plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · berbentuk republik indonesia serikat (ris) adalah l...

117
SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER POLITIKNYA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: VINSENSIUS 101314006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lamdien

Post on 15-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER

POLITIKNYA DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

VINSENSIUS

101314006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

i

SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER

POLITIKNYA DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

VINSENSIUS

101314006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

iv

PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada:

1. Yesus Kristus, Bunda Maria, Bapa Yosef, serta Santo Vinsensius pelindung saya

yang telah memberikan kesempatan, semangat dan pencerahan sehingga karya

tulisan ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orangtuaku Bapak Jongki dan Ibu Merensiana Sa’arin yang telah

membesarkanku, kedua kakak Agapitus, Adria Utami Yosa dan adik tercinta

Eligia Suriati serta tidak lupa juga untuk Bintang dan Fabian yang selalu

memotivasi, mendewasakanku dan menguji kesabaranku dengan segala

kelebihan dan kekurangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

v

MOTTO

“Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata”

Arus… Arus.. Arus

"Sebagai manusia kita wajib bersikap adil dan toleran terhadap sesama, dalam

menjalani kehidupan kita harus bercermin dari surga dan setiap nafas kehidupan yang

kita miliki berasal dari Tuhan Yang Maha Esa "

“Secara teoritis saya meyakini hidup harus dinikmati, tapi kenyataannya justru

sebaliknya karena tak semuanya mudah dinikmati”

(Charles Lamb)

” Proses untuk mengerti itu memang harus diawali dengan kebingungan.”

(Dr. Taufiq Rochim)

” Salah satu cara untuk menilai diri Anda adalah dengan membayangkan apabila saya

menjadi anda dan anda menjadi Saya.”

(Ir. Pawito Merto Sontowiryo, M.Sc)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 November 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

viii

ABSTRAK

SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER POLITIKNYA

DI INDONESIA

Vinsensius

Universitas Sanata Dharma

2015

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dua permasalahan pokok,

yaitu:1. Riwayat hidup Sultan Hamid II. 2. Karier politik Sultan Hamid II dalam

percaturan politik di Indonesia.

Melalui studi pustaka yang ditulis secara deskriptif analitis diperoleh hasil

sebagai berikut: 1. Sultan Hamid II lahir pada 12 Juli 1913 di Pontianak, Kalimantan

Barat, menjadi Sultan Pontianak ke-VII (1945-1978) Kesultanan Qadriyah Pontianak,

dilantik pada tanggal 29 Oktober 1945, hingga akhir hayatnya Sultan Hamid II adalah

seorang federalis sejati. 2. Sultan Hamid II turut memperjuangkan pengakuan

kedaulatan bangsa Indonesia dari Belanda, karya terbaiknya ketika Indonesia masih

berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah lambang negara “Elang Rajawali

- Garuda Pancasila” yang sampai saat ini menjadi Lambang Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yaitu Garuda Pancasila.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

ix

ABSTRACT

THE TWO FACED OF SULTAN HAMID II IN HIS POLITICAL CARRER IN

INDONESIA

Vinsensius

Sanata Dharma University

2015

This paper aims to describe two basic problems, namely : 1. The history of

Sultan Hamid II. 2. Sultan Hamid's political career in Indonesian political scene .

By means of library study, the research results are as follows: 1. Sultan Hamid

II was born in July 12th 1913 in Pontianak, West Borneo. He became the VII of

Sultan Pontianak (1945 – 1978) in Qadriyah Pontianak Sultanate. Elected in October

29th 1945, until his last day he was a true federalism. 2. Sultan Hamid II was known

to fight for Indonesian sovereignty from Dutch, his masterpiece was an emblem of

“Elang Rajawali - Garuda Indonesia” when Indonesia was still in Republic of the

United States of Indonesia (RIS), which until now, still becomes an emblem of The

Unitary State of Republic of Indonesia (NKRI) Garuda Pancasila.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat

rahmat dan restu-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sultan Hamid II Berwajah

Ganda Dalam Karier Politiknya Di Indonesia” pada akhirnya bisa terselesaikan

dengan baik. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih

gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.

Penulisan karya ini tentunya tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya

dukungan dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan makalah ini.

3. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan, dampingan, dan dukungan dalam pelaksanaan

penulisan makalah ini.

4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan motivasi,

semangat, pengarahan serta masukan selama penyusunan makalah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

xi

5. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2010: Brury,Feby, Kristin, Lilik,

Jhon Gemblong, Rigend, Fery, Bona, Orin, Leo Sony, Ardy. Teman-teman

seperjuangan dari Kal-Bar: Sarwo, Eky, Tri, Saddam, Ibun, Richardus, Crist,

Topon. Sahabat yang setia Abet, Ujank dan adik-adik tingkatan yang senantiasa

mendorong dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

6. Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut

membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi makalah ini.

Semoga hasil karya ini berguna bagi pengguna dan pembacanya.

Yogyakarta, 11 November 2015

Penyusun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vii

ABSTRAK ................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 7

D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan ................................................................ 8

BAB II Riwayat Kehidupan Sultan Hamid II ....................................... 9

A. Kehidupan Masa Kecil Sultan Hamid II Hingga Menjadi Seorang

Sultan Pontianak ke-7 ................................................................ 9

B. Antara Federalis dan Unitaris .................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

xiii

BAB III Karier Politik Sultan Hamid II ................................................ 30

A. Karier Politik Sultan Hamid II ketika berpihak pada Belanda ... 30

1. Terlibat Perang Melawan Jepang Tahun 1941 .............. 30

2. Ajudan Istimewa Ratu Belanda Tahun 1946 ................. 32

3. Ketua BFO Tahun 1949 ................................................. 33

B. Karier Politik Sultan Hamid II dan sumbangsihnya untuk bangsa

Indonesia .................................................................................... 40

1. Dewan Formatur Kabinet RIS dan Menteri Negara Zonder

Portofolio 1949 .............................................................. 40

2. Panitia Lambang Negara RIS 1949 ................................ 43

3. Sang Perancang Lambang Negara 1949 ........................ 44

4. Akhir Karier Politik Sultan Hamid II ............................ 59

C. Analisis Sikap Nasionalisme Sultan Hamid II ............................ 69

BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 81

LAMPIRAN .............................................................................................. 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus ................................................................................... 84

Lampiran 2: RPP ........................................................................................ 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjalanan karier politiknya sangat erat kaitannya antara Belanda dan

Indonesia, disatu sisi pro Belanda dan disatu sisi nantinya menjadi pro Indonesia

terlebih lagi pada waktu bangsa ini ingin mendapatkan kedaulatan

kemerdekaannya atas pendudukan Belanda di Indonesia. Sultan Syarif Hamid AI-

Qadrie Putra daerah asal Pontianak, Kalimantan Barat yang lebih dikenal dengan

nama Sultan Hamid II. Putera sulung Sultan Syarif Muhammad Alqadrie dari

isteri ketiganya Syecha Jamilah Syarwani. Perjalanan karier politiknya memang

terbilang singkat dan penuh lika-liku, Sultan Hamid II diangkat menjadi Sultan

ke-7 sejak 29 0ktober 1945 sampai dengan ia meninggal pada 30 Maret 1978.

Sebagai seorang perwira aktif KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger)

Kesatuan Tentara Hindia Belanda yang ketika itu berpangkat Kolonel, sebenarnya

Sultan Hamid II masih ingin melanjutkan karir militernya. Tetapi, karena keadaan

di Kesultanan Pontianak yang tercerai berai, serta situasi Kalimantan Barat

semakin kacau, kemudian menggugah hatinya untuk kembali ke Pontianak

meninggalkan dinas militernya sebagai perwira KNIL.1

Sangat tidak beruntung, kelahiran kesultanan Qadriyah Pontianak tahun

1772 bersamaan pula dengan telah berpijak dan bercokol sangat kuatnya

kolonialisme dan imperialisme Barat, sehingga kehidupan dan perkembangan

1 Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

2

kesultanan ini ditekan dan diarahkan bagi kepentingan imperialisme tersebut. Ini

berarti bahwa hubungan, Kesultanan Pontianak dan Sultan serta para kerabat

istana dan rakyatnya, disatu fihak, dengan pemerintah kolonialisme Belanda

bersama pejabatnya, dilain fihak, menunjukkan hubungan imperialistis, tidak

seimbang dan eksploitatif.

Menghadapi ini, hampir semua sultan dan para pembantunya tampaknya

“menerima” perlakuan tidak adil ini “tanpa” banyak reaksi dan oposisi, sehingga

ada kesan Kesultanan Pontianak bersekutu dengan bahkan mendukung

pemerintahan penjajahan Belanda. Padahal “penerimaan” dan “ketundukan” itu

lebih bersifat sementara dan merupakan strategi untuk menghindari konflik militer

langsung antara kedua fihak yang berakibat kehancuran lebih buruk lagi.

Tak dapat dipungkiri bahwa setelah diakui keberadaannya oleh dunia

Internasional, transisi berdirinya Indonesia kemudian menuai konflik pemikiran

dalam menggagas bentuk negara. Konflik pemikiran tersebut lahir dari adanya

ketidaksepahaman antara konsep “Negara Persatuan”/Federalis dan konsep

“Negara Kesatuan”/Unitaris. Dalam berpolitik dan memperjuangkan kemerdekaan

sebuah bangsa dan negara, Sultan Hamid II percaya bahwa Kepulauan Melayu

(Indonesia saat ini) lebih tepat mempergunakan Sistem Federal dalam sistem

ketatanegaraannya. Akan tetapi, ia memperoleh tentangan dari kaum Republiken

(Unitaris) saat itu yang banyak berada di Pulau Jawa (terutama Yogyakarta) yang

menginginkan dominasi sentralistik atau sistem kesatuan (Unitarisme).

Pelajaran sangat berharga bagi penerus Bangsa Indonesia dari pertarungan

politik kelompok penyusung Negara Persatuan oleh Sultan Hamid II (Kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

3

Daerah Istimewa Kalimantan Barat) dan Ide Anak Agung Gde Agung (Perdana

Menteri Negara Indonesia Timur) dengan kelompok penyusung Negara Kesatuan

yang diperankan Presiden Soekarno dan Menteri Pertahanan Sultan

Hamengkubuwono IX, setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat

(RIS), terhitung 27 Desember 1949.2

Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah

Istimewa Kalimantan Barat dan selalu turut dalam perundingan-perundingan

Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda. Sewaktu

Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara

Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden

Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar Lambang Negara.

Memasuki awal tahun 1950, dicatat sebagai masa-masa yang penting bagi Sultan

Hamid II, karena sangat menentukan karirnya di pentas percaturan politik nasional

dikemudian hari.3

Sementara ini apabila membicarakan Sultan Hamid II, maka anggapan

yang terbentuk adalah bahwa dia adalah seseorang yang pernah “terseok dalam

kecelakaan sejarah” atau bahkan lebih ekstrim lagi seorang “mantan terpidana

kasus politik” belaka. Namun benarkah demikian “cap sejarah” itu. Tidak adakah

sisi positif dan sumbangsihnya yang patut diakui dan mendapatkan penghargaan

secara jujur dalam perjalanan sejarah bangsanya, atau memang fakta-fakta sejarah

2 Ide Anak Agung Gde Agung, Renville. Jakarta, Puspa Sinarharapan, 1987.

3 Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

4

karya kebangsaannya telah tenggelam bersama kemelut politik masa lalu sehingga

tidak terangkat kepermukaan.4

Sultan Hamid II ditangkap 5 April 1950 di Hotel Des Indes – Jakarta, oleh

Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX atas perintah Jaksa Agung RIS

Tirtawinata, dengan tuduhan bersengkongkol dengan pemberontakan Kapten

(KNIL) Raymond Pierre Westerling dari Angkatan Perang Ratu Adil (APRA),

yang ternyata baru diadili pada 25 Februari 1953.5

Sebagai seorang Indonesia, Sultan Hamid II mengatakan bahwa ia harus

menjunjung tinggi putusan yang dijatuhkan oleh Mahkamah Agung sebagai

pengadilan tinggi di Indonesia. Sultan Hamid II diminta oleh Mohammad Hatta

dan kolega lainnya untuk mengajukan Grasi kepada Presiden. Pertimbangan Hatta

agar tak ada dendam politik abadi antar keduanya. Akhirnya, atas desakan

keluarga dan warga Pontianak, Sultan Hamid II mengajukan grasi. Akan tetapi,

keputusan Presiden tanggal 3 September 1953 No.923/G secara resmi menolak

permohonan itu. Sultan Hamid II menjalani sisa masa hukuman penjara hingga

dibebaskan pada 20 Agustus 1958. Sultan Hamid II telah berjiwa besar dengan

menerima dan menghormati putusan Mahkamah Agung atas vonis terhadap

dirinya. walaupun tuduhan atas kasus tersebut jauh dari kebenaran dan

pembuktian yang nyata.6

4 Ibid , hlm. 162.

5 Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia), Peristiwa Sultan Hamid II, Jakarta, Fasco, 1953,

hlm. 7. 6Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 276.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

5

Dua karya terbaik akhirnya dipilih dan diajukan ke Panitia Lambang

Negara yakni rancangan Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin. Akan tetapi,

panitia menolak rancangan Muhammad Yamin. Alasannya, rancangan Yamin

banyak mengandung unsur sinar matahari yang mengesankan adanya pengaruh

fasis Jepang. Pemerintah akhirnya menerima gambar Elang Rajawali Garuda

Pancasila rancangan Sultan Hamid II dan menetapkannya sebagai Lambang

Negara Republik Indonesia Serikat pada 11 Februari 1950. Dalam

perkembangannya, banyak masukan-masukan dari berbagai pihak terhadap

lambang RIS yang baru itu. Beberapa perbaikan pun dilakukan oleh Sultan Hamid

II sehingga menghasilkan Lambang Negara seperti yang kita kenal sekarang ini.

Dalam masa kerjanya yang singkat, dia berhasil menciptakan gambar burung

Elang Rajawali Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia

Serikat, yang hingga hari ini lambang tersebut digunakan oleh Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).7

Sultan Hamid II memang sosok yang kontroversi untuk posisi “pahlawan

nasional”. Dari masa kecil hingga menjadi Sultan Pontianak ruang lingkupnya

sangat berkaitan dengan Kerajaan Belanda. Disini akan terlihat bagaimana posisi

Sultan Hamid II yang pada satu sisi pro daripada Belanda kemudian berjuang juga

mendapatkan kedaulatan bangsa Indonesia serta sumbangsih terbesar beliau

semasa Indonesia masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yaitu

lambang negara yang sampai saat ini menjadi Lambang Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yaitu Garuda Pancasila.

7 Ibid., hlm. 391.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

6

Sultan Hamid II berwajah ganda dalam karier politiknya, pro untuk

Kerajaan Belanda maupun Indonesia. Jabatannya ketika pro daripada Kerajaan

Belanda yang berkedudukan di Indonesia, serta beberapa jabatan yang cukup

prestisius mampu dicapainya. Salah satunya menjadi Ketua Bijeenkomst voor

Federaal Overleg (BFO) / Permusyawaratan Negara-negara Federal yang

merupakan produknya Belanda. Peranan Sultan Hamid II dalam KMB tidaklah

semata-mata memperjuangkan BFO dan Federalisme. Kesediaan Belanda

menyetujui penyerahan kedaulatan seluruh wilayah bekas jajahannya di Hindia

Belanda kepada Republik Indonesia Serikat tidak terlepas daripada jasa Sultan

Hamid II yang mampu membujuk Ratu Yuliana selaku Ratu Belanda. Inilah bukti

kelihaian diplomasi dan karena kedekatan Sultan Hamid II yang pernah menjadi

Ajudan/Pengawal Ratu Belanda.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana riwayat hidup Sultan Hamid II ?

2. Bagaimana karier politik Sultan Hamid II dalam percaturan politik di

Indonesia?

2.1. Bagaimana karier politik Sultan Hamid II ketika berpihak pada

Belanda ?

2.2. Bagaimana karier politik Sultan Hamid II dan sumbangsihnya untuk

bangsa Indonesia ?

2.3. Apakah Sultan Hamid II yang merupakan seorang federalis memiliki

sikap dan rasa nasionalisme yang tinggi untuk Indonesia ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

7

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan riwayat hidup Sultan Hamid II semasa kecil hingga

dewasa dan menjadi Sultan Ke-7 Kesultanan Qadriyah Pontianak.

2. Mendeskripsikan karier politik Sultan Hamid II dalam percaturan politik

di Indonesia :

2.1. Mendeskripsikan karier politik Sultan Hamid II ketika berpihak pada

Belanda.

2.2. Mendeskripsikan karier politik Sultan Hamid II dan sumbangsihnya

untuk bangsa Indonesia.

2.3. Mendeskripsikan analisis sikap nasionalisme Sultan Hamid II bagi

Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, karya ilmiah ini akan membuka

khasanah tentang sejarah karier politik dan karya Sultan Hamid II dalam

percaturan politik di Indonesia.

2. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan penulisan karya ilmiah ini

menyumbang informasi baru bagi dunia pendidikan.

3. Penulisan ini menjadi ajakan bagi generasi muda untuk semakin mengerti

dan memprioritaskan pendidikan bagi dirinya, orang lain, dan negara.

4. Bagi penulis menjadi sebuah tuntunan supaya tetap mendedikasikan

hidupnya bagi dunia pendidikan, selalu taat akan sebuah aturan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

8

selalu pantang menyerah dalam melakukan sebuah usaha untuk

hidupnya, orang lain serta bangsa dan negara.

E. Sistematika Penulisan

Makalah yang berjudul “SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA

DALAM KARIER POLITIKNYA DI INDONESIA” memiliki sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan

karya ilmiah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Perjalanan hidup Sultan Hamid II semasa kecil hingga

sampai dewasa dan menjadi Sultan Pontianak ke-7.

BAB III : Karier politik Sultan Hamid II dalam percaturan politik di

Indonesia yang dibagi kedalam sub bab karier politik

Sultan Hamid II ketika berpihak pada Belanda dan

bagaimana karier politik Sultan Hamid II dan

sumbangsihnya untuk bangsa Indonesia serta sikap

nasionalisme beliau.

BAB IV : Kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

9

BAB II

RIWAYAT HIDUP SULTAN HAMID II

A. Kehidupan Masa Kecil Sultan Hamid II Hingga Menjadi Seorang Sultan

Pontianak Ke-7

Jika kita membicarakan Sultan Hamid II dalam tataran sejarah

kenegaraaan Indonesia sebenarnya kita tak dapat memisahkan keberadaan

Kesultanan Qadriyah Pontianak yang merupakan satu-satunya kesultanan termuda

di kawasan Nusantara, bahkan di dunia, khususnya termuda di Kalimantan Barat.

Kesultanan ini didirikan pada tanggal 23 Oktober 1771 bersamaan 12 hari bulan

Rajab tahun 1185.9

Pada masa kolonial Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia

memasuki Pontianak yang dipimpin oleh Willem Ardinpalm. Belanda saat itu

menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah

Tanah Seribu atau Verkendepaal. Palm kemudian digantikan oleh Wolter Markus

Stuart yang bertindak sebagai Resident van Borneo’s Wester Afdeling I (1179-

1784) dengan kedudukan di Pontianak. Semula Sultan Syarif Abdurrahman Al-

Qadrie menolak tawaran kerjasama dengan negeri asing dari Eropa itu. Namun

setelah utusan itu datang untuk kedua kalinya, Sultan Syarif Abdurrahman AI-

Qadrie menerima Belanda sebagai rekan persemakmuran dengan tangan terbuka.

9 Turiman, Peranan Sultan Hamid II Dalam Tataran Sejarah Nasional Yang Terlupakan

Bangsanya, 2011, http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/06/peranan-sultan-hamid-ii-

dalam-tataran_6320.html. diakses 7 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

10

Pada masa pendudukan Jepang kekuasaan Sultan Syarif Muhammad

(Sultan ke 6 Kesultanan Qadriyah Pontianak) redup seketika seiring kedatangan

bala tentara Kekaisaran Jepang ke Pontianak pada tahun 1942. Karena dianggap

dan bersekutu dengan Belanda, Jepang menghancurkan Kesultanan Pontianak dan

beberapa kesultanan-kesultanan Melayu di Kalimantan Barat.10

Selain termuda, kehidupan pemerintahan kesultanan ini berlangsung

relatif singkat, 179 tahun, dan hanya diperintah oleh 8 (delapan) generasi sultan

dari dinasti Al-Qadrie, sejak kelahirannya 1771 sampai dengan Proklamasi

Kemerdekaan RI 1945. Setelah itu, kesultanan ini tidak lebih dari sekedar warisan

budaya yang tidak mempunyai kekuasaan politik apapun lagi.11

Sultan Syarif Hamid Al-Qadrie, atau yang biasa disebut dengan nama

Sultan Hamid II, adalah Sultan ke-7 (1945-1978) Kesultanan Qadriyah Pontianak.

Beliau dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada 12 Juli 1913 bertepatan

dengan 7 Sya’ban 1331 H. Ia adalah putra dari Sultan Pontianak ke-6, Sultan

Syarif Muhammad Al-Qadrie dari istri ketiganya Syecha Jamilah Syarwani.

Sejak masa kecil, Sultan Hamid II telah mendapat pendidikan modern.

Semasa kecilnya, ia diasuh oleh seorang gouvernante (pengasuh pendidik) wanita

kebangsaan Inggris bernama Miss Fox yang selalu memanggilnya dengan nama

Max. Sultan Hamid II mempunyai saudara kandung bernama Syarif Machmud Al-

10

Wikipedia Indonesia, Kesultanan Pontianak, 2015,

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Pontianak, diakses 7 Agustus 2015 11

Turiman, Peranan Sultan Hamid II Dalam Tataran Sejarah Nasional Yang Terlupakan

Bangsanya, 2011, http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/06/peranan-sultan-hamid-ii-

dalam-tataran_6320.html. diakses 7 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

11

Qadrie, ayah dari Syarif Abubakar Al-Qadrie yang kini menjadi Sultan Pontianak.

Selain itu, dia masih mempunyai tujuh orang saudara se-Ayah dari lain Ibu.

Sultan Hamid II dibesarkan di lingkungan Istana Qadriyah, Kesultanan

Pontianak. Ia adalah keturunan dari pendiri Negeri Pontianak bernama Sultan

Syarif Abdurrahman Al-Qadrie. Pontianak adalah negeri panas. Nama Pontianak

yang berasal dari bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif

Abdurrahman Al-Qadrie yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia

menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa

melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan

dimana peluru meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan.

Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai

Landak, yang kini dikenal dengan nama kampung Beting. Peluru meriam yang

ditembakan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie pada 1771. Peluru yang jatuh di

antara tiga ruas persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak itu kemudian

menjadi batas territorial Pontianak. Syarif Abdurrahman Al-Qadrie kemudian

menjadi Pendiri sekaligus Sultan Pertama Kesultanan Pontianak yang berada di

tepi barat Pulau Borneo atau Kalimantan.

Pontianak sebagai negeri Melayu, merupakan Kesultanan Melayu termuda

pada zamannya di Kepulauan Melayu (the Malay Archipelago). Di bawah

Kesultanan Pontianak, kemajuan pemerintahan dalam berbagai aspek berkembang

dalam rezim masing-masing Sultan.

Pontianak berkembang menjadi pusat perdagangan, pemerintahan, dan

peradaban di Borneo Barat. Dalam berbagai naskah sejarah, perjalanan panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

12

negara berbentuk kesultanan ini menunjukan suatu peradaban yang di dalamnya

termasuk peradaban intelektualitas, gagasan modernisasi, strategi perdagangan,

pemerintahan, dan politik. Dalam periode yang panjang bentuk negara Pontianak

adalah kesultanan dengan sistem pemerintahan aristokrasi absolut Islam. Ini

menegaskan identitas bahwa Pontianak adalah negeri Islam. Sebab, pancang

pertama bangunan yang dialaskan di Bandar negeri adalah tiang fondasi masjid.

Hari ini masjid itu bernama Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman. Itulah

bangunan pertama di Pontianak. Letak masjid ini berdekatan dengan Istana

Qadriyah, yang tidak jauh dari simpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Di

sebelah utara negeri Pontianak, terdapat Tugu Khatulistiwa yang berada tepat

digaris lintang nol derajat bumi, yang juga berdekatan dengan makam para wali

atau Sultan-sultan Pontianak.

Syarif Abdurrahman Al-Qadrie adalah anak dari seorang pendakwah asal

negeri Trim (Tarim) di Hadramaut-Yaman Selatan yang bernama Habib Husein

Al-Qadrie. Habib Husein Al-Qadrie dan ketiga kawannya menyebar dakwah

Islam di Kepulauan Melayu. Konon, dia adalah keturunan dari ahlul bait, yaitu

darah terdekat dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Hal tersebut dapat dilihat

dari zuriyat (silsilah) yang terbukti, mulai dari pasangan Khalifah Ali bin Abu

Thalib dan Batimah (putri Nabi Muhammad) yang memiliki anak bernama Hasan

dan Husein, bin Abu Thalib. Garis keturunan ini berlanjut hingga ke Habib

Husein Al-Qadrie, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie, dan para keturunannya.

Merekalah yang dikenal sebagai para wali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

13

Pada tahun 1778 (1192 H) gelarnya sebagai Sultan ditabalkan dihadapan

beberapa penguasa Kesultanan Riau-Lingga. Begitu juga pemimpin dari sejumlah

kesultanan, termasuk Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah,

Sambas, Banjar, dan lainnya. Syarif Abdurrahman Al-Qadrie menjadi Sultan

Pertama Kesultanan Pontianak sejak 1 September 1778 hingga 28 Februari 1808.

Kemudian gelarnya sebagai Sultan digantikan oleh anaknya. Sultan Syarif Kasim

Al-Qadrie (1808-1819) sebagai Sultan ke-2. Selanjutnya berturut-turut digantikan

oleh Sultan Syarif Usman Al-Qadrie (1819-1855) sebagai Sultan ke-3, Sultan

Syarif Hamid Al-Qadrie (1855-1872) sebagai Sultan ke-4, Sultan Syarif Yusuf

Al-Qadrie (1872-1895) sebagai Sultan ke-5, dan Sultan Syarif Muhammad Al-

Qadrie (1895-1944) sebagai Sultan ke-6.

Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie bertahta dari 15 Maret 1895 hingga

ditangkap dan dibunuh tentara Jepang pada 24 Juni 1944. Setelah masa

interregnum atau kekosongan pemerintahan dari 24 Juni 1944 – 23 Oktober 1945

karena kedudukan Jepang di Kalimantan Barat dan bersamaan dengan masa

Perang Dunia II, Syarif Hamid Al-Qadrie (Sultan Hamid II) diangkat menjadi

Sultan Pontianak ke-7.12

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan Sekutunya, pada tanggal 10

Maret 1942 ia turut tertawan sampai pada bulan Agustus 1945 dan dibebaskan

ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi

kolonel. Dan ketika ayahnya mangkat, karena korban agresi Jepang, pada tanggal

29 Oktober 1945 ia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya

12

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 1-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

14

dengan gelar Sultan Hamid II.13 Pengangkatan Sultan Hamid II sebagai Sultan ke-

7 Kesultanan Pontianak, karena memang dia adalah satu-satunya putera dari

Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie yang selamat dari penangkapan dan

pembunuhan oleh Jepang.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan pada 17 Agustus

1945 di Jakarta, situasi politik di Pontianak masih belum stabil karena berita

tentang kemerdekaan Indonesia sangat terlambat sampai ke Pontianak. Dengan

kebesaran jiwanya, Kesultanan Pontianak yang juga di pimpin Ketua DIKB yaitu

Sultan Hamid II pada tanggal 17 Agustus 1950 menyerahkan mandat

pemerintahan teritorialnya kepada NKRI. Kini wilayah Daerah Kalimantan Barat

menjadi Provinsi Kalimantan Barat yang telah dibentuk pada tahun 1956.14

Berbeda statusnya dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan

Kadipaten Pakualaman yang mengatakan kepada Presiden RI, bahwa daerah

Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman bergabung ke dalam Negara RI.

Bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII

sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung

kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII pada tanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.

13

Nanang, Mencari Telur Garuda, Jakarta, Nalar, 2008, hlm. 27. 14

Wikipedia Indonesia, Daerah Istimewa, 2015, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

15

2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII pada

tanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).

3. Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII pada

tanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).

Dalam perjalanan selanjutnya kedudukan DIY (Daerah Istimewa

Yogyakarta) sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud

pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan

Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta

dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950

sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor

9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang

tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,

dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur

Pemerintah Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana

dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.15

Sultan Hamid II merupakan anak ke-7 dari 9 bersaudara, 1 saudara

kandung satu ibu. Hasil pernikahan Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie dengan

Syecha Jamilah Syarwani melahirkan 2 anak, Syarif Hamid Al-Qadrie (Sultan

15,Daerah Istimewa Yogyakarta, 2015,

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta. diakses pada 29 Juli 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

16

Hamid II) dan Syarif Mahmud Al-Qadrie bergelar Pangeran Agung. Secara

berturut-turut anak kandung Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie adalah Syarif

Usman Al-Qadrie bergelar Pangeran Adipati Negara (Putera Mahkota), Syarif

Abdul Mutalib Al-Qadrie bergelar Pangeran Muda, Syarifah Syarifah Al-Qadrie

bergelar Ratu Cikra Kesuma, Syarifah Hadijah Al-Qadrie bergelar Ratu Perbu

Wijaya, Syarifah Fatimah Al-Qadrie bergelar Ratu Anom Bendahara, Syarif

Hamid Al-Qadrie (lebih dikenal dengan sebutan Sultan Hamid II), Syarifah

Maryam Al-Qadrie bergelar Ratu Laksamana Sri Negara, Syarif Mahmud Al-

Qadrie bergelar Pangeran Agung, dan anak bungsunya bernama Syarifah

Maimunah Al-Qadrie bergelar Ratu Kesuma.

Pada peristiwa pembantaian Jepang, 24 Januari 1944, karena dianggap

memberontak dan bersekutu dengan Belanda, Jepang menghancurkan Kesultanan

Pontianak. Tak hanya melakukan penangkapan-penangkapan, Jepang juga

melakukan penyiksaan dan pembunuhan massal terhadap ribuan orang Pontianak

dan Kalimantan Barat. Pada 28 Juni 1944, Jepang menghabisi semua anggota

keluarga Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie beserta sanak keluarga dan kerabat

kesultanan, pemuka adat, candekiawan, dan tokoh masyarakat Pontianak, pun

para sultan-sultan dan masyarakat di Kalimantan Barat. Tragedi berdarah ini

kemudian dikenal dengan sebutan “Peristiwa Mandor”.16

Sejak masih kecil Sultan Hamid II memang anak yang pintar, cerdas, dan

pemberani. Ia dipersiapkan ayahnya sebagai penerus mahkota Kesultanan

Pontianak. Sejak kecil hingga dewasa ia memperoleh pendidikan modern di

16

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 38-39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

17

berbagai tempat. Sebagai putra Sultan yang pintar dan cerdas, ia bisa diterima

bersekolah di sekolah yang diperuntukan bagi anak-anak orang Belanda dan

Eropa. Dengan demikian tidak mengherankan bila kemudian Sultan hamid II

menguasai sedikitnya lima bahasa asing dengan aktif.

Saat berusia 7 tahun, Hamid diajak ke Batavia oleh Miss Fox dan Miss

E.M. Curties. Hamid mulai belajar di Sekolah Rendah Pertama di Europeesche

Lagere School (ELS) di Pontianak, Sukabumi, dan di Yogyakarta. Dikarenakan

pekerjaan kedua Ibu asuhnya itu yang berpindah-pindah mengharuskan juga ia

harus berpindah dari satu kota ke kota lain. Ketika sekolah di ELS Yogyakarta,

Hamid bertemu dengan teman sekelasnya yang juga merupakan seorang putra

mahkota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat bernama Dorodjatun (Sultan

Hamengkubuwono IX). Setamat dari ELS di Yogyakarta keduanya berpisah.

Hamid kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah pada Hogeere

Burger School (HBS) di Bandung dan HBS V di Malang 1932. Setelah tamat di

HBS pada 1932 beliau melanjutkan pendidikannya pada tingkat Perguruan Tinggi

sebagai mahasiswa di Technische Hooge School (THS), Fakultas: de Faculteit van

Technische Wetenschap, Jurusan: de afdeeling der Weg en Waterbouw (arsitektur)

di Bandung. THS kemudian berubah menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB)

hingga sekarang.

Namun, pendidikan di THS hanya dijalani Hamid selama satu tahun.

Karena dia lebih tertarik untuk masuk ke Akademi Militer di Negeri Belanda.

Pada 1933, Sultan Hamid II adalah satu-satunya putra Sultan di Kepulauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

18

Melayu yang diterima masuk untuk mengikuti pendidikan di Koninklijk Militaire

Academie (KMA) di Breda, sebuah akademi militer elit dan ternama di Belanda.

Hamid lulus di KMA Breda pada tahun 1938, kemudian dilantik sebagai

perwira dengan pangkat letnan dua pada Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger

(KNIL), yakni Kesatuan Tentara Hindia Belanda. Dalam karier Militer, Sultan

Hamid II pernah ditugaskan di Malang, Bandung, Balikpapan, dan beberapa

tempat lainnya.17

Pada 31 Mei 1938, Hamid melangsungkan pernikahan dengan Marie van

Delden di Malang. Sultan Hamid II beristerikan seseorang perempuan bangsa

Belanda yaitu Marie van Delden (yang diberi gelar Ratu Mas Mahkota Didie Al-

Qadrie) anak dari Kapten van Delden kelahiran Surabaya, 5 Januari 1915. Kapten

van Delden adalah Perwira KNIL berkebangsaan Belanda. Dari pernikahannya

mereka dikaruniai 2 orang anak, anak pertama bernama Syarifah Zahra AI-Qadrie

(Edith Denise Corry AI-Qadrie) yang lahir di Malang pada 26 Februari 1939 dan

yang kedua Syarif Yusuf AI-Qadrie (Max Nico AI-Qadrie ) yang lahir di Malang

pada 11 Januari 1942.

Jabatan yang diduduki Sultan Hamid II adalah Letnan Dua KNIL 1938

yang pernah melawan tentara Jepang pada tahun 1941 di Tarakan dan Balikpapan,

Provinsi Kalimantan Timur. Anggota KNIL sebagian besar adalah orang-orang

pribumi Indonesia sebagai prajurit rendahan. Sementara itu, para perwira KNIL

umumnya adalah orang-orang Belanda. Tradisi KNIL sebagai tentara kolonial

yang rasis terus dipelihara. Hanya orang-orang Belanda saja yang diprioritaskan

17

Ibid., hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

19

sebagai perwira KNIL. Hanya sedikit orang pribumi yang menjadi perwira KNIL.

Pemuda Indonesia yang menjadi perwira KNIL umumnya berasal dari keluarga

terpandang, yang memiliki pendidikan yang cukup baik pada zaman kolonial.18

Ada pembatasan jenjang karir, Pangkat tertinggi perwira KNIL dari kalangan

pribumi hanya sampai pangkat Letnan Kolonel saja. Ada beberapa bekas KNIL

yang masih ingin menjadi tentara kolonial, mereka menganggap RI tidak cukup

mapan. Mereka juga merasa bahwa RI masihlah rapuh. Bekas perwira ini

kemudian mencapai pangkat menengah diatas Letnan Kolonel. Sultan Hamid II

menjadi Jenderal Mayor dalam dinas militer Belanda semasa revolusi

kemerdekaan Indonesia.19

Setelah keluar dari tahanan militer Jepang tahun 1945. Sultan Hamid II

naik pangkat dari kapten menjadi mayor, lalu menjadi letnan kolonel. Hanya

selang beberapa bulan menyandang pangkat letnan kolonel, Sultan Hamid II naik

pangkat menjadi kolonel. Sultan Hamid II memperoleh kenaikan pangkat sangat

istimewa, karena langsung mengantongi dua bintang di pundak sekaligus, yakni

Mayor Jenderal KNIL setelah ditetapkan menjadi Sultan Pontianak pada 29

Oktober 1945.20

Jabatan lain Sultan Hamid II adalah Sultan Pontianak ke-7 (1945-

1978), Ajudan Istimewa Ratu Belanda 1946, Kepala Daerah Istimewa Kalimantan

Barat (DIKB) 1947 s/d 1950, Ketua Delegasi BFO pada KMB di Den

18

Petrik, Pribumi Jadi Letnan KNIL, Yogyakarta, Trompet, 2011, hlm. 3. 19

Ibid., hlm. 102. 20

Keterangan dari Max Yusuf Al-Qadrie, Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II dan Ketua Dewan

Pembina Yayasan Sultan Hamid II, 2012 dalam buku: Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN

HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak,

TOP Indonesia, 2013, hlm. 29-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

20

Haag/Belanda, Anggota Dewan Formatur Kabinet RIS dan Menteri Negara

Zonder Portofolio tahun 1949.

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan

penting sebagai wakil dari negara Kalimantan Barat dan selalu turut serta dalam

perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC, dan KMB di

Indonesia dan negeri Belanda 1949. Sultan Hamid II kemudian memperoleh

jabatan atau kepercayaan sebagai Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN

Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten Ratu

Kerajaan Belanda, selain itu, ia juga orang Indonesia pertama yang memperoleh

pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Sewaktu RIS dibentuk, berdasarkan

Kep.Pres.RIS No.2 Tahun 1949 tanggal 20 Desember 1949, ia diangkat menjadi

Menteri Negara Zonder Portofolio dan selama menjadi Menteri Negara ia ditugasi

oleh Bung Karno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar

lambang negara.21

B. Antara Federalis dan Unitaris

Pada awal kemerdekaan, Belanda belum mampu merelakan Indonesia

merdeka. Berbagai cara dilakukan oleh Belanda untuk merebut Indonesia kembali,

melalui agresi-agresinya hingga perjanjian-perjanjian yang dilakukannya dengan

Indonesia. Perjanjian-perjanjian yang dilakukan oleh Belanda cenderung

menyimpan niat untuk menginginkan Indonesia menjadi negara federal.

Keinginan Belanda kemudian terwujud dengan dilakukannya Konferensi Meja

21

Nanang, Mencari Telur Garuda, Jakarta, Nalar, 2008, hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

21

Bundar (KMB) pada 1949, salah satu hasilnya adalah pengakuan kedaulatan

Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Belanda pada 27 Desember 1949.

B.1. Federalis

Setelah Sultan Hamid II naik tahta di Kesultanan Pontianak, dia mencoba

menata keadaan Kesultanan yang telah berantakan akibat keganasan tentara

Jepang. Dianggap memberontak dan bersekutu dengan Belanda, Jepang

menghancurkan Kesultanan Pontianak. Peristiwa Mandor adalah peristiwa

pembantaian massal pada akhir 1943 dan puncaknya pada 28 Juni 1944. Peristiwa

yang terjadi di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan

Barat, dikenang dengan istilah Tragedi Mandor Berdarah yaitu telah terjadi

pembantaian massal tanpa batas etnis dan ras oleh tentara Jepang. Kiyotada

Takahashi, Presiden marutaka House Kogyo Co. Ltd, mantan opsir bala tentara

Jepang di Kalimantan Barat menjelaskan bahwa sebanyak 21.037 orang warga

Kalimantan Barat dibunuh di Mandor.22

Kemudian disampaikan pula dari

kesaksian Yamamoto, seorang Kepala Kempeitai di Borneo Barat, bahwa jumlah

korban mencapai angka sekitar 50 ribu orang.23

Di antara para korban, terdapat 48

tokoh, cendekiawan, dan keluarga-keluarga kesultanan. Selain Sultan Syarif

Muhammad Al-Qadrie yang berusia 74 tahun dari Kesultanan Pontianak yang

menjadi korban pembantaian oleh tentara Jepang, ada Pangeran Adipati (putra

22

Anshari Dimyati, Kalimantan Barat di Antara Jepang dan Indonesia, LenteraTimur.com,

Minggu, 1 Juli 2012. diakses pada 20 Juli 2015. 23

Syafaruddin Usman, Peristiwa Mandor Berdarah: Eksekusi massal 28 Juli 1944 Oleh Jepang,

Yogyakarta, Media Pressindo, 2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

22

Sultan Pontianak, 31 tahun), Gusti Saunan (Panembahan Ketapang, 44 tahun),

Muhammad Ibrahim (Sultan Sambas, 40 tahun).24

Saat-saat pembantaian dilukiskan cukup detail. Para korban antre berjajar

menghadap lubang, lalu secara beruntun dipancung dengan pedang samurai.

Pembantaian ini dikisahkan pula oleh Tsuno Iseki, orang Jepang yang pernah

tinggal di Kalimantan Barat pada 1928-1946 dan fasih berbahasa Indonesia,

dalam buku berjudul Peristiwa Pembantaian Penduduk Borneo Barat: Pembuktian

Peristiwa Pontianak yang terbit Juli 1987 di Jepang. Taizo Watanabe ketika

menjabat Duta Besar Jepang untuk Indonesia pernah berkunjung ke Makam Juang

Mandor ini. Sejarah gelap pendudukan Jepang di Kalimantan Barat memang tak

mungkin terlupakan.25

Sebagai Sultan Pontianak, ia kemudian mengajak para Sultan,

Penembahan, Temenggung, serta tokoh masyarakat dari berbagai lapisan dan

kelompok etnik untuk membangun pemerintahan di Kalimantan Barat dengan

sistem pemerintahan modern.

Maka, setelah menghadiri Konferensi Malindo pada 15 – 25 Juli 1946 di

Sulawesi Selatan, Sultan Hamid II bersama 40 tokoh Kalimantan Barat pada 22

Oktober 1946, menandatangani Deklarasi pembentukan Dewan Borneo Barat di

Pontianak.26

Dalam bentuk ikatan Federasi Borneo Barat, konteks hubungan

dengan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) di kemudian hari, para

Deklarator Dewan Borneo Barat menyepakati Residen Borneo Barat Berubah

24

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 40-41. 25

Ibid., hlm. 41-42. 26

Aju & Syafaruddin Usman, “J.C. Oevaang Oeray, Langkah dan Perjuangannya”, Pontianak,

Samudera mas, 2012, hlm. 82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

23

Menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB), yaitu sebuah negara otonom

dengan persemakmuran Uni Indonesia – Belanda.

Perlu dipahami, ketika proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 oleh

Soekarno, Mohammad Hatta, dan rekan sejawatnya, Kalimantan Barat belum

menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia. Pemerintah DIKB berlaku efektif

sejak 12 Mei 1947. Keberadaan DIKB diperkuat Residen Borneo Barat dengan

Surat Keputusan tanggal 10 Mei 1948 Nomor 161. Sebelumnya pada tahun 1948

keluar pula Besluit Luitenant Gouvernur Generaal tanggal 2 Mei 1948 Nomor 8

Staatblad Lembaran Negara 1948/58 yang mengakui Kalimantan Barat berstatus

Daerah Istimewa (Negara Otonom yang tegak berdiri sendiri, dengan status

Persemakmuran dengan Negara Kerajaan Belanda).27

Ketika kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat

(RIS) tanggal 27 Desember 1949, Kalimantan Barat tetap berstatus Daerah

Istimewa (DI)/Autonomous State hingga RIS dibubarkan 17 Agustus 1950.28

Sultan Hamid II adalah seorang federalis seratus persen. Prinsip inilah

yang kemudian membuatnya berbenturan dengan kaum republiken (unitaris), para

penganut paham negara Kesatuan yang menginginkan adanya dominasi atau

sentralisasi kekuasaan. Ide negara federal Sultan Hamid II bertujuan menciptakan

sistem negara yang mengandung makna keadilan dan kesejahteraan serta lebih

mampu memakmurkan rakyat. Pemerintahan wilayah sendiri yang otonom

melalui independensi pengelolaan internal dari setiap negara-negara bagian yang

27

Turiman Fachturahman, Sejarah Hukum Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Pontianak, Borneo

Tribun, selasa,7 Agustus 2007 28

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 55-51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

24

ada melalui sistem federasi/serikat, dianggap lebih dapat menjawab berbagai

macam persoalan.

’’..Maka usaha Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau Badan

Permusyawaratan Federal, sejak lahirnya organisasi ini, ditujukan pada

tercapainya kemerdekaan Tanah Air kita, kemerdekaan untuk segenap bagian

Tanah Air kita, dan untuk mencapai suatu persatuan yang dapat menjamin

kemerdekaan, baik bagi seluruhnya maupun untuk bagian-bagiannya…,’’

demikian petikan singkat pidato Sultan Hamid II dalam Konferensi Meja Bundar

di Den Haag, 23 Agustus – 2 Nopember 1949.

Dibagian lain, Sultan Hamid II menegaskan, “Dalam memperjuangkan

kemerdekaan bagi Nusa dan Bangsa, timbullah keyakinan saya, bahwa bentuk

federalism itulah yang paling baik bagi Negara Indonesia”.29

Sampai akhir

hayatnya, Sultan Hamid II berkeyakinan bahwa konsep atau bentuk Negara

Federal adalah merupakan solusi agar Indonesia menjadi negara yang kuat,

makmur, dan sejahtera.

Melihat bahwa Sultan Hamid II adalah seorang Federalis maka tentunya

ada beberapa faktor yang mendorong ia berhaluan paham federalisme.

Keberadaan Kesultanan Pontianak sebagai faktor sosiologis dan psikologis yang

membentuk karakter Sultan Hamid II menjadi seorang federalisme sejati.

Kelahiran kesultanan Qadriah Pontianak bersamaan pula dengan telah berpijak

dan bercokol sangat kuatnya kolonialisme dan imperialisme Barat, sehingga

kehidupan dan perkembangan kesultanan ini ditekan dan diarahkan bagi

29

Anshari Dimyati, Sultan Hamid II, Meneroka Akar Perkara Makar, Jakarta, Lentera Timur.com,

2012.diakses pada 20 Juli 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

25

kepentingan imperialisme tersebut. Ini berarti bahwa hubungan, Kesultanan

Pontianak dan Sultan serta para kerabat istana dan rakyatnya, disatu pihak, dengan

pemerintah kolonialisme Belanda bersama pejabatnya, dilain pihak, menunjukkan

hubungan imperialistis, tidak seimbang dan eksploitatif.

Dari masa kecil dan pendidikan yang diperoleh Sultan Hamid II ia satu-

satunya Putra Sultan di Kepulauan Melayu dan sebagian kecil orang Indonesia

yang diterima masuk akademi militer elit dan ternama di Belanda. Sementara

melihat faktor eksternalnya, Sultan Hamid II yang merupakan pengecualian dari

sikap diskriminasi Hindia Belanda terhadap anggota KNIL yang berasal dari

Indonesia. Bahkan setelah keluar dari tahanan militer Jepang tahun 1945, Sultan

Hamid II naik pangkat dari kapten menjadi mayor, lalu menjadi letnan kolonel.

Hanya selang beberapa bulan menyandang pangkat Letnan kolonel, Sultan Hamid

II naik pangkat menjadi kolonel. Tahun 1945 itu pula beliau memperoleh

kenaikan pangkat sangat istimewa, karena langsung mengantongi dua bintang di

pundak sekaligus, yakni Mayor Jenderal KNIL setelah ditetapkan menjadi Sultan

Pontianak pada 29 Oktober 1945. Jadi di dalam sejarah KNIL di Indonesia, Sultan

Hamid II mendapat perlakuan yang amat sangat istimewa.30

Mayor Jenderal adalah pangkat militer tertinggi di KNIL yang berhasil

diraih seorang putra Indonesia selama masa Hindia Belanda. Kala itu, usianya

masih 33 tahun. Kemudian, pada tahun 1949, Sultan Hamid II diangkat sebagai

Ajudan Istimewa Ratu Kerajaan Belanda (Adjudant in Buitengewone Dienst van

30

Keterangan dari Max Yusuf Al-Qadrie, Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II dan Ketua Dewan

Pembina Yayasan Sultan Hamid II, 2012 dalam buku: Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN

HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak,

TOP Indonesia, 2013, hlm. 29-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

26

HM Koningin der Nederlander), yaitu Ratu Wilhelmina (Wilhelmina Helena

Piline Marie van Orange Nassau). Jabatan prestius lain yang dipegang Sultan

Hamid II pada tahun 1949 adalah sebagai Wakil Mahkota di Indonesia.31

B.2. Unitaris

Dalam perjalanan sejarah pembentukan Negara Indonesia di awal

kemerdekaan, Sultan Hamid II sebagai Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat

(DIKB) adalah seorang federalis. Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den

Haag-Belanda, kedudukannya setara dengan Mohammad Hatta selaku ketua

delegasi Negara Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Sedangkan

Sultan Hamid II adalah ketua delegasi Negara-Negara federal yang tergabung

dalam Badan Permusyawaratan Federal atau Bijeenkomst voor Federaal Overleg

(BFO).

Di samping banyak usaha untuk menegakkan kekuasaan RI, di Kalimantan

terdapat usaha yang merintangi pembinaan kekuasaan RI, terutama kaum politisi

tua yang kebanyakan berasal dari kalangan aristocrat. Tokoh utamanya adalah

Sultan Hamid II dari Pontianak. Mereka tidak memiliki kekuatan militer atau

pengikut yang banyak tetapi dilindungi oleh NICA dengan KNILnya, maka

mereka ini nanti yang mendominir perkembangan politik. Hal ini terbukti nanti

dalam persetujuan Linggarjati yang melepaskan Kalimantan dari RI. Hanya

31

Ibid., hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

27

setelah NICA tidak menjadi pelindung lagi (sesudah KMB) kekuatan mereka akan

rontok, sedangkan kekuatan RI yang akan muncul sebagai pemenangnya.32

Kekuatan pasukan KNIL mengalami penurunan setelah Perang Dunia II

berakhir dan Belanda ingin kembali menguasai Indonesia dengan melancarkan

Agresi Militer I dan II. Sebagian besar pasukan KNIL, antara lain Abdul Harris

Nasution, Oerip Sumoharjo, Alex Kawilarang dan yang lainnya, pada masa itu

sudah terpengaruh ide revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui

kedaulatannya oleh Belanda pada tangal 27 Desember 1949 dalam bentuk

Republik Indonesia Serikat (RIS), maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan.

Berdasarkan keputusan kerajaan Belanda tanggal 20 Juli 1950, setelah berumur

120 tahun, terhitung tanggal 26 Juli 1950 KNIL dinyatakan dibubarkan.

Berdasarkan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar, mantan tentara KNIL yang

jumlahnya diperkirakan 60.000 yang ingin masuk ke Angkatan Perang Republik

Indonesia Serikat (APRIS) harus diterima dengan pangkat yang sama. Beberapa

dari mereka kemudian di tahun 70-an mencapai pangkat Jenderal TNI. Jumlah

orang KNIL dari Ambon sekitar 5.000 orang, yang sebagian besar ikut dibawa ke

Belanda dan tinggal di negeri kincir angin.33

Kemenangan Presiden Soekarno dan Menteri Pertahanan Sultan

Hamengkubuwono IX dari kelompok unitaris, memasuki tahun 1950, di mana

Indonesia berubah secara drastis dari RIS (Republik Indonesia Serikat) menjadi

32

Moedjanto, Indonesia Abad Ke-20 Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, Yogyakarta,

Kanisius, 1988, hlm. 136-137. 33

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

28

Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Selanjutnya pada tanggal 28

September 1950, Indonesia diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) yang ke-60. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi

diakui oleh dunia Internasional. Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan resmi RIS

dibubarkan dan dibentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan

menggunakan UUDS 1950 sebagai konstitusinya.34

Sementara status Kesultanan Pontianak saat itu daerahnya kemudian

menjadi bagian dari Provinsi Administratif Kalimantan. Setelah pembubaran

Republik Indonesia Serikat pada 17 Agustus 1950, wilayah Kesultanan Pontianak

menjadi bagian Provinsi Kalimantan Barat. Satu tahun setelah Kaliamantan Barat

bergabung dengan NKRI pada tahun 1951, keluarlah Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri, tanggal 8 September 1951 Nomor Pem 20/6/10 yang menyatakan,

bahwa yang mencakup segala ketentuan pembagian secara administratif Daerah

Kalimantan Barat atau DIKB, yang dahulu dikenal dengan “Residentie

Westerafdeling van Borneo” dan menjadi Daerah Kalimantan Barat dibagi

menjadi enam Daerah Kabupaten administratif, yakni 1.Kabupaten Pontianak,

2.Kabupaten Ketapang, 3.Kabupaten Sambas, 4.Kabupaten Sintang, 5.Kabupaten

Sanggau, 6.Kabupaten Kapuas Hulu dan sebuah daerah Kota Administratif

Pontianak.

Pada tahun 1953 keluar Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun 1953

yang mulai berlaku dari tanggal 7 Januari 1953 yang mengacu atau berdasarkan

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948. Di pasal 1 digariskan, Daerah Provinsi

34

Ibid., hlm. 87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

29

Kalimantan yang bersifat administratif. Bentuk dan sifatnya sebagaimana diatur di

dalam Peraturan Pemerintahan RIS Nomor 21/1950, yang dimaksudkan adalah

DIKB yang kemudian menjadi Daerah Otonom Provinsi Kalimantan yang berhak

mengatur rumah tangganya sendiri. Pada tanggal 7 Januari 1953 Undang-undang

Darurat Nomor 2 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Resmi Daerah Otonom

Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten/Kota Besar dalam Lingkungan

Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

Kemudian untuk melaksanakan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun

1953 Pemerintahan Republik Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 27

Tahun 1959 yang disahkan pada tanggal 26 Juni 1959 dan patut diketahui, bahwa

pada tahun 1956 sebelumnya daerah-daerah otonom Provinsi Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur mencabut Undang-undang Darurat

Nomor 2 Tahun 1953. Ini berarti implikasi hukum Undang-undang Nomor 25

Tahun 1956 memecah Provinsi Kalimantan menjadi 3 Provinsi Otonom.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des 52/10/56

tanggal 12 Desember 1956 ditetapkan Undang-undang tersebut yang mulai

berlaku pada 1 Januari 1957. Dengan demikian sejak tanggal 1 Januari 1957,

Kalimantan Barat menjadi Daerah Otonom Provinsi. Semenjak itulah, tiap tanggal

1 Januari, selalu dirayakan sebagai hari lahir Pemerintah Provinsi Kalimantan

Barat.35

35

Ibid., hlm. 91-92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

30

BAB III

KARIER POLITIK SULTAN HAMID II

A. Karier Politik Sultan Hamid II Ketika Berpihak Pada Belanda

1. Terlibat Perang Melawan Jepang Tahun 1941

Dalam karier militernya, Sultan Hamid II terlibat dalam pertempuran

sengit melawan pendudukan militer Jepang di Balikpapan, Provinsi Kalimantan

Timur. Dalam rangka menginvasi wilayah di Asia Tenggara, maka kota yang

sangat kaya raya minyak, Tarakan dan Balikpapan di Kalimantan Timur adalah

dua kota yang diserang Jepang di Indonesia, setelah sukses memporakporandakan

Pangkalan Militer terbesar Amerika Serikat di Pearl Harbour Pulau Oahu, Hawaii,

sebelah barat Honolulu, 8 Desember 1941. Lima jam setelah insiden Pearl

Harbour, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborg Stachouwer,

menyatakan perang terhadap Jepang.

Penyerbuan wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sudah dimulai Jepang

dengan merebut Kota Tarakan tanggal 11 Januari 1942. Satu hari kemudian, 12

Januari 1942, militer Belanda menyerah kepada Jepang di Tarakan. Setelah

berhasil merebut Tarakan tanggal 11 Januari 1942, Balikpapan tanggal 24 Januari

1942, kemudian Pontianak (Kalimantan Barat) pada 29 Januari 1942, Samarinda

(Kalimantan Timur) pada 3 Februari 1942, militer Jepang melanjutkan invasi ke

wilayah Pulau Jawa. Tapi penyerbuan terhadap Balikpapan, 23-24 Januari 1942,

militer Jepang mendapat perlawanan sengit dari KNIL yang menyebabkan Sultan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

31

Hamid II terluka. Dalam keadaan terluka Sultan Hamid II dilarikan ke Surabaya,

lalu ke Malang.31

Tentara Hindia Belanda sendiri tak mampu mengatasi serangan dari

tentara Jepang. Lalu kemudian menyerah pada 10 Maret 1942, setelah diserang

dari udara, laut dan darat. Sebagai perwira KNIL, Sultan Hamid II masuk dalam

target penangkapan oleh Jepang, ia kemudian ditangkap dan ditahan oleh militer

Jepang di Batavia pada tahun 1942 sebagai tahanan perang dan baru dibebaskan

tiga setengah tahun kemudian. Ketika Soekarno-Hatta memproklamirkan

kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pasca Perang Dunia II tahun 1945, Jepang menyerah tanpa syarat dan

berangsur keluar dari Kepulauan Melayu (the Malay Archipelago). Pasukan

sekutu pun kemudian kembali masuk ke wilayah yang disebut oleh Belanda

sebagai Hindia Belanda. Sultan Hamid II dibebaskan dari tahanan sebagai

tawanan Jepang, dan kembali aktif sebagai perwira KNIL dengan kenaikan

pangkat menjadi Kolonel.

Perang Dunia berakhir tahun 1945, Sultan Hamid II secara otomatis

dibebaskan dari tahanan militer Jepang di Batavia. Mengirup udara bebas, langkah

pertama yang dilakukan Sultan Hamid II adalah datang ke Pontianak untuk

melihat sanak keluarganya. Sultan Hamid II terkejut setelah mendapat laporan

bahwa ayah, ibu dan seluruh saudara kandungnya telah dibunuh tentara Jepang di

31

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 23-24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

32

Mandor, Kabupaten Landak. Tragedi Mandor telah membuat Sultan Hamid II

menjadi anak yatim piatu.

Akibat Peristiwa Mandor di Kalimantan barat, terjadi kekosongan

kekuasaan pada 1944-1945 di Kesultanan Qadriyah Pontianak. Pasalnya, semua

putra almarhum Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie juga ikut gugur akibat

keganasan Jepang. Terkecuali Sultan Hamid II yang menjadi satu-satunya putra

mahkota yang masih hidup. Sebagai seorang perwira aktif KNIL, Sultan Hamid II

masih ingin melanjutkan karirnya di bidang militer atau pertahanan. Tetapi, situasi

Kesultanan di Pontianak serta Kalimantan Barat semakin kacau, dan menggugah

hatinya untuk kembali ke Pontianak.

2. Ajudan Istimewa Ratu Belanda Tahun 1946

Pada tahun 1946, Sultan Hamid II diangkat sebagai Ajudan Istimewa Ratu

Kerajaan Belanda (Adjudant in Buitengewone Dienst van HM Koningin der

Nederlander), yaitu Ratu Wilhelmina (Wilhelmina Helena Piline Marie van

Orange Nassau). Jabatan prestius lain yang dipegang Sultan Hamid II pada

tahun 1949 adalah sebagai Wakil Mahkota di Indonesia.

Wakil Mahkota, artinya Sultan Hamid II diberi kepercayaan penuh

mewakili kebijakan Ratu Juliana di Indonesia. Ratu Juliana menjadi Ratu

Belanda, menggantikan Ibunya, Ratu Wilhelmina terhitung 4 September 1948.

Jabatan ini terkait rancana masa transisi untuk proses memerdekakan Indonesia

rentang waktu 5-10 tahun dalam status persemakmuran sesuai dengan Konferensi

Malino, Sulawesi Selatan, 15-25 Juli 1946. Indonesia dimerdekakan dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

33

persemakmuran dan dijadwalkan Belanda sendiri yang mendaftarkan Indonesia ke

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini termuat di dalam 7 point sikap resmi

Pemerintahan Belanda yang dikeluarkan di Amsterdam pada tanggal 10 Februari

1946.32

3. Ketua BFO Pada Tahun 1949

Sultan Hamid II tidak bisa lepas dari Majelis Permusyawaratan Negara-

negara Federal atau Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). BFO kelanjutan

dari langkah Gubernur Hindia Belanda Hubertus Johanes van Mook untuk

membentuk 15 negara bagian. Sebagaimana diketahui, setelah Konferensi

Malindo, Sulawesi Selatan, 15-25 Juli 1946, dengan dukungan van Mook

terbentuk 15 negara-negara federal.

Jumlah negara di Indonesia yang disepakati hasil Konferensi Meja Bundar

(KMB) di Den Haag, 23 Agustus – 2 Novenber 1949, ada 16 negara, yakni 1

negara bernama Republik Indonesia yang hanya berdaulat di sebagian Pulau Jawa

dan sebagian Pulau Sumatera. Sedangkan 15 negara lainnya, mencakup sebagian

besar Indonesia Timur, Riau, Kalimantan dan Sumatera.

Ke-16 negara itu kemudian tergabung di dalam Republik Indonesia Serikat

(RIS), meliputi: 7 negara bagian dan 9 negara otonom. Tujuh negara bagian,

meliputi (1) Negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta, (2)

Negara Indonesia Timur, (3) Negara Pasundan termasuk Distrik Federal Jakarta,

(4) Negara Jawa Timur, (5) Negara Madura, (6) Negara Sumatera Timur dan (7)

32

Ibid., hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

34

Negara Sumatera Selatan. Di samping itu ada 9 wilayah yang berdiri sendiri

(otonom), yakni (1) Jawa tengah, (2) Daerah Istimewa Kalimantan barat, (3)

Dayak Besar (sekarang Kalimantan Tengah), (4) Daerah Banjar (sekarang

Kalimantan Selatan), (5) Daerah Kalimantan Tenggara, (6) Kalimantan Timur, (7)

Bangka, (8) Belitung, dan (9) Riau.

BFO didirikan dalam Konferensi Pemerintah Federal Sementara di

Bandung, Jawa Barat, 27 Mei 1948.33 Ide Anak Agung Gde Agung adalah

penggagas Negara Federal Indonesia, ketika menjadi Perdana Menteri Negara

Indonesia Timur (NIT). BFO dibentuk van Mook sebagai wadah 15 negara bagian

yang sudah terlebih dahulu dibentuk. Terhitung Januari 1949, Sultan Hamid II

ditunjuk menjadi Ketua BFO setelah pimpinan terdahulu, Mr.Tengku Bahriun dari

Negara Sumatera Timur (NST) meninggal dunia.

Sebagai Ketua BFO, membuat Sultan Hamid II dikenal sebagai salah satu

tokoh sentral di KMB, beliau dicatat sebagai salah satu dari delegasi Indonesia

untuk berunding dengan Belanda selama KMB di Den Haag. Ini bisa dipahami,

karena tahun 1946, Sultan Hamid II diangkat sebagai Ajudan Istimewa Ratu

Kerajaan Belanda yaitu Ratu Wilhelmina. Tahun 1949 Sultan Hamid II

memegang jabatan cukup prestisius, sebagai Wakil Mahkota di Indonesia.

Statusnya sebagai Wakil Mahkota di Indonesia dan kedekatan personal

dengan Ratu Juliana, membuat Sultan Hamid II paling didengar pihak Kerajaan

Belanda di dalam setiap perundingan dengan Indonesia. KMB antara Indonesia –

33

Moedjanto, Indonesia Abad Ke-20 Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, Yogyakarta,

Kanisius, 1988, hlm. 67.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

35

Kerajaan Belanda, memang berlangsung sangat alot dan melelahkan, 23 Agustus-

2 November 1949. Sultan Hamid II, harus bolak-balik Jakarta-Amsterdem, untuk

menyampaikan berbagai persoalan teknis dan mendasar sebelum, selama, dan

sesudah perundingan.34

Tapi berkat faktor kedekatan Sultan Hamid II pula, Ratu Juliana, pengganti

Ratu Wilhelmina, bersedia menandatangani pengakuan kedaulatan Republik

Indonesia Serikat (RIS). Delegasi BFO sebagai kekuatan ketiga diplomasi dalam

memperjuangkan pengakuan kedaulatan RIS dari Kerajaan Belanda, selain

Delegasi Republik Indonesia dan pengerahan kekuatan militer Tentara Nasional

Indonesia (TNI), selama perang kemerdekaan.35

Tanpa BFO dengan menyusung bentuk negara federal yang sejalan dengan

konsep awal kerajaan Belanda melalui 7 butir sikap resmi yang dikeluarkan di

Amsterdam, 10 Februari 1946, mustahil bagi Kerajaan Belanda untuk mengakui

dan menyerahkan kedaulatan kepada RIS terhitung 27 Desember 1949.

Untuk menghadapi KMB, pemerintah Republik Indonesia perlu

menyamakan langkah dengan BFO. Karena itu, Sultan Hamid II dan Ide Anak

Agung Gde Agung (Negara Indonesia Timur), 2-3 Maret, secara khusus

mendatangi Soekarno dan Mohammad Hatta di Pulau Bangka, karena ditawan

Belanda. Pertemuan di Bangka, untuk menyamakan persepsi tentang sistem dan

proses ketatanegaraan Indonesia.

34

Ide Anak Agung Gde Agung, Renville, Jakarta, Pustaka Sinarharapan,1987, hlm. 324.

35 Leirissa, Kekuatan Ketiga Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Jakarta, Pustaka

Sejarah, 2006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

36

Sebelum Konferensi Inter Indonesia (KII) digelar, Ketua Komisi

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Indonesia, Merle Cochran, terlebih

dahulu menggelar pertemuan di Jakarta, 14 April 1949, untuk menyamakan

persepsi sebelum delegasi Indonesia berangkat ke Belanda. Sementara Konferensi

Inter Indonesia, digelar dua kali. Peran Sultan Hamid II pada Konferensi Inter

Indonesia I dan II menjadi sangat dominan, karena sistem ketatanegaraan

berbentuk federal dapat diterima kelompok Soekarno dari kaum republiken

(unitaris). Konferensi Inter Indonesia ke-1 berlangsung di Yogyakarta pada

tanggal 19-22 Juli 1949 yang dipimpin oleh Wakil Presiden NRI Drs. Mohammad

Hatta dan Ketua BFO Sultan Hamid II dengan keputusan :

1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia

Serikat (RIS) yang berdasarkan demokrasi dan federalisme.

2. RIS akan dipimpin oleh presiden yang dibantu oleh menteri-menteri.

3. RIS akan menerima kedaulatan, baik dari Negara Republik Indonesia

(NRI), Negara-negara Federal di dalam BFO, maupun Kerajaan Belanda.

4. Angkatan Perang RIS adalah angkatan perang nasional, Presiden RIS

adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.

5. Pertahanan negara adalah semata-mata hak pemerintah RIS, negara-

negara bagian tidak mempunyai angkatan perang sendiri.

Sidang Konferensi Inter Indonesia ke-2 diselanggarakan di Jakarta pada

tanggal 31 Juli 1949 dengan keputusan:

1. Bendera RIS adalah Sang Merah Putih

2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

37

3. Bahasa resmi RIS adalah Bahasa Indonesia

4. Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dipilih wakil Negara Republik

Indonesia (NRI) dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau

Badang Permusyawaratan Federal. Pengisian anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) diserahkan kepada

kebijakan negara-negara bagian yang jumlahnya enam belas negara.

Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk panitia persiapan nasional

yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan Konferensi meja Bundar (KMB)

Setelah Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam

Konferensi Inter Indonesia, kini bangsa Indonesia secara keseluruhan telah siap

menghadapi Konferensi Meja Bundar (KMB). Sementara itu pada bulan Agustus

1949, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi di satu pihak dan Wakil

Tinggi Mahkota Belanda di pihak lain, mengumumkan pemberhentian tembak-

menembak. Perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 Agustus 1949 untuk

wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera. Pada tanggal 4

Agustus 1949 perintah Negara Republik Indonesia yang berkedudukan di

Yogyakarta menyusun delagasi untuk menghadiri KMB, yang terdiri dari

Drs.Mohammad Hatta (Ketua), Mr.Moh.Roem, Prof. Dr.Soepomo, Dr.J.Leimena,

Mr.Ali Sastroamidjoyo, Mr.Sujono Hadinoto, Dr.Sumito Djojohadikusumo,

Mr.Abdul Karim Pringgodigdo.

Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag, 23 Agustus – 2

November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs.Mohammad Hatta, BFO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

38

dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, dan delegasi dari Belanda dipimpin

oleh Mr.Van Marseveen, Perwakilan PBB dipimpin oleh Crittchlay.

Pada tanggal 2 November 1949 perundingan diakhiri dengan keputusan

sebagai berikut:

1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara

merdeka dan berdaulat.

2. Penyelesaian soal Irian Barat dapat ditangguhkan sampai tahun

berikutnya.

3. RIS sebagai negara berdaulat penuh bekerjasama dengan Belanda dalam

suatu perserikatan yang dikepalai oleh ratu Belanda atas dasar sukarela

dengan kedudukan dan hak yang sama.

4. RIS mengembalikan hak milik Belanda, memberikan hak konsesi, dan

izin baru bagi perusahaan-perusahaan.

5. Semua hutang bekas Hindia Belanda harus di bayar oleh RIS.

Sebelumnya, di Scheveningen, 29 Oktober 1949 dapat ditandatangani

Piagam Persetujuan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS). Piagam

Persetujuan Konstitusi RIS antara Negara Republik Indonesia dengan BFO. Hasil

keputusan KMB diajukan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Selanjutnya KNIP melakukan sidang dari tanggal 6 – 14 Desember 1949 untuk

membahas hasil-hasil tersebut. Pada 14 Desember 1949 Konstitusi RIS di

tandatangani di Jakarta oleh Wali Negara-negara Bagian. Konstitusi RIS

Pembahasan hasil KMB oleh pihak KNIP dilakukan melalui pemungutan suara

dengan KNIP menerima hasil KMB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

39

Salah satu keputusan KMB di Den Haag, Belanda, adalah Indonesia

menjadi negara federal/serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Untuk menjadi RIS tersebut, KINP dan DPR mengadakan sidang di Jakarta.

Sidang tersebut berhasil menyetujui naskah konstitusi untuk RIS yang dikenal

sebagai Konstitusi RIS.

Penanda tangan Piagam Persetujuan Konstitusi Republik Indonesia Serikat

(RIS) itu adalah Negara-negara Bagian atau Daerah Otonom di dalam RIS, yaitu:

1. Negara Republik Indonesia (NRI), Mohammad Hatta

2. Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB), Sultan Hamid II

3. Daerah Kalimantan Timur; Adji Pangeran Sosronegoro

4. Negara Pasundan (termasuk Distrik Federal Jakarta); Mr. R.T.

Djumhana Wiriatmadja

5. Wilayah Riau; Radja Mohamad

6. Negara Sumatera Selatan (NSS); Abdul Malik

7. Negara Sumatera Timur (NST); Radja Kaliamsjah Sinaga

8. Negara Indonesia Timur (NIT); Ide Anak Agung Gde Agung

9. Negara Madura; Dr.Soepomo

10. Daerah Banjar; A.A.Rivai

11. Daerah Bangka; Saleh Achmad

12. Daerah Belitung; K.A.M.Joesoef

13. Daerah Dayak Besar; Mochram bin Hadji Moh.Ali

14. Daerah Jawa Tengah; Dr.R.Soedjito

15. Negara Djawa Timur; R.T.Djuwito

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

40

16. Kalimantan Tenggara; M.Jamani

Dari Piagam Penandatanganan Konstitusi Republik Indonesia Serikat

(RIS) tersebut di buat dua puluh rangkap surat untuk disampaikan kepada: Para

Pemerintah yang turut menandatangani Piagam Konstitusi tersebut, Pemerintah

Kerajaan Belanda di Den Haag, Pemerintah Federal Sementara di Jakarta,

Pemerintah Republik Indonesia Serikat, Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa

untuk Indonesia (U.N.C.I/United Nations Comission for Indonesia).36

B. Karier Politik Sultan Hamid II Dan Sumbangsihnya Untuk Bangsa

Indonesia

1. Dewan Formatur Kabinet RIS dan Menteri Negara Portofolio Tahun

1949

Dengan surat Keputusan Presiden RIS No.1 Tahun 1949 tanggal 18

Desember 1949, maka dia ditunjuk sebagai salah seorang kabinet formatur

bersama-sama dengan Drs.Mohammad Hatta, Ide Anak Agung Gde Agung dan

Sultan Hamengkubuwono IX.

Dengan surat Keputusan Presiden RIS No.2 Tahun 1949 tanggal 20

Desember 1949, maka Sultan Hamid II diangkat menjadi Menteri Negara

Portofolio bersama-sama dengan :

1. Drs.Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri

Luar Negeri.

2. Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Menteri Pertahanan.

36

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 59-65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

41

3. Ide Anak Agung Gde Agung sebagai Menteri Dalam Negeri.

4. Mr.S.Prawiranegara sebagai Menteri Keuangan.

5. Ir.Djuanda sebagai Menteri Kemakmuran.

6. Ir.H.Laoh sebagai Menteri P.T.P.U

7. Prof.Mr.Dr.Supomo sebagai Menteri Kehakiman.

8. Dr.Abu Hanifah sebagai Menteri P.P.K.

9. Mr.Wilopo sebagai Menteri Perburuhan.

10. Dr.J.Leimena sebagai Menteri Kesehatan.

11. Mr.Moh.Kos.Purwanegara sebagai Menteri Sosial.

12. K.H.Wahid Hasjim sebagai Menteri Agama.

13. Arnold Mononutu sebagai Menteri Penerangan.

14. Mr.Moh.Roem sebagai Menteri Negara Z.P.

15. Dr.Suparmo sebagai Mentei Negara Z.P.37

Pada tanggal 16 Desember 1949 diadakan sidang pemilihan Presiden RIS

di Gedung Kepatihan, Yogyakarta oleh wakil dari enam belas Negara Bagian.

Sidang itu dipimpin oleh Mohammad Roem dan Ide Anak Agung Gde Agung.

Pada tanggal 14 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden RIS dengan calon

tunggal Ir.Soekarno.

Akhirnya, Ir.Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS, kemudian dilantik

dan diambil sumpahnya pada tanggal 17 Desember 1949. Pada hari yang sama, 17

Desember 1949 diadakan upacara pelantikan Presiden RIS di Bangsal Sitinggil,

37

Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia), Peristiwa Sultan Hamid II, Jakarta, Fasco,

1953, hlm. 6-7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

42

Keraton Yogyakarta. Drs.Mohammad Hatta menjadi Perdana Menteri yang akan

memimpin Kabinet RIS.

Berdasarkan Konstitusi RIS maka Lembaga Legislatif terdiri dari Dewan

Perwakilan Negara yang disebut Senat (sebagai Dewan Tinggi) dan Dewan

Perwakilan Rakyat/DPR (sebagai Dewan Rendah). Kekuasaan pemerintah

dipegang oleh Perdana Menteri. Presiden hanya mempunyai wewenang untuk

mengesahkan hasil keputusan kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri.

Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS yang diketuai oleh Drs.

Mohammad Hatta dengan anggota Sultan Hamid II, Sujono Hadinoto, Dr.

Suparno, Dr. Kusumaatmaja dan Prof Dr. Supomo berangkat ke Belanda. Di sini

peran Sultan Hamid II hanya sebagai pelengkap, Sultan Hamid II ditetapkan

sebagai Anggota Dewan Formatur Kabinet RIS. Di dalam susunan anggota

Kabinet RIS, Sultan Hamid II ditetapkan Presiden Soekarno sebagai Menteri

Negara Portofolio yang tidak membawahi departemen dan tidak memiliki tugas

dan tanggung jawab yang jelas. Ide Anak Agung Gde Agung ditetapkan menjadi

Menteri Dalam Negeri, Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Menteri Pertahanan

dan Mohammad Hatta menjadi Perdana Menteri dan Merangkap Menteri Luar

Negeri.

Pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia kepada

Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949. Acara

penyerahan kedaulatan didua tempat, yakni di Negeri Belanda: oleh Ratu Juliana

(Ratu Belanda), Perdana Menteri Willem Dress, dan Menteri Seberang Lautan,

A.M.J.M.Sassen menyerahkan kedaulatan kepada pemimpin delegasi Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

43

(RIS), Drs.Mohammad Hatta. Sedangkan penyerahan kedaulatan di Jakarta,

peserta terdiri dari Wakil Tinggi Mahkota A.H.J.Lovink menyerahkan kedaulatan

kepada wakil pemerintah RIS, Sultan Hamengkubuwono IX. Bersama dengan itu,

di Yogyakarta Presiden Soekarno menerima penyerahan kedaulatan Republik

Indonesia ke dalam RIS dari Pejabat Presiden RI Mr. Assaat.

Terhitung tanggal 28 Desemebr 1949 pusat pemerintahan Republik

Indonesia Serikat/RIS (Ibukota) berada di Jakarta, sedangkan Ibukota NRI

(Negara Republik Indonesia) sebagai salah satu negara bagian RIS, tetap berada di

Yogyakarta. Memasuki awal tahun 1950 dicatat sebagai masa-masa yang penting

bagi Sultan Hamid II, karena sangat menentukan karirnya di pentas percaturan

politik nasional di kemudian hari.38

2. Panitia Lambang Negara Tahun 1949

Sultan Hamid II ditetapkan menjadi Menteri Negara Zonder Portofolio

atau tanpa tugas khusus (tanpa departemen) dalam Kabinet Perdana Menteri

Mohammad Hatta, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia

Serikat (RIS), Soekarno, Nomor 2 Tahun 1949, tanggal 20 Desember 1949.

Sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio, Sultan Hamid II hanya diberi tugas

mempersiapkan berbagai kebutuhan sidang kabinet dan ditugaskan

mengkoordinasikan perancangan Lambang Negara. Penetapan personil anggota

kabinet dilakukan Presiden Soekarno tujuh hari sebelum dilakukan penyerahan

38

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 66-68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

44

kedaulatan secara resmi dari Kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia

Serikat.

Selaku Menteri Negara, Sultan Hamid II teringat ucapan Presiden

Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup

bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu

Pancasila, divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950

dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lambang Negara di bawah

Koordinator Menteri Negara Zonder Portofolio Sultan Hamid II dengan susunan

panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantara,

M.A.Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ng.Purbatjaraka sebagai anggota.

Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih

dan diajukan kepada pemerintah.39

3. Sang Perancang Lambang Negara Tahun 1949

Pidato bung Karno 22 Juli 1958 di hadapan sidang di Istana Negara dalam

rangka sosialisasi Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 1958 tentang Penggunaan

Lambang Negara yang diundangkan oleh Menteri Kehakiman GA. Maengkom

pada Lembaran Negara No.71 Tahun 1958 dan penjelasannya dalam Tambahan

Lembaran Negara No. 1636 Tahun 1958, dengan bangga beliau berkali-kali

menunjuk lambang yang tergantung di depan para hadirin:

“Saudara-saudara, lihatlah Lambang Negara kita di belakang ini.

Alangkah megahnya. Alangkah hebatnya dan cantiknya. Burung Elang

Rajawali, Garuda yang sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 buah,

dengan ekor berelar 8 buah, tanggal 17 bulan 8, dan yang berkalungkan

39

Ibid., hal. 133.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

45

perisai yang di atas perisai itu tergambar Pancasila, yang di bawahnya

tertulis seloka buatan Empu Tantular “Bhinneka Tunggal Ika”, Bhinneka

Tunggal Ika “berjenis-jenis tetapi tunggal”40

Republik Indonesia Serikat (RIS) menetapkan Elang Rajawali – Garuda

Pancasila sebagai Lambang Negara terhitung 11 Februari 1950. Empat hari

kemudian pada 15 Februari 1950, Presiden Soekarno memperkenalkan untuk

pertama kali lambang negara tersebut kepada khalayak umum di Hotel Des Indes,

(sekarang Pertokoan Duta Merlin, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat). Inilah karya

terbesar Sultan Hamid II yang ditugaskan secara khusus oleh Presiden Soekarno

untuk merancang lambang negara, setelah diangkat menjadi Menteri Negara

Zonder Portofolio, terhitung 20 Desember 1949.

Dalam kaitan penetapan Lambang Negara tersebut dilaksanakan pameran

di Hotel Des Indes, Jakarta. Pameran itu digagas langsung Presiden Soekarno

sebagai rasa puas yang teramat dalam dari Presiden terhadap proses pembuatan

Lambang Negara Elang Rajawali – Garuda Pancasila oleh Sultan Hamid II, Sultan

Pontianak – Kalimantan Barat. Hotel Des Indes dipilih sebagai tempat pameran

karena pada masa itu dikenal sebagai hotel paling mewah dan bergengsi di

Jakarta. Beroperasi mulai tahun 1856 sampai 1950 di Weltevreden, Batavia

(Jakarta). Banyak peristiwa penting yang dilaksanakan di Hotel Des Indes, antara

lain sebagai tempat ditandatangani perjanjian Roem-Roijen, pada 7 Mei 1949.

Karena alasan politik, cukup lama Sultan Hamid II tidak diakui sebagai

perancang Lambang Negara Indonesia (Elang Rajawali – Garuda Pancasila).

Pengakuan resmi Pemerintah Republik Indonesia terhadap karya Sultan Hamid II

40

Nanang, Mencari Telur Garuda, Jakarta, Nalar, 2008, hlm. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

46

sebagai Perancang lambang Negara Indonesia, ditandai dengan langkah

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Museum Konferensi Asia

Afrika, di Bandung, Provinsi Jawa Barat, menerbitkan buku kecil berwarna,

ukuran 11 centimeter x 20 centimeter, setebal 48 halaman di awal tahun 2012. Di

dalam buku saku itu, disebutkan dari berbagai rancangan yang dibuat, rancangan

dibuat oleh Sultan Hamid II yang dipilih Presiden Soekarno sebagai Lambang

Negara yang kemudian dikenal dengan Garuda Pancasila.

Ada empat pihak yang paling berperan dalam memperkuat bukti sejarah

bahwa Sultan Hamid II sebagai Perancang Lambang Negara Garuda pancasila,

Pertama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sultan Hamid II (Sultan Hamid II

Foundation) yang juga seorang Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II yaitu Max

Yusuf Al-Qadrie yang masih sangat rapi menyimpan Data dan Dokumen-

dokumen pendukung peninggalan almarhum Sultan Hamid II. Kedua, Solichin

Salam, seorang Wartawan Harian Pagi Buana, Jakarta, yang mendapat dokumen

penting dari Sultan Hamid II. Sultan Hamid II meminta Solichin Salam agar

bahan yang dikirim dapat dipublikasiskan di Harian Berita Buana. “Djangan

pasang lambang negara di rumahmu sebelum diakui lambang itu oleh negara

gambar rantjangan saja,” tulis surat Sultan Hamid II kepada Solichin Salam di

Jakarta, 15 April 1967.

Sultan Hamid II di dalam suratnya kepada Solichin Salam, menyebutkan

bahwa contoh gambar burung dari Kerajaan Sintang – Kalimantan Barat sebagai

salah satu referensi selama perancangan. Kemudian pemuka masyarakat Suku

Dayak dari Kalimantan Barat diundang Sultan Hamid II secara khusus ke Hotel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

47

Des Indes, Jakarta, yakni Burung yang dikenal dengan sebutan Panglima Burung,

lalu Masuka Djanting dan J.C. Oevaang Oeray. Khusus Kepala Burung Elang

Rajawali Garuda Pancasila sekarang, menurut Sultan Hamid II, diilhami masukan

dari Masuka Djanting, Panglima Burung dan J.C. Oevaang Oeray.

Ketiga, transkip percakapan Sultan Hamid II dengan Tijo Wie Taj alias

Mas Agung tahun 1974, agar hasil karyanya bisa diterbitkan di dalam bentuk

buku, jika situasinya memang memungkinkan. Tijo Wie Taj adalah seorang

pengusaha yang salah satu unit usahanya bergerak di bidang penerbitan buku.

Sultan Hamid II juga menyerahkan berbagai dokumen penting kepada Tijo Wie

Taj tahun 1974. Dokumen yang diserahkan berupa file proses perancangan

lambang negara.

Keempat, Turiman Fachturrahman Nur,S.H.,M.H., secara ilmiah

membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah orang yang merancang Lambang

Negara Garuda Pancasila, dengan memperlihatkan berbagai data otentik yang

diperolehnya dari berbagai sumber. Di hadapan Tim Penguji Tesisnya: Prof. Dr.

M. Damyati Hartono, S.H., dan Prof. Dr. H. Azhary, S.H.

Staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Tanjung Pura Pontianak itu

berhasil mempertahankan Tesis Master berjudul: “Sejarah Hukum Lambang

Negara Republik Indonesia” di Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, Salemba Jakarta Pusat, Rabu, 11 Agustus 1999. Tesis Turiman

Fachturrahman tersebut merupakan kajian ilmiah pertama tentang penciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

48

Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila oleh Sultan Hamid II, Menteri

Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).41

Merujuk keterangan Mohammad Hatta, untuk melaksanakan keputusan

sidang kabinet tersebut Menteri Priyono melakukan sayembara lambang negara.

Hasil sayembara lambang negara itu ada 2 (dua) gambar rancangan lambang

negara yang terbaik yaitu dari Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin. Dalam

proses selanjutnya diterima oleh pemerintah adalah hasil rancangan Sultan Hamid

II. Adapun yang dari Muhammad Yamin ditolak, karena ada sinar-sinar matahari

dan menampakan sedikit banyak disengaja atau tidak, pengaruh Jepang.

Keterangan Mohammad Hatta itu selengkapnya adalah:

“…Patut pula ditambahkan sebagai catatan bahwa lambang dengan

tulisan yang mempunyai arti yang demikian mendalam itu, dipadukan

menjadi seperti sekarang ini, dengan melalui sayembara waktu RIS dulu

dan dilaksanakan oleh Menteri Priyono, Banyak gambar yang masuk saat

itu, tetapi yang terbaik akhirnya ada dua buah, satu dari Muhammad

Yamin dan yang satu lagi dari Sultan Hamid. Yang diterima oleh

Pemerintah dan DPR adalah dari Sultan Hamid yakni seperti sekarang ini.

Adapun yang dari Muhammad Yamin ditolak, karena disana ada gambar

sinar-sinar matahari dan menampakkan sedikit banyak disengaja atau tidak

pengaruh Jepang. Saya berpendapat bahwa apa yang ada sekarang itu,

seperti uraian saya tadi sudah tepat dan bernilai abadi bagi kehidupan

negara dan bangsa Indonesia”.42

Setelah terpilihnya rancangan lambang negara Sultan Hamid II oleh

pemerintah tersebut, proses selanjutnya diadakan dialog intensif antara Perancang

Lambang Negara (Sultan Hamid II) dengan Presiden RIS: Soekarno dan Perdana

Menteri RIS: Mohammad Hatta serta anggota Panitia Lambang Negara, untuk

menyempurnakan rancangan tersebut.

41

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 127-133. 42

Yasni, Bung Hatta Menjawab, Jakarta, Gunung Agung, 1986, hlm. 112.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

49

Adapun masukan penyempurnaan pertama sebagaimana dinyatakan

Mohammad Hatta ialah adanya kesepakatan mereka bertiga (Sultan Hamid II,

Soekarno, dan Mohammad Hatta) memenuhi usulan Presiden Soekarno:

mengganti pita yang dicengkram Garuda, yang semula adalah pita berwarna putih

dengan tambahan seloka “Bhinneka Tunggal Ika”. Sebab warna merah putih

dianggap sudah terwakili dalam warna dasar perisai Pancasila rancangan Sultan

Hamid II tersebut.

3.1.Perancangan Lambang Negara Tahap Pertama

Pertanyaan historis empirik adalah darimana bahan dasar dalam

perancangan gambar lambang negara yang dibuat oleh Sultan Hamid II. Sejarah

mencatat, bahwa pada tanggal 26 Januari 1950 Ki Hajar Dewantara (dari

Yogyakarta) mengirimkan balasan surat kepada Sultan Hamid II melalui

sekretaris Dewan Menteri RIS (Z. Yahya) yang isinya menunjuk Muhammad

Yamin untuk memberikan masukan mewakili beliau kepada Panitia Lambang

Negara dan surat turunannya telah disampaikan kepada Menteri Negara Sultan

Hamid II tanggal 1 Februari 1950 Nomor: XXX/202, Perihal Panitia Lambang

Negara.

Kemudian dari berbagai masukan anggota Panitia Lambang Negara oleh

Ki Hajar Dewantara dan Muhammad Yamin, serta Soekarno, maka Sultan Hamid

II membuat sketsa rencana lambang negara dengan mengambil figur burung

Garuda dalam peradaban bangsa Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Sultan

Hamid II dalam transkripnya, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

50

“Saja putuskan tjiptaan pertama berbentuk figur burung Garuda jang

memegang Pantja-Sila, seperti masukan Ki Hajar Dewantara jang diambil

dari mitologi garuda pada peradaban Bangsa Indonesia, tetapi ketika

gambar lambang negara ini saja bawa ke dalam Rapat Panitia Lambang

Negara RIS lain, karena ada keberatan dari M.Natsir ada tangan manusia

jang memegang perisai berkesan terlalu mitologi dan feodal, djuga

keberatan anggota lain R. M. Ng. Purbatjaraka terhadap djumlah bulu ekor

tudjuh helai, terus terang jang mengusulkan tudjuh helai ini adalah Mr. M.

Jamin.”43

Kemudian tanggal 8 Februari 1950 rancangan tahap pertama gambar

lambang negara yang dirancang oleh Sultan Hamid II, dibawa kedalam rapat

Panitia Lambang Negara. Pada rapat panitia tersebut gambar rancangan Sultan

Hamid II mendapat masukan dan kritikan dari suatu Partai Islam, Masyumi yang

diwakili oleh Mohammad Natsir untuk mempertimbangkan rancangan lambang

negara Sultan Hamid II, Mohammad Natsir keberatan terhadap gambar figur

burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai

Pancasila. Masukan lain dari anggota Panitia Lambang Negara adalah berasal dari

R.M. Purbatjaraka, yaitu mengkritisi jumlah ekor Garuda Pancasila berjumlah

tujuh, dan atas usul M. Pellaupesy untuk dirubah menjadi delapan sebagai

identisas negara Proklamasi 17-08-1945 dan hal tersebut tak boleh dilupakan.

Berkaitan dengan jumlah ekor tujuh, menurut Sultan Hamid II jumlah ekor tujuh

pada lambang negara rancangannya adalah usulan Muhammad Yamin,

mengandung penjelasan sebagaimana dikutip dalam Ensiklopedia Nasional

Indonesia: “Angka 7 menyatakan kesempurnaan tata negara, seperti semenjak

beribu tahun silam telah lazim dalam peradaban Indonesia, misalnya: Saptarajopa

43

Transkrip penjelasan Sultan Hamid II kepada wartawan Solichin Salam, yang disalin kembali

oleh Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II Max Yusuf Al-Qadrie, 15 April 1967.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

51

(Ramayana), Saptaperabu (Majapahit), Kraengpitu (Makassar), Rajo nail tigo selo

bassa mpek (Minangkabau).”44

Rancangan lambang negara berbentuk Garuda yang memegang perisai,

menurut catatan Muhammad Yamin disebutkan bahwa rancangan ini telah

dipersiapkan di Istana Gambir dalam rapat panitia lambang negara bersama PYM

Presiden Soekarno yang diajukan PYM Sultan Hamid II pada tanggal 8 Februari

1950. Kemudian ketika gambar tersebut oleh H. Mas Agung dipertanyakan

kepada Sultan Hamid II tahun 1974, dia kemudian menulis dibawah dokumen

lukisan itu sebagai berikut: “Maaf dik Mas Agung tetapi foto ini sebetulnya

ciptaan pertama saya yang selanjutnya diperbaiki, foto ini tidak berharga. Hamid,

17 Juli 1974”.45

Mengenai gambaran bentuk gambar lambang negara yang dirancang oleh

Sultan Hamid II didalam buku Muhammad Yamin: 6000 Tahun Sang Merah

Putih:

“Burung Garuda itu memegang sebuah perisai yang terbagi atas lima

bidang, yang keseluruhannya melukiskan ajaran Pancasila yang menjadi

dasar filosofi kenegaraan sejak proklamasi: Peri Ketuhanan Yang Maha

Esa, Peri Kebangsaan, Peri Kerakyatan, Peri Kemanusiaan dan Peri

Keadilan. Semboyan yang banyaknya 17 angkara itu Bhinneka Tunggal

Ika berasal dari pujangga Tantular yang mengarang kitab Sutasoma pada

zaman emas sekeliling patih Gadjah Mada dan negara Hayam Wuruk pada

pertengahan abad XIV. Adapun arti seloka Jawa lama itu: Walaupun

berbeda-beda atau berlainan agama, keyakinan dan tinjauan, tetapi tetap

tinggal bersatu atau dalam bahasa latin le pluribus unum.”46

44

Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta, 1999, jilid 6, hlm. 66. 45

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 172-173. 46

Muhammad Yamin, 6000 Tahun Sang Merah Putih, Jakarta, Siguntang, hlm. 168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

52

3.2.Perancangan Lambang Negara Tahap Kedua

Setelah keberatan, dikritisi, dan ditolak oleh anggota Panitia lambang

Negara (Mohammad Natsir) dalam rapat panitia lambang negara 8 Februari 1950,

Sultan Hamid II sebagai perancang gambar lambang negara kemudian

memperbaiki hasil rancangan tahap pertama tersebut, sebagaimana dijelaskan

dalam transkrip Sultan Hamid II:

“Akhirnya setelah penolakan itu saja mengambil inisiatif pribadi

untuk memperbandingkan dengan lambang-lambang negara luar,

khususnja negara-negara Arab, seperti Yaman, Irak, Iran, Mesir, ternjata

menggunakan figur burung Elang radjawali, diduga seperti Negara

Polandia jang sudah sejak ratusan tahun djuga menggunakan burung Elang

Radjawali seperti jang saja jelaskan di atas dalam kemiliterannya. Karena

sosoknja lebih besar dan gagah dari burung elang jang ada di Djawa dan

ini simbolisasi lambang tenaga pembangunan/creative vermogen negara

dengan harapan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) mendjadi negara

jang besar dan setara dengan negara-negara di dunia, sudah mendjadi

kewadjarawan dan demikian seharusnya. Selandjutnya gambar lambang

negara saja bisa diterima oleh anggota Panitia Lambang Negara, demikian

djuga lambang negara rantjangan Mr Mohammad Jamin jang kemudian

kami serahkan bersama kepada Perdana Menteri Mohammad Hatta, untuk

dibawa ke Pemerintah dan sidang Parlemen RIS untuk dipilih.

Alhamdulillah gambar rantjangan saja jang diterima, 10 Februari 1950

dan esoknja untuk pertama kali diperkenalkan kepada chalajak ramai di

Hotel Des Indes, jang kemudian pada rapat Parlemen RIS bersama

Pemerintah ditetapkan Parlemen RIS sebagai Lambang Negara RIS, pada

tanggal 11 Februari 1950,”47

Berdasarkan penjelasan Sultan Hamid II di atas, bahwa setelah ada

keberatan terhadap figur garuda sebagai lambang Negara RIS yang terkesan

terlalu mitologis dan khayalan, karena ada bahu dan tangan manusia yang

memegang perisai Pancasila, maka Sultan Hamid II kemudian melakukan

perbandingan dengan negara negara lain di dunia yang menggunakan figur burung

47

Transkrip Sultan Hamid II, kepada wartawan Solichin Salam, yang disalin kembali oleh

Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II Max Yusuf Al-Qadrie, 15 April 1967, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

53

Elang Rajawali, terutama Negara-negara Arab, dan Polandia yang sudah ratusan

tahun menggunakan figur burung Elang Rajawali dalam negara dan

kemiliterannya.

Dengan demikian secara semiotika, dengan pendekatan historis empirik

ada sebuah pergeseran figur burung yang dijadikan lambang negara RIS, yaitu

figur pertama adalah figur burung Garuda dalam mitologi bangsa Indonesia,

kemudian setelah Sultan Hamid II melakukan perbandingan figur yang dipilih

untuk selanjutnya adalah figur burung Elang Rajawali dalam peradaban dunia

sebagaimana lambang-lambang negara di dunia. Paparan di atas dijelaskan dalam

transkripnya sebagai berikut:

“Sedangkan mengapa diberi nama Burung Elang Radjawali Garuda

Pantja-Sila, karena saja menghargai latar belakang gambar jang saja

tjiptakan pertama mengambil figur burung Garuda memegang prisai

Pantja-Sila, berubah mendjadi figur Burung Elang Radjawali jang

dikalungkan perisai Pantja-Sila agar prosesi bangsa ini djangan melupakan

peradaban bangsanja dari mana dia berasal/djangan sampai melupakan

sedjarah puntjak-puntjak peradabannja, seperti pesan Paduka Jang

Mulia.”48

Dengan demikian bahwa dari fakta sejarah, ada sebuah pergeseran figur

burung yang dijadikan lambang negara atau dengan kata lain ada dua tahapan

rancangan lambang negara sampai dengan ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia secara de facto, yaitu tahap pertama adalah figur burung garuda yang

diambil dari mitologi. Kemudian pada tahap kedua secara de jure adalah figur

burung Elang Rajawali yang diambil dari semiotika lambang-lambang negara-

negara di dunia.

48

Transkrip Sultan Hamid II, kepada wartawan Solichin Salam, yang disalin kembali oleh

Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II Max Yusuf Al-Qadrie, 15 April 1967, hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

54

Presiden Soekarno dalam Pidato Kenegaraan 22 Juli 1958 menyatakan

dengan tegas:

“Saudara-saudara, Lihatlah Lambang Negara kita dibelakang ini

alangkah megahnya, alangkah hebat dan cantiknya. Burung Elang

Rajawali, garuda yang sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 buah,

ekor yang berelar 17 buah, ekor yang berelar 8 buah, tanggal 17, bulan 8

dan berkalungkan perisai yang diatas perisai itu tergambar

Pancasila…..”.49

Bahkan Muhammad Yamin sendiri sebagai bekas Ketua Panitia lambang

Negara 1950 dalam bukunya Pembahasan Undang-undang Dasar 1945, hal 144

menyatakan:

“Jadi burung sakti Elang Rajawali sebagai lambang pembangunan dan

pemeliharaan diseluruh bangsa Indonesia…”Seperti diperhatikan maka

latar lambang itu terbagi atas tiga bagian, yaitu lukisan Elang Rajawali,

perisai Pancasila dan seloka Empu Tantular, Burung sakti Elang Rajawali

dilukiskan dengan 17 sayap terbang, 8 helai sayap kemudi dan 45 helai

bulu sayap sisik pada tubuh. Perlambangan ketiga angka itu ialah lukisan

cendra sengkala: 17 Agustus 1945, yaitu hari Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia.”50

Selain itu Soediman Kartohadiprojo, juga meyatakan:

“Lambang Negara kita terdiri dari tiga bagian: (1) Candra Sengkala,

(2) Perisai Pancasila, (3) Seloka Bhinneka Tunggal Ika. Candra Sengkala

ini terdapat dalam burung sakti Elang Rajawali yang bulu sayapnya 17

helai jumlahnya, bulu sayap kemudinya 8 helai, sedangkan bulu sayap

sisiknya pada batang tubuhnya berjumlah 45 ini melukiskan hari

diproklamasikan Republik Indonesia”.51

Tanggal 11 Februari 1950 rancangan lambang negara yang dibuat Sultan

Hamid II ditetapkan oleh Pemerintah/Kabinet RIS dan diresmikan pemakaiannya

dalam Sidang Kabinet RIS yang dipimpin Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta

49

Nanang, Mencari Telur Garuda, Jakarta, Nalar, 2008, hlm .17. 50

Muhammad Yamin, Pembahasan Undang-undang Dasar 1945, Jakarta, Prapanca, 1967, hlm.

144 51

Soedirman Kartohadiprojo, Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Jakarta,

Gatra Pustaka, 2010, hlm. 299.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

55

yang mengambil tempat di gedung Pejambon atau Gedung Parlemen RIS atau

sekarang adalah Gedung Pancasila yang berada di komplek Kementerian Luar

Negeri.

Inilah saat pertama kali bangsa Indonesia memiliki Lambang Negara, yang

merupakan karya kebangsaan yang diramu dari berbagai aspirasi, oleh seorang

anak bangsa Indonesia, yaitu Sultan Hamid II. Fakta ini diperkuat oleh Bung

Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab: “Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

adalah ciptaan Bung Karno, setelah kita merdeka, semboyan itu kemudian

diperkuat dengan lambang yang dibuat oleh Sultan Hamid Pontianak dan

diresmikan pemakaiannya oleh Kabinet RIS tanggal 11 Februari 1950”.

Proposisi Mohammad Hatta tersebut juga diperkuat oleh Prof. Dr. R.

Soepomo, dalam bukunya “ Undang-undang Sementera Republik Indonesia”

ketika menjelaskan bagian ke III Lambang dan Bahasa negara dalam Konstitusi

RIS 1949 Pasal 3:

“Ichtisar Parlemen, 17 Februari 1950 nomor 2 memuat berita negara,

bahwa sidang Dewan Menteri R.I.S tanggal 11 Februari 1950 telah

mengesahkan Lambang Negara R.I.S yang dirancanakan oleh Panitia

Lambang Negara menurut bagian III pasal 3 Konstitusi R.I.S. gambarnya

lambang negara tersebut adalah dimuat dalam ichtisar Parlemen

tersebut”.52

Ketika disahkan lambang negara RIS tersebut, khususnya gambar bentuk

kepala Elang Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul dan tidak berjambul” atau

bentuk kepalanya belum seperti sekarang ini. Keterangan ini juga diperkuat oleh

52

Soepomo, Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia, Jakarta, Noordhhof-kolff

N.V., 1954, hlm. 25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

56

A.G. Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila, yang diterbitkan oleh

Departemen Pertahanan Keamanan, Pusat Sejarah ABRI, 1978:

“Berdasarkan atas pasal 3 Konstitusi itu (RIS) pada tanggal 11

Februari 1950 Pemerintah RIS telah menetapkan lambang negara, yang

berupa lukisan burung Garuda dan Perisai, yang terbagi dalam 5 ruang

yang mengingatkan kepada PANCASILA. Pada waktu itu burung Garuda

kepala “gundul”, tidak pakai “jambul”. Hal ini berubah dalam lambang

Negara Republik Indonesia Kesatuan, yang ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah tanggal 17 Oktober 1951 Nomor 66 Tahun 1951”.53

Setelah Lambang Negara ditetapkan oleh Kabinet RIS, tanggal 15 Februari

1950 Presiden Soekarno memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara

tersebut kepada khalayak umum di Hotel Des Indes – Jakarta. Kemudian tanggal

17 Februari 1950 disahkan oleh Parlemen RIS ichtisar Parlemen nomor 2 dan

pada tanggal 20 Februari 1950, Lambang Negara yang dibuat Sultan Hamid II

sudah terpasang didalam ruang sidang Parlemen RIS (sekarang Gedung Pancasila)

Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soekarno, yaitu sidang Parlemen pertama kali.

3.3.Penyempurnaan Lambang Negara RIS

Akhir Februari 1950 Sultan Hamid II mendapat saran dari Presiden

Soekarno untuk menyempurnakan kembali pada bagian bentuk kepala burung

Elang Rajawali Garuda Pancasila yang terlihat “gundul” atau mirip elang pada

lambang negara Amerika Serikat. Selanjutnya sekitar awal Maret 1950 Sultan

Hamid II mengajukan lukisan lambang negara yang sudah diperbaiki khususnya

pada bagian kepala Elang Rajawali - Garuda Pancasila.

Gambar tersebut ternyata masih mendapat masukan dari Presiden

Soekarno, yaitu pada bagian bentuk cakar kaki yang mencengkram pita yang

53

Pringgodigdo, Sekitar Pancasila, Jakarta, Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sejarah

ABRI, 1978, hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

57

terlihat menghadap ke belakang terlihat terbalik. Penyempurnaan yang dilakukan

Sultan Hamid II hanya tinggal merubah bentuk kaki sehingga menghadap ke

depan, dan bagian lain sudah sama seperti gambar lambang negara sekarang ini.

Mengenai gambar lambang negara ini pun dijelaskan dalam transkrip

Sultan Hamid II, 15 April 1967 sebagai berikut:

“Walaupun saja harus susah pajah membuat sketsa kembali untuk

pembentulan bagian tjakar kaki itu, tetapi saja mengerti ini hal bagian jang

sangat penting dalam lambang negara RIS, karena mengandung tiga

konsep lambang sekaligus, jakni pertama, burung Elang Radjawali-Garuda

Pantja-Sila jang menurut perasaan bangsa Indonesia berdekatan dengan

burung garuda dalam mitologi, kedua perisai idée Pantja-Sila

ber”thawaf”/gilir baik, dan ketiga, seloka Bhinneka Tunggal Ika jang

tertulis dalam pita warna putih”, untuk itu saja meminta bantuan R Ruhl

untuk membuat sketsa dari lambang negara jang saja buat dengan

membawa potret lukisan lambang negara jang dilukis oleh Dullah, karena

lukisan Dullah jang gambar rantjangannja semula tjengkraman kakinja

menghadap kebelakang telah diserahkan kepada kementerian penerangan

RIS jang ketika itu berada di Yogjakarta.”54

Tanggal 20 Maret 1950 bentuk final gambar lambang negara rancangan

Sultan Hamid II yang telah diperbaiki ketika diajukan kepada Presiden Soekarno

selanjutnya mendapatkan disposisi atau persetujuan Presiden Soekarno. Adapun

isi disposisi tersebut berbunyi:

“Jang Mulia Sultan Hamid menteri negara, menurut pendapat saya

lukisan Ruhl ini membuat lambang negara kita lebih kuat, maka untuk itu

saya tetapkan bahwa outwerp Ruhl inilah yang harus dipakai. Lebih baik

kita rugi beberapa ribu rupiah daripada mempunyai lambang negara yang

kurang sempurna. Saya harap Jang Mulia mengambil tindakan seperlunya

contoh kehendak saya. Merdeka!.55

54

Transkrip Sultan Hamid II, kepada wartawan Solichin Salam, yang disalin kembali oleh

Sekretaris Pribadi Sultan Hamid II Max Yusuf Al-Qadrie, 15 April 1967, hlm. 5. 55

Disposisi Presiden Soekarno Kepada Sultan Hamid II, setelah sketsa Rancangan Lambang

Negara Sultan Hamid II dikonsultasikan dengan Ruhl, seorang ahli Semiologi dari Perancis yang

menjadi konsultan Sultan Hamid II dan Yamin ketika merancang gambar Lambang Negara, 1950.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

58

Kemudian setelah Presiden Soekarno memberikan disposisi itu, dia

memerintahkan pelukis Istana bernama Dullah (1950-1960) untuk melukiskan

kembali gambar tersebut sesuai bentuk final sebagaimana yang telah dibuat oleh

Sultan Hamid II, atau seperti dipergunakan secara resmi sekarang ini dan patut

pula ditambahkan, bahwa Dullah hanya melukis kembali sesuai sketsa gambar

lambang negara yang telah diperbaiki oleh Sultan Hamid II atau sebagaimana

telah di disposisi oleh Presiden Soekarno tanggal 20 Maret 1950.

Gambar Lambang Negara RIS hasil perbaikan terakhir dari Sultan Hamid

II akhir Maret 1950, kemudian oleh Pemerintah di bawah Undang-undang Dasar

Sementara 1950 berdasarkan Pasal 3 ayat (3) menjadi lampiran resmi Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 (pasal 6) atau dengan kata lain lambang negara

yang dilampirkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut adalah perbaikan terakhir

kali dari Sultan Hamid II.56

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan

bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan

tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada

H. Mas Agung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang

Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto lambang negara yang

diserahkan kepada Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap

disimpan oleh Keraton Qadriyah Pontianak.57

56

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 166-193.

57 Nanang, Mencari Telur Garuda, Jakarta, Nalar, 2008, hlm. 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

59

4. Akhir Karier Politik Sultan Hamid II

Setelah RIS berdiri, maka segera disusul dengan desakan rakyat dari

beberapa Negara Bagian untuk meleburkan diri dalam R.I atau dengan kata lain

kata-kata aliran Unitarisme bergelora kembali dan memang belum pernah hilang

dari sanubari putera dan puteri Indonesia. Hal ini tentu tidak dikehendaki sama

sekali oleh para pengikut aliran federalism. Maklum sebagaimana telah terjadi

maka dalam pengikut federalisme sudah tentu terdapat pula para fanatisi,

diantaranya Sultan Hamid II yang dengan terus terang telah mengaku sebagai

seorang federalis yang seyakin-yakinnya.58

Praktis setelah KMB di Den Haag, kekuasaan Belanda di Wilayah Hindia

Belanda yang kemudian menjadi wilayah Indonesia (RIS) dinyatakan berakhir

tanggal 2 November 1949. Peran Sultan Hamid II di kemudian hari di dalam

lingkaran RIS di Jakarta, perlahan-lahan dielimir, dikucilkan, atau disingkirkan

oleh Presiden Soekarno dan kelompok dari kaum republiken (unitaris). Alasannya

karena Sultan Hamid II terlalu dekat dengan kerajaan Belanda yang tetap

konsisten dengan bentuk Indonesia sebagai negara serikat (federal). Aspek lain

dikucilkan, karena selaku ketua BFO, Sultan Hamid II dinilai tidak memiliki sikap

yang jelas terhadap Agresi Militer Belanda I, 21 Juli – 5 Agustus 1947 dan Agresi

Militer Belanda II, 19 Desember 1948 – 10 Juli 1949.59

Akibatnya, didalam

berbagai agenda kenegaraan yang bersifat strategis, Sultan Hamid II, sudah tidak

begitu dilibatkan lagi.

58

Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia), Peristiwa Sultan Hamid II, Jakarta, Fasco,

1953, hlm. 23-24.

59

Ide Anak Agung Gde Agung, Renville, Jakarta, Pustaka Sinarharapan, 1987, hlm. 224.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

60

Nasib Republik Indonesia Serikat (RIS) berbentuk federasi/federal yang

diperjuangkan Ketua Badan Permusyawaratan Negara-negara Federal atau BFO

Sultan Hamid II dan Perdana Menteri Negara Indonesia Timur (NIT), Ide Anak

Agung Gde Agung, hanya mampu bertahan enam minggu setelah penyerahan

kedaulatan dari Kerajaan Belanda tanggal 27 Desember 1949.

Pada minggu ketujuh setelah penyerahan kedaulatan RIS oleh Kerajaan

Belanda tersebut, hampir di seluruh wilayah Indonesia timbul gerakan menuntut

perubahan bentuk negara federal/federasi/serikat menjadi negara kesatuan.

Operasi Intelijen TNI di bawah koordinasi Leknol (Inf) Zulkifli Lubis telah

berhasil membungkam para tokoh-tokoh pendukung federasi di sejumlah daerah

otonom dan atau negara bagian.60

Penetapan Sultan Hamid II sebagai Menteri Negara yang tidak memiliki

bidang khusus, dianggap sebagai tindakan Presiden Soekarno yang tidak

memperhatikan fatsun politik sebagaimana yang disepakati di KMB. Keputusan

politik Presiden Soekarno tersebut dianggap tidak beretika, karena berdasarkan

Surat Keputusan Presiden RIS, Soekarno, Nomor 1 Tahun 1949, tanggal 18

Desember 1949, Sultan Hamid II, bersama Mohammad Hatta, Ide Anak Agung

Gde Agung dan Sultan Hamengkubuwono IX adalah sebagai Dewan Formatur

Kabinet.

Sepatutnya sebelum menunjuk para menteri, Presiden Soekarno terlebih

dahulu meminta masukan dan saran dari empat orang Dewan Formatur Kabinet,

namun hal ini tidak dilakukan Presiden. Dalam penetapan anggota Kabinet RIS,

60

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 71.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

61

Sultan Hamid II merasa telah ditelikung oleh Presiden Soekarno, sehingga

menimbulkan kekecewaan yang mendalam dari Sultan Pontianak itu.

Sultan Hamid II menduga koleganya, Sultan Hamengkubuwono IX

mempunyai andil besar dalam proses penyingkirannya dari pentas politik

nasional. Puncaknya, Rabu 5 April 1950, Sultan Hamid II ditangkap di Hotel Des

Indes – Jakarta, oleh Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX atas

perintah Jaksa Agung RIS Tirtawinata.

Ia dituding berada di balik penyerbuan pasukan Kapten (KNIL) Raymond

Pierre Westerling dan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang menyerbu Divisi

Siliwangi (TNI) di Bandung pada 23 Januari 1950 dan Rapat Kabinet Dewan

Menteri RIS di Pejambon, Jakarta pada 24 Januari 1950. Sultan Hamid II

kemudian dituding „bersekongkol‟ dengan Westerling, dan dihubung-hubungkan

dengan kekecewaannya karena tidak diangkat menjadi Menteri Pertahanan.

Padahal memang dari segi pengalaman, kualifikasi pendidikan dan

kompetensi, Sultan Hamid II dinilai jauh lebih layak menjadi Menteri Pertahanan

ketimbang Sultan Hamengkubuwono IX yang tidak lulus sarjana di Rijsk

Universitiet, Leiden, jurusan Indologi. Sultan Hamid II adalah putra Indonesia

lulusan akademi militer elit Belanda, KMA (Koninklijk Militaire Academie) Breda

yang menyandang pangkat hingga Mayor Jenderal di lingkungan KNIL.

Kekecewaan lain dirasakan Sultan Hamid II terkait tindakan Sultan

Hamengkubuwono IX dalam pendaratan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di

Pontianak, Kalimantan Barat pimpinan Letkol (Inf) Sukadana Bratamenggala

dengan komandan Kapten (Inf) Johanes Pejoh pada 12 Januari 1950.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

62

Pendaratan tersebut sama sekali tidak dikoordinasikan terlebih dahulu

dengan Sultan Hamid II sebagai Kepala Daerah Istemewa Kalimantan Barat

(DIKB), akibatnya ratusan tentara DIKB dari suku Dayak yang sudah direkrut

sebelumnya, ternyata ditolak bergabung dengan TNI.

Padahal masalah penggabungan tentara yang direkrut ke dalam TNI sudah

dibicarakan dengan Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono. “kalau yang

sudah disepakati tidak dilaksanakan apa artinya?” kata Sultan Hamid II, yang

kemudian tersingkir dari percaturan politik nasional, karena divonis 10 tahun

(dipotong masa tahanan 3 tahun) oleh majelis hakim Mahkamah Agung di Jakarta

pada 8 April 1953 yang diketuai Mr. Wirjono Prodjodikiro, dengan tuduhan

makar terhadap Negara.

Sultan Hamid II dituding terlalu pro Kerajaan Belanda ketika Menjadi

Ketua BFO. Di halaman 324 buku Ide Anak Agung Gde Agung,

berjudul:”Renville” – 1987, disebutkan bahwa Sultan Hamid II telah berupaya

meminta Jabatan lebih tinggi, dengan meminta dukungan Wakil Tinggi Mahkota

Belanda A.H.J Lovink, tetapi tidak berhasil.61

Penangkapan mengundang berbagai spekulasi, dan salah satunya dikaitkan

dengan indikasi kekecewaan Sultan Hamid II yang tidak ditetapkan Presiden

Soekarno menjadi Menteri Pertahanan. Dalam Kabinet RIS tahun 1950, Presiden

Soekarno lebih memilih Sultan Hamengkubuwono IX. Presiden Soekarno

mencoret usulan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terkait rencana penetapan

Sultan Hamid II menjadi Menteri Pertahanan RIS. Pertimbangan Presiden

61

Ibid., hlm. 73-74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

63

Soekarno, karena pernah menjadi ajudan khusus Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda),

maka Sultan Hamid II secara otomatis sangat dekat dengan kalangan Pemerintah

Belanda.

Penempatan Sultan Hamid II menjadi Menteri Pertahanan dikhawatirkan

hanya akan menjadi duri di dalam daging bagi pemerintahan Presiden Soekarno.

Nuansa politik lebih kental terjadi dalam kasus hukum yang dituduhkan kepada

Sultan Hamid II. Setelah tiga tahun mendekam di tahanan tanpa kepastian (1950-

1953), Sultan Hamid II baru menjalani proses persidangan mulai dari penuntutan,

pembelaan, dan putusan (vonis) Mahkamah Agung.62

Didalam kalangan ketentaraan Kerajaan Belanda terdapatlah seorang

perwira muda yang bernama Raymon Turco Westerling. Didalam tubuhnya

terdapat darah bangsa Turki dan Belanda, dia adalah seorang militaire avonturier,

yang telah menjual jiwa raganya kepada Negara yang mau memakainya. Sebagai

prajurit dia memang mempunyai pengalaman internasional dan mempunyai

keberanian yang tidak mudah dipatahkan. Dalam menjalankan tugasnya

Westerling telah memperlihatkan tindakan-tindakannya yang excessief sekali. Di

Sulawesi Selatan tidak kurang dari 40.000 jiwa menjadi korban keganasannya.

Kebencian Westerling terhadap Bung Karno tidak hanya terbatas dalam

batin, akan tetapi telah meluap keluar. Dia telah berusaha mensabotir kedatangan

Bung Karno dari Yogyakarta ke Jakarta dan berusaha menculiknya, namun gagal

62

Ibid., hlm. 257-258.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

64

karena diluar tanggung jawab dan kehendaknya, sehingga niat jahat tetap berjalan

dalam dadanya.63

Mudah dipahami, bahwa Westerling didalam hatinya memuji Sultan

Hamid II, seorang putera Indonesia yang menjadi pejuang federalism yang

terkemuka dan yang tentu dapat bekerja sama dengan dia dalam usahanya

membasmi Republik Indonesia umumnya, Tentara Nasional Indonesia khususnya.

Sudah selayaknya Westerling mengadorir Sultan Hamid II yang telah menjadi

Jenderal Mayor, pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang putera

Indonesia dalam kalangan ketentaraan Hindia Belanda.

Kedua perwira ini mempunyai sifat-sifat yang bersamaan, yang tentu akan

menguntungkan bagi mereka pada suatu ketika, dimana mereka saling sangat

membutuhkan.64 Adanya satu kepentingan Yaitu mempertahankan RIS dan

Negara-negara Bagian dari propaganda dan gerakan nyata kaum Republiken

(Unitaris). Pada 22 Desember 1949, Sultan Hamid II bertemu kembali dengan

Westerling di Hotel Des Indes. Setelah sekali bertemu sebelumnya dengan

Westerling pada Januari 1948. Westerling menyatakan kepada Sultan Hamid II

bahwa dia tidak setuju Soekarno menjadi Presiden RIS pasca penyerahan

kedaulatan di KMB. Pada tanggal 21/22 Desember 1949, Westerling (seorang

Kapten KNIL) menawarkan kepada Sultan Hamid II untuk memegang

Oppercommando (pengalihan kewenangan atas komando militer) dari pasukan

yang dibuat oleh Westerling bernama APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) / de

RAPI (Ratu Adil Persatuan Indonesia) dengan tujuan untuk melakukan

63

Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia), Peristiwa Sultan Hamid II, Jakarta, Fasco,

1953, hlm. 12-14. 64

Ibid., hlm. 24-25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

65

perlawanan/pemberontakan/penyerangan terhadap Negara Indonesia, yang tidak

diketahui kebenaran atas keberadaannya, dan penawaran tersebut ditolak oleh

Sultan Hamid II.

Pada pertengahan bulan Januari 1950 sepulangnya Sultan Hamid II dari

Pontianak, Kalimantan Barat, ia kecewa dengan cara-cara Pemerintah Indonesia

berpolitik yang tidak “Fair Play”. Seperti contoh adalah tidak diikutsertakannya

anak buah Sultan Hamid II di KNIL untuk masuk pada pasukan TNI yang dikirim

ke Kalimantan Barat, begitu pula opsir-opsir KNIL yang hanya dipekerjakan di

belakang meja tanpa masuk komando dilapangan, artinya terdapat dominasi TNI

di dalam APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang telah

disepakati, namun tata cara pengiriman TNI ke Kalimantan Barat yang tidak wajar

karena tanpa izin dari Sultan Hamid II sebagai Kepala Daerah Istimewa

Kalimantan Barat.65

Pada tanggal 23 Januari 1950, terjadi serbuan terhadap TNI yang berada di

Bandung oleh APRA yang dipimpin Westerling. 24 Januari 1950, Sultan Hamid

memarahi Westerling karena telah menyerbu TNI di Bandung tanpa izin dan

perintahnya, dan pada hari itu juga Sultan Hamid II dengan segala kekecewaannya

tersebut, memerintahkan Westerling dan Najoan untuk menyerbu Dewan Menteri

RIS dan membunuh tiga orang Dewan Menteri RIS tersebut, yang Niat dan

Perintah tersebut dibatalkan olehnya seketika pada hari itu juga.

Setelah ditangkap 5 April 1950, kasus Sultan Hamid II tidak langsung

segera dibawa ke pengadilan (tidak langsung diadili). Dengan salah satu alasan

65

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 278-279.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

66

Pemerintahan Soekarno pada saat itu bahwa kesulitannya terletak pada Undang-

undang yang akan digunakan untuk mengadilinya. Sedangkan Undang-undang

yang ada menurut Konstitusi RIS terbatas bagi seorang Menteri atau bekas

Menteri yang melakukan ambtsmidrijf (penyelewengan jabatan). Tuduhan kepada

Sultan Hamid II tidak masuk dalam unsur tersebut, karena itu Pemerintah RIS

harus menyiapkan suatu Undang-undang Federal sebagai landasan hukum atas

kasus tersebut. Sebelum niat untuk mempersiapkan Undang-undang tersebut

tercapai, akibat peristiwa Bandung (peristiwa Westerling) kabinet RIS bubar pada

bulan Agustus 1950 dan kemudian terbentuk suatu Negara Kesatuan RI dibawah

Perdana Menteri Mohammad Natsir. Sedangkan Westerling yang memimpin

langsung “aksi brutal” di Bandung tersebut dikabarkan berhasil meloloskan diri

dan keluar dari Indonesia.66

Rabu, tanggal 25 Februari 1953 (kurang lebih tiga tahun kemudian), kasus

Sultan Hamid II mulai diperiksa oleh Mahkamah Agung Indonesia. Jaksa Agung

Republik Indonesia R. Soeprapto (yang menggantikan Jaksa Agung RIS

Tirtawinata) mendakwa Sultan Hamid II dengan empat tuduhan yaitu: Primair;

ikut menyerbu kota Bandung bersama Westerling dan APRA/de RAPI, Subsidair;

membujuk dan membantu Westerling dan Frans Najoan untuk menyerbu sidang

Dewan Menteri RIS, Subsidair Lagi; memberikan denah tempat persidangan

Dewan Menteri sehingga Westerling dan Frans Najoan akan mudah melakukan

penyerangan, dan Lebih Subsidair Lagi; membujuk Westerling dan Frans Najoan

untuk membunuh tiga pejabat tinggi. Dewan hukum atas dakwaan yang diajukan

66

Iip D. Yahya, Mengadili Menteri Memeriksa Perwira; Jaksa Agung Soeprapta dan Penegakan

Hukum di Indonesia Periode 1950-1959, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm. 152-

153.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

67

tersebut diatur dalam Pasal; 108 ayat (1) No.2, 108 ayat (2), 110 (2) No. 1, 110

ayat (2) No. 2, 163 bis. Ayat (1) jo. Pasal 338, 340, 333 jo. Pasal 53 dan 55 KUHP

(Kitab Undang-undang Hukum Pidana) jo. Staatsblad 1945 No.135.

Sistem pengadilan yang digunakan untuk Sultan Hamid II adalah untuk

tingkat pertama dan terakhir, artinya bahwa persidangan kasus Sultan Hamid II

tersebut merupakan Forum Prevlegiatum di Indonesia yang pelaksanaannya

pernah diberlakukan pada Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949 dan

Undang-undang Dasar Sementara 1950. Selanjutnya tanggal 25 Maret 1993 jaksa

Agung Soeprapto menuntut hukuman 18 tahun penjara bagi Sultan Hamid II, dan

pada 8 April 1953 karena tidak adanya bukti yang kuat, dakwaan primair daripada

dakwaan tersebut diatas tidak dapat dibuktikan (tidak terbukti), dan Mahkamah

Agung Indonesia dengan Ketua yaitu MR. Wirjono Prodjodikoro menjatuhkan

hukuman penjara 10 tahun dipotong masa tahanan (3 tahun) dengan dasar

pertimbangan yaitu adanya Niat Sultan Hamid II menyuruh Westerling dan Frans

Najoan untuk menyerbu Dewan Menteri RIS dan menembak mati (membunuh) 3

pejabat pemerintah (Menteri Pertahanan: Sultan Hamengkubuwono IX, Sekretais

Jenderal Kementerian Pertahanan: Mr. Alibudjardjo, dan Kepala Staf Tentara

Nasional Indonesia: Kolonel Simatupang) pada saat itu, yang niat tersebut

dibatalkan olehnya. Kasus Sultan Hamid II ini merupakan kasus pertama kali

yang diperiksa oleh Mahkamah Agung dalam tingkat pertama maupun tingkat

terakhir di dalam sejarahnya, yaitu kasus pertama dan terakhir.67

67

Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang

Rajawali-Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 281.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

68

Beberapa tokoh nasional, di antaranya Mohammad Hatta, menyarankan

Sultan Hamid II untuk mengajukan pengampunan (grasi) atas hukumannya 10

tahun penjara. “ Sebenarnya, saya tidak ingin mengajukan grasi kepada Presiden

Soekarno, tetapi beberapa tokoh mendesak saya agar tidak ada dendam pribadi,”

tutur Sultan Hamid II kepada beberapa kerabatnya setelah dia selesai menjalani

peradilannya.

Namun, ketidaksukaan Presiden Soekarno dan Sultan Hamengkubuwono

kepada Sultan Hamid II terlihat jelas, setelah dia dijatuhi hukuman 10 tahun

penjara oleh Hakim Mahkamah Agung pada 8 April 1953. Permohonan grasi yang

diajukan Sultan Hamid II dengan cepat ditolak Presiden Soekarno, Sultan Hamid

II baru keluar dari penjara pada tahun 1958. Tapi praktik kriminalisasi politik

terhadap Sultan Hamid II dan pihak lain yang berhaluan federal, tidak cukup

hanya sampai disitu.68

Ketika bebas pada 1958, Sultan Hamid II tak lagi berpolitik. Namun,

empat tahun menghirup udara bebas, dia kembali ditangkap dan dijebloskan ke

Rumah Tahanan Militer (RTM) Madiun, Jawa Timur, pada Maret 1962.

Tuduhannya adalah melakukan kegiatan makar dan membentuk organisasi illegal

bernama Vrijwillige Ondergroundsche Corps (VOC).

Dikabarkan, persiapannya dilakukan bersama sejumlah tokoh saat mereka

berada di Gianyar, Bali, untuk menghadiri upacara ngaben (pembakaran jenazah)

ayah dari Ide Anak Agung Gde Agung. Dalam upacara tersebut hadir sejumlah

tokoh oposisi pemerintah dari negara yang sudah dipegang oleh kaum unitaris,

68

Ibid., hlm. 139.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

69

terutama dari dua partai yang sudah dibubarkan, Masyumi dan Partai Sosialis

Indonesia (PSI), seperti Mohammad Roem (Masyumi), Sultan Sjahrir (PSI), dan

Subadio Sastrosatomo (PSI), Mohammad Hatta hadir, begitu juga Sultan Hamid II

yang notabe kawan lama Ide Anak Agung Gde Agung.

Selama empat tahun Sultan Hamid II ditahan tanpa proses pengadilan. Dia

baru dibebaskan pada 1966 setelah era Soekarno berakhir. Tuduhan makar

terhadap Sultan Hamid II, menurut Ide Anak Agung Gde Agung, kemungkinan

besar disebabkan pergunjingan orang-orang di sekitar Soekarno, dan bukan

berangkat dari fakta. Bahkan Anak Agung menegaskan bahwa semua tuduhan itu

omong kosong. Sebab, sejak keluar dari tahanan 1958, Sultan Hamid II tak

terlibat dalam kegiatan politik sama sekali.

Selepas dari penjara tanpa proses peradilan tersebut, Sultan Hamid II

beraktivitas di dunia bisnis sampai akhir hayatnya. Sejak 1967 hingga 1978, dia

menjadi Presiden Komisaris di PT. Indonesia Air Transport. Pada 30 Maret 1978,

pukul 18.15 WIB, Sultan Hamid II pun wafat di Jakarta. Sultan Pontianak ke-7 itu

meninggal dunia ketika sedang melakukan shalat magrib. Sultan Hamid II

dimakamkan di Pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak, di Batu Layang,

dengan Upacara Kebesaran Kesultanan Qadriyah Pontianak.69

C. Analisis Sikap Nasionalisme Sultan Hamid II

Nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan

tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Perasaan sangat

69

Ibid., hlm. 20-21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

70

mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dengan

tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada di

sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda.70 Nasionalisme

menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk

sah dari organisasi politik bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga

kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.71

Ciri-ciri Nasionalisme :

1) Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa.

2) Sifat perjuangannya sudah bersifat nasional.

3) Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya ingin mendirikan

suatu negara merdeka yang kekuasaannya ditangani rakyat.

4) Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional.

5) Mengandalkan kekuatan otak (pikiran), dimana pendidikan sangat

berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.72

Mengukur rasa nasionalisme Sultan Hamid II tentunya menggunakan

tolak ukur dengan ciri-ciri nasionalisme di atas;

1) Sudah adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Artinya ada keserasian,

keselarasan dan keseimbangan, tidak menimbulkan perbedaan tetapi

mencari kesamaan untuk bangsa dan negara Indonesia. Sultan Hamid II

seorang federalis berkeyakinan bahwa bentuk negara federasi / bagian dapat

70

Kohn, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Terjemahan : Sumantri Mertodipuro, Jakarta, PT

Pembangunan dan Penerbit Erlangga, 1984, hlm. 11. 71

Ibid., hlm. 12. 72

Sudiyo, Pergerakan Nasional mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, Jakarta, Rineka

Cipta, 2002, hlm.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

71

menjawab tantangan yang muncul dalam pemerintahan setelah Belanda

memberikan kedaulatan bangsa ini pada 27 Desember 1949. Padahal dengan

bentuk negara bagian tentunya sangat menguntungkan bagi pihak Belanda

agar mudah mencerai-beraikan persatuan dan kesatuan Indonesia. Di

samping banyak usaha untuk menegakkan kekuasaan RI, di Kalimantan

terdapat usaha yang merintangi pembinaan kekuasaan RI. Jika saja Sultan

Hamid II mengesampingkan kepentingannya dalam bentuk negara serikat/

bagian kemudian berjuang bersama-sama dengan kaum Unitaris untuk

menegakkan keutuhan persatuan dan kesatuan RI dalam bentuk negara

kesatuan maka bisa jadi tingkat nasionalisme Sultan Hamid II yang

menjunjung tinggi ciri pertama ini dinilai memiliki rasa nasionalisme yang

tinggi untuk bangsa Indonesia.

2) Sifat perjuangannya sudah bersifat nasional. Usaha yang dilakukan dengan

pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai

kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan dan memperjuangkan

kedaulatan bangsa Indonesia. Melihat perjuangan Sultan Hamid II tentunya

disatu sisi memang pro daripada Belanda dikarenakan awal perjalanan

militer dan politik serta ruang lingkup semasa kecilnya sangat erat kaitannya

dengan kerajaan Belanda. Hal ini ditunjukan Sultan Hamid II ketika

berjuang bersama Perwira KNIL / Tentara Belanda yang ada di Indonesia.

walaupun ketika dia menjadi Ketua / Delegasi BFO yang memperjuangkan

pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia atas Belanda, karena kedekatan dan

kecakapan diplomasi Sultan Hamid II akhirnya kerajaan Belanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

72

memberikan kedaulatan bangsa Indonesia dalam bentuk negara Serikat.

Sultan Hamid yang berupaya menyamakan langkahnya bersama dengan

tokoh-tokoh Unitaris untuk menghadapi Konferensi Meja Bundar yang

setuju dengan bentuk negara Serikat, yang terpenting pada saat itu adalah

bagaimana Indonesia bisa memperoleh kedaulatannya atas Belanda. Setelah

Indonesia mendapatkan kedaulatannya otomatis kekuatan kerajaan Belanda

di Indoensia perlahan-lahan hilang. Negara Serikat yang dimaksudkan di

sini adalah bentuk negara yang diinginkan Belanda agar mudah memecah-

belah kesatuan Indonesia bukan atas dasar keinginan seluruh masyarakat

Indonesia. Sultan Hamid II telah berjasa memperjuangkan kedaulatan

Indonesia hanya saja posisi Sultan Hamid II yang pada saat itu pro daripada

Belanda, tidak mengindahkan sepenuhnya dirinya seorang yang memiliki

nasionalisme yang tinggi untuk bangsa Indonesia.

3) Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya ingin mendirikan

suatu negara merdeka yang kekuasaannya ditangani rakyat. Setelah

melewati masa memperjuangkan kemerdekaan hingga kedaulatan Indonesia.

Bentuk negara yang diperjuangkan oleh Sultan Hamid II hanya bertahan

enam minggu setelah penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda tanggal

27 Desember 1949. Pada minggu ketujuh, hampir di seluruh wilayah

Indonesia timbul gerakan menuntut perubahan negara serikat menjadi

negara kesatuan. Artinya bahwa yang diperjuangkan Sultan Hamid II

bersama dengan keinginan Belanda yaitu bentuk negara serikat, tidak

mampu melepaskan belenggu penjajahan dalam sanubari masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

73

Indonesia. masyarakat Indonesia mencita-citakan adanya negara kesatuan

agar semakin memperkuat rasa persatuan dan kesatuan. Disini bukan berarti

perjuangan Sultan Hamid II menjadi sia-sia, hanya saja cita-cita bangsa

Indonesia adalah bentuk negara kesatuan, jika bentuk negara bagian masih

dipertahankan selama itu juga bangsa Indonesia masih merasa belum

menemukan jati dirinya atas perjuangan membentuk Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang merdeka dari penjajahan.

4) Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional. Peran Sultan Hamid II

dalam hal ini sangat tidak terlihat bersama Indonesia. Sultan Hamid lebih

memihak kepada Belanda pada saat itu, dengan menjadi Perwira KNIL yang

terlibat melawan Jepang 1942, Ajudan Istimewa Ratu Belanda 1946 dan

Ketua BFO 1949. Kurangnya peranan Sultan Hamid II dalam organisasi

nasional untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas

dari penjajahan menjadi tolak ukur belum adanya sikap nasionalisme bagi

Indonesia. sebagai salah satu contoh semangat nasionalisme yang digunakan

sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada.

Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Pertai Nasional

Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno didirikan pada 4 Juli 1927.

PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang

bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia

merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di

Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

74

5) Mengandalkan kekuatan otak (pikiran), dimana pendidikan sangat berperan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Federalisme merupakan wacana

pemikiran politik yang diusung Sultan Hamid II dalam kemerdekaan

Indonesia. Prinsip itulah yang kemudian membuatnya berbenturan dengan

kaum Unitaris, para penganut paham negara Kesatuan yang menginginkan

adanya dominasi atau sentralisasi kekuasaan. Kehidupan Sultan Hamid II

memiliki dinamika yang berliku dan kontroversial pada kiprahnya di dunia

politik dan kenegaraannya. Sikap yang kontroversial dengan pemahaman

politik yang diusungnya sangat bertentangan dengan kaum Unitaris.

Terdapat kontradiksi pemikiran, yang kemudian menuai konflik

kepentingan, dan menjebaknya pada suatu konspirasi dan propaganda

politik. Perjuangan Sultan Hamid II dalam pemikiran negara serikat / bagian

adalah negara bonekanya Belanda, dengan cara memisahkan kesatuan RI

agar mudah dicerai-beraikan. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi tolak

ukur sikap nasionalisme seorang Sultan Hamid II bagi Indonesia.

Sultan Hamid II memiliki rasa nasionalisme, tetapi skala nasionalisme atas

kontribusi selama kariernya masih sangat kecil. Hal ini juga dikarenakan

perjalanan kariernya lebih terlihat bersama Belanda dibandingkan dengan

bangsanya sendiri yaitu bangsa Indonesia.

Apabila kita mencoba mengaitkan Sultan Hamid II dengan Pahlawan

Nasional tentunya kita perlu melihat dengan seksama. Nilai Kepahlawanan adalah

suatu sikap dan perilaku perjuangan yang mempunyai mutu dan jasa pengabdian

serta pengorbanan teradap bangsa dan negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

75

Kriteria Pahlawan Nasioanal :

1) Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya :

Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau

perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/

merebut/ mempertahankan/ mengisi kemerdekaan serta mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa.

Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat

menunjang pembangunan bangsa dan negara.

Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi

kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan

martabat bangsa Indonesia.

2) Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir

sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.

3) Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak

nasional.

4) Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang

tinggi.

5) Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.

6) Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.

7) Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang

dapat merusak nilai perjuangannya.73

73

Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2011.

http://database.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai. Diakses pada 14

November 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

76

Dengan 7 kriteria diatas tentang pahlawan nasional tentunya kita dapat

menganalisis sosok Sultan Hamid II yang selama ini statusnya sangat kontroversi

untuk gelar Pahlawan Nasional.

Kriteria pertama untuk Sultan Hamid II, semasa perjalanan kariernya lebih

terlihat perjuangannya bersama Belanda dikarenakan dia adalah Perwira KNIL /

Tentara Belanda yang ada di Indonesia. bersama KNIL melawan Tentara Jepang

di Kalimantan Timur pada 1941, pada saat itu Indonesia masih dalam Penjajahan

baik dari Belanda maupun Jepang yang berkedudukan di Indonesia. tentunya hal

ini sangat sulit karena KNIL adalah produknya Belanda. Andai saja pada saat itu

memang dengan kemampuan militernya Sultan Hamid II berjuang atas nama

Indonesia patut saja kontribusinya dapat diperhitungkan untuk kriteria pertama

ini. Untuk kriteria kedua, awal karier militer dan politiknya bersama dengan

kerajaan Belanda. Sultan Hamid II menjadi Ajudan Istimewa Ratu Belanda 1946,

Ketua BFO 1949. Artinya setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya

pada tahun 1945 Sultan Hamid II Pro daripada Belanda dibandingkan dengan

Indonesia. Kriteria ketiga, Sultan Hamid II ikut aktif dalam perundingan-

perundingan penting dalam perjalan sejarah Kemerdekaan Indonesia. Seperti

perundingan Malino, Denpasar, Perhimpunan Musyawarah Federal (BFO), BFC,

IJC, Konferensi Inter Indonesia (KII) I dan II, Konferensi Meja Bundar (KMB) di

Batavia maupun Belanda. Kriteria keempat, Sultan Hamid II adalah seorang

federalis nasionalis. Bersama BFO memperjuangkan pengakuan kedaulatan

bangsa Indonesia atas Belanda, walaupun memang BFO adalah produknya

Belanda setidaknya Sultan Hamid II berupaya menunjukan sikap nasionalisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

77

untuk bangsa Indonesia. hanya saja kadar nasionalisme Sultan Hamid II tidak

dominan karena dia adalah seorang federalis yang menginginkan bentuk negara

serikat dibandingkan dengan cita-cita kaum unitaris yang ingin mempersatukan

seluruh wilayah republik Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kriteria kelima, beban moral yang harus ditanggung Sultan Hamid II sampai saat

ini adalah atas tuduhan keterlibatannya dengan penyerangan yang dilakukan

Westerling di Bandung. Kriteria keenam, Sultan Hamid II bersama KNIL

melawan tentara Jepang. Artinya dapat dilihat dalam dinas kemiliteran Sultan

Hamid II bersama KNIL. Kriteria terakhir, atas tuduhan bersekongkolnya Sultan

Hamid II dengan Westerling semakin memudarkan nama baiknya di Indonesia.

tuduhan pemberontakan/makar dihubung-hubungkan dengan indikasi kekecewaan

Sultan Hamid II yang tidak diangkat menjadi Menteri Pertahanan semakin

membuat nama baiknya tenggelam. sehingga merusak nilai perjuangan Sultan

Hamid II di Indonesia.

Walaupun Sultan Hamid II masih kurang memenuhi kriteria Pahlawan

Nasional, sebagai penerus bangsa ini kita perlu ingat dan bangga akan sumbangsih

terbaik Sultan Hamid II sebagai sang perancang Lambang Negara Indonesia

(Elang-Rajawali-Garuda Pancasila) sewaktu menjabat menjadi Menteri Zonder

Portofolio pada 1949 yang masih digunakan sampai saat ini yaitu Garuda

Pancasila.

Perlu untuk ditambahkan bagi kita penerus Bangsa Ini: “Saya Hamid,

Bung. Maafkan kesalahan saya dan kesalahan Bung, saya maafkan,” kata Sultan

Hamid II seraya berbisik di telinga Soekarno ketika menjenguk Sang Proklamator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

78

itu beberapa hari sebelum dipanggil menghadap Allah SWT. Kondisi Mantan

Presiden Soekarno waktu itu sudah sangat lemah dan tak bisa bicara, hanya bisa

meneteskan air mata.

Sikap kenegarawan Sultan Hamid II yang tidak menaruh dendam terhadap

Soekarno, sangat layak dijadikan contoh bagi penerus bangsa hari ini.

Permasalahan di sekitar sejarah Sultan Hamid II sangat menarik untuk dijadikan

cermin dan pembelajaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

79

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab II dan bab III, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Sultan Hamid II dengan nama lengkap Sultan Syarif Hamid Al-Qadrie,

Max adalah nama panggilannya. Lahir pada 12 Juli 1913 di Pontianak –

Kalimantan Barat. Ayahnya adalah Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie, ibunya

Syecha Jamilah Syarwani. Sultan Hamid II menikah dengan Maria van Delden

yang diberi gelar Ratu Mas Mahkota Didie Al-Qadrie di Malang pada 31 Mei

1938 dan dikaruniai dua anak, anak pertamanya Syarifah Zahra Al-Qadrie (Edith

Denise Corry Al-Qadrie) dan anak keduanya Syarif Yusuf Al-Qadrie (Max Nico

Al-Qadrie). Pendidikan yang ditempuh Sultan Hamid II, ELS di Sukabumi,

Pontianak, Yogyakarta. Melanjutkan di HBS di Bandung dan HBS V di Malang

1932. Setamat di HBS beliau melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi di THS,

namun di THS hanya berselang satu tahun karena beliau lebih tertarik untuk

masuk Akademi Militer di Negari Belanda pada 1933. Jabatan yang pernah

diduduki Sultan Hamid II sepanjang hayatnya adalah; Letnan Dua KNIL tahun

1938, Sultan Pontianak ke VII periode 1945-1978 Kesultanan Qadriyah Pontianak

dilantik pada 29 Oktober 1945, Mayor Jenderal KNIL tahun 1946, Ajudan

Istimewa Ratu Kerajaan Belanda dan Wakil Mahkota Hindia Belanda tahun 1946,

Kepala Daerah Istimewa Kalimantan barat (DIKB) tahun 1947-1950, Ketua BFO

tahun 1949, Ketua Delegasi BFO di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus hingga 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

80

November 1949, Anggota Dewan Formatur Kabinet RIS 1949, Menteri Negara

Zonder Portofolio Kabiner Hatta/Kabinet RIS 1949-1950, Koordinator Tim

Perumus Lambang Negara Indonesia (RIS) 1949-1950, Anggota Panitia Lambang

Negara Indonesia (RIS) sekaligus Perancang Lambang Negara (RIS) berbentuk

Elang Rajawali – Garuda Pancasila 1949-1950, Presiden Komisaris PT. Indonesia

Air Transport tahun 1967-1978. Karyanya yang tidak boleh dilupakan adalah

sebagai perancang/pencipta Lambang Negara Indonesia (RIS) Elang Rajawali –

Garuda Pancasila. Wafat pada 30 Maret 1978 pukul 18.15 WIB di Jakarta,

dimakamkan di Pemakaman Keluarga Besar Kesultanan Qadriyah Pontianak di

Batu Layang, Pontianak-Kalimantan Barat, dengan Upacara Kebesaran

Kesultanan Pontianak.

Sultan Hamid II ketika berpihak pada Belanda sebagai perwira KNIL, ia

terlibat perang melawan Jepang di Balikpapan 23-24 Januari 1942. Pada tahun

1946 Sultan Hamid II diangkat sebagai Ajudan Istimewa Ratu Kerajaan Belanda

dan Wakil Mahkota di Indonesia. Sultan Hamid II Sebagai ketua BFO terhitung

mulai Januari 1949. Karier politik Sultan Hamid II dan sumbangsihnya untuk

Indonesia. Tanggal 20 Desember 1949 dengan surat Keputusan Presiden No.2

Tahun 1949, maka Sultan Hamid II diangkat menjadi Menteri Negara Zonder

Portofolio atau tanpa tugas khusus (tanpa departemen). Sultan Hamid II adalah

sang perancang Lambang Negara RIS Elang Rajawali - Garuda Pancasila yang

sampai saat ini menjadi Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

81

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU:

Aju & Syafaruddin Usman. 2012. J.C. Oevaang Oeray, Langkah dan

Perjuangannya. Pontianak: Samudera Mas.

Dimyati, Anshari, dkk. 2013. Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang

Perancang Lambang Negara “ Elang Rajawali-Garuda Pancasila”.

Pontianak: TOP Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Sultan Hamid II

dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Ide Anak Agung Gde Agung. 1987. Renville. Jakarta: Pustaka Sinarharapan.

Iip D. Yahya. 2004. Mengadili Menteri Memeriksa Perwira; Jaksa Agung

Soeprapta dan Penegakan Hukum di Indonesia Periode 1950-1959.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. (terjemahan Sumantri

Merdodipuro). Jakarta: PT. Pembangunan & Erlangga.

Leirissa. 2006. Kekuatan Ketiga Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia,

Jakarta: Pustaka Sejarah.

Moedjanto. 1988. Indonesia Abad Ke-20 Dari Kebangkitan Nasional Sampai

Linggarjati. Yogyakarta: Kanisius.

Muhammad Yamin. 1967. Pembahasan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta:

Prapanca.

Nanang R. Hidayat. 2008. Mencari Telur Garuda. Jakarta: Nalar.

Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia). 1953. Peristiwa Sultan Hamid II,

Jakarta: Fasco.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

82

Petrik Matasani. 2011. Pribumi Jadi Letnan KNIL. Yogyakarta: Trompet.

Pringgodigdo. 1978. Sekitar Pancasila. Jakarta: Departemen Pertahanan

Keamanan Pusat Sejarah ABRI.

Soedirman Kartohadiprojo. 2010. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Indonesia. Jakarta: Gatra Pustaka.

Soepomo. 1954. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia, Jakarta:

Noordhhof-kolff N.V.

Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan

Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafaruddin Usman & Isnawita Din. 2009. Peristiwa Mandor Berdarah: Eksekusi

massal 28 Juli 1944 Oleh Jepang. Yogyakarta: Media Pressindo.

Yasni. 1986. Bung Hatta Menjawab. Jakarta: Gunung Agung.

SUMBER KORAN :

Turiman Fachturahman, “Sejarah Hukum Daerah Istimewa Kalimantan Barat”,

Borneo Tribune, Pontianak, Selasa,7 Agustus 2007.

SUMBER INTERNET :

http://database.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai. Diakses

pada 14 November 2015.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa. diakses pada 29 Juli 2015.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta. diakses pada 29 Juli

2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Pontianak, diakses 7 Agustus 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

83

http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/06/peranan-sultan-hamid-ii-

dalam-tataran_6320.html. diakses 7 Agustus 2015.

http://www.lenteratimur.com/kalimantan-barat-di-antara-jepang-dan-indonesia/.

diakses 20 Juli 2015.

http://www.lenteratimur.com/sultan-hamid-ii-meneroka-akar-perkara-makar/.

diakses 20 Juli 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

84

SILABUS

MATA PELAJARAN SEJARAH

KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Sekolah : SMA MANIAMAS NGABANG

Kelas : XII

Standar Kompetensi : Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru.

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1.1 Menganalisis

peristiwa

sekitar

Proklamasi

17 Agustus

1945 dan

pembentukan

pemerintahan

Indonesia.

1. Riwayat hidup

Sultan Hamid II.

2. Karier politik Sultan

Hamid II dalam

Percaturan Politik di

1. Melalui diskusi,

presentasi dan

penjelasan, siswa

dapat

mendeskripsikan dan

menyimpulkan

riwayat hidup Sultan

Hamid II.

2. Melalui diskusi,

presentasi dan

penjelasan, siswa

Setelah mempelajari

materi ini siswa

diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan

dan

menyimpulkan

riwayat hidup

Sultan Hamid II.

2. Menganalisis,

menyimpulkan

dan menjelaskan

Jenis tagihan:

a. tes

b. non tes

Bentuk tagihan:

uraian tertulis,

portofolio dan

makalah

individual.

4 x 45

menit

Dimyati, Anshari, dkk.

2013. Biografi Politik

SULTAN HAMID II

Sang Perancang

Lambang Negara “

Elang Rajawali-Garuda

Pancasila”. Pontianak:

TOP Indonesia

bekerjasama dengan

Yayasan Sultan Hamid

II dan Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Barat.

Moedjanto. 1988.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

85

Indonesia.

dapat menganalisis,

menyimpulkan dan

menjelaskan karier

politik Sultan Hamid

II dalam percaturan

politik di Indonesia.

karier politik

Sultan Hamid II

dalam percaturan

politik di

Indonesia.

Indonesia Abad Ke-20

Dari Kebangkitan

Nasional Sampai

Linggarjati.

Yogyakarta: Kanisius.

Nanang R. Hidayat.

2008. Mencari Telur

Garuda. Jakarta: Nalar.

Persadja (Persatuan

Djaksa² Seluruh

Indonesia). 1953.

Peristiwa Sultan Hamid

II, Jakarta: Fasco.

Mengetahui, Yogyakarta, 11 November 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Vinsensius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Tingkat Pendidikan : SMA MANIAMAS NGABANG

Mata Pelajaran : SEJARAH

Kelas/program/Semester : XII/Gasal

Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan

1. Standar Kompetensi :

Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi

hingga lahirnya Orde Baru.

2. Kompetensi Dasar :

Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan

pembentukan pemerintahan Indonesia.

3. Indikator

Mendeskripsikan dan menyimpulkan riwayat hidup Sultan Hamid II.

Menganalisis, menyimpulkan dan menjelaskan karier politik Sultan

Hamid II dalam percaturan politik di Indonesia.

4. Tujuan Pembelajaran

Agar siswa mampu mendeskripsikan dan menyimpulkan riwayat

hidup Sultan Hamid II.

Agar siswa mampu menganalisis, menyimpulkan dan menjelaskan

karier politik Sultan Hamid II dalam percaturan politik di Indonesia.

5. Materi Pembelajaran

Sultan Hamid II dengan nama lengkap Sultan Syarif Hamid Al-

Qadrie, Max adalah nama panggilannya. Lahir pada 12 Juli 1913 di Pontianak

– Kalimantan Barat. Pendidikan yang ditempuh Sultan Hamid II, ELS di

Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta. Melanjutkan di HBS di Bandung dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

87

HBS V di Malang 1932. Setamat di HBS beliau melanjutkan ke jenjang

Perguruan Tinggi di THS, namun di THS hanya berselang satu tahun karena

beliau lebih tertarik untuk masuk Akademi Militer di Negari Belanda pada

1933. Jabatan yang pernah diduduki Sultan Hamid II sepanjang hayatnya

adalah; Letnan Dua KNIL tahun 1938, Sultan Pontianak ke VII periode 1945-

1978 Kesultanan Qadriyah Pontianak dilantik pada 29 Oktober 1945, Mayor

Jenderal KNIL tahun 1946, Ajudan Istimewa Ratu Kerajaan Belanda dan

Wakil Mahkota Hindia Belanda tahun 1946, Kepala Daerah Istimewa

Kalimantan barat (DIKB) tahun 1947-1950, Ketua BFO tahun 1949, Ketua

Delegasi BFO di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus hingga 2 November

1949, Anggota Dewan Formatur Kabinet RIS 1949, Menteri Negara Zonder

Portofolio Kabiner Hatta/Kabinet RIS 1949-1950, Koordinator Tim Perumus

Lambang Negara Indonesia (RIS) 1949-1950, Anggota Panitia Lambang

Negara Indonesia (RIS) sekaligus Perancang Lambang Negara (RIS)

berbentuk Elang Rajawali – Garuda Pancasila 1949-1950, Presiden Komisaris

PT. Indonesia Air Transport tahun 1967-1978. Karyanya yang tidak boleh

dilupakan adalah sebagai perancang/pencipta Lambang Negara Indonesia

(RIS) Elang Rajawali – Garuda Pancasila. Wafat pada 30 Maret 1978 pukul

18.15 WIB di Jakarta, dimakamkan di Pemakaman Keluarga Besar

Kesultanan Qadriyah Pontianak di Batu Layang, Pontianak-Kalimantan

Barat, dengan Upacara Kebesaran Kesultanan Pontianak.

Sultan Hamid II ketika berpihak pada Belanda sebagai perwira KNIL,

ia terlibat perang melawan Jepang di Balikpapan 23-24 Januari 1942. Sultan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

88

Hamid II pernah menjadi tahanan perang militer Jepang pada 1942 karena ia

masuk dalam target penangkapan oleh Jepang. Ketika Soekarno–Hatta

memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945

beliau baru dibebaskan karena pasca Perang Dunia II Jepang menyerah tanpa

syarat dan berangsur keluar dari Kepulauan Melayu. Sultan Hamid II

diangkat menjadi Sultan ke 7 Kesultanan Qadriyah Pontianak dan dilantik

pada 29 Oktober 1945.

Pada tahun 1946 Sultan Hamid II diangkat sebagai Ajudan Istimewa

Ratu Kerajaan Belanda dan Wakil Mahkota di Indonesia. Sebagai ketua BFO

terhitung mulai Januari 1949. Delegasi BFO sebagai kekuatan ketiga diplomasi

dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan RIS dari Kerajaan Belanda.

Tanpa BFO dengan menyusung bentuk negara federal yang sejalan dengan

konsep awal Kerajaan Belanda melalui 7 butir sikap resmi yang dikeluarkan di

Amsterdam, 10 Februari 1946.

Surat Keputusan Presiden Soekarno No.1 Tahun 1949 tanggal 18

Desember 1949, maka dia ditunjuk sebagi salah seorang kabinet formatur

bersama-sama dengan Mohammad Hatta, Ide Anak Agung Gde Agung dan

Sultan Hamengkubuwono IX. Tanggal 20 Desember 1949 dengan surat

Keputusan Presiden No.2 Tahun 1949, maka Sultan Hamid II diangkat menjadi

Menteri Negara Zonder Portofolio atau tanpa tugas khusus (tanpa departemen).

Sultan Hamid II teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya

lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara

Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila, divisualisasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

89

dalam lambang negara. Tanggal 20 Maret 1950 bentuk final gambar lambang

negara rancangan Sultan Hamid II yang telah diperbaiki ketika diajukan kepada

Presiden Soekarno selanjutnya mendapatkan disposisi atau persetujuan

Presiden Soekarno. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan

penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah

skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan

otentiknya diserahkan kepada H. Mas Agung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18

Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno

dan foto lambang negara yang diserahkan kepada Presiden Soekarno pada awal

Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Keraton Qadriyah Pontianak. Sultan

Hamid II adalah pencipta/perancang lambang negara kita yaitu Garuda

Pancasila seperti sekarang ini.

Sultan Hamid II ikut aktif dalam perundingan-perundingan penting

dalam perjalan sejarah Kemerdekaan Indonesia. Seperti perundingan Malino,

Denpasar, Perhimpunan Musyawarah Federal (BFO), BFC, IJC, Konferensi

Inter Indonesia (KII) I dan II, Konferensi Meja Bundar (KMB) di Batavia

maupun Belanda.

6. Alokasi waktu : 2 x 45 menit

7. Model dan Metode Pembelajaran:

1. Model Pembelajaran : Jigsaw

2. Metode Pembelajaran: ceramah, kajian pustaka, diskusi, presentasi,

tanya jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

90

8. Kegiatan Pembelajaran

NO

Kegiatan

Pengorganisasian

Siswa Waktu

1.

2.

4.

Pendahuluan

a. Guru memimpin doa

b. Guru mengabsen siswa

c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan materi. Misalnya : Sultan

Hamid II berasal dari mana?

d. Guru menuliskan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

a. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok:

Kelompok 1 mendiskusikan riwayat hidup

Sultan Hamid II. Kelompok 2 mendiskusikan

karier politiknya ketika pro Belanda. Kelompok 3

mendiskusikan karier Sultan Hamid II dan

sumbangsihnya untuk bangsa Indonesia.

b. Masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kepada kelompok lain. Setelah

penjelasan kelompok selesai, kelompok lain

dipersilahkan untuk bertanya. Masing-masing

kelompok mendapatkan waktu 15 menit untuk

presentasi dan menjawab pertanyaan dari

kelompok lain.

Penutup

a. Kesimpulan

- Guru dan siswa menyimpulkan dan merangkum

materi hari ini.

b. Refleksi

- Peserta didik menyampaikan nilai-nilai yang

diperoleh dari pelajaran hari ini.

c. Tugas Lanjutan

- Guru memberikan tugas kepada siswa berupa

PR.

d. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.

Klasikal

Kelompok

Kelompok

dan Klasikal.

Klasikal .

10’

70’

10’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

91

9. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran:

Sumber:

Dimyati, Anshari, dkk. 2013. Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang

Perancang Lambang Negara “ Elang Rajawali-Garuda Pancasila”.

Pontianak: TOP Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Sultan Hamid II

dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Moedjanto. 1988. Indonesia Abad Ke-20 Dari Kebangkitan Nasional

Sampai Linggarjati. Yogyakarta: Kanisius.

Nanang R. Hidayat. 2008. Mencari Telur Garuda. Jakarta: Nalar.

Persadja (Persatuan Djaksa² Seluruh Indonesia). 1953. Peristiwa Sultan

Hamid II, Jakarta: Fasco.

Alat : Black board, white board, laptop, LCD

Bahan : Power point, kertas hangout, Spidol, Kapur, gambar

10. Penilaian Hasil Belajar

Teknik : tes dan non test

Bentuk : tes : Uraian, non test : Portofolio, Unjuk kerja.

Instrumen : Terlampir

Yogyakarta, 11 November 2015

Guru Mata Pelajaran,

Vinsensius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

92

LAMPIRAN 1: Penilaian Sikap Sosial

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP SOSIAL (SANTUN)

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian kompetensi sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap

setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar

Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4 = apabila selalu melakukan perilaku yang diamati

3 = apabila sering melakukan perilaku yang diamati

2 = apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati

1= apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati

A. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas :

Semester :

TahunPelajaran :

Periode Pengamatan : Tanggal s.d.

Butir Nilai :

1. Mengembangkan nilai dan perilaku

mempertahankan harga diri bangsa dengan

bercermin pada kegigihan para pejuang

dalam melawan penjajah.

2. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung

jawab, cinta damai para pejuang dalam

mewujudkan cita-cita mendirikan Negara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

93

dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung

jawab, cinta damai para pejuang untuk

meraih kemerdekaan dan menunjukkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung

jawab, cinta damai para pejuang untuk

mempertahankan kemerdekaan dan

menunjukkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

5. Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

Indikator Sikap :

1. Menunjukkan sikap dan perilaku menghargai terhadap kegigihan para

pejuang dalam melawan penjajah.

2. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dan peduli di sekolah.

3. Menunjukkan sikap reponsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran di kelas.

4. Menunjukkan sikap dan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan sehari-

hari.

5. Menunjukkan sikap dan perilaku jujur dan bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah.

No.

Nama

Peserta

Didik

Skor Indikator Sikap

Spiritual (1 – 5)

Jumlah

Perolehan

Skor Indikator

1 2 3 4 5

1. Niko 4 3 4 4 4 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

94

Petunjuk penghitungan skor kompetensi sikap sosial:

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor x 100

Skor Maksimal (20)

2. Tabel Penghitungan Nilai Akhir Kategori Skor Keterampilan Peserta Didik

Didasarkan Pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 Yaitu:

Interval Hasil Konversi Predikat

96-100 4.00 A

91-95 3.66 A-

86-90 3.33 B+

81-85 3.00 B

75-80 2.66 B-

70-74 2.33 C+

65-69 2.00 C

60-64 1.66 C-

55-59 1.33 D+

< 54 1.00 D

Yogyakarta, 11 November 2015

Guru Mata Pelajaran,

Vinsensius

2. Santus 2 2 4 4 4 16

3. Dst…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

95

LAMPIRAN: 2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

(SOAL URAIAN)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian pengetahuan ini berbentuk soal uraian.

2. Soal ini dikerjakan oleh peserta didik

B. Petunjuk Pengisian

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!

C. Soal

No Pertanyaan

1. Deskripsikan secara singkat riwayat hidup Sultan Hamid II !

2. Jelaskan karier politik Sultan Hamid II ketika berpihak kepada Belanda !

3. Jelaskan sumbangsih Sultan Hamid II untuk bangsa Indonesia !

4. Berikan analisis anda terhadap sikap dan rasa Nasionalisme Sultan Hamid II !

Petunjuk (rubrik) dan penentuan skor

2. Kunci Jawaban

No Pertanyaan Kunci Jawaban

1. Deskripsikan secara

singkat riwayat hidup

Sultan Hamid II !

Sultan Hamid II Lahir pada 12 Juli 1913 di

Pontianak-Kalimantan Barat. Pendidikan (ELS, HBS,

THS, dan KMA). Jabatan : Letnan Dua KNIL 1938,

Sultan Pontianak ke 7 (1945-1978) dilantik 29

Oktober 1945, Mayor Jenderal KNIL 1946, Ajudan

Istimewa Ratu Kerajaan Belanda 1946, Kepala DIKB

1947-1950, Ketua BFO 1949, Ketua Delegasi BFO

pada KMB di Belanda 23 Agustus hingga 2

November 1949, Wakil Mahkota Hindia Belanda

1949, Anggota Dewan Formatur Kabinet RIS 1949,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

96

Menteri Negara Portofolio Kabinet RIS 1949-1950,

Koordinator Tim Perumus Lambang Negara RIS

1950, Anggota Panitia Lambang Negara RIS 1950,

Presiden Komisaris PT. Indonesia Air Transport

1967-1978. Karya : perancang/pencipta Lambang

Negara Indonesia (RIS) “Elang Rajawali – Garuda

Pancasila. Wafat di Jakarta, 30 Maret 1978, 18.15

WIB.

2. Jelaskan karier politik

Sultan Hamid II ketika

berpihak kepada

Belanda !

Sebagai tentara aktif KNIL, Sultan Hamid II

terlibat perang melawan Jepang tahun 1941 di

Tarakan dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada

tanggal 23-24 Januari 1942 di Balikpapan, militer

Jepang mendapat perlawanan sengit dari KNIL yang

menyebabkan Sultan Hamid II terluka. Tahun 1946

Sultan Hamid II diangkat sebagai Ajudan Istimewa

Ratu Kerajaan Belanda, kemudian diangkat juga

sebagai Wakil Mahkota di Indonesia yang berarti

diberi kepercayaan penuh mewakili kebijakan Ratu

Juliana di Indonesia. Menjadi Ketua BFO, membuat

Sultan Hamid II dikenal sebagai salah satu tokoh

sentral di KMB, beliau dicatat sebagai salah satu dari

delegasi Indonesia untuk berunding dengan Belanda

selama KMB di Den Haag. Hasilnya Kerajaan

Belanda mengakui dan menyerahkan kedaulatan

kepada RIS terhitung 27 Desember 1949.

3. Jelaskan sumbangsih

Sultan Hamid II untuk

bangsa Indonesia !

Sumbangsih terbesar Sultan Hamid II untuk bangsa

Indonesia adalah Lambang Negara Indonesia ( Elang

Rajawali-Garuda Pancasila). Karena alasan politik,

cukup lama Sultan Hamid II tidak diakui sebagai

perancang Lambang Negara Indonesia (Elang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

97

Rajawali – Garuda Pancasila). Pengakuan resmi

Pemerintah Republik Indonesia terhadap karya

Sultan Hamid II sebagai Perancang lambang Negara

Indonesia, ditandai dengan langkah Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia dan Museum

Konferensi Asia Afrika, di Bandung, Provinsi Jawa

Barat. Rancangan dibuat oleh Sultan Hamid II yang

dipilih Presiden Soekarno sebagai Lambang Negara

yang kemudian dikenal dengan Garuda Pancasila.

4. Berikan analisis anda

terhadap sikap dan rasa

Nasionalisme Sultan

Hamid II !

Sultan Hamid II memiliki rasa nasionalisme bagi

Indonesia tetapi skala nasionalisme atas kontribusi

selama kariernya masih sangat kecil. Hal ini juga

dikarenakan perjalanan kariernya lebih terlihat

bersama Belanda dibandingkan dengan bangsanya

sendiri yaitu bangsa Indonesia.

Keterangan: Setiap nomor skor maksimal 25

Petunjuk penghitungan skor kompetensi keterampilan:

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir Siswa

NA : Jumlah Skor x 100

Skor maksimal (100)

2. Tabel Penghitungan Nilai Akhir Kategori Skor Keterampilan Peserta Didik

Didasarkan Pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 Yaitu:

Interval Hasil Konversi Predikat

96-100 4.00 A

91-95 3.66 A-

86-90 3.33 B+

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

98

81-85 3.00 B

75-80 2.66 B-

70-74 2.33 C+

65-69 2.00 C

60-64 1.66 C-

55-59 1.33 D+

< 54 1.00 D

Yogyakarta, 11 November 2015

Guru Mata Pelajaran,

Vinsensius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

99

LAMPIRAN: 3

INSTRUMENPENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

(PENILAIAN PRODUK)

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan : Tanggal s.d.

Butir Nilai : Menulis sejarah tentang peristiwa sekitar

Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan

pemerintahan Indonesia.

Indikator : Melaporkan hasil diskusi kelompok mengenai

riwayat hidup Sultan Hamid II, karier politik

bersama Belanda, karier politik dan sumbangsih

bagi Indonesia dalam bentuk makalah.

Soal : Buatlah laporan tertulis dalam bentuk makalah

tentang riwayat hidup Sultan Hamid II.karier

politik Sultan Hamid II bersama Belanda, karier

politik dan sumbangsihnya bagi Indonesia serta

analisis sikap nasionalisme Sultan Hamid II.

Rubrik Penilaian Produk

No. Nama

Kekesuaian

dengan tema

(1-4)

Kelayakan

Isi

(1-4)

Sistematika

(1-4)

Jumlah

Skor

1. Niko

2. Santus

3. Dst...

Keterangan Tabel:

a. Petunjuk penilaian berkaitan dengan kesesuaian dengan tema,

mendapatkan:

Skor 1: Jika hanya mampu menulis 1 tema pembahasan saja dari 4

pembahasan yang diminta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

100

Skor 2: Jika hanya mampu menulis 2 tema pembahasan saja dari 4

pembahasan yang diminta.

Skor 3: Jika hanya mampu menulis 3 tema pembahasan saja dari 4

pembahasan yang diminta.

Skor 4: Jika mampu menuliskan 4 tema pembahasan yang diminta

meliputi riwayat hidup Sultan Hamid II.karier politik Sultan

Hamid II bersama Belanda, karier politik dan sumbangsihnya

bagi Indonesia serta analisis sikap nasionalisme Sultan Hamid

II.

b. Petunjuk penilaian kelayakan isi, mendapat:

Skor 1: Jika hanya mampu menjelaskan dengan benar 1 topik

pembahasan saja.

Skor 2: Jika hanya mampu menjelaskan dengan benar 2 topik

pembahasan saja.

Skor 3: Jika hanya mampu menjelaskan dengan benar 3 topik

pembahasan saja.

Skor 4: Jika mampu menjelaskan dengan benar 4 pembahasan

mengenai riwayat hidup Sultan Hamid II. karier politik Sultan

Hamid II bersama Belanda, karier politik dan sumbangsihnya

bagi Indonesia serta analisis sikap nasionalisme Sultan Hamid

II.

Petunjuk penilaiaan mengenai sistematika penulisan, mendapat:

Skor 1: Jika hanya mampu menulis dengan sistematis 1 pembahasan saja

dari 4 pembahasan yang diminta. yaitu mengenai riwayat hidup

Sultan Hamid II.

Skor 2 : Jika mampu menulis dengan sistematis mengenai 2 pembahasan

dari riwayat hidup Sultan Hamid II dan karier politiknya

bersama Belanda.

Skor 3: Jika mampu menulis dengan sistematis mengenai 3 pembahasan

dari riwayat hidup Sultan Hamid II, karier politiknya bersama

Belanda dan karier politik serta sumbangsingnya bagi Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah l DPEDQJQHJDUD³(ODQJ5DMDZDOL - *DUXGD 3DQFDVLOD´ \DQJ VDPSDL VDDW LQL PHQMDGL /DPEDQJ

101

Skor 4: Jika mampu menulis dengan sistematis mengenai 4 pembahasan

dari riwayat hidup Sultan Hamid II. karier politik Sultan Hamid

II bersama Belanda, karier politik dan sumbangsihnya bagi

Indonesia serta analisis sikap nasionalisme Sultan Hamid II.

Petunjuk penghitungan skor kompetensi ketrampilan:

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir Siswa

NA : Jumlah Skor x 100

Skor maksimal (12)

2. Tabel Penghitungan Nilai Akhir Kategori Skor Keterampilan Peserta Didik

Didasarkan Pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 Yaitu:

Interval Hasil Konversi Predikat

96-100 4.00 A

91-95 3.66 A-

86-90 3.33 B+

81-85 3.00 B

75-80 2.66 B-

70-74 2.33 C+

65-69 2.00 C

60-64 1.66 C-

55-59 1.33 D+

< 54 1.00 D

Yogyakarta, 11 November 2015

Guru Mata Pelajaran,

Vinsensius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI