plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · iv persembahan skripsi ini saya persembahkan kepada...

223
i PERANAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO KABUPATEN SEMARANG S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: YUSTINUS TYASMANTO NIM: 111124003 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dolien

Post on 14-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

i

PERANAN SANGGAR ANAK

SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK

DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO

KABUPATEN SEMARANG

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

YUSTINUS TYASMANTO

NIM: 111124003

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

Franciscus Xaverius Mulyata

Caecilia Tri Sandari

Agustinus Rahmanto

Ervyna Citra Dewi

Romo Patricius Hartono, Pr

Sanggar Anak Sadang, Sanggar Anak Pasbolo, Sanggar Anak Sodong,

Sanggar Anak Pelangi, Sanggar Anak Wawar, Sanggar Anak Bomas,

Sanggar Anak Krajan, Sanggar Anak Piningit

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

IPPAK – Universitas Sanata Dharma

sebagai keluarga besar yang selalu mendukung saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

v

MOTTO

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan

memberikan kelegaan kepadamu”.

(Mat 11:28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

viii

ABSTRAK

Judul skripsi Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan

Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono dipilih berdasarkan pada

realitas dan keprihatinan penulis terhadap pelaksanaan pendampingan iman anak

yang terjadi di zaman sekarang. Anak sebagai pribadi di zaman globalisasi ini

semakin menjadi anak yang semakin memiliki budaya yang serba mudah dan

konsumtif. Gereja ikut terlibat dalam mengupayakan pendidikan bagi iman anak

demi membangun pribadi anak yang beriman tangguh dan utuh. Pada umumnya

Gereja mengusahakan pembinaan iman bagi anak-anak dengan istilah Sekolah

Minggu atau Pendampingan Iman Anak (PIA) yang sering dilakukan di setiap

gereja satu minggu sekali. Pendampingan iman anak yang dilakukan hanya satu

minggu sekali tidak cukup untuk mengubah karakter anak yang kebanyakan

berbudaya konsumtif ke budaya kreatif, butuh waktu yang lebih untuk melakukan

sebuah perubahan. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Gereja akan

generasi masa depan. Gereja perlu memperbarui karya pastoral bagi anak-anak.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, skripsi ini ditulis sebagai sebuah gagasan

atas peranan sebuah model pendampingan yaitu sanggar anak sebagai alternatif

pendampingan iman anak dalam membangkitkan kearifan lokal sebagai media

pendampingan iman di zaman modern.

Persoalan utama yang perlu dijawab dalam skripsi ini adalah apakah

sanggar anak dapat digunakan sebagai model pendampingan iman anak. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan studi pustaka untuk memperoleh

pengertian-pengertian ilmiah serta data yang sesuai dengan tema yang diangkat.

Deskripsi yang diperoleh berdasarkan studi pustaka tersebut digunakan sebagai

dasar gagasan-gagasan dan penguat argumen penulis dalam mengkaji peranan

sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas

Rasul Bedono Kabupaten Semarang. Untuk menunjang deskripsi tersebut,

disajikan pula analisis dan profil sanggar anak yang ada di Paroki Santo Thomas

Rasul Bedono. Setelah kajian pustaka penulis memberikan hasil penelitian. Jenis

penelitian yang dipilih oleh penulis adalah deskripsi analisis yang diambil dengan

kuesioner sebagai instrumennya.

Keseluruhan isi skripsi ini menunjukkan bahwa sanggar anak sejauh ini

telah berperan sebagai rumah atau tempat yang mengusahakan pelaksanaan

kegiatan dengan pendekatan non-kelas, memberikan kesempatan dan ruang bebas

kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan menemukan hal-hal

baru. Peranan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul sebagai alternatif

pendampingan iman anak dengan metode dan media pendampingan yang

konteksual. Iman diwartakan dan dikomunikasikan melalui kesenian tradisional,

kegiatan lahan pertanian organik, dan melalui alam yang ada di sekitarnya.

Peranan sanggar anak dalam kegiatan pengembangan iman dapat mencakup

berbagai segi, mulai dari segi liturgi, diakonia, pewartaan, koinonia, dan martyria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

ix

ABSTRACT

The title of the thesis The Roles of “Sanggar Anak” as an Alternative

Children Faith Mentoring in the Parish of St. Thomas Rasul Bedono is

chosen based on the realities and concerns of the author towards the

implementation of children faith mentoring nowadays. “Sanggar Anak” means a

small village hall for children activities. Child as a person in this globalization era

becomes a child who has culture which are completely easy and consumptive.

Christians are involved in pursuing education for children in order to build a

personal faith of children which are formidable devout and intact. In general,

Christians try the faith mentoring for children with the term of Sunday School or

Children Faith Mentoring (PIA) that is often done in every church once a week.

Children faith mentoring which is done only once a week is not enough to change

their character which is consumptive becomes creative. It takes more time to make

a change. It becomes a challenge for the Christians for its generations. The Church

needs to renew its pastoral method for children. Based on this concern, this thesis

is written as an idea of mentoring model’s role which is “Sanggar Anak” as an

alternative children faith mentoring in provoking the local wisdom as a faith

mentoring media in modern era.

The main issues that need to be answered in this thesis is whether

“Sanggar Anak” can be used as a model of faith mentoring for children. To

answer this question, it is important to do a literature study to get scientific

notions and data that are appropriate with the theme. The description obtained is

used as the basis for the ideas and strengthener arguments of the author in

assessing the role of “Sanggar Anak” toward children faith mentoring process in

the parish of St. Thomas Rasul Bedono, Semarang District. To support the

description, it is presented an analysis and profile of “Sanggar Anak” in the Parish

of St. Thomas Rasul Bedono. After reviewing of the literature, the author gives

the results of the study. The type of the research that is chosen by the author is the

analysis description which is taken from the questionnaires as its instrument.

The entire contents of this thesis shows that “Sanggar Anak” has a role as

a home or a place that provokes the activities of outside school approach. It is also

providing opportunities and free space for children to explore their surroundings

and find new things. The role of “Sanggar Anak” in the parish of Saint Thomas

Rasul is as an alternative of children faith mentoring with the contextual methods

and integration of media. Faith is proclaimed and communicated through

traditional arts, organic farming land activities, and through their surroundings.

The role of “Sanggar Anak” in the faith development activities can include

various aspects: liturgy, service, gospel proclamation, community building, and

martyrdom.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah atas segala berkat, rahmat, dan cinta-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Kasih Allah yang begitu besar

selalu dirasakan oleh penulis dalam setiap langkah kehidupan dan dalam

penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PERANAN SANGGAR ANAK

SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI

SANTO THOMAS RASUL KABUPATEN SEMARANG” menjadi kesempatan

yang baik bagi perkembangan karya pastoral Gereja bagi anak-anak.

Melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran

untuk komunitas Sanggar Anak Paroki Santo Thomas Rasul Bedono sebagai

paguyuban iman yang berperan penting dalam hidup menggereja baik dari segi

liturgi, diakonia, martyria, dan koinonia.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A., selaku dosen pembimbing

utama dan penguji I, yang dengan sabar, teliti, setia, dan penuh kasih

memberikan bimbingan bagi penulis mulai dari penyusunan dan

pertanggungjawaban skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xi

2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.,J.,M.Ed selaku dosen pembimbing akademik,

penguji II dan Ketua Program Studi IPPAK-USD yang dengan sabar dan setia

membimbing penulis selama masa studi sampai pada skripsi dan telah

memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M. Si selaku dosen penguji III, yang telah

memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan bimbingan kepada penulis mulai dari

persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai skripsi ini selesai.

4. Patricius Hartono, Pr., selaku Pastor Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

yang telah memberikan tempat, dukungan, dan waktu bagi penulisan skripsi

ini.

5. Pendamping Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul yang telah bekerja

sama dalam penulisan skripsi ini khususnya dalam penelitian skripsi.

6. Keluarga besar IPPAK-USD khususnya bagi angkatan 2011 yang saling

memberikan dukungan doa dan semangat bagi penulis.

7. Keluarga penulis, F.X. Mulyata, C. Tri Sandari sebagai ayah dan ibu,

Agustinus Rahmanto sebagai kakak yang selalu memberikan dukungan baik

secara spiritual, doa, dana, dan dukungan dalam bentuk apa pun.

8. Semua pihak yang terlibat dalam perkuliahan penulis yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh

sebab itu dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun

demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH .............................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 6

E. Metode Penulisan ....................................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 8

BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK

DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO ............................. 10

A. Pendampingan .......................................................................................... 10

1. Pengertian Pendampingan .................................................................. 10

2. Ciri Khas Pendampingan ................................................................... 11

3. Tujuan Pendampingan Anak .............................................................. 12

B. Iman ......................................................................................................... 12

1. Pengertian Iman secara Umum .......................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xiv

2. Pengertian Iman Kristiani .................................................................. 14

a. Iman sebagai Jawaban Manusia atas Wahyu Allah ..................... 14

b. Iman sebagai Penyerahan Diri Manusia kepada Allah ................ 15

C. Pendampingan Iman Anak (PIA) ............................................................. 16

1. Sejarah Pendampingan Iman Anak (PIA) .......................................... 16

2. Kekhasan Dasar dan Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA) ......... 18

a. Kekhasan Pendampingan Iman Anak (PIA) ................................ 18

b. Dasar Pendampingan Iman Anak (PIA) ....................................... 19

c. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA) ..................................... 23

3. Ciri Khas Pendampingan Iman Anak (PIA) ..................................... 24

a. Santai ............................................................................................ 24

b. Mendalam ..................................................................................... 26

4. Peserta Pendampingan Iman Anak (PIA) ......................................... 27

5. Spiritualitas Pendamping PIA ............................................................ 27

a. Kerendahan Hati........................................................................... 27

b. Beriman Dewasa .......................................................................... 28

c. Kristosentris ................................................................................. 28

d. Keterbukaan ................................................................................. 28

e. Kerjasama dan Saling Melengkapi............................................... 29

f. Mencintai Kitab Suci.................................................................... 29

g. Semangat Pelayanan dan Rela Berkorban.................................... 29

6. Macam-Macam Metode dalam PIA ................................................... 30

a. Metode Ekspresi ........................................................................... 30

b. Metode Populer ............................................................................ 30

c. Metode Dinamika Kelompok ....................................................... 31

d. Metode Diskusi ............................................................................ 31

e. Metode Eksploratif dan Simulatif ................................................ 31

f. Metode Naratif ............................................................................. 32

D. Sanggar Anak Bedono ............................................................................. 32

1. Arti, Latar Belakang, Dasar, Tujuan, Visi dan Misi

Sanggar Anak Bedono ....................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xv

a. Arti Sanggar Anak........................................................................ 32

b. Latar Belakang Sanggar Anak Paroki Bedono............................. 33

c. Dasar Kegiatan Sanggar Anak Bedono ........................................ 33

d. Tujuan Sanggar Anak Bedono ..................................................... 35

e. Visi dan Misi Sanggar Anak Bedono ........................................... 36

2. Metode Pendampingan Sanggar Anak Bedono ................................. 37

3. Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono ...................... 38

a. Sanggar Anak Sadang .................................................................. 38

b. Sanggar Anak Pelangi .................................................................. 41

c. Sanggar Anak Krajan ................................................................... 47

d. Sanggar Anak Paseduluran Bocah Losari (Pasbolo) .................... 49

e. Sanggar Anak Piningit ................................................................. 53

f. Sanggar Anak Sodong .................................................................. 54

g. Sanggar Anak Fransiskus, Ignatius dan Aloysius

(Fransyola)/

Sanggar Anak Wawar .................................................................. 61

h. Sanggar Anak Bocah Dlimas (Sanak Bomas) ............................. 62

4. Nilai-Nilai yang Diperjuangkan ......................................................... 63

a. Pengembangan Paguyuban Iman ................................................. 63

b. Toleransi Agama .......................................................................... 63

c. Ekologi ......................................................................................... 64

d. Penguatan Seni Budaya Lokal ..................................................... 65

e. Tanggung Jawab sebagai Anggota Gereja ................................... 65

f. Identitas Iman ............................................................................... 66

g. Fleksibilitas Sanggar .................................................................... 66

E. Sanggar Anak Bedono sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak ...... 67

BAB III. PERANAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF

PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO

THOMAS RASUL BEDONO .............................................................. 70

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 70

B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xvi

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 72

D. Metode Penelitian .................................................................................... 72

E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 73

F. Responden Penelitian ............................................................................... 73

G. Variabel Penelitian ................................................................................... 74

H. Hasil dan Pembahasan Penelitian ............................................................ 80

1. Identitas Responden ........................................................................... 80

2. Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas

Rasul .................................................................................................. 82

3. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman

Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono .................................... 89

4. Faktor Pendukung dan Penghambat................................................. 105

I. Rangkuman Hasil Penelitian .................................................................. 112

J. Refleksi terhadap Hasil Penelitian ......................................................... 116

BAB IV.USULAN PROGRAM UNTUK PARA PENDAMPING

SANGGAR ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL

BEDONO TENTANG PENGGUNAAN SANGGAR ANAK

SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK ......... 122

A. Pengertian Program ............................................................................... 122

B. Latar Belakang Program ....................................................................... 122

C. Tujuan Program .................................................................................... 124

D. Usulan Program .................................................................................... 124

E. Bentuk Program .................................................................................... 126

F. Matriks Program ................................................................................... 127

G. Satuan Persiapan Program .................................................................... 131

1. Satuan Persiapan I ........................................................................... 131

2. Satuan Persiapan II .......................................................................... 138

3. Satuan Persiapan III ......................................................................... 146

4. Satuan Persiapan IV ......................................................................... 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xvii

BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 158

A. Kesimpulan ........................................................................................... 158

B. Saran ...................................................................................................... 161

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 163

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Penelitian .............................. (1)

Lampiran 2: Materi Formasio Iman Berjenjang................................................... (2)

Lampiran 3: Materi Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak ......... (5)

Lampiran 4: Materi tentang Pedoman Menyelenggarakan Pendampingan

Iman Anak Yang Mengacu dari Kitab Suci .................................... (8)

Lampiran 5: Permainan Tradisional sebagai Media Pendampingan Iman

Anak .............................................................................................. (13)

Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian ..................................................................... (29)

Lampiran 7: Oray-Orayan .................................................................................. (36)

Lampiran 8: Susunan Pengurus Sanggar Anak Pelangi ...................................... (37)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab

Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.

B. Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes

Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat

beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II

tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.

FC Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes

Paulus II tentang Peranan Keluarga Kristen dalam dunia

modern, 22 November 1981.

GE : Gravissium Educationis, Deklarasi Konsili Vatikan II

tentang Pendidikan Kristen, 18 November 1965.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici),

diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25

Januari 1983.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II

tentang Gereja, tanggal 21 November 1964.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xix

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

BEDOSALUNG : Pertemuan OMK Paroki Bedono, Salatiga, dan Ungaran

BIA : Bina Iman Anak

BIAK : Bina Iman Anak Katolik

Fransyola : Sanggar Anak Fransiskus, Ignatius, dan Aloysisu

GMKA : Goa Maria Kerep Ambarawa

Gracia : Lingkungan Gregorius dan Cicilia

HUT RI : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KBP : Karya Bakti Paroki

Kokerma : Komisi Kerasulan Mahasiswa

OMK : Orang Muda Katolik

Pasbolo : Paseduluran Bocah Losari

PIA : Pendampingan Iman Anak

PIR : Pendampingan Iman Remaja

PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

PT : Perseroan Terbatas

SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia

Sanak : Sanggar Anak

Sanak Bomas : Sanggar Anak Bocah Dlimas

SAS : Sanggar Anak Sadang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

xx

St. : Santo atau Santa

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia telah

mendapat bagian yang penting demi menghasilkan karakter religius bagi anak

didik sebagai penerus bangsa. Berbagai kurikulum dihasilkan demi perkembangan

karakter positif dan membangun manusia yang berkualitas. Seperti pada kata

pengantar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik II (2014: iii), beliau mengatakan jika agama

bukanlah soal mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi

mengetahui dan melakukannya seperti yang dikatakan dalam Yak. 2:26 “Sebab

seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah

mati”. Pendidikan formal juga mengupayakan dan mengambil peran penting

untuk menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan berbudaya. Dalam

kerangka ini Gereja juga memberikan perwujudan dengan berbagai upaya untuk

ikut serta mendidik dan memperkembangkan iman bagi umatnya lewat kegiatan

menggereja, katekese, pastoral, dan berbagai kegiatan lainnya demi

perkembangan kualitas hidup umatnya. Dalam proses beriman Gereja khususnya

umat Keuskupan Agung Semarang mengambil langkah pendidikan iman bagi

anak-anak lewat kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA).

Upaya-upaya dari Lembaga Pendidikan Indonesia dan Gereja yang

dilakukan pada zaman ini semakin dikuasai oleh isu globalisasi yang ditandai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

2

dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, yang membawa dampak

positif maupun negatif. Secara positif dampak perkembangan teknologi begitu

menguntungkan manusia di mana manusia dapat berkomunikasi, bekerja,

beraktivitas, dan mengembangkan persaudaraan semakin luas tanpa terhalang

ruang dan waktu. Tetapi globalisasi juga membawa manusia pada budaya

konsumerisme dan hedonisme. Menurut Mgr. Ignatius Suharyo (2009: 12),

“budaya konsumerisme atau masyarakat konsumtif adalah masyarakat yang

membeli secara berlebihan, bukan membeli hal-hal yang perlu saja untuk hidup

dan tidak pernah bisa mengatakan cukup”. Budaya ini juga berimbas kepada

kualitas hidup manusia dimana manusia tidak lagi mengembangkan kreativitas

hidupnya dan seringkali terjebak dengan ketergantungan kepada barang-barang

duniawi untuk mengejar hidup yang modern.

Budaya konsumtif yang terjadi di masyarakat luas tidak dapat terhindarkan.

Masyarakat khususnya dalam keluarga zaman sekarang semakin mengejar

ekonomi yang melimpah dan akhirnya seringkali harus mengorbankan

kebersamaan dengan anak-anak. Dengan memberikan fasilitas yang modern dan

menuruti kemauan anak orang tua merasa telah mendidik anaknya dengan baik.

Keprihatinan yang seringkali menimpa masyarakat luas adalah bahwa anak-

anak seringkali mendapat fasilitas media elektronik yang sebenarnya belum

mereka butuhkan, seperti halnya telepon genggam canggih, play station, laptop

dengan fasilitas mengakses internet, serta alat-alat permainan impor. Semua

fasilitas media elektronik itu tentu dapat mengubah karakter anak menjadi anak

yang merasa bisa hidup tanpa orang lain, dan lebih asyik untuk hidup sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

3

Karakter ini akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang asosial. Ancaman

yang berdampak negatif lainnya yaitu bahwa anak-anak ikut dalam menghayati

ideologi konsumerisme yang akan mematikan kreativitas hidup anak karena

bergantung pada barang-barang hasil membeli dan merasa tidak bahagia jika tidak

mempunyai barang-barang yang diinginkannya. Kebahagiaan anak dengan mudah

dihancurkan oleh pengaruh media elektronik yang telah merasuki hidup anak yang

membuat ajaran tentang iman yang disampaikan oleh Gereja kepada mereka tidak

lagi diterima sebab hati dan kebahagiaan mereka tidak lagi tertuju pada Yesus

Kristus, melainkan pada pesona media elektronik yang menggerakkan hati mereka

(Babin, 1991: 29-30).

Hidup konsumtif menurut kacamata ekonomi, berarti masyarakat

dikendalikan dan dikontruksi secara sengaja supaya mengikuti perkembangan

ekonomi. Iklan sebagai salah satu contoh pembuat budaya konsumtif dan

membuat manusia seringkali kurang memperhatikan apa yang penting dalam

kebutuhan hidupnya, dan mengikuti iklan sebagai satu-satunya kebutuhan

hidupnya. Dilihat dari sisi psikologi, dengan adanya budaya konsumtif

masyarakat akan suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain,

keinginan untuk mendapatkan kompensasi, dan adanya kecenderungan untuk

memamerkan keberhasilan ekonominya sebagai bentuk kelayakan hidup. Secara

moral Kristiani budaya konsumtif telah mempersempit hidup yang bahagia karena

iman. Masyarakat menjadi lebih mementingkan dan mencari hidup dengan

kesenangan. Kegiatan pengembangan iman menjadi tidak membawa seseorang

pada kesenangan, tetapi lewat apa yang dibelanjakanlah manusia merasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

4

senang. Dengan memiliki segala-galanya, memperoleh segala-galanya atau

membeli segala-galanya manusia merasa kebahagiaannya telah tercapai

(Iswarahadi, 2013: 96).

Menurut Mgr. Ignatius Suharyo, (2009: 155), konsumerisme itu terbatas

pada kesenangan, bukan kebahagiaan. Kesenangan itu berciri sesaat, dan dalam

hal ini amat egois tanpa ada unsur sosial sedikit pun. Sementara kebahagiaan

mengandaikan relasi yang harmonis dengan Allah, sesama, dan alam ciptaan, dan

kebahagiaan itu lestari.

Gereja tidak boleh tinggal diam dengan keadaan ini. Dalam hal ini

Keuskupan Agung Semarang mencoba mengupayakan pemeliharaan hidup anak-

anak dengan mengembangkan komunitas atau paguyuban bagi anak-anak.

Paguyuban itu sering disebut Pendampingan Iman Anak atau Sekolah Minggu.

Tujuan dari kegiatan ini secara sederhana adalah untuk menjaga kebahagiaan

anak-anak, bukan untuk mencari kesenangan belaka. Anak-anak yang bahagia

adalah anak-anak yang beriman. Upaya ini sebagai kelanjutan dari hidup beriman

anak-anak setelah belajar di sekolah.

Akan tetapi jika perkembangan zaman yang semakin pesat dan budaya

konsumerisme semakin merajalela, PIA tentu tidak bisa dilakukan hanya setiap

hari Minggu. Perlu dilakukan pengembangan kegiatan PIA yang dapat mengubah

karakter anak-anak dari budaya konsumtif ke budaya kreatif. Cara pendampingan

iman untuk anak-anak pada zaman sekarang memerlukan pendekatan lain, bukan

dengan pengajaran, melainkan dengan cara partisipasi dan immersion

(penenggelaman atau pelibatan total pada kegiatan bersama dalam suasana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

5

menyenangkan) (Iswarahadi, 2013: 88). Gereja perlu mencari alternatif baru untuk

mendidik iman anak supaya tidak terancam dengan budaya global negatif.

Alternatif Pendampingan Iman Anak sejauh penulis temukan dalam

pengalaman Karya Bakti Paroki di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono selama 50

hari adalah Sanggar Anak Bedono. Tujuan dari sanggar anak ini sebagai usaha

melawan budaya-budaya negatif yang muncul setelah adanya globalisasi. sanggar

anak berarti tempat untuk berkegiatan bagi anak-anak. Dalam kerangka ini

sanggar anak menjadi gerakan dari umat Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

sebagai upaya meningkatkan Pendampingan Iman Anak yang dirasa kurang jika

hanya dilakukan satu kali dalam seminggu.

Dari keprihatinan ini penulis mencoba mendalami alternatif pendampingan

iman anak yang relevan dan signifikan bagi Gereja. Dalam kesempatan penulisan

ini penulis hendak memaparkan “Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif

Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji lewat penulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan “Sanggar Anak” dan urgensinya bagi

Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono?

2. Bagaimana peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak

di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

6

3. Apa yang dapat dilakukan melalui sanggar anak sebagai alternatif

pendampingan iman anak?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan sanggar anak di Paroki Santo

Thomas Rasul Bedono.

2. Untuk mengetahui sejauh mana sanggar anak dapat menjadi alternatif

pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

3. Sebagai upaya mengembangkan sanggar anak sebagai alternatif

pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi anak:

a. Anak dapat semakin tergerak untuk mengikuti pendampingan iman anak

dalam sanggar.

b. Anak disadarkan jika sanggar mempunyai peran penting bagi perubahan

karakter hidupnya.

2. Bagi pendamping sanggar:

Semakin bersemangat dan kreatif dalam mengembangkan kegiatan sanggar

sebagai upaya mendewasakan pribadi anak yang beriman dan berkualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

7

3. Bagi orang tua:

Sebagai dorongan semangat bagi orang tua supaya semakin aktif dalam

mendidik anak dan sebagai penyadaran jika peranan sanggar sangat penting

bagi kehidupan anaknya.

4. Bagi penulis:

Dapat mengetahui secara lebih mendalam bahwa sanggar anak mampu

berperan membawa anak mempunyai iman yang kokoh. Dengan penulisan ini

penulis semakin tersadarkan akan pentingnya alternatif pendampingan iman

yang kontekstual bagi Gereja.

5. Bagi Universitas Sanata Dharma:

Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma

dan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang akan digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah

deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan

menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan

adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data yang valid penulis akan terjun

langsung dalam kegiatan sanggar anak sebagai subyek penelitian.

Umar (1998: 81) mengutip pandangan dari Travers, yakni: “metode

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung

pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu”.

Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

8

saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan

satu persatu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan

(treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai

metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106).

Pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah kuesioner

langsung. Kuesioner tersebut akan ditujukan bagi para pendamping, anak, dan

orang tua sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Menurut Sutrisno

Hadi, kuesioner langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada

orang yang dimintai pendapat atau keyakinannya (2004: 178).

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian kuantitatif dan responden adalah subyek yang mengetahui proses

pendampingan iman anak dalam sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar

dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis menyusun karya ilmiah ini melalui beberapa

tahapan, yakni:

Bab I Penulisan Bab I berisi uraian tentang pendahuluan yang meliputi

latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Penulisan Bab II berisi paparan tentang pengertian pendampingan,

pengertian iman, Pendampingan Iman Anak (PIA) yang meliputi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

9

dasar-dasar, sejarah, peserta, dan pendamping, metode PIA, selain

penguraian tentang PIA penulis juga memaparkan pengertian

sanggar anak, penulis akan memaparkan pula beberapa hal antara

lain meliputi pengertian sanggar anak, latar belakang sanggar anak,

tujuan sanggar anak, kekhasan sanggar anak, metode

pendampingan sanggar, berbagai kegiatan sanggar anak, dan

sanggar anak sebagai alternatif PIA.

Bab III Pada bab III penulis memaparkan metodologi penelitian yang

meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel,

instrumen penelitian, teknik analisis data dan uji hipotesis. Hal ini

diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat

serta terpercaya.

Bab IV Pada bab IV penulis memaparkan usulan program bagi para

pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

tentang penggunaan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan

iman anak yang meliputi pengertian program, latar belakang

program, tujuan program, usulan program, bentuk program,

matriks program, dan satuan persiapan program.

Bab V Penulisan pada Bab V berisikan kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

10

BAB II

PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK

DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO

Bab II berisi paparan mengenai pengertian pendampingan, pengertian

iman, Pendampingan Iman Anak (PIA) yang meliputi dasar-dasar, sejarah,

peserta, dan pendamping, metode PIA, selain penguraian tentang PIA penulis juga

memaparkan pengertian sanggar anak. Penulis akan memaparkan pula beberapa

hal antara lain meliputi latar belakang Sanggar Anak Bedono, tujuan Sanggar

Anak Bedono, kekhasan Sanggar Anak Bedono, metode pendampingan sanggar

anak, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh sanggar anak, berbagai kegiatan sanggar

anak, dan sanggar anak sebagai alternatif PIA.

A. Pendampingan

1. Pengertian Pendampingan

Menurut Aart van Beek (2001: 9) istilah pendampingan berasal dari kata

kerja “mendampingi”. Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang

lain yang karena suatu sebab perlu didampingi. Orang yang melakukan kegiatan

“mendampingi” disebut sebagai “pendamping”. Antara yang didampingi dan

pendamping terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik. Pihak yang

paling bertanggung jawab (sejauh mungkin sesuai dengan kemampuan) adalah

pihak yang didampingi. Dengan demikian, istilah pendampingan memiliki arti

kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani, membagi/berbagi dengan tujuan

saling menumbuhkan dan mengutuhkan. Uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pendampingan merupakan proses kegiatan antara pendamping dengan

yang didampingi dan terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

11

sebagai wujud dari kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani,

membagi/berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.

2. Ciri Khas Pendampingan

Ciri khas pendampingan terlihat dari bentuknya. Bentuk dari

pendampingan adalah informal. Mangunhardjana (1986: 48) menjelaskan bahwa

pendampingan itu dijalankan di luar jalur pendidikan formal. Jangkauan

pendampingan mencakup bidang pribadi, kerja sama, dan peran dalam

masyarakat. Segi-seginya meliputi pengetahuan, kecakapan, sikap, perbuatan dan

perilaku. Mangunhardjana juga menegaskan jika pendampingan lebih efektif dan

efisien untuk mencapai tujuannya daripada pendidikan jalur formal, karena

pendampingan menjadi pelengkap dari pendidikan formal, mulai dari materi dan

program, bentuk, metode, teknik dan sistem evaluasinya.

Dalam pendampingan terdiri dari pendamping dan yang didampingi.

Pendamping mempunyai ciri khas bahwa orang lain atau yang didampingi

merupakan pribadi yang bebas dan berdiri sendiri. Peserta pendampingan

bukanlah penerima yang pasif yang dapat menerima materi dan menelan mentah-

mentah apa yang diberikan oleh pendamping. Oleh karena itu pendamping harus

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan, sehingga

tercipta kesejajaran antara pendamping dan peserta. Kesejajaran berarti tidak ada

atasan dan bawahan, sehingga terjadi kesetaraan, kerjasama, dan kebersamaan

yang harmonis antara pendamping dan yang didampingi. Pendamping merupakan

alat yang dapat menolong peserta dalam mengembangkan potensi mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

12

sehingga orang lain tumbuh dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

(Mayerof, 1993: 53).

3. Tujuan Pendampingan Anak

Pendampingan kaum muda bertujuan untuk membantu kaum muda

mendapatkan ilmu, pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan,

perilaku, hidup memadahi dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup

pribadi, kebersamaan dengan orang lain, dan peran mereka dalam masyarakat,

bangsa dan dunia (Mangunhardjana, 1986: 26).

Pendampingan pada dasarnya membantu seseorang untuk memperoleh

sesuatu yang positif atau meningkatkan kualitas pribadinya seperti 1) menambah

pengetahuan, 2) meningkatkan kecakapan, 3) peningkatan dalam segi sikap,

4) perilaku ke arah yang lebih baik, dan 5) meningkatkan kebersamaan dan relasi

dengan teman-teman yang mengikuti pendampingan. Kebersamaan dan relasi ini

akan membuat seseorang mudah bergaul dan tidak minder untuk berteman,

sehingga pada pergaulan yang lebih luas nanti mereka sudah tidak canggung lagi

(Mangunhardjana, 1986: 26-27).

B. Iman

1. Pengertian Iman Secara Umum

Menurut Amalorpavadas (1972: 17) iman adalah pertemuan pribadi yang

mendalam dengan Allah yang hidup, dimana manusia menyerahkan diri dengan

penuh cinta kepadaNya. Dengan demikian iman pertama-tama merupakan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

13

peristiwa hubungan atau perjumpaan secara pribadi antara manusia dengan Allah.

Jadi dapat dikatakan bahwa iman merupakan pertemuan pribadi yang mendalam

dengan Allah yang hidup dimana terjadi suatu penerimaan akan kehadiran Allah

dan penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak Allah atas hidup kita.

Telaumbanua mengatakan bahwa seorang beriman adalah:

“Orang yang menerima dan mau tunduk serta berserah kepada

Allah, mempercayakan diri sungguh kepada Allah, menerima

bahwa Allah adalah kebenaran, menaruh sandaran kepada-

Nya dan bukan dirinya sendiri, dan dengan demikian menjadi

teguh dan benar oleh karena keteguhan dan kebenaran Allah”

(1999: 44).

Penulis dapat menyimpulkan bahwa beriman berarti menyerahkan diri

sepenuhnya kepada kehendak Allah dan menanggapi akan kasih Allah serta

menerima bahwa Allah adalah kebenaran. Dengan demikian beriman

membutuhkan sikap dari seseorang untuk mau menanggapi kehadiran Allah dan

menyerahkan dirinya secara penuh kepada Allah.

Simpulan dari penulis didukung dengan tulisan dalam Buku dan Referensi

Iman Katolik (KWI, 1996: 129), “Dalam iman manusia menyadari dan mengakui

bahwa Allah yang tak-terbatas berkenan memasuki hidup manusia yang serba

terbatas, menyapa dan memanggilnya. Iman berarti jawaban atas panggilan Allah,

penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

14

2. Pengertian Iman Kristiani

Secara umum iman dimengerti sebagai jawaban manusia terhadap wahyu

Allah, dalam iman kristiani telah dinyatakan lewat pewahyuan Allah dalam diri

Yesus Kristus. Iman dalam pengertian Kristiani adalah sebagai berikut:

a. Iman sebagai Jawaban Manusia atas Wahyu Allah

Sejauh dilihat dari pihak Allah yang menjumpai dan memberikan Diri

kepada manusia, wahyu merupakan pertemuan Allah dan manusia. Dilihat dari

pihak manusia yang menanggapi wahyu, manusia yang menanggapi wahyu dan

menyerahkan diri kepada Allah, iman adalah pertemuan yang sama.

Allah mewahyukan diri-Nya kepada manusia lewat perjalanan sejarah

melalui perantaraan para nabi. Setelah berkali-kali mengalami kegagalan,

akhirnya Allah mengutus Putra-Nya (Dei Verbum: art 4).

Beberapa uraian dari Kitab Suci, iman sebagai wahyu dijelaskan dalam

Surat Ibrani 1:2, “Pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan

perantaraan Dia yang adalah Anak-Nya”. Dalam diri Yesus pewahyuan Allah

mencapai puncak keakraban dan kedekatannya. Musa mengatakan, “Bangsa besar

manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepada-nya seperti Tuhan,

Allah kita, dekat pada kita setiap kali kita memanggil kepada-Nya?” (Ul. 4:7).

Surat Ibrani 10:1 mengatakan jika “dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan

saja dari keselamatan yang akan datang”. Kesempurnaan dan kepenuhan wahyu

datang dalam Yesus Kristus, yang tidak hanya “menyampaikan firman Allah”

(Yoh 3:34), tetapi adalah “Firman Allah” sendiri (Yoh. 1:1; Why. 19:3). Dalam

diri Yesus Allah memberikan diri secara penuh kepada manusia. Oleh sebab itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

15

Yesus adalah wahyu Allah yang penuh dan menentukan (Iman Katolik, 1996:

127).

Penjelasan di atas menegaskan bahwa wahyu Allah terpenuhi dalam diri

Yesus Kristus. Umat Kristiani mengartikan bahwa menjawab wahyu Allah berarti

menjawab panggilan dari Yesus Kristus. Percaya kepada Yesus merupakan iman

yang utuh dalam sejarah keselamatan. Keselamatan itu tidak lain dari kesatuan

Allah dengan manusia dan terlaksana dengan sepenuhnya dalam diri Yesus

Kristus. Dalam Yohanes 14:9, Yesus mewahyukan diri-Nya dalam Allah bahwa

“Barang siapa melihat Aku, ia melihat Bapa”. Yesus adalah Bapa yang hidup dan

berkenan menjadi manusia.

Sikap yang harus dibangun manusia untuk menjawab wahyu Allah ialah

seperti ajaran Paulus tentang “ketaatan iman” (Rom. 1;5; 16:26). Tekanan ada

pada ketaatan iman secara penuh, sebab hanya iman seperti itu dapat menjadi

jawaban wajar terhadap wahyu Allah.

b. Iman sebagai Penyerahan Diri Manusia kepada Allah

Konsili Vatikan II menyatakan bahwa Allah mewahyukan diri-Nya kepada

manusia dengan maksud menampakkan dan membuka diri-Nya sendiri serta

kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia (DV: art 6). Karena cinta-Nya yang

begitu dalam akan umat manusia maka Allah mengutus putra-Nya yaitu Yesus

Kristus sebagai pemenuhan janji Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Dalam Injil Yesus bersabda bahwa “Siapa yang percaya kepada Anak, ia beroleh

hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). Oleh sebab itu komitmen manusia untuk percaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

16

bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup merupakan bentuk penyerahan

diri yang memberikan banyak karunia dan keselamatan.

Manusia yang berkomitmen untuk dibabtis dan mengikuti iman Katolik

dengan sepenuh hati merupakan tindakan penyerahan diri manusia kepada Allah

yang harus senantiasa dipupuk sejak usia dini. Anak-anak adalah masa depan

Gereja. Jika mereka sudah mengenal Yesus sejak dini, pada saat dewasa nanti

mereka akan menjadi orang katolik yang militan untuk membangun dan

mengembangkan Gereja.

C. Pendampingan Iman Anak (PIA)

1. Sejarah Pendampingan Iman Anak (PIA)

PIA merupakan singkatan dari pendampingan iman anak yang juga biasa

disebut Sekolah Minggu. Kata “Sekolah Minggu” berasal dari bahasa Inggris

“Sunday School” (Sunday: Hari pertama dalam minggu, hari istirahat, dan hari

ibadah bagi orang Kristen; School: lembaga formal yang menangani pendidikan).

“Sunday School” merupakan suatu kegiatan yang dihadiri oleh anak-anak dan

pelaksanaannya berlangsung di gereja dengan tujuan untuk mengikuti pelajaran

agama (Pusat Kateketik, 2002: 12).

Sekolah Minggu pertama kali diadakan oleh Robet Raikes yang lahir di

Inggris pada tanggal 14 September 1735. Dalam kesehariannya Raikes suka

menolong orang-orang yang miskin dan orang di penjara. Ia mengupayakan dana

untuk menolong orang-orang yang ada di penjara agar mereka mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

17

peningkatan kondisi kesehatan, dan perlakuan lebih manusiawi. Dia juga

mengadakan pembinaan bagi para napi (Kadarmanto, 2005: 26).

Raikes melihat bahwa tindak kejahatan terjadi karena rendahnya

pendidikan. Saat itu sekolah yang tersedia hanya diperuntukkan bagi mereka yang

mempunyai dana besar untuk biaya sekolah. Anak-anak yang tidak berpendidikan

karena tidak mampu bersekolah akhirnya menjadi liar, bertindak semaunya, dan

melakukan tindakan kejahatan. Sedangkan orang tua harus bekerja selama 6 hari

dalam seminggu, dan hanya memiliki libur pada hari Minggu sehingga

pengawasan, perhatian, serta pendidikan bagi anak-anak kurang begitu

diperhatikan. Melihat kondisi yang terjadi, Raikes merasa prihatin dan mencoba

untuk mengumpulkan anak-anak miskin khususnya mereka yang tidak bersekolah

pada hari Minggu. Raikes mengumpulkan anak-anak di gereja dan mengajarkan

kepada mereka berbagai hal, salah satunya adalah pelajaran agama selain itu

Raikes juga mengajarkan anak-anak untuk menulis dan membaca. Dengan apa

yang dilakukan oleh Raikes, banyak orang tertarik dan mendukung usahanya.

Selain itu Raikes juga menggunakan rumahnya sebagai tempat belajar dan Raikes

juga mencari seorang guru wanita untuk mengajar anak-anak itu pada hari

Minggu. Sekolah Minggu terus berjalan dan tiga tahun kemudian di berbagai

tempat juga diadakan Sekolah Minggu lain dengan model yang sama seperti

dilakukan oleh Raikes. Bertahun-tahun kemudian kegiatan ini berkembang

menjadi sekolah yang dilakukan setiap hari dengan cuma-cuma bagi anak-anak

miskin (Kadarmanto, 2005: 26-27).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

18

Bertolak dari pengalaman tersebut, Gereja Katolik juga terlibat

mengembangkan pelayanan iman bagi anak-anak. Pelayanan iman yang dikenal

juga bernama Sekolah Minggu. Tahun 1972 dikembangkan lebih lanjut dengan

pertemuan rutin sekelompok anak-anak, dengan kegiatan berdoa, bernyanyi, dan

bermain bersama.

Istilah yang dipakai di berbagai keuskupan dan paroki pun berbeda-beda,

ada yang mengistilahkan Sekolah Minggu, Pendampingan Iman Anak (PIA), Bina

Iman Anak (BIA), Bina Iman Anak Katolik (BIAK) dan sebagainya (Prasetya,

2008: 7). Dalam penulisan ini Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mengistilahkan

pendampingan iman bagi anak-anak dengan sebuatan Sanggar Anak.

2. Kekhasan Dasar dan Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA)

a. Kekhasan Pendampingan Iman Anak (PIA)

Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah salah satu bentuk pendampingan

yang dilakukan untuk membimbing dan mengembangkan hidup anak, terutama

dalam iman. Anak-anak yang mengikuti kegiatan PIA pada umumnya berusia

antara 5-13 tahun, dan diikuti oleh anak-anak beragama Katolik baik yang sudah

maupun belum dibabtis. Pelaksanaan Pendampingan Iman Anak biasanya

dilaksanakan pada hari Minggu. Ini dikarenakan pada hari Minggu sekolah libur

dan anak-anak bisa mengikuti kegiatan PIA secara lebih efektif. Lama waktu

pendampingan biasanya antara satu sampai dua jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

19

b. Dasar Pendampingan Iman Anak (PIA)

Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah suatu bentuk usaha untuk

membantu mengembangkan iman anak melalui pendampingan informal. Keluarga

merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan iman anak. Dalam

“Gereja Keluarga” anak mendapatkan pewartaan iman awal dan mengembangkan

panggilan rohani mereka (bdk. LG 11). Bahkan dalam keluarga itu bukan hanya

orang tua yang bertugas mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orang tua pun

mendapat pewartaan dalam anak (Nota Pastoral, 2008: 36). Tidak dapat

dipungkiri bahwa zaman yang semakin maju membuat keluarga harus memenuhi

tuntutan ekonomi dan memaksa orang tua harus bekerja lebih keras. Akibatnya

anak menjadi kurang terdampingi. Hal ini diperkuat oleh survei yang dilakukan

oleh Keuskupan Agung Semarang tahun 2005 bahwa banyak orang tua

menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga anak kurang terdampingi.

Gereja melihat bahwa kehidupan kaum muda dan anak-anak sangat

memprihatinkan. Hal ini mendorong Gereja membentuk kelompok untuk

memberikan pendampingan iman bagi anak-anak, sehingga iman dalam diri anak-

anak semakin diperkuat. Pendampingan ini sangat menentukan kehidupan anak di

masa depan, baik yang menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan sosial,

kehidupan beriman, maupun panggilan hidupnya.

Berikut adalah dasar-dasar pentingnya pendampingan bagi anak-anak

sebagai upaya menganalisis pentingnya peran orang tua terhadap pendampingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

20

1) Dasar Kitab Suci

Yesus mengajar semua orang dengan mengatakan bahwa anak-anak adalah

gambaran dari Kerajaan Surga. Yesus secara tegas memberikan pandangan-Nya

mengenai anak-anak dan anak-anak harusnya diberikan kesempatan untuk selalu

dekat dengan Tuhan. Perikop dalam Injil Lukas 18:15-17 mengatakan,

“Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil

kepada Yesus, supaya ia menjamah mereka. Melihat itu murid-

murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil

mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku,

dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang

yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah. Aku berkata

kepadamu: sesungguhnya barang siapa tidak menyambut kerajaan

Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”

Sabda Yesus ini menunjukkan bahwa anak-anak mendapat tempat di hati

Yesus. Anak-anak tidak hanya diundang untuk datang kepada Yesus, tetapi

bahkan dijadikan model bagi mereka yang menanggapi pewartaan Yesus. Teks

tersebut juga menjadi dasar ajaran Yesus untuk anak-anak. Yesus sangat

menekankan bahwa semua murid-Nya wajib untuk memberikan jalan dan

petunjuk yang benar bagi anak-anak.

Dalam teks yang lain Tuhan Yesus juga menerima lima roti dan dua ikan

dari seorang anak (Yoh. 6:1-15). Anak-anak adalah pribadi yang mempunyai hati

untuk berbagi secara tulus. Dengan pendampingan yang maksimal keutuhan

pribadinya juga akan maksimal. Jika anak-anak selalu dilatih sejak dini pasti anak

“makin bertambah besar dan bertambah hikmat dan besar, dan makin dikasihi

oleh Allah dan manusia” (Luk. 2:52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

21

2) Dasar Dokumen Gereja

Konsili Vatikan II khususnya dalam Deklarasi tentang Pendidikan

Kristiani menyatakan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk

mendidik putra-putri mereka, termasuk pendidikan iman, dan mereka sendiri

adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui pula bahwa

tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat dan jemaat beriman. Di samping

orang tua, orang lain pun dapat menolongnya, demikian pula Gereja. Deklarasi

tentang Pendidikan Iman Kristiani, artikel 3 menyatakan bahwa tugas mendidik

juga ada pada Gereja, bukan saja karena Gereja dianggap oleh masyarakat sebagai

instansi (kelompok) yang mampu mendidik, akan tetapi bahwa Gereja wajib

mewartakan jalan keselamatan bagi semua orang, sehingga makin

memperkenalkan Kristus kepada semua orang (GE: art 3).

Saatnya kemampuan kanak-kanak ditampung ke dalam hubungan yang

hidup dengan Allah. Itu adalah karya yang sangat penting. Oleh karena itu karya

itu memerlukan kasih yang besar dan sikap hormat yang mendalam terhadap

anak-anak yang berhak atas penyajian iman Kristen yang sederhana sekali dan

benar (Catechesi Tradendae art 36).

Dokumen Catechesi Tradendae di atas menegaskan bahwa pendidikan

iman bagi anak sangatlah penting. Pendidikan iman bagi anak perlu dilakukan

supaya anak mampu mengenal dan menghidupi Allah sejak dini. Penyajian

pendampingan iman untuk anak-anak haruslah dengan bahasa yang sederhana dan

benar. Hal ini dimaksudkan supaya anak mudah menangkap makna dari ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

22

Iman Kristiani. Penyajian iman secara konkrit perlu diusahakan di dalam kegiatan

pendampingan.

3) Dasar Teologis

Pendampingan Iman Anak (PIA) juga didasarkan pada ajaran-ajaran Gereja

yang mendasari iman kristiani. Secara dogmatis iman kristiani mengakui bahwa

beriman merupakan hubungan pribadi dengan Allah. Relasi pribadi tersebut

merupakan tanggapan manusia terhadap Wahyu Allah yang telah dilaksanakan

oleh Allah sendiri lewat sejarah. Karya pewahyuan Allah ini diwujudnyatakan

melalui pribadi Yesus yang menjelma sebagai manusia sebagai pemenuhan janji

Allah kepada umat-Nya (Dei Verbum: art 4).

4) Dasar Psikologis

Pendidikan anak-anak di segala bidang kehidupan, khususnya pendidikan

iman, sebaiknya dilakukan sejak dini. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk

dipikirkan dan dilakukan. Pendidikan iman sejak usia dini ini sangat menentukan

keberadaan dan kehidupan anak-anak di masa depan, baik yang menyangkut

kepribadian hidupnya, kehidupan sosial, kehidupan beriman, maupun panggilan

hidupnya (Prasetya, 2008: 17).

Uraian Prasetya menjadi simpulan bagi penulis bahwa pendidikan iman

sejak usia dini sangat penting dan mendesak untuk diperhatikan dan dilakukan

baik oleh Gereja maupun orang tua, karena berkaitan erat dengan kepribadian

anak di masa depan. Dengan pendidikan iman usia dini anak-anak akan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

23

pribadi yang utuh dan tangguh menghadapi aneka tantangan kehidupan sehari-

hari. Mereka akan mempunyai iman yang mendalam untuk mencintai Yesus

Kristus dan Gereja-Nya.

c. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA)

Orang Kristiani yang telah dilahirkan kembali dari air dan roh adalah putra-

putri Allah. Oleh karena itu mereka berhak menerima pendidikan Kristiani.

Pendidikan Kristiani bertujuan untuk mematangkan pribadi manusia, yaitu

menjadi manusia sempurna sesuai dengan kepenuhan Kristus (bdk. Ef. 4:13).

Konsili Vatikan II juga mengingatkan agar semua orang beriman memperoleh

pendidikan Kristiani, terutama anak muda yang merupakan harapan Gereja

(Sugiarti, 1999: 17).

Sudah sewajarnya bahwa manusia menyadari tugas mereka dalam

mendidik putra-putri mereka. Keluarga Kristiani perlu menciptakan keluarga yang

dijiwai cinta kasih terhadap Allah dan sesama, menciptakan suasana supaya setiap

anggota keluarga menyembah Allah sesuai iman yang diterima pada waktu

pembaptisan (bdk. Yoh. 4:23). Dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani

Konsili Vatikan II menegaskan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia

untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk dalam pendidikan iman sesuai yang

diucapkan dalam janji perkawinan, karena orang tua adalah pendidik pertama dan

utama bagi putra-putri mereka. Diakui bahwa orang tua membutuhkan bantuan

orang lain untuk mendidik anak-anak mereka. Demikian juga Gereja. Deklarasi

tentang Pendidikan Iman Kristiani artikel 3 menyatakan, bahwa tugas mendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

24

juga ada pada Gereja, karena Gereja wajib menuturkan jalan keselamatan bagi

semua orang, dan makin memperkenalkan Yesus sebagai jalan kebenaran dan

hidup kepada semua orang. Menanggapi hal ini kegiatan Pendampingan Iman

Anak (PIA) ingin membantu orang tua kristiani dalam usaha mendampingi anak-

anak yang sedang berkembang menuju masa remaja, di dalam iman dan di dalam

kepribadian mereka (Sugiarti, 1999: 17).

3. Ciri Khas Pendampingan Iman Anak (PIA)

Kegiatan Pendampingan Iman Anak memiliki ciri-ciri yang berbeda dari

sekolah formal. Perbedaan ini lebih pada suasana yang diciptakan dalam kegiatan

Pendampingan Iman Anak (PIA). Suasana yang dimaksud adalah santai namun

mendalam.

a. Santai

1) Gembira

Suasana gembira melekat pada sifat anak-anak bila mereka berkumpul. Di

mana anak-anak berkumpul di situlah kegembiraan muncul. Pendampingan Iman

Anak (PIA) perlu menyenangkan, menggembirakan, menarik, sehingga anak-anak

merasa krasan dan selalu ingin berkumpul lagi dengan teman-temannya dalam

suasana yang menggembirakan. Oleh karena itu pendamping perlu berusaha

supaya pendampingan menjadi menarik dan tidak membosankan. Tindakan

membangun suasana gembira dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk

menyanyi bersama, bermain bersama, mendengarkan cerita, berdoa bersama, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

25

Dengan demikian PIA menjadi semakin menggembirakan dan warta gembira

Yesus Kristus semakin tersampaikan dalam kegiatan PIA (Sugiarti, 1999: 19).

2) Bebas

Kebebasan merupakan unsur terpenting untuk beriman. Oleh karena itu

suasana yang membebaskan perlu diterapkan dalam Pendampingan Iman Anak

(PIA). Unsur keterpaksaan perlu dibuang jauh-jauh. Jika di sekolah anak-anak

selalu merasa diabsen dan dituntut untuk selalu datang ke sekolah, dalam PIA

anak-anak perlu merasa bahwa kehadiran mereka tidak terpaksa (karena diabsen

atau takut dihukum), melainkan karena mereka dengan senang hati hadir dalam

PIA tersebut. Dengan suasana demikian anak dijauhkan dari suasana gelisah

karena takut akan ujian, absensi, dan nilai. Memang hal tersebut ada maknanya

sendiri dalam lingkup sekolah, namun di dalam kelompok PIA bukan pada

tempatnya. Pengikat pada kelompok PIA hendaknya adalah suasana yang

menyenangkan, simpatiknya pembina, dan suasana kebebasan yang dapat

dirasakan (Sugiarti, 1999: 19).

3) Bermain

Pertemuan – pertemuan di dalam kelompok Pendampingan Iman Anak

(PIA) tentu perlu memperhatikan unsur bermain. Anak umur 4-10 tahun senang

sekali bermain-main. Kehidupan mereka tidak dapat dipisahkan dari bermain.

Bermain merupakan aktivitas yang mendatangkan rasa puas, dengan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

26

bermain kreativitas juga berkembang, sosialisasi meningkat, dan wawasan

menjadi lebih luas (Sugiarti, 1999: 19).

b. Mendalam

1) Berpola pada Yesus Kristus

Yesus Kristus merupakan pusat kehidupan bagi orang Kristiani. Oleh

karena itu dalam usaha pembinaan iman dan pengembangan iman harus

senantiasa berpusat pada Yesus Kristus. Bisa diartikan bahwa pendampingan iman

anak dilaksanakan atas dasar Yesus Kristus dan mengajak semua anak yang

didampingi untuk semakin beriman kepada-Nya (Pusat Kateketik, 2002: 16).

2) Menjemaat

Dalam kegiatan pendampingan PIA anak-anak dilatih untuk belajar dan

saling berkomunikasi dengan teman-temannya. Dengan kebiasaan yang demikian,

anak terbiasa hidup bersama dengan jemaat. Pengalaman ini diharapkan dapat

menumbuhkan minat mereka terhadap lingkungan Gereja dan masyarakat di mana

seorang anak tinggal (Pusat Kateketik, 2002: 16).

3) Terbuka

Kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) berusaha untuk menciptakan

suasana keterbukaan bagi peserta PIA. Keterbukaan dalam PIA nampak dari

situasi pesertanya. PIA tidak hanya terbatas pada anak yang sudah dibaptis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

27

melainkan terbuka bagi anak-anak yang belum dibaptis pula (Pusat Kateketik,

2002: 16).

4. Peserta Pendampingan Iman Anak (PIA)

Menurut Sugiarti (1999: 22) peserta Pendampingan Iman Anak (PIA)

biasanya adalah anak-anak berumur 5-13 tahun, atau seusia anak TK sampai

dengan kelas II SLTP. Pada dasarnya mereka sudah dianggap matang untuk

bersekolah dan bergaul bersama teman-temannya. Dalam pendampingan seorang

pendamping dituntut untuk dapat memahami anak dengan baik, agar

pendampingan dapat berjalan secara maksimal, sehingga anak-anak dapat

memperoleh manfaat yang maksimal atas pendampingan tersebut.

5. Spiritualitas Pendamping PIA

Tentu saja sebagai seorang pendamping PIA, terlebih dahulu pendamping

harus menguasai spiritualitas pendamping PIA agar pendampingan menjadi

semakin maksimal. Spiritualitas Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah sebagai

berikut:

a. Kerendahan Hati

Kerendahan hati atau dengan kata lain merasul dalam arti bahwa

sebagai pendamping PIA hendaknya memiliki sikap rendah hati di hadapan anak-

anak, tidak bersikap menggurui atau menguasai, tetapi bersikap seperti teladan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

28

Yesus Kristus yang berkenan menghidupkan, membebaskan dan menyelamatkan

manusia (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

b. Beriman Dewasa

Beriman dewasa artinya memiliki keyakinan mendalam akan cinta

kasih Allah yang menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus, dan mampu

menghayati imannya dalam situasi apa pun juga serta mampu memberikan seluruh

hidupnya demi keselamatan orang banyak (Prasetya, 2008: 27).

c. Kristosentris

Kristosentris artinya seluruh hidup berpusat pada Yesus Kristus,

seorang pendamping hendaknya terus menerus menimba kekuatan inspirasi dan

nilai-nilai hidup Kristus untuk ditularkan pada anak-anak yang didampingi

(Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

d. Keterbukaan

Pendamping mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan anak-

anaknya, mampu memahami situasi masing-masing anak dan kehidupan mereka.

Dalam mewartakan Kabar Gembira pendamping PIA diharapkan menyadari

sepenuhnya bahwa dasar pertama dan utama kegiatan ini adalah Roh Kudus hadir

dan berkarya tidak hanya pada dirinya sendiri, tetapi juga dalam diri anak-anak

dampingan (Prasetya, 2008: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

29

e. Kerjasama dan Saling Melengkapi

Pendamping hendaknya mau dan mampu menjalin kerjasama dengan

orang lain (sesama pendamping) agar dapat saling melengkapi dalam usaha

mencapai tujuan yang diharapkan oleh Gereja (Panduan Calon Pendamping PIA,

2003: 28).

f. Mencintai Kitab Suci

Seorang pendamping PIA hendaknya akrab dengan Kitab Suci. Dengan

membaca, merenungkan, dan menggali Sabda Allah terus menerus diharapkan

pengalaman iman dalam Kitab Suci sungguh mempengaruhi hidup pendamping

dalam mendampingi hidup anak-anak, sehingga pendamping tidak hanya sekadar

membagi pengetahuan tentang Kitab Suci tetapi juga menjiwai Kitab Suci tersebut

(Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

g. Semangat Pelayanan dan Rela Berkorban

Pendamping PIA hendaknya memiliki semangat pelayanan di mana

dengan semangat mau datang kepada anak-anak, tidak menunggu anak-anak yang

datang kepada pendamping. Sebagai pendamping diharapkan mampu

mengembangkan sikap dan semangat rela berkorban demi kepentingan anak-anak

dampingannya. Pengorbanan itu antara lain meliputi waktu, tenaga, pikiran, harta,

kepentingan pribadi dan keluarga, dan sebagainya. Pengorbanan ini hendaknya

didasarkan pada kesungguhan hati dan ketulusan hati, tanpa pamrih apa pun,

karena mencintai tugas perutusannya (Prasetya, 2008: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

30

6. Macam-Macam Metode dalam PIA

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2001). Macam-

macam metode yang ditawarkan dalam Pendampingan Iman Anak antara lain

metode ekspresi, metode populer, metode dinamika kelompok, metode diskusi,

metode eksploratif dan simulatif, dan metode naratif (Prasetya, 2008: 45).

a. Metode Ekspresi

Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mengekspresikan ide

yang telah diterima dalam satu atau dua pertemuan, baik secara individual

maupun kelompok. Ekspresinya dapat berupa gerak, irama, gambar, dan puisi.

Ekspresi gerak antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan idenya

dengan gerak mencipta bentuk, baik bersifat diam (statis), bergerak (dinamis),

maupun gerak indah dengan tari. Ekspresi irama antara lain: anak-anak diminta

untuk mengekspresikan idenya dengan mencipta bunyi-bunyian, mengubah syair

lagu. Ekspresi gambar antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan

gagasan atau idenya dengan membuat gambar, mencari gambar, dan sebagainya.

Ekspresi puisi antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan gagasannya

dengan membuat dan membacakan puisi (Prasetya, 2008: 45).

b. Metode Populer

Metode populer digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi

dan proses pendampingan dengan aneka teknik dan model yang populer, diminati,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

31

dan dekat dengan hidupnya seperti acara televisi, baik talk show maupun

permainan dengan kuis, gambar, dan lagu yang populer, dengan menggunakan

sarana audio visual. (Prasetya, 2008: 46).

c. Metode Dinamika Kelompok

Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dan

proses pendampingan dalam bentuk outbond dan aneka permainan yang

menghibur namun mendidik (Prasetya, 2008: 46).

d. Metode Diskusi

Diskusi merupakan salah satu metode sebagai pengembangan keberanian

anak-anak dalam mengungkapkan pendapatnya. Metode ini digunakan untuk

mengajak anak-anak berinteraksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,

saling bertukar pengalaman, informasi, dan kerjasama dalam memecahkan

masalah.

e. Metode Eksploratif dan Simulatif

Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dan

proses pendampingan dengan cara mengunjungi, melihat, mengamati, dan

mendeskripsikan aneka alat peraga, serta melakukan peragaan atau praktik secara

langsung (simulasi) (Prasetya, 2008: 46).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

32

f. Metode Naratif

Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi

melalui cerita, baik yang berkaitan dengan cerita rakyat, cerita fabel (binatang),

maupun cerita bergambar yang menarik dan dekat dengan mereka (Prasetya,

2008: 46).

D. Sanggar Anak Bedono

1. Arti, Latar Belakang, Dasar, Tujuan, Visi dan Misi Sanggar Anak

Bedono

a. Arti Sanggar Anak

Kata “sanggar” yang dikenal oleh banyak umat Hindu berarti tempat

pemujaan yang terletak di pekarangan rumah. Jika dilihat dari konteks

penggunaan kata, “sanggar” berarti tempat untuk berkegiatan bersama. Sanggar

Anak berarti tempat untuk berkegiatan bersama bagi anak-anak.

Dalam konteks pembangunan jemaat di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono, “Sanggar Anak” adalah rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak

dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan

berbuah, sesuai dengan potensi yang dimiliki, konteks di mana mereka tinggal dan

tantangan zaman, sehingga mereka dapat mengelola kehidupannya serta turut

serta menghadirkan perubahan baik untuk sekitarnya (Presentasi Sanggar Anak di

Paroki Sukorejo, tanggal 6 April 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

33

b. Latar Belakang Sanggar Anak Paroki Bedono

Pendidikan formal yang terbatas dengan ruangan dan materi membuat

anak semakin terpisah dengan lingkungan masyarakat dan alam. Pendampingan

Iman Anak yang terjadi seperti pada umumnya juga telah terpengaruh dengan

konsep sekolah formal. Semakin terhimpitnya dengan kebudayaan global yang

semakin merajalela, membuat sekolah Minggu tidak bisa diandalkan lagi.

Tergerusnya iman orang muda dan kurang partisipasi aktif dalam Gereja

merupakan tanda yang nyata bahwa pendampingan iman sangat tidak mencukupi.

Dalam kesempatan ini Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mencari alternatif

pendekatan non kelas untuk pendampingan iman anak (Presentasi Sanggar Anak

di Paroki Sukorejo, tanggal 6 April 2014).

Paroki Bedono dengan segala usahanya mencari sebuah alternatif baru.

Alternatif yang ditemukan adalah Pendampingan Iman Anak melalui Sanggar

Anak Paroki Bedono. Sejauh pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sanggar

anak mempunyai banyak sekali keuntungan bagi pendampingan iman anak.

c. Dasar Kegiatan Sanggar Anak Bedono

1) Pendampingan Menuju Pribadi yang Utuh

Anak dalam sanggar memiliki peran sebagai subyek. Anak adalah yang

diutamakan. Dalam kegiatan sanggar, pendampingan tidak lagi terpaut dengan

proses pendidikan formal. Sanggar bukan lagi mementingkan kurikulum yang

bobotnya terlalu besar, sanggar juga tidak mengejar “ranking” sebagai tujuan

utama, tetapi sanggar mendasari kegiatannya dengan membentuk karakter anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

34

menjadi berkualitas dan utuh. Hidup dan berkembang secara utuh berarti

menjadikan murid Kristus yang total.

2) Nilai Budaya Tradisional

Proses pendampingan dalam sanggar anak dilakukan dengan pendekatan

“kakak – adik”. Pendekatan ini bermaksud sebagai pembangunan komunitas yang

kekeluargaan, tidak ada senioritas dan saling takut. Kakak sebagai pribadi yang

dianggap lebih dewasa mampu melindungi, mengajari, mengajak bermain, dan

mengasihi dengan sepenuh hati.

3) Lokalitas

Lokalitas adalah ciri khas yang dimiliki sebuah tempat baik berupa

produk fisik (karya seni, arsitektur) ataupun produk non-fisik (budaya, ekonomi).

Lokalitas adalah sebuah lingkungan yang memiliki ciri khas dan suasana yang

berarti bagi lingkungannya. Suasana itu tampak dari benda yang konkret (bahan,

rupa, tekstur, warna) maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural

dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya.

Prinsip lokalitas dijalankan dalam proses kegiatan pendampingan di

sanggar anak. Media pendampingan adalah budaya yang ada di mana sanggar

berdiri. Sebagai contoh Sanggar Anak Sodong dengan kekhasan yang menonjol

adalah lahan pertanian, dengan lahan itulah pendampingan dilaksanakan. Anak-

anak berkumpul dan bersama-sama belajar iman lewat lingkungan hidup, lewat

pertanian, dan lewat media-media alam. Hasil pendampingan yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

35

dilaksanakan membuat anak menjadi orang Katolik yang mampu mencintai

lingkungan hidup dan mewartakan kebaikan Kristus lewat media lahan pertanian

tersebut. Contoh lain adalah Sanggar Anak Sadang. Adanya sungai, pegunungan,

perkebunan, sawah, dan fasilitas alam ciptaan membuat kreativitas sudah tersedia

bagi proses pendampingan. Dalam pendampingan, media-media tersebut bisa

digunakan untuk kegiatan jalan salib, Misa Alam, dan kegiatan pengembangan

iman yang lain tanpa harus membuat acara yang rumit dan biaya yang besar

karena menggunakan prinsip lokalitas. Adanya kesenian tradisional seperti dalam

Sanggar Anak Krajan membuat pendampingan iman menjadi khas. Kesenian reog

membawa anak-anak untuk berkumpul dan bersama membentuk paguyuban iman

yang kompak.

Dengan dasar prinsip lokalitas membawa kegiatan sanggar kepada anak-

anak yang memiliki kearifan lokal yang belum didapatkan dalam sekolah formal.

Teori yang diperoleh di sekolah menjadi terpenuhi saat mengikuti kegiatan

sanggar, karena dengan kegiatan sanggar, anak-anak dengan sendirinya

mempraktikkan apa yang telah mereka ketahui.

d. Tujuan Sanggar Anak Bedono

Menurut Komunitas Sanggar Anak Bedono (2015: 5) tujuan Sanggar Anak

Bedono adalah sebagai berikut:

1) Sebagai usaha melaksanakan kegiatan dengan pendekatan non-kelas,

memberikan kesempatan dan ruang bebas kepada anak untuk

mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan menemukan hal-hal baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

36

2) Anak mampu mencintai lingkungannya (alam fisik, alam hayati,

masyarakat, budaya dan kehidupan beragama) sebagai tempat dan materi

belajar.

3) Menjadi wadah kegiatan dengan cakupan lebih luas, riil, holistik dan

integratif dan mengembangkan berbagai dimensi kehidupan manusia

(kecerdasan majemuk) secara terintegrasi (pendekatan utuh).

4) Mampu menjadi pendampingan iman anak yang kontekstual menggunakan

media yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

5) Inklusif, yaitu mampu mencakup semua umat beriman (teman sebaya,

adik-kakak, orang tua, dan umat lingkungan) sesuai dengan

kebutuhannya.

6) Menjadi kegiatan yang dapat memberdayakan setiap umat untuk menjadi

pendamping sesuai dengan keahliannya.

e. Visi dan Misi Sanggar Anak Bedono

Sanggar Anak Bedono mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

1) Visi

“Umat beriman Paroki Santo Thomas Rasul Bedono bertekad

mengembangkan pribadi yang cerdas, peka dan peduli yang didasarkan pada

iman akan Yesus Kristus dalam kesatuan dengan Gereja Katolik” (Komunitas

Sanggar Anak, 2015: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

37

2) Misi

Sanggar Anak Bedono mempunyai misi sebagai berikut:

a) Mengembangkan daya tahan dalam situasi zaman yang global

b) Meningkatkan daya juang dalam menghadapi tantangan

c) Membangun kekuatan berdaya saing dalam hidup harian

d) Membangun paguyuban iman di tengah masyarakat

2. Metode Pendampingan Sanggar Anak Bedono

Pendampingan dalam sanggar dilakukan dengan cara membangun

konsep dan metode yang unik, lahir dari hal-hal unik dari daerah masing-masing.

Pendampingan sanggar anak tidak membawa metode dari luar untuk dipaksakan

dan digunakan. Metode yang digunakan adalah frame yang membebaskan untuk

berpikir, mengamati, menemukan dan mengalami atau mempraktikkan.

Fungsi pendamping dalam sanggar anak adalah sebagai aktor yang

merencanakan pengalaman anak dan menjadi teman dekat pelaksanaan kegiatan.

Pendamping menjadi fasilitator bagi anak-anak dengan membawa mereka untuk

menemukan dan mengalami sendiri.

Kursus PIA (2002: 12) juga menyertakan Kitab Hukum Kanonik yang

mengemukakan tentang peranan setiap orang tua dalam usaha untuk

memperdalam dan mengembangkan iman anaknya. Setiap orang Kristen wajib

berperan dalam mengembangkan Gereja (termasuk mendampingi hidup beriman

anak-anak mereka) sesuai bakat dan panggilannya masing-masing (lih KHK

Kanon 1055, 227). Pernyataan ini menjadi dasar pemilihan pendamping sanggar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

38

Semua umat bisa menjadi pendamping. Pendamping tidak harus lulusan dari

pendidikan tinggi dan muda. Semua umat diberikan karunia dan tanggungjawab

untuk mendidik iman anak. Semua orang di dunia juga diberi anugerah keunikan

oleh Tuhan. Tidak ada manusia yang sama baik fisik dan rohaninya. Bakat dan

kemampuan manusia juga berbeda. Keanekaragaman pendamping menjadi salah

satu kekayaan iman dan pengalaman dalam sanggar. Pendamping dibebaskan

untuk mendampingi dan mengajak anak mengalami dan menyadari akan

hidupnya. Jika pendamping seorang petani, maka anak-anak diajak untuk bertani.

Jika pendamping seorang tukang kayu, anak-anak diajak mengenal cara kerja

tukang kayu. Jika pendamping seorang juru masak, maka anak-anak juga diajak

memasak begitu seterusnya. Masing-masing umat pasti mempunyai keahlian di

bidang pekerjaannya dan itu menjadi materi sanggar yang kontekstual. Anak

diajak untuk belajar kehidupan dan situasi yang berbeda-beda sebagai

penghayatan akan panggilannya sebagai murid Kristus lewat berbagai macam

kegiatan.

3. Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

Sejauh pengamatan penulis, Paroki Santo Thomas Rasul mempunyai

delapan sanggar anak. Delapan sanggar anak tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sanggar Anak Sadang

1) Sejarah Sanggar Anak Sadang

Berawal dari sebuah kerinduan, saling bercanda, dan hobi, itulah kata yang

tepat di balik Sanggar Anak Sadang (SAS). Menarik bahwa sesuatu itu bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

39

terwujud bukan karena hal-hal besar melainkan dari hal-hal kecil. Dari hal-hal

kecil jika diberi ruang dan tempat akan membuahkan hasil melimpah. Sekilas

cerita melihat sesuatu di balik sanggar SAS. Sanggar Anak Sadang berdiri tahun

2012, dirintis oleh Bapak Benediktus Jangafarma bersama dengan Romo Patricius

Hartono, Pr. Sanggar SAS bermula ketika Bapak Benediktus Jangafarma ingin

membuat tempat duduk untuk berkumpul bagi anak-anak di samping halaman

rumah. Seiring berjalannya waktu, keinginan itu ditanggapi baik oleh Bapak

Andreas Kasno, dan ketika berbincang-bincang dengan Romo Patricius Hartono,

Pr. (Romo Paroki St. Thomas Rasul Bedono), keinginan itu ditanggapi dengan

mengusulkan untuk membangun Sanggar. Hal ini juga ditanggapi baik oleh Bapak

Andreas Kasno dengan memberikan izin penggunaan tempat untuk pendirian

gubug sanggar. Dalam pembangunan SAS umat wilayah Sadang turut mendukung

dengan berbagai hal baik materi maupun tenaga. Dengan kerja sama warga dan

umat Sanggar Anak Sadang mampu berdiri. Sanggar dibangun dari bambu dan

atapnya dibuat dari daun nipah (welit). Pembangunan gubug sanggar

dipercayakan kepada Bapak Agustinus Sutiar, Bapak Sukoco, Bapak Tarno,

sebagai tukang bangunan dan dibantu umat Wilayah Sadang.

Sanggar Anak Sadang merupakan sanggar tertua (sulung) dari sanggar-

sanggar anak yang ada di Paroki St. Thomas Rasul Bedono. Sanggar ini didirikan

dengan tujuan untuk menjadi wadah di mana anak-anak Wilayah Sadang diberi

ruang untuk mengekspresikan diri lewat berbagai kegiatan-kegiatan yang ada baik

kegiatan dusun maupun Gereja. Sanggar SAS menjadi media dan tempat untuk

mengumpulkan anak-anak dusun, baik Katolik maupun non Katolik. Di samping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

40

sebagai tempat anak untuk mengekspresikan diri lewat kegiatan-kegiatan, Sanggar

Anak Sadang juga menjadi wadah bagi orang tua dalam membangun kerja sama

dalam mewujudkan kesatuan umat dan warga Dusun Sadang. Dengan Sanggar

SAS ini para orang tua diajak untuk berpastisipasi memperhatikan bahwa

pendampingan anak sangatlah penting sebagai pembentukan anak menjadi pribadi

yang utuh.

2) Kekhasan Sanggar Anak Sadang

Kekhasan dari Sanggar Anak Sadang adalah pendampingan iman anak

dengan mengembangkan kreativitas hidup baik dalam bernyanyi, bermain musik,

menciptakan lagu-lagu rohani, dan gerak lagu. Sanggar Anak Sadang

melaksanakan kegiatan lebih ke arah evangelisasi dengan mewartakan Kristus

sebagai Allah kepada masyarakat sekitar dan masyarakat luas. Anak-anak

dipelihara imannya tetapi sekaligus dilatih untuk menjadi seorang misionaris yang

berani membawa nama Yesus Kristus lewat kreativitas hidup yang mereka punya.

Alam yang indah yang ada di sekitarnya seperti sungai, pegunungan,

perkebunan, dan sawah yang membentang menjadi media pendampingan iman di

sanggar ini. Dengan media alam yang ada di sekitarnya, sanggar ini khas dengan

jalan salib alam dan kegiatan-kegiatan di alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

41

b. Sanggar Anak Pelangi

1) Latar Belakang Berdirinya Sanggar Anak Pelangi

Sebelum tahun 2013 di gereja St Thomas Rasul Bedono, kegiatan

Pendampingan Iman Anak (PIA) dilakukan setiap hari Minggu bertempat di

belakang gedung gereja. Pendamping PIA dipercayakan kepada anak-anak SMA

Sedes Sapientiae Bedono. Anak SMA Sedes sebagian besar adalah pendatang,

jadi setiap libur sekolah anak-anak pulang kampung, yang terjadi adalah tidak

adanya pendamping PIA yang mengakibatkan pemeliharaan iman anak-anak

dalam paroki tidak berjalan dengan baik.

Kegiatan PIA dari tahun ke tahun juga bersifat monoton, yaitu seperti

kegiatan dalam perayaan paskah, mencari telur paskah pada saat hari raya Paskah

dan lomba mewarnai pada saat hari raya Natal. Kegiatan yang terlaksana juga

terkesan menjadi kurang menyeluruh, hanya anak yang dekat dengan pusat paroki

yang dapat mengikuti PIA.

Kegiatan yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini memang terasa

menyenangkan bagi pendamping, karena menjalankan pendampingan hanya

sesuai dengan tradisi saja, tidak pernah mencari cara baru yang lebih kreatif bagi

pengembangan iman anak-anak. Kegiatan PIA juga terpusat dari dan untuk siswa

SD Kanisius Bedono, karena sebagian anak-anak PIA adalah anak-anak dari SD

Kanisius Bedono. Hal ini kadang diabaikan oleh beberapa pendamping, bahwa

semua anak berhak mendapatkan pendampingan iman tanpa terkecuali.

Seharusnya pendampingan iman anak tidak hanya bagi anak-anak SD, tetapi juga

setiap anak berhak mendapatkannya, baik yang SD, SMP, maupun SLTA, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

42

menutup kemungkinan juga bagi mereka yang sudah bersekolah di perguruan

tinggi. Mereka yang masih disebut anak dalam keluarga, tetap berhak

mendapatkan pendampingan.

Keprihatinan akan kurangnya pendampingan iman bagi anak-anak ini

menggerakkan beberapa umat. Bulan Maret 2013 umat Lingkungan Cicilia

Ngangkruk, Paroki St. Thomas Rasul Bedono berinisiatif mengumpulkan anak-

anak di sekitar Gracia (Lingkungan Gregorius dan Lingkungan Cicilia) untuk

berkumpul, bermain dan berkreasi bersama setiap hari Jumat pukul 15.00 sampai

17.00. Kegiatan pertama dilaksanakan pada hari Jumat 12 April 2013 jumlah anak

yang hadir hanya 5 orang anak dengan 1 pendamping. Kegiatan berlangsung

dengan mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah secara bersama dan belajar

berorganisasi dengan cara memilih pengurus PIA (waktu itu belum dinamakan

sanggar). Pertemuan-pertemuan selanjutnya diisi dengan cerita, jalan-jalan,

menyanyi, bermain musik tradisional dan permainan tradisional, dengan harapan

melalui pertemuan itu anak memiliki tempat untuk berkumpul saling mengenal

satu sama lain dan membentuk paguyuban iman yang jelas.

Perkumpulan semakin berkembang dengan kehadiran anak-anak dari

lingkungan lain dengan berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda mulai

dari usia, sekolah, dan situasi ekonomi. Adanya berbagai latar belakang

kehidupan yang berbeda ini menimbulkan “harmoni yang indah” pada saat

kegiatan bersama, baik tertawa, marah, cemberut, usil, bahkan suka diam.

Berkumpul menjadi poin yang sangat penting bagi pendampingan iman

saat ini. Sebagai tindak lanjut dari poin ini, maka lingkungan Gregorius dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

43

Cicilia membuat wadah dengan inspirasi sanggar sebelumnya (Sanggar Anak

Sadang), yaitu Sanggar Anak Pelangi.

Sekarang kegiatan Sanggar Anak Pelangi semakin berkembang. Sanggar

Anak Pelangi berkumpul sebagai paguyuban iman setiap Jumat sore. Selain

mengisi kegiatan dengan menyanyi, cerita, bercanda, setiap minggu ketiga

Sanggar Anak Pelangi mendapat kesempatan untuk melambungkan pujian bagi

Tuhan di gereja dengan menampilkan kreativitasnya setelah penerimaan komuni.

Kreativitas yang telah dilakukan oleh anak-anak saat melambungkan pujian di

gereja adalah menyanyi dan menari dengan iringan musik. Pemain musik juga

berasal dari anak-anak sanggar sendiri, sebagian usia remaja dan sebagian usia

anak SD. Sampai tahun 2014 jumlah anggota Sanggar Anak Pelangi mencapai 20-

30 anak. Masih ada beberapa anak yang sampai saat ini juga belum aktif.

Pendamping tetap melakukan pendekatan agar anak-anak tetap mau dan punya

keinginan untuk bergabung dengan anak-anak yang sudah aktif di Sanggar Anak

Pelangi.

2) Kekhasan Sanggar Anak Pelangi

Kekhasan Sanggar Anak Pelangi adalah pendampingan iman anak

dengan mengembangkan seni suara, musik, seni drama, dan gerak lagu. Sanggar

ini berkonsentrasi untuk mengembangkan paguyuban menjadi perkumpulan yang

membawa dampak positif bagi Gereja dan masyarakat. Visi dari Sanggar Anak

Pelangi adalah “Menjadikan anak berkembang baik dalam iman maupun

kemampuan, menurut potensi yang dimilikinya sendiri dengan berpegang teguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

44

akan ajaran Kristiani (Profil Sanggar Pelangi, 2014).” Misi yang dimiliki Sanggar

Anak Pelangi adalah:

a) Menanamkan kecintaan akan ajaran kristiani,

b) Mengasah kepekaan anak melalui seni dan budaya,

c) Mengasah kepedulian anak akan alam dan lingkungan sekitar.

3) Proses Kegiatan Sanggar Anak Pelangi

Kegiatan sanggar anak dilakukan setiap hari Jumat dengan berbagai jenis

kegiatan antara lain mendengarkan cerita rohani dari berbagai pendamping, olah

raga tradisional seperti halang rintang dan gobag sodor (permainan tradisional

Jawa). Selain kegiatan tersebut yang dilakukan di dalam sanggar adalah anak

diajak untuk jalan bersama di sekitar kebun kopi menyusur rel kereta api untuk

lebih mengenal alam yang mereka tinggali. Jalan bersama di alam ini bertujuan

mendidik anak untuk mengenal, mencintai, dan tergerak untuk memelihara

lingkungan alam serta bersyukur atas alam yang dianugerahkan kepada manusia.

Berbagai kegiatan baik tradisional maupun alam bermaksud supaya anak

tidak larut dalam dunia yang modern dengan permainan di dunia internet, tetapi

mendidik anak untuk mencintai budaya, mencintai alam dan mencintai seni.

Dengan cinta akan budaya, seni, dan alam, maka akan membuat anak dengan

sendirinya menggunakan perkembangan zaman seperti internet dengan positif.

Kegiatan rutin dalam liturgi yang dilakukan Sanggar Anak Pelangi

adalah bernyanyi dan melambungkan pujian setiap minggu ketiga di gereja Paroki

Bedono. Pujian-pujian ini dimaksudkan untuk memeriahkan liturgi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

45

melibatkan anak-anak sebagai anggota Gereja yang pantas diberi ruang. Kegiatan

melambungkan pujian ini memberikan daya tarik bagi semua umat untuk

senantiasa memperhatikan anak-anak dan memberikan kepercayaan bahwa anak-

anak adalah subyek dalam Gereja. Adanya pujian ini juga membuat anak-anak

belajar membentuk paguyuban iman yang khas sejak dini.

4) Pelembagaan Kegiatan Sanggar Anak Pelangi

Melihat perkembangan anak dalam berkegiatan, orang tua dari anak-anak

sanggar bersama Romo Patricius Hartono, Pr., berkumpul bersama merancang

kegiatan anak pada tanggal 3 Mei 2013. Romo Patricius Hartono, Pr

mengarahkan agar kegiatan anak dilembagakan sehingga ada sinergi yang saling

terkait antara orang tua dan anak.

5) Prestasi Sanggar Anak Pelangi

Berdirinya Sanggar Anak Pelangi memberikan perkembangan yang utuh

bagi anak-anak. Selain iman anak-anak terdampingi, mereka juga mendapat hal-

hal baik. Iman yang mereka miliki mampu membuat dirinya berprestasi. Prestasi

yang diperoleh merupakan hasil dari perwujudan iman yang selalu mereka

ungkapkan dalam setiap kegiatan.

Lustrum Gereja St Thomas Rasul Bedono yang pertama menjadi awal

prestasi sanggar sebagai paguyuban iman. Pada bulan Juli 2013 Sanggar Anak

Pelangi beserta sanggar-sanggar di Paroki Bedono mengikuti Festival Visualisasi

Kitab Suci di Wilayah Nawangsari. Sanggar Anak Pelangi mendapat undian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

46

bertema “Domba Yang Hilang“. Tema ini oleh sanggar digarap dan ditampilkan

dengan parodi yang berjudul: “Wedus Nita Ilang“. Parodi ini kental dengan

nuansa Jawa ndesa (pedesaan), karena menggunakan bahasa Jawa dengan iringan

gamelan. Dengan mengusung parodi ini, Sanggar Anak Pelangi mendapat juara I.

Pada bulan Agustus 2013 Sanggar Anak Pelangi menjadi penampil

welcome song di acara kenduri slametan gereja dengan lagu Ning Nong Ning

Gung dikolaborasi dengan lagu Reog Ponorogo. Pada bulan September 2013

Sanggar Anak Pelangi bersama Sanggar Anak Sadang mengikuti Festival Lagu

Gereja di Wilayah St. Theresia Brosot, Paroki St. Yakobus Klodran Bantul.

Dalam Festival Lagu Gereja ini Sanggar Anak Pelangi mendapatkan penghargaan

Kategori Garapan Terbaik.

Pada bulan November 2013 Sanggar Anak Pelangi menutup kegiatan di

tahun 2013 dengan berpartisipasi dalam sendratari kolosal Pring Reketeg dengan

berperan sebagai anak-anak yang melakukan permainan tradisional. Pada bulan

Februari 2014, Sanggar Anak Pelangi mendapatkan Kategori Garapan Terbaik di

Festival Kesenian Tradisional dalam rangka ulang tahun gereja St Thomas Rasul

Bedono.

Pada bulan Agustus 2014 Sanggar Anak Pelangi berpartisipasi dalam

sendratari Pring Reketeg versi Mudika di Festival Kesenian Tradisional OMK

Rayon Kulon Progo. Pada tanggal 31 Agustus 2014 dalam partisipasinya di

Festival Visualisasi Kitab Suci II, Sanggar Anak Pelangi mendapatkan Juara II

dengan tema “Gadis Bodoh dan Gadis Bijaksana”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

47

Pada bulan September 2014 bersama Kokerma Semarang, Sanggar Anak

Pelangi mengisi acara Misa Novena Kaum Muda di GMKA dengan menampilkan

“Wedus Nita Ilang”. Pada bulan September 2014 juga, Sanggar Anak Pelangi

bersama dengan panitia pembangunan mencari dana ke Tanah Mas Semarang.

Pada bulan Oktober 2014 Sanggar Anak Pelangi mengikuti reog kolosal

dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia di Sadang. Pada bulan November -

Desember 2014 Sanggar Anak Pelangi berdinamika bersama dengan Mahasiswa

KBP (Karya Bakti Paroki) dari IPPAK Universitas Sanata Dharma. Dinamika

dimulai dari mencari dana pembangunan pasturan di Paroki Kristus Raja Ungaran

hingga Misa Natal Alam pada tanggal 25 Desember 2014 di Sanggar Anak

Sodong. Kegiatan Sanggar Anak Pelangi bulan Desember 2014 ditutup dengan

wisata bersama di Pikatan dan Pertapaan Rawaseneng.

c. Sanggar Anak Krajan

1) Latar Belakang Terbentuknya Sanggar Anak Krajan

Kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) di gereja paroki biasanya

dilaksanakan pada saat Perayaan Ekaristi, anak-anak dipisahkan dari orang tua

dan ditempatkan di ruangan sendiri supaya anak-anak bisa belajar bersama

pendamping. Namun hal ini dirasa kurang mendidik anak-anak untuk belajar

merayakan Ekaristi yang benar. Akhirnya, Romo Patricius Hartono, Pr dengan

gerakan baru memberikan ruang kepada anak-anak untuk bersama merayakan

Ekaristi dan mendapat bagian untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

48

Dalam Perayaan Ekaristi anak diberikan ruang untuk melambungkan

pujian baik nyanyian, musik, dan tarian sesuai dengan kreativitas masing-masing.

Mulai saat itu, anak-anak setiap wilayah mendapat giliran tampil dan berkembang

menjadi sanggar anak.

Proses berkembangnya sanggar juga menggerakkan Lingkungan Krajan

untuk menjadi sebuah sanggar anak. Mulai pada saat berkembangnya sanggar

anak di Paroki Bedono, Krajan juga mendeklarasikan dirinya menjadi Sanggar

Anak Krajan.

Sanggar ini diberi nama Sanggar Anak Krajan karena anak-anak yang ikut

serta dalam kegiatan sanggar tidak hanya anak katolik, tetapi juga non-katolik.

Sebutan Sanggar Anak Krajan ingin menunjukkan bahwa sanggar ini terbuka

untuk setiap anak, tidak hanya bagi anak-anak yang beragama katolik. Tempat

anak-anak berlatih pun di lapangan dekat rumah umat dan terkadang di rumah

umat yang bersedia. Sanggar Anak Krajan mempunyai misi bahwa sebagai orang

Katolik harus bisa hidup bersama dengan umat yang beragama lain. Anak sebagai

penerus kehidupan Gereja perlu dilatih sejak dini bagaimana harus berelasi

dengan umat yang beragama non-Katolik.

2) Kegiatan Sanggar Anak Krajan

Sanggar Anak Krajan mempunyai kegiatan yang menonjol dalam

garapan reog anak kreatif. Sanggar Anak Krajan mempunyai anggota terbanyak,

sangat kuat mempengaruhi anak-anak kampung non-katolik, dan sering mewakili

Paroki tampil dalam karnaval budaya Merti Dusun Lendoh. Sanggar Anak Krajan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

49

juga pernah tampil dalam kegiatan peringatan ulang tahun mandirinya Paroki St.

Thomas Rasul Bedono.

Sanggar Anak Krajan berkumpul secara rutin setiap Sabtu sore pukul

16.00 terutama jika ada jadwal bertugas melambungkan pujian di gereja. Proses

kegiatan juga dilakukan di umat Lingkungan Krajan, seringkali bertempat di

lapangan dusun Krajan. Pendampingan dilakukan di tempat terbuka tanpa harus

malu dilihat banyak warga masyarakat.

Pada tanggal 9 Januari 2015 Sanggar Anak Krajan mendapat kesempatan

untuk bertugas koor dan mengisi acara di Natalan PT Coca Cola dengan

menampilkan warogan dan tarian celengan.

3) Kekhasan Sanggar Anak Krajan

Kekhasan Sanggar Anak Krajan adalah pengembangan iman lewat

kesenian tradisional, tari-tarian yang ada dalam masyarakat, alat musik gamelan,

dan kreativitas membuat perlengkapan tari tradisional. Dasar pendampingan iman

adalah mengutamakan sanggar yang kontekstual. Dengan adanya konsep ini

Sanggar Anak Krajan berani merangkul anak-anak yang beragama non-kristiani

untuk terlibat dalam Gereja.

d. Sanggar Anak Paseduluran Bocah Losari (Pasbolo)

1) Latar Belakang Berdirinya Sanggar Pasbolo

Latar belakang berdirinya Sanggar Anak Pasbolo adalah adanya Festival

Kesenian Anak Bedono 2013. Adanya festival ini menggerakkan orang tua untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

50

membentuk suatu komunitas iman yang memiliki pertemuan secara rutin.

Semangat dan ketulusan dari rumah Bapak Sarwono untuk menjadi tempat

sanggar berdiri menjadi dasar kelanjutan paguyuban anak. Setelah anak-anak

dengan senang hati berkumpul dengan berbagai kegiatan yang ada mulai dari

belajar menari tradisional, menyanyi, bermain musik tradisional yang dikemas

dalam paguyuban iman, maka pada tanggal 17 Februari 2013 PIA Nawangsari

mendeklarasikan dirinya menjadi sebuah sanggar yang bernama Sanggar Anak

Paseduluran Bocah Losari (PasBoLo).

Saat berdiri menjadi sanggar, para pendamping sanggar merasa kesulitan

untuk menyediakan tempat karena tempat yang digunakan tidak dapat

menampung jumlah anak yang datang. Para pendamping semakin merasa lebih

bingung lagi saat anak-anak tidak mau latihan di tempat lain. Mereka diajak

latihan di gereja tidak mau, diajak di rumah yang muat untuk menampung semua

anak-anak juga tidak mau. Oleh sebab itu sanggar ini membuat sebuah gubug

yang sederhana dengan bahan dasar bambu.

Gubug ini berdiri atas bantuan seluruh umat Nawangsari dengan

menyumbangkan masing-masing bambunya, serta tenaga dan pikiran. Gubug ini

selesai dalam waktu satu minggu. Setelah menjadi Sanggar Anak, Pasbolo rutin

berlatih setiap hari Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu. Banyaknya jumlah

pertemuan dapat mengubah karakter anak. Anak yang zaman sekarang harus

menghadapi keasyikan dengan dirinya sendiri, terancam menjadi anak yang

asosial, dengan adanya sanggar ini membuat anak menjadi terlatih dalam hal

sosial. Hal ini terbukti jika anak-anak lebih memilih berkumpul dan bertemu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

51

temannya daripada harus main play station dan hand phone serta barang-barang

modern yang membuat anak asyik dengan dirinya sendiri.

Dengan adanya dukungan dari Romo Paroki, sanggar ini semakin

berkembang, diimbangi dengan kesempatan tampil mempersembahkan pujian

meriah bagi Tuhan setelah komuni, membuat anak-anak lebih percaya diri untuk

mengakui dan mewartakan imannya. Dengan adanya harapan dari Romo Paroki

untuk membuat setiap penampilan harus berbeda setiap minggunya, membuat

sanggar ini semakin kreatif dan semakin banyak inovasi.

Sampai pada bulan Januari 2015, ada empat tarian yang dimiliki oleh

sanggar Pasbolo, yaitu tari Ala Bare, tari Saman, tari Warog, tari Cublak Cublak

Suweng dan sanggar ini kaya akan koleksi lagu serta gerakan, dan kaya akan

kreativitas. Alat yang digunakan pun sangat sederhana, yaitu kentongan, galon air

minum, bas dari ban bekas, suling dan terbang. Sanggar ini menggunakan apa

yang ada di sekitarnya sebagai media untuk pendampingan iman dan pewartaan

iman.

2) Profil Kegiatan Sanggar Pasbolo

Sanggar Anak Pasbolo berkumpul sebagai paguyuban iman setiap hari

Senin, Kamis, dan Jumat pukul 16.00 dan setiap hari Minggu pukul 11.00. Media

pendampingan di Sanggar Pasbolo menggunakan kreativitas seni tari, nyanyian,

alat musik tradisional, dan berbagai budaya lokal sebagai pembentukan pribadi

anak yang utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

52

Di Wilayah Nawangsari hanya ada satu sanggar anak. Hal ini menjadi

kekhasan Sanggar Anak Pasbolo karena setiap Perayaan Ekaristi Mingguan selalu

mendapat tempat untuk mengekspresikan kreativitasnya bagi kemuliaan Tuhan.

Pada tanggal 24 Februari 2013, sanggar anak ini mengikuti Festival

Kesenian Anak Sanggar di Paroki Bedono, dan pada bulan September 2013

sanggar anak ini berpartisipasi dalam Festival Visualisasi Kitab Suci. Dalam

rangka Hari Pangan Sedunia tahun 2013 di Paroki Bedono, Sanggar Anak Pasbolo

juga berpartisipasi memeriahkan acara ini dengan menampilkan kesenian

tradisional berupa reog bersama dengan OMK Paroki Bedono. Dalam even

Festival Kesenian Anak 2014, Sanggar Anak Pasbolo berhasil mendapatkan

Kategori Kostum Terbaik. Usaha ini dilakukan karena sanggar selalu berkumpul

dan belajar bagaimana hidup sebagai paguyuban iman. Dalam rangka Festival

Visualisasi Kitab Suci September 2014 Paroki Bedono, Sanggar Anak Pasbolo

juga berpartisipasi dan ambil bagian sebagai peserta festival.

Bukan hanya kegiatan dalam Gereja saja, Sanggar Anak Pasbolo juga

belajar menjadi seorang rasul yang berani mewartakan Yesus di tengah

masyarakat luas. Sanggar Anak Pasbolo membuktikan diri dan berani

mempersembahkan paguyubannya dalam Pentas Seni HUT RI di Kecamatan

Grabag pada tahun 2014. Sebagai paguyuban beriman Katolik, Sanggar Anak

Pasbolo telah mampu melayani berbagai kegiatan mulai dari Natal bersama di

Hotel Mesa Stilla pada tanggal 14 Desember 2014, Natal bersama Lingkungan

Sodong pada tanggal 30 Desember 2014, dan masih banyak pelayanan dan

pewartaan yang dilakukan oleh anak-anak dari Sanggar Anak Pasbolo ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

53

3) Kekhasan Sanggar Anak Pasbolo

Kekhasan Sanggar Anak Pasbolo menyangkut banyak aspek terlebih

pada nilai kearifan lokal, mulai dari kesenian tradisional dengan mendalami tari-

tarian tradisional, musik tradisional, seni suara, gerak dan lagu, drama, dan

kreativitas pribadi dalam Kitab Suci, sampai pada Ajaran Gereja, Liturgi,

Pelayanan, Pewartaan, dan Evangelisasi. Keutamaan yang ditekankan dalam

Sanggar Anak Pasbolo adalah pribadi anak yang beriman cerdas, tangguh dan

misioner. Dalam kegiatan Sanggar Anak Pasbolo, anak-anak diberikan kebebasan

untuk mengasah kreativitas dengan didampingi para pendamping sanggar.

Kegiatan rutin yang dilakukan adalah pentas setiap Perayaan Ekaristi Mingguan di

gereja dan berani tampil di depan masyarakat umum dalam kegiatan

kemasyarakatan.

e. Sanggar Anak Piningit

1) Latar Belakang Sejarah Sanggar Anak Piningit

Sanggar Anak Piningit adalah paguyuban yang beranggotakan anak-

anak PIA dan OMK Lingkungan Yusuf dan Yulima. Sebelum membentuk

paguyuban sanggar, PIA di dua lingkungan ini kurang terlibat dalam kegiatan PIA

Paroki. Melihat kondisi tersebut pendamping mencoba mencari cara untuk

menggerakkan seluruh umat khususnya anak usia PIA, PIR, dan OMK.

Sanggar Anak Piningit menjadi sanggar karena adanya kesamaan hobi

dari beberapa pendamping yaitu bermain musik modern seperti band dan berbagai

jenis alat musik serta menyanyi. Pendamping dengan berbagai macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

54

kompetensinya mencoba bergerak untuk membentuk paguyuban dan

mendampingi anak-anak di dua lingkungan ini untuk menjadi sanggar anak.

Sanggar Anak Piningit terbentuk dengan kekhasan alat musik modern sebagai

media pendampingan iman.

2) Kekhasan Sanggar Anak Piningit

Kekhasan Sanggar Anak Piningit adalah pengembangan iman anak lewat

lagu-lagu rohani, seni musik modern dengan alat-alat yang ada, dan seni suara.

Sanggar Anak Piningit melibatkan semua umat di Lingkungan Pingit mulai dari

anak-anak, OMK, dan orang tua.

f. Sanggar Anak Sodong

1) Sejarah Berdirinya Sanggar Anak Sodong

Proses terbentuknya paguyuban Sanggar Anak Sodong terinspirasi dari

beberapa sanggar yang sudah berdiri dan berkembang di beberapa lingkungan di

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Melihat berbagai keprihatinan akan

perkembangan zaman, maka para pendamping anak berpikir bahwa

perkembangan dan kebutuhan anak menjadi dasar kehidupan Gereja yang akan

datang.

Proses terbentuknya Sanggar Anak Sodong dimulai pada tanggal 20

Januari 2014 dengan pembukaan lahan yang dikerjakan oleh umat lingkungan

Herman Yosef Sodong. Sanggar ini memiliki cita-cita yaitu membawa anak

menuju pada pribadi beriman utuh dengan pendekatan lingkungan hidup. Sanggar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

55

Anak Sodong adalah sanggar anak yang istimewa karena pendiriannya diberkati

langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada tanggal 17

Februari 2014.

Berdirinya sanggar merupakan salah satu aksi konkrit Gereja dalam

upaya melindungi anak sebagai generasi Gereja dan bangsa agar tidak terjerumus

pada hal-hal yang dapat merusak kehidupan anak di masa yang akan datang.

Dalam proses pendampingan pendamping berupaya melengkapi sisi akademik

yang sudah diperoleh anak-anak di sekolahnya, bahkan yang menjadi keunggulan

dari pendampingan ini adalah pendidikan mental anak, yakni anak semakin

tangguh dalam iman dan kepribadian dengan belajar dari kekayaan kebudayaan

yang sudah diwariskan oleh para leluhur baik yang terwujud dalam kegiatan

kesenian, pertanian dan juga memperhatikan kearifan lokal yang sungguh amat

kaya dan sangat membantu perkembangan iman dan kepribadian anak. Dalam

proses pendampingan Sanggar Anak Sodong memiliki ciri khas yaitu mendalami

iman lewat lingkungan hidup. Lahan pertanian menjadi media pendampingan dan

pewartaan iman di sanggar ini.

2) Tujuan Sanggar Anak Sodong

Tidak berbeda jauh dari sanggar-sanggar yang ada di Paroki Santo

Thomas Rasul Bedono, sanggar berdiri sebagai upaya untuk membina bahkan

juga membentuk pribadi anak untuk memiliki iman dan kepribadian yang kuat

dan utuh. Selain itu, pendamping juga melihat banyak keprihatinan yang terjadi di

dalam bidang pendidikan. Berdasarkan keprihatinan itu, maka kegiatan sanggar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

56

dilakukan untuk melengkapi sisi akademik dengan mengimplementasikan apa

yang dipelajari di sekolah melalui kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan

sanggar.

Dalam periode sebelumnya (sebelum berdirinya sanggar) kegiatan anak

di lingkungan ini hanya mengandalkan kegiatan PIA atau PIR yang hanya

dilakukan satu kali dalam seminggu. Akibatnya, iman dan kepribadian yang

hendak dibentuk melalui kegiatan ini kurang maksimal yang membuat anak

menjadi kurang mendapat sentuhan dan pada akhirnya banyak anak yang kurang

aktif bahkan tidak aktif dalam hidup menggereja. Gereja melalui model sanggar

mempunyai cita-cita untuk membangun iman dan kepribadian anak secara utuh.

3) Kegiatan yang Dikembangkan

Fokus yang dikembangkan melalui Sanggar Anak Sodong ini adalah

perkembangan iman dan kepribadian anak. Oleh karena itu, kegiatan yang

dilakukan juga berkaitan dengan tujuan tersebut. Dalam bidang iman anak dibawa

untuk mencintai iman Katolik dengan mengimplementasikan pada kegiatan-

kegiatan yang sifat-sifat dasar manusia seperti bersikap pada lingkungan. Oleh

karena itu, kegiatan bercocok tanam (katekese hijau) menjadi ciri khas dari

Sanggar Anak Sodong. Di samping dari kegiatan bercocok tanam, pendamping

mengarahkan mereka untuk mencintai budayanya yang ada di lingkungan

sekitarnya. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kebudayaan masyarakat Dusun

Sodong adalah nilai sosial, kesenian tradisional dan religius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

57

Kegiatan lain yang dikembangkan adalah bank anak. Tujuan dari bank

anak ini adalah melatih anak sejak dini untuk dapat mengatur keuangan mereka,

mengatur bagaimana rezeki yang mereka terima dapat digunakan untuk

mengembangkan masyarakat di sekitarnya dengan semangat berbagi.

4) Sistem Pendampingan

Manusia diciptakan dengan berbagai talenta yang luar biasa. Dalam diri

manusia selalu ada kelebihan-kelebihan yang dapat diberikan kepada sesamanya.

Sistem inilah yang digunakan di Sanggar Anak Sodong. Dalam berkegiatan, anak

dapat belajar dari siapa pun yang mereka jumpai, baik belajar dalam bidang

agama, kesenian, pertanian, keterampilan dan ekonomi serta geografi.

Penekanannya adalah belajar tentang kebaikan. Setiap kebaikan pasti mengandung

nilai religius yang mendalam dan bermakna.

5) Pengalaman Kegiatan Tahun 2014 dan Tahun 2015

Pada tanggal 12 Januari 2014 Sanggar Anak Sodong pertama kalinya

mementaskan wayang sayur di Gereja St. Maria Rosari Sadang dengan format

yang masih sederhana dengan tema ”Dapur Ibu Rena”. Pada tanggal 15 Januari

2014 adanya kesepakatan dalam doa lingkungan yaitu keinginan membangun

gubuk Sanggar Anak Sodong. Pada tanggal 20 Januari 2014 lahan dibuka dengan

gerakan kerja bakti seluruh umat. Pada tanggal 17 Februari 2014 Sanggar Sanak

Sodong diberkati oleh Bapa Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta,

yang dihadiri kurang lebih 200 orang. Anak sanggar menampilkan wayang sayur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

58

di depan Bapa Uskup KAS dengan judul “Sinau Bareng Poro Sayur” (Belajar

Bersama Sayur). Lalu pada tanggal 23 Februari 2014 Sanggar Anak Sodong

mengikuti Festival Kesenian Sanggar Anak Bedono yang diadakan di Gereja

Paroki Bedono.

Pada tanggal 14 Maret 2014, Sanggar Anak Sodong mengadakan Jalan

Salib di lahan pertanian Sodong dilanjutkan tanggal 31 Maret 2014, anak-anak

pentas dalam acara menyambut tamu dari desa Brayut, Sleman dengan tema

“Sinau Bareng Poro Sayur”. Pada tanggal 6 April 2014 Sanggar Anak Sodong

bersama Sanggar Anak Pasbolo diundang untuk memainkan wayang sayur di

Paroki Isidorus Sukorejo dalam rangka Pentas Nama Paroki. Pada tanggal 12

April 2014 Sanggar Anak Sodong mengadakan kenduri sanggar anak dengan ujub

syukur atas gubuk, tempat untuk berkumpul dan belajar dan syukur atas lahirnya

paguyuban. Pada tanggal 14 April 2014 anak-anak memainkan wayang sayur

untuk menyambut kunjungan Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang.

Pada tanggal 1 Mei 2014 anak-anak megadakan musyawarah seluruh

Sanggar Anak Sodong dengan menghasilkan dua kesepakatan yaitu pembentukan

pengurus Sanggar Anak Sodong yang dilaksanakan seperti sistem pemilu di

Indonesia dan pembentukan Bank Sanggar Anak Sodong. Pada tanggal 10 Mei

2014, Sanggar Anak Sodong berpartisipasi dalam Paskahan Guru Kristiani se-

Kecamatan Jambu yang dihadiri oleh Bapa Uskup Johannes Pujasumarto. Pada

tanggal 28 Mei 2014 anak-anak outbound di ladang Sodong bersama anak-anak

Sahabat Yesus Ungaran, live in pengurus Prokerma Yogyakarta, Solo dan

Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

59

Pada tanggal 3 Agutus 2014 Sanggar Anak Sodong berpartisipasi

menampilkan wayang sayur di Kapel Santa Anna Nawangsari dalam rangka pesta

nama pelindung kapel dengan judul cerita “Misteri Tahu Tempe”. Tanggal 31

Agustus 2014 Sanggar Anak Sodong mengikuti Festival Sanggar Anak Bedono

dan berhasil meraih juara ketiga. Tidak hanya kegiatan yang resmi, Sanggar Anak

Sodong juga belajar mengelola paguyubannya dengan kegiatan rekreasi bersama

di Pikitan Temanggung pada tanggal 14 September 2014. Acaranya sederhana,

yaitu berenang bersama. Pada tanggal 8 Oktober 2014 anak-anak belajar membuat

bedheng (pembatas lahan) tanaman dan menanam sayur cabe, tomat, terong,

kacang panjang, choe sim, kangkung darat dan bayam. Anak-anak belajar

mengukur luas lahan, memupuk dan membuat bedheng.

Pada tanggal 24 Okotober 2014 Sanggar Anak Sodong bersama Sanggar

Anak Sadang melaksanakan kegiatan “Sanggar Hijau” dalam rangka peringatan

Hari Pangan Sedunia (HPS). Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengajak anak-anak

untuk lebih peduli pada kelestarian lingkungan. Pada tanggal 26 Oktober 2014

Sanggar Anak Sodong mengikuti perarakan Pesta Nama Kapel St. Perawan Maria

Ratu Rosari Sadang dengan mengarak replika labu dengan ukuran yang cukup

besar.

Pada tanggal 21 Desember 2014 Sanggar Anak Sodong bersama umat

Lingkungan Herman Yosef Sodong belajar lahan di Kalirejo, Kulonprogo. Pada

tanggal 30 Desember 2014 Sanggar Anak Sodong memeriahkan Misa dan

Perayaan Natal Lingkungan Herman Yosef Sodong. Anak-anak sanggar terlibat

dalam perayaan dengan menampilkan Wayang Sayur. Pada tanggal 3 dan 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

60

Januari 2015 Sanggar Anak Sodong beserta lahan pembelajaran digunakan

sebagai tempat temu akbar OMK “BEDOSALUNG”, yaitu pertemuan Orang

Muda Katolik dari Paroki Bedono, Salatiga dan Ungaran beserta Mahasiswa

Sanata Dharma.

6) Ciri Khas Sanggar Anak Sodong

Kekhasan Sanggar Anak Sodong adalah pengembangan iman lewat

lingkungan hidup. Anak-anak sebagai pribadi beriman diarahkan untuk mencintai

serta menjadikan lingkungan hidup sebagai sahabatnya. Dasar yang dipakai dalam

sanggar ini adalah Kitab Kejadian 1–2:7. Konsentrasi pendampingan iman di

sanggar ini lebih pada lingkungan alam dengan mengutamakan pertanian sebagai

langkah untuk mendekatkan diri anak kepada alam dan memberikan kebebasan

untuk memelihara binatang peliharaan (marmut) sebagai usaha untuk mencintai

kehidupan serta melestarikan kehidupan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada

manusia.

7) Profil pendamping

Pada praktiknya anak-anak dapat belajar dari siapa pun. Namun dalam

kepengurusan Sanggar Anak Sodong dikelola oleh Ibu Rena dan Ibu Purwanti.

Kedua Ibu sebagai pendamping ini memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus

memperhatikan anak-anak Sodong melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

sanggar. Bekerja dengan dedikasi tinggi membuat anak-anak di Sanggar Anak

Sodong begitu bahagia dengan kehadiran pendamping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

61

g. Sanggar Anak Fransiskus, Ignatius dan Aloysius (Fransyola)/Sanggar

Anak Wawar

1) Latar Belakang Sejarah Sanggar Anak Wawar

Seiring berkembangnya waktu seperti sanggar-sanggar yang ada di Paroki

St. Thomas Rasul Bedono, Sanggar Anak Wawar juga ikut berjuang untuk

mengumpulkan anak-anak. Sanggar Anak Wawar berjuang untuk mengajak anak-

anak ikut serta ambil bagian dalam pewartaan. Sanggar Anak Wawar berusaha

untuk menumbuhkembangkan pendampingan anak secara personal maupun

kelompok dengan segala usaha.

Pada tahun 2011 kegiatan yang dilaksanakan berupa kegiatan PIA yang

biasa dan dilaksanakan pada hari sabtu dengan didampingi oleh siswa-siswi SMA

Sedes Sapientiae. Banyak tantangan dan rintangan yang dialami sanggar selama

melaksanakan kegiatannya. Pada tahun 2012 kegiatan PIA mengalami kemacetan

karena kekurangan tenaga pendamping dan beberapa anak yang pindah tempat

tinggal.

Kendati demikian Sanggar Anak Wawar tetap bersemangat dalam

mengusahakan pendampingan dan pembinaan anak lewat berbagai kegiatan, ikut

ambil bagian dalam pewartaan Gereja. Anak-anak mulai berkumpul kembali pada

saat mengikuti kegiatan Lustrum Paroki pada tahun 2013. Anak-anak

menampilkan drama dan mendapatkan juara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

62

Pada tahun 2015 Sanggar Anak Wawar kembali membangun semangat,

dengan mengganti nama sanggar menjadi Fransyola. Fransyola merangkul

lingkungan Fransikus, Ignatius dan Alosius.

2) Kekhasan Sanggar Anak Wawar

Sanggar Anak Fransyola memiliki kekhasan dalam bidang seni drama.

Sanggar ini merupakan sanggar yang penuh perjuangan dalam proses berdirinya.

Sanggar ini memiliki pendamping yang khas yaitu dari guru dan siswa SMA

Sedes Bedono.

3) Pengalaman Kegiatan Paroki

Sanggar Anak Fransyola pernah berpartisipasi dalam Lustrum Paroki

Bedono. Sanggar Anak Fransyola pada saat itu menampilkan pertunjukan drama.

Prestasi yang diperoleh oleh Sanggar Anak Fransyola adalah Juara III Festival

Visualisasi Kitab Suci di Kapel St. Anna Nawangsari.

h. Sanggar Anak Bocah Dlimas (Sanak Bomas)

Sanggar Anak Bocah Dlimas adalah sanggar anak yang berdiri di dusun

kecil yang bernama dusun Dlimas. Latar belakang Sanggar Anak Bomas adalah

kegiatan Festival Kesenian Sanggar Anak Bedono tahun 2015. Sanggar ini

merupakan sanggar paling muda di antara sanggar-sanggar anak yang lain.

Keberadaan Sangga Anak Bomas memberikan warna tersendiri bagi Paroki Santo

Thomas Rasul Bedono. Sanggar Anak Bomas unik dengan kegiatan tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

63

gerejani yakni doa rosario, doa novena, dan berbagai macam doa dengan

mengikuti kalender liturgi Gereja. Sanggar Anak Bomas juga unik dengan teater

dengan bahasa Jawa. Cerita yang diangkat selalu berwawasan tentang Kitab Suci,

cerita rakyat, dan cerita pengalaman hidup seperti pada teknik naratif

eksperiensial. Cerita itu dibuat teater dengan bahasa Jawa menarik dengan

berbagai iringan alat musik tradisional.

4. Nilai-Nilai yang Diperjuangkan

a. Pengembangan Paguyuban Iman

Nilai yang diperjuangkan oleh sanggar anak adalah berlatih untuk hidup

menjemaat dengan umat. Pembinaan iman juga mengantar orang untuk masuk

dalam kehidupan umat serta seterusnya. Anak perlu sejak awal merasakan bahwa

mereka merupakan bagian dari umat. Iman mereka merupakan bagian dari iman

seluruh umat beriman. Mereka mengalami bahwa mereka bukan hanya obyek,

tetapi juga subyek dalam kehidupan umat (Nota Pastoral, 2008: 30).

Sanggar anak menjadi tempat di mana anak berlatih untuk hidup bersama

dengan anak yang seiman, berlatih menjadi pribadi yang sosial dengan komunitas

yang ada, dengan begitu anak menjadi pribadi yang tangguh dalam komunio

Gereja.

b. Toleransi Agama

Keterlibatan anak dalam masyarakat plural memberikan ketangguhan dan

jiwa sosial anak sanggar. Sanggar menjadi bagian dalam masyarakat berjuang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

64

untuk menjadi pribadi yang berpengaruh dalam masyarakat. Banyak kasus yang

telah terjadi bahwa sanggar anak menjadi bagian dari masyarakat dengan

diundangnya sebagai pengisi acara dalam merti dusun, HUT RI, Idul Fitri, dan

acara-acara yang lain.

Sanggar anak menjadi salah satu wujud dari Nota Pastoral 2008,

bagaimana paguyuban anak ini menjadi tempat keterlibatan dalam upaya Gereja

untuk berdialog dengan mereka yang berkeyakinan lain. Paguyuban iman anak

(Sanggar Anak Bedono) dapat berjejaring dengan paguyuban-paguyuban serupa

baik yang berasal dari Gereja-Gereja Kristen lain maupun dari agama-agama lain.

Melalui perjumpaan semacam itulah, anak terlibat dalam pembangunan umat yang

terbuka terhadap umat beriman lain (2008: 38).

c. Ekologi

Upaya untuk mengikuti Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah terkait

pula dengan upaya melestarikan keutuhan ciptaan. Alam semesta yang diciptakan

baik oleh Allah rusak oleh keserakahan manusia. Bila dosa manusia merupakan

akar dari kehancuran ciptaan, maka penebusan manusia dari kuasa dosa juga

menjadi pemulihan keutuhan ciptaan. Manusia yang dipulihkan martabatnya

sebagai “gambaran dan rupa Allah” (Kej. 1: 27), bertugas menghadirkan kembali

penyelenggaraan Allah atas keutuhan ciptaan (Nota Pastoral KAS, 2008: 42).

Sejak awal anak dapat dilibatkan dalam upaya melestarikan keutuhan

ciptaan. Keterlibatan ini dapat diwujudkan dengan memperkenalkan anak pada

bahaya pemanasan global dan perlunya menjaga keutuhan ciptaan, maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

65

dengan mengajak anak melakukan karya konkrit seperti menanam pohon untuk

menghijaukan lahan yang gersang, tidak membuang sampah sembarangan,

maupun berhemat dalam penggunaan air. Melalui keterlibatan kecil itulah, anak

dilibatkan dalam upaya Gereja menampilkan Kerajaan Allah dengan melestarikan

keutuhan ciptaan (Nota Pastoral KAS, 2008: 43).

d. Penguatan Seni Budaya Lokal

Sanggar sebagai paguyuban menjadi contoh yang baik untuk penguatan

seni budaya lokal. Pendampingan dan pewartaan dilakukan oleh komunitas ini

dengan cara menggunakan apa yang ada di sekitarnya. Konsep penggunaan apa

yang ada di sekitarnya ini juga mencakup seni budaya lokal. Dengan prinsip

lokalitas, maka seni budaya semakin diperkuat dengan kehadiran sanggar anak

sebagai paguyuban iman yang melestarikan budaya lokal.

e. Tanggung Jawab sebagai Anggota Gereja

Sesuai dengan Nota Pastoral KAS tahun 2008, paguyuban anak baik jika

dilibatkan dalam kegiatan menggereja secara umum. Keikutsertaan anak dalam

kehidupan umat ini dapat dimulai dari keterlibatan di lingkungan maupun dalam

perayaan liturgi Gereja, seperti ambil bagian sebagai putra-putri altar, lektor,

anggota koor, pembawa persembahan, dan petugas lainnya (2008: 30).

Berdasarkan Nota Pastoral KAS tersebut sanggar anak di Paroki Bedono

mencoba untuk melibatkan sanggar dalam kegiatan liturgi dengan menjadwal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

66

tugas koor, lektor, mazmur, dirigen, misdinar, dan petugas yang lain. Anak juga

diberikan kesempatan untuk mengisi acara di berbagai kegiatan umat.

Kegiatan liturgi yang diikuti juga tidak hanya terbatas dalam lingkungan

atau wilayahnya saja tetapi sanggar juga mendapatkan kesempatan untuk bertukar

tempat dalam melambungkan pujian. Paroki juga memberikan kesempatan yang

lebih luas lagi dengan membawa sanggar-sanggar secara bergantian untuk terlibat

dalam liturgi di luar Paroki Bedono.

f. Identitas Iman

Sanggar Anak Bedono sebagai paguyuban bagi anak-anak memberikan

dampak yang positif. Anak menjadi tangguh dalam iman Katolik dan merasa

bangga menjadi orang yang beriman Katolik. Sanggar anak juga membawa anak-

anak pada penghayatan misteri kehadiran Kristus secara lebih mendalam lewat

kegiatan yang kreatif dan berbeda.

g. Fleksibilitas Sanggar

Sanggar anak sebagai paguyuban juga menjadi sebuah trobosan baru bagi

proses pendampingan iman. Paguyuban yang selalu mengembangkan dirinya

sebagai komunitas Katolik sekaligus juga dapat menjadi media pewartaan bagi

Gereja untuk memberitahukan kepada seluruh dunia jika Kristus adalah

penyelamat. Sanggar sebagai paguyuban umat beriman juga bisa menjadi

paguyuban milik masyarakat di mana sanggar berdiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

67

E. Sanggar Anak Bedono sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak

Sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul merupakan sebuah alternatif

yang dapat digunakan sebagai Pendampingan Iman Anak. Dalam kerangka ini

Sanggar Anak Bedono menjadi salah satu aktualisasi dari surat gembala

Benediktus XVI dalam rangka menyambut Hari Komunikasi Sosial se-Dunia ke-

43 yang menyatakan:

“Pada awal kehidupan Gereja para Rasul bersama murid-muridnya

mewartakan kabar gembira tentang Yesus Kristus kepada dunia

orang Yunani dan Romawi. Sudah sejak masa itu, keberhasilan

karya evangelisasi menuntut perhatian yang seksama dalam

memahami kebudayaan dan kebiasaan bangsa-bangsa kafir

sehingga kebenaran Injil dapat menjamah hati dan pikiran mereka.

Dengan demikian juga pada masa kini, karya pewartaan Kristus

dalam dunia teknologi baru menuntut suatu pengetahuan yang

mendalam tentang dunia kalau teknologi itu dipergunakan untuk

melayani perutusan kita secara berdayaguna”.

Paus menyampaikan pesan bahwa evangelisasi akan menjadi hidup jika

melalui kebudayaan dari bangsa-bangsa dimana Injil itu diwartakan. Sanggar anak

sebagai usaha merangkul kembali kebudayaan sekitar dan terbiasa menggunakan

alat yang ada untuk menjadi media pewartaan bagi anak-anak dan bagi

masyarakat luas. Sanggar anak menjadi pendampingan iman yang kontekstual

sebagai langkah nyata Gereja bagi anak-anak. Pusat kegiatan sanggar pun di

tengah masyarakat majemuk.

Benedictus XVI dalam buku Iswarahadi (2013: 89) mengatakan bahwa

tantangan pendidikan iman adalah anak-anak dan orang muda. Benedictus XVI

mengatakan bahwa generasi masa depan adalah generasi digital. Generasi anak-

anak zaman sekarang akan menjadi generasi digital, maka dari itu anak

membutuhkan pendampingan yang ekstra untuk mencapai pribadi yang utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

68

Pendampingan tidak hanya bersifat abstrak tetapi lebih pada praktik yang

membuat anak mampu mengalami dan merasakan bagaimana kehidupan di zaman

digital.

Kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar Anak Bedono lebih bersifat

praktik sebagai latihan rohani. Banyak juga kegiatan yang orang banyak bilang

sebagai kegiatan profan. Tetapi dalam proses pendampingan anak-anak diarahkan

untuk mengenali kegiatan dan belajar memiliki sikap kritis terhadap berbagai

gerakan nabi-nabi palsu yang dapat menggoyahkan hidup rohaninya. Pernyataan

ini juga didukung dengan pernyataan dari Iswarahadi dalam bukunya yang

berjudul Media & Pewartaan Iman bahwa lebih baik anak-anak dikenalkan pada

gerakan roh, gerakan nabi-nabi palsu yang ada dalam media-media karena dengan

begitu anak-anak telah melatih hidup rohaninya daripada hanya menyampaikan

rumusan-rumusan/ajaran saleh (2013: 101).

Pendidikan Iman Anak melalui sanggar anak menjadi salah satu wujud

pewartaan Gereja yang nyata. Pusat kegiatan bukan lagi di gedung paroki,

melainkan ada dalam bagian dari masyarakat luas. Pernyataan ini menjadi

aktualisasi dari Paus Fransiskus dalam surat gembala Hari Komunikasi Sosial se-

Dunia ke-48 demikian,

“Kita dipanggil untuk menunjukkan bahwa Gereja adalah rumah

semua orang. Apakah kita mampu menayangkan gambaran dari

sebuah Gereja demikian? Komunikasi adalah suatu sarana untuk

mengungkapkan panggilan misioner dari seluruh Gereja; dewasa ini

jejaring sosial adalah salah satu jalan untuk mengalami panggilan ini

guna menemukan kembali keindahan dari iman, kecantikan

perjumpaan dengan Kristus. Dalam lingkup komunikasi juga, kita

perlu sebuah Gereja yang mampu membawa kehangatan dan

menggerakkan hati.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

69

Sanggar anak menjadi salah satu alternatif pemeliharaan iman anak

sekaligus anak menjadi pelaku utama yang berani mewartakan misi Gereja.

Dengan pelaku anak-anak semua orang tidak akan ada yang berani melarang dan

berusaha melawan kegiatan mereka karena dalam konsep masyarakat anak-anak

merupakan harta yang harus dilindungi oleh semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

70

BAB III

PERANAN SANGGAR ANAK

SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK

DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO

Pada bab III penulis memaparkan metodologi penelitian yang meliputi

latar belakang penelitian, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode

penelitian, instrumen penelitian, responden penelitian, variabel penelitian, hasil

dan pembahasan penelitian, rangkuman hasil penelitian dan refleksi terhadap hasil

penelitian. Hal ini diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat

serta terpercaya.

A. Latar Belakang Penelitian

Perbedaan agama, perbedaan ekonomi, perbedaan pandangan, menjadi

salah satu kekawatiran tentang pribadi anak di masa depan jika anak hanya dididik

dengan alat yang canggih yang tersedia di zaman digital ini tanpa diajarkan untuk

membangun komunitas baik dalam iman maupun masyarakat luas. Berbagai

upaya dilakukan oleh banyak umat di paroki-paroki untuk mengantisipasi hal

tersebut. Hasil pengamatan penulis di beberapa paroki faktanya masih ada yang

mendidik anak dengan model Sekolah Minggu pada waktu perayaan Ekaristi

berlangsung. Penulis berpendapat bahwa keadaan ini membuat anak semakin

terpisah dengan makna perayaan Ekaristi di mana Yesus secara nyata hadir dalam

rupa roti dan anggur. Anak akan merasa asing dengan perayaan Ekaristi. Model

seperti ini juga pernah digunakan di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono sebelum

sanggar anak berdiri. Semakin hari dirasakan model Sekolah Minggu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

71

berlangsung saat perayaan Ekaristi dapat menyingkirkan anak dari Gereja,

padahal diketahui jika anak-anaklah “empunya Kerajaan Allah” (lih Mrk 10:14).

Sanggar anak merupakan wujud kegiatan dari Paroki Santo Thomas

Rasul Bedono untuk membawa anak-anak kembali ke dalam perayaan Ekaristi.

Sanggar anak juga menjadi wadah pengembangan iman yang kontekstual dalam

paroki. Pada saat perayaan Ekaristi anak-anak diberikan tempat dalam liturgi

untuk melambungkan pujiannya. Peranan anak menjadi sangat penting dalam

perayaan Ekaristi. Anak menjadi bagian utuh dari umat dan anak menjadi wajah

kegembiraan Gereja.

Sanggar anak menjadi model yang digunakan di Paroki Santo Thomas

Rasul Bedono sebagai bentuk kegiatan pastoral dalam pendampingan iman anak.

Oleh sebab itu penulis tergerak untuk meneliti peranan sanggar anak sebagai

alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendampingan iman anak di

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

2. Untuk mengetahui peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan

iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan

sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo

Thomas Rasul Bedono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

72

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015. Tempat pelaksanaan

penelitian adalah di Paroki Santo Thomas Rasul Kabupaten Semarang.

D. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dalam pelaksanaan

penelitian. Metode penelitian deskripsi menurut Notoatmodjo (2010: 35) adalah

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Menurut Travers dalam buku

Umar, metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab

dari gejala tertentu (1998: 81).

Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang

terjadi saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun

diuraikan satu per satu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada

perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei

sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106).

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian kuantitatif dan responden adalah subyek yang mengetahui

proses pendampingan iman anak dalam sanggar anak di Paroki Santo Thomas

Rasul Bedono. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

73

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah kuesioner langsung.

Kuesioner tersebut ditujukan bagi para pendamping, anak, dan orang tua sanggar

anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Menurut Sutrisno Hadi, kuesioner

langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai

pendapat atau keyakinannya (2004: 178). Pengumpulan data menggunakan skala

Likert dengan pernyataan Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, dan Sangat

Tidak Setuju (Riduwan, 2011: 87)

F. Responden Penelitian

Responden penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendamping

Sanggar Anak di Paroki Bedono. Dari hasil survei, pendamping Sanggar Anak di

Paroki Bedono berjumlah 21 orang dengan rincian sebagai berikut: 3 (tiga)

pendamping Sanggar Anak Sadang, 2 (dua) pendamping Sanggar Anak Sodong, 5

(lima) pendamping Sanggar Anak Pelangi, 3 (tiga) pendamping Sanggar Anak

Pasbolo, 2 (dua) pendamping Sanggar Anak Wawar, 3 (tiga) pendamping Sanggar

Anak Krajan, 2 (dua) pendamping Sanggar Anak Piningit, 1 (satu) pendamping

Sanggar Anak Bocah Dlimas.

Dalam penentuan jumah responden penulis mengambil semua responden

yang ada yaitu 21 orang pendamping yang menangani proses kegiatan sanggar

anak. Penulis mengambil teori dari Suharsimi sebagai dasar bahwa jika subjeknya

kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi (2002: 112).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

74

G. Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian, aspek yang diuji, indikator, jumlah soal dan

item soal yang ditujukan kepada pendamping adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Variabel Penelitian

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

Identitas

Responden

Menyebutkan nama lengkap 5 1

Memberikan informasi jenis

kelamin

2

Menunjukkan usia 3

Menunjukkan tingkat pendidikan 4

Menyebutkan asal sanggar 5

1 Proses

Pendampingan

Iman Anak

Pengertian

Pendampingan

Iman Anak

Menunjukkan bahwa

Pendampingan Iman anak adalah

proses membimbing dan

mendidik anak sejak usia dini

khususnya dalam hal pendidikan

iman

1 6

Tujuan

pendampingan

Menunjukkan jika tujuan

pendampingan iman anak adalah

membantu orang tua dalam

usaha mendampingi anak dalam

iman dan kepribadian anak

1 7

Ciri khas

pendampingan

iman anak

Menunjukkan bahwa

pendampingan iman anak harus

memiliki suasana yang santai,

yakni gembira, bebas, dan

bermain

3 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

75

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

Menunjukkan bahwa

pendampingan iman anak

mempunyai ciri khas yang

mendalam dengan berpola pada

Yesus, terbuka pada siapa saja

9

Menunjukkan bahwa

pendampingan iman anak dapat

menyatukan anak-anak sebagai

bagian dari umat Allah dalam

Gereja-Nya

10

Spiritualitas

pendamping

iman bagi

anak-anak

Menunjukkan bahwa

pendamping harus memiliki

kerendahan hati, beriman

dewasa, Kristosentris, terbuka

pada semua anak, mampu

bekerja sama dan saling

melengkapi, mencintai kitab

suci, dan memiliki semangat

serta mau berkorban demi anak

8 11-18

2 Peranan

Sanggar Anak

sebagai

Alternatif

Pendampingan

Iman Anak di

Paroki Santo

Thomas Rasul

Bedono

Arti sanggar

anak

Menunjukkan bahwa sanggar

anak merupakan rumah tumbuh

iman anak, di mana iman anak

dipupuk dan disiram agar dapat

bertumbuh dan berkembang

secara utuh dan berbuah sesuai

dengan potensi, konteks, dan

zamannya sehingga anak dapat

mengelola kehidupannya serta

1 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

76

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

dapat menghadirkan perubahan

yang baik untuk sekitarnya.

Dasar sanggar

anak

Menunjukkan bahwa sanggar

anak merupakan pendampingan

menuju pribadi yang utuh

3 20

Menunjukkan bahwa dengan

sanggar anak mampu

membentuk pribadi beriman

melalui kearifan lokal atau nilai

budaya tradisional

21

Menunjukkan bahwa dengan

sanggar anak mampu

mengangkat lokalitas tempat di

mana anak tinggal

22

Tujuan

Sanggar Anak

Menunjukkan bahwa sanggar

anak bertujuan untuk mendidik

anak sebagai pribadi beriman

yang utuh

5 23

Menunjukkan bahwa dengan

proses kegiatan sanggar anak

mampu mendidik anak untuk

mencintai lingkungan hidupnya

sebagai usaha membawa anak

bersyukur dan mau memelihara

ciptaan Tuhan

24

Menunjukkan bahwa kegiatan

sanggar anak dapat menjadi

katekese bagi anak-anak yang

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

77

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

kontekstual dengan lingkungan

hidupnya

Menunjukkan bahwa sanggar

anak menjadi tempat Gereja

Lokal berevangelisasi

26

Menunjukkan bahwa sanggar

anak dapat merangkul siapa saja

termasuk umat beda agama

27

Metode

pendampingan

di sanggar

anak

Menunjukkan bahwa

pendampingan dengan sanggar

anak dapat melibatkan semua

umat untuk menjadi pendamping

1 28

Nilai-nilai

yang

diperjuangkan

sanggar anak

Menunjukkan jika sanggar anak

mampu melatih anak untuk

membentuk paguyuban seiman

7 29

Menunjukkan jika kegiatan

sanggar anak dapat membawa

anak untuk belajar toleransi

agama

30

Menunjukkan bahwa dengan

sanggar anak, anak dapat

semakin mencintai alam ciptaan

dan mau memeliharanya

31

Menunjukkan bahwa dengan

proses kegiatan sanggar anak

semakin menguatkan dan

mencintai seni budaya lokal

32

Menunjukkan bahwa dengan 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

78

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

kegiatan sanggar anak semakin

melatih tanggungjawab untuk

hidup menggereja

Menunjukkan bahwa dengan

kegiatan sanggar anak, anak

semakin bangga menjadi orang

yang beriman Katolik

34

Menunjukkan bahwa dengan

sanggar anak dapat menjadi

berkat bagi siapa saja yang

membutuhkan pelayanan

35

Sanggar anak

dapat sebagai

alternatif

pendampingan

iman anak

Menunjukkan bahwa dengan

mengikuti sanggar anak Gereja

mengaktualisasikan bahwa

pendidikan iman yang

kontekstual

5 36

Menunjukkan bahwa dengan

sanggar anak Gereja mampu

berevangelisasi

37

Menunjukkan bahwa kegiatan

sanggar anak dengan banyak

pendamping mampu membawa

anak pada iman yang lebih

mendalam

38

Menunjukkan bahwa proses

pendampingan iman anak

menjadi lebih utuh dengan

sanggar anak

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

79

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

Menunjukkan bahwa sanggar

anak bisa menjadi alternatif

proses pendampingan iman anak

yang baik dilakukan oleh paroki-

paroki yang lain

40

Faktor

Pendukung

dan

Penghambat

Menunjukkan tentang proses

kegiatan sanggar anak yang

mendapat dukungan dari Romo

Paroki, Dewan Paroki, dan

seluruh umat

10 41

Menunjukkan jika metode yang

dimiliki sanggar anak cocok

untuk anak-anak

42

Menunjukkan bahwa anak

tertarik dan bersemangat

mengikuti sanggar anak

43

Menunjukkan jika kegiatan-

kegiatan bersama, kelompok,

dan sanggar mampu membawa

anak semakin rajin dalam

kegiatan menggereja

44 -46

Menunjukkan kesulitan

pendamping dalam hal materi

pendampingan iman

47

Menunjukkan kesulitan

pendamping dalam persiapan

media yang cocok bagi kegiatan

sanggar anak dan lingkungan

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

80

No Variabel Aspek yang

Diuji

Indikator Jumlah

Soal

Item

Soal

sekitar

Menunjukkan bahwa sanggar

anak diminati dan mendapat

dukungan dari masyarakat

sekitar

49

Menunjukkan bahwa orang tua

selalu mendukung anaknya

untuk terlibat dalam sanggar

anak

50

H. Hasil dan Pembahasan Penelitian

Pada bagian berikut akan dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan

sebagai alternatif kegiatan pendampingan iman anak dalam Sanggar Anak di

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang. Jumlah kuesioner yang

disebarkan adalah 21 kuesioner, dan dari jumlah tersebut 21 kuesioner telah

dikembalikan. Laporan hasil penelitian ini akan diuraikan dalam bentuk tabel

yang terdiri dari: Identitas responden, proses pendampingan iman anak yang

berlangsung di Paroki Bedono, Peranan Sanggar Anak Paroki Bedono, dan Faktor

Pendukung dan Penghambat.

1. Identitas Responden

Tabel berikut ini memaparkan tentang identitas responden sesuai dengan

data yang diperoleh di lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

81

Tabel 2. Identitas Responden

No

Item

Identitas Responden Alternatif

Jawaban

Jumlah Dalam Persen

(%)

2 Jenis Kelamin Laki-laki 7 33

Perempuan 14 67

3 Umur 11 – 20 2 10

21 – 30 4 19

31 – 40 4 19

41 – 50 7 33

51 – 60 4 19

4 Tingkat Pendidikan SMP 5 24

SMA/SMK 10 48

S1 5 24

S2 1 5

5 Pendamping Sanggar Sadang 3 14

Sodong 2 10

Pelangi 5 24

Pasbolo 3 14

Wawar 2 10

Krajan 3 14

Piningit 2 10

Bocah Dlimas 1 5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang aktif dalam sanggar

anak terdapat 14 orang pendamping perempuan atau 67% dari keseluruhan

pendamping sanggar di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Sedangkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

82

pendamping yang berjenis kelamin laki-laki ada 7 orang (33%). Untuk kategori

usia, sebagian besar responden berumur 41-50 (33%), 21-30 (19%), 31-40 (19%),

51-60 (19%), 11-20 (10%). Tingkat pendidikan responden mayoritas adalah

SMA/SMK sebanyak 10 orang (48%), tingkat pendidikan Sarjana Strata 1

sebanyak 5 orang (24%), tingkat pendidikan SMP ada 5 orang (24%), dan tingkat

pendidikan S2 ada 1 orang (5%). Setiap Sanggar Anak memiliki jumlah

pendamping yang berbeda-beda, pendamping paling banyak adalah sanggar anak

Pelangi dengan 5 pendamping.

Melalui hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pendamping

sanggar tidak terbatas oleh umur dan tingkat pendidikan. Hal ini menunjukkan

bahwa metode sanggar anak berjalan baik, yakni semua umat bisa menjadi

pendamping, tidak terbatas dari umur, latar belakang ekonomi, tingkat

pendidikan, maupun jenis kelamin.

2. Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan tentang bagaimana kegiatan

Pendampingan Iman Anak yang terjadi di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

yang dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

6 Pendampingan iman

anak adalah proses

a. Sangat Setuju

b. Setuju

15

6

71

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

83

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

membimbing dan

mendidik anak sejak

usia dini khususnya

dalam hal kepribadian

beriman.

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0

0

0

0

0

0

7 Tujuan dari suatu

kegiatan

pendampingan iman

anak adalah membantu

orang tua dalam usaha

mendampingi anak

dalam iman dan

kepribadian anak.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

14

7

0

0

0

67

33

0

0

0

8 Pendampingan iman

anak harus memiliki

suasana yang santai,

yakni gembira, bebas,

dan bermain.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

12

9

0

0

0

57

43

0

0

0

9 Pendampingan iman

anak mempunyai ciri

khas yang mendalam

dengan berpola pada

Yesus, terbuka pada

siapa saja.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

12

6

3

0

0

57

29

14

0

0

10 Pendampingan iman

anak dapat

menyatukan anak-anak

sebagai bagian dari

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

15

5

1

0

71

24

5

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

84

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

umat Allah dalam

Gereja-Nya.

e. Sangat Tidak Setuju 0 0

11 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus memiliki

kerendahan hati.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

10

1

0

0

48

48

5

0

0

12 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus berpusat

pada Kristus.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

5

5

1

0

48

24

24

5

0

13 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus beriman

dewasa.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

5

12

3

1

0

24

57

14

5

0

14 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus terbuka

pada semua, termasuk

anak yang belum

dibaptis dan belum

Katolik.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

15

5

1

0

0

71

24

5

0

0

15 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus mampu

bekerja sama dengan

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

14

7

0

0

67

33

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

85

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

orangtua, anak, dan

umat serta dapat saling

melengkapi.

e. Sangat Tidak Setuju 0 0

16 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak mempunyai

kecintaan dengan

Kitab Suci.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

9

6

6

0

0

42

29

29

0

0

17 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus memiliki

semangat pelayanan

dan mau mencintai

anak.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

19

2

0

0

0

90

10

0

0

0

18 Pendamping dalam

mendampingi iman

anak harus rela

berkorban demi anak.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

10

1

0

0

48

48

4

0

0

Pada item nomor 6 terdapat 15 responden (71%) sangat menyetujui

pernyataan tentang pendampingan iman anak adalah proses membimbing dan

mendidik anak sejak usia dini khususnya dalam hal kepribadian beriman, dan

sisanya menjawab setuju sebanyak 6 (29%) responden. Hal ini menunjukkan

bahwa semua responden sepakat jika pendampingan iman itu berurusan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

86

bimbingan dan pendidikan anak sejak dini demi membangun kepribadian hidup

beriman anak.

Pada pernyataan nomor 7 terdapat 14 (67%) responden menyatakan

sangat setuju jika tujuan dari suatu kegiatan pendampingan iman anak adalah

membantu orang tua dalam usaha mendampingi anak dan kepribadian anak, dan 7

(33%) responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa semua responden sepakat jika orang tua adalah

penanggungjawab utama dalam rangka mendidik dan mendampingi anak dalam

iman dan kepribadiaannya, pendamping hanya sebagai orang yang membantu

berlangsungnya pendampingan iman tersebut.

Pada item nomor 8 sebanyak 12 (57%) responden menyatakan sangat

setuju dan terdapat 9 (43%) responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika

pendampingan iman anak harus memiliki suasana yang santai. Seluruh responden

menyatakan sepakat dengan pendampingan iman anak yang memiliki suasana

santai. Hal ini menjadi bukti bahwa pendamping berusaha menyelenggarakan

kegiatan pendampingan iman bagi anak dengan suasana yang santai, yakni

gembira, bebas dan bermain.

Pada item nomor 9 responden sebanyak 12 orang (57%) menyatakan

sangat setuju, 6 orang (29%) menyatakan setuju jika pendampingan iman

mempunyai ciri khas mendalam dan berpola pada Yesus, terbuka pada siapa saja.

Ada 14% responden yang menyatakan netral dengan pernyataan tersebut. Dilihat

dari prosentase jawaban responden berarti dapat dikatakan bahwa pendampingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

87

iman anak harus mempunyai ciri khas yang mendalam dengan berpola pada Yesus

dan terbuka pada siapa saja.

Pada item nomor 10 terdapat 15 (71%) responden menyatakan sangat

setuju dan 5 (24%) menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa pendampingan

iman anak dapat menyatukan anak-anak sebagai bagian dari Gereja. Ada

responden sebanyak 1 (5%) orang yang menjawab netral. Item ini menunjukkan

bahwa proses pendampingan iman anak yang terjadi di Paroki Bedono dapat

menyatukan anak dengan umat yang lain.

Pada item 11 terdapat 10 (48%) responden yang menyatakan sangat

setuju, 10 (48%) responden yang menyatakan setuju, dan 1 (5%) responden

menyatakan netral jika pendamping dalam mendampingi iman anak harus

memiliki kerendahan hati. Pernyataan dari responden ini dapat dikatakan bahwa

kerendahan hati menjadi usaha yang dicapai oleh pendamping dalam proses

pendampingan iman anak.

Pada Item 12 terdapat 10 (48% ) responden menyatakan sangat setuju, 5

(24%) responden setuju, dan 5 (24%) responden netral dengan pernyataan jika

pendamping harus berpusat pada Kristus. Terdapat 1 (5%) responden yang

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagian besar responden

sepakat jika pendamping memiliki pusat hidupnya yakni Kristus. Pernyataan ini

menunjukkan bahwa pendamping senantiasa mengupayakan supaya proses

pendampingan berjalan dengan Kristus sebagai pusatnya.

Pada item 13 terdapat 5 (24%) responden menyatakan sangat setuju, 12

(57%) menyatakan setuju, dan 3 (14%) menyatakan netral dengan pernyataan jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

88

pendamping harus beriman dewasa, ada 1 (5%) responden yang menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan tersebut. Dilihat dari prosentase jawaban dari responden

dapat digambarkan bahwa pendamping selalu mengusahakan pendampingan iman

anak dengan beriman dewasa.

Pada pernyataan nomor 14 terdapat 15 (71%) responden menyatakan

sangat setuju dan 5 (24%) responden yang menyatakan setuju jika pendamping

dalam mendampingi iman anak harus terbuka pada semua anak, sisanya adalah 1

(5%) responden dengan memberikan pernyataan netral. Pernyataan ini

menggambarkan jika pendamping selalu berupaya terbuka kepada semua anak

termasuk yang belum dibaptis dan belum Katolik dalam pendampingan iman anak

yang berlangsung.

Pada item 15 terdapat 14 (67%) responden yang menyatakan sangat

setuju dan 7 (33%) responden yang menyatakan setuju jika pendamping dalam

mendampingi iman anak harus mampu bekerja sama dengan orang tua, anak, dan

umat serta saling melengkapi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa seluruh

pendamping senantiasa mengupayakan komunikasi dan kerjasama dengan orang

tua dan umat serta saling melengkapi satu sama lain demi tercapainya

pendampingan iman anak yang maksimal.

Pada item 16 terdapat 9 (42%) responden yang menyatakan sangat setuju

dan 6 (29%) setuju dengan pernyataan jika pendamping mempunyai kecintaan

dengan Kitab Suci, serta 29% responden menyatakan netral. Dari pernyataan item

ini dapat digambarkan jika sebagian besar pendamping setuju dengan Kitab Suci

sebagai hal yang dicintai. Maksudnya adalah Kitab Suci selalu menjadi pegangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

89

hidup dalam melaksanakan pendampingan iman anak dan menjadi penerang

pengalaman hidupnya bersama anak-anak.

Pada item 17 dengan pernyataan jika pendamping dalam mendampingi

iman anak harus memiliki semangat pelayanan dan mau mencintai anak, sebanyak

19 (90%) responden menyatakan sangat setuju dan 2 (10%) menyatakan setuju

dengan pernyataan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa

proses pendampingan iman anak yang berlangsung dilandasi dengan semangat

pelayanan dan kecintaan pendamping kepada anak.

Pada item 18 pernyataan tentang pendamping dalam mendampingi iman

anak harus rela berkorban demi anak, terdapat 10 (48%) responden menyatakan

sangat setuju, 10 (48%) responden menyatakan setuju, dan 4% menyatakan netral

dengan item tersebut. Dari prosentase pernyataan seluruh responden dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan pendampingan iman harus dilandasi dengan sikap

rela berkorban bagi anak.

3. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

Pada bagian ini peneliti memaparkan peranan sanggar anak sebagai

alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

Peneliti memaparkan hasil penelitian dengan tabel sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

90

Tabel 4. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman

Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

19 Sanggar anak

merupakan rumah

tumbuh iman anak, di

mana iman anak

dipupuk dan disiram

agar dapat bertumbuh

dan berkembang

secara utuh dan

berbuah sesuai dengan

potensi, konteks, dan

zamannya sehingga

anak dapat mengelola

kehidupannya serta

dapat menghadirkan

perubahan yang baik

untuk sekitarnya.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

11

10

0

0

0

52

48

0

0

0

20 Sanggar anak

merupakan upaya

pendampingan menuju

pribadi yang utuh.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

11

0

0

0

48

52

0

0

0

21 Dengan kegiatan

sanggar anak, anak

terbentuk menjadi

pribadi yang beriman

melalui kearifan lokal

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

9

12

0

0

0

43

57

0

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

91

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

atau nilai budaya

tradisional.

22 Kegiatan sanggar anak

yang berupa

pendampingan iman

dengan tari-tarian

tradisional, lahan

sayur organik, musik

gamelan, drama

musikal, nyanyian

pujian, dan berbagai

kesenian daerah

mampu membuat anak

semakin dekat dengan

Yesus.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

11

0

0

0

48

52

0

0

0

23 Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

bertujuan untuk

mendidik anak sebagai

pribadi beriman yang

utuh.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

14

7

0

0

0

67

33

0

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

92

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

24 Kegiatan sanggar anak

mampu mendidik anak

untuk mencintai

lingkungan hidupnya

sebagai usaha

membawa anak

bersyukur dan mau

memelihara ciptaan

Tuhan.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

14

7

0

0

0

67

33

0

0

0

25 Kegiatan sanggar anak

dapat menjadi

katekese bagi anak-

anak sesuai dengan

lingkungan hidupnya

(kontekstual).

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

7

10

4

0

0

33

48

19

0

0

26 Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

menjadi tempat Gereja

Lokal mewartakan

nama Yesus (Kabar

Gembira).

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

14

6

1

0

0

67

29

4

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

93

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

27 Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) dapat

merangkul siapa saja

termasuk umat beda

agama.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

17

3

1

0

0

81

14

5

0

0

28 Proses pendampingan

dengan sanggar anak

dapat melibatkan

semua umat untuk

menjadi pendamping

sesuai dengan

pekerjaan/keahliannya

masing-masing.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

15

5

1

0

0

71

24

5

0

0

29 Kegiatan sanggar anak

di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

mampu melatih anak

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

11

8

2

0

0

52

38

10

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

94

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

untuk membentuk

paguyuban seiman

sejak dini

30 Kegiatan sanggar anak

di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) dapat

membawa anak untuk

belajar toleransi agama

dan mampu berteman

dengan pemeluk

agama lain.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

14

7

0

0

0

67

33

0

0

0

31 Dengan kegiatan

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) dapat

semakin mencintai

alam ciptaan dan mau

memeliharanya.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

13

8

0

0

0

62

38

0

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

95

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

32 Kegiatan sanggar anak

di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

semakin menguatkan

dan mencintai serta

menjadikan bangga

akan seni budaya lokal

yang dimilikinya.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

15

6

0

0

0

71

29

0

0

0

33 Proses kegiatan

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

semakin melatih

tanggungjawab untuk

hidup menggereja

khususnya dalam

liturgi yang

ditunjukkan dengan

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

12

9

0

0

0

57

43

0

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

96

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

menjadi petugas koor,

putra altar, dan

petugas lagu pujian.

34 Dengan sanggar anak

di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit), anak

semakin bangga

menjadi orang yang

beriman Katolik.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

9

2

0

0

48

43

9

0

0

35 Kegiatan sanggar anak

dapat menjadi wujud

diakonia, karena anak-

anak dilatih untuk

saling melayani yang

ditunjukkan dalam

kunjungannya serta

tampilan-tampilan

yang dapat

memberikan

pelayanan bagi umat

dan masyarakat yang

membutuhkan.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

9

11

1

0

0

43

52

5

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

97

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

36 Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) adalah

gerakan Gereja

sebagai katekese

kontekstual.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

8

11

2

0

0

38

52

10

0

0

37 Dengan sanggar anak

di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) Gereja

mampu

berevangelisasi

ditunjukkan dengan

tempat kegiatan

sanggar yang berada di

tengah masyarakat.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

9

2

0

0

48

43

9

0

0

38 Kegiatan sanggar anak

dengan banyak

pendamping mampu

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

8

8

3

38

38

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

98

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

membawa anak

semakin cinta pada

Yesus.

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

2

0

10

0

39 Proses pendampingan

iman anak menjadi

lebih utuh dengan

model kegiatan

sanggar (Festival

Kitab Suci, Kesenian

Tradisional, tari-tarian,

lahan sayur, musik

tradisional, dll).

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

13

8

0

0

0

62

38

0

0

0

40 Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit) bisa

menjadi alternatif

proses pendampingan

iman anak yang baik

dilakukan oleh paroki-

paroki yang lain.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

16

5

0

0

0

76

24

0

0

0

Pada pernyataan nomor 19 sebanyak 11 (52%) responden menyatakan

sangat setuju dan 10 (48%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

99

sanggar anak merupakan rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk

dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah

sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya sehingga anak dapat mengelola

kehidupannya serta dapat menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya.

Dari pernyataan responden dapat dikatakan jika sanggar anak didirikan demi

pertumbuhan iman anak serta memelihara iman anak supaya dapat bertumbuh dan

berkembang sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya.

Pada item 20 terdapat 10 ( 48%) responden menyatakan sangat setuju dan

11 (52%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak

merupakan upaya pendampingan menuju pribadi yang utuh. Pernyataan tersebut

dapat dikatakan jika sanggar anak dapat membantu anak menjadi pribadi yang

utuh, baik dalam kognitif, afektif, maupun keterampilannya.

Pada item 21 terdapat 9 (43%) responden yang menyatakan sangat setuju

dan 12 (57%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan sanggar anak

dapat membantu mengembangkan anak menjadi pribadi yang beriman melalui

kearifan lokal atau nilai budaya tradisional. Pernyataan tersebut didukung seluruh

responden jika sanggar anak membantu anak menumbuhkembangkan iman melalu

kearifan lokal dimana anak hidup serta nilai budaya tradisional yang ada.

Pada item nomor 22 sebanyak 10 (48%) responden menyatakan sangat

setuju dan 52% menyatakan setuju dengan pernyataan jika kegiatan sanggar anak

yang berupa pendampingan iman dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur

organik, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan berbagai kesenian

daerah mampu membuat anak semakin dekat dengan Yesus. Hal ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

100

dikatakan bahwa dengan media pendampingan iman anak menggunakan sanggar

anak dengan materi pendampingan iman yang disajikan dengan tari-tarian

tradisional, lahan sayur organik, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian,

dan kesenian daerah menjadi media yang efektif sebagai upaya pengenalan dan

membantu anak untuk mengalami kehadiran pribadi Yesus.

Pada item 23 sebanyak 14 (67%) responden menyatakan sangat setuju

dan 7 (33%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak

mempunyai tujuan untuk mendidik anak sebagai pribadi beriman yang utuh. Hal

ini menunjukkan jika sanggar anak yang ada di Paroki St. Thomas Rasul Bedono

selalu mengupayakan pendidikan bagi anak menjadi pribadi yang beriman secara

utuh.

Pada item 25 sebanyak 7 (33%) responden menyatakan sangat setuju, 10

(48%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak menjadi

katekese bagi anak-anak sesuai dengan lingkungan hidupnya (kontekstual), dan

19% menyatakan netral. Dari prosentase tersebut dapat dikatakan bahwa sanggar

anak menjadi upaya pelaksanaan katekese yang sesuai dengan situasi hidup

konkrit anak.

Pada pernyataan nomor 26 sebanyak 14 (67%) responden menyatakan

sangat setuju, 6 (29%) responden menyakan setuju, dan 4% responden

menyatakan netral dengan pernyataan sanggar anak menjadi tempat Gereja Lokal

mewartakan nama Yesus. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak sebagai tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

101

rumah tumbuh iman anak sekaligus menjadi media Gereja dalam mewartakan

nama Yesus. Pewartaan dapat menjangkau masyarakat luas dan tanpa batas.

Pada pernyataan nomor 27 sebanyak 17 (81%) responden menyatakan

sangat setuju, 3 (14%) responden menyatakan setuju, dan 1 (5%) responden

menyatakan netral jika sanggar anak dapat merangkul siapa saja termasuk umat

beda agama. Pernyataan dari responden ini menjadi bukti bahwa sanggar anak

mampu merangkul perbedaan yang ada, dengan bukti anak-anak yang belum

dibaptis ikut serta dalam kegiatan sanggar, seperti halnya sebuah pendampingan

iman anak yaitu harus terbuka kepada siapa saja. Sanggar anak menjadi sarana

anak untuk hidup bersama dengan umat bukan Katolik, dan sebagai pewartaan

nama Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus.

Pada item nomor 28 terdapat 15 (71%) responden menyatakan sangat

setuju, 5 (24%) responden menyatakan setuju, dan 5% menyatakan netral jika

proses pendampingan sanggar anak melibatkan semua umat menjadi pendamping

sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pernyataan responden ini menjadi

dukungan jika sanggar anak dapat melibatkan semua umat untuk menjadi

pendamping, tidak terbatas hanya kepada orang yang mempunyai latar belakang

guru, tetapi terbuka kepada siapa saja. Buktinya terlihat dari identitas responden

yang berasal dari berbagai latar belakang.

Pada item 29 terdapat 11 (52%) responden menyatakan sangat setuju, 8

(38%) responden menyatakan setuju, dan 2 (10%) responden menyatakan netral

jika sanggar anak mampu melatih anak untuk membentuk paguyuban seiman

sejak dini. Dari prosentase ini dapat dikatakan jika sanggar anak mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

102

membentuk anak untuk bekerja sama sebagai umat dan melatih anak untuk

membentuk komunio sejak dini.

Pada item 30 terdapat 14 (67%) responden menyatakan sangat setuju dan

7 (33%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika kegiatan sanggar

anak dapat membawa anak untuk belajar toleransi agama dan mampu berteman

dengan pemeluk agama lain. Seluruh responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti dalam sanggar anak, anak terlatih untuk berteman dengan

pemeluk agama lain dengan berbagai kegiatan baik dengan tari-tarian tradisional,

lahan sayur, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan kesenian

tradisional yang lain yang ada di sekitar sanggar anak.

Pada item 31 terdapat 13 (62%) responden menyatakan sangat setuju dan

8 (38%) responden menyatakan setuju jika dengan kegiatan sanggar anak dapat

semakin mencintai alam ciptaan dan mau memeliharanya. Kegiatan misa alam,

bercocok tanam, jalan salib alam dan kegiatan yang berhubungan dengan alam

yang lain memberikan pendidikan yang nyata dan langsung bagi anak-anak untuk

semakin dekat dengan alam ciptaan.

Pada pernyataan nomor 32 sebanyak 15 (71%) responden menyatakan

sangat setuju dan 6 (29%) responden menyatakan setuju dengan pernyataan

bahwa kegiatan sanggar anak semakin menguatkan dan mencintai serta

menjadikan bangga akan seni budaya lokal yang dimiliki oleh anak. Pernyataan

ini disetujui oleh semua responden. Hal ini berarti munculnya sanggar anak

berperan penting bagi kelestarian budaya lokal yang ada di sekitar sanggar anak

dan mampu menumbuhkan budaya lokal sebagai pengembang iman anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

103

Pada item 33 terdapat 12 (57%) responden menyatakan sangat setuju dan

9 (43%) menyatakan setuju dengan pernyataan jika proses kegiatan sanggar anak

semakin melatih tanggungjawab untuk hidup menggereja khususnya dalam liturgi

yang ditunjukkan dengan menjadi petugas koor, putra altar, dan petugas lagu

pujian. Semua responden sepakat dengan menyatakan setuju dan sangat setuju

dengan sanggar anak sebagai pendidikan pribadi iman yang utuh. Dengan adanya

sanggar anak, anak dapat semakin mengalami Tuhan dalam liturgi Gereja baik

lewat tugas koor, tugas putra altar, dan lagu pujian setelah penerimaan komuni.

Pada item 34 terdapat 10 (48%) responden yang menyatakan sangat

setuju, 9 (43%) responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika sanggar anak,

anak semakin bangga menjadi orang Katolik, dan ada 2 (9%) responden yang

menjawab netral. Dari prosentase tersebut dapat dikatakan bahwa anak tidak takut

lagi dalam mengakui dirinya sebagai orang Katolik sebagai orang yang minoritas

di dalam masyarakat. Dengan proses kegiatan sanggar anak mampu memberikan

dasar dan pondasi bagi anak untuk bangga dan tidak goyah sebagai orang Katolik

yang hidup di tengah masyarakat.

Pada item 35 terdapat 9 (43%) responden yang menyatakan sangat

setuju, 11 (52%) menyatakan setuju dan 1 (5%) menyatakan netral dengan

pernyataan jika sanggar anak dapat menjadi wujud diakonia, karena anak-anak

dilatih untuk saling melayani. Dari prosentase tersebut dikatakan bahwa 20

responden mendukung jika anak terlatih untuk saling melayani dengan berbagai

kegiatan sanggar anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

104

Pada item 36 terdapat 8 (38%) responden menyatakan sangat setuju, 11

(52%) responden menyatakan setuju, dan 2 (10%) responden menyatakan netral

jika sanggar anak adalah gerakan Gereja sebagai katekese kontekstual. Dari

seluruh pernyataan responden, item ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak

mampu mewujudkan katekese kontekstual dengan menggunakan apa yang ada di

sekitar sanggar sebagai media komunikasi iman khususnya bagi anak-anak dan

bagi seluruh umat.

Pada item 37 sebanyak 10 (48%) responden menyatakan sangat setuju, 9

(43%) menyatakan setuju, dan 2 (9%) responden menyatakan netral dengan

pernyataan bahwa dengan sanggar anak Gereja mampu berevangelisasi

ditunjukkan dengan tempat kegiatan sanggar berada di tengah masyarakat.

Pernyataan ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak menjadi tempat Gereja

berevangelisasi karena tempat pelaksanaan sanggar anak bukan lagi di gedung

gereja, tetapi di rumah umat atau di gubug yang sengaja didirikan di tengah

masyarakat, sebagai media pewartaan Yesus Kristus bagi masyarakat luas.

Pada item 38 terdapat 8 (38%) responden menyatakan sangat setuju, 8

(38%) responden menyatakan setuju, 3 (14%) responden menyatakan netral, dan 2

(10%) responden menyatakan tidak setuju jika kegiatan sanggar anak dengan

banyak pendamping mampu membawa anak semakin cinta pada Yesus. Dari

prosentase tersebut, dapat dikatakan jika kegiatan sanggar anak dengan banyak

pendamping mampu mendekatkan anak pada Yesus Kristus.

Pada item 39 sebanyak 13 (62%) responden menyatakan sangat setuju

dan 8 (38%) responden menyatakan setuju jika proses pendampingan iman anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

105

menjadi lebih utuh dengan model kegiatan sanggar (dengan materi Festival

Visualisasi Kitab Suci, Kesenian Tradisional, tari-tarian, lahan sayur, musik

tradisional, dll). Pernyataan nomor ini didukung oleh seluruh responden dengan

menyatakan sangat setuju dan setuju, maka dari itu dapat dikatakan bahwa

kegiatan sanggar anak menjadi proses pendampingan iman anak yang utuh dengan

berbagai kegiatan di dalamnya mulai dari Festival Visualisasi Kitab Suci, Festival

Kesenian Sanggar Anak, tari-tarian, lahan sayur, musik tradisional, dan kesenian

tradisional yang lain.

Pada item 40 terdapat 16 (76%) responden menyatakan sangat setuju dan

5 (24%) menyatakan setuju jika sanggar anak bisa menjadi alternatif proses

pendampingan iman anak yang baik dilakukan oleh paroki-paroki yang lain. Dari

pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa sanggar anak bisa menjadi alternatif

bagi proses pendampingan iman anak yang baik dilakukan oleh paroki-paroki

lain, tidak terbatas hanya di Paroki St. Thomas Rasul Bedono.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pada bagian ini penulis memaparkan faktor pendukung dan penghambat

yang terjadi dalam sanggar anak sebagai berikut:

Tabel 5. Faktor Pendukung dan Penghambat

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

41 Proses kegiatan

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

9

9

1

43

43

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

106

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

mendapat dukungan

dari Romo Paroki,

Dewan Paroki, dan

seluruh umat.

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

2

0

10

0

42 Metode yang dimiliki

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit)

membuat anak

semakin berani

bersaksi akan Tuhan

Yesus.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

10

10

1

0

0

48

48

4

0

0

43 Anak-anak tertarik,

semakin rajin, dan

bersemangat

mengikuti

pendampingan iman

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

7

14

0

0

0

33

67

0

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

107

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

anak setelah berdirinya

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit).

44 Kegiatan-kegiatan

bersama seperti Misa

Alam, Festival

Kesenian Sanggar

Anak, Festival

Visualisasi Kitab Suci

mampu membawa

anak semakin rajin

dalam kegiatan

menggereja, perayaan

Ekaristi, dan katekese.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

9

11

1

0

0

43

52

5

0

0

45 Kegiatan-kegiatan

antarsanggar seperti

saling bertukar

pendamping dan saling

berkunjung mampu

memberikan motivasi

bagi pendamping dan

anak untuk semakin

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

6

12

3

0

0

29

57

14

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

108

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

semangat dalam

berkumpul dalam

sanggar anak.

46 Anak-anak

mempunyai keinginan

yang tinggi untuk

mengikuti sanggar

anak.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

8

13

0

0

0

38

62

0

0

0

47 Kesulitan dalam

sanggar anak adalah

pemilihan materi

pendampingan iman.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

6

10

3

2

0

29

48

13

10

0

48 Pendamping merasa

kesulitan dalam

mempersiapkan media

yang cocok bagi

kegiatan sanggar anak

dan lingkungan

sekitar.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

4

9

4

4

0

19

43

19

19

0

49

Sanggar anak di

Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang,

Sanak Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

6

11

4

0

0

29

52

19

0

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

109

No

Item

Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen

(%)

Sanak Piningit)

mendapat apresiasi

dan dukungan dari

masyarakat sekitar.

50 Orang tua selalu

mendukung anaknya

untuk terlibat dalam

sanggar anak di Paroki

St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak

Sodong, Sanak

Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan,

Sanak Wawar, dan

Sanak Piningit).

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

3

12

3

3

0

14

57

14

14

0

Pada item 41 sebanyak 9 (43%) responden menyatakan sangat setuju dan 9

(43%) responden yang menyatakan setuju jika proses kegiatan sanggar anak

mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan Proki, dan seluruh umat. Ada 1

(4%) responden menyatakan netral, dan 2 (10%) responden menyatakan tidak

setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 2, dan berasal dari

sanggar anak tertentu, yang keberadaannya kurang mendapat perhatian dan

dukungan, akan tetapi prosentase yang menyatakan sangat setuju dan setuju

menunjukkan bahwa keberadaan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan Paroki dan seluruh umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

110

Pada item 42 terdapat 10 (48%) responden menyatakan sangat setuju, dan

10 (48%) responden menyatakan setuju jika metode yang dimiliki sanggar anak di

Paroki Bedono membuat anak semakin berani bersaksi akan Tuhan Yesus, dan

sisanya sebesar 1 (4%) menyatakan netral. Dari prosentase pernyataan responden,

metode yang dimiliki sanggar anak mampu membawa anak untuk berani bersaksi

akan nama Yesus di depan masyarakat umum tanpa rasa takut.

Pada item 43 terdapat 7 (33%) responden menyatakan sangat setuju dan

14 (67%) responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika anak-anak tertarik,

semakin rajin, dan bersemangat mengikuti pendampingan iman anak setelah

berdirinya sanggar anak. Hal ini berarti sebelum sanggar anak berdiri, anak-anak

belum tertarik mengikuti kegiatan pendampingan iman yang ada di Paroki, dan

setelah berdiri sanggar anak, maka anak mempunyai semangat yang besar untuk

mengikuti sanggar anak, seperti yang tertulis dalam penulisan BAB II.

Pada item 44 terdapat 9 (43%) responden menyatakan sangat setuju, 11

(52%) responden menyatakan setuju dan 1 (5%) responden menyatakan netral

untuk pernyataan bahwa kegiatan-kegiatan bersama seperti Misa Alam, Festival

Kesenian Sanggar Anak, Festival Visualisasi Kitab Suci mampu membawa anak

semakin rajin dalam kegiatan menggereja, perayaan Ekaristi dan katekese.

Banyaknya kegiatan membantu anak-anak mengalami kehadiran Tuhan, bukan

lagi hanya teori tetapi sudah menjadi pengalaman sendiri. Pernyataan tersebut

didukung oleh responden yang menyatakan bahwa responden sangat setuju dan

setuju dengan item nomor ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

111

Pada item 45 terdapat 6 (29%) responden menyatakan sangat setuju, 12

(57%) responden menyatakan setuju, dan 3 (14%) responden menyatakan netral

jika kegiatan antarsanggar seperti bertukar pendamping dan saling berkunjung

mampu memberikan motivasi bagi pendamping dan anak untuk semakin

semangat dalam berkumpul dalam sanggar anak. Dari pernyataan tersebut berarti

dibutuhkan sebuah rencana dalam pelaksanaan kunjungan sebagai upaya

mewujudkan kunjungan yang lebih menarik. Hal ini didukung oleh pernyataan

responden yang mengatakan bahwa 29% sangat setuju dan 57% setuju.

Pada pernyataan nomor 46 terdapat 8 (38%) responden yang menyatakan

sangat setuju dan 13 (62%) responden menyatakan setuju jika anak-anak

mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengikuti sanggar anak. Seluruh

responden menyatakan setuju bahwa anak-anak mempunyi semangat dalam

mengikuti sanggar anak. Hal ini menjadi sebuah keunggulan dimana anak masih

merindukan berkumpul dan berkomunio sebagai sesama pengikut Kristus dan

ciptaan Tuhan.

Pada item 47 terdapat 6 (29%) responden menyatakan sangat setuju, 10

(48%) responden menyatakan setuju jika merasa kesulitan dalam sanggar anak

dalam memilih materi pendampingan iman dan 13% responden menyatakan

netral, serta 10% menyatakan tidak kesulitan memilih materi pendampingan iman.

Dari prosentase tersebut, sebagian besar pendamping merasa kesulitan dalam

mengolah dan memilih materi pendampingan iman di sanggar anak.

Pada item 48 terdapat 4 (19%) responden menyatakan sangat setuju, 9

(43%) responden menyatakan setuju jika pendamping merasa kesulitan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

112

mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan

sekitar, dan ada 4 (19%) responden menyatakan netral dan sisanya sebanyak 4

(19%) responden yang merasa tidak kesulitan dalam mempersiapkan media yang

cocok. Dari hasil prosentase responden dapat dikatakan bahwa masih ada

beberapa pendamping yang masih kesulitan dalam mempersiapkan media yang

cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan sekitar.

Pada item 49 terdapat 6 (29%) responden yang menyatakan sangat setuju

dan 11 (52%) menyatakan setuju jika sanggar anak mendapat apresiasi dari

masyarakat sekitar, serta ada 4 (19%) yang menyatakan netral. Pernyataan dari

responden dapat dikatakan bahwa sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat sekitar.

Pada item 50 terdapat 3 (14%) responden menyatakan sangat setuju dan 12

(57%) responden menyatakan setuju jika orang tua selalu mendukung anaknya

untuk terlibat dalam sanggar anak, ada 3 (14%) responden yang menyatakan

netral dan 3 (14%) responden yang menyatakan tidak setuju. Ada beberapa

sanggar yang memang orang tuanya tidak mendukung anaknya untuk ikut sanggar

anak, ada 3 orang yang menjawab netral. Dapat dikatakan dari item ini adalah

orang tua mendukung adanya sanggar anak.

I. Rangkuman Hasil Penelitian

Rangkuman hasil penelitian dari identitas responden yang diambil dari

item nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan bahwa pendamping sanggar anak

beraneka latar belakang. Melalui hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

113

pendamping sanggar tidak terbatas oleh umur dan tingkat pendidikan. Hal ini

menunjukkan bahwa metode sanggar anak berjalan sesuai dengan teori yang

dicita-citakan, yakni semua umat bisa menjadi pendamping, tidak terbatas dari

umur, latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, maupun jenis kelamin.

Proses pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul berjalan

seperti yang dinyatakan oleh responden pada item nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, dan 18 . Responden menyatakan bahwa pendampingan iman itu

berurusan dengan bimbingan dan pendidikan anak sejak dini demi membangun

kepribadian hidup beriman anak. Orang tua adalah penanggungjawab utama

dalam rangka mendidik dan mendampingi anak dalam iman dan kepribadiaannya,

pendamping hanya sebagai orang yang membantu berlangsungnya pendampingan

iman tersebut. Pendampingan iman anak harus memiliki suasana santai dan

mempunyai ciri khas yang mendalam dengan berpola pada Yesus dan terbuka

pada siapa saja. Sebagian besar responden juga menyatakan setuju dan sangat

setuju jika proses pendampingan iman anak yang terjadi di Paroki Bedono dapat

menyatukan anak dengan umat yang lain. Kunci dari pendampingan iman anak

yang harus dimiliki oleh pendamping adalah sikap kerendahan hati, berpusat pada

Kristus, beriman dewasa, terbuka kepada semua anak termasuk yang belum

dibaptis dan belum Katolik, dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang

tua dan umat, saling melengkapi satu sama lain demi tercapainya pendampingan

iman anak yang maksimal, mencintai Kitab Suci, mempunyai semangat

pelayanan, cinta kepada anak, dan rela berkorban bagi anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

114

Penelitian pada item 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40 mendeskripsikan peranan sanggar anak sebagai

alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Dari

hasil penelitian diperoleh bahwa pengertian dari sanggar anak yang berarti rumah

tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh

dan berkembang secara utuh dan berbuah sesuai dengan potensi, konteks, dan

zamannya sehingga anak dapat mengelola kehidupannya serta dapat

menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya. Sanggar anak membantu

anak-anak untuk memperoleh pendampingan yang utuh sebagai upaya menuju

pribadi yang meneladan Yesus, yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan

konteks, situasi, dan zaman hidupnya. Dalam sanggar anak kesenian tradisional

seperti tari-tarian tradisional, musik gamelan, reog, dan berbagai kesenian seperti

drama musikal, drama, dan lagu-lagu pujian dalam perayaan Ekaristi dapat

menjadi media pendampingan iman yang kontekstual yaitu sesuai dengan

kebutuhan anak dan lingkungan hidupnya. Model sanggar anak juga memberikan

kebebasan kepada orang yang belum mengenal Yesus untuk terlibat di dalamnya.

Bisa dikatakan bahwa model sanggar anak mampu menumbuhkembangkan Gereja

dalam rangka evangelisasi.

Pernyataan dari seluruh responden menyatakan bahwa dengan sanggar

anak pula anak-anak mendapat pendampingan dalam berkumpul menjadi satu

komunitas yang beriman Kristiani, sebagai langkah melatih anak untuk terbiasa

berkomunio, membentuk paguyuban yang beriman pada Kristus. Dilihat dari sisi

liturgi, anak-anak terdampingi sejak dini untuk terlibat dalam perayaan Ekaristi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

115

dan kegiatan liturgis lainnya. Dalam komunitas sanggar pula anak-anak dapat

terlatih untuk hidup bersama dengan umat yang beda agama, terlatih untuk saling

menghormati perbedaan sebagai wujud dari ajaran Gereja. Dalam sanggar anak,

anak-anak dilatih untuk menghayati tentang tugas Gereja yakni diakonia, terbukti

dengan saling melayani yang ditunjukkan dengan pelayanannya ke umat dan

saling berkunjung antarsanggar anak.

Responden juga menyatakan sangat setuju dan setuju jika dalam sanggar

anak yang ada di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono, anak-anak mampu belajar

untuk mencintai alam ciptaan dan memeliharanya dibuktikan dengan adanya Misa

Alam, Jalan Salib Alam, bercocok tanam dengan pupuk organik, dan berbagai

kegiatan alam lainnya. Sanggar anak juga membawa anak pada kebanggaan akan

budaya yang mereka miliki dan mau menjaga serta melestarikannya.

Semua responden menyatakan bahwa dengan model pendampingan

sanggar anak dapat menjadi alternatif pendampingan iman anak yang baik

dilakukan di paroki-paroki yang lain.

Hasil penelitian item 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50 responden

menyatakan jika sanggar anak mendapat dukungan dari dewan paroki, romo

paroki, dan umat. Ada sebagian kecil responden yang menyatakan tidak setuju

dengan hal tersebut, tetapi secara keseluruhan sanggar anak mendapat dukungan

dari seluruh umat. Faktor pendukung yang kedua adalah metode sanggar anak

mampu menggerakkan anak-anak untuk berani bersaksi akan Tuhan Yesus

dengan lagu pujian, tari-tarian tradisional, musik gamelan, reog, festival kesenian

sanggar anak, festival visualisasi Kitab Suci, dan berbagai kegiatan lain. Faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

116

pendukung yang ketiga yaitu kegiatan antarsanggar mampu memberikan motivasi

yang baik bagi anak untuk selalu terlibat dalam kegiatan sanggar anak. Faktor

pendukung keempat adalah dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitar

tentang sanggar anak memberikan kekuatan bagi sanggar anak karena sanggar

berdiri di tengah-tengah masyarakat. Faktor pendukung kelima adalah dukungan

dari orang tua. Sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju jika

orang tua mendukung anak-anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak. Hanya 3

responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Hal itu bisa

dikatakan bahwa ada sanggar yang kurang mendapat dukungan dari orang tua,

tetapi secara keseluruhan dukungan orang tua sangat baik.

Faktor yang menghambat dari kegiatan sanggar anak adalah pemilihan

materi pendampingan iman. Beberapa pendamping menyatakan jika mereka

merasa kesulitan dalam mencari media iman secara berkelanjutan, karena

banyaknya pertemuan yang berkelanjutan. Tetapi tidak semua pendamping

menyatakan kesulitan, ada 3 responden menyatakan netral dan 2 responden yang

tidak merasa kesulitan tentang hal ini. Faktor yang menghambat kedua adalah

kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak

dan lingkungan sekitar, pendamping merasa perlu mendapat banyak sumber untuk

kelanjutan pendampingan sanggar anak yang kontekstual.

J. Refleksi terhadap Hasil Penelitian

Pendampingan iman anak merupakan bagian terpenting dari sebuah

Paroki. Paroki yang tidak memelihara iman anak maka bisa ditebak sepuluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

117

sampai duapuluh tahun lagi nasib paroki tidak dapat dideskripsikan.

Pendampingan iman anak perlu mendapat perhatian yang lebih karena dalam diri

anak-anaklah Yesus hadir secara nyata. Anak-anak adalah kegembiraan dari

Gereja sekaligus sebagai Gereja sekarang dan masa depan.

Dalam penelitian ini penulis mencoba menuliskan alternatif baru yaitu

pendampingan iman anak dengan model sanggar anak. Penulis merasa model ini

belum digunakan oleh paroki-paroki yang lain. Oleh sebab itu penulis tertarik

untuk mempelajari lebih dalam tentang peranan sanggar anak sebagai alternatif

pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

Penelitian yang telah terlaksana menunjukkan bahwa responden sebagai

pendamping mempunyai keunikan dalam mendampingi anak-anak. Masing-

masing responden berasal dari berbagai latar belakang, tidak ada yang sama.

Keunikan ini yang membantu pendampingan iman anak semakin utuh.

Pelaksanaan kegiatan dalam sanggar anak memberikan sebuah cara yang

sebenarnya telah lama ada tetapi kurang diperhatikan oleh Gereja zaman sekarang

yaitu katekese kontekstual. Belum banyak referensi tentang katekese kontekstual.

Dari sinilah sanggar anak menjadi model yang dianggap baru dengan

mengupayakan pendampingan iman lewat kesenian tradisional dan alam sekitar.

Komunikasi iman disampaikan lewat banyak cara salah satunya adalah kesenian

tradisional.

Dilihat dari proses katekese, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mampu membawa anak

untuk mengalami kehadiran Tuhan yang selalu hadir dalam setiap pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

118

hidupnya. Dengan kegiatan Misa Alam anak-anak dibantu untuk mengalami

kehadiran Allah dalam alam ciptaan. Pengalaman Allah yang hadir dalam alam

ciptaan membuat anak semakin merasakan kasih yang besar berasal dari Allah

lewat alam ciptaan yang akan membuat anak-anak mau dan mampu menjaga

kelestarian alam. Pengalaman akan Allah juga dapat dialami lewat kegiatan

kesenian tradisional. Anak-anak berkumpul menjadi paguyuban yang mencintai

Kristus dan terlibat dalam karya pewartaan. Kegembiraan anak-anak dalam

membangun komunitas merupakan ungkapan iman mereka sebagai paguyuban

yang beriman pada Kristus. Lewat alat musik tradisional mulai dari kentongan,

gamelan, rebana, dan sebagainya, anak-anak mampu memainkannya dengan

sepenuh hati dan mau mempersembahkan kemampuannya bagi kemuliaan nama

Tuhan yang nyata dalam liturgi Ekaristi. Anak-anak menjadi contoh bahwa

kesenian tradisional mampu membawa anak untuk semakin dekat dengan Yesus

dan semakin mengalami kehadiran Yesus. Lewat kegiatan kognitif dengan

pelajaran agama saja belum utuh untuk lebih mengenal Yesus. Butuh media yang

lebih konkrit yaitu kesenian tradisional sebagai upaya mengenalkan Yesus yang

hidup lewat pengalaman sehari-hari dan selalu dijumpai setiap hari di mana pun

anak-anak berada. Inti dari sanggar anak ini adalah anak secara konkrit

mengalami kehadiran Tuhan lewat kehidupannya.

Dari segi pastoral anak-anak dilatih untuk saling melayani satu sama lain,

saling berkunjung dari sanggar satu ke sanggar yang lain, saling memberikan

peneguhan antar pendamping sanggar dengan saling berjumpa dan membicarakan

arah sanggar anak sebagai model pendampingan iman anak. Kegiatan sanggar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

119

anak memberikan tempat bagi anak untuk mengolah paguyuban iman yang

berdasar pada semangat cinta kasih Yesus Kristus. Kegiatan sanggar anak juga

mampu mengarahkan anak pentingnya membangun umat, saling berjumpa dengan

umat dalam kegiatan-kegiatan lingkungan dan paroki, dan memberikan diri dalam

Yesus Kristus untuk pelayanan pastoral. Semua dilakukan atas dasar kasih

persaudaraan, tanpa mengejar materi sedikit pun. Semua yang terlibat dalam

sanggar anak menjadi umat yang menghayati hidupnya sebagai orang yang

terpanggil untuk melayani satu sama lain.

Dilihat dari segi biblis, sanggar anak merupakan gerakan nyata dari

perintah Yesus bahwa manusia hendaknya memberikan tempat bagi anak-anak,

karena anak-anaklah empunya Kerajaan Allah (Luk 18:15-17). Sanggar anak

menjadi tempat Sabda Yesus bergaung dan dirasakan selalu oleh anak-anak.

Sanggar anak meneladani apa yang dilakukan oleh Yesus, yakni anak-anak

dijadikan model bagi umat untuk semakin menghadirkan Kerajaan Allah. Yesus

sangat menekankan kepada semua murid-Nya untuk memberikan jalan dan

petunjuk yang benar bagi anak-anak. Tuhan Yesus menggambarkan bahwa anak-

anak mempunyai kemampuan untuk berbagi lebih tinggi, keikhlasan hati yang

lebih besar seperti pada mukjizat Yesus yang terlaksana karena Yesus menerima

lima roti dan dua ikan dari seorang anak (Yoh 6:1-15). Dengan pendampingan

yang maksimal keutuhan pribadinya juga akan maksimal. Jika anak-anak selalu

dilatih sejak dini pasti anak “makin bertambah besar dan bertambah hikmat, dan

makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

120

Konsili Vatikan II khususnya dalam Deklarasi tentang Pendidikan

Kristiani menyatakan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk

mendidik putra-putri mereka, termasuk pendidikan iman, dan mereka sendiri

adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui pula bahwa

tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat dan jemaat beriman. Di samping

orang tua, orang lain pun dapat menolongnya, demikian pula Gereja. Deklarasi

tentang Pendidikan Iman Kristiani, artikel 3 menyatakan bahwa tugas mendidik

juga ada pada Gereja, bukan saja karena Gereja dianggap oleh masyarakat sebagai

instansi (kelompok) yang mampu mendidik, akan tetapi bahwa Gereja wajib

mewartakan jalan keselamatan bagi semua orang, sehingga makin

memperkenalkan Kristus kepada semua orang. Sanggar anak juga menjadi usaha

Gereja dalam mendampingi iman anak untuk bertumbuh di dalam Kristus.

Sanggar anak adalah adalah wadah bagi anak-anak untuk tumbuh dalam

imannya dan selalu menghidupi Allah. Penyajian pendampingannya pun sesuai

dengan usia anak dan kebutuhan anak. Sanggar anak menjadi aktualisasi dari

dokumen Catechesi Tradendae 36. Sanggar anak menjadi media yang konkrit dan

sederhana dengan bahasa yang mudah diterima bagi anak-anak karena

kegiatannya menggunakan apa yang ada di sekitar hidupnya.

Dari banyaknya kelebihan sanggar anak, masih ada beberapa faktor

penghambat. Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, banyak responden yang

berpendapat jika masih terjadi kesulitan dalam memilih materi pendampingan

iman anak sesuai dengan kesenian tradisional. Kesulitan dalam menemukan media

yang ada di sekitarnya seringkali membuat kegiatan sanggar perlu mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

121

media baru yang belum pernah digunakan tetapi ada disekitarnya. Penulis akan

mengolah kesulitan-kesulitan ini untuk dijadikan sebuah usulan bagi sanggar anak

di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Usulan yang akan diberikan adalah materi

katekese kontekstual dengan media permainan tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

122

BAB IV

USULAN PROGRAM UNTUK PARA PENDAMPING SANGGAR ANAK

DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO

TENTANG PENGGUNAAN SANGGAR ANAK

SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK

Pada bab IV penulis memaparkan usulan program bagi para pendamping

sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono tentang penggunaan sanggar

anak sebagai alternatif pendampingan iman anak yang meliputi pengertian

program, latar belakang program, tujuan program, usulan program, bentuk

program, matriks program, dan satuan persiapan program.

A. Pengertian Program

Dalam sebuah perencanaan program adalah salah satu komponen penting

yang harus ada. Program adalah rancangan mengenai dasar serta usaha yang akan

dilaksanakan. Dalam buku Edwin Charis (2003: 17) yang berjudul Menyusun

Program Gerejawi bagi Pemula, kata “program” merupakan urutan kegiatan yang

merupakan rincian rencana dalam rentang waktu, yang mencakup pula penilaian

(evaluasi) dan pendanaannya. Penulis sendiri mengartikan bahwa kata “program”

merupakan rancangan dasar serta urutan kegiatan dalam rentang waktu tertentu.

B. Latar Belakang Program

Sanggar anak merupakan alternatif yang efektif bagi pendampingan iman

anak. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam sanggar anak merupakan cita-cita

Gereja selama ini yaitu tentang katekese kontekstual. Sanggar anak menjadi salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

123

satu model yang ada di Paroki Santo Thomas Rasul dengan berbagai kegiatan di

dalamnya antara lain adalah pendampingan iman anak lewat kesenian tradisional

dan pendekatan lewat lingkungan hidup.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis

diketahui bahwa para pendamping Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono Kabupaten Semarang mengalami kesulitan pada bagian pemilihan materi

pendampingan iman bagi anak dan pemilihan media yang kontekstual. Kesulitan

ini diperoleh karena kegiatan sanggar anak yang kontinu yang mengakibatkan

semakin butuh banyak perbendaharaan materi untuk kelanjutan kegiatan sanggar

anak.

Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis ini menjadi bahan usulan

program sebagai usaha menjawab permasalahan tersebut. Usulan yang akan

diberikan adalah materi katekese kontekstual dengan media kontekstual. Program

yang diambil dari media ini adalah permainan tradisional. Permainan tradisional

merupakan sebuah media yang banyak mengandung segi baik agama, moral, fisik,

intelektual, kognitif dan bahasa. Banyaknya segi yang dapat dipelajari ini cocok

dengan metode sanggar anak yang mencita-citakan pendampingan iman yang

utuh. Atas dasar itulah penulis memilih permainan tradisional sebagai usulan

sebuah media yang kontekstual bagi sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono.

Program ini akan ditujukan kepada para pendamping Sanggar Anak di

Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Adapun materi pokok dari program ini

adalah berisi tentang formasio iman berjenjang, spiritualitas pendamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

124

pendampingan iman anak, keterampilan pendamping dalam pemilihan materi

pendampingan iman bagi anak-anak, dan permainan tradisional sebagai media

pendampingan iman anak.

C. Tujuan Program

Adapun tujuan dari usulan program tersebut adalah:

1. Peserta dapat menjelaskan pentingnya katekese sehingga dengan

formasio iman berjenjang semakin termotivasi untuk ikut ambil bagian

dalam karya katekese.

2. Peserta dapat mengolah pengalamannya sebagai dasar pengembangan

spiritualitas pendamping.

3. Peserta lebih terampil memilih materi pendampingan iman bagi anak-

anak dan menggunakan model pendampingan iman anak.

4. Peserta dapat menggunakan permainan tradisional sebagai media yang

cocok bagi pendampingan iman anak.

D. Usulan Program

Usulan program untuk para pendamping sanggar anak di Paroki Santo

Thomas Rasul Bedono mengambil tema “Sanggar Anak sebagai Pendampingan

Iman Anak yang Kontekstual”. Tema ini diambil untuk menanggapi hasil

penelitian yang mengungkapkan bahwa para pendamping sanggar anak tersebut

merasa kesulitan dalam memilih materi pendampingan iman anak dan media yang

cocok dengan lingkungan sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

125

Dalam penelitian ada 2 (10%) responden yang menyatakan bahwa tidak

setuju jika banyaknya pendamping mampu membawa anak untuk semakin

mencintai Yesus. Dalam keterangan penelitian dapat diungkapkan bahwa

pendamping butuh semangat yang konsisten untuk setia mendampingi anak-anak.

Pendampingan tidak akan berjalan jika pendamping hanya datang beberapa kali

saja, butuh waktu untuk senantiasa mendampingi anak-anak supaya anak-anak

semakin dekat dengan Yesus. Oleh sebab itu penulis merumuskan materi formasio

iman berjenjang sebagai motivasi bagi pendamping supaya mengetahui tentang

arti katekese serta termotivasi untuk ambil bagian dalam karya katekese dalam hal

ini adalah kegiatan sanggar anak.

Penelitian juga menyebutkan ada 3 (14%) responden yang menyatakan

tidak setuju jika orang tua mendukung kegiatan sanggar anak, dan 2 (10%)

responden menyatakan tidak setuju jika romo paroki, dewan paroki, dan seluruh

umat mendukung sanggar anak. Hasil ini menjadi dasar penulis untuk

merumuskan sebuah program yaitu spiritualitas pendamping pendampingan iman

anak, di mana materi termuat jika menjadi seorang pendamping haruslah

mempunyai semangat pelayanan, rela berkorban, mencintai Kitab Suci dan anak-

anak, rendah hati, dan yang penting adalah selalu membangun relasi untuk bekerja

sama. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan jika perlu pemberian spiritualitas

bagi pendamping sanggar anak sebagai upaya dorongan untuk mau bekerja sama

dan pantang menyerah dalam keadaan apa pun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

126

E. Bentuk Program

Bentuk program yang diusulkan oleh penulis adalah model

pendampingan bagi para pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono. Pendampingan ini bermaksud untuk memberikan sumbangan tentang

formasio iman berjenjang sebagai motivasi untuk turut serta ambil bagian dalam

karya katekese khususnya pendampingan iman anak dalam sanggar anak,

spiritualitas pendamping pendampingan iman anak yang ada dalam sanggar anak

sebagai motivasi dan spirit bagi pendamping untuk selalu membangun relasi dan

kerjasama dengan banyak pihak, serta sumbangan pemikiran untuk materi

pendampingan iman anak dan pemilihan media yang kontekstual dalam hal ini

adalah permainan tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

127

F. Matriks Program

Tujuan Umum : Sanggar anak yang mewujudkan pendampingan iman lewat media kontekstual

Tujuan Khusus : Para pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono semakin aktif dan kreatif memilih materi

pendampingan iman dengan media yang kontekstual.

No Judul Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber

Bahan

Waktu

1 Formasio Iman

Berjenjang

Peserta dapat

menjelaskan

pentingnya katekese

sehingga dengan sesi

ini semakin

termotivasi untuk ikut

ambil bagian dalam

karya katekese.

a. Pengalaman

penyelenggaraan

sanggar anak di

Paroki Santo

Thomas Rasul

Bedono

b. Pengertian, sifat,

peranan, tujuan

dan aspek

a. Sharing

Pengalaman

b. Diskusi

Viewer, laptop,

handout

a. Pengalaman

hidup

peserta.

b. Dewan

Karya

Pastoral

KAS. 2014.

Formatio

Iman

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

128

No Judul Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber

Bahan

Waktu

formasio iman. Berjenjang.

Yogyakarta

: PT

Kanisius.

2 Spiritualitas

Pendamping

Pendampingan

Iman Anak

Peserta semakin

memiliki spiritualitas

pelayanan sebagai

pendamping

pendampingan iman

anak sehingga

mampu menjalankan

komitmennya sebagai

pendamping sanggar

anak.

Spiritualitas

pendamping

kegiatan

pendampingan

iman anak

a. Sharing

Pengalaman

b. Diskusi

Panduan diskusi Diktat

semester III

mata kuliah

PIA dan

penulisan

skripsi BAB

II

90 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

129

No Judul Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber

Bahan

Waktu

3 Keterampilan

Pendamping

dalam Pemilihan

Materi

Pendampingan

Iman bagi Anak-

Anak

Peserta dapat terampil

memilih materi

pendampingan iman

bagi anak-anak dan

menggunakan model

pendampingan iman

anak berbasis Kitab

Suci

a. Penggunaan

Kitab Suci

untuk memilih

materi

pendampingan

iman anak

b. Contoh model

pendampingan

iman anak

berbasis Kitab

Suci

a. Diskusi

b. Praktik

Laptop, handout,

viewer, dan Kitab

Suci

Susanto,

Amin, dkk.

(2012).

Minggu

Gembira

Panduan

untuk

Pembimbing

Sekolah

Minggu.

Yogyakarta:

Kanisius

100 menit

4 Permainan

Tradisional

sebagai Media

Peserta dapat

menggunakan

permainan tradisional

Permainan

tradisional sebagai

media

Sharing

pengalaman dan

Outbound

a. Panduan permainan

tradisional

b. Pecahan genting/

Pengalaman

peserta dalam

mengikuti

360

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

130

No Judul Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber

Bahan

Waktu

Pendampingan

Iman Anak

sebagai media yang

cocok bagi

pendampingan iman

anak

pendampingan

iman anak

ubin/asbes/ keramik

c. Kapur/arang/

ranting

d. Syair Oray-Orayan

e. Sebuah bola tenis

bekas.

f. Beberapa keping

pecahan genting 10

buah yang sebesar

atau selebar telapak

tangan anak-anak

g. Tiang atau pohon

sebagai batang

outbound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

131

G. Satuan Persiapan Program

1. Satuan Persiapan I

a. Judul Pertemuan : Formasio Iman Berjenjang

b. Tujuan : Peserta dapat menjelaskan pentingnya katekese

sehingga dengan formasio iman berjenjang semakin

termotivasi untuk ikut ambil bagian dalam karya

katekese.

c. Peserta : Pendamping Sanggar Anak Sadang, Pelangi, Sodong,

Krajan, Pasbolo, Bomas, Piningit, dan Wawar

d. Tempat : Dapur Sanggar Anak Sodong

e. Waktu : 60 Menit

f. Pemikiran Dasar

Pendampingan iman merupakan hakikat dan tugas Gereja. Perutusan Gereja

untuk senantiasa melaksanakan tugas mengembangkan dan mendidik iman harus

dikembangakan secara berkelanjutan. Gereja memiliki tugas merawat, menjaga

dan mendampingi agar semua umat Kristiani bertumbuh dalam Kristus.

Menanggapi hal itu, Keuskupan Agung Semarang menegaskan dan memberi

perhatian pada formasio iman sebagai gema dari Tahun Iman (Oktober 2012 -

November 2013) sekaligus mengarahkan umatnya untuk memasuki Yubileum

Agung tahun 2033, yaitu mengenangkan 2000 tahun penebusan Yesus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

132

Di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono, formasio iman telah terjadi. Di

paroki ini terdapat berbagai kegiatan yang sejalan dengan hakikat formasio iman

berjenjang seperti Sanggar Anak. Sanggar Anak mampu bersinergi antar jenjang,

yaitu dengan kegiatan OMK dan umat secara luas. Konsep yang dibangun dalam

sanggar anak dengan metode yang kontekstual menjadikan sanggar anak

mempunyai ciri khas yang istimewa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

penulis, masih ada 2 (10%) responden menyatakan bahwa ternyata banyaknya

pendamping sanggar anak belum tentu mampu membawa anak semakin cinta

pada Yesus. Hasil penelitian ini menjadi acuan dari program formasio iman

berjenjang sebagai dasar penghayatan pribadi pendamping sebagai umat yang

mengantarkan anak untuk semakin mengalami Yesus Kristus dalam katekese atau

pendampingan iman anak.

Pertumbuhan dalam iman harus diperkembangkan mulai dari usia anak-

anak, agar anak dapat dibantu memperdalam dan mengimani pilihannya secara

penuh. Oleh sebab itu, tugas seorang pendamping sanggar anak sangatlah penting

dalam perkembangan iman anak-anak yang merupakan ujung tombak

perkembangan Gereja masa depan.

Melalui pendampingan ini, para pendamping sanggar anak pertama-tama

disadarkan akan pengalamannya menanggapi iman, berkembang dalam iman.

Kemudian mereka diajak untuk memahami hakikat pendidikan iman bagi

kalangan anak-anak, hingga akhirnya memahami formasio iman yang menjadi

perhatian Keuskupan Agung Semarang. Diharapkan peserta memahami urgensi

pendampingan iman anak sebagai bagian dari formasio iman, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

133

termotivasi untuk ikut ambil bagian dalam karya pendampingan iman bagi anak-

anak.

g. Sumber Bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam satuan persiapan untuk sesi formasio

iman yaitu pengalaman hidup peserta dan buku terbitan Kanisius yang berjudul

Formatio Iman Berjenjang karya Dewan Karya Pastoral KAS tahun 2014.

Pengalaman hidup peserta digali dengan beberapa pertanyaan menyangkut

pendampingan iman yang telah dilaksanakan di Sanggar Anak Bedono.

Pengalaman hidup peserta menjadi bahan acuan proses pendampingan ini. Peserta

saling berbagi bahan yaitu pengalamannya dan saling melengkapi satu dengan

yang lainnya. Sumber bahan yang kedua adalah buku Formatio Iman Berjenjang.

Bahan yang diambil dari buku ini adalah materi yang berisi pengertian tentang

formasio iman berjenjang, peranan formasio iman, tujuan formasio iman, dan

aspek formasio iman.

h. Metode

Metode yang digunakan dalam satuan persiapan pendampingan ini adalah

metode diskusi dan sharing pengalaman. Metode adalah cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode diskusi adalah

suatu cara mengelola kegiatan dengan penyajian materi melalui berbagi

pengalaman dan pemecahan masalah. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

134

peserta bila diskusi itu melibatkan semua peserta diskusi dan menghasilkan suatu

pemecahan masalah. Dalam satuan persiapan ini metode dijalankan dengan

beberapa pertanyaan sebagai tuntunan diskusi. Diskusi dalam satuan persiapan ini

menyangkut beberapa hal yaitu sharing pengalaman dan menganalisis pertanyaan.

Sharing pengalaman dilakukan sebagai ungkapan pengalaman pendamping dalam

mengikuti kegiatan sanggar anak.

i. Sarana

Sarana yang digunakan dalam dalam pendampingan ini adalah panduan

diskusi. Panduan diskusi digunakan sebagai arah percakapan peserta.

j. Materi

Materi yang disajikan adalah pengalaman peserta dalam proses

penyelenggaraan kegiatan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

Materi disajikan dengan metode diskusi dengan beberapa tuntunan pertanyaan

yang mengarahkan peserta untuk berbagi pengalaman dan saling memecahkan

masalah yang ada.

k. Proses Pendampingan

1) Pembukaan

Pembukaan atau pengantar oleh pemberi pengantar dapat dimulai dengan

prakata sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

135

“Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pada kesempatan ini kita

akan bersama-sama mengolah pengalaman dalam proses mendampingi sanggar

anak, suka duka dan berbagai macam kegembiraan, berkat, dan karunia yang kita

rasakan. Dalam sesi ini kita bersama-sama akan bertolak dari gaung formasio

iman. Formasio iman ini digencarkan sebagai wujud perhatian dari Keuskupan

Agung Semarang.”

2) Sharing Pengalaman

Untuk membantu peserta masuk dalam pemahaman dan pengertian

formasio iman, peserta diajak untuk berbagi pengalaman tentang pendampingan

iman yang telah dilaksanakan di Sanggar Anak Bedono. Peserta dibagi menjadi

beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima orang. Dalam sharing

pengalaman, peserta diberikan waktu selama 30 menit dengan beberapa panduan

pertanyaan. Panduan pertanyaannya sebagai berikut:

a) Bagaimana pengalaman Anda selama ini dalam pelaksanaan kegiatan sanggar

anak?

b) Bagaimana dengan jalannya pertemuan? Rutin atau tidak?

c) Masalah apa yang Anda hadapi dalam proses kegiatan sanggar anak?

d) Apakah Anda dapat menjadi media yang mengantarkan anak untuk semakin

mencintai Yesus?

Setelah sharing pengalaman selesai, peserta masuk dalam kelompok besar.

Perwakilan masing-masing peserta diberi kesempatan untuk membagikan hasil

sharing pengalaman dalam kelompok besar. Waktu sharing adalah 10 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

136

3) Diskusi Materi

Dalam proses penyampaian materi peserta menerima handout yang berisi

materi formasio iman berjenjang. Materi didiskusikan oleh peserta sebagai

peneguhan atas sharing pengalaman. Materi dapat dilihat dalam Lampiran 2

(halaman 2). Waktu diskusi adalah 15 menit. Untuk memudahkan peserta dalam

mendiskusikan materi, fasilitator menyediakan beberapa panduan pertanyaan

sebagai berikut:

a) Apa pengertian dari formasio iman berjenjang menurut Anda?

b) Apa peranan formasio iman menurut Anda?

c) Apa tujuan formasio iman dari pandangan Anda sendiri?

d) Bagaimana aspek dari formasio iman ini berperan bagi pengalaman Anda

sebagai pendamping yang terlibat dalam sanggar anak?

4) Penutup

Peserta diajak untuk menutup kegiatan pendampingan dengan kesimpulan

dan doa penutup. Kesimpulan dapat disajikan dengan kata-kata sebagai berikut:

“Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus, dengan

formasio iman ini kita semakin tahu bahwa hidup beriman memerlukan proses

dan keterlibatan dari banyak pihak. Anak-anak perlu dibimbing agar dapat

memperkembangkan imannya dengan baik. Kita sebagai umat Kristiani juga

mendapat mandat dari Allah untuk berperan aktif dalam menyebarkan ajaran iman

kita. Semoga dengan perjumpaan kita hari ini, kita semakin sadar bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

137

pendampingan iman sangatlah penting terutama bagi kalangan anak-anak yang

merupakan ujung tombak Gereja sekarang dan masa depan. Oleh karena itu kita

wajib ikut ambil bagian dalam tugas Gereja mendidik dan mengambangkan iman

umatnya.”

Sebagai penutup dan meneguhkan sesi formasio iman, peserta diajak untuk

berdoa penutup. Alternatif doa penutup dapat didoakan sebagai berikut:

“Tuhan, kami bersyukur atas penyertaan-Mu dalam pendampingan

khususnya sesi formasio iman ini. Berikanlah kami cinta kasih dan kekuatan-Mu

agar kami tergerak untuk ambil bagian dalam karya katekese sebagai wujud cinta

kami kepada-Mu. Kami juga mohon supaya kami selalu dikuatkan dalam

mendampingi anak-anak dalam formasio iman berjenjang. Berkatilah anak-anak

yang kami dampingi agar menjadi pribadi yang beriman kepada-Mu, pribadi yang

semakin besar semakin dicintai banyak orang. Semua ini kami mohon demi Yesus

Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

138

2. Satuan Persiapan II

a. Judul Pertemuan : Spiritualitas Pendamping bagi Pendampingan Iman

Anak

b. Tujuan : Peserta semakin memiliki spiritualitas pelayanan

sebagai pendamping pendampingan iman anak

sehingga mampu menjalankan komitmennya

sebagai pendamping sanggar anak.

c. Peserta : Pendamping Sanggar Anak Sadang, Pelangi,

Sodong, Krajan, Pasbolo, Bomas, Piningit, dan

Wawar

d. Tempat : Rumah Bambu Sanggar Anak Sodong

e. Waktu : 90 menit

f. Pemikiran Dasar

Pendampingan iman anak merupakan usaha bersama untuk membantu

perkembangan iman anak. Oleh sebab itu diharapkan semua orang ambil bagian

dalam karya pewartaan Yesus Kristus. Selain mempunyai tugas pokok di dalam

hidupnya, umat diharapkan mengambil bagian dalam mendampingi iman anak,

untuk perkembangan pribadi umat sendiri, maupun perkembangan iman anak

yang didampingi.

Pemilihan materi ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yang menyatakan bahwa sebanyak 2 (10%) responden tidak setuju dan 1 (4%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

139

responden netral jika kegiatan sanggar anak mendapat dukungan dari romo

paroki, dewan paroki, dan seluruh umat. Pada item 50 sebanyak 3 (14%) yang

menyatakan tidak setuju jika orang tua selalu mendukung anaknya untuk terlibat

dalam sanggar anak. Pernyataan-pernyataan ini menjadi dasar pemilihan materi

yaitu spiritualitas pendamping.

Pendampingan Iman Anak merupakan usaha bersama untuk membantu

perkembangan iman anak. Peran pendamping iman anak adalah membantu dan

mempermudah perkembangan iman anak dengan menciptakan suasana hidup

beriman. Pendampingan iman anak merupakan salah satu bentuk karya pewartaan

Gereja untuk memperdalam iman dan membantu mereka untuk semakin terlibat

dalam hidup menggereja baik secara pribadi maupun bersama. Oleh sebab itu,

seorang pendamping pendampingan iman anak harus memiliki spiritualitas

Kristiani. Dengan adanya spiritualitas Kristiani mereka memiliki sesuatu yang

memotivasi untuk terus-menerus melayani Tuhan. Menjadi seorang pendamping

bukanlah hal yang mudah karena yang dihadapi adalah anak-anak yang memiliki

berbagai macam karakter. Lebih luas lagi, pendamping juga harus menghadapi

orang tua anak yang belum tentu mendukung anaknya untuk terlibat dalam

sanggar anak. Pendamping juga harus menjalin hubungan dengan romo paroki,

dewan paroki, dan seluruh umat sebagai bagian dari Gereja. Oleh sebab itu,

sebelum melihat keluar, pertama kali yang harus diperhatikan adalah spiritualitas

pendamping. Pendamping sanggar anak perlu dibekali spiritualitas pendamping

pendampingan iman anak supaya semakin bersemangat dalam menjalani karyanya

bagi Gereja walaupun berbagai rintangan datang untuk menghadang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

140

g. Sumber Bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam satuan persiapan II adalah materi

mata kuliah Pendidikan Iman Anak dari Program Studi IPPAK Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Materi yang dipakai adalah spiritualitas pendamping PIA.

Sumber bahan yang kedua diambil dari penulisan skripsi dalam BAB II (hal 27-

30) tentang spiritualitas pendamping PIA. Sumber bahan yang juga dipakai dalam

satuan persiapan ini adalah Yohanes 10:11-15 sebagai peneguhan untuk menjadi

seorang pendamping sanggar anak yang baik.

h. Metode

Metode yang digunakan dalam satuan persiapan II ini adalah metode

diskusi dan sharing pengalaman. Sharing pengalaman digunakan untuk

membagikan pengalaman pribadi sebagai pendamping yang terlibat aktif maupun

yang akan terlibat aktif dalam sanggar anak. Metode diskusi juga digunakan untuk

memecahkan sebuah masalah tentang penyebab adanya umat yang tidak

mendukung kegiatan sanggar anak.

i. Sarana

Sarana yang digunakan dalam satuan persiapan II ini adalah laptop, viewer

dan handout. Sarana yang juga dipersiapkan adalah teks Kitab Suci sebagai acuan

spiritualitas pendamping sanggar anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

141

j. Materi

Materi dalam satuan persiapan II ini adalah “Spiritualitas Pendamping

Pendampingan Iman Anak”. Isi dari materi tersebut meliputi pengertian kata

“spiritualitas” dan spiritualitas yang harus dimiliki oleh seorang pendamping

mulai dari kerendahan hati, beriman dewasa, Kristosentris, keterbukaan,

kerjasama, saling melengkapi, mencintai Kitab Suci, semangat pelayanan, dan

rela berkorban. Sebagai peneguhan materi yang disampaikan dari Kitab Suci

diambil dari Yohanes 10:11-15.

k. Proses Pendampingan

1) Pembukaan

Pembukaan dibuka dengan pengantar sebagai berikut:

“Kita akan bersama-sama dalam pertemuan ini menggali pengalaman

kita sebagai pendamping sanggar anak. Kita sebagai anak-anak Tuhan diharapkan

mengambil bagian untuk melayani Tuhan lewat sesama seperti mendampingi

iman anak sehingga makin berkembang dan menjadi murid Yesus. Oleh sebab itu

kehadiran seorang pendamping iman Kristiani diharapkan mempunyai

kemampuan untuk mempererat hubungan antarpribadi. Seorang pendamping iman

bagi anak-anak diharapkan memiliki hubungan erat dengan Tuhan dan seluruh

umat.

Pendampingan iman anak sangat khas dengan kegiatannya yang mampu

menghargai setiap pribadi anak. Pendamping dalam mendampingi iman anak

hendaknya mempunyai sikap rendah hati dan pengabdian untuk selalu belajar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

142

sabar, dan kreatif. Dalam kegiatan pendampingan iman dalam sanggar anak,

pendamping pasti memiliki pengalaman yang khas. Ada saatnya kita merasa

kecewa dengan orang tua yang tidak mendukung sanggar atau umat yang kurang

perhatian dengan sanggar anak, ada saatnya kita juga mempunyai semangat

berkobar-kobar dan bangga karena anak yang kita dampingi mampu memberikan

penampilan yang sangat baik pada saat pentas di depan umum. Oleh sebab itu kita

akan bersama berbagi pengalaman tentang keterlibatan kita dalam pendampingan

iman dalam sanggar anak dengan harapan kita saling memperkaya dan

meneguhkan keterlibatan kita dalam mendampingi iman anak.

Pada perjumpaan ini kita akan lebih mendalami spiritualitas pendamping

dalam mendampingi iman anak yang meliputi: semangat yang perlu dimiliki

pendamping, sikap dan kemampuan yang dimiliki pendamping, manfaat

melaksanakan pendampingan iman anak, dan melihat gambaran pendamping yang

baik menurut Kitab Suci, “Yesus gembala yang baik”. Semoga dengan pertemuan

ini kita semakin bersemangat untuk selalu terlibat dalam melayani Tuhan lewat

karya kita dalam sanggar anak. Harapan kita dengan berbagi pengalaman bersama

ini, kita dapat saling memperkaya dan meneguhkan. Dengan mengetahui

spiritualitas pendamping dalam mendampingi iman anak, kita diharapkan mampu

menghayati dan menghidupinya.”

Sebagai pembuka sesi, peserta diajak untuk doa pembukaan. Pemimpin

doa dapat dipersilakan untuk peserta pendampingan secara spontan, sebagai

tanggapan tentang materi spiritualitas pendamping sanggar anak. Waktu untuk

proses pembukaan adalah 5 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

143

2) Menggali pengalaman peserta dalam pelaksanaan Pendampingan Iman

Anak

Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki

anggota lima orang. Kelompok diberikan waktu 40 menit untuk melakukan

sharing pengalaman dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

a) Ceritakanlah bagaimana pengalaman Anda dalam mendampingi iman anak

dalam sanggar anak!

b) Bagi yang belum pernah ceritakan pengalaman Anda dengan melihat

pendamping sanggar anak yang pernah Anda lihat atau Anda alami!

c) Sejauh mana keterlibatan Anda dalam mendampingi dan melaksanakan

kegiatan sanggar anak?

d) Bagaimana Anda menanggapi umat yang tidak mendukung kegiatan sanggar

anak?

Peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi

dengan waktu 10 menit.

3) Mendiskusikan Materi tentang Spiritualitas Pendamping Pendampingan

Iman Anak

Peserta diajak untuk bersama-sama mendiskusikan materi spiritualitas

pendamping Pendampingan Iman Anak. Materi yang digunakan terlampir dalam

Lampiran 3 (halaman 5). Waktu untuk diskusi materi adalah 20 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

144

4) Mendalami Kitab Suci Yoh 10:11-15 Menjadi Pendamping yang Baik

Peserta diajak membaca teks Kitab Suci Yoh 10:11-15. Salah satu peserta

dipersilakan untuk membacakan teks dan peserta yang lain menyimak teks Kitab

Suci tersebut. Setelah selesai membaca teks Kitab Suci, peserta diberikan waktu 2

menit untuk merenungkan makna Kitab Suci tersebut, setelah itu pembawa materi

memberikan makna Kitab Suci per ayat yang terlampir dalam Lampiran 3

(halaman 6). Waktu untuk mendalami Kitab Suci adalah 10 menit.

5) Penutup

Peserta diajak untuk menyimpulkan sesi spiritualitas pendamping

pendampingan iman tersebut. Fasilitator dapat merangkum kesimpulan peserta

dengan ungkapan sebagai berikut:

“Seorang pendamping sanggar anak adalah bagian dari umat dan hidupnya

tentu harus berjumpa dengan umat. Oleh sebab itu dibutuhkan spiritualitas sebagai

dasar yang selalu menghidupi karya pelayanan pendamping. Banyak rintangan

yang selalu menghadang, baik dari anak-anak, orang tua, maupun dari pejabat

Gereja. Semua adalah bumbu dari sebuah paguyuban, tanpa bumbu itu semua

menjadi hambar atau tidak ada rasanya. Sebagai pendamping sanggar anak

pantaslah selalu mengusahakan mempunyai spiritualitas untuk selalu melayani

dan rela berkorban, mencintai Kitab Suci, beriman dewasa, rendah hati, dan

mempunyai semangat bekerja sama dengan orang lain bahkan orang yang tidak

menyukai kita.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

145

“Semua yang kita lakukan semata-mata sebagai pelayanan kita akan

baptisan yang telah kita terima. Keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita

pantaslah kita wariskan kepada anak-anak sebagai wujud pelayanan kita. Marilah

kita bersama-sama menyerahkan usaha dan hasil kita dalam mendampingi iman

anak-anak kepada Tuhan, apa pun hasil dan usaha kita selalu diterima karena

Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita.”

Sebagai penutup sesi ini, dapat didoakan doa penutup sebagai berikut:

“Tuhan, terimakasih atas penyertaan-Mu sehingga kami mempunyai

semangat untuk selalu melayani dan rela berkorban, mencintai Kitab Suci,

beriman dewasa, rendah hati, dan mempunyai semangat bekerja sama dengan

orang lain bahkan orang yang tidak menyukai kami. Kami bersyukur karena

sampai pada saat ini kami tetap mendapat kesempatan untuk bersama-sama anak-

anak. Bantulah kami untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang

kami dampingi sebagai wujud cinta kami kepada-Mu. Semua ini kami haturkan

demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

146

3. Satuan Persiapan III

a. Judul Pertemuan : Keterampilan Pendamping dalam Pemilihan materi

Pendampingan Iman Anak

b. Tujuan : Peserta dapat terampil memilih materi

pendampingan iman bagi anak-anak dan

menggunakan model pendampingan iman anak

berbasis Kitab Suci

c. Peserta : Pendamping Sanggar Anak Sadang, Pelangi,

Sodong, Krajan, Pasbolo, Bomas, Piningit, dan

Wawar

d. Tempat : Lahan Sayur Sanggar Anak Sodong

e. Waktu : 120 menit

f. Pemikiran Dasar

Dalam ajaran Gereja arti kata “Kitab Suci” adalah kesaksian iman akan

Allah yang selalu menyertai manusia. Sikap dan cara yang baik dalam

menggunakan Kitab Suci adalah mencari kehendak Tuhan dalam konteks siutasi

hidup konkrit. Gereja mengenal Kitab Suci yang disebut Alkitab sebagai pedoman

hidup peziarahan Gereja yang selalu menjiwai dan memberikan Roh dan kekuatan

akan terang iman ini.

Anak-anak adalah Gereja masa sekarang dan masa depan. Sebagai

pendamping sanggar anak perlulah menanamkan cinta Kitab Suci sejak dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

147

Sering kali orang berpendapat bahwa anak tidak tertarik dengan buku Kitab Suci

karena tampilannya yang kurang menarik. Dari sinilah pendamping ditantang

untuk memberikan bekal yang menarik yang mengacu dari Kitab Suci sebagai

upaya mengakrabkan Kitab Suci dengan anak sejak dini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di seluruh Sanggar Anak di Paroki

Santo Thomas Rasul Bedono, sebanyak 6 (29%) responden menyatakan sangat

setuju dan 10 (48%) responden menyatakan setuju jika selama proses kegiatan

sanggar anak pendamping merasa kesulitan dalam memilih materi pendampingan

iman. Penulis menyimpulkan bahwa perlu diusulkan beberapa cara dalam memilih

materi pendampingan iman. Dalam kerangka ini penulis akan memberikan usulan

dengan sumbangan tentang cara memilih materi pendampingan iman yang

bersumber dari Kitab Suci dan model pendampingan iman sesuai dengan yang

didapatkan dalam kegiatan perkuliahan di IPPAK-USD.

g. Sumber Bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam satuan persiapan III ini adalah buku

Amin Susanto yang berjudul Minggu Gembira Panduan untuk Pembimbing

Sekolah Minggu yang diterbitkan oleh Kanisius Yogyakarta tahun 2012. Bahan

yang diambil adalah pemilihan materi pendampingan dan contoh satuan persiapan

pendampingan iman anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

148

h. Metode

Metode yang digunakan untuk sesi ini adalah diskusi dan praktik. Metode

diskusi dipilih sebagai upaya meningkatkan kerjasama pendamping sanggar dan

mampu memecahkan masalah berkaitan dengan pendampingan iman. Praktik

sebagai usaha untuk memberikan contoh dan mengalami langsung materi yang

akan disampaikan.

i. Sarana

Sarana yang digunakan adalah laptop dan viewer untuk mempermudah

peserta dalam mengikuti materi. Sarana yang kedua adalah handout sebagai bahan

yang dapat dibawa dan dipelajari oleh peserta. Kitab Suci digunakan dalam sesi

ini sebagai acuan materi yang akan dipelajari.

j. Materi

Materi yang disajikan dalam satuan persiapan III ini adalah “Keterampilan

Pendamping dalam memilih materi Pendampingan Iman Anak”.

k. Proses Pendampingan

1) Pembukaan

Untuk memulai sesi ini dapat dibuka dengan pengantar sebagai berikut:

“Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus, pada hari

ini kita berkumpul menjadi saudara seiman untuk bersama-sama belajar tentang

materi pendampingan iman bagi anak-anak. Anak-anak adalah Gereja masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

149

sekarang dan masa depan. Sebagai pendamping sanggar anak, kita perlu

menanamkan cinta Kitab Suci sejak dini. Sering kali orang berpendapat bahwa

anak tidak tertarik dengan buku Kitab Suci karena tampilannya yang kurang

menarik. Dari sinilah kita ditantang untuk memberikan bekal yang menarik yang

mengacu dari Kitab Suci sebagai upaya mengakrabkan Kitab Suci dengan anak

sejak dini.”

Setelah pengantar peserta diajak doa pembukaan sebagai langkah

membangun konsentrasi. Doa pembukaan dapat didoakan sebagai berikut:

“Tuhan yang mahakasih, terimakasih atas berkat-Mu yang melimpah

bagi kami pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

Kami mohon berkat-Mu ya Tuhan, bukalah mata, hati, dan pikiran kami agar

kami dapat menerima materi pendampingan sebagai upaya kami dalam

mewartakan Kabar Gembira lewat usulan materi dari pendampingan ini. Dikau

kami puji kini dan sepanjang segala masa. Amin.”

2) Praktik tentang Pedoman Menyelenggarakan Pendampingan Iman Anak

yang Mengacu dari Kitab Suci.

Peserta diajak untuk mengenal pedoman menyelenggarakan

pendampingan iman anak yang mengacu dari Kitab Suci. Fasilitator memberikan

contoh menjadi seorang pendamping dan peserta dianggap sebagai anak-anak.

Fasilitator memandu praktik sesuai dengan Lampiran 4 (halaman 8). Waktu untuk

menyelenggarakan praktik adalah adalah 60 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

150

3) Diskusi

Peserta diajak untuk melihat proses praktik dan memberi masukan serta

tanggapan dalam pelaksanaan praktik. Waktu untuk diskusi ini adalah 30 menit.

4) Penutup

Peserta diajak untuk menyimpulkan sesi keterampilan pendamping dalam

menggunakan materi pendampingan iman ini. Fasilitator dapat merangkum

kesimpulan peserta sebagai berikut:

“Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus, kita

sebagai pendamping sanggar anak yang berupaya semaksimal mungkin

memperkenalkan anak kepada Yesus seringkali kurang mencapai tujuan. Dengan

usaha berbagai macam perlu kita dalami supaya anak semakin mencintai Yesus.

Semoga dengan usulan tersebut dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan

karya katekese atau pendampingan iman anak di Sanggar Anak Paroki Bedono.”

Setelah fasilitator menyimpulkan sesi ini peserta diajak untuk doa

penutup sebagai peneguhan dari apa yang peserta dapatkan. Doa penutup dapat

diungkapkan sebagai berikut:

“Tuhan, terimakasih atas penyertaan-Mu dalam sesi ini. Kami mohon ya

Tuhan, semoga apa yang kami dapatkan dalam sesi ini dapat kami praktikkan

sebagai usaha membangun sanggar anak yang selalu dekat dengan-Mu. Amin.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

151

4. Satuan Persiapan IV

a. Judul Pertemuan : Permainan Tradisional sebagai Media Pendampingan

Iman Anak

b. Tujuan : Peserta dapat menggunakan permainan tradisional

sebagai media yang cocok bagi pendampingan iman

anak

c. Peserta : Pendamping Sanggar Anak Sadang, Pelangi, Sodong,

Krajan, Pasbolo, Bomas, Piningit, dan Wawar

d. Waktu : 360 menit

e. Tempat : Lahan sayur, rumah bambu, dapur, dan tanah lapang

di Sanggar Anak Sodong

f. Pemikiran Dasar

Media merupakan hal penting dalam kegiatan pengajaran. Media

merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam proses pendampingan. Sarana

adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud

atau tujuan. Media menjadi pokok dari sebuah pendampingan khususnya

pendampingan iman anak.

Dalam proses pendampingan sanggar anak dari berbagai kegiatan yang telah

dilaksanakan banyak media yang telah digunakan. Media yang banyak tersebut

tentu dimiliki oleh masing-masing sanggar anak sebagai kekhasannya masing-

masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

152

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sanggar anak seluruh Paroki

Santo Thomas Rasul Bedono sebagian 13 (62%) responden menyatakan kesulitan

dalam menentukan media yang kontekstual. Ada beberapa orang yang

menyatakan tidak kesulitan dalam memilih media kontekstual. Oleh sebab itu

dalam pendampingan bagi para pendamping sanggar anak ini bertujuan setiap

pendamping sanggar anak dapat berkumpul dan saling berbagi media yang

kontekstual dan saling melengkapi antarsanggar.

Dalam kerangka ini penulis akan membagikan jenis permainan tradisional

yang banyak mengandung pesan dan makna yang baik untuk pendampingan iman

anak. Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar anak,

mengembangkan imajinasi mereka, mengembangkan kognisi, bahasa dan

rnotorik kasar dan halus. Anak menggunakan gerakan dan kemampuan

fisiknya, melatih kreativitas, dan mengasah kemampuannya menyelesaikan

masalah dengan rnenghadapi berbagai permainan dan bermain dapat membantu

bahasa anak melalui interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan. Jadi bermain

bagi anak tidak sekadar menghabiskan waktu, tetapi merupakan media bagi anak

untuk belajar.

Permainan tradisional adalah permainan yang berkembang dan biasa

dimainkan anak-anak dalam lingkungan masyarakat umum dengan menyerap

segala kekayaan dan kearifan lingkungannya. Di dalam permainan tradisional,

pribadi anak ditumbuhkembangkan, kreativitas dan semangat inovasinya

diwujudnyatakan. Permainan tradisional menjadi wahana bagi ekspresi diri anak.

Keterlibatan dalam permainan tradisional akan mengasah, menajamkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

153

menumbuh-kembangkan otak anak, melahirkan empati dan membangun

kesadaran sosial serta menegaskan kepribadiannya. Semua segi kehidupan

terangkum dalam permainan tradisonal.

g. Sumber Bahan

Sumber bahan yang dipakai dalam satuan persiapan IV ini adalah

pengalaman peserta dan permainan tradisional. Beberapa peserta yang datang dan

tidak kesulitan dalam memilih media kontekstual diberikan menjadi sumber bahan

proses pendampingan ini. Permainan tradisional diambil sebagai media

pendampingan iman anak yang kontekstual sesuai dengan sanggar anak yang

mengupayakan pendidikan kontekstual.

h. Metode

Metode yang digunakan dalam satuan persiapan ini adalah sharing

pengalaman dan outbound. Sharing pengalaman dilakukan untuk mengkaji

kekhasan dari sanggar anak masing-masing. Outbound merupakan kegiatan yang

dilakukan dialam terbuka dengan melakukan beberapa simulasi permainan.

Outbound dalam persiapan ini akan diisi dengan permainan tradisional.

i. Sarana

Sarana yang digunakan adalah panduan permainan tradisional untuk

mempermudah peserta dalam mengikuti proses kegiatan. Panduan permainan

tradisional Pecahan Genting/ubin/asbes/keramik, kapur/arang/ranting untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

154

membuat gambar. Syair Oray-Orayan digunakan untuk mempermudah

menghafalkan lagu. Sebuah bola tenis bekas dan beberapa keping pecahan genting

sepuluh buah yang sebesar atau selebar telapak tangan anak-anak digunakan

dalam permainan gebogan. Tiang atau pohon sebagai batang untuk permainan

betengan.

j. Materi

Materi yang disajikan di satuan persiapan IV ini adalah materi tentang

permainan tradisional sebagai media pendampingan iman anak. Isi dari materi

adalah sharing pengalaman dan pelaksanaan permainan tradisional dan diakhir

pertemuan akan diberikan peneguhan berupa makna atau refleksi dari permainan

tradisional.

k. Proses Pendampingan

1) Pembukaan

Sebagai pembuka sesi ini dapat diberikan pengantar untuk mengarahkan

peserta menuju perhatian pada sesi ini sebagai berikut:

“Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus, pada

kesempatan ini kita akan bersama-sama belajar mengenai media pendampingan

iman anak serta beberapa game yang dapat digunakan dalam proses

pendampingan. Permainan tradisional merupakan media yang baik diterapkan

bagi pendampingan iman anak dalam sanggar anak. Dengan mengangkat budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

155

dan kearifan lokal, maka iman anak akan tumbuh dan berkembang secara utuh dan

sesuai dengan budaya yang mereka hidupi.”

Untuk melangkah pada sharing pengalaman dan outbound, pertemuan ini

dibuka dengan doa secara spontan yang dipimpin oleh salah satu peserta yang

bersedia memimpin doa.

2) Sharing Pengalaman

Dalam proses berbagi pengalaman tentang media yang dipakai, peserta

diberi waktu untuk menggali semua media yang dimiliki oleh sanggar anak yang

didampinginya. Setelah itu masing-masing peserta menuliskannya pada kertas

yang sudah disediakan, selanjutnya peserta diberikan waktu untuk presentasi

masing-masing sanggar anak. Waktu yang diberikan untuk menulis dan berbagi

pengalaman adalah 30 menit. Peserta tetap dalam kelompok besar untuk

melakukan diskusi dengan pertanyaan panduan sebagai berikut:

a) Media apa yang pernah Anda gunakan dalam proses kegiatan sanggar anak?

Apa kelebihan dan kelemahan dari media tersebut?

b) Bagaimana media tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan iman

anak?

3) Outbound

Peserta diajak untuk berpindah ke tanah lapang di depan rumah bambu

Sanggar Anak Sodong. Peserta dibagi dalam dua kelompok. Setelah kelompok

terbagi, fasilitator memberikan pengantar outbound berdasarkan Lampiran 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

156

(halaman 13). Setelah fasilitator memberikan pengantar, peserta diajak untuk

memulai outbound bersama. Fasilitator memandu outbound sesuai dengan

lampiran 5 (halaman 16). Waktu setiap permainan adalah 50 meni. Setiap

permainan selesai fasilitator menjelaskan manfaat permainan dari berbagai aspek,

mulai aspek moral dan iman, fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, dan refleksi

permainan. Jumlah seluruh permainan tradisional yang diusulkan penulis

berjumlah enam permainan.

4) Penutup

Fasilitator dapat menutup sesi ini dengan kata-kata sebagai berikut:

“Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam belajar dan setiap anak

menyadari bahwa dirinya sebagai individu bisa menerima kelebihan dan

kekurangannya. Untuk itu dalam proses belajarnya juga harus menggunakan

metode yang unik, dalam artian tidak biasa untuk proses belajar bagi remaja dan

dewasa. Salah satu metode dan media belajar itu adalah dengan bermain dan

permainan. Dengan bermain, anak-anak bisa menyerap unsur-unsur pembelajaran

yang terkandung dalam bentuk permainan. Tingkat kreativitas anak akan terpacu

melalui daya khayalnya dan akan membuat anak-anak mampu melihat gambaran

dan wawasan baru di dunianya.

Outbound dengan permainan tradisional yang kita lakukan fokus pada

aspek moral dan iman, fisik, bahasa, kognitif dan sosial emosional menunjukkan

bahwa permainan tradisional bisa dijadikan media pembelajaran anak. Dalam

bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

157

bernegosiasi. Anak-anak menciptakan peristiwa khayalan, melatih keterampilan

fisik, sosial, kognitif, dan sosial emosional. Aspek-aspek ini adalah modal dasar

yang bisa digunakan dalam menjalani kehidupan dewasa. Hasil pembelajaran ini

akan bertahan sampai dewasa karena didapatkan dengan cara yang menyenangkan

dan dalam suasana yang bebas.

Dalam permainan tradisional juga terdapat refleksi yang mendalam dengan

ajaran Yesus, yakni cinta kasih, kesabaran, pelayanan bagi orang lain, mau

berbagi dengan orang lain. Dalam semangat Yesus ini anak-anak perlu

dikembangkan sebagai pribadi yang utuh dalam kasih Yesus.”

Setelah fasilitator menyampaikan kesimpulan peserta diajak untuk berdoa

bersama. Sebagai penutup dapat didoakan sebagai berikut:

“Tuhan Yesus yang mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu atas

penyertaan yang telah Engkau berikan dalam sesi ini. Kami berharap selalu

kepada-Mu, agar kami sebagai pendamping sanggar anak selalu Engkau berikan

kelancaran dalam mendampingi anak-anak-Mu. Ajarilah kami dengan bahasa

cinta-Mu ya Tuhan agar anak-anak kami mampu kami arahkan menuju pribadi

yang utuh sesuai dengan teladan Yesus Kristus Putera-Mu. Amin.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

158

BAB V

PENUTUP

Pada bagian penutup penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran

berkaitan dengan “Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman

Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang”. Bagian

kesimpulan berisikan gagasan-gagasan pokok dari keseluruhan isi penulisan

skripsi ini dan bagian saran berisi usaha-usaha yang dapat dilakukan agar

pendampingan iman anak dengan model sanggar anak dapat berjalan demi

perkembangan Gereja sebagai usaha memperluas karya keselamatan Allah yang

dianugerahkan Allah bagi Gereja. Saran akan ditujukan bagi Pendamping Sanggar

Anak di Paroki Santo Thomas Rasul, Gereja Santo Thomas Rasul Bedono, dan

bagi perkembangan mata kuliah di program studi IPPAK.

A. Kesimpulan

Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah suatu bentuk usaha untuk

membantu mengembangkan iman anak melalui pendampingan informal. Keluarga

merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan iman anak. Dalam

“Gereja Keluarga” anak mendapatkan pewartaan iman awal dan mengembangkan

panggilan rohani mereka (bdk. LG 11). Bahkan dalam keluarga itu bukan hanya

orangtua yang bertugas mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orangtua pun

mendapat pewartaan dalam anak (Nota Pastoral, 2008: 36). Tidak dapat

dipungkiri bahwa zaman yang semakin maju membuat keluarga harus memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

159

tuntutan ekonomi dan memaksa orang tua harus bekerja lebih keras. Akibatnya

anak menjadi kurang terdampingi. Hal ini diperkuat oleh survei yang dilakukan

oleh Keuskupan Agung Semarang tahun 2005 bahwa banyak orang tua

menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga anak kurang terdampingi (Nota

Pastoral, 2008: 36).

Pendampingan iman yang terjadi di berbagai paroki dan keuskupan

mempunyai ciri khas masing-masing. Di paroki Santo Thomas Rasul

pendampingan iman anak-anak menggunakan model pendampingan sanggar anak.

Dalam konteks pembangunan jemaat di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono,

“Sanggar Anak” adalah rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk

dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah,

sesuai dengan potensi yang dimiliki, konteks di mana mereka tinggal dan

tantangan zaman, sehingga mereka dapat mengelola kehidupannya serta turut

serta menghadirkan perubahan baik untuk sekitarnya. Dalam sanggar anak terjadi

proses pendampingan iman anak lewat kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan

baik kegiatan bersama maupun kegiatan personal sanggar. Pendampingan iman

anak terjadi secara utuh dan kontekstual.

Sanggar anak sejauh ini telah berperan sebagai rumah atau tempat yang

mengusahakan pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan non-kelas, memberikan

kesempatan dan ruang bebas kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan

sekitarnya dan menemukan hal-hal baru. Kegiatan yang sudah berjalan membawa

anak mampu mencintai lingkungannya (alam fisik, alam hayati, masyarakat,

budaya dan kehidupan beragama) sebagai tempat dan materi belajar. Sanggar anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

160

juga berperan menjadi wadah kegiatan dengan cakupan lebih luas, riil, integratif

dan mengembangkan berbagai dimensi kehidupan manusia (kecerdasan majemuk)

secara terintegrasi (pendekatan utuh). Sanggar anak juga mampu menjadi

katekese atau pendampingan iman anak yang kontekstual dengan pembelajaran

disesuaikan dengan tema kehidupan masyarakat sehari-hari. Sanggar anak

memiliki ciri khas inklusif, yaitu mampu mencakup semua umat beriman (teman

sebaya, adik-kakak, orang tua, dan umat lingkungan) sesuai dengan

kebutuhannya dan dapat memberdayakan setiap umat untuk menjadi pendamping

sesuai dengan keahliannya.

Peranan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul sebagai alternatif

pendampingan iman anak dengan metode dan media pendampingan yang

konteksual. Iman diwartakan dan dikomunikasikan melalui kesenian tradisional,

kegiatan lahan pertanian organik, dan melalui alam yang ada di sekitarnya.

Peranan sanggar anak dalam kegiatan pengembangan iman dapat dilihat dari

berbagai segi, mulai dari liturgi, diakonia, pewartaan, koinonia, dan martiria.

Dilihat dari segi liturgi, kegiatan Misa Alam, tugas koor, tugas putra altar,

tugas menyanyikan lagu pujian dalam perayaan Ekaristi membuat anak-anak

semakin mendapat tempat dalam Gereja. Anak-anak dilatih untuk dekat dengan

liturgi Gereja sejak dini. Dilihat dari segi diakonia, anak dilatih untuk melayani

umat yang sedang membutuhkan dalam kegiatan sanggar anak. Sebagai contoh

kesenian tradisional yang dimiliki oleh sanggar anak dibagikan kepada umat dan

masyarakat secara luas. Pelayanan yang diajarkan tidak hanya terbatas untuk umat

Katolik saja, tetapi kepada siapa saja yang membutuhkan. Dilihat dari segi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

161

koinonia, anak-anak dilatih untuk berkumpul bersama membentuk sebuah

paguyuban yaitu sanggar anak. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh sanggar anak

membantu melatih anak sejak dini untuk belajar mengorganisasi paguyuban

sehingga anak terbiasa mengelola paguyuban dimana mereka berada.

Dengan kegiatan sanggar anak, anak terbentuk menjadi pribadi yang

beriman melalui kearifan lokal atau nilai budaya tradisional. Kegiatan sanggar

anak mampu mengangkat lokalitas tempat di mana anak tinggal. Kegiatan sanggar

anak mampu mendidik anak untuk mencintai lingkungan hidupnya sebagai usaha

membawa anak bersyukur dan mau memelihara ciptaan Tuhan. Kegiatan sanggar

anak dapat menjadi katekese bagi anak-anak yang kontekstual dengan lingkungan

hidupnya sekaligus menjadi tempat Gereja Lokal ber-evangelisasi (mewartakan

Kabar Gembira). Sanggar anak dapat merangkul siapa saja termasuk umat beda

agama.

B. Saran

1. Bagi pendamping sanggar anak:

Untuk menunjang kegiatan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono, maka pendamping perlu melakukan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Mengadakan pertemuan rutin bagi para pendamping sanggar anak se-Paroki

Santo Thomas Rasul Bedono untuk bersama-sama membahas materi

pendampingan iman anak yang kontekstual dengan daerahnya masing-masing

sebagai upaya mempermudah sanggar anak dalam menentukan inkulturatif

materi pendampingan iman anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

162

b. Pendamping sanggar anak saling membagikan media yang dimiliki dalam

sanggar sebagai upaya membentuk kesatuan sanggar anak yang harmonis di

seluruh Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.

c. Pendamping semakin bersemangat dan tetap memelihara spiritualitas

pendamping pendampingan iman anak walaupun ada orang tua dan umat

yang kurang mendukung kegiatan sanggar anak.

2. Bagi Umat Paroki Santo Thomas Rasul Bedono:

Umat semakin terlibat dalam kegiatan sanggar anak, karena kegiatan sanggar

anak mampu membawa Gereja semakin gembira dan nama Yesus semakin

diwartakan. Anak adalah empu dari Kerajaan Surga, maka dari itu anak perlu

diberikan tempat sebagai anggota Gereja yang utuh.

3. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik:

Kampus IPPAK perlu mengembangkan matakuliah Pendidikan Iman Anak

dengan cara belajar bersama sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

sebagai tambahan wawasan dan model pendampingan iman anak yang

beracuan dengan budaya atau kearifan lokal dan alam ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(163)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Amalorpavadas, D.S. (1972). Katekese Sebagai Tugas Pastoral Gereja.

Yogyakarta: Pusat Kateketik.

Amin Susanto dkk. (2012). Minggu Gembira Panduan untuk Pembimbing

Sekolah Minggu. Yogyakarta: Kanisius.

Babin, Pierre. (1991). The New Era in Religious Communication.

Minneapolis, USA: Fortress Press.

Benedictus XVI. (2007). “Anak-anak dan Media: Sebuah Tantangan untuk

Pendidikan”. Surat Gembala pada Hari Komunikasi Sosial se-

Dunia ke 43, 20 Mei 2007.

Charis, Edwin. (2003). Menyusun Program Gerejawi bagi Pemula. Jakarta:

BPK Gunung Mulia.

Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2008). Nota Pastoral

Melibatkan Anak dan Remaja untuk Pengembangan Umat.

Muntilan: Dewan Karya Pastoral KAS 2008.

. (2014). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta:

PT Kanisius.

Fransiskus. (2014). “Komunikasi demi Melayani Perjumpaan Budaya

Sejati”. Surat Gembala pada Hari Komunikasi Sosial se-Dunia ke

48, 1 Juni 2014.

Hurlock, Elisabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan Anak: Cetakan 1.

Terj. Med Meitasari Tjadrasa. Jakarta: Erlangga.

Iswarahadi, Y.I. (1999). Metode Katekese Alternatif. Yogyakarta: Pusat

Pastoral.

. (2002). Pendidikan Iman di Zaman Audiovisual.

Yogyakarta: Pusat Pastoral.

. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.

. (2013). Sebuah Antopologi Komunikasi Media &

Pewartaan Iman Usaha Mencari Model Pewartaan Iman pada

Zaman Digital. Yogyakarta: Kanisius.

Kadarmanto, Ruth S. (2005). Tuntunlah ke Jalan yang Benar, Panduan

Mengajar Anak di Jemaat. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014).

Pendidikan Agama Katolik Menjadi Murid Yesus SD Kelas II.

Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Kountur, Ronny. D.M.S.,Ph.D. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan

Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.

Mangunhardjana, A.M. SJ. (1986). Pendampingan Kaum Muda.

Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

164

Mayeroff, Milton. (1993). Mendampingi untuk Menumbuhkan. Yogyakarta:

Kanisius.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Paroki St. Thomas Rasul Bedono. (2015). Dinamika Komunitas Sanggar

Kegiatan. Kab. Semarang: Sanggar Anak Bedono

Pendampingan Calon Pendamping PIA. (2003). Menjadi Pendamping PIA

yang Berkualitas. Yogyakarta: FIPA-USD

Prasetya dkk. (2008). Dasar-Dasar Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta:

Kanisius.

Pusat Kateketik. (2002). Kursus Pendampingan Iman Anak Bagi Para Novis

dan Postulan Yogyakarta. Yogyakarta: IPPAK.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

SAGKI. (2006). Bangkit dan Bergeraklah! Dokumentasi Hasil Sidang

Agung Gereja Katolik 2005. Jakarta: Obor.

Sugiarti, Maria Goretti AK. (1999). Pendampingan Iman Anak.,

Yogyakarta: FIPA – Universitas Sanata Dharma.

Suharsimi Arikunto. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharyo, Mgr. Ignatius. (2009). The Catholic Way: Kekatolikan dan

Keindonesiaan Kita. Yogyakarta: Kanisius.

Sutrisno Hadi. (2004a). Metodologi Reaserch 1. Yogyakarta: Andi Offset.

(2004b). Metodologi Reaserch 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Telaumbanua, Marinus. (2005). Ilmu Kateketik Hakikat, Metode, dan

Peserta Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

Tim Pendamping Sanggar Anak Bedo No!. (2014). Presentasi Sanggar

Anak di Paroki Sukorejo:”Membangun Rumah Tumbuh Iman

Anak”, tanggal 6 April 2014.

Umar, Husein. (1998). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

van Beek, Aart. (2001). Pendampingan Pastoral. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Yohanes Paulus II. (1981). Anjuran Apostolik, Familiaris Consortio,

Peranan Keluarga Kristen Dalam Dunia Modern. Jakarta: KWI

. (1991). Catechesi Trandendae. Terj. R..Hardawiryana,

SJ. Dalam Dokumen Gerejani. Jakarta: KWI.

2. Internet

Benie Varman. (2015). Sanggar Anak Sadang-Bedono.

https://www.youtube.com/watch?v=ni5wkAosjqQ. Diterbitkan

tanggal 17 Februari 2015, diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul

17.48 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

165

eFKa. (2013). Kompasiana: Mandiri, Membumi, dan Lestari (Lustrum I

Paroki St. Thomas Rasul Bedono).

http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/08/mandiri-membumi-dan-

lestari-lustrum-i-paroki-st-thomas-rasul-bedono-616693.html. Diakses

tanggal 24 Februari 2015 pukul 15.25 WIB.

Fransiskus Kurniawan. (2013). Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Paroki St. Tomas Rasul Bedono.

https://www.youtube.com/watch?v=hr1m8HseQ5c. Diterbitkan

tanggal 28 Oktober 2013, diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul

16.00 WIB.

. (2014). Salam Natal dari Bedo No!.

https://www.youtube.com/watch?v=PaWy56Behf8. Diakses pada

tanggal 24 Februari 2015 pukul 16.10 WIB.

. (2014). [Dongeng Bahasa Jawa] Pitulungane

Monggo-Festival Anak Sanggar Bedono 2014.

https://www.youtube.com/watch?v=FvQR-HNnzOo. Diterbitkan

tanggal 25 Februari 2014, diakses pada tanggal 24 Februari 2015

pukul 16.20 WIB.

. (2014). Festival Anak Sanggar - Sanggar Anak

Sadang. https://www.youtube.com/watch?v=k3BhlV_rS4g.

Diterbitkan tanggal 10 April 2014, diakses pada tanggal 24 Februari

2015 pukul 16.27 WIB.

. (2014). Wayang Sayur oleh Sanak Sodong.

https://www.youtube.com/watch?v=MegTo6D8PoY. Diterbitkan

tanggal 4 April 2014, diakses pada tanggal 24 Februari 2015 pukul

16.37 WIB.

. (2014). Festival Sanggar Anak - Reog Jaran

Blarak. https://www.youtube.com/watch?v=WtixW658Jjg.

Diterbitkan tanggal 4 Maret 2014, diakses tanggal 25 Februari 2015

pukul 05.35 WIB.

. (2014). Pring Reketeg - Lustrum I Paroki

Bedono. https://www.youtube.com/watch?v=VTkzqIUxQLg.

Diterbitkan tanggal 22 Februari 2014, diakses tanggal 23 Februari

2015 pukul 16.50 WIB.

. (2014). Perayaan HPS Sadang, Paroki St. Thomas

Rasul Bedono. https://www.youtube.com/watch?v=EzBCxJ4LC34.

Diterbitkan tanggal 29 Oktober 2014 diakses tanggal 23 Februari 2015

pukul 17.13 WIB.

Sanak Sodong. (2014). Berbagi Cerita, Berbagi Bahagia.

http://sodonglestari.com/ . diakses tanggal 24 Februari 2015.

. (2014). Tidak Sekedar Membagi. http://sodonglestari.com/

. diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul 19:41 WIB.

. (2014). Festival Anak Sanggar BedoNo!.

http://sodonglestari.com/. Diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul

20.00 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

166

. (2014). Wayang Sayur Sanggar Anak Sodong.

http://sodonglestari.com/. Diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul

19.35 WIB.

Thomas Puji Ristanto. (2014). Suasana Latihan Sanggar Anak Sodong.

https://www.youtube.com/watch?v=qxP-ZTCLyUU. Diterbitkan

tanggal 13 Apr 2014 diakses tanggal 23 Februari 2015 pukul 19.05

WIB.

Triangle photography & videography. (2013). Sanggar anak Sadang,

Bedono. https://www.youtube.com/watch?v=zh3JxJ6SnhQ.

Diterbitkan tanggal 20 Jun 2013 diakses tanggal 24 Februari 2015

pukul 17.19 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(1)

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Penelitian

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (IPPAK)

Jl. Ahmad Jazuli 2, Tromolpos 75 Yogyakarta 55002

Telp. (0274) 589035, 541642 – Fax (0274) 541641

Hal : Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Penelitian

Yth. Rm. Patricius Hartono, Pr

Pastor Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang

Di Bedono

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian skripsi yang berjudul “Peranan Sanggar Anak terhadap

Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten

Semarang”, saya,

Nama : Yustinus Tyasmanto

NIM : 111124003

Semester : VIII

Program Studi : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian dengan mengedarkan kuesioner

kepada para pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono dengan tujuan

mendapatkan data tentang peranan sanggar anak terhadap proses pendampingan iman anak.

Demikian surat permohonan saya, atas perhatian dan izin yang diberikan Pastor Paroki

Santo Thomas Rasul Bedono saya ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 2 Juni 2015

Pembimbing Skripsi, Pemohon,

Drs. Y.I. Iswarahadi, SJ, MA Yustinus Tyasmanto

Mengetahui,

Kaprodi IPPAK USD

Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M. Ed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(2)

Lampiran 2: Materi Formasio Iman Berjenjang

Formasio Iman Berjenjang

1) Pengertian Formasio iman Berjenjang

Formasio iman dilakukan dalam dua bentuk, yakni secara berjenjang dan

kategorial. Formasio iman secara berjenjang artinya formasio iman dilaksanakan

melalui tahap-tahap usia, mulai dari usia balita sampai lanjut usia. Formasio iman

berjenjang dilaksanakan melalui jalur paroki, dengan alasan bahwa di paroki

terdapat umat mulai dari anak-anak sampai lanjut usia, from the womb to the tomb

(dari rahim hingga makam). Mereka semua berhak untuk mendapatkan

pendampingan iman sepanjang hidupnya.

Formasio iman berjenjang adalah formasio iman yang integratif dan

progresif. Integratif artinya ada kesatuan dan keutuhan antarjenjang.

Pendampingan iman tidak hanya membutuhkan pendamping yang dapat

mendampingi dalam jenjang tertentu, tetapi juga memahami arah pendampingan

selanjutnya. Itu sebabnya pendampingan ini juga bersifar progresif yang berarti

ada suatu langkah dan tahap yang lebih tinggi menurut jenjang usianya. Untuk

membantu arah tersebut ketersediaan pendamping dan program pendampingan

sangatlah penting.

Formasio iman berjenjang sangat memperhatikan aspek perkembangan

psikologi dan perkembangan iman. Hal ini dapat membantu keberhasilan sebuah

pendampingan. Setiap jenjang usia tentu memiliki karakteristik psikologi yang

berbeda-beda, maka formasio iman berjenjang harus memperhatikan karakteristik

pesertanya untuk menentukan metode maupun cara pendampingan.

2) Peranan Formasio iman

a) Peran Kerygmatis

Formasio iman berperan meneguhkan iman umat melalui pewartaan yang

bersumber dari Kitab Suci. Formatio menjadi perwujudan dari pelayanan sabda

bagi umat. Oleh sebab itu hidup seorang pendamping iman tidak lepas dari Kitab

Suci. Ia menghidupi dan menggemakan Kitab Suci melalui pengajaran, pewartaan

dan kesaksian hidupnya.

Formasio iman menegaskan perutusan Gereja untuk selalu mewartakan

Injil. Bukan hanya Gereja yang menjalankan formatio, tetapi Allah yang melalui

Gereja memberikan Sabda dan hidup-Nya. Kitab Suci menjadi media utama

dalam formasio iman. Terhadap pewartaan, umat beriman diajak untuk

memberikan tanggapan dengan bebas berupa penyerahan diri kepada Allah dan

menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya (DV 5).

b) Peran Edukatif

Formasio iman bersifat mendidik orang untuk hidup menurut Injil dan

ajaran Gereja. Orang yang telah beriman dididik agar berkembang imannya

sampai memberi dampak bagi hidupnya. Oleh sebab itu pendidikan tidak hanya

menyangkut aspek pengetahuan tetapi juga penghayatan dan pengamalan. Iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(3)

anak perlu didampingi sebab mereka merupakan ujung tombak perkembangan

Gereja. Gereja harus bertanggungjawab atas perkembangan iman mereka.

c) Peran Kuratif

Memelihara iman umat agar bertumbuh dan berkembang dengan

menjalankan tugas Gereja yang meliputi pewartaan sabda (word), doa (worship),

persekutuan, kesaksian, sharing (witness), dan pelayanan serta keterlibatan yang

memberdayakan (welfare). Dalam kebersamaan, orang akan terpelihara dan

terjaga pertumbuhan imannya serta terbukti dayanya. Iman tidak mungkin tumbuh

tanpa dipelihara, dijaga, dipupuk melalui doa, membaca kitab suci, beribadat dan

bersekutu.

d) Peran Transformatif

Membarui hidup atas dasar iman. Tidak hanya pengajaran (inform) tetapi

mengubah (transform). Perubahan itu meliputi unsur kognitif, afektif dan operatif

serta kreatif. Iman membantu orang menjadi kritis. Formasio iman mendorong

orang untuk bertindak benar dan membawa kebaikan bersama. Formasio iman

mengantar orang pada pertobatan yaitu perubahan hidup umat berdasarkan nilai-

nilai injili. Ia semakin serupa dengan hidup Yesus baik dalam pikiran, kata dan

perbuatan.

3) Tujuan Formasio iman

a) Kemuridan

Seseorang disebut murid jika tinggal dan hidup bersama gurunya. Dalam

proses kebersamaan itu terjadilah proses belajar bersama, terdidik, tertempa dan

terbentuk dalam pengetahuan, karakter, keterampilan dan seluruh kepribadian

secara utuh. Kemuridan bukan sekadar peniruan (imitasi) terhadap gurunya.

Pemuridan merupakan konsekuensi logis mengalami panggilan Allah dan campur

tangan Allah dalam diri kita. Melalui formasio iman, kita disadarkan akan

panggilan Yesus untuk berelasi dan tinggal bersama-Nya, belajar mengalami

kehidupan-Nya sampai pada akhirnya diperbarui serta diutus melanjutkan karya-

Nya.

b) Kedewasaan

Hidup sebagai anak Allah dimulai saat menerima sakramen baptis, yang

perlu dilakukan selanjutnya adalah “tetap di dalam Kristus, berakar dalam Dia,

dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman dan bersyukur” (lih. Kol 2:6-

7). Pendewasaan berarti proses pertumbuhan dalam relasi dengan Kristus,

mengambil bagian dalam kehidupan-Nya, nasib-Nya dan turut dalam perutusan-

Nya. Formasio iman membantu orang mengalami pendewasaan iman. Iman yang

dewasa membawa manusia kepada penghayatan kehadiran Yesus yang mendalam.

c) Kekatolikan

Kekatolikan mengandung unsur iman dan tradisi dengan mengimani dan

menghayati tradisi rasuli yang diwujudkan dalam pengakuan, penghayatan doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(4)

dan liturgi serta dalam tindakan kasih. Kekatolikan yang diharapkan menyangkut

unsur informasi, hati dan misi. Keuskupan Agung Semarang membentuk diri

umatnya dengan kesadaran akan kekatolikan yang dihayati secara cerdas

(memahami dan menghayati serta pandai memperhitungkan keadaan dan siap

menghadapi tantangan serta dapat mempertanggungjawabkan imannya), tangguh

(sikap dalam menghadapi pergulatan hidup, Kristus menjadi keyakinannya, tujuan

dan sebagai jalan hidupnya, jiwanya dan jalan keselamatannya. Dalam formasio

iman, umat perlu dibimbing agar iman dimaknai positif dan ditempatkan sebagai

sesuatu yang berharga), misioner (melibatkan diri dalam masyarakat dan

bekerjasama dengan semua yang berkehendak baik untuk menegakkan

keselamatan).

4) Aspek Formasio iman

Unsur hidup meliputi kognitif, afektif, dan operatif; dengan demikian

aspek formation iman menyangkut empat unsur tersebut, yaitu:

a) Pengetahuan Iman

Pengetahuan iman merupakan cara untuk dapat mempertanggungjawabkan

apa yang umat yakini. Pengetahuan iman sangat perlu untuk mencapai

penghayatan iman yang lebih dalam.

b) Tradisi Katolik

Bukan sekedar praktik keagamaan tetapi pengalaman iman bersama jemaat

kristiani dan kesatuan jemaat dalam Roh. Tradisi merupakan kenyataan yang

hidup yang menyimpan pengalaman iman jemaat yang diterima, diwartakan,

dirayakan, dan diwariskan dari Gereja Perdana sampai sekarang meliputi:

sakramen, sakramentali, doa dan devosi, praktik hidup Katolik lainnya.

c) Moral Katolik

Sikap dan tindakan etis yang bersumber dari pengalaman iman dan berpijak

pada Ajaran Sosial Gereja meliputi: dekalog (Sepuluh Perintah Allah), khotbah di

bukit, keterlibatan sosial berdasarkan prinsip menunjung martabat manusia,

solidaritas. Dengan penghayatan moral Katolik, manusia diajak untuk

membangun sikap tobat terus menerus sebagai usaha nyata pembaruan hidup

moral.

d) Menjemaat dan memasyarakat

Iman Gereja bukan melulu iman personal yang dihayati pribadi melainkan

iman ekklesial yang dihayati bersama melalui perjumapaan yang saling

memperkembangkan iman, Gereja sebagai bagian dari masyarakat luas maka

harus terlibat di dalamnya. Keterlibatan itu diwujudkan dengan cara: persaudaraan

sejati lintas batas, kerjasama dengan semua yang berkehendak baik dan

melibatkan diri dalam tanggung jawab sosial serta berani bersikap kritis-profetis

(menyuarakan kehendak Allah dalam realitas). Ajaran Sosial Gereja menjadi

bahan yang memadai untuk mendasari keterlibatan dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(5)

Lampiran 3: Materi Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak

Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak

Kata spiritualitas berasal dari spirit yang artinya “roh, daya kekuatan

yang menghidupkan dan menggerakkan seseorang untuk bertindak dan

mewujudnyatakannya.”

Tentu saja sebagai seorang pendamping PIA, terlebih dahulu pendamping

harus menguasai spiritualitas pendamping PIA agar pendampingan menjadi

semakin maksimal. Spiritualitas Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah sebagai

berikut:

1) Kerendahan Hati

Kerendahan hati atau dengan kata lain merasul dalam arti bahwa

sebagai pendamping PIA hendaknya memiliki sikap rendah hati di hadapan anak-

anak, tidak bersikap menggurui atau menguasai, tetapi bersikap seperti teladan

Yesus Kristus yang berkenan menghidupkan, membebaskan dan menyelamatkan

manusia (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

2) Beriman Dewasa

Beriman dewasa artinya memiliki keyakinan mendalam akan cinta

kasih Allah yang menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus, dan mampu

menghayati imannya dalam situasi apa pun juga serta mampu memberikan seluruh

hidupnya demi keselamatan orang banyak (Panduan Calon Pendamping PIA,

2003: 28).

3) Kristosentris

Kristosentris artinya seluruh hidup berpusat pada Yesus Kristus,

seorang pendamping hendaknya terus menerus menimba kekuatan inspirasi dan

nilai-nilai hidup Kristus untuk ditularkan pada anak-anak yang didampingi

(Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

4) Keterbukaan

Pendamping mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan anak-

anaknya, mampu memahami situasi masing-masing anak dan kehidupan mereka.

(Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

Dalam mewartakan Kabar Gembira pendamping PIA diharapkan

menyadari sepenuhnya bahwa dasar pertama dan utama kegiatan ini adalah Roh

Kudus hadir dan berkarya tidak hanya pada dirinya sendiri, tetapi juga dalam diri

anak-anak dampingan (Prasetya, 2008: 28).

5) Kerjasama dan Saling Melengkapi

Pendamping hendaknya mau dan mampu menjalin kerjasama dengan

orang lain (sesama pendamping) agar dapat saling melengkapi dalam usaha

mencapai tujuan yang diharapkan oleh Gereja (Panduan Calon Pendamping PIA,

2003: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(6)

6) Mencintai Kitab Suci

Seorang pendamping PIA hendaknya akrab dengan Kitab Suci. Dengan

membaca, merenungkan, dan menggali Sabda Allah terus menerus diharapkan

pengalaman iman dalam Kitab Suci sungguh mempengaruhi hidup pendamping

dalam mendampingi hidup anak-anak, sehingga pendamping tidak hanya sekadar

membagi pengetahuan tentang Kitab Suci tetapi juga menjiwai Kitab Suci tersebut

(Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).

7) Semangat Pelayanan dan Rela Berkorban

Pendamping PIA hendaknya memiliki semangat pelayanan di mana

dengan semangat mau datang kepada anak-anak, tidak menunggu anak-anak yang

datang kepada pendamping. Sebagai pendamping diharapkan mampu

mengembangkan sikap dan semangat rela berkorban demi kepentingan anak-anak

dampingannya. Pengorbanan itu antara lain meliputi waktu, tenaga, pikiran, harta,

kepentingan pribadi dan keluarga, dan sebagainya. Pengorbanan ini hendaknya

didasarkan pada kesungguhan hati dan ketulusan hati, tanpa pamrih apa pun,

karena mencintai tugas perutusannya (Prasetya, 2008: 28).

8) Pendamping PIA menurut Kitab Suci Yohanes 10:11-15

Seorang pendamping dalam mendampingi iman anak perlu mempunyai

semangat seperti Yesus dalam Kitab Suci. Gambaran pendamping yang baik dapat

kita temukan dalam Kitab Suci sebagai berikut:

No Ayat Tema Penjelasan ayat

1 Ayat 11

“memberikan

nyawa-Nya”

Mengorbankan waktu, pikiran, perasaan,

mengutamakan kepentingan bersama,

memiliki dedikasi yang tulus, memberikan

yang terbaik, berani menanggung resiko demi

pelayanan, berani dan mampu menerima

kritikan, memperjuangkan kepentingan anak-

anak dan lebih memperhatikan anak yang

lemah

2 Ayat 12 “ciri gembala

yang bukan

pemilik

domba”

(pemimpin

yang tidak

baik)

Lebih mengutamakan kepentingan pribadi,

bekerja demi pujian, mencari popularitas diri

dan tidak tahu apa yang menjadi kebutuhan

anak-anak.

3 Ayat 13 “meninggalkan

domba”

Tidak berani, takut ambil resiko, tidak mau

direpotkan, tidak mau tahu dengan keadaan

anak, dan menghindar dari masalah

4 Ayat 13b “membiarkan

srigala

menerkam”

Membiarkan anak-anak dalam kesulitan

sendiri, tidak mau tahu dengan kesulitan

anak-anak dan tidak konsekuen dalam tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(7)

No Ayat Tema Penjelasan ayat

5 Ayat 14 “mengenal

domba-

domba”

Pendamping tahu kebutuhan peserta,

mengenal dan mencintai anak-anak,

menerima anak dengan segala kekurangan

dan kelemahan, mau dan mampu

mendengarkan dan mengerti dunia anak-anak.

Dikenal oleh

domba

Anak-anak merasa dekat dan akrab, anak-

anak merasa diperhatikan, dipercaya oleh

anak-anak, dan semangat persaudaraan sangat

diraskan.

6 Ayat 15 “mengenal

Bapa”

Melaksanakan kehendak Bapa, taat pada

Bapa, memiliki relasi pribadi dengan Bapa

dan memiliki iman yang mendalam

Dikenal Bapa

Berkenan kepada Bapa, merasa bangga,

merasa bahagia, berani, karena merasa

disertai oleh Bapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(8)

Lampiran 4: Materi tentang Pedoman Menyelenggarakan Pendampingan

Iman Anak yang Mengacu dari Kitab Suci

1) Pedoman Pendampingan Iman Anak

Dalam pendampingan iman anak dan pendampingan-pendampingan yang

lain, banyak sekali pedoman untuk melaksanakan sebuah kegiatan pendampingan.

Berikut adalah sebuah usulan dalam mempersiapkan materi pendampingan iman

anak sebagai upaya mempersiapkan pendamping untuk lebih terampil saat

berhadapan dengan anak dan Kitab Suci.

a) Tema

Tema adalah batasan bahan pertemuan. Tema memberikan gambaran

bagi pendamping tentang ruang lingkup sikap iman yang akan dibahas.

b) Renungan Pendamping

Kesaksian hidup dari pendamping merupakan hal penting dalam proses

katekese. Sebelum pendamping membawa anak-anak pada proses katekese maka

pendamping hendaknya terlebih dahulu bergumul tentang sikap iman yang akan

dibahas. Pendamping perlu menyadari dan menghayati tema. Untuk itu disajikan

pertanyaan-pertanyaan reflektif tentang tema yang disajikan pada bagian

pendamping.

c) Tujuan

Tujuan di sini adalah segi iman yang akan dicapai dalam suatu

pendampingan. Tujuan merupakan konkretisasi dari tema yang dibahas. Tujuan

sangatlah penting dalam sanggar anak sebagai arah pendampingan yang

mendekatkan anak kepada Yesus.

d) Sumber Bahan

Sumber bahan merupakan sumber-sumber yang dipakai sebagai bahan

dalam pembelajaran tema tertentu. Pada dasarnya sumber bahan diambil dari

Kitab Suci atau dokumen Gereja, dan buku-buku lain yang relevan serta

pengalaman hidup sehari-hari. Tawaran sumber yang diusulkan bukan harga mati,

namun tetap dibuka kemungkinan memilih teks Kitab Suci sesuai dengan situasi.

e) Sarana dan Alat

Sarana dan alat adalah segala perlengkapan yang dapat mendukung

pertemuan sehingga pertemuan menjadi semakin hidup dan mengena.

Pendamping dapat memfotokopi sarana yaitu teks Kitab Suci, blangko isian, dan

teks-teks lain. Sarana yang tersedia dalam skripsi ini sifatnya sebuah usulan, oleh

karena itu sarana yang tersedia dapat diganti atau tidak digunakan.

f) Doa atau Lagu Pembuka dan Penutup Pertemuan

Penting bagi pendamping bahwa setiap pertemuan yang direncanakan

merupakan perjumpaan umat beriman. Kesadaran hadir sebagai umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(9)

diungkapkan lewat doa pembukaan dan doa penutup. Lagu pembuka dan penutup

sebagai wujud kegembiraan anak-anak dan pemersatu ucapan doa anak-anak.

g) Menyadari Pengalaman

Menyadari pengalaman adalah unsur pokok dari sebuah proses

pertemuan, yaitu menggali, mendalami, memperluas pengalaman konkret sehari-

hari sehingga disadari kembali oleh anak. Penyadaran pengalaman hidup sehari-

hari tema yang akan dibicarakan merupakan bagian penting dalam proses

pertemuan. Ada beberapa kemungkinan kegiatan yang dapat dilaksanakan,

misalnya bercerita, melihat gambar, melihat foto, menjawab dan mendiskusikan

pertanyaan tuntunan. Yang paling pokok adalah terlaksananya kegiatan yang

mengupayakan disadarinya kembali pengalaman hidup sehari-hari berkaitan

dengan tema yang dibahas.

h) Mendengarkan Sabda Allah

Langkah ini juga merupakan unsur pokok dalam proses pendampingan,

sebab Kitab Suci berisi Sabda Allah sebagai sumber pengalaman iman. Pertemuan

pendampingan mengupayakan agar lewat membaca, mendramakan, merenungkan

Kitab Suci, anak menemukan pesan iman. Ada beberapa kemungkinan untuk

menggali dan merenungkan sehingga menemukan pewartaan, misalnya:

dibacakan, didramakan, dihafalkan, dijelaskan.

i) Mempertemukan pengalaman sehari-hari dengan pengalaman iman

Pada awal diketahui bahwa pengalaman sehari-hari menjadi bermakna

ketika mendapatkan terang iman yang ditemukan dari membaca Kitab Suci.

Langkah kegiatan ini bertujuan mempertemukan, menghubungkan,

membandingkan pengalaman sehari-hari dengan pesan pewartaan. Langkah ini

mengajak anak menemukan kedalaman pengalaman sehari-hari dalam terang

Sabda Allah. Pengalaman sehari-hari yang tampaknya biasa akan menjadi berarti

karena Sabda Allah. Hal ini diharapkan mendorong pada perbuatan hidup nyata

sehari-hari, misalnya dengan merumuskan doa, ungkapan syukur, membuat tugas,

membuat niat-niat, peneguhan-peneguhan, refleksi, dan lain-lain.

2) Contoh Penjabaran Materi

a) Tema : Aku Suka Berperilaku Jujur

b) Renungan pendamping:

Benarkah kebohongan sudah mewarnai kehidupan kita dewasa ini?

Apa yang dimaksud berperilaku jujur?

Bisakah dibenarkan oleh orang berbohong demi alasan atau kepentingan

tertentu?

Tugas dan tanggung jawab siapakah untuk membangun sikap jujur?

c) Tujuan

Anak semakin menyadari arti berperilaku jujur.

Anak semakin menyadari pentingnya berperilaku jujur.

Anak semakin menyadari dipanggil untuk membangun semangat

kejujuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(10)

d) Sumber Bahan

Yesaya 33:15-16

Proses Pertemuan

e) Doa/Lagu Pembuka

Pendamping meminta salah satu anak untuk memimpin doa spontan.

f) Menyadari Pengalaman

Pendamping menceritakan kisah berikut atau bisa juga kisah lain yang sesuai

dengan tema.

Penyesalan Ani

Ada dua orang anak bersahabat, namanya Ani dan Mega.

Mereka satu kelas. Pada awal semester Bu Tina, guru Bahasa

Indonesia mereka memberi tugas mengarang kepada para murid. Isi

karangan berkaitan dengan liburan yang baru saja mereka

lewatkan. Selesai Bu Tina memberikan tugas itu, Ani tampak

menarik nafas panjang. Ia merasa tidak punya bahan untuk tugas

ini. Ia juga merasa kesulitan untuk menuliskan kalimat-kalimat

untuk karangannya.

Sesampainya di rumah Ani mencoba menuliskan cerita

pengalaman liburannya. Namun, tetap saja tidak dapat

menyelesaikan tulisannya. Ibu Ani melihat kesulitan anaknya,

maka ibunya menyarankan agar Ani mengerjakan tugas itu bersama

Mega pada hari Minggu. Ani dengan senang menerima saran

ibunya.

Pada hari Minggu Mega datang ke rumah Ani untuk

mengerjakan tugas mengarang bersama-sama. Sesampai di rumah

Ani, Mega memperlihatkan hasil pekerjaannya. Melihat buku tebal

warna merah muda yang diperlihatkan Mega, Ani merasa tidak

suka. Dalam hati ia berpikir, “Aku belum mendapat ide sama

sekali, kenapa Mega sudah hampir selesai. Wah, kalau begini aku

bisa malu padanya dan pasti akan dimarahi Bu Tina.”

Rasa iri pada pekerjaan Mega, malu, takut, dan kawatir

dimarahi Bu Tina mendorong Ani untuk berbuat tidak jujur. Dalam

hati ia berpikir mencari cara untuk menyontek hasil kerja Mega.

Maka, ketika Mega pergi ke dapur untuk mencuci tangan, cepat-

cepat Ani mengambil buku Mega dan segera menyalin pekerjaan

Mega ke dalam buku tulisnya. Ketika Mega kembali, Ani sudah

selesai menyontek pekerjaan Mega dan pura-pura melanjutkan

pekerjaannya sendiri.

Hari Senin tiba, Ani dan Mega kembali masuk sekolah. Ani

meletakkan bukunya di atas meja. Ia tidak sabar ingin menyerahkan

tugasnya kepada Bu Tina, sebelum teman-teman melihatnya. Tiba-

tiba Mega datang menghampiri Ani dan langsung mengambil buku

tugas Ani. Betapa kaget dan marahnya Mega karena Ani

menyontek pekerjaannya. Sambil melempar buku Ani, Mega

berteriak: Kamu curang! Kamu diam-diam mencontek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(11)

pekerjaanku!” Wajah Ani memerah karena malu. Ingin rasanya ia

berlari menjauh dari tempat itu. Ani sangat menyesal telah

mencontek tugas Mega. Ia sangat kasihan kepada Mega,

sahabatnya. (Janine Amos, 2000: 11).

Untuk memahami isi cerita, pendamping dapat mengajukan pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

- Siapa saja tokoh dalam cerita tadi?

- Apa yang dilakukan oleh Ani untuk mengerjakan tugasnya?

- Mengapa Ani melakukan kecurangan itu?

- Apa akibat perbuatan Ani bagi Ani dan Mega, sahabatnya?

g) Mendengarkan Sabda Allah

- Pendamping membagikan kutipan Yesaya 33:15-16 kepada anak-anak.

- Pendamping mengajak anak-anak membaca kutipan Yesaya 33:15-16

secara bergantian satu ayat satu ayat.

“33:15 Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara

dengan jujur, yang menolak untuk hasil pemerasan, yang

mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang

menutupi telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana

penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan

melihat kejahatan, 33:16 dialah seperti orang yang tinggal

aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas

bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin”

- Sebagai pendalaman, pendamping bisa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

o Apa yang dikatakan Nabi Yesaya dalam kutipan tadi?

o Menurut Nabi Yesaya orang yang tidak jujur itu yang bagaimana?

o Bagaimana Nabi Yesaya menggambarkan orang jujur?

o Menurut Nabi Yesaya, apa yang diperoleh orang yang berlaku

jujur?

h) Mempertemukan pengalaman sehari-hari dengan pengalaman iman

Pendamping bersama anak-anak mencoba menemukan butir-butir

keutamaan. Pendamping dapat menyampaikan butir-butir berikut:

Karena bingung pekerjaannya belum selesai dan iri melihat

pekerjaan Mega, Ani terdorong untuk berbuat curang.

Ani kemudian mencari jalan pintas dengan menyontek pekerjaan

Mega ke dalam buku tugasnya sendiri.

Ani merasa tidak tenang melakukan hal itu. Ia takut ketahuan orang

lain apalagi ketahuan Mega.

Namun, tindakan yang tidak jujur pada akhirnya ketahuan juga. Pada

saat akan mengumpulkan tugas, Mega sempat melihat pekerjaan Ani

dan mengenalinya sebagai hasil menyontek pekerjaannya.

Mega marah dan menilai Ani “curang” di depan teman-temannya.

Ani malu dan merasa bersalah, kecewa, dan menyesal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(12)

Kecurangan yang didorong oleh kepentingan pribadi pada akhirnya

hanya mendatangkan penderitaan bagi orang lain dan diri sendiri.

Sepandai apa pun kita menutupi kecurangan, pada akhirnya akan

ketahuan juga.

Nabi Yesaya seperti tertulis dalam kitab mengajak kita untuk

menjauhi perbuatan tidak jujur.

Nabi Yesaya mengajak umat untuk berperilaku jujur, menjauhi

pemerasan, suap, dan kebohongan. Buah dari perbuatan jujur adalah

ibarat orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi (ayat 16),

penuh roti dan minuman serba terjamin.

i) Doa/Lagu Penutup

Pendamping meminta salah satu peserta membaca doa berikut atau

memimpin doa spontan.

Contoh doa:

Tuhan, kami tahu Tuhan ingin agar kami selalu baik dan jujur.

Tetapi, kadang-kadang kami ingin mendapatkan pujian.

Kami ingin dikatakan hebat oleh teman-teman.

Untuk mendapat pujian itu kadang-kadang kami melakukan hal-hal yang

tidak jujur, atau bahkan melakukan hal-hal yang menyakitkan hati teman.

Kami menyadari itu bukan tindakan yang baik.

Kami amat menyesal ketika kami tahu hal itu menyakiti.

Tuhan, tolonglah aku agar aku bersemangat untuk berusaha terus, dan

dengan jujur melakukan hal-hal baik, terlebih untuk mendapatkan pujian

ataupun penghargaan dari teman, guru, atau orang tua. Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(13)

Lampiran 5: Permainan Tradisional sebagai Media Pendampingan Iman

Anak

Permainan Tradisional sebagai Media Pendampingan Iman Anak

1) Pengantar Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah permainan tradisi rakyat suatu daerah,

permainan ini bisa menjadi media yang baik dalam mengembangkan

pendampingan iman anak. Salah satu yang utama, permainan ini mampu

memberikan unsur pendidikan pada anak dengan biaya murah dan hasil

memuaskan. Permainan tradisional sangat kaya dengan nilai etika, moral, dan

budaya yang ada di daerah lokal. Permainan tradisional menanamkan sikap hidup

dan keterampilan seperti kerja sama, kebersamaan, kedisiplinan, kejujuran, dan

demokrasi karena ada aturan yang harus dipenuhi oleh para pemain. Dalam

permainan tradisional banyak melibatkan gerak tubuh, melibatkan lagu atau suara

sebagai media, melibatkan alat musik dan alat permainan.

Materi, proses, dan fungsi permainan tradisional juga merupakan media

yang tepat untuk belajar. Lewat permainan tradisional, anak bisa bermain dengan

ceria. Setelah permainan usai, tanpa mereka sadari ada pengetahuan yang mereka

dapatkan. Permainan tradisional memberi pelajaran kepada anak mengenai

pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama, dan sampai pada semakin

mencintai Tuhan. Permainan tradisional dekat dengan alam dan memberikan

kontribusi meningkatkan kecerdasan natural anak, juga bagi perkembangan

pribadi anak. Permainan ini bisa dibuat sendiri sehingga dapat melatih kreativitas

dan tanggung jawab anak.

2) Manfaat Permainan Tradisional

a) Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung

oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda,

atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka

untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. Selain itu, permainan

tradisional tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya aturan yang berlaku

adalah selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan

yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Dalam permainan

tradisional juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif

menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.

b) Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak dan membentuk pribadi yang

gembira. Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka

berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan

sebagai terapi untuk anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

c) Mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Permainan tradisional seperti

Gagarudaan, Oray-Orayan, ular naga, ancak-ancak alis, dan Pa Cici-Cici

Putri mampu membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(14)

Sebab, permainan tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam

pengetahuan.

d) Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak. Hampir semua

permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok

anak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap

orang lain, nyaman dan terbiasa dalam kelompok misalnya permainan

Bebetengan, Adang-Adangan, Anjang-Anjangan, Kasti.

e) Mengembangkan kecerdasan logika anak. Bermain permainan tradisional

melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus

dilewatinya, misal: Engklek, Congkak, Macanan, Dam Daman, Lompat tali,

Encrak/Entrengan, Bola bekel, Tebak-tebakan.

f) Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Pada umumnya, permainan

tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti melompat,

berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya

adalah: Nakaluri, Adang-adangan, Lompat tali, Baleba, Pulu-Pulu, Sorodot

Gaplok, Egrang.

g) Mengembangkan kecerdasan natural anak. Banyak alat-alat permainan yang

dibuat atau digunakan dari tumbuh-tumbuhan, tanah, genting, batu, atau pasir.

Aktivitas mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya, sehingga anak lebih

menyatu terhadap alam. Contoh permainannya adalah: Anjang-Anjangan atau

Dadagangan dengan membuat minyak dari daun bunga sepatu, mie baso

terbuat dari tumbuhan parasit berwarna kuning yang biasanya tumbuh di

tanaman-tanaman pagar. Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali. Egrang

terbuat dari bambu. Encrak menggunakan batu. Bola Sodok menggunakan

bambu. Agra atau sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan.

h) Mengembangkan kecerdasan spasial anak. Bermain peran dapat ditemukan

dalam permainan tradisional Anjang-Anjangan (Jawa Barat). Permainan itu

mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal).

i) Mengembangkan kecerdasan musikal anak. Nyanyian atau bunyi-bunyian

sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan yang

dilakukan sambil bernyanyi diantaranya: Ucang-Ucang Angge, Enjot-

Enjotan, Calung, Ambil-Ambilan, Tari Tempurung, Berbalas Pantun,

Wayang, Pur-Pur Sadapur.

j) Mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Dalam permainan tradisional

mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak

menjadikan para pemainnya bertengkar atau rendah diri. Bahkan ada

kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan

tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa.

3) Materi Outbound Permainan Tradisional

Analisis permainan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang

bisa dikembangkan dari permainan tradisional sebagai media pendampingan iman

anak. Langkah analisis dimulai dari mengelompokkan nama permainan tradisional

sesuai daerahnya, alat permainan yang digunakan, tempat bermain, jumlah dan

kelompok usia pemain, aturan permainan dan cara bermainnya. Kemudian aspek

yang dikembangkan dari permainan tradisional tersebut sebagai media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(15)

pendampingan iman anak. Aspek yang dikembangkan itu terdiri dari aspek moral

dan iman, aspek fisik, aspek bahasa, aspek kognitif, dan aspek sosial emosional.

Analisis ini hanya mengambil beberapa sampel permainan tradisional sebagai

usulan program bagi pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul

Bedono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(16)

Permainan 1

Nama Permainan Petak Umpet (umum), Dhelikan (Jawa Tengah)

Alat Permainan Tidak ada alat khusus

Tempat bermain Di sekitar dapur Sanggar Anak Sodong

Pemain Jumlah Semua peserta (pemain)

Usia bebas

Aturan Main Hitungan yang harus dihitung penjaga adalah 10

hitungan.

Pemain yang sudah ketahuan dan disebut namanya

harus keluar dari persembunyiannya.

Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai

penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam

permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau

pos jaga terkuasai oleh pemain yang sembunyi).

Pemain yang sembunyi dan bisa menguasai benteng

atau pos jaga harus meneriakkan benteng dan semua

pemain yang sembunyi harus keluar semua dan

permainan diulang kembali dengan penjaga yang sama.

Pemain yang sudah ketahuan boleh sembunyi kembali

kalau benteng yang dijaga terkuasai oleh pemain lain

yang sembunyi.

Pemain yang sudah ketahuan, tidak jadi mati kalau dia

bisa lebih dulu menyentuh benteng atau pos jaga dan

dia bisa sembunyi lagi.

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat atau membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Semua pemain melakukan hompimpah

Satu orang pemain yang kalah akan

menutup matanya pada salah satu tempat

yang dianggap sebagai benteng, sementara

yang lain mencari tempat untuk

bersembunyi.

Setelah menghitung sampai jumlah

tertentu, maka mulailah pemain yang

menutup mata tersebut mencari tiap orang

yang bersembunyi.

Bila telah menemukan orang yang

bersembunyi, pencari ini harus cepat-

cepat berlari ke benteng sambil menyebut

nama orang yang ketahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(17)

persembunyiannya. Begitu juga dengan

pemain yang ketahuan, karena bila

berhasil lebih dulu menyentuh benteng,

maka pada tahap selanjutnya dia tidak

akan jaga. Pemain lain yang bersembunyi

dapat pula menyentuh benteng agar tidak

jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak

ketahuan dengan pencari.

Setelah semua telah ketahuan

persembunyiannya, maka pencari akan

menutup matanya kembali pada benteng

dan pemain lain membentuk barisan di

belakangnya. Pencari akan menyebut

salah satu nomor. Anak yang ada di urutan

nomor yang disebut akan menjadi pihak

yang kalah bila tadi dia tidak berhasil

lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan

bila anak pada urutan yang disebut

ternyata adalah anak yang berhasil

mencapai benteng lebih dulu pada saat

ketahuan tempat persembunyiannya, maka

si pencari tetap dalam posisi kalah dan

permainan dilanjutkan

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Moral dan Iman anak dapat diransang

dengan cara membuat aturan bermain seperti:

meminta anak mengucapkan doa sebelum

main dan mengucapkan kata tertentu yang

menunjukan rasa syukur jika berhasil

menemui anak yang dicari.

Anak didorong untuk berbuat jujur dalam

setiap permainan.

Fisik Fisik dilatih pada saat anak mencari teman

lalu berlari ke benteng merupakan ransangan

terhadap fisik anak

Bahasa Komunikasi lisan anak akan teransang

melalui percakapan

Kognitif Mengingat aturan main, mencari tempat

persembunyian yang tepat, menemukan

teman yang bersembunyi, menyebutkan

urutan nomor

Sosial-

Emosional

Mengambil sikap tepat dan menurunkan

egosentris diri pada saat ompipah, menerima

aturan bermain dengan sportif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(18)

Refleksi Permainan Anak diajarkan tentang makna kejujuran. Kejujuran sangat

penting bagi iman mereka. Kejujuran sebagai ungkapan

kasih yang dilakukan anak mulai dari iman yang mereka

miliki. Kejujuran ditekankan dalam berbaris saat

penyebutan nomor. Anak yang ketahuan persembunyiannya

bisa saja saat ditunjuk lari ke belakang supaya tidak kalah.

Makna kejujuran dilatihkan dengan sederhana tetapi

mendalam dalam permainan ini.

Iman akan Yesus dialami lewat kerendahan hati anak. Anak

yang terpilih dan harus berjaga dilatih untuk menerimanya.

Rendah hati menjadi kualitas hidup seorang Katolik yang

mencontoh Yesus sebagai Tuhan yang mau dengan rendah

hati menjadi manusia dan Yesus mau mati di kayu salib

untuk menebus dosa manusia.

Permainan 2

Nama Permainan Engklek (Jawa Tengah), Angkle (Jawa Timur), Lore

(Sumatera Barat), Sondah (Jawa Barat dan Banten), Main

Panci (Nanggro Aceh Darussalam), Nokadende (Sulawesi

Tengah), Gici-Gici (Maluku)

Alat Permainan 1. Pecahan Genting/Ubin/asbes/keramik

2. Kapur/Arang/Ranting untuk membuat gambar

Tempat bermain Tanah lapang depan rumah bambu Sanggar Anak Sodong

Pemain Jumlah Semua peserta pendampingan

Usia Semua usia

Aturan Main Pemain dianggap mati waktu melempar gaconya salah

ruang atau gaco tersebut terpental ke ruang yang berbeda.

Pemain dianggap mati waktu angkle menginjak garis

pembatas ruang main.

Pemain tidak boleh menginjak ruang yang ada gaconya

sendiri, bila itu diinjak maka dia mati.

Pemain bisa mendapatkan penghargaan (berupa ruang

bebas) kalau sudah menyelesaikan semua tahap

permainan.

Ruang bebas tersebut tidak boleh diinjak oleh orang lain

selain yang mempunyai.

Ruang bebas bisa dibagi sebagai jalan pertolongan

kepada pemain yang lain sebesar telapak kaki sepanjang

ruang bebas, dengan catatan si pemilik ruang bebas

memperbolehkan.

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Membuat gambar arena permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(19)

Mengundi pemain

Pelaksanaan Anak yang mendapat giliran pertama

mengambil pecahan genting sebagai gaco

dan berusaha melemparkan ke arena,

mulai dari kotak yang pertama. Lalu anak

akan berjinjit masuk ke dalam kotak-kotak

tersebut.

Setelah berhasil sampai ujung, anak akan

berusaha kembali ke tempat asal, sambil

memungut gaco miliknya pada kotak

sebelum kotak yang terdapat gaco

miliknya.

Giliran akan berganti bila saat anak

berjinjit, dia menyentuh garis atau salah

melemparkan gaco.

Setelah berhasil menempatkan gaco

sampai ujung, dia akan mendapatkan

bintang. Dimana bintang diletakkan,

ditentukan dengan melemparkan gaco ke

kotak yang diinginkan.

Kotak yang terdapat bintang miliknya

tidak boleh diinjak oleh lawan-lawannya

sehingga akan menyulitkan lawan. Anak

yang paling banyak mendapatkan bintang

adalah pemenangnya.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan cara yang benar,

menghargai teman dan tidak memaksakan

kehendak.

Saling berbagi dengan yang lain saat

mendapatkan penghargaan arena.

Fisik Dapat melempar pecahan genteng, melompat

dengan satu atau dua kaki secara bervariasi

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat yang komplit.

Kognitif Mengenal angka

Sosial-

Emosional

Tidak mengganggu teman dengan sengaja,

bermain bersama dan bergantian

menggunakan alat permainan, sabar

menunggu giliran dan terbiasa antri,

mengerti aturan main.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(20)

Refleksi Permainan Permainan ini menjadi media belajar bagi anak akan

keutamaan iman yang mereka miliki yaitu semangat

berbagi. Saat ada anak yang telah menyelesaikan tugasnya

dan mendapat upah/penghargaan, saat ada teman lain yang

merasa kesulitan hendaknya anak mau berbagi arenanya

untuk dilewati oleh teman lain. Semangat berbagi

merupakan satu keutamaan yang diajarkan oleh Yesus

sendiri. Sebagai murid Yesus, orang Katolik tentu

mempunyai semangat berbagi. Berbagi dapat dimaknai

secara luas, mulai dari berbagi rezeki berbagi waktu bagi

teman yang membutuhkan, berbagi tenaga, berbagi ilmu,

berbagi perhatian, dan berbagi pengalaman.

Permainan 3

Nama Permainan Ular Naga (Jakarta), Ancak-Ancak Alis (Yogyakarta),

sledor (Jawa Timur), Curik-Curik (Bali), Ndor-Salendor

(Madura) toko-toko dian (Palopo, Sulsel)

Alat Permainan Tidak ada alat khusus, tetapi menggunakan syair lagu Syair

lagu Ular Naga:

“Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang, Berjalan-jalan

selalu riang gembira, umpannya lezat itulah yang dicari,

inilah dia yang terbelakang”

Syair lagu Oray-Orayan:

“Oray-orayan luar leor ka sawah.., Tong ka sawah parena

keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor ka kebon …,

Tong ka kebon aya barudak keur ngangon. Mending ge

mandi di leuwi rea nu mandi Saha nu mandi, nu mandina

pandeuri… oray orayan oray naon oray bungka bungka

naon bungka laut laut naon laut dipa dia naon dipanderi

ri...ri...ri...masuk ke terowongan”

Terjemahan bahasa Indonesia syair lagu Oray-Orayan:

Bermain ular-ularan

Meliak-liuk ke sawah

Jangan ke sawah

padinya sedang merekah

Bermain ular-ularan

Meliuk-liuk ke kebun

Jangan ke kebun

Di kebun banyak penggembala

Lebih baik ke lubuk saja

Di lubuk banyak yang mandi

Yang mandi yang mana?

Yang mandinya terakhir

Tempat bermain Tanah lapang depan rumah bambu Sanggar Anak Sodong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(21)

Pemain Jumlah Semua peserta

Usia Semua usia

Aturan Main Menentukan pemimpin atau kepala

Pemimpin harus menentukan nama kelompok yang

dipilih anggota

Kalau salah satu anggotanya tertangkap berarti kelompok

tersebut kalah

Kalau ada anggotanya yang lepas dari rangkaian maka

bisa ditangkap dan menjadi anggota lawan

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain (kepala, badan

dan ekor ular

Pelaksanaan Secara bersama-sama anak menentukan 2

(dua) anak sebagai penjaga gerbang ular

naga.

Dua anak tersebut akan mempertemukan

dua telapak tangannya lalu membentuk

gerbang

Pemain lainnya membuat barisan

panjang

Barisan panjang ini sambil menyanyikan

lagu “Ular naga…” masuk kegerbang

Penjaga gerbang (anak yang membuat

gerbang dari tangannya) akan

menjatuhkan tangannya untuk

menangkap anak terakhir

Anak yang ditangkap diminta memilih

berda dibelakang anak yang mana

Setelah semua selesai maka dilakukan

penghitungan berapa jumlah anak

dimasing-masing anak penjaga gerbang

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, membantu dan

menolong teman.

Fisik Berjalan dengan berbagai variasi (maju,

mundur, ke samping) dan lari menghindar.

Bahasa Membedakan berbagai jenis suara (suara

ular), berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat kompleks, mengerti dan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(22)

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

memperkaya kosa kata, dapat mengenal dan

menyebutkan bentuk simbol sederhana

(melengkung/meliuk-liuk. Lurus).

Kognitif Membedakan besar-kecil, panjang-pendek,

kepala ekor

Sosial-

Emosional

Mau bermain bersama, menunjukkan

ekspresi wajar saat senang dan takut,

mengerti aturan main dalam bermain

bersama, mengerti akibat jika melanggar

aturan, bisa memimpin kelompok kecil,

dapat memecahkan masalah sederhana,

mengetahui hak dan kewajiban

Refleksi Permainan Dalam permainan ini anak diajarkan untuk menghargai

teman dan tidak memaksakan kehendak. Anak-anak

diajarkan untuk setia dalam Yesus Kristus. Kesetiaannya

ditunjukkan dengan saling menghargai teman baik yang

kaya maupun yang miskin, baik yang pintar maupun yang

tidak pintar, baik yang beragama Katolik atau bukan

Katolik. Anak-anak diajak untuk menghargai orang lain,

tidak memaksakan untuk sama dengan dirinya, dan

mengapresiasi atas perbedaan sebagai karunia Tuhan.

Dalam permainan ini anak-anak juga diajarkan untu saling

membantu dan menolong teman. Membantu teman berarti

melayani teman. Yesus sebagai Tuhan rela melayani

seluruh umat manusia bahkan mati bagi manusia demi

melayani umatnya untuk memperoleh keselamatan dan

kebahagiaan kekal. Cinta Yesus begitu nyata bagi manusia,

maka sebagai muridNya, kita harus mau melayani dan

menolong orang lain.

Permainan 4

Nama Permainan Gebokan (umum), Ganepo (Jawa Tengah), Lempar Kasti

(Sumatera Barat), Boy-Boyan (Jawa Barat dan Banten)

Alat Permainan 1. Sebuah bola tenis bekas.

2. Beberapa keping pecahan genting (talawengkar Sunda)

antara 8 atau 10 buah yang besarnya kirakira sebesar

atau selebar telapak tangan anak-anak

Tempat bermain semua tempat di Sanggar Anak Sodong

Pemain Jumlah Semua peserta dibagi dua kelompok

Usia Semua usia

Aturan Main Pemain yang kalah dalam undian akan menjadi penjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(23)

Penjaga selanjutnya adalah pemain yang ketahuan dan

pemain yang sedang berjaga mampu menyusun piramida

pecahan genting.

Penjaga akan menjadi menjadi penjaga terus, apabila

piramida berhasil dirobohkan oleh pemain yang lain

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/ membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Di permainan ini biasanya menggunakan

pecahan genteng atau batu-batu ceper

yang disusun keatas sehingga berbentuk

menara dan kemudian pemain akan

menjatuhkan (melempar) susunan itu dari

jarak jauh dengan bola kasti

Jika susunan itu terjatuh maka lawan

harus menyusun kembali pecahan

genteng kemudian mengambil bola kasti

dan melempar bola kasti ke arah pemain.

Kemenangan ditandai dengan berdirinya

menara pecahan genteng dan salah satu

pemain terkena lemparan bola kasti

(badan atau anggota badan kecuali

kepala)

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman, tidak

memaksakan kehendak, menolong teman,

dan mampu bekerja sama dalam satu tim.

Fisik Berlari dengan stabil berjalan dengan

berbagai variasi, melompat, menangkap dan

melempar bola dengan jarak 3-4 meter

membedakan permukaan bola dan genting

melalui perabaan

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar, mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

memperkaya kosa kata, memecahkan

masalah dengan dialog.

Kognitif Mengelompokkan benda yang sama dan

sejenis, membedakan besar-kecil,

beratringan, menyebutkan 7 bentuk

(lingkaran, bujursangkar, segitiga,

segipanjang, segienam, belahketupat dan

trapesium).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(24)

Sosial-

Emosional

Bermain bersama dan bergantian

menggunakan alat mainan, menunjukkan

ekspresi wajar saat senang, kecewa dan

marah, tertib menggunakan alat/benda sesuai

dengan fungsinya, mengembalikan

alat/benda pada tempatnya semula, sabar

menunggu giliran dan tebiasa antri, mengerti

aturan main, mengerti akibat jika melanggar

aturan, memiliki kebiasaan teratur, dapat

memecahkan masalah sederhana, mengetahui

hak dan kewajiban.

Refleksi Permainan Dalam permainan ini anak diajarkan untuk menghargai

teman dan tidak memaksakan kehendak. Anak-anak

diajarkan untuk setia dalam Yesus Kristus. Kesetiaannya

ditunjukkan dengan saling menghargai teman baik yang

kaya maupun yang miskin, baik yang pintar maupun yang

tidak pintar, baik yang beragama Katolik atau bukan

Katolik. Anak-anak diajak untuk menghargai orang lain,

tidak memaksakan untuk sama dengan dirinya, dan

mengapresiasi atas perbedaan sebagai karunia Tuhan.

Dalam permainan ini anak-anak juga diajarkan untuk saling

membantu dan menolong teman. Membantu teman berarti

melayani teman. Yesus sebagai Tuhan rela melayani

seluruh umat manusia bahkan mati bagi manusia demi

melayani umatnya untuk memperoleh keselamatan dan

kebahagiaan kekal. Cinta Yesus begitu nyata bagi manusia,

maka sebagai muridNya, kita harus mau melayani dan

menolong orang lain.

Bekerjasama dicontohkan oleh Yesus dalam mendampingi

12 murid Yesus. Yesus membentuk kerjasama berdasarkan

cinta kasih, dan hasilnya pun masih kita rasakan sampai

sekarang. Kerjasama akan abadi jika dilandasi dengan cinta

kasih.

Permainan 5

Nama Permainan Galasin (Jawa Barat, Banten), Galah Asin (Jakarta), Asing

(Makasar), Sodoran (Cirebon), Slodoran (Jawa Timur)

Galah Panjang (Malaysia). Sodor (Madura)

Alat Permainan 1. Kapur bubuk untuk membuat arena permainan

2. Ranting kayu untuk membuat garis arena permainan

bila dilakukan di tanah

Tempat bermain Depan rumah bambu Sanggar Anak Sodong

Pemain Jumlah Semua peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

25

(25)

Usia Semua usia

Aturan Main Tim yang kalah dalam undian akan menjadi penjaga.

Tim dianggap menang apabila semua anggota tim bisa

menerobos semua petak tanpa tertangkap tim penjaga

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Pemain dibagi menjadi 2 tim. Setelah

menentukan tim mana yang jaga,

permainan dapat dimulai.

Anggota tim jaga harus menjaga di

masing-masing garis yang telah ditentukan

dan boleh bergerak sepanjang garis

tersebut untuk menyentuh anggota tim

lawan.

Tim yang tidak berjaga berdiri di garis

yang paling depan dan berusaha

menerobos garis-garis tersebut dan tidak

boleh sampai tersentuh oleh tim yang jaga.

Setelah berhasil menerobos garis paling

akhir, mereka harus berusaha kembali ke

tempat pertama mereka mulai.

Bila berhasil, mereka akan mendapatkan

satu nilai. Sedangkan bila ada anggota tim

yang tersentuh berarti giliran berganti.

Tim yang tersentuh akan bertugas untuk

menjaga. Tim yang menang adalah yang

mengumpulkan nilai paling banyak.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, menolong teman

Fisik Mengecoh teman, mengelak dan berlari

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar; mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 (tiga) perintah;

memperkaya kosakata; dapat mengenal

simbol sederhana.

Kognitif Menghitung nilai yang berhasil dikumpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(26)

Sosial-

Emosional

Bermain bersama, menunjukan ekspresi

wajah pada saat senang, kecewa dan marah,

mengerti aturan main, dapat memecahkan

masalah sederhana, mengetahui hak dan

kewajiban

Refleksi Permainan Dalam permainan ini anak diajarkan untuk menghargai

teman dan tidak memaksakan kehendak. Anak-anak

diajarkan untuk setia dalam Yesus Kristus. Kesetiaannya

ditunjukkan dengan saling menghargai teman baik yang

kaya maupun yang miskin, baik yang pintar maupun yang

tidak pintar, baik yang beragama Katolik atau bukan

Katolik. Anak-anak diajak untuk menghargai orang lain,

tidak memaksakan untuk sama dengan dirinya, dan

mengapresiasi atas perbedaan sebagai karunia Tuhan.

Dalam permainan ini anak-anak juga diajarkan untuk saling

membantu dan menolong teman. Membantu teman berarti

melayani teman. Yesus sebagai Tuhan rela melayani

seluruh umat manusia bahkan mati bagi manusia demi

melayani umatnya untuk memperoleh keselamatan dan

kebahagiaan kekal. Cinta Yesus begitu nyata bagi manusia,

maka sebagai muridNya, kita harus mau melayani dan

menolong orang lain.

Bekerjasama dicontohkan oleh Yesus dalam mendampingi

12 murid Yesus. Yesus membentuk kerjasama berdasarkan

cinta kasih, dan hasilnya pun masih kita rasakan sampai

sekarang. Kerjasama akan abadi jika dilandasi dengan cinta

kasih.

Permainan 6

Nama Permainan Betengan (Yogyakarta), Raton (Kulon Progo), JegJegan

(Jawa), Bebentengan (Jawa Barat dan Banten), Pal-Palan,

Pris-Prisan, Sodoran (Cirebon), Penjaga Benteng (Sumatera

Barat)

Alat Permainan Tiang atau pohon sebagai batang

Ranting untuk membuat lingkaran sebagai penjara

Tempat bermain Depan rumah bambu Sanggar Anak Sodong

Pemain Jumlah Semua peserta dibagi menjadi dua

kelompok

Usia Semua usia

Aturan Main Mempersiapkan pemain

Mempersiapkan tempat bermain

Mempersiapkan alat permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(27)

Melakukan undian (hompimpah) untuk membentuk

kelompok menjadi 2 dengan jumlah yang sama

Kedua kelompok memilih salah seorang anggotanya

untuk menjadi ketua kelompok

Kedua ketua kelompok melakukan undian/suiten lagi

untuk menentukan kelompok mana yang lebih dulu

menyerang.

Kedua kelompok menempati bentengnya masing-masing

Cara main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Masing-masing tim menentukan

bentengnya, dapat berupa pohon, tiang,

atau tembok.

Mereka berusaha menawan anggota tim

lawan agar dapat merebut benteng lawan.

Permainan dimulai dengan salah satu

anggota keluar dari benteng, maka anggota

tim lawan akan berusaha menyentuh orang

tersebut. Tetapi anggota tim pertama dapat

langsung menyerang dengan berusaha

menyentuh pemain yang keluar tersebut

begitu pula dengan tim lawan.

Untuk menghindari disentuh, mereka

dapat kembali ke benteng masing-masing.

Siapa yang tersentuh akan ditawan di

benteng lawan. Teman satu tim dapat

berusaha menyelamatkan temanteman

yang tertawan dengan mendatangi benteng

lawan dan menyentuh teman-temannya,

tetapi tentu saja tidak boleh tersentuh

lawannya.

Harus ada anggota tim yang menjaga

bentengnya. Bila benteng lawan tidak ada

yang menjaga, maka pemain dapat

menyentuh benteng tersebut yang berarti

tim tersebut menjadi pemenangnya.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral dan

Iman

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, menolong teman/

orang lain.

Fisik Berjalan dengan berbagai variasi, berlari,

melompat, mengelak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(28)

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar, mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

memperkaya kosa kata, dapat mengenal

bentuk simbol sederhana (belok dan lurus)

Kognitif Membedakan besar-kecil, dekat-jauh,

menyebutkan dan menguasai konsep

bilangan 1-10

Sosial-

Emosional

Bermain bersama, menunjukkan ekspresi

wajar saat senang, kecewa dan marah, sabar

menunggu giliran dan terbiasa antri,

mengerti aturan main, mengerti akibat jika

melanggar aturan, memiliki kebiasaan

teratur, dapat memecahkan masalah

sederhana, mengetahui hak dan kewajiban,

bisa memimpin tim.

Refleksi Permainan Bermain bersama, menunjukkan ekspresi wajar saat senang,

kecewa dan marah, sabar menunggu giliran memberikan

makna tersendiri bagi iman anak. Kesabaran menjadi kunci

bagi Yesus untuk mencintai musuh-Nya. Yesus sabar dalam

menghadapi orang-orang yang hendak menyalibkan-Nya.

Kesabaran juga akan memberikan kasih dan pengampunan

bagi orang lain. Yesus yang wafat di kayu salib mau

mengampuni orang-orang yang membunuh-Nya. Jika bukan

karena kesabaran yang luar biasa, maka pengampunan itu

sulit untuk datang. Pengampunan yang besar dibiasakan

dengan kesabaran yang luar biasa. Dalam permainan ini

anak diajarkan untuk bersabar dalam bermain. Jika anak

bersabar, maka dia akan mudah untuk mengampuni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(29)

Lampiran 6: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama!

2. Isilah setiap jawaban dengan tanda centang ( √ ) pada salah satu kolom jawaban

yang ada di sampingnya!

3. Keterangan alternatif jawaban

a. SS = Sangat Setuju

b. S = Setuju

c. N = Netral

d. TS = Tidak Setuju

e. STS = Sangat Tidak Setuju

Identitas Responden

1. Nama Lengkap : .............................................

2. Jenis Kelamin : L / P

3. Umur : .............................................

4. Tingkat Pendidikan : .............................................

5. Pendamping Sanggar : Sadang / Sodong / Pelangi / Pasbolo / Wawar / Krajan / Piningit

(*coret yang tidak perlu)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

6 Pendampingan iman anak adalah proses membimbing

dan mendidik anak sejak usia dini khususnya dalam hal

kepribadian beriman.

7 Tujuan dari suatu kegiatan pendampingan iman anak

adalah membantu orang tua dalam usaha mendampingi

anak dalam iman dan kepribadian anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(30)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

8 Pendampingan iman anak harus memiliki suasana yang

santai, yakni gembira, bebas, dan bermain.

9 Pendampingan iman anak mempunyai ciri khas yang

mendalam dengan berpola pada Yesus, terbuka pada

siapa saja.

10 Pendampingan iman anak dapat menyatukan anak-anak

sebagai bagian dari umat Allah dalam Gereja-Nya.

11 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

memiliki kerendahan hati.

12 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

berpusat pada Kristus.

13 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

beriman dewasa.

14 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

terbuka pada semua, termasuk anak yang belum dibaptis

dan belum Katolik.

15 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

mampu bekerja sama dengan orangtua, anak, dan umat

serta dapat saling melengkapi.

16 Pendamping dalam mendampingi iman anak mempunyai

kecintaan dengan Kitab Suci.

17 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus

memiliki semangat pelayanan dan mau mencintai anak.

18 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus rela

berkorban demi anak.

19 Sanggar anak merupakan rumah tumbuh iman anak, di

mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat

bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah

sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya sehingga

anak dapat mengelola kehidupannya serta dapat

menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(31)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

20 Sanggar anak merupakan upaya pendampingan menuju

pribadi yang utuh.

21 Dengan kegiatan sanggar anak, anak terbentuk menjadi

pribadi yang beriman melalui kearifan lokal atau nilai

budaya tradisional.

22 Kegiatan sanggar anak yang berupa pendampingan iman

dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur organik,

musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan

berbagai kesenian daerah mampu membuat anak

semakin dekat dengan Yesus.

23 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit)

bertujuan untuk mendidik anak sebagai pribadi beriman

yang utuh.

24 Kegiatan sanggar anak mampu mendidik anak untuk

mencintai lingkungan hidupnya sebagai usaha membawa

anak bersyukur dan mau memelihara ciptaan Tuhan.

25 Kegiatan sanggar anak dapat menjadi katekese bagi

anak-anak sesuai dengan lingkungan hidupnya

(kontekstual).

26 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit)

menjadi tempat Gereja Lokal mewartakan nama Yesus

(Kabar Gembira).

27 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit) dapat

merangkul siapa saja termasuk umat beda agama.

28 Proses pendampingan dengan sanggar anak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(32)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

melibatkan semua umat untuk menjadi pendamping

sesuai dengan pekerjaan/keahliannya masing-masing.

29 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) mampu melatih anak untuk membentuk

paguyuban seiman sejak dini

30 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) dapat membawa anak untuk belajar toleransi

agama dan mampu berteman dengan pemeluk agama

lain.

31 Dengan kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo,

Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) dapat semakin mencintai alam ciptaan dan mau

memeliharanya.

32 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul

(Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak

Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) semakin menguatkan dan mencintai serta

menjadikan bangga akan seni budaya lokal yang

dimilikinya.

33 Proses kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo,

Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) semakin melatih tanggungjawab untuk hidup

menggereja khususnya dalam liturgi yang ditunjukkan

dengan menjadi petugas koor, putra altar, dan petugas

lagu pujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(33)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

34 Dengan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit), anak

semakin bangga menjadi orang yang beriman Katolik.

35 Kegiatan sanggar anak dapat menjadi wujud diakonia,

karena anak-anak dilatih untuk saling melayani yang

ditunjukkan dalam kunjungannya serta tampilan-

tampilan yang dapat memberikan pelayanan bagi umat

dan masyarakat yang membutuhkan.

36 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit) adalah

gerakan Gereja sebagai katekese kontekstual.

37 Dengan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit) Gereja

mampu berevangelisasi ditunjukkan dengan tempat

kegiatan sanggar yang berada di tengah masyarakat.

38 Kegiatan sanggar anak dengan banyak pendamping

mampu membawa anak semakin cinta pada Yesus.

39 Proses pendampingan iman anak menjadi lebih utuh

dengan model kegiatan sanggar (Festival Kitab Suci,

Kesenian Tradisional, tari-tarian, lahan sayur, musik

tradisional, dll).

40 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit) bisa

menjadi alternatif proses pendampingan iman anak yang

baik dilakukan oleh paroki-paroki yang lain.

41 Proses kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(34)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan

Paroki, dan seluruh umat.

42 Metode yang dimiliki sanggar anak di Paroki St. Thomas

Rasul (Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo,

Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak

Piningit) membuat anak semakin berani bersaksi akan

Tuhan Yesus.

43 Anak-anak tertarik, semakin rajin, dan bersemangat

mengikuti pendampingan iman anak setelah berdirinya

sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit).

44 Kegiatan-kegiatan bersama seperti Misa Alam, Festival

Kesenian Sanggar Anak, Festival Visualisasi Kitab Suci

mampu membawa anak semakin rajin dalam kegiatan

menggereja, perayaan Ekaristi, dan katekese.

45 Kegiatan-kegiatan antarsanggar seperti saling bertukar

pendamping dan saling berkunjung mampu memberikan

motivasi bagi pendamping dan anak untuk semakin

semangat dalam berkumpul dalam sanggar anak.

46 Anak-anak mempunyai keinginan yang tinggi untuk

mengikuti sanggar anak.

47 Kesulitan dalam sanggar anak adalah pemilihan materi

pendampingan iman.

48 Pendamping merasa kesulitan dalam mempersiapkan

media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan

lingkungan sekitar.

49

Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(35)

No Pernyataan Skala

SS S N TS STS

mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat

sekitar.

50 Orang tua selalu mendukung anaknya untuk terlibat

dalam sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul (Sanak

Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi,

Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(36)

Lampiran 7: Teks Lagu Oray-Orayan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi

(37)

Lampiran 8: Susunan Pengurus Sanggar Anak Pelangi

SUSUNAN PENGURUS SANGGAR ANAK PELANGI

Ketua : FX Agus Widodo

Sekretaris : M Rini P

Bendahara : Dwi Murtini

Pendamping : 1. Al Dwiono

2. Olga Vivaci

3. Yoshepine Saras H

4. Ig Yuliastuti

5. Andang PM

6. Patrik Ananto AP

7. Atanasius Bayu

Anggota :

Seluruh umat Gracia (lingkungan Gregorius dan lingkungan Cicilia) yang

secara sukarela menyediakan perlengkapan setiap kali sanggar berkegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI