plagiat merupakan tindakan tidak terpuji … · novian andhi nurcahyo universitas sanata dharma...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo
Tahun Ajaran 2014/2015)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Novian Andhi Nurcahyo
121114080
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sedikit pengetahuan disertai tindakan
adalah lebih berharga daripada banyak pengetahuan
namun tak ada tindakan apapun.
(Kahlil Gibran)
Kupersembahkan Skripsi Ini untuk:
1. Allah SWT
2. Kedua Orang tua
3. Kakak-kakakku (Andhi, Hendrat, dan Ita)
4. Simbok Tumilah
5. Teman-teman BK Angkatan 2012
6. Sahabat-sahabatku
7. Ervin Aprilianti
Terimakasih atas kasih sayang, semangat, dorongan,
bantuan, serta doa dalam penyelesaian skripsiku ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo
Tahun Ajaran 2014/2015)
Novian Andhi Nurcahyo
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Gambaran tingkat karakter
mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 sebelum
dan sesudah diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning. (2) Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter mandiri berdasarkan penilaian guru. (3) Efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri
berdasarkan penilaian siswa. (4) Signifikansi hasil implementasi pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pre-
experimental design dengan one group pretest-postest design. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015
sebanyak 30 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: (1) kuesioner karakter mandiri; (2) kuesioner validasi
efektivitas program (mitra kolaboratif); (3) kuesioner validasi efektivitas program
(siswa). Reliabilitas kuesioner karakter mandiri senilai 0,686. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan kategorisasi dan uji T
paired sample test.
Temuan penelitian menunjukkan, tingkat karakter mandiri sebelum dan
sesudah diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning secara umum baik. Terdapat peningkatan karakter mandiri dengan nilai
signifikansi 2,045, tetapi tidak signifikan. Berdasarkan data validasi efektivitas
program yang diisi oleh mitra kolaboratif menunjukkan bahwa terdapat 38
(97,4 %) dari 39 item pada kategori sangat lebih baik dan 1 (2,5 %) item pada
kategori lebih baik. Selain itu, data validasi efektivitas program yang diisi oleh
siswa menunjukkan bahwa terdapat 6 dari 30 item mendapatkan persentase 100%,
19 item mendapat persentase antara 90-100%, dan 11 item mendapat persentase
dibawah 90%. Dengan demikian, implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
efektif meningkatkan karakter mandiri.
Kata kunci: bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter
mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF CHARACTER EDUCATION
IMPLEMENTATION ON THE BASIS OF COLLABORATIVE CLASS
GUIDANCE SERVICE BY USING EXPERIENTIAL LEARNING
APPROACH TO IMPROVE SELF-CONTAINED CHARACTER
(Pre-experiment Study to Students of Class VIII F SMP Negeri 31 Purworejo
Academic Year 2014/2015)
Novian Andhi Nurcahyo
Sanata Dharma University
2016
This research aims to discover: (1) The level of self-contained character
among students class VIII F SMP Negeri 31 Purworejo academic year 2014/2015
before and after the collaborative classical guidance by using experiential learning
approach. (2) The effectiveness of character education implementation on the
basis of collaborative class guidance service by using experiential learning
approach to improve self-contained character by teachers’ assessment. (3) The
effectiveness of character education implementation on the basis of collaborative
class guidance service by using experiential learning approach to improve self-
contained character based on students’ assessment. (4)The significance of the
results of the character education implementation on the basis of collaborative
class guidance service using an experiential learning approach to improve the
student’ self-contained character.
This research is a quantitative research using the pre-experimental design
with one group pretest-posttest design. The research subjects are 30 students of
class VIII F SMP Negeri 31 Purworejo academic year 2014/2015. The
instruments used in this research are: (1)Self-contained character questionnaire;
(2)Validation effectiveness program questionnaire (collaborative partner);
(3)Validation effectiveness program questionnaire (students). The reliability of
self-contained character questionnaire is 0.686. The data analysis techniques used
in the study are the categorization and T-test paired sample test.
The findings showed that the level of self-contained character before and
after the collaborative classical guidance service by using experiential learning
approach in general is good. There is a significant improvement with the
significant value of 2.045, but not significantly. The data of validation
effectiveness program filled by collaborative partners showed that there were 38
(97.4%) of the 39 items in the category of “very improved” and 1 (2.5%) item in
the category “improved”. Moreover, the data of validation effectiveness program
filled by the students showed that there are 6 out of 30 items which get a
percentage of 100%, 19 items get a percentage between 90-100%, and the 11
items get a percentage below 90%. In conclusion, the implementation of character
education on the bases of collaborative classical guidance by using experiential
learning approach effectively improves self-contained character
Keywords:bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter
mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Efektivitas Implementasi
Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan
Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri (Studi
Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo Tahun
Ajaran 2014/2015)” dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini merupakan
karya ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, serta
doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu, memberikan masukan, motivasi, petunjuk, serta
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata
Dharma atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Stefanus Priyatmoko (Mas Moko) selaku petugas administrasi di Sekretariat
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma atas
pelayanan yang diberikan dengan baik selama penulis menempuh studi.
6. Kepala Sekolah SMP N 31 Purworejo yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
7. F. Sugeng Subagyo, M.Si. selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMP N
31 Purworejo yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, masukan,
motivasi, serta menyediakan tempat untuk menginap selama penelitian
kepada penulis.
8. Siswa-siswi kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 yang
telah bersedia menjadi subyek dan membantu penulis dalam proses pumpulan
data digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua orang tua, yakni Suparno dan Sartilah atas kasih sayang, dukungan,
penguatan, pendampingan, serta doa yang diberikan kepada penulis.
10. Kakak, yakni Andhi, Hendrat, dan Ita atas dukungan, kasih sayang, serta
motivasi yang diberikan kepada penulis.
11. Simbah Tumilah atas dukungan, penguatan, serta doa yang diberikan kepada
penulis.
12. Seluruh teman angkatan 2012 atas doa, dukungan, pengalaman, serta
kebersamaan yang diberikan kepada penulis.
13. Sahabat terkasih atas doa, dukungan, pengalaman, serta kebersamaan yang
diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
14. Ervin Aprilianti yang selalu memberikan semangat, dukungan, masukan,
kebersamaan, serta doa kepada penulis.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
skripsi ini. Penulis juga sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca agar menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata, atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 21 September 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis ................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................. 8
G. Definisi Operasional Variabel .................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 10
A. Hakikat Pendidikan Karakter .................................................. 10
1. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................... 10
2. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................ 11
3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ....................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Prinsip Pendidikan Karakter ............................................ 15
B. Hakikat Karakter Mandiri ...................................................... 17
1. Pengertian Karakter Mandiri ............................................ 17
2. Aspek-aspek Karakter Mandiri ........................................ 17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter Mandiri ..... 18
4. Upaya Peningkatan Karakter Mandiri .............................. 20
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif ................ 22
1. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal ......................... 22
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal .............................. 23
3. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif ..... 24
4. Tahap-tahap Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif .. 25
D. Hakikat Metode Experiential Learning ................................. 27
1. Pengertian Metode Experiential Learning ....................... 27
2. Prinsip Pendekatan Experiential Learning ....................... 28
3. Efektivitas Metode Experiential Learning ....................... 28
E. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning ............................................................ 29
F. Hakikat Remaja ...................................................................... 31
1. Pengertian Remaja ........................................................... 31
2. Ciri-ciri Remaja ................................................................ 31
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ................................ 32
G. Kerangka Berpikir .................................................................. 33
H. Hipotesis Penelitian ................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 35
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 36
C. Subjek Penelitian .................................................................... 36
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................. 37
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 37
2. Instrumen ......................................................................... 37
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Validitas ........................................................................... 40
2. Reliabilitas Instrumen ....................................................... 41
3. Uji Normalitas .................................................................. 42
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 47
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 47
B. Pembahasan ............................................................................ 57
BAB V PENUTUP ................................................................................... 65
A. Kesimpulan ............................................................................ 65
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 66
C. Saran ....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design ....... 35
Tabel 3.2 Tabel Subyek Penelitian ............................................................... 37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Karakter Mandiri .......................................... 38
Tabel 3.4 Kriteria Guilford ........................................................................... 41
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Karakter Mandiri ...................... 41
Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Normalitas .......................................................... 42
Tabel 3.7 Tabel Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri ............................. 43
Tabel 3.8 Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri ....................................... 44
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri Sebelum dan Sesudah
diberikan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri .... 47
Tabel 4.2 Hasil Validasi Efektivitas Program oleh Mitra Kolaboratif ......... 50
Tabel 4.3 Kategori Validasi Efektivitas Program oleh Mitra Kolaboratif ... 51
Tabel 4.4 Hasil Validasi Efektivitas Program oleh Siswa ............................ 53
Tabel 4.5 Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh Persentase
100% .............................................................................................. 54
Tabel 4.6 Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh Persentase
antara 90-100% .............................................................................. 54
Tabel 4.7 Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh Persentase
dibawah 90% .................................................................................. 55
Tabel 4.8 Uji T Pretest dan Postest .............................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Leaning ................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Karakter Mandiri Sebelum dan Sesudah diberikan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri ......................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Karakter Mandiri ........................................................ 71
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian Pretest .................................................. 77
Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian Postest .................................................. 79
Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian Validasi Efektivitas Program
oleh Siswa .................................................................................... 81
Lampiran 5 Rencana Pelaksana Layanan ........................................................ 82
Lampiran 6 Lembar Validasi Efektivitas Program untuk Siswa ................... 116
Lampiran 7 Lembar Validasi Efektivitas Program untuk
Mitra Kolaboratif ....................................................................... 117
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan ............................................................... 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan.
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah dan rakyat Indonesia, dewasa ini tengah gencar-
gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi
pendidikan mulai dari tingkat dini (PAUD), sekolah dasar (SD/MI),
sekolah menengah pertama (SMP/MTS), sekolah menengah atas
(SMA/MA), hingga perguruan tinggi (PT). Melalui pendidikan karakter
yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan krisis
degradasi karakter atau moralitas anak bangsa ini bisa segera teratasi.
Lebih dari itu, diharapkan di masa yang akan datang terlahir generasi
bangsa dengan ketinggian budi pekerti atau karakter (Wibowo, 2013).
Namun demikian, pendidikan karakter di sekolah khususnya di
Sekolah Menengah Pertama hanya sebatas pada pengenalan nilai-nilai
karakter saja, belum sampai pada penerapan kehidupan sehari-hari. Guru
Bimbingan dan Konseling (BK) belum dilibatkan dalam pengembangan
dan penerapan pendidikan karakter.
Tahun 2014, TIM Peneliti Strategi Nasional (STRANAS) Program
Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penelitian evaluasi (terbatas) tentang keterlaksanaan, hambatan-hambatan,
dan efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi dengan pembelajaran
di SMP pada 5 kota di Indonesia (Tangerang, Kulon Progo, Yogyakarta,
Surakarta, dan Malang). Hasil penelitian menunjukkan:
1. Dilihat dari hasilnya, implementasi pendidikan karakter terintegrasi di
SMP, efektivitasnya belum menggembirakan. Temuan evaluatif secara
empirik menunjukkan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota
yang diteliti masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa di
antaranya buruk dalam capaian skor karakternya. Hanya 12,3% dari
653 siswa tersebut yang masuk pada kategori baik dengan capaian skor
≥ 7.
2. Teridentifikasi 25 dari 50 butir pernyataan karakter (dari skala
pengukuran hasil pendidikan karakter) yang capaian skornya kurang
baik dan 5 butir diantaranya bahkan dalam kategori buruk. Jiwa
kewirausahaan, kemandirian, rasa ingin tahu, patuh pada peraturan
sosial, dan menghargai karya/prestasi orang lain teridentifikasi sebagai
5 nilai karakter yang capaiannya masih buruk, baik pada siswa kelas
VII maupun pada siswa kelas VIII.
3. Terdapat kecenderungan bahwa capaian skor hasil pendidikan karakter
lebih baik pada siswa kelas VII dibanding pada siswa kelas VIII, baik
pada rata-rata capaian skor maupun pada banyaknya ragam nilai
karakter. Siswa kelas VII hampir dua kali lebih banyak dari siswa
kelas VIII yang mencapai skor karakter pada kategori baik, sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswa kelas VIII dua kali lebih banyak jumlahnya dari siswa kelas VII
yang capaian skornya terpuruk pada kategori kurang baik dan buruk.
Dari hasil data penelitian TIM Peneliti Strategi Nasional
(STRANAS) 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas
Sanata Dharma, menunjukkan bahwa karakter mandiri pada siswa SMP
berada pada kategori buruk. Selain itu, terindentifikasi bahwa pada siswa
kelas VIII capaian skor kurang baik dan buruk. Peneliti tertarik untuk
meneliti kembali mengenai masalah character building khususnya
mengenai karakter mandiri.
Menurut Monks, dkk (1999) orang yang mandiri akan
menunjukkan perilaku yang mampu mengambil keputusan, percaya diri,
dan kreatif. Remaja yang tidak mandiri akan menimbulkan masalah pada
perilaku misalnya pemalu, tidak memiliki motivasi, kebiasaan belajar yang
kurang baik, perasaan tidak aman dan tergantung kepada orang tuanya.
Berdasarkan informasi dari guru BK SMP N 31 Purworejo
diketahui bahwa belum semua guru menerapkan pendidikan karakter
dalam proses belajar mengajar. Kemendiknas (2010) menerangkan bahwa
pengembangan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan namun
terintegrasi didalam mata pelajaran, pengembangan diri serta budaya
satuan pendidikan. Pengembangan pendidikan karakter bertujuan agar
peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karakter sehingga
diharapkan peserta didik mampu menerapkannya kedalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Selain itu, karakter mandiri belum sepenuhnya terinternalisasi
dalam diri siswa-siswi di SMP N 31 Purworejo. Perilaku individu yang
berkarakter merupakan perwujudan fungsi psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotor) dan fungsi totalitas sosial dalam konteks interaksi dalam
keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat yang berlangsung
sepanjang hayat (Kemendiknas, 2010).
Salah satu cara alternatif untuk meningkatkan karakter mandiri
adalah dengan melalui layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning. Berdasarkan hasil penelitian Artati
(2016) layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning efektif untuk meningkatkan karakter bertanggung
jawab.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa-
siswi Kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015”
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Dilihat dari hasilnya implementasi pendidikan karakter di SMP
efektivitasnya belum menggembirakan.
2. Pendidikan karakter di sekolah khususnya di SMP hanya sebatas pada
pengenalan nilai-nilai karakter, belum sampai pada penerapan
kehidupan sehari-hari.
3. Capaian skor karakter mandiri teridentifikasi buruk.
4. Belum semua guru di SMP N 31 Purworejo menerapkan pendidikan
karakter di dalam proses belajar mengajar.
5. Karakter mandiri belum sepenuhnya terinternalisasi dalam diri siswa di
SMP N 31 Purworejo.
6. Belum ada praktek di sekolah tentang layanan bimbingan klasikal
kolaboratif antara guru BK dengan guru mata pelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, fokus kajian diarahkan
pada masalah yang teridentifikasi di atas khususnya mengenai masalah
kemandirian. Maka peneliti fokus pada “Efektivitas implementasi
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan
karakter mandiri siswa-siswi kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun
ajaran 2014/2015”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat karakter mandiri siswa kelas VIII F SMP
N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah
diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri?
2. Seberapa efektifkah implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan
penilaian guru?
3. Seberapa efektifkah implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan
penilaian siswa?
4. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran
2014/2015?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat karakter mandiri siswa kelas VIII
F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah
diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning.
2. Untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan
penilaian guru.
3. Untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan
penilaian siswa.
4. Untuk mengetahui signifikansi hasil implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan di
bidang bimbingan dan konseling terkait dengan tingkat karakter
mandiri sebelum dan sesudah diberikan bimbingan klasikal dan
efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning untuk meningkatkan karakter mandiri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan karakter mandiri dalam diri siswa.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang bisa
diterapkan dan dikembangkan dalam pelayanan bimbingan di
sekolah.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dalam
memberikan pelayanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
mandiri untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan terencana dalam
mengetahui kebenaran atau kebaikan, mencintainya dan melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Karakter mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan.
3. Bimbingan klasikal kolaboratif adalah kegiatan pelayanan bimbingan
yang diberikan guru BK secara tatap muka kepada semua siswa satu
kelas dengan melibatkan guru mata pelajaran lain.
4. Experiential learning adalah sebuah proses pembelajaran dimana
siswa menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan nilai melalui
pengalaman-pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan mengenai kajian teori relevan yang mendasari
bangunan konseptual penelitian ini yang meliputi: hakikat pendidikan
karakter, hakikat karakter mandiri, hakikat layanan bimbingan klasikal
kolaboratif, hakikat metode experiential learning, hakikat bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning, hakikat remaja, kerangka
berpikir dan hipotesis penelitian.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Kemendiknas (dalam Wibowo, 2013) menerangkan bahwa
pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat,
dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
Menurut Rahardjo (dalam Salim, 2013) pendidikan karakter adalah
suatu proses pendidikan yang holistik yang menghubungkan dimensi
moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Pendidikan
karakter sebagai dasar bagi terbentuknya generasi yang berkualitas
yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran
yang dapat dipertanggung jawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
National Commision on Character Education (dalam Yaumi,
2014) mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendekatan apa saja
yang disengaja oleh personel sekolah, yang sering berhubungan
dengan orang tua, anggota masyarakat, membantu peserta didik dan
remaja menjadi peduli, penuh prinsip, dan bertanggung jawab.
Sementara itu, menurut Thomas Lickona (dalam Yaumi, 2014)
mendefinisikan pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja untuk
mengembangkan karakter yang baik berdasarkan nilai-nilai inti yang
baik untuk individu dan baik untuk masyarakat.
Berdasarkan definisi dari para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah pelaksanaan, praktek,
tindakan seorang pendidik dalam suatu proses pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu mengembangkan
karakter yang luhur. Hasil dari proses pendidikan karakter diharapkan
mampu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari oleh peserta
didik.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Kemendiknas (2010), tujuan dari pendidikan karakter
adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulus. Melalui pendidikan
karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Menurut Hasan (dalam Yaumi, 2014) pendidikan budaya dan
karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai
anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,
produktif, dan kreatif. Nilai-nilai budaya dan karakter ini adalah
sebagai berikut:
a. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas.
h. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
i. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar.
j. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerjasama dengan orang lain.
n. Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
o. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Prinsip Pendidikan Karakter
Lickona (dalam Yaumi, 2014) menguraikan sebelas prinsip
dasar yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter.
Kesebelas prinsip yang dimaksud adalah:
a. Komunitas sekolah mengembangkan nilai-nilai etika dan
kemampuan inti sebagai landasan karakter yang baik.
b. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif untuk
memasukkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Sekolah menggunakan pendekatan komprehensif, sengaja, dan
proaktif untuk pengembangan karakter.
d. Sekolah menciptakan masyarakat peduli karakter.
e. Sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan
tindakan moral.
f. Sekolah menawarkan kurikulum akademik yang berarti dan
menantang yang menghargai semua peserta didik mengembangkan
karakter, dan membantu mereka untuk mencapai keberhasilan.
g. Sekolah mengembangkan motivasi peserta didik.
h. Staf sekolah adalah masyarakat belajar etika yang membagi
tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan karakter dan
memasukkan nilai-nilai inti yang mengarahkan peserta didik.
i. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan dukungan
yang besar terhadap permulaan atau perbaikan pendidikan karakter.
j. Sekolah melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai
mitra dalam upaya pembangunan karakter.
k. Sekolah secara teratur menilai dan mengukur budaya dan iklim,
fungsi-fungsi staf sebagai pendidik karakter serta sejauh mana
peserta didik mampu mewujudkan karakter yang baik dalam
pergaulan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Hakikat Karakter Mandiri
1. Pengertian Karakter Mandiri
Menurut Bernadib (dalam Mulyaningtas & Hadiyanto, 2007)
mandiri adalah perilaku yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri, dan dapat
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Individu yang
mandiri mampu berpikir dan berfungsi secara independen dan dapat
menangangani hambatan yang dihadapai.
Mandiri menurut Gea dkk (2003) adalah suatu suasana dimana
seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan
dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna
menghasilkan suatu barang atau jasa demi memenuhi kebutuhan
dirinya dan orang lain. Sedangkan menurut Fathurrohman dkk (2013)
mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa, karakter mandiri adalah watak, kepribadian, sifat
yang terbentuk dari kehidupan seseorang yang tidak tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas atau masalah kehidupan sehari-
hari.
2. Aspek-aspek Karakter Mandiri
Menurut Steiberg (dalam Desmita, 2009) kemandirian
ditunjukkan dengan tiga bentuk, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Kemandirian emosional
Aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan
hubungan emosional antar individu dan kemampuan dalam
mengontrol emosi. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan
emosional antara peserta didik dengan guru maupun dengan orang
tua.
b. Kemandirian tingkah laku
Kemandirian tingkah laku merupakan suatu kemampuan untuk
membuat suatu keputusan tanpa tergantung kepada orang lain dan
dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
c. Kemandirian nilai
Aspek kemandirian nilai merupakan kemampuan dalam memaknai
prinsip benar dan salah mengenai apa yang penting dan apa yang
tidak penting
3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Karakter Mandiri
Menurut Ali & Asrori (2009) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi karakter mandiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Gen atau Keturunan Orang Tua.
Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali
menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor
keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang
berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan sifat anaknya
muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya.
b. Pola Asuh Orang Tua
Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi
perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tua yang
terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata ”jangan” kepada
anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan
menghambat perkembangan kemandirian anak. Orang tua yang
menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat
mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga, orang
tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang
satu dengan lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap
perkembangan kemandirian anak.
c. Sistem Pendidikan di Sekolah
Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan
demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi
tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian
remaja. Demikian juga, proses pendidikan yang banyak
menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman
(punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian
remaja. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan
pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar
perkembangan kemandirian remaja.
d. Sistem Kehidupan di Masyarakat
Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya
tingkat struktur sosial, merasa kurang aman serta kurang
menghargai potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat
menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja.
Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai
ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, akan
merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja.
4. Upaya Peningkatan Karakter Mandiri
Karakter mandiri merupakan aspek psikologis yang dapat
dikembangkan dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengembangkan kemandirian
siswa. Menurut Ali & Asrori (2009) sejumlah upaya dapat dilakukan
untuk mengembangkan kemandirian siswa, antara lain :
a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga.
Dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Saling menghargai antar anggota keluarga.
2) Keterlibatan dalam memecahkan masalah remaja atau keluarga.
b. Penciptaan keterbukaan. Dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Toleransi terhadap perbedaan pendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi
remaja.
3) Keterbukaan terhadap minat remaja.
4) Mengembangkan komitmen terhadap tugas remaja.
5) Kehadiran dan keakraban hubungan dengan remaja.
c. Penciptaan kebebasan untuk mengekplorasi lingkungan. Dapat
diujudkan dalam bentuk:
1) Mendorong rasa ingin tahu remaja.
2) Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk
mengekplorasi lingkungan.
3) Adanya aturan tetapi tidak cenderung mengancam apabila
ditaati.
d. Penerimaan positif tanpa syarat. Dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri
remaja.
2) Tidak membeda-bedakan remaja satu dengan yang lainnya.
3) Menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk kegiatan
produktif apa pun meskipun sebenarnya hasilnya kurang
memuaskan.
e. Empati terhadap remaja. Dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Memahami dan menghayati pikiran dan perasaan remaja.
2) Melihat berbagai persoalan remaja dengan menggunakan
perspektif atau sudut pandang remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Tidak mudah mencela karya remaja.
f. Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja. Dapat
diwujudkan dalam bentuk:
1) Interaksi secara akrab tetapi tetap saling menghargai.
2) Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin
terhadap remaja.
3) Membangun suasana humor dan komunikas ringan dengan
remaja.
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
1. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal
Depdiknas (2008) mengemukakan bahwa layanan bimbingan
klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang
konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik
di kelas secara terjadwal. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pemberian
materi bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
dipandang bermanfaat bagi peserta didik itu sendiri. Sedangkan
menurut Kemendikbud (2014) layanan bimbingan klasikal adalah
bentuk kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam
rombongan belajar satu kelas.
Sedangkan menurut Winkel & Hastuti (2004) menerangkan
bahwa bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dilaksanakan oleh guru BK kepada siswa lebih dari satu orang, baik
kelompok agak besar atau sangat besar. Berdasarkan definisi di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan bimbingan klasikal adalah
kegiatan pelayanan bimbingan yang diberikan guru BK secara tatap
muka kepada semua siswa satu kelas dapat berupa diskusi, permainan,
dinamika kelompok. Dengan bimbingan klasikal ini diharapkan siswa
dapat memperoleh manfaat yang didapatkan setelah mengikuti
bimbingan.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Depdiknas (2008) tujuan bimbingan klasikal adalah
untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan bimbingan klasikal
dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar :
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya.
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengdentifikasi
tanggung jawab.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalah yang
dihadapi siswa.
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
ASCA (Dollarhide, Collete. T & Saginak, Kelli A, 2012: 164)
menerangkan bahwa: “School counselors build effective teams by
encouraging geniune collaboration among all school staff to work
toward the common goals of equity, access, and academic success of
every student.” Dalam pernyataan tersebut, terkandung makna bahwa
guru BK berkolaborasi dengan seluruh staff di sekolah untuk bekerja
bersama demi mencapai tujuan berupa keadilan, akses, dan kesuksesan
akademik setiap siswa.
Menurut Depdiknas (2008), program bimbingan akan berjalan
secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini
khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh
informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan
pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya:
a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosioemosional kelas yang
kondusif bagi belajar siswa.
b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
c. Menandai siswa yang diduga bermasalah.
d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui
program remedial teaching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Mereferal (mengalih tangankan) siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan
bidang kerja yang diminati siswa.
g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja).
h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,
sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan “figur central” bagi siswa.)
i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
klasikal kolaboratif merupakan kerjasama antara guru BK dengan
guru mata pelajaran dalam membantu siswa dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki. Dalam hal ini, guru BK dan guru mata pelajaran
secara bersama-sama merencanakan program serta melaksanakan
bimbingan klasikal.
4. Tahap-tahap Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
Menurut Clark dan Bremen (Dollarhide, Colete. T & Saginak,
Kelli A, 2012:165) yang mengembangkan model kolaborasi inklusi,
tahapan layanan bimbingan kolaboratif adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Mengalih tangankan siswa kepada guru BK
Guru mata pelajaran mengalih tangankan siswa kepada guru BK.
Misalnya, guru Matematika mendapati siswa yang merokok dikelas
maka siswa tersebut dapat dialih tangankan siswa kepada guru BK
agar siswa tersebut dapat melakukan perubahan kearah yang lebih
baik.
b. Identifikasi masalah
Guru BK menganalisis data siswa yang sudah terkumpul bersama
guru mata pelajaran, guru bidang kesiswaan, dan orang tua. Guru
mengundang stakeholder untuk memberikan informasi kemudian
mereview bersama.
c. Observasi kelas
Setelah melakukan identifikasi masalah selanjutnya dilakukan
observasi kelas, objek observasi kelas misalnya keterlibatan siswa
di kelas, interaksi siswa di kelas, motivasi belajar, dan lain-lain.
Observasi kelas dapat dilakukan oleh guru BK maupun guru mata
pelajaran.
d. Merancang intervensi di dalam kelas
Guru BK bersama guru mata pelajaran menyusun rancangan
intervensi dimulai dari membuat tujuan intervensi, bentuk kegiatan,
serta cara evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Implementasi intervensi
Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana intervensi yang
telah disusun bersama. Guru BK dan guru mata pelajaran harus
bersungguh-sungguh melakukan kolaborasi dalam proses
pelaksanaan/implementasi ini.
f. Pengembangan rancangan tindak lanjut
Pada tahap ini guru BK bersama dengan guru mata pelajaran
merencanakan bentuk penguatan yang diberikan kepada siswa
seperti apa, umpan balik, dan tata cara tindak lanjut.
g. Evaluasi dan monitoring intervensi
Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil.
D. Hakikat Metode Experiential Learning
1. Pengertian Metode Experiential Learning
Menurut Kolb (dalam Sinaga, 2013), experiential learning
merupakan tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman
yang secara terus menerus mengalami perubahan guna meningkatkan
keefektivan dari hasil belajar. Selain itu, menurut Association for
Experiential Education (dalam Purnami & Rohayati, 2013)
experiential learning merupakan sebuah proses dimana para
pembelajar membangun pengetahuan, keterampilan dan nilai dari
pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
experiential learning adalah proses pembelajaran dimana para siswa
membangun pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman
langsung sebagai media belajar.
2. Prinsip Pendekatan Experiential Learning
Experiential learning adalah proses pembelajaran dimana para
siswa membangun pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari
pengalaman langsung sebagai media belajar. Prinsip dari experiential
learning adalah sebagai berikut:
a. Tahap pengalaman nyata
b. Tahap observasi refleksi
c. Tahap konseptualisasi
d. Tahap implementasi
3. Efektifitas Metode Experiential Learning
Menurut Ng (dalam Purnami & Rohayati, 2013) experiential
learning dapat efektif apabila dilaksanakan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. “Ice breaking” diawal pembelajaran untuk membangkitkan
semangat para peserta.
b. Mengembangkan atmosfer pembelajaran yang kondusif dan
suportif.
c. Memperkenalkan kegembiraan dalam pengerjaan tugas
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Mendorong berfikir kreatif.
e. Membantu para peserta melihat dari perspektif yang berbeda
f. Meningkatkan kesadaran akan perlunya berubah.
g. Meningkatkan kesadaran diri.
E. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning
Menurut ASCA (Dollarhide, Collete. T & Saginak, Kelli A, 2012:
164): “School counselors build effective teams by encouraging geniune
collaboration among all school staff to work toward the common goals of
equity, access, and academic success of every student.” dalam pernyataan
tersebut, terkandung makna bahwa guru BK berkolaborasi dengan seluruh
staff di sekolah untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan berupa
keadilan, akses, dan kesuksesan akademik setiap siswa. Sedangkan
menurut Kemendikbud (2014) layanan bimbingan klasikal adalah format
kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan
belajar satu kelas.
Menurut Kolb (dalam Sinaga, 2013), menerangkan bahwa
experiential learning merupakan tindakan untuk mencapai sesuatu
berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan
guna meningkatkan keefektivan dari hasil belajar. Selain itu, menurut
Association for Experiential Education (dalam Purnami & Rohayati, 2013)
experiential learning merupakan sebuah proses dimana para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pembelajar membangun pengetahuan, keterampilan dan nilai dari
pengalaman langsung.
Berdasarkan definisi di atas, bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning adalah kegiatan bimbingan yang
dirancang dan dilaksanakan oleh guru BK bersama dengan guru mata
pelajaran dimana siswa berdinamika dalam bimbingan dengan
menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman
langsung sebagai media belajar. Menurut Artati (2016), proses bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tergambar
sebagai berikut :
Gambar 2.1. Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Leaning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Hakikat Ramaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Hurlock (1980) istilah adolescene atau remaja berasal
dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolescene, seperti yang dipergunakan saat ini,
mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik.
Sedangkan menurut Piaget (dalam Ali & Mohammad Asrori,
2009:9) remaja adalah usia dimana individu menjadi terintegrasi ke
dalam masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan
merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
remaja adalah masa dimana individu mengalami masa pertumbuhan
atau perkembangan dalam berbagai aspek dari masa anak menuju
remaja.
2. Ciri-ciri Remaja
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun
sampai tujuh belas tahun dan akhir masa remaja dari usia enam belas
tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum.
Masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri masa remaja
diantaranya adalah sebagai berikut (Hurlock, 1980):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. Periode penting
Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan kejadian penting
yang menyangkut mengenai pertumbuhan dan perkembangan
rohani maupun jasmani.
b. Periode peralihan
Usia remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa masa remaja.
c. Periode perubahan
Perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi
dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut,
serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa mencari identitas
Remaja mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian,
berbicara dan berperilaku yang sama dengan kelompoknya.
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan dan berusaha
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Tugas-
tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Ali &
Mohammad Asrori, 2009) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Mampu menerima keadaan fisik.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
G. Kerangka Berpikir
Karakter mandiri adalah watak, kepribadian, sifat yang terbentuk
dari kehidupan seseorang yang tidak tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas atau masalah kehidupan sehari-hari. Dewasa ini,
karakter mandiri belum sepenuhnya dihayati oleh sebagian siswa.
Layanan bimbingan klasikal kolaboratif dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan experiential learning. Dalam memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
layanan bimbingan klasikal kolaboratif diperlukan kolaborasi dengan guru
mata pelajaran. Proses layanan bimbingan klasikal ini menggunakan
pendekatan experiential learning, dimana proses ini menggunakan
pengalaman sebagai media bimbingan. Dengan menggunakan pendekatan
ini, diharapkan mampu meningkatkan karakter mandiri siswa.
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho :Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara
signifikan tidak efektif meningkatkan karakter mandiri siswa kelas
VIII F SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014-2015.
Hi :Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara
signifikan efektif meningkatkan karakter mandiri siswa kelas VIII
F SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014-2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini memaparkan metode penelitian yang meliputi: jenis
penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, teknik dan
instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pre-
experimental design dengan bentuk one group pretest-postest design.
Sugiyono (2013), mengemukakan bahwa desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Desain ini untuk mengetahui efek sebelum
dan sesudah perlakuan. Dalam penelitian ini peneliti memberikan pre-test
dan post-test diakhir perlakuan kepada subjek penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
efektivitas implementasi pendidikan karakter untuk meningkatkan karakter
mandiri berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning di SMP Negeri 31 Purworejo pada siswa
kelas VIII F. Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tabel Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design
Pre-test Treatment Post-test
O1 X O2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keterangan:
O1 : tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan.
O2 : tes akhir (post-test) setelah perlakuan diberikan.
X : perlakuan atau treatment (layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning)
Peneliti memberikan satu kali pre-test sebelum perlakuan
(treatment) dan satu kali post-test setelah perlakuan (treatment). Dalam
penelitian ini, peneliti memberikan tiga kali perlakuan (treatment) dengan
tiga topik bimbingan yaitu: “Aku ingin Mandiri”, “Tanggung Jawabku
Berbuah Manis”, dan “Menjadi Pribadi Proaktif”.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2014/2015 pada tanggal 8 Juni 2015. Tempat penelitian di SMP Negeri 31
Purworejo.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo,
tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa di kelas VIII F sebanyak 30 siswa.
Rincian subjek penelitian tampak pada tabel 3.2 di halaman berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.2
Tabel Subyek Penelitian
Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Siswa-siswi kelas VIII F 14 16
Jumlah Total 30
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner. Kuesioner karakter mandiri bertujuan untuk
mendapatkan data pre-test dan post-test mengenai karakter mandiri.
Sedangkan validasi efektivitas program untuk mengetahui efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri menurut penilaian mitra kolaboratif
dan siswa.
2. Instrumen
Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen yaitu 1
kuesioner karakter mandiri dan 2 validasi efektivitas program.
Penjelasan ketiga instrumen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner karakter mandiri
Peneliti memberikan kuesioner berbentuk multiple-choice
questions. Supratiknya (2015) mengemukakan bahwa multiple-
choice questions adalah pertanyaan pilihan ganda yang menyajikan
lebih dari dua alternatif jawaban. Kuesioner karakter mandiri
memiliki alternatif jawaban pilihan ganda yang bergradasi mulai
dari 1 sampai 4. Keempat jawaban tersebut memiliki nilai
kebenaran dari masing-masing alternatif pilihan jawaban.
Kuesioner karakter mandiri diberikan kepada 30 siswa kelas VIII F
sebelum kegiatan bimbingan klasikal (pre-test) dan diberikan
sesudah kegiatan bimbingan klasikal (post-test). Kuesioner
karakter mandiri dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 71).
Berikut ini adalah kisi-kisi kuessioner yang digambarkan pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Karakter Mandiri
No Aspek Indikator Item Jumlah
1. Kemandirian
Emosi
Kemampuan dalam
mengelola emosi.
13,20 2
2. Kemandirian
Tingkah laku
Melakukan tindakan
atas kehendak sendiri.
4, 10,
11, 14
4
Tidak tegantung pada
orang lain.
3, 7,
9, 12
4
3. Kemandirian
Nilai
Kemampuan berfikir
dan bertindak.
5, 6,15,
16, 17,
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Memiliki prinsip
mengenai apa yang
benar dan salah dalam
berfikir dan bertindak.
1, 2, 8,
18,19
5
Jumlah 20
b. Kuesioner validasi efektivitas program (mitra kolaboratif)
Validasi efektivitas program berupa pernyataaan dengan model
rating scale yang diisi oleh mitra kolaboratif. Rating scale
merupakan data mentah yang diperoleh berbentuk angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Riduwan, 2006). Tujuan
menggunakan kuesioner validasi efektivitas program agar mitra
kolaboratif memberikan penilaian mengenai efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri sehingga diketahui keefektivannya
berdasar penilaian mitra kolaboratif. Kuesioner validasi efektivitas
program oleh mitra kolaboratif dapat dilihat pada lampiran 7
(halaman 117).
c. Kuesioner validasi efektivitas program (siswa)
Validasi efektivitas program berupa pernyataan dengan model
skala Guttman dengan responden siswa. Skala pengukuran dengan
tipe Guttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”,
“benar -salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-
lain. Tujuan menggunakan kuesioner validasi efektivitas program
agar siswa memberikan penilaian mengenai efektivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri sehingga diketahui keefektifannya
berdasar penilaian siswa. Kuesioner validasi efektivitas program
oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 116).
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang artinya ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud pengukuran
tersebut (Azwar, 2009).
Uji validitas kuesioner karakter mandiri adalah menggunakan
validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang dinilai melalui
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional yang dilakukan oleh
ahli (Azwar, 2009). Peneliti menyusun instrumen berdasarkan aspek
kemandirian kemudian dikonsultasikan kepada ahli, yaitu Dr. Gendon
Barus, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya
(Azwar, 2009). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliabel.
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
metode Alpha, rumus koefisien Alpha adalah sebagai berikut:
α = 2[1- S
Sx
Keterangan rumus:
S ² dan S ² = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
SX² = Varian skor skala
Perhitungan hasil uji realibilitas dengan menggunakan kriteria
Guilford (Masidjo, 1995) sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Guilford
Kriteria Skor Kategori
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
negatif- 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Karakter Mandiri
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Kesimpulan
0,686 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan tabel 3.5, diperoleh perhitungan hasil uji reliabilitas
senilai 0,686. Hasil uji reliabilitas kuesioner karakter mandiri dapat
disimpulkan bahwa kuesioner masuk dalam kategori cukup.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro, dkk (2009), uji normalitas adalah salah
satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan
analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji
kenormalan distribusinya. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis
berdistribusi normal
Tabel 3.6
Tabel Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest ,181 30 ,013 ,928 30 ,044
Postest ,185 30 ,010 ,925 30 ,035
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel 3.6 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,010 < 0,05 dengan
demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Apabila ditinjau dari hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,035 < 0,05
dengan demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Teknik Analisis Data
Riduwan (2006) mengemukakan bahwa teknik analisis data
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis.
Peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
a. Untuk menjawab rumusan masalah pertama mengenai gambaran
tingkat karakter mandiri sebelum dan sesudah diberikan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri peneliti menggunakan kategorisasi.
Kategorisasi digambarkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Tabel Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri
Kriteria Skor Kategori
+1,8 < Sangat tinggi
+0,6 < <+1,8 Tinggi
-0,6 < < 0,6 Sedang
-1,8 < < -0,6 Rendah
<-1,8 Sangat rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
Standar deviasi /sd) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai acuan dalam
mengelompokan tinggi rendah tingkat karakter mandiri berdasar
kuesioner karakter mandiri dengan jumlah 20 item diperoleh capaian
skor subjek sebagai berikut:
Tingkat karakter mandiri
Skor maksimum teoritik : 4x20 = 80
Skor minimum teoritik : 1x20 = 20
Luas jarak : 80-20 = 60
Standar deviasi : 60:6 = 10
μ (mean teoritik) : (80+20) : 2 = 50
Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner karakter mandiri
disajikan dalam tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri
Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
+1,8 < >68 Sangat tinggi
+0,6 < <+1,8 56 – 68 Tinggi
-0,6 < < 0,6 44 – 55 Sedang
-1,8 < < -0,6 32 – 43 Rendah
<-1,8 < 32 Sangat rendah
b. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri berdasarkan penilaian guru peneliti
menggunakan deskriptif kategorisasi. Peneliti menggunakan gradasi
skor dengan kategori antara + bernilai 1 (sedikit lebih baik), ++
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bernilai 2 (lebih baik), +++ bernilai 3 (sangat lebih baik), - bernilai -3
(sedikit kurang), -- bernilai -2 (sangat kurang), dan --- bernilai -3
(sangat buruk).
c. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga mengenai efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri berdasarkan penilaian siswa, peneliti
menggunakan deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan karena
tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi
program yaitu ya, tidak, tidak tahu sesuai dengan penilaian siswa
dengan rumus sebagai berikut:
Pep= x100 %
Keterangan :
Pep : Persentase efektivitas program
: Jumlah jawaban tiap item
N : Jumlah responden
d. Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat mengenai
signifikansi hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning untuk meningkatkan karakter mandiri peneliti menggunakan
uji T. Menurut Suparno (2011) t-test untuk kelompok dependen
(paired sample T-test) digunakan untuk mengetes satu kelompok yang
dites dua kali yaitu pada pre-test dan post-test. Uji T paired sample
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
test dihitung menggunakan SPSS versi 18.0. Rumus uji t paired
sample test (Suparno, 2011) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
D : Perbedaan antara skor tiap subjek =
N : Jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
Derajat kebebasan : Df = N 1
Peneliti juga membandingkan selisih antara mean postest dan pretest
dari hasil analisis uji T. Adapun rumus membandingkan selisih antara
mean postest dan pretest sebagai berikut:
O2-O1
Keterangan:
O2 : Mean postest
O1 : Mean pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tingkat Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII F SMP N 31
Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah Diberikan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri
Tingkat karakter mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo
tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah diberikan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri tampak pada tabel 4.1 dan grafik 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Karakter Mandiri Sebelum dan Sesudah diberikan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning untuk
Meningkatkan Karakter Mandiri
Rentang
Skor
Kategori
Pretest Posttest Selisih
F % F % %
>68 Sangat Tinggi 21 70 19 63,3 -2 -6,7
56-68 Tinggi 9 30 11 36,7 2 6,7
44-55 Sedang 0 0 0 0 0 0
32-43 Rendah 0 0 0 0 0 0
<32 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan data tabel di atas, jika dilihat dalam bentuk grafik
tampak pada halaman berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Grafik 4.1
Grafik Tingkat Karakter Mandiri Sebelum dan Sesudah diberikan Bimbingan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning untuk
Meningkatkan Karakter Mandiri
Tingkat karakter mandiri pada siswa kelas VIII F SMP N 31
Purworejo sebelum diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri
(pre-test) jika dilihat berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan
bahwa:
a. Ada 21 (70 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 9 (30 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada kategori tinggi.
c. Tidak ada (0 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada sedang, rendah, dan sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tingkat karakter mandiri pada siswa kelas VIII F SMP N 31
Purworejo sebelum diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri
(post-test) jika dilihat berdasar tabel dan grafik di atas menunjukkan
bahwa:
a. Ada 19 (63,3 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 11 (36,7 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada kategori tinggi.
c. Tidak ada (0 %) siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo memiliki
karakter mandiri pada sedang, rendah, dan sangat rendah.
2. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII F
SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan
Penilaian Guru
Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter mandiri dilihat keefektivitasan berdasarkan
penilaian guru. Hasil validasi efektivitas program yang diisi oleh mitra
kolaboratif adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.2
Hasil Validasi Efektivitas Program oleh Mitra Kolaboratif
No Nilai Efektivitas Model
Peka Bila Bisa Kode Exl
Guru
BK
Guru
Pkn
Guru
IPS
Jumlah
Skor
Rata-
rata
1. Desain/rancangan lebih
operasional 3 2 2 7
2,33
2. Komprehensif/kelengkapan
komponen 2 2 3 7
2,33
3. Kemudahan dalam
implementasi/penerapan 3 3 2 8
2,66
4. Kepraktisan dalam pelaksanaan 3 2 2 7 2,33
5. Sistematis/keruntutan langkah 3 2 2 7 2,33
6. Efektivitas pencapaian tujuan 2 2 2 6 2,00
7. Kesesuaian dengan kebutuhan
siswa 3 1 3 7
2,33
8. Kesesuaian dengan karakteristik
siswa 2 2 2 6
2.00
9. Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa 3 3 2 8 2,66
10. Kesesuaian dengan nilai karakter
yang ditanamkan 3 2 2 7
2,33
11. Kemenarikannya bagi siswa 3 2 2 7 2,33
12. Kemudahan bagi siswa dalam
mengikuti kegiatan 3 2 2 7
2,33
13. Kebermanfaatan bagi peningkatan
karakter siswa 3 2 2 7 2,33
14. Kemudahan bagi siswa dalam
menangkap materi 3 3 2 8 2,66
15. Kekuatannya dalam memperbaiki
karakter siswa 3 3 2 8 2,66
16. Ketepatan strategi/metode
penanaman karakter 2 3 2 7
2,33
17. Keberpihakan pada kearifan lokal 3 2 2 7 2,33
18. Kemudahan dalam mengevaluasi
proses 2 1 2 5
1,66
19. Kemudahan dalam penilaian
capaian hasil 2 2 2 6
2,00
20. Menumbuhkan
antusias/keberkesanan bagi siswa 3 3 2 8 2,66
21. Memotivasi siswa untuk terlibat
aktif 3 3 2 8
2,66
22. Menumbuhkan
kreativitas/inisiatif siswa 3 3 2 8
2,66
23. Memunculkan keberanian siswa
untuk tampil 3 3 2 8
2,66
24. Menanamkan rasa hormat siswa
thd guru/teman 3 2 2 7
2,33
25. Peningkatan keberanian siswa
bertanggung jawab 3 3 2 8 2,66
26. Penghargaan siswa terhadap
teman/orang lain 3 2 2 7
2,33
27. Peningkatan kerja
sama/kekompakan tim 3 2 2 7
2,33
28. Mempererat rasa
persaudaraan/persahabatan 3 2 2 7
2,33
29. Ketaatan terhadap
norma/peraturan/petunjuk 3 2 2 7
2,33
30. Memotivasi siswa untuk
berusaha/daya juang 3 2 2 7
2,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
31. Membangun
kepedulian/kesetiakawanan 3 2 2 7
2,33
32. Kegembiraan siswa dalam
mengikuti kegiatan 3 3 2 8
2,66
33. Peningkatan keingintahuan siswa 2 3 2 7 2,33
34. Mendorong siswa untuk
berpendapat/merespon 3 3 2 8
2,66
35. Peningkatan kesadaran siswa
memperbaiki diri 3 2 2 7
2,33
36. Mendorong siswa berrefleksi 3 2 2 7 2,33
37. Membuat hubungan guru-siswa
akrab/hangat/dekat 3 3 3 9 3.00
38. Mengatasi perilaku
negatif/trouble pada siswa 2 2 3 7
2,33
39. Membangkitkan keikhlasan siswa
untuk menolong 2 2 2 6
2,00
Tabel 4.3
Kategori Validasi Efektivitas Program oleh Mitra Kolaboratif
Kriteria Skor Kategori Frekuensi %
2,0 – 3,0 Sangat lebih baik 38 97,4
1,1 – 1,9 Lebih baik 1 2,5
< 1,0 Sedikit lebih baik 0 0
Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter mandiri jika dilihat berdasarkan tabel 4.2
tentang hasil validasi efektivitas program oleh mitra kolaboratif
menunjukkan bahwa:
a. Terdapat 38 item (97,4 %) pada kategori sangat lebih baik. Artinya,
dalam proses implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning berjalan sangat lebih baik pada aktivitas yang digambarkan
melalui item-item tersebut. Item tersebut diantaranya adalah:
desain/rancangan lebih operasional, komprehensif/kelengkapan
komponen, kemudahan dalam implementasi/penerapan, kepraktisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dalam pelaksanaan, sistematis/keruntutan langkah, efektivitas
pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kebutuhan siswa
b. Terdapat 1 item (2,5 %) pada kategori lebih baik. Artinya, dalam
proses implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning berjalan
lebih baik pada aktivitas yang digambarkan melalui item-item
tersebut. Item tersebut adalah kemudahan dalam mengevaluasi proses.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa
program ini sangat lebih baik untuk diimplementasikan. Artinya, mitra
kolaboratif menilai proses implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning berjalan sangat lebih baik untuk meningkatkan karakter mandiri.
3. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII F
SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan
Penilaian Siswa
Selain memberikan kuesioner karakter mandiri dan kuesioner
validasi efektivitas program yang diisi oleh mitra kolaboratif, pada akhir
bimbingan peneliti juga memberikan validasi efektivitas program dengan
jumlah 30 item yang diisi oleh siswa dengan jumlah 30 siswa. Tujuan
menggunakan kuesioner validasi efektivitas program agar siswa
memberikan penilaian mengenai efektivitas implementasi pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri
sehingga diketahui efektivitasnya berdasar penilaian siswa. Hasil validasi
efektivitas program yang diisi oleh siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Validasi Efektivitas Program oleh Siswa
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa : Ya
%
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 100
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 26 87
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 93,3
4. Berani berpendapat 27 90
5. Lebih kreatif 25 83,3
6. Berani mencoba melakukan sesuatu 26 87
7. Takut salah dalam melakukan permainan * 9 70
8. Malu dalam permainan kelompok * 3 90
9. Dihargai oleh teman-teman 23 77
10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 19 63,3
11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 25 83,3
12. Manfaat bagi perbaikan perilaku 29 97
13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 26 87
14. Keinginan untuk menolong orang lain 30 100
15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan 25 83,3
16. Tertantang untuk mencoba 22 73,3
17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan * 4 96,7
18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 27 90
19. Terdorong untuk terlibat aktif 29 97
20. Berani bertanggung jawab 30 100
21. Menghargai teman 30 100
22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 29 97
23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 29 97
24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 29 97
25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 28 93,3
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan 29 97
27. Peningkatan keingintahuan siswa 27 90
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 30 100
29. Mendorong siswa lebih disiplin 30 100
30. Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 25 83,3
Keterangan: *) Item negatif
Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter mandiri jika dilihat berdasarkan tabel 4.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tentang hasil validasi efektivitas program yang diisi oleh siswa
menunjukkan bahwa:
a. Terdapat 6 item dari 30 item dijawab “ya” oleh semua siswa. Artinya,
perolehan persentasenya 100%. Adapun 6 item tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh
Persentase 100%
No
Item
Pernyataan
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan
14. Keinginan untuk menolong orang lain
20. Berani bertanggung jawab
21. Menghargai teman
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29. Mendorong siswa lebih disiplin
b. Terdapat 19 item dari 30 item mendapatkan persentase antara
90-100 %. Adapun 19 item tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh
Persentase antara 90-100%
No
Item Pernyataan
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4. Berani berpendapat
8. Malu dalam permainan kelompok *
12. Manfaat bagi perbaikan perilaku
14. Keinginan untuk menolong orang lain
17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan *
18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
19. Terdorong untuk terlibat aktif
20. Berani bertanggung jawab
21. Menghargai teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27. Peningkatan keingintahuan siswa
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29. Mendorong siswa lebih disiplin Keterangan: *) Item negatif
c. Terdapat 11 item dari 30 item mendapatkan persentase dibawah 90%.
Adapun 11 item tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Item Validasi Efektivitas Program yang Memperoleh
Persentase dibawah 90%
No
Item Pernyataan
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
5. Lebih kreatif
6. Berani mencoba melakukan sesuatu
7. Takut salah dalam melakukan permainan *
9. Dihargai oleh teman-teman
10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan
16. Tertantang untuk mencoba
30. Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat Keterangan: *) Item negatif
Berdasarkan analisis diatas, semua siswa mengalami pernyataan
tersebut setelah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning efektif untuk meningkatkan karakter mandiri pada siswa kelas
VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Signifikansi Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa
Kelas VIII F SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015
Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31
Purworejo tahun ajaran 2014/2015 dianalisis dengan menggunakan uji t
paired sampel test. Hasil uji t sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji T Pretest dan Postest Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 69,2000 30 4,30237 ,78550
Postest 70,2667 30 4,44067 ,81075
B
e
r
d
a
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pretest - Postest
-1,06667 4,58584 ,83726 -2,77905 ,64571 -1,274 29 ,213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jika ditinjau berdasarkan selisih mean skor karakter mandiri
postest dan pretest dengan rumus O2-O1 yaitu senilai 1,0667. Artinya,
terjadi peningkatan karakter mandiri pada siswa VIII F SMP N 31
Purworejo tahun ajaran 2014/2015 setelah diberikan layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.
Berdasarkan tabel 4.8, jika ditinjau berdasarkan standar deviasi
terjadi kenaikan senilai 0,1383. Artinya ada peningkatan karakter mandiri
pada siswa. Pada tabel Paired Sample Test di atas menunjukkan bahwa
Sig. (2-tailed) (0,213) > (0.05) dan nilai t hitung (-1,274) < t tabel (29;
0,05) adalah 2,045. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan Ho diterima.
Artinya, secara statistik pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tidak
signifikan meningkatkan karakter mandiri pada siswa kelas VIII F SMP N
31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015.
B. Pembahasan
1. Gambaran Tingkat Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII F SMP N 31
Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah
Diberikan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter mandiri
siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo tahun ajaran 2014/2015 sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan bimbingan klasikal kolaboratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
mandiri adalah sebagian besar memiliki karakter mandiri sangat tinggi
dan tinggi. Hal ini dikarenakan siswa telah memiliki kemampuan dalam
bertanggung jawab, memiliki prinsip mengenai apa yang benar dan salah
dalam berpikir dan bertindak, melakukan tindakan atas kehendak sendiri,
tidak tergantung pada orang lain, serta memiliki rasa percaya diri. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Bernadib (dalam Mulyaningtyas
&Hadiyanto, 2007) yang mengatakan bahwa mandiri merupakan perilaku
yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah, memiliki rasa
percaya diri, dan tidak tergantung pada orang lain. Mandiri berarti sifat
dan perilaku yang terbentuk dari kehidupan seseorang yang tidak
tergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan masalah
didalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan definisi tersebut siswa yang
memiliki tingkat karakter mandiri pada kategori sangat tinggi dan tinggi
berarti telah memiliki karakter mandiri yang sudah baik.
Ali & Asrori (2009) berpendapat bahwa faktor yang memengaruhi
terbentuknya karakter mandiri adalah gen atau keturunan orang tua, pola
asuh orang tua, sistem pendidikan di sekolah, dan sistem kehidupan di
masyarakat. Terbentuknya karakter mandiri jika ditinjau berdasarkan pola
asuh orang tua muncul berdasar cara orang tua dalam mendidik anak.
Orang tua yang melatih anak sejak dini untuk berperilaku hidup mandiri
serta orang tua yang mampu menciptakan interaksi yang aman dalam
keluarga akan dapat mendorong kelancaran perkembangan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dukungan dari guru yang lebih menekankan pentingnya penghargaan
terhadap potensi anak juga akan memperlancar perkembangan
kemandirian anak. Selain itu lingkungan di masyarakat yang aman dan
saling menghargai merupakan faktor pendorong perkembangan
kemandirian remaja.
Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dari masa anak
menuju masa remaja. Jika dikaitkan dengan pendidikan karakter, tugas
remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat
kemudian bersedia untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat. Ditinjau dari ciri masa remaja,
siswa-siswi yang memiliki karakter mandiri yang sangat tinggi dan tinggi
dapat diartikan bahwa siswa tersebut telah berusaha mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Sejalan dengan pendapat Hurlock (1980) yang
mengemukakan bahwa salah satu ciri masa remaja adalah masuk pada
periode perubahan dimana pada periode ini terjadi perubahan emosi,
tubuh, minat dan peran, perubahan pada nilai-nilai serta keinginan akan
kebebasan. Melalui pendapat ahli diatas, peneliti ingin mengatakan bahwa
siswa yang memiliki tingkat karakter mandiri sangat tinggi dan tinggi
telah mampu melalui dan melaksanakan periode perubahan sehingga
siswa-siswi tersebut berusaha untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya agar menjadi pribadi yang utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambaran umum tingkat karakter mandiri sebelum (pretest) dan
sesudah (postest) diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning menunjukkan siswa kelas VIII F SMPN
31 Purworejo Tahun Ajaran 2014-2015 berada pada kategori sangat tinggi
dan tinggi. Siswa tersebut bukan berarti tidak memiliki permasalahan
terkait karakter mandiri dan tidak membutuhkan pendampingan atau
bimbingan. Mereka membutuhkan pendampingan atau bimbingan dari
berbagai pihak khususnya orang tua dan guru.
2. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII
F SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan
Penilaian Guru
Dalam penelitian ini mitra kolaboratif melakukan evaluasi dan
observasi dengan mengisi validasi efektivitas program. Kolaborasi tidak
hanya mengevaluasi dan mengobservasi. Depdiknas (2008)
mengemukakan bahwa program bimbingan berjalan dengan efektif jika
didukung oleh semua pihak, khususnya guru mata pelajaran dan wali
kelas. Guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
dalam rangka memperoleh informasi siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, serta
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan guru mata
pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Penelitian ini menggunakan pendekatan experiential learning,
artinya proses layanan bimbingan klasikal dimana siswa-siswi
menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman
langsung sebagai media bimbingan/belajar. Proses layanan bimbingan
klasikal menggunakan dinamika kelompok berupa permainan-permainan
yang mendukung topik bimbingan agar siswa-siswi mampu mengalami
secara langsung dan mampu merefleksikan apa yang diperoleh saat
berdinamika. Siswa merefleksikan mengenai manfaat atau hikmah yang
diperoleh setelah berdinamika kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai
kehidupan sehari-hari, dengan demikian diharapkan siswa-siswi mampu
mempraktekkan kedalam kehidupan sehari-hari. Ng (dalam Purnami &
Rohayati, 2003) mengemukakan bahwa pendekatan experiential learning
dapat efektif apabila dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (a) Ice breaking untuk membangkitkan semangat peserta didik,
(b) menciptakan pembelajaran yang kondusif, (c) memperkenalkan
kegembiraan dalam pengerjaan tugas, (d) mendorong berfikir kreatif, (e)
membantu peserta didik unuk melihat dari sudut pandang yang
berbeda,(f) meningkatkan kesadaran akan perlunya berubah, (g)
meningkatkan kesadaran diri.
Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dinilai oleh mitra kolaboratif. Mitra kolaboratif dalam penelitian ini ada
tiga guru, yaitu F. Sugeng Subagyo, M.Si (Guru BK), R. Abdullah (Guru
Pkn), dan Rini Handayani (Guru IPS). Berdasarkan hasil data, validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
efektivitas program yang diisi oleh mitra kolaboratif menggambarkan
bahwa program ini sangat lebih baik untuk diimplementasikan. Terbukti
bahwa ada sekitar 97,4 % pada kategori sangat lebih baik dan 2,5 %
pada kategori lebih baik . Artinya, dalam proses implementasi pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning berjalan sangat lebih baik. Guru BK
mengungkapkan bahwa tema yang diberikan berangkat dari kehidupan
sehari-hari sehingga siswa dengan mudah memahami karena belajar dari
pengalaman selama bimbingan klasikal berlangsung.
Ng (dalam Purnami & Rohayati, 2003) mengemukakan bahwa hal
yang harus diperhatikan dalam pendekatan experiential learning, salah
satunya adalah dengan menciptakan pembelajaran yang kondusif. Mitra
kolaboratif menganggap bahwa program ini mampu membuat hubungan
antara guru maupun siswa menjadi hangat dan akrab. Pada penelitian ini
tampak dengan jelas bahwa proses layanan bimbingan klasikal mampu
membuat akrab antara guru, peneliti, dan siswa.
3. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa Kelas VIII F
SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan
Penilaian Siswa
Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
meningkatkan karakter mandiri juga dinilai oleh siswa secara langsung.
Siswa-siswi diajak untuk lebih berpikir kreatif melalui permainan selama
berdinamika. Sebagian besar siswa merasa gembira mengikuti layanan
bimbingan klasikal ini. Artinya dengan siswa merasa gembira maka
mereka akan antusias dalam mengikuti seluruh proses layanan bimbingan
klasikal.
Pada enam aspek, semua siswa menilai bahwa model ini efektif
antara lain dapat meningkatkan keinginan untuk menolong orang lain,
berani bertanggung jawaab, menghargai, peningkatan kesadaran untuk
memperbaiki diri, serta dapat mendorong siswa untuk lebih disiplin.
Artinya model ini sangat efektif untuk diimplementasikan guna
meningkatkan karakter siswa.
4. Signifikansi Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa
Kelas VIII F SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015
Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan tidak signifikan meningkatkan karakter mandiri pada
siswa kelas VIII SMP N 31 Purworejo. Namun, jika ditinjau berdasarkan
selisih mean postest dan pretest terjadi peningkatan karakter mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal. Hal ini terjadi diduga karena
keterbatasan pada aspek-aspek yang ada pada instrumen sehingga tidak
benar-benar mengungkap karakter mandiri pada siswa. Selain itu diduga
karena tidak berdistribusi normal. Hal lain mungkin terjadi karena siswa
sudah memiliki karakter mandiri yang baik.
Berdasarkan tiga data yaitu: (1) kuesioner karakter mandiri, (2)
kuesioner validasi efektivitas program oleh mitra kolaboratif,(3)
kuesioner validasi efektivitas program oleh siswa maka berdasarkan data
uji T pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan
karakter mandiri siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan tidak signifikan meningkatkan karakter
mandiri pada siswa kelas VIII F SMP N 31 Purworejo. Berdasarkan hasil
data validasi efektivitas program yang diisi oleh mitra kolaboratif proses
implementasi berjalan sangat lebih baik. Jika ditinjau berdasarkan
validasi efektivitas program yang diisi oleh siswa, hasil dari program ini
mampu meningkatkan karakter mandiri pada siswa. Dengan kata lain,
model ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan karakter mandiri
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran
terhadap hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian
ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Tingkat karakter mandiri siswa-siswi kelas VIII F SMP N 31
Purworejo tahun ajaran 2014/2015 sebelum (pretest) dan sesudah
(posttest) diberikan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
mandiri adalah sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter
mandiri sangat tinggi dan tinggi. Siswa-siswi tersebut bukan berarti
tidak memiliki masalah terkait dengan karakter mandiri dan tidak
membutuhkan pendampingan tetapi mereka masih membutuhkan
pendampingan atau bimbingan dari berbagai pihak khususnya orang
tua dan guru.
2. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara
signifikan tidak efektif meningkatkan karakter mandiri siswa tetapi
terjadi peningkatan karakter mandiri jika ditinjau berdasar selisih
mean. Hal ini terjadi diduga karena keterbatasan aspek-aspek yang
ada pada instrumen sehingga tidak benar-benar mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengungkap karakter mandiri pada siswa-siswi. Selain itu, diduga
karena siswa-siswi sudah memiliki karakter mandiri yang baik.
3. Mitra kolaboratif menilai bahwa proses implementasi pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning berjalan sangat lebih baik untuk
meningkatkan karakter mandiri.
4. Siswa-siswi menilai bahwa hasil dari implementasi pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning adalah sangat baik. Artinya, model
ini mampu membuat siswa-siswi mengalami perasaan positif setelah
mengikuti layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan yang perlu
diperbaiki dan ditingkatkan lagi untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Alat instrumen belum dilakukan uji coba, sehingga hasil realibilitas
masuk pada kategori cukup.
2. Keterbatasan dalam instrumen penelitian ini adalah beberapa item
kurang mampu mengungkap karakter mandiri.
3. Waktu penelitian yang sangat singkat karena hanya satu hari dengan
tiga topik.
4. Penelitian ini dilakukan pada saat siswa-siswi melaksanakan remedi
ujian semester sehingga proses bimbingan klasikal sedikit terhambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
karena pada saat proses bimbingan klasikal sebagian siswa-siswi
keluar masuk kelas untuk melaksanakan remedi.
C. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipaparkan oleh
peneliti agar dapat mengoptimalkan dan mengembangkan
keefektivitasan pendidikan karakter.
1. Bagi Guru Bidang Studi
Guru bidang studi diharapkan memberikan data secara detail
kepada guru BK mengenai kebutuhan siswa-siswi. Berdasarkan
data yang diperoleh guru bidang studi saat berinteraksi dengan
siswa-siswi pada saat proses belajar mengajar selanjutnya guru
bidang studi memberikan gambaran kepada guru BK agar
kolaborasi dapat terlaksana dengan baik.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK diharapkan mampu mengembangkan model ini karena
model ini sangat lebih baik untuk meningkatkan karakter mandiri.
3. Bagi Peneliti Lain
Dalam penelitian ini, beberapa item kurang mampu mengungkap
karakter mandiri siswa-siswi. Peneliti lain diharapkan
mengembangkan instrumen penelitian agar sungguh-sungguh
mampu mengungkap apa yang seharusnya diungkap. Selain itu,
perlu memperhitungkan waktu penelitian agar proses penelitian
dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara
Artati, Kristina Betty. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Bertanggung Jawab pada Siswa
Kelas VII di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi, tidak diterbitkan, USD, Yogyakarta
Azwar, Syaifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
________________. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Barus, Gendon., Hastuti, M.M., Sinaga, J.D. 2015. Implementasi Model
Pendidikan Karakter Di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning. Proposal, tidak
diterbitkan, USD, Yogyakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang Tua
dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dollarhide, Colete. T & Saginak, Kelli A. 2012. Comprehensive School
Counseling Program (K-12 Delivery System in Action) (2nd ed). New
Jersey: Pearson
Fathurrohman, Pupuh., AA Suryana., Fenny Fatriani. 2013. Pengembangan
Pendidikan Karakter.Bandung: PT. Refika Aditama
Gea, Antonius Atosokhi., A, Panca Yuni Wulandari., Y, Babari. 2003. Character
Bulding I: Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Gramedia
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan) (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Panduan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter.
Jakarta.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Monks, F.J., dkk. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Mulyaningtyas, Renita & Yusup Purnomo Hadiyanto. 2007. Bimbingan dan
Konseling untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis
Nurgiyantoro, Burhan., Gunawan., Marzuki. 2009. Statistika Terapan Untuk
Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purnami, Rahayu S. & Rohayati. 2013. Implementasi Metode Experiential
Learning Dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang
Integrasi Teknologi, Manajemen dan Bisnis. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 14, No. 1, 97-103.
Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Salim, Haitami. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi Secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi &
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sinaga, Juster Donal. 2013. Efektivitas Program Bimbingan Pribadi-Sosial
Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Widya Dharma Jurnal
Kependidikan, Vol. 25, No.1, 104-121.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pedekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi: Buku
Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, Agustinus. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
dalam Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah: Konsep dan
Praktik Implementasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Winkel, W.S. & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut
Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar &
Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
KUESIONER
KARAKTER MANDIRI
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
A. Identitas
Nama : ______________________________
Tanggal Pengisian : ______________________________
No Absen : ______________________________
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan cermat 20 soal dibawah ini!
2. Berilah tanda (x) pada lembar jawab yang disediakan!
3. Semua jawaban benar, hanya jika anda mengisinya sesuai dengan
kebiasaan yang anda lakukan sehari-hari.
4. Tidak ada jawaban benar atau salah
1. Sebagai seorang pelajar yang bertanggung jawab saya bersikap… .
a. Mengakui kesalahan yang saya perbuat
b. Menanggung segala resiko atas tindakan atau perbuatan yang saya
lakukan
c. Mengerjakan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya
d. Belajar dengan rajin sebagai bekal di masa yang akan datang
2. Apabila meminjam buku milik teman, yang akan saya lakukan adalah… .
a. Segera mengembalikannya sesuai dengan janji saya.
b. Membaca, menjaga, dan merawat buku agar tidak rusak.
c. Menyimpan buku ditempat yang aman.
d. Menunda mengembalikan buku karena belum selesai saya baca.
3. Ketika guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah, yang saya lakukan
adalah… .
a. Mengerjakan dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan nilai yang
memuaskan
b. Mencari jawabannya di internet untuk dicopy paste.
c. Segera mengerjakan dengan sebaik-baiknya agar dapat dikumpulkan tepat
waktu.
d. Berdiskusi dengan teman untuk memudahkan saya dalam mengerjakan
tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4. Usaha yang saya lakukan agar mendapatkan nilai yang baik adalah… .
a. Rajin membaca buku
b. Belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh
c. Belajar bersama dengan teman agar mendapat jawaban yang sama
d. Jika belum memahami materi pelajaran maka saya akan bertanya kepada
teman atau guru
5. Jika saya menunda mengerjakan tugas maka… .
a. Nilai saya kurang memuaskan
b. Dimarahi oleh guru
c. Tugas saya akan menumpuk dan terbengkalai
d. Saya tidak dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
6. Sikap tanggung jawabku di sekolah adalah… .
a. Mendengarkan dengan sebaik-baiknya penjelasan guru yang sedang
mengajar.
b. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.
c. Rajin berangkat ke sekolah.
d. Datang ke sekolah tepat waktu.
7. Apa yang akan kamu lakukan setelah bangun tidur sebelum berangkat
sekolah?
a. Segera beranjak dari tempat tidur untuk membantu orangtua
b. Segera meninggalkan tempat tidur lalu mandi
c. Segera bangun, merapikan tempat tidur terlebih dahulu, lalu membantu
bersih-bersih rumah
d. Melihat jam dan segera mandi, lalu memakai seragam untuk berangkat ke
sekolah
8. Apabila ibu sedang membersihkan rumah di sore hari, yang saya lakukan
adalah… .
a. Membantu membersihkan rumah agar tidak kena marah Ibu
b. Membantu membersihkan rumah sebentar, kemudian pergi main
c. Berkata kepada Ibu “Saya saja, Bu yang membersihkan rumah, Ibu
beristirahat saja”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
d. Segera membantu membersihkan rumah sampai benar-benar bersih
karena membersihkan rumah merupakan tanggung jawab bersama
9. Untuk mengembangkan sikap mandiri yang saya lakukan adalah… .
a. Tidak tergantung kepada orang lain dalam pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabku
b. Berusaha memecahkan masalah sendiri
c. Mampu menentukan keputusan sendiri
d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain
10. Ketika saya kesulitan dalam mengerjakan PR, yang saya lakukan adalah… .
a. Menyalin pekerjaan teman atas seijin dia
b. Berdiskusi dengan teman agar mendapat jawaban yang sama
c. Membaca buku dan memahaminya agar dapat mengerjakan PR dengan
mudah
d. Mengerjakan PR secara berkelompok tetapi tidak menyontek pekerjaan
teman
11. Setelah selesai makan, yang saya lakukan adalah… .
a. Merapikan meja makan
b. Mencuci piring kotor bekas makanan
c. Merendam piring kotor agar mudah dicuci Kakak/Ibu
d. Menaruh piring ditempat cucian
12. Saya melihat baju saya belum disetrika, sedangkan Ibu saya sedang sibuk
memasak, yang akan saya lakukan adalah… .
a. Meminta tolong orang lain (ayah, kakak, pembantu) untuk menyetrika
baju saya
b. Menolong Ibu memasak sampai akhirnya baju saya disetrika oleh Ibu
c. Meyetrika baju saya sebisanya karena saya tahu Ibu sedang sibuk
d. Menyetrika baju dengan terpaksa karena saya tidak sabar menunggu Ibu
selesai
memasak
13. Perasaan saya yang muncul saat saya tidak bisa mengerjakan soal ulangan
adalah… .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Sedih karena sudah belajar namun tidak bisa mengerjakan soal ulangan.
b. Biasa saja karena banyak teman yang tidak bisa mengerjakan
c. Menyesal, tetapi berusaha lebih giat lagi agar dapat mengerjakan soal
ulangan pada kesempatan berikutnya
d. Kecewa, karena tidak bisa mengerjakan soal
14. Saya menyinggung perasaan teman saya, yang harus saya lakukan ialah… .
a. Meminta maaf kepada teman
b. Meminta maaf apabila teman saya menghendakinya
c. Meminta maaf melalui bantuan teman lain
d. Segera meminta maaf tanpa disuruh orang lain lalu berjanji tidak akan
mengulanginya lagi
15. Saya mempunyai banyak tugas dari guru, yang saya lakukan adalah… .
a. Menyelesaikan tugas sesuai dengan urutan prioritas hingga semua tugas
dapat
terselesaikan (misalnya tugas A dikumpulkan hari senin dan tugas B
dikumpulkan hari rabu, maka menyelesaikan tugas A terlebih dahulu)
b. Mengerjakan satu persatu
c. Mengerjakan semua tugas hingga begadang
d. Menyuruh orang lain untuk membantu mengerjakannya
16. Ketika guru memberikan tugas secara berkelompok, yang akan saya lakukan
adalah… .
a. Mengajak teman satu kelompok untuk mengerjakan bersama
b. Saat bekerja kelompok saya memberikan saran atau usulan
c. Saya diam saja saat teman satu kelompok berdiskusi
d. Saya mengerjakan tugas kelompok itu sendiri tanpa bantuan teman satu
kelompok
17. Saya belum memahami materi yang diberikan oleh guru, maka yang akan
saya lakukan… .
a. Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum saya pahami
b. Belajar bersama teman
c. Membaca buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
d. Mencari informasi di internet
18. Saat guru menyuruh saya maju ke depan kelas perasaan yang muncul pada
diri saya adalah ... .
a. Malu karena saya tidak percaya diri
b. Bangga karena saya dapat berbicara didepan teman-teman
c. Senang karena saya dapat berlatih berbicara didepan teman-teman
d. Takut berada dihadapan teman-teman
19. Saya melihat teman saya jatuh saat mengendarai sepeda, yang akan saya
lakukan adalah… .
a. Melihat dari kejauhan
b. Membiarkannya agar dia bangun dengan sendirinya
c. Segera menolongnya tanpa disuruh orang lain
d. Meminta bantuan orang lain untuk menolong
20. Apa yang kamu lakukan jika ada teman yang menyinggung perasaanmu?
a. Saya langsung marah
b. Saya diam saja dan pergi meninggalkan teman saya
c. Saya tetap tenang dan memaafkannya
d. Melupakan kata-kata teman saya yang menyinggung perasaan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
TABULASI DATA PENELITIAN PRETEST
NO Nama Nomor Item
JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 ABILIAN MAULANA 4 3 4 4 1 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 69
2 AGUS NUGROHO 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70
3 ALVIN YUDHA K 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70
4 ARIF FARIHIN 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 71
5 BIMA BAGASKARA 3 3 3 4 4 3 1 2 4 4 1 4 4 3 4 4 2 2 4 4 63
6 BRIYAN INDRAWAN 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 71
7 CHOIRUDIN PRASETYO 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 1 4 4 3 4 4 2 3 2 3 62
8 DEVI PRADYAS TUTI 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 71
9 DIANA LESTARI 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 76
10 ERRA FAUZIAH 4 3 3 4 4 2 1 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 67
11 GHINA TSALATSATUNNISA 4 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 68
12 GINA SHINTA WIRA PERMATA 4 1 4 3 3 3 2 2 4 4 2 1 2 3 4 4 4 3 4 4 61
13 HIDAYATUN NUR'AINI 4 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 72
14 LAELA NUR AZIZAH 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 70
15 LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH 4 3 4 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 71
16 LUQMAN FAWWAS HIBATULLAH 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 69
17 NABILLA PAQITASARI 4 4 3 4 3 3 1 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 63
18 NOFIAN ILHAM SAPUTRA 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
19 NURUL DWI RAHMAWATI 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
20 RIA ARVIYANI 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 73
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
21 RIZKI PARHANDIKA 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 75
22 ROBY FIADNAN 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 74
23 SEPTI ASIH 2 3 3 4 1 3 2 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 64
24 SITI NUR KARIMAH 1 3 1 3 4 2 1 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 61
25 TRISNAWATI WAHYU WARDANI 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 72
26 WAHYU ADHI PANGESTU 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 75
27 YOGA PRAMANA 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70
28 AULIA PUTRI PRATIWI 3 3 2 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 69
29 NUR'AINI SALMA HANIFA 2 4 3 4 4 1 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 64
30 DIMAS FARIS MUBAROK 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 69
JUMLAH 95 99 102 115 94 92 82 99 97 108 94 116 115 111 114 115 114 87 117 110 2076
RATA-RATA 3,2 3 3,4 3,8 3 3 3 3 3 3,6 3,1 3,87 3,8 3,7 3,8 3,8 3,8 2,9 3,9 3,7 69,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
TABULASI DATA PENELITIAN POSTTEST
NO Nama Nomor Item
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 ABILIAN MAULANA 1 3 4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 67
2 AGUS NUGROHO 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 76
3 ALVIN YUDA K 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 72
4 ARIF FARIHIN 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 69
5 BIMA BAGASKARA 1 3 3 4 2 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 1 2 4 4 59
6 BRIYAN INDRAWAN 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 68
7 CHOIRUDIN PRASETYO 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
8 DEVI PRADYAS TUTI 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 70
9 DIANA LESTARI 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 75
10 ERRA FAUZIAH 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 1 66
11 GHINA TSALATSATUNNISA 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 67
12 GINA SHINTA WIRA PERMATA 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 76
13 HIDAYATUN NUR'AINI 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 73
14 LAELA NUR AZIZAH 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 76
15 LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH 4 4 3 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 72
16 LUQMAN FAWWAS HIBATULLAH 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 68
17 NABILLA PAQITASARI 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 2 60
18 NOFIAN ILHAM SAPUTRA 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 72
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
19 NURUL DWI RAHMAWATI 3 2 4 3 3 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 68
20 RIA ARVIYANI 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 75
21 RIZKI PARHANDIKA 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 72
22 ROBY FIADNAN 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 74
23 SEPTI ASIH 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 66
24 SITI NUR KARIMAH 2 4 2 3 3 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 64
25 TRISNAWATI WAHYU WARDANI 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 70
26 WAHYU ADHI PANGESTU 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 73
27 YOGA PRAMANA 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 73
28 AULIA PUTRI PRATIWI 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 72
29 NUR'AINI SALMA HANIFA 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 75
30 DIMAS FARIS MUBAROK 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 68
JUMLAH 95 107 110 108 100 97 94 100 89 108 102 120 115 113 116 109 117 87 120 101 2108
RATA-RATA 3,2 3,6 3,7 3,6 3,3 3,2 3,1 3,3 3 3,6 3,4 4 3,8 3,8 3,9 3,6 3,9 3 4 3,4 70,2667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabulasi Data Penelitian Validasi Efektivitas Program oleh Siswa
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa : Ya Tidak
Tidak
tahu
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 0 0
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 26 3 1
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 1 1
4. Berani berpendapat 27 0 3
5. Lebih kreatif 25 1 4
6. Berani mencoba melakukan sesuatu 26 1 3
7. Takut salah dalam melakukan permainan * 9 16 5
8. Malu dalam permainan kelompok * 3 23 4
9. Dihargai oleh teman-teman 23 0 7
10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 19 7 4
11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti
kegiatan 25 2 3
12. Manfaat bagi perbaikan perilaku 29 0 1
13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap
materi 26 2 2
14. Keinginan untuk menolong orang lain 30 0 0
15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan 25 2 3
16. Tertantang untuk mencoba 22 5 3
17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua
kegiatan * 4 25 1
18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 27 1 2
19. Terdorong untuk terlibat aktif 29 1 0
20. Berani bertanggung jawab 30 0 0
21. Menghargai teman 30 0 0
22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 29 1 0
23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 29 0 1
24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 29 1 0
25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 28 2 0
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan 29 0 1
27. Peningkatan keingintahuan siswa 27 2 1
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 30 0 0
29. Mendorong siswa lebih disiplin 30 0 0
30. Membuat hubungan guru-siswa
akrab/hangat/dekat 25 0 5
Keterangan : *) = item negatif
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Keterangan
1. Topik Tanggung Jawabku Berbuah Manis
2. Tugas
Perkembangan
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan
3. Bidang Bimbingan Pribadi-Belajar
4. Jenis Layanan Layanan Informasi
5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan
6. Sasaran Siswa SMP Kelas VIII
7. Standar Kompetensi Siswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan perilaku
bertanggung jawab saat di sekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari
8. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan kemampuan
bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari khususnya di
sekolah
9. Indikator a. Menjelaskan pengertian bertanggung jawab
b. Menemukan manfaat dari bertanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari dan di sekolah
c. Secara mandiri menemukan contoh-contoh perilaku
bertanggung jawab saat di sekolah maupun di kehidupan
sehari-hari
d. Mengidentifikasi nilai-nilai yang dapat diambil dari
pengalaman-pengalaman tokoh yang diceritakan dalam
A. Rancangan Pelayanan Bimbingan
TANGGUNG JAWABKU BERBUAH MANIS 17
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
bahan-bahan layanan (video, percikan inspirasi)
e. Menggali nilai-nilai karakter yang tercermin dalam
bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film, dinamika
kelompok, cerita bergambar, percikan inspirasi)
10. Materi a. Pengertian tanggung jawab
b. Manfaat dari bertanggung jawab saat di sekolah dan di
kehidupannya sehari-hari
c. Mengembangkan cara-cara bertanggung jawab saat di
sekolah
11. Metode Pembahasan/diskusi tentang hand out, dinamika kelompok,
refleksi kisah inspiratif, kisah bergambar
12. Waktu 2x40 menit
13. Tempat Ruang Kelas
14. Media Laptop, LCD, Speaker, alat tulis, handout, cerita inspiratif,
cerita bergambar
15. Mitra Kolaboratif Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS.
16. Prosedur Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan
17. Penilaian/Evaluasi a. Refleksi hasil belajar
b. Self Assessment
18. Rencana Tindak
Lanjut
Memberikan layanan konseling individual kepada siswa yang
memiliki hambatan dalam memahami materi dan dalam
menumbuhkan sikap tanggung jawab
19. Sumber Pustaka a. Syahidah. 2011. Berjalan 50 km Sehari, Demi Tanggung
Jawab Keluarga. Dalam: http://www.voa-
islam.com/read/article/2011/07/28/15662/berjalan-50-
km-sehari-demi-tanggung-jawab-
keluarga/;#sthash.rgjCeQ1Z.LwIJZwRZ.dpbs. Diunduh 16
April 2015, Jam 14.40
b. Ditta. 2015. Kata Bijak Tanggung Jawab. Dalam:
http://katabijakbagus.com/kata-bijak-tanggung-jawab//.
Diunduh 6 April 2015, Jam 09.19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
g
NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU
1. Pengantar
(salam, doa)
Memberi salam,
menjelaskan topik
bimbingan yang akan
dilaksanakan kepada
siswa, mengungkapkan
tujuan layanan dan
membuka layanan
dengan doa
Mendengarkan guru yang
sedang memberikan
pengantar bimbingan
5 menit
2. Ice breaking Memberikan ice breaking
“Tepuk Anggota Badan.”
Jika guru memegang
hidung, siswa bertepuk
tangan 1x.
Jika guru memegang
bibir, siswa bertepuk
tangan 2x.
Jika guru memegang
telinga, siswa bertepuk
tangan 3x.
Jika guru memegang
rambut, siswa bertepuk
tangan 4x.
(guru dapat
memodifikasi ataupun
membolak-balik
ketentuannya).
Mengikuti instruksi yang
diberikan oleh Guru
pembimbing dan
melakukan ice breaking.
5 menit
B. Skenario Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Dinamika
kelompok
a. Meminta siswa untuk
membentuk
kelompok yang
terdiri dari 8 orang
siswa
b. Mempersiapkan dan
menjelaskan
peraturan permainan
“Pesan Berantai”
a. Membentuk
kelompok yang terdiri
dari 8 orang
b. Mendengarkan lalu
bermain permainan
“Pesan Berantai”
15 menit
5. Sharing a. Meminta masing-
masing kelompok
untuk mendiskusikan
mengenai pelajaran
yang dapat diambil
dai pemainan “Pesan
Berantai”
b. Mensharingkan hasil
diskusi kelompok.
a. Mendiskusikan
mengenai pelajaran
yang dapat diambil
dari pemainan “Pesan
Berantai”
b. Mensharingkan hasil
diskusi kelompok
didepan kelas.
15 menit
5. Pemberian
materi
Memberikan materi
dengan topik bimbingan
“Tanggung Jawabku
Berbuah Manis”
Mengikuti dan
mendengarkan serta
berperan aktif.
10 menit
8. Video Menayangkan video
inspiratif dan
menegaskan makna dari
video “KISAH INSPIRATIF!
Siswa SD Yang
Berprestasi Tanpa
Memiliki Tangan”.
Menonton video inspiratif
dan mengambil nilai-nilai
yang terdapat dalam video
tersebut.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
9. Percikan
inspiratif
Membagikan kisah
bergambar dan
mempersilahkan siswa
untuk membaca cerita
inspiratif dan mengamati
kisah bergambar
kemudian memahami
maknanya.
Membaca dan mengamati
secara mendalam isi dan
makna dari kisah
bergambar.
15 menit
10. Penutup a. Memberikan
peneguhan
mengenai materi.
b. Meminta siswa
untuk mengisi
lembar refleksi dan
kuesioner.
c. Mengambil
kesimpulan atas
seluruh kegiatan
dalam pertemuan
tersebut.
d. Menutup pertemuan
dengan salam dan
doa penutup.
a. Mendengarkan
peneguhan dari guru.
b. Mengisi lembar refleksi
dan kuesioner.
c. Mendengarkan dan
meresapinya.
d. Memberikan salam
penutup dan berdoa.
15 Menit
Saksikan yuk! “Manusia dan Tanggung Jawab - (Ayah)” Sumber: www.youtube.com
Ayo Bermain!
1. Judul kegiatan: Pesan Berantai
2. Tujuan:
C. Deskripsi Dinamika Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
a. Melatih siswa untuk bertanggung jawab.
b. Melatih siswa untuk mengingat sesuatu
3. Bahan : Kertas berisi pesan
4. Tempat: ruang kelas/aula
5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. Membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 8-10 siswa.
b. Setiap kelompok diminta untuk berbaris
c. Siswa pada baris paling depan diberikan pesan untuk dibaca dalam hati lalu
menyampaikan pada teman-teman dibelakangnya
d. Selama 3 menit, mereka diminta untuk menyampaikan pesan itu secara lisan, tapi
berbisik agar peserta yang lain tidak dapat mendengarnya kepada anggota
kelompok
e. Hal ini diulang oleh seluruh anggota kelompok, secara bergantian mereka
menyampaikan pesan yang baru saja didengar hingga sampai kepada anggota
kelompok yang paling belakang.
f. Setelah pesan sampai ke anggota kelompok terakhir, ia harus bertanggung jawab
menyampaikan pesan apa yang terimanya.
Sumber: Andhi Nurcahyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
D. Handout Materi
Aku Bertanggung Jawab
Sebagai pelajar yang baik perlu menumbuhkan sikap tanggung jawab. Apa yang
dimaksud dengan tanggung jawab itu?Tanggung jawab merupakan kewajiban
menanggung segala sesuatu atas tindakan yang ia dilakukan. Contohnya jika seorang
siswa memiliki sikap yang bertanggung jawab sebagai pelajar maka ia rajin belajar,
dengan rajin belajar maka akan mendapatkan pengetahuan untuk bekal dimasa depan.
Dengan rajin belajar dan terus berusaha maka seorang siswa akan meraih kesuksesan
dimasa yang akan datang.
Banyak manfaat yang kita dapat jika kita memilih sikap yang bertanggung jawab,
dibawah ini manfaat yang diperoleh jika kita memiliki sikap yang bertanggung jawab
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan rasa disiplin yang tinggi
2. Dapat menghargai waktu
3. Dapat dipercaya oleh orang lain baik dalam sisi pekerjaan ataupun yang lainnya
4. Kesuksesan cepat di raih
5. Memperoleh kebahagiaan
6. Mampu berbuat adil dan mencoba untuk adil
Seorang siswa perlu mengembangkan sikap tanggung jawabnya sebagai
pelajar.Untuk mengembangkan sikap yang bertanggung jawab adalah sebagai berikut:
1. Mengasihi dan menghormati orang lain sebagai wujud tanggung jawab
2. Jujur
3. Berani mengambil resiko
4. Mampu mengelola emosi
5. Menghargai diri sendiri
6. Pantang menyerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berjalan 50 km Sehari, Demi Tanggung Jawab Keluarga
Kisah inspiratif kita kali ini datang dari seseorang yang begitu sangat sederhana, namun
penuh dengan pelajaran yang amat sangat berharga. Seorang kakek berusia 71 tahun,
penjual es Dawet keliling yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.
Pak Sukimin, nama dari kakek tersebut, seorang pahlawan keluarga yang menginjak usia
renta, tapi sama sekali tidak surut semangatnya untuk terus berjuang dan bekerja keras.
Tidak kurang dari 50 kilo meter ditempuhnya setiap hari, dengan memikul gerobak es
seberat 40 kg, mulai dari jam 5 pagi sampai jam 8 malam. Semua itu terdorong atas kuatnya
keinginan bahwa dia menjauhi sifat meminta- minta dan karena pemenuhan tanggung
jawabnya sebagai kepala keluarga.
Selama 40 tahun lebih, pekerjaan tersebut telah dilakukannnya. Dan Subhanallah, kerja
keras setiap hari itupun ternyata tidak terus membuatnya jauh dari sang maha kuasa. Walau
dalam hujan dan panas, ketika mendengar adzan, seketika itu pula pak Sukimin mencari
masjid terdekat dan menjalankan sholat berjamaah. Selain itu, cara belajar keikhlasannya
yang begitu sangat sederhana, namun menyentuh hati semua orang yang melihatnya adalah
dengan penerimaannya atas pembagian rejeki yang diterimanya dari Allah subhanahu
wataala.
"Saya pernah waktu sholat, gerobak saya tinggal didepan masjid. Saya sudah pasrahkan
sama Allah saja. Tapi ternyata ada orang jahat yang mengambil semua uang yang telah saya
dapat seharian. Tapi saya ikhlas kok. Kalau sampai diambil orang berarti itu bukan rejeki
saya. Biar untuk dia saja tidak apa- apa, semoga lebih berguna untuk dia." Cerita bapak 5
orang anak ini.
Menurut pak Sukimin, dalam hidup ini manusia mendapatkan peran yang bermacam-
macam, namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan, pekerjaan apapun itu adalah untuk
mencari ridho Allah. Saja. Dan hal itulah yang meringankan hatinya jika musibah datang
menghampiri. " Seringkali ada orang yang beli namun tidak bayar, saya menunggu sampai
E. Percikan Inspirasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
lama ternyata orangnya tidak membayar. ya saya tidak apa- apa. Kan sudah diminum juga.
Sah kok itu untuk dia." lanjutnya. Beliau juga tidak terlalunya sedih saat tubuh rentanya
telah lelah memikul gerobak yang sedemikian berat, sehingga kakinya tersandung dan
pecahlah semua barang dagangannya. " Lah wong sudah jatuh, mungkin belum rejeki saya.
ya nanti kapan- kapan berarti saya diajari Allah disuruh hati- hati lagi". Subhanallah,
kemiskinan ternyata tidak menghalangi batinnya untuk menerapkan ilmu ikhlas kepada
sesamanya.
Memang, kehidupan ini tidak sempurna dan tidak banyak memberi kesenangan kepada pak
Sukimin, namun hal itu juga tidak membuat beliau ragu untuk membagikan ilmunya kepada
yang ingin berguru kepadanya. " Rejeki itu sudah diatur sang maha kuasa. Saya ini hanya
perantara saja. saya sama sekali tidak takut tersaingi. Malah ilmu yang saya berikan nanti
itu, akan menemani saya saat saya mati nanti. saya percaya itu". Sama sekali tidak ada rasa
permusuhan ataupun iri dengki dalam ketatnya persaingan dan beratnya hidup. Dalam
susahnya mencari rupiah, justru membuat pak Sukimin semakin berbesar hati untuk
berbagi. Hal yang sangat jarang untuk bisa dilakukan, bahkan oleh orang kaya sekalipun, jika
tidak murni adanya perbuatan itu yang hanya karena Allah.
Kesabarannya dalam menghabiskan jatah hidup detik per detik telah menempanya menjadi
seorang manusia yang kuat, tabah dan tidak pengeluh. Hal inilah juga yang menyebabkan
beliau tetap bersemangat untuk menjual dagangannya walaupun dalam kondisi cuaca
apapun." Kalau lagi hujan, ya saya tidak bisa berteduh, harus tetap jalan. Nanti kasihan ibu
nunggu dirumah malah kawatir. Akhirnya saya pakai saja plastik untuk sekedar menutup
tubuh agar tidak dingin " Kata Kakek dari 11 cucu tersebut.
Bagi pak sukimin, bukan kemiskinan yang menyakitkan hatinya, tapi saat dia tidak bisa
bekerja lagi untuk menyenangkan hati keluarganya, terutama sang istri. Penghasilan yang
hanya 30 ribu rupiah sehari, tidak mengurangi kesyukurannya atas jatah rejeki yang telah
dibagikan dari sang maha kuasa. " Saya dan istri selalu bersyukur dengan apa yang ada. buat
saya yang penting istri dan keluarga senang. Jangan pernah iri dengan yang dimiliki orang
lain"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Subhanallah, betapa akan sangat membahagiakan mempunyai ayah, ataupun suami yang
bisa menjadi tauladan seperti beliau. Beliau sangat setia kepada keluarga dan setia kepada
tanggung jawab pekerjaannya.Keluguan dan kesederhanaan serta keikhlasan yang sangat
apa adanya memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Semoga Allah
selalu menjaga beliau, sebagai balasan kuatnya penjagaan amanah beliau atas kebahagiaan
keluarganya.
(Syahidah/Voa-islam.com)
Sumber: Syahidah. 2011. Berjalan 50 km Sehari, Demi Tanggung Jawab Keluarga. Dalam:
http://www.voa-islam.com/read/article/2011/07/28/15662/berjalan-50-km-sehari-demi-
tanggung-jawab-keluarga/;#sthash.rgjCeQ1Z.LwIJZwRZ.dpbs. Diunduh 16 April 2015, Jam
14.40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
F. Kisah Bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1. Panduan Pertanyaan Kegiatan
a. Permaianan “Pesan Berantai”
1) Bagaimana perasaanmu setelah melakukan permainan ini?Jelaskan!
2) Sebutkan sikap tanggung jawabmu dalam menyampaikan pesan dalam
permainan tadi!
3) Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari permaian ini?
b. Video “KISAH INSPIRATIF! Siswa SD Yang Berprestasi Tanpa Memiliki Tangan”
1) Jelaskan apa makna video tersebut!
2) Tanggung jawab seperti apa yang muncul dalam video?Jelaskan!
3) Apa manfaat bagimu setelah menonton video?
c. Percikan Inspiratif
1) Apa alasan Pak Sukimin berjualan Es sampai berjalan 50 km?Jelaskan!
2) Manfaat apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
3) Sebagai seorang siswa hal-hal apa saja yang harus kamu lakukan sebagai wujud
rasa tanggung jawabmu?
2. Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
1. Setelah saya mengikuti bimbingan dengan materi “Tanggung Jawabku Berbuah
Manis” saya menjadi tahu bahwa:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Belajar dari hikmah yang dapat saya petik dari pengalaman saya mengikuti
seluruh dinamika layanan bimbingan ini, saya berniat:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
G. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
H. Pesan Moral
“Jadilah orang yang bertanggung jawab atas
segala tindakan anda, dengan demikian anda akan
menuai hal yang positif.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Keterangan
1. Topik Aku Ingin Mandiri
2. Tugas Perkembangan Mencapai kemandirian personal dan emosional
3. Bidang Bimbingan Pribadi-Sosial
4. Jenis Layanan Layanan Informasi
5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan
6. Sasaran Siswa SMP Kelas VIII
7. Standar Kompetensi Siswa dapat menenerapkan dan menjelaskan perilaku
mandiri dalam kehidupannya sehari-hari.
8. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan perilaku
mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
9. Indikator a. Mampu menjelaskan pengertian mandiri.
b. Menemukan manfaat dari sikap mandiri dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Menemukan cara-cara yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan kemandirian.
d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang tercermin
dalam bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film,
dinamika kelompok, cerita bergambar, kisah inspirasi).
10. Materi a. Pengertian mandiri.
b. Manfaat sikap mandiri.
c. Mengembangkan cara-cara yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan kemandirian.
11. Metode Pembahasan/diskusi tentang hand out, dinamika
kelompok, game, refleksi, kisah inspiratif, kisah bergambar
A. Rancangan Pelayanan
AKU INGIN MANDIRI 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
12. Waktu 2x40 menit
13. Tempat Ruang kelas
14. Media Laptop, LCD, speaker, alat tulis, handout, kisah inspiratif,
kisah bergambar, kertas gambar labirin
15. Mitra Kolaboratif Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Penjaskes, Agama
16. Prosedur Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan
17. Penilaian/Evaluasi Self Assessment dan refleksi hasil belajar
18. Rencana Tindak Lanjut 1. Siswa yang belum memahami materi diberi layanan bimbingan kelompok kecil.
2. Siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam layanan di kelas akan diberi layanan konseling.
19. Sumber Pustaka a. Liputan 6. 2011. Mbah Redjo, Potret Kemandirian
Seorang Nenek. Dalam:
http://news.liputan6.com/read/338936/mbah-redjo-
potret-kemandirian-seorang-nenek. Diunduh 12 April
2015, Jam 17.45
b. Almarogi, Sumarna. 2015. Kata Kata Mutiara Tentang
Hidup Mandiri. Dalam:
http://www.katabijak.co.id/2014/11/kata-kata-
mutiara-tentang-hidup-mandiri.html. Diunduh 8 April
2015, Jam 17.45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Pembukaan Memberikan sapaan untuk
membuka suasana
Mendengarkan dan
menanggapi
5 menit
2. Ice breaking Memutarkan video gerak
dan lagu
Menonton dan
memperagakan video
gerak dan lagu.
5 menit
3. Dinamika a. Membagikan kertas
gambar labirin
b. Menjelaskan cara
bermain “Labirin”
a. Menerima kertas
gambar labirin
b. Memperhatikan dan
bermain “Labiri”.
20 menit
4. Sharing Meminta masing-masing
siswa untuk
mensharingkan mengenai
pelajaran yang didapat
dari permainan “Labirin”.
Mensharingkan mengenai
pelajaran yang didapat
dari permainan “Labirin”.
10 menit
5. Penyampaian
Materi
Menyampaikan materi
mengenai “Aku Ingin
Mandiri”.
Mendengarkan penjelasan
dari guru.
10 menit
6. Cerita
inspiratif
a. Memberikan arahan
dan mempersilahkan
siswa membaca kisah
inspiratif.
b. Memberikan
pertanyaan refleksi
sacara lisan.
a. Membaca secara
kisah inspiratif
b. Menjawab
pertanyaan refleksi
10 menit
B. Skenario Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
7. Kisah
bergambar
Membagikan kisah
bergambar dan
mempersilahkan siswa
untuk membaca dan
mengamati kisah
bergambar.
Membaca dan mengamati
secara mendalam isi dan
makna dari kisah
bergambar.
10 menit
8. Penutup a. Meminta siswa untuk
mengisi lembar
refleksi dan
kuesioner.
b. Mengambil
kesimpulan atas
seluruh kegiatan
dalam pertemuan
tersebut.
c. Memberikan salam
penutup.
a. Mengisi lembar
refleksi dan
kuesioner.
b. Mendengarkan dan
meresapinya.
c. Mendengarkan dan
menanggapi
10 menit
Ayo Bermain!
1. Judul kegiatan
“Labirin”
2. Tujuan
a. Agar siswa dapat mengetahui, memahami, dan mengembangkan sikap mandiri
dalam diri.
b. Agar siswa mampu memecahkan masalah sendiri.
c. Agar siswa mampu mengambil keputusan
3. Bahan : Kertas gambar labirin
4. Tempat : ruang kelas/aula
5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
C. Deskripsi Dinamika Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
a. Siswa dibagikan kertas gambar labirin.
b. Siswa diminta untuk memberikan garis pada gambar labirin dari start hingga
finish.
c. Siswa yang paling cepat menemukan jalan sampai finish adalah pemenangnya.
D. Handout Materi
Apa itu Mandiri?
Setiap orang harus memiliki sikap yang mandiri agar dalam memenuhi
kebutuhannya tidak selalu tergantung kepada orang lain. Kita tidak boleh bergantung
pada orang lain. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan.
Seseorang yang memiliki sikap mandiri dapat bermanfaat bagi dirinya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memumpuk tanggung jawab.
2. Mampu memecahkan masalah.
3. Berpikir kreatif.
4. Memiliki kepercayaan diri yang kuat.
5. Meningkatkan ketrampilan.
Untuk mengembangkan sikap mandiri ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Selalu memotivasi diri
2. Membuat keputusan sendiri
3. Percaya pada diri sendiri
4. Abaikan apa yang orang lain pikirkan
5. Menilai diri secara positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Mbah Redjo, Potret Kemandirian Seorang Nenek
Liputan6.com, Yogyakarta: Saat matahari belum bangkit dari peraduan dan ayam
jantan masih lelap dibuai malam, Rubiyah yang biasa dipanggil Mbah Redjo justru tengah
sibuk mengemasi mainan dagangannya. Usai salat Subuh ia pun berangkat menuju pasar.
Tak ada kawan maupun pengantar, hanya derap langkah kaki tua yang menemani Mbah
Redjo menyusuri jalan sepanjang 15 kilometer dari Dusun Pandes di Bantul, Yogyakarta.
Dibutuhkan waktu dua jam untuk mencapai Pasar Gamping, Sleman, tempatnya
mengais rupiah. Di sebuah lapak kecil, nenek berusia 80 tahun ini menggelar dagangannya.
Mainan buatan Mbah Redjo dijual dengan harga antara Rp 1.000 hingga Rp 4.000. Rata-rata
ia bisa mendapat Rp 25 hingga Rp 50 ribu. Nilai itu cukup untuk modal dan makan selama
dua hari.
Semangat Mbah Redjo ini menjadi inspirasi bagi pedagang lain di Pasar Gamping.
Meski sudah uzur, Mbah Redjo tak mau berpangku tangan dan tetap memproduksi beragam
mainan kegemaran anak-anak.
Mata tuanya tak boleh lengah, karena bahaya terkena senjata tajam selalu
mengancam. Tak jarang jari Mbah terkena golok ataupun gergaji saat membelah bambu.
Tapi semua itu tak dirisaukannya. "Ya nggak pernah susah, Mas, senang saja. Punya uang
nggak punya uang saya itu senang. Kalau dibikin susah, sakit trus malah mati kan," tuturnya.
Sudah 30 tahun lebih Mbah Redjo berjualan mainan. Dulu ia biasa berjalan kaki
hingga Purworejo dan Purwodadi sambil menginap di pasar. Semua itu ia lakukan untuk
E. Percikan Inspirasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
menghidupi tiga anaknya setelah sang suami tiada. Kini, setelah anak-anaknya dewasa, si
Mbah tetap tak ingin menyusahkan mereka.
"Kalau tidak berjualan saya tidak bisa makan. Mau minta anak, anak pun tidak punya
uang. Anak juga cuma buruh di sawah. Kalau di sawah paling cukup buat diri sendiri.
Bayarannya paling Rp 25 ribu, kalau untuk menghidupi tiga anak kan tidak cukup," jelas
Mbah Redjo.
Dusun Pandes di Bantul terkenal sebagai sentra mainan tradisional sejak
pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Kini tinggal delapan pembuat mainan
tradisional yang tersisa dan hanya Mbah Redjo yang menjualnya langsung ke pasar.
Di balik semua itu, kemandirian Mbah Redjo dalam mengisi hidup menjadi cermin
bagi generasi muda untuk giat berkarya di tengah serbuan modernisasi yang menghimpit
mainan produksinya.(ADO)
Sumber: Liputan 6. 2011. Mbah Redjo, Potret Kemandirian Seorang Nenek. Dalam:
http://news.liputan6.com/read/338936/mbah-redjo-potret-kemandirian-seorang-nenek.
Diunduh 12 April 2015, Jam 17.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
F. Kisah Bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1. Panduan Pertanyaan Kegiatan
a. Permaianan “Labirin”
1) Bagaimana perasaanmu setelah melakukan permainan ini?Jelaskan!
2) Sebutkan sikap kemandirian yang muncul dalam permainan tadi!
3) Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari permaian ini?
b. Percikan Inspiratif
1) Bagaimana perjuangan hidup Mbah Redjo dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari?
2) Mengapa Mbah Redjo tetap berjualan mainan walaupun usia sudah tua?
3) Manfaat apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
2. Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
1. Setelah saya mengikuti bimbingan dengan materi “Aku ingin mandiri” saya menjadi
tahu bahwa:
…………….........................................................................................................................
…………….........................................................................................................................
…………….........................................................................................................................
2. Belajar dari hikmah yang dapat saya petik dari pengalaman saya mengikuti seluruh
dinamika layanan bimbingan ini, saya berniat:
…………….........................................................................................................................
…………….........................................................................................................................
…………….........................................................................................................................
G. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
H. Pesan Moral
“Kemandirian adalah gerbang
kesuksesan.
Berupaya untuk hidup
mandiri adalah proses menuju
kesuksesan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Keterangan
1. Topik Menjadi Pribadi Proaktif “Ingin Tahu”
2. Tugas Perkembangan Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual
yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai
anggota masyarakat.
3. Bidang Bimbingan Pribadi-Sosial
4. Jenis Layanan Layanan Informasi
5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan
6. Sasaran Siswa SMP Kelas VIII
7. Standar Kompetensi Siswa dapat menerapkan sikap proaktif dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan sikap
proaktif dalam kehidupan sehari-hari.
9. Indikator a. Menjelaskan pengertian sikap proaktif.
b. Menemukan ciri-ciri pribadi proaktif.
c. Menemukan manfaat dari sikap proaktif.
d. Menemukan nilai-nilai karakter yang tercermin dalam
bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film,
dinamika kelompok, cerita bergambar, kisah tokoh
idola).
10. Materi a. Pengertian sikap proaktif.
b. Ciri-ciri pribadi proaktif.
c. Manfaat dari sikap proaktif.
11. Metode Pembahasan/diskusi tentang hand out, dinamika
kelompok, refleksi kisah inspiratif, kisah bergambar
A. Rancangan Pelayanan
MENJADI PRIBADI PROAKTIF “INGIN TAHU”
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
12. Waktu 2x40 menit
13. Tempat Ruang kelas
14. Media Laptop, LCD, Speaker, alat tulis, handout, cerita inspiratif,
cerita bergambar, kartu remi, tali raffia
15. Mitra Kolaboratif Penjaskes, Bahasa Indonesia
16. Prosedur Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan
17. Penilaian/Evaluasi Self Assessment dan refleksi hasil belajar
18. Rencana Tindak Lanjut Memberikan layanan konseling individual kepada siswa
yang memiliki hambatan dalam memahami materi dan
dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab. Mendaftar 20
hal yang haris dikerjaka sehari-hari,siswa diberi tuhas
untuk membuat sebuat karangan tentang tugas tugas yang
menjadi tanggug jawabnya
.19. Sumber Pustaka Rosadi, Doddy. 2015. Kisah Remaja 17 Tahun yang Ingin
Membuat Dunia Lebih Baik. Dalam:
http://www.suara.com/bisnis/2015/02/06/120000/kisah-
remaja-17-tahun-yang-ingin-membuat-dunia-lebih-baik.
Diunduh 5 April 2015, Jam 07.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU
1. Pembukaan Membuka pertemuan
dengan memberi salam
yang hangat dan
bersamangat kepada
siswa.
Menyambut salam
dari guru dengan
bersiap dan semangat
untuk menerima
materi bimbingan dari
guru.
5 menit
2. Ice breaking Meminta siswa untuk
menyanyikan lagu “Kanan-
Kiri” di lanjutkan kembali
dengan bernyanyi sambil
bergerak secara berantai
oleh siswa.
Ice breaking:
Ke kanan..ke kanan
Ke kiri.... Ke kiri
Ke kanan ke kiri
Berputar setengah
Tumit jempol
Berputar setengah
Tumit jempol
Ganti pasangan
Menyanyikan lagu
“Kanan-Kiri”.
5 menit
3. Dinamika Kelas Mempersiapkan dan
menjelaskan permainan
bagi siswa
“Rebut Kartu”.
Memperhatikan dan
bermain “Rebut
Kartu”.
15 menit
B. Skenario Pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4. Sharing Meminta masing-masing
siswa untuk mensharingkan
mengenai pelajaran yang
dapat dipetik dari permainan
“Rebut Kartu”
Mensharingkan
mengenai pelajaran
yang dapat dipetik dari
permainan “Rebut
Kartu”.
10 menit
5. Penyampaian
Materi
Menyampaikan materi
mengenai Proaktif
Mendengarkan
penjelasan dari guru.
10 menit
6. Cerita inspiratif Membagikan kisah bergambar
dan mempersilahkan siswa
untuk membaca cerita
inspiratif dan mengamati
kisah bergambar kemudian
memahami maknanya.
Membaca dan
mengamati secara
mendalam isi dan
makna dari kisah
bergambar.
15 menit
7. Penutup a. Memutar video inspiratif
“Ayah dan Anak(burung
gereja)”
b. Memberikan peneguhan
mengenai materi.
c. Meminta siswa untuk
mengisi lembar refleksi
dan kuesioner.
d. Mengambil kesimpulan
atas seluruh kegiatan
dalam pertemuan
tersebut.
e. Meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan
refleksi.
a. Menonton video
dengan penuh
perhatian
b. Mendengarkan
penjelasan dari
guru.
c. Mengisi lembar
refleksi dan
kuesioner.
d. Mendengarkan dan
meresapinya.
e. Menjawab
pertanyaan refleksi.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Saksikan yuk! “Ayah dan Anak(burung gereja)”
Ayo Bermain!
1. Judul kegiatan
“Rebut Kartu”
2. Tujuan
a. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan mengembangkan sikap proaktif
dalam diri.
b. Siswa dapat berpikir sebelum bertindak.
c. Siswa dapat belajar untuk mencapai sebuah target dalam setiap kegiatan yang
ia lakukan.
3. Bahan :
a. Kartu Remi
b. Tali Rafia
4. Tempat
Ruang Kelas/Aula
5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. Setiap siswa diberikan satu tali raffia.
b. Tali raffia diikatkan masing-masing kaki siswa.
c. Guru menginstruksikan kepada siswa bahwa tidak ada peraturan dalam
mengambil kartu yang telah diletakkan di tengah kelas.
d. Dalam hitungan 1-3 siswa diminta untuk langsung mengambil kartu AS yang
telah disediakan ditengah kelas tadi.
e. Siswa yang mendapatkan kartu AS akan mendapatkan reward atau hadiah
C. Deskripsi Dinamika Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
D. Handout Materi
Menjadi Siswa yang Proaktif
Proaktif adalah kesadaran untuk mengambil keputusan dan kesediaan
menanggung resiko untuk pilihan yang diambil. Orang yang memiliki sikap
proaktif mampu mengambil tindakan yang tepat dalam melakukan sesuatu,
menampakkan inisiatif dan mempertahankannya sampai perubahan lebih baik
yang terjadi pada dirinya.
Ciri-ciri orang yang memili sikap proaktif adalah sebagai berikut:
1. Punya keingintahuan tinggi.
2. Bertanggung jawab.
3. Fokus
4. Memiliki prinsip
5. Memiliki inisiatif
Seseorang yang memiliki sikap proaktif tentu sangat bermanfaat pada
kualitas hidupnya. Karena orang yang memiliki sikap yang proaktif akan
mendapatkan pengalaman yang lebih, dapat menyelesaikan tugas dengan baik,
dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara tepat.Proaktif di sini adalah
bertindak aktif namun tetap mengacu pada nilai-nilai (tanggung jawab, kerja
keras, mandiri, dll) yang diyakininya. Tapi perlu disadari bahwa segala tindakan
yang dilakukan memiliki konsekuensi yang harus dihadapi dimasa mendatang.
Karena kita tahu bahwa setiap tindakan itu memiliki konsekuensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kisah Remaja 17 Tahun yang Ingin Membuat Dunia Lebih Baik Dinobatkan majalah Time sebagai 30 Under 30 Youth Changing the World.
Suara.com - Ann Makosinski (17 tahun) mulai mendapat perhatian dari media setelah menjadi pemenang dalam Google Science Fair 2013 di kategori usia 15-16 tahun. Dia juga dinobatkan majalah Time sebagai 30 Under 30 Youth Changing the World. Namanya semakin dikenal dunia ketika perempuan keturunan Filipina Kanada itu tampil di acara TV The Tonight Show with Jimmy Fallon, NBC News, Yahoo News dan masih banyak lagi. Makosinski telah menjadi inspirasi bagi remaja di dunia dengan memperlihatka bahwa seseorang bisa menciptakan masa depan dengan inspirasi, keingintahuan dan juga hasrat untuk mencapai tujuan. Cara Makosinski meraih popularitas adalah dengan menciptakan senter yang hidup dengan menggunakan panas tubuh. Dia menciptakan senter itu terinspirasi dari sahabatnya di Mindanao yang nilai pelajarannya anjlok karena tidak bisa belajar di rumah. Dirumah sahabat Makonsinki itu tidak ada listrik. “Ketika sesuatu terjadi kepada orang yang anda kenal, biasanya akan memberikan pengaruh lebih besar kepada diri anda. Itu akan membuka mata anda bahwa hal seperti itu juga bisa menimpa orang lain,” katanya. Makosinski sudah mulai mengikuti proyek sains sejak kelas 6. Dia pun mulai mengambil aksi dan belajar teknik-teknis dasar di sebuah toko mesin. Di sana, dia bermain dengan alat-alat elektronik kecil. Makosinski juga kerap meminta bantuan dari orang yang ahli. Setelah tiga bulan bekerja di laboratorium, dia pun mendapatkan ide untuk menciptakan senter. SEnter itu menggunakan ubin Peltier yang bisa menghasilkan sejumlah kecil aliran listrik ketika dipanaskan di salah satu sisi tangan atau kening. Makosinski membawa senter buatannya itu ke sejumlah pabrik mempatenkan hasil ciptaannya itu.
E. Percikan Inspirasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
“Kesalahan persepsi terbesar tentang pelajar yang ikut dalam proyek sains adalah mereka dianggap sebagai anak yang super jenius. Faktanya, saya bukan anak yang jenius seperti yang dibayangkan banyak orang. Perbedaannya adalah, kami selalu bertanya tentang bagaimana sesuatu bekerja,” katanya. Makosinski juga sudah menciptakan lampu kepala (headlamp) yang bisa menyimpang tenaga pada siang hari dan dimatikan ketika diperlukan. Sejumlah produk yang diciptakan Makosinski telah membawanya ke kantor Google. “Saya ingat ketika pertama kali datang di kampus Google dan bersepeda untuk mengeksplorasi area itu. Sangat mengagumkan. Saya juga ingat bertemu dengan anak kecil yang usianya tidak jauh berbeda dengan saya dan mereka sangat terinspirasi dengan apa yang saya ciptakan,” ujarnya. Apa rahasia sukses Makosinski? “Tidak ada yang tidak mungkin. Kadang Anda tidak bisa mencapai sesuatu seperti yang Anda harapkan, namun dengan kerja keras dan berbuat baik kepada orang lain, Anda bisa mendapatkan segalanya. Jadi, berbuat baiklah kepada orang lain. Datangilah orang yang berdiri di pojok sendirian di sebuah acara, Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Saya tahu karena saya pernah menjadi orang seperti itu, berdiri sendirian di sebuah acara pertemuan,” katanya. Makosinski mendapatka inspirasi dari banyak orang. Mulai dari Charlie Chaplin, Tesla, Tyler Oakley, Ravi Shankar, Mel Brooks, PK Page dan Houdini. “Saya mencontoh orang yang menciptakan sesuatu dan membagi bakat mereka serta pengetahuan kepada orang lain,” ujarnya. Apa yang akan dijalani Makosinski apabila tidak terjun dalam dunia sains? “Saya akan menjalani karir di produksi media. Film favorot saya adalah Pelle the Conquerer dan Cit Lights. Saya masih punya hasrat besar untuk film,” jelasnya. Makosinski mempunyai pesan kepada sesama remaja lain di seluruh dunia yang punya keinginan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik seperti dirinya. “Apa yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu seharusnya tidak berdasarkan keinginan orang lain. Seperti yang dikatakan orangtua atau temanmu. Kamu harus melakukan yang kamu mau. Kamu hanya punya satu kali kehidupan, satu kali kesempatan, jadi jangan sia-siakan dengan melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan. Jangan biarkan sesuatu menunggu, lakukan sekarang,” katanya. (LifestyleInquier)
Sumber: Rosadi, Doddy. 2015. Kisah Remaja 17 Tahun yang Ingin Membuat Dunia Lebih
Baik. Dalam: http://www.suara.com/bisnis/2015/02/06/120000/kisah-remaja-17-tahun-
yang-ingin-membuat-dunia-lebih-baik. Diunduh 5 April 2015, Jam 07.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
F. Kisah Bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1. Panduan Pertanyaan Kegiatan
a. Permaianan “Rebut Kartu”
1) Bagaimana perasaanmu setelah melakukan permainan ini?Jelaskan!
2) Dalam mengambil kartu yang ditentukan, apakah kamu langsung bertindak atau
memikirkan strategi terlebih dahulu?
3) Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari permaian ini?
b. Video “Ayah dan Anak(burung gereja)””
1) Jelaskan apa makna video tersebut!
2) Dalam video tersebut, mengapa anak langsung marah kepada ayahnya ketika
ayahnya bertanya kepada anaknya?
3) Pelajaran apa yang dapat kamu petik setelah menonton video?
c. Percikan Inspiratif
1) Apa usaha Makosinski sebelum membuat senter yang hidup dengan
menggunakan panas tubuh?
2) Bentuk sikap proaktif apa yang muncul dalam cerita tersebut?
3) Manfaat apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
4) Seandainya kamu menjadi Makonsinski sikap proaktif apa yang akan kamu
lakukan untuk mencapai tujuan?
2. Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
1. Setelah saya mengikuti bimbingan dengan materi “Menjadi Pribadi Proaktif” saya
menjadi tahu bahwa:
…………...........................................................................................................................
…………...........................................................................................................................
…………...........................................................................................................................
2. Belajar dari hikmah yang dapat saya petik dari pengalaman saya mengikuti seluruh
dinamika layanan bimbingan ini, saya berniat:
……………….....................................................................................................................
…………...........................................................................................................................
…………...........................................................................................................................
G. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
H. Pesan Moral
“Manusia proaktif berani maju
untuk menghadapi resiko &
ketidakpastian. Mereka
bertanggung jawab penuh atas diri
& hasil tindakan mereka”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LEMBAR PENILAIAN SISWA
Pengantar
Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelas yang
bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak kegiatan yang mengasyikkan yang telah kalian ikuti
dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini telah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian
berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau
penilaian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang sesuai
dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa : Ya Tidak
Tidak
tahu
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan
2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4 Berani berpendapat
5 Lebih kreatif
6 Berani mencoba melakukan sesuatu
7 Takut salah dalam melakukan permainan
8 Malu dalam permainan kelompok
9 Dihargai oleh teman-teman
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
12 Manfaat bagi perbaikan perilaku
13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
14 Keinginan untuk menolong orang lain
15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan
16 Tertantang untuk mencoba
17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
19 Terdorong untuk terlibat aktif
20 Berani bertanggung jawab
21 Menghargai teman
22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27 Peningkatan keingintahuan siswa
28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Nama & Tanda tangan
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
VALIDASI EFEKTIVITAS Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
dengan Pendekatan Experiential Learning
(PEKA BILA BISA KODE EXL)
Pengantar
Bapak/Ibu Guru yang terhormat, sejak 2010 sekolah-sekolah di tanah air kita telah
menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi dengan Pembelajaran (berdasarkan Pedoman
Pendidikan Karakter di SMP, Direktur Pembinaan SMP, Depdiknas, 2010). Dalam
implementasinya, para guru di lapangan mengeluhkan banyak hambatan, seperti kurang
operasionalnya pedoman, nilai karakter terrumus indah pada RPP, namun tidak menemukan
cara/strategi yang tepat dalam penerapannya, penanaman nilai karakter terhenti hanya
diceramahkan, keteladanan yang diperagakan para guru seringkali kegerus oleh
ketidakkonsistenan dan kekurangkompakan semua pihak di sekolah. Kasus “Kantin
Kejujuran” yang kini tinggal nama dapat ditunjukkan sebagai suatu contoh kegagalan.
Terlepas dari keunggulan dan keutamaan konsepnya, implementasi Pendidikan Karakter
Terintegrasi juga belum melibatkan Konselor/Guru BK untuk bersinergi dalam eksplisitasi
program. Berangkat dari sejumlah kelemahan tersebut, Tim Penelitian Stranas Prodi BK
USD 2014-2016 mencoba menawarkan sebuah model alternatif : Model Pendidikan
Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL). Dengan model ini, keyakinan Tim
adalah, pendidikan karakter dapat lebih efektif apabila Guru Mapel dapat berkolaborasi
dengan Guru BK dalam implementasinya dengan suatu asumsi bahwa Guru BK mampu
mengaplikasikan terapan pengetahuan psikologi yang dimilikinya dalam merancang strategi
pendekatan eksperiensial. Bagaimanapun juga, penanaman nilai karakter tidak dapat
dilakukan dengan “ceramah” melainkan akan lebih berhasil jika didekati dengan olah
pembelajaran berdasarkan pengalaman (Experiential Learning).
Petunjuk
Berangkat dari pemahaman/asumsi di atas, dan setelah mengamati contoh implementasi model
ini, kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan validasi/penilaian atas efektivitas model ini. Kami
memohon Bapak/Ibu mitra implementasi model menaggapi pertanyaan-pertanyaan dan mengisi
skala asesmen berikut ini.
1. Dibandingkan dengan pendidikan karakter terintegrasi (dalam pembelajaran) yang
selama ini Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran, implementasi/pelaksanaan Model
PEKA BILA BISA KODE EXL ini menurut penilaian Bapak/Ibu apakah lebih baik/efektif
(+) ataukah kurang baik/kurang efektif (-)? Isikan penilaian Bapak/Ibu pada lembar berikut.
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Beri tanda centang ( ) pada kolom sebelah kiri – (jika sedikit kurang) ; - - (sangat kurang) ;
- - - (sangat buruk) atau kolom sebelah kanan + (jika sedikit lebih baik); + + (lebih baik);
+ + + (sangat lebih baik) untuk setiap Nilai Efektivitas Model.
- - - - - - NILAI EFEKTIVITAS MODEL
PEKA BILA BISA KODE EXL
+ + + + + +
Desain/rancangan lebih operasional
Komprehensif/kelengkapan komponen
Kemudahan dalam implementasi/penerapan
Kepraktisan dalam pelaksanaan
Sistematis/keruntutan langkah
Efektivitas pencapaian tujuan
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
Kesesuaian dengan karakteristik siswa
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan
Kemenarikannya bagi siswa
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa
Ketepatan strategi/metode penanaman karakter
Keberpihakan pada kearifan lokal
Kemudahan dalam mengevaluasi proses
Kemudahan dalam penilaian capaian hasil
Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa
Memunculkan keberanian siswa untuk tampil
Menanamkan rasa hormat siswa thd guru/teman
Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab
Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain
Peningkatan kerja sama/kekompakan tim
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan
Peningkatan keingintahuan siswa
Mendorong siswa untuk berpendapat/merespon
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
Mendorong siswa berrefleksi
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa
Membangkitkan keikhlasan siswa unt menolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah model ini dapat diterapkan (perlu dilanjutkan) di sekolah
Bapak/Ibu (di SMP pada umumnya); mohon beri alasan
4. Jika model ini diterapkan secara kolaboratif antara Guru BK dan Guru Mapel tertentu, apa
kira-kira kesulitan atau hambatannya ?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang harus diperbaiki dalam implementasi model ini ?
6. Apakah perlu disediakan modul pegangan guru dan siswa untuk implementasi model ini?
Lingkari huruf:
a. YA, sangat perlu dan mendesak c. YA, tetapi tidak mendesak
b. TIDAK PERLU d. TIDAK TAHU
Jika ya, apa saja isi/komponen yang perlu disusun/dimasukkan dalam modul tersebut ?
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DOKUMENTASI KEGIATAN
LAMPIRAN 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI