plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di...

94
i PEMBUATAN DAN EVALUASI GEL ANTI-AGEING EKSTRAK TEMPE DENGAN GLISERIN SEBAGAI CHEMICAL PENETRATION ENHANCER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Olivia Christie Anjalicca NIM : 108114040 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vanphuc

Post on 07-May-2019

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

i

PEMBUATAN DAN EVALUASI GEL ANTI-AGEING EKSTRAK TEMPE

DENGAN GLISERIN SEBAGAI CHEMICAL PENETRATION ENHANCER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Olivia Christie Anjalicca

NIM : 108114040

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

ii

PEMBUATAN DAN EVALUASI GEL ANTI-AGEING EKSTRAK TEMPE

DENGAN GLISERIN SEBAGAI CHEMICAL PENETRATION ENHANCER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Olivia Christie Anjalicca

NIM : 108114040

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ikutilah kata hatimu dan bersikap tegaslah karena apa yang kamu pilih

dan ambil akan menentukan jalanmu untuk ke depannya...

Semuanya ini proses untuk mendapatkan yang terbaik dan

semuanya akan indah pada waktunya...

Bermimpilah, targetkanlah, usahalah untuk mencapai semuanya itu karena semuanya pasti akan ada jalannya...

Kupersembahkan untuk :

Keluargaku, Mamah, Papah, Vina, Ivan, Edwin

Saudara, Sahabat, Teman dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

viii

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus atas semua rahmat, kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi “Pembuatan dan Evaluasi Gel Anti-Ageing Ekstrak Tempe

dengan Gliserin sebagai Chemical Penetration Enhancer” sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Selama perkuliahan, penelitian hingga proses penyusunan skripsi, penulis

telah mendapatkan bantuandari berbagai pihak yang berupa dukungan sarana,

bimbingan, nasihat, kritik dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing atas segala

kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberi

masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku dosen penguji atas

ketersediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta kritik

dan saran yang diberikan kepada penulis.

4. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku dosen penguji atas

ketersediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji sekaligus

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

5. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., atas diskusi, masukan dan saran dalam

penyusunan skripsi.

6. Phebe Hendra, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

7. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah membagikan ilmunya kepada

penulis selama penulis melaksanakan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

ix

8. Segenap laboran dan karyawan, Pak Musrifin, Pak Parlan, Mas Bimo, Mas

Agung, Pak Wagiran, Pak Parjiman, Pak Heru, Mas Kayat, Mas Darto atas

bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

9. Papi, Mami, Vina, Ivan, dan Edwin atas dukungan, kasih sayang, cinta dan

semangatnya.

10. Hendy atas dukungan, semangat, kasih sayang, cinta dan kebersamaannya.

11. Sita sebagai teman satu tim atas bantuan, kerjasama, canda tawa, keluh kesah

dan dukungan selama penyusunan skripsi.

12. Juli, Liana, Angel, Yudhytha, Reri, Cilla Tuing, Cilla Ciun, Lulu, Ve, Odil,

Didit, Fanny, Monic, Aries teman-teman Farmasi A 2010 dan FST 2010.

Terimakasih telah menjadi teman yang luar biasa, bekerjasama, berbagi duka

serta dukungan yang telah diberikan selama ini dan segala pengalaman yang

tak terlupakan selama masa kuliah.

13. Mba Tyas, Mba Asti, Nadia, keluarga Wisma Surya terimakasih telah

menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta

dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di kos Wisma Surya.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan andil hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang

dimiliki. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh

penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta,

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii

PRAKATA .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

INTISARI ....................................................................................................... xviii

ABSTRACT ..................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah .................................................................. 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xi

2. Keaslian Penelitian .................................................................. 4

3. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................. 6

A. Isoflavon dan Tempe .......................................................................... 6

B. Kulit .................................................................................................... 7

C. Penuaan Kulit ..................................................................................... 10

D. Gel ...................................................................................................... 12

E. Sifat Fisik Gel ..................................................................................... 13

F. Penetration Enhancer ........................................................................ 14

G. Gliserin ............................................................................................... 16

H. Draize Test ......................................................................................... 17

I. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ....................................... 18

J. Landasan teori .................................................................................... 20

K. Hipotesis ............................................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 22

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 22

B. Variabel Penelitian ............................................................................. 22

C. Definisi Operasional ........................................................................... 22

D. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 23

1. Alat penelitian ........................................................................... 23

2. Bahan penelitian ....................................................................... 24

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xii

1. Ekstraksi isoflavon dari tempe .................................................. 24

2. Pembuatan larutan baku genistein yang digunakan untuk

penentuan panjang gelombang pengamatan ............................. 25

3. Penetapan panjang gelombang maksimum ............................... 25

4. Pembuatan larutan baku genistein ............................................ 26

5. Penetapan kadar ekstrak tempe ................................................. 26

6. Pemilihan formula ..................................................................... 27

7. Pembuatan sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe ................... 28

8. Uji sifat fisis sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe ................ 28

a. Uji Daya Sebar ................................................................... 28

b. Uji pH ................................................................................ 29

c. Uji Viskositas ..................................................................... 29

9. Uji iritasi primer dengan metode Draize Test ........................... 29

10. Uji penetrasi sediaan gel dengan metode Franz Diffusion Cell 30

11. Analisis hasil ............................................................................. 31

a. Indeks Iritasi Primer .............................................................. 31

b. Jumlah Kumulatif Genistein ................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33

A. Ekstraksi Isoflavon dari Tempe .......................................................... 33

B. Penetapan Kadar Ekstrak Isoflavon Tempe ....................................... 34

a. Penetapan Panjang Gelombang Maksimal .................................. 34

b. Pembuatan Kurva Baku Genistein .............................................. 35

c. Penetapan Kadar Isoflavon Ekstrak Tempe ................................ 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xiii

C. Pembuatan dan Uji Sifat Fisi Sediaan Gel Anti-ageing Ekstrak

Isoflavon Tempe ................................................................................. 37

1. pH ................................................................................................ 38

2. Daya sebar ................................................................................... 38

3. Viskositas .................................................................................... 39

D. Uji Iritasi Primer dengan Metode Draize Test ................................... 40

E. Uji Penetrasi Sediaan Gel dengan Metode Franz Diffusion Cell ....... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 45

A. Kesimpulan ......................................................................................... 45

B. Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 46

LAMPIRAN ................................................................................................... 50

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Formula gel standar dan modifikasi ............................................ 27

Tabel II. Formula gel yang digunakan ....................................................... 28

Tabel III. Evaluasi Reaksi Iritasi Kulit ........................................................ 29

Tabel IV. Kriteria iritasi .............................................................................. 30

Tabel V. Data uji sifat fisik, Q3jam, dan Fluks.......................................... 40

Tabel VI. Hasil indeks iritasi primer ........................................................... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Daidzein, Glycitein, dan Genistein ................................ 7

Gambar 2. Mekanisme hidrolisis Genistin menjadi Genistein....................... 7

Gambar 3. Struktur kulit ................................................................................ 8

Gambar 4. Komponen kulit ............................................................................ 10

Gambar 5. Mekanisme penangkapan radikal bebas oleh Genistein, (a)

tahap inisiasi, (b) tahap elongasi, (c) tahap terminasi ................. 12

Gambar 6. Struktur Gliserin ........................................................................... 16

Gambar 7. Diagram blok sistem KCKT secara umum .................................. 19

Gambar 8. Spektra genistein dengan pelarut etanol ....................................... 34

Gambar 9. Spektra genistein dengan pelarut buffer ....................................... 34

Gambar 10. Kurva hubungan antara konsentrasi baku genistein dengan

AUC menggunakan pelarut etanol ............................................ 35

Gambar 11. Kurva hubungan antara konsentrasi baku genistein dengan

AUC menggunakan pelarut buffer ............................................ 36

Gambar 12. Gambar sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe ......................... 37

Gambar 13. Kurva hubungan antara waktu dengan jumlah kumulatif .......... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penimbangan Ekstraksi ..................................................... 51

Lampiran 2. Data Penimbangan Ekstrak Bobot Tetap ................................... 51

Lampiran 3. Spektra panjang gelombang pengamatan genistein ................... 52

Lampiran 4. Data penimbangan baku dan perhitungan kadar larutan baku

genistein .................................................................................... 53

Lampiran 5. Kromatogram dan data penentuan kurva baku genistein

dengan pelarut etanol ................................................................ 54

Lampiran 6. Persamaan dan gambar kurva baku genistein dengan

pelarut etanol ............................................................................. 56

Lampiran 7. Kromatogram dan data penentuan kurva baku genistein

dengan pelarut buffer ................................................................ 57

Lampiran 8. Persamaan dan gambar kurva baku genistein dengan pelarut

buffer ......................................................................................... 59

Lampiran 9. Data penimbangan, kromatogram dan perhitungan kadar

sampel ....................................................................................... 59

Lampiran 10. Data hasil pengukuran uji sifat fisik sediaan gel ..................... 62

Lampiran 11. Data dan foto uji iritasi primer ................................................ 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xvii

Lampiran 12. Ethical Clearance .................................................................... 65

Lampiran 13. Kromatogram sampel dalam sediaan dengan uji Franz Cell

Diffusion .................................................................................... 66

Lampiran 14. Kadar genistein setelah uji Franz Cell Diffusion pada

setiap formula ........................................................................... 70

Lampiran 15. Foto gel anti-ageing ekstrak tempe ......................................... 72

Lampiran 16. Dokumentasi ............................................................................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xviii

INTISARI

Salah satu penyebab penuaan dini adalah radikal bebas. Isoflavon

merupakan salah satu antioksidan yang dapat mencegah adanya radikal bebas.

Isoflavon yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ekstrak tempe.

Chemical penetration enhancer dapat membantu masuknya isoflavon ke dalam

kulit. Penelitian mengenai Pembuatan dan Evaluasi Gel Anti-Ageing Ekstrak

Tempe dengan Gliserin sebagai Chemical Penetration Enhancer Chemical

penetration enhancer bertujuan untuk mengetahui pengaruh penetrasi ekstrak

isoflavon tempe dengan chemical penetration enhancer gliserin dengan

konsentrasi FI 0%, FII 5%, FIII 10%, dan FIV 20%.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Evaluasi

sediaan gel ekstrak isoflavon tempe ini dilihat berdasarkan parameter jumlah

kumulatif dan fluks dengan menggunakan metode Franz Diffusion Cell secara in

vitro.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa FI mempunyai jumlah kumulatif

dan fluks yang lebih tinggi daripada FII, FIII, dan FIV. Jumlah kumulatif FI, FII,

FIII, dan FIV berturut-turut adalah 1,885±0,065; 0,953±0,028; 0,660±0,026; dan

0,572±0,015 µg/cm2. Nilai fluks FI, FII, FIII, dan FIV berturut-turut adalah 0,628;

0,318; 0,220; 0,191 µg/cm2/jam. Gliserin sebagai chemical penetration enhancer

berpengaruh menurunkan penetrasi dengan meningkatnya konsentrasi.

Kata kunci: Tempe, ekstrak tempe, isoflavon, chemical penetration enhancer,

gliserin, gel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

xix

ABSTRACT

One of the causes of aging is free radicals. Isoflavone is one of

antioxidants which can scavenge free radical. Sources of isoflavones used in this

study is derived from tempe extract. Chemical penetration enhancers are

subtances which can help isoflavone penetrates into the skin. Research about

Formulation and Evaluation of Gel Anti-Ageing of Extract Tempe with glycerin

as Chemical Penetration Enhancer ait to observe the effect of penetration of

isoflavone tempe extract by using chemical penetration enhancer glycerin at

concentration F1 0%, FII 5%, FIII 10%, and FIV 20%.

This research was a purely experimental study. Evaluation of this

research was looking for the response of cumulative amount and flux by testing

Franz Diffusion Cell in vitro.

The result shown that FI has cumulative amount and flux was higher than

FII, FIII, and FIV. The cumulaltive amount of FI, FII, FIII, and FIV were

1,885±0,065; 0,953±0,028; 0,660±0,026; and 0,572±0,015 µg/cm2. Flux of FI,

FII, FIII, and FIV were 0,628; 0,318; 0,220; 0,191 µg/cm2/hours.

Glycerin as

chemical penetration enhancer showed effect toward decrease penetration of

isoflavone by increased a concentration of glycerin.

Key word: Tempe, tempe extract, isoflavon, chemical penetration enhancer,

glyserin, gel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penuaan merupakan proses alami yang terjadi pada setiap orang yang da-

pat dilihat di kulit. Meningkatnya usia, fungsi kulit ikut menurun, kulit akan kehi-

langan elastisitas sehingga mulai kendur dan berkeriput (Wahyono, 2011). Pe-

nuaan juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti sinar matahari, polusi

udara, maupun nutrisi yang tidak seimbang. Radiasi sinar UV matahari menye-

babkan foto oksidasi yang terjadi akibat pelepasan reactive oxygen species (ROS).

Meningkatnya ROS sebagai akibat radikal bebas dapat menyebabkan naiknya

peroksidasi lipid. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar, berubah

menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga memper-

cepat penuaan (Wahyono, 2011).

Radikal bebas merupakan molekul yang mengandung satu atau lebih

elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak ber-

pasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan dengan

menempel pada sel yang berpasangan. Radikal bebas bersumber dari polusi, asap

rokok, sinar ultraviolet dimana akan menyebabkan penuaan dini seperti kerutan

pada kulit, kulit kusam, dan kendur (Rohmatussolihat, 2009). Oleh karena itu un-

tuk mencegah radikal bebas dapat digunakan antioksidan. Antioksidan dapat

menangkap radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Antioksidan bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

2

menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif memben-

tuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil sehingga reaksi oksidasi berhenti

(Hudson, 1990). Berdasarkan mekanisme kerjanya, maka dapat dikembangkan

sediaan cosmeceuticals untuk menghambat penuaan dini yang disebabkan oleh

radikal bebas.

Isoflavon adalah salah satu senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan.

Isoflavon termasuk dalam golongan senyawa flavonoid dan merupakan senyawa

polifenol. Kandungan isoflavon ini banyak terdapat di dalam kedelai dan produk

olahannya (Hernawati, 2010). Isoflavon pada kedelai berbentuk glikosida yang

terdiri dari 64% genistin, 24% daidzin, dan 13% glisitin; dan bentuk aglikon. Ben-

tuk glikosida terdapat pada makanan kedelai yang tidak difermentasi, sedangkan

yang difermentasi misalnya tempe, isoflavonnya dalam bentuk bebas (aglikon).

Ketika bentuk glikosida didegradasi menjadi senyawa aglikon maka akan lebih

mudah diserap oleh tubuh (Astuti, 2008).

Isoflavon aglikon dapat dibuat dalam bentuk sediaan gel, lotion, dan

cream. Pada penelitian kali ini, isoflavon akan dibuat dalam bentuk sediaan gel

hidrofilik. Bentuk sediaan gel mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat mem-

berikan rasa dingin di kulit dengan adanya kandungan air yang cukup tinggi se-

hingga nyaman digunakan, mudah dipakai, menyebar dengan baik dan memberi-

kan kenyamanan pada penggunanya (Mitsui, 1997). Menurut penelitian Nan et al.

(2014), genistein larut di dalam metanol, etil etanoat, sedikit larut di air, dan sukar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

3

larut di dalam eter, kloroform dan petroleum eter. Genistein termasuk dalam

isoflavon dimana sebagian larut dalam air sehingga bisa dibuat jadi gel.

Chemical penetration enhancer diperlukan untuk meningkatkan ma-

suknya zat aktif (isoflavon) ke dalam stratum corneum sehingga dapat mencapai

lapisan dermis untuk mencegah penuaan kulit dengan menangkap radikal bebas.

Zat peningkat penetrasi dapat bekerja melalui tiga mekanisme, yaitu: dengan cara

mempengaruhi struktur stratum corneum, berinteraksi dengan protein intraseluler,

dan memperbaiki partisi obat, coenhancer atau cosolvent ke dalam stratum

corneum (Swarbrick dan Boylan, 1986).

Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai peningkat penetrasi antara

lain: air, sulfoksida, azone, pyrrolidones, asam-asam lemak, alkohol dan glikol,

surfaktan, urea, minyak atsiri, terpen dan fosfolipid (Sukmawati dan Suprapto,

2010). Pada penelitian ini digunakan zat peningkat penetrasi yaitu gliserin. Glis-

erin dapat digunakan sebagai chemical penetration enhancer pada konsentrasi

0,1-20% (Stinchcomb dan Banks, 2010). Kecepatan penetrasi obat dengan meng-

gunakan chemical penetration enhancer gliserin ke dalam kulit dapat dilakukan

secara in vitro menggunakan Franz Diffusion Cell.

1. Perumusan Masalah :

Bagaimana pengaruh gliserin sebagai chemical penetration enhancer ter-

hadap penetrasi isoflavon ekstrak tempe ke dalam kulit?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

4

2. Keaslian Penelitian

Penelitian pengembangan isoflavon dalam pembuatan gel telah dilakukan

oleh Lulu (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Optimasi Formula Gel

Anti-Ageing Ekstrak Etil Asetat Isoflavon dengan Carbopol 940 Sebagai

Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan : Aplikasi Desain

Faktorial”. Dalam penelitian tersebut digunakan isoflavon yang berasal dari

ekstrak etil asetat tempe serta dilakukan optimasi formula gel.

Berdasarkan penelitian diatas, “Pembuatan dan Evaluasi Gel Anti-Ageing

Ekstrak Tempe dengan Gliserin sebagai Chemical Penetration Enhancer”

belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoretis

Menambah pengetahuan terutama dalam bidang farmasi mengenai

penetrasi genistein ke dalam kulit pada sediaan gel dengan penetration

enhancer gliserin.

b. Manfaat metodologis

Menambah informasi ilmu pengetahuan kefarmasian mengenai upaya

pengembangan dan aplikasi formula gel ekstrak bahan alam dan

penggunaan chemical penetration enhancer dalam formulasi gel ekstrak

tempe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

5

c. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat maupun penelitian lebih

lanjut mengenai chemical penetration enhacer dalam sediaan gel anti-

ageing ekstrak tempe.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Membuat sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe.

2. Tujuan khusus

Mengetahui pengaruh gliserin sebagai chemical penetration enhancer

terhadap penetrasi isoflavon tempe ke dalam kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Isoflavon dan Tempe

Isoflavon merupakan senyawa yang termasuk dalam golongan flavonoid

yang merupakan senyawa polifenolik. Senyawa isoflavon banyak ditemukan pada

tanaman kacang-kacangan (Leguminosa) dan produk olahannya (Astuti, 2008).

Salah satu tanaman kacang-kacangan yang mengandung isoflavon yaitu kedelai

dan salah satu produk olahan yang mengandung isoflavon yaitu tempe

(Hernawati, 2010). Tempe merupakan makanan tradisional yang dibuat dengan

cara memfermentasikan kedelai tanpa kulit dengan jamur Rhizopus, sampai

kedelai tertutup dengan miselium putih jamur dan mempunyai aroma khas jamur

(Pramesti, 2007).

Isoflavon pada kedelai terdiri dari aglikon (genistein, glisitein, dan

daidzein), glikosida (daidzin, genistin, dan glisitin) (Pramesti, 2007). Kandungan

isoflavon dalam 100 g kedelai berkisar 0,1-0,5 g (Cho et al., 2009). Di dalam

kedelai, isoflavon yang banyak ditemukan sebagai β-glukosida yang dapat

terhidrolisis menjadi bentuk aglikon menjadi daidzein, genistein, glisitein (Carrao-

Panizzi et al., 2002). Bentuk aglikon dari isoflavon lebih aktif daripada glikosida

dimana pengaruh itu sebanding dengan peningkatan jumlah gugus hidroksil pada

molekulnya (Pramesti, 2007).

Genistin dan daidzin akan terhidrolisis menjadi bentuk aglikonnya

(genistein dan daidzein) selama perendaman dalam air dan selama proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

7

fermentasi akibat aktivitas enzim β-glukosidase. Rhizopus oryzae dan Rhizopus

oligosporus diketahui memproduksi enzim β-glukosidase yang menghidrolisis

isoflavon glikosida menjadi isoflavon aglikon sehingga menyebabkan senyawa

isoflavon aglikon lebih banyak pada tempe (Pramesti, 2007).

Gambar 1. Struktur Daidzein, Glycitein, dan Genistein (Doerge et al.,1999).

Gambar 2. Mekanisme hidrolisis Genistin menjadi Genistein

B. Kulit

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh dimana bobot kulit dapat

mencapai 10% bobot individu dengan luas permukaan kulit pada orang dewasa

mencapai 1,5-1,75 m2 (Walters et al., 2002). Kulit juga merupakan organ tubuh

terluar yang bersifat elastik yang menjadi pelindung jaringan di bawahnya. Sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

8

protektif ini menjadikan tubuh terhindar dari masuknya zat-zat asing (bakteri,

virus, debu) yang dapat membahayakan tubuh (Nugroho, 2013). Menurut Walters

et al. (2002), secara anatomi kulit terdiri dari empat lapisan jaringan yaitu stratum

korneum, epidermis, dermis, dan subkutan (lapisan lemak dibawah kulit).

Stratum korneum merupakan lapisan terluar kulit sebagai hasil

pembelahan sel epidermis ke arah keluar yang membentuk lapisan-lapisan terluar

epidermis (Nugroho, 2013) yang selnya telah kehilangan air, tidak berinti dan

mati (Walters et al., 2002). Sel-sel ini akan mengalami keratinisasi menjadi

struktur yang disebut korneosit (Nugroho, 2013).

Gambar 3. Struktur kulit (Walters et al., 2002)

Stratum korneum erat hubungannya dengan kosmetik karena dapat

mencerminkan kondisi kulit. Lapisan ini berperan pada tahap penembusan

sehingga menentukan konsentrasi senyawa aktif pada sel target. Membran

tersebut memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap berbagai senyawa kimia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

9

dan biologis disebabkan oleh adanya jembatan disulfida (menyusun serat keratin

α) dan ikatan kovalen antarmolekul. Ketebalan stratum korneum dapat dirangsang

oleh paparan ulang senyawa kimia atau fisika. Respon ini melindungi epidermis

dari rangsangan luar (Mitsui, 1997; Alache, Devissaguet, dan Hermann, 1993).

Epidermis merupakan bagian kulit di bawah stratum korneum yang

tersusun atas lapisan-lapisan sel seluler dan tipis dengan kandungan air yang

mulai berkurang jika dibandingkan dengan jumlah air yang ada di dermis.

Semakin ke atas kandungan air semakin menurun dan akhirnya sama sekali hilang

di bagian stratum korneum (Nugroho, 2013). Tebal epidermis secara keseluruhan

yaitu 74,9-96,4 µm (Sandby-Moller et al., 2003). Menurut umur lapisan selnya,

lapisan epidermis dapat dibedakan menjadi stratum germinativum yang

merupakan lapisan terdalam (usia termuda), stratum spinosum, stratum

granulosum, dan stratum korneum di lapisan terluar (Barry, 1983).

Dermis merupakan bagian di bawah epidermis berupa lapisan-lapisan sel

aselular yang menjadi tempat sistem pembuluh darah, saraf, folikel rambut,

kelenjar minyak, dan kelenjar keringat (Nugroho, 2013). Dermis mempunyai tebal

sekitar 0,1-0,5 cm dan terdiri dari 70% kolagen dan jaringan elastin (Walters et

al., 2002). Dermis dihubungkan dengan epidermis oleh papilla. Dermis tersusun

dari materi nonselular yang mendukung keberadaan organ-organ pembuluh darah,

pembuluh limfa, urat-urat saraf, dan komponen retikuloendotelia (Nugroho,

2013). Jaringan lemak subkutan terletak di bawah dermis yang berperan penting

dalam menyerap panas, meredam tekanan atau beban yang menimpa kulit

(Nugroho, 2013) dan sebagai tempat penyimpan energi (Walters et al., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

10

Gambar 4. Komponen kulit (Walters et al., 2002)

C. Penuaan Kulit

Kulit berubah seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Paparan sinar

matahari dipercaya mempercepat proses perubahan kulit. Penuaan kulit dapat

dipercepat lagi dengan adanya radikal bebas. Tanda-tanda penuaan kulit yang

dapat terlihat yaitu kulit terlihat kasar, kering, kendur dan kehilangan

elastisitasnya, terdapat noda hitam, keriput, timbul lipatan pada leher dan garis

kerutan pada wajah (Tortora et al., 1990).

Faktor yang dapat menyebabkan penuaan kulit salah satunya adalah

adanya radikal bebas yang merupakan molekul dengan atom dimana orbit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

11

terluarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga elektron tersebut

menjadi reaktif dan tidak stabil. Elektron akan mencari pasangan elektron yang

lain dengan cara menariknya dari molekul lain. Pada kulit, radikal bebas akan

merusak lemak dan membran sel sehingga menyebabkan kulit kehilangan

kekencangan dan timbul keriput (Tortora et al., 1990).

Senyawa bioaktif isoflavon yang mengandung gugus fenolik mempunyai

kemampuan sebagai antioksidan dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas

melalui dua mekanisme, yaitu mendonorkan ion hidrogen dan bertindak sebagai

scavenger radikal bebas secara langsung. Isoflavon mempunyai kemampuan

untuk mencegah peroksidasi lipid karena berperan sebagai akseptor radikal bebas

sehingga dapat menghambat reaksi rantai radikal bebas pada oksidasi lipid dan

radikal bebas dapat diredam (Astuti, 2008).

Senyawa flavonoid dapat mendonorkan hidrogen pada radikal bebas

sehingga menghasilkan radikal stabil berenergi rendah yang berasal dari senyawa

flavonoid yang kehilangan atom hidrogen. Radikal antioksidan yang terbentuk

menjadi lebih stabil melalui proses resonansi struktur cincin aromatiknya

sehingga tidak mudah untuk terlibat pada reaksi radikal lain (Astuti, 2008).

Mekanisme penangkapan radikal bebas oleh genistein di dalam lapisan

dermis meliputi tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi. Tahap inisiasi merupakan

tahap pembentukan radial, tahap elongasi merupakan tahap penyerangan radial,

dan tahap terminasi merupakan tahap netralisasi radikal sisa oleh antioksidan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

12

Gambar 5. Mekanisme penangkapan radikal bebas oleh Genistein, (a) tahap inisiasi, (b)

tahap elongasi, (c) tahap terminasi

D. Gel

Gel merupakan sediaan semisolid yang mengandung larutan bahan aktif

tunggal maupun campuran dengan pembawa senyawa hidrofilik atau hidrofobik

(Dirjen POM, 1995). Beberapa gel mempunyai tampilan jernih karena adanya

tampilan dari air dan lainnya keruh yang disebabkan bahan-bahannya tidak terdis-

persi molekular atau membentuk agregat. Gel harus memiliki clarity dan kilau

untuk menarik konsumen. (Allen dan Loyd, 2002).

Gel dikategorikan menjadi gel inorganik, organik, hidrogel, dan organo-

gel. Gel inorganik mempunyai sistem dua fase, sedangkan gel organik mempunyai

sistem satu fase. Hidrogel mengandung bahan yang terdispersi seperti koloid atau

terlarut pada air. Pada konsentrasi tinggi, koloid hidrofilik membentuk gel semi-

solid yang disebut jelly (Allen dan Loyd, 2002).

Hidrogel komposisi utamanya tersusun dari 85-95% air atau campuran

aqueous-alcoholi, humektan, dan gelling agent yang akan memberikan efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

13

mendinginkan (Buchmann dan Stephan, 2001). Humektan yang ditambahkan

membuat sediaan ini menjadi lunak, memberikan kelembutan, daya sebar yang

cukup, dan menghindari kemungkinan terjadinya pengeringan. Keuntungan gel

tipe ini yaitu tidak berlemak, membentuk lapisan film tembus pandang elastis

setelah kering dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat por-pori, dan mudah

dicuci dengan air (Voight, 1994).

E. Sifat Fisik Gel

Sifat umum yang diinginkan dari sediaan gel yaitu dapat diterima oleh

konsumen seperti mudah dikeluarkan dari wadah, sensasi dingin ketika kontak

dengan kulit, kemampuan melekat pada tempat aplikasi selama waktu tertentu,

residu yang tidak meninggalkan rasa lengket setelah diaplikasikan, dan efikasi

klinis yang terkait pelepasan obat dan absoprsi. Hal ini terkait dengan daya sebar,

dan viskositas sediaan sehingga perlu diperhatikan (Garg et al., 2002).

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cairan atau

preparasi semisolid yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor

yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan

lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada tempat aksi.

Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi

pelarut, dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg et al.,

2002).

Viskositas adalah pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir.

Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya (Martin et al., 1993).

Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

14

akan menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002). Gel pada penggunaan topikal

sebaiknya tidak terlalu lengket karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Konsentrasi gelling agent yang terlalu tinggi dengan bobot molekul yang terlalu

besar akan menghasilkan gel yang sulit diaplikasikan (Zatz et al.,1996).

F. Penetration Enhancer

Penetration enhancer adalah senyawa-senyawa kimia tunggal maupun

kombinasi yang mempunyai kemampuan meningkatkan permeabilitas (Nugroho,

2013) dan mengurangi impermeabilitas kulit secara temporal (sementara) se-

hingga dapat lebih mudah dilewati oleh bahan obat (Sinha dan Kaur, 2000). Ideal-

nya, bahan yang digunakan sebagai penetration enhancer haruslah inert secara

farmakologi, tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak menyebabkan alergi (tidak ber-

sifat alergenik), tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, murah, serta kompati-

bel dengan zat aktif maupun eksipien yang digunakan (Sinha dan Kaur, 2000).

Selain itu, penetration enhancer harus dapat membalikkan barrier pertahanan

stratum korneum kepada struktur awal ketika konsentrasi enhancer telah habis

tanpa menyebabkan kematian sel (Pathan et al., 2009).

Mekanisme umum penetration enhancer yaitu dengan mengacaukan

struktur lipid dari stratum korneum kemudian berinteraksi dengan protein interse-

luler dan terakhir meningkatkan partisi obat/zat aktif, coenhancer atau pelarut ke

dalam stratum korneum (Pathan et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

15

Beberapa senyawa yang bertindak sebagai penetration enhancer, yaitu:

a. Golongan alkohol dan glikol

Alkohol rantai pendek (C2-C5) dan senyawa golongan glikol

dapat meningkatkan absorpsi, khususnya absorpsi molekul polar.

Senyawa ini meningkatkan absorpsi dengan cara meningkatkan

fluiditas dari lapisan lipid pada stratum korneum dengan berinteraksi

dengan protein pada stratum korneum (Rosen, 2005).

b. Asam lemak dan esternya

Sejumlah besar asam lemak sudah secara luas diteliti untuk

meningkatkan penetrasi sediaan trasndermal. Asam lemak tidak

jenuh dilaporkan lebih aktif daripada asam lemak yang jenuh.

Mekanisme aksi dari asam lemak adalah meningkatkan kelarutan

dari obat, meningkatkan partisi obat, meningkatkan penetrasi pelarut

dan mengubah struktur barrier kulit (Rosen, 2005).

c. Terpene

Terpene diketahui dapat meningkatkan permeasi perkutan dari

obat hidrofilik maupun yang bersifat hidrofob. Terpene yang bersifat

polar ternyata diketahui dapat meningkatkan permeasi dari senyawa

polar dan sebaliknya (Rosen, 2005).

d. Amina dan amida

Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi urea dan

derivatnya, asam amino dan esternya, amida, seperti azone dan

derivatnya. Azone secara spesfik didesain sebagai penetration

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

16

enhancer dan merupakan salah satu senyawa yang banyak diteliti

karena dapat meningkatkan permeasi dari obat dalam spektrum luas

(Rosen, 2005).

G. Gliserin

Gliserin merupakan cairan higroskopis yang tidak berwarna, tidak

berbau, rasa manis. Gliserin dapat digunakan dalam formulasi seperti oral,

optalmik, topikal maupun parenteral. Fungsi gliserin dapat digunakan sebagai

humektan dan emolient dalam sediaan topikal. Dalam sediaan krim, emulsi,

parenteral dapat berfungsi sebagai solvent maupun co-solvent. Sedangkan di

dalam sediaan larutan oral dapat berfungsi sebagai pemanis, pengawet. Selain itu

gliserin juga dapat digunakan sebagai plasticizer. Penggunaan yang berbeda

fungsi ini dapat digunakan sesuai dengan konsentrasi yang diperbolehkan (Rowe

et al., 2009).

Gliserin merupakan bahan yang sudah terdaftar dalam Food and Drug

Assosiation (FDA), dan aman digunakan dalam konsentrasi 0,2-65,7%

(Smolinske, 1992). Gliserin juga bisa digunakan sebagai penetration enhancer

dengan konsentrasi 0,1-20% (Stinchcomb dan Banks, 2010).

Gambar 6. Struktur Gliserin (Rowe et al., 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

17

Gliserin bersifat sebagai penetration enhancer dan juga sebagai

humektan yang kuat dan aman bagi kulit karena mempunyai kemampuan

menyerap air yang hampir sama dengan natural moisturizing factor (NMF) yang

merupakan pengikat alami dalam kulit (Pius, 2012). Gliserin termasuk dalam

golongan glikol yang dapat memfasilitasi masuknya senyawa aktif dengan

membentuk celah yang disebut microchannel pada stratum korneum dan

memungkinkan senyawa aktif yang lebih polar berpenetrasi ke dalam kulit

(Dayan, 2005).

Humektan dapat membantu menjerat air dari udara yang kemudian dapat

berpenetrasi ke dalam kulit, bila kelembaban relatif rendah. Tetapi humektan

dapat juga menarik air dari bagian epidermis dan dermis yang dapat menyebabkan

kulit menjadi kering. Mekanisme humektan yang menarik air untuk penetrasi ke

dalam kulit, akan mengakibatkan pengembangan stratum korneum yang

memberikan persepsi kulit halus dengan sedikit kerut (Johnson, 2002).

H. Draize Test

Draize test merupakan model uji in vivo yang biasa digunakan dalam uji

iritasi dengan menggunakan kelinci albino. Uji ini menggunakan sistem scoring

untuk menunjukkan index iritasi primer yang didapatkan dari perhitungan eritema

dan edema yang dihasilkan (Maibach, 2001).

Kelinci albino yang sudah dicukur bulunya diaplikasikan sediaan atau

senyawa yang akan diukur indeks iritasi primernya pada waktu tertentu. Iritasi

adalah kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

18

tertentu. Iritasi ini dapat terjadi jika suatu zat menempel pada kulit dan

menyebabkan zat tersebut terpenetrasi masuk ke dalam kulit dan mengakibatkan

dilatasi pembuluh darah pada daerah yang terkena. Jika zat tersebut mengiritasi

maka akan menyebabkan iritasi pada kulit yang terkena zat tersebut dan

sebaliknya (Irsan, dkk., 2013).

Hasil eritema maupun edema diukur dengan menggunakan sistem

scoring yang kemudian dihitung dengan rumus untuk mengetahui indeks iritasi

primer yang didapatkan (Irsan, dkk., 2013).

I. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan salah satu metode

kromatografi cair yang dilengkapi dengan sistem pompa bertekanan tinggi untuk

mengalirkan fase gerak dan detektor yang sensitif sehingga pemisahan dapat

berlangsung dengan cepat dan memiliki efisiensi yang tinggi. Salah satu

keunggulan KCKT dibandingkan dengan kromatografi gas yaitu dapat untuk

menganalisis senyawa yang tidak menguap atau tidak tahan panas tanpa peruraian

atau tanpa perlunya derivat yang menguap (Dirjen POM, 1995).

Instrumen KCKT terdiri dari delapan komponen pokok, yaitu wadah fase

gerak, sistem penghantaran fase gerak, alat untuk memasukkan sampel, kolom,

detektor, wadah penampung buangan fase gerak, tabung penghubung, dan suatu

perekam/komputer (Rohman, 2007).

Fase gerak biasanya terdiri dari campuran pelarut yang dapat bercampur

yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi yang ditentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

19

oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen

sampel. Fase normal dimana fase diam lebih polar daripada fase gerak,

kemampuan elusi meningkat dengan meningkatkan polaritas pelarut, sedangkan

untuk fase terbalik dimana fase diam kurang polar daripada fase gerak,

kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut (Rohman,

2007).

Fase diam yang digunakan berupa silika yang dimodifikasi secara

kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil

benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu

gugus silanol (SiOH). Oktadesil silika (ODS/C18) merupakan fase diam yang

paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan

kepolaran rendah, sedang, maupun tinggi (Rohman, 2007).

Gambar 7. Diagram blok sistem KCKT secara umum (Rohman, 2007)

Penelitian mengenai genistein dengan menggunakan KCKT telah

dilakukan oleh Orhan et al. (2011) dengan penelitian analisis kandungan genistein

dan daidzein dalam dua spesies Genista dengan metode KCKT fase terbalik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

20

menggunakan fase diam C18, fase gerak metanol : air (70:30) dengan panjang

gelombang 261 dan kecepatan alir 0,7ml/menit.

J. Landasan Teori

Penuaan kulit merupakan hal yang terjadi pada manusia dikarenakan

bertambahnya usia, faktor radikal bebas, dan makanan. Isoflavon mempunyai

daya antioksidan yang dapat menghambat penuaan kulit. Tempe merupakan salah

satu sumber yang mengandung isoflavon, yang digunakan sebagai bahan aktif

dalam sediaan anti-ageing untuk menghambat penuaan kulit di dermis (Astuti,

2008).

Sediaan anti-ageing merupakan sediaan cosmeuticals yang dalam

penelitian ini, akan dibuat dalam formulasi gel karena mempunyai sifat fisik dan

stabilitas yang dapat diterima oleh masyarakat, mempunyai konsistensi yang

lembut, serta memberikan rasa nyaman pada kulit saat penggunaan maupun

pembersihannya yang mudah dicuci dengan air.

Dalam sediaan gel ini diformulasikan pula penetration enhancer yang

berfungsi untuk membawa bahan aktif serta meningkatkan penetrasi isoflavon,

khususnya genistein ke dalam lapisan kulit untuk mencegah penuaan kulit di

dermis. Penetration enhancer yang digunakan dalam formulasi sediaan ini adalah

gliserin. Dalam penelitian ini akan dilihat kemampuan penetration enhacer

gliserin dengan empat konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui pengaruhnya

dalam membawa dan meningkatkan bahan aktif ke dalam lapisan kulit tanpa

mengiritasi kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

21

Gliserin bersifat sebagai penetration enhancer dan juga sebagai

humektan yang mempunyai kemampuan menarik air untuk penetrasi ke dalam

kulit, akan mengakibatkan pengembangan stratum korneum (Johnson, 2002).

Gliserin termasuk dalam golongan glikol yang dapat memfasilitasi masuknya

senyawa aktif dengan membentuk celah yang disebut microchannel pada stratum

korneum dan memungkinkan senyawa aktif yang lebih polar berpenetrasi ke

dalam kulit (Dayan, 2005).

Salah satu isoflavon yaitu genistein yang mempunyai sifat semipolar

yang diformulasikan ke dalam gel dengan penetration enhancer gliserin

diharapkan dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit dengan metode Franz

Diffusion Cell dan perlu dilakukan penetapan kadar untuk mengetahui kadar

genistein yang terpenetrasi.

Penetapan kadar genistein dilakukan dengan metode KCKT fase terbalik

detektor UV, karena KCKT memiliki sensitivitas dan selektivitas yang baik untuk

analisis senyawa dalam campuran dengan kadar yang kecil serta genistein

memiliki gugus kromofor yang dapat memberikan serapan pada daerah panjang

gelombang UV.

K. Hipotesis

Gliserin dapat berfungsi sebagai chemical penetration enhancer terhadap

penetrasi isoflavon tempe ke dalam kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Kadar gliserin yang digunakan sebagai chemical penetration enhancer.

2. Variabel tergantung

Sifat fisik gel anti-ageing ekstrak isoflavon tempe yang meliputi daya

sebar, viskositas gel dan pH sediaan serta kecepatan penetrasi zat aktif ke

dalam kulit.

3. Variable pengacau terkendali

Kecepatan putar dan waktu pengadukan dalam proses pembuatan sediaan

gel, wadah penyimpanan, lama penyimpanan.

4. Variable pengacau tak terkendali

Kelembaban, suhu ruangan saat pembuatan dan penyimpanan gel,

kondisi patologis hewan uji, subyektifitas penulis dalam pengamatan.

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak tempe adalah cairan kental yang diperoleh dari hasil ekstraksi tempe

dengan cara maserasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

23

2. Gel anti-ageing ekstrak tempe adalah sediaan semi padat yang dibuat dari

ekstrak tempe sesuai formula yang telah ditentukan.

3. Chemical penetration enhancer adalah substansi atau senyawa yang dapat

memfasilitasi absorpsi penetrasi melalui kulit dengan mengurangi

impermeabilitas dari kulit secara sementara, dalam hal ini adalah gliserin.

4. Sifat fisik gel anti-ageing adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik gel

anti-ageing, dalam penelitian ini meliputi parameter daya sebar, pH, dan

viskositas.

5. Draize Test adalah uji iritasi yang dilakukan pada hewan uji untuk mengetahui

apakah sediaan gel anti-ageing ekstrak kedelai menyebabkan iritasi atau tidak.

Hewan uji yang digunakan adalah kelinci albino.

6. Franz Cell Diffusion adalah suatu alat uji yang digunakan untuk mengukur

jumlah obat yang terpenetrasi melalui kulit secara in vitro.

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Iwaki TE-

32 Pirex Japan Unmderli), alat maserasi (Innova 2100 platform shaker),

Vaccum Rotary Evaporator (Janke-Kulken), mixer, blender, neraca analitik

Mettler-Todelo AB204, Horizontal Double Plate, indikator pH universal

Merck, pHmeter, Viskometer Rion VT-04, alat vakum, seperangkat alat KCKT

dengan detektor ultraviolet (UV) merek Shimadzu LC-2010C, kolom C18

merek KNAUER column SN (XI 7) (No. column 25EE181KSJ part.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

24

B115Y620), seperangkat komputer (merek Dell B6RDZ1S Connexant system

RD01-D850 A03-0382 JP France S.A.S, printer HP Deskjet D2566 HP-024-

000 625730), UV/Vis Spectrophotometer SP-3000plus merek OPTIMA dengan

deterktor silicon photo diode, millipore, alat ultrasonicator Refsch., Tipe :

T460 (Schwing.1 PXE, FTZ-Nr. C-066/83, HF-Frequ.:35 kHz), mikropipet,

dan kertas saring Whatman 0,45 μm.

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempe yang diperoleh

dari SUPERINDO, Seturan, aquadest, gliserin, propilenglikol, carbopol 940,

triethanolamin, metil paraben, natrium klorida dan ethanol kualitas farmasetis;

ethanol, metanol p.a. (E. Merck), aquabidest hasil penyulingan di laboratorium

Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, dan baku pembanding genistein.

E. Tata Cara Penelitian

1. Ekstraksi isoflavon dari tempe

Tempe segar yang didapatkan dari SUPERINDO merek MUCHLAR,

Seturan dipotong-potong kecil kemudian diblender hingga halus. Kemudian

tempe yang sudah halus ditimbang sebanyak 150,0 gram ditambah petrolium

eter (PE) sebanyak 300,0 mL (1:2), kemudian di maserasi selama sehari (±24

jam). Kemudian PE dibuang dan ditambahkan etanol sebanyak 300,0 mL

kemudian di maserasi selama 3 hari. Hasil maserasi disaring sehingga

didapatkan residu padat dan larutan kuning. Larutan dipekatkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

25

menggunakan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental tempe.

Ekstrak kental ini dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50°C selama 1 jam

kemudian dikeluarkan dan ditimbang bobotnya. Kemudian dilakukan hal yang

sama hingga didapatkan bobot tetap.

2. Pembuatan larutan baku genistein yang digunakan untuk penentuan

panjang gelombang pengamatan

Sejumlah lebih kurang 1,0 mg genistein ditimbang seksama dan

dilarutkan dalam 1,0 mL etanol sehingga didapatkan konsentrasi sebesar

1000,0 µg/mL, kemudian dibuat larutan intermediet dengan mengambil

sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke dalam labu takar 5,0 mL kemudian

diencerkan dengan etanol hingga tanda batas sehingga didapatkan konsentrasi

sebesar 100,0 µg/mL. Larutan seri untuk pengamatan panjang gelombang

menggunakan 2 konsentrasi yaitu 5,0 dan 10,0 µg/mL. Larutan seri dibuat dari

larutan intermediet dengan mengambil masing-masing sejumlah 250,0 dan

500,0 µL dimasukkan ke dalam labu 5,0 mL kemudian diencerkan dengan

etanol hingga tanda batas sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 5 µg/mL,

10 µg/mL.

3. Penetapan panjang gelombang maksimum

Masing-masing konsentrasi 5, 10 µg/mL larutan seri baku genistein

diukur serapannya pada panjang gelombang 200-350 nm dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

26

spektrofotometer UV-Vis. Spektrum yang dihasilkan akan menunjukkan

panjang gelombang maksimum yang akan digunakan pada sistem KCKT.

4. Pembuatan larutan baku genistein

Sejumlah lebih kurang 1,0 mg genistein ditimbang seksama dan

dilarutkan dalam 1,0 mL etanol sehingga didapatkan konsentrasi sebesar

1000,0 µg/mL, kemudian dibuat larutan intermediet dengan mengambil

sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke dalam labu takar 5,0 mL kemudian

diencerkan dengan etanol hingga tanda batas sehingga didapatkan konsentrasi

sebesar 100,0 µg/mL.

Pembuatan seri larutan baku dibuat dari larutan intermediet dengan

mengambil masing-masing sejumlah 5,0; 25,0; 50,0; 250,0; 500,0 µL

dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 mL secara beruturan dari volume kecil

hingga besar kemudian diencerkan dengan etanol hingga tanda batas sehingga

didapatkan konsentrasi sebesar 0,1; 0,5; 1,0; 5,0; dan 10,0 µg/mL. Larutan

disaring dengan millipore dan didegassing dengan ultrasonicator selama 15

menit kemudian diinjeksikan ke dalam sistem KCKT fase terbalik.

5. Penetapan kadar ekstrak tempe

Ekstrak tempe di timbang sebanyak 1,0 g kemudian dilarutkan ke dalam

15,0 mL aquadest dan 15,0 mL etil asetat kemudian dilakukan ekstraksi cair-

cair. Fase atas larutan diambil (larutan A), kemudian fase bawah ditambahkan

etil asetat sebanyak 10,0 mL kemudian dilakukan ekstraksi cair-cair berulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

27

hingga dua kali. Fase atas disatukan dengan larutan A. Larutan A kemudian

diuapkan hingga didapatkan bobot tetap.

Ekstrak yang telah bobot tetap dilarutkan dengan etanol secukupnya

kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100,0 mL dan diencerkan dengan

etanol hingga tanda batas. Larutan stok sampel diambil sebanyak 1 mL

dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL kemudian diencerkan dengan etanol

hingga tanda batas. Larutan disaring dengan di milipore dan didegassing

dengan ultrasonicator selama 15 menit, kemudian diinjeksikan ke dalam

sistem KCKT fase terbalik detektor UV dengan fase diam C18, fase gerak

metanol : air (70:30) dengan kecepatan alir fase gerak 0,7 mL/min sebanyak

20,0 µL.

6. Pemilihan formula

Formula yang digunakan mengacu pada International Journals of

Pharmaceutical Compounding dengan judul Gel Compounding. Formula yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel I. Formula gel standar dan modifikasi

Formula Standar Formula Modifikasi

R/ Carbopol 0,5 g R/ Carbopol 1%

Triethanolamin 1,2 g Triethanolamin 2,4 g

Propilenglikol 2,8 g Propilenglikol 5,6 g

Gliserin 34,2 g Gliserin 0,1-20%

Akuades ad 100 g Metil paraben 0,1%

Ekstrak isoflavon

tempe 0,2%b/v

10 mL

Akuades ad 200 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

28

Formula yang digunakan:

Tabel II. Formula gel yang digunakan

Bahan F1 F2 F3 F4

Carbopol 2 g 2 g 2 g 2 g

TEA 2,4 g 2,4 g 2,4 g 2,4 g

Propilenglikol 20 g 20 g 20 g 20 g

Gliserin 0 g 10 g 20 g 40 g

Metil Paraben 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 g

Isoflavon 0,2%b/v 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL

Parfume q.s q.s q.s q.s

Aquadest ad 200 g ad 200 g ad 200 g ad 200 g

7. Pembuatan sedian gel anti ageing ekstrak tempe

Campur gliserin dan ekstrak tempe menggunakan mixer skala kecepatan

1 hingga homogen, kemudian tambahkan propilenglikol campur homogen.

Carbopol 940 ditambahkan ke dalam campuran kemudian mixer selama 2

menit, kemudian ditambahkan sisa aquadest, metil paraben ke dalam campuran

dan mixer hingga homogen. TEA ditambahkan ke dalam campuran dan

dicampur homogen menggunakan mixer skala kecepatan satu selama 2 menit.

Sediaan gel ditambahkan pewangi apel sebanyak 5 tetes dan dimixer homogen.

8. Uji sifat fisis sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe

a. Uji Daya Sebar. Uji daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan

dengan cara gel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan di tengah kaca

bulat berskala, kemudian ditutup dengan kaca bulat yang lain. Diatas gel

diberi beban dengan berat total 125 gram kemudian didiamkan selama 1

menit dan dicatat diameter penyebarannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

29

b. Uji pH. Uji pH dilakukan sesaat setelah pembuatan gel menggunakan

indikator pH universal.

c. Uji Viskositas. Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat

viskosmeter dengan cara gel dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang

pada portable viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati

gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan 48 jam setelah

pembuatan gel.

9. Uji iritasi primer dengan metode Draize Test

Evaluasi iritasi primer dilakukan dengan menggunakan hewan uji kelinci

albino sebanyak 2 kelinci setiap formula. Dibuat area dengan ukuran 2,54 x

2,54 cm kemudian dioleskan 0,5 gram gel anti-ageing tiap area. Area uji

ditutup dengan kasa/perban selama 4 jam pemejanan. Setelah 4 jam, kasa

penutup dibuka. Reaksi yang timbul pada 24, 48 dan 72 jam setelah penutup

dibuka (post exposure) diberikan skor sesuai Tabel III dan kriteria iritasi

berdasarkan tabel IV.

Tabel III. Evaluasi Reaksi Iritasi Kulit (Buchman dan Stephan, 2001)

Jenis Iritasi Skor

Eritema Tanpa eritema 0

Eritema hampir tidak tampak 1

Eritema berbatas jelas 2

Eritema moderat sampai berat 3

Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak 4

Edema Tanpa edema 0

Edema hampir tidak tampak 1

Edema berbatas jelas 2

Edema moderat (tepi naik ±1 cm) 3

Edema berat (tepi naik lebih dari 1 mm dan meluas keluar

daerah pejanan)

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

30

Tabel IV. Kriteria iritasi (Buchman dan Stephan, 2001)

Indeks Iritas Kriteria Iritasi Senyawa Kimia

0 Tidak mengiritasi

<2 Kurang merangsang

2-5 Iritasi moderat

>5 Iritasi berat

10. Uji penetrasi sediaan gel dengan metode Franz Diffusion Cell

Uji penetrasi menggunakan membran abdomen kulit mencit jantan galur

Swiss usia 2-3 bulan. Mencit dibius dengan eter kemudian bulu pada bagian

abdominal dicukur dan disayat serta lemak-lemak pada bagian subkutan yang

menempel dihilangkan secara hati-hati. Sayatan direndam dalam larutan Na

fisiologis steril dan disimpan pada suhu 4°C. Kompartemen reseptor diisi

dengan larutan dapat fosfat pH 7,4 sekitar 27,0 mL yang dijaga suhunya sekitar

37±0,5°C dan diaduk dengan pengaduk magnetik stirer dengan kecepatan

300rpm.

Kulit abdomen diletakkan diantara kompartemen donor dan

kompartemen reseptor dengan sisi dermal berhubungan langsung dengan

medium reseptor. Sampel ditimbang seksama sebanyak ±1,0 gram kemudian

diaplikasikan pada permukaan kulit. Kemudian sampel diambil pada jam ke-

0,5; 1; 2; dan 3 sebanyak 600,0 µL dari kompartemen reseptor dengan

menggunakan syriringe dan larutan dapar fosfat pH 7,4 segera ditambahkan

sejumlah volume yang sama dengan volume yang diambil. Kemudian sampel

disaring dengan menggunakan milipore dan diinjekkan ke dalam sistem KCKT

sebanyak 20,0 µL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

31

11. Analisis Hasil

a. Indeks Iritasi Primer

Indeks iritasi primer untuk sediaan juga dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Indeks iritasi primer =

Jumlah eritema pada 24,48,72 jam

2+

jumlah edema pada 24,48,72 jam

2

jumlah hewan

b. Jumlah Kumulatif Genistein

Jumlah kumulatif genistein yang terpenetrasi per luas area difusi

(µg/cm2) dapat dihitung dengan rumus :

Q kumulatif = 𝐶𝑛 .𝑉 +( 𝐶.𝑛−1

𝑖=1 𝑆)

A

Keterangan :

Q = Jumlah kumulatif isoflavon yang terpenetrasi per luas area

difusi(µg/cm2)

Cn = Konsentrasi isoflavon µg/mL pada sampling menit ke-n

V = Volume sel difusi Franz

𝐶𝑛−1𝑖=1 = Jumlah konsentrasi isoflavon (µg/mL) pada sampling pertama

hingga sebelum menit ke-n

S = Volume sampling (mL)

A = Luas area membran (cm2)

Kemudian dilakukan perhitungan fluks (kecepatan penetrasi tiap satuan

waktu) obat berdasarkan hukum Fick I :

𝐽 =M

S × t

Keterangan :

J = Fluks (µg cm-2

jam-1

)

M = Jumlah kumulatif genistein yang melalui membran (µg)

S = Luas area difusi (cm2)

t = waktu (jam)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

32

Kemudian dibuat grafik kumulatif genistein yang terpenetrasi (µg) per

luas area difusi (cm2) terhadap waktu (jam).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ektraksi Isoflavon dari Tempe

Penelitian ini menggunakan tempe yang didapatkan dari SUPERINDO,

Seturan dengan merek MUCHLAR sebanyak 3 kg untuk meminimalkan faktor

pengacau. Tempe yang digunakan dipotong-potong terlebih dahulu kemudian di

blender sampai halus untuk memperluas area kontak dengan cairan penyari se-

hingga proses maserasi lebih baik. Tempe yang digunakan untuk maserasi

sebanyak 2655,80 g.

Tempe dimaserasi menggunakan petroleum eter (PE) untuk menarik

senyawa non polar seperti protein, lemak, dan pengotor non polar lainnya yang

terdapat pada tempe. Kemudian PE dibuang dan dilakukan remaserasi mengguna-

kan etanol untuk menarik flavonoid dari tempe. Selanjutnya dilakukan pemekatan

hingga bobot tetap untuk menghilangkan kandungan etanol di dalam ekstrak.

Hasil pemekatan berupa cairan kental berwarna coklat kehitaman berbau khas

sebanyak 69,6132 g.

Ekstrak tempe sebanyak 3,1884 g diekstraksi cair-cair menggunakan etil

asetat dan akuades sehingga didapatkan fraksi isoflavon. Proses ini dilakukan

untuk menarik aglikon isoflavon (Robinson dan Trevor, 1991). Selanjutnya fraksi

etil asetat dipekatkan untuk menghilangkan etil asetat sehingga didapatkan cairan

berwarna coklat kehitaman berbau khas sebanyak 1,3007 g.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

34

B. Penetapan Kadar Ekstrak Isoflavon Tempe

a. Penetapan panjang gelombang maksimal

Penetapan panjang gelombang maksimal (λmaks) bertujuan untuk mencari

panjang gelombang yang dapat memberikan serapan secara maksimal. Penetapan

λmaks dilakukan dengan menggunakan larutan baku genistein dengan konsentrasi

5,035 µg/mL dan 10,07 µg/mL. Penetapan panjang gelombang dilakukan dengan

menggunakan dua pelarut yaitu etanol dan buffer fosfat pH 7,4. Penetapan

panjang gelombang menggunakan pelarut etanol digunakan untuk penetapan

kadar ekstrak isoflavon tempe. Sedangkan penetapan panjang gelombang

menggunakan pelarut buffer digunakan untuk penetapan kadar sediaan dari sel

difusi Franz. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pelarut maka panjang

gelombang yang dihasilkan pun berbeda.

Gambar 8. Spektra baku genistein dengan pelarut etanol

Gambar 9. Spektra baku genistein dengan pelarut buffer fosfat pH 7,4

261 nm

269 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

35

Dari hasil scanning panjang gelombang maksimal (Gambar 6 dan 7 )

diketahui bahwa λmaks genistein dengan pelarut etanol adalah 261 nm dan dengan

pelarut buffer fosfat pH 7,4 adalah 269 nm.

b. Pembuatan kurva baku genistein

Kurva baku genistein dibuat dengan menggunakan senyawa standar

genistein yang bertujuan untuk memperoleh persamaan regresi linear yang selan-

jutnya digunakan untuk menghitung kadar genistein dalam ekstrak isoflavon

tempe. Penggunaan genistein sebagai standar karena genistein merupakan salah

satu senyawa isoflavon yang terdapat di dalam tempe (Pramesti, 2007). Pengu-

kuran seri baku genistein dilakukan pada panjang gelombang 261 nm dan 269 nm

dengan menggunakan 5 seri konsentransi, yaitu 0,1007 µg/mL; 0,5035 µg/mL;

1,007 µg/mL; 5,035 µg/mL dan 10,07 µg/mL.

Gambar 10. Kurva hubungan antara konsentrasi baku genistein dengan

AUC menggunakan pelarut etanol

y = 214780,720x - 16242,695R² = 0,99950

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

0 2 4 6 8 10 12

AU

C

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

36

Gambar 11. Kurva hubungan antara konsentrasi baku genistein dengan

AUC menggunakan pelarut buffer fosfat pH 7,4

Berdasarkan pengukuran tersebut, diperoleh persamaan kurva baku

genistein dengan pelarut etanol yaitu y = 214780,720x – 16242,695 dengan nilai r

sebesar 0,99950 yang akan digunakan dalam penetapan kadar isoflavon dalam

ekstrak isoflavon tempe dan diperoleh persamaan kurva baku genistein dengan

pelarut buffer fosfat pH 7,4 yaitu y = 172800,318x – 12453,734 dengan nilai r

sebesar 0,9991 yang akan digunakan dalam penetapan kadar isoflavon dengan

menggunakan sel difusi Franz.

c. Penetapan kadar isoflavon ekstrak tempe

Penetapan kadar isoflavon tempe dilakukan untuk mengetahui isoflavon

di dalam ekstrak tempe. Ekstrak tempe yang telah dilakukan LLE (Liquid-Liquid

Extraction) kemudian dilarutkan ke dalam etanol p.a di dalam labu ukur 100,0

mL. Larutan uji diperoleh dengan mengambil sebanyak 1,0 mL larutan stok yang

kemudian diencerkan ke dalam labu 10,0 mL. Larutan uji inilah yang akan diukur

y = 172800,318x - 12453,734R² = 0,9991

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

2000000

0 2 4 6 8 10 12

AU

C

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

37

dengan KCKT pada panjang gelombang 261 nm. Isoflavon yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah semua kandungan isoflavon yang ada di dalam ekstrak

kering tempe yang terhitung terhadap genistein karena senyawa baku yang

digunakan adalah genistein. Dari hasil penetapan kadar genistein dalam ekstrak

tempe diperoleh kadar sebesar 0,4506 % b/b.

C. Pembuatan dan Uji Sifat Fisis Sediaan Gel Anti-ageing Esktrak

Isoflavon Tempe

Formula yang digunakan dalam penelitian ini yaitu carbopol 940 sebagai

basis gel hidrofilik, TEA (Trietanolamin) sebagai pembasa atau netralisasi

carbopol, gliserin sebagai chemical penetration enhancer, propilenglikol sebagai

humektan, akuades sebagai pelarut, parfum, pengawet, dan ekstrak isoflavon

tempe sebagai zat aktif. Carbopol 940 bersifat asam seingga dibutuhkan TEA

untuk menaikkan pH karena kulit manusia mempunyai pH pada range 5,5-7. Hal

ini untuk menghindari iritasi kulit apabila pH terlalu asam atau basa. Selain itu,

pada pH netral, pada carbopol 940 terjadi proses tolak menolak antar ion pada

gugus karboksil sehingga membuat gel menjadi lebih rigit (kaku) dan

mengembang (Barry, 1983).

Gambar 12. Gambar sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

38

Uji sifat fisis sediaan gel anti-ageing ekstrak isoflavon tempe dilakukan

untuk mengetahui sediaan gel yang dihasilkan telah memiliki sifat fisis yang baik

yaitu dapat diterima oleh masyarakat (acceptable). Sifat fisis yang diamati dalam

penelitian ini adalah daya sebar, viskositas, dan pH. Uji sifat fisis sediaan,

khususnya daya sebar dan viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan gel di-

mana waktu 48 jam dianggap sudah tidak ada lagi pengaruh gaya atau energi yang

diberikan dalam proses pembuatan sediaan yang dapat mempengaruhi hasil pen-

gujian.

1. pH

Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH tiap formula yang dibuat, sesaat

setelah pembuatan gel dengan menggunakan pH universal. Hasil uji pH menurut

Tabel V, didapatkan bahwa semua sediaan mempunyai pH 6 yang masuk ke

dalam range pH yang dingiinkan yaitu pH dengan range 5,5-7.

2. Daya sebar

Pengujian daya sebar sediaan gel bertujuan untuk mengetahui

kemampuan sediaan gel menyebar dan merata pada area yang diinginkan di per-

mukaan kulit saat diaplikasikan. Daya sebar berbanding terbalik dengan

viskositas, semakin kecil viskositas suatu sediaan semisolid maka kemampuan

menyebarnya pada permukaan kulit akan semakin besar, begitu juga sebaliknya

(Garg et al, 2002). Daya sebar yang optimum untuk sediaan semistiff adalah

3-5 cm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

39

Pengujian daya sebar dilakukan dengan menimbang 1 g sediaan ke-

mudian ditimpa dengan kaca bundar dengan total berat 125 g, ditunggu selama

satu menit, setelah itu diukur daya sebarnya. Berdasarkan data daya sebar pada

Tabel V, semua sediaan masuk ke dalam range daya sebar yaitu 3-5 cm sehingga

termasuk dalam sediaan semistiff. Daya sebar adalah karakteristik yang berguna

untuk memperhitungkan kemudahan saat digunakan, pengeluaran dari wadah

serta mempengaruhi penerimaan konsumen (Garg et al., 2002). Dilihat secara vis-

ual, sediaan gel ini tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental sehingga dapat diap-

likasikan di kulit dengan mudah dan dapat menyebar rata di kulit.

3. Viskositas

Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan gel.

Viskositas dapat diartikan sebagai tahanan untuk mengalir. Viskositas berbanding

terbalik dengan kemampuan alir dimana semakin besar viskositas maka kemam-

puan untuk mengalir akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya (Martin et. al,

1993). Pengujian viskositas dalam penelitian ini dilakukan 48 jam setelah pem-

buatan karena setelah 48 jam sediaan dianggap sudah melewati suatu fase yang

tidak ada lagi energi mekanik (shearing) yang digunakan saat proses pencampu-

ran sehingga viskositas yang terukur dianggap viskositas sistem gel yang se-

benarnya, sehingga diharapkan struktur kerangka tiga dimensi gel telah tertata

dengan baik. Pengukuran viskositas sediaan gel dilakukan menggunakan vis-

cotester Rion seri VT dengan menggunakan rotor nomor 2. Berdasarkan data

viskositas pada Tabel V, semua sediaan masuk ke dalam range viskositas yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

40

200-300 dPas, sehingga dapat dikatakan bahwa gel yang dibuat tidak terlalu ken-

tal maupun tidak terlalu encer.

Tabel V. Data Uji Sifat Fisik, Q3jam, dan Fluks

Formula pH Viskositas

(d.Pas)

Daya sebar

(cm)

Q3jam

(µg/cm2)

Fluks

(µg/cm2/jam)

F1 6 225 4,083±0,113 1,885±0,065 0,628

F2 6 240 3,767±0,052 0,953±0,028 0,318

F3 6 240 3,617±0,076 0,660±0,026 0,220

F4 6 250 3,542±0,072 0,572±0,015 0,191

D. Uji Iritasi Primer dengan Metode Draize Test

Uji iritasi primer sediaan gel anti-ageing ekstrak tempe dilakukan untuk

mengetahui efek dari sediaan dalam mengiritasi kulit. Sediaan yang mengiritasi

kulit cenderung tidak dapat digunakan selama periode waktu tertentu karena

adanya kecenderungan pemakai untuk menghentikan penggunaan bila terjadi

reaksi iritasi. Sifat mengiritasi dapat berasal dari gesekan mekanis, pH sediaan,

maupun sifat kimia dari bahan yang terkandung di dalam formula.

Penelitian ini menggunakan kelinci albino sebagai hewan percobaan

karena tidak memiliki pigmen sehingga lebih mudah dalam pengamatan efek iri-

tasi. Iritasi yang timbul ditandai dengan adanya eritema dan edema pada area kulit

yang telah diberi gel.

Tabel VI. Hasil indeks iritasi primer

Kelinci Indeks iritasi primer Kriteria

F1 0 Tidak mengiritasi

F2 0 Tidak mengiritasi

F3 0 Tidak mengiritasi

F4 0 Tidak mengiritasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

41

Hasil uji iritasi primer gel anti-ageing ekstrak tempe menunjukkan

bahwa pada semua formula memberikan nilai indeks iritasi primer 0. Hasil ini

menunjukkan bahwa keempat formula tidak mengiritasi pada kulit sehingga aman

digunakan.

E. Uji Penetrasi Sediaan Gel dengan Metode Franz Diffusion Cell

Uji penetrasi bertujuan untuk mengetahui banyaknya zat aktif (isoflavon)

yang dapat menembus ke dalam kulit. Uji penetrasi ini dilakukan secara in vitro

dengan metode Franz diffusion cell. Uji penetrasi ini juga bertujuan untuk menge-

tahui pengaruh gliserin sebagai chemical penetration enhancer dalam mening-

katkan penetrasi obat melalui membran kulit mencit dari sediaan gel.

Membran yang digunakan yaitu kulit bagian abdomen mencit jantan

galur Swiss yang berumur 2-3 bulan dengan luas membran 4,867 cm2. Kulit men-

cit yang digunakan dalam uji ini mudah didapatkan dan mempunyai permeabilitas

yang mirip dengan permeabilitas kulit manusia. Preparasi kulit mencit awalnya

dicukur kemudian dihilangkan lemak subkutannya agar tidak mengganggu uji

penetrasi. Setelah itu kulit dikondisikan dalam larutan Na fisiologis 0,9% selama

maksimal 24 jam. Ketika kulit akan digunakan, kulit dikondisikan pada medium

reseptor yaitu buffer fosfat pH 7,4 : etanol (7:3). Buffer fosfat pH 7,4 digunakan

sebagai cairan reseptor karena simulasi kondisi pH cairan biologis manusia.

Membran dipastikan telah kontak dengan cairan kompartemen reseptor

agar sediaan yang diaplikasikan dapat berpenetrasi menembus kulit menuju cairan

reseptor. Adanya gelembung udara harus dihindari karena menyebabkan celah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

42

antara membran dengan cairan yang dapat menghalangi penetrasi zat aktif ke

kompartemen reseptor. Pada kompartemen perlu dilakukan pengadukan meng-

gunakan magnetik stirer yang berfungsi untuk homogenisasi.

Setiap formula gel masing-masing diuji in vitro dengan menggunakan sel

difusi selama 3 jam dengan 4 kali pencuplikan yaitu pada jam ke 0,5; 1; 2; dan 3.

Lama pengujian selama 3 jam ini diasumsikan seperti lama menempelnya gel di

kulit setelah diaplikasikan serta dengan waktu 3 jam ini, isoflavon dapat masuk ke

dalam kulit. Sampel yang diambil sebanyak 0,6 mL dari kompartemen, kemudian

segera tambahkan 0,6 mL cairan kompartemen baru ke dalam sel difusi untuk

menjaga volume cairan tetap konstan selama percobaan berlangsung. Pengukuran

sampel dilakukan menggunakan KCKT dengan fase gerak metanol : air (70:30)

dengan flow rate 0,7 ml/menit (Orhan, et al., 2011) pada panjang gelombang

269 nm.

Uji penetrasi secara in vitro memiliki dua parameter yaitu jumlah kumu-

latif zat yang terpenetrasi dan fluks (laju penetrasi). Hasil kumulatif penetrasi ek-

strak isoflavon tempe melalui membran kulit mencit selama 3 jam dari sediaan

gel dapat dilihat pada tabel V. Berdasarkan data pada tabel V didapatkan bahwa

jumlah isoflavon yang terpenetrasi terbanyak yaitu pada sediaan formula 1 dengan

konsentrasi gliserin 0. Hal ini disebabkan karena dengan penambahan gliserin

yang semakin banyak maka viskositas sediaan pun bertambah, kecuali pada

formula 2 dan 3, sehingga dimungkinkan zat aktif (ekstrak tempe) tidak dapat ke-

luar dari sediaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

43

Fluks diperoleh pada keadaan steady state dengan mengikuti kaidah hu-

kum Fick. Jumlah kumulatif obat terpenetrasi melalui membran mencit diplotkan

terhadap waktu dan dibuat persamaan regresi linear sehingga dapat ditentukan

nilai fluks isoflavon tempe. Fluks ditentukan dari kemiringan grafik tersebut pada

keadaan steady state dimana terlihat sebagai satu garis mendatar pada kurva fluks

yang diplotkan terhadap satuan waktu. Nilai fluks yang diperoleh dapat dilihat

pada Tabel V.

Berdasarkan Tabel V didapatkan bahwa formula 1 memiliki nilai fluks

lebih tinggi daripada formula yang lainnya selama 3 jam percobaan. Hal ini berarti

bahwa formula 1 memiliki kecepatan penetrasi obat yang lebih tinggi.

Gambar 13. Kurva hubungan antara waktu dengan jumlah kumulatif

Jumlah terpenetrasi yang lebih tinggi pada formula 1 yang tidak men-

gandung gliserin memiliki nilai viskositas yang lebih rendah dan mempunyai

kandungan air yang lebih banyak di dalam sediaan. Hal ini menjadi faktor yang

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Qku

m (µg/m

L)

Jam (jam)

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

44

mempengaruhi penetrasi ekstrak isoflavon tempe dimana dengan penambahan

gliserin yang semakin banyak menyebabkan viskositas sediaan gel meningkat se-

hingga dapat menyebabkan zat aktif khususnya isoflavon terjebak di dalam

sediaan dan sulit untuk keluar dari sediaan untuk masuk ke dalam kulit. Semakin

tinggi viskositas atau kekentalan sediaan maka semakin sulit pelepasan zat aktif.

Selain itu, karena kandungan air yang lebih banyak di dalam sediaan gel maka

akan mempengaruhi proses hidrasi dan kelembapan kulit sehingga meningkatkan

penetrasi ekstrak isoflavon tempe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan uji in vitro, semakin banyak jumlah gliserin sebagai chemical

penetration enhancer yang ditambahkan maka jumlah isoflavon tempe yang

terpenetrasi ke dalam kulit semakin menurun.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan optimasi dan validasi metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi (KCKT) pada penetapan kadar genistein yang terpenetrasi melalui kulit.

2. Perlu dilakukan optimasi dan pembuatan fermentasi kedelai dengan

menggunakan enzim β-glukosidase atau menggunakan Rhizopus oryzae dan

Rhizopus oligosporus.

3. Perlu dilakukan optimasi waktu penetrasi untuk mendapatkan jumlah penetrasi

maksimum.

4. Perlu dilakukan perbandingan konsentrasi dan jenis chemical penetration

enhancer dalam sediaan gel ekstrak isoflavon tempe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

46

Daftar Pustaka

Alache, J. M., Devissaguet, J., dan Hermann, A. M. G., 1993, Farmasetika 2 Bio-

farmasi, Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya

Allen, Jr., dan Loyd, 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical

Compounding, Edisi 2, American Pharmaceutical Association, USA, hal.

301-315

Astuti, S., 2008, Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal

Bebas, Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, Volume 13, No.

2, hal. 126-128

Barry, B. W., 1983, Dermatological Formulation, Percutaneous Absorption, Vol-

ume 18, Marcell Dekker Inc., New York, hal. 52-53, 300-304

Buchman dan Stephan, 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology,

Marcell Dekker Inc., New York, hal. 150-166

Carrao-Panizzi, M.C., Pedroso, S., dan Kikuchi, A., 2002, Extraction Time for

Soybean Isoflavone Determination, Brazilian Archives of Biology and

Technology, hal 515

Cho, S.Y., Lee, Y.N., dan Park, H.J., 2009, Optimization of Ethanol Extraction

and Further Purification of Isolfavones from Soybean Sprout Cotyledon,

Food Chemistry, hal. 312

Dayan, N., 2005, Pathways for Skin Penetration, Cosmetic & Toiletries

Magazine, Vol. 120, No. 6, Paterson, New Jersey, USA, hal. 1-7

Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta, hal. 712, 721

Doerge et al., 1999, Analysis of Soy Isoflavone Conugation In Vitro and in Human

Blood Using Liquid Chromatography-Mass Spectrometry, National Cen-

ter for Toxicological Research, Jefferson, Arkansas, hal. 299

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid

Formulation : An Update, Pharmaceutical Technology, diakses tanggal,

hal. 84-105

Hernawati, 2010, Perbaikan Kinerja Reproduksi Akibat Pemberian Isoflavon dari

Tanaman Kedelai, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, hal. 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

47

Hudson, B. J. F., 1990, Food Antioxidant, Elsevier Applied Science, London, hal.

8-9

Irsan, dkk., 2013, Uji Iritasi Krim Antioksidan Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria

longana Stend) pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus), Majalah

Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No. 2, hal. 55

Johnson, A.W., 2002, Skin Moisturization, Marcell Dekker Inc., New York, hal. 5

Maibach, H., dan Bashir, S. J., 2001, In Vivo Irritation, Handbook of Cosmetic

Science and Technology, Marcel Dekker, New York, hal. 107-118

Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, Edisi 3,

UI Press, Jakarta, hal. 1019-1053

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam, hal. 38-45

Nan et al.,2014, Dissociation Contants and Solubilities of Daidzein and Genistein

in Different Solvent, J.Chem.Eng, ACS Publications, hal. 1304

Nugroho, K. N., 2013, Sediaan Transdermal : Solusi Masalah Terapi Obat,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 9-38

Orhan, et al., 2011, Quantification of Genistein and Daidzein in Two Endemic

Genista Species and Their Antioxidant Activity, Journal of the Serbian

Chemical Society, hal. 36

Pathan, I.B. dan Setty, C.M., 2009, Chemical Penetration Enhancers for Trans-

dermal Drug Delivery Systems, Tropical Journal of Pharmaceutical Re-

search, India, hal. 173-177

Pius, O.R., 2012, Prediksi Komposisi Optimum Gliserin dan Virgin Coconut Oil

(VCO) sebagai Penetration Enhancer dalam Formula Emulsi A/M Tonik

Rambut Ekstrak Etanol-Air Biji Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd)

: Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, hal. 30

Pramesti, R., 2007, Pengaruh Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Tempe Kedelai

(Glycine max L.mer) terhadap Kualitas Daging Sapi Giling Selama

Penyimpanan pada Kondisi yang Berbeda, Tesis, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta, hal. 91, 103-105

Robinson dan Trevor, 1991, The Organic Constituents of HigherPlants, Edisi 6,

Penerbit ITB, Bandung, hal. 208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

48

Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.378-

386

Rohmatussolihat, 2009, Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia, Volume

4, BioTrends, hal. 5

Rosen, M. R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic

Product Technology, William Andrew Publishing, New York, hal. 80-90

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients, Edisi 6, Pharmaceutical press, London, Chicago, hal. 283

Sandby-Moller et al., 2003, Epidermal Thickness at Different Body Sites, Acta

Derm. Venereol, hal. 410-413

Sinha, V.R. dan Kaur, M.P., 2000, Permeation Enhancers for Transdermal Drug

Delivery, Drug Development and Industrial Pharmacy, India, hal. 1130-

1138

Smolinske, 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetics Excipients, CRC Press,

USA, hal. 199-200

Stinchcomb, A.L., and Banks, S.L., 2010, Formulation of Cannabidiol and Prod-

rugs of Cannabidiol and Methods of Using The Same, Patens Applica-

tion, Alltranz Inc., Lexington, KY, USA, hal. 5-30

Sukmawati, A., dan Suprapto, 2010, Efek Berbagai Peningkat Penetrasi Terhadap

Penetrasi Perkutan Gel Natrium Diklofenak Secara In Vitro, Jurnal

Penelitian Sains & Teknologi, Volume 11, No. 2, hal. 117-119

Swarbick, J., and Boylan, C.J., Editors, 1986, Encyclopedia of Pharmaceutical

Technology, Volume 6, Marcell Dekker, New York, hal. 421, 432

Tortora, G. J., dan Angnostakos, N. P., 1990, Principles of Anatomy and Physiol-

ogy, Edisi 6, Harper and Row Publisher, New York, hal. 120-133

Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, UGM Press,

Yogyakarta, hal. 315

Wahyono, P., Soetjipto, Harjanto, dan Suhariningsih, 2011, Efek Jus Buah Tomat

(Lycopersicum pyriforme) terhadap Pencegahan Fotoaging Kulit Akibat

Iradiasi Sinar Ultraviolet-B, JBP, Volume 13, hal. 169-170

Walters, K.A., and Roberts, M.S., 2002, Dermatological and Transdermal For-

mulations, Marcel Dekker Inc., New York, hal. 99-102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

49

Zatz, J. L., dan Kushla, G. P., 1996, Gels, in Lieberman, H. A., Lachman, L.,

Schwatz, J. B., (Eds.), Handbook of Cosmetic Science and Technology,

Marcell Dekker, Inc., New York, hal. 399-415

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

50

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

51

Lampiran 1. Data Penimbangan Ekstraksi

Penimbangan Berat wa-

dah (g)

Berat wadah+zat

(g)

Berat Wadah+sisa

(g)

Berat

zat (g)

1 200,29 300,55 200,35 100,20

2 200,34 300,74 200,40 100,34

3 200,36 300,61 200,38 100,23

4 200,44 300,86 200,44 100,42

5 200,38 250,62 200,40 50,22

6 200,44 300,72 200,50 100,22

7 200,37 250,87 200,44 50,43

8 200,53 350,87 200,61 150,26

9 200,50 250,95 200,57 50,38

10 200,63 250,95 200,66 50,29

11 200,44 350,64 200,54 150,10

12 200,57 250,91 200,63 50,28

13 200,66 250,92 200,70 50,22

14 200,63 250,84 200,67 50,17

15 200,77 250,87 200,80 50,07

16 327,26 828,07 327,54 500,53

17 157,12 407,76 157,22 250,54

18 157,20 407,49 157,26 250,23

19 157,16 407,93 157,22 250,71

20 327,42 527,46 327,50 199,96

Σ Berat zat 2655,80

Lampiran 2. Data Penimbangan Ekstrak Bobot Tetap

Penimbangan 1 2 3 4

Berta wadah+zat (g) 89,4761 85,3928 72,1750 80,5356

Berat wadah (g) 68,6067 66,1650 57,3590 65,5356

Berat zat (g) 20,8694 19,2278 14,816 14,7000

Σ Berat zat 69,6132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

52

Lampiran 3. Spektra panjang gelombang pengamatan baku genistein

Spectra baku genistein seri konsentrasi 5,035 µg/mL dengan pelarut etanol

spektra baku genistein seri konsentrasi 10,07 µg/mL dengan pelarut etanol

spektra baku genistein seri konsentrasi 5,035 ppm dengan pelarut buffer fosfat pH 7,4

spektra baku genistein seri konsentrasi 10,07 ppm dengan pelarut buffer buffer fosfat pH 7,4

261 nm

261 nm

269 nm

269 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

53

Lampiran 4. Data penimbangan baku dan perhitungan kadar larutan baku

genistein

Baku genistein untuk pembuatan kurva baku :

Penimbangan

Berat wadah+zat (mg) 1,3629

Berat wadah+sisa (mg) 0,0538

Berat zat (mg) 1,3091

Konsentrasi baku genistein dalam larutan stok =1,3091 mg

1,3 mL=1007µg/mL

Konsentrasi intermediet baku genistein =

V1 x C1 = V2 x C2

0,5 mL x 1007 μg/mL = 5,0 mL x C2

C2 = 100,7 μg/mL

Konsentrasi seri larutan baku genistein =

V1 x C1 = V2 x C2

5,0 µL x 100,7 μg/mL = 5000,0 µL x C2

C2 = 0,1007 μg/mL

Seri baku V1 (µL) V2 (µL) C1 (μg/mL) C2 (μg/mL)

1 5,0 5000,0 100,7 0,1007

2 25,0 5000,0 100,7 0,5035

3 50,0 5000,0 100,7 1,007

4 250,0 5000,0 100,7 5,035

5 500,0 5000,0 100,7 10,07

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

54

Lampiran 5. Kromatrogram dan data penentuan kurva baku genistein den-

gan pelarut etanol

Seri 1

Seri 2

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

55

Seri 3

Seri 4

Seri 5

Genistein

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

56

C (μg/mL) AUC

0,1007 17665

0,5035 98868

1,007 206957

5,035 1015177

10,07 2170437

A = -16242,695

B = 214780,720

r = 0,99950 Keterangan:

C = konsentrasi seri baku genistein (μg/mL)

AUC = Area Under Curve

Lampiran 6. Persamaan dan gambar kurva baku genistein dengan pelarut

etanol

Persamaan kurva baku genistein yang digunakan sebagai berikut :

y = 214780,720x – 16242,695

Gambar kurva baku genistein

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

0 2 4 6 8 10 12

AU

C

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

57

Lampiran 7. Kromatogram dan data penentuan kurva baku genistein den-

gan pelarut buffer fosfat pH 7,4

Seri 1

Seri 2

Seri 3

Genistein

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

58

Seri 4

Seri 5

C (μg/mL) AUC

0,1007 37070

0,5035 78311

1,007 146508

5,035 813936

10,07 1750471

A = -12453,734

B = 172800,318

r = 0,9991 Keterangan:

C = konsentrasi seri baku genistein (μg/mL)

AUC = Area Under Curve

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

59

Lampiran 8. Persamaan dan gambar kurva baku genistein dengan pelarut

buffer fosfat pH 7,4

Persamaan kurva baku genistein yang digunakan sebagai berikut :

y = 172800,318x – 12453,734

Gambar kurva baku genistein

Lampiran 9. Data penimbangan, kromatogram dan perhitungan kadar sam-

pel

1. Data penimbangan ekstrak untuk ekstraksi cair-cair

Penimbangan 1 2 3

Berta wadah+zat (g) 20,9655 21,8816 21,2326

Berat wadah (g) 19,8702 20,8083 20,2128

Berat zat (g) 1,0953 1,0733 1,0198

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

2000000

0 2 4 6 8 10 12

AU

C

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

60

2. Data penimbangan ekstrak setelah ekstraksi cair-cair dan untuk

diinjek ke sistem HPLC

Penimbangan 1 2 3

Berta wadah+zat (g) 20,432 21,056 20,7490

Berat wadah (g) 19,8702 20,8083 20,2128

Berat zat (g) 0,5618 0,2477 0,5362

3. Kromatogram sampel ekstrak tempe

Replikasi 1

Replikasi 2

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

61

Replikasi 3

Sampel ekstrak tempe dan Adisi

4. Kadar genistein dalam ekstrak tempe

Persamaan kurva baku

y = 214780,720x – 16242,695

Konsentrasi genistein dalam ekstrak tempe =

y = 214780,720x – 16242,695

686600 = 214780,720x – 16242,695

x = 3,272 µg/mL

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

62

Konsentrasi genistein dalam labu 10 mL = 32,72 µg/mL

Konsentrasi genistein dalam labu 100 mL = 3272 µg/100 mL

Konsentrasi genistein dalam ekstrak =

3272 µg/100mL

1 g= 3,272 mg/g

Sampel AUC Konsentrasi

(µg/mL)

Konsentrasi

(mg/g)

Rata-rata

(mg/g)

R1 686600 3,272 3,272 4,506±1,0705

R2 1070826 5,061 5,061

R3 1097469 5,185 5,185

Adisi 1117930 5,281

Kadar genistein dalam ekstrak tempe = 0,4506%b/b

Lampiran 10. Data hasil pengukuran uji sifat fisik sediaan gel

1. Uji pH

Formula Replikasi

1 2 3

1 6 6 6

2 6 6 6

3 6 6 6

4 6 6 6

2. Uji daya sebar dan Viskositas

Formula Daya Sebar Viskositas

R1 R2 R3 Rata2 R1 R2 R3 Rata2

1 4,2 4,075 3,975 4,083 225 225 225 225

2 3,725 3,75 3,825 3,767 240 240 240 240

3 3,7 3,6 3,55 3,617 240 240 240 240

4 3,625 3,5 3,5 3,542 250 250 250 250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

63

Lampiran 11. Data dan foto uji iritasi primer

Formula 1

Kelinci Parameter

Skor evaluasi rekasi iritasi kulit dalam

interval observasi

24 jam 48 jam 72 jam

Replikasi 1 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 2 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 3 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Formula 2

Kelinci Parameter

Skor evaluasi rekasi iritasi kulit dalam interval observasi

24 jam 48 jam 72 jam

Replikasi 1 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 2 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 3 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Formula 3

Kelinci Parameter

Skor evaluasi rekasi iritasi kulit dalam interval observasi

24 jam 48 jam 72 jam

Replikasi 1 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 2 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 3 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

64

Formula 4

Kelinci Parameter

Skor evaluasi rekasi iritasi kulit dalam interval observasi

24 jam 48 jam 72 jam

Replikasi 1 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 2 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Replikasi 3 Eritema 0 0 0

Edema 0 0 0

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 4

1

2

3

1

1 1

2

3

2

3

2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

65

kontrol negatif kontrol positif

Lampiran 12. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

66

Lampiran 13. Kromatogram sampel dalam sediaan dengan uji Franz Cell

Diffusion

1. Formula 1

Pencuplikan pada jam ke-3

Pencuplikan sampel dan adisi

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

67

2. Formula 2

Pencuplikan pada jam ke-3

Pencuplikan sampel dan adisi

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

68

3. Formula 3

Pencuplikan pada jam ke-3

Pencuplikan sampel dan adisi

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

69

4. Formula 4

Pencuplikan pada jam ke-3

Pencuplikan sampel dan adisi

Genistein

Genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

70

Lampiran 14. Kadar genistein setelah uji Franz Cell Diffusion pada setiap

formula

Persamaan kurva baku

y = 172800,318x – 12453,734

Konsentrasi genistein setelah uji Franz Cell Diffusion =

y = 214780,720x – 16242,695

12951 = 214780,720x – 16242,695

x = 0,147 µg/mL

Jam

ke-

R1 R2 R3

AUC Konsentrasi

(µg/mL) AUC

Konsentrasi

(µg/mL) AUC

Konsentrasi

(µg/mL)

F1

0,5 12951 0,147 12632 0,145 12542 0,145

1 14144 0,154 14799 0,158 16924 0,170

2 20164 0,189 20260 0,189 21106 0,194

3 46077 0,339 42101 0,316 44689 0,331

F2

0,5 2588 0,087 0 0,072 0 0,072

1 4008 0,095 3008 0,089 0 0,072

2 8955 0,124 3800 0,094 2613 0,087

3 15072 0,159 7403 0,115 4093 0,096

F3

0,5 2350 0,086 0 0,072 0 0,072

1 3563 0,093 3262 0,091 0 0,072

2 9504 0,127 3801 0,094 2312 0,085

3 16572 0,168 6282 0,108 4918 0,101

F4

0,5 2343 0,086 0 0,072 0 0,072

1 3071 0,090 2460 0,086 0 0,072

2 8015 0,118 3906 0,117 2258 0,085

3 16517 0,168 7680 0,139 4261 0,097

Jumlah kumulatif setiap formula =

Q kumulatif = 𝐶𝑛 .𝑉 +( 𝐶.𝑛−1

𝑖=1 𝑆)

A

volume Franz Cell Diffusion (V) = 27 mL

volume sampling (S) = 0,6 mL

luas membran (A) = 4,867 cm2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

71

Cn = konsentrasi isoflavon pada sampling menit ke-n = 0,189 µg/mL

𝐶𝑛−1𝑖=1 = jumlah konsentrasi isoflavon pada sampling pertama hingga

sebelum menit ke-n = 0,147+0,154 = 0,301 µg/mL

Q kumulatif = 0,189 µg /mL .27 mL +(0,301 µ

g

mL.0.6mL )

4,867 cm 2 = 1,941 µg/cm

2

Jam

ke-

Qkum (µg/cm2) Rata-rata

Qkum

(µg/cm2) R1 R2 R3

F1

0,5 0,815 0,804 0,804 0,808±0,006

1 0,872 0,894 0,961 0,909±0,046

2 1,086 1,086 1,115 1,096±0,017

3 1,941 1,814 1,899 1,885±0,065

F2

0,5 0,483 0,477 0,477 0,479±0,003

1 0,538 0,527 0,510 0,525±0,014

2 0,710 0,727 0,676 0,704±0,026

3 0,920 0,970 0,968 0,953±0,028

F3

0,5 0,399 0,399 0,399 0,399±0

1 0,503 0,514 0,486 0,501±0,014

2 0,541 0,542 0,546 0,543±0,003

3 0,669 0,631 0,680 0,660±0,026

F4

0,5 0,399 0,399 0,399 0,399±0

1 0,408 0,408 0,408 0,408±0

2 0,500 0,489 0,489 0,493±0,006

3 0,561 0,589 0,566 0,572±0,015

Jam ke- F1 (µg/cm2) F2 (µg/cm

2) F3 (µg/cm

2) F4 (µg/cm

2)

0,5 0,808±0,006 0,479±0,003 0,399±0 0,399±0

1 0,909±0,046 0,525±0,014 0,501±0,014 0,408±0

2 1,096±0,017 0,704±0,026 0,543±0,003 0,493±0,006

3 1,885±0,065 0,953±0,028 0,660±0,026 0,572±0,015

Data Fluks

𝐽 =M

S × t

M = Jumlah kumulatif genistein yang melalui membran = 1,885 µg/cm2

S = Luas area difusi = 4,867 cm2

t = waktu = 3 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

72

𝐽 =1,885 µg /cm 2

3 jam = 0,628 µg cm

-2 jam

-1

F1

(µg cm-2

jam-1

)

F2

(µg cm-2

jam-1

)

F3

(µg cm-2

jam-1

)

F4

(µg cm-2

jam-1

)

0,628 0,318 0,220 0,191

Lampiran 15. Foto gel anti-ageing ekstrak tempe

Formula 1

replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3

Formula 2

replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Qku

m (

µg/

mL)

Jam (jam )

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

73

Formula 3

replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3

Formula 4

replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3

Lampiran 15. Dokumentasi

tempe potongan tempe

maserasi ekstrak tempe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

74

ekstraksi cair-cair

ekstrak tempe setelah ekstraksi cair-cair (kiri), setelah kering (kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · menjadi teman yang luar biasa selama di kos, berbagi canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama bersama-sama di

75

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Pembuatan dan Evaluasi

Sediaan Gel Anti-Ageing Ekstrak Tempe dengan

Gliserin sebagai Chemical Penetration Enhancer” ber-

nama lengkap Olivia Christie Anjalicca, lahir di Pur-

balingga pada tanggal 12 Juli 1992, merupakan anak

pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak

Andianto dan Ibu Rebecca Tan, memiliki tiga orang

adik yang bernama Devina Christie Anjalicca, Ivan

Christian Andianto dan Edwin Christian Andianto. Pe-

nulis menempuh pendidikan formal di TK Santa Maria Purbalingga pada tahun

1995-1998, SD PIUS Purbalingga pada tahun 1998-2004, SMP Santo Borromeus

Purbalingga pada tahun 2004-2007, dan SMA NEGERI 1 Purbalingga pada tahun

2007-2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studinya di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikannya sampai tahun

2014. Selama kuliah, penulis pernah menjadi asisten Praktikum Kimia Dasar

(2013) dan Praktikum Farmasi Fisika (2014). Selain itu, penulis juga aktif dalam

berbagai kepengurusan, kegiatan mahasiswa, dan kepanitiaan antara lain

Kepengurusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Farmasi (2011-

2012), Panitia Kongres Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (2012, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI