jawaban dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Dari persamaan (1) diperoleh: − = 322 − 2 = 3(2 − 2 ) = (3 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4 − 8 + 4 = 94 − 17 + 4 = 0(4 − )( − 4 ) = 0= 4 atau = (tidak memenuhi)
Diperoleh = 4Substitusi ke (2) 4 + 4 + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − atau = 1
Untuk = − diperoleh= 4.−94= −9Untuk = 1 diperoleh= 4.1= 4= −9,−94 , (4,1)
Pendidik memberikan apresiasi atas cara alternatif yang telah ditemukan
peserta didik untuk menyelesaikan masalah 2. Untuk lebih mendalami, pendidik
bertanya, “Persamaan √ = diperoleh dari mana? Mengapa = tidak
memenuhi?”. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk memikirkan dan
menjawab pertanyaan dari pendidik. Jika peserta didik belum mampu menjawab
pertanyaan, pendidik memandu diskusi kelas untuk lebih memahami jawaban yang
telah dipresentasikan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
C. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian
Proses pembelajaran pada kelas penelitian dilaksanakan di kelas X MIPA 2
yang terdiri dari 29 peserta didik. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu,
3 November 2018 selama dua jam pelajaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Rabu, 7 November 2018 selama dua jam pelajaran. Pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari Kamis, 8 November 2018 selama satu jam pelajaran.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2018 selama satu
jam pelajaran.
1. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Penelitian Pertemuan 1
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 1 ini disusun
berdasar data rekaman audio dan rekaman video yang didokumentasikan oleh guru
kelas.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik mengawali pembelajaran dengan
kegiatan memberikan salam pembukaan, perkenalan singkat pendidik, topik
pembelajaran yang akan dipelajari yaitu, belajar untuk menentukan penyelesaian dari
sistem persamaan linear-kuadrat (SPLK) dan sistem persamaan kuadrat-kuadrat
(SPKK). Dasar dari pembahasan SPLK dan SPKK adalah sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV)
Pendidik juga menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
yaitu, dengan menggunakan pendekatan flipped classroom. Pendidik menjelaskan
bahwa pada pendekatan ini terdapat kelas virtual yang memuat banyak materi yang
bisa dipelajari peserta didik sebelum proses pembelajaran di kelas. Pendidik
mengucapkan terima kasih karena sudah banyak peserta didik yang membuka kelas
virtual, terlihat dari beberapa peserta didik yang mengunggah jawaban tugas 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Gambar 4.28. Topik Pembelajaran yang Direncanakan
Setelah perkenalan dan penjelasan tentang pendekatan belajar yang akan
digunakan, pendidik menanyakan peserta didik yang tidak masuk. Diperoleh
informasi bahwa peserta didik yang berjumlah 29 masuk semua. Setelah mengecek
kesiapan kelas, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan pertama,
yaitu peserta didik dapat menyelesaikan sistem persamaan linear kuadrat (SPLK) dua
variabel.
APERSEPSI: Pada tahap apersepsi, pendidik menanyangkan slide yang
berisi soal tentang sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Pendidik lalu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan soal yang
ditayangkan di slide dengan cara bebas.
Pendidik kemudian berkeliling untuk memantau jawaban peserta didik dan
kemudian meminta satu peserta didik untuk maju dan menjelaskan jawaban soal
SPLDV yang diberikan kepada peserta didik yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Gambar 4.29. Tayangan untuk Kegiatan Review SPLDV
Satu peserta didik maju secara sukarela dan peserta didik ini menyelesaikan
dengan menggunakan cara substitusi. Peserta didik menuliskan dan menjelaskan
jawabannya. Setelah selesai menjelaskan jawaban kepada peserta didik yang lain,
pendidik kemudian mengulang kembali jawaban peserta didik. Pendidik bertanya
jawab dengan peserta didik yang maju. Pendidik menanyakan cara apa yang dipakai
dan persamaan mana yang dipakai untuk menyelesaikan SPLDV tersebut. Peserta
didik menjawab menggunakan cara substitusi dan untuk substitusi menggunakan
persamaan pertama karena dipandang sebagai persamaan yang lebih mudah.
Pendidik lalu menanyakan apakah bisa subtitusi menggunakan persamaan kedua dan
peserta didik menjawab bisa namun mungkin lebih sulit prosesnya. Pendidik
menegaskan bahwa pada proses substitusi, mesti dipilih salah satu persamaan untuk
mensubstitusi dan setelah proses substitusi dilakukan, salah satu persamaan yang
sebelumnya terdiri dari dua variabel berubah menjadi satu variabel dan dengan
demikian persamaan dapat diselesaikan dengan mudah. Pendidik menegaskan lagi,
supaya peserta didik memilih persamaan yang lebih mudah untuk disubtitusikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Gambar 4.30. Pendidik Menanyakan Cara Penulisan HP dari SPLDV
Pendidik mempersilakan peserta didik yang maju untuk kembali ke tempat
duduk sambil mengucapkan terima kasih. Pendidik mengulang secara cepat jawaban
peserta didik sambil memandu diskusi untuk menemukan hal-hal penting: (1)
perlunya kode nomor untuk persamaan penyusun dan persamaan baru yang
diperoleh. (2) cara menuliskan himpunan penyelesaian sebagai himpunan pasangan
terurut. Kalau himpunan penyelesaian bukan himpunan pasangan terurut, maknanya
akan lain. (3) substitusi akan mengubah persamaan yang sebelumnya dua variabel
menjadi persamaan satu variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar 4.31. Pendidik Memandu Proses Menemukan Cara Penulisan HP SPLDV
Setelah memandu diskusi untuk memahami kembali SPLDV, pendidik
mengecek jumlah peserta didik yang telah melihat video pembelajaran dan sudah
mengerjakan tugas 1. Terdapat 24 peserta didik yang telah melihat video dan
pendidik meminta peserta didik untuk membentuk kelompok berisi dua peserta
dengan syarat yang belum melihat video bergabung dengan yang sudah melihat.
Gambar 4.32. Pendidik Mengecek Peserta Didik yang telah Melihat Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BAGIAN INTI: Setelah diskusi kelas untuk memahami kembali
penyelesaian SPLDV selesai, pendidik menayangkan slide berikutnya yang berisi
masalah 1. Sebelum memulai diskusi, pendidik memandu diskusi kelas untuk
memahami pengertian sistem persamaan dan penyelesaian sistem persamaan.
Setelah mendiskusikan tentang pengertian sistem persamaan, pendidik meminta
peserta didik untuk mendiskusikan masalah 1 dalam kelompok. Pendidik
berkeliling melihat perkembangan dan memberikan topangan bagi peserta didik
yang mengalami kesulitan. Selama berkeliling, pendidik menemukan beberapa
kelompok jawaban peserta didik:
Gambar 4.33. Masalah 1
Kelompok 1: Peserta didik dalam kelompok mengerjakan sendiri-sendiri.
Pendidik meminta kedua peserta didik dalam kelompok untuk berdiskusi mencari
jawaban bersama-sama.
Kelompok 2: Kelompok sudah mendapat ide dan sedang berproses.
Pendidik memberi apresiasi dan memberi kesempatan peserta didik untuk
meneruskan prosesnya.
Kelompok 3: Peserta didik belum mendapat ide sama sekali. Pendidik
memberi topangan dengan menanyakan apa yang bisa dilakukan jika menjumpai
bentuk kuadrat. Pendidik memberi kesempatan peserta didik dalam kelompok
untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan jika menemui bentuk kuadrat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kelompok 4: Kelompok menyelesaikan masalah 1 dengan menjabarkan
bentuk kuadrat pada semua persamaan sehingga diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0Peserta didik kemudian mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh:−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0Peserta didik berencana mensubstitusi persamaan baru ke salah satu persamaan
penyusun sistem. Pendidik memberi apresiasi dan memberi kesempatan peserta
didik untuk melanjutkan prosesnya.
Kelompok 5: Kelompok memulai proses mencari penyelesaian masalah 1
dengan mengakarkan bentuk kuadrat sehingga diperoleh:( + 1) + ( + 4) = 4dan ( − 3) + ( + 6) = 2.Kedua persamaan disederhanakan sehingga diperoleh:+ = −1dan + = −1.
Setelah peserta didik menjelaskan kepada pendidik bahwa prosesnya kedua
ruas diakarkan, pendidik memberi contoh apakah 3 + 4 = 25 jika kedua ruas
diakarkan akan menghasilkan 3 + 4 = 5. Pendidik memberi kesempatan peserta
didik mengevaluasi langkah pertama dan memikirkan langkah selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kelompok 6: Sama seperti kelompok 5, kelompok 6 memulai proses
dengan mengakarkan bentuk kuadrat sehingga diperoleh:( + 1) + ( + 4) = 4dan ( − 3) + ( + 6) = 2.Kedua persamaan disederhanakan sehingga diperoleh:+ = −1dan + = −1.
Peserta didik bingung karena jika dieliminasi variabel dan semua hilang.
Pendidik memberi topangan dengan menanyakan alasan saat melakukan langkah
pertama. Setelah peserta didik menjelaskan bahwa prosesnya kedua ruas diakarkan,
pendidik meminta peserta didik menuliskan 3 + 4 = 25 lalu mengakarkan kedua
ruasnya. Pendidik menanyakan apakah hasilnya benar 3 + 4 = 5. Pendidik lalu
memberi topangan lanjutan dengan menanyakan apakah makna dari ( + 1) dan( + 4) dan bagaimana menjabarkan bentuk tersebut. Pendidik memberi
kesempatan peserta didik mengevaluasi memikirkan langkah selanjutnya.
Gambar 4.34. Pendidik Memberi Topangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kelompok 7: menyelesaikan masalah 1 dengan menjabarkan bentuk
kuadrat pada semua persamaan sehingga diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0Peserta didik kemudian mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh:−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0
Pendidik memberi apresiasi atas usaha peserta didik dan meminta peserta
didik memikirkan langkah selanjutnya. Peserta didik merencanakan
mensubstitusikan persamaan baru ke persamaan penyusun. Pendidik memberi
apresiasi dan meminta peserta didik untuk melanjutkan proses berikutnya.
Kelompok 8: Kelompok berhasil menemukan nilai = 3 dan =. Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk mencari nilai . Peserta didik
kemudian menghitung nilai y.
Kelompok 9: Kelompok menunjukkan proses sampai berhasil menemukan= . Pendidik menanyakan proses penemuan nilai x tersebut. Peserta didik
menjelaskan prosesnya. Pendidik meminta peserta didik mengecek kembali
jawaban terutama saat mensubstitusi persamaan ketiga.
Kelompok 10: Kelompok berhasil menemukan jawaban y = -4 dan x = 3
tetapi dengan cara coba-coba. Pendidik menanyakan bagaimana proses coba-coba
dilakukan. Pendidik lalu menanyakan apa yang harus dilakukan jika menjumpai
bentuk kuadrat. Peserta didik menjawab diakar. Pendidik memberi kesempatan
peserta didik untuk memikirkan langkah selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kelompok 11: Kelompok berhasil menemukan persamaan ketiga = 2 −10. Pendidik menanyakan apa yang harus dilakukan pada langkah selanjutnya.
Peserta didik merencanakan mensubstitusi persamaan ketiga tetapi bingung
disubstitusikan ke persamaan yang mana. Pendidik memberi kesempatan peserta
didik memikirkan langkah selanjutnya.
Setelah berkeliling melihat perkembangan belajar peserta didik dalam
kelompok pendidik berkeliling kembali untuk memantau perkembangan hasil
diskusi setelah kelompok mendapat topangan dari pendidik. Pendidik meminta
peserta didik yang sudah menemukan jawaban untuk maju menuliskan jawaban dan
menjelaskan jawaban kepada peserta didik yang lain.
Satu peserta didik bersedia maju namun minta ditemani oleh teman
kelompoknya. Pendidik mengizinkan dua peserta didik dalam satu kelompok untuk
maju menuliskan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada peserta didik yang lain.
Jawaban peserta didik di papan tulis:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Peserta didik lalu menjabarkan kuadrat dari masing-masing suku pada persamaan
(1), sehingga diperoleh: + 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0Peserta didik lalu menjabarkan lagi kuadrat dari masing-masing suku pada
persamaan (2), sehingga diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0Peserta didik kemudian mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh:8 − 4 − 40 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
2 − − 10 = 0= 2 − 10…….(3)
Peserta didik mensubstitusi (3) ke persamaan (1) yang sudah diuraikan, diperoleh:+ (2 − 10) + 2 + 8(2 − 10) + 1 = 0+ 4 − 40 + 100 + 2 + 16 − 80 + 1 = 05 − 22 + 21 = 0(5 − 7)( − 3) = 0= atau = 3Untuk = diperoleh: = 2 75 − 10 = 145 − 10 = −865Untuk = 3 diperoleh: = 2(3) − 10 = −4Jadi himpunan penyelesaian adalah = ,− ; (3, −4)
Setelah peserta didik selesai mempresentasikan jawaban masalah 1 di depan
peserta didik yang lain, pendidik bertanya jawab dengan peserta didik yang maju.
Pendidik menanyakan mengapa persamaan 3 bisa disubstitusikan ke persamaan 1
dan 2. Peserta didik menjawab karena persamaan 3 diperoleh dari hasil eliminasi
persamaan 1 dan 2 yang sudah diuraikan.
Pendidik kemudian menanyakan apakah sembarang persamaan misal =4 − 5 boleh disubstitusi ke persamaan 1 dan 2. Peserta didik menjawab tidak
boleh karena persamaan = 4 − 5 tidak diperoleh dari kedua persamaan yang
ada. Pendidik menegaskan kembali jawaban peserta didik sambil mengingatkan
kembali saat menyelesaikan SPLDV dan ditemukan misalnya = 1,maka =1 boleh disubstitusi ke salah satu persamaan karena = 1 diperoleh dari proses
eliminasi atau substitusi persamaan penyusun sistem.
Setelah dirasa cukup, pendidik mempersilakan peserta didik yang maju
untuk kembali ke tempat duduk sambil memberikan apresiasi dan ucapan terima
kasih. Untuk memperjelas, pendidik meminta peserta didik mengeluarkan laptop
atau smartphone. Pendidik meminta membuka Geogebra menggunakan wifi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
sekolah. Pendidik memandu penggunaan Geogebra langkah demi langkah, mulai
dari menginput persamaan pertama sehingga diperoleh hasil grafik berupa
lingkaran, dilanjutkan menginput persamaan kedua sehingga muncul gambar kedua
berupa lingkaran. Kedua lingkaran berpotongan dan pendidik memandu peserta
didik menemukan koordinat titik potong.
Gambar 4.35. Pendidik Memandu Penggunaan Geogebra
Pendidik memandu peserta didik untuk menginput persamaan yang ketiga
dan diperoleh grafik berupa garis yang melalui kedua titik potong lingkaran grafik
persamaan 1 dan persamaan 2. Pendidik menegaskan bahwa dari grafik terlihat
bahwa persamaan 3 melewati solusi hasil perpotongan grafik persamaan 1 dan
grafik persamaan 2. Ini menunjukkan bahwa persamaan 3 boleh disubtitusikan ke
persamaan 1 atau persamaan 2.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya dan satu peserta
didik bertanya bagaimana mencari koordinat titik potong. Pendidik menjawab
dengan mengulang kembali proses mencari koordinat titik potong. Pendidik
kembali memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya atau memberi
tanggapan atau komentar. Tidak ada peserta yang bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Gambar 4.36. Pendidik Menunjukkan Grafik Persamaan Ketiga
Pendidik menegaskan kembali bahwa sistem persamaan masalah 1 yang
sebelumnya bentuknya kuadrat-kuadrat setelah diproses dapat diperoleh persamaan
ketiga yang berbentuk linear sehingga soal masalah 1 dapat dimodifikasi menjadi
SPLK.
BAGIAN PENUTUP: Usai memandu proses membuat kesimpulan akhir,
pendidik mengumumkan agenda belajar berikutnya. Pendidik meminta peserta
didik untuk melihat video tentang SPKK, mengerjakan tugas 2, mengunggah tugas
2 dan mengumpulkan kertas jawaban tugas 2 pada pertemuan berikutnya.
Pendidik meminta peserta didik untuk mengumpulkan kertas hasil diskusi
masalah 1 dan tugas lain yang belum terkumpul. Pendidik mengucapkan terima
kasih kepada peserta didik yang sudah mempresentasikan jawaban dan semua
peserta didik yang lain lalu mengucapkan salam penutup dan keluar kelas.
2. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Penelitian Pertemuan 2
Deskripsi proses pembelajaran kelas uji coba pertemuan 2 ini disusun
berdasar data rekaman audio dan rekaman video yang didokumentasikan oleh guru
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik mengawali pembelajaran dengan
kegiatan memberikan salam pembukaan, meminta peserta didik untuk
mempersiapkan buku matematika dan memasukkan buku selain matematika.
Pendidik mempersilakan peserta yang akan ke toilet sebelum pelajaran dimulai.
Setelah salam pembukaan, pendidik meminta peserta didik untuk mengumpulkan
tugas 2 dan tugas 1 yang belum dikumpulkan. Peserta didik maju mengumpulkan
tugas 2 dan beberapa mengumpulkan tugas 1.
Pendidik menyampaikan agenda pembelajaran yang akan dijalani yaitu
mempelajari SPKK, setelah pertemuan sebelumnya selesai mendiskusikan SPLK.
Pendidik lalu mengecek kehadiran peserta didik dan ada satu peserta didik yang tidak
masuk. Pendidik mengingatkan peserta didik untuk segera mengumpulkan tugas dan
mengunggah tugas.
Pendidik mengecek peserta didik yang sudah melihat video pembelajaran dan
dokumen lain yang sudah diunggah di fan page FB. Sebagian besar peserta didik
sudah melihat video dan dokumen. Setelah mengecek peserta didik yang telah
melihat video, pendidik kemudian menanyangkan slide tentang review SPLDV lalu
slide masalah 1 tentang SPLK. Pendidik meneruskan dengan menayangkan slide
tentang masalah 2 dan meminta peserta didik membentuk kelompok dengan anggota
dua peserta didik. Pendidik membagikan kertas folio dan memberi waktu kepada
peserta didik 30 menit untuk mendiskusikan masalah 2 ke dalam kelompok.
APERSEPSI: Pada tahap apersepsi, pendidik menegaskan kembali agenda
belajar yang akan dijalani, yaitu mempelajari SPKK setelah sebelumnya peserta didik
telah mempelajari penyelesaian SPLK.
BAGIAN INTI: Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk
mendiskusikan masalah 2. Pendidik berkeliling untuk memantau perkembangan
belajar dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Pendidik
mengingatkan bahwa dalam proses menyelesaikan persoalan apapun, hal yang sulit
adalah menentukan langkah pertama. Pendidik meminta peserta didik memikirkan
langkah pertama apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah 2. Selama
berkeliling, pendidik menemukan beberapa kelompok jawaban peserta didik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kelompok 1: Peserta didik belum menemukan ide untuk menyelesaikan
masalah 2. Pendidik memberi topangan untuk memikirkan bagaimana
menghilangkan akar dan memberi kesempatan kelompok untuk melanjutkan proses
mencari penyelesaian masalah 2.
Kelompok 2: Peserta didik mencoba mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat pecahan setengah. Pendidik memberi kesempatan kelompok untuk
memikirkan lebih lanjut dan meminta kelompok untuk mendiskusikan penyelesaian
selanjutnya.
Kelompok 3: Peserta didik mengkuadratkan persamaan pertama pada
masalah 2, bentuk persamaan dikurung lalu dikuadratkan. Pendidik memberi
topangan dengan menyatakan bahwa dalam matematika tidak dikenal notasi
mengurung persamaan secara keseluruhan kemudian mengkuadratkan. Jika ingin
mengkuadratkan, maka ruas kiri dikuadratkan dan ruas kanan juga dikuadratkan.
Karena proses dan hasil tidak tepat, pendidik memberi topangan kembali
dengan bertanya sambil menuliskan berapa hasil √25 − √4. Peserta didik
menjawab tiga. Pendidik lalu meminta peserta didik mengkuadratkan kedua ruas
dan mengevaluasi hasilnya berdasar cara yang dipikirkan peserta didik. Pendidik
menanyakan hasilnya sama dengan tiga tidak. Peserta didik menjawab tidak sama.
Pendidik meminta peserta didik mengevaluasi langkah yang sudah dilakukan dan
memikirkan proses selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Gambar 4.37. Pendidik Memberikan Topangan
Kelompok 4: Peserta didik menjawab menghilangkan akarnya dengan cara
mengkuadratkan kedua ruas sehingga diperoleh:− = 94Pendidik menanyakan proses langkah demi langkah. Peserta didik kemudian
menyatakan bahwa langkah pertama tidak boleh dilakukan. Pendidik menanyakan
apa yang boleh dilakukan. Peserta didik menjawab jika bentuknya perkalian.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik dalam kelompok untuk mengevaluasi
langkah penyelesaiannya.
Kelompok 5: Peserta didik menyelesaikan masalah 2 dengan proses kedua
ruas dikuadratkan sehingga diperoleh:
− 2 + = 94− 2 + = 94+ = 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
+ = 174Peserta didik berhenti pada tahap tersebut. Pendidik memberi topangan untuk
mengolah persamaan terakhir sehingga mendapatkan bentuk yang dapat
disubstitusikan dengan persamaan yang lain. Pendidik memberi apresiasi dan
meminta kelompok untuk meneruskan proses diskusi.
Gambar 4.38. Pendidik Memantau Perkembangan Belajar
Kelompok 6: Peserta didik mencoba menyelesaikan masalah 2 dengan cara
menyamakan penyebut pada persamaan pertama setelah sebelumnya memisahkan
akar-akarnya: √ − √ = 32− = 32− = 32Peserta didik mencoba menyelesaikan persamaan terakhir yang diperolehnya.
Pendidik memberi topangan untuk mengolah persamaan terakhir sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
mendapatkan bentuk yang dapat disubstitusikan dengan persamaan yang lain.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan proses yang telah
dilakukannya.
Kelompok 7: Peserta didik menyelesaikan masalah 2 dengan proses:√ − √ = 32− = 32− = 32Peserta didik kemudian menyimpulkan− = 3= 4Dengan persamaan baru tersebut peserta didik menemukan solusi (4,1). Pendidik
meminta peserta didik mengecek apakah solusi cocok untuk persamaan satu dan
persamaan dua. Pendidik menanyakan apakah solusinya hanya satu itu. Pendidik
menanyakan bagaimana jika − = 6 dan = 4, apakah solusinya akan sama.
Pendidik memberi kesempatan peserta didik untuk mengecek jawabannya.
Kelompok 8: Kelompok menjawab dengan cara mengkuadratkan kedua
ruasnya dengan proses yang benar sehingga diperoleh:+ = 174Setelah itu peserta didik mengalami kesulitan dengan proses berikutnya. Pendidik
memberi topangan dengan meminta peserta didik melihat hubungan antara
dengan . Peserta didik menemukan hubungan antara sebagai . Peserta didik
memisalkan = sehingga diperoleh:
√ − 1 = 32Peserta didik lalu mengkuadratkan kedua ruas sehingga diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
− 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Peserta didik lalu mengalikan kedua ruas dengan 4 sehingga diperoleh4 + 4 − 17 = 0.Peserta didik memfaktorkan 4 + 4 − 17 = 0menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4Peserta didik menghitung untuk = = 14= 4Substitusi diperoleh: + (4 ) + 4 = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94atau = 1Peserta didik mensubstitusi ke persamaan dua diperoleh:−94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9Substitusi lagi diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
1 + + = 92 = 8= 4.
Peserta didik menghitung untuk = 4 = 4= 4Substitusi diperoleh: 4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= −94atau = 1Substitusi ke persamaan dua diperoleh:−94 − 94 + = 9
−54 = 454= −9Substitusi diperoleh: 1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah − ,−9 , (4, 1), −9,− , (1, 4) .
Pendidik memberi apresiasi dan meminta peserta didik mengecek apakah semua
solusi memenuhi kedua persamaan penyusun sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Setelah waktu diskusi habis, pendidik meminta dua kelompok untuk maju
menuliskan jawaban dan menjelaskan kepada peserta didik lain. Karena tidak ada
peserta yang maju, pendidik meminta dua kelompok maju. Kelompok yang pertama
yang mengerjakan dengan proses pengkuadratan yang benar namun kemudian
menggunakan nilai perbandingan untuk menentukan persamaan baru. Kelompok
kedua yang mengerjakan dengan proses mengkuadratkan kedua ruas dan kemudian
memisalkan = dan menemukan himpunan penyelesaian berupa− ,−9 , (4, 1), −9,− , (1, 4) .
Kedua kelompok maju menuliskan jawaban lalu setelah selesai menulis
pendidik meminta peserta didik untuk menjelaskan jawabannya kepada peserta
didik yang lain. Setelah peserta didik menjelaskan jawaban kepada peserta didik
yang lain, pendidik mengulas beberapa hal penting yang berkait dengan kedua
jawaban yang telah disajikan.
Gambar 4.39. Peserta Didik Menuliskan Jawaban
Pertama: Pendidik memberi apresiasi atas proses yang ditunjukkan
kelompok pertama yang maju. Pendidik kemudian memberi catatan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
penarikan kesimpulan dengan menggunakan perbandingan. Pendidik memberi
contoh, misalkan perbandingan uang pendidik dengan uang guru kelas tiga
berbanding lima. Pendidik menanyakan apakah berarti uang pendidik tiga rupiah.
Pendidik meminta peserta didik untuk mengevaluasi langkah untuk menentukan
persamaan baru dengan menggunakan perbandingan.
Kedua: satu jawaban memanfaatkan kuadrat kedua ruas untuk
menghilangkan bentuk akar pada persamaan pertama. Pendidik menyinggung
kembali kesalahan yang banyak dilakukan peserta didik saat mengkuadratkan
kedua ruas. Untuk mengkuadratkan pengurangan dua suku, pendidik meminta
peserta didik untuk mengingat kembali bentuk penjabaran dari ( − ) . Pendidik
juga mengingatkan untuk berhati-hati membuat kesimpulan dari persamaan bentuk
akar yang prosesnya dikuadratkan sebab:(5 − 3) = 4Sama dengan (3 − 5) = 4Walaupun 5 − 3 = 2 dan 3 − 5 = −2.Pendidik menunjukkan lewat jawaban yang ditulis peserta didik, bahwa =tidak memenuhi sebab jika disubstitusi ke persamaan √ − = tidak akan
menghasilkan kesamaan. Dengan demikian, jawaban kelompok kedua yang maju
perlu direvisi karena ada yang tidak memenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Gambar 4.40. Pendidik Memandu Diskusi Kelas
Ketiga, pendidik menekankan pentingnya menemukan proses kreatif dalam
menyelesaikan persoalan matematika. Pendidik menegaskan, seperti pada jawaban
kedua, dimisalkan dengan adalah proses berpikir kreatif. Jikalau pilihan
langkah ini tidak ditemukan, mungkin peserta didik akan kesulitan menyelesaikan
masalah 2.
Keempat, pendidik meminta peserta didik untuk memikirkan alternatif
jawaban yang lain. Pendidik memandu dengan menunjukkan bentuk unik dari+ = 174Pendidik menegaskan bahwa pada suku pertama, adalah pembilang dan adalah
penyebut. Pada suku kedua adalah pembilang dan penyebut. Dalam kasus
bilangan jika dan bernilai satu diperoleh hasil dua. Jika = 1 dan = 2diperoleh nilai dua setengah. Pendidik meminta peserta didik mencari dua bilangan
yang berkebalikan yang kalau ditambahkan hasilnya 17/4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Gambar 4.41. Pendidik Memandu Diskusi Kelas Mencari Cara Alternatif
Untuk lebih memperjelas, pendidik memandu peserta didik menggunakan
Geogebra dari masalah 2. Ternyata jawaban dengan menggunakan Geogebra sama
dengan hasil perhitungan yang baru saja didiskusikan oleh pendidik berdasar
jawaban peserta didik.
Gambar 4.42. Pendidik Memandu Penggunaan Geogebra
BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengucapkan terima kasih pada dua
kelompok yang telah menulis dan menjelaskan jawaban masalah 2 kepada peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
didik yang lain. Pendidik kemudian mengumumkan agenda pertemuan berikutnya
yaitu meminta peserta didik untuk melihat video pembelajaran berikutnya,
mengerjakan tugas 3, mengunggah jawaban tugas 3, dan pertemuan berikutnya
mengumpulkan tugas 3. Pendidik mengucapkan terima kasih lalu keluar dari kelas.
3. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Penelitian Pertemuan 3
Deskripsi proses pembelajaran kelas penelitian pertemuan 3 ini disusun
berdasar data rekaman audio dan rekaman video yang didokumentasikan oleh guru
kelas.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik memasuki kelas lalu memberikan
salam pembukaan. Setelah itu, pendidik meminta peserta didik untuk menyiapkan
diri. Pendidik kemudian meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas 3 dan
tugas 2 yang belum dikumpulkan.
Pendidik kemudian meminta peserta didik untuk menyiapkan buku dan alat
tulis. Pendidik menyampaikan agenda pembelajaran yang akan dijalani dan agenda
pertemuan yang berikutnya. Pendidik kemudian mengecek peserta didik yang telah
melihat video. Peserta didik tidak ada yang angkat tangan. Pendidik kemudian
mempertanyakan bagamana mengerjakan tugas 3 jika tidak melihat video
pembelajaran terlebih dahulu. Satu peserta didik menyatakan bahwa dia melihat
video pembelajaran yang lain. Pendidik menegaskan melihat video pembelajaran
yang lain.
Pendidik mengecek jawaban tugas 3 dan pendidik menunjuk dua peserta
didik yang menjawab dengan cara berbeda untuk maju menuliskan jawaban dan
menjelaskan kepada peserta didik yang lain. Pendidik meminta peserta didik yang
lain untk mencermati jawaban dan penjelasan peserta didik yang maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Gambar 4.43. Pendidik Memilih Jawaban Peserta Didik
BAGIAN INTI: Pendidik meminta dua peserta didik terpilih untuk maju
menuliskan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada peserta yang lain. Dua peserta
maju kemudian bersama-sama menuliskan jawaban di sisi papan tulis yang berbeda.
Jawaban Peserta Didik 1:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0…… (1)− − + 1 = 0……(2)Peserta didik memfaktorkan persamaan kedua:− − + 1 = 0( − 1) − + 1 = 0( − 1) − ( − 1) = 0( − 1)( − 1) = 0Diperoleh: = 1 atau = 1Untuk = 1, (2 − 3 + 5)(1 + − 4) = 0(−3 + 7)( − 3) = 0Diperoleh: = atau = 3Untuk = 1,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
(2 − 3 + 5)( + 1 − 4) = 0(2 + 2)( − 3) = 0Diperoleh: = −1 atau = 3= (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Gambar 4.44. Jawaban Peserta Didik 1
Jawaban Peserta Didik 2:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0…… (1)− − + 1 = 0……(2)− − + 1 = 0( − 1) = − 1= 1− − + 1 = 0( − 1) = − 1= 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Substitusi
Saat = 1 (2 − 3 + 5)(1 + − 4) = 0= −73 = 3Saat = 1 (2 − 3 + 5)( + 1 − 4) = 0= −1 = 3= (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Gambar 4.45. Jawaban Peserta Didik 2
Setelah kedua peserta didik maju menuliskan jawaban dan menjelaskan
jawaban ke peserta didik yang lain, pendidik memberi kesempatan peserta didik
yang lain untuk bertanya. Karena tidak ada pertanyaan, pendidik bertanya kepada
semua peserta didik, apa yang sama dan apa yang berbeda dari kedua jawaban di
papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Peserta didik menjawab kesamaan ada pada hasil dan proses substitusi.
Pendidik menambahkan kesamaan yang lain, yaitu kedua jawaban menggunakan
persamaan kedua yang diolah pertama kali.
Pendidik memberi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada dua peserta
didik yang maju dan mempersilakan keduanya kembali ke tempat duduk masing-
masing. Pendidik kemudian memandu diskusi kelas.
Pendidik menunjukkan sistem persamaan dan menyatakan bahwa eliminasi
atau substitusi tidak begitu saja bisa diterapkan pada soal tugas 3. Pendidik
menyatakan, jika menjumpai situasi seperti ini dibutuhkan proses berpikir kreatif.
Pendidik kemudian menjukkan proses berpikir kreatif pada proses pemfaktoran
persamaan kedua jawaban 1 dan jawaban 2.
Pendidik kemudian meminta peserta didik untuk memikirkan jawaban tugas
3 tetapi dengan mengolah persamaan pertama. Pendidik meminta peserta didik
mencari cara ketiga. Satu peserta didik menjawab persamaan satu menjadi:2 − 3 + 5 = 0atau + − 4 = 0
Gambar 4.46. Peserta Didik Menemukan Cara Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Pendidik menanyakan alasan mengapa persamaan pertama dapat dipecah.
Peserta didik menjawab karena persamaan pertama sama dengan nol, maka satu
suku harus bernilai nol dan suku yang lain juga bernilai nol. Untuk memperjelas
jawaban, pendidik meminta peserta didik maju menuliskan jawabannya. Untuk
lebih menegaskan, pendidik memandu diskusi kelas untuk menemukan bahwa jika= 0, maka = 0 atau = 0.Pendidik bertanya kepada seluruh peserta didik sambil menuliskan di papan
tulis, jika kita mempunyai = 0, bagaimanakah kemungkinan dan . Peserta
didik menjawab, A = 0 dan B = 0. Pendidik menanyakan lagi, adakah kemungkinan
yang lain. Peserta didik menjawab A = 0 dan B ≠ 0. Pendidik menanyakan lagi,
apakah ada kemungkinan yang lain. Peserta didik menjawab, A ≠ 0 dan B = 0.
Kemudian pendidik merangkum jawaban peserta didik dengan mengatakan bahwa
matematika memiliki cara untuk menyatakan ketiga kemungkinan tersebut, yaitu
jika = 0, maka = 0 atau = 0. Kata hubung yang dipilih adalah “atau”
untuk menjelaskan bahwa jika = 0, maka = 0 atau = 0, boleh
keduanya nol atau salah satu nol. Untuk lebih memperjelas, pendidik kemudian
memberi contoh dengan menyebutkan kalimat “ Syarat memilih dalam Pemilu
berumur 17 tahun ke atas atau sudah menikah”. Pendidik kemudian menjelaskan
makna kalimat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Gambar 4.47. Pendidik Memandu Diskusi Kelas untuk Menemukan AkibatPersamaan AB = 0
Pendidik kemudian menjelaskan karena persamaan pertama berbentuk
perkalian yang sama dengan nol, maka boleh disimpulkan bahwa2 − 3 + 5 = 0atau + − 4 = 0Pendidik memandu langkah mensubstitusi= 4 −Ke persamaan kedua, diperoleh:(4 − ) − − (4 − ) + 1 = 04 − − − 4 + + 1 = 0− + 4 − 3 = 0− 4 + 3 = 0( − 3)( − 1) = 0Diperoleh : = 3 atau = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Untuk = 3 diperoleh y = 1
Untuk = 1 diperoleh y = 3
Pendidik memandu langkah mensubstitusi2 − 3 + 5 = 0= 2 + 53Ke persamaan kedua, diperoleh:2 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 5 − 3 − (2 + 5) + 3 = 02 + 5 − 3 − 2 − 5 + 3 = 02 − 2 = 0− 1 = 0( − 1)( + 1) = 0Diperoleh : = 1 atau = −1Untuk = 1 diperoleh y =
Untuk = −1 diperoleh y = 1
Jadi, = (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1) .
Untuk lebih memperjelas jawaban soal tugas 3, pendidik meminta peserta
didik mengeluarkan laptop atau smartphone dan membuka Geogebra. Pendidik
memandu mencari jawab menggunakan Geogebra dengan membuka Geogebra
juga dan ditayangkan di proyektor.
Setelah tayangan Geogebra siap, pendidik meminta peserta didik untuk
menginput persamaan pertama dan meminta peserta didik untuk melihat grafik dari
persamaan pertama. Pada persamaan pertama diperoleh dua persamaan garis lurus.
Pendidik menunjukkan bahwa salah satu garis adalah grafik dari persamaan 2 −3 + 5 = 0, dan grafik yang lain adalah grafik dari persamaan + − 4 = 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Gambar 4.48. Pendidik Memandu Pengunaan Geogebra
Pendidik meminta peserta didik untuk menginput persamaan kedua dan
ternyata diperoleh juga dua persamaan garis lurus. Pendidik menegaskan bahwa
adanya dua garis pada grafik tersebut menunjukkan bahwa persamaan kedua dapat
difaktorkan.
Setelah berhasil menemukan grafik kedua persamaan, pendidik memandu
cara untuk menemukan penyelesaian sistem persamaan dengan menunjukkan
koordinat titik potong dari grafik yang ada. Dari titik potong tersebut disimpulkan
penyelesaian sistem persamaan seperti terdapat pada tugas 3. Pendidik meminta
peserta didik untuk mencermati bahwa masing-masing solusi merupakan kombinasi
eliminasi dari satu persamaan linear dengan persamaan linear yang lain. Pendidik
menegaskan bahwa cara ini merupakan cara alternatif lain untuk menemukan solusi
tugas 3.
Setelah memandu penggunaan Geogebra, pendidik memberi kesempatan
peserta didik untuk bertanya baik pertanyaan tentang Geogebra atau pertanyaan
tentang keseluruhan.
BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengumumkan agenda pertemuan
berikutnya yaitu tes kecil dengan bobot 40% penilaian lalu dilanjutkan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Setelah mengumumkan agenda pertemuan berikutnya, pendidik menunjukkan
pencapaian skor peserta didik update sampai pagi hari sebelumnya. Pendidik
meminta peserta didik untuk mempersiapkan diri untuk tes 25 menit. Pendidik
memotivasi untuk terus belajar mencari solusi sistem persamaan. Jika kesulitan
mencari solusi sistem persamaan, pendidik meminta peserat didik untuk mencoba
mencari petunjuk dengan mengambarkan di Geogebra.
Pendidik kemudian meminta peserta didik yang belum mengunggah
jawaban atau belum mengumpulkan kertas jawaban yang diunggah untuk segera
mengumpulkan. Pendidik kemudian mengucapkan terima kasih atas proses
pembelajaran yang telah dilalui, lalu pendidik keluar kelas sambil mengucapkan
salam penutup.
4. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Penelitian Pertemuan 4
Deskripsi proses pembelajaran kelas penelitian pertemuan 4 ini disusun
berdasar data rekaman audio yang didokumentasikan oleh guru kelas. Rekaman
video pada proses pembelajaran ini tidak ada dikarenakan pendidik/peneliti
berhalangan hadir karena ada kegiatan Field Trip 2018 ke Semarang.
BAGIAN PEMBUKAAN: Pendidik masuk kelas kemudian mengucapkan
salam pembukaan. Pendidik kemudian menyampaikan agenda pembelajaran berupa
tes kecil 25 menit dilanjutkan refleksi. Pendidik kemuadian meminta peserta didik
untuk mempersiapkan diri dan mengatur tempat duduk.
BAGIAN INTI: Setelah peserta didik siap mengikuti tes, menginformasikan
bahwa pengerjaan soal di bawah lembar soal yang telah disediakan dan waktu
pengerjaan tes selama 25 menit. Pendidik kemudian membagikan soal sambil
mempersilakan peserta didik memulai pengerjaan soal. Satu peserta didik bertanya
tentang cara pengerjaan dan pendidik menjawab dengan cara bebas, sesuai kreativitas
masing-masing.
Setelah 25 menit, pendidik mengumumkan waktu pengerjaan soal sudah
habis dan meminta peserta didik mengumpulkan jawaban tes dari belakang ke depan.
Karena peserta didik tidak segera mengumpulkan lembar jawab tes, pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
mengulangi instruksi sekali lagi, meminta peserta didik segera mengumpulkan
lembar jawab tes dari belakang ke depan.
Setelah semua lembar jawab tes terkumpul, pendidik membagikan lembar
refleksi dan meminta peserta didik mengisi lembar refleksi dengan jujur dan terbuka,
mengungkapkan apa yang memang dirasakan. Pendidik mempersilakan peserta didik
mengisi lembar refleksi.
Menjelang bel berkahirnya jam pelajaran, pendidik meminta peserta didik
mengumpulkan lembar refleksi dari belakang ke depan.
BAGIAN PENUTUP: Pendidik mengucapkan terima kasih atas proses
yang telah dijalani pada hari ini. Setelah itu pendidik mengucapkan salam penutup
lalu keluar kelas.
D. Deskripsi Hasil Tes Kelas Uji Coba
Pada Bab III Subbab A.7. telah dibahas beberapa pengertian proses berpikir
kreatif dari beberapa ahli dan dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan
berpikir untuk menyelesaikan masalah-masalah matematis yang menyangkut
aspek-aspek: orisinalitas, kelancaran, kelenturan, dan elaborasi. Indikator untuk
masing-masing aspek tersebut tercantum pada Tabel 2.5. sebagai berikut:
CIRI BERPIKIRKREATIF
INDIKATOR
Orisinalitas Kemampuan untuk berpikir dengan cara baru ataudengan ungkapan yang unik, dan kemampuanuntuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yangtidak lazim daripada pemikiran yang jelasdiketahui.
Kelancaran Kemampuan untuk menghasilkan pemikiran ataupertanyaan dalam jumlah yang banyak
Kelenturan Kemampuan untuk menghasilkan banyak macampemikiran, dan mudah berpindah dari jenispemikiran tertentu ke jenis pemikiran yang lainnya.
Elaborasi Kemampuan untuk menambah atau memerinci hal-hal yang detail dari suatu obyek, gagasan, atausituasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Pada subbab berikut ini akan disajikan deskripsi hasil tes kelas uji coba
dikaitkan dengan indikator seperti tertulis pada Tabel 2.5. Deskripsi hasil tes
dikelompokkan berdasar jumlah indikator yang dipenuhi dari jawaban tes peserta
didik.
Tes kecil di kelas uji coba diikuti oleh 29 peserta didik. Setelah mencermati
hasil pekerjaan peserta didik dibandingkan dengan kriteria empat indikator proses
berpikir kreatif, diperoleh data: 16 jawaban peserta didik memenuhi kriteria satu
indikator, sembilan jawaban peserta didik memenuhi kriteria dua indikator, tiga
jawaban peserta didik memenuhi kriteria tiga indikator, dan satu jawaban peserta
didik memenuhi kriteria empat indikator.
Gambar 4.49. Diagram Komposisi Jumlah Jawaban Peserta Didik Kelas UJICOBA terhadap jumlah indikator
Jika dirinci lebih detail lagi, dari 16 peserta didik yang memenuhi satu
indikator, satu peserta didik memenuhi indikator orisinil, dan sisanya, 15 peserta
didik memenuhi indikator elaborasi. Dari 10 jawaban peserta didik yang memenuhi
dua indikator, tujuh jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan dan
elaborasi, sedangkan tiga sisanya memenuhi indikator kelancaran dan elaborasi. Dari
dua jawaban peserta didik yang memenuhi tiga indikator, kedua jawaban peserta
1610
21
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
didik memenuhi indikator, kelancaran, kelenturan, dan elaborasi. Satu jawaban
peserta didik memenuhi kempat indikator, orisinil, kelancaran, kelenturan, dan
elaborasi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi satu indikator,
yaitu indikator orisinil:
Gambar 4.50. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil
Peserta didik ini mengerjakan soal menggunakan cara coba-coba. Jawaban
peserta didik ini memenuhi satu indikator yaitu orisinil karena cara coba-coba adalah
cara baru yang tidak pernah sekalipun dibahas pada saat proses pembelajaran
berlangsung ataupun pada saat diskusi kelas membahas masalah atau tugas peserta
didik.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi satu indikator,
yaitu indikator elaborasi:
Gambar 4.51. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Peserta didik ini mengerjakan soal dengan cara memberi nomor (1) pada
persamaan pertama dan nomor (2) pada persamaan kedua. Setelah itu, peserta didik
mengeliminasikan dengan cara mengurangkan persamaan pertama + + =7 dan persamaan + + = −1 sehingga diperoleh persamaan baru − +− = 8. Peserta didik menyelesaikan dengan cara memfaktorkan suku-suku
menjadi yang memiliki factor yang sama dan membuat kesimpulan.
Jawaban peserta didik ini memenuhi indikator elaborasi karena peserta didik
menghubungkan persamaan pertama dan kedua sehingga diperoleh persamaan baru
dan setelah diperoleh persamaan baru, peserta didik meski belum tepat, berusaha
memerinci persamaan baru berdasar kesamaan suku atau variabel lalu membuat
kesimpulan.
Jawaban peserta didik ini tidak memenuhi indikator kelancaran, kelenturan,
dan kebaruan dikarenakan jawaban peserta didik hanya menunjukkan satu strategi
dan tidak ada kebaruan. Proses eliminasi dan pemfaktoran adalah hal rutin yang biasa
dilakukan pada saat diskusi dan pembahasan pada proses sebelumnya.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi dua indikator, yaitu
indikator elaborasi dan kelancaran:
Gambar 4.52. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi danKelancaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Peserta didik ini pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan ++ = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta didik
kemudian mengolah persamaan kedua dan dengan cermat memfaktorkan
persamaan kedua sehingga diperoleh = −1 dan = −1.Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
memfaktorkan sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik
kemudian membuat pasangan terurut (−1, 3) dan (−1,−2).Setelah mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan (1) peserta didik
kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan (1) sehingga diperoleh
persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik memfaktorkan sehingga
diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik kemudian membuat pasangan
terurut (3, −1) dan (−2,−1). Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan
peneyelesaian adalah = {(−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }.Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua menjadi bentuk
pemfaktoran dan substitusi nilai dan nilai ke persamaan yang lain menunjukkan
bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik merencanakan dan melaksanakan
strategi dengan benar, baik, runtut, dan sistematis menunjukkan bahwa indikator
kelancaran terpenuhi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi dua indikator, yaitu
indikator elaborasi dan kelenturan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Gambar 4.53. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi danKelenturan.
Peserta didik ini pertama-tama berusaha menyelesaikan persamaan ++ = 7 menjadi ( + )( + ) = 7 dan menyimpulkan ( + ) = 7.Peserta didik kemudian mengubah strategi dan beralih mengolah persamaan kedua+ + = −1. Peserta didik memfaktorkan persamaan kedua menjadi( + 1)( + 1) = −1. Peserta didik lalu menyimpulkan( + 1) = −1 dan ( +1) = −1 sehingga diperoleh = −2 dan = −2.
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −2 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − 2 − 3 = 0. Peserta didik
memfaktorkan sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −1. Peserta didik
kemudian membuat pasangan terurut (−2, 3) dan (−2,−1).Setelah mensubstitusi persamaan = −2 ke persamaan (1) peserta didik
kemudian mensubstitusi persamaan = −2 ke persamaan (1) sehingga diperoleh
persamaan kuadrat − 2 − 3 = 0. Peserta didik memfaktorkan sehingga
diperoleh nilai = 3 dan = −1. Peserta didik kemudian membuat pasangan
terurut (3, −2) dan (−1,−2). Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan
peneyelesaian adalah = {(−2, 3), (−2,−1), (3, −2), (−1,−2) }.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua menjadi bentuk
pemfaktoran, meski tidak tepat, dan substitusi nilai dan nilai ke persamaan yang
lain menunjukkan bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik merencanakan
dan melaksanakan strategi dan ternyata strategi yang dipilihnya mengalami jalan
buntu dan kemudian peserta didik beralih ke strategi lain menunjukkan bahwa
indikator kelenturan terpenuhi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi tiga indikator, yaitu
indikator elaborasi, kelenturan, dan kelancaran:
Gambar 4.54. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi,kelancaran, dan Kelenturan.
Peserta didik pertama-tama memfaktorkan persamaan + + = −1sehingga diperoleh = −1 dan = −1.
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
pertama sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
kemudian mengubah persamaan − − 6 = 0. Menjadi − = 6 lalu
memfaktorkan menjadi ( − 1) = 6. Peserta didik menghitung sampai diperoleh
nilai tetapi peserta didik menyadari kesalahannya lalu berlaih dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
pemfaktoran yang lain. Peseta didik lalu memfaktorkan − − 6 = 0 menjadi( − 3)( + 2) = 0 sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik
kemudian membuat pasangan terurut (−1, 3) dan (−1,−2).Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
pertama sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
kemudian mengubah persamaan − − 6 = 0. Menjadi − = 6 lalu
memfaktorkan menjadi ( − 1) = 6. Peserta didik menghitung sampai diperoleh
nilai tetapi peserta didik menyadari kesalahannya lalu beralih dengan cara
pemfaktoran yang lain. Peseta didik lalu memfaktorkan − − 6 = 0 menjadi( − 3)( + 2) = 0 sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik
kemudian membuat pasangan terurut (3, −1) dan (−2,−1). Peserta didik lalu
menyimpulkan = {(−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }.Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua menjadi bentuk
pemfaktoran dan substitusi nilai dan nilai ke persamaan yang lain menunjukkan
bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik merencanakan dan melaksanakan
strategi dengan benar, baik, runtut, dan sistematis serta beralih ke strategi lain ketika
mengetahui jawaban yang diperolehnya tidak tepat menunjukkan bahwa indikator
kelancaran dan kelenturan terpenuhi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi empat indikator,
yaitu indikator, orisinil, kelancaran, kelenturan, dan elaborasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Gambar 4.55. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil,kelancaran, Kelenturan, dan Elaborasi,
Peserta didik ini pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan ++ = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta didik
kemudian mengubah persamaan (1) dengan cara menambahkan kedua ruas dengan
sehingga diperoleh + 2 + = 7 + . Peserta didik kemudian
mengubah + 2 + = 7 + menjadi ( + ) − 7 = .
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = ( + ) − 7 ke
persamaan (2) sehingga diperoleh + {( + ) − 7} + = −1. Peserta didik
mengubah + {( + ) − 7} + = −1 menjadi ( + ) + ( + ) − 6 = 0dan memfaktorkannya menjadi ( + + 3)( + − 2) = 0. Peserta didik lalu
menyimpulkan = − − 3 atau = − + 2.Peserta didik lalu mensubstitusi = − − 3 ke persamaan (1) sehingga
diperoleh persamaan kuadrat + 3 + 2 = 0. Persmaan kuadrat difaktorkan
sehingga diperoleh = −2 atau = −1. Setelah memperoleh = −2 dan =−1, peserta didik mencari nilai dengan cara mensubstitusi nilai yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
diperoleh ke = − − 3. Peserta didik mendapatkan nilai = −1 dan = −2.Peserta didik lalu menuliskan pasangan terurut (−1,−2) dan (−2,−1).
Jika pada langkah sebelumnya peserta didik mensubstitusi = − − 3 ke
persamaan (1), pada langakah berikutnya, peserta didik mensubstitusi = − + 2ke persamaan (2) sehingga diperoleh persamaan kuadrat −( − 2 − 3) = 0.Dengan pemfaktoran peserta didik mendapatkan = 3 atau = −1. Setelah
memperoleh = −3 dan = −1, peserta didik mencari nilai dengan cara
mensubstitusi nilai yang telah diperoleh ke = − + 2. Peserta didik
mendapatkan nilai = −1 dan = 1. Untuk perhitungan yang terakhir ini, peserta
didik tidak cermat karena seharusnya untuk = −1 nilai adalah = −(−1) +2 = 3, tetapi peserta didik mentimpulkan = 1. Peserta didik lalu menuliskan
pasangan terurut (−1, 3) dan (−1, 1). Sekali lagi peserta didik tidak cermat dalam
menuliskan pasangan terurut yang diperoleh. Seharusnya (1, −1) tetapi peserta
didik menulis (−1, 1). Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan
peneyelesaian adalah = {(−1, 2), (−2,−1), (−1, 3), (−1,1) }.Jawaban peserta didik ini mengandung unsur kebaruan karena proses
pengerjaan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal ini berbeda
dengan cara-cara yang biasa dilakukan pada proses pembelajaran dan diskusi kelas
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa jawaban peserta didik ini memenuhi indikator
orisinil.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan pertama + 2 += 7 + menjadi ( + ) − 7 = kemudian mensubstitusi persamaan baru
ke persaman pertama menunjukkan bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta
didik merencanakan dan melaksanakan strategi dengan baik, runtut, sistematis dan
mengubah strategi pada substitusi yang kedua menunjukkan bahwa indikator
kelancaran dan kelenturan terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
E. Deskripsi Hasil Tes Kelas Penelitian
Pada subbab berikut ini akan disajikan deskripsi hasil tes kelas penelitian
yang diikuti oleh 29 peserta didik. Deskripsi hasil tes dikelompokkan berdasar
jumlah indikator yang dipenuhi dari jawaban tes peserta didik.
Setelah mencermati hasil pekerjaan peserta didik dibandingkan dengan
kriteria empat indikator proses berpikir kreatif, diperoleh data: 14 jawaban peserta
didik memenuhi kriteria satu indikator, 14 jawaban peserta didik memenuhi kriteria
dua indikator, dan satu jawaban peserta didik memenuhi kriteria tiga indikator.
Gambar 4.56. Diagram Komposisi Jumlah Jawaban Peserta Didik KelasPENELITIAN terhadap jumlah indikator
Jika dirinci lebih detail lagi, 14 peserta didik yang memenuhi satu indikator,
semuanya memenuhi indikator elaborasi. Dari 14 jawaban peserta didik yang
memenuhi dua indikator, dua jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan
dan orisinil, 10 jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan dan elaborasi,
sedangkan dua jawaban peserta didik memenuhi indikator kelancaran dan elaborasi.
14
14
0
1
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Satu jawaban peserta didik memenuhi ketiga indikator, orisinil, kelancaran, dan
elaborasi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi satu indikator,
yaitu indikator elaborasi:
Gambar 4.57. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi.
Peserta didik ini mengerjakan soal dengan cara mengeliminasikan persamaan
pertama + + = 7 dan persamaan + + = −1 sehingga diperoleh
persamaan baru − + − = 8. Peserta didik kemudian beralih ke persamaan
kedua dan mengubah persamaan kedua menjadi = − − − 1. Setelah
mengubah persamaan kedua, proses pengerjaan berhenti.
Jawaban peserta didik ini memenuhi indikator elaborasi karena peserta didik
menghubungkan persamaan pertama dan kedua sehingga diperoleh persamaan baru
dan setelah diperoleh persamaan baru, peserta didik berusaha memerinci persamaan
kedua..
Jawaban peserta didik ini tidak memenuhi indikator kelancaran, kelenturan,
dan kebaruan dikarenakan jawaban peserta didik hanya menunjukkan satu strategi
dan tidak ada kebaruan. Proses eliminasi adalah hal rutin yang biasa dilakukan pada
saat diskusi dan pembahasan pada proses sebelumnya.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi dua indikator, yaitu
indikator elaborasi dan kelenturan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Gambar 4.58. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi danKelenturan
Peserta didik ini pertama-tama memberi nomer (1) untuk persamaan ++ = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta didik
kemudian memfaktorkan persamaan kedua menjadi ( + 1)( + 1) = 0 dan
menyimpulkan = −1 dan = −1. Peserta didik memberi nomor (3) dan (4)
untuk dua hasil yang diperoleh.
Peserta didik kemudian menyatakan persamaan (2) menjadi = − −− 1. Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan (3) dan (4) ke = − −− 1 sehingga diperoleh = 1 dan diberi nomor (5). Peserta didik kemudian
mensubstitusi (3) dan (5) ke (1) sehinga diperoleh = 5 dan = −5. Dengan cara
yang sama, peserta didik kemudian mensubstitusi (4) dan (5) ke (1) sehinga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
diperoleh = 5 dan = −5. Peserta didik lalu menyimpulkan himpunan yang
diperolehnya.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua menjadi bentuk
pemfaktoran dan memerinci persamaan kedua ke dalam bentuk menunjukkan
bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik merencanakan dan melaksanakan
strategi dan ternyata strategi yang dipilihnya mengalami jalan buntu dan kemudian
peserta didik beralih ke strategi lain menunjukkan bahwa indikator kelenturan
terpenuhi.
Indikator kelancaran dan orisinil tidak dipenuhi sebab tidak ada proses yang
baru yang dilakukan oleh peserta didik dan saat peserta didik memutuskan
menggunakan satu strategi, proses untuk melaksanakan strategi tersebut tidak tepat
dan ada kesalahan.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi dua indikator, yaitu
indikator kelenturan dan orisinil:
Gambar 4.59. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Kelenturan danOrisinil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Peserta didik ini pertama-tama berusaha mengeliminasikan persaman
pertama dan kedua sehingga diperoleh persamaan baru. Namun, proses ini tidak
diteruskan dan peserta didik beralih dengan strategi lain dengan memisalkan nilai= 2 sehingga diperoleh nilai = −1 dan = . Peserta didik lalu menyimpulkan
himpunan penyelesaian bedasar langkah yang dilakukannya.
Proses menjawab peserta didik yang mengubah strategi dari sebelumnya
menggunakan eliminasi kemudian menggunakan cara coba-coba menunjukkan
bahwa indikator kelenturan dipenuhi. Perubahan strategi dari eliminasi menjadi
strategi dengan cara coba-coba menunjukkan kebaruan proses karena pada proses
pembelajaran dan diskusi kelas sebelumnya tidak pernah dibahas cara coba-coba
untuk menyelesaikan sistem persamaan. Ini menunjukkan indikator orisinil
dipenuhi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi dua indikator, yaitu
indikator elaborasi dan kelancaran:
Gambar 4.60. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Elaborasi danKelancaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Peserta didik ini pertama-tama memberi nomer (1) untuk persamaan ++ = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta didik
kemudian memfaktorkan persamaan kedua menjadi ( + 1)( + 1) = 0 dan
menyimpulkan = −1 dan = −1.Peserta didik kemudian mensubstitusi = −1 ke persamaan (1) sehingga
diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik lalu memfaktorkan− − 6 = 0 menjadi ( − 3)( + 2) = 0 sehingga diperoleh nilai = 3 dan= −2. Peserta didik menuliskan hasil pasangan terurut (−1, 3) dan (−1,−2).Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik lalu
memfaktorkan − − 6 = 0 menjadi ( − 3)( + 2) = 0 sehingga diperoleh
nilai = 3 dan = −2.. Peserta didik menuliskan hasil pasangan terurut (3, −1)dan (−2,−1).Peserta didik lalu menyimpulkan ={(−1,0), (−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua menjadi bentuk
pemfaktoran dan substitusi nilai dan nilai ke persamaan yang lain menunjukkan
bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik menentukan satu strategi dan
benar, serta runtut menerpakan strategi menunjukkan bahwa indikator kelancaran
terpenuhi.
Indikator kelenturan tidak terpenuhi sebab jawaban peserta didik tidak
menunjukkan adanya perubahan strategi dan jawaban peserta didik untuk
menyelesaikan soal tidak menunjukkan kebaruan sehingga indikator orisinil tidak
terpenuhi.
Berikut ini contoh jawaban peserta didik yang memenuhi tiga indikator, yaitu
indikator, orisinil, kelancaran, dan elaborasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Gambar 4.61. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Indikator Orisinil,
kelancaran, dan Elaborasi,
Peserta didik ini pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan ++ = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta didik
kemudian mengubah persamaan (2) menjadi + = −1 − dan memberi
nomor (3) untuk persamaan baru yang diperoleh. Peserta didik kemudian mengubah
persamaan (1) menjadi ( + ) − 7 = dan memberi nomor (4) untuk
persamaan baru yang diperoleh.
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan (2) ke persamaan (4)
sehingga diperoleh persamaan + − 6 = 0. Peserta didik memfaktorkan
persamaan terakhir menjadi ( + 3)( − 2) = 0. Peserta didik menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
= −3 dan = 2. Kedua persamaan diberi nomor (5) dan (6). Peserta didik
mengubah menjadi = dan = . Berturut-turut kedua persamaan terakhir
diberi nomor (7) dan (8).
Peserta didik kemudian mensubstitusi (7) ke (3) sehingga diperoleh = 3dan = −1. Untuk = 3 peserta didik mendapatkan nilai = −1 dan untuk =−1 peserta didik mendapatkan nilai = 3.
Dengan cara yang sama, peserta didik mensubstitusi (8) ke (3) sehingga
diperoleh = −2 dan = −1. Untuk = −2 peserta didik mendapatkan nilai= −1 dan untuk = −1 peserta didik mendapatkan nilai = −2. Peserta
didik kemudian menyimpulkan himpunan penyelesaian adalah ={(−2,−1), (−1,− 2), (−1, 3), (3, −1) }.Jawaban peserta didik ini mengandung unsur kebaruan karena proses
pengerjaan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal ini berbeda
dengan cara-cara yang biasa dilakukan pada proses pembelajaran dan diskusi kelas
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa jawaban peserta didik ini memenuhi indikator
orisinil.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan + + = −1menjadi + = −1 − dan memerinci persamaan pertama + + = 7menjadi ( + ) − 7 = kemudian mensubstitusi kedua persamaan baru yang
diperolehnya menunjukkan bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik
merencanakan dan melaksanakan strategi dengan baik, runtut, sistematis dan
mengubah strategi pada pengolahan persamaan pertama dan kedua pada langkah
pertama kali yang dilakukan peserta didik menunjukkan bahwa indikator
kelancaran terpenuhi.
F. Analisis Hasil Tes Kelas Uji Coba
Pada subbab berikut ini akan disajikan deskripsi hasil tes kelas uji coba
peserta didik yang memenuhi satu indikator, dua indikator, tiga indikator, dan
empat indikator proses berpikir kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
1. Jawaban Peserta Didik SUC_1 yang Memenuhi Satu Indikator.
Gambar 4.62. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Satu Indikator
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SUC_1
Peserta didik SUC_1 pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Selanjutnya
peserta didik mengeliminasi dengan cara dikurang persamaan (1) dan (2) sehingga
diperoleh persamaan − + − = 8 dan diberi nomor (3). Dengan cara yang
sama, peserta didik mengeliminasi persamaan (3) dan (1) sehingga diperoleh
persamaan − − + = 1 dan diberi nomor (4).
Peserta didik kemudian mengeliminasi dengan cara dibagi persamaan (1)
dan (2) sehingga diperoleh persamaan + = −7 dan diberi nomor (5). Setelah
mendapat persamaan (4) dan (5) peserta didik mengeliminasikan dengan cara
dijumlah persamaan (4) dan (5) sehingga diperoleh persamaan 2 = 0. Peserta
didik menuliskan = 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Peserta didik kemudian mendapatkan + 0 + = −1 lalu memisalkan= −2 dan = 1. Peserta didik menuliskan −2 + 0 + 1 = −1;−2 + 1 = −1;−1 = −1. Pendidik lalu menuliskan HP{ = −2, = 1, = 0}HP{−2, 1, 0}.b. Analisis Jawaban Peserta Didik SUC_1
Proses pertama Peserta didik SUC_1 dengan memberi memberi nomor (1)
untuk persamaan + + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + =−1 adalah langkah yang baik. Dengan proses ini peserta didik lebih efektif dalam
mengoperasikan kedua persamaan.
Pada langkah kedua peserta didik dengan tepat mengeliminasi dengan cara
dikurang persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh persamaan − + − =8 dan diberi nomor (3). Dengan cara yang sama, peserta didik mengeliminasi
persamaan (3) dan (1) sehingga diperoleh persamaan − − + = 1 dan diberi
nomor (4). Pada langkah kedua ini peserta didik tidak cermat saat mengeliminasi.
Peserta didik menuliskan hasilnya − − + = 1, padahal seharusnya hasilnya
adalah − − − = 1. Peserta didik tidak cermat mengurangkan satu suku
yang pada persamaan (3) suku tersebut tidak ada.
Pada langkah ketiga, peserta didik kemudian mengeliminasi dengan cara
dibagi persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh persamaan + = −7 dan diberi
nomor (5). Pada langkah eliminasi pembagian ini, peserta didik menuliskan hasil
eliminasi + = −7 yang diperoleh dari dibagi menghasilkan , lalu
dibagi tidak ditulis hasilnya, dan dibagi menghasilkan y, dan −7 dibagi 1menghasilkan −7. Pada langkah ini peserta didik salah menerapkan konsep
eliminasi dan operasi pembagian. Peserta didik beranggapan bahwa proses
eliminasi juga berlaku untuk operasi pembagian dan hasil pembagian dengan
seharusnya satu, namun SUC_1 tidak menuliskan. Selain salah dalam hal konsep
eliminasi, peserta didik SUC_1 juga melakukan kesalahan menggunakan konsep
pembagian yang dianggap sama dengan + .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Setelah mendapat persamaan (5) peserta didik mengeliminasikan dengan
cara dijumlah persamaan (4) dan (5) sehingga diperoleh persamaan 2 =0. Peserta didik menuliskan = 0. Pada langkah ini, peserta didik tidak tepat
dalam memilih dan menuliskan kode persamaan. Pada lembar jawaban, yang
dieliminasikan bukanlah persamaan (4) dan (5) tetapi persamaan (4) dan (2).
Seandainya benar peserta didik mengeliminasikan persamaan (4) dan (5)
seharusnya hasilnya adalah = −6, bukan 2 = 0.Peserta didik kemudian mensubstitusi = 0 ke persamaan (2) sehingga
diperoleh + 0 + = −1. Untuk mendapatkan jawaban, peserta didik lalu
memisalkan = −2 dan = 1. Peserta didik menuliskan −2 + 0 + 1 =−1;−2 + 1 = −1; −1 = −1. Pendidik lalu menuliskan HP{ = −2, = 1, =0}, HP{−2, 1, 0}. Pada langkah ini, proses pengerjaan dengan cara mensubstitusi
hasil terakhir yang diperoleh ke persamaan awal sudah tepat, namun karena
persamaan terakhir diperoleh dari proses yang tidak tepat, jawaban menjadi tidak
tepat. Cara coba-coba dengan memisalkan nilai dan dengan bilangan tertentu
juga tidak tepat mengingat jika konsisten seharusnya peserta didik mencari hasil
akhir dengan memanfaatkan persamaan (5) dan persamaan terakhir. Proses menarik
kesimpulan dan penulisan kesimpulan yang dilakukan peserta didik juga tidak tepat,
karena peserta didik tidak menuliskan dalam himpunan pasangan terurut tetapi
himpunan biasa.
c. Kesimpulan
Langkah kedua peserta didik saat mencermati keberadaan kedua persamaan
dan mencari persamaan (3) dengan memanfaatkan persamaan (1) dan (2) telah
memenuhi indikator elaborasi. Pada langkah selanjutnya, peserta didik juga
berusaha memerinci masing-masing persamaan, melihat hubungan antar
persamaan, meskipun salah dalam menerapkan konsep. Jawaban peserta didik
SUC_1 telah memenuhi indikator elaborasi, namun indikator kelancaran,
kelenturan, dan orisinalitas tidak dipenuhi karena tidak tampak proses yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
menunjukkan berbagai macam strategi yang dilakukan dan dan tidak ada kebaruan
dalam menyelesaikan soal ini.
2. Jawaban Peserta Didik SUC_2 yang Memenuhi Dua Indikator.
Gambar 4.63. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Dua Indikator
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SUC_2
Peserta didik SUC_2 pertama-tama memberi nomer (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta
didik kemudian memfaktorkan persamaan kedua menjadi ( + 1)( + 1) = 0 dan
menyimpulkan = −1 dan = −1.Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
memfaktorkan sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik
kemudian membuat pasangan terurut (−1, 3) dan (−1,−2).Setelah mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan (1) peserta didik
kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan (1) sehingga diperoleh
persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik memfaktorkan sehingga
diperoleh nilai = 3 dan = −2. Peserta didik kemudian membuat pasangan
terurut (3, −1) dan (−2,−1). Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan
peneyelesaian adalah = {(−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }.b. Analisis Jawaban Peserta Didik SUC_2
Peserta didik menyelesaikan soal dengan baik, runtut dan sistematis. Peserta
didik cermat mengamati sehingga dapat menemukan bentuk pemfaktoran dari
persamaan + + = −1 setelah sebelumnya peserta didik menambahkan
kedua ruas dengan +1 sehingga persamaan + + = −1 menjadi + ++ 1 = 0. Peserta didik memahami bahwa supaya dapat memperoleh nilai dan
nilai dari bentuk pemfaktoran, salah satu ruas persamaan harus sama dengan nol.
Setelah persamaan + + + 1 = 0 dapat difaktorkan, peserta didik
menemukan nilai dan nilai dengan tepat.
Peserta didik kemudian mensubstitusi nilai dan nilai yang diperolehnya
dari hasil pemfaktoran ke persamaan + + = 7 sehingga diperoleh nilai
dan nilai yang lain. Peserta didik memahami, karena nilai dan nilai diperoleh
dari persamaan pertama, maka nilai dan disubstitusi ke persamaan pertama,
bukan persamaan kedua. Peserta didik kemudian membuat kesimpulan yang tepat
dari nilai dan nilai yang telah diperolehnya.
c. Kesimpulan
Jawaban peserta didik SUC_2 memenuhi indikator elaborasi dan
kelancaran. Indikator elaborasi tampak saat peserta didik dapat memerinci
persamaan + + = −1 sehingga dapat difaktorkan. Indikator kelancaran
tampak dari proses peserta didik yang menetapkan satu strategi dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
menemukan nilai dan dari persamaan pertama dan kemudian melanjutkan
menyelesaikan soal dengan menggunakan strategi yang telah ditetapkannya
tersebut dari awal sampai akhir dengan benar, baik, dan sistematis.
Indikator kelenturan tidak dipenuhi karena tidak tampak proses yang
menunjukkan berbagai macam strategi yang dilaksanakan atau perubahan strategi
karena peserta didik mengalami kebuntuan saat menyelesaikan. Indikator
orisinalitas tidak terpenuhi karena tidak ada kebaruan dalam menyelesaikan soal
ini. Proses menyelesaikan sistem persamaan dengan menggunakan pemfaktoran
pada salah satu persamaan pernah dibahas pada proses pembelajaran sebelumnya.
3. Jawaban peserta didik SUC_3 yang memenuhi tiga indikator
Gambar 4.64. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Tiga Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SUC_3
Peserta didik SUC_3 pertama-tama memberi nomer (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta
didik kemudian memulai penyelesaian 1 dengan menuliskan persamaan (2) sebagai( + 1) + = −1 dan dari bentuk terakhir ini peserta didik menghasilkan =( ) = −1.Peserta didik lalu mensubstitusi nilai yang baru saja diperolehnya ke
persamaan + + = 7 sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 =0. Peserta didik kemudian memfaktorkan − − 6 = 0 sehingga diperoleh nilai= 3 dan = −2. Setelah menemukan nilai , peserta didik mensubsitusi nilai
tersebut ke persamaan + + = −1 sehingga diperoleh nilai = −1 yang
sama dengan nilai pada perhitungan awal.
Peserta didik melanjutan penyelesaian 2 dengan langkah yang sama seperti
penyelesaian 1. Peserta didik menuliskan persamaan (2) sebagai ( + 1) + =−1 dan dari bentuk terakhir ini peserta didik menghasilkan = ( ) = −1.Peserta didik lalu mensubstitusi nilai yang baru saja diperolehnya ke
persamaan + + = 7 sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 =0. Peserta didik kemudian memfaktorkan − − 6 = 0 sehingga diperoleh nilai= 3 dan = −2.Peserta didik lalu menuliskan himpunan penyelesaian sistem persamaan
sebagai = {(−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }. Setelah peserta didik
menuliskan himpunan penyelesaian, peserta didik mengecek pasangan terurut yang
diperolehnya dengan cara mensubstitusi pasangan nilai dan yang diperolehnya
ke persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh kesamaan 7 = 7 dan −1 = −1.Setelah peserta didik mengecek jawaban dan diperoleh kesamaan yang bernilai
benar, peserta didik menyimpulkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
sebagai (−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
b. Analisis Jawaban Peserta Didik SUC_3
Peserta didik SUC_3 menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda dari
penyelesaian yang dilakukan peserta didik lain. Peserta didik menyelesaiak
persamaan kedua tidak dengan sekali proses memfaktorkan tetapi menemukan nilai
dan melalui dua proses. Pertama peserta didik menemukan nilai kemudian
dengan proses kedua menemukan nilai . Peserta didik cermat mengamati unsur-
unsur yang sama pada persamaan kedua sehingga dengan pengamatan tersebut
peserta didik dapat menemukan nilai dan melalui dua proses.
Setelah menemukan nilai , peserta didik mensubstitusi ke persamaan (1)
sehingga diperoleh nilai y melalui proses pemfaktoran. Untuk meyakinkan
jawaban, peserta didik mengecek dengan cara mensusbtitusi nilai yang
diperolehnya ke persamaan (2) dan diperoleh kesamaan yang bernilai benar.
Peserta didik kemudian melanjutkan penyelesaian kedua dengan proses
yang mirip seperti pada penyelesaian pertama. Bedanya, jika pada penyelesaian
pertama peserta didik menemukan nilai , pada penyelesaian kedua peserta didik
menemukan nilai . Setelah menemukan nilai , peserta didik mencari nilai
dengan cara substitusi nilai y yang sudah diperolehnya ke persamaan pertama.
Perbedaan yang lain, jika pada penyelesaian pertama, peserta didik mengecek
jawaban, pada penyelesaian kedua peserta didik tidak mengecek dan melanjutkan
dengan menuliskan himpunan penyelesaian.
Setelah menemukan himpunan penyelesaian, peserta didik membuktikan
bahwa jawaban yang diperolehnya dengan mensubstitusi semua nilai dan pada
pasangan terurut ke persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh kesamaan yang
bernilai benar. Setelah membuktikan jawaban yang diperolehnya sudah benar,
peserta didik menyimpulkan jawaban himpunan penyelesaian. Peserta didik
menulikan ulang himpunan penyelesaian tetapi untuk jawaban yang terakhir ini
peserta didik tidak cermat karena menuliskan himpunan penyelesaian tanpa
menggunakan notasi kurung kurawal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
c. Kesimpulan
Jawaban peserta didik SUC_3 memenuhi tiga indikator, orisinalitas,
kelancaran, dan elaborasi. Indikator orisinalitas tampak dari kebaruan jawaban
peserta didik yang menggunakan dua proses untuk menemukan nilai dan dari
persamaan kedua. Proses penyelesaian yang dilakukan peserta didik ini belum
pernah dipelajari dalam proses diskusi dan proses pembelajaran sebelumnya.
Indikator kelancaran tampak dari jawaban peserta didik yang telah memilih
satu strategi dan mengunakan strategi atau pemkiran tersebut dari awal sampai akhir
dengan baik, benar, dan sistematis. Indikator elaborasi tampak dari jawaban peserta
didik yang memerinci persamaan kedua sehingga menjadi persamaan baru dan
dapat diperoleh nilai dan dari persamaan baru tersebut.
4. Jawaban Peserta Didik SUC_4 yang Memenuhi Empat Indikator
Gambar 4.65. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Empat Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SUC_4
Peserta didik SUC_4 pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta
didik kemudian mengubah persamaan (1) dengan cara menambahkan kedua ruas
dengan sehingga diperoleh + 2 + = 7 + . Peserta didik kemudian
mengubah + 2 + = 7 + menjadi ( + ) − 7 = .
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = ( + ) − 7 ke
persamaan (2) sehingga diperoleh + {( + ) − 7} + = −1. Peserta didik
mengubah + {( + ) − 7} + = −1 menjadi ( + ) + ( + ) − 6 = 0dan memfaktorkannya menjadi ( + + 3)( + − 2) = 0. Peserta didik lalu
menyimpulkan = − − 3 atau = − + 2.Peserta didik lalu mensubstitusi = − − 3 ke persamaan (1) sehingga
diperoleh persamaan kuadrat + 3 + 2 = 0. Persmaan kuadrat difaktorkan
sehingga diperoleh = −2 atau = −1. Setelah memperoleh = −2 dan =−1, peserta didik mencari nilai dengan cara mensubstitusi nilai yang telah
diperoleh ke = − − 3. Peserta didik mendapatkan nilai = −1 dan = −2.Peserta didik lalu menuliskan pasangan terurut (−1,−2) dan (−2,−1).
Jika pada langkah sebelumnya peserta didik mensubstitusi = − − 3 ke
persamaan (1), pada langkah berikutnya, peserta didik mensubstitusi = − + 2ke persamaan (2) sehingga diperoleh persamaan kuadrat −( − 2 − 3) = 0.Dengan pemfaktoran peserta didik mendapatkan = 3 atau = −1. Setelah
memperoleh = −3 dan = −1, peserta didik mencari nilai dengan cara
mensubstitusi nilai yang telah diperoleh ke = − + 2. Peserta didik
mendapatkan nilai = −1 dan = 1. Untuk perhitungan yang terakhir ini, peserta
didik tidak cermat karena seharusnya untuk = −1 nilai adalah = −(−1) +2 = 3, tetapi peserta didik mentimpulkan = 1. Peserta didik lalu menuliskan
pasangan terurut (−1, 3) dan (−1, 1). Sekali lagi peserta didik tidak cermat dalam
menuliskan pasangan terurut yang diperoleh. Seharusnya (1, −1) tetapi peserta
didik menulis (−1, 1). Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan
peneyelesaian adalah = {(−1, 2), (−2,−1), (−1, 3), (−1,1) }.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
b. Analisis Jawaban Peserta Didik SUC_4
Peserta didik SUC_4 menggunakan cara yang berbeda dengan peserta didik
yang lain saat menyelesaikan soal tes ini. Peserta didik SUC_4 memahami bentuk
kuadrat dan penjabarannya sehingga peserta didik dapat memerinci persamaan
pertama ke dalam bentuk kuadrat. Setelah menemukan bentuk kuadrat, peserta didik
mencari suku yang sama yang terdapat pada persamaan terakhir dengan persamaan
kedua. Peserta didik kemudian mensubstitusi suku yang sama tersebut sehingga
diperoleh persamaan kuadrat ( + ) + ( + ) − 6 = 0. Peserta didik tidak
terburu-buru menjabarkan bentuk kuadrat, namun peserta didik justru cermat
mengamati bentuk persamaan ( + ) + ( + ) − 6 = 0 sebagai persamaan
kuadrat dalam + .
Setelah mengetahui sebagai bentuk kuadrat, peserta didik memfaktorkan
sehingga diperoleh dua persamaan linear yang lebih sederhana. Dengan
ditemukannya dua persamaan linear, peserta didik dapat menemukan pasangan nilai
dan yang akan menjadi penyelesaian sistem persamaan. Peserta didik
menuliskan himpunan penyelesaian, tapi karena peserta didik tidak cermat saat
mensubstitusi salah satu nilai ke dalam salah satu persamaan linear, jawaban akhir
peserta didik salah pada salah satu pasangan terurut.
c. Kesimpulan
Jawaban peserta didik ini mengandung unsur kebaruan karena proses
pengerjaan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal ini berbeda
dengan cara-cara yang biasa dilakukan pada proses pembelajaran dan diskusi kelas
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa jawaban peserta didik ini memenuhi indikator
orisinil.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan pertama + 2 += 7 + menjadi ( + ) − 7 = kemudian mensubstitusi persamaan baru
ke persaman pertama menunjukkan bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta
didik merencanakan dan melaksanakan strategi dengan baik, runtut, sistematis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
mengubah strategi pada substitusi yang kedua menunjukkan bahwa indikator
kelancaran terpenuhi.
Indikator kelenturan tampak dari jawaban peserta didik yang mencoba
mensubsitusi salah satu persamaan ke persamaan pertama, namun karena proses
penjabaran hasil substitusi salah, peserta didik beralih ke proses substitusi ke
persamaan kedua yang lebih sederhana. Dengan perubahan ini, peserta didik
memperleh jawaban meski satu jawaban salah karena peserta didik tidak cermat
menghitung hasil.
G. Analisis Hasil Tes dan Hasil Wawancara Kelas Penelitian
Pada subbab berikut ini akan disajikan deskripsi hasil tes dan hasil
wawancara terhadap tiga peserta didik kelas penelitian yang jawaban tesnya
memenuhi satu, dua, dan tiga indikator proses berpikir kreatif.
1. Jawaban Peserta Didik SP_1 yang Memenuhi Satu Indikator
Gambar 4.66. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Satu Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SP_1
Peserta didik SP_1 pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Selanjutnya
peserta didik mengeliminasi dengan cara dikurang persamaan (1) dan (2) sehingga
diperoleh persamaan − + − = 8 dan diberi nomor (3).
Berikutnya, peserta didik mengeliminasi persamaan (1) dan (3) sehingga
diperoleh Dengan cara yang sama, peserta didik mengeliminasi persamaan (3) dan
(1) sehingga diperoleh − + − = −1 dan persamaan ini diberi nomor (4).
Peserta didik kemudian mengeliminasi kembali persamaan (2) dan (4) sehingga
diperoleh 2 + 2 = 0 dan peserta didik mendapatkan = − . Persamaan
terkahir ini kemudian diberi nomor (5).
Setelah mendapatkan persamaan (5) peserta didik mensubstitusi persamaan
(5) ke (2) sehingga diperoleh − + (− ) + = −1. Peserta didik menyelesaikan
menjadi− − + = −1 dan akhirnya peserta didik mendapatkan = 1. Setelah
mendapatkan = 1, peserta didik mensubstitusi = 1 ke persamaan kedua
sehingga diperoleh + (1) + 1 = −1. Peserta didik menyelesaikan menjadi += −2 dan akhirnya diperoleh = −1. Peserta didik lalu menuliskan himpunan
penyelesaian = {(−1,1)}.b. Analisis Jawaban Peserta Didik SP_1
Proses pertama Peserta didik SP_1 dengan memberi memberi nomor (1)
untuk persamaan + + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + =−1 adalah langkah yang baik. Dengan proses ini peserta didik lebih efektif dalam
mengoperasikan kedua persamaan.
Pada langkah kedua peserta didik dengan tepat mengeliminasi dengan cara
dikurang persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh persamaan − + − =8 dan diberi nomor (3). Dengan cara yang sama, peserta didik mengeliminasi
persamaan (1) dan (3) sehingga diperoleh persamaan – + − = −1 dan diberi
nomor (4). Pada langkah kedua ini peserta didik tidak cermat saat mengeliminasi.
Peserta didik menuliskan hasilnya + + = −1. Peserta didik tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
memahami proses eliminasi yang suku pada persamaan pertama tidak ada, sehingga
peserta didik serta menuliskan − padahal seharusnya 0 − (− ). Demikian juga
suku yang satunya, peserta didik menulis − , padahal seharusnya 0 − (− ).Karena persamaan terakhir – + − = −1 hasil eliminasi yang tidak
tepat, proses berikutnya menjadi tidak tepat. Proses eliminasi persamaan (2) dan (4)
sebenarnya sudah tepat, namun karena persamaan (4) tidak tepat, maka hasil
eliminasi persamaan (2) dan (4) menjadi tidak tepat.
Berikutnya peserta didik mensubstitusi hasil eliminasi persamaan (2) dan
(4) ke persamaan (2). Prosesnya sudah baik dan benar, namun hasil akhirnya tidak
benar karena persamaan yang disubstitusikan sudah tidak tepat. Demikian juga
langkah berikutnya, dari segi proses sudah baik dan benar namun hasilnya tidak
tepat sama seperti pada proses sebelumnya.
c. Kesimpulan
Langkah pertama peserta didik saat mengeliminasi kedua persamaan yang
diketahui dan mendapatkan persamaan (3) telah memenuhi indikator elaborasi.
Pada langkah selanjutnya, peserta didik juga berusaha mengeliminasi dua dari tiga
persamaan yang diketahui namun proses eliminasinya tidak tepat. Jawaban peserta
didik SP_1 telah memenuhi indikator elaborasi, namun indikator kelancaran,
kelenturan, dan orisinalitas tidak dipenuhi karena strategi yang dipilih peserta didik
tidak diselesaikan dengan baik dan benar, dan tidak tampak proses yang
menunjukkan berbagai macam strategi yang dilakukan serta tidak ada kebaruan
dalam menyelesaikan soal ini.
d. Transkripsi Hasil Wawancara
Proses wawancara antara pendidik (P) dengan peserta didik SP_1
diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 13 Desember 2018, jam 6.59. Berikut ini
transkripsi hasil wawancara tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
P : Begini, mas.. Saya sudah membaca pekerjaanmu. Ada beberapa yang sayatidak tahu, tetapi bisa minta tolong diceritakan ketika menemui soal ini,kemudian menjawab soal ini, proses yang kamu lakukan apa?
SP_1 : Ehm.. Saya ini, pertama saya mengeliminasi dulu persamaan pertama kepersamaan kedua, terus nanti setelah dieliminasi ketemu persamaan tiga.
Setelah itu saya mengeliminasi persamaan pertama dengan persamaanketiga, nanti ketemu persamaan keempat.
Saya mengeliminasi persamaan kedua dan keempat, habis itu nanti ketemupersamaan kelima.
Setelah itu yang kelima saya substitusikan ke persamaan yang kedua,nanti ketemu nilai y-nya terus saya masukkan nilai y-nya ke persamaankedua.
P : Oke.. oke.. Ini coretan ini apa?
SP_1 : Tipex itu ya?
P : Iya, tipex itu?
SP_1 : Mungkin saya nulis apa yang salah persamaannya.
P : Ya, baik.. Ini bener tidak prosesnya? Eliminasi ini hasil eliminasinyabenar tidak? Benar tidak? Kita telusuri langkah demi langkah ya.. Yangpersamaan ketiga ini bener tidak menurutmu? X kuadrat plus xy plus ykuadrat sama dengan tujuh dikurangi ini kan? Mulai dari sini, tujuhdikurangi ..... benar tidak?
SP_1 : Benar..
P : Oke, baik.. Ini tidak ada pasangannya... Benar tidak?
SP_1 : Benar..
P : Ini dengan ini, habis?
SP_1 : Ya, habis.
P : Oke, sekarang satu dengan tiga, satu itu yang mana?
SP_1 : Satu yang ini..
P : Satu yang ini ya... Oke.. Satu dengan tiga, satunya x kuadrat ditambah xyditambah y kuadrat sama dengan tujuh dengan persamaan yang terbaruya..
SP_1 : Iya, yang terbaru..
P : Coba kita lihat eliminasinya, x kuadrat dengan x kuadrat..
SP_1 : Habis..
P : Habis.. Iya kan.. Ini ada x-nya gak di sini?
SP_1 : Gak ada..
P : Ini menurutmu benar tidak?
SP_1 : Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
P : Harusnya apa?
SP_1 : Harusnya plus
P : Harusnya plus, terus xy ini gak ada xy-nya, tetap ya..
SP_1 : Iya, tetap..
P : Oke, ini y kuadrat dengan ini..
SP_1 : Habis..
P : Habis, ini ....
SP_1 : Salah, harusnya plus
P : Harusnya plus. Betul?
SP_1 : Iya..
P : Diperoleh persamaan ke...
SP_1 : Empat.
P : Persamaan empat ini kira-kira tujuannya apa? Membuat eliminasi satudua menghasilkan tiga, satu tiga menghasilkan empat. Dari dua ini kira-kira tujuannya apa?
SP_1 : Tujuannya untuk mengeliminasi terus mendapat persamaan baru.
P : Dan ini ya.. Proses berikutnya ini ya.. Ketika kamu menyelesaikan soalini, mas.. Ada berapa kali percobaan atau sekali jadi? Coba-coba nggakkamu?
SP_1 : Iya, coba-coba..
P : Mencoba-coba dulu?
SP_1 : Ho-oh
P : Percobaan sebelumnya gimana? Pakai cara apa?
SP_1 : Percobaan sebelumnya,...ehmmm lupa...
P : Tapi coba-coba dulu?
SP_1 : Iya, coba-coba dulu
P : Jadi, ini yang dituliskan ini bukan proses sekali jadi?
SP_1 : Iya, bukan..
P : Sebelumnya di kertas buram?
SP_1 : He-em
P : Di kertas buram kamu mencorat-coret tapi lupa berapa percobaan?
SP_1 : Tiga
P : Tiga kali, eliminasi, substitusi atau gimana?
SP_1 : Kalau gak salah ingat, pertama saya coba substitusi, tapi berubah jadieliminasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
P : Jadi tiga kali percobaan ya.. Selama percobaan itu kamu mengalamiproses kebuntuan. Apa yang kamu lakukan?
SP_1 : Saya mencoba langkah lain.
P : Langkah lain.. Jadi, ketika kamu mengalami kebuntuan, kamu bergantidengan langkah lain, sampai akhirnya ditemukan langkah ini. Kamu yakinketika menulis proses ini , proses ini yang benar?
SP_1 : Sedikit yakin
P : Sedikit yakin.. oke, baik.. Jadi bisa saya simpulkan mencoba-coba dulusebelum menlis ini, ada tiga percobaan, sempat mengalami kebuntuan,kemudian beralih ke strategi yang lain.. oke, baik..
Saya bantu.. saya bantu ya.. Kita coba selesaikan soal ini supaya kitamempunyai keterampilan menyelesaikan soal ini.. Kamu pengin cara apa?
SP_1 : Eliminasi..
P : Eliminasi, oke..
SP_1 mencoba menyelesaikan soal dengan menggunakan eliminasi. Pendidikmengamati proses yang dilakukan SP_1. Proses pengerjaan SP_1 dengan
menggunakan cara eliminasi berhenti karena pada proses eliminasi satu denganpersamaan baru yang diperoleh dari eliminasi persamaan satu dan dua menghasilkan
persamaan baru yang sama dengan persamaan dua.
P : Persamaan terakhir ini sma dengan persamaan dua tidak?
SP_1 : He-eh
P : Sama kan? Berarti eliminasi satu dan tiga menghasilkan persamaan yangsama dengan persamaan dua.
Sekarang saya bantu ya..
Apa yang terjadi dengan persamaan terakhir kalau kedua ruas ditambahsatu?
Atau kamu melihat bentuk unik dari persamaan terakhir ini tidak?
Peserta didik SP_1 mencoba mengerjakan sesuai topangan tersebut. Pendidikmengamati peserta didik yang sedang melaksanakan topangan yang diberikan
pendidik. Peserta didik mengalami kesulitan dan pendidik memberikan bimbinganterus sampai peserta didik dapat menemukan + + + =
P : Bisa memfaktorkan ini tidak? Ada x dan x yang sama.
SP_1 : Iya..
P : Bisa mengelompokkan?
SP_1 : Bisa.
P : Jadi apa?
Peserta didik SP_1 berusaha mengelompokkan. Peserta didik mengalami kesulitan.Pendidik memberi bantuan secukupnya sampai peserta didik berhasil menemukan( + )( + ) =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
P : Kamu dapat menyimpulkan apa dari persamaan terakhir?
SP_1 : = −1 dan = −1P : Nah, kamu dua persamaan ini. Persamaan ini kemudian harus diapakan
supaya kita bisa menemukan pasangannya?
SP_1 : Substitusi
P : Substitusi ke mana? Satu atau dua yang mudah?
SP_1 : Dua..
P : Coba..
Peserta didik mensubstitusi = − ke persamaan dua. Peserta didik memperolehpersamaan baru yang x-nya habis.
P : Habis x-nya? Kalau habis berarti bisa tidak kita mensubstitusi ke dua?
SP_1 : Tidak bisa
P : Coba sekarang.. Ada dua kemungkinan kan? Kalau ini tidak bisa, substitusiyang mana?
SP_1 : Ke satu
Peserta didik mensubstitusi = − ke satu. Pendidik mengamati proses yangdilakukan peserta didik. Peserta didik berhasil menemukan = − , = . Pesertadidik kemudian melanjutkan proses dengan mensubstitusi = − ke persamaan satu
sampai diperoleh = − , = .
P : Kesimpulan HP-nya gimana?
Peserta didik menuliskan himpunan penyelesaian dengan tepat. Pendidik mengamati
P : Oke, ketemu.. Kemarin gak kepikiran cara ini?
SP_1 : Gak
P : Kamu gak kepikiran melihat bentuk yang kedua ini? Kemarin sempatmuncul dicoba-coba tidak mengolah kedua ini?
SP_1 : Pernah, tapi diapain?
P : Kamu kemarin waktu mengerjaan ini kan tiga kali percobaan, salah satupercobaannya itu melihat ini tidak?
SP_1 : Ada, tapi gak ketemu.
P : Lalu beralih ke cara selanjutnya?
SP_1 : Iya
P : Berarti kamu kesulitannya ada di bagian melihat pemfaktoran ini ya.. Kalauini ketemu yang lainya beres. Jembatan ini yang jadi persoalan.. Ada caralain tidak?
SP_1 : Kemungkinan ada
P : Hmmm.. Oke, baik, terima kasih, cukup.. terima kasih ya atas waktunya..
SP_1 : Iya, Pak..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Gambar 4.67. Jawaban Peserta Didik SP_1 Setelah Proses Wawancara
e. Analisis Hasil Transkripsi Hasil Wawancara
Peserta didik menjelaskan cara yang diyakininya dengan lancar meskipun
setelah di telusuri langkah demi langkah ada beberapa proses yang salah. Proses
pertama eliminasi dilakukan dengan baik dan benar sehingga diperoleh persamaan
baru yang benar pula. Proses eliminasi berikutnya salah dan peserta didik
menyadari kesalahannya pada saat wawancara. Karena proses elimininasi yang
kedua tidak tepat, proses berikutnya menjadi tidak tepat pula.
Peserta didik sebelum menuliskan jawaban yang tercantum pada lembar
jawab, mencoba sebanyak tiga kali proses untuk menyelesaikan soal. Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
menemui kebuntuan saat proses pencobaan, peserta didik beralih ke proses yang
lain, sampai ditemukan proses terakhir yang tertulis di lembar jawab.
Saat peserta didik diminta untuk mencoba mennyelesaikan soal dengan
dibantu pendidik, peserta didik mengalami kesulitan. Proses pertama sama seperti
yang dilakukan pada lembar jawab, eliminasi. Namun proses kemudian macet dan
peserta didik tidak dapat melanjutkan langkahnya. Pendidik mencoba mengarahkan
peserta didik mengerjakan ulang menggunakan cara yang pernah dibahas pada
pertemuan sebelumnya dengan cara memberi topangan kepada peserta didik untuk
memfaktorkan persamaan kedua. Setelah mendapat topangan dari pendidik, peserta
didik dapat menemukan pemfaktoran persamaan kedua dan melanjutkan
menyelesaikan sistem sampai ditemukan himpunan penyelesaian.
f. Kesimpulan Transkripsi Hasil Wawancara
Setelah proses wawancara terlihat bahwa indikator elaborasi dan kelenturan
dipenuhi. Indkator elaborasi tampak saat peserta didik berusaha menemukan
persamaan baru dari eliminasi dua persamaan yang telah diketahui. Indikator
kelenturan tampak dari usaha tiga kali percobaan peserta didik untuk menemukan
jawaban. Setiap kali peserta didik mengalami kebuntuan, peserta didik beralih ke
langkah yang lain atau strategi lain.
g. Kesimpulan Akhir
Berdasar pada lembar jawaban peserta didik saja, disimpulkan bahwa
jawaban peserta didik hanya memenuhi indikator elaborasi saja. Setelah proses
wawancara dilakukan terlihat bahwa proses peserta didik menjawab soal tes dan
hasil tes memenuhi dua indikator, yaitu elaborasi dan kelenturan. Indikator
kelancaran dan orisinalitas tidak tampak pada jawaban dan proses wawancara.
Bahwa peserta didik mampu menyelesaikan soal, lebih karena topangan dari
pendidik yang diberikan saat peserta didik mengerjakan ulang dan cara yang
dipakai untuk menyelesaikan soal pada pengerjaan ulang adalah cara yang sudah
pernah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
5. Jawaban Peserta Didik SP_2 yang Memenuhi Dua Indikator.
Gambar 4.68. Jawaban Peserta Didik yang Memenuhi Dua Indikator
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SP_2
Peserta didik SP_2 pertama-tama menambahkan kedua ruas persamaan ++ = −1 dengan +1 sehingga diperoleh + + + 1 = 0. Peserta didik
kemudian mengelompokkan suku-suku yang sama menjadi (1 + ) + 1( +1) = 0. Peserta didik kemudian memfaktorkan persamaan ( + 1)( + 1) = 0 dan
menyimpulkan = −1 dan = −1.Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
memfaktorkan sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2 dengan = −1.Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan = −1 ke persamaan
(1) sehingga diperoleh persamaan kuadrat − − 6 = 0. Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
memfaktorkan sehingga diperoleh nilai = 3 dan = −2 dengan = −1.Peserta didik kemudian menyimpulkan himpunan peneyelesaian adalah ={(−1, 3), (−1,−2), (3, −1), (−2,−1) }.b. Analisis Jawaban Peserta Didik SP_2
Peserta didik menyelesaikan soal dengan baik, runtut dan sistematis. Peserta
didik cermat mengamati sehingga dapat menemukan bentuk pemfaktoran dari
persamaan + + = −1 setelah sebelumnya peserta didik menambahkan
kedua ruas dengan +1 sehingga persamaan + + = −1 menjadi + ++ 1 = 0. Peserta didik memahami bahwa supaya dapat memperoleh nilai dan
nilai dari bentuk pemfaktoran, salah satu ruas persamaan harus sama dengan nol.
Peserta didik juga memahami dengan baik sifat distributif yang melibatkan operasi
penjumlah dan perkalian. Hal ini tampak ketika peserta didik mengubah persamaan+ + + 1 = 0 menjadi (1 + ) + 1( + 1) = 0. Selanjutnya dengan sifat
distributif lagi, peserta didik mengubah (1 + ) + 1( + 1) = 0 menjadi( + 1)( + 1) = 0 lalu peserta didik menemukan nilai dan nilai dengan tepat
dengan menggunakan sifat = 0 mengakibatkan = 0 atau = 0.Peserta didik kemudian mensubstitusi nilai dan nilai yang diperolehnya
dari hasil pemfaktoran ke persamaan + + = 7 sehingga diperoleh nilai
dan nilai yang lain. Peserta didik memahami, karena nilai dan nilai diperoleh
dari persamaan pertama, maka nilai dan disubstitusi ke persamaan pertama,
bukan persamaan kedua. Peserta didik kemudian membuat kesimpulan yang tepat
dari nilai dan nilai yang telah diperolehnya.
c. Kesimpulan
Jawaban peserta didik SP_2 memenuhi indikator elaborasi dan kelancaran.
Indikator elaborasi tampak saat peserta didik dapat memerinci persamaan + += −1 sehingga dengan pemerincian tersebut diperoleh bentuk baru yang dapat
difaktorkan. Indikator kelancaran tampak dari proses peserta didik yang
menetapkan satu strategi dengan cara menemukan nilai dan dari persamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
pertama dan kemudian melanjutkan menyelesaikan soal dengan menggunakan
strategi yang telah ditetapkannya tersebut dari awal sampai akhir dengan benar,
baik, dan sistematis.
Indikator kelenturan tidak dipenuhi karena tidak tampak proses yang
menunjukkan berbagai macam strategi yang dilaksanakan atau perubahan strategi
karena peserta didik mengalami kebuntuan saat menyelesaikan. Indikator
orisinalitas tidak terpenuhi karena tidak ada kebaruan dalam menyelesaikan soal
ini. Proses menyelesaikan sistem persamaan dengan menggunakan pemfaktoran
pada salah satu persamaan pernah dibahas pada proses pembelajaran atau diskusi
kelas sebelumnya.
d. Transkripsi Hasil Wawancara
Proses wawancara antara pendidik (P) dengan peserta didik SP_2
diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 11 Desember 2018, jam 7.01. Berikut ini
transkripsi hasil wawancara tersebut:
P : Terima kasih, mas atas waktunya.. Saya ingin konfirmasi berkaitanpekerjaanmu.
Kamu bisa menceritakan proses menylesaikan soal ini?
SP_2 : Ya, jadi.. persamaan kedua yang x plus xy plus y sama dengan min satuini kita operasikan.
Jadi ya x plus xy plus y sama dengan min satu kita pindahkan ke sisi kiri,x plus xy plus y plus satu sama dengan nol.
Nah,... x plus xy plus y plus satu ini bisa kita faktorkan. Kan dua yang didepan ini sama-sama mempunyai x.
Jadi, x kita keluarkan jadi x dengan satu plus y, ini y plus satu, inimempunyai sama-sama y plus satu.
Jadi kita faktorkan y plus satu kita keluarkan dan x plus satu sama dengannol. Jadi dari suku-suku ini kita bisa mengetahui y sama dengan min satudan x sama dengan min satu.
P : Oke..
SP_2 : y sama dengan min satu dinamakan persamaan tiga dan x sama denganmin satu dinamakan persamaan empat. Jadi kita substitusikan persamaantiga ke persamaan satu
P : Persamaan tiga itu yang ini ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
SP_2 : Iya, y sama dengan min satu. Jadi x kuadrat plus xy plus y kuadrat samadengan tujuh itu persamaan satu.
Kita masukkan persamaan y sama dengan min satu sehingga x kuadratmin x plus satu sama dengan tujuh.
Yang tujuh kita ubah ke ruas kiri sehingga jadi x kuadrat min x min enamsama dengan nol. Kita faktorkan menjadi x min tiga x plus dua. Kitamendapatkan x sama dengan tiga dan x sama dengan min dua. Kembali kepersamaan sebelumnya persamaan empat..
P : Oh, yang ini..
SP_2 : Iya, x sama dengan min satu, substitusi persamaan empat itu kepersamaan satu.
Jadi x kuadrat plus xy plus y kuadrat sama dengan tujuh. x kita ubahmenjadi min satu . jadi, plus satu min y plus y kuadrat sama dengan tujuh.
Kita ubah menjadi y kuadrat min y min enam sama dengan nol. Dari situkita faktorkan y min tiga y plus dua.
Dari situ kita bisa mendapatkan y sama dengan plus tiga dan y samadengan min dua. Nah, dari persamaan ini kita mendapatkan bahwa ysama dengan min satu dan x sama dengan tiga, x sama dengan min dua ysama dengan min satu, x sama dengan min satu y sama dengan tiga, dan xsama dengan min satu y sama dengan min dua.
P : Pengetahuanmu tentang proses ini diperoleh dari mana? Kok ini tahu inibisa difaktorkan?
SP_2 : Itu dari teman, Pak..
P : Maksud teman itu gimana?
SP_2 : Iya, dari teman yang mengajarkan jika ada bentuk seperti ini caranyaseperti ini.
P : Latihan terakhir juga seperti ini..
SP_2 : Latihan terakhir?
P : Yang tugas tiga, ingat tidak?
SP_2 : Oya, yang tugas tiga..
P : Oke, baik.. Sebelum kamu menentukan cara ini, adakah cara lain yangkamu coba?
SP_2 : Belum ada..
P : Langsung gini caranya?
SP_2 : Saya pertama kan bingung, saya tanya teman saya diajarinya cara ini..
P : Lho, kamu tanya teman itu maksudnya gimana?
SP_2 : Tanya teman ini gimana caranya..
P : Itu pas tes? Atau sebelum tes?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
SP_2 : Pas tugas tiga.
P : Oke, pas tugas tiga.. Kita fokus ke tes ini.. Itu kamu memutuskan langkahini setelah melalui beberapa kali percobaan atau langsung seperti ini?
SP_2 : Langsung
P : Langsung ketemu cara ini? Tidak pakai cara coba-coba? Oh.. jadi bentukseperti ini caranya seperti ini.
SP_2 : Iya..
P : Dalam proses ini mengalami kebuntuan tidak? Maksudnya, o.. ini koktidak ketemu?
SP_2 : Kalau di soal ini tidak. Tapi di soal lain saya menemukan kok bentuk initidak bisa difaktorkan.
P : Tapi untuk soal ini, kita masuk ke soal ini.. satu, kamu tidak mencoba caralain dan tidak ada strategi yang lain, hanya ini saja. Terus kedua, jugalancar, tidak menemui proses buntu sehingga harus beralih ke strategiyang lain. Dari awal sampai akhir lancar. Berarti cepat kamumenyelesaikan soal ini..
SP_2 : Iya, pak..
P : Oke, baik.. menurutmu ada cara lain menyelesaikan soal ini tidak?
SP_2 : Saya yakin ada, Pak?
P : Bisa?
SP_2 : Ehmm...ehmmm..
P : Bisa memikirkan caranya? Soal ini bisa diselesaikan cara lain tidak?Kamu yakin bisa tapi mau mulai dari mana belum kepikiran?
SP_2 : Saya yakin bisa tapi saya belum ada gambaran.
P : Ada ide tidak?
Peserta didik SP_2 berusaha mengeliminasi persamaan satu dan dua, namunkemudian tidak melanjutkan langkahnya lagi karena macet..
SP_2 : Kelihatannya bukan ini, Pak..
P : Ganti strategi?
SP_2 : Iya, Pak..
P : Coba saya kasih bantuan ya.. kalau kamu punya a tambah b,dikuadratkan, penguraiannya menjadi apa?
SP_2 : a plus b .....
P : Coba tuliskan..
Peserta didik SP_2 coba menuliskan penjabaran dari ( + ) . Peserta didikmengalami kebingungan. Pendidik memberi topangan sampai peserta didik
menemukan ( + ) = + + dan + = ( + ) −
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
P : Sekarang dengan pertama ini, apa yang bisa kita lakukan? Ini kan macettadi..
Peserta didik SP_2 menulis + = − . Pendidik meminta peserta didik
meneruskan proses sampai berhasil menemukan + − − =P : Sekarang persamaan yang kedua..
Peserta didik SP_2 menulis persamaan kedua menjadi = − − −P : Apa yang bisa dilakukan antara persamaan baru ini dengan persamaan di
atas?
SP_2 : Substitusi
P : Oke
Peserta didik SP_2 mensubstitusikan sampai menemukan bentuk ( + ) + + −= . Peserta didik salah melangkah karena menjabarkan ( + ) + + − =menjadi:+ + + + − =( + )( + ) + ( + ) − =( + )( + + ) − =
Peserta didik mengalami kebuntuan.
Pendidik kemudian memberi topangan.
P : ( + ) yang ini pangkat berapa?
SP_2 : Dua
P : Kalau yang ini pangkat berapa?
SP_2 : Satu
P : Urut, pangkat dua, pangkat satu, dan pangkat nol.
SP_2 : Kayaknya bisa difaktor.
P : Nah, pemfaktorannya gimana?
Peserta didik SP_2 berusaha memfaktorkan tetapi tidak bisa. Pendidik memberitopangan.
P : Coba saya bantu ya.. Ini + dan yang ini juga + . Kalau + inisaya misalkan dengan m
SP_2 : Oya...oya..
Peserta didik mencoba melanjutkan proses berdasar topangan yang diberikan pendidiksampai peserta didik menemukan = − − dan = −
P : Terus apa yang dilakukan?
SP_2 : Substitusi
P : Substitusi ke mana?
SP_2 : Ke...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
P : Ke mana yang gampang?
SP_2 : Kedua..
Peserta didik SP_2 mensubstitusi = − ke persamaan dua sampai berhasilditemukan (− , ), ( , − ). Peserta didik lalu mensusbtitusi persamaan satunya, =− − sampai diperoleh (− , − ), (− , − ). Peserta didik lalu menuliskan
himpunan penyelesaian = {(− , ), ( , − ), (− , − ), (− , − ) }P : Sama tidak dengan jawabanmu?
SP_2 : Oya..oya.. sama.. sama..
P : Ada cara lain tidak? Kira-kira..
SP_2 : Ternyata ya kalau difaktorin itu banyak cara.
P : Lebih susah mana?
SP_2 : Kalau susah sih, susah yang ini, Pak..
P : O gitu.. Karena pemfaktoran yang tadi ya?
SP_2 : Iya.. Pemfaktoran seperti itu saya tidak paham.
P : Tapi kalau pemfaktoran itu sudah ketemu, terus lancar kan?
SP_2 : Iya, sama pemisalan kuadrat sering lupa.
P : Oh, yang ini ya.. kamu tidak menyadari kalau ini persamaan kuadratdalam + ya..
SP_2 : Saya lupa..hehe
P : Jadi, kesimpulannya, kamu bisa menyelesaikan ini secara lancar, tidakada strategi lain yang dicoba, benar ya... Jadi langkah pertama ini,diselesaikan sampai ketemu ini dan tidak ada kesulitan, kebuntuansehingga harus beralih strategi. Kamu baru mengalami kebuntuan saatmenyelesaikan soal ini dengan cara lain.. Gitu..
P : Oke, baik.. Terima kasih atas waktunya. Pagi-pagi sudah harus bekerjakeras
SP_2 : Iya, tidak apa-apa, Pak..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Gambar 4.69. Jawaban Peserta Didik SP_2 Setelah Proses Wawancara
e. Analisis Hasil Transkripsi Hasil Wawancara
Sama seperti terlihat pada lembar jawab tes, peserta didik menjelaskan
proses menyelesaikan soal dengan baik, runtut, dan sistematis. Terlihat bahwa
peserta didik sungguh menguasai proses menyelesaikan soal sistem dengan
menggunakan pemfaktoran persamaan kedua. Pengalaman belajar dan diajari
teman saat mengerjakan tugas 3 telah membuat peserta didik paham betul, bentuk
soal tes yang diberikan dapat diselesaikan seperti pada saat menyelesaikan soal tes
3. Akibatnya, peserta didik tidak mencoba cara lain, Sejak awal peserta didik hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
menerapkan strategi pemfaktoran persamaan kedua dan menyelesaikan dari awal
sampai akhir dengan lancar, runtut, sistematis, dan benar.
Saat peserta didik SP_2 diminta menyelesaikan soal dengan cara baru yang
berbeda dengan cara yang sudah dikuasasi, peserta didik merasa kesulitan. Pendidik
kemudian memberi topangan pertama dengan menggunakan penjabaran bentuk
kuadrat. Setelah peserta didik memahami penjabaran bentuk kuadrat, peserta didik
menerapkan pada soal dan setelah substitusi peserta didik menemukan
persamaan kuadrat dalam + . Peserta didik tidak dapat mengidentifikasi
persamaan kuadrat tersebut dan pendidik memberi topangan berikutnya dengan
meminta peserta didik mencermati kembali bentuk persamaan kuadrat yang
diperoleh pada persamaan terakhir. Peserta didik mampu menemukan, namun
kesulitan menyelesaikan secara langsung. Kembali pendidik memberi topangan
dengan memandu peserta didik untuk melihat apa yang terjadi jika x + y dimisalkan
dengan sesuatu. Peserta didik memahami dan setelah peserta didik memisalkan,
peserta didik lancar menyelesaikan soal.
f. Kesimpulan Transkripsi Hasil Wawancara
Setelah mencermati hasil wawancara dengan peserta didik, terlihat bahwa
indikator elaborasi dan kelancaran terpenuhi. Indikator elaborasi tampak pada
proses peserta didik yang memerinci persamaan kedua sehingga dapat difaktorkan
dan menemukan persamaan baru yang lebih sederhana. Indikator kelancaran
tampak dari strategi yang telah dipilih peserta didik untuk menyelesaikan soal dan
menggunakan strategi tersebut dari awal sampai akhir dengan lancar.
g. Kesimpulan Akhir
Setelah mencermati hasil lembar jawab tes dan wawancara, terlihat bahwa
peserta didik SP_2 memenuhi indikator elaborasi dan kelancaran. Kelenturan dan
kebaruan tidak dipenuhi karena peserta didik tidak mempunyai strategi lain dan tidak
mengalami kebuntuan sehingga peserta didik perlu berlaih ke strategi lain. Indikator
kebaruan tidak terpenuhi karena saat diminta mengerjakan soal tes dengan cara lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
peserta didik kesulitan dan bisa menyelesaikan karena topangan yang cukup banyak
diberikan pendidik untuk peserta didik.
6. Jawaban peserta didik SP_3yang memenuhi tiga indikator
Gambar 4.70. Jawaban Peserta Didik SP_3 yang Memenuhi Tiga Indikator
a. Deskripsi Jawaban Peserta Didik SP_3
Peserta didik SP_3 pertama-tama memberi nomor (1) untuk persamaan+ + = 7 dan nomor (2) untuk persamaan + + = −1. Peserta
didik kemudian mengubah persamaan (2) menjadi + = −1 − dan memebri
nomor persamaan ini dengan (3). Peserta didik kemudian beralih ke persamaan (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
dan mengubah persamaan (2) menjadi ( + ) − = 7. Peserta didik memberi
nomor (4) untuk persamaan terakhir.
Peserta didik kemudian mensubstitusi persamaan (3) ke persamaan (4)
sehingga diperoleh (−1 − ) − = 7. Peserta didik menjabarkan bentuk
kuadrat sehingga diperoleh + + − 6 = 0. Peserta didik memfaktorkan
menjadi ( + 3)( − 2) = 0. Peserta didik lalu menyimpulkan = −3 atau= 2. Dua persamaan terakhir diberi nomor (5) dan (6). Proses selanjutnya,
peserta didik mengubah (5) menjadi = − dan = . Berturut-turut kedua
persamaan diberi nomor (7) dan (8).
Peserta didik kemudian mensubstitusi (7) ke (3) sehingga diperoleh
persamaan kuadrat − 2 + 3 = 0. Persmaan kuadrat tersebut difaktorkan
sehingga diperoleh = 3 atau = −1. Setelah memperoleh = 3 dan = −1,
peserta didik mencari nilai dengan cara mensubstitusi nilai = 3 dan = −1 ke
persamaan (7) sehingga diperoleh = −1 dan = 3.
Peserta didik kemudian mensubstitusi (8) ke (3) sehingga diperoleh
persamaan kuadrat + 3 + 2 = 0. Persmaan kuadrat tersebut difaktorkan
sehingga diperoleh = −2 atau = −1. Setelah memperoleh = −2 atau =−1, peserta didik mencari nilai dengan cara mensubstitusi nilai = −2 atau =−1 ke persamaan (8) sehingga diperoleh = −1 dan = −2. Peserta didik
kemudian menyimpulkan himpunan peneyelesaian adalah ={(−1, − 2), (−2, −1), (−1, 3), (3, −1) }.b. Analisis Jawaban Peserta Didik SP_3
Peserta didik SP_3 menggunakan cara yang berbeda dengan peserta didik
yang lain saat menyelesaikan soal tes ini. Peserta didik SP_3 memahami bentuk
kuadrat dan penjabarannya sehingga peserta didik dapat memerinci persamaan
pertama ke dalam bentuk kuadrat. Setelah menemukan bentuk kuadrat, peserta didik
mencari suku yang sama yang terdapat pada persamaan terakhir dengan persamaan
kedua. Peserta didik kemudian mensubstitusi suku yang sama tersebut sehingga
diperoleh persamaan kuadrat + + − 6 = 0. Peserta didik cermat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
mengamati bentuk persamaan + + − 6 = 0 sebagai persamaan kuadrat
dalam .
Setelah mengetahui sebagai bentuk kuadrat, peserta didik memfaktorkan
sehingga diperoleh dua persamaan yang lebih sederhana. Dengan ditemukannya
dua persamaan yang lebih sederhana tersebut, peserta didik dapat menemukan
pasangan nilai dan yang akan menjadi penyelesaian sistem persamaan dengan
menggunakan proses substitusi dari persamaan yang sederhana ke salah satu
persamaan awal. Peserta didik memahami operasi pada bilangan dan persamaan
kuadrat dengan baik. Saat peserta didik menjumpai bentuk persamaan + =−1 + 3 dan + = −1 − 2 peserta didik dapat mengubah kedua persamaan
kuadrat menjadi − 2 + 3 = 0 dan + 3 + 2 = 0. Perubahan ini membuat
peserta didik dapat menyelesaikan kedua persamaan kuadrat dengan baik dan benar.
Peserta didik kemudian menuliskan kesimpulan yang diperolehnya dengan benar.
Jawaban peserta didik SP_3 mengandung unsur kebaruan karena proses
pengerjaan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal ini berbeda
dengan cara-cara yang biasa dilakukan pada proses pembelajaran dan diskusi kelas
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa jawaban peserta didik ini memenuhi indikator
orisinalitas.
Jawaban peserta didik yang memerinci persamaan kedua + + = −1menjadi + = −1 − dan mengubah persamaan pertama + 2 + =7 + menjadi ( + ) − = 7 kemudian mensubstitusi persamaan baru ke
persaman pertama menunjukkan bahwa indikator elaborasi dipenuhi. Peserta didik
merencanakan dan melaksanakan strategi dengan baik, runtut, sistematis dari awal
sampai akhir menunjukkan bahwa indikator kelancaran terpenuhi.
Indikator kelenturan tidak terpenuhi karena pada jawaban SP_3 tidak
ditemukan beragam cara yang digunakan atau perubahan strategi ketika peserta
didik menjumpai kebuntuan saat menyelesaikan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
c. Kesimpulan
Berdasar jawaban yang tertulis pada lembar jawab peserta didik SP_3, tiga
indikator proses berpikir kreatif dipenuhi oleh peserta didik SP_3, yaitu indikator
orisinalitas, kelancaran, dan elaborasi. Indikator orisinalitas tampak dari jawaban
peserta didik yang menggunakan cara berbeda dari cara-cara yang sudah dilakukan
pada proses pembelajaran dan diskusi kelas sebelumnya.
Indikator kelancaran tampak dari pemilihan strategi dan proses
menyelesaikan strategi yang dipilihnya dari awal sampai akhir dengan baik.
Indikator elaborasi tampak dari proses peserta didik yang memerinci persamaan
pertama dan kedua sehingga dari pemerincian tersebut peserta didik mendapatkan
persamaan baru yang berguna untuk menyelesaikan soal.
d. Transkripsi Hasil Wawancara
Proses wawancara antara pendidik (P) dengan peserta didik SP_3
diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 8 Desember 2018, jam 11.52. Berikut ini
transkripsi hasil wawancara tersebut:
P : Oke, terimakasih ya atas waktunya..
SP_3 : Iya, pak..
P : Harusnya kamu sudah pulang tapi masih harus disini. Saya inginwawancara dan wawancara ini untuk melengkapi data penelitian saya,tesis saya berkaitan dengan proses yang kamu lakukan..
SP_3 : Oke, Pak..
P : Pertanyaan pertama, supaya ehm.. saya bisa dijelaskan, minta tolongdijelaskan jawaban ini prosesnya gimana? Kamu kok bisa menemukanjawaban seperti ini.. Apa yang kamu pikirkan pertama kali..
SP_3 : Pertama, saya mencoba dari caranya bapak yang diajarkan pas apa paskemarin atau sebelum-sebelumnya..
Pas pertemuan-pertemuan, Bapak mengajarkan saya untuk menggunakanbeberapa cara, salah satunya substitusi.
Nah, saya itu pertama melihat dari dua struktur persamaan itu, terusyang memungkinkan untuk diubah menjadi persamaan kayak x plus y ituatau apa itu yang mana nah baru saya membuat kemungkinan yang initapi sebelumnya sudah saya uji coba dulu kalau misalanya saya ubah ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
bentuk persamaan ini apakah nanti dapat menemukan jawaban dengancara yang efisien atau tidak..
P : Berarti seblumnya ada percobaan ya.. oke, ya..
SP_3 : Nah, terus saya ya sebelumnya ya saya sudah mikir, akan lebih baik jikasaya melakukan dengan cara substitusi karena sama seperti yang sayalakukan dengan soal-soal yang bapak berikan, saya harus, apa yaistilahnya, harus ekstra keras dengan cara substitusi, kalau sayamenggunakan eliminasi, istilahnya kayak riskan Pak.
.kayak susah untuk lebih lama menemukan jawabannya.
Nah, saya coba dengan cara substitusi ini menemukan persamaan. Nah,persamaannya tadi...
Nah saya mengubah persamaan dua menjadi x plus y sama dengan minsatu min xy.
Nah ini saya ubah menjadi apa istilahnya saya jadikan persamaan tiga.Nah, dari persamaan tiga ini saya substitusikan ke persamaan pertama.Tapi sebelumnya persamaan pertama itu saya ubah dulu karena ini xkuadrat ditambah xy ditambah y kuadrat sama dengan tujuh.
Nah kalau x kudarat plus y kua.. x plus y dikuadratkan kan x kuadrat plusdua xy plus y kuadrat. Nah jadi kalau mau dijadikan kuadrat harusdikurangi xy itu saya jadikan persamaan empat biar jelas.
Nah kemudian x plu y yang tadi persamaan tiga saya substitusikan kepersamaan empat. Nah setelah itu saya jabarkan dari hasil subsitusinyamenjadi min 1 min xy kuadrat min xy sama dengan tujuh.
Nah, saya ubah, kemudian saya ketemu xy kuadrat, x kuadrat y kuadratplus xy min enam sama dengan nol.
Nah kemudian xy plus tiga xy min dua. Nah ini saya faktorkan. Kemudianketemu xy min tiga sama xy-nya dua.
Nah kemudian saya ubah persamaan, tadi yang xy min tiga saya jadikanpersamaan lima, xy dua jadi persamaan enam. Biar lebih mudah untukmenghapalkannya. Nah kemudian dari persamaan lima tadi saya ubah kepersamaan x sama dengan..
Nah jadinya x sama dengan min tiga y..
P : Ini x sama dengan min tiga per y..
SP_3 : Oya, min tiga per y. Itu saya jadikan persamaan tujuh. Nah, kemudianuntuk yang persamaan enam tadi xy sama dengan dua saya ubah ke dalambentuk y sama dengan dua per x. Nah, saya variasi saja.
Nah dari persamaan tujuh itu saya substitusikan kembali ke persamaantiga. Nah, karena ini x plus y ini udah ada persamaannya..
Jadi y-nya saya substitusikan dengan dua per x.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Setelah saya substitusikan menjadi min tiga per y plus y sama dengan minsatu plus tiga. Nah setelah itu, karena y-nya ada di per, saya berusahamengubah semua dalam bentuk apa istilahnya e....satuan, bukan dalambentuk pecahan jadinya ada min tiga plus y kuadrat sama dengan dua y.
P : Nah, ini kamu apakan?
SP_3 : Ini saya kalikan semua dengan y..
P : Oke, ya..
SP_3 : Nah, setelah itu saya ketemu min tiga plus y kuadrat sama dengan dua y.
Nah saya lihat dari sini, ini berpotensi untuk membuat persamaankuadrat. Nah, nanti terus saya faktorkan jadinya y min tiga y plus satu .Nah dari ini ketemu bilangan, apa, nilai y sendiri. y-nya sama dengan tigaatau y sama dengan min satu.
Nah, ketika y-nya sama dengan tiga saya substitusikan kembali kepersamaan ketujuh ke persamaan yang tadi buat substisusikan ke tiga.Saya substitusikan saya mendapat x, kemuudaian yang satunya lagi, ysama dengan min satu saya substitusikan kembali ke persamaan tujuh jugaketemu x-nya.
Nah untuk yang kedua, untuk y sama dengan dua per x, saya substitusikanke persamaan ke tiga juga. Jadinya x plus dua per x sama dengan min satumin dua. Ini karena masih ada yang pecahan jadi saya kalikan yang angkayang ada di pecahan itu. Saya kalikan x semua jadinya x kuadrat plus duasama dengan min tiga. Ini juga bisa membuat persamaan kuadrat xkuadrat plus tiga x plus dua selesai dipindahin. Kemudian saya faktorinmenjadi x plus dua x plus satu.
Nah untuk x plus dua, x-nya sama dengan min dua dan untuk x plus satu,x-nya sama dengan min satu. Nah, saya substitusikan kembali untukmencari nilai y-nya. Ketika x-nya sama dengan dua, saya substitusikan kedelapan.
Nah jadinya hasilnya ini, y-nya sama dengan min satu. Untuk ketika x-nyasama dengan min satu saya substitusikan ke delapan juga menjadi, x-nya,y-nya sama dengan min dua.
Nah, dari ini sebelumnya saya uji coba dulu. Saya jangan langsungmemasukkan menjadi HP karena hasil yang saya dapatkan itu belum tentupasti benar. Nah saya uji coba ternyata semua hasil yang saya dapatkanitu sudah benar.
P : Sudah benar itu maksudnya..
SP_3 : Memenuhi data, ya soal. Jadi saya buat HP-nya itu yang petama min duakoma min satu, yang kedua min satu koma min dua, yang ketiga min satukoma tiga, yang keempat tiga koma min satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
P : Ya, terima kasih.. Itu prosesnya ya.. Tadi kamu mengatakan sebelummengerjakan ini, ada proses uji coba. Nah uji coba yang kamu lakukanapa? Sejauh kamu masih ingat.
SP_3 : Sejauh saya masih ingat, saya uji coba kalau misalnya saya ubah kedalam bentuk x kuadrat sama dengan apa itu menemukanu untuksubstitusnya apa..
P : Oo mencari apa yang disubstitusikan?
SP_3 : Iya, supaya bisa disubstitusi
P : Jadi kamu mencoba sebanyak mungkin kemungkinan substitusi
SP_3 : Iya..
P : Oke, baik.. ternyata buntu..
SP_3 : Iya, ada beberapa yang awalnya buntu
P : Ketika buntu itu kamu beralih..
SP_3 : Beralih lagi ke rencana yang lain
P : Nah,... ehm...bisa tidak menemukan cara lain selain cara ini.
SP_3 : Mungkin saja bisa, tapi apa ya.. Saya eee... lebih suka dengan cara initapi mungkin kalau saya coba mungkin saya bisa mengerjakannya..
P : Sekarang, kita coba cari cara lain.. Fokus ke... tadi kamu fokus kepersamaan pertama kan?
SP_3 : Iya, eh, persamaan kedua, yang ini persamaan kedua, Pak..
P : Ini persamaan kedua? Oya, betul ini persamaan kedua diubah kepersamaan ini.. Ada kemungkinan mengubah persamaan kedua?Menurutmu mungkin tidak?
SP_3 : Mungkin ada
P : Coba.. Kalau yang ini, persamaan kedua kamu ubah menjadi x plus ysama dengan min satu min xy. Ada kemungkinan yang lan tidakpersamaan yang kedua ini?
SP_3 terdiam cukup lama berpikir..
P : x plus xy plus y sama dengan min satu.
SP_3 masih terdiam memikirkan cara
P : Perlu bantuan?
SP_3 : Ya, pak...
P : Min satu ini, min satu ni kan ada di ruas kanan. Kalau kedua ruasditambahkan dengan satu jadinya apa?
SP_3 : Kedua ruas ditambahkan dengan satu, jadinya x plus xy plus y lus satusama dengan nol..
P : Ya oke..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
SP_3 mengotak atik persamaan sampai menemukan bentuk pemfaktoran(x+1) (y+1) = 0
P : Kita dapat menyimpulkan apa dari ini? Ini bentuk apa?
SP_3 : ehm.....ehm.....
P : Ini bentuk apa ini dengan ini?
SP_3 : Bentuk faktor
P : Nah..kita dapat menyimpulkan apa dari situ?
SP_3 : ehm.... Apa ya?
P : Kalau kamu punya AB sama dengan nol, di sebelahnya apa?
SP_3 : Iya..kalau AB sama dengan nol berarti A sama dengan nol, kalau enggakB-nya yang nol
P : Ya..
SP_3 lalu menghitung sampai memperoleh nilai x
SP_3 : Ini berarti x-nya sama dengan min satu, dan y-nya sama dengan min satu.
P Oke, terus..
SP_3 : Kalau sudah dapat nilai x dan y lalu substitusi..
P : Substitusi ke mana?
SP_3 : Ke satu.
P : Oke coba..
SP_3 : SP_3 menghitung nilai x dan ya yang lain dengan cara substitusi.SP_3menemukan nlai x dan y yang lain..
P : Kesimpulannya apa? HP-nya apa?
SP_3 : HP-nya, ini min satu koma tiga, lalu min satu koma min dua, terus habisitu untuk y-nya min satu, x-nya tiga, tiga koma min satu, erus habis itu,min dua koma min satu
P : Sama tidak dengan jawabanmu?
SP_3 : Sama.. ya. Kesimpulannya itu, apa caranya gak terpikirkan tapi kalau bisapakai cara yang seperti ini kemungkinan lebih menghemat waktu yangdigunakan agar lebih efisien lah istilahnya.
P : Oke.. tapi ini bisa ya..
SP_3 : Bisa
P : Maksudnya, kalau kamu tadi saya kasih topangan, kamu bisamenyelesaikan ini. Hanya kemarin kemarin tidak kepikiran?
SP_3 : Iya, tidak terpikirkan.
P : Justru yang lebih rumit yang terpikirkan.
SP_3 : Iya...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
P : Hahaha..oke..oke.. Terus ehm... Kamu ingat nggak kemarin strategi yangkamu pakai itu kan berganti-ganti kan. Berganti berapa kali?
SP_3 : Berganti sekitar, kalau nggak salah tiga kali.
P : Terutama substistusinya ya
SP_3 : Iya, substitusinya..
P : Semuanya mencari apa yang akan disubstitusikan?
SP_3 : Iya, apa yang..
P : Supaya ketemu.. Baik. ehmmm.... kalau penomoran ini memang biasabegini? Ketika membuat perincian ketemu persamaan baru kamu biasa...
SP_3 : Iya, memang harus membuat penomoran, orang karena apa ya.. istilahnyabiar memperjelas kalau ini itu bagian ke delapan, jadi kita tidak, misalnyakita ada y-nya menjadi dua persamaan, nah kalau kita cuma nulisnyasubstitusi tujuh ke y, nah y-nya itu tujannya ke mana? y yang pertama atauy yang kedua?
Makanya dari itu saya itu berusaha memberi penomoran agar jelas manayang harus disubstitusi, substistusi ke sini atau substitusi ke tempat yanglain.
P : Oke, sementara itu dulu. nanti kalau saya butuh data lagi saya hubungiya.. Sementara itu dulu, cukup. Menurut saya apa yang saya rencanakansudah.... dari satu pertanyaan ternyata sudah muncul jawaban-jawabanuntuk indikator-inikator yang ada. Terima kasih ya.. mohon maaf telahmenyita waktumu..
SP_3 : Terima kasih juga sudah diajari rumus baru..
P : Oke.. Hati-hati ya..
Gambar 4.71. Jawaban Peserta Didik SP_3 Setelah Proses Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
e. Analisis Hasil Transkripsi Hasil Wawancara
Peserta didik SP_3 menjelaskan dengan runtut proses yang dilakukannya
untuk menjawab soal. Meskipun proses yang tertulis pada lembar jawab bukanlah
proses sekali jadi, peserta didik SP_3 memahami banyak konsep dalam matematika,
salah satunya bentuk kuadrat dan penjabarannya, sehingga peserta didik dapat
memerinci persamaan pertama ke dalam bentuk kuadrat. Setelah menemukan bentuk
kuadrat, peserta didik mencari suku yang sama yang terdapat pada persamaan terakhir
dengan persamaan kedua. Peserta didik kemudian mensubstitusi suku yang sama
tersebut sehingga diperoleh persamaan kuadrat dengan variabel . Peserta didik
cermat mengamati bentuk persamaan kuadrat yang diperolehnya sebagai
persamaan kuadrat dalam .
Setelah mengetahui sebagai bentuk kuadrat, peserta didik memfaktorkan
sehingga diperoleh dua persamaan yang lebih sederhana. Dengan ditemukannya
dua persamaan yang lebih sederhana tersebut, peserta didik dapat menemukan
pasangan nilai dan yang akan menjadi penyelesaian sistem persamaan dengan
menggunakan proses substitusi dari persamaan yang sederhana ke salah satu
persamaan awal. Peserta didik sangat memahami operasi pada bilangan dan
persamaan kuadrat dengan baik. Saat peserta didik menjumpai bentuk persamaan+ = −1 + 3 dan + = −1 − 2 peserta didik dapat mengubah kedua
persamaan kuadrat menjadi − 2 + 3 = 0 dan + 3 + 2 = 0. Perubahan ini
membuat peserta didik dapat menyelesaikan kedua persamaan kuadrat dengan baik
dan benar. Peserta didik kemudian menuliskan kesimpulan yang diperolehnya
dengan benar.
Saat peserta didik diminta untuk mengerjakan ulang soal yang sama dengan
cara yang berbeda, peserta didik juga mampu mengerjakan dengan sedikit topangan
dari pendidik. Peserta didik bahkan mampu menilai cara baru yang baru saja
dilakukan lebih efisien dibanding langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
f. Kesimpulan Transkripsi Hasil Wawancara
Peserta didik SP_3 memahami sungguh apa yang dipikirkannya dan
bagaimana menyelesaikan apa yang dipikirkannya. Walapun proses yang ditulis
bukan sekali jadi, namun lewat proses percobaab tiga kali, ketika peserta didik
sudah menemukan langkah yang dipandang tepat, peserta didik menyelesaikan
dengan baik, benar, dan sistematis. Ini menunjukkan bahwa indikator kelancaran
terpenuhi.
Pada saat memulai proses, peserta didik berusaha memerinci persamaan
kedua dan pertama sehingga dapat diperoleh bentuk yang sama untuk
disubstitusikan. Peserta didik memerinci ke dalam bentuk yang berbeda dengan
yang sudah biasa dikerjakan dalam proses belajar sebelumnya. Ini menunjukkan
indikator elaborasi dan kebaruan terpenuhi.
Indikator kelenturan juga terpenuhi. Ini tampak dari keterangan peserta
didik yang menyatakan bahwa sebelum menyelesaikan soal dengan cara yang
tertulis pada lembar jawab, peserta didik mencoba sampai tiga kali proses untuk
menyelesaikan samapai ketemu cara yang terakhir. Saat mencoba-coba, peserta
didik mengalami kebuntuan dan segera beralih ke rencana atau strategi yang lain.
g. Kesimpulan Akhir
Berdasar analisis lembar jawab peserta didik SP_3, jawaban peserta didik
memenuhi tiga indikator, eleborasi, kelancaran, dan orisinalitas. Namun, setelah
dilakukan proses wawancara terlihat bahwa jawaban peserta didik SP_3 memenuhi
empat indikator, yaitu elaborasi, kelancaran, kelenturan, dan kebaruan.
H. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pembelajaran Menggunakan
Pendekatan Flipped Classroom.
Pada subbab ini akan diuraikan kelebihan dan kekurangan proses
pembelajaran menggunakan pendekatan flipped classroom. Penilaian kelebihan dan
kekurangan didasarkan pada jawaban peserta didik kelas uji coba dan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
penelitian pada lembar refleksi yang dilaksanakan sesudah peserta didik
melaksanakan tes.
1. Kelebihan Pendekatan Flipped Classroom
Pendekatan belajar yang digunakan pada proses pembelajaran ini adalah
peserta didik mempelajari bahan belajar terlebih dahulu di rumah lewat kelas virtual
yang telah dibuat oleh pendidik. Bahan belajar di rumah bisa berupa video
pembelajaran, dokumen teori, dan soal latihan sebagai penugasan mandiri untuk
setiap peserta didik. Setelah peserta didik belajar di rumah secara mandiri, saat tatap
muka dikelas, pendidik tinggal mengulang secara cepat bahan belajar yang telah
dipelajari di rumah dan melatih peserta didik dalam kelompok untuk berdikusi
menyelesaikan permasalahan yang menuntut proses berpikir tingkat tinggi.
Permasalahan yang diberikan pendidik yang di luar kebiasaan permasalahan yang
diberikan pada proses pembelajaran sebelumnya, membuat peserta didik terlatih
logika berpikirnya dan selalu berusaha mencari cara alternatif dan baru untuk
menyelesaikan permasalahan.
Proses belajar ini berbeda dengan proses belajar yang biasanya terjadi.
Peserta didik merasakan bahwa metode belajar ini unik, tidak membosankan, dan
membangkitkan rasa ingin tahu serta penasaran tentang penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik merasa senang saat
berdiskusi dalam kelompok, karena mereka bisa saling bertukar pikiran, saling
membantu, dan secara bebas meminta bantuan dari pendidik saat mengalami
kesulitan. Meskipun kadang tidak dapat menyelesaikan permasalahan seperti yang
diharapkan, tetapi pembahasan dari teman dan pendidik diakhir pelajaran sangat
membantu pemahaman dan penguasaan keterampilan menyelesaikan permasalahan.
Penggunaan teknologi sebagai sarana belajar juga sangat membantu proses
belajar peserta didik. Meskipun peserta didik tidak serta merta bisa memahami materi
belajar di rumah dengan baik, tetapi peserta didik dapat mengulang terus menerus
materi yang disampaikan lewat kelas virtual kapan pun dan di mana pun mereka mau
belajar. Penggunaan teknologi ini membuat proses belajar di rumah menjadi praktis
sejauh terdapat sinyal internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Model pembelajaran ini menghargai dan mempercayai peserta didik. Peserta
didik dihargai dan dipercaya sebagai pribadi pembelajar yang mampu untuk belajar
secara mandiri di rumah. Jika arus umum berpandangan sebaliknya, peserta didik
adalah pribadi yang tidak bisa belajar mandiri, model belajar ini justru menggunakan
cara pandang yang terbalik dengan arus umum. Peserta didik adalah pribadi yang
memiliki potensi besar untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dan
pendidik cukup menjadi fasilitator yang menyiapkan sarana dan bantuan secukupnya
untk peserta didik yang belajar.
2. Kekurangan Pendekatan Flipped Classroom
Kebiasaan umum yang terjadi di sekolah saat proses pembelajaran adalah
pendidik mengajar dan peserta didik belajar. Pendidik menerangkan dan peserta didik
mendengarkan. Kebiasaan ini menjadi hambatan besar dalam metode belajar ini.
Karena terbiasa belajar dengan cara mendengarkan dan menerima, peserta didik tidak
terbiasa menggali dan mengolah pengetahuan secara mandiri. Akibatnya, peserta
didik merasa tidak bisa memahami materi dengan baik saat belajar di rumah dan saat
tatap muka di kelas mereka merasa tidak mengetahui dasar-dasar teori dengan baik
dan merasa proses belajar di kelas dengan menyelesaikan permasalahan yang
membutuhkan proses berpikir tingkat tinggi sebagai proses yang sia-sia, membebani,
dan merepotkan. Bagi sebagian peserta didik, belajar di rumah adalah mempelajari
kembali materi yang diperoleh di sekolah, bukan di balik, belajar di rumah
mempelajari bahan belajar secara utuh dan di kelas malah mempelajari atau
merapkan kembali bahan belajar yang dipelajari di rumah.
Kebiasaan lain yang terjadi adalah peserta didik mendalami soal-soal yang
rutin setelah mereka mempelajari suatu bahan belajar. Permasalahan yang diberikan
pada model pembelajaran ini yang menekankan proses berpikir tingkat tinggi
merupakan hal baru bagi peserta didik sehingga mereka tidak terbiasa dan pada
akhirnya merasa kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan.
Model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped classroom ini
menggunakan kelas virtual yang terdapat pada fan page FB. Untuk mengakses bahan
belajar dibutuhkan sinyal internet dan paket kuota. Persoalan mengakses ini menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
kendala tersendiri karena tidak setiap rumah terdapat akses sinyal internet dan tidak
semua peserta didik mempunyai akun FB. Pada saat ini FB bukan media social yang
popular di kalangan peserta didik sekolah menengah atas.
Saat belajar di rumah dengan melihat video pembelajaran yang diambil dari
chanel you tube, peserta didik merasa kesulitan karena tutor yang terdapat pada video
pembelajaran kurang handal dan tidak professional. Peserta didik berharap mendapat
video pembelajaran dengan tutor yang handal dan professional supaya mereka lebih
mudah memahami bahan belajar dengan baik. Akan lebih baik baik jika pendidik
sendiri yang membuat video pembelajaran sehingga dapat disesuaikan materi video
dengan konteks peserta didik dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini terdapat pada dua hal: pertama, pada deskripsi
hasil tes kelas uji coba dan deskripsi hasil tes kelas penelitian ditampilkan komposisi
jumlah jawaban peserta didik kelas uji coba dan kelas penelitian terhadap jumlah
indikator dalam bentuk diagram lingkaran dan rincian detail dari diagram lingkaran
tersebut.
Proses untuk menentukan komposisi jumlah jawaban peserta didik kelas uji
coba dan kelas penelitian terhadap jumlah indikator dilakukan dengan cara
menganalisis setiap jawaban peserta didik berdasarkan indikator proses berpikir
kreatif yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dalam tesis ini, hasil analisis tersebut
tidak ditampilkan untuk keseluruhan peserta didik, tetapi hanya ditampilkan contoh
hasil analisis masing-masing satu jawaban peserta didik yang memenuhi satu
indikator, dua indikator, tiga indikator, dan empat indikator. Demikian pula untuk
proses wawancara kepada peserta didik kelas penelitian, tidak dilakukan untuk
keseluruhan peserta didik tetapi dipilih tiga sampel peserta didik yang jawaban tes
memenuhi satu indicator, dua indicator, dan tiga indicator proses berpikir kreatif.
Kedua, idealnya video pembelajaran yang akan diunggah di kelas virtual
adalah video yang dibuat oleh pendidik sendiri sehingga isi video sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini, video pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
diambil dari chanel youtube sehingga isi video ada kemungkinan tidak seratus persen
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
J. Refleksi
Kutipan Kitab Amsal 23: 18 yang berbunyi “karena masa depan sungguh
ada, dan harapanmu tidak akan hilang” menjadi dasar bagi saya untuk melakukan
semua hal dalam hidup yang saya jalani. Semua yang saya buat berangkat dari
keyakinan bahwa apa yang saya lakukan saat ini, kini dan di sini, semua dalam rangka
pencapaian masa depan yang jelas nyata ada bagi saya dan mungkin juga bagi Anda
semua.
Pun, penulisan tesis ini sebagai bagian dari proses saya selama studi magister
Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma, saya tempatkan sebagai
sarana untuk mencapai masa depan. Dinamika perasaan silih berganti, pasang dan
surut. Ada perasaan senang, gembira, manakala tulisan beranjak bertambah dari satu
baris menjadi dua baris, dari satu halaman menjadi dua halaman, dari satu bab
menjadi beberapa bab.
Namun, terkadang muncul juga perasaan sedih, kuatir, dan juga jenuh,
manakala setiap hari bergulat dengan laptop untuk merangkai tulisan, sedangkan
pada saat berbarengan, pekerjaan dan keluarga juga membutuhkan perhatian dan
pendampingan.
Saya tentu saja berusaha terus memupuk semangat dan motivasi yang tinggi
untuk merampungkan tulisan ini. Tema tesis ini adalah tema yang berkecamuk dalam
pikiran saya sejak kuliah perdana di magister ini. Masih segar dalam ingatan, malam-
malam saat mau ronda di kampung, saya WA pak Andy Rudhito tentang keinginan
saya ini dan beliau menyarankan untuk googling mempelajari tema tentang flipped
classroom.
Saya segera mempelajari dan ketertarikan tentang tema ini semakin menguat
setelah melihat konteks sekolah tempat saya bekerja yang belum menggunakan
sarana teknologi sebagai sarana utama pembelajaran. Teknologi melimpah namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
hanya banyak dipakai untuk berkomunikasi dan tidak menggunakan teknologi untuk
kepentingan lebih yang lain.
Di tengah-tengah proses mempelajari flipped classroom, terbersit rasa kuatir
juga. Sebagai generasi yang lahir pada pertengahan tahun 70-an, saya bukanlah orang
yang akrab dengan teknologi. Padahal, pendekatan belajar dengan menggunakan
flipped classroom memanfaatkan sarana kelas virtual sebagai tempat untuk
pembelajaran luar kelas. Saya berusaha mengurangi kekuatiran tersebut dengan
sedikit demi sedikit mempelajari banyak hal tentang kelas virtual ini. Bertanya
kepada teman yang lebih muda, membaca buku, dan mencari informasi yang lain dari
sumber yang lain pula demi mengetahui apa itu kelas virtual. Meski tidak bisa
mengetahui 100 persen, tetapi ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang
saya peroleh setelah saya bertanya dan membaca banyak sumber. Saya jadi tahu
google classroom, kelase, fan page FB, juga tentang geogebra, desmos, dan lain-lain.
Sempat rencana awal terganggu dengan tema tentang etnomatematika.
Untunglah banyak dukungan dari teman dan dosen yang menguatkan untuk terus
mendalami tema tentang flipped classroom. Akhirnya, pilihan mantap terjadi saat
kuliah KTP mewajibkan mengumpulkan pra-proposal yang di dalamnya terdapat
lembar pengesahan yang sudah harus ditanda tangani dosen pembimbing pada saat
pengumpulan. Tugas KTP saya lancar, tanda tangan dosen diperoleh dan
pengumpulan tepat waktu tidak terlambat.
Rencana awal, saya sebenarnya ingin penelitian dan mencari data pada bulan
Maret 2018 dengan topik pelajaran yang diteliti Komposisi Fungsi. Namun, karena
tugas kuliah berbarengan dengan kegiatan mengajar, menjadi wali kelas dan tugas
yang lain, rencana menjadi terbengkelai dan akhirnya topik yang akan diteliti berubah
menjadi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dan berubah kembali menjadi
Sistem Persamaan Linear Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat.
Pada bulan Oktober-November akhirnya saya jadi penelitian dan saya
melakukan penelitian dengan gairah yang luar biasa. Fan Page FB sebagai kelas
virtual sudah jauh-jauh hari saya siapkan dan saya isi secara rutin dengan materi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
hal lain yang menarik. Saya senang, bahwa akhirnya penelitian dan pengambilan data
telah selesai dan waktunya untuk mengolah data hasil penelitian. Desember saya
mulai menulis, setiap hari 6 s.d. 8 jam saya menulis. Saya hanya ingin mengalahkan
diri sendiri dan membuktikan kepada Tuhan, bahwa seluruh anugerah kehidupan
yang dikaruniakan untuk diri saya, saya manfaatkan sebesar-besarnya sampai pada
pengalaman tapal batas.
Terdapat beberapa peserta didik yang menyatakan bahwa pendekatan belajar
dengan menggunakan flipped classroom adalah pendekatan yang menarik,
menyenangkan, unik, dan tidak membosankan. Beberapa peserta didik merasakan
suasana belajar dan cara belajar yang baru yang tidak membosankan serta memacu
penggunaan teknologi untuk kepentingan belajar.
Meskipun demikian, terdapat hasil refleksi dari para peserta didik yang
menganggap pendekatan belajar ini tidak menyenangkan dan membuang-buang
waktu saja. Sebagian peserta didik menilai bahwa pendekatan belajar ini tidak efektif
karena harus melihat video dan mengerjakan tugas-tugas yang ada di facebook. Bagi
sebagian peserta didik ini, belajar adalah diterangkan oleh pendidik di kelas.
Meskipun hasil refleksi tersebut tidak menyenangkan hati saya, tetapi saya tetap
berkomitmen untuk terus memperdalam dan mempraktikkan pendekatan belajar ini
untuk waktu-waktu yang akan datang karena saya meyakini proses belajar seperti ini
cocok dengan gaya generasi muda yang saat ini saya hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Penulis mampu menghasilkan desain pembelajaran tentang proses
pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom pada topik Sistem
Persamaan Linear Kuadrat (SPLK) dan Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat
(SPKK) dua variable. Desain pembelajaran telah diujicobakan pada satu kelas
dengan empat pertemuan pembelajaran.
a) Pembelajaran pertama selama dua jam pertemuan (JP). Pendidik
mengunggah video dan materi pembelajaran tentang SPLK serta
tugas 1. Peserta didik melihat video dan materi pembelajaran di
rumah serta mengunggah jawaban tugas 1. Pada saat pertemuan di
kelas, peserta didik dalam kelompok mendiskusikan dan membahas
masalah 1 tentang SPLK dan diakhiri dengan kesimpulan akhir.
b) Pertemuan kedua selama dua JP. Pendidik mengunggah video dan
bahan belajar tentang SPKK dan tugas 2. Peserta didik sebelum
pembelajaran melihat dan mendalami video dan bahan belajar serta
mengunggah jawaban tugas 2. Saat pertemuan di kelas, peserta
didik dalam kelompok membahas dan mendiskusikan masalah 2
tentang SPKK dan diakhiri dengan kesimpulan akhir.
c) Pertemuan ketiga selama satu JP. Pendidik mengunggah video
tentang teknik-teknik alternatif menyelesaikan SPLK dan SPKK
serta tugas 3. Saat pertemuan di kelas, pendidik memimpin diskusi
untuk mendiskusikan jawaban terpilih tugas 3 dari peserta didik.
d) Pertemuan keempat selama satu JP berupa tes selama 25 menit
dilanjutkan refleksi pembelajaran selama 15 menit.
2. Revisi rancangan lintasan belajar setelah proses uji coba terjadi pada rancangan
pertemuan 1 dan pertemuan 2. Rancangan lintasan belajar pertemuan 3 dan
pertemuan 4 tidak direvisi karena seluruh proses belajar yang direncanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
terjadi pada pelaksanaan uji coba. Revisi rancangan pertemuan 1 dan pertemuan
2 meliputi dua hal: (1). kemungkinan jawaban peserta didik yang tidak muncul
pada rancangan lintasan belajar, dan (2). Penegasan kesimpulan akhir dengan
menggunakan aplikasi Geogebra. Pada rancangan lintasan belajar penggunaan
aplikasi Geogebra menjadi salah satu topangan untuk peserta didik tertentu yang
membutuhkan topangan, namun pada pelaksanaan pembelajaran uji coba,
penggunaan aplikasi Geogebra untuk menegaskan kesimpulan akhir dan
diberikan untuk semua peserta didik.
3. Hasil tes pada kelas uji coba yang diikuti 29 peserta didik menunjukkan bahwa:
16 jawaban peserta didik memenuhi kriteria satu indikator, sembilan jawaban
peserta didik memenuhi kriteria dua indikator, tiga jawaban peserta didik
memenuhi kriteria tiga indikator, dan 1 jawaban peserta didik memenuhi kriteria
empat indikator. Jika dirinci:
a) satu peserta didik memenuhi indikator orisinil,
b) 15 peserta didik memenuhi indikator elaborasi.
c) tujuh jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan dan
elaborasi,
d) dua jawaban memenuhi indikator kelancaran dan elaborasi.
e) tiga jawaban peserta didik yang memenuhi tiga indikator, kelancaran,
kelenturan, dan elaborasi.
f) Satu jawaban peserta didik memenuhi kempat indikator, orisinil,
kelancaran, kelenturan, dan elaborasi.
4. Hasil tes kelas penelitian yang diikuti oleh 29 peserta didik menunjukkan
bahwa: 14 jawaban peserta didik memenuhi kriteria satu indikator, 14 jawaban
peserta didik memenuhi kriteria dua indikator, dan satu jawaban peserta didik
memenuhi kriteria tiga indikator. Jika dirinci:
a) 14 jawaban peserta didik memenuhi indikator elaborasi.
b) dua jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan dan
orisinil,
c) 10 jawaban peserta didik memenuhi indikator kelenturan dan
elaborasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
d) dua jawaban peserta didik memenuhi indikator kelancaran dan
elaborasi.
e) Satu jawaban peserta didik memenuhi tiga indikator, orisinil,
kelancaran, dan elaborasi.
5. Hasil wawancara tiga peserta didik kelas penelitian menghasilkan:
a) Jawaban peserta didik pertama yang disimpulkan memenuhi satu
indikator, setelah wawancara berubah menjadi memenuhi dua
indikator.
b) Jawaban peserta didik kedua yang disimpulkan memenuhi dua
indikator, setelah wawancara disimpulkan tetap memenuhi dua
indikator.
c) Peserta didik ketiga yang disimpulkan memenuhi tiga indikator,
setelah wawancara disimpulkan memenuhi empat indikator.
B. Saran
Berikut ini saran dari penulis setelah penulis melakukan penelitian ini:
1. Pada saat menyusun HLT, pendidik perlu memperkirakan kemungkinan
jawaban peserta didik seluas-luasnya. Pada penelitian ini, satu kemungkinan
jawaban peserta, yaitu menyelesaikan sistem dengan menggunakan
perbandingan dilakukan peserta didik pada saat pelaksanaan di kelas penelitian
dan kemungkinn ini tidak tercantum di HLT.
2. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan flipped classroom
belumlah menjadi hal yang biasa dalam dunia persekolahan kita. Untuk itu,
sebelum pembelajaran sangat penting untuk memberikan pemahaman cara baru
tentang belajar dengan peserta didik sebagai subyek belajar yang mesti aktif
mencari dan mengkonstruksi pengetahuan. Tugas pendidik yang pada
pandangan sebelumnya menjadi orang yang mengetahui segala sesuatu dan
membagi pengetahuan kepada peserta didik, beralih menjadi fasilitator yang
membantu dan berusaha menciptakan suasana yang memungkinkan peserta
didik belajar dan mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
3. Proses pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom ini menjadi kendala
bagi para peserta didik yang tidak mempunyai akses internet. Untuk mengatasi
ini pendidik dapat menekankan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
akses internet untuk bekerja sama dengan peserta didik lain yang mempunyai
akses internet dengan baik.
4. Pemilihan kelas virtual disesuaikan dengan minat peserta didik. Perlu dipilih
kelas virtual yang popular di kalangan peserta didik. Video-video yang menjadi
materi kelas virtual sebisa mungkin video dengan tutor yang handal dan
professional, akan lebih baik lagi jika video dibuat sendiri oleh pendidik karena
akan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. dan Asrori. (2011). Psikologi Remaja Perkembangan PesertaDidik.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Anderson LW dan Krathwohl D, (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,and Assesing: a Revision of Bloom’s Taxonomy of EducationalObjectives. New York: Longman
Arfstrom, Kari M. (2013). A Review of Flipped Learning. Flipped LearningNetwork.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu PendidikanKemdikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013SMA/MA dan SMK/MAK. Jakarta. Kemdikbud.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SklahDasar. (2016). Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal YangBerkriteria untuk Berpikir Tingkat Tinggi. Kemdikbud.
Drake Lynne (2016). The Flipped Classroom. An Aproach to Teaching andLearning. The Benjamin Center, SUNY New Paltz Ulster County SchoolBoards Association.
Hadi, Sutarto. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya UntukMengembangkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan MasalahMatematis di Sekolah Menengah pertama. EDU-MAT Jurnal PendidikanMatematika, Volume 2, Nomor 1. Hlm 53-61Pebruari 2014.
Julianingsih, Suhaesti (2017). Pengembangan Instrumen Asesmen Higher OrderThinking Skills (HOTS) Untuk Mengukur Dimensi Pengetahuan IPA Siswadi SMP. Skripsi. FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Latipah, Eva. (2017). Psikologi Dasar Bagi Guru. Bandung. Penerbit RemajaRosdakarya.
Maloney, J. (2007). Children’s Roles and Une of Evidence in Science: AnAnalysis of Decisions-Making in Small Groups. British EducationalResearch Journal v33 n3 p371-401 Jun 2007.
Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif BukuSumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi.Jakarta: Universitas Indonesia.
Moma, La, 2015, Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Matematis untuk Siswa SMP. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan PendidikanMatematika, ISSN 2089-855X
Moore, C. 2015. “Students’ Attitudes, Perceptions, and Engagement within aFlipped classroom model as Related to Learning Mathematics”. Journal ofStudies in Education ISSN 2162-69522015, Vol. 5, No. 3.
Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak SekolahPenuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo.
Prahmana, R.C.I. (2017). Design Research (Teori dan Implementasinya: SuatuPengantar). Depok: Rajawali Pers.
Sabandar, J. (2008). Berpikir Reflektif. Makalah. Prodi PendidikanMatematikaSPS. UPI. .
Saleh, Andri. 2009. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bogor: CV Regina.
Setya Budi, Wono. ( 2018). Bupena Matematika Kelompok Wajib Untuk SMAMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga
Sugiyono. ( 2015). Metode Penelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Supatmono, FX. Catur; HY. Sriyanto. 2010. Matematika Kontekstual untukSMA/MA Kelas X. Klaten: Penerbit PT. Intan Pariwara.
Suryanti (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Multi Siklus Deal untukMengajarkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa SD. JurnalSekolah Dasar. Tahun 21. Nomor 1. Mei 2012. Hlm. 1-8.
Thomson, T., 2008, Mathematics Teachers’ Interpretation of Higher-OrderThinking in Bloom’s Taxonomy, International Electronic Journal ofMathematics Education, Volume 3, No. 2, July 2008.
Van den Akker, et al. (2006). Education Design Research. New York : Routledge.
Van den Akker, J. et al., (2006). “Introducing Educational Design Research”,dalam Educational Design Research. New York : Routledge
Van de Walle, John A. (2007). Matematika Sekolah Dasar dan MenengahPengembangan Pengajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yuli Eko Siswono, Tatag. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuandan Pemecahan Masalah. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
LAMPIRAN:
A. SURAT PENELITIAN
B. HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT)
C. LEMBAR JAWAB DAN LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK
KELAS UJI COBA YANG DIANALISIS
D. LEMBAR JAWAB DAN LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK
KELAS PENELITIAN YANG DIANALISIS DAN DIWAWANCARAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
REVISIHYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT)
TOPIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR-KUADRAT (SPLK) DAN SISTEM PERSAMAAN KUADRAT-KUADRAT (SPKK)DUA VARIABEL KELAS X MIPA
SMA KOLESE DE BRITTO TAHUN AJARAN 2018/2019
Disusun untuk Penelitian TesisDosen Pembimbing : Dr. Hongki Julie, M.Si.
Oleh:FX. Catur Supatmono (171442015)
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LINTASAN BELAJAR (HYPOTETHICAL LEARNING TRAJEKTORY)
Pembelajaran Matematika di kelas X MIPA SMA Kolese De Britto YogyakartaTopik Sistem Persamaan Linear-Kuadrat (SPLK) Dan Sistem Persamaan Kuadrat-Kuadrat (SPKK) Dua Variabel
Tahun Ajaran 2018/2019
I. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menjelaskan dan menentukan penyelesaian sistem persamaan linear-kuadrat (SPLK) dan sistem persamaan kuadrat-
kuadrat (SPKK) dua variabel.
II. Prasyarat atau Asumsi: Peserta didik memahami dan mampu menentukan penyelesaian sistem persamaan linear (SPL). Peserta didik telah melihat dan memahami isi video dan materi lain dan mengerjakan tugas yang diunggah di page FB.
III. Lintasan Belajar
Pertemuan 1: 2 jam pelajaran
No. Kegiatan Pendidik Kemungkinan Respon Peserta didik Alternatif Kegiatan (Arahan yangDilakukan Pendidik)
1 Pendidik mengawalipembelajaran dengan:
a) mengecek kesiapanpeserta didik,
b) mengecek kesiapan kelas,
Peserta didik antusias mempersiapkan diri untukmengikuti proses pembelajaran
Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran
Peserta didik tidak antusias. Pendidik mengingatkan kembali kesiapanpeserta didik sambil memberi motivasi dansemangat kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c) menyampaikan tujuanpembelajaran.
d) Menyampaikan agendaatau rencana belajar yangakan dijalani peserta didik
e) Meminta peserta didikmengumpulkan tugas 2.
2 Pendidik mereview materisebelumnya dengan memberikansoal:
Tentukan himpunan penyelesaiansystem persamaan linear duavariable: 2 + = 5−3 + 2 = −4
Semua peserta didik dapat menentukan himpunanpenyelesaian persamaan tersebut.
Pendidik memberikan apresisasi lalumelanjutkan pembelajaran.
Ada peserta didik yang tidak dapat menentukanhimpunan penyelesaian persamaan tersebut.
Pendidik meminta peserta didik yang dapatmenentukan himpunan penyelesaianpersamaan tersebut untuk menuliskan danmenjelaskan jawaban di depan kelas..
Semua peserta didik tidak dapat menentukan himpunanpenyelesaian persamaan tersebut.
Pendidik memandu diskusi kelas untukmenemukan jawaban atas soal yangdiberikan.
Pendidik memberi topangan denganbertanya:
Ada berapa metode yang biasa dipakaiuntuk menyelesaikan soal tersebut?
Dari sekian metode tersebut, mana yangakan dipilih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Misalkan dipilih metode substitusi:persamaan manakah yang lebih mudahdisubstitusikan? Mengapa?
Bagaimana proses selanjutnya?
Bagaimanakah himpunan penyelesaian darisystem persamaan linear tersebut?
3 Pendidik mendata denganbertanya siapa saja yang telahmelihat video pembelajaran dipage FB tentang pengertianSPLK dan langkah-langkahmenyelesaikan SPLK.
Semua peserta didik telah melihat video pembelajaran. Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran dengan meminta salahsatu peserta didik untuk menjelaskan secaraumum isi video dan materi lain yang telahdilihat di page FB.
Ada peserta didik yang belum melihat videopembelajaran.
Jika ada sedikit peserta didik yang belummelihat video, pendidik memberi semangatdan memotivasi peserta didik untuk melihatvideo pembelajaran usai proses belajar dikelas berlangsung.
Jika ada banyak (lebih dari separuh anggotakelas) belum melihat video, pendidikmeminta satu atau dua peserta didik yangsudah melihat video untuk menjelaskan isivideo di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Pendidik meminta peserta didikmasuk ke dalam kelompok.
Peserta didik bersemangat dan segera masuk ke dalamkelompoknya.
Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik tidak antusias dan tidak bergegas masukke dalam kelompok
Pendidik memberi motivasi dan semangatkepada peserta didik sambil memintapeserta didik untuk lebih cepat masuk kedalam kelompoknya.
5 Pendidik meminta peserta didikmenyelesaikan soal:
Tentukan himpunan penyelesaiansystem persamaan tak linear:( + 1) + ( + 4) = 16( − 3) + ( + 6) = 4Pendidik berkeliling untukmemantau perkembangan prosesbelajar peserta didik secaraumum.
Peserta didik tidak tahu langkah pertama yang harusdilakukan untuk dapat menentukan himpunanpenyelesaian pertidaksamaan tersebut.
Pendidik memberikan semangat danmemotivasi peserta didik sambil memintapeserta didik untuk melihat kembali contohyang ada dalam catatan pertemuansebelumnya.
Setelah itu pendidik meminta peserta didikuntuk mencoba kembali dan memberikantopangan dengan bertanya:
Anda telah melihat video yang berisitentang cara menyelesaikan SPLK. Jikadikaitkan dengan soal ini, adakah carauntuk mengubah soal menjadi SPLK?
Apa yang bisa dilakukan jika kitamenjumpai bentuk kuadrat dari dua suku?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peserta didik mencoba menyelesaikan dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (1), diperoleh:+ 1 + + 16 = 16+ + 1 = 0……(3)Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (2), diperoleh:+ 9 + + 36 = 4+ + 41 = 0……(4)Peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik lalu memberi topangan kepadapeserta didik dengan bertanya:
Bagaimana menjabarkan bentuk ( + ) ?Mengapa bentuk kuadrat pada soal perludijabarkan?
Bagaimana dengan penjabaran yang Andalakukan?
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan dan meneruskan langkahberikutnya
Peserta didik mencoba menyelesaikan dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik lalu memberi topangan kepadapeserta didik dengan bertanya:
Dari mana diperoleh( + 1) + ( + 4) = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Akarkan masing-masing suku pada persamaan (1),diperoleh: ( + 1) + ( + 4) = 4( − 3) + ( + 6) = 2Selesaikan setiap persamaan sehingga diperoleh:+ = −1+ = −1Peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
( − 3) + ( + 6) = 2Apakah 3 + 4 = 5 mengakibatkan 3 +4 = 5?Apa yang bisa Anda simpulkan darilangkah yang telah dipilih tadi?
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan langkah yang sudah dipilih dandan memikirkan langkah berikutnya
Peserta didik mencoba menyelesaikan dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (1), diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik lalu memberi topangan kepadapeserta didik dengan bertanya:
Apakah ada suku-suku yang sama padapersamaan (3) dan persamaan (4)?
Jika ada yang sama, apa yang bisadilakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (2), diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan dan meneruskan langkahberikutnya
6 Peserta didik mencoba menyelesaikan dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (1), diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (2), diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik lalu memberi topangan kepadapeserta didik dengan bertanya:
Dengan menggunakan bantuan Desmospendidik memperlihatkan gubungangeometris antara persamaan (6) denganpersamaan (3) dan (4).
Apa yang bisa disimpulkan dari gambartersebut?
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan dan meneruskan langkahberikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peserta didik mengubah persamaan (3) menjadi:+ = −2 − 8 − 1……(5)Lalu mensubtitusi (5) ke (4), diperoleh:−2 − 8 − 1 − 6 + 12 + 41 = 0−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0…… . (6)Peserta didik tidak bisa meneruskan proses berikutnya.
Peserta didik mencoba menyelesaikan dengan proses:( + 1) + ( + 4) = 16…… (1)( − 3) + ( + 6) = 4…… (2)
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (1), diperoleh:+ 2 + 1 + + 8 + 16 = 16+ + 2 + 8 + 1 = 0……(3)
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik lalu meminta penjelasankepada peserta didik dengan bertanya:
Mengapa persamaan (6) dapat disubstitusike persamaan (3)?
Jika peserta didik kesulitan menjelaskan,pendidik meminta peserta didik mengamatihubungan persamaan (6) denganpersamaaan (3)!
Apa yang bisa disimpulkan dari gambartersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jabarkan kuadrat dari masing-masing suku padapersamaan (2), diperoleh:− 6 + 9 + + 12 + 36 = 4+ − 6 + 12 + 41 = 0……(4)Peserta didik mengubah persamaan (3) menjadi:+ = −2 − 8 − 1……(5)Lalu mensubtitusi (5) ke (4), diperoleh:−2 − 8 − 1 − 6 + 12 + 41 = 0−8 + 4 + 40 = 0−2 + + 10 = 0= 2 − 10…….(6)
Peseta didik mensubstitusi (6) ke (3), diperoleh:+ (2 − 10) + 2 + 8(2 − 10) + 1 = 0+ 4 − 40 + 100 + 2 + 16 − 80 + 1 = 05 − 22 + 21 = 0
Pendidik memberi kesempatan peserta didikmemikirkan jawaban atas pertanyaanpeserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5 − 7)( − 3) = 0= atau = 3Untuk = diperoleh:
= 2 75 − 10 = 145 − 10 = −865Untuk = 3 diperoleh:= 2(3) − 10 = −4Jadi himpunan penyelesaian adalah, − ; (3, −4)
7 Pendidik menginformasikanbahwa waktu untuk mengerjakanlatihan tinggal 5 menit danmeminta satu peserta didik wakilkelompok untuk segera membuatlaporan hasil latihan.
Peserta didik antusias membuat laporan Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik menggerutu karena proses diskusi danpenyusunan laporan belum selesai.
Pendidik memberi semangat danmenghampiri kelompok yang belum selesaiuntuk memberi topangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Pendidik menginformasikanbahwa waktu untuk mengerjakanlatihan sudah habis dan memintawakil kelompok untuk bersiapmempresentasikan hasillatihannya
Semua peserta didik berhenti dan bersiap untukmempresentasikan hasil diskusi.
Pendidik memberi apresiasi atas antusiasmepara peserta didik dalam melaksanakandiskusi.
Masih ada peserta didik yang belum selesai dan belumsiap mempresentasikan hasil diskusi.
Pendidik meminta peserta didik untuksecara khusus mengamati hasil kerjakelompok lain yang akan dipresentasikan.
9 Pendidik meminta wakilkelompok yang menyelesaikandengan cara berbeda untuk majumempresentasikan hasilbelajarnya
Wakil kelompok yang ditunjuk maju danmempresentasikan jawabannya dengan semangat.
Pendidik mengapresiasi peserta yang majudan mengingatkan pada para peserta didikyang lain untuk memperhatikan danbertanya seandainya ada penjelasan yangbelum jelas.
Wakil kelompok tidak antusias saat menjelaskanjawabannya di depan kelas.
Pendidik memberi semangat dan memintawakil kelompok untuk antusias dalammenjelaskan jawaban karena jawaban yangdibuat dua kelompok sangat penting bagipeserta didik yang lain.
10 Pendidik bersama peserta didikyang lain mengamati proses danhasil jawaban dua peserta didikyang menuliskan hasil belajarnyadi papan tulis lalu mendengarkanpresentasi dari kedua pesertadidik tersebut.
Peserta didik antusias mendengarkan presentasi darikedua wakil kelompok
Pendidik mengapresiasi proses belajar yangsudah ditunjukkan peserta didik.
Pendidik memberi kesempatan peserta didikyang lain untuk bertanya kepada pesertadidik yang sedang mempresentasikanjawabannya di depan kelas.
Pada bagian akhir, pendidik menegaskanhasil belajar dengan meminta peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mencermati kembali cara yang dipiliholeh kedua wakil dalam menyelesaikan soalyang diberikan. Manakah proses yang lebihkreatif?
Beberapa peserta didik tidak memperhatikan dan tidakmendengarkan presentasi.
Pendidik mengingatkan para peserta didikuntuk memperhatikan hasil belajar yangditulis di papan tulis.
11 Pendidik memandu peserta didikuntuk membuka aplikasiGeogebra dengan menggunakanlaptop atau smartphone danmemandu peserta didik mencaripenyelesaian masalah 1 denganmenggunakan Geogebra.
Peserta didik antusias membuka aplikasi Geogebra danmelaksanakan panduan yang diberikan pendidik.
Pendidik memberi apresiasi dan memintapeserta didik mengekplorasi lebih dalamlagi penggunaan Geogebra.
Peserta didik tidak antusias. Pendidik memberi semangat dan motivasikepada peserta didik.
12 Pendidik mengulang secara cepathasil diskusi kelas yang ditulis dipapan tulis.
Peserta didik antusias menyimak apa yangdisampaikan pendidik
Pendidik mengapresiasi proses belajar yangsudah ditunjukkan peserta didik.
Pendidik memberi kesempatan peserta didikyang lain untuk bertanya kepada pesertadidik yang sedang mempresentasikanjawabannya di depan kelas.
Pada bagian akhir, pendidik menegaskanhasil belajar dengan bertanya, “Cobadiingat-ingat kembali, apa yang ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pikiranmu saat menjumpai persoalanseperti itu?
Bagaimana proses dari awal sampai kalianmenemukan cara menyelesaikanpertidakasamaan rasional ini?
Apakah penemuan cara tersebut sekali jadiatau setelah mencoba-coba cara yang lain?
Adakah cara lain yang terpikirkan?
Pada akhirnya kalian memilih cara sepertiitu, apakah alasannya?
Apakah kalian mengecek kembali langkahdemi langkah menyelesaikan soal tersebut?Apakah yakin benar? Mengapa?
Apakah video dan materi lain yangdiunggah di page FB cukup membantupeserta didik menyelesaikan persoalanyang diberikan pada hari ini? Mengapa?
Peserta didik tidak memperhatikan apa yangdisampaikan pendidik.
Pendidik meminta peserta didik untukterlibat aktif dan menegaskan kembalipentingnya merangkum kembali jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik yang maju presentasi sebagaijawaban akhir.
13 Pendidik mengucapkan terimakasih kepada peserta didik yangmempresentasikan jawaban dansemua peserta didik yang lain lalumeminta peserta didik untukmengatur tempat duduk dankembali duduk seperti semula.
Peserta didik antusias kembali ke tempat dudukmasing-masing.
Pendidik memberikan apresiasi atassemangat yang telah ditunjukkan pesertadidik.
Peserta didik menggerutu dan enggan kembali ketempat duduk masing-masing
Pendidik memberi semangat danmemotivasi peserta didik sambil memintapeserta didik untuk lebih cepat.
14 Pendidik mengucapkan terimakasih atas proses belajar bersamayang telah dilalui pada hari inilalu menginformasikan agendapertemuan selanjutnya.
Pendidik mengingatkan pesertadidik untuk belajar terlebihdahulu di rumah denganmembuka, memahami, danmengerjakan tugas 3 yang sudahdiunggah di page FB.
Pendidik keluar dari kelas.
Peserta didik membalas ucapan terima kasih daripendidik dan menyimak agenda pertemuan berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi lalu keluar darikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 2: 2 jam pelajaran
No. Kegiatan Pendidik Kemungkinan Respon Peserta didik Alternatif Kegiatan (Arahan yangDilakukan Pendidik)
1 Pendidik mengawali pembelajarandengan:
a) mengecek kesiapan pesertadidik,
b) mengecek kesiapan kelas,c) menyampaikan tujuan
pembelajaran.d) Menyampaikan agenda atau
rencana belajar yang akandijalani peserta didik
e) Meminta peserta didikmegumpulkan tugas 1
Peserta didik antusias mempersiapkan diri untukmengikuti proses pembelajaran
Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran
Peserta didik tidak antusias. Pendidik mengingatkan kembali kesiapanpeserta didik sambil memberi motivasi dansemangat kepada peserta didik.
2 Pendidik menanyakan apakah adahal yang mau ditanyakan berkaitandengan materi yang dipelajari padaproses belajar sebelumnya
Tidak ada peserta yang bertanya. Pendidik memberikan apresiasi lalumengulang sekilas materi yang dipelajaripada pertemuan sebelumnya denganmeminta satu peserta didik menjelaskansecara ringkas apa yang dipelajari padamateri sebelumnya
Ada peserta yang bertanya Pendidik memberi kesempatan pesertadidik yang lain untuk menjawabpertanyaan yang diajukan teman yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika tidak ada peserta didik lain yangmenjawab, pendidik membantu memberipancingan jawaban.
3 Pendidik mendata peserta didikyang telah melihat videopembelajaran di page FB tentangpenyelesaian SPLK.
Semua peserta didik telah melihat videopembelajaran.
Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran dengan meminta salahsatu peserta didik untuk menjelaskansecara umum isi video dan materi lainyang telah dilihat di page FB.
Ada peserta didik yang belum melihat videopembelajaran.
Jika ada sedikit peserta didik yang belummelihat video, pendidik memberi semangatdan memotivasi peserta didik untukmelihat video pembelajaran usai prosesbelajar di kelas berlangsung.
Jika ada banyak (lebih dari separuhanggota kelas) belum melihat video,pendidik meminta satu atau dua pesertadidik yang sudah melihat video untukmenjelaskan isi video di depan kelas.
4 Pendidik meminta peserta didikmasuk ke dalam kelompok.
Peserta didik bersemangat dan segera masuk ke dalamkelompoknya.
Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik tidak antusias dan tidak bergegas masukke dalam kelompok
Pendidik memberi motivasi dan semangatkepada peserta didik sambil memintapeserta didik untuk lebih cepat masuk kedalam kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Pendidik meminta peserta didikdalam kelompok mendalami materipenyelesaian SPLK denganmenyelesaikan soal:
Tentukan himpunan penyelesaiansystem persamaan tak linearberikut: − = 32+ + = 9Pendidik berkeliling untukmemantau perkembangan prosesbelajar peserta didik secara umum.
Semua peserta didik tidak tahu langkah pertama yangharus dilakukan untuk dapat menentukan himpunanpenyelesaian SPLK tersebut.
Pendidik memberikan semangat danmemotivasi peserta didik sambil memintapeserta didik untuk memberi kode (1)untuk persamaan yang atas dan kode (2)untuk persamaan bawah.
Pendidik meminta peserta didik untukmelihat dan mencermati persamaan (1).Pendidik memberi topangan denganbertanya:
Bisakah kita menyederhanakan bentukpersamaan pertama?Apa yang bisa kitalakukan untuk menghilangkan bentuk akarpada persamaan 1?
Setelah itu pendidik meminta peserta didikuntuk mencoba kembali.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Bagi persamaan (2) dengan diperoleh:
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik.
Pendidik memberi topangan denganbertanya: Subtitusi (3) ke (1) apakahmembuat persamaan pertama menjadilebih sederhana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 + + = 9= 9 − − 1……(3)Substitusi (3) ke (1) diperoleh:
9 − − 1 − 9 − − 1 = 32Peserta didik tidak dapat meneruskanlangkah berikutnya.
Apakah variabelnya menjadi satu macam?Atau masih dua?
Pendidik meminta kelompok untukmendiskusikan kembali jawaban yangtelah diperoleh.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Misalkan = pada persamaan (1)
diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Kuadratkan kedua ruas pada persamaan(3) diperoleh:
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik.
Pendidik memberi topangan denganbertanya:
Mengapa perlu dimisalkan = ? Apa
tujuannya?
Bentuk − = diperoleh dari mana?
Apakah bentuk √4 − √9 jikadikuadratkan sama dengan 4 − 9?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
− 1 = 94Peserta didik tidak dapat meneruskanlangkah berikutnya.
Pendidik meminta kelompok untukmendiskusikan kembali jawaban yangtelah diperoleh. Dan memikirkan langkahselanjutnya.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Misalkan = pada persamaan (1)
diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Kuadratkan kedua ruas pada persamaan(3) diperoleh: − 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Peserta didik tidak dapat meneruskanlangkah berikutnya.
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik.
Pendidik memberi topangan denganbertanya:
Mengapa perlu dimisalkan = ? Apa
tujuannya?
Bentuk − 2 + = diperoleh dari
mana?
Apa yang harus dilakukan supaya tidakada penyebut dan 4 pada persamaan+ − = 0?Pendidik meminta kelompok untukmendiskusikan kembali jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah diperoleh dan memikirkan langkahselanjutnya.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Misalkan = pada persamaan (1)
diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Kuadratkan kedua ruas pada persamaan(3) diperoleh: − 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Kalikan kedua ruas dengan 4 sehingga4 + 4 − 17 = 0.Difaktorkan menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik.
Pendidik memberi topangan denganbertanya:
Anda menggunakan a untuk memisalkan
apa? Jika diperoleh = atau = 4, itu
artinya apa?
Pendidik meminta kelompok untukmendiskusikan kembali jawaban yangtelah diperoleh dan memikirkan langkahselanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena diperoleh dua nilai peserta didikbingung dan tidak dapat meneruskanlangkah berikutnya.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Misalkan = pada persamaan (1)
diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Kuadratkan kedua ruas pada persamaan(3) diperoleh: − 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Kalikan kedua ruas dengan 4 sehingga4 + 4 − 17 = 0.Difaktorkan menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik dan meminta peserta didikuntuk memikirkan kembali jawaban yangdiperoleh dengan bertanya:
Bagaimana cara mengecek apakah HPyang sudah kita temukan benar atau tidak?
Apakah HP sudah dicek kebenarannya?
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan kebenaran HP yang telahdiperolehnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk = = 14= 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh:+ (4 ) + 4 = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − ……(5)atau = 1…… . (6)Substiusi (5) ke (2) diperoleh:−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9Substiusi (6) ke (2) diperoleh:1 + + = 92 = 8= 4.Untuk = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 4= 4 ……(7)Substitusi (7) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − ……(8)atau = 1…… . (9)Substiusi (8) ke (2) diperoleh:−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9Substiusi (9) ke (2) diperoleh:1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah− ,−9 , (4, 1), −9,− , (1, 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Kuadratkan persamaan (1) sehingga
− = 32Diperoleh − 2 + = 94+ = 174+ = 14 + 41 = 41 + 14Diperoleh = atau =Untuk = = 4 ……(4)Substitusi (4) ke (2) diperoleh:
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik dan meminta peserta didikuntuk memikirkan kembali jawaban yangdiperoleh dengan bertanya:
Bagaimana cara mengecek apakah HPyang sudah kita temukan benar atau tidak?
Apakah HP sudah dicek kebenarannya?
Pendidik meminta peserta didik untukmemikirkan kebenaran HP yang telahdiperolehnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
+ (4 ) + 4 = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − ……(5)atau = 1…… . (6)Substiusi (5) ke (2) diperoleh:−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9Substiusi (6) ke (2) diperoleh:1 + + = 92 = 8= 4.
Untuk = = 4 ……(7)Substitusi (7) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − ……(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau = 1…… . (9)Substiusi (8) ke (2) diperoleh:−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9Substiusi (9) ke (2) diperoleh:1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah− ,−9 , (4, 1), −9,− , (1, 4)
5 Peserta didik menjawab dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Dari persamaan (1) diperoleh:− = 32
Pendidik memberikan apresiasi atas
cara alternatif yang telah ditemukan peserta
didik untuk menyelesaikan masalah 2.
Untuk lebih mendalami, pendidik bertanya,
“Persamaan √ = diperoleh dari
mana? Mengapa = tidak memenuhi?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 − 2 = 3(2 − 2 ) = (3 )4 − 8 + 4 = 94 − 17 + 4 = 0(4 − )( − 4 ) = 0= 4 atau = (tidak memenuhi)
Diperoleh = 4Substitusi ke (2) 4 + 4 + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − atau = 1
Untuk = − diperoleh
Pendidik memberi kesempatan peserta
didik untuk memikirkan dan menjawab
pertanyaan dari pendidik. Jika peserta didik
belum mampu menjawab pertanyaan,
pendidik memandu diskusi kelas untuk
lebih memahami jawaban yang telah
dipresentasikan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 4.−94= −9Untuk = 1 diperoleh= 4.1= 4= −9,−94 , (4,1)
6 Peserta didik menyelesaikan dengan proses:
− = 32………(1)+ + = 9…… . (2)Misalkan = pada persamaan (1)
diperoleh:
√ − 1 = 32……(3)Kuadratkan kedua ruas pada persamaan(3) diperoleh:
Pendidik memberi apresisasi atas usahapeserta didik dan meminta peserta didikmemikirkan cara alternative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
− 2 + 1 = 94+ 1 − 174 = 0Kalikan kedua ruas dengan 4 sehingga4 + 4 − 17 = 0.Difaktorkan menjadi (4 − 1)( − 4) = 0
Sehingga = atau = 4Untuk == … . . (4) tidak memenuhi sebab jika
disubstitusi ke persamaan (1) tidakdiperoleh kesamaan.
Untuk = 4 = 4= 4 ……(5)Substitusi (5) ke (2) diperoleh:4 + (4 ) + = 94 + 5 − 9 = 0(4 + 9)( − 1) = 0= − ……(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau = 1…… . (7)Substiusi (6) ke (2) diperoleh:−94 − 94 + = 9−54 = 454= −9Substiusi (7) ke (2) diperoleh:1 + + = 92 = 8= 4Jadi, himpunan penyelesaian adalah− ,−9 , (4, 1)
7 Pendidik menginformasikan bahwawaktu untuk mengerjakan latihantinggal 5 menit dan meminta satupeserta didik wakil kelompok untuksegera membuat laporan hasillatihan
Peserta didik antusias membuat laporan Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik menggerutu karena proses diskusi danpenyusunan laporan belum selesai.
Pendidik memberi semangat danmenghampiri kelompok yang belumselesai untuk memberi topangan.
8 Pendidik menginformasikan bahwawaktu untuk mengerjakan latihansudah habis dan meminta wakil
Semua peserta didik berhenti dan bersiap untukmempresentasikan hasil diskusi.
Pendidik memberi apresiasi atasantusiasme para peserta didik dalammelaksanakan diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok untuk bersiapmempresentasikan hasil latihannya
Masih ada peserta didik yang belum selesai danbelum siap mempresentasikan hasil diskusi.
Pendidik meminta peserta didik untuksecara khusus mengamati hasil kerjakelompok lain yang akan dipresentasikan.
8 Pendidik meminta beberapa wakilkelompok yang menyelesaikan soallatihan dengan cara yang berbedauntuk maju mempresentasikan hasilbelajarnya
Ada beberapa peserta didik yang maju untukmempresentasikan hasil belajarnya dengan antusias.
Pendidik mengapresiasi peserta yang majudan mengingatkan pada para peserta didikyang lain untuk memperhatikan danbertanya seandainya ada penjelasan yangbelum jelas.
Tidak ada peserta didik yang bersedia maju. Pendidik memberi semangat dan memintasekali lagi tiga peserta didik untuk majumempresentasikan hasil belajarnyanya.
Jika tetap tidak ada peserta didik yangmaju, Pendidik menunjuk tiga pesertadidik untuk maju berdasar pengamatanpendidik selama proses berkelilingmendampingi peserta didik menyelesaikanmasalah yang diberikan.
9 Pendidik bersama peserta didikyang lain mengamati proses danhasil jawaban peserta didik yangmenuliskan hasil belajarnya dipapan tulis lalu mendengarkanpresentasi dari ketiga peserta didiktersebut.
Peserta didik antusias mendengarkan presentasi dariwakil kelompok.
Pendidik mengapresiasi proses belajaryang sudah ditunjukkan peserta didik.
Pendidik memberi kesempatan pesertadidik yang lain untuk bertanya kepadapeserta didik yang sedangmempresentasikan jawabannya di depankelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada bagian akhir, pendidik menegaskanhasil belajar dengan bertanya, “Cobadiingat-ingat kembali, apa yang ada dalampikiranmu saat menjumpai persoalanseperti itu?
Bagaimana proses dari awal sampaikalian menemukan cara menyelesaikanpertidakasamaan rasional ini?
Apakah penemuan cara tersebut sekali jadiatau setelah mencoba-coba cara yanglain?
Adakah cara lain yang terpikirkan?
Pada akhirnya kalian memilih cara sepertiitu, apakah alasannya?
Apakah kalian mengecek kembali langkahdemi langkah menyelesaikan soaltersebut?Apakah yakin benar? Mengapa?
Beberapa peserta didik tidak memperhatikan dantidak mendengarkan presentasi.
Pendidik mengingatkan para peserta didikuntuk memperhatikan hasil belajar yangditulis di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Pendidik mengulang secara cepathasil diskusi kelas yang ditulis dipapan tulis.
Peserta didik antusias menyimak apa yangdisampaikan pendidik
Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik tidak memperhatikan apa yangdisampaikan endidik.
Pendidik meminta peserta didik untukterlibat aktif dan menegaskan kembalipentingnya merangkum kembali jawabanpeserta didik yang maju presentasi sebagaijawaban akhir.
11 Pendidik memandu peserta didikuntuk membuka aplikasi Geogebradengan menggunakan laptop atausmartphone dan memandu pesertadidik mencari penyelesaian masalah1 dengan menggunakan Geogebra.
Peserta didik antusias membuka aplikasi Geogebradan melaksanakan panduan yang diberikan pendidik.
Pendidik memberi apresiasi dan memintapeserta didik mengekplorasi lebih dalamlagi penggunaan Geogebra.
Peserta didik tidak antusias. Pendidik memberi semangat dan motivasikepada peserta didik.
12 Pendidik mengucapkan terima kasihkepada peserta didik yangmempresentasikan jawaban dansemua peserta didik yang lain lalumeminta peserta didik untukmengatur tempat duduk dankembali duduk seperti semula.
Peserta didik antusias kembali ke tempat dudukmasing-masing.
Pendidik memberikan apresiasi atassemangat yang telah ditunjukkan pesertadidik.
Peserta didik menggerutu dan enggan kembali ketempat duduk masing-masing
Pendidik memberi semangat danmemotivasi peserta didik sambil memintapeserta didik untuk lebih cepat.
13 Pendidik mengucapkan terima kasihatas proses belajar bersama yangtelah dilalui lalu menginformasikanagenda pertemuan selanjutnya.
Peserta didik membalas ucapan terima kasih daripendidik dan menyimak agenda pertemuanberikutnya.
Pendidik memberi apresiasi lalu keluardari kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidik mengingatkan pesertadidik untuk belajar terlebih dahuludi rumah dengan melihat video 2dan mengerjakan tugas 2 yang telahdiunggah di page FB.
Pendidik keluar dari kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 3: 1 jam pelajaran
No. Kegiatan Pendidik Kemungkinan Respon Peserta didik Alternatif Kegiatan (Arahan yangDilakukan Pendidik)
1 Pendidik mengawalipembelajaran dengan:
a) mengecek kesiapanpeserta didik,
b) mengecek kesiapan kelas,c) menyampaikan tujuan
pembelajaran.d) Menyampaikan agenda
atau rencana belajar yangakan dijalani pesertadidik.
Peserta didik antusias mempersiapkan diri untukmengikuti proses pembelajaran
Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran
Peserta didik tidak antusias. Pendidik mengingatkan kembali kesiapanpeserta didik sambil memberi motivasi dansemangat kepada peserta didik.
2 Pendidik meminta peserta didikuntuk mengumpulkan jawabantugas 3.
Semua peserta didik mengumpulkan kertas jawabantugas 3 dengan antusias.
Pendidik memberikan apresisasi lalumelanjutkan pembelajaran.
Jika terdapat beragam cara penyelesaian,pendidik meminta peserta didik yangmengerjakan tugas 3 dengan cara yang berbedauntuk maju menuliskan dan menjelaskanjawaban di depan
Jika hanya terdapat satu ragam caramenyelesaikan tugas 3, pendidik meminta satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik untuk maju menuliskan danmenjelaskan jawaban di depan.
Jika tidak ada jawaban yang benar, pendidikmeminta satu peserta didik maju untukmenuliskan jawaban dan memandu diskusikelas untuk menemukan jawaban yang benarberdasar jawaban salah yang telah dituliskanpeserta didik tersebut.
Ada peserta didik yang belum bias mengumpulkankertas jawaban karena belum selesai atau belummengerjakan.
Pendidik meminta peserta didik yang belumbias menyelesaikan tugas 3 atau belummengerjakan untuk memperhatikan jawabanpeserta didik lain yang akan maju dan memintamereka untuk mengerjakan PR yang laindengan soal yang lain.
Tidak ada peserta didik yang mengumpulkan tugas3 karena tidak ada yang bisa menjawab soal denganbaik.
Pendidik memandu diskusi kelas untukmenjawab soal tugas 3.
3 Jika tidak ada jawaban yangbenar, pendidik memandudiskusi kelas untuk menjawabsoal tugas 3.
Pendidik menuliskan kembalisoal tugas 3 di papan tulis lalumemberi kode (1) untukpersamaan pertama/atas dan kode
Peserta didik antusias memperhatikan penjelasanpendidik.
Pendidik memberi apresiasi.
Peserta didik tidak antusias dan mengeluh karenasoal dianggap rumit
Pendidik memberi semangat dan memintapeserta didik untuk mengikuti dan memikirkanlangkah demi langkah yang dilakukanpendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2) untuk persamaankedua/bawah.(2 − 3 + 5)( + − 4)= 0…… (1)− − + 1 = 0……(2)
4 Pendidik bertanya:Coba perhatikan persamaan (1).Apa yang dapat disimpulkan daripersamaan (1)? Jika = 0,apa yang dapat disimpulkandengan dan ?
Peserta didik mampu menjawab jika = 0, maka= 0 atau = 0 Pendidik memberi apresiasi dan memintapeserta didik untuk meneruskan prosesberikutnya.
Peserta didik tidak mampu menyimpulkan danjika diketahui = 0 Pendidik memberi topangan dengan bertanya:
Jika dua dikalikan dengan nol hasilnyaberapa?Jika nol dikalikan dengan dua hasilnyaberapa?Jika nol dikalikan dengan nol hasilnya berapa?Jika dua dikalikan dengan dua hasilnyaberapa?
Jika a dikalikan b hasilnya nol, bagaimanadengan kemungkinan a dan b?
Pendidik meminta peserta didik untukmelanjutkan proses penyelesaian jawaban tugas3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Pendidik memandu prosesmenyelesaikan jawaban denganmeminta peserta didik untukmenentukan:+ − 4 = 0= 4 − ……(3)Pendidik lalu mensubstitusi (3)ke (2) sehingga diperoleh:(4 − ) − − (4 − ) + 1 = 04 − − − 4 + + 1 = 0− + 4 − 3 = 0− 4 + 3 = 0( − 3)( − 1) = 0Diperoleh := 3 atau = 1Untuk = 3 diperoleh y = 1Untuk = 1 diperoleh y = 3
Pendidik memandu prosesmenyelesaikan jawaban denganmeminta peserta didik untukmenentukan:2 − 3 + 5 = 0
Peserta didik antusias Pendidik memberi apresiasi dan memintapeserta didik untuk mencari jawaban tugas 3dengan menentukan 2 − 3 + 5 = 0 sebagaipersamaan yang akan disubstitusi ke persamaan(2)
Pendidik meminta peserta didik menyelesaikandan menuliskan himpunan penyelesaian yangterdiri dari empat pasangan terurut sebagaijawaban.
Pendidik meminta peserta didik memikirkancara lain untuk menyelesaikan systempersamaan tak linear:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0
Peserta didik tidak antusias. Pendidik memberi motivasi dan memintapeserta didik untuk menjawab pertanyaanpanduan langkah demi langkah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 2 + 53 …… (4)Pendidik lalu mensubstitusi (4)ke (2) sehingga diperoleh:2 + 53 − − 2 + 53 + 1= 02 + 53 − − 2 + 53 + 1 = 02 + 5 − 3 − (2 + 5) + 3= 02 + 5 − 3 − 2 − 5 + 3= 02 − 2 = 0− 1 = 0( − 1)( + 1) = 0Diperoleh := 1 atau = −1Untuk = 1 diperoleh y =
Untuk = −1 diperoleh y = 1
Jadi, himpunan penyelesaiansystem(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah(3,1); (1,3); 1, ; (−1,1)6 Pendidik memberi kesempatan
peserta didik mencari cara lainmenyelesaikan system persamaantak linear:(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0
Peserta didik tidak mengetahui langkah pertamauntuk mencari cara lain menyelesaikan systempersamaan
Pendidik memberi semangat dan memintapeserta didik focus mengamati persamaan (2).
Pendidik memberi topangan dengan bertanya:
Coba focus di persamaan (2). Apakahpersamaan (2) dapat difaktorkan seperti padapersamaan (1)?
Pendidik memberi kesempatan peserta didikuntuk memikirkan langkah selanjutnya.
Peserta didik menyelesaikan dengan proses:− − + 1 = 0( − 1) − + 1 = 0( − 1) − ( − 1) = 0( − 1)( − 1) = 0Diperoleh: = 1 atau = 1Untuk = 1,(2 − 3 + 5)(1 + − 4) = 0(−3 + 7)( − 3) = 0Diperoleh: = atau = 3
Pendidik memberi apresiasi dan memintapeserta didik untuk menjelaskan hasil yangdiperoleh di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk = 1,(2 − 3 + 5)( + 1 − 4) = 0(2 + 2)( − 3) = 0Diperoleh: = −1 atau = 3Jadi, himpunan penyelesaian system(2 − 3 + 5)( + − 4) = 0− − + 1 = 0adalah (3,1); (1,3); 1, ; (−1,1)
7 Pendidik mengulang secara cepathasil diskusi kelas yang ditulis dipapan tulis.
Peserta didik antusias menyimak apa yangdisampaikan pendidik
Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik tidak memperhatikan apa yangdisampaikan pendidik.
Pendidik meminta peserta didik untuk terlibataktif dan menegaskan kembali pentingnyamerangkum kembali jawaban peserta didikyang maju presentasi sebagai jawaban akhir.
8 Pendidik mengucapkan terimakasih kepada peserta didik yangmempresentasikan jawaban danmemberi kesempatan pesertadidik untuk menanyakan hal-halyang belum jelas.
Tidak ada peserta didik yang bertanya. Pendidik memberikan apresiasi lalumelanjutkan proses pembelajaran.
Ada peserta didik yang bertanya. Pendidik memberi kesempatan peserta didikyang lain untuk menjawab pertanyaan daripeserta didik yang bertanya.
Jika tidak ada peserta didik lain yang biasmenjawab, pendidik memberi topangan supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik dapat menemukan jawaban ataspertanyaan yang diberikan.
9 Pendidik mengucapkan terimakasih atas proses belajar bersamayang telah dilalui pada hari inilalu menginformasikan agendapertemuan selanjutnya.
Agenda pertemuan berikutnyaadalah tes kecil 25 menit.
Pendidik mengingatkan pesertadidik untuk belajar terlebihdahulu di rumah denganmembuka, memahami, danmencoba soal latihan yang telahdiunggah di page FB.
Pendidik keluar dari kelas.
Peserta didik membalas ucapan terima kasih daripendidik dan menyimak agenda pertemuanberikutnya.
Pendidik memberi apresiasi lalu keluar darikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 4: 1 jam pelajaran
No. Kegiatan Pendidik Kemungkinan Respon Peserta didik Alternatif Kegiatan (Arahan yangDilakukan Pendidik)
1 Pendidik mengawali pembelajarandengan:
a) mengecek kesiapan pesertadidik,
b) mengecek kesiapan kelas,c) menyampaikan tujuan
pembelajaran.d) Menyampaikan agenda atau
rencana belajar yang akandijalani peserta didik.
Peserta didik antusias mempersiapkan diriuntuk mengikuti proses pembelajaran
Pendidik mengapresiasi dan melanjutkanproses pembelajaran
Peserta didik tidak antusias. Pendidik mengingatkan kembali kesiapanpeserta didik sambil memberi motivasi dansemangat kepada peserta didik.
2 Pendidik memberi waktu 5 menitkepada peserta didik untuk mengaturtempat duduk dan menyiapkan alattulis.
Peserta didik antusias mengatur tempat dudukdan menyiapkan alat tulis.
Pendidik memberikan apresisasi lalumelanjutkan pembelajaran.
Peserta didik tidak antusias saat mengaturtempat duduk dan menyiapkan alat tulis.
Pendidik memberi motivasi sambil memintapeserta didik untuk lebih cepat dalammempersiapkan tempat duduk dan alat tulis.
3 Pendidik membagikan kertas danlembar jawab tes kecil dan memintapeserta didik untuk segera mengerjakansoal.
Soal:
Peserta didik antusias mengerjakan soal yangdiberikan pendidik.
Pendidik mengapresiasi dan terus memotivasiuntuk memberikan hasil yang terbaik.
Peserta didik tidak antusias saat mengerjakansoal yang diberikan pendidik.
Pendidik memberi semangat dan memotivasipeserta didik untuk tetap terus mencoba dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tentukan himpunan penyelesaian darisystem persamaan:+ + = 7+ + = −1
memberikan hasil yang terbaik yang biasdilakukan.
4 Pendidik menginformasikan bahwawaktu untuk mengerjakan tes keciltinggal 5 menit.
Peserta didik antusias mengerjakan tes kecil Pendidik memberi apresiasi
Peserta didik menggerutu karena prosesmengerjakan tes kecil belum selesai.
Pendidik memberi semangat pada peserta didikyang belum dan meminta peserta didik yangsudah selesai untuk meneliti kembali jawabanyang telah dibuat..
5 Pendidik menginformasikan bahwawaktu untuk mengerjakan soal tessudah habis dan meminta peserta didikuntuk mengumpulkan jawabanberanting dari belakang ke depan.
Semua peserta didik berhenti mengerjakansoal tes dan mulai mengumpulkan lembarjawaban beranting dari belakang ke depan..
Pendidik memberi apresiasi atas antusiasmepara peserta didik dalam melaksanakandiskusi.
Masih ada peserta didik yang belum selesaidan belum siap mengumpulkan lembarjawaban.
Pendidik meminta peserta didik untuk segeraberhenti dan mengumpulkan lembar jawabansecara beranting.
6 Pendidik membagi lembar refleksi danmeminta peserta didik untuk mengisilembar refleksi dengan jujur danterbuka.
Pertanyaan refleksi:
Peserta didik antusias menerima lembarrefleksi.
Pendidik mengapresiasi peserta didik.
Peserta didik tidak antusias dan merasaenggan saat menerima lembar refleksi.
Pendidik memberi semangat dan memintapeserta didik untuk antusias dan serius saatmengisi lembar refleksi karena refleksi bagianpenting dalam proses belajar untukmenigkatkan kualitas peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk:Jawablah pertanyaan berikut denganjujur dan terbukaTidak ada jawaban salah.
1. Bagian mana yang menurutAnda menyenangkan saatmempelajari bahan systempersamaan linear-kuadrat(SPLK) dan system persamaankuadrat-kuadrat (SPKK)dengan model belajar yangbaru saja dilakukan?
2. Bagian mana yang menurutAnda tidak menyenangkan saatmempelajari bahan systempersamaan linear-kuadrat(SPLK) dan system persamaankuadrat-kuadrat (SPKK)dengan model belajar yangbaru saja dilakukan?
3. Apakah Anda mempunyaiketerampilan menentukanpenyelesaian system persamaanlinear-kuadrat (SPLK) dansystem persamaan kuadrat-kuadrat (SPKK)?
4. Perasaan apa yang dominanmuncul saat dan setelah Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami proses belajardengan menggunakan modelseperti yang baru sajadilakukan?
5. Mengapa perasaan dominantersebut muncul? Berikanpenjelasan secukupnya.
6. Kehendak baik apa yang akanAnda lakukan setelahmempelajari bahan belajaryang baru saja kita pelajari?
7 Pendidik meminta peserta didik untukmengumpulkan lembar refleksi.
Semua peserta didik mengumpulkan lembarrefleksi.
Pendidik mengapresiasi peserta didik.
Ada peserta didik yang belem selesaimenuliskan refleksi sehingga belum bisamengumpulkan lembar refleksi.
Pendidik meminta peserta didik untukmelanjutkan mengisi lembar refleksi di rumahdan meminta dikumpulkan pada pertemuanselanjutnya.
8 Pendidik mengucapkan terima kasihatas proses belajar bersama yang telahdilalui pada hari ini lalumenginformasikan agenda pertemuanselanjutnya.
Pendidik mengingatkan peserta didikuntuk terus belajar dan rutin membuka,
Peserta didik membalas ucapan terima kasihdari pendidik dan menyimak agendapertemuan berikutnya.
Pendidik memberi apresiasi lalu keluar darikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami, dan mencoba soal latihanyang diunggah di page FB.
Pendidik keluar dari kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI