plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - usd … · surat keterangan keaslian tanaman petai...

143
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PETAI (Parkia speciosa Hassk.) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Anisetus Ratnasari Jebarus NIM : 118114087 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lythu

Post on 14-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

PETAI (Parkia speciosa Hassk.) TERHADAP Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Anisetus Ratnasari Jebarus

NIM : 118114087

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

i

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

PETAI (Parkia speciosa Hassk.) TERHADAP Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Anisetus Ratnasari Jebarus

NIM : 118114087

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Tak Ada Kegagalan yang Tak Dapat Dikalahkan oleh Ketekunan”

“Tuhan Sumber Kekuatanku”

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus,

Bapa, mama, dan adik-adikku tercinta,

Sahabatku tersayang Novi,

Semua orang yang membutuhkan naskah skripsi ini,

serta Almamaterku tempatku bernaung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta

dan kasih karunia-Nya, serta pimpinan dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli” dengan baik.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa selama

proses ini berlangsung, penulis tidak lepas dari bantuan, doa, arahan, dukungan,

kritik dan saran yang sangat membangun. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M. Si., Ph. D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang

selalu memberikan arahan, evaluasi, serta kritik dan saran mulai dari

pembuatan proposal penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai.

3. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt. dan Ibu Damiana Sapta

Candrasari, S. Si., M. Sc. selaku dosen penguji.

4. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si., atas masukan dan arahan dalam

bidang Mikrobiologi.

5. Bapak Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M. Sc., atas masukan dan arahan

dalam mengaolah data statistik hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

viii

6. Bapak Mukminin, Bapak Wagiran, Bapak Kunto, Bapak Iswandi dan

Bapak Parlan, serta semua laboran yang telah membantu selama proses

penelitian di laboratorium.

7. Keluargaku tercinta, Bapa Andreas Kusmawan Djebarus, Mama Maria

F.A.M. Baru, Adik-adikku tersayang Matilda Fitriani Jebarus, Rovina O.

S. Jebarus, dan Nadia Felisita Jebarus, yang selalu memberikan dukungan,

doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis.

8. Aloysius Ade Pratama, Metta Maurilla, dan Sabrina Handayani Tambun

atas bantuannya selama penelitian ini berlangsung, baik tenaga maupun

ide-ide cemerlang serta motivasinya.

9. Teman-teman Farmasi 2011 atas doa dan dukungan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas semua

bantuan, dukungan dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam naskah skripsi

ini dengan segala keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, penulis membuka diri

terhadap segala kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan diri dan ilmu

pengetahuan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

PRAKATA ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

INTISARI ...................................................................................................... xv

ABSTRACT .................................................................................................... xvi

BAB I PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1

1. Permasalahan ..................................................................................... 3

2. Keaslian Penelitian ........................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

B. TUJUAN PENELITIAN ....................................................................... 6

1. Tujuan Umum ................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .................................................................................. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

x

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 7

A. Petai ..................................................................................................... 7

B. Mikroba Uji ......................................................................................... 14

C. Ekstraksi .............................................................................................. 16

D. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri .............................................. 19

E. Landasan Teori .................................................................................... 21

F. Hipotesis .............................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 24

B. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 24

1. Variabel Penelitian ........................................................................... 24

2. Definisi Operasional ........................................................................ 24

C. Bahan dan Alat Penelitian ................................................................... 25

D. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 26

1. Determinasi Kulit Buah Petai ......................................................... 26

2. Pengumpulan Kulit Buah Petai ....................................................... 27

3. Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Kulit Buah Petai ..................... 27

4. Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Kulit Buah Petai ................... 27

5. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai ................................... 28

6. Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Petai

dengan Uji Tabung ......................................................................... 28

7. Uji Penentuan Nilai KHM dan KBM Ekstrak Etanol Kulit Buah

Petai Terhadap S. aureus dan E. coli dengan Metode Dilusi Cair ... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xi

8. Analisis Hasil ................................................................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 36

A. Determinasi Tanaman ................................................................. 36

B. Pengumpulan, Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Kulit

Buah Petai ................................................................................... 37

C. Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Kulit Buah Petai ............... 39

D. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai ................................ 39

E. Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Petai dengan

Uji Tabung ................................................................................. 42

F. Uji Penentuan Nilai KHM Dan KBM Ekstrak Etanol Kulit Buah

Petai Terhadap S. aureus dan E. coli dengan Metode

Dilusi Cair .................................................................................. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 70

A. Kesimpulan ................................................................................ 70

B. Saran ........................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 71

LAMPIRAN .................................................................................... 77

BIOGRAFI PENULIS .................................................................... 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penimbangan Bobot Tetap Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai ................ 41

Tabel II. Hasil Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Pada Ekstrak Etanol Kulit

Buah Petai (Parkia speciossa Hassk.) ................................................. 42

Tabel III. Diameter Zona Hambat yang Dihasilkan Seri Konsentrasi Ekstrak

Etanol Kulit Buah Petai, Kontrol Positif dan Kontrol Negatif Terhadap

Staphylococcus aureus ........................................................................ 59

Tabel IV. Kriteria Kekuatan Aktivitas Antibakteri ............................................. 60

Tabel V. Kriteria Kekuatan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

Terhadap Staphylococcus aureus ........................................................ 61

Tabel VI. Hasil Mann Withney-Wilcoxon Test Diameter Zona Hambat Variasi

Konsentrasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai, Kontrol Positif dan

Kontrol Negatif Terhadap Staphylococcus aureus ............................... 63

Tabel VII. Hasil Pengukuran Absorbansi Pada Uji KHM dan KBM Ekstrak Etanol

Kulit Buah Petai .................................................................................. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kulit Buah Petai ............................................................................. 7

Gambar 2. Kulit Buah Petai yang Digunakan Dalam Penelitian ...................... 37

Gambar 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai .................................................... 42

Gambar 4. Uji Pendahuluan ........................................................................... 43

Gambar 5. Uji Saponin ................................................................................... 44

Gambar 6. Uji Flavonoid ................................................................................ 45

Gambar 7. Reaksi Uji Alkaloid dengan pereaksi Mayer ................................. 47

Gambar 8. Reaksi Uji Alkaloid dengan Pereaksi Dragendorff ........................ 48

Gambar 9. Uji Alkaloid .................................................................................. 49

Gambar 10. Uji Tanin .................................................................................... 50

Gambar 11. Uji Fenolik ................................................................................. 51

Gambar 12. Uji Terpenoid ............................................................................. 52

Gambar 13. Hasil Identifikasi Bakteri ............................................................ 57

Gambar 14. Hasil Streak Uji KHM dan KBM ................................................ 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai

(Parkia speciosa Hassk.) ............................................................. 78

Lampiran 2. Surat Izin Melakukan Penelitian di Laboratorium Balai

Kesehatan Yogyakarta ................................................................. 79

Lampiran 3. Sertifikat Hasil Uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 ............. 80

Lampiran 4. Sertifikat Hasil Uji Escherichia coli ATCC 25922 ....................... 81

Lampiran 5. Pereaksi-Pereaksi yang Digunakan Untuk Uji Fitokimia .............. 82

Lampiran 6. Hasil Uji Identifikasi Staphylococcus aureus ................................... 83

Lampiran 7. Uji Identifikasi Bakteri Escherichia coli ......................................... 86

Lampiran 8. Uji Aktivitas Antimikroba Menggunakan Metode Difusi Sumuran

Dengan Kirby Bauer Terhadap Staphylococcus aureus .................. 88

Lampiran 9. Uji Aktivitas Antimikroba Menggunakan Metode Difusi Sumuran

Dengan Kirby Bauer Terhadap Escherichia coli .......................... 90

Lampiran 10. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol

Kulit Buah Petai .......................................................................... 92

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Statistik Zona Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah

Petai Terhadap Staphylococcus aureus ........................................... 93

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Absorbansi Pada Uji KHM dan KBM Ekstrak

Etanol Kulit Buah Petai Terhadap Staphylococcus aureus ............ 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xv

INTISARI

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan salah satu

penyebab penyakit infeksi yang terus berkembang dan menjadi salah satu

penyebab kematian di dunia. Pengobatan terhadap penyakit infeksi yang selama

ini dilakukan, salah satunya menggunakan amoksisilin. Kulit buah petai (Parkia

speciosa Hassk.) merupakan bagian tanaman yang tidak dikonsumsi masyarakat,

namun mengandung alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, fenolik, dan terpenoid.

Banyak senyawa golongan tersebut diketahui memiliki aktivitas antibakteri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak

etanol kulit buah petai dan mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar

Bunuh Minimal (KBM) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Uji

aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai menggunakan metode difusi

dan pengukuran KHM dan KBM dengan metode dilusi cair. Penelitian ini

termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan analisis data menggunakan

Shapiro Wilk test untuk distribusi data, Levene’s test untuk homogenitas data,

Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna dalam kelompok besar, dan

Post Hoc test dengan Mann-Withney test menunjukkan kebermaknaan setiap

konsentrasi dengan konsentrasi lainnya, kontrol positif dan negatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah petai

memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus namun tidak

terhadap Escherichia coli. Kadar Hambat Minimal ekstrak etanol kulit buah petai

terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 25% dan pada

konsentrasi ini KBM belum diperoleh.

Kata kunci : kulit buah petai (Parkia speciosa Hassk.), ekstrak, Staphylococcus

aureus, Escherichia coli, antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

xvi

ABSTRACT

Staphylococcus aureus and Escherchia coli is the cause of infection

diseases and become a cause of death in the world. One of the treatment of

infectious diseases is amoxicillin. Rind of Parkia speciosa is a part of plants that

is not consumed by most of the people, but it contains alkaloids, tannins,

saponins, flavonoids, phenolics, and terpenoids which have antibacterial activity.

This study aims to determine the antibacterial activity of ethanol extract

from the rind of Parkia speciosa and to find out the Minimum Inhibitory

Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of

Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Antibacterial activity test of ethanol

extract of rind Parkia speciosa uses diffusion method and measurement of MIC

and MBC with dilution liquid. This research is a pure experimental study wich

data analysis using Shapiro Wilk test for distribution of data, Levene's test for

homogenity of the data, Kruskal Wallis showed significant differences in a large

groups, and Post Hoc test with Mann-Whitney test indicated the significance of

each concentration to the concentration of the other, positive and negative

controls.

Results showed that the ethanol extract of the rind of Parkia speciosa has

antibacterial activity against Staphylococcus aureus but not against Escherichia

coli. Minimal inhibitory concentration of ethanol extract of the rind of Parkia

speciosa against Staphylococcus aureus is at a concentration of 25 % and MBC of

this concentrations has not been obtained.

Keyword : Rind of Parkia speciosa, extract, Staphylococcus aureus, Escherichia

coli, antibacterial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, kesehatan

merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut

Sardjono (2009), sampai saat ini penyakit infeksi masih merupakan masalah

kesehatan utama di dunia, terutama di negara tropis dan negara berkembang.

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh virus dan jamur. Selain itu, bakteri

juga tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan penyakit infeksi (Mardiastuti,

Karuniawati, Kiranasari, Ikaningsih, dan Kadarsih, 2007). Menurut Riskesdas

(2007), penyakit diare merupakan penyebab kematian tingkat kedua setelah

pneumonia pada semua umur. Selain itu, diperoleh data bahwa penyebab

kematian bayi (usia 29 hari – 11 bulan) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan

pneumonia (23,8%). Sedangkan penyebab kematian pada anak balita (usia 12

bulan – 59 bulan), terbanyak adalah diare (25,2%) dan pneumonia (15,5%).

Bakteri yang menyebabkan diare antara lain Escherichia coli (bakteri

Gram negatif) (Zein, Khalid, dan Josia, 2004). Sedangkan, pneumonia dapat

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia, Psuedomonas aeroginosa dan

Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling

sering menyebabkan pneumonia (Misnadiarly, 2008). Oleh karena itu, bakteri

Staphylococcus aureus (bakteri Gram positif) dan Escherichia coli (bakteri Gram

negatif) digunakan sebagai mikroba uji dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

2

Berdasarkan data kesehatan, tingkat kematian yang disebabkan penyakit

infeksi oleh bakteri terus meningkat dan meningkatnya penggunaan obat yang

tidak rasional maka perlu diimbangi dengan penemuan obat baru sehingga

penyakit infeksi dapat diatasi. Hal ini mendorong peneliti untuk menemukan obat

antibakteri dengan mengeksplorasi bahan alam yang berpotensi sebagai

pengobatan alternatif dengan efek samping yang sangat kecil dan selalu tersedia

sehingga penyakit infeksi dapat diatasi. Salah satu tanaman yang berpotensi

sebagai antibakteri adalah petai.

Pada umumnya petai dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan atau

masakan lainnya, walaupun sebagian masyarakat tidak menyukai petai karena

aromanya yang khas. Biji petai mengandung alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan

fenolik. Petai digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan gejala seperti

diabetes, ginjal dan sakit kepala. Selain itu, petai diketahui memiliki aktivitas

antioksidan, hipoglikemik, antitumor dan antimutagenik, antibakteri (Kamisah,

Faizah, Qodriyah, dan Kamsiah, 2013). Menurut Kurniawati (2014), kulit buah

petai yang berasal dari Kabupaten Bogor yang diekstraksi dengan etanol 70%

menggunakan metode maserasi ultrasonikasi, memiliki golongan senyawa kimia

seperti alkaloid, terpenoid, saponin, dan tanin. Ekstrak kulit petai yang dihasilkan

dalam penelitiannya tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E.

coli.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui golongan

senyawa kimia pada bagian yang sama tetapi berasal dari tempat yang berbeda

yaitu kulit buah petai yang berasal dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

3

menggunakan metode maserasi mekanik (Shaker). Golongan senyawa kimia yang

terdapat pada tanaman dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut Nitisapto dan

Siradz (cit., Mahatriny, Payani, Oka dan Astuti, 2014), faktor-faktor lingkungan

seperti iklim, cahaya matahari, suhu udara, lingkungan atmosfer (CO2. O2 dan

kelembaban), lingkungan perakaran (sifat kimia dan fisika tanah) dan ketersediaan

air di dalam tanah memiliki pengaruh terhadap hasil metabolisme sekunder

tanaman.

Untuk mendapatkan golongan senyawa aktif pada kulit buah petai dapat

diketahui dengan penyarian menggunakan penyari yang sesuai, sehingga

mempermudah menyari senyawa-senyawa tersebut berdasarkan kelarutannya.

Salah satu pelarut yang dapat digunakan sebagai penyari kulit buah petai adalah

etanol. Menurut Agnes, Lois, Aning, dan Nani (2013), etanol dapat digunakan

sebagai penyari karena dapat menarik senyawa semi polar sampai polar, sehingga

zat aktif yang diharapkan dapat tersari maksimal sesuai dengan kepolarannya.

Oleh karena itu, setelah diketahui adanya potensi sebagai antibakteri pada

tanaman ini maka tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan

obat antibakteri baru.

1. Permasalahan

a. Golongan senyawa kimia apa saja yang terdapat pada ekstrak etanol kulit

buah petai yang diperoleh dari Kabupaten Sleman ?

b. Apakah ekstrak etanol kulit buah petai memiliki aktivitas antibakteri

terhadap S. aureus dan E. coli ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

4

c. Berapa Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum

(KBM) ekstrak etanol kulit buah petai terhadap S. aureus dan E. coli ?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, penelitian dengan judul “Uji aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli” belum pernah dilakukan.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uji aktivitas antibakteri kulit

buah petai yaitu:

a. Uji aktivitas antibakteri ekstrak biji petai terhadap pertumbuhan bakteri

Helicobacter pylori dan Escherichia coli (Sakunpak dan

Panichayupakaranant, 2012).

b. Potensi antibakteri ekstrak metanol biji petai terhadap Helicobacter pylori,

ekstrak etil asetat biji Parkia speciosa Hassk terhadap Escherichia coli,

suspensi air biji petai menghambat pertumbuhan Aeromonas hydrophila,

Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae, Streptococcus

anginosus, dan Vibrio parahaemolyticu (Kamisah, dkk., 2013).

c. Aktivitas antibakteri ekstrak kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus (Kurnawati, 2014).

d. Fraksinasi ekstrak kulit petai berpotensi antioksidan (Mahardika, 2013).

Hasil uji identifikasi pada penelitian tersebut adalah kulit petai

mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.

e. Ekstraksi dan identifikasi senyawa dari biji Parkia speciosa dengan

karbon dioksida superkritis (Azizi, Salman, Nik, dan Mohd, 2006). Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

5

satu hasil identifikasi senyawa dari penelitian ini tersebut adalah pada kulit

petai terdapat terpenoid.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti lainnya

adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Sakunpak dan Panichayupakaranant

(2012) menggunakan biji petai yang diekstraksi dengan etil asetat; sedangkan

penelitian yang dilakukan penulis menggunakan kulit buah petai yang diekstraksi

dengan etanol 70%. Penelitian yang dilakukan Kamisah (2013) menggunakan biji

petai dengan penyari metanol, etil asetat dan air; sedangkan penelitian yang

dilakukan penulis menggunakan kulit buah petai dengan penyari etanol. Selain itu,

penelitian yang dilakukan Kurnawati (2014), serbuk simplisia kulit petai

diekstraksi dengan ultrasonikasi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil

asetat, dan etanol 70%; sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

menggunakan metode ekstraksi maserasi mekanik (shaker) dengan etanol 70%.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kekayaan ilmu

pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan tentang penggunaan kulit buah

petai yang berkhasiat sebagai antibakteri.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat

kulit buah petai sebagai pengobatan alternatif bagi masyarakat, terutama untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

6

mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Sthapylococcus

aureus dan Escherichia coli.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas

antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai terhadap Sthapylococcus aureus

dan Escherichia coli.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam kulit buah petai

yang diperoleh dari Kabupaten Sleman.

b. Mengetahui aktivitas antibakteri dengan nilai Kadar Hambat Minimum

(KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol kulit buah petai

terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Petai

1. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman petai menurut Plantamor (2008), sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Parkia

Spesies : Parkia speciosa Hassk.

Gambar 1. Kulit Buah Petai

2. Deskripsi

Petai atau mlanding merupakan pohon tahunan tropis dari suku polong-

polongan (Fabaceae) dan anak suku petai-petaian. Tumbuhan ini tersebar luas di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

8

nusantara bagian barat. Pohon petai tingginya dapat mencapai 20 m dengan sedikit

cabang, daunnya majemuk dan tersusun sejajar (Agoes, 2010).

Bunga tersusun dalam bonggol (khas Mimosoidae) muncul dekat ujung

ranting. Buahnya besar, memanjang, dan berbentuk buah polong, dari satu bonggol

tersebut dapat ditemukan sampai belasan buah. Jumlah biji dalam satu buah biasa

mencapai 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak

tebal berwarna cokelat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan biji-

bijinya akan terlepas dengan sendirinya (Agoes, 2010).

3. Kandungan kimiawi

Petai dapat dijadikan sebagai sumber energi, memiliki protein, karbohidrat,

fosfor, vitamin A dan zat besi. Petai juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi

dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi asam amino

prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksi lisin. Perannya adalah dalam

proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stress

(Agoes, 2010).

Tanaman petai mengandung alkaloid, saponin, terpenoid, fenolik, flavonoid,

dan tanin. Kulit buah petai yang berasal dari Kabupaten Bogor yang diekstraksi

dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi ultrasonikasi, memiliki

golongan senyawa kimia seperti alkaloid, terpenoid, saponin dan tanin

(Kurniawati,2014). Menurut Agnes, Lois, Aning, dan Nani (2013), kulit buah petai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

9

mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Sedangkan menurut Kamisah dkk.

(2013), kulit buah petai mengandung tanin, alkaloid dan saponin.

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang

ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan zat yang berwarna merah, ungu,

biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.

Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,

yaitu dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga

membentuk suatu susunan C6-C3-C6 (Lenny, 2006).

Flavonoid mempunyai sejumlah gugus hidroksil, atau suatu gula,

flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut

dalam pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH),

aseton, dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air dan lain-lain.

Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengganggu fungsi dari

mikroorganisme, termasuk bakteri (Subramani, 2002 cit Rosidah dan Afizia,

2012). Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk

senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat

merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler

(Nuria, Arvin, Sumantri, 2009). Selain itu, flavonoid menyebabkan terjadinya

kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri (Sabir, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

10

b. Tanin

Tanin adalah senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi

(lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Sebagian

besar tumbuhan yang banyak mengandung tanin dihindari oleh hewan pemakan

tumbuhan karena rasanya sepat, sehingga dapat digunakan sebagai pertahanan

bagi tumbuhan. Umumnya tanin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar dan

akan meningkat apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut

dalam pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya

(Hagerman, 2002). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah

menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel

bakteri tidak dapat terbentuk (Nuria, dkk., 2009).

Tanin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit dari gugus

polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan protein. Destruksi atau

modifikasi tanin berperan penting dalam pengawet kayu, adsorben logam berat,

obat-obatan, antimikroba, dan lain-lain. Tanin merupakan senyawa fenol yang

larut dalam air dan memiliki berat molekul antara 500 dan 3000 Da.

Tanin dapat menghambat aktifitas enzim protease, menghambat enzim

pada transport selubung sel bakteri, destruksi atau inaktifasi fungsi materi

genetik. Selain itu tanin juga mampu mengerutkan dinding sel bakteri sehingga

dapat mengganggu permeabilitas sel. Terganggunya permeabilitas sel dapat

menyebabkan sel tersebut tidak dapat melakukan aktifitas hidup sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

11

pertumbuhannya terhambat dan mampu mengerutkan dinding sel bakteri

sehingga terhambat dan bakteri mati (Maliana, Siti, dan Farah, 2013).

c. Saponin

Saponin merupakan metabolit sekunder dan termasuk kelompok glikosida

triterpenoid atau steroid aglikon, terdiri dari satu atau lebih gugus gula yang

berikatan dengan aglikon atau sapogenin, dapat membentuk kristal berwarna

kuning dan amorf, serta berbau menyengat. Saponin biasa dikenal sebagai

senyawa non-volatil dan sangat larut dalam air (dingin maupun panas) dan

alkohol, namun membentuk busa koloidal dalam air dan memiliki sifat detergen

yang baik (Chapagain and Wiesman, 2005). Saponin merupakan zat yang dapat

meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel (Nikham

dan Basjir, 2012).

Saponin dapat menekan pertumbuhan bakteri, karena senyawa tersebut

dapat menurunkan tegangan permukaan dinding sel dan apabila berinteraksi

dengan dinding bakteri maka dinding tersebut akan pecah atau lisis. Saponin

akan mengganggu tegangan permukaan dinding sel bakteri. Saat tegangan

permukaan dinding sel bakteri terganggu, maka zat antibakteri akan masuk

dengan mudah ke dalam sel dan akan mengganggu metabolisme hingga akhirnya

menyebabkan kematian bakteri (Prawira, Sarwiyono dan Surjowardojo, 2013).

d. Alkaloid

Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

12

tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Ciri khas alkaloid adalah semua

alkaloid mengandung paling sedikit satu atom N yang bersifat basa dan pada

umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid dapat ditemukan

dalam berbagai bagian tumbuhan, tetapi sering kali kadar alkaloid kurang dari

1% (Kristanti, 2008 cit Septiana, 2011).

Pada umumnya, alkaloid ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan

seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Kebanyakkan alkaloid berupa padatan

kristal dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.

Alkaloid dapat berbentuk cair, contohnya nikotin. Selain itu, alkaloid pun ada

yang tidak berwarna. Pada umumnya alkaloid hanya larut dalam pelarut organik.

Kebasaan pada alkaloid menyebabkan senyawa tersebut mudah mengalami

dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil

dekomposisi berupa N-oksida (Lenny, 2006). Mekanisme kerja alkaloid sebagai

antibakteri melalui penghambatan sintesis dinding sel yang akan menyebabkan

lisis pada sel sehingga sel bakteri akan mati (Lamothe, 2009).

e. Fenolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus

hidroksil yang menempel di cincin aromatik. Artinya, senyawa fenolik adalah

senyawa yang memiliki satu gugus fenol (Vermerris and Nicholson, 2006).

Secara umum senyawa fenolik memiliki sifat bakterisidal, antiseptik, dan

antihelmintik (Pengelly, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

13

Mekanisme fenolik untuk membunuh bakteri dengan cara mendenaturasi

protein sel bakteri. Akibat terdenaturasinya protein sel bakteri, maka semua

aktivitas metabolisme sel bakteri berhenti. Hal ini disebabkan karena semua

aktivitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh enzim yang merupakan protein

(Kusdarwati, Ludira, dan Akhmad, 2010).

f. Terpenoid

Terpenoid merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak

dihasilkan oleh tumbuhan terutama pada getah dan vakuola selnya. Senyawa

golongan terpenoid dan turunannya merupakan hasil metabolit sekunder.

Terpenoid memiliki aktivitas terhadap bakteri, virus, dan protozoa (Salni,

Hanifa, dan Ratna, 2011).

Mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri oleh senyawa terpenoid

adalah terpenoid bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran

luar dinding sel bakteri membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga

mengakibatkan rusaknya porin. Kerusakan porin merupakan pintu keluar

masuknya substansi, sehingga mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri yang

akan mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi maka pertumbuhan

bakteri terhambat atau mati (Salni, dkk., 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

14

B. Mikroba Uji

1. Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus termasuk dalam family

Micrococcaceae. Bakteri ini berbentuk bulat. Koloni mikroskopik cenderung

berbentuk menyerupai buah anggur. Menurut bahasa Yunani, Staphyle berarti

anggur dan coccus berarti bulat atau bola (Radji, 2010).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk

bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak

teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, dan tidak membentuk spora.

Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37ºC, tetapi membentuk pigmen paling

baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-

abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau

(Jawetz, dkk., 2005).

Dinding sel Staphylococcus aureus memiliki lapisan pelindung yang

kuat, penampilannya relatif amorf, tebalnya sekitar 20-40 nm. Di bawah dinding

sel terdapat sitoplasma yang tertutup oleh membran sitoplasma. Peptidoglikan

adalah komponen dasar dari dinding sel dan meningkat 50% dari massa dinding

sel (Harris, Foster, and Richards, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

15

Klasifikasi Staphylococcus aureus menurut Jawetz, dkk. (2005)

adalah:

Kingdom : Procaryota

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit,

furunkel, karbunkel, osteomielitis, arthritis septik, infeksi luka, abses,

pneumonia, empiema, endokarditis, perikarditis, meningitis dan penyakit yang

diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan, sindrom kulit terbakar dan

sindrom syok toksik (TSS) (Wahab, 2000).

2. Escherichia coli

Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif yang banyak ditemukan

pada ileum caudal, berbentuk batang pendek, dan dapat bergerak (Jawetz, dkk.,

2005). Escherichia coli merupakan bakteri yang termasuk famili

Enterobacteriaceae.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

16

Klasifikasi Escherichia coli menurut Jawetz, dkk. (2005) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Procaryota

Divisio : Gracilicutes

Class : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Family : Entobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu group koliform yang dapat

memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu 440C,

bersifat indol positif tidak dapat menggunakan sitrat, menghasilkan asam dari

manitol pada suhu 370C, bersifat merah metil (methyl red) positif, proskauer

(VP) negatif. Pada biakan Escherichia coli bersifat aerob atau fakultatif anaerob

dan tumbuh pada pembenihan biasa. Suhu optimum pertumbuhan adalah 370C

(Dewi, 2010). Escherichia coli merupakan bakteri yang paling sering

menyebabkan diare (Wahab, 2000).

C. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu usaha untuk memisahkan senyawa yang

diinginkan dari campuran penyusun lainnya. Proses ekstraksi paling sering

menggunakan pelarut, selain itu dapat dilakukan secara mekanis. Cara mekanis ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

17

dilakukan dengan pemerasan, atau memberikan gaya tertentu agar senyawa yang

diinginkan tadi dapat terpisah dari campurannya. Tujuan utama ekstraksi adalah

untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki

khasiat pengobatan (Pudjaatmaka, 2002).

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai

(Depkes RI, 1995).

Ada beberapa macam metode ekstraksi diantaranya :

1. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut

a. Cara dingin

1) Maserasi

Maserasi berasal dari kata “macerare” artinya melunakkan.

Maserasi adalah merendam bahan di dalam pelarut dan merupakan proses

pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (suhu kamar).

Keuntungan dari metode maserasi yaitu prosedur, peralatannya sederhana

dan mudah dilakukan. Kerugian maserasi adalah waktu pengerjaan yang

lama dan penyarian yang kurang sempurna (Dirtjen POM, 2000). Cara

maserasi dapat dipercepat dengan menggunakan mesin pengaduk yang

terus-menerus berputar sehingga mempersingkat waktu maserasi menjadi 6

– 24 jam (Depkes RI, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

18

2) Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna, yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Ekstraksi

ini membutuhkan pelarut yang lebih banyak.

b. Cara panas

1) Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan

proses pada residu pertama sampai 3 – 5 kali sehingga dapat termasuk

proses ekstraksi sempurna.

2) Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jimlah pelarut relative konstan dengan adanya pendinginan

balik.

3) Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur 40 – 50OC.

4) Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air 96 – 98OC selama 15 – 20 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

19

5) Dekok

Dekok adalah infusa pada waktu yang lebih lama dan temperatur

sampai titik didih air.

c. Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa menguap (minyak atsiri) dari

bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa parsial

senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu

sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi

destilat air bersama senyawa yang memisah sempurna atau sebagian.

d. Cara ekstraksi lainnya

Ekstraksi berkesinambungan, superkritikal karbondioksida, ekstraksi

ultrasonik, dan ekstraksi energi listrik.

(Hakim, 2009).

D. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kemampuan larutan uji untuk

menghambat atau membunuh bakteri. Metode pengujian dilakukan dengan dua

metode yaitu :

1. Metode difusi

Metode difusi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur

potensi antibakteri berdasarkan pengamatan luas zona jernih yang terbentuk di

sekitar tempat inokulasi obat karena berdifusinya obat (Jawetz, dkk, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

20

Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder,

lubang/sumuran, dan metode cakram kertas. Metode lubang atau sumuran

yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri.

Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian

lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan

inkubasi, pertumbuhan bakteri yang diamati untuk melihat ada tidaknya

daerah hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007).

Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar yakni

difusi Kirby Bauer yang dimodifikasi dengan cara sumuran. Metode Kirby

Bauer dapat digunakan untuk menguji sensitivitas antibakteri terhadap bakteri

uji (Mpila, Fatimawai, dan Weny, 2012).

2. Metode dilusi

Metode dilusi dibagi menjadi dua, yaitu dilusi padat dan dilusi cair.

Prinsip kedua metode ini sama, yang membedakan hanyalah media yang

digunakan (cair dan padat) (Pratiwi, 2008). Tahapan metode dilusi yaitu

dibuat beberapa seri pengenceran antibakteri kemudian dicampurkan pada

media cair atau padat yang ditambahkan dengan mikroba, dan diinkubasi

(Jawetz, dkk, 2005).

Larutan uji senyawa antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih

tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji, ditetapkan sebagai Kadar Hambat

Minimum (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Larutan

yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

21

cair tanpa penambahan bakteri uji ataupun senyawa antibakteri dan diinkubasi

selama 18 – 24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi

ditetapkan sebagai Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau Minimal Bactericidal

Concentration (MBC) (Pratiwi, 2008).

E. Landasan Teori

Penyakit infeksi terus berkembang dan menjadi salah satu penyebab

kematian di dunia. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri diantaranya

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Oleh karena itu, perlu dilakukan

eksplorasi bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri dengan efek samping

lebih kecil dan tersedia terus menerus. Salah satu bahan alam yang berpotensi

sebagai antibakteri adalah kulit buah petai.

Untuk mendapatkan golongan senyawa kimia yang berpotensi sebagai

antibakteri pada kulit buah petai, dapat dilakukan dengan metode ekstraksi.

Metode ekstraksi merupakan suatu metode untuk memisahkan senyawa yang

diinginkan dari campuran penyusun lainnya. Menurut Depkes RI (2008),

pemilihan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting dalam proses ekstraksi.

Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat menyari sebagian besar

metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia.

Salah satu pelarut yang dapat digunakan sebagai penyari kulit buah petai

adalah etanol. Etanol dapat digunakan sebagai penyari karena dapat menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

22

senyawa semi polar sampai polar, sehingga zat aktif yang diharapkan dapat tersari

maksimal sesuai dengan kepolarannya (Agnes, Lois, Aning, dan Nani, 2013).

Menurut Kamisah, dkk. (2013) kulit buah petai dari Malaysia

mengandung tanin, alkaloid, dan saponin. Golongan senyawa tersebut diketahui

memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan,

menurut Kurniawati (2014), kulit buah petai yang berasal dari Kabupaten Bogor

yang diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi ultrasonikasi,

memiliki golongan senyawa kimia seperti alkaloid, terpenoid, saponin dan tanin.

Ekstrak kulit petai yang dihasilkan dalam penelitiannya tidak memiliki aktivitas

antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli. Oleh karena itu, peneliti mencoba

mengeksplorasi tanaman yang sama tetapi berasal dari Kabupaten Sleman,

Yogyakarta.

Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang berbeda. Menurut

Nitisapto dan Siradz (cit., Mahatriny, Payani, Oka dan Astuti, 2014), faktor-faktor

lingkungan seperti iklim, cahaya matahari, suhu udara, lingkungan atmosfer

(CO2, O2, dan kelembaban), lingkungan perakaran (sifat kimia dan fisika tanah)

dan ketersediaan air di dalam tanah memiliki pengaruh terhadap hasil

metabolisme sekunder tanaman.

Setelah diperoleh senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri dengan

metode maserasi menggunakan etanol 70%, maka dilanjutkan dengan pengujian

aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri, pertama kali dilakukan

dengan melakukan uji pendahuluan untuk mengetahui penghambatan ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

23

etanol kulit buah petai terhadap bakteri uji, dengan metode difusi sumuran.

Selanjutnya dilakukan penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi,

sehingga dapat diketahui konsentrasi terendah ekstrak yang mampu menghambat

pertumbuhan dan membunuh bakteri uji.

Oleh karena itu, penelitian mengenai adanya aktivitas antibakteri ekstrak

etanol kulit buah petai terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan perkembangan

ilmu pengetahuan mengenai manfaat kulit buah petai sebagai salah satu terapi

alternatif penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli.

F. Hipotesis

Senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri terdapat pada kulit

buah petai adalah alkaloid, tanin, saponin, fenolik, terpenoid dan flavonoid. Oleh

karena itu, ekstrak etanol kulit buah petai memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta memiliki Kadar Hambat

Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Farmakognosi-Fitokimia, Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan

Yogyakarta.

B. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Variable penelitian

a. Variabel bebas : konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai.

b. Variabel tergantung : diameter zona hambat.

c. Variabel pengacau terkendali : asal tanaman, cara ekstraksi, lamanya

waktu inkubasi, suhu inkubasi, jenis mikroba uji, volume larutan uji yang

diinokulasikan.

2. Definisi operasional

a. Aktivitas antibakteri adalah kemampuan ekstrak etanol kulit buah petai

untuk menghambat mikroba uji Staphylococcus aureus dan Escherichia

coli yang dibandingkan dengan kontrol negatif (DMSO 5%) sebagai

pelarut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

25

b. Kulit buah petai adalah kulit yang melindungi biji buah petai dan

berwarna hijau dari buah yang sudah dapat dipanen.

c. Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran pada media yang

ditambah ekstrak etanol kulit buah petai, tidak menunjukkan pertumbuhan

koloni bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dilihat dari

kejernihan media yang dibandingkan dengan kontrol negatif (DMSO 5%).

d. Kontrol negatif atau kontrol pelarut adalah DMSO 5% yang digunakan

sebagai pelarut ekstrak dan pembanding dalam uji aktivitas antibakteri.

e. Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah konsentrasi terendah ekstrak

etanol kulit buah petai yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dilihat adanya pertumbuhan

bakteri pada uji penegasan penentuan KHM dan KBM.

f. Kadar Bunuh Minimum (KBM) adalah konsentrasi terendah ekstrak

etanol kulit buah petai yang dapat membunuh bakteri Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli dilihat dari kejernihan pada media uji

penegasan penentuan KHM dan KBM.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah serbuk kulit buah petai (Parkia

speciosa Hassk.) diperoleh dari Merapi Farma Herbal, kultur murni bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang diperoleh dari Balai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

26

Kesehatan Yogyakarta, media Mueller Hinton Agar (MHA) dan Mueller Hinton

Broth (MHB) dari Merck, larutan standar Mac Farland 0,5 (1,5 x 108 CFU/mL),

aquadest steril, etanol 70%, amoksisilin, dimetil sulfoksida (DMSO) dari

Merck.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah inkubator (Heraeus), oven, autoclave,

microbiological safety cabinet (MSC), spektrofotometer Uv-Vis (Shimadzu),

waterbath (Memmert), platform shaker (Innova 2100 New Brunswick

Scientific), rotary evaporator, Moisture balance (HG53 Halogen Moisture

Analyzer), timbangan digital, vortex, Erlenmeyer, tabung reaksi, corong, labu

ukur, pipet tetes, cawan petri, batang pengaduk, gelas ukur, sendok, pelubang

sumuran (diameter 6 cm), ayakan tepung, kertas saring, Bunsen, jarum ose,

flakon, mikropipet (Socorex).

D. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi kulit buah petai

Determinasi dilakukan di CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta. Kulit

buah petai dideterminasi secara makroskopis dengan mencocokkan ciri - ciri

yang ada pada tanaman dan disertai dengan surat keterangan keaslian tanaman

dari CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

27

2. Pengumpulan kulit buah petai

Kulit buah petai diambil dari Kabupaten Sleman dan kulit buah petai

yang diambil berwarna hijau yang membungkus biji petai (tidak termasuk

selaput biji).

3. Pengeringan dan pembuatan serbuk kulit buah petai

Kulit buah petai yang telah dikumpulkan dicuci bersih dari kotoran

menggunakan air mengalir. Kulit buah petai dikeringkan pada ruang pengering

simplisia. Pengeringan dihentikan jika kulit buah petai saat diremas mudah

remuk, kemudian diserbuk dengan menggunakan mesin seperti penggiling kopi

hingga halus dan diayak menggunakan ayakan tepung. Kemudian serbuk

disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat.

4. Penetapan susut pengeringan serbuk kulit buah petai

Serbuk kulit buah petai yang telah diperoleh dilakukan susut

pengeringan menggunakan moisture balance (HG53 Halogen Moisture

Analyzer). Susut pengeringan dilakukan dengan menimbang 5 gram serbuk

pada moisture balance lalu diukur selama 15 menit dengan suhu 105oC dan

hasil pengukuran dinyatakan dalam persen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

28

5. Pembuatan ekstrak etanol kulit buah petai

Pembuatan ekstrak etanol kulit buah petai (Parkia speciosa Hassk.)

menggunakan metode maserasi dengan perbandingan 1 : 10 bagian. Maserasi

pertama dengan perbandingan 1 : 7,5 bagian sebanyak 50 g serbuk kering

simplisia dimasukkan dalam erlenmeyer kemudian diberi pelarut etanol 70%

sebanyak 375 mL. Maserasi dilakukan selama 2 x 24 jam dengan bantuan

shaker. Setelah itu ekstrak yang diperoleh disaring dengan menggunakan

corong Buchner, kertas saring dan pompa vakum. Kemudian, hasil sarinya

diremaserasi menggunakan pelarut etanol sebesar 125 mL dan didapatkan

maserat II, lalu maserat I dan II dapat digabung. Maserat yang diperoleh dapat

dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator dengan suhu 70oC sampai

terbentuk cairan kental. Selanjutnya, diuapkan dengan menggunakan penangas

air pada suhu antara 50-60oC sampai diperoleh ekstrak kental dengan bobot

tetap.

6. Identifikasi kandungan senyawa kimia kulit buah petai dengan uji tabung

a. Pembuatan larutan uji fitokimia

Pembuatan larutan uji untuk uji fitokimia dilakukan dengan cara

melarutkan sebanyak 500 mg ekstrak etanol kulit buah petai dalam 50 mL

etanol 70%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

29

b. Skrinning Fitokimia

1) Uji pendahuluan

Dua gram serbuk kulit buah petai ditambah dengan 20 mL

aquadest lalu dipanaskan di atas waterbath selama lebih kurang 15 menit,

lalu disaring. Jika larutan berwarna merah atau kuning dan saat

penambahan KOH LP, warna larutan menjadi lebih intensif menunjukkan

adanya senyawa yang mengandung kromofor dengan gugus hidrofilik.

2) Uji Saponin

Sebanyak 100 mg serbuk kulit buah petai ditambahkan 10 mL

aquadest ke dalam tabung reaksi, ditutup dan dikocok selama 30 detik.

Tabung dibiarkan dalam posisi tegak selama 30 menit. Apabila terbentuk

buih dari permukaan cairan dan setelah lebih kurang 30 menit ditetesi lebih

kurang 1 tetes HCl 2 N, busa tidak hilang maka menunjukkan adanya

saponin (Depkes RI, 1995).

3) Uji Flavonoid

Sebanyak 3 mL larutan uji ditetesi dengan NaOH LP lebih

kurang 2 tetes dan kemudian warna larutan uji menjadi warna kuning

pekat. Dengan penambahan HCl, intensitas warna kuning berubah.

Perubahan ini mengindikasikan adanya flavonoid (Jones and Kinghorn,

2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

30

4) Uji Alkaloid

Sebanyak 2 mL larutan uji diuapkan di atas porselin dan

penangas air lebih kurang 5 menit, lalu dilarutkan dengan 5 mL HCl 2 N.

Kemudian, larutan yang diperoleh dibagi dalam 3 tabung reaksi yaitu :

blanko (larutan uji yang telah diuapkan ditambah HCl 2N); blanko

ditambah 3 tetes pereaksi Dragendorff; dan blanko ditambah 3 tetes

pereaksi Mayer. Apabila terdapat endapan jingga setelah ditambah

Dragendorff dan endapan kuning setelah ditambah Mayer menunjukkan

adanya alkaloid (Jones and Kinghorn, 2006).

5) Uji Tanin

Sebanyak 1 mL larutan uji dilarutkan dengan FeCl3 10% lebih

kurang 3 tetes. Adanya tanin ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru

tua atau hitam kehijauan (Jones and Kinghorn, 2006).

6) Uji Fenolik

Sebanyak 3 mL larutan uji ditambahkan beberapa tetes (lebih

kurang 6 tetes) larutan FeCl3 1%. Hasil positif berwarna hijau, merah, ungu

atau hitam (Jones and Kinghorn, 2006).

7) Uji terpenoid

Sebanyak 2,5 mL larutan uji dicampur dengan 1 mL kloroform

dan ditambah 1,5 mL H2SO4 pekat secara hati-hati (lewat dinding). Hasil

positif ditunjukkan dengan larutan menjadi warna coklat kemerahan pada

permukaan dalam larutan (Edeoga, Okwu, and Mbaebre, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

31

7. Uji penentuan nilai KHM dan KBM ekstrak etanol kulit buah petai terhadap

S. aureus dan E. coli dengan metode dilusi cair

a. Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji

Ekstrak kental kulit buah petai dilarutkan dengan DMSO 5% diperoleh

konsentrasi 50%, kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh

konsentrasi 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%. Sebagai kontrol negatif digunakan

DMSO 5% dan sebagai kontrol positif digunakan amoksisilin 125 mg/5 mL

untuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

b. Identifikasi bakteri uji

1) Staphylococcus aureus

Bakteri ditanam ke media geolitik lalu diinkubasi selama 24 jam pada

suhu 370C, setelah diinkubasi 24 jam dan terdapat endapan hitam pada media

geolitik maka menunjukkan bahwa bakteri yang diidentifikasi adalah

Staphylococcus aureus. Setelah 24 jam diinkubasi, bakteri diisolasi dari media

geolitik ke media Enrich, lalu diinkubasi kembali selama 2 kali 24 jam pada

suhu 370C, jika terdapat endapan hitam dengan kabut putih setelah diinkubasi

menunjukkan bahwa bakteri yang diidentifikasikan adalah Staphylococcus

aureus.

Kemudian, diambil 1-2 ose bakteri, diinokulasi ke dalam media gula-

gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sakarosa), media NA miring, media

Simons Citrate (SC), media Sulfure Indole Motil (SIM) dan diinkubasi selama

24 jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dilakukan pengecatan gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

32

2) Escherichia coli

Bakteri ditanam ke media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile) lalu

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 44oC. Setelah diinkubasi terdapat

gelembung gas dari tabung Durham yang ada di dalam tabung reaksi, maka

menunjukkan bahwa bakteri yang diidentifikasi adalah Escherichia coli.

Setelah diinkubasi 24 jam, bakteri diisolasi dan ditanam ke media TBX

(Tryptone Bile X-Glucuronide) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.

Setelah diinkubasi 24 jam terdapat warna hijau pada media isolasi maka

menunjukkan bahwa bakteri yang diuji adalah Escherichia coli. Kemudian,

diambil 1-2 ose bakteri, diinokulasi ke dalam media gula-gula (glukosa,

laktosa, manitol, maltosa, sakarosa), media Na miring, Simons Citrate (SC),

Sulfure Indole Motil (SIM) dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi

selama 24 jam, dilakukan pengecatan gram.

c. Pembuatan suspensi bakteri uji

Stok bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diambil 1 – 3

ose, lalu diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi MHB (Mueller

Hinton Broth) dan divortex agar tercampur rata, lalu dilihat kekeruhannya

dengan membandingkannya dengan Mac Farland 0,5 (1,5 x 108 CFU).

d. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran

Media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah memadat pada petri

dapat di streak oleh bakteri uji dengan menggunakan metode Kirby Bauer

secara merata. Kemudian, sumuran dibuat menggunakan pelubang sumuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

33

berdiameter 6 mm sebanyak 5 sumuran. Setiap lubang sumuran diinokulasikan

dengan 50 μL ekstrak etanol yang berkonsentrasi 50% (b/v); 25% (b/v); 12,5%

(b/v); 6,25% (b/v) dan 3,125% (b/v). Amoksisilin 125 mg/5mL sebagai kontrol

positif untuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, sedangkan DMSO

5% sebagai kontrol negatif dari ekstrak etanol. Petri-petri tersebut diinkubasi

selama 24 jam pada suhu 37 0C kemudian diamati ada tidaknya zona hambat di

sekitar sumuran. Zona hambat yang terbentuk diukur dengan penggaris. Pada

uji potensi antimikroba ini direplikasi sebanyak 3 kali untuk masing-masing

ekstrak.

e. Pengukuran KHM dengan metode dilusi cair

Penentuan KHM dan KBM dilakukan dengan metode

dilusi/pengenceran, media yang digunakan adalah MHB. Penentuan KHM dan

KBM menggunakan 7 tabung reaksi, yang masing-masing berisi 5 mL media

MHB. Setiap tabung reaksi yang berisi 5 mL media MHB steril, ditambahkan

200 μL dari 7 seri konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai (50%; 25%;

12,5%; 6,25%; 3,125% ; 1,563% dan 0,782%) ditambahkan 200 μL suspensi

bakteri. Tujuh tabung reaksi berisi 5 mL media MHB yang telah ditambahkan

dengan 7 seri konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai dan suspensi bakteri,

kemudian diukur Optical Density (OD) bakteri dengan menggunakan

spektrofotometer (λ 480 nm) sebagai pembanding sebelum perlakuan atau

kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

34

Tujuh tabung reaksi lainnya, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

dalam inkubator. Hasil inkubasi diukur Optical Density (OD) bakteri dengan

menggunakan spektrofotometer (λ 480 nm), sebagai pembanding sesudah

perlakuan inkubasi. KHM ditentukan dengan membandingkan OD setelah

perlakuan inkubasi dikurangi OD sebelum perlakuan.

Apabila terdapat konsentrasi terendah yang menghambat pertumbuhan

bakteri, ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan (OD bakteri adalah ≤ 0),

maka didapatkan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory

Concentration (MIC). Sedangkan untuk menentukan KBM, dilakukan uji

lanjutan dengan cara mengambil 1-2 ose dari konsentrasi yang menunjukkan

KHM, distreak ke media MHA steril. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada

suhu 37oC. Setelah diinkubasi, dilihat apakah ada pertumbuhan atau tidak pada

media yang distreak. Jika tidak terdapat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi

yang terkecil, maka diperoleh Kadar Bunuh Minimum (KBM). Tetapi, jika

terdapat pertumbuhan pada media yang streak, maka yang diperoleh adalah

Kadar Hambat Minimum (KHM).

E. Analisis Hasil

Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat, akan diuji

distribusinya apakah normal atau tidak dengan Shapiro-Wilk dan dilanjutkan

dengan uji homegenitas Levene Test, jika distribusi data tidak normal maka

dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

35

bermakna antara kelompok ekstrak etanol kulit buah petai, kontrol negatif

(DMSO 5%), dan kontrol positif (Amoksisilin 125 mg/ 5 mL). Selanjutnya,

melakukan analisis post hoc dengan Mann-Withney-Wilcoxon test.

Nilai KHM dan KBM yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Nilai

KHM dan KBM didapatkan dengan menggunakan metode dilusi cair dengan

mengukur kekeruhan dengan melihat absorbansi menggunakan

spektrofotometer UV-Vis (480 nm) sehingga didapatkan nilai optical density

(OD). Nilai KHM dan KBM diperoleh jika nilai ΔOD = 0 yaitu selisih

absorbansi setelah inkubasi dikurangi absorbansi sebelum inkubasi. Kemudian

ditegaskan pada media MHA di cawan petri untuk menunjukkan konsentrasi

dari ekstrak etanol kulit buah petai mampu menghambat pertumbuhan atau

membunuh bakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penelitian

dan memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah petai. Ciri-ciri tanaman petai

adalah pohon dengan tinggi 5-14 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna

coklat kemerahan. Daun majemuk, anak daun dengan ujung runcing, pangkal

membulat, panjang 4-20 mm, lebar 2-3 cm, warna hijau. Bunga majemuk, jumlah

benang sari 10. Pangkal mahkota berwarna putih kekuningan, melekat pada benang

sari. Kelopak bertajuk, bagian ujung berkelamin ganda. Tangkai sari panjang. Buah

berbentuk polong, pipih, warna hijau. Biji berbentuk pipih, tebal, warna hijau. Akar

tunggang, warna coklat (Adi, 2008).

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan determinasi

dengan melihat ciri-ciri tanaman tersebut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ciri-

ciri tanaman tersebut sama dengan ciri-ciri petai (Parkia speciosa Hassk.). Selain itu,

kulit buah petai yang diperoleh dari CV Merapi Farma Herbal disertai dengan surat

keterangan keaslian tanaman (Lampiran 1). Hal ini membuktikan bahwa tanaman

yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar petai (Parkia speciosa Hassk.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

37

B. Pengumpulan, Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Kulit Buah Petai

Kulit buah petai yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Kabupaten

Sleman. Kulit buah petai yang telah dikumpulkan, dicuci bersih dengan air mengalir

bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang mungkin bercampur dengan kulit

buah petai. Kemudian, kulit buah petai diangin-anginkan untuk menghilangkan air

sehingga kulit buah petai tidak membusuk dan senyawa aktif yang diinginkan tetap

ada dan tidak berubah (Gambar 2). Kulit buah petai yang telah dianginkan,

dikeringkan pada ruang pengering simplisia.

Gambar 2. Kulit buah petai yang digunakan dalam penelitian

Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan dimaksudkan untuk

menurunkan kandungan air dalam kulit buah petai agar tidak mudah ditumbuhi

kapang dan bakteri. Selain itu, jika kadar air dalam bahan masih tinggi, dapat

mendorong enzim mengubah kandungan kimia menjadi produk lain yang tidak lagi

memiliki efek farmakologi seperti senyawa aslinya (Pramono, 2005 cit Ma’mun,

2006). Beberapa enzim perusak kandungan kimia antara lain : hidrolase, oksidase dan

polymerase (Ma’mun, 2006).

Selanjutnya dilakukan pembuatan serbuk. Serbuk yang diperoleh diayak

dengan ayakan tepung hingga diperoleh serbuk yang halus. Penyerbukan ini bertujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

38

untuk memperluas kontak antara serbuk bahan dengan pelarut, sehingga pelarut lebih

mudah masuk saat dilakukan maserasi dan penarikan zat aktif oleh pelarutnya lebih

maksimal.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1995), serbuk yang terlalu halus akan

mempersulit penyaringan, karena butir-butir halus tadi membentuk suspensi yang

sulit dipisahkan dengan hasil penyarian. Oleh karena itu, hasil penyarian tidak murni

lagi, tetapi tercampur dengan partikel halus tadi. Dinding sel merupakan saringan,

sehingga zat yang tidak larut masih tetap berada di dalam sel. Penyerbukkan yang

terlalu halus menyebabkan dinding sel pecah, sehingga zat yang tidak diinginkan pun

ikut ke dalam hasil penyarian.

Dalam penelitian ini, serbuk diayak dengan ayakan tepung karena dilihat dari

kehalusan serbuk sudah cukup halus, sehingga tidak mengganggu proses ekstraksi.

Kemudian serbuk disimpan dalam wadah tertutup rapat dan diletakkan di dalam

lemari sehingga terlindung dari sinar matahari. Menurut Menteri Kesehatan (1994),

serbuk yang telah diayak disimpan dalam wadah kering, tertutup rapat, disimpan pada

suhu kamar, di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari agar serbuk tetap

baik dan tidak rusak. Jadi, penyimpanan serbuk yang dilakukan peneliti sudah sesuai

dengan literatur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

39

C. Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Kulit Buah Petai

Pada penelitian ini, tidak dilakukan dengan penetapan kadar air, karena belum

diketahui apakah serbuk kulit buah petai hanya mengandung air dalam bentuk

serapan atau tidak. Oleh karena itu, dilakukan susut pengeringan karena susut

pengeringan dapat digunakan untuk penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah

menguap dan hilang pada kondisi tertentu (pada proses pengeringan), serta kadar air

yang terdapat dalam serbuk (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).

Serbuk kulit buah petai dipanaskan menggunakan alat moisture balance pada

suhu 105OC selama 15 menit, karena diasumsikan bahwa air telah menguap semua

dan digunakan suhu 105OC agar air menguap (di atas titik didih air). Setelah serbuk

dipanaskan, dilakukan perhitungan susut pengeringan dengan teliti. Menurut Menteri

Kesehatan Republik Indonesia (2009), secara umum, susut pengeringan dinyatakan

sebagai nilai persen terhadap bobot awal, dengan nilai tidak melebihi 10%.

Pada penelitian ini, susut pengeringan dilakukan tiga kali replikasi dan

diperoleh rata-rata susut pengeringan serbuk kulit buah petai sebesar 6,83%. Hal ini

menunjukkan bahwa serbuk kulit buah petai yang digunakan dalam penelitian ini

telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu tidak lebih dari 10%.

D. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

Pembuatan ekstrak etanol kulit buah petai menggunakan metode maserasi.

Metode maserasi digunakan karena mempunyai beberapa keuntungan seperti cara

yang sederhana, peralatannya sederhana dan mudah dilakukan. Selain itu, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

40

metode maserasi dapat menghindari perubahan kimia pada senyawa-senyawa tertentu

karena pemanasan (Pratiwi, 2008).

Proses pembuatan ekstrak etanol kulit buah petai menggunakan etanol 70%

yang bertujuan untuk menarik semua komponen kimia di dalam kulit buah petai,

karena pelarut etanol merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa-

senyawa yang larut dalam pelarut non polar hingga polar (Padmasari, Astuti, dan

Warditiani, 2013).

Selain itu, etanol digunakan karena etanol lebih selektif, tidak mudah

ditumbuhi kapang dan jamur (Hargono, 1986). Hal ini dibuktikan bahwa pada ekstrak

etanol kulit buah petai tidak terdapat kapang atau pun jamur selama ekstrak ini

disimpan dan digunakan untuk penelitian.

Proses maserasi dilakukan dengan penggojogan menggunakan shaker,

tujuannya agar seluruh serbuk dapat kontak dengan pelarut dan senyawa dapat

terekstrak. Penggojoggan dengan shaker dapat mempercepat waktu ekstraksi

sehingga waktu ekstraksi lebih singkat dibandingkan dengan ekstraksi yang

direndam. Ekstraksi dengan penggojogan menggunakan shaker disebut sebagai

ekstraksi mekanik.

Setelah dilakukan penggojogan, ekstrak yang diperoleh disaring dengan

menggunakan corong buncher, kertas saring dan pompa vakum. Kemudian, hasil

sarinya diremaserasi menggunakan pelarut etanol sebesar 125 mL dan didapatkan

maserat II, lalu maserat I dan II dapat digabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

41

Maserat yang diperoleh dapat dipekatkan menggunakan rotary vacum

evaporator dengan suhu 70oC sampai terbentuk cairan kental. Prinsip kerja rotary

vacum evaporator adalah destilasi, yaitu memisahkan cairan penyari dan zat tersari

dengan cara penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat

sehingga pelarut dapat menguap lebih cepat di bawah titik didih. Selanjutnya, zat

tersari yang telah terpisahkan dari cairan penyari disimpan pada cawan porselin dan

dilakukan pemekatan menggunakan penangas air dengan suhu antara 50-60oC

sampai diperoleh ekstrak kental dengan bobot tetap (Tabel I).

Bobot tetap adalah selisih antara 2 kali penimbangan berturut-turut berbeda

tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan

setelah ekstrak diuapkan lagi selama 1 jam (Depkes RI, 1995).

Tabel I. Penimbangan Bobot Tetap Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

Keterangan Bobot (g) Selisih

bobot (mg) Penimbangan awal 13.33 - -

1 jam pemanasan 13.33 0 0

2 jam pemanasan 13.33 0 0

Ekstrak yang telah diperoleh (Gambar 3) dihitung rendemennya dengan tujuan

untuk mengukur keefektifan jenis pelarut yang digunakan untuk mengekstrak

senyawa kimia yang terdapat dalam kulit buah petai. Semakin besar rendemen yang

diperoleh, maka semakin efekif pelarut yang digunakan untuk mengekstrak. Pada

penelitian ini, rendemen yang diperoleh adalah 26,66%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

42

Gambar 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

E. Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Petai dengan Uji Tabung

Tujuan uji tabung adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia kulit

buah petai dan melihat ada atau tidaknya kandungan senyawa kimia yang berfungsi

sebagai antibakteri. Uji tabung yang dilakukan adalah uji pendahuluan, saponin,

flavonoid, alkaloid, tanin, fenolik dan terpenoid.

Tabel II. Hasil Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Pada Ekstrak Etanol Kulit

Buah Petai

Uji Tabung Hasil

Uji Pendahuluan +

Saponin +

Flavonoid +

Alkaloid +

Tanin +

Fenolik +

Terpenoid +

+ : menunjukkan hasil positif

- : tidak menunjukkan hasil positif

a. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia yang

terkandung dalam ekstrak. Pada uji pendahuluan, menggambarkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

43

kemungkinan senyawa spesifik seperti flavonoid, antrakinon, alkaloid, saponin,

dan sebagainya (Arisandi, 1990 cit Anwar, 2014).

Pada penelitian ini, serbuk kulit buah petai berwarna kuning setelah

dipanaskan ditambahkan dengan KOH LP sehingga terbentuk intensitas warna

kuning (kuning pekat). Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah petai

mengandung kromofor seperti flavonoid, tanin dan lain-lain.

(a) (b)

Gambar 4. Uji Pendahuluan, (a) sebelum penambahan KOH LP ; (b) setelah

penambahan KOH LP

b. Uji saponin

Saponin merupakan metabolit sekunder yang mengandung gugus

gula terutama glukosa, galaktosa, xylosa, rhamnosa atau methylpentosa yang

berikatan dengan suatu aglikon hidrofobik (sapogenin) berupa triterpenoid,

steroid alkaloid. Saponin bersifat polar dan dapat larut dalam pelarut air.

Saponin juga bersifat nonpolar karena memiliki gugus hidrofobik yaitu aglikon

(Suparjo, 2008 cit Marliana dan Chairul, 2011).

Permukaan saponin bersifat aktif sehingga saat dikocok dengan

aquadest dapat membentuk misel. Pada struktur misel, gugus polar menghadap

ke luar sedangkan gugus nonpolarnya menghadap ke dalam. Keadaan inilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

44

yang tampak seperti busa, karena saponin terdispersi diantara senyawa polar

dan nonpolar (Robinson, 1995).

Pada uji saponin dalam penelitian ini, setelah serbuk dikocok

dengan aquadest terbentuk busa setinggi 2,3 cm dan setelah ditambahkan HCl

dan diamkan beberapa menit busa tetap ada (Gambar 5). Hal ini menunjukkan

bahwa kulit buah petai mengandung saponin.

(c)

Gambar 5. Uji saponin (a) sebelum penggojogan ; (b) setelah penggojogan ; (c)

setelah ditambahkan HCL

c. Uji flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki sifat asam

lemah, sehingga dengan penambahan basa kuat seperti natrium hidroksida akan

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

45

melarutkan senyawa fenol tersebut (Kumalasari dan Sulistyani, 2011). Bahan

yang mengandung flavonoid ditambahkan dengan natrium hidroksida akan

menghasilkan warna kuning (Sjahid, 2008). Pada penelitian ini memberikan

hasil positif yang dibuktikan dengan terbentuknya warna kuning (Gambar 6)

saat larutan uji ditambahkan dengan natrium hidroksida. Hal ini menunjukkan

bahwa kulit buah petai mengandung flavonoid.

Gambar 6. Uji Flavonoid (a) Larutan uji sebelum ditambahkan NaOH dan KCl ;

(b) Setelah ditambahkan NaOH ; (c) Setelah ditambahkan KCl

d. Uji alkaloid

Pada uji alkaloid dilakukan penambahan HCl karena alkaloid bersifat

basa sehingga biasanya diekstrak dengan pelarut yang mengadung asam

(a) (b)

(c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

46

(Harbone, 1996). Hasil positif uji alkaloid dengan penambahan pereaksi Mayer

ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Endapan tersebut adalah kompleks

kalium alkaloid. Pada pembuatan perekasi Mayer, larutan merkurium (II)

klorida ditambah kalium iodida akan bereaksi membentuk endapan merah

merkurium (II) iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan terlalu banyak,

maka akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat (II).

Menurut MC Murry (2004), alkaloid mengandung atom nitrogen yang

mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk

membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji alkaloid

dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi

dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks

kalium-alkaloid yang mengendap. Reaksi pada uji alkaloid dengn penambahan

pereaksi Mayer ditunjukkan pada gambar 7. Pada penelitian ini diperoleh hasil

bahwa, setelah ditetesi dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada penelitian ini sudah sesuai

dengan teori dan menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah positif

terdapat alkaloid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

47

Gambar 7. Reaksi uji alkaloid dengan pereaksi Mayer

Menurut MC Murry (2004), pada uji alkaloid dengan pereaksi

Dragendorff, nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat

dengan K+ yang merupakan ion logam. Reaksi pada uji alkaloid dengan

penambahan pereaksi Dragendorff ditunjukkan pada gambar 8. Hasil yang

diperoleh pada penelitian ini adalah terdapat endapan pada larutan yang telah

ditetesi pereaksi Dragendorff. Hal ini menunjukkan bahwa pada kulit buah petai

terdapat alkaloid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

48

Gambar 8. Reaksi pada uji alkaloid dengan perekasi Dragendorff

Terbentuknya endapan pada uji alkaloid dengan penambahan pereaksi

Mayer dan Dragendorff pada larutan uji ekstrak etanol kulit buah petai,

menunjukkan adanya alkaloid (Gambar 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

49

(c)

Gambar 9. Uji Alkaloid, larutan uji (a) belum diuapkan; (b) setelah diuapkan; (c)

belum ditambahkan pereaksi Dragendorff; (d) setelah ditambah pereaksi Dragendorff;

(e) belum ditambahkan pereaksi Mayer; (f) setelah ditambahkan pereaksi Mayer

(a)

(b)

(f)

(b)

(d) (c)

(a)

(e)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

50

e. Uji tanin

Menurut Marlinda, Meiske, dan Audy (2012), penambahan larutan

FeCl3 10% pada uji tanin, bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada

pada senyawa tanin. Pereaksi FeCl3 digunakan secara luas untuk

mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tanin. Hasil pengujian yang dilakukan

pada tabung reaksi yang menggunakan larutan FeCl3 menunjukkan timbulnya

warna hijau. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah timbulnya warna

hijau pada tabung reaksi (Gambar 10) setelah penambahan FeCl3 10% yang

menunjukkan bahwa kulit buah petai mengandung tanin.

Gambar 10. Uji Tanin, (a) sebelum larutan uji ditambahkan FeCl3 10% ; (b)

setelah larutan uji ditambahkan FeCl3 10%

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

51

f. Uji fenolik

Reaksi pembentukan warna dari besi (III) klorida bereaksi dalam

sampel. Ion Fe+3

mengalami hibridisasi orbital d2sp

3 berdasarkan hasil

hibridisasi ini ion Fe+3

memiliki 6 orbital kosong yang dapat diisi oleh pendonor

pasangan elektron, maka dapat dikatakan bahwa pendonor elektron pada

senyawa fenolik berasal dari elektron sunyi yang terdapat pada senyawa fenolik,

kemungkinan berasal dari pasangan elektron sunyi pada atom oksigen

(Ardiansyah, 2007 cit Marliana dan Chairul, 2011).

Senyawa fenolik mempunyai peranan penting dalam transport elektron

pada fotosintesis, mempunyai aktivitas sitokinin, pemacu pertumbuhan, fenol

juga dapat menyerap sinar UV dan mempunyai aktivitas antiinflamasi

(Ardiansyah, 2007 cit Marliana dan Chairul, 2011). Pada uji fenolik terhadap

kulit buah petai yang direaksikan dengan FeCl3 1% menimbulkan warna ungu

kehitaman (Gambar 11). Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah petai

mengandung fenolik.

Gambar 11. Uji Fenolik, larutan uji (a) belum ditambahkan FeCl3 1%; dan (b)

sudah ditambahkan FeCl3 1%

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

52

g. Uji terpenoid

Pada uji terpenoid, analisis senyawa didasarkan pada kemampuan

senyawa tersebut membentuk warna dengan H2SO4 pekat. Terpenoid yang larut

pada kloroform akan membentuk warna merah dengan H2SO4 pekat. Pada uji

terpenoid kulit buah petai, terbentuk warna merah pada permukaan larutan

(Gambar 12), yang menunjukkan bahwa kulit buah petai mengandung

terpenoid.

Gambar 12. Uji Terpenoid, (a) larutan uji; (b) larutan uji ditambahkan kloroform;

(c) larutan uji ditambahkan H2SO4

(a)

(b) (c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

53

Jadi, hasil yang diperoleh dari uji identifikasi kandungan senyawa kimia pada

kulit buah petai adalah kulit buah petai mengandung alkaloid, terpenoid, saponin,

tanin, fenolik, dan flavonoid. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mahardika (2013) kulit petai mengandung alkaloid, flavonoid,

saponin, dan tanin. Kurnawati (2014) kulit petai mengandung alkaloid, terpenoid,

fenolik. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Azizi, Salman, Nik, dan Mohd

(2006) adalh kulit petai mengandung terpenoid.

F. Uji Penentuan Nilai KHM dan KBM Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Metode

Dilusi Cair

a. Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji

Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji menggunakan DMSO karena

DMSO dapat melarutkan ekstrak etanol kulit buah petai dan aman bagi bakteri

sebab tidak menunjukkan adanya zona hambat ketika diujikan pada bakteri S.

aureus dan E. coli. Menurut Alfath, Vera, dan Sunnati (2013) DMSO juga

digunakan sebagai pelarut karena DMSO dapat berfungsi sebagai pelarut yang

cepat menyerap ke dalam ekstrak tanpa merusak ekstrak.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Efendi dan Triana (2013)

menggunakan DMSO 5% sebagai kontrol negatif untuk menguji aktivitas

antimikroba ekstrak etanol sarang semut terhadap Candida albicans, Escherichia

coli, dan Staphylococcus aureus. Hermawan, Hana, dan Wiwiek (2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

54

menggunakan DMSO 10% sebagai kontrol negatif dalam penelitian tentang

pengaruh ekstrak daun sirih terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli dengan metode difusi disk. Selain itu, dalam penelitian yang

dilakukan Nauman dan Muhammad (cit., Villas, 2011) dalam penelitiannya terkait

skrinning ekstrak metanol air terhadap aktivitas antibakteri dengan kontrol negatif

adalah DMSO 100% dengan bakteri uji Staphylococcus aureus, Bacillus

cereus,Corynebacterium bovis, Pasturella multocida dan Escherichia coli. Hasil

yang diperoleh dari penelitian di atas dengan kontrol negatif DMSO 5%, 10%, dan

100%, tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan orientasi

menggunakan DMSO dengan konsentrasi terkecil dulu yaitu 5% untuk melarutkan

ekstrak etanol kulit buah petai dan digunakan sebagai kontrol pelarut. Hasil yang

diperoleh adalah DMSO 5% dapat melarutkan ekstrak etanol kulit buah petai dan

tidak menghambat pertumbuhan bakteri. Konsentrasi DMSO 5% sudah dapat

melarutkan ekstrak etanol kulit buah petai, maka pada konsentrasi DMSO 10% dan

100% pasti sudah dapat melarutkan ekstrak. Jadi, konsentrasi DMSO yang

digunakan dalam penelitian ini adalah DMSO 5%.

DMSO 5% digunakan juga sebagai kontrol negatif sedangkan kontrol

positif yang digunakan adalah amoksisilin dengan konsentrasi 125 mg/5 mL sesuai

dengan dosis terapi yang digunakan di pasaran.

Pada penelitian ini, ekstrak etanol kulit buah petai dibuat dalam variasi

konsentrasi (50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125%). Tujuan pembuatan variasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

55

konsentrasi, untuk mengetahui konsentrasi minimum dari ekstrak etanol kulit buah

petai dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.

b. Identifikasi bakteri uji

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan identifikasi

dengan pengecatan Gram dan uji gula-gula. Identifikasi ini bertujuan untuk

mengetahui apakah bakteri yang digunakan adalah S. aureus dan E. coli.

Pengecatan Gram bertujuan menentukan apakah bakteri yang diuji termasuk dalam

kelompok bakteri Gram positif atau negatif dan untuk mengetahui ciri-ciri bakteri.

Menurut Kismiyati, Sri, Wahid dan Rahayu (2009), uji gula-gula

bertujuan untuk mendeterminasi kemampuan bakteri dalam mendegradasi gula dan

menghasilkan asam organik yang berasal dari tiap jenis gula, yaitu glukosa,

laktosa, manitol, maltosa, dan sakarosa. Menurut Rostinawati (2008), hasil positif

pada uji gula-gula ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning dari warna

sebelumnya. Hasil yang diperoleh pada uji gula-gula dalam penelitian ini adalah

setelah diinkubasi selama 24 jam, media gula–gula tersebut berwarna kuning baik

pada bakteri S. aureus maupun E. coli.

Menurut Rostinawati (2008), hasil positif pada uji motil dapat dilihat

dengan mengamati penyebaran pertumbuhan bakteri di sekitar tusukan. Hasil yang

diperoleh pada penelitian ini adalah terdapat penyebaran bakteri di sekitar tusukan.

Hasil ini menunjukkan bahwa koloni bakteri tersebut memiliki alat gerak dan

penyebaran bakteri pada media motil merata. Jadi dapat disimpulkan bahwa

bakteri tersebut bersifat fakultatif anaerob. Menurut Rostinawati (2008), hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

56

positif pada uji indol ditunjukkan dengan cincin merah di atas permukaan. Hasil

yang diperoleh pada penelitian ini terdapat cincin merah di atas permukaan.

Menurut Cappucino dan Sherman (cit. Rostinawati 2008), adanya produksi indol

pada bakteri bertujuan untuk memeriksa kemampuan bakteri mendegradasi asam

amino esensial triptofan. Produk metabolit triptofan adalah indol, asam urat dan

ammonia.

Selanjutnya, dilakukan pengecatan Gram. Menurut Dewi (2010), S. aureus

berbentuk kokus dan menghasilkan warna ungu pada pengecatan Gram.

Sedangkan, dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa S. aureus berbentuk bulat

(coccus) dan berwarna ungu (Gambar 11). Menurut Purwohadisantoso, Elok dan

Ella (2009), E. coli berbentuk batang pendek dan berwarna merah pada pengecatan

Gram. Sedangkan, hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa E. coli

berbentuk batang (basil) dan berwarna merah muda (Gambar 11). Oleh karena itu,

hasil yang diperoleh dalam penelitian ini baik uji gula-gula maupun pengecatan

Gram sesuai dengan literatur dan menunjukkan bahwa bakteri uji yang digunakan

adalah benar-benar bakteri S. aureus dan E. coli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

57

Gambar 13. Hasil identifikasi bakteri, (a) bakteri S. aureus dan (b) bakteri E. coli

c. Pembuatan suspensi bakteri uji

Pembuatan suspensi bakteri uji, dilakukan dengan menginokulasikan

bakteri uji ke dalam MHB (Mueller Hinton Broth) dan divortex agar tercampur

rata, yang selanjutnya dilihat kekeruhannya dengan membandingkannya dengan

Mac Farland 0,5 atau setara dengan kepadatan bakteri sebesar 1,5 x 108 CFU/mL.

Konsentrasi Mac Farland 0,5 merupakan standar yang digunakan

sebagai patokan jumlah bakteri pada metode dilusi cair, broth makro-mikro

dilusi, dan metode disk difusi. Selain itu, Mac Farland 0,5 merupakan salah

satu cara yang dapat diaplikasikan untuk menyiapkan bakteri yang akan

digunakan untuk uji kemampuan antimikroba. Penyetaraan dengan Mac

Farland juga dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan bakteri dan untuk

memperkirakan kepadatan sel yang digunakan pada prosedur pengujian

antimikroba (Sutton, 2011).

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

58

d. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran

Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuran digunakan untuk

melihat aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai dengan parameter

zona hambat yang dihasilkan dan digunakan sebagai uji pendahuluan untuk

memastikan adanya daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai terhadap S.

aureus dan E. coli. Zona hambat menunjukkan adanya daerah penghambatan

pertumbuhan bakteri di sekitar sumuran tempat inokulasi ekstrak etanol kulit buah

petai.

Dalam uji aktivitas antibakteri ini, digunakan empat kontrol yaitu kontrol

kontaminasi media, kontrol pertumbuhan bakteri uji, kontrol positif (Amoksisilin)

dan kontrol negatif (DMSO). Kontrol kontaminasi media bertujuan untuk menguji

atau melihat apakah teknik inokulasi yang digunakan aseptis atau tidak. Kontrol

pertumbuhan bakteri uji bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan normal bakteri

uji pada media tanpa perlakuan dan apakah bakteri itu tumbuh dengan baik dalam

media yang digunakan. Kontrol negatif atau kontrol pelarut bertujuan untuk

melihat apakah pelarut yang digunakan untuk melarutkan ekstrak memiliki

aktivitas antibakteri atau tidak. Sedangkan, kontrol positif (Amoksisilin)

bertujuan untuk melihat aktivitas antibakteri yang digunakan di pasaran sebagai

terapi bagi penyakit yang disebabkan karena bakteri dan untuk melihat apakah

metode yang dilakukan peneliti sudah benar atau belum. Menurut Pengov (cit.

Dewi, 2013) amoksisilin merupakan antibakteri spektrum luas yang bersifat

bakterisid dan efektif terhadap sebagian bakteri Gram positif dan beberapa Gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

59

negatif. Hasil diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli

ditampilkan pada tabel III.

Tabel III . Diameter zona hambat yang dihasilkan seri konsentrasi

ekstrak etanol kulit buah petai, kontrol positif dan kontrol negatif terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Senyawa Uji

Diameter Zona Hambat

Rerata ± SD (mm)

S. aureus

Diameter Zona Hambat

Rerata ± SD (mm)

E. coli

Kontrol positif 35,1 ± 0,84 34,4 ± 0,5

Kontrol negatif 0,0 ± 0,0 0,0 ± 0,0

Konsentrasi ekstrak

etanol kulit buah petai

50%

17,9 ± 1,4 0,0 ± 0,0

Konsentrasi ekstrak

etanol kulit buah petai

25%

15,7 ± 2,6 0,0 ± 0,0

Konsentrasi ekstrak

etanol kulit buah petai

12,5%

13,0 ± 3,0 0,0 ± 0,0

Konsentrasi ekstrak

etanol kulit buah petai

6,25%

9,8 ± 1,0 0,0 ± 0,0

Konsentrasi ekstrak

etanol kulit buah petai

3,125%

7,3 ± 0,9 0,0 ± 0,0

Diameter zona hambat sudah dikurangi diameter sumuran 6 mm; n = 3.

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai

menunjukkan bahwa ekstrak tersebut hanya dapat menghambat pertumbuhan

bakteri S. aureus dibandingkan E. coli. Hal ini ditunjukkan dengan diameter

zona hambat ekstrak etanol kulit buah petai terhadap bakteri S. aureus,

sedangkan ekstrak etanol kulit buah petai tidak dapat menghambat pertumbuhan

bakteri E. coli. Ekstrak etanol kulit buah petai dapat menghambat pertumbuhan

bakteri S. aureus karena perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

60

Gram negatif yang mengakibatkan perbedaan penetrasi ekstrak uji ke dalam

bakteri tersebut.

Dinding sel S. aureus (bakteri Gram positif) memiliki struktur

dinding sel dengan banyak lapisan peptidoglikan dan relatif sedikit lipid

sedangkan bakteri E. coli (bakteri Gram negatif) mempunyai struktur lebih

kompleks, yakni terdapat membran luar yang melindungi peptidoglikan,

fosfolipid (lapisan dalam) dan lipopolisakarida (lapisan luar) (Pratiwi, 2008).

Akibat kompleksitas dari dinding sel E. coli dan ekstrak etanol kulit buah petai

belum dapat menembus dan mengganggu integritas dinding sel bakteri E. coli

maka aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri E. coli oleh ekstrak etanol

tidak diperoleh. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri menurut Davis dan Stout

(1971) ditunjukkan pada tabel IV dan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel V.

Tabel IV. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri

Menurut Davis dan Stout (1971)

Diameter zona hambat Kekuatan aktivitas antibakteri

≤ 5 mm Lemah

5 – 10 mm Sedang

10 – 20 mm Kuat

> 20 mm Sangat kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

61

Tabel V. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah

petai terhadap S. aureus

Hasil penelitian

Konsentrasi Diameter zona hambat Kekuatan aktivitas

antibakteri

3,125% 7,3 Sedang 6,25% 9,8

12,5% 13,0 Kuat 25% 15,7

50% 17,9

Oleh karena itu, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak 12,5%, 25% dan

50% merupakan konsentrasi efektif untuk menghambat bakteri Staphylococcus

aureus. Sebab, pada konsentrasi-konsentrasi ekstrak tersebut daya

antibakterinya dikategorikan kuat untuk menimbulkan zona hambatan yang

besar.

Kontrol terhadap pelarut DMSO 5% tidak menunjukkan diameter

zona hambat, sehingga dapat dikatakan bahwa pelarut yang digunakan tidak

memiliki aktivitas antibakteri dan tidak berpengaruh pada uji antibakteri.

Sedangkon, kontrol positif amoksisilin menunjukkan diameter sumuran, maka

dapat dikatakan bahwa amoksisilin memiliki aktivitas antibakteri sehingga

digunakan di pasaran sebagai terapi bagi penyakit yang disebabkan karena

bakteri.

Hasil diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus yang

diperoleh dari masing-masing variasi konsentrasi, kontrol positif dan negatif

diolah secara statistik menggunakan Microsoft Excel dengan formula yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

62

sesuai. Untuk hasil diameter zona hambat pertumbuhan bakteri E. coli tidak

dapat diolah secara statistik karena hasil yang diperoleh adalah nol. Pada uji

distribusi data normal atau tidak dengan Shapiro-Wilk dan homogenitas data

diuji dengan uji Levene, diperoleh hasil bahwa data tidak terdistribusi normal

dan homogen sehingga dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis.

Dalam menganalisis data dengan uji Kruskal Wallis dengan taraf

kepercayaan 95%, nilai thitung lebih besar daripada ttabel sehingga dapat diketahui

bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok (variasi konsentrasi, kontrol

positif dan kontrol negatif). Selanjutnya menggunakan uji post hoc dengan

Mann Withney-Wilcoxon Test untuk melihat perbedaan hasil diameter zona

jernih tiap konsentrasi dengan konsentrasi lain, kontrol positif, dan kontrol

negatif. Data uji post hoc yang diperoleh ditampilkan dalam tabel VI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

63

Tabel VI. Hasil Mann Withney-Wilcoxon Test diameter zona hambat variasi

konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai, kontrol positif dan kontrol negatif

terhadap Staphylococcus aureus

Kontrol - K. 50% K. 25% K.

12,5% K. 6,25% K. 3,125%

Kontrol - BTB

K. 50% BB BTB

K. 25% BB BTB BTB

K. 12,5% BB BB BB BTB

K. 6,25% BB BB BB BB BTB

K. 3,125% BB BB BB BB BB BTB

Keterangan :

*K. = Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai

*BB = Berbeda Bermakna ; BTB = Berbeda Tidak Bermakna

*Rerata ± SD diameter zona hambat S. aureus oleh masing-masing kelompok adalah

kontrol – (0,0 ± 0,0); konsentrasi 50% (17,9 ± 1,3); konsentrasi 25% (15,7 ± 2,6);

konsentrasi 12,5% (13,0 ± 2,9); konsentrasi 6,25% (9,8 ± 1,0); dan konsentrasi

3,125% (7,3 ± 0,9).

Data tabel VI menunjukkan bahwa diameter zona hambat variasi

konsentrasi ekstrak etanol kulit buah petai berbeda bermakna secara statistik

terhadap kontrol negatif. Jika dibandingkan dengan kontrol negatif, seluruh seri

konsentrasi memiliki perbedaan daya hambat yang bermakna sebab kontrol

negatif tidak menghasilkan daya hambat. Jika dilihat zona hambat yang

terbentuk antar variasi konsentrasi (Lampiran 10.), terjadi peningkatan zona

hambat yang sebanding dengan peningkatan variasi konsentrasi, tetapi secara

statistik variasi konsentrasi 25% dan 50% bebeda tidak bermakna (Tabel IV).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

64

Salah satu faktor yang mempengaruhi diameter zona hambatan yaitu

konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi suatu bahan, semakin banyak

mikroorganisme yang dihambat. Pada titik tertentu, peningkatan konsentrasi

tidak meningkatkan kecepatan untuk menghambat atau membunuh

mikroorganisme. Beberapa bahan justru lebih efektif pada konsentrasi lebih

rendah, seperti halnya etanol 70% lebih efektif daripada etanol 95% (Noer,

2011).

Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis statistik variasi konsentrasi

25% dan 50% bebeda tidak bermakna menunjukkan bahwa konsentrasi 50%

memiliki kemampuan yang sama dengan 25% dalam menghambat pertumbuhan

bakteri S. aureus. Selain itu, hasil ini juga menunjukkan bahwa pada

konsentrasi yang lebih besar (50%) tidak selalu daya hambatnya makin besar.

Selain itu, jika dibandingkan dengan kontrol negatif, variasi konsentrasi

memiliki perbedaan bermakna dan zona hambatnya masih lebih besar dari

kontrol negatif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi

dapat menghambat pertumbuhan S. aureus tetapi tidak lebih baik daripada

kontrol positif.

Berdasarkan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah petai

terhadap S. aureus dan E. coli dengan metode difusi sumuran, diperoleh hasil

bahwa ekstrak etanol kulit buah petai memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri S. aureus dan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

65

karena itu, perlu dilakukan pengukuran kadar hambat minimal (KHM) dan

kadar bunuh minimal (KBM) terhadap S. aureus.

e. Pengukuran Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal

(KBM) Ekstrak Etanol kulit buah petai terhadap S. aureus dengan metode

dilusi cair

Pada pengukuran KHM dan KBM, variasi konsentrasi diperoleh dari

konsentrasi terkecil ekstrak etanol kulit buah petai pada uji aktivitas antibakteri

dengan metode difusi sumuran yang memiliki zona hambat lebih besar

dibandingkan dengan kontrol negatif yaitu 3,125%. Prinsip metode dilusi adalah

pengenceran konsentrasi senyawa uji yang diketahui memiliki aktivitas

antibakteri untuk mengamati KHM dan KBM. Rentang konsentrasi yang

digunakan dalam uji KHM dan KBM berdasarkan uji aktivitas antibakteri

dengan metode sumuran dan orientasi. Rentang konsentrasi yang digunakan

adalah 0,782%; 1,563%; 3,125%; 6,25%; 12,5%; 15,625%; 18,750%; 21,875%;

25% dan 50%. Pengukuran KHM dan KBM dilakukan secara kuantitatif dengan

mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat untuk menganalisis unsur-

unsur secara kuantitatif maupun kualitatif. Penentuan secara kualitatif

berdasarkan puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum suatu unsur tertentu

pada panjang gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara kuantitatif

berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum senyawa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

66

dianalisis. Prinsip spektrofotometri UV-Vis berdasarkan hukum Lambert-Beer,

yaitu suatu cahaya monokromatis dilewatkan melalui suatu media, maka

bertambah-turunnya intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan

tebal dan kepekaan media yang digunakan (Yanlinastuti, Dian, Fatimah, dan

Yusuf, 2011).

Menurut Pratiwi (2012), spektrofotometer dapat mengukur kepekatan

sel dalam suspensi dengan Optical Density (OD) (jumlah cahaya yang diabsorpsi

dan disebarkan) sebagai suatu hitungan, karena OD sebanding dengan kepekatan

sel dalam suspensi biakan. Kerapatan optik suatu suspensi tidak langsung

menunjukkan jumlah sel dalam suatu populasi, namun menunjukkan jumlah

cahaya yang disebarkan oleh populasi tersebut.

Pada penelitian ini, setiap rentang konsentarasi dimasukkan ke dalam

media MHB lalu ditambahkan dengan suspensi bakteri sehingga terdapat 10

tabung. Kemudian, setiap tabung yang berisi MHB, seri konsentrasi dan suspensi

bakteri divortex lalu diukur Optical Density (OD) menggunakan

spektrofotometer (λ 480 nm) sebagai pembanding sebelum perlakuan atau

kontrol. Sepuluh tabung tersebut, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC

dalam inkubator. Hasil inkubasi diukur Optical Density (OD) bakteri

menggunakan spektrofotometer (λ 480 nm) sebagai pembanding sesudah

perlakuan inkubasi. Masing-masing kultur pada seri pengenceran diukur

absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 480 nm. Panjang gelombang tersebut digunakan karena menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

67

Dewi (2010) dalam percobaan yang dilakukan dapat menunjukkan nilai

absorbansinya terhadap seri pengenceran kultur bakteri dengan ketelitian

tertinggi dibandingkan dengan panjang gelombang lainnya.

Pertumbuhan bakteri dapat diketahui dengan mengukur selisih antara

absorbansi sebelum dan sesudah inkubasi. Jumlah sel bakteri dapat diukur

dengan cara mengetahui kekeruhan (turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu

kultur, semakin banyak jumlah selnya. Cahaya yang dipancarkan pada

spektrofotometer akan mengenai sel sehingga sebagian cahaya akan diserap dan

sebagian diteruskan. Banyaknya cahaya yang diabsorbsi sebanding dengan

banyaknya sel bakteri pada batas-batas tertentu (Purwoko, 2007 cit Dewi, 2010).

Hasil pengukuran absorbansi sebelum dan sesudah inkubasi ditampilkan pada

tabel VII.

Tabel VII. Hasil pengukuran absorbansi pada uji KHM dan KBM

ekstrak etanol kulit buah petai terhadap Staphylococcus aureus

No. Konsentrasi

(%)

Optical Density (OD) ΔOD

(b - a) Sebelum inkubasi

(a)

Setelah inkubasi

(b)

1. 0.782 1.7401 3,6169 1.8768

2. 1.563 1.2689 2,8657 1.5968

3. 3.125 1.3394 2,3512 1.0118

4. 6.25 2.7092 3,327 0.6178

5. 12.5 2.6829 3,5388 0.8559

6. 15.625 2.9591 3,7124 0.7533

7. 18.750 3.4362 4,0382 0.6020

8. 21.875 3.9133 4,3392 0.4259

9. 25 3.6123 3,6123 0

10. 50 3.9113 3,9113 0

* n = 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

68

Berdasarkan hasil pengukuran KHM dan KBM pada tabel V, diperoleh

absorbansi pada konsentrasi 25% dan 50% adalah nol. Nilai ΔOD yang nol

menunjukkan tidak adanya perubahan absorbansi sebelum dan sesudah inkubasi.

Nilai ΔOD ≥ 0 menunjukkan adanya peningkatan nilai absorbansi yang berarti

masih terdapat pertumbuhan bakteri. Masih adanya pertumbuhan bakteri

menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak tersebut belum dapat menghambat

pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak 25% dan 50% dengan absorbansi nol,

dilanjutkan dengan uji penegasan apakah kedua konsentrasi tersebut merupakan

KHM atau KBM. Hasil yang diperoleh pada penegasan ini adalah pada media

MHA yang telah distreak dengan konsentrasi 25% dan 50% (Gambar 12) dengan

ΔOD nol adalah terdapat pertumbuhan bakteri, sehingga kedua konsentrasi

tersebut hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu,

konsentrasi terkecil ekstrak etanol kulit buah petai yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (KHM) adalah konsentrasi 25%.

Gambar 14. Hasil streak uji KHM dan KBM

25% 50%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

69

Apabila hasil streak konsentrasi 25% dan 50% (Gambar. 14) jernih,

yakni tidak terdapat pertumbuhan bakteri, maka konsentrasi tersebut dapat

membunuh bakteri S. aureus sehingga nilai KBM telah diperoleh. Tetapi, hasil

yang diperoleh pada penelitian ini adalah tidak ditemukan media jernih yang

berarti ada pertumbuhan bakteri, maka pada konsentrasi 25% nilai KBM belum

diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji tabung yang dilakukan, ekstrak etanol kulit buah petai

mengandung saponin, flavonoid, alkaloid, tanin, fenolik dan terpenoid.

2. Ekstrak etanol kulit buah petai memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus, namun tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Escherichia coli.

3. Nilai Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol kulit buah petai terhadap

bakteri Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 25%, dan nilai Kadar

Bunuh Minimal (KBM) belum diperoleh pada konsentrasi 25%.

B. Saran

Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk uji penegasan kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak etanol kulit

buah petai dengan isolasi senyawa menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif.

Kemudian dapat dilanjutkan dengan uji bioautografi kontak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

71

DAFTAR PUSTAKA

Adi, L.T., 2008, Tanaman Obat dan Jus : Untuk Mengatasi Penyakit Jantung,

Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke, Agromedia Pustaka, Tangerang, hal. 141.

Agnes, Lois, Aning, Nani, 2013, Ekstraksi Kulit Petai Sebagai Sumber Antioksidan

Alami Dengan Metode Domestic Microwave Maceration, Jurnal Teknik Kimia

Indonesia, Volume 11 (5), 237 – 242.

Agoes, H.A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Salemba Medika, Jakarta, hal. 91 - 92.

Alfath, C.R., Vera, Y., dan Sunnati, 2013, Antibacterial Effect Of Granati Fructus

Cortex Extract On Streptococcus Mutans In Vitro, Journal of Dentistry

Indonesia, Vol. 20, No. 1,5 – 8.

Ardiansyah, 2007 in Marliana dan Chairul, 2011, Uji Fitokimia dan Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana, Etil Asetat dan Metanol Dari

Buah Labu Air (Lagenari siceraria (Molina) Standl), Jurnal Kimia

Mulawarman,Volume 8 Nomor 2, Samarinda, hal. 28.

Arisandi, 1990; Anwar, L., 2014, Uji Pendahuluan Fitokimia, Karya Ilmiah,

Indramayu, hal. 3.

Azizi, C. Y. M., Salman, Nik, dan Mohd, 2006, Extraction and Identification of

Compounds From Parkia Speciosa Seeds by Supercritical Carbon Dioxide,

Journal of Chemical and Natural Resources Engineering, University

Technology Malaysia, hal. 153 – 163.

Cappucino dan Sherman, 1983 in Rostinawati, T., 2008, Skrining dan Identifikasi

Bakteri Penghasil Enzim Kitinase dari Air Laut di Perairan Pantai Pondok

Bali, Penelitian Mandiri, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,

Jatinangor, hal. 30 – 31.

Chapagain, B.P., dan Wiesman, Z., 2005, Larvicidal Activity of the Fruit Mesocarp

Extract of Balanites aegyptiaca and its Saponin Fractions against Aedes

aegypti”, Dengue Bulletin, 29, New Delhi.

Davis and Stout, 1971, Disc Plate Methode of Microbiological Antibiotic Assay,

Journal of Microbiology, Vaol. 22, No 4, 666 – 670.

Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Depkes RI, Jakarta, hal. 35.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 7, 1036.

Depkes RI,. 1995, Materi Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, hal. xvii.

Dewi, F.K., 2010, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia, L.) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar, Skripsi, 3-8, 20,

Universitas Sebelas Maret, Yogyakarta.

Dewi, A.K., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Stphylococcus aureus

Terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE)

Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal

Sain Veteriner, 140, 144, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Dirjen POM, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen

Kesehatan RI, Jakarta, hal. 82 - 84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

72

Edeoga, H.O., Okwu, and Mbaebre, B., 2005, Phytochemical Constituent of Some

Nigerian Medicinal Plants, Afr Journal of Biotechnology, 4:685-688.

Efendi, Y. N. dan Triana, H., 2013, Potensi Antimikroba Ekstrak Etanol Sarang

Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Terhadap Candida albicans, Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus, Traditional Medicine Journal, Volume 18 (1),

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, hal. 53 – 58.

Hagerman A. E., 2002, Tanin Chemistry, Department of Chemistry and

Biochemistry, Miami University, Oxford, USA, pp. 54 – 55.

Hakim, A. R., 2009, Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Rimpang Kecombrang

(Nicolaia speciosa Huran) Terhadap Trichophyton mentagrophytis dan

Trichophyton rubrum, Skripsi, UIN, Yogyakarta, hal. 18.

Harborne, J., 1996, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Cetakan kedua, Penerjemah: Padmawinata, K. dan I. Soediro.,

ITB, Bandung, hal. 23 – 24.

Hargono, D., 1986. Sediaan Galenik, Depkes RI., Jakarta, hal. 1 -7.

Harris, Foster, and Richards, 2002, An Introduction To Staphylococcus aureus, And

Techniques For Identifying And Quantifying Staphylococcus aureus Adhesins

In Relation To Adhesion To Biomaterials, Review, Dept. Molecular Biology

and Biotechnology, University of Sheffield, Firth Court, Sheffield, pp. 39 – 40.

Hermawan, A., Hana, E., dan Wiwiek, T., 2007, Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

dengan Metode Difusi Disk, Artikel Ilmiah, Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 3 – 6.

Jawetz, Melnick, Adelberg, Brooks, Butel, and Ornston, 2005, Mikrobiologi

Kedokteran, Edisi ke-20, EGC, Jakarta, hal. 211,213,215.

Jones, W. P. and Kinghorn, A.D., 2006. Extraction of Plant Secondary Metabolites,

In: Sarker, S. D., Latif, Z. and Gray, A. I., eds. Natural Products Isolation. 2nd

Ed. New Jersey: Humana Press. P.341-342.

Kamisah, Y., Faizah Othman, Hj Mohd Saad Qodriyah, and Kamsiah Jaarin, 2013,

Parkia speciosa Hassk.: A Potential Phytomedicine, Review Article, Evidence-

Based Complementary and Alternatif Medicine, Malaysia, pp. 1 – 6.

Kismiyati, Sri, Wahid, dan Rahayu, 2009, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram

Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius Auratus) Akibat Infestasi

Ektoparasit Argulus Sp., Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Volume I,

No. 2, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya, hal.

132.

Kristanti, 2008; Septiana, 2011, Identifikasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi

Teraktif Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), Skripsi, 18 – 19,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Kumalasari, E. dan Sulistyani, N., 2011, Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) Terhadap Candida albicans

serta Skrining Fitokimia, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 1 (2): 51 – 62

Kurniawati, D. A., 2014, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Petai (Parkia speciosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

73

Hassk.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, Skripsi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,

hal. 6-35.

Kusdarwati, R., Ludira, S., dan Akhmad, T. M., 2010, Daya Antibakteri Ekstrak

Buah Adas (Foeniculum vulgare) Terhadap Bakteri Micrococcus luteus Secara

In Vitro, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Vol. 2. Fakultas Pertanian

dan Kelautan, Surabaya, hal. 34.

Kusmiyati dan Agustini, N.W.S., 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari

Mikroalga Porphyridium cruentum, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor, hal. 47 – 49.

Lamothe, R.G., 2009, Plant Antimicrobial Agents and Their Effects on Plant and

Human Pathogens, International Journal of Moleculer Science,Vol. 10, 3400-

3419.

Lenny, S., 2006, Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, Karya

Ilmiah, Universitas Sumatera Utara, Medan, hal. 14 – 21.

Mahardika, C., 2013, Fraksionasi Ekstrak Kulit Petai Berpotensi Antioksidan,

Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor, hal. 5 – 28.

Maliana, Y., Siti, K., dan Farah, D., 2013, Aktifitas Antibakteri Kulit Garcinia

mangostana Linn. Terahadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter

dari Coptotermes, Journal Protobion, Vol. 2 (1) : 7 – 11.

Mardiastuti H. W., Anis Karuniawati, Ariyani Kiranasari, Ikaningsih, Retno

Kadarsih, 2007, Emerging Resistance Pathogen : Situasi Terkini di Asia,

Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Indonesia, Majalah Kedokteran

Indonesia, Volume 57, Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta, p. 76.

Marlinda, M., Meiske, S., dan Audy, D.W., 2012, Analisis Senyawa Metabolit

Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea

americana Mill), Jurnal MIPA UNSRAT, Manado, hal. 27.

Ma’mun, dkk., 2006, Teknik Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Purwoceng,

http://herbalnet.healthrepository.org/bitstream/123456789/2578/1/5d.pdf,

diakses tanggal 20 November 2014.

MC Murry, 2004 in Marliana dan Chairul, 2011, Uji Fitokimia dan Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana, Etil Asetat dan Metanol Dari

Buah Labu Air (Lagenari siceraria (Molina) Standl), Jurnal Kimia

Mulawarman, Volume 8 Nomor 2, Samarinda, hal. 28 - 29.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 661/Menkes/SK/VII/1994, Persyaratan Obat

Tradisional, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 261/Menkes/SK/IV/2009, Farmakope Herbal

Indonesia Edisi Pertama, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Misnadiarly, 2008, Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak, Orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

74

Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik dan Pneumonia Atypik

Mycobacterium, Pustaka Obor Populer, Jakarta, hal. 22.

Mpila, D., Fatimawati, dan Weny, I. W., 2012, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Etanol Daun Mayana (Coleus atropurpureus L. Benth) Terhadap

Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa Secara

In-Vitro, Karya Ilmiah, FMIPA UNSRAT, Manado, hal. 13.

Nauman dan Muhammad, 2003 in Villas, A. M., 2011, Science and Technology

Againts Microbial Pathogens : Research, Development and Evaluation, World

Scientific, USA, pp. 123 – 127.

Nikham dan Basjir, T. E., 2012, Uji Bahan Baku Antibakteri Dari Buah Mahkota

Dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff) Boerl.) Hasil Iradiasi Gamma Dan

Antibiotik Terhadap Bakteri Patogen, Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Bahan, Jakarta Selatan, hal. 169.

Nitisapto dan Siradz, 2005 in Mahatriny, N. N., Payani, Oka dan Astuti, 2014,

Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang

diperoleh daerah Ubud , Kabupaten Gianyar, Bali, Skripsi, Universitas

Udayana Bali, hal. 9.

Noer, S. F., 2011, Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Salmonella thyposa, Iltek, Volume 6, Nomor 12,

Universitas Islam Makassar, Makasar, hal. 889.

Nuria, M.C., Arvin, F., Sumantri, 2009, Uji AKtivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus

aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi

ATCC 1408, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Gajah

Mada,Yogyakarta, hal. 7 – 10.

Padmasari, P.D., Astuti, K.W., dan Warditiani, N.K., 2013, Skrining Fitokimia

Ekstrak Etanol 70% Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), Jurnal

Farmasi Udayana, Bali, hal. 2 – 4.

Pengelly A. 2004. The Constituents of Medicinal Plants. 2nd

Edition. Allen & Unwin, Crows Nest., http://ebookbrowsee.net/1-senyawa-

fenolik-pdf-d343531583, diakses tanggal 20 November 2014.

Pengov, 2003 in Dewi, A. K., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas

Staphylococcus Aureus Terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing

Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo,

Yogyakarta, Jurnal Sain Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta, hal. 148.

Plantamor, 2008, Klasifikasi Botani Petai,

http://www.plantamor.com/index.php?plant=955, diakses tanggal 1 Mei 2014.

Pramono, 2005 in Ma’mun, dkk., 2006, Teknik Pembuatan Simplisia dan Ekstrak

Purwoceng,

http://herbalnet.healthrepository.org/bitstream/123456789/2578/1/5d.pdf,

diakses tanggal 20 November 2014.

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp. 136 – 147, 176.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

75

Pratiwi, A. I., 2012, Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol The Hijau Terhadap

Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta, hal. 57.

Prawira, M.Y., Sarwiyono dan Surjowardojo, P., 2013. Daya Hambat Dekok Daun

Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Staphylococcus aureus Penyebab Penyakit Mastitis pada Sapi Perah,

Universitas Brawijaya. Malang, hal. 172 – 173.

Purwohadisantoso, K., Elok, Z., dan Ella, S., 2009, Isolasi Bakteri Asam Laktat dari

Sayur Kubis yang Memiliki Kemampuan Penghambatan Bakteri Patogen

(Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, dan

Salmonella thypimurium), Jurnal Teknologi Pertanian, Volume 10, Nomor 1,

19 – 27, Universitas Brawijaya, Malang.

Purwoko, 2007 in Dewi, F.K., 2010, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah

Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar,

Skripsi, 3 – 8, Universitas Sebelas Maret, Yogyakarta.

Pudjaatmaka, A.H., 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 202.

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran, EGC, Jakarta, hal. 76.

Riskesdas, 2007, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 10.

Robinson, T., 1995, Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan

oleh Prof. Dr. Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung, hal. 45 – 46.

Rostinawati, T., 2008, Skrining dan Identifikasi Bakteri Penghasil Enzim Kitinase

dari Air Laut di Perairan Pantai Pondok Bali, Penelitian Mandiri, Fakultas

Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, hal. 30.

Sabir, A. 2008. In Vitro Antibacterial Activity Of Flavonoids Trigona Sp Propolis

Against Streptococcus Mutans, http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/

DENTJ-38-3-08.pdf, diakses tanggal 23 September 2014.

Sakunpak, A. dan Panichayupakaranant, 2012, Antibacterial Activity of Thai Edible

Plants Against Gastrointestinal Pathogenic Bacteria and Isolation of a New

Broad Spectrum Antibacterial Polyisoprenylated Benzophenone,

Chamuangone, Food Chemistry, 130:826 – 831.

Salni, Hanifa, M., dan Ratna, W. M., 2011, Isolasi Senyawa Antibakteri Dari Daun

Jengkol (Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya,

Jurnal Penelitian Sains, Vol. 14, 40, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.

Sardjono, T.W., 2009, Strategi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Parasitik di

Masyarakat, Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Malang.

Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Indentifikasi Flavonoid Dari Daun Dewandaru

(Eugenia uniflora L.), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Sulistiyaningsih, 2010, Uji Kepekaan Beberapa Sediaan Antiseptik Terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus Dan Staphylococcus aureus Resisten Metisilin

(MRSA), Laporan Penelitian Mandiri, Fakultas Farmasi, Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

76

Padjadjaran Jatinangor, hal. 5.

Subramani, 2002 in Rosidah dan Afizia, 2012, Potensi Ekstrak Daun Jambu Biji

Sebagai Antibakterial Untuk Menanggulangi Serangan Bakteri Aeromonas

Hydrophila Pada Ikan Gurame (Osphronemus oouramy lacepede), Jurnal

Kuatika, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Suparjo, 2008 in Marliana dan Chairul, 2011, Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana, Etil Asetat dan Metanol Dari Buah Labu

Air (Lagenari siceraria (Molina) Standl), Jurnal Kimia Mulawarman,

Volume 8 Nomor 2, Samarinda, hal. 65.

Sutton, S., 2011, Determination of Inoculum for Microbiological Testing, Summer,

Volume 15, Number 3, pp. 49 – 53.

Undang-Undang RI, 2009, Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, Jakarta,

hal. 3.

Vermerris, W., Nicholson,R., 2006. Phenolic Compound Biochemistry,

Springer, Dordrecht, http://ebookbrowsee.net/1-senyawa-fenolik-pdf-

d343531583, diakses tanggal 20 November 2014.

Wahab, A. S., 2009, Ilmu Kedokteran Anak Nelson, Volume I, Edisi 15, EGC,

Jakarta, hal. 918, 977. Yanlinastuti, Anggraini, D., Fatimah, S., dan Yusuf, N., 2011, Penentuan Kadar

Zirkonium Dalam Paduan U-ZR Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

dengan Pengompleks Arsenazo III, Seminar Nasional, Sekolah Tinggi

Teknologi Nuklir, Yogyakarta, hal. 567 – 568.

Zein, U., Khalid, H.S., and Josia, G., 2004, Diare Akut Disebabkan Bakteri, Ilmu

Penyakit Dalam, Sumatera Utara, hal. 1, 7 – 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

77

Lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

78

Lampiran 1. Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa

Hassk)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

79

Lampiran 2. Surat Izin Melakukan Penelitian di Laboratorium Balai Kesehatan

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

80

Lampiran 3. Sertifikat hasil uji Staphylococcus aureus ATCC 25923

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

81

Lampiran 4. Sertifikat hasil uji Escherichia coli ATCC 25922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

82

Lampiran 5. Pereaksi-pereaksi yang digunakan untuk uji fitokimia

FeCl3 10% dan

FeCl3 1%

Mayer dan

Dragendorf

KOH LP

H2SO4 Pekat

NaOH LP

HCL 2N

Kloroform

Larutan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

83

Lampiran 6. Hasil Uji Identifikasi Staphylococcus aureus

Keterangan tabung pada uji gula-gula:

a : glukosa, b: laktosa, c : manitol, d : maltosa, dan e : sakarosa.

a b c d e

Ada endapan hitam pada

media geolitik

Ada kabut putih pada media

enrich

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

84

Media NA miring yang

diinokulasikan bakteri

Media uji SIM yang

diinokulasikan bakteri

Media uji SC yang

diinokulasikan bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

85

Tabel hasil uji gula-gula :

Label Gula-gula Warna sebelum

inkubasi 24 jam

Warna setelah

inkubasi 24 jam Keterangan

A Glukosa Kuning

Bagian atas berwarna

kuning, dan

bawahnya berwarna

jingga Positif karena

terjadi perubahan

warna B Laktosa Ungu Kuning

C Manitol Hijau Jingga

D Maltosa Merah Kuning

E Sakarosa Biru Kuning

F Na Bening

Kekuningan Sedikit hitam

Negatif karena

perubahan warna

yang terjadi tidak

sesuai sehingga

dilakukan uji

DNAse

G SIM Bening

Kekuningan

Ada gelembung atau

motil

H SC Hijau Sedikit hitam

Hasil Uji DNAse sebagai proses alutinasi, hasil

positif karena terjadi gumpalan.

Hasil uji pengecatan Gram terhadap

Staphylococcus aureus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

86

Lampiran 7. Uji Identifikasi Bakteri Escherichia coli

Keterangan tabung pada uji gula-gula:

a : glukosa, b: laktosa, c : manitol, d : maltosa, dan e : sakarosa.

Ada gelembung gas dari tabung

durham yang ada di dalam

tabung reaksi media BGLD

a b c d e

Ada warna hijau kebiruan

menunjukkan bahwa bakteri

yang diuji adalah Escherichia

coli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

87

Tabel hasil uji gula-gula :

Label Gula-gula Warna sebelum

inkubasi 24 jam

Warna setelah

inkubasi 24 jam Keterangan

A Glukosa Kuning

Bagian atas berwarna

kuning, dan

bawahnya berwarna

jingga Positif karena

terjadi perubahan

warna B Laktosa Ungu Kuning

C Manitol Hijau Jingga

D Maltosa Merah Kuning

E Sakarosa Biru Kuning

F SC Hijau Kuning kecoklatan

Negatif karena

tidak berubah

warna menjadi

biru

G SIM Bening

Kekuningan

Permukaan berbentuk

cincin jingga (indol),

agak hitam (sulfur)

dan terbentuk

gelembung yang

melebar (motil)

Hasil Pengecatan Gram terhadap

Escherichia coli

Media SC yang

diinokulasikan bakteri

Media SIM yang

diinokulasikan bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

88

Lampiran 8. Uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi sumuran dengan

Kirby Bauer terhadap Staphylococcus aureus

a a a

d e f

g h i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

89

Keterangan :

Label Plate

A Lima seri konsentrasi replikasi I

B Kontrol pertumbuhan replikasi I

C Kontrol positif dan negatif replikasi I

D Lima seri konsentrasi replikasi II

E Kontrol pertumbuhan replikasi II

F Kontrol positif dan negatif replikasi II

G Lima seri konsentrasi replikasi III

H Kontrol pertumbuhan replikasi III

I Kontrol positif dan negatif replikasi III

J Kontrol kontaminasi media

j

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

90

Lampiran 9. Uji aktivitas antimikroba difusi sumuran terhadap Escherichia coli

a

b C

d

e f

g h i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

91

Keterangan :

Label Plate

A Lima seri konsentrasi replikasi I

B Kontrol positif dan negatif I

C Kontrol pertumbuhan replikasi I

D Lima seri konsentrasi replikasi II

E Kontrol positif dan negatif II

F Kontrol pertumbuhan replikasi II

G Lima seri konsentrasi replikasi III

H Kontrol positif dan negatif III

I Kontrol pertumbuhan replikasi III

J Kontrol kontaminasi media

j

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

92

Lampiran 10. Hasil Pengukuran diameter zona hambat ekstrak etanol kulit buah petai

1. Terhadap bakteri Staphylococcus aureus

2. Terhadap bakteri Escherichia coli

Konsentrasi

(%) 3.125 6.25 12.5 25 50

Kontrol

+

Kontrol

-

Diameter I

(mm) 6,333 8,667 10,667 12,667 16,333 36 0

Diameter II

(mm) 7,667 10 12 17,333 18,667 34,333 0

Diameter III

(mm) 8 10,667 16,333 17 18,667 35 0

SD lebih

kurang

Rata-Rata

7,333 ±

0.882

9,778 ±

1.018

13 ±

2,962

15,667

± 2,603

17,889

± 1,348

35,111

± 0,839

0,000 ±

0,000

Konsentrasi

(%) 3.125 6.25 12.5 25 50

Kontrol

+ Kontrol -

Diameter I

(mm) 0 0 0 0 0 34 0

Diameter II

(mm) 0 0 0 0 0 34.333 0

Diameter III

(mm) 0 0 0 0 0 35 0

SD lebih

kurang

Rata-Rata

0,0 ±

0.0

0,0 ±

0.0 0,0 ± 0.0 0,0 ± 0.0 0,0 ± 0.0 0,0 ± 0.0 0,0 ± 0.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

93

Lampiran 11 . Hasil perhitungan statistik zona hambat ekstrak etanol kulit buah petai

terhadap Staphylococcus aureus

1. Uji Distribusi Normal dengan Shapiro-Wilk

a. H0 : data terdistribusi normal

H1 : data tidak terdistribusi normal

b. Taraf kepercayaan, α : 0,05

c. Wilayah Kritis

=

Keterangan :

D = Berdasarkan rumus di bawah

= Koefisient test Shapiro Wilk

X n-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data

X i = Angka ke i pada data

D =

Keterangan :

X I = Angka ke I pada data

= Rata-rata data

T (α ; n) = T (0,05 ; 3) = 0,05 ; 0,767

Ho diterima jika T hitung < Ttabel maka distribusi data normal (DN)

Ho ditolak jika T hitung > Ttabel maka distribusi data tidak normal (DTN)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

94

a. Kontrol positif

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter (Xi)

1 36 34,333 -0,778 0,605

2 34,333 35 -0,111 0,012

3 35 36 0,889 0,790

Jumlah 105,333 D 1,407

35,111

Hitung nilai T :

i Ai X n – I + 1 – Xi ai (X n – I + 1 –

Xi)

[∑ai (X n – I + 1 –

Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071 36 – 34,333 =

1,667 1,1787357

DTN

Jumlah

1,1787357 1,38941785 0,986854317

b. Kontrol negatif

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 0 0 0 0

2 0 0 0 0

3 0 0 0 0

Jumlah 0 D 0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

95

Hitung nilai T

I ai X n – I + 1 - Xi ai (X n – I + 1 –

Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071 0 - 0 = 0 0

Jumlah

0 0 - -

c. Konsentrasi 50%

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 16,333 16,333 -1,556 2,421

2 18,667 18,667 0,778 0,605

3 18,667 18,667 0,778 0,605

Jumlah 53,667 D 3,631

17,889

Hitung nilai T :

I ai X n – I + 1 – Xi

ai (X n – I + 1 –

Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071

18,667 – 16,333 =

2,334 1,6503714

DN

Jumlah

1,6503714 2,723725758 0,749985615

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

96

d. Konsentrasi 25%

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 12,667 12,667 -3,000 8,998

2 17,333 17 1,333 1,778

3 17 17,333 1,666 2,777

Jumlah 47

D 13,552

15,66667

Hitung nilai T :

I ai X n – I + 1 – Xi ai (X n – I + 1 –

Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071 17,333 – 12,667

= 4,666 3,2993286

DTN

Jumlah

3,2993286 10,88556921 0,803218126

e. Konsentrasi 12,5%

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 10,667 10,667 -2,333 5,443

2 12 12 -1,000 1,000

3 16,333 16,333 3,333 11,109

Jumlah 39 D 17,552

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

97

Hitung nilai T :

I ai X n – I + 1 – Xi ai (X n – I + 1 –

Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071 16,333 – 10,667

= 5,666 4,0064286

DTN

Jumlah

4,0064286 16,05147013 0,914521032

f. Konsentrasi 6,25%

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 8,667 8,667 -1,111 1,234

2 10 10 0,222 0,049

3 10,667 10,667 0,889 0,790

Jumlah 29,334 D 2,074

9,778

Hitung nilai T :

I ai X n – I + 1 – Xi ai (X n – I + 1 –

Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071 10,667 – 8,667

= 2 1,4142

DTN

Jumlah

1,4142 1,99996164 0,964336066

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

98

g. Konsentrasi 3,125%

Replikasi Diameter Zona Hambat Urutan Diameter

1 6,333 6,333 -1,000 1,001

2 7,667 7,667 0,334 0,111

3 8 8 0,667 0,444

Jumlah 22 D 1,556

7,333

Hitung nilai T :

I ai X n – I + 1 –

Xi ai (X n – I + 1 – Xi) [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 1/D * [∑ai (X n – I + 1 – Xi)]^2 Ket

1 0,7071

8 – 6,333

=

1,667

1,1787357 DTN

Jumlah

1,1787357 1,38941785 0,892686955

d. Kesimpulan

Konsentrasi 50% data terdistribusi normal dan kontrol positif, konsentrasi 25%, konsentrasi 12,5%,

konsentrasi 6,25%, konsentrasi 3,125% data tidak terdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak semua

data terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

99

2. Uji Homogenitas dengan Levene’s Test

a. Menentukan Hipotesa

Ho : σ1 = σ2 = σ3 = σ4 = σ5 = σ6 = σ7 (Semua variansi sama)

H1 : Tidak semua variansi sama

b. Dengan α = 0,05

c. Statistik Uji

F Levene =

X1 = Kontrol Positif , X2 = Konsentrasi 50% , X3 = Konsentrasi 25%, X4 = Konsentrasi 12,5%, X5 = Konsentrasi 6,25%,

X6 = Konsentrasi 3,125%, X7 = Kontrol negatif

Kelompok X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Replikasi I 36,000 16,333 12,667 10,667 8,667 6,333 0

Replikasi II 34,333 18,667 17,333 12,000 10,000 7,667 0

Replikasi III 35,000 17,333 17,000 16,333 10,667 8,000 0

35,111 17,444 15,667 13,000 9,778 7,333 0

N 3 3 3 3 3 3 3

Keterangan:

K : Jumlah kelompok

N : Jumlah semua sampel (n1 + n2 + n3 + n4 + n5 + n6 + n7 )

n : Jumlah sampel per kelompok

Di : Xi -

Xi : Diameter zona hambat kelompok ke-i

: Rata-rata diameter zona hambat kelompok ke-i

: Rata-rata Dij untuk perlakuan ke i

: Rata-rata semua Dij

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

100

(D1 - )

2 (D2 - )

2 (D3 - )

2 (D4 - )

2 (D5 - )

2 (D6 - )

2 (D7 - )

2

Replikasi I 0,088 0,088 1,000 0,012 0,137 0,111 0,000

Replikasi II 0,034 0,166 0,111 1,493 0,269 0,111 0,000

Replikasi III 0,232 0,,495 0,444 1,234 0,022 0,000 0,000

6,049

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

Replikasi I 0,889 1,111 3,000 2,333 1,111 1,000 0,000

Replikasi II 0,778 1,223 1,666 1,000 0,222 0,334 0000

Replikasi III 0,111 0,111 1,333 3,333 0,889 0,667 0,000

Mean 0,593 0,815 2,000 2,222 0,741 0,667 0,000

1,005

0,511 0,109 2,967 4,441 0,210 0,344 3,032

11,613

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

101

F Levene =

=

=

= 4,4793

d. Menentukan wilayah kritis :

Ho ditolak jika, FLevene ≥ Fα (K – 1, N – K)

F 0,05 (6,14) = 2,85

FLevene = 4,4793 ,

F Levene > F 0,05 (6,14)

Jadi, Ho ditolak, tidak semua variansi sama,

*Karena tidak semua variansi sama, maka analisis dilanjutkan dengan metode non parametrik Kruskal Wallis.

3. Uji Kruskal Wallis a. Menentukan Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok (Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ4 = μ5 = μ6 = μ7)

H1 : Ada perbedaan bermakna antara kelompok (H1 : μ1 # μ2 # μ3 # μ4 # μ5 # μ6 # μ7)

b. Jumlah kelompok (k) = 7 kelompok, maka untuk k >3 dan >5 menggunakan tabel chi square.

df = k – 1, df = 7 – 1 = 6.

N (total n) = 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

102

c. Hitung nilai dari statistik uji

Perhitungan data menggunakan Excel.

Konsentrasi (%) 3,125 6,125 12,5 25 50 Kontrol

+

Kontrol

-

Diameter I (mm) 6,333 8,667 10,667 12,667 16,333 36 0

Diameter II (mm) 7,667 10 12 17,333 18,667 34,333 0

Diameter III (mm) 8 10,667 16,333 17 18,667 35 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

103

Nomor

Data Diameter

Zona

Hambat

Urutan data Kelompok Rangking Urutan rangking

1 0 0 - 1 2

2 0 0 - 1 2

3 0 0 - 1 2

4 6,333 6,333 3,125% 4 4

5 7,667 7,667 3,125% 5 5

6 8 8 3,125% 6 6

7 8,667 8,667 6,25% 7 7

8 10 10 6,25% 8 8

9 10,667 10,667 6,25% 9 9,5

10 10,667 10,667 12,50% 9 9,5

11 12 12 12,50% 11 11

12 12,667 12,667 25% 12 12

13 16,333 16,333 12,50% 13 13,5

14 16,333 16,333 50% 13 13,5

15 17 17 25% 15 15

16 17,333 17,333 25% 16 16

17 18,667 18,667 50% 17 17,5

18 18,667 18,667 50% 17 17,5

19 34,333 34,333 Kontrol + 19 19

20 35 35 Kontrol + 20 20

21 36 36 Kontrol + 21 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

104

R1 (-) R2 (3,125%) R3 (6,25%) R4 (12,5% R5 (25%) R6 (50%) R7 (+)

Replikasi I 2 4 7 9,5 12 13,5 19

Replikasi II 2 5 8 11 15 17,5 20

Replikasi III 2 6 9,5 13,5 16 17,5 21

∑R 6 15 24,5 34 43 48,5 60

∑R2 36 225 600,25 1156 1849 2352,25 3600

∑(R2)/3 12 75 200,0833 385,3333 616,3333 784,0833 1200

Urutan 6 15 24,5 34 43 48,5 60

Total ∑(R ^2)/3 = 3272,833

R1<R2<R3<R4<R5<R6<R7

R : Ranking

N : total sampel

T = - 3 (N + 1)

= - 3 (21 + 1)

= - 3 (22)

= 85,009 – 66

= 19,009

d. Nilai kritis

df = k – 1 7 – 1 = 6 nilai tabel chi square = 12,592 dengan nilai taraf kepercayaan = 95%.

Jadi, t tabel < t hitung, sehingga Ho ditolak, Oleh karena itu, ada perbedaan bermakna antara kelompok.

Selanjutnya menggunakan Uji Post Hoc dengan Mann Withney-Wilcoxon Test untuk melihat kebermaknaan

dalam perbedaan hasil diameter zona jernih tiap konsentrasi dengan konsentrasi lain, kontrol positif, dan kontrol

negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

105

4. Mann whitney-Wilcoxon test

Untuk uji ini, dengan sampel n1≤8 dan n2 ≤ 8, menggunakan rumus

U1 =

U2 =

Kemudian, untuk nilai U hitung yang akan dibandingkan dengan U tabel adalah U yang bernilai paling kecil,

Perhitungan Mann withney menggunakan Excel.

a. Hipotesis

Ho = Konsentrasi x dan y berbeda tidak bermakna

Ha = Konsentrasi x dan y berbeda bermakna

b. Taraf kepercayaan 95%, α = 0,05

c. Menghitung statistik uji dengan Excel

d. Nilai kritis dilihat pada tabel mann whitney, n(y) = 3 dan m (x) = 3, dengan α = 0,05

e. Ho diterima jika:

Uhitung = Utabel dan Uhitung < Utabel

Ho ditolak jika :

Uhitung >Utabel,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

106

1. Kontrol negatif

Kontrol negatif dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif (X) 0 0 0 2 2 2 6

Kontrol positif (Y) 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Kontrol negatif dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif

(X) 0 0 0 3,5 3,5 3,5 10,5

Kontrol negatif

(Y) 0 0 0 3,5 3,5 3,5 10,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Kontrol negatif 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

107

Kontrol negatif dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif (X) 0 0 0 2 2 2 6

Konsentrasi 50% (Y) 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Kontrol negatif dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 4 6 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Kontrol negatif dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 4 5 6 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

108

Kontrol negatif dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 4 5 6 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Kontrol negatif dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 4 5 6 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol negatif Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

2. Kontrol positif

Kontrol positif dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif (X) 36 34,333 35 4,5 1,5 3,5 9,5

Kontrol positif (Y) 36 34,333 35 4,5 1,5 3,5 9,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

109

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif

(X)

Kontrol positif

(Y) 3 3 9 6 6 5,5 5,5 5,5 BTB

Kontrol positif dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif (X) 36 34,333 35 6 4 5 15

Kontrol negatif (Y) 0 0 0 1 1 1 3

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif Kontrol negatif 3 3 9 6 6 0 12 0 BB

Kontrol positif dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif (X) 36 34,333 35 6 4 5 15

50% (Y) 16,333 18,667 18,667 1 2 2 5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 0 10 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

110

Kontrol positif dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif 36 34,333 35 6 4 5 15

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 1 3 2 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Kontrol positif dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif 36 34,333 35 6 4 5 15

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Kontrol positif dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol + 36 34,333 35 6 4 5 15

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol positif Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

111

Kontrol positif dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Kontrol positif 36 34,333 35 6 4 5 15

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Kontrol

positif

Konsentrasi

3,125% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

3. Konsentrasi 50%

Konsentrasi 50% dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% (X) 16,333 18,667 18,667 1 2,5 2,5 6

Kontrol positif (Y) 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 50% dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% (X) 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

112

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 50% dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% (X) 16,333 18,667 18,667 1,5 3,5 5,5 10,5

Konsentrasi 50% (Y) 16,333 18,667 18,667 1,5 3,5 5,5 10,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

Konsentrasi 50% dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 2 5,5 5,5 13

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 1 4 3 8

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 2 7 2 BTB

Konsentrasi 50% dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 3,5 5,5 5,5 14,5

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1 2 3,5 6,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

113

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 0,5 8,5 0,5 BB

Konsentrasi 50% dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 50% dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 50% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

114

4. Konsentrasi 25%

Konsentrasi 25% dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% (X) 12,667 17,333 17 1 3 2 6

Kontrol positif (Y) 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 25% dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% (X) 12,667 17,333 17 4 6 5 15

Kontrol negatif (Y) 0 0 0 2 2 2 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Kontrol negatif 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 25% dan Konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% (X) 12,667 17,333 17 1 4 3 8

Konsentrasi 50% (Y) 16,333 18,667 18,667 2 5,5 5,5 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

115

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 7 2 2 BTB

Konsentrasi 25% dan Konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 1,5 5,5 3,5 10,5

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 1,5 5,5 3,5 10,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

Konsentrasi 25% dan Konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 3 6 5 14

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1 2 4 7

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Konsentrasi 12,5% 3 3 9 6 6 1 8 1 BB

Konsentrasi 25% dan Konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 4 6 5 15

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 1 2 3 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

116

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 25% dan Konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 4 6 5 15

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 25% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

5. Konsentrasi 12,5%

Konsentrasi 12,5% dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% (X) 10,667 12 16,333 1 2 3 6

Kontrol positif (Y) 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

117

Konsentrasi 12,5% dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 4 5 6 15

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Kontrol negatif 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1 2 3,5 6,5

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 3,5 5,5 5,5 14,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 8,5 0,5 0,5 BB

Konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1 2 4 7

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 3 6 5 14

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 8 1 1 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

118

Konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1,5 3,5 5,5 10,5

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 1,5 3,5 5,5 10,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 12,5% 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

Konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 3,5 5 6 14,5

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 1 2 3,5 6,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 0,5 8,5 0,5 BB

Konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 4 5 6 15

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 12,5% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

119

6. Konsentrasi 6,25%

Konsentrasi 6,25% dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 1 2 3 6

Kontrol positif 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 6,25% dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 4 5 6 15

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Kontrol negatif 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 6,25% dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% (X) 8,667 10 10,667 1 2 3 6

Konsentrasi 50% (Y) 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

120

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 6,25% dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 1 2 3 6

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 4 6 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 6,25% dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 1 2 3,5 6,5

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 3,5 5 6 14,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 12,5% 3 3 9 6 6 8,5 0,5 0,5 BB

Konsentrasi 6,25% dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 1,5 3,5 5,5 10,5

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 1,5 3,5 5,5 10,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

121

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 6,25% 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

Konsentrasi 6,25% dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 6,25% 8,667 10 10,667 4 5 6 15

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1 2 3 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 6,25% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

7. Konsentrasi 3,125%

Konsentrasi 3,125% dan kontrol positif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1 2 3 6

Kontrol positif 36 34,333 35 6 4 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Kontrol positif 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

122

Konsentrasi 3,125% dan kontrol negatif

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 4 5 6 15

Kontrol negatif 0 0 0 2 2 2 6

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Kontrol negatif 3 3 9 6 6 0 9 0 BB

Konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 50%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1 2 3 6

Konsentrasi 50% 16,333 18,667 18,667 4 5,5 5,5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Konsentrasi 50% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1 2 3 6

Konsentrasi 25% 12,667 17,333 17 4 6 5 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Konsentrasi 25% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

123

Konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 12,5%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1 2 3 6

Konsentrasi 12,5% 10,667 12 16,333 4 5 6 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 6,25%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1 2 3 6

Konsentrasi 6,25 % 8,667 10 10,667 4 5 6 15

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 9 0 0 BB

Konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 3,125%

Replikasi Ranking ∑Ranking

I II III I II III

Konsentrasi 3,125% 6,333 7,667 8 1,5 3,5 5,5 10,5

Konsentrasi 3,125 % 6,333 7,667 8 1,5 3,5 5,5 10,5

X Y nx ny nx*ny nx(nx+1)/2 ny(ny+1)/2 Ux Uy U Ket

Konsentrasi 3,125% Konsentrasi 3,125% 3 3 9 6 6 4,5 4,5 4,5 BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

124

Oleh karena itu, hasil test Mann Withney dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kontrol

-

Konsentrasi

50%

Konsentrasi

25%

Konsentrasi

12,5%

Konsentrasi

6,25%

Konsentrasi

3,125%

Kontrol - BTB BB BB BB BB BB

Konsentrasi 50% BB BTB BTB BB BB BB

Konsentrasi 25% BB BTB BTB BB BB BB

Konsentrasi

12,5% BB BB BB BTB BB BB

Konsentrasi

6,25% BB BB BB BB BTB BB

Konsentrasi

3,125% BB BB BB BB BB BTB

*BB = Berbeda Bermakna

BTB = Berbeda Tidak Bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

125

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Absorbansi Pada Uji KHM dan KBM Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai Terhadap S. aureus

dengan Spektrofotometer.

No. Konsentrasi

(%)

Optical Density (OD)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

a b c A b c a b c

1. 0,782 1,7401 3,6169 1,8768 1,6974 3,4586 1,7612 1,7015 3,4931 1,7916

2. 1,563 1,2689 2,8657 1,5968 1,3764 2,8330 1,4566 1,5349 3,0358 1,5009

3. 3,125 1,3394 2,3512 1,0118 1,4042 2,6153 1,2111 1,8973 3,1937 1,2964

4. 6,25 2,7092 3,327 0,6178 2,0713 3,0680 0,9967 2,3641 3,3557 0,9916

5. 12,5 2,6829 3,5388 0,8559 2,4931 3,1972 0,7041 2,7643 3,6619 0,8976

6. 15,625 2,9591 3,7124 0,7533 2,8169 3,4058 0,5889 3,0039 3,5177 0,5138

7. 18,75 3,4362 4,0382 0,6020 3,3568 3,7577 0,4009 3,5567 3,9481 0,3914

8. 21,875 3,9133 4,3392 0,4259 3,6135 3,8286 0,2151 3,7569 4,0262 0,2693

9. 25 3,6123 3,6123 0 3,7954 3,7954 0 3,7796 3,7796 0

10. 50 3,9113 3,9113 0 3,8969 3,8969 0 3,9993 3,9993 0

Keterangan :

a = Sebelum inkubasi

b = Setelah inkubasi

c = ΔOD = b - a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · Surat Keterangan Keaslian Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.) ... A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No

126

BIOGRAFI PENULIS

Anisetus Ratnasari Jebarus lahir di Ruteng, Nusa

Tenggara Timur, 17 April 1993. Putri pertama

pasangan Andreas Kusmawan Djebarus dan Maria

Farida Ariani Mulia Baru, memiliki tiga adik

perempuan. Penulis menempuh pendidikan di TK St.

Angela Labuan Bajo (1998-1999), SDK Waemedu

Labuan Bajo (1999-2005), SMP Arnoldus Yansen

Labuan Bajo (2005-2008), dan SMAK St. Ignatius

Loyola (2008-2011). Lulus SMA, penulis melanjutkan studi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama Kuliah, penulis aktif diberbagai

kegiatan, baik yang ada di kampus maupun lingkungan gereja. Di lingkungan

gereja, penulis aktif membantu pos kesehatan Kotabaru (2011 – 2012) dan pos

kesehatan Gereja Minomartani (2012 – 2015). Di lingkungan Fakultas Farmasi,

penulis aktif sebagai bendahara Herbal Garden Team selama satu periode (2013-

2014), seksi dampok TITRASI 2013, bendahara Phardays, asisten Praktikum

Kimia Dasar dan asisten Praktikum Compounding. Selain itu, penulis pernah

mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat yang

didanai Dikti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI