plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2018. 4. 12. · serta vektor oleh siswi-siswi kelas xb...
TRANSCRIPT
PETA KONSEP SEBAGAI ALTERNATIF
ALAT EVALUASI PEMAHAMAN SISWA
PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN
SERTA VEKTOR OLEH SISWI-SISWI KELAS XB
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Maria Immaculata Lulut Cahyani
NIM: 041424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PETA KONSEP SEBAGAI ALTERNATIF
ALAT EVALUASI PEMAHAMAN SISWA
PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN
SERTA VEKTOR OLEH SISWI-SISWI KELAS XB
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Maria Immaculata Lulut Cahyani
NIM: 041424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AMb
Aku tidakMemanggbukannya
Waktu k
BantulaB
m
k ingin meul salib it lari meng
kebingun
ah aku untuiarlah deka
Menyamelainkan
me
Tuhada
enuntut htulah tugaghindar.
ngan dan
uk bersabaapan-Mu mdarkan aku Engkau tetndekapku d
an, biarkaalam geng
Keluarga
iv
hidupku masku seba
n kekhawjan
ar, penuh kmenguatkanu bahwa aktap lena dadalam seg
anlah aku ggaman ta
Karya in
Yang ku
a kecilku ya
Seluruh o
mulus tanpagai pengi
watiran mgan lepa
kasih dan kn aku untukku tidak sean tetap mala suasan
makin mangan-M
ni kuperse
sebut Ia ya
Bapak
ang indah
orang‐oran
pa gelombikut-Mu,
melandaaskan tan
kerendahank berjuang
endiri, emangku,
na.
murni u
embahkan
ang Maha P
k dan Ibuku
: Joko‐Bag
ng yang ak
bang.... dan
a diriku, nganku.
n hati. .
n untuk :
Penguasa
u tercinta
gas‐Banyu
ku sayangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Maria Immaculata Lulut Cahyani, “Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada pokok besaran dan satuan serta vektor oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta ”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peta konsep dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada pokok bahasan besaran dan satuan serta vektor. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus sampai 27 Agustus 2009 di kelas XB SMU Santa Maria Yogyakarta.
Instrumen yang digunakan adalah tes pemahaman dan tes peta konsep. Tes pemahaman dibuat berdasarkan kriteria pemahaman. Kualitas tes pemahaman ditentukan melalui ujicoba dan validasi isi. Sedangkan tes peta konsep dibuat oleh siswa berdasarkan kemampuan siswa memetakan konsep-konsep pada materi yang diujikan.
Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) data yang berkaitan dengan pemahaman konsep dan (2) data berkaitan dengan kemampuan siswa membuat peta konsep.
Penggunaan peta konsep sebagai salah satu alat untuk mengukur pemahaman konsep, disimpulkan dari korelasi antara skor tes pemahaman dan skor peta konsep. Nilai korelasi dinyatakan dengan koefisien korelasi yang dihitung mengunakan korelasi product-moment dari Pearson pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi dengan nilai koefisien korelasi Pearson rxy = 0,957 . Nilai tersebut lebih besar daripada koefisien kritikalnya, rcrit = 0,537. Korelasi dalam penelitian ini memiliki pola positif. Oleh karena memiliki pola positif, maka dapat dikatakan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Maria Immaculata Lulut Cahyani. “Concept Map as An Alternative for
Evaluation Instrument of Students’ Comprehention on Magnification & Units and Vector by 10Th B Grade Student of Santa Maria High School Yogyakarta.” Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, The Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research has a purpose to know what a concept map can be used as an alternative to measure students’ comprehension about physics concepts. The observation was carried out on September14th until September 27th 2009 in the XB grade of Santa Maria Yogyakarta High school.
The instrument used was a understanding test and conceptual maps test. Comprehension tests based on the criteria of understanding. Quality of understanding tests was determined by testing and validation of content. The concept maps test created by students based on students' ability to map the concept of tested material.
There are two kinds of data which are needed in this research. The first is data that has relationship with concept understanding and the second is data that has relationship with in making concept map are made by students.
To know whether a concept map can be used as one of an equipment to measure concept understanding or not, it will be conclude if there is any correlation between the understanding test scores and concept map scores. There is any correlation or not will be stated by correlation coefficient and analyzed using product-moment correlation from Pearson and the standard of significant is 0,05.
The result shows that any correlation with coefisien correlation from Pearson on rxy = 0,957. This point more bigger than crictical coefisien that rcrit = 0,537. There is positive correlation between understanding test scores and the capability in making concept map scores. Therefore, it can be concluded that: A concept map can be used as an alternative to measure students’ comprehension about physics concepts.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan
penyertaanNya yang senantiasa hadir seperti udara yang kuhirup setiap hari, sehingga
penelitian dengan judul “Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman
Siswa Pada Pokok Besaran dan Satuan serta Vektor oleh Siswi-Siswi Kelas Xb
Smu Santa Maria Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai
pihak.
Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1 Bapak Drs. Fr. Kartika Budi M.Pd, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing
dengan penuh kesabaran dan keramahan.
2 Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si selaku kaprodi.
3 Sr. M. Cornelia OSF.S.Ag, selaku kepala sekolah SMU Santa Maria
Yogyakarta yang telah mengizinkan dan menyediakan tempat untuk peneliti
melakukan penelitian.
4 Dra. MF Sutilah, selaku guru fisika SMU Santa Maria Yogyakarta yang tak
henti-hentinya mendukung dan memberi semangat kepada peneliti untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
5 Keluarga besar SMU Santa Maria Yogyakarta terutama siswi-siswi kelas Xb
angkatan 2008-2009, terimakasih untuk semua bantuan dan kerjasamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6 Dosen–dosen Pendidikan Fisika, terimakasih untuk ilmu yang telah diberikan kepada
saya.
7 Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya menempuh
pendidikan.
8 Bapak-Ibuku tercinta dan Mas Gatot atas segala kasih sayang, kepercayaan,
kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat, dan biaya sehingga saya dapat
menyelesaikan studi ini
9 Ignatius Joko Pitoyo, Joseph Bagas Jatmiko Bayuputra dan Claudius Banyu Ardhie-
keluarga kecilku sekaligus kereta api hidupku terimakasih atas segala cinta,
semangat, kesabaran, doa dan dukungan dan kesempatan. Aku bersyukur hidup
bersama kalian..
10 Mbak anit dan Bara yang telah mengisi hari-hari keluargaku, menyediakan tempat
untuk sejenak bermain, dan maaf atas segala kerusakan mainan dan bukunya.
11 Bapak-Ibu Daryanto terima kasih atas segala kasih sayang, semangat, doa dan
dukungannya
12 Keluarga Baturono dan keluarga Botton : Mbak Ani-Mas Agus sekeluarga, Mba Gun
sekeluarga, Mas Gendut-Mba Iwuk yang sangat sabar dan telaten, Mas Yono-Alm.
Mbak Nanik-Ajeng-Kristin-Wisnu, Mas Tulus –Mbak Ninok-calon adek beserta
seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan detail satu-persatu, terima kasih atas
kasih sayang, cinta, dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi.
13 Teman-teman kost “BEE”, terima kasih atas dukungan, semangat, kebersamaannya
serta hiburan setiap hari
14 Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2004-2007, yang telah bekerjasama dalam
menempuh studi di Pendidikan Fisika .
15 Semua pihak yang belum dapat disebutkan.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan
ini. Supaya dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Yogyakarta, 09 Juni 2011
Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... vi
ABSTRAK.................................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................................ viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI........................................................................................... 5
A. Hakekat Peta Konsep........................................................................................... 5
1. Pengertian Konsep ..................................................................................... 5
2. Pengertian Peta Konsep ................................................................................ 7
B. Hakekat evaluasi ................................................................................................. 16
1. Pengertian Evaluasi .................................................................................... 16
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi ........................................................................ 18
3. Alat Evaluasi .............................................................................................. 19
C. Pemahaman Konsep ........................................................................................... 21
D. Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa .................... 23
E. Pengukuran dan Satuan Pengukuran.................................................................. 26
F. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 42
G. Hipotesis............................................................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 44
A. Jenis Penelitian................................................................................................... 44
B. Metode Menentukan Subyek .............................................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Populasi ....................................................................................................... 44
2. Sampel Penelitian....................................................................................... 45
C. Variabel Penelitian ............................................................................................ 45
1. Variabel Bebas ........................................................................................... 46
2. Variabel Terikat ......................................................................................... 46
D. Desain Penelitian ............................................................................................... 47
E. Instrumen Penelitian........................................................................................... 48
1. Tes Peta Konsep .......................................................................................... 48
2. Tes Pemahaman ........................................................................................... 48
F. Uji keandalan instrumen..................................................................................... 52
G. Treatmen ............................................................................................................ 54
H. Metode Analisis Data.......................................................................................... 55
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman ................................................................. 55
2. Penentuan Skor Tes Peta Konsep ................................................................. 58
I. Analisa Data ........................................................................................................ 62
J. Uji Normalitas Dan Uji Homogenitas.................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 64
A. Data Penelitian..................................................................................................... 64
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 64
2. Deskripsi data Skor Tes Pemahaman dan Skor Tes Peta Konsep ................ 67
3. Deskripsi Pemahaman Siswa Pada Pokok Besaran dan Satuan Serta Vektor
dalam Peta Konsep yang Dibuat Siswa ...................................................... 73
B. Analisis Data........................................................................................................ 79
1. Uji Normalitas ............................................................................................... 79
2. Uji Homogenitas ........................................................................................... 81
3. Korelasi antara Tes Pemahaman dan Tes Peta Konsep ................................ 82
C. Pembahasan........................................................................................................... 84
D. Peta konsep sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa ...........,........... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 88
A. Kesimpulan............................................................................................................ 88
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................................... 88
1. Keterbatasan pada Sampel Penelitian ........................................................... 88
2. Kesulitan yang Dihadapi Siswa .................................................................... 89
C. Saran...................................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1 Definisi Satuan SI untuk Besaran Pokok ..................................................................,,... 28
Tabel 2 Satuan SI untuk Besaran Turunan .................................................................................. 30
Tabel 3 Dimensi untuk Besaran Turunan..................................................................................... 31
Tabel 4 Kisi-kisi Pemahaman....................................................................................................... 50
Tabel 5 Kisi-kisi Variabel yang Diukur....................................................................................... 53
Tabel 6 Kriteria Skor Tes Pemahaman......................................................................................... 55
Tabel 7 Kriteria Skoring Penyusunan Peta Konsep...................................................................... 62
Tabel 8 Skor Tes Pemahaman Konsep......................................................................................... 68
Tabel 9 Skoring Peta Konsep Dari Unsur Penyusun Peta Konsep............................................... 69
Tabel 10 Statistik Deskriptif ......................................................................................................... 70
Tabel 11 Deskripsi Frekuensi Tes Pemahaman ............................................................................ 71
Tabel 12 Deskripsi Frekuensi Tes Peta Konsep............................................................................. 72
Tabel 13 Contoh Hirarki Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa................................................... 73
Tabel 14 Contoh Konsep Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa ................................................. 75
Tabel 15 Contoh Yang Muncul Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa....................................... 78
Tabel 16 Deskripsi Uji Normalitas Tes Pemahaman Konsep........................................................ 79
Tabel 17 Deskripsi Uji Normalitas Tes Peta Konsep.................................................................... 80
Tabel 18 Deskripsi Uji Homogenitas Tes Pemahaman Dan Tes Peta Konsep ............................ 81
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Tes Pemahaman dan Peta Konsep.......... 82
Tabel 20 Hasil Korelasi Tes Pemahaman dan Peta Konsep........................................................ 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1 Peta Konsep Paling Sederhana......................................................................... 10
2.2 Peta konsep yang agak kompleks...................................................................... 11
2.3 (a) Peta Konsep yang Mengandung Perantara.................................................. 12
(b) Peta Konsep yang Perantaranya dijadikan bagian dari proposisinya ......... 12
2.4 Bagian-bagian Peta Konsep ............................................................................... 14
4.1 Histogram Deskripsi Frekuensi Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok
Bahasan Besaran dan Satuan serta Vektor.......................................................... 71
4.2 Histogram Deskripsi Frekuensi Peta Konsep Siswa pada Pokok Bahasan
Besaran dan Satuan serta Vektor......................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan halaman
2.1 Desain pelaksanaan penelitian ............................................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi memiliki peranan penting dalam proses pendidikan karena dalam
proses evaluasi tersebut kita dapat melihat, menentukan sejauh mana, dalam hal
apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Selain itu evaluasi juga
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran. Guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, tingkat pemahaman, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik lewat proses evaluasi.
Dalam proses evaluasi diperlukan instrumen atau alat evaluasi. Alat evaluasi
tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes. Khusus untuk
evaluasi hasil pembelajaran siswa di kelas, alat evaluasi yang paling banyak
digunakan adalah tes. Di Indonesia bentuk soal pilihan ganda dan bentuk soal
uraian menjadi pilihan alat evaluasi yang kerap digunakan.
Dalam situasi akademik, obyek pengukuran atau obyek evaluasi yang perlu
menjadi sorotan utama adalah karakteristik individu siswa, seperti pengetahuan,
pemahaman ataupun keahlian siswa diberbagai bidang ilmu pengetahuan.
Sedangkan kedua bentuk tes ini memiliki keterbatasan masing-masing dalam
mengungkap pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep atau
fakta dalam ilmu pengetahuan yang telah siswa pelajari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Permasalahan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana evaluator
menentukan dan menyusun suatu alat evaluasi agar tujuan yang ingin dievaluasi
dapat tercapai dan tepat sasaran. Salah satu solusi yang ditempuh yaitu
penggunaan peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa.
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi tersebut diharapkan dapat
menjadi alat penilaian yang ideal, yaitu dapat memperlihatkan struktur
pemahaman siswa yang hasilnya sesuai dengan keadaan dan dapat diandalkan.
Beberapa para ahli pendidikan telah melakukan riset untuk mewujudkan peta
konsep sebagai alat evaluasi yang dapat mengungkap pemahaman. Penelitian
tersebut misalnya berkisar tentang penggunaan peta konsep sebagai alat
pendeteksi miskonsepsi siswa. Penelitian yang lain yaitu penggunaan peta konsep
untuk mempermudah konsep sulit dalam pembelajaran dan penggunaan peta
konsep untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Dalam artikelnya
mengenai alat evaluasi, Novak (1990) dalam Holil (2008) menjelaskan adanya
potensi penggunaan peta konsep untuk peningkatan belajar dan mengajar sains
dalam ruang kelas. Tentunya potensi tersebut dapat mencakup fungsi peta
konsep sebagai alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar sains di kelas.
Untuk itu penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Peta Konsep sebagai
Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa”. Dengan menerapkan peta konsep
dalam pembelajaran fisika diharapkan akan diperoleh salah satu alternatif alat
evaluasi yang sesuai untuk menggambarkan pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah peta konsep dapat
dijadikan alternatif alat evaluasi pemahaman siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah peta konsep dapat dijadikan alternatif alat evaluasi
pemahaman siswa
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat menambah referensi mengenai
alternatif alat evaluasi, terutama alat evaluasi yang dapat menggambarkan
pemahaman siswa. Selain itu penelitian ini menindaklanjuti penelitian-
penelitian sebelumnya mengenai peta konsep.
Apabila hasil penelitian ini baik, peta konsep dapat menjadi salah satu
pertimbangan alat evaluasi dalam pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
A. Hakikat Peta Konsep
1. Pengertian Konsep
Konsep menjadi sangat berarti bagi siswa dalam penguasaan materi di
berbagai bidang ilmu pengetahuan karena dalam materi tercakup fakta,
konsep dan hubungan antar konsep. Konsep memiliki pengertian yang
bermacam-macam. Masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda-
beda, sehingga belum ada batasan pasti mengenai pengertian konsep ini.
Salah satu batasan yang dikemukakan oleh Dahar, bahwa konsep
merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya
untuk memecahkan masalah. Konsep-konsep itu merupakan penyajian
internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat
diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku.
Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir
dan belajar.
Dahar (1989) menyiratkan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam
tujuh dimensi yaitu:
a. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda baik ditinjau
secara fisik maupun fungsinya. Misalnya, konsep meja harus memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
permukaan datar dan sambungan-sambungan yang mengarah kebawah
yang mengangkat permukaan dari lantai.
b. Struktur. Struktur yaitu cara bagaimana atribut tersebut saling terkait.
Ada tiga macam struktur yaitu (1) struktur konjungtif yaitu konsep di
mana terdapat contoh konsep, seperti percepatan adalah perubahan
kecepatan tiap satuan waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan
selang waktu harus ada agar memenuhi konsep percepatan, (2) konsep
disjungtif yaitu konsep di mana satu dari dua atau lebih sifat harus ada,
(3) konsep relasional menyatakan hubungan tertentu antara atribut-
atribut konsep, seperti superposisi.
c. Keabstrakan. Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak, misalnya:
jarak dan elektron.
d. Generalitas atau keumuman. Bila diklasifikasikan konsep dapat berbeda
dalam posisi superordinat atau subordinat, misalnya energi merupakan
superordinat dari energi kinetik.
e. Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk
membedakan contoh-contoh dari non contoh.
f. Kekuatan ditentukan sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.
Konsep dalam kehidupan sehari-hari memiliki dua arti yang berbeda.Satu arti
konsep adalah “rancangan”. Arti yang lain adalah “pengertian”. Euwe,dkk,
(1991: 8) menyatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang terbentuk di dalam
pikiran manusia mengenai sesuatu objek.Konsep adalah segala yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mengenai benda-benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-
kondisi, dan ciri-ciri.
Kartika Budi, (1991: 39) menjelaskan bahwa konsep dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu konsep fisis, konsep logika matematis, dan
konsep filosofis. Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada objek, sifat
yang menyatu pada objek, proses yang terjadi pada objek, dan relasi antara
konsep yang satu dengan konsep yang lain. Konsep logika matematis adalah
konsep yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap objek.
Misalnya; perkalian, penjumlahan, pengurangan. Konsep filosofis adalah
konsep yang berkaitan dengan sifat manusia. Misalnya; senang, jujur, kagum.
Dalam pembelajaran fisika yang kita hadapi adalah konsep-konsep fisis,
sedangkan konsep-konsep logika-matematis merupakan alat.Untuk itu perlu
disadari agar kegiatan belajar mengajar tidak bergeser menjadi kegiatan
belajar mengajar matematik, maka konsep-konsep fisis dalam pembelajaran
fisika perlu ditekankan. Siswa yang belajar fisika mencoba menafsirkan dan
menangkap makna dari konsep-konsep fisika yang dipelajari. Tafsiran
tersebut dapat berbeda-beda untuk setiap siswa. Satu konsep dapat memiliki
beberapa definisi. Tafsiran seseorang akan suatu konsep dinamakan konsepsi.
Dari keseluruhan penjelasan mengenai definisi konsep di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep merupakan dasar pemikiran yang terbentuk di
dalam pikiran manusia mengenai sesuatu objek atau benda, gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi, dan ciri-ciri yang menyertainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penyajian dasar pemikiran tersebut tidak dapat diamati secara langsung,
karena harus disimpulkan melalui perilaku atau penerapan.
2. Pengertian Peta Konsep
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa
yang telah diketahui siswa sebelumnya (pengetahuan ataupun konsep awal
siswa). Kemudian pada proses selanjutnya siswa akan menerima, mendapat
dan menemukan pengetahuan atau konsep baru saat ia belajar. Tentu saja agar
proses belajar tersebut menjadi bermakna, maka konsep atau pengetahuan
baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif
siswa sebelumnya. Berbagai metode digunakan untuk mengetahui struktur
pengetahuan siswa, namun belum ada alat atau cara yang tepat yang
digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa
(Dahar, 1989: 149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam
Dahar (1988: 149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-
konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat
dilakukan dengan pertolongan peta konsep.
Peta konsep diusulkan dan dikembangkan Prof. Joseph D. Novak seorang ahli
psikologi pendidikan dari Universitas Cornell, AS pada tahun 1983. Peta
konsep ini dibuat berdasarkan teori Ausable tentang belajar yang bermakna,
yaitu merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Novak (1985 : 94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam Asmin (2004), mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat skematis
untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam
suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang
berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta
konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta
konsep.
Dan menurut Mohammad Nur ( 2000 : 36 ) dalam Sucipto (2008), “Peta
Konsep adalah suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-
ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain “.
Beberapa penelitian (Dorrow&O’neal, 1994; Robert Ornstein, 1992) dalam
Watson,Bruce and Kopernicek. (1990) menunjukkan bahwa proses berfikir
adalah kombinasi kompleks, kata, gambar skenario, warna dan bahkan suara
dan musik. Proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta
konsep mendekati operasi alamiah dalam proses berfikir.
Pearsal (1996 : 199) dalam Wilantara, (2005:51) menyatakan bahwa dengan
peta konsep kita dapat melihat refleksi pengetahuan yang dimiliki siswa.
Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut kita dapat mendeteksi
konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan konsepnya.
Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada baiknya
peta konsep itu digabung dengan interview klinis.
Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989: 153)
mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu
bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Dengan
membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas,
dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
2. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu
bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang
memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsep-
konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar
dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara
konsep-konsep.
3. Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara
konsep-konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini
berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-
konsep lain.
4. Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di
bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada
peta konsep tersebut.
Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu
alat sistematis yang menyajikan konsep-konsep suatu materi beserta kaitan-
kaitannya antara konsep yang satu dengan konsep yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Hubungan antara konsep-konsep tersebut dalam peta konsep dapat berupa
hubungan sederhana ataupun kompleks.Sehingga peta konsep dapat
dibedakan menjadi peta konsep sederhana dan kompleks.Peta konsep yang
paling sederhana terdiri dari dua konsep dan satu hubungan seperti pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1.Peta Konsep Paling Sederhana
Peta konsep tersebut memuat konsep kalor dan konsep konduksi.
Hubungannya adalah kalor berpindah secara konduksi. Hubungan berpindah
secara adalah hubungan proporsional, karena hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk proposisi.
Bila peta konsep dikembangkan lagi dengan menambah konsep-konsep lain
beserta hubungannya, maka peta konsep akan menjadi kompleks. Berikut
contoh peta konsep yang lebih kompleks.
KALOR KONDUKSI
Berpindah secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 2.2.Peta Konsep yang agak kompleks dalam Kartika Budi, Fr. Y.
1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma.
Yogyakarta.
Dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan
hierarkis antara konsep yang satu dengan yang lain (Moreire, 1987) dalam
Kartika (1990: 68). Dalam peta konsep yang demikian dapat ditunjukan
mana konsep yang paling umum dan konsep yang khusus. Konsep yang
paling umum dapat diletakkan paling atas, konsep yang paling khusus
diletakkan paling bawah, atau sebaliknya. Konsep-konsep yang tingkatannya
kurang lebih sama diletakkan secara sejajar.
Pernyataan yang menghubungkan konsep yang satu dengan yang lain disebut
sebagai konsep perantara. konsep perantara kecuali dapat dimunculkan
akibatnya akibatnya
KALOR
Bentuk Energi
Kalori
konduksi
Konveksi
Radiasi
Menerima Kalor Melepas kalor
Asas Black
Perubahan Wujud
adalah
satuan
merupakan
Jumlahnya sama
Benda dapat
Berpindah secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebagai konsep yang merupakan unsur peta tersebut, dapat juga dijadikan
bagian dari proposisinya. Contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(Kartika Budi, Fr. Y. (1990:70 )).
Gambar 2.3. (a) Peta konsep yang mengandung konsep perantara
Gambar 2.3 (b) Peta konsep yang konsep perantaranya dijadikan bagian dari
proposisinya
Dari penjelasan mengenai peta konsep tersebut, maka dapat ditentukan
bagian- bagian peta konsep.
1. Jumlah tingkat hierarki (percabangan).
Didefinisikan sebagai struktur yang menunjukkan superordinat
bawahan-syarat hubungan antara konsep. Bila dua atau lebih konsep
Besarnya ditentukan oleh
GAYA
MASSA
PERCEPATAN
Ditentukan oleh
Ditentukan oleh
GAYA
MASSA
BESAR PERCEPATAN
memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah
suatu hierarki pada peta konsep.
2. Konsep
penyajian internal dasar pemikiran yang terbentuk di dalam pikiran
manusia mengenai sesuatu objek atau benda, gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi, dan ciri-ciri yang menyertainya,.
Penyajian dasar pemikiran tersebut tidak dapat diamati secara langsung,
karena harus disimpulkan melalui perilaku atau penerapan.Konsep
disini diwujudkan dalam bentuk kata.
3. Proposition
a. Pernyataan yang menghubungkan konsep yang satu dengan yang
lain.
b. Tanda panah penghubung konsep
4. Crosslinks
Didefinisikan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda yang
terletak di hierarki cabang.
5. Contoh
Konsep yang paling khusus pada peta konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Bagian-bagian peta konsep dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4.Bagian-bagian peta konsep dalam Kartika Budi, Fr. Y. 1990.
Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma.
Yogyakarta.
3. Pengertian Pemetaan Konsep
Pemetaan konsep adalah proses untuk menghasilkan peta konsep.
Dalam proses pembuatan peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-
konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep
itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip,
yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Seperti dikutip
Sutowijoyo (2002: 26) dari Ausubel dalam Holil, Anwar (2008) diferensiasi
3.b
akibatnya
Terdapat pada peristiwa
akibatnya
KALOR
Bentuk Energi
Kalori
konduksi
Konveksi
Radiasi
Menerima Kalor Melepas kalor
Asas Black
Perubahan Wujud
adalah
satuan
merupakan
Jumlahnya sama
Benda dapat
Berpindah secara
Terdapat pada peristiwa
Es mencair
Air membeku
1
2
4
5
3.a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit
dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian
informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya.Oleh
karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep
baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif. Untuk membuat suatu peta
konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan
dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.
Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep
itu memfokus pada hubungan sebab akibat.
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam
belajar bermakna.Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta
konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna.
Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta
konsep.
1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep.
2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang
ide utama
3. Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
4. Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara
visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah
menyusun peta konsep, yaitu :
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan atau mengidentifikasi konsep-konsep yang relevan
dalam bacaan
3. Mengelompokkan dan mengurutkan konsep-konsep dari yang paling
inklusif (umum) ke yang paling spesifik (khusus)
4. Mendefinisikan dan mengintepretasikan konsep-konsep tersebut
menurut pemahaman siswa
5. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam peta konsep. Konsep-
konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat
bagan tersebut. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut
dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”,
“dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
B. Hakekat Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan
sebagai penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat
dikemukakan, yakni:
a) Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
sesuatu.
b) Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan
terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
c) Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan.
Meskipun kini memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya
pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar
siswa. Menurut Cronbach dan Stufflebeam, proses evaluasi bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan (dalam Arikunto, 2006:3).
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang
telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar
(learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam penilaian dibutuhkan langkah-langkah atau metode penilaian.
Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
(1) perencanaan,
(2) pengumpulan data,
(3) verifikasi data,
(4) analisis data, dan
(5) interpretasi data.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa
tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa
dalam angka perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi,
penempatan, dan diagnostik guna mengetahui keberhasilan suatu proses
dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan
seleksi, peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria
tertentu.yaitu menyeleksi calon
b. Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk
keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti
pendidikan pada jenis dan atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan
bakat dan kemampuannya masing-masing.
c. Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan
untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik,
menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
3. Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang melaksanakan tugas atau mencapai tujuan
secara lebih efektif dan lebih efisien. Dengan demikian alat evaluasi
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
melaksanakan evaluasi serta mencapai tujuan evaluasi. Alat evaluasi juga
dikenal dengan instrumen evaluasi.
Dari sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni alat tes dan nontes.
1. Alat tes
Yang tergolong alat tes adalah :
1) Tes formatif, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan umpan
balik yang dimaksudkan untuk bahan memperbaiki proses
belajar-mengajar.
2) Tes sumatif yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan pemberian
nilai, merupakan penentuan atau keputusan mengenai hasil belajar
siswa
3) Tes penempatan, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha
penempatan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
2. Alat nontes
Yang tergolong alat nontes, misalnya skala bertingkat (rating scale),
Kuesioner (angket), wawancara, daftar cocok, pengamatan
(observasi), riwayat hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
C. Pemahaman Konsep
Pemahaman dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai tujuan belajar fisika. Dalam proses belajar
mengajar diperlukan usaha agar siswa memahami konsep. Langkah awal
pemahaman suatu konsep adalah memahami definisi konsep tersebut
secara benar sesuai hakikat dan peruntukannya.Hal ini sangat penting,
karena suatu konsep akan fungsional dapat dipakai untuk memecahkan
berbagai macam masalah, bila konsep tersebut telah didefinisikan dengan
jelas dan benar. (Dalam Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan
Matematika dan Fisika, yang dikaryakan oleh Marpaung dan Suparno,
Kartika Budi dengan artikelnya yang berjudul “Konsep: Pembentukan
dan Penanamannya”, (1987:233)).
Untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami suatu konsep
diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan
pemahaman tersebut.
Menurut Kartika Budi (1991: 114), kriteria atau indikatror-indikator
tersebut antara lain :
1. dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
menggunakan kalimat sendiri
2. dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain
3. dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. dapat menerapkan konsep untuk :
a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam
b) memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara
praktis
c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada
suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi.
5. dapat mempelajari konsep-konsep lain yang berkaitan dengan cepat
6. dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berkaitan.
7. dapat membedakan konsepsi yang benar atau salah dan dapat dibuat
peta konsep dari sub pokok bahasan
Hasil belajar yang dicapai siswa dapat diketahui berdasarkan kriteria atau
indikator di atas.
Bloom (dalam Arikunto, 2005: 117) mengklasifikasikan hasil belajar
yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotor. Pemahaman termasuk dalam ranah
kognitif karena berkaitan dengan hasil belajar intelegensi. Hasil belajar
pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari hasil belajar pengetahuan
hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau
arti dari suatu konsep (Sudjana, 1989: 50). Untuk itu maka diperlukan
hubungan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Sudjana (1989: 51) pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga
kategori, yaitu; pemahaman tingkat rendah, pemahaman tingkat dua, dan
pemahaman tingkat tiga atau tingkat tinggi.Dengan semakin
bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami dan sekaligus
semakin tepat konsep fisika dimengerti siswa, maka siswa semakin
benar-benar menguasai fisika.
D. Peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa
Tes seperti pilihan ganda yang selama ini dipandang sebagai alat ukur
(uji) keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang pendidikan tertentu,
bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menentukan keberhasilan
siswa.Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat
beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam.
Peta konsep adalah salah satu bentuk alat evaluasi yang dapat mengukur
pemahaman siswa dari sisi yang berbeda. Dalam prosesnya, siswa
mengalami sendiri bagaimana ia harus menyusun konsep-konsep yang
ia temukan dalam materi, mendefinisikan pengertian konsep itu,
kemudian menyusunnya secara sistematis. Dari penyusunan peta
konsep tersebut siswa mengalami proses belajar sekaligus
memperlihatkan hasil belajar mereka mengenai pemahaman konsep.
Seperti dikutip oleh Sutowijoyo (2002: 31) dari Tukman dalam Holil,
Anwar (2008) penilaian yang meliputi hasil dan proses disebut penilaian
kinerja. Penilaian kinerja dapat digunakan terutama untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tujuan pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan baik bila
menggunakan tes obyektif. Penilaian kinerja mengharuskan siswa
secara aktif mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui. Yang paling
penting, penilaian kinerja dapat memberi motivasi untuk meningkatkan
pengajaran, pemahaman terhadap apa yang mereka perlu ketahui dan
yang dapat mereka kerjakan.
Dari pendapat dan uraian di atas, peta konsep dapat dipandang sebagai
alat penilaian kinerja dan dapat dijadikan alat evaluasi pemahaman
siswa.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peta konsep
dapat dijadikan alat evaluasi. Hegarty-Hazel dan Prosser (1991) dalam
Davis, J. (2001). menggunakan peta konsep sebagai tugas rumah.
Penelitian tersebut untuk menilai hubungan antara memahami konsep
dengan strategi belajar .Penelitian Ruiz-Primo dan Shavelson (1996)
dalam Davis, J. (2001), mengemukakan peta konsep dapat dijadikan alat
evaluasi. Dalam penelitian itu, mereka menemukan adanya korelasi
positif antara penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi dengan
pemahaman siswa.
Tentu saja sebagai alat evaluasi, peta konsep harus memiliki sistem
penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep. Teori
belajar kognitif Ausubel, Novak dan Gowin (1984) dalam Dahar (1989:
143) menawarkan skema penilaian yang terdiri atas : Struktur hirarki,
perbedaan progresif dan rekonsiliasi integratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Struktur hirarkis, yaitu struktur kognitif yang diatur secara hirarki
dengan konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang lebih inklusif,
lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-
proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus.
Perbedaan progresif menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan
proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih
banyak arti dengan bentuk lebih banyak kaitan-kaitan proporsional. Jadi
konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari,
dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif. Rekonsiliasi integratif
menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa
menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara kumpulan-kumpulan
konsep atau proposisi. Dalam peta konsep, rekonsiliasi integratif ini
diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara kumpulan-kumpulan
konsep (Dahar,1989: 162)
Selanjutnya Novak dan Gowin memberikan suatu aturan untuk
mengikuti penilaian numerik jika skoring dipandang perlu. Pertama,
skoring didasarkan atas proposisi yang valid. Kedua, untuk menghitung
level hirarkis yang valid dan untuk menskor tiap level sebanyak
hubungan yang dibuat. Ketiga, crosslink yang menunjukan hubungan
valid antara dua kumpulan (segmen) yang berbeda adalah lebih penting
daripada level hirarkis, karena mungkin saja ini pertanda adanya
penyesuaian yang integratif.Keempat, diharapkan siswa dapat
memberikan contoh yang spesifik dalam beberapa kasus untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
meyakinkan bahwa siswa mengetahui peristiwa atau obyek yang
ditunjukan oleh label konsep.
E. Pengukuran dan Satuan Pengukuran
Sejak jaman dahulu, orang telah melakukan pengukuran, misalnya
mengukur luas tanah, menimbang berat badan, dan sebagainya.Hal
tersebut menunjukkan bahwa pengukuran sangat diperlukan di segala
bidang.Pengukuran memerlukan alat ukur yang diharapkan hasilnya
dapat menunjukkan informasi tertentu.Informasi-informasi itu dapat
menunjukkan fenomena atau gejala fisika yang digambarkan dalam
besaran fisis.
1. Definisi Besaran dan Satuan
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan pada percobaan.
Semua penemuan dan pengembangan dikerjakan melalui percobaan
atau eksperimen.
Dan biasanya hasil percobaan dalam fisika dinyatakan dengan
bilangan. Bilangan-bilangan tersebut digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif.
Dari uraian di atas, maka besaran didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat diukur dan hasilnya dapat dinyatakan dengan bilangan atau
angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada saat mengukur besaran, sebenarnya kita membandingkan antara
besaran yang diukur dengan besaran lain yang dianggap sebagai
patokan atau acuan standar. Untuk membedakan hasil pengukuran
satu dengan lainnya digunakan satuan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa besaran merupakan segala sesuatu yang dapat
diukur, sedangkan satuan adalah pembanding dalam suatu
pengukuran.Untuk membuat pengukuran yang kuat dan handal,
diperlukan satuan pengukuran yang tidak berubah dan dapat
diduplikasi oleh pengamat di berbagai lokasi. System yang digunakan
para ilmuwan dan insinyur diseluruh dunia disebut “sistem
internasional” atau SI.
2. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang berdiri sendiri tanpa harus
menurunkan dari besaran lainnya.
Dalam fisika, kita mempunyai 7 besaran pokok beserta satuannya,
definisi besara-besaran pokok seperti yang ditunjukkan pada tabel 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 1.
Definisi Satuan SI untuk Besaran Pokok
No. Besaran Pokok Satuan SI Definisi
1. Panjang Meter Satu meter standar adalah jarak yang ditempuh
oleh cahaya dalam ruangan vakum dalam
selang waktu 458.792.299
1 sekon
2. Massa Kilogram Satu kilogram standar adalah massa silinder
logam yang terbuat dari platina-irridium, yang
aslinya disimpan di Sevres, Paris (di kantor
Biro Pengukuran Internasional)
3. Waktu Sekon Satu sekon standar adalah waktu yang
digunakan oleh atom cesium-133 untuk
bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
4. Suhu Kelvin Satu kelvin standar adalah 16,273
1 kali suhu
termodinamika titik tripel air.
5. Jumlah Zat Mol Satu mol standar adalah jumlah zat yang
mengandung unsur elementer zat tersebut
dalam jumlah sebanyak jumlah atom karbon
dalam 0,012 kg karbon-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
6. Kuat Arus Ampere Satu ampere standar adalah kuat arus tetap
yang jika dipertahankan mengalir dalam
masing-masing dari dua penghantar lurus
sejajar dengan panjang tak hingga dan
penampang lintang lingkaran yang dapat
diabaikan dengan jarak pemisah 1 meter dalam
ruang hampa. Akan menghasilkan gaya
interaksi antara kedua peghantar sebesar 2x10-7
Newton setiap meter penghantar.
7. Intensitas Cahaya Candela Satu candela adalah intensitas cahaya suatu
sumber cahaya yang memancarkan radiasi
monokromatik pada frekuensi 540x1012
hertz
dengan intensitas sebesar 6831 watt per
steradian dalam arah tersebut.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diperoleh dari besaran pokok dengan
jalan menurunkannya, yaitu dengan mengalikan atau membagi besaran
pokok yang satu dengan yang lain.
Berikut contoh besaran turunan seperti pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 2.
Satuan SI untuk Besaran Turunan
No. Besaran Turunan Rumus Satuan
1. Luas panjang x lebar m2
2. Volume panjang x lebar x
tinggi
m3
3. Kecepatan waktu
nperpindaha m/s
4. Percepatan waktu
kecepa tan m/s
2
5. Gaya massa x percepatan kg.m/s2
6. Massa jenis volumemassa kg/m
3
7. Tekanan luas
gaya kg/m.s
2 (Pa)
8. Usaha gaya x perpindahan kg.m2/.s
2 (J)
9. Daya waktuusaha kg.m
2/.s
3 (W)
3. Dimensi
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana suatu besran yang
tersusun atas kombinasi besaran-besaran pokok. Dimensi menyatakan
sifat fisik dari suatu besaran. Misalnya jarak, berapapun besarnya 400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
km, 50 m, atau 2cm tetap mempunyai dimensi yang sama, yaitu panjang.
Dimensi tidak dipengaruhi oleh besar pengukuran.
Pada tabel 3 dibawah ini akan diberikan dimensi besaran pokok
Tabel 3.
Dimensi untuk Besaran Pokok
No. Besaran Pokok
Satuan SI Dimensi
1. Panjang M L
2. Massa Kg M
3. Waktu S T
4. Suhu K θ
5. Jumlah Zat Mol N
6. Kuat Arus A I
7. Intensitas Cahaya Cd J
Untuk dimensi besaran turunan, dapat disusun dari dimensi-dimensi besaran
pokok. Misalnya, dimensi kecepatan merupakan hasil bagi dari dimensi
panjang dengan dimensi waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bila dituliskan sebagai berikut :
Kecepatan = waktu
panjang=
TL = LT
-1
Salah satu manfaat dimensi adalah untuk menganalisis apakah suatu
persamaan (rumus-rumus) fisika telah benar. Untuk itu, agar suatu persamaan
benar, dimensi di ruas kiri harus sama dengan dimensi di ruas kanan.
4. Alat Ukur
Alat ukur adalah media yang digunakan untuk pengukuran.Pembuatan
alat ukur tersebut disesuaikan dengan alat ukur standarisasi internasional
yang sudah disepakati para ilmuwan di dunia. Adapun jenis alat ukur
tersebut tersedia dalam berbagai macam jenis dan bentuk, sesuai dengan
besaran yang akan diukur.
Alat ukur tersebut diantaranya :
a. Alat ukur panjang
Untuk mengukur panjang suatu benda kita dapat menggunakan mistar,
jangka sorong serta mikrometer sekrup. Mistar dapat digunakan untuk
mengukur panjang meja (ketelitiannya sampai dengan 0,1 mm, 0,05 mm
atau 0,02 mm). Apabila kita akan mengukur diameter pipa, alat yang
tepat adalah jangka sorong (untuk mengukur diameter luar dan dalam).
Untuk mengukur ketebalan benda tipis, misalnya pelat-pelat baja atau
kertas lebih tepat menggunakan mikrometer sekrup.
b. Alat ukur massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Alat pengukur massa yang ada di pasaran antara lain neraca pasar,
timbangan pegas, timbangan beras, dan timbangan badan.
c. Alat ukur waktu
Yang dimaksud dengan pengukur waktu adalah alat yang dapat
menunjukkan waktu pada saat itu dan alat yang dapat menunjukkan
lamanya sebuah proses berlangsung. Alat pengukur waktu yang sering
digunakan yaitu jam pasir, arloji, beker dan stopwatch.
d. Alat ukur suhu
Untuk mengukur suhu kita dapat menggunakan termometer. Misalnya
termometer badan, termometer ruangan.
e. Alat ukur kuat arus
Untuk mengukur kuat arus biasanya digunakan amperemeter untuk arus
kecil.
f. Alat ukur intensitas cahaya
Alat ukur yang digunakan dilaboratorium untuk mengukur intensitas
cahaya dinamakan power meter.
5. Angka penting
Saat kita melakukan pengukuran hasil yang diperoleh belum tentu
hasil yang pasti, karena ditentukan oleh ketelitian alat dan pembacaan
skala oleh pengamat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Misalnya jangka sorong ketelitiannya sampai 0,1 mm, sedangkan pada
mikrometer sekrup sampai 0,01 mm. Apabila kita mengukur ketebalan
pelat menggunakan jangka sorong, seandainya diperoleh angka 5,3 mm.
Sedangkan menggunakan mikrometer sekrup didapatkan 5,28 mm.
Maka angka-angka hasil pengukuran tersebut ada angka pasti dan ada
angka taksiran. Pada pengukuran pertama diperoleh 5,3 mm, angka
5adalah angka pasti, sedangkan angka 3 adalah taksiran. Pada pengukuran
kedua diperoleh 5,28 dimana angka 5 dan 2 adalah angka pasti dan angka
8 adalah Taksiran.
Angka-angka hasil pengukuran tersebut, baik yang pasti maupun angka
taksiran dinamakan angka penting.
Ketentuan angka penting :
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh :
256,56 meter : terdapat lima angka penting
b. Semua angka nol yang terletak diantara bukan angka nol adalah angka
penting.
205 : terdapat tiga angka penting
78,00087 : terdapat tujuh angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Angka nol disebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa desimal adalah
bukan angka penting, kecuali bila terdapat penjelasan khusus. Misalnya,
berupa garis dibawah angka terakhir yang masih dianggap penting.
900 : terdapat tiga angka penting
552130 : terdapat lima angka penting
d. semua angka nol yang berada di sebelah kanan tanda desimal dan angka
tersebut juga di sebelah kiri angka bukan nol adalah bukan angka
penting
0,0023 : terdapat dua angka penting
0,0000507 : terdapat tiga angka penting
e. semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka
bukan nol adalah angka penting
0,0402 : terdapat tiga angka penting
52,0 : terdapat tiga angka penting
f. Pada angka yang dapat ditulis dengan notasi baku ordernya bukan
merupakan angka penting
2.000 = 2 . 103
: terdapat satu angka penting
0,0050 = 5,0 . 10-3
: terdapat dua angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
6. Besaran Skalar dan Besaran Vektor
Di samping besaran-besaran pokok yang telah kita pelajari yaitu
massa, waktu, suhu, panjang, intensitas cahaya, kuat arus, dan jumlah zat,
masih ada satu hal lagi dalam ilmu fisika yang perlu kita ketahui yaitu :
sifat yang menyangkut arah. Oleh karena itu besaran-besaran tersebut
masih dapat dibagi dalam dua golongan yaitu : besaran Skalar dan
besaran Vektor.
Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh
besarnya atau nilainya saja. Contoh : volume, massa, waktu, kelajuan,
dan sebagainya.
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya
atau nilai juga ditentukan oleh arahnya.
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
Notasi Vektor
Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang
anak panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah
menunjukkan arah vektor.
Vektor F di tulis : F
atau F
Besar vektor F ditulis / F
/ atau F
Contoh : F = / F
/ = 10 satuan.
1. A = B, jika kedua vektor tersebut mempunyai panjang dan arah yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.
A adalah vektor yang panjangnya sama dengan panjang A
tetapi
arahnya berlawanan dengan arah A
.
3. k A
adalah vektor yang panjangnya k kali panjang A
, dengan arah yang
sama dengan A
jika k positif. Dan berlawanan dengan A
jika k negatif.
Sifat-sifat vektor.
1. A
+ B
= B
+ A
Sifat komutatif.
2. A
+ ( B
+ C
) = ( A
+ B
) + C
Sifat assosiatif.
3. a ( A
+ B
) = a A
+ a B
4. / A
/ + / B
/ / A
+ B
/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Operasi terhadap vektor.
RESULTAN DUA VEKTOR.
Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat
dilakukan dengan cara :
A. Jajaran genjang vektor.
= sudut antara A dan B
/ R
/ = / / / / / / / / cosA B A B
2 2 2
arahnya : 12 sin
//
sin
//
sin
//
BAR
B. Cara segitiga vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Penjumlahan dua vektor
b. Pengurangan dua vektor
Untuk Selisih dilakukan penjumlahan dengan lawannya (invers jumlah).
A B A B ( )
C. Keadaan istimewa
Dua vektor yang saling tegak lurus.
/ R
/ = / / / /A B
2 2
arah R
: tg = / /
/ /
B
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Penguraian sebuah vektor.
/ / / / cosv vX
/ / / / sinv vY
/ / / / / /v v vX Y 2 2
E. Memadu/menjumlahkan beberapa vektor yang sebidang antara lain.
Ada beberapa cara untuk memadu beberapa vektor sebidang antara lain:
a. Cara Grafis.
1. Cara jajaran genjang.
v AB adalah resultan dari A dan B
v R adalah resultan dari A , B dan C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Cara polygon
v R adalah resultan dari A , B
dan C
b. Cara analitis.
Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah
sumbu x dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.
Vektor v x = v cos v y = v sin
v1
v2
v3
1
2
3
v1 x = v cos 1
v2 x = v cos 2
v3 x = v cos 3
v1 y = v sin 1
v2 y = v sin 2
v3 y = v sin 3
v x = ................ v y = ................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Resultan / v R / = ( ) ( ) v vX Y
2 2
Arah resultan : tg =
v
v
Y
X
F. Kerangka Berpikir
Konsep menurut dasar teori di atas merupakan dasar pemikiran
yang masih bersifat abstrak.Sehingga untuk mengetahui apakah
seseorang memahami konsep maka diperlukan media untuk
menggambarkan konsep-konsep tersebut beserta hubungannya ke dalam
peta konsep.
Biasanya peta konsep dijadikan rangkuman materi serta untuk
mendeteksi miskonsepsi dalam pembelajaran. Penelitian ini akan
menguji apakah peta konsep dapat dijadikan alat evaluasi pemahaman.
siswa. Untuk itu diperlukan sistem skoring agar variable bebas yaitu
alat evaluasi dan variable terikat yaitu pemahaman siswa dapat terukur.
Kemudian variable-variabel tersebut akan dicari hubungannya satu
sama lain. Untuk mengetahui apakah peta konsep dapat dijadikan alat
evaluasi, maka akan digunakan tes pemahaman dalam bentuk essay
sebagai pembanding. Hasil skoring dari kedua bentuk tes akan
menunjukkan apakah alat evaluasi tertentu dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya korelasi
antara skor pemahaman siswa dalam bentuk tes essay dengan skor tes
peta konsep siswa. Hipotesis tersebut diajukan dengan melihat bahwa
apabila hasil perolehan skor tes pemahaman siswa tinggi maka hasil
perolehan skor tes peta konsep siswa juga tinggi. Dan apabila hasil
perolehan skor tes pemahaman siswa rendah maka perolehan skor tes
peta konsep siswa juga rendah. Itu berarti siswa yang tingkat
pemahaman konsepnya tinggi, kemampuan membuat peta konsep juga
tinggi. Dan siswa yang tingkat pemahaman konsepnya rendah,
kemampuan membuat peta konsep juga rendah. Dengan demikian peta
konsep dapat dipakai sebagai salah satu alternatif untuk mengukur
pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif eksploratif dan
kuantitatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan apakah peta konsep dapat
dijadikan alat evaluasi pemahaman siswa mengenai Besaran dan Satuan
serta vektor. Penelitian ini lebih dahulu akan mengungkap dan
mengeksplorasi pemahaman siswa mengenai konsep-konsep dalam materi
Besaran dan Satuan serta Vektor. Kemudian siswa dibimbing untuk
menyusun konsep-konsep tersebut dalam peta konsep. Selanjutnya,
peneliti akan mengevaluasi peta konsep tersebut dan membandingkannya
dengan alat evaluasi lain yaitu tes essay. Data yang diperoleh yaitu
berupa hasil tes atau skoring peta konsep.Data akan dianalisis secara
statistik yaitu dengan menggunakan korelasi Pearson.
B. METODE MENENTUKAN SUBJEK
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sementara itu Hadi (1984) mengemukakan populasi
merupakan sejumlah individu yang setidaknya memiliki satu ciri sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dari populasi diambil contoh atau sampel yang diharap mewakili
populasi. Dalam hal ini populasi penelitian adalah siswa SMA Santa
Maria, Yogyakarta kelas X.
2. Sampel
Proses mengambil subjek atau objek yang ada pada populasi disebut
dengan sampel. Tentang sampel, Arikunto mengemukakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Arikunto,1999).
Dalam penelitian ini, peneliti mendapat kelas yang sudah ditentukan,
yaitu kelas Xb.Mengingat jumlah kelas X terdiri dari 6 kelas,
sedangkan peneliti hanya mendapat satu kelas, yaitu kelas Xb maka
penelitian ini memiliki sampel yang terbatas dan kurang mewakili
populasi. Untuk itu penelitian ini terbatas sebagai referensi bagi
peneliti.
C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitan atau faktor-
faktor yang memegang peranan penting dalam suatu penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Variabel dalam penelitian yakni:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah kondisi penelitian yang dimiliki individu
sebagai subjek penelitian (Coolican, 1994). Unsur yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa
mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam materi besaran dan
satuan serta vektor. Pemahaman tersebut akan diukur dengan tes
pemahaman siswa dalam bentuk tes pemahaman
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah perilaku atau tanggapan yang diukur
(Coolican,1994). Hal yang menjadi variabel terikat dalam peneliti ini
adalah peta konsep yang akan dipergunakan sebagai alternatif alat
evaluasi pemahaman siswa pada pokok bahasan besaran dan satuan
serta vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. DESAIN PENELITIAN
Bagan 1
Desain penelitian
Pemberian materi mengenai cara membuat peta konsep oleh pembimbing
Siswa membuat peta konsep berdasarkan materi
yang telah ditentukan dengan bimbingan
Siswa melakukan latihan peta konsep berdasarkan materi yang telah ditentukan
tanpa bimbingan
Evaluasi latihan peta konsep dan pembahasan di kelas
Mengulangi latihan membuat peta konsep
hingga siswa benar-benar dapat membuat peta konsep
Mengadakan tes materi besaran dan satuan serta
vektor dengan peta konsep
Mengadakan tes materi besaran dan satuan serta vektordengan tes
bentuk essay pada hari yang sama
Mengevaluasi kedua bentuk tes dan membandingkan
hasilnya dengan korelasi pearson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen yang meliputi:
1. Tes Peta konsep
Tes peta konsep ini digunakan untuk melihat pemahaman siswa
mengenai bahan materi yang akan diujikan. Berdasarkan ranah kognitif
taksonomi Bloom yang meliputi : ingatan, pemahaman dan aplikasi
(Wilantara, 2005:73), maka tes peta konsep akan menekankan
pemahaman siswa . Materi yang akan diujikan Besaran dan Satuan serta
vektor.
Siswa akan menerima bacaan mengenai materi Besaran dan
Satuan. serta vektor. Kemudian siswa memilih konsep-konsep yang harus
mereka susun dalam bentuk peta konsep.
2. Tes Pemahaman
Tipe soal lain adalah tes pemahaman dalam bentuk essay. Pemilihan tipe
soal berupa tes essay dikarenakan bentuk tes ini juga dapat menggali
pemahaman siswa. Berikut merupakan tabel kisi-kisi soal bentuk essay
yang menggambarkan hubungan variabel yang akan diukur, yaitu konsep
Besaran dan Satuan serta vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan kriteria pemahaman pada dasar teori, maka untuk menyusun
instrument tes pemahaman kriteria pemahaman dibatasi pada 5 hal yaitu:
1. dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
menggunakan kalimat sendiri
2. dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu materi
3. memecahkan masalah fisika, baik secara teoritis maupun secara
praktis
4. dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang
saling berkaitan.
5. dapat membedakan konsepsi yang benar atau salah dan dapat
dibuat peta konsep dari sub pokok bahasan
Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan materi pokok.
2. Menentukan kriteria- kriteria pemahaman.
3. Menentukan indikator- indikator
4. Menyusun kisi-kisi yang memuat distribusi soal menurut indikator
yang akan diukur, materi dan kriteria-kriteria pemahaman.
5. Merumuskan soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kisi-kisi soal tes pemahaman disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.
Kisi-kisi Tes Pemahaman
SUB
TOPIK
Kriteria
pemahaman
INDIKATOR JML
ITEM
NO
SOAL
Besaran
dan
Satuan
1.Dapat menyatakan
pengertian konsep
dalam bentuk
definisi
menggunakan
kalimat sendiri.
2.Dapat menganalisis
hubungan antara
konsep dalam suatu
materi
Dapat menyatakan
pengertian konsep-
konsep yang ada
dalam materi
besaran dan satuan
dalam bentuk
definisi
menggunakan
kalimat sendiri.
Dapat menganalisis
hubungan antara
konsep dalam
materi besaran dan
satuan
2
2
1 dan 2
4 dan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.Menerapkan konsep
untuk memecahkan
masalah fisika baik
secara teoritis
maupun secara
praktis
4.Dapat membedakan
konsep yang satu
dengan konsep lain
yang saling berkaitan
5.Dapat membedakan
konsepsi yang benar
atau salah dan dapat
dibuat peta konsep
dari sub pokok
bahasan
Menerapkan
konsep besaran,
satuan serta vektor
untuk memecahkan
masalah fisika baik
secara teoritis
maupun secara
praktis
Dapat
membedakan
konsep-konsep
dalam pengukuran
dengan konsep
besaran yang
saling berkaitan
Dapat membedakan
konsepsi yang benar
atau salah dalam
besaran dan satuan
dimana konsep-
konsep tersebut
4
2
2
7, 8, 9
dan 10
3 dan 6
2 dan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
nantinya dapat
dibuat ke dalam
peta konsep dari
sub pokok bahasan
F. UJI KEANDALAN INSTRUMEN
Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keterandalannya
dalam mengungkapkan apa yang akan diukur. Suatu alat ukur disebut
memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek
yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu (Chabib Thoha,
1991:109-110).
Untuk menjamin validitas instrumen dilakukan dengan menyusun kisi-
kisi soal seperti yang terdapat tabel 4 pada poin instrumen di atas dan kisi-kisi
umum seperti pada tabel 5 di bawah, sehingga akan tersusun secara valid.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:162-163), kisi-kisi adalah sebuah tabel
yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dan
hal-hal yang disebutkan dalam kolom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Ada dua macam kisi-kisi yang harus disusun sebelum menyusun instrumen,
yaitu:
1. Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua
variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber
data, semua metode, dan instrumen yang dipakai.
2. Kisi-kisi khusus, yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan
rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sebuah instrumen
Berikut merupakan tabel yang berisikan kisi-kisi umum yang
menggambarkan semua variabel yang diukur.
Tabel 5.
Kisi-kisi Variabel yang diukur
Variabel
penelitian
Sumber Data Metode Instrumen
Peta konsep
sebagai alat
evaluasi siswa
- Siswa yang
mengalami
- Hasil tes
- Tes
menggunakan
peta konsep
- Tes dalam
bentuk essay
- Materi yang
konsep-konsepnya
akan disusun ke
ke dalam peta
konsep
- Soal bentuk essay
Selain menyusun tabel kisi-kisi di atas, validitas instrumen juga
diperoleh dari uji coba sampel kecil. Uji coba sampel kecil ini yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mencobakan instrumen sebelum dipakai untuk penelitian pada dua orang
siswa diluar kelas yang diuji. Dua siswa tersebut tidak termasuk dalam
kelompok sampel penelitian. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui
apakah siswa memahami maksud soal yang ditanyakan.
G. TREATMEN
Treatmen adalah perlakuaan peneliti kepada apa yang mau diteliti agar
nantinya mendapatkan data yang di inginkan (Suparno,2000:23).
Treatmen yang diberikan kepada siswa :
1. Sebelum pembelajaran, siswa mendapat penjelasan materi mengenai cara
membuat peta konsep oleh pembimbing. Dari peta konsep sederhana
berlanjut ke peta konsep yang lebih kompleks.
2. Dalam materi tersebut siswa dibimbing untuk menentukan dan
mengidentifikasi konsep-konsep yang ada dalam suatu bacaan yang akan
diberikan.
3. Selanjutnya konsep-konsep yang sudah diidentifikasi akan didefinisikan
oleh siswa berdasarkan pemahaman mereka.
4. melatih siswa menyusun konsep-komsep tersebut ke dalam peta konsep.
5. setelah menyelesaikan peta konsep, siswa diminta untuk mengerjakan tes
pemahaman sesuai dengan bacaan pada pembuatan peta konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
H. METODE ANALISIS DATA
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman
Skor tes pemahaman ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 6
Kiteria Skoring Tes Pemahaman
No soal Kriteria Skor
1 Setiap jawaban benar, yaitu dapat
mendefinisikan besaran pokok dan
besaran turunan dengan tepat
Jawaban kurang tepat atau tidak
lengkap. yaitu apabila dalam
mendefinisikan kedua besaran tidak
tepat dan tidak lengkap
Jawaban salah, yaitu apabila salah
dalam mendefinisikan kedua
besaran.
2
1
0
2 Apabila dapat memberikan contoh
besaran skalar dan besaran vektor
dengan tepat. Masing-masing contoh
bernilai 0,5 (diharuskan memberi
contoh masing-masing besaran
sebanyak 2 buah)
Memberikan alasan yang tepat
0,5-2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengapa dikelompokkan sebagai
besaran skalar atau besaran vektor
Jawaban salah
0
3 Setiap menyebutkan banyaknya
angka penting dengan tepat, maka
diberi skor 1. Terdapat 6 soal dalam
satu nomor, maka skor total adalah
6.
Jawaban salah
1-6
0
4 Jawaban tepat, dapat menyebutkan
alasan pengukuran tegak lurus.
Jawaban kurang tepat, alasan tidak
tepat
Alasan salah
2
1
0
5 Dapat menyebutkan posisi skala
utama dan nonius dengan tepat,
masing-masing diberi skor 1.
Dapat menyebutkan hasil
pengukuran mikrometer sekrup
dengan tepat
Jawaban salah
1-2
1
0
6 Dapat menurunkan persamaan dasar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
gaya dengan tepat
Dapat menuliskan dimensi gaya
dengan tepat
Jawaban salah
1
0
7 Analisis perhitungan besar gaya dan
hasil perhitungan tepat
Setiap jawaban yang analisis
perhitungan benar, hasil kurang tepat
Jawaban salah
1
0,5
0
8 Analisis perhitungan vektor tepat
Setiap analisa yang diberi gambar,
mendapat skor 1
Setiap hasil perhitungan kurang tepat
Jawaban salah
1
1
0,5
0
9 Analisis vektor resultan dan arah
vektor benar
Analisis vektor resultan kurang tepat
Analisis vektor resultan salah
2
1
0
10 Gambar vektor resultan benar
Analisis hubungan atau persamaan
vektor tepat
Analisis vektor resultan salah
1
1
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Penentuan Skor Peta Konsep
Peta konsep yang dibuat siswa diberi skor dengan sistem penskoran menurut
Novak dan Gawin dalam (Maria Arceli Ruiz Primo dan Ricard J. Shavelson
dalam Jurnal Of Research In Science Teaching,1996) dan (John r, Mc Clure,
Brian Sonak, Hi K. Suen dalam Jurnal Of Research In Science
Teaching,1999) yang telah dimodifikasi dengan penjelasan sebagai berikut :
Skoring peta konsep terbagi menjadi dua, yaitu skoring pada unsur penyusun
peta konsep dan skoring pada konsep serta definisi konsep yang diambil dari
materi bacaan.
a. Unsur Penyusun Peta Konsep :
1) Hirarki
a) Tepat.
Hirarki dianggap tepat apabila tingkatan konsep tersusun secara
sistematis bergantung pada hirarki awal. Apabila hirarki awal
menunjukkan tingkatan konsep dari konsep umum ke konsep
khusus, maka hirarki selanjutnya harus berbentuk umum-khusus.
Setiap hirarki tepat yang muncul diberi skor 2.
b) Kurang tepat
Hirarki dianggap kurang tepat apabila terdapat tingkatan konsep
yang terbalik. Sebagai contoh hirarki awal berbentuk umum-khusus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tetapi pada tingkatan berikutnya terdapat bentuk hirarki khusus-
umum. Setiap hirarki kurang tepat yang muncul diberi skor 1.
c) Salah
Hirarki dianggap salah apabila dalam susunannya terdapat
konsep yang seharusnya tidak berhubungan, namun tetap
dihubungkan dan dimasukkan ke dalam hirarki. Setiap hirarki
salah yang muncul diberi skor 0.
2) Konsep
a. Tepat
Konsep dianggap tepat apabila menggambarkan secara tepat suatu dasar
pemikiran, gejala atau ciri-ciri suatu obyek pengetahuan. Pada umumnya
konsep terdiri satu atau dua kata. Setiap konsep benar yang muncul diberi
skor 1.
b. Salah
Konsep dianggap salah apabila dalam menggambarkan suatu dasar
pemikiran suatu obyek dalam bentuk definisi atau dalam kalimat
panjang. Setiap konsep salah yang muncul diberi skor 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3) Proposisi
Penilaian proposisi dipandang dari kedua unsurnya yaitu kata atau kalimat
penghubung dan tanda panah peghubung antara konsep yang satu dengan yang
lain.
a) Kata atau kalimat pengubung antar konsep
Kata penghubung yang tepat adalah kata-kata yang menghubungkan secara
tepat antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Apabila kata
penghubung tidak menggambarkan hubungan antar konsep dengan benar,
maka proposisi dianggap tidak tepat.
b) Tanda panah penghubung konsep
Dalam peta konsep, hubungan antar konsep juga dihubungkan dengan
anak panah. Arah anak panah menunjukkan ke mana tujuan suatu konsep
terhubung dengan konsep yang lain. Apabila dalam peta konsep tidak
terdapat tanda panah, maka proposisi dianggap kurang tepat.
Dengan demikian skoring untuk proposisi dijabarkan sebagai berikut :
Hirarki terhubung dengan tanda panah serta kata penghubung yang
tepat. Dianggap tepat dan diberi skor 2.
Hirarki terhubung dengan tanda panah namun kata penghubung yang
muncul tidak tepat. Dianggap kurang tepat dan diberi skor 1.
Hirarki terhubung tanpa tanda panah namun terhubung dengan kata
pengubung yang tepat. Dianggap kurang tepat dan diberi skor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hirarki tidak terhubung dengan tanda panah serta tidak adanya kata
peghubung. Dianggap salah dan diberi skor 0.
4) Contoh
a) Tepat
Dianggap tepat apabila contoh yang disebutkan sesuai dengan materi.
Contoh tepat yang muncul diberi skor 1.
b) Salah
Dianggap salah apabila contoh yang disebutkan tidak sesuai dengan
materi. Contoh salah diberi skor 0.
b. Konsep-konsep beserta definisi dari materi bacaan.
1) Konsep lepas
Konsep lepas yang dimaksud di sini adalah konsep yang berhasil dipilih
siswa dari bacaan materi namun belum disusun ke dalam bentuk peta
konsep. Konsep lepas dianggap benar apabila tidak berbentuk kalimat
panjang atau definisi.Setiap konsep benar yang muncul diberi skor 1.
2) Definisi konsep
Definisi konsep merupakan penjelasan secara mendalam atau mendetail
mengenai konsep. Siswa dapat menggunakan kalimat sendiri untuk
menjelaskan suatu konsep yang dia pilih dari bacaan materi. definisi
dianggap benar apabila penjelasannya sesuai dengan ilmu pengetahuan
yang ada. Setiap definisi benar yang muncul diberi skor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 7
Kriteria Skoring Penyusunan Peta Konsep
Unsur peta konsep Skor jawaban
Tepat Kurang
tepat
Salah
Hirarki 2 1 0
Konsep 1 - 0
Proposisi 2 1 0
Contoh 1 - 0
I. ANALISA DATA
Untuk menyimpulkan apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep, dihitung koefisien
korelasi yang dihitung dengan rumus product-moment dari Pearson yang
rumusnya:
robs =
))()()((
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
Bila ternyata ada korelasi antara pemahaman siswa dengan kemampuan
membuat peta konsep berarti siswa yang skor tes pemahamannya rendah,
skor tes peta konsepnya juga rendah; yang skor tes pemahamannya tinggi,
tes peta konsepnya tinggi. Dengan demikian peta konsep dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara skor pemahaman
siswa dengan skor peta konsep yang disusun siswa dilakukan dengan pengujian
hipotesis:
Ho : Tidak ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan
menyusun peta konsep,
Hi : Ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan
menyusun peta konsep,
pada taraf signifikasi 0,05 atau 5 % dengan ketentuan:
Ho ditolak, Hi diterima, jika robs> rcrit
Ho diterima, Hi ditolak, jika robs< rcrit
J. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Sebelum analisis korelasi, diuji dulu syarat dapat dilakukannya analisis
korelasi, yaitu normalitas dan homogenitas. Untuk uji normalitas
digunakan metode Kolmogorov Smirnov, sedangkan homogenitas diuji
menggunakan uji homogenitas varian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data yang meliputi: perolehan
skor siswa untuk tes pemahaman dan perolehan skor tes peta konsep untuk pokok
bahasan Besaran dan Satuan serta vektor.
A. Data Penelitian
1. Deskripsi pelaksanaan penelitian
Dalam proses penelitian tentang peta konsep, dibutuhkan waktu untuk
memperkenalkan peta konsep kepada siswa. Hal tersebut dilakukan karena
siswa masih asing dan belum terbiasa menggunakan peta konsep. Berikut
deskripsi pelaksanaan pengenalan peta konsep kepada siswa.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal :
Pertemuan I: tanggal 14 Agustus 2009.
Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan dosen pembimbing,
peneliti dan siswi-siswi SMA Santa Maria yogyakarta kelas Xb. Kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan materi peta konsep oleh dosen
pembimbing. Materi yang diambil sebagai contoh peta konsep, yaitu
Usaha dan Energi. Sebelumnya masing-masing siswa mendapat ringkasan
materi yang mengulas konsep-konsep usaha dan energi. Siswa diberi
waktu 10 menit untuk membaca ringkasan tersebut. Kemudian bersama-
sama dengan dosen pembimbing, siswa berlatih membuat peta konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Setelah siswa mendapat penjelasan mengenai peta konsep dan berlatih
membuat sendiri peta konsep di bawah bimbingan dosen pembimbing,
siswa diberi waktu untuk melakukan pengendapan materi peta konsep.
Proses ini untuk melihat sejauh mana siswa menangkap materi peta
konsep. Kemudian peneliti membagi materi kedua tentang “Gerak Lurus
Beraturan dan Gerak Lurus berubah Beraturan”. Siswa diberi waktu
membaca dan membuat peta konsep sendiri tanpa bimbingan. Hasil kerja
siswa dikumpulkan.
Pertemuan II pada 19 Agustus 2009.
Setelah melihat hasil peta konsep yang dibuat siswa pada pertemuan
pertama, peneliti menemukan bahwa sebagian siswa kurang memahami
penjelasan materi peta konsep. kebanyakan siswa masih memasukkan
definisi konsep ke dalam susunan peta konsep. sedangkan peta konsep
yang benar hanya memetakan konsep-konsep yang ada pada materi. untuk
mengatasi agar hal tersebut tidak terulang pada latihan-latihan berikutnya,
siswa diberi penjelasan ulang tentang pembuatan peta konsep.
Penjelasan tersebut diterapkan pada latihan membuat peta konsep yang
kedua. Masing-masing siswa mendapat ringkasan materi.Lembaran bacaan
yang digunakan berisi ringkasan materi tentang pokok bahasan
“Magnet”.Siswa diberi waktu 5 menit untuk membacanya, kemudian
secara berurutan siswa diminta untuk membaca perkalimat dan bersama-
sama mengidentifikasi konsep-konsepnya.Setelah 13 konsep yang terdapat
pada lembaran bacaan ditemukan, ditentukan kunci konsepnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kunci konsep merupakan konsep yang paling umum dan biasanya
diletakkan paling atas dalam peta konsep.Kemudian bersama-sama
mencari kata yang tepat untuk menghubungkan antar konsep dan membuat
pata konsepnya.
Pertemuan III pada tanggal 22 Agustus 2009.
Siswa masih diberi latihan pengenalan peta konsep. Peneliti
memberikan bacaan yang berisi ringkasan materi tentang pokok bahasan
“suhu”. Siswa diminta untuk membacanya, mengidentifikasi konsep-
konsepnya dan menentukan konsep-konsep penting yang terdapat dalam
lembar bacaan, mencari kata yang tepat untuk menghubungkan antar
konsep, dan membuat peta konsepnya secara mandiri. Kemudian salah
seorang siswa diminta untuk maju menuliskan peta konsep yang telah
dibuatnya dan dibahas bersama-sama.Apabila terdapat kesalahan konsep
atau hubungan antar konsep, maka peneliti menunjukkan di mana letak
kesalahannya dan memberikan penjelasan tentang konsep dan hubungan
antar konsep yang benar.
Pertemuan IV: tanggal 24 Agustus 2009.
Pada pertemuan keempat ini siswa diberi kesempatan secara penuh
untuk membuat peta konsep tanpa bimbingan. materi yang diberikan yaitu
“zat dan wujudnya”. Siswa diberi waktu 45 menit untuk membaca,
mengidentifiksi dan mendefinisikan konsep serta menyusun konsep-
konsep tersebut ke dalam peta konsep. kemudian dilakukan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
bersama-sama. Dari hasil tersebut, peneliti menemukan bahwa siswa sudah
terbiasa membuat peta konsep. peta konsep yang dibuat siswa sudah
menunjukkan hirarki yang benar, konsep yang diidentifikasi tepat,
walaupun pada sebagian siswa masih bingung memilih kata penghubung
yang tepat dalam menghubungkan konsep.peneliti menginformasikan
bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes pemahaman dalam bentuk
essay. Kemudian dilanjutkan tes akhir peta konsep. materi yang akan
diujikan, yaitu “Besaran dan satuan serta vektor”
Pertemuan V : tanggal 27 Agustus 2009
Dilakukan tes pemahaman konsep tentang pokok bahasan Besaran dan
Satuan serta vektor. tes pertama yaitu tes pemahaman konsep dalam
bentuk essay. Waktu yang diberikan 45 menit. Kemudian akan dilanjutkan
tes peta konsep, dan siswa juga diberi waktu 45 menit.
2. Deskripsi Data Skor Tes Pemahaman dan Skor Tes Peta Konsep
a. Hasil Perolehan Skor tes pemahaman siswa
Peneliti menggunakan data skor tes pemahaman untuk mengetahui
sampai dimana siswa memahami materi besaran dan satuan serta vektor
berdasarkan kriteria pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 8 Skor Tes Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Besaran& Satuan Serta Vektor
No. absen
No. induk
Nama siswa skor tes pemahaman
1 7278 Debora Ayu Clara Kristiani. 14,5
2 7408 Agatha Rahmaturi 16
3 7409 Anastasia Wulandari Wahyu Putri 18
4 7410 Andriani Oktavia P. 16,5
5 7411 Ariani Zonggonaw 13,5
6 7412 Fanny Susila Raharjo 17,5
7 7413 Jordana Alexandrea C.S. 20,5
8 7414 Lea Vanessa Ardila P. 16
9 7415 Lois Sihite 19
10 7416 Lusia Aldiani Lusita 18
11 7417 Magdalena Sakuf 15
12 7418 N. Ayu Widyawati T. 14
13 7419 Patricia Diah Ayu S. 14,5
14 7420 Petra Agatha Yomita Dwi 17
15 7421 Rasti Pasorong 20
16 7422 Regina Erni Widiati N. 15,5
17 7423 Rita Alfrida Tigi 17
18 7424 Ryan Pamula Sari 18,5
19 7425 Serani Soputri 21
20 7426 Sesilia Dianandari. Rista A. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
21 7427 Theodora Dennis Haria D. 14,5
22 7428 Welhelmina Maria S.S. 15
23 7429 Yovita Dewi Arum Sari 15,5
b. Hasil perolehan Skor tes peta konsep siswa
Skor tes peta konsep diperoleh berdasarkan penilaian unsur-unsur
penyusun peta konsep (unsur-unsur peta penyusun peta konsep : hirarki,
konsep, proposisi dan contoh) serta konsep-konsep lepas yang dipilih
siswa dari ringkasan materi dan definisi konsep-konsep lepas tersebut.
Berikut tabel yang menunjukkan skor total peta konsep.
Tabel 9
Skoring Peta Konsep Dari Unsur Penyusun Peta Konsep
Serta Konsep Lepas Dan Definisi Konsep
Kode siswa
(No. Induk
Siswa)
skoring peta konsep
Jumlah Skor
Peta konsep skor unsur penyusun
peta konsep
skor konsep lepas
dan definisi konsep
7278 61,5 42 103,5
7408 122,5 22 144,5
7409 123 40 163
7410 99,5 46 145,5
7411 74,5 8 82,5
7412 126,5 32 158,5
7413 147 68 215
7414 114 23 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
7415 145 52 197
7416 110 41 151
7417 96,5 28 124,5
7418 93,5 20 113,5
7419 105 27 132
7420 105 39 144
7421 158 51 209
7422 114 16 130
7423 121 32 153
7424 121 42 163
7425 178 52 230
7426 91 16 107
7427 114,5 22 136,5
7428 99 15 114
7429 91,5 47 138,5
Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 18. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
skor1 23 13.50 21.00 16.5652 2.18624 4.780
skor2 23 82.50 230.00 147.5000 36.76183 1351.432
Valid N (listwise) 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kemudian skor total tes pemahaman yang diperoleh siswa dikelompokkan ke
dalam interval untuk mempermudah perhitungan.
Tabel 11
Deskripsi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep Pokok Bahasan “Besaran dan
Satuan serta vektor”
Interval skor Frekuensi
20,00-21,50 3
18,00-19,50 4
16,00-17,50 6
14,00-15,50 9
12,00-13,50 1
Gambar (4.1) Histogram diskripsi frekuensi pemahaman konsep siswa
pokok bahasan besaran dan satuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 12
Diskripsi Frekuensi Kemampuan Membuat Peta Konsep
Pokok Bahasan “Besaran dan Satuan”
Interval skor Frekuensi
200,00-249,50 3
150,00-199,50 6
100,00-149,50 13
50,00-99,50 1
Gambar (4.2) Histogram diskripsi frekuensi kemampuan membuat peta
konsep pokok bahasan besaran dan satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Deskripsi pemahaman siswa pada pokok bahasan besaran dan satuan serta
vektor dalam peta konsep yang dibuat oleh siswa
a. Hirarki
Berikut salah satu contoh hirarki yang dirangkum dari peta konsep yang
telah dibuat oleh siswa. Tampak pada tabel 13.
Tabel 13
Contoh hirarki pada peta konsep yng dibuat siswa
Hirarki Tepat Hirarki Salah
Besaran diperlukan dalam pengukuran
Penjelasan :
hirarki dianggap tepat karena tingkat
hirarki sesuai dengan bentuk awal, yaitu
bentuk umum ke khusus. Konsep besaran
merupakan konsep umum, kemudian
hirarki turun ke pengukuran yang
merupakan konsep yang lebih khusus
(bentuk hirarki berkesinambungan dari
umum-khusus dan tidak terbalik-balik).
Panjang, jumlah zat dan tekanan merupakan
contoh besaran vektor
Penjelasan :
hirarki dianggap salah karena bentuk hirarki
menyimpang dari bentuk awal. Hirarki awal
berbentuk umum-khusus, sedangkan hirarki ini
berbentuk khusus-umum.
Panjang, jumlah zat dan tekanan merupakan
konsep yang lebih khusus daripada konsep besaran
vektor.
Selain itu terjadi kesalahan konsep, yaitu panjang
dan jumlah zat bukan merupakan contoh besaran
vektor tetapi besaran skalar.
Besaran terdiri dari besaran terdiri dari
besaran pokok, besaran turunan, besaran
Mol, kandela, kelvin, meter, kilogram dan sekon
merupakan contoh besaran vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
skalar dan besaran vector Penjelasan :
hirarki dianggap salah karena bentuk hirarki
menyimpang dari bentuk awal. Hirarki awal
berbentuk umum-khusus, sedangkan hirarki ini
berbentuk khusus-umum.
Mol, kandela, kelvin, meter, kilogram dan sekon
Merupakan konsep yang lebih khusus daripada
konsep besaran vektor.
Terjadi kesalahan konsep pada hirarki, yaitu Mol,
kandela, kelvin, meter, kilogram dan sekon bukan
merupakan contoh dari besaran vektor tetapi
merupakan satuan dari besaran-besaran pokok.
Besaran pokok antara lain panjang,
massa, waktu, suhu, kuat arus, jumlah
mol dan intensitas cahaya
Satuan mempunyai vektor.
Penjelasan :
Terjadi kesalahan konsep yang mempengaruhi
hirarki, yaitu satuan tidak memiliki vektor. Konsep
yang benar adalah besaran memiliki satuan.
Siswa seakan-akan memaksakan konsep yang
sebenarnya tidak berhubungan, namun tetap
dihubungkan.
Jumlah zat memiliki satuan mol Satuan terbagi menjadi satuan lain dan satuan
internasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Konsep
Tabel 14 dibawah ini menunjukkan contoh konsep-konsep yang muncul pada peta
konsep siswa.
Tabel 14
Contoh konsep pada peta konsep yang dibuat siswa
Konsep Tepat Konsep Salah
(dalam konteks peta konsep)
Besaran Beberapa alat ukur panjang
Penjelasan :
Terjadi kesalahan konsep yang mempengaruhi
hirarki. Pada pengukuran, sistem satuan yang
kerap digunakan yaitu Sistem Internasional (SI)
dan sistem centimeter, gram dan sekon (CGS).
Satuan lain yang disebutkan pada hirarki di atas
salah karena siswa tidak tepat menyebutkan sistem
satuan lain secara mendetail.
Perkalian vektor terdiri dari perkalian
titik dan perkalian vector
Besaran vektor terbagi menjadi besaran skalar dan
besaran vektor.
Penjelasan :
Hirarki tersebut dianggap salah dikarenakan
terjadi pengulangan konsep pada susunan hirarki,
sehingga mengacaukan bentuk hirarki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pengukuran Menghitung angka penting
Satuan Menentukan banyak angka penting
Angka penting Ketidakpastian dalam pengukuran
Notasi vector Besaran memiliki nilai
Konsep tepat yang dimaksud pada konteks peta konsep adalah konsep
yang hanya terdiri dari kata penjelas suatu materi. Sebagai contoh :
“besaran” dan “angka penting”. Apabila digunakan kata sambung dan
jumlah, maka bentuk konsep menjadi terlalu panjang dan dianggap
sebagai kalimat penjelas dan bukan konsep. Sebagai contoh konsep
salah pada konteks peta konsep : “beberapa alat ukur panjang” dan
“ketidakpastian dalam pengukuran”. Apabila kata “beberapa” dan
“dalam” dihilangkan, maka konsep dapat dianggap tepat dalam konteks
peta konsep.
c. Proposisi
1) Proposisi tepat
Terdiri dari Terdiri dari Besaran
Besaran pokok
Besaran turunan
Besaran vektor
Besaran skalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2) Proposisi kurang tepat
a) Kata atau kalimat penghubung tidak tepat menghubungkan konsep.
Kata penghubung “terdiri” dianggap kurang tepat karena mikrometer
sekrup dan jangka sorong bukan bagian dari alat ukur panjang.
Mikrometer sekrup dan jangka sorong tersebut hanya merupakan
contoh dari alat ukur panjang.
b) Tidak ada tanda dan arah anak panah penghubung konsep.
Tidak ada tanda panah menyebabkan konsep kehilangan hubungannya
dengan konsep lain. Arah panah menunjukkan ke mana suatu konsep
berhubungan.
rumus Perkalian silang V1 x V2
terdiri Alat ukur panjang
Mikrometer sekrup
Jangka sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. Contoh
Beberapa contoh yang muncul pada peta konsep yang telah dibuat
siswa tampak pada tabel 15.
Tabel 15
Contoh Yang Muncul Pada Peta Konsep Yang Telah Dibuat Siswa
Contoh Tepat Contoh Salah
Besaran turunan misalnya
tekanan, kecepatan, gravitasi
Besaran vektor contohnya
panjang, jumlah zat dan kuat arus
listrik
Penjelasan :
Contoh dianggap salah karena
panjang, jumlah zat dan kuat arus
bukan termasuk besaran vektor,
tetapi besaran skalar.
Alat ukur panjang misalnya
jangka sorong dan mistar.
Contoh dimensi gaya yaitu
𝑀𝐿−2𝑇2 .
Penjelasan :
Contoh dianggap salah, karena
dimensi gaya yang benar yaitu
𝑀 𝐿 𝑇−2 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
a. Tes Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
serta Vektor
Tabel 16
Deskripsi uji normalitas tes pemahaman konsep pada pokok bahasan
besaran dan satuan serta vektor
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor1
N 23
Normal Parametersa,b
Mean 16.5652
Std. Deviation 2.18624
Most Extreme Differences Absolute .124
Positive .124
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .593
Asymp. Sig. (2-tailed) .873
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Interpretasi :
N = 23, berarti jumlah sampel yang diamati ada 23 sampel data
Pada kolom skor 1 (tes pemahaman siswa) yang diperoleh siswa terdapat
nilai Kolmogorov Smirnov = 0,539 dengan probabilitas = 0,873 (asymtot
sign (2-tailed)). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p >
0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai p
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
= 0,873 lebih besar dari 0,05, maka data skor 1 (tes pemahaman siswa)
pada 23 sampel adalah normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas.
b. Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan Besaran dan
Satuan serta vektor
Tabel 17
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor2
N 23
Normal Parametersa,b
Mean 147.5000
Std. Deviation 36.76183
Most Extreme Differences Absolute .163
Positive .163
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .780
Asymp. Sig. (2-tailed) .576
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Interpretasi :
N = 23, berarti jumlah sampel yang diamati ada 23 sampel data
Pada kolom skor 2 (tes peta konsep) yang diperoleh siswa terdapat nilai
Kolmogorov Smirnov = 0,780 dengan probabilitas = 0,576 (asymtot sign (2-
tailed)). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada
uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai p = 0,576
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lebih besar dari 0,05, maka data skor 2 (tes peta konsep) pada 23 sampel
adalah normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas.
2. Uji Homogenitas
Pemahaman Konsep dan Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan
Besaran dan Satuan
Tabel 18
Deskripsi uji Homogenitas pada tes Pemahaman siswa
Dan tes peta konsep
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pem1 Based on Mean 1,503 3 38 ,229
Based on Median 1,185 3 38 ,328
Based on Median and
with adjusted df
1,185 3 30,215 ,332
Based on trimmed mean 1,470 3 38 ,238
.
Pada hasil tes homogenitas varian (test of homogeneity of variance) angka
signifikansi yang ada adalah untuk probabilitas berdasarkan mean (Based On
Mean) = 0,229, berdasarkan median (Based On Median) = 0,328, probabilitas
berdasarkan median dan derajat kebebasan (Based On Median and With
Adjusted df) = 0,332 dan probabilitas berdasarkan tritmen mean (Based On
Trimmed Mean) = 0,238. Oleh karena probabilitas > 0.05, maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
diketahui bahwa data memiliki varian yang homogen atau data berasal dari
populasi-populasi dengan varian sama.
Tabel 19
Hasil Uji Normalitas dan Hasil Uji Homogenitas
No Variabel Hasil Uji
Normalitas
Hasil Uji
Homogenitas
1 Pemahaman Konsep Pokok
Bahasan “Besaran dan Satuan”
Normal Homogen
2 Kemampuan Membuat Peta
Konsep Pokok Bahasan “Besaran
dan Satuan”
Normal Homogen
3. Korelasi antara Tes Pemahaman Konsep dengan Kemampuan Membuat Peta
Konsep
Dari analisis korelasi diperoleh hasil seperti pada tabel:
Tabel 20
Hasil Korelasi Antara Tes Pemahaman
dengan Kemampuan Membuat Peta Konsep
Correlationsa
skor1 skor2
skor1 Pearson Correlation 1 .957**
Sig. (2-tailed) .000
skor2 Pearson Correlation .957** 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Listwise N=23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Interpretasi tabel :
Pada tabel, korelasi angka 0,957 adalah angka koefisien korelasi. Atau dapat
dituliskan r = 0,957. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa ada
hubungan antara tes pemahaman peta konsep dengan tes kemampuan membuat
peta konsep.
Karena koefisien korelasi bernilai positif, maka korelasi memiliki pola positif
atau searah. Sehingga makin tinggi perolehan skor tes pemahaman maka
semakin tinggi pula perolehan skor tes peta konsep.
Berdasarkan adanya tanda ** di belakang angka koefisien korelasi, berarti
angka korelasi memenuhi kriteria signifikasi 1%, otomatis memenuhi taraf
kepercayaan 95%.
Berdasarkan probabilitas :
1) Ho : ρxy = 0 (hipotesa nol, tidak ada korelasi)
2) Hi : ρxy ≠ 0 (hipotesa alternatif, ada korelasi)
3) Significant level α = .01
4) df = N-2 = 23-2 = 21
5) rcritical = 0,537 (menurut tabel critical values of r korelasi P.Pearson)
6) rxy perhitungan = 0,957
7) karena rxy> rcritical maka signifikan. Berarti ada korelasi antara skor tes
pemahaman dengan skor tes kemampuan membuat peta konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara skor tes pemahaman
dengan skor peta konsep siswa pada materi Besaran dan Satuan. Korelasi
tersebut memiliki pola positif, artinya siswa yang skor tes pemahamannya
rendah, skor peta konsepnya juga rendah dan siswa yang skor tes
pemahamannya tinggi, skor peta konsepnya juga tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang pemahaman konsepnya tinggi, kemampuan membuat peta
konsepnya juga tinggi dan siswa yang pemahaman konsepnya rendah,
kemampuan membuat peta konsepnya juga rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bagaimana peta konsep dapat digunakan
sebagai alat tes yang mampu mengungkap pemahaman siswa tentang suatu
materi. Beberapa bagian dari peta konsep yang dibuat siswa, seperti : susunan
hirarki, susunan konsep, proposisi dan contoh dapat menunjukkan sampai
dimana siswa menangkap dan memahami materi besaran&satuan serta vektor.
Sebagai contoh, deskripsi data menunjukkan terdapat siswa yang dengan tepat
menghubungkan konsep besaran dengan konsep pengukuran dalam hirarki.
Mengidentifikasi konsep-konsep besaran, satuan serta vektor pada peta. Selain
itu terdapat siswa yang mampu mencantumkan konsep mikrometer dan jangka
sorong sebagai contoh alat ukur panjang. Ketidakpahaman siswa juga
tergambar pada peta konsep yang siswa buat. Misalnya terdapat siswa yang
mencantumkan konsep panjang dan jumlah zat ke dalam contoh besaran
vektor. Beberapa siswa juga cenderung membuat kesalahan pada penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
hirarki. Misalnya pada awal peta konsep, hirarki berbentuk umum-khusus
namun selanjutnya hirarki berbentuk khusus-umum. Karena
ketidaksinambungan tersebut, maka siswa tidak mendapat skor maksimal.
Siswa juga mengalami kesulitan dalam membuat proposisi peta konsep, yaitu
pada kata atau kalimat penghubung konsep. Misalnya ada siswa yang menulis
bahwa satuan memiliki dimensi dan analisis dimensi. Sedangkan yang
memiliki dimensi adalah besaran.
Penjelasan di atas memperkuat hipotesa peneliti bahwa peta konsep dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengukur
pemahaman konsep siswa.
D. Peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa
Berdasarkan pengalaman dalam penelitian tentang peta konsep di SMA
Santa Maria Yogyakarta, peneliti melihat bahwa siswi-siswi SMA Santa Maria
Yogyakarta masih asing dengan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran.
Walaupun dalam buku panduan fisika yang siswa gunakan terdapat peta konsep,
namun saat disinggung mengenai peta konsep yang ada di dalam buku panduan
tersebut, siswa hanya diam. Siswa cenderung melewatkan peta konsep yang ada,
dan hanya membaca materi dalam bentuk paragraf.
Kurangnya penekanan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran tentu saja
menyulitkan peneliti untuk menerapkan peta konsep sebagai alat alternatif
evaluasi. Kemudian cara yang ditempuh adalah pengenalan peta konsep kepada
siswa dan latihan-latihan membuat peta konsep. Pelaksanaan pengenalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tersebut memerlukan waktu yang cukup lama sehingga siswa mulai terbiasa
dengan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran mereka. Setelah siswa
terbiasa menggunakan peta konsep dalam cara belajar mereka, barulah peneliti
dapat menggunakan peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi.
Adapun dalam pelaksanaan pengenalan peta konsep dalam pembelajaran,
terdapat keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan penggunaan peta
konsep yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penggunaan peta konsep
sebagai alternatif alat evaluasi selanjutnya.
Keuntungan menggunakan peta konsep sebagai alat evaluasi :
1. Ketika siswa belajar membuat peta konsepnya sendiri, siswa mengalami
pembelajaran bermakna. Dimana siswa mengalami pengulangan tentang
materi-materi yang pernah ia pelajari sebelumnya (pengetahuan sebelumnya)
dan menemukan hal-hal baru (pengetahuan baru). Kemudian menyusunnya ke
dalam hirarki dan proposisi. sehingga siswa menemukan sendiri hubungan
antara pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki.
2. Siswa berperan aktif dalam proses membuat peta konsepnya sendiri, bukan
hanya menerima suatu materi dalam bentuk hafalan.
3. Meningkatkan kreativitas siswa, yaitu saat siswa menyusun konsep-konsep
beserta hubungan konsep-konsep tersebut ke dalam peta konsep.
4. memberikan visualisasi mengenai konsep-konsep utama dan pendukung yang
telah terstruktur di dalam otak peserta didik ke dalam kertas yang dapat
dilihat oleh para pendidik. Sehingga dapat digunakan untuk acuan sampai
dimana siswa memahami suatu materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
5. Peta konsep dapat mengungkapkan konsepsi salah yang terjadi pada peserta
didik. Konsepsi salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-
konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah
Kelemahan menggunakan peta konsep sebagai alat evaluasi :
1. Sistem skoring peta konsep dalam penelitian ini masih berupa data kasar.
Tidak adanya pembatasan skor maksimal dalam membuat sistem skoring
dipandang menyulitkan peneliti untuk menentukan sampai dimana siswa
dimasukkan ke dalam kualifikasi paham terhadap suatu materi.
2. Selain kesulitan dalam penentun skoring peta konsep tersebut, peneliti juga
menemukan beberapa siswa yang menjiplak peta konsep karya siswa lain,
sehingga mengurangi orisinalitas dari ide yang disalurkan. Namun demikian
masih terlihat beberapa perbedaan yang menunjukkan kreativitas berfikir
siswa. Hal ini sejalan dengan sifat dari peta konsep itu sendiri yaitu
idiosinkratik yaitu sifat yang menunjukan tidak ada dua peta konsep yang
sama persis karena setiap peta konsep yang dibuat oleh seseorang
menunjukkan pengertiannya yang unik dalam bidang pengetahuan tertentu.
3. Saat pelaksanaan tes peta konsep, dikhawatirkan siswa telah membuat peta
konsep tersebut dirumah, sehingga hasil tes menjadi tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data, penggunaan peta konsep sebagai
alternatif alat evaluasi pada pokok bahasan besaran dan satuan serta vektor dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Ada korelasi antara skor tes pemahaman dengan skor peta konsep siswa pada
materi Besaran dan Satuan serta vektor. Korelasi tersebut memiliki pola positif,
artinya siswa yang skor tes pemahamannya rendah, skor peta konsepnya juga
rendah dan siswa yang skor tes pemahamannya tinggi, skor peta konsepnya juga
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang pemahaman konsepnya tinggi
kemampuan membuat peta konsepnya juga tinggi dan siswa yang pemahaman
konsepnya rendah, kemampuan membuat peta konsepnya juga rendah. Sehingga
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengukur pemahaman konsep siswa.
B. Keterbatasan Penelitian
Kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan penelitian
ini diantaranya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
1. Keterbatasan pada sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 23 orang siswa. Jumlah
sampel ini dirasa oleh peneliti masih kurang banyak, sehingga hasil penelitian
ini hanya berlaku bagi sampel yang diteliti.
2. Kesulitan yang dihadapi siswa
Siswa belum terbiasa menggunakan peta konsep dalam pembelajaran.
Sehingga memerlukan alokasi waktu yang lebih dalam pelaksanaan
pengenalan peta konsep dalam pembelajaran. Siswa takut untuk bertanya
langsung pada bapak Drs. Kartika Budi selaku pembimbing pengenalan peta
konsep pada siswa, sehingga beberapa siswa masih memasukkan definisi
konsep pada peta konsep yang dibuat siswa.
C. Saran
Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengajukan beberapa saran dari
berbagai permasalahan yang ditemui dalam penelitian ini, yaitu :
1. Dalam sistem penilaian skor peta konsep, ada baiknya menggunakan
kriteria penilaian standar sebagai acuan sampai dimana siswa bisa
diklasifikasikan lulus tes pemahaman peta konsep. Standar acuan
tersebut misalnya peta master. Peta master tersebut berisi susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
konsep yang minimal harus ada dalam tes peta konsep yang dibuat
siswa.
2. Apabila pendidik menggunakan peta konsep sebagai alternatif tes
pemahaman siswa, maka pelaksanaan tes dapat langsung dilaksanakan
sesudah sesi pemberian materi (post test) atau dapat dijadikan tugas
pekerjaan rumah. Pelaksanaan tes peta konsep sebagai post test dapat
menghindari keseragaman peta yang di buat oleh siswa atau peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Daftar Pustaka Alonso, M & E.J. Fin 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Asmin. 2004. Implementasi Berpikir Lateral Dalam Proses Pembelajaran Di
Sekolah. (http://berpikirlateral.com/.....html) Bismoko, J. 1998. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi II. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma. Coolican, Hugh. 1994. Research Method and Statistick in Psicology. London :
Hodder and Thoughton.
Cronbach, C.H. 1949. Essential of Physhology Testing. New York : Harper &
Brothers Publisher Dahar ,Ratna Willis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Davis, J. 2001. Conceptual Change: Lerning, Theacing and Technology(online).
(http:// www.exploration.coe.uga.edu/e book/ coceptual change. htm.diakses Depertemen pendidikan nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Giancolli, D.C. 1997. Fisika. Jakarta : Erlangga Holil, Anwar. 2008. Peta Konsep Anak Bangsa.
(http://pkab.wordpress.com/.....html) Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika I A untuk SMP kelas VII. Jakarta:
Erlangga Kartika Budi, Fr. Y. 1987. “Konsep :Pembetukan dan penenemannya”
Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.
Kartika Budi, Fr. Y. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, 1991, Konsep dan Definisi Dalam Fisika dan Implikasinya Dalam
Proses Belajar Mengajar Fisika, Arena Almamater,VI, (21): 38-51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sucipto, S.Pd. 2008. Peta Konsep Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (http://ciptobios.com/.....html)
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. P.B, Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan. Riset Statistik Parametik. Yogyakarta :
ANDI Offset. Riyana, Cheppy. 2006. Hakikat Kualitas Pembelajaran. ([email protected]) Suparno, P. 2002. Statistika Dasar. Diktat untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan
Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Sutrisno, Hadi. 1984. Metodologi Research Jilid II. Cetakan IV. Yogyakarta :
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Thoha, M. Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Tisher, Power dan Endean, 1972. Fundamental Issues In Science Education, John Wiley and Sons Australia Pty Ltd: Sydney. Watson,Bruce and Kopernicek. 1990. Theaching for Conceptual Change : Confroting Children’s Experience: Resource Center (online) .(http://www.exploratorium.edu/IFI/resour4ce/workshop/teaching for conceptual change.html Widdiharto, Drs. Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP.
Dalam http://zainurie.wordpress.com/2007/11/17/model-model-pembelajaran-matematika /PDF.html
Wilantara,I Putu Eka. 2006. Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam
Pembelajaran Fisika untuk Mengubah Miskonsepsi Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa. Dalam http://www.damandari.or.id/detail.php?id=254
Van den Berg, Euwe., dkk. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas Kristen SatyaWacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ULANGAN HARIAN I
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Fisika Nama :
Hari/tanggal : kelas/No :
PETUNJUK UMUM
1) Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2) Jawaban sebanyak 10 butir berbentuk esai, semua harus dikerjakan.
Dahulukan soal yang dianggap mudah
3) Setelah mengerjakan soal esai, kerjakan tes peta konsep.
4) Periksa kembali jawabanmu sebelum diserahkan.
I Tes Esai
1. Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan? Jelaskan menurut
pemahamanmu!
2. Sebutkan contoh besaran vektor dan skalar yang anda ketahui masing-masing dua dan
jelaskan alasan mengapa besaran tersebut Anda golongkan dalam besaran vektor atau
skalar!
3. Berikut beberapa angka yang berhasil diperoleh Dani saat melakukan pengukuran benda-
benda disekitarnya :
a. 0,021 m3 d. 0,0040 cm
b. 41,15 m e. 30,05 cm
c. 2,30 . 104 cm f. 700 cm
Tuliskan berapa banyak angka penting yang diperoleh Dani untuk masing-masing hasil
pengukuran tersebut! (berdasarkan aturan penulisan angka penting).
4.
Sebuah gelas ukur dalam laboratorium berisi larutan kimia.
Volume larutan tersebut terukur seperti gambar di samping.
Adapun pengukuran dilakukan dengan posisi mata seperti
pada gambar 1.1 (posisi A, B dan C)
Kedudukan Mata Terbaca (mL)
A 8,5
B 8
C 7,5
Dari hasil pengamatan tersebut, posisi manakah menurut
pendapatmu yang paling baik dalam mengukur? Jelaskan
alasanmu dengan kata-katamu sendiri!
Gb.1. Gelas Ukur
C
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Tunjukkan kedudukan mikrometer sekrup pada gambar di bawah ini :
Gb.2-1. mikrometer sekrup Gb.2-2. Hasil
a. Skala utama (mm)
b. Skala nonius (mm)
c. Tentukan hasil pengukuran (mm) dari gambar tersebut!
6. Tentukan dimensi dari besaran usaha! Jabarkan rumusnya agar memperoleh dimensi akhir!
7. Dua buah gaya 𝐹1 dan 𝐹2
masing-masing besarnya 10 N. Jika kedua gaya membentuk sudut
120°, Maka besarnya resultan gaya adalah......
8. Sebuah pesawat terbang menempuh jarak sejauh 210 km dalam arah garis lurus yang
membentuk sudut 30° ke Timur dari arah Utara. Berapa jauh ke Utara dan berapa jauh ke
Timur dari titik asal jarak yang ditempuh oleh pesawat itu?
9. Sebuah mobil bergerak ke Timur sejauh 30 km pada jalan datar. Sesampainya di
persimpangan, mobil membelok ke Utara sejauh 30 km, kemudian berhenti. Tentukanlah arah
dan pergeseran total mobil tersebut !
10. Diketahui dua buah gaya 𝐹1 dan 𝐹2
seperti pada gambar.
A
B
𝐹2
𝐹 1
Bila kedua vektor tersebut digambarkan sebagai berikut :
Maka tentukanlah vektor resultan dari kedua gaya serta hubungan atau persamaan dari vektor resultan tersebut!
𝐹 1
𝐹2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
II Tes Peta Konsep
Bacalah rangkuman dibawah ini dengan cermat. Kemudian seleksi setiap kata di dalamnya.
Tulislah dalam kertas jawabanmu kata-kata yang kamu anggap sebagai konsep. Definisikan
konsep-konsep tersebut menurut pemahamanmu menggunakan kalimat sendiri.
PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN
Pengukuran memerlukan alat ukur yang diharapkan hasilnya dapat menunjukkan informasi
tertentu. Hasil pengukuran biasanya berupa angka. Angka-angka hasil pengukuran tersebut
ada angka pasti dan ada angka taksiran. Misalnya, pada pengukuran diperoleh 5,3 mm, angka
5 adalah angka pasti, sedangkan angka 3 adalah taksiran.
Besaran didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya dapat dinyatakan
dengan bilangan atau angka. Untuk membedakan hasil pengukuran satu dengan lainnya
digunakan satuan. Sistem yang digunakan diperlukan satuan pengukuran yang tidak berubah
diseluruh dunia disebut “sistem internasional” atau SI.
Besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan. Selain itu, besaran juga
dikelompokkan menjadi besaran vektor dan skalar. Yang termasuk besaran pokok, yaitu :
panjang, massa, waktu, kuat arus, suhu, intensitas cahaya dan jumlah zat. Besaran turunan
adalah besaran yang diperoleh dari besaran pokok dengan jalan menurunkannya. Contoh
besaran turunan, yaitu : luas, volume, tekanan dan usaha. Besaran Skalar adalah besaran
yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : volume, massa, waktu,
kelajuan, dan sebagainya. Besaran Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besarnya atau
nilai dan arah. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya
VEKTOR
1. Notasi Vektor
Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang anak panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor.
Vektor F di tulis : F
atau F
Besar vektor F ditulis / F
/ atau F
2. Operasi terhadap vektor.
Resultan dua vektor.
Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat dilakukan
dengan cara :
A. Jajaran genjang vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= sudut antara A dan B
/ R
/ = / / / / / / / / cosA B A B
2 2 2
arahnya : 12 sin
//
sin
//
sin
//
BAR
B. Cara segitiga vektor.
C. Dua vektor yang membentuk sudut 180o
/ R
/ = / A
/ - / B
/ jika / A
/ > / B
/
D. Penguraian sebuah vektor.
/ / / / cosv vX
/ / / / sinv vY
/ / / / / /v v vX Y 2 2
. Cara analitis.
Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan
sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vektor v x = v cos v y = v sin
v1
v2
v3
1
2
3
v1 x = v cos 1
v2 x = v cos 2
v3 x = v cos 3
v1 y = v sin 1
v2 y = v sin 2
v3 y = v sin 3
v x = ................ v y =
................
Resultan / v R / = ( ) ( ) v vX Y
2 2
Arah resultan : tg =
v
v
Y
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUNCI JAWABAN SISWA
1. Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan? Jelaskan menurut
pemahamanmu!
Jawaban :
besaran pokok adalah besaran yang tidak dapat diturunkan atau besaran yang berdiri
sendiri.
Besaran turunan adalah besaran yang telah diturunkan dari besaran pokok
2. Sebutkan contoh besaran vektor dan skalar yang anda ketahui masing-masing dua dan
jelaskan alasan mengapa besaran tersebut Anda golongkan dalam besaran vektor atau
skalar!
Jawaban :
Contoh besaran vektor, yaitu : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
Contoh besaran skalar, yaitu : massa, daya, volume dan sebagainya.
Besaran-besaran tersebut dikelompokkan ke dalam besaran skalar atau besaran vektor karena masing-masing besaran memiliki perbedaan mendasar. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah, sedangkan besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai atau besar saja.
3. Jawaban :
Hasil pengukuran Banyaknya angka penting 0,021 m
3 2 41,15 m 4 2,30 . 10
4 cm 3
0,0040 cm 2 30,05 cm 4 700 cm 3
4. Dari hasil pengamatan tersebut, posisi manakah menurut pendapatmu yang paling
baik dalam mengukur? Jelaskan alasanmu dengan kata-katamu sendiri! Jawaban : Posisi yang paling baik dalam mengukur, yaitu pada posisi B. Posisi B dianggap paling baik karena kedudukan mata dan obyek saling tegak lurus. Posisi tersebut memiliki kesalahan pengukuran paling kecil (pengukuran paralaks).
5. Jawaban :
a) Skala utama (mm) ditunjukkan oleh A. b) Skala nonius (mm) ditunjukkan oleh B
c) hasil pengukuran (mm) dari gambar, yaitu
6. Tentukan dimensi dari besaran usaha! Jabarkan rumusnya agar memperoleh dimensi akhir!
Jawaban :
F = m.a
F = m. v/t
𝐹 = 𝑚 𝑥 𝑠𝑡
𝑡
𝐹 = 𝑚 𝑥 𝑠
𝑡2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimensi akhir gaya adalah 𝐹 = 𝑀 𝐿
𝑇2 atau 𝐹 = 𝑀 𝐿 𝑇 −2
7. Dua buah gaya 𝐹1 dan 𝐹2
masing-masing besarnya 10 N. Jika kedua gaya membentuk sudut
120°, Maka besarnya resultan gaya adalah......
Jawaban :
/FR/ = cos////2//// 21
2
2
2
1
FFFF
= 120cos10.10.21010 22
= 5.0200100100
= 100200
= 100
= 10
arahnya FR = 120sin
10
=
5.0
10
= 20
8. Sebuah pesawat terbang menempuh jarak sejauh 210 km dalam arah garis lurus yang
membentuk sudut 30° ke Timur dari arah Utara. Berapa jauh ke Utara dan berapa jauh ke
Timur dari titik asal jarak yang ditempuh oleh pesawat itu
Jawaban :
9. Sebuah mobil bergerak ke Timur sejauh 30 km pada jalan datar. Sesampainya di
persimpangan, mobil membelok ke Utara sejauh 30 km, kemudian berhenti. Tentukanlah arah
dan pergeseran total mobil tersebut !
Jawaban :
Resultan / v R / = ( ) ( ) v vX Y
2 2
Kita anggap arah Timur sebagai sumbu x dan arah Utara sebagai sumbu y. Maka jauh pesawat ke Timur dari titik asal yaitu : Rx = R cos 30°
Rx = 210000 meter x 1
2 3
Rx = 105000 3 meter atau Dan jauh pesawat ke Utara dari titik asal, yaitu : Rx = R sin 30°
Rx = 210000 meter x 1
2
Rx = 105000 meter Jadi, pesawat terbang tersebut melintas sejauh 105 km ke Utara dan ...... meter ke Timur.
y
R
x α
Ry
Rx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Arah resultan : tg =
v
v
Y
X
VR = 302 + 302
VR = 900 + 900
VR = 1800
VR =30 2
Arah resultan VR yaitu tg =
v
v
Y
X
tg = 30
30
tg = 1
ϴ = tg-11
= 45
Jadi, pergeseran total mobil tersebut yaitu 30 2 meter dan arahnya 45°
10.
Jawaban :
𝐹𝑅
Bila kedua vektor tersebut digambarkan sebagai berikut :
Maka tentukanlah vektor resultan dari kedua gaya serta hubungan atau persamaan dari
vektor resultan tersebut!
𝐹 1
𝐹2
𝐹1
𝐹2
𝐹𝑅 = 𝐹1
− 𝐹2
Hubungan dari kedua vektor gaya 𝐹1 dan 𝐹2
yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GERAK
A. Pengertian Gerak
Dalam fisika suatu benda dikatakan bergerak terhadap benda lain apabila kedudukan benda
tersebut senantiasa berubah terhadap benda lain yang dijadikan titik acuan.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu saat kamu naik kendaraan. Ketika kamu melihat
jendela, tampak bahwa seolah-olah pohon-pohon diluar mendekatimu. Sedangkan yang terjadi
sebenarnya adalah bahwa kamu yang bergerak terhadap pohon-pohon itu. Dari contoh di atas,
dapat dikatakan bahwa gerak bersifat relatif. Benda bergerak memiliki lintasan. Lintasan adalah
tempat posisi titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak. Jika lintasannya berbentuk
garis lurus, maka gerak benda disebut gerak lurus.
Bicara mengenai gerak benda, tentu kita akan menyinggung mengenai posisi benda. Posisi
adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadp suatu acuan tertentu. Ketika
benda bergerak, maka terjadi perubahan posisi atau kedudukan benda. Perubahan posisi benda
dari kedudukan semula ke kedudukan terakhir dalam selang waktu tertentu disebut
perpindahan. Perpindahan posisi benda dapat kita ukur berapa jaraknya. Pengertian jarak itu
sendiri adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu.
B. Kecepatan
Ukuran cepat atau lambatnya gerak suatu benda disebut kecepatan.
Kecepatan merupakan hubungan antara jarak dan waktu.
dengan s = jarak (satuannya meter)
t = waktu (satuannya sekon)
v = kecepatan (satuannya meter/sekon)
C. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap.
Pada GLB berlaku : jarak = kecepatan x waktu
s = v x t
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatannya berubah secara teratur.
Pada GLBB berlaku :
Atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAGNET
Magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi atau baja.
Benda-benda yang dapat dibuat menjadi magnet disebut feromagnetik dan benda-
benda yang tidak dapat dibuat menjadi magnet disebut diamagnetik. Gaya tarik
menarik dapat menembus benda sampai ketebalan tertentu. Gaya tarik magnet
tergantung pada kekuatan magnet. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Kutub yang senama tolak-menolak, sedangkan kutub
yang tak senama tarik menarik.
Magnet batang yang digantung secara seimbang dengan tali dan dibiarkan
bebas berputar dapat digunakan sebagai kompas sederhana. Kekuatan gaya tarik
magnet yang paling besar terletak pada kutub-kutubnya. Jangkauan tarikan
magnet tergantung pada kekuatan magnet. Medan magnet adalah daerah disekitar
magnet yang masih dipengaruhi gaya magnet.
Magnet terbagi atas magnet alam dan magnet buatan. Magnet buatan dapat
dibuat dengan cara induksi, gosokan dan aliran listrik. Beberapa kegunaan magnet
yang dapat kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada pengunci
kotak pencil atau tas, kompas, obeng, dinamo dan pengunci lemari es.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SUHU DAN PEMUAIAN
A. Pengertian Suhu
Ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda disebut suhu.
Alat pengindera kita tidak dapat mengukur suhu secara tepat. Alat yang dapat digunakan untuk
mengukur derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut termometer.
B. Termometer
Pengukuran suhu benda oleh termometer biasanya dinyatakan dengan angka. Termometer
dibuat berdasarkan sifat termometrik suatu zat. Yang dimaksud dengan sifat termometrik
adalah sifat-sifat benda yag dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda
tersebut. Sifat-sifat termometrik suatu zat, antara lain : perubahan wujud, perubahan volume,
perubahan daya hantar listrik, dan perubahan warna. Termometer yag biasa digunakan adalah
thermometer yang terbuat dari tabung kaca berisi zat cair. Salah satu sifat termometrik dari zat
cair adalah perubahan volume, yaitu memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
Zat cair yang paling banyak digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah alkohol dan
raksa.
C. Kesetaraan Termometer
Termometer memiliki skala pengukuran. Skala pada termometer dibuat berdasarkan pada dua
titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik tetap bawah ditentukan berdasarkan
titik lebur es murni. Titik tetap atas ditentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1
atmosfer.
Terdapat 4 macam skala thermometer :
1. Skala celcius
Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 0°C.
Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 100°C.
Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap
bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°C.
2. Skala Farenheit
Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 32°F.
Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 212°F.
Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap
bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°F.
3. Skala Reamur
Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 0°R.
Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 80°R.
Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap
bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°R.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Skala Kelvin
Berbeda dengan skala yang lain, skala Kelvin dibuat berdasarkan batasan energi kinetik
yang dimiliki oleh benda. Titik tetap bawah ditentukan berdasarkan gerak partikel yang
bertambah lambat dan berhenti pada suhu -273°K. sehingga 0 K (bukan °K) setara dengan
-273°C atau 0°C setara dengan 273 K. oleh karena setiap satu skala Kelvin sama dengan satu
skala Celcius, maka titik tetap bawah skala Kelvin adalah 273 K dan titik tetap atasnya
adalah 373 K.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ZAT DAN WUJUDNYA
A. Wujud Zat
Wujud zat pada umumnya dikelompokkan atas padat, cair dan gas. Adapun ketiga jenis
zat tersebut juga memiliki volume dan bentuk yang berbeda-beda pula sesuai dengan
karakteristiknya, seperti pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Wujud, volume dan bentuk zat
Wujud zat Volume zat Bentuk zat
Padat Tetap Tetap
Cair Tetap Berubah-ubah
gas Berubah-ubah Berubah-ubah
B. Partikel zat
zat terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut partikel.
Adapun sifat-sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :
1. Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar.
2. Di antara partikel yang satu dengan partikel yang lain terdapat gaya tarik-menarik.
3. Di antara partikel yang satu dengan partikel yang lain terdapat ruang antar partikel
yang disebut pori-pori.
Keadaan partikel zat dari ketiga wujud zat tersebut berbeda-beda. keadaan tersebut dapat
dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2. Keadaan Partikel Zat
Keadaan partikel Padat Cair Gas
gerakan partikel tidak bebas agak bebas sangat bebas
letak partkel berdekatan agak renggang sangat berjauhan
gaya tarik-menarik sangat kuat kurang kuat sangat lemah
ruang antarpartikel kecil agak besar sangat besar
Yang perlu diingat adalah bahwa keadaan dan sifat partikel tersebut sangat menetukan
wujud zat dan volume zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kohesi dan adhesi
Salah satu sifat partikel yang telah disebutkan tadi adalah adanya gaya tarik-menarik
antarpartikel. Terdapat dua macam gaya tarik-menarik antarpartikel, yaitu kohesi dan
adhesi.
Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis.
Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis.
Permukaan zat cair karena gaya tarik-menarik antar partikel terbagi menjadi :
1. Meniskus cembung dan meniskus cekung
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkung ke atas) disebut meniskus
cekung. Permukaan zat cair yang dalam tabung berbentuk cekung dan membasahi
dinding karena gaya tarik-manarik antarpartikel zat cair lebih kecil daripada gaya
tarik-menarik antara partikel zat cair tersebut dengan partikel kaca dinding tabung
(kohesi lebih kecil daripada adhesi),
Contoh : permukaan air pada tabung atau gelas
Permukaan zat cair yang berbentuk cembung (melengkung ke bawah) disebut
meniskus cembung. Permukaan zat cair yang dalam tabung berbentuk cembung dan
tidak membasahi dinding karena gaya tarik-manarik antarpartikel zat cair lebih besarl
daripada gaya tarik-menarik antara partikel zat cair tersebut dengan partikel kaca
dinding tabung (kohesi lebih besar daripada adhesi)
2. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler.
Misalnya : kita dapat memasak menggunakan kompor minyak, karena minyak naik
melalui sumbu kompor dan sumbu lampu
3. Tegangan permukaan
tegangan permukaan terjadi pada permukaan air, dimana seolah-olah terjadi lapisan
tegang atau suatu selaput pada permukaan air. Hal tersebut terjadi karena pada
permukaan air terdapat gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat air (kohesi).
Contoh : permukaan air saat dihinggapi serangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan 1. Latihan membuat peta konsep
Materi : Zat dan wujudnya
Kelas : VII
Nama :
1. Identifikasi konsep-konsep dari bacaan menurut pengertianmu!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Definisikan konsep-konsep tersebut dengan menggunakan kata-katamu sendiri
berdasarkan pemahamanmu!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Susunlah konsep-konsep tersebut ke dalam peta konsep!
Try it with smile….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI