plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2018-03-24 · kakakku thomas sulistia handaka dan ......

226
UNSUR INTRINSIK CERPEN “TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN PERTARUNGAN YANG REMIS“ KARYA A.S. LAKSANA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM BENTUK SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNTUK SISWA SMA KELAS XII SEMESTER I SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh: Theresia Rita Listiana 041224062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongthu

Post on 14-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

UNSUR INTRINSIK CERPEN “TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN

PERTARUNGAN YANG REMIS“ KARYA A.S. LAKSANA DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM BENTUK SILABUS DAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNTUK

SISWA SMA KELAS XII SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Theresia Rita Listiana

041224062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

i

UNSUR INTRINSIK CERPEN “TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN

PERTARUNGAN YANG REMIS“ KARYA A.S. LAKSANA DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM BENTUK SILABUS DAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNTUK

SISWA SMA KELAS XII SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Theresia Rita Listiana

041224062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

iv 

 

Persembahan

Kehidupan adalah sebuah misteri. Bagaikan laut yang ganas

dan mengombang-ambingkan kita, dalam gelombang keraguan dan

nasib. Aku hanya bertahan hidup dengan berpegang erat pada

sebuah batu karang yang kokoh yang akan menjagaku dalam badai

kehidupan.

Terkadang langkahku terhenti sejenak, ada rintangan dan

tantangan yang harus kulalui. Suka dan duka telah aku rasakan.

Terkadang aku merasa tersesat, bingung dan terjatuh seorang diri

karena merasakan beban yang begitu berat dalam hidup ini. Namun,

aku merindukan tuntunan dan arahan dan berharap ada seseorang

yang akan mengulurkan tangan dan meraihku dan menjadikanku

kuat dan kokoh kembali.

Saat aku tersesat, bingung, dan terjatuh dalam badai

kehidupan Allah telah memberiku pelabuhan batu karang yang

kokoh dan aman yaitu keluargaku ~Bapak, ibu, kakak, dan adik~

yang selalu menjagaku dalam badai kehidupan. Mereka memberiku

rasa aman dan hiburan dalam suka maupun duka.

Secara khusus skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang

tuaku tercinta Bapak Paulus Ngadikin dan Ibu L. Maryati (Alm),

kakakku Thomas Sulistia Handaka dan adiku Andreas Hendri

Listianto. Mereka semua adalah harapan dan semangat hidupku,

trimakasih Tuhan atas anugerah terindah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

 

MOTO

Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka

janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia

dengan membongkar muatan keledainya

(Keluaran, 23:5)

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup

yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara

gembira menuju kegagalan.

(Mario Teguh)

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat dan

keinginan adalah buta, jika tidak disertai dengan pengetahuan. Dan pengetahuan

adalah hampa jika tidak tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia

jika tidak disertai cinta.

(Khalil Gibran)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

vi 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

viii 

 

ABSTRAK

Listiana, Theresia Rita. 2010. Unsur Intrinsik Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” Karya A.S. Laksana dan Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siswa SMA kelas XII Semester I. Yogyakarta: PBSD, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji unsur intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana, yang meliputi tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, dan sudut pandang. Penelitian ini juga memaparkan hubungan antarunsur intrinsiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dan mendeskripsikan implementasi pembelajarannya dalam bentuk pengembangan silabus dan RPP.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan struktural yang menghasilkan data-data deskriptif berupa analisis unsur intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana. Selanjutnya, hasil analisis ini diimplementasikan dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I.

Hasil analisis cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana terdapat lima tokoh, yaitu (1) Alit sebagai tokoh utama dan tokoh antagonis, (2) Gadis cantik sebagai tokoh sederhana, (3) Pawang Tua sebagai tokoh tambahan, (4) Tuhan sebagai tokoh statis, dan (5) Duda tua sebagai tokoh statis. Latar yang digunakan dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana tidak mengacu pada suatu daerah tertentu tetapi meliputi tiga unsur latar, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Alur yang digunakan ialah alur maju karena jalan peristiwa dalam cerita secara kronologis maju, runtut dari awal, tengah, hingga akhir. Tema yang terkandung dalam cerpen adalah pertarungan yang remis. Amanat yang disampaikan adalah jangan dengan mudah mengambil keputusan demi keputusan terhadap jalan hidup. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sehari-hari. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu dalam pengisahan cerita pengarang sebagai pelaku cerita. Hubungan antarunsur intrinsik saling mendukung, karena masing-masing unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Kehadiran berbagai unsur intrinsik dalam karya sastra dimaksudkan untuk membangun sebuah cerita.

Berdasarkan kurikulum yang terdapat dalam KTSP, ditinjau dari standar kompetensi dasar, cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA. Dalam penelitian ini terdapat contoh silabus dan RPP. Untuk mengetahui tingkat kelayakan produk silabus dan RPP dilakukan evaluasi oleh dua guru Bahasa Indonesia SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

ix  

ABSTRACT Listiana, Theresia Rita. 2010. Intrinsic Elements of “Tuhan, Pawang Hujan,

dan Pertarungan yang Remis” Short Story by A.S. Laksana and Its Implementation in the Form of Syllabus and Lesson Plan for Senior High School Students Grade XII Semester I. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.

This research analyzes the intrinsic aspects of a short story entitled

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” by A.S. Laksana covering characters, setting, plot, theme, moral value, language, and point of view. Thi research also describes the relation between the intrinsic aspects. The objectives of this research are to describe the intrinsic aspects in the “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” short story by A.S. Laksana and to descrine the implementation of learning process in form of syllabus and lesson plan development.

This research is a qualitative research. Qualitative research uses structural approach which results descriptive data in kind of the analysis of intrinsic aspects in “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” short story by A.S. Laksana. Further, the results from the analysis are implemented in the form of syllabus and lesson plan for literature class for twelfth-years students of senior high school in the first semester.

By analyzing the short story entitled “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” by A.S. Laksana, the researcher finds five characters, thet are: (1) Alit as the main and the antagonist character, (2) Gadis cantik (The Pretty Girl) as the simple and humble character, (3) Pawang Tua (The Old handler) as the additional character, (4) Tuhan (God) as static character, (5) Duda tua (Old Widower) as static character. The setting used in the story of “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” by A.S. Laksana does not refer to specific region or location; however it covers three setting aspects, namely: place, time, and social background. The plot used in the story is the progressive plot since the story goes chronologically forward and sequentially from the beginning, middle, up to the end of the story. The theme found in the story is a draw conflict. The moral value which is implicitly stated is that not to emotionally take decisions in life. The story uses casual language. The story uses the first point of view “aku” to characterize the writer as the main character. Each intrinsic aspect is supporting each other because they cannot stand by themselves. The existence of various intrinsic aspects in a literature art is intended to build a story.

Refers to the curriculum set on KTSP, being seen from the standard of basic competence, the “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” short story by A.S. Laksana can be implemented in literature learning process in senior high level. The researcher provides the sample of syllabus and lesson plans. Evaluations on the syllabus and lesson plans are conducted by two Indonesia language teachers in senior high school to measure the level of reliability of the products.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang mahakasih atas rahmat kehidupan,

perlindungan, penyertaan serta cinta kasihNya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Unsur

Intrinsik Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya

A.S. Laksana dan Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Siswa SMA kelas XII Semester I disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah.

Penulis sungguh menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat

dukungan, nasihat, bimbingan, dan bantuan baik secara moril dan materi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. P. Hariyanto selaku dosen pembimbing yang sangat sabar

mendampingi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama menyusun

skripsi ini hingga selesai.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Tim penguji yang telah memberi kritik dan saran demi penyempurnaan

skripsi ini.

4. Seluruh dosen program studi PBSID yang dengan penuh kesabaran dalam

mendidik dan mendampingi penulis selama belajar di program studi

PBSID.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xi

5. Mas Fx. Sudadi, karyawan sekretariat program studi PBSID yang dengan

penuh kesabaran memberikan pelayanan dan membantu kelancaran

penulis selama berproses di program studi PBSID dan dalam proses

penyusunan skripsi ini.

6. Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dalam

memberikan pinjaman buku bagi penulis.

7. Orangtuaku yang sangat kucinta, Bapak Paulus Ngadikin dan Ibu L.

Maryati (Alm), yang memberikan cinta, semangat, perhatian, motivasi

dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

8. Kakak, adikku, keponakannku yang tersayang, Thomas Sulistia Handaka

Andreas Hendri Listianto, Maria Winda Pawestri, Daniel Kristi Handika

Pratama dan Agnes Andin Laura K. yang selalu memberikan semangat,

canda-tawa, dan doa. Aku sayang kalian semua.

9. Yulianus Sarjono, yang memberikan cinta, perhatian, semangat, dan doa

kepada penulis.

10. Benardus Widyo Susanto, trimakasih atas perhatian, semangat, doa dan

bimbingannya kepada penulis selama penulis berproses sampai akhirnya

skripsi ini selesai.

11. Seluruh keluarga besar di Tetes, di Adijaya, di Gubug, dan keluarga mas

Deny Styawan trimakasih atas doa dan semangatnya.

12. Endah Dwi Aryani, mbak Mm, dek Ratna, Lusi, mas Agil, Dina, Fransisca

Suyanti, dan Anastasia Suyanti, yang telah mengisi hidup penulis dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTO. ...................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... vii

ABSTRAK. ................................................................................................. viii

ABSTRACT. ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR. ................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah ........................................................................... 7

1.6 Sistematika Penyajian ............................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xiv

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 10

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................... 10

2.2 Kajian Teori ............................................................................. 13

2.2.1 Hakikat Cerpen ............................................................... 13

2.2.2 Pendekatan Struktural ..................................................... 15

2.2.3 Unsur Intrinsik Cerpen .................................................... 17

a. Tokoh ........................................................................ 17

b. Latar .................................................................... ......23

c. Alur ........................................................................... 25

d. Tema .......................................................................... 28

e. Amanat ....................................................................... 30

f. Bahasa ........................................................................ 30

g. Sudut Pandang ........................................................... 32

2.2.4 Hubungan Antarunsur Intrinsik .................................... 40

2.2.5 Implementasi Pembelajaran Sastra di SMA .................. 41

a. Tahap Pembelajaran Sastra di SMA ......................... 41

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ........ 42

c. Standar Kompetensi .................................................. 44

d. Silabus ...................................................................... 45

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 52

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 55

3.1 Metodologi Penelitian ............................................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xv

3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................... 55

3.1.2 Pendekatan Penelitian ................................................... 57

3.1.3 Sumber Data .................................................................. 57

3.1.4 Instrumen Penelitian ...................................................... 58

3.1.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 59

3.1.6 Teknik Analisis Data ..................................................... 74

3.2 Trianggulasi Hasil Analisis Data ............................................ 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 79

4.1 Deskripsi Data Penelitian ......................................................... 79

4.2 Analisis Unsur Intrinsik Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” Karya A.S. Laksana ....................... 79

4.2.1 Tokoh ............................................................................... 80

4.2.2 Latar ................................................................................ 85

4.2.3 Alur .................................................................................. 91

4.2.4 Tema ................................................................................. 97

4.2.5 Amanat ............................................................................ 97

4.2.6 Bahasa ............................................................................. 98

4.2.7 Sudut Pandang ................................................................. 99

4.3 Hubungan Antarunsur Intrinsik ............................................ 100

1. Tokoh dan Latar ................................................................ 101

2. Tokoh dan Alur ................................................................ 101

3. Tokoh dan Bahasa ............................................................. 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xvi

4. Tokoh dan Tema ............................................................... 103

5. Tema dan Amanat ............................................................. 104

BAB V IMPLEMENTASI HASIL ANALISI UNSUR INTRINSIK

CERPEN “TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN

PERTARUNGAN YANG REMIS” KARYA A.S.

LAKSANA DALAM BENTUK SILABUS DAN RPP

DALAM PEMBELAJARAN SASTRA UNTUK SISWA

SMA KELAS XII SEMESTER I .............................................. 105

5.1 Pengembangan Silabus ......................................................... 105

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 110

5.3 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarn ................... 112

5.4 Analisis Penilaian Produk Silabus dan RPP Sastra untuk

Siswa SMA kelas XII Semester I ......................................... 112

BAB VI PENUTUP ................................................................................. 116

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 116

6.2 Implikasi ................................................................................. 120

6.3 Saran ....................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 121

LAMPIRAN .............................................................................................. 124

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

xvii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.5a Kisi-kisi Penilaian Produk Silabus Pembelajaran Sastra utuk siswa

SMA kelas XII semester I

Tabel 3.1.5b Rubrik Penilaian Produk Silabus Pembelajaran Sastra utuk siswa

SMA kelas XII semester I

Tabel 3.1.5c Kisi-kisi Penilaian Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajara

Sastra utuk siswa SMA kelas XII semester I

Tabel 3.1.5d Rubrik Penilaian Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajara Sastra

utuk siswa SMA kelas XII semester I

Tabel 3.1.6 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan

Tabel 5.4a Data Penilaian Produk Silabus Pembelajaran Sastra utuk siswa

SMA kelas XII semester I oleh Guru Bahasa Indonesia dan Sastra

SMA

Tabel 5.4b Data Penilaian Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra

utuk siswa SMA kelas XII semester I oleh Guru Bahasa Indonesia

dan Sastra SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

1  

  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya, karya sastra adalah refleksi dari kehidupan masyarakat.

Sebagai refleksi, karya sastra memang tidak sepenuhnya meniru secara riil

kehidupan masyarakat, akan tetapi memberikan pelajaran dan kemungkinan dari

sudut pandang estetis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di dalam

masyarakat (Djojosuroto, 2006: 58).

Sumber karya sastra adalah kenyataan yang hidup di alam dan

masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi diangkat dan diungkapkan melalui

daya imajinatif, berupa penafsiran-penafsiran daya imajinatif sehingga menjadi

suatu karya sastra yang bernilai tinggi dan agung. Penderitaan, perjuangan,

kegembiraan, cinta kasih, kebencian, keberanian, dan segala peristiwa yang

dialami manusia, dari yang berarti hingga yang tidak berarti, diungkapkan

pengarang secara artistik dan imajnatif sebagai wujud kehidupan (Nurdin, dkk,

2002: 253).

Sastrawan dapat mengemukakan sesuatu yang hanya mungkin terjadi,

walau secara faktual tidak pernah terjadi. Maka dengan cara itu, karya fiksi

tersebut dapat mengubah hal-hal yang terasa pahit dan sakit jika dijalani dan

dirasakan pada dunia nyata, namun menjadi menyenangkan untuk direnungkan

dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 1995: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

2  

  

Oleh karena itu, melalui karya sastra secara tidak langsung pembaca akan

mendapatkan suatu kesempatan untuk belajar memahami dan menghayati

berbagai persoalan kehidupan manusia yang sengaja diungkapkan oleh sastrawan.

(Djojosuroto, 2006: 59).

Karya sastra dipersepsi sebagai salah satu produk masyarakat yang

mampu memberikan makna bagi kehidupan, mampu manyadarkan masyarakat

akan arti hidup ini, dan mampu maningkatkan kualitas hidup dan kehidupan.

Karya sastra juga dipandang sebagai sarana pendidikan yang baik bagi manusia

atas sarana mengajar untuk membuat manusia lebih paham terhadap dunia,

bahkan sebagian orang berpendapat bahwa sastra merupakan alat pengajaran yang

efektif. Sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata, maka

pengajaran sastra harus kita pandang sebagai sesuatu yang sangat penting yang

patut menduduki tempat yang selayaknya. Jika pengajaran sastra dilakukan

dengan tepat, maka pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang besar

untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di

dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15).

Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang dialami

sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya perubahan nasib. Karena

pendeknya, cerpen sering disebut cerita yang dapat dibaca satu kali duduk. Ciri

esensial suatu cerpen bukanlah pada panjang pendeknya cerita, tetapi pada isi atau

maslah yang dikemukakan di dalamnya (Nurdin, dkk, 2002: 259).

Sastra merupakan salah satu bagian pokok pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia yang mempunyai materi cukup banyak dan harus diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

3  

  

kepada siswa. Dengan demikian kita sebagai calon guru mata pelajaran bahasa

sastra Indonesia harus lebih kreatif dalam memberikan pengajaran sastra,

sehingga siswa dapat mengapresiasikan karya sastra dengan baik, sehingga

pengajaran sastra dapat tercapai maksimal. Selain itu, peneliti juga berusaha

menghubungkan penelitian ini sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA dan

implementasinya dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk siswa kelas XII semester I. Materi pembelajaran cerpen terdapat di

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dalam bentuk silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Cerpen yang berjudul “Tuhan, Pawang Hujan dan Pertarungan yang

Remis” merupakan salah satu karya A. S. Laksana, yang dimuat dalam kumpulan

20 cerpen Indonesia terbaik 2009 anugrah sastra pena kencana. Ia dilahirkan di

Semarang, 25 November 1969. Salah satu kumpulan cerpen yang berjudul

“Bidadari yang Mengembara” juga telah dipilih oleh majalah tempo sebagai buku

sastra terbaik 2004, selain sebagai seorang sastrawan, pengarang, kritikus sastra ia

pun pernah menjadi wartawan detik, detak, tabloid investigasi dan kemudian

mendirikan sekolah penulis kreatif Jakarta School dan menjadi salah satu pengajar

(http://id.wikipedia.org/wiki/A.S._Laksana).

Peneliti tertarik untuk meneliti cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana sebagai bahan kajian dengan alas

an: pertama, belum pernah ada yang menganalisis dan menerapkannya sebagai

salah satu bahan pembelajaran bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kedua, cerpen ini memiliki unsur pendidikan serta kekhasan dalam penceritaanya, 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

4  

  

yaitu pembaca dihadapkan pada unsur yang berkaitan pada masalah yang tidak

jauh dengan realita kehidupan kita. Ketiga,  cerpen tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu materi pembelajaran cerpen di SMA yang penuh dengan nilai-

nilai dan pesan moral yang sangat baik bagi para siswa

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dan metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskripsi. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian adalah pendekatan struktural untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”. Selain itu, dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development) yang menghasilkan produk dalam bentuk silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I.

Analisis unsur intrinsik perlu dilakukan agar cerpen tidak hanya sekedar

ada sebagai benda mati saja, tetapi dapat mengungkapkan pesan yang terkandung

di dalam cerita sehingga bermanfaat bagi pembaca. Diharapkan siswa dan segenap

lapisan masyarakat juga dapat dengan mudah memahami pesan-pesan yang

terkandung di dalam cerpen.

Pengajaran sastra salah satunya cerpen mempunyai banyak manfaat bagi

guru maupun siswa sendiri. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran

yang apresiatif, yang memerlukan keterlibatan jiwa siswa dalam memahami

makna isi cerita dalam cerpen. Untuk mmencapai pemahaman guru dan siswa

terhadap cerpen yaitu dengan cara menganalisis unsur intrinsik cerpen itu sendiri.  

Karena dengan membaca dan menganalisis cerpen tersebut, siswa diharapkan

dapat memahami dan mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

5  

  

kebutuhan dan minat, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap karya

sastra.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

yang ditinjau dari tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut

pandang, dan hubungan antarunsur tersebut?

2. Bagaimana implementasi unsur interinsik cerpen ” Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana pada

pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I dalam

bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan hasil analisis struktur cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana ditinjau dari

tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut pandang, dan hubungan

antarunsur tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

6  

  

2. Mendeskripsikan implemantasi unsur intrinsik cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sastra

untuk siswa SMA kelas XII semester I.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan sebagai

berikut.

1. Bagi bidang ilmu sastra

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pemahaman ilmu sastra, yaitu dapat memperkaya pemahaman kita

terhadap karya sastra khususnya cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

2. Bagi guru mata pelajaran bahasa sastra Indonesia

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia serta dapat memberikan sumbangan bagi

pembelajaran sastra di SMA, khususnya yang berkaitan dengan

pembelajaran karya sastra cerpen di kelas.

3. Bagi pembelajaran di SMA

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan bagi siswa

tentang cerpen baru yang dapat dijadikan bahan atau materi alternatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

7  

  

1.5 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan istilah yang dapat

memudahkan pembaca. Batasan-batasan tersebut adalah.

1. Analisis struktural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur

struktur karya sastra saling berhubungan erat, saling menentukan

artinya (Pradopo, 1995: 118).

2. Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang

dialami sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya perubahan

nasib. Karena pendeknya, cerpen sering disebut cerita yang dapat

dibaca satu kali duduk (Nurdin, dkk, 2002:259).

3. Hubungan antarunsur intrinsik adalah keterkaitan antarunsur yang satu

dengan unsur yang lain dan saling berhubungan secara keseluruhan di

dalam sebuah karya sastra.

4. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri (Nurgiantoro, 1995: 23).

5. Bahasa adalah merupakan sarana pengungkapan sastra (bahasa emotif

dan bersifat konotatif) (Nurgiantoro, 1995: 272-273).

6. Tokoh adalah pelaku atau aktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh

pembaca dianggap sebagai tokoh konkret, individual (Hartoko dan

Rahmanto, 1986: 144).

7. Latar adalah keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan

waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam sustu karya

sastra (Sudjiman, 1991: 44).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

8  

  

8. Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu

karya sastra (Sudjiman, 1991: 50).

9. Alur adalah rangkaian peristiwa berdasarkan cerita (Hariyanto,

2000:42).

10. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang (Sudjiman, 1991: 57).

11. Pembelajaran adalah proses penerimaan suatu bahan atau materi oleh

siswa dalam proses belajar.

12. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006: 3).

13. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator

percapaian kompetensi, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar

yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan

Standar Nasional Pendidikan (SNP) (Mulyasa, 2008: 132-133).

14. RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan

diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53).

15. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan (KBBI, 2000: 327).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

9  

  

1.6 Sistematika Penyajian

Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dipaparkan 6 hal yaitu:

(1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian,

(4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian.

Bab II merupakan kajian teori. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu: (1)

penelitian terdahulu yang relevan, (2) kajian teori, (3) implementasi pembelajaran

untuk siswa SMA kelas XII semester I dalam bentuk silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pengajran (RPP).

Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bab ini dipaparkan 6

hal, yaitu: (1) jenis penelitian, (2) pendekatan penelitian, (3) sumber data, (4)

instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data, dan

(7) trianggulasi hasil analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini

dipaparkan 3 hal, yaitu: (1) deskripsi data penelitian, (2) analisis unsur intrinsik

cerpen “Tuhan , Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana yaitu: tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut pandang dan (3)

analisis hubungan antarunsur.

Bab V merupakan implementasi hasil analisis unsur intrinsik cerpen

”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

sebagai pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I terdiri dari

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Bab VI merupakan penutup. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu

(1) kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran untuk peneliti selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

 

 

10 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini dikemukakan penelitian terdahulu, kajian teori yang

relevan dengan penelitian mengenai analisis unsur intrinsik mencakup teori

hakikat cerpen, pendekatan struktural, unsur intrinsik cerpen (tokoh, latar, alur,

tema, amanat, bahasa, dan sudut pandang), hubungan antarunsur, dan

implementasi pembelajaran untuk siswa SMA kelas XII semester I yang terdiri

dari (1) pembelajaran sastra di SMA, (2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2.1 Penelitian yang Relevan

Untuk memperoleh gambaran arah penelitian yang hendak dilakukan,

terdapat tiga penelitian yang relevan dengan topik ini, yaitu penelitian Rehulina

(2008), Yeni (2008), dan Debora Korning Tyas (2007). Ketiga peneliti ini sama-

sama menganalisis unsur intrinsik.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rehulina (2008), mengenai

cerpen ”Kemboja  Terkulai di Pangkuan” Karya Irwan Kelana dan

Implementasinya sebagai Bahan Pembelajaran di SMA” penelitian ini mengkaji

unsur intrinsik seperti tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, teknik penceritaan,

penggunaan bahasa, dan amanat, serta hubungan antarunsur tersebut. Penelitian

ini menggunakan pendekatan struktural, dan metode deskriptif. Selain itu, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

11

 

juga mengimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA dalam bentuk

silabus dan RPP.

Hasil penelitianya, dalam penelitian ini ditemukan beberapa tokoh, yaitu:

tokoh sentral (Hanifah), tokoh bawahan (Hj. Aisah), tokoh bulat (Haji abdullah),

dan tokoh datar (Hj. Usman dan Andri). Cerita dalam cerpen ini beralur maju dan

latar tempat yang digunakan berada di wilayah Bandung dan kota Depok. Selain

itu, terdapat dua tema dalam cerita ini, yaitu: (1) sikap kekecewaan, kesedihan,

ketakutan, dan penyesalan seorang bapak terhadap anak kebanggaannya yang

telah menghancurkan nama baik keluarga dan (2) pertentangan pendapat

mengenai hukum agama di Indonesia. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahasanya mudah dimengerti dan tidak

menggunakan bahasa khas daerah tertentu. Amanat yang terkandung dalam

cerpen tersebut adalah mengandung nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2008), mengenai “Uansur

Intrinsik Cerpen “Kembali ke Pangkal Jalan” Karya Yusrizal K.W. dan

Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

di SMA” penelitian ini menitikberatkan pada unsur intrinsik seperti tokoh, alur,

latar, tema, amanat, bahasa dan keterkaitan antarunsur. Metode yang digunakan

dalam penelitian metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

struktural. Peneliti juga mengimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA

kelas X dalam bentuk silabus dan RPP.

Hasil penelitian dari peenelitian ini ditemukan tiga tokoh, yaitu: (1) tokoh

protagonis (Ombing, Ibu Ombing dan almarhum kakek Ombing), dan (2) tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

12

 

antagonis (Pati Sari Pasinggahan). Sedangkan alur yang di gunakan dalam ceita

ini adalah alur maju karena peristiwa diceritakan secara kronologis maju, runtut

dari tahap awal, tengah, hingga akhir. Latar yang digunakan tidak diterangkan

disuatu wilayah tertentu tetapi hanya di tempat Ombing dan Pati Sari

Pasinggahan. Tema yang terkandung dalam ceritn ini ialah perjuangan seorang

laki-laki bernama Ombing. Selain itu, bahasa yang digunakan sebagian besar

bahasa baku tetapi ada pula beberapa kalimat yang menggunakan majas. Amanat

yang disampaikan dalam cerpen ini adalah ujung jalan yang benar akan membuat

hidup arif.

Ketiga, penelitian yang serupa dilakukan oleh Debora Korning Tyas

mengenai Struktur Intrinsik cerpen “Menjelang Lebaran” karya Umar Kayam dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra kelas X SMA. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan struktural. Penelitian tersebut mengkaji struktur

intrinsik yang berupa tokoh, alur, latar, tema dan bahasa dalam cerpen, serta

hubungan antar unsur-unsur tersebut. Selain itu, peneliti juga

mengimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X dalam bentuk

Silabus dan RPP.

Hasil penelitian ini terdapat tiga tokoh dalam cerita tersebut, yaitu:

(1) tokoh protagonis (Kamil dan Sri), (2) tokoh tambahan (Mas, Ade, dan Nah),

dan (3) tokoh Wirawan (Sri). Cerpen ini beralur maju dan latar tempat yang

digunakan berada di wilayah Jakarta. Temanya adalah keluarga yang sederhana

yang mendapat masalah saat menjelang lebaran. Bahasa yang digunakan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

13

 

percakapan sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Amanat yang disampaikan

adalah saling menghargai orang lain dan saling tolong menolong.

Dari ketiga penelitian tersebut ada dua perbedaan analisis, yaitu:

(1) unsur sudut pandang, dan (2) teknik penceritaan. Ketiga penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa penelitian tentang unsur intrinsik dan implementasinya

dalam pembelajaran sastra sudah pernah dilakukan. Namun, penelitian mengenai

analisis unsur intrinsik cerpen “ Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana dan implementasinya dalam bentuk silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sastra untuk siswa SMA kelas XII

semester I yang menyuguhkan unsur intrinsik secara lengkap belum pernah

dilakukan. Unsur intrinsik secara lengkap di sini meliputi tokoh, alur, latar,

bahasa, sudut pandang, tema, dan amanat. Penelitian ini juga akan menekankan

hubungan antarunsur intrinsik secara lebih mendalam. Oleh karena itu, topik ini

masih relevan untuk diteliti.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Hakikat Cerpen

Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang dialami

sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya perubahan nasib. Karena

pendeknya, cerpen sering disebut cerita yang dapat dibaca satu kali duduk. Ciri

esensial suatu cerpen bukanlah pada panjang pendeknya cerita, tetapi pada isi atau

maslah yang dikemukakan di dalamnya (Nurdin, dkk, 2002: 259).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

14

 

Cerita rekaan merupakan jenis karya sastra yang beragam prosa.

Berdasarkan panjang-pendek cerita, ada yang membeda-bedakan cerita rekaan

lazimnya disingkat cerkan dengan sebutan cerita pendek atau cerpen, cerita

menengah atau cermen, dan cerita panjang atau cerpan. Namun, patokan yang

jelas tentang persyaratan panjang-pendek ini belum ada, setidak-tidaknya bagi

cerita rekaan Indonesia. Berapa panjang rata-rata cerita rekaan Indonesia? berapa

panjang cerita menengah? jawab atas pertanyaan sederhana ini memerlukan usaha

pengukuran panjang semua cerita rekaan Indnesia. Mengingat cerita rekaan sudah

ada sejak berabad-abad yang lalu, sedangkan jumlah cerita rekaan itu tidak dapat

dipastikan, pengukuran ini menjadi pekerjaan yang mustahil dilakukan. Lain

daripada itu, patokan apa yang hendak digunakan dalam pengukuran? apakah

yang menjadi patokan lama waktu yang diperlukan untuk membaca cerita sampai

selesai? ini sangat relatif, tergantung pada kecepatan orang seorang membaca.

Maka dalam pembicaraan selanjutnya istilah cerita rekaan mencakup ketiga-

tiganya (Sudjiman, 1991 : 11).

Ciri esensial suatu cerpen bukanlah pada panjang pendeknya cerita, tetapi

pada isi atau masalah yang dikemukakan di dalamnya. Lebih lanjut Sudjiman

menyatakan bahwa cerpen dapat disebut juga kisah pendek, karena kurang dari

10.000 kata. Dalam kondisi semacam ini kesan tunggal yang dominan timbul

karena cerpen memusatkan diri pada tokoh dalam satu situasi saja. Cerita pendek

yang efektif, terdiri dari satu tokoh atau di tampilkan pada satu latar belakang

lewat pelaku lahir batin yang terlibat dalam situasi yang sama. Di dalamnya

terdapat satu tikaian, yang merupakan inti cerita pendek (Sudjiman, 1991: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

15

 

Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara

lebih banyak jadi, secara implisit dari sekadar apa yang diceritakan. Di pihak lain,

kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan

yang kompleks secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi“. Hal itu,

berarti membaca sebuah novel menjadi lebih mudah sekaligus lebih sulit daripada

membaca cerpen. Ia lebih mudah karena tidak menuntut kita memahami masalah

yang kompleks dalam bentuk (dan waktu) yang sedikit. Sebaliknya, ia lebih sulit

karena berupa penulisan dalam skala yang besar yang berisi unit organisasi atau

bangunan yang lebih besar daripada cerpen. Hal inilah, yang menurut Stanton,

merupakan perbedaan terpenting antara novel dan cerpen (Nurgiyantoro,

1995:11).

2.2.2 Pendekatan Struktural

Karya sastra merupakan struktur yang tersusun dari lapis-lapis norma

yang saling berjalinan. Di samping itu, karya sastra merupakan struktur makna

atau struktur yang bermakna. Untuk memberikan makna sepenuhnya kepada teks

sastra, harus dianalisis secara struktural. Menurut Teeuw (1984, melalui Wiyatmi,

2006: 89) sesuai dengan namanya pendekatan struktural memandang dan

memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Karya sastra

dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang,

realitas, maupun pembaca.

Dalam penerapannya pendekatan ini memahami karya sastra secara close

reading (membaca karya secara tertutup tanpa melihat pengaranggnya,

hubungannya dengan realitas, maupun pembaca). Analisis difokuskan pada unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

16

 

unsur intrinsik karya sastra. Dalam hal ini, setiap unsur dianalisis dalam

hubungannya dengan unsur lainnya (Wiyatmi, 2006: 89).

Menurut Teeuw (1984, melalui Wiyatmi, 2006: 89) pendekatan struktural

bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan

semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya

sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Teori struktural dan semiotik merupakan teori kritik sastra objektif.

Dikemukakan Abrams bahwa ada empat pendekatan terhadap karya sastra, yaitu:

(1) pendekatan mimetik yang menganggap karya sastra sebagai tiruan alam

(kehidupan), (2) pendekatan pragmatik yang menganggap karya sastra itu adalah

alat untuk mencapai tujuan tertentu, (3) pendekatan ekpresif, yang menganggap

karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman penyair

(sastrawan), dan (4) pendekatan objektif yang menganggap karya sastra sebagai

sesuatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang.

Maka dalam kritik ini yang penting adalah karya sastra sendiri, yang khusus

dianalisis struktur intrinsiknya (Pradopo, 1995 : 140).

Analisis struktural dalam penelitian ini memfokuskan pada unsur-unsur

intrinsik, seperti tokoh, latar, tema, alur, amanat, bahasa, sudut pandang, dan

hubungan antarunsur, dalam cerpen yang berjudul “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana akan dibahas secara mendalam

mengenai unsur-unsur intrinsik tersebut. Pembahasan terhadap ketujuh unsur-

unsur instrinsik, seperti tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut pandang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

17

 

dan hubungan antarunsur dilakukan secermat mungkin agar makna cerpen dapat

diketahui seutuhnya.

2.2.3 Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta

membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiantoro,1995: 23). Menurut Nurgiantoro

unsur intrinsik fiksi terdiri dari: tokoh dan penokohan, alur, latar dan pelataran,

tema, bahasa, dan amanat atau moral. Berdasarkan unsur pembangun tersebut

perlu diketahui unsur intrinsik karya sastra. Unsur-unsur yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah: tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, sudut pandang, dan

hubungan antarunsur intrinsik.

a. Tokoh

Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti

tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakteristik

secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah

tersebut, sebenarnya, tidak menyaran pada pengertian yang persis sama, atau

paling tidak dalam tulisan ini akan dipergunakan dalam pengertian yang berbeda,

walau memang ada di antaranya yang sinonim. Ada istilah yang pengertiannya

menyaran pada tokoh cerita, dan pada “teknik“ pengembangannya dalam sebuah

cerita (Nurgiyantoro, 1995: 164–165).

Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud

binatang atau benda yang diisankan. Tokoh binatang atau benda bertingkah laku

seperti manusia, dapat berpikir dan berbicara seperti manusia. Menurut Forster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

18

 

(1980: 57) itu disebabkan pengarang sendiri adalah manusia. Dalam cerita

simbolis tokoh binatang melambangkan tokoh manusia (Sudjiman, 1991: 16-17).

Semua unsur cerita rekaan, termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata-

mata. Supaya tokoh dapat diterima pembaca, ia hendaklah memiliki sifat-sifat

yang dikenal pembaca, yang tidak asing baginya, bahkan yang mungkin ada pada

diri pembaca itu sendiri. Dengan kata lain, harus ada relevansi tokoh itu dengan

pembaca. Tokoh relevan dengan pembaca atau dengan pengalaman pembaca jika

tokoh itu seperti si pembaca atau seperti seseorang yang dikenal pembaca.

Setidak-tidaknya ada sesuatu pada diri tokoh yang juga ada pada dirinya bahwa

pada tokoh-tokoh yang aneh pun ada sesuatu dalam dirinya yang relevan dengan

diri pembaca. Hanya dengan demikian tokoh itu berterima (Sudjiman, 1991: 17).

Dalam setiap cerita rekaan, keberadaan tokoh merupakan hal yang penting

karena pada hakikatnya sebuah cerita rekaan merupakan serangkaian peristiwa

yang dialami oleh seseorang atau suatu hal yang menjadi pelaku cerita.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah individu atau sekelompok

orang yang mengalami peristiwa atau perlakuan yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif atau drama yang dapat berwujud binatang atau benda yang

diinsankan, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral yaitu dalam

mengekspresikan ucapan dan tindakannya.

Menurut Nurgiantoro (1995: 176-190), tokoh juga dapat dibedakan

menjadi lima, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

19

 

1) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam cerita

yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh

tambahan adalah tokoh yang tidak banyak dikenai kejadian dalam suatu cerita.

Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan

tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

Sedangkan pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih

sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya

dengan tokoh utama, secara langsung maupun tak langsung.

2) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu

jenisnya secara populer disebut hero. Tokoh yang memiliki norma-norma, nilai-

nilai, yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai

dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. Segala apa yang dirasa,

dipikir, dan dilakukan tokoh itu sekaligus mewakili kita. Identifikasi diri terhadap

tokoh yang demikian merupakan empati yang diberikan oleh pembaca. Tokoh

antagonis menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis juga dapat disebut

tokoh yang bertujuan untuk menentang tokoh protagonis, secara langsung maupun

tak langsung, bersifat fisik ataupun batin.

Konflik yang dialami oleh tokoh protagonis tidak selalu disebabkan

oleh tokoh antagonis. Bisa saja disebabkan oleh hal lain, yang ada diluar diri

manusia. Misalnya, hal yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

20

 

bencana, dan juga peraturan-peraturan yang ada disekitar kita. Konflik bahkan

mungkin sekali disebabkan oleh diri sendiri, misalnya seorang tokoh akan

memutuskan sesuatu yang penting. Masing-masing menuntut konsekuensi

sehingga terjadi pertentangan dalam diri sendiri. Penyebab konflik yang tak

dilakukan oleh tokoh seorang tokoh disebut sebagai kekuatan antagonis. Namun,

ada juga pengaruh kekuatan yang diluar diri walau secara tak langsung.

3) Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas

pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sifat dan tingkah laku seorang

tokoh sederhana bersifat datar, monoton, dikembalikan pada perwatakan hanya

mencerminkan satu watak tertentu. Watak yang pasti itulah yang benar-benar

mendapat penekanan dan terus menerus terlihat dalam fiksi yang bersangkutan.

Tokoh sederhana juga dapat melakukan berbagai tindakan, tetapi semua

tindakannya itu akan dikembalikan pada perwatakan yang dimiliki oleh tokoh

sederhana tersebut. Hal yang menjadi sifat tokoh sederhana, ialah tokoh yang akan

mudah dikenal di manapun dia hadir dan mudah diingat oleh pambaca.

Tokoh bulat adalah tokoh yang diungkap berbagai kemungkinan sisi

kehidupannya. Sisi kepribadian dan jati dirinya. Ia dapat memiliki satu watak

tertentu saja, tetapi juga bisa menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-

macam, bahkan mungkin seperti bertentangan dan sulit diduga. Tokoh bulat juga

sulit dipahami, terasa kurang familiar karena yang ditampilkan adalah tokoh-

tokoh yang kurang akrab dan kurang dikenal sebelumnya. Tingkah lakunya sering

tak terduga dan memberikan efek kejutan pada pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

21

 

4) Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami

perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-

peristiwa yang terjadi. Tokoh statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap,

tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita. Tokoh berkembang adalah tokoh

cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan

perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan alur yang dikisahkan. Ia secara aktif

berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial, alam, maupun yang

lain, yang kesemuannya itu akan mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah

lakunya.

Dalam penokohan yang bersifat statis dikenal adanya tokoh hitam yang

dikonotasikan sebagai tokoh baik. Tokoh-tokoh tersebut sejak awal

kemunculannya hingga akhir cerita terus menerus bersifat hitam dan putih, yang

hitam tak pernah berunsur putih dan yang putih tak pernah diungkapkan unsur

kehitamannya. Tokoh hitam adalah tokoh yang benar-benar hitam, yang terlihat

hanya sikap, watak, dan tingkah lakunya yang jahat dan tak pernah diungkapkan

unsur-unsur kebaikan dalam dirinya walau sebenarnya pasti ada. Tokoh putih

selalu saja baik dan tak pernah berbuat sesuatu yang tergolong tidak baik walau

pernah sekali berbuat hal demikian.

Pembedaan tokoh statis dan berkembang juga dapat dihubungkan

dengan pembedaan tokoh sederhana dan bulat. Tokoh statis, entah hitam atau

putih, adalah tokoh yang sederhana, datar, karena ia tidak diungkap berbagai

keadaan sisi kehidupannya. Ia hanya memiliki satu kemungkinan watak saja dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

22

 

awal hingga akhir cerita. Tokoh berkembang, sebaliknya akan cenderung

menjadi tokoh yang bulat. Hal itu, disebabkan adanya berbagai perubahan dan

perkembangan sikap, watak, tingkah laku itu dimungkinkan sekali dapat

terungkapnya berbagai sisi kejiwaannya. Tokoh datar, tokoh statis pun kurang

mencerminkan realitas kehidupan manusia.

5) Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan

individualitasnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas atau pekerjaan atau

kebangsaanya atau sesuatu yang lain yang lebih bersifat mewakili. Tokoh tipikal

merupakan penggambaran, pencerminan, atau penujukan terhadap orang atau

sekelompok orang yang terikat dalam sebuah lembaga, yang ada di dunia nyata.

Melalui tokoh tipikal itu, pengarang tak sekedar memberikan reaksi atau

tanggapan, melainkan sekaligus memperlihatkan sikapnya terhadap tokoh,

permasalahan tokoh, atau sikap dan tindakan tokohnya itu sendiri. Tokoh netral

adalah tokoh cerita yang muncul demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar

merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan ada dalam dunia fiksi. Tokoh

tersebut hadir semata-mata hanya untuk membawakan cerita.

Penokohan adalah penyajian watak dan penciptaan citra tokoh. Menurut

Sudjiman (1991: 23) ada tiga penyajian watak tokoh, yaitu:

a) metode analitis atau langsung atau diskursif, yaitu penyajian watak

tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.

b) metode dramatik atau tak langsung atau ragaan, yaitu penyajian watak

tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

23

 

pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari

gambaran lingkungan atau tempat tokoh.

c) metode kontekstual, yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa

yang dipakai pengarang.

b. Latar

Berhadapan dengan sebuah fiksi, pada hakikatnya kita berhadapan dengan

sebuah dunia, dunia dalam kemungkinan, sebuah dunia yang sudah dilengkapi

dengan tokoh penghuni dan permasalahan. Namun, hal itu kurang lengkap sebab

tokoh dengan berbagai pengalaman kehidupannya itu memerlukan ruang lingkup,

tempat dan waktu, sebagaimana halnya kehidupan manusia di dunia nyata.

Dengan kata lain, fiksi sebagai sebuah dunia, di samping membutuhkan tokoh,

cerita, dan plot juga perlu latar (Nurgiantoro, 1995: 216).

Latar mempunyai fungsi untuk memberi konteks cerita. Oleh karena itu,

dapat dikatakan bahwa sebuah cerita terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu

tempat tertentu, pada suatu masa, dan lingkungan masyarakat tertentu

(Wiyatmi, 2006: 40).

Cerita berkisah tentang seorang atau beberapa orang tokoh. Peristiwa-

peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau dalam suatu rentang

waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan ruang,

waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun

latar cerita. Secara terperinci latar meliputi penggambaran lokasi geografis,

termasuk topografi, pemandangan, sampai kepada perincian perlengkapan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

24

 

ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh, waktu berlakunya

kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama, moral,

intelektual, sosial, dan emosional para tokoh (Sudjiman, 1991 : 44).

Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial (Nurgiantoro, 1995: 227). Latar tempat mengacu pada

lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar

tempat dapat memberikan gambaran bagi pembaca tentang sifat khas suatu

tempat, keadaan geografis tempat, pemandangan, tipografi, dan yang menunjukan

adanya perbedaan dengan tempat-tempat lain. Latar tempat juga berkaitan dengan

masalah geografis, di lokasi mana peristiwa terjadi, di desa apa, kota apa, dan

sebagainya (Wiyatmi, 2006: 40). Pengangkatan suasana kedaerahan, sesuatu yang

mencerminkan unsur local color, akan menyebabakan latar tempat menjadi unsur

dominan dalam karya yang bersangkutan. Latar tempat dalam cerita biasanya

meliputi berbagai lokasi.

Latar waktu berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya perisitiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, yang biasanya berhubungan

dengan watak faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan

peristiwa sejarah (Nurgiantoro, 1995: 230). Latar waktu berkaitan dengan masalah

waktu, hari, jam, maupun histories (Wiyatmi, 2006: 40).

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan. Tata cara

kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

25

 

keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain yang

tergolong latar spiritual (Nurgiantoro,1995: 233).

c. Alur

Sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dengan urutan tertentu.

Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu alur

(Sudjiman, 1991: 29). Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak

sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai

unsur fiksi yang lain. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi sering lebih

ditekankan pada pembicaraan plot, walau mungkin mempergunakan istilah lain

(Nurgiyantoro, 1995: 110).

Pada dasarnya, kesederhanaan pemaparan peristiwa dalam rangkaian atau

urutan temporal (kewaktuan) bukanlah urusan yang paling utama bagi seorang

penulis fiksi, baik dalam cerpen maupun novel yang ditulisnya. Bagi pengarang,

yang lebih penting ialah menyusun peristiwa-peristiwa cerita yang tidak terbatas

pada tuntutan-tuntutan murni kewaktuan saja. Seorang penulis cerita harus

menciptakan plot atau alur bagi ceritanya itu. Hal ini, berarti bahwa plot atau alur

cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian kepada

pembaca tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau temporalnya, tetapi juga dalam

hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan. Dengan demikian, plot sebuah

cerita akan membuat pembaca sadar terhadap peristiwa-peristiwa yang dihadapi

atau dibacanya, tidak hanya sebagai elemen yang jalin-menjalin dalam rangkaian

temporal, tetapi juga sebagai suatu pola yang majemuk dan memiliki hubungan

kausalitas atau sebab akibat (Sayuti, 2000 : 29-30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

26

 

Alur (plot) adalah jalan cerita, susunan atau struktur naratif. Karya sastra

yang lengkap mengandung delapan bagian alur yaitu: eksposisi, rangsangan,

konflik, rumitan, klimaks, krisis, leraian, dan penyelesaian (Hariyanto, 2000: 38).

1) Eksposisi

Biasanya eksposisi ini terletak pada bagian awal karya tersebut. Dalam

tahapan ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menjelaskan tempat

peristiwa, memberikan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Bagian alur drama

ini berfungsi untuk mengantar pembaca ke dalam persoalan utama yang menjadi

isi cerita tersebut.

2) Rangsangan

Rangsangan adalah tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak,

kemauan, sikap, pandangan yang saling bertentangan dalam cerita. Bentuknya

berupa peristiwa yang segera terjadi setelah bagian eksposisi terakhir serta

memulai timbul konflik. Peristiwa ini sering ditimbulkan oleh masuknya seorang

tokoh baru atau datangnya suatu berita yang merusak keadaan yang semula laras.

3) Konflik

Konflik atau tikaian adalah tahapan ketika suasana emosional memanas

karena adanya pertentangan dua atau lebih kekuatan. Pertentangan atau konflik

tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat: manusia dengan alam, manusia

dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin), dan

manusia dengan pencipta-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

27

 

4) Rumitan

Rumitan atau komplikasi merupakan tahapan ketika suasana semakin

panas karena konflik semakin mendekati puncaknya. Gambaran nasib sang tokoh

semakin jelas meskipun belum sepenuhnya tertuliskan.

5) Klimaks

Klimaks adalah titik puncak cerita. Bagian ini merupakan tahapan

ketika pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya. Peristiwa dalam tahap

ini merupakan pengubah nasib tokoh. Bagian ini dipandang dari segi tanggapan

emosional pembaca atau penonton, menimbulkan puncak ketegangan. Klimaks

merupakan puncak rumitan yang diikuti oleh krisis atau titik balik.

6) Krisis

Krisis atau titik balik adalah bagian alur yang mengawali leraian. Tahap

ini ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya. Karena setiap

klimaks diikuti oleh krisis, keduanya sering dianggap sama atau disamakan.

7) Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapai klimaks atau krisis,

merupakan peristiwa yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah selesaian.

Dalam tahap ini kadar pertentangan mereda. Ketegangan emosional menyusut.

Suasana panas mulai mendingin, menuju kembali kepada keadaan semula seperti

sebelum terjadi pertentangan.

8) Penyelesaian

Penyelesaian merupakan bagian akhir alur cerita. Dalam tahap ini

biasanya rahasia atau kesalahpahaman yang bertalian dengan alur cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

28

 

terjelaskan. Ketentuan final dari segala pertentangan yang terjadi terungkapkan.

Kesimpulan terpecahkannya masalah dihadirkan dalam tahap ini. Pada cerita

komedi yang terakhir membahagiakan bagian ini disebut denoumen. Pada cerita

tragedi yang berakhir menyedihkan bagian ini disebut katastrofe. Pada cerita yang

bagian akhirnya bersifat terbuka diserahkan pengakhirannya kepada pembaca

bagian ini disebut solusi.

Berdasakan kriteria urutan waktu, alur dibedakan menjadi dua yaitu alur

maju dan alur mundur. Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau

progresif. Peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, runtut dari tahap awal,

tengah, hingga akhir. Alur mundur disebut juga alur tak kronologi, sorot balik,

regresif atau flash-back. Peristiwa ditampilkan peristiwa dari tahap akhir atau

tengah kemudian baru tahap awalnya (Hariyanto, 2000: 39).

d. Tema

Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra itu

yang disebut tema. Hakikat tema dalam karya sastra merupakan permasalahan

yang menjadi titik tolak pengarang dalam menyusuan cerita. Pada dasarnya tema

merupakan dasar atau pokok persoalan dalam sebuah cerita atau bagian yang

mendominasi sebuah cerita. Dengan adanya tema membuat karya sastra lebih

penting dari sekedar bacaan hiburan (Sudjiman, 1991: 50).

Tema adalah makna yang dilepaskan oleh suatu cerita atau makna yang

ditemukan dalam suatu cerita. Tema merupakan implikasi yang penting bagi suatu

cerita secara keseluruhan, bukan sebagian dari suatu cerita yang dapat dipisahkan.

Dalam kaitannya dengan pengalaman pengarang, tema adalah sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

29

 

diciptakan oleh pengarang sehubungan dengan pengalaman total yang

dinyatakannya (Sayuti, 2000 : 191).

Dalam pengertiannya yang paling sederhana, tema adalah makna cerita,

gagasan sentral, atau dasar cerita. Istilah tema sering disamakan pengertiannya

dengan topik, padahal kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Topik

dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema merupakan

gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan melalui karya fiksi.

Wujud tema dalam fiksi, biasanya, berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh

(Sayuti, 2000 : 187).

Menurut Hartoko dan Rahmanto (1986, melalui Nurgiantoro, 1995: 68),

tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan

yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut

persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema sebuah karya sastra selalu

berkaitan dengan makna (pengalaman) hidup. Berbagai masalah dan pengalaman

kehidupan yang banyak diangkat adalah cinta (sampai atau tak sampai, terhadap

kekasih, orang tua, saudara, tanah air, atau yang lain), kecemasan, dendam,

kesombongan, takut, maut, religius, harga diri, kesetiakawanan, pengkhianatan,

kepahlawanan, keadilan, kebenaran, dan sebagainya (Nurgiantoro, 1995: 71).

Fungsi utama tema adalah sebagai penyatu terakhir untuk keseluruhan

cerita. Pengarang menciptakan dan membentuk plot, menciptakan tokoh, baik

secara sadar dan tidak sadar, eksplisif dan implinsif pada dasarnya merupakan

prilaku responsifnya terhadap tema yang dipilih dan menggerakkanya (Sayuti,

1988: 101).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

30

 

Menurut Hariyanto (2000:43) tema dapat dibedakan menjadi dua yaitu

tema tradisional dan tema nontradisioanal. Tema tradisional adalah pikiran utama

yang telah lama digunaakan dalam karya satra, biasanya berkaitan dengan

masalah kebenaran dan kejahatan. Tema non tradisisnal adalah ide utama yang

tidak lazim dan bersifat melawan arus, mengecekan karena tidak sesuai dengan

harapan pembaca.

e. Amanat

Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan

pengarang kepada pembaca atau penonton (Wiyatmi, 2006: 49). Karya sastra

termasuk cerpen di dalamnya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang

disampaikan oleh pengarang. Amanat yang terdapat dalam sebuah karya sastra

secara implisit atau secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu

disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, sedangkan

eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan,

saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan

gagasan yang mendasari cerita itu (Sudjiman, 1991 : 57-58).

f. Bahasa

Dalam sebuah karya fiksi tentu tidak lepas dengan apa yang dinamakan

dengan gaya bahasa. Setiap penceritaan dalam karya sastra selalu mempunyai

gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa adalah cara menggungkapkan pikiran melalui

bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Gory

Keraf, 2008: 113).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

31

 

Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Sastra lebih dari sekedar

bahasa, deretan kata, namun unsur ”kelebihan” itu pun hanya dapat diungkap dan

ditafsirkan melalui bahasa. Jika sastra dikatakan ingin menyampaikan sesuatu,

mendialogkan sesuatu, sesuatu tersebut hanya dapat dikomunikasikan lewat

sarana bahasa. Bahasa dalam sastra pun mengemban fungsi utamanya: fungsi

komunikatif (Nurgiyantoro, 1995 : 272).

Gaya bahasa adalah cara pengungkapan bahasa dalam prosa, atau

bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan

Abrams (1981, melalui Nurgiantoro, 1995: 276). Gaya bahasa meliputi pilihan

kata (leksikal), struktur kalimat (gramatikal), bentuk-bentuk bahasa figuratif

(retorika), penggunaan kohesi, dan lain-lain.

1) Unsur leksikal

Unsur leksikal atau diksi mengacu pada penggunaan kata-kata tertentu

yang sengaja dipilih oleh pengarang. Faktor personal pengarang untuk memilih

kata-kata yang paling menarik perhatiannya berperan penting. Karya sastra fiksi

adalah dunia dalam kata, komunikasi yang dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-

kata, pemilihan kata tersebut tentunya melawati pertimbangan-pertimbangan

tertentu untuk memperoleh efek tertentu (estetis) (Nurgiantoro, 1995: 290-291).

2) Unsur gramatikal

Unsur gramatikal mengacu pada pengertian struktur kalimat. Pengarang

mempunyai kebebasan penuh dalam mengkreasikan bahasa, adanya berbagai

bentuk penyimpangan kebahasaan, termasuk penyimpangan struktur kalimat,

merupakan hal yang wajar, dan sering terjadi (Nurgiantoro, 1995: 292-293).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

32

 

3) Unsur retorika

Retorika merupakan suatu cara penggunaan bahasa untuk memperoleh

efek estetis. Pengungkapan bahasa haruslah efektif yaitu mampu mendukung

gagasan secara tepat sekaligus mengandung sifat estetis sebagai sebuah karya seni

(Nurgiantoro, 1995: 295).

4) Kohesi

Antara bagian kalimat yang satu dengan yang lain terdapat hubungan

yang bersifat mengaitkan antar bagian kalimat. Hubungan itu mungkin bersifat

eksplisit yang ditandai oleh adanya kata penghubung, atau kata-kata tertentu yang

bersifat menghubungkan, namun mungkin juga hanya berupa hubungan kelogisan,

hubungan yang disimpulkan oleh pembaca, hubungan implisit yang disebut

hubungan kohesi di dalam bahasa (Nurgiantoro, 1995: 305-306).

g. Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang

secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang,

pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu

dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh

cerita. Pendapat Booth dalam Nurgiyantoro (1995: 249) mengatakan, sudut

pandang merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan

menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan

dengan pembaca. Dengan teknik yang dipilihnya itu diharapkan pembaca dapat

menerima dan menghayati gagasan-gagasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

33

 

Menurut Sumardjo (1984: 63-64), sudut pandang adalah pandangan

pencerita yang dipilih oleh pengarang untuk menceritakan suatu cerita. Kadang-

kadang orang sulit membedakan antara pengarang dengan tokoh pencerita. Tokoh

pencerita merupakan individu ciptaan pengarang yang mengemban misi

membawakan cerita. Ia bukanlah pengarang itu sendiri. Sebuah cerita memang

dituturkan oleh pengarangnya, tetapi pengarang harus menentukan tokoh atau

orang yang menceritakan cerita tersebut. Jadi, menurut peneliti sudut pandang

adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada

posisi tertentu.

Sumardjo (1984: 63-64) membagi sudut pandang menjadi empat macam,

yaitu:

1) Sudut pandang yang Mahakuasa.

Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya.

Pengarang dapat menggambarkan semua tingkah laku dan mengetahui perasaan

para tokohnya, mengerti apa yang mereka pikirkan, dan mengetahui semua apa

yang mereka kerjakan.

2) Sudut pandang orang pertama.

Pengarang sebagai pelaku cerita. Pengarang berlaku sebagai karakter

utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini

menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh

sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian

dari cerita. Dengan demikian semua cerita bergantung pada tokoh “aku”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

34

 

3) Sudut pandang peninjau.

Pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian

kita ikuti bersama tokoh ini. Cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang

ketiga, seperti: mereka dan dia. Pengarang hanya dapat melukiskan keadaan tokoh

“dia”, tetapi tidak dapat melukiskan keadaan jiwa tokoh lain.

4) Sudut pandang objektif.

Pengarang serba tahu tetapi tidak memberi komentar apapun. Pembaca

hanya disuguhi pandangan mata, apa yang seolah dilihat oleh pengarang. Sudut

pandang ini hampir sama dengan sudut pandang Yang Mahakuasa, tetapi

perbedaannya pengarang tidak sampai melukiskan keadaan batin tokoh-tokohnya.

Bennison Gray dalam Suyoto (2009: 5-6), membedakan pencerita menjadi

dua, yaitu:

a. Pencerita orang pertama (akuan) atau disebut sudut pandang orang

pertama, yaitu cara bercerita di mana tokoh pencerita terlibat langsung

mengalami peristiwa-peristiwa cerita. Ini disebut juga gaya penceritaan

akuan. Gaya penceritaan akuan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Penceritaan akuan sertaan, yaitu pencerita akuan di mana pencerita

menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.

2) Pencerita akuan tak sertaan, yaitu pencerita akuan di mana

pencerita tidak terlibat menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.

b. Pencerita orang ketiga (diaan) atau yang disebut sudut pandang orang

ketiga, yaitu sudut pandang bercerita di mana tokoh pencerita tidak terlibat

dalam peristiwa-peristiwa cerita. Sudut pandang orang ketiga ini disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

35

 

juga gaya penceritaan diaan. Gaya pencerita diaan dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1) Pencerita diaan serba tahu, yaitu pencerita diaan yang tahu segala

sesuatu tentang semua tokoh dan peristiwa dalam cerita. Tokoh ini

bebas bercerita dan bahkan memberi komentar dan penilaian

terhadap tokoh cerita.

2) Pencerita diaan terbatas, yaitu pencerita diaan yang membatasi diri

dengan memaparkan atau melukiskan lakuan dramatic yang

diamatinya. Jadi seolah-olah dia hanya melaporkan apa yang

dilihatnya saja.

Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan oleh Nugiyantoro

(1995: 256-268), berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan, yaitu

bentuk persona tokoh cerita, yang dibedakan menjadi dua persona dan satu sudut

pandang, yaitu:

a. Sudut Pandang Persona Ketiga:”Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga,

gaya ”dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan

tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya (ia, dia, mereka).

Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus

disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah

pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.

Sudut pandang dia “dia” dapat dibedakan ke dalam dua golongan

berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

36

 

ceritanya. Di satu pihak pengarang, narator, dapat bebas menceritakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan tokoh “dia”, jadi bersifat mahatau, dilain pihak

ia terikat, mempunyai keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia” yang

diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja.

1) “Dia” Mahatau

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia”, namun

pengarang, narator, dapat menceritakan apa saja hal-hal yang

menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia

bersifat mahatau. Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh,

peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang

melatarbelakanginya. Oleh karena narator secara bebas

menceritakan hati dan tindakan tokoh-tokohnya, hal itu akan segera

”mengobati” rasa ingin tahu pembaca menjadi lebih tahu daripada

tokoh-tokoh cerita itu sendiri.

2) “Dia” Terbatas, ”Dia” sebagai Pengamat

Dalam sudut pandang “dia” terbatas, seperti halnya dalam “dia”

mahatau, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar,

dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas

hanya pada seorang tokoh saja (Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995:

259). Tokoh cerita mungkin saja cukup banyak, yang berupa tokoh

“dia”, namun mereka tidak diberi kesempatan (baca: tak

dilukiskan) untuk menunjukkan dirinya seperti halnya tokoh

pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

37

 

Karena dalam teknik ini hanya ada seorang tokoh yang terseleksi

untuk diungkap, tokoh tersebut merupakan fokus, cermin, atau

pusat kesadaran (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995: 260). Dalam

sudut pandang “dia” sebagai pengamat yang benar-benar objektif,

narator bahkan hanya dapat melaporkan (baca: menceritakan)

segala sesuatu yang dapat dilihat dan didegar, atau yang dapat

dijangkau oleh indra.

b. Sudut pandang persona pertama: “Aku”

Dalam sudut pandang ini, narator adalah seseorang yang ikut terlibat

dalam cerita. Ia adalah si “ aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran

dirinya sendiri. Sudut pandang ini, juga mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang

diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang

(tokoh) lain kepada pembaca. Kelemahan pada sudut pandang ini adalah sifat

kemahatahuaanya terbatas. Persona pertama adalah sudut pandang yang bersifat

internal, maka jangkauanya terbatas (Meredith dan Fitzgerald dalam Nugiantoro,

1995 : 262).

Dalam sudut pandang “aku”, narator hanya bersifat mahatahu bagi diri

sendiri dan tidak terhadap orang-orang (tokoh) lain yang terlibat dalam cerita. Ia

hanya berlaku sebagai pengamat saja terhadap tokok-tokoh “dia” yang bukan

dirinya. Sudut pandang personal dapat dibedakan kedalam dua jenis berdasarkan

peran dan kedudukan si “ aku” dalam cerita, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

38

 

1) “ Aku” Tokoh Utama

Dalam sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan berbagai

peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat

batinniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan

sesuatu diluar dirinya. Si “aku’’ menjadi fokus, pusat kesadaran,

pusat cerita. Segala sesuatu yang diluar diri si “aku” peristiwa,

tindakan, dan orang, diceritakan jika berhubungan dengan dirinya,

atau dipandang penting. Si “aku” yang menjadi tokoh utama cerita,

praktis menjadi tokoh protagonis. Hal itu memungkinkan pembaca

menjdi benar-benar terlibat, pembaca akan mengidentifikasi diri

tokoh si “aku”, dan karenanya akan memberikan empati secara

penuh.

2) “Aku” Tokoh Tambahan

Tokoh “aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca,

sedang tokoh yang dikisahkan itu kemudiaan “dibiarkan“ untuk

mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang

dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudiaan menjadi tokoh

utama, sebab dialah yang lebih bannyak tampil, membawakan

berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokok-tokoh

lain.

c. Sudut pandang campuran

Penggunaan sudut yang bersifat campuran, berupa penggunaan sudut

pandang persona ketiga dengan teknik “dia” mahatahu dan “dia” sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

39

 

pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan “aku”

tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran antara persona

pertama dan ketiga, antara “aku” dan “dia” sekaligus. Penggunaan kedua sudut

pandang tersebut, terjadi karena pengarang ingin memberikan cerita secara lebih

banyak kepada pembaca.

Kadang-kadang orang sulit membedakan antara pengarang dengan tokoh

pencerita. Pada prinsipnya pengarang berbeda dengan tokoh pencerita. Tokoh

pencerita merupakan individu ciptaan pengarang yang mengemban misi

membawakan cerita. Ia bukanlah pengarang itu sendiri.

Menurut Harry Shaw dalam Sudjiman ( 1991 : 76 ), sudut pandang dalam

kesusastraan mencakup:

a) Sudut pandang fisik, yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan waktu

dan ruang yang digunakan pengarang dalam mendekati materi cerita.

b) Sudut pandang mental, yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan

perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah atau peristiwa yang

diceritakannya.

c) Sudut pandang pribadi, yaitu sudut pandang yang menyangkut hubungan

atau keterlibatan pribadi pengarang dalam pokok masalah yang

diceritakan. Sudut pandang pribadi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

(1) pengarang menggunakan sudut pandang tokoh sentral, (2) pengarang

mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, dan (3) pengarang

mengunakan sudut pandang impersonal (diluar cerita).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

40

 

Dari keempat pendapat tentang jenis-jenis sudut pandang, maka peneliti

memakai pendapat dari Sumardjo. Menurut pendapat Sumardjo sudut pandang

dibagi menjadi empat, keempat hal tersebut sudah mewakili sudut penceritaan

dalam suatu peristiwa. Pendapat tersebut juga sesuai dengan objek yang akan

diteliti.

2.2.4 Hubungan Antarunsur Intrinsik

Ketika kita membaca sebuah cerita, baik dalam bentuk novel maupun

cerita pendek, maka tanpa terasa kita dibawa terhanyut oleh jalan cerita, seolah-

olah kita ikut mengalami sendiri apa yang diceritakan oleh pengarang. Dalam

setiap penceritaannya, karya fiksi selalu mengisahkan tentang watak seseorang,

tempat tertentu, dan peristiwa yang terjadi. Semua tokoh, latar, alur, tema, gaya

cerita, suasana cerita, dan sudut penceritaan ini selalu menyatu secara keseluruhan

dalam beberapa pengalaman yang dikisahkan oleh pengarangnya. Dengan adanya

unsur-unsur pembentuk karya fiksi ini secara keseluruhan, sehingga pembaca

dapat menilai baik atau buruknya sebuah karya sastra (Sumardjo, 1983: 54).

Menurut Nurgiyantoro (1995 : 31), sebuah karya sastra menjadi bermakna

apabila setiap unsur akan saling berhubungan dalam keseluruhan. Dengan kata

lain, dalam keadaan terisolasi, terpisah dari totalitasnya, unsur-unsur tersebut

tidak ada artinya, tidak berfungsi (tentu saja ini masih dalam kaitannya dengan

usaha pemahaman-apresiasi terhadap karya yang bersangkutan).

Sebuah karya sastra dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan

saling berhubungan serta saling menentukan, yang kesemuanya akan

menyebabkan sebuah karya sastra bermakna dan hidup. Di pihak lain, tiap-tiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

41

 

unsur dalam karya sastra akan bermakna jika ada dalam kaitannya dengan

keseluruhan unsur (Nurgiantoro, 1995 : 31).

2.2.5 Implementasi Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)

a. Tahap Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Dalam

interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor

internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang

datang dari lingkungan (Mulyasa, 2007: 255).

Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila

cakupannya meliputi empat manfaat sastra, yaitu keterampilan berbahasa,

meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan

menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Pengajaran sastra juga

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa menikamti, menghayati, dan

memahami karya sastra.

Menurut Gani (1988: 50) tujuan pengajaran sastra adalah

(1) memfokuskan siswa pada pemilihan gagasan-gagasan dan perhatian yang lebih

besar terhadap masalah kemanusiaan dalam bentuk ekspresi yang mencerminkan

perilaku kemanusiaan, (2) membawa siswa pada kesadaran dan peneguhan sikap

yang lebih terbuka terhadap moral, kayakinan, nilai-nilai, kepemilikan perasaan

bersalah, dan ketakwaan dari masyarakat atau pribadi siswa, (3) mengajak siswa

mempertanyakan isyu yang sangat berkaitan dengan perilaku personal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

42

 

(4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperjelas dan memperdalam

pengertian-pengertiannya tentang keyakinan-keyakinan, perasaan-perasaan, dan

perilaku manusia, (5) membantu siswa lebih mengenal dirinya yang

memungkinkannya bersikap lebih arif terhadap dirinya dan orang lain secara lebih

cerdas, penuh pertimbangan dan kehangatan yang penuh simpati. 

Bentuk cerita pendek biasanya juga lebih memungkinkan untuk dipakai

sebagai aktivitas siswa untuk membandingkan dengan cerita pendek lainnya

dengan penilaian mana yang asli dan mana yang kena pengaruh atau bahan

jiplakan/ turunannya. Bentuk ini juga mudah untuk dihubungkan dengan tugas-

tugas penulisan kreatif yang dapat dikerjakan oleh para siswa

(Rahmanto, 1988 :88).

Pengajaran sastra memiliki manfaat untuk membantu keterampilan

berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa,

dan membentuk watak.

Pemilihan bahan pengajaran harus sesuai dengan kemampuan siswa pada

tahapan pengajaran tertentu. Pemilihan materi harus mengklasifikasikan tingkat

kesukarannya dengan kriteria tertentu. Dalam memilih materi pengajaran ada

beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan, yaitu tersedianya buku-buku di

perpustakaan, kurikulum, kesesuaian dengan tes akhir, dan lingkungan siswa.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut BNSP (2006:5), kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

43

 

pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan (BSNP, 2006: 5). Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan secara umum adalah untuk memandirikan dan memberdayakan suatu

pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan

dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara

partisipatif dalam pegembangan kurikulum.

Dalam mendiknas (2006: 5), kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah

berpedoman pada setandar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan

penyusunan kurikulum yang di buat oleh BSNP. Pelaksanaan kurikulum

didasrakan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik. Untuk

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik

harus mendapatkan pelayanan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk

mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. Dengan

begitu, siswa dapat mengapresiasikan dirinya dalam berbagai bidang studi yang

dipelajarinya, khususnya pembelajaran sastra di sekolah.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran sastra

khususnya tentang cerpen, terdapat di kelas X semester I pada standar kompetensi

membaca, memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen,

sedangkan kompetensi dasarnya ialah menganalisis keterkaitan unsur intrinsik

suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Pada kelas XI semester II, dengan

stsndar kompetensi mendengarkan, yaitu memahami pembacaan cerpen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

44

 

kompetensi dasarnya ialah mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam

cerpen yang dibacakan dan menemukan nilai– nilai dalam cerpen yang dibacakan.

Kemudian pada kulikulum yang terakhir, yaitu kelas XII semester I terdapat dua

standar kompetensi yang berkaitan, yaitu : (1) membaca, memahami wacana

sastra puisi dan cerpen. Kompetensi dasarnya adalah menjelaskan unsur- unsur

intrinsik cerpen, dan (2) standar kompetensi menulis, mengungkapkan

pendapatan, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi cerpen. Kompetensi

dasarnya adalah menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku,

peristiwa, latar),

Penelitian ini memilih kulikulum kelas XII semester I, yaitu memahami

wacana sastra puisi dan cerpen, dan mengungkapkan pendapatan, informasi, dan

pengalaman dalam bentuk resensi cerpen. Pada standar kompetensi tersebut,

pembelajaran cerpen dapat diimplementasikan dan siswa dapat mempelajari serta

memahami unsur intrinsik cerpen sehingga siswa dapat menganalisis unsur

intrinsik dan menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain dengan

memperhatikan (pelaku, peristiwa, latar).

c. Standar Kompetensi

Standar komptensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan

kurikulum berbasis kompetensi adalah program untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Standar kompetensi ini disiapkan dengan mempertimbangkan

kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

45

 

negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya, yang

berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia.

Kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan kerangka tentang standar

kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang harus diketahui,

dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini

disajikan dalam tiga komponen utama, yaitu standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, dan materi pokok.

Standar kompetensi mencakup aspek kemampuan berbahasa dan bersastra.

Aspek-aspek itu perlu mendapat porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara

terpadu.

Kemampuan dasar atau kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok

yang dicantumkan dalam standar kompetensi merupakan bahan minimal yang

harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah sekolah atau guru dapat

mengembangkan, menggabung, atau menyesuaikan bahan yang disajikan

mengikuti situasi dan kondisi setempat (Depdiknas, 2003).

d. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator percapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) (Mulyasa, 2008:

133). Silabus merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang setidaknya

memuat tiga komponen utama, yaitu: (1) kompetensi yang akan ditanamkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

46

 

kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran, (2) kegiatan yang harus

dilakukan untuk menanamkan atau membentuk kompetensi tersebut, (3) upaya

yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah

dimiliki peserta didik (Mulyasa, 2008: 133).

Setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam

mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Agar pengembangan silabus tetap berada dalam bingkai pengembangan

kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip

pengembangan silabus seperti relevansi, fleksibilitas, efektivitas, efisiensi,

konsistensi, dan memadai.

Menurut BSNP (2006 : 16-18), langkah-langkah pengembangan silabus,

yaitu:

1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

sebagaimana tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan

materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI,

b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam

mata pelajaran,

c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata

pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

47

 

2) Mengidentifikasi Materi Pokok / Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik,

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

peserta didik,

d. kebermanfaatan bagi peserta didik,

e. struktur keilmuan,

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran,

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan

h. alokasi waktu.

3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar. Pengalaman belajar dapat terwujud melalui penggunaan

pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada

para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

48

 

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai

kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai

oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam

kata kerja oprasional yang terukur dan dapat diobservasi. Indikator digunakan

sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

5) Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang

diperhatikan dalam penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

49

 

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan

bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih. Kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak

lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program

remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah

kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang

telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi

harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya,

teknik wawancara, maupun produk/ hasil melakukan observasi

lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

50

 

kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang

tercantum pada silabus merupakan perkiraan waktu tertata untuk menguasai

kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/ pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Menurut Mulyasa (2008, 141-147) terdapat lima langkah dalam

pengembangan silabus. Proses pengembangan silabus mencakup langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Perencanaan

Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi

dan referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang

diperlukan dalam pengembangan silabus. Pengumpulan informasi dan referensi

dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti

komputer dan internet.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan pengembangan silabus dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a) Mengisi kolom identitas.

b) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

51

 

c) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar.

d) Mengembangkan indikator kompetensi hasil belajar.

e) Mengidentifikasi materi standar.

f) Mengembangkan pengalaman atau kegiatan belajar mengajar (standar

proses).

g) Menentukan jenis penilaian.

h) Alokasi waktu.

i) Menentukan sumber belajar.

3) Penilaian

Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.

Menggunakan model-model penilaian misalnya mengunakan model CIPP

(contect, input, prosese, product).

4) Revisi

Draf silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui

analisis kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji

kelayakan kemudian dilakukan revisi secara continue dan berkesinambungan.

5) Pengembangan silabus berkelanjutan

Dalam implementasi KTSP, pengembangan silabus harus dilakukan

secara berkesinambungan, kemudian dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-

masing guru. Silabus minimal memuat tujuh komponen utama, yaitu: (1) standar

kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), (2) materi setandar, (3) kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

52

 

pembelajaran, (4) indikator, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) sumber

belajar.                                                                                                                                                              

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran

baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar.

Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung

berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu

kompetensi dasar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau

lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam

silabus. RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan merupakan

komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang

pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Sehubungan dengan itu,

untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, dan kemampuan dalam

mengembangkan RPP (Mulyasa, 2007: 184).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan jangka

pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan

dalam pembelajaran. Ada dua fungsi RPP yaitu:

1) Fungsi Perencanaan

Rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru

lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang.

Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

53

 

antara lain: kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar,

penilaian, dan prosedur pembelajaran.

2) Fungsi Pelaksanaan

Berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa

yang direncanakan.

Menurut Muslich (2007: 53) secara teknis rencana pembelajaran minimal

mencakup komponen-komponen, yaitu : (1) standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator percapaian hasil belajar, (2) tujuan pembelajaran, (3) materi

pembelajaran, (4) pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, dan (7) evalusi pembelajaran.

Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menyusun RPP

menurut Muslich adalah sebagai berikut.

1) Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam

pembelajaran.

2) Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit

tersebut.

3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.

5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran

tersebut.

6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/ dikenakan kepada siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

54

 

7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan

pembelajaran.

8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan

pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua)

jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu

pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan

tujuan pembelajaran atau sifat/ tipe/ jenis materi pembelajaran.

10) Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran

secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan.

11) Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan

digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk

tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu

penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal

tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan kunci jawaban. Jika

penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-

masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan: (1) metodologi penelitian: jenis penelitian,

pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data, dan (2) trianggulasi hasil analisis data.

3.1 Metodologi Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang.

Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu,

(a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif (Azwar, 1998: 5). Penelitian

ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor (1975, melalui

Moleong, 2006: 4), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.

Tujuan penelitian ini yang pertama adalah menganalisis unsur intrinsik,

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

secara mendalam, yaitu tokoh, latar, alur, amanat, bahasa, sudut pandang dan

hubungan antarunsur intrinsik yang berupa data deskripsi. Tujuan yang kedua

mengimplementasikan unsur intrinsik “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana sebagai bahan pembelajaran dalam bentuk

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siswa SMA kelas XII

semester I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

56

Unsur intrinsik “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana diimplementasikan ke dalam bentuk silabus dan RPP. Dalam

mengimplementasikan itulah digunakan metode penelitian dan pengembangan.

Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau disebut

juga R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam bidang pendidikan,

produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas pendidikan. Produk-produk pendidikan misalnya

kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar,

media pendidikan, buku ajar, modul, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi,

model uji kompetensi penataan ruang kelas untuk model pembelajaran tertentu,

model unit produksi, model menejemen, sistem pembinaan pegawai, sistem

penggajian, dan lain-lain (Sugiyono, 2010: 412).Terdapat enam langkah penelitian

dan pengembangan, yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi,

(3) desain produk, (4) validitas desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba

produk (Sugiyono, 2009: 409-414).

Hasil akhir penelitian dan pengembangan yang berupa desain produk harus

valid. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar

atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk tersebut.

Setelah desain produk divalidasi dengan pakar atau tenaga ahli, maka akan dapat

diketahui kelemahan produk yang dihasilkan. Kelemahan itu selanjutnya dicoba

untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain produk. Penelitilah yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

57

memperbaiki desain produk tersebut. Dalam penelitian ini, produk yang

dihasilkan berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3.1.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Menurut Teeuw (1984,

melalui Wiyatmi, 2006: 89) sesuai dengan namanya pendekatan struktural

memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri.

Pendekatan struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,

semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur

dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Analisis difokuskan pada unsur-unsur intrinsik karya sastra. Dalam hal ini,

setiap unsur dianalisis dalam hubungannya dengan unsur lainnya (Wiyatmi, 2006:

89). Dalam menganalisis karya sastra diuraikan unsur-unsur pembentuknya.

Dengan demikian, makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. Hal ini,

mengingat bahwa karya sastra merupakan sebuah karya sastra yang utuh. Di

samping itu, sebuah struktur sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami makna

keseluruhannya bila diketahui unsur-unsur pembentuknya dan saling berhubungan

di antaranya dengan keseluruhannya (Pradopo, 1995: 108). Peneliti akan

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana secara mendalam.

3.1.3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya berupa kata-

kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sumber data adalah benda, hal, atau orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

58

di mana peneliti mengamati, membaca, bertanya tentang sesuatu (Arikunto, 2000:

107).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

tertulis. Sumber tertulis yang dimaksud adalah sebuah cerpen yang berjudul

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

Sumber data yang dipakai sebagai objek penelitian ini adalah salah satu cerpen

dari kumpulan 20 cerpen Indonesia terbaik 2009, anugrah pena kencana yang

berjudul “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”. Cerpen tersebut

merupakan buah karya A.S. Laksana. Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan. dan

Pertarungan yang Remis” terdapat pada halaman 8 sampai 16 sedangkan tebal

buku 176 halaman. Buku “20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009”, disunting oleh

Triyanto Triwikromo, dan dicetak oleh percetakan Gramedia, dengan penerbit

Kompas Gramedia Building pada tahun 2009.

3.1.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti berperan sebagai

instrumen utama karena peneliti bertindak sebagai pengumpul data utama. Peneliti

memegang semua peranan, mulai dari perencanaan, pelaksana pengumpul data,

analisis, penafsiran data, dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitiannya.

Dalam penelitian ini peneliti mencari data dengan menganalisis unsur

intrinsik yang difokuskan pada unsur intrinsik meliputi tokoh, alur, latar, tema,

amanat, bahasa, sudut pandang, dan hubungan antarunsur cerpen yang berjudul

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana. Dalam

penelitian ini pemerolehan data yang digunakan berupa kata-kata tertulis tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

59

unsur intrinsik karya sastra dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana.

3.1.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan penjabaran dari metode dalam sebuah penelitian, yang

disesuaikan dengan alat dan sifat (Sudaryanto, 1993: 9). Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik simak (membaca) dan teknik catat. Teknik

simak (membaca) digunakan untuk memperoleh data-data yang terdapat dalam

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”. Teknik catat

digunakan untuk mencatat data-data yang berkaitan dengan unsur intrinsik. Data

yang diperoleh dari teknik simak selanjutnya dicatat dan diklasifikasikan.

Dalam penelitian pengembangan, produk silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian yang digunakan berupa lembaran

angket penilaian guru bahasa Indonesia tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berikut ini kisi-kisi penilaian produk silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

60

Tabel 3.1.5a Kisi-kisi Penilaian Produk Silabus Pembelajaran Sastra untuk

Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) Kelas XII semester I

No Komponen yang dinilai Skor

(1-5)

Alasan

1. Kejelasan identitas silabus

2. Ketepatan kompetensi dasar

3. Ketepatan materi pokok pembelajaran

4. Ketepatan kegiatan pembelajaran

5. Ketepatan indikator

6. Ketepatan metode penilaian

7. Ketepatan alokasi waktu

8. Ketepatan sumber/alat/bahan belajar

Keterangan :

Tabel 3.1.5b Rubrik Penilaian Silabus Pembelajaran Sastra untuk Siswa

SMA ( Sekolah Menengah Atas) Kelas XII Semester I

1. Kejelasan Identitas Silabus

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Kejelasan identitas silabus mencakup 8 komponen, yaitu: standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

pembelajaran, indikator percapaian kompetensi, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan.

5

2. Kejelasan identitas silabus minimal mencakup 7 komponen,

misalnya: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, indikator percapaian kompetensi,

penilaian, dan alokasi waktu.

4

3. Kejelasan identitas silabus minimal mencakup 6 komponen,

misalnya: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

61

kegiatan pembelajaran, indikator percapaian kompetensi, dan

penilaian.

4. Kejelasan identitas silabus minimal mencakup 5 komponen,

misalnya: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, dan indikator percapaian kompetensi.

2

5. Kejelasan identitas silabus minimal mencakup 4 komponen,

misalnya: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

dan kegiatan pembelajaran.

1

2. Ketepatan Kompetensi Dasar

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, KD ditulis dengan lengkap dan kalimat KD sesuai dengan

EYD.

5

2. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, KD ditulis dengan lengkap tetapi kalimat KD tidak sesuai

dengan EYD.

4

3. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, tetapi KD tidak ditulis dengan lengkap dan kalimat KD

tidak sesuai dengan EYD.

3

4. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD tidak sesuai dengan aspek

yang diukur, dan KD tidak ditulis dengan lengkap dan kalimat

KD tidak sesuai dengan EYD.

2

5. Tidak ada KD 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

62

3. Ketepatan Materi Pokok Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Materi yang digunakan tepat dan sesuai dengan SK, KD, dan

bervariasi.

5

2. Materi yang digunakan tepat dan sesuai dengan SK, KD, tetapi

kurang bervariasi.

4

3. Materi yang digunakan tepat dan sesuai dengan SK, KD, tetapi

tidak bervariasi.

3

4. Materi yang digunakan kurang tepat dan kurang sesuai dengan

SK, KD, tetapi bervariasi.

2

5. Materi yang digunakan kurang tepat dan kurang sesuai dengan

SK, KD, dan tidak bervariasi.

1

4. Ketepatan Kegiatan Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas dan terperinci. 5

2. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas dan kurang

terperinci.

4

3. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas dan tidak

terperinci.

3

4. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, kurang jelas dan

kurang terperinci.

2

5. Kegiatan pembelajaran disusun kurang tepat, kurang jelas dan

kurang terperinci.

1

5. Ketepatan Indikator

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

63

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator disusun menggunakan bahasa baku dan sesuai dengan

EYD.

2. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator tidak disusun menggunakan bahasa baku tetapi sesuai

dengan EYD.

4

3. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator tidak disusun menggunakan bahasa baku dan tidak

sesuai dengan EYD.

3

4. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator tidak

mencerminkan jenjang kognitif, tidak disusun menggunakan

bahasa baku dan tidak sesuai dengan EYD.

2

5. Indikator tidak sesuai dengan KD 1

6. Ketepatan Metode Penilaian

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator, minimal dengan 6 penggunaan penilaian, yaitu: tes dan

notes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,

sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,

portofolio, dan penilaian diri.

5

2. Penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator, minimal dengan 5 penggunaan penilaian antara lain:

tes dan notes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan

kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

64

portofolio.

3. Penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator, minimal dengan 4 penggunaan penilaian antara lain: tes

dan notes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan

kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk.

3

4. Penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator, minimal dengan 3 penggunaan penilaian antara lain:

tes dan notes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan

kinerja, sikap.

2

5. Penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator, minimal dengan 2 penggunaan penilaian antara lain: tes

dan notes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan

kinerja.

1

7. Ketepatan Alokasi Waktu

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Alokasi waktu setiap KD dilakukan dengan memperhatikan

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran

perminggu dan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya, alokasi

waktu diperkirakan untuk peserta didik menguasai KD.

5

2. Alokasi waktu setiap KD dilakukan dengan memperhatikan

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran

perminggu dan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya, tetapi

alokasi waktu kurang diperkirakan untuk peserta didik dalam

menguasai KD.

4

3. Alokasi waktu setiap KD dilakukan dengan memperhatikan

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran

perminggu, tetapi kurang mempertimbangkan jumlah KD,

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

65

keluasan kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat

kepentingannya, dan alokasi waktu kurang diperkirakan untuk

peserta didik dalam menguasai KD.

4. Alokasi waktu setiap KD dilakukan dengan memperhatikan

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran

perminggu, tetapi tidak mempertimbangkan jumlah KD, keluasan

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya, dan

alokasi waktu tidak diperkirakan untuk peserta didik dalam

menguasai KD.

2

5. Alokasi waktu setiap KD tidak dilakukan dengan memperhatikan

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran

perminggu dan tidak mempertimbangkan jumlah KD, keluasan

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya,

sedangkan alokasi waktu kurang diperkirakan untuk peserta didik

dalam menguasai KD.

1

8. Ketepatan Sumber/ Alat/ Bahan Belajar

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan lima

komponen, yaitu: SK, KD, indikator kompetensi, serta materi

pokok, dan kegiatan pembelajaran.

5

2. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan minimal empat

komponen, misalnya: SK, KD, indikator kompetensi, dan serta

materi pokok.

4

3. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan minimal tiga

komponen, misalnya: SK, KD, dan indikator kompetensi.

3

4. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan minimal dua

komponen, misalnya: SK, dan KD.

2

5. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan minimal satu

komponen, misalnya: SK.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

66

Tabel 3.1.5c Kisi-kisi Penilaian Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Sastra untuk Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas)

Kelas XII Semester I

No Komponen yang Dinilai Skor (1-5)

Alasan

1. Kejelasan identitas RPP

2. Ketepatan standar kompetensi

3. Ketepatan kompetensi dasar

4. Ketepatan indikator

5. Ketepatan tujuan pembelajaran

6. Ketepatan materi pembelajaran

7. Ketepatan pendekatan dan metode

pembelajaran

8. Ketepatan kegiatan pembelajaran

9. Ketepatan penilaian

10. Ketepatan sumber dan media

pembelajaran

Keterangan :

Tabel 3.1.5d Rubrik Penilaian Silabus Pembelajaran Sastra Untuk Siswa

SMA ( Sekolah Menengah Atas) Kelas XII Semester I

1. Kejelasan Identitas RPP

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Kejelasan identitas RPP bila mencakup 7 komponen, yaitu:

(1) SK, KD, dan indikator percapaian hasil belajar, (2) tujuan

pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) pendekatan dan

metode pembelajaran, (5) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, (7) evaluasi

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

67

pembelajaran.

2. Kejelasan identitas RPP bila minimal mencakup 6 komponen,

antara lain: (1) SK, KD, dan indikator percapaian hasil belajar,

(2) tujuan pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4)

pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar.

4

3. Kejelasan identitas RPP bila mencakup 5 komponen, antara

lain: (1) SK, KD, dan indikator percapaian hasil belajar, (2)

tujuan pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) pendekatan

dan metode pembelajaran, (5)langkah-langkah kegiatan

pembelajaran.

3

4. Kejelasan identitas RPP bila mencakup 4 komponen, antara

lain: (1) SK, KD, dan indikator percapaian hasil belajar, (2)

tujuan pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) pendekatan

dan metode pembelajaran.

2

5. Kejelasan identitas RPP bila mencakup 3 komponen, antara

lain: (1) SK, KD, dan indikator percapaian hasil belajar,

(2) tujuan pembelajaran, (3) materi pembelajaran.

1

2. Ketepatan Standar Kompetensi

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Ada SK, SK pembelajaran sesuai dengan standar isi, urutan SK

berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan

bahan, keterkaitan SK dan KD dalam mata pelajaran dan antar

pelajaran.

5

2. Ada SK, SK pembelajaran sesuai dengan standar isi, urutan SK

berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan

bahan, keterkaitan SK dan KD dalam mata pelajaran, tetapi

tiadak ada keterkaitan SK dan KD antar pelajaran.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

68

3. Ada SK, SK pembelajaran sesuai dengan standar isi, urutan SK

berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan

bahan, tetapi tidak ada keterkaitan SK dan KD dalam mata

pelajaran maupun antar pelajaran.

3

4. Ada SK, SK pembelajaran sesuai dengan standar isi, urutan SK

hanya berdasarkan tingkat kesulitan bahan, tetapi tidak ada

keterkaitan SK dan KD dalam mata pelajaran dan antar

pelajaran.

2

5. Tidak ada SK 1

3. Ketepatan Kompetensi Dasar

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, KD ditulis dengan lengkap dan kalimat KD sesuai

dengan EYD.

5

2. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, KD ditulis dengan lengkap tetapi kalimat KD tidak

sesuai dengan EYD.

4

3. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD sesuai dengan aspek yang

diukur, tetapi KD tidak ditulis dengan lengkap dan kalimat KD

tidak sesuai dengan EYD.

3

4. Ada KD, keterkaitan KD dan SK, KD tidak sesuai dengan

aspek yang diukur, dan KD tidak ditulis dengan lengkap dan

kalimat KD tidak sesuai dengan EYD.

2

5. Tidak ada KD 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

69

4. Ketepatan Indikator

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator disusun menggunakan bahasa baku dan sesuai dengan

EYD.

5

2. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator tidak disusun menggunakan bahasa baku dan sesuai

dengan EYD.

4

3. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

mencerminkan jenjang kognitif sesuai dengan yang diukur,

indikator tidak disusun menggunakan bahasa baku dan tidak

sesuai dengan EYD.

3

4. Indikator sesuai KD, indikator dikembangkan lebih dari satu,

indikator dirumuskan dalam kata kerja oprasional, indikator

tidak mencerminkan jenjang kognitif, dan tidak disusun

menggunakan bahasa baku dan tidak sesuai dengan EYD.

2

5. Indikator tidak sesuai dengan KD 1

5. Ketepatan Tujuan Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Tujuan pembelajaran dalam RPP jelas, fokus dengan

kompetensi yang akan dicapai dan terperinci.

5

2. Tujuan pembelajaran dalam RPP jelas dan fokus dengan

kompetensi yang akan dicapai, tetapi kurang terperinci.

4

3. Tujuan pembelajaran dalam RPP jelas, tetapi kurang fokus 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

70

dengan kompetensi yang akan dicapai dan kurang terperinci.

4. Tujuan pembelajaran dalam RPP jelas, tetapi kurang fokus

dengan kompetensi yang akan dicapai dan tidak terperinci.

2

5. Tujuan pembelajaran dalam RPP tidak jelas, tidak fokus

dengan kompetensi yang akan dicapai dan tidak terperinci.

1

6. Ketepatan Materi Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Materi pelajaran harus menunjang SK, dan KD dan mencakup

enam pertimbangan, yaitu: (1) Tingkat perkembangan fisik,

intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; (2)

manfaat bagi peserta didik; (3) struktur keilmuan; (4)

kedalaman dan keluasan materi; (5) relevansi dengan kebutuhan

peserta didikdan tututan lingkungan; (6) alokasi waktu.

5

2. Materi pelajaran harus menunjang SK, dan KD dan minimal

mencakup lima pertimbangan, misalnya: (1) Tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

peserta didik; (2) manfaat bagi peserta didik; (3) struktur

keilmuan; (4) kedalaman dan keluasan materi; (5) relevansi

dengan kebutuhan peserta didikdan tututan lingkungan.

4

3. Materi pelajaran harus menunjang SK, dan KD dan minimal

mencakup empat pertimbangan, misalnya: (1) Tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

peserta didik; (2) manfaat bagi peserta didik; (3) struktur

keilmuan; (4) kedalaman dan keluasan materi.

3

4. Materi pelajaran harus menunjang SK, dan KD dan minimal

mencakup tiga pertimbangan, misalnya: (1) Tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

peserta didik; (2) manfaat bagi peserta didik; (3) struktur

keilmuan.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

71

5. Materi pelajaran kurang menunjang SK, dan KD dan minimal

mencakup dua pertimbangan, misalnya: (1) Tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

peserta didik; (2) manfaat bagi peserta didik.

1

7. Ketepatan Pendekatan dan Metode Pengajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik siswa, tingkat

intelektual siswa, tingkat emosional siswa, mengaktifkan siswa,

dan bervariasi.

5

2. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik siswa, tingkat

intelektual siswa, tingkat emosional siswa, mengaktifkan siswa,

tetapi tidak bervariasi.

4

3. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik siswa, tingkat

intelektual siswa, tingkat emosional siswa, tetapi tidak

mengaktifkan siswa, dan tidak bervariasi.

3

4. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik siswa, tingkat

intelektual siswa, tetapi tidak memperhatikan tingkat

emosional siswa, tidak mengaktifkan siswa ,dan tidak

bervariasi.

2

5. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik siswa, tetapi tidak

memperhatikan tingkat intelektual siswa, tingkat emosional

siswa, tidak mengaktifkan siswa ,dan tidak bervariasi.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

72

8. Ketepatan Kegiatan Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas, runtut dan

terperinci sesuai dengan alokasi waktu, materi yang sudah

ditentukan.

5

2. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas, runtut dan

kurang terperinci, tetapi sesuai dengan alokasi waktu dan materi

yang telah ditentukan.

4

3. Kegiatan pembelajaran disusun secara tepat, jelas, kurang

runtut dan kurang terperinci, tetapi sesuai dengan alokasi

waktu dan materi yang telah ditentukan. .

3

4. Kegiatan pembelajaran disusun kurang tepat, kurang jelas dan

kurang terperinci, tetapi sesuai dengan alokasi waktu dan materi

yang telah ditentukan.

2

5. Kegiatan pembelajaran disusun kurang tepat, kurang jelas,

kurang runtut dan kurang terperinci, tetapi sesuai dengan

alokasi waktu dan materi yang telah ditentukan.

1

9. Ketepatan Penilaian

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Ketepatan penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dan mencakup 5 hal, yaitu (1) penilaian

dilakukan untuk mengukur percapaian kompetensi, (2)

menggunakan acuan kriteria, (3) menggunakan sistem penilaian

berkelanjutan, (4) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan

tindal lanjut, dan (5) sesuai dengan pengalaman belajaryang

ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

5

2. Ketepatan penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dan minimal mencakup 4 hal, antara

lain: (1) penilaian dilakukan untuk mengukur percapaian

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

73

kompetensi, (2) menggunakan acuan kriteria, (3) menggunakan

sistem penilaian berkelanjutan, (4) hasil penilaian dianalisis

untuk menentukan tindal lanjut.

3. Ketepatan penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dan minimal mencakup 3 hal, antara

lain: (1) penilaian dilakukan untuk mengukur percapaian

kompetensi, (2) menggunakan acuan kriteria, (3) menggunakan

sistem penilaian berkelanjutan.

3

4. Ketepatan penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dan minimal mencakup 2 hal, antara

lain: (1) penilaian dilakukan untuk mengukur percapaian

kompetensi, (2) menggunakan acuan kriteria.

2

5. Ketepatan penilaian percapaian KD peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dan minimal mencakup 1 hal, misalnya

(1) penilaian dilakukan untuk mengukur percapaian

kompetensi.

1

10. Ketepatan Sumber dan Media Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Ketepatan sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan

ditetapkan berdasarkan SK, KD, indikator kompetensi, serta

materi pokok, kegiatan pembelajaran, sesuai dengan

karakteristik siswa, mengaktifkan siswa

5

2. Ketepatan sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan

ditetapkan berdasarkan SK, KD, indikator kompetensi, serta

materi pokok, kegiatan pembelajaran dan mencakup minimal

empat prosedur, yaitu: (1) merumuskan kompetensi dan tujuan

pembelajaran, (2) menetapkan strategi, metode, dan teknik

pembelajaran, (3) menetapkan alat evaluasi, (4) menganalisis

kesesuaian silabus.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

74

3. Ketepatan sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan

ditetapkan berdasarkan SK, KD, indikator kompetensi, serta

materi pokok, kegiatan pembelajaran dan mencakup minimal

tiga prosedur, yaitu: (1) merumuskan kompetensi dan tujuan

pembelajaran, (2) menetapkan strategi, metode, dan teknik

pembelajaran, (3) menetapkan alat evaluasi.

3

4. Ketepatan sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan

ditetapkan berdasarkan SK, KD, indikator kompetensi, serta

materi pokok, kegiatan pembelajaran dan mencakup minimal

dua prosedur, yaitu: (1) merumuskan kompetensi dan tujuan

pembelajaran, (2) menetapkan strategi, metode, dan teknik

pembelajaran.

2

5. Ketepatan sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan

ditetapkan berdasarkan SK, KD, indikator kompetensi, serta

materi pokok, kegiatan pembelajaran dan mencakup minimal

satu prosedur, yaitu: (1) merumuskan kompetensi dan tujuan

pembelajaran.

1

3.1.6. Teknik Analisis Data

Teknik merupakan penjabaran dari metode yang disesuaikan dengan alat

dan sifat (Sudaryanto, 1993:9). Teknik yang dipergunakan oleh peneliti adalah

teknik simak (membaca) dan teknik catat. Teknik simak adalah teknik yang

digunakan dalam penelitian dengan cara peneliti berhubungan langsung dengan

teks yang akan dijadikan sebagai objek peneliti. Teknik ini bertujuan untuk

mendapatkan data secara konkret . Selanjutnya, data yang diperoleh dicatat dalam

kartu data. Kegiatan pencatatan inilah yang disebut dengan teknik catat

(Sudaryanto, 1993:113-135).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

75

Dengan menggunakan teknik catat dan simak, peneliti menganalisis

sumber tertulis yang berupa teks cerpen “Tuhan, Pawang hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana. Data yang dianalisis terkait dengan unsur

intrinsik yang merupakan fokus penelitian. Adapun analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis penelitian deskriptif

melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yakni menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami

dan disimpulkan (Azwar, 2009: 6). Tujuan penelitian dalam kegiatan ini adalah

untuk mendiskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dan

mengimplementasikannya dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksnaan

Pembelajaran ( RPP ) sastra di SMA kelas XII semester I.

Langkah-langkah dalam menganalisis data dilakukan dengan teknik

sebagai berikut.

1). Menyimak dengan cara membaca teks cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis”.

2). Menemukan dan mencatat unsur-unsur intrinsik karya sastra “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” (tokoh, latar, alur, amanat, tema,

bahasa, sudut pandang) dan hubungan antarunsur.

3). Menyusun hasil temuan unsur-unsur intrinsik “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” berdasarkan urutannya dengan bahasa yang runtut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

76

4). Mengimplementasikan temuan unsur-unsur intrinsik “Tuhan, Pawang Hujan,

dan Pertarungan yang Remis” kedalam bentuk silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siswa SMA kelas XII semester I.

Data penelitian pengembangan diperoleh melalui angket penilaian yang

disi oleh guru Bahasa Indonesia tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Angket

tersebut akan digunakan untuk menganalisis tingkat kelayakan produk silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti. Rumus

yang digunakan dalam menghitung prosentase tingkat kelayakan produk silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sastra untuk siswa SMA kelas XII

semester I, adalah sebagai berikut.

(Indaryati, 2003: 41)

Keterangan:

Σ%J = jumlah keseluruhan prosentase jawaban

Σ K = jumlah keseluruhan komponen materi pembelajaran

Kl = kelayakan

Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan dari

penilaian produk pengembangan yang berupa silabus dan RPP, dipaparkan dalam

tabel berikut.

∑ %J = Kl ∑ K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

77

Tabel 3.1.6 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan

Tingkat Pencapaian Nilai Ubah Skala Lima Kualifikasi

0 -4 E - A

85 % - 100 % 4 A Baik sekali

75 % - 84 % 3 B Baik

60 % - 74 % 2 C Cukup

40 % - 59 % 1 D Kurang

0 % - 39 % 0 E Gagal

(Nurgiantoro, 2001: 399)

Data penilaian yang diperoleh dari dua guru kelas tingkat SMA

kemudian dianalisis dan selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisi produk

pengembangan yang berupa silabus dan RPP. Masukan, tanggapan, dan kritik dari

guru tersebut terhadap produk sementara dijadikan dasar untuk merevisi produk

dengan kriteria sebagai berikut: (1) benar menurut ahli, (2) sesuai dengan teori,

(3) logis menurut pengembangan. Komponen produk yang mendapatkan penilaian

kurang dari 65% dari kriteria akan direvisi kembali oleh peneliti.

3.2 Trianggulasi Hasil Analisis Data

Temuan dan interpretasi yang diperoleh peneliti harus diperiksa

keabsahannya dengan trianggulasi. Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu (Sugiyono, 2009: 273).

Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa keabsahan atau keterpercayaan

temuan dengan dua cara. Cara yang pertama dengan cara triangulasi teori. Unsur-

unsur intrinsik yang ditemukan berpedoman dari teori-teori yang digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

78

penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan beberapa teori untuk

dilihat kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan maksud agar teori yang

dipergunakan dalam penelitian ini benar-benar terpercaya. Trianggulasi teori

dilakukan dengan mengkonfirmasi hasil analisis data dengan beberapa teori yang

terkait dalam kajian teori. Peneliti kemudian mengkonsultasikan hasil temuan

unsur-unsur intrinsik cerita dengan dosen pembimbing penelitian.

Cara yang kedua yaitu trianggulasi teknik pengumpulan data. Peneliti

meminta bantuan dua guru Bahasa Indonesia kelas XII SMA, untuk menilai

silabus dan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah mendapat penilaian dari

guru, peneliti memperbaiki atau merevisi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN CERPEN “TUHAN,

PAWANG HUJAN, DAN PERTARUNGAN YANG REMIS” KARYA

A. S. LAKSANA

Dalam bab ini dipaparkan mengenai: (1) deskripsi data penelitian

(2) deskripsi analisis unsur intrinsik cerita pendek “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana (3) analisis hubungan antarunsur

dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana. Ketiga hal tersebut diuraikan pada subbab berikut ini.

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa cerita pendek yang

berjudul “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana. Cerita pendek ini merupakan salah satu dari 20 cerpen Indonesia terbaik

2009.

Hasil penelitian yaitu unsur-unsur intrinsik cerita pendek “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana, dan analisis hubungan

antarunsur intrinsik.

4.2 Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” Karya A.S Laksana

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang isi cerpen

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A. S. Laksana secara

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

80

menyeluruh. Analisis akan dilakukan dengan cara menjabarkan unsur

intrinsiknya, yaitu: latar, alur, bahasa tema, amanat, sudut pandang dan hubungan

antarunsur tersebut yang nantinya akan megidentifikasi dan mendeskripsikan isi

cerita, agar makna dari keseluruhan cerita dapat terungkap. Berikut ini adalah

uraian pembahasan dan hasil penelitian:

4.2.1 Tokoh

Cerita pendek (cerpen) berisi perjalanan atau kisah seseorang. Pertama kali

yang menjadi sorotan dalam sebuah cerita adalah tokoh atau pelaku cerita. Tokoh

adalah individu atau sekelompok orang yang mengalami peristiwa atau perlakuan

yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang dapat berwujud

binatang atau benda yang diinsankan, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki

kualitas moral yaitu dalam mengekspresikan ucapan dan tindakanya.

Tokoh-tokoh dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” ini yaitu: Alit, Tuhan, Gadis Cantik, Pawang Tua, Duda tua. Adapun

tokoh-tokoh beserta wataknya akan djabarkan sebagai berikut.

a. Alit

Tokoh Alit merupakan tokoh utama dalam cerita ini, karena ia adalah

tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita. Ia merupakan tokoh yang

paling banyak diceritakan. Selain menjadi tokoh utama Alit juga dapat

diketagorikan sebagai tokoh antagonis yaitu tokoh yang menentang tokoh

protagonis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

81

Alit diketagorikan sebagai tokoh utama dan tokoh antagonis. Namun,

dibalik sifat antagonisnya Alit memiliki rasa rela berkorban, baik hati. Hal

tersebut dinyatakan dalam bagian pernyataan yamg dikutip sebagai berikut:

1) Kikuk atau canggung

Pernyataan:

Fakta pertama, gadis itu cantik dan itu membuat Alit kikuk dan itu membuatnya tiba-tiba menyadari betapa pentingnya bakat (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 8).

2) Tidak yakin pada diri sendiri

Pernyataan:

Alit pernah meyakininya ketika ia memutuskan belajar sulap, tetapi belakangan ia tidak terlalu percaya pada bujukan itu (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 8).

3) Sombong

Pernyataan:

Bahkan sebelum orang itu menurunkan ilmunya, Alit sudah membayangkan dirinya mengendalikan awan-awan di langit, memanggil atau mengusirnya atau menjadikannya payung yang melindunginya dari panas matahari (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10).

Ia akan membuat awan-awan saling cakar seperti anak-anak kucing atau melenggok selucu banci. Dan mestinya tak sulit-sulit amat bagi pesulap ampuh untuk memikat gadis cantik berpenampilan kusam (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10).

Dia merasa paling berkuasa soal kematian. Ia bersumpah tak akan pernah membiarkan kematiannya menjadi utusan Tuhan ia hanya mau mati karena ia sendiri yang menghendaki kematiaanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

Dulu Tuhan pernah menurunkan hujan 40 hari dan mengirimkan banjir yang meneggelamkan puncak gunung. Ia yakin bisa menumbangkan rekor itu dengan menurunkan hujan 41 hari, tetapi ia tidak ingin melakukan itu. Cukup baginya menurunkan hujan lebat dua hari di hulu sungai dan banjir akan menyapu kolong jembatan dan menyeret pengemis utusan Tuhan ke lautan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

82

4) Baik hati

Pernyataan:

Dan Alit, dengan penuh kasih kepada si gadis, mengusir hujan setiap kalii gadis itu naik panggung (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 13).

5) Keras kepala

Pernyataan:

Setelah pertarungan yang remis itu. Alit tidak pernah lagi berniat mencabut nyawanya sendiri. Dua hari ia dirawat oleh si pengemis utusan Tuahn. Pada hari ketiga ia meninggalkan sang utusan itu dan berjalan sepanjang sungai ke arah hulu dan di sebuah dataran tinggi ia merencanakan lagi pertarungan berikutnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

6) Rela Berkorban

Pernyataan:

Bahkan pada hari-hari kalutnya ketika ia melihat gadis itu mulai sering didekati oleh si duda tua, Alit tak pernah meninggalkannya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

7) Mudah putus asa

Pernyataan:

Ternyata ia lebih berbakat menjadi pawang hujan dan ia baru tahu itu setelah enam tahun menyulap dan berkali-kali gagal menhibur anak-anak dengan permainan sulapnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9). Berdasarkan kutipan tentang penggambaran watak-watak di atas

dinyatakan oleh pernyataan-pernyataan yang diceritakan oleh sang narator.

Dalam cerita tersebut terjadi kekuatan antagonis dalam tokoh Alit terhadap

pencipta-Nya. Kekuatan antagonis itu terjadi ketika Alit memutuskan jalan

hidupnya untuk bertarung melawan Tuhan, karena Tuhan telah memberikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

83

bakat yang tidak berguna dan dan menyakitinya dalam hal perjodohan. Jadi,

secara tidak langsung, deskripsi watak tokoh Alit digambarkan melalui

pernyataan pengarang itu sendiri.

b. Gadis Cantik

Gadis cantik termasuk tokoh sederhana, karena tokoh tersebut hanya

memiliki satu kualitas pribadi tertentu dan satu sifat atau watak yang tertentu

saja. Sifat dan tingkah laku tokoh ini bersifat datar, monoton, dikembalikan

pada perwatakan hanya mencerminkan satu watak tertentu.

Watak yang dimiliki oleh tokoh ini beserta kutipan dan pernyataannya,

yaitu:

Santun

Pernyataan:

“Trima kasih, ya, “kata gadis itu suatu kali ketika ia selesai manggung (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 13).

c. Pawang Tua

Tokoh pawang tua merupakan tokoh tambahan, karena tidak banyak

dikenai kejadian dalam suatu cerita. Selain itu juga, pemunculan tokoh ini

dalam keseluruhan cerita lebih sedikit dan kehadirannya hanya jika ada

keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung maupun tidak langsung.

Watak yang dimiliki oleh tokoh ini beserta kutipan dan pernyataannya,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

84

1) Bijaksana

Pernyataan:

Namun, seperti mampu memergoki pikiran Alit, si pawang mengingatkan bahwa seorang pawang hujan pantang mempermaikan awan, apalagi untuk tujuan-tujuan atraksi. Peringatan itu membuat Alit memperbaiki silanya dan menunduk. “Aku hanya ingin sesekali dipayungi awan,”katanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:10-11).

2) Tegas

Pernyataan:

“Kalau begitu kau pulang saja,” kata pawang hujan. Alit tetap menunduk dan tidak pulang. Si tua meninggalkannya, menoleh ke arah Alit ketika ia berada di pintu kamarnya. “Hanya nabi yang berjalan di payungi awan,”katannya. “Jika kau melakukan hal itu, orang-orang akan menganggapmu nabi palsu.” Ia masuk kamar dan tak keluar-keluar (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

d. Tuhan

Tokoh Tuhan merupakan tokoh statis, tokoh yang tidak mengalami

perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-

peristiwa yang terjadi. Tokoh statis memiliki sikap dan watak yang relatif

tetap, tak berkembang sejak awal hingga akhir cerita. Tokoh ini juga dapat

disebut dengan tokoh tambahan, kemunculaanya dalam cerita hanya sedikit,

kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung

maupun tidak langsung. Selain ia hanya memiliki satu watak tertentu saja,

pengarang juga tidak memberikan informasi yang lebih jelas tentang tokoh

ini. Pengarang hanya memunculkan tokoh Tuhan untuk menimbulkan suatu

konflik pada cerita ini. Selain menjadi tokoh statis Tuhan juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

85

diketagorikan sebagai tokoh protagonis yaitu tokoh yang banyak dikagumi

karena mempunyai watak yang baik juga.

Dalam cerita ini watak Tokoh Tuhan tidak digambarkan secara jelas.

Selain sangat sedikit diceritakan tentang diri Tuhan, pencerita juga tidak

menampilkan dialog yang dapat menggambarkan tokoh Tuhan.

Mahabaik

Pernyataan:

Alit yakin bahwa ia mestinya sudah mati malam itu-artinya dia yang menang tetapi Tuhan telah bertindak curang dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis untuk menggagalkan upayanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

e. Duda Tua

Tokoh duda tua merupakan tokoh statis, tokoh yang tidak mengalami

perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-

peristiwa yang terjadi. Tokoh statis memiliki sikap dan watak yang relatif

tetap, tak berkembang sejak awal hingga akhir cerita. Pengarang hanya

memunculkan tokoh duda tua untuk menimbulkan suatu konflik pada cerita

ini. Selain itu, dalam cerita ini watak tokoh duda tua tidak digambarkan

secara jelas. Selain sangat sedikit diceritakan tentang diri duda tua, pencerita

juga tidak menampilkan dialog yang dapat menggambarkan tokoh duda tua.

4.2.2 Latar

Karya sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat yang di

dalamnya terdapat kehidupan tokoh-tokoh beserta rangkaian peristiwa yang

terjadi selalu berhubungan dengan waktu, tempat, dan kondisi sosialnya. Latar

dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

86

Laksana, meliputi tiga unsur, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Ketiga unsur latar tersebut akan saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya.

a. Latar Tempat

1) Di markas tentara

Di antara enam tahun menyulap, ia pernah membadut dan mendapati siksaan paling menggiriskan ketika membanyol di markas tentara (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

2) Di pintu kamar

Si tua meninggalkannya, menoleh ke arah Alit ketika ia berada di pintu kamarnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

3) Di rumah pawang tua

Keesokan harinya Alit datang lagi ke rumah orang itu dan mengatakan bahwaia siap melupakan atraksi sulapnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

4) Di tempat tidur

Tetapi pawang tua itu menerimanya dan tujuh bulan kemudian, ketika si tua sekarat d tempat tidurnya, Alit untuk kali pertama bekerja mengusir hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

5) Di atas panggung

Penampilan itu sekaligus menjadi pengalaman paling menyedihkan yang pernah dialami oleh gadis itu di atas panggung (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 13).

6) Di sungai keruh

Karena itu pada suatu malam ia terjun dari jembatan, menenggelamkan diri di sungai keruh (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

87

7) Di sebuah dataran tinggi

Pada hari ke tiga ia meninggalkan sang utusan itu dan berjalan sepanjang sungai ke arah hulu dan di sebuah dataran tinggi ia merencanakan lagi pertarungan berikutnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

8) Di hulu sungai

Aku turun dari hulu sungai pada siang hari dan tak pernah menemukan Alit hingga sekarang Dulu Tuhan pernah menurunkan hujan 40 hari dan mengirimkan banjir yang meneggelamkan puncak gunung. Ia yakin bisa menumbangkan rekor itu dengan menurunkan hujan 41 hari, tetapi ia tidak ingin melakukan itu. Cukup baginya menurunkan hujan lebat dua hari di hulu sungai dan banjir akan menyapu kolong jembatan dan menyeret pengemis utusan Tuhan ke lautan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah

waktu dalam karya naratif dapat bermakna ganda, yaitu: di satu pihak

mengacu pada waktu penceritaan, waktu penulisan cerita, dan pihak lain

menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan dalam

cerita. Di dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana waktu yang diceritakan menunjuk pada waktu

yang terjadi dalam cerita tersebut. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada

kutipan pernyataan berikut ini:

1) Tiga hari

Seorang gadis cantik akan tetap membuat matamu terpaku sekalipun pada waktu itu ia mengenakan pakaian yang belum dicuci tiga hari atau ia belum mengeramas rambutnya dalam sebulan terakhir (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

88

2) Sebulan terakhir

Seorang gadis cantik akan tetap membuat matamu terpaku sekalipun pada waktu itu ia mengenakan pakaian yang belum dicuci tiga hari atau ia belum mengeramas rambutnya dalam sebulan terakhir (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

3) Tahun

a) Enam tahun

Ternyata ia lebih berbakat menjadi pawang hujan dan ia baru tahu itu setelah enam tahun menyulap dan berkali-kali gagal menghibur anak-anak dengan permainan sulapnya. (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9). Di antara enam tahun menyulap, ia pernah membadut dan mendapati siksaan paling menggiriskan ketika membanyol di markas tentara (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

b) Tujuh tahun

Mewarisi ilmu si tua, Alit menapaki tujuh tahun perjalanan cemerlangnya sebagai pawang hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:12).

c) Empat tahun

Dalam empat tahun terakhir mereka memang selalu bersama dan gadis itu berkali-kali mengucapkan terima kasih kepadanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:12).

d) Tiga tahun

Tiga tahun setelah Alit berhenti menyulap, kau tahu, gadis itulah yang kemudian naik panggung; ia mengubah dirinya saat itu juga menjadi bidadari yang luwes memainkan pelbagai tipuan sulap (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:12).

4) Satu jam

Selama pertunjukkan, yang berlangsung satu jam namun terasa seperti bertahun-tahun, para prajurit terus memasang tampang kaku seperti ketika mereka sedang berbaris (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

89

5) Seminggu

Seminggu sesudah kejadian itu ia berhenti menyulap dan pada hari kedelapan ia merasa terdorong menjadi pawang hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10). Si tua benar tentang bakat Alit dan ia mati seminggu setelah muridnya melakukan pekerjaanya keempat (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:11).

6) Hari kedelapan

Seminggu sesudah kejadian itu ia berhenti menyulap dan pada hari kedelapan ia merasa terdorong menjadi pawang hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10).

7) Di pagi hari

Dorongan itu mula-mula muncul ketika ia menyaksikan seorang pawang hujan bekerja pada pesta pernikahan tetangganya dan keesokan harinya ia merasakan dorongan itu menguat Seminggu sesudah kejadian itu ia berhenti menyulap dan pada hari kedelapan ia merasa terdorong menjadi pawang hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10). Keesokan harinya Alit datang lagi ke rumah oarang itu dan mengatakan bahwa ia siap melupakan atraksi sulapnya Seminggu sesudah kejadian itu ia berhenti menyulap dan pada hari kedelapan ia merasa terdorong menjadi pawang hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11). Tetapi ia tidur sebelum tengah malam dan pagi harinya aku hanya menenmukan diriku sendiri di hulu sungai (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:15)

8) Di siang hari

Aku turun dari hulu sungai pada siang hari dan tak pernah menemukan Alit hingga sekarang (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15-16).

9) Di malam hari

Karena itu pada suatu malam ia terjun dari jembatan, menenggelamkan diri di sungai keruh (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14). Maka ia memilih tengah malam untuk merapalkan mantranya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15). Tetapi ia tidur sebelum tengah malam dan pagi harinya aku hanya menenmukan diriku sendiri di hulu sungai (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

90

10) Di Sabtu sore

Alit sudah hampir 32 saat itu dan pada hari Sabtu sore ia melihat si gadis, usianya sudah hampir 21, tampak seperti bidadari yang dijatuhi kutukan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 12).

c. Latar Sosial

Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya

fiksi. Latar sosial pada cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana adalah kehidupan sosial Alit yang sedrerhana,

menengah ke bawah. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat pekerjaan Alit

yang tidak menetap. Selain itu, keyakinan sepiritualnya kepada Tuhan tidak

cukup kuat. Buktinya karena ia selalu menggangap bahwa Tuhan selalu salah

dalam memberi keputusan. Kutipan pernyataanya ialah sebagai berikut:

Ternyata ia lebih berbakat menjadi pawang hujan dan ia baru tahu itu setelah enam tahun menyulap dan berkali-kali gagal menghibur anak-anak dengan permainan sulapnya. Di antara enam tahun menyulap, ia pernah membadut dan mendapati siksaan paling menggiriskan ketika membanyol d markas tentara (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

Sungguh Tuhan telah membuat keputusan yang keliru karena menjodohkan gadis pujaanya dengan bandot itu. Maka, tak ada jalan lain, Tuhan dan keputusan-Nya yang keliru harus dilawan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

Gadis cantik merupakan wanita yang santun kehidupannya sederhana

dan jika dilihat dari penampilan kehidupan sosialnya kalangan menengah ke

bawah. Hal ini dibuktikan dengan kutipan pernyataan sebagai berikut:

Gadis itu sedikit kusam, mungkin karena pakaian yang dikenakannya sudah lapuk dan warnanyapudar, mmungkin karena rambutnya awut-awutan belum dikeramas, atau mungkin ia memang tidak terlalu peduli dengan penampilan usianya baru tiga belas (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

91

Status sosial tokoh merupakan salah satu hal yang perlu di perhitungkan

dalam pemilihan latar. Secara umum boleh dikatakan perlu adanya deskripsi

perbedaan antara kehidupan tokoh yang berbeda status sosialnya. Keduanya

tentu memiliki perbedaan tingkah laku, pandangan, cara berfikir, bersikap,

gaya hidup dan mungkin masalah yang dihadapi.

4.2.3 Alur

Alur adalah jalan sebuah cerita yang berurutan dan saling berkaitan secara

logis dan kronologis yang dihubungkan oleh adanya sebab akibat, yaitu peristiwa

satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain yang dilakukan atau

diakibatkan oleh para pelaku.

Struktur alur dalam cerita cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana dimulai dengan eksposis, rangsangan, konflik

atau tikaian, rumitan, klimaks, krisis, leraian dan penyelesaian. Dalam cerita

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

termasuk dalam jenis alur maju. Hal ini, disebabkan peristiwa dalam cerita secara

kronologis maju, runtut dari awal, tengah, hingga akhir. Struktur umum alur cerita

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana

akan dibahas sebagai berikut:

a. Eksposisi

Pada tahap awal ini, cerita dipaparkan mulai dari pengenalan tokoh

utama yaitu Alit. Pengarang juga memaparkan informasi yang

berhubungan dengan tokoh utama. Hal tersebut, dibuktikan dengan

kutipan dari pernyataan di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

92

Fakta pertama, gadis itu cantik dan itu membuat Alit kikuk dan itu membuatnya tiba-tiba menyadari betapa pentingnya bakat. Fakta berikutnya, para penjual motivasi selalu mengatakan kepadamu bahwa untuk menjadi iniitu kau tidak memerlukan bakat. Alit pernah meyakininya ketika ia memutuskan belajar sulap, tapi belakangan ini ia tidak terlalu percaya dengan bujukan itu. Ia yakin pada bakat (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 8). Alit berusia 24 tahun dan sebenarnya sudah beberapa kali kikuk (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 9).

b. Rangsangan

Pada tahap rangsangan, pengarang mulai menceritakan keadaan Alit.

Di samping itu, tokoh lain, yaitu, gadis cantik, mulai diperkenalkan dalam

tahap ini. Hal tersebut, dibuktikan dengan kutipan dari pernyataan di

bawah ini:

Gadis itu sedikit kusam, mungkin karena pakaian yang dikenakannya sudah lapuk dan warnanya pudar, mmungkin karena rambutnya awut-awutan belum dikeramas, atau mungkin ia memang tidak terlalu peduli dengan penampilan usianya baru tiga belas. Alit merasa tak ada masalah dengan penampilan gadis itu dan ia yakin bahwa matanya masih awas untuk membedakan antara cantik atau tidak. Seorang gadis cantik akan tetap membuat matamu terpaku sekalipun pada waktu itu ia mengenakan pakaian yang belum dicuci tiga hari atau ia belum mengeramas rambutnya dalam sebulan terakhr. Dan jika kau merasa kikuk tanpa sebab pada pertemuan pertama, itulah barangkali yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama. Kecantikan gadis itu bertahan di pelupuk mata Alit hingga bertahun-tahun kemudian dan Alit yakin bahwa kecantikan, seperti halnya bakat, adalah anugrah Tuhan. Berkat kehadiran gadis itu, Alit mulai sadar bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki bakat menjadi tukang sulap. Alasanya sepele, seorang tukang sulap berbakat mestinya tidak akan bertingkah kikuk ketika menyadari ada gadis cantik sedikit kusam di tengah orang-orang yang menonton atraksinya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 8-9). Rangsangan kembali ditandai dengan peristiwa ketika terjadi

percakapan antara Alit dan pawang tua. Hal tersebut dapat dilihat dalam

kutipan berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

93

“Aku ingin belajar mengusir hujan padamu,” kata Alit ketika ia datang menemui pawang itu di rumahnya. “Tidak sulit jika kau punya bakat ,” kata orang tua itu, suarannya menyusup dari celah-celah gusi-gusi yang sudah gundul. “Aku tak tahu bakatku,” kata Alit. Lelaki itu menatap anak muda di depannya, seperti memeriksa susunan tulang belulang rangkanya. “Tampaknya kau punya bakat,”katanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10).

c. Konflik

Konflik atau tikaian ialah tahapan ketika perselisihan yang timbul

sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan. Pada tahap konflik

atau tikaian ini, terjadi tikaian antara Alit dan pawang tua. Hal tersebut,

dibuktikan dengan kutipan dari pernyataan di bawah ini:

Bahkan sebelum orang itu menurunkan ilmunya. Alit sudah membayangkan dirinya mengendalikan awan-awan di langit, memanggil atau mengusirnya atau menjadikannya payung yang melindunginya dari panas matahari. Saat memikirkan hal itu, tiba-tiba ia merasa sayang untuk melepaskan keahlianya sebagai tukang sulap sekalipun ia nanti sudah mewarisi ilmu si pawang hujan. Ia merasa bahwa atraksi mengendalikan awan-awan di langit akan menjadi pertunjukan luar ruang yang ampuh. Ia akan membuat awan-awan saling cakar seperti anak-anak kucing atau melenggok selucu banci. Dan tak mestinya tak sulit-sulit amat bagi pesulap ampuh untuk memikat gadis cantik berpenampilan kusam. Namun, seperti mampu memergoki pikiran Alit, si pawang mengingatkan bahwa seorang pawang hujan pantang mempermaikan awan, apalagi untuk tujuan-tujuan atraksi. Peringatan itu membuat Alit memperbaikisilanya dan menunduk. “Aku hanya ingin sesekali dipayungi awan,”katanya. “Kalau begitu kau pulang saja,” kata si pawang. Alit tetap tidak pulang. Si tua meninggalkannya, menoleh kearah Alit ketika ia berada di depan intu kamarnya. ”Hanya nabi yang berjalan d payungi awan,”katanya. “Jika kau melakukan hal itu, orang-orang akan menganggapmu nabi palsu.” (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10-11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

94

d. Rumitan

Rumitan merupakan tahapan ketika suasana semakin panas karena

konflik semakin mendekati puncaknya. Pada tahap rumitan cerita sudah

masuk pada konflik yang terjadi. Pada cerita tersebut, konflik semakin

berkembang. Rumitan ditandai dengan peristiwa ketika Alit sudah menjadi

pawang hujan yang cukup sukses. Ia merasa sangat kecewa ketika dengan

bakatnya sebagai pawang hujan gadis itu justru menikah dengan seorang

laki-laki yang sama sekali tidak pantas untuk dibilang jodohnya.

Celakanya lagi ketika Alit diminta oleh sang gadis untuk menjadi pawang

hujan pada saat acara pernikahan tersebut. Terjadi kekuatan antagonis

dalam tokoh Alit. Kekuatan antagonis itu terjadi ketika Alit harus

memutuskan sesuatu yang sangat penting, yaitu permasalahan ketika ia

harus mengusir hujan pada pesta pernikahan gadis cantik dan duda tua atau

mendatangkan hujan deras semalaman untuk menggagalkan pesta

pernikahan gadis itu. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Mewarisi ilmu si tua, Alit menapaki tujuh tahun perjalanan cemerlangnya sebagai pawang hujan. Lalu gadis kusam itu, yang kini sudah matang, kembali membuatnya payah. Alit sudah hamper 32 saat iyu dan pada hari sabtu sore ia melihat si gadis usianya sudah hamper 21, tampak seperti bidadari yang di jatuhi kutukan. Kau tahu, gadis itu menikah dengan laki-;laki yang sama sekali tidak pantas untuk dibilang jodoknya, seorang duda tua, dan Alit diminta mengusir hujan pada pesta pernikahan mereka. Alit merapalkan mantra dengan rahang kaku dan tenggorokan panas-mungkin saat itu ia tampak sangat memalukan. Ia ingin sekali mendatangkan hujan deras semalaman untuk menggagalkan pesta pernikahan gadis itu. Tentu saja ia tidak melakukannya, itu akan menyalahi sumpahnya sebagai pawang hujan dan itu bukan tindakan terpuji. Tetapi apa ada gunanya mempertahabkan sumpah dan tindakan terpuji jika badis itu jatuh ke tangan duda tua? (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009:12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

95

Rumitan kembali terjadi ketika peristiwa pertentangan Alit dengan

pencipta-Nya ia merasa Tuhan telah memberi bakat yang keliru dan tak

ada gunanya walaupun dengan bakat cemerlangnya menghalau awan-

awan, ia tetap tidak mampu memikat gadis yang membuatnya kikuk sejak

pandangan pertama. Alit memutuskan untuk bertarung melawan Tuhan. Ia

mencoba bunuh diri, tapi ternyata gagal. Hal tersebut dapat dilihat dalam

kutipan berikut ini:

Untuk kali pertamanya selama menjalani kepawangganya, ia merasa Tuhan telah memberinya bakat yang keliru, atau bakat yang tak ada gunanya. Dengan bakat cemerlangnya menghalau awan-awan , ia toh tidak mampu memikat gadis yang membuatnya kikuk sejak pandangan pertama. Padahal, ia merasa sudah begitu dekat dengan gadis itu (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 12). Tuhan telah menyakitinya dalam urusan perjodohan, maka Alit memutuskan bertarung dengan Tuhan di wilayah lain yang dia merasa paling berkuasa soal kematian. Ia bersumpah tak akan pernah membiarkan kematiannyamenjadi urusan Tuhan; ia hanya mau mati atas kehendaknya sendiri yang mengendaki kematiannya. Karena itu pada suatu malam ia terjun dari jembatan, menenggelamkan diri di sungai keruh (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

e. Klimaks

Klimaks adalah puncak dari rumitan. Klimaks cerita ini adalah

ketika Alit menggangap bahwa tidak ada yang beres dengan pertarungan

dan ia mengambil keputusan bahwa Tuhan telah bertindak curang dengan

cara mengirimkan malikat berupa pengemis untuk menggagalkan

upayannya bunuh diri. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Pasti ada yang tidak beres dalam pertarungan ini. Alit yakin bahwa ia mestinya sudah mati malam itu artinya dia yang menang tetapi Tuhan telah bertindak curang dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis untuk menggagalkan upayanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

96

f. Krisis

Krisis merupakan tahapan alur yang mengawali leraian dengan

ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya. Karena setiap

klimaks diikuti oleh krisis, keduanya sering dianggap sama atau

disamakan. Krisis dalam cerita ini ditandai ketika pertarungan yang

berakhir remis. Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun

tidak mengambil nyawa Alit setelah menggagalkan upayanya bunuh diri.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Pertarungan berakhir remis. Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil nyawanya setelah menggagalkan upayanya membunuh dirinya sendiri. Setelah pertarungan yang remis itu, Alit tidak pernah lagi berniat mencabut nyawa sendiri (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

g. Leraian

Pada tahap leraian ini, ditandai dengan Alit tidak pernah mencabut

nyawanya sendiri, dua hari ia dirawat oleh pengemis. Pada hari ketiga ia

meninggalkan pengemis utusan Tuhan dan berjalan ke arah hulu sungai.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Setelah pertarungan yang remis itu, Alit tidak pernah lagi mencabut nyawanya sendiri (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

h. Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan bagian akhir cerita. Penyelesaian

tidak harus berupa penyelesaian masalah, tetapi akhir cerita juga dapat

menggantung. Di dalam cerita ini, akhir cerita dibiarkan menggantung

oleh pengarang. Pengarang tidak menjelaskan keadaan Alit selanjutnya.

Kutipan pernyataannya adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

97

Aku turun dari hulu sungai pada sisng hari dan tak pernah menemukan Alit hingga sekarang. Aku sendiri, kau tahu, hanya tukang sulap yang tak berbakat dan tak menguasai tipuan untuk menguasai hujan. Kini aku masih menunggu kedatangannya. Bagaimanapun, aku tetap ingin melihat ia menghanyutkan pengemis utusan Tuhan dan politikus bandot maupun gadis pesulap yang bukan utusan Tuhan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 16).

4.2.4 Tema

Tema ialah gagasan atau ide dasar yang melatarbelakangi suatu cerita.

Untuk menentukan suatu tema, maka harus menyimpulkan dari keseluruhan

cerita. Berdasarkan ketradisiannya cerpen “Tuhan, Pawang, Hujan, dan

Pertarungan yang Remis”, termasuk ke dalam tema tradisional karena temanya

telah lama digunakan dalm karya sastra dan biasanya berkaitan dengan masalah

kebenaran dan kejahatan. Tema yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah

pertarungan yang remis. Kutipan yang mendukung adalah sebagai berikut:

Pertarungan berakhir remis. Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil nyawanya setelah menggagalkan upayanya membunuh dirinya sendiri. Setelah pertarungan yang remis itu, Alit tidak pernah lagi berniat mencabut nyawa sendiri (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

4.2.5 Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang disampaikan pengarang

secara langsung maupun tidak langsung melalui karyanya. Amanat yang

terkandung dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana, yaitu jangan dengan mudah mengambil keputusan demi

keputusan terhadap jalan hidup. Bagian kutipannya adalah sebagai berikut:

Tuhan telah menyakitinya dalam urusan perjodohan, maka Alit memutuskan bertarung dengan Tuhan di wilayah lain yang dia merasa paling berkuasa soal kematian. Ia bersumpah tak akan pernah membiarkan kematiannyamenjadi urusan Tuhan; ia hanya mau mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

98

atas kehendaknya sendiri yang mengendaki kematiannya. Karena itu pada suatu malam ia terjun dari jembatan, menenggelamkan diri di sungai keruh (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

4.2.6 Bahasa

Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra atau sarana yang

digunakan pengarang untuk mengungkapkan sastra. Pengungkapan bahasa dalam

sastra berfungsi untuk mempengaruhi pembaca agar masuk ke dalam cerita yang

disajikan pengarang selain itu menyampaikan ide atau gagasan dalam suatu cerita.

Pengarang juga bertugas untuk membuat pembaca lebih tertarik pada isi cerita.

Hal tersebut dapat diungkapkan lewat gaya bahasa dan pilihan kata-kata

yang digunakan oleh pengarang. Dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis”, bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan

sehari-hari. Bahasanya mudah dimengerti karena tidak menggunakan bahasa khas

daerah tertentu. Hal tersebut dapat ditunjukan dalam bagian kutipan berikut ini:

“Trima kasih, ya,” kata gadis itu suatu kali ketika ia selesai manggung. Alit menjawab, “Sama-sama,” dan memantapkan tekadnya untuk selalu menjaga panggung gadis itu dari serbuan hujan (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 13).

Di dalam cerita tersebut, dialog yang digunakan oleh pengarang sangat

sedikit, maka bahasa yang terlihat digunakan pengarang adalah bahasa Indonesia.

Tetapi pilihan kata yang digunakan oleh pengarang ada juga yang mengandung

sarkasme (kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain, cemoohan atau ejekan

kasar). Hal tersebut dapat ditunjukan dalam bagian kutipan berikut ini:

“Hanya nabi palsu yang berjalan dipayungi awan,”katanya. “Jika kau melakukan itu , orang-orang akan menggangapmu nabi palsu.” (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11). Dan keduannya, baik politikus maupun bandot, sangatlah mudah jatuh cinta, namun Alit Alit tidak percaya bahwa bidadarinya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

99

jatuh cinta pada bandot tua yang mendekatinya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

Kalimat yang digunakan ialah kalimat yang sederhana. Antara kalimat satu

dengan yang lainnya dalam peenyusunsnnya saling berhubungan.

4.2.7 Sudut Pandang (Point of view)

Sudut pandang adalah pandangan pencerita yang dipilih oleh pengarang

untuk menceritakan suatu cerita. Sudut pandang menyaran pada cara sebuah cerita

dikisahkan dan merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk

menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan

berhubungan dengan pembaca.

Dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”,

pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama ”aku”. ”Aku” dalam

cerpen ” Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”, ialah Alit. Hal

tersebut dapat di temukan pada kutipan pernyataan berikut ini:

“Aku ingin belajar mengusir hujan padamu,” kata Alit ketika ia dating menemui pawang itu di rumahnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10). “Aku tidak tau bakatku,” kata Alit (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 10).

Sudut pandang yang digunakan dalam cerita menggunakan sudut pandang

orang pertama. Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang

orang pertama ”aku”, pengarang sebagai pelaku cerita. Pengarang berlaku sebagai

karakter utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Selain itu,

penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang

tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

100

merasa menjadi bagian dari cerita. Dengan demikian semua cerita bergantung

pada tokoh “aku”.

Ternyata penggunaan sudut pandang yang berbeda menghasilkan versi

yang berbeda dari peristiwa atau rentetan peristiwa yang sama, dan menyajikan

rincian yang berbeda dari peristiwa yang sama. Sesungguhnya yang mengetahui

keseluruhan cerita hanyalah pengarang cerita itu sendiri. Pemilihan sudut pandang

pencerita ditentukan oleh pengarang, disesuaikan dengan efek yang hendak

ditimbulkannya pada diri pembaca. Cerita yang sama akan berbeda efeknya jika

dikisahkan dengan sudut pandang yang berbeda.

4.3 Hubungan Antarunsur Intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis”. Karya A.S. Laksana

Sebuah karya sastra dibangun dari beberapa unsur, hubungan antarunsur

intrinsik bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang

secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Unsur intrinsik cerpen

mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap unsurnya

mempunyai peran penting dalam membangun suatu karya sastra.

Untuk dapat menganalis karya sastra, haruslah mengungkapkan secara

terperinci dan teliti terhadap unsur-unsur yang terkandung, serta dapat mengaitkan

setiap unsurnya, agar dapat memperoleh makna seutuhnya. Berikut ini dijabarkan

mengenai hubungan antarunsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen “Tuhan,

pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

101

1. Tokoh dan Latar

Di dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A. S. Laksana tokoh dan latar saling mempengaruhi. Latar dapat membantu

tokoh untuk meyakinkan pembaca terhadap cerita yang disampaikan oleh

pengarang. Latar yang digunakan dalam cerpen tersebut berkisah pada suatu

tempat yang tidak begitu asing untuk pembaca sehingga pembaca lebih mudah

memahami isi cerita. Hal tersebut dapat di temukan pada kutipan pernyataan

berikut ini:

“Kalau begitu kau pulang saja,” kata pawang hujan. Alit tetap menunduk dan tidak pulang. Si tua meninggalkannya, menoleh ke arah Alit ketika ia berada di pintu kamarnya. “Hanya nabi yang berjalan di payungi awan,”katannya. “Jika kau melakukan hal itu, orang-orang akan menganggapmu nabi palsu.” Ia masuk kamar dan tak keluar-keluar (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 11).

Hal tersebut berpengaruh pada karakter para tokoh yaitu pawang tua yang

bersikap tegas dengan pergi meninggalkan Alit masuk ke dalam kamar. Sifat

seseorang akan dibentuk oleh keadaan latarnya. Oleh karena itu, latar sangat

mempengaruhi tokohnya, juga sebaliknya.

2. Tokoh dan Alur

Tokoh dan alur merupakan unsur yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi. Alur tak lain dari perjalanan hidup tokoh, dari cara berfikir,

berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku. Setiap peristiwa hanya mungkin

akan terjadi jika ada pelakunya. Dalam cerpen ““Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A. S. Laksana, Alit merupakan tokoh utama yang

banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Ia mengalami tahap yang di dalamnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

102

terdapat peristiwa, konflik, dan klimaks. Dari tahapan tersebut, memperlihatkan

watak atau sifat tokoh Alit dalam cerita melalui peristiwa-peristiwa yang

dialaminya. Alit menggangap bahwa tidak ada yang beres dengan pertarungan dan

ia mengambil keputusan bahwa Tuhan telah bertindak curang dengan cara

mengirimkan malikat berupa pengemis untuk menggagalkan upayannya bunuh

diri. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Pasti ada yang tidak beres dalam pertarungan ini. Alit yakin bahwa ia mestinya sudah mati malam itu artinya dia yang menang tetapi Tuhan telah bertindak curang dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis untuk menggagalkan upayanya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

Setelah peristiwa dan konflik yang dialami Alit, cerita tiba pada klimaks.

Dari kutipan di atas, memperlihatkan bahwa Alit telah diselamatkan oleh Tuhan

dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis. Oleh karena itu, dengan

watak yang dimiliki Alit tersebut menghantarkan pembaca pada tahap inti dari

cerita tersebut yaitu klimaks.

3. Tokoh dan Bahasa

Tokoh yang mengalami peristiwa dalam cerita, tidak lepas dari bahasa

yang digunakan. Bahasa juga dapat mempengaruhi watak dari tokoh cerita.

Bahasa sebagai suatu ujaran memperlihatkan tingkat sosial dan kesantunan

seseorang. Di dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis”, bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari. Dialog yang

disampaikan pengarang sangat sedikit. Akibatnya bahasa yang terlihat dari cerita

tersebut, adalah bahasa Indonesia umum, yaitu tanpa dipengaruhi oleh bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

103

daerah tertentu. Gadis cantik merupakan gadis yang santun dalam bertutur kata.

Hal tersebut dapat ditunjukkan pada kutipan pernyataan berikut ini:

“Trima kasih, ya,” kata gadis itu suatu kali ketika ia selesai manggung. Alit menjawab, “sama-sama,”dan memantapkan tekadnya untuk selalu

menjaga panggung gadis itu dari serbuan hujan. “Dulu aku trpaku pada permainanmu, “ kata gadis itu.

“Aku tidak berbakat,” kata Alit. “Kau pesulap yang hebat,” kata gadis itu.” Aku merasa kehilangan ketika kau menjadi pawang hujan. Karena itu aku lantas berlatih; aku harus memainkannya sedisri sebab tak mungkin lagi melihat sulapmu.”

Lihatlah, gadis itu memiliki segala kualitas terbaik sebagai perempuan: ia cantik. Ia santun, dan ia tahu cara berbohong yang baik. Alit tidak terlalu percaya pada apa yang diucapkannya, tetapi ia senang mendengarnya (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 13).

Dari kutipan d atas, terlihat bahasa yang di gunakan si gadis dan Alit,

adalah bahasa sehari-hari, yaitu bahasa Indonesia. Dan tidak ada campuran dari

bahasa daerah lain.

4. Tokoh dan Tema

Tokoh dan tema adalah unsur cerita yang saling berkaitan. Masing-masing

unsur tersebut merupakan unsur pembangun cerita, yang secara bersamaan

membentuk suatu keseluruhan bersama unsur lain. Tokoh-tokoh cerita, khususnya

tokoh utama, adalah pelaku cerita dari peristiwa yang terjadi. Dengan demikian,

tokoh-tokoh tersebut yang bertugas menyampaikan tema yang dimaksudkan

pengarang. Tema tidak disampaikan secara langsung, tetapi tersirat dari tingkah

laku, perasaan, pikiran dan berbagai peristiwa yang dialami oleh tokoh tersebut.

Dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”, temanya

ialah pertarungan yang remis. Berikut ini, kutipan kalimat pernyataannya:

Pertarungan berakhir remis. Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil nyawanya setelah menggagalkan upayanya membunuh dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

104

Setelah pertarungan yang remis itu, Alit tidak pernah lagi berniat mencabut nyawa sendiri (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 15).

Dari kutipan kalimat pernyataan di atas, memperlihatkan bahwa

pertarungan berakhir remis. Selain itu, tema atau makna disampaikan secara

tersirat, melalui tokoh utama yaitu Alit.

5. Tema dan Amanat

Tema mengenai pertarungan yang remis berkaitan erat dengan amanat

yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat yang terkandung

dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”, ialah

jangan dengan mudah dan enteng dalam mengambil keputusan demi keputusan

terhadap jalan hidup. Unsur amanat sebenarnya merupakan gagasan yang

mendasari penulisan karya sastra. Amanat yang telah dijelaskan terlebih dulu,

tampak sekali kaitannya dengan tema. Hal ini tampak dalam contoh kutipan

berikut ini:

Tuhan telah menyakitinya dalam urusan perjodohan, maka Alit memutuskan bertarung dengan Tuhan di wilayah lain yang Dia merasa paling berkuasa-soal kematian,. Ia bersumpah tak akan pernah membiarkan kematiannya menjadi urusan Tuhan; ia hanya mau mati karena ia sendiri yang menghendaki kematiannya. Karena itu pada sustu malam ia terjun dari jembatan menenggelamkan di sungai keruh. Dan ia tidak mati (Anugrah Sastra Pena Kencana, 2009: 14).

Unsur amanat sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari penulisan

karya sastra. Amanat yang telah dijelaskan terlebih dahulu, tampak sekali

kaitannya dengan tema. Amanat memiliki hubungan yang sangat erat dengan

tema.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

105 

 

 

 

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN

“TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN PERTARUNGAN YANG REMIS”

KARYA A.S. LAKSANA DALAM BENTUK SILABUS DAN RPP DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA UNTUK SISWA SMA KELAS XII

SEMESTER I

Dalam bab ini dipaparkan mengenai pendeskripsian tentang

implementasi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya

A.S. Laksana dalam pembelajaran untuk siswa SMA kelas XII semester I.

Beberapa hal yang akan dibahas mengenai: (1) pengembangan silabus, (2)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (3) silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), (4) analisis penilaian produk silabus dan RPP apresiasi

sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I oleh guru bahasa Indonesia SMA.

Kedua hal tersebut diuraikan seperti pada subbab berikut ini.

5.1 Pengembangan Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator percapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Penelitian ini menghasilkan dua

macam silabus demgan langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

105 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

106 

 

 

 

1. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Dalam standar isi (BSNP, 2006: 262-265) terdapat dua standar

kompetensi dan dua kompetensi dasar yang berkaitan dengan pembelajaran sastra,

khususnya cerpen, yaitu:

Kelas XII Semester I

a. Standar Kompetensi:

Membaca

7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen

Kompetensi Dasar:

7.2 Memahami wacana sastra puisi dan cerpen

b. Standar Kompetensi:

Menulis

8. Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk

resensi dan cerpen

Kompetensi Dasar:

8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku,

peristiwa, latar).

2. Mengidentifikasi Materi Pokok atau pembelajaran

Materi pokok diidentifikasi untuk pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana menjadi materi pokok pembelajaran dalam penelitian ini,

karena dianggap sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

telah ditentukan oleh peneliti. Selain itu, cerpen tersebut juga sesuai dengan siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

107 

 

 

 

dilihat dari manfaat yang diambil dari cerpen tersebut dan relevansinya terhadap

kebutuhan siswa dan tuntutan lingkungan. Dari cerpen tersebut akan dibahas

materi pokok yang berkaitan dengan isi cerpen, unsur-unsur instrinsik cerpen, ciri-

ciri cerpen, dan langkah-langkah penulisan cerpen.

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi siswa, guru,

lingkungan, dan sumber belajar lainya dalam rangka percapaian kompetensi dasar.

Kegiatan pembelajaran dengan materi pokok naskah cerpen ”Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana, yaitu :

a. membaca cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana.

b. menceritakan atau mengungkapkan kembali isi cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dengan

bahasanya sendiri dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

c. mengidentifikasi unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

d. melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

e. mencatat topik-topik tentang kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

setempat).

f. menulis cepen berdasarkan pengalaman orang lain maupun pengalaman

sendiri dengan memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

108 

 

 

 

4. Merumuskan Indikator Percapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda percapaian kompetensi dasar yang ditandai

oleh perubahan prilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat

penilaian. Indikator yang sesuai untuk percapaian SK dan KD yang telah

ditentukan di atas adalah sebagai berikut.

a. Siswa mampu memahami isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

b. Siswa mampu mengungkapkan kembali isi cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dengan

menggunakan bahasa sendiri dan menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar.

c. Siswa mampu mengidentifikasi unsur intrinsik yang terdapat dalam

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya

A.S. Laksana.

d. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

e. Siswa mampu mencatat topik-topik tentang kehidupan orang lain

(berdasarkan situasi dan kondisi setempat).

f. Siswa mampu menentukan topik yang berhubungan dengan

pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain untuk menulis

cerpen.

g. Siswa mampu menulis kerangka cerpen berdasarkan pengalaman

orang lain dengan memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

109 

 

 

 

h. Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam

bentuk cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, ejaan dan tanda

baca.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian percapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator. Penilaian pada silabus I dengan jenis tagihan tugas

individu, tugas kelompok, dan ulangan. Bentuk instrumen : uraian bebas, pilihan

ganda, dan jawaban singkat. Silabus II dengan jenis tagihan tugas individu, tugas

kelompok, dan ulangan. Bentuk instrumen: uraian bebas, pilihan ganda, dan

jawaban singkat.

6. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran

utuk SMA/ MA yaitu 45 menit. Sedangkan jumlah jam pembelajaran tatap muka

per minggu efektif untuk SMA/ MA adalah 38-39 jam pembelajaran. Jumlah

minggu efektif belajar minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu. Alokasi

waktu pada struktur kurikulum SMA/MA kelas XII pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia 4 jam perminggu setiap semester, berhubungan dengan bidang

penjurusan (BSNP, 2006 : 42). Jumlah KD secara keseluruhan di kelas XII ada 36

bagian. Jadi, peneliti menentukan alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata 36

minggu, alokasi diperoleh dari pembagian jumlah waktu efektif dengan jumlah

KD, yaitu minggu 36:36. Hasilnya 1 Minggu per KD yaitu 4 jam @ 45 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

110 

 

 

 

7. Menentukan Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi. Sumber belajar pada silabus yang dihasilkan

dalam pembelajaran cerpen, yaitu :

a. cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya

A.S. Laksana dalam buku kumpulan cerpen Anugrah Sastra Pena

Kencana (terlampir).

b. materi (terlampir)

c. buku kumpulan cerpen

d. EYD

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain

itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan bagi guru

dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau lapangan

untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP

memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam

upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar.

Secara teknis dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harus

minimal mencakup komponen-komponen, yaitu: (1) standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator percapaian hasil belajar, (2) tujuan pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

111 

 

 

 

(3) materi pembelajaran, (4) pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, dan (7) evalusi

pembelajaran (Muslich, 2007: 53).

Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menyusun RPP

menurut Muslich adalah sebagai berikut.

a. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam

pembelajaran.

b. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit

tersebut.

c. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

d. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.

e. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran

tersebut.

f. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan atau dikenakan kepada

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

g. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan

pembelajaran.

h. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan

pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

i. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua)

jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

112 

 

 

 

pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan

tujuan pembelajaran atau sifat/ tipe/ jenis materi pembelajaran.

j. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran

secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan.

k. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan

digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk

tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu

penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal

tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan kunci jawaban. Jika

penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-

masingnya.

5.3 Silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus, dan RPP peneliti

memperoleh dua draf silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas

XII semester I (terlampir).

5.4 Analisis Penilaian Produk Silabus dan RPP Apresiasi Sastra untuk siswa

SMA kelas XII semester I oleh Guru Bahasa Indonesia SMA.

Dalam subbab ini memuat data hasil penilaian produk silabus dan RPP

sastra di SMA kelas XII semester 1. Data yang diperoleh dari pengisian angket

penilaian produk silabus dan RPP oleh dua guru bahasa Indonesia SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

113 

 

 

 

(1) Agustinus Budi Susanto, S.Pd. guru SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX”

Sedayu Bantul, dan (2) Drs. Agustinus Wagiya guru SMA Negri I Kalibawang

Kulon Progo.

Produk silabus terdiri dari delapan komponen penilaian yang meliputi :

(1) kejelasan identitas silabus, (2) ketepatan kompetisi dasar, (3) ketepatan materi

pokok pembelajaran, (4) ketepatan kegiatan pembelajaran, (5) ketepan indikator,

(6) ketepatan metode penelitian, (7) ketepatan alokasi waktu , dan (8) ketepatan

sumber/alat/bahan belajar. Berikut ini paparan data hasil penilaian produk silabus

oleh oleh dua guru Bahasa Indonesia tingkat SMA.

Tabel 5.4a

Data Penilain Produk Silabus Pembelajaran Sastra untuk siswa SMA

kelas XII Semester I oleh Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMA.

No

Komponen yang Dinilai

Persentase Penilaian

Skor % Kelayakan

Budi Wagiya

1. Kejelasan identitas silabus 4 5 90% Baik sekali

2. Ketepatan kompetensi dasar 4 5 90% Baik sekali

3. Ketepan materi pokok pembelajaran 5 5 100% Baik sekali

4. Ketepatan kegiatan pembelajaran 4 5 90% Baik sekali

5. Ketepatan indikator 3 5 80% Baik

6. Ketepatan metode penelitian 4 5 90% Baik sekali

7. Ketepatan alokasi waktu 4 5 90% Baik sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

114 

 

 

 

8. Ketepatan/sumber/alat/bahan belajar 5 5 100% Baik sekali

Jumlah 730 : 8 = 91,25 %(Baik sekali)

Ada sepuluh komponen yang digunakan dalam penilaian produk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sastra di SMA kelas XII semester 1.

Sepuluh komponen tersebut melalui : (1) kejelasan identitas RPP, (2) ketapatan

standar kompetensi, (3) ketepatan kompetensi dasar, (4) ketepatan indikator,

(5) ketepatan tujuan pembelajaran, (6) ketepatan materi pembelajaran,

(7) ketepatan pendekatan dan dan metode pembelajaran, (8) ketepatan kegiatan

pembelajaran, (9) ketepatan penilaian, (10) ketepatan sumber dan media

pembelajaran. Berikut ini paparan data hasil penilaian produk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh dua guru Bahasa Indonesia SMA.

Tabel 5.4b

Data Penilaian Produk RPP Sastra untuk Siswa SMA

Kelas XII Semester I oleh Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMA

No Komponen yang dinilai

Presentase Penilaian

Skor % Kelayakan

Budi Wagiya

1. Kejelasan identitas RPP 4 5 90% Baik sekali

2. Ketepatan standar kompetensi 5 5 100% Baik sekali

3. Ketepatan kompetensi dasar 5 5 100% Baik sekali

4. Ketepatan indikator 3 4 70% Cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

115 

 

 

 

5. Ketepatan tujuan pembelajaran 4 5 90% Baik sekali

6. Ketepatan materi pembelajaran 3 4 70% Cukup

7. Ketepatan pendekatan dan metode

pembelajaran

3 5 80% Baik

8. Ketepatan kegiatan pembelajaran 4 5 90% Baik sekali

9. Ketapatan penilaian 3 4 70% Cukup

10, Ketepatan sumber dan media

pembelajaran

5 5 100% Baik sekali

Jumlah 860 : 10 = 86 % (Baik)

Kedua produk yang berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dinilai oleh guru Bahasa Indonesia tingkat SMA dinilai

layak untuk digunakan meskipun ada beberapa catatan untuk memperbaiki

beberapa komponen. Masukan-masukan dan catatan yang di berikan oleh guru

penilai, digunakan peneliti untuk merevisi produk silabus dan RPP.

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

116 

 

 

 

BAB VI

PENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan: (1) kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran.

Ketiga hal tersebut diuraikan seperti berikut.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan. Unsur-unsur Intrinsik dalam penelitian cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana meliputi tokoh, latar,

alur, tema, amanat, bahasa, dan sudut pandang. Kesimpulan mengenai unsur-

unsur intrinsik cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana diuraikan di bawah ini.

Analisis unsur instrinsik cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana. Pertama, dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan,

dan Pertarungan yang Remis” terdapat lima tokoh, yaitu: Alit merupakan tokoh

utama karena Alit merupakan tokoh yang selalu terlibat dalam setiap peristiwa-

peristiwa yang membangun cerita. Selain itu, Alit merupakan tokoh antagonis,

yaitu tokoh yang bertujuan untuk menentang tokoh protagonis. Gadis cantik

merupakan tokoh sederhana dan bersifat santun, sedangkan pawang tua sebagai

tokoh tambahan yang memiliki sifat tegas dan bijaksana. Tuhan dan duda tua

merupakan tokoh statis karena tidak mengalami perubahan perwatakan. Tuhan

116 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

117 

 

 

 

memiliki sifat mahabaik, sedangkan duda tua oleh pengarang tidak digambarkan

perwatakannya secara jelas.

Kedua, latar dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” meliputi: (1) latar tempat, tempat terjadinya peristiwa di markas tentara

pada saat Alit melakukan pertunjukan, di pintu kamar, di rumah pawang tua, di

tempat tidur, di atas panggung, di sungai keruh, di sebuah dataran tinggi, dan di

hulu sungai, (2) latar waktu peristiwanya terjadi pada pagi, siang hari, sore hari,

malam hari; latar waktu yang menunjuk angka: enam tahun, tujuh tahun, empat

tahun, tiga tahun; latar waktu yang menunjuk bulan: sebulan terakhir; latar waktu

yang menunjukkan hari: seminggu, hari kedelapan, Sabtu; dan latar waktu yang

menunjukkan jam: 1 jam, dan (3) latar sosial dalam cerpen ”Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” terlihat di dalam kehidupan Alit dan gadis

cantik yang berstatus sosial menengah ke bawah. Selain itu, keyakinanya

sepiritual Alit kepada Tuhan tidak cukup kuat. Ketiga hal tersebut tampak jelas

karena status pekerjaan Alit yang tidak menetap, cara berpenampilan gadis cantik

yang kusam, dan Alit yang selalu beranggapan bahwa Tuhan selalu bertindak

tidak adil.

Ketiga, cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

beralur maju, yaitu alur yang struktur umum alurnya berkesinambungan. Struktur

alurnya, eksposisi, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, krisis, leraian, dan

penyelesaian. Pada tahap eksposisi cerita dipaparkan mulai dari pengenalan tokoh

utama yaitu Alit. Selain itu, dipaparkan informasi yang berhubungan dengan

tokoh utama. Rangsangan diawalai dengan pengenalan tokoh kedua yaitu gadis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

118 

 

 

 

cantik, selain itu mulai diceritakan keadaan Alit. Konflik terjadi antara Alit dan

pawang tua. Rumitan ditandai dengan peristiwa ketika Alit sudah menjadi pawang

hujan yang cukup sukses. Ia merasa sangat kecewa ketika dengan bakatnya

sebagai pawang hujan, gadis pujaannya justru menikah dengan seorang laki-laki

yang sama sekali tidak pantas untuk dibilang jodohnya. Oleh karena itu, Alit

memutuskan untuk bertarung melawan Tuhan. Klimaks dalam cerita ini ketika

Alit menggangap bahwa tidak ada yang beres dengan pertarungan dan ia

mengambil keputusan bahwa Tuhan telah bertindak curang dengan cara

mengirimkan malikat berupa pengemis untuk menggagalkan upayannya bunuh

diri. Krisis dalam cerita ini ditandai ketika pertarungan berakhir remis. Ia tidak

mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil nyawa Alit.

Leraian ditandai peristiwa ketika Alit tidak pernah lagi berniat untuk mencabut

nyawannya sendiri. Tahap penyelsaian dalam cerita ini, dibiarkan menggantung

oleh pengarang. Pengarang tidak menjelaskan keadaan Alit selanjutnya.

Keempat, tema yang diangkat pada cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana adalah pertarungan yang remis.

Kelima, amanat yang terkandung dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana, yaitu: jangan dengan mudah

mengambil keputusan demi keputusan terhadap jalan hidup.

Keenam, dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis”, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari. Bahasanya mudah dimengerti karena tidak menggunakan bahasa khas

daerah tertentu. Selain itu terdapat beberapa kalimat yang mengandung sarkasme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

119 

 

 

 

Ketujuh, dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”,

pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama ”aku”.

Hubungan antarunsur instrinsik dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana mengandung lima hubungan.

Hubungan di antaranya, yaitu tokoh dan latar, tokoh dan alur, tokoh dan bahasa,

tokoh dan tema, dan tema dan amanat.

Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana, dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra untuk siswa di SMA kelas

XII semester I. Dalam hal ini, peneliti membuat dua silabus dan dua RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai bentuk implementasi teoritis dan

telah diuji kelayakannya oleh ahli yaitu guru bahasa Indonesia. Silabus

dijabarkan berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus sebagai berikut:

(1) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), (2)

mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran, (3) mengembangkan kegiatan

pembelajaran, (4) merumuskan indikator pencapaian kompetensi, (5) penentuan

jenis penilaian, (6) menentukan alokasi waktu, dan (7) menentukan sumber

belajar.

Secara teknis dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

minimal harus mencakup tujuh komponen, yaitu: (1) standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator percapaian hasil belajar, (2) tujuan pembelajaran,

(3) materi pembelajaran, (4) pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, dan (7) evalusi

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

120 

 

 

 

6.2 Implikasi

Hasil penenlitian ini diharapkan dapat berimplikasi terhadap pembelajaran

sastra di SMA. Selain itu, dapat meningkatkan minat baca siswa dalam membaca

karya sastra dan membantu siswa dalam menemukan manfaat membaca karya

sastra dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam isi karya sastra, khususnya cerpen.

Implikasi dari hasil penelitian ini, cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana, dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar sebagai media pembelajaran untuk siswa SMA kelas XII semester I.

6.3 Saran

Dalam bagian ini penulis memberikan saran kepada peneliti selanjutnya

mahasiswa PBSID, dan guru bahasa Indonesia. Pertama, peneliti selanjutnya

diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan cara menguji cobakan

hasil produk silabus dan RPP di sekolah, karena mengingat pendidikan terus

berkembang sesuai dengan kemajuan IPTEK.

Kedua, guru bahasa Indonesia hendaknya menguasai pengetahuan

mengenai unsur-unsur intrinsik dalam cerpen, agar dapat mengajarkan kepada

siswa tentang materi tersebut dengan baik. Selain itu, guru lebih kreatif, aktif

dalam membuat metode, strategi pembelajaran bahasa Indonesia, dan guru dapat

memilih secara tepat karya sastra yang mengandung nilai-nilai moral. Guru juga

diharpkan dapat menjadi motivator dan fasilitator bagi siswa untuk membaca

karya sastra khususnya cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

121 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah Sastra Pena Kencana. 2009. 20 Cerpen Terbaik 2009 Anugrah Sastra Pena Kencana. Jakarta: Gramedia.

Aryani, Endah Dwi. 2010. Unsur Intrinsik Film Cerita Rakyat Cindelaras dan

Implementasinya dalam Bentuk Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk SD Kelas V Semester I. (Skripsi). Yogyakarta : PBSID, FKIP. Universitas Sanata Dharma.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka.

Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BSNP. 2006. Pedoman Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. Djojosuroto, Kinayati. 2006. Teks Sastra dan Pengajarannya. Yogyakarta:

Penarbit Pustaka. Gani, Risanur. 1998. Pengajaran Sastra Indonesia Respons dan Analisis. Jakarta:

Depdikbud. Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:

Kanisius. Haryanto, P. 2000. Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma. Indaryati, Anastasia Erlina. 2003. Pengembangan Silabus Menulis Narasi untuk

Siswa Kelas V SD. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Mulyasa, H.E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

122 

 

 

 

___________. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurdin, dkk. 2002. Intisari Bahasa Sastra Indonesia: Ringkasan Materi Lengkap

disertai Contoh Soal-Jawab dan Latihan. Bandung: Pustaka Setia. Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University. _________________. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE. Pradopo, Racmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rahmanto, B.1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rehulina. 2008. Cerpen “Kamboja Terkulai di Pangkuan” Karya Irwan Kelana dan Implementasinya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA. (Skripsi). Yogyakarta : PBSID, FKIP. Universitas Sanata Dharma.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta : Gama

Media. Subagyo, P. Joko. 1991. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa : Pengajaran Wahana

Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana Universitas Pres. Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni. Suyoto,AG.2009.Unsur-unsur Intrinsik Prosa Cerita

Agsuyoto.wordpress.com/intrinsik. Diakses: 05/05/2010. 1045 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

123 

 

 

 

Tyas, Debora Korning. 2007. Struktur Intrinsik Cerpen “Menjelang Lebaran Karya Umar kayam dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di kelas X SMA. (Skripsi). Yogyakarta : PBSID, FKIP. Universitas Sanata Dharma.

Wiyatmi, 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Yeni. 2008. Uansur Intrinsik Cerpen “Kembali ke Pangkal Jalan” karya Yusrizal K.W. dan Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA. (Skripsi). Yogyakarta : PBSID, FKIP. Universitas Sanata Dharma.

http://id.wikipedia.org/wiki/A.S._Laksana. Diakses: 05/ 05/ 2010/ 10.30 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

LAMPIRAN

1. Silabus

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

3. Materi dan Lembar Kerja Siswa

4. Penilaian Produk Silabus dan RPP oleh

Guru Bahasa Indonesia dan Sastra SMA.

5. Biodata Guru Penilai Produk Silabus

dan RPP

6. Cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” Karya A. S.

Laksana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

124 

 

SILABUS I

Nama Sekolah : SMA........................................

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : XII

Semester : I (Satu)

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen

Pengertian cerpen Unsur-unsur

intrinsik cerpen a. Tokoh b. Tema c. Latar d. Alur e. Amanat f. Sudut pandang g. Bahasa

Membacakan cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

Menceritakan kembali isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

7.2.1 Memahami isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

7.2.2 Menceritakan isi kembali cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya

Jenis Tagihan a. Tugas

individu b. Tugas

kelompok c. Ulangan d. Performance

Bentuk

instrumen a. Uraian

bebas b. Pilihan

4 JP (2x45’)

2 x Pertemuan

Anugrah Sastra Pena Kencana.2009.20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009.Jakarta: Gramedia.

Nurgiantoro, Burhan.2007.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah Mada University Perss.

Hariyanto, P.2000.Pengantar Belajar Drama.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

125 

 

Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen (tokoh, tema, latar, alur, amanat, sudut pandang, dan bahasa) dengan data yang mendukung.

Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

A.S. Laksana dengan bahasa sendiri dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

7.2.3 Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

7.2.4 Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

ganda

c. Uraian singkat

Teknik a. Tertulis b. Lisan

Naskah cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

Materi

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

126 

 

SILABUS II

Nama Sekolah : SMA..................................

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : XII

Semester : I (Satu)

Standar kompetensi : Menulis

8. mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku, peristiwa, latar)

Topik tentang kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi setempat)

Unsur-unsur pembangun cerpen (penokohan, konflik, latar, sudut

Menentukan topik tentang kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi daerah setempat).

Menulis cerpen tentang kehidupan orang lain dengan

8.2.1 Mencatat atau mendaftar topik kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi setempat).

8.2.2 Menulis kerangka cerpen berdasarkan kehidupan

Jenis Tagihan a. Tugas

individu b. Tugas

kelompok c. Ulangan d. Performance

Bentuk instrumen

a. Uraian bebas b. Pilihan ganda c. Uraian

singkat

4 JP (4x45’)

2 x Pertemuan

Anugrah Sastra Pena Kencana.2009.20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009.Jakarta: Gramedia.

Nurgiantoro, Burhan.2007.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah Mada University Perss.

Hariyanto, P.2000.Pengantar Belajar Drama.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

127 

 

pandang, amanat, bahasa, dan tema).

Langkah-langkah menulis cerpen

memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen penokohan, konflik, latar, sudut pandang, amanat, bahasa, dan tema).

Menanggapi cerpen yang ditulis teman.

orang lain dengan memperhatikan unsur pembangun cerpen penokohan, konflik, latar, sudut pandang, amanat, bahasa, dan tema).

8.2.3 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen penokohan, konflik, latar, sudut pandang, amanat, bahasa, dan tema).

8.2.4 Menanggapi cerpen yang ditulis teman.

Teknik a. Tertulis b. Lisan

Naskah cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

128  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I

Sekolah : SMA.....................................

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester : XII/ I

Setandar kompetensi : Membaca

7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen

Kompetensi Dasar : 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen

Indikator :

1. Memahami isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana.

2. Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana” melalui kegiatan diskusi di dalam kelompok (4 orang).

3. Meceritakan kembali isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis” karya A.S. Laksana dengan bahasa sendiri dan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana.

2. Siswa dapat mengidentifikasi dan menjelaskan unsur-unsur intrinsik yang

terdapat dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana melalui kegiatan diskusi di dalam kelompok (4

orang).

3. Siswa dapat menceritakan kembali isi cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dengan bahasa sendiri dan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

129  

B. Materi pembelajaran

1. Pengertian cerita pendek

2. Ciri-ciri cerita pendek

3. Unsur Intrinsik

4. Unsur Ekstrinsik

5. Langkah-langkah penulisan cerpen

(materi terlampir)

C. Metode pembelajaran

1. Ceramah: guru memberikan penjelasan secara singkat tentang pengertian

cerita pendek, ciri-ciri cerita pendek, unsur intrinsik cerpen, unsur

ekstrinsik dan langkah-langkah penulisan cerpen.

2. Tanya jawab: guru memberikan tanya jawab tentang materi yang lalu.

3. Diskusi

4. Unjuk rasa/ performance

5. Penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

130  

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan awal 1. Apersepsi pengetahuan siswa

a. Salam, doa pembuka, dan persensi

siswa.

b. Guru melakukan tanya jawab

tentang pengetahuan siswa

mengenai cerita pendek.

2. Guru memberitahukan tujuan

kompetensi dasar (KD) yang akan

dicapai siswa selama pembelajaran.

10’

2’

Kegiatan inti 3. Guru menjelaskan materi mengenai

pengertian cerpen, unsur-unsur

intrinsik cerpen meliputi tokoh, latar,

alur, tema, bahasa dan sudut pandang.

4. Siswa membentuk kelompok yang

terdiri 4 orang, kemudian guru

membagikan teks/ naskah cerpen

“Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S.

Laksana.

5. Secara berkelompok siswa

mengerjakan LKS I

a. Siswa membaca cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan

yang Remis”.

b. Siswa membuat ringkasan cerpen

“Tuhan, Pawang Hujan, dan

25’

2’

40’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

131  

Pertarungan yang Remis” dengan

bahasa sendiri dan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

c. Siswa mendiskusikan unsur-unsur

intrinsik yang terdapat dalam

cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis”.

Kegiatan akhir 6. Siswa mengumpulkan lembar kerja

siswa (LKS) I.

7. Guru dan siswa membuat kesimpulan

akhir berdasarkan kegiatan

pembelajaran dan mengadakan

refleksi terhadap proses dan hasil

belajar pada saat itu, tentang beberapa

hal yang perlu mendapat perhatian

dari sebuah rencana kegiatan tersebut.

1’

10’

Total waktu : 2x45 menit 90’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

132  

Pertemuan kedua (2x45’)

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan awal 1. Apresiasi pengetahuan siswa

a. Salam, doa pembuka, dan

persensi siswa.

b. Guru mengulang materi

sebelumnya dengan melakukan

tanya jawab kepada siswa.

2. Guru memberitahukan kembali

tujuan kompetensi dasar (KD) yang

akan dicapai siswa selama pelajaran.

10’

2’

Kegiatan inti 3. Siswa membentuk kelompok yang

beranggotakan kelompok 4 orang,

sesuai dengan kelompok Minggu

lalu dan guru membagikan lembar

kerja siswa (LKS) I.

4. Perwakilan dari kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar,

intonasi yang jelas sedangkan

kelompok lain memberi tanggapan.

5. Guru dan siswa membahas dan

menyimpulkan jawaban dari LKS I.

6. Guru membagikan lembar kerja

siswa (LKS) II.

7. Siswa mengerjakan soal-soal LKS II

secara individu.

3’

40’

3’

1’

20’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

133  

Kegiatan akhir 8. Siswa mengumpulkan lembar kerja

siswa (LKS) I dan II.

9. Guru dan siswa membuat

kesimpulan akhir berdasarkan

kegiatan pembelajaran dan

mengadakan refleksi terhadap proses

dan hasil belajar pada saat itu,

tentang beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan tersebut.

1’

10’

Total waktu : 2x45 menit 90’

E. Alat/ Bahan/ Sumber belajar

Alat / Bahan :

1. Alat tulis

2. Teks/ naskah cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana

3. Materi pembelajaran bahasa Indonesia (terlampir)

Sumber :

Hariyanto, P. 2000.Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Laksana, A.S. 2009.Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis.Dalam 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009. Anugrah Sastra Pena Kencana. 2009. Jakarta: Gramedia.

Nurdin, dkk. 2002. Intisari Bahasa Sastra Indonesia: Ringkasan Materi

Lengkap disertai Contoh Soal-Jawab dan Latihan. Bandung: Pustaka Setia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : UGM. 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

134  

F. Penilaian

1. Penilaian proses:

Pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan membaca cerpen dan

melaksanakan tugas.

2. Tes tertulis:

Jenis tagihan :

a. Performance

b. Tugas individu

c. Tugas kelompok

d. Ulangan

Bentuk

a. Pilihan ganda

b. Isian/ uraian

c. Performance

3. Portofolio:

Seluruh hasil kerja siswa dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian

akhir.

          

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

135 

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) II

Sekolah : SMA........................

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester : XII/ I

Setandar kompetensi : Menulis

8. Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman

dalam bentuk resensi dan cerpen

Kompetensi Dasar : 8.2 Menuliskan cerpen berdasarkan kehidupan orang lain

(pelaku, peristiwa, latar)

Indikator :

1. Menentukan dan mencatat topik-topik tentang kehidupan orang lain

(berdasarkan situasi, dan kondisi setempat).

2. Menulis cerpen tentang kehidupan orang lain dengan memperhatikan

unsur-unsur cerpen.

3. Menulis kerangka cerpen berdasarkan pengalaman orang lain (berdasarkan

situasi dan kondisi setempat) dengan memperhatikan pelaku peristiwa, dan

latar.

4. Mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dalam bentuk

cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, ejaan, dan tanda baca.

5. Menanggapi cerpen yang ditulis teman.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

136 

 

 

 

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan dan mencatat topik-topik tentang kehidupan

orang lain (berdasarkan situasi, dan kondisi setempat).

2. Siswa dapat menulis cerpen tentang kehidupan orang lain dengan

memperhatikan unsur-unsur cerpen.

3. Siswa dapat menulis kerangka cerpen berdasarkan pengalaman orang lain

(berdasarkan situasi dan kondisi setempat) dengan memperhatikan pelaku

peristiwa, dan latar.

4. Siswa dapat mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dalam

bentuk cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, ejaan, dan tanda baca.

5. Siswa dapat menanggapi cerpen yang ditulis teman.

B. Materi pembelajaran

1. Pengertian cerita pendek

2. Ciri-ciri cerita pendek

3. Unsur Intrinsik

4. Unsur Ekstrinsik

5. Langkah-langkah menulis cerpen

6. Tips menulis cerpen

(materi terlampir)

C. Metode pembelajaran

1. Ceramah: guru memberikan penjelasam secara singkat tentang pengertian

cerita pendek, ciri-ciri cerita pendek, unsur intrinsik cerpen, unsur

ekstrinsik dan langkah-langkah penulisan cerpen.

2. Tanya jawab: guru memberikan tanya jawab tentang materi yang lalu.

3. Diskusi

4. Penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

137 

 

 

 

D. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan awal 1. Apersepsi pengetahuan siswa

a. Salam, doa pembuka, dan persensi

siswa.

a. Guru mengulang materi

sebelumnya dengan melakukan

tanya jawab kepada siswa.

2. Guru memberitahukan tujuan

kompetensi dasar (KD) yang akan

dicapai siswa selama pembelajaran.

10’

2’

Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan materi mengenai

langkah-langkah penulisan cerpen

berdasarkan pengalaman orang lain

dengan memperhatikan pelaku,

peristiwa, dan latar.

2. Siswa membentuk kelompok yang

terdiri dari 4 orang.

3. Secara berkelompok siswa

mengerjakan LKS III

a. Siswa meyebutkan dan

menjelaskan langkah-langkah

penulisan cerpen.

b. Siswa menentukan topik-topik

yang berhubungan dengan

kehidupan orang lain (berdasarkan

situasi dan kondisi daerah

setempat).

26’

1’

40’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

138 

 

 

 

c. Siswa menulis cerpen tentang

kehidupan orang lain dengan

memperhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen (pelaku,

peristiwa, dan latar) dengan

memperhatikan langkah-langkah

penulisan cerpen.

Kegiatan akhir 4. Siswa mengumpulkan lembar kerja

siswa (LKS) III.

5. Guru dan siswa membuat kesimpulan

akhir berdasarkan kegiatan

pembelajaran dan mengadakan

refleksi terhadap proses dan hasil

belajar, tentang beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan pembelajaran

tersebut.

1’

10’

Total waktu : 2x45 menit 90’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

139 

 

 

 

Pertemuan kedua (2x45’)

Tahapan Kegiatan Alokasi

waktu

Kegiatan awal 1. Apresiasi pengetahuan siswa

b. Salam, doa pembuka, dan

persensi siswa.

c. Guru mengulang materi

sebelumnya dengan melakukan

tanya jawab kepada siswa.

2. Guru memberitahukan kembali

tujuan kompetensi dasar (KD) yang

akan dicapai siswa selama pelajaran.

10’

2’

Kegiatan inti 3. Siswa membentuk kelompok yang

beranggotakan kelompok 4 orang,

sesuai dengan kelompok minggu lalu

dan guru membagikan lembar kerja

siswa (LKS) III.

4. Perwakilan dari kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar,

intonasi yang jelas sedangkan

kelompok lain memberi tanggapan.

5. Guru dan siswa membahas dan

menyimpulkan jawaban dari LKS

III.

6. Guru membagikan lembar kerja

siswa (LKS) IV.

7. Siswa mengerjakan soal-soal LKS

IV secara individu.

3’

45’

3’

1’

15’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

140 

 

 

 

Kegiatan akhir 3. Siswa mengumpulkan lembar kerja

siswa (LKS) III dan IV.

4. Guru dan siswa membuat

kesimpulan akhir berdasarkan

kegiatan pembelajaran dan

mengadakan refleksi terhadap proses

dan hasil belajar, tentang beberapa

hal yang perlu mendapat perhatian

dari sebuah rencana kegiatan

pembelajaran tersebut.

1’

10’

Total waktu : 2x45 menit 90’

E. Alat/ Bahan/ Sumber belajar

Alat / Bahan :

1. Alat tulis

2. Naskah cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana

3. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia

Sumber :

Laksana, A.S. 2009. Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis.Dalam 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009. Anugrah Sastra Pena Kencana. 2009. Jakarta: Gramedia.

Nurdin, dkk. 2002. Intisari Bahasa Sastra Indonesia: Ringkasan Materi Lengkap disertai Contoh Soal-Jawab dan Latihan. Bandung: Pustaka Setia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : UGM. 

F. Penilaian

1. Penilaian proses:

Pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan membaca cerpen dan

melaksanakan tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

141 

 

 

 

2. Tes tertulis:

Jenis tagihan :

a. Performance

b. Tugas individu

c. Tugas kelompok

d. Ulangan

Bentuk

a. Pilihan ganda

b. Isian/ uraian

c. Performance

3. Portofolio:

Seluruh hasil kerja siswa dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian

akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

142 

 

 

 

MATERI

a. Pengertian Cerpen

Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang

dialami sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya perubahan nasib.

Karena pendeknya, cerpen sering disebut cerita yang dapat dibaca dalam satu

kali duduk.

Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi atas tiga golongan besar, yaitu

prosa, puisi, dan drama. Prosa adalah jenis karya sastra yang menggunakan

bahasa yang panjang, bebas, dan rinci dalam teknik pengungkapannya. Prosa

dapat dikelompokkan dalam dua zaman, yaitu:

1. Prosa lama, terdiri atas hikayat, cerita berbingkai, cerita panjang dan

dongeng.

2. Prosa baru, terdiri atas cerita rekaan (fiksi) dan prosa nonfiksi.

Jadi berdasarkan bentuknya cerita pendek merupakan jenis prosa baru dan

termasuk dalam cerita rekaan (fiksi).

b. Ciri-ciri Cerita Pendek

1. Panjang cerita berkisar antara tiga sampai sepuluh halaman atau kurang

dari 10.000 kata.

2. Cerita selesai dibaca dalam sekali duduk.

3. Bersifat fiksi.

4. Fokus cerita pada satu kejadian tunggal.

5. Perwatakan serta penokohan dilukiskan secara singkat dan jumlah tokoh

terbatas.

6. Alur yang digunakan sederhana tetapi mendalam.

7. Konflik yang ditampilkan tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya.

8. Latar, baik waktu atau tempat sangat sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

143 

 

 

 

c. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun karya sastra yang dapat

ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik tersebut

meliputi tokoh, alur, latar, bahasa, tema, amanat, dan sudut pandang. Lewat

unsur ini karya sastra dapat dianalisis. Unsur intrinsik karya sastra sebagai

berikut:

1) Tokoh adalah pelaku atau aktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh

pembaca dianggap sebagai tokoh konkret, individual. Tokoh dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Berdasarkan Peranannya

Tokoh utama adalah pelaku utama yang diutamakan dalam suatu

cerita rakyat. Ia mungkin paling banyak muncul atau paling

banyak dibicarakan.

Tokoh Tambahan adalah pelaku yang kemunculanya dalam

cerita lebih sedikit,tidak begitu dipentingkan kehadirannya.

b. Berdasarkan Fungsi Penampilan

Tokoh protagonis adalah tokoh yang diharapkan berfungsi

menarik simpati dan empati pembicara atau penonton. Ia adalah

tokoh dalam cerita rakyat yang memang pimpinan tokoh sentral.

Tokoh Antagonis atau tokoh lawan adalah pelaku dalam cerita

yang berfungsi sebagai penentang utama dari tokoh protagonis.

Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis

atau berpihak pada antagonis atau berfungsi sebagai penengah

pertentangan tokoh-tokoh itu.

2) Alur atau jalan cerita adalah rangkaian cerita yang disusun secara

logis. Alur dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Alur linier/ maju adalah menempilkan peristiwa secara runtut dari

awal hingga akhir.

b. Alur sorot balik/ Flash back adalah menampilkan peristiwa dari

tahap akhir atau tengah kemudian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

144 

 

 

 

c. Alur datar ialah alur dikatakan datar jika tidak terasa adanya

gawatan, klimaks, dan leraian

Unsur-unsur Alur

a. Eksposisi ialah tahap pengenalan beberapa tokoh dan

penyampaian beberapa informasi yang bertujuan memudahkan

pembaca mengikuti kisah selanjutnya.

b. Rangsangan ialah tahap masuknya para tokoh baru dalam cerita

dan peristiwa semakin berkembang.

c. Gawatan ialah tahap awal mulai terjadinya konflik antar tokoh.

d. Konflik ialah perselisihan yang timbul akibat adanya kekuatan

yang bertentangan antar tokoh satu dengan yang lain,dengan

alam dan dengan masyarakat.

e. Rumitan ialah tahap ketika konflik sudah terjadi dan mengalami

titik kerumitan yang tinggi, sehingga pertentangan semakin

tinggi pula.

f. Klimaks ialah tahap dimana ketegangan masalah cerita telah

mencapai klimaks atau puncak.

g. Krisis ialah bagian alur yang mengawali leraian. Tahap ini

ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya.

Karena setiap klimaks diikuti oleh krisis,keduanya sering

dianggap sama atau disamakan.

h. Leraian ialah berkembangnya peristiwa ke arah selesaian, yaitu

ketika ketegangan peristiwa sudah mengalami penurunan.

i. Penyelesaian ialah bagian akhir atau penutup cerita. Masalah

yang terjadi menemukan penyelesaian atau bisa juga akhir

cerita tanpa penyelesaian masalah.hal itu tetap dianggap sebagai

penutup cerita.

3) Latar adalah tempat lingkungan terjadinya suatu peristiwa. Latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu (1) latar tempat

menunjukkan pada lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita, (2) latar

waktu menunjukkan pada waktu atau kapan peristiwa itu terjadi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

145 

 

 

 

(3) latar sosial Berhubungan dengan kehidupan sosial suatu

masyarakat tertentu dalam cerita

4) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan

oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri. Bahasa juga dapat disebut gaya penceritaan

pengarang untuk menyampaikan cerita.

5) Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang disampaikan oleh

pengarang melalui karya sastra.

6) Tema adalah gagasan atau ide dasar yang melatarbelakangi suatu

cerita.

7) Sudut pandang adalah cara mendukung tokoh-tokoh cerita dengan

menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Sudut pandang dapat di

bagi menjadi empat, yaitu:

Sudut Pandang Yang Mahakuasa

Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya . Pengarang

dapat menggambarkan prilaku serta seluruh perasaan dan

pikiran para tokohnya.

Sudut Pandang Orang Pertama

Pengarang memakai kata “aku” untuk menghidupkan tokoh,

seolah-olah dia menceritakan pengalamanya sendiri.

Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak

mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang

narator

Sudut Pandang Peninjau

Pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Cerita

dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti dia

dan mereka. Pengarang hanya dapat melukiskan keadaan tokoh

“dia”, tetapi tidak dapat melukiskan keadaan jiwa tokoh lain.

Sudut Pandang Objektif

Pengarang serba tau tetapi, tidak dapat memberi komentar

apapun. Pembaca hanya di suguhi pandangan mata, apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

146 

 

 

 

seolah-olah dilihat oleh pengarang. Sudut pandang ini hampir

sama dengan sudut pandang Yang Mahakuasa tetapi

perbedaannya pengarang tidak sampai melukiskan keadaan

tokoh

d. Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik adalah hal hal yang berada diluar karya sastra itu, tetapi

tdak secara langsung mempengaruhi karya sastra itu sendiri. Unsur

intrinsic kara sastra sebagai berikut:

• Latar belakang penulis

Kehidupan pengarang dan kejiwaannya ikut menentukan hasil karya

sastra yang dibuatnya.

• Latar belakang Budaya

Latar belakang budaya yang ada dalam kehidupan pengarang

mempengaruhi terciptanya karya sastra yang dibuatnya.

• Latar belakang Zaman

Latar belakang zaman yang terjadi atau pada saat aliran seni yang

sedang digemari pada saat pengarang menciptakan karya sastranya juga

• Latar belakang Politik

Latar belakang situasi politik yang terjadi seperti masalah ekonomi,

budaya, pendidikan akan berpengaruh terhadap pengarang dalam

menciptakan karya sastranya.

e. Langkah-langkah Penulisan Cerpen

1. Menentukan tema cerita

Satu cerpen, tema harus fokus, sempit, ketat, terbatas. Hindari godaan

untuk memperlebar tema dimana tema sekaligus merupakan pesan

moral yang hendak disampaikan kepada pembaca.

2. Menentukan struktur cerpen.

Tentukan latar/ setting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

147 

 

 

 

Tak cukup ruang untuk mendeskripsikan latar tempat. Bila anda

menuliskan tindakan seorang tokoh memberi uang tip pada room

boy, maka tak perlu lagi menjelaskan kepada pembaca bahwa tempat

kejadian itu -pastinya- berlansung disebuah hotel. Untuk

mengefektifkan ruang, maka jenis/bentuk konflik yang terjadi harus

jelas dan dapat segera diidentifikasi pembaca sejak paragraf

pembuka. Kalimat pertama harus menggugah pembaca untuk

bertanya; Apa akhir (perubahan) yang terjadi selanjutnya pada tokoh

tersebut?

Menentukan alur

Cerpen tidak mengenal plot yang kompleks/rumit. Tapi harus ada

satu konflik hebat yang terjadi diantara karakter (baik internal

maupun eksternal)

Menentukan tokoh

Karakter harus memiliki satu konflik internal (versus dirinya sendiri)

dan satu konflik eksternal (versus karakter lain, masyarakat atau

dengan alam). Seluruh cerita bermuara pada konflik itu. Karakter

ditunjukkan (show), tidak dikatakan (don’t tell) lewat daftar ciri-ciri

fisik atau sifatnya. Bukan berarti melukiskannya secara rinci.

Contohnya, karakter yang memakai tanda seru setiap akhir dialog

akan teridentifiksi dengan sendirinya oleh pembaca sebagai karakter

pemarah, arogan, egois. Cukup hadirkan 2 atau maksimal 3 karakter.

Berfokuslah pada 1 karakter saja untuk ditonjolkan, dengan catatan

hindari menceritakan latar belakang (backstory) karakter

bersangkutan.

Puncak cerita adalah saat krisis pada konflik, dimana tokoh

utamanya membuat keputusan yang menuju kearah penyelesaian

konflik.

Akhir cerita adalah saat tokoh belajar dari –berubah akibat- krisis

konflik tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

148 

 

 

 

Sedapat mungkin hindari kata sifat dan kata keterangan.

Utamakanlah pemakaian kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.

3. Menulis cerpen

Sinopsis cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”,

karya A.S. Lksana

Ada seorang pemuda bernama Alit yang berusia 24 tahun. Para penjual

motivasi selalu mengatakan kepadanya bahwa untuk menjadi ini dan itu tidak

memerlukan bakat. Alit baru menyadari betapa pentinya bakat ketika Ia jatuh

cinta pada seorang gadis yang berusia 13 tahun.. Gadis itu cantik sehingga

membuat Alit merasa kikuk atau canggung. Kemudian Ia mengutuki dirinya

karena sifatnya itu. Padahal Alit tau bahwa tukang sulap seperti dirinya tidak

selayaknya canggung atau kikuk. Sehingga Ia memutuskan bahwa dirinya tidak

mempunyai bakat dalam bidang sulap tetapi Ia lebih berbakat menjadi pawang

hujan.

Akhirnya Alit belajar pada pawang hujan. Ia berfikir jika nanti sudah

berhasil menjadi pawang hujan hebat pasti dapat menundukan awan. Atraksi

mengendalikan awan-awan di langit akan menjadi pertunjukan luar ruang yang

ampuh dan mestinya tidak sulit bagi pesulap ampuh untuk memikat gadis cantik

berpenampilan kusam. Tetapi, gurunya mencium akal bulus itu dan

memperingatkan Alit bahwa seorang pawang hujan pantang memainkan awan,

apalagi untuk tujuan atraksi. Dan setelah menjalani bakatnya yang baru itu selama

beberapa tahun akhirnya Ia menjadi pawang hujan yang cukup sukses.

Akan tetapi, pada suatu saat Ia merasa sangat kecewa dengan bakatnya

sebagai pawang hujan. Untuk pertama kali selama menjalani kepawangan, Ia

merasa Tuhan telah memberi bakat yang keliru, atau bakat yang tak ada gunanya.

Dengan bakat cemerlangnya menghalau awan-awan, Ia tetap tidak berhasil

memikat gadis yang sejak awal telah membuatnya kikuk. Dan gadis itu justru

menikah dengan seorang leleki yang sama sekali tidak pantas untuknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

149 

 

 

 

Celakanya, Alit diminta oleh sang gadis untuk menjadi pawang hujan pada acara

pernikahan tersebut. Sungguh Tuhan telah memberikan bakat yang tidak berguna,

bakat yang tak mampu menyelamatkan gadis itu dari pesona si bandot. Lebih

celaka lagi, kemudian si gadis menjadi seorang pesulap. Dan dalam banyak

pertujukan sulapnya, Ia selalu meminta Alit untuk menjadi pawang hujan.

Oleh karena itu, sekali lagi Alit memutuskan bahwa Tuhan telah membuat

kekeliruan besar. Pertama, prihal bakat yang salah, dan kedua menjodohkan si

gadis dengan si bandot. Tidak ada jalan lain bagi Alit akhirnya Ia harus melawan

Tuhan dan keputusan-Nya yang keliru. Tuhan telah menyakitinya dalam urusan

perjodohan maka Alit memutuskan bertarung dengan Tuhan di wilayah yang lain

yang Dia merasa paling berkuasa soal kematian. Ia bersumpah tak akan pernah

membirkan kematiannya menjadi urusan Tuhan. Ia hanya mau mati karena atas

kehendaknya sendiri.

Alit pun memutuskan untuk bertarung dengan Tuhan. Ia mencoba bunuh

diri tetapi ternya ta gagal. Maka, Ia mengambil kesimpulan bahwa Tuhan telah

bertindak curang dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis untuk

mengaggalkan upayanya membunuh diri. Akhirnya pertarungan berakhir remis.

Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil

nyawanya setelah menggagalkan upayanya membunuh dirinya sendiri.

Pertarungan yang remis itu tidak membutnya jera. Saat alit tiba di sebuah hulu

sungai dan di sebuah dataran tinggi ia kembali menyusun rencana untuk

melanjutkan pertarungan itu. Tuhan pernah menurunkan hujan selama 40 hari dan

mengirimkan banjir yang menenggelamkan puncak gunung. Ia yakin dapat

mengalahkan Tuhan dengan menurunkan hujan selama 41 hari. Tetapi Ia tidak

melakukan itu, cukup baginya menurunkan hujan lebat 2 hari di hulu sungai yang

dapat menyebabkan banjir dan menghanyutkan pengemis utusan Tuhan, Si bandot

tua dan gadis. Karena menurutnya pernikahan gadis cantik dan si bandot tua itu

adalah sebuah kekeliruan Tuhan dan harus ia lawan. Ketika hendak merapalkan

mantra ia malah tertidur sebelum tengah malam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

150 

 

 

 

SOAL LATIHAN

a. Soal latihan LKS I

Buatlah kelompok 4 orang!

1. Bacalah cerpen “Tuhan, Pawang Hujan , dan Pertarungan yang Remis”

karya A.S. Laksana dengan cermat dengan intonasi yang jelas!

2. Buatlah ringkasan cerpen “Tuhan, Pawang hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana dengan menggunakan bahasa sendiri , jelas dan

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar!

3. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “ Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana melalui

kegiatan diskusi!

4. Laporkan hasil diskusi di depan kelas!

b. Soal latihan LKS II

1. Jelaskan pengertian cerpen!

2. Jelaskan pengertian sudut pandang!

3. Sebutkan 8 ciri-ciri cerpen!

4. Sebutkan dan jelaskan 3 macam-macam latar?.

5. Sebutkan dan jelaskan 3 macam-macam alur!

6. Berdasarkan fungsinya tokoh dapat dibagi menjadi 3, sebut dan jelaskan!

c. Soal latihan LKS III

1. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah menulis cerita pendek!

2. Tentukanlah 1 contoh topik yang berhubungan dengan kehidupan orang

lain (berdasarkan situasi dan kondisi daerah setempat)!

3. Tulislah cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (situasi dan kondisi

daerah setempat) dengan memperhatiakn pelaku, peristiwa, dan latar dengan

memperhatikan penulisan cerpen!

4. Laporkan hasil Laporkan hasil diskusi di depan kelas!

5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

151 

 

 

 

d. Soal latihan LKS IV

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan singkat!

1. Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan pencerita

dalam..................

2. Amanat adalah gagasan ide, atau pilihan utama yang.........

3. Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami

perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya .................

4. Rumitan merupakan tahapan ketika suasana emosional memenas karena

adanya.................

5. Fungsi latar adalah........................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

152 

 

 

 

Kunci Jawaban LKS I

Ringkasan cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis”, karya A.S. Lksana

Ada seorang pemuda bernama Alit yang berusia 24 tahun. Para penjual

motivasi selalu mengatakan kepadanya bahwa untuk menjadi ini dan itu tidak

memerlukan bakat. Alit baru menyadari betapa pentinya bakat ketika Ia jatuh

cinta pada seorang gadis yang berusia 13 tahun.. Gadis itu cantik sehingga

membuat Alit merasa kikuk atau canggung. Kemudian Ia mengutuki dirinya

karena sifatnya itu. Padahal Alit tau bahwa tukang sulap seperti dirinya tidak

selayaknya canggung atau kikuk. Sehingga Ia memutuskan bahwa dirinya tidak

mempunyai bakat dalam bidang sulap tetapi Ia lebih berbakat menjadi pawang

hujan.

Akhirnya Alit belajar pada pawang hujan. Ia berfikir jika nanti sudah

berhasil menjadi pawang hujan hebat pasti dapat menundukan awan. Atraksi

mengendalikan awan-awan di langit akan menjadi pertunjukan luar ruang yang

ampuh dan mestinya tidak sulit bagi pesulap ampuh untuk memikat gadis cantik

berpenampilan kusam. Tetapi, gurunya mencium akal bulus itu dan

memperingatkan Alit bahwa seorang pawang hujan pantang memainkan awan,

apalagi untuk tujuan atraksi. Dan setelah menjalani bakatnya yang baru itu selama

beberapa tahun akhirnya Ia menjadi pawang hujan yang cukup sukses.

Akan tetapi, pada suatu saat Ia merasa sangat kecewa dengan bakatnya

sebagai pawang hujan. Untuk pertama kali selama menjalani kepawangan, Ia

merasa Tuhan telah memberi bakat yang keliru, atau bakat yang tak ada gunanya.

Dengan bakat cemerlangnya menghalau awan-awan, Ia tetap tidak berhasil

memikat gadis yang sejak awal telah membuatnya kikuk. Dan gadis itu justru

menikah dengan seorang leleki yang sama sekali tidak pantas untuknya.

Celakanya, Alit diminta oleh sang gadis untuk menjadi pawang hujan pada acara

pernikahan tersebut. Sungguh Tuhan telah memberikan bakat yang tidak berguna,

bakat yang tak mampu menyelamatkan gadis itu dari pesona si bandot. Lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

153 

 

 

 

celaka lagi, kemudian si gadis menjadi seorang pesulap. Dan dalam banyak

pertujukan sulapnya, Ia selalu meminta Alit untuk menjadi pawang hujan.

Oleh karena itu, sekali lagi Alit memutuskan bahwa Tuhan telah membuat

kekeliruan besar. Pertama, prihal bakat yang salah, dan kedua menjodohkan si

gadis dengan si bandot. Tidak ada jalan lain bagi Alit akhirnya Ia harus melawan

Tuhan dan keputusan-Nya yang keliru. Tuhan telah menyakitinya dalam urusan

perjodohan maka Alit memutuskan bertarung dengan Tuhan di wilayah yang lain

yang Dia merasa paling berkuasa soal kematian. Ia bersumpah tak akan pernah

membirkan kematiannya menjadi urusan Tuhan. Ia hanya mau mati karena atas

kehendaknya sendiri.

Alit pun memutuskan untuk bertarung dengan Tuhan. Ia mencoba bunuh

diri tetapi ternya ta gagal. Maka, Ia mengambil kesimpulan bahwa Tuhan telah

bertindak curang dengan cara mengirimkan malaikat berupa pengemis untuk

mengaggalkan upayanya membunuh diri. Akhirnya pertarungan berakhir remis.

Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil

nyawanya setelah menggagalkan upayanya membunuh dirinya sendiri.

Pertarungan yang remis itu tidak membutnya jera. Saat alit tiba di sebuah hulu

sungai dan di sebuah dataran tinggi ia kembali menyusun rencana untuk

melanjutkan pertarungan itu. Tuhan pernah menurunkan hujan selama 40 hari dan

mengirimkan banjir yang menenggelamkan puncak gunung. Ia yakin dapat

mengalahkan Tuhan dengan menurunkan hujan selama 41 hari. Tetapi Ia tidak

melakukan itu, cukup baginya menurunkan hujan lebat 2 hari di hulu sungai yang

dapat menyebabkan banjir dan menghanyutkan pengemis utusan Tuhan, Si bandot

tua dan gadis. Karena menurutnya pernikahan gadis cantik dan si bandot tua itu

adalah sebuah kekeliruan Tuhan dan harus ia lawan. Ketika hendak merapalkan

mantra ia malah tertidur sebelum tengah malam.

Unsur-unsur intrinsik cerita pendek

a. Tokoh-tokoh cerita pendek “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S. Laksana: (1) Alit, (2) Gadis cantik, (3) Pawang Tua, (4)

Tuhan, dan (5) Duda tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

154 

 

 

 

No Tokoh Perwatakan

1. Alit ( tokoh utama, antagonis) Kikuk atau canggung, tidak yakin

pada diri sendiri, sombong, baik

hati, keras kepala, rela berkorban,

dan mudah putus asa.

2. Gadis cantik (tokoh sederhana) Santun

3. Pawang tua (tokoh tambahan) Bijaksana, dan tegas

4. Tuhan (tokoh statis) Maha baik

5. Duda tua (tokoh statis) Tidak digambarkan oleh pengarang

b. Latar :

1) Latar tempat : tempat terjadinya peristiwa di markas tentara pada saat Alit

melakukan pertunjukan, di pintu kamar, di rumah pawang tua, di tempat

tidur,di atas panggung, di sungai keruh, di sebuah dataran tinggi, dan di

hulu sungai.

2) Latar waktu: peristiwanya terjadi pada pagi, siang hari, sore hari, malam

hari; latar waktu yang menunjuk angka : 6 tahun, tujuh tahun, empat tahun,

tiga tahun; latar waktu yang menunjuk bulan : sebulan terakhir; latar waktu

yang menunjukkan hari : seminggu, hari kedelapan, sabtu; dan latar waktu

yang menunjukkan jam: 1 jam.

3) Latar sosial: Alit dan gadis cantik kehidupannya sederhana, mereka

bersetatus sosial menengah ke bawah. Selain itu keyakinanya sepiritual

Alit kepada Tuhan tidak cukup kuat. Hal ini tampak jelas karena status

pekerjaan Alit yang tidak menetap, cara berpenampilan gadis cantik, dan

Alit selalu beranggapan bahwa Tuhan selalu salah dalam memberi

keputusan.

c. Alur : Cerpen “ Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarung yang Remis” karya A.S.

Laksana beralur maju, yaitu alur yang struktur umum alurnya

berkesinambungan. Struktur alurnya, eksposisi, rangsangan, konflik, rumitan,

klimaks, krisis, leraian, dan penyelesaian. Pada tahap eksposisi cerita

dipaparkan mulai dari pengenalan tokoh utama yaitu Alit. Selain itu dipaparkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

155 

 

 

 

informasi yang berhubungan dengan tokoh utama. Rangsangan diawalai

dengan pengenalan tokoh kedua yaitu gadis cantik, selain itu mulai diceritakan

keadaan Alit. Sedangkan konflik terjadi antara Alit dan pawang tua. Rumitan

ditandai dengan peristiwa ketika Alit sudah menjadi pawang hujan yang cukup

sukses. Ia merasa sangat kecewa ketika dengan bakatnya sebagai pawang

hujan. Karena gadis itu justru menikah dengan seorang laki-laki yang sama

sekali tidak pantas untuk dibilang jodohnya. Celakanya lagi ketika Alit diminta

oleh sang gadis untuk menjadi pawang hujan pada saat acara pernikahan

tersebut. Terjadi terjadi kekuatan antagonis dalam tokoh Alit. Kekuatan

antagonis itu terjadi ketika Alit harus memutuskan sesuatu yang sangat

penting, yaitu permasalahan ketika ia harus mengusir hujan pada pesta

pernikahan gadis cantik dan duda tua atau mendatangkan hujan deras

semalaman untuk menggagalkan pesta pernikahan gadis itu. Krisis dalam cerita

ini ditandai ketika Alit menggangap bahwa tidak ada yang beres dengan

pertarungan dan ia mengambil keputusan bahwa Tuhan telah bertindak curang

dengan cara mengirimkan malikat berupa pengemis untuk menggagalkan

upayannya bunuh diri. Leraian ini, ditandai dengan pertarungan yang berakhir

remis. Ia tidak mati oleh kehendaknya sendiri dan Tuhan pun tidak mengambil

nyawa Alit setelah menggagalkan upayanya bunuh diri. Sedangkan dalam

tahap penyelsaian dalam cerita ini, dibiarkan menggantung oleh pengarang.

Pengarang tidak menjelaskan keadaan Alit selanjutnya.

d. Tema : tema yang diangkat pada cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana ini adalah perihal kepedihan dan

kesengsaraan yang dialami oleh Alit lantaran kisah hidupnya yang selalu tidak

berpihak pada keberuntungan

e. Amanat : amanat yang terkandung dalam cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana, yaitu: jangan dengan mudah dan

enteng dalam mengambil keputusan demi keputusan terhadap jalan hidup.

Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

156 

 

 

 

f. Bahasa : bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasanya mudah dimengerti karena tidak menggunakan bahasa khas daerah

tertentu. Selain itu terdapat beberapa kalimat yang mengandung sarkasme.

g. Sudut pandang : dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis”, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama ”aku”.

Kunci Jawaban LKS II 1. Cerpen adalah Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang

dialami sang tokoh yang dialami sang tokoh, namun tidak memungkinkan

terjadinya perubahan nasib.

2. Sudut pandang adalah cara mendukung tokoh-tokoh cerita dengan

menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

3. Ciri-ciri cerita pendek (1) Panjang cerita berkisar antara tiga sampai sepuluh

halaman atau kurang dari 10.000 kata, (2) cerita selesai dibaca dalam sekali

duduk, (3) bersifat fiksi, (4) fokus cerita pada satu kejadian tunggal, (5)

perwatakan serta penokohan dilukiskan secara singkat dan jumlah tokoh

terbatas, (6) alur yang digunakan sederhana tetapi mendalam, (7) konflik yang

ditampilkan tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya, dan (8) latar, baik

waktu atau tempat sangat sederhana.

4. Macam-macam latar : (1) latar tempat adalah menunjukkan pada lokasi

terjadinya peristiwa dalam cerita, (2) latar waktu adalah latar yang

menunjukkan pada waktu atau kapan peristiwa itu terjadi, dan (3) latar sosial

adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan sosial suatu masyarakat

tertentu dalam cerita.

5. Macam-macam alur : (1) alur linier/ maju adalah menempilkan peristiwa secara

runtut dari awal hingga akhir, (2) alur sorot balik/ Flash back adalah

menampilkan peristiwa dari tahap akhir atau tengah kemudian, dan (3) alur

datar ialah alur dikatakan datar jika tidak terasa adanya gawatan, klimaks, dan

leraian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

157 

 

 

 

6. Berdasarkan fungsi penampilannya tokoh dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : (1)

Tokoh protagonis adalah tokoh yang diharapkan berfungsi menarik simpati dan

empati pembicara atau penonton. Ia adalah tokoh dalam cerita rakyat yang

memang pimpinan tokoh sentral, (2) Tokoh Antagonis atau tokoh lawan adalah

pelaku dalam cerita yang berfungsi sebagai penentang utama dari tokoh

protagonis, dan (3) Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada

protagonis atau berpihak pada antagonis atau berfungsi sebagai penengah

pertentangan tokoh-tokoh itu.

Kunci Jawaban LKS III dan IV

I. Uraian LKS III

1. Langkah-langkah penulisan cerpen :

a. Menentukan tema

Satu cerpen, tema cerita harus fokus, sempit, ketat, terbatas. Hindari

godaan untuk memperlebar tema dimana tema sekaligus merupakan

pesan moral yang hendak disampaikan kepada pembaca.

b. Menentukan struktur cerpen

Tentukan latar/ setting

Tak cukup ruang untuk mendeskripsikan latar tempat. Bila anda

menuliskan tindakan seorang tokoh memberi uang tip pada room boy,

maka tak perlu lagi menjelaskan kepada pembaca bahwa tempat

kejadian itu -pastinya- berlansung disebuah hotel. Untuk

mengefektifkan ruang, maka jenis/bentuk konflik yang terjadi harus

jelas dan dapat segera diidentifikasi pembaca sejak paragraf pembuka.

Kalimat pertama harus menggugah pembaca untuk bertanya; Apa

akhir (perubahan) yang terjadi selanjutnya pada tokoh tersebut?

Menentukan alur

Cerpen tidak mengenal plot yang kompleks/rumit. Tapi harus ada satu

konflik hebat yang terjadi diantara karakter (baik internal maupun

eksternal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

158 

 

 

 

Menentukan tokoh

Karakter harus memiliki satu konflik internal (versus dirinya sendiri)

dan satu konflik eksternal (versus karakter lain, masyarakat atau

dengan alam). Seluruh cerita bermuara pada konflik itu. Karakter

ditunjukkan (show), tidak dikatakan (don’t tell) lewat daftar ciri-ciri

fisik atau sifatnya. Bukan berarti melukiskannya secara rinci.

Contohnya, karakter yang memakai tanda seru setiap akhir dialog

akan teridentifiksi dengan sendirinya oleh pembaca sebagai karakter

pemarah, arogan, egois. Cukup hadirkan 2 atau maksimal 3 karakter.

Berfokuslah pada 1 karakter saja untuk ditonjolkan, dengan catatan

hindari menceritakan latar belakang (backstory) karakter

bersangkutan.

Puncak cerita adalah saat krisis pada konflik, dimana tokoh utamanya

membuat keputusan yang menuju kearah penyelesaian konflik.

Akhir cerita adalah saat tokoh belajar dari –berubah akibat- krisis

konflik tersebut.

Sedapat mungkin hindari kata sifat dan kata keterangan. Utamakanlah

pemakaian kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.

c. Menulis cerpen

2. Topik-topik cerpen tentang kehidupan orang lain berdasarkan situasi kondisi

daerat setempat misalnya pengalaman teman.

3. Cerpen

II. Uraian Singkat LKS IV

1. Membawakan cerita atau kisahan

2. Mendasar pada suatu karya sastra

3. Peristiwa yang terjadi

4. Pertentangan dua atau lebih kekuatan

5. Untuk membawa konteks cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

159 

 

 

 

Soal Ulangan

Materi Unsur Intrinsik Cerpen

I. Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!

1. Cerita pendek termasuk dalam bentuk prosa rekaan, prosa........

a. Prosa baru

b. Prosa lama

c. Prosa lirik

d. Prosa moderen

e. Prosa tertulis

2. Di bawah ini yang termasuk unsur intrinsik cerpen, kecuali........

a. Biografi

b. Amanat

c. Tema

d. Latar

e. Alur

3. Tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan, sikap, pandangan

yang saling bertentangan dalam cerita termasuk tahap alur........

a. Eksposisi

b. Leraian

c. Rangsangan

d. Rumitan

e. Klimaks

4. Di bawah ini yang termasuk ciri-ciri cerita pendek, kecuali........

a. Perwatakan serta penokohan dilukiskan secara singkat.

b. Cerpen hanya memiliki satu alur cerita (plot).

c. Konflik yang terjadi tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya.

d. Cerpen hanya memiliki satu insiden saja yang mendominasi jalan cerita.

e. Panjang cerita lebih dari 10.000 kata.

5. Tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih

banyak ditonjolkan kualitas atau pekerjaan atau kebangsaanya atau sesuatu

yang lain yang lebih bersifat mewakili. Disebut tokoh........

a. Tokoh Netral

b. Tokoh Bulat

c. Tokoh Statis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

160 

 

 

 

d. Tokoh Berkembang

e. Tokoh Tipikal

6. Yang termasuk cerpen adalah........

a. Layar terkembang

b. Kartu Pos dari Surga

c. Siti Nurbaya

d. Cindelaras

e. Salah Asuhan

7. Tokoh protagonis adalah........

a. Pelaku yang kemunculannya dalam cerita lebih sedikit.

b. Tokoh yang diharapkan berfungsi menarik simpati dan empati pembaca

c. Tokoh yang populer atau di sebut hero-tokoh yang memiliki norma-norma,

nilai-nilai, yang ideal.

d. Pelaku dalam cerita yang berfungsi penentang tokoh protagonis.

e. Tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu.

8. Yang dimaksud latar adalah........

a. Jalinan cerita

b. Keadaan diri para

pemain

c. Pesan dalam cerita

d. Tempat terjadinya

peristiwa

e. Tema yang terkandung

9. Tahapan ketika suasana emosional memanas karena adanya pertentangan dua

atau lebih kekuatan termasuk tahapan........

a. Konflik

b. Eksposisi

c. Leraian

d. Rumitan

e. Klimaks

10. Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra disebut.....

a. Amanat

b. Tema

c. Leraian

d. Rumitan

e. Eksposisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

161 

 

 

 

II. Uraian

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan pengertian cerita pendek!

2. Sebutkan dan jelaskan 4 unsur intrinsik?

3. Siapa sajakah tokoh yang terdapat dalam cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana? Siapa

tokoh utamanya? Bagaimana watak tokoh utama dalam cerpen

tersebut?

4. Apakah tema yang terkandung dalam cerita “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana?

5. Jelaskan sudut pandang yang digunakan oleh pengarang “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana?

6. Sebutkan 4 latar tempat yang terdapat dalam cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana?

7. Sebutkan 5 ciri-ciri cerpen?

8. Sebutkan langkah-langkah penulisan cerpen?

9. Sebutkan amanat yang terkandung dalam cerpen “Tuhan, Pawang

Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana?

10. Tulislah cerpen berdasarkan kehidupan seseorang (situasi dan

kondisi setempat) dengan memperhatikan pelaku, peristiwa dan

latar. Perhatikan langkah-langkah penulisan cerpen!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

162 

 

 

 

KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN

I. Pilihan Ganda

1. B

2. A

3. C

4. E

5. E

6. B

7. C

8. D

9. A

10. B

II. Uraian

1. Cerpen adalah cerita fiksi yang menggambarkan peristiwa yang dialami

sang tokoh yang dialami sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya

perubahan nasib.

2. Unsur Intrinsik Cerpen

a. Tokoh adalah Individu atau sekelompok orang yang mengalami

peristiwa atau perlakuan yang ditampilkan dalam sustu karya naratif

atau drama yang dapat berwujud binatang atau benda yang diinsankan,

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral yaitu dalam

mengekspresikan ucapan dan tindakannya.

b. Latar adalah keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan

waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam sustu karya sastra

c. Alur adalah rangkaian peristiwa berdasarkan cerita.

d. Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari sustu

karya sastra

e. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang

f. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra

g. Sudut pandang adalah cara mendukung tokoh-tokoh cerita dengan

menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

3. (1) Alit, (2) Pawang tua, (3) Gadis cantik, Duda tua, dan (4) Tuhan

Tokoh utama : Alit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

163 

 

 

 

Perwatakan : Kikuk atau canggung, Tidak yakin pada diri sendiri,

Sombong, Baik hati, Keras kepala, Rela Berkorban

4. Tema yang terkandung dalam cerpen kepedihan dan kesengsaraan

5. Dalam cerpen ”Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis”,

pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama ”aku”.

6. Latar waktu: (1) di markas tentara, (2) di pintu kamar, (3) di rumah pawang

tua, (4) di tempat tidur, (5) di atas panggung, (6) di sungai keruh, (7) di

sebuah dataran tinggi, dan (8) di hulu sungai.

7. Ciri-ciri cerita pendek (1) Panjang cerita berkisar antara tiga sampai

sepuluh halaman atau kurang dari 10.000 kata, (2) cerita selesai dibaca

dalam sekali duduk, (3) bersifat fiksi, (4) fokus cerita pada satu kejadian

tunggal, (5) perwatakan serta penokohan dilukiskan secara singkat dan

jumlah tokoh terbatas, (6) alur yang digunakan sederhana tetapi mendalam,

(7) konflik yang ditampilkan tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya,

dan (8) latar, baik waktu atau tempat sangat sederhana.

8. Amanat : Jangan dengan mudah dan enteng dalam mengambil keputusan

demi keputusan terhadap jalan hidup.

9. Langkah-langkah penulisan cerpen :

a. Menentukan tema

Satu cerpen, tema cerita harus fokus, sempit, ketat, terbatas. Hindari

godaan untuk memperlebar tema dimana tema sekaligus merupakan

pesan moral yang hendak disampaikan kepada pembaca.

b. Menentukan struktur Cerpen

Dimulai dengan memunculkan masalah yang dihadapi karakter,

mengetengahkan bagaimana cara karakter mengatasi masalahnya

dan diakhiri dengan perubahan terhadap karakter sebagai

pelajaran/akibat dari permasalahan itu.

Tak cukup ruang untuk mendeskripsikan latar tempat. Bila anda

menuliskan tindakan seorang tokoh memberi uang tip pada room

boy, maka tak perlu lagi menjelaskan kepada pembaca bahwa tempat

kejadian itu -pastinya- berlansung disebuah hotel. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

164 

 

 

 

mengefektifkan ruang, maka jenis/bentuk konflik yang terjadi harus

jelas dan dapat segera diidentifikasi pembaca sejak paragraf

pembuka. Kalimat pertama harus menggugah pembaca untuk

bertanya; Apa akhir (perubahan) yang terjadi selanjutnya pada tokoh

tersebut ?

Cerpen tidak mengenal plot yang kompleks/rumit. Tapi harus ada

satu konflik hebat yang terjadi diantara karakter (baik internal

maupun eksternal)

Karakter harus memiliki satu konflik internal (versus dirinya sendiri)

dan satu konflik eksternal (versus karakter lain, masyarakat atau

dengan alam). Seluruh cerita bermuara pada konflik itu.

Puncak cerita adalah saat krisis pada konflik, dimana tokoh

utamanya membuat keputusan yang menuju kearah penyelesaian

konflik.

Akhir cerita adalah saat tokoh belajar dari –berubah akibat- krisis

konflik tersebut.

Cukup hadirkan 2 atau maksimal 3 karakter. Berfokuslah pada 1

karakter saja untuk ditonjolkan, dengan catatan hindari menceritakan

latar belakang (backstory) karakter bersangkutan.

Karakter ditunjukkan (show), tidak dikatakan (don’t tell) lewat daftar

ciri-ciri fisik atau sifatnya. Bukan berarti melukiskannya secara rinci.

Contohnya, karakter yang memakai tanda seru setiap akhir dialog

akan teridentifiksi dengan sendirinya oleh pembaca sebagai karakter

pemarah, arogan, egois.

Sedapat mungkin hindari kata sifat dan kata keterangan.

Utamakanlah pemakaian kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.

c. Menentukan kerangka cerpen

10. Cerpen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

165 

 

 

 

Kriteria Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) I dan II

No Soal Skor

1 a. Siswa mampu membaca cerpen dengan cermat

dan intonasi jelas.

b. Siswa mampu membaca cerpen dengan cermat

tetapi intonasi kurang jelas.

c. Siswa mampu membaca cerpen dengan tidak

cermat dan intonasi tidak jelas.

15

10

5

2 a. Siswa mampu meringkas cerpen “Tuhan,

pawang Hujan, dan Pertarungan yang remis”

karya A.S. Laksana dengan bahasa sendiri,

jelas, lengkap, dan menggunakan bahasa

Indonesia baik dan benar.

b. Siswa mampu meringkas cerpen “Tuhan,

pawang Hujan, dan Pertarungan yang remis”

karya A.S. Laksana dengan menggunakan

bahasa sendiri, jelas, tetapi tidak lengkap, dan

menggunakan bahasa Indonesia baik dan

benar.

c. Siswa mampu meringkas cerpen “Tuhan,

pawang Hujan, dan Pertarungan yang remis”

karya A.S. Laksana dengan menggunakan

bahasa sendiri, tetapi tidak jelas dan tidak

lengkap, dan menggunakan bahasa Indonesia

baik dan benar.

20

15

10

3 a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 7

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

166 

 

 

 

b. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 6

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

c. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 5

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

d. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 4

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

e. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 3

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

f. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 2

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

g. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 1

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen

“Tuhan, pawang Hujan, dan Pertarungan yang

remis” karya A.S. Laksana.

6

5

4

3

2

1

4 a. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

benar, lengkap, dan intonasi yang jelas.

b. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

benar, tetapi kurang lengkap, dan intonasi yang

jelas.

c. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

20

15

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

167 

 

 

 

benar, tetapi tidak lengkap, dan tidak intonasi

yang jelas.

5 a. Siswa mampu menjelaskan definisi cerita

pendek dengan tepat dan jelas.

b. Siswa mampu menjelaskan definisi cerita

pendek dengan tepat dan tapi kurang jelas.

c. Siswa mampu menjelaskan definisi cerita

pendek dengan kurang tepat dan kurang jelas.

3

2

1

6 a. Siswa mampu menjelaskan definisi sudut

pandang dengan tepat dan jelas.

b. Siswa mampu menjelaskan definisi sudut

pandang dengan tepat dan tapi kurang jelas.

c. Siswa mampu menjelaskan definisi sudut

pandang dengan kurang tepat dan kurang

jelas.

3

2

1

7 a. Siswa mampu menyebutkan 4 ciri-ciri cerita

pendek.

b. Siswa mampu menyebutkan 3 ciri-ciri cerita

pendek.

c. Siswa mampu menyebutkan 2 ciri-ciri cerita

pendek.

d. Siswa mampu menyebutkan 1 ciri-ciri cerita

pendek.

4

3

2

1

8 a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 3

jenis latar dengan tepat.

b. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis latar tapi

hanya dapat menjelaskan 2 latar.

c. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 2

jenis latar dengan tepat.

d. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis latar tetapi

6

5

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

168 

 

 

 

tidak dapat menjelaskan.

e. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 1

jenis latar dengan tepat.

f. Siswa mampu menyebutkan 1 latar tetapi tidak

dapat menjelaskan.

3

2

1

9 a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 3

jenis alur dengan tepat.

b. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis alur tapi

hanya dapat menjelaskan 2 alur.

c. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 2

jenis alur dengan tepat.

d. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis alur tetapi

tidak dapat menjelaskan.

e. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 1

jenis alur dengan tepat.

f. Siswa mampu menyebutkan 1 jenis alur tetapi

tidak dapat menjelaskan.

6

5

4

3

2

1

10 a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 3

jenis tokoh berdasarkan fungsinya dengan

tepat.

b. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis tokoh

berdasarkan fungsinya tapi hanya dapat

menjelaskan 2.

c. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 2

jenis tokoh berdasarkan fungsinya dengan

tepat.

d. Siswa mampu menyebutkan 3 jenis tokoh

berdasarkan fungsinya tetapi tidak dapat

menjelaskan.

e. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan 1

6

5

4

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

169 

 

 

 

jenis tokoh berdasarkan fungsinya dengan

tepat.

f. Siswa mampu menyebutkan 1 jenis tokoh

berdasarkan fungsinya tetapi tidak dapat

menjelaskan.

1

Total Skor 100

Kriteria Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) III dan IV

No Soal Skor 1 a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan

langkah-langkah cerpen secara tepat.

b. Sisawa mampu menyebutkan langkah-langkah

penulisan cerpen tetapi tidak dapat menjelaskan

secara lengkap.

c. Siswa mampu menyebutkan langkah-langkah

penulisan cerpen tetapi tidak lengkap dan

penjelasan tidak lengkap pula.

d. Siswa mampu menyebutkan langkah-langkah

penulisan cerpen tidak lengkap dan tidak dapat

menjelaskan.

12

6

3

2

2 h. Siswa mampu menyebutkan 8 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

i. Siswa mampu menyebutkan 7 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

j. Siswa mampu menyebutkan 6 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

k. Siswa mampu menyebutkan 5 topik berhubungan 

8

7

6

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

170 

 

 

 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

l. Siswa mampu menyebutkan 4 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

m. Siswa mampu menyebutkan 3 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

n. Siswa mampu menyebutkan 2 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

o. Siswa mampu menyebutkan 1 topik berhubungan 

dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi

dan kondisi daerah setempat / di sekolah).

4

3

2

1

3 a. Siswa mampu menulis cerpen dengan

memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar

(secara lengkap), dan menggunakan bahasa

formal serta jelas.

b. Siswa mampu menulis cerpen dengan

memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar

(secara lengkap), dan menggunakan bahasa

formal tetapi kurang jelas.

c. Siswa mampu menulis cerpen dengan

memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar

(secara lengkap), dan tidak menggunakan bahasa

formal serta tidak jelas.

d. Siswa mampu menulis cerpen dengan

memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar (tidak

lengkap), dan menggunakan bahasa formal tetapi

tidak jelas.

50

40

30

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

171 

 

 

 

e. Siswa mampu menulis cerpen dengan

memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar

(secara tidak lengkap), dan tidak menggunakan

bahasa formal serta tidak jelas.

10

4 d. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

benar, lengkap, dan intonasi yang jelas.

e. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

benar, tetapi kurang lengkap, dan intonasi yang

jelas.

f. Siswa mampu melaporkan hasil diskusi dengan

benar, tetapi tidak lengkap, dan tidak intonasi

yang jelas.

20

15

10

Uraian Singkat

1. a. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan tetapi kurang

tepat.

2

1

2.

a. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan tetapi kurang

tepat.

2

1

3. a. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan tetapi kurang

tepat.

2

1

4. a. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan tetapi kurang

tepat.

2

1

5. a. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan tetapi kurang

tepat.

2

1

Total Skor 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

172 

 

 

 

 

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 

SEKOLAH MENENGAH ATAS  

KELAS XII SEMESTER I 

UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

173 

 

 

   

  

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cerpen  adalah  cerita  fiksi  yang menggambarkan  peristiwa  yang  dialami sang tokoh, namun tidak memungkinkan terjadinya  perubahan  nasib.  Karena pendeknya,  cerpen sering disebut cerita yang dapat dibaca dalam satu kali duduk.    

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen 

Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi  atas  tiga  golongan besar,  yaitu  prosa,  puisi,  dan drama. 

Prosa adalah jenis karya sastra yang menggunakan bahasa  yang  panjang,  bebas,  dan  rinci  dalam teknik  pengungkapannya.  Prosa  dapat dikelompokkan dalam dua zaman, yaitu: 

1. Prosa lama, terdiri atas hikayat, cerita berbingkai, cerita panjang dan dongeng. 

2. Prosa baru, terdiri atas cerita rekaan (fiksi) dan prosa nonfiksi. 

Jadi  berdasarkan  bentuknya cerita  pendek  merupakan  jenis prosa baru dan termasuk dalam cerita rekaan (fiksi). 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

174 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ciri-ciri cerpen

1. Panjang cerita berkisar antara tiga sampai sepuluh halaman atau kurang dari 10.000 kata.  

2. Cerita selesai dibaca dalam sekali duduk. 

3. Bersifat fiksi. 

4. Fokus cerita pada satu kejadian tunggal. 

5. Perwatakan serta penokohan  dilukiskan secara singkat dan jumlah tokoh terbatas. 

6. Alur yang digunakan sederhana tetapi mendalam. 

7. Konflik yang ditampilkan tidak menimbulkan perubahan nasib tokohnya. 

8. Latar, baik waktu atau tempat sangat sederhana. 

 

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur  intrinsik  adalah  unsur  pembangun  karya  sastra  yang  dapat ditemukan  di  dalam  teks  karya  sastra  itu  sendiri.  Unsur  intrinsik tersebut meliputi  tokoh, alur,  latar, bahasa, tema, amanat, dan sudut pandang.  Lewat unsur ini karya sastra dapat dianalisis. Unsur intrinsik karya sastra sebagai berikut: 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

175 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

            

 

 

 

 

      

 

    

Tokoh

Berdasarkan Peranannya 

Berdasarkan Fungsi Penampilan 

Tokoh Protagonis 

Tokoh Antagonis 

Tokoh Tritagonis 

Tokoh 

Utama 

Tokoh 

Tambahan 

 

Tokoh utama adalah pelaku utama yang diutamakan dalam suatu cerita rakyat. Ia mungkin paling banyak muncul atau paling banyak dibicarakan. 

Tokoh Tambahan adalah pelaku   yang kemunculanya dalam cerita  lebih sedikit,tidak begitu dipentingkan kehadirannya. 

Tokoh  protagonis  adalah  tokoh  yang  diharapkan  berfungsi  menarik simpati  dan  empati  pembicara  atau  penonton.  Ia  adalah  tokoh  dalam cerita rakyat yang memang pimpinan tokoh sentral. 

Tokoh  Antagonis  atau  tokoh  lawan  adalah  pelaku  dalam  cerita  yang berfungsi sebagai penentang utama dari tokoh protagonis. 

Tokoh  tritagonis  adalah  tokoh  yang  berpihak    pada  protagonis  atau berpihak  pada  antagonis    atau  berfungsi  sebagai  penengah pertentangan tokoh‐tokoh itu. 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

176 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Alur  atau  jalan cerita  adalah rangkaian  cerita yang  disusun secara logis

Alur  linier/  maju  adalah  menempilkan peristiwa  secara  runtut dari awal hingga  akhir.

Alur    sorot balik/  Flash back  adalah menampilkan  peristiwa  dari  tahap akhir atau tengah kemudian. 

Alur datar  ialah alur dikatakan datar  jika tidak  terasa  adanya  gawatan,  klimaks, dan leraian

Unsur-unsur Alur

a. Eksposisi  ialah  tahap  pengenalan  beberapa  tokoh  dan  penyampaian  beberapa  informasi  yang bertujuan memudahkan pembaca mengikuti kisah selanjutnya. 

b. Rangsangan  ialah  tahap  masuknya  para  tokoh  baru  dalam  cerita  dan  peristiwa  semakin berkembang. 

c. Gawatan ialah tahap awal mulai terjadinya konflik antar tokoh. 

d. Konflik  ialah perselisihan yang  timbul akibat adanya kekuatan yang bertentangan antar      tokoh satu dengan yang lain,dengan alam dan dengan masyarakat. 

e. Rumitan  ialah  tahap  ketika  konflik  sudah  terjadi  dan  mengalami  titik  kerumitan  yang  tinggi, sehingga pertentangan semakin tinggi pula. 

f.    Klimaks ialah tahap dimana ketegangan masalah cerita telah mencapai klimaks atau puncak. 

g. Krisis  ialah  bagian  alur  yang mengawali  leraian.  Tahap  ini  ditandai  oleh  perubahan  alur  cerita menuju  kesudahannya. Karena  setiap  klimaks diikuti oleh  krisis,keduanya  sering dianggap  sama atau disamakan.  

h. Leraian ialah berkembangnya peristiwa ke arah selesaian, yaitu ketika ketegangan peristiwa sudah mengalami  penurunan. 

i. Penyelesaian  ialah  bagian  akhir  atau  penutup  cerita.  Masalah  yang  terjadi  menemukan  penyelesaian  atau  bisa  juga  akhir  cerita  tanpa  penyelesaian  masalah.hal  itu  tetap  dianggap sebagai penutup cerita. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

177 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LATAR 

Tempat lingkungan terjadinya suatu 

peristiwa 

Latar Tempat Menunjukkan pada lokasi terjadinya peristiwa dalam 

cerita. 

Latar waktu  Menunjukkan pada waktu atau kapan peristiwa itu terjadi. 

LATAR SOSIAL 

Berhubungan dengan kehidupan sosial suatu masyarakat tertentu 

dalam cerita 

Tema adalah  gagasan atau  ide  dasar  yang melatarbelakangi  suatu cerita.

Amanat  adalah  ajaran  moral  atau  pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karya sastra.

Bahasa  adalah  sistem  lambang  bunyi  yang  arbiter,  yang digunakan  oleh  anggota  suatu  masyarakat  untuk  bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa  juga dapat  disebut  gaya  penceritaan  pengarang  untuk menyampaikan cerita. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

178 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sudut pandang adalah cara mendukung tokoh‐tokoh cerita dengan 

menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

a. Sudut Pandang Yang Mahakuasa 

Pengarang  bertindak    sebagai  pencipta segalanya  .  Pengarang  dapat  menggambarkan prilaku serta seluruh perasaan dan pikiran para tokohnya. 

b. Sudut Pandang Orang Pertama 

Pengarang  memakai  kata  “aku”  untuk menghidupkan  tokoh,  seolah‐olah  dia menceritakan  pengalamanya  sendiri. Penggunaan  teknik  ini  menyebabkan  pembaca tidak  mengetahui  segala  hal  yang  tidak 

c. Sudut Pandang Peninjau 

Pengarang  memilih  salah  satu tokohnya  untuk  bercerita.  Cerita dikisahkan  menggunakan  kata  ganti orang  ketiga,  seperti  dia  dan mereka. Pengarang  hanya  dapat  melukiskan keadaan tokoh “dia”, tetapi tidak dapat melukiskan keadaan jiwa tokoh lain.

d. Sudut Pandang Objektif 

Pengarang  serba  tau  tetapi,  tidak  dapat memberi komentar apapun. Pembaca hanya di suguhi pandangan mata, apa yang seolah‐olah dilihat oleh pengarang.  Sudut pandang ini hampir sama dengan sudut pandang Yang Mahakuasa  tetapi perbedaannya pengarang tidak sampai  melukiskan keadaan tokoh  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

179 

 

 

         

 

 

 

 

         

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

                          

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur  Ekstrinsik  adalah  hal  hal  yang  berada  diluar  karya  sastra  itu,  tetapi  tdak secara langsung mempengaruhi karya sastra itu sendiri.  Unsur intrinsic kara sastra sebagai berikut: 

1. Latar belakang penulis 

Kehidupan  pengarang  dan  kejiwaannya ikut menentukan hasil karya sastra yang dibuatnya. 

2.  Latar belakang Budaya  

Latar belakang budaya  yang  ada dalam kehidupan  pengarang  mempengaruhi terciptanya karya sastra yang dibuatnya. 

4.  Latar belakang Politik

Latar  belakang  situasi  politik  yang terjadi  seperti  masalah  ekonomi, budaya,  pendidikan  akan  berpengaruh terhadap pengarang dalam menciptakan karya sastranya. 

3.  Latar belakang Zaman 

Latar belakang  zaman yang  terjadi atau pada  saat  aliran  seni  yang  sedang digemari  pada  saat  pengarang menciptakan  karya  sastranya  juga 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

180 

 

 

                                                      

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah-langkah Menulis Cerpen

1. Menentukan  tema cerita Satu  cerpen,  tema  harus  fokus,  sempit,  ketat,  terbatas.  Hindari  godaan  untuk memperlebar  tema  dimana  tema  sekaligus merupakan  pesan moral  yang  hendak disampaikan kepada pembaca. 

2. Menentukan struktur cerpen.  Tentukan latar/ setting Tak  cukup  ruang  untuk  mendeskripsikan  latar  tempat.  Bila  anda  menuliskan tindakan  seorang  tokoh memberi uang  tip pada  room boy, maka  tak perlu  lagi menjelaskan  kepada pembaca bahwa  tempat  kejadian  itu  ‐pastinya‐ berlansung disebuah  hotel.  Untuk  mengefektifkan  ruang,  maka  jenis/bentuk  konflik  yang terjadi  harus  jelas  dan  dapat  segera  diidentifikasi  pembaca  sejak  paragraf pembuka. Kalimat pertama harus menggugah pembaca untuk bertanya; Apa akhir (perubahan) yang terjadi selanjutnya pada tokoh tersebut? 

Menentukan alur Cerpen  tidak mengenal  plot  yang  kompleks/rumit.  Tapi  harus  ada  satu  konflik hebat yang terjadi diantara karakter (baik internal maupun eksternal) 

Menentukan tokoh Karakter  harus memiliki  satu  konflik  internal  (versus  dirinya  sendiri)  dan  satu konflik  eksternal  (versus  karakter  lain, masyarakat  atau  dengan  alam).  Seluruh cerita  bermuara  pada  konflik  itu.  Karakter  ditunjukkan  (show),  tidak  dikatakan (don’t  tell)  lewat daftar  ciri‐ciri  fisik  atau  sifatnya. Bukan berarti melukiskannya secara  rinci.  Contohnya,  karakter  yang memakai  tanda  seru  setiap  akhir  dialog akan  teridentifiksi  dengan  sendirinya  oleh  pembaca  sebagai  karakter  pemarah, arogan,  egois.  Cukup hadirkan 2 atau maksimal 3 karakter. Berfokuslah pada 1 karakter saja untuk ditonjolkan, dengan catatan hindari menceritakan latar belakang (backstory) karakter bersangkutan.

Puncak cerita adalah saat krisis pada konflik, dimana tokoh utamanya membuat

keputusan yang menuju kearah penyelesaian konflik.

Akhir cerita adalah saat tokoh belajar dari –berubah akibat- krisis konflik tersebut.

Sedapat mungkin hindari kata sifat dan kata keterangan. Utamakanlah pemakaian

kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.

3. Menulis cerpen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

181 

 

LKS I 

(Tugas Kelompok) 

Nama Kelompok  : 

Kelas      : 

Buatlah kelompok 4 orang! 

1. Bacalah  cerpen  “Tuhan, Pawang Hujan  , dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana dengan cermat  dengan intonasi yang jelas!  

2. Buatlah  ringkasan  cerpen  “Tuhan,  Pawang  hujan,  dan  Pertarungan  yang  Remis” karya A.S. Laksana dengan menggunakan bahasa sendiri  ,  jelas dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar! 

3. Sebutkan dan jelaskan unsur  intrinsik yang terdapat dalam cerpen “ Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S. Laksana melalui kegiatan diskusi! 

4. Laporkan hasil diskusi di depan kelas! 

Lembar Jawaban! 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 

2. ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 

3. ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

182 

 

LKS II 

(Tugas Individu) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama    : 

No. Absen  : 

1. Jelaskan pengertian cerpen! 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

2. Jelaskan pengertian sudut pandang! 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

3. Sebutkan  8  ciri‐ciri cerpen! 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

4. Sebutkan dan jelaskan 3 macam‐macam  latar? 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

5. Sebutkan dan jelaskan 3 macam‐macam alur! 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

6. Berdasarkan fungsinya tokoh dapat  dibagi menjadi  3, sebut dan jelaskan! 

...............................................................................................................

............................................................................................................... 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

183 

 

LKS III 

(Tugas Kelompok) 

 

Kelas      : 

Nama Kelompok  : 

Bentuklah kelompok branggotakan 4 (orang)! 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Sebutkan dan jelaskan langkah‐langkah menulis cerita pendek!

......................................................................................................................................

...................................................................................................................................... 

2. Tentukanlah  1 contoh topik yang  berhubungan dengan kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi daerah setempat)! 

............................................................................................................................

............................................................................................................................ 

3. Tulislah cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (situasi dan kondisi daerah setempat) dengan memperhatiakn pelaku, peristiwa, dan latar dengan memperhatikan penulisan cerpen!  

......................................................................................................................................

...................................................................................................................................... 

4. Laporkan hasil Laporkan hasil diskusi di depan kelas! 

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

184 

 

LKS IV 

(Tugas Individu) 

Nama    : 

No Absen  : 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                     

Uraian Singkat

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan singkat!

1. Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan

pencerita dalam..................

2. Amanat adalah gagasan ide, atau pilihan utama yang.........

3. Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak

mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan

sebagai akibat adanya .................

4. Rumitan merupakan tahapan ketika suasana emosional

memenas karena adanya.................

5. Fungsi latar adalah........................ 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

195 

 

Lampiran biodata guru penilai produk silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Sastra untuk siswa SMA kelas XII semestert I.

BIODATA

1. Nama : Agustinus Budi Susanto, S.Pd.

2. NIP. : No. G. 11835

3. Tempat , Tanggal Lahir : Sleman, 24 Oktober 1973

4. Agama : Katolik

5. Alamat : Daratan, Minggir Sleman

6. Riwayat Pendidikan :

a. Perguruan Tinggi : Universitas Sanata Dharma tahun 1994

7. Riwayat Pekerjaan :

a. Mengajar di SMA PL “St. Louis IX” Sedayu Bantul pada tahun

2001 sampai sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

196 

 

BIODATA

1. Nama : Drs. Agustinus Wagiya

2. NIP. : 195710151991031001

3. Tempat , Tanggal Lahir : Kulon Progo, 15 Oktober 1957

4. Agama : Katolik

5. Alamat : Wadas Giripurwo Girimulya Kulon Progo

Yogyakarta 55674

6. Riwayat Pendidikan :

a. SD : 1971

b. SMP : 1974

c. SPG : 1977

d. IKIP/ Sarjana Muda : 1981

e. IKIP/ SI : 1989

7. Riwayat Pekerjaan :

a. Mengajar di SMP Kanisius Temanggung pada tahun 1981-1982

b. Mengajar di SPG I SMA Bruderan Purworejo Jawa Tengah pada

tahun 1993-1991

c. Mengajar di SMA Negri I Rongkap Gunung Kidul Daerah

Istimewa Yogyakarta

d. Mengajar di SMA Negri I Kalibawang Kulon Progo Daerah

Istimewa Kulon Progo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

197 

 

TUHAN, PAWANG HUJAN,  DAN PERTARUNGAN YANG REMIS 

(Karya A.S. Laksana) 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

198 

 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

199 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

200 

 

  

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

201 

 

  

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

202 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

203 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

204 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

205 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

206 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018-03-24 · kakakku Thomas Sulistia Handaka dan ... Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”, yaitu

207  

BIOGRAFI PENULIS

Theresia Rita Listiana lahir di Adijaya, pada tanggal 24

Februari 1986. Ia menyelesaikan pendidikan di Taman

Kanak-kanak Yos Sudarso Bandarjaya tahun 1992, SD

Kristen 3 Bandarjaya tahun 1998, SMP N 7 Bandarjaya

tahun 2001, ketiganya berlokasi di Lampung Tengah.

Ia masuk SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta pada tahun 2001.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan tercatat sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia, dan Daerah angkatan 2004. Masa pendidikan di Universitas

Sanata Dharma, di akhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul

UNSUR INTRINSIK CERPEN “TUHAN, PAWANG HUJAN, DAN

PERTARUNGAN YANG REMIS” KARYA A.S. LAKSANA DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM BENTUK SILABUS DAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNTUK SISWA SMA KELAS XII

SEMESTER I.

 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI