plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI ANTARA
PEROKOK PRIA DAN PEROKOK WANITA
DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI
(di DIY)
Disusun oleh :
Agustin Dewi Pratiwi
0 1 9 1 1 4 0 3 7
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(Matius 7 : 7)
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan keekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
(Pengkhotbah 3 : 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Karya yang sederhana ini aku persembahkan untuk
Allah Sang Bapa Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia berkat dan
kemurahan-Nya,
Untuk Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendukung dan
mendoakanku,
Untuk Bapak dan Ibu mertua yang terkasih atas doa dan nasihatnya,
Untuk Papa tersayang atas segala cinta dan pengorbanannya,
Untuk semua adhe’ku
Dan untuk semua saudara dan sahabat-sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalan kutipan
dan daftar puataka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, April 2007
Penulis
Agustin Dewi Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Agustin Dewi Pratiwi (2007). Perbedaan Kepercayaan Diri Antara Perokok Pria dan Perokok Wanita Dalam Pergaulan Sehari-hari (di DIY). Yogyakarta : Fakultas Psikologi; Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. Asumsinya adalah merokok dapat meningkatkan kepercayaan diri pada perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.
Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang berusia 15-25 tahun di DIY yang merokok, dengan jumlah sebanyak 102 responden. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan kuesioner yang berkaitan dengan kepercayaan diri yang dihubungkan dengan merokok. Kuesioner digunakan untuk mengukur perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita. Untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri digunakan uji beda rata-rata.
Beda rata-rata kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah -0,508 dengan signifikansi 0,613. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari (di DIY).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Agustin Dewi Pratiwi (2007). The Different of Self-Esteem Between Smoker Men and Women In The Daily Interaction (in DIY). Yogyakarta: Faculty of Psychology, Psychology Departmen, Psychology Study Program, Sanata Dharma University.
This was a descriptive quantitative research and it was aimed to identivy the different of self-esteem between smoker men and women in the daily interaction. The assumption was that by smoking can increase self-esteem at smoker men and smoker women in the daily interaction. The hypothsis of the research was that there is different of self-esteem between smoker men and smoker women in the daily interaction.
The subject of the research were 15 up to 25-year-old-men and women in DIY with 102 numbers of respondent. The questionnaire was used to measure the different of self-esteem between smoker men and smoker women. To know these different, mean different was applied.
The mean different self-esteem on this research was -0,508 with 0,613 signification. It showed that there was no self-esteem different between smoker men and smoker women in the daily interaction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh
penulis untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu ( S1 ) pada Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak akan terwujud tanpa bantuan,
bimbimngan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti
bagi penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si., selaku kaprodi
Psikologi fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M.,S. Psi., M. Si., selaku Dosen
Pembimbing Akademik penulis.
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, MSi., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang penuh kesabaran telah
membimbing dan memberi nasihat kepada penulis dalam
menyelesaikan sripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan tentang dunia
psikologi yang sangat menarik.
6. Segenap karyawan Fakultas Psikologi atas bantuan dan
kerjasamanya selama penulis kuliah.
7. Semua teman-teman yang sudah mau berkenan mengisi
kuisioner penelitia penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Bapak dan ibu tercinta serta adikku yang telah memberikan
kasih saying, doa dan dukungan yang tak pernah berhenti
kepada penulis.
9. Om dan tante serta sepupu, terima kasih atas bantuannya.
10. Papa tercinta, terimakasih atas doa, cinta, dukungan,
pengorbanan, serta perhatiannya selama ini.
11. Rani dan Sapti ( makasih ya selama ini kalian telah menjadi
sahabat terbaikku, karena kalianlah aku dapat seperti ini.
Kenangan manis bersama kalian tak akan kulupakan. )
12. Teman-teman angkatan 2001 dan teman-teman lain yang
penuls tidak dapat disebutkan satu persatu.
13. Semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Akhir kata, penilis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi
ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis juga mengharapkan
kritik serta saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu
psikologi.
Yogyakarta, April 2007
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..……..…………………………………………..i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………...…..ii
PENGESAHAN…………………………………………………..…..iii
MOTTO…………………………………………………..…………..iv
PERSEMBAHAN…………………………………………...………...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...vi
ABSTRAK……………………………………………………….…..vii
ABSTRACT………………………………………………………...viii
KATA PENGANTAR……………………………………….……...viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………xi
DAFTAR TABEL……………………………………………..……xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………xv
BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………..………….1
A. Latar Belakang…………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………5
C. Tujuan Penelitian………………………………………….5
D. Manfaat Penelitian………………………………………...5
E. Batasan Masalah……………………………………..……5
BAB II : DASAR TEORI……………………………………………..7
A. Percaya Diri………………………………………….……7
1. Definisi Percaya Diri………………………………….7
2. Ciri-ciri orang yang percaya diri…………………….14
B. Rokok…………………………………………………….16
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN……………………….…21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Identifikasi Variabel…………………………….……….21
B. Definisi Operasional………………………….………….21
1. Percaya Diri……………………………...…………..21
2. Perokok Pria…………………………….……………21
3. Perokok Wanita………………………….…………...21
4. Perilaku Merokok……………………….……………22
C. Subjek Penelitian………………………….……………...22
D. Alat dan Metode Pemgumpulan Data…………………...22
1. Alat Analisis Data………………………………....…24
a. Uji Instrumen Penelitian…………………...….…24
1. Uji Validitas……………………………..…24
2. Uji Reliabilitas………………………..……25
b. Metode Analisis Data……………………….……26
BAB IV : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………29
A. Persiapan Penelitian…………………………..…………29
1. Uji coba Alat Ukur……………………………………29
a. Uji Reliabilitas…………………………………….31
b. Uji Validitas…………………………………….....31
B. Pelaksanaan Penelitian…………………………………...32
C. Analisis Data………………………………………….….35
1. Uji Asumsi……………………………………...……..35
a. Ui Normalitas……………………………………...35
b. Uji Homogenitas……………………………..……35
2. Uji Hipotesis…………………………………………..36
3. Kategorisasi berdasarkan kepercayaan diri……………37
D. Hasil Penelitian……………………………………………..38
E. Pembahasan…………………………………………………38
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..43
A. Kesimpulan………………………………………………43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Saran……………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA……………………………….……….…….45
LAMPIRAN………………………………………………………..46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Blue-print Skala Kepercayaan Diri……………………….23
Tabel 2. Jenis Kelamin Responden uji instrumen………………….30
Tabel 3. Umur Responden uji instrumen…………………………...30
Tabel 4. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel …………………….31
Tabel 5. Jenis Kelamin Responden Penelitian……………………..33
Tabel 6. Umur Responden Penelitian………………………………33
Tabel 7. Daerah Asal Responden Penelitian……………………….34
Tabel 8. Hasil Analisis Kepercayaan Diri …………………………36
Tabel 9. Beda Mean Kepercayaan Diri …………………………...37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Kuesioner Uji Coba Kepercayaan Diri
Lampiran B. Kuesioner Penelitian Kepercayaan Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepercayaan diri amatlah penting bagi kehidupan manusia karena
menyangkut harga diri dari seseorang. Saat kita memiliki harga diri, kita
lebih merasa tenang dan percaya diri. Pada saat harga diri hilang, maka
ketika itu pula kita kehilangan kepercayaan diri dan segalanya mulai
terlihat kacau.
Percaya diri yang positif dalam perkembangan sosial remaja sangat
berperan dalam pembentukan pribadi yang kuat, sehat dan memiliki
kemampuan untuk menentukan pilihan, termasuk mampu berkata tidak
untuk hal-hal negatif dan tidak terpengaruh berbagai godaan dari teman
sebaya mereka sendiri.
Rasa percaya diri ini dapat mengalami penurunan, dan ini biasanya
banyak dialami oleh remaja pada masa pubertas. Beberapa orang ahli
psikologi perkembangan, Marsters dkk, berpendapat bahwa penurunan ini
disebabkan oleh perkembangan fisik yang begitu cepat dan tidak beraturan
pada diri anak-anak yang beranjak remaja (dalam
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/kw2pd.html, 16/01/06). Pada
masa ini, remaja belum memiliki identitas diri yang jelas, sehingga
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“bagaimana penampilan saya, bagaimana orang lain melihat saya”,
seringkali disepadankan dengan “siapa saya”. Seseorang lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan teman sebaya daripada dengan orang tua
atau anggota keluarga lain seperti di sekolah dari pagi sampai siang,
kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan les tambahan, nonton bioskop atau
kemah bersama, acara rekreasi bersama atau camping.
Dalam pergaulan, orang akan mengalami interaksi. Interaksi intensif
yang disertai fenomena disebut peer pressure atau tekanan teman sebaya.
Seseorang merasakan betapa besar pengaruh teman sebaya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, mulai cara berbicara, berpakaian, sampai
tingkah laku. Mereka tidak hanya mengikuti apa yang diajarkan dan
diarahkan oleh orang tua di rumah, tetapi juga memperhatikan dan
mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya.
Rasa percaya diri yang rendah akan memperlemah hubungan yang
dibina dengan orang lain, sedangkan percaya diri yang tinggi akan
mendukung seseorang untuk mengembangkan hubungan dengan orang
lain. Masters dan Johnson juga mengatakan bahwa rasa percaya diri (self
esteem) ini juga berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap status
sebagai remaja (dalam http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/
kw2pd.html, 16/01/06). Seseorang yang memiliki percaya diri yang positif
akan mudah terbawa godaan yang banyak ditawarkan oleh lingkungan.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ini disebabkan oleh salah satu perubahan emosional seseorang
yaitu meningkatnya rasa ingin tahu dan ingin mencoba. Misalnya dari
sebuah penelitian ditemukan bahwa orang yang mempunyai self esteem
rendah cenderung lebih mudah mencoba menyalahgunakan obat-obatan
atau mengkonsumsi napza, termasuk rokok. Muchtar, 2005, mengatakan
bahwa laporan WHO (World Health Organization) tahun 1983 yang
menyebutkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di
negara-negara berkembang. Hingga kini jumlah perokok tidak berkurang,
bahkan semakin banyak diminati oleh anak-anak dan remaja. Data
survey Kesehatan Nasional Tahun 2001 menunjukkan, bahwa 54,5%
laki-laki dan 1,2% perempuan Indonesia berusia lebih dari 10 tahun
merupakan perokok aktif.
Dalam iklan-iklan kebiasaan merokok digambarkan sebagai
lambang kematangan, kedewasaan, popularitas dan bahkan lambang
kecantikan, kehidupan yang sexy serta feminisme. Semua ungkapan di
atas “mimpi” bagi wanita, dan mereka menganggap kalau mereka
merokok maka mereka akan mendapat semua predikat di atas. Selain itu,
bagi sebagian wanita lainnya, kebiasaan merokok juga disangkanya dapat
dipakai untuk mengatasi stress, menghilangkan kecemasan dan
menenangkan jiwanya yang bergejolak. Penelitian di Inggris
menunjukkan bahwa para wanita yang menyangka bahwa kebiasan
merokok dapat membuatnya tampak dewasa, memberi kepercayaan diri
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan mengontrol berat badannya akan lebih sering mulai mencoba
merokok. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh ini lebih
terasa pada wanita dibandingkan dengan yang prianya.
Wanita biasanya mulai mencoba merokok pada usia 10-14 tahun.
Penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa faktor yang
mendorong untuk mulai merokok amat beragam, baik berupa faktor dari
dalam dirinya sendiri (personal), sosio-kultural dan pengaruh kuat
lingkungannya..
Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Herawati, 1996). Yang
termasuk dalam faktor internal antara lain: jenis kelamin, tingkat
pendidikan, kemasakan persepsi dan kepercayaan individu tentang
merokok serta adanya karakteristik kepribadian tertentu. Yang termasuk
dalam faktor eksternal adalah pengaruh dari orang tua, pengaruh orang
dewasa yang berada di sekitarnya juga teman-teman sebaya dengannya
yang merokok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku merokok dapat
dilakukan oleh pria maupun wanita. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria
dengan perokok wanita.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok
wanita dalam pergaulan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan
perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah kekayaan kepustakaan Psikologi Kepribadian dalam hal
kepercayaan diri berhubungan dengan merokok.
2. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber data untuk mengetahui perbedaan kepercayaan
diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.
E. Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini yang ingin diteliti hanyalah adanya
perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita. Batasan
mengenai kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah seseorang yang merasa
bisa karena memiliki pengalaman, memiliki self esteem yang tinggi, mampu
mengaktualisasikan diri dengan baik.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjek penelitian dalam penelitian ini hanya perokok yang berusia 15-25
tahun yang setiap hari merokok lebih dari 3 batang, tidak berlaku di luar
kriteria.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. Percaya Diri
1. Definisi Percaya Diri :
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang
dihadapinya (Rini, 2002). Hasan dan kawan – kawan (1981), dalam
buku Kamus Istilah Psychology, mengatakan bahwa percaya diri
adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan
menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat
memanfaatkannya secara tepat.
Kira - kira beberapa puluh tahun sebelumnya, seorang
psikolog W.H. Miskell telah mendefinisikan arti Percaya Diri dalam
bukunya yang berpengaruh, Mental Hygiene. Menurut Miskell (1939), “
Percaya Diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri,
mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat
lain, serta kondisi–kondisi yang mewarnai perasaan manusia.”
Maslow (1971), mengatakan bahwa, “ Percaya Diri merupakan
modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri ( eksplorasi segala
kemampuan dalam diri ). Melalui percaya diri seseorang akan mampu
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurang percaya
diri dapat menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang
kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam
menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan
gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-
bandingkan dirinya dengan orang lain.”
Secara umum, seseorang dikatakan Percaya Diri, jika ia memiliki
(Iswidharmanjaya dan Agung, 2004) :
a. Kemampuan.
Orang yang percaya diri menyadari kemampuan yang ada pada
dirinya.
b. Merasa bisa melakukan karena memiliki pengalaman.
Sikap percaya diri bisa timbul karena ia sanggup mengambil
hikmah setelah ia mengalami pengalaman-pengalaman tertentu.
Pengalaman tidak semuanya manis (berhasil), tetapi ada juga
yang pahit (kegagalan).
c. Self Esteem yang tinggi.
Self esteem adalah rasa menghargai diri sendiri atau kesan
seseorang mengenai dirinya sendiri yang dianggap sesuatu
yang baik. Seseorang dikatakan mempunyai self esteem yang
tinggi, karena ia mengetahui kelebihan dan kekurangannya
sendiri serta mampu menilai dirinya sendiri bahwa ia adalah
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang yang bisa diandalkan.
d. Kemampuan dalam beraktualisasi.
Seseorang yang percaya diri akan berusaha sekeras mungkin
untuk mengeksplorasi semua bakat yang ia miliki.
e. Prestasi.
Prestasi yang jelas akan mendukung seseorang untuk
berkembang menjadi orang yang percaya diri. Semakin banyak
meraih prestasi, semakin melejit pula dorongannya untuk menjadi
orang yang percaya diri.
f. Nggak neko-neko.
Seorang yang percaya diri biasanya mampu melihat kenyataan
yang ada pada dirinya, sehingga ia tidak akan berusaha
menjangkau sebuah tujuan yang terlampau tinggi serta tidak
sesuai dengan kapasitas kemampuan yang ia miliki.
Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri, 1991) ada 4 tipe perilaku
merokok yang disebut dengan Management of affect theory (dalam
http://www.e-psikologi.com/remaja/050602.htm, 24/2/06):
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green
(dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3
sub tipe ini :
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya
merokok setelah minum kopi.
b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.
Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa
dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya
dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang
berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama
sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak
orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,
misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak
terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green (1978) disebut sebagai
Psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah
membeli rokok walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir
kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi benar-benar sudah menjadi kebiasaannya
rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah
merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa
dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila
rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang merokok (http://www.e-
psikologi.com/remaja/050602.htm, 24/2/06) :
1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang perokok adalah bahwa anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana
orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan
hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah
tangga bahagia (Bear & Corado dalam Aktinson, Pengantar
Psikologi, 1999:294). Orang yang berasal dari keluarga konservatif
yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat rokok/ tembakau/
obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan
penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan
yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi
figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan
mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak
didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single
parent). Orang akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu
mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat
pada wanita (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak orang
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah
perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua
kemungkinan yang terjadi, pertama orang tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan teman-temannya tersebut dipengaruhi
oleh diri orang tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara para perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
orang non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Faktor kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan
diri dari kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif
pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas
sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Aktinson, 1999).
4. Pengaruh iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan
atau glamour, membuat orang seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin
RSKO, tahun IX, 1991).
Dalam majalah WHO bertajuk : Women and Tobacco Epidemic-
Challenges for the 21st Century, rokok juga dipromosikan sebagai simbol
kematangan, yang bisa menambah rasa percaya diri dan meningkatkan
daya tarik seksual.
Traquet (1992) (dalam Wibowo, 1996) menyebutkan beberapa
faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok, yaitu :
a. Sosiokultural, meliputi penerimaan sosial, pengaruh orang tua, teman
sebaya
b. Personal, meliputi self image, self esteem, disposable income
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Lingkungan, meliputi promosi iklan dan penjualan rokok,
pengembangan dan pemasaran produk, mudah didapat, harga
terjangkau serta lingkungan bebas rokok.
Aditama (1997) mengatakan bahwa faktor personal yang paling
kuat adalah mencari bentuk jati diri. Menurut Mangoenprasodjo dan
Hidayati (2005) faktor sosio-kultural juga turut mendongkrak jumlah
wanita perokok misalnya, wanita yang merokok, dianggap lebih gaya
daripada wanita yang tidak merokok. Dengan merokok, seolah-olah
wanita bisa dinaikkan derajatnya ke kelas tertentu di lingkungan
pergaulan. Merokok juga dianggap mampu mengendalikan berat badan
serta mengurangi stress.
2. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri.
Selain mengartikan tentang Percaya Diri, beberapa ahli psikologi
juga memaparkan beberapa ciri orang yang percaya diri. Pada tahun
1978, seorang ahli psikologi yang bernama Lauster
memaparkan beberapa ciri dari orang yang percaya diri, yaitu sebagai
berikut: tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak
membutuhkan dukungan dari orang lain secara berlebihan, bersikap
optimis dan gembira. Selain itu, disebutkan bahwa orang yang percaya
diri tidak perlu merisaukan diri untuk memberikan kesan yang
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyenangkan dimata orang lain dan tidak ragu pada diri sendiri.
Ada lagi tambahan mengenai ciri-ciri orang yang percaya diri.
Kali ini dikemukakan oleh ahli psikologi, Maslow pada tahun 1971
dalam bukunya yang berjudul The Third Forces : The Psychology of
Abraham Maslow. Ia menyebut ciri-ciri orang yang percaya diri
adalah orang yang memiliki “ kemerdekaan psikologis ”, yaitu
kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga berdasarkan
keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang
produktif. Oleh karena itu, biasanya orang percaya diri menyukai
pengalaman baru, suka menghadapi tantangan, pekerjaan yang efektif,
dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan
tuntas.
Selain itu, Rini (2002) juga menyebutkan beberapa ciri atau
karakteristik orang percaya diri yang proporsional. Karakteristik-
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
• Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa
hormat orang lain
• Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi
diterima oleh orang lain atau kelompok
• Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain –
berani menjadi diri sendiri
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
• Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan
emosinya stabil)
• Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan
atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak
mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
• Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri,
orang lain dan situasi di luar dirinya
• Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri,
sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu
melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Rini (2002), dalam http://www.e-
psikologi.com/dewasa/161002.htm (26/01/07) juga mengatakan bahwa
rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya
beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa
memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena
didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang
realistik terhadap diri sendiri.
B. Rokok
Dalam Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 disebutkan bahwa rokok adalah
olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan. Nikotin adalah bahan senyawa pirrolidin yang terdapat
dalam Nikotiana tabacum, adiktif yang mengakibatkan ketergantungan. Tar
adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat karsinogenetik.
Menurut Puguh Irawan, seorang peneliti bidang sosial dan ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS), menyampaikan dalam seminar Rokok dan
Kemiskinan 2004, bahwa prevalensi merokok di Indonesia paling tinggi
diantara penduduk laki-laki berusia 15 tahun ke atas dan lebih banyak
ditemukan di pedesaan dari pada perkotaan. Berbagai penelitian membuktikan
bahwa yang paling banyak merokok adalah kelompok masyarakat miskin.
Seorang perokok, setiap kali menghisap rokok, sama saja dengan
memasukkan aneka rupa racun ke dalam tubuhnya. Tidak mengherankan jika
banyak orang meninggal karena terlalu banyak merokok. Di seluruh dunia,
tahun 2003 saja puluhan juta orang meninggal karena kecanduan nikotin.
Sayang sekali banyak orang yang terus ngotot tidak mau berhenti merokok.
Ketertarikan awal orang untuk merokok umumnya muncul saat usia remaja,
15-19 tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Sebagian perokok tahu
bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun
mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan, dari soal diterima oleh
lingkungan pergaulannya sampai merasa tidak “gagah dan modern” tanpa
rokok (http://bz.blogfam.com/bzfit/pria_dan_rokok/, 15/10/2006). Mereka
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak menyadari bahwa nikotin yang diisap akan larut dalam darah sampai ke
otak.
Nikotin menggelitik otak sehingga otak mengeluarkan zat kimia yang
membuat perasaan menjadi nikmat. Sayangnya rasa nyaman dan nikmat itu
tidak bertahan lama. Begitu rokok yang diisap habis, rasa nyaman itu hilang
sehingga mulut rasanya menjadi tidak enak lagi. Begitu seterusnya
menjadikan perokok sulit untuk menghentikan kebiasaanya, merokok dan
terus merokok sampai tua.
Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, asap rokok juga bisa
menimbulkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan asma.
Karena itu, orang yang gemar merokok sangat mudah terserang
penyakit darah tinggi dan jantung. Seorang bukan perokok yang menikah
dengan perokok juga mempunyai resiko terkena penyakit kanker dan jantung
daripada mereka yang memiliki pasangan bukan perokok.
Rokok punya peran yang sangat besar dalam membuat kulit wajah para
wanita perokok menjadi pucat keclokatan dan mengeriput. Bibir yang tadinya
tampak cerah, secara komulatif perlahan-lahan menjadi ungu kehitaman.
Rokok merupakan musuh terbesar untuk keremajaan kulit, dan asap rokok
juga punya andil untuk terjadinya proses penuaan. Nikotin yang terdapat
dalam rokok akan mengikat vitamin C yang sangat dibutuhkan dalam
pembentukan serabut kolagen untuk kelenturan kulit.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain merusak kulit wajah dan bibir, rokok juga membuat efek buruk
terhadap gigi. Awalnya gigi menjadi berwarna kuning, lama-lama berubah
menjadi kecoklatan dan menghitam. Filter dari batang rokok yang menyelip di
kedua jemari saat merokok, juga bisa mengubah warna kuku menjadi semakin
menghitam.
Aspek psikologis oleh sementara kalangan, rokok dianggap sebagai
sarana pergaulan di dalam masyarakat. Juga dianggap bisa meningkatkan
‘gaya’ dan penampilan diri, sehingga meningkatkan kepercayaan diri.
Dianggap sebagai pelarian bagi orang yang sering gugup dan kurang percaya
diri. Sebagai teman saat belajar atau bekerja, atau untuk menimbulkan
inspirasi dan lain-lain (http://www.sammaditthi.org/Sd4/silavsaids.asp,
15/10/2006).
Bila perokok menghentikan kebiasaannya, tubuhnya tidak lagi
mendapat suplai nikotin maka timbullah perasaan gelisah, lemas, mudah
tersinggung layaknya pecandu morfin. Selain itu dikatakan dalam
http://portal.djmbp.esdm.go.id/modules/news/index.php? (15/10/2006).
Act=detail&sub=news minerbapabum&news id=1207, “Sifat adiktif
tembakau menyebabkan orang tergantung pada rokok dan jika dihentikan akan
menimbulkan berbagai keluhan, seperti sulit mengkonsentrasikan pikiran dan
kurang percaya diri."
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hipotesis :
Ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita
dalam pergaulan sehari-hari.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III`
METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri perokok pria dengan
perokok wanita.
B. Definisi Operasional
1. Percaya diri
Percaya diri adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang
yang di dalam mengembangkan kemampuan dalam dirinya
mempunyai tujuan untuk mendapatkan kepuasan diri, dan bukan bertujuan
untuk mengharapkan penghargaan. Percaya diri yang tinggi tidak
membutuhkan dukungan dari orang lain dan atau sarana untuk bergaul.
Sedangkan pecaya diri yang rendah membutuhkan dukungan dari orang
lain dan atau sarana untuk bergaul.
2. Perokok pria
Perokok pria adalah laki-laki yang melakukan perilaku merokok lebih dari
3 batang setiap hari.
3. Perokok wanita
Perokok wanita adalah perempuan yang melakukan perilaku merokok
lebih dari 3 batang setiap hari.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Perilaku merokok
Perilaku merokok adalah reaksi atau sikap seseorang dengan cara
menghisap atau menghirup rokok, yang dapat diukur dan diamati melalui
pengakuan atau dengan melihat frekuensi individu merokok.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang
berusia 15-25 tahun yang merokok lebih dari 3 batang setiap hari dan
tinggal di DIY. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan
metode random sampling, yaitu sampel yang dipilih secara acak. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil sejumlah 102 orang terdistribusi merata
untuk 5 wilayah di DIY. Pengambilan sampel sebanyak 102 orang ini
diharapkan mampu mewakili populasi perokok pria dan wanita di DIY.
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh
langsung dari responden atau subjek yang diteliti, yaitu pria dan wanita di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merokok lebih dari 3 batang
setiap hari, sebanyak 102 responden. Adapun data yang diambil dari
responden atau subjek adalah data-data yang berkaitan dengan
kepercayaan diri yang dihubungkan dengan merokok.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersumber dalam
masyarakat, maka teknik pengumpulan datanya dipergunakan kuesioner.
Kuesioner yang telah disusun disampaikan kepada responden pria dan
wanita yang merokok lebih dari 3 batang setiap hari. Data yang
dibutuhkan merupakan data kualitatif, maka diangkakan dengan skala
Likert dengan kriteria jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Setuju (S) diberi nilai 4
Ragu-ragu (R) diberi nilai 3
Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
Skala tersebut disusun berdasarkan 6 aspek kepercayaan diri
menurut Rini (http://www.e-psikologi.com/dewasa/161002.htm, 26/01/07).
Keenam aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merasa memiliki kompetensi.
2. Memiliki keyakinan yang tinggi.
3. Mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung
oleh pengalaman.
4. Memiliki potensi aktual.
5. Berprestasi.
6. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1. Blue-print Skala Kepercayaan Diri
No Aspek Nomor item f (%)
1. Merasa memiliki kompetensi 1 – 9 12,86
2. Memiliki keyakinan yang tinggi 10 – 13 5,71
3. Mampu dan percaya bahwa dia bisa –
karena didukung oleh pengalaman
14 – 26 18,57
4. Memiliki potensi aktual 27 – 50 34,29
5. Berprestasi 51 – 58 11,43
6. Harapan yang realistik terhadap diri
sendiri.
59 – 70 17,14
Total item 70 100
1. Alat Analisis Data
a. Uji Instrumen Penelitian
Untuk menguji kuesioner yang disebarkan kepada responden
atau subjek, penulis menggunakan uji reliabilitas dan validitas.
1. Uji Validitas
Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui
seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Teknik
yang digunakan dalam pengujian ini adalah teknik Product
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Moment (Sutrisno Hadi, 1991 :20)
(n. Σxy) – (Σx) (Σy) rxy= __________________________________
√ (n . Σx²) – (Σx)² (n . Σy²) – (Σy)²
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi setiap item
x : skor dari setiap item
y : skor total dari setiap item
n : banyaknya sampel
Taraf nyata : 0,05
Uji validitas dilakukan menggunakan program SPSS, pada
taraf signifikansi 5%. Jika hasil akhir pernyataan yang berjumlah
15 butir dinyatakan sahih, maka tidak ada butir pernyataan yang
dinyatakan gugur dan sebagai alat pengukur penelitian, kuesioner
tersebut telah mencerminkan variabel/konsep yang hendak diukur.
2. Uji Reliabilitas
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data
dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk
menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Untuk menguji keandalan
(reliabilitas) instrument dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu
secara matematis dapat diformulasikan.
( )2
2
II tσb σ
-11-k
k=r
∑
Di mana:
IIr adalah Reliabilitas Instrumen.
k adalah Banyaknya butir pertanyaan.
∑ 2bσ adalah Jumlah varians butir.
2tσ adalah Jumlah varians total
Kriteria Reliabilitas :
Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka reliabilitas sudah
tercapai (Nunnally, 1998).
b. Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
terdapat perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan
perokok wanita, digunakan test perbedaan rata-rata dengan t-test.
Pengujian hipotesis di atas dilakukan dengan t-test dengan
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rumus sebagai berikut (Azwar, 1995):
_ _ YA – YB t = -------------------- ----------------- SA² SB² ----- + ----- nA nB
Σ fY Y = --------- n
(ΣfY)² ΣfY² - --------- n S² = ---------------------- n - 1
Keterangan :
Y = Rata-rata skor pernyataan
S² = Varians skor pernyataan
f = Frekuensi pemilih setiap kategori respons
n = Banyaknya subjek dalam suatu kelompok
A = Kelompok atas
B = Kelompok bawah
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan uji dua sisi, bila –t tabel < t hitung < t tabel, berarti tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel yang
diperbandingkan. Sebaliknya bila t hitung > t tabel atau t hitung < -t
tabel, berarti ada perbedaan yang signifikan antara variabel yang
diperbandingkan.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian ini dilaksanakan ada beberapa persiapan yang harus
dilakukan diantaranya pembuatan kuesioner yang berhubungan dengan
kepercayaan diri dan perilaku merokok pria dan wanita. Untuk mendapatkan
pernyataan-pernyataan kuesioner yang reliabel dan valid maka dilakukan uji
coba alat ukur.
1. Uji coba alat ukur.
Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat kesahihan butir yang
diukur dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian. Uji
coba alat ukur dilaksanakan pada subjek yang berusia 15-25 tahun yang
merokok lebih dari 3 batang setiap hari dan berdomisili di DIY. Uji coba
alat ukur dilakukan sebanyak satu kali. Cara yang dilakukan untuk
mencari subjek uji coba alat ukur ini, yaitu dengan menanyakan kepada
subjek apakah subjek setiap hari merokok lebih dari 3 batang. Kemudian
menanyakan berapa usia subjek. Jika subjek masuk dalam kriteria, kepada
subjek dibagikan kuesioner.
Uji coba penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Februari 2007
sampai dengan tanggal 5 Februari 2007 dengan membagikan kuesioner
yang dilakukan di 4 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman,
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul dan 1
wilayah Kotamadya Yogyakarta.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh responden sebanyak 102
orang, pria sebanyak 52 orang yang rata-rata berusia 17 tahun dan wanita
sebanyak 50 orang yang rata-rata berusia 20 tahun. Semua skala dan
kuesioner yang dibagikan kepada subjek memenuhi syarat kelengkapan
untuk dianalisis. Adapun deskripsi sampelnya sebagai berikut.
Tabel 2. Jenis kelamin responden
Jenis Kelamin Frequency Percent Usia rata-rata
Wanita 50 49,02 20 tahun
Pria 52 50,98 17 tahun
Total 102 100.0
Sumber: data primer
Usia responden 15-20 tahun sebanyak 66 orang (64,7 persen).
Sementara itu yang berusia 21-25 tahun sebanyak 36 orang (35,29 persen).
Tabel 3. Umur Responden
Umur ( Tahun ) Frequency Percent
15-20 tahun 66 64,71
21-25 tahun 36 35,29
Total 102 100.0
Sumber: data primer
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Reliabilitas
Kuesioner diberikan kepada subjek untuk diujicobakan terdiri
dari 70 item. Reliabilitas kuesioner perbedaan kepercayaan diri antara
perokok pria dan wanita dihitung dengan menggunakan pendekatan
koefisien reliabilitas Alpha. Perhitungan reliabilitas Alpha ini
mengunakan program SPSS versi 12.0 for windows. Seleksi item ini
mengunakan taraf signifikansi 5 % dengan N = 102 subjek.
Setelah data diperoleh, dilakukan seleksi item dengan
menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows. Dari tabel hasil
pengujian reliabilitas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
ini mampu memberikan hasil yang konsisten yang dapat dilihat dari
nilai alpha keenam aspek yang di atas 0,5. Nilai ini telah memenuhi
nilai alpha minimal agar suatu instrumen dapat dikatakan reliabel yaitu
0,5 (Nunnally, 1969 dalam Santoso, 2003).
Tabel 4. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel
Variabel Alpha Keterangan
Item 1-70 0,859 Reliable
b. Uji Validitas
Hasil pengujian validitas butir pernyataan yang ada dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows dengan
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analisis Pearson’s Product Moment menunjukkan bahwa ada beberapa
item yang dinyatakan gugur.
Berdasarkan hasil pengujian validitas item, maka ada 14 item yang
dinyatakan gugur, yaitu item nomor 20, 21, 22, 27, 34, 36, 37, 61, 63, 65,
67, 68, 69 dan 70. Dengan demikian, jumlah item yang sahih ada 56 item,
yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 62, 64 dan 66
dengan nilai reliabilitas sebesar 0,872. Item-Item tersebut akan digunakan
untuk penelitian sesungguhnya.
B. Pelaksanaan Penelitian
Untuk mendapatkan subjek pada penelitian ini, dilakukan dengan
cara yang sama seperti pada saat mencari subjek untuk uji coba alat ukur.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2007 sampai
dengan tanggal 10 Februari 2007 yang dilakukan di 4 wilayah kabupaten,
yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo,
Kabupaten Gunungkidul dan 1 wilayah Kotamadya Yogyakarta.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh responden sebanyak 102
orang, pria sebanyak 52 orang yang rata-rata berusia 17 tahun dan wanita
sebanyak 50 orang yang rata-rata berusia 18 tahun. Semua skala dan
kuesioner yang dibagikan kepada subjek memenuhi syarat kelengkapan
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk dianalisis. Adapun deskripsi sampelnya sebagai berikut.
Tabel 5. Jenis Kelamin Responden Penelitian
Jenis Kelamin Frequency Percent Usia Rata-Rata
Wanita 50 49,02 18 tahun
Pria 52 50,98 17 tahun
Total 102 100.0
Sumber: data primer
Usia responden yang kurang dari 20 tahun sebanyak 56 orang
(54,90 persen). Sementara itu yang berusia 20 tahun keatas sebanyak 46
orang (45,10 persen).
Tabel 6. Umur Responden Peneltian
Umur (tahun) Frequency Percent
15-20 tahun 56 54,90
21-25 tahun 46 45,10
Total 102 100.0
Sumber: data primer
Responden berasal dari 4 kabupaten dan 1 Kotamadya di DIY yang
diambil secara acak. Dari Kabupaten Sleman, pria sebanyak 12 orang
(6,24 persen) dan wanita sebanyak 10 orang (5 persen). Dari Kabupaten
Bantul, pria sebanyak 10 orang (5,2 persen) dan wanita sebanyak 10 orang
(5 persen). Dari Kabupaten Kulonprogo, pria sebanyak 8 orang (4,16
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persen) dan wanita sebanyak 8 orang (4 persen). Dari Kabupaten
Gunungkidul, pria sebanyak 7 orang (3,64 persen) dan wanita sebanyak 8
orang (4 persen). Sedangkan yang terakhir dari Kotamadya, pria sebanyak
15 orang (7,8 persen) dan wanita sebanyak 14 orang (7 persen).
Tabel 7. Daerah Asal Responden
Asal Kabupaten/Kota Frekuensi Persen
Kab. Sleman
- Pria
- Wanita
12
10
6,24
5
Kab. Bantul
- Pria
- Wanita
10
10
5,2
5
Kab. Kulonprogo
- Pria
- Wanita
8
8
4,16
4
Kab. Gunungkidul
- Pria
- Wanita
7
8
3,64
4
Kotamadya
- Pria
- Wanita
15
14
7,8
7
Total
- Pria
- Wanita
52
50
100
100
Sumber : data primer
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data
penelitian atau untuk membandingkan fungsi distribusi kumulatif
observasi untuk variabel dengan distribusi teoretis yang telah
ditentukan (Arikunto, 1989).
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan
didasarkan jika p>0,05 maka variabel dinyatakan tidak terdistribusi
secara normal. Sedangkan jika p<0,05 maka variabel dinyatakan
terdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan uji normalitas menghasilkan p=0,001
yang berarti variabel tingkat kepercayaan diri dalam penelitian ini
terdistribusi secara normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah sampel-sampel
dalam penelitian berasal dari populasi yang memiliki varians sama
(Singgih, 2001). Pengambilan keputusan didasarkan jika p>0,05 maka
dinyatakan data berasal dari populasi yang sama dan jika p<0,05 maka
dinyatakan data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang
tidak sama. Uji homogenitas dilakukan pada variabel tingkat
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepercayaan diri melalui komputer program SPSS versi 12,0 for
windows. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians tersebut
adalah sama.
Berdasarkan data yang diperoleh, signifikansi dari variabel
kepercayaan diri, p=0,490 maka varians tersebut adalah homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
dengan SPSS versi 12,0 for windows. Dalam hal ini untuk menghitung
nilai rata-rata skor skor kuesioner. Sedangkan untuk menguji hipotesis
mengenai perbedaan kepercayaan diri digunakan uji beda rata-rata (mean
different) dengan SPSS versi 12,0 for windows. Di bawah ini disajikan
tabel dan analisis dari hasil pengujian hipotesis.
Tabel 8. Hasil Analisis Kepercayaan Diri
Kepercayaan
Diri
N Mean Sd T T
tabel
Ket p
Wanita 52 3,5268 0,32405
Pria 50 3,5601 0,33767
-0,508 2,00 Tak
Signifikan
0,613
Keterangan :
Taraf signifikansi 5% (two-tailed)
N : Jumlah subjek
Sd : Besarnya standar deviasi
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T : Hasil perhitungan Uji-t
P : Probabilitas
Dari data di atas, terlihat bahwa hasil perhitungan uji-t < 0,05 yaitu
-0,508, yang berarti tidak signifikan. Maka hipotesis pada penelitian ini
tidak terbukti.
3. Kategorisasi Berdasarkan Kepercayaan Diri
Secara umum kepercayaan diri antara pria dan wanita dapat dilihat
melalui tabel rata-rata skor atas jawaban yang diberikan dalam kuesioner.
Penentuan kategori perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria
dengan perokok wanita dilakukan dengan kategorisasi skala Likert sebagai
berikut :
Nilai 5 = sangat ada perberbedaan
Nilai 4 = berbeda
Nilai 3 = sama
Nilai 2 = tidak ada perbedaan
Nilai 1 = sangat tidak ada perbedaan
Tabel 9 . Beda Mean Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri N Mean
Wanita 52 3,5268
Pria 50 3,5601
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perbandingan kepercayaan
diri antara perokok pria dengan perokok wanita yang ditunjukkan melalui
beda mean antara perokok pria dengan perokok wanita. Nilai mean
kepercayaan diri perokok wanita adalah 3,5268 dan nilai mean
kepercayaan diri perokok pria adalah 3,5601, yang ternyata berada pada
skala yang sama, yaitu cenderung mendekati 3. Ini berarti tidak ada
perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita.
D. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data pada tabel diketahui t hit -0,508 < t tabel 2,00
maka hipotesis pada penelitian ini tidak terbukti, yang berarti tidak ada
perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita. Hal
tersebut juga dibuktikan dengan tidak ditemukannya perbedaan mean pada
kedua subjek. Perokok pria mempunyai mean sebesar 3,5601 dan mean pada
perokok wanita sebesar 3,5268.
E. Pembahasan
Hasil penelitian di atas menunjukkan tidak ada perbedaan kepercayaan
diri antara perokok pria dengan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari
(mean perokok wanita=3,5268 dan mean perokok pria=3,5601 dengan hasil
uji t=-0,508).
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang untuk merokok.
Pertama, faktor sosiokultural yang meliputi penerimaan sosial, pengaruh orang
tua dan teman sebaya (Traquet, 1992 dalam Wibowo, 1996). Keadaan
keluarga dan sikap orang tua mempengaruhi anak untuk berperilaku merokok.
Keadaan keluarga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras,
menyebabkan anak lebih mudah untuk menjadi perokok (Bear & Corado
dalam Aktinson, Pengantar Psikologi, 1999:294). Single parent juga
berpengaruh dalam hal ini. Selain itu, perilaku merokok lebih cepat dicontoh
oleh anak jika ibu merokok daripada ayah yang merokok (Al Bachri, Buletin
RSKO, tahun IX, 1991).
Teman juga mempengaruhi orang untuk merokok, terutama teman
sebaya. Ini dikarenakan adanya tekanan teman sebaya dalam interaksi
pergaulan yang berpengaruh sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, mulai
cara berbicara, berpakaian, sampai tingkah laku. Oleh karena itu, seseorang
yang tidak merokok bisa terpengaruh oleh orang lain untuk merokok, tetapi
bisa juga orang tersebut sudah merokok dan dicontoh oleh temannya dalam
berperilaku merokok. Dengan demikian, ada penerimaan sosial untuk orang
yang merokok tersebut.
Faktor sosiokultural juga turut mendongkrak jumlah wanita perokok,
misalnya wanita yang merokok dianggap lebih gaya daripada wanita yang
tidak merokok (Mangoenprasodjo dan Hidayati, 2005).
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kedua, faktor personal yang meliputi self image, self esteem dan
disposable income juga mempengaruhi seseorang untuk merokok (Traquet,
1992 dalam Wibowo, 1996). Faktor personal yang paling kuat adalah mencari
bentuk jati diri (Aditama, 1997). Orang mencoba merokok karena alasan ingin
tahu atau melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri
dari kebosanan.
Selain itu, ketiga, faktor lingkungan yang meliputi promosi iklan dan
penjualan rokok, pengembangan dan pemasaran produk, mudah didapat, harga
terjangkau serta lingkungan bebas rokok juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi seseorang merokok (Traquet, 1992 dalam Wibowo,
1996). Dalam iklan-iklan kebiasaan merokok digambarkan sebagai lambang
kematangan, kedewasaan, popularitas dan bahkan lambang kecantikan,
kehidupan yang sexy serta feminisme. Melihat iklan di media massa dan
elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang
kejantanan atau glamour, membuat orang seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO,
tahun IX, 1991).
Dalam majalah WHO bertajuk : Women and Tobacco Epidemic-
Challenges for the 21st Century, rokok juga dipromosikan sebagai symbol
kematangan, yang bisa menambah rasa percaya diri dan meningkatkan daya
tarik seksual.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan perilaku merokok yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Masters dan
Johnson juga mengatakan bahwa rasa percaya diri (self esteem) ini juga
berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap status sebagai remaja (dalam
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ kw2pd.html, 16/01/06). Seorang
remaja yang memiliki percaya diri yang positif akan mudah terbawa godaan
yang banyak ditawarkan oleh lingkungan, salah satu contohnya adalah
merokok.
Ketertarikan awal orang untuk merokok umumnya muncul saat usia
remaja, 15-19 tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Sebagian perokok
tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun
mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan, dari soal diterima oleh
lingkungan pergaulannya sampai merasa tidak “gagah dan modern” tanpa
rokok (http://bz.blogfam.com/bzfit/pria_dan_rokok/, 15/10/06).
Rokok juga dianggap bisa meningkatkan ‘gaya’ dan penampilan diri,
sehingga meningkatkan kepercayaan diri. Dianggap sebagai pelarian bagi
orang yang sering gugup dan kurang percaya diri. Sebagai teman saat belajar
atau bekerja, atau untuk menimbulkan inspirasi, dan lain-lain
(http://www.sammaditthi.org/Sd4/silavsaids.asp, 15/10/06).
Namun ternyata dalam penelitian ini tidak terbukti bahwa rokok
mempengaruhi kepercayaan diri perokok pria maupun perokok wanita yang
berusia antara 15-25 tahun dan bertempat tinggal di DIY. Hal ini dapat
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disebabkan oleh berbagai faktor penelitian, seperti subjek atau responden yang
berbeda termasuk perbedaan batasan usia, perbedaan aspek dan item yang
digunakan untuk penelitian.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya, kemudian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut, merokok terbukti tidak berpengaruh
terhadap kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita. Dengan
demikian, tidak ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan
perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. Ini dapat dibuktikan berdasarkan
nilai hasil uji t dan beda mean antara perokok pria dengan perokok wanita.
B. Saran-saran
1. Saran untuk pria dan wanita
Melalui penelitian ini dapat diketahui juga bahwa perilaku
merokok tidak dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih percaya diri.
Oleh karena itu, disarankan pria dan wanita baik yang berperilaku
merokok maupun yang tidak, agar tidak merokok. Saran ini diberikan
tidak hanya untuk perokok pria dan wanita yang berusia 15-25 tahun,
tetapi untuk semua umur.
2. Saran untuk peneliti mendatang yang menggunakan skripsi ini sebagai
bahan acuan penelitiannya.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penggunaan skripsi ini peneliti mendatang sebaiknya lebih
meningkatkan lagi kualitas penelitiannya, karena masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Salah satu caranya adalah
dengan menambah buku acuan untuk penelitian. Disamping itu, akan lebih
baik lagi jika peneliti mendatang melakukan penelitian yang lebih spesifik,
yaitu dengan memberikan batasan usia sampel yang lebih pendek,
menambah jumlah sampel untuk tiap-tiap jenis kelamin, memperluas
wilayah penelitian, meningkatkan kualitas item yang akan digunakan
untuk penelitian; sehingga diperoleh hasil yang lebih valid atau akurat.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Iswidharmanjaya, D. dan Agung, G. 2004. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Mangoenprasodjo, A. S. dan Hidayati, S. N. 2005. Hidup Sehat Tanpa Rokok.
Yogyakarta: Pradipta Publishing. Muchtar A.F. 2005. Matikan Rokok Hidupkan Semangat. Bandung: Amanah
Publishing House. Azwar, S. Drs. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Aditama, T. Y. 1997. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia. Wibowo, D. E. 1996. Hubungan Kecemasan Akan Menghadapi Ujian Lisan
dengan Frekuensi Merokok Pada Mahasiswa. Herawati, V. 1996. Hubungan Teman Sebaya Perokok dengan Perilaku Merokok
Pria. “Sedihnya Menjadi Perokok Pasif”.
http://www.sammaditthi.org/Sd4/silavsaids.asp.05/10/06 “Pria dan Rokok”. 2006. http://bz.blogfam.com/bzfit/pria_dan_rokok/ Mu’tadin, Z. 2006. Remaja dan Rokok. Jakarta: http://www.e-
psikologi.com/remaja/050602.htm Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta: PT Grasindo. --------, http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/kw2pd.html. 16/01/06
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rini, J. F. 2007. Memupuk Rasa Percaya Diri. Jakarta : http://www.e-
psikologi.com/dewasa/161002.htm Azwar, S. Drs. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. --------, http://portal.djmbp.esdm.go.id/modules/news/index.php? 15/10/06
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis kelamin :Pria/Wanita *)
Usia : ….. tahun
Domisili : Sleman/Bantul/Kulonprogo/Gunungkidul/Yogya *)
*) coret yang tidak perlu
SKALA PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI
ANTARA
PEROKOK PRIA DENGAN PEROKOK WANTA
Di bawah ini terdapat 70 pernyataan :
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Kemudian Anda diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda,
dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang
tersedia. Jangan sampai ada pernyataan yang tidak diberi jawaban atau
terlewatkan.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban
yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah.
Jawaban anda kami jamin kerahasiaannya.
NB : Jangan lupa mencantumkan jenis kelamin dan usia di pojok kanan atas yang
sudah disediakan.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban No Pernyataan
SS S R TS STS
1. Saya selalu membantu teman atau orang
lain yang membutuhkan bantuan saya.
2. Jika saya menghadapi suatu masalah, saya
pasti akan menyelesaikannya sampai
tuntas.
3. Saya merasa mempunyai jiwa pemimpin.
4. Saya mampu menyalurkan bakat yang saya
miliki.
5. Saya mampu mengerjakan segala sesuatu
dengan baik.
6. Saya bisa mengerjakan banyak hal tanpa
bantuan orang lain.
7. Saya selalu membuat suasana yang tidak
menyenangkan menjadi menyenangkan.
8. Saya selalu berusaha membuat orang lain
senang jika bersama saya.
9. Saya menjadi seorang pemimpin dalam
suatu organisasi.
10. Saya yakin bahwa saya bisa mengerjakan
segala sesuatu dengan baik.
11. Saya yakin bisa berhenti merokok.
12. Saya yakin keberadaan saya diterima
dengan senang hati oleh teman-teman saya.
13. Saya yakin bahwa semua masalah pasti ada
jalan keluarnya.
14. Saya bisa mengerjakan sesuatu dengan baik
jika saya pernah melakukan sebelumnya.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Saya menyukai pekerjaan yang ringan-
ringan.
16. berani melakukan hal-hal yang beresiko.
17. Saya menyukai hal-hal yang membutuhkan
kepercayaan diri tinggi.
18. Saya sering membuat orang lain tertawa.
19. Saya merasa bahwa orang lain senang jika
bisa merokok bersama saya.
20. Saya tidak akan melakukan pekerjaan yang
membutuhkan banyak tenaga.
21. Saya tidak akan melakukan pekerjaan yang
membutuhkan banyak pemikiran.
22. Saya tidak menyukai pekerjaan yang
berbelit-belit.
23. Saya selalu mengerjakan segala sesuatu
sampai tuntas.
24. Saya berani menanggung segala akibat dari
perbuatan saya.
25. Saya selalu mengerjakan segala sesuatu
dengan sungguh-sungguh.
26. Saya tidak terlalu lama meninggalkan
sesuatu hal yang tertunda untuk segera
melakukannya kembali.
27. Saya tetap merokok meski orang lain
melarang.
28. Saya tahu bahaya merokok, tapi saya tetap
merokok.
29. Rokok adalah bagian dari hidup saya.
30. Saya pernah membolos hanya untuk dapat
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merokok.
31. Jika saya ingin merokok, saya tidak bisa
menundanya.
32. Saya suka mencoba rokok-rokok baru.
33. Saya selalu berusaha mendapatkan rokok
dari uang saya sendiri.
34. Dimanapun saya pasti merokok.
35. Setiap hari saya pasti merokok.
36. Saya tidak bisa berhenti merokok.
37. Rokok saya bukan rokok murahan.
38. Saya menyukai hal-hal yang sedang trend.
39. Saya suka mengerjakan hal-hal yang
menantang.
40. Saya merasa bangga jika orang lain melihat
saya merokok.
41. Saya harus merokok meski bagaimanapun
caranya.
42. Saya merasa lebih percaya diri jika di ada
rokok dalam saku saya.
43. Jika saya merasa kurang percaya diri, saya
mengatasinya dengan merokok.
44. Rokok membuat saya merasa lebih percaya
diri.
45. Saya akan berusaha melakukan dengan
segala cara yang orang lain tidak bisa
melakukannya.
46. Saya selalu berusaha mencapai apa yang
saya inginkan meski bagaimanapun
caranya.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 Saya merasa lega jika sehabis makan saya
merokok.
48. Saya lebih senang jika saya membeli rokok
dengan uang saya sendiri.
49. Sudah hampir semua merk rokok pernah
saya coba.
50. Saya merasa minder jika berkumpul
bersama teman-teman tanpa membawa
rokok.
51. Prestasi saya bagus meski saya merokok.
52. Saya mempunyai banyak prestasi.
53. Saya mempunyai prestasi, misalnya dalam
bidang olah raga, musik atau dalam bidang-
bidang yang lain.
54. Saya merasa lebih percaya diri dengan
prestasi-prestasi yang saya miliki.
55. Tanpa rokok, saya tidak dapat belajar.
56. Saya tidak dapat berkonsentrasi tanpa
merokok.
57. Saya selalu menunjukkan hal yang terbaik
kepada orang lain.
58. Saya selalu berusaha melakukan yang
terbaik untuk hal-hal yang ditanggungkan
kepada saya.
59. Saya merasa percaya diri dengan
penampilan saya apa adanya.
60. Jika saya ingin merokok dan saya tidak
mempunyai uang, saya tidak akan
berhutang pada teman untuk membeli
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rokok.
61. Jika malam sudah larut dan saya kehabisan
rokok, saya tidak akan membeli rokok pada
saat itu juga.
62. Saya tidak suka ganti-ganti merk rokok.
63. Saya lebih suka merokok daripada minum
minuman keras atau lainnya.
64. Saya mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi.
65. Jika berhadapan atau berbicara dengan
lawan jenis, saya merasa kurang percaya
diri.
66. Saya segera memperbaiki kesalahan yang
saya buat baik sengaja ataupun tidak.
67. Jika saya melakukan kesalahan, saya segera
meminta maaf.
68. Saya tidak pernah melarang orang lain
merokok.
69. Saya tidak pernah memaksa orang lain
merokok.
70. Saya tidak melarang pacar saya merokok.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis kelamin :Pria/Wanita *)
Usia : ….. tahun
Domisili : Sleman/Bantul/Kulonprogo/Gunungkidul/Yogya *)
*) coret yang tidak perlu
SKALA PERBEDAAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
ANTARA
PEROKOK PRIA DENGAN PEROKOK WANTA
Di bawah ini terdapat 56 pernyataan :
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Kemudian Anda diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda,
dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang
tersedia. Jangan sampai ada pernyataan yang tidak diberi jawaban atau
terlewatkan.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban
yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah.
Jawaban anda kami jamin kerahasiaannya.
NB : Jangan lupa mencantumkan jenis kelamin dan usia di pojok kanan atas yang
sudah disediakan.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban No Pernyataan
SS S R TS STS
1. Saya selalu membantu teman atau orang
lain yang membutuhkan bantuan saya.
2. Jika saya menghadapi suatu masalah, saya
pasti akan menyelesaikannya sampai
tuntas.
3. Saya merasa mempunyai jiwa pemimpin.
4. Saya mampu menyalurkan bakat yang saya
miliki.
5. Saya mampu mengerjakan segala sesuatu
dengan baik.
6. Saya bisa mengerjakan banyak hal tanpa
bantuan orang lain.
7. Saya selalu membuat suasana yang tidak
menyenangkan menjadi menyenangkan.
8. Saya selalu berusaha membuat orang lain
senang jika bersama saya.
9. Saya menjadi seorang pemimpin dalam
suatu organisasi.
10. Saya yakin bahwa saya bisa mengerjakan
segala sesuatu dengan baik.
11. Saya yakin bisa berhenti merokok.
12. Saya yakin keberadaan saya diterima
dengan senang hati oleh teman-teman saya.
13. Saya yakin bahwa semua masalah pasti ada
jalan keluarnya.
14. Saya bisa mengerjakan sesuatu dengan baik
jika saya pernah melakukan sebelumnya.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Saya menyukai pekerjaan yang ringan-
ringan.
16. berani melakukan hal-hal yang beresiko.
17. Saya menyukai hal-hal yang membutuhkan
kepercayaan diri tinggi.
18. Saya sering membuat orang lain tertawa.
19. Saya merasa bahwa orang lain senang jika
bisa merokok bersama saya.
20. Saya selalu mengerjakan segala sesuatu
sampai tuntas.
21. Saya berani menanggung segala akibat dari
perbuatan saya.
22. Saya selalu mengerjakan segala sesuatu
dengan sungguh-sungguh.
23. Saya tidak terlalu lama meninggalkan
sesuatu hal yang tertunda untuk segera
melalukannya kembali.
24. Saya tahu bahaya merokok, tapi saya tetap
merokok.
25. Rokok adalah bagian dari hidup saya.
26. Saya pernah membolos hanya untuk dapat
merokok.
27. Jika saya ingin merokok, saya tidak bisa
menundanya.
28. Saya suka mencoba rokok-rokok baru.
29. Saya selalu berusaha mendapatkan rokok
dari uang saya sendiri.
30. Setiap hari saya pasti merokok.
31. Saya menyukai hal-hal yang sedang trend.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32. Saya suka mengerjakan hal-hal yang
menantang.
33. Saya merasa bangga jika orang lain melihat
saya merokok.
34. Saya harus merokok meski bagaimanapun
caranya.
35. Saya merasa lebih percaya diri jika di ada
rokok dalam saku saya.
36. Jika saya merasa kurang percaya diri, saya
mengatasinya dengan merokok.
37. Rokok membuat saya merasa lebih percaya
diri.
38. Saya akan berusaha melakukan dengan
segala cara yang orang lain tidak bisa
melakukannya.
39. Saya selalu berusaha mencapai apa yang
saya inginkan meski bagaimanapun
caranya.
40. Saya merasa lega jika sehabis makan saya
merokok.
41. Saya lebih senang jika saya membeli rokok
dengan uang saya sendiri.
42. Sudah hampir semua merk rokok pernah
saya coba.
43. Saya merasa minder jika berkumpul
bersama teman-teman tanpa membawa
rokok.
44. Prestasi saya bagus meski saya merokok.
45. Saya mempunyai banyak prestasi.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46. Saya mempunyai prestasi, misalnya dalam
bidang olah raga, musik atau dalam bidang-
bidang yang lain.
47. Saya merasa lebih percaya diri dengan
prestasi-prestasi yang saya miliki.
48. Tanpa rokok, saya tidak dapat belajar.
49. Saya tidak dapat berkonsentrasi tanpa
merokok.
50. Saya selalu menunjukkan hal yang terbaik
kepada orang lain.
51. Saya selalu berusaha melakukan yang
terbaik untuk hal-hal yang ditanggungkan
kepada saya.
52. Saya merasa percaya diri dengan
penampilan saya apa adanya.
53. Jika saya ingin merokok dan saya tidak
mempunyai uang, saya tidak akan
berhutang pada teman untuk membeli
rokok.
54. Saya tidak suka ganti-ganti merk rokok.
55. Saya mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi.
56. Saya segera memperbaiki kesalahan yang
saya buat baik sengaja ataupun tidak.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI